KALIMAT PERINTAH KALIMAT SARAN DAN KALIMAT LARANGAN PENGERTIAN PERBEDAAN DAN CONTOHNYA

Salah satu karakteristik kebahasaan yg ada pada teks mekanisme adalah adanya bentuk kalimat perintah, saran, serta larangan. Sebenarnya apa perbedaan antara kalimat perintah, kalimat larangan, serta kalimat saran?
Berikut ini penerangan lengkapnya serta model yg paling pas.
Pada dasarnya, kalimat saran, perintah, dan larangan merupakan satu gerombolan kalimat, yaitu kalimat imperatif. Dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia yg diterbitkan oleh Pusat Bahasa, kalimat imperatif dijelaskan sebagai perintah, suruhan, permintaan .
(Mungkin artikel yang berjudul Ciri-karakteristik kalimat saran dalam teks prosedur juga anda butuhkan buat materi menulis teks mekanisme)
Kalimat imperatif ini dibagi sebagai empat golongan yaitu perintah atau suruhan; perintah halus; permohonan; ajakan dan harapan; larangan atau perintah negatif; dan pembiaran.

Adapun karakteristik-ciri kalimat imperatif yang mencakup perintaah, saran, serta larangan mempunyai karakteristik formal sebagai berikut:
1) Intonasi yang ditandai  nada renda pada akhir tuturan
2) pemakaian partikel penegas, penghalus, serta istilah tugas ajakan, asa, permohonan, dan larangan.
3) susunan inversi sehingga urutannya sebagai tidak selalu trungkap predikat-subjek bila diharapkan; dan
4) pelaku tindakan nir selalu terungkap.
Berikut ini penjelasannya:
intonasi yang ditandai nada rendah pada akhir tuturan hanya bisa diketahui saat kalimat imperatif diucapkan.
Contoh kalimat imperatif atau perintah yg menggunakan partikel:
partikel penegas: Ambilah buku itu!
partikel penghalus: Ambilkan buku itu.
kata tugas ajakan: Mari kerjakan tugas ini.
harapan : Semoga kamu sudi mengerjakan tugas ini. Apabila diwujudkan dalam kalimat lain maka menjadi: kamu wajib mengerjakan tugas itu!
permohonan: Kuharap bisa tahu maksudnya. Pada dasarnya ini adalah kalimat perintah yg pula bermakna: kamu wajib sanggup tahu maksudnya.

Penjelasan lengkap mengenai partikel -lah dan partikel lain bisa dibaca pada: Penjelasan Partikel -lah; -tah; -kah; serta -pun
perintah negatif: Jangan tidur di dalam kelas!
Setelah mengetahui jenis-jenis imperatif atau larangan. Kembali kita bahas perbedaan mengenai kalimat perintah, saran, serta larangan.
Kalimat perintah, saran, dan embargo pada dasarnya sama saja yaitu 'mengharap atau menyuruh orang lain buat melakukan sesuatu'. Perbedaannya, kalimat perintah bisa berupa instruksi eksklusif. Sementara kalimat saran berupa perintah, namun masih bisa ditoleransi bila tidak dilakukan. Kalimat larangan, merupakan asa buat melakukan hal antagonis dengan keinginannya.
Contoh kalimat perintah pada teks prosedur:
Tambahkan air sebanyak 600 cc.

Kalimat pada atas merupakan kalimat perintah. Lantaran harus dilakukan supaya tahapan atau mekanisme bisa berjalan dengan tepat.
Contoh kalimat saran dalam teks prosedur:
sebaiknya gunakan santan orisinil, bukan bungkus.

Kalimat di atas merupakan saran, lantaran menggunakan istilah sebaiknya. Karena berupa saran, meskipun nir dilakukan nir apa-apa. Hanya saja untuk hasil maksimal maka disarankan sesuai fakta di atas. Jadi, masih ada cara lain lain.
Baca Juga: Memperbaiki dan Melengkapi Teks Prosedur Cara Membuat Angklung
Contoh kalimat embargo pada teks prosedur:
jangan ragu ketika menggerakkan tangan.

Kalimat pada atas berupa embargo, pada dasarnya jua merupakan perintah untuk bersemangat dalam menggerakkan tangan.
Demikian penerangan tentang kalimat larangan, saran, dan perintah. Ketiganya sanggup digunakan pada teks mekanisme.

CIRICIRI KALIMAT SARAN DALAM TEKS PROSEDUR

Salah satu karakteristik bahasa dalam sebuah teks prosedur merupakan adanya kalimat perintah, kalimat saran, serta kalimat larangan. Ketiga kalimat ini sebenarnya ada pada satu kelompok jenis kalimat yaitu kalimat imperatif.

Ketiga kalimat di atas, sebenarnya merupakan kalimat. Tetapi, memiliki kadar disparitas antara kalimat perintah, kalimat embargo, dan kalimat saran. Kalimat perintah adalah kalimat yg 'menyuruh' untuk melakukan sesuatu; Kalimat larangan adalah kalimat yg melarang pembacanya buat berbuat sesuatu, berarti pada dasarnya jua memerintahkan suatu hal kebalikannya; ad interim itu kalimat saran merupakan kalimat yg memberikan penawara sesuatu yang dipercaya lebih baik.

Dalam artikel ini, akan lebih poly dijelaskan mengenai ciri-karakteristik kalimat saran. Salah satu jenis kalimat yang terdapat pada teks mekanisme. Dalam penjelasan artikel ini akan dijabarkan tentang karakteristik sintaksis kalimat saran, karakteristik isi kalimat saran, dan alasan mengapa dibutuhkan kalimat saran dalam sebuah teks prosedur.

Ciri kalimat prosedur dicermati dari segi bentuk serta penggunaannya adalah diawali menggunakan kata yg berupa saran.

Kata yang menunjukkan saran diantaranya adalah:

sebaiknya....
seharusnya....
lebih baik apabila...
pastikan....
perlu diingat...
usahakan....

dan seterusnya, istilah serta frasa yang mirip menggunakan bentuk saran pada atas.

Jika kata serta frasa di atas disusun menjadi kalimat saran yang biasa digunakan pada teks prosedur maka mampu diterapkan dalam model kalimat dalam teks mekanisme untuk membuat nasi goreng berikut ini:

sebaiknya haluskan bumbu hingga benar-benar halus.

seharusnya masakan telah matang pada 5 mnt pertama.

lebih baik bila yang dipakai merupakan garam beryodium.

pastikan bumbu telah tercampur rata dengan nasi.

perlu diingat bahwa nasi yang baik adalah nasi yang tidak terlalu lembut.

Usahakan gunakan sayur bebas pestisida sebagai hiasan dan lalapan pelengkapnya.


Nah, dari karakteristik bahasa dan contoh kalimat saran di atas, dapat diketahui ciri isi kalimat saran. Berdasarkan model-model kalimat tadi dapat diketahui bahwa kalimat saran memberikan cara lain yang lebih baik. Ini merupakan ciri isinya, sebuah kalimat saran pasti menawarkan alternatif.

Kita amati dari kalimat contoh yg pertama: sebaiknya haluskan bumbu sampai sahih-benar halus. Pada dasarnya ini adalah saran yg bisa diterapkan, sanggup jua tidak. Apabila hiluskan sampai sahih-benar halus maka cita rasa bumbu nasi goreng sanggup sahih-sahih merata. Seandainya nir mampu sahih-benar halus sebenarnya mampu jua digunakan menjadi bumbu nasi goreng.

Begitu jua dengan model-model yg kalimat yg lain di atas. Apabila dijelaskan pada bahasa yg gamblang model kalimat yang terakhir begini penjelasannya: usahakan pakai sayur bebas pestisida menjadi hiasan serta lalapan pelengkapnya. Nah, seandainya tidak bisa mengklaim sebuah sayuran ditanam secara organik bebas pestisida, maka sayur misalnya umumnya juga tidak mengurangi nilai rasa kelezatan sebuah masakan.

Penjelasan yang terakhir merupakan jawaban berdasarkan pertanyaan mengapa dalam teks mekanisme ada kalimat saran. Berikut ini penjelasannya:

Teks mekanisme adalah sebuah jenis teks yang berisi langkah-langkah atau pedoman yang sanggup dipakai oleh sesorang buat melakukan suatu hal. Baik membuat sesuatu, menggunakan sesuatau, atau melakukan suatu gerakan atau suatu tindakan.
Baca Juga:
- Mengidentifikasi Penggunaan Bahasa dalam Teks Prosedur
- Kalimat Perintah, Kalimat Saran, Kalimat Larangan Perbedaan dan Persamaannya

Nah, pada proses melakukan aktivitas tadi diperlukan tindakah yg efektif serta efisien buat membuat sesuatu yang maksimal . Misalnya yang dipakai contoh adalah membuat nasi goreng, maka dibutuhkan output yg didapat merupakan cara membuat nasi goreng yg sangat gampang, sekaligus membentuk produk kuliner nasi goreng yang sangat lezat . Untuk mendapatkan hasil yg aporisma tadi maka diharapkan saran-saran yang penting selain juga kalimat perintah pada termin atau langkah-langkah membuat nasi goreng.

Semoga penjelasan singkat dan sederhana mengenai karakteristik-ciri kalimat saran dalam sebuah teks prosedur ini sanggup memperdalam dan memperluas pengetahuan mengenai kalimat saran.

