METODOLOGI PENELITIAN BISNIS UNTUK AKUNTANSI DAN MANAJEMEN

Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen
KOMPLEKSITAS MANAJEMEN
Pokok bahasan manajemen semakin hari semakin diminati sang banyak sekali kalangan warga baik para ilmuwan, praktisi bahkan orang umum . Tetapi aneka macam kalangan tersebut juga belum mempunyai “communal opinio” tentang definisi manajemen. Sebagai konsekuensinya, manajemen memiliki majemuk konotasi-konotasi yg kadang tidak saling berhubungan, sehingga dapat menyebabkan disparitas dalam memahami “fauna” manajemen. Kompleksitas yang terjadi pada bahasan tentang manajemen tidak hanya terjadi dalam level dialektika, namun yg sebagai masalah berat adalah faktor kepentingan mudah yg sering kali mengendalikan kiprah manajemen menjadi kajian ilmiah yang independen.

Fenomena krusial yang dapat kita lihat merupakan dalam bidang pendidikan manajemen. Bidang pendidikan diperlukan menjadi “penjaga gawang” pada kajian ilmiah tentang manajemen. Namun dalam kenyataannya tidak bisa kita hindari bahwa kepentingan kapitalistik serta materialistik telah menaruh pandangan baru dan orientasi yang tidak sinkron pada mengartikulasikan pendidikan manajemen. 

Dewasa ini di Indonesia benyak yang berpandangan bahwa pendidikan tinggi khususnya dipandang hanya sebagai investasi masa depan daripada untuk kepentingan khasanah keilmuan. Artinya pengorbanan berupa biaya serta ketika dianggap menjadi investasi menggunakan mengharapkan pekerjaan serta pendapatan yang baik menjadi return-nya. Sehingga poly orang berlomba-lomba melanjutkan pendidikannya dalam perguruan tinggi menggunakan harapan terjadi “gerak vertikal” yang kelak akan mengantarkan mereka mencapai “kesejahteraan ekonomi”. Pada sisi lain, penyelenggara pendidikan melihat fenomena pendidikan manajemen sebagai “pasar” yang mempunyai permintaan yg sangat melimpah. Penyelenggara pendidikan, terutama swasta sangat bergairah mendirikan aneka macam acara baik dalam strata diploma, S1, S2 baik MM ataupun MBA serta S3 atau acara Doktor. Problemnya adalah pada “nawaitu” atau niatnya dalam menyelenggarakan pendidikan. Newman pada bukunya Social Research Methods (2000) menjelaskan menjadi fenomena pseudoscience yg erat kaitannya menggunakan ilmu itu sendiri. Pseudoscience adalah suatu kenyataan yang seolah-olah menampakkan dirinya menjadi suatu ilmu (khususnya ilmu-ilmu sosial seperti manajemen), padahal hanya berupa slogan-slogan yang dibumbui menggunakan berberapa ciri yg mirip dengan karakteristik sebuah ilmu. Termasuk di dalamnya adalah penyelenggaraan program gelar banyak sekali strata yg kadang sesungguhnya nir memiliki komitmen dan tanggung jawab terhadap ilmu melainkan hanya kepentingan usaha, beredarnya buku-buku ilmiah manajemen terkenal yang semata-mata buat usaha, penelitian serta telaah ilmiah “semu” yang bertujuan hanya buat mempopulerkan, mengiklankan produk, jasa, bisnis dan lain-lain pada berbagai media massa. Hal tersebut semakin diperparah sang ketidakfahaman warga serta ketiadaan aturan tentang batasan area ilmiah.

PROBLEM MANAJEMEN DI INDONESIA
Momentum kemerdekaan pada Indonesia seharusnya dapat mendorong pengembangan ilmu pengetahuan secara umum yang bercirikan nilai budaya bangsa Indonesia dan pengembangan manajemen sebagai ilmu pada pendidikan terbaru yg memberikan harapan dan keberanian pada bangsa Indonesia buat memperbaiki kehidupan bisnis dan ekonomi dan moralitas bangsa. Namun empiris yg dihadapi kehadiran ratusan bahkan ribuan pendidikan tinggi serta juga ratusan ribu sarjana belum sanggup melahirkan serta membesarkan ilmu pengetahuan khusunya melahirkan sebuah konsepsi manajemen berwawasan Indonesia.

Penyebab utama kepincangan pada kemajuan ilmu pengetahuan adalah terletak pada perlakuan yang tidak “correct” terhadap ilmu pengetahuan pada perguruan tinggi dalam khususnya, pada lingkungan kampus dalam umumnya (Daoed Joesoef, 1986). Dikatakan nir “correct” lantaran di sana ilmu pengetahuan (pada hal ini secara khusus ilmu manajemen) dihayati tidak dalam arti yg lengkap, yaitu ilmu pengetahuan pada arti produk, ilmu pengetahuan dalam arti sebagai proses serta ilmu pengetahuan pada arti rakyat.

Ilmu pengetahuan sebagai produk, adalah pengetahuan yang sudah diketahui dan diakui kebenrannya oleh masyarakat ilmuwan. Jadi ilmu pengetahuan terbatas dalam kenyataan-fenomena yg mengandung kemungkinan buat disepakati dan terbuka buat diteliti, diuji ataupun dibantah sang orang lain. Sehingga suatu warta ilmiah nir mungkin bersifat original misalnya halnya dalam karya seni. Penemuan kabar ilmiah mungkin bisa original, tetapi bukan buat informasi ilmiah itu sendiri.

Ilmu pengetahuan menjadi proses adalah aktivitas masyarakat yang dilakukan demi inovasi dan pemahaman dunia alami sebagaimana adanya dan bukan sebagaimana kita kehendaki. Metoda ilmiah yg khusus yg digunakan pada proses ini adalah analisis rasional, obyektif, sejauh mungkin bersifat “impersonal” berdasarkan kasus-masalah yg didasarkan dalam percobaan dan data yg dapat diamati (observable data). Dalam pandangan Thomas S. Kuhn, ilmu pengetahuan dalam arti proses (penelitian) diistilahkan menjadi “normal science”. 

Sedangkan ilmu pengetahuan sebagai masyarakat merupakan suatu dunia pergaulan yg tindak tanduknya, perilaku serta perilakunya diatur oleh empat ketentuan (imperatives), yaitu universalisme, komunalisme, tanpa pamrih (disinterestedness) dan skeptisisme yg teratur. Universalisme berarti bahwa ilmu pengetahuan bebas menurut warna kulit, kepercayaan , keturunan atau dikenal menggunakan slogan “SARA”, yang terdapat hanya metoda. Jadi ilmu pengetahuan dikatakan universal apabila metoda ilmiah bersifat empirik, eksperimental serta rasional yg bekerja dari “logical inference”. Komunalisme berarti bahwa ilmu pengetahuan adalah milik warga (public knowledge). Tanpa pamrih berarti bukan proraganda ataupun promosi bagi kepentiingan eksklusif. Skeptisisme yg teratur berarti impian untuk mengetahui dan bertanya didasarkan pada akal dan keteraturan dalam berfikir.

Bagaimana dengan perkembangan manajemen pada setting Indonesia? Dunia barat dikenal dengan perkembangan ilmu manajemen yg berorientasi pada individualisme, kapitalisme dan materialisme yg didukung pengembangan teknologi terkini. Bangsa Jepang dengan collectivism membuatkan filosofi Kaizen dalam manajemen mereka. Secara epistemologis, bagaimana metoda pengembangan manajemen pada Indonesia. Kemudian pada cabang ontologis, apakah manajemen di Indonesia bisa dikembangkan menjadi ilmu? Dan bagaimana nilai-nilai budaya bangsa dibangun menjadi pijakan aksiologi buat membuatkan ilmu manajemen berwawasan Indonesia. 

Bagaimana pengembangan manajemen sebagai ilmu pada pendidikan terkini yang menaruh harapan dan keberanian pada bangsa Indonesia buat memperbaiki kehidupan bisnis serta ekonomi dan moralitas bangsa, sebagai akibatnya melahirkan sebuah konsepsi ilmu manajemen berwawasan Indonesia.

Secara lebih khusus persoalan akan diarahkan pada upaya melahirkan para sarjana manajemen Indonesia berkualitas dan berkarakter. Kualitas lebih menekankan pada keilmuan dan keterampilan sedangkan berkarakter menekankan dalam visi serta nilai.

MENGAPA FILSAFAT ILMU
Pembahasan di muka diawali menggunakan kompleksitas empiris manajemen, khususnya bagi pengembangan manajemen di Indonesia. Lemahnya tradisi ilmiah dan banyaknya kepentingan ekonomi dan tidak adanya visi bagi pengembangan ilmu serta pendidikan mengakibatkan tidak kondusif bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Di samping itu fenomena global perkembangan ilmu begitu cepat termasuk perkembangan ilmu manajemen. Oleh karena itu sesungguhnya filsafat ilmu ada menjadi kelanjutan dari filsafat pengetahuan lantaran perkembangan ilmu cabang yang tumbuh “bagai cendawan pada isu terkini hujan”. Filsafat pengetahuan sendiri lahir sebagai reaksi serta penjelasan terhadap kontradiksi antar cabang ilmu. Kunto Wibisono menyebutkan bahwa filsafat ilmu adalah refleksi filsafati yg nir pernah mengenal titik henti dalam menjelajahi kawasan ilmiah buat mencapai kebenaran atau kenyataan. Sesuatu memang tidak pernah akan habis difikirkan serta nir pernah akan terselesaikan diterangkan.

Hakikat ilmu adalah sebab mendasar dan kebenaran universal yg implisit inheren pada dalam dirinya. Dengan tahu filsafat ilmu berarti tahu seluk beluk ilmu yg paling fundamental, sehingga bisa difahami pula perspektif ilmu, kemungkinan pengembagannya, keterkaitan antar cabang ilmu yg satu dengan lainnya, simplifikasi serta artifisialitasnya.

MANAJEMEN SEBAGAI ILMU
Apakah manajemen bisa dikategorisasi menjadi ilmu (science)? Pada awalnya manajemen dari berdasarkan istilah “manage” yg bisanya dihubungkan dengan kemampuan untuk mengurusi tempat tinggal tangga (R.W. Morell, 1969). Bahkan Socrates dalam zaman Yunani Kuno mendefinisikan manajemen sebagai suatu keterampilan yg terpisah menurut pengetahuan. Hal tersebut tercermin pada pada nasihat Socrates kepada Nichomachides:

“Aku menyampaikan bahwa apapun yg dikepalai seorang serta beliau mengetahui apa yang dibutuhkan, serta bisa menyediakannya, berarti ia akan menjadi pemimpin yang baik. Oleh karenanya Nichodemachides, janganlah meremehkan orang yg mahir mengelola rumah tangga; sebab penanganan perkara langsung serta umum hanya terletak dalam luas permasalahannya; dalam hal lain keduanya sama, namun yang wajib engkau perhatikan keduanya tidak dikelola tanpa oleh insan; dan perkara langsung nir dikelola oleh satu jenis manusia serta perkara generik sang jenis insan lainnya; sebab mereka yang menjalankan perusahaan generik menggunakan insan yang sama sekali nir tidak sinkron menggunakan mereka yg dipekerjakan sang para manajer dari usaha-bisnis langsung; serta orang yang tahu bagaimana mempekerjakan mereka, menjalankan usaha baik langsung juga umum dengan bijaksana, sedangkan orang yg nir mengetahuinya nir pula keduanya”. 

Pemahaman Socrates tadi sejalan dengan penelusuran yang ditulis dalam proceeding seminar konsep manajemen Indonesia, PPM (1979) yg dihadiri oleh sejumlah pakar manajemen, ilmuwan sosial, peneliti serta birokrat Indonesia seperti Astrid S. Soesanto, Harsya W. Bachtiar, Siswanto Sudomo, Roosseno, Muchtar Lubis, TB. Simatupang, Kwik Kian Gie, Christianto Wibisono, M. Dawam Raharjo dll bahwa pada awalnya manajemen adalah penggunaan keterampilan, pengetahuan serta ikhtiar benar-benar-sungguh buat mencapai tujuannya, maka manajemen merupakan seni (art). Namun dengan meluasnya cakrawala pengetahuan melalui pengumpulan data secara menyeluruh serta mendalam untuk selanjutnya diolah guna perumusan dan pengujian hipotesisnya maka manajemen sudah berkembang sebagai ilmu (science).

Dalam artikel What is a “science” Bahm mendeskripsikan secara kentara unsur-unsur ilmu (science). Bahm mengajak pembaca buat berfikir secara lebih mendasar mengenai unsur-unsur atau komponen science. Bahm memulai dari konflik (dilema) yang dihadapi insan dalam kehidupan sebagai komponen penting science, meskipun tidak semua masalah bersifat ilmiah. 

Selanjutnya Bahm menguraikan pentingnya sikap seorang ilmuwan dalam membuatkan science. Selain itu jua diuraikan sang penulisan tentang kontroversi metoda dan kiprah metoda dalam perkembangan science. Metoda serta perilaku bersama-sama mencoba mencari solusi terhadap problem dan mencari kebenaran, kenyataan dan memberi penjelasan ataupun menaruh solusi terhadap pertarungan. Sehingga science akan selalu berkiprah dan berjalan tanpa mengenal berhenti (unfinished journey). 

Bahm pula membicarakan keprihatinannya bahwa pengembangan teknologi serta industri berjalan demikian cepat yang seharusnnya terkait menggunakan imbas sosialnya ternyata berjalan tidak seimbang sebagai akibatnya selain memberi manfaat, tetapi poly jua membangun kesulitan bagi kehidupan manusia. Sehingga Bahm sangat mendorong buat menambah teknologi dan industri menggunakan hal yang lebih fundamental, yaitu aspek aksiologi, etika, religiusitas serta sosiologi.

Bahm sepertinya pula mengajak pembaca buat lebih pada tahu science menggunakan nilai-nilai universalnya. Secara kentara, Bahm menguraikan dan mengulas secara kritis unsur-unsur (komponen) science sekaligus mengingatkan kepada para peneliti buat menyadari pentingnya unsur-unsur tersebut. 

Di samping pembahasan unsur-unsur science secara struktural, Bahm jua mengulas secara fenomenal baik terkait menggunakan masyarakat, proses serta science menjadi produk. Bahm menyampaikan pengaruh science sendiri bagi kehidupan manusia di mana science tidak bisa tanggal menurut nilai-nilai terkait dengan kepentingan luhur kemanusiaan. 

Perkembangan selanjutnya apakah manajemen merupakan ilmu sebagai erat hubungannya dengan semakin canggihnya perubahan, persaingan dan konduite organisasional yg berkaitan dengan kompleksitas “how to manage” dalam usaha. Semakin pentingnya manajemen paling nir terlihat pada poly masalah organisasi usaha dan publik pada sejumlah negara belum berkembang atau sedang berkembang. Kemudian kualifikasi manajer sebagai mayoritas pada keberhasilan organisasi.

Hal yang menarik disampaikan oleh Socrates dalam masa kemudian bahwa faktor kunci keberhasilan manajemen adalah insan serta grup manusia yang lain. Pada perkembangan selanjutnya timbul hubungan antar manusia dan bila terdapat kecenderungan pandangan serta tujuan, mereka akan membentuk kelompok atau organisasi. 

Pada ketika ini domain manajemen melingkupi bagaimana mengelola organisasi mencapai tujuan secara efektif dan efisien terkait menggunakan lingkungan yang penuh ketidakpastian. Untuk itu sangat dibutuhkan pengetahuan mengenai prinsip serta teknik dasar manajemen dalam mempraktikkan, menyebutkan dan mengembangkannya. Areanya menjadi semakin jelas yaitu efektivitas serta efisiensi insan menjadi sentral. Jika dibandingkan dengan efisiensi mesin maka efisiensi usaha grup insan masih sangat tertinggal. Hal tadi disadari oleh banyak pakar manajemen di lapangan seperti Henri Fayol, Barnard dan Alvin Brown bahwa dibutuhkan konsep manajemen yg kentara dan suatu kerangka teori serta prinsip yang berpautan.

Beberapa pandangan Koontz tentang prinsip, teori dan konsep:
Prinsip adalah kebenaran fundamental, atau apa yg diyakini sebagai kebenran pada ketika eksklusif, yg menunjukkan 2 atau lebih formasi variabel.

Teori merupakan pengelompokan yg sistematis terhadap prinsip-prinsip yang saling bekerjasama sehingga terbentuk kerangka.

Konsep adalah gambaran mental berdasarkan sesuatu yg dibentuk dengan penggeneralisasian bagian-bagiannya.

Jika pengertian mengenai konsep, teori, prinsip dan teknik manajemen kurang difahami maka akan menyulitkan analisis pekerjaan manajerial dan training para manajer. Tanpa hal tersebut pembinaan para manajer hanya bersifat coba-coba. Dalam kadar tertentu, hal tadi mungkin terjadi dan berlangsung sampai ilmu manajemen berkembang secara memadai. 

Pada perkara usaha, pemerintahan serta perusahaan, susunan ilmu manajemen yg cukup kokoh telah terwujud serta poly membantu merealisasikan sifat manajemen serta menyederhanakan ke dalam pendidikan serta pembinaan manajer. Bahkan ada suatu pernyataan yang menarik terkait dengan pendekatan kontingensi yaitu bahwa teori dan ilmu manajemen tidak pernah menganjurkan “satu cara yang terbaik” (Koontz et.al). Teori serta ilmu dimaksudkan buat mencari interaksi-hubungan fundamental, dasar-dasar teknik dan susunan pengetahuan yg tersedia yang semuanya seharusnya di dasarkan dalam konsep yang kentara. 

Dengan demikian diperlukan para praktisi manajemen mengerti serta menggunakan ilmu serta teori yang akan mendasari praktik pekerjaan mereka. 

Jika dikaitkan dengan pandangan Bahm tentang karakteristik penting ilmu, maka manajemen sesungguhnya sudah memiliki kriteria tersebut. Pada domain manajemen bisa muncul poly konflik ilmiah misalnya bagaimana hubungan antara penetapan tujuan dengan motivasi pada suatu setting eksklusif. Untuk mengungkap hal tadi perlu perilaku ilmiah serta metoda ilmiah. 

