PENGERTIAN MANFAAT PENILAIAN KINERJA

Pengertian, Manfaat Penilaian Kinerja
Pengukuran kinerja merupakan pengukuran konduite insan dalam melaksanakan kiprah yang dimainkan pada mencapai tujuan organisasi. Pengukuran kinerja bertujuan untuk memotivasi karyawan dalam mencapai target organisasi serta dalam mematuhi baku perilaku yg telah ditetapkan sebelumnya, supaya berakibat tindakan serta hasil yg dinginkan. Menurut Waluyo dalam gunawan (2006:23) istilah kinerja berasal berdasarkan istilah job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya) yg dicapai sang seseorang. Penilaian kinerja sebagai suatu tindakan pengukuran yg dilakukan terhadap aneka macam aktifitas perusahaan yg dipakai sebagai umpan balik yang akan memberikan warta mengenai aplikasi suatu planning.

Penilaian kinerja dalam suatuh perusahaan sangat krusial sekali lantaran dengan adanya penilaian kinerja maka akan memotivasi karyawan buat melaksanakan pekerjaannya sinkron yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan atau organisasi. 

Manfaat Penilaian Kinerja
Menurut Rudianto (2006:213) manfaat menurut penilaian kinerja dapat digunakan oleh pihak manajemen pada hal sebagai beriku:
1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian personal secara maksimum.
2. Membantu pengambilan keputusan yang berkaitan dengan penghargaan personal seperti: promosi, transfer serta pemberhentian.
3. Mengidentifikasi kebutuhan training serta pengembangan personal dan buat menyediakan kreteria seleksi serta evaluasi program pembinaan personal.
4. Menyediakan suatuh dasar buat mendistribusikan penghargaaan.

Tahap Penilaian Kinerja
Menurut Mulyadi (2001:420) tahapan evaluasi kinerja dilaksanakan pada dua termin utama yaitu

1. Tahap persiapan 
a. Penentuan daerah pertanggungjawaban serta manajer yang bertanggung jawab.
b. Penetapan kreteria yang dipakai buat mengukur kinerja
c. Pengukuran kinerja yg sesungguhnya.

2. Tahap penilaian
a. Perbandingan kinerja yang sesungguhnya menggunakan sasaran yg sudah ditetapkan sebelumnya.
b. Penetuan penyebab timbulnya defleksi kinerja sesungguhnya dari yg ditetapkan pada standar.
c. Penegakan prilaku yang diinginkan serta tindakan yg dipakai buat mencegah konduite yg nir diinginka.

Tolak Ukur Kinerja Keuangan Perusahaan
Young and O’Bryne (2001:427), menguraikan tolak ukur kinerja keuangan kedalam kategori-kategori buat membantu dalam melakukan analisis yaitu menjadi berikut:
1. Pengukuran pendapatan risidual, seperti nilai tambah ekonomis yang diperoleh dengan mengurangi biaya modal, termasuk utang serta ekuitas dari laba operasi, apakah diukur atas basis akuntansi akrual atau arus kas.
2. Komponen pendapatan residual, merupakan elemen-elemen dari pendapatan residual, tetapi khususnya yang tidak dimasukan biaya modal. Oleh karenanya pengukuran yg lebih terperinci atau terpisah-pisah dibandingkan pendapatan residual dan bisa dikatakan secara lebih pribadi dan bertanggung jawab menurut manajer menengah, model EBIT (Earning Before Interest and Tax / Laba Bersih Setelah Pajak.). NOPAT (Net Operating Profit After Tax / Laba Bersih Setelah Pajak.)
3. Pengukuran berdasarkan pasar, diperoleh berdasarkan pasar serta termasuk pengembalian saham total / Total Shareholder Return (TSR), nilai tambah pasar / Market Value Added (MVA), pengembalian kelebihan (Excess Returm) dan nilai tambah mendatang / Future Growth Value (FGV). Oleh karena itu, pengukuran berdasarkan pasar membutuhkan perkiraan yg bisa diandalkan buat nilai ekuitas, hal ini hanya tersedia buat kesatuan yg diperdagangkan secara periodik.
4. Pengukuran arus kas, didesain buat melakukan akuntansi akurat serta termasuk arus kas dari operasi / Cash Flow Operation (CFO). Aru kas bebas dan arus kas pengembalian atas investasi (CFROI).
5. Pengukuran pendapatan tradisional, termasuk tolak ukur yg telah difokuskan eksekutif korforasi dan analisis eksternal selama beberapa dekade misalnya pendapatan higienis dan pendapatan bersaham / Earning Per Share (EPS).

Penilaian Kinerja Dengan Laba Akuntansi
Menurut Harahap (2007:299) keuntungan akuntansi merupakan disparitas antara realisasi penghasilan yg berasal berdasarkan transaksi perusahaan dalam periode eksklusif dikurangi menggunakan porto yg dimuntahkan buat mendapatkan penghasilan itu. Pada umumnya terdapat beberapa cara yang dipakai pihak manajemen pada mengukur kinerja menggunakan memakai laba akuntansi seperti:

1. ROI (Return On Investment)
Return On Investment (ROI) adalah pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan laba dengan jumlah keselurhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan. Secara eksternal ROI dipakai oleh pemegang saham sebagai indikator keberhasilan suatuh perusahaan sedangkan secara internal, ROI digunakan buat mengukur kinerja yang herbi divisi.

Sedangkan dari Hanif dan Darsono Prawironegoro (2009:88) ada tiga laba ROI sebagai suatu indera ukur kinerja sebagai berikut:
1. Mendorong manajer untuk menaruh perhatian yg lebih luas terhadap hubungan antara penjualan, biaya serta investasi yg seharusnya menjadi fokus bagi manajer investasi.
2. Mendorong efisiensi biaya
3. Bisa mengurangi investasi yg berlebihan.

Akan namun ROI pula mempunyai kelemahan diantaranya:
1. Manajer pusat investasi cenderung menolak investasi yg mampu menurunkan ROI pusat pertanggung jawabannya, walaupun akan menaikkan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.
2. Mendorong manajer pusat investasi berprilaku mementingkan kepentingan jangka pendek tanpa memperhatikan kepentingan jangka panjang.

2. Residual Income (RI)
RI adalah alternatif pengukuran kinerja yang umumnya menggunakan dasar ROI. RI merupakan selisih antara laba operasi menggunakan tingkat pengembalian minimum menurut aktiva perusahaan. Akan tetapi dari Mulyadi (2001:) RI memeliki kelebihan yaitu:
a. Penggunaan RI sebagai pengukuran kinerja pusat laba mengakibatkan seluruh sentra laba memiliki sasaran laba yg sama buat investasi yang sebanding, yaitu sebsar beban kapital yg dipengaruhi sang tempat kerja pusat.
b. RI memakai tarif beban modal yg tidak sinkron buat aktiva yang mempunyai rasio yang tidak sama.

Namaun RI pula mempunyai kelemahan diantaranya:
a. Sangat sulit membandingkan kinerja devisi secara langsung, bila RI dipaki buat menilai kinerja
b. RI jua mendorong orientasi jangka pendek (myopic Behaviour). RI sebagai pengukur kinerja sangat dipengaruhi oleh depresiasi aktiva tetap, lantaran umumnya perhitungan RI didasarkan atas keuntungan bersih akuntansi maka kinerja sesunggunya nir dapat dicerminkan RI.

3. Rasio-Rasio Keuangan (Financial Rasio)
Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan penghitungan ratio-ratio buat menilai keadaan keuangan perusahaan di masa kemudian, ketika ini dan kemungkinannya pada masa depan. Ada beberapa cara yang bisa dipakai pada pada menganalisa keadaan keuangan perusahaan, tetapi analisa menggunakan menggunakan ratio merupakan hal yg sangat umum dilakukan pada mana hasilnya akan memberikan pengukuran nisbi menurut operasi perusahaan.

Data utama yg pada gunakan pada rasio ini merupakan laporan keuntungan rugi dan laporan neraca perusahaan. Dengan kedua laporan ini akan bisa dipengaruhi sejumlah rasio serta selanjutnya ratio ini bisa dipakai buat menilai beberapa aspek tertentu operasi perusahaan. Secara generik rasio keuangan terbagi atas beberapa rasio anatara lain, Liquidity Ratio, Leverage Ratio, Activity Ratio, Profitabilitas Ratio, Growth Rasio dan Valuation Ratio.

PENGERTIAN MANFAAT PENILAIAN KINERJA

Pengertian, Manfaat Penilaian Kinerja
Pengukuran kinerja adalah pengukuran perilaku manusia pada melaksanakan peran yg dimainkan pada mencapai tujuan organisasi. Pengukuran kinerja bertujuan buat memotivasi karyawan dalam mencapai target organisasi dan dalam mematuhi baku konduite yg sudah ditetapkan sebelumnya, supaya membuahkan tindakan serta hasil yg dinginkan. Menurut Waluyo pada gunawan (2006:23) istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya) yang dicapai oleh seseorang. Penilaian kinerja sebagai suatu tindakan pengukuran yg dilakukan terhadap berbagai aktifitas perusahaan yang digunakan menjadi umpan balik yang akan memberikan keterangan mengenai aplikasi suatu planning.

Penilaian kinerja dalam suatuh perusahaan sangat krusial sekali lantaran dengan adanya penilaian kinerja maka akan memotivasi karyawan buat melaksanakan pekerjaannya sinkron yang dibutuhkan sang suatu perusahaan atau organisasi. 

Manfaat Penilaian Kinerja
Menurut Rudianto (2006:213) manfaat dari evaluasi kinerja bisa dipakai sang pihak manajemen pada hal menjadi beriku:
1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian personal secara maksimum.
2. Membantu pengambilan keputusan yg berkaitan dengan penghargaan personal misalnya: promosi, transfer serta pemberhentian.
3. Mengidentifikasi kebutuhan training dan pengembangan personal dan buat menyediakan kreteria seleksi serta evaluasi program pembinaan personal.
4. Menyediakan suatuh dasar buat mendistribusikan penghargaaan.

Tahap Penilaian Kinerja
Menurut Mulyadi (2001:420) tahapan penilaian kinerja dilaksanakan pada 2 termin utama yaitu

1. Tahap persiapan 
a. Penentuan wilayah pertanggungjawaban dan manajer yang bertanggung jawab.
b. Penetapan kreteria yang digunakan buat mengukur kinerja
c. Pengukuran kinerja yg sesungguhnya.

2. Tahap penilaian
a. Perbandingan kinerja yg sesungguhnya menggunakan sasaran yg telah ditetapkan sebelumnya.
b. Penetuan penyebab timbulnya penyimpangan kinerja sesungguhnya menurut yang ditetapkan pada standar.
c. Penegakan prilaku yang diinginkan dan tindakan yg dipakai buat mencegah konduite yang nir diinginka.

