JENISJENIS SAMPEL DALAM PENELITIAN SISWA ATAU MAHASISWA

Cara flexi--Para mahasiswa juga siswa yg ingin melakukan penelitian, berikut adalah merupakan rangkaian menurut metode penelitian yg sudah kita bahas terdahulu, kali ini akan kita bahas tentang jenis-jenis Sampel dan bagaimana teknik penarikan sampel itu. Teknik penarikan sampel pada dasarnya sangat memilih hasil suatu penelitian. Apabila teknik yang digunakan nir tepat maka penelitian tersebut dapat dipertanyakan serta mungkin kebermaknaannya akan hilang. Untuk menghindari hal ini maka pengetahuan tentang jenis sampel sangat diperlukan lantaran masing-masing jenis sampel memiliki mekanisme yag tidak sinkron. Secara umum sampel dapat digolongkan sebagai dua jenis yakni sampel probabilitas dan sampel nonprobabilitas, yg bisa dijelaskan sebagai berikut :
1. Sampel Probabilitas
Sampel probabilitas adalah himpunan unit atau elemen observasi yg dipilih sedemikian rupa sebagai akibatnya unit atau elemen pada populasi tadi mempunyai peluang yg sama (yang diketahui atau terpilih. Adapun jenis-jenis sampel probabilitas adalah :
a. Sampel acak sederhana
b. Sampel rambang berlapis
c. Sampel acak klaster
d. Sampel rambang dua tahap
2. Sampel Non Probabilitas
Arti Sampel Non Probabilitas adalah bahwa anggota populasi tidak diberi kesempatan atau peluang yang sama buat dijadikan atau dipilih sebagai anggota sampel. Peneliti menentukan sampel hanya dengan memakai pertimbangan tertentu. Beberapa sampel yang termasuk kategori sampel nonprobabilitas adalah:
a. Sampel sistematis
b. Sampel purposif
c. Sampel Kuota
Terlepas dari aspek lain yg memiliki donasi terhadap mutu suatu penelitian, kerepresentatifan sampel yg digunakan adalah faktor kritikal. Secara ekstrim dapat dikatakan bahwa suatu penelitian nir akan punya arti jika sampel yang digunakan nir representatif. (Baca tentang "Sampel yang Representatif" pada sini  !!).
Demikian ringkasan tentang Jenis-jenis sampel pada metode penelitian, semoga bermanfaat, terimakasih, selamat meneliti. 

CEWEK ATAU COWOK CARA GENETIKA PENGARUHI JENIS KELAMIN BAYI

Pasangan suami istri yang akan memiliki momongan niscaya selalu ingin tahu setiap liputan yg herbi bayinya. Mulai menurut kesehatan janin, perkembangan keseluruhan bayi, responsnya terhadap rutinitas diet atau perubahan-perubahan misalnya yg diberitahukan oleh dokter, dan seterusnya.
Tak sedikit pula yang merasa penasaran buat mengetahui jenis kelamin bayi, apakah dia seorang bayi perempuan yg anggun ataukah bayi laki-laki yang ganteng . Tahukah Anda apa faktor penentu jenis kelamin bayi?
Bagaimana genetika menentukan jenis kelamin bayi? Manakah berdasarkan orang tua yg menentukan jenis kelamin bayi? Jika Anda ingin tahu tentang aspek-aspek ini, lanjutkan membaca buat mengetahui bagaimana sebenarnya gen membangun jenis kelamin bayi.
Jenis Kelamin Bayi Ditentukan Pada Saat Konsepsi

Selama konsepsi itu sendiri, jenis kelamin bayi ditentukan oleh galat satu kromosom X atau Y menurut sel sperma ayah. Ketika sel sperma membuahi sel telur, kromosom pada dalamnya berfusi menggunakan kromosom X di pada sel telur buat membangun bayi yang mungkin:
X (sel telur) + X (sel sperma) = XX, yaitu, cewek, atau
X (sel telur) + Y (sel sperma) = XY, yaitu, cowok
Pada dasarnya, kemungkinan jenis kelamin laki-laki atau perempuan dapat ditentukan dalam prosentase 50% pada hampir masing-masing seluruh orang.
Menurut sebuah penelitian yg dilakukan dalam tikus, bayi secara genetis lebih misalnya ayah, daripada ibunya. Alasannya adalah lantaran DNA diturunkan dari ayah, yg lebih poly berdasarkan yg diturunkan berdasarkan ibu. Studi ini menyimpulkan bahwa hal ini kemungkinan besar Janin berlaku buat semua mamalia (termasuk manusia) jua.
Perkembangan Seksual Dan Diferensiasi Janin A

Selama dua bulan kehamilan, yaitu lebih kurang tujuh sampai delapan minggu sehabis pembuahan, janin mulai berbagi organ seksual eksternal. Sampai waktu itu, terlihat netral, yaitu, baik sebagai wanita atau laki-laki . Secara bertahap sehabis bulan ke-dua, janin mulai memproduksi hormon, sebagai akibatnya mengakibatkan organ seks tumbuh lebih jauh menjadi organ pria atau wanita. Proses ini dikenal sebagai perkembangan seksual dan diferensiasi seksual.
Pengacakan Gen menurut Generasi ke Generasi

Gen-gen akan dikocok dan diacak balik ketika setiap generasi berkembang. Sudah diketahui keterangan bahwa ibu adalah sumber berdasarkan setengah gen bayi, dan setengah lainnya berasal berdasarkan ayah. Demikian pula, setiap orang tua akan mewarisi setengah gen berdasarkan masing-masing orang tuanya. Yang berarti, kakek-nenek akan sebagai asal 1/4 gen bayi.
Mungkinkah Memprediksi Jenis Kelamin Bayi menggunakan Sejarah Keluarga?

Ada sebuah studi oleh Universitas Newcastle melibatkan poly orangtua yg membantu mencari tahu kemungkinan mereka mempunyai anak wanita atau anak laki-laki . Temuan penelitian menyebutkan bahwa pria mewarisi kecenderungan memiliki anak wanita atau anak laki-laki dari orangtuanya. Dalam kata sederhana, jika seorang lelaki memiliki lebih banyak saudara pria, dia mungkin mempunyai anak pria, dan bila dia mempunyai lebih poly saudara perempuan , dia mungkin memiliki anak wanita.
Bagaimana Gen Menentukan Apakah Bayi Akan Menjadi Laki-Laki Atau Perempuan?

Gen diwariskan menurut kedua orangtua, dan terdiri dari 2 bagian yang diklaim menjadi alel. Berikut ini adalah tiga kombinasi yang mengatur kromosom X & Y dalam sperma pria:
1. Mm: Kombinasi ini bertanggung jawab lebih banyak bayi laki-laki buat ayah (pria) karena menghasilkan lebih banyak kromosom Y.
2. Mf: Kombinasi membuat jumlah X dan Y sama, yg menunjuk dalam jumlah cowok serta cewek yg sama.
3. Ff: Kombinasi ini membentuk lebih banyak kromosom X, dan karenanya membentuk lebih banyak anak perempuan .
Mitos Vs Fakta Tentang Prediksi Jenis Kelamin Bayi

• Denyut jantung janin: Menentukan jenis kelamin bayi menggunakan detak jantung per mnt telah sebagai teori yg terkenal pada masyarakat. Jika denyut jantung janin lebih berdasarkan 140BPM, yaitu, denyut per menit, maka bayi itu mungkin wanita, dan jika kurang menurut 140 BPM, maka kemungkinannya merupakan pria.
Namun, mungkin membingungkan jika denyut jantung berada pada kisaran beat normal 120-140BPM. Meskipun hal ini sepertinya sudah sebagai cara yg menarik buat memprediksi jenis kelamin, belum terdapat bukti ilmiah yang telah mengambarkan teori tadi.
Beberapa penelitian dilakukan buat mengetahui koneksinya, jika memang ada. Tetapi, hasilnya selalu negatif. Jadi, kita bisa mengungkapkan metode ini bisa membantu memprediksi jenis kelamin bayi, tetapi hanya dari asumsi.
• Dilihat menurut bentuk perut bumil ketika mengandung janin: Dikatakan bahwa seorang wanita hamil dengan bentuk perut yg agak tinggi atau berada dalam posisi pada tengah-tengah, mungkin mempunyai bayi wanita. Namun, bila perut kelihatan menonjol ke depan, dikatakan bahwa mungkin itu merupakan bayi laki-laki . Ini merupakan mitos yang kentara, karena bentuk, ukuran, tinggi, berat badan, dll menurut perut ibu sama sekali nir ada hubungannya menggunakan jenis kelamin bayi.
• Kulit berminyak atau berjerawat: Contoh klasik lain berdasarkan mitos dalam kehamilan merupakan - 'Jika seseorang  bunda mengandung bayi wanita, itu mampu menyebabkan kulitnya menjadi berminyak serta pecah-pecah.' Tidak ada berita terkait hal ini, karena perkara jerawat atau paras berminyak ditimbulkan karena hormon.
• Perubahan suasana hati yg buruk serta nir terduga: Seorang bayi perempuan diistilahkan sebagai alasan perubahan suasana hati yg ekstrim, namun, faktanya, hal tersebut berkaitan menggunakan masalah perubahan hormon dalam si mak itu sendiri, dan bahkan mampu terjadi pula pada mak yang mengandung bayi pria.
• Mengidam makanan cantik atau asin: Mengidam cantik selama kehamilan dikaitkan dengan bayi wanita, dan asa ngemil makan-kuliner asin dikaitkan dengan bayi laki-laki . Tapi, nyatanya hal itu tidaklah benar. Mengidam hanya terjadi karena kekurangan nutrisi tertentu, dan tidak terdapat hubungannya dengan jenis kelamin bayi.
Kemungkinan Cara Lain / Situasi Untuk Menentukan Jenis Kelamin Bayi

USG selesainya 20-22 minggu kehamilan membantu memberikan kurang lebih 90% kabar akurat mengenai jenis kelamin bayi. Juga, pada masalah ibu mengalami kelainan genetik atau anomali kromosom pada janinnya bisa mengenal gender melalui tes invasif misalnya amniosentesis atau pengambilan sampel villus chorionic.
Kesimpulan
Terlepas dari prosedur terkait genetika, aspek lingkungan tertentu jua memiliki kemungkinan memengaruhi jenis kelamin bayi. Tetapi, belum ada warta niscaya mengenai hal ini.
Sejumlah penelitian yg dilakukan pada aneka macam faktor lingkungan telah memberikan hasil yang tidak konsisten serta tidak bisa diandalkan. Oleh karenanya, hanya prosedur genetika yang menjadi cara paling bisa diandalkan buat memprediksi jenis kelamin bayi hingga kini ini.

PENGERTIAN DEFINISI METODE KUANTITATIF

Pengertian, Definisi Metode Kuantitatif
Menurut Sugiono (2008), metode kuantitatif adalah pendekatan ilmiah yang memandang suatu empiris itu bisa diklasifikasikan,konkrit,teramati serta terukur,hubungan variabelnya bersifat sebab dampak dimana data penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya memakai statistik.

Pendekatan Analisis Kuantitatif
Pendekatan analisis kuantitatif terdiri atas perumusan masatah, menyusun contoh, mendapatkan data, mencari solusi, menguji solusi, menganalisis output, serta menginterprestasikan output 

Pemilihan Metode Kuantitatif
Metode dipilih sinkron dengan tujuan penelitian, setiap peneliti perlu mengidenitifikasi apakah data yg dimiliki memenuhi perkiraan dasar yang harus dipenuhi setiap teknik, tahapan awal merupakan metakukan seleksi (screening) data, yakni mengenali prilaku data,ada atau tidaknya nilai ekstrem (outliers), lengkap tidaknya data, dan desknpsi secara statistik dari data yang dimiliki.