Di mulai berdasarkan sebuah keyakinan bahwa ilmu memperlihatkan fenomena pada atas, adalah keyakinan rasionalitas alam menaruh inspirasi bahwa berbagai hubungan dapat ditemukan antara 2 rangkaian peristiwa atau lebih. Untuk menemukan secara sistematis diperlukan suatu metoda ilmiah. Metoda ilmiah mencakup metoda induktif yang dimulai dari penemuan liputan (fact finding) dan menguji keakuratan kabar sehingga diperoleh proposisi yg apabila terus menerus teruji seksama akan mengambangkan teori serta khasanah ilmu manajemen itu sendiri. Berikutnya merupakan metoda deduktif yang menekankan pada pengujian teori atau proposisi dalam ilmu manajemen. 

Selanjutnya ilmu manajemen akan terkait dengan aktivitasnya dan implikasi. Implikasi pada pandangan Bahm dikaitkan dengan nilai-nilai bagi peradaban manusia. Pada perspektif kontemporer keberfihakan manajemen dalam nilai-nilai tersebut (aksiologis) tampak dalam fenomena etika usaha serta manajemen yg semakin gencar dewasa ini. 

Pada bidang usaha muncul suatu konsep yg berfihak dalam konsumen serta kesejahteraan insan atau masyarakat baik pada jangka pendek juga jangka panjang termasuk pada dalamnya problem lingkungan hidup atau seringkali dikenal dengan istilah societal marketing concept serta green marketing. Kemudian dalam pengelolaan manajemen sumber daya insan muncul konsep long life employment yang berfihak pada kesejahteraan karyawan jangka panjang. Dalam manajemen strategik dan persaingan muncul konsep co-opetition yang menekankan win-win solution pada seluruh stakeholders (bahkan semua penghuni bumi ini). 

Dikaitkan menggunakan pandangan Bacharach (1989) yg mendukung pandangan (Dubin, 1969; Nagel, 1961; Cohen, 1980) menyatakan bahwa teori merupakan pernyataan interaksi antara unit-unit yang diobservasi pada global empiris. Teori memiliki dua kriteria mencakup: (a) falsifikasi (b) utilitas. Selanjutnya kemampuan teori menaruh penerangan secara teruji dan tersusun dengan rangkaian teori yg terkait menciptakan suatu ilmu.

Dalam penelitian yg dilakukan di bidang manajemen, kedua kriteria teori tadi poly digunakan terutama pada penelitian yang dilakukan positivism, terutama dalam bidang behavioral science sebagai bagian penting pada studi ilmu-ilmu manajemen.

PENGEMBANGAN ILMU MANAJEMEN DI INDONESIA
Pada bahasan sebelumnya sudah didiskusikan pentingnya filsafat ilmu dalam menaruh dasar serta arah bagi pengembangan ilmu. Di samping itu penulis jua telah mencoba mendiskusikan secara fundamental tentang manajemen menjadi ilmu. Berdasarkan bahan diskusi pada atas maka kita akan dapat membuat sebuah setting pengembangan manajemen pada Indonesia. 

Dari suatu pembahasan mengenai impak budaya pada perkembangan manajemen pada Indonesia yg dilakukan PPM Jakarta (1979) dijelaskan keberadaan 3 terminologi krusial yg berkaitan erat dengan upaya pengembangan manajemen Indonesia. Ketiganya mencakup kata: manajer & pemimpin, organisasi serta budaya serta perilaku organisasional. 

Dengan menghubungkan menggunakan teori kontingensi maka sangat terbuka kesempatan bagi kita buat membuatkan sebuah konsep manajemen Indonesia. Teori ini sesungguhnya berpusat pada kombinasi taraf diferensiasi serta integrasi dalam organisasi menghadapi kebutuhan yg timbul menurut lingkungan. Perubahan pada lingkungan akan bergerak cepat sebagai akibatnya menuntut organisasi membentuk level diferensiasi yg dapat selaras menggunakan perubahan lingkungan. Artinya dalam praktik organisasi tidak hanya bersandar dalam gaya internal organisasi namun terkait erat dengan sistem nilai lingkungan budaya yang melingkupinya. 

Dalam kaitannya menggunakan kriteria keilmuan maka manajemen pada Indonesia pula wajib mempunyai unsur-unsur yg universal dengan membuka diri buat menerima dan mengembangkan unsur-unsur tersebut, meskipun demikian kita permanen wajib bersikap selektif. Pada sisi yg lain, proses operasional manajemen akan sangat ditentukan oleh nilai budaya, manusia, warga serta pengalaman sejarah suatu bangsa serta visi bangsa. 

Dalam setting Indonesia, secara normatif kita mempunyai Pancasila menjadi nilai-nilai budaya serta hasrat yang merefleksikan keberagaman nilai-nilai budaya dan bukan keseragaman. Sehingga pendekatan kontingensi akan berperan dalam mengungkapkan bahwa teori serta ilmu manajemen nir pernah menganjurkan “satu cara terbaik”. Keefektifan manajemen selalu bersifat kontingensi, dalam hal ini terkait dengan tatanan nilai luhur yang berkembang pada sana. Di samping itu menggunakan pendekatan sistem, praktisi, manajer serta para ilmuwan harus mempertimbangkan sejumlah besar variabel yang berpengaruh serta berinteraksi dalam pekerjaan manajerial.

Penulis berpendapat masih ada beberapa hal yang bisa kita gali berdasarkan nilai budaya bangsa yg terefleksikan dalam semangat Pancasila seperti:
  • Nilai-nilai spiritual keagamaan serta etika yang sebagai orientasi, filosofi dan tujuan kita pada kegiatan manajerial. 
  • Mengembangkan rasa humanisme dalam aktifitas manajemen serta usaha. 
  • Mengembangkan semangat kolektif pada pencapaian tujuan menggunakan kesadaran bahwa diversitas menjadi kekuatan. 
  • Semangat buat berorietasi pada kesejahteraan organisasi dan rakyat dengan prinsip win-win solution. 
  • Mengembangkan nilai keadilan kepada segenap stakeholders. 

PENDIDIKAN SEBAGAI METODA PENGEMBANGAN ILMU DI INDONESIA
Bagaimana pendidikan manajemen di Indonesia dalam satu sisi menghadapi perubahan usaha yg dahsyat serta pada sisi yang lain menyebarkan manajemen Indonesia? Jawabannya justru pendekatan yg pengembangan manajemen Indonesia akan menjawab secara komprehensif serta mendasar. Ada beberapa isu krusial terkait dengan pendidikan manajemen, yaitu: relevansi kurikulum, pengembangan metoda pengajaran, rekonsiliasi riset serta praktik manajemen dan kemitraan dengan global bisnis (Handoko, 2002).

Pada sisi lain secara makro serta lebih mendasar lagi merupakan political will pemerintah terhadap pendidikan dan kebudayaan. Secara operasional tercermin melalui alokasi RAPBN bagi pendidikan dan kebudayaan dan implementasi aturan terhadap pendidikan yang illegal ataupun yang tidak bertanggung jawab terhadap konsumen serta masyarakat.

METODOLOGI PENELITIAN BISNIS UNTUK AKUNTANSI DAN MANAJEMEN

Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen
KOMPLEKSITAS MANAJEMEN
Pokok bahasan manajemen semakin hari semakin diminati oleh banyak sekali kalangan masyarakat baik para ilmuwan, praktisi bahkan orang umum . Namun aneka macam kalangan tadi juga belum mempunyai “communal opinio” mengenai definisi manajemen. Sebagai konsekuensinya, manajemen memiliki majemuk konotasi-konotasi yang kadang nir saling bekerjasama, sebagai akibatnya dapat menyebabkan perbedaan dalam tahu “fauna” manajemen. Kompleksitas yg terjadi pada bahasan tentang manajemen tidak hanya terjadi pada level dialektika, tetapi yang menjadi dilema berat merupakan faktor kepentingan praktis yg sering kali mengendalikan kiprah manajemen menjadi kajian ilmiah yg independen.

Fenomena penting yg bisa kita lihat adalah dalam bidang pendidikan manajemen. Bidang pendidikan diperlukan sebagai “penjaga gawang” dalam kajian ilmiah mengenai manajemen. Namun pada kenyataannya tidak dapat kita hindari bahwa kepentingan kapitalistik serta materialistik telah menaruh pandangan baru dan orientasi yang berbeda pada mengartikulasikan pendidikan manajemen. 

Dewasa ini pada Indonesia benyak yang berpandangan bahwa pendidikan tinggi khususnya dicermati hanya menjadi investasi masa depan daripada buat kepentingan khasanah keilmuan. Artinya pengorbanan berupa biaya serta ketika dipercaya menjadi investasi menggunakan mengharapkan pekerjaan dan pendapatan yg baik sebagai return-nya. Sehingga banyak orang berlomba-lomba melanjutkan pendidikannya pada perguruan tinggi dengan asa terjadi “mobilitas vertikal” yang kelak akan mengantarkan mereka mencapai “kesejahteraan ekonomi”. Pada sisi lain, penyelenggara pendidikan melihat kenyataan pendidikan manajemen menjadi “pasar” yang memiliki permintaan yang sangat melimpah. Penyelenggara pendidikan, terutama swasta sangat bergairah mendirikan berbagai program baik dalam strata diploma, S1, S2 baik MM ataupun MBA dan S3 atau program Doktor. Problemnya adalah dalam “nawaitu” atau niatnya pada menyelenggarakan pendidikan. Newman dalam bukunya Social Research Methods (2000) menjelaskan menjadi fenomena pseudoscience yang erat kaitannya dengan ilmu itu sendiri. Pseudoscience adalah suatu kenyataan yang seolah-olah menampakkan dirinya menjadi suatu ilmu (khususnya ilmu-ilmu sosial misalnya manajemen), padahal hanya berupa jargon-jargon yg dibumbui menggunakan berberapa karakteristik yang seperti dengan karakteristik sebuah ilmu. Termasuk pada dalamnya adalah penyelenggaraan acara gelar aneka macam tingkatan yang kadang sesungguhnya tidak memiliki komitmen serta tanggung jawab terhadap ilmu melainkan hanya kepentingan usaha, beredarnya buku-buku ilmiah manajemen terkenal yg semata-mata buat bisnis, penelitian dan jajak ilmiah “semu” yg bertujuan hanya buat mempopulerkan, mengiklankan produk, jasa, usaha serta lain-lain pada banyak sekali media massa. Hal tersebut semakin diperparah oleh ketidakfahaman warga serta ketiadaan anggaran mengenai batasan area ilmiah.

PROBLEM MANAJEMEN DI INDONESIA
Momentum kemerdekaan di Indonesia seharusnya bisa mendorong pengembangan ilmu pengetahuan secara umum yang bercirikan nilai budaya bangsa Indonesia dan pengembangan manajemen sebagai ilmu pada pendidikan terbaru yg menaruh harapan serta keberanian pada bangsa Indonesia buat memperbaiki kehidupan usaha dan ekonomi dan moralitas bangsa. Tetapi empiris yg dihadapi kehadiran ratusan bahkan ribuan pendidikan tinggi serta pula ratusan ribu sarjana belum bisa melahirkan serta membesarkan ilmu pengetahuan khusunya melahirkan sebuah konsepsi manajemen berwawasan Indonesia.

Penyebab primer kepincangan pada kemajuan ilmu pengetahuan merupakan terletak pada perlakuan yang nir “correct” terhadap ilmu pengetahuan di perguruan tinggi dalam khususnya, pada lingkungan kampus pada umumnya (Daoed Joesoef, 1986). Dikatakan tidak “correct” karena pada sana ilmu pengetahuan (dalam hal ini secara khusus ilmu manajemen) dihayati tidak pada arti yg lengkap, yaitu ilmu pengetahuan pada arti produk, ilmu pengetahuan pada arti sebagai proses dan ilmu pengetahuan pada arti rakyat.

Ilmu pengetahuan menjadi produk, merupakan pengetahuan yang telah diketahui dan diakui kebenrannya oleh masyarakat ilmuwan. Jadi ilmu pengetahuan terbatas pada fenomena-fenomena yang mengandung kemungkinan buat disepakati serta terbuka buat diteliti, diuji ataupun dibantah sang orang lain. Sehingga suatu liputan ilmiah nir mungkin bersifat original misalnya halnya pada karya seni. Penemuan warta ilmiah mungkin bisa original, namun bukan buat warta ilmiah itu sendiri.

Ilmu pengetahuan sebagai proses adalah kegiatan masyarakat yang dilakukan demi inovasi serta pemahaman dunia alami sebagaimana adanya dan bukan sebagaimana kita kehendaki. Metoda ilmiah yg khusus yg dipakai dalam proses ini adalah analisis rasional, obyektif, sejauh mungkin bersifat “impersonal” berdasarkan kasus-kasus yang didasarkan dalam percobaan serta data yg dapat diamati (observable data). Dalam pandangan Thomas S. Kuhn, ilmu pengetahuan pada arti proses (penelitian) diistilahkan sebagai “normal science”. 

Sedangkan ilmu pengetahuan menjadi rakyat adalah suatu dunia pergaulan yg tindak tanduknya, sikap dan perilakunya diatur oleh empat ketentuan (imperatives), yaitu universalisme, komunalisme, tanpa pamrih (disinterestedness) serta skeptisisme yg teratur. Universalisme berarti bahwa ilmu pengetahuan bebas berdasarkan warna kulit, agama, keturunan atau dikenal dengan slogan “SARA”, yang terdapat hanya metoda. Jadi ilmu pengetahuan dikatakan universal bila metoda ilmiah bersifat empirik, eksperimental dan rasional yg bekerja menurut “logical inference”. Komunalisme berarti bahwa ilmu pengetahuan adalah milik warga (public knowledge). Tanpa pamrih berarti bukan proraganda ataupun promosi bagi kepentiingan tertentu. Skeptisisme yg teratur berarti keinginan buat mengetahui dan bertanya berdasarkan pada akal dan keteraturan dalam berfikir.

Bagaimana dengan perkembangan manajemen pada setting Indonesia? Dunia barat dikenal menggunakan perkembangan ilmu manajemen yg berorientasi dalam individualisme, kapitalisme dan materialisme yang didukung pengembangan teknologi modern. Bangsa Jepang dengan collectivism membuatkan filosofi Kaizen dalam manajemen mereka. Secara epistemologis, bagaimana metoda pengembangan manajemen di Indonesia. Kemudian pada cabang ontologis, apakah manajemen pada Indonesia bisa dikembangkan menjadi ilmu? Dan bagaimana nilai-nilai budaya bangsa dibangun sebagai pijakan aksiologi buat berbagi ilmu manajemen berwawasan Indonesia. 

Bagaimana pengembangan manajemen menjadi ilmu dalam pendidikan terbaru yg menaruh harapan serta keberanian kepada bangsa Indonesia buat memperbaiki kehidupan bisnis dan ekonomi dan moralitas bangsa, sehingga melahirkan sebuah konsepsi ilmu manajemen berwawasan Indonesia.

Secara lebih khusus problem akan diarahkan dalam upaya melahirkan para sarjana manajemen Indonesia berkualitas dan berkarakter. Kualitas lebih menekankan pada keilmuan dan keterampilan sedangkan berkarakter menekankan dalam visi serta nilai.

MENGAPA FILSAFAT ILMU
Pembahasan pada muka diawali menggunakan kompleksitas empiris manajemen, khususnya bagi pengembangan manajemen di Indonesia. Lemahnya tradisi ilmiah dan banyaknya kepentingan ekonomi serta tidak adanya visi bagi pengembangan ilmu dan pendidikan mengakibatkan nir kondusif bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Di samping itu kenyataan dunia perkembangan ilmu begitu cepat termasuk perkembangan ilmu manajemen. Oleh karena itu sesungguhnya filsafat ilmu ada menjadi kelanjutan dari filsafat pengetahuan karena perkembangan ilmu cabang yg tumbuh “bagai cendawan di trend hujan”. Filsafat pengetahuan sendiri lahir menjadi reaksi serta penjelasan terhadap kontradiksi antar cabang ilmu. Kunto Wibisono menyebutkan bahwa filsafat ilmu merupakan refleksi filsafati yg nir pernah mengenal titik henti dalam menjelajahi kawasan ilmiah buat mencapai kebenaran atau fenomena. Sesuatu memang nir pernah akan habis difikirkan serta nir pernah akan selesai diterangkan.

Hakikat ilmu merupakan karena fundamental serta kebenaran universal yg tersirat melekat pada dalam dirinya. Dengan tahu filsafat ilmu berarti tahu seluk beluk ilmu yang paling fundamental, sebagai akibatnya dapat difahami jua perspektif ilmu, kemungkinan pengembagannya, keterkaitan antar cabang ilmu yg satu dengan lainnya, simplifikasi dan artifisialitasnya.

MANAJEMEN SEBAGAI ILMU
Apakah manajemen dapat dikategorisasi menjadi ilmu (science)? Pada awalnya manajemen asal dari kata “manage” yg bisanya dihubungkan menggunakan kemampuan buat mengurusi tempat tinggal tangga (R.W. Morell, 1969). Bahkan Socrates dalam zaman Yunani Kuno mendefinisikan manajemen menjadi suatu keterampilan yang terpisah berdasarkan pengetahuan. Hal tadi tercermin pada pada nasihat Socrates kepada Nichomachides:

“Aku menyampaikan bahwa apapun yang dikepalai seorang serta ia mengetahui apa yang diperlukan, dan bisa menyediakannya, berarti dia akan menjadi pemimpin yg baik. Oleh karenanya Nichodemachides, janganlah meremehkan orang yg mahir mengelola rumah tangga; karena penanganan kasus langsung serta generik hanya terletak pada luas permasalahannya; pada hal lain keduanya sama, namun yang wajib engkau perhatikan keduanya tidak dikelola tanpa sang insan; dan kasus langsung tidak dikelola oleh satu jenis manusia dan kasus generik oleh jenis insan lainnya; karena mereka yang menjalankan perusahaan generik menggunakan manusia yg sama sekali nir tidak selaras dengan mereka yang dipekerjakan sang para manajer menurut bisnis-usaha eksklusif; serta orang yang memahami bagaimana mempekerjakan mereka, menjalankan bisnis baik langsung maupun umum menggunakan bijaksana, sedangkan orang yg tidak mengetahuinya tidak juga keduanya”. 

Pemahaman Socrates tersebut sejalan dengan penelusuran yang ditulis pada proceeding seminar konsep manajemen Indonesia, PPM (1979) yg dihadiri sang sejumlah ahli manajemen, ilmuwan sosial, peneliti dan birokrat Indonesia misalnya Astrid S. Soesanto, Harsya W. Bachtiar, Siswanto Sudomo, Roosseno, Muchtar Lubis, TB. Simatupang, Kwik Kian Gie, Christianto Wibisono, M. Dawam Raharjo dll bahwa pada awalnya manajemen adalah penggunaan keterampilan, pengetahuan serta ikhtiar benar-benar-sungguh buat mencapai tujuannya, maka manajemen merupakan seni (art). Tetapi menggunakan meluasnya cakrawala pengetahuan melalui pengumpulan data secara menyeluruh dan mendalam buat selanjutnya diolah guna perumusan serta pengujian hipotesisnya maka manajemen sudah berkembang menjadi ilmu (science).

