PENGERTIAN KAS DAN SETARA KAS

Pengertian Kas Dan Setara Kas
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. Dua point 2.2 tahun 1995, kas didefinisikan yaitu kas terdiri menurut saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (IAI, 2004).

PSAK No. 2, paragraf 6 mengungkapkan setara kas dimiliki buat memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan buat investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi wajib dapat segera diubah menjadi kas pada jumlah yg diketahui tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yg signifikan. Karenanya, suatu investasi baru bisa memenuhi syarat sebagai setara kas hanya segera akan jatuh tempo dalam ketika 3 bulan atau kurang dari tanggal perolehannya (IAI, 2004)

Pengertian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas dimaksudkan buat menaruh ikhtisar arus kas masuk dan arus kas keluar untuk suatu periode. Pernyataan ini ditegaskan dalam Standar Akuntansi Keuangan, yaitu memberikan warta historis tentang perubahan kas menurut suatu perusahaan melalui laporan arus kas yg mengklasifikasikan arus kas berdasarkan kegiatan operasi, investasi juga pendanaan (financing) selama satu periode akuntansi (IAI, 2004 : dua.1)

Analisis Laporan Keuangan
Smith dan Skousen (1992:1044) menyatakan bahwa analisis laporan keuangan dalam umumnya diarahkan pada pengevaluasikan empat aspek perusahaan yaitu : likuiditas, stabilitas, profitabilitas serta potensi perkembangan.

Harahap (1998:217) menyatakan keliru satu teknik yg digunakan pada analisis laporan keuangan yaitu analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan perbandingan antara pos-pos eksklusif dalam laporan keuangan menggunakan pos lain yang memiliki hubungan yang signifikan. Analisis rasio keuangan bermanfaat buat menentukan kesehatan atau kinerja keuangan suatu perusahaan. 

Analisis Laporan Arus Kas
Analisis laporan arus kas dari Plewa serta Friedlob (1995:228), terdiri atas rasio likuiditas, rasio solvabilitas, pengeluaran kapital serta rasio pengembalian kas (cash flow return ratios). 

Rasio Pengembalian Arus Kas (Cash Flow Return Ratios)
Rasio pengembalian arus kas merupakan relasi menurut rasio keuangan dengan dasar akrual. Cash Flow Return Ratio sama menggunakan Return of Investment, akan tetapi Cash Flow Return Ratio dihitung dengan dasar kas bukan akrual. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan buat membentuk kas pada saat sekarang maupun di masa depan. Rasio ini terdiri menurut Overall Cash Flow Ratio, Cash Return on Sales Ratio, Cash Flow on Net Income Ratio, Quality of Sales Ratio, Cash Return on Asset Ratio.

Overall Cash Flow Ratio
Rasio ini digunakan buat mengambarkan taraf kemampuan perusahaan menghasilkan kas menurut aktifitas operasi yang dapat digunakan buat aktifitas pendanaan dan investasi.

Semakin tinggi rasio ini, meningkat jua kemampuan perusahaan untuk membentuk kas berdasarkan kegiatan operasi.

Cash Return on Sales Ratio
Pada dasarnya rasio ini sama dengan margin keuntungan higienis. Bedanya rasio ini pada hitung menggunakan dasar kas, sedangkan margin laba bersih dihitung dengan dasar akrual. Kedua rasio ini mencoba buat membandingkan apakah penjualan perusahaan serta laba bersih sesuai dengan arus kas.

Rasio ini bermanfaat buat mengukur kemampuan perusahaan untuk mengubah setiap rupiah penjualan sebagai kas atau mengukur persentase arus kas per rupiah penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.

Cash Flow on Net Income Ratio 
Rasio ini membandingkan antara arus kas menurut kegiatan operasi menggunakan laba bersih. Rasio ini dipakai buat menilai seberapa besar arus kas yg diperoleh dari kegiatan operasi bila dibandingkan menggunakan keuntungan bersihnya.

Quality of Sales Ratio
Laporan arus kas digunakan untuk menjelaskan disparitas antara keuntungan bersih menggunakan penerimaan dan pengeluaran kas. Penafsiran ini merupakan basis buat mengevaluasi pendapatan.

Rasio ini dipakai buat membandingkan antara kas yang diperoleh dari penjualan dengan penjualan. Apabila nir ada disparitas yg signifikan antara kas menurut penjualan dengan penjualan, mengindikasikan kualitas pendapatan yang tinggi. Apabila memakai metode eksklusif maka kas dari penjualan dapat diperoleh secara langsung.

Cash Return on Asset Ratio
Rasio ini merupakan rekanan dari Return on Total Investment Ratio. Rasio ini dipakai menjadi pembanding menggunakan rata-rata industri serta menggunakan rasio ini periode sebelumnya buat menilai tingkat efisiensi pada penggunaan aktiva perusahaan.

Semakin tinggi rasio, maka semakin efisien pula perusahaan pada mengelola aktiva perusahaan. Total asset rata-rata diperoleh menggunakan menjumlahkan saldo awal dan saldo akhir total asset lalu pada bagi dua.

Cash Return on Stockholder’s Ratio
Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan mampu menghasilkan pengembalian kas yang cukup bagi para pemegang saham. Rasio ini dihitung sebagai berikut :

Jumlah ekuitas rata-homogen diperoleh dengan menjumlahkan saldo awal serta saldo akhir total ekuitas lalu pada bagi dua.

Model Pengembangan
Data-data tadi akan pada proses buat penentuan arus kas masa depan dimulai menggunakan pengolahan data awal berupa laporan keuangan beberapa periode. Dari data tersebut serta menggunakan menggunakan metode yg terdapat, maka dilakukan proses-proses secara sedikit demi sedikit sinkron dengan langkah-langkah dalam metode yang digunakan buat mengelola data tersebut dari standar evaluasi serta evaluasi arus kas. Data menurut laporan keuangan diteliti menggunakan Analisis Rasio Arus Kas, selesainya itu akan didapat nilai hasil dari perhitungan rasio – rasio tersebut. Untuk menambah kekuatan keterangan maka menghitung prediksi nilai kas menurut Analisis Ratio Arus Kas dan memperbandingkannya dengan prediksi nilai kas dari Analisis Horizontal. Sehingga didapat prediksi nilai kas yg mendekati menurut nilai nyata berdasarkan kas tersebut.

Context Diagram
Context diagram ini menggambarkan rancangan holistik berdasarkan proses yang terdapat pada DFD. Berikut ini merupakan tampilan berdasarkan context diagram system yg dibuat.

Gambar Context Diagram


Pada context diagram diatas masih ada 2 external entity yaitu bag.akuntansi dan manajemen keputusan. Masing-masing dari entity memberikan input serta sang system diberikan output yang berupa laporan atau data yang dibutuhkan.

DFD Level 0
Pada DFD level 0 masih ada 4 proses primer yaitu : proses maintenance data, proses transaksi, proses analisis kas masa depan, proses cetak laporan.

Gambar DFD Level 

Analisis Kas Masa Depan
Analisis kas masa depan merupakan output dari perhitungan analisis rasio arus kas. Analisis kas masa depan menaruh liputan berupa nilai prediksi kas masa depan serta nilai prediksi rasio arus kas masa depan. Analisis kas masa depan jua menaruh penerangan dari analisis setiap rasio. Berikut gambar form analisis kas masa depan.

Gambar Analisis kas masa depan

PENGERTIAN KAS DAN SETARA KAS

Pengertian Kas Dan Setara Kas
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. Dua point dua.2 tahun 1995, kas didefinisikan yaitu kas terdiri menurut saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (IAI, 2004).

PSAK No. Dua, paragraf 6 menyebutkan setara kas dimiliki buat memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan buat investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi wajib bisa segera diubah sebagai kas dalam jumlah yg diketahui tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan. Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi kondisi menjadi setara kas hanya segera akan jatuh tempo dalam waktu 3 bulan atau kurang menurut lepas perolehannya (IAI, 2004)

Pengertian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas dimaksudkan buat menaruh ikhtisar arus kas masuk serta arus kas keluar buat suatu periode. Pernyataan ini ditegaskan pada Standar Akuntansi Keuangan, yaitu menaruh informasi historis tentang perubahan kas berdasarkan suatu perusahaan melalui laporan arus kas yg mengklasifikasikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi juga pendanaan (financing) selama satu periode akuntansi (IAI, 2004 : 2.1)

Analisis Laporan Keuangan
Smith dan Skousen (1992:1044) menyatakan bahwa analisis laporan keuangan dalam umumnya diarahkan dalam pengevaluasikan empat aspek perusahaan yaitu : likuiditas, stabilitas, profitabilitas dan potensi perkembangan.

Harahap (1998:217) menyatakan salah satu teknik yg dipakai pada analisis laporan keuangan yaitu analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan merupakan perbandingan antara pos-pos eksklusif dalam laporan keuangan dengan pos lain yang mempunyai hubungan yg signifikan. Analisis rasio keuangan bermanfaat untuk memilih kesehatan atau kinerja keuangan suatu perusahaan. 

Analisis Laporan Arus Kas
Analisis laporan arus kas menurut Plewa dan Friedlob (1995:228), terdiri atas rasio likuiditas, rasio solvabilitas, pengeluaran kapital dan rasio pengembalian kas (cash flow return ratios). 

Rasio Pengembalian Arus Kas (Cash Flow Return Ratios)
Rasio pengembalian arus kas merupakan rekanan berdasarkan rasio keuangan menggunakan dasar akrual. Cash Flow Return Ratio sama dengan Return of Investment, tapi Cash Flow Return Ratio dihitung menggunakan dasar kas bukan akrual. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan buat menghasilkan kas dalam saat sekarang maupun pada masa depan. Rasio ini terdiri menurut Overall Cash Flow Ratio, Cash Return on Sales Ratio, Cash Flow on Net Income Ratio, Quality of Sales Ratio, Cash Return on Asset Ratio.

Overall Cash Flow Ratio
Rasio ini digunakan buat menandakan tingkat kemampuan perusahaan membentuk kas menurut aktifitas operasi yg bisa dipakai untuk aktifitas pendanaan dan investasi.

Semakin tinggi rasio ini, meningkat juga kemampuan perusahaan buat membentuk kas dari aktivitas operasi.

Cash Return on Sales Ratio
Pada dasarnya rasio ini sama menggunakan margin laba bersih. Bedanya rasio ini pada hitung menggunakan dasar kas, sedangkan margin keuntungan higienis dihitung menggunakan dasar akrual. Kedua rasio ini mencoba buat membandingkan apakah penjualan perusahaan serta laba bersih sinkron menggunakan arus kas.

Rasio ini bermanfaat buat mengukur kemampuan perusahaan buat mengubah setiap rupiah penjualan menjadi kas atau mengukur persentase arus kas per rupiah penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.