MENGIDENTIFIKASI PENGGUNAAN BAHASA DALAM TEKS PROSEDUR

Teks mekanisme adalah salah satu jenis teks yg diajarkan dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah pertama. Teks mekanisme, sama halnya menggunakan teks-teks yg lain, mempunyai ciri isi dan karakteristik bahasa. Dalam kesempatan kali ini, akan dibahas ciri-karakteristik teks mekanisme berdasarkan penggunaan bahasanya.
Maka berdasarkan itu, diharapkan termin mengidentifikasi bahasa dalam teks prosedur. Adapun ciri bahasa yang perlu diketahui dalam mengidentifikasi bahasa teks mekanisme adalah menjadi berikut:
- Teks mekanisme memakai kalimat perintah/saran/larangan.
- Teks mekanisme terdapat penggunaan istilah yang menampakan ukuraan.
- Teks prosedur menampakan panduan cara melakukan aktivitas secara akurat.
Nah, menggunakan mengetahui karakteristik bahasanya, kita dapat mengidentifikasi penggunaan bahasa pada teks mekanisme tersebut.
Untuk lebih dapat tahu ciri kebahasaan dalam teks mekanisme, bisa dibaca dalam artikel yg berjudul: Kalimat Perintah, Kalimat Saran, Kalimat Larangan Pengertian, Perbedaan, serta Contohnya.
Dalam kesempatan kali ini, kita akan bahas tentang 3 judul teks mekanisme yaitu:
Cara Memainkan Angklung
Cara Membuat Obat Tradisional
Cara Melakukan Gerakan Tari Tor Tor

Dar ketiga judul teks prosedur pada atas, bisa kita identifikasi masing-masing ciri bahasanya. Untuk memmpermudah penjelasannya, proses mengidentifikasi karakteristik bahasa dibagi dari kalimat perintah yg kentara:
Daftarlah penggunaan kalimat perintah/saran/larangan dalam ketiga teks di atas!

Kalimat perintah/saran/larangan TEKS 1
- Pegang angklung menggunakan tangan kiri (Kalimat perintah)
- Pegang dengan genggaman tangan (Kalimat perintah)
- Mainkan angklung sembari berdiri agar output permainan lebih baik (kalimat saran)
Kalimat perintah/saran/embargo TEKS 2
- Ambil  lima pangkas akar kelapa hijau. (kalimat perintah)
- tumbuk kasar beserta 10 buah biji teratai. (kalimat perintah)
- Tambahkan 600 cc air ke pada output tumbukan (kalimat perintah)
- Minum selagi hangat. (Kalimat Saran)
Kalimat perintah/saran/larangan TEKS 3
- Ambil posisi kedua kaki kedap (Kalimat perintah)
- Kaki kanan relatif maju sedikit (Kalimat saran)
- Gerakkan ke 2 telapak tangan  dengan perlahan ke arah kiri (kalimat perintah)
Daftarlah penggunaan istilah yg menampakan berukuran!

Yang dimaksud menggunakan ukuran, nir hanya berupa ukuran matematis. Bisa pula berukuran tak tentu semisal potong, ikat, atau ukuran lain.
Dalam hal ini, yag masih ada ukuran hanya pada Teks Prosedur 2 (Cara Membuat Obat Tradisional Insomsia). Kata yg menunjukkan ukuran ditandai dengan alfabet tebal.
- 5 Potong akar kelapa hijau masing-masing 4 centimeter.
- 600 cc air.
- Tumbuk kasar beserta 10 buah biji teratai.
- Sehingga tersisa 300 cc.

Daftarlah kalimat yang menerangkan panduan cara melakukan secara akurat

yang dimaksud 'secara seksama' adalah adanya batasan tertentu yg mampu dilakukan oleh setiap orang yang sebelumnya belum pernah mencoba melakukan/menciptakan sesuatu sesuai teks prosedurnya.
Ukuran yang akurat pada masing-masing kalimat berikut adalah ditandai menggunakan alfabet yang tebal.
TEKS 1
- Jarak angklung berdasarkan tubuh sebaiknya relatif jauh (siku tangan kiri hampir lurus)
- Sebaiknya dilakukan dengan frekuensi getara yang cukup tak jarang sehingga bunyi angklung lebih halus dan homogen.
TEKS 2
- Rebus semuanya menggunakan anco yang telah dibuang bijinya sehingga air tersisa 300 cc.
TEKS 3
- Tangkupkan ke 2 telapak tangan di depan pinggang kanan.
- Ujung mak jari saling menyentuh.
- Begitu seterausnya sampai lagu habis atau mengikuti irama gendang.
Masing-masing istilah yang dicetak tebal adalah batasan yg jelas dan akurat.
Demikian penerangan mengenai penggunaan kalimat serta penggunaan istilah dalam teks mekanisme.

CONTOH TEKS PROSEDUR DENGAN KALIMAT SARAN DAN LARANGAN

Sebuah teks prosedur merupakan teks yg berisi cara serta langkah-langkah buat membuat sesuatu dan  atau melakukan sesuatu. Nah, untuk menerima hasil yg aporisma pada menciptakan juga melakukan sesuatu, diperlukan teks yang lengkap. Selain harus lengkap strukturnya pula harus lengkap isinya.
Teks prosedur harus lengkap dengan saran serta embargo agar mampu membuat dan melakukan suatu hal dengan hasil yang aporisma. Kalimat saran dalam teks mekanisme diharapkan buat menyarankan hal-hal atau cara lain tindakan yg terbaik. Sementara kalimat embargo dalam teks mekanisme diharapkan supaya nir sampai terjadi hal-hal yg menjadikan buruk selama proses melakukan maupun membuat sesuatu dalam teks mekanisme.
Berikut ini adalah contoh teks mekanisme yang mengandung saran jua ada larangannya.
Contoh Teks Prosedur: Cara Mematikan Mengganti Kartu Memori SD dengan Benar

Hal yang selalu berkaitan dengan telepon selular adalah kartu memori eksternal (micro Sekolah Dasar). Kartu memori eksternal berfungsi buat menyimpan data tambahan. Ada kalanya kita perlu mengubah kartu tersebut menurut telepon kita.  Beginilah langkah-langkah mengganti kartu memori menggunakan benar.

1. Tutup semua pelaksanaan telepon seluler kita

2. Tekan tombol 'power' sampai ada warta telepon meninggal.

3. Buka casing dan baterai, jangan buka baterai waktu telepon masih menyala.

4. Buka memori eksternal secara perlahan, sebaiknya buka menggunakan ujung kuku jangan menggunakan benda tajam.

5. Pasang kartu memori eksternal yg baru, usahakan pastikan bahwa kartu tadi higienis.

6. Pasang balik baterai serta casing telepon.

7. Hidupkan telepon dengan menekan tombol power, jangan buka pelaksanaan sampai pembacaan kartu sahih-benar selesai.

Telepon baru bisa digunakan waktu pembacaan (scanning) kartu memori dan penyimpanan benar-sahih terselesaikan. Dengan demikian, kerja telepon selular kita bisa lebih maksimal . Jika sayang dalam telepon kita, maka lakukan hal ini menggunakan bijaksana, selamat mencoba!
Dalam contoh teks prosedur yang berjudul cara membarui kartu memori Sekolah Dasar dengan sahih di atas, masih ada 2 kalimat saran dan 2 kalimat larangan.
Kalimat saran terdapat pada kalimat (langkah) 4 serta langkah 5. Dalam langah tadi, disarankan untuk menggunakan kuku, serta disarankan agar kartu memori yg hendak dipasang bersih.
Adapun larangan terdapat pada langkah 4 serta langkah 7. Larangan yg dipakai pada model teks mekanisme pada atas, mengingatkan supaya ketika melakukan sebuah mekanisme tidak membuahkan fatal. Misalnya pelarangan memakai benda tajam, tidak boleh karena bisa merusak komponen telepon.
Pengguna telepon selular jua dilarang membuka aplikasi waktu perangkat belum benar-benar siap. Hal ini dilarang lantaran sanggup mengganggu kinerja telepon. Jika sudah terganggu sanggup jadi menghambat holistik sistem yang terdapat pada telepon tersebut.
Demikian model teks mekanisme yang ada kalimat saran dan kalimat embargo di dalamnya.

PENGERTIAN TUJUAN DAN FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING

Pengertian, Tujuan dan Fungsi Bimbingan serta Konseling
Penggunaan bahasa yang melibatkan kesesuaian pembicaraan telinga dalam suatu dialog bukan hanya gambaran bagaimana mengungkapkan makna dan gagasan melainkan bukti interaksi sosial. Penggunaan bahasa tersebut dipercaya menjadi fungsi bahasa buat membuka saluran komunikasi serta membentuk interaksi diantara rakyat sekolah khususnya guru pembimbing dengan siswa.

Dalam suatu percakapan antara guru pembimbing (konselor) dengan siswa (klien) dalam proses bimbingan serta konseling tidak akan mengajukan bahasa-bahasa yg tidak kontroversial namun dipilih secara hati-hati sesuai kondisi siswa sebagai akibatnya cenderung membuat persetujuan bersama dalam hal mengatasi atau menuntaskan suatu persoalan.

Betapa pentingnya peranan bahasa pada berkomunikasi, sebagai akibatnya keterampilan berbicara bagi kehidupan insan sangat dibutuhkan. Billow (Pateda, 2004:62) menyatakan “ bahasa terutama adalah berbicara”. Berbicara berarti menggunakan bahsa ekspresi secara aktif. Penggunaan bahsa ekspresi secara aktif ini pada kaitannya dengan proses bimbimgan serta konseling bisa saja berwujud perintah, pertanyaan, dorongan, asa, saran, permintaan, pengakuan, penjelasan atau menaruh penerangan

Sehubungan dengan hal tersebut secara rinci dalam proses bimbingan mengandung ciri-karakteristik menjadi berikut : 1) adanya tujuan yg ingin dicapai, dua) ada bahan/pesan yg menjadi isi hubungan, tiga) terdapat peserta didik yg aktif mengalami, 4) terdapat pengajar yg melaksanakan, 5) ada metode buat mencapai tujuan, 6) ada situasi yg memungkinkan proses bimbingan serta konseling berjalan menggunakan baik, 7) terdapat evaluasi terhadap hasil interaksi.