Dalam artikel What is a “science” Bahm mendeskripsikan secara jelas unsur-unsur ilmu (science). Bahm mengajak pembaca buat berfikir secara lebih mendasar tentang unsur-unsur atau komponen science. Bahm memulai berdasarkan pertarungan (problem) yang dihadapi manusia dalam kehidupan menjadi komponen krusial science, meskipun nir seluruh dilema bersifat ilmiah. 

Selanjutnya Bahm menguraikan pentingnya sikap seorang ilmuwan dalam membuatkan science. Selain itu juga diuraikan oleh penulisan mengenai kontroversi metoda serta peran metoda pada perkembangan science. Metoda dan perilaku beserta-sama mencoba mencari solusi terhadap duduk perkara dan mencari kebenaran, kenyataan serta memberi penerangan ataupun menaruh solusi terhadap pertarungan. Sehingga science akan selalu bergerak serta berjalan tanpa mengenal berhenti (unfinished journey). 

Bahm pula membicarakan keprihatinannya bahwa pengembangan teknologi serta industri berjalan demikian cepat yang seharusnnya terkait menggunakan efek sosialnya ternyata berjalan tidak seimbang sehingga selain memberi manfaat, namun banyak pula menciptakan kesulitan bagi kehidupan manusia. Sehingga Bahm sangat mendorong buat menambah teknologi serta industri menggunakan hal yang lebih mendasar, yaitu aspek aksiologi, etika, religiusitas dan sosiologi.

Bahm sepertinya jua mengajak pembaca buat lebih dalam tahu science dengan nilai-nilai universalnya. Secara jelas, Bahm menguraikan serta mengulas secara kritis unsur-unsur (komponen) science sekaligus mengingatkan pada para peneliti buat menyadari pentingnya unsur-unsur tadi. 

Di samping pembahasan unsur-unsur science secara struktural, Bahm jua mengulas secara fenomenal baik terkait dengan warga , proses serta science sebagai produk. Bahm membicarakan dampak science sendiri bagi kehidupan manusia di mana science nir sanggup tanggal dari nilai-nilai terkait dengan kepentingan luhur humanisme. 

Perkembangan selanjutnya apakah manajemen adalah ilmu menjadi erat hubungannya dengan semakin canggihnya perubahan, persaingan dan konduite organisasional yang berkaitan menggunakan kompleksitas “how to manage” pada bisnis. Semakin pentingnya manajemen paling nir terlihat pada banyak kasus organisasi bisnis serta publik pada sejumlah negara belum berkembang atau sedang berkembang. Kemudian kualifikasi manajer sebagai mayoritas dalam keberhasilan organisasi.

Hal yang menarik disampaikan sang Socrates dalam masa kemudian bahwa faktor kunci keberhasilan manajemen adalah insan serta grup manusia yang lain. Pada perkembangan selanjutnya muncul interaksi antar insan dan jika terdapat kecenderungan pandangan dan tujuan, mereka akan membentuk grup atau organisasi. 

Pada ketika ini domain manajemen melingkupi bagaimana mengelola organisasi mencapai tujuan secara efektif dan efisien terkait dengan lingkungan yg penuh ketidakpastian. Untuk itu sangat diharapkan pengetahuan tentang prinsip serta teknik dasar manajemen pada mempraktikkan, menyebutkan dan mengembangkannya. Areanya menjadi semakin kentara yaitu efektivitas serta efisiensi insan menjadi sentral. Apabila dibandingkan menggunakan efisiensi mesin maka efisiensi usaha gerombolan manusia masih sangat tertinggal. Hal tersebut disadari oleh banyak pakar manajemen di lapangan misalnya Henri Fayol, Barnard serta Alvin Brown bahwa diharapkan konsep manajemen yg jelas dan suatu kerangka teori serta prinsip yg berpautan.

Beberapa pandangan Koontz mengenai prinsip, teori serta konsep:
Prinsip adalah kebenaran mendasar, atau apa yang diyakini menjadi kebenran pada saat tertentu, yg memberitahuakn 2 atau lebih perpaduan variabel.

Teori adalah pengelompokan yang sistematis terhadap prinsip-prinsip yg saling berhubungan sehingga terbentuk kerangka.

Konsep adalah gambaran mental dari sesuatu yang dibuat dengan penggeneralisasian bagian-bagiannya.

Jika pengertian mengenai konsep, teori, prinsip serta teknik manajemen kurang difahami maka akan menyulitkan analisis pekerjaan manajerial serta training para manajer. Tanpa hal tadi training para manajer hanya bersifat coba-coba. Dalam kadar tertentu, hal tadi mungkin terjadi serta berlangsung hingga ilmu manajemen berkembang secara memadai. 

Pada masalah bisnis, pemerintahan serta perusahaan, susunan ilmu manajemen yang relatif kokoh sudah terwujud serta banyak membantu merealisasikan sifat manajemen serta menyederhanakan ke pada pendidikan dan pembinaan manajer. Bahkan timbul suatu pernyataan yang menarik terkait dengan pendekatan kontingensi yaitu bahwa teori dan ilmu manajemen nir pernah menganjurkan “satu cara yang terbaik” (Koontz et.al). Teori serta ilmu dimaksudkan buat mencari hubungan-interaksi mendasar, dasar-dasar teknik serta susunan pengetahuan yang tersedia yg semuanya seharusnya di dasarkan dalam konsep yg kentara. 

Dengan demikian diharapkan para praktisi manajemen mengerti serta menggunakan ilmu serta teori yg akan mendasari praktik pekerjaan mereka. 

Jika dikaitkan dengan pandangan Bahm tentang ciri krusial ilmu, maka manajemen sesungguhnya sudah memiliki kriteria tersebut. Pada domain manajemen dapat timbul banyak konflik ilmiah misalnya bagaimana interaksi antara penetapan tujuan dengan motivasi dalam suatu setting eksklusif. Untuk mengungkap hal tadi perlu perilaku ilmiah dan metoda ilmiah. 

Di mulai menurut sebuah keyakinan bahwa ilmu memperlihatkan kenyataan di atas, adalah keyakinan rasionalitas alam memberikan ilham bahwa banyak sekali interaksi bisa ditemukan antara dua rangkaian peristiwa atau lebih. Untuk menemukan secara sistematis dibutuhkan suatu metoda ilmiah. Metoda ilmiah meliputi metoda induktif yg dimulai menurut penemuan informasi (fact finding) serta menguji keakuratan warta sebagai akibatnya diperoleh proposisi yang bila terus menerus teruji seksama akan mengambangkan teori serta khasanah ilmu manajemen itu sendiri. Berikutnya adalah metoda deduktif yg menekankan pada pengujian teori atau proposisi pada ilmu manajemen. 

Selanjutnya ilmu manajemen akan terkait dengan aktivitasnya dan implikasi. Implikasi dalam pandangan Bahm dikaitkan menggunakan nilai-nilai bagi peradaban insan. Pada perspektif pada masa ini keberfihakan manajemen dalam nilai-nilai tadi (aksiologis) tampak pada kenyataan etika usaha serta manajemen yg semakin gencar dewasa ini. 

Pada bidang usaha muncul suatu konsep yg berfihak pada konsumen dan kesejahteraan manusia atau warga baik dalam jangka pendek juga jangka panjang termasuk di dalamnya problem lingkungan hidup atau acapkali dikenal menggunakan kata societal marketing concept dan green marketing. Kemudian pada pengelolaan manajemen asal daya insan timbul konsep long life employment yg berfihak dalam kesejahteraan karyawan jangka panjang. Dalam manajemen strategik dan persaingan timbul konsep co-opetition yang menekankan win-win solution kepada seluruh stakeholders (bahkan semua penghuni bumi ini). 

Dikaitkan dengan pandangan Bacharach (1989) yg mendukung pandangan (Dubin, 1969; Nagel, 1961; Cohen, 1980) menyatakan bahwa teori adalah pernyataan hubungan antara unit-unit yang diobservasi dalam dunia realitas. Teori memiliki 2 kriteria meliputi: (a) falsifikasi (b) utilitas. Selanjutnya kemampuan teori menaruh penerangan secara teruji dan tersusun dengan rangkaian teori yg terkait membangun suatu ilmu.

Dalam penelitian yang dilakukan di bidang manajemen, kedua kriteria teori tersebut poly dipakai terutama dalam penelitian yang dilakukan positivism, terutama pada bidang behavioral science menjadi bagian krusial pada studi ilmu-ilmu manajemen.

PENGEMBANGAN ILMU MANAJEMEN DI INDONESIA
Pada bahasan sebelumnya telah didiskusikan pentingnya filsafat ilmu dalam memberikan dasar dan arah bagi pengembangan ilmu. Di samping itu penulis juga sudah mencoba mendiskusikan secara mendasar tentang manajemen sebagai ilmu. Berdasarkan bahan diskusi pada atas maka kita akan dapat membuat sebuah setting pengembangan manajemen di Indonesia. 

Dari suatu pembahasan mengenai imbas budaya dalam perkembangan manajemen pada Indonesia yang dilakukan PPM Jakarta (1979) dijelaskan eksistensi tiga terminologi krusial yang berkaitan erat menggunakan upaya pengembangan manajemen Indonesia. Ketiganya mencakup istilah: manajer & pemimpin, organisasi serta budaya serta perilaku organisasional. 

Dengan menghubungkan dengan teori kontingensi maka sangat terbuka kesempatan bagi kita buat mengembangkan sebuah konsep manajemen Indonesia. Teori ini sesungguhnya berpusat dalam kombinasi taraf diferensiasi serta integrasi dalam organisasi menghadapi kebutuhan yang muncul berdasarkan lingkungan. Perubahan pada lingkungan akan beranjak cepat sehingga menuntut organisasi menciptakan level diferensiasi yang bisa selaras dengan perubahan lingkungan. Artinya dalam praktik organisasi tidak hanya bersandar pada gaya internal organisasi namun terkait erat menggunakan sistem nilai lingkungan budaya yang melingkupinya. 

Dalam kaitannya menggunakan kriteria keilmuan maka manajemen pada Indonesia jua harus memiliki unsur-unsur yang universal menggunakan membuka diri untuk mendapat serta berbagi unsur-unsur tersebut, meskipun demikian kita tetap wajib bersikap selektif. Pada sisi yang lain, proses operasional manajemen akan sangat ditentukan oleh nilai budaya, manusia, rakyat dan pengalaman sejarah suatu bangsa dan visi bangsa. 

Dalam setting Indonesia, secara normatif kita memiliki Pancasila sebagai nilai-nilai budaya serta cita-cita yang merefleksikan keberagaman nilai-nilai budaya dan bukan keseragaman. Sehingga pendekatan kontingensi akan berperan pada menyebutkan bahwa teori dan ilmu manajemen nir pernah menganjurkan “satu cara terbaik”. Keefektifan manajemen selalu bersifat kontingensi, pada hal ini terkait menggunakan tatanan nilai luhur yang berkembang pada sana. Di samping itu dengan pendekatan sistem, praktisi, manajer serta para ilmuwan wajib mempertimbangkan sejumlah besar variabel yg berpengaruh serta berinteraksi dalam pekerjaan manajerial.

Penulis beropini masih ada beberapa hal yang bisa kita gali berdasarkan nilai budaya bangsa yang terefleksikan dalam semangat Pancasila seperti:
  • Nilai-nilai spiritual keagamaan dan etika yg sebagai orientasi, filosofi serta tujuan kita dalam aktivitas manajerial. 
  • Mengembangkan rasa humanisme dalam aktifitas manajemen serta usaha. 
  • Mengembangkan semangat kolektif pada pencapaian tujuan menggunakan kesadaran bahwa diversitas menjadi kekuatan. 
  • Semangat buat berorietasi pada kesejahteraan organisasi dan rakyat menggunakan prinsip win-win solution. 
  • Mengembangkan nilai keadilan pada segenap stakeholders. 

PENDIDIKAN SEBAGAI METODA PENGEMBANGAN ILMU DI INDONESIA
Bagaimana pendidikan manajemen di Indonesia dalam satu sisi menghadapi perubahan bisnis yang dahsyat dan dalam sisi yg lain mengembangkan manajemen Indonesia? Jawabannya justru pendekatan yang pengembangan manajemen Indonesia akan menjawab secara komprehensif serta mendasar. Ada beberapa info penting terkait menggunakan pendidikan manajemen, yaitu: relevansi kurikulum, pengembangan metoda pedagogi, rekonsiliasi riset dan praktik manajemen serta kemitraan dengan global usaha (Handoko, 2002).

Pada sisi lain secara makro dan lebih mendasar lagi adalah political will pemerintah terhadap pendidikan dan kebudayaan. Secara operasional tercermin melalui alokasi RAPBN bagi pendidikan dan kebudayaan serta implementasi aturan terhadap pendidikan yang illegal ataupun yg nir bertanggung jawab terhadap konsumen dan rakyat.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA STRATEGI UNGGULAN KOMPETITIF

Manajemen Sumber Daya Manusia : Strategi Unggulan Kompetitif 
Keberadaan sumber daya insan pada suatu organisasi merupakan aset yang berharga bagi organisasi itu sendiri. Keberhasilan suatu organisasi ditentukan menurut kualitas orang-orang yg berada pada dalamnya. SDM akan bekerja secara optimal jika organisasi bisa mendukung kemajuan karir mereka menggunakan melihat apa sebenarnya kompetensi mereka. Biasanya, pengembangan SDM berbasis kompetensi akan menaikkan produktivitas karyawan sebagai akibatnya kualitas kerja pun lebih tinggi pula dan berujung pada puasnya pelanggan serta organisasi akan diuntungkan. 

Pengembangan SDM berbasis kompetensi dilakukan supaya bisa memberikan output sesuai menggunakan tujuan dan sasaran organisasi dengan baku kinerja yang sudah ditetapkan. Kompetensi yg dimiliki seorang karyawan secara individual harus dapat mendukung aplikasi visi misi organisasi melalui kinerja strategis organisasi tersebut. Oleh karenanya kinerja individu dalam organisasi merupakan jalan dalam menaikkan poduktivitas organisasi itu sendiri.

PENGERTIAN SDM
Sumber daya insan merupakan kemampuan terpadu berdasarkan daya pikir dan daya fisik yg dimiliki individu, perilaku serta sifatnya dipengaruhi sang keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh harapan buat memenuhi kepuasannya. Sumber daya manusia adalah aset dalam segala aspek pengelolaan terutama yg menyangkut keberadaan organiasi. 

Sumber daya manusia atau biasa disingkat sebagai SDM merupakan potensi yang terkandung dalam diri insan buat mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yg adaptif serta transformatif yg mampu mengelola dirinya sendiri serta semua potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan pada tatanan yg seimbang serta berkelanjutan. Dalam pengertian simpel sehari-hari, SDM lebih dimengerti menjadi bagian integral menurut sistem yg membentuk suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM wajib mengambil penjurusan industri serta organisasi.

Mengenai perkembangan Sumber Daya Manusia pada suatu organisasi, Greer menyatakan bahwa :

Dewasa ini, perkembangan modern memandang SDM bukan menjadi sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Karena itu lalu muncullah istilah baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. Atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar menjadi aset primer, tetapi aset yang bernilai serta dapat dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan menggunakan portfolio investasi) serta jua bukan kebalikannya menjadi liability (beban,cost). Di sini perspektif SDM menjadi investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka.

Berdasarkan hal di atas, maka SDM memegang nilai yang sangat penting dalam manajemen keorganisasian. Meskipun teknologi banyak dilibatkan pada roda organisasi, tetapi tetap saja organisasi memerlukan SDM sebagai daya penggerak menurut asal daya lainnya yg dimiliki oleh organisasi pada bentuk apapun. 

KOMPETENSI
Kompeten adalah keterampilan yang diharapkan seseorang yang ditunjukkan oleh kemampuannya untuk dengan konsisten menaruh tingkat kinerja yg memadai atau tinggi dalam suatu fungsi pekerjaan khusus. Kompeten harus dibedakan menggunakan kompetensi, walaupun pada pemakaian generik kata ini dipakai bisa dipertukarkan. Upaya awal buat menentukan kualitas berdasarkan manajer yang efektif berdasarkan dalam sejumlah sifat-sifat kepribadian serta keterampilan manajer yg ideal. Ini adalah suatu pendekatan model input, yg penekanan dalam keterampilan yang diperlukan buat mengerjakan suatu pekerjaan. Keterampilan-keterampilan ini adalah kompetensi dan mencerminkan kemampuan potensial buat melakukan sesuatu. Dengan munculnya manajemen ilmiah, perhatian orang-orang berbalik lebih pada perilaku para manajer efektif dan dalam hasil manajemen yg sukses. Pendekatan ini merupakan suatu model hasil, dengan mana efektivitas manajer ditentukan, yg menerangkan bahwa seseorang sudah mengusut bagaimana melakukan sesuatu menggunakan baik.

Terdapat disparitas konsep tentang kompetensi dari konsep Inggris serta konsep Amerika Serikat. Menurut konsep Inggris, kompetensi digunakan di tempat kerja pada banyak sekali cara. Pelatihan seringkali berbasiskan kompetensi. Sistem National Council Vocational Qualification (NCVQ) didasarkan dalam standar kompetensi. Kompetensi jua digunakan dalam manajemen imbalan, sebagai model, dalam pembayaran dari kompetensi. Penilaian kompetensi adalah suatu proses yang perlu buat menyokong inisiatif-inisiatif ini menggunakan memilih kompetensi-komptensi apa yg karyawan wajib perlihatkan.

Pendapat yang hampir sama menggunakan konsep Inggris dikemukakan oleh Kravetz (2004), bahwa kompetensi adalah sesuatu yang seseorang tunjukkan dalam kerja setiap hari. Fokusnya merupakan pada perilaku pada tempat kerja, bukan sifat-sifat kepribadian atau keterampilan dasar yg ada pada luar tempat kerja ataupun pada dalam tempat kerja.

Kompetensi meliputi melakukan sesuatu, nir hanya pengetahuan yg pasif. Seorang karyawan mungkin pintar, tetapi bila mereka tidak menterjemahkan kepandaiannya ke dalam perilaku pada tempat kerja yang efektif, akal budi nir bermanfaat. Jadi kompetensi tidak hanya mengetahui apa yang harus dilakukan. 