Tolak Ukur Kinerja Keuangan Perusahaan
Young and O’Bryne (2001:427), menguraikan tolak ukur kinerja keuangan kedalam kategori-kategori buat membantu pada melakukan analisis yaitu sebagai berikut:
1. Pengukuran pendapatan risidual, seperti nilai tambah irit yang diperoleh menggunakan mengurangi biaya modal, termasuk utang dan ekuitas dari laba operasi, apakah diukur atas basis akuntansi akrual atau arus kas.
2. Komponen pendapatan residual, adalah elemen-elemen menurut pendapatan residual, tetapi khususnya yg nir dimasukan porto kapital. Oleh karena itu pengukuran yg lebih terang atau terpisah-pisah dibandingkan pendapatan residual serta bisa dikatakan secara lebih pribadi serta bertanggung jawab menurut manajer menengah, contoh EBIT (Earning Before Interest and Tax / Laba Bersih Setelah Pajak.). NOPAT (Net Operating Profit After Tax / Laba Bersih Setelah Pajak.)
3. Pengukuran menurut pasar, diperoleh dari pasar dan termasuk pengembalian saham total / Total Shareholder Return (TSR), nilai tambah pasar / Market Value Added (MVA), pengembalian kelebihan (Excess Returm) dan nilai tambah mendatang / Future Growth Value (FGV). Oleh karena itu, pengukuran menurut pasar membutuhkan asumsi yang bisa diandalkan buat nilai ekuitas, hal ini hanya tersedia buat kesatuan yang diperdagangkan secara periodik.
4. Pengukuran arus kas, dirancang buat melakukan akuntansi seksama dan termasuk arus kas dari operasi / Cash Flow Operation (CFO). Aru kas bebas dan arus kas pengembalian atas investasi (CFROI).
5. Pengukuran pendapatan tradisional, termasuk tolak ukur yang telah difokuskan eksekutif korforasi serta analisis eksternal selama beberapa dasa warsa misalnya pendapatan bersih dan pendapatan bersaham / Earning Per Share (EPS).

Penilaian Kinerja Dengan Laba Akuntansi
Menurut Harahap (2007:299) keuntungan akuntansi adalah perbedaan antara realisasi penghasilan yang asal dari transaksi perusahaan dalam periode eksklusif dikurangi dengan biaya yg dikeluarkan buat menerima penghasilan itu. Pada umumnya terdapat beberapa cara yang dipakai pihak manajemen dalam mengukur kinerja dengan memakai laba akuntansi seperti:

1. ROI (Return On Investment)
Return On Investment (ROI) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan laba menggunakan jumlah keselurhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan. Secara eksternal ROI dipakai oleh pemegang saham menjadi indikator keberhasilan suatuh perusahaan sedangkan secara internal, ROI dipakai buat mengukur kinerja yg herbi divisi.

Sedangkan menurut Hanif serta Darsono Prawironegoro (2009:88) ada 3 keuntungan ROI menjadi suatu indera ukur kinerja sebagai berikut:
1. Mendorong manajer buat menaruh perhatian yg lebih luas terhadap interaksi antara penjualan, porto serta investasi yang seharusnya sebagai penekanan bagi manajer investasi.
2. Mendorong efisiensi biaya
3. Bisa mengurangi investasi yg berlebihan.

Akan tetapi ROI pula mempunyai kelemahan antara lain:
1. Manajer sentra investasi cenderung menolak investasi yang sanggup menurunkan ROI pusat pertanggung jawabannya, walaupun akan menaikkan profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.
2. Mendorong manajer sentra investasi berprilaku mementingkan kepentingan jangka pendek tanpa memperhatikan kepentingan jangka panjang.

2. Residual Income (RI)
RI merupakan cara lain pengukuran kinerja yang umumnya memakai dasar ROI. RI adalah selisih antara laba operasi dengan tingkat pengembalian minimum dari aktiva perusahaan. Akan namun menurut Mulyadi (2001:) RI memeliki kelebihan yaitu:
a. Penggunaan RI sebagai pengukuran kinerja sentra laba mengakibatkan seluruh sentra laba memiliki sasaran keuntungan yg sama buat investasi yang sebanding, yaitu sebsar beban modal yg ditentukan sang tempat kerja sentra.
b. RI menggunakan tarif beban modal yg berbeda buat aktiva yang memiliki rasio yg berbeda.

Namaun RI jua memiliki kelemahan diantaranya:
a. Sangat sulit membandingkan kinerja devisi secara eksklusif, apabila RI dipaki untuk menilai kinerja
b. RI juga mendorong orientasi jangka pendek (myopic Behaviour). RI sebagai pengukur kinerja sangat ditentukan sang depresiasi aktiva tetap, lantaran umumnya perhitungan RI berdasarkan atas laba higienis akuntansi maka kinerja sesunggunya nir bisa dicerminkan RI.

3. Rasio-Rasio Keuangan (Financial Rasio)
Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan penghitungan ratio-ratio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan pada masa kemudian, waktu ini dan kemungkinannya di masa depan. Ada beberapa cara yang bisa digunakan pada pada menganalisa keadaan keuangan perusahaan, namun analisa menggunakan menggunakan ratio adalah hal yang sangat generik dilakukan di mana hasilnya akan memberikan pengukuran relatif menurut operasi perusahaan.

Data utama yang di pakai dalam rasio ini adalah laporan laba rugi dan laporan neraca perusahaan. Dengan ke 2 laporan ini akan dapat ditentukan sejumlah rasio serta selanjutnya ratio ini bisa digunakan untuk menilai beberapa aspek tertentu operasi perusahaan. Secara umum rasio keuangan terbagi atas beberapa rasio anatara lain, Liquidity Ratio, Leverage Ratio, Activity Ratio, Profitabilitas Ratio, Growth Rasio dan Valuation Ratio.

STRATEGI DAN PERENCANAAN UNTUK MEMULAI USAHA

Strategi Dan Perencanaan Untuk Memulai Usaha
Dalam era perdagangan bebas seperti waktu sekarang ini, perkara daya saing serta keunggulan saing merupakan berita kunci serta sekaligus menjadi tantangan yang tidak ringan bagi bangsa dan masyarakat Indonesia. Salah satu ujud nyata tantangan globalisasi dalam produksi misalnya kita dituntut supaya produk Indonesia bisa bersaing terhadap produk luar yang masuk ke Indonesia. Ataupun pada pasar internasional produksi kita didefinisikan (bukan penyedia barang murah bersubsidi) tidak saja akan menciptakan murah produk yg didapatkan tetapi jua akan membangun produk Indonesia yang memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantages). 

Dalam pasar global yg semakin terbuka, masalah daya saing akan menghadapi tantangan yg tidak ringan, maka tanpa dibekali kemampuan dan keunggulan saing yg tinggi niscaya produk suatu negara, termasuk produk Indonesia, nir akan bisa menembus pasar internasional. Bahkan masuknya produk impor dapat mengancam posisi pasar domestik. Dengan istilah lain, dalam pasar yg bersaing, keunggulan kompetitif (competitive advantages) merupakan faktor penentu pada mempertinggi kinerja perusahaan. Oleh karenanya, upaya menaikkan daya saing serta membentuk keunggulan kompetitif bagi produk Indonesia nir dapat ditunda-tunda lagi dan telah selayaknya menjadi perhatian aneka macam kalangan, bukan saja bagi para pelaku usaha itu sendiri tetapi juga bagi aparat birokrasi, berbagai organisasi serta anggota masyarakat yg merupakan lingkungan kerja berdasarkan aktivitas bisnis korporasi (usaha corporate).

Globalisasi ekonomi pada awal abad 21 adalah suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, di mana negara-negara pada semua dunia sebagai satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi menggunakan tanpa rintangan batas teritorial negara. Perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut: Globalisasi produksi, pada mana perusahaan berproduksi pada banyak sekali negara, dengan sasaran supaya porto produksi menjadi lebih rendah. Globalisasi pembiayaan, perusahaan dunia memiliki akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun pribadi) pada semua negara di dunia. Globalisasi tenaga kerja, maka human movement akan semakin mudah serta bebas. Globalisasi jaringan informasi, warga suatu negara dengan mudah serta cepat mendapatkan berita dari negara-negara pada global lantaran kemajuan teknologi. Globalisasi perdagangan, terwujud pada bentuk penurunan serta penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan serta persaingan sebagai semakin ketat dan fair. Bahkan, transaksi menjadi semakin cepat lantaran "less papers/documents" pada perdagangan, tetapi bisa mempergunakan jaringan teknologi telekomunikasi yg semakin canggih. 

Pada aktivitas usaha korporasi (bisnis corporate) di atas dapat dikatakan bahwa globalisasi menunjuk pada meningkatnya ketergantungan ekonomi antarnegara melalui peningkatan volume serta keragaman transaksi antarnegara (cross-border transactions) dalam bentuk barang serta jasa, aliran dana internasional (international capital flows), konvoi energi kerja (human movement) serta penyebaran teknologi keterangan yang cepat. Sehingga secara sederhana dapat dikemukakan bahwa globalisasi secara hampir pasti sudah merupakan salah satu kekuatan yang menaruh impak terhadap bangsa, warga , kehidupan insan, lingkungan kerja serta aktivitas usaha corporate pada Indonesia. Kekuatan ekonomi dunia mengakibatkan usaha korporasi, termasuk partikelir, BUMN/BUMD ataupun koperasi, perlu melakukan tinjauan ulang terhadap struktur dan taktik usaha serta melandaskan strategi manajemennya menggunakan basis entrepreneurship, cost efficiency dan competitive advantages.

Salah satu upaya menciptakan keunggulan bersaing dalam situasi pasar usaha yang sangat dinamis misalnya sekarang ini adalah melakukan pendayagunaan teknologi berita. Pendayagunaan teknologi kabar (TI) memegang peranan yang sangat penting pada mengklaim kelancaran dan optimisasi layanan ke pelanggan dan meningkatkan kinerja suatu perusahaan. Ada sejumlah faktor penting yg menghipnotis pentingnya peranan eksploitasi TI dalam suatu perusahaan, seperti meningkatnya popularitas web, pertumbuhan komputasi pervasive, serta hadirnya model bisnis baru. Akibatnya, sekarang perusahaan memiliki kesempatan lebih luas pada sisi penawaran dan layanan bagi pelanggannya. Dan, makin besarnya peluang yg dimiliki setiap perusahaan, tentu menciptakan tantangannya semakin berat. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan contoh usaha yang tepat dan solusi manajemen teknologi yang mampu mendayagunakan seluruh aset teknologi secara baik dan membantu perusahaan secara cepat dalam menjawab kebutuhan bisnis serta pasar yang terus berkembang. 

Tulisan singkat ini mencoba mengungkap eksploitasi teknologi warta buat mencapai keunggulan bisnis perusahaan.

Teknologi Informasi menjadi Aplikasi Iptek
Ilmu pengetahuan serta teknologi (Iptek), saat ini merupakan istilah kunci bagi keberhasilan pembangunan suatu bangsa juga suatu perusahaan. Perjalanan sejarah dan pengalaman beberapa negara, ternyata inovasi teknologi merupakan salah satu aspek yang memiliki daya bicu (leverage) yang sangat tinggi bagi daya saing suatu bangsa. Hal ini memberitahuakn adanya pergeseran yang besar dalam paradigma pembangunan suatu negara, yg semula hanya mengandalkan asal daya alam sebagai tumpuan pembangunan, berubah menjadi asal daya manusia dan sumber daya iptek. Beberapa negara maju bahkan telah usang mengakibatkan iptek sebagai penghela primer dalam pembangunan bangsanya. Konsep “knowledge base economy” (KBE atau ekonomi berbasis pengetahuan/EBP) adalah konsep yg mencerminkan syarat tersebut. Saat ini konsep EBP poly dikembangkan di negara-negara maju, yg pada intinya menekankan betapa sangat berperannya teknologi serta berita pada pembangunan suatu bangsa.