Format penelitian kuantitatif dalam ilmu sosial tergantung dalam perseteruan dan tujuan penelitian itu sendiri. Ada 2 format penelitian kuantitatif menurut paradigma secara umum dikuasai dalam metodologi penelitian kuantitatif yaitu format naratif serta format eksplanasi. Kedua format ini dijelaskan sebagai berikut

Gambar; Format Penelitian Kuantitatif
Sumber; Bungin (2008)

Metode Survei
Metode ini digunakan pada populasi yg luas dan menyebar,memungkinakan dilakukannya generalisasi suatu tanda-tanda sosial tertentu pada gejala sosial dengan populasi yang lebih besar .analisis yang ada bukan masalah per masalah namun keseluruhan populasi.

Metode Kasus
Metode masalah memusatkan diri dalam suatu unit tertentu berdasarkan aneka macam variabel serta hanya menggunakan kasus eksklusif sebagai object penelitian,bersifat mendalam,dan bersifat kasuistik terhadap object pebelitian tadi.

Metode Eksplanasi
Metode yg mengungkapkan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya ,dimana menggunakan sampel dan hipotesis dan buat menguji hipotesisnya memakai statistik inferensial.

Proses Penelitian Kuantitatif
Substansi proses penelitian kuantitatif menutut Bungin (2008) terdiri menurut kegiatan yang berurutan menjadi berikut ;
1. Mengeksplorasi, perumusan, dan penentuan masatah yg akan diteliti
2. Mendesain model penelitian serta parameter penelitian
3. Mendesain instrumen pengumpulan data penelitian 
4. Melakukan pengumpulan data penelitian
5. Mengolah serta menganalisis data output penelitian 
6. Mendesain laporan hasil penelitian

Proses penelitian kuantitatif dimulai dengan kegiatan mengeksplorasi buat melihat permasaiahan yang akan menjadi perkara yang hendak diteliti. Kemudian merumuskan masaiah penetitian menggunakan jelas sehingga terarah. Masatah pada penetitian kuatitatif masih bersifat ad interim serta akan berkembang sesudah peneliti berada dilapangan.berdasarkan rumusan kasus tadi,dikumpulkan teori serta penelitian yang relevan buat dipakai membuat disain model penelitian serta parameter penelitian sekaligus sebagai dasar pembuatan hipótesis.agar suatu penelitian itu tepat target serta menunjuk ke tujuan maka didisainlah instrumen buat pengumpulan data penelitian yang sebelumnya telah diuji bahwa instrumen tadi valid serta reliabel untuk dijadikan menjadi alat pengumpulan data. Setelah data terkumpul maka diolah serta dianalisis yang menunjuk dalam hipotesis yg telah diajukan.analisis data menggunakan statistik baik berupa statistik diskriptif juga statistik infirensial tergantung pada metode yang digunakan.hasil penelitian diuraikan pada bentuk pembahasan yg kemudian disimpulkan dan dibentuk saran.setelah itu didisain laporan hasil penelitian yg gampang buat dipahami sang orang lain.

Pengertian Teori
Menurut Sugiyono (2008 ), teori merupakan suatu formasi konsep (concept), definisi, proposisi serta variabel yg keterkaitan antara satu sama lain secara sistematis serta telah digeneralisasikan, sebagai akibatnya dapat menyebutkan dan mempredeksi kenyataan (berita-liputan) eksklusif.

Peneliti bekerja atas dasar teori yang relevan. Sejauh teori yang digunakan adalah baik serta sinkron menggunakan keadaan, maka peneliti akan berhasil menjelaskan kenyataan yg dimaksud. Suatu teori berguna buat mendefinisikan suatu kasus yg didalamnya ada variabel-variabel tertentu,buat mengartikan data serta fenomena-kenyataan yang ditemukan.

Sugiyono (2008), Teori merupakan seperangkat konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yg berfungsi untuk melihat kenyataan secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sebagai akibatnya dapat bermanfaat buat menjetaskan serta meramalkan fenomena.suatu teori akan memperoleh arti penting, bifa ia lebih banyak dapat melukiskan, dan meramalkan tanda-tanda yg ada. Mark 1963, pada (Sugioyono, 2008), membedakan adanya tiga macam teori. Ketiga macam teori yang dimaksud ini herbi data realitas, serta dibedakan sebagai berikut ;
1. Teori deduktif; memberi informasi yang dimulai menurut suatu perkiraan atau pikiran spekulatif eksklusif ke arah data yang akan diterangkan.
2. Teori induktif, cara menunjukkan adatah menurut data ke arah teori..
3. Teori fungsional; datam hal ini tampak suatu interaksi impak antar data serta asumsi teoritis, data menghipnotis pembentukan teori serta pembentukan teori balik mensugesti data.

Selanjutnya Hoy & Miskel (2001) pada Huda (2007), mengemukakan bahwa komponen teori itu meliputi konsep dan asumsi. Konsep merupakan istilah yang bersifat tak berbentuk dan bermakna generalisasi. Sedangkan perkiraan merupakan pernyataan diterima kebenarannya tanpa pembuktian. Setiap teori akan mengalami perkembangan, dan perkembangan itu terjadi bila teori sudah tidak relevan serta kurang berfungsi lagi buat mengatasi kasus.

Semua penelitian bersifat ilmiah, sang karena itu semua peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif teori yg digunakan wajib telah jelas, karena teori disini akan berfungsi buat memperjelas masatah yang diteliti, sebagai dasar buat merumuskan hipotesis, dan sebagai surat keterangan buat menyususn instrumen penelitian. Oleh karenanya landasan teori pada proposal penelitian kuantitatif wajib telah kentara teori apa yang akan dipakai.

Agar teori bisa dipahami dengan lebih baik, maka perlu dipaparkan masing-masing komponen teori menjadi berikut ;

Konsep
Konsep merupakan sejumlah karakteristik yang berkaitan menggunakan suatu obyek atau baku yg generik atas obyek tadi. Menurut Bungin (2008), konsep adatah generalisasi dari sekelompok fenomena yg sama. Konsep dibangun menurut teori-teori yg digunakan buat menjetaskan variabet-variabet yg akan diteliti dan memiliki tingkat generalisasi yg tidak sinkron satu menggunakan lainnya. Konsep harus merupakan atribut berbagai kesamaan dari fenomena yg tidak sinkron. 

Setiap penelitian kuantitatif dimulai dengan menjelaskan konsep penelitian yang digunakan, karena konsep penelitian ini merupakan kerangka acuan peneliti didalam mendesain penelitian. Konsep jua dibangun supaya masyarakat akademik atau rakyat ilmiah maupun konsumen atau pembaca laporan penelitian tahu apa yang dimaksud menggunakan pengertian variabel, indikator, parameter, maupun skala pengukuran yang dimaksud peneliti didalam penelitiannya.

Dalam mendesaian konsep penelitian, yang terpenting juga bagi peneliti wajib mendesain konsep interaksi antar variabel-variabel penelitiannya. Karena itu peneliti harus memilih pilihan sebenamya menurut hubungan antar variabel­variabel itu. Disamping mengonsepsi hubungan antar variabel-variabel penelitian, perlu jua sebuah variabel didesain dari apa yg diinginkan oleh peneliti dalam penelitiannya.

Selain mendesain variabel dan hubungan variabel-variabel penelitian, maka berikutnya pene(iti juga wajib mendesain konsep penelitian dan konsep operasional. Konsep penelitian dibuat untuk memberi batasan pemahaman terhadap variabel penelitian, sedangkan konsep operasional dimuat buat membatasi parameter atau indikator yang diinginkan peneliti dalam penelitian,sebagai akibatnya apapun variabel penelitian, semuanya hanya ada menurut konsep tadi.

Variabel
Burhan Bungin ( 2008), mendefinisikan bahwa variabel berasal berdasarkan bahasa Inggris variable yang berarti faktor nir tetap atau berubah-ubah. Namun bahasa Indonesia pada masa ini sudah terbiasa menggunakan istilah variabel ini dengan pengertian yg lebih tepat diklaim bervariasi. Dengan demikian variabel adalah kenyataan yang bervariasi dalam bentuk, kualitas, kuantitas, mutu standar dan sebagainya.

Penjelasan-penjetasan mengenai variabel sangat bervariasi sebagaitnana bervariasinya variabel itu sendiri. Dalam pengertian yang lebih konkret variabel itu sendiri adalah konsep pada bentuk konret atau konsep operasionai, penjelasan semacam ini merupakan tergantung jua pada jenis penetitian yg dilakukan. Dalam penelitian kebijakan sosial, konsep serta variabel dibedakan berdasarkan sifat kompleksnya. Konsep umumnya dipakai dalam mendeskripsikan segala variabel yg tak berbentuk serta kompleks, sedangkan variabel diartikan menjadi konsep yang lebih nyata serta acuan-acuannya lebih nyata.

Fungsi variabel dapat dibedakan berdasarkan jenis dan macamnya, variabel bisa dibedakan menjadi 7 (Solimun, 2003), yaitu :

(1) . Dependent variable (variabel tergantung)
Suatu variabel yang menjadi pusat perhatian penefiti (tercakup dalam hipotesis penelitian), yg keragamannya ditentukan / tergantung ! Dipengacuhi sang variabel lainnya.

(2). Independent variable (variabel bebas)
Suatu variabel yang menjadi pusat perttatian peneliti, yang keragamanrrya mempakan syarat yg ingin diselidiki 1 diteliti I dikaji serta mensugesti variabel tergantung.

(tiga). Intervene variable (variabel antara)
Adalah variabel yg bersifat sebagai perantara (wahana) berdasarkan hubungan variable bebas ke variabel tergantung. Sifatnya bisa memperlemah atau memperkuat imbas variabel bebas terhadap variabel tergantung.

(4). Moderator variable
Adalah variabel yg bersifat memperkuat atau memperlemah pengaruh variable bebas terhadap variabel tergantung.

(lima). Confounding variabel ( variabet pembaur )
Variabel yg nir menjadi sentra perhatian peneliti (nir tercakup pada hipotesis penelitian), namun timbul dalam penelitian dan berpengaruh .terhadap variabel tergantung serta efek tersebut mencampuri atau berbaur dengan variable bebas.

(6). Control vuriable (Variabel kendali)
Adalah variabel pembaur yg bisa dikendalikan pada waktu riset desain. Pengendalian ini biasanya ditakukan menggunakan cara eblusi (mengeluarkan obyek yg nir memenuhi kriteria) dan inklusi (menjadikan obyek yang memenuhi kriteria buat diikutkan pada sample penelitian), atau menggunakan blocking yaitu mengelompokkan obyek penelitian sebagai kelompok-gerombolan yang reiatif sejenis.

(7). Concomitunt variable (variable penyerta)
Adatah variabel pembaur yang nir dapat dikendalikan pada ketika riset desain. Variabel ini nir dapat dikendalikan sebagai akibatnya permanen menyertai (terikut) daiam proses penelitian, dengan konsekuensi data haruss diamati serta dampak baumya harus dieliminir.

Proposisi
Proposisi, menurut Emory serta Cooper (1996) dalam Huda (2007), merupakan suatu peryataan tentang konsep-konsep yg bisa dinilai sahih atau salah melalui suatu fenomena yg diamati. Misalnya, makin siang mahasis;wa belajar, maka makin mini kemampuan mereka pada menyerap isi pelajaran. Pemyataan ini adalah sebuah proposisi. Bilamana suatu proposisi dirumuskan buat diuji secara realitas , maka proposisi tersebut dianggap hipotetis, hipotetis bersifat ad interim atau dugaan ad interim.

Hipotesis
Sugiyono (2002),Hipotesis adalah pernyataan ad interim berdasarkan rumusan kasus yg perlu dibuktikan benar atau nir. Jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan belum didasarkan pada liputan empiris dalam kenyataannya (empirical verivication).

Menurut Nazir ( 2005 ; 151), mendefinisikan hiprAesis nir lain berdasarkan jawaban sementara terhadap kasus penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara realitas. Hipotesis menyatakan interaksi apa yang kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis merupakan pemyataan yg diterima secara ad interim sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada waktu fenomena dikenai serta merupakan dasar kerja serta pedoman pada verifikasi. Hipotesis adalah warta ad interim dari interaksi fenomena-fenomena yang kompleks,.

