KALIMAT PERINTAH KALIMAT SARAN DAN KALIMAT LARANGAN PENGERTIAN PERBEDAAN DAN CONTOHNYA

Salah satu karakteristik kebahasaan yg ada pada teks mekanisme adalah adanya bentuk kalimat perintah, saran, serta larangan. Sebenarnya apa perbedaan antara kalimat perintah, kalimat larangan, serta kalimat saran?
Berikut ini penerangan lengkapnya serta model yg paling pas.
Pada dasarnya, kalimat saran, perintah, dan larangan merupakan satu gerombolan kalimat, yaitu kalimat imperatif. Dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia yg diterbitkan oleh Pusat Bahasa, kalimat imperatif dijelaskan sebagai perintah, suruhan, permintaan .
(Mungkin artikel yang berjudul Ciri-karakteristik kalimat saran dalam teks prosedur juga anda butuhkan buat materi menulis teks mekanisme)
Kalimat imperatif ini dibagi sebagai empat golongan yaitu perintah atau suruhan; perintah halus; permohonan; ajakan dan harapan; larangan atau perintah negatif; dan pembiaran.

Adapun karakteristik-ciri kalimat imperatif yang mencakup perintaah, saran, serta larangan mempunyai karakteristik formal sebagai berikut:
1) Intonasi yang ditandai  nada renda pada akhir tuturan
2) pemakaian partikel penegas, penghalus, serta istilah tugas ajakan, asa, permohonan, dan larangan.
3) susunan inversi sehingga urutannya sebagai tidak selalu trungkap predikat-subjek bila diharapkan; dan
4) pelaku tindakan nir selalu terungkap.
Berikut ini penjelasannya:
intonasi yang ditandai nada rendah pada akhir tuturan hanya bisa diketahui saat kalimat imperatif diucapkan.
Contoh kalimat imperatif atau perintah yg menggunakan partikel:
partikel penegas: Ambilah buku itu!
partikel penghalus: Ambilkan buku itu.
kata tugas ajakan: Mari kerjakan tugas ini.
harapan : Semoga kamu sudi mengerjakan tugas ini. Apabila diwujudkan dalam kalimat lain maka menjadi: kamu wajib mengerjakan tugas itu!
permohonan: Kuharap bisa tahu maksudnya. Pada dasarnya ini adalah kalimat perintah yg pula bermakna: kamu wajib sanggup tahu maksudnya.

Penjelasan lengkap mengenai partikel -lah dan partikel lain bisa dibaca pada: Penjelasan Partikel -lah; -tah; -kah; serta -pun
perintah negatif: Jangan tidur di dalam kelas!
Setelah mengetahui jenis-jenis imperatif atau larangan. Kembali kita bahas perbedaan mengenai kalimat perintah, saran, serta larangan.
Kalimat perintah, saran, dan embargo pada dasarnya sama saja yaitu 'mengharap atau menyuruh orang lain buat melakukan sesuatu'. Perbedaannya, kalimat perintah bisa berupa instruksi eksklusif. Sementara kalimat saran berupa perintah, namun masih bisa ditoleransi bila tidak dilakukan. Kalimat larangan, merupakan asa buat melakukan hal antagonis dengan keinginannya.
Contoh kalimat perintah pada teks prosedur:
Tambahkan air sebanyak 600 cc.

Kalimat pada atas merupakan kalimat perintah. Lantaran harus dilakukan supaya tahapan atau mekanisme bisa berjalan dengan tepat.
Contoh kalimat saran dalam teks prosedur:
sebaiknya gunakan santan orisinil, bukan bungkus.

Kalimat di atas merupakan saran, lantaran menggunakan istilah sebaiknya. Karena berupa saran, meskipun nir dilakukan nir apa-apa. Hanya saja untuk hasil maksimal maka disarankan sesuai fakta di atas. Jadi, masih ada cara lain lain.
Baca Juga: Memperbaiki dan Melengkapi Teks Prosedur Cara Membuat Angklung
Contoh kalimat embargo pada teks prosedur:
jangan ragu ketika menggerakkan tangan.

Kalimat pada atas berupa embargo, pada dasarnya jua merupakan perintah untuk bersemangat dalam menggerakkan tangan.
Demikian penerangan tentang kalimat larangan, saran, dan perintah. Ketiganya sanggup digunakan pada teks mekanisme.

CIRICIRI KALIMAT SARAN DALAM TEKS PROSEDUR

Salah satu karakteristik bahasa dalam sebuah teks prosedur merupakan adanya kalimat perintah, kalimat saran, serta kalimat larangan. Ketiga kalimat ini sebenarnya ada pada satu kelompok jenis kalimat yaitu kalimat imperatif.

Ketiga kalimat di atas, sebenarnya merupakan kalimat. Tetapi, memiliki kadar disparitas antara kalimat perintah, kalimat embargo, dan kalimat saran. Kalimat perintah adalah kalimat yg 'menyuruh' untuk melakukan sesuatu; Kalimat larangan adalah kalimat yg melarang pembacanya buat berbuat sesuatu, berarti pada dasarnya jua memerintahkan suatu hal kebalikannya; ad interim itu kalimat saran merupakan kalimat yg memberikan penawara sesuatu yang dipercaya lebih baik.

Dalam artikel ini, akan lebih poly dijelaskan mengenai ciri-karakteristik kalimat saran. Salah satu jenis kalimat yang terdapat pada teks mekanisme. Dalam penjelasan artikel ini akan dijabarkan tentang karakteristik sintaksis kalimat saran, karakteristik isi kalimat saran, dan alasan mengapa dibutuhkan kalimat saran dalam sebuah teks prosedur.

Ciri kalimat prosedur dicermati dari segi bentuk serta penggunaannya adalah diawali menggunakan kata yg berupa saran.

Kata yang menunjukkan saran diantaranya adalah:

sebaiknya....
seharusnya....
lebih baik apabila...
pastikan....
perlu diingat...
usahakan....

dan seterusnya, istilah serta frasa yang mirip menggunakan bentuk saran pada atas.

Jika kata serta frasa di atas disusun menjadi kalimat saran yang biasa digunakan pada teks prosedur maka mampu diterapkan dalam model kalimat dalam teks mekanisme untuk membuat nasi goreng berikut ini:

sebaiknya haluskan bumbu hingga benar-benar halus.

seharusnya masakan telah matang pada 5 mnt pertama.

lebih baik bila yang dipakai merupakan garam beryodium.

pastikan bumbu telah tercampur rata dengan nasi.

perlu diingat bahwa nasi yang baik adalah nasi yang tidak terlalu lembut.

Usahakan gunakan sayur bebas pestisida sebagai hiasan dan lalapan pelengkapnya.


Nah, dari karakteristik bahasa dan contoh kalimat saran di atas, dapat diketahui ciri isi kalimat saran. Berdasarkan model-model kalimat tadi dapat diketahui bahwa kalimat saran memberikan cara lain yang lebih baik. Ini merupakan ciri isinya, sebuah kalimat saran pasti menawarkan alternatif.

Kita amati dari kalimat contoh yg pertama: sebaiknya haluskan bumbu sampai sahih-benar halus. Pada dasarnya ini adalah saran yg bisa diterapkan, sanggup jua tidak. Apabila hiluskan sampai sahih-benar halus maka cita rasa bumbu nasi goreng sanggup sahih-sahih merata. Seandainya nir mampu sahih-benar halus sebenarnya mampu jua digunakan menjadi bumbu nasi goreng.

Begitu jua dengan model-model yg kalimat yg lain di atas. Apabila dijelaskan pada bahasa yg gamblang model kalimat yang terakhir begini penjelasannya: usahakan pakai sayur bebas pestisida menjadi hiasan serta lalapan pelengkapnya. Nah, seandainya tidak bisa mengklaim sebuah sayuran ditanam secara organik bebas pestisida, maka sayur misalnya umumnya juga tidak mengurangi nilai rasa kelezatan sebuah masakan.

Penjelasan yang terakhir merupakan jawaban berdasarkan pertanyaan mengapa dalam teks mekanisme ada kalimat saran. Berikut ini penjelasannya:

Teks mekanisme adalah sebuah jenis teks yang berisi langkah-langkah atau pedoman yang sanggup dipakai oleh sesorang buat melakukan suatu hal. Baik membuat sesuatu, menggunakan sesuatau, atau melakukan suatu gerakan atau suatu tindakan.
Baca Juga:
- Mengidentifikasi Penggunaan Bahasa dalam Teks Prosedur
- Kalimat Perintah, Kalimat Saran, Kalimat Larangan Perbedaan dan Persamaannya

Nah, pada proses melakukan aktivitas tadi diperlukan tindakah yg efektif serta efisien buat membuat sesuatu yang maksimal . Misalnya yang dipakai contoh adalah membuat nasi goreng, maka dibutuhkan output yg didapat merupakan cara membuat nasi goreng yg sangat gampang, sekaligus membentuk produk kuliner nasi goreng yang sangat lezat . Untuk mendapatkan hasil yg aporisma tadi maka diharapkan saran-saran yang penting selain juga kalimat perintah pada termin atau langkah-langkah membuat nasi goreng.