Pada dasarnya galat satu kunci keberhasilan suatu bangsa menerapkan penemuan teknologi dalam pembangunannya merupakan adanya dukungan sistem kelembagaan inovasi-difusi yg sudah mapan. Antar satu forum dengan lembaga lainnya saling bersinergi, sebagai akibatnya tercipta jejaring kerjasama yg saling mengisi untuk membentuk inovasi yg benar-sahih bisa mempertinggi daya saing bangsa dalam persaingan dunia.

Dalam pada itu, buat mengantisipasi persaingan antar bangsa yg semakin ketat, secara sah formal Bangsa Indonesia sudah memiliki landasan kuat buat mendayagunakan Iptek dalam kehidupan berbangsa, yakni Pasal 31 Ayat lima UUD 45 output Amandemen ke 4. Lebih jauh lagi, sejak tahun 2002 Indonesia sudah mempunyai UU No 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek (Sinasiptek).

Tujuan dari pembuatan UU tersebut merupakan buat memperkuat daya dukung iptek bagi keperluan mempercepat pencapaian tujuan negara dan menaikkan daya saing dan kemandirian pada pergaulan antar bangsa. Kelembagaan dan jejaring kerja antar forum iptek merupakan aspek yang diatur dalam undang-undang tadi. 

Dalam UU no 18 tahun 2002, kelembagaan iptek terdiri atas unsur perguruan tinggi, lembaga litbang, badan bisnis, serta lembaga penunjang. Lembaga litbang menjadi keliru satu unsur kelembagaan pada Sinasiptek berfungsi menumbuhkan kemampuan pemajuan iptek. Lembaga litbang bertanggung jawab mencari berbagai penemuan (invention) di bidang iptek serta menggali potensi pendayagunannya. Lembaga litbang dapat berupa organisasi yang berdiri sendiri, atau bagian dari organisasi pemerintah, pemerintah wilayah, perguruan tinggi, badan bisnis, lembaga penunjang, dan organisasi masyarakat. Untuk memadukan sinergisme kerja aneka macam unsur kelembagaan iptek, Undang-undang tersebut mengungkapkan mengenai jaringan Sinasiptek. Jaringan tadi berfungsi buat menciptakan jalinan hubungan interaktif yg memadukan unsur-unsur kelembagaan iptek pada membentuk kinerja dan manfaat lebih akbar dibandingkan bila masing-masing unsur kelembagaan berjalan secara sendiri-sendiri. Untuk mengembangkan jaringan tadi seluruh elemen Sinasiptek harus mengusahakan kemitraan dalam hubungan yg saling mengisi, melengkapi, memperkuat, serta menghindarkan terjadinya tumpang tindih yang adalah pemborosan.

Dalam suatu perusahaan galat satu tantangan yang lazim dihadapi perusahaan dalam pengelolaan teknologi merupakan kurangnya asal daya. Banyak perusahaan harus mengelola sistem TI menggunakan keterampilan, sumber daya, serta aturan yang terbatas. Terbatasnya jumlah sumber daya manusia (SDM) serta tingginya tingkat turn-over SDM membuat perusahaan kewalahan pada mengantisipasi kebutuhan pasar dengan kemajuan teknologi yg begitu dinamis. Solusi manajemen yang sempurna diharapkan tidak hanya untuk mengelola sumber daya TI, tapi juga harus memberikan fakta yang gampang dipahami dan digunakan pada lingkungan multiplatform. Dengan demikian, keterampilan sumber daya insan dapat dioptimalkan buat melakukan pemikiran analitis serta strategis yang tujuan akhirnya merupakan meningkatkan kinerja perusahaan. Sebagai model, sebuah solusi manajemen yang baik bisa menampakan titik-titik lemah dalam sebuah jaringan komputer, contohnya komputer yg berkinerja rendah. Dengan kemampuan ini, pengguna tak perlu menilik/menguji secara manual, satu-per-satu, setiap komponen jaringannya. 

E-Business dan E-Commerce Bentuk Optimisasi Layanan ke Pelanggan
Salah satu bentuk pendayagunaan teknologi liputan buat keunggulan bersaing adalah perwujudan pemanfaatan keunggulan teknologi keterangan buat pelayanan ke pelanggan. Dalam kaitannya menggunakan pelanggan, solusi manajemen TI akan mengklaim optimisasi (syarat terbaik) layanan bisnis ke pelanggan. Bentuk solusi manajemen ini harus menyediakan perangkat yang efektif serta terintegrasi untuk mengelola infrastruktur teknologi. Di samping mempunyai infrastruktur yang reliabel, solusi manajemen TI juga wajib sanggup membantu perusahaan mengimplementasikan pendekatan inovatif terhadap usaha serta memanfaatkan aset teknologi buat mempertinggi kinerja melalui pilihan aplikasi usaha strategis yang luas.

Bentuk nyata pelaksanaan teknologi warta pada usaha yg akhir-akhir ini poly ditulis dan dibahas tentang e-business baik pada media cetak maupun elektro, sebut saja Fortune, The Economist, Asian Business. Kalau beberapa waktu yang lalu Amerika dan negara-negara di Eropa demam internet, sekarang gilirannya di Asia, bahkan Indonesia. Internet telah menjadi bagian dari gaya hidup baru. Gelombang fakta yg dapat diakses dengan media ini berpengaruh besar dalam semua bidang, termasuk bidang ekonomi dan bisnis. Bahkan bidang ini masih ada kehadiran berbagai kata baru sebut saja, e-commerce, e-business, e-PR, e-marketing serta lain-lain. 

Pengertian berdasarkan beberapa kata diantaranya : Electronic Commerce (Perniagaan Elektronik), menjadi bagian berdasarkan Electronic Business (bisnis yg dilakukan menggunakan memakai electronic transmission), oleh para ahli dan pelaku usaha dicoba dirumuskan definisinya menurut terminologi E-Commerce (Perniagaan Elektronik). Secara generik e-commerce dapat didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan/perniagaan barang atau jasa (trade of goods and service) dengan menggunakan media elektro. Jelas, selain menurut yang sudah disebutkan di atas, bahwa kegiatan perniagaan tersebut merupakan bagian berdasarkan aktivitas bisnis. Kesimpulan: "e-commerce is a part of e-business". E-PR (Electronic Public Relations) atau humas melalui elektronika merupakan bagian dari E-Marketing (Pemasaran Elektronik), karena E-Marketing membawahi seluruh jenis komunikasi pemasaran online. E-PR merupakan penerapan dari perangkat ICT (Information and Communication Technologies) untuk keperluan public relations. Praktisi E-PR harus seseorang yang handal pada berselancar pada global maya serta memahami ke mana saja mereka wajib berselancar buat membangun brand. E-PR merupakan satu-satunya cara buat menciptakan merk pada global yang nir kasat yaitu dunia maya mengingat internet sudah menghadirkan global maya di samping dunia konkret.

Internet banyak disadari para perilaku bisnis sebagai salah satu tool (alat) buat menyebarkan usaha pada masa depan. Bahkan Indonesia diproyeksikan menjadi salah satu daerah e-business utama di kawasan Asia buat masa mendatang. Banyak konglomerat Indonesia yang memilih buat terjun ke global e-business, misalnya Eka Tjipta, James Riady, Peter Gonta, Grup Bakrie dan terdapat yg lainnya. Nah, bagaimana menurut penuturan para ahli serta pimpinan perusahaan tentang e-business tersebut?

Para pakar mengembangkan pengalaman serta kegunaan e-business yg dibahas menurut banyak sekali segi. Berbagai situs internet yang kian hari makin semarak adalah salah satu modal buat terjun ke e-business. Sebab dengan adanya e-business orang bisa bertransaksi eksklusif menggunakan jangkauan dunia. Selain peluang pertumbuhan yg dicapai perusahaan menjadi lebih besar , perusahaan berarti melakukan lompatan jauh ke depan berbisnis tanpa batas wilayah. Di samping itu, e-business memungkinkan para perusahaan menjalin kerjasama menggunakan banyak sekali perusahaan pada semua dunia dan bisa secara pribadi dengan buyer melalui cara yang lebih cepat serta efisien serta hemat biaya .

Menurut Paulus Bambang, Direktur AGIT, terjun ke e-business merupakan konsekuensi logis syarat masa depan. Lain halnya menggunakan Dicky Iskandar Di Nata (Business.htm), Presdir Jaring Data Informasi (JDI), dia cenderung mengungkap data tentang para pengguna Internet yg tentunya akan sebagai pangsa pasar yg berkaitan dengan e-business itu sendiri. Menurutnya kini masih ada 176.000 pelanggan perorangan, 4200 perusahaan serta diperkirakan masih ada 850.000 – 1 juta pengguna Internet. Para pengguna internet pada umumnya terkonsentrasi di Jabotabek yg jumlahnya kurang lebih 50%, selebihnya pada 5 kota besar di Indonesia. Sedangkan akses Internet kebanyakan dilakukan berdasarkan tempat kerja, diperkirakan mencapai 50% dan selebihnya dilakukan berdasarkan tempat tinggal serta warnet. Lebih rinci beliau menyebutkan terdapat lebih kurang 37% pengguna internet tidak pernah melakukan transaksi, sang karena tidak memiliki kartu kredit, selebihnya karena perkara security. Ia jua menambahkan bahwa e-business pada biasanya masih dalam tahap awal development. Untuk memperoleh laba aporisma, tentunya dengan adanya Internet akan menjadi nilai tambah yang relatif berarti bagi global bisnis pada tanah air. Karena Internet adalah platform komunikasi dengan laju pertumbuhan yg paling tinggi semenjak ditemukannya telepon. Internet membangun beragam tingkat komunikasi secara elektronika antar institusi/organisasi tanpa batas. Internet merupakan “low cost delivery mechanism” buat content maupun perangkat lunak.

Hal lain yg diperkirakan akan tumbuh fertile merupakan Application Service Provider (ASP), yg merupakan komponen penting menurut “jaringan ekonomi baru” ini, yaitu menjadi fasilitator mutasi proses usaha pada pada internet (Extended Enterprise). Perkembangan Web Based Software memungkinkan distribusi serta management penggunaan aplikasi pada multiple users menurut data center melalui “wide area network”. Ada beberapa alasan kenapa ASP akan tumbuh fertile ?. Pertama, lantaran biaya investasi packaged aplikasi yg tinggi bagi skala bisnis kecil serta menengah di Indonesia. Kedua, keterbatasan Sumber Daya Manusia pada bidang TI buat implementasi dan pemeliharaan pelaksanaan serta software. Ketiga, lantaran tingginya biaya investasi buat menciptakan infrastruktur IT serta maintenance. 

Pemanfaatan lain yg juga cukup menonjol pada ASP Internet Banking, khususnya industri perbankan. Tanpa dukungan ASP internet banking sistem pembayaran dan settlement yang memadai maka e-business tidak akan berkembang bahkan lebih banyak keraguan. Apa manfaat perbankan menggunakan ASP ?. Entry ke dunia e-business bagi perbankan nasional, memperkecil biaya intermediasi, sarana marketing, pergeseran berdasarkan traditional branch banking (yang relatif mahal) ke future net banking, serta menghantarkan servis perbankan tak terbatas di mana nasabah berada.