Dalam penelitian kuantitatif, ada pembagian jenis hipotesis (Bungin;2008) meliputi; 

(1 ). Hipotesis nol (Ho) 
Hipotesis nol dianggap menggunakan hipotesis statistik yaitu hipotesis yang diuji dengan statistik.

(dua) Hipotesis altematif (H1)
Hipotesis alternative pula disebutt menjadi hipotesis kerja atau hipotesis penelitian.

Untuk menguji hipotesis pilihlah uji statistik yg modelnya paling mendekati asumsi atau persyaratan yang memperbotehkan penggunaan uji tersebut menggunakan mempertmbangkan jenis data dan skala pengukuran data yg dipergunakan.selanjutnya tentukan tingkat signifikansi serta akbar sampel penelitian,hitunglah harga uji statistiknya menggunakan menggunakan sampel-sampelnya. .ambil keputusaan serta kesimpulan : apakah Ho diterima atau ditolak, dari tingkat signifikansi tertentu.

Populasi serta Sampel
Populasi adalah holistik obyek penelitian yang menjadi sumber data penelitian.dalam peneiitian yg biasa dilakukan, acapkali peneliti dihadapkan pada keterbatasan saat, porto dan tenaga buat mengumpulkan berita dari obyek yang diamati. Oleh karenanya tak jarang sekali peneliti hanya merogoh sebagian saja berdasarkan obyek telitian. Kelompok induk besar tersebtrt diklaim populasi serta sub kelompok dari anggota populasi disebut dengan sampel (Bungin;2008).

Pada umumnya penelitian yang dilakukan sang para peneliti hanya dari kepada sampel. Penelitian yg menurut pada sampel ini memiliki keuntugan-keuntungan seperti : bisa menghemat biaya (reduced cost), berhemat ketika (time save), berhemat tenaga (energy suve), infomasi yg diperoleh lebih teliti (greater accuracy) lantaran elemen yg diamati lebih sedikit. Oleh lantaran hasil penelitian bertujuan buat digeneralisasikan bagai populasinya, maka penarikan sampel wajib dilakukan dengan metoda yang benar, misalnya: 
(1) memberikan gambaran yang dapat dipercaya terhadap populasi yang diteliti, 
(dua) memiliki tingkat presisi tertentu / standar defleksi, 
(tiga) sederhana sehingga mudah dilaksanak.an, 
(4) dapat memberikan informasi yg sebesar mungkin dengan waktu dan porto yang serendah mungkin (Djarwanto,pada Huda 2007).

Sampel asal dari istilah Inggris sample, yang merupakan model, comotan atau mencomot, yaitu mengambii sebagian saja menurut yang banyak. Setanjutnya dalam pembicaraan ini istilah sample pada bahasa Inggris di-Indonesiakan sebagai sampel, serta sampling menjadi sampling.

Menetapkan Popalasi
Sebelum menetapkan besar sampel (atau banyaknya data subyek yang di sampel), terlebih dahulu wajib ditetapkan populasinya, yaitu grup apa yg diminati pada penelitian itu, atau gerombolan yg akan dikenakan atau diterapi output dari penelitihannya. 

Populasi yg diminati buat . Dijadikan penekanan atau perhatian penelitian (yg hanya diambil sampelnya saja) dianggap populasi sasaran atau populasi sasaran (target population). Menemukan populasi target ini kadang-kadang sukar, sedangkan yg diperoleh bukan sasarannya tetapi apa adanya yang bisa ditemukan, atau yg bisa dihitung, yg output dari penelitiannya akan diterapkan dalam poputasi yg ditemukan itu. Populasi ini diklaim populasi yang bisa diambil (accessible population) atau populasi yg bisa diakses.

Semakin diperkecil atau dipersempit populasinya, maka penelitian yg dilakukan semakin menghemat waktu, energi, dan mungkin jua biaya -porto lainnya, namun memperkecil populasi berarti membatasi penggeneralisasiannya (generalizability).

Populasi dalam penelitian Pengaruh Orientasi wirausaha serta Orientasi pasar terhadap Keunggulan bersaing berkelanjutan dan Kinerja pemasaran, yang menjadi unit analisis merupakan usaha mini sektor perdagangan di kota Surabaya yang menurut sensus ekonomi 2006 berjumlah 46.437 unit.

Penyampelan (Sampling)
Secara garis akbar ada 2 kelompok cara penyampelan (sampling), adalah secara acak sampling (mencomot secara acak) clan non-secara acak sampling (mencomot secara nir rambang).

Dikatakan secara acak sampling, apabila dari populasi itu peneliti mengambil siapa saja diantaranya tanpa menentukan kriteria dari subyek yang diambil, lantaran tiap orang anggota pada populasi itu derajat serta kualifikasinya sama atau setara, atau tiada bedanya, menggunakan istilah lain "homogin". Jadi, apabila tiap anggota atau subyek-subyek atau elemen elemen pada populasi itu memiliki kecenderungan sifat, maka mereka masing-masing mempunyai peluang atau kesempatan yang sama buat disampel. Mana saja atau siapa saja diambil, merupakan sama.

Dikatakan non-secara acak sampling, apabila dari populasi itu peneliti mengambil subyek - subyek atau siapa-siapa yang memenuhi ciri-ciri yg telah dipengaruhi terlebih dahulu. Jadi meskipun jadi anggota populasi, namun tidak memenuhi ciri atau karakteristik-ciri yang dipengaruhi, maka nir bisa disampel. Mengapa demikian, hal ini didasarkan atas ketentuan, bahwa yg disampel itulah yang dianggap dapat mewakili atau representative bagi populasinya. Jadi, tidak seluruh anggota memiliki kesempatan buat dicomot misalnya pada secara acak sampling.

Random sampling dibedakan berdasarkan metodenya, ke dalam : 
1) Simple random sampling (sampling rambang sederhana)
2) Stratified random sampling (sampling rambang disetratakan) 
3) Cluster random sampling (sampling acak kelompok)
4) Area Sampling (sampling area)
5) Two-stage secara acak sampling (sampling acak 2 tahap)

Non-secara acak sampling bisa dibedakan dari metodenya, ke dalam : 
1) Systematic sampling (sampling sistematik)
2) Convenience sampling (sampling pekoleh)
3) Purpose sampling (sampling sengaja, sampling bertujuan) 
4) Quota sampliflg (sampling jatan, sampling kuota)

Random Sampling
Random sampling secara rinci dibedakan dari metode-metodenya merupakan menjadi berikut :

1) Simple Random Sampling (sampling acak sederhana)
Kita arnbil menjadi model terlebih dahulu. Kita akan meneliti Pengaruh Orientasi wirausaha serta Orientasi pasar terhadap Keunggulan bersaing berkelanjutan serta Kinerja pemasaran, yg menjadi unit analisis merupakan usaha kecil sektor perdagangan pada kota Surabaya yg dari sensus ekonomi 2006 berjumlah 46.437 unit. Jika simple secara acak sampling akan dilakukan, maka semua bisnis mini itu wajib mempunyai kesamaan ciri, misalnya pekerjaan yg dilakukan sama, semuanya berumur antara 40-50 tahun, pendapatannya setara,sebagai akibatnya tiap usaha mini itu memiliki kesempatan yg sama dan berhak buat disampel. Bagaimana cara menentukan 464 dari 46.437 usaha kecil itu? Ada bermacam macam cara : yang paling mudah merupakan secara acak, mana saja bisa dipilih, misalnya menggulung kertas berisi nama-nama (atau nomer), atau memakai dadu buat memilih nomer, cara permainan rolet,undi (fishbowl draw), memakai angka acak lewat donasi personal komputer , clan sebagainya. Tetapi, terdapat baiknya jika cara memilih itu berdasar anggaran. Misalnya, memakai tabel nomer rambang yang umumnya terdapat pada kitab -kitab statistik, yang memuat nomor -angka demikian banyak, namun nir teratur atau nir terdapat pola susunannya, ialah angka-nomor itu tersebar sedemikian rupa serta hanya dimuat pada kolom-kolom saja.

Sampel acak sederhana tidak dapat digunakan, apabila peneliti ingin memastikan bahwa dalam populasi itu terdapat sub-class yang perlu diwakili pada sampel yg besarnya seimbang dengan yang terdapat dalam populasinya. Apabila demikian, maka wajib dipakai stratified random sampling yang dibicarakan berikut adalah.

2) Strata Random Sampling (sampel rambang berstrata)
Misalnya, Pengaruh Orientasi wirausaha serta Orientasi pasar terhadap Keunggulan bersaing berkelanjutan dan Kinerja pemasaran, yg sebagai unit analisis merupakan bisnis kecil sektor perdagangan pada kota Surabaya yang menurut sensus ekonomi 2006 berjumlah 46.437 uni. Di dalam bisnis mini itu ada 10.000 orang pegawai negeri terdiri atas tiga golongan, artinya gol. I, gol. II, dan gol. III. Go1 I sebanyak 50 orang (5O%), gol. II sebesar 30 orang (30%), serta gol. III sebesar 20 orang (20%). Jika sampelnya ditetapkan sebesar 20 menurut 100 orang pegawai negeri pada lembaga itu, maka dalam sampel itu banyaknya masing -masing golongan wajib seimbang sama dengan pada populasi Gol. 1 sebesar 10 orang (50%), gol. II sebanyak 6 orang (30%), serta gol. III sebanyak 4 orang (20%). Cara rnenentukan siapa-siapa yg disampel dari masing-masing tingkatan golongan dilakukan secara acak (secara acak) seperti yang dibicarakan pada simple secara acak sampling.

3) Cluster Random Sampling (Sampling Acak Kelompok)
Metode cluster secara acak sampling digunakan, bila dalam poputasi sutit untuk diidentiifikasi secara individual, melainkan hanya dapat diidentifikasi secara gerombolan (cluster). Satuan-satuan dalam populasi itu, yg disetaut unit of analysis atau element of the population, memang adalah kelompok. Jadi, subyek-subyek atau elemen-elemen pada populasi terdiri atas gerombolan -kelompok. Misalnya kefompok petani, gerombolan studi, grup seniman, grup klompencapir, dan sebagainya. Misatnya pada Jawa Timur ada 500 klompencapir. Dari 500 klompencdpir ini akan diteliti pendapatannya mengenai alam Jawa Timur. Setelah mempertimbangtcan aneka macam faktor, maka diterapican besar sampal (atau berukuran sampel, sample size) yang representative artinya sebesar 25 unit k:ompencapir. Menetapkan akbar sample 25 kelompok klompencapir inilah yang disebut metode cluster random sampling. Yang disampel bukan individu anggota ktompencapir, tetapi unit klompencapir-nya.

4) Area Sampling (Sampling area, atau sampling gugus)
Cara ini sarna dengan cluster sampling, namun diterapkan pada daerah geografi yang terdiri atas sub-area (area-area). Misalnya kabupaten Kuneng yg terdiri atas 50 kecarnatan akan diteliti ciri petaninya. Peneliti dapat mengambil 10 kecamatan sebagai sampel. Metode pengambilan 10 daerah kecamatan dad 50 daerah-daerah kecamatan ini tidak disebut cluster sampling, melainkan area sampling.

5) Two stage random sampling (Sampling acak dua tahap)
Sample rambang dua lahap dilakukan sama misalnya sampel acak kelompak (klompencapir) atau sampel area tersebut diatas ini, tetapi masih diteruskan.

Sesudah ketompok atau area yg disampel ditemukan, misalnya swerti yang tadi diatas itu, yaitu sebesar 25 klompencapir, maka menurut masinq­masing klompencapir yang sebesar 25 itu, masih disampel lagi siapa-siapa secara individual yg mewakili kelompoknya. Jadi, menurut 500 klompencapir diambil 25 saja, dan berdasarkan 25 klompencapir itu masing-masing diambil beberapa individu buat mewakili klompencapimya menurut proporsinya, misalnya ditentukan 30%, maka yg klompencapimya beranggota sebanyal; 30 diarnbil 8 orang, yg sebesar 40 diambil 12 orang, clan yang hanya sebesar 15 diambil tiga orang. Jika dari yg telah mewakili masing-masing klompeacapir masih akan diseleksi lagi beberapa orang buat mewakilinya, ini nar-lanya telah multi-stage sampling (sampling tahap berganda).

