CIRICIRI ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI IPTEK

Cara flexi---Wargabelajar dan anak didik sekalian, pada pembahasan kita kali ini, kita akan menggali lebih jauh mengenai ilmu pengetahuan serta Teknologi. Berikut ini akan kita uraikan secara singkat mengenai ciri-ciri ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Agar lebih memudahkan pemahaman kita dalam postingan selanjutnya secara perbagian kita uraikan juga mengenai : IPTEK yg berkembang di Masyarakat, Pengaruh IPTEK terhadap teknologi yg berkembang pada lingkungan lebih kurang kita.

Dalam Ensiklopedia Indonesia dinyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu sistem menurut banyak sekali pengetahuan yang masing-masing mengenal suatu lapangan pengalaman tertentu yg disusun sedemian rupa berdasarkan azas-azas sampai menjadi kesatuan; suatu sistem dari berbagai pengetahuan yg masing-masing dihasilkan sebagai hasil inspeksi yg dilakukan secara teliti menggunakan memakai metode tertentu (induksi deduksi).

Ilmu pengetahuan mengakibatkan insan dapat mengetahui serta menilik aneka macam hal baik secara pribadi juga tidak langusung menurut peristiwa serta aneka macam fenomena yg masih ada pada global ini. Lantaran itu, ilmu pengetahuan mempunyai empat fungsi, yaitu :
  1. Fungsi deskriptif. Menggambarkan, melukiskan, serta memaparkan suatu obyek atau masalah sehingga mudah dipelajari sang peneliti.
  2. Fungsi pengembangan. Melanjutkan hasil inovasi yg lalu serta menemukan ilmu pengetahuan yg baru.
  3. Fungsi Prediksi. Meramalkan insiden-kejadian yg akbar kemungkinan terjadi sehingga manusia bisa merogoh tindakan-tindakan yang perlu pada bisnis menghadapinya.
  4. Fungsi kontrol. Berusaha mengendalikan peristiwa-insiden yg nir dikehendaki.
Ilmu pengetahuan nir bisa dilepaskan berdasarkan teknologi yg berbentuk peralatan hayati buat memudahkan dan menaikkan output kerja insan. Alvin Toffler mengumpamakan teknologi itu menjadi mesin yang besar atau menjadi akselerator (indera pemicu) yg dahsyat, serta ilmu pengetahuan sabagai bahan bakarnya. Dengan meningkatnya ilmu pengetahuan secara kuantitatif serta kualitatif, maka kian meningkat pula proses percepatan yang disebabkan sang mesin pengubah, lebih-lebih teknologi mampu membentuk teknologi yg lebih poly dan lebih baik lagi.

Teknologi berasal berdasarkan istilah techne yang berarti serangkaian  prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan pembuatan suatu obyek atau kecakapan tertentu; pengetahuan mengenai prinsip-prinsip metode; seni, serta logos yang pada bahasa Yunani mengacu dalam rapikan pikir atau keteraturan.

Menurut Sastrapratedja, fenomena teknologi pada rakyat mempunyai ciri-karakteristik sebagai berikut :
  1. Rasionalistik, adalah teknologi selalu bertindak sinkron planning dengan perhitungan rasional
  2. Artifisialitas, artinya selalu membuat sesuatu buatan yg tidak alamiah.
  3. Otomatisme, merupakan pada hal metode organisasi dan rumusan dilaksanakan secara otomatis. Selain itu pula bisa merubah kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis.
  4. Teknologi berkembang pada suatu kebudayaan
  5. Monisme, merupakan, semua teknologi bersatu, saling berinteraksi, serta saling bergantung.
  6. Universalisme, artinya sanggup melampaui batas-batas kebudayaan dan ideologi, bahkan bisa menguasai kebudayaan.
  7. Otonomi, adalah teknologi berkembang dari prinsip-prinsip sendiri.
Sebagai wujud kongkrit kebudayaan (kebudayaan material), teknologi erat hubungannya dengan unsur-unsur kebudayaan lainnya, lantaran dalam menilik teknologi akan selalu dihubungkan dengan fungsi teknologi tadi. Teknologi sebagai alat-alat hidup akan berhubungan dengan aktivitas hidup insan seperti, teknologi dengan pertanian; teknologi dengan susunan atau struktur masyarakat, teknologi menggunakan ilmu pengetahuan, serta lain-lain. 

MENGENAL NANOTEKNOLOGI MOLEKULAR TEKNOLOGI MASA DEPAN

Mengenal Nanoteknologi Molekular, Teknologi Masa Depan
Era globalisasi dan liberalisasi sudah mendorong timbulnya saling ketergantungan antar negara. Situasi ini sudah menciptakan peluang sekaligus ancaman sebagai akibatnya banyak sekali negara merasa perlu melakukan penyesuaian langkah kebijakan buat menghadapinya. Indonesia menjadi bagian dari rakyat global tidak terlepas menurut perubahan yang terjadi baik di taraf regional juga dunia. Tahun 2020 dipercaya sebagai tahun yang sangat krusial menggunakan terbentuknya perdagangan bebas baik di tingkat regional juga global.

Bangsa Indonesia perlu mempersiapkan diri agar sanggup memanfaatkan perubahan sebagai peluang demi keberadaan bangsa sekaligus terwujudnya rakyat yg adil, makmur serta sejahtera. ITB memiliki peranan yg sentral lantaran tingkat kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa hanya mampu dicapai jika masyarakatnya sanggup menguasai serta memanfaatkan sains dan teknologi menggunakan sebaik-baiknya. Untuk mencapai tujuan tadi diharapkan suatu visi yg sanggup membawa ITB memanfaatkan segenap potensi dan asal dayanya pada menghadapi tahun 2020.

Metode dan Sasaran
Untuk menyusun suatu visi yang komprehensif dilakukan pengkajian terhadap banyak sekali literatur yg berisikan hal-hal yg akan mensugesti ITB pada tahun 2020. Sebagai asal awal, karya tulis ini meninjau literatur mengenai perkembangan rakyat maupun ilmu pengetahuan dan teknologi di tahun 2020. Penelitian selanjutnya adalah pengkajian tentang dampak syarat lokal, regional maupun global terhadap rakyat Indonesia hingga tahun 2020 bersama analisa kelemahan yang perlu diatasi. Pengkajian dan analisa dari berbagai literatur tadi diperlukan akan menaruh visi yg tepat bersama langkah-langkah strategis yg diperlukan ITB dalam menghadapi tahun 2020.

Perkembangan Sains Dan Teknologi Di Tahun 2020
Kehidupan pada tahun 2020
Studi yang sangat menarik tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di tahun 2020 merupakan gambaran yang dikembangkan oleh tiga serangkai K.J. Kerney, M. Kerney serta R.N Seitz. Kehidupan pada tahun 2020 digambarkan menjadi sesuatu yg sangat menyenangkan menggunakan kemajuan yg sudah dikembangkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Dimisalkan bahwa seseorang mampu terbangunkan di pagi hari oleh musik-musik favorit yg dicari pada internet sang mesin pencari dari harapan kita serta didown load secara otomatis dalam malam sebelumnya. Sementara itu komputer secara otomatis telah mencetak koran terbitan pagi hari yang sanggup dinikmati sembari sarapan. Alternative lain adalah keterangan berbasis visual, suara digital dan fasilitas hiperlink sehingga sanggup dinikmati secara interaktif. Sambil membuka lemari es, fasilitas layar LCDnya menginformasikan bahwa susu, telur sudah habis serta memberikan buat melakukan pembelian ke toko terdekat. E-mail yang masuk menginformasikan bahwa seseorang pelanggan telah melakukan kontak usaha ad interim uangnya sudah ditransfer ke rekening sehingga sanggup langsung dimanfaatkan buat keperluan eksklusif.

Berbagai Perubahan Sains, Teknologi serta Sosial Masyarakat
Masyarakat pada tahun 2020 merupakan rakyat yang sangat “technology dependent”. Perubahan-perubahan drastis yang akan terjadi sampai ke masa itu merupakan:

1. Nanoteknologi
Sesuai dengan namanya, nanoteknologi atau nanosains adalah ilmu pengetahuan serta teknologi dalam skala nanometer, atau sepermilyar meter. Richard Feynman pada ceramahnya yang berjudul “There is plenty room at the bottom” pada tahun 1959, mengemukakan bahwa, seseorang fisikawan sanggup membuat senyawa menggunakan struktur apapun yg diinginkan seorang kimiawan, dengan cara menyusun atom-atom yang dibutuhkan, dan merangkainya menurut hukum fisika buat menciptakan senyawa baru tadi. Berdasarkan pandangan ini, pendekatan yg digunakan tidak selaras dengan pendekatan teknologi kini yaitu bersifat bottom up atau bisa dianggap molekular teknologi karena berusaha membentuk suatu produk atom demi atom atau molekul demi molekul. Pendekatan ini mempunyai keunggulan utama dibandingkan teknologi konvensional yaitu kemampuannya untuk memanipulasi material dengan fleksibel sesuai keinginan desainernya menjadi dampak pengontrolan pada level molekul. Hasil dari keunggulan ini adalah produk hampir tanpa cacat, tidak adanya atau sedikit limbah yg dihasilkan serta hemat tenaga.

Ilmuwan yg populer pada konsep nanoteknologi merupakan K.E. Drexler. Drexler berbagi nanoteknologi molekular dengan meniru apa yg terjadi dalam sel. Hukum ini selanjutnya dianggap Drexlerian Nanoteknologi dengan idenya yang dianggap assembler. Assembler ini bertindak seperti tangan robot pada pabrik skala makro, yg menaruh atom/molekul pada tempat yang diinginkan. Selanjutnya dengan menggunakan assembler-assembler level awal yg menyusul blok bangunan berupa atom, assembler-assembler pada berukuran yang lebih akbar dibangun. Pada ukuran ini, blok bangunannya berupa molekul. Kemudian assembler yg lebih besar dibangun, serta seterusnya sampai produk-produk biasa ukuran makro dapat terbuat. Perbedaan dengan metode konvensional merupakan, produk nanoteknologi molekular ini lebih bertenaga, prosesnya ekonomis energi serta presisinya hingga level atom. Untuk mempermudah prosesnya, assembler-assembler taraf awal dilengkapi menggunakan kemampuan swa-replikasi (self-replication). 

2. Komputer
Komputer desk top yg mempunyai kemampuan kecerdasan protesis menggunakan harga yang terjangkau telah mampu diperoleh pada masa itu. Jenis komputer bioelektronik menggunakan prinsip nanokomputer diperkirakan akan lebih memiliki keunggulan dibandingkan dengan personal komputer elektronik digital dalam menjalankan tugas-tugas eksklusif seperti pemecahan perkara kombinatorial yang kompleks atau analisa pola imajinasi kompleks. Di tingkat masyarakat umum komputer yg tertanam di suatu alat-alat umum akan mempunyai peranan lebih banyak dibanding menggunakan komputer desktop.

