TIPS MENDIDIK ANAK USIA DINI

Tips Mendidik Anak Usia Dini - Sifat-sifat fundamental orang dewasa berdasarkan beberapa lembaga pendidikan usia dini adalah output berdasarkan pendidikan yg mereka peroleh ketika usia dini. Jadi tidak mengherankan jika anda melihat anak belia yang sangat manja serta tidak mau bekerja keras itu merupakan cerminan output dari didikan kecil yang terbiasa mendapat perlakuan manja. Pada usia dini anak akan sangat mudah menerima efek lingkungan disekitarnya.nah berikut ini merupakan tips dasar pendidikan usia dini yang dikutip berdasarkan sebuah lembaga pendidikan anak usia dini yg bermarkas pada jakarta pusat:

Komunikasi Yang Baik
Komunikasi yg baik adalah kunci primer keberhasilan orang tua mendidik putra-putrinya. Biasakan buat selalu berkomunikasi dengan si kecil. Posisikan diri anda bukan hanya sebagai orang tua, pelindung, pembimbing tetapi juga menjadi seseorang teman bagi anak anda. Berikan kesempatan untuk anak anda menceritakan segala sesuatu yang dia temui atau ia hadapi. Dengan begini anak akan menggunakan mudah buat berkomunikasi menggunakan anda tanpa rasa canggung, anak akan terbiasa terbuka dengan anda dan akan meminta saran ataupun petunjuk anda bila mereka menghadapi kasus.
Tanamkan Sikap Bertanggung Jawab 
Tanamkan rasa bertanggung dalam diri anak supaya dari kecil terbiasa mempunyai rasa tanggung jawab. Sebagai model saja apabila habis bermain sebaiknya supaya dia merapikan mainan dan mengembalikannya ke loka semula.
Selain mengajari Pendidikan Formal ajarkan Agama dan Etika semenjak Dini
Hal ini sangat penting dengan pembelajaran formal mereka akan mampu menangkap ilmu pengetahuan yang poly dan luas sedang menggunakan pembelajaran agama sejak dini mereka akan mngetahui mana yg baik serta boleh dilakukan dan mana yang galat dan nir boleh dilakukan. Sebagai contoh saja ajak anak anda mengikuti atau minimal melihat saat anda sholat (bagi yg beragama islam). Setiap anak mini memiliki rasa pengen tau yang sangat tinggi, buat itulah disini peran anda buat mengarahkan, memberi pengertian dan membekali mereka dengan ilmu yang poly.
Biasakan Menanamkan Disiplin Sejak dini
Disiplin didapat dari didikan dan keterbiasaan dari anak usia dini. Mereka akan melakukan apa yang biasa mereka lakukan berdasarkan kecil. Sebagai contoh buat menanamkan rasa disiplin dalam diri anak anda adalah sebagai berikut:
  • Biasakan membangunkan anak jika mereka terlambat bangun pagi.
  • Ajari mereka buat membiasakan mandi atau ganti baju sendiri.
  • Temani serta ajak belajar bila saatnya belajar.
  • Biasakan membimbing dan mengajari mencari jawaban dalam anak bukan memberikan kunci jawabannya.
Biasakan Anak Melakukan pekerjaan Ringan
Hal ini sangat penting terutama agar anak anda nir memiliki sifat manja yang berlebihan. Biasakan anak  anda dan ajak mereka membantu ketika anda menyapu atau membersihkan kamarnya. Sealain mereka akan mampu menjaga kebersihan tugas-tugas ringan seperti ini akan membuatnya berdikari serta nir manja, tentu saja tugas-tugas atau pekerjaan yang nir berat dan mereka sanggup melakukannya.
Jika Nakal Tegur & Beri Pengarahan
Hal yang biasa terjadi serta wajar apabila anak anda nakal. Anak-anak memang aktif dalam usia dini serta lumrah bila mereka melakukan kenakalan. Yang anda lakukan merupakan menegur dan menaruh pada mereka.
Tanamkan Hal Baik pada Diri Anak di Usia dini
Dengan membimbing dan memberi arahan yang baik akan membuatkan sifat dan perilaku pada diri anak. Minta dalam anak meminta maaf pada anak lain apabila mereka melakukan kesalahan dan beri arahan apabila yg mereka lakukan itu galat. Ajari anak buat mengucapkan terima kasih apabila mereka diberi sesuatu atau mereka ditolong.
Hukuman , penghargaan serta Pujian itu Perlu
Yang dimaksud sanksi disini merupakan tindakan yang dilakukan supaya anak tidak mengulangi lagi kesalahan yg seringkali mereka lakukan menjadi contoh saja anda akan mengurangi uang jajan mereka apabila anak tak jarang bermain jauh menurut tempat tinggal dan lupa ketika. Namun Pujian pula perlu dilakukan supaya anak anda termotivasi melakukan hal yang lebih maju lagi. Sebagai contoh saja anda memberikan pujian apabila mereka melakukan hal yg baik atau mendapat nilai yg bagus pada kelasnya. Anda juga berjanji akan memberi penghargaan apabila dia mempertahankan nilainya itu dengan memberikan hadiah. Dengan begini anak akan lebih termotivasi untuk berbuat yg lebih baik lagi.
Demikianlah sedikit yg sanggup aku sampaikan buat mendukung kegiatan pembelajaran anak dalam usia dini. Tentu saja masih poly faktor yang dibutuhkan pada pendidikan usia dini ini. Untuk itu jika ada saran atau tambahan silahkan berkomentar di kotak komentar yang telah disediakan.

