BAGAIMANA CARA MENGHITUNG DAYA LISTRIK

Dua cara Perhitungan Daya Listrik
Bagaimana menghitung besar daya listrik yang terpakai?
Dalam ilmu tentang listrik, terutama listrik AC arus bolak kembali, baik itu listrik 1 Phase juga Listrik 3 Phase, kita mengenal beberapa istilah seperti, Tegangan, Arus, serta Daya listrik.
Kita mengenal kata Daya listrik pada ilmu kelistrikan yang memiliki satuan Watt serta dilambangkan dengan P (Power).
Dua cara perhitungan daya listrik
Daya listrik disimbolkan dengan P (Power) pada satuan Watt
Untuk bisa mengetahui seberapa akbar Daya listrik pada suatu instalasi listrik sangatlah penting, lantaran pada instalasi listrik di rumah kita, yg dihitung dalam pemakaian listrik atau berapa tagihan yg harus kita bayar adalah berapa besar Daya listrik yang terpakai.

Apa yang dimaksud menggunakan daya listrik?
Definisi Daya listrik
Daya listrik didefinisikan menjadi laju hantaran tenaga listrik dalam rangkaian listrik.
Satuan SI daya listrik adalah watt yang menyatakan banyaknya tenaga listrik yg mengalir per satuan waktu (joule/dtk).
Daya adalah banyaknya beban listrik yg terpakai pada suatu Instalasi Listrik dengan satuan Watt.
Instalasi listrik yang poly kita pakai adalah Listrik AC 1 Phase serta tiga phase.
Instalasi listrik yg biasa kita gunakan dibagi sebagai 2 jenis instalasi listrik, yaitu :
  • Instalasi Listrik 1 (satu) phase
  • Instalasi Listrik 3 (3) phase

Instalasi Listrik 1 (satu) Phase
Instalasi listrik 1 phase merupakan Instalasi listrik yg memakai tiga jenis kabel, menggunakan tegangan antara phase serta netral 110 Volt atau 220 Volt.
3 (Tiga) jenis kabel dalam listrik AC 1 phase yaitu, kabel Phase, kabel netral serta kabel grounding (Arde)
Instalasi Listrik 3 (3) Phase
Instalasi listrik tiga Phase adalah instalasi listrik yang memiliki lima (kabel), yaitu 3 (tiga) kabel untuk Phase R,S,T , Kabel Netral dan kabel Arde (Grounding).
Tegangan listrik antara Phase dengan Phase yang tidak selaras dalam instalasi listrik tiga Phase masing-masing merupakan 380/415 Volt.
Dan tegangan listrik antara keliru satu Phase dengan Netral adalah 220 Volt.
Biasa pula instalasi listrik tiga phase memiliki 4 kabel (ditambah menggunakan Netral) dengan tegangan antara Phase dan Netral merupakan 220 Volt.

Rumus menghitung Daya listrik 1 Phase serta tiga Phase


Perhitungan Daya Instalasi Listrik 1 Phase
P = V x I x Cos phi
  • P = Power atau Daya dalam satuan Watt
  • V = Voltage atau Tegangan pada satuan Volt
  • I = Intensitas atau Arus pada satuan Ampere
  • Cos phi = Cos phi pada listrik satu Phase adalah 1
Karena Cosphi pada Instalasi listrik 1 Phase merupakan satu, maka rumus yang biasa dipakai untuk menghitung Daya listrik pada instalasi listrik 1 Phase, sebagai :
P = V x I
Contoh Perhitungan Daya listrik 1 fasa:
Suatu Instalasi listrik 1 Phase menggunakan tegangan 220 V, dan dialiri arus sebanyak 2 Ampere, maka daya pada Instalasi listrik tersebut merupakan :
P = V x I
P= 220 Volt x dua Ampere
P = 440 VA, atau sama dengan 440 Watt
Perhitungan Daya Instalasi Listrik 3 Phase
P = V x I x Cos Phi x √3
  • P = Power atau Daya dalam satuan Watt
  • V = Voltage atau Tegangan pada satuan Volt
  • I = Intensitas atau Arus pada satuan Ampere

Contoh Perhitungan Daya Listrik 3 fasa:
Suatu Instalasi Listrik 3 Phase menggunakan tegangan 380 Volt, Arus terukur adalah 30 Ampere buat tiap Phase, Cos phi pada Instalasi listrik tersebut terukur 0,85, maka daya yang terpakai merupakan :
P = V x I x Cos phi x √3
P = 380 Volt x 30 Amp x 0,85 x 1,73
P = 16763,7 Watt
Cos phi bisa di sebut jua menggunakan Faktor daya atau kerugian daya yg ditimbulkan beban-beban yg mempunyai daya harmonik.
Nilai cos phi yg paling baik merupakan 1 (tidak memiliki kerugian daya) untuk instalasi listrik 1 Phase biasanya mempunyai cos phi yg baik dengan nilai 1.
Sedangkan buat instalasi 3 Phase memiliki cos phi bervariasi tergantung seberapa poly beban menggunakan daya harmonik yang ditanggung instalasi tadi.
Namun sebaiknya pada suatu Instalasi listrik tiga phase mempunyai nilai Cosphi yang berkisar antara 0,85-0,95.
Dua cara perhitungan daya listrik
Semoga artikel mengenai daya listrik ini bisa memberikan tambahan pengetahuan yg bermanfaat buat kita seluruh !
CARA FLEXI

BAGAIMANA CARA MENGHITUNG DAYA LISTRIK

Dua cara Perhitungan Daya Listrik
Bagaimana menghitung akbar daya listrik yang terpakai?
Dalam ilmu tentang listrik, terutama listrik AC arus bolak balik , baik itu listrik 1 Phase maupun Listrik 3 Phase, kita mengenal beberapa kata seperti, Tegangan, Arus, serta Daya listrik.
Kita mengenal kata Daya listrik pada ilmu kelistrikan yg memiliki satuan Watt serta dilambangkan dengan P (Power).
Dua cara perhitungan daya listrik
Daya listrik disimbolkan dengan P (Power) pada satuan Watt
Untuk dapat mengetahui seberapa besar Daya listrik dalam suatu instalasi listrik sangatlah krusial, karena dalam instalasi listrik pada rumah kita, yang dihitung dalam pemakaian listrik atau berapa tagihan yang harus kita bayar adalah berapa besar Daya listrik yang terpakai.

Apa yg dimaksud dengan daya listrik?
Definisi Daya listrik
Daya listrik didefinisikan menjadi laju hantaran tenaga listrik dalam rangkaian listrik.
Satuan SI daya listrik merupakan watt yg menyatakan banyaknya energi listrik yang mengalir per satuan waktu (joule/dtk).
Daya merupakan banyaknya beban listrik yang terpakai dalam suatu Instalasi Listrik dengan satuan Watt.
Instalasi listrik yang poly kita pakai merupakan Listrik AC 1 Phase dan tiga phase.
Instalasi listrik yg biasa kita gunakan dibagi sebagai dua jenis instalasi listrik, yaitu :
  • Instalasi Listrik 1 (satu) phase
  • Instalasi Listrik 3 (tiga) phase

Instalasi Listrik 1 (satu) Phase
Instalasi listrik 1 phase merupakan Instalasi listrik yg memakai 3 jenis kabel, dengan tegangan antara phase serta netral 110 Volt atau 220 Volt.
3 (Tiga) jenis kabel pada listrik AC 1 phase yaitu, kabel Phase, kabel netral serta kabel grounding (Arde)
Instalasi Listrik tiga (3) Phase
Instalasi listrik tiga Phase merupakan instalasi listrik yg memiliki 5 (kabel), yaitu tiga (3) kabel buat Phase R,S,T , Kabel Netral dan kabel Arde (Grounding).
Tegangan listrik antara Phase menggunakan Phase yang berbeda dalam instalasi listrik tiga Phase masing-masing merupakan 380/415 Volt.
Dan tegangan listrik antara keliru satu Phase menggunakan Netral adalah 220 Volt.
Biasa juga instalasi listrik tiga phase mempunyai 4 kabel (ditambah dengan Netral) dengan tegangan antara Phase serta Netral adalah 220 Volt.

Rumus menghitung Daya listrik 1 Phase serta tiga Phase


Perhitungan Daya Instalasi Listrik 1 Phase
P = V x I x Cos phi
  • P = Power atau Daya pada satuan Watt
  • V = Voltage atau Tegangan pada satuan Volt
  • I = Intensitas atau Arus pada satuan Ampere
  • Cos phi = Cos phi dalam listrik satu Phase adalah 1
Karena Cosphi dalam Instalasi listrik 1 Phase merupakan satu, maka rumus yang biasa digunakan buat menghitung Daya listrik pada instalasi listrik 1 Phase, sebagai :
P = V x I
Contoh Perhitungan Daya listrik 1 fasa:
Suatu Instalasi listrik 1 Phase dengan tegangan 220 V, serta dialiri arus sebesar 2 Ampere, maka daya dalam Instalasi listrik tadi adalah :
P = V x I
P= 220 Volt x 2 Ampere
P = 440 VA, atau sama menggunakan 440 Watt
Perhitungan Daya Instalasi Listrik tiga Phase
P = V x I x Cos Phi x √3
  • P = Power atau Daya pada satuan Watt
  • V = Voltage atau Tegangan pada satuan Volt
  • I = Intensitas atau Arus pada satuan Ampere

Contoh Perhitungan Daya Listrik tiga fasa:
Suatu Instalasi Listrik 3 Phase dengan tegangan 380 Volt, Arus terukur adalah 30 Ampere buat tiap Phase, Cos phi dalam Instalasi listrik tersebut terukur 0,85, maka daya yang terpakai merupakan :
P = V x I x Cos phi x √3
P = 380 Volt x 30 Amp x 0,85 x 1,73
P = 16763,7 Watt
Cos phi mampu di sebut pula dengan Faktor daya atau kerugian daya yang disebabkan beban-beban yg memiliki daya harmonik.
Nilai cos phi yg paling baik merupakan 1 (tidak mempunyai kerugian daya) buat instalasi listrik 1 Phase umumnya mempunyai cos phi yang baik menggunakan nilai 1.
Sedangkan buat instalasi tiga Phase mempunyai cos phi bervariasi tergantung seberapa banyak beban menggunakan daya harmonik yang ditanggung instalasi tadi.
Namun usahakan dalam suatu Instalasi listrik 3 phase memiliki nilai Cosphi yang berkisar antara 0,85-0,95.
Dua cara perhitungan daya listrik
Semoga artikel mengenai daya listrik ini bisa menaruh tambahan pengetahuan yang berguna buat kita seluruh !
CARA FLEXI

CARA MENGHITUNG BIAYA PEMAKAIAN LISTRIK INDUSTRI

Bagaimana cara menghitung porto pemakaian listrik buat Industri, menggunakan sistem instalasi listrik 3 phase tegangan 380 Volt (Phase-Phase) / 220 Volt (Phase-Netral)?
Pada postingan sebelumnya kita telah membahas mengenai bagaimana cara Menghitung Tagihan listrik sebulan, khususnya untuk pemakaian listrik Rumah tangga.
Pada kesempatan kali ini, kita akan coba membahas bagaimana cara menghitung tagihan listrik perbulan untuk pemakaian listrik Industri, yang memakai tegangan 380volt listrik 3phase.
Berbeda menggunakan perhitungan pemakaian listrik tempat tinggal tangga (tegangan 220Volt / 1phase), Untuk bisa menghitung pemakaian listrik industri dengan tegangan 380volt / 3phase, ada beberapa hal yg perlu kita ketahui terlebih dahulu, diantaranya:
  • Total kebutuhan daya listrik (KW), Untuk memilih akbar Daya Terpasang
  • Daya terpasang (KVA)
  • Lama pemakaian listrik (Jam) pada Waktu Beban Puncak (WBP)
  • Lama pemakaian listrik (Jam) Luar Waktu Beban Puncak (LWBP)
  • Faktor perbandingan harga WBP dengan LWBP
  • Perhitungan KWH meter
  • Faktor perkalian CT pada KWH meter
  • Faktor daya (Cosphi)
  • Total Daya reaktif (KVArh)
Baca jua: Perbedaan satuan KVA, KW, KVAr, KWH
Untuk detail, kita akan coba menciptakan model perhitungan porto tagihan listrik buat industri, ini dia.

