PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN

Pengertian Laporan Keuangan 
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2002) menyatakan, “Laporan keuangan merupakan bagian berdasarkan proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yg lengkap umumnya mencakup neraca, laporan keuntungan rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat tersaji pada berbagai cara contohnya, menjadi laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penerangan yang merupakan bagian integral berdasarkan laporan keuangan. Disamping itu pula termasuk skedul dan kabar tambahan yang berkaitan menggunakan laporan tersebut, contohnya, liputan keuangan segmen industri serta geografis serta pengungkapan dampak perubahan harga”.

Terkait menggunakan pengertian laporan keuangan ini, Kieso, Weygandt, dan Warfield (2004) beropini, “Financial statements are the principal means through which financial information is communicated to those outside an enterprise. These statements provide the company’s history quantified in money terms. The financial statements most frequently provided are (1) the balance sheet, (2) the income statement, (tiga) the statement of cash flows, and (4) the statement of owners’ or stockholders’ equity. In addition, note disclosures are an integral part of each financial statement”.

Pengguna Informasi Akuntansi
Horngren, Harrison, serta Bamber (2002) menyatakan, “Decision makers need information. The more important the decision, the greater the need for information. Virtually all businesses and most individuals keep accounting records to aid in making decisions”.

IAI (2002) secara kentara menjelaskan beberapa pihak yang memanfaatkan informasi keuangan, “Pemakai laporan keuangan mencakup investor kini serta investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok serta kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta forum-lembaganya, serta masyarakat”.

Tujuan serta Manfaat Laporan Keuangan
Kieso et al. (2004) menyatakan, “The objectives of financial reporting are to provide (1) information that is useful in investment and credit decisions, (2) information that is useful in assesing cash flow prospects, and (tiga) information about enterprise resources, claims to those resources, and changes in them”

Sedangkan IAI (2002) memberi penjelasan menjadi berikut, “Tujuan laporan keuangan buat tujuan umum merupakan memberikan kabar mengenai posisi keuangan, kinerja serta arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian akbar kalangan pengguna laporan dalam rangka menciptakan keputusan-keputusan ekonomi dan menampakan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-asal daya yang dipercayakan pada mereka”

Jenis Laporan Keuangan
Berikut ini akan diuraikan teori-teori mengenai pengertian, manfaat, dan keterbatasan (jika ada) dari tiap-tiap jenis laporan keuangan.

Laporan Laba Rugi
Kieso et al. (2004) berpendapat, “The income statement, often called the statement of income or statement of earnings, is the report that measures the success of enterprise operations for a given period of time” 

Mengenai kegunaan menurut laporan keuntungan rugi, Kieso et al. (2004) menyatakan, “The income statement provides investors and creditors with information that helps them predict the amounts, timing, and uncertainty of future cash flows. Also, the income statement helps users determine the risk (level of uncertainty) of not achieving particular cash flow” 

Terkait hal yg sama, IAI (2002) menyatakan, “Informasi kinerja keuangan perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan buat menilai perubahan potensial asal daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan … Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam membuat arus kas dari sumber daya yg terdapat. Di samping itu, keterangan tadi pula bermanfaat pada perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan pada memanfaatkan tambahan asal daya” 

Sedangkan mengenai keterbatasan laporan laba rugi, Kieso et al. (2004) menyatakan, “The limitations of an income statement are: (1) The statement does not include many items that contribute to general growth and well-being of an enterprise. (dua) Income numbers are often affected by the accounting methods used. (3) Income measures are subject to estimates”.

Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan posisi keuangan dapat tersaji pada aneka macam bentuk, diantaranya dalam bentuk laporan perubahan ekuitas. Mengenai definisi dari laporan ini, Horngren et al. (2002) menyatakan, “The statement of owner’s equity presents a summary of the changes that occurred in the entity’s owner’s equity during a specific time period such as a month or a year”

Sedangkan IAI (2002) beropini, “Perubahan ekuitas perusahaan mendeskripsikan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran eksklusif yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali buat perubahan yg berasal berdasarkan transaksi menggunakan pemegang saham misalnya setoran kapital serta pembayaran deviden, menggambarkan jumlah keuntungan serta kerugian yang berasal menurut kegiatan perusahaan selama periode yg bersangkutan”.

Neraca
Horngren et al. (2002) mendefinisikan neraca sebagai berikut, “The balance sheet lists all the entity’s assets, liabilities, and owner’s equity as of a specific date, usually the end of a month or a year”. Mengenai hal yg sama, Kieso et al. (2004) menyatakan, “The balance sheet, sometimes referred to as the statement of financial position, reports the assets, liabilities, and stockholders’ equity of a business enterprise at a specific date”. Sedangkan IAI (2002) tidak menaruh definisi atas neraca, akan tetapi menyatakan, “Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca”.

Mengenai manfaat neraca ini, IAI (2002) menyatakan, “Informasi asal daya ekonomi yg dikendalikan serta kemampuan perusahaan buat memodifikasi asal daya ini di masa kemudian bermanfaat buat memprediksi kemampuan perusahaan dalam membuat kas (dan setara kas) di masa depan. Informasi struktur keuangan bermanfaat buat memprediksi kebutuhan pinjaman di masa depan serta bagaimana penghasilan bersih (laba) dan arus kas pada masa depan akan didistribusikan kepada mereka yg mempunyai hak pada pada perusahaan; berita tadi jua berguna buat memprediksi seberapa jauh perusahaan akan berhasil menaikkan lebih lanjut asal keuangannya. Informasi likuiditas dan solvabilitas berguna untuk memprediksi kemampuan perusahaan pada pemenuhan komitmen keuangannya pada waktu jatuh tempo”

Keterbatasan neraca dijelaskan oleh Kieso et al. (2004) sebagai berikut, “The limitations of a balance sheet are: (1) the balance sheet does not reflect current value because accountants have adopted a historical cost basis in valuing and reporting assets and liabilities. (dua) Judgements and estimates must be used in preparing a balance sheet … (tiga) The balance sheet omits many items that are of financial value to the business but cannot be recorded objectively, such as human resources, customer base, and reputation”.

Laporan Arus Kas
Horngen et al. (2002) sehubungan menggunakan definisi dari laporan arus kas menyatakan, “ The statement of cash flows reports the amount of cash coming in (cash receipts) and the amount of cash going out (cash payments or disbursements) during a period”.

Manfaat berdasarkan laporan arus kas diungkapkan sang Kieso et al. (2004) menjadi berikut, “The primary pupose of the statement of cash flows is to provide information about cash receipts and cash payments of an entity during a period. A secondary is to report the entity’s operating, investing, and financing activities during a period”.

Mengenai kegunaan fakta yang termuat dalam laporan ini, IAI (2002) menyatakan, “apabila digunakan pada kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas bisa menaruh kabar yg memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan pada aktiva higienis perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas serta solvabilitas) dan kemampuan buat mempengaruhi jumlah serta ketika arus kas dalam rangka adaptasi menggunakan perubahan keadaan serta peluang… menilai kemampuan perusahaan dalam membentuk kas serta setara kas serta memungkinkan para pemakai mengembangkan contoh buat menilai dan membandingkan nilai kini menurut arus kas masa depan (future cash flows) menurut berbagai perusahaan… mempertinggi daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan efek penggunaan perlakuan akuntansi yg berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yg sama.

Informasi arus kas historis acapkali dipakai sebagai indikator dari jumlah, saat, serta kepastian arus kas masa depan. Di samping itu, kabar arus kas pula berguna buat meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yg sudah dibuat sebelumnya serta dalam memilih interaksi antara profitabilitas serta arus kas higienis serta pengaruh perubahan harga”.

Catatan atas Laporan Keuangan
Kieso et al. (2004) tentang catatan atas laporan keuangan menyatakan, “Notes are the means of amplifying or e×plaining the items presented in the main body of the statements” (pp. 1274-1475). Menurut Kieso et al. (2004), catatan atas laporan keuangan ini adalah salah satu berdasarkan beberapa teknik pengungkapan liputan dalam laporan keuangan. Lebih lanjut, Kieso et al. (2004) mengidentifikasikan teknik-teknik tersebut, “These methods of disclosing pertinent information are available: parenthetical e×planations, notes, cross reference and contra items, and supporting schedules”.