DOWNLOAD FREE STRUKTUR KURIKULUM 2018 PAUDTKRATPA TERBARU

Struktur Kurikulum 2013 PAUD-TK-RA-TPA terbaru


Pengertian Kurikulum 2013 bagi PAUD/Taman Kanak-kanak/RA/TPA/SPS

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional mengungkapkan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana serta pengaturan mengenai tujuan, isi, serta bahan pelajaran dan cara yg digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran buat mencapai tujuan pendidikan eksklusif. Berdasarkan pengertian tadi, terdapat 2 dimensi kurikulum. Dimensi pertama merupakan planning dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang ke 2 merupakan cara yang digunakan buat kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2014/2015 memenuhi kedua dimensi tadi.

Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan yang paling mendasar karena perkembangan anak di masa selanjutnya akan sangat dipengaruhi oleh banyak sekali stimulasi bermakna yang diberikan sejak usia dini. Awal kehidupan anak adalah masa yg paling tepat pada menaruh dorongan atau upaya pengembangan supaya anak dapat berkembang secara optimal.
Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 butir 14 menyatakan bahwa PAUD adalah suatu upaya pelatihan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga dengan usia 6 tahun yg dilakukan melalui rangsangan pendidikan buat membantu pertumbuhan serta perkembangan jasmani serta rohani agar anak mempunyai kesiapan belajar pada memasuki pendidikan lebih lanjut. Undang-undang ini mengamanatkan bahwa pendidikan harus dipersiapkan secara bersiklus serta bersifat holistik sebagai dasar anak memasuki pendidikan lebih lanjut. Masa usia dini merupakan masa emas perkembangan anak dimana semua aspek perkembangan dapat dengan mudah distimulasi. Periode emas ini hanya berlangsung satu kali sepanjang rentang kehidupan manusia. Oleh karena itu, dalam masa usia dini perlu dilakukan upaya pengembangan menyeluruh yang melibatkan aspek pengasuhan, kesehatan, pendidikan, dan proteksi.

Penelitian memberitahuakn bahwa masa peka belajar anak dimulai dari anak pada kandungan hingga 1000 hari pertama kehidupannya. Menurut pakar neurologi, dalam waktu lahir otak bayi mengandung 100 hingga 200 milyar neuron atau sel syaraf yang siap melakukan sambungan antar sel. Sekitar 50% kapasitas kecerdasan insan sudah terjadi ketika usia 4 tahun, 80% telah terjadi saat berusia 8 tahun, dan mencapai titik klimaks 100% ketika berusia 8 hingga 18 tahun. Penelitian lain pula menunjukkan bahwa stimulasi pada usia lahir-tiga tahun ini bila didasari pada kasih sayang bahkan mampu merangsang 10 trilyun sel otak. Tetapi demikian, menggunakan satu bentakan saja 1 milyar sel otak akan rusak, sedangkan tindak kekerasan akan memusnahkan 10 miliar sel otak.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan potensi tadi adalah dengan acara pendidikan yg terstruktur. Salah satu komponen buat pendidikan yg terstruktur merupakan kurikulum.