Cash Flow on Net Income Ratio 
Rasio ini membandingkan antara arus kas dari kegiatan operasi menggunakan laba bersih. Rasio ini dipakai buat menilai seberapa besar arus kas yg diperoleh dari aktivitas operasi bila dibandingkan dengan keuntungan bersihnya.

Quality of Sales Ratio
Laporan arus kas digunakan buat menyebutkan perbedaan antara keuntungan higienis dengan penerimaan serta pengeluaran kas. Penafsiran ini adalah basis buat mengevaluasi pendapatan.

Rasio ini dipakai untuk membandingkan antara kas yg diperoleh menurut penjualan dengan penjualan. Apabila tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kas berdasarkan penjualan menggunakan penjualan, menandakan kualitas pendapatan yang tinggi. Jika memakai metode langsung maka kas dari penjualan bisa diperoleh secara langsung.

Cash Return on Asset Ratio
Rasio ini adalah relasi menurut Return on Total Investment Ratio. Rasio ini digunakan menjadi pembanding menggunakan rata-homogen industri serta dengan rasio ini periode sebelumnya buat menilai tingkat efisiensi dalam penggunaan aktiva perusahaan.

Semakin tinggi rasio, maka semakin efisien juga perusahaan pada mengelola aktiva perusahaan. Total asset rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan saldo awal serta saldo akhir total asset lalu pada bagi 2.

Cash Return on Stockholder’s Ratio
Rasio ini menerangkan apakah perusahaan sanggup membentuk pengembalian kas yang cukup bagi para pemegang saham. Rasio ini dihitung sebagai berikut :

Jumlah ekuitas homogen-rata diperoleh dengan menjumlahkan saldo awal serta saldo akhir total ekuitas lalu pada bagi dua.

Model Pengembangan
Data-data tersebut akan pada proses buat penentuan arus kas masa depan dimulai dengan pengolahan data awal berupa laporan keuangan beberapa periode. Dari data tersebut serta menggunakan menggunakan metode yg terdapat, maka dilakukan proses-proses secara sedikit demi sedikit sesuai dengan langkah-langkah pada metode yang dipakai buat mengelola data tersebut dari standar penilaian serta penilaian arus kas. Data berdasarkan laporan keuangan diteliti memakai Analisis Rasio Arus Kas, setelah itu akan didapat nilai hasil menurut perhitungan rasio – rasio tadi. Untuk menambah kekuatan warta maka menghitung prediksi nilai kas menurut Analisis Ratio Arus Kas serta memperbandingkannya dengan prediksi nilai kas berdasarkan Analisis Horizontal. Sehingga didapat prediksi nilai kas yang mendekati menurut nilai nyata berdasarkan kas tersebut.

Context Diagram
Context diagram ini mendeskripsikan rancangan holistik berdasarkan proses yang ada dalam DFD. Berikut ini merupakan tampilan menurut context diagram system yg didesain.

Gambar Context Diagram


Pada context diagram diatas terdapat 2 external entity yaitu bag.akuntansi dan manajemen keputusan. Masing-masing berdasarkan entity memberikan input serta oleh system diberikan output yg berupa laporan atau data yg diharapkan.

DFD Level 0
Pada DFD level 0 terdapat 4 proses primer yaitu : proses maintenance data, proses transaksi, proses analisis kas masa depan, proses cetak laporan.

Gambar DFD Level 

Analisis Kas Masa Depan
Analisis kas masa depan merupakan output menurut perhitungan analisis rasio arus kas. Analisis kas masa depan memberikan kabar berupa nilai prediksi kas masa depan serta nilai prediksi rasio arus kas masa depan. Analisis kas masa depan juga memberikan penerangan dari analisis setiap rasio. Berikut gambar form analisis kas masa depan.

Gambar Analisis kas masa depan

PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN

Pengertian Laporan Keuangan 
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2002) menyatakan, “Laporan keuangan merupakan bagian berdasarkan proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yg lengkap umumnya mencakup neraca, laporan keuntungan rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat tersaji pada berbagai cara contohnya, menjadi laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penerangan yang merupakan bagian integral berdasarkan laporan keuangan. Disamping itu pula termasuk skedul dan kabar tambahan yang berkaitan menggunakan laporan tersebut, contohnya, liputan keuangan segmen industri serta geografis serta pengungkapan dampak perubahan harga”.

Terkait menggunakan pengertian laporan keuangan ini, Kieso, Weygandt, dan Warfield (2004) beropini, “Financial statements are the principal means through which financial information is communicated to those outside an enterprise. These statements provide the company’s history quantified in money terms. The financial statements most frequently provided are (1) the balance sheet, (2) the income statement, (tiga) the statement of cash flows, and (4) the statement of owners’ or stockholders’ equity. In addition, note disclosures are an integral part of each financial statement”.

Pengguna Informasi Akuntansi
Horngren, Harrison, serta Bamber (2002) menyatakan, “Decision makers need information. The more important the decision, the greater the need for information. Virtually all businesses and most individuals keep accounting records to aid in making decisions”.

IAI (2002) secara kentara menjelaskan beberapa pihak yang memanfaatkan informasi keuangan, “Pemakai laporan keuangan mencakup investor kini serta investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok serta kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta forum-lembaganya, serta masyarakat”.

Tujuan serta Manfaat Laporan Keuangan
Kieso et al. (2004) menyatakan, “The objectives of financial reporting are to provide (1) information that is useful in investment and credit decisions, (2) information that is useful in assesing cash flow prospects, and (tiga) information about enterprise resources, claims to those resources, and changes in them”

Sedangkan IAI (2002) memberi penjelasan menjadi berikut, “Tujuan laporan keuangan buat tujuan umum merupakan memberikan kabar mengenai posisi keuangan, kinerja serta arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian akbar kalangan pengguna laporan dalam rangka menciptakan keputusan-keputusan ekonomi dan menampakan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-asal daya yang dipercayakan pada mereka”

Jenis Laporan Keuangan
Berikut ini akan diuraikan teori-teori mengenai pengertian, manfaat, dan keterbatasan (jika ada) dari tiap-tiap jenis laporan keuangan.

Laporan Laba Rugi
Kieso et al. (2004) berpendapat, “The income statement, often called the statement of income or statement of earnings, is the report that measures the success of enterprise operations for a given period of time” 

Mengenai kegunaan menurut laporan keuntungan rugi, Kieso et al. (2004) menyatakan, “The income statement provides investors and creditors with information that helps them predict the amounts, timing, and uncertainty of future cash flows. Also, the income statement helps users determine the risk (level of uncertainty) of not achieving particular cash flow” 

Terkait hal yg sama, IAI (2002) menyatakan, “Informasi kinerja keuangan perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan buat menilai perubahan potensial asal daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan … Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam membuat arus kas dari sumber daya yg terdapat. Di samping itu, keterangan tadi pula bermanfaat pada perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan pada memanfaatkan tambahan asal daya” 

Sedangkan mengenai keterbatasan laporan laba rugi, Kieso et al. (2004) menyatakan, “The limitations of an income statement are: (1) The statement does not include many items that contribute to general growth and well-being of an enterprise. (dua) Income numbers are often affected by the accounting methods used. (3) Income measures are subject to estimates”.

Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan posisi keuangan dapat tersaji pada aneka macam bentuk, diantaranya dalam bentuk laporan perubahan ekuitas. Mengenai definisi dari laporan ini, Horngren et al. (2002) menyatakan, “The statement of owner’s equity presents a summary of the changes that occurred in the entity’s owner’s equity during a specific time period such as a month or a year”

Sedangkan IAI (2002) beropini, “Perubahan ekuitas perusahaan mendeskripsikan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran eksklusif yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali buat perubahan yg berasal berdasarkan transaksi menggunakan pemegang saham misalnya setoran kapital serta pembayaran deviden, menggambarkan jumlah keuntungan serta kerugian yang berasal menurut kegiatan perusahaan selama periode yg bersangkutan”.

Neraca
Horngren et al. (2002) mendefinisikan neraca sebagai berikut, “The balance sheet lists all the entity’s assets, liabilities, and owner’s equity as of a specific date, usually the end of a month or a year”. Mengenai hal yg sama, Kieso et al. (2004) menyatakan, “The balance sheet, sometimes referred to as the statement of financial position, reports the assets, liabilities, and stockholders’ equity of a business enterprise at a specific date”. Sedangkan IAI (2002) tidak menaruh definisi atas neraca, akan tetapi menyatakan, “Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca”.

Mengenai manfaat neraca ini, IAI (2002) menyatakan, “Informasi asal daya ekonomi yg dikendalikan serta kemampuan perusahaan buat memodifikasi asal daya ini di masa kemudian bermanfaat buat memprediksi kemampuan perusahaan dalam membuat kas (dan setara kas) di masa depan. Informasi struktur keuangan bermanfaat buat memprediksi kebutuhan pinjaman di masa depan serta bagaimana penghasilan bersih (laba) dan arus kas pada masa depan akan didistribusikan kepada mereka yg mempunyai hak pada pada perusahaan; berita tadi jua berguna buat memprediksi seberapa jauh perusahaan akan berhasil menaikkan lebih lanjut asal keuangannya. Informasi likuiditas dan solvabilitas berguna untuk memprediksi kemampuan perusahaan pada pemenuhan komitmen keuangannya pada waktu jatuh tempo”

Keterbatasan neraca dijelaskan oleh Kieso et al. (2004) sebagai berikut, “The limitations of a balance sheet are: (1) the balance sheet does not reflect current value because accountants have adopted a historical cost basis in valuing and reporting assets and liabilities. (dua) Judgements and estimates must be used in preparing a balance sheet … (tiga) The balance sheet omits many items that are of financial value to the business but cannot be recorded objectively, such as human resources, customer base, and reputation”.

Laporan Arus Kas
Horngen et al. (2002) sehubungan menggunakan definisi dari laporan arus kas menyatakan, “ The statement of cash flows reports the amount of cash coming in (cash receipts) and the amount of cash going out (cash payments or disbursements) during a period”.

Manfaat berdasarkan laporan arus kas diungkapkan sang Kieso et al. (2004) menjadi berikut, “The primary pupose of the statement of cash flows is to provide information about cash receipts and cash payments of an entity during a period. A secondary is to report the entity’s operating, investing, and financing activities during a period”.

Mengenai kegunaan fakta yang termuat dalam laporan ini, IAI (2002) menyatakan, “apabila digunakan pada kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas bisa menaruh kabar yg memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan pada aktiva higienis perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas serta solvabilitas) dan kemampuan buat mempengaruhi jumlah serta ketika arus kas dalam rangka adaptasi menggunakan perubahan keadaan serta peluang… menilai kemampuan perusahaan dalam membentuk kas serta setara kas serta memungkinkan para pemakai mengembangkan contoh buat menilai dan membandingkan nilai kini menurut arus kas masa depan (future cash flows) menurut berbagai perusahaan… mempertinggi daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan efek penggunaan perlakuan akuntansi yg berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yg sama.