Menurut Spencer and Spencer (1993) Kompetensi didefinisikan menjadi Underlying characteristic’s of an individual which is causally related to criterion- referenced effective and or superior performance in a job or situation. Kompetensi merupakan ciri yang mendasari seseorang dan berkaitan menggunakan efektivitas kinerja individu pada pekerjaannya. 

Secara general, kompetensi sendiri bisa dipahami sebagai sebuah kombinasi antara ketrampilan (skill), atribut personal, dan pengetahuan (knowledge) yg tercermin melalui perilaku kinerja (job behavior) yang bisa diamati, diukur serta dievaluasi. Dalam sejumlah literatur, kompetensi acapkali dibedakan menjadi dua tipe, yakni soft competency atau jenis kompetensi yang berkaitan erat dengan kemampuan untuk mengelola proses pekerjaan, hubungan antar manusia dan membentuk interaksi menggunakan orang lain. Contoh soft competency merupakan: leadership, communication, interpersonal relation, dll. Tipe kompetensi yang kedua seringkali dianggap hard competency atau jenis kompetensi yang berkaitan menggunakan kemampuan fungsional atau teknis suatu pekerjaan. Dengan kata lain, kompetensi ini berkaitan dengan seluk beluk teknis yg berkaitan menggunakan pekerjaan yang ditekuni. Contoh hard competency merupakan : electrical engineering, marketing research, financial analysis, manpower planning, dll.

PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PEGAWAI
Pelatihan dan pengembangan dapat didefinisikan sebagai bisnis yg terpola dari organisasi buat menaikkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan pegawai. Pelatihan serta pengembangan merupakan 2 konsep yg sama, yaitu buat menaikkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan. Namun apabila dilihat dari sasarannya, pembinaan lebih ditekankan dalam peningkatan kemampuan buat melakukan pekerjaan yang khusus pada saat ini, dan pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan buat melakukan pekerjaan dalam masa yg akan tiba, yang dilakukan melalui pendekatan yang terintegrasi menggunakan aktivitas lain buat mengganti perilaku kerja. 

Terdapat beberapa laba dengan dilakukannya training serta pengembangan bagi pegawai yg pada akhirnya akan membawa laba bagi organisasi antara lain :
1. Mendorong pencapaian pengembangan diri pegawai
2. Memberikan kesempatan bagi pegawai buat berkembang dan mempunyai pandangan mengenai masa depan kariernya.
3. Membantu pegawai pada menangani pertarungan serta ketegangan.
4. Meningkatkan kepuasan kerja serta prestasi kerja
5. Menjadi jalan buat perbaikan keterampilan pada bersosialisasi serta berkomunikasi.
6. Membantu menghilangkan ketakutan dalam mencoba hal-hal baru pada pekerjaan
7. Menggerakkan pegawai untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi 

Berdasarkan hal-hal pada atas maka pelatihan serta pengembangan asal daya insan menaruh imbas yang baik terhadap kinerja pegawai tadi sebagai individu. Hal ini jelas akan membawa peningkatan terhadap kinerja organisasi apabila pembinaan serta pengembangan pegawai dilakukan secara bersiklus dan berkesinambungan. Pengembangan SDM dirasakan sangat krusial karena tuntutan pekerjaan yg sangat kompleks dampak kemajuan teknologi dan kompetisi diantara banyak sekali organisasi, sangat membutuhkan pengembangan pegawai yang baik. 

Beberapa tujuan dari pengembangan pegawai diantaranya :
1. Meningkatkan produktivitas kerja
2. Meningkatkan efisiensi energi, saat, bahan standar, dan mengurangi ausnya mesin-mesin
3. Mengurangi taraf kecelakaan pegawai
4. Meningkatkan pelayanan yg lebih baik dari karyawan buat konsumen perusahaan serta atau organisasi
5. Menjaga moral pegawai yang baik
6. Meningkatkan karier pegawai
7. Meningkatkan kecakapan manajerial pegawai

PENGEMBANGAN SDM BERBASIS KOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI
Dalam mengungkap kinerja organisasi Nickson (2007:169) mengutip pendapat Armstrong mengenai yaitu :

“Performance management is about getting better results from the organization, teams and individuals by understanding and managing performance within an agreed framework of planned goals, standards and competing requirements. It is a process for establishing shared understanding about what is to be achieved, and an approach to managing and developing people in a way which increases the probability that it will be achieved in the short and long term. It is owned and driven by management. “

Berdasarkan pendapatnya pada atas bisa dikatakan bahwa kinerja organisasi diperoleh dari pengelolaan banyak sekali tujuan, target dan pengembangan asal daya manusia pada dalamnya pada rangka mencapai tujuan baik jangka pendek juga jangka panjang. Peran pimpinan dalam hal ini sangat secara umum dikuasai. Sejauh mana pimpinan menghendaki SDM organisasinya berkembang maka pimpinan tadi memiliki kewenangan pada mewujudkan pengembangan SDM melalui aneka macam aktivitas pengembangan dan training sesuai menggunakan masing-masing kompetensi yang dimiliki pegawainya.

Berbagai upaya pengembangan SDM hendaknya didukung oleh beberapa faktor diantaranya:
1. Terdapat seleksi SDM yang baik buat benar-sahih membangun pegawai yang berkualitas
2. Merancang keselarasan antara kebutuhan organisasi dan kemampuan pegawai
3. Menyediakan wahana, prasarana dan teknologi yang sinkron untuk pengembangan pegawai
4. Komitmen yang tinggi dari setiap elemen organisasi buat melakukan pengembangan pegawai secara berkesinambungan.

Apabila daya dukung organisasi sudah dapat berjalan secara simultan maka pengembangan sumberdaya manusia berbasis kompetensi akan bisa memberikan efek baik bagi peningkatan kinerja organisasi. Hal ini terjadi lantaran sumberdaya insan yg berkembang secara kompeten merupakan suatu syarat dimana semua elemen internal organisasi siap buat bekerja menggunakan mengandalkan kualitas diri dan kemampuan yang baik. 

Pada level tertentu dimana kondisi pada atas sudah mampu tercipta pada suatu organisasi maka kinerja individu organisasi sebagai cerminan bagi kinerja organisasi. Terdapat poly tantangan dalam membentuk situasi kondusif bagi organisasi buat meningkatkan kinerjanya dan pengembangan SDM adalah galat satu hal yg patut kian dilakukan. Organisasi yg menghendaki kinerja yang optimal dibutuhkan juga konsistensi dari manajemen mengenai pengelolaan pegawai yang baik dan proporsional dan menciptakan hubungan kerja yg efektif.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA STRATEGI UNGGULAN KOMPETITIF

Manajemen Sumber Daya Manusia : Strategi Unggulan Kompetitif 
Keberadaan sumber daya insan pada suatu organisasi merupakan aset yang berharga bagi organisasi itu sendiri. Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi berdasarkan kualitas orang-orang yg berada di dalamnya. SDM akan bekerja secara optimal apabila organisasi dapat mendukung kemajuan karir mereka menggunakan melihat apa sebenarnya kompetensi mereka. Biasanya, pengembangan SDM berbasis kompetensi akan menaikkan produktivitas karyawan sehingga kualitas kerja pun lebih tinggi jua dan berujung pada puasnya pelanggan serta organisasi akan diuntungkan. 

Pengembangan SDM berbasis kompetensi dilakukan supaya bisa memberikan hasil sinkron menggunakan tujuan dan target organisasi menggunakan baku kinerja yang telah ditetapkan. Kompetensi yg dimiliki seseorang karyawan secara individual wajib dapat mendukung aplikasi visi misi organisasi melalui kinerja strategis organisasi tersebut. Oleh karena itu kinerja individu pada organisasi adalah jalan dalam meningkatkan poduktivitas organisasi itu sendiri.

PENGERTIAN SDM
Sumber daya manusia adalah kemampuan terpadu dari daya pikir serta daya fisik yang dimiliki individu, perilaku dan sifatnya dipengaruhi oleh keturunan serta lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh impian buat memenuhi kepuasannya. Sumber daya manusia merupakan aset dalam segala aspek pengelolaan terutama yang menyangkut keberadaan organiasi. 

Sumber daya manusia atau biasa disingkat sebagai SDM merupakan potensi yg terkandung dalam diri insan buat mewujudkan kiprahnya sebagai makhluk sosial yang adaptif serta transformatif yang bisa mengelola dirinya sendiri dan seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti menjadi bagian integral dari sistem yg menciptakan suatu organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM harus merogoh penjurusan industri dan organisasi.

Mengenai perkembangan Sumber Daya Manusia pada suatu organisasi, Greer menyatakan bahwa :

Dewasa ini, perkembangan terkini memandang SDM bukan menjadi sumber daya belaka, melainkan lebih berupa modal atau aset bagi institusi atau organisasi. Lantaran itu lalu muncullah kata baru di luar H.R. (Human Resources), yaitu H.C. Atau Human Capital. Di sini SDM dilihat bukan sekedar menjadi aset primer, namun aset yg bernilai dan bisa dilipatgandakan, dikembangkan (bandingkan menggunakan portfolio investasi) dan jua bukan kebalikannya menjadi liability (beban,cost). Di sini perspektif SDM menjadi investasi bagi institusi atau organisasi lebih mengemuka.

Berdasarkan hal di atas, maka SDM memegang nilai yang sangat krusial pada manajemen keorganisasian. Meskipun teknologi banyak dilibatkan dalam roda organisasi, namun permanen saja organisasi memerlukan SDM sebagai daya penggerak berdasarkan asal daya lainnya yang dimiliki sang organisasi pada bentuk apapun. 

KOMPETENSI
Kompeten merupakan keterampilan yg diharapkan seseorang yg ditunjukkan oleh kemampuannya buat dengan konsisten memberikan taraf kinerja yang memadai atau tinggi dalam suatu fungsi pekerjaan khusus. Kompeten harus dibedakan menggunakan kompetensi, walaupun pada pemakaian generik kata ini digunakan bisa dipertukarkan. Upaya awal buat memilih kualitas menurut manajer yg efektif berdasarkan pada sejumlah sifat-sifat kepribadian serta keterampilan manajer yang ideal. Ini adalah suatu pendekatan contoh input, yang fokus dalam keterampilan yg diharapkan untuk mengerjakan suatu pekerjaan. Keterampilan-keterampilan ini merupakan kompetensi dan mencerminkan kemampuan potensial buat melakukan sesuatu. Dengan munculnya manajemen ilmiah, perhatian orang-orang berbalik lebih pada perilaku para manajer efektif serta dalam hasil manajemen yg sukses. Pendekatan ini merupakan suatu model output, dengan mana efektivitas manajer dipengaruhi, yg menerangkan bahwa seseorang telah menilik bagaimana melakukan sesuatu menggunakan baik.

Terdapat disparitas konsep tentang kompetensi menurut konsep Inggris serta konsep Amerika Serikat. Menurut konsep Inggris, kompetensi dipakai di loka kerja dalam banyak sekali cara. Pelatihan sering berbasiskan kompetensi. Sistem National Council Vocational Qualification (NCVQ) berdasarkan dalam baku kompetensi. Kompetensi jua digunakan dalam manajemen imbalan, menjadi contoh, pada pembayaran berdasarkan kompetensi. Penilaian kompetensi adalah suatu proses yg perlu buat menyokong inisiatif-inisiatif ini dengan menentukan kompetensi-komptensi apa yang karyawan wajib perlihatkan.

Pendapat yg hampir sama menggunakan konsep Inggris dikemukakan oleh Kravetz (2004), bahwa kompetensi adalah sesuatu yg seorang tunjukkan dalam kerja setiap hari. Fokusnya merupakan dalam perilaku pada loka kerja, bukan sifat-sifat kepribadian atau keterampilan dasar yg ada di luar loka kerja ataupun pada dalam loka kerja.

Kompetensi mencakup melakukan sesuatu, nir hanya pengetahuan yang pasif. Seorang karyawan mungkin pandai , tetapi bila mereka tidak menterjemahkan kepandaiannya ke pada perilaku di tempat kerja yg efektif, kepandaian tidak berguna. Jadi kompetensi tidak hanya mengetahui apa yg wajib dilakukan. 

Menurut Spencer and Spencer (1993) Kompetensi didefinisikan menjadi Underlying characteristic’s of an individual which is causally related to criterion- referenced effective and or superior performance in a job or situation. Kompetensi merupakan karakteristik yang mendasari seorang dan berkaitan dengan efektivitas kinerja individu pada pekerjaannya. 

Secara general, kompetensi sendiri bisa dipahami sebagai sebuah kombinasi antara ketrampilan (skill), atribut personal, serta pengetahuan (knowledge) yg tercermin melalui konduite kinerja (job behavior) yg dapat diamati, diukur dan dievaluasi. Dalam sejumlah literatur, kompetensi sering dibedakan menjadi 2 tipe, yakni soft competency atau jenis kompetensi yang berkaitan erat dengan kemampuan untuk mengelola proses pekerjaan, interaksi antar insan dan membentuk hubungan menggunakan orang lain. Contoh soft competency merupakan: leadership, communication, interpersonal relation, dll. Tipe kompetensi yg ke 2 sering dianggap hard competency atau jenis kompetensi yang berkaitan dengan kemampuan fungsional atau teknis suatu pekerjaan. Dengan kata lain, kompetensi ini berkaitan menggunakan seluk beluk teknis yg berkaitan menggunakan pekerjaan yang ditekuni. Contoh hard competency adalah : electrical engineering, marketing research, financial analysis, manpower planning, dll.

PROGRAM PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PEGAWAI
Pelatihan dan pengembangan bisa didefinisikan sebagai bisnis yg terencana menurut organisasi buat menaikkan pengetahuan, keterampilan serta kemampuan pegawai. Pelatihan dan pengembangan adalah dua konsep yang sama, yaitu buat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan. Namun jika ditinjau berdasarkan sasarannya, pembinaan lebih ditekankan dalam peningkatan kemampuan buat melakukan pekerjaan yang spesifik pada waktu ini, serta pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan buat melakukan pekerjaan dalam masa yang akan datang, yg dilakukan melalui pendekatan yang terintegrasi menggunakan kegiatan lain untuk mengganti konduite kerja. 

Terdapat beberapa laba menggunakan dilakukannya training dan pengembangan bagi pegawai yang dalam akhirnya akan membawa laba bagi organisasi antara lain :
1. Mendorong pencapaian pengembangan diri pegawai
2. Memberikan kesempatan bagi pegawai buat berkembang dan mempunyai pandangan mengenai masa depan kariernya.
3. Membantu pegawai pada menangani konflik dan ketegangan.
4. Meningkatkan kepuasan kerja dan prestasi kerja
5. Menjadi jalan untuk pemugaran keterampilan pada bersosialisasi dan berkomunikasi.
6. Membantu menghilangkan ketakutan pada mencoba hal-hal baru dalam pekerjaan
7. Menggerakkan pegawai untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi 

Berdasarkan hal-hal pada atas maka pelatihan dan pengembangan asal daya manusia menaruh pengaruh yang baik terhadap kinerja pegawai tadi sebagai individu. Hal ini jelas akan membawa peningkatan terhadap kinerja organisasi bila pelatihan serta pengembangan pegawai dilakukan secara terjadwal serta berkesinambungan. Pengembangan SDM dirasakan sangat penting lantaran tuntutan pekerjaan yang sangat kompleks akibat kemajuan teknologi dan kompetisi diantara banyak sekali organisasi, sangat membutuhkan pengembangan pegawai yang baik. 

Beberapa tujuan dari pengembangan pegawai diantaranya :
1. Meningkatkan produktivitas kerja
2. Meningkatkan efisiensi energi, waktu, bahan standar, dan mengurangi ausnya mesin-mesin
3. Mengurangi tingkat kecelakaan pegawai
4. Meningkatkan pelayanan yg lebih baik menurut karyawan buat konsumen perusahaan dan atau organisasi
5. Menjaga moral pegawai yang baik
6. Meningkatkan karier pegawai
7. Meningkatkan kecakapan manajerial pegawai

PENGEMBANGAN SDM BERBASIS KOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN KINERJA ORGANISASI
Dalam mengungkap kinerja organisasi Nickson (2007:169) mengutip pendapat Armstrong tentang yaitu :

“Performance management is about getting better results from the organization, teams and individuals by understanding and managing performance within an agreed framework of planned goals, standards and competing requirements. It is a process for establishing shared understanding about what is to be achieved, and an approach to managing and developing people in a way which increases the probability that it will be achieved in the short and long term. It is owned and driven by management. “

Berdasarkan pendapatnya di atas bisa dikatakan bahwa kinerja organisasi diperoleh dari pengelolaan aneka macam tujuan, target dan pengembangan sumber daya manusia di dalamnya pada rangka mencapai tujuan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Peran pimpinan dalam hal ini sangat secara umum dikuasai. Sejauh mana pimpinan menghendaki SDM organisasinya berkembang maka pimpinan tadi memiliki wewenang pada mewujudkan pengembangan SDM melalui berbagai kegiatan pengembangan serta training sesuai dengan masing-masing kompetensi yang dimiliki pegawainya.

Berbagai upaya pengembangan SDM hendaknya didukung oleh beberapa faktor antara lain:
1. Terdapat seleksi SDM yg baik buat benar-sahih membangun pegawai yang berkualitas
2. Merancang keselarasan antara kebutuhan organisasi dan kemampuan pegawai
3. Menyediakan wahana, prasarana serta teknologi yang sesuai buat pengembangan pegawai
4. Komitmen yang tinggi dari setiap elemen organisasi buat melakukan pengembangan pegawai secara berkesinambungan.

Apabila daya dukung organisasi sudah dapat berjalan secara simultan maka pengembangan sumberdaya insan berbasis kompetensi akan bisa menaruh dampak baik bagi peningkatan kinerja organisasi. Hal ini terjadi lantaran sumberdaya manusia yang berkembang secara kompeten merupakan suatu kondisi dimana seluruh elemen internal organisasi siap buat bekerja dengan mengandalkan kualitas diri dan kemampuan yang baik. 

Pada level tertentu dimana syarat di atas telah bisa tercipta pada suatu organisasi maka kinerja individu organisasi menjadi cerminan bagi kinerja organisasi. Terdapat poly tantangan pada membangun situasi aman bagi organisasi buat mempertinggi kinerjanya dan pengembangan SDM merupakan galat satu hal yg patut kian dilakukan. Organisasi yang menghendaki kinerja yang optimal diperlukan juga konsistensi menurut manajemen mengenai pengelolaan pegawai yg baik serta proporsional dan membentuk interaksi kerja yang efektif.

