MANAJEMEN KEUANGAN PENDEKATAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF

Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif serta Kualitatif 
Seiring menggunakan krisis multi dimensi yg melanda Indonesia, banyak masalah dan penderitaan yg dialami bangsa ini. Yang termasuk menonjol merupakan dalam aspek ekonomi, yakni terpuruknya aktivitas ekonomi karena semakin poly perusahaan yang bangkrut, perbankan yg dilikuidasi serta meningkatnya jumlah tenaga kerja yang menganggur. Penyebab berdasarkan krisis ini, bukanlah lantaran mendasar ekonomi yang lemah saja, tetapi lantaran utang swasta luar negeri yang sudah mencapai jumlah yg relatif besar . Krisis yg berkepanjangan ini merupakan krisis merosotnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam, dampak adanya spekulasi serta jatuh temponya utang partikelir luar negeri dalam jumlah yg akbar dan secara bersamaan sebagai akibatnya permintaan akan dolar meningkat, ditambah lagi menggunakan banyak terjadinya bala alam yg mengakibatkan nilai tukar rupiah yang semakin lemah. 

Kebangkrutan suatu perusahaan dapat dicermati dan diukur melalui laporan keuangan. Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan galat satu sumber warta mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja dan perubahan posisi keuangan perusahaan, yang sangat bermanfaat buat mendukung pengambilan keputusan yang sempurna, data keuangan wajib dikonversi menjadi keterangan yang bermanfaat pada pengambilan keputusan hemat. Hal ini ditempuh menggunakan cara melakukan analisis pada bentuk rasio-rasio keuangan. Terdapat empat hal yang mendorong analisis laporan keuangan menggunakan contoh rasio keuangan yaitu :
1. Untuk mengendalikan impak perbedaan besaran antar perusahaan atau antar waktu
2. Untuk membuat data menjadi lebih memenuhi perkiraan alat statistik yg digunakan
3. Untuk menginvestigasi teori yang terkait dengan rasio keuangan
4. Untuk menelaah interaksi empirik antara rasio keuangan serta perkiraan atau prediksi variabel eksklusif (seperti kebangkrutan atau financial distress). 

Salah satu aspek pentingnya analisis terhadap laporan keuangan berdasarkan sebuah perusahaan adalah buat meramal kontinuitas atau kelangsungan hidup perusahaan. Prediksi kelangsungan hayati perusahaan sangat penting bagi manajemen serta pemilik perusahaan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya potensi kebangkrutan. 

Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan kombinasi berdasarkan data keuangan suatu perusahaan yang mendeskripsikan kemajuan perusahaan serta dibentuk secara periodik. Ada beberapa pengertian laporan keuangan antara lain menjadi berikut: 
a. Menurut Munawir (2002), laporan keuangan merupakan output menurut proses akuntansi yang bisa digunakan menjadi indera buat berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan menggunakan pihak-pihak yg berkepentingan menggunakan dana atau aktivitas perusahaan tadi.
b. Sedangkan dari Harnanto (1998), laporan keuangan merupakan keadaan keuntungan serta output usaha perusahaan dan memberikan rangkuman historis menurut asal ekonomi, kewajiban perusahaan dan aktivitas yang menyebabkan perubahan terhadap asal ekonomi yg dinyatakan secara kuantitatif dalam satuan mata uang. 

Laporan keuangan mendeskripsikan pengaruh keuangan dari transaksi serta insiden lain yang diklasifikasikan dalam beberapa gerombolan akbar menurut karakteristik ekonominya.

Laporan keuangan bersama pengungkapannya dibuat perusahaan dengan tujuan memberikan liputan yang berguna buat pengambilan keputusan–keputusan investasi dan pendanaan

Tujuan ini terangkum dengan disajikannya laporan keuntungan rugi, neraca, laporan arus kas dan pengungkapan laporan keuangan. Selain itu, tujuan generik laporan keuangan adalah menaruh liputan mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas, perusahaan yg bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan pada rangka menciptakan keputusan-keputusn ekonomi serta memperlihatkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber daya yg dipercayakan pada mereka dalam rangka mencapai tujuan tadi, suatu laporan keuangan menyajikan berita tentang perusahaan yg meliput: 1) aktiva, dua) kewajiban, 3) ekuitas, 4) pendapatan, beban termasuk laba serta kerugian, 5) arus kas. 