Karakteristik Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini didesain menggunakan ciri sebagai berikut:
  1. mengoptimalkan perkembangan anak yang meliputi: aspek nilai agama serta moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni yang tercermin dalam keseimbangan kompetensi perilaku, pengetahun, serta keterampilan; 
  2. menggunakan pembelajaran tematik menggunakan pendekatan saintifik pada anugerah rangsangan pendidikan; 
  3. menggunakan penilaian autentik pada memantau perkembangan anak; serta memberdayakan kiprah orang tua dalam proses pembelajaran.

Tujuan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan buat mendorong berkembangnya potensi anak agar mempunyai kesiapan buat menempuh pendidikan selanjutnya.

KERANGKA DASAR KURIKULUM

A. Landasan Filosofis
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan sejumlah landasan filosofis yg memberikan dasar bagi pengembangan semua potensi anak supaya sebagai manusia Indonesia berkualitas sebagaimana yang tercantum pada tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan hal tadi, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia ini dikembangkan dengan menggunakan landasan filosofis sebagai berikut.
  1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa buat menciptakan kehidupan bangsa masa kini serta masa mendatang. Pandangan ini membuahkan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dari budaya bangsa Indonesia yg majemuk menggunakan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, sehingga pendidikan diarahkan untuk menciptakan kehidupan masa sekarang, serta buat menciptakan dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Sehubungan dengan itu, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dirancang buat dapat menaruh pengalaman belajar yg luas bagi anak agar mereka sanggup memiliki landasan buat menguasai kompetensi yang diharapkan bagi kehidupan pada masa sekarang dan masa depan, dan mengembangkan kemampuan sebagai pewaris budaya bangsa yg kreatif dan peduli terhadap perseteruan warga dan bangsa.
  2. Anak merupakan pewaris budaya bangsa yg kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di aneka macam bidang kehidupan di masa lampau merupakan sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum buat memberi wangsit serta rasa bangga dalam anak. Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini memposisikan keunggulan budaya buat mengakibatkan rasa bangga yang tercermin, pada kehidupan eksklusif, bermasyarakat, dan berbangsa.
  3. Dalam proses pendidikan, anak usia dini membutuhkan keteladanan, motivasi, pengayoman/perlindungan, serta pengawasan secara berkesinambungan sebagaimana dicontohkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam filosofi: ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani.
  4. Usia dini adalah masa ketika anak menghabiskan sebagian akbar waktu buat bermain. Karenanya pembelajaran dalam PAUD dilaksanakan melalui bermain dan aktivitas-kegiatan yang mengandung prinsip bermain.

B. Landasan Sosiologis

Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan sesuai menggunakan tuntutan serta kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di rakyat setempat.

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat majemuk. Satuan PAUD adalah representasi menurut masyarakat yg majemuk baik dari aspek tingkatan sosial-ekonomi, budaya, etnis, agama, kondisi fisik juga mental. Untuk mengakomodasi keberagaman itu, Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan secara inklusif buat memberi dasar terbentuknya sikap saling menghargai serta tidak membeda-bedakan.

C. Landasan Psiko-Pedagogis
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan dengan mengacu dalam cara mendidik anak sebagai individu yang unik, memiliki kecepatan perkembangan yg berbeda, serta belum mencapai masa operasional nyata, serta karenanya digunakan pendekatan pembelajaran yg sinkron menggunakan tahapan perkembangan serta potensi setiap anak.

D. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dikembangkan menggunakan mengacu dalam teori pendidikan berbasis standar serta kurikulum berbasis kompetensi. Pendidikan berbasis standar memutuskan adanya standar nasional menjadi kualitas minimal penyelenggaraan pendidikan. Standar tersebut terdiri berdasarkan baku taraf pencapaian perkembangan anak, baku isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar wahana serta prasarana, standar pengelolaan, dan baku pembiayaan. Proses pengembangan kurikulum secara langsung berlandaskan dalam empat baku yakni standar tingkat pencapaian perkembangan anak, baku isi, baku proses, serta baku penilaian pendidikan. Sementara itu, empat standar lainnya dikembangkan lebih lanjut buat mendukung implementasi kurikulum.

Kurikulum berbasis kompetensi didesain buat menaruh pengalaman belajar seluas-luasnya bagi anak buat membuatkan kemampuan yang berupa perilaku, pengetahuan, serta keterampilan yg direfleksikan pada norma berpikir serta bertindak.
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini menerapkan pembelajaran pada bentuk hadiah pengalaman belajar pribadi kepada anak yg dirancang sinkron menggunakan latar belakang, ciri, serta usia anak.

E. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini adalah:
  1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
  2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional;
  3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 mengenai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, bersama segala ketentuan yang dituangkan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional;
  4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan sebagaimana sudah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; dan
  5. Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun 2013 Tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif.


III. STRUKTUR KURIKULUM
Struktur Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pengorganisasian muatan kurikulum, Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan usang belajar. 

A. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini berisi programprogram pengembangan yang terdiri berdasarkan:
  1. Program pengembangan nilai kepercayaan dan moral meliputi perwujudan suasana belajar untuk berkembangnya perilaku baik yg bersumber menurut nilai kepercayaan serta moral dan bersumber berdasarkan kehidupan bermasyarakat pada konteks bermain.
  2. Program pengembangan fisik-motorik meliputi perwujudan suasana buat berkembangnya kematangan kinestetik dalam konteks bermain.
  3. Program pengembangan kognitif meliputi perwujudan suasana buat berkembangnya kematangan proses berpikir pada konteks bermain.
  4. Program pengembangan bahasa meliputi perwujudan suasana buat berkembangnya kematangan bahasa pada konteks bermain.
  5. Program pengembangan sosial-emosional mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kepekaan, sikap, serta keterampilan sosial dan kematangan emosi dalam konteks bermain.
  6. Program pengembangan seni meliputi perwujudan suasana buat berkembangnya eksplorasi, aktualisasi diri, dan apresiasi seni pada konteks bermain.

B. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini adalah citra pencapaian Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak pada akhir layanan PAUD usia 6 (enam) tahun. Kompetensi Inti mencakup:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) buat kompetensi inti sikap spiritual.
2. Kompetensi Inti-2 (KI-dua) untuk kompetensi inti perilaku sosial.
3. Kompetensi Inti-tiga (KI-3) buat kompetensi inti pengetahuan.
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Uraian lebih lanjut tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bisa didownload di bawah.

Struktur Kurikulum 2013 PAUD/TK/RA/TPA:

Demikian uraian singkat materi tentang Permendikbud  Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini semoga bermanfaat.

5 CARA SEDERHANA MENGAJARKAN BISNIS KEPADA ANAK

Kesuksesan pada global bisnis nir terlepas dari faktor pendidikan di usia anak-anak. Setiap orang tua pasti menginginkan butir hatinya tumbuh akbar serta menjadi orang sukses kelak ketika dewasa. Maka sangatlah krusial buat memberikan pelajaran mengenai global usaha kepada anak anda, tentu saja memberikan pelajaran bisnis pada butir hati anda tidak sama menggunakan bagaimana anda mengajarkan dunia bisnis pada orang dewasa. Anak anak mempunyai daya tangkap yg sangat baik dan ketika anda mengajarkan dunia bisnis kepada si mini , buah hati anda akan mampu membuatkan pola pikir serta membuatnya lebih mandiri.
Buah hati anda akan berpotensi lebih sukses ketika beliau tumbuh dewasa saat anda mengajarkan segala sesuatu pada usia dini. Begitu juga pada global bisnisnya kelak, bila anak anda ,mendapatkan didikan global bisnis sejak usianya masih kecil maka ketika beliau tumbuh dewasa nanti mereka akan mempunyai pengetahuan yg relatif dalam global bisnis sehingga mereka mampu mengembangkannya sendiri. Berikut merupakan cara mengajarkan dunia usaha pada butir hati anda:

Cara Sederhana Mengajarkan Bisnis Kepada Anak
Bangun agama diri butir hati anda
Dengan menciptakan agama diri akan menumbuhkan rasa bisa mengerjakan sesuatu sinkron dengan apa yg mereka pikirkan. Dengan percaya diri pula mampu menumbuhkan rasa percaya akan kemampuan dirinya sendiri menggunakan begini anak anda akan lebih berdikari. Biarkan anak anda melakukan segala sesuatu seperti jalan pikirannya sendiri dan biarkan mereka menerangkan kemampuan, pandangan baru serta bakat yang mereka miliki supaya menumbuhkan rasa agama dirinya. Anda akan mengoreksi jika anak keluar menurut jalur atau berbuat kesalahan. Sejak mini , tuntun anak Anda buat mengambil keputusan sendiri serta dorong mereka buat berani menentukan. Bantu anak membuatkan banyak sekali idenya sejak usia dini.
Kreatif serta inovatif
Bisnis yang sukses merupakan usaha yang mampu menyajikan kreatifitas dan penemuan yg unik, dan jika anda menginginkan anak anda menjadi pebisnis yg sukses maka didik anak anda agar memiliki kreatifitas serta lebih inovatif. Sebagai model saja buat menumbuhkan kreatifiasnya abaikan anak belajar menggambar apa yg dipikirkannya serta jangan memberikan gambar yang harus dibuatnya buat ditiru. Biarkan ia menggambar sesuai apa yang terdapat dipikirkannya hal ini akan menumbuhkan kretifitasnya sendiri. Anda jua sanggup menanyakan pertanyaan seperti, apa rencana oleh anak untuk menuntaskan sebuah masalah yang tentunya sinkron dengan daya pikirnya . Tanyakan poly pertanyaan serta bantu dirinya menjawab itu seluruh. Pikiran kreatif adalah kunci inovasi serta semua itu bisa diasah sejak kanak-kanak.
Ajarkan norma menabung
Ya dengan mengajarkan menabung akan membantu mendidik anak anda buat mengelola finansial atau keuangan lebih baik, anak anda akan terbiasa mempunyai jiwa menabung dengan baik. Ia akan tahu bagaimana menyimpan serta mengelola uang buat kebutuhan yang lebih baik daripada membelanjakannya buat jajan.
Inisiatif
banyak pebisnis sukses yang sukses dalam bidang yg digelutinya lantaran mereka mempunyai inisiatif tinggi, sanggup merogoh keputusan yang tepat dan cepat. Ajarkan anak kecil menggunakan memberinya model merogoh inisiatif. Itu menampakan dalam anak-anak bahwa terdapat hal yg harus dilakukan dengan cepat tanpa ragu. Pengambilan keputusan bisa anda ajarkan pada anak anda dengan cara yang mudah misalnya menanyakan beberapa pertanyaan mudah misalnya "Dik ayah mau bekerja ke tempat kerja tapi ayah galau pake baju yg putih atau kaos hitam" nah menggunakan demikian anak anda akan memikirkan serta membantu mengambil keputusan yang cepat tapi tepat. Sang anak akan berpikir baju apa yg biasa dipakai ayahnya untuk ke tempat kerja, namun jika anak anda salah serta menjawab kaos hitam, beri pengertian yg baik seperti "Dik kaos itu gak pantas kalau ayah pake ke kantor, kan adik tahu ayah jikalau ke kantor umumnya memakai kemeja putih".
Nah dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai model diatas akan membantu anak anda berpikir lebih inisiatif serta mengambil keputusan dengan cepat namun tepat.
Empati
Kemampuan menyebarkan serta tahu perasaan orang lain perlu anda ajarkan kepada anak anda, agar waktu beliau tumbuh dewasa nanti dia nir egois, mampu mengembangkan, tahu perasaan orang lain serta bisa melihat segala seuatu berdasarkan sudut pandang yg tidak sama. Hal ini akan sangat bermanfaat buat menciptakan jiwa sosialnya ke depan. Sebagai orangtua, ajarkan anak-anak buat menghargai perasaan orang lain semenjak kecil. Kemampuan menciptakan interaksi emosinal yang bail lebih bermakna dalam menciptakan kesuksesan yang dapat memberikan kebahagiaan sejati. Disisi lain pada global usaha butuh rekanan dan koneksi yag begitu besar dan bila anda mengajarkan hal itu kepada butir hati anda maka ketika dewasa nanti dia mampu berjiwa sosial serta sanggup membangun hubungan bisnis baik dengan sesama pebisnis, bawahan juga konsumen.

PENGERTIAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PAUDNI

Filosofi
Belajar sepanjang hayat (life long learning) adalah prinsip dasar penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal dan informal. Belajar sepanjang hayat berasumsi bahwa proses belajar terjadi seumur hayati walaupun menggunakan cara yg tidak selaras dan proses yg berbeda. Khususnya pada anak usia dini lingkungan selalu berpengaruh terhadap perkembangan anak, khususnya dalam anak mini .
Kondisi lingkungan dapat terjadi anak mengalami hambatan pada perkembangannya atau bahkan mengalami penyimpangan perkembangan, baik pada aspek kognitif, emosi, sosial, spiritual juga fisik. Karenanya pendidik/pengajar serta orangtua dituntut buat bisa tahu syarat anak serta memberikan perlakuan spesifik dalam anak agar tidak muncul syok yg berkepanjangan.
Dalam syarat misalnya ini stimulasi yg diberikan dalam anak wajib sangat hati-hati. Artinya acara harus memperhatikan syarat psikologis anak baik buat tujuan stimulasi, saat stimulasi, aspek yang distimulasi maupun media yang akan digunakan untuk menstimulasi. Uraian di atas menguatkan pendapat bahwa pendidikan dan stimulasi anak seharusnya dilakukan secara utuh dan keseluruhan.
Konsep ini berdasarkan dalam pandangan bahwa setiap pendidik anak wajib memperhatikan tumbuh kembang serta kebutuhan anak, situasi dan latar belakang anak dan ada kolaborasi yg kondusif antar aneka macam instansi terkait.
Pengertian Holistik mengandung arti seluruh sistem yang melengkapi proses tumbuh kembang anak, berpusat serta terintegrasi pada PAUD yg berorientasi buat kepentingan terbaik bagi anak. Anak tumbuh serta berkembang dalam suatu proses yg komplek, dinamis, dalam lingkungan dimana anak secara aktif berinteraksi menggunakan lingkungan yg terjadi secara sistematik konstektual.
Pendidikan anak usia dini menjadi awal dari perkembangan seorang insan menempati fase primer. Pada masa ini disebut menjadi golden age serta penanganannya memerlukan taktik, metode, serta program yg sistematis dan kontinyu.
Pendidikan ini akan memberi landasaan awal anak buat mengoptimalkan aspek-aspek perkembangan di masa golden age serta menginternalisasikan serta membiasakan karakter bangsa yg akan dipakai menjadi kemampuan serta perilaku yg berkarakter buat memasuki taraf pendidikan selanjutnya.
Pengembangan (pemberdayaan serta tumbuh–kembangkan) langsung bukannya pembentukan langsung, jadi tidak menciptakan kepribadian baru dan mengganti bakat dasar anak ( Prof.dr. Retno S. Sudibyo, M.sc. Apt, )
Layanan pendidikan nonformal serta informal bertujuan buat mendapatkan layanan pendidikan yang nir diperoleh menurut pendidikan formal, mengatasi dari kemunduran pendidikan sebelumnya, untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru, meningkatkan keahlian, menyebarkan kepribadian atau buat beberapa tujuan lainnya (Cropley, 1972).
Dengan pemaknaan seperti itu maka eksistensi pendidikan nonformal serta informal bisa memainkan peran sebagai pengganti (substitute), pelengkap (complement), dan/atau penambah (suplement), dan yg diselenggarakan pendidikan formal. Pendidikan informal adalah pendidikan dikeluarga serta di lingkungan yg berbentuk aktivitas belajar secara berdikari.
Filosofi tersebut di atas, telah menempatkan PAUDNI pada posisi strategis dalam keseluruhan sistem pendidikan nasional. Filosofi tersebut menjadikan PAUD memiliki karakteristik tersendiri yang unik dan spesifik sehingga sangat berbeda dengan karakteristik pendidikan formal.
Keunikan PAUDNI tadi bisa disimak berdasarkan penjelasan Sudjana (2000) yg mengidentifikasi ciri pendidikan nonformal berdasarkan lima lima perspektif yakni: pertama, ditinjau menurut tujuannya, pendidikan nonformal bersifat jangka pendek serta spesifik, dan kurang menekankan pada ijazah. Kedua, dilihat dari waktunya, relatif singkat, lebih menekankan pada masa kini serta menggunakan waktu nir terus menerus. Ketiga, dilihat menurut isi programnya, kurikulum berpusat dalam kepentingan masyarakat belajar, mengutamakan penerapan. Keempat, dipandang berdasarkan proses pembelajarannya, pendidikan nonformal dipusatkan di lingkungan rakyat, berkaitan dengan kehidupan warga belajar serta warga , dan kelima, ditinjau dari aspek pengendaliannya, dikendalikan secara beserta-sama oleh pelaksana acara dan masyarakat belajar, serta mengutamakan pendekatan demokratis.
 