Mengenai manfaat catatan atas laporan keuangan ini, Kieso et al. (2004) menyatakan, “ If the information in the main body of the financial statements gives an incomplete picture of the performance and positions of the enterprise, additional information that is needed to complete picture should be included in the notes … The notes are not only helpful but also essential to understanding the enterprise’s performance and position” 

Hal yang serupa terkait dengan manfaat catatan atas laporan keuangan diungkapkan oleh IAI (2002) dengan menyatakan, “Dalam rangka membantu pengguna laporan tahu laporan keuangan serta membandingkannya dengan laporan keuangan perusahaan lain, maka catatan atas laporan keuangan …”

Metode serta Teknik Analisis Laporan Keuangan
Mengenai metode dan teknik analisis laporan keuangan ini, Kieso et al. (2004) menyatakan, “Basic financial statement analysis involves e×amining relationships between items on the statements (ratio and percentage analysis) and identifying trends in these relationships (comparative analysis)” 

Sedangkan Munawir (2002) mengklasifikasikan metode analisis menjadi analisis horisontal dan analisis vertikal. Munawir (2002) jua mengungkapkan beberapa teknik analisis yang biasa digunakan pada analisis laporan keuangan, yaitu mencakup analisis perbandingan laporan keuangan, analisis ekspresi dominan, analisis persentase per komponen (common size statement), analisis sumber serta penggunaan modal kerja, analisis sumber serta penggunaan kas, analisis rasio, analisis perubahan keuntungan kotor serta analisis break-even.

Terkait menggunakan analisis horisontal, Munawir (2002) mendefinisikannya menjadi berikut, “Analisa horisontal merupakan analisa menggunakan mengadakan perbandingan laporan keuangan buat beberapa periode atau beberapa ketika, sebagai akibatnya akan diketahui perkembangannya. Metode horisontal ini disebut juga menjadi analisa dinamis” (h. 36). Kieso et al. (2004) tentang analisis ini menyatakan, “This approach, normally called horizontal analysis, indicates the proportionate change over a period of time. It is especially useful in evaluating a animo situation, because absolute changes are often deceiving”.

Sedangkan tentang analisis vertikal, Munawir (2002) menyatakan, “Analisa vertikal yaitu apabila laporan keuangan yg dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, … Analisa vertikal ini diklaim pula metode analisa statis” (h. 36). Terkait hal yg sama, Kieso et al. (2004) menyatakan, “Another approach, called vertical analysis, is the proportional e×pression of each item on a financial statement in a given period to a base figure”.

Terhadap beragamnya teknik analisis laporan keuangan, Kieso et al. (2004) menyatakan, “No one device is more useful than another. Every situation faced by the investment analyst is different, and the answers needed are often obtained only upon close e×amination of the interrelationships among all the data provided” (p. 1306). Hal yg senada pun diungkapkan oleh Helfert seperti yg diterjemahkan Wibowo, H. (1997), “Tidak terdapat rasio buat menilai kinerja perusahaan yang dapat memberi jawaban absolut. Setiap pandangan yg diperoleh bersifat nisbi, karena syarat serta operasi perusahaan sangat bervariasi menurut satu perusahaan ke perusahaan lain, serta dari satu industri ke industri lain”.

Bagi perusahaan yang berbentuk hukum BUMN diwajibkan buat menilai kinerjanya menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002, lepas 4 Juni 2002, tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN. Seperti yang diatur dalam pasal 11 Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002, tanggal 4 Juni 2002, yg menyatakan, “Keputusan ini mulai berlaku buat evaluasi Tingkat Kesehatan BUMN tahun buku 2002”.

PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN

Pengertian Laporan Keuangan 
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2002) menyatakan, “Laporan keuangan merupakan bagian menurut proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap umumnya meliputi neraca, laporan keuntungan rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yg dapat tersaji dalam berbagai cara misalnya, menjadi laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain dan materi penerangan yg merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yg berkaitan dengan laporan tersebut, contohnya, berita keuangan segmen industri serta geografis serta pengungkapan imbas perubahan harga”.

Terkait dengan pengertian laporan keuangan ini, Kieso, Weygandt, serta Warfield (2004) beropini, “Financial statements are the principal means through which financial information is communicated to those outside an enterprise. These statements provide the company’s history quantified in money terms. The financial statements most frequently provided are (1) the balance sheet, (2) the income statement, (tiga) the statement of cash flows, and (4) the statement of owners’ or stockholders’ equity. In addition, note disclosures are an integral part of each financial statement”.

Pengguna Informasi Akuntansi
Horngren, Harrison, dan Bamber (2002) menyatakan, “Decision makers need information. The more important the decision, the greater the need for information. Virtually all businesses and most individuals keep accounting records to aid in making decisions”.

IAI (2002) secara kentara menjelaskan beberapa pihak yg memanfaatkan warta keuangan, “Pemakai laporan keuangan mencakup investor sekarang serta investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor bisnis lainnya, pelanggan, pemerintah dan lembaga-lembaganya, dan masyarakat”.

Tujuan serta Manfaat Laporan Keuangan
Kieso et al. (2004) menyatakan, “The objectives of financial reporting are to provide (1) information that is useful in investment and credit decisions, (2) information that is useful in assesing cash flow prospects, and (3) information about enterprise resources, claims to those resources, and changes in them”

Sedangkan IAI (2002) memberi penerangan sebagai berikut, “Tujuan laporan keuangan buat tujuan generik merupakan menaruh liputan mengenai posisi keuangan, kinerja serta arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian akbar kalangan pengguna laporan dalam rangka menciptakan keputusan-keputusan ekonomi serta memperlihatkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan asal-asal daya yg dipercayakan pada mereka”

Jenis Laporan Keuangan
Berikut ini akan diuraikan teori-teori mengenai pengertian, manfaat, dan keterbatasan (jika ada) menurut tiap-tiap jenis laporan keuangan.

Laporan Laba Rugi
Kieso et al. (2004) berpendapat, “The income statement, often called the statement of income or statement of earnings, is the report that measures the success of enterprise operations for a given period of time” 

Mengenai kegunaan berdasarkan laporan keuntungan rugi, Kieso et al. (2004) menyatakan, “The income statement provides investors and creditors with information that helps them predict the amounts, timing, and uncertainty of future cash flows. Also, the income statement helps users determine the risk (level of uncertainty) of not achieving particular cash flow” 

Terkait hal yg sama, IAI (2002) menyatakan, “Informasi kinerja keuangan perusahaan, terutama profitabilitas, diharapkan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan … Informasi kinerja berguna untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam membentuk arus kas menurut sumber daya yg terdapat. Di samping itu, liputan tadi pula berguna pada perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan pada memanfaatkan tambahan asal daya” 

Sedangkan tentang keterbatasan laporan laba rugi, Kieso et al. (2004) menyatakan, “The limitations of an income statement are: (1) The statement does not include many items that contribute to general growth and well-being of an enterprise. (2) Income numbers are often affected by the accounting methods used. (3) Income measures are subject to estimates”.

Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan posisi keuangan bisa disajikan dalam aneka macam bentuk, diantaranya pada bentuk laporan perubahan ekuitas. Mengenai definisi berdasarkan laporan ini, Horngren et al. (2002) menyatakan, “The statement of owner’s equity presents a summary of the changes that occurred in the entity’s owner’s equity during a specific time period such as a month or a year”

Sedangkan IAI (2002) berpendapat, “Perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva higienis atau kekayaan selama periode bersangkutan dari prinsip pengukuran tertentu yg dianut dan harus diungkapkan pada laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali buat perubahan yg berasal berdasarkan transaksi menggunakan pemegang saham seperti setoran kapital serta pembayaran deviden, mendeskripsikan jumlah laba dan kerugian yang asal dari aktivitas perusahaan selama periode yg bersangkutan”.

Neraca
Horngren et al. (2002) mendefinisikan neraca menjadi berikut, “The balance sheet lists all the entity’s assets, liabilities, and owner’s equity as of a specific date, usually the end of a month or a year”. Mengenai hal yang sama, Kieso et al. (2004) menyatakan, “The balance sheet, sometimes referred to as the statement of financial position, reports the assets, liabilities, and stockholders’ equity of a business enterprise at a specific date”. Sedangkan IAI (2002) nir memberikan definisi atas neraca, akan tetapi menyatakan, “Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca”.

Mengenai manfaat neraca ini, IAI (2002) menyatakan, “Informasi sumber daya ekonomi yg dikendalikan serta kemampuan perusahaan untuk memodifikasi asal daya ini di masa lalu berguna buat memprediksi kemampuan perusahaan pada membentuk kas (dan setara kas) pada masa depan. Informasi struktur keuangan bermanfaat buat memprediksi kebutuhan pinjaman pada masa depan dan bagaimana penghasilan higienis (laba) dan arus kas di masa depan akan didistribusikan pada mereka yang mempunyai hak pada dalam perusahaan; fakta tersebut juga berguna buat memprediksi seberapa jauh perusahaan akan berhasil menaikkan lebih lanjut sumber keuangannya. Informasi likuiditas serta solvabilitas berguna buat memprediksi kemampuan perusahaan pada pemenuhan komitmen keuangannya dalam ketika jatuh tempo”

Keterbatasan neraca dijelaskan sang Kieso et al. (2004) menjadi berikut, “The limitations of a balance sheet are: (1) the balance sheet does not reflect current value because accountants have adopted a historical cost basis in valuing and reporting assets and liabilities. (2) Judgements and estimates must be used in preparing a balance sheet … (tiga) The balance sheet omits many items that are of financial value to the business but cannot be recorded objectively, such as human resources, customer base, and reputation”.