Laporan keuangan yg lengkap terdiri menurut komponen-komponen menjadi berikut ini:
a. Neraca
Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yg mendeskripsikan posisi keuangan suatu perusahaan dalam waktu eksklusif maksudnya merupakan memberitahuakn keadaan keuangan pada tanggal eksklusif umumnya dalam ketika tutup kitab . 

b. Laporan laba rugi 
Laporan keuntungan rugi merupakan suatu laporan yang sistematis mengenai penghasilan, biaya , rugi laba yang diperoleh sang suatu perusahaan selama periode tertentu. Tujuan pokok laporan keuntungan rugi adalah melaporkan kemampuan riil perusahaan dalam menghasilkan laba. Laporan laba rugi perusahan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan banyak sekali unsur kinerja keuangan yang diharapkan bagi penyajian secara masuk akal. 

c. Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas mendeskripsikan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan. Perusahaan wajib menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen primer laporan keuangan,yg pertanda:

Laporan perubahan ekuitas, kecuali buat perubahan yang asal menurut transaksi dengan pemegang saham misalnya setoran kapital serta pembayaran dividen, menggambarkan jumlah laba dan kerugian yg dari menurut kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan. 

d. Laporan arus kas 
Laporan arus kas dapat memberikan liputan yg memungkinkan para pemakai buat mengevaluasi perubahan pada aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) serta kemampuan buat mensugesti jumlah dan waktu arus kas dalam rangka adaptsi menggunakan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas bermanfaat buat menilai kemampuan perusahaan dalam membentuk kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan contoh untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) berdasarkan berbagai perusahaan.

e. Catatan atas lapoaran keuangan
Catatan atas laporan keuangan wajib tersaji secara sistematis. Setiap pos pada neraca, laporan keuntungan rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan liputan yang terdapat catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan menyampaikan: 
  • Informasi mengenai dasar penyusunan laporan keuangan serta kebijakan akuntansi yg dipilih serta diterapkan terhadap peristiwa serta transaksi yg penting
  • Informasi yg diwajibkan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak tersaji pada neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas
  • Informasi tambahan yang tidak tersaji pada laporan keuangan tetapi dibutuhkan pada rangka penyajian secar wajar
Analisis Laporan Keuangan
Menurut Leopold A. Bernstein, analisis laporan keuangan merupakan suatu proses yg penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan dalam masa kini dan masa kemudian, dengan tujuan buat menentukan estimasi serta prediksi yang paling mungkin mengenai syarat serta kinerja perusahaan dalam masa mendatang (Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty, 2002). 

Analisis laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisis pada laporan dan data keuangan pada rangka buat memperoleh ukuran-ukuran serta interaksi-hubungan yg berarti serta berguna dalam proses pengambilan keputusan.

Tujuan analisis laporan keuangan sendiri berdasarkan Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty (2002) antara lain : 
  • sebagai indera screening awal pada menentukan alternatif investasi atau merger 
  • sebagai indera forecasting mengenai syarat serta kinerja keuangan pada masa datang
  • sebagai proses penaksiran terhadap perkara-perkara manajemen, operasi atau perkara lainnya 
  • sebagai indera evaluasi terhadap manajemen. 
Menurut Dwi Prastowo, teknik analisis laporan keuangan mengkategorikan menjadi 2 metode, yaitu :
1) Metode analisis horizontal, merupakan metode analisis yang dilakukan menggunakan cara membandingkan laporan keuangan oleh beberapa periode sehingga dapat diketahui perkembangan serta kecenderungannya. Metode ini terdiri berdasarkan 4 analisis, diantaranya :
a. Analisis komparatif (comparative financial statement analysis) 
Analisis ini dilakukan dengan cara mempelajari neraca, laporan laba rugi atau laporan arus kas yang berurutan menurut satu periode ke periode berikutnya. 

b. Analisis demam isu 
Adalah suatu metode atau teknik analisa buat mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah memberitahuakn kecenderungan tetap, naik atau bahkan turun. Sebuah alat yang berguna buat perbandingan tren jangka panjang adalah tren angka indeks. Analisis ini memerlukan tahun dasar yang menjadi acum buat seluruh pos yang umumnya diberi nomor indeks 100. Lantaran tahun dasar menjadi rujukan buat seluruh perbandingan, pilihan terbaik adalah tahun dimana kondisi usaha normal. 

c. Analisis arus kas (cash flow analysis) 
Adalah suatu analisa untuk karena-sebab berubahnya jumlah uang kas atau buat mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. Analisis ini terutama digunakan sebagai indera buat mengevaluasi asal dana penggunaan dana. Analisis arus kas menyediakan pandangan mengenai bagaimana perusahaan memperoleh pendanaannya serta menggunakan asal dananya. Walaupun analisis sederhana laporan arus kas menaruh poly kabar tentang sumber dan penggunaan dana, krusial buat menganalisis arus kas secara lebih rinci. 

d. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis) 
Adalah suatu analisa buat mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan berdasarkan periode ke periode yng lain atau perubahan laba kotor suatu periode menggunakan laba yang dibudgetkan buat periode tersebut. 