Jenis dan Kondisi Sasaran PTK PAUDNI
Ruang lingkup yang menjadi sasaran program training dalam rangka peningkatan mutu PTK PAUDNI meliputi:
a. Pendidik PAUDNI
Pendidik PAUDNI merupakan anggota warga yang memiliki tugas serta wewenang pada merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pembinaan.
Pendidik pada PAUDNI ini mencakup:
Pamong Belajar, yaitu Pegawai Negeri Sipil yang berstatus menjadi energi fungsional serta diberi tugas, tanggung jawab, kewenangan, serta hak secara penuh oleh pejabat yg berwenang untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar, pengembangan model pembelajaran serta penilaian output pembelajaran pendidikan nonformal serta informal.
Pendidik PAUD yaitu pendidik profesional menggunakan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, serta mengevaluasi siswa pada satuan pendidikan anak usia dini.
Tutor Pendidikan Keaksaraan yaitu pendidik yang asal berdasarkan warga yg bertugas dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi proses pembelajaran pada pendidikan keaksaraan.
Fasilitator Desa Intensif (FDI), yaitu energi kontrak berpendidikan sarjana yang bertugas memberikan layanan PAUDNI yang merata serta berkualitas, terutama bagi rakyat yg bermukim di desa-desa menggunakan kategori terpencil serta tertinggal.
Instruktur kursus dan training yaitu pendidik yang direkrut sang lembaga kursus berdasarkan keahlian serta kompetensinya.
Pembina Pramuka, yaitu pendidik profesional dengan tugas utama merencanakan dan melaksanaan pelatihan pramuka pada satuan PAUDNI.
b. Tenaga Kependidikan PAUDNI
Tenaga kependidikan PAUDNI adalah anggota rakyat yang mengabdikan diri serta diangkat buat menunjang penyelenggaraan acara PAUDNI yang bertugas melaksanakan administrasi pengelolaan, pengembangan, pengawasan serta pelayanan teknis buat menunjang proses pendidikan pada satuan PAUDNI.
Tenaga Kependidikan PAUDNI mencakup:
Penilik, yaitu Pegawai Negeri Sipil yg berstatus menjadi energi fungsional yg diberi tugas, tanggung jawab, kewenangan, serta hak secara penuh sang pejabat yg berwenang untuk melakukan pengendalian mutu serta evaluasi impak program PAUDNI.
Tenaga Lapangan Dikmas (TLD), yaitu tenaga yg berstatus menjadi tenaga kontrak menggunakan latar pendidikan sarjana, yang bertugas mendukung penyelenggaraan acara PAUDNI pada kabupaten/kota.
Pengelola/Penyelenggara Satuan PAUDNI, yaitu tenaga yang melakukan pengorganisasian aktivitas pada suatu grup eksklusif guna menyelenggarakan satu atau beberapa program PAUDNI.
Tenaga Administrasi, yaitu energi yang diberi tugas serta wewenang menyelenggarakan tertib administratif dalam satuan PAUDNI.
Tenaga Perpustakaan/Pustakawan, yaitu tenaga yg diberi tugas dan wewenang menyelenggarakan/mengelola dan memberikan pelayanan pada lembaga/unit perpustakaan/taman bacaan masyarakat.
Nara Sumber Teknis, yaitu tenaga yg mempunyai kompetensi dan sertifikasi dalam bidang keterampilan eksklusif, serta dilibatkan dalam upaya peningkatan kemampuan target acara PAUDNI pada satuan pendidikan.
Laboran yaitu energi yg diberi tugas dan kewenangan untuk mengelola laboratorium praktik pada satuan PAUDNI.
Source: //paudni.kemdikbud.go.id/

SEKUNCUP IDE OPERASIONAL PENDIDIKAN KEWIRASWASTAAN

Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Kewiraswastaan
1. Analisis Situasi
Krisis yg terjadi di negara kita , sudah mengakibatkan banyak industri yang menghentikan proses produksinya, sebagai akibatnya mengakibatkan terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), yang impak selanjutnya menyebabkan tingginya taraf pengangguran. Peningkatan pengangguran menyebabkan makin maraknya tindak kejahatan, kriminalitas, pelanggaran norma serta kesusilaan sehingga akan menganggu stabilitas ekonomi, politik, keamanan maupun ketentraman masyarakat dalam umumnya.

Untuk mengantisipasi pengaruh terjadinya krisis ekonomi, salah satu bisnis yang dapat dilakukan merupakan perlu ditumbuhkembangkan budaya kewirausahaan di semua lapisan masyarakat termasuk di lingkungan pendidikan formal juga non formal termasuk pendidikan di lingkungan keluarga serta rakyat. 