Sementara itu, AB Susanto, Direktur JCG diantaranya mengungkapkan tujuh prinsip dalam e-business, yakni harus ada saling pengertian pada antara para customer, perusahaan harus memandang bahwa menggunakan menggunakan internet akan mendatangkan keuntungan yg lebih banyak, para pemegang jabatan di perusahaan menyukai kepastian keuntungan yg dari menurut e-business, para pemegang jabatan di perusahaan bisa memanfaatkan kesempatan yg terbuka, perusahaan serta pemegang jabatan pada perusahaan berani membangun hal-hal yg mendatangkan keuntungan, perusahaan harus mengantisipasi serta lebih proaktif supaya permanen eksis serta sigap terhadap para pesaing baru, serta tidak hanya menguntungkan programnya saja. Selain itu, diperlukan faktor pendukung pada membangun taktik e-business, yaitu menciptakan sebuah taktik team e-business yang efektif, menentukan keperluan customer, menganalisis arus serta potensial pesaing yang strategis, melakukan studi serta identifikasi terhadap nilai tambah customer, merevisi serta mengevaluasi taktik e-business setiap ketika, melakukan seleksi taktik secara optimal, serta mengimplementasikan hal-hal tersebut pada tindakan konkret. 

Untuk menciptakan perusahaan bisa memanfaatkan sepenuhnya potensi e-business dan meraih laba menurut e-business, solusi yg digunakan juga wajib menyediakan perangkat buat meningkatkan keamanan, reliabilitas, dan ketersediaan pelaksanaan e-commerce serta sistem yang mendasarinya seperti customer relationship management (CRM) dan supply chain management (SCM).

Kriteria Penerapan E-Business dalam Perusahaan
Salah satu alasan perusahaan menerapkan e-business adalah efisiensi. Kriteria penilaian efisiensi bisa berdasarkan pada analisis internal perusahaan buat melihat penerapan e-business terhadap kemampuan perusahaan meningkatkan revenue serta menurunkan porto operasional. Adapun kriteria seberapa jauh perusahaan telah menerapkan e-business dilihat menurut beberapa indikator dan sesudah diperoleh data maka perlu dilakukan evaluasi dengan melakukan pembobotan dari beberapa indikator yg terdapat. Beberapa kriteria yang ditetapkan merupakan menjadi berikut: 

1. Customer Value
Yang dimaksud customer value merupakan nilai-nilai yg diterima oleh konsumen ditinjau menurut seluruh aspek nilai-nilai perusahaan yg melekat dalam produk dan atau jasa yg diberikan pada konsumen. Pemahaman ini berdasarkan jua pada pengertian yang disebutkan oleh Phillip Kotler (1999) yg menyatakan, ‘Total customer value is the bundle of benefits customer expect from a given product or service.’ 

Nilai-nilai yang diterima konsumen adalah aneka macam benefit dalam bentuk sebagai berikut: 
a. Product Value: Konsumen memperoleh produk yang berkualitas sesuai menggunakan yang diharapkan.
b. Service Value: Konsumen memperoleh jasa yang berkualitas sinkron menggunakan yg dibutuhkan.
c. Personnel Value: Konsumen memperoleh layanan yg memuaskan berdasarkan karyawan perusahaan.
d. Image Value: Citra perusahaan yang sebagai bahan pertimbangan customer dalam menentukan suatu pembelian produk/jasa.

2. Proses Efisiensi
Melihat proses efisiensi suatu perusahaan dalam aneka macam bidang industri akan sangat bervariasi. Proses efisiensi sendiri didefinisikan menjadi kemampuan perusahaan buat mengoptimalisasi rasio input terhadap output. Pendekatan generik yg sanggup digunakan buat menilai efisiensi merupakan dengan melihat kinerja keuangan. Proses efisiensi suatu perusahaan bisa dilihat dari rasio antara sales dan total jumlah karyawan. Rasio ini setidaknya menggambarkan efisiensi secara generik pada perusahaan, meskipun belum memberikan citra secara spesifik efisiensi secara mendetail.

3. Inovasi
Inovasi dalam bidang teknologi keterangan pada perusahaan dievaluasi dari jenis serta frekuensi penerapan pandangan baru atau gagasan baru dalam proses usaha juga yang berhubungan langsung menggunakan produk atau jasa yang diberikan. Inovasi ini dipengaruhi dalam hitungan satu tahun terakhir.

4. Human Resources
Sumber daya manusia pada konteks evaluasi aplikasi e-business pada suatu perusahaan adalah asal daya insan dalam perusahaan yg dapat menunjang dan mendukung strategi perusahaan dalam menerapkan e-business. Beberapa hal yg dinilai adalah:
a. Persentase karyawan yang memiliki kemampuan menggunakan personal komputer terhadap total jumlah karyawan.
b. Banyaknya pembinaan buat menaikkan kemampuan karyawan pada bidang teknologi warta yang diberikan perusahaan dalam jangka ketika satu tahun.
c. Persyaratan minimum kemampuan/keahlian dalam bidang teknologi keterangan bagi karyawan yg akan masuk perusahaan.
5. Komitmen manajemen terhadap pengembangan teknologi informasi

Komitmen ini bisa ditinjau menurut jumlah investasi yang ditanamkan buat pengembangan e-business pada perusahaan. Komitmen manajemen pada penilaian ini diartikan sebagai besarnya perhatian manajemen perusahaan terhadap penerapan e-business perusahaan ditinjau menurut besarnya investasi dalam bidang teknologi informasi.

6. Penggunaan Internet
Tingkat penggunaan internet buat menunjang implementasi e-business pada perusahaan jua merupakan salah satu indikator aplikasi e-business. Pendekatan ini dilakukan menggunakan melihat: 
a. Perbandingan penggunaan personal address menggunakan domain perusahaan terhadap total jumlah karyawan.
b. Tersedianya situs perusahaan.
c. Tersedianya transaksi bisnis melalui internet.

Beberapa model perusahaan yang sudah sangat maju pada aplikasi teknologi warta di Indonesia dan perusahaan-perusahaan tadi termasuk unggul dalam penerapan teknologi informasi serta performance perusahaan tersebut pula relatif baik serta menjadi pemenang E-Company Award 2002 (Sumber : Warta Ekonomi, 30 Oktober 2002) :

1. Kategori Retail: PT Matahari Putra Prima Tbk. 
Perombakan struktur usaha serta manajemen dilakukan Lippo untuk memperbaiki kinerja usaha PT Matahari Putra Prima Tbk. Lewat implementasi e-commerce B2B (Business to Business), perusahaan dengan 77 department store dan 64 supermarket ini berharap bisa menuju usaha yang lebih efisien. . Untuk itu, perombakan pun dilakukan dalam hubungan peritel ini menggunakan para pemasoknya. Caranya, menggunakan menaikkan kinerja implementasi sistem e-commerce B2B (business to business) yang sudah go live dari tahun 1999 lalu. Saat ini, Matahari tercatat sudah bekerjasama secara elektronis menggunakan pemasok besarnya misalnya Martha Tilaar, Mustika Ratu, serta Nestle. Lewat sebuah gateway yg didirikan sang PT Indosatcom Adimarga, berbagai sistem berdasarkan pemasok diintegrasikan pada sebuah jaringan. Yang diatur merupakan alur fakta menurut pemasok ke Matahari dalam kaitan dengan pengadaan barang yang dibutuhkan oleh konsumen. Yang kentara, ketika ini, dengan bergabung kepada gateway Indosatcom, para pemasok Matahari sanggup memangkas biaya administrasi pengadaan barang sebesar 50%. Angka ini berasal dari berkurangnya biaya pengiriman faks, pengarsipan, dan entry data. Jelasnya, bila sebelumnya porto pengurusan per dokumen mencapai Rp5.694, maka sehabis e-commerce B2B diterapkan, ongkosnya cuma Rp2.854 per dokumen.

2. Kategori Manufacturing: PT Unilever Indonesia Tbk.
Untuk mempertahankan dominasinya pada pasar consumer goods, PT Unilever Indonesia Tbk. Mengandalkan kemampuannya melakukan penemuan. Untuk mempertinggi laba, Unilever tetapkan memanfaatkan jaringan internet dalam memperoleh pasokan bahan standar.

Hadir pada Indonesia sejak tahun 1933, penguasaan produk-produk PT Unilever Indonesia Tbk. Pada pasar consumer goods kian sulit tergoyahkan sang para kompetitornya. Bahkan cengkeraman usaha Unilever justru makin kuat dan kian menggurita. Unilever sekarang telah membentuk 400 macam produk serta hampir seluruhnya merupakan produk-produk pemimpin pasar. Sulit cita rasanya menjumpai orang yg tidak mengenal produk Unilever, mulai menurut deterjen serbuk Rinso, pasta gigi Pepsodent, sampo Sunsilk, sabun Lux, hingga margarin Blue Band.

Bahkan terakhir Unilever berupaya menggandeng Texchem Resources Berhad Malaysia buat mendirikan perusahaan patungan bernama PT Technopia Lever. Perusahaan ini nantinya akan bergerak pada bidang pengembangan serta distribusi produk kesehatan, seperti obat nyamuk bakar, pembasmi serangga, dan oil spray. Bagi kantor pusat Unilever yang berada di Belanda, anak usahanya yang berada di Indonesia ini memang terhitung menjadi penyumbang pendapatan Unilever yang besar .

3. Kategori Telecommunication: PT Telkom Seluler (Telkomsel)
Dalam rangka memberikan kepuasan Pelanggan Berbasis TI, perluasan dan inovasi yg terus-menerus dilakukan menjadi kunci keberhasilan Telkomsel buat menjadi perusahaan operator angka satu pada Indonesia. Tidak puas hanya menjadi jago sangkar di negeri sendiri, maka Tekomsel pun berambisi menjadi yang terbaik di tempat Asia.

Menjadi perusahaan operator seluler yang terbaik pada Asia merupakan salah satu misi yang diemban sang Telkomsel. Misi itu pulalah yg mengakibatkan perusahaan yang berdiri dalam 26 Mei 1995 ini makin getoll buat terus menaikkan kualitas layanan, infrastruktur, serta teknologi yg dimilikinya. Komitmen tentang hadiah layanan yang prima ini tampaknya terpancar dari para pucuk pimpinan Telkomsel yg dengan 'legowo' berjanji akan menerima masukan berupa keluhan atau usulan berdasarkan para konsumennya. 'Selain bersifat terbuka, hal lain yg nir kalah pentingnya merupakan bagaimana supaya kami mampu menerjemahkan impian serta kebutuhan pelanggan.

Demi kepuasan pelanggan pulalah maka Telkomsel tak henti-hentinya berinovasi menciptakan layanan-layanan baru. Di antaranya, customer care by online (caroline), billing and customer care system (bianca), supervision network performance (superman), serta aneka kabar tagihan (anita). Meskipun layanan yang ditawarkan kelihatannya sederhana, namun hal itu membutuhkan kemampuan dan kesiapan sistem teknologi informasi (TI) yg kuat.