Non Random Sampling
1) Systematic Sampling (Sampling Sistematik)
Dalam non-random sampling anggota atau elemen-elemen populasi tidak memiliki kesempatan yg sama untuk dicomot. Populasi yang demikian itu .

heterogen serta seharusnya diketahui oleh peneliti, sebagai akibatnya peneliti nir memakai sampel secara secara acak (acak). Cara non-random sistematik dilakukan dengan terlebih dahulu peneliti mendata dengan memberi nomer dalam anggota populasi, lalu secara sistematik memutuskan interval, serta nomer berapa yang akan diambil ke dalam sampel. Misalnya ada 1000 orang anggota populasi. Masing-masing orang diberi nomer dalam daftar. ,lika akan diambil 100 dari 1000 orang itu, dengan istilah lain diambil I dari 10, atau 1/10. Secar'd sistematik ambillah nomor -nomor yang berjarak 10. Misalnya pertama kali diambii dengan mata tertutup kebetulan kena nomor 7. Maka kini ambillah angka­nomor yang berjarak 10 dengan nomor 7 dan seterusnya, yaitu angka-angka 7,17,27,37,47,57,67,77,87,97. Jika secara kebetulan yang terambil merupakan nomor dua, maka 'i 0 orang yg disampel itu iaiah orang-orang yg nomemya dua,12,22,32,42,52,62,72,82, dan 92.

Jika berdasarkan 100 orang itu ditetapkan sampelnya sebanyak 25 orang, menggunakan istilah lain %, maka ambillah berdasarkan tiap empat orang itu 1, atau a;nbillah menurut nomer­nomer itu berurutan berjarak 4. Misalnya buat menentukan nomor yg pertama secara secara acak dengan mata tertutup, anda mengambil angka 9, maka yang diarnbil merupakan angka-nomor : 09, 13, 17,21,25,29,33,37, 41, 45, 49, 53, 57,61,65,69,73,77,81 ,F5,89,93,97,017 serta 05 (lantaran tidak terdapat nomerl orang diatas 100 maka turun lagi ke angka paling bawah). Jadi yg disampel sebanyak 25% atau sebesar 25 orang itu merupakan mereka yang diidentifikasi menggunakan nomer- nomer itu. Cara misalnya ini disebut non-random sampling sistematik -dengatt awalan rambang.

Cara sampel sistematik pula dapat dilakukan dalam menyampel penghlltli rumah-rumah yg sudah berurutan lokasinya. Misalnya diambil yang dari tempat tinggal ke tempat tinggal bersela tiga tempat tinggal , begitu seterusnya. Jadi, nisalnya ada penghuni 100 rumah akan diambil 25% menurut tempat tinggal yang berpenghuni itu, bila tetak rumahnya telah teratur, maka bisa diambil buat sampel menurut tiap empat rumah satu saja, selanjutnya menggunakan satu demi satu yg bersela 3 tempat tinggal .

2) Convenience Sampling (Sampling pekoleh)
Dalam hal ini sama saja menggunakan yang sudah disebutkan diatas, bahwa peneliti telah mengetahui bahwa populasinya sedemikian rupa sehingga dengan random sampling nir mungkin dilakukan. Meskipun demikian, pula lantaran buat mengidentifikasi satu per satu anggota populasi menghadapi kesulitan, maka yang paling enak (convenience, pekoleh) ialah individul anggota populasi yg mudah ditemukan saja. Memang dalam sampel yang non secara acak ketepatan (accuracy) buat mencerminkan populasinya kurang seksama atau dapat menimbulkan bias. Tetapi apa boleh untuk, itulah yg dapat dilakukan lantaran populasinya nir homogin serta sulit buat diidentifikasi. Metode convenience sampling ini sama dengan yg diklaim accidental sampling atau incidental Sampling.

3) Purposive Sampling (Sampling sengaja, sampling bertujuan)
Purposive sampling dipakai, bila peneliti mempunyai judgment eksklusif pada menentukan individu-individu yang disampel. La memandang bahwa individu-­individu eksklusif saja yg dapat mewakili (representive), lantaran berdasarkan pendapat peneliti merekalah-yaitu individu-individu yg dipilih itu yang mengerti tentang populasinya. Purposive sampling ini pula disebut judgmental sampling, karena peneliti menggunakan pertimbangan pertimbangan dengan memasukkan unsur-unsur eksklusif yg dianggap (judged) bahwa menggunakan cara demikian bisa memperoleh fakta yang sahih atau individu-individu yang disampel itu yg mencerminkan populasinya.

4) Quota Sampling (Sampling jatah, sampling kuota)
Sampling kuota dilakukan, jika populasinya nir diketahui secara pasti, baik mengenai banyaknya maupun berbagai karakteristik yg menciptakan homogin, maka ditetapkanlah sejumlah individu yg dipercaya mewakilinys. Tentu saja cara demikian mengakibatkan bias-bias, namun apa boleh untuk, lantaran keadaan populasi yang nir mungkin dapat diketahui secara niscaya. 

Menetapkan Besar (Ukuran) Sampel
Dalam bahasa Inggris seringkali dikatakan sumple size yang dapat diterjemahkan ke pada bahasa Indonesia dengan "besar sampel" ataU "berukuran sampel," yaitu banyaknya individu, subyek atau elemen menurut papulasi yg diambil menjadi sampel. Istilah "besar sampel," atau "berukuran sampel", bukan "banyaknya sampel" sebagaimana sering dipakai sang kalangan tertentu. Penggunaan kata banyaknya sampel menjadi terjemahan "sample size" tidak tepat, karena banyaknya sampel dapat diartikan lebih berdasarkan satu sampel yg diiakukan.

Hampir semua praktek proyek penelitian sangat sukar memenuhi sampling yg ideal. Seringkali peneliti melakukan hal yang berbeda dari anggaran yg ada, karena terpaksa sang adanya banyak sekali keterbatasan, antara lain data, dana, ketika, dan tenaga. Besar sampel yang umum merupakan 1/10. Tetapi 1/10 dapat jua terlalu akbar atau terlalu kecil, tergantung pada keadaan populasinya. Apabila bisa mengestimasi ciri homogen-homogen atau parameter berdasarkan populasi sebanyak 1.000.000 yg dilakukan dengan menyampel sebanyak 10.000 sudah sama hasilnya dengan menyampel 100.000, mengapa wajib sebesar 100.000 (Slack & Champion, 992:271)?

Menjawab pertanyaan berapa seharusnya besar sampel yang paling baik, Ftaenkel 8 Wallen (1993:90) menjawab: "sebesar-akbar peneliti bisa memperolehnya dengan pengorbanan ketika dan tenaga yg lumrah". Jawaban itSi nir poly menolong, hanya menyarankan pada peneliti supaya mencoba memperoleh sempel sebesar-besarnya secara lumrah, pada arti mengingat keterbatasan ketika, tenaga, porto dan lainnya.

Menurut Gay & Diehl (1992:146) sampel harus sebanyak-besarnya, dan dalam umumnya semakin besar sampel, rnaka kecenderungan semakin representatif, dan output menurut penelitiannya bisa lebih digeneralisasikan.

Selanjutnya mereka mengatakan bahwa ukuran (size) sampel yang dapat diterima tergantung dalam jenis penelitian, minimum artinya :
a. Penelitian naratif -1 0% menurut populasi 
b. Penelitian korelasional- 30 subyek
c. Penelitian kausal-perbandingan - 30 subyek per group
d. Penelitian eksperimental- 15 subyek per grup.

Frankel & Wallen (1 993:92) menyarankan, akbar sampel minimum buat 
a. Penelitian deskriptif, sebanyak 100
b. Penelitian korelasional, sebanyak 50
c. Penelitian kausal-perbandingan, sebanyak 30 per grup
d. Penelitian ekspcrimentai-15 subyek per kelompok meskipun menggunakan 15 per class bisa dilakukan, asal kontrolnya ketat.

Menurut Kinnear & Taylor (1983:234) ada cara untuk memutuskan besarnya sampel secara statistik, lerutarna bagi sample random sampling atas dasar probabilitas normal. Tetapi, tetapkan besar sampel tidak semata-mata atas dasar statistik, melainkan harus atas dasar barbagai pertimbangan, yaitu laba rugi diantara: (1) kesalahan sampling (sampling error); (dua) kesalahan non samyling (non-sampling error); (tiga) tujuan study (study objectives); (4) kendala waktu (time constraints); (lima) kendala biaya (cost contrainsts); serta (6) rencana analisisnya (analysis plans). Jadi, diantara para ahli sendiri belum ada kesamaan pendapat dalarn membentuk besar sampel, tetapi pendapat Kinner & Taylor ini mudah, lumrah, serta realistis. MerirZi-iktm und (1997:173) inlhrmasi statistik sangat dibutuhkan untuk memilih ukuran simple random samplz. Untuk maksud ini yang perlu diketahui pertama-tama adalah :
1) Seberapa besar variance atau heterogenitas populasi. 2) Besarnya error yg dapat diterima
3) Confidence level (derajat keyakinan)

Aturan norma pada mengestimas i standard deviation artinya sebesar seperenam (1/6) dari range (dari batas paling bawah ke batas paling atas dad karakteristik populasi). Katakan bahwa range menurut ciri populasinya artinya dari 1.000 hingga 7.000, maka rangenya iaiah 6.000 dan standar deviasinya artinya 1.000. Besar sampcl yang kita hitung berdasar formula :
n - n(ZS)z E

Yang artinya
n = Ukuran/akbar sampel
Z = Nilai baku yang memberitahuakn confidence level
S = Standar deviasi sampel atau estimasi standar deviasi terhadap populasi
E = Besar error yang dapat diterima, plus atau minus Fuatu faktor kesalahan (daerahnya merupakan 1/2 dari confidence interval).

Katakanlah contohnya, anda akan meneliti pengeluaran yarg dilakukan sang penduduk berdasarkan suatu daerah pada membeli sepatu, anda mcnentukan confidence level (Z) 95%, wilayah kesalahan (E) kurang dad Rp. 2,- serta baku deviasinya Rp. 29,- maka :
n = n(ZS)dua - [(1,96X29, Of - [56,84]z -
- - - (28,84) - 808 E 2,00 2,00
Jika daerah kesalahan (range of error), yaitu E katakanlah tidak Rp 2,- melainkan , Rp 4,- (sebesar dua kali lipat), maka n akan sebagai seperempatnya, yaitu bukan 808 melainkan 202, karena nomor pembagi 2,03 (lihat perrnmaan diatas) sebenarnya dalam persamaan i•u dua' (atau 4) dan apabila diganti menggunakan angka 4 sebenarnya menjadi 42 (atau 16), jadi besar sampel yg semula dibagi 4 sekarang dibagi 16. Maka sebagai 1/4 dari 808. (bagaimana menghitung secara rinci masing-masing standard deviation, E, dan confidence level, periksa pada pelajaran statistik inferensial tersendiri.

PENGERTIAN DEFINISI METODE KUANTITATIF

Pengertian, Definisi Metode Kuantitatif
Menurut Sugiono (2008), metode kuantitatif adalah pendekatan ilmiah yg memandang suatu empiris itu dapat diklasifikasikan,konkrit,teramati serta terukur,hubungan variabelnya bersifat sebab dampak dimana data penelitiannya berupa angka-angka serta analisisnya memakai statistik.

Pendekatan Analisis Kuantitatif
Pendekatan analisis kuantitatif terdiri atas perumusan masatah, menyusun model, mendapatkan data, mencari solusi, menguji solusi, menganalisis hasil, serta menginterprestasikan hasil 

Pemilihan Metode Kuantitatif
Metode dipilih sinkron menggunakan tujuan penelitian, setiap peneliti perlu mengidenitifikasi apakah data yang dimiliki memenuhi asumsi dasar yang harus dipenuhi setiap teknik, tahapan awal merupakan metakukan seleksi (screening) data, yakni mengenali prilaku data,ada atau tidaknya nilai ekstrem (outliers), lengkap tidaknya data, dan desknpsi secara statistik menurut data yg dimiliki.