PENGEMBANGAN MANAJEMEN STRATEGI

Pengembangan Manajemen Strategi 
Perusahaan bisnis multidevisional besar , umumnya memiliki 3 level strategi, yaitu strategi korporasi, taktik bisnis dan strategi fungsional. Strategi korporasi mendeskripsikan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai perilaku perusahaan secara umum terhadap pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini produk buat mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa. Strategi bisnis atau taktik bersaing umumnya dikembangkan pada level devisi serta menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk barang atau jasa perusahaan dalam industri khusus atau segmen pasar yang dilayani sang devisi tadi. Strategi fungsional menekankan terutama dalam pemaksimalan sumberdaya produktivitas, contohnya strategi pemasaran, strategi keuangan, strategi sumberdaya insan, strategi operasi serta taktik penelitian serta pengembangan.

Strategi Korporasi
Strategi korporasi terdiri dari strategi korporasi bisnis tunggal dan taktik korporasi multibisnis. Strategi korporasi usaha tunggal adalah strategi korporasi yang berorientasi dalam pertumbuhan dan industri yang akan sebagai tempat bersaing. Sedangkan korporasi multibisnis nir hanya berorientasi pada pertumbuhan dan industri yang akan menjadi loka bersaing, tetapi juga pengelolaan unit-unit bisnisnya buat mencapai sinergi. 

Strategi Korporasi Bisnis Tunggal
Strategi korporasi bisnis tunggal terdiri dari strategi pertumbuhan, taktik stabilitas dan taktik pengurangan. Strategi pertumbuhan mencakup strategi pertumbuhan terkonsentrasi serta taktik pertumbuhan terdiversifikasi. Strategi stabilisasi mencakup strategi berhenti ad interim dan strategi stabilitas keuntungan. Sedangkan taktik pengurangan bisa berupa taktik berputar, taktik jual habis dan strategi likuidasi.

Strategi pertumbuhan terkonsentrasi adalah strategi perusahaan yang berekspansi dalam industri yg kini , baik melalui integrasi vertikal maupun integrasi horisontal. Apple Computer, Bridgestone serta McDonald’s memakai strategi pertumbuhan terkonsentrasi. Perusahaan-perusahaan tersebut memakai pengetahuan menurut tangan pertama serta melibatkan secara mendalam dengan segmen produk yang spesifik buat mengakibatkan kekuatan bersaingnya luar biasa dalam industri mereka.

“Menjual lebih dari 39 juta iPod dan lima,tiga juta Mac dalam ketika melakukan sebuah transisi arsitektur kompleks yg luar biasa merupakan sesuatu yg menciptakan kita seluruh sangat bangga. Melihat ke depan, 2007 kemungkinan akbar menjadi satu berdasarkan tahun produk baru yang paling luar biasa dalam sejarah Apple“ istilah Steve Jobs.

Gambar  Steve Jobs dan iPod

Strategi pertumbuhan terkonsentrasi bisa dicapai melalui integrasi vertikal serta integrasi horisontal. Strategi pertumbuhan terkonsentrasi melalui integrasi vertikal adalah mengambil alih fungsi yang semula dilakukan pemasok (integrasi ke belakang) atau distributor (integrasi ke depan). Untuk meningkatkan posisi bersaing, apabila perusahaan melakukan integrasi ke belakang, maka yg wajib dilakukan adalah minimisasi porto akuisisi sumberdaya serta operasi yg nir efisien. Sedangkan, bila melakukan integrasi ke depan, maka yang harus dilakukan adalah menjaga kualitas dan distribusi produk yg dampaknya menambah kompetensinya buat memperoleh keunggulan kompetitif yg lebih besar . Amoco merupakan perusahaan pemimpin dalam produk dan cadangan gas alam Amerika Utara melakukan akuisisi terhadap Dome Petrolium dengan integrasi ke balakang. Hal ini dilakukan buat mendukung bisnis –usaha hilirnya dalam pengilangan minyak dan dalam SPBU.

Strategi pertumbuhan terkonsentrasi melalui integrasi horisontal adalah strategi pertumbuhan melalui akuisisi satu atau beberapa korporasi homogen yang beroperasi dalam tingkat rangkaian produksi-pemasaran yg sama. Warner Lambert mengakuisisi Park Davis.

Strategi diversifikasi merupakan taktik perusahaan yang berekspansi di luar industri yang kini . Strategi diversifikasi meliputi diversifikasi konsentris serta diversifikasi konglomerasi. Diversifikasi konsentris cocok dilakukan apabila perusahaan memiliki posisi bersaing yang kuat tetapi daya tarik industri rendah. Wal-Mart menetapkan buat memasuki industri jasa keuangan lantaran keyakinan manajer strategik yang akan menggunakan jumlah pelanggan mereka yang sangat besar buat memberikan rabat harga misalnya pada produk. 

Gambar  Hadiah menurut Wal-Mart

Diversifikasi konglomerasi cocok dilakukan jika perusahaan mempunyai posisi bersaing hanya homogen-homogen serta daya tarik industri rendah. Biasanya perusahaan besar yg berkeinginan buat mengakuisisi suatu bisnis, lantaran usaha itu menaruh peluang investasi yang paling menjanjikan. Korporasi yang melakukan strategi ini adalah pola laba menurut bisnis korporasi tadi. ITT, Textron, American Brands, Litton, U.S. Industries, Fuqua dan I.C. Industries melakukan sinergi pada keuangan.

Strategi berhenti ad interim dilakukan jika posisi bersaing yg kuat dalam industri, namun daya tarik industri sedang-sedang saja. Strategi berhenti ad interim digunakan perusahaan buat melakukan konsolidasi sehabis pertumbuhan industri yang pesat, namun menghadapi masa depan yang nir niscaya. 

Strategi stabilitas laba dilakukan jika posisi bersaing rata-rata dalam industri serta daya tarik industri pula sedang-sedang saja. Strategi ini mendorong perusahaan melakukan taktik saat itu serta hanya melakukan penyesuaian mini bagi inflasi pada tujuan penjualan dan labanya.

Strategi berputar cocok dilakukan apabila posisi bersaing lemah pada industri, tapi daya tarik industri tinggi. Strategi ini menekankan peningkatan efisiensi dengan melakukan kontraksi dan konsolidasi. Kontraksi adalah uhaha awal dengan cepat menurunkan ukuran serta biaya secara keseluruhan. Sedangkan konsolidasi merupakan aplikasi sebuah acara perampingan buat menstabilkan perusahaan. 

Strategi divestasi cocok dilakukan bila posisi bersaing lemah dalam industri menggunakan daya tarik industri sedang. Hal ini dilakukan jika strategi berputar tidak menjadikan hasil serta tidak mampu membangun kekuatan serta mengurangi kelemahan dan dalam saat dekat industri tersebut nir menarik. Strategi ini menjual suatu korporasi atau komponen utama korporasi. Sara Lee Corp. Adalah contoh yg baik. Prediennya yg baru, C. Steven McMillan berhadapan dengan pendapatan laba yg stagnasi. Maka beliau melakukan konsolidari, merampingkan serta memfokuskan korporasi dalam kategor pada dasarnya, yaitu makanan, pakaian pada serta produk tempat tinggal tangga. Ia mendevestasi atau memanen 15 usaha, meliputi jaket dari kulit yang secara holistik lebih dari 20 % pendapatan korporasi dan mempensiunkan 13.200 karyawan yang mendekati 10 % menurut wiraniaganya.

Strategi likuidasi cocok dilakukan jika posisi bersaing lemah dalam industri serta daya tarik industri juga rendah. Kondisi likuidasi adalah kodisi kegagalan pengelolaan perusahaan dilihat berdasarkan sisi manajemen. Reputasi, pujian, pekerjaan, kekayaan finansial harus dikuburkan atau dilikuidasi. Jika strategi ini nir dilakukan, maka perusahaan akan rugi monoton serta bahkan kekayaan perusahaan akan habis. 

Strategi Korporasi Multibisnis
Strategi korporasi multibisnis nir hanya berorientasi dalam pertumbuhan serta industri yang akan sebagai tempat bersaing, namun pula pengelolaan unit-unit bisnisnya buat mencapai sinergi. Dengan demikian taktik korporasi bisnis tunggal, yaitu strategi pertumbuhan. Strategi stabilisasi dan strategi pengurangan bisa diterapkan dalam korporasi multibisnis. 

Salah satu indera bantu yg penting dalam mengembangkan strategi korporasi multibisnis merupakan analisis portofolio. Pendekatan ini menempatkan kantor sentra menjadi pengatur sumberdaya arus kas di antara unit-unit usaha bersamaan menggunakan melakukan identifikasi fungsi strategis yg mendasar pada semua portofolio. Dua model penilaian portofolio usaha yang paling terkenal adalah model Boston Consulting Group dan model General Electric.

Boston Consulting Group (BCG), perusahaan konsultan manajemen terkemuka, menyebarkan dan mempopulerkan matriks pertumbuhan-pangsa-pasar (growth-share matrix) yg trelihat dalam Gambar Kedelapan bundar mewakili berukuran dan posisi saat ini delapan unit bisnis pada suatu perusahaan hipotesis. Ukuran volume penjulan pada dolar masing-masing usaha itu sebanding dengan luas lingkaran. Jadi, bisnis yg terbesar adalah angka lima dan 6. Lokasi masing-masing unit bisnis menerangkan tingkat pertumbuhan pasar serta pangsa pasar nisbi.

Gambar Matriks pertumbuhan pangsa pasar

Tingkat pertumbuhan pasar di sumbu tegak menerangkan tingkat pertumbuhan pasar tahunan pada loka bisnis beroperasi. Dalam Gambar, rentang pertumbuhan berdasarkan 0 % sampai 20 persen, walaupu rentang yg lebih lebar dapat pula ditunjukkan. Pertumbuhan di atas 10 persen termasuk tinggi. Pangsa pasar relative, yang ditunjukkan di sumbu mendatar, menerangkan pangsa pasar relatif Strategic Business Unit (SBU) dibandingkan pesaing terbesarnya. Pangsa pasar nisbi mendeskripsikan ukuran kekuatan perusahaan pada pasar itu. Pangsa pasar nisbi 0,1 berarti volume penjualan perusahaan hanya 10 % menurut volume penjualan pemimpin pasar; dan 10 ialah SBU perusahaan tadi memimpin pasar menggunakan penjualan sebesar 10 kali lipat menurut pesaing terdekatnya. Pangsa pasar relative dibagi sebagai pangsa pasar tinggi dan pangsa pasar rendah, dengan taraf 1,0 sebagai garis pembatasnya. Pangsa pasar relative digambarkan pada skala logaritma, sehingga jarak yg sama menunjukkan peningkatan persentase yang sama.

Matriks pertumbuhan pangsa pasar dibagi sebagai empat sel, masing-masing menunjukkan jenis usaha yg tidak sinkron :
  1. Tanda Tanya (Question mark): unit bisnis yg beroperasi pada pasar dengan pertumbuhan yg tinggi, tetapi pangsa pasar relatifnya rendah. Sebagian akbar usaha dimulai dengan tanda Tanya, lantaran perusahaan baru memasuki pasar yg pertumbuhannya tinggi dimana telah terdapat pemimpin pasar. Berada di sel pertanda Tanya memerlukan dana yg akbar, lantaran perusahaanharus mengeluarkan uang buat pabrik, peralatan, dan karyawan buat mengikuti pertumbuhan pasar yang cepat, serta jua lantaran perusahaan ingin mengambil alih peran pemimpin pasar. Istilah tanda Tanya merupakan tepat karena perusahaan harus berpikir keras buat memilih apakah dia akan tetap mengucurkan dana ke bisnisnya. Perusahaan dalam gambar menjalankan 3 bisnis yg termasuk pada kategori pertanda tanya, yang mungkin terlalu poly baginya. Akan lebih baik bagi perusahaan jika menanamkan dananya pada jumlah yang lebih akbar dalam satu atau dua usaha saja daripada menyebarkan dananya ke dalam 3 bisnis.
  2. Bintang (star): jika bisnis indikasi tanya berhasil, bisnis tadi akan masuk ke kategori bintang. Bintang adalah pemimpin pasar yg berada di pasar yg tumbuh menggunakan cepat. Akan namun, nir berarti bahwa bintang akan memeberikan arus kas positif bagi perusahaan. Perusahaan wajib mengeluarkan banyak uang supaya tumbuh secepat pertumbuhan pasar dan bisa mengalahkan pesaingnya. Dalam gambar, perusahaan memiliki dua bisnis bintang. Perusahaan patut merasa cemas jika dia tidak mempunyai bisnis yang berkategori bintang.
  3. Sapi perah (Cash cow): Jika pertumbuhan pasar tahunan turun menjadi kurang dari 10 persen, sang bintang menjadi sapi perahan apabila masih mempunyai pangsa pasar yg nisbi terbesar. Sapi perah membentuk poly kas bagi perusahaan. Perusahaan nir perlu lagi membiayai pengembangan kapasitas usaha lantaran pertumbuhan pasar sudah melambat. Dan lantaran SBU tersebut merupakan pemimpin pasar, dia bisa menikmati skala ekonomis serta margin laba yg lebih tinggi. Perusahaan memakai usaha sapi perahnya buat membayar tagihan serta mendukung usaha kategori lainnya. Dalam Gambar, perusahaan hanya memiliki satu sapi perah dan hal itu bisa membahayakan perusahaan. Kalau sapi perah itu kehilangan pangsa pasar relatifnya, perusahaan wajib menanamkan ulang dana ke SBU itu agar bisa tetap memimpin pasar. Akan tetapi, jika perusahaan nir menanamkan ulang dananya ke SBU itu, sapi perah yg bertenaga itu akan menurun sebagai seekor anjing.
  4. Anjing (dog): Anjing menggambarkan usaha yang mempunyai pangsa pasar yang rendah pada pasar yang tumbuh menggunakan lambat. Umumnya SBU anjing membuat keuntungan yang rendah, atau bahkan menderita rugi, walaupun kadang-kadang juga membuat kas. Perusahaan dalam model di sini, memiliki 2 butir SBU kategori anjing, serta jumlah itu mungkin terlalu poly. Perusahaan perlu mempertimbangkan apakah SBU anjing tersebut memang patut dipertahankan menggunakan alasan yang kuat (misalnya, adanya harapan bahwa taraf pertumbuhan pasar akan berubah atau adanya kemungkinan buat menjadi pemimpin pasar) atau hanya buat alasan emosional. 
Setelah menempatkan aneka macam bisnisnya ke matriks pertumbuhan pangsa pasar, perusahaan harus tetapkan apakah portofolio bisnisnya sehat. Portofolio yg nir seimbang merupakan yg memiliki terlalu poly anjing atau pertanda tanya dan/atau terlalu sedikit bintang dan sapi perah.

Tugas perusahaan selanjutnya merupakan memilih tujuan, strategi dan anggaran yg diberikan kepada masing-masing SBU. Ada empat strategi yg bisa dilakukan :
  1. Kembangkan : Di sini tujuannya merupakan menaikkan pangsa pasar SBU, meskipun harus mengorbankan keuntungan jangka pendek. Strategi itu cocok buat tanda Tanya yg pangsa pasarnya harus ditingkatkan jika beliau ingin sebagai bintang.
  2. Pertahankan : Di sini tujuannya merupakan mempertahankan pangsa pasar SBU. Strategi itu cocok buat sapi kas yang bertenaga agar bisa terus menaruh arus kas yang positif.
  3. Panenlah : Di sini tujuannya merupakan meningkatkan pemasukkan kas jangka pendek SBU menggunakan mengabaikan dampak jangka panjangnya. Strategi panen mencakup keputusan buat menarik diri berdasarkan bisnis menggunakan menjalankan suatu acara perampingan (pengurangan) biaya secara berkelanjutan. Perusahaan “menuai atau memetik output usahanya” buat “menyusul bisnis lainnya”. Panen biasanya juga meliputi penghapusan pengeluaran penelitian serta pengembangan, tidak mengubah pabrik fisik yang telah rusak, tidak menambah energi penjual, mengurangi pengeluaran iklan, dan lain-lain. Harapannya merupakan buat mengurangi biaya menggunakan lebih cepat dibandingkan pengurangan penjualan, sebagai akibatnya menghasilkan peningkatan arus kas positif bagi perusahaan. Pengurangan porto itu wajib dilakukan dengan hati-hati sebagai akibatnya nir mencemaskan karyawan, pelanggan, dan distributor perusahaan. Strategi itu cocok untuk sapi perah yg lemah yang mempunyai masa depan suram serta yg terdapat pada akhirnya justru memerlukan suntikan dana yg lebih akbar. Strategi itu bisa jua diterapkan dalam kategori tanda tanya serta anjing. Perusahaan yang menjalankan taktik panen akan menhadapi pertanyaan-pertanyaan sosial serta etis menyangkut seberapa banyak informasi yg diberikan kepada berbagai para pemercayanya.
  4. Lepaskan : Di sini tujuannya merupakan buat menjual atau melikuidasi suatu usaha karena sumber daya akan lebih baik dipakai pada loka lain. Strategi itu cocok buat bisnis kategori anjing serta indikasi tanya yg Mengganggu laba perusahaan.
Perusahaan harus hati-hati dalam menetapkan apakah akan menuai/ memanen atau melepas/pelepasan yang adalah strategi terbaik bagi unit bisnis yg lemah. Menuai akan mengurangi nilai masa depan bisnis tersebut, serta menggunakan demikian, juga harganya apabila bisnis itu akan dijual/dilepas pada kemudian hari. Keputusan divestasi yg dilakukan lebih awal, sebaliknya, cenderung akan membentuk harga penawaran yg cukup tinggi apabila bisnis pada keadaan yang relative baik serta mempunyai nilai lebih dibandingkan perusahaan lainnya.

Dengan berjalannya waktu, posisi SBU pada pada matriks pertumbuhan pangsa pasar dapat berubah. SBU yang berhasil mempunyai sebuah daur hidup. Mereka mulai menggunakan pertanda tanya, sebagai bintang, lalu sebagai sapi perah, dan akhirnya menjadi anjing menjelang akhir siklus hidupnya. Oleh karenanya, perusahaan nir hanya perlu memperhatikan posisi usaha mereka waktu ini pada dalam matriks (seperti dalam gambar bundar), tetapi pula konvoi posisi mereka (seperti dalam gambar bergerak). Masing-masing bisnis wajib dilihat posisi usahanya dalam tahun-tahun sebelumnya dan perkembangan posisinya di tahun-tahun mendatang. Kalau perkembangan suatu SBU dievaluasi nir memuaskan, perusahaan-perusahaan perlu meminta manajer SBU tersebut buat mengusulkan strategi baru dan kemungkinan output perkembangan taktik baru itu.