Ini memberitahuakn bahwa peranan bahasa khususnya bahasa instruksi pada proses bimbingan dan konseling adalah suatu komunikasi atau interaksi yg melibatkan pengajar pembimbing (konselor) dan peserta didik (klien) menggunakan maksud buat mencapai tujuan bimbingan yaitu: 1) peserta didik dapat mengenal dirinya sendiri serta lingkungan dimana beliau berada dan kekurangan/kelemahan pada dirinya, dua) dapat menerima diri sndiri serta lingkungan secara positif dan bergerak maju atau apa adanya, 3) bisa merogoh keputusan sendiri tentang berbagai hal, 4) dapat mengarahkan diri sendiri yang didasarkan dalam keputusan yang diambil sinkron apa yg terdapat padanya, lima) perwujudan diri sendiri/ peserta didik bisa merealisasikan dirinya sendiri. Jadi komunikasi antara peserta didik dan pengajar atau guru pembimbing menggunakan siswa memegang peranan krusial pada keberhasilan proses bimbingan serta konseling. Pengajar mempunyai peran buat mengarahkan, membimbing, menaruh dorongan serta motivasi pada pserta didik menggunakan bahasa instruksi yang sesuai kebutuhan serta kondisi peserta didik itu sendiri.

Sesuai menggunakan uraian diatas, tampak jelas bahwa bimbingan serta konseling sebagai galat satu organisasi serta kegiatan acara pendidikan di sekolah menengah pertam perlu di kelolah serta dikembangkan agar dapat menghasilkan produk atau hasil belajar secara optimal. General A. Glad Stein (pada Sarono, 2005:6) Mengemukakan bahwa layanan bimbingan dan konseling yg bemutu itu bisa membantu siswa, nir hanya mengatasi kasus-kasus pendidikan serta pekerjaan tetapi juga sanggup mengatasi masalah-kasus eksklusif murid.

Sesuai harapa guru mata pelajaran Robert F. Gibshon (pada Sarono, 2005:6) beropini bahwa layanan bimbingan serta konseling yang bermutu itu sanggup membantu pengajar mengurangi perilaku murid yg sebagai penyebab keributan atau gangguan di kelas, serta membantu proses pedagogi mudah serta efektif.

Berkaitan menggunakan harapan ketua sekolah Darrel H. Hart dan Donald J. Prince (dalam Sarono, 2005:6) menyatakan pendapat bahwa layanan bimbingna serta konseling yang bermutu itu wajib bisa membantu memecahkan kasus, memperlancar keberhasilan belajar siswa , dan membantu memecahkan masalah pendidikan dan karir murid.

Untuk mengatasi masalah-masalah yg dihadapi peserta didik merupakan bekerja sama dengan pengajar pembimbing (konselor sekolah) menggunakan cara memberikan layanan konseling individual.” Konseling individual “mengandung makna bagaimana seorang berbicara menggunakan orang lain menggunakan tujuan buat membantu agar terjadi perubahan perilaku kearah positif berdasarkan orang yg dibatu.

Dalam konseling individual, kedua belah pihak harus bekerja sama agar klien dapat tahu diri dan permasalahannya dan bisa menyebarkan potensi positif pada dirinya, serta sanggup memecahkan masalahnya sendiri yang tentunya atas donasi dan kepakaran konselor, karena itu seseorang konselor yang berkecimpung di banyak sekali hubungan antar manusia wajib pada lengkapi menggunakan ilmu konseling, ilmu penunjang lain seperti psikologi, antropologi, sosiologi serta ilmu-ilmu lain yang bersinggungan dengan perilaku insan. Selanjutnya konselor harus memiliki keterampilan konseling yaitu menguasai tekhnik-tekhnik konseling di setiap tahapan proses konseling. Tahap awal, termin pertengahan, dan termin akhir supaya konselor mengetahui hingga di mana kemajuan konseling yg dilakukan buat mencapai tujuan yang diharapkan.

Unruk mengoptimalakan proses bimbingan serta konseling kemampuan konselor pada penerapan bahasa instruksi baik menurut segi bentuk maupun isi sangat pada perlukan sehingga benar-sahih terjalin kolaborasi yg baik pada proses bimbingan dan konseling demi tercapainya tujuan bimbingan yang dibutuhkan.

1. Bahasa Instruksi pada Proses Bimbingan dan Konseling
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa “Bahasa merupakan (i) system lambang bunyi yang arbitrer yg digunakan oleh para anggota suatu rakyat buat bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri, (ii) dialog (perkataan) yg baik, tingkah laris yang baik, sopan santun”. Ali Syahbana (dalam Pateda,2003:tiga) menyatakan bahwa bahasa adalah ucapan pikiran serta perasaan manusia dengan teratur menggunakan memakai alat suara. Sedangkn instruksi pada kamus Bahasa Indonesia menyetakan sebagai pelajaran atau petunjuk.

Jadi bahasa instruksi dimaksudkan menjadi suatu ungkapan dalam bentuk kalimat atau istilah menurut seorang kepada orang lain sehingga terjalin hubungan kerja sama saling berinteraksi anatara satu menggunakan lainnya buat mencapai satu tujuan eksklusif menjadi akhir menurut suatu pembicaraan. Sama halnya pada proses bimbingan dan konseling sebagaimana di kemukakan sang Muhammad (2004:4) bahwa “ Bimbingan dan konseling merupakan merupakan proses donasi psikologis dan humanisme secara ilmiah serta profesional yg diberikan oleh pembimbing (konselor) kepada yg dibimbing (klien), supaya dapat berkembang secara optimal , yaitu mampu tahu diri, mengarahkan diri, dan mengaktualisasikan diri, sinkron termin perkembangan , sifat-sifat, potensi yang dimiliki serta latar belakang kehidupan dan lingkungannya sebagai akibatnya tercapai kebahagiaan dalam kehidupannya “.

Tanpa adanya bahasa instruksi ( bahasa perintah / bahasa petunjuk) pada proses 

Bimbingan dan konseling tentunya maksud serta tujuan yg di kehendaki sebagai akhir berdasarkan pada konseling individual nir akan tercapai. Untuk itu sangat dibutuhkan tehnik dan keterampilan berkomunikasi yg baik serta sopan sebagai akibatnya bisa membuka hati, pikiran serta perasaan secara suka rela serta iklas mengikuti alur pembicaraan yg pada akhirnya klien benar-sahih merasa terbimbing oleh konselor itu sendiri.

2. Bentuk Bahasa Instruksi
Jika mendengar orang berbicara, kita mendengar bunyi bahasa, bunyi bahasa yang digunakannya pada sebut bahasa mulut. Terdapat empat aktivitas berbahasa yakni : 1) berbicara, dua) mendengar, tiga)membaca, 4) menulis (Pateda, 2005:20). Khusus pada proses bimbingan dan konseling bentuk bahasa yang di pakai adalah bahsa ekspresi yaitu bahasa yg disampaikan secara eksklusif antara pembicara serta pendengar. Jadi terdapat yang berbicara dan ada yang mendengar, antara konselor dan klien terjalin interaksi timbal kembali. 

Bentuk bahasa instruksi pada proses bimbingan dan konseling bisa dilakukan dengan cara : 1) menangkap pesan utama , 2) bertanya buat membuka dialog,tiga) bertanya tertutup, 4) dorongan minimal, lima) interpretasi, 7) mengarahkan, 8) memimpin, 9) penekanan, 10) komprontasi, 11) menjernihkan, 12) memudahkan, 13) membisu, 14) mengambil inisiatif, 15) memberi nasehat, 16) memberi kabar, 17) merencanakan, 18) serta menyimpulkan ( S.willis, 2004:187 ) 

3. Isi Bahasa instruksi
Bahasa selalu pada pakai setiap hari. Apa yang di pakai yang berwujud bahasa mengandung isi, mengandung jujur, dan berisi hal-hal menyangkut nama, kegiatan, proses, konsep-konsep, keyakinan, dan pikiran (Pateda, 2005:18)

Miller (dalam Pateda,2005:20) menyampaikan bahwa buat menggunakan bahasa secara efektif, wajib memperhatikan isi bahasa ini dia.
1. Informasi fonologis, maksudnya, kita mendengar bunyi-bunyi bahasa yg bermakna.
2. Informasi leksikal. Kita mendengar istilah atau urutan kata yang berisi pesan atau mengandung makna.
3. Informasi sintaksis. Bunyi-bunyi bahasa berhubung-interaksi membentuk kata berhubung-hubungan dengan istilah lain yg membangun kalimat. Kalimat yang kita gunakan mengandung makna atau memiliki pesan atau jujur.
4. Konsep yang ingin diutarakan dan kenyataannya.
5. Sistem keyakinan, baik yang berkaitan menggunakan agama yang kita yakini maupun evaluasi kita terhadap apa yang kita dengar atau kita baca.