3. Dunia Medis
Pada tahun 2020 “Molecular Medicine” akan sebagai dasar berdasarkan kesehatan manusia. Kemampuan“Gene Chips” buat menganalisa pola-pola spesifik berdasarkan gen yg aktif pada penyakit-penyakit yang tidak selaras akan merombak definisi menurut kategori penyakit yg terdapat sekarang dengan sistem taxonomi komplek yg terdiri dari “family disease” menurut gen. Praktek berdasarkan “Molecular Medicine” yang digunakan pada masa tadi terdiri berdasarkan tindakan pencegahan, diagnosa serta metode perawatan menggunakan target langsung kerusakan fisiologi, molekul bahkan sel penyebab sakit. Metode medis ini akan didasarkan teknik diagnosa yang sangat akurat serta diimplementasikan menggunakan terapi farmasi serta molekular yang didesain secara rasional dan terarah. Vaksin DNA akan diterapkan secara dunia dengan kemampuan yang jauh lebih ampuh dibandingkan vaksin konvensional yang ada pada masa sekarang.

4. Sistem transportasi jalan tol yang cerdas
Pada masa tersebut jalan tol akan menciptakan dirinya sebagaimana layaknya jaringan liputan pada suatu perusahaan. Sistem keterangan di jalan tol akan menaruh fakta posisi, arah maupun kecepatan setiap kendaraan serta akan secara otomatis menaruh signal, mengerem, mengarahkan, memberi peringatan akan potensi kecelakaan bahkan merogoh alih kemudi bila diketahu pengemudi sudah tidak sanggup melakukan kendali atas mobilnya. 

5. Bisnis
E-commerce akan berjalan secara lebih baik di tahun 2020. Belanja sanggup dilakukan secara virtual pada mana pembeli sanggup melihat berdasarkan banyak sekali sudut atau melalui web cams yg mampu ditemukan di toko lokal. Beberapa bank akan membuka cabang secara impian tanpa harus membuka secara fisik. Dengan menyewa suatu ruangan, nasabah yg masuk akan menyentuh komputer touch screen dan berbicara menggunakan staff melalui fasilitas “teleconferencing” tergantung jenis pelayanan yg dia butuhkan.

6. Pendidikan Jarak Jauh
Banyak lembaga pendidikan yang akan menyelenggarakan pendidikan jeda jauh menurut tempat tinggal menjadi alternatif bentuk pendidikan konvensional. Meskipun demikian nir semua jenis pendidikan mampu diselenggarakan secara jeda jauh contohnya bidang pendidikan kedokteran tetap memerlukan kehadiran secara fisik. Kurikulum akan didesain secara fleksible sehingga setiap orang mampu secara leluasa menentukan jenis mata pelajaran dari keperluannya. 

7. Agrikultur
Dengan kemajuan bioteknologi pada pangan sanggup ditemukan produk flora unggulan yang mempunyai kapasitas produksi berlipat berdasarkan yang ada sekarang, lebih tahan penyakit dan memiliki kandungan gizi yg lebih poly. Dengan dikembangkannya tumbuhan unggulan, pemakaian bahan kimia buat pupuk atau pestisida sanggup jauh berkurang sebagai akibatnya menaruh situasi lingkungan yg lebih baik. 

8. Industri Manufaktur
Konsep dari industri manufaktur di tahun 2020 akan lebih luas berdasarkan masa kini . Industri manufaktur meliputi aplikasi, bioteknologi, agribisnis, dan berbagai macam perusahaan yg memproduksi barang. Dasar-dasar menurut persaingan di industri ini adalah kreativitas serta innovasi lantaran konteks industri manufaktur akan meluas. Struktur sosial serta organisasi akan lebih berdasarkan pengetahuan, fleksibel, serta terdistribusi secara dunia. Organisasi suatu perusahaan akan ada, berkoalisi maupun lenyap dengan gampang sinkron dengan dinamika pasar. 

Perkembangan teknologi warta serta komunikasi beserta proses globalisasi sudah merubah banyak wajah menurut industri manufaktur. Ini berarti bahwa fungsi R&D serta Marketing sampai ke Produksi serta Distribusi dijalankan pada dasar-dasar global yg terintegrasi;jaringan, seluruh koordinasi fungsi ini mempergunakan secara intensif jaringan elektronik, terkustomisasi, berarti metode produksi wajib mengikuti detail kustomisasi poduk untuk mengikuti kemauan pelanggan serta pasar lokal, digitalisasi, yang bermakna bahwa poly berdasarkan proses-proses terkendali dilakukan menggunakan menggunakan sistem personal komputer yg canggih yang sanggup meminimalkan intervensi insan.

Inovasi berkelanjutan sudah mendorong industri mikroelektronika ke arah skala pemrosesan yg semakin lama semakin mini sebagai akibatnya bisa menyiapkan contoh kearah revolusi tingkat lanjut pada alat-alat dan proses-proses industri pada masa depan. Kecenderungan produksi komponen skala mini akan terus berlanjut sebagai akibatnya dimungkinkan pembuatan material serta produk baru. Proses nanofabrication akan timbul berdasarkan skala laboratorium hingga ke proses produksi. Penyusunan pada taraf molekul yang komples, struktur fungsi yang seksama akan mengarah ke alat-alat tingkat mikro misalnya sensor, elemen komputasi, robot medis, dan peralatan makroskopik yg tersusun dari blok pembangun dasar. Bioteknologi akan terdorong ke arah penciptaan biosintetik baru dalam proses biomanufaktur.

Fokus kearah proses produksi berkelanjutan serta rendah limbah akan berjalan secara intensif sebagai bagian berdasarkan ekosistem dunia serta peningkatan pencerahan akan tanggung jawab terhadap lingkungan yg lebih baik. Kendali proses yg lebih baik, siklus ulang serta pemanfaatan pulang limbah juga pembuatan material baru akan mendorong ke arah proses menggunakan hampir tanpa limbah buangan. Produk didisain buat sanggup didaur ulang, digunakan lagi ataupun kemungkinan terciptanya beraneka ragam produk yg sangat ramah terhadap lingkungan. 

Gambar  “Pabrik Nano”

Masyarakat Indonesia Dan Dunia Menghadapi Tahun 2020

Dunia menghadapi tahun 2020
Sejalan dengan efek globalisasi dan liberalisasi di dunia, KTT IV pada Singapura, lepas 27-28 Januari 1992, menyepakati pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN (ASEAN Free Trade Area-AFTA). Tujuan pembentukan AFTA adalah buat menurunkan tarif dan menghapuskan kendala non-tarif pada antara negara anggota ASEAN, dalam rangka mengintegrasikan perekonomian ASEAN menjadi satu basis produksi, serta membentuk pasar regional bagi kurang lebih 500 juta penduduk. Dalam pandangan ke depan, integrasi ekonomi ASEAN pada kawasan perdagangan bebas, juga akan didukung sang industri, investasi dan jasa-jasa. Dalam kaitan ini, ASEAN menandatangani perjanjian dasar di bidang industri (ASEAN Industrial Cooperation/AICO) pada tahun 1996, perjanjian dasar di bidang Jasa (ASEAN Framework Agreement on Services- AFAS) pada tahun 1995, serta perjanjian dasar di bidang Investasi (Framework Agreement on the ASEAN Investment Area-AIA) pada tahun 1998. 

Untuk meninjak lanjuti putaran Uruguay yang diselenggarakan WTO pada kerangka perdagangan bebas global, pada lepas 15 November 1994 di Bogor, para pemimpin politik menurut 18 wilayah ekonomi Asia Pasifik (APEC) termasuk Indonesia di dalamnya menanda tangani perjanjian disebut “ The APEC Declaration of Common Resolve” atau lebih sering dikenal menggunakan nama “Deklarasi Bogor” Pada dasarnya isi deklarasi tersebut merupakan “ Untuk melengkapi kemajuan menurut perdagangan dan investasi yg bebas di wilayah Asia Pasifik pada kurun saat tidak lebih menurut tahun 2020, dengan langkah implementasi buat negara maju implementasinya tidak lebih menurut tahun 2010 sedang buat negara berkembang tidak lebih berdasarkan tahun 2020” . 

Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN telah merumuskan visi tempat regional ini dalam bentuk ASEAN Vision 2020 pada Kuala Lumpur pada tanggal 15 Desember tahun 1997. Beberapa langkah-langkah penting yang dilakukan pada implementasi visi 2020 tadi adalah : menjaga kestabilan finansial serta makroekonomi regional, kerjasama dan integrasi ekonomi tingkat lanjut, mempromosikan perusahaan mini dan menengah, konvoi energi kerja profesional secara bebas, liberalisasi sektor keuangan, mempercepat perkembangan sains serta teknologi, pembuatan jaringan utilitas dan tenaga yg saling terhubung, memperkuat keamanan pangan, memperkuat teknologi kabar dan komunikasi, dan memperkuat investasi serta perdagangan pada bidang mineral. 

Perkembangan Masyarakat Indonesia Menghadapi tahun 2020
Perkembangan skenario warga regional serta internasional di tahun 2020 memberikan tantangan yang sangat akbar terhadap bangsa Indonesia. Konsekuensi menurut perubahan dunia yang terjadi merupakan : banyak sekali macam produk bebas masuk, masuknya tenaga kerja asing profesional secara bebas, perusahaan swasta asing menggunakan gampang membuat jaringan, dan investasi nir mengenal batas negara sebagai akibatnya pembelian asset domestik sang pihak asing merupakan sesuatu yg nir sanggup pada hindarkan. Di sisi lain krisis moneter yg dimulai tahun1997 dan belum cepat pulihnya syarat ekonomi bangsa Indonesia memberitahuakn bahwa pondasi ekonomi yg dibangun bangsa ini ternyata belumlah kuat. Beberapa kelemahan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam ketika ini merupakan:
  • Sumber-asal ekonomi diperoleh menggunakan mengeksploitasi besar -besaran asal daya alam tidak terbarukan yang mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan serta pengurasan kekayaan alam. 
  • Masih kuatnya imbas penerimaan minyak dalam anggaran negara. Ironisnya diperkirakan Indonesia akan sebagai net oil importir country pada 9 tahun lagi dan akan sebagai total importer country dalam tahun 2020
  • Industri yang mayoritas pada Indonesia merupakan industri menggunakan taraf teknologi rendah sebagai konsekuensi berdasarkan keunggulan komparatif Indonesia sebagai penyedia energi kerja murah serta tersedianya bahan standar alam yg berlimpah (Gambar dua). Industri jenis ini biasanya akan dengan gampang berpindah apabila iklim dunia bisnis di tempat lain lebih menguntungkan. Untuk Industri teknologi dalam tingkat lebih tinggi hampir seluruhnya bukan milik sendiri atau dibeli sehingga membuahkan pada nir berkembangnya teknologi-teknologi yang menjembatani temuan-temuan ilmiah dan komersialisasi

Gambar  Tingkat Teknologi di manufaktur, 1985-1997 (% nilai tambah)
  • Belum dikembangkannya menggunakan baik perusahaan lokal kelas kecil serta menengah menjadi akibat kebijakan pemerintah di masa sebelumnya yang menganak emaskan konglomerat. Krisis Moneter menandakan bahwa perusahaan kelas kecil dan menengah pada warga terbukti lebih tahan serta mampu menjadi peredam gejolak ekonomi sekaligus penampung energi kerja 
  • Adanya kesenjangan antara potensi serta pemanfaatan kekayaan alam pada Indonesia seperti belum dimanfaatkannya misalnya impor garam serta tepung ikan padahal Indonesia adalah negara bahari
  • Rendahnya daya saing global . Dalam hal daya saing bangsa Indonesia ternyata baru pada urutan 47.
Tabel  Daya Saing Bangsa di Dunia 

(source: Entrepenur Berbasis Iptek, Menristek, Mei 2003)

Kelemahan-kelemahan ini perlu diantisipasi mengingat situasi yang dihadapi pada masa depan akan berbeda dengan masa kini . Kesenjangan ilmu pengetahuan serta teknologi yg berkembang sangat pesat dan berkurangnya perlindungan negara pada perdagangan menjadi konsekuensi perkembangan ekonomi global akan menaruh ancaman yg sangat akbar terhadap keberadaan bangsa Indonesia di tahun 2020 sebagai dampak gejolak yg muncul pada warga yang tidak siap menghadapi. Ini berarti diharapkan adanya visi serta perencanaan pada tingkat pemerintahan baik legislatif, eksekutif maupun pada banyak sekali organisasi baik organisasi pendidikan juga sosial kemasyarakatan.