2) Metode analisis vertikal, adalah metode analisis yg dilakukan menggunakan cara menganalisis laporan keuangan dalam periode eksklusif. Metode ini terdiri berdasarkan tiga analisis, diantaranya : 

Analisis common size 
Adalah suatu metode analisis untuk mengetahui prosentase investasi dalam masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, pula buat mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosannya yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. Analisis common size menekankan pada 2 faktor, yaitu : pertama asal pendanaan, termasuk distribusi pendanaan antara kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar dan ekuitas dan yg ke 2, komposisi aktiva, termasuk jumlah buat masing-masing aktiva lancar aktiva tidak lancar. 

Analisis impas (break-even) 
Adalah analisa buat memilih tingkat penjualan yg harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut nir mengalami kerugian, tetapi jua belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa break-even ini jua akan diketahui berbagai tingkat laba atau kerugian untuk berbagai taraf penjualan. 

Analisis ratio. 
Analisis ratio adalah suatu cara buat menganalisis laporan keuangan yang membicarakan hubungan matematik antara suatu jumlah menggunakan jumlah lainnya atau perbandingan antara satu pos dengan pos lainnya. 

Analisis Ratio Keuangan
Analisis rasio (ratio analysis) adalah suatu alat analisis keuangan yang sangat populer serta poly dipakai. Tetapi kiprahnya seringkali disalah pahami serta sebagai konsekuensinya, kepentingan sering dilebih-lebihkan.

Input dasar untuk analisa rasio keuangan adalah laporan rugi laba serta neraca dalam suatu periode eksklusif yg akan dinilai. Kita harus ingat bahwa rasio adalah indera untuk menyatakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari, dalam hal ini adalah kondisi financial perusahaan. Rasio adalah titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengidentifikasikan area yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Analisis rasio bisa mengungkapkan interaksi krusial dan sebagai dasar perbandingan dalam menemukan syarat dan tren yg sulit buat dideteksi dengan menyelidiki masing-masing komponen yg membentuk rasio (Wild, Subramanyan, Hasley, 2004). 

Analisa ratio digunakan buat membandingkan aneka macam perkiraan dalam kategori tidak sama, yaitu perkiraan antara perkiraan satu menggunakan yg lainnya, baik asumsi antar R/L, maupun R/L dengan neraca.

Analisa rasio tidak hanya memakai rumus terhadap data keuangan, tetapi jua mengintrepretasikan nilai rasio tadi menggunakan menggunakan beberapa analisa, yaitu:

a. Analisa antar perusahaan
Rasio perbandingan antar perusahaan yg tidak sinkron pada saat yang sama yaitu membandingkan kinerja perusahaan menggunakan perusahaan pembanding dimana nilai ratio perusahaan dibandingkan menggunakan nilai rasio perusahaan pembanding dengan tujuan buat pemugaran. Hal ini dilakukan buat menilik apakah terjadi defleksi terhadap standar industri. 

b. Analisa terencana menurut saat ke ketika atau analisa deret berkala
Hal ini dilakuakan berdasarkan pada teori bahwa perusahaan wajib dievaluasi keadaan masa lalunya buat mengetahui arah perkembangannya serta tindakan apa yang sinkron yang harus dilakukan perusahaan untuk jangka menengah serta panjang.