Laporan Arus Kas
Horngen et al. (2002) sehubungan dengan definisi berdasarkan laporan arus kas menyatakan, “ The statement of cash flows reports the amount of cash coming in (cash receipts) and the amount of cash going out (cash payments or disbursements) during a period”.

Manfaat berdasarkan laporan arus kas diungkapkan sang Kieso et al. (2004) menjadi berikut, “The primary pupose of the statement of cash flows is to provide information about cash receipts and cash payments of an entity during a period. A secondary is to report the entity’s operating, investing, and financing activities during a period”.

Mengenai kegunaan warta yang termuat dalam laporan ini, IAI (2002) menyatakan, “apabila dipakai dalam kaitannya dengan laporan keuangan yg lain, laporan arus kas bisa memberikan fakta yang memungkinkan para pemakai buat mengevaluasi perubahan pada aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas serta solvabilitas) dan kemampuan buat mempengaruhi jumlah serta ketika arus kas pada rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang… menilai kemampuan perusahaan pada membentuk kas serta setara kas serta memungkinkan para pemakai berbagi model untuk menilai serta membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan… menaikkan daya banding pelaporan kinerja operasi banyak sekali perusahaan lantaran bisa meniadakan efek penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi serta peristiwa yang sama.

Informasi arus kas historis acapkali dipakai sebagai indikator dari jumlah, waktu, serta kepastian arus kas masa depan. Di samping itu, berita arus kas pula bermanfaat buat meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibentuk sebelumnya dan pada memilih interaksi antara profitabilitas dan arus kas bersih dan impak perubahan harga”.

Catatan atas Laporan Keuangan
Kieso et al. (2004) tentang catatan atas laporan keuangan menyatakan, “Notes are the means of amplifying or e×plaining the items presented in the main body of the statements” (pp. 1274-1475). Menurut Kieso et al. (2004), catatan atas laporan keuangan ini adalah salah satu berdasarkan beberapa teknik pengungkapan berita dalam laporan keuangan. Lebih lanjut, Kieso et al. (2004) mengidentifikasikan teknik-teknik tadi, “These methods of disclosing pertinent information are available: parenthetical e×planations, notes, cross reference and contra items, and supporting schedules”.

Mengenai manfaat catatan atas laporan keuangan ini, Kieso et al. (2004) menyatakan, “ If the information in the main body of the financial statements gives an incomplete picture of the performance and positions of the enterprise, additional information that is needed to complete picture should be included in the notes … The notes are not only helpful but also essential to understanding the enterprise’s performance and position” 

Hal yg serupa terkait menggunakan manfaat catatan atas laporan keuangan diungkapkan oleh IAI (2002) menggunakan menyatakan, “Dalam rangka membantu pengguna laporan tahu laporan keuangan serta membandingkannya menggunakan laporan keuangan perusahaan lain, maka catatan atas laporan keuangan …”

Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Mengenai metode dan teknik analisis laporan keuangan ini, Kieso et al. (2004) menyatakan, “Basic financial statement analysis involves e×amining relationships between items on the statements (ratio and percentage analysis) and identifying trends in these relationships (comparative analysis)” 

Sedangkan Munawir (2002) mengklasifikasikan metode analisis sebagai analisis horisontal dan analisis vertikal. Munawir (2002) juga menyebutkan beberapa teknik analisis yang biasa dipakai pada analisis laporan keuangan, yaitu meliputi analisis perbandingan laporan keuangan, analisis musim, analisis persentase per komponen (common size statement), analisis sumber dan penggunaan kapital kerja, analisis asal dan penggunaan kas, analisis rasio, analisis perubahan laba kotor dan analisis break-even.

Terkait dengan analisis horisontal, Munawir (2002) mendefinisikannya menjadi berikut, “Analisa horisontal adalah analisa menggunakan mengadakan perbandingan laporan keuangan buat beberapa periode atau beberapa ketika, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horisontal ini diklaim juga menjadi analisa dinamis” (h. 36). Kieso et al. (2004) mengenai analisis ini menyatakan, “This approach, normally called horizontal analysis, indicates the proportionate change over a period of time. It is especially useful in evaluating a ekspresi dominan situation, because absolute changes are often deceiving”.

Sedangkan tentang analisis vertikal, Munawir (2002) menyatakan, “Analisa vertikal yaitu bila laporan keuangan yg dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, … Analisa vertikal ini dianggap juga metode analisa tidak aktif” (h. 36). Terkait hal yang sama, Kieso et al. (2004) menyatakan, “Another approach, called vertical analysis, is the proportional e×pression of each item on a financial statement in a given period to a base figure”.

Terhadap beragamnya teknik analisis laporan keuangan, Kieso et al. (2004) menyatakan, “No one device is more useful than another. Every situation faced by the investment analyst is different, and the answers needed are often obtained only upon close e×amination of the interrelationships among all the data provided” (p. 1306). Hal yang senada pun diungkapkan oleh Helfert misalnya yang diterjemahkan Wibowo, H. (1997), “Tidak ada rasio buat menilai kinerja perusahaan yang dapat memberi jawaban mutlak. Setiap pandangan yang diperoleh bersifat relatif, lantaran syarat dan operasi perusahaan sangat bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain, dan dari satu industri ke industri lain”.

Bagi perusahaan yg berbentuk aturan BUMN diwajibkan untuk menilai kinerjanya dari Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002, lepas 4 Juni 2002, tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN. Seperti yang diatur dalam pasal 11 Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002, tanggal 4 Juni 2002, yang menyatakan, “Keputusan ini mulai berlaku untuk penilaian Tingkat Kesehatan BUMN tahun buku 2002”.

PENGERTIAN ANALISIS TEKNIKAL

Pengertian Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah analisis keuangan perusahaan yang dilakukan menggunakan mengamati harga saham yang berlaku pada pasar. Pengamatan dilakukan dengan mengamati tren harga saham. Berdasarkan tren tadi, analis menciptakan keputusan apakah akan menjual atau membeli saham perusahaan. Seorang analis teknikal yang sejati mempercayai bahwa syarat keuangan perusahaan tercermin pada harga saham. 

Analisis mendasar merupakan analisis keuangan perusahaan yang berdasarkan atas laporan keuangan yang dimuntahkan oleh perusahaan. Agar informasi yang disajikan dalam laporan keuangan menjadi lebih berarti maka diperlukan berbagai analisis atas laporan keuangan. Beberapa contoh analisis yang lazim dipakai adalah analisis horisontal, analisis trend, analisis vertikal/common size (analisis pembandingan laporan keuangan), analisisi rasio, analisis penggunaan dan asal dana, analisis arus kas, analisis kredit. Berikut ini penerangan singkat tentang analisis-analisis yang masih ada pada analisis mendasar.

Analisis horisontal merupakan suatu analisis yang membandingkan 2 periode laporan keuangan atau lebih. Untuk kepentingan analisis 2 atau lebih laporan keuangan tersaji secara komparatif lalu diselisihkan periode ketika ini dengan periode sebelumnya. Dalam laporan ini disajikan kenaikan atau penurunan setiap elemen laporan keuangan yang dinyatakan pada % serta atau nilai mata uang tertentu.

Analisis demam isu memberitahuakn perubahan data keuangan perusahaan dalam % buat beberapa tahun berdasar suatu tahun dasar tertentu. Analisis ini akan lebih bermanfaat buat menilai perkembangan perusahaan dalam periode yg nisbi lebih lama , misalnya lima tahun. Analisis ini diterapkan dalam setiap elemen yang ada pada laporan keuangan.

Laporan common size merupakan suatu bentuk laporan yang menunjukkan item-item didalamnya yang dinyatakan dengan persentase serta juga dalam mata uang. Dalam laporan keuntungan rugi, persentasenya berdasarkan dalam total penjualan dan pada neraca persentasenya didasarkan atas total aktiva.

Analisis rasio keuangan merupakan suatu cara yg membuat perbandingan data keuangan perusahaan menjadi lebih berarti. Rasio keuangan sebagai dsar buat menjawab beberapa pertanyaan penting mengenai kesehatan keuangan perusahaan yang meliputi diantaranya: likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kemampuan manajemen mendanai investasinya, hasil yang diperoleh pemegang saham berdasarkan investasi yang dilakukan oleh perusahaan.