Dalam tingkat legislatif di Indonesia, perumusan visi tahun 2020 dilakukan sang Majelis Permusyawaratan Rakyat sebagai lembaga tertinggi negara menggunakan munculnya Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat RI No. VII/MPR/2001 tanggal 9 November 2001 menggunakan Judul Tentang Indonesia Masa Depan. Secara umum dalam Tap MPR tersebut dinyatakan visi bangsa Indonesia pada tahun 2020 merupakan terwujudnya masyarakat Indonesia yg religius, manusiawi,manunggal, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri dan baik serta higienis dalam penyelenggaraan negara.

Tingkat keberhasilan visi ini, dinyatakan pada parameter-parameter : religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri, baik serta bersih pada penyelenggaraan negara. Untuk mengukur taraf kemajuan bangsa Indonesia dinyatakan pada parameter: meningkatnya kemampuan bangsa dalam pergaulan antar bangsa, meningkatknya kualitas SDM sehingga mampu bekerja sama dan bersaing pada era global,meningkatnya kualitas pendidikan, menaikkan disiplin dan etos kerja, meningkatnya dominasi ilmu pengetahuan dan pengembangan teknologi dan pembudayaannya pada masyarakat, . Teraktualisasikannya keragaman budaya Indonesia. 

Dalam tingkat yang lebih bawah , Kementerian Riset serta Teknologi (KRT) memilih dua tonggak (landmark) berupa penelitian-pengembangan-penerapan ketahanan pangan serta ketersediaan energi buat mempertajam penekanan kegiatan pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi periode 2004-2020.

Visi Itb 2020
Untuk mengembangkan Visi ITB di tahun 2020 tidaklah lepas menurut perkembangan yg lebih luas pada tingkat lokal, dunia, regional juga perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang terjadi hingga ke masa itu. Di taraf nasional, meskipun sudah dirumuskan sang Majelis Permusyawaratan Rakyat, suatu perencanaan nasional buat mengimplementasikan visi 2020 belum terpublikasi secara luas seperti perencanaan dalam Repelita pada masa orde baru. Meskipun demikian Tap Majelis Permusyawaratan Rakyat tentang visi Indonesia 2020 dan acuan dari Kementerian Riset serta Teknologi yang mengkonsentrasikan target dalam pangan dan tenaga mampu digunakan menjadi masukan pada pengembangan visi di ITB dan langkah-langkah strategis yg berkaitan dengan visi tadi. 

Visi ITB 2020
Visi ITB buat tahun 2020 adalah sebagai berikut :
1. Mengembangkan diri menjadi perguruan tinggi teknik terbaik se Asia Tenggara 
2. Sebagai induk dari pendidikan berbasis ilmu pengetahuan serta teknologi pada Indonesia dengan memanfaatkan kemajuan teknologi liputan serta menaikkan kerjasama pada aneka macam bidang ilmu
3. Sebagai pusat penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis pemanfaatan asal kekayaan alam nusantara dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta membuatkan cara-cara buat merogoh, mengolah serta memanfaatkan kekayaan alam tadi buat kesejahteraan warga , dengan berpijak pada prinsip keharmonisan kehidupan, keadilan sosial, serta kelestarian
4. Sebagai pusat pengembangan sumber daya manusia Indonesia yg profesional serta mampu bersaing dengan energi kerja dari luar pada era perdagangan bebas antar negara

Langkah-Langkah Strategis
Untuk mencapai visi ITB di tahun 2020, ITB perlu buat melakukan langkah-langkah strategis :
1. Meningkatkan akses dan keberhasilan mahasiswa dalam menempuh studi pada sistem pendidikan yang bergerak maju, interaktif,dan efektif dalam sistem yg fleksibel 
2. Mengoptimalkan perkembangan teknologi warta pada sistem perkuliahan, penyebaran fakta, komunikasi, kerjasama antar disiplin ilmu maupun dalam pengambilan keputusan 
3. Mengembangkan program pendidikan sarjana teknik dan sains berdasarkan berbagai universitas/politeknik wilayah 
4. Mengembangkan diri menjadi agen-agen pertumbuhan ekonomi nasional
5. Pusat Studi Bio-Teknologi, Nano Teknologi serta Antar Disiplin Ilmu Pengetahuan di Indonesia dalam rangka pemanfaatan secara optimal asal daya alam Indonesia

Secara detail langkah-langkah strategis pada atas diwujudkan dalam bentuk sebagaimana di bawah ini:
1. Meningkatkan akses serta keberhasilan mahasiswa pada menempuh studi pada sistem pendidikan yg dinamis, interaktif,dan efektif dalam sistem yang fleksibel

Perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi dalam tahun 2020 akan memungkinkan terjadinya perombakan dalam sistem pendidikan pada perguruan tinggi. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi kabar serta telekomunikasi, sistem pendidikan akan sebagai lebih bergerak maju, interaktif serta efektif .dalam hal sistem pendidikan ada dua sistem yg sanggup dikembangkan:

a. Mahasiswa taraf sarjana:
Mahasiswa dalam taraf sarjana sanggup memanfaatkan menggunakan optimal sistem distance learning. Kehadiran secara fisik di kampus lebih banyak pada hal praktikum juga penelitian dasar tingkat sarjana. Dengan menjalin kerjasama yang lebih erat baik menggunakan instansi pemerintahan juga partikelir, mahasiswa diharapkan lebih banyak keterlibatannnya dengan global pekerjaan secara langsung dengan mengikuti proses magang menjadi management trainee sambil mengikuti kuliah secara online setelah merampungkan kuliah taraf sarjana belia. Peninjauan kuliah matrikulasi (TPB) perlu dilakukan misalkan menggunakan memindahkan bobot kuliah matrikulasi pada taraf SMTA sebagai akibatnya mahasiswa eksklusif berinteraksi menggunakan kuliah yg berkaitan menggunakan bidang yg diambil.

b. Mahasiswa pasca sarjana:
Untuk mahasiswa pasca sarjana, intensitas kehadiran secara fisik di kampus lebih besar dibandingkan pada tingkat sarjana. Dengan berkurangnya kehadiran mahasiswa tingkat sarjana di kampus, maka ITB sanggup mengkonsentrasikan diri dalam bidang penelitian menggunakan melibatkan lebih intensif mahasiswa pasca sarjana baik pada taraf S2 ataupun S3 menjadi peneliti di bawah bimbingan dosen senior. Pada beberapa bidang tertentu, di tingkat S2 ataupun S3 sanggup berlokasi di luar kampus bila memang diharapkan contohnya berlokasi di BHTV ataupun pada wilayah industri eksklusif yang memiliki fasilitas penelitian ataupun pengembangan yang lebih lengkap. 

2. Mengoptimalkan perkembangan teknologi warta pada sistem perkuliahan, penyebaran fakta, komunikasi, kerjasama antar disiplin ilmu maupun dalam pengambilan keputusan 

Kemajuan pengembangan dan pemanfaatan ilmu dan teknologi informasi adalah kondisi mutlak yang harus dilakukan oleh ITB bila ingin mempertahankan maupun menaikkan reputasinya menjadi perguruan tinggi ilmu dan teknologi yg terkemuka. Sasaran primer pada pengembangan ini dilakukan dalam 3 cara:
Membangun program pendidikan bertaraf internasional dalam bidang teknologi dan kabar. Pencapaian taraf internasional dilakukan menggunakan menaruh dasar-dasar ilmu teknologi dan informasi dalam tingkat sarjana, inovasi menggunakan pemanfaatan ilmu teknologi serta fakta pada taraf master maupun doktor. 
Membentuk acara antar disiplin ilmu menggunakan memanfaatkan ilmu dan teknologi keterangan. Perkembangan ilmu serta teknologi berita sanggup dimanfaatkan pada pengembangan kemajuan banyak sekali disiplin ilmu. Tantangan yang fundamental merupakan menciptakan contoh yang tepat pada membentuk jembatan antara ilmu dan teknologi berita menggunakan berbagai disiplin ilmu yg lainnya. Kreativitas sangat diperlukan buat menemukan terobosan pada pemanfaatan ilmu serta teknologi informasi tadi contohnya pada pengembangan ilmu bioinformatika yang merupakan ilmu baru menjadi hasil gugusan dari ilmu hayati, kimia, matematik dan informatika. 
Sebagai pemimpin dalam kemajuan ilmu serta teknologi kabar pada Asia Tenggara menggunakan aktif berperan pada pengembangan BHTV (Bandung High Tech Valley). Bandung High Technology Valley (BHTV) adalah sebuah program Departemen Perindustrian dan Perdagangan buat menaikkan ekspor elektro Indonesia menurut sekitar USD 4 milyar pertahun dalam tahun 2000 ini sebagai USD 30 milyar pertahun pada tahun 2010. Lokasi BHTV di area daerah Bandung adalah tempat yang ideal di mana ITB bisa merogoh peranan yang besar pada kerjasama antara perguruan tinggi serta global industri. 

3. Mengembangkan program pendidikan sarjana teknik dan sains berdasarkan berbagai universitas/politeknik wilayah 

Era perdagangan bebas pada tahun 2020 akan mengakibatkan tiap negara ataupun daerah menaikkan daya saingnya. Perkembangan sistem pemerintahan yg memberikan swatantra lebih luas ke wilayah akan mendorong ke arah peningkatan kebutuhan energi daerah yang memiliki latar belakang pendidikan teknik serta sains. Kebutuhan ini akan mampu dipenuhi menggunakan lebih gampang bila pendidikan ini dilakukan di wilayah yg bersangkutan disesuaikan menggunakan kebutuhan serta ciri sumber daya ekonomi yg mampu dimanfaatkan buat menggerakkan pembangunan.