c. Analisa adonan 
Pendekatan yg lebih informatif terhadap analisa rasio merupakan adonan berdasarkan analisa antar perusahaan dan analisa deret bersiklus. Dalam analisa adonan terdapat kaitan antara analisa retio perusahaan menggunakan trend dari industri. Pada umumnya semakin rendah ratio mencerminkan rata-homogen penagihan perusahaan semakin baik.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada melakukan analisa ratio, antara lain:
1. Sebuah ratio tunggal secara umum tidaklah bisa menaruh keterangan yang memadai buat mengetahui semua kinerja perusahaan.
2. Laporan keuangan yg dibandingkan wajib dalam periode yang sama. Apabila tidak maka penyimpangan yg ditimbulkan sang impak musiman dapat menghasilkan konklusi yang keliru lantaran pembuatan keputusan yang keliru.
3. Sebaiknya menggunakan dasar laporan keuangan yang sudah diaudit lantaran data keuangan perusahaan dapat mencerminkan syarat keuangan perusahaan yg sebenarnya.
4. Data yg diperbandingkan disususn menggunakan cara yang sama dengan menggunakan perlakuan akuntansi yang tidak sinkron khususnya buat penyusutan serta persediaan bisa menyebabkan penyimpangan dalam output analisa ratio.

Rasio wajib diinterpretasikan dengan hati-hati karena faktor-faktor yang mensugesti pembilang dapat berkorelasi menggunakan faktor yang mempengaruhi penyebut. Sebagai contoh, perusahaan bisa memperbaiki rasio beban operasi terhadap penjualan dengan mengurangi biaya yg menstimulasi penjualan. Pengurangan jenis porto seperti ini, kemungkinan membuahkan pada penurunan penjualan atau pangsa pasar jangka panjang. Dengan demikian, profitabilitas yg tampaknya membaik pada jangka pendek, bisa Mengganggu prospek perusahaan pada masa depan. Kita wajib menginterpretasikan perubahan tadi dengan tepat. Banyak rasio mempunyai variabel penting yg sama menggunakan rasio lainnya. Dengan demikian, tidaklah perlu buat menghitung seluruh rasio yang mungkin buat menganalisis sebuah situasi. Rasio, seperti sebagian akbar teknik analisis keuangan, tidak relevan pada isolasi. Rasio bermanfaat jika diinterpretasikan dalam perbandingan dengan 1) rasio tahun sebelumnya, dua) standar yang dipengaruhi sebelumnya, tiga) rasio pesaing. Pada akhirnya, variabilitas rasio sepanjang waktu sama pentingnya menggunakan trennya. 

Dengan memakai hasil analisis rasio, dapat mengetahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan (strngth serta weakness) perusahaan pada masa lalu sebagai dasar penetapan strategi dalam masa tiba. Artinya, tujuan analisis merupakan buat mengetahui posisi keuangan pada masa lalu dan sekarang yg akan digunakan menjadi dasar pengambilan keputusan tentang kebijakan masa tiba.

Jenis-Jenis Analisa Ratio
Pada umumnya analisis terhadap rasio adalah langkah awal pada analisis keuangan guna menilai prestasi dan syarat keuangan suatu perusahaan. Ukuran yg digunakan merupakan rasio yang memperlihatkan interaksi antara dua data keuangan. Beberapa rasio keuangan dapat dikelompokkan sebagai lima macam, yaitu antara lain:
1. Rasio Likuiditas, menampakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka pendek. Rasio ini ditunjukkan dalam besar kecilnya aktiva lancar.
a. Current Ratio (ratio lancar), merupakan perbandingan antara aktiva lancar menggunakan hutang lancar. Dimana kemampuan untuk membayar hutang yg segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
b. Cash ratio (ratio of immediate solvency), adalah kemampuan buat membayar utang yg segera wajib dipenuhi menggunakan kas yang tersedia pada perusahaan dan pengaruh yang dapat segera diuangkan.
c. Quick Ratio (ratio cepat), dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar, lalu membagi sisanya menggunakan hutang lancar Dimana kemampuan untuk membayar utang yang segera wajib dipenuhi menggunakan aktiva lancar yang lebih likuid (quick assets).

2. Rasio aktivitas, mengukur seberapa efektif perusahaan memakai sumber – sumber daya sebagaimana digariskan sang kebijaksanaan perusahaan sebagai penjualan atau kas. Rasio ini menyangkut perbandingan antara penjualan dengan aktiva pendukung terjadinya penjualan artinya rasio ini menduga bahwa suatu perbandingan yang “layak” sine qua non antara penjualan dan berbagai aktiva contohnya : persediaan, piutang, aktiva tetap, dan lain-lain. Rasio produksi mencakup : 
a. Account receivable ratio, mengetahui jumlah saat yang diharapkan buat mengumpulkan piutang selama satu tahun yg bisa dihitung dengan cara membagi penjualan kredit dengan homogen-homogen piutang.
b. Inventaory ratio, menhitung kemampuan persediaan berputar selama satu tahun yang diukur menggunakan menggunakan inventory turnover dan waktu homogen-rata persediaan tertahan di gudang. Semakin mini nomor , maka semakin baik lantaran resiko yg semakin kecil.
c. Total asset turnover, kemampuan total aktiva buat berputar selama satu tahun buat membentuk penjualan.