Analisis penggunaan asal dana adalah keliru satu cara lain yg bisa dipakai buat mengetahui apaka manajemen dapat memakai dana serta memperoleh dana secara efektif dan efisien dan untuk mengetahui apakah perusahaan mempunyai modal kerja yg cukup buat operasi perusahaan. Berdasarkan analisis ini dapat diungkap pula karena-karena kelebihan serta kekuarangan kapital kerja bagi perusahaan.

Analisis arus kas adalah salah satu analisis rasio yg didasarkan atas arus kas perusahaan. Hal ini tidak sama menggunakan analisis rasio pada atas. Kebanyakan pemakai laporan keuangan mendasarkan perhitungannya pada laba rugi serta neraca. Pemakai wajib menyadari bahwa rasio yg diperoleh menurut keuntungan rugi dan neraca memiliki kelemahan. Rasio yg berdasarkan dalam arus kas memiliki kekuatan tersendiri.

Analisis kredit perlu dilakukan khususnya bagi kreditor/investor (forum keuangan) yg bermaksud memberikan bantuan dana kepada perusahaan yg membutuhkan dana. Tujuannya adalah supaya dana yang diberikan dalam perusahaan aman serta perusahaan bisa memakai dana secara efektif serta efisien serta mempu buat mengembalikan dana tadi. Perlu diperhatikan rasio-rasio keuangan serta analisis yg lain seperti kondisi kredit, capita budgeting. 

Pembahasan selanjutnya akan mendasarkan pada analisis mendasar. Namun demikian tidak mengesampingkan bahwa pendekatan teknikal tidak penting. Sebagian akbar pelaku pasar kapital justru melakukan analisis dari analisis teknikal menggunakan alasan bahwa liputan-warta mendasar telah tercermin pada analisis teknikal ini. 

Analisis mendasar merupakan analisis yang didasarkan atas laporan keuangan yang dibentuk oleh perusahaan. Analisis ini juga disebut analisis kuantitatif. Berdasarkan laporan keuangan tersebut, analis berusaha buat memprediksi kinerja perusahaan pada masa yg akan datang menurut kinerja dalam masa lampau. Analis mendasar mempercayai bahwa harga saham terbentuk dari kinerja perusahaan yg tercermin pada laporan keuangan. Oleh karenanya, laporan keuangan adalah hal yg paling krusial dalam analisis mendasar.

Periode pembuatan laporan keuangan bisa kuartalan, semesteran ataupun tahunan. Namun demikian, umumnya, pengguna laporan keuangan (pihak ekstern) memperoleh laporan keuangan tahunan. 

Laporan keuangan adalah “ladang emas” bagi investor yang bisa menginterpretasikan laporan keuangan. Interpretasi laporan keuangan tadi memperhatikan hal-hal menjadi berikut:

1. Periode laporan keuangan: kuartalan dan tahun
Laporan keuangan yg dibentuk sang manajemen jua mencakup hal-hal menjadi berikut:
a. Ringkasan tahun sebelumnya
b. Informasi tentang perusahaan secara generik, sejarahnya, product and line of business
c. Catatan buat pemegang saham berdasarkan manajemen (chief executive officer)
d. Laporan auditor yg menyatakan bahwa laporan keuangan tadi akurat
e. Diskusi yg mendalam berkaitan menggunakan output finansial serta faktor-faktor yang lain pada bisnis
f. Laporan keuangan yg terdiri menurut keuntungan rugi, neraca serta arus kas
g. Catatan atas laporan keuangan
h. Informasi lainnya: manajemen perusahaan, officers, offices, new location, etc.

2. Diskusi manajemen dan analisis
Analis perlu mengkritisi diskusi dan analisis yg dilakukan oleh manajemen. Analis perlu mencari informasi yang berguna. Untuk itu perlu dipikirkan hal-hal berikut adalah:
a. Apakah komentar manajemen amanah serta seksama? Seberapa jauh?
b. Apakah manajemen mendiskusikan tren keuangan yg signifikan dua periode yg lampau?
c. Apakah komentar manajemen jelas? Hati-hati menggunakan penjelasan yang membingungkan dengan menggunakan bahasa yang muluk-muluk dan slogan-jargon eksklusif. Apabila manajemen memakai ini, mungkin manajemen menyembunyikan sesuatu.

3. Laporan auditor
Pastikan bahwa laporan keuangan yg dibuat sang perusahaan sudah diaudit oleh auditor independen. Hal ini penting buat mengklaim kebenaran dan kejujuran manajemen. 

4. Neraca
Pengguna laporan keuangan harus familier menggunakan kata asset, kewajiban dan ekuitas. Istilah-kata tadi, yang dijumpai di neraca, adalah komponen berdasarkan persamaan dasar akuntansi yaitu assets = kewajiban + ekuitas. Neraca merupakan potret kondisi keuangan perusahan dalam ketika eksklusif. 

5. Laporan laba rugi
Analis jangan terkecoh dengan bottom line. Belum tentu laba higienis yg tinggi menerangkan kinerja perusahaan yang baik. Analis perlu memperhatikan elemen-elemen lain yg ada pada keuntungan rugi. Lihatlah laporan keuangan berdasarkan top line to bottom line.

6. Laporan arus kas
7. Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Catatan laporan keuangan ini memberikan kabar-berita yang berkaitan menggunakan laporan keuangan perusahaan. Catatan laporan keuangan juga mengungkap metoda akuntansi serta hal-hal lain yang mempengaruhi laporan keuangan.

PENGERTIAN ANALISIS TEKNIKAL

Pengertian Analisis Teknikal
Analisis teknikal adalah analisis keuangan perusahaan yg dilakukan menggunakan mengamati harga saham yg berlaku di pasar. Pengamatan dilakukan menggunakan mengamati tren harga saham. Berdasarkan tren tadi, analis menciptakan keputusan apakah akan menjual atau membeli saham perusahaan. Seorang analis teknikal yang sejati mempercayai bahwa syarat keuangan perusahaan tercermin dalam harga saham. 

Analisis mendasar merupakan analisis keuangan perusahaan yang didasarkan atas laporan keuangan yang dimuntahkan oleh perusahaan. Agar informasi yang tersaji pada laporan keuangan sebagai lebih berarti maka diperlukan banyak sekali analisis atas laporan keuangan. Beberapa model analisis yang lazim dipakai adalah analisis horisontal, analisis trend, analisis vertikal/common size (analisis pembandingan laporan keuangan), analisisi rasio, analisis penggunaan dan sumber dana, analisis arus kas, analisis kredit. Berikut ini penjelasan singkat tentang analisis-analisis yang terdapat dalam analisis mendasar.

Analisis horisontal merupakan suatu analisis yg membandingkan 2 periode laporan keuangan atau lebih. Untuk kepentingan analisis 2 atau lebih laporan keuangan disajikan secara komparatif lalu diselisihkan periode ketika ini menggunakan periode sebelumnya. Dalam laporan ini tersaji kenaikan atau penurunan setiap elemen laporan keuangan yg dinyatakan dalam persen dan atau nilai mata uang eksklusif.

Analisis musim memperlihatkan perubahan data keuangan perusahaan pada % buat beberapa tahun berdasar suatu tahun dasar tertentu. Analisis ini akan lebih berguna buat menilai perkembangan perusahaan pada periode yg nisbi lebih usang, contohnya 5 tahun. Analisis ini diterapkan dalam setiap elemen yg terdapat dalam laporan keuangan.

Laporan common size adalah suatu bentuk laporan yg menerangkan item-item didalamnya yang dinyatakan menggunakan persentase dan pula pada mata uang. Dalam laporan keuntungan rugi, persentasenya berdasarkan dalam total penjualan serta dalam neraca persentasenya didasarkan atas total aktiva.

Analisis rasio keuangan adalah suatu cara yang membuat perbandingan data keuangan perusahaan sebagai lebih berarti. Rasio keuangan menjadi dsar buat menjawab beberapa pertanyaan krusial tentang kesehatan keuangan perusahaan yang meliputi diantaranya: likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, kemampuan manajemen mendanai investasinya, hasil yang diperoleh pemegang saham menurut investasi yang dilakukan oleh perusahaan.

Analisis penggunaan sumber dana merupakan galat satu alternatif yg bisa dipakai untuk mengetahui apaka manajemen bisa menggunakan dana serta memperoleh dana secara efektif serta efisien serta buat mengetahui apakah perusahaan mempunyai modal kerja yg relatif buat operasi perusahaan. Berdasarkan analisis ini bisa diungkap pula sebab-karena kelebihan serta kekuarangan kapital kerja bagi perusahaan.