Dengan pengalamannya menjadi perguruan tinggi teknik terkemuka di Indonesia, ITB sanggup membantu daerah pada bentuk:

a. Membangun lembaga pendidikan baru
Dalam jenis donasi ini, ITB akan terlibat secara penuh dalam semua kegiatan yang dimulai berdasarkan studi kelayakan, pemilihan lokasi, disain, konstruksi, pembangunan laboratorium, perekrutan staf guru, pengawasan serta meletakkan landasan kerjasama forum pendidikan dengan pihak industri. Institusi yg baru ini harus memiliki perencanaan yg strategis hingga mencapai level yang tinggi dalam hal kualitas menjadi lembagai pendidikan sains serta teknik. Pada ketika level ini tercapai, ITB melepaskan kiprah aktifnya.

b. Mendirikan acara teknik baru
ITB berperan dalam mensupervisi eksistensi program teknik baru dalam bentuk pemanfaatan kurikulum di ITB maupun bahan kuliah.

c. Program donasi staf pengajar
Beberapa bantuan yang bisa dilakukan merupakan : dosen ITB mengajar pada universitas yang bersangkutan, dosen mengambil pendidikan lanjut di ITB maupun training staf guru. 

Dengan kemajuan dalam teknologi kabar serta telekomunikasi, donasi akan berjalan lebih intensif contohnya para mahasiswa berdasarkan daerah sanggup mendown load bahan kuliah maupun hubungan menggunakan sesama mahasiswa dan dosen di ITB. Kerjasama ini bisa semakin tinggi lebih lanjut pada bidang riset juga pertukaran informasi teknologi.

4. Mengembangkan diri menjadi agen-agen pertumbuhan ekonomi nasional
Dengan kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi yang ada, bangsa Indonesia khususnya sivitas akademika ITB memiliki kesempatan emas menjadi agen-agen pertumbuhan ekonomi nasional. Perkembangan & penelitian Ilmu-Pengetahuan nir lagi ber-urut sederhana menjadi suatu garis lurus, tetapi justru pribadi merampungkan poly persoalan-problem yang komplex, yang melalui, memotong, serta/atau melompat lintas batas-batas banyak sekali disiplin-disiplin Ilmu sekaligus. Dengan masuknya masyarakat Global ke zamam Knowledge-Age, warga global berada dalam keadaan lebih berdasarkan berkecukupan (abundance) menggunakan inovasi-inovasi baru dalam bidang disiplin ilmu-Elektronik, ilmu-Biotek, ilmu-Biomed dan disiplin-disiplin ilmu lainnya.

Dengan berlimpahnya ketersediaan liputan ini, ITB sanggup lebih intensif pada memilih inkubator bisnis yg sempurna diterapkan di Indonesia. Prioritas hendaknya dilakukan menggunakan memanfaatkan teknologi yg mampu memanfaatkan potensi-potensi keunggulan yang dimiliki bangsa Indonesia sekaligus terciptanya kreativitas untuk membentuk terobosan yang memiliki daya saing dalam global bisnis.untuk penyediaan tenaga kerja dilakukan dengan merekrut mahasiswa yg sudah menuntaskan termin sarjana muda.

5. Pusat Studi Antar Disiplin Ilmu Pengetahuan di Indonesia pada rangka pemanfaatan secara optimal sumber daya alam Indonesia

Tidak semua perkembangan yg pesat pada kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi sanggup dirasakan atau dimanfaatkan pada negara-negara berkembang. ITB perlu menciptakan suatu lembaga independen serta nir-keuntungan yg memantau perkembangan yg terjadi secara terus menerus. Lembaga ini berfungsi sebagai badan kabar serta studi dan memberikan masukan baik ke kampus (internal) maupun pada tingkat pemerintahan (eksternal). Sebagai badan informasi, lembaga ini mendata dan memperbaharui setiap kabar dari berbagai penjuru global yang berkaitan menggunakan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi.

Dalam kegiatan eksernal, lembaga ini bekerja sama dengan pemerintah juga berbagai lembaga penelitian dalam melakukan penelitian literatur mengenai ketahanan pangan serta pengembangan tenaga alternatif secara komprehensif sebagai konsekuensi menurut bergantinya posisi Indonesia menjadi total oil importer pada tahun 2020. Prioritas utama jua diletakkan pada penelitian dan pelaksanaan pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia dan efek perkembangan ilmu serta teknologi terutama nanoteknologi serta bioteknologi terhadap industri berbasis sumber daya alam Indonesia. Target dari lembaga ini adalah dihasilkan kebijakan-kebijakan yang bermuara pada peningkatan daya saing bangsa Indonesia pada menghadapi perkembangan rakyat global di tahun 2020.

ILMU DAN TEORI PENGETAHUAN

Ilmu Dan Teori Pengetahuan
1. Tentang Ilmu
Pada prinsipnya ilmu adalah usaha buat mengorganisir serta mensitematisasikan sesuatu. Sesuatu tadi bisa diperoleh dari pengalaman serta pengamatan pada kehidupan sehari-hari. Tetapi sesuatu itu dilanjutkan dengan pemikiran secara cermat serta teliti menggunakan menggunakan aneka macam metode.

Ilmu dapat adalah suatu metode berfikir secara objektif (objective thinking) yg bertujuan buat mendeskripsikan atau memberi makna terhadap global faktual. Hal ini diperoleh melalui proses observasi, eksperimen, dan penjabaran. Sementara analisisnya adalah hal yg objektif dengan menyampingkan unsur pribadi, mengedepankan pemikiran nalar, serta bersikap netral (nir dipengaruhi sang kedirian atau subjektif). 

Pada hakekatnya, ilmu merupakan milik insan secara komprehensif sebagai lukisan atau warta yang lengkap dan konsisten tentang hal-hal yang dipelajarinya dalam ruang dan ketika sejauh jangkauan nalar dan yg dapat diamati pribadi sang panca indera insan. 

Perlu dipahami bahwa ilmu adalah deretan pengetahuan, tetapi bukan kebalikannya, kumpulan ilmu merupakan pengetahuan. Kumpulan pengetahuan supaya bisa dikatakan ilmu harus memenuhi kondisi-kondisi tertentu. Syarat-kondisi yg dimaksudkan merupakan objek material serta objek formal. Setiap bidang ilmu, baik itu khusus maupun filsafat wajib memenuhi kedua objek itu.

Ilmu merupakan suatu bentuk aktiva yg dengan melakukannya umat manusia memperoleh sesuatu yg lebih lengkap serta lebih cermat tentang alam di masa lampau, kini dan kemudian, serta suatu kemampuan yang semakin tinggi buat menyesuaikan dirinya dengan kehidupan. 

Ø Pengertian Ilmu
Dalam upaya memperoleh pemahaman mengenai ilmu serta teori komunikasi, maka pada awal pembahasan yg perlu dipahami bersama merupakan pemahaman tentang apa itu ilmu secara umum. Pasalnya, banyak sekali pengertian yang mampu dikemukakan mengenai ilmu. 

Menurut Mulyadhi Kartanegara, ilmu adalah any organized knowledge atau sekumpulan pengetahuan. Ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda, terutama sebelum abad ke-19. Namun, setelah itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau inderawi, sedangkan ilmu melampauinya pada bidang-bidang non fisik, seperti metafisika. 

Adapun arti atau definisi ilmu yg terdapat dalam kamus Bahasa Indonesia merupakan : “Suatu pengetahuan tentang suatu bidang yg disusun secara bersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan buat memperlihatkan gejala-tanda-tanda tertentu,” (Admojo, 1998).

Sementara itu, buat lebih jelasnya tentang pengertian dan definisi dari ilmu tersebut, berikut adalah sejumlah definisi ilmu dari para pakar pada antaranya :

”Ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yg dari dari pengamatan, studi serta percobaan buat menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji,” 

Ashley Montagu,
“Ilmu merupakan pengetahuan yg teratur tentang pekerjaan aturan kausal dalam suatu golongan masalah yg sama tabiatnya, maupun berdasarkan kedudukannya tampak menurut luar, juga menurut bangunannya berdasarkan dalam,”

Mohammad Hatta,
”Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang disistemasikan serta suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap semua global empiris yaitu global yg terikat oleh faktor ruang dan saat, global yang dalam prinsipnya bisa diamati sang panca indera insan,

Harsojo, 
”Ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif serta konsisten tentang liputan pengalaman dengan kata yang sederhana,”

Karl Pearson,
”Ilmu adalah pengetahuan insan tentang alam, masyarakat dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, katagori serta aturan-hukum, yang ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis,”

Afanasyef,
“Ilmu merupakan sesuatu yang empiris, rasional, generik dan sistematik, serta ke empatnya serentak,”

Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag,
Dari sejumlah pengertian pada atas bisa disimpulkan bahwa ilmu pada dasarnya, pengetahuan tentang sesuatu hal atau kenyataan, baik yg menyangkut alam atau sosial yg diperoleh insan melalui proses berfikir. 

Itu adalah bahwa setiap ilmu merupakan pengetahun mengenai sesuatu yang menjadi objek kajian menurut ilmu terkait. Selain itu, pengertian ilmu jua identik menggunakan global ilmiah, karena itu ilmu menandakan 3 karakteristik, di antaranya :
1. Ilmu harus merupakan suatu pengetahuan yg didasarkan pada akal.
2. Ilmu harus terorganisasikan secara sistematis.
3. Ilmu harus berlaku umum.

Ø Dasar Ilmu 
Rasa ingin tahu tentang insiden-insiden yg terjadi di alam sekitarnya dapat bersifat sederhana dan juga dapat bersifat kompleks. Rasa ingin memahami yg bersifat sederhana didasari dengan rasa ingin tahu mengenai apa (ontologi), sedangkan rasa ingin memahami yg bersifat kompleks mencakup bagaimana peristiwa tersebut bisa terjadi serta mengapa peristiwa itu terjadi (epistemologi), serta buat apa peristiwa tersebut dipelajari (aksiologi). 

Ke tiga landasan tadi yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi merupakan karakteristik khusus pada penyusunan suatu ilmu. Ketiga landasan ini saling terkait satu sama lain dan tidak sanggup dipisahkan antara satu menggunakan lainnya. Berbagai usaha untuk dapat mencapai atau memecahkan peristiwa yg terjadi di alam atau lingkungan sekitarnya.

Adapun dasar ontologi ilmu meliputi seluruh aspek kehidupan yg bisa diuji oleh panca indera manusia. Jadi, masih dalam jangkauan pengalaman insan atau bersifat realitas. Adapun objek empiris bisa berupa objek material misalnya wangsit-ide, nilai-nilai, tumbuhan, hewan, batu-batuan dan insan itu sendiri. 

Ontologi adalah salah satu objek lapangan penelitian kefilsafatan yang paling kuno. Untuk memberi arti tentang suatu objek ilmu, Supriyanto (2003) mengemukakan terdapat dua (2) perkiraan yang perlu diperhatikan, yakni :
  • Asumsi pertama, adalah suatu objek mampu dikelompokkan dari kesamaan bentuk, sifat (substansi), struktur atau komparasi dan kuantitatif perkiraan. 
  • Asumsi kedua, merupakan kelestarian nisbi ialah ilmu nir mengalami perubahan pada periode tertentu (dalam waktu singkat). Asumsi ketiga yaitu determinasi merupakan ilmu menganut pola eksklusif atau nir terjadi secara kebetulan. 
Sementara epistemologi atau teori pengetahuan adalah cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan ruang lingkup pengetahuan, pengandaian-pengandaian dan dasar-dasarnya serta pertanggung jawaban atas sejumlah besar pertanyaan mengenai pengetahuan yang dimiliki. 

