PENGERTIAN KAS DAN SETARA KAS

Pengertian Kas Dan Setara Kas
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. Dua point dua.2 tahun 1995, kas didefinisikan yaitu kas terdiri menurut saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (IAI, 2004).

PSAK No. Dua, paragraf 6 menyebutkan setara kas dimiliki buat memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan buat investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi wajib bisa segera diubah sebagai kas dalam jumlah yg diketahui tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi kondisi menjadi setara kas hanya segera akan jatuh tempo dalam waktu 3 bulan atau kurang menurut lepas perolehannya (IAI, 2004)

Pengertian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas dimaksudkan buat menaruh ikhtisar arus kas masuk serta arus kas keluar buat suatu periode. Pernyataan ini ditegaskan pada Standar Akuntansi Keuangan, yaitu menaruh informasi historis tentang perubahan kas berdasarkan suatu perusahaan melalui laporan arus kas yg mengklasifikasikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi juga pendanaan (financing) selama satu periode akuntansi (IAI, 2004 : 2.1)

Analisis Laporan Keuangan
Smith dan Skousen (1992:1044) menyatakan bahwa analisis laporan keuangan dalam umumnya diarahkan dalam pengevaluasikan empat aspek perusahaan yaitu : likuiditas, stabilitas, profitabilitas dan potensi perkembangan.

Harahap (1998:217) menyatakan salah satu teknik yg dipakai pada analisis laporan keuangan yaitu analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan perbandingan antara pos-pos eksklusif dalam laporan keuangan dengan pos lain yang mempunyai hubungan yg signifikan. Analisis rasio keuangan bermanfaat untuk memilih kesehatan atau kinerja keuangan suatu perusahaan. 

Analisis Laporan Arus Kas
Analisis laporan arus kas menurut Plewa dan Friedlob (1995:228), terdiri atas rasio likuiditas, rasio solvabilitas, pengeluaran kapital dan rasio pengembalian kas (cash flow return ratios). 

Rasio Pengembalian Arus Kas (Cash Flow Return Ratios)
Rasio pengembalian arus kas merupakan rekanan berdasarkan rasio keuangan menggunakan dasar akrual. Cash Flow Return Ratio sama dengan Return of Investment, tapi Cash Flow Return Ratio dihitung menggunakan dasar kas bukan akrual. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan buat menghasilkan kas dalam saat sekarang maupun pada masa depan. Rasio ini terdiri menurut Overall Cash Flow Ratio, Cash Return on Sales Ratio, Cash Flow on Net Income Ratio, Quality of Sales Ratio, Cash Return on Asset Ratio.

Overall Cash Flow Ratio
Rasio ini digunakan buat menandakan tingkat kemampuan perusahaan membentuk kas menurut aktifitas operasi yg bisa dipakai untuk aktifitas pendanaan dan investasi.

Semakin tinggi rasio ini, meningkat juga kemampuan perusahaan buat membentuk kas dari aktivitas operasi.

Cash Return on Sales Ratio
Pada dasarnya rasio ini sama menggunakan margin laba bersih. Bedanya rasio ini pada hitung menggunakan dasar kas, sedangkan margin keuntungan higienis dihitung menggunakan dasar akrual. Kedua rasio ini mencoba buat membandingkan apakah penjualan perusahaan serta laba bersih sinkron menggunakan arus kas.

Rasio ini bermanfaat buat mengukur kemampuan perusahaan buat mengubah setiap rupiah penjualan menjadi kas atau mengukur persentase arus kas per rupiah penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.

Cash Flow on Net Income Ratio 
Rasio ini membandingkan antara arus kas dari kegiatan operasi menggunakan laba bersih. Rasio ini dipakai buat menilai seberapa besar arus kas yg diperoleh dari aktivitas operasi bila dibandingkan dengan keuntungan bersihnya.

Quality of Sales Ratio
Laporan arus kas digunakan buat menyebutkan perbedaan antara keuntungan higienis dengan penerimaan serta pengeluaran kas. Penafsiran ini adalah basis buat mengevaluasi pendapatan.

Rasio ini dipakai untuk membandingkan antara kas yg diperoleh menurut penjualan dengan penjualan. Apabila tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kas berdasarkan penjualan menggunakan penjualan, menandakan kualitas pendapatan yang tinggi. Jika memakai metode langsung maka kas dari penjualan bisa diperoleh secara langsung.

Cash Return on Asset Ratio
Rasio ini adalah relasi menurut Return on Total Investment Ratio. Rasio ini digunakan menjadi pembanding menggunakan rata-homogen industri serta dengan rasio ini periode sebelumnya buat menilai tingkat efisiensi dalam penggunaan aktiva perusahaan.

Semakin tinggi rasio, maka semakin efisien juga perusahaan pada mengelola aktiva perusahaan. Total asset rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan saldo awal serta saldo akhir total asset lalu pada bagi 2.

Cash Return on Stockholder’s Ratio
Rasio ini menerangkan apakah perusahaan sanggup membentuk pengembalian kas yang cukup bagi para pemegang saham. Rasio ini dihitung sebagai berikut :

Jumlah ekuitas homogen-rata diperoleh dengan menjumlahkan saldo awal serta saldo akhir total ekuitas lalu pada bagi dua.

Model Pengembangan
Data-data tersebut akan pada proses buat penentuan arus kas masa depan dimulai dengan pengolahan data awal berupa laporan keuangan beberapa periode. Dari data tersebut serta menggunakan menggunakan metode yg terdapat, maka dilakukan proses-proses secara sedikit demi sedikit sesuai dengan langkah-langkah pada metode yang dipakai buat mengelola data tersebut dari standar penilaian serta penilaian arus kas. Data berdasarkan laporan keuangan diteliti memakai Analisis Rasio Arus Kas, setelah itu akan didapat nilai hasil menurut perhitungan rasio – rasio tadi. Untuk menambah kekuatan warta maka menghitung prediksi nilai kas menurut Analisis Ratio Arus Kas serta memperbandingkannya dengan prediksi nilai kas berdasarkan Analisis Horizontal. Sehingga didapat prediksi nilai kas yang mendekati menurut nilai nyata berdasarkan kas tersebut.

Context Diagram
Context diagram ini mendeskripsikan rancangan holistik berdasarkan proses yang ada dalam DFD. Berikut ini merupakan tampilan menurut context diagram system yg didesain.

Gambar Context Diagram


Pada context diagram diatas terdapat 2 external entity yaitu bag.akuntansi dan manajemen keputusan. Masing-masing berdasarkan entity memberikan input serta oleh system diberikan output yg berupa laporan atau data yg diharapkan.

DFD Level 0
Pada DFD level 0 terdapat 4 proses primer yaitu : proses maintenance data, proses transaksi, proses analisis kas masa depan, proses cetak laporan.

Gambar DFD Level 

Analisis Kas Masa Depan
Analisis kas masa depan merupakan output menurut perhitungan analisis rasio arus kas. Analisis kas masa depan memberikan kabar berupa nilai prediksi kas masa depan serta nilai prediksi rasio arus kas masa depan. Analisis kas masa depan juga memberikan penerangan dari analisis setiap rasio. Berikut gambar form analisis kas masa depan.

Gambar Analisis kas masa depan

PENGERTIAN KAS DAN SETARA KAS

Pengertian Kas Dan Setara Kas
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. Dua point 2.2 tahun 1995, kas didefinisikan yaitu kas terdiri menurut saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (IAI, 2004).

PSAK No. 2, paragraf 6 mengungkapkan setara kas dimiliki buat memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan buat investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi wajib dapat segera diubah menjadi kas pada jumlah yg diketahui tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yg signifikan. Karenanya, suatu investasi baru bisa memenuhi syarat sebagai setara kas hanya segera akan jatuh tempo dalam ketika 3 bulan atau kurang dari tanggal perolehannya (IAI, 2004)

Pengertian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas dimaksudkan buat menaruh ikhtisar arus kas masuk dan arus kas keluar untuk suatu periode. Pernyataan ini ditegaskan dalam Standar Akuntansi Keuangan, yaitu memberikan warta historis tentang perubahan kas menurut suatu perusahaan melalui laporan arus kas yg mengklasifikasikan arus kas berdasarkan kegiatan operasi, investasi juga pendanaan (financing) selama satu periode akuntansi (IAI, 2004 : dua.1)

Analisis Laporan Keuangan
Smith dan Skousen (1992:1044) menyatakan bahwa analisis laporan keuangan dalam umumnya diarahkan pada pengevaluasikan empat aspek perusahaan yaitu : likuiditas, stabilitas, profitabilitas serta potensi perkembangan.

Harahap (1998:217) menyatakan keliru satu teknik yg digunakan pada analisis laporan keuangan yaitu analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan perbandingan antara pos-pos eksklusif dalam laporan keuangan menggunakan pos lain yang memiliki hubungan yang signifikan. Analisis rasio keuangan bermanfaat buat menentukan kesehatan atau kinerja keuangan suatu perusahaan. 