Analisis arus kas adalah galat satu analisis rasio yang didasarkan atas arus kas perusahaan. Hal ini tidak selaras menggunakan analisis rasio di atas. Kebanyakan pemakai laporan keuangan mendasarkan perhitungannya dalam keuntungan rugi dan neraca. Pemakai wajib menyadari bahwa rasio yang diperoleh dari keuntungan rugi dan neraca mempunyai kelemahan. Rasio yg didasarkan dalam arus kas mempunyai kekuatan tersendiri.

Analisis kredit perlu dilakukan khususnya bagi kreditor/investor (forum keuangan) yang bermaksud menaruh bantuan dana kepada perusahaan yang membutuhkan dana. Tujuannya merupakan supaya dana yg diberikan pada perusahaan aman serta perusahaan bisa memakai dana secara efektif serta efisien serta mempu buat mengembalikan dana tersebut. Perlu diperhatikan rasio-rasio keuangan dan analisis yang lain misalnya kondisi kredit, capita budgeting. 

Pembahasan selanjutnya akan mendasarkan pada analisis mendasar. Namun demikian tidak mengesampingkan bahwa pendekatan teknikal nir penting. Sebagian besar pelaku pasar kapital justru melakukan analisis berdasarkan analisis teknikal dengan alasan bahwa warta-warta mendasar telah tercermin pada analisis teknikal ini. 

Analisis mendasar merupakan analisis yang berdasarkan atas laporan keuangan yang dibentuk oleh perusahaan. Analisis ini pula disebut analisis kuantitatif. Berdasarkan laporan keuangan tersebut, analis berusaha buat memprediksi kinerja perusahaan di masa yg akan datang menurut kinerja dalam masa lampau. Analis mendasar mempercayai bahwa harga saham terbentuk berdasarkan kinerja perusahaan yg tercermin pada laporan keuangan. Oleh karena itu, laporan keuangan adalah hal yang paling krusial pada analisis mendasar.

Periode pembuatan laporan keuangan bisa kuartalan, semesteran ataupun tahunan. Tetapi demikian, umumnya, pengguna laporan keuangan (pihak ekstern) memperoleh laporan keuangan tahunan. 

Laporan keuangan adalah “ladang emas” bagi investor yg bisa menginterpretasikan laporan keuangan. Interpretasi laporan keuangan tadi memperhatikan hal-hal menjadi berikut:

1. Periode laporan keuangan: kuartalan dan tahun
Laporan keuangan yg dibentuk sang manajemen juga mencakup hal-hal menjadi berikut:
a. Ringkasan tahun sebelumnya
b. Informasi mengenai perusahaan secara umum, sejarahnya, product and line of business
c. Catatan buat pemegang saham dari manajemen (chief executive officer)
d. Laporan auditor yg menyatakan bahwa laporan keuangan tadi akurat
e. Diskusi yang mendalam berkaitan dengan output finansial serta faktor-faktor yang lain pada bisnis
f. Laporan keuangan yang terdiri menurut keuntungan rugi, neraca serta arus kas
g. Catatan atas laporan keuangan
h. Informasi lainnya: manajemen perusahaan, officers, offices, new location, etc.

2. Diskusi manajemen dan analisis
Analis perlu mengkritisi diskusi dan analisis yg dilakukan oleh manajemen. Analis perlu mencari liputan yang bermanfaat. Untuk itu perlu dipikirkan hal-hal berikut adalah:
a. Apakah komentar manajemen amanah dan akurat? Seberapa jauh?
b. Apakah manajemen mendiskusikan tren keuangan yang signifikan dua periode yang lampau?
c. Apakah komentar manajemen jelas? Hati-hati dengan penerangan yg membingungkan menggunakan memakai bahasa yang muluk-muluk dan jargon-slogan eksklusif. Jika manajemen memakai ini, mungkin manajemen menyembunyikan sesuatu.

3. Laporan auditor
Pastikan bahwa laporan keuangan yg dibentuk oleh perusahaan telah diaudit oleh auditor independen. Hal ini penting buat mengklaim kebenaran serta kejujuran manajemen. 

4. Neraca
Pengguna laporan keuangan wajib familier menggunakan kata asset, kewajiban dan ekuitas. Istilah-kata tadi, yg dijumpai pada neraca, merupakan komponen berdasarkan persamaan dasar akuntansi yaitu assets = kewajiban + ekuitas. Neraca merupakan potret kondisi keuangan perusahan dalam waktu tertentu. 

5. Laporan keuntungan rugi
Analis jangan terkecoh dengan bottom line. Belum tentu keuntungan higienis yang tinggi menerangkan kinerja perusahaan yg baik. Analis perlu memperhatikan elemen-elemen lain yg terdapat pada keuntungan rugi. Lihatlah laporan keuangan menurut top line to bottom line.

6. Laporan arus kas
7. Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Catatan laporan keuangan ini memberikan berita-fakta yang berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan. Catatan laporan keuangan jua mengungkap metoda akuntansi dan hal-hal lain yang mempengaruhi laporan keuangan.

MANAJEMEN KEUANGAN PENDEKATAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF

Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif serta Kualitatif 
Seiring menggunakan krisis multi dimensi yg melanda Indonesia, banyak masalah dan penderitaan yg dialami bangsa ini. Yang termasuk menonjol merupakan dalam aspek ekonomi, yakni terpuruknya aktivitas ekonomi karena semakin poly perusahaan yang bangkrut, perbankan yg dilikuidasi serta meningkatnya jumlah tenaga kerja yang menganggur. Penyebab berdasarkan krisis ini, bukanlah lantaran mendasar ekonomi yang lemah saja, tetapi lantaran utang swasta luar negeri yang sudah mencapai jumlah yg relatif besar . Krisis yg berkepanjangan ini merupakan krisis merosotnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam, dampak adanya spekulasi serta jatuh temponya utang partikelir luar negeri dalam jumlah yg akbar dan secara bersamaan sebagai akibatnya permintaan akan dolar meningkat, ditambah lagi menggunakan banyak terjadinya bala alam yg mengakibatkan nilai tukar rupiah yang semakin lemah. 

Kebangkrutan suatu perusahaan dapat dicermati dan diukur melalui laporan keuangan. Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan galat satu sumber warta mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja dan perubahan posisi keuangan perusahaan, yang sangat bermanfaat buat mendukung pengambilan keputusan yang sempurna, data keuangan wajib dikonversi menjadi keterangan yang bermanfaat pada pengambilan keputusan hemat. Hal ini ditempuh menggunakan cara melakukan analisis pada bentuk rasio-rasio keuangan. Terdapat empat hal yang mendorong analisis laporan keuangan menggunakan contoh rasio keuangan yaitu :
1. Untuk mengendalikan impak perbedaan besaran antar perusahaan atau antar waktu
2. Untuk membuat data menjadi lebih memenuhi perkiraan alat statistik yg digunakan
3. Untuk menginvestigasi teori yang terkait dengan rasio keuangan
4. Untuk menelaah interaksi empirik antara rasio keuangan serta perkiraan atau prediksi variabel eksklusif (seperti kebangkrutan atau financial distress). 

Salah satu aspek pentingnya analisis terhadap laporan keuangan berdasarkan sebuah perusahaan adalah buat meramal kontinuitas atau kelangsungan hidup perusahaan. Prediksi kelangsungan hayati perusahaan sangat penting bagi manajemen serta pemilik perusahaan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya potensi kebangkrutan. 

Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan kombinasi berdasarkan data keuangan suatu perusahaan yang mendeskripsikan kemajuan perusahaan serta dibentuk secara periodik. Ada beberapa pengertian laporan keuangan antara lain menjadi berikut: 
a. Menurut Munawir (2002), laporan keuangan merupakan output menurut proses akuntansi yang bisa digunakan menjadi indera buat berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan menggunakan pihak-pihak yg berkepentingan menggunakan dana atau aktivitas perusahaan tadi.
b. Sedangkan dari Harnanto (1998), laporan keuangan merupakan keadaan keuntungan serta output usaha perusahaan dan memberikan rangkuman historis menurut asal ekonomi, kewajiban perusahaan dan aktivitas yang menyebabkan perubahan terhadap asal ekonomi yg dinyatakan secara kuantitatif dalam satuan mata uang. 

Laporan keuangan mendeskripsikan pengaruh keuangan dari transaksi serta insiden lain yang diklasifikasikan dalam beberapa gerombolan akbar menurut karakteristik ekonominya.

Laporan keuangan bersama pengungkapannya dibuat perusahaan dengan tujuan memberikan liputan yang berguna buat pengambilan keputusan–keputusan investasi dan pendanaan

Tujuan ini terangkum dengan disajikannya laporan keuntungan rugi, neraca, laporan arus kas dan pengungkapan laporan keuangan. Selain itu, tujuan generik laporan keuangan adalah menaruh liputan mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas, perusahaan yg bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan pada rangka menciptakan keputusan-keputusn ekonomi serta memperlihatkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber daya yg dipercayakan pada mereka dalam rangka mencapai tujuan tadi, suatu laporan keuangan menyajikan berita tentang perusahaan yg meliput: 1) aktiva, dua) kewajiban, 3) ekuitas, 4) pendapatan, beban termasuk laba serta kerugian, 5) arus kas. 