Sebagian ciri yg patut menerima perhatian dalam epistemologi perkembangan ilmu pada masa terkini merupakan munculnya pandangan baru tentang ilmu pengetahuan. Pandangan itu adalah kritik terhadap pandangan Aristoteles, yaitu bahwa ilmu pengetahuan paripurna tidak boleh mencari laba , tetapi harus bersikap kontemplatif, diganti dengan pandangan bahwa ilmu pengetahuan justru harus mencari laba , adalah digunakan buat memperkuat kemampuan insan di bumi ini (Bakhtiar, 2005).

Sedangkan dasar aksiologi berarti sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yg diperoleh, seberapa akbar sumbangan ilmu bagi kebutuhan umat insan. Dasar aksiologi ini merupakan sesuatu yang paling krusial bagi insan karena dengan ilmu segala keperluan dan kebutuhan insan menjadi terpenuhi secara lebih cepat serta lebih gampang. 

Berdasarkan aksiologi, ilmu terlihat kentara bahwa pertarungan yg utama merupakan mengenai nilai. Nilai yg dimaksud merupakan sesuatu yang dimiliki insan buat melakukan aneka macam pertimbangan mengenai apa yang dievaluasi.

Teori tentang nilai ini dalam filsafat mengacu pada konflik etika dan estetika. Etika mengandung 2 arti yaitu formasi pengetahuan tentang evaluasi terhadap perbuatan insan dan adalah suatu predikat yg dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan atau manusia-manusia lainnya. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai mengenai pengalaman keindahan yang dimiliki sang insan terhadap lingkungan dan fenomena disekelilingnya.

Ø Prosedur Pencarian Ilmu
Salah satu ciri khas ilmu pengetahuan adalah sebagai suatu aktivitas, yaitu sebagai suatu kegiatan yg dilakukan secara sadar oleh insan. Ilmu menganut pola tertentu serta nir terjadi secara kebetulan. Ilmu nir saja melibatkan kegiatan tunggal, melainkan suatu rangkaian aktivitas, sehingga dengan demikian adalah suatu proses. 

Proses pada rangkaian aktivitas ini bersifat intelektual, serta mengarah dalam tujuan-tujuan eksklusif. Disamping ilmu menjadi kegiatan, pula menjadi suatu produk. Dalam hal ini ilmu dapat diartikan sebagai formasi pengetahuan yang merupakan hasil berpikir manusia. 

Kedua ciri dasar ilmu yaitu wujud aktivitas insan serta output aktivitas tadi, adalah sisi yang nir terpisahkan menurut karakteristik ketiga yang dimiliki ilmu yaitu menjadi suatu metode. Metode ilmiah merupakan suatu mekanisme yang mencakup banyak sekali tindakan pikiran, pola kerja, cara teknis, dan tata langkah buat memperoleh pengetahuan baru atau menyebarkan pengetahuan yg sudah terdapat. 

Perkembangan ilmu sekarang ini dilakukan pada wujud eksperimen. Menurut Tjahyadi (2005) eksperimentasi ilmu kealaman bisa menjangkau objek potensi-potensi alam yang semula sulit diamati. Pada umumnya metodologi yg digunakan pada ilmu kealaman dianggap daur-empirik. Hal ini menerangkan pada 2 hal yang utama, yaitu daur yang mengandaikan adanya suatu kegiatan yang dilaksanakan berulang-ulang, serta empirik memberitahuakn dalam sifat bahan yg diselidiki, yaitu hal-hal yg dalam tingkatan pertama dapat diregistrasi secara indrawi. 

Dikemukakan Soeprapto (2003) metode siklus-empirik mencakup 5 (lima) tahapan yg dianggap observasi, induksi, konklusi, eksperimen, dan evaluasi. Sifat ilmiahnya terletak pada kelangsungan proses yang runut menurut segenap tahapan mekanisme ilmiah tersebut, meskipun dalam prakteknya tahap-termin kerja tadi sering kali dilakukan secara bersamaan. 

Ø Dimensi Ilmu
Ilmu pada usahanya buat menyingkap rahasia-misteri alam haruslah mengetahui asumsi-anggapan kefilsafatan mengenai alam tadi. Penegasan ilmu diletakkan dalam tolok ukur berdasarkan sisi atau dimensi fenomenal dan dimensi struktural. 

§ Dimensi Fenomenal
Dalam dimensi fenomenal, ilmu menampakkan diri dalam hal-hal berikut :
1. Masyarakat yaitu suatu rakyat yang elit yg pada hidup kesehariannya sangat konsern dalam kaidah-kaidah universaI, komunalisme, disinterestedness, serta skeptisme yg terarah serta teratur.
2. Proses yaitu olah krida aktivitas masyarakat elit yang dilakukan melalui refleksi, kontemplasi, imajinasi, observasi, eksperimentasi, komparasi, dan sebagainya tidak pernah mengenal titik henti buat mencari dan menemukan kebenaran ilmiah.
3. Produk yaitu output berdasarkan aktivitas tadi berupa dalil-dalil, teori, dan kerangka berpikir-paradigma bersama output penerapannya, baik yang bersifat fisik, juga non fisik. 

§ Dimensi Struktural
Dalam dimensi struktural, ilmu tersusun atas komponen-komponen menjadi berikut :
1. Objek target yang ingin diketahui.
2. Objek target terus menerus dipertanyakan tanpa mengenal titik henti.
3. Ada alasan serta dengan sarana serta cara eksklusif objek target tadi terus menerus dipertanyakan.
4. Temuan-temuan yg diperoleh selangkah demi selangkah disusun pulang dalam satu kesatuan sistem.

Sementara itu, ilmu bisa dikelompokkan menjadi tiga yaitu Ilmu Pengetahuan Abstrak, Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Humanis. Secara rinci misalnya skema di bawah ini :

Berdasarkan skema pada atas terlihat bahwa ilmu melingkupi tiga bidang pokok yaitu ilmu pengetahuan tak berbentuk, ilmu pengetahuan alam serta ilmu pengetahuan humanis. 

Ilmu pengetahuan tak berbentuk meliputi metafisika, akal, dan matematika. Ilmu pengetahuan alam mencakup Fisika, kimia, biologi, kedokteran, geografi, dan lain sebagainya. Ilmu pengetahuan humanis mencakup psikologi, sosiologi, antropologi, hukum serta lain sebagainya.

2.  Tentang Pengetahuan
Secara etimologi pengetahuan dari dari istilah pada bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa difinisi pengetahuan merupakan kepercayaan yg sahih (knowledge is justified true belief). 

Sedangkan secara terminologi, pengetahuan terdiri atas sejumlah definisi, pada antaranya :
1. Pengetahuan merupakan apa yang diketahui atau output pekerjaan tahu. Pekerjaan memahami tersebut merupakan hasil berdasarkan kenal, sadar, insaf, mengerti dan pintar. Pengetahuan itu merupakan semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian pengetahuan adalah output proses berdasarkan usaha manusia buat tahu. 

2. Pengetahuan merupakan proses kehidupan yg diketahui manusia secara eksklusif berdasarkan kesadarannya sendiri. Dalam hal ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui (objek) pada dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sebagai akibatnya yang mengetahui itu menyusun yg diketahui pada dirinya sendiri pada kesatuan aktif.

3. Pengetahuan merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu objek tertentu, termasuk didalamnya ilmu, seni dan kepercayaan . Pengetahuan ini adalah khasanah kekayaan mental yang secara pribadi dan tidak eksklusif memperkaya kehidupan manusia. 

Pada dasarnya pengetahuan adalah output tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia buat memahami suatu objek eksklusif. Pengetahuan bisa berwujud barang-barang, baik lewat alat maupun lewat logika, dapat juga objek yg dipahami berbentuk ideal, atau yang bersangkutan dengan kasus kejiwaan.

Pengetahuan merupakan holistik pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai metafisik juga fisik, juga merupakan berita berupa common sense, tanpa metode dan mekanisme tertentu, tetapi berakar dalam istiadat serta tradisi yg sebagai kebiasaan serta dilakukan secara pengulangan-pengulangan. 

Dengan demikian, maka landasan berdasarkan pengetahuan tersebut sebagai kurang bertenaga sebagai akibatnya cenderung kabur serta samar-samar. Menurut Supriyanto (2003) pengetahuan tidak teruji karena konklusi ditarik dari asumsi yg nir teruji lebih dahulu. Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error dan dari pengalaman belaka. 

Adapun ruang Lingkup pengetahuan secara ontologi, epistomologi serta aksiologi tadi ada tiga (3) jenis, yaitu Ilmu, Agama serta Seni, misalnya yang tergambar pada skema di bawah ini :


Ø Jenis Pengetahuan
Menurut Crose (pada Paryati Sudarman, 2008) pengetahuan setidaknya dapat dibagi ke dalam 2 jenis utama, yaitu, 1) Pengetahuan logis; dan 2) Pengetahuan intuitif. 

1. Pengetahuan Logis
Merupakan pengetahuan yang berhubungan dengan sesuatu hal yg secara logis dapat diulang (scientific object). Contohnya, secara logis bola itu bundar , maka dimana pun bola itu dibentuk, akan tetap diulang-ulang dalam bentuk bulat. Asumsinya, bila nir bulat, maka itu bukan bola.

2. Pengetahuan intuitif 
Merupakan pengetahuan yang berkaitan dengan sesuatu hal yang unik dan bersifat individual (aesthetic object). Pada bidang-bidang seni termasuk menulis, pengetahuan intuitif sangat berperan. Pengetahuan intuitif sulit buat dijelaskan secara akal, lantaran memang sifatnya yang personal. Sebagai akibat dari pengetahuan intuitif terutama dalam bidang seni, berkaitan erat menggunakan estetika (estetis) yang tidak bisa dikonseptualkan, melainkan bersifat segera dan pribadi dapat dirasakan. Pengetahuan yang berkaitan dengan intuitif, biasanya berkaitan menggunakan pengalaman dan refleksi diri. Sedangkan estetis umumnya berkaitan menggunakan pengalaman. Dengan demikian, masing-masing menurut individu memiliki pengetahuan intuitif yang bhineka, sebagai akibatnya akan menghasilkan karya yg bhineka pula.

3. Tentang Ilmu Pengetahuan
Pada awalnya yg pertama muncul merupakan filsafat serta ilmu-ilmu khusus merupakan bagian dari filsafat. Sehingga dikatakan bahwa filsafat merupakan induk atau ibu menurut seluruh ilmu (mater scientiarum). Lantaran objek material filsafat bersifat generik yaitu seluruh kenyataan, ad interim ilmu-ilmu membutuhkan objek spesifik, maka hal ini menyebabkan berpisahnya ilmu berdasarkan filsafat. 

Meskipun dalam perkembangannya masing-masing ilmu memisahkan diri menurut filsafat, ini tidak berarti hubungan filsafat dengan ilmu-ilmu spesifik sebagai terputus. Dengan karakteristik kekhususan yg dimiliki setiap ilmu, hal ini mengakibatkan batas-batas yang tegas di antara masing-masing ilmu. 

Dengan kata lain, tidak ada bidang pengetahuan yang menjadi penghubung ilmu-ilmu yang terpisah. Di sinilah filsafat berusaha buat menyatu padukan masing-masing ilmu. Dengan demikian, maka filsafat merupakan mengatasi spesialisasi serta merumuskan suatu pandangan hidup yang didasarkan atas pengalaman kemanusian yang luas. 