Analisis Laporan Arus Kas
Analisis laporan arus kas dari Plewa serta Friedlob (1995:228), terdiri atas rasio likuiditas, rasio solvabilitas, pengeluaran kapital serta rasio pengembalian kas (cash flow return ratios). 

Rasio Pengembalian Arus Kas (Cash Flow Return Ratios)
Rasio pengembalian arus kas merupakan relasi menurut rasio keuangan dengan dasar akrual. Cash Flow Return Ratio sama menggunakan Return of Investment, akan tetapi Cash Flow Return Ratio dihitung dengan dasar kas bukan akrual. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan buat membentuk kas pada saat sekarang maupun di masa depan. Rasio ini terdiri menurut Overall Cash Flow Ratio, Cash Return on Sales Ratio, Cash Flow on Net Income Ratio, Quality of Sales Ratio, Cash Return on Asset Ratio.

Overall Cash Flow Ratio
Rasio ini digunakan buat mengambarkan taraf kemampuan perusahaan menghasilkan kas menurut aktifitas operasi yang dapat digunakan buat aktifitas pendanaan dan investasi.

Semakin tinggi rasio ini, meningkat jua kemampuan perusahaan untuk membentuk kas berdasarkan kegiatan operasi.

Cash Return on Sales Ratio
Pada dasarnya rasio ini sama dengan margin keuntungan higienis. Bedanya rasio ini pada hitung menggunakan dasar kas, sedangkan margin laba bersih dihitung dengan dasar akrual. Kedua rasio ini mencoba buat membandingkan apakah penjualan perusahaan serta laba bersih sesuai dengan arus kas.

Rasio ini bermanfaat buat mengukur kemampuan perusahaan untuk mengubah setiap rupiah penjualan sebagai kas atau mengukur persentase arus kas per rupiah penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.

Cash Flow on Net Income Ratio 
Rasio ini membandingkan antara arus kas menurut kegiatan operasi menggunakan laba bersih. Rasio ini dipakai buat menilai seberapa besar arus kas yg diperoleh dari kegiatan operasi bila dibandingkan menggunakan keuntungan bersihnya.

Quality of Sales Ratio
Laporan arus kas digunakan untuk menjelaskan disparitas antara keuntungan bersih menggunakan penerimaan dan pengeluaran kas. Penafsiran ini merupakan basis buat mengevaluasi pendapatan.

Rasio ini dipakai buat membandingkan antara kas yang diperoleh dari penjualan dengan penjualan. Apabila nir ada disparitas yg signifikan antara kas menurut penjualan dengan penjualan, mengindikasikan kualitas pendapatan yang tinggi. Apabila memakai metode eksklusif maka kas dari penjualan dapat diperoleh secara langsung.

Cash Return on Asset Ratio
Rasio ini merupakan rekanan dari Return on Total Investment Ratio. Rasio ini dipakai menjadi pembanding menggunakan rata-rata industri serta menggunakan rasio ini periode sebelumnya buat menilai tingkat efisiensi pada penggunaan aktiva perusahaan.

Semakin tinggi rasio, maka semakin efisien pula perusahaan pada mengelola aktiva perusahaan. Total asset rata-rata diperoleh menggunakan menjumlahkan saldo awal dan saldo akhir total asset lalu pada bagi dua.

Cash Return on Stockholder’s Ratio
Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan mampu menghasilkan pengembalian kas yang cukup bagi para pemegang saham. Rasio ini dihitung sebagai berikut :

Jumlah ekuitas rata-homogen diperoleh dengan menjumlahkan saldo awal serta saldo akhir total ekuitas lalu pada bagi dua.

Model Pengembangan
Data-data tadi akan pada proses buat penentuan arus kas masa depan dimulai menggunakan pengolahan data awal berupa laporan keuangan beberapa periode. Dari data tersebut serta menggunakan menggunakan metode yg terdapat, maka dilakukan proses-proses secara sedikit demi sedikit sinkron dengan langkah-langkah dalam metode yang digunakan buat mengelola data tersebut dari standar evaluasi serta evaluasi arus kas. Data menurut laporan keuangan diteliti menggunakan Analisis Rasio Arus Kas, selesainya itu akan didapat nilai hasil dari perhitungan rasio – rasio tersebut. Untuk menambah kekuatan keterangan maka menghitung prediksi nilai kas menurut Analisis Ratio Arus Kas dan memperbandingkannya dengan prediksi nilai kas dari Analisis Horizontal. Sehingga didapat prediksi nilai kas yg mendekati menurut nilai nyata berdasarkan kas tersebut.

Context Diagram
Context diagram ini menggambarkan rancangan holistik berdasarkan proses yang terdapat pada DFD. Berikut ini merupakan tampilan berdasarkan context diagram system yg dibuat.

Gambar Context Diagram


Pada context diagram diatas masih ada 2 external entity yaitu bag.akuntansi dan manajemen keputusan. Masing-masing dari entity memberikan input serta sang system diberikan output yang berupa laporan atau data yang dibutuhkan.

DFD Level 0
Pada DFD level 0 masih ada 4 proses primer yaitu : proses maintenance data, proses transaksi, proses analisis kas masa depan, proses cetak laporan.

Gambar DFD Level 

Analisis Kas Masa Depan
Analisis kas masa depan merupakan output dari perhitungan analisis rasio arus kas. Analisis kas masa depan menaruh liputan berupa nilai prediksi kas masa depan serta nilai prediksi rasio arus kas masa depan. Analisis kas masa depan jua menaruh penerangan dari analisis setiap rasio. Berikut gambar form analisis kas masa depan.

Gambar Analisis kas masa depan

PENGERTIAN DAN MANFAAT LAPORAN ARUS KAS

Pengertian Dan Manfaat Laporan Arus Kas 
A. Pengertian Laporan Arus Kas 
Laporan Arus Kas merupakan laporan yg menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas melalui kas umum negara/kas daerah selama periode eksklusif. Pada dasarnya aktivitas keuangan pemerintah sebagian akbar merupakan penerimaan serta pengeluaran kas negara/daerah dalam rangka pencapaian sasaran-target yang ditetapkan. Bahkan penentuan adanya hak serta kewajiban pemerintah diakui dalam ketika kas diterima atau dikeluarkan berdasarkan kas generik negara/kas wilayah. Hal ini sinkron dengan basis yg dianut yaitu basis kas menuju akrual. 

Laporan Arus Kas menggambarkan arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas. Arus kas masuk dapat berasal berdasarkan penerimaan tunai pendapatan, penjualan aset tetap, pencairan dana cadangan, penjualan kekayaan wilayah yang dipisahkan, pinjaman bahkan penerimaan atas potongan pembayaran yang dilakukan pemerintah (PFK). Arus kas keluar contohnya pembayaran tunai belanja pegawai, belanja modal, pembayaran cicilan hutang, hadiah pinjaman, pembentukan dana cadangan, penyertaan kapital pemerintah, dan penyetoran kepada pihak ketiga (PFK) atas mutilasi yg telah dilakukan. 

Penerimaan serta pengeluaran kas dalam Laporan Arus Kas disajikan menurut kegiatan-kegiatan keuangan pemerintahan. Penerimaan dan pengeluaran dikelompokkan berdasarkan aktivitas tersebut. Aktivitas tadi terdiri menurut kegiatan operasi, investasi aset nonkeuangan, aktivitas pembiayaan, dan aktivitas nonanggaran. Hal ini tidak sama dengan penyajian yg ada dalam Laporan Realisasi Anggaran.

Pada dasarnya penerimaan dan pengeluaran yang tercantum pada Laporan Arus Kas sama menggunakan penerimaan dan pengeluaran yang ada pada Laporan Realisasi Anggaran. Pendapatan serta belanja pula penerimaan dan pengeluaran pembiayaan misalnya yg tercantum pada Laporan Realisasi Anggaran diakui menurut penerimaan serta pengeluaran kas pada kas negara/daerah. Hal ini ditimbulkan basis yg dianut pada penyajian Laporan Realisasi Anggaran yaitu basis kas. 

Akan tetapi terdapat transaksi keuangan pemerintah yg menyebabkan penerimaan dan pengeluaran kas namun tidak dianggarkan. Artinya transaksi tadi tidak tercantum dalam Laporan Realisasi Anggaran. Transaksi atau aktivitas ini dianggap transaksi nonanggaran. Transaksi ini sebenarnya merupakan penerimaan kas buat serta atas nama pihak lain yang wajib diserahkan kepada pihak tadi. Oleh karenanya transaksi ini disebut transaksi perhitungan pihak ketiga (PFK). Misalnya, pemerintah daerah diwajibkan memungut pajak penghasilan atas pembayaran honor atau gaji yang dilakukan. Pemungutan tadi buat serta atas nama Pemerintah Pusat (Ditjen Pajak) dan wajib disetor kepada Pemerintah Pusat (Ditjen Pajak). Transaksi ini adalah arus masuk dan keluar kas serta menghipnotis posisi kas tetapi nir masuk pada Laporan Realisasi Anggaran. 