Kesalahan terbesar yang dibuat perusahaan merupakan mengharuskan seluruh SBU-nya mencapai taraf pertumbuhan atau tingkat pengembalian kapital yang sama. Bagian terpenting menurut analisis SBU merupakan bahwa masing-masing usaha mempunyai potensi yg bhineka sehingga membutuhkan penetapan tujuan tersendiri. Kesalahan lainnya meliputi : menunda terlalu sedikit dana di dalam sai perah (sebagai akibatnya melemahkan usaha itu) atau menunda dana terlalu banyak (sebagai akibatnya perusahaan gagal menanamkan dana yg relatif ke usaha yang berpotensi buat tumbuh); menanamkan poly dana ke unit bisnis anjing, dengan asa memperbaikinya, tetapi selalu gagal; menjalankan terlalu poly ke unit bisnis indikasi tanya serta kurang menanamkan modal ke masing-masing unit tadi. Tanda tanya seharusnya diberi relatif dukungan agar dapat mendominasi segmen pasar atau seharusnya ditinggalkan sama sekali. 

Tujuan yg paling sempurna bagi sebuah SBU tidak dapat dipengaruhi hanya dari posisinya pada matriks pertumbuhan pangsa pasar. Jika beberapa faktor tambahan dipertimbangkan, matriks pertumbuhan pangsa pasar dapat dipandang sebagai kasus khusus dari matriks portofolio multi faktor yang dipelopori sang General Electric (GE). Model itu ditunjukkan dalam Gambar, di situ digambarkan tujuh unit bisnis suatu perusahaan. Dalam hal ini ukuran bundar memberitahuakn berukuran pasar eksklusif, bukannya berukuran usaha tersebut. Jadi, bisnis andalan perusahaan beroperasi di pasar yg berukuran menengah menggunakan pangsa pasar yang mendekati 30 persen.

Gambar Matrik Model General Electric

Masing-masing bisnis dinilai dua dimensi utamanya, yaitu daya tarik pasar serta kekuatan bisnisnya. Kedua faktor itu cocok buat menilai suatu usaha berdasarkan sudut pandang pemasaran. Perusahann-perusahaan akan berhasil jikalau terjun ke pasar yang menarik dan mereka juga mempunyai kekuatan bisnis yg dibutuhkan buat berhasil pada pasar tersebut. Kalau galat satu kondisi tadi tidak terpenuhi, bisnis tadi nir akan membuahkan hasil yg baik. Baik perusahaan kuat yang beroperasi pada pasar yg kurang menarik juga perusahaan lemah yang beroperasi di pasar yang menarik, nir akan menjadi perusahaan yg sukses.

Untuk mengukur ke 2 dimensi tersebut, perencana taktik harus memahami faktor-faktor yg melandasi masing-masing dimensi dan menemukan cara untuk mengukur serta menggabungkannya ke pada suatu indeks. 

Sebenarnya, matriks GE terdiri berdasarkan sembilan sel yang terbagi menjadi tiga bagian (Gambar). Tiga sel pada bagian kiri atas menerangkan SBU yang kuat pada mana perusahaan wajib menanamkan investasi dan mengusahakannya agar bertumbuh. Sel diagonal menurut kiri bawah ke kanan atas memberitahuakn SBU yang memiliki daya tarik holistik yg sedang-sedang saja. Perusahaan seharusnya menentukan menggunakan selektif serta mengelola keuntungan SBU-SBU itu. Tiga sel di kanan bawah memperlihatkan SBU yg rendah daya tarik keseluruhannya. Perusahaan mempertimbangkan menggunakan serius buat melakukan strategi panen atau melepas jenis bisnis itu. Misalnya, usaha Katup Pengaman adalah SBU yang memiliki pangsa pasar yang mini di pasar menengah yang tidak begitu menarik, serta posisi kompetitif perusahaan lemah: SBU itu merupakan calon yg tepat buat dipanen atau dilepas.

Manajemen pula harus memprediksi posisi yang diharapkan berdasarkan tiap SBU pada 3 sampai 5 tahun mendatang menggunakan menjalankan taktik eksklusif. Tugas itu mencakup analisis posisi produk pada daur hidupnya demikian pula perkiraan taktik pesaing, teknologi baru, kejadian ekonomi, serta sebagainya. 

Tujuan perusahaan nir selalu menaikkan penjualan tiap-tiap SBU. Lebih menurut itu, tujuannya mungkin mempertahankan taraf permintaan menggunakan menggunakan dana pemasaran yg lebih sedikit, atau menarik dana berdasarkan bisnis itu serta membiarkan permintaannya berkurang. Jadi, tugas manajemen pemasaran merupakan mengelola permintaan atau penerimaan buat mencapai taraf sasaran yg dibicarakan bersama menggunakan manajemen korporasi. Pemasaran memberikan sumbangan pada evaluasi atas potensi penjualan serta keuntungan tiap-tiap SBU, namun bila tujuan serta aturan tiap SBU ditetapkan, tugas pemasaran adalah melaksanakan planning tersebut secara efisien serta menguntungkan.

Selain contoh BCG serta GE, model portofolio lain pula telah dikembangkan serta dipakai, terutama contoh Arthur D. Little dan contoh kebijakan terarah Shell. Model-contoh portofolio mempunyai beberapa manfaat. Model tersebut membantu manajer untuk berpikir secara strategis, memahami keekonomisan usaha mereka secara lebih baik, menaikkan kualitas rencana mereka, memperbaiki komunikasi antar manajemen taraf SBU dan manajemen tingkat korporasi, memberitahuakn kesenjangan warta maupun masalah penting lain, serta melepaskan usaha yg lemah dan memperkuat investasi mereka ke bisnis yg lebih menjanjikan.

Akan tetapi, contoh portofolio harus dipakai dengan hati-hati. Model-contoh tersebut bisa menciptakan perusahaan terlalu menekankan pada pertumbuhan pangsa pasar serta hanya memasuki pasar yang tumbuh cepat atau mengabaikan usahanya yg kini . Hasil berdasarkan model tersebut bergantung dalam anugerah peringkat dan bobot yang bisa dimanipulasi buat mencapai lokasi yg diinginkan pada dalam matriks. Selain itu, karena contoh tersebut menggunakan proses perataan, terdapat kemungkinan 2 atau lebih bisnis akan berada pada posisi sel yg sama, padahal peringkat serta bobot yang mendasarinya jauh tidak sinkron. Akan banyak unit bisnis yang berada pada tengah matriks karena adanya kompromi pada hadiah peringkat, sehingga sulit buat memilih strategi yang tepat. Akhirnya, contoh-model tersebut gagal mencerminkan adanya sinergi antara 2 atau lebih bisnis, yg berarti bahwa pengambilan keputusan atas sebuah unit usaha yang merugi, walau sebenarnya dia memberikan kompetensi yang dibutuhkan sang beberapa unit bisnis lainnya. Bagaimanapun secara keseluruhan, contoh portofolio telah menaikkan kemampuan analisis serta kemampuan strategis manajer serta memungkinkan mereka buat merogoh keputusan yang lebih baik daripada keputusan yang diambil dari perasaan.

Strategi Bisnis
Strategi Bisnis menurut Michael E. Porter
Walaupun poly macam strategi yg tersedia. Michael Porter sudah merangkumnya sebagai 3 jenis generik yg memberikan awal yg rupawan buat pemikiran strategis : keunggulan porto secara holistik, diferensiasi, dan penekanan.

Strategi Keunggulan porto secara holistik merupakan taktik yang menciptakan unit bisnis bekerja keras mencapai biaya produksi dan distribusi terendah, sebagai akibatnya harganya dapat lebih rendah daripada pesaing dan mendapat pangsa pasar yang besar . Perusahaan dengan taktik ini wajib terampil dalam rekayasa, pembelian, produksi, juga distribusi. Kuncinya adalah perusahaan harus mencapai porto yg paling rendah dibanding dengan pesaing yg menggunakan strategi penekanan dan pembedaan yg serupa. McDonald di Inggris memakai taktik keunggulan porto secara holistik. Iklan televisi burger menurut McDonald dibuka dengan menampilkan burger serta pojok kanan bawah logo McDonald, dilanjutkan menggunakan kesaksian dari Hansen yang menyatakan bahwa harganya benar-sahih murah , serta ditutup menggunakan burger disertai harga 99 p. 

Gambar Iklam McDonald

Strategi Diferensiasi merupakan strategi unit bisnis yang berkonsentrasi buat mencapai kinerja terbaik dalam menaruh manfaat bagi pelanggan yg dievaluasi penting sang sebagian akbar pasar. Unit usaha dapat menjadi yg terbaik pada pelayanan, kualitas, gaya, teknologi, dan lain-lain, tetapi tidak mungkin buat sebagai yang terbaik dalam segala hal. Perusahaan akan membina kekuatan-kekuatan yang memberikan keunggulan kompetitif dalam satu atau lebih manfaat. Jadi perusahaan yg ingin mempimpin dalam kualitas. Strategi ini dijalankan oleh Canon dalam industri mesin fotokopi. Diferensiasi menonjolkan perbedaan yg mencolok mereknya dengan merek pesaing tidak secara superior. Diferensiasi terdiri dari diferensiasi produk, diferensiasi pelayanan, diferensiasi personal, diferensiasi saluran dan diferensiasi citra. Diferensiasi produk terdiri menurut bentuk, pernik-pernik, kualitas, kehandalan, gampang diperbaiki gaya serta rancangan. Diferensiasi produk terdiri dari bentuk, pernik-pernik, kualitas, kehandalan, gampang diperbaiki gaya serta rancangan. 

General Electric (GE) memakai diferensiasi produk, yaitu menonjolkan kualitasnya. Iklan menurut General Electrin yang berjudul “Clean Air” tersebut ditunjukkan dalam Gambar General Electric adalah perusahaan yg paling dikagumi global peringkat satu dalam tahun 2007, versi majalah Fortune. 


Diferensiasi pelayanan meliputi gampang pemesanan, instalasi training pelanggan, konsultasi pelanggan, pemeliharaan serta perbaikan, serta pelayanan lainnya. Federal Express (FedEx) menggunakan taktik diferensiasi pelayanan buat meraih kesuksesannya, sehingga menempatkan FedEx sebagai peringkat tujuh perusahaan yang paling indah global pada tahun 2002. Iklan FedEx protesis BBDO New York yg berjudul “Sweeps” ditutup menggunakan jargon “Relax, it’s FedEx” buat mendeskripsikan pelayanan yg menyenangkan. Iklan tadi bisa dicermati dalam gambar.

Diferensiasi personal adalah diferensiasi lewat keunggulan personal. Salah satu perusahaan yang menggunkan taktik diferensiasi personal IBM. Selain menggunakan taktik diferensiasi personal, IBM juga membentuk produk menggunakan kualitas yg istimewa. IBM merupakan perusahaan peringkat 19 global berdasarkan pendapatan dan perusahaan peringkat pertama dunia dari industri komputer serta peralatan kantor. Perusahaan yang mempunyai filosofi rasa hormat kepada individu, menaruh terbaik dalam pelanggan dan melaksanakan semua tugas dengan gagasan bahwa seluruh bisa dicapai dengan cara yang unggul. IBM merupakan perusahaan teknologi yang berkomitmen yg tidak habis-habisnya dalam mutu. Iklan IBM yang berjudul ”deeper” ditunjukkan pada gambar. 

Diferensiasi Saluran merupakan diferensiasi lewat keunggulan rancangan distribusi, cakupan, keahlian dan kinerja. HSBC Bank menggunakan strategi ini buat memenangkan persaingan. Kemampuan cabang-cabangnya menyesuaikan diri dengan kondisi lokalnya, adalah keunggulan yg tidak gampang disaingi oleh bank yg lainnya. Bahkan pada Indonesia dan Malaysia buat beradaptasi, HSBC bank membuka unit Syariah.. Iklan televisi HSBC Bank yang dibentuk LOWE London ini ditunjukkan dalam gambar.

Diferensiasi Citra adalah diferensiasi yg tangkap sang konsumen berupa citra merek. Iklan Nike neon box yang terletak tepi jalan pada Paris ditunjukkan dalam Gambar. 

Gambar Iklan HSBC Bank


Strategi Fokus merupakan taktik unit usaha yg memfokuskan diri dalam satu atau lebih segmen pasar yg sempit dari pada mengejar pasar yang lebih besar . Perusahaan tahu kebutuhan segmen target. Amstrong Rubber memfokuskan diri dalam membuat bandingan menggunakan kualitas terbaik bagi mesin pertanian atau kendaraan rekreasi dan terus mencari celah pasar buat dilayani.

Menurut Porter, perusahaan-perusahaan yg melakukan taktik yang sama serta ditujukan buat pasar atau segemen sasaran yang sama menciptakan kelompok strategis. Perusahaan yang melaksanakan strategis tadi menggunakan paling baik akan memperoleh keuntungan paling akbar. Jadi perusahaan yang mempunyai biaya paling rendah diantara perusahaan-perusahaan yang melaksanakan taktik porto rendah akan tampil paling baik. Perusahaan yg nir ,menerapkan taktik yg kentara “pengambil jalan tengah” akan gagal. Sebagai contoh, International Harvester mengalami masa sulit, lantaran dalam industri beliau bukanlah perusahaan dengan biaya terendah, mencapai nilai yang tertinggi, atau terbaik pada melayani beberapa segmen pasar. Pengambil jalan tengah mencoba buat tampil baik dalam semua dimensi strategis, namun karena banyak sekali dimensi strategis memerlukan cara pengelolaan perusahaan yg tidak sama dan kadang kala tidak konsisten, perusahaan-perusahaan ini akhirnya nir unggul pada satu bidangpun.

Strategi Bisnis berdasarkan Jack Trout
1. Strategi adalah Bertahan Hidup
Menurut Webter’s New World Dictionary, definisi taktik ádalah ilmu perencanaan dan penentuan arah operasi-operasi militer berskala besar . Strategi merupakan bagaimana menggerakkan pasukan ke posisi paling menguntungkan sebelum pertempuran aktual menggunakan musuh.

Sedangkan Jack Trout dalam bukunya Trout On Stategy, inti menurut taktik adalah bertahan hidup, persepsi, menjadi tidak sama, persaingan, spesialisasi, kesederhanaan, kepemimpinan dan empiris.

Menggunakan taktik yg baik adalah bagaimana bertahan hayati pada global kompetitif. Kunci sukses adalah memahami dasar-dasar usaha. Dasar bisnisyang angka satu merupakan merancang serta mempertahankan taktik yg jelas dan terfokus. “Kami sudah usang sebagai perusahaan yang sukses sekali, namun sukses bisa menjadi musuh yg paling buruk. Kami ingin berhati-hati supaya kami nir terlalu percaya diri. Beberapa orang memakai kata angkuh. Dalam keadaan sukses seperti kami, kami tidak ingin merasa puas. Kami ingin mendekati setiap hari menggunakan ketidakpuasan yg sehat menggunakan status quo” istilah Arnold Langbo, CEO Kellog Company.

2. Strategi merupakan Persepsi
Inti berdasarkan strategi adalah persepsi. Keunggulan bersaing perusahaan, sesungguhnya adalah keunggulan komunikasi. Sehingga masalah dalam bersaing merupakan perkara dalam berkomunikasi. Strategi Positioning sesungguhnya merupakan taktik komunikasi. Periklanan adalah bentuk komunikasi yang, dari sudut pandang penerima, dibangun pada penghargaan yg rendah. Jika Anda berhasil dalam dalam periklanan, kemungkinan Anda akan berhasil dalam bidang usaha, kepercayaan , politik atau kegiatan lainyang membutuhkan komunikasi massa. Positioning adalah konsep yang membarui keaslian iklan, konsep yang sederhana yg membuat orang menghadapi kesulitan dalam tahu kekuatannya. Positioning dimulai dengan sebuah produk, barang, jasa, perusahaan, atau orang. Namun positioning bukanlah sesuatu yg Anda lakukan terhadap produk. Positioning merupakan sesuatu yg Anda lakukan terhadap pikiran calon konsumen, yaitu menempatkan produk itu pada pikiran calon konsumen. Maka merupakan kesalahan jika menyebut konsep ini menjadi “positioning produk”. Seperti halnya Anda melakukan sesuatu hal terhadap fisik produk itu. Juga salah jika positioning tidak melibatkan perubahan. Namun perubahan tadi merupakan perubahan terhadap nama, harga serta bungkus bukan terhadap produk secara keseluruhan. Pada dasarnya terdapat perubahan penampilan yang akan dilakukan dengan tujuan mengklaim sustu posisi yg lebih berharga pada persepsi calon konsumen. Positioning pula merupakah tubuh pemikiran yg pertama yang dibuat untuk memegang permasalahan pada mendengarkan rakyat kita yang kebanjiran warta. Satu-satunya pertahanan yang dimiliki seseorang dalam masyarakat merupakan pemikiran yang sangat sederhana. Maka pendekatan terbaik yang akan diambil sesorang pada rakyat merupakan pesan yang sederhana. John Sculley, mantan Chairman Apple Computer menyampaikan “Segala hal yg telah kita pelajari pada era industri cenderung menciptakan kerumitan yang semakin parah. Saya kira semakin banyak orang yang sadar bahwa Anda wajib melakukan penyederhanaan, bukan kebalikannya. Ini pandangan baru yg sangat Asia, bahwa kesederhanaan adalah kecanggihan terhebat”.

3. Strategi merupakan Menjadi Berbeda
Jack Trout pada bukunya Trout On Stategy, keliru satu inti berdasarkan taktik adalah sebagai tidak sinkron. Menjadi yang pertama, dominasi atribut, kepemimpinan, senjata, bagaimana produk dibuat, serta peristiwa. Apabila nir bisa, maka dengan harga rendah. 

Michael Dell memutuskan menjual PC menggunakan cara tidak selaras, yaitu menjadi pertama yang menjual PC eksklusif ke konsumen serta merakit pesanan. Michael Dell nir menjual PC ke ditributor. Kini, setiap orang dalam industri ini sedang mencoba meniru taktik Dell, namun telah terlambat. “Ketika hanya terdapat Anda dan pelanggan, Anda sebenarnya telah memulai interaksi menggunakan pelanggan “ istilah Michael Dell.