4. Kategori Transportation & Distribution: PT Birotika Semesta (DHL)
Lebih 50% dari total pengiriman DHL Indonesia dilakukan menggunakan cara otomatis. Dengan bekal sebuah scanner genggam, para kurir DHL membantu pelanggan melacak bepergian kirimannya. Ini bagian paling konkret berdasarkan proses DHL memasuki ranah e-commerce.

Scanner serta bukan pistol. Itulah 'senjata genggam' paling mutakhir yg wajib dimiliki oleh ujung tombak dari perusahaan pengiriman barang misalnya PT Birotika Semesta (DHL). Di perusahaan ini, sebuah scanner yang digenggam oleh petugas/kurir DHL sebagai titik awal perjalanan sebuah paket kiriman, sekaligus membuat paket tadi berada pada jangkauan pemantauan pengirimnya. 

Setiap sorotan scanner yg dilakukan petugas/kurir DHL pada tahap demi tahap pengiriman adalah berita berharga bagi pengirimnya. Di dalam scanner itu data dihimpun dan masuk ke back end system DHL serta terus ke sistem besar (service center). Dengan keterangan inilah mereka bisa menandai lokasi paket kirimannya.

5. Kategori Finance: Bank Central Asia Tbk.
Sebuah bank yang bersandarkan diri dalam TI. Strategi BCA terus membentuk delivery channel dengan TI yang memegang peranan krusial boleh dikatakan sukses. Ia boleh dibilang berhasil permanen menjadi bank partikelir ritel terbesar pada Indonesia. 

Pada 21 Februari 1957, pada pusat perniagaan Jakarta berdirilah sebuah bank bernama Bank Central Asia NV. Dalam perjalanan sejarahnya, Bank Central Asia (BCA) yg kemudian menjadi sebuah bank publik ini terus mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Anggapan ini sanggup dikatakan tidaklah hiperbola waktu BCA berhasil membuktikannya melalui peningkatan total asetnya yang mencapai Rp53,36 triliun dalam akhir 1997. Angka ini semakin tinggi hampir 50% dari total aset pada tahun 1996. Walaupun pada tahun 1998 total aset BCA sempat turun saat insiden rush nasabah menderanya, namun hingga Juli 2002, nilai aset BCA terus membengkak sebagai Rp104,229 triliun. Saat ini selain telah berhasil membangun jaringan ATM terbesar pada Indonesia, BCA kini pula berhasil meluncurkan layanan internet banking serta mobile banking.

Keberhasilan Pemberdayaan TI serta Prospeknya
Pemberdayaan/eksploitasi teknologi adalah kebutuhan yang dimiliki serta harus dipenuhi sang seluruh perusahaan, baik perusahaan akbar maupun mini buat mempunyai daya saing yg kompetitif. Untuk perusahaan mini diperlukan solusi manajemen TI menggunakan ketentuan diantaranya: (1) memiliki kemampuan buat mengelola aplikasi, sistem, jaringan, serta internet tanpa mengganggu roda perusahaan yang sudah berjalan lancar; (dua) Ada agama (accountability) terhadap seluruh pihak yang terlibat; (3) Ada ketangguhan dalam menghadapi perubahan yang cepat. 

Untuk mendukung keberhasilan dalam pengelolaan teknologi warta harus didukung oleh empat pilar, yaitu: 
  1. Sistem manajemen memberikan solusi bagi perusahaan buat mempermudah pengorganisasian semua sumber TI yang tersebar untuk dikelola secara terpusat; 
  2. Storage manajemen adalah solusi yg memungkinkan pelanggan buat mempertinggi, mengakses, membagi, dan memproteksi aset informasinya. Pengelolaan storage menjadi penting karena keberhasilan di dalam pasar dunia nir hanya berkaitan dengan kualitas produk, tetapi pula seberapa cepat pelanggan serta pemasok dapat memperoleh liputan. Storage manajemen menciptakan perusahaan memiliki kesiapan buat mengimplementasikan, mengelola, dan melindungi infrastruktur keterangan buat memasuki pasar dunia. Dengan revolusi web dan dinamisnya perkembangan e-business saat ini, ketersediaan berita sebagai satu mission critical bagi suatu usaha buat dapat terus bersaing serta dapat cepat menjawab kebutuhan pasar; 
  3. Sistem keamanan merupakan solusi keamanan yg sanggup memecahkan masalah keamanan yang ada berdasarkan e-business, dengan memberikan solusi pengelolaan keamanan yg terpusat; 
  4. Pervasive manajemen. Tantangan bagi CIO (Chief Information Officer) ketika ini merupakan membentuk suatu sistem yg sudah ada buat memfasilitasi pengelolaan perangkat, baik yang tradisional juga nontradisional. Pervasive manajemen merupakan suatu solusi yg dapat membangun, menaruh, serta mengelola secara cepat serta sempurna kebutuhan layanan perangkat bergerak dengan seluruh perkembangannya. 

Kondisi waktu ini serta masa-masa mendatang, para analis memprediksikan bahwa pengelolaan teknologi merupakan kunci keberhasilan pada transformasi e-business. Oleh karenanya jika sebuah perusahaan nir melakukan hal tadi akan kalah bersaing dengan para pesaingnya (kompetitornya). Untuk itu pengelolaan teknologi sudah merupakan suatu keharusan bagi setiap perusahaan buat bisa meraih keunggulan yg kompetitif. 

Semakin konvergennya perkembangan Teknologi Informasi serta Telekomunikasi dewasa ini, sudah menyebabkan semakin beragamnya pula aneka jasa-jasa (features) fasilitas telekomunikasi yang terdapat, serta semakin canggihnya produk-produk teknologi fakta yg mampu mengintegrasikan seluruh media informasi. Di tengah globalisasi komunikasi yg semakin terpadu (dunia communication network) menggunakan semakin populernya Internet seakan telah membuat dunia semakin menciut (shrinking the world) serta semakin memudarkan batas-batas negara berikut kedaulatan dan tatanan masyarakatnya. Ironisnya, dinamika masyarakat Indonesia yg masih baru tumbuh serta berkembang sebagai rakyat industri dan masyarakat Informasi, seolah masih tampak prematur buat mengiringi perkembangan teknologi tadi. Tentunya jika hal ini dibiarkan berlarut-larut maka kita tak akan lagi sanggup bersaing menggunakan negara-negara tetangga. 

Pemanfaatan ICT dan e-Business akan semakin berkembang pada Indonesia yg mempunyai penduduk 220 juta jiwa lebih dan hal ini adalah pasar yang sangat atraktif bagi para pengusaha. Mereka, tentunya, membutuhkan banyak sekali perangkat ICT buat mendukung kelangsungan bisnisnya pada Indonesia, misalnya telepon, faksimili maupun internet. Perangkat ini bukan hanya buat menjual serta membeli, tapi jua buat melayani pelanggan dan melakukan kerja sama dengan kawan usaha masing-masing Selain itu, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, interaksi antar penduduk yang beredar di banyak sekali pulau paling efisien dengan memanfaatkan ICT. Walau perkembangannya nir sepesat negara-negara Asia lainnya, seperti Korea Selatan serta RRCina, ICT dan e-Business di Indonesia permanen akan berkembang serta semakin mempengaruhi kehidupan personal serta usaha. Apabila dicermati menjadi pasar, tentu saja Indonesia sangat menarik. Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam hal jumlah penduduk. Sementara itu, wahana serta prasarana telekomunikasi yg ada masih jauh dari memadai. Dengan jumlah di atas 200 juta jiwa, densitas telepon saluran tetap di sini hanya berkisar antara tiga-4% dari total penduduknya. Faktor lain yg pula mampu mendorong pertumbuhan itu merupakan kian banyaknya jumlah kalangan terdidik pada Indonesia. Tentu saja, semakin besarnya jumlah kalangan ini akan semakin menaikkan intensitas penggunaan ICT pada Indonesia. Karenanya, Indonesia juga tidak boleh melupakan faktor pendidikan dalam konteks ini. Ini penting bila Indonesia ingin berperan menjadi pengembang serta pembuat. Bukan hanya sebagai pengguna. Pemerintah dan kalangan swasta harus mendukung upaya edukasi pada bidang ini.

STRATEGI DAN PERENCANAAN UNTUK MEMULAI USAHA

Strategi Dan Perencanaan Untuk Memulai Usaha
Dalam era perdagangan bebas seperti saat sekarang ini, perkara daya saing dan keunggulan saing merupakan isu kunci serta sekaligus menjadi tantangan yang tidak ringan bagi bangsa serta rakyat Indonesia. Salah satu ujud nyata tantangan globalisasi dalam produksi misalnya kita dituntut agar produk Indonesia sanggup bersaing terhadap produk luar yg masuk ke Indonesia. Ataupun pada pasar internasional produksi kita didefinisikan (bukan penyedia barang murah bersubsidi) tidak saja akan membuat murah produk yang dihasilkan namun juga akan membangun produk Indonesia yg mempunyai keunggulan kompetitif (competitive advantages). 

Dalam pasar global yg semakin terbuka, kasus daya saing akan menghadapi tantangan yg tidak ringan, maka tanpa dibekali kemampuan serta keunggulan saing yg tinggi niscaya produk suatu negara, termasuk produk Indonesia, nir akan mampu menembus pasar internasional. Bahkan masuknya produk impor bisa mengancam posisi pasar domestik. Dengan kata lain, pada pasar yang bersaing, keunggulan kompetitif (competitive advantages) adalah faktor penentu dalam menaikkan kinerja perusahaan. Oleh karenanya, upaya menaikkan daya saing dan menciptakan keunggulan kompetitif bagi produk Indonesia nir dapat ditunda-tunda lagi serta sudah selayaknya menjadi perhatian aneka macam kalangan, bukan saja bagi para pelaku usaha itu sendiri namun pula bagi aparat birokrasi, aneka macam organisasi dan anggota rakyat yang adalah lingkungan kerja menurut aktivitas bisnis korporasi (usaha corporate).

Globalisasi ekonomi pada awal abad 21 merupakan suatu proses aktivitas ekonomi serta perdagangan, di mana negara-negara pada semua global sebagai satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Perwujudan konkret berdasarkan globalisasi ekonomi antara lain terjadi pada bentuk-bentuk berikut: Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di aneka macam negara, dengan sasaran agar porto produksi menjadi lebih rendah. Globalisasi pembiayaan, perusahaan global memiliki akses buat memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun pribadi) di seluruh negara di dunia. Globalisasi energi kerja, maka human movement akan semakin gampang dan bebas. Globalisasi jaringan kabar, rakyat suatu negara menggunakan gampang serta cepat menerima berita dari negara-negara pada global karena kemajuan teknologi. Globalisasi perdagangan, terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan aneka macam kendala nontarif. Dengan demikian aktivitas perdagangan serta persaingan menjadi semakin ketat serta fair. Bahkan, transaksi sebagai semakin cepat karena "less papers/documents" dalam perdagangan, tetapi dapat mempergunakan jaringan teknologi telekomunikasi yg semakin canggih. 