Transaksi nonanggaran menjadi faktor yang membedakan substansi Laporan Realisasi Anggaran serta Laporan Arus Kas. Hal lain yg membedakan adalah penyajian. Penerimaan serta pengeluaran kas dalam Laporan Realisasi Anggaran diklasifikasikan menurut jenis belanja sedangkan penyajian dalam Laporan Arus Kas diklasifikasikan menurut kegiatan keuangan pemerintahan. 

Pengertian kas dan setara kas yang ada pada Laporan Realisasi Anggaran sama dengan pengertian kas dan setara kas pada neraca. Dalam Laporan Arus Kas masih ada tiga jenis kas yang memiliki nama dan jenis yg sama pada neraca. Jenis kas serta setara kas yg dimaksud buat Pemda adalah Kas di Kas Daerah, Kas di Bendahara Pengeluaran, serta Kas di Bendahara Penerimaan. Saldo-saldo yg ditunjukkan pada Laporan Arus Kas harus menunjukkan jumlah yang sama dalam neraca.

b. Manfaat Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas berguna buat berbagai kepentingan. Informasi arus masuk dan keluar kas dalam Laporan Arus Kas berguna untuk melihat transaksi kas di masa lalu dan memprediksi arus kas pada masa yg akan tiba. Dalam paragraf lima, 6, serta 7 PSAP 03 mengungkapkan bahwa Laporan Arus Kas berguna:
  • sebagai indikator jumlah arus kas pada masa yang akan tiba, serta berguna buat menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang sudah dibentuk sebelumnya;
  • sebagai indera pertanggung-jawaban arus kas masuk serta arus kas keluar selama periode pelaporan;
  • memberikan kabar yang berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan serta struktur keuangan pemerintah (termasuk likuiditas serta solvabilitas).
Realisasi arus kas bisa dijadikan sebagai indikator arus kas pada masa yang akan tiba. Kejadian yg akan datang dapat diperkirakan menurut realisasi yang terjadi saat ini. Perkiraan atau prediksi ini akan lebih baik jikalau didasarkan pada data masa lalu lebih dari satu. Data lebih dari satu ini dapat disusun dalam bentuk analisis kesamaan (animo) untuk mendapatkan perkiraan yg lebih tepat. Arus kas bisa dipakai pada analisis isu terkini untuk memperkirakan arus kas pada masa yang akan datang.

Arus kas adalah transaksi krusial dalam pemerintahan. Arus kas keluar serta masuk merupakan prediksi sebelum terjadi. Sebuah Laporan Arus Kas memberitahuakn realisasi arus kas yang diprediksi sebelumnya. Oleh karena itu, Laporan Arus Kas yang disusun dapat dijadikan untuk menilai kecermatan taksiran yang telah dibentuk sebelumnya.

Penerimaan serta penggunaan kas sebenarnya direncanakan serta disepakati dari awal. Jenis-janis penerimaan serta pengeluaran yang terdapat dalam Laporan Realisasi Anggaran pula adalah kesepakatan adanya penerimaan dan pengeluaran kas buat aneka macam aktivitas. Oleh karenanya penyajian laporan Arus Kas jua adalah bentuk pertanggungjawaban. 

Laporan Arus Kas sebagai pertanggungjawaban terkait pula menggunakan fungsi yg menyajikannya. Laporan Arus Kas dibentuk oleh unit yang memegang fungsi perbendaharaan. Fungsi perbendaharaan yg dimaksud adalah Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah sebagai akibatnya merupakan bentuk pertanggungjawaban Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah. 

Informasi tentang arus kas jua bisa dijadikan bahan evaluasi aktiva higienis atau ekuitas. Peningkatan jumlah kas akan meningkatkan jua ekuitas. Kas di Kas Daerah serta Kas pada Bendahara Pengeluaran pada konteks Pemda akan bisa dicermati pada rekening kelompok ekuitas yaitu SiLPA. Sementara itu, Kas di Bendahara Penerimaan jua dapat dicermati pada kelompok ekuitas namun menggunakan nama akun Pendapatan Ditangguhkan. Hal ini merupakan pencerminan konsep rekening yg saling menyeimbangkan (self balancing account).

Klasifikasi arus kas dari aktivitas operasi, investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, serta non aturan memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan buat menilai pengaruh dari kegiatan tersebut terhadap posisi kas dan setara kas pemerintah. Informasi tersebut jua dapat digunakan untuk mengevaluasi interaksi antar aktivitas operasi, investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, dan nonanggaran.

Satu transaksi tertentu dapat mempengaruhi arus kas berdasarkan beberapa aktivitas, contohnya transaksi pelunasan utang yang terdiri berdasarkan pelunasan utama utang serta bunga utang. Pembayaran pokok utang akan diklasifikasikan ke dalam kegiatan pembiayaan sedangkan pembayaran bunga utang akan diklasifikasikan ke pada aktivitas operasi.

PENGERTIAN DAN MANFAAT LAPORAN ARUS KAS

Pengertian Dan Manfaat Laporan Arus Kas 
A. Pengertian Laporan Arus Kas 
Laporan Arus Kas merupakan laporan yang menyajikan liputan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas melalui kas umum negara/kas daerah selama periode tertentu. Pada dasarnya kegiatan keuangan pemerintah sebagian besar merupakan penerimaan dan pengeluaran kas negara/wilayah pada rangka pencapaian sasaran-target yang ditetapkan. Bahkan penentuan adanya hak dan kewajiban pemerintah diakui dalam ketika kas diterima atau dikeluarkan menurut kas generik negara/kas wilayah. Hal ini sesuai dengan basis yang dianut yaitu basis kas menuju akrual. 

Laporan Arus Kas mendeskripsikan arus masuk serta arus keluar kas dan setara kas. Arus kas masuk bisa asal berdasarkan penerimaan tunai pendapatan, penjualan aset permanen, pencairan dana cadangan, penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, pinjaman bahkan penerimaan atas potongan pembayaran yang dilakukan pemerintah (PFK). Arus kas keluar contohnya pembayaran tunai belanja pegawai, belanja modal, pembayaran cicilan hutang, anugerah pinjaman, pembentukan dana cadangan, penyertaan modal pemerintah, dan penyetoran kepada pihak ketiga (PFK) atas mutilasi yang sudah dilakukan. 

Penerimaan serta pengeluaran kas pada Laporan Arus Kas disajikan berdasarkan kegiatan-kegiatan keuangan pemerintahan. Penerimaan serta pengeluaran dikelompokkan berdasarkan aktivitas tersebut. Aktivitas tadi terdiri dari kegiatan operasi, investasi aset nonkeuangan, aktivitas pembiayaan, dan kegiatan nonanggaran. Hal ini tidak sinkron menggunakan penyajian yg terdapat pada Laporan Realisasi Anggaran.

Pada dasarnya penerimaan serta pengeluaran yg tercantum pada Laporan Arus Kas sama dengan penerimaan serta pengeluaran yg ada pada Laporan Realisasi Anggaran. Pendapatan dan belanja jua penerimaan dan pengeluaran pembiayaan seperti yang tercantum pada Laporan Realisasi Anggaran diakui dari penerimaan serta pengeluaran kas di kas negara/wilayah. Hal ini ditimbulkan basis yg dianut pada penyajian Laporan Realisasi Anggaran yaitu basis kas. 

Akan tetapi ada transaksi keuangan pemerintah yg menimbulkan penerimaan dan pengeluaran kas tetapi nir dianggarkan. Artinya transaksi tersebut nir tercantum dalam Laporan Realisasi Anggaran. Transaksi atau kegiatan ini disebut transaksi nonanggaran. Transaksi ini sebenarnya adalah penerimaan kas buat dan atas nama pihak lain yg harus diserahkan pada pihak tadi. Oleh karenanya transaksi ini disebut transaksi perhitungan pihak ketiga (PFK). Misalnya, pemerintah daerah diwajibkan memungut pajak penghasilan atas pembayaran honor atau honor yang dilakukan. Pemungutan tadi buat serta atas nama Pemerintah Pusat (Ditjen Pajak) dan wajib disetor kepada Pemerintah Pusat (Ditjen Pajak). Transaksi ini merupakan arus masuk dan keluar kas serta menghipnotis posisi kas tetapi nir masuk pada Laporan Realisasi Anggaran. 

Transaksi nonanggaran menjadi faktor yg membedakan substansi Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas. Hal lain yg membedakan adalah penyajian. Penerimaan serta pengeluaran kas pada Laporan Realisasi Anggaran diklasifikasikan dari jenis belanja sedangkan penyajian pada Laporan Arus Kas diklasifikasikan berdasarkan kegiatan keuangan pemerintahan. 