Lagipula, terdapat hubungan timbal pulang antara ilmu dengan filsafat. Banyak masalah filsafat yang memerlukan landasan pada pengetahuan ilmiah bila pembahasannya nir ingin dikatakan dangkal dan keliru. Ilmu dewasa ini dapat menyediakan bagi filsafat sejumlah besar bahan yang berupa liputan-fakta yg sangat krusial bagi perkembangan ilham-inspirasi filsafati yang tepat sehingga sejalan menggunakan pengetahuan ilmiah (Siswomihardjo, 2003).

Dalam perkembangan selanjutnya, filsafat nir saja dilihat sebagai induk atau asal menurut segala sumber ilmu, tetapi telah merupakan bagian dari ilmu itu sendiri, yang jua mengalami proses spesialisasi. 

Dalam taraf peralihan inilah maka filsafat nir meliputi keseluruhan, namun sudah menjadi sektoral. Contohnya filsafat agama, filsafat hukum, serta filsafat ilmu, merupakan bagian berdasarkan perkembangan filsafat yang telah menjadi sektoral dan terkotak pada satu bidang eksklusif. 

Dalam konteks inilah maka kemudian ilmu menjadi kajian filsafat sangat relevan buat dikaji serta didalami secara lebih komprehensif (Bakhtiar, 2005).

Ø Pengertian Ilmu Pengetahuan
Membicarakan masalah ilmu pengetahuan bersama definisinya ternyata nir semudah menggunakan yang diperkirakan. Adanya banyak sekali definisi mengenai ilmu pengetahuan ternyata belum bisa menolong buat tahu hakikat ilmu pengetahuan itu. Sekarang orang lebih berkepentingan menggunakan mengadakan penggolongan (klasifikasi) sehingga garis demarkasi antara (cabang) ilmu yang satu menggunakan yang lainnya menjadi lebih diperhatikan. 

Berdasarkan definisi pada atas terlihat jelas ada hal prinsip yg berbeda antara ilmu dengan pengetahuan. Seperti yg dikemukakan sebelumnya, pengetahuan merupakan holistik pengetahuan yg belum tersusun, baik mengenai matafisik juga fisik. Adapun pembuktian kebenarannya dari penalaran nalar atau rasional atau memakai akal deduktif. Premis dan proposisi sebelumnya sebagai acuan berpikir rasionalisme. Kelemahan logika deduktif ini seringkali pengetahuan yg diperoleh tidak sesuai dengan warta. 

Jika dianalogikan, ilmu misalnya sapu lidi, yakni sebagian lidi yg sudah diraut dan dipotong ujung dan pangkalnya kemudian diikat, sehingga sebagai sapu lidi. Sedangkan pengetahuan adalah lidi-lidi yg masih berserakan di pohon kelapa, pada pasar, dan tempat lainnya yg belum tersusun menggunakan baik. 

Ø Objek Ilmu Pengetahuan 
Kumpulan pengetahuan supaya bisa dikatakan ilmu wajib memenuhi kondisi-kondisi tertentu. Syarat-syarat yg dimaksudkan merupakan objek material dan formal. Setiap bidang ilmu, baik itu khusus atau filsafat wajib memenuhi kedua objek itu.

Objek material merupakan sesuatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran (Gegenstand), sesuatu hal yang diselidiki atau sesuatu hal yang dipelajari. Objek material meliputi hal konkrit contohnya manusia, tanaman , bebatuan, tanah, ataupun hal-hal yg tak berbentuk seperti ide-wangsit, nilai-nilai, dan kerohanian. 

Objek formal merupakan cara memandang, meninjau yang dilakukan peneliti terhadap objek materialnya dan prinsip yang digunakannya. Objek formal dari suatu ilmu nir hanya memberi keutuhan suatu ilmu, tapi dalam saat yang sama membedakannya berdasarkan bidang lain. Satu objek material mampu ditinjau menurut berbagai sudut pandang sebagai akibatnya mengakibatkan ilmu yang tidak sama (Mudhofir, 2005). 

Ø Sumber Ilmu Pengetahuan
Dikemukakan Paryati Sudarman (2008) dalam bukunya ”Menulis di Media Massa”, pada ajaran Islam, ilmu pengetahuan bisa diperoleh dari berbagai asal, pada antaranya :

1. Lnsting (Gharizah)
Ilmu pengetahuan yg dimiliki insan sejak lahir. Ilmu pengetahuan ini adalah bekal kehidupan yang diberikan eksklusif menurut Allah. Menurut Prof. Haidar Putra, pengetahuan jenis ini nir perlu diajarkan, setiap orang secara instinktif sudah memilikinya (Haidar Putra, 2007:187). Seperti menyukai versus jenis/cinta kasih, rasa haus, serta lain-lain.

2. Indra
Ilmu pengetahuan yang kita peroleh menurut panca indra kita. Seperti berdasarkan penglihatan, penciuman, perabaan, dan indra lainnya, merupakan bagian berdasarkan asal pengetahuan. AI-Qur'an menyuruh insan buat mempergunakan indranya.

3. Akal
Bagian terpenting dalam proses berpikir. Para inovator menemukan berbagai ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kesejahteraan umat insan karena berpikir, memakai akalnya. Menurut Haidar Putra, para filosof memakai nalar dengan tinggi-tingginya, sehingga sampai ke taraf akal mustafad. Akal mustafad adalah tingkatan nalar tertinggi yang dimiliki oleh seorang setelah tingkatan akal potensial serta aktual.

4. Pengalaman
Setiap orang memiliki pengalaman yg bhineka, serta setiap orang mempunyai pengalaman yang unik dan menarik. Semua itu bisa diungkapkan serta ditulis buat memenuhi kebutuhan media massa.

5. Intuitif
Pengetahuan yang kita peroleh tanpa penalaran. Jujun Suriasumantri mendeskripsikan seseorang yg sedang terpusat pemikirannya pada suatu perkara tiba-tiba saja menemukanjawaban atas perseteruan tadi tanpa melalui proses berpikir yg berliku-liku, datang-tiba saja dia hingga pada situ (Suriasumantri, 1982:53).

6. Qalbu
Pangkal dari segala rasa. Para pemikir Islam dan para Sufi, banyak mempergunakan qolbunya buat mendekatkan diri kepada Tuhan, sehingga menerima ilmu. Metodenya umumnya dengan membersihkan hati dari berbagai macam rasa yang tercela, sebagai akibatnya hati peka, dan mudah tahu serta memecahkan banyak sekali masalah.

7. Wahyu
Merupakan ajaran nabi yg bersumber berdasarkan Al-Qur'an dan Al-Hadits. Dalam Wahyu tadi, tersimpan banyak sekali liputan, baik berupa perintah, embargo/ tamsil, serta lain lain, yang berguna bagi kehidupan umat insan.

8. Mimpi 
Sebagian rasul mendapatkan wahyu menurut mimpi. Seperti Nabi Ibrahim waktu mendapat perintah buat mengorbankan anaknya. Para Rasul dan orang sadiqin, mempunyai mimpi yang sahih (Ar-Rii'ya Ash-Shadiqah), yang bisa dijadikan sebagai asal ilmu pengetahuan.

Ø Syarat Ilmu Pengetahuan
Pada umumnya ilmu pengetahuan mempunyai 4 (empat) syarat yang absolut, pada antaranya, 1) objektif; dua) sistematis; 3) universal; dan 4) metodologis. 

1. Objektif
Syarat yg pertama ini mengandung arti bahwa ilmu pengetahuan memiliki objek tertentu. Misalnya objek ilmu komunikasi, secara formal objek ilmu komunikasi merupakan pernyataan antarmanusia, sedangkan objek materialnya merupakan insan serta kehidupannya.

2. Sistematis
Artinya bahwa pengetahuan adalah sesuatu yg dapat kita sistemkan sehingga menjadi satu kesatuan yg tak terpisahkan. Misalnya pengetahuan tentang insan, insan terdiri atas jiwa dan raga. Raga insan terdiri atas tulang, daging, otot, darah serta organ-organ lainnya, yang mana masing-masing organ tersebut satu sama lain tak mampu terpisahkan. Jika keliru satu terpisahkan dari sistem yg dimaksud maka pengetahuan kita pun berubah. Misalnya jika seorang telah tidak bernyawa lagi atau mangkat , maka pengetahuan menyebutnya bukan lagi sebagai insan namun berubah sebagai mayat.

3. Universal
Artinya ilmu pengetahuan bersifat umum, diterima secara universal. Misalnya semua orang setuju bahwa garam cita rasanya asin, gula cita rasanya cantik, matahari terbit menurut arah timur dan karam di arah barat. Apabila garam cita rasanya cantik, gula cita rasanya asin, tentu secara umum hal ini ditolak dan ini bukanlah suatu pengetahuan yang sahih, melainkan kesalahan berpikir lantaran bertentangan dengan kesepakatan umum.

4. Metodologis
Artinya bahwa ilmu pengetahuan diperoleh menggunakan menggunakan metode atau cara-cara eksklusif. Misalnya untuk memperoleh pengetahuan mengenai komunikasi, secara bahasa, komunikasi asal menurut bahasa Inggris, communication, yang bersumber dari bahasa Latin "communis", yg artinya sama. Sama di sini adalah sama makna. Jadi, sesuatu dapat dikatakan komunikasi bila di antara pelaku komunikasi (baik penyampai pesan maupun penerima pesan) terjadi persamaan makna tentang sesuatu hal yg disampaikannya.

Ø Cara Memeroleh Ilmu Pengetahuan
Untuk memperoleh ilmu pengetahuan biasanya terdapat beberapa cara yg sanggup kita lakukan. Pada umumnya ilmu pengetahuan kita peroleh melalui pendidikan. Baik pendidikan formal, informal juga pendidikan nonformal. 

Pendidikan formal yaitu pendidikan yg diselenggarakan oleh forum pendidikan secara formal. Seperti pendidikan yg pernah kita lalui dari bangku taman kanak-kanak, sekolah dasar bahkan hingga perguruan tinggi. Pendidikan nonformal yaitu pendidikan yg kita peroleh di luar pendidikan formal. Seperti pendidikan yg diperoleh menurut lingkungan famili, menurut pergaulan di rakyat, dan yang krusial merupakan dari membaca atau iqra’. 

Kata Iqra' (bacalah) nir akan diletakkan pada awal kalimat perintah-Nya bila makna yg dikandungnya nir sedemikian krusial. Ada 2 jenis membaca pada hal ini, yakni membaca secara tekstual dan membaca secara kontekstual. 

Membaca tekstual merupakan membaca menurut buku-buku atau referensi-referensi lain yg sudah ditulis oleh orang lain. Leo Fay (1980), seseorang peneliti dan pakar pendidikan yang pula mantan Presiden Internasional Reading Association, berkata "read is prossess a power for transcending whatever physical power human can master". 

Sedangkan yg dimaksud dengan membaca kontekstual adalah membaca yg berkaitan dengan membaca situasi, syarat, keadaan atau kenyataan-fenomena apa saja yg terjadi pada lebih kurang lingkungan atau kehidupan. 