Pada aktivitas usaha korporasi (bisnis corporate) pada atas dapat dikatakan bahwa globalisasi menunjuk pada meningkatnya ketergantungan ekonomi antarnegara melalui peningkatan volume dan keragaman transaksi antarnegara (cross-border transactions) pada bentuk barang dan jasa, aliran dana internasional (international capital flows), konvoi tenaga kerja (human movement) serta penyebaran teknologi informasi yang cepat. Sehingga secara sederhana dapat dikemukakan bahwa globalisasi secara hampir pasti sudah merupakan galat satu kekuatan yg menaruh efek terhadap bangsa, masyarakat, kehidupan insan, lingkungan kerja serta kegiatan bisnis corporate di Indonesia. Kekuatan ekonomi global menyebabkan usaha korporasi, termasuk partikelir, BUMN/BUMD ataupun koperasi, perlu melakukan tinjauan ulang terhadap struktur serta taktik bisnis dan melandaskan strategi manajemennya menggunakan basis entrepreneurship, cost efficiency dan competitive advantages.

Salah satu upaya menciptakan keunggulan bersaing dalam situasi pasar bisnis yg sangat bergerak maju misalnya sekarang ini merupakan melakukan eksploitasi teknologi kabar. Pendayagunaan teknologi warta (TI) memegang peranan yg sangat penting pada menjamin kelancaran dan optimisasi layanan ke pelanggan serta menaikkan kinerja suatu perusahaan. Ada sejumlah faktor penting yg menghipnotis pentingnya peranan pendayagunaan TI dalam suatu perusahaan, seperti meningkatnya popularitas web, pertumbuhan komputasi pervasive, serta hadirnya model bisnis baru. Akibatnya, kini perusahaan mempunyai kesempatan lebih luas pada sisi penawaran dan layanan bagi pelanggannya. Dan, makin besarnya peluang yg dimiliki setiap perusahaan, tentu menciptakan tantangannya semakin berat. Oleh sebab itu, perusahaan membutuhkan contoh usaha yg sempurna dan solusi manajemen teknologi yang sanggup mendayagunakan semua aset teknologi secara baik dan membantu perusahaan secara cepat pada menjawab kebutuhan bisnis serta pasar yang terus berkembang. 

Tulisan singkat ini mencoba mengungkap eksploitasi teknologi keterangan buat mencapai keunggulan bisnis perusahaan.

Teknologi Informasi menjadi Aplikasi Iptek
Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), waktu ini merupakan istilah kunci bagi keberhasilan pembangunan suatu bangsa maupun suatu perusahaan. Perjalanan sejarah serta pengalaman beberapa negara, ternyata penemuan teknologi adalah galat satu aspek yg memiliki daya dongkrak (leverage) yang sangat tinggi bagi daya saing suatu bangsa. Hal ini memberitahuakn adanya pergeseran yang akbar dalam paradigma pembangunan suatu negara, yang semula hanya mengandalkan sumber daya alam sebagai tumpuan pembangunan, berubah sebagai asal daya insan serta sumber daya iptek. Beberapa negara maju bahkan telah lama membuahkan iptek menjadi penghela primer dalam pembangunan bangsanya. Konsep “knowledge base economy” (KBE atau ekonomi berbasis pengetahuan/EBP) adalah konsep yg mencerminkan syarat tersebut. Saat ini konsep EBP banyak dikembangkan pada negara-negara maju, yg pada pada dasarnya menekankan betapa sangat berperannya teknologi serta berita dalam pembangunan suatu bangsa.

Pada dasarnya galat satu kunci keberhasilan suatu bangsa menerapkan penemuan teknologi dalam pembangunannya merupakan adanya dukungan sistem kelembagaan penemuan-difusi yg telah mapan. Antar satu forum dengan lembaga lainnya saling bersinergi, sebagai akibatnya tercipta jejaring kerjasama yg saling mengisi buat membentuk penemuan yg sahih-sahih mampu menaikkan daya saing bangsa dalam persaingan global.

Dalam dalam itu, buat mengantisipasi persaingan antar bangsa yg semakin ketat, secara sah formal Bangsa Indonesia telah memiliki landasan bertenaga untuk mendayagunakan Iptek dalam kehidupan berbangsa, yakni Pasal 31 Ayat 5 UUD 45 hasil Amandemen ke 4. Lebih jauh lagi, sejak tahun 2002 Indonesia telah mempunyai UU No 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek (Sinasiptek).

Tujuan menurut pembuatan UU tadi merupakan buat memperkuat daya dukung iptek bagi keperluan meningkatkan kecepatan pencapaian tujuan negara serta menaikkan daya saing serta kemandirian pada pergaulan antar bangsa. Kelembagaan serta jejaring kerja antar forum iptek merupakan aspek yg diatur dalam undang-undang tersebut. 

Dalam UU no 18 tahun 2002, kelembagaan iptek terdiri atas unsur perguruan tinggi, lembaga litbang, badan usaha, serta lembaga penunjang. Lembaga litbang menjadi galat satu unsur kelembagaan pada Sinasiptek berfungsi menumbuhkan kemampuan pemajuan iptek. Lembaga litbang bertanggung jawab mencari aneka macam penemuan (invention) di bidang iptek dan menggali potensi pendayagunannya. Lembaga litbang bisa berupa organisasi yg berdiri sendiri, atau bagian dari organisasi pemerintah, pemerintah wilayah, perguruan tinggi, badan bisnis, forum penunjang, dan organisasi masyarakat. Untuk memadukan sinergisme kerja aneka macam unsur kelembagaan iptek, Undang-undang tadi menjelaskan mengenai jaringan Sinasiptek. Jaringan tadi berfungsi buat membangun jalinan interaksi interaktif yg memadukan unsur-unsur kelembagaan iptek dalam menghasilkan kinerja dan manfaat lebih besar dibandingkan apabila masing-masing unsur kelembagaan berjalan secara indvidual-sendiri. Untuk membuatkan jaringan tersebut seluruh elemen Sinasiptek wajib mengusahakan kemitraan pada interaksi yang saling mengisi, melengkapi, memperkuat, dan menghindarkan terjadinya tumpang tindih yg adalah pemborosan.

Dalam suatu perusahaan keliru satu tantangan yang lazim dihadapi perusahaan pada pengelolaan teknologi merupakan kurangnya asal daya. Banyak perusahaan harus mengelola sistem TI menggunakan keterampilan, asal daya, dan aturan yang terbatas. Terbatasnya jumlah sumber daya insan (SDM) serta tingginya taraf turn-over SDM membuat perusahaan kewalahan pada mengantisipasi kebutuhan pasar dengan kemajuan teknologi yg begitu bergerak maju. Solusi manajemen yang sempurna diharapkan nir hanya buat mengelola asal daya TI, akan tetapi jua wajib memberikan keterangan yang mudah dipahami serta digunakan dalam lingkungan multiplatform. Dengan demikian, keterampilan sumber daya manusia bisa dioptimalkan buat melakukan pemikiran analitis serta strategis yg tujuan akhirnya merupakan menaikkan kinerja perusahaan. Sebagai contoh, sebuah solusi manajemen yang baik sanggup menunjukkan titik-titik lemah pada sebuah jaringan personal komputer , misalnya komputer yang berkinerja rendah. Dengan kemampuan ini, pengguna tak perlu menyelidiki/menguji secara manual, satu-per-satu, setiap komponen jaringannya. 

E-Business serta E-Commerce Bentuk Optimisasi Layanan ke Pelanggan
Salah satu bentuk pendayagunaan teknologi informasi buat keunggulan bersaing adalah perwujudan pemanfaatan keunggulan teknologi informasi buat pelayanan ke pelanggan. Dalam kaitannya dengan pelanggan, solusi manajemen TI akan menjamin optimisasi (kondisi terbaik) layanan usaha ke pelanggan. Bentuk solusi manajemen ini harus menyediakan perangkat yg efektif serta terintegrasi buat mengelola infrastruktur teknologi. Di samping memiliki infrastruktur yg reliabel, solusi manajemen TI jua wajib bisa membantu perusahaan mengimplementasikan pendekatan inovatif terhadap bisnis serta memanfaatkan aset teknologi untuk menaikkan kinerja melalui pilihan aplikasi usaha strategis yang luas.

Bentuk konkret pelaksanaan teknologi liputan dalam usaha yang akhir-akhir ini banyak ditulis dan dibahas mengenai e-business baik pada media cetak juga elektronika, sebut saja Fortune, The Economist, Asian Business. Kalau beberapa ketika yang kemudian Amerika serta negara-negara pada Eropa demam internet, sekarang gilirannya di Asia, bahkan Indonesia. Internet sudah sebagai bagian menurut gaya hayati baru. Gelombang fakta yg dapat diakses menggunakan media ini berpengaruh akbar pada semua bidang, termasuk bidang ekonomi serta bisnis. Bahkan bidang ini masih ada kehadiran banyak sekali kata baru sebut saja, e-commerce, e-business, e-PR, e-marketing dan lain-lain. 

Pengertian berdasarkan beberapa istilah antara lain : Electronic Commerce (Perniagaan Elektronik), sebagai bagian menurut Electronic Business (bisnis yg dilakukan dengan memakai electronic transmission), oleh para ahli serta pelaku bisnis dicoba dirumuskan definisinya berdasarkan terminologi E-Commerce (Perniagaan Elektronik). Secara umum e-commerce dapat didefinisikan menjadi segala bentuk transaksi perdagangan/perniagaan barang atau jasa (trade of goods and service) menggunakan menggunakan media elektronika. Jelas, selain menurut yang sudah disebutkan di atas, bahwa kegiatan perniagaan tadi merupakan bagian berdasarkan kegiatan usaha. Kesimpulan: "e-commerce is a part of e-business". E-PR (Electronic Public Relations) atau humas melalui elektronik adalah bagian berdasarkan E-Marketing (Pemasaran Elektronik), karena E-Marketing membawahi seluruh jenis komunikasi pemasaran online. E-PR merupakan penerapan dari perangkat ICT (Information and Communication Technologies) buat keperluan public relations. Praktisi E-PR wajib seseorang yang handal pada berselancar di global maya serta tahu ke mana saja mereka harus berselancar buat membangun merk. E-PR merupakan satu-satunya cara buat membentuk merk pada global yang tidak kasat yaitu dunia maya mengingat internet sudah menghadirkan dunia maya pada samping dunia konkret.

Internet poly disadari para perilaku bisnis menjadi keliru satu tool (indera) buat mengembangkan usaha pada masa depan. Bahkan Indonesia diproyeksikan sebagai galat satu kawasan e-business primer pada daerah Asia buat masa mendatang. Banyak konglomerat Indonesia yang memilih buat terjun ke global e-business, seperti Eka Tjipta, James Riady, Peter Gonta, Grup Bakrie dan masih ada yg lainnya. Nah, bagaimana dari penuturan para ahli serta pimpinan perusahaan mengenai e-business tersebut?

Para pakar membuatkan pengalaman dan kegunaan e-business yg dibahas berdasarkan banyak sekali segi. Berbagai situs internet yang kian hari makin semarak adalah galat satu modal buat terjun ke e-business. Sebab menggunakan adanya e-business orang dapat bertransaksi pribadi dengan jangkauan dunia. Selain peluang pertumbuhan yg dicapai perusahaan sebagai lebih besar , perusahaan berarti melakukan lompatan jauh ke depan berbisnis tanpa batas wilayah. Di samping itu, e-business memungkinkan para perusahaan menjalin kerjasama dengan aneka macam perusahaan pada semua global dan dapat secara langsung menggunakan buyer melalui cara yang lebih cepat serta efisien dan ekonomis porto.