Semoga penjelasan singkat dan sederhana mengenai karakteristik-ciri kalimat saran dalam sebuah teks prosedur ini sanggup memperdalam dan memperluas pengetahuan mengenai kalimat saran.

CONTOH TEKS PROSEDUR DENGAN KALIMAT SARAN DAN LARANGAN

Sebuah teks prosedur merupakan teks yg berisi cara serta langkah-langkah buat membuat sesuatu dan  atau melakukan sesuatu. Nah, untuk menerima hasil yg aporisma pada menciptakan juga melakukan sesuatu, diperlukan teks yang lengkap. Selain harus lengkap strukturnya pula harus lengkap isinya.
Teks prosedur harus lengkap dengan saran serta embargo agar mampu membuat dan melakukan suatu hal dengan hasil yang aporisma. Kalimat saran dalam teks mekanisme diharapkan buat menyarankan hal-hal atau cara lain tindakan yg terbaik. Sementara kalimat embargo dalam teks mekanisme diharapkan supaya nir sampai terjadi hal-hal yg menjadikan buruk selama proses melakukan maupun membuat sesuatu dalam teks mekanisme.
Berikut ini adalah contoh teks mekanisme yang mengandung saran jua ada larangannya.
Contoh Teks Prosedur: Cara Mematikan Mengganti Kartu Memori SD dengan Benar

Hal yang selalu berkaitan dengan telepon selular adalah kartu memori eksternal (micro Sekolah Dasar). Kartu memori eksternal berfungsi buat menyimpan data tambahan. Ada kalanya kita perlu mengubah kartu tersebut menurut telepon kita.  Beginilah langkah-langkah mengganti kartu memori menggunakan benar.

1. Tutup semua pelaksanaan telepon seluler kita

2. Tekan tombol 'power' sampai ada warta telepon meninggal.

3. Buka casing dan baterai, jangan buka baterai waktu telepon masih menyala.

4. Buka memori eksternal secara perlahan, sebaiknya buka menggunakan ujung kuku jangan menggunakan benda tajam.

5. Pasang kartu memori eksternal yg baru, usahakan pastikan bahwa kartu tadi higienis.

6. Pasang balik baterai serta casing telepon.

7. Hidupkan telepon dengan menekan tombol power, jangan buka pelaksanaan sampai pembacaan kartu sahih-benar selesai.

Telepon baru bisa digunakan waktu pembacaan (scanning) kartu memori dan penyimpanan benar-sahih terselesaikan. Dengan demikian, kerja telepon selular kita bisa lebih maksimal . Jika sayang dalam telepon kita, maka lakukan hal ini menggunakan bijaksana, selamat mencoba!
Dalam contoh teks prosedur yang berjudul cara membarui kartu memori Sekolah Dasar dengan sahih di atas, masih ada 2 kalimat saran dan 2 kalimat larangan.
Kalimat saran terdapat pada kalimat (langkah) 4 serta langkah 5. Dalam langah tadi, disarankan untuk menggunakan kuku, serta disarankan agar kartu memori yg hendak dipasang bersih.
Adapun larangan terdapat pada langkah 4 serta langkah 7. Larangan yg dipakai pada model teks mekanisme pada atas, mengingatkan supaya ketika melakukan sebuah mekanisme tidak membuahkan fatal. Misalnya pelarangan memakai benda tajam, tidak boleh karena bisa merusak komponen telepon.
Pengguna telepon selular jua dilarang membuka aplikasi waktu perangkat belum benar-benar siap. Hal ini dilarang lantaran sanggup mengganggu kinerja telepon. Jika sudah terganggu sanggup jadi menghambat holistik sistem yang terdapat pada telepon tersebut.
Demikian model teks mekanisme yang ada kalimat saran dan kalimat embargo di dalamnya.

ISLAMISASI PENGETAHUAN ISMAIL RAJI ALFARUQI

Islamisasi Pengetahuan Ismail Raji Al-Faruqi
Semakin majunya perkembangan zaman, pula sangat mempengaruhi tingkah laku dan pola berpikir insan. Ketauhidan insan mulai dipertanyakan. Al-Faruqi merupakan keliru satu tokoh Islam yg sangat mencemaskan insan yg terlena sang kemajuan teknologi.

Untuk itu sangatlah penting bagi manusia buat nir berhenti pada usaha memperoleh pengetahuan terbaru tanpa meninggalkan pengetahuan agama (keislaman) kita dalam pelaksanaannya.

Buku ini ditulis karena melihat fenomena yang ada dalam kehidupan, khususnya didunia pendidikan yang memang wajib ekstra hati-hati dalam pelaksanaannya, sebagai akibatnya memperoleh sesuai apa yang diinginkan, yaitu suatu pendidikan yang Islami yg nir ketinggalan zaman .

Islamisasi pengetahuan adalah wujud menurut suatu asa memperbaiki insan khususnya umat Islam. Dan semua sanggup dilakukan dengan baik bila kita memiliki ketauhidan.

Tauhid sangat krusial bagi manusia khususnya umat Islam, lantaran Tauhid adalah yg menaruh identitas dalam peradaban- peradaban Islam yg mengikat seluruh unsurnya bersama-sama dan membuahkan unsur-unsur tersebut suatu kesatuan yang integral dan organis yg kita sebut peradaban. 

I. Biografi 
Ismail Raji Al-Faruqi merupakan seorang cendikiawan muslim yang cerdas yg lahir pada Jaffa Palestina pada lepas 1 Januari 1921. Pada masa mudanya dia bersekolah di Coollenges Des Freres yang terletak pada Libanon, yaitu dalam tahun 1926-1936. Kemudian pada tahun 1941 beliau sudah lulus dari American University Of Bairut. Jadi tepatnya pada usia 20 tahun beliau sudah merampungkan perkuliahan S1 nya. Untuk karirnya, Ismail bekerja pada pemerintahan Inggris di Palestina. Dan dalam tahun 1945, yaitu pada usia ke 24 beliau telah dipilih menjadi Gubernur Galilea, akan tetapi sesudah Israel menjajah palestina ia pindah ke Amerika Serikat. Kemudian pada Amerika beliau melanjutkan studi S2 nya, pada bidang filsafat pada University of Indiana dan University of Harvard. Al-Faruqi melanjutkan studi S3 nya serta pada tahun 1952 beliau telah menerima gelar S3 nya, yaitu dalam usia ke 31 Al- Faruqi telah memiliki gelar Doktor. 

Begitu cepat gelar pendidikan diperoleh, itu memberitahuakn bahwa Al-Faruqi benar-sahih seseorang cendikiawan muslim yang benar-sahih memperjuangkan pendidikan umat Islam pada ere globalisasi, menggunakan kemampuan yg dimilikinya.

Tapi sayang, usia Al-faruqi nir terlalu usang, pada usia yg masing kreatif yaitu kurang lebih sekitar dalam usia 65 tahun dia mangkat dunia karena dibunuh dalam saat sedang pada bepergian, yaitu tepatnya dalam tanggal 27 Mei 1986. Disini penulis belum mengetahui siapa pembunuh serta apa motif pembunuhannya. Tapi yg jelas Ismail Al-Faruqi mempunyai dedikasi yang tinggi di pada global pendidikan Islam yg modern ( yg terus mengedepankan pendidikan Islam dan juga mengajarkan pentingnya pendidika generik sebagai akibatnya orang islam tidak ketinggalan zaman/ gaptek ).

II. Pembahasan 
Buku Islamisasi pengetahuan ini membahas antara lain merupakan masalah-perkara yang dihadapi umat muslim didunia, juga tugas-tugas, metodologi serta planning kedepan yg akan membuahkan orang-orang muslim menjadi umat yang lebih baik berdasarkan yg baik.

A. Masalah
1. Malaise yang dihadapi umat
Dunia umat Islam dalam saat ini berada pada anak tangga bangsa-bangsa terbawah. Kaum muslimin sudah dikalahkan, dibantai, dirampas Negeri serta kekayaannya, dirampas kehidupan serta harapannya, mereka juga sudah pada sekulerkan, diwesterniskan serta di de-islamikan oleh agen-agen, musuh mereka didalam dan diluar diri mereka. Semua ini simpel terjadi disetiap negeri dan pelosok dunia Islam.