Informasi arus kas historis acapkali dipakai sebagai indikator dari jumlah, saat, serta kepastian arus kas masa depan. Di samping itu, kabar arus kas pula berguna buat meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yg sudah dibuat sebelumnya serta dalam memilih interaksi antara profitabilitas serta arus kas higienis serta pengaruh perubahan harga”.

Catatan atas Laporan Keuangan
Kieso et al. (2004) tentang catatan atas laporan keuangan menyatakan, “Notes are the means of amplifying or e×plaining the items presented in the main body of the statements” (pp. 1274-1475). Menurut Kieso et al. (2004), catatan atas laporan keuangan ini adalah salah satu berdasarkan beberapa teknik pengungkapan liputan dalam laporan keuangan. Lebih lanjut, Kieso et al. (2004) mengidentifikasikan teknik-teknik tersebut, “These methods of disclosing pertinent information are available: parenthetical e×planations, notes, cross reference and contra items, and supporting schedules”.

Mengenai manfaat catatan atas laporan keuangan ini, Kieso et al. (2004) menyatakan, “ If the information in the main body of the financial statements gives an incomplete picture of the performance and positions of the enterprise, additional information that is needed to complete picture should be included in the notes … The notes are not only helpful but also essential to understanding the enterprise’s performance and position” 

Hal yang serupa terkait dengan manfaat catatan atas laporan keuangan diungkapkan oleh IAI (2002) dengan menyatakan, “Dalam rangka membantu pengguna laporan tahu laporan keuangan serta membandingkannya dengan laporan keuangan perusahaan lain, maka catatan atas laporan keuangan …”

Metode serta Teknik Analisis Laporan Keuangan
Mengenai metode dan teknik analisis laporan keuangan ini, Kieso et al. (2004) menyatakan, “Basic financial statement analysis involves e×amining relationships between items on the statements (ratio and percentage analysis) and identifying trends in these relationships (comparative analysis)” 

Sedangkan Munawir (2002) mengklasifikasikan metode analisis menjadi analisis horisontal dan analisis vertikal. Munawir (2002) jua mengungkapkan beberapa teknik analisis yang biasa digunakan pada analisis laporan keuangan, yaitu mencakup analisis perbandingan laporan keuangan, analisis ekspresi dominan, analisis persentase per komponen (common size statement), analisis sumber serta penggunaan modal kerja, analisis sumber serta penggunaan kas, analisis rasio, analisis perubahan keuntungan kotor serta analisis break-even.

Terkait menggunakan analisis horisontal, Munawir (2002) mendefinisikannya menjadi berikut, “Analisa horisontal merupakan analisa menggunakan mengadakan perbandingan laporan keuangan buat beberapa periode atau beberapa ketika, sebagai akibatnya akan diketahui perkembangannya. Metode horisontal ini disebut juga menjadi analisa dinamis” (h. 36). Kieso et al. (2004) tentang analisis ini menyatakan, “This approach, normally called horizontal analysis, indicates the proportionate change over a period of time. It is especially useful in evaluating a animo situation, because absolute changes are often deceiving”.

Sedangkan tentang analisis vertikal, Munawir (2002) menyatakan, “Analisa vertikal yaitu apabila laporan keuangan yg dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, … Analisa vertikal ini diklaim pula metode analisa statis” (h. 36). Terkait hal yg sama, Kieso et al. (2004) menyatakan, “Another approach, called vertical analysis, is the proportional e×pression of each item on a financial statement in a given period to a base figure”.

Terhadap beragamnya teknik analisis laporan keuangan, Kieso et al. (2004) menyatakan, “No one device is more useful than another. Every situation faced by the investment analyst is different, and the answers needed are often obtained only upon close e×amination of the interrelationships among all the data provided” (p. 1306). Hal yg senada pun diungkapkan oleh Helfert seperti yg diterjemahkan Wibowo, H. (1997), “Tidak terdapat rasio buat menilai kinerja perusahaan yang dapat memberi jawaban absolut. Setiap pandangan yg diperoleh bersifat nisbi, karena syarat serta operasi perusahaan sangat bervariasi menurut satu perusahaan ke perusahaan lain, serta dari satu industri ke industri lain”.

Bagi perusahaan yang berbentuk hukum BUMN diwajibkan buat menilai kinerjanya menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002, lepas 4 Juni 2002, tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN. Seperti yang diatur dalam pasal 11 Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002, tanggal 4 Juni 2002, yg menyatakan, “Keputusan ini mulai berlaku buat evaluasi Tingkat Kesehatan BUMN tahun buku 2002”.

MANAJEMEN KEUANGAN PENDEKATAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF

Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif serta Kualitatif 
Seiring menggunakan krisis multi dimensi yg melanda Indonesia, banyak masalah dan penderitaan yg dialami bangsa ini. Yang termasuk menonjol merupakan dalam aspek ekonomi, yakni terpuruknya aktivitas ekonomi karena semakin poly perusahaan yang bangkrut, perbankan yg dilikuidasi serta meningkatnya jumlah tenaga kerja yang menganggur. Penyebab berdasarkan krisis ini, bukanlah lantaran mendasar ekonomi yang lemah saja, tetapi lantaran utang swasta luar negeri yang sudah mencapai jumlah yg relatif besar . Krisis yg berkepanjangan ini merupakan krisis merosotnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam, dampak adanya spekulasi serta jatuh temponya utang partikelir luar negeri dalam jumlah yg akbar dan secara bersamaan sebagai akibatnya permintaan akan dolar meningkat, ditambah lagi menggunakan banyak terjadinya bala alam yg mengakibatkan nilai tukar rupiah yang semakin lemah. 

Kebangkrutan suatu perusahaan dapat dicermati dan diukur melalui laporan keuangan. Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan galat satu sumber warta mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja dan perubahan posisi keuangan perusahaan, yang sangat bermanfaat buat mendukung pengambilan keputusan yang sempurna, data keuangan wajib dikonversi menjadi keterangan yang bermanfaat pada pengambilan keputusan hemat. Hal ini ditempuh menggunakan cara melakukan analisis pada bentuk rasio-rasio keuangan. Terdapat empat hal yang mendorong analisis laporan keuangan menggunakan contoh rasio keuangan yaitu :
1. Untuk mengendalikan impak perbedaan besaran antar perusahaan atau antar waktu
2. Untuk membuat data menjadi lebih memenuhi perkiraan alat statistik yg digunakan
3. Untuk menginvestigasi teori yang terkait dengan rasio keuangan
4. Untuk menelaah interaksi empirik antara rasio keuangan serta perkiraan atau prediksi variabel eksklusif (seperti kebangkrutan atau financial distress). 

Salah satu aspek pentingnya analisis terhadap laporan keuangan berdasarkan sebuah perusahaan adalah buat meramal kontinuitas atau kelangsungan hidup perusahaan. Prediksi kelangsungan hayati perusahaan sangat penting bagi manajemen serta pemilik perusahaan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya potensi kebangkrutan. 

Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan kombinasi berdasarkan data keuangan suatu perusahaan yang mendeskripsikan kemajuan perusahaan serta dibentuk secara periodik. Ada beberapa pengertian laporan keuangan antara lain menjadi berikut: 
a. Menurut Munawir (2002), laporan keuangan merupakan output menurut proses akuntansi yang bisa digunakan menjadi indera buat berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan menggunakan pihak-pihak yg berkepentingan menggunakan dana atau aktivitas perusahaan tadi.
b. Sedangkan dari Harnanto (1998), laporan keuangan merupakan keadaan keuntungan serta output usaha perusahaan dan memberikan rangkuman historis menurut asal ekonomi, kewajiban perusahaan dan aktivitas yang menyebabkan perubahan terhadap asal ekonomi yg dinyatakan secara kuantitatif dalam satuan mata uang. 

Laporan keuangan mendeskripsikan pengaruh keuangan dari transaksi serta insiden lain yang diklasifikasikan dalam beberapa gerombolan akbar menurut karakteristik ekonominya.

Laporan keuangan bersama pengungkapannya dibuat perusahaan dengan tujuan memberikan liputan yang berguna buat pengambilan keputusan–keputusan investasi dan pendanaan

Tujuan ini terangkum dengan disajikannya laporan keuntungan rugi, neraca, laporan arus kas dan pengungkapan laporan keuangan. Selain itu, tujuan generik laporan keuangan adalah menaruh liputan mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas, perusahaan yg bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan pada rangka menciptakan keputusan-keputusn ekonomi serta memperlihatkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber daya yg dipercayakan pada mereka dalam rangka mencapai tujuan tadi, suatu laporan keuangan menyajikan berita tentang perusahaan yg meliput: 1) aktiva, dua) kewajiban, 3) ekuitas, 4) pendapatan, beban termasuk laba serta kerugian, 5) arus kas. 

Laporan keuangan yg lengkap terdiri menurut komponen-komponen menjadi berikut ini:
a. Neraca
Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yg mendeskripsikan posisi keuangan suatu perusahaan dalam waktu eksklusif maksudnya merupakan memberitahuakn keadaan keuangan pada tanggal eksklusif umumnya dalam ketika tutup kitab . 

b. Laporan laba rugi 
Laporan keuntungan rugi merupakan suatu laporan yang sistematis mengenai penghasilan, biaya , rugi laba yang diperoleh sang suatu perusahaan selama periode tertentu. Tujuan pokok laporan keuntungan rugi adalah melaporkan kemampuan riil perusahaan dalam menghasilkan laba. Laporan laba rugi perusahan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan banyak sekali unsur kinerja keuangan yang diharapkan bagi penyajian secara masuk akal. 

c. Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas mendeskripsikan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan. Perusahaan wajib menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen primer laporan keuangan,yg pertanda:

Laporan perubahan ekuitas, kecuali buat perubahan yang asal menurut transaksi dengan pemegang saham misalnya setoran kapital serta pembayaran dividen, menggambarkan jumlah laba dan kerugian yg dari menurut kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan. 

d. Laporan arus kas 
Laporan arus kas dapat memberikan liputan yg memungkinkan para pemakai buat mengevaluasi perubahan pada aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) serta kemampuan buat mensugesti jumlah dan waktu arus kas dalam rangka adaptsi menggunakan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas bermanfaat buat menilai kemampuan perusahaan dalam membentuk kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan contoh untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) berdasarkan berbagai perusahaan.

e. Catatan atas lapoaran keuangan
Catatan atas laporan keuangan wajib tersaji secara sistematis. Setiap pos pada neraca, laporan keuntungan rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan liputan yang terdapat catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan menyampaikan: 
  • Informasi mengenai dasar penyusunan laporan keuangan serta kebijakan akuntansi yg dipilih serta diterapkan terhadap peristiwa serta transaksi yg penting
  • Informasi yg diwajibkan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak tersaji pada neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas
  • Informasi tambahan yang tidak tersaji pada laporan keuangan tetapi dibutuhkan pada rangka penyajian secar wajar
Analisis Laporan Keuangan
Menurut Leopold A. Bernstein, analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yg penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan dalam masa kini dan masa kemudian, dengan tujuan buat menentukan estimasi serta prediksi yang paling mungkin mengenai syarat serta kinerja perusahaan dalam masa mendatang (Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty, 2002). 