Menurut Paulus Bambang, Direktur AGIT, terjun ke e-business adalah konsekuensi logis kondisi masa depan. Lain halnya dengan Dicky Iskandar Di Nata (Business.htm), Presdir Jaring Data Informasi (JDI), beliau cenderung mengungkap data mengenai para pengguna Internet yg tentunya akan sebagai pangsa pasar yg berkaitan dengan e-business itu sendiri. Menurutnya sekarang masih ada 176.000 pelanggan perorangan, 4200 perusahaan dan diperkirakan terdapat 850.000 – 1 juta pengguna Internet. Para pengguna internet dalam umumnya terkonsentrasi di Jabotabek yg jumlahnya lebih kurang 50%, selebihnya di 5 kota akbar di Indonesia. Sedangkan akses Internet kebanyakan dilakukan berdasarkan kantor, diperkirakan mencapai 50% dan selebihnya dilakukan berdasarkan tempat tinggal serta warnet. Lebih rinci dia menyebutkan masih ada lebih kurang 37% pengguna internet tidak pernah melakukan transaksi, sang karena tidak mempunyai kartu kredit, selebihnya lantaran kasus security. Ia juga menambahkan bahwa e-business pada umumnya masih dalam termin awal development. Untuk memperoleh laba aporisma, tentunya dengan adanya Internet akan menjadi nilai tambah yang relatif berarti bagi dunia usaha di tanah air. Lantaran Internet merupakan platform komunikasi menggunakan laju pertumbuhan yang paling tinggi sejak ditemukannya telepon. Internet membentuk beragam tingkat komunikasi secara elektro antar institusi/organisasi tanpa batas. Internet merupakan “low cost delivery mechanism” buat content maupun aplikasi.

Hal lain yg diperkirakan akan tumbuh fertile merupakan Application Service Provider (ASP), yg adalah komponen penting berdasarkan “jaringan ekonomi baru” ini, yaitu sebagai fasilitator mutasi proses usaha pada dalam internet (Extended Enterprise). Perkembangan Web Based Software memungkinkan distribusi serta management penggunaan aplikasi pada multiple users menurut data center melalui “wide area network”. Ada beberapa alasan kenapa ASP akan tumbuh fertile ?. Pertama, lantaran porto investasi packaged software yg tinggi bagi skala usaha kecil serta menengah pada Indonesia. Kedua, keterbatasan Sumber Daya Manusia dalam bidang TI buat implementasi dan pemeliharaan pelaksanaan serta software. Ketiga, lantaran tingginya porto investasi buat membangun infrastruktur IT dan maintenance. 

Pemanfaatan lain yg pula relatif menonjol dalam ASP Internet Banking, khususnya industri perbankan. Tanpa dukungan ASP internet banking sistem pembayaran dan settlement yang memadai maka e-business nir akan berkembang bahkan lebih banyak keraguan. Apa manfaat perbankan memakai ASP ?. Entry ke dunia e-business bagi perbankan nasional, memperkecil biaya intermediasi, wahana marketing, pergeseran dari traditional branch banking (yg nisbi mahal) ke future net banking, dan menghantarkan servis perbankan tak terbatas pada mana nasabah berada.

Sementara itu, AB Susanto, Direktur JCG antara lain mengungkapkan tujuh prinsip dalam e-business, yakni sine qua non saling pengertian di antara para customer, perusahaan wajib memandang bahwa dengan memakai internet akan mendatangkan keuntungan yang lebih banyak, para pemegang jabatan di perusahaan menyukai kepastian laba yg asal menurut e-business, para pemegang jabatan pada perusahaan dapat memanfaatkan kesempatan yang terbuka, perusahaan dan pemegang jabatan di perusahaan berani menciptakan hal-hal yg mendatangkan laba, perusahaan wajib mengantisipasi serta lebih proaktif supaya tetap eksis serta sigap terhadap para pesaing baru, serta nir hanya menguntungkan programnya saja. Selain itu, diperlukan faktor pendukung pada membangun strategi e-business, yaitu menciptakan sebuah strategi team e-business yg efektif, memilih keperluan customer, menganalisis arus dan potensial pesaing yg strategis, melakukan studi serta identifikasi terhadap nilai tambah customer, merevisi serta mengevaluasi strategi e-business setiap waktu, melakukan seleksi taktik secara optimal, dan mengimplementasikan hal-hal tadi dalam tindakan nyata. 

Untuk membuat perusahaan mampu memanfaatkan sepenuhnya potensi e-business serta meraih keuntungan menurut e-business, solusi yg digunakan juga wajib menyediakan perangkat buat mempertinggi keamanan, reliabilitas, dan ketersediaan pelaksanaan e-commerce serta sistem yg mendasarinya seperti customer relationship management (CRM) serta supply chain management (SCM).

Kriteria Penerapan E-Business pada Perusahaan
Salah satu alasan perusahaan menerapkan e-business merupakan efisiensi. Kriteria evaluasi efisiensi dapat berdasarkan dalam analisis internal perusahaan buat melihat penerapan e-business terhadap kemampuan perusahaan menaikkan revenue serta menurunkan porto operasional. Adapun kriteria seberapa jauh perusahaan telah menerapkan e-business ditinjau berdasarkan beberapa indikator dan selesainya diperoleh data maka perlu dilakukan penilaian menggunakan melakukan pembobotan dari beberapa indikator yg ada. Beberapa kriteria yg ditetapkan merupakan sebagai berikut: 

1. Customer Value
Yang dimaksud customer value adalah nilai-nilai yang diterima sang konsumen dipandang menurut seluruh aspek nilai-nilai perusahaan yang melekat pada produk dan atau jasa yang diberikan kepada konsumen. Pemahaman ini berdasarkan juga pada pengertian yg disebutkan oleh Phillip Kotler (1999) yg menyatakan, ‘Total customer value is the bundle of benefits customer expect from a given product or service.’ 

Nilai-nilai yg diterima konsumen adalah berbagai benefit dalam bentuk menjadi berikut: 
a. Product Value: Konsumen memperoleh produk yang berkualitas sesuai menggunakan yang diperlukan.
b. Service Value: Konsumen memperoleh jasa yang berkualitas sinkron menggunakan yang dibutuhkan.
c. Personnel Value: Konsumen memperoleh layanan yg memuaskan berdasarkan karyawan perusahaan.
d. Image Value: Citra perusahaan yg menjadi bahan pertimbangan customer dalam menentukan suatu pembelian produk/jasa.

2. Proses Efisiensi
Melihat proses efisiensi suatu perusahaan pada aneka macam bidang industri akan sangat bervariasi. Proses efisiensi sendiri didefinisikan menjadi kemampuan perusahaan untuk mengoptimalisasi rasio input terhadap output. Pendekatan umum yg bisa digunakan buat menilai efisiensi merupakan dengan melihat kinerja keuangan. Proses efisiensi suatu perusahaan dapat ditinjau menurut rasio antara sales serta total jumlah karyawan. Rasio ini setidaknya mendeskripsikan efisiensi secara umum pada perusahaan, meskipun belum memberikan citra secara spesifik efisiensi secara mendetail.

3. Inovasi
Inovasi pada bidang teknologi berita di perusahaan dinilai berdasarkan jenis dan frekuensi penerapan inspirasi atau gagasan baru dalam proses bisnis maupun yg berafiliasi langsung dengan produk atau jasa yang diberikan. Inovasi ini dipengaruhi dalam hitungan satu tahun terakhir.

4. Human Resources
Sumber daya insan dalam konteks evaluasi aplikasi e-business di suatu perusahaan merupakan asal daya manusia pada perusahaan yg dapat menunjang serta mendukung taktik perusahaan dalam menerapkan e-business. Beberapa hal yg dievaluasi adalah:
a. Persentase karyawan yang memiliki kemampuan menggunakan personal komputer terhadap total jumlah karyawan.
b. Banyaknya pelatihan buat mempertinggi kemampuan karyawan pada bidang teknologi warta yang diberikan perusahaan pada jangka waktu satu tahun.
c. Persyaratan minimum kemampuan/keahlian pada bidang teknologi fakta bagi karyawan yang akan masuk perusahaan.
5. Komitmen manajemen terhadap pengembangan teknologi informasi

Komitmen ini mampu dipandang menurut jumlah investasi yg ditanamkan buat pengembangan e-business pada perusahaan. Komitmen manajemen dalam penilaian ini diartikan menjadi besarnya perhatian manajemen perusahaan terhadap penerapan e-business perusahaan dipandang dari besarnya investasi pada bidang teknologi fakta.

6. Penggunaan Internet
Tingkat penggunaan internet buat menunjang implementasi e-business di perusahaan pula adalah salah satu indikator aplikasi e-business. Pendekatan ini dilakukan menggunakan melihat: 
a. Perbandingan penggunaan personal address dengan domain perusahaan terhadap total jumlah karyawan.
b. Tersedianya situs perusahaan.
c. Tersedianya transaksi usaha melalui internet.

Beberapa contoh perusahaan yg telah sangat maju pada pelaksanaan teknologi fakta pada Indonesia dan perusahaan-perusahaan tadi termasuk unggul dalam penerapan teknologi keterangan serta performance perusahaan tadi pula relatif baik serta sebagai pemenang E-Company Award 2002 (Sumber : Warta Ekonomi, 30 Oktober 2002) :

1. Kategori Retail: PT Matahari Putra Prima Tbk. 
Perombakan struktur bisnis dan manajemen dilakukan Lippo buat memperbaiki kinerja usaha PT Matahari Putra Prima Tbk. Lewat implementasi e-commerce B2B (Business to Business), perusahaan dengan 77 department store serta 64 supermarket ini berharap bisa menuju bisnis yang lebih efisien. . Untuk itu, perombakan pun dilakukan pada hubungan peritel ini menggunakan para pemasoknya. Caranya, menggunakan mempertinggi kinerja implementasi sistem e-commerce B2B (business to business) yang telah go live sejak tahun 1999 lalu. Saat ini, Matahari tercatat sudah bekerjasama secara elektronis menggunakan pemasok besarnya misalnya Martha Tilaar, Mustika Ratu, dan Nestle. Lewat sebuah gateway yang didirikan sang PT Indosatcom Adimarga, banyak sekali sistem menurut pemasok diintegrasikan dalam sebuah jaringan. Yang diatur merupakan alur berita menurut pemasok ke Matahari pada kaitan menggunakan pengadaan barang yang dibutuhkan sang konsumen. Yang jelas, ketika ini, menggunakan bergabung kepada gateway Indosatcom, para pemasok Matahari sanggup memangkas biaya administrasi pengadaan barang sebesar 50%. Angka ini dari menurut berkurangnya biaya pengiriman faks, pengarsipan, dan entry data. Jelasnya, jikalau sebelumnya porto pengurusan per dokumen mencapai Rp5.694, maka sehabis e-commerce B2B diterapkan, ongkosnya cuma Rp2.854 per dokumen.