Laporan keuangan yg lengkap terdiri menurut komponen-komponen menjadi berikut ini:
a. Neraca
Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yg mendeskripsikan posisi keuangan suatu perusahaan dalam waktu eksklusif maksudnya merupakan memberitahuakn keadaan keuangan pada tanggal eksklusif umumnya dalam ketika tutup kitab . 

b. Laporan laba rugi 
Laporan keuntungan rugi merupakan suatu laporan yang sistematis mengenai penghasilan, biaya , rugi laba yang diperoleh sang suatu perusahaan selama periode tertentu. Tujuan pokok laporan keuntungan rugi adalah melaporkan kemampuan riil perusahaan dalam menghasilkan laba. Laporan laba rugi perusahan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan banyak sekali unsur kinerja keuangan yang diharapkan bagi penyajian secara masuk akal. 

c. Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas mendeskripsikan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan. Perusahaan wajib menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen primer laporan keuangan,yg pertanda:

Laporan perubahan ekuitas, kecuali buat perubahan yang asal menurut transaksi dengan pemegang saham misalnya setoran kapital serta pembayaran dividen, menggambarkan jumlah laba dan kerugian yg dari menurut kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan. 

d. Laporan arus kas 
Laporan arus kas dapat memberikan liputan yg memungkinkan para pemakai buat mengevaluasi perubahan pada aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) serta kemampuan buat mensugesti jumlah dan waktu arus kas dalam rangka adaptsi menggunakan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas bermanfaat buat menilai kemampuan perusahaan dalam membentuk kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan contoh untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) berdasarkan berbagai perusahaan.

e. Catatan atas lapoaran keuangan
Catatan atas laporan keuangan wajib tersaji secara sistematis. Setiap pos pada neraca, laporan keuntungan rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan liputan yang terdapat catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan menyampaikan: 
  • Informasi mengenai dasar penyusunan laporan keuangan serta kebijakan akuntansi yg dipilih serta diterapkan terhadap peristiwa serta transaksi yg penting
  • Informasi yg diwajibkan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak tersaji pada neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas
  • Informasi tambahan yang tidak tersaji pada laporan keuangan tetapi dibutuhkan pada rangka penyajian secar wajar
Analisis Laporan Keuangan
Menurut Leopold A. Bernstein, analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yg penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan dalam masa kini dan masa kemudian, dengan tujuan buat menentukan estimasi serta prediksi yang paling mungkin mengenai syarat serta kinerja perusahaan dalam masa mendatang (Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty, 2002). 

Analisis laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisis pada laporan dan data keuangan pada rangka buat memperoleh ukuran-ukuran serta interaksi-hubungan yg berarti serta berguna dalam proses pengambilan keputusan.

Tujuan analisis laporan keuangan sendiri berdasarkan Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty (2002) antara lain : 
  • sebagai indera screening awal pada menentukan alternatif investasi atau merger 
  • sebagai indera forecasting mengenai syarat serta kinerja keuangan pada masa datang
  • sebagai proses penaksiran terhadap perkara-perkara manajemen, operasi atau perkara lainnya 
  • sebagai indera evaluasi terhadap manajemen. 
Menurut Dwi Prastowo, teknik analisis laporan keuangan mengkategorikan menjadi 2 metode, yaitu :
1) Metode analisis horizontal, merupakan metode analisis yang dilakukan menggunakan cara membandingkan laporan keuangan oleh beberapa periode sehingga dapat diketahui perkembangan serta kecenderungannya. Metode ini terdiri berdasarkan 4 analisis, diantaranya :
a. Analisis komparatif (comparative financial statement analysis) 
Analisis ini dilakukan dengan cara mempelajari neraca, laporan laba rugi atau laporan arus kas yang berurutan menurut satu periode ke periode berikutnya. 

b. Analisis demam isu 
Adalah suatu metode atau teknik analisa buat mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah memberitahuakn kecenderungan tetap, naik atau bahkan turun. Sebuah alat yang berguna buat perbandingan tren jangka panjang adalah tren angka indeks. Analisis ini memerlukan tahun dasar yang menjadi acum buat seluruh pos yang umumnya diberi nomor indeks 100. Lantaran tahun dasar menjadi rujukan buat seluruh perbandingan, pilihan terbaik adalah tahun dimana kondisi usaha normal. 

c. Analisis arus kas (cash flow analysis) 
Adalah suatu analisa untuk karena-sebab berubahnya jumlah uang kas atau buat mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. Analisis ini terutama digunakan sebagai indera buat mengevaluasi asal dana penggunaan dana. Analisis arus kas menyediakan pandangan mengenai bagaimana perusahaan memperoleh pendanaannya serta menggunakan asal dananya. Walaupun analisis sederhana laporan arus kas menaruh poly kabar tentang sumber dan penggunaan dana, krusial buat menganalisis arus kas secara lebih rinci. 

d. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis) 
Adalah suatu analisa buat mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan berdasarkan periode ke periode yng lain atau perubahan laba kotor suatu periode menggunakan laba yang dibudgetkan buat periode tersebut. 

2) Metode analisis vertikal, adalah metode analisis yg dilakukan menggunakan cara menganalisis laporan keuangan dalam periode eksklusif. Metode ini terdiri berdasarkan tiga analisis, diantaranya : 

Analisis common size 
Adalah suatu metode analisis untuk mengetahui prosentase investasi dalam masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, pula buat mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosannya yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. Analisis common size menekankan pada 2 faktor, yaitu : pertama asal pendanaan, termasuk distribusi pendanaan antara kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar dan ekuitas dan yg ke 2, komposisi aktiva, termasuk jumlah buat masing-masing aktiva lancar aktiva tidak lancar. 

Analisis impas (break-even) 
Adalah analisa buat memilih tingkat penjualan yg harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut nir mengalami kerugian, tetapi jua belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa break-even ini jua akan diketahui berbagai tingkat laba atau kerugian untuk berbagai taraf penjualan. 

Analisis ratio. 
Analisis ratio adalah suatu cara buat menganalisis laporan keuangan yang membicarakan hubungan matematik antara suatu jumlah menggunakan jumlah lainnya atau perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya. 

Analisis Ratio Keuangan
Analisis rasio (ratio analysis) adalah suatu alat analisis keuangan yang sangat populer serta poly dipakai. Tetapi kiprahnya seringkali disalah pahami serta sebagai konsekuensinya, kepentingan sering dilebih-lebihkan.

Input dasar untuk analisa rasio keuangan adalah laporan rugi laba serta neraca dalam suatu periode eksklusif yg akan dinilai. Kita harus ingat bahwa rasio adalah indera untuk menyatakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari, dalam hal ini adalah kondisi financial perusahaan. Rasio adalah titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengidentifikasikan area yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Analisis rasio bisa mengungkapkan interaksi krusial dan sebagai dasar perbandingan dalam menemukan syarat dan tren yg sulit buat dideteksi dengan menyelidiki masing-masing komponen yg membentuk rasio (Wild, Subramanyan, Hasley, 2004). 

Analisa ratio digunakan buat membandingkan aneka macam perkiraan dalam kategori tidak sama, yaitu perkiraan antara perkiraan satu menggunakan yg lainnya, baik asumsi antar R/L, maupun R/L dengan neraca.

Analisa rasio tidak hanya memakai rumus terhadap data keuangan, tetapi jua mengintrepretasikan nilai rasio tadi menggunakan menggunakan beberapa analisa, yaitu:

a. Analisa antar perusahaan
Rasio perbandingan antar perusahaan yg tidak sinkron pada saat yang sama yaitu membandingkan kinerja perusahaan menggunakan perusahaan pembanding dimana nilai ratio perusahaan dibandingkan menggunakan nilai rasio perusahaan pembanding dengan tujuan buat pemugaran. Hal ini dilakukan buat menilik apakah terjadi defleksi terhadap standar industri. 

b. Analisa terencana menurut saat ke ketika atau analisa deret berkala
Hal ini dilakuakan berdasarkan pada teori bahwa perusahaan wajib dievaluasi keadaan masa lalunya buat mengetahui arah perkembangannya serta tindakan apa yang sinkron yang harus dilakukan perusahaan untuk jangka menengah serta panjang.

c. Analisa adonan 
Pendekatan yg lebih informatif terhadap analisa rasio merupakan adonan berdasarkan analisa antar perusahaan dan analisa deret bersiklus. Dalam analisa adonan terdapat kaitan antara analisa retio perusahaan menggunakan trend dari industri. Pada umumnya semakin rendah ratio mencerminkan rata-homogen penagihan perusahaan semakin baik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada melakukan analisa ratio, antara lain:
1. Sebuah ratio tunggal secara umum tidaklah bisa menaruh keterangan yang memadai buat mengetahui semua kinerja perusahaan.
2. Laporan keuangan yg dibandingkan wajib dalam periode yang sama. Apabila tidak maka penyimpangan yg ditimbulkan sang impak musiman dapat menghasilkan konklusi yang keliru lantaran pembuatan keputusan yang keliru.
3. Sebaiknya menggunakan dasar laporan keuangan yang sudah diaudit lantaran data keuangan perusahaan dapat mencerminkan syarat keuangan perusahaan yg sebenarnya.
4. Data yg diperbandingkan disususn menggunakan cara yang sama dengan menggunakan perlakuan akuntansi yang tidak sinkron khususnya buat penyusutan serta persediaan bisa menyebabkan penyimpangan dalam output analisa ratio.

