PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN

Pengertian Laporan Keuangan 
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2002) menyatakan, “Laporan keuangan merupakan bagian berdasarkan proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yg lengkap umumnya mencakup neraca, laporan keuntungan rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat tersaji pada berbagai cara contohnya, menjadi laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penerangan yang merupakan bagian integral berdasarkan laporan keuangan. Disamping itu pula termasuk skedul dan kabar tambahan yang berkaitan menggunakan laporan tersebut, contohnya, liputan keuangan segmen industri serta geografis serta pengungkapan dampak perubahan harga”.

Terkait menggunakan pengertian laporan keuangan ini, Kieso, Weygandt, dan Warfield (2004) beropini, “Financial statements are the principal means through which financial information is communicated to those outside an enterprise. These statements provide the company’s history quantified in money terms. The financial statements most frequently provided are (1) the balance sheet, (2) the income statement, (tiga) the statement of cash flows, and (4) the statement of owners’ or stockholders’ equity. In addition, note disclosures are an integral part of each financial statement”.

Pengguna Informasi Akuntansi
Horngren, Harrison, serta Bamber (2002) menyatakan, “Decision makers need information. The more important the decision, the greater the need for information. Virtually all businesses and most individuals keep accounting records to aid in making decisions”.

IAI (2002) secara kentara menjelaskan beberapa pihak yang memanfaatkan informasi keuangan, “Pemakai laporan keuangan mencakup investor kini serta investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok serta kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta forum-lembaganya, serta masyarakat”.

Tujuan serta Manfaat Laporan Keuangan
Kieso et al. (2004) menyatakan, “The objectives of financial reporting are to provide (1) information that is useful in investment and credit decisions, (2) information that is useful in assesing cash flow prospects, and (tiga) information about enterprise resources, claims to those resources, and changes in them”

Sedangkan IAI (2002) memberi penjelasan menjadi berikut, “Tujuan laporan keuangan buat tujuan umum merupakan memberikan kabar mengenai posisi keuangan, kinerja serta arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian akbar kalangan pengguna laporan dalam rangka menciptakan keputusan-keputusan ekonomi dan menampakan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-asal daya yang dipercayakan pada mereka”

Jenis Laporan Keuangan
Berikut ini akan diuraikan teori-teori mengenai pengertian, manfaat, dan keterbatasan (jika ada) dari tiap-tiap jenis laporan keuangan.

Laporan Laba Rugi
Kieso et al. (2004) berpendapat, “The income statement, often called the statement of income or statement of earnings, is the report that measures the success of enterprise operations for a given period of time” 

Mengenai kegunaan menurut laporan keuntungan rugi, Kieso et al. (2004) menyatakan, “The income statement provides investors and creditors with information that helps them predict the amounts, timing, and uncertainty of future cash flows. Also, the income statement helps users determine the risk (level of uncertainty) of not achieving particular cash flow” 

Terkait hal yg sama, IAI (2002) menyatakan, “Informasi kinerja keuangan perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan buat menilai perubahan potensial asal daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan … Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam membuat arus kas dari sumber daya yg terdapat. Di samping itu, keterangan tadi pula bermanfaat pada perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan pada memanfaatkan tambahan asal daya” 

Sedangkan mengenai keterbatasan laporan laba rugi, Kieso et al. (2004) menyatakan, “The limitations of an income statement are: (1) The statement does not include many items that contribute to general growth and well-being of an enterprise. (dua) Income numbers are often affected by the accounting methods used. (3) Income measures are subject to estimates”.

Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan posisi keuangan dapat tersaji pada aneka macam bentuk, diantaranya dalam bentuk laporan perubahan ekuitas. Mengenai definisi dari laporan ini, Horngren et al. (2002) menyatakan, “The statement of owner’s equity presents a summary of the changes that occurred in the entity’s owner’s equity during a specific time period such as a month or a year”

Sedangkan IAI (2002) beropini, “Perubahan ekuitas perusahaan mendeskripsikan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran eksklusif yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali buat perubahan yg berasal berdasarkan transaksi menggunakan pemegang saham misalnya setoran kapital serta pembayaran deviden, menggambarkan jumlah keuntungan serta kerugian yang berasal menurut kegiatan perusahaan selama periode yg bersangkutan”.

Neraca
Horngren et al. (2002) mendefinisikan neraca sebagai berikut, “The balance sheet lists all the entity’s assets, liabilities, and owner’s equity as of a specific date, usually the end of a month or a year”. Mengenai hal yg sama, Kieso et al. (2004) menyatakan, “The balance sheet, sometimes referred to as the statement of financial position, reports the assets, liabilities, and stockholders’ equity of a business enterprise at a specific date”. Sedangkan IAI (2002) tidak menaruh definisi atas neraca, akan tetapi menyatakan, “Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca”.

Mengenai manfaat neraca ini, IAI (2002) menyatakan, “Informasi asal daya ekonomi yg dikendalikan serta kemampuan perusahaan buat memodifikasi asal daya ini di masa kemudian bermanfaat buat memprediksi kemampuan perusahaan dalam membuat kas (dan setara kas) di masa depan. Informasi struktur keuangan bermanfaat buat memprediksi kebutuhan pinjaman di masa depan serta bagaimana penghasilan bersih (laba) dan arus kas pada masa depan akan didistribusikan kepada mereka yg mempunyai hak pada pada perusahaan; berita tadi jua berguna buat memprediksi seberapa jauh perusahaan akan berhasil menaikkan lebih lanjut asal keuangannya. Informasi likuiditas dan solvabilitas berguna untuk memprediksi kemampuan perusahaan pada pemenuhan komitmen keuangannya pada waktu jatuh tempo”

Keterbatasan neraca dijelaskan oleh Kieso et al. (2004) sebagai berikut, “The limitations of a balance sheet are: (1) the balance sheet does not reflect current value because accountants have adopted a historical cost basis in valuing and reporting assets and liabilities. (dua) Judgements and estimates must be used in preparing a balance sheet … (tiga) The balance sheet omits many items that are of financial value to the business but cannot be recorded objectively, such as human resources, customer base, and reputation”.

Laporan Arus Kas
Horngen et al. (2002) sehubungan menggunakan definisi dari laporan arus kas menyatakan, “ The statement of cash flows reports the amount of cash coming in (cash receipts) and the amount of cash going out (cash payments or disbursements) during a period”.

Manfaat berdasarkan laporan arus kas diungkapkan sang Kieso et al. (2004) menjadi berikut, “The primary pupose of the statement of cash flows is to provide information about cash receipts and cash payments of an entity during a period. A secondary is to report the entity’s operating, investing, and financing activities during a period”.

Mengenai kegunaan fakta yang termuat dalam laporan ini, IAI (2002) menyatakan, “apabila digunakan pada kaitannya dengan laporan keuangan yang lain, laporan arus kas bisa menaruh kabar yg memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan pada aktiva higienis perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas serta solvabilitas) dan kemampuan buat mempengaruhi jumlah serta ketika arus kas dalam rangka adaptasi menggunakan perubahan keadaan serta peluang… menilai kemampuan perusahaan dalam membentuk kas serta setara kas serta memungkinkan para pemakai mengembangkan contoh buat menilai dan membandingkan nilai kini menurut arus kas masa depan (future cash flows) menurut berbagai perusahaan… mempertinggi daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan efek penggunaan perlakuan akuntansi yg berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yg sama.

Informasi arus kas historis acapkali dipakai sebagai indikator dari jumlah, saat, serta kepastian arus kas masa depan. Di samping itu, kabar arus kas pula berguna buat meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yg sudah dibuat sebelumnya serta dalam memilih interaksi antara profitabilitas serta arus kas higienis serta pengaruh perubahan harga”.

Catatan atas Laporan Keuangan
Kieso et al. (2004) tentang catatan atas laporan keuangan menyatakan, “Notes are the means of amplifying or e×plaining the items presented in the main body of the statements” (pp. 1274-1475). Menurut Kieso et al. (2004), catatan atas laporan keuangan ini adalah salah satu berdasarkan beberapa teknik pengungkapan liputan dalam laporan keuangan. Lebih lanjut, Kieso et al. (2004) mengidentifikasikan teknik-teknik tersebut, “These methods of disclosing pertinent information are available: parenthetical e×planations, notes, cross reference and contra items, and supporting schedules”.

Mengenai manfaat catatan atas laporan keuangan ini, Kieso et al. (2004) menyatakan, “ If the information in the main body of the financial statements gives an incomplete picture of the performance and positions of the enterprise, additional information that is needed to complete picture should be included in the notes … The notes are not only helpful but also essential to understanding the enterprise’s performance and position” 

Hal yang serupa terkait dengan manfaat catatan atas laporan keuangan diungkapkan oleh IAI (2002) dengan menyatakan, “Dalam rangka membantu pengguna laporan tahu laporan keuangan serta membandingkannya dengan laporan keuangan perusahaan lain, maka catatan atas laporan keuangan …”

Metode serta Teknik Analisis Laporan Keuangan
Mengenai metode dan teknik analisis laporan keuangan ini, Kieso et al. (2004) menyatakan, “Basic financial statement analysis involves e×amining relationships between items on the statements (ratio and percentage analysis) and identifying trends in these relationships (comparative analysis)” 

Sedangkan Munawir (2002) mengklasifikasikan metode analisis menjadi analisis horisontal dan analisis vertikal. Munawir (2002) jua mengungkapkan beberapa teknik analisis yang biasa digunakan pada analisis laporan keuangan, yaitu mencakup analisis perbandingan laporan keuangan, analisis ekspresi dominan, analisis persentase per komponen (common size statement), analisis sumber serta penggunaan modal kerja, analisis sumber serta penggunaan kas, analisis rasio, analisis perubahan keuntungan kotor serta analisis break-even.

Terkait menggunakan analisis horisontal, Munawir (2002) mendefinisikannya menjadi berikut, “Analisa horisontal merupakan analisa menggunakan mengadakan perbandingan laporan keuangan buat beberapa periode atau beberapa ketika, sebagai akibatnya akan diketahui perkembangannya. Metode horisontal ini disebut juga menjadi analisa dinamis” (h. 36). Kieso et al. (2004) tentang analisis ini menyatakan, “This approach, normally called horizontal analysis, indicates the proportionate change over a period of time. It is especially useful in evaluating a animo situation, because absolute changes are often deceiving”.

Sedangkan tentang analisis vertikal, Munawir (2002) menyatakan, “Analisa vertikal yaitu apabila laporan keuangan yg dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, … Analisa vertikal ini diklaim pula metode analisa statis” (h. 36). Terkait hal yg sama, Kieso et al. (2004) menyatakan, “Another approach, called vertical analysis, is the proportional e×pression of each item on a financial statement in a given period to a base figure”.

Terhadap beragamnya teknik analisis laporan keuangan, Kieso et al. (2004) menyatakan, “No one device is more useful than another. Every situation faced by the investment analyst is different, and the answers needed are often obtained only upon close e×amination of the interrelationships among all the data provided” (p. 1306). Hal yg senada pun diungkapkan oleh Helfert seperti yg diterjemahkan Wibowo, H. (1997), “Tidak terdapat rasio buat menilai kinerja perusahaan yang dapat memberi jawaban absolut. Setiap pandangan yg diperoleh bersifat nisbi, karena syarat serta operasi perusahaan sangat bervariasi menurut satu perusahaan ke perusahaan lain, serta dari satu industri ke industri lain”.

Bagi perusahaan yang berbentuk hukum BUMN diwajibkan buat menilai kinerjanya menurut Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002, lepas 4 Juni 2002, tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN. Seperti yang diatur dalam pasal 11 Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002, tanggal 4 Juni 2002, yg menyatakan, “Keputusan ini mulai berlaku buat evaluasi Tingkat Kesehatan BUMN tahun buku 2002”.

PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN

Pengertian Laporan Keuangan 
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2002) menyatakan, “Laporan keuangan merupakan bagian menurut proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap umumnya meliputi neraca, laporan keuntungan rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yg dapat tersaji dalam berbagai cara misalnya, menjadi laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain dan materi penerangan yg merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yg berkaitan dengan laporan tersebut, contohnya, berita keuangan segmen industri serta geografis serta pengungkapan imbas perubahan harga”.

Terkait dengan pengertian laporan keuangan ini, Kieso, Weygandt, serta Warfield (2004) beropini, “Financial statements are the principal means through which financial information is communicated to those outside an enterprise. These statements provide the company’s history quantified in money terms. The financial statements most frequently provided are (1) the balance sheet, (2) the income statement, (tiga) the statement of cash flows, and (4) the statement of owners’ or stockholders’ equity. In addition, note disclosures are an integral part of each financial statement”.

Pengguna Informasi Akuntansi
Horngren, Harrison, dan Bamber (2002) menyatakan, “Decision makers need information. The more important the decision, the greater the need for information. Virtually all businesses and most individuals keep accounting records to aid in making decisions”.

IAI (2002) secara kentara menjelaskan beberapa pihak yg memanfaatkan warta keuangan, “Pemakai laporan keuangan mencakup investor sekarang serta investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor bisnis lainnya, pelanggan, pemerintah dan lembaga-lembaganya, dan masyarakat”.

Tujuan serta Manfaat Laporan Keuangan
Kieso et al. (2004) menyatakan, “The objectives of financial reporting are to provide (1) information that is useful in investment and credit decisions, (2) information that is useful in assesing cash flow prospects, and (3) information about enterprise resources, claims to those resources, and changes in them”

Sedangkan IAI (2002) memberi penerangan sebagai berikut, “Tujuan laporan keuangan buat tujuan generik merupakan menaruh liputan mengenai posisi keuangan, kinerja serta arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian akbar kalangan pengguna laporan dalam rangka menciptakan keputusan-keputusan ekonomi serta memperlihatkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan asal-asal daya yg dipercayakan pada mereka”

Jenis Laporan Keuangan
Berikut ini akan diuraikan teori-teori mengenai pengertian, manfaat, dan keterbatasan (jika ada) menurut tiap-tiap jenis laporan keuangan.

Laporan Laba Rugi
Kieso et al. (2004) berpendapat, “The income statement, often called the statement of income or statement of earnings, is the report that measures the success of enterprise operations for a given period of time” 

Mengenai kegunaan berdasarkan laporan keuntungan rugi, Kieso et al. (2004) menyatakan, “The income statement provides investors and creditors with information that helps them predict the amounts, timing, and uncertainty of future cash flows. Also, the income statement helps users determine the risk (level of uncertainty) of not achieving particular cash flow” 

Terkait hal yg sama, IAI (2002) menyatakan, “Informasi kinerja keuangan perusahaan, terutama profitabilitas, diharapkan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan … Informasi kinerja berguna untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam membentuk arus kas menurut sumber daya yg terdapat. Di samping itu, liputan tadi pula berguna pada perumusan pertimbangan tentang efektivitas perusahaan pada memanfaatkan tambahan asal daya” 

Sedangkan tentang keterbatasan laporan laba rugi, Kieso et al. (2004) menyatakan, “The limitations of an income statement are: (1) The statement does not include many items that contribute to general growth and well-being of an enterprise. (2) Income numbers are often affected by the accounting methods used. (3) Income measures are subject to estimates”.

Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan posisi keuangan bisa disajikan dalam aneka macam bentuk, diantaranya pada bentuk laporan perubahan ekuitas. Mengenai definisi berdasarkan laporan ini, Horngren et al. (2002) menyatakan, “The statement of owner’s equity presents a summary of the changes that occurred in the entity’s owner’s equity during a specific time period such as a month or a year”

Sedangkan IAI (2002) berpendapat, “Perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva higienis atau kekayaan selama periode bersangkutan dari prinsip pengukuran tertentu yg dianut dan harus diungkapkan pada laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali buat perubahan yg berasal berdasarkan transaksi menggunakan pemegang saham seperti setoran kapital serta pembayaran deviden, mendeskripsikan jumlah laba dan kerugian yang asal dari aktivitas perusahaan selama periode yg bersangkutan”.

Neraca
Horngren et al. (2002) mendefinisikan neraca menjadi berikut, “The balance sheet lists all the entity’s assets, liabilities, and owner’s equity as of a specific date, usually the end of a month or a year”. Mengenai hal yang sama, Kieso et al. (2004) menyatakan, “The balance sheet, sometimes referred to as the statement of financial position, reports the assets, liabilities, and stockholders’ equity of a business enterprise at a specific date”. Sedangkan IAI (2002) nir memberikan definisi atas neraca, akan tetapi menyatakan, “Informasi posisi keuangan terutama disediakan dalam neraca”.

Mengenai manfaat neraca ini, IAI (2002) menyatakan, “Informasi sumber daya ekonomi yg dikendalikan serta kemampuan perusahaan untuk memodifikasi asal daya ini di masa lalu berguna buat memprediksi kemampuan perusahaan pada membentuk kas (dan setara kas) pada masa depan. Informasi struktur keuangan bermanfaat buat memprediksi kebutuhan pinjaman pada masa depan dan bagaimana penghasilan higienis (laba) dan arus kas di masa depan akan didistribusikan pada mereka yang mempunyai hak pada dalam perusahaan; fakta tersebut juga berguna buat memprediksi seberapa jauh perusahaan akan berhasil menaikkan lebih lanjut sumber keuangannya. Informasi likuiditas serta solvabilitas berguna buat memprediksi kemampuan perusahaan pada pemenuhan komitmen keuangannya dalam ketika jatuh tempo”

Keterbatasan neraca dijelaskan sang Kieso et al. (2004) menjadi berikut, “The limitations of a balance sheet are: (1) the balance sheet does not reflect current value because accountants have adopted a historical cost basis in valuing and reporting assets and liabilities. (2) Judgements and estimates must be used in preparing a balance sheet … (tiga) The balance sheet omits many items that are of financial value to the business but cannot be recorded objectively, such as human resources, customer base, and reputation”.

Laporan Arus Kas
Horngen et al. (2002) sehubungan dengan definisi berdasarkan laporan arus kas menyatakan, “ The statement of cash flows reports the amount of cash coming in (cash receipts) and the amount of cash going out (cash payments or disbursements) during a period”.

Manfaat berdasarkan laporan arus kas diungkapkan sang Kieso et al. (2004) menjadi berikut, “The primary pupose of the statement of cash flows is to provide information about cash receipts and cash payments of an entity during a period. A secondary is to report the entity’s operating, investing, and financing activities during a period”.

Mengenai kegunaan warta yang termuat dalam laporan ini, IAI (2002) menyatakan, “apabila dipakai dalam kaitannya dengan laporan keuangan yg lain, laporan arus kas bisa memberikan fakta yang memungkinkan para pemakai buat mengevaluasi perubahan pada aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas serta solvabilitas) dan kemampuan buat mempengaruhi jumlah serta ketika arus kas pada rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang… menilai kemampuan perusahaan pada membentuk kas serta setara kas serta memungkinkan para pemakai berbagi model untuk menilai serta membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan… menaikkan daya banding pelaporan kinerja operasi banyak sekali perusahaan lantaran bisa meniadakan efek penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi serta peristiwa yang sama.

Informasi arus kas historis acapkali dipakai sebagai indikator dari jumlah, waktu, serta kepastian arus kas masa depan. Di samping itu, berita arus kas pula bermanfaat buat meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibentuk sebelumnya dan pada memilih interaksi antara profitabilitas dan arus kas bersih dan impak perubahan harga”.

Catatan atas Laporan Keuangan
Kieso et al. (2004) tentang catatan atas laporan keuangan menyatakan, “Notes are the means of amplifying or e×plaining the items presented in the main body of the statements” (pp. 1274-1475). Menurut Kieso et al. (2004), catatan atas laporan keuangan ini adalah salah satu berdasarkan beberapa teknik pengungkapan berita dalam laporan keuangan. Lebih lanjut, Kieso et al. (2004) mengidentifikasikan teknik-teknik tadi, “These methods of disclosing pertinent information are available: parenthetical e×planations, notes, cross reference and contra items, and supporting schedules”.

Mengenai manfaat catatan atas laporan keuangan ini, Kieso et al. (2004) menyatakan, “ If the information in the main body of the financial statements gives an incomplete picture of the performance and positions of the enterprise, additional information that is needed to complete picture should be included in the notes … The notes are not only helpful but also essential to understanding the enterprise’s performance and position” 

Hal yg serupa terkait menggunakan manfaat catatan atas laporan keuangan diungkapkan oleh IAI (2002) menggunakan menyatakan, “Dalam rangka membantu pengguna laporan tahu laporan keuangan serta membandingkannya menggunakan laporan keuangan perusahaan lain, maka catatan atas laporan keuangan …”

Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Mengenai metode dan teknik analisis laporan keuangan ini, Kieso et al. (2004) menyatakan, “Basic financial statement analysis involves e×amining relationships between items on the statements (ratio and percentage analysis) and identifying trends in these relationships (comparative analysis)” 

Sedangkan Munawir (2002) mengklasifikasikan metode analisis sebagai analisis horisontal dan analisis vertikal. Munawir (2002) juga menyebutkan beberapa teknik analisis yang biasa dipakai pada analisis laporan keuangan, yaitu meliputi analisis perbandingan laporan keuangan, analisis musim, analisis persentase per komponen (common size statement), analisis sumber dan penggunaan kapital kerja, analisis asal dan penggunaan kas, analisis rasio, analisis perubahan laba kotor dan analisis break-even.

Terkait dengan analisis horisontal, Munawir (2002) mendefinisikannya menjadi berikut, “Analisa horisontal adalah analisa menggunakan mengadakan perbandingan laporan keuangan buat beberapa periode atau beberapa ketika, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horisontal ini diklaim juga menjadi analisa dinamis” (h. 36). Kieso et al. (2004) mengenai analisis ini menyatakan, “This approach, normally called horizontal analysis, indicates the proportionate change over a period of time. It is especially useful in evaluating a ekspresi dominan situation, because absolute changes are often deceiving”.

Sedangkan tentang analisis vertikal, Munawir (2002) menyatakan, “Analisa vertikal yaitu bila laporan keuangan yg dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, … Analisa vertikal ini dianggap juga metode analisa tidak aktif” (h. 36). Terkait hal yang sama, Kieso et al. (2004) menyatakan, “Another approach, called vertical analysis, is the proportional e×pression of each item on a financial statement in a given period to a base figure”.

Terhadap beragamnya teknik analisis laporan keuangan, Kieso et al. (2004) menyatakan, “No one device is more useful than another. Every situation faced by the investment analyst is different, and the answers needed are often obtained only upon close e×amination of the interrelationships among all the data provided” (p. 1306). Hal yang senada pun diungkapkan oleh Helfert misalnya yang diterjemahkan Wibowo, H. (1997), “Tidak ada rasio buat menilai kinerja perusahaan yang dapat memberi jawaban mutlak. Setiap pandangan yang diperoleh bersifat relatif, lantaran syarat dan operasi perusahaan sangat bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain, dan dari satu industri ke industri lain”.

Bagi perusahaan yg berbentuk aturan BUMN diwajibkan untuk menilai kinerjanya dari Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002, lepas 4 Juni 2002, tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN. Seperti yang diatur dalam pasal 11 Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002, tanggal 4 Juni 2002, yang menyatakan, “Keputusan ini mulai berlaku untuk penilaian Tingkat Kesehatan BUMN tahun buku 2002”.

PENGERTIAN UNSURUNSUR LAPORAN KEUANGAN MENURUT AHLI

Pengertian, Unsur-Unsur Laporan Keuangan Menurut Ahli
Dalam praktiknya laporan keuangan suatu perusahaan dibuat buat melihat kondisi keuangan perusahaan, untuk itu laporan keuangan harus disusun sinkron sinkron dengan aturan atau standar yg berlaku. Hal ini perlu dilakukan supaya laporan keuangan gampang dibaca dan dimengerti. Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi manajemen serta pemilik perusahaan. Disamping itu, poly pihak yang memerlukan serta berkepentingan terhadap laporan keungan yang dibentuk perusahaan, misalnya pemerintah, kreditur, investor juga para supplier. Laporan keuangan dibentuk untuk memberikan citra kemajuan perusahaan secara periodik, data dalam laporan keuangan wajib mencerminkan sifat-sifat laporan keuangan. 

Menurut Kasmir (2008:7) laporan keuangan adalah laporan yang menunujukkan syarat keuangan perusahaan dalam ketika ini atau dalam suatu periode tertentu. Sedangkan menurut Harahap (2007:201) laporan keuangan merupakan ouput serta hasil akhir berdasarkan proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang sebagai bahan informasi bagi pemakainya sebagai salah satu dasar pada proses pengambilan keputusan. Adapun laporan keuangan yang lengkapa Menurut PSAK No.1 terdiri dari komponen-komponen menjadi berikut:
a. Laporan Posisi Keuangan dalam akhir periode
b. Laporan laba rugi komprehensif selama periode
c. Laporan perubahan ekuitas selama periode
d. Laporan arus kas selama periode
e. Catatan atas laporan keuangan dalam awal periodekompratif yg tersaji saat entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian pulang pos-pos laporan keuangan atau ketika entitas mereklasifikasikan pos-pos dalam laporan keuangannya.

Dari definisi-definisi diatas maka laporan keuangan sangatlh penting karena menggunakan adanya laporan keuangan dapat diketahui perkembangan dan prospek perusahaan dimasa yang akan tiba.

Sifat Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2008:11) sifat laporan keuangan merupakan menjadi berikut:
1. Fakta-fakta yg sudah dicabut (recorded fact)
2. Prinsip-prinsip dan norma pada akuntansi (accounting convention and postulate)
3. Pendapat eksklusif (personal juggement)

Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Menurut PSAK No.1 unsur laporan keuangan yg berkaitan secara langung dengan pengukuran posisi keuangan adalah sebagai berikut:
1. Aset adalah sumber daya yg dikuasai oleh perusahaan menjadi dampak berdasarkan insiden masa lalu dan menurut mana manfaat ekonomi di masa depan dibutuhkan akan diperoleh perusahaan.
2. Liabilitas merupakan hutang perusahaan masa sekarang yang muncul menurut peristiwa masa kemudian, solusinya diperlukan mengakibatkan arus keluar berdasarkan sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi.
3. Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan sesudah dikurangi semua kewajiban.

Sedangkan tujuan yang berkaitan dengan pengukuran kinerja dalam laporan keuntungan rugi yaitu:
1. Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatuh periode akuntansi pada bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yg menyebabkan kenaikan ekuitas yang tidak asal dari donasi penanaman kapital.
2. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi pada bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yg mengakibatkan penurunan ekuitas yg tidak menyangkut pembagian pada penanam kapital.

Tujuan Laporan Keuangan
Adapun tujuan laporan keuangan dari PSAK No.1 merupakan menaruh fakta mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yg berguna bagi sebagian akbar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan jua memberitahuakn output peratnggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yg dipercayakan pada mereka. Sedangkan menurut Harahap (2007:132) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Untuk menaruh warta keuangan yg dapat dipercaya tentang aktiva serta kewajiban dan modal suatu perusahaan.
2. Untuk memberikan kabar yang bonafide tentang perubahan pada aktiva netto perusahaan yang ada dari aktivitas bisnis dalam rangka memperoleh keuntungan.
3. Untuk memberikan keterangan keuangan yang membantu para pemakai laporan didalam menaksir potensi perusahaan.
4. Untuk memberikan informasi krusial lainnya mengenai perubahan pada aktiva serta kewajiban suatu perusahaan, misalnya fakta mengenai kegiatan pembiayaan serta investasi.
5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin keterangan lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan buat kebutuhan pemakaian laporan keuangan misalnya liputan tentang akuntansi yang dianut perusahaan.

PENGERTIAN UNSURUNSUR LAPORAN KEUANGAN MENURUT AHLI

Pengertian, Unsur-Unsur Laporan Keuangan Menurut Ahli
Dalam praktiknya laporan keuangan suatu perusahaan dibentuk buat melihat kondisi keuangan perusahaan, buat itu laporan keuangan wajib disusun sesuai sinkron dengan anggaran atau standar yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan supaya laporan keuangan mudah dibaca dan dimengerti. Laporan keuangan yg disajikan perusahaan sangat krusial bagi manajemen dan pemilik perusahaan. Disamping itu, banyak pihak yg memerlukan serta berkepentingan terhadap laporan keungan yang dibuat perusahaan, seperti pemerintah, kreditur, investor maupun para supplier. Laporan keuangan dibuat buat menaruh gambaran kemajuan perusahaan secara periodik, data pada laporan keuangan harus mencerminkan sifat-sifat laporan keuangan. 

Menurut Kasmir (2008:7) laporan keuangan adalah laporan yang menunujukkan syarat keuangan perusahaan dalam ketika ini atau pada suatu periode eksklusif. Sedangkan menurut Harahap (2007:201) laporan keuangan merupakan ouput serta output akhir berdasarkan proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang sebagai bahan keterangan bagi pemakainya menjadi salah satu dasar dalam proses pengambilan keputusan. Adapun laporan keuangan yg lengkapa Menurut PSAK No.1 terdiri dari komponen-komponen menjadi berikut:
a. Laporan Posisi Keuangan dalam akhir periode
b. Laporan keuntungan rugi komprehensif selama periode
c. Laporan perubahan ekuitas selama periode
d. Laporan arus kas selama periode
e. Catatan atas laporan keuangan pada awal periodekompratif yg tersaji waktu entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian balik pos-pos laporan keuangan atau waktu entitas mereklasifikasikan pos-pos pada laporan keuangannya.

Dari definisi-definisi diatas maka laporan keuangan sangatlh penting karena menggunakan adanya laporan keuangan dapat diketahui perkembangan dan prospek perusahaan dimasa yang akan tiba.

Sifat Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2008:11) sifat laporan keuangan merupakan menjadi berikut:
1. Fakta-warta yg telah dicabut (recorded fact)
2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan pada akuntansi (accounting convention and postulate)
3. Pendapat pribadi (personal juggement)

Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Menurut PSAK No.1 unsur laporan keuangan yg berkaitan secara langung menggunakan pengukuran posisi keuangan merupakan sebagai berikut:
1. Aset adalah asal daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai dampak dari insiden masa lalu serta menurut mana manfaat ekonomi pada masa depan diperlukan akan diperoleh perusahaan.
2. Liabilitas adalah hutang perusahaan masa kini yg timbul berdasarkan peristiwa masa lalu, solusinya diperlukan menyebabkan arus keluar berdasarkan asal daya perusahaan yg mengandung manfaat ekonomi.
3. Ekuitas merupakan hak residual atas aset perusahaan selesainya dikurangi semua kewajiban.

Sedangkan tujuan yg berkaitan menggunakan pengukuran kinerja pada laporan laba rugi yaitu:
1. Penghasilan merupakan kenaikan manfaat ekonomi selama suatuh periode akuntansi pada bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yg tidak berasal berdasarkan donasi penanaman kapital.
2. Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yg nir menyangkut pembagian kepada penanam modal.

Tujuan Laporan Keuangan
Adapun tujuan laporan keuangan berdasarkan PSAK No.1 adalah memberikan liputan mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, serta arus kas entitas yg berguna bagi sebagian akbar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menampakan output peratnggungjawaban manajemen atas penggunaan asal daya yang dipercayakan kepada mereka. Sedangkan dari Harahap (2007:132) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Untuk menaruh fakta keuangan yg dapat dipercaya tentang aktiva dan kewajiban dan kapital suatu perusahaan.
2. Untuk menaruh keterangan yang bonafide tentang perubahan dalam aktiva netto perusahaan yang muncul menurut aktivitas bisnis dalam rangka memperoleh keuntungan.
3. Untuk memberikan fakta keuangan yg membantu para pemakai laporan didalam menaksir potensi perusahaan.
4. Untuk memberikan informasi penting lainnya tentang perubahan pada aktiva serta kewajiban suatu perusahaan, seperti fakta mengenai aktivitas pembiayaan serta investasi.
5. Untuk membicarakan sejauh mungkin liputan lain yg herbi laporan keuangan yg relevan buat kebutuhan pemakaian laporan keuangan misalnya fakta tentang akuntansi yang dianut perusahaan.

PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN MENURUT TOKOHNYA

Pengertian Manajemen Keuangan Menurut Tokohnya
Sartono ( 2008 : 6 ) memberitahuakn pengertian tentang manajemen keuangan sebagai berikut : “Manajemen keuangan bisa diartikan menjadi manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana pada aneka macam bentuk investasi secara efektif maupun bisnis pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien”.

Berdasarkan pendapat para pakar yang dikemukakan diatas, maka bisa disimpulkan bahwa manajemen keuangan adalah suatu manajemen dana yang bukan hanya herbi cara perolehan dana tetapi meliputi kasus penggunaan dana pengalokasian dana tersebut seefesien mungkin.

Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan dapat juga dipandang sebagai suatu manajemen yg menilik fungsi-fungsi menggunakan tujuan buat memaksimumkan nilai perusahaan, Agar tujuan tercapai maka manajer keuangan harus bisa menjalankan fungsi-fungsi dari manajemen menggunakan baik.

Selain itu terdapat beberapa aktivitas yg wajib dilakukan sang manajer keuangan dari Weston serta Copeland ( 2001 : 8 ) yaitu :
a. Melakukan perencanaan dan pemrakiran ( forcasting ), dimana manajer keuangan berinteraksi dengan para eksekutif yg bertanggung jawab atas aktivitas serta perencanaan strategis yg umum.
b. Manajer keuangan harus memusatkan perhatian kepada keputusan investasi dan pembiayaan, dan segala hal yg berkaitan dengannya.
c. Manajer keuangan harus bekerja sama menggunakan para manajer lain pada perusahaan agar perusahaan bisa beroprasi seefisien mungkin.
d. Manajer keuangan harus bisa menghubungkan perusahaan menggunakan penanam kapital, dimana dana dapat diperoleh serta surat beharga perusahaan dapat diperdagangkan.

berdasarkan beberapa pendapat yg sudah dikemukakan diatas maka dapat diambil konklusi bahwa manajer keuangan bertanggung jawab eksklusif dalam memperoleh dana serta menggunakan dana tadi untuk kegiatan perusahaan yang akan bisa memaksimalkan perusahaan.

Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun dengan maksud menyediakan warta keuangan suatu perusahaan pada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam merogoh keputusan. Disamping itu laporan keuangan dapat pula digunakan buat memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan keuangan kepada pihak-pihak diluar perusahaan.

Laporan keuangan dipakai oleh para manajer buat meningkatkan kinerja sedangkan bagi kreditor digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan dibayarnya pinjaman serta bagi pemegang saham digunakan buat meramalkan laba, deviden, dan harga saham. Serta merupakan sarana berita keuangan primer kepada pihak-pihak diluar korporasi.

Laporan keuangan menurut Sadeli ( 2000 : 18 ) merupakan laporan tertulis yg menaruh warta kuantitatif mengenai posisi keuangan dan perubahan-perubahannya serta output yg dicapai selama periode tertentu.

Baridwan ( 2004 : 18 ), berdasarkan PSAK No. 1 (Revisi 1998) mengenai penyajian laporan keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :
a. Neraca, yaitu laporan yg memberitahuakn keadaan keuangan suatu perusahaan pada tanggal eksklusif.
b. Laporan, laba rugi, yaitu laporan yg menunjukkan hasil usaha dan biaya -biaya selama satu periode akuntansi.
c. Laporan perubahan ekuitas, yaitu laporan yg menunjukkan karena-sebab perusahaan ekuitas menurut jumlah dalam awal periode sebagai jumlah ekuitas dalam akhir periode.
d. Laporan arus kas (cash flow statment), menunjukkan arus kas masuk serta keluar yg dibedakan sebagai arus kas operasi, arus kas investasi serta arus kas pendanaan.
e. Catatan atas laporan keuangan.

Jenis laporan yg banyak digunakan merupakan neraca (balance sheet) serta laporan keuntungan rugi (income statement). Neraca merupakan laporan yang memperlihatkan keadaan keuangan suatu unit usaha pasa lepas tertentu serta akan berubah dicatat sebagaimana dikatakan Larson ( 2005 : 18 ) “Balance sheets describes a company’s financial position (types an amounts of assets, liabilities and equity) at a point in time”.

Dari uraian diatas, bisa disimpulkan bahwa suatu laporan keuangan adalah warta penting bagi berbagai pihak yg berkepentingan dengan perusahaan yang bersangkutan, dan adalah akuntansi pada suatu bisnis serta dapat dijadiakan menjadi bahan penguji pada pekerjaan menganalisis pembukuan serta menilai posisi keuangan suatu perusahaan.

Pengertian Pasar Modal Menurut Usman dkk, ( 1998 : 4 ) mengatakan bahwa : ”Secara teoritis pasar kapital (capital market ) didefinisikan sebagai perdagangan instrument keuangan ( sekuritas jangka panjang, baik dalam bentuk kapital sendiri juga utang ( bonds ), baik yang diterbitkan pemerintah (public authorities) juga swasta ( private sectores)”.

Jadi kesimpulannya pasar modal merupakan tempat bertemunya penjual serta pembeli buat melakukan transaksi dampak-pengaruh yang terdapat pada pasar modal.

Pengertian Financial Leverage Menurut Sartono ( 2008 : 263 ) yaitu penggunaan asal dan yang mempunyai beban permanen menggunakan asa bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar menurut dalam beban tetapnya sebagai akibatnya akan menaikkan laba yang tersedia bagi pemegang saham.

Pengertian Earning Per Share Widoatmodjo (2007:102) mengemukakan Earning Per Share merupakan Merupakan rasio antara pendapatan selesainya pajak menggunakan jumlah saham yg beredar, jadi menggunakan mengetahui EPS kita mampu menilai berapa kira-kira potensi pendapatan yang bakal kita terima, andai saja kita sebagai investor saham. Didalam perdagangan, EPS ini sangat berpengaruh dalam harga pasar saham. Semakin tinggi EPS, maka semakin mahal harga suatu saham, serta kebalikannya.

Pengertian Retun On Equity Menurut Tandelilin (2001 : 240), ROE menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan membuat keuntungan yg bias diperoleh pemegang saham.

Pengaruh Financial Leverage Terhadap EPS serta ROE Financial Leverage menampakan penggunaan modal pinjaman pada rangka pembiayaan perusahaan yg diharapkan akan dapat menaikkan pengembalian atas modal. Financial Leverage memberikan imbas posotif juga negative bagi perusahaan yang menggunakannya. Pengaruh positif atas penggunaan finansial leverage akan meningkatkan pengembalian keuntungan bersih perlembar saham (EPS) perusahaan, sedangkan efek negative atas penggunaan financial leverage bagi perusahaan adalaha meningkatnya porto operasi perusahaan sebagai akibat berdasarkan meningkatnya beban bunga atas kapital pinjaman yang mengalami peningkatan jua. Tetapi peningkatan EPS dan ROE nir terlepas dari kaitannya dengan volume penjualan perusahaan pada membentuk produk atau jasa yang akan dijual sang perusahaan.

Hipotesis 
un dana menurut kan perusahaaBerdasarkan pokok perseteruan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis mengemukakan sebagai berikut :
1. Financial Leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Earning Per Share (EPS) dalam perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yg terdaftar pada BEI periode 2010-2012.
2. Financial Leverage mempunyai pengaruh yg signifikan terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yg terdaftar pada BEI periode 2010-2012.

Definisi Konsepsional
Financial Leverage penggunaan asal dana yg memiliki beban permanen dengan asa bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yg lebih akbar daripada beban tetapnya sebagai akibatnya akan menaikkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.

Earning per Share (EPS) Komponen krusial pertama yg harus diperhatikan dalam analisis fundamental perusahaan adalah keuntungan per lbr saham.

Return On Equty (ROE) menggambarkan sejauh mana kemampuan perusahaan membuat keuntungan yg mampu diperoleh pemegang saham.

PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN MENURUT TOKOHNYA

Pengertian Manajemen Keuangan Menurut Tokohnya
Sartono ( 2008 : 6 ) menerangkan pengertian mengenai manajemen keuangan sebagai berikut : “Manajemen keuangan dapat diartikan menjadi manajemen dana baik yg berkaitan menggunakan pengalokasian dana pada aneka macam bentuk investasi secara efektif juga usaha pengumpulan dana buat pembiayaan investasi atau pembelanjaan secara efisien”.

Berdasarkan pendapat para ahli yang dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan merupakan suatu manajemen dana yang bukan hanya berhubungan dengan cara perolehan dana tetapi mencakup masalah penggunaan dana pengalokasian dana tersebut seefesien mungkin.

Fungsi Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan dapat jua dicermati sebagai suatu manajemen yang menyelidiki fungsi-fungsi menggunakan tujuan buat memaksimumkan nilai perusahaan, Agar tujuan tercapai maka manajer keuangan wajib bisa menjalankan fungsi-fungsi menurut manajemen dengan baik.

Selain itu masih ada beberapa aktivitas yang harus dilakukan sang manajer keuangan berdasarkan Weston dan Copeland ( 2001 : 8 ) yaitu :
a. Melakukan perencanaan serta pemrakiran ( forcasting ), dimana manajer keuangan berinteraksi menggunakan para eksekutif yg bertanggung jawab atas aktivitas serta perencanaan strategis yang generik.
b. Manajer keuangan harus memusatkan perhatian pada keputusan investasi serta pembiayaan, serta segala hal yang berkaitan dengannya.
c. Manajer keuangan harus bekerja sama dengan para manajer lain pada perusahaan agar perusahaan dapat beroprasi seefisien mungkin.
d. Manajer keuangan harus mampu menghubungkan perusahaan dengan penanam modal, dimana dana bisa diperoleh serta surat beharga perusahaan dapat diperdagangkan.

berdasarkan beberapa pendapat yg telah dikemukakan diatas maka bisa diambil konklusi bahwa manajer keuangan bertanggung jawab pribadi pada memperoleh dana serta menggunakan dana tersebut buat aktivitas perusahaan yang akan bisa memaksimalkan perusahaan.

Laporan Keuangan
Laporan keuangan disusun menggunakan maksud menyediakan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak-pihak yg berkepentingan menjadi bahan pertimbangan pada dalam mengambil keputusan. Disamping itu laporan keuangan dapat juga dipakai buat memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan keuangan pada pihak-pihak diluar perusahaan.

Laporan keuangan digunakan oleh para manajer untuk mempertinggi kinerja sedangkan bagi kreditor digunakan buat mengevaluasi kemungkinan dibayarnya pinjaman serta bagi pemegang saham dipakai buat meramalkan keuntungan, deviden, serta harga saham. Serta adalah sarana fakta keuangan utama kepada pihak-pihak diluar korporasi.

Laporan keuangan dari Sadeli ( 2000 : 18 ) merupakan laporan tertulis yang memberikan kabar kuantitatif mengenai posisi keuangan dan perubahan-perubahannya dan hasil yang dicapai selama periode eksklusif.

Baridwan ( 2004 : 18 ), dari PSAK No. 1 (Revisi 1998) mengenai penyajian laporan keuangan menyatakan bahwa laporan keuangan lengkap terdiri dari komponen-komponen menjadi berikut :
a. Neraca, yaitu laporan yang memperlihatkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada lepas tertentu.
b. Laporan, keuntungan rugi, yaitu laporan yang memberitahuakn output usaha serta biaya -porto selama satu periode akuntansi.
c. Laporan perubahan ekuitas, yaitu laporan yang menampakan karena-sebab perusahaan ekuitas dari jumlah dalam awal periode sebagai jumlah ekuitas pada akhir periode.
d. Laporan arus kas (cash flow statment), menampakan arus kas masuk serta keluar yg dibedakan menjadi arus kas operasi, arus kas investasi serta arus kas pendanaan.
e. Catatan atas laporan keuangan.

Jenis laporan yang banyak digunakan adalah neraca (balance sheet) serta laporan laba rugi (income statement). Neraca merupakan laporan yang memperlihatkan keadaan keuangan suatu unit usaha pasa tanggal tertentu serta akan berubah dicatat sebagaimana dikatakan Larson ( 2005 : 18 ) “Balance sheets describes a company’s financial position (types an amounts of assets, liabilities and equity) at a point in time”.

Dari uraian diatas, bisa disimpulkan bahwa suatu laporan keuangan adalah kabar penting bagi aneka macam pihak yg berkepentingan menggunakan perusahaan yg bersangkutan, dan merupakan akuntansi dalam suatu bisnis dan dapat dijadiakan sebagai bahan penguji dalam pekerjaan menganalisis pembukuan serta menilai posisi keuangan suatu perusahaan.

Pengertian Pasar Modal Menurut Usman dkk, ( 1998 : 4 ) berkata bahwa : ”Secara teoritis pasar modal (capital market ) didefinisikan sebagai perdagangan instrument keuangan ( sekuritas jangka panjang, baik dalam bentuk kapital sendiri juga utang ( bonds ), baik yang diterbitkan pemerintah (public authorities) maupun partikelir ( private sectores)”.

Jadi kesimpulannya pasar kapital merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli buat melakukan transaksi dampak-impak yang ada pada pasar kapital.

Pengertian Financial Leverage Menurut Sartono ( 2008 : 263 ) yaitu penggunaan asal serta yg mempunyai beban tetap dengan asa bahwa akan menaruh tambahan keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya sebagai akibatnya akan mempertinggi keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.

Pengertian Earning Per Share Widoatmodjo (2007:102) mengemukakan Earning Per Share merupakan Merupakan rasio antara pendapatan setelah pajak dengan jumlah saham yang tersebar, jadi dengan mengetahui EPS kita bisa menilai berapa kira-kira potensi pendapatan yang bakal kita terima, andai kata kita menjadi investor saham. Didalam perdagangan, EPS ini sangat berpengaruh dalam harga pasar saham. Semakin tinggi EPS, maka semakin mahal harga suatu saham, serta sebaliknya.

Pengertian Retun On Equity Menurut Tandelilin (2001 : 240), ROE mendeskripsikan sejauh mana kemampuan perusahaan membentuk laba yg bias diperoleh pemegang saham.

Pengaruh Financial Leverage Terhadap EPS dan ROE Financial Leverage memberitahuakn penggunaan modal pinjaman pada rangka pembiayaan perusahaan yg diharapkan akan bisa menaikkan pengembalian atas kapital. Financial Leverage memberikan dampak posotif juga negative bagi perusahaan yg menggunakannya. Pengaruh positif atas penggunaan finansial leverage akan menaikkan pengembalian keuntungan bersih perlembar saham (EPS) perusahaan, sedangkan imbas negative atas penggunaan financial leverage bagi perusahaan adalaha meningkatnya porto operasi perusahaan sebagai dampak menurut meningkatnya beban bunga atas kapital pinjaman yang mengalami peningkatan jua. Namun peningkatan EPS serta ROE nir terlepas dari kaitannya menggunakan volume penjualan perusahaan pada membuat produk atau jasa yang akan dijual sang perusahaan.

Hipotesis 
un dana dari kan perusahaaBerdasarkan utama perseteruan yg sudah dikemukakan sebelumnya, maka penulis mengemukakan sebagai berikut :
1. Financial Leverage mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Earning Per Share (EPS) pada perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yg terdaftar pada BEI periode 2010-2012.
2. Financial Leverage mempunyai pengaruh yg signifikan terhadap Return On Equity (ROE) pada perusahaan Sub Sektor Telekomunikasi yg terdaftar di BEI periode 2010-2012.

Definisi Konsepsional
Financial Leverage penggunaan asal dana yang memiliki beban permanen dengan harapan bahwa akan menaruh tambahan keuntungan yg lebih besar daripada beban tetapnya sebagai akibatnya akan menaikkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.

Earning per Share (EPS) Komponen penting pertama yang wajib diperhatikan pada analisis mendasar perusahaan adalah laba per lbr saham.

Return On Equty (ROE) mendeskripsikan sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham.

PENGERTIAN AUDITING MENURUT PARA AHLI

Pengertian Auditing Menurut Para Ahli
Auditing adalah satu set prosedur yang sinkron menggunakan norma inspeksi akuntan yg memberikan keterangan sebagai akibatnya akuntan dapat menyatakan suatu pendapat mengenai laporan keuangan yg diperiksa disajikan secara lumrah sesuai menggunakan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. Berikut ini adalah pengertian auditing berdasarkan Arens (2003;11) :

“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by competent, independent person”.

Pengertian Audit menurut Mulyadi (2002;9) merupakan sebagai berikut:

“Proses sistematik buat memperoleh serta mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan serta peristiwa ekonomi, menggunakan tujuan buat memutuskan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut menggunakan kriteria yg ditetapkan, serta membicarakan hasil-hasilnya pada pemakai yg berkepentingan”

Dari pengertian Auditing tadi diambil kesimpulan bahwa inspeksi (auditing) dilakukan sang pihak yang independen, berpengalaman dan mempunyai kecakapan dan pemahaman yang relatif mendalam tentang pemeriksaan akuntansi dan prinsip-prinsip akuntansi yg berlaku.

Dari segi pengawasan, audit memberikan manfaat menjadi berikut :
  • Preventif control, dimana energi akuntan akan bekerja lebih berhati-hati serta akurat apabila mereka menyadari akan audit. 
  • Detective control, suatu penyimpangan atau kesalahan yang terjadi lazimnya akan bisa diketahui serta dikoreksi melalui suatu proses audit. 
  • Reporting control, setiap kesalahan perhitungan, penyajian atau pengungkapan yg tidak dikoreksi dalam laporan keuangan akan disebutkan pada laporan inspeksi. Dengan demikian pembaca laporan keuangan terhindar dari berita yang keliru atau menyesatkan. 
Pemeriksaan (audit) dapat dilaksanakan sang auditor internal maupun eksternal dalam 2 cara yaitu pelaksanaan secara monoton sepanjang periode akuntansi (interim audit) atau secara periodik per tahun, per semester atau per kwartal (periodical audit). Seorang auditor harus sanggup memilih tujuan inspeksi secara sempurna, pula wajib bisa merancang acara audit yang sinkron serta melaksanakan acara tadi sebagai akibatnya mampu diambil suatu konklusi yg berkaitan dengan pemeriksaannya.

Dalam kaitannya dengan skripsi ini, pemeriksaan dilakukan sang pihak intern perusahaan. Auditor akan menjamin terlaksananya prinsip pengawasan intern, karena secara kontinyu bagian ini melakukan inspeksi terhadap laporan keuangan yg tersaji, jua terhadap aktivitas operasional yang berlangsung serta terhadap ketaatan seluruh permukaan pengendalian intern perusahaan.

Pengertian audit internal menurut The Institute of Internal Auditor (IIA;2004) adalah :

“Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization’s operation. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and governance procesess”.

Pengertian Audit Internal berdasarkan Mulyadi (2002;29) adalah menjadi berikut:

“Pemeriksaan yg bekerja dalam perusahaan, yg tugas pokoknya merupakan menentukan apakah kebijakan serta mekanisme yang diterapkan oleh manajemen puncak sudah dipatuhi, memilih baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, memilih efisiensi serta efektivitas prosedur aktivitas organisasi, serta menentukan keandalan keterangan yang didapatkan sang banyak sekali bagian organisasi”.

Dari pengertian tersebut, bisa diketahui bahwa tujuan pemeriksaan intern merupakan membentu semua tingkatan manajemen supaya tanggung jawabnya dapat dilaksanakan secara efektif. Untuk maksud tersebut, pemeriksa intern menyajikan analisis-analisis, penilaian-penilaian, saran-saran, bimbingan-bimbingan dan fakta yang berhubungan dengan aktivitas yang ditelaah, dipelajari, dan lainnya.

Klasifikasi Audit
Untuk kelangsungan sebuah perusahaan, diperlukan pengendalian dan supervisi agar tujuan dari perusahaan dapat tercapai. Oleh karena itu perusahaan melakukan berbagai macam audit sebagai bentuk menurut pengendalian dan pengawasan tadi.

Klasifikasi audit menurut tujuan dan dilaksanakannya audit menurut Kell serta Boyton yg dikutip oleh Abdul Halim (2003;lima) merupakan menjadi berikut:

“Klasifikasi audit berdasarkan tujuan audit terbagi ke pada 3 kategori:
1. Audit laporan keuangan
2. Audit kepatuhan
3. Audit operasional”.

Lebih lanjut klasifikasi audit berdasarkan tujuan audit tadi dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Audit laporan keuangan
Audit laporan keuangan mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai laporan keuangan suatu entitas menggunakan tujuan buat menaruh pendapat apakah laporan keuangan telah tersaji secara masuk akal sesuai kriteria yang telah dipengaruhi yaitu prinsip akuntansi yg berlaku generik. Ukuran kesesuaian audit laporan keuangan adalah kewajaran (fairness). Audit laporan keuangan ini umumnya dilakukan olah auditor eksternal yang ditunjuk sang perusahaan yg laporan keuangannya tengah diaudit.

2. Audit kepatuhan
Audit kepatuhan mencakup penghimpunan serta pengevaluasian bukti dengan tujuan buat memilih apakah kegiatan finansial juga operasi eksklusif dari sebuah entitas sesuai dengan syarat, ketentuan, dan peraturan yang sudah ditetapkan. Ukuran kesesuaian audit kepatuhan merupakan ketepatan (correctness). Auditor yg melakukan audit kepatuhan dalam umumnya dipercaya independen karena mereka nir terlibat pada aplikasi aktivitas yg diauditnya, serta mereka melapor pada otoritas yang lebih tinggi daripada yang diauditnya.

3. Audit operasional
Audit operasional mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti tentang aktivitas operasional organisasi pada hubungannya menggunakan tujuan pencapaian efisiensi, efektivitas, maupun kehematan (ekonomis) operasional. Tujuan audit operasional adalah buat menilai kinerja, mengidentifikasi bidang-bidang yg memerlukan pembenahan, serta menaruh rekomendasi. Audit operasional acapkali disebut juga menggunakan audit kinerja (performance audit) atau audit manajemen (management audit). Ukuran kesesuaian yg dipakai adalah keefisienan, kefektifan, serta kehematan atau keekonomisan.

Sedangkan penjabaran audit dari buat siapa audit dilaksanakan, dari Abdul Halim (2003;7) merupakan menjadi berikut:

“Klasifikasi audit berdasarkan pelaksana audit terbagi ke dalam 3 kategori:
1. Auditing eksternal
2. Auditing Internal
3. Auditing Sektor Publik”.

Lebih lanjut klasifikasi audit dari pelaksana audit tadi dapat dijelaskan menjadi berikut:

1. Auditing Eksternal
Auditing eksternal merupakan suatu kontrol sosial yang memberikan jasa buat memenuhi kebutuhan fakta untuk pihak luar perusahaan yg diaudit. Auditornya adalah pihak luar perusahaan yg independen yaitu akuntan publik yg sudah diakui sang yg berwenang buat melaksanakan tugas tadi. Auditing eksternal pada umumnya bertujuan buat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan.

2. Auditing Internal
Auditing internal merupakan suatu kontrol organisasi yang mengukur dan mengevaluasi efektivitas organisasi. Informasi yang didapatkan, ditujukan buat manajemen organisasi itu sendiri. Auditor acapkali disebut auditor internal serta adalah karyawan dari organisasi tadi. Auditor internal bertanggung jawab terhadap pengendalian intern perusahaan demi tercapainya efisiensi, efektifitas dan irit dan ketaatan dalam kebijakan yang diambil sang perusahaan.

3. Auditing Sektor Publik
Auditing sektor publik adalah suatu kontrol atas organisasi pemerintah yg memberikan jasanya kepada warga , seperti pemerintah sentra juga pemerintah wilayah. Audit dapat mencakup audit laporan keuangan, audit kepatuhan, maupun audit operasional. Auditornya merupakan auditor pemerintah.

PENGERTIAN AUDITING MENURUT PARA AHLI

Pengertian Auditing Menurut Para Ahli
Auditing merupakan satu set prosedur yg sesuai dengan norma inspeksi akuntan yang memberikan berita sebagai akibatnya akuntan dapat menyatakan suatu pendapat tentang laporan keuangan yang diperiksa tersaji secara masuk akal sinkron dengan prinsip-prinsip akuntansi yg berlaku. Berikut ini merupakan pengertian auditing menurut Arens (2003;11) :

“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by competent, independent person”.

Pengertian Audit dari Mulyadi (2002;9) merupakan menjadi berikut:

“Proses sistematik buat memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif tentang pernyataan-pernyataan tentang aktivitas dan insiden ekonomi, dengan tujuan buat memutuskan taraf kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut menggunakan kriteria yang ditetapkan, serta mengungkapkan output-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan”

Dari pengertian Auditing tadi diambil konklusi bahwa pemeriksaan (auditing) dilakukan oleh pihak yang independen, berpengalaman serta mempunyai kecakapan dan pemahaman yang cukup mendalam tentang pemeriksaan akuntansi dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.

Dari segi pengawasan, audit memberikan manfaat sebagai berikut :
  • Preventif control, dimana tenaga akuntan akan bekerja lebih berhati-hati dan akurat jika mereka menyadari akan audit. 
  • Detective control, suatu defleksi atau kesalahan yg terjadi lazimnya akan bisa diketahui dan dikoreksi melalui suatu proses audit. 
  • Reporting control, setiap kesalahan perhitungan, penyajian atau pengungkapan yg nir dikoreksi dalam laporan keuangan akan disebutkan dalam laporan pemeriksaan. Dengan demikian pembaca laporan keuangan terhindar menurut warta yg keliru atau menyesatkan. 
Pemeriksaan (audit) bisa dilaksanakan oleh auditor internal juga eksternal pada dua cara yaitu aplikasi secara terus-menerus sepanjang periode akuntansi (interim audit) atau secara periodik per tahun, per semester atau per kwartal (periodical audit). Seorang auditor wajib bisa memilih tujuan pemeriksaan secara tepat, juga wajib sanggup merancang acara audit yang sesuai serta melaksanakan program tadi sehingga sanggup diambil suatu konklusi yang berkaitan menggunakan pemeriksaannya.

Dalam kaitannya menggunakan skripsi ini, inspeksi dilakukan oleh pihak intern perusahaan. Auditor akan mengklaim terlaksananya prinsip pengawasan intern, lantaran secara kontinyu bagian ini melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang tersaji, pula terhadap aktivitas operasional yang berlangsung serta terhadap ketaatan seluruh bagian atas pengendalian intern perusahaan.

Pengertian audit internal berdasarkan The Institute of Internal Auditor (IIA;2004) merupakan :

“Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization’s operation. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and governance procesess”.

Pengertian Audit Internal menurut Mulyadi (2002;29) adalah menjadi berikut:

“Pemeriksaan yang bekerja pada perusahaan, yang tugas pokoknya adalah memilih apakah kebijakan serta prosedur yg diterapkan sang manajemen puncak sudah dipatuhi, memilih baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi serta efektivitas prosedur aktivitas organisasi, serta menentukan keandalan kabar yg didapatkan oleh banyak sekali bagian organisasi”.

Dari pengertian tersebut, bisa diketahui bahwa tujuan inspeksi intern adalah membentu seluruh tingkatan manajemen supaya tanggung jawabnya dapat dilaksanakan secara efektif. Untuk maksud tadi, pemeriksa intern menyajikan analisis-analisis, penilaian-evaluasi, saran-saran, bimbingan-bimbingan dan kabar yang berhubungan dengan aktivitas yang ditelaah, dipelajari, serta lainnya.

Klasifikasi Audit
Untuk kelangsungan sebuah perusahaan, diperlukan pengendalian serta pengawasan agar tujuan dari perusahaan dapat tercapai. Oleh karenanya perusahaan melakukan berbagai macam audit sebagai bentuk menurut pengendalian dan supervisi tersebut.

Klasifikasi audit berdasarkan tujuan serta dilaksanakannya audit berdasarkan Kell dan Boyton yg dikutip oleh Abdul Halim (2003;5) adalah menjadi berikut:

“Klasifikasi audit menurut tujuan audit terbagi ke pada tiga kategori:
1. Audit laporan keuangan
2. Audit kepatuhan
3. Audit operasional”.

Lebih lanjut pembagian terstruktur mengenai audit dari tujuan audit tadi bisa dijelaskan sebagai berikut:

1. Audit laporan keuangan
Audit laporan keuangan mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai laporan keuangan suatu entitas dengan tujuan buat memberikan pendapat apakah laporan keuangan sudah disajikan secara lumrah sinkron kriteria yang sudah dipengaruhi yaitu prinsip akuntansi yang berlaku umum. Ukuran kesesuaian audit laporan keuangan merupakan kewajaran (fairness). Audit laporan keuangan ini umumnya dilakukan olah auditor eksternal yang ditunjuk sang perusahaan yang laporan keuangannya tengah diaudit.

2. Audit kepatuhan
Audit kepatuhan mencakup penghimpunan serta pengevaluasian bukti dengan tujuan buat memilih apakah aktivitas finansial juga operasi tertentu menurut sebuah entitas sinkron menggunakan syarat, ketentuan, serta peraturan yg sudah ditetapkan. Ukuran kesesuaian audit kepatuhan adalah ketepatan (correctness). Auditor yang melakukan audit kepatuhan pada biasanya dipercaya independen karena mereka tidak terlibat pada aplikasi aktivitas yg diauditnya, serta mereka melapor pada otoritas yg lebih tinggi daripada yang diauditnya.

3. Audit operasional
Audit operasional mencakup penghimpunan dan pengevaluasian bukti tentang aktivitas operasional organisasi dalam hubungannya dengan tujuan pencapaian efisiensi, efektivitas, maupun kehematan (irit) operasional. Tujuan audit operasional merupakan buat menilai kinerja, mengidentifikasi bidang-bidang yg memerlukan pembenahan, serta menaruh rekomendasi. Audit operasional sering dianggap pula menggunakan audit kinerja (performance audit) atau audit manajemen (management audit). Ukuran kesesuaian yang digunakan merupakan keefisienan, kefektifan, serta kehematan atau keekonomisan.

Sedangkan klasifikasi audit menurut buat siapa audit dilaksanakan, dari Abdul Halim (2003;7) adalah menjadi berikut:

“Klasifikasi audit berdasarkan pelaksana audit terbagi ke pada tiga kategori:
1. Auditing eksternal
2. Auditing Internal
3. Auditing Sektor Publik”.

Lebih lanjut klasifikasi audit berdasarkan pelaksana audit tersebut bisa dijelaskan sebagai berikut:

1. Auditing Eksternal
Auditing eksternal merupakan suatu kontrol sosial yang menaruh jasa untuk memenuhi kebutuhan fakta untuk pihak luar perusahaan yg diaudit. Auditornya adalah pihak luar perusahaan yg independen yaitu akuntan publik yang telah diakui oleh yang berwenang untuk melaksanakan tugas tadi. Auditing eksternal pada umumnya bertujuan untuk menaruh pendapat tentang kewajaran laporan keuangan.

2. Auditing Internal
Auditing internal adalah suatu kontrol organisasi yg mengukur dan mengevaluasi efektivitas organisasi. Informasi yg didapatkan, ditujukan buat manajemen organisasi itu sendiri. Auditor seringkali diklaim auditor internal serta adalah karyawan menurut organisasi tersebut. Auditor internal bertanggung jawab terhadap pengendalian intern perusahaan demi tercapainya efisiensi, efektifitas serta hemat dan ketaatan pada kebijakan yang diambil oleh perusahaan.

3. Auditing Sektor Publik
Auditing sektor publik adalah suatu kontrol atas organisasi pemerintah yang menaruh jasanya pada warga , seperti pemerintah pusat juga pemerintah wilayah. Audit bisa meliputi audit laporan keuangan, audit kepatuhan, juga audit operasional. Auditornya adalah auditor pemerintah.

PENGERTIAN DAN MANFAAT LAPORAN ARUS KAS

Pengertian Dan Manfaat Laporan Arus Kas 
A. Pengertian Laporan Arus Kas 
Laporan Arus Kas merupakan laporan yang menyajikan liputan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas melalui kas umum negara/kas daerah selama periode tertentu. Pada dasarnya kegiatan keuangan pemerintah sebagian besar merupakan penerimaan dan pengeluaran kas negara/wilayah pada rangka pencapaian sasaran-target yang ditetapkan. Bahkan penentuan adanya hak dan kewajiban pemerintah diakui dalam ketika kas diterima atau dikeluarkan menurut kas generik negara/kas wilayah. Hal ini sesuai dengan basis yang dianut yaitu basis kas menuju akrual. 

Laporan Arus Kas mendeskripsikan arus masuk serta arus keluar kas dan setara kas. Arus kas masuk bisa asal berdasarkan penerimaan tunai pendapatan, penjualan aset permanen, pencairan dana cadangan, penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, pinjaman bahkan penerimaan atas potongan pembayaran yang dilakukan pemerintah (PFK). Arus kas keluar contohnya pembayaran tunai belanja pegawai, belanja modal, pembayaran cicilan hutang, anugerah pinjaman, pembentukan dana cadangan, penyertaan modal pemerintah, dan penyetoran kepada pihak ketiga (PFK) atas mutilasi yang sudah dilakukan. 

Penerimaan serta pengeluaran kas pada Laporan Arus Kas disajikan berdasarkan kegiatan-kegiatan keuangan pemerintahan. Penerimaan serta pengeluaran dikelompokkan berdasarkan aktivitas tersebut. Aktivitas tadi terdiri dari kegiatan operasi, investasi aset nonkeuangan, aktivitas pembiayaan, dan kegiatan nonanggaran. Hal ini tidak sinkron menggunakan penyajian yg terdapat pada Laporan Realisasi Anggaran.

Pada dasarnya penerimaan serta pengeluaran yg tercantum pada Laporan Arus Kas sama dengan penerimaan serta pengeluaran yg ada pada Laporan Realisasi Anggaran. Pendapatan dan belanja jua penerimaan dan pengeluaran pembiayaan seperti yang tercantum pada Laporan Realisasi Anggaran diakui dari penerimaan serta pengeluaran kas di kas negara/wilayah. Hal ini ditimbulkan basis yg dianut pada penyajian Laporan Realisasi Anggaran yaitu basis kas. 

Akan tetapi ada transaksi keuangan pemerintah yg menimbulkan penerimaan dan pengeluaran kas tetapi nir dianggarkan. Artinya transaksi tersebut nir tercantum dalam Laporan Realisasi Anggaran. Transaksi atau kegiatan ini disebut transaksi nonanggaran. Transaksi ini sebenarnya adalah penerimaan kas buat dan atas nama pihak lain yg harus diserahkan pada pihak tadi. Oleh karenanya transaksi ini disebut transaksi perhitungan pihak ketiga (PFK). Misalnya, pemerintah daerah diwajibkan memungut pajak penghasilan atas pembayaran honor atau honor yang dilakukan. Pemungutan tadi buat serta atas nama Pemerintah Pusat (Ditjen Pajak) dan wajib disetor kepada Pemerintah Pusat (Ditjen Pajak). Transaksi ini merupakan arus masuk dan keluar kas serta menghipnotis posisi kas tetapi nir masuk pada Laporan Realisasi Anggaran. 

Transaksi nonanggaran menjadi faktor yg membedakan substansi Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Arus Kas. Hal lain yg membedakan adalah penyajian. Penerimaan serta pengeluaran kas pada Laporan Realisasi Anggaran diklasifikasikan dari jenis belanja sedangkan penyajian pada Laporan Arus Kas diklasifikasikan berdasarkan kegiatan keuangan pemerintahan. 

Pengertian kas serta setara kas yg ada dalam Laporan Realisasi Anggaran sama dengan pengertian kas dan setara kas pada neraca. Dalam Laporan Arus Kas masih ada 3 jenis kas yang mempunyai nama serta jenis yg sama pada neraca. Jenis kas serta setara kas yg dimaksud buat Pemda merupakan Kas pada Kas Daerah, Kas di Bendahara Pengeluaran, serta Kas pada Bendahara Penerimaan. Saldo-saldo yang ditunjukkan dalam Laporan Arus Kas wajib menampakan jumlah yang sama dalam neraca.

b. Manfaat Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas bermanfaat buat banyak sekali kepentingan. Informasi arus masuk dan keluar kas pada Laporan Arus Kas bermanfaat buat melihat transaksi kas di masa lalu serta memprediksi arus kas pada masa yang akan tiba. Dalam paragraf lima, 6, dan 7 PSAP 03 membicarakan bahwa Laporan Arus Kas berguna:
  • sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan tiba, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang sudah dibuat sebelumnya;
  • sebagai indera pertanggung-jawaban arus kas masuk serta arus kas keluar selama periode pelaporan;
  • memberikan berita yang bermanfaat bagi para pengguna laporan pada mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan serta struktur keuangan pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas).
Realisasi arus kas dapat dijadikan menjadi indikator arus kas pada masa yang akan datang. Kejadian yg akan tiba dapat diperkirakan dari realisasi yg terjadi saat ini. Perkiraan atau prediksi ini akan lebih baik jikalau berdasarkan dalam data masa lalu lebih berdasarkan satu. Data lebih berdasarkan satu ini dapat disusun dalam bentuk analisis kecenderungan (trend) buat mendapatkan perkiraan yg lebih tepat. Arus kas bisa digunakan pada analisis animo buat memperkirakan arus kas pada masa yg akan tiba.

Arus kas adalah transaksi krusial pada pemerintahan. Arus kas keluar dan masuk merupakan prediksi sebelum terjadi. Sebuah Laporan Arus Kas menunjukkan realisasi arus kas yg diprediksi sebelumnya. Oleh karenanya, Laporan Arus Kas yang disusun dapat dijadikan buat menilai kecermatan taksiran yg sudah dibuat sebelumnya.

Penerimaan dan penggunaan kas sebenarnya direncanakan serta disepakati menurut awal. Jenis-janis penerimaan dan pengeluaran yg ada pada Laporan Realisasi Anggaran juga adalah kesepakatan adanya penerimaan dan pengeluaran kas buat aneka macam kegiatan. Oleh karena itu penyajian laporan Arus Kas pula merupakan bentuk pertanggungjawaban. 

Laporan Arus Kas menjadi pertanggungjawaban terkait juga menggunakan fungsi yg menyajikannya. Laporan Arus Kas dibuat sang unit yang memegang fungsi perbendaharaan. Fungsi perbendaharaan yg dimaksud merupakan Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah sebagai akibatnya merupakan bentuk pertanggungjawaban Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum Daerah. 

Informasi mengenai arus kas jua bisa dijadikan bahan penilaian aktiva bersih atau ekuitas. Peningkatan jumlah kas akan menaikkan pula ekuitas. Kas pada Kas Daerah serta Kas di Bendahara Pengeluaran pada konteks Pemerintah Daerah akan dapat dipandang pada rekening grup ekuitas yaitu SiLPA. Sementara itu, Kas pada Bendahara Penerimaan juga dapat ditinjau pada kelompok ekuitas tetapi dengan nama akun Pendapatan Ditangguhkan. Hal ini adalah pencerminan konsep rekening yg saling menyeimbangkan (self balancing account).

Klasifikasi arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, dan non aturan menaruh informasi yang memungkinkan para pengguna laporan buat menilai dampak dari kegiatan tadi terhadap posisi kas serta setara kas pemerintah. Informasi tersebut pula dapat digunakan buat mengevaluasi hubungan antar kegiatan operasi, investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, serta nonanggaran.

Satu transaksi eksklusif dapat menghipnotis arus kas berdasarkan beberapa aktivitas, misalnya transaksi pelunasan utang yg terdiri berdasarkan pelunasan utama utang dan bunga utang. Pembayaran pokok utang akan diklasifikasikan ke pada aktivitas pembiayaan sedangkan pembayaran bunga utang akan diklasifikasikan ke dalam kegiatan operasi.