Sebagai korban berdasarkan segala macam penganiayaan dan agresi, kaum muslimin difitnah dan dijelek-jelekkan dihadapan seluruh bangsa-bangsa. Kaum muslimin dikatakan agresif, destruktif, mengingkari hukum, teroris, biadab, fanatik fundamentalis, kuno serta menentang zaman.

Melihat kenyataan inilah kemudian Al-Faruqi benar-sahih memperjuangkan pendidikan Islam yang nir ketinggalan zaman atau nir gaptek ( gagap teknologi ). 

2. Efek- pengaruh yang utama menurut masalah
a. Di Front politik
Dilihat dari kasus yg utama adalah dibidang politik, umat Islam terpecah belah, kekuatan- kekuatan kolonial telah berhasil memecah belah umat Islam, sebagai akibatnya antara umat Islam saling menghantam dan menyerang satu sama lain dan itu seluruh tidak mereka sadari.

Dalam bisnis menciptakan keadaan lebih buruk lagi, musuh telah memasukkan orang-orang asing kedalam dunia Islam, agar pertentangan antar umat muslim terus terjadi secara internal tidak satupun negara Islam yang kondusif, begitupun secara eksternal.

Didalam kebanyakan masalah, kaum muslimin berada dibawah kekuasaan demikian, lantaran mereka tidak mempunyai deretan-gugusan politik yang sanggup menjalankan pemerintahan atau yang dapat mengerahkan massa ( masyarakat ) buat pertahanan atau membawa mereka kedalam aksi politik konservatif atau ringkasnya bisa melakukan aksi beserta satu sama lain. 

b. Di Front ekonomi
Dibidang ekonomi umat Islam juga belum maju serta nyaris bodoh, lantaran secara umum dikuasai anggota-anggotanya dimanapun kebanyakan merupakan orang-orang yg buta alfabet . Produksi barang dan jasa mereka berada jauh dibawah kebutuhan.

Kebutuhan ini dipenuhi dengan mengimpor barang-barang jadi berdasarkan negara-negara kolonial, bahkan didalam kebutuhan-kebutuhan hayati yg strategis ( makanan pokok, tenaga dan perlengkapan militer ), nir terdapat negara Islam yang dapat mencukupi dirinya sendiri.

Kekayaan minyak yang diperkenankan oleh Allah Ta’ala pada semua umat didunia, ternyata sang beberapa negara-negara Islam nir adalah nikmah misalnya yg seharusnya, lantaran kurangnya pengetahuan didalamnya yaitu dibidang ekonomi. Oleh karena itu kekayaan ini disakukan buat investasi gampang serta kondusif dipasar uang yg paling berperan adalah orang-oarang non muslim.

Dengan demikian negara didunia Islam yang mempunyai potensi buat memperkembangkan pertanian atau industri, mereka tetap nir memiliki modal buat membiayainya, lantaran kekayaan yang seharusnya demi kesejahteraan seluruh umat malah disalurkan ketempat lain.

c. Di Front religio-kultural
Abad- abad kemerosotan kaum muslimin telah mengakibatkan berkembangnya buta huruf, kebodohan dan takyul diantara mereka. Hal ini menyebabkan seseorang muslim yang umum lari kedalam keyakinan yg buta serta bersandar pada listeralisme dan legalisme. Sehingga jika dunia terbaru menerpa dirinya, kelemahan dibidang militer, politik dan ekonomi membuatnya jadi panik. Sehingga tanpa disadari mengambil westernisasi karena tergoda menggunakan contoh keberhasilan yg diperoleh barat. Westernisasi diperintahkan serta dipromosikan menggunakan segala cara yg mungkin oleh para penguasa.

Negara-negara kolonial beserta antek-anteknya mengisi kehidupan sehari-hari seorang muslim menggunakan pengaruh-pengaruh yang mempromosikan kultur barat. Koran-koran, kitab -kitab , majalah, radio, televisi, bioskop, piringan hitam, tape dan poster-poster. Negara-negara Islam bangga menggunakan boulevard baru yg dibuka pada ibukota- ibukota mereka yang penuh menggunakan perkantoran atau apartemen yg menjulang tinggi ala barat. Tanpa mereka sadari masih poly kemelaratan serta kebodohan menurut kota-kota dan desa- desa mereka yg lain. 

3. Inti melaise yg menyempurnakan diri
Tidak mungkin diragukan lagi bahwa tempat inti malaise yg dihadapi umat Islam adalah pada sistem pendidikan yang merata dan generik berlaku.

Menurut Al-Faruqi sistem pendidikan itu merupakan laboratorium dimana pemuda-pemuda muslim diadoni serta dipotong. Dimana pencerahan mereka dicetak didalam sebuah karikatur barat. Disinilah interaksi seseorang muslim menggunakan sejarah masa lalunya dirusak. Keinginan yg alamiah buat memeriksa warisan para leluhurnya dihalangi. Sehingga Islam terhalang sang lantaran keragu-raguan yg ditanamkan oleh sistem pendidikan tadi kedalam kesadarannya.

a. Keadaan pendidikan pada global Islam dalam masa kini
Didalam bukunya Al-Faruqi pula mengungkapkan bahwa keadaan pendidikan di global Islam adalah yang terburuk. Sehubungan Islamisasi, baik sekolah-sekolah, akademik-akademik serta universitas-universitas yang tradisional maupun sekuler tidak pernah seberani kini dalam mengemukakan tesa-tesa yang nir islamiah serta nir pernah sehebat sekarang acuhnya dominan terbesar pemuda-pemuda muslim terhadap Islam. Dimana-mana terjadi perlombaan menggunakan kecepatan bila menuju model pendidikan barat. 

b. Tidak mempunyai ketajaman wawasan
Masalah rendahnya mutu lembaga pendidikan di global Islam permanen adalah perkara yang tidak mempunyai ketajaman wawasan. Tidak terdapat pencarian atau penuntutan pengetahuan yg nir disertai semangat, tepatnya semangat inilah yg nir dapat dijiplak. Semangat ini dilahirkan sang wawasan mengenai diri sendiri, mengenai dunia serta mengenai empiris, singkatnya sang kepercayaan .

Dicontohkan disini adalah seorang dosen Universitas Islam, seseorang profesor yang meraih gelar doktor di sebuah universitas Eropa. Dia menerima pendidikan pada barat serta lulus menggunakan nomor sedang. Karena dimasa lalunya tidak mempunyai motivasi Islam. Ia tidak menuntut Ilmu demi Allah Ta’ala semata-mata, tetapi demi kepentingan materialistis egoistis. Sehingga ia mendapatkan wawasan 1/2-1/2. Begitu jua menggunakan keilmuan keislamannya. Dia cukup puas dengan lulus, menerima gelar sarjana dan pulang ke negeri asalnya, dan mendaptkan posisi krusial serta pula menguntungkan.

Didalam kitab ini pula disebutkan bahwa para dosen universitas-universitas global Islam tidak mempunyai wawasan ( vision ) Islam dan tidak didorong oleh impian Islam. Kenyataan ini merupakan bala yg begitu menyulitkan, didalam pendidikan muslim, karena berdampak dalam pengetahuan. Mahasiswanya pula setengah-1/2 khususnya dalam memasuki wawasan pada dunia keislaman. Karena nir terdapat Universitas dunia Islam, dimana wawasan itu merupakan bagian menurut program studi “utama” atau ‘inti’ yg diwajibkan kepada murid.

B. Tugas 
Menurut bukunya Al-Faruqi yg berjudul Islamisasi pengetahuan ini, setelah dipaparkan perkara-masalah yang dihadapi oleh umat Islam, khususnya pada global pendidikan maka sudah barang tentu sine qua non tugas-tugas yang juga harus dihadapi dan dilaksanakan sang umat Islam.

Dan tugas terberat yang dihadapi umat dalam abad ke-15 Hijriyah berdasarkan Al-Faruqi adalah memecahkan kasus pendidikan. Tidak ada harapan akan kebangkitan yg benar-benar-benar-benar menurut umat kecuali sistem pendidikan dirubah dan kesalahan-kesalahannya diperbaiki.

Buku ini juga menyatakan “ sesungguhnya yang diperlukan bagi sistem itu adalah dibangunnya bentuk baru dualisme yang sekarang ini dijumpai didalam pendidikan muslim, pembagi- duaan, menjadi sistem Islam dan sistem sekuler harus ditiadakan dengan tuntas”. Kedua sistem tersebut harus dipadukan secara integral dan harus diisi menggunakan semangat Islam serta berfungsi sebagai bagian yang integral berdasarkan program ideologisnya. Sistem ini jangan sampai jiplakan menurut sistem barat atau dibiarkan memilih jalannya sendiri.