Analisis laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisis pada laporan dan data keuangan pada rangka buat memperoleh ukuran-ukuran serta interaksi-hubungan yg berarti serta berguna dalam proses pengambilan keputusan.

Tujuan analisis laporan keuangan sendiri berdasarkan Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty (2002) antara lain : 
  • sebagai indera screening awal pada menentukan alternatif investasi atau merger 
  • sebagai indera forecasting mengenai syarat serta kinerja keuangan pada masa datang
  • sebagai proses penaksiran terhadap perkara-perkara manajemen, operasi atau perkara lainnya 
  • sebagai indera evaluasi terhadap manajemen. 
Menurut Dwi Prastowo, teknik analisis laporan keuangan mengkategorikan menjadi 2 metode, yaitu :
1) Metode analisis horizontal, merupakan metode analisis yang dilakukan menggunakan cara membandingkan laporan keuangan oleh beberapa periode sehingga dapat diketahui perkembangan serta kecenderungannya. Metode ini terdiri berdasarkan 4 analisis, diantaranya :
a. Analisis komparatif (comparative financial statement analysis) 
Analisis ini dilakukan dengan cara mempelajari neraca, laporan laba rugi atau laporan arus kas yang berurutan menurut satu periode ke periode berikutnya. 

b. Analisis demam isu 
Adalah suatu metode atau teknik analisa buat mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah memberitahuakn kecenderungan tetap, naik atau bahkan turun. Sebuah alat yang berguna buat perbandingan tren jangka panjang adalah tren angka indeks. Analisis ini memerlukan tahun dasar yang menjadi acum buat seluruh pos yang umumnya diberi nomor indeks 100. Lantaran tahun dasar menjadi rujukan buat seluruh perbandingan, pilihan terbaik adalah tahun dimana kondisi usaha normal. 

c. Analisis arus kas (cash flow analysis) 
Adalah suatu analisa untuk karena-sebab berubahnya jumlah uang kas atau buat mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. Analisis ini terutama digunakan sebagai indera buat mengevaluasi asal dana penggunaan dana. Analisis arus kas menyediakan pandangan mengenai bagaimana perusahaan memperoleh pendanaannya serta menggunakan asal dananya. Walaupun analisis sederhana laporan arus kas menaruh poly kabar tentang sumber dan penggunaan dana, krusial buat menganalisis arus kas secara lebih rinci. 

d. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis) 
Adalah suatu analisa buat mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan berdasarkan periode ke periode yng lain atau perubahan laba kotor suatu periode menggunakan laba yang dibudgetkan buat periode tersebut. 

2) Metode analisis vertikal, adalah metode analisis yg dilakukan menggunakan cara menganalisis laporan keuangan dalam periode eksklusif. Metode ini terdiri berdasarkan tiga analisis, diantaranya : 

Analisis common size 
Adalah suatu metode analisis untuk mengetahui prosentase investasi dalam masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, pula buat mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosannya yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. Analisis common size menekankan pada 2 faktor, yaitu : pertama asal pendanaan, termasuk distribusi pendanaan antara kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar dan ekuitas dan yg ke 2, komposisi aktiva, termasuk jumlah buat masing-masing aktiva lancar aktiva tidak lancar. 

Analisis impas (break-even) 
Adalah analisa buat memilih tingkat penjualan yg harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut nir mengalami kerugian, tetapi jua belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa break-even ini jua akan diketahui berbagai tingkat laba atau kerugian untuk berbagai taraf penjualan. 

Analisis ratio. 
Analisis ratio adalah suatu cara buat menganalisis laporan keuangan yang membicarakan hubungan matematik antara suatu jumlah menggunakan jumlah lainnya atau perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya. 

Analisis Ratio Keuangan
Analisis rasio (ratio analysis) adalah suatu alat analisis keuangan yang sangat populer serta poly dipakai. Tetapi kiprahnya seringkali disalah pahami serta sebagai konsekuensinya, kepentingan sering dilebih-lebihkan.

Input dasar untuk analisa rasio keuangan adalah laporan rugi laba serta neraca dalam suatu periode eksklusif yg akan dinilai. Kita harus ingat bahwa rasio adalah indera untuk menyatakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari, dalam hal ini adalah kondisi financial perusahaan. Rasio adalah titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengidentifikasikan area yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Analisis rasio bisa mengungkapkan interaksi krusial dan sebagai dasar perbandingan dalam menemukan syarat dan tren yg sulit buat dideteksi dengan menyelidiki masing-masing komponen yg membentuk rasio (Wild, Subramanyan, Hasley, 2004). 

Analisa ratio digunakan buat membandingkan aneka macam perkiraan dalam kategori tidak sama, yaitu perkiraan antara perkiraan satu menggunakan yg lainnya, baik asumsi antar R/L, maupun R/L dengan neraca.

Analisa rasio tidak hanya memakai rumus terhadap data keuangan, tetapi jua mengintrepretasikan nilai rasio tadi menggunakan menggunakan beberapa analisa, yaitu:

a. Analisa antar perusahaan
Rasio perbandingan antar perusahaan yg tidak sinkron pada saat yang sama yaitu membandingkan kinerja perusahaan menggunakan perusahaan pembanding dimana nilai ratio perusahaan dibandingkan menggunakan nilai rasio perusahaan pembanding dengan tujuan buat pemugaran. Hal ini dilakukan buat menilik apakah terjadi defleksi terhadap standar industri. 

b. Analisa terencana menurut saat ke ketika atau analisa deret berkala
Hal ini dilakuakan berdasarkan pada teori bahwa perusahaan wajib dievaluasi keadaan masa lalunya buat mengetahui arah perkembangannya serta tindakan apa yang sinkron yang harus dilakukan perusahaan untuk jangka menengah serta panjang.

c. Analisa adonan 
Pendekatan yg lebih informatif terhadap analisa rasio merupakan adonan berdasarkan analisa antar perusahaan dan analisa deret bersiklus. Dalam analisa adonan terdapat kaitan antara analisa retio perusahaan menggunakan trend dari industri. Pada umumnya semakin rendah ratio mencerminkan rata-homogen penagihan perusahaan semakin baik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada melakukan analisa ratio, antara lain:
1. Sebuah ratio tunggal secara umum tidaklah bisa menaruh keterangan yang memadai buat mengetahui semua kinerja perusahaan.
2. Laporan keuangan yg dibandingkan wajib dalam periode yang sama. Apabila tidak maka penyimpangan yg ditimbulkan sang impak musiman dapat menghasilkan konklusi yang keliru lantaran pembuatan keputusan yang keliru.
3. Sebaiknya menggunakan dasar laporan keuangan yang sudah diaudit lantaran data keuangan perusahaan dapat mencerminkan syarat keuangan perusahaan yg sebenarnya.
4. Data yg diperbandingkan disususn menggunakan cara yang sama dengan menggunakan perlakuan akuntansi yang tidak sinkron khususnya buat penyusutan serta persediaan bisa menyebabkan penyimpangan dalam output analisa ratio.

Rasio wajib diinterpretasikan dengan hati-hati karena faktor-faktor yang mensugesti pembilang dapat berkorelasi menggunakan faktor yang mempengaruhi penyebut. Sebagai contoh, perusahaan bisa memperbaiki rasio beban operasi terhadap penjualan dengan mengurangi biaya yg menstimulasi penjualan. Pengurangan jenis porto seperti ini, kemungkinan membuahkan pada penurunan penjualan atau pangsa pasar jangka panjang. Dengan demikian, profitabilitas yg tampaknya membaik pada jangka pendek, bisa Mengganggu prospek perusahaan pada masa depan. Kita wajib menginterpretasikan perubahan tadi dengan tepat. Banyak rasio mempunyai variabel penting yg sama menggunakan rasio lainnya. Dengan demikian, tidaklah perlu buat menghitung seluruh rasio yang mungkin buat menganalisis sebuah situasi. Rasio, seperti sebagian akbar teknik analisis keuangan, tidak relevan pada isolasi. Rasio bermanfaat jika diinterpretasikan dalam perbandingan dengan 1) rasio tahun sebelumnya, dua) standar yang dipengaruhi sebelumnya, tiga) rasio pesaing. Pada akhirnya, variabilitas rasio sepanjang waktu sama pentingnya menggunakan trennya. 

Dengan memakai hasil analisis rasio, dapat mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan (strngth serta weakness) perusahaan pada masa lalu sebagai dasar penetapan strategi dalam masa tiba. Artinya, tujuan analisis merupakan buat mengetahui posisi keuangan pada masa lalu dan sekarang yg akan digunakan menjadi dasar pengambilan keputusan tentang kebijakan masa tiba.

Jenis-Jenis Analisa Ratio
Pada umumnya analisis terhadap rasio adalah langkah awal pada analisis keuangan guna menilai prestasi dan syarat keuangan suatu perusahaan. Ukuran yg digunakan merupakan rasio yang memperlihatkan interaksi antara dua data keuangan. Beberapa rasio keuangan dapat dikelompokkan sebagai lima macam, yaitu antara lain:
1. Rasio Likuiditas, menampakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka pendek. Rasio ini ditunjukkan dalam besar kecilnya aktiva lancar.
a. Current Ratio (ratio lancar), merupakan perbandingan antara aktiva lancar menggunakan hutang lancar. Dimana kemampuan untuk membayar hutang yg segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
b. Cash ratio (ratio of immediate solvency), adalah kemampuan buat membayar utang yg segera wajib dipenuhi menggunakan kas yang tersedia pada perusahaan dan pengaruh yang dapat segera diuangkan.
c. Quick Ratio (ratio cepat), dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar, lalu membagi sisanya menggunakan hutang lancar Dimana kemampuan untuk membayar utang yang segera wajib dipenuhi menggunakan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets).