Menghitung Biaya Pemakaian Listrik Industri

Contoh perhitungan:
Pada suatu industri yg memakai Listrik menurut PLN buat kebutuhan berbagai alat-alat listriknya, adapun listrik yg dipakai merupakan listrik 3 phase dengan Tegangan 380Volt / 220Volt, dengan rincian kebutuhan daya banyak sekali peralatan listrik yg dipakai menjadi berikut:
Total Kebutuhan Daya:
  • 1 unit Elektro motor 3 phase 380 Volt daya 75KW
  • 2 unit Elektro motor tiga phase 380 Volt daya 30KW
  • 1 Unit Elektro motor tiga phase 380 Volt daya 15KW
  • 1 unit elektronik motor 3 phase 380 volt daya 7,5 kw
  • 1 unit Heater 3 phase 380 Volt daya 22KW
  • 1 unit Blower 3phase 380 Volt daya 18KW
  • Lampu mercury 250watt sebesar 30 buah (10 butir / phase), total dua,5kw
Total kebutuhan daya = 75kw + (dua x 30kw) + 15kw + 7,5kw + 22kw + 18kw + 2,5kw.
Total kebutuhan Daya: 200KW
Daya Terpasang
Dari perhitungan Total daya banyak sekali alat-alat listrik yang digunakan industri tadi diatas, dapat dijadikan menjadi acuan untuk memilih Daya Terpasang berdasarkan PLN.
Karena Total kebutuhan daya dalam industri tersebut merupakan sebesar 200KW, maka Daya yang terpasang dalam Industri tadi termasuk pada Golongan Tarif I3/TM (Daya diatas 200KVA), menggunakan menggunakan sebuah Trafo dengan daya 250KVA.
Daya terpasang > Kebutuhan Daya
Daya terpasang merupakan diatas 200KVA serta termasuk pada Golongan Tarif I3/TM.
Lama Pemakaian Daya listrik
Karena Industri tadi beroperasi selama 12 jam menurut mulai pukul 08.00-20.00 setiap harinya, Maka bisa dihitung usang pemakaian listrik adalah sebagai berikut:
  • Lama pemakaian listrik dalam Waktu Beban Puncak (WBP)
Waktu beban zenit ditetapkan berdasarkan mulai jam 17.00 sampai dengan 20.00 atau selama tiga Jam.
Lama pemakaian listrik dalam Waktu Beban Puncak (WBP) selama sebulan, menjadi:
3 Jam x 30 Hari = 90 Jam/bulan.
  • Lama Pemakaian listrik Luar Waktu Beban Puncak (LWBP)
Lama pemakaian listrik Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) selama sebulam, sebagai:
(12 jam - 3 jam) x 30 Hari = 270 jam/bulan.
Faktor perbandingan harga WBP serta LWBP (K)
Faktor perbandingan harga WBP serta LWBP (K) disesuaikan dengan karakteristik beban sistem kelistrikan yang digunakan, dan hal ini ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan PT.pln
Nilai perbandingannya (K) antara 1,4 s/d 2
Contoh perhitungan: Dalam hal ini kita anggap Listrik industri tersebut dikenakan perbandingan harga waktu pemakaian Waktu Beban Puncak (WBP) sebesar 1,4.
K = 1,4.
Perhitungan KWH Meter
Perhitungan KWH meter untuk mengetahui jumlah pemakaian atau KWH sebulan dalam instalasi listrik tiga phase/ 380volt, tidak selaras dengan perhitungan KWH meter pada listrik 1 phase seperti yg biasa terpasang pada rumah-rumah.
KWH meter yg biasa kita gunakan pada rumah, kita bisa mengetahui jumlah pemakaian KWH sebulan hanya menggunakan mengurangkan Angka KWH Akhir menggunakan Angka KWH Awal.
Namun buat menghitung total pemakaian KWH sebulan dalam KWH meter Instalasi listrik tiga phase, memakai perhitungan:
(KWH Akhir - KWH Awal) x Faktor perkalian CT

Faktor Perkalian CT pada KWH meter tiga phase
Sebagai contoh: apabila Pada instalasi listrik Industri tersebut dipasang KWH-Meter 3phase, dengan memakai Ratio CT sebanyak 500/lima, atau Faktor perkaliannya merupakan 500 : lima = 100.
Berbeda menggunakan KWH Meter yg biasa dipakai buat instalasi listrik rumah tangga, KWH meter tiga phase dengan daya yg cukup akbar umumnya harus menggunakan faktor perkalian menurut CT yang terpasang.
Jika CT yang terpasang pada KWHmeter merupakan 500/lima, ini berarti setiap 500 Ampere daya yg terukur maka CT akan mengirimkan sinyal arus sebesar lima Ampere ke KWH meter.
Ukuran CT yg dipakai dalam KWH meter 3phase sebagai faktor perkalian untuk menghitung total KWH yang terpakai.
Contoh perhitungan:
Pada KWH meter yg terpasang dalam industri tadi tercatat data KWH awal dan KWH Akhir selama sebulan adalah sebagai berikut:
  • KWH awal : 00000
  • KWH akhir : 00540
  • Total Pemakaian (KWH): (KWH akhir - KWH awal) x Faktor perkalian (CT)
  • Total Pemakaian (KWH): (00540 - 00000) x 100
  • Total Pemakaian (KWH): 54.000 KWH/bulan
Dengan pembagian beban WBP serta LWBP, menjadi berikut:
  • Beban WBP = (54.000 kwh : 12 jam) x 3 Jam = 13.500 kwh/bulan
  • Beban LWBP = (54.000 kwh : 12 jam) x 9 Jam = 40.500 kwh/bulan

Faktor Daya (Cosphi)
Faktor Daya (Cosphi) merupakan nilai perbandingan antara Daya Semu (KVA) menggunakan Daya Aktif (KW).
Semakin baik faktor daya dalam instalasi listrik 3 phase maka nilai Daya Aktif semakin mendekati nilai daya semu.
Penjelasan mengenai Daya Semu, Daya Aktif dan Daya reaktif
Jika suatu instalasi listrik memiliki nilai faktor daya (cosphi) = 1, maka nilai daya aktif sama menggunakan nilai daya semu.
Jika Cosphi = 1,00. Maka Daya aktif (KW) = Daya Semu (KVA)
Faktor daya (Cosphi) dipengaruhi oleh seberapa besar Daya reaktif yg didapatkan oleh instalasi listrik tersebut, dan daya reaktif ini berasal berdasarkan pemakaian aneka macam alat-alat listrik yang membuat induksi atau daya harmonik.
Semakin poly jumlah pemakaian peralatan listrik yang membuat daya harmonik, maka Daya reaktif yg dihasilkan akan semakin akbar.Semakin akbar daya reaktif yang dihasilkan maka semakin rendah nilai faktor daya (Cosphi) pada instalasi listrik tadi.
Pada perhitungan Tagihan listrik buat industri, apabila faktor daya yang dihasilkan lebih rendah menurut 0,85. Maka akan terjadi penambahan porto yg dihitung berdasarkan daya reaktif yang dihasilkan.
Untuk menghindari meningkatnya biaya tagihan listrik buat industri, maka faktor daya harus diupayakan lebih besar dari 0,85, cara buat memperbaiki faktor daya merupakan menggunakan memasang Capasitor Bank pada instalasi listrik tadi.
Cara menghitung kebutuhan Kapasitor Bank
Contoh perhitungan: Faktor daya pada listrik Industri tersebut adalah 0.90, nilai faktor daya diperbaiki dengan memakai Capasitor Bank, sehingga perusahaan tersebut nir dikenakan biaya kelebihan daya reaktif (KVArh).
Cara memasang Capasitor Bank dan rangkaiannya
Total Daya Reaktif (KVArh)
Jika suatu instalasi listrik 3phase memiliki faktor daya dibawah 0,85 maka akan dikenakan porto kelebihan pemakaian daya reaktif yang nilainya buat golongan tarif I3, adalah sebanyak:
Biaya kelebihan Daya reaktif buat Golongan Tarif I3 = Rp.1.114,74/KVArh.

Contoh perhitungan: Lantaran instalasi listrik pada industri tadi mempunyai faktor daya 0,90 atau lebih akbar menurut 0,85. Maka nir dikenakan biaya kelebihan pemakaian daya reaktif (KVArh).
Total Biaya Pemakaian Listrik
Total Biaya Pemakaian Listrik untuk Industri Golongan Tarif I3 tersebut, adalah sebagai berikut:
  • Biaya Beban
Biaya Beban = Rp. 0 (Biaya beban dikenakan bila Lama pemakaian kurang dari 40 Jam/bulan)
  • Total Biaya WBP + LWBP
Biaya Pemakaian Waktu Beban Puncak (WBP):
K x KWH x Rp.1.035,78
1,4 x 13.500kwh x Rp.1.035,78 = Rp.19.576.242
Biaya Pemakaian Luar Waktu Beban Puncak (LWBP):
Kwh x Rp.1.035,78
40.500kwh x Rp.1.035,78 = Rp.41.949.090
Total Biaya Pemakaian Listrik: Rp.19.576.242 + Rp.41.949.090 = Rp.61.525.332
  • KVArh
Biaya pemakaian Daya Reaktif (KVArh) = Rp.0 (Dikenakan biaya KVArh bila Faktor daya dibawah 0,85).
  • PPJ
Biaya Pajak Penerangan Jalan (PPJ): 3% x Rp.61.525.332 = Rp.1.845.759,96
  • Materai
Biaya Materai: Rp.6.000
Total biaya keseluruhan yang wajib dibayar oleh Industri tadi, adalah: Rp.63.377.091,96
Semoga berguna!
CARA FLEXI

CARA MENGHITUNG BIAYA PEMAKAIAN LISTRIK INDUSTRI

Bagaimana cara menghitung biaya pemakaian listrik buat Industri, dengan sistem instalasi listrik 3 phase tegangan 380 Volt (Phase-Phase) / 220 Volt (Phase-Netral)?
Pada postingan sebelumnya kita telah membahas tentang bagaimana cara Menghitung Tagihan listrik sebulan, khususnya buat pemakaian listrik Rumah tangga.
Pada kesempatan kali ini, kita akan coba membahas bagaimana cara menghitung tagihan listrik perbulan buat pemakaian listrik Industri, yg memakai tegangan 380volt listrik 3phase.
Berbeda dengan perhitungan pemakaian listrik rumah tangga (tegangan 220Volt / 1phase), Untuk bisa menghitung pemakaian listrik industri menggunakan tegangan 380volt / 3phase, ada beberapa hal yang perlu kita ketahui terlebih dahulu, antara lain:
  • Total kebutuhan daya listrik (KW), Untuk menentukan akbar Daya Terpasang
  • Daya terpasang (KVA)
  • Lama pemakaian listrik (Jam) pada Waktu Beban Puncak (WBP)
  • Lama pemakaian listrik (Jam) Luar Waktu Beban Puncak (LWBP)
  • Faktor perbandingan harga WBP menggunakan LWBP
  • Perhitungan KWH meter
  • Faktor perkalian CT dalam KWH meter
  • Faktor daya (Cosphi)
  • Total Daya reaktif (KVArh)
Baca pula: Perbedaan satuan KVA, KW, KVAr, KWH
Untuk detail, kita akan coba menciptakan model perhitungan porto tagihan listrik buat industri, berikut ini.