Apa yg dikemukakan sang kedua pakar tadi pertanda bahwa isi bahasa instruksi pada proses bimbingan dan konseling adalah nir terikat dalam suatu bentuk, tetapi bebas memilih bentuk bahasa yg digunakan, buat membicarakan apa yang difikirkan, dikehendaki atau dirasakan sehingga proses konseling berjalan sebagaimana mestinya serta dalam akhirnya klien benar-benar merasa terbimbing, mampu menentukan sikap buat penyelesaian suatu perseteruan ,tantangan dan hambatan yang dihadapinya.

4. Bimbingan dan konseling
a. Pengertian bimbingan 
Bimbingan dan konseling adalah terjemahan dari “Guidance” serta “Conseling” dalam bahasa inggris. Istilah ini mengandung arti : (1) mengarahkan (to direct), (dua) memandu (to pilot), (tiga) mengelola (to manage), serta (4) menyetir (to steer).

Sunaryo (Syamsu Yusuf,A Juntika, 2005:6) mengemukakan bahwa bimbingan sebagai “ Proses membantu individu buat mencapai perkembangan optimal”.sedangkan Rochman Natawijaya mengartikan bimbingan menjadi proses pemberian donasi kepada individu yg dilakukan secara berkesinambungan , agar individu tadi bisa memahami dirinya serta dapat bertindak secara masuk akal, sesuai menggunakan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, rakyat dan khidupan dalam biasanya.

b. Pengertian Konseling
ASCA (American School Counselor Association) mengemukakan bahwa “ Konseling adalah interaksi tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan perilaku penerimaan serta pemebrian kesempatan dari konselor kepada klien, konselor mempergunakan pengetahuan serta keterampilannya buat membantu kliennya mengatasi masalah-masalahnya” (Syamsu Yusuf, A. Juntika,2005:8) 

Prayitno, Erman Amti(1999: 104) mengemukakan bahwa “ Konseling adalah proses anugerah donasi yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (diklaim konselor) pada individu yg sedang mengalami sesuatu kasus (disebut klien) yang bermuara dalam teratasinya masalah yang dihadapi sang klien”.

Dalam wawancara konseling itu klien mengemukakan maalah –masalah yg dihadapi kepada konselor, dan konselor menciptakan suasana interaksi yg akrab menggunakan menerapkan prinsip-prinsip serta tekhnik wawancara konseling sedemikian rupa, sehingga masalahnya itu terjelajahi sgenap seginya dan pribadi klien terangsang buat mengatasi maslah yang sedang di hadapi menggunakan menggunakan kekuatanya sendiri. Proses konseling pada dasarnya merupakan bisnis menghidupkan serta mendayagunakan secara penuh fungsi-fungsi yg minimal secara potensial organismik terdapat pada diri klien itu. Apabila fungsi ini berjalan dengan baik dapoat dibutuhkan dinamika hayati klien akan pulang berjalan dengan wajar menunjuk kepada tujuan yang positif.

c. Proses Konseling
Jika menyimak pengertian bimbingan dan konseling sebagaimana pada kemukakan pada atas, maka implisit pada dlamnya tujuan konseling yaitu membantu individu/ klien agar sebagai orang yang lebih fungsionbal, mencapai integritas diri, bukti diri diri, dan ekspresi. Versi lain dari tujuqan konseling merupakan agar potensi optimal, mampu memecahkan perkara, serta mampu mengikuti keadaan terhadap lingkungan.

Untuk mencapai tujuan konseling dengan efektif seorang konselor wajib mampu: 1) menangkap berita sentral atau pesan utama klien, dua) utamakan tujuan klien-tujuan konseling. Secara umum dikatakan bahwa tujuan konseling haruslah mencapai : a) Effectif daily living, artinya setelah selesai proses konseling klien wajib bisa menjalani kehidupan sehari-harinya secara effektif dan berdayaguna buat diri, famili, warga , bangsa dan Tuhannya. B) Relationship with Other, adalah klien bisa menjalin interaksi yg harmonis menggunakan orang lain pada famili, sekolah, rakyat dan sebagainya.

Brammer dalam Sofyan S.willis (2004:50) Proses konseing adalah insiden yg tengah berlangsung dan memberi makna bagi para peserta konseling tadi (konselor serta klien) supaya proses konseling berjalan menggunakan lancar dibutuhkan keterampilan spesifik secara sedikit demi sedikit yg dibagi dalam 3 tahapan: (1) termin awal konseling, (2) termin pertengahan /tahap kerja, serta (tiga) Tahap akhir konseling / tahap tindakan

Tahap awal sejak klien menemui konselor hingga berjalan proses konseling hingga sanpai konselor serta klien menemukan defenisi perkara klien atas dasar berita, kepedulian,atau masalah klien. Berangkat berdasarkan defenisi kasus klien yg di sepakati pada termin awal, kegiatan selanjutnya adalah mempokuskan pada ;(1) penjelejahan masalah klien, (dua) donasi apa yang akan di berikan menurut evaluasi balik apa-apa yg telah dijelajah mengenai perkara klien.selanjutnya tahap akhir konseling/ tahap tindakan bertujuan buat : (1) tetapkan perubahan perilaku dan perilaku yg memadai, (2) terjadi transfer of learning pada diri klien, (3) melaksanakan perubahan prilaku, (4) mengakhiri hubungan konseling.

d. Teknik-teknik Konseling
Teknik konseling mengandung pengertian yakni cara yang digunakan oleh sorang konselor pada interaksi konseling buat membantu klien supaya berkembang potensinya serta bisa mengatasi kasus yang di hadapi menggunakan mempertimbangkan kondisi-kondisi lingkungan yakni nilai-nilai sosial, budaya dan kepercayaan .

Tanggung jawab konselor dalam proses konseling merupakan mendorong buat menyebarkan potensi klien, agar beliau bisa bekerja efektif, produktif, dan sebagai insan berdikari. Relasi konselor kliein dalam hubungan konseling ditandai dengan nuansa efektif. Artinya konselor berupaya membangun agar interaksi akrab, saling percaya sebagai akibatnya terjadi self-discbsure (keterbukaan diri) klien serta keterlibatan secara emosional dalam proses konseling.

Berikut ini dijelaskan ragam teknik konseling menjadi berikut: (1) perilaku attending yaitu menjadi perilku menghampiri klien yg meliputi hubungan mata, bahasa badan dan bahasa lisan., (dua) ikut merasakan artinya kemampuan konselor buat mencicipi apa yg pada rasakan klien, merasa dan berfikir bersama klien dan bukan untuk atau mengenai klien, (3) Refleksi adalah keterampilan konselor buat memantulakn kembali pada klien mengenai perasaan, pikiran serta pengalaman klien sebagai hasil pengamatan terhadap prilaku lisan dan non mulut, (4) eksplorasi merupakan suatu keterasmpilan konselor buat menggali perasaan , pengalaman, serta pikiran klien. Hal ini krusial karena kebanyakan klien menyimpan misteri bathin, menutup diri,atau nir sanggup mengemukakan pendapatnya menggunakan terus terperinci., (lima) menangkap pesan utama (paraphrasing) yg baik merupakan dengan teliti mendengarkan pesan primer klien, nyatakan kembali dengan ringkas, amati respon klien terhadap konselor, (6) bertanya buat membuka percakapan (open quetion) yang baik dimulai dengan kata-kata ; apakah, bagaimana,bolehkah, dapatkah dll., (7) bertanya tertutup (closed question) tujuannya adalah buat mengumpulkan fakta, menjernihkan dan memperjelas sesuatu , serta menghentikan omongan klien yang melantur menyimpang jauh., (8) dorongan minimal (minimal encouragement) merupakan suatu dorongan eksklusif yg singkat terhadap apa yang sudah dikatakan klien, serta menaruh dorongan singkat sperti oh....,ya...., terus...., lalu,...dan..., (9) interpretasiadalah bertujuan buat menaruh rujukan, pandangan atau perilaku klien, agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman berdasarkan output rujukan baru tersebut, (10) mengarahkanadalah suatu keterampilan yg mengatakan kepada klien supaya beliau berbuat sesuatu, atau dengan kata lain mengarahkannya supaya melakukan sesuatu, (11) menyimpulkan ad interim (summarizing) tujuannya adalah menaruh kesempatan kepada klien buat merogoh kilas pulang (feed back) menurut hal-hal yang telah dibicarakan, menyimpulkan kemajuan hasil pembicaraan secara sedikit demi sedikit, buat menaikkan kualitas diskusi, mempertajam atau memperjelas penekanan pada wawancara konseling, (12) memimpin (leading) bertujuan agar klien nir menyimpang berdasarkan penekanan pembicaraan, supaya arah pembicaraan lurus pada tujuan konseling, (13) fokus merupakan membantu klien buat memusatkan perhatian pada pokok pembicaraan, (14) komprontasi merupakan suatu tehnik konseling yg menantang klien buat buat melihat adanya diskrepansi atau inkonsistensi antara perkataan dengan bahasa badan (perbuatan), inspirasi awal dengan inspirasi berikutnya, senyum dengan kepedihan dan sebagainya,(15) menjernihkan (clarifying)merupakan menjernihkan ucapan-ucapan klien yang kurang jelas, samar-samar, dan relatif mewaspadai, (16) memudahkan (facilitating) adalah suatu keterampilan membuka komunikasi agar klien menggunakan mudah berbicara dengan konselor serta menyatakan perasaan, pikiran, serta pengalamannya secara bebas, sebagai akibatnya komunikasi dan partisipasi meningkat dan proses konseling berjalan efektif., (17) membisu tujuannya adalah menanti klien berfikir, menjadi protes apabila klien ngomong berbelit-belit, serta menunjang konduite attending dan empati sebagai akibatnya klien bebas berbicara, (18) mengambil inisiatif tujuannya adalah merogoh inisiatif jika klien kurang semangat, jika klien lambat berfikir buat merogoh keputusan, bila klien kehilangan arah pembicaraan, (19) memberi nasehatini mampu dilakukan jika klien memintanya dan konselor perlu mempertimbangkannya karena dalam anugerah nasehat tetap dijaga supaya tujuan konseling yakni kemandirian klien harus permanen tercapai, (20) hadiah berita dalam hal ini perlu keterbukaan serta kejujuran , bila konselor mengetahui kabar ataukah idak usahakan nir melayani klientetapi diarahkan ketempat yang lebih sesuai / kesumber fakta tadi supaya lebih jelas, (21) merencanakanyaitu membantu klien dalam akhir sesi buat dapat menciptakan planning berupa suatu acara buat action, perbuatan konkret yang produktif bagi kemajuan dirinya., (22) menyimpulkan . Pada akhir sesi konseling membantu klien buat menyimpulkan output pembicaraan menyangkut bagaimana keadaan/perasaan klien terutama tentang kecemasan , memantapkan rencana klien, dan pokok-poko yang akan dibicarakan dalam sesi berikutnya.

Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP (Sekolah Menengah pertama) Negeri Luwuk Kabupaten Banggai serta dilaksanakan selama tiga bulan pada tahun 2006-2007.

Metode Penelitian
Metode penelitian yg digunakan adalah metode deskriftif kualitatif, dengan membuahkan peneliti menjadi instrumen penelitian. Cara ini pada gunakan pada upaya mengungkap tanda-tanda secara menyeluruh namun kontekstual dengan penekanan penelitian.

Hasil Penelitian

1. Bahasa instruksi pada proses wawancara bimbingan dan konseling
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Konselor serta klien duduk berhadapan
14
93,3
1
6.6
2
Klien tampak bersemangat
10
66,6
5
40
3
Konselor mengajukan Bahasa Instruksi
13
86.6
2
13.3
4
Bahasa Instruksi kelihatan dipahami oleh klien
14
93,3
1
6,6
5
Klien ragu – ragu mereaksi terhadap penggunaan
Bahasa konselor
2
13,3
13
86,6
6
Klien mengajukan pertanyaan kepada konselor
8
56,6
7
46,6
7
Klien berdebat menggunakan konselor
2
13,3
13
86,6
8
Klien melaksanakan apa yg pada instruksikan
14
93,3
1
6,6
9
Konselor mengamati pelaksanaan pekerjaan
14
93,3
1
6,6
10
Konselor memperbaiki kesalahan
12
80
2
13,3
11
Konselor menggunakan klien mendiskusikan masalah
15
100
-
0

Proses wawancara konseling yang dilaksanakan antara klien dan konselor memperlihatkan bahwa Penggunaan Bahasa Instruksi menaruh output yg signifikan terhadap keberhasilan proses hadiah bantuan. Interaksi juga terjadi secara aktif antara klien serta konselor . Kalaupun terjadi keraguan klien mereaksi Bahasa Instruksi konselor hal itu semata – mata disebabkan oleh keragaman daya pikir dan daya logika klien yg dihadapi.

2. Tabel Analisis Bahasa Instruksi pada proses Konseling
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Bahasa Instruksi digunakan sewaktu – waktu
10
6,6
5
33,3
2
Bahasa Instruksi umumnya digunakan buat meminta mengerjakan sesuatu
14
93,3
1
6,6
3
Bahasa Instruksi memakai Bahasa Indonesia ragam baku
2
13,3
13
86,6
4
Bahasa Instruksi tersusun sederhana
14
93,3
1
6,6
5
Pelaksanaan Bahasa Instruksi pada suasana kekeluargaan
13
86,6
2
13,3
6
Bahasa Instruksi dipakai kalau memang ada yang diinstruksikan
6
40
9
60
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Intensitas Penggunaan Bahasa Instruksi disesuaikan dengan kondisi serta permasalahan yg dialami sang klien . Tetapi masih ada sebagian konselor yg beranggapan bahwa Bahasa Instruksi selalu identik dengan perintah atau permintaan melakukan sesuatu, padahal sejatinya Bahasa Instruksi mampu berupa pernyataan, penolakan , permintaan, persetujuan dan lain – lain. Kesederhanaan Bahasa Instruksi juga turut mempengaruhi efektifitas pelaksanaan Bimbingan dan Konseling , lantaran pemahaman klien terhadap Bahasa Instruksi yang diberikan oleh konselor sangat mensugesti reksi klien terhadap Bahasa Instruksi tadi.

3. Tabel : Hasil Pengamatan Bentuk Bahasa Instruksi 
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Bentuk Bahasa Instruksi sederhana
13
86,6
2
13,3
2
Bentuk Bahasa Instruksi paling banyak 5 kata
4
26,6
11
73,3
3
Bentuk Bahasa Instruksi berbentuk perintah
14
93,3
1
6,6
4
Kata-kata buat Bahasa Instruksi umumnya berakhiran – lah
10
66,6
5
33,3
5
Bentuk Bahasa Instruksi diusahakan tidak disalahtafsirkan
15
100
-
0

Bentuk Bahasa Instruksi sangat memperungaruhi keberhasilan proses Bimbingan serta Konseling, kesederhanaan dan ketetpatan penggunaannya berhubungan erat dengan keberhasilan proses Bimbingan serta Konseling , lantaran kesalahan pada menafsirkan Bahasa Instruksi mengakibatkan tujuan proses Bimbingan dan Konseling tidak seperti apa yang diperlukan.

4. Tabel Pengamatan Isi Bahasa Instruksi dalam Wawancara Konseling
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Berisi mengenai pekerjaan yg akan dilaksanakan
3
20
12
80
2
Berisi tentang sesuatu yang akan ditiru
4
26,6
11
73,3
3
Berisi mengenai sesuatu yang kan diikuti
5
33,3
10
66,6
4
Berisi mengenai sesuatu yang nir akan diikuti
2
13,3
13
86,6
5
Berisi tentang sesuatu pilihan
2
13,3
13
86,6
6
Berisi tentang sesuatu dorongan moral
10
66,6
5
40
7
Berisi mengenai yang berhubungan dengan ajaran agama
3
20
13
86,6
8
Berisi tentang sesuatu yg berhubungan dengan budi pekerti
13
86,6
2
13,3
9
Berisi tentang sesuatu yg herbi lingkungan hidup
0
0
15
100
10
Berisi mengenai mengenai sesuatu yg herbi kesehatan
2
13,3
13
86,6
11
Berisi tentang sesuatu yang herbi kemudian lintas
1
6,6
14
93,3
12
Berisi tentang sesuatu yg herbi kesetiakawanan
2
13,3
13
86,6
Sumber : Hasil Pengolahan Data

Isi Bahasa Instruksi nir melulu berisi perintah atau permintaan atau merlakukan sesuatu, berdasarkan penelitian yg dilakukan menujjukkan hasil bahwa Bahasa Instruksi terdiri menurut beberapa hal dengan prosentase terbanyak berisi mengenai hal yg herbi budi pekerti dan hal yg berhubungan dengan moral. Ini menunjukkan bahwa kompetensi konselor yang sebagai subjek penelitian bisa dikatakan sinkron menggunakan apa yg dibutuhkan.

5. Tabel Penafsiran klien terhadap Bahasa Instruksi 
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Bahasa Instruksi ditafsirkan sahih karena bahasa yg dipakai jelas
14
93,3
1
6,6
2
Bahasa Instruksi ditafsirkan menggunakan sahih karena kalimat yang dipakai pendek
4
26,6
11
73,3
3
Bahasa Instruksi ditafsirkan benar lantaran sinkron kebutuhan klien
14
93,3
1
6,6
4
Bahasa Instruksi ditafsirkan sahih lantaran klien pernah mengalaminya
13
86,6
2
13,3
5
Bahasa Instruksi ditafsirkan benar lantaran ada seseorang yang dicontohi
1
6,6
14
93,3
6
Bahasa Instruksi ditafsirkan sahih karena konselor melafalkannya dengan benar
14
93,3
1
6,6
7
Bahasa Instruksi ditafsirkan sahih karena konselor melaksanakan secara santai
7
46,6
8
53,3

Kejelasan bahasa, penggunaan kalimat dan cara pengucapan dan pelafalan memegang peranan penting pada hal penggunaan Bahasa Instruksi , karena hal ini dapat menaikkan daya penafsiran klien terhadap Bahasa Instruksi konselor . Penelitian menunjukkan , sebagian besar konselor telah menampakkan hasil misalnya apa yang diperlukan.

6. Tabel Reaksi klien terhadap Bahasa Instruksi 
No
Indikator
Hasil Pengamatan
ya
%
tidak
%
1
Klien mereaksi secara tepat
12
80
3
20
2
Klien nir mereaksi karena Bahasa Instruksi tidak jelas
1
6,6
14
93,3
3
Klien nir mereaksi karena Bahasa Instruksi tidak jelas
1
6,6
14
93,3
4
Klien tidak mereaksi karena instruksi nir sesuai pengalaman
13
86,6
2
13,3
5
Klien nir mereaksi lantaran hal yg diinstruksikan nir sesuai kebutuhan
1
6,6
14
93,3
6
Klien nir mereaksi karena isi instruksi bisa ditafsirkan tidak sama-beda
1
6,6
14
93,3
7
Klien nir mereaksi karena dia nir perduli
0
0
15
100

Kesesuaian pengalaman klien terhadap Bahasa Instruksi yg disampaikan adalah satu gejala menarik yang didapatkan dari hasil penelitian, merupakan berdasarkan seluruh objek penelitian, 86 % memperlihatkan reaksi negatif waktu diajukan Bahasa Instruksi yg nir sesuai dengan pengalaman yang pernah dilaluinya.