Pengertian kas serta setara kas yg ada dalam Laporan Realisasi Anggaran sama dengan pengertian kas dan setara kas pada neraca. Dalam Laporan Arus Kas masih ada 3 jenis kas yang mempunyai nama serta jenis yg sama pada neraca. Jenis kas serta setara kas yg dimaksud buat Pemda merupakan Kas pada Kas Daerah, Kas di Bendahara Pengeluaran, serta Kas pada Bendahara Penerimaan. Saldo-saldo yang ditunjukkan dalam Laporan Arus Kas wajib menampakan jumlah yang sama dalam neraca.

b. Manfaat Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas bermanfaat buat banyak sekali kepentingan. Informasi arus masuk dan keluar kas pada Laporan Arus Kas bermanfaat buat melihat transaksi kas di masa lalu serta memprediksi arus kas pada masa yang akan tiba. Dalam paragraf lima, 6, dan 7 PSAP 03 membicarakan bahwa Laporan Arus Kas berguna:
  • sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan tiba, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang sudah dibuat sebelumnya;
  • sebagai indera pertanggung-jawaban arus kas masuk serta arus kas keluar selama periode pelaporan;
  • memberikan berita yang bermanfaat bagi para pengguna laporan pada mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan serta struktur keuangan pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas).
Realisasi arus kas dapat dijadikan menjadi indikator arus kas pada masa yang akan datang. Kejadian yg akan tiba dapat diperkirakan dari realisasi yg terjadi saat ini. Perkiraan atau prediksi ini akan lebih baik jikalau berdasarkan dalam data masa lalu lebih berdasarkan satu. Data lebih berdasarkan satu ini dapat disusun dalam bentuk analisis kecenderungan (trend) buat mendapatkan perkiraan yg lebih tepat. Arus kas bisa digunakan pada analisis animo buat memperkirakan arus kas pada masa yg akan tiba.

Arus kas adalah transaksi krusial pada pemerintahan. Arus kas keluar dan masuk merupakan prediksi sebelum terjadi. Sebuah Laporan Arus Kas menunjukkan realisasi arus kas yg diprediksi sebelumnya. Oleh karenanya, Laporan Arus Kas yang disusun dapat dijadikan buat menilai kecermatan taksiran yg sudah dibuat sebelumnya.

Penerimaan dan penggunaan kas sebenarnya direncanakan serta disepakati menurut awal. Jenis-janis penerimaan dan pengeluaran yg ada pada Laporan Realisasi Anggaran juga adalah kesepakatan adanya penerimaan dan pengeluaran kas buat aneka macam kegiatan. Oleh karena itu penyajian laporan Arus Kas pula merupakan bentuk pertanggungjawaban. 

Laporan Arus Kas menjadi pertanggungjawaban terkait juga menggunakan fungsi yg menyajikannya. Laporan Arus Kas dibuat sang unit yang memegang fungsi perbendaharaan. Fungsi perbendaharaan yg dimaksud merupakan Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah sebagai akibatnya merupakan bentuk pertanggungjawaban Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah. 

Informasi mengenai arus kas jua bisa dijadikan bahan penilaian aktiva bersih atau ekuitas. Peningkatan jumlah kas akan menaikkan pula ekuitas. Kas pada Kas Daerah serta Kas di Bendahara Pengeluaran pada konteks Pemerintah Daerah akan dapat dipandang pada rekening grup ekuitas yaitu SiLPA. Sementara itu, Kas pada Bendahara Penerimaan juga dapat ditinjau pada kelompok ekuitas tetapi dengan nama akun Pendapatan Ditangguhkan. Hal ini adalah pencerminan konsep rekening yg saling menyeimbangkan (self balancing account).

Klasifikasi arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, dan non aturan menaruh informasi yang memungkinkan para pengguna laporan buat menilai dampak dari kegiatan tadi terhadap posisi kas serta setara kas pemerintah. Informasi tersebut pula dapat digunakan buat mengevaluasi hubungan antar kegiatan operasi, investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, serta nonanggaran.

Satu transaksi eksklusif dapat menghipnotis arus kas berdasarkan beberapa aktivitas, misalnya transaksi pelunasan utang yg terdiri berdasarkan pelunasan utama utang dan bunga utang. Pembayaran pokok utang akan diklasifikasikan ke pada aktivitas pembiayaan sedangkan pembayaran bunga utang akan diklasifikasikan ke dalam kegiatan operasi.

PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN

Pengertian Laporan Keuangan 
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2002) menyatakan, “Laporan keuangan merupakan bagian menurut proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap umumnya meliputi neraca, laporan keuntungan rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yg dapat tersaji dalam berbagai cara misalnya, menjadi laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain dan materi penerangan yg merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yg berkaitan dengan laporan tersebut, contohnya, berita keuangan segmen industri serta geografis serta pengungkapan imbas perubahan harga”.

Terkait dengan pengertian laporan keuangan ini, Kieso, Weygandt, serta Warfield (2004) beropini, “Financial statements are the principal means through which financial information is communicated to those outside an enterprise. These statements provide the company’s history quantified in money terms. The financial statements most frequently provided are (1) the balance sheet, (2) the income statement, (tiga) the statement of cash flows, and (4) the statement of owners’ or stockholders’ equity. In addition, note disclosures are an integral part of each financial statement”.

Pengguna Informasi Akuntansi
Horngren, Harrison, dan Bamber (2002) menyatakan, “Decision makers need information. The more important the decision, the greater the need for information. Virtually all businesses and most individuals keep accounting records to aid in making decisions”.

IAI (2002) secara kentara menjelaskan beberapa pihak yg memanfaatkan warta keuangan, “Pemakai laporan keuangan mencakup investor sekarang serta investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor bisnis lainnya, pelanggan, pemerintah dan lembaga-lembaganya, dan masyarakat”.

Tujuan serta Manfaat Laporan Keuangan
Kieso et al. (2004) menyatakan, “The objectives of financial reporting are to provide (1) information that is useful in investment and credit decisions, (2) information that is useful in assesing cash flow prospects, and (3) information about enterprise resources, claims to those resources, and changes in them”

Sedangkan IAI (2002) memberi penerangan sebagai berikut, “Tujuan laporan keuangan buat tujuan generik merupakan menaruh liputan mengenai posisi keuangan, kinerja serta arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian akbar kalangan pengguna laporan dalam rangka menciptakan keputusan-keputusan ekonomi serta memperlihatkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan asal-asal daya yg dipercayakan pada mereka”

Jenis Laporan Keuangan
Berikut ini akan diuraikan teori-teori mengenai pengertian, manfaat, dan keterbatasan (jika ada) menurut tiap-tiap jenis laporan keuangan.

Laporan Laba Rugi
Kieso et al. (2004) berpendapat, “The income statement, often called the statement of income or statement of earnings, is the report that measures the success of enterprise operations for a given period of time” 

Mengenai kegunaan berdasarkan laporan keuntungan rugi, Kieso et al. (2004) menyatakan, “The income statement provides investors and creditors with information that helps them predict the amounts, timing, and uncertainty of future cash flows. Also, the income statement helps users determine the risk (level of uncertainty) of not achieving particular cash flow” 

Terkait hal yg sama, IAI (2002) menyatakan, “Informasi kinerja keuangan perusahaan, terutama profitabilitas, diharapkan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan … Informasi kinerja berguna untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam membentuk arus kas menurut sumber daya yg terdapat. Di samping itu, liputan tadi pula berguna pada perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan pada memanfaatkan tambahan asal daya” 

Sedangkan tentang keterbatasan laporan laba rugi, Kieso et al. (2004) menyatakan, “The limitations of an income statement are: (1) The statement does not include many items that contribute to general growth and well-being of an enterprise. (2) Income numbers are often affected by the accounting methods used. (3) Income measures are subject to estimates”.

Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan posisi keuangan bisa disajikan dalam aneka macam bentuk, diantaranya pada bentuk laporan perubahan ekuitas. Mengenai definisi berdasarkan laporan ini, Horngren et al. (2002) menyatakan, “The statement of owner’s equity presents a summary of the changes that occurred in the entity’s owner’s equity during a specific time period such as a month or a year”

Sedangkan IAI (2002) berpendapat, “Perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva higienis atau kekayaan selama periode bersangkutan dari prinsip pengukuran tertentu yg dianut dan harus diungkapkan pada laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali buat perubahan yg berasal berdasarkan transaksi menggunakan pemegang saham seperti setoran kapital serta pembayaran deviden, mendeskripsikan jumlah laba dan kerugian yang asal dari aktivitas perusahaan selama periode yg bersangkutan”.

Neraca
Horngren et al. (2002) mendefinisikan neraca menjadi berikut, “The balance sheet lists all the entity’s assets, liabilities, and owner’s equity as of a specific date, usually the end of a month or a year”. Mengenai hal yang sama, Kieso et al. (2004) menyatakan, “The balance sheet, sometimes referred to as the statement of financial position, reports the assets, liabilities, and stockholders’ equity of a business enterprise at a specific date”. Sedangkan IAI (2002) nir memberikan definisi atas neraca, akan tetapi menyatakan, “Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca”.