1. Pemaduan ke 2 butir sistem pendidikan
Sistem pendidikan Islam yang terdiri berdasarkan Madrasah-madrasah dasar serta menengah disamping kulliyah-kulliyah serta jami’ah-jami’iyah dalam tingkat perguruan tinggi harus dipadukan menggunakan sistem sekular dari sekolah-sekolah dan universitas-universitas umum. 

Perpaduan ini harus sedemikian, sehingga sistem baru yang terpadu itu bisa memperoleh kedua macam laba-keuntungan dari sistem-sistem yg terdahulu. Sumber-asal finansial negara serta keterlibatan kepada wawasan ( vision ) Islam. Yang sempurna untuk menghilangkan keburukan masing-masing sistem. 

2. Menanamkan wawasan ( vision ) Islam
Dengan keterpaduan ini pengetahuan Islam bisa dijelaskan pada gaya sekuler, maksudnya pengetahuan Islam akan sebagai pengetahuan tentang sesuatu yang langsung berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari di global ini, sementara pengetahuan terbaru akan bisa kita bawa dan tambahkan kedalam kerangka sistem Islam.

Dalam kitab ini dijelaskan tugas dalam menanamkan wawasan Islam merupakan dengan cara:
a. Kewajiban menilik kebudayaan Islam
Merupakan satu-satunya obat penangkal melawan proses de Islamisasi ini ditingkat Universitas adalah kewajiban memeriksa kebudayaan Islam selama empat tahun.

Studi kebudayaan Islam adalah satu-satunya cara bagi seorang buat berkembang sehubungan menggunakan identitasnya. Tak terdapat seorang manusia yg dapat dikatakan menyadari dirinya sendiri jika beliau tidak mengenal leluhurnya.

Selanjutnya pengetahuan tentang kepercayaan serta peradaban Islam tidak diperuntukkan kepada segelintir orang saja. Wawasan Islam tidak diperuntukkan sang para seorang ahli saja, wawasan ini adalah buat seluruh insan.

Wawasan diharapkan buat membela semua orang berdasarkan ancaman ideologi-ideologi asing yang menyerang kesadaran mereka. 

b. Islamisasi pengetahuan terkini 
Akan adalah langkah yg akbar kedepan jika universitas-universitas serta sekolah-sekolah tinggi pada global Islam mengadakan pelajaran-pelajaran wajib mengenai kebudayaan Islam sebagai bagian berdasarkan acara studi-studi utama mereka bagi semua siswa. Hal itu akan menciptakan anak didik merasa konfiden kepada agama serta warisan mereka serta lebih percaya diri terhadap agama Islam.

Pada masa kini ini, manusia-manusia non muslim adalah pakar-ahli yang nir dapat diragukan didalam seluruh disiplin tadi. Dengan begitu kentara sekali bahwa para akademi khas muslim wajib menguasai semua disiplin modern, tahu disiplin-disiplin tersebut dengan sempurna serta mencicipi itu menjadi sebuah perintah yg nir bisa ditawar bagi mereka seluruh, buat menilik seluruhnya. Itulah prasyarat yang pertama, selesainya itu mereka wajib mengintegrasikan pengetahuan baru tadi kedalam keutuhan warisan Islam menggunakan melakukan eliminasi. Perubahan, penafsiran kembali serta penyesuaian terhadap komponen-komponen yang sinkron dengan ajaran Islam.

Tugas dalam melakukan Islamisasi pengetahuan ( kata yang konkrit mengislamisasikan disiplin atau yang lebih sempurna membentuk kitab -kitab pegangan dalam level Universitas menggunakan menuangkan kembali kira-kira duan puluh butir disiplin menggunakan wawasan/ vision Islam ) adalah pula merupakan tugas yang sangat sulit. 

C. Metodologi
1. Kekurangan metodologi tradisional
Kerusakan mengerikan dilakukan orang non muslim pada umat islam pada abad ke 6 serta ketujuh H ( serbuan tentara tartar serta serbuan pasukan salib berdasarkan barat ) menyebabkan pemimpin muslim kehilangan logika serta nir memiliki keyakinan pada diri sendiri, lantaran mereka bepikir global mereka akan mengalami bala. 

Pada zaman modern barat membebaskan daerah yang dilakukan Ottoman pada Eropa, menduduki, menjajah dan memecah belah keseluruhan global Islam. Diantaranya :

a. Fiqih dan para Faqih
Pada waktu ini kata fiqh berarti memiliki pengetahuan syari’ah dari sumber mazdhab yang tertentu. Faqih merupakan manusia yang mempunyai pengetahuan tersebut. Didalam sistem tradisional telah dilakukan beberapa bisnis reformasi. Yang paling berani diantara usaha-bisnis ini adalah yang dilakukan oleh Muhammad Abduh dan gurunya Jamaluddin Al- Afgani. Betapapun muslim yg sadar dimanapun juga menyetujui seruan mereka berdua buat membuka pulang ijtihad.

Hampir dipastikan sebagaimana halnya dimasa lampau, faqih atau mujtahid tradisional nir bisa melihat suatu dilema secara seutuhnya. Ia hanya memilih yang eksak dari perbuatan-perbuatan tertentu menggunakan kebiasaan-norma dan peraturan-peraturan yg sudah dispesifikasikan didalam suatu mazdhab atau lebih. Situasi ini memerlukan sebuah metodologi baru buat membuka pulang pemahaman kita tentang asal-sumber pengetahuan Islam. Dan para mujtahid tradisional nir sanggup menyusun metodologi yg demikian.

b. Pertentangan wahyu dan akal
Pemisahan wahyu dari nalar sama sekali nir bisa kita terima. Pemisahan ini sangat bertentangan menggunakan holistik spirit Islam yaitu dimana seruan Al-Qur’an agar insan mempergunakan logika menimbang secara rasional jalan yang berada lebih ditengah. Tanpa logika kita nir dapat menghargai kebenaran-kebenaran wahyu. 

c. Pemisahan pemikiran menurut aksi
Diawaal sejarah Islam, pemimpin merupakan pemikir serta pemikir adalah pemimpin. Wawasan Islam dalam saat itu lebih banyak didominasi serta impian buat mewujudkan wawasan Islam ini didalam sejarah menentukan semua tingkah laris. 

d. Dualisme kultur dan religius
Kultural serta religius jua wajib saling berkesinambungan, karena sebuah kultur yg tidak diimbangi menggunakan sikap religius, maka kultur akan mengarah pada kebebasan yg tidak terarah. Jadi disini pemahaman sikap religius akan mampu menetralisir kultur yg ada. 

2. Prinsip-prinsip pokok metodologi Islam
a. Keesaan Allah
Adalah adalah prinsip pertama agama Islam serta setiap sesuatu yg Islamiah.

b. Kesatuan alam semesta terdiri menurut:
1. Tata kosmis 
Terdiri dari aturan-hukum alam.

2. Penciptaan
Ukuran ini akan memberikan pada setiap sesuatu sifatnya herbi hal-hal lain pada perjalanan, eksistensinya.

3. Taskhir ( ketundukan ) alam semesta kepada manusia
Alam semesta bisa dimanfatkan oleh insan buat kebutuhan hidupnya serta pula kewajiban manusia buat melestarikan alam, supaya bisa dimanfatkan selamanya.

c. Kesatuan kebenaran dan pengetahuan 
1. Tidak boleh menciptakan klaim yg bertentangan menggunakan realitas
2. Perbedaan atau variasi antara logika dan wahyu merupakan prinsip yang bersifat mutlak
3. Kesatuan kebenaran atau identitas aturan alam menggunakan pola-pola dari sang pencipta. Pola adalah tak terhingga
4. Kesatuan hidup
5. Kesatuan umat Islam

Islam menyatakan famili menjadi satuan pembentuk rapikan kemasyarakatan dengan cara hayati berdekatan satu sama lain.

D. Rencana Kerja
Tujuan berdasarkan planning kerja pada Islamisasi Pengetahuan adalah:
1. Penguasaan disiplin ilmu modern
Disiplin ilmu pada tingkat kemajuan di barat wajib dipecah-pecah menjadi kategorinya, metodologinya, problemnya serta temanya. Hasil uraian harus berbentuk kalimat-kalimat yg memperjelas istilahnya, tehnik menerangkan, kategori, prinsip, problema dan tema pokok disiplin ilmu-ilmu barat pada puncaknya. 

2. Penguasaan khasanah Islam
Sebelum disiplin ilmu terkini, perlu ditemukan sampai berapa jauh khasanah islamiah Islam menyentuh dan membahas obyek disiplin ilmu tadi.