2. Rasio aktivitas, mengukur seberapa efektif perusahaan memakai sumber – sumber daya sebagaimana digariskan sang kebijaksanaan perusahaan sebagai penjualan atau kas. Rasio ini menyangkut perbandingan antara penjualan dengan aktiva pendukung terjadinya penjualan artinya rasio ini menduga bahwa suatu perbandingan yang “layak” sine qua non antara penjualan dan berbagai aktiva contohnya : persediaan, piutang, aktiva tetap, dan lain-lain. Rasio produksi mencakup : 
a. Account receivable ratio, mengetahui jumlah saat yang diharapkan buat mengumpulkan piutang selama satu tahun yg bisa dihitung dengan cara membagi penjualan kredit dengan homogen-homogen piutang.
b. Inventaory ratio, menhitung kemampuan persediaan berputar selama satu tahun yang diukur menggunakan menggunakan inventory turnover dan waktu homogen-rata persediaan tertahan di gudang. Semakin mini nomor , maka semakin baik lantaran resiko yg semakin kecil.
c. Total asset turnover, kemampuan total aktiva buat berputar selama satu tahun buat membentuk penjualan.

3. Rasio Leverage, menunjukkan penjaminan utang, baik dengan menggunakan total aktiva maupun modal sendiri.
a. Total debt, mengukur presentase penggunaan dana berdasarkan kreditur yang dihitung dengan cara membagi total hutang dengan total aktiva. Dimana beberapa bagian menurut keseluruhan kebutuhan dana yg dibelanjai menggunakan utang atau berapa bagian berdasarkan aktiva yg digunakan buat menjamin utang.
b. Debt to equity ratio, adalah bagian dari setiap rupiah kapital sendiri yg dijadikan agunan buat keseluruhan utang. Secara sistematis bisa ditulis sebagai perbandingan antara total utang menggunakan kapital. 
c. Long term debt to equity ratio, merupakan bagian menurut setiap rupiah kapital sendiri yang dijadikan agunan buat utang jangka panjang. 
Utang jangka panjang
      Long term debt to equity ratio =      -----------------------------
                                                                     Modal sendiri
d. Tangible assets debt coverage, adalah besarnya aktiva permanen tangible yg dipakai buat mengklaim utang jangka panjang setiap rupiahnya.
Jumlah aktiva – Intangibles – utang lancar
Tangible assets debt coverage =   ------------------------------------------------------------
                                                                                    Hutang jangka panjang

e. Time interest earned, dihitung menggunakan membagi keuntungan sebelum bunga dan pajak (EBIT) menggunakan beban bunga. Rasio ini mengukur seberapa jauh laba bisa berkurang tanpa menyulitkan perusahaan pada memenuhi kewajiban membayar bunga tahunan. Dimana besarnya jaminan keuntungan buat membayar bunga utang jangka panjang.

4. Rasio profitabilitas, dipakai buat mengukur seberapa efekif pengelolaan perusahaan sebagai akibatnya membuat keuntungan sebagai berikut: 
Gross profit margin, menampakan kemampuan penjualan pada membuat keuntungan kotor. 
Net profit margin, kemampuan setiap rupiah penjualan buat membuat laba bersih (Earning After Tax, EAT) 
Return on total assets, menampakan kemampuan total aktiva membuat keuntungan sebelum dipotong bunga serta pajak (EBIT) 
Rate of return on investment, kemampuan aktiva rata-rata dalam membuat laba setelah pajak. 
Return on equity, Kemampuan dari kapital sendiri untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham preferen serta saham biasa. 

5. Rasio pasar, diterapkan buat perusahaan yg telah go public serta mengukur kemampuan perusahaan pada membangun nilai terutama dalam pemegang saham serta calon investor. Rasio pasar mencerminkan penilaian pemgang saham menurut segala aspek atas kinerja masa lalu perusahaan dan asa kinerja pada masa yang akan tiba. 
Earning per share, menerangkan jumlah pendapatan bersih yg tersedia buat pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yg beredar. 
Price earning ratio, rasio antara harga pasar saham menggunakan laba per lbr saham. Jika rasio ini lebih rendah menurut dalam rasio industri homogen, bisa merupakan indikasi bahwa investasi dalam saham perusahaan ini lebih beresiko daripada rata -rata industri. Rasio harga pasar dalam biasanya dipakai buat melihat saham perusahaan dan mengukur julah uang dimana investor bersedia membayar buat setiap rupiah pendapatan perusahaan. Besarnya rasio harga pasar menunjukkan taraf agama investor terhadap kinerja perusahaan pada masa depan. 
Market to book value, perbandingan antara nilai pasar saham dengan nilai kitab saham, pula adalah indikasi bahwa para investor menghargai perusahaan. Ratio harga pasar per nilai buku menunjukkan bagaimana evaluasi investor terhadap kinerja perusahaan. Ratio ini menghubungkan nilai pasar saham perusahaan terhadap nilai kitab atau nilai akutansi. Untuk menghitungnya pertama harus dihitung nilai kitab per lembar saham biasa. 
                                                                                    Ekuitas saham biasa
      Niali buku per lembar saham biasa = ------------------------------------------------------    
Jumlah lembar saham biasa yang beredar

Tabel  Ratio keuangan buat Perusahaan x
Ratio Keuangan

Cara Perhitungan

19x2

19x3

Ratio Liquiditas:




Curent ratio
Aktiva lancar
2,2
2,17

Utang lancar


Quick ratio
Kas+surat berharga+piutang
1,3
1,26

Utang lancar


Cash ratio
Kas+surat berharga+piutang
0,91
1,00

Utang lancar






Ratio Aktivitas




Account receivable turnover
Penjualan kredit bersih
8,16
4,57

Piutang rata-rata


Average collection periode
______365______
44,7 hari
79,9 hari

Perputaran piutang


Inventory turnover
Harga pokok penjualan
1,26
1,05

rata-homogen persediaan


Average age of inventory
_________365_________
289,7 hari
3,47 hari

Perputaran persediaan


Operating cycle
Average collection periode+
334,4 hari
427,lima hari

Average age of inventory


Total asset turnover
__Penjualan bersih__
0,530
0,381

Total aktiva homogen-rata






Ratio Leverage




Debt ratio
Total utang
0,63
0,62

Total aktiva


Debt/ Equity ratio
__Total utang__
1,67
1,60

Modal sendiri


Time interest eamed
___EBIT___
11 kali
9 kali

Biaya bunga






Ratio Profitabilitas




Gross profit margin
__Laba kotor__
0,41
0,12

Penjualan bersih


Profit margin
________EAT______
0,12
0,12

Penjualan bersih


Return on total assets
________EAT______
0,0623
0,1200

Total aktiva homogen-rata


Return on common equity
_______EAT_______
0,17
0,17

Modal sendiri






Nilai pasar




Eamings per share
EAT - Dividend Sh Preferen
Rp dua,67
Rp dua,13

Jumlah Sh biasa beredar


Price/Eamings ratio
Harga pasar per saham
8,24
9,39

Eamings per share


Book value per share
Modal sendiri - saham preferen
Rp 16,67
Rp 18,80

Jumlah Sh biasa beredar


Dividend yield
__Dividend per saham__



Harga pasar per saham


Dividend payout
__Dividend per saham__



Pendapatan per saham






Sumber: Moeljadi, 2006

Intrepretasi Analisa Ratio
Dari model analisa ratio dalam tabel 1. Untuk Perusahaan x, maka nilai ratio buat tahun 19x3 tadi dapat diintrepretasikan:

1. Rasio Likuiditas, 
a. Current Ratio = dua,17 : berarti setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin sang aktiva lancar sebanyak Rp dua,17
b. Cash ratio = 1,26 : berarti setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin sang kas, surat berharga dan piutang sebesar Rp 1.26
c. Quick Ratio = 0,91 : berarti setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin Rp 0,91 uang kas.

Liquiditas persediaan yang rendah dapat diakibatkan oleh dua faktor yaitu:
a) terlalu banyak macam persediaan macam persediaan yg tidak bisa dijual menggunakan gampang karena merupakan barang setengan jadi, barang lama atau barang buat kegunaan eksklusif.
b) apabila barang tadi dijual menggunakan kredit maka akan sebagai piutang terlebih dahulu sebelum sebagai uang kas. Ratio cepat merupakan alat ukur likuiditas yg lebih baik jika persediaan nir mudah diuangkan. Jika persediaan likuid maka rasio lancar merupakan ukuran likuiditas yg lebih disukai.

Pada umumnya menurut ke 3 indera ukur likuiditas yang telah diterangkan diatas, apabila meningkat nilainyan maka likuiditas perusahaan semakin baik. Kelebihan likuiditas akan mengurangi resiko ketidakmampuan memenuhi kewajiban jangka pendek yang sudah jatuh tempo sehingga akan mengurangi keuntungan. Jadi porto buat meningkatkan likuiditas adalah pertukaran antara laba serta likuiditas.

2. Rasio kegiatan: 
a. Account receivable ratio = 4,57 kali, ialah dana yang tertanam pada piutang itu mampu berputar sebesar 4,57 kali dalam satu tahun. Averege Collection Periodenya merupakan 80 hari, yang artinya dibutuhkan saat homogen-rata 80 hari buat mengumpulkan mengumpulkan piutang menjadi uang kas kembali. Semakin singkat, maka semakin baik sebab semakin cepat tertagih.

b. Inventaory ratio = 1,05 kali, merupakan kemampuan dana yg tertanam pada persediaan buat berputar pada tahun 19x3 itu adalah 1,05 kali. Sedangkan saat rata-rata menurut persediaan tertahan di gudang dihitung menggunakan average of inventory, atau sama dengan 347,6 hari. Semakin kecil nomor , maka semakin baik karena resiko yang semakin mini .

Untuk mengetahui siklus operasi pada bisnis tertentu digunakan berukuran operating cycle yang memberitahuakn jumlah hari yg diharapkan buat mengonversikan persediaan piutang hingga kembali sebagai uang kas.

Operating cycle = Averege Collection Periode + average of inventory

c. Total asset turnover = 0.381, artinya kemampuan dana yang tertanam dalam total aktiva rata-rata hanya dapat berputar 0,381 kali dalam 1 tahun sehingga menghasilkan penerimaan penjualan bersih. Dengan kata lain, setiap Rp 1,00 aktiva hanya sanggup menghasilkan penjualan sebesar Rp 0,381. Semakin kecil ratio tersebut, maka semakin buruk.

3. Rasio Leverage.
a. Total debt = 0,62 : adalah 62% berdasarkan total aktiva itu dibiayai dengan menggunakan dana yang dari menurut utang.
b. Debt to equity ratio = 1,60 : artinya bagian menurut utang yang dijamin sang modal sendiri hanya sebesar 1/(1,6) = 0,625 stsu 62,lima%. Jadi, jika perusahaan itu dilikuidasi, maka bagian utang yang dapat dijamin dengan menggunakan modal sendiri hanya 62,5%. 
c. Long term debt to equity ratio = 0,95 adalah hanya 95% menurut modal sendiri yang akan digunakan untuk mengklaim utang jangka panjang.
d. Time interest earned = 9 kali, adalah EBIT yg diperoleh itu 9 kali porto bunga, atau bisa pula diartikan bahwa setiap Rp 1,00 bunga dijamin sang Rp 9,00 EBIT

4. Rasio profitabilitas
a. Gross profit margin = 0,38 artinya setiap penjualan Rp 1,00 akan membuat keuntungan kotor sebesar Rp 0,38
b. Net profit margin = 0,12 adalah Rp 1,00 penjualan bisa menghasilkan Rp 0,12 keuntungan sehabis pajak (EAT)
c. Return on total assets = 0,08 adalah Rp 1,00 total aktiva sanggup membentuk Rp 0,08 keuntungan sebelum dipotong bunga dan pajak (EBIT)
d. Rate of return on investment = 0,0457 adalah setiap Rp 1,00 aktiva rata-rat mempu menghasilkan laba sesudah pajak sebesar Rp 0,0457
e. Return on equity = 0,123 adalah setiap Rp 1,00 kapital sendiri bisa membuat Rp 0,123 buat para pemegang saham.