Mengenai manfaat neraca ini, IAI (2002) menyatakan, “Informasi sumber daya ekonomi yg dikendalikan serta kemampuan perusahaan untuk memodifikasi asal daya ini di masa lalu berguna buat memprediksi kemampuan perusahaan pada membentuk kas (dan setara kas) pada masa depan. Informasi struktur keuangan bermanfaat buat memprediksi kebutuhan pinjaman pada masa depan dan bagaimana penghasilan higienis (laba) dan arus kas di masa depan akan didistribusikan pada mereka yang mempunyai hak pada dalam perusahaan; fakta tersebut juga berguna buat memprediksi seberapa jauh perusahaan akan berhasil menaikkan lebih lanjut sumber keuangannya. Informasi likuiditas serta solvabilitas berguna buat memprediksi kemampuan perusahaan pada pemenuhan komitmen keuangannya dalam ketika jatuh tempo”

Keterbatasan neraca dijelaskan sang Kieso et al. (2004) menjadi berikut, “The limitations of a balance sheet are: (1) the balance sheet does not reflect current value because accountants have adopted a historical cost basis in valuing and reporting assets and liabilities. (2) Judgements and estimates must be used in preparing a balance sheet … (tiga) The balance sheet omits many items that are of financial value to the business but cannot be recorded objectively, such as human resources, customer base, and reputation”.

Laporan Arus Kas
Horngen et al. (2002) sehubungan dengan definisi berdasarkan laporan arus kas menyatakan, “ The statement of cash flows reports the amount of cash coming in (cash receipts) and the amount of cash going out (cash payments or disbursements) during a period”.

Manfaat berdasarkan laporan arus kas diungkapkan sang Kieso et al. (2004) menjadi berikut, “The primary pupose of the statement of cash flows is to provide information about cash receipts and cash payments of an entity during a period. A secondary is to report the entity’s operating, investing, and financing activities during a period”.

Mengenai kegunaan warta yang termuat dalam laporan ini, IAI (2002) menyatakan, “apabila dipakai dalam kaitannya dengan laporan keuangan yg lain, laporan arus kas bisa memberikan fakta yang memungkinkan para pemakai buat mengevaluasi perubahan pada aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas serta solvabilitas) dan kemampuan buat mempengaruhi jumlah serta ketika arus kas pada rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang… menilai kemampuan perusahaan pada membentuk kas serta setara kas serta memungkinkan para pemakai berbagi model untuk menilai serta membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan… menaikkan daya banding pelaporan kinerja operasi banyak sekali perusahaan lantaran bisa meniadakan efek penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi serta peristiwa yang sama.

Informasi arus kas historis acapkali dipakai sebagai indikator dari jumlah, waktu, serta kepastian arus kas masa depan. Di samping itu, berita arus kas pula bermanfaat buat meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibentuk sebelumnya dan pada memilih interaksi antara profitabilitas dan arus kas bersih dan impak perubahan harga”.

Catatan atas Laporan Keuangan
Kieso et al. (2004) tentang catatan atas laporan keuangan menyatakan, “Notes are the means of amplifying or e×plaining the items presented in the main body of the statements” (pp. 1274-1475). Menurut Kieso et al. (2004), catatan atas laporan keuangan ini adalah salah satu berdasarkan beberapa teknik pengungkapan berita dalam laporan keuangan. Lebih lanjut, Kieso et al. (2004) mengidentifikasikan teknik-teknik tadi, “These methods of disclosing pertinent information are available: parenthetical e×planations, notes, cross reference and contra items, and supporting schedules”.

Mengenai manfaat catatan atas laporan keuangan ini, Kieso et al. (2004) menyatakan, “ If the information in the main body of the financial statements gives an incomplete picture of the performance and positions of the enterprise, additional information that is needed to complete picture should be included in the notes … The notes are not only helpful but also essential to understanding the enterprise’s performance and position” 

Hal yg serupa terkait menggunakan manfaat catatan atas laporan keuangan diungkapkan oleh IAI (2002) menggunakan menyatakan, “Dalam rangka membantu pengguna laporan tahu laporan keuangan serta membandingkannya menggunakan laporan keuangan perusahaan lain, maka catatan atas laporan keuangan …”

Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Mengenai metode dan teknik analisis laporan keuangan ini, Kieso et al. (2004) menyatakan, “Basic financial statement analysis involves e×amining relationships between items on the statements (ratio and percentage analysis) and identifying trends in these relationships (comparative analysis)” 

Sedangkan Munawir (2002) mengklasifikasikan metode analisis sebagai analisis horisontal dan analisis vertikal. Munawir (2002) juga menyebutkan beberapa teknik analisis yang biasa dipakai pada analisis laporan keuangan, yaitu meliputi analisis perbandingan laporan keuangan, analisis musim, analisis persentase per komponen (common size statement), analisis sumber dan penggunaan kapital kerja, analisis asal dan penggunaan kas, analisis rasio, analisis perubahan laba kotor dan analisis break-even.

Terkait dengan analisis horisontal, Munawir (2002) mendefinisikannya menjadi berikut, “Analisa horisontal adalah analisa menggunakan mengadakan perbandingan laporan keuangan buat beberapa periode atau beberapa ketika, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horisontal ini diklaim juga menjadi analisa dinamis” (h. 36). Kieso et al. (2004) mengenai analisis ini menyatakan, “This approach, normally called horizontal analysis, indicates the proportionate change over a period of time. It is especially useful in evaluating a ekspresi dominan situation, because absolute changes are often deceiving”.

Sedangkan tentang analisis vertikal, Munawir (2002) menyatakan, “Analisa vertikal yaitu bila laporan keuangan yg dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, … Analisa vertikal ini dianggap juga metode analisa tidak aktif” (h. 36). Terkait hal yang sama, Kieso et al. (2004) menyatakan, “Another approach, called vertical analysis, is the proportional e×pression of each item on a financial statement in a given period to a base figure”.

Terhadap beragamnya teknik analisis laporan keuangan, Kieso et al. (2004) menyatakan, “No one device is more useful than another. Every situation faced by the investment analyst is different, and the answers needed are often obtained only upon close e×amination of the interrelationships among all the data provided” (p. 1306). Hal yang senada pun diungkapkan oleh Helfert misalnya yang diterjemahkan Wibowo, H. (1997), “Tidak ada rasio buat menilai kinerja perusahaan yang dapat memberi jawaban mutlak. Setiap pandangan yang diperoleh bersifat relatif, lantaran syarat dan operasi perusahaan sangat bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain, dan dari satu industri ke industri lain”.

Bagi perusahaan yg berbentuk aturan BUMN diwajibkan untuk menilai kinerjanya dari Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002, lepas 4 Juni 2002, tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN. Seperti yang diatur dalam pasal 11 Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002, tanggal 4 Juni 2002, yang menyatakan, “Keputusan ini mulai berlaku untuk penilaian Tingkat Kesehatan BUMN tahun buku 2002”.

PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN

Pengertian Laporan Keuangan 
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2002) menyatakan, “Laporan keuangan merupakan bagian berdasarkan proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yg lengkap umumnya mencakup neraca, laporan keuntungan rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat tersaji pada berbagai cara contohnya, menjadi laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penerangan yang merupakan bagian integral berdasarkan laporan keuangan. Disamping itu pula termasuk skedul dan kabar tambahan yang berkaitan menggunakan laporan tersebut, contohnya, liputan keuangan segmen industri serta geografis serta pengungkapan dampak perubahan harga”.

Terkait menggunakan pengertian laporan keuangan ini, Kieso, Weygandt, dan Warfield (2004) beropini, “Financial statements are the principal means through which financial information is communicated to those outside an enterprise. These statements provide the company’s history quantified in money terms. The financial statements most frequently provided are (1) the balance sheet, (2) the income statement, (tiga) the statement of cash flows, and (4) the statement of owners’ or stockholders’ equity. In addition, note disclosures are an integral part of each financial statement”.

Pengguna Informasi Akuntansi
Horngren, Harrison, serta Bamber (2002) menyatakan, “Decision makers need information. The more important the decision, the greater the need for information. Virtually all businesses and most individuals keep accounting records to aid in making decisions”.

IAI (2002) secara kentara menjelaskan beberapa pihak yang memanfaatkan informasi keuangan, “Pemakai laporan keuangan mencakup investor kini serta investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok serta kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta forum-lembaganya, serta masyarakat”.

Tujuan serta Manfaat Laporan Keuangan
Kieso et al. (2004) menyatakan, “The objectives of financial reporting are to provide (1) information that is useful in investment and credit decisions, (2) information that is useful in assesing cash flow prospects, and (tiga) information about enterprise resources, claims to those resources, and changes in them”

Sedangkan IAI (2002) memberi penjelasan menjadi berikut, “Tujuan laporan keuangan buat tujuan umum merupakan memberikan kabar mengenai posisi keuangan, kinerja serta arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian akbar kalangan pengguna laporan dalam rangka menciptakan keputusan-keputusan ekonomi dan menampakan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-asal daya yang dipercayakan pada mereka”

Jenis Laporan Keuangan
Berikut ini akan diuraikan teori-teori mengenai pengertian, manfaat, dan keterbatasan (jika ada) dari tiap-tiap jenis laporan keuangan.