Ø Perbedaan Ilmu dan Pengetahuan
Perbedaan yang paling signifikan antara ilmu menggunakan pengetahuan adalah pengetahuan diartikan hanyalah sekadar “tahu”, yaitu hasil memahami berdasarkan bisnis insan buat menjawab pertanyaan “what”, contohnya apa tanah, apa bahari, apa air, dan sebagainya. Sedangkan ilmu bukan hanya sekadar dapat menjawab “apa” tetapi akan dapat menjawab “mengapa” dan “bagaimana” (why serta how). Misalnya mengapa laut lebih luas berdasarkan daratan, atau mengapa gunung bisa meletus, serta sebagainya.

Berdasarkan warta di atas terlihat kentara terdapat hal prinsip yg tidak selaras antara ilmu menggunakan pengetahuan. Pengetahuan adalah holistik pengetahuan yg belum tersusun, baik mengenai metafisik maupun fisik. Pengetahuan juga dapat dikatakan, kabar yang berupa common sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme eksklusif. Pengetahuan berakar dalam adat serta tradisi yg sebagai norma serta pengulangan-pengulangan. 

Hal ini menerangkan, landasan pengetahuan kurang bertenaga cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik menurut perkiraan yang nir teruji lebih dahulu. Pencarian pengetahuan lebih cendrung trial and error serta berdasarkan pengalaman belaka (Supriyanto, 2003). 

Pembuktian kebenaran pengetahuan berdasarkan penalaran logika atau rasional atau menggunakan akal deduktif. Premis serta proposisi sebelumnya menjadi acuan berpikir rasionalisme. Kelemahan akal deduktif ini di antaranya, seringkali sekali pengetahuan yang diperoleh nir sinkron dengan fakta. 

Ø Komunikasi Sebagai Ilmu Pengetahuan
Dalam kaitannya menggunakan pemahaman ilmu pengetahuan pada atas, ilmu komunikasi sering menerima keraguan dalam eksistensi serta keeksistensiannya menjadi ilmu pada tengah kemajuan teknologi berita ketika ini. Hal ini mungkin salah satunya disebabkan perkembangan historis komunikasi menjadi sebuah ilmu melalui tahapan dimensi ketika yang terlalu jauh bila merujuk dalam pemahaman catatan sejarah perkembangan ilmu komunikasi pada daratan Amerika. 

Perkembangan komunikasi sebagai ilmu selalu dikaitkan dengan aktifitas retorika yg terjadi di zaman Yunani antik, sehingga menimbulkan pemahaman bagi pemikir-pemikir barat bahwa perkembangan komunikasi pada zaman itu mengalami masa kegelapan (dark ages) karena tidak berkembang di zaman Romawi antik. Dan baru mulai dicatat perkembangannya pada masa ditemukannya mesin cetak sang Guttenberg (1457). 

Sehingga masalah yg timbul adalah, rentang saat antara perkembangan ilmu komunikasi yg awalnya dikenal retorika dalam masa Yunani kuno, hingga dalam pencatatan sejarah komunikasi pada masa pemikiran tokoh-tokoh pada abad 19, sangat jauh. Sehingga mengakibatkan sejarah perkembangan ilmu komunikasi itu sendiri terputus kira-kira 1400 tahun. 

Padahal menurut catatan lain, sebenarnya aktifitas retorika yg dilakukan dalam jaman Yunani antik jua dilanjutkan perkembangan aktifitasnya dalam jaman pertengahan (masa persebaran kepercayaan ). Sehingga menyebabkan asumsi bahwa perkembangan komunikasi itu menjadi sebuah ilmu tidak pernah terputus, ialah tidak terdapat mata rantai sejarah yg hilang pada perkembangan komunikasi. 

Dengan demikian, jaman persebaran agama yg berlangsung antara rentang waktu tersebut (zaman pertengahan) menjadi bagian dari perkembangan ilmu komunikasi. Sehingga jaman pertengahan menjadi jembatan alur perkembangan komunikasi menurut zaman yunani kuno ke zaman renaissance, terbaru, serta kontemporer.

Pada awalnya, perkembangan komunikasi yg terjadi di jaman Romawi (sebagai perkembangan berdasarkan Yunani kuno sekitar tahun 500 SM-5 M) mengalami kendala, karena dalam masa itu Romawi mengalami masa kegelapan (dark ages). Padahal, masa kegelapan yg terjadi pada Eropa tadi merupakan sisi lain dari masa keemasan peradaban Islam, dimana pada masa itu perkembangan ilmu pengetahuan (termasuk aktifitas komunikasi) cukup signifikan. 

Selain itu, perkembangan komunikasi pula sangat maju pesat pada Cina yg sudah dimulai dalam tahun 550 SM. Memang, aktifitas komunkasi dalam bentuk retorika yg berlangsung pada Cina dan Islam ini lebih menekankan pada penyebaran ajaran dan keyakinan. Berbeda di Yunani dan Romawi yg lebih bersifat politis. 

Salah satu ajaran yg berkembang yaitu ajaran konfusiunisme di Cina. Kong hu Cu (bagian berdasarkan konfusianisme) lahir dalam sekitar 550 SM yg ajarannya telah berusia 2000 tahun. Konfusius mulai mengajarkan filsafat hidupnya waktu Cina masih terpecah-pecah. 

Dalam penyebarannya, komunikasi yang dilakukan sudah sangat maju sehabis ditemukannya kertas sang Ts’ai Lun (105 M). Namun, ketika dinasti Qin (215 SM-206 SM), kaisar Qin Shi Hung melarang ajaran Konfusianisme, sehingga banyak kitab -kitab yang dibakar. Tetapi, saat masa dinasti Han (206 SM-220 M), konfusianisme mulai mencapai masa emasnya kembali. 

Misalnya dengan didirikannya semacam Imperial University yg meninggalkan sejumlah buku ajaran konfusianisme, misalnya kitab Shi Ching (formasi lagu-lagu), Shu Ching (dokumen-dokumen), I Ching (kitab ahli ramalan), Ch’un Ch’iu (peristiwa krusial), dan Li Chi (upacara-upacara).

Konfusianisme ini berlangsung cukup lama sampai dalam masa jatuhnya dinasti Ching (1644-1911). Hal ini mengidentifikasikan bahwa adanya proses perkembangan komunikasi yg lebih condong pada penyebaran ajaran-ajaran konfusianisme pada Cina.

Aktifitas komunikasi dalam bentuk propaganda juga sudah ada pada jaman Isa Al-Masih. Isa yang dalam waktu itu ingin mengajarkan ajaran Allah Swt, menerima tantangan berdasarkan kaum Yahudi. Ia dipercaya figur yg sangat berbahaya serta membahayakan eksistensi bangsa Yahudi, sebagai akibatnya orang-orang Yahudi tersebut berusaha memancing kemarahan pihak penguasa Romawi yg waktu itu menguasai Palestina.

Akhirnya, usaha tersebut berhasil memengaruhi sikap politik penguasa Romawi yg dalam awalnya nir ikut campur pada keagamaan, sekarang berubah haluan menggunakan memerintahkan tentaranya untuk menangkap Isa As dan menghukumnya. 

Namun, catatan sejarah menampakan bahwa sebenarnya Isa As tidak mati terkutuk pada tiang salib, dia berhasil diselamatkan oleh Pilatus yang sudah berafiliasi dengan yusuf Aritmatea (Injil Yahya, 19:38). Setelah menerangkan bukti-bukti kepada muridnya bahwa beliau nir meninggal pada kayu salib (Injil Markus, 16:19-20), maka Al Masih tetapkan atas perintah Allah buat meninggalkan Palestina dan menjelajahi aneka macam negeri dimana berdiam suku-suku Israil yg hilang buat melanjutkan menyampaikan risalah-Nya (berdakwah) (buku Ester 3:6, 1:1, dua:6, dan II Raja-raja 15:29). 

Negeri terakhir dimana loka peristirahatan dia adalah Srinagar, India. Komunikasi pada bentuk ajaran dakwah yang dilakukan di jaman Isa ini terbukti menggunakan adanya penjelasan Dalai Lama (rahib Budhah Tibet) bahwa Isa merupakan salah satu orang kudus yg dihormati dalam ajaran Budha. Hal ini berkaitan erat dengan kepercayaan Budha yang mengungkapkan bahwa Baghawa Metteya (pengembara kulit bening; Isa Al Masih) pernah datang mengajarkan ajarannya di India. 

Selain itu, jua dengan diketemukannya scroll (gulungan yg jumlahnya 84.000 gulungan) yg isinya menceritakan aktifitas penyebaran ajaran Isa pada India. Bukti lain jua dengan ditemukannya kuburan Yus Asaf di Srinagar, Kashmir sang tim Jerman Barat yg merupakan kuburan nabi Isa yg mangkat dalam usia 120 tahun (Thre Tribune, Chandigarh, 11 Mei 1984).

Komunikasi pada dunia Islam pun sebenarnya sudah mengalami perkembangan yg cukup signifikan. Sama seperti fenomena komunikasi yang terjadi di jaman Isa Al Masih, komunikasi Islam pun lebih berorientasi dalam sistem dakwah yang berusaha membarui atau mempengaruhi alam pikiran seorang buat mengikuti syariat Islam.

Peradaban umat Islam dalam kaitannya menggunakan perkembangan komunikasi sudah mencatatkan sejarah yang cukup menakjubkan. Pada masa bani Umayah contohnya, sudah ditemukan suatu cara pengamatan astronomi pada abad 7 M, tepatnya 8 abad sebelum Galileo Galilei dan Copernicus menekuni ilmu mengenai perbintangan tersebut. 

Korelasi antara Timur dan Barat selama perang Salib (1100-1300 M) sangat penting bagi perkembangan komunikasi ilmu pengetahuan di daratan eropa, lantaran dalam saat ekspansi, jazirah Arab pada bawah kendali Islam sudah mengambil alih kebudayaan Byzantium, Persia, dan Spanyol, sehingga taraf kebudayaan Islam jauh lebih tinggi daripada kebudayaan Eropa (Brower, 1982). 

Universitas Bagdad, Damsyik, Beirut, serta Kairo misalnya menyimpan serta memberikan warisan ilmiah dari India, Persia, Yunani, serta Byzantium, sehingga eropa mendapat warisan filsafat Yunani melalui orang Arab yg terlebih dahulu mempelajarinya, lantaran bangsa Arab sudah menterjemahkan karya-karya fisuf termasyur misalnya Plato, Hipokrates dan Aristoteles. 

Bahkan sekitar abad ke-14 dalam zaman kekuasaan dinasti Yuan (1260-1368), efek Islam ditandai menggunakan lahirnya seorang peneliti pada bidang astronomi pertama yg mendirikan observatorium, yaitu Jamal Al-Din.

Perkembangan komunikasi dalam Islam yg lebih bersifat dakwah tersebut tidak tanggal dari kaitannya menjadi bagian menurut bentuk komunikasi, lantaran pada bahasa arab, dakwah berarti seruan, panggilan, dan atau ajakan. Dikemukakan Salahuddin Sanusi, yang didefinisikan oleh Al Ustadz Bahiyul Khuli pada bukunya yang berjudul “Tadzkiratud Du’at” dakwah ialah suatu komunikasi yg ditimbulkan menurut hubungan antar individu maupun grup manusia yg bertujuan memindahkan umat menurut suatu situasi yg negatif (zaman jahiliyah) ke situasi yg positif. 