Format penelitian kuantitatif pada ilmu sosial tergantung pada perseteruan serta tujuan penelitian itu sendiri. Ada 2 format penelitian kuantitatif berdasarkan paradigma mayoritas pada metodologi penelitian kuantitatif yaitu format deskriptif serta format eksplanasi. Kedua format ini dijelaskan menjadi berikut

Gambar; Format Penelitian Kuantitatif
Sumber; Bungin (2008)

Metode Survei
Metode ini dipakai pada populasi yg luas dan menyebar,memungkinakan dilakukannya generalisasi suatu tanda-tanda sosial tertentu pada gejala sosial dengan populasi yang lebih besar .analisis yg muncul bukan perkara per masalah tetapi holistik populasi.

Metode Kasus
Metode perkara memusatkan diri dalam suatu unit eksklusif menurut berbagai variabel serta hanya memakai masalah eksklusif sebagai object penelitian,bersifat mendalam,serta bersifat kasuistik terhadap object pebelitian tersebut.

Metode Eksplanasi
Metode yang mengungkapkan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya ,dimana memakai sampel serta hipotesis serta untuk menguji hipotesisnya memakai statistik inferensial.

Proses Penelitian Kuantitatif
Substansi proses penelitian kuantitatif menutut Bungin (2008) terdiri dari kegiatan yang berurutan menjadi berikut ;
1. Mengeksplorasi, perumusan, serta penentuan masatah yang akan diteliti
2. Mendesain model penelitian dan parameter penelitian
3. Mendesain instrumen pengumpulan data penelitian 
4. Melakukan pengumpulan data penelitian
5. Mengolah serta menganalisis data output penelitian 
6. Mendesain laporan output penelitian

Proses penelitian kuantitatif dimulai dengan kegiatan mengeksplorasi buat melihat permasaiahan yang akan sebagai perkara yang hendak diteliti. Kemudian merumuskan masaiah penetitian menggunakan jelas sebagai akibatnya terarah. Masatah pada penetitian kuatitatif masih bersifat ad interim serta akan berkembang sehabis peneliti berada dilapangan.dari rumusan masalah tersebut,dikumpulkan teori serta penelitian yang relevan buat digunakan membuat disain contoh penelitian dan parameter penelitian sekaligus menjadi dasar pembuatan hipótesis.agar suatu penelitian itu sempurna target serta menunjuk ke tujuan maka didisainlah instrumen buat pengumpulan data penelitian yang sebelumnya telah diuji bahwa instrumen tersebut valid dan reliabel buat dijadikan menjadi indera pengumpulan data. Setelah data terkumpul maka diolah serta dianalisis yang menunjuk dalam hipotesis yg sudah diajukan.analisis data memakai statistik baik berupa statistik diskriptif juga statistik infirensial tergantung dalam metode yg digunakan.hasil penelitian diuraikan dalam bentuk pembahasan yang kemudian disimpulkan dan dibuat saran.setelah itu didisain laporan output penelitian yg gampang buat dipahami sang orang lain.

Pengertian Teori
Menurut Sugiyono (2008 ), teori merupakan suatu kumpulan konsep (concept), definisi, proposisi serta variabel yg keterkaitan antara satu sama lain secara sistematis dan sudah digeneralisasikan, sehingga dapat menjelaskan serta mempredeksi kenyataan (kabar-fakta) eksklusif.

Peneliti bekerja atas dasar teori yang relevan. Sejauh teori yg digunakan merupakan baik dan sinkron menggunakan keadaan, maka peneliti akan berhasil menjelaskan kenyataan yg dimaksud. Suatu teori bermanfaat buat mendefinisikan suatu perkara yg didalamnya terdapat variabel-variabel tertentu,untuk mengartikan data dan fenomena-kenyataan yg ditemukan.

Sugiyono (2008), Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi, serta proposisi yang berfungsi buat melihat kenyataan secara sistematik, melalui spesifikasi interaksi antar variabel, sehingga bisa bermanfaat buat menjetaskan serta meramalkan kenyataan.suatu teori akan memperoleh arti penting, bifa ia lebih poly dapat melukiskan, serta meramalkan tanda-tanda yg terdapat. Mark 1963, dalam (Sugioyono, 2008), membedakan adanya 3 macam teori. Ketiga macam teori yang dimaksud ini berhubungan dengan data realitas, dan dibedakan menjadi berikut ;
1. Teori deduktif; memberi informasi yang dimulai berdasarkan suatu asumsi atau pikiran spekulatif tertentu ke arah data yg akan diterangkan.
2. Teori induktif, cara memberitahuakn adatah berdasarkan data ke arah teori..
3. Teori fungsional; datam hal ini tampak suatu hubungan efek antar data serta perkiraan teoritis, data mempengaruhi pembentukan teori serta pembentukan teori balik mempengaruhi data.

Selanjutnya Hoy & Miskel (2001) pada Huda (2007), mengemukakan bahwa komponen teori itu meliputi konsep serta asumsi. Konsep adalah kata yang bersifat abstrak dan bermakna generalisasi. Sedangkan asumsi merupakan pernyataan diterima kebenarannya tanpa verifikasi. Setiap teori akan mengalami perkembangan, dan perkembangan itu terjadi apabila teori telah nir relevan dan kurang berfungsi lagi buat mengatasi masalah.

Semua penelitian bersifat ilmiah, sang karenanya seluruh peneliti harus berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif teori yang digunakan wajib telah kentara, karena teori disini akan berfungsi buat memperjelas masatah yg diteliti, menjadi dasar buat merumuskan hipotesis, dan menjadi referensi buat menyususn instrumen penelitian. Oleh karenanya landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus telah kentara teori apa yg akan dipakai.

Agar teori bisa dipahami menggunakan lebih baik, maka perlu dipaparkan masing-masing komponen teori menjadi berikut ;

Konsep
Konsep adalah sejumlah ciri yg berkaitan menggunakan suatu obyek atau standar yang generik atas obyek tadi. Menurut Bungin (2008), konsep adatah generalisasi berdasarkan sekelompok fenomena yang sama. Konsep dibangun menurut teori-teori yang dipakai buat menjetaskan variabet-variabet yang akan diteliti dan memiliki tingkat generalisasi yg tidak selaras satu menggunakan lainnya. Konsep harus merupakan atribut banyak sekali kecenderungan berdasarkan kenyataan yg tidak sama. 

Setiap penelitian kuantitatif dimulai menggunakan menjelaskan konsep penelitian yg dipakai, lantaran konsep penelitian ini adalah kerangka acuan peneliti didalam mendesain penelitian. Konsep pula dibangun agar masyarakat akademik atau warga ilmiah maupun konsumen atau pembaca laporan penelitian memahami apa yang dimaksud menggunakan pengertian variabel, indikator, parameter, maupun skala pengukuran yg dimaksud peneliti didalam penelitiannya.

Dalam mendesaian konsep penelitian, yang terpenting pula bagi peneliti wajib mendesain konsep hubungan antar variabel-variabel penelitiannya. Lantaran itu peneliti wajib menentukan pilihan sebenamya berdasarkan interaksi antar variabel­variabel itu. Disamping mengonsepsi hubungan antar variabel-variabel penelitian, perlu jua sebuah variabel didesain menurut apa yg diinginkan oleh peneliti pada penelitiannya.

Selain mendesain variabel dan interaksi variabel-variabel penelitian, maka berikutnya pene(iti jua harus mendesain konsep penelitian serta konsep operasional. Konsep penelitian dirancang buat memberi batasan pemahaman terhadap variabel penelitian, sedangkan konsep operasional dimuat buat membatasi parameter atau indikator yg diinginkan peneliti pada penelitian,sebagai akibatnya apapun variabel penelitian, semuanya hanya muncul berdasarkan konsep tadi.

Variabel
Burhan Bungin ( 2008), mendefinisikan bahwa variabel berasal berdasarkan bahasa Inggris variable yang berarti faktor nir permanen atau berubah-ubah. Namun bahasa Indonesia kontemporer telah terbiasa memakai kata variabel ini menggunakan pengertian yg lebih sempurna disebut bervariasi. Dengan demikian variabel adalah fenomena yang bervariasi dalam bentuk, kualitas, kuantitas, mutu baku dan sebagainya.

Penjelasan-penjetasan tentang variabel sangat bervariasi sebagaitnana bervariasinya variabel itu sendiri. Dalam pengertian yg lebih konkret variabel itu sendiri merupakan konsep dalam bentuk konret atau konsep operasionai, penerangan semacam ini adalah tergantung juga dalam jenis penetitian yg dilakukan. Dalam penelitian kebijakan sosial, konsep dan variabel dibedakan berdasarkan sifat kompleksnya. Konsep umumnya digunakan dalam mendeskripsikan segala variabel yang abstrak dan kompleks, sedangkan variabel diartikan sebagai konsep yang lebih konkret serta acuan-acuannya lebih nyata.

Fungsi variabel dapat dibedakan berdasarkan jenis serta macamnya, variabel bisa dibedakan sebagai 7 (Solimun, 2003), yaitu :

(1) . Dependent variable (variabel tergantung)
Suatu variabel yg menjadi sentra perhatian penefiti (tercakup pada hipotesis penelitian), yg keragamannya dipengaruhi / tergantung ! Dipengacuhi oleh variabel lainnya.

(2). Independent variable (variabel bebas)
Suatu variabel yg menjadi pusat perttatian peneliti, yang keragamanrrya mempakan syarat yg ingin diselidiki 1 diteliti I dikaji dan mempengaruhi variabel tergantung.

(tiga). Intervene variable (variabel antara)
Adalah variabel yang bersifat menjadi mediator (wahana) menurut hubungan variable bebas ke variabel tergantung. Sifatnya dapat memperlemah atau memperkuat pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung.

(4). Moderator variable
Adalah variabel yang bersifat memperkuat atau memperlemah imbas variable bebas terhadap variabel tergantung.

(5). Confounding variabel ( variabet pembaur )
Variabel yang tidak menjadi pusat perhatian peneliti (tidak tercakup dalam hipotesis penelitian), namun ada dalam penelitian serta berpengaruh .terhadap variabel tergantung serta dampak tersebut mencampuri atau berbaur menggunakan variable bebas.

(6). Control vuriable (Variabel kendali)
Adalah variabel pembaur yg bisa dikendalikan dalam ketika riset desain. Pengendalian ini umumnya ditakukan dengan cara eblusi (mengeluarkan obyek yg tidak memenuhi kriteria) dan inklusi (membuahkan obyek yg memenuhi kriteria buat diikutkan pada sample penelitian), atau menggunakan blocking yaitu mengelompokkan obyek penelitian sebagai gerombolan -grup yg reiatif sejenis.

(7). Concomitunt variable (variable penyerta)
Adatah variabel pembaur yg tidak dapat dikendalikan pada saat riset desain. Variabel ini tidak dapat dikendalikan sebagai akibatnya permanen menyertai (terikut) daiam proses penelitian, menggunakan konsekuensi data haruss diamati dan imbas baumya wajib dieliminir.

Proposisi
Proposisi, berdasarkan Emory dan Cooper (1996) pada Huda (2007), adalah suatu peryataan mengenai konsep-konsep yang dapat dievaluasi sahih atau salah melalui suatu kenyataan yg diamati. Misalnya, makin siang mahasis;wa belajar, maka makin kecil kemampuan mereka pada menyerap isi pelajaran. Pemyataan ini merupakan sebuah proposisi. Bilamana suatu proposisi dirumuskan buat diuji secara empiris , maka proposisi tersebut diklaim hipotetis, hipotetis bersifat ad interim atau dugaan sementara.

Hipotesis
Sugiyono (2002),Hipotesis adalah pernyataan sementara menurut rumusan masalah yg perlu dibuktikan sahih atau tidak. Jawaban yg diberikan baru berdasarkan dalam teori yang relevan belum berdasarkan dalam fakta realitas pada kenyataannya (empirical verivication).