5. Rasio pasar 
Earning per share =dua,12 
Price earning ratio = 9,39 ialah semakin tinggi nilai ratio P/E ini maka semakin baik karena dapt menerangkan tingginya tingkat pertumbuhan dividen yg dibutuhkan oleh para pemodal. 
Market to book value = 18,80 

Analisa Ratio Keseluruhan
Dalam menganalisis analisa Rasio Keseluruhan bisa memakai pendekatan ANALISA SISTEM DUPONT

Analisa sistem DuPont dipakai oleh manager keuangan buat membedah secara terstruktur laporan keuangan dan menilai syarat keuangan perusahaan (Ridwan, 2003). Sistem DuPont menggabungkan laporan keuntungan/rugi dan neraca pada dua kompendium indera ukur yaitu Hasil Atas Aset atau HAA (Return on Total Aset) dan Hasil Atas Equitas atau HAE (Return on Equity)

HAA = Margin Laba Bersih x Perputaran Total Aktiva
            Laba bersih selesainya pajak                 Penjualan                       Laba higienis sesudah pajak
            ------------------------------   x   ---------------          =   -----------------------------
   Penjualan                                    Total aktiva                         Total aktiva

HAE = HAA x PTK (Pengganda Tingkat Keuangan)
            Laba higienis setelah pajak        Total aktiva                 Laba bersih selesainya pajak
            ------------------------------    x  -----------------     =   ---------------------------------
                        Total aktiva                   Ekuitas                                  Ekuitas

Analisa sistem DuPont

MANAJEMEN KEUANGAN PENDEKATAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF

Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif 
Seiring menggunakan krisis multi dimensi yang melanda Indonesia, poly kasus serta penderitaan yg dialami bangsa ini. Yang termasuk menonjol merupakan dalam aspek ekonomi, yakni terpuruknya aktivitas ekonomi lantaran semakin banyak perusahaan yang bangkrut, perbankan yang dilikuidasi dan meningkatnya jumlah energi kerja yang menganggur. Penyebab dari krisis ini, bukanlah lantaran fundamental ekonomi yg lemah saja, namun karena utang partikelir luar negeri yg sudah mencapai jumlah yang relatif besar . Krisis yang berkepanjangan ini adalah krisis merosotnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam, dampak adanya spekulasi serta jatuh temponya utang swasta luar negeri pada jumlah yg besar dan secara bersamaan sehingga permintaan akan dolar semakin tinggi, ditambah lagi dengan banyak terjadinya bala alam yg mengakibatkan nilai tukar rupiah yg semakin lemah. 

Kebangkrutan suatu perusahaan bisa ditinjau dan diukur melalui laporan keuangan. Laporan Keuangan yg diterbitkan oleh perusahaan adalah galat satu asal informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja dan perubahan posisi keuangan perusahaan, yang sangat berguna buat mendukung pengambilan keputusan yang tepat, data keuangan wajib dikonversi menjadi keterangan yang berguna pada pengambilan keputusan ekonomis. Hal ini ditempuh menggunakan cara melakukan analisis dalam bentuk rasio-rasio keuangan. Terdapat empat hal yang mendorong analisis laporan keuangan menggunakan model rasio keuangan yaitu :
1. Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau antar waktu
2. Untuk menciptakan data sebagai lebih memenuhi perkiraan alat statistik yang digunakan
3. Untuk menginvestigasi teori yg terkait menggunakan rasio keuangan
4. Untuk mempelajari hubungan empirik antara rasio keuangan dan perkiraan atau prediksi variabel eksklusif (seperti kebangkrutan atau financial distress). 

Salah satu aspek pentingnya analisis terhadap laporan keuangan dari sebuah perusahaan merupakan buat meramal kontinuitas atau kelangsungan hidup perusahaan. Prediksi kelangsungan hidup perusahaan sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan buat mengantisipasi kemungkinan adanya potensi kebangkrutan. 

Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah kombinasi dari data keuangan suatu perusahaan yg menggambarkan kemajuan perusahaan serta dibentuk secara periodik. Ada beberapa pengertian laporan keuangan antara lain menjadi berikut: 
a. Menurut Munawir (2002), laporan keuangan merupakan hasil menurut proses akuntansi yg bisa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau kegiatan suatu perusahaan dengan pihak-pihak yg berkepentingan dengan dana atau aktivitas perusahaan tadi.
b. Sedangkan dari Harnanto (1998), laporan keuangan adalah keadaan laba serta output usaha perusahaan serta memberikan rangkuman historis berdasarkan asal ekonomi, kewajiban perusahaan serta aktivitas yg menyebabkan perubahan terhadap asal ekonomi yg dinyatakan secara kuantitatif dalam satuan mata uang. 

Laporan keuangan menggambarkan efek keuangan berdasarkan transaksi dan insiden lain yang diklasifikasikan pada beberapa kelompok besar berdasarkan ciri ekonominya.

Laporan keuangan bersama pengungkapannya dibentuk perusahaan menggunakan tujuan memberikan informasi yang berguna buat pengambilan keputusan–keputusan investasi dan pendanaan

Tujuan ini terangkum menggunakan disajikannya laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas serta pengungkapan laporan keuangan. Selain itu, tujuan umum laporan keuangan merupakan memberikan fakta mengenai posisi keuangan, kinerja serta arus kas, perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka menciptakan keputusan-keputusn ekonomi dan memberitahuakn pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan asal daya yg dipercayakan pada mereka pada rangka mencapai tujuan tadi, suatu laporan keuangan menyajikan keterangan tentang perusahaan yg meliput: 1) aktiva, dua) kewajiban, tiga) ekuitas, 4) pendapatan, beban termasuk laba serta kerugian, 5) arus kas. 

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai ini dia:
a. Neraca
Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yg menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan dalam waktu eksklusif maksudnya merupakan memperlihatkan keadaan keuangan dalam tanggal eksklusif umumnya pada saat tutup buku. 

b. Laporan keuntungan rugi 
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang sistematis mengenai penghasilan, porto, rugi keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Tujuan utama laporan keuntungan rugi adalah melaporkan kemampuan riil perusahaan pada membuat laba. Laporan laba rugi perusahan tersaji sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yg dibutuhkan bagi penyajian secara masuk akal. 

c. Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan. Perusahaan wajib menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan,yang menerangkan:

Laporan perubahan ekuitas, kecuali buat perubahan yang dari menurut transaksi menggunakan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen, menggambarkan jumlah keuntungan serta kerugian yg dari menurut kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan. 

d. Laporan arus kas 
Laporan arus kas bisa memberikan kabar yang memungkinkan para pemakai buat mengevaluasi perubahan pada aktiva higienis perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) serta kemampuan buat mempengaruhi jumlah dan ketika arus kas dalam rangka adaptsi menggunakan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan pada membentuk kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan contoh buat menilai serta membandingkan nilai kini berdasarkan arus kas masa depan (future cash flow) dari aneka macam perusahaan.

e. Catatan atas lapoaran keuangan
Catatan atas laporan keuangan wajib tersaji secara sistematis. Setiap pos pada neraca, laporan laba rugi serta laporan arus kas harus berkaitan menggunakan keterangan yg masih ada catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan menyampaikan: 
  • Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih serta diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yg penting
  • Informasi yang diwajibkan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak tersaji pada neraca, laporan keuntungan rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas
  • Informasi tambahan yg nir disajikan dalam laporan keuangan namun diharapkan dalam rangka penyajian secar wajar
Analisis Laporan Keuangan
Menurut Leopold A. Bernstein, analisis laporan keuangan adalah suatu proses yg penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan serta output operasi perusahaan pada masa sekarang serta masa kemudian, dengan tujuan buat memilih estimasi serta prediksi yang paling mungkin tentang kondisi dan kinerja perusahaan dalam masa mendatang (Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty, 2002). 

Analisis laporan keuangan meliputi pengaplikasian banyak sekali alat serta teknik analisis dalam laporan dan data keuangan dalam rangka buat memperoleh berukuran-ukuran dan interaksi-hubungan yang berarti dan bermanfaat pada proses pengambilan keputusan.

Tujuan analisis laporan keuangan sendiri berdasarkan Dwi Prastowo serta Rifka Juliaty (2002) antara lain : 
  • sebagai alat screening awal dalam menentukan alternatif investasi atau merger 
  • sebagai alat forecasting tentang kondisi dan kinerja keuangan di masa datang
  • sebagai proses penaksiran terhadap perkara-perkara manajemen, operasi atau kasus lainnya 
  • sebagai alat penilaian terhadap manajemen. 
Menurut Dwi Prastowo, teknik analisis laporan keuangan dikategorikan menjadi 2 metode, yaitu :
1) Metode analisis horizontal, merupakan metode analisis yang dilakukan menggunakan cara membandingkan laporan keuangan sang beberapa periode sebagai akibatnya dapat diketahui perkembangan serta kecenderungannya. Metode ini terdiri dari 4 analisis, diantaranya :
a. Analisis komparatif (comparative financial statement analysis) 
Analisis ini dilakukan dengan cara mempelajari neraca, laporan keuntungan rugi atau laporan arus kas yang berurutan dari satu periode ke periode berikutnya. 

b. Analisis ekspresi dominan 
Adalah suatu metode atau teknik analisa buat mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menampakan kecenderungan tetap, naik atau bahkan turun. Sebuah alat yang berguna buat perbandingan tren jangka panjang adalah tren angka indeks. Analisis ini memerlukan tahun dasar yg menjadi acum buat seluruh pos yg umumnya diberi nomor indeks 100. Lantaran tahun dasar menjadi acum buat semua perbandingan, pilihan terbaik adalah tahun dimana kondisi bisnis normal. 

c. Analisis arus kas (cash flow analysis) 
Adalah suatu analisa buat sebab-karena berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui asal-asal serta penggunaan uang kas selama periode eksklusif. Analisis ini terutama dipakai sebagai indera buat mengevaluasi sumber dana penggunaan dana. Analisis arus kas menyediakan pandangan tentang bagaimana perusahaan memperoleh pendanaannya serta menggunakan asal dananya. Walaupun analisis sederhana laporan arus kas memberikan banyak kabar tentang asal dan penggunaan dana, krusial untuk menganalisis arus kas secara lebih rinci. 

d. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis) 
Adalah suatu analisa untuk mengetahui karena-sebab perubahan keuntungan kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yng lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yg dibudgetkan buat periode tadi. 