2. Kategori Manufacturing: PT Unilever Indonesia Tbk.
Untuk mempertahankan dominasinya pada pasar consumer goods, PT Unilever Indonesia Tbk. Mengandalkan kemampuannya melakukan inovasi. Untuk menaikkan laba, Unilever menetapkan memanfaatkan jaringan internet pada memperoleh pasokan bahan standar.

Hadir pada Indonesia dari tahun 1933, penguasaan produk-produk PT Unilever Indonesia Tbk. Pada pasar consumer goods kian sulit tergoyahkan sang para kompetitornya. Bahkan cengkeraman usaha Unilever justru makin bertenaga serta kian menggurita. Unilever kini telah menghasilkan 400 macam produk dan hampir seluruhnya merupakan produk-produk pemimpin pasar. Sulit cita rasanya menjumpai orang yang tak mengenal produk Unilever, mulai menurut deterjen bubuk Rinso, pasta gigi Pepsodent, sampo Sunsilk, sabun Lux, sampai margarin Blue Band.

Bahkan terakhir Unilever berupaya menggandeng Texchem Resources Berhad Malaysia buat mendirikan perusahaan patungan bernama PT Technopia Lever. Perusahaan ini nantinya akan berkiprah di bidang pengembangan dan distribusi produk kesehatan, seperti obat nyamuk bakar, pembasmi serangga, serta oil spray. Bagi tempat kerja pusat Unilever yang berada pada Belanda, anak usahanya yang berada pada Indonesia ini memang terhitung menjadi penyumbang pendapatan Unilever yang akbar.

3. Kategori Telecommunication: PT Telkom Seluler (Telkomsel)
Dalam rangka menaruh kepuasan Pelanggan Berbasis TI, perluasan dan inovasi yang terus-menerus dilakukan sebagai kunci keberhasilan Telkomsel buat menjadi perusahaan operator angka satu di Indonesia. Tidak puas hanya sebagai jago kandang di negeri sendiri, maka Tekomsel pun berambisi menjadi yang terbaik di tempat Asia.

Menjadi perusahaan operator seluler yang terbaik di Asia adalah galat satu misi yg diemban sang Telkomsel. Misi itu pulalah yang menjadikan perusahaan yg berdiri pada 26 Mei 1995 ini makin getoll buat terus mempertinggi kualitas layanan, infrastruktur, dan teknologi yang dimilikinya. Komitmen mengenai hadiah layanan yg prima ini sepertinya terpancar dari para pucuk pimpinan Telkomsel yg menggunakan 'legowo' berjanji akan mendapat masukan berupa keluhan atau usulan berdasarkan para konsumennya. 'Selain bersifat terbuka, hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana supaya kami bisa menerjemahkan harapan dan kebutuhan pelanggan.

Demi kepuasan pelanggan pulalah maka Telkomsel tidak henti-hentinya berinovasi membentuk layanan-layanan baru. Di antaranya, customer care by online (caroline), billing and customer care system (bianca), supervision network performance (superman), serta aneka kabar tagihan (anita). Meskipun layanan yang ditawarkan kelihatannya sederhana, tetapi hal itu membutuhkan kemampuan dan kesiapan sistem teknologi kabar (TI) yang kuat.

4. Kategori Transportation & Distribution: PT Birotika Semesta (DHL)
Lebih 50% berdasarkan total pengiriman DHL Indonesia dilakukan menggunakan cara otomatis. Dengan bekal sebuah scanner genggam, para kurir DHL membantu pelanggan melacak bepergian kirimannya. Ini bagian paling nyata menurut proses DHL memasuki ranah e-commerce.

Scanner serta bukan pistol. Itulah 'senjata genggam' paling terkini yg harus dimiliki sang ujung tombak berdasarkan perusahaan pengiriman barang misalnya PT Birotika Semesta (DHL). Di perusahaan ini, sebuah scanner yg digenggam sang petugas/kurir DHL sebagai titik awal perjalanan sebuah paket kiriman, sekaligus membuat paket tersebut berada pada jangkauan pemantauan pengirimnya. 

Setiap sorotan scanner yg dilakukan petugas/kurir DHL dalam tahap demi termin pengiriman merupakan fakta berharga bagi pengirimnya. Di pada scanner itu data dihimpun dan masuk ke back end system DHL dan terus ke sistem besar (service center). Dengan warta inilah mereka bisa menandai lokasi paket kirimannya.

5. Kategori Finance: Bank Central Asia Tbk.
Sebuah bank yg bersandarkan diri dalam TI. Strategi BCA terus membangun delivery channel dengan TI yang memegang peranan krusial boleh dikatakan sukses. Ia boleh dibilang berhasil tetap sebagai bank swasta ritel terbesar pada Indonesia. 

Pada 21 Februari 1957, di sentra perniagaan Jakarta berdirilah sebuah bank bernama Bank Central Asia NV. Dalam perjalanan sejarahnya, Bank Central Asia (BCA) yg kemudian menjadi sebuah bank publik ini terus mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Anggapan ini mampu dikatakan tidaklah berlebihan saat BCA berhasil membuktikannya melalui peningkatan total asetnya yang mencapai Rp53,36 triliun dalam akhir 1997. Angka ini meningkat hampir 50% menurut total aset pada tahun 1996. Walaupun dalam tahun 1998 total aset BCA sempat turun saat insiden rush nasabah menderanya, tetapi hingga Juli 2002, nilai aset BCA terus membengkak sebagai Rp104,229 triliun. Saat ini selain telah berhasil menciptakan jaringan ATM terbesar pada Indonesia, BCA kini jua berhasil meluncurkan layanan internet banking dan mobile banking.

Keberhasilan Pemberdayaan TI serta Prospeknya
Pemberdayaan/pendayagunaan teknologi adalah kebutuhan yang dimiliki dan harus dipenuhi sang seluruh perusahaan, baik perusahaan besar maupun mini buat memiliki daya saing yang kompetitif. Untuk perusahaan kecil diharapkan solusi manajemen TI menggunakan ketentuan antara lain: (1) mempunyai kemampuan buat mengelola pelaksanaan, sistem, jaringan, serta internet tanpa mengganggu roda perusahaan yg telah berjalan lancar; (dua) Ada agama (accountability) terhadap semua pihak yang terlibat; (3) Ada ketangguhan pada menghadapi perubahan yg cepat. 

Untuk mendukung keberhasilan dalam pengelolaan teknologi informasi wajib didukung oleh empat pilar, yaitu: 
  1. Sistem manajemen menaruh solusi bagi perusahaan buat mempermudah pengorganisasian seluruh asal TI yang beredar buat dikelola secara terpusat; 
  2. Storage manajemen adalah solusi yg memungkinkan pelanggan buat menaikkan, mengakses, membagi, serta memproteksi aset informasinya. Pengelolaan storage menjadi penting lantaran keberhasilan pada pada pasar global nir hanya berkaitan dengan kualitas produk, tetapi pula seberapa cepat pelanggan dan pemasok dapat memperoleh berita. Storage manajemen menciptakan perusahaan mempunyai kesiapan buat mengimplementasikan, mengelola, dan melindungi infrastruktur kabar untuk memasuki pasar global. Dengan revolusi web dan dinamisnya perkembangan e-business saat ini, ketersediaan fakta sebagai satu mission critical bagi suatu bisnis buat dapat terus bersaing serta dapat cepat menjawab kebutuhan pasar; 
  3. Sistem keamanan adalah solusi keamanan yg sanggup memecahkan kasus keamanan yang timbul menurut e-business, menggunakan menaruh solusi pengelolaan keamanan yang terpusat; 
  4. Pervasive manajemen. Tantangan bagi CIO (Chief Information Officer) waktu ini adalah menciptakan suatu sistem yg telah ada buat memfasilitasi pengelolaan perangkat, baik yang tradisional maupun nontradisional. Pervasive manajemen merupakan suatu solusi yang dapat menciptakan, memberikan, dan mengelola secara cepat serta sempurna kebutuhan layanan perangkat berkiprah dengan seluruh perkembangannya. 

Kondisi ketika ini dan masa-masa mendatang, para analis memprediksikan bahwa pengelolaan teknologi adalah kunci keberhasilan pada transformasi e-business. Oleh karena itu bila sebuah perusahaan tidak melakukan hal tadi akan kalah bersaing menggunakan para pesaingnya (kompetitornya). Untuk itu pengelolaan teknologi sudah adalah suatu keharusan bagi setiap perusahaan buat dapat meraih keunggulan yg kompetitif. 

Semakin konvergennya perkembangan Teknologi Informasi dan Telekomunikasi dewasa ini, telah menyebabkan semakin beragamnya pula aneka jasa-jasa (features) fasilitas telekomunikasi yg terdapat, serta semakin canggihnya produk-produk teknologi berita yang sanggup mengintegrasikan semua media warta. Di tengah globalisasi komunikasi yg semakin terpadu (global communication network) dengan semakin populernya Internet seakan telah membuat global semakin menciut (shrinking the world) dan semakin memudarkan batas-batas negara berikut kedaulatan serta tatanan masyarakatnya. Ironisnya, dinamika rakyat Indonesia yg masih baru tumbuh serta berkembang sebagai warga industri serta masyarakat Informasi, seolah masih tampak prematur buat mengiringi perkembangan teknologi tadi. Tentunya jika hal ini dibiarkan berlarut-larut maka kita tidak akan lagi bisa bersaing dengan negara-negara tetangga. 

Pemanfaatan ICT serta e-Business akan semakin berkembang pada Indonesia yg mempunyai penduduk 220 juta jiwa lebih serta hal ini merupakan pasar yg sangat atraktif bagi para pengusaha. Mereka, tentunya, membutuhkan aneka macam perangkat ICT buat mendukung kelangsungan bisnisnya di Indonesia, seperti telepon, faksimili juga internet. Perangkat ini bukan hanya buat menjual dan membeli, tapi pula buat melayani pelanggan dan melakukan kerja sama dengan kawan usaha masing-masing Selain itu, menjadi negara kepulauan terbesar di dunia, interaksi antar penduduk yang beredar di aneka macam pulau paling efisien dengan memanfaatkan ICT. Walau perkembangannya tidak sepesat negara-negara Asia lainnya, misalnya Korea Selatan dan RRCina, ICT dan e-Business di Indonesia tetap akan berkembang serta semakin menghipnotis kehidupan personal dan usaha. Apabila dicermati sebagai pasar, tentu saja Indonesia sangat menarik. Indonesia mempunyai keunggulan komparatif pada hal jumlah penduduk. Sementara itu, sarana dan prasarana telekomunikasi yang ada masih jauh dari memadai. Dengan jumlah di atas 200 juta jiwa, densitas telepon saluran tetap pada sini hanya berkisar antara 3-4% dari total penduduknya. Faktor lain yang juga bisa mendorong pertumbuhan itu merupakan kian banyaknya jumlah kalangan terdidik di Indonesia. Tentu saja, semakin besarnya jumlah kalangan ini akan semakin menaikkan intensitas penggunaan ICT pada Indonesia. Karenanya, Indonesia jua tidak boleh melupakan faktor pendidikan pada konteks ini. Ini krusial apabila Indonesia ingin berperan menjadi pengembang dan pembuat. Bukan hanya menjadi pengguna. Pemerintah serta kalangan swasta harus mendukung upaya edukasi dalam bidang ini.