Menghitung Biaya Pemakaian Listrik Industri

Contoh perhitungan:
Pada suatu industri yang menggunakan Listrik berdasarkan PLN buat kebutuhan berbagai peralatan listriknya, adapun listrik yang dipakai merupakan listrik 3 phase menggunakan Tegangan 380Volt / 220Volt, dengan rincian kebutuhan daya berbagai alat-alat listrik yang dipakai menjadi berikut:
Total Kebutuhan Daya:
  • 1 unit Elektro motor tiga phase 380 Volt daya 75KW
  • 2 unit Elektro motor tiga phase 380 Volt daya 30KW
  • 1 Unit Elektro motor tiga phase 380 Volt daya 15KW
  • 1 unit elektro motor 3 phase 380 volt daya 7,5 kw
  • 1 unit Heater tiga phase 380 Volt daya 22KW
  • 1 unit Blower 3phase 380 Volt daya 18KW
  • Lampu mercury 250watt sebanyak 30 butir (10 buah / phase), total dua,5kw
Total kebutuhan daya = 75kw + (dua x 30kw) + 15kw + 7,5kw + 22kw + 18kw + 2,5kw.
Total kebutuhan Daya: 200KW
Daya Terpasang
Dari perhitungan Total daya banyak sekali alat-alat listrik yg dipakai industri tadi diatas, bisa dijadikan sebagai acuan buat menentukan Daya Terpasang berdasarkan PLN.
Karena Total kebutuhan daya pada industri tadi merupakan sebesar 200KW, maka Daya yg terpasang pada Industri tadi termasuk pada Golongan Tarif I3/TM (Daya diatas 200KVA), menggunakan memakai sebuah Trafo menggunakan daya 250KVA.
Daya terpasang > Kebutuhan Daya
Daya terpasang adalah diatas 200KVA dan termasuk dalam Golongan Tarif I3/TM.
Lama Pemakaian Daya listrik
Karena Industri tersebut beroperasi selama 12 jam menurut mulai pukul 08.00-20.00 setiap harinya, Maka dapat dihitung lama pemakaian listrik merupakan sebagai berikut:
  • Lama pemakaian listrik dalam Waktu Beban Puncak (WBP)
Waktu beban puncak ditetapkan berdasarkan mulai jam 17.00 hingga dengan 20.00 atau selama tiga Jam.
Lama pemakaian listrik dalam Waktu Beban Puncak (WBP) selama sebulan, menjadi:
3 Jam x 30 Hari = 90 Jam/bulan.
  • Lama Pemakaian listrik Luar Waktu Beban Puncak (LWBP)
Lama pemakaian listrik Luar Waktu Beban Puncak (LWBP) selama sebulam, menjadi:
(12 jam - tiga jam) x 30 Hari = 270 jam/bulan.
Faktor perbandingan harga WBP serta LWBP (K)
Faktor perbandingan harga WBP serta LWBP (K) disesuaikan dengan karakteristik beban sistem kelistrikan yang digunakan, dan hal ini ditetapkan oleh Direksi Perusahaan Perseroan PT.pln
Nilai perbandingannya (K) antara 1,4 s/d 2
Contoh perhitungan: Dalam hal ini kita anggap Listrik industri tadi dikenakan perbandingan harga saat pemakaian Waktu Beban Puncak (WBP) sebanyak 1,4.
K = 1,4.
Perhitungan KWH Meter
Perhitungan KWH meter buat mengetahui jumlah pemakaian atau KWH sebulan dalam instalasi listrik 3 phase/ 380volt, berbeda dengan perhitungan KWH meter pada listrik 1 phase misalnya yang biasa terpasang pada rumah-rumah.
KWH meter yg biasa kita gunakan di rumah, kita dapat mengetahui jumlah pemakaian KWH sebulan hanya menggunakan mengurangkan Angka KWH Akhir dengan Angka KWH Awal.
Namun untuk menghitung total pemakaian KWH sebulan dalam KWH meter Instalasi listrik tiga phase, menggunakan perhitungan:
(KWH Akhir - KWH Awal) x Faktor perkalian CT

Faktor Perkalian CT pada KWH meter 3 phase
Sebagai model: Jika Pada instalasi listrik Industri tersebut dipasang KWH-Meter 3phase, menggunakan menggunakan Ratio CT sebesar 500/lima, atau Faktor perkaliannya adalah 500 : lima = 100.
Berbeda menggunakan KWH Meter yang biasa dipakai buat instalasi listrik tempat tinggal tangga, KWH meter tiga phase dengan daya yang cukup besar biasanya wajib menggunakan faktor perkalian menurut CT yang terpasang.
Jika CT yang terpasang pada KWHmeter adalah 500/5, ini berarti setiap 500 Ampere daya yg terukur maka CT akan mengirimkan sinyal arus sebesar lima Ampere ke KWH meter.
Ukuran CT yg dipakai dalam KWH meter 3phase sebagai faktor perkalian buat menghitung total KWH yang terpakai.
Contoh perhitungan:
Pada KWH meter yg terpasang pada industri tadi tercatat data KWH awal serta KWH Akhir selama sebulan adalah menjadi berikut:
  • KWH awal : 00000
  • KWH akhir : 00540
  • Total Pemakaian (KWH): (KWH akhir - KWH awal) x Faktor perkalian (CT)
  • Total Pemakaian (KWH): (00540 - 00000) x 100
  • Total Pemakaian (KWH): 54.000 KWH/bulan
Dengan pembagian beban WBP dan LWBP, menjadi berikut:
  • Beban WBP = (54.000 kwh : 12 jam) x tiga Jam = 13.500 kwh/bulan
  • Beban LWBP = (54.000 kwh : 12 jam) x 9 Jam = 40.500 kwh/bulan

Faktor Daya (Cosphi)
Faktor Daya (Cosphi) merupakan nilai perbandingan antara Daya Semu (KVA) menggunakan Daya Aktif (KW).
Semakin baik faktor daya pada instalasi listrik tiga phase maka nilai Daya Aktif semakin mendekati nilai daya semu.
Penjelasan mengenai Daya Semu, Daya Aktif dan Daya reaktif
Jika suatu instalasi listrik memiliki nilai faktor daya (cosphi) = 1, maka nilai daya aktif sama menggunakan nilai daya semu.
Jika Cosphi = 1,00. Maka Daya aktif (KW) = Daya Semu (KVA)
Faktor daya (Cosphi) ditentukan sang seberapa akbar Daya reaktif yg dihasilkan oleh instalasi listrik tersebut, serta daya reaktif ini asal berdasarkan pemakaian banyak sekali alat-indera listrik yg menghasilkan induksi atau daya harmonik.
Semakin poly jumlah pemakaian peralatan listrik yang membuat daya harmonik, maka Daya reaktif yang didapatkan akan semakin besar .Semakin akbar daya reaktif yg dihasilkan maka semakin rendah nilai faktor daya (Cosphi) pada instalasi listrik tadi.
Pada perhitungan Tagihan listrik buat industri, apabila faktor daya yg didapatkan lebih rendah berdasarkan 0,85. Maka akan terjadi penambahan biaya yg dihitung dari daya reaktif yang didapatkan.
Untuk menghindari meningkatnya porto tagihan listrik buat industri, maka faktor daya wajib diupayakan lebih besar menurut 0,85, cara buat memperbaiki faktor daya adalah menggunakan memasang Capasitor Bank pada instalasi listrik tersebut.
Cara menghitung kebutuhan Kapasitor Bank
Contoh perhitungan: Faktor daya dalam listrik Industri tadi merupakan 0.90, nilai faktor daya diperbaiki menggunakan memakai Capasitor Bank, sebagai akibatnya perusahaan tadi nir dikenakan biaya kelebihan daya reaktif (KVArh).
Cara memasang Capasitor Bank dan rangkaiannya
Total Daya Reaktif (KVArh)
Jika suatu instalasi listrik 3phase memiliki faktor daya dibawah 0,85 maka akan dikenakan biaya kelebihan pemakaian daya reaktif yang nilainya buat golongan tarif I3, adalah sebesar:
Biaya kelebihan Daya reaktif buat Golongan Tarif I3 = Rp.1.114,74/KVArh.

Contoh perhitungan: Karena instalasi listrik pada industri tersebut memiliki faktor daya 0,90 atau lebih akbar dari 0,85. Maka tidak dikenakan porto kelebihan pemakaian daya reaktif (KVArh).
Total Biaya Pemakaian Listrik
Total Biaya Pemakaian Listrik untuk Industri Golongan Tarif I3 tersebut, adalah menjadi berikut:
  • Biaya Beban
Biaya Beban = Rp. 0 (Biaya beban dikenakan bila Lama pemakaian kurang menurut 40 Jam/bulan)
  • Total Biaya WBP + LWBP
Biaya Pemakaian Waktu Beban Puncak (WBP):
K x KWH x Rp.1.035,78
1,4 x 13.500kwh x Rp.1.035,78 = Rp.19.576.242
Biaya Pemakaian Luar Waktu Beban Puncak (LWBP):
Kwh x Rp.1.035,78
40.500kwh x Rp.1.035,78 = Rp.41.949.090
Total Biaya Pemakaian Listrik: Rp.19.576.242 + Rp.41.949.090 = Rp.61.525.332
  • KVArh
Biaya pemakaian Daya Reaktif (KVArh) = Rp.0 (Dikenakan porto KVArh bila Faktor daya dibawah 0,85).
  • PPJ
Biaya Pajak Penerangan Jalan (PPJ): tiga% x Rp.61.525.332 = Rp.1.845.759,96
  • Materai
Biaya Materai: Rp.6.000
Total biaya keseluruhan yg harus dibayar sang Industri tersebut, merupakan: Rp.63.377.091,96
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

TIGA MACAM DAYA PADA SEGITIGA DAYA LISTRIK 3 PHASE

Tiga Jenis Daya pada segitiga Daya listrik AC 3 phase.
3 macam daya listrik
Dalam kehidupan kita sehari-hari kita pastinya acapkali mendengar istilah besaran daya yaitu Watt.
Seperti misalnya daya listrik yang terpasang pada instalasi tempat tinggal kita, terdapat yg memiliki daya 900 Watt, 1300 Watt, 220 Watt dan seterusnya.
Instalasi listrik perumahan warga dalam umumnya menggunakan listrik 1 phase menggunakan tegangan 220 volt AC, Pada instalasi listrik 1 Phase.
Listrik 1 Phase hanya memiliki satu jenis Daya listrik, yaitu Daya konkret.
Daya yg terdapat pada listrik 1 Phase hanya mempunyai satu jenis satuan yaitu Watt.
Namun tidak sama halnya dalam Instalasi Listrik 3 Phase, dalam listrik 3 Phase masih ada 3 (3) macam daya listrik.