Menurut Nazir ( 2005 ; 151), mendefinisikan hiprAesis tidak lain dari jawaban sementara terhadap perkara penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara realitas. Hipotesis menyatakan interaksi apa yg kita cari atau yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah pemyataan yg diterima secara ad interim sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, dalam saat kenyataan dikenai dan adalah dasar kerja serta pedoman pada verifikasi. Hipotesis merupakan informasi sementara menurut hubungan fenomena-fenomena yg kompleks,.

Dalam penelitian kuantitatif, ada pembagian jenis hipotesis (Bungin;2008) mencakup; 

(1 ). Hipotesis nol (Ho) 
Hipotesis nol diklaim dengan hipotesis statistik yaitu hipotesis yang diuji dengan statistik.

(2) Hipotesis altematif (H1)
Hipotesis alternative pula disebutt sebagai hipotesis kerja atau hipotesis penelitian.

Untuk menguji hipotesis pilihlah uji statistik yg modelnya paling mendekati perkiraan atau persyaratan yg memperbotehkan penggunaan uji tadi dengan mempertmbangkan jenis data dan skala pengukuran data yang digunakan.selanjutnya tentukan taraf signifikansi dan besar sampel penelitian,hitunglah harga uji statistiknya dengan memakai sampel-sampelnya. .ambil keputusaan dan konklusi : apakah Ho diterima atau ditolak, dari tingkat signifikansi eksklusif.

Populasi serta Sampel
Populasi adalah holistik obyek penelitian yg menjadi sumber data penelitian.dalam peneiitian yang biasa dilakukan, sering peneliti dihadapkan pada keterbatasan waktu, porto dan tenaga buat mengumpulkan warta menurut obyek yg diamati. Oleh karena itu sering sekali peneliti hanya mengambil sebagian saja berdasarkan obyek telitian. Kelompok induk akbar tersebtrt dianggap populasi serta sub gerombolan menurut anggota populasi dianggap dengan sampel (Bungin;2008).

Pada umumnya penelitian yg dilakukan oleh para peneliti hanya menurut pada sampel. Penelitian yg menurut kepada sampel ini mempunyai keuntugan-laba misalnya : dapat berhemat biaya (reduced cost), menghemat waktu (time save), menghemat tenaga (energy suve), infomasi yg diperoleh lebih teliti (greater accuracy) karena elemen yg diamati lebih sedikit. Oleh karena hasil penelitian bertujuan buat digeneralisasikan bagai populasinya, maka penarikan sampel wajib dilakukan dengan metoda yg benar, seperti: 
(1) memberikan gambaran yg dapat dipercaya terhadap populasi yang diteliti, 
(dua) memiliki taraf presisi tertentu / standar penyimpangan, 
(3) sederhana sebagai akibatnya mudah dilaksanak.an, 
(4) dapat memberikan kabar yang sebesar mungkin menggunakan waktu serta porto yang serendah mungkin (Djarwanto,pada Huda 2007).

Sampel dari berdasarkan kata Inggris sample, yang artinya model, comotan atau mencomot, yaitu mengambii sebagian saja berdasarkan yang poly. Setanjutnya dalam pembicaraan ini istilah sample dalam bahasa Inggris pada-Indonesiakan sebagai sampel, serta sampling menjadi sampling.

Menetapkan Popalasi
Sebelum memutuskan akbar sampel (atau banyaknya data subyek yg di sampel), terlebih dahulu harus ditetapkan populasinya, yaitu gerombolan apa yang diminati pada penelitian itu, atau gerombolan yg akan dikenakan atau diterapi hasil berdasarkan penelitihannya. 

Populasi yg diminati buat . Dijadikan fokus atau perhatian penelitian (yang hanya diambil sampelnya saja) disebut populasi sasaran atau populasi sasaran (target population). Menemukan populasi sasaran ini kadang-kadang sukar, sedangkan yang diperoleh bukan sasarannya tetapi apa adanya yg bisa ditemukan, atau yang bisa dihitung, yang output berdasarkan penelitiannya akan diterapkan dalam poputasi yang ditemukan itu. Populasi ini disebut populasi yang bisa diambil (accessible population) atau populasi yg dapat diakses.

Semakin diperkecil atau dipersempit populasinya, maka penelitian yg dilakukan semakin menghemat ketika, energi, serta mungkin jua biaya -porto lainnya, tetapi memperkecil populasi berarti membatasi penggeneralisasiannya (generalizability).

Populasi dalam penelitian Pengaruh Orientasi wirausaha dan Orientasi pasar terhadap Keunggulan bersaing berkelanjutan dan Kinerja pemasaran, yg sebagai unit analisis merupakan usaha mini sektor perdagangan di kota Surabaya yg berdasarkan sensus ekonomi 2006 berjumlah 46.437 unit.

Penyampelan (Sampling)
Secara garis akbar terdapat dua gerombolan cara penyampelan (sampling), ialah random sampling (mencomot secara acak) clan non-random sampling (mencomot secara tidak rambang).

Dikatakan secara acak sampling, bila dari populasi itu peneliti merogoh siapa saja diantaranya tanpa memilih kriteria menurut subyek yang diambil, karena tiap orang anggota dalam populasi itu derajat dan kualifikasinya sama atau setara, atau tiada bedanya, menggunakan istilah lain "homogin". Jadi, bila tiap anggota atau subyek-subyek atau elemen elemen pada populasi itu memiliki kesamaan sifat, maka mereka masing-masing memiliki peluang atau kesempatan yang sama buat disampel. Mana saja atau siapa saja diambil, adalah sama.

Dikatakan non-random sampling, bila menurut populasi itu peneliti merogoh subyek - subyek atau siapa-siapa yg memenuhi karakteristik-karakteristik yg telah ditentukan terlebih dahulu. Jadi meskipun jadi anggota populasi, namun tidak memenuhi karakteristik atau karakteristik-ciri yang dipengaruhi, maka tidak dapat disampel. Mengapa demikian, hal ini berdasarkan atas ketentuan, bahwa yang disampel itulah yang dipercaya dapat mewakili atau representative bagi populasinya. Jadi, nir semua anggota memiliki kesempatan buat dicomot misalnya pada secara acak sampling.

Random sampling dibedakan menurut metodenya, ke dalam : 
1) Simple secara acak sampling (sampling rambang sederhana)
2) Stratified random sampling (sampling rambang disetratakan) 
3) Cluster random sampling (sampling acak kelompok)
4) Area Sampling (sampling area)
5) Two-stage secara acak sampling (sampling acak 2 tahap)

Non-random sampling dapat dibedakan dari metodenya, ke dalam : 
1) Systematic sampling (sampling sistematik)
2) Convenience sampling (sampling pekoleh)
3) Purpose sampling (sampling sengaja, sampling bertujuan) 
4) Quota sampliflg (sampling jatan, sampling kuota)

Random Sampling
Random sampling secara rinci dibedakan menurut metode-metodenya adalah sebagai berikut :

1) Simple Random Sampling (sampling rambang sederhana)
Kita arnbil sebagai model terlebih dahulu. Kita akan meneliti Pengaruh Orientasi wirausaha serta Orientasi pasar terhadap Keunggulan bersaing berkelanjutan dan Kinerja pemasaran, yang sebagai unit analisis adalah usaha kecil sektor perdagangan di kota Surabaya yang menurut sensus ekonomi 2006 berjumlah 46.437 unit. Jika simple secara acak sampling akan dilakukan, maka semua usaha mini itu wajib mempunyai kecenderungan ciri, misalnya pekerjaan yg dilakukan sama, semuanya berumur antara 40-50 tahun, pendapatannya setara,sebagai akibatnya tiap usaha mini itu mempunyai kesempatan yg sama dan berhak untuk disampel. Bagaimana cara menentukan 464 dari 46.437 bisnis kecil itu? Ada bermacam macam cara : yg paling mudah adalah secara acak, mana saja bisa dipilih, seperti menggulung kertas berisi nama-nama (atau nomer), atau menggunakan dadu untuk memilih nomer, cara permainan rolet,undi (fishbowl draw), memakai nomor acak lewat donasi komputer, clan sebagainya. Tetapi, terdapat baiknya apabila cara menentukan itu berdasar anggaran. Misalnya, memakai tabel nomer acak yg umumnya masih ada pada buku-kitab statistik, yg memuat nomor -nomor demikian poly, tetapi tidak teratur atau tidak terdapat pola susunannya, ialah angka-nomor itu tersebar sedemikian rupa serta hanya dimuat pada kolom-kolom saja.

Sampel rambang sederhana tidak bisa digunakan, jika peneliti ingin memastikan bahwa pada populasi itu ada sub-class yg perlu diwakili dalam sampel yg besarnya seimbang menggunakan yang terdapat dalam populasinya. Apabila demikian, maka harus dipakai stratified secara acak sampling yg dibicarakan berikut ini.

2) Strata Random Sampling (sampel acak berstrata)
Misalnya, Pengaruh Orientasi wirausaha dan Orientasi pasar terhadap Keunggulan bersaing berkelanjutan dan Kinerja pemasaran, yg menjadi unit analisis merupakan usaha kecil sektor perdagangan di kota Surabaya yg berdasarkan sensus ekonomi 2006 berjumlah 46.437 uni. Di dalam usaha kecil itu terdapat 10.000 orang pegawai negeri terdiri atas 3 golongan, adalah gol. I, gol. II, dan gol. III. Go1 I sebesar 50 orang (5O%), gol. II sebesar 30 orang (30%), serta gol. III sebanyak 20 orang (20%). Apabila sampelnya ditetapkan sebesar 20 menurut 100 orang pegawai negeri di lembaga itu, maka pada sampel itu banyaknya masing -masing golongan harus seimbang sama menggunakan dalam populasi Gol. 1 sebanyak 10 orang (50%), gol. II sebesar 6 orang (30%), serta gol. III sebanyak 4 orang (20%). Cara rnenentukan siapa-siapa yg disampel menurut masing-masing tingkatan golongan dilakukan secara acak (random) seperti yg dibicarakan pada simple secara acak sampling.

3) Cluster Random Sampling (Sampling Acak Kelompok)
Metode cluster random sampling digunakan, bila pada poputasi sutit buat diidentiifikasi secara individual, melainkan hanya bisa diidentifikasi secara grup (cluster). Satuan-satuan dalam populasi itu, yang disetaut unit of analysis atau element of the population, memang merupakan kelompok. Jadi, subyek-subyek atau elemen-elemen pada populasi terdiri atas grup-gerombolan . Misalnya kefompok petani, grup studi, grup seniman, kelompok klompencapir, dan sebagainya. Misatnya di Jawa Timur ada 500 klompencapir. Dari 500 klompencdpir ini akan diteliti pendapatannya mengenai alam Jawa Timur. Setelah mempertimbangtcan banyak sekali faktor, maka diterapican besar sampal (atau berukuran sampel, sample size) yg representative artinya sebanyak 25 unit k:ompencapir. Menetapkan akbar sample 25 gerombolan klompencapir inilah yg disebut metode cluster secara acak sampling. Yang disampel bukan individu anggota ktompencapir, namun unit klompencapir-nya.

4) Area Sampling (Sampling area, atau sampling gugus)
Cara ini sarna dengan cluster sampling, namun diterapkan pada daerah geografi yang terdiri atas sub-area (area-area). Misalnya kabupaten Kuneng yg terdiri atas 50 kecarnatan akan diteliti karakteristik petaninya. Peneliti bisa merogoh 10 kecamatan menjadi sampel. Metode pengambilan 10 daerah kecamatan dad 50 daerah-wilayah kecamatan ini tidak disebut cluster sampling, melainkan area sampling.

5) Two stage random sampling (Sampling rambang dua termin)
Sample acak 2 lahap dilakukan sama misalnya sampel acak kelompak (klompencapir) atau sampel area tadi diatas ini, namun masih diteruskan.