3. Rasio Leverage, menunjukkan penjaminan utang, baik dengan menggunakan total aktiva maupun modal sendiri.
a. Total debt, mengukur presentase penggunaan dana berdasarkan kreditur yang dihitung dengan cara membagi total hutang dengan total aktiva. Dimana beberapa bagian menurut keseluruhan kebutuhan dana yg dibelanjai menggunakan utang atau berapa bagian berdasarkan aktiva yg digunakan buat menjamin utang.
b. Debt to equity ratio, adalah bagian dari setiap rupiah kapital sendiri yg dijadikan agunan buat keseluruhan utang. Secara sistematis bisa ditulis sebagai perbandingan antara total utang menggunakan kapital. 
c. Long term debt to equity ratio, merupakan bagian menurut setiap rupiah kapital sendiri yang dijadikan agunan buat utang jangka panjang. 
Utang jangka panjang
      Long term debt to equity ratio =      -----------------------------
                                                                     Modal sendiri
d. Tangible assets debt coverage, adalah besarnya aktiva permanen tangible yg dipakai buat mengklaim utang jangka panjang setiap rupiahnya.
Jumlah aktiva – Intangibles – utang lancar
Tangible assets debt coverage =   ------------------------------------------------------------
                                                                                    Hutang jangka panjang

e. Time interest earned, dihitung menggunakan membagi keuntungan sebelum bunga dan pajak (EBIT) menggunakan beban bunga. Rasio ini mengukur seberapa jauh laba bisa berkurang tanpa menyulitkan perusahaan pada memenuhi kewajiban membayar bunga tahunan. Dimana besarnya jaminan keuntungan buat membayar bunga utang jangka panjang.

4. Rasio profitabilitas, dipakai buat mengukur seberapa efekif pengelolaan perusahaan sebagai akibatnya membuat keuntungan sebagai berikut: 
Gross profit margin, menampakan kemampuan penjualan pada membuat keuntungan kotor. 
Net profit margin, kemampuan setiap rupiah penjualan buat membuat laba bersih (Earning After Tax, EAT) 
Return on total assets, menampakan kemampuan total aktiva membuat keuntungan sebelum dipotong bunga serta pajak (EBIT) 
Rate of return on investment, kemampuan aktiva rata-rata dalam membuat laba setelah pajak. 
Return on equity, Kemampuan dari kapital sendiri untuk menghasilkan laba bagi pemegang saham preferen serta saham biasa. 

5. Rasio pasar, diterapkan buat perusahaan yg telah go public serta mengukur kemampuan perusahaan pada membangun nilai terutama dalam pemegang saham serta calon investor. Rasio pasar mencerminkan penilaian pemgang saham menurut segala aspek atas kinerja masa lalu perusahaan dan asa kinerja pada masa yang akan tiba. 
Earning per share, menerangkan jumlah pendapatan bersih yg tersedia buat pemegang saham biasa dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yg beredar. 
Price earning ratio, rasio antara harga pasar saham menggunakan laba per lbr saham. Jika rasio ini lebih rendah menurut dalam rasio industri homogen, bisa merupakan indikasi bahwa investasi dalam saham perusahaan ini lebih beresiko daripada rata -rata industri. Rasio harga pasar dalam biasanya dipakai buat melihat saham perusahaan dan mengukur julah uang dimana investor bersedia membayar buat setiap rupiah pendapatan perusahaan. Besarnya rasio harga pasar menunjukkan taraf agama investor terhadap kinerja perusahaan pada masa depan. 
Market to book value, perbandingan antara nilai pasar saham dengan nilai kitab saham, pula adalah indikasi bahwa para investor menghargai perusahaan. Ratio harga pasar per nilai buku menunjukkan bagaimana evaluasi investor terhadap kinerja perusahaan. Ratio ini menghubungkan nilai pasar saham perusahaan terhadap nilai kitab atau nilai akutansi. Untuk menghitungnya pertama harus dihitung nilai kitab per lembar saham biasa. 
                                                                                    Ekuitas saham biasa
      Niali buku per lembar saham biasa = ------------------------------------------------------    
Jumlah lembar saham biasa yang beredar