Hal ini terjadi karena instalasi listrik tiga Phase mempunyai aneka macam faktor yang dapat menyebabkan kerugian-kerugian daya.
Faktor Daya pada Instalasi listrik 1 Phase memiliki nilai 1,00, sang karena itulah Daya Semu dalam listrik 1 phase sama menggunakan Daya Nyata.
Daya Nyata (W)= Daya Semu (VA) x Cosphi.
Karena Nilai Cosphi pada listrik 1 Phase nilainya 1, maka Daya yang terdapat hanya Daya Nyata (Watt).
Berbeda menggunakan Faktor daya atau Cosphi dalam instalasi listrik tiga (3) Phase.
Listrik tiga Phase memiliki nilai Faktor daya pada bawah 1,00.
Maka :
Daya Nyata = Daya semu x Cosphi
Dari rumus diatas dapat kita lihat bahwa bila Nilai cosphi mendekati nilai 1,00 maka semakin akbar Daya Nyata atau Daya Aktif yg dapat kita pakai.
Hal yang mensugesti tinggi rendahnya nilai Cosphi merupakan seberapa akbar Daya Reaktif yg didapatkan dalam instalasi listrik 3 phase tadi.
Daya reaktif sendiri dihasilkan berdasarkan seberapa banya alat-alat listrik yang membuat daya harmonik yg digunakan, daya Harmonik inilah yang menyebabkan kerugian-kerugian Daya.

Tiga jenis daya pada instalasi listrik tiga Phase

  • Daya semu pada satuan VA (VoltAmpere)
Daya Nyata dalam satuan W (Watt)Daya Reaktif dalam satuan VAR (VoltAmpere Reaktif)
  • Daya Semu
Pada Instalasi listrik tiga Phase, kita mengenal tiga (3) macam Daya, keliru satunya adalah Daya Semu.
Daya semu atau pada bahasa inggris diklaim menggunakan Apparent Power.
Daya semu Adalah Daya yang didapatkan berdasarkan perhitungan-perhitungan listrik sebelum dibebani menggunakan beban-beban listrik.
Daya Semu (VA) dihasilkan dari output perhitungan Rumus yaitu, daya sama dengan Tegangan (V) dikali Arus (A).
P = V x I
Daya semu biasa diklaim juga dengan Daya Total, atau daya yang tertulis pada Nameplate suatu indera listrik atau pembangkit listrik (Generator).
  • Daya Nyata
Pada Instalasi listrik 3 (3) Phase, Jenis Daya yang kedua merupakan Daya Aktif.
Daya Aktif Adalah Daya sebenarnya yg bisa kita pakai atau gunakan serta umumnya daya aktif nilainya lebih rendah dibandingkan dengan Daya semu.
Daya Aktif didapatkan dari output perkalian Daya Semu menggunakan Faktor daya (Cosphi).
Daya Aktif akan mengalami penurunan nilai yg diakibatkan adanya beban-beban listrik yang membentuk daya reaktif.
Contoh beban/alat listrik yang membuat daya reaktif/daya harmoni.

Peralatan listrik yang membuat Daya Harmonik :

  • Electromotor
  • Travo laslistrik
  • Transformator
  • Inverter
  • UPS

  • Daya reaktif
Daya selanjutnya yang terdapat dalam instalasi listrik 3 Phase merupakan Daya Reaktif.
Rumus menghitung Daya Reaktif (KVAr)
Daya Reaktif Adalah daya yg menyebabkan terjadinya kerugian-kerugian daya, atau daya yang mengakibatkan terjadinya penurunan nilai faktor daya (Cosphi).
Besar kecilnya daya reaktif tergantung dalam seberapa poly indera-indera listrik yg membuat daya Reaktif.
3 macam daya listrik
Berikut gambar segitiga Daya :

Faktor daya (Cosphi)

Faktor daya atau faktor kerja merupakan perbandingan antara daya aktif (watt) menggunakan daya semu/daya total (VA).
Atau cosinus sudut antara daya aktif dan daya semu/daya total (lihat gambar 1).
Daya reaktif yang tinggi akan mengakibatkan sudut cosphi semakin akbar, serta akibatnya faktor daya akan sebagai lebih rendah.
Faktor daya selalu lebih kecil atau sama menggunakan satu.
Secara perhitungan, bila nilai Cosphi merupakan 1,00. Maka akbar nilai Daya Aktif akan sama menggunakan nilai Daya Semu.
Faktor daya yang rendah akan mengakibatkan aneka macam kerugian daya, lantaran akan mengakibatkan arus beban tinggi.
Menghitung kebutuhan Kapasitor Bank buat pemugaran Faktor Daya
Cara yg umumnya dilakukan buat memperbaiki Faktor Daya yg rendah adalah menggunakan memasang Capasitor Bank dalam Instalasi Listrik 3 Phase tersebut.
Rangkaian serta pemasangan Capasitor Bank pada listrik 3phase
Contoh perhitungan dua sistem instalasi listrik 3 Phase yg mempunyai akbar tegangan serta arus yang sama namun memiliki faktor daya yang tidak sinkron, maka akan memiliki Daya Aktif yang tidak selaras:
1. Suatu instalasi mempunyai tegangan 380 volt serta arus 100 ampere, cosphi 0,9. Maka :
P = V x I x Cosphi x √3
P = 380 x 100 x 0,9 x 1,73
P = 59.166 Watt
2. Suatu instalasi memiliki tegangan 380 volt dan arus 100 ampere, cosphi 0,8. Maka :
P = V x I x Cosphi x √3
P = 380 x 100 x 0,8 x 1,73
P = 52.592 Watt
Semakin rendah nilai faktor daya (Cosphi) semakin rendah nilai daya aktif yg dihasilkan suatu instalasi listrik
3 macam daya listrik
Semoga Artikel mengenai pengenalan 3 (tiga) jenis daya dan segitiga daya dalam instalasi listrik 3 (tiga) phase ini bisa menaruh pengetahuan bagi kita semua.
Semoga bermanfaat !
CARA FLEXI
dikutip menurut berbagai sumber

MENGHITUNG KEBUTUHAN CAPASITOR BANK PADA INSTALASI LISTRIK 3 PHASE

Berapa banyak kapasitor Bank yg diharapkan untuk Perbaikan Faktor daya?
Pada Instalasi listrik tiga Phase, memiliki tiga (tiga) macam daya. Yaitu Daya Semu, Daya Aktif serta Daya reaktif.
Untuk mendapatkan Daya Aktif semaksimal mungkin, tentunya kita wajib memperbaiki faktor daya atau daya reaktif pada instalasi listrik tadi.
Berbagai alat listrik yang mempunyai daya harmonik, seperti Electro motor, Inverter, Travo las,Lampu mercury dan lainnya akan menaruh dampak terhadap tingginya kerugian-kerugian daya pada instalasi listrik.
Faktor daya yg paling baik adalah 1,00. Sehingga bisa pada dapat Daya Aktif yg mendekati atau sama dengan daya semu.
Faktor daya menggunakan nilai 1,00, artinya Nilai Daya Semu sama dengan Nilai Daya Aktif, atau tidak masih ada kerugian-kerugian daya.
Namun buat mencapai Faktor daya dengan nilai 1,00 adalah suatu hal yang terbilang nir bisa tercapai, maka umumnya Faktor daya yang paling baik ditetapkan sebanyak antara 0,85 sampai 0,95.
Baca juga: Menghitung porto tagihan listrik Industri
Faktor daya akan mengalami penurunan yg diakibatkan oleh aneka macam peralatan listrik dengan daya harmonik yang tinggi atau Impedansi.

Beberapa peralatan listrik yg membentuk Daya Harmonik:
  • Inverter
  • Motor Listrik (Electro motor)
  • Travo Las ( Electric Welding)
  • UPS (Uninterruptible Power Supply)
  • Bola Lampu Mercury non Ballast
  • dll

Salah satu cara buat meminimalkan kerugian daya dalam instalasi listrik tiga phase merupakan menggunakan sebisa mungkin meminimalkan penggunaan peralatan listrik yg membuat daya harmonik.
Selain cara tersebut, kita juga dapat memperbaiki faktor daya yaitu menggunakan memberi donasi daya, yg umumnya dipakai buat menaruh bantuan daya adalah Capasitor Bank.
Capasitor Bank bekerja dengan memberikan donasi daya atau supply daya buat beban dalam instalasi listrik yang ada.
Rangkaian dan cara pemasangan Capasitor Bank
Karena itulah, Capasitor Bank pula sering dianggap berfungsi menjadi perbaikan faktor daya pada suatu instalasi listrik 3 Phase.
Lalu bagaimana menentukan besaran Capasitor yg akan kita pasang pada suatu instalasi listrik 3 Phase?
Untuk dapat menentukan besaran daya Capasitor Bank yg akan kita gunakan, terlebih dahulu kita harus mengenal 3 macam daya pada instalasi listrik 3 Phase.
Segitiga Daya listrik 3phase
1. Daya Semu
Daya yang tertulis dalam suatu pembangkit listrik, daya semu dihasilkan dari hasil teori perhitungan menggunakan satuan Volt Ampere (VA).
2. Daya Aktif
Daya yg didapatkan berdasarkan hasil perhitungan daya Semu dikalikan dengan Faktor daya, daya Aktif mempunyai satuan Watt (W)
3. Daya Reaktif
Daya reaktif merupakan daya yang terpakai menjadi energi pembangkitan flux magnetik sehingga muncul magnetisasi serta daya ini dikembalikan ke sistem karena dampak induksi elektromagnetik itu sendiri, sehingga daya ini sebenarnya adalah beban (kebutuhan) pada suatu sistim energi listrik.
Daya Reaktif memiliki satuan Volt Ampere Reaktif (Var).
Oleh karenanya buat dapat memperbaiki faktor daya suatu instalasi listrik 3 Phase, maka terlebih dahulu kita harus menghitung berapa akbar daya reaktif dalam instalasi listrik tadi.
Bagaimana cara mengetahui daya reaktif sebagai akibatnya didapat nilai besaran Kapasitor Bank yg dibutuhkan ?