3. Penentuan relevansi Islam bagi masing-masing bidang ilmu modern
Untuk bisa mendekatkan karya hasil khasanah Islamiah, Islam serta para ilmuan muslim yang terdidik dalam cara barat perlu melakukan sesuatu yang lebih akbar berdasarkan pada sekedar menyajikan berhalaman dan bahannya pada bentuk antolog. 

4. Penilaian kritik terhadap disiplin ilmu terkini ( taraf perkembangan dimasa kini )
Setelah disiplin ilmu tercapai, maka tibalah saatnya buat melakukan analisis kritis terhadap masing-masing disiplin itu, dicermati sudut pandangan Islam. Ini merupakan suatu langkah utama pada proses Islamisasi pengetahuan.

5. Penilaian kritik terhadap khasanah Islam
Yang dimaksud khasanah Islam merupakan Qur’an kudus yg adalah firman-firman Allah SWT. Serta juga sunnah Rasulullah, ini bukan target kritik atau penilaian. Walaupun begitu pemahaman muslim mengenai kedua hal tersebut boleh dipertanyakan, begitu jua karya insan yg menggunakan sumber diatas perlu mendapat sorotan menggunakan bantuan para ulama pewaris Islam supaya supaya diperoleh pengertian yg sedapat mungkin paling sesuai serta benar. 

6. Survei pertarungan yg dihadapi umat Islam
Permasalahan umat Islam ketika ini sangat kompleks yaitu antara lain adalah, politik, sosial, ekonomi, intelektual, budaya, moral serta spiritual.

7. Analisa kreatif dan sintesa
Sintesa kreatif wajib dicetuskan diantara ilmu-ilmu Islam tradisional dan disiplin ilmu terbaru buat dapat mendobrak kemandekan selama beberapa abad terakhir ini. Khasanah ilmu-ilmu Islam harus sinambung dengan output-output ilmu terkini serta harus menjaga relevansinya dengan realitas umat Islam dengan memperhatikan konflik yg sudah dikenali dan dimainkan terdahulu. 

8. Penuangan pulang disiplin ilmu terkini ke dalam kerangka Islam
Didalam merampungkan perkara yg kita perlukan adalah adanya keaneka ragaman analisis kritis yg dibuat sang para ilmuwan modern yg Islami supaya supaya kesadaran umat Islam sebagai lebih kaya menggunakan berbagai macam pertimbangan serta saran. Berdasarkan wawasan-wawasan baru mengenai makna Islam serta pilihan-pilihan kreatif bagi realisasi makna tersebut, itulah sejumlah buku dasar taraf perguruan tinggi akan ditulis disemua bidang keilmuan modern.

9. Penyebar luasan ilmu-ilmu yg telah pada Islamisasikan
Hasil karya para ilmuan muslim harus disebar luaskan kesemua manusia dimuka bumi, karya intelektual yang dibuat dari langkah-langkah yang diuraikan sebelumnya, serta produk output planning kerja tadi wajib secara resmi tersaji disemua perguruan tinggi muslim global. Semua dapat dilakukan menggunakan lebih mudah menggunakan menggunakan alat bantu yaitu; menggunakan mengikuti konfrensi-konfrensi, seminar-seminar dan lokakarya-lokakarya. 

III. Pro dan Kontra
Dalam berbagai hal apalagi kasus pemikiran tentu ada pro dan kontra. Begitu juga dalam pemikiran Ismail Al-Faruqi yang membahas tentang islamisasi pengetahuan. Diantara yg sependapat dan yang nir sependapat dengan pemikiran al-Faruqi merupakan:
a. Naquid al-Attas, berpendapat bahwa kita perlu membersihkan unsur-unsur yang menyimpang dari ajaran Islam, sehingga ilmu pengetahuan yg terdapat mampu sahih-benar bernilai Islam. Kalau al-Faruqi lebih menekankan pada islamisasi ilmu sosial, maka al-Attas memberi tekanan islamisasi dalam ilmu humaniora.
b. Zianuddin Sardar, putusan bulat menggunakan gagasan islamisasi ilmu. Tetapi Sardar nir putusan bulat dengan langkah-langkah Islamisasi ilmu menurut al-Faruqi. Karena menurut Sardar islamisasi al-Faruqi mengandung cacat mendasar.
c. Fazlur rahman, tidak sepakat sama sekali, karena menurutnya kita nir perlu melakukan Islamisasi ilmu, yang perlu kita lakukan adalah membangun atau menghasilkan para pemikir yg mempunyai kapasitas berpikir konstruktif dan positif.

Diantara pendapat ketiga tokoh diatas, merupakan bukti bahwa perbedaan pendapat tidak wajib dihindari, namun sangat dibutuhkan yang tentunya buat menambah wawasan bagi kita umat Islam khususnya serta seluruh umat insan dalam umumnya.

IV. Komentar/ analisis
Melihat keterangan berdasarkan kitab yang berjudul Islamisasi Pengetahuan karangan al-Faruqi aku sepakat menggunakan dia yang sangat memikirkan perkembangan didalam global pendidikan pada era terbaru deperti waktu ini, yg memang membutuhkan penanganan yang serius didalamnya, supaya pendidikan islam nir tergeser menggunakan pendidikan yg dibawa sang barat. Lantaran pendidikan barat jika tidak diikuti sang pendidikan islam maka habislah budaya-budaya islam pada muka bumi. 

Apalagi melihat aturan-anggaran implementasi yang ditawarkan oleh al-Faruqi yaitu antara lain:
  • Memberikan honorarium yg setimpal dengan usaha mereka serta sejumlah tunjangan diatas gajinya yg biasa. Sebagai perangsang kinerja mereka para ilmuwan, guru atau para pendidik pada dalam forum-lembaga Islam.
  • Menugaskan para ilmuwan-ilmuwan yang berkompeten dibidangnya.
  • Memecahkan perkara dengan cara membagi kepada para ilmuan sesuai bidang masing-masing. Sehingga masalah bisa cepat teratasi sesuai dengan cita-cita.
  • Untuk pembiayaan ditanggung sang negara muslim, karena hasilnya dimanfaatkan oleh seluruh negara muslim.
Tapi ada aturan yg aku nir begitu putusan bulat yaitu pada statemen al-Faruqi yg mengungkapkan bahwa islamisasi pengetahuan adalh fardu ‘ain, karena melihat pro dan kontra yang ada. Suatu pemikiran nir boleh menjastifikasi pemikiran yang lain menggunakan mengatakan pemikirannya harus dilakukan, lantaran kita hanya insan. Yang boleh mengatakan wajib hanyalah Allah SWT. 

ISLAMISASI PENGETAHUAN ISMAIL RAJI ALFARUQI

Islamisasi Pengetahuan Ismail Raji Al-Faruqi
Semakin majunya perkembangan zaman, juga sangat mempengaruhi tingkah laku serta pola berpikir manusia. Ketauhidan insan mulai dipertanyakan. Al-Faruqi adalah keliru satu tokoh Islam yang sangat mencemaskan manusia yang terlena oleh kemajuan teknologi.

Untuk itu sangatlah krusial bagi insan buat tidak berhenti dalam bisnis memperoleh pengetahuan terkini tanpa meninggalkan pengetahuan kepercayaan (keislaman) kita dalam pelaksanaannya.

Buku ini ditulis karena melihat fenomena yang ada dalam kehidupan, khususnya didunia pendidikan yg memang harus ekstra hati-hati dalam pelaksanaannya, sebagai akibatnya memperoleh sesuai apa yg diinginkan, yaitu suatu pendidikan yang Islami yang nir ketinggalan zaman .

Islamisasi pengetahuan adalah wujud berdasarkan suatu asa memperbaiki manusia khususnya umat Islam. Dan semua mampu dilakukan dengan baik bila kita memiliki ketauhidan.

Tauhid sangat penting bagi manusia khususnya umat Islam, karena Tauhid merupakan yang memberikan identitas dalam peradaban- peradaban Islam yg mengikat semua unsurnya bersama-sama dan mengakibatkan unsur-unsur tadi suatu kesatuan yang integral serta organis yang kita sebut peradaban. 

I. Biografi 
Ismail Raji Al-Faruqi adalah seorang cendikiawan muslim yg cerdas yg lahir di Jaffa Palestina dalam lepas 1 Januari 1921. Pada masa mudanya dia bersekolah di Coollenges Des Freres yg terletak di Libanon, yaitu pada tahun 1926-1936. Kemudian dalam tahun 1941 dia telah lulus menurut American University Of Bairut. Jadi tepatnya pada usia 20 tahun beliau telah merampungkan perkuliahan S1 nya. Untuk karirnya, Ismail bekerja dalam pemerintahan Inggris di Palestina. Dan pada tahun 1945, yaitu dalam usia ke 24 beliau telah dipilih sebagai Gubernur Galilea, akan tetapi sehabis Israel menjajah palestina ia pindah ke Amerika Serikat. Kemudian di Amerika beliau melanjutkan studi S2 nya, pada bidang filsafat di University of Indiana dan University of Harvard. Al-Faruqi melanjutkan studi S3 nya serta pada tahun 1952 dia telah mendapatkan gelar S3 nya, yaitu pada usia ke 31 Al- Faruqi sudah mempunyai gelar Doktor. 