Tabel  Ratio keuangan buat Perusahaan x
Ratio Keuangan

Cara Perhitungan

19x2

19x3

Ratio Liquiditas:




Curent ratio
Aktiva lancar
2,2
2,17

Utang lancar


Quick ratio
Kas+surat berharga+piutang
1,3
1,26

Utang lancar


Cash ratio
Kas+surat berharga+piutang
0,91
1,00

Utang lancar






Ratio Aktivitas




Account receivable turnover
Penjualan kredit bersih
8,16
4,57

Piutang rata-rata


Average collection periode
______365______
44,7 hari
79,9 hari

Perputaran piutang


Inventory turnover
Harga pokok penjualan
1,26
1,05

rata-homogen persediaan


Average age of inventory
_________365_________
289,7 hari
3,47 hari

Perputaran persediaan


Operating cycle
Average collection periode+
334,4 hari
427,lima hari

Average age of inventory


Total asset turnover
__Penjualan bersih__
0,530
0,381

Total aktiva homogen-rata






Ratio Leverage




Debt ratio
Total utang
0,63
0,62

Total aktiva


Debt/ Equity ratio
__Total utang__
1,67
1,60

Modal sendiri


Time interest eamed
___EBIT___
11 kali
9 kali

Biaya bunga






Ratio Profitabilitas




Gross profit margin
__Laba kotor__
0,41
0,12

Penjualan bersih


Profit margin
________EAT______
0,12
0,12

Penjualan bersih


Return on total assets
________EAT______
0,0623
0,1200

Total aktiva homogen-rata


Return on common equity
_______EAT_______
0,17
0,17

Modal sendiri






Nilai pasar




Eamings per share
EAT - Dividend Sh Preferen
Rp dua,67
Rp dua,13

Jumlah Sh biasa beredar


Price/Eamings ratio
Harga pasar per saham
8,24
9,39

Eamings per share


Book value per share
Modal sendiri - saham preferen
Rp 16,67
Rp 18,80

Jumlah Sh biasa beredar


Dividend yield
__Dividend per saham__



Harga pasar per saham


Dividend payout
__Dividend per saham__



Pendapatan per saham






Sumber: Moeljadi, 2006

Intrepretasi Analisa Ratio
Dari model analisa ratio dalam tabel 1. Untuk Perusahaan x, maka nilai ratio buat tahun 19x3 tadi dapat diintrepretasikan:

1. Rasio Likuiditas, 
a. Current Ratio = dua,17 : berarti setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin sang aktiva lancar sebanyak Rp dua,17
b. Cash ratio = 1,26 : berarti setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin sang kas, surat berharga dan piutang sebesar Rp 1.26
c. Quick Ratio = 0,91 : berarti setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin Rp 0,91 uang kas.

Liquiditas persediaan yang rendah dapat diakibatkan oleh dua faktor yaitu:
a) terlalu banyak macam persediaan macam persediaan yg tidak bisa dijual menggunakan gampang karena merupakan barang setengan jadi, barang lama atau barang buat kegunaan eksklusif.
b) apabila barang tadi dijual menggunakan kredit maka akan sebagai piutang terlebih dahulu sebelum sebagai uang kas. Ratio cepat merupakan alat ukur likuiditas yg lebih baik jika persediaan nir mudah diuangkan. Jika persediaan likuid maka rasio lancar merupakan ukuran likuiditas yg lebih disukai.

Pada umumnya menurut ke 3 indera ukur likuiditas yang telah diterangkan diatas, apabila meningkat nilainyan maka likuiditas perusahaan semakin baik. Kelebihan likuiditas akan mengurangi resiko ketidakmampuan memenuhi kewajiban jangka pendek yang sudah jatuh tempo sehingga akan mengurangi keuntungan. Jadi porto buat meningkatkan likuiditas adalah pertukaran antara laba serta likuiditas.

2. Rasio kegiatan: 
a. Account receivable ratio = 4,57 kali, ialah dana yang tertanam pada piutang itu mampu berputar sebesar 4,57 kali dalam satu tahun. Averege Collection Periodenya merupakan 80 hari, yang artinya dibutuhkan saat homogen-rata 80 hari buat mengumpulkan mengumpulkan piutang menjadi uang kas kembali. Semakin singkat, maka semakin baik sebab semakin cepat tertagih.

b. Inventaory ratio = 1,05 kali, merupakan kemampuan dana yg tertanam pada persediaan buat berputar pada tahun 19x3 itu adalah 1,05 kali. Sedangkan saat rata-rata menurut persediaan tertahan di gudang dihitung menggunakan average of inventory, atau sama dengan 347,6 hari. Semakin kecil nomor , maka semakin baik karena resiko yang semakin mini .