Pemasyarakatan serta pembudayaan kewirausahaan ini sangat penting, mengingat fenomena bahwa pertumbuhan dan perkembangan pengusaha-pengusaha Indonesia atas dasar jiwa kewirausahaan bersifat turun temurun dan bukan melalui pendidikan formal. Selain itu, hanya kurang lebih 2 % pengusaha Indonesia yg berpendidikan diploma atau politeknik dan sebagian akbar adalah lulusan SD. Berbagai kebijaksanaan juga kerjasama antar departemen perlu dilakukan guna berbagi jiwa wirausaha maupun kegiatan yg produktif. 

Berdasarkan pengamatan memberitahuakn bahwa lulusan perguruan tinggi ternyata jiwa wirausahanya masih rendah. Hal tersebut antara lain ditimbulkan karena dalam usia mahasiswa karakternya sudah mulai terbentuk, sehingga penanaman jiwa wirausaha mengalami kesulitan. Untuk mengatasi konflik di atas, perlu dikembangkan pendidikan kewirausahaan mulai menurut tingkat dasar. Pendidikan kewirausahaan dari tingkat dasar bisa dilakukan melalui pendidikan pada keluarga, karena keluarga merupakan tempat pertama serta primer pada mendasari pendidikan anak. Oleh karena itu dalam langkah awal akan dilakukan pembinaan tentang bagaimana cara mendidik anak dalam keluarga yang berwawasan kewirausahaan.

Selama ini pada Kelompok Bermain Cendekia belum pernah terdapat training mengenai bagaimana cara mendidik anak dalam keluarga yg berwawasan kewirausahaan, sebagai akibatnya pelatihan ini ditinjau perlu diadakan bagi orang tua anak didik dan pengajar Kelompok Bermain Cendekia serta sekitarnya. 

Pelatihan ini bertujuan buat 1) Menambah wawasan pada orang tua agar dapat mengintegrasikan ciri-karakteristik wirausaha pada pendidikan anak di dalam keluarga. 2)Menumbuhkan perilaku dan konduite wirausaha pada anak sejak dini.

a. Pengertian serta Ciri-ciri Wirausaha 
Entrepreneur tak jarang diartikan menggunakan kata wiraswasta atau wirausaha. Menurut Wasty Soemanto (1993), wiraswasta merupakan keberanian, keutamaan dan kepercayaan pada memenuhi kebutuhan dan memecahkan permasalahan hidup menggunakan kekuatan yang terdapat pada diri sendiri. Dengan demikian, pengertian wiraswasta bukan hanya bersifat swasta saja, melainkan memiliki sifat-sifat keberanian, keuletan, serta ketabahan pada melaksanakan tugas-tugas dengan menggunakan kekuatan diri sendiri.

Fadel Muhammad (1992) mengemukakan bahwa ciri seorang wirausaha adalah orang yg memiliki jiwa kepemimpinan, daya penemuan, perilaku terhadap perubahan, working smart, visi ke depan, serta berani merogoh risiko. Meredith (1996) pula memberikan ciri-karakteristik wirausaha (entrepeneur) sebagai orang yg (1) percaya diri, (2) berorientasi tugas serta hasil, (3) berani merogoh risiko, (4) berjiwa kepemimpinan, (5) berorientasi ke depan, dan (6) keorisinal. Ciri-karakteristik lain kewirausahaan ditambahkan sang Schumpeter yakni selalu mempunyai prakarsa otoritas, memiliki intuisi yg bertenaga, mempunyai kebebasan mental, mempunyai kompetensi inti (core competencies), serta pemberontak sosial.

Keseluruhan karakteristik-karakteristik wirausaha yg disebutkan pada atas nir semuanya wajib dimiliki secara lengkap tetapi kompetensi inti yg perlu diperoleh pada pendidikan hanyalah beberapa pada antaranya. Dengan demikian, buat menjadi seorang usahawan nir terbatas pada bidang-bidang keahlian tertentu, melainkan pendidikan yg berorientasi kewirausahaan dapat diterapkan pada seluruh bidang ilmu atau teknologi atau kesenian. Dengan mengambil perkiraan bahwa pendidikan menengah merupakan bagian dari perencanaan karir maka kadar