Begitu cepat gelar pendidikan diperoleh, itu menunjukkan bahwa Al-Faruqi benar-benar seorang cendikiawan muslim yang benar-sahih memperjuangkan pendidikan umat Islam pada ere globalisasi, menggunakan kemampuan yang dimilikinya.

Tapi sayang, usia Al-faruqi nir terlalu usang, dalam usia yang masing kreatif yaitu kurang lebih lebih kurang dalam usia 65 tahun dia mangkat dunia karena dibunuh pada saat sedang pada bepergian, yaitu tepatnya pada tanggal 27 Mei 1986. Disini penulis belum mengetahui siapa pembunuh dan apa motif pembunuhannya. Tapi yg jelas Ismail Al-Faruqi memiliki pengabdian yang tinggi pada pada dunia pendidikan Islam yg terkini ( yang terus mengedepankan pendidikan Islam dan pula mengajarkan pentingnya pendidika umum sebagai akibatnya orang islam tidak ketinggalan zaman/ gaptek ).

II. Pembahasan 
Buku Islamisasi pengetahuan ini membahas diantaranya adalah masalah-masalah yg dihadapi umat muslim didunia, juga tugas-tugas, metodologi dan rencana kedepan yang akan mengakibatkan orang-orang muslim menjadi umat yang lebih baik menurut yg baik.

A. Masalah
1. Malaise yg dihadapi umat
Dunia umat Islam dalam saat ini berada di anak tangga bangsa-bangsa terbawah. Kaum muslimin sudah dikalahkan, dibantai, dirampas Negeri serta kekayaannya, dirampas kehidupan dan harapannya, mereka juga telah di sekulerkan, diwesterniskan serta di de-islamikan sang agen-agen, musuh mereka didalam serta diluar diri mereka. Semua ini praktis terjadi disetiap negeri dan pelosok dunia Islam.

Sebagai korban berdasarkan segala macam penganiayaan dan agresi, kaum muslimin difitnah serta dijelek-jelekkan dihadapan seluruh bangsa-bangsa. Kaum muslimin dikatakan agresif, destruktif, mengingkari hukum, teroris, biadab, fanatik fundamentalis, kuno serta menentang zaman.

Melihat fenomena inilah lalu Al-Faruqi sahih-benar memperjuangkan pendidikan Islam yg tidak ketinggalan zaman atau nir gaptek ( gagap teknologi ). 

2. Efek- imbas yg utama berdasarkan masalah
a. Di Front politik
Dilihat menurut perkara yg primer adalah dibidang politik, umat Islam terpecah belah, kekuatan- kekuatan kolonial telah berhasil memecah belah umat Islam, sehingga antara umat Islam saling menghantam serta menyerang satu sama lain serta itu seluruh nir mereka sadari.

Dalam bisnis membuat keadaan lebih tidak baik lagi, musuh sudah memasukkan orang-orang asing kedalam global Islam, agar kontradiksi antar umat muslim terus terjadi secara internal tidak satupun negara Islam yg kondusif, begitupun secara eksternal.

Didalam kebanyakan perkara, kaum muslimin berada dibawah kekuasaan demikian, karena mereka nir memiliki formasi-formasi politik yang mampu menjalankan pemerintahan atau yang bisa mengerahkan massa ( rakyat ) buat pertahanan atau membawa mereka kedalam aksi politik ortodok atau ringkasnya bisa melakukan aksi bersama satu sama lain. 

b. Di Front ekonomi
Dibidang ekonomi umat Islam jua belum maju serta nyaris terbelakang, lantaran mayoritas anggota-anggotanya dimanapun kebanyakan adalah orang-orang yang buta huruf. Produksi barang serta jasa mereka berada jauh dibawah kebutuhan.

Kebutuhan ini dipenuhi dengan mengimpor barang-barang jadi dari negara-negara kolonial, bahkan didalam kebutuhan-kebutuhan hayati yang strategis ( kuliner utama, energi dan perlengkapan militer ), nir ada negara Islam yang bisa mencukupi dirinya sendiri.

Kekayaan minyak yang diperkenankan oleh Allah Ta’ala kepada seluruh umat didunia, ternyata oleh beberapa negara-negara Islam tidak adalah nikmah misalnya yang seharusnya, lantaran kurangnya pengetahuan didalamnya yaitu dibidang ekonomi. Oleh karena itu kekayaan ini disakukan buat investasi mudah serta kondusif dipasar uang yg paling berperan adalah orang-oarang non muslim.

Dengan demikian negara didunia Islam yg memiliki potensi buat memperkembangkan pertanian atau industri, mereka permanen nir memiliki modal buat membiayainya, karena kekayaan yg seharusnya demi kesejahteraan seluruh umat malah disalurkan ketempat lain.

c. Di Front religio-kultural
Abad- abad kemerosotan kaum muslimin sudah menyebabkan berkembangnya buta huruf, kebodohan serta takyul diantara mereka. Hal ini mengakibatkan seseorang muslim yg awam lari kedalam keyakinan yang buta dan bersandar pada listeralisme dan legalisme. Sehingga apabila dunia terbaru menerpa dirinya, kelemahan dibidang militer, politik dan ekonomi membuatnya jadi panik. Sehingga tanpa disadari merogoh westernisasi karena tergoda menggunakan model keberhasilan yang diperoleh barat. Westernisasi diperintahkan dan dipromosikan dengan segala cara yang mungkin sang para penguasa.

Negara-negara kolonial beserta antek-anteknya mengisi kehidupan sehari-hari seseorang muslim menggunakan impak-efek yg mempromosikan kultur barat. Koran-koran, kitab -buku, majalah, radio, televisi, bioskop, piringan hitam, tape dan poster-poster. Negara-negara Islam bangga dengan boulevard baru yg dibuka pada ibukota- ibukota mereka yg penuh dengan perkantoran atau apartemen yang menjulang tinggi ala barat. Tanpa mereka sadari masih poly kemelaratan dan kebodohan dari kota-kota serta desa- desa mereka yang lain. 

3. Inti melaise yang menyempurnakan diri
Tidak mungkin diragukan lagi bahwa loka inti malaise yang dihadapi umat Islam merupakan pada sistem pendidikan yg merata dan umum berlaku.

Menurut Al-Faruqi sistem pendidikan itu adalah laboratorium dimana pemuda-pemuda muslim diadoni serta dipotong. Dimana pencerahan mereka dicetak didalam sebuah karikatur barat. Disinilah interaksi seseorang muslim dengan sejarah masa lalunya dirusak. Keinginan yg alamiah buat memeriksa warisan para leluhurnya dihalangi. Sehingga Islam terhalang sang lantaran keragu-raguan yg ditanamkan oleh sistem pendidikan tersebut kedalam kesadarannya.

a. Keadaan pendidikan pada dunia Islam pada masa kini
Didalam bukunya Al-Faruqi pula menjelaskan bahwa keadaan pendidikan di global Islam adalah yg terburuk. Sehubungan Islamisasi, baik sekolah-sekolah, akademik-akademik dan universitas-universitas yg tradisional maupun sekuler nir pernah seberani sekarang pada mengemukakan tesa-tesa yg tidak islamiah dan nir pernah sehebat sekarang acuhnya lebih banyak didominasi terbesar pemuda-pemuda muslim terhadap Islam. Dimana-mana terjadi perlombaan dengan kecepatan bila menuju contoh pendidikan barat. 

b. Tidak mempunyai ketajaman wawasan
Masalah rendahnya mutu forum pendidikan di global Islam permanen adalah masalah yang nir mempunyai ketajaman wawasan. Tidak ada pencarian atau penuntutan pengetahuan yg nir disertai semangat, tepatnya semangat inilah yg nir bisa dijiplak. Semangat ini dilahirkan oleh wawasan tentang diri sendiri, mengenai dunia serta tentang empiris, singkatnya oleh agama.

Dicontohkan disini merupakan seseorang dosen Universitas Islam, seorang profesor yg meraih gelar doktor pada sebuah universitas Eropa. Dia mendapatkan pendidikan di barat serta lulus menggunakan angka sedang. Lantaran dimasa lalunya nir mempunyai motivasi Islam. Ia tidak menuntut Ilmu demi Allah Ta’ala semata-mata, tetapi demi kepentingan materialistis egoistis. Sehingga dia mendapatkan wawasan 1/2-setengah. Begitu jua menggunakan keilmuan keislamannya. Dia cukup puas menggunakan lulus, mendapatkan gelar sarjana serta pergi ke negeri asalnya, dan mendaptkan posisi penting serta juga menguntungkan.