2) Metode analisis vertikal, adalah metode analisis yang dilakukan menggunakan cara menganalisis laporan keuangan pada periode eksklusif. Metode ini terdiri berdasarkan tiga analisis, diantaranya : 

Analisis common size 
Adalah suatu metode analisis buat mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosannya yang terjadi dihubungkan menggunakan jumlah penjualannya. Analisis common size menekankan dalam 2 faktor, yaitu : pertama sumber pendanaan, termasuk distribusi pendanaan antara kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar dan ekuitas dan yg ke 2, komposisi aktiva, termasuk jumlah buat masing-masing aktiva lancar aktiva nir lancar. 

Analisis impas (break-even) 
Adalah analisa buat memilih taraf penjualan yg harus dicapai oleh suatu perusahaan supaya perusahaan tersebut nir mengalami kerugian, namun juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa break-even ini pula akan diketahui aneka macam taraf keuntungan atau kerugian buat berbagai tingkat penjualan. 

Analisis ratio. 
Analisis ratio merupakan suatu cara buat menganalisis laporan keuangan yg mengungkapkan hubungan matematik antara suatu jumlah menggunakan jumlah lainnya atau perbandingan antara satu pos menggunakan pos lainnya. 

Analisis Ratio Keuangan
Analisis rasio (ratio analysis) merupakan suatu indera analisis keuangan yg sangat populer serta banyak dipakai. Tetapi perannya seringkali disalah pahami dan sebagai konsekuensinya, kepentingan sering dilebih-lebihkan.

Input dasar buat analisa rasio keuangan merupakan laporan rugi laba dan neraca dalam suatu periode tertentu yg akan dinilai. Kita harus ingat bahwa rasio merupakan indera untuk menyatakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari, dalam hal ini adalah kondisi financial perusahaan. Rasio merupakan titik awal, bukan titik akhir. Rasio yg diinterpretasikan menggunakan sempurna mengidentifikasikan area yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Analisis rasio dapat menyampaikan hubungan penting serta menjadi dasar perbandingan pada menemukan syarat dan tren yang sulit buat dideteksi dengan menyelidiki masing-masing komponen yang menciptakan rasio (Wild, Subramanyan, Hasley, 2004). 

Analisa ratio digunakan buat membandingkan aneka macam asumsi dalam kategori tidak sama, yaitu perkiraan antara perkiraan satu menggunakan yang lainnya, baik perkiraan antar R/L, maupun R/L dengan neraca.

Analisa rasio tidak hanya menggunakan rumus terhadap data keuangan, tetapi juga mengintrepretasikan nilai rasio tadi menggunakan menggunakan beberapa analisa, yaitu:

a. Analisa antar perusahaan
Rasio perbandingan antar perusahaan yg tidak selaras dalam saat yg sama yaitu membandingkan kinerja perusahaan menggunakan perusahaan pembanding dimana nilai ratio perusahaan dibandingkan dengan nilai rasio perusahaan pembanding dengan tujuan buat pemugaran. Hal ini dilakukan buat menilik apakah terjadi penyimpangan terhadap baku industri. 

b. Analisa terjadwal berdasarkan waktu ke waktu atau analisa deret berkala
Hal ini dilakuakan dari dalam teori bahwa perusahaan wajib dievaluasi keadaan masa lalunya buat mengetahui arah perkembangannya dan tindakan apa yg sinkron yg wajib dilakukan perusahaan buat jangka menengah dan panjang.

c. Analisa adonan 
Pendekatan yg lebih informatif terhadap analisa rasio adalah campuran menurut analisa antar perusahaan serta analisa deret bersiklus. Dalam analisa adonan masih ada kaitan antara analisa retio perusahaan menggunakan animo dari industri. Pada umumnya semakin rendah ratio mencerminkan rata-rata penagihan perusahaan semakin baik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisa ratio, antara lain:
1. Sebuah ratio tunggal secara umum tidaklah dapat memberikan berita yg memadai buat mengetahui seluruh kinerja perusahaan.
2. Laporan keuangan yg dibandingkan harus dalam periode yg sama. Apabila nir maka penyimpangan yang ditimbulkan sang efek musiman bisa menghasilkan konklusi yang keliru lantaran pembuatan keputusan yg keliru.
3. Usahakan memakai dasar laporan keuangan yang telah diaudit karena data keuangan perusahaan bisa mencerminkan syarat keuangan perusahaan yg sebenarnya.
4. Data yang diperbandingkan disususn menggunakan cara yg sama menggunakan memakai perlakuan akuntansi yg tidak selaras khususnya buat penyusutan dan persediaan bisa menyebabkan distorsi pada hasil analisa ratio.

Rasio harus diinterpretasikan dengan hati-hati lantaran faktor-faktor yg menghipnotis pembilang dapat berkorelasi dengan faktor yang mensugesti penyebut. Sebagai contoh, perusahaan bisa memperbaiki rasio beban operasi terhadap penjualan menggunakan mengurangi biaya yang menstimulasi penjualan. Pengurangan jenis biaya seperti ini, kemungkinan mengakibatkan pada penurunan penjualan atau pangsa pasar jangka panjang. Dengan demikian, profitabilitas yang tampaknya membaik dalam jangka pendek, dapat menghambat prospek perusahaan pada masa depan. Kita wajib menginterpretasikan perubahan tadi menggunakan tepat. Banyak rasio mempunyai variabel krusial yg sama dengan rasio lainnya. Dengan demikian, tidaklah perlu untuk menghitung semua rasio yg mungkin buat menganalisis sebuah situasi. Rasio, misalnya sebagian besar teknik analisis keuangan, tidak relevan pada isolasi. Rasio bermanfaat apabila diinterpretasikan dalam perbandingan menggunakan 1) rasio tahun sebelumnya, dua) standar yang ditentukan sebelumnya, tiga) rasio pesaing. Pada akhirnya, variabilitas rasio sepanjang saat sama pentingnya dengan trennya. 

Dengan memakai output analisis rasio, bisa mengetahui kekuatan-kekuatan serta kelemahan-kelemahan (strngth serta weakness) perusahaan dalam masa lalu sebagai dasar penetapan strategi dalam masa datang. Artinya, tujuan analisis adalah buat mengetahui posisi keuangan dalam masa kemudian serta sekarang yang akan digunakan menjadi dasar pengambilan keputusan tentang kebijakan masa datang.

Jenis-Jenis Analisa Ratio
Pada umumnya analisis terhadap rasio merupakan langkah awal pada analisis keuangan guna menilai prestasi dan kondisi keuangan suatu perusahaan. Ukuran yang dipakai merupakan rasio yang menunjukkan hubungan antara 2 data keuangan. Beberapa rasio keuangan dapat dikelompokkan sebagai 5 macam, yaitu antara lain:
1. Rasio Likuiditas, menampakan kemampuan perusahaan pada memenuhi kewajiban financial jangka pendek. Rasio ini ditunjukkan pada besar kecilnya aktiva lancar.
a. Current Ratio (ratio lancar), merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dimana kemampuan buat membayar hutang yg segera wajib dipenuhi dengan aktiva lancar.
b. Cash ratio (ratio of immediate solvency), adalah kemampuan buat membayar utang yang segera harus dipenuhi menggunakan kas yg tersedia pada perusahaan serta imbas yg dapat segera diuangkan.
c. Quick Ratio (ratio cepat), dihitung dengan mengurangkan persediaan berdasarkan aktiva lancar, lalu membagi sisanya dengan hutang lancar Dimana kemampuan buat membayar utang yang segera wajib dipenuhi dengan aktiva lancar yg lebih likuid (quick assets).

2. Rasio kegiatan, mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan asal – asal daya sebagaimana digariskan oleh kebijaksanaan perusahaan sebagai penjualan atau kas. Rasio ini menyangkut perbandingan antara penjualan menggunakan aktiva pendukung terjadinya penjualan ialah rasio ini menganggap bahwa suatu perbandingan yg “layak” sine qua non antara penjualan dan banyak sekali aktiva contohnya : persediaan, piutang, aktiva permanen, serta lain-lain. Rasio produksi mencakup : 
a. Account receivable ratio, mengetahui jumlah waktu yang diharapkan buat mengumpulkan piutang selama satu tahun yang bisa dihitung dengan cara membagi penjualan kredit dengan rata-rata piutang.
b. Inventaory ratio, menhitung kemampuan persediaan berputar selama satu tahun yang diukur dengan menggunakan inventory turnover dan ketika homogen-homogen persediaan tertahan pada gudang. Semakin mini nomor , maka semakin baik lantaran resiko yg semakin kecil.
c. Total asset turnover, kemampuan total aktiva buat berputar selama satu tahun buat menghasilkan penjualan.

3. Rasio Leverage, memberitahuakn penjaminan utang, baik menggunakan menggunakan total aktiva juga kapital sendiri.
a. Total debt, mengukur presentase penggunaan dana menurut kreditur yang dihitung dengan cara membagi total hutang dengan total aktiva. Dimana beberapa bagian menurut holistik kebutuhan dana yg dibelanjai dengan utang atau berapa bagian berdasarkan aktiva yang digunakan buat menjamin utang.
b. Debt to equity ratio, adalah bagian dari setiap rupiah kapital sendiri yang dijadikan jaminan buat keseluruhan utang. Secara sistematis bisa ditulis sebagai perbandingan antara total utang menggunakan modal. 
c. Long term debt to equity ratio, merupakan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yg dijadikan agunan buat utang jangka panjang. 
Utang jangka panjang
      Long term debt to equity ratio =      -----------------------------
                                                                     Modal sendiri
d. Tangible assets debt coverage, merupakan besarnya aktiva permanen tangible yang dipakai buat menjamin utang jangka panjang setiap rupiahnya.
Jumlah aktiva – Intangibles – utang lancar
Tangible assets debt coverage =   ------------------------------------------------------------
                                                                                    Hutang jangka panjang

e. Time interest earned, dihitung menggunakan membagi laba sebelum bunga serta pajak (EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini mengukur seberapa jauh laba bisa berkurang tanpa menyulitkan perusahaan pada memenuhi kewajiban membayar bunga tahunan. Dimana besarnya jaminan keuntungan buat membayar bunga utang jangka panjang.