Untuk mengetahui siklus operasi pada bisnis tertentu digunakan berukuran operating cycle yang memberitahuakn jumlah hari yg diharapkan buat mengonversikan persediaan piutang hingga kembali sebagai uang kas.

Operating cycle = Averege Collection Periode + average of inventory

c. Total asset turnover = 0.381, artinya kemampuan dana yang tertanam dalam total aktiva rata-rata hanya dapat berputar 0,381 kali dalam 1 tahun sehingga menghasilkan penerimaan penjualan bersih. Dengan kata lain, setiap Rp 1,00 aktiva hanya sanggup menghasilkan penjualan sebesar Rp 0,381. Semakin kecil ratio tersebut, maka semakin buruk.

3. Rasio Leverage.
a. Total debt = 0,62 : adalah 62% berdasarkan total aktiva itu dibiayai dengan menggunakan dana yang dari menurut utang.
b. Debt to equity ratio = 1,60 : artinya bagian menurut utang yang dijamin sang modal sendiri hanya sebesar 1/(1,6) = 0,625 stsu 62,lima%. Jadi, jika perusahaan itu dilikuidasi, maka bagian utang yang dapat dijamin dengan menggunakan modal sendiri hanya 62,5%. 
c. Long term debt to equity ratio = 0,95 adalah hanya 95% menurut modal sendiri yang akan digunakan untuk mengklaim utang jangka panjang.
d. Time interest earned = 9 kali, adalah EBIT yg diperoleh itu 9 kali porto bunga, atau bisa pula diartikan bahwa setiap Rp 1,00 bunga dijamin sang Rp 9,00 EBIT

4. Rasio profitabilitas
a. Gross profit margin = 0,38 artinya setiap penjualan Rp 1,00 akan membuat keuntungan kotor sebesar Rp 0,38
b. Net profit margin = 0,12 adalah Rp 1,00 penjualan bisa menghasilkan Rp 0,12 keuntungan sehabis pajak (EAT)
c. Return on total assets = 0,08 adalah Rp 1,00 total aktiva sanggup membentuk Rp 0,08 keuntungan sebelum dipotong bunga dan pajak (EBIT)
d. Rate of return on investment = 0,0457 adalah setiap Rp 1,00 aktiva rata-rat mempu menghasilkan laba sesudah pajak sebesar Rp 0,0457
e. Return on equity = 0,123 adalah setiap Rp 1,00 kapital sendiri bisa membuat Rp 0,123 buat para pemegang saham.

5. Rasio pasar 
Earning per share =dua,12 
Price earning ratio = 9,39 ialah semakin tinggi nilai ratio P/E ini maka semakin baik karena dapt menerangkan tingginya tingkat pertumbuhan dividen yg dibutuhkan oleh para pemodal. 
Market to book value = 18,80 

Analisa Ratio Keseluruhan
Dalam menganalisis analisa Rasio Keseluruhan bisa memakai pendekatan ANALISA SISTEM DUPONT

Analisa sistem DuPont dipakai oleh manager keuangan buat membedah secara terstruktur laporan keuangan dan menilai syarat keuangan perusahaan (Ridwan, 2003). Sistem DuPont menggabungkan laporan keuntungan/rugi dan neraca pada dua kompendium indera ukur yaitu Hasil Atas Aset atau HAA (Return on Total Aset) dan Hasil Atas Equitas atau HAE (Return on Equity)

HAA = Margin Laba Bersih x Perputaran Total Aktiva
            Laba bersih selesainya pajak                 Penjualan                       Laba higienis sesudah pajak
            ------------------------------   x   ---------------          =   -----------------------------
   Penjualan                                    Total aktiva                         Total aktiva

HAE = HAA x PTK (Pengganda Tingkat Keuangan)
            Laba higienis setelah pajak        Total aktiva                 Laba bersih selesainya pajak
            ------------------------------    x  -----------------     =   ---------------------------------
                        Total aktiva                   Ekuitas                                  Ekuitas

Analisa sistem DuPont

Comments