Didalam buku ini pula disebutkan bahwa para dosen universitas-universitas global Islam nir memiliki wawasan ( vision ) Islam dan nir didorong sang cita-cita Islam. Kenyataan ini adalah bencana yg begitu menyulitkan, didalam pendidikan muslim, karena berdampak dalam pengetahuan. Mahasiswanya jua setengah-setengah khususnya dalam memasuki wawasan pada global keislaman. Karena nir terdapat Universitas dunia Islam, dimana wawasan itu adalah bagian menurut program studi “pokok” atau ‘inti’ yg diwajibkan pada murid.

B. Tugas 
Menurut bukunya Al-Faruqi yg berjudul Islamisasi pengetahuan ini, setelah dipaparkan perkara-masalah yang dihadapi oleh umat Islam, khususnya dalam global pendidikan maka sudah barang tentu sine qua non tugas-tugas yg pula harus dihadapi dan dilaksanakan sang umat Islam.

Dan tugas terberat yg dihadapi umat dalam abad ke-15 Hijriyah berdasarkan Al-Faruqi merupakan memecahkan kasus pendidikan. Tidak ada asa akan kebangkitan yang sungguh-benar-benar menurut umat kecuali sistem pendidikan dirubah dan kesalahan-kesalahannya diperbaiki.

Buku ini pula menyatakan “ sesungguhnya yg diperlukan bagi sistem itu adalah dibangunnya bentuk baru dualisme yg sekarang ini dijumpai didalam pendidikan muslim, pembagi- duaan, menjadi sistem Islam serta sistem sekuler harus ditiadakan dengan tuntas”. Kedua sistem tersebut harus dipadukan secara integral serta wajib diisi dengan semangat Islam serta berfungsi menjadi bagian yang integral berdasarkan acara ideologisnya. Sistem ini jangan hingga jiplakan dari sistem barat atau dibiarkan memilih jalannya sendiri.

1. Pemaduan kedua butir sistem pendidikan
Sistem pendidikan Islam yg terdiri dari Madrasah-madrasah dasar serta menengah disamping kulliyah-kulliyah serta jami’ah-jami’iyah dalam taraf perguruan tinggi wajib dipadukan menggunakan sistem sekular menurut sekolah-sekolah serta universitas-universitas generik. 

Perpaduan ini wajib sedemikian, sehingga sistem baru yg terpadu itu dapat memperoleh kedua macam keuntungan-laba menurut sistem-sistem yg terdahulu. Sumber-sumber finansial negara serta keterlibatan kepada wawasan ( vision ) Islam. Yang tepat buat menghilangkan keburukan masing-masing sistem. 

2. Menanamkan wawasan ( vision ) Islam
Dengan keterpaduan ini pengetahuan Islam dapat dijelaskan pada gaya sekuler, maksudnya pengetahuan Islam akan sebagai pengetahuan mengenai sesuatu yg langsung herbi kehidupan kita sehari-hari di global ini, sementara pengetahuan modern akan mampu kita bawa serta tambahkan kedalam kerangka sistem Islam.

Dalam kitab ini dijelaskan tugas pada menanamkan wawasan Islam adalah menggunakan cara:
a. Kewajiban menyelidiki kebudayaan Islam
Merupakan satu-satunya obat penangkal melawan proses de Islamisasi ini ditingkat Universitas adalah kewajiban mengusut kebudayaan Islam selama empat tahun.

Studi kebudayaan Islam merupakan satu-satunya cara bagi seorang buat berkembang sehubungan dengan identitasnya. Tak terdapat seseorang insan yang bisa dikatakan menyadari dirinya sendiri bila beliau tidak mengenal leluhurnya.

Selanjutnya pengetahuan tentang agama dan peradaban Islam tidak diperuntukkan kepada segelintir orang saja. Wawasan Islam nir diperuntukkan sang para seorang ahli saja, wawasan ini merupakan buat semua insan.

Wawasan dibutuhkan buat membela seluruh orang menurut ancaman ideologi-ideologi asing yg menyerang kesadaran mereka. 

b. Islamisasi pengetahuan terkini 
Akan merupakan langkah yg akbar kedepan jika universitas-universitas serta sekolah-sekolah tinggi pada dunia Islam mengadakan pelajaran-pelajaran harus tentang kebudayaan Islam menjadi bagian dari acara studi-studi utama mereka bagi semua siswa. Hal itu akan membuat murid merasa konfiden kepada agama serta warisan mereka dan lebih percaya diri terhadap agama Islam.

Pada masa kini ini, insan-insan non muslim merupakan ahli-ahli yang tidak dapat diragukan didalam seluruh disiplin tadi. Dengan begitu kentara sekali bahwa para akademi khas muslim harus menguasai semua disiplin terkini, tahu disiplin-disiplin tersebut menggunakan paripurna dan mencicipi itu sebagai sebuah perintah yang nir bisa ditawar bagi mereka seluruh, untuk menilik seluruhnya. Itulah prasyarat yang pertama, sehabis itu mereka harus mengintegrasikan pengetahuan baru tadi kedalam keutuhan warisan Islam menggunakan melakukan eliminasi. Perubahan, penafsiran kembali serta penyesuaian terhadap komponen-komponen yg sinkron menggunakan ajaran Islam.

Tugas dalam melakukan Islamisasi pengetahuan ( kata yg konkrit mengislamisasikan disiplin atau yang lebih sempurna membentuk kitab -kitab pegangan dalam level Universitas menggunakan menuangkan pulang kira-kira duan puluh buah disiplin menggunakan wawasan/ vision Islam ) adalah pula adalah tugas yang sangat sulit. 

C. Metodologi
1. Kekurangan metodologi tradisional
Kerusakan mengerikan dilakukan orang non muslim kepada umat islam dalam abad ke 6 serta ketujuh H ( serbuan tentara tartar dan serbuan pasukan salib berdasarkan barat ) menyebabkan pemimpin muslim kehilangan akal serta nir mempunyai keyakinan pada diri sendiri, lantaran mereka bepikir dunia mereka akan mengalami bencana. 

Pada zaman modern barat membebaskan daerah yang dilakukan Ottoman pada Eropa, menduduki, menjajah dan memecah belah holistik dunia Islam. Diantaranya :

a. Fiqih dan para Faqih
Pada ketika ini kata fiqh berarti mempunyai pengetahuan syari’ah berdasarkan asal mazdhab yg tertentu. Faqih merupakan manusia yg memiliki pengetahuan tersebut. Didalam sistem tradisional sudah dilakukan beberapa usaha reformasi. Yang paling berani diantara bisnis-bisnis ini adalah yg dilakukan sang Muhammad Abduh serta gurunya Jamaluddin Al- Afgani. Betapapun muslim yang sadar dimanapun juga menyetujui seruan mereka berdua buat membuka pulang ijtihad.

Hampir dipastikan sebagaimana halnya dimasa lampau, faqih atau mujtahid tradisional tidak bisa melihat suatu problem secara seutuhnya. Ia hanya menentukan yang eksak berdasarkan perbuatan-perbuatan eksklusif menggunakan norma-norma serta peraturan-peraturan yang sudah dispesifikasikan didalam suatu mazdhab atau lebih. Situasi ini memerlukan sebuah metodologi baru buat membuka kembali pemahaman kita tentang asal-asal pengetahuan Islam. Dan para mujtahid tradisional tidak mampu menyusun metodologi yang demikian.

b. Pertentangan wahyu serta akal
Pemisahan wahyu berdasarkan nalar sama sekali nir bisa kita terima. Pemisahan ini sangat bertentangan menggunakan holistik spirit Islam yaitu dimana seruan Al-Qur’an agar insan mempergunakan nalar menimbang secara rasional jalan yg berada lebih ditengah. Tanpa akal kita tidak bisa menghargai kebenaran-kebenaran wahyu. 

c. Pemisahan pemikiran dari aksi
Diawaal sejarah Islam, pemimpin merupakan pemikir serta pemikir adalah pemimpin. Wawasan Islam dalam ketika itu secara umum dikuasai serta hasrat buat mewujudkan wawasan Islam ini didalam sejarah menentukan semua tingkah laris. 

d. Dualisme kultur serta religius
Kultural serta religius juga wajib saling berkesinambungan, karena sebuah kultur yang tidak diimbangi menggunakan sikap religius, maka kultur akan menunjuk pada kebebasan yang tidak terarah. Jadi disini pemahaman perilaku religius akan mampu menetralisir kultur yang ada. 