Harvard adalah universitas pertama di Amerika serta ketika ini dipercaya sebagai Universitas yg terpandang pada global, terutama dalam bidang bisnisnya. Harvard Business School didirikan 1908 serta mewisuda gelar master pertama kalinya pada manajemen pada 1910. Harvard Business School adalah sekolah bisnis pertama yg mensyaratkan gelar universitas buat memasuki program manajemennya. Untuk mempertahankan kepemimpinannya Harvard Business School meluncurkan The Harvard Business Review, yg menjadi tonggak penerbitan. Selama lebih berdasarkan 75 tahun The Harvard Business Review sudah berpengaruh pada menciptakan pemikiran manajemen di global.

Strategi handal buat bersaing adalah sebagai yg pertama pada kategori produk yg Anda masuki. Band Aid merupakan plester luka yg pertama. Charles Schwab adalah perusahaan broker saham menggunakan diskon yg pertama. CNN, jaringan TV kabel yang pertama. Compaq, PC portabel yang pertma. Domino’s, kedai pizza antara yg pertama. ESPN, jaringan TV kabel olah raga yang pertama. Gore-Tex, kain anti air yang pertama. Hewlett-Packard merupakan penghasil printer laser desktop yg pertama. Intel, mikroprosesor yg pertama. Jell-O, supaya-supaya pencuci verbal yg pertama. Kentucky Fried Chicken, restoran ayam goreng yang pertama. Q-Tips, kapas penyeka pertama. Reynold Wrap, alumunium foil yang pertama. Rollerblate, sepatu luncur yg pertama. Sun Microsystems, personal komputer jaring berbasis Unix (linux) yang pertama. Tide, deterjen yang pertama. Time, majalah keterangan mingguna yang pertama. Xerox, mesin fotokopi yang pertama.

Di Yogyakarta, Anda jua bisa mengenal Universitas Islam Indonesia (UII) sebagai universitas yang pertama pada Yogyakara. STMIK AMIKOM Yogyakarta sebagai loka kuliah orang berdasi yg pertama. Al-Fath toko kostum muslim yang pertama. Karita toko busana muslim buat remaja yang pertama. Priamagama adalah bimbingan tes dengan program agunan diterima yg pertama. Retjo Buntung adalah radio partikelir yang pertama. Geronimo adalah radio partikelir buat remaja yg pertama. Menjadi yg pertama adalah salah satu taktik bersaing yg relatif handal.

4. Strategi adalah Persaingan
Inti berdasarkan taktik adalah persaingan. Kenalilah pesaing-pesaing Anda, hindarilah kekuatan mereka, eksploitasi kelemahan mereka. Sam Walton meciptakan suatu organisasi yang sukses dengan tak henti-hentinya mengumpulkan liputan berdasarkan garis depan. Baik dia maupun wakil presdir regionalnya tak henti-hentinya berkunjung ke toko-toko Wal-Mart, sambil mengumpulkan gagasan-gagasan menurut para karyawan pada semua strata. Walton lebih lanjut mencegah terjadinya jebakan kepicikan dengan jalan secara t menilik toko-toko pesaing. Sepanjang pekan Walton dan para manajer topnya mengumpulkan kabar-informasi intelejen hingga sekecil-kecilnya, yang nir disaring dulu oleh lapisan-lapisan fungsionaris perusahaan yg banyak itu. Setiap Sabtu, mereka bertemu buat mengambil keputusan mengenai penjualan barang buat pekan-pekan mendatang. Di penghujung hari itu jua, semua rencana dikomunikasikan pada seluruh tingkatan karyawan di semua toko. Demikian tulis Martin S. Fridson pada bukunya How to Be a Billionaire.

5. Strategi adalah Menjadi Spesialis
Beritahu konsumen bahwa Anda adalah seorang ahli. Hemming Motor News adalah majalah seorang ahli motor menggunakan penjualan 265.000 kopi per bulan. Pendapatan kotornya mencapai 20 juta dolar setahun. Satu terbitan memiliki 800 page menggunakan 20.000 iklan, yg memberikan segalanya, mulai menurut wheel bearing set buat Model T Ford (seharga $55) sampai roadster Rolls-Royce Harley tahun 1932 seharga $650.000. Sebagian akbar majalah berisi iklan mini hitam-putih, yg sanggup dibayar melalui cek atau kartu kredit. Kandungan editorialnya amat sedikit. Departemen penjualannyapun amat kecil. “Saya hanya seorang biasa pada atas kuda luar biasa” kata Terry Ehrich, keliru satu pemilik majalah tersebut. Sebuah kuda yg sangat seorang ahli, tulis Jack Trout.

Martin Baker Aircraft Company adalah perusahaan yg spesialis produsen kursi lempar buat pesawat jet militer. Perusahaan yang bertempat tinggal pada Denham Inggris ini, mensuplai hampir semua pesawat jet militer yg ada pada semua global. Kursi lempar yg berteknologi tinggi protesis Martin Baker ini, melemparkan orang yg mendudukinya keluar berdasarkan pesawat ketika keadaan genting. Harga satu kursi mencapai $150.000, serta Martin Baker sudah memproduksi kurang lebih 70.000 kursi semacam itu. Saking terkenalnya kursi itu diklaim kursi Martin Baker.

Gillette merupakan perusahaan seorang ahli mata cukur, dengan kualitas tinggi dan harga premium (di atas rata-homogen). Perusahaan yg beraset $8 milyar ini merupakan perusahaan yang memiliki pangsa pasar dunia lebih menurut 60 %. Meskipun Gillette mempunyai produk baterai Duracell, perlengkapan rumah tangga Braun, serta perawatan gigi Oral-B, produk-produk ini hanyalah bisnis sampingan, spesialisnya merupakan mata cukur. 

Subaru, penghasil mobil berdasarkan Jepang pernah bermasalah. Untuk mengatasi perkara tadi, menjadikan Subaru sebagai seorang ahli all-wheel drive. Mulai waktu itu, Subaru menetapkan buat memfokuskan pada keahlian spesifik tadi. “Kami menciptakan komitmen buat hanya menjual all-wheel drive pada rangka mendeferensiasikan diri kami dengan Toyota serta Honda” kata sang Presiden Subaru, George Muller. Saru menggunakan bangga mengumumkan bahwa perusahaannya tidak membuat kendaraan beroda empat, tetapi hanya berspesialisasi dalam tunggangan four-wheel drive. Tindakan ini telah memulihkan Subaru menurut syarat penjualan yang menurun 60 % dan akhirnya selamat dari kebangkrutan. “Lebih baik menjadi luar biasa pada satu hal daripada jago dalam banyak hal” tulis Jack Trout pada bukunya Trout On Strategy. 

6. Strategi merupakan Kesederhanaan
Kesederhanaan merupakan galat satu berdasarkan inti taktik. Menguasai satu istilah di ketua, istilah yang sederhana buat meraih keunggulan bersaing. Emery Air Freight, berdiri 1946 merupakan perusahaan kargo udara pertama di dunia. Emery terjebak, bukan memfokuskan diri dalam layanan kargo eksklusif, malah memberikan layanan kargo apapun. Layanan kargo semalam, layanan 2 hari, layanan paket kecil serta layanan paket akbar. Apapun yg Anda kirim Emery akan melayaninya. Di awal 1970-an Federal Express adalah pemain yg baru berjuang pada bisnis pengiriman barang. Tetapi dengan sangat brilian CEO Fred Smith membuat taktik yang berfokus pada pengiriman barang semalan (overnight) saja. Kata “semalam (overnight)” inilah yg menghantar kejayaan Federal Express.

Volvo mempunyai satu kata keamanan (paling aman) di benak konsumen. Hasilnya, beberapa dasa warsa kemudian Volvo telah sebagai mobil glamor pada Eropa serta penjualan tertinggi di amerika Serikat. Ketika merek sudah memiliki sebuah kata sederhana yang gampang diingat, sulit bagi pesaing buat mengambil kata tadi. Dapatkah Anda memproduksi mobil yang lebih kondusif menurut Volvo?. Mungkin Anda bisa menghasilkan mobil yg lebih kondusif menurut Volvo, misalnya Saab, Audi, serta Mercedes Benz, tetapi pada benak konsumen yg mempunyai istilah sederhana safety, hanyalah Volvo.

BMW memakai kata sederhana driving buat yg secara lengkap The ultimate driving machine (kendaraan beroda empat yg lezat dikendarai). Dengan kesederhanaan ini BMW sebagai mobilo glamor Eropa menggunakan penjualan tertinggi kedua pada amerika perkumpulan. 

“Salah satu kecenderungan paling Mengganggu sepanjang 40 tahun terakhir merupakan keyakinan bahwa jika Anda mudah difahami, bahasa Anda vulgar. Saat aku tumbuh, ekonom, pakar ekamatra, psikolog, pemimpin dalam seluruh disiplin akan selalu berupaya membuat diri mereka gampang difahami. Einstein menghabiskan tahun demi tahun bersama tiga asisten tidak sinkron buat membuat teori relativitasnya difahami sang orang awam. John Maynand Keynespun berupaya keras menciptakan teori-teori ekonominya mudah difahami “ komentarter Drucker pada bukunya The effective Executive. “Ide-inspirasi strategis akbar hampir selalu muncul dengan kata-kata sederhana” tulis Jack Trout pada buku Trout On Strategy.

7. Strategi adalah Kepemimpinan
Menurut Drucker, fondasi berdasarkan kepemimpinan yang efektif adalah memikirkan visi serta misi organisasi, mendefinisikannya, dan menegakkannya secara jelas serta konkret. Pemimpin memutuskan tujuan, menentukan prioritas, dan tetapkan serta memonitor standar. Sedangkan dari Tony Buzan pada buku The Power of Spiritual Intelegence, visi didefinisikan menjadi kepandaian atau merencanakan masa depan dengan bijak dan imajinatif, memakai gambaran mental tentang situasi yg dapat serta mungkin terjadi pada masa mendatang. 

“Kepemimpinan merupakan inti menurut strategi” kata Jack Trout . Tidak seorangpun akan mengikuti Anda bila Anda tidak memahami kemana mesti melangkah. Akio Morita memberikan arah Sony untuk menemukan pasar-pasar baru menggunakan sebutan “semangat pioner”. “Sony merupakan perintis dan nir pernah bertujuan buat mengikuti yang lain. Melalui kemajuan, Sony ingin melayani semua dunia. Sony akan selalu sebagai penemu hal yang belum diketahui. Sony mempunyai prinsip menghargai serta mendukung kemampuan seseorang serta selalu membawa yang terbaik dari seseorang. Ini merupakan kekuatan penting bagi Sony” istilah Morita. Sony membentuk handycam, home video recorder pertama serta floppy disk. Kesuksesannya paling populer adalah ide Morita tetantang Walkman.

“Sebuah komputer di atas setiap meja kerja pada setiap rumah, menjalankan perangkat Microsoft” kata Bill Gates. Maka selesainya Bill Gates membentuk MS-DOS, ia menciptakan sistem operasi Windows misalnya halnya tempat tinggal menggunakan jendela (window) yg mengakibatkan Bill Gates menjadi entrepreneur terkaya di dunia. Tidaklah benar benar bahwa hanya Bill Gates semata yg berperan pada menempatkan PC di kantor-kantor dan pada tempat tinggal -tempat tinggal di seluruh dunia, tetapi Bill Gates memiliki visi untuk melihat apa yg mungkin serta impian buat mengubah visi tadi menjadi fenomena.

Thomas Watson Sr. Membarui nama perusahaan Computing Tabulating Recording Company sebagai International Business Machine (IBM), meskipun pada ketika belum beroperasi secara internasional, namun Thomas Watson mempunyai visi bahwa perusahaan tersebut pada lalu hari sebagai perusahaan yang beroperasi secara internasional. Ketika Watson menamai International Business Machine (IBM) banyak orang ketika itu mentertawakannya. Bahkan ada yg bilang bahwa Watson memberi nama tersebut terlalu membesar-besarkan perusahaannya. Namun kini IBM adalah perusahaan terbaru dan para manajernya menjadi model peranan utama menggunakan setelan baju putih, dasi polos, semangat menjual yg luar biasa. Pada tahun 2003 ini IBM terpilih menjadi Perusahaan Komputer yg paling rupawan global versi majalah Fortune. 

8. Strategi adalah Realitas
“Hampir semua prinsip-prinsip strategis dan strategi yang berhasil bagi perusahaan akbar juga dapat dipakai secara efektif buat memasarkan produk oleh perusahaan mini . Setiap strategi atau pembelajaran konsumen yang berhasil dalam suatu kategori produk tertentu umumnya bisa diterapkan dengan sukses pada produk lain yg tidak terkait, namun dinamika konsumen yg sama. Perusahaan-perusahaan papan atas mendidik para personil pemasaran mereka memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang konsumen melalui kehidupan sehari-hari. Melihat iklan-iklan pada televisi, berjalan-jalan pada pertokoan, berbincang-bincang menggunakan sahabat serta keluarga. Kegagalan buat menyatakan menggunakan kentara manfaat bagi konsumen adalah kasus terbesar di global pemasaran dewasa ini. Banyak perusahaan yang telah menghabiskan jutaan dolar buat menaruh informasi mengenai perusahaan pada konsumen, tetapi mereka nir berhasil melakukan penjualan” istilah Eric Schulz pada bukunya The Marketing Game. Itulah realitas. 

Carol Loomis, editor majalah Fortune melakukan riset terhadap 150 perusahaan dalam tiga periode saat, yaitu 1960-1980, 1970-1990 serta 1989-1999. Dalam masing-masing periode tadi, hanya tiga atau empat yang sanggup tumbuh 15 % atau lebih. Sekitar 20 hingga 30 perusahaan meraih pertumbuhan 10 % sampai 15 %, 40 sampai 60 perusahaan mencapai pertumbuhan lima % hingga 10 %, 20 sampai 30 perusahaan tumbuh 0 % hingga 5 % dan 20 hingga 30 perusahaan tidak tumbuh (menurun). Dengan realitas seperti itu, tidaklah mengejutkan bila perusahaan mulai melakukan sejumlah hal buruk buat menaikkan laju pertumbuhan mereka.

Realitas merupakan inti menurut taktik. Tujuan serupa dengan mimpi, bangunlah serta hadapi realitas. Intinya merupakan realitas pasar. Lebih baik menjadi yg pertama daripada menjadi yang lebih baik, itulah realitas bukan khayalan. “Meskipun para CEO tidak mampu melakukan seluruh hal dewasa ini, satu hal yang wajib selalu mereka perhatikan merupakan ralitas pasar. Jika keliru satu ahli pemasaran Anda menemui Anda dengan membawa sebuah produk baru, tanyakan berapa poly produk serupa yang sudah terlebih dahulu terdapat di pasar. Lalu desak beliau buat mengungkapkan mengapa konsumen mau membeli produk tersebut, bukan produk-produk pesaing. Apabila jawabannya nir memuaskan, kirimkan balik ke ruang kerjanya. Namun sebelum dia pergi, ingatkan beliau bahwa galat satu hukum pertama dari positioning merupakan Lebih baik sebagai yg pertama daripada sebagai yg lebih baik. Itulah empiris bukan imajinasi. Tujuan serupa menggunakan mimpi. Bangunlah, dan hadapi empiris “kata Jack Trout. “Pemasaran terlalu krusial buat diserahkan kepada departemen pemasaran” kata almarhum David Packard, keliru satu pendiri Hewlett-Packard. 

Strategi Bisnis berdasarkan Hammel serta Prahalat
Menurut Hamel dan Prahalad dalam bukunya Competing for The Future, persaingan yang akan datang merupakan persaingan buat membangun dan mendominasi peluang-peluang yang timbul. Menciptakan masa yg akan datang merupakan lebih berdasarkan sekedar menangkap peluang yg yang telah kita memutuskan sebelumnya. Tujuan kita nir hanya meniru produk, proses dan metode pesaing kita, namun bagaimana menyebarkan buat membangun peluang masa yang akan tiba dan mengekploitasinya. 

Untuk bersaing masa yg akan tiba yang diperlukan empat hal. Pertama, harus memahami bahwa bagaimana bersaing dalam masa yang akan tiba adalah tidak selaras menggunakan bersaing di masa kini . Kedua, melakukan langkah buat menemukan dan meningkatkan pengetahuan yang mendalam mengenai peluang-peluang yg akan datang. Ketiga, melakukan mobilisasi sumberdaya perusahaan buat menuju perjalanan dalam masa yg akan datang. Keempat, mengambil masa yang akan datang yang pertama, tanpa merogoh mengambil risiko yang berlebihan. 

Bersaing dalam masa yg akan tiba tidah hanya melakukan rekayasa ulang tetapi juga memperbarui taktik, nir hanya melakukan transformasi organisasi tetapi jua melakukan transformasi industri serta tidak hanya bersaing buat merebutkan pangsa pasar namun jua bersaing buat merebutkan peluang pasar yang akan tiba.

Untuk menemukan dan meningkatkan pengetahuan yang mendalam mengenai peluang-peluang yg akan datang tidak sekedar strategi sebagai belajar namun juga taktik yg kemudian menjadi yg harus dilupakan, nir hanya taktik menjadi positioning namun taktik menjadi tinjauan masa yg akan datang, nir hanya planning strategis atau manajemen strategis tetapi lebih menurut itu menjadi arsitektur strategis. 

Untuk melakukan mobilisasi sumberdaya perusahaan buat menuju perjalanan dalam masa yg akan tiba, stretegi nir hanya sekedar cocok saja namun strategi wajib jua luwes sesuai menggunakan peluang-peluang masa yang akan tiba, taktik nir hanya melakukan alokasi sumberdaya namun strategi pula merupakan akumulasi dan penggerak sumberdaya.

Sedangkan mengambil masa yang akan tiba yang pertama, nir hanya bersaing pada struktur industri yg telah ada tetapi bersaing dalam bentuk struktur industri yg akan tiba, bersaing tidak hanya buat kepemimpinan produk namun juga kepemimpinan kompetensi inti, bersaing nir hanya sebagai perusahaan tunggal namun jua sebagai koalisi, tidak hanya memaksimumkan rasio hits produk baru tetapi pula nilai belajar produk baru serta tidak hanya meminimalisasi ketika produk masuk ke pasar tetapi jua meminimalisasi ketika produk buat mempunyai kemampuan superior di pasar dunia. Selamat Anda bersaing pada masa yg akan tiba serta berhasil.