Laporan Laba Rugi
Kieso et al. (2004) berpendapat, “The income statement, often called the statement of income or statement of earnings, is the report that measures the success of enterprise operations for a given period of time” 

Mengenai kegunaan menurut laporan keuntungan rugi, Kieso et al. (2004) menyatakan, “The income statement provides investors and creditors with information that helps them predict the amounts, timing, and uncertainty of future cash flows. Also, the income statement helps users determine the risk (level of uncertainty) of not achieving particular cash flow” 

Terkait hal yg sama, IAI (2002) menyatakan, “Informasi kinerja keuangan perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan buat menilai perubahan potensial asal daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan … Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam membuat arus kas dari sumber daya yg terdapat. Di samping itu, keterangan tadi pula bermanfaat pada perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan pada memanfaatkan tambahan asal daya” 

Sedangkan mengenai keterbatasan laporan laba rugi, Kieso et al. (2004) menyatakan, “The limitations of an income statement are: (1) The statement does not include many items that contribute to general growth and well-being of an enterprise. (dua) Income numbers are often affected by the accounting methods used. (3) Income measures are subject to estimates”.

Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan posisi keuangan dapat tersaji pada aneka macam bentuk, diantaranya dalam bentuk laporan perubahan ekuitas. Mengenai definisi dari laporan ini, Horngren et al. (2002) menyatakan, “The statement of owner’s equity presents a summary of the changes that occurred in the entity’s owner’s equity during a specific time period such as a month or a year”

Sedangkan IAI (2002) beropini, “Perubahan ekuitas perusahaan mendeskripsikan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran eksklusif yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali buat perubahan yg berasal berdasarkan transaksi menggunakan pemegang saham misalnya setoran kapital serta pembayaran deviden, menggambarkan jumlah keuntungan serta kerugian yang berasal menurut kegiatan perusahaan selama periode yg bersangkutan”.

Neraca
Horngren et al. (2002) mendefinisikan neraca sebagai berikut, “The balance sheet lists all the entity’s assets, liabilities, and owner’s equity as of a specific date, usually the end of a month or a year”. Mengenai hal yg sama, Kieso et al. (2004) menyatakan, “The balance sheet, sometimes referred to as the statement of financial position, reports the assets, liabilities, and stockholders’ equity of a business enterprise at a specific date”. Sedangkan IAI (2002) tidak menaruh definisi atas neraca, akan tetapi menyatakan, “Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca”.

Mengenai manfaat neraca ini, IAI (2002) menyatakan, “Informasi asal daya ekonomi yg dikendalikan serta kemampuan perusahaan buat memodifikasi asal daya ini di masa kemudian bermanfaat buat memprediksi kemampuan perusahaan dalam membuat kas (dan setara kas) di masa depan. Informasi struktur keuangan bermanfaat buat memprediksi kebutuhan pinjaman di masa depan serta bagaimana penghasilan bersih (laba) dan arus kas pada masa depan akan didistribusikan kepada mereka yg mempunyai hak pada pada perusahaan; berita tadi jua berguna buat memprediksi seberapa jauh perusahaan akan berhasil menaikkan lebih lanjut asal keuangannya. Informasi likuiditas dan solvabilitas berguna untuk memprediksi kemampuan perusahaan pada pemenuhan komitmen keuangannya pada waktu jatuh tempo”

Keterbatasan neraca dijelaskan oleh Kieso et al. (2004) sebagai berikut, “The limitations of a balance sheet are: (1) the balance sheet does not reflect current value because accountants have adopted a historical cost basis in valuing and reporting assets and liabilities. (dua) Judgements and estimates must be used in preparing a balance sheet … (tiga) The balance sheet omits many items that are of financial value to the business but cannot be recorded objectively, such as human resources, customer base, and reputation”.

Laporan Arus Kas
Horngen et al. (2002) sehubungan menggunakan definisi dari laporan arus kas menyatakan, “ The statement of cash flows reports the amount of cash coming in (cash receipts) and the amount of cash going out (cash payments or disbursements) during a period”.

Manfaat berdasarkan laporan arus kas diungkapkan sang Kieso et al. (2004) menjadi berikut, “The primary pupose of the statement of cash flows is to provide information about cash receipts and cash payments of an entity during a period. A secondary is to report the entity’s operating, investing, and financing activities during a period”.

Mengenai kegunaan fakta yang termuat dalam laporan ini, IAI (2002) menyatakan, “apabila digunakan pada kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas bisa menaruh kabar yg memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan pada aktiva higienis perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas serta solvabilitas) dan kemampuan buat mempengaruhi jumlah serta ketika arus kas dalam rangka adaptasi menggunakan perubahan keadaan serta peluang… menilai kemampuan perusahaan dalam membentuk kas serta setara kas serta memungkinkan para pemakai mengembangkan contoh buat menilai dan membandingkan nilai kini menurut arus kas masa depan (future cash flows) menurut berbagai perusahaan… mempertinggi daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan efek penggunaan perlakuan akuntansi yg berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yg sama.

Informasi arus kas historis acapkali dipakai sebagai indikator dari jumlah, saat, serta kepastian arus kas masa depan. Di samping itu, kabar arus kas pula berguna buat meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yg sudah dibuat sebelumnya serta dalam memilih interaksi antara profitabilitas serta arus kas higienis serta pengaruh perubahan harga”.

Catatan atas Laporan Keuangan
Kieso et al. (2004) tentang catatan atas laporan keuangan menyatakan, “Notes are the means of amplifying or e×plaining the items presented in the main body of the statements” (pp. 1274-1475). Menurut Kieso et al. (2004), catatan atas laporan keuangan ini adalah salah satu berdasarkan beberapa teknik pengungkapan liputan dalam laporan keuangan. Lebih lanjut, Kieso et al. (2004) mengidentifikasikan teknik-teknik tersebut, “These methods of disclosing pertinent information are available: parenthetical e×planations, notes, cross reference and contra items, and supporting schedules”.

Mengenai manfaat catatan atas laporan keuangan ini, Kieso et al. (2004) menyatakan, “ If the information in the main body of the financial statements gives an incomplete picture of the performance and positions of the enterprise, additional information that is needed to complete picture should be included in the notes … The notes are not only helpful but also essential to understanding the enterprise’s performance and position” 

Hal yang serupa terkait dengan manfaat catatan atas laporan keuangan diungkapkan oleh IAI (2002) dengan menyatakan, “Dalam rangka membantu pengguna laporan tahu laporan keuangan serta membandingkannya dengan laporan keuangan perusahaan lain, maka catatan atas laporan keuangan …”

Metode serta Teknik Analisis Laporan Keuangan
Mengenai metode dan teknik analisis laporan keuangan ini, Kieso et al. (2004) menyatakan, “Basic financial statement analysis involves e×amining relationships between items on the statements (ratio and percentage analysis) and identifying trends in these relationships (comparative analysis)” 

Sedangkan Munawir (2002) mengklasifikasikan metode analisis menjadi analisis horisontal dan analisis vertikal. Munawir (2002) jua mengungkapkan beberapa teknik analisis yang biasa digunakan pada analisis laporan keuangan, yaitu mencakup analisis perbandingan laporan keuangan, analisis ekspresi dominan, analisis persentase per komponen (common size statement), analisis sumber serta penggunaan modal kerja, analisis sumber serta penggunaan kas, analisis rasio, analisis perubahan keuntungan kotor serta analisis break-even.

Terkait menggunakan analisis horisontal, Munawir (2002) mendefinisikannya menjadi berikut, “Analisa horisontal merupakan analisa menggunakan mengadakan perbandingan laporan keuangan buat beberapa periode atau beberapa ketika, sebagai akibatnya akan diketahui perkembangannya. Metode horisontal ini disebut juga menjadi analisa dinamis” (h. 36). Kieso et al. (2004) tentang analisis ini menyatakan, “This approach, normally called horizontal analysis, indicates the proportionate change over a period of time. It is especially useful in evaluating a animo situation, because absolute changes are often deceiving”.

Sedangkan tentang analisis vertikal, Munawir (2002) menyatakan, “Analisa vertikal yaitu apabila laporan keuangan yg dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, … Analisa vertikal ini diklaim pula metode analisa statis” (h. 36). Terkait hal yg sama, Kieso et al. (2004) menyatakan, “Another approach, called vertical analysis, is the proportional e×pression of each item on a financial statement in a given period to a base figure”.

Terhadap beragamnya teknik analisis laporan keuangan, Kieso et al. (2004) menyatakan, “No one device is more useful than another. Every situation faced by the investment analyst is different, and the answers needed are often obtained only upon close e×amination of the interrelationships among all the data provided” (p. 1306). Hal yg senada pun diungkapkan oleh Helfert seperti yg diterjemahkan Wibowo, H. (1997), “Tidak terdapat rasio buat menilai kinerja perusahaan yang dapat memberi jawaban absolut. Setiap pandangan yg diperoleh bersifat nisbi, karena syarat serta operasi perusahaan sangat bervariasi menurut satu perusahaan ke perusahaan lain, serta dari satu industri ke industri lain”.