2. Prinsip-prinsip pokok metodologi Islam
a. Keesaan Allah
Adalah merupakan prinsip pertama kepercayaan Islam dan setiap sesuatu yg Islamiah.

b. Kesatuan alam semesta terdiri berdasarkan:
1. Tata kosmis 
Terdiri dari hukum-hukum alam.

2. Penciptaan
Ukuran ini akan memberikan pada setiap sesuatu sifatnya herbi hal-hal lain dalam bepergian, eksistensinya.

3. Taskhir ( ketundukan ) alam semesta pada manusia
Alam semesta dapat dimanfatkan sang insan buat kebutuhan hidupnya serta juga kewajiban insan buat melestarikan alam, agar dapat dimanfatkan selamanya.

c. Kesatuan kebenaran dan pengetahuan 
1. Tidak boleh menciptakan klaim yg bertentangan dengan realitas
2. Perbedaan atau variasi antara akal serta wahyu merupakan prinsip yg bersifat mutlak
3. Kesatuan kebenaran atau bukti diri hukum alam dengan pola-pola dari oleh pencipta. Pola adalah tidak terhingga
4. Kesatuan hidup
5. Kesatuan umat Islam

Islam menyatakan famili sebagai satuan pembentuk tata kemasyarakatan dengan cara hidup berdekatan satu sama lain.

D. Rencana Kerja
Tujuan menurut planning kerja dalam Islamisasi Pengetahuan adalah:
1. Penguasaan disiplin ilmu modern
Disiplin ilmu dalam taraf kemajuan di barat harus dipecah-pecah sebagai kategorinya, metodologinya, problemnya serta temanya. Hasil uraian wajib berbentuk kalimat-kalimat yang memperjelas istilahnya, tehnik memperlihatkan, kategori, prinsip, problema dan tema utama disiplin ilmu-ilmu barat pada puncaknya. 

2. Penguasaan khasanah Islam
Sebelum disiplin ilmu terkini, perlu ditemukan sampai berapa jauh khasanah islamiah Islam menyentuh dan membahas obyek disiplin ilmu tadi.

3. Penentuan relevansi Islam bagi masing-masing bidang ilmu modern
Untuk bisa mendekatkan karya output khasanah Islamiah, Islam serta para ilmuan muslim yang terdidik pada cara barat perlu melakukan sesuatu yang lebih akbar berdasarkan dalam sekedar menyajikan berhalaman serta bahannya pada bentuk antolog. 

4. Penilaian kritik terhadap disiplin ilmu terkini ( tingkat perkembangan dimasa sekarang )
Setelah disiplin ilmu tercapai, maka tibalah saatnya buat melakukan analisis kritis terhadap masing-masing disiplin itu, dipandang sudut pandangan Islam. Ini adalah suatu langkah utama dalam proses Islamisasi pengetahuan.

5. Penilaian kritik terhadap khasanah Islam
Yang dimaksud khasanah Islam adalah Qur’an suci yang merupakan firman-firman Allah SWT. Dan pula sunnah Rasulullah, ini bukan target kritik atau evaluasi. Walaupun begitu pemahaman muslim mengenai kedua hal tersebut boleh dipertanyakan, begitu juga karya insan yg menggunakan sumber diatas perlu mendapat sorotan dengan bantuan para ulama pewaris Islam supaya supaya diperoleh pengertian yg sedapat mungkin paling sesuai dan sahih. 

6. Survei konflik yg dihadapi umat Islam
Permasalahan umat Islam saat ini sangat kompleks yaitu diantaranya merupakan, politik, sosial, ekonomi, intelektual, budaya, moral dan spiritual.

7. Analisa kreatif serta sintesa
Sintesa kreatif harus dicetuskan diantara ilmu-ilmu Islam tradisional serta disiplin ilmu modern untuk dapat mendobrak kemandekan selama beberapa abad terakhir ini. Khasanah ilmu-ilmu Islam harus sinambung menggunakan output-output ilmu terkini dan wajib menjaga relevansinya dengan empiris umat Islam menggunakan memperhatikan konflik yg sudah dikenali dan dimainkan terdahulu. 

8. Penuangan kembali disiplin ilmu terkini ke dalam kerangka Islam
Didalam menyelesaikan kasus yang kita perlukan merupakan adanya keaneka ragaman analisis kritis yg dibuat oleh para ilmuwan modern yang Islami supaya supaya kesadaran umat Islam sebagai lebih kaya menggunakan banyak sekali macam pertimbangan dan saran. Berdasarkan wawasan-wawasan baru mengenai makna Islam dan pilihan-pilihan kreatif bagi realisasi makna tersebut, itulah sejumlah buku dasar taraf perguruan tinggi akan ditulis disemua bidang keilmuan modern.

9. Penyebar luasan ilmu-ilmu yang telah pada Islamisasikan
Hasil karya para ilmuan muslim wajib disebar luaskan kesemua insan dimuka bumi, karya intelektual yg dibentuk menurut langkah-langkah yang diuraikan sebelumnya, dan produk hasil rencana kerja tersebut harus secara resmi tersaji disemua perguruan tinggi muslim dunia. Semua dapat dilakukan menggunakan lebih mudah dengan menggunakan indera bantu yaitu; menggunakan mengikuti konfrensi-konfrensi, seminar-seminar serta lokakarya-lokakarya. 

III. Pro serta Kontra
Dalam aneka macam hal apalagi perkara pemikiran tentu terdapat pro serta kontra. Begitu pula dalam pemikiran Ismail Al-Faruqi yg membahas mengenai islamisasi pengetahuan. Diantara yang sependapat dan yg tidak sependapat dengan pemikiran al-Faruqi adalah:
a. Naquid al-Attas, beropini bahwa kita perlu membersihkan unsur-unsur yang menyimpang dari ajaran Islam, sehingga ilmu pengetahuan yg ada sanggup benar-sahih bernilai Islam. Kalau al-Faruqi lebih menekankan dalam islamisasi ilmu sosial, maka al-Attas memberi tekanan islamisasi dalam ilmu humaniora.
b. Zianuddin Sardar, putusan bulat dengan gagasan islamisasi ilmu. Tetapi Sardar nir sepakat dengan langkah-langkah Islamisasi ilmu dari al-Faruqi. Lantaran berdasarkan Sardar islamisasi al-Faruqi mengandung cacat fundamental.
c. Fazlur rahman, nir setuju sama sekali, lantaran menurutnya kita nir perlu melakukan Islamisasi ilmu, yg perlu kita lakukan merupakan menciptakan atau membuat para pemikir yg mempunyai kapasitas berpikir konstruktif serta positif.

Diantara pendapat ketiga tokoh diatas, merupakan bukti bahwa perbedaan pendapat tidak harus dihindari, namun sangat diharapkan yang tentunya buat menambah wawasan bagi kita umat Islam khususnya dan seluruh umat manusia pada umumnya.

IV. Komentar/ analisis
Melihat keterangan berdasarkan buku yg berjudul Islamisasi Pengetahuan karangan al-Faruqi aku setuju menggunakan dia yg sangat memikirkan perkembangan didalam global pendidikan pada era terkini deperti waktu ini, yg memang membutuhkan penanganan yang serius didalamnya, supaya pendidikan islam nir tergeser dengan pendidikan yang dibawa oleh barat. Lantaran pendidikan barat apabila nir diikuti sang pendidikan islam maka habislah budaya-budaya islam pada muka bumi. 

Apalagi melihat anggaran-aturan implementasi yang ditawarkan oleh al-Faruqi yaitu diantaranya:
  • Memberikan honorarium yang setimpal dengan usaha mereka serta sejumlah tunjangan diatas gajinya yang biasa. Sebagai perangsang kinerja mereka para ilmuwan, pengajar atau para pendidik pada pada lembaga-forum Islam.
  • Menugaskan para ilmuwan-ilmuwan yang berkompeten dibidangnya.
  • Memecahkan masalah dengan cara membagi pada para ilmuan sinkron bidang masing-masing. Sehingga perkara bisa cepat teratasi sinkron dengan impian.
  • Untuk pembiayaan ditanggung sang negara muslim, karena hasilnya dimanfaatkan sang seluruh negara muslim.
Tapi terdapat anggaran yg saya nir begitu sepakat yaitu pada statemen al-Faruqi yang mengungkapkan bahwa islamisasi pengetahuan adalh fardu ‘ain, lantaran melihat pro dan kontra yg terdapat. Suatu pemikiran tidak boleh menjastifikasi pemikiran yg lain dengan mengatakan pemikirannya wajib dilakukan, lantaran kita hanya manusia. Yang boleh berkata harus hanyalah Allah SWT.