Strategi Bisnis menurut Kim serta Mauborgne
W. Chan Kim dan Renee Mauborgne menyatakan bahwa Red Ocean Strategy sudah tidak lagi digdaya buat menciptakan pertumbuhan serta laba pada masa depan. Mereka berdua mengusulkan sebuah taktik baru yg disebut Blue Ocean Strategy. Blue Ocean Strategy, menganggap bahwa bersaing adalah membangun ruang pasar yg tidak terdapat lawannya. Pasar yang sangat luas bagaiakan “lautan biru”. W. Chan Kim serta Renee Mauborgne menyatakan bahwa 86 % memakai Red Ocean Strategy dan hanya 14 % yang menggunakan Blue Ocean Strategy. Dari perusahaan yang menggunaikan Red Ocean Strategy tersebut memperoleh pendapatan total 62 % serta keuntungan total 39 %, sedangkan perusahaan yg memakai Blue Ocean Strategy hanya mendapat pendapatan total 38 % tetapi laba totalnya 61 %. 

Cirque du Soleil merupakan keliru satu perusahaan yang memakai Blue Ocean Strategy. Cirque du Soleil. Perusahaan yg didirikan dalam 1984 oleh sekelompok pemain sandiwara jalanan, Cirque telah melakukan pentas dengan menampilkan lusinan produksi yang dilihat oleh kira-kira 40 juta orang pada 90 kota pada sekeliling global. Dalam 20 tahun, Cirque telah mencapai pendapatan sirkus pemimpin global Ringling Bros serta Barnum & Bailey. Kedua perusahaan sirkus pemimpin global tersebut buat mencapainya diharapkan saat 100 tahun.

Ringling Bros serta Barnum & Bailey merancang sirkus baku serta bersaing menggunakan sirkus homogen dalam skala pasar yang terus menurun. Ringling Bros dan Barnum & Bailey memakai perspektif taktik berbasiskan persaingan, sehingga akhirnya industri sirkusyang timbul sebagai tidak menarik. Sedangkan Cirque du Soleil’s meraih sukses dengan tidak mengambil pasar menurut industri sirkus yg ada, yang secara histories pasarnya anak-anak. Cirque du Soleil tidak bersaing Ringling Bros serta Barnum & Bailey, lantaran membentuk pasar baru yang tidak terdapat lawannya dan menciptakan persaingan nir relevan lagi. Cirque du Soleil memunculkan pasar baru selain anak-anak adalah grup pelanggan baru orang dewasa serta klien perusahaan menggunakan tidak hanya menampilkan sirkus, tetapi menampilkan teater, opera serta balet sebagai akibatnya penontonnya bersedia membayar beberapa kali lipat dibandingkan menggunakan sirkus tradisional biasa. Strategi dari Cirque du Soleil inilah yang diklaim Blue Ocean Strategy. 

Blue Oceans adalah seluruh industri yg tidak terdapat waktu ini, tidak dikenal ruang pasarnya dan tidak terdapat persaingan. Dalam blue oceans permintaan itu diciptakan, bukan diperebutkan dengan persaingan. Permintaan itu bisa tumbuh menggunakan cepat dan menguntungkan. Untuk menciptakan blue oceans dengan 2 cara, yaitu perusahaan dapat meningkatkan industri baru yang lengkap, misalnya eBay menciptakan lelang, tetapi secara online. Cara kedua, blue oceans dapat diciptakan berdasarkan dalam red oceans dalam saat perusahaan membarui batas industri yang ada, misalnya yg dilakukan oleh Cirque du Soleil. 

Hal ini membentuk sebuah konsep sirkus baru yg mematahkan dilema/pertukaran biaya -nilai serta menciptakan samudra biru berupa ruang pasar baru. Simak perbedaan-perbedaan ini. Sementara sirkus-sirkus lain serius dalam me­nawarkan pertunjukan-pertunjukan hewan, merekrut seniman bintang, menampilkan beragam arena pertunjukan pada 3 pentas bulat, dan berusaha mendongkrak penjualan karcis diskon untuk jalur di antara deretan tempat duduk (aisle), Cirque du Soleil nir ambil pusing menggunakan segala faktor itu. Faktor-faktor ini sudah lama diterima begitu saja pada industri sirkus tradisional, yg nir pernah mempertanyakan relevansi berdasarkan faktor-faktor tersebut. Akan retapi, protes publik terhadap penggunaan binatang pada sirkus mulai meningkat. Selain itu, pertunjukan binatang merupakan keliru satu menurut elemen termahal, karena tidak hanya mencakup harga hewan itu sendiri, akan tetapi jua porto training, layanan kesehatan, kandang, asuransi, dan transportasi bagi hewan tersebut.

Sama halnya, sementara industri sirkus serius pada me­nampilkan bintang-bintang, publik awam merasa bintang-bintang sirkus tidaklah setara dengan bintang film. Padahal, bintang sirkus jua adalah komponen berbiaya tinggi yg nir punya pengaruh besar pada penonton. Cirque juga membuang 3 pentas lingkaran yang umum dalam sirkus tradisi­onal. Pengaturan tiga pentas lingkaran misalnya ini sebenarnya mengakibatkan kegelisahan pada antara penonton karena mereka harus secara cepat mengalihkan pandangan mereka menurut satu lingkaran ke lingkaran lain. Selain itu, pengaturan 3 pentas jua meningkatkan jumlah pementas yang dibutuhkan dan ini tentu berujung dalam membengkaknya biaya . Dan, meskipun penjualan karcis bonus buat jalur di antara tempat duduk penonton tampak menjadi cara yang bagus untuk menaikkan pemasukan, tetapi dalam praktiknya harga yang tmggi meng-urungkan niat konsumen buat membeli dan menciptakan mereka merasa ditipu.

Daya tarik langgeng berdasarkan sirkus tradisional hanya terdiri atas 3 faktor: tenda, badut, serta aksi akrobat klasik seperti pemain roda serta aksi-aksi maut berdurasi pendek. Jadi, Cirque du Soleil mempertahankan badut, tapi membarui humornya dari slapstik yang mengandalkan fisik menjadi lawakan yang lebih intelektual dan memikat. Cirque membuat tenda lebih mewah, sebuah elemen yg ironisnya mulai diabaikan sang banyak sirkus demi mampu membayar sewa tanah buat pertun-jukan. Memahami bahwa karakteristik unik ini secara simbolis sanggup menangkap keajaiban sirkus, Cirque du Soleil merancang simbol klasik sirkus menggunakan tampilan luar yg megah serta tingkat ketenangan prima. La membuat tenda-tendanya bernuansa sirkus-sirkus epik akbar masa lampau. Bangku-bangku keras dan serbuk gergaji jua menghilang. Akrobat serta aksi-aksi mendebarkan lainnya dipertahankan, akan tetapi perannya dibatasi dan dibuat lebih elegan dengan tambahan gaya artistik dan daya pikat intelektual pada aksi-aksi itu.

Dengan melirik batasan pasar teater, Cirque du Soleil jua menawarkan elemen-elemen nonsirkus, seperti struktur cerita dan, bersama itu, kekayaan intelektual, musik dan tarian artistik, serta majemuk pentas karya. Faktor-faktor ini, yang sepenuhnya baru bagi industri sirkus, diambil dari industri-hiburan-eksklusif alternatif bernama teater.

Tidak seperti pertunjukan sirkus tradisional yg rangkaian aksi-aksinya nir berkaitan, setiap kreasi Cirque du Soleil memiliki tema serta struktur cerita yang menyerupai pertunjukan teater. Meskipun temanya kabur (serta mcmang dibentuk demi-kian), tema itu membawa harmoni dan elemen intelektual bagi pertunjukan—tanpa membatasi potensi menurut aksi-aksi yg ada. Le Cirque pula merogoh ide menurut pertunjukan Broadway. Misalnya, Le Cirque menampilkan beragam produksi dibandingkan pertunjukan tradisional “satu buat seluruh”. Sama jua menggunakan pertunjukan Broadway, setiap pertunjukan Cirque du Soleil menampilkan lagu pengiring (original score] dan be­ragam musik, yang mengarahkan penataan visual, rapikan lampu, dan timing menurut aksi-aksi, dibandingkan scbaliknya. Pcrtunjukan-pertunjukannya menampilkan tarian abstrak serta spiritual, sebuah idc yg diambil berdasarkan teater dan balet. Dengan memperkenalkan faktor-faktor baru ini, Cirque du Soleil telah menciptakan pertunjukan yg lebih berkelas dengan sofistikasi tinggi. Selain itu, dengan menyuntikkan konsep majemuk produksi dan dengan memberikan alasan bagi orang buat lebih acapkali mengunjungi sirkus, Cirque du Soleil secara dramatis telah menaikkan permmtaan.

Pendek istilah, Cirque du Soleil menawarkan elemen terbaik berdasarkan sirkus serta teater dan mengurangi atau menghilangkan elemen-elemen remehnya. Dengan menunjukkan manfaat yang tak terdapat sebelumnya, Cirque du Soleil sudah menciptakan sebuah samudra biru serta membangun bentuk baru berdasarkan hiburan lang-sung, yaitu bentuk yang berbcda berdasarkan sirkus tradisional serta teater. Pada waktu yg sama, dengan menghilangkan poly elemen termahal dari sirkus, Cirque secara dramatis sudah me­ngurangi struktur biayanya serta mencapai diferensiasi sekaligus porto rendah. Le Cirque secara strategis menghargai tiketnya sesuai menggunakan harga tiket teater. Dengan cara ini, dia menaikkan harga tiket pasaran industri sirkus beberapa kali lipat, akan tetapi permanen mempertahankan harga yg mampu menarik konsumen de-wasa, yg sudah terbiasa menggunakan harga tiket teater.

Sebagaimana ditunjukkan dalam gambar di atas, penciptaan samudra biru adalah soal menekan porto sambil menaikkan nilai bagi pembeli. Beginilah bagaimana lompatan nilai bagi perusahaan dan pembeli dicapai. Karena nilai pembeli dari dari utilitas (manfaat) dan harga yang ditawarkan per­usahaan kepada pembeli, serta lantaran nilai bagi perusahaan itu didapatkan berdasarkan harga dan struktur biaya , maka penemuan nilai tercapai hanya ketika holistik sistem kegiatan utilitas, harga, dan biaya perusahaan terpadu dengan tepat. Pendekatan keseluruhan sistem inilah yang menjadikan penciptaan samudra biru sebagai sebuah strategi berkesinambungan (sustainable). Strategi samudra biru mengintegrasikan kegiatan-aktivitas fungsional serta operasional perusahaan.

Sebaliknya, inovasi seperti penemuan produksi mampu dilakukan dalam level subsistem tanpa memengaruhi holistik taktik perusahaan. Sebuah penemuan pada proses produksi, misalnya, bisa menurunkan struktur porto perusahaan buat memperkuat strategi-kepemimpinan-porto yg telah ada tanpa membarui proporsi utilitas dalam penawarannya. Meskipun inovasi semacam ini bisa membantu mempertahankan serta bahkan mempertinggi posisi perusahaan dalam ruang pasar yang ada, pendekatan subsistem yg demikian jarang membentuk samudra biru berupa ruang pasar baru.

Dalam pengertian ini, penemuan nilai adalah lebih menurut sekadar inovasi. Inovasi nilai merupakan soal strategi yang merangkul seluruh sistem aktivitas perusahaan. Inovasi nilai menuntut perusahaan buat mengarahkan semua sistem dalam tujuan mencapai lompatan pada nilai bagi pembeli serta bagi per­usahaan itu sendiri. Tanpa pendekatan integral semacam ini, penemuan akan selalu terpisah berdasarkan inti strategi. Gambar membeberkan karakteristik-ciri khas primer dari strategi samudra biru dan samudra merah.

Strategi samudra merah yg berbasiskan kompetisi mengasumsikan bahwa kondisi-kondisi struktural itu terberi dan bahwa perusahaan dipaksa buat berkompetisi pada kondisi-kondisi itu; sebuah asumsi yang berdasarkan pada apa yang diklaim akademisi sebagai pandangan strukturalis, atau determinisme lingkungan. Sebaliknya, inovasi nilai berdasarkan pada pandangan bahwa batasan-batasan pasar serta struktur industri tidaklah terberi serta mampu direkonstruksi melalui tindakan serta keyakinan pelaku industri. Kami menyebut ini sebagai pan­dangan rekonstruksionis. Dalam samudra merah, diferensiasi menelan porto akbar karena perusahaan berkompetisi dari aturan praktik sukses yang sama. Dalam samudra biru, pilihan strategis bagi perusahaan merupakan mengejar baik diferen-siasi juga biaya rendah. Di sisi lain, dalam pandangan rekonstruksionis, tujuan strategi merupakan menciptakan anggaran-aturan praktik sukses baru menggunakan mendobrak duduk perkara/pertukaran nilai-biaya yg terdapat dan, menggunakan demikian, menciptakan samudra biru. 

Cirque du Soleil mendobrak aturan praktik sukses berdasarkan industri sirkus, serta mencapai diferensiasi sekaligus biaya ren­dah menggunakan merekonstruksi elemen-elemen lain dalam batasan-batasan industri yang terdapat. Apakah Cirque du Soleil itu sahih-benar sirkus, dengan semua elemen yang dibuang, dikurangi, ditambah, dan diciptakan? Ataukah ia sebuah teater? Dan, apabila ia sebuah teater, tergolong pada aliran apa pertunjukan Broadway, opera, balet? Tidaklah kentara. Cirque du Soleil me­rekonstruksi elemen-elemen lain melampaui cara lain -cara lain ini dan, pada akhirnya, beliau merupakan adonan menurut kepingan-kepingan mini seluruh cara lain tersebut sekaligus pula bukan secara tegas bisa tergolong ke pada galat satu cara lain . Cirque du Soleil menciptakan samudra biru berupa ruang pasar baru yg belum ada pesaingnya serta belum diberi nama.

Menurut Kim serta Mauborgne, hal yang secara konsisten membedakan pemenang serta pe­cundang pada menciptakan samudra biru adalah pendekatan mereka atas strategi. Perusahaan yang terperangkap dalam samudra merah mengikuti pendekatan konvensional, yakni berlomba memenangi kompetisi dengan menciptakan posisi kokoh dalam tatanan industri yg ada. Kreator dari samudra biru, secara mengejutkan, nir memakai kompetisi sebagai patokan mereka. Sebaliknya, mereka mengikuti akal strategis tidak sama yang kami sebut inovasi nilai. Inovasi nilai adalah batu-pijak dari strategi samudra biru. Anda berfokus berakibat kompetisi itu nir relevan menggunakan menciptakan lompatan nilai bagi pembeli dan perusahaan Anda. Dengan demikian, Anda sekaligus membuka ruang pasar yg baru dan tanpa pesaing.

Inovasi nilai memberikan penekanan setara pada nilai serta penemuan. Nilai tanpa inovasi cenderung berfokus pada pencipta­an nilai dalam skala akbar, sesuatu yang meningkatkan nilai tapi tidak memadai buat menciptakan Anda unggul secara me-nonjol pada pasar. Inovasi tanpa nilai cenderung bersifat mengandalkan teknologi, pelopor pasar, atau futuristis, dan tak jarang membidik sesuatu yang belum siap diterima serta dikonsumsi oleh pembeli. Dalam pengertian ini, penting buat membeda­kan antara penemuan nilai, inovasi teknologi, serta bisnis sebagai pelopor pasar. Pemenang menurut pecundang pada menciptakan samudra biru bukanlah teknologi super canggih maupun "saat yg tepat buat memasuki pasar." Terkadang hal-hal itu diperlukan; akan tetapi seringnya nir. Inovasi nilai terjadi hanya saat perusahaan memadukan penemuan dengan utilitas (manfaat), harga, dan posisi biaya . Apabila mereka gagal memadukan inovasi serta nilai dengan cara ini, para inovator teknologi serta pelopor pasar sering hanya memberikan telor yang akan ditetaskan sang perusahaan-perusahaan lain.

Inovasi nilai adalah cara baru buat memikirkan serta melaksanakan strategi yg menunjuk pada penciptaan samudra biru dan ditinggalkannya kompetisi. Yang krusial, inovasi nilai menolak keliru satu berdasarkan dogma yg paling umum diterima dalam taktik berbasiskan-kompetisi: dilema/pertukaran (tradeoff) nilai-porto. Secara generik, diyakini bahwa perusahaan hanya bisa antara membentuk nilai lebih tinggi bagi pelanggan menggunakan biaya tinggi atau membangun nilai lumayan menggunakan porto lebih rendah. Di sini, taktik ditinjau sebagai menciptakan pilihan antara diferensiasi serta porto rendah. Sebaliknya, perusahaan yg berusaha menciptakan samudra biru mengejar diferensiasi dan porto rendah secara bersamaan.

Pada saat debut Cirque, sirkus-sirkus lain berfokus pada saling membandingkan pesaing serta memaksimalkan pangsa permintaan mereka yang telah menciut dengan cara mengerahkan habis-habisan banyak sekali pertunjukan sirkus tradisional. Pengerahan habis-habisan ini meliputi usaha perekrutan lebih banyak badut dan pawang singa terkenal, sebuah taktik yg melambungkan struktur porto sirkus tanpa secara substansial mengubah pengalaman menyaksikan sirkus. Hasilnya adalah porto yg meroket tanpa diiringi peningkatan pemasukan, dan menurunnya permintaan akan sirkus secara keseluruhan.

Kemunculan Cirque du Soleil membuat upaya-upaya itu tak lagi relevan. Keberadaan Cirque yg bukan menjadi sirkus biasa maupun produksi teater klasik membuatnya nir ambil peduli dengan apa yang dilakukan para pesaing pada kom­petisi. Daripada mengikuti akal konvensional buat memenangi kompetisi dengan memberikan solusi lebih baik terhadap satu konflik yaitu solusi berupa membangun sirkus yg menjanjikan kesenangan dan kegairahan yg lebih besar . Cirque berusaha menawari orang menggunakan kesenangan dan kegairahan sirkus serta kerumitan intelektual serta kekayaan artistik berdasarkan teater dalam waktu yang bersamaan; jadi, Cirque meredefinisikan kasus itu sendiri. Dengan mendobrak batasan-batasan pasar menurut teater serta sirkus, Cirque du Soleil memperoleh pengertian baru bukan hanya serta konsumen sir­kus, melainkan jua menurut nonkonsumen sirkus: konsumen atau penikmat teater dewasa. Hal ini membuat sebuah konsep sirkus baru yg mematahkan duduk perkara/pertukaran porto-nilai serta membentuk samudra biru berupa ruang pasar baru.