Rumus Menghitung Kebutuhan Capasitor Bank

Qc = Q1 - Q2
Qc = Daya Reaktif Capasitor Bank yg dibutuhkan
Q1 = Daya Reaktif sebelum perbaikan
Q2 = Daya Reaktif yg ingin dicapai
Untuk lebih jelasnya, kita dapat melihat contoh perhitungan kebutuhan kapasitor bank berikut adalah:
Contoh Perhitungan Kebutuhan Kapasitor Bank
Suatu Pabrik memakai Listrik dengan Daya Terpasang sebanyak 1000KVA, pada waktu pabrik tadi beroperasi dengan beban zenit, Cosphi terukur sebanyak 0,75.
Berapa kebutuhan Capasitor Bank yang harus dipasang buat memperbaiki Faktor Daya (Cosphi) menjadi 0,95?
Menghitung Daya Reaktif (Q1) sebelum perbaikan
Q = √S² - P²
Q = Daya Reaktif
S = Daya terpasang atau Daya semu (KVA)
P = Daya Aktif (KW)
Diketahui:
S = 1000KVA
P = 1000KVA x 0,75 = 750KW
Q1 = √S² - P²
Q1 = √1000² - 750²
Q1 = √437.500
Q1 = 661,4KVAr
Maka diketahui Q1 merupakan sebanyak 661,4KVAr
Menghitung Daya Reaktif (Q2) menggunakan nilai cosphi yg ingin dicapai
Untuk dapat memperbaiki Faktor daya, kita wajib memilih seberapa akbar Faktor daya yg ingin kita capai, sebagai model: kita ingin memperbaiki faktor daya dari nilai 0,75 menjadi 0,95.
Q = √S² - P²
Q = Daya Reaktif
S = Daya semu (Daya konkret sebelum perbaikan)
P = Daya aktif (Daya konkret sebelum perbaikan x Cosphi yg ingin dicapai)
Diketahui:
P = 750KW
S = 750KW : 0,95 = 789,4KVA
Q2 = √S² - P²
Q = √789,4² - 750²
Q = √623.152,36 - 562.500
Q = √60.652,36
Q = 246,2KVAr
Maka diketahui bahwa Q2 merupakan sebanyak 246,dua KVAr
Menghitung Kebutuhan Capasitor Bank
Qc = Q1 - Q2
Qc = 661,4KVAr - 246,2KVAr
Qc = 415,2KVar
Maka diketahui bahwa buat memperbaiki Faktor Daya suatu instalasi listrik dengan Daya Terpasang sebesar 1000KVA, menurut yang semula cosphi 0,75 menjadi 0,95 dibutuhkan pemasangan Capasitor Bank menggunakan nilai 415,2KVAr.
Jika Capasitor yang tersedia pada pasaran memiliki nilai 50 Kvar, maka kita dapat menggunakan Capasitor Bank berukuran 50Kvar sebesar 9 buah (9 Step).
Dengan menggunakan langkah-langkah serta perhitungan diatas, kita bisa memilih seberapa besar Kapasitor Bank yang kita butuhkan buat mendapatkan Faktor daya yg diinginkan.
Semoga artikel ini bisa memberikan tambahan pengetahuan yg bermanfaat buat kita semua !
CARA FLEXI
dikutip menurut aneka macam asal

TIGA MACAM DAYA PADA SEGITIGA DAYA LISTRIK 3 PHASE

Tiga Jenis Daya dalam segitiga Daya listrik AC tiga phase.
3 macam daya listrik
Dalam kehidupan kita sehari-hari kita pastinya acapkali mendengar istilah besaran daya yaitu Watt.
Seperti misalnya daya listrik yg terpasang di instalasi rumah kita, ada yg memiliki daya 900 Watt, 1300 Watt, 220 Watt serta seterusnya.
Instalasi listrik perumahan warga pada biasanya memakai listrik 1 phase menggunakan tegangan 220 volt AC, Pada instalasi listrik 1 Phase.
Listrik 1 Phase hanya mempunyai satu jenis Daya listrik, yaitu Daya nyata.
Daya yang masih ada pada listrik 1 Phase hanya mempunyai satu jenis satuan yaitu Watt.
Namun tidak sinkron halnya dalam Instalasi Listrik 3 Phase, pada listrik 3 Phase masih ada tiga (tiga) macam daya listrik.

Hal ini terjadi karena instalasi listrik 3 Phase memiliki berbagai faktor yang bisa mengakibatkan kerugian-kerugian daya.
Faktor Daya pada Instalasi listrik 1 Phase mempunyai nilai 1,00, oleh karena itulah Daya Semu dalam listrik 1 phase sama menggunakan Daya Nyata.
Daya Nyata (W)= Daya Semu (VA) x Cosphi.
Karena Nilai Cosphi dalam listrik 1 Phase nilainya 1, maka Daya yang terdapat hanya Daya Nyata (Watt).
Berbeda dengan Faktor daya atau Cosphi pada instalasi listrik tiga (3) Phase.
Listrik tiga Phase mempunyai nilai Faktor daya di bawah 1,00.
Maka :
Daya Nyata = Daya semu x Cosphi
Dari rumus diatas dapat kita lihat bahwa apabila Nilai cosphi mendekati nilai 1,00 maka semakin akbar Daya Nyata atau Daya Aktif yg bisa kita gunakan.
Hal yang mensugesti tinggi rendahnya nilai Cosphi adalah seberapa akbar Daya Reaktif yang dihasilkan pada instalasi listrik tiga phase tersebut.
Daya reaktif sendiri didapatkan dari seberapa banya peralatan listrik yang membuat daya harmonik yg dipakai, daya Harmonik inilah yang mengakibatkan kerugian-kerugian Daya.

Tiga jenis daya pada instalasi listrik tiga Phase

  • Daya semu pada satuan VA (VoltAmpere)
Daya Nyata pada satuan W (Watt)Daya Reaktif pada satuan VAR (VoltAmpere Reaktif)
  • Daya Semu
Pada Instalasi listrik tiga Phase, kita mengenal 3 (tiga) macam Daya, galat satunya adalah Daya Semu.
Daya semu atau dalam bahasa inggris disebut menggunakan Apparent Power.
Daya semu Adalah Daya yg dihasilkan menurut perhitungan-perhitungan listrik sebelum dibebani dengan beban-beban listrik.
Daya Semu (VA) didapatkan menurut hasil perhitungan Rumus yaitu, daya sama dengan Tegangan (V) dikali Arus (A).
P = V x I
Daya semu biasa disebut juga menggunakan Daya Total, atau daya yg tertulis pada Nameplate suatu alat listrik atau pembangkit listrik (Generator).
  • Daya Nyata
Pada Instalasi listrik 3 (3) Phase, Jenis Daya yang kedua merupakan Daya Aktif.
Daya Aktif Adalah Daya sebenarnya yang mampu kita pakai atau gunakan dan umumnya daya aktif nilainya lebih rendah dibandingkan dengan Daya semu.
Daya Aktif dihasilkan menurut hasil perkalian Daya Semu menggunakan Faktor daya (Cosphi).
Daya Aktif akan mengalami penurunan nilai yg diakibatkan adanya beban-beban listrik yg membentuk daya reaktif.
Contoh beban/indera listrik yg membuat daya reaktif/daya harmoni.

Peralatan listrik yg membentuk Daya Harmonik :

  • Electromotor
  • Travo laslistrik
  • Transformator
  • Inverter
  • UPS

  • Daya reaktif
Daya selanjutnya yang terdapat dalam instalasi listrik 3 Phase merupakan Daya Reaktif.
Rumus menghitung Daya Reaktif (KVAr)
Daya Reaktif Adalah daya yg mengakibatkan terjadinya kerugian-kerugian daya, atau daya yang mengakibatkan terjadinya penurunan nilai faktor daya (Cosphi).
Besar kecilnya daya reaktif tergantung dalam seberapa banyak indera-alat listrik yg membuat daya Reaktif.
3 macam daya listrik
Berikut gambar segitiga Daya :

Faktor daya (Cosphi)

Faktor daya atau faktor kerja adalah perbandingan antara daya aktif (watt) menggunakan daya semu/daya total (VA).
Atau cosinus sudut antara daya aktif dan daya semu/daya total (lihat gambar 1).
Daya reaktif yg tinggi akan mengakibatkan sudut cosphi semakin akbar, dan akibatnya faktor daya akan sebagai lebih rendah.
Faktor daya selalu lebih mini atau sama dengan satu.
Secara perhitungan, jika nilai Cosphi adalah 1,00. Maka akbar nilai Daya Aktif akan sama menggunakan nilai Daya Semu.
Faktor daya yg rendah akan menyebabkan banyak sekali kerugian daya, karena akan mengakibatkan arus beban tinggi.
Menghitung kebutuhan Kapasitor Bank buat perbaikan Faktor Daya
Cara yang umumnya dilakukan buat memperbaiki Faktor Daya yang rendah adalah dengan memasang Capasitor Bank pada Instalasi Listrik tiga Phase tadi.
Rangkaian dan pemasangan Capasitor Bank pada listrik 3phase
Contoh perhitungan dua sistem instalasi listrik tiga Phase yang mempunyai besar tegangan dan arus yg sama namun mempunyai faktor daya yg tidak selaras, maka akan memiliki Daya Aktif yg tidak sinkron:
1. Suatu instalasi mempunyai tegangan 380 volt serta arus 100 ampere, cosphi 0,9. Maka :
P = V x I x Cosphi x √3
P = 380 x 100 x 0,9 x 1,73
P = 59.166 Watt
2. Suatu instalasi memiliki tegangan 380 volt dan arus 100 ampere, cosphi 0,8. Maka :
P = V x I x Cosphi x √3
P = 380 x 100 x 0,8 x 1,73
P = 52.592 Watt
Semakin rendah nilai faktor daya (Cosphi) semakin rendah nilai daya aktif yg didapatkan suatu instalasi listrik
3 macam daya listrik
Semoga Artikel mengenai sosialisasi tiga (3) jenis daya serta segitiga daya dalam instalasi listrik 3 (tiga) phase ini dapat memberikan pengetahuan bagi kita seluruh.
Semoga bermanfaat !
CARA FLEXI
dikutip menurut berbagai asal

MENGHITUNG KEBUTUHAN CAPASITOR BANK PADA INSTALASI LISTRIK 3 PHASE

Berapa poly kapasitor Bank yg diharapkan untuk Perbaikan Faktor daya?
Pada Instalasi listrik 3 Phase, memiliki tiga (tiga) macam daya. Yaitu Daya Semu, Daya Aktif dan Daya reaktif.
Untuk menerima Daya Aktif semaksimal mungkin, tentunya kita wajib memperbaiki faktor daya atau daya reaktif dalam instalasi listrik tadi.
Berbagai alat listrik yang memiliki daya harmonik, misalnya Electro motor, Inverter, Travo las,Lampu mercury dan lainnya akan memberikan imbas terhadap tingginya kerugian-kerugian daya dalam instalasi listrik.
Faktor daya yg paling baik merupakan 1,00. Sehingga bisa di dapat Daya Aktif yang mendekati atau sama menggunakan daya semu.
Faktor daya menggunakan nilai 1,00, adalah Nilai Daya Semu sama menggunakan Nilai Daya Aktif, atau tidak masih ada kerugian-kerugian daya.
Namun buat mencapai Faktor daya menggunakan nilai 1,00 adalah suatu hal yang terbilang nir bisa tercapai, maka umumnya Faktor daya yang paling baik ditetapkan sebesar antara 0,85 sampai 0,95.
Baca jua: Menghitung biaya tagihan listrik Industri
Faktor daya akan mengalami penurunan yg diakibatkan sang aneka macam peralatan listrik dengan daya harmonik yg tinggi atau Impedansi.