4. Rasio profitabilitas, dipakai buat mengukur seberapa efekif pengelolaan perusahaan sehingga membuat laba sebagai berikut: 
Gross profit margin, memperlihatkan kemampuan penjualan pada membuat keuntungan kotor. 
Net profit margin, kemampuan setiap rupiah penjualan untuk menghasilkan laba higienis (Earning After Tax, EAT) 
Return on total assets, menunjukkan kemampuan total aktiva membentuk keuntungan sebelum dipotong bunga serta pajak (EBIT) 
Rate of return on investment, kemampuan aktiva homogen-homogen dalam membuat laba selesainya pajak. 
Return on equity, Kemampuan menurut kapital sendiri buat membentuk laba bagi pemegang saham preferen dan saham biasa. 

5. Rasio pasar, diterapkan buat perusahaan yg telah go public dan mengukur kemampuan perusahaan dalam membangun nilai terutama pada pemegang saham dan calon investor. Rasio pasar mencerminkan penilaian pemgang saham dari segala aspek atas kinerja masa kemudian perusahaan serta harapan kinerja pada masa yang akan tiba. 
Earning per share, menampakan jumlah pendapatan bersih yang tersedia untuk pemegang saham biasa dibagi menggunakan jumlah lbr saham biasa yg beredar. 
Price earning ratio, rasio antara harga pasar saham menggunakan laba per lembar saham. Apabila rasio ini lebih rendah dari dalam rasio industri homogen, sanggup adalah indikasi bahwa investasi dalam saham perusahaan ini lebih beresiko daripada homogen -rata industri. Rasio harga pasar pada umumnya digunakan buat melihat saham perusahaan serta mengukur julah uang dimana investor bersedia membayar buat setiap rupiah pendapatan perusahaan. Besarnya rasio harga pasar memperlihatkan tingkat agama investor terhadap kinerja perusahaan di masa depan. 
Market to book value, perbandingan antara nilai pasar saham menggunakan nilai kitab saham, jua merupakan pertanda bahwa para investor menghargai perusahaan. Ratio harga pasar per nilai buku memperlihatkan bagaimana evaluasi investor terhadap kinerja perusahaan. Ratio ini menghubungkan nilai pasar saham perusahaan terhadap nilai kitab atau nilai akutansi. Untuk menghitungnya pertama wajib dihitung nilai kitab per lbr saham biasa. 
                                                                                    Ekuitas saham biasa
      Niali buku per lembar saham biasa = ------------------------------------------------------    
Jumlah lbr saham biasa yang beredar

Tabel  Ratio keuangan buat Perusahaan x
Ratio Keuangan

Cara Perhitungan

19x2

19x3

Ratio Liquiditas:




Curent ratio
Aktiva lancar
2,2
2,17

Utang lancar


Quick ratio
Kas+surat berharga+piutang
1,3
1,26

Utang lancar


Cash ratio
Kas+surat berharga+piutang
0,91
1,00

Utang lancar






Ratio Aktivitas




Account receivable turnover
Penjualan kredit bersih
8,16
4,57

Piutang rata-rata


Average collection periode
______365______
44,7 hari
79,9 hari

Perputaran piutang


Inventory turnover
Harga pokok penjualan
1,26
1,05

rata-homogen persediaan


Average age of inventory
_________365_________
289,7 hari
3,47 hari

Perputaran persediaan


Operating cycle
Average collection periode+
334,4 hari
427,lima hari

Average age of inventory


Total asset turnover
__Penjualan bersih__
0,530
0,381

Total aktiva homogen-rata






Ratio Leverage




Debt ratio
Total utang
0,63
0,62

Total aktiva


Debt/ Equity ratio
__Total utang__
1,67
1,60

Modal sendiri


Time interest eamed
___EBIT___
11 kali
9 kali

Biaya bunga






Ratio Profitabilitas




Gross profit margin
__Laba kotor__
0,41
0,12

Penjualan bersih


Profit margin
________EAT______
0,12
0,12

Penjualan bersih


Return on total assets
________EAT______
0,0623
0,1200

Total aktiva homogen-rata


Return on common equity
_______EAT_______
0,17
0,17

Modal sendiri






Nilai pasar




Eamings per share
EAT - Dividend Sh Preferen
Rp 2,67
Rp 2,13

Jumlah Sh biasa beredar


Price/Eamings ratio
Harga pasar per saham
8,24
9,39

Eamings per share


Book value per share
Modal sendiri - saham preferen
Rp 16,67
Rp 18,80

Jumlah Sh biasa beredar


Dividend yield
__Dividend per saham__



Harga pasar per saham


Dividend payout
__Dividend per saham__



Pendapatan per saham






Sumber: Moeljadi, 2006

Intrepretasi Analisa Ratio
Dari contoh analisa ratio pada tabel 1. Buat Perusahaan x, maka nilai ratio buat tahun 19x3 tersebut bisa diintrepretasikan:

1. Rasio Likuiditas, 
a. Current Ratio = dua,17 : berarti setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebanyak Rp dua,17
b. Cash ratio = 1,26 : berarti setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin sang kas, surat berharga serta piutang sebanyak Rp 1.26
c. Quick Ratio = 0,91 : berarti setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin Rp 0,91 uang kas.

Liquiditas persediaan yang rendah dapat diakibatkan oleh 2 faktor yaitu:
a) terlalu poly macam persediaan macam persediaan yang tidak dapat dijual dengan mudah lantaran merupakan barang setengan jadi, barang lama atau barang buat kegunaan eksklusif.
b) apabila barang tadi dijual dengan kredit maka akan sebagai piutang terlebih dahulu sebelum menjadi uang kas. Ratio cepat adalah alat ukur likuiditas yg lebih baik bila persediaan tidak gampang diuangkan. Jika persediaan likuid maka rasio lancar merupakan ukuran likuiditas yg lebih disukai.

Pada umumnya dari ke tiga indera ukur likuiditas yg sudah diterangkan diatas, bila meningkat nilainyan maka likuiditas perusahaan semakin baik. Kelebihan likuiditas akan mengurangi resiko ketidakmampuan memenuhi kewajiban jangka pendek yg sudah jatuh tempo sehingga akan mengurangi keuntungan. Jadi biaya buat menaikkan likuiditas adalah pertukaran antara keuntungan dan likuiditas.

2. Rasio aktivitas: 
a. Account receivable ratio = 4,57 kali, adalah dana yang tertanam pada piutang itu sanggup berputar sebanyak 4,57 kali dalam satu tahun. Averege Collection Periodenya merupakan 80 hari, yg ialah diharapkan saat homogen-rata 80 hari buat mengumpulkan mengumpulkan piutang menjadi uang kas kembali. Semakin singkat, maka semakin baik karena semakin cepat tertagih.

b. Inventaory ratio = 1,05 kali, artinya kemampuan dana yg tertanam pada persediaan untuk berputar dalam tahun 19x3 itu merupakan 1,05 kali. Sedangkan ketika homogen-rata menurut persediaan tertahan pada gudang dihitung menggunakan average of inventory, atau sama menggunakan 347,6 hari. Semakin kecil angka, maka semakin baik karena resiko yg semakin mini .

Untuk mengetahui siklus operasi pada bisnis tertentu digunakan berukuran operating cycle yang menunjukkan jumlah hari yg dibutuhkan buat mengonversikan persediaan piutang hingga pulang menjadi uang kas.

Operating cycle = Averege Collection Periode + average of inventory

c. Total asset turnover = 0.381, ialah kemampuan dana yg tertanam dalam total aktiva rata-homogen hanya dapat berputar 0,381 kali pada 1 tahun sehingga menghasilkan penerimaan penjualan bersih. Dengan kata lain, setiap Rp 1,00 aktiva hanya mampu menghasilkan penjualan sebanyak Rp 0,381. Semakin mini ratio tersebut, maka semakin tidak baik.

3. Rasio Leverage.
a. Total debt = 0,62 : ialah 62% menurut total aktiva itu dibiayai menggunakan memakai dana yang dari dari utang.
b. Debt to equity ratio = 1,60 : adalah bagian berdasarkan utang yang dijamin oleh modal sendiri hanya sebanyak 1/(1,6) = 0,625 stsu 62,5%. Jadi, jika perusahaan itu dilikuidasi, maka bagian utang yg dapat dijamin dengan menggunakan modal sendiri hanya 62,5%. 
c. Long term debt to equity ratio = 0,95 artinya hanya 95% berdasarkan modal sendiri yang akan dipakai buat menjamin utang jangka panjang.
d. Time interest earned = 9 kali, ialah EBIT yg diperoleh itu 9 kali porto bunga, atau dapat pula diartikan bahwa setiap Rp 1,00 bunga dijamin oleh Rp 9,00 EBIT

4. Rasio profitabilitas
a. Gross profit margin = 0,38 ialah setiap penjualan Rp 1,00 akan membuat keuntungan kotor sebesar Rp 0,38
b. Net profit margin = 0,12 ialah Rp 1,00 penjualan sanggup membuat Rp 0,12 keuntungan selesainya pajak (EAT)
c. Return on total assets = 0,08 merupakan Rp 1,00 total aktiva mampu menghasilkan Rp 0,08 laba sebelum dipotong bunga serta pajak (EBIT)
d. Rate of return on investment = 0,0457 artinya setiap Rp 1,00 aktiva rata-rat mempu membentuk laba selesainya pajak sebesar Rp 0,0457
e. Return on equity = 0,123 adalah setiap Rp 1,00 modal sendiri mampu menghasilkan Rp 0,123 buat para pemegang saham.

5. Rasio pasar 
Earning per share =2,12 
Price earning ratio = 9,39 adalah meningkat nilai ratio P/E ini maka semakin baik lantaran dapt memperlihatkan tingginya taraf pertumbuhan dividen yg diharapkan oleh para pemodal. 
Market to book value = 18,80 

Analisa Ratio Keseluruhan
Dalam menganalisis analisa Rasio Keseluruhan dapat memakai pendekatan ANALISA SISTEM DUPONT

Analisa sistem DuPont digunakan sang manager keuangan buat membedah secara terstruktur laporan keuangan serta menilai syarat keuangan perusahaan (Ridwan, 2003). Sistem DuPont menggabungkan laporan keuntungan/rugi serta neraca dalam dua ringkasan alat ukur yaitu Hasil Atas Aset atau HAA (Return on Total Aset) dan Hasil Atas Equitas atau HAE (Return on Equity)

HAA = Margin Laba Bersih x Perputaran Total Aktiva
            Laba bersih sesudah pajak                 Penjualan                       Laba higienis selesainya pajak
            ------------------------------   x   ---------------          =   -----------------------------
   Penjualan                                    Total aktiva                         Total aktiva

HAE = HAA x PTK (Pengganda Tingkat Keuangan)
            Laba higienis sehabis pajak        Total aktiva                 Laba bersih selesainya pajak
            ------------------------------    x  -----------------     =   ---------------------------------
                        Total aktiva                   Ekuitas                                  Ekuitas

Analisa sistem DuPont