Sesudah ketompok atau area yg disampel ditemukan, contohnya swerti yang tersebut diatas itu, yaitu sebanyak 25 klompencapir, maka menurut masinq­masing klompencapir yang sebanyak 25 itu, masih disampel lagi siapa-siapa secara individual yg mewakili kelompoknya. Jadi, dari 500 klompencapir diambil 25 saja, dan berdasarkan 25 klompencapir itu masing-masing diambil beberapa individu buat mewakili klompencapimya berdasarkan proporsinya, contohnya ditentukan 30%, maka yg klompencapimya beranggota sebanyal; 30 diarnbil 8 orang, yang sebesar 40 diambil 12 orang, clan yg hanya sebanyak 15 diambil 3 orang. Jika menurut yang sudah mewakili masing-masing klompeacapir masih akan diseleksi lagi beberapa orang buat mewakilinya, ini nar-lanya telah multi-stage sampling (sampling termin berganda).

Non Random Sampling
1) Systematic Sampling (Sampling Sistematik)
Dalam non-random sampling anggota atau elemen-elemen populasi nir memiliki kesempatan yang sama buat dicomot. Populasi yg demikian itu .

heterogen dan seharusnya diketahui sang peneliti, sehingga peneliti tidak menggunakan sampel secara secara acak (rambang). Cara non-secara acak sistematik dilakukan dengan terlebih dahulu peneliti mendata dengan memberi nomer dalam anggota populasi, kemudian secara sistematik tetapkan interval, dan nomer berapa yg akan diambil ke pada sampel. Misalnya ada 1000 orang anggota populasi. Masing-masing orang diberi nomer pada daftar. ,lika akan diambil 100 berdasarkan 1000 orang itu, dengan kata lain diambil I dari 10, atau 1/10. Secar'd sistematik ambillah nomor -nomor yang berjarak 10. Misalnya pertama kali diambii dengan mata tertutup kebetulan kena nomor 7. Maka sekarang ambillah nomor ­angka yang berjarak 10 dengan angka 7 serta seterusnya, yaitu nomor -nomor 7,17,27,37,47,57,67,77,87,97. Apabila secara kebetulan yg terambil ialah angka 2, maka 'i 0 orang yg disampel itu iaiah orang-orang yg nomemya 2,12,22,32,42,52,62,72,82, serta 92.

Jika berdasarkan 100 orang itu ditetapkan sampelnya sebesar 25 orang, dengan kata lain %, maka ambillah dari tiap empat orang itu 1, atau a;nbillah berdasarkan nomer­nomer itu berurutan berjarak 4. Misalnya buat memilih angka yg pertama secara secara acak menggunakan mata tertutup, anda mengambil nomor 9, maka yang diarnbil adalah angka-angka : 09, 13, 17,21,25,29,33,37, 41, 45, 49, 53, 57,61,65,69,73,77,81 ,F5,89,93,97,017 dan 05 (karena nir terdapat nomerl orang diatas 100 maka turun lagi ke angka paling bawah). Jadi yg disampel sebesar 25% atau sebanyak 25 orang itu adalah mereka yg diidentifikasi dengan nomer- nomer itu. Cara misalnya ini diklaim non-random sampling sistematik -dengatt awalan acak.

Cara sampel sistematik jua dapat dilakukan dalam menyampel penghlltli rumah-rumah yg sudah berurutan lokasinya. Misalnya diambil yg berdasarkan tempat tinggal ke tempat tinggal bersela tiga rumah, begitu seterusnya. Jadi, nisalnya terdapat penghuni 100 rumah akan diambil 25% berdasarkan rumah yg berpenghuni itu, bila tetak rumahnya sudah teratur, maka dapat diambil untuk sampel menurut tiap empat tempat tinggal satu saja, selanjutnya menggunakan satu demi satu yg bersela tiga rumah.

2) Convenience Sampling (Sampling pekoleh)
Dalam hal ini sama saja menggunakan yang telah disebutkan diatas, bahwa peneliti sudah mengetahui bahwa populasinya sedemikian rupa sehingga menggunakan random sampling tidak mungkin dilakukan. Meskipun demikian, juga karena buat mengidentifikasi satu per satu anggota populasi menghadapi kesulitan, maka yg paling enak (convenience, pekoleh) merupakan individul anggota populasi yg gampang ditemukan saja. Memang pada sampel yang non random ketepatan (accuracy) buat mencerminkan populasinya kurang akurat atau dapat menimbulkan bias. Tetapi apa boleh untuk, itulah yang bisa dilakukan lantaran populasinya nir homogin serta sulit buat diidentifikasi. Metode convenience sampling ini sama dengan yg disebut accidental sampling atau incidental Sampling.

3) Purposive Sampling (Sampling sengaja, sampling bertujuan)
Purposive sampling digunakan, apabila peneliti mempunyai judgment pribadi pada menentukan individu-individu yang disampel. La memandang bahwa individu-­individu tertentu saja yg dapat mewakili (representive), karena menurut pendapat peneliti merekalah-yaitu individu-individu yg dipilih itu yg mengerti tentang populasinya. Purposive sampling ini juga diklaim judgmental sampling, lantaran peneliti menggunakan pertimbangan pertimbangan menggunakan memasukkan unsur-unsur eksklusif yang dianggap (judged) bahwa dengan cara demikian dapat memperoleh warta yg sahih atau individu-individu yg disampel itu yang mencerminkan populasinya.

4) Quota Sampling (Sampling jatah, sampling kuota)
Sampling kuota dilakukan, apabila populasinya nir diketahui secara niscaya, baik tentang banyaknya maupun banyak sekali karakteristik yang menciptakan homogin, maka ditetapkanlah sejumlah individu yg dipercaya mewakilinys. Tentu saja cara demikian menimbulkan bias-bias, namun apa boleh untuk, lantaran keadaan populasi yang tidak mungkin dapat diketahui secara pasti. 

Menetapkan Besar (Ukuran) Sampel
Dalam bahasa Inggris acapkali dikatakan sumple size yg dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menggunakan "akbar sampel" ataU "berukuran sampel," yaitu banyaknya individu, subyek atau elemen menurut papulasi yang diambil menjadi sampel. Istilah "besar sampel," atau "ukuran sampel", bukan "banyaknya sampel" sebagaimana acapkali digunakan oleh kalangan eksklusif. Penggunaan istilah banyaknya sampel menjadi terjemahan "sample size" nir tepat, lantaran banyaknya sampel bisa diartikan lebih dari satu sampel yg diiakukan.

Hampir seluruh praktek proyek penelitian sangat sukar memenuhi sampling yang ideal. Seringkali peneliti melakukan hal yg tidak sama berdasarkan aturan yg terdapat, lantaran terpaksa sang adanya berbagai keterbatasan, antara lain data, dana, waktu, serta tenaga. Besar sampel yg generik merupakan 1/10. Tetapi 1/10 dapat juga terlalu besar atau terlalu mini , tergantung dalam keadaan populasinya. Apabila bisa mengestimasi ciri rata-homogen atau parameter berdasarkan populasi sebesar 1.000.000 yang dilakukan menggunakan menyampel sebesar 10.000 telah sama hasilnya dengan menyampel 100.000, mengapa harus sebanyak 100.000 (Slack & Champion, 992:271)?

Menjawab pertanyaan berapa seharusnya akbar sampel yang paling baik, Ftaenkel 8 Wallen (1993:90) menjawab: "sebanyak-besar peneliti bisa memperolehnya menggunakan pengorbanan saat dan tenaga yang masuk akal". Jawaban itSi nir poly menolong, hanya menyarankan pada peneliti supaya mencoba memperoleh sempel sebesar-besarnya secara lumrah, pada arti mengingat keterbatasan ketika, energi, porto dan lainnya.

Menurut Gay & Diehl (1992:146) sampel wajib sebesar-besarnya, serta dalam umumnya semakin besar sampel, rnaka kesamaan semakin representatif, dan output menurut penelitiannya dapat lebih digeneralisasikan.

Selanjutnya mereka mengatakan bahwa berukuran (size) sampel yg dapat diterima tergantung pada jenis penelitian, minimum adalah :
a. Penelitian naratif -1 0% dari populasi 
b. Penelitian korelasional- 30 subyek
c. Penelitian kausal-perbandingan - 30 subyek per group
d. Penelitian eksperimental- 15 subyek per gerombolan .

Frankel & Wallen (1 993:92) menyarankan, besar sampel minimum buat 
a. Penelitian deskriptif, sebesar 100
b. Penelitian korelasional, sebanyak 50
c. Penelitian kausal-perbandingan, sebanyak 30 per grup
d. Penelitian ekspcrimentai-15 subyek per kelompok meskipun menggunakan 15 per class bisa dilakukan, berasal kontrolnya ketat.

Menurut Kinnear & Taylor (1983:234) terdapat cara buat tetapkan besarnya sampel secara statistik, lerutarna bagi sample secara acak sampling atas dasar probabilitas normal. Tetapi, memutuskan besar sampel tidak semata-mata atas dasar statistik, melainkan wajib atas dasar barbagai pertimbangan, yaitu laba rugi diantara: (1) kesalahan sampling (sampling error); (2) kesalahan non samyling (non-sampling error); (3) tujuan study (study objectives); (4) kendala waktu (time constraints); (5) hambatan biaya (cost contrainsts); serta (6) planning analisisnya (analysis plans). Jadi, diantara para pakar sendiri belum terdapat kesamaan pendapat dalarn membangun besar sampel, tetapi pendapat Kinner & Taylor ini praktis, lumrah, serta realistis. MerirZi-iktm und (1997:173) inlhrmasi statistik sangat diperlukan buat memilih ukuran simple secara acak samplz. Untuk maksud ini yang perlu diketahui pertama-tama adalah :
1) Seberapa besar variance atau heterogenitas populasi. 2) Besarnya error yg bisa diterima
3) Confidence level (derajat keyakinan)

Aturan norma dalam mengestimas i standard deviation adalah sebanyak seperenam (1/6) berdasarkan range (dari batas paling bawah ke batas paling atas dad karakteristik populasi). Katakan bahwa range dari ciri populasinya adalah berdasarkan 1.000 hingga 7.000, maka rangenya iaiah 6.000 serta baku deviasinya ialah 1.000. Besar sampcl yg kita hitung berdasar formula :
n - n(ZS)z E

Yang artinya
n = Ukuran/besar sampel
Z = Nilai standar yg menerangkan confidence level
S = Standar deviasi sampel atau estimasi baku deviasi terhadap populasi
E = Besar error yg bisa diterima, plus atau minus Fuatu faktor kesalahan (wilayahnya adalah setengah dari confidence interval).

Katakanlah contohnya, anda akan meneliti pengeluaran yarg dilakukan oleh penduduk menurut suatu wilayah dalam membeli sepatu, anda mcnentukan confidence level (Z) 95%, wilayah kesalahan (E) kurang dad Rp. Dua,- dan baku deviasinya Rp. 29,- maka :
n = n(ZS)dua - [(1,96X29, Of - [56,84]z -
- - - (28,84) - 808 E dua,00 dua,00
Jika wilayah kesalahan (range of error), yaitu E katakanlah tidak Rp dua,- melainkan , Rp 4,- (sebesar 2 kali lipat), maka n akan sebagai seperempatnya, yaitu bukan 808 melainkan 202, lantaran nomor pembagi dua,03 (lihat perrnmaan diatas) sebenarnya dalam persamaan i•u dua' (atau 4) dan jika diganti menggunakan angka 4 sebenarnya sebagai 42 (atau 16), jadi akbar sampel yang semula dibagi 4 sekarang dibagi 16. Maka sebagai seperempat berdasarkan 808. (bagaimana menghitung secara rinci masing-masing standard deviation, E, dan confidence level, periksa dalam pelajaran statistik inferensial tersendiri.