ISLAMISASI PENGETAHUAN ISMAIL RAJI ALFARUQI

Islamisasi Pengetahuan Ismail Raji Al-Faruqi
Semakin majunya perkembangan zaman, pula sangat mempengaruhi tingkah laku dan pola berpikir insan. Ketauhidan insan mulai dipertanyakan. Al-Faruqi merupakan keliru satu tokoh Islam yg sangat mencemaskan insan yg terlena sang kemajuan teknologi.

Untuk itu sangatlah penting bagi manusia buat nir berhenti pada usaha memperoleh pengetahuan terbaru tanpa meninggalkan pengetahuan agama (keislaman) kita dalam pelaksanaannya.

Buku ini ditulis karena melihat fenomena yang ada dalam kehidupan, khususnya didunia pendidikan yang memang wajib ekstra hati-hati dalam pelaksanaannya, sebagai akibatnya memperoleh sesuai apa yang diinginkan, yaitu suatu pendidikan yang Islami yg nir ketinggalan zaman .

Islamisasi pengetahuan adalah wujud menurut suatu asa memperbaiki insan khususnya umat Islam. Dan semua sanggup dilakukan dengan baik bila kita memiliki ketauhidan.

Tauhid sangat krusial bagi manusia khususnya umat Islam, lantaran Tauhid adalah yg menaruh identitas dalam peradaban- peradaban Islam yg mengikat seluruh unsurnya bersama-sama dan membuahkan unsur-unsur tersebut suatu kesatuan yang integral dan organis yg kita sebut peradaban. 

I. Biografi 
Ismail Raji Al-Faruqi merupakan seorang cendikiawan muslim yang cerdas yg lahir pada Jaffa Palestina pada lepas 1 Januari 1921. Pada masa mudanya dia bersekolah di Coollenges Des Freres yang terletak pada Libanon, yaitu dalam tahun 1926-1936. Kemudian pada tahun 1941 beliau sudah lulus dari American University Of Bairut. Jadi tepatnya pada usia 20 tahun beliau sudah merampungkan perkuliahan S1 nya. Untuk karirnya, Ismail bekerja pada pemerintahan Inggris di Palestina. Dan dalam tahun 1945, yaitu pada usia ke 24 beliau telah dipilih menjadi Gubernur Galilea, akan tetapi sesudah Israel menjajah palestina ia pindah ke Amerika Serikat. Kemudian pada Amerika beliau melanjutkan studi S2 nya, pada bidang filsafat pada University of Indiana dan University of Harvard. Al-Faruqi melanjutkan studi S3 nya serta pada tahun 1952 beliau telah menerima gelar S3 nya, yaitu dalam usia ke 31 Al- Faruqi telah memiliki gelar Doktor. 

Begitu cepat gelar pendidikan diperoleh, itu memberitahuakn bahwa Al-Faruqi benar-sahih seseorang cendikiawan muslim yang benar-sahih memperjuangkan pendidikan umat Islam pada ere globalisasi, menggunakan kemampuan yg dimilikinya.

Tapi sayang, usia Al-faruqi nir terlalu usang, pada usia yg masing kreatif yaitu kurang lebih sekitar dalam usia 65 tahun dia mangkat dunia karena dibunuh dalam saat sedang pada bepergian, yaitu tepatnya dalam tanggal 27 Mei 1986. Disini penulis belum mengetahui siapa pembunuh serta apa motif pembunuhannya. Tapi yg jelas Ismail Al-Faruqi mempunyai dedikasi yang tinggi di pada global pendidikan Islam yg modern ( yg terus mengedepankan pendidikan Islam dan juga mengajarkan pentingnya pendidika generik sebagai akibatnya orang islam tidak ketinggalan zaman/ gaptek ).

II. Pembahasan 
Buku Islamisasi pengetahuan ini membahas antara lain merupakan masalah-perkara yang dihadapi umat muslim didunia, juga tugas-tugas, metodologi serta planning kedepan yg akan membuahkan orang-orang muslim menjadi umat yang lebih baik berdasarkan yg baik.

A. Masalah
1. Malaise yang dihadapi umat
Dunia umat Islam dalam saat ini berada pada anak tangga bangsa-bangsa terbawah. Kaum muslimin sudah dikalahkan, dibantai, dirampas Negeri serta kekayaannya, dirampas kehidupan serta harapannya, mereka juga sudah pada sekulerkan, diwesterniskan serta di de-islamikan oleh agen-agen, musuh mereka didalam dan diluar diri mereka. Semua ini simpel terjadi disetiap negeri dan pelosok dunia Islam.

Sebagai korban berdasarkan segala macam penganiayaan dan agresi, kaum muslimin difitnah dan dijelek-jelekkan dihadapan seluruh bangsa-bangsa. Kaum muslimin dikatakan agresif, destruktif, mengingkari hukum, teroris, biadab, fanatik fundamentalis, kuno serta menentang zaman.

Melihat kenyataan inilah kemudian Al-Faruqi benar-sahih memperjuangkan pendidikan Islam yang nir ketinggalan zaman atau nir gaptek ( gagap teknologi ). 

2. Efek- pengaruh yang utama menurut masalah
a. Di Front politik
Dilihat dari kasus yg utama adalah dibidang politik, umat Islam terpecah belah, kekuatan- kekuatan kolonial telah berhasil memecah belah umat Islam, sebagai akibatnya antara umat Islam saling menghantam dan menyerang satu sama lain dan itu seluruh tidak mereka sadari.

Dalam bisnis menciptakan keadaan lebih buruk lagi, musuh telah memasukkan orang-orang asing kedalam dunia Islam, agar pertentangan antar umat muslim terus terjadi secara internal tidak satupun negara Islam yang kondusif, begitupun secara eksternal.

Didalam kebanyakan masalah, kaum muslimin berada dibawah kekuasaan demikian, lantaran mereka tidak mempunyai deretan-gugusan politik yang sanggup menjalankan pemerintahan atau yang dapat mengerahkan massa ( masyarakat ) buat pertahanan atau membawa mereka kedalam aksi politik konservatif atau ringkasnya bisa melakukan aksi beserta satu sama lain. 

b. Di Front ekonomi
Dibidang ekonomi umat Islam juga belum maju serta nyaris bodoh, lantaran secara umum dikuasai anggota-anggotanya dimanapun kebanyakan merupakan orang-orang yg buta alfabet . Produksi barang dan jasa mereka berada jauh dibawah kebutuhan.

Kebutuhan ini dipenuhi dengan mengimpor barang-barang jadi berdasarkan negara-negara kolonial, bahkan didalam kebutuhan-kebutuhan hayati yg strategis ( makanan pokok, tenaga dan perlengkapan militer ), nir terdapat negara Islam yang dapat mencukupi dirinya sendiri.

Kekayaan minyak yang diperkenankan oleh Allah Ta’ala pada semua umat didunia, ternyata sang beberapa negara-negara Islam nir adalah nikmah misalnya yg seharusnya, lantaran kurangnya pengetahuan didalamnya yaitu dibidang ekonomi. Oleh karena itu kekayaan ini disakukan buat investasi gampang serta kondusif dipasar uang yg paling berperan adalah orang-oarang non muslim.

Dengan demikian negara didunia Islam yang mempunyai potensi buat memperkembangkan pertanian atau industri, mereka tetap nir memiliki modal buat membiayainya, lantaran kekayaan yang seharusnya demi kesejahteraan seluruh umat malah disalurkan ketempat lain.

c. Di Front religio-kultural
Abad- abad kemerosotan kaum muslimin telah mengakibatkan berkembangnya buta huruf, kebodohan dan takyul diantara mereka. Hal ini menyebabkan seseorang muslim yang umum lari kedalam keyakinan yg buta serta bersandar pada listeralisme dan legalisme. Sehingga jika dunia terbaru menerpa dirinya, kelemahan dibidang militer, politik dan ekonomi membuatnya jadi panik. Sehingga tanpa disadari mengambil westernisasi karena tergoda menggunakan contoh keberhasilan yg diperoleh barat. Westernisasi diperintahkan serta dipromosikan menggunakan segala cara yg mungkin oleh para penguasa.

Negara-negara kolonial beserta antek-anteknya mengisi kehidupan sehari-hari seorang muslim menggunakan pengaruh-pengaruh yang mempromosikan kultur barat. Koran-koran, kitab -kitab , majalah, radio, televisi, bioskop, piringan hitam, tape dan poster-poster. Negara-negara Islam bangga menggunakan boulevard baru yg dibuka pada ibukota- ibukota mereka yang penuh menggunakan perkantoran atau apartemen yg menjulang tinggi ala barat. Tanpa mereka sadari masih poly kemelaratan serta kebodohan menurut kota-kota dan desa- desa mereka yg lain. 

3. Inti melaise yg menyempurnakan diri
Tidak mungkin diragukan lagi bahwa tempat inti malaise yg dihadapi umat Islam adalah pada sistem pendidikan yang merata dan generik berlaku.