Rasio wajib diinterpretasikan dengan hati-hati karena faktor-faktor yang mensugesti pembilang dapat berkorelasi menggunakan faktor yang mempengaruhi penyebut. Sebagai contoh, perusahaan bisa memperbaiki rasio beban operasi terhadap penjualan dengan mengurangi biaya yg menstimulasi penjualan. Pengurangan jenis porto seperti ini, kemungkinan membuahkan pada penurunan penjualan atau pangsa pasar jangka panjang. Dengan demikian, profitabilitas yg tampaknya membaik pada jangka pendek, bisa Mengganggu prospek perusahaan pada masa depan. Kita wajib menginterpretasikan perubahan tadi dengan tepat. Banyak rasio mempunyai variabel penting yg sama menggunakan rasio lainnya. Dengan demikian, tidaklah perlu buat menghitung seluruh rasio yang mungkin buat menganalisis sebuah situasi. Rasio, seperti sebagian akbar teknik analisis keuangan, tidak relevan pada isolasi. Rasio bermanfaat jika diinterpretasikan dalam perbandingan dengan 1) rasio tahun sebelumnya, dua) standar yang dipengaruhi sebelumnya, tiga) rasio pesaing. Pada akhirnya, variabilitas rasio sepanjang waktu sama pentingnya menggunakan trennya. 

Dengan memakai hasil analisis rasio, dapat mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan (strngth serta weakness) perusahaan pada masa lalu sebagai dasar penetapan strategi dalam masa tiba. Artinya, tujuan analisis merupakan buat mengetahui posisi keuangan pada masa lalu dan sekarang yg akan digunakan menjadi dasar pengambilan keputusan tentang kebijakan masa tiba.

Jenis-Jenis Analisa Ratio
Pada umumnya analisis terhadap rasio adalah langkah awal pada analisis keuangan guna menilai prestasi dan syarat keuangan suatu perusahaan. Ukuran yg digunakan merupakan rasio yang memperlihatkan interaksi antara dua data keuangan. Beberapa rasio keuangan dapat dikelompokkan sebagai lima macam, yaitu antara lain:
1. Rasio Likuiditas, menampakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka pendek. Rasio ini ditunjukkan dalam besar kecilnya aktiva lancar.
a. Current Ratio (ratio lancar), merupakan perbandingan antara aktiva lancar menggunakan hutang lancar. Dimana kemampuan untuk membayar hutang yg segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
b. Cash ratio (ratio of immediate solvency), adalah kemampuan buat membayar utang yg segera wajib dipenuhi menggunakan kas yang tersedia pada perusahaan dan pengaruh yang dapat segera diuangkan.
c. Quick Ratio (ratio cepat), dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar, lalu membagi sisanya menggunakan hutang lancar Dimana kemampuan untuk membayar utang yang segera wajib dipenuhi menggunakan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets).

2. Rasio aktivitas, mengukur seberapa efektif perusahaan memakai sumber – sumber daya sebagaimana digariskan sang kebijaksanaan perusahaan sebagai penjualan atau kas. Rasio ini menyangkut perbandingan antara penjualan dengan aktiva pendukung terjadinya penjualan artinya rasio ini menduga bahwa suatu perbandingan yang “layak” sine qua non antara penjualan dan berbagai aktiva contohnya : persediaan, piutang, aktiva tetap, dan lain-lain. Rasio produksi mencakup : 
a. Account receivable ratio, mengetahui jumlah saat yang diharapkan buat mengumpulkan piutang selama satu tahun yg bisa dihitung dengan cara membagi penjualan kredit dengan homogen-homogen piutang.
b. Inventaory ratio, menhitung kemampuan persediaan berputar selama satu tahun yang diukur menggunakan menggunakan inventory turnover dan waktu homogen-rata persediaan tertahan di gudang. Semakin mini nomor , maka semakin baik lantaran resiko yg semakin kecil.
c. Total asset turnover, kemampuan total aktiva buat berputar selama satu tahun buat membentuk penjualan.

3. Rasio Leverage, menunjukkan penjaminan utang, baik dengan menggunakan total aktiva maupun modal sendiri.
a. Total debt, mengukur presentase penggunaan dana berdasarkan kreditur yang dihitung dengan cara membagi total hutang dengan total aktiva. Dimana beberapa bagian menurut keseluruhan kebutuhan dana yg dibelanjai menggunakan utang atau berapa bagian berdasarkan aktiva yg digunakan buat menjamin utang.
b. Debt to equity ratio, adalah bagian dari setiap rupiah kapital sendiri yg dijadikan agunan buat keseluruhan utang. Secara sistematis bisa ditulis sebagai perbandingan antara total utang menggunakan kapital. 
c. Long term debt to equity ratio, merupakan bagian menurut setiap rupiah kapital sendiri yang dijadikan agunan buat utang jangka panjang. 
Utang jangka panjang
      Long term debt to equity ratio =      -----------------------------
                                                                     Modal sendiri
d. Tangible assets debt coverage, adalah besarnya aktiva permanen tangible yg dipakai buat mengklaim utang jangka panjang setiap rupiahnya.
Jumlah aktiva – Intangibles – utang lancar
Tangible assets debt coverage =   ------------------------------------------------------------
                                                                                    Hutang jangka panjang

e. Time interest earned, dihitung menggunakan membagi keuntungan sebelum bunga dan pajak (EBIT) menggunakan beban bunga. Rasio ini mengukur seberapa jauh laba bisa berkurang tanpa menyulitkan perusahaan pada memenuhi kewajiban membayar bunga tahunan. Dimana besarnya jaminan keuntungan buat membayar bunga utang jangka panjang.

4. Rasio profitabilitas, dipakai buat mengukur seberapa efekif pengelolaan perusahaan sebagai akibatnya membuat keuntungan sebagai berikut: 
Gross profit margin, menampakan kemampuan penjualan pada membuat keuntungan kotor. 
Net profit margin, kemampuan setiap rupiah penjualan buat membuat laba bersih (Earning After Tax, EAT) 
Return on total assets, menampakan kemampuan total aktiva membuat keuntungan sebelum dipotong bunga serta pajak (EBIT) 
Rate of return on investment, kemampuan aktiva rata-rata dalam membuat laba setelah pajak. 
Return on equity, Kemampuan dari kapital sendiri untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham preferen serta saham biasa. 

5. Rasio pasar, diterapkan buat perusahaan yg telah go public serta mengukur kemampuan perusahaan pada membangun nilai terutama dalam pemegang saham serta calon investor. Rasio pasar mencerminkan penilaian pemgang saham menurut segala aspek atas kinerja masa lalu perusahaan dan asa kinerja pada masa yang akan tiba. 
Earning per share, menerangkan jumlah pendapatan bersih yg tersedia buat pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yg beredar. 
Price earning ratio, rasio antara harga pasar saham menggunakan laba per lbr saham. Jika rasio ini lebih rendah menurut dalam rasio industri homogen, bisa merupakan indikasi bahwa investasi dalam saham perusahaan ini lebih beresiko daripada rata -rata industri. Rasio harga pasar dalam biasanya dipakai buat melihat saham perusahaan dan mengukur julah uang dimana investor bersedia membayar buat setiap rupiah pendapatan perusahaan. Besarnya rasio harga pasar menunjukkan taraf agama investor terhadap kinerja perusahaan pada masa depan. 
Market to book value, perbandingan antara nilai pasar saham dengan nilai kitab saham, pula adalah indikasi bahwa para investor menghargai perusahaan. Ratio harga pasar per nilai buku menunjukkan bagaimana evaluasi investor terhadap kinerja perusahaan. Ratio ini menghubungkan nilai pasar saham perusahaan terhadap nilai kitab atau nilai akutansi. Untuk menghitungnya pertama harus dihitung nilai kitab per lembar saham biasa. 
                                                                                    Ekuitas saham biasa
      Niali buku per lembar saham biasa = ------------------------------------------------------    
Jumlah lembar saham biasa yang beredar