Bagi perusahaan yang berbentuk hukum BUMN diwajibkan buat menilai kinerjanya menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002, lepas 4 Juni 2002, tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN. Seperti yang diatur dalam pasal 11 Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002, tanggal 4 Juni 2002, yg menyatakan, “Keputusan ini mulai berlaku buat evaluasi Tingkat Kesehatan BUMN tahun buku 2002”.

PENGERTIAN ASET TIDAK BERWUJUD

Pengertian Aset Tidak Berwujud 
ATB adalah galat satu jenis aset yg berpotensi dimiliki oleh kementerian/forum/pemerintah daerah. Aset ini pula acapkali dihubungkan menggunakan output aktivitas entitas pada menjalankan tugas serta fungsi penelitian serta pengembangan dan sebagian diperoleh dari proses pengadaan berdasarkan luar entitas. Walaupun telah banyak ATB yg diidentifikasi dimiliki pemerintah, namun SAP belum mengatur secara memadai tentang akuntansi serta pelaporan ATB ini. Pengertian, kriteria, serta jenis-jenis ATB wajib benar-benar dipahami supaya aset ini benar-sahih dipertanggungjawabkan secara akuntabel serta transparan.

Pemerintah banyak mengeluarkan asal daya buat melakukan kegiatan-aktivitas dalam rangka memperoleh, berbagi, memelihara, serta memperkuat asal daya tak berwujud, misalnya ilmu pengetahuan, teknologi, rancangan dan implementasi suatu sistem atau proses yang baru, dan kekayaan intelektual. Berbagai entitas berupaya untuk terus melakukan riset dan pengembangan, terlebih bagi entitas yang mempunyai tugas dan fungsi melakukan kegiatan riset dan penelitian, yg sebagian besar anggarannya dialokasikan buat riset dan pengembangan. Tetapi apakah seluruh hasil yg diperoleh dari kegiatan dimaksud adalah ATB. 

Secara generik, ATB didefinisikan menjadi aset non-moneter yang bisa diidentifikasi serta tidak memiliki wujud fisik. Aset non-moneter merupakan aset ini bukan merupakan kas atau setara kas atau aset yang akan diterima dalam bentuk kas yang jumlahnya niscaya atau dapat dipengaruhi. Banyak aset, misalnya aset tetap, memiliki bentuk fisik. Namun demikian, bentuk fisik tadi tidak esensial untuk memilih keberadaan aset; karenanya, paten serta copyright, contohnya, merupakan aset pemerintah jika pemerintah dapat memperoleh manfaat ekonomi pada masa depan dan pemerintah menguasai masing-masing aset tersebut.

Sebagai keliru satu unsur dari aset, ATB pula harus memenuhi kriteria aset terlebih dahulu buat bisa dipertanggungjawabkan pada laporan keuangan. Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah paragraph 84 menyatakan bahwa “aset diakui pada waktu potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yg bisa diukur menggunakan tangguh”. Pengertian tentang potensi manfaat ekonomi masa depan sering kali menimbulkan keraguan menurut kementerian/lembaga/pemerintah wilayah buat menetapkan apakah suatu kegiatan memiliki potensi manfaat ekonomi masa depan atau tidak. 

Pengertian akan potensi manfaat ekonomi masa depan dalam definisi aset jua diuraikan dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintah paragraph 61 yaitu ”potensi aset tadi buat menaruh sumbangan, baik eksklusif juga tidak langsung, bagi aktivitas operasional pemerintah, berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja bagi pemerintah”. Lebih jauh lagi pada IPSAS # 1, Presentation of Financial Statements menambahkan “service potential” selain manfaat ekonomis dalam definisi aset. 

Potensi tersebut bisa berbentuk sesuatu yg produktif dan merupakan bagian berdasarkan aktivitas operasional pemerintah. Mungkin jua berbentuk sesuatu yang bisa diubah sebagai kas atau setara kas atau berbentuk kemampuan buat mengurangi pengeluaran kas, misalnya penurunan porto dampak penggunaan proses produksi cara lain .

Potensi manfaat ekonomi masa depan yang terwujud pada aset bisa mengalir ke dalam pemerintah dengan beberapa cara. Misalnya, aset dapat:
1. Digunakan baik sendiri juga bersama aset lain pada operasional pemerintah;
2. Dipertukarkan dengan aset lain;
3. Digunakan buat merampungkan kewajiban pemerintah; 

Dengan memperhatikan pengertian aset dan ATB diatas, perlu diperhatikan secara cermat bahwa dalam menentukan suatu aset tetap wajib memenuhi kriteria buat bisa diperlakukan menjadi ATB. Jika output penilaian atas kriteria tersebut ternyata bahwa pengeluaran tadi tidak memenuhi pengertian ATB sebagaimana dipersyaratkan dalam bagian dua.2, maka pengeluaran porto yg terjadi untuk memperoleh atau berbagi aset secara internal dimaksud tidak dapat diakui menjadi ATB serta seluruh porto yg terjadi eksklusif dibebankan menjadi porto dalam tahun terjadinya pengeluaran.

1. KRITERIA UMUM ATB
Definisi ATB mensyaratkan bahwa ATB harus memenuhi kriteria dapat diidentifikasi, dikendalikan oleh entitas, dan memiliki potensi manfaat ekonomi masa depan. Masing-masing unsur tersebut diuraikan dibawah ini.

2. Dapat Diidentifikasi
Yang dimaksud dengan kriteria dapat identifikasi adalah:
1. Dapat dipisahkan, merupakan aset ini memungkinkan untuk dipisahkan atau dibedakan secara kentara berdasarkan aset-aset yang lain pada suatu entitas. Oleh lantaran aset ini bisa dipisahkan atau dibedakan menggunakan aset yg lain, maka ATB ini bisa dijual, dipindahtangankan, diberikan lisensi, disewakan, ditukarkan, baik secara individual maupun secara beserta-sama. Namun demikian tidak berarti bahwa ATB baru diakui serta tersaji di neraca jika entitas bermaksud memindahtangankan, menyewakan, atau menaruh lisensi kepada pihak lain. Identifikasi serta pengakuan ini wajib dilakukan tanpa memperhatikan apakah entitas tersebut bermaksud melakukannya atau tidak; atau

2. Timbul berdasarkan kesepakatan yg mengikat, seperti hak kontraktual atau hak aturan lainnya, tanpa memperhatikan apakah hak tersebut dapat dipindahtangankan atau dipisahkan berdasarkan entitas atau dari hak serta kewajiban lainnya.

Kriteria bisa dipisahkan wajib digunakan secara hati-hati, mengingat pada perolehan aset pada suatu entitas kadang-kadang terjadi perolehan secara campuran. Dalam hal ATB diperoleh beserta menggunakan sekelompok aset lainnya, transaksi ini mampu juga meliputi pengalihan hak aturan yang memungkinkan entitas untuk memperoleh manfaat masa depan menurut hak tersebut. Dalam hal demikian entitas tetap wajib mengidentifikasi adanya ATB tadi. Beberapa ATB umumnya bisa dipisahkan menggunakan aset lainnya, seperti paten, hak cipta, brand dagang, serta franchise. 

Sebagai gambaran, suatu entitas membeli hardware, software, dan modul buat kegiatan eksklusif. Sepanjang perangkat lunak tersebut dapat dipisahkan dari hardware terkait dan memberikan manfaat masa depan maka aplikasi tersebut diidentifikasi sebagai ATB. Sebaliknya dalam hal software komputer ternyata nir bisa dipisahkan berdasarkan hardware yang eksklusif, tanpa adanya aplikasi tersebut hardware tidak bisa beroperasi, maka aplikasi tersebut nir dapat dipisahkan dengan hardware tadi dan tidak dapat diperlakukan menjadi ATB namun menjadi bagian tak terpisahkan menurut hardware dan diakui sebagai bagian menurut alat-alat serta mesin.

3. Pengendalian
Selain persyaratan bisa diidentifikasi sebagaimana diuraikan di muka, pengendalian adalah syarat lainnya yg harus dipenuhi. Tanpa adanya kemampuan buat mengendalikan aset maka asal daya dimaksud tidak bisa diakui sebagai aset suatu entitas.

Suatu entitas diklaim ”mengendalikan aset” bila entitas memiliki kemampuan buat memperoleh manfaat ekonomi masa depan yang timbul berdasarkan aset tadi dan bisa membatasi akses pihak lain pada memperoleh manfaat ekonomi berdasarkan aset tersebut. Kemampuan buat mengendalikan aset ini dalam umumnya didasarkan pada dokumen hukum yg absah menurut lembaga yang berwenang, tetapi demikian dokumen hukum ini bukanlah menjadi suatu prasyarat yg harus dipenuhi lantaran mungkin masih masih ada cara lain yg digunakan entitas buat mengendalikan hak tadi.