Menurut Al-Faruqi sistem pendidikan itu merupakan laboratorium dimana pemuda-pemuda muslim diadoni serta dipotong. Dimana pencerahan mereka dicetak didalam sebuah karikatur barat. Disinilah interaksi seseorang muslim menggunakan sejarah masa lalunya dirusak. Keinginan yg alamiah buat memeriksa warisan para leluhurnya dihalangi. Sehingga Islam terhalang sang lantaran keragu-raguan yg ditanamkan oleh sistem pendidikan tadi kedalam kesadarannya.

a. Keadaan pendidikan pada global Islam dalam masa kini
Didalam bukunya Al-Faruqi pula mengungkapkan bahwa keadaan pendidikan di global Islam adalah yang terburuk. Sehubungan Islamisasi, baik sekolah-sekolah, akademik-akademik serta universitas-universitas yang tradisional maupun sekuler tidak pernah seberani kini dalam mengemukakan tesa-tesa yang nir islamiah serta nir pernah sehebat sekarang acuhnya dominan terbesar pemuda-pemuda muslim terhadap Islam. Dimana-mana terjadi perlombaan menggunakan kecepatan bila menuju model pendidikan barat. 

b. Tidak mempunyai ketajaman wawasan
Masalah rendahnya mutu lembaga pendidikan di global Islam permanen adalah perkara yang tidak mempunyai ketajaman wawasan. Tidak terdapat pencarian atau penuntutan pengetahuan yg nir disertai semangat, tepatnya semangat inilah yg nir dapat dijiplak. Semangat ini dilahirkan sang wawasan mengenai diri sendiri, mengenai dunia serta mengenai empiris, singkatnya sang kepercayaan .

Dicontohkan disini adalah seorang dosen Universitas Islam, seseorang profesor yang meraih gelar doktor di sebuah universitas Eropa. Dia menerima pendidikan pada barat serta lulus menggunakan nomor sedang. Karena dimasa lalunya tidak mempunyai motivasi Islam. Ia tidak menuntut Ilmu demi Allah Ta’ala semata-mata, tetapi demi kepentingan materialistis egoistis. Sehingga ia mendapatkan wawasan 1/2-1/2. Begitu jua menggunakan keilmuan keislamannya. Dia cukup puas dengan lulus, menerima gelar sarjana dan pulang ke negeri asalnya, dan mendaptkan posisi krusial serta pula menguntungkan.

Didalam kitab ini pula disebutkan bahwa para dosen universitas-universitas global Islam tidak mempunyai wawasan ( vision ) Islam dan tidak didorong oleh impian Islam. Kenyataan ini merupakan bala yg begitu menyulitkan, didalam pendidikan muslim, karena berdampak dalam pengetahuan. Mahasiswanya pula setengah-1/2 khususnya dalam memasuki wawasan pada dunia keislaman. Karena nir terdapat Universitas dunia Islam, dimana wawasan itu merupakan bagian menurut program studi “utama” atau ‘inti’ yg diwajibkan kepada murid.

B. Tugas 
Menurut bukunya Al-Faruqi yg berjudul Islamisasi pengetahuan ini, setelah dipaparkan perkara-masalah yang dihadapi oleh umat Islam, khususnya pada global pendidikan maka sudah barang tentu sine qua non tugas-tugas yang juga harus dihadapi dan dilaksanakan sang umat Islam.

Dan tugas terberat yang dihadapi umat dalam abad ke-15 Hijriyah berdasarkan Al-Faruqi adalah memecahkan kasus pendidikan. Tidak ada harapan akan kebangkitan yg benar-benar-benar-benar menurut umat kecuali sistem pendidikan dirubah dan kesalahan-kesalahannya diperbaiki.

Buku ini juga menyatakan “ sesungguhnya yang diperlukan bagi sistem itu adalah dibangunnya bentuk baru dualisme yang sekarang ini dijumpai didalam pendidikan muslim, pembagi- duaan, menjadi sistem Islam dan sistem sekuler harus ditiadakan dengan tuntas”. Kedua sistem tersebut harus dipadukan secara integral dan harus diisi menggunakan semangat Islam serta berfungsi sebagai bagian yang integral berdasarkan program ideologisnya. Sistem ini jangan sampai jiplakan menurut sistem barat atau dibiarkan memilih jalannya sendiri.

1. Pemaduan ke 2 butir sistem pendidikan
Sistem pendidikan Islam yang terdiri berdasarkan Madrasah-madrasah dasar serta menengah disamping kulliyah-kulliyah serta jami’ah-jami’iyah dalam tingkat perguruan tinggi harus dipadukan menggunakan sistem sekular dari sekolah-sekolah dan universitas-universitas umum. 

Perpaduan ini harus sedemikian, sehingga sistem baru yang terpadu itu bisa memperoleh kedua macam laba-keuntungan dari sistem-sistem yg terdahulu. Sumber-asal finansial negara serta keterlibatan kepada wawasan ( vision ) Islam. Yang sempurna untuk menghilangkan keburukan masing-masing sistem. 

2. Menanamkan wawasan ( vision ) Islam
Dengan keterpaduan ini pengetahuan Islam bisa dijelaskan pada gaya sekuler, maksudnya pengetahuan Islam akan sebagai pengetahuan tentang sesuatu yang langsung berhubungan dengan kehidupan kita sehari-hari di global ini, sementara pengetahuan terbaru akan bisa kita bawa dan tambahkan kedalam kerangka sistem Islam.

Dalam kitab ini dijelaskan tugas dalam menanamkan wawasan Islam merupakan dengan cara:
a. Kewajiban menilik kebudayaan Islam
Merupakan satu-satunya obat penangkal melawan proses de Islamisasi ini ditingkat Universitas adalah kewajiban memeriksa kebudayaan Islam selama empat tahun.

Studi kebudayaan Islam adalah satu-satunya cara bagi seorang buat berkembang sehubungan menggunakan identitasnya. Tak terdapat seorang manusia yg dapat dikatakan menyadari dirinya sendiri jika beliau tidak mengenal leluhurnya.

Selanjutnya pengetahuan tentang kepercayaan serta peradaban Islam tidak diperuntukkan kepada segelintir orang saja. Wawasan Islam tidak diperuntukkan sang para seorang ahli saja, wawasan ini adalah buat seluruh insan.

Wawasan diharapkan buat membela semua orang berdasarkan ancaman ideologi-ideologi asing yang menyerang kesadaran mereka. 

b. Islamisasi pengetahuan terkini 
Akan adalah langkah yg akbar kedepan jika universitas-universitas serta sekolah-sekolah tinggi pada global Islam mengadakan pelajaran-pelajaran wajib mengenai kebudayaan Islam sebagai bagian berdasarkan acara studi-studi utama mereka bagi semua siswa. Hal itu akan menciptakan anak didik merasa konfiden kepada agama serta warisan mereka serta lebih percaya diri terhadap agama Islam.

Pada masa kini ini, manusia-manusia non muslim adalah pakar-ahli yang nir dapat diragukan didalam seluruh disiplin tadi. Dengan begitu kentara sekali bahwa para akademi khas muslim wajib menguasai semua disiplin modern, tahu disiplin-disiplin tersebut dengan sempurna serta mencicipi itu menjadi sebuah perintah yg nir bisa ditawar bagi mereka seluruh, buat menilik seluruhnya. Itulah prasyarat yang pertama, selesainya itu mereka wajib mengintegrasikan pengetahuan baru tadi kedalam keutuhan warisan Islam menggunakan melakukan eliminasi. Perubahan, penafsiran kembali serta penyesuaian terhadap komponen-komponen yang sinkron dengan ajaran Islam.

Tugas dalam melakukan Islamisasi pengetahuan ( kata yang konkrit mengislamisasikan disiplin atau yang lebih sempurna membentuk kitab -kitab pegangan dalam level Universitas menggunakan menuangkan kembali kira-kira duan puluh butir disiplin menggunakan wawasan/ vision Islam ) adalah pula merupakan tugas yang sangat sulit. 

C. Metodologi
1. Kekurangan metodologi tradisional
Kerusakan mengerikan dilakukan orang non muslim pada umat islam pada abad ke 6 serta ketujuh H ( serbuan tentara tartar serta serbuan pasukan salib berdasarkan barat ) menyebabkan pemimpin muslim kehilangan logika serta nir memiliki keyakinan pada diri sendiri, lantaran mereka bepikir global mereka akan mengalami bala. 

Pada zaman modern barat membebaskan daerah yang dilakukan Ottoman pada Eropa, menduduki, menjajah dan memecah belah keseluruhan global Islam. Diantaranya :

a. Fiqih dan para Faqih
Pada waktu ini kata fiqh berarti memiliki pengetahuan syari’ah dari sumber mazdhab yang tertentu. Faqih merupakan manusia yang mempunyai pengetahuan tersebut. Didalam sistem tradisional telah dilakukan beberapa bisnis reformasi. Yang paling berani diantara usaha-bisnis ini adalah yang dilakukan oleh Muhammad Abduh dan gurunya Jamaluddin Al- Afgani. Betapapun muslim yg sadar dimanapun juga menyetujui seruan mereka berdua buat membuka pulang ijtihad.