Pada jaman Nabi Muhammad Saw (570 M-632 M), penyebaran Islam berlangsung pada saat yg relatif singkat (8-9 M). Muhammad melakukan dakwahnya ke Mekah dalam tahun 610 M. Hanya pada tempo 25 tahun, Nabi Muhammad Saw bersama pengikutnya dapat mengambil alih kekuasaan di daerah Arab menurut tangan kaum Quraisy, serta Islam pun kemudian berkembang dengan sangat pesatnya. 

Sekitar tahun 650 M, jazirah Arab, seluruh wilayah timur tengah, dan Mesir dikendalikan oleh orang-orang Islam, sebagai akibatnya pada tahun 700 M, Islam pun akhirnya mendominasi area akbar mulai dari daratan China dan India di timur sampai Afrika Utara dan Spanyol di barat. 

Cepatnya perkembangan Islam mampu jadi merupakan dampak berdasarkan penggunaan dakwah-dakwah yang berisi tentang ajaran-ajaran Islam, seperti dakwah yg berisi mengenai jihad fisabilillah, yaitu jaminan untuk masuk surga bagi mereka yg mangkat dalam usahanya buat memperjuangkan Islam. 

Dalam berdakwah, Rasulullah selalu melakukan komunikasi menjadi dakwah menggunakan metode yang sempurna dan bila dicermati akan sangat relevan dengan metode diskusi saat ini. Dalam dakwahnya, diskusi yang dilakukan pasti didasari hal-hal berikut, yakni karena bertenaga (hujjah), celoteh kata yang arif serta bijak (uslub), dan adab sopan santun yg baik. 

Artinya, masih ada bentuk komunikasi yang efektif sebagai akibatnya dapat menghipnotis keyakinan jutaan umat pada saat yang sangat singkat. Komunikasi diawali menggunakan adanya perintah dari Allah pada Nabi Muhammad Saw buat memberikan peringatan pada ummat insan buat percaya pada Allah. 

Awalnya komunikasi itu dilakukan secara diam-diam lalu dilanjutkan secara terbuka seiring dari wahyu berikutnya yg memerintahkan Nabi buat berdakwah secara jelas-terangan (Q.S Al-Hijr;94-95).

Begitupun halnya komunikasi pada media tulisan, sebenarnya telah dirintis oleh Rasulullah, yaitu ketika dia mengirimkan surat yang isinya ajakan buat memeluk Islam kepada para raja di Eropa. Sebagai contoh, nabi pernah mengirimkan surat dakwah pada raja Hiraqla (raja di Roma Timur) yg bernama, raja Habsyi yang bernama Najsyi, serta lain-lain. Dalam setiap suratnya, nabi selalu membubuhi stempel yang terbuat menurut perak yg berukirkan goresan pena “muhammadurrasulullah”. 

Kembali hubungannya menggunakan pers menjadi bagian berdasarkan komunikasi, Islam telah merintis perkembangan komunikasi itu sendiri, sekali lagi dalam bentuk dakwah. Misalnya turun temurunnya hadits-hadits nabi dan sunnah Rasul. Sejarah telah menyampaikan bahwa perkembangan dan kecemerlangan ajaran Islam telah menerobos cakrawala abad dan jaman dan melewati negara-negara dan benua.

Hal ini tentu saja berkat para jurnalis-jurnalis Islam seperti Syafi’i, Malik Ahmad Hambali, Hanafi, Abu Dawud, serta sebagainya yang tulisannya pada bidang hukum fiqih. Sementara pada bidang filsafat ada Al Kindi, Al Farabi, Ibnu Sina, Imam Ghazali, Jamaludin Al afgani, Muhammad Abduh, Muhammad Rasyid Ridla, dan lain-lain. Di bidang kedokteran, Ibnu Sina sudah menulis buku yg berisi anggaran-aturan pada ilmu kedokteran yg banyak disesuaikan oleh ilmuwan-ilmuwan pada bidang kedokteran dewasa ini. 

Dari uraian tersebut, dapatlah dikatakan bahwa sebenarnya peradaban Islam (pada kaitannya sebagai jembatan penghubung sejarah komunikasi) telah melanjutkan atau mewariskan komunikasi berdasarkan ajaran-ajaran Yunani yg sudah disinggung pada atas, buat kemudian baru disesuaikan sang bangsa Eropa dan seterusnya Amerika (menjadi imbas menurut intellectual migration dari daratan Eropa ke utara benua Amerika dalam masa kekuasaan Adolf Hitler di daratan eropa).

Melihat uraian sejarah perkembangan komunikasi di jaman pertengahan di atas, timbullah satu pertanyaan, mengapa aktifitas retorika dalam kaitannya dakwah yang terjadi pada jaman pertengahan nir dijadikan bagian dari mata rantai sejarah perkembangan komunikasi oleh para pemikir-pemikir barat? 

Untuk menjawab pertanyaan ini, bisa melihat fase-fase perkembangan ilmu itu sendiri menurut jaman ke jaman. Ilmu berkembang pertama kali pada masa Yunani antik. Lalu dilanjutkan pada jaman pertengahan (yang sebenarnya adalah masa-masa persebaran agama). Telah disinggung di atas, model persebaran kepercayaan yg diambil adalah Islam yang memang berlangsung dalam zaman pertengahan. 

Setelah itu, ilmu berkembang lagi dalam jaman renaissance (14-17 M), dimana kebanyakan pemikiran tokoh-tokoh dalam abad ini telah bebas dan nir terikat lagi sang dogma-dogma agama, sebut saja seperti Isaac Newton serta Charles Darwin. 

Jaman tadi merupakan jaman peralihan berdasarkan jaman pertengahan menuju jaman modernitas. Ketika pada jaman terkini, ilmu-ilmu yg berkembang itu lebih didasari sang pemikiran-pemikiran yang ilmiah dan empiris. Seperti Darwin yang sangat fanatik dengan teori evolusinya. Inilah mungkin yg menyebabkan poly teori-teori komunikasi yang tidak pernah mencantumkan nama-nama besar menurut cendikiawan-cendikiawan Islam (misalnya Al Kindi, Al Farabi, dll) menjadi tokoh yang berjasa dalam menyebarkan komunikasi itu sendiri dalam jaman pertengahan. 

Hal ini mungkin ini terdapat korelasinya menggunakan masa kegelapan (dark ages) yang terjadi di Eropa yang kala itu merupakan jaman keemasan peradaban Islam. Contoh peristiwa penting yaitu perang Salib yang terulang sebesar enam kali. 

Hal ini nir hanya menjadi ajang peperangan fisik, namun pula menyadarkan serdadu-serdadu eropa akan kemajuan negara-negara Islam yg sedemikian pesatnya. Sehingga mereka membuatkan pengalaman-pengalaman mereka itu sekembalinya pada negara masing-masing. 

Pada tahun 1453 M, Istambul jatuh ke tangan Turki, sehingga para pendeta atau sarjana mengungsi ke Italia atau negara-negara lain. Mereka inilah yang sebagai pionir-pionir perkembangan ilmu di Eropa. Padahal sebenarnya mereka ini menerima pengetahuannya menurut peradaban Islam yg sudah maju lebih dulu. 

Mengenai perkembangan komunikasi yang lebih cenderung dianggap menjadi bagian menurut perkembangan ilmu pengetahuan di Amerika serta Eropa, sebenarnya kembali dalam pola pemikiran dari manfaat ilmu pengetahuan yg ditemukan. 

Pada dasarnya, orang Amerika dan Eropa cenderung buat mematenkan suatu kreasi, sedangkan pemikir-pemikir pada Asia serta peradaban Timur tengah lebih cenderung pada manfaat berdasarkan hasil temuannya itu. Padahal kentara, sejarah menceritakan secara gamblang bahwa peradaban yang sangat maju telah berlangsung lebih dulu di Cina serta Timur Tengah.

Penjelasan sejarah pada atas sudah cukup pertanda bahwa sebenarnya sejarah perkembangan komunikasi sebenarnya nir pernah terputus. Lantaran dalam dasarnya hubungan antara komunikasi sebagai bagian dari perkembangan peradaban manusia begitu erat. Hal ini semata dikarenakan aktifitas retorika sudah ada pada jaman pertengahan, tetapi memang belum berbentuk ilmu. 

Fenomena yang lebih banyak bersifat dakwah (persebaran agama) ini baru berupa tanda-tanda-gejala sosial, dan dalam masa itu belum ada suatu ilmu yg mengkhususkan penekanan serta lokus kajiannya mengenai komunikasi. 

Tetapi setidaknya hal di atas cukup menaruh argumen bahwa komunikasi merupakan fenomena yg sudah sangat usang terjadi serta baru dikaji secara utuh menjadi suatu ilmu dalam abad ke-19 di daratan Amerika melalui gerombolan Chicago dan terutama nanti dengan kemunculan apa yg dianggap menjadi administrative research. 

Melalui kelompok yg berpusat di Universitas Colombia ini masih ada beberapa figur atau tokoh krusial yang memiliki kontrobusi besar dalam pengembangan ilmu komunikasi, terutama dengan figur sentral, Paul F. Lazarfeld. 

Sekalipun krusial juga buat dipahami bahwa kemunculan kajian ilmu komunikasi pada periode ini tidak dapat dilepaskan pada era dominannya era propaganda, sebagai akibatnya figur Wilbur Schramm sebagai krusial dalam proses pelembagaan ilmu komunikasi. 

Komunikasi selain menjadi ketrampilan atau seni jua adalah fenomena ilmu pengetahuan. Karena ilmu komunikasi memiliki metode seperti content analysis, uses & gratification, rencana setting, cultivation analysist, experiments, serta sebagainya.

Pendekatan eksperimen telah dilakukan sang Carl Hovland yg meneliti tentang komunikasi persuasif. Penelitian content analysist sudah dilakukan Harold D. Lasswell dan Bernard Berelson buat menyelidiki propaganda pada dasa warsa 40-an pada Amerika.

Sementara penelitian survey oleh Paul F. Lazarfeld, Elihu Katz, sudah berakibat temuan two steps flow of communication. Bahkan pada perkembangan lain, jika merujuk dalam mashab interpretatif, maka akan banyak dijumpai ragam penelitian yg memakai pendekatan semiotic, ethnografi, serta sebagainya menurut kerangka berpikir interpretatif. 

Dalam tradisi Amerika, retorika atau yg dikenal menjadi speech, telah sebagai kajian yang krusial sebelum dikenal tradisi kajian komunikasi massa atau ilmu komunikasi sebagaimana dewasa ini. Dengan karyanya yg populer “Watching Dallas". Sedangkan James Lull menggunakan pendekatan etnografi komunikasi dikalangan penonton televisi. Robert E. Park, menurut generasi Chicago School juga menggunakan penelitian lapangan.

Berdasarkan gambaran di atas dapatlah dikenali ciri-ciri komunikasi menjadi ilmu pengetahuan, terutama yang berkaitan menggunakan metode penelitiannya. Dari situ tampak bahwa komunikasi sebagai fenomena ilmu pengetahuan dapat diterima sebagaimana bisa dibuktikan menggunakan keluarnya jurnal komunikasi, hasil penelitian komunikasi, serta buku-buku komunikasi