Beberapa alat-alat listrik yg menghasilkan Daya Harmonik:
  • Inverter
  • Motor Listrik (Electro motor)
  • Travo Las ( Electric Welding)
  • UPS (Uninterruptible Power Supply)
  • Bola Lampu Mercury non Ballast
  • dll

Salah satu cara buat meminimalkan kerugian daya pada instalasi listrik tiga phase adalah dengan sebisa mungkin meminimalkan penggunaan alat-alat listrik yang menghasilkan daya harmonik.
Selain cara tadi, kita jua bisa memperbaiki faktor daya yaitu dengan memberi donasi daya, yg biasanya digunakan buat memberikan donasi daya adalah Capasitor Bank.
Capasitor Bank bekerja menggunakan memberikan donasi daya atau supply daya buat beban dalam instalasi listrik yang ada.
Rangkaian dan cara pemasangan Capasitor Bank
Karena itulah, Capasitor Bank pula seringkali dianggap berfungsi menjadi pemugaran faktor daya dalam suatu instalasi listrik tiga Phase.
Lalu bagaimana memilih besaran Capasitor yang akan kita pasang pada suatu instalasi listrik tiga Phase?
Untuk bisa memilih besaran daya Capasitor Bank yg akan kita pakai, terlebih dahulu kita wajib mengenal tiga macam daya dalam instalasi listrik 3 Phase.
Segitiga Daya listrik 3phase
1. Daya Semu
Daya yg tertulis dalam suatu pembangkit listrik, daya semu dihasilkan berdasarkan output teori perhitungan menggunakan satuan Volt Ampere (VA).
2. Daya Aktif
Daya yg dihasilkan berdasarkan output perhitungan daya Semu dikalikan menggunakan Faktor daya, daya Aktif mempunyai satuan Watt (W)
tiga. Daya Reaktif
Daya reaktif adalah daya yg terpakai sebagai energi pembangkitan flux magnetik sebagai akibatnya ada magnetisasi dan daya ini dikembalikan ke sistem karena efek induksi elektromagnetik itu sendiri, sehingga daya ini sebenarnya adalah beban (kebutuhan) pada suatu sistim energi listrik.
Daya Reaktif mempunyai satuan Volt Ampere Reaktif (Var).
Oleh karenanya buat dapat memperbaiki faktor daya suatu instalasi listrik tiga Phase, maka terlebih dahulu kita wajib menghitung berapa akbar daya reaktif dalam instalasi listrik tersebut.
Bagaimana cara mengetahui daya reaktif sebagai akibatnya didapat nilai besaran Kapasitor Bank yg diharapkan ?

Rumus Menghitung Kebutuhan Capasitor Bank

Qc = Q1 - Q2
Qc = Daya Reaktif Capasitor Bank yang dibutuhkan
Q1 = Daya Reaktif sebelum perbaikan
Q2 = Daya Reaktif yang ingin dicapai
Untuk lebih jelasnya, kita bisa melihat model perhitungan kebutuhan kapasitor bank ini dia:
Contoh Perhitungan Kebutuhan Kapasitor Bank
Suatu Pabrik memakai Listrik dengan Daya Terpasang sebesar 1000KVA, pada ketika pabrik tersebut beroperasi menggunakan beban zenit, Cosphi terukur sebanyak 0,75.
Berapa kebutuhan Capasitor Bank yang wajib dipasang untuk memperbaiki Faktor Daya (Cosphi) menjadi 0,95?
Menghitung Daya Reaktif (Q1) sebelum perbaikan
Q = √S² - P²
Q = Daya Reaktif
S = Daya terpasang atau Daya semu (KVA)
P = Daya Aktif (KW)
Diketahui:
S = 1000KVA
P = 1000KVA x 0,75 = 750KW
Q1 = √S² - P²
Q1 = √1000² - 750²
Q1 = √437.500
Q1 = 661,4KVAr
Maka diketahui Q1 adalah sebanyak 661,4KVAr
Menghitung Daya Reaktif (Q2) dengan nilai cosphi yg ingin dicapai
Untuk bisa memperbaiki Faktor daya, kita harus menentukan seberapa akbar Faktor daya yang ingin kita capai, sebagai model: kita ingin memperbaiki faktor daya berdasarkan nilai 0,75 sebagai 0,95.
Q = √S² - P²
Q = Daya Reaktif
S = Daya semu (Daya nyata sebelum perbaikan)
P = Daya aktif (Daya konkret sebelum pemugaran x Cosphi yang ingin dicapai)
Diketahui:
P = 750KW
S = 750KW : 0,95 = 789,4KVA
Q2 = √S² - P²
Q = √789,4² - 750²
Q = √623.152,36 - 562.500
Q = √60.652,36
Q = 246,2KVAr
Maka diketahui bahwa Q2 adalah sebanyak 246,2 KVAr
Menghitung Kebutuhan Capasitor Bank
Qc = Q1 - Q2
Qc = 661,4KVAr - 246,2KVAr
Qc = 415,2KVar
Maka diketahui bahwa buat memperbaiki Faktor Daya suatu instalasi listrik dengan Daya Terpasang sebanyak 1000KVA, dari yang semula cosphi 0,75 menjadi 0,95 diperlukan pemasangan Capasitor Bank menggunakan nilai 415,2KVAr.
Jika Capasitor yg tersedia di pasaran memiliki nilai 50 Kvar, maka kita dapat memakai Capasitor Bank ukuran 50Kvar sebanyak 9 buah (9 Step).
Dengan memakai langkah-langkah serta perhitungan diatas, kita dapat memilih seberapa akbar Kapasitor Bank yg kita butuhkan untuk menerima Faktor daya yang diinginkan.
Semoga artikel ini dapat menaruh tambahan pengetahuan yang berguna buat kita semua !
CARA FLEXI
dikutip dari berbagai asal

MENGHITUNG TOTAL DAYA REAKTIF KVAR

Cara Sederhana Menghitung Total daya Reaktif yang dihasilkan dari aneka macam peralatan listrik pada instalasi listrik tiga fasa
Bagaimana cara menghitung Total Daya reaktif?
Seperti contohnya, Pada Tarif dasar Listrik buat industri, terdapat porto yg dikenakan buat kelebihan pemakaian Daya reaktif (KVArh), kemudian bagaimana cara mengetahui besar Daya reaktif yg didapatkan?
Sangat penting bagi kita buat mengetahui seberapa besar daya Reaktif yg didapatkan menurut banyak sekali alat-alat listrik yang kita gunakan pada instalasi listrik tiga fasa.
Khususnya di dunia Industri, yg umumnya memakai Listrik 3 fasa menggunakan tegangan 380Volt, Besarnya Daya Reaktif wajib diketahui dan selanjutnya dilakukan perbaikan buat mengurangi besar Total Daya reaktif yg terjadi.
Baca juga: Cara menghitung Biaya tagihan Listrik buat Industri
Daya Reaktif merupakan Daya yg dihasilkan berdasarkan aneka macam alat-alat listrik yg membuat induksi magnetik dan membuat Daya harmonik.
Daya Reaktif seringkali jua disebut dengan Kerugian Daya.

Berbagai peralatan listrik yg menghasilkan Daya reaktif, antara lain:
  • Elektro Motor
  • Trafo Las
  • Inverter
  • Lampu mercury non Ballast
  • UPS
  • Dan lainnya

Semakin Banyak penggunaan peralatan listrik yang membentuk daya Harmonik, akan semakin akbar daya reaktif yang didapatkan, Hal ini akan mengakibatkan semakin rendahnya faktor daya (Cosphi) dalam instalasi listrik tersebut.
Ada tiga macam Daya pada instalasi listrik 3fasa, yaitu:
  • Daya Semu (KVA)
  • Daya Aktif (KW)
  • Daya Reaktif (KVAr)

Penjelasan mengenai tiga jenis Daya
Besarnya daya reaktif akan menentukan seberapa akbar daya Aktif yg didapatkan, semakin besar daya reaktif akan mengakibatkan Daya Aktif yg didapatkan semakin kecil dibandingkan dengan Daya Semu.
Faktor Daya (Cosphi) adalah Perbandingan Besar daya Aktif (KW) menggunakan Daya Semu (KVA)
Perbandingan antara besar Daya Aktif menggunakan Daya semu inilah yg diklaim menggunakan faktor daya (Cosphi).
Kondisi yg terbaik merupakan apabila Daya reaktif dalam instalasi listrik merupakan 0 KVAr, maka faktor dayanya adalah 1, sebagai akibatnya besar daya Aktif merupakan sama menggunakan Daya Semu.
Namun tentunya hal ini tidak mungkin terjadi, lantaran berbagai peralatan listrik yg dipakai pada instalasi listrik 3 fasa akan membuat Daya harmonik dan tentunya mengakibatkan Daya reaktif.
Namun, sebisa mungkin Daya reaktif yg didapatkan wajib diminimalkan, buat mendapatkan faktor daya (Cosphi) minimal lebih besar dari 0,85.
Cosphi >0,85
Seperti halnya bila suatu industri menggunakan Listrik dari PLN, semakin rendah faktor daya maka akan semakin akbar tagihan listrik yang wajib dibayar oleh pihak industri tadi pada PLN.
Oleh karena itulah Pihak PLN hanya akan mengenakan porto kelebihan Daya Reaktif (KVArh) apabila faktor daya (Cosphi) instalasi listrik suatu Industri lebih kecil berdasarkan 0,85.
Untuk menghindari biaya listrik industri yg semakin melonjak, maka faktor daya listrik suatu industri harus diperbaiki dan diharapkan lebih besar menurut 0,85.
Cara buat memperbaiki faktor daya tadi adalah menggunakan memasang Capasitor Bank pada instalasi listrik tadi. Cara memasang Capasitor Bank dalam listrik 3fasa
Namun buat melakukan pemugaran faktor daya, terlebih dahulu kita wajib mengetahui seberapa besar Daya reaktif yang dihasilkan.
Cara menghitung kebutuhan Capasitor Bank dalam listrik tiga fasa
Bagaimana Cara menghitung Total Daya Reaktif yang dihasilkan dalam suatu Instalasi listrik 3 fasa?
Untuk mengetahui seberapa besar Daya Reaktif, kita bisa memakai cara sederhana perhitungan Daya Reaktif Berikut ini:

Rumus Sederhana menghitung Total Daya reaktif suatu Instalasi listrik 3 fasa


Rumus menghitung Daya Reaktif:
Q = √S² - P²
Q: Daya Reaktif (KVAr)
S: Daya Semu (KVA)
P: Daya Aktif (KW)
Untuk detail, kita akan coba membuat model perhitungan Daya Reaktif suatu instalasi listrik tiga phase.
Contoh Perhitungan Total daya Reaktif
Sebuah Pabrik yang memakai instalasi listrik 3 phase untuk mengoperasikan banyak sekali peralatan listrik serta mesin produksinya.
Listrik yang digunakan pada Pabrik tadi asal berdasarkan Listrik PLN, dengan daya terpasang sebanyak 250KVA, tegangan 380Volt, Faktor Daya (Cosphi) sebesar 0,80 (Pengukuran Faktor Daya (Cosphi) dilakukan Saat pabrik tadi beroperasi dengan beban zenit).
Diketahui:
S = 250KVA
P = 250KVA x 0,80 =200KW
Berapa Daya Reaktif instalasi listrik Tersebut?
Q = √S² - P²
Q = √250² - 200²
Q = √62.500 - 40.000
Q = √22.500
Q = 150KVAr
Dari perhitungan diatas didapat bahwa pada suatu instalasi listrik 3fasa dengan Daya terpasang sebesar 250KVA, Faktor Daya 0,80, Daya Reaktif sebesar 150KVAr.
Perbaikan Faktor Daya
Karena Faktor Daya yang ingin dicapai adalah wajib lebih akbar berdasarkan 0,85, supaya kualitas daya menjadi lebih baik serta menghindari porto tambahan tagihan listrik yg disebabkan menurut kerugian daya tersebut, maka penyelesaiannya merupakan memasang Kapasitor Bank dalam Instalasi listrik Pabrik tersebut.
Berapa kebutuhan KVAr Capasitor Bank yg wajib dipasang agar faktor daya yg sebelumnya hanya 0,80 bisa diperbaiki menjadi 0,90?
Rumus menghitung kebutuhan Capasitor Bank
Qc = Q1 - Q2
Qc = Daya Reaktif Kapasitor Bank yg dibutuhkan
Q1 = Daya Reaktif sebelum perbaikan
Q2 = Daya Reaktif yang ingin dicapai
Setelah kita mengetahui besar Daya Reaktif (Q1) yang didapatkan merupakan 150KVAr, selanjutnya buat melakukan pemugaran Faktor Daya dari yg sebelumnya hanya 0,80, serta ingin kita perbaiki sebagai 0,90. Kita wajib melakukan perhitungan Daya reaktif (Q2) jika Faktor Dayanya menjadi 0,90.
Menghitung Daya Reaktif yang ingin dicapai (Q2)
Diketahui:
P = 200KW
Cosphi yg ingin dicapai merupakan 0,90
Maka S = 200KW : 0,90
S = 222,22 KVA
Berapa Daya Reaktif bila Cosphi diperbaiki sebagai 0,90?
Q = √S² - P²
Q = √222,22² - 200²
Q = √49.381,7 - 40.000
Q = √9.381,7
Q = 96,85KVAr
Maka, bisa dihitung Kebutuhan Capasitor Bank buat memperbaiki faktor daya yg sebelumnya 0,80 sebagai 0,90 merupakan:
Qc = Q1 - Q2
Qc = 150KVAr - 96,85KVAr
Qc = 53,15KVAr
Setelah kita lakukan perhitungan didapat bahwa buat memperbaiki Faktor Daya yang sebelumnya 0,80 sebagai 0,90 pada instalasi listrik pabrik tersebut, dibutuhkan Kapasitor Bank sebesar 53,15KVAr.
Selanjutnya, buat memperbaikinya kita bisa memasang Capasitor Bank yg nilainya sesuai dengan Total Daya Reaktif tadi.
Semoga berguna!
CARA FLEXI

BAGAIMANA CARA MENENTUKAN UKURAN KABEL LISTRIK YANG BENAR

Memilih ukuran kabel yang sesuai dengan KHA.
Apa yg dimaksud menggunakan menentukan Kabel listrik sesuai menggunakan KHA?
Kabel listrik memiliki berukuran luas penampangnya masing-masing, semakin akbar penampang kabel tentunya kemampuan hantar arusnya juga semakin besar .
KHA adalah:
Seberapa akbar arus listrik yang bisa dibebankan pada suatu kabel listrik diklaim dengan Kemampuan Hantar Arus atau KHA.
Sebelum kita memasang suatu instalasi listrik, baik itu instalasi listrik 3 (3) phase maupun instalasi listrik 1 (satu) phase, diharapkan berbagai perhitungan yg benar untuk menentukan bahan – bahan listrik yang akan dipakai.
Hal yg paling penting pada suatu instalasi listrik, adalah bagaimana memilih jenis dan ukuran Penghantar kabel listrik yang tepat.
Baca jua: Rumus menghitung daya listrik

Kabel yang masih ada dalam suatu instalasi listrik, memiliki jumlah yg tidak selaras berdasarkan jenis instalasi yang dipasang, baik itu instalasi listrik 1 Phase dan tiga Phase.
Dua jenis Instalasi listrik:
  • Instalasi listrik 1 (satu) phase
Instalasi listrik 1 (satu) phase merupakan instalasi listrik yg umumnya memakai jaringan tiga (3) kabel penghantar primer, yaitu:
  1. Kabel Phase (biasanya memakai kabel berwarna merah)
  2. Kabel Netral (umumnya menggunakan kabel berwarna hitam)
  3. Kabel Grounding atau Arde (umumnya memakai kabel berwarna kuning menggunakan garis hijau)

Instalasi listrik 1 phase biasanya yang paling banyak kita gunakan pada instalasi listrik dirumah.
Listrik 1 (satu) phase biasanya memiliki tegangan antara Phase menggunakan Netral sebesar 220 Vac.
  • Instalasi listrik 3 (3) phase
Instalasi listrik 3 (3) phase adalah instalasi listrik dengan menggunakan jaringan 5 (lima) kabel penghantar utama, yaitu:
Old Cable Colour Code
  1. Kabel Phase R (biasanya memakai kabel berwarna merah)
  2. Kabel Phase S (umumnya memakai kabel berwarna kuning)
  3. Kabel Phase T (umumnya memakai kabel berwarna biru)
  4. Kabel Netral (umumnya menggunakan kabel berwarna hitam)
  5. Kabel Grounding atau Arde (umumnya memakai kabel berwarna kuning menggunakan garis hijau)
New Cable Colour Code
  1. Kabel Phase R (biasanya memakai kabel berwarna Merah)
  2. Kabel Phase S (umumnya memakai kabel berwarna Kuning)
  3. Kabel Phase T (umumnya menggunakan kabel berwarna Hitam)
  4. Kabel Netral (umumnya memakai kabel berwarna Biru)
  5. Kabel Grounding atau Arde (umumnya memakai kabel berwarna kuning menggunakan garis hijau)

Instalasi listrik 3 (3) phase biasanya digunakan khusus untuk kebutuhan suatu usaha, pabrik atau industri, dan memiliki tegangan sebesar 380 Volt
Ingat :
Pastikan disetiap instalasi listrik yang terpasang dilengkapi menggunakan kabel grounding.

Setiap instalasi diperlukan memiliki standarisasi warna kabel penghantar, ini bertujuan buat mempermudah pada pemasangan serta perbaikan nantinya.
Hal yang terpenting dalam pemasangan suatu instalasi listrik, merupakan bagaimana menentukan serta memilih berukuran kabel penghantar listrik.
Kabel listrik yg akan dipakai dalam instalasi listrik tersebut wajib bisa dibebani menggunakan aneka macam daya listrik menurut banyak sekali peralatan listrik yang dipakai.
Mengapa berukuran kabel wajib diadaptasi menggunakan beban yang ada?
Kabel listrik berfungsi buat menghantarkan arus listrik berdasarkan asal listrik menuju beban daya suatu alat listrik.
Semakin akbar daya menurut banyak sekali indera listrik yang dipakai tentunya akan membutuhkan ukuran kabel yg akbar juga.
Karena bila beban arus yg akbar ditanggung sang penghantar yang memiliki ukuran kecil atau melebihi kemampuan hantarnya, ini akan mengakibatkan suhu kabel menjadi panas, bahkan dapat mengakibatkan kabel tersebut terbakar.
Karena itulah dalam menentukan ukuran kabel buat suatu instalasi listrik merupakan hal yang sangat krusial.
Kesalahan pada menentukan ukuran kabel yang terlalu mini dapat menyebabkan resiko bahaya yang fatal (kebakaran).
Baca jua: memilih jenis kabel
Bagaimana bila kabel yang kita pakai memiliki ukuran yang lebih mini dari beban arus yang ditanggungnya ?
Seperti yg kita bahas sebelumnya, jika berukuran kabel terlalu mini bisa mengakibatkan suhu kabel penghantar tersebut menjadi panas serta bahkan bisa terbakar.
Selain itu ukuran kabel yg terlalu kecil pula bisa mengakibatkan kerugian tegangan yang lebih besar (Tegangan Drop).
Bagaimana kalau kita menggunakan kabel yang memiliki ukuran jauh lebih besar , melebihi Total Arus listrik yg terdapat ?
Jika kita memakai kabel penghantar listrik yg lebih besar , serta bahkan jauh melebihi kebutuhan total arus listrik yang akan ditanggung kabel tadi, hal ini memang jauh lebih baik.
Jika kemampuan hantar Arus kabel yang digunakan jauh lebih akbar melebihi beban arus aporisma dalam instalasi tersebut, Kabel tidak akan mengalami peningkatan suhu.
Namun jika ditinjau menurut segi biaya (ekonomi), Harga beli kabel akan sebagai meningkat, dan hal ini menjadi suatu pemborosan porto.
Apa yg dimaksud menggunakan berukuran kabel listrik

Lalu bagaimana memilih ukuran kabel penghantar yg sahih?