Hampir dipastikan sebagaimana halnya dimasa lampau, faqih atau mujtahid tradisional nir bisa melihat suatu dilema secara seutuhnya. Ia hanya memilih yang eksak dari perbuatan-perbuatan tertentu menggunakan kebiasaan-norma dan peraturan-peraturan yg sudah dispesifikasikan didalam suatu mazdhab atau lebih. Situasi ini memerlukan sebuah metodologi baru buat membuka pulang pemahaman kita tentang asal-sumber pengetahuan Islam. Dan para mujtahid tradisional nir sanggup menyusun metodologi yg demikian.

b. Pertentangan wahyu dan akal
Pemisahan wahyu dari nalar sama sekali nir bisa kita terima. Pemisahan ini sangat bertentangan menggunakan holistik spirit Islam yaitu dimana seruan Al-Qur’an agar insan mempergunakan logika menimbang secara rasional jalan yang berada lebih ditengah. Tanpa logika kita nir dapat menghargai kebenaran-kebenaran wahyu. 

c. Pemisahan pemikiran menurut aksi
Diawaal sejarah Islam, pemimpin merupakan pemikir serta pemikir adalah pemimpin. Wawasan Islam dalam saat itu lebih banyak didominasi serta impian buat mewujudkan wawasan Islam ini didalam sejarah menentukan semua tingkah laris. 

d. Dualisme kultur dan religius
Kultural serta religius jua wajib saling berkesinambungan, karena sebuah kultur yg tidak diimbangi menggunakan sikap religius, maka kultur akan mengarah pada kebebasan yg tidak terarah. Jadi disini pemahaman sikap religius akan mampu menetralisir kultur yg ada. 

2. Prinsip-prinsip pokok metodologi Islam
a. Keesaan Allah
Adalah adalah prinsip pertama agama Islam serta setiap sesuatu yg Islamiah.

b. Kesatuan alam semesta terdiri menurut:
1. Tata kosmis 
Terdiri dari aturan-hukum alam.

2. Penciptaan
Ukuran ini akan memberikan pada setiap sesuatu sifatnya herbi hal-hal lain pada perjalanan, eksistensinya.

3. Taskhir ( ketundukan ) alam semesta kepada manusia
Alam semesta bisa dimanfatkan oleh insan buat kebutuhan hidupnya serta pula kewajiban manusia buat melestarikan alam, supaya bisa dimanfatkan selamanya.

c. Kesatuan kebenaran dan pengetahuan 
1. Tidak boleh menciptakan klaim yg bertentangan menggunakan realitas
2. Perbedaan atau variasi antara logika dan wahyu merupakan prinsip yang bersifat mutlak
3. Kesatuan kebenaran atau identitas aturan alam menggunakan pola-pola dari sang pencipta. Pola adalah tak terhingga
4. Kesatuan hidup
5. Kesatuan umat Islam

Islam menyatakan famili menjadi satuan pembentuk rapikan kemasyarakatan dengan cara hayati berdekatan satu sama lain.

D. Rencana Kerja
Tujuan berdasarkan planning kerja pada Islamisasi Pengetahuan adalah:
1. Penguasaan disiplin ilmu modern
Disiplin ilmu pada tingkat kemajuan di barat wajib dipecah-pecah menjadi kategorinya, metodologinya, problemnya serta temanya. Hasil uraian harus berbentuk kalimat-kalimat yg memperjelas istilahnya, tehnik menerangkan, kategori, prinsip, problema dan tema pokok disiplin ilmu-ilmu barat pada puncaknya. 

2. Penguasaan khasanah Islam
Sebelum disiplin ilmu terkini, perlu ditemukan sampai berapa jauh khasanah islamiah Islam menyentuh dan membahas obyek disiplin ilmu tadi.

3. Penentuan relevansi Islam bagi masing-masing bidang ilmu modern
Untuk bisa mendekatkan karya hasil khasanah Islamiah, Islam serta para ilmuan muslim yang terdidik dalam cara barat perlu melakukan sesuatu yang lebih akbar berdasarkan pada sekedar menyajikan berhalaman dan bahannya pada bentuk antolog. 

4. Penilaian kritik terhadap disiplin ilmu terkini ( taraf perkembangan dimasa kini )
Setelah disiplin ilmu tercapai, maka tibalah saatnya buat melakukan analisis kritis terhadap masing-masing disiplin itu, dicermati sudut pandangan Islam. Ini merupakan suatu langkah utama pada proses Islamisasi pengetahuan.

5. Penilaian kritik terhadap khasanah Islam
Yang dimaksud khasanah Islam merupakan Qur’an kudus yg adalah firman-firman Allah SWT. Serta juga sunnah Rasulullah, ini bukan target kritik atau penilaian. Walaupun begitu pemahaman muslim mengenai kedua hal tersebut boleh dipertanyakan, begitu jua karya insan yg menggunakan sumber diatas perlu mendapat sorotan menggunakan bantuan para ulama pewaris Islam supaya supaya diperoleh pengertian yg sedapat mungkin paling sesuai serta benar. 

6. Survei pertarungan yg dihadapi umat Islam
Permasalahan umat Islam ketika ini sangat kompleks yaitu antara lain adalah, politik, sosial, ekonomi, intelektual, budaya, moral serta spiritual.

7. Analisa kreatif dan sintesa
Sintesa kreatif wajib dicetuskan diantara ilmu-ilmu Islam tradisional dan disiplin ilmu terbaru buat dapat mendobrak kemandekan selama beberapa abad terakhir ini. Khasanah ilmu-ilmu Islam harus sinambung dengan output-output ilmu terkini serta harus menjaga relevansinya dengan realitas umat Islam dengan memperhatikan konflik yg sudah dikenali dan dimainkan terdahulu. 

8. Penuangan pulang disiplin ilmu terkini ke dalam kerangka Islam
Didalam merampungkan perkara yg kita perlukan adalah adanya keaneka ragaman analisis kritis yg dibuat sang para ilmuwan modern yg Islami supaya supaya kesadaran umat Islam sebagai lebih kaya menggunakan berbagai macam pertimbangan serta saran. Berdasarkan wawasan-wawasan baru mengenai makna Islam serta pilihan-pilihan kreatif bagi realisasi makna tersebut, itulah sejumlah buku dasar taraf perguruan tinggi akan ditulis disemua bidang keilmuan modern.

9. Penyebar luasan ilmu-ilmu yg telah pada Islamisasikan
Hasil karya para ilmuan muslim harus disebar luaskan kesemua manusia dimuka bumi, karya intelektual yang dibuat dari langkah-langkah yang diuraikan sebelumnya, serta produk output planning kerja tadi wajib secara resmi tersaji disemua perguruan tinggi muslim global. Semua dapat dilakukan menggunakan lebih mudah menggunakan menggunakan alat bantu yaitu; menggunakan mengikuti konfrensi-konfrensi, seminar-seminar dan lokakarya-lokakarya. 

III. Pro dan Kontra
Dalam berbagai hal apalagi kasus pemikiran tentu ada pro dan kontra. Begitu juga dalam pemikiran Ismail Al-Faruqi yang membahas tentang islamisasi pengetahuan. Diantara yg sependapat dan yang nir sependapat dengan pemikiran al-Faruqi merupakan:
a. Naquid al-Attas, berpendapat bahwa kita perlu membersihkan unsur-unsur yang menyimpang dari ajaran Islam, sehingga ilmu pengetahuan yg terdapat mampu sahih-benar bernilai Islam. Kalau al-Faruqi lebih menekankan pada islamisasi ilmu sosial, maka al-Attas memberi tekanan islamisasi dalam ilmu humaniora.
b. Zianuddin Sardar, putusan bulat menggunakan gagasan islamisasi ilmu. Tetapi Sardar nir putusan bulat dengan langkah-langkah Islamisasi ilmu menurut al-Faruqi. Karena menurut Sardar islamisasi al-Faruqi mengandung cacat mendasar.
c. Fazlur rahman, tidak sepakat sama sekali, karena menurutnya kita nir perlu melakukan Islamisasi ilmu, yang perlu kita lakukan adalah membangun atau menghasilkan para pemikir yg mempunyai kapasitas berpikir konstruktif dan positif.

Diantara pendapat ketiga tokoh diatas, merupakan bukti bahwa perbedaan pendapat tidak wajib dihindari, namun sangat dibutuhkan yang tentunya buat menambah wawasan bagi kita umat Islam khususnya serta seluruh umat insan dalam umumnya.

IV. Komentar/ analisis
Melihat keterangan berdasarkan kitab yang berjudul Islamisasi Pengetahuan karangan al-Faruqi aku sepakat menggunakan dia yang sangat memikirkan perkembangan didalam global pendidikan pada era terbaru deperti waktu ini, yg memang membutuhkan penanganan yang serius didalamnya, supaya pendidikan islam nir tergeser menggunakan pendidikan yg dibawa sang barat. Lantaran pendidikan barat jika tidak diikuti sang pendidikan islam maka habislah budaya-budaya islam pada muka bumi. 

Apalagi melihat aturan-anggaran implementasi yang ditawarkan oleh al-Faruqi yaitu antara lain:
  • Memberikan honorarium yg setimpal dengan usaha mereka serta sejumlah tunjangan diatas gajinya yg biasa. Sebagai perangsang kinerja mereka para ilmuwan, guru atau para pendidik pada dalam forum-lembaga Islam.
  • Menugaskan para ilmuwan-ilmuwan yang berkompeten dibidangnya.
  • Memecahkan perkara dengan cara membagi kepada para ilmuan sesuai bidang masing-masing. Sehingga masalah bisa cepat teratasi sesuai dengan cita-cita.
  • Untuk pembiayaan ditanggung sang negara muslim, karena hasilnya dimanfaatkan oleh seluruh negara muslim.
Tapi ada aturan yg aku nir begitu putusan bulat yaitu pada statemen al-Faruqi yg mengungkapkan bahwa islamisasi pengetahuan adalh fardu ‘ain, karena melihat pro dan kontra yang ada. Suatu pemikiran nir boleh menjastifikasi pemikiran yang lain menggunakan mengatakan pemikirannya harus dilakukan, lantaran kita hanya insan. Yang boleh mengatakan wajib hanyalah Allah SWT.