PENGERTIAN PENELITIAN MENURUT PARA AHLI

Pengertian Penelitian Menurut Para Ahli
Menurut Nur Indrianto dan Supomo dalam kitab “Metode Penelitian Bisnis” (2002, p.16), penelitian adalah refleksi dari impian buat mengetahui sesuatu berupa liputan – informasi atau fenomena alam. Penelitian pada dasarnya merupakan penyelidikan yg sistematis dengan tujuan buat memperoleh pengetahuan yg bermanfaat buat menjawab pertanyaan atau memecahkan kasus dalam kehidupan sehari – hari.

Menurut Sugiyono (2006, p.1), Penelitian adalah cara ilmiah buat menerima data menggunakan tujuan dan kegunaan eksklusif. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu dari dalam karakteristik - ciri keilmuan yaitu rational (wajar), Empiris (bisa diamati sang indera manusia), serta sistematis (menggunakan langkah - langkah tertentu yang bersifat logis). Secara generik, penelitian bisa dibagi atas dua jenis, yaitu:

1. Penelitian dasar (basic research)
Penelitian dasar merupakan pencarian terhadap sesuatu lantaran ada perhatian serta keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas. Hasil menurut penelitian dasar adalah pengetahuan umum serta pengertian - pengertian tentang alam serta hukum - hukumnya.

2. Penelitian terapan (applied research)
Penelitian terapan adalah penyelidikan yg hati-hati, sistematik serta monoton terhadap suatu masalah dengan tujuan buat digunakan menggunakan segera buat keperluan tertentu. Hasil penelitian nir perlu menjadi suatu penemuan baru, namun merupakan aplikasi baru menurut penelitian yang sudah terdapat.

Paradigma Penelitian
Menurut Sugiyono (2005, p.37), Paradigma penelitian merupakan pola pikir yg memperlihatkan hubungan antara variabel yg akan diteliti yg sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan kasus yg perlu dijawab melalui penelitian, teori yg digunakan buat merumuskan hipotesis, dan statistik yg akan digunakan. 

Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2006, p38) Variabel merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti buat dipelajari sehingga diperoleh kabar mengenai hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Adapun tipe - tipe menurut variabel, yakni :

1. Variabel Independen (bebas)
Adalah sebuah variabel yang menghipnotis atau yang sebagai sebab perubahannya atau timbulnya suatu variabel dependen.

2. Variabel Dependen (terikat)
Adalah sebuah variabel yg dipengaruhi atau yg sebagai akibat, lantaran adanya variabel bebas. Variabel bisa menjadi fokus utama pada perhatian suatu penelitian. Dengan istilah lain, variabel terikat adalah variabel utama yg membuahkan variabel ini sebuah faktor yang wajib diteliti. Tujuan menurut peneliti adalah buat mengerti serta menyebutkan variabel terikat ini.

Populasi serta Sampel Penelitian
Populasi
Menurut Sugiyono (2004, p72) populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yg memiliki kualitas dan karakteristik eksklusif yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan lalu ditarik konklusi. Jadi populasi bukan hanya orang, namun juga objek dan benda – benda alam yg lainnya. Populasi pula bukan sekedar jumlah yg terdapat dalam objek atau subjek yang dipelajari, tetapi mencakup seluruh karakteristik atau sifat yang memiliki oleh subjek atau objek itu. Populasi pada penelitian ini adalah Karyawan serta Staf pada PT. Aneka Tambang, Tbk sejumlah 2460 karyawan yang diseleksi melalui Tes CPNS maupun seleksi spesifik bagi tenaga ahli yg dibutuhkan.

Sampel
Menurut Sugiyono (pada bukunya “Metodologi Penelitian Administrasi” ,2004, p73) merupakan bagian berdasarkan jumlah dan karakteristik yang dimiliki sang populasi tadi. Jika populasi besar , peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh yang terdapat dalam populasi. Menurut Mudrajat Kuncoro (2003, p.105), sampel yang baik umumnya mempunyai beberapa ciri. Karakteristik yg dimaksud mencakup:
a. Sampel yang baik memungkinkan peneliti untuk mengambil keputusan yang berhubungan dengan besaran sampel buat memperoleh jawaban yg dihendaki.
b. Sampel yang baik mengidentifikasikan probabilitas berdasarkan setiap unit analisis buat sebagai sampel.
c. Sampel yang baik memungkinkan peneliti menghitung akurasi dan imbas (misalnya kesalahan) dalam pemilihan sampel daripada hrus melakukan sensus.
d. Sampel yg baik memungkinkan peneliti menghitung derajat agama yang diterapkan pada estimasi populasi yg disusun dari sampel statistik.

Teknik Sampling Penelitian
Menurut Mudrajat Kuncoro (2003, p.111), yg dimaksud menggunakan teknik sampling adalah cara pengambilan sampel. Menurut Sugiyono (2004, p74), teknik sampling dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu, Probability Sampling dan Nonprobability Sampling, tetapi pada penelitian ini, hanya akan menggunakan teknik pengambilan sample dengan probability sampling yaitu sample random samplig dimana pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yg terdapat pada populasi.

Probability sampling, merupakan teknik sampling yang menaruh peluang yg sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan Simple secara acak sampling Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan tingkatan yang terdapat pada populasi tadi. Menurut Mudrajad Kuncoro (2003, pp.112), prinsip pemilihan sample pada desain ini merupakan setiap eleman pada populasi mempunyai kesempatan yg sama buat dipilih. Mekanisme pemilihan secara acak sederhana ini menjadi berikut Davis & Cosenza (1993, pp.227-231):
○ Tentukan populasi penelitian dan dapatkan unit pemilihan sampel
○ Tentukan besar sample yg dikehendaki
○ Ambil sampel secara acak dari unit pemilihan sampel

Menurut Mudrajat (2003, p.112), Ada beberapa kelebihan dari pemilihan random Sederhana, diantaranya:
○ Prosedur pemilihan sampel sangat mudah
○ Unit pemilihan sampel hanya satu macam
○ Kesalahan penjabaran bisa dihindarkan
○ Cukup menggunakan citra garis akbar dari populasi
○ Merupakan desain sampel yg paling sederhana serta mudah

Ukuran Sampel
Jumlah anggota sample sering dinyatakan dengan ukuran samplel. Jumlah sampel yang 100 % (seratus %) mewakili populasi merupakan sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Dalam penentuan jumlah sampel menurut populasi diharapkan tingkat kesalahan 1 % (satu persen), 5 % (lima persen) dan 10 % (sepuluh %). Rumus buat menghitung ukuran sampel berdasarkan populasi yg diketahui jumlahnya merupakan menjadi berikut :

ג2.N.P. Q
s =

d2(N-1) +ג2.P.Q


ג2Dengandk =1,tarafkesalahan1 %, lima %, 10 %
P =Q =0,lima.D =0,05.S =jumlahsampel.

Skala Likert
Menurut Sugiyono (2004, p86), skala likert dipakai buat mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tenaga atau fenomena sosial. Sedangkan Menurut Sugiyono (2004, p86), Kebaikan tipe likert merupakan variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tadi dijadikan menjadi titik tolak buat menyusun item- item instrumen yang didapat berupa pernyataan – pertanyaan. Untuk keperluan nilai, menjadi berikut :
UntukJawaban:

A. SangatSetuju                      diberiskor       5

B.setuju                                  diberiskor       4

C.kurang Setuju                     diberiskor       3

D. TidakSetuju                        diberiskor       2

E.sangatTidakSetuju           diberiskor       1

Kuesioner
Menurut Arikunto (2002, p128), Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yg digunakan untuk memperoleh keterangan dari responden pada arti laporan tentang pribadinya atau hal – hal yang beliau ketahui.

Tujuan pokok dari penyusunan informasi lapangan artinya :
1. Merupakan kabar yang relevan dengan tujuan survey.
2. Memberikan urutan pertanyaan yg logis dan terarah dalam utama masalah pada responden
3. Memberikan format baku pencatatan warta, pendapat dan sikap
4. Memudahkan pengolahan data.

Menurut Sugiyono (2004, p135) informasi lapangan merupakan teknik pengukuran data yang dilakukan menggunakan cara menaruh seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden buat serta setengah terbuka. Namun dalam penelitian ini memakai “Pertanyaan Tertutup, yaitu pertanyaan yang jawabannya telah disediakan, sebagai akibatnya responden dapat eksklusif memilih buat menjawab pertanyaan yang diberikan”.

Analisis Data Penelitian
Deskripsi Data Penelitian
Menurut Mudrajat Kuncoro (2003, p.173), ada 2 klasifikasi metode numerik yang tersedia buat mendeskriptifkan data kuantitatif, yaitu:

(1). Ukuran kecenderungan sentral (central tendency)
Adalah suatu ukuran yang mengukur kecenderungan suatu himpunan data yang mengelompok atau memusat pada nilai numeric eksklusif. Ada tiga metode mengukur kecenderungan sentral, yaitu: homogen-homogen, median, serta modus. Berikut akan diuraikan ketiga macam metode berukuran tendensi sentral:

a. Rata-rata
Rata-rata hitung merupakan suatu himpunan data kuantitatif yg menjumlahkan semua data dibagi banyaknya data yang terdapat.

∑X
X = 

N




Gambar Rumus Rata-rata

Sumber:Mudrajat(2003, p.173)

Keterangan: ∑X  =Penjumlahtiapdataatautotalskor

N     =Banyaknyadatayangada

Menurut Mudrajat (2003, p.175), Keakuratan penggunaan rata-homogen tergantung menurut 2 faktor, yaitu:
○ Ukuran sampel, semakin besar sampel, semakin seksama estimasi rata-homogen populasi
○ Variabilitas menurut data yang kita miliki. Semakin poly variasi data, semakin berkurang akurasi estimasi homogen-rata.

b. Median
Median adalah nomor tengah yg diperoleh jika data disusun berdasarkan nilai terendah sampai nilai tertinggi. Menghitung median dengan cara:
○ Bila jumlah observasi (n) gasal, maka median diperoleh menurut nomor tengah
○ Bila jumlah observasi (n) genap, maka median diperoleh berdasarkan rata-rata antara dua angka.

c. Modus
Modus adalah nilai yg paling acapkali ada, atau frekuensinya paling tinggi. Dengan istilah lain, modus menampakan di mana data cenderung terkonsentrasi.

(dua). Ukuran Variabilitas Atau Penyimpangan
Menurut Mudrajat (2003, p.175), Ukuran variabilitas merupakan suatu berukuran yang mengatur sebaran data. Karena yang diukur adalah seberapa jauh data menyimpang berdasarkan rata-ratanya, maka ukuran variabilitas seringkali diklaim sebagai ukuran defleksi. Ukuran Variabilitas yang sering digunakan adalah skewness, range dan deviasi baku. Berikut ini akan diuraikan masing- masing metode:

○ Kecondongan (Skewness)
Adalah ukuran bentuk atau derajat simetris distribusi data. Kecondongan distribusi suatu data dapat dihitung dengan:

Rata-homogen- Modus
Skewness =  

Deviasistandar




Gambar Rumus skewness

Sumber: Mudrajat(2003,p.173)


○ Range (Rentang)
Adalah selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil dari suatu himpunan data. Semakin besar nilai rentang, maka meningkat defleksi data dari nilai rata-ratanya.
Rentang=X max– X min

Xmax=Nilaiterbesar

Xmin=Nilaiterkecil


Gambar Rumus range

Sumber: Sudjana,MetodeStatistika(Tarsito,Bandung 1996, p.93)


Skor Total didapat dengan memakai rumus menjadi berikut:
∑X      =X1+X2+….. +Xn

Xi        =Skorrespondenke-i

N         =JumlahResponden



Gambar Rumus Skor Total

Sumber:Sudjana, MetodeStatistika (Tarsito,Bandung1996,p.93)


Bila nilai baku deviasi nisbi besar berarti data yang digunakan sebaran atau variabilitasnya tinggi. Jika nilai deviasi standar relative kecil, adalah data yg dipakai mengelompok pada seputar nilai homogen- ratanya dan penyimpangannya mini .

Distribusi Frekuensi Skor
PerhitunganJumlahKelas(K );AturanSturgess :


K =1 +3,tiga Logn

PerhitunganPanjangKelas:




RentangSkor
Panjang Skor =   

JumlahKelas