Untuk memilih berukuran kabel yg akan kita pakai buat pemasangan suatu instalasi listrik, baik itu instalasi listrik 1 (satu) phase maupun instalasi listrik 3 (3) phase, wajib diketahui terlebih dahulu seberapa akbar beban arus (Ampere) aporisma yang akan ditanggung kabel penghantar tadi.
Cara menghitung arus listrik dengan Hukum Ohm
Setelah beban arus maksimal diketahui, selanjutnya kita mampu memilih berukuran kabel penghantar sesuai dengan Tabel Kemampuan Hantar Arus (KHA) di bawah ini :
Tabel Kemampuan Hantar Arus suatu kabel penghantar

Sebagai model :
1. Suatu instalasi listrik 1 phase, mempunyai beban arus listrik aporisma sebesar 100 Ampere, maka kita dapat memakai kabel menggunakan kemampuan hantar arus yg lebih besar lebih kurang 125 % dari 100 Ampere.
125 % x Arus maksimal
125 % x 100 Ampere = 125 Ampere.
Kemudian kita sanggup lihat pada tabel KHA diatas, ukuran kabel yang mampu menghantarkan arus sebesar 125Amp.
Jika pada tabel tidak ada yang 125Amp, kita dapat menentukan akbar arus yang mendekati , tetapi jangan lupa jangan memilih nilai arus yang lebih rendah menurut 125Amp.
Dari Tabel KHA diatas, maka yang mendekati adalah 135 Amp.
Maka kita bisa menentukan kabel yg sanggup menghantarkan arus sebesar 135 Amp, yaitu kabel menggunakan ukuran penampang sebanyak 35 mm2.
Maka sebaiknya kita menggunakan Kabel listrik menggunakan berukuran 35 mm2.
2. Suatu instalasi listrik 3 Phase, memiliki beban maksimal tiap phasenya adalah sebesar 200 Ampere, maka berukuran Kabel listrik yg akan kita gunakan sebaiknya yang memiliki kemampuan Hantar Arus sebesar :
125 % x Arus maksimal
125 % x 200 = 250 Ampere.
Sama halnya menggunakan perhitungan pertama, kita sanggup lihat menurut Tabel KHA diatas, Kabel yang bisa menghantarkan arus sebesar 250 Amp adalah Kabel dengan ukuran penampang 95 mm2.
Maka berukuran kabel yang sinkron untuk Instalasi listrik tersebut merupakan kabel menggunakan berukuran 95mm2.
Demikianlah artikel mengenai bagaimana cara memilih ukuran kabel penghantar listrik yg benar menurut kemampuan hantar arus (KHA) kabel tersebut.
Selain itu, hal yang perlu kita perhatikan juga, merupakan menentukan jenis penghantar yang sesuai dengan kebutuhan suatu instalasi, dan hal ini akan kita bahas pada artikel yang berikutnya.
Jenis-jenis Kabel listrik serta kegunaannya
Semoga berguna !
CARA FLEXI
Dikutip dari berbagai asal

BAGAIMANA CARA MENENTUKAN UKURAN KABEL LISTRIK YANG BENAR

Memilih ukuran kabel yg sesuai menggunakan KHA.
Apa yg dimaksud menggunakan memilih Kabel listrik sesuai dengan KHA?
Kabel listrik mempunyai ukuran luas penampangnya masing-masing, semakin besar penampang kabel tentunya kemampuan hantar arusnya pula semakin akbar.
KHA adalah:
Seberapa akbar arus listrik yg dapat dibebankan dalam suatu kabel listrik diklaim menggunakan Kemampuan Hantar Arus atau KHA.
Sebelum kita memasang suatu instalasi listrik, baik itu instalasi listrik 3 (3) phase juga instalasi listrik 1 (satu) phase, dibutuhkan banyak sekali perhitungan yang benar buat memilih bahan – bahan listrik yg akan digunakan.
Hal yg paling penting pada suatu instalasi listrik, adalah bagaimana menentukan jenis dan ukuran Penghantar kabel listrik yg tepat.
Baca jua: Rumus menghitung daya listrik

Kabel yang terdapat pada suatu instalasi listrik, memiliki jumlah yg tidak sinkron menurut jenis instalasi yg dipasang, baik itu instalasi listrik 1 Phase dan tiga Phase.
Dua jenis Instalasi listrik:
  • Instalasi listrik 1 (satu) phase
Instalasi listrik 1 (satu) phase adalah instalasi listrik yg biasanya memakai jaringan 3 (3) kabel penghantar utama, yaitu:
  1. Kabel Phase (umumnya memakai kabel berwarna merah)
  2. Kabel Netral (umumnya menggunakan kabel berwarna hitam)
  3. Kabel Grounding atau Arde (umumnya memakai kabel berwarna kuning menggunakan garis hijau)

Instalasi listrik 1 phase biasanya yg paling poly kita pakai pada instalasi listrik dirumah.
Listrik 1 (satu) phase umumnya mempunyai tegangan antara Phase menggunakan Netral sebanyak 220 Vac.
  • Instalasi listrik 3 (3) phase
Instalasi listrik 3 (3) phase adalah instalasi listrik dengan menggunakan jaringan 5 (lima) kabel penghantar utama, yaitu:
Old Cable Colour Code
  1. Kabel Phase R (umumnya memakai kabel berwarna merah)
  2. Kabel Phase S (umumnya memakai kabel berwarna kuning)
  3. Kabel Phase T (umumnya memakai kabel berwarna biru)
  4. Kabel Netral (umumnya menggunakan kabel berwarna hitam)
  5. Kabel Grounding atau Arde (umumnya memakai kabel berwarna kuning menggunakan garis hijau)
New Cable Colour Code
  1. Kabel Phase R (umumnya menggunakan kabel berwarna Merah)
  2. Kabel Phase S (biasanya menggunakan kabel berwarna Kuning)
  3. Kabel Phase T (umumnya menggunakan kabel berwarna Hitam)
  4. Kabel Netral (umumnya memakai kabel berwarna Biru)
  5. Kabel Grounding atau Arde (umumnya memakai kabel berwarna kuning menggunakan garis hijau)

Instalasi listrik 3 (3) phase biasanya digunakan khusus untuk kebutuhan suatu usaha, pabrik atau industri, dan memiliki tegangan sebesar 380 Volt
Ingat :
Pastikan disetiap instalasi listrik yg terpasang dilengkapi dengan kabel grounding.

Setiap instalasi diharapkan mempunyai standarisasi warna kabel penghantar, ini bertujuan buat mempermudah dalam pemasangan dan perbaikan nantinya.
Hal yang terpenting pada pemasangan suatu instalasi listrik, merupakan bagaimana memilih dan menentukan ukuran kabel penghantar listrik.
Kabel listrik yg akan digunakan dalam instalasi listrik tersebut wajib bisa dibebani menggunakan banyak sekali daya listrik berdasarkan banyak sekali peralatan listrik yg dipakai.
Mengapa berukuran kabel wajib diadaptasi menggunakan beban yg ada?
Kabel listrik berfungsi buat menghantarkan arus listrik berdasarkan asal listrik menuju beban daya suatu indera listrik.
Semakin akbar daya dari banyak sekali indera listrik yang digunakan tentunya akan membutuhkan ukuran kabel yang akbar juga.
Karena apabila beban arus yg akbar ditanggung oleh penghantar yang memiliki ukuran kecil atau melebihi kemampuan hantarnya, ini akan mengakibatkan suhu kabel sebagai panas, bahkan bisa menyebabkan kabel tadi terbakar.
Karena itulah dalam menentukan berukuran kabel buat suatu instalasi listrik merupakan hal yg sangat penting.
Kesalahan pada menentukan berukuran kabel yang terlalu kecil bisa menyebabkan resiko bahaya yg fatal (kebakaran).
Baca jua: memilih jenis kabel
Bagaimana bila kabel yang kita pakai memiliki ukuran yg lebih mini berdasarkan beban arus yg ditanggungnya ?
Seperti yg kita bahas sebelumnya, bila ukuran kabel terlalu mini dapat mengakibatkan suhu kabel penghantar tadi menjadi panas serta bahkan sanggup terbakar.
Selain itu berukuran kabel yg terlalu kecil pula bisa menyebabkan kerugian tegangan yang lebih besar (Tegangan Drop).
Bagaimana bila kita menggunakan kabel yg mempunyai berukuran jauh lebih akbar, melebihi Total Arus listrik yang ada ?
Jika kita menggunakan kabel penghantar listrik yang lebih besar , dan bahkan jauh melebihi kebutuhan total arus listrik yg akan ditanggung kabel tersebut, hal ini memang jauh lebih baik.
Jika kemampuan hantar Arus kabel yang dipakai jauh lebih besar melebihi beban arus maksimal dalam instalasi tersebut, Kabel nir akan mengalami peningkatan suhu.
Namun apabila dicermati menurut segi porto (ekonomi), Harga beli kabel akan sebagai meningkat, serta hal ini menjadi suatu pemborosan porto.
Apa yg dimaksud dengan ukuran kabel listrik

Lalu bagaimana menentukan berukuran kabel penghantar yg sahih?

Untuk menentukan ukuran kabel yang akan kita gunakan buat pemasangan suatu instalasi listrik, baik itu instalasi listrik 1 (satu) phase juga instalasi listrik 3 (tiga) phase, wajib diketahui terlebih dahulu seberapa besar beban arus (Ampere) aporisma yg akan ditanggung kabel penghantar tersebut.
Cara menghitung arus listrik dengan Hukum Ohm
Setelah beban arus maksimal diketahui, selanjutnya kita bisa memilih ukuran kabel penghantar sinkron dengan Tabel Kemampuan Hantar Arus (KHA) di bawah ini :
Tabel Kemampuan Hantar Arus suatu kabel penghantar

Sebagai model :
1. Suatu instalasi listrik 1 phase, memiliki beban arus listrik maksimal sebesar 100 Ampere, maka kita bisa memakai kabel dengan kemampuan hantar arus yang lebih akbar kurang lebih 125 % menurut 100 Ampere.
125 % x Arus maksimal
125 % x 100 Ampere = 125 Ampere.
Kemudian kita sanggup lihat di tabel KHA diatas, berukuran kabel yang mampu menghantarkan arus sebesar 125Amp.
Jika pada tabel tidak ada yg 125Amp, kita bisa memilih akbar arus yg mendekati , namun ingat jangan menentukan nilai arus yang lebih rendah berdasarkan 125Amp.
Dari Tabel KHA diatas, maka yang mendekati adalah 135 Amp.
Maka kita mampu menentukan kabel yg mampu menghantarkan arus sebesar 135 Amp, yaitu kabel menggunakan ukuran penampang sebesar 35 mm2.
Maka usahakan kita menggunakan Kabel listrik dengan berukuran 35 mm2.
2. Suatu instalasi listrik 3 Phase, memiliki beban maksimal tiap phasenya merupakan sebesar 200 Ampere, maka berukuran Kabel listrik yg akan kita pakai usahakan yang mempunyai kemampuan Hantar Arus sebesar :
125 % x Arus maksimal
125 % x 200 = 250 Ampere.
Sama halnya menggunakan perhitungan pertama, kita sanggup lihat dari Tabel KHA diatas, Kabel yang bisa menghantarkan arus sebanyak 250 Amp adalah Kabel menggunakan berukuran penampang 95 mm2.
Maka berukuran kabel yg sinkron buat Instalasi listrik tersebut adalah kabel menggunakan berukuran 95mm2.
Demikianlah artikel tentang bagaimana cara memilih berukuran kabel penghantar listrik yang benar dari kemampuan hantar arus (KHA) kabel tadi.
Selain itu, hal yg perlu kita perhatikan jua, merupakan menentukan jenis penghantar yang sinkron dengan kebutuhan suatu instalasi, serta hal ini akan kita bahas pada artikel yg berikutnya.
Jenis-jenis Kabel listrik serta kegunaannya
Semoga berguna !
CARA FLEXI
Dikutip dari banyak sekali sumber