Pada suatu instansi, pemerintah mampu memperoleh manfaat ekonomi masa depan lantaran adanya pengetahuan teknis yg dimilikinya. Pengetahuan teknis ini bisa diperoleh dari riset atau pengembangan atau mungkin dari pendidikan serta pelatihan yg dilakukan. Dalam syarat demikian timbul pertanyaan, apakah entitas mempunyai kemampuan buat mengendalikan pengetahuan teknis yang diperoleh berdasarkan riset serta pengembangan tadi. Kemampuan buat mengendalikan ini harus dibuktikan menggunakan adanya hak cipta (copyrights), tanpa adanya copyright sulit bagi entitas buat mengendalikan asal daya tadi. 

4. Manfaat Ekonomi Masa Depan
Karakteristik aset secara generik adalah kemampuannya buat dapat memberikan manfaat ekonomis serta jasa potensial (potential services). Manfaat ekonomis dapat membuat genre masuk atas kas, setara kas, barang, atau jasa ke pemerintah, sedangkan jasa yg melekat pada aset dapat saja memberiksan manfaat kepada pemerintah dalam bentuk lainnya, misalnya pada menaikkan pelayanan publik menjadi salah satu tujuan primer pemerintah.

Manfaat ekonomi masa depan yg dihasilkan sang ATB pula bisa berupa pendapatan yang diperoleh menurut penjualan barang atau jasa, penghematan biaya atau efisiensi, serta output lainnya seperti pendapatan berdasarkan penyewaan, pemberian lisensi, atau manfaat lainnya yang diperoleh berdasarkan pemanfaatan ATB. Manfaat lain ini bisa berupa peningkatan kualitas layanan atau keluaran, proses pelayanan yg lebih cepat, atau penurunan jumlah tenaga yang dibutuhkan buat melaksanakan suatu tugas dan fungsi. Sebagai model, penerapan sistem on-line untuk perpanjangan Surat Ijin Mengemudi (SIM Keliling) meningkatkan kecepatan pemrosesan yg selanjutnya mempertinggi pelayanan pemerintah kepada masyarakat. 

JENIS-JENIS ASET TIDAK BERWUJUD
ATB terus berkembang menurut waktu ke saat. Di masa kemudian ATB dalam umumnya hanya dikenal di dunia komersial, seperti adanya goodwill yang muncul menurut penggabungan unit usaha, hak paten, serta hak cipta. Namun selanjutnya ATB ini terus berkembang, termasuk yg dihasilkan sang instansi pemerintah.

ATB yang dimiliki serta/atau dikuasai pemerintah dapat dibedakan menurut jenis sumber daya, cara perolehan, dan masa manfaat.

1. Jenis Sumber Daya
Berdasarkan jenis sumber daya, ATB pemerintah bisa berupa:
1. Software computer, yg bisa disimpan dalam banyak sekali media penyimpanan seperti compact disk, disket, pita, serta media penyimpanan lainnya;

Software computer yang masuk pada kategori ATB merupakan perangkat lunak yg bukan adalah bagian tak terpisahkan dari hardware komputer eksklusif. Jadi perangkat lunak ini bisa dipakai di komputer lain. Oleh karena itu aplikasi komputer sepanjang memenuhi definisi dan kriteria pengakuan adalah ATB.

2. Lisensi dan franchise
Adalah izin yang diberikan pemilik Hak Paten atau Hak Cipta yg diberikan pada pihak lain menurut perjanjian pemberian hak buat menikmati manfaat ekonomi berdasarkan suatu Hak Kekayaan Intelektual yg diberi proteksi pada jangka ketika serta kondisi tertentu.

3. Hak Paten, Hak Cipta.
Hak-hak ini dalam dasarnya diperoleh karena adanya kepemilikan kekayaan intelektual atau atas suatu pengetahuan teknis atau suatu karya yang bisa membuat manfaat bagi entitas. Di samping itu dengan adanya hak ini bisa mengendalikan pemanfaatan aset tersebut serta membatasi pihak lain yg nir berhak buat memanfaatkannya. Oleh karenanya Hak Paten serta Hak Cipta sepanjang memenuhi definisi serta kriteria pengakuan adalah ATB.

4. Hasil Kajian/Pengembangan Yang Memberikan Manfaat Jangka Panjang
Hasil kajian/pengembangan yang menaruh manfaat jangka panjang merupakan suatu kajian atau pengembangan yang menaruh manfaat irit serta/atau sosial dimasa yang akan datang yang bisa diidentifikasi menjadi aset. Apabila output kajian nir dapat diidentifikasi serta nir memberikan manfaat irit serta/atau sosial maka tidak bisa diakui menjadi ATB.

5. ATB menurut karya seni yang mempunyai nilai sejarah/budaya 
Film, contohnya, pada dasarnya merupakan rekaman atas suatu peristiwa yang mempunyai manfaat ataupun nilai bagi pemerintah ataupun rakyat. Hal ini berarti film tadi mengandung nilai eksklusif yg bisa memiliki manfaat di masa depan bagi pemerintah. Film/Karya Seni/Budaya umumnya merupakan heritage ATB.

6. ATB Dalam Pengerjaan
Suatu aktivitas perolehan ATB pada pemerintahan, khususnya yang diperoleh secara internal, sebelum terselesaikan dikerjakan serta menjadi ATB, belum memenuhi galat satu kriteria pengakuan aset yaitu digunakan buat operasional pemerintah. Tetapi pada hal ini misalnya juga aset tetap, aset ini nantinya juga diniatkan buat dipakai dalam pelaksanaan operasional pemerintahan, sebagai akibatnya dapat diakui sebagai bagian berdasarkan ATB. 

2. Cara Perolehan
Berdasarkan cara perolehan, ATB dapat berasal menurut:
1. Pembelian
Pembelian ATB mampu dilakukan secara terpisah (individual) juga secara gabungan. Hal ini akan berpengaruh pada identifikasi ATB serta pengukuran porto perolehan.

2. Pengembangan secara internal
ATB dapat diperoleh melalui kegiatan pengembangan yang dilakukan secara internal sang suatu entitas. Perolehan menggunakan cara demikian akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan mengenai identifikasi kegiatan yang masuk lingkup riset dan aktivitas-aktivitas yang masuk lingkup pengembangan yg memenuhi definisi dan kriteria pengakuan ATB akan dikapitalisasi menjadi harga perolehan ATB.

3. Pertukaran 
ATB dapat diperoleh melalui pertukaran menggunakan aset yang dimiliki oleh suatu entitas lain.

4. Kerjasama
Pengembangan suatu ATB yang memenuhi definisi dan kriteria pengakuan bisa dilakukan melalui kerja sama sang dua entitas atau lebih. Hak serta kewajiban masing-masing entitas harus dituangkan dalam suatu perjanjian, termasuk hak kepemilikan atas ATB yg dihasilkan. Entitas yg berhak sesuai ketentuan yg akan mengakui kepemilikan ATB yang dihasilkan, ad interim entitas yg lain relatif mengungkapkan hak dan kewajiban yg menjadi tangungjawabnya atas ATB tersebut.

5. Donasi/hibah
ATB, yg memenuhi definisi dan kriteria pengakuan, dapat dari menurut donasi atau hibah, misalnya ada suatu perusahaan software yang memberikan software aplikasinya kepada suatu instansi pemerintah untuk digunakan tanpa adanya imbalan yang wajib diberikan.

6. Warisan Budaya/Sejarah (intangible heritage assets)
Pemerintah dapat memegang banyak ATB yg dari menurut warisan sejarah, budaya, atau lingkungan masa lalu. Aset ini pada umumnya dipegang sang instansi pemerintah dengan maksud nir semata-mata buat menghasilkan pendapatan, tetapi ada alasan-alasan lain kenapa aset ini dipegang sang pemerintah, misalnya karena mempunyai nilai sejarah serta buat mencegah penyalahgunaan hak atas aset ini oleh pihak yg tidak bertanggung jawab. Suatu entitas harus mengidentifikasi serta mengakui aset warisan ini sebagai ATB jika definisi serta kriteria pengakuan atas ATB telah terpenuhi. 

3. Masa Manfaat
Berdasarkan masa manfaat, ATB bisa dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. ATB menggunakan umur manfaat terbatas (finite life)
Umur manfaat ATB pada gerombolan ini dapat dibatasi berdasarkan umur atau banyaknya unit produk yang didapatkan, yg berdasarkan dalam asa entitas buat menggunakan aset tadi, atau faktor aturan atau faktor irit mana yang lebih pendek.

2. ATB dengan umur manfaat yang tidak terbatas (indefinite life)
Dari aneka macam faktor relevan yg terdapat atas ATB, ATB eksklusif diyakini nir memiliki batas-batas periode untuk menaruh manfaat pada entitas. Oleh karenanya, atas ATB yang memiliki umur manfaat yg tak terbatas, harus dilakukan reviu secara terencana untuk melihat kemampuan aset tersebut pada memberikan manfaat.