Tabel  Ratio keuangan buat Perusahaan x
Ratio Keuangan

Cara Perhitungan

19x2

19x3

Ratio Liquiditas:




Curent ratio
Aktiva lancar
2,2
2,17

Utang lancar


Quick ratio
Kas+surat berharga+piutang
1,3
1,26

Utang lancar


Cash ratio
Kas+surat berharga+piutang
0,91
1,00

Utang lancar






Ratio Aktivitas




Account receivable turnover
Penjualan kredit bersih
8,16
4,57

Piutang rata-rata


Average collection periode
______365______
44,7 hari
79,9 hari

Perputaran piutang


Inventory turnover
Harga pokok penjualan
1,26
1,05

rata-homogen persediaan


Average age of inventory
_________365_________
289,7 hari
3,47 hari

Perputaran persediaan


Operating cycle
Average collection periode+
334,4 hari
427,lima hari

Average age of inventory


Total asset turnover
__Penjualan bersih__
0,530
0,381

Total aktiva homogen-rata






Ratio Leverage




Debt ratio
Total utang
0,63
0,62

Total aktiva


Debt/ Equity ratio
__Total utang__
1,67
1,60

Modal sendiri


Time interest eamed
___EBIT___
11 kali
9 kali

Biaya bunga






Ratio Profitabilitas




Gross profit margin
__Laba kotor__
0,41
0,12

Penjualan bersih


Profit margin
________EAT______
0,12
0,12

Penjualan bersih


Return on total assets
________EAT______
0,0623
0,1200

Total aktiva homogen-rata


Return on common equity
_______EAT_______
0,17
0,17

Modal sendiri






Nilai pasar




Eamings per share
EAT - Dividend Sh Preferen
Rp dua,67
Rp dua,13

Jumlah Sh biasa beredar


Price/Eamings ratio
Harga pasar per saham
8,24
9,39

Eamings per share


Book value per share
Modal sendiri - saham preferen
Rp 16,67
Rp 18,80

Jumlah Sh biasa beredar


Dividend yield
__Dividend per saham__



Harga pasar per saham


Dividend payout
__Dividend per saham__



Pendapatan per saham






Sumber: Moeljadi, 2006

Intrepretasi Analisa Ratio
Dari model analisa ratio dalam tabel 1. Untuk Perusahaan x, maka nilai ratio buat tahun 19x3 tadi dapat diintrepretasikan:

1. Rasio Likuiditas, 
a. Current Ratio = dua,17 : berarti setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin sang aktiva lancar sebanyak Rp dua,17
b. Cash ratio = 1,26 : berarti setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin sang kas, surat berharga dan piutang sebesar Rp 1.26
c. Quick Ratio = 0,91 : berarti setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin Rp 0,91 uang kas.

Liquiditas persediaan yang rendah dapat diakibatkan oleh dua faktor yaitu:
a) terlalu banyak macam persediaan macam persediaan yg tidak bisa dijual menggunakan gampang karena merupakan barang setengan jadi, barang lama atau barang buat kegunaan eksklusif.
b) apabila barang tadi dijual menggunakan kredit maka akan sebagai piutang terlebih dahulu sebelum sebagai uang kas. Ratio cepat merupakan alat ukur likuiditas yg lebih baik jika persediaan nir mudah diuangkan. Jika persediaan likuid maka rasio lancar merupakan ukuran likuiditas yg lebih disukai.

Pada umumnya menurut ke 3 indera ukur likuiditas yang telah diterangkan diatas, apabila meningkat nilainyan maka likuiditas perusahaan semakin baik. Kelebihan likuiditas akan mengurangi resiko ketidakmampuan memenuhi kewajiban jangka pendek yang sudah jatuh tempo sehingga akan mengurangi keuntungan. Jadi porto buat meningkatkan likuiditas adalah pertukaran antara laba serta likuiditas.

2. Rasio kegiatan: 
a. Account receivable ratio = 4,57 kali, ialah dana yang tertanam pada piutang itu mampu berputar sebesar 4,57 kali dalam satu tahun. Averege Collection Periodenya merupakan 80 hari, yang artinya dibutuhkan saat homogen-rata 80 hari buat mengumpulkan mengumpulkan piutang menjadi uang kas kembali. Semakin singkat, maka semakin baik sebab semakin cepat tertagih.

b. Inventaory ratio = 1,05 kali, merupakan kemampuan dana yg tertanam pada persediaan buat berputar pada tahun 19x3 itu adalah 1,05 kali. Sedangkan saat rata-rata menurut persediaan tertahan di gudang dihitung menggunakan average of inventory, atau sama dengan 347,6 hari. Semakin kecil nomor , maka semakin baik karena resiko yang semakin mini .

Untuk mengetahui siklus operasi pada bisnis tertentu digunakan berukuran operating cycle yang memberitahuakn jumlah hari yg diharapkan buat mengonversikan persediaan piutang hingga kembali sebagai uang kas.

Operating cycle = Averege Collection Periode + average of inventory

c. Total asset turnover = 0.381, artinya kemampuan dana yang tertanam dalam total aktiva rata-rata hanya dapat berputar 0,381 kali dalam 1 tahun sehingga menghasilkan penerimaan penjualan bersih. Dengan kata lain, setiap Rp 1,00 aktiva hanya sanggup menghasilkan penjualan sebesar Rp 0,381. Semakin kecil ratio tersebut, maka semakin buruk.

3. Rasio Leverage.
a. Total debt = 0,62 : adalah 62% berdasarkan total aktiva itu dibiayai dengan menggunakan dana yang dari menurut utang.
b. Debt to equity ratio = 1,60 : artinya bagian menurut utang yang dijamin sang modal sendiri hanya sebesar 1/(1,6) = 0,625 stsu 62,lima%. Jadi, jika perusahaan itu dilikuidasi, maka bagian utang yang dapat dijamin dengan menggunakan modal sendiri hanya 62,5%. 
c. Long term debt to equity ratio = 0,95 adalah hanya 95% menurut modal sendiri yang akan digunakan untuk mengklaim utang jangka panjang.
d. Time interest earned = 9 kali, adalah EBIT yg diperoleh itu 9 kali porto bunga, atau bisa pula diartikan bahwa setiap Rp 1,00 bunga dijamin sang Rp 9,00 EBIT

4. Rasio profitabilitas
a. Gross profit margin = 0,38 artinya setiap penjualan Rp 1,00 akan membuat keuntungan kotor sebesar Rp 0,38
b. Net profit margin = 0,12 adalah Rp 1,00 penjualan bisa menghasilkan Rp 0,12 keuntungan sehabis pajak (EAT)
c. Return on total assets = 0,08 adalah Rp 1,00 total aktiva sanggup membentuk Rp 0,08 keuntungan sebelum dipotong bunga dan pajak (EBIT)
d. Rate of return on investment = 0,0457 adalah setiap Rp 1,00 aktiva rata-rat mempu menghasilkan laba sesudah pajak sebesar Rp 0,0457
e. Return on equity = 0,123 adalah setiap Rp 1,00 kapital sendiri bisa membuat Rp 0,123 buat para pemegang saham.

5. Rasio pasar 
Earning per share =dua,12 
Price earning ratio = 9,39 ialah semakin tinggi nilai ratio P/E ini maka semakin baik karena dapt menerangkan tingginya tingkat pertumbuhan dividen yg dibutuhkan oleh para pemodal. 
Market to book value = 18,80 

Analisa Ratio Keseluruhan
Dalam menganalisis analisa Rasio Keseluruhan bisa memakai pendekatan ANALISA SISTEM DUPONT

Analisa sistem DuPont dipakai oleh manager keuangan buat membedah secara terstruktur laporan keuangan dan menilai syarat keuangan perusahaan (Ridwan, 2003). Sistem DuPont menggabungkan laporan keuntungan/rugi dan neraca pada dua kompendium indera ukur yaitu Hasil Atas Aset atau HAA (Return on Total Aset) dan Hasil Atas Equitas atau HAE (Return on Equity)

HAA = Margin Laba Bersih x Perputaran Total Aktiva
            Laba bersih selesainya pajak                 Penjualan                       Laba higienis sesudah pajak
            ------------------------------   x   ---------------          =   -----------------------------
   Penjualan                                    Total aktiva                         Total aktiva

HAE = HAA x PTK (Pengganda Tingkat Keuangan)
            Laba higienis setelah pajak        Total aktiva                 Laba bersih selesainya pajak
            ------------------------------    x  -----------------     =   ---------------------------------
                        Total aktiva                   Ekuitas                                  Ekuitas

Analisa sistem DuPont