JENISJENIS KEBUTUHAN MANUSIA

Warga belajar dan siswa-- dalam pembelajaran ekonomi telah dijelaskan bahwa kebutuhan insan banyak sekali ragamnya. Masih ingatkah apa saja kebutuhan manusia itu? Kebutuhan manusia antara lain terdiri berdasarkan makanan, minuman, perumahan, pendidikan, kesehatan, hiburan dan sebagainya.
Sebelum kita mengusut penggolongan jenis-jenis kebutuhan, kita perlu mengetahui telebih dahulu pengertian kebutuhan. Apakah kebutuhan itu ?
kebutuhan adalah segala sesuatu yang diharapkan sang insan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Jadi yang diharapkan manusia buat mempertahankan kelangsungan hidupnya antara lain kuliner, minuman, sandang, pendidikan, kesetaraan, hiburan, rekreasi dan sebagainya.
Kebutuhan yang dianggap pada atas dapat digolong-golongkan contohnya : makanan, minuman, pakaian serta perumahan termasuk dalam kebutuhan jasmani. Sedangkan pendidikan, kesehatan hiburan serta rekreasi termasuk dalam kebutuhan rohani.
Untuk mengetahui penggolongan jenis kebutuhan manusia lebih lanjut, baiklah akan kita pelajari uraian ini dia :
Jenis kebutuhan insan bisa digolongkan menjadi berikut :
a. Menurut tingkat kepentingannya
b. Menurut waktunya
c. Menurut sifatnya
d. Menurut wujudnya
e. Menurut subjeknya.
Jenis-jenis kebutuhan manusia di atas bisa kita cermati pada uraian ini dia :
a. Kebutuhan manusia berdasarkan tingkat kepentingannya
Seperti telah disebutkan di atas, ekbutuhan insan diantaranya : makanan, minuman, pakaian, perumahan, pendidikan, kesehatan, hiburan, rekreasi serta sebagainya. Di antara kedua kebutuhan insan itu tentu terdapat kebutuhan yang wajib kita penuhi terlebih dahulu serta ada kebutuhan yang bisa ditunda pemenuhannya.
Apa saja kebutuhan yg wajib dipenuhi terlebih dahulu serta kebutuhan apa yang bisa ditunda?
Coba kita perhatikan, jika anda dihadapkan dalam tiga macam kebutuhan yaitu sepatu, kuliner dan radio. Kebutuhan mana yg wajib terlebih dahulu? Coba kita susun urutan pemenuhannya bagaimana? Tentunya apabila membuat urutan pertama kuliner, ke 2 sepatu dan terakhir radio.
Mengapa demikian? Lantaran makanan adalah kebutuhan yg harus dipenuhi buat menjaga kelangsungan hidup insan. Oleh karena itu, pemenuhan wajib didahulukan. Kebutuhan ini dianggap sebagai kebutuhan utama.
Sedangkan sepatu serta radio bisa ditunda pemenuhannya, kebutuhan yang bisa ditunda pemenuhannya disebut kebutuhan tambahan.
Dari uraian pada atas dapat kita ketahui bahwa kebutuhan manusia menurut taraf kepentingannya bisa digolongkan kedalam dua kelompok, yaitu : Kebutuhan Pokok dan kebutuhan Tambahan.
1) Kebutuhan Pokok
Apa yg dimaksud kebutuhan pokok?
Kebutuhan utama merupakan kebutuhan manusia yang wajib segera dipenuhi buat menjamin kelangsungan hayati.
kebutuhan utama sering pula diklaim kebutuhan primer
Apa saja yg termasuk kebutuhan pokok?
Kebutuhan pokok terdiri dari : makanan, minuman, pakaian dan perumahan, seperti tampak dalam gambar pada atas.
Mengapa manusia wajib memenuhi kebutuhan akan kuliner, minuman, sandang serta perumahan? Coba paa yang terjadi bila kita tidak makan serta minum?
Tentu badan kita akan lemas dan tidak hanya lemas kemungkinan kita bisa sakit serta kemungkinan yang lebih parah adalah bisa menimbulkan kematian. Pada biasanya kuliner utama warga Indonesia terdiri menurut : Nasi, jagung, sagu, umbi-umbian. Nah apakah kuliner pokok daerah anda?
Apakah terdapat selain yg diklaim pada atas? Kalau anda bisa anda sebutkan!
Selain kebutuhan akan kuliner dan minuman, manusia pula memerlukan sandang. Lantaran menggunakan sandang kita terlindung menurut panas dan dingin. Perlu anda jangan lupa, kebutuhan sandang ini sangat ditentukan oleh kondisi alam sekelilingnya. Kebutuhan akan sandang di daerah panas akan tidak sinkron menggunakan kebutuhan pakaian di wilayah dingin.
Selain berguna berguna buat melindungi insan berdasarkan udara panas dan dingin, juga menggunakan pakaian, insan tidak akan mengalami kesulitan dalam pergaulan. Demikian pula menggunakan perumahan. Setiap orang memerlukan rumah buat berteduh saat panas dan hujan, juga sebagai tempat beristirahat dikala kita lelah.
2) Kebutuhan Tambahan
Setelah kebutuhan akan makanan, minuman, sandang dan perumahan terpenuhi apakah kebutuhan hanya berhenti hingga disitu? Tentu saja tidak, lantaran akan muncul kebutuhan-kebutuhan yg lain.
Coba anda amati kebutuhan anda sendiri, selesainya kebutuhan utama terpenuhi, apakah masih ada kebutuhan lain yg muncul? Tentunya terdapat:
Misalnya : kebutuhan akan sepatu, indera-alat tulis, buku-kitab , indera-indera tempat tinggal tangga, jam tangan, sepeda, radio, perhiasan dan lain-lain. Semua kebutuhan tersebut diklaim kebutuhan tambahan. Mengapa dianggap kebutuhan tambahan? Lantaran kepentingan nir sebesar kebutuhan utama (pokok), yang berarti nir terlalu mendesak untuk segera dipenuhi. Apakah yang dimaksud kebutuhan tambahan?
Kebutuhan tambahan adalah kebutuhan insan yg akan segera muncul sesudah kebutuhan utama terpenuhi. Kebutuhan tambahan terbagi 2 yaitu : Kebutuhan sekunder serta kebutuhan kemewahan.
Apa yg dimaksud kebutuhan skunder serta kebutuhan kemewahan? Dapat dibaca uraian berikut ini:
a) Kebutuhan sekunder
Kebutuhan sekunder merupakan kebutuhan yg perlu dipenuhi bila kebutuhan utama sudah terpenuhi. Contoh : sepatu, kitab -kitab , meja, kursi, radio serta jam tangan.
Mengapa kebutuhan sekunder perlu dipenuhi? Hal ini sangat tergantung dalam kemajuan diri pribadi yg membutuhkan dan jua kemajuan menurut kebudayaan manusia itu sendiri.
Misalnya : jam tangan dibutuhkan manusia supaya dapat mengetahui saat menggunakan sempurna, semua kegiatan belajar yg dilakukan dapat terlaksana dalam saat yg sempurna. Demikian juga radio diharapkan manusia karena penting buat mendapatkan kabar serta hiburan.
Manusia akan memenuhi kebutuhan sekundernya apabila kebutuhan pokoknya sudah terpenuhi.
b) Kebutuhan kemewahan
Pernahkah anda membeli televisi berwarna? Kalau ya, apakah tetangga anda sudah poly yang mempunyai? Jika jawabannya adalah sedikit, maka televisi berwarna termasuk barang mewah.
Mengapa dikatakan barang glamor? Karena harganya tergolong mahal dan jumlah orang yg memilikinya nir poly hanya terbatas pada orang yang mampu membelinya. Contohnya barang mewah: sepeda motor, mobil, kalung berlian, kulkas serta lain sebagainya.
Pada umumnya orang yang bisa memenuhi kebutuhan glamor merupakan orang yg bisa atau orang diklaim orang kaya, dan kebutuhan kemewahan tak jarang disebut kebutuhan tersier.
Bagaimana kebutuhan akan barang mewah tidak dipenuhi, apakah insan dapat melangsungkan hidupnya? Tentu saja dapat, lantaran kebutuhan tersebut hanya merupakan kebutuhan kemewahan, nir terpenuhi tidak mengganggu kelangsungan hayati insan.
Perlu diketahui bahwa batas antara kebutuhan sekunder serta kebutuhan kemewahan untuk setiap orang akan berbeda. Status dan kiprah seorang dalam warga akan menentukan tingkat kebutuhan tadi.
kebutuhan sekunder bisa bergeser menjadi kebutuhan utama serta kebutuhan kemewahan bisa sebagai kebutuhan sekunder.
b. Kebutuhan insan dari waktu
Kebutuhan dari ketika dapat dibedakan sebagai 2, yaitu kebutuhan kini serta kebutuhan masa yang akan tiba. Kedua bagian tersebut bisa diuraikan menjadi berikut :
1) Kebutuhan sekarang
Apakah yg dimaksud menggunakan kebutuhan sekarang ?
kebutuhan sekarang merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam saat itu jua.
Contoh :
- Apabila kita merasa lapar, kebutuhan yang kita perlukan merupakan kuliner. Rasa lapar itu sebainya dipenuhi dengna makan sempurna dalam waktunya. Lantaran apabila ditunda akan mengakibatkan penyakit maag (lambung).
- apabila seseorang sedang sakit, maka saat ini ia membutuhkan obat menjadi penyembuh sakitnya. Dan bila orang tadi telah sembuh dari sakitnya, apakah masih memerlukan obat? Jelas nir. Jadi obat hanya diharapkan pada ketika sakit,
2) Kebutuhan masa yang akan datang
Jika anda menyimpan uang pada tempat tinggal atau pada bank, apakah keuntungannya pribadi anda rasakan? Tentu belum bisa dirasakan. Tetapi bila waktu anda memerlukan porto karena ada keperluan yg sangat penting, maka anda dapat mengambil uang simpanan di tempat tinggal atau di bank. Dengan demikian kebutuhan masa yang akan tiba adalah persiapan-persiapan atau persediaan-persediaan yg dilakukan buat menghadapi kebutuhan dalam waktu yang akan datang. Contoh lain : seorang petani menyimpan dalam dalam saat demam isu panen. Hal ini dimaksudkan buat menghadapi kemungkinana yg sulit dalam ketika isu terkini paceklik.
c. Kebutuhan menurut sifatnya
kebutuhan berdasarkan sifatnya dibedakan sebagai 2 bagian yaitu : kebutuhan rohani dan kebutuhan jasmani :
1) Kebutuhan Jasmani
Kebutuhan jasmani merupakan kebutuhan buat memenuhi kepentingan fisik (badan) insan, supaya insan dapat hayati. Contohnya: kuliner, minuman, sandang, perumahan, dan alat-indera olahraga.
Jadi kebutuhan yang bersifat jasmani mempunyai karakteristik-karakteristik yaitu : berwujud, dapat diraba serta bisa dirasakan.
2) Kebutuhan Rohani
Kebutuhan Rohani adalah kebutuhan buat memenuhi kepentingan rohani (batin) manusia
Misalnya : Jika anda pergi rekreasi ke suatu loka apakah itu kebun binatang atau ke pantai apa yang anda rasakan? Rasa senang atau kenyang? Pasti rasa senang . Nah, rasa bahagia ini adalah menyangkut batin atau rohani kita. Jadi disebut menjadi kebutuhan rohani apabila memiliki sifat tidak terlihat oleh mata, nir bisa diraba namun bisa dirasakan oleh perasaan batin kita.
Contohnya: kepercayaan , hiburan, rekreasi, afeksi dan sebagainya.
d. Kebutuhan menurut wujudnya
Kebutuhan berdasarkan wujudnya dapat dibedakan sebagai dua bagian yaitu kebutuhan berwujud (nyata) serta kebutuhan yang tidak berwujud (tak berbentuk).
Apa perbedaannya ?
1) Kebutuhan nyata merupakan keutuhan berupa barang-barang yg bisa diraba, misalnya : buku, kendaraan beroda empat, pesawat dan lain-lain
2) Kebutuhan abstrak merupakan kebutuhan yang indera pemuasnya nir dapat diraba tetapi dapat dirasakan, misalnya : menonton bola bagi pecandu bola, beribadah, pelayanan dokter dan lain.
e. Kebutuhan berdasarkan subjek
Kebutuhan berdasarkan subjek bisa dibedakan menjadi 2 gerombolan yaitu :
1) Kebutuhan Individu
Kebutuhan individu adalah kebutuhan dilihat dari segi orang yg membutuhkannya, misalnya; kebutuhan seorang petani akan berbeda dengan kebutuhan seseorang guru.
2) Kebutuhan masyarakat
Kebutuhan masyarakat adalah indera pemuas kebutuhan yang fungsinya secara bersama, misalnya : telepon umum, jalan umum, WC umum, rasa aman dan sebagainya.
Bagaimana berdasarkan anda ?
Apakah kebutuhan masyarakat desa sama menggunakan kebutuhan warga kota?. Benar kebutuhan warga desa tidak sinkron dengan kebutuhan warga kota, misalnya mobil dan telepon merupakan kebutuhan warga kota namun bagi rakyat desa tidak, sebaliknya indera-alat pertanian merupakan kebutuhan masyarakat desa.
Sumber : disarikan menurut Buku Modul IPS Ekonomi masyarakat belajar Paket B setara 2010

PENGERTIAN ILMU EKONOMI MENURUT PARA AHLI

Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli
Menurut etimologi atau dari usul ucapnya, kata ekonomi asal berdasarkan bahasa Yunani,yaitu oikonomia merupakan kata majemuk (perpaduan) dua kata, yaitu oikos merupakan tempat tinggal serta nomos ialah anggaran. Jadi secara etimologi, ekonomi berarti aturan rumah tangga atau ilmu yg mengatur rumah tangga. Sedangkan menurut pengertian sehari-hari ekonomi adalah aktivitas insan dalam usahanya memenuhi kebutuhan.

Para ekonom memberikan batasan yang bhineka mengenai pengertian ilmu ekonomi. Berikut ini adalah definisi atau batasan ilmu ekonomi yg paling sering dipakai. 

Ilmu ekonomi merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mengusut tingkah laris manusia dalam hidup bermasyarakat pada rangka memenuhi kebutuhan untuk mencapai kemakmuran.

A. Kelangkaan / Keterbatasan
Terbatasnya atau langkanya indera pemuas kebutuhan yg dihadapkan dalam kebutuhan insan yg tidak terbatas adalah utama konflik menurut semua perkara ekonomi. Dari kenyataan itulah yang mendorong keluarnya ilmu ekonomi.

Kebutuhan insan bermacam-macam dan selalu bertambah. Jika kebutuhan yang satu terpenuhi ada kebutuhan yg lain. Sedangkan di sisi lain, indera pemuas kebutuhan insan berupa barang dan jasa jumlahnya sangat terbatas serta langka. Kelangkaan dan keterbatasan indera pemuas mengakibatkan hayati manusia selalu serba kurang.

B. Kebutuhan Manusia
1. Kebutuhan Manusia.
Selama manusia hayati, kebutuhan selalu bertambah dan tidak terbatas, walaupun setiap manusia kebutuhannya bhineka. Perbedaan tingkat kebutuhan disebabkan oleh:

a. Status sosial.
Misal buruh tani dengan pemilik tanah, pekerja pabrik dengan guru.

b. Tingkat pendidikan.
Misal kebutuhan orang yang berpendidikan rendah tidak sama dengan orang yang berpendidikan tinggi.

c. Kemajuan kebudayaan.
Misal kebutuhan orang zaman dulu tidak sama menggunakan kebutuhan zaman sekarang.

2. Macam-macam Kebutuhan
Kebutuhan merupakan keinginan yang timbul pada diri insan dan rakyat dalam bentuk tuntunan buat memperoleh pemenuhannya. Kebutuhan ekonomi adalah kebutuhan akan barang-barang keperluan hayati yg bisa dievaluasi dengan uang.

Kebutuhan ekonomi pada prinsipnya mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Setiap orang kebutuhannya tidak sama misalnya menurut golongan, suku, agam dan kelompok warga .
b. Tidak sama sepanjang ketika dan generasi akan tidak sama.
c. Jumlah serta mutunya akan selalu berkembang.
d. Kebutuhan bisa saling melengkapi atau bahkan saling berlawanan.

Menurut kepentingannya, kebutuhan bisa dibedakan atas kebutuhan utama, sekunder dan tersier.
a. Kebutuhan utama merupakan kebutuhan yg wajib dipenuhi karena untuk mempertahankan hidupnya, contohnya makan dan minum, sandang, tempat tinggal .
b. Kebutuhan sekunder merupakan kebutuhan yg harus dipenuhi agar bisa hayati lebih baik menjadi makhluk yg berbudaya. Misalnya pakaian yang mengagumkan, buku-buku bacaan, sepatu, radio.
c. Kebutuhan tersier atau kebutuhan glamor adalah kebutuhan taraf lanjut setelah kebutuhan sekunder. Misalnya kendaraan beroda empat, tempat tinggal mewah.

Menurut tujuannya barang-barang ekonomi diklasifikasikan sebagai :
a. Brang konsumen merupakan barang-barang yg bisa memenuhi kebutuhan secara eksklusif (kuliner, sandang, sepatu,dll)
b. Barang produksi adalah barang-barang yang adalah indera pembantu pada proses produksi (mesin, mobil, batu bara, energi listrik, dll).

Menurut sifat pemakaiannya, dapat diklasifikasikan sebagai :
a. Barang substitusi adalah barang-barang yg bisa saling menggantikan pemakaiannya (mentega menggunakan minyak, beras menggunakan jagung, dll).
b. Barang komplementer adalah barang-barang yang pemakaiannya wajib bersama-sama (gula dengan kopi, mobil dengan bensin, dll)

Menurut sifatnya, barang ekonomi diklasifikasikan sebagai :
a. Barang nyata adalah barang-barang yg bisa dicermati (meja, tempat tinggal , beras).
b. Barang abstrak atau yg biasa disebut jasa serta pelayanan merupakan sesuatu yg tidak bisa dilihat , namun bisa memenuhi kebutuhan (nasihat dokter, hiburan, petuah aturan).

Perbedaan pokok antara barang dan jasa merupakan :
a. Barang adalah segala sesuatu yang berwujud, sedangkan jasa merupakan segala sesuatu yg nir berwujud.
b. Untuk barang ada tenggang waktu antara produksi serta konsumsi, sedangkan buat jasa nir terdapat. 

Kebutuhan manusia menurut sifatnya dikelom pokkan menjadi dua macam, yaitu :
a. Kebutuhan jasmani atau kebutuhan lahir adalah kebutuhan insan yg semata-mata ditujukan untuk memberi kepuasan pada badan atau jasmani (bersifat material). Misal kuliner, pakian, tempat tinggal , dll).
b. Kebutuhan rohani atau batin merupakan kebutuhan manusi yg pemenuhannya ditujukan buat memberikan kepuasan batiniah (bersifat imaterial). Misalnya seni, pendidikan, kepercayaan , dll.

C. Alat Pemuas Kebutuhan Manusia
1. Pengertian indera pemuas kebutuhan.
Alat pemuas kebutuhan insan terdapat yg berwujud dan terdapat yang nir berwujud. Ada yang habis sekali pakai dan ada yg dapat dipakai secara berulang-ulang sebagai akibatnya habisnya usang. Jadi yang sebagai alat pemuas kebutuhan insan itu merupakan barang serta jasa.

2. Nilai ekonomi serta nilai kegunaan barang.
Nilai ekonomi / nilai kegunaan barang diantaranya didasarkan pada :

a. Kegunaan bentuk (utility of form).
Artinya suatu barang memiliki nilai ekonomi/nilai kegunaan lantaran bentuknya yg sinkron menggunakan kebutuhan. Contoh bambu menjadi anyaman bilik, tanah liat sebagai gerabah/keramik.

b. Kegunaan tempat (utility of place).
Artinya suatu barang mempunyai nilai guna tinggi karena tempatnya yg sempurna. Contoh pasir serta batu di kota lebih bermanfaat menurut dalam di sungai.

c. Kegunaan ketika (utility of time).
Suatu barang akan memiliki nilai ekonomi yg tinggi apabila dipakai pada ketika yg tepat. Contoh payung berguna pada musim penghujan, baju hangat dalam musim dingin.

d. Kegunaan pemilikan (utility of ownership).
Suatu barang lebih memiliki nilai ekonomi karena tepat pemiliknya. Contoh SIM, KTP hanya bermanfaat bagi pemiliknya., stetoskop hanya bermanfaat bagi dokter.

e. Kegunaan mutu (utility of quality)
Suatu barang akan mempunyai nilai ekonomi yang lebih baik lantaran mutu dan kualitasnya. Contoh Tekstil menggunakan alat terbaru lebih bermutu dan harganya lebih tinggi daripada hasil tenun biasa.

f. Kegunaan unsur (utility ofelement)
Suatu barang lebih memiliki nilai ekonomi karena unsur yang terkandung pada dalamnya. Contoh obat paten lebih mahal lantaran unsur yg terkandung lebih baik daripada obat generik.

3. Kegiatan ekonomi.
Kegiatan ekonomi dikelompokkan sebagai tiga, yaitu :

a. Kegiatan produksi.
Adalah setiap aktivitas yg membuat barang serta jasa atau menambah daya guna atau nilai barang buat memenuhi kebutuhan insan.

b. Kegiatan distribusi.
Adalah setiap aktivitas menyalurkan barang-barang hasil produksi yg berupa barang dan jasa dari pembuat kepada pihak yg membutuhkan atau konsumen.

c. Kegiatan konsumsi.
Adalah aktivitas menggunakan, memakai atau menghabiskan barang serta jasa hasil produksi secara langsung buat memenuhi kebutuhan.

4. Tindakan ekonomi.
Dalam tindakan ekonomi dimaksudkan agar kita sanggup mengatur serta mengendalikan sebagai akibatnya pendapatan yg diterima dapat memenuhi seluruh kebutuhan sinkron menggunakan derajad kepuasan masing-masing.

5. Perbuatan pilihan (cara lain )
Pendapatan merupakan terbatas sebagai akibatnya setiap orang nir bisa memenuhi segala kebutuhannya tanpa harus memikirkan kebutuhan mana yang wajib diutamakan. 

6. Motif ekonomi.
Adalah asa atau alasan yang mendorong manusia buat melakukan aktivitas ekonomi. Secara garis akbar motif ekonomi dapat digolongkan sebagai 4 macam 
a. Memenuhi kebutuhan buat mencapai kemakmuran
b. Memperoleh kekuasaan.
c. Memperoleh penghargaan.
d. Motif humanisme (sosial).

7. Prinsip ekonomi.
Prinsip ekonomi diartikan sebagai asas yang menjadikan dasar /pegangan pada setiapmelakukan aktivitas / tindakan ekonomi. Dalam aktifitas bisnis, prinsip ekonomi dikenal dengan istilah efisiensi dan efektifitas (berdaya guna serta berhasil guna). Efisiensi artinya selalu berpikir laba rugi pada mana output wajib lebih akbar menurut pengorbanan, serta efektif artinya apa yang dilakukan wajib berguna/bermanfaat dengan tujuan tertentu.

Penerapan prinsip ekonomi dalam aktivitas produksi bertujuan menjadi berikut :
a. Menekan porto produksi.
b. Meningkatkan output produksi.
c. Meningkatkan mutu hasil produksi.
d. Memperoleh laba yg optimal.
e. Menjaga kelangsungan usaha.

Penerapan prinsip ekonomi pada aktivitas distribusi bertujuan:
a. Menekan pemborosan dana, saat, ruang dan energi kerja.
b. Menyalurkan barang kepada konsumen tepat saat.
c. Memperoleh keuntungan yang optimal.
d. Memperhtikan kelangsungan usaha.

Prinsip ekonomi pada kegiatan konsumsi bertujuan:
a. Mendapatkan barang-barang konsumsi jenis serta jumlahnya bisa memenuhi kebutuhan maksimal .
b. Memperoleh barang dengan harga murah dan kualitasnya indah.
c. Dengan dana yang terbatas dapat diperoleh barang kebutuhan yg dapat memenuhi kebutuhan yang optimal.

8. Kegiatan produksi.
Produksi adalah aktivitas manusia buat membentuk/menambah daya guna atau nilai barang (to ended value). Proses produksi dapat dilakukan bila adanya sumberdaya. Terdapat sumber daya, yaitu:
a. Sumber daya alam (SDA) adalah seluruh bahan/materi yang disediakan sang alam dan bisa digunakan buat memenuhi kebutuhan manusia.
b. Suber daya insan (SDM) merupakan segala daya dan upaya insan lahir juga batin yg dilakukan guna memenuhi kebutuhan hidupnya meliputi penggunaan energi fisik, pikiran, keahlian, perasaan dan teknologi.

9. Faktor-faktor produksi.
Faktor produksi adalah hal-hal yang harus ada supaya proses produksi dapat berjalan. Faktor produksi alam dan tenaga kerja disebut faktor produksi orisinil, sedangkan faktor produksi modal dan keahlian disebut faktor produksi turunan.

PENGERTIAN ILMU EKONOMI MENURUT PARA AHLI

Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli
Menurut etimologi atau berasal usul katanya, istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani,yaitu oikonomia adalah istilah beragam (formasi) 2 istilah, yaitu oikos artinya tempat tinggal dan nomos artinya anggaran. Jadi secara etimologi, ekonomi berarti aturan tempat tinggal tangga atau ilmu yang mengatur rumah tangga. Sedangkan menurut pengertian sehari-hari ekonomi adalah aktivitas manusia pada usahanya memenuhi kebutuhan.

Para ekonom menaruh batasan yang berbeda-beda tentang pengertian ilmu ekonomi. Berikut ini merupakan definisi atau batasan ilmu ekonomi yg paling acapkali digunakan. 

Ilmu ekonomi merupakan ilmu pengetahuan sosial yg mempelajari tingkah laris insan pada hayati bermasyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan buat mencapai kemakmuran.

A. Kelangkaan / Keterbatasan
Terbatasnya atau langkanya indera pemuas kebutuhan yang dihadapkan pada kebutuhan manusia yang nir terbatas adalah pokok perseteruan dari seluruh perkara ekonomi. Dari fenomena itulah yang mendorong keluarnya ilmu ekonomi.

Kebutuhan manusia bermacam-macam serta selalu bertambah. Jika kebutuhan yg satu terpenuhi ada kebutuhan yang lain. Sedangkan di sisi lain, indera pemuas kebutuhan insan berupa barang dan jasa jumlahnya sangat terbatas dan langka. Kelangkaan dan keterbatasan alat pemuas mengakibatkan hayati insan selalu serba kurang.

B. Kebutuhan Manusia
1. Kebutuhan Manusia.
Selama insan hayati, kebutuhan selalu bertambah serta tidak terbatas, walaupun setiap insan kebutuhannya berbeda-beda. Perbedaan tingkat kebutuhan ditimbulkan oleh:

a. Status sosial.
Misal buruh tani dengan pemilik tanah, pekerja pabrik dengan pengajar.

b. Tingkat pendidikan.
Misal kebutuhan orang yang berpendidikan rendah berbeda dengan orang yg berpendidikan tinggi.

c. Kemajuan kebudayaan.
Misal kebutuhan orang zaman dulu tidak sinkron dengan kebutuhan zaman sekarang.

2. Macam-macam Kebutuhan
Kebutuhan merupakan asa yang timbul dalam diri manusia serta warga dalam bentuk tuntunan buat memperoleh pemenuhannya. Kebutuhan ekonomi merupakan kebutuhan akan barang-barang keperluan hidup yang dapat dievaluasi dengan uang.

Kebutuhan ekonomi pada prinsipnya memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Setiap orang kebutuhannya berbeda contohnya menurut golongan, suku, agam serta kelompok rakyat.
b. Tidak sama sepanjang ketika dan generasi akan berbeda.
c. Jumlah dan mutunya akan selalu berkembang.
d. Kebutuhan dapat saling melengkapi atau bahkan saling antagonis.

Menurut kepentingannya, kebutuhan bisa dibedakan atas kebutuhan utama, sekunder serta tersier.
a. Kebutuhan primer merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi lantaran buat mempertahankan hidupnya, contohnya makan dan minum, sandang, tempat tinggal .
b. Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yg harus dipenuhi supaya bisa hidup lebih baik sebagai makhluk yang berbudaya. Misalnya pakaian yang rupawan, buku-buku bacaan, sepatu, radio.
c. Kebutuhan tersier atau kebutuhan mewah merupakan kebutuhan taraf lanjut selesainya kebutuhan sekunder. Misalnya kendaraan beroda empat, tempat tinggal glamor.

Menurut tujuannya barang-barang ekonomi diklasifikasikan sebagai :
a. Brang konsumen merupakan barang-barang yang bisa memenuhi kebutuhan secara pribadi (makanan, sandang, sepatu,dll)
b. Barang produksi adalah barang-barang yang adalah indera pembantu dalam proses produksi (mesin, kendaraan beroda empat, batu bara, tenaga listrik, dll).

Menurut sifat pemakaiannya, dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Barang substitusi adalah barang-barang yang dapat saling menggantikan pemakaiannya (mentega menggunakan minyak, beras menggunakan jagung, dll).
b. Barang komplementer adalah barang-barang yang pemakaiannya wajib bersama-sama (gula dengan kopi, mobil dengan bensin, dll)

Menurut sifatnya, barang ekonomi diklasifikasikan sebagai :
a. Barang konkret merupakan barang-barang yang bisa ditinjau (meja, rumah, beras).
b. Barang abstrak atau yg biasa dianggap jasa serta pelayanan merupakan sesuatu yg nir dapat dipandang , tetapi bisa memenuhi kebutuhan (nasihat dokter, hiburan, nasihat hukum).

Perbedaan utama antara barang serta jasa adalah :
a. Barang adalah segala sesuatu yang berwujud, sedangkan jasa merupakan segala sesuatu yg tidak berwujud.
b. Untuk barang terdapat tenggang waktu antara produksi dan konsumsi, sedangkan untuk jasa nir terdapat. 

Kebutuhan manusia berdasarkan sifatnya dikelom pokkan sebagai 2 macam, yaitu :
a. Kebutuhan jasmani atau kebutuhan lahir adalah kebutuhan insan yg semata-mata ditujukan untuk memberi kepuasan kepada badan atau jasmani (bersifat material). Misal kuliner, pakian, tempat tinggal , dll).
b. Kebutuhan rohani atau batin adalah kebutuhan manusi yang pemenuhannya ditujukan untuk menaruh kepuasan batiniah (bersifat imaterial). Misalnya seni, pendidikan, agama, dll.

C. Alat Pemuas Kebutuhan Manusia
1. Pengertian indera pemuas kebutuhan.
Alat pemuas kebutuhan manusia terdapat yang berwujud serta terdapat yg nir berwujud. Ada yg habis sekali pakai dan ada yg bisa dipakai secara berulang-ulang sehingga habisnya lama . Jadi yg menjadi alat pemuas kebutuhan manusia itu merupakan barang serta jasa.

2. Nilai ekonomi dan nilai kegunaan barang.
Nilai ekonomi / nilai kegunaan barang diantaranya didasarkan dalam :

a. Kegunaan bentuk (utility of form).
Artinya suatu barang mempunyai nilai ekonomi/nilai kegunaan lantaran bentuknya yg sesuai dengan kebutuhan. Contoh bambu sebagai anyaman bilik, tanah liat menjadi gerabah/keramik.

b. Kegunaan loka (utility of place).
Artinya suatu barang memiliki nilai guna tinggi lantaran tempatnya yang sempurna. Contoh pasir dan batu pada kota lebih berguna berdasarkan dalam pada sungai.

c. Kegunaan ketika (utility of time).
Suatu barang akan memiliki nilai ekonomi yg tinggi bila digunakan pada saat yg tepat. Contoh payung berguna pada trend penghujan, baju hangat pada isu terkini dingin.

d. Kegunaan pemilikan (utility of ownership).
Suatu barang lebih mempunyai nilai ekonomi lantaran tepat pemiliknya. Contoh SIM, KTP hanya berguna bagi pemiliknya., stetoskop hanya berguna bagi dokter.

e. Kegunaan mutu (utility of quality)
Suatu barang akan mempunyai nilai ekonomi yang lebih baik lantaran mutu serta kualitasnya. Contoh Tekstil menggunakan alat modern lebih bermutu serta harganya lebih tinggi daripada output tenun biasa.

f. Kegunaan unsur (utility ofelement)
Suatu barang lebih mempunyai nilai ekonomi karena unsur yg terkandung di dalamnya. Contoh obat paten lebih mahal karena unsur yang terkandung lebih baik daripada obat generik.

3. Kegiatan ekonomi.
Kegiatan ekonomi dikelompokkan menjadi 3, yaitu :

a. Kegiatan produksi.
Adalah setiap kegiatan yang membentuk barang serta jasa atau menambah daya guna atau nilai barang untuk memenuhi kebutuhan insan.

b. Kegiatan distribusi.
Adalah setiap aktivitas menyalurkan barang-barang hasil produksi yg berupa barang serta jasa dari penghasil pada pihak yg membutuhkan atau konsumen.

c. Kegiatan konsumsi.
Adalah kegiatan memakai, menggunakan atau menghabiskan barang dan jasa hasil produksi secara langsung buat memenuhi kebutuhan.

4. Tindakan ekonomi.
Dalam tindakan ekonomi dimaksudkan supaya kita mampu mengatur dan mengendalikan sebagai akibatnya pendapatan yang diterima dapat memenuhi semua kebutuhan sesuai menggunakan derajad kepuasan masing-masing.

5. Perbuatan pilihan (alternatif)
Pendapatan merupakan terbatas sebagai akibatnya setiap orang tidak dapat memenuhi segala kebutuhannya tanpa harus memikirkan kebutuhan mana yg harus diutamakan. 

6. Motif ekonomi.
Adalah impian atau alasan yang mendorong manusia untuk melakukan aktivitas ekonomi. Secara garis besar motif ekonomi dapat digolongkan sebagai 4 macam 
a. Memenuhi kebutuhan buat mencapai kemakmuran
b. Memperoleh kekuasaan.
c. Memperoleh penghargaan.
d. Motif kemanusiaan (sosial).

7. Prinsip ekonomi.
Prinsip ekonomi diartikan menjadi asas yg berakibat dasar /pegangan pada setiapmelakukan kegiatan / tindakan ekonomi. Dalam aktifitas usaha, prinsip ekonomi dikenal menggunakan kata efisiensi dan efektifitas (berdaya guna serta berhasil guna). Efisiensi ialah selalu berpikir untung rugi pada mana output harus lebih besar berdasarkan pengorbanan, serta efektif artinya apa yang dilakukan harus berguna/berguna dengan tujuan eksklusif.

Penerapan prinsip ekonomi pada kegiatan produksi bertujuan menjadi berikut :
a. Menekan porto produksi.
b. Meningkatkan hasil produksi.
c. Meningkatkan mutu output produksi.
d. Memperoleh keuntungan yg optimal.
e. Menjaga kelangsungan bisnis.

Penerapan prinsip ekonomi pada aktivitas distribusi bertujuan:
a. Menekan pemborosan dana, waktu, ruang dan tenaga kerja.
b. Menyalurkan barang pada konsumen tepat waktu.
c. Memperoleh laba yang optimal.
d. Memperhtikan kelangsungan usaha.

Prinsip ekonomi pada aktivitas konsumsi bertujuan:
a. Mendapatkan barang-barang konsumsi jenis serta jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan aporisma.
b. Memperoleh barang dengan harga murah dan kualitasnya cantik.
c. Dengan dana yang terbatas dapat diperoleh barang kebutuhan yang dapat memenuhi kebutuhan yg optimal.

8. Kegiatan produksi.
Produksi adalah kegiatan manusia buat membentuk/menambah daya guna atau nilai barang (to ended value). Proses produksi dapat dilakukan bila adanya sumberdaya. Terdapat sumber daya, yaitu:
a. Sumber daya alam (SDA) merupakan semua bahan/materi yang disediakan sang alam serta bisa digunakan buat memenuhi kebutuhan manusia.
b. Suber daya manusia (SDM) adalah segala daya serta upaya manusia lahir juga batin yg dilakukan guna memenuhi kebutuhan hidupnya meliputi penggunaan tenaga fisik, pikiran, keahlian, perasaan serta teknologi.

9. Faktor-faktor produksi.
Faktor produksi merupakan hal-hal yang harus ada supaya proses produksi dapat berjalan. Faktor produksi alam serta tenaga kerja dianggap faktor produksi orisinil, sedangkan faktor produksi modal dan keahlian diklaim faktor produksi turunan.

PENGERTIAN MAJALAH MENURUT PARA AHLI

Pengertian Majalah Menurut Para Ahli
Di dorong sang keberadaannya sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa berusaha buat mengetahui hal-hal yg terjadi disekitarnya. Media massa menyediakan keterangan yang pada perlukan guna memenuhi kebutuhan akan keterangan tadi, baik media cetak maupun media elektronika. Adapun kiprah spesifik media cetak pada penyampaian warta, diantaranya berkaitan dengan reading habit dan tradisi menulis. Majalah sebagai keliru satu media cetak yaitu adalah galat satu asal informasi yang pada ketika ini semakin populer di masyarakat. Majalah merupakan bagian dari pers yang membawa misi penerangan, pendidikan, dan hiburan. Penerbitan majalah sendiri dimulai pertama kali di Amerika sang Benjamin Franklin bernama General Magazine pada tahun 1741, tetapi perkembangannya sendiri baru tampak lebih kurang abad XIX.

Karena termasuk sebagai media cetak, maka pesan-pesan dalam majalah bersifat permanen dan publik bisa mengatur tempo pada membacanya, selain itu jua kekuatan utamanya merupakan bisa dijadikan sebagai bukti. (Assegaff, 1980:27).

Pernyataan tersebut sinkron dengan pernyataan Peterson mengenai keunggulan-keunggulan yg dimiliki oleh sebuah majalah, yaitu:

Mirip dengan media cetak lainnya majalah tampil lebih berisikan pengetahuan dari dalam hal-hal yg menyangkut kesukaan dan perasaan menurut komunikannya. Media ini bukan wahana yg dibaca selintas saja misalnya media aktual (Broadcast Media), nir jua membutuhkan perhatian dalam saat eksklusif, media ini nir menggunakan segera dapat pada kesampingkan seperti Koran, majalah bisa disimpan sang pembaca selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, kadang-kadang bertahun-tahun. (Defleur Dennis:137).

Tetapi menurut keunggulan yg dimilikinya itu, kita dapat merogoh kelemahan yang utama menurut majalah tadi, yaitu bahwa majalah nir terbit setiap hari misalnya halnya surat kabar yg merupakan sumber kabar (menyampaikan kabar) setiap harinya dalam setiap orang. “Majalah diminati oleh mereka yang sibuk serta nir sempat menekuni Koran harian”. (Depdikbud, 1992:67).

Dalam istilah asing, majalah disebut The Prited Page, yg ialah segala barang yang dicetak, yg ditujukan buat menyalurkan komunikasi massa. Arti majalah misalnya yang pada kutip berdasarkan The Random House Dictionary Of English Language, adalah “Majalah yg diterbitkan secara berkala senantiasa memiliki sampul muka, dan secara spesial majalah memuat cerita-cerita, karangan-karangan, puisi-puisi serta sebagainya. Serta kadangkala berisikan foto-foto dan gambar-gambar yg secara khusus memfokuskan dalam keterangan (subject of area) seperti; hobbi, kabar, atau olah raga”. (Baird, 1980:60). Jadi pada suatu majalah, pesan yang disampaikan bukan saja berupa warta-berita, akan namun bisa juga dalam bentuk hiburan, seperti cerita-cerita, puisi atau sajak, foto atau gambar sesuatu yang hendak di perlihatkan pada pembacanya, dan sebagainya. Menurut Edwin Emery dkk (1967:62-65) “Majalah merupakan media opini”. Jadi pada sebuah majalahpun masih ada goresan pena-goresan pena mengenai opini atau pendapat-pendapat, pandangan-pandangan seseorang tentang sesuatu yg tentunya berkaitan dengan perkara-perkara yg terjadi di rakyat. Di samping itu jua, majalah dapat di definisikan sebagai:

Salah satu jenis indera komunikasi dalam bentuk publikasi yg terbit secara terjadwal seminggu sekali, atau sebulan sekali, atau dalam waktu-ketika yang teratur. Majalah ini pada terbitkan dengan isi yg diantaranya artikel-artikel, fakta-keterangan, cerita-cerita yang mengandung nilai sastra, fiksi dan non-fiksi, puisi, resensi, kritik-kritik, karikatur, lelucon-lelucon, pengisi (filler), tajuk rencana, kadang-kadang iklan. (Komarudin, 1984:149).

Karena majalah diterbitkan lebih sporadis menurut dalam surat keterangan (minimal seminggu sekali), maka majalah dapat menelaah duduk perkara-persoalan dan keadaan-keadaan yg terjadi dalam warga secara teliti dan mendalam. Pada biasanya tulisan-goresan pena yg di muat pada majalah nir terlalu mementingkan aktualitas pada karenakan dalam memuat warta majalah tadi menyesuaikan menggunakan waktu terbitnya. Oleh karena itu jua maka fakta yg disampaikan bukan lagi fakta hangat satu hari tertentu, lantaran fakta-fakta tersebut di sesuaikan dengan saat terbitnya majalah, maka penulisan-penulisan fakta yang ada mampu di jajak secara lebih luas serta lebih mendalam lagi. Hal ini sinkron menggunakan ciri majalah yang membedakannya dengan surat warta seperti yg dinyatakan oleh Defleur dan Dennis, yaitu “Disebabkan majalah di terbitkan sedikit lebih jarang menurut dalam surat keterangan, maka majalah bisa menyelidiki dilema-problem serta keadaan yg lebih hati-hati serta mendalam. Majalah kurang memberikan perhatian terhadap berita yg sifatnya aktual serta lebih menekankan pada penelaahan hal-hal yg bekerjasama secara luas”. (Defleur Dennis :137).

Untuk menarik perhatian pembaca, maka suatu penerbitan majalah senantiasa berusaha buat memenuhi cita-cita serta kebutuhan yang diminati oleh rakyat tersebut. Pada waktu kini ini telah poly tersebar beraneka ragam jenis majalah. Hal ini dilakukan buat memenuhi asa dan kebutuhan pembaca yang beragam juga.

“Kepentingan pembaca, pendengar, dan pemirsa, harus selalu di perhatikan dan pada utamakan, karena “laku ” tidaknya isi pesan yang pada “jual” sangat tergantung berdasarkan konsumen atau dengan istilah lain surat informasi atau majalah, radio, televisi, dan film akan “laris” bila, isi pesan sesuai menggunakan selera konsumen (audience)”. (Wahyudi, 1991:99).

Perbedaan minat yg masih ada dalam pembaca itu bisa ditimbulkan sang poly faktor, diantaranya adalah faktor-faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, status sosial, norma, serta lain-lain. Media massa cetak berupa majalah berskala nasional sekarang jauh lebih banyak jumlah dan macamnya, seperti majalah anak-anak (Bobo, Donald Bebek, serta lain-lain), majalah remaja (GADIS, Hai, ANEKA), majalah perempuan dan mak -bunda (Kartini, Femina), majalah keluarga (Ayah Bunda) atau bahkan jika pada lihat dari misi yg melekat pada masing-masing majalah yg tercermin dalam warna pemberitaannya yg terfokuspun dalam suatu aspek tertentu, seperti halnya majalah kesehatan (Rumah Tangga serta Kesehatan, Bugar). Majalah pertanian (Trubus), majalah Keagamaan (Amanah), majalah wilayah (Mangle), sampai majalah gaya hayati anak remaja kini ini (Ripple), dan lainnya menerangkan bahwa rakyat terkini sudah lebih selektif terhadap media-media yang tersebar.

Bukan merupakan suatu kekeliruan bila kita memasukkan majalah sebagai bagian menurut media massa atau komunikasi massa, karena menggunakan melihat ciri komunikasi massa seperti bersifat nir pribadi (melalui media teknis) bersifat satu arah merupakan nir ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi (komunikan), terbuka, serta mempunyai publik yg secara geografis tersebar, maka majalah termasuk menjadi keliru satu media komunikasi massa. (Rakhmat, 1994). Dan menjadi media komunikasi, majalah memiliki sifat-sifat spesifik yang nir dimiliki oleh media komunikasi yg lain, antara lain:

1. Khalayak yang diterpa bersifat aktif, nir pasif seperti jika mereka diterpa media radio, televisi, atau film. Pesan melalui pers majalah diungkapkan dengan alfabet -huruf meninggal, yg baru menimbulkan makna apabila khalayak menggunakan tatanan mentalnya secara aktif.

2. Terekam, artinya artikel-artikel pada majalah tersusun pada alinea, kalimat, dan kata-istilah yang terdiri berdasarkan alfabet -alfabet yang tercetak pada kertas. Dengan demikian setiap peristiwa atau hal-hal yang di beritakan terekam sebagai akibatnya dapat dibaca setiap saat serta pada dokumentasikan, di ulang kali, disimpan untuk kepentingan tertentu dan dapat pada jadikan menjadi bukti. 
(Effendy, 1986:111).

Teknik Penyajian Majalah
Suatu pengorganisasian pesan ditetapkan sebelum kata-kata di tuliskan serta sebelum gambar-gambar dibuat, atau keduanya digabungkan ke dalam suatu tata letak (Lay Out). Kegiatan rapikan letak mencakup penetapan keputusan-keputusan tentang berbagai komponen judul, gambaran, naskah, serta indikasi-pertanda identifikasi yg akan disusun dan di tempatkan pada laman. Lima butir pertimbangan bagi perkembangan rapikan letak adalah:
1. Keseimbangan (balance), penataan unsur-unsur buat mencapai suatu kesan kasat mata atau penyebaran yang menyenangkan.

2. Lawanan (kontras), penggunaan ukuran, kepekatan, dan rona yg sangat bhineka pada rangka menarik perhatian serta keterbacaan.

3. Perbandingan (proportion), pertalian di antara objek serta latar belakang, yg keduanya tampak dan saling berinteraksi.

4. Alunan pirsa (gaze motion), penataan judul, ilustrasi, naskah, serta pertanda-tanda identifikasi yg demikian rupa dalam rangka pengurutan paling logis.

5. Kesatuan (unity), berbagai mutu keseimbangan, lawanan, perbandingan, dan alunan pirsa, digabungkan buat pengembangan kesatuan piker, penampilan, dan reka bentuk tata letak (design in the lay out).
(Sudiana, 1986:29).

Suatu rapikan letak akan berhasil jika di dalamnya mengandung mutu kesatuan dan sederhana, adalah yg berhasil menggunakan mengusahakan rapikan letak sederhana, nir rancu, dan bersifat membantu pada meringankan pembaca selama mencerna pesan yang dibacanya.
1. Huruf, ada beragam jenis serta ukuran alfabet yang dapat dipilih buat menandaskan utama-pokok tertentu atau buat menarik perhatian pembaca terhadap beberapa aspek pada naskah.

2. Foto atau gambar, alternatif yang bisa diperkenalkan pada hal ini sangat poly dan bervariasi. Kita dapat menentukan dan menyunting foto, gambar, sketsa, lukisan, kartun, serta bisa menyisipkan banyak sekali macam bentuk lainnya.

3. Judul, dengan pembubuhan judul pembaca dituntun dalam penyeberangan menurut ilustrasi ke pesan. Dalam pengertian generik, judul mempunyai fungsi: secara ringkas serta langsung menyarankan isi pesan, serta menampilkan daya tarik terhadap suatu kepentingan dasar pembaca setelah menyajikan pesan sumber. Secara umum penempatan judul wajib tampak dalam bagian atas suatu halaman atau iklan. Dan, bagaimanapun judul wajib memiliki berukuran alfabet yg memadai untuk bisa dagi mata pembaca, dan secara sempurna guna berpasangan dengan daya tarik gambaran.

4. Warna, pada dasarnya rona merupakan suatu mutu cahaya yang dipantulkan dari suatu objek ke mata insan. Pembubuhan rona mungkin bisa merebut perhatian awal komunikan. Namun pemilihan serta penerapan warna secara serampangan akan mengusir pemirsa segera selesainya perhatiannya tergugah. Para peneliti menemukan bahwa warna-warna yg sering dipercaya favorit ternyata tidak selalu menarik pada penggunaan-penggunaan eksklusif. Bagaimanapun, rona-warna- termasuk hitam, abu-abu, dan putih- dalam lbr tercetak perlu ditata sedemikian rupa sinkron dengan asas dasar yg sama dari rapikan letak, yakni mengandung kesan-kesan ekuilibrium, kontras, proporsi, irama, keselarasan, gerakan, serta kesatuan. (Sudiana, 1986:34-41).

Agar pembaca nir lekas merasa bosan sewaktu membaca pesan yang diterimanya, maka seorang komunikator wajib sempurna, ringkas, jelas, sederhana, bonafide dalam penulisan naskah beritanya. (Wahyudi, 1991:102). Sedangkan menurut James M. Neal serta Suzzane S. Brown, “Penulis naskah keterangan itu wajib objektif, ringkas, jelas, sempurna, serta mengandung daya rangsang”. (wahyudi, 1991:102).

Untuk gampang menarik perhatian komunikan, maka surat fakta, majalah, ataupun media lainnya wajib sanggup menampilkan lay out yg menarik. Menurut Teguh Meinanda, terdapat tiga tujuan menurut pengaturan tata letak, yaitu: “Agar gampang dibaca dan menarik pembaca untuk mengkaji goresan pena-goresan pena, bisa menciptakan atau menghasilkan hal-hal yang menarik serta mengasyikkan, serta supaya pembaca gampang mengenali surat kabar itu”. (Meinanda, 1981:75).

Walaupun begitu, semenarik apapun tata letak pesan pada sebuah majalah, komunikator, yg pada hal ini pereka bentuk dan penata letak memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu, misalnya:

1. Keterbatasan mekanis, sehubungan dengan wahana produksi.
2. Keterbatasan bahan, sehubungan menggunakan jenis kertas, tinta, dan sebagainya.
3. Keterbatasan porto, sehubungan dengan porto produksi.
4. Keterbatasan fungsi, baik mengingat penggunaan maupun calon pembacanya.
5. Keterbatasan waktu, serta keterbatasan lainnya, contohnya yg berkenaan menggunakan lingkungan kerja. 
(Sudiana, 1986:43).

Fungsi dan Peranan Majalah
Media massa misalnya halnya majalah merupakan merupakan suatu sumber yg dapat menyalurkan keterangan dan menambah wawasan pengetahuan rakyat pada banyak sekali bidang kehidupan. Salah satu fungsi majalah merupakan sebagai sarana pendidikan (mass education). Majalah memuat tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga khalayak pembaca akan bertambah pengetahuannya. (Effendy, 1993:93). Di samping itu jua, sebagai bagian dari pers, maka majalah akan memiliki fungsi yg sama menggunakan yg dimiliki sang pers. Menurut Onong Uchjana Effendy, fungsi-fungsi tadi antara lain:

1. Fungsi menyiarkan (to inform).
2. Fungsi mendidik (to educate).
3. Fungsi menghibur (to entertain).
4. Dan fungsi menghipnotis (to influence).
(Effendy, 1985:193).

Berdasarkan pemuatan tulisan-tulisan dalam majalah yg ditulis secara lebih luas, terang serta mendalam, maka tak galat bila pembacapun akan menerima pengetahuan yang lebih luas dan lebih poly lagi tentang sesuatu hal, dan pemahaman pembaca terhadap sesuatu masalahpun tentunya mampu lebih mendalam lagi lantaran pada memakai majalah pembaca tidak dikejar oleh waktu seperti halnya menggunakan media radio atau televisi sehingga dalam menyerap goresan pena-tulisan yg pada muat pada majalah bisa secara perlahan serta teliti.

Dalam situasi dan kondisi kehidupan masyarakat terbaru, peranan majalah sebagai media komunikasi yang banyak di pergunakan sang masyarakat pada kehidupan sehari-harinya semakin terasa penting. Dalam hal ini ada beberapa peranan utama majalah misalnya yang disebutkan oleh Peterson, yaitu:

1. Membantu perkembangan perubahan-perubahan sosial serta politik.
2. Menafsirkan dilema-masalah dari peristiwa-insiden dan menjadikannya menjadi pandangan nasional.
3. Membantu perkembangan suatu pengertian nasional dalam warga .
4. Memberikan hiburan yg murah kepada jutaan orang.
5. Menjadi penyuluh dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
6. Menjadi pendidik dalam warisan-warisan kebudayaan insan, melalui tulisan serta perhatian terhadap seni, jua mengenai tokoh-tokoh warga .
(Click dan Baird, 1980:60).

Agar suatu majalah bisa dirasakan keuntungannya serta bernilai bagi para pembacanya, maka pada pelaksanaannya diharapkan keahlian menurut pengelola penerbitan majalah tersebut terutama para penulisnya, karena isi berdasarkan majalah itu dapat menentukan karakter serta impactnya.

Jenis Majalah
Untuk kepentingan pembaca, maka majalah-majalah yang beredar di masyarakat bisa pada kelompokkan sesuai dengan kepentingan serta kebutuhan rakyat, sebagai akibatnya warga sebagai pembaca dapat memilih jenis majalah yang bagaimana yang sanggup memenuhi impian dan kebutuhannya.

Secara universal, M.O Palapah serta Atang Syamsuddin membagi jenis majalah menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Mass magazine, merupakan majalah generik yang ditujukan untuk seluruh golongan, jadi merupakan majalah generik.

2. Class magazine, adalah majalah yg ditujukan buat golongan eksklusif (high or middle class) isinya mengenai bidang-bidang eksklusif.

3. Spesialized magazine, merupakan majalah spesifik serta ditujukan kepada para pembaca khusus.
(Palapah serta Syamsuddin, 1983:105-106).

Pembagian jenis majalah secara garis besar misalnya pada sebutkan pada atas, bisa dirinci lagi kedalam jenis-jenis majalah yg lebih spesifik. Djafar Assegaff, mengemukakan sebagai berikut:

1. Majalah bergambar (picture magazine), bentuk majalah yang memuat reportase menurut dalam gambar. Gambar sesuatu peristiwa, atau suatu karangan spesifik yg berisikan foto-foto.

2. Majalah anak-anak (childrens weekly), bentuk majalah yang isinya khusus mengenai global anak-anak.

3. Majalah keterangan (news magazine), mingguan terencana yang menyajikan warta-liputan menggunakan suatu gaya goresan pena yang khas dilengkapi dengan foto-foto serta gambar-gambar.

4. Majalah budaya (culture magazine), penerbitan pers yg mengkhususkan isinya dengan perkara-perkara kebudayaan dan diterbitkan setiap minggu, bulan ataupun secara terpola.

5. Majalah ilmiah (scientific magazine), majalah berkala khusus berisi mengenai ilmu pengetahuan dan mengkhususkan isinya tentang suatu bidang ilmu, contohnya teknik radio, elektronika, ekonomi, hokum, dan sebagainya.

6. Majalah hiburan (popular magazine), majalah yang memuat karangan-karangan ringan, cerita pendek, cerita bergambar, dan sebagainya.

7. Majalah keagamaan (religious magazine), bentuk majalah yg isinya khusus mengenai kasus-masalah kepercayaan .

8. Majalah famili (home magazine), majalah yg memuat karangan-karangan buat semua keluarga, berdasarkan bacaan anak-anak hingga kasus rumah tangga (resep, mode, serta lain-lain).

9. Majalah khas (specialized magazine), bentuk majalah yang isinya khusus tentang banyak sekali macam bidang profesi.

10. Majalah mode (fashion magazine), majalah yang berisi mode dan dilampiri lembaran yg berisikan pola sandang.

11. Majalah perusahaan (company magazine), majalah yang diterbitkan secara teratur sang perusahaan berisi berita-warta atau warta mengenai kepegawaian, karyawan, kebijaksaan perusahaan serta produksi perusahaan.

12. Majalah remaja (juvenile weekly), bentuk majalah yang isinya spesifik membahas kasus remaja.

13. Majalah sari tulisan (magazine digest), bentuk penerbitan menggunakan format khusus yang berisi kompendium karangan menurut aneka macam penerbitan.

14. Majalah sastra (literary magazine), bentuk majalah spesial yang terbit dan isinya spesifik menyampaikan kasus kesusastraan dan resensi buku-kitab (novel) pada masa ini atau aktivitas dalam bidang seni sastra.

15. Majalah perempuan (woman magazine), bentuk majalah yg berisikan spesifik mengenai global wanita, berdasarkan kasus mode, resep, musik, keluarga, pula dihiasi oleh foto-foto yg menarik.
(Assegaff, 1983:126-128).

Sesuai menggunakan jenis-jenis majalah yg sudah pada sebutkan diatas, majalah Ripple adalah termasuk kedalam jenis majalah khas. Majalah Ripple menyajikan warta-liputan dengan gaya penulisan yg khas mencakup fakta tentang musik, fashion, olah raga extreme, dan pula gaya hidup anak belia kini .

PENGERTIAN MAJALAH MENURUT PARA AHLI

Pengertian Majalah Menurut Para Ahli
Di dorong sang keberadaannya menjadi mahluk sosial, insan senantiasa berusaha buat mengetahui hal-hal yg terjadi disekitarnya. Media massa menyediakan informasi yg di perlukan guna memenuhi kebutuhan akan keterangan tadi, baik media cetak maupun media elektronik. Adapun peran khusus media cetak dalam penyampaian keterangan, diantaranya berkaitan menggunakan reading habit serta tradisi menulis. Majalah sebagai salah satu media cetak yaitu adalah galat satu asal informasi yg dalam saat ini semakin terkenal di rakyat. Majalah adalah bagian menurut pers yg membawa misi penjelasan, pendidikan, serta hiburan. Penerbitan majalah sendiri dimulai pertama kali di Amerika oleh Benjamin Franklin bernama General Magazine dalam tahun 1741, namun perkembangannya sendiri baru tampak sekitar abad XIX.

Karena termasuk sebagai media cetak, maka pesan-pesan dalam majalah bersifat tetap serta publik dapat mengatur tempo pada membacanya, selain itu pula kekuatan utamanya merupakan dapat dijadikan menjadi bukti. (Assegaff, 1980:27).

Pernyataan tersebut sinkron menggunakan pernyataan Peterson mengenai keunggulan-keunggulan yg dimiliki oleh sebuah majalah, yaitu:

Mirip dengan media cetak lainnya majalah tampil lebih berisikan pengetahuan dari dalam hal-hal yang menyangkut selera dan perasaan menurut komunikannya. Media ini bukan sarana yang dibaca selintas saja misalnya media aktual (Broadcast Media), nir pula membutuhkan perhatian dalam saat eksklusif, media ini tidak dengan segera dapat pada kesampingkan misalnya Koran, majalah dapat disimpan sang pembaca selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, kadang-kadang bertahun-tahun. (Defleur Dennis:137).

Tetapi menurut keunggulan yang dimilikinya itu, kita bisa merogoh kelemahan yang primer dari majalah tersebut, yaitu bahwa majalah nir terbit setiap hari misalnya halnya surat berita yg adalah sumber kabar (membicarakan informasi) setiap harinya pada setiap orang. “Majalah diminati sang mereka yg sibuk dan tidak sempat menekuni Koran harian”. (Depdikbud, 1992:67).

Dalam istilah asing, majalah disebut The Prited Page, yg adalah segala barang yang dicetak, yg ditujukan buat menyalurkan komunikasi massa. Arti majalah misalnya yang pada kutip menurut The Random House Dictionary Of English Language, merupakan “Majalah yg diterbitkan secara berkala senantiasa mempunyai sampul muka, dan secara khas majalah memuat cerita-cerita, karangan-karangan, puisi-puisi serta sebagainya. Serta kadangkala berisikan foto-foto serta gambar-gambar yang secara spesifik memfokuskan pada informasi (subject of area) misalnya; hobbi, informasi, atau olah raga”. (Baird, 1980:60). Jadi pada suatu majalah, pesan yang disampaikan bukan saja berupa liputan-fakta, akan tetapi sanggup juga pada bentuk hiburan, misalnya cerita-cerita, puisi atau sajak, foto atau gambar sesuatu yang hendak pada perlihatkan pada pembacanya, serta sebagainya. Menurut Edwin Emery dkk (1967:62-65) “Majalah adalah media opini”. Jadi dalam sebuah majalahpun terdapat goresan pena-tulisan mengenai opini atau pendapat-pendapat, pandangan-pandangan seseorang mengenai sesuatu yang tentunya berkaitan menggunakan masalah-masalah yang terjadi pada warga . Di samping itu jua, majalah bisa pada definisikan sebagai:

Salah satu jenis indera komunikasi dalam bentuk publikasi yg terbit secara bersiklus seminggu sekali, atau sebulan sekali, atau pada saat-ketika yg teratur. Majalah ini pada terbitkan menggunakan isi yg antara lain artikel-artikel, warta-berita, cerita-cerita yg mengandung nilai sastra, fiksi dan non-fiksi, puisi, resensi, kritik-kritik, karikatur, lelucon-lelucon, pengisi (filler), tajuk planning, kadang-kadang iklan. (Komarudin, 1984:149).

Karena majalah diterbitkan lebih jarang menurut dalam surat keterangan (minimal seminggu sekali), maka majalah bisa menyelidiki masalah-persoalan dan keadaan-keadaan yang terjadi pada warga secara teliti serta mendalam. Pada umumnya tulisan-goresan pena yang di muat pada majalah tidak terlalu mementingkan aktualitas pada karenakan dalam memuat keterangan majalah tadi menyesuaikan menggunakan saat terbitnya. Oleh karenanya juga maka berita yg disampaikan bukan lagi keterangan hangat satu hari eksklusif, lantaran kabar-warta tadi pada sesuaikan menggunakan waktu terbitnya majalah, maka penulisan-penulisan berita yg terdapat bisa pada telaah secara lebih luas serta lebih mendalam lagi. Hal ini sinkron dengan karakteristik majalah yg membedakannya menggunakan surat warta seperti yang dinyatakan sang Defleur dan Dennis, yaitu “Disebabkan majalah di terbitkan sedikit lebih sporadis dari pada surat kabar, maka majalah bisa menyelidiki dilema-dilema dan keadaan yg lebih hati-hati serta mendalam. Majalah kurang menaruh perhatian terhadap informasi yg sifatnya aktual dan lebih menekankan dalam penelaahan hal-hal yang berafiliasi secara luas”. (Defleur Dennis :137).

Untuk menarik perhatian pembaca, maka suatu penerbitan majalah senantiasa berusaha buat memenuhi hasrat serta kebutuhan yg diminati oleh warga tersebut. Pada waktu sekarang ini sudah poly beredar beraneka ragam jenis majalah. Hal ini dilakukan buat memenuhi hasrat dan kebutuhan pembaca yang majemuk jua.

“Kepentingan pembaca, pendengar, dan pemirsa, harus selalu pada perhatikan dan pada utamakan, lantaran “laku ” tidaknya isi pesan yang di “jual” sangat tergantung dari konsumen atau menggunakan istilah lain surat informasi atau majalah, radio, televisi, dan film akan “laris” bila, isi pesan sinkron menggunakan kesukaan konsumen (audience)”. (Wahyudi, 1991:99).

Perbedaan minat yang masih ada dalam pembaca itu bisa ditimbulkan oleh poly faktor, antara lain merupakan faktor-faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, status sosial, norma, serta lain-lain. Media massa cetak berupa majalah berskala nasional sekarang jauh lebih poly jumlah dan macamnya, misalnya majalah anak-anak (Bobo, Donald Bebek, dan lain-lain), majalah remaja (GADIS, Hai, ANEKA), majalah perempuan dan mak -ibu (Kartini, Femina), majalah famili (Ayah Bunda) atau bahkan bila pada lihat dari misi yang melekat pada masing-masing majalah yg tercermin dalam warna pemberitaannya yang terfokuspun dalam suatu aspek eksklusif, misalnya halnya majalah kesehatan (Rumah Tangga serta Kesehatan, Bugar). Majalah pertanian (Trubus), majalah Keagamaan (Amanah), majalah daerah (Mangle), hingga majalah gaya hayati anak remaja sekarang ini (Ripple), dan lainnya memperlihatkan bahwa masyarakat terkini sudah lebih selektif terhadap media-media yg beredar.

Bukan adalah suatu kekeliruan bila kita memasukkan majalah sebagai bagian berdasarkan media massa atau komunikasi massa, lantaran dengan melihat karakteristik komunikasi massa misalnya bersifat tidak pribadi (melalui media teknis) bersifat satu arah ialah tidak ada interaksi antara peserta-peserta komunikasi (komunikan), terbuka, serta memiliki publik yg secara geografis tersebar, maka majalah termasuk menjadi salah satu media komunikasi massa. (Rakhmat, 1994). Dan menjadi media komunikasi, majalah mempunyai sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh media komunikasi yg lain, diantaranya:

1. Khalayak yg diterpa bersifat aktif, nir pasif seperti jika mereka diterpa media radio, televisi, atau film. Pesan melalui pers majalah diungkapkan menggunakan huruf-huruf tewas, yang baru mengakibatkan makna jika khalayak memakai tatanan mentalnya secara aktif.

2. Terekam, ialah artikel-artikel dalam majalah tersusun dalam alinea, kalimat, serta istilah-istilah yang terdiri menurut huruf-alfabet yg tercetak dalam kertas. Dengan demikian setiap insiden atau hal-hal yang di beritakan terekam sebagai akibatnya bisa dibaca setiap ketika dan pada dokumentasikan, pada ulang kali, disimpan buat kepentingan tertentu dan bisa di jadikan menjadi bukti. 
(Effendy, 1986:111).

Teknik Penyajian Majalah
Suatu pengorganisasian pesan ditetapkan sebelum istilah-kata di tuliskan serta sebelum gambar-gambar dibentuk, atau keduanya digabungkan ke dalam suatu tata letak (Lay Out). Kegiatan rapikan letak meliputi penetapan keputusan-keputusan mengenai banyak sekali komponen judul, ilustrasi, naskah, serta pertanda-pertanda identifikasi yg akan disusun dan di tempatkan dalam laman. Lima butir pertimbangan bagi perkembangan tata letak merupakan:
1. Keseimbangan (balance), penataan unsur-unsur untuk mencapai suatu kesan kasat mata atau penyebaran yg menyenangkan.

2. Lawanan (paradoksal), penggunaan berukuran, kepekatan, dan warna yang sangat bhineka pada rangka menarik perhatian serta keterbacaan.

3. Perbandingan (proportion), pertalian di antara objek dan latar belakang, yang keduanya tampak serta saling berinteraksi.

4. Alunan pirsa (gaze motion), penataan judul, ilustrasi, naskah, serta indikasi-pertanda identifikasi yg demikian rupa dalam rangka pengurutan paling logis.

5. Kesatuan (unity), aneka macam mutu ekuilibrium, lawanan, perbandingan, dan alunan pirsa, digabungkan buat pengembangan kesatuan piker, penampilan, serta reka bentuk tata letak (design in the lay out).
(Sudiana, 1986:29).

Suatu tata letak akan berhasil apabila pada dalamnya mengandung mutu kesatuan dan sederhana, merupakan yang berhasil menggunakan mengusahakan tata letak sederhana, tidak kacau, serta bersifat membantu pada meringankan pembaca selama mencerna pesan yang dibacanya.
1. Huruf, terdapat beragam jenis serta berukuran alfabet yang bisa dipilih buat menandaskan utama-pokok tertentu atau buat menarik perhatian pembaca terhadap beberapa aspek pada naskah.

2. Foto atau gambar, alternatif yg dapat diperkenalkan dalam hal ini sangat banyak serta bervariasi. Kita dapat memilih dan menyunting foto, gambar, sketsa, lukisan, kartun, dan bisa menyisipkan banyak sekali macam bentuk lainnya.

3. Judul, menggunakan pembubuhan judul pembaca dituntun dalam penyeberangan menurut ilustrasi ke pesan. Dalam pengertian generik, judul mempunyai fungsi: secara ringkas serta langsung menyarankan isi pesan, serta menampilkan daya tarik terhadap suatu kepentingan dasar pembaca selesainya menyajikan pesan sumber. Secara generik penempatan judul harus tampak pada bagian atas suatu halaman atau iklan. Dan, bagaimanapun judul harus mempunyai ukuran huruf yg memadai buat bisa dagi mata pembaca, serta secara sempurna guna berpasangan dengan daya tarik gambaran.

4. Warna, pada dasarnya rona merupakan suatu mutu cahaya yang dipantulkan menurut suatu objek ke mata insan. Pembubuhan warna mungkin dapat merebut perhatian awal komunikan. Tetapi pemilihan serta penerapan rona secara serampangan akan mengusir pemirsa segera sehabis perhatiannya tergugah. Para peneliti menemukan bahwa warna-warna yang sering dipercaya favorit ternyata nir selalu menarik pada penggunaan-penggunaan tertentu. Bagaimanapun, rona-rona- termasuk hitam, abu-abu, dan putih- pada lembar tercetak perlu ditata sedemikian rupa sesuai menggunakan asas dasar yang sama dari rapikan letak, yakni mengandung kesan-kesan keseimbangan, paradoksal, proporsi, irama, keselarasan, gerakan, dan kesatuan. (Sudiana, 1986:34-41).

Agar pembaca nir lekas merasa bosan sewaktu membaca pesan yang diterimanya, maka seorang komunikator wajib tepat, ringkas, kentara, sederhana, bonafide pada penulisan naskah beritanya. (Wahyudi, 1991:102). Sedangkan dari James M. Neal serta Suzzane S. Brown, “Penulis naskah informasi itu harus objektif, ringkas, jelas, tepat, serta mengandung daya rangsang”. (wahyudi, 1991:102).

Untuk mudah menarik perhatian komunikan, maka surat warta, majalah, ataupun media lainnya wajib bisa menampilkan lay out yg menarik. Menurut Teguh Meinanda, ada tiga tujuan menurut pengaturan rapikan letak, yaitu: “Agar gampang dibaca serta menarik pembaca buat mempelajari tulisan-goresan pena, bisa membangun atau membentuk hal-hal yg menarik dan mengasyikkan, dan supaya pembaca mudah mengenali surat warta itu”. (Meinanda, 1981:75).

Walaupun begitu, semenarik apapun rapikan letak pesan pada sebuah majalah, komunikator, yang pada hal ini pereka bentuk serta penata letak memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu, seperti:

1. Keterbatasan mekanis, sehubungan menggunakan sarana produksi.
2. Keterbatasan bahan, sehubungan menggunakan jenis kertas, tinta, dan sebagainya.
3. Keterbatasan biaya , sehubungan menggunakan porto produksi.
4. Keterbatasan fungsi, baik mengingat penggunaan maupun calon pembacanya.
5. Keterbatasan ketika, dan keterbatasan lainnya, contohnya yang berkenaan dengan lingkungan kerja. 
(Sudiana, 1986:43).

Fungsi serta Peranan Majalah
Media massa seperti halnya majalah merupakan merupakan suatu asal yg dapat menyalurkan keterangan serta menambah wawasan pengetahuan rakyat di berbagai bidang kehidupan. Salah satu fungsi majalah adalah menjadi sarana pendidikan (mass education). Majalah memuat goresan pena yang mengandung pengetahuan sehingga khalayak pembaca akan bertambah pengetahuannya. (Effendy, 1993:93). Di samping itu jua, sebagai bagian berdasarkan pers, maka majalah akan mempunyai fungsi yang sama dengan yg dimiliki oleh pers. Menurut Onong Uchjana Effendy, fungsi-fungsi tersebut diantaranya:

1. Fungsi menyiarkan (to inform).
2. Fungsi mendidik (to educate).
3. Fungsi menghibur (to entertain).
4. Dan fungsi mensugesti (to influence).
(Effendy, 1985:193).

Berdasarkan pemuatan goresan pena-goresan pena pada majalah yang ditulis secara lebih luas, jelas dan mendalam, maka tak keliru bila pembacapun akan menerima pengetahuan yg lebih luas dan lebih banyak lagi tentang sesuatu hal, dan pemahaman pembaca terhadap sesuatu masalahpun tentunya mampu lebih mendalam lagi karena dalam memakai majalah pembaca tidak dikejar sang waktu seperti halnya memakai media radio atau televisi sebagai akibatnya dalam menyerap goresan pena-tulisan yang di muat pada majalah bisa secara perlahan dan teliti.

Dalam situasi serta kondisi kehidupan masyarakat terbaru, peranan majalah sebagai media komunikasi yang banyak di pergunakan sang warga dalam kehidupan sehari-harinya semakin terasa penting. Dalam hal ini ada beberapa peranan utama majalah seperti yg disebutkan oleh Peterson, yaitu:

1. Membantu perkembangan perubahan-perubahan sosial dan politik.
2. Menafsirkan dilema-persoalan dari insiden-kejadian serta menjadikannya sebagai pandangan nasional.
3. Membantu perkembangan suatu pengertian nasional pada rakyat.
4. Memberikan hiburan yang murah kepada jutaan orang.
5. Menjadi penyuluh pada kehidupan warga sehari-hari.
6. Menjadi pendidik pada warisan-warisan kebudayaan manusia, melalui goresan pena serta perhatian terhadap seni, pula tentang tokoh-tokoh rakyat.
(Click dan Baird, 1980:60).

Agar suatu majalah dapat dirasakan keuntungannya serta bernilai bagi para pembacanya, maka dalam pelaksanaannya dibutuhkan keahlian berdasarkan pengelola penerbitan majalah tadi terutama para penulisnya, sebab isi dari majalah itu bisa memilih karakter serta impactnya.

Jenis Majalah
Untuk kepentingan pembaca, maka majalah-majalah yg beredar pada warga bisa pada kelompokkan sinkron dengan kepentingan dan kebutuhan warga , sebagai akibatnya rakyat menjadi pembaca dapat menentukan jenis majalah yg bagaimana yg bisa memenuhi harapan dan kebutuhannya.

Secara universal, M.O Palapah dan Atang Syamsuddin membagi jenis majalah sebagai 3 jenis, yaitu:
1. Mass magazine, merupakan majalah umum yang ditujukan buat seluruh golongan, jadi merupakan majalah umum.

2. Class magazine, merupakan majalah yg ditujukan buat golongan eksklusif (high or middle group) isinya tentang bidang-bidang eksklusif.

3. Spesialized magazine, merupakan majalah spesifik serta ditujukan pada para pembaca khusus.
(Palapah dan Syamsuddin, 1983:105-106).

Pembagian jenis majalah secara garis akbar misalnya pada sebutkan di atas, dapat dirinci lagi kedalam jenis-jenis majalah yang lebih khusus. Djafar Assegaff, mengemukakan menjadi berikut:

1. Majalah bergambar (picture magazine), bentuk majalah yang memuat reportase dari pada gambar. Gambar sesuatu insiden, atau suatu karangan spesifik yg berisikan foto-foto.

2. Majalah anak-anak (childrens weekly), bentuk majalah yg isinya khusus tentang dunia anak-anak.

3. Majalah fakta (news magazine), mingguan berkala yg menyajikan warta-informasi dengan suatu gaya tulisan yg spesial dilengkapi dengan foto-foto dan gambar-gambar.

4. Majalah budaya (culture magazine), penerbitan pers yang mengkhususkan isinya menggunakan masalah-masalah kebudayaan serta diterbitkan setiap minggu, bulan ataupun secara terpola.

5. Majalah ilmiah (scientific magazine), majalah berkala spesifik berisi tentang ilmu pengetahuan serta mengkhususkan isinya tentang suatu bidang ilmu, contohnya teknik radio, elektronika, ekonomi, hokum, dan sebagainya.

6. Majalah hiburan (popular magazine), majalah yg memuat karangan-karangan ringan, cerita pendek, cerita bergambar, dan sebagainya.

7. Majalah keagamaan (religious magazine), bentuk majalah yg isinya spesifik tentang perkara-masalah agama.

8. Majalah keluarga (home magazine), majalah yg memuat karangan-karangan buat semua keluarga, dari bacaan anak-anak sampai kasus rumah tangga (resep, mode, serta lain-lain).

9. Majalah khas (specialized magazine), bentuk majalah yg isinya spesifik mengenai berbagai macam bidang profesi.

10. Majalah mode (fashion magazine), majalah yang berisi mode dan dilampiri lembaran yg berisikan pola sandang.

11. Majalah perusahaan (company magazine), majalah yg diterbitkan secara teratur sang perusahaan berisi keterangan-keterangan atau informasi mengenai kepegawaian, karyawan, kebijaksaan perusahaan dan produksi perusahaan.

12. Majalah remaja (juvenile weekly), bentuk majalah yg isinya spesifik membahas kasus remaja.

13. Majalah sari goresan pena (magazine digest), bentuk penerbitan dengan format spesifik yang berisi kompendium karangan berdasarkan berbagai penerbitan.

14. Majalah sastra (literary magazine), bentuk majalah spesial yang terbit dan isinya khusus menyampaikan kasus kesusastraan dan resensi kitab -kitab (novel) kontemporer atau kegiatan dalam bidang seni sastra.

15. Majalah wanita (woman magazine), bentuk majalah yang berisikan spesifik tentang global perempuan , berdasarkan masalah mode, resep, musik, famili, jua dihiasi sang foto-foto yang menarik.
(Assegaff, 1983:126-128).

Sesuai menggunakan jenis-jenis majalah yg sudah di sebutkan diatas, majalah Ripple merupakan termasuk kedalam jenis majalah spesial . Majalah Ripple menyajikan berita-informasi menggunakan gaya penulisan yg spesial mencakup fakta tentang musik, fashion, olah raga extreme, dan pula gaya hidup anak belia sekarang.

PENGERTIAN DAN JENIS INSENTIF MENURUT AHLI

Pengertian Dan Jenis Insentif Menurut Ahli 
Insentif adalah suatu bisnis berdasarkan sekolah untuk menaruh tambahan diluar upah biasa buat mendorong guru supaya bekerja lebih ulet lagi serta bersemangat guna menaikkan kinerja kerja mereka. Adapun pengertian bonus merupakan adalah suatu bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang (Husnan, 2003:161).

Insentif merupakan penghargaan atau ganjaran yg diberikan untuk memotivasi para pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya nir sempurna atau sewaktu-waktu. Oleh karenanya insentif menjadi bagian menurut laba, terutama sekali di berikan pada pekerja yang bekerja secara baik atau berprestasi, contohnya dalam bentuk hadiah bonus dan dapat jua diberikan pada bentuk barang (Nawawi, 2003: 317).


Insentif merupakan balas jasa yang dibayarikan kepada energi kerja eksklusif yang prestasinya di atas prestasi standar (Hasibuan, 2002:133). Sedangkan pengertian bonus menurut kitab Ensiklopedi Ekonomi, Bisnis serta manajemen yang disusun oleh Lumbatoruan (2002: 270) merupakan sistem imbalan yg direncanakan untuk menaruh motivasi pada energi kerja supaya menaikkan prestasi dan efisiensi. Sehingga hasil karya mereka diatas baku yg sudah ditentukan.

Dari pengertian-pengertian diatas bisa diambil konklusi bahwa bonus adalah suatu perangsang atau pendorong yang bisa menimbulkan semangat atau gairah kinerja seorang guna menaikkan prestasi kerja. Ranupanjodo dan Husnan (2003: 185) mengklasifikasikan jenis-jenis bonus yang diberikan dalam karyawan adalah sebagai berikut:
1) Uang, seorang ingin bekerja karena ingin memperoleh uang, dengan uang seorang bisa memuaskan kebutuhannya, bagi kebanyakan karyawan uang dapat adalah daya rangsang yg sangat kuat.
2) Keamanan, merupakan sebuah kebutuhan manusia yang mendasar bagi sebagian tenaga kerja kadang-kadang pekerjaan yg kondusif lebih penting menurut dalam uang atau upah. Keamanan yang dimaksud pada hal ini adalah kecemasan tarhadap kemungkinan diberhentikan meskipun dalam dasarnya upah yg diberikan rendah tetapi karena pekerjaan itu mengklaim kontiunitas maka hal ini menjadi minat primer seorang buat bekerja.
3) Persahabatan, manusia bekerja memerlukan manusia lainnya, adanya persahabatan akan akan menyatuakan mereka secara kelompok yang bekerja sama dan saling memiliki.
4) pengakuan yg adil, adalah galat satu kebutuhan sosial yang bisa diperoleh menurut interaksi antara atasan serta bawahan atau sesame mereka. Perlakuan yg adil ini dimaksudkan nir pandang bulu dalam anugerah tugas, insentif serta penghargaanserta lainnya yang dapat mengganggu kosentrasi guru pada bekerja. 
5) Otonomi, adalah keliru satu bentuk bonus pada memenuhi egoistik guru buat melaksanakan suatu pekerjaan pada batas-batas tertentu akan menaikkan kreatifitas serta spontanitas. 
6) Prestasi, anugerah kesempatan pada pengajar untuk berprestasi adalah keliru satu kebutuhan egoistik dalam interaksi dengan hadiah bonus. Kepala sekolah wajib menghargai hasil pekerjaan mereka serta menaruh kesempatan buat melakukan suatu tujuan organisasi sekolah. Seseorang yg merasa bahwa pekerjaannya nir krusial seringkali nir semangat dan seringkali mengeluh didalam melaksanakan pekerjaannya. 

Menurut Manulang (2006: 4), dalam dasarnya bentuk bonus dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu: 

a. Insentif Finansial 
1) Bonus, adalah uang yang diberikan menjadi balas jasa yg diberikan secara ikatan dimasa tiba serta diberikan pada pengajar yang berhak menerimanya.
2) Komisi, merupakan jenis komisi yang diberikan pada guru yang berprestasi. 

b. Insentif non finasial 
1) Pembelian pujian secara verbal juga tertulis
2) Pemberian promosi jabatan
3) Ucapan terima kasih secra rormal maupun nir formal
4) Pemberian perlengkapan khusus dalam ruang kerja 
5) Pemberian penghargaan 

Tujuan anugerah kompensasi (balas jasa) menurut Handoko (2005: 150-158) merupakan: 
1) Memperoleh personalia yg berkualitas. Kompensasi perlu ditetapkan relatif tinggi supaya menarik para pelamar, karena organisasi-organisasi bersaing dalam pasar energi kerja, tingkat pengupahan harus sesuai menggunakan syarat suplai dan permintaan tenaga kerja. Terkadang taraf gaji yang relative tinggi diperlukan buat menarik para pelamar yg cakap dan telah bekerja pada aneka macam organisasi lain. 
2) Mempertahankan para pekerja yg ada sekarang. Bila tingkat kompensasi tidak kompetitif, niscaya banyak tenaga guru yang baik akan keluar. Untuk mencegah perputaran pengajar, pengupahan wajib dijaga supaya permanen kompetitif menggunakan sekolah lain. 
3) Menjamin keadilan. Administrasi pengupahan dan penggajian sekolah buat memenuhi prinsip keadilan. Keadilan serta konsisten internal serta eksternal sangat penting diperhatikan pada tingkat kompensasi. 
4) Kepuasan kerja. Denga balas jasa pengajar akan bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik, status, social serta egoistiknya, sebagai akibatnya beliau memperoleh kepuasan kerja berdasarkan jabatannya itu. 
5) Motivasi. Apabila balas jasa yang pada berikan relatif besar , ketua sekolah akan gampang memotivasi bawahannya. 
6) Disiplin. Dengan hadiah balas jasa yg cukup besar maka disiplin guru semakin baik. Mereka akan menyadari dan mentaati peraturan-peraturan yg berlaku.

Tujuan pemberian balas jasa ini hendaknya menaruh kepuasan kepada semua pihak, guru dapat memnuhi kebutuhannya, ketua sekolah mendapatkan output yg baik, peraturan pemerintah wajib ditati, serta rakyat menerima hasil yg baik, tamatan yang membanggakan.

Dari tujuan-tujuan tersebut kita lihat bahwa insetif sangat penting didalam memotivasi pengajar agar mau mengajar menggunakan baik serta sungguh-benar-benar. Motivasi tadi untuk menggerakkan kearah pencapaian tujuan eksklusif. Motivasi menjadi energi buat membangkitkan dorongan dalam diri.seperi diungkapkan jurnal berikut:

“…Their theory of job characteristics focuses on facilitating high internal work motivation, which bears considerable relation to autonomous motivation, although the theory does not distinguish introjected forms of internal motivation from identified, integrated, and intrinsic forms, so it does not have the means for examining negative consequences that are associated with the introjected type of internal motivation. The authors proposed that the means for increasing internal work motivation is to design jobs so they will (1) provide variety, involve completion of a whole, and have a positive impact on the lives of others; (2) afford considerable freedom and discretion to the employee (what action theorists refer to as decision latitude); and (tiga) provide meaningful performance feedback. The authors further explain that individual differences in the strength of growth needs moderate the degree to which these job characteristics have a positive impact on job performance…” 

Untuk memahami pengertian motivasi dalam hadiah bonus maka penulis akan mengemukakan beberapa definisi yang dikemukakan oleh para pakar manajemen menjadi berikut: Bahwa motivasi adalah suatu kekuatan penggerak bagi pekerja. 

Instrumen Penelitian
1. Jenis Instrumen
Instrumen penelitian yg dipakai pada penelitian ini terdapat empat butir, yaitu instrumen buat variabel persepsi guru tentang kepemimpinan ketua sekolah, variabel iklim organisasi sekolah, anugerah bonus serta kepuasan kerja. Instrumen tadi berupa angket yang disusun sesuai menggunakan variabel-variabel tadi. Untuk memperoleh data, pembuatan instrumen terlebih dahulu dilakukan inventarisasi indikator menurut masing-masing variabel. Aspek-aspek yang akan diungkap melalui instrumen informasi lapangan ini adalah aspek-aspek yang berkaitan menggunakan persepsi pengajar mengenai kepemimpinan kepala sekolah, iklim organisasi, pemberian insentif dan kepuasan pengajar. 

Alternatif jawaban buah soal dapat diukur dengan skala Likert yg diadaptasi serta diberi alternatif jawaban menggunakan pembobotan sebagai berikut:
a. Alternatif jawaban variabel persepsi guru mengenai kepemimpinan ketua sekolah dan pemberian bonus pembobotannya merupakan 1 = nir pernah, dua = pernah, tiga = tak jarang 4 = selalu.
b. Alternatif jawaban variabel iklim organisasi dan kepuasan kerja pembobotannya merupakan 1 = tidak sepakat, dua = kurang sepakat, 3= putusan bulat, 4 = sangat sepakat.

2. Uji coba instrumen
a) Validitas 
Instrumen yg akan digunakan buat mengumpulkan data dalam penelitian ini sebelumnya akan diuji coba. Pelaksanaan uji coba akan dikenakan pada asal data yang bukan termasuk anggota pada sampel yg sudah terpilih. Uji coba dimaksudkan buat menerima instrumen yg valid dan reliabel, serta pada penelitian ini akan dilakukan uji coba khususnya uji validitas serta reliabilitas. Hasil uji coba tadi diolah menggunakan menggunakan donasi SPSS 15.

Uji validitas instrumen perlu dilakukan peneliti buat memperoleh instrumen yg valid. Hal ini sinkron menggunakan makna validitas yang dikemukakan Arikunto (2001: 158) bahwa validitas adalah "suatu ukuran yang menampakan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen". Di pada penelitian ini uji validitas menggunakan validitas konstruk. Dalam hal ini sesudah instrumen dikonstruksikan tentang aspek-aspek yang akan diukur menggunakan berdasarkan teori tertentu. Uji validitas dilakukan terhadap responden pada luar sampel penelitian yang memiliki sifat serta ciri yang sama dengan responden yang akan menjadi sampel penelitian. Pelaksanaan uji coba dilakukan terhadap 30 pengajar diluar popilasi pada penelitian ini. Dalam rangka mendapatkan data yang akurat dan kredibel, pada penelitian ini dilaksanakan uji coba alat pengumpul data. Empat indera ukur yg digunakan sang peneliti masing-masing, yaitu alat ukur kepuasan kerja guru, indera ukur persepsi guru tentang kepemimpinan ketua sekolah, alat ukur iklim organisasi sekolah serta pemberian bonus dan Hasil uji coba tersebut akan diolah menggunakan menggunakan bantuan SPSS 15.

Validitas instrumen diuji menggunakan memakai korelasi skor butir dengan skor total" Product Moment (Pearson) ". Analisis dilakukan terhadap semua butir instrumen menurut masing-masing variabel yaitu variabel persepsi guru tentang kepemimpinan ketua sekolah, iklim organisasi, pemberian bonus serta kepuasan kerja. Kriteria pengujiannya dilakukan dengan cara membandingkan r hitung dengan r tabel dalam tingkat a = 0,05. Apabila hasil perhitungan ternyata r hitung > r tabel maka butir instrumen dipercaya valid, kebalikannya jika r hitung < r tabel maka dianggap nir valid (invalid), maka instrumen tidak dapat digunakan dalam penelitian.

b) Reliabilitas 
Reliabilitas memilih suatu pengertian bahwa suatu instrumen relatif dapat dipercaya untuk dipakai menjadi indera pengumpul data lantaran instrumen tadi sudah baik (Arikunto, 2001: 168). Instrumen yg baik tidak akan mengarahkan responden untuk menentukan jawaban-jawaban eksklusif. Instrumen yang reliabel bila dipergunakan dalam penelitian akan diperoleh data yg bonafide. Suatu indera ukur dikatakan bonafide, jika alat ukur tadi baik serta mantap, ialah indera ukur tersebut walaupun beberapa kali digunakan buat mengumpulkan data hasilnya permanen sama.

Koefisien reliabilitas instrumen dimaksudkan buat melihat konsistensi jawaban buah-butir pernyataan yang diberikan sang responden Adapun alat analisisnya memakai metode belah dua (split half) menggunakan mengkoreiasikan total skor gasal versus total skor genap, selanjutnya dihitung reliabilitasnya menggunakan rumus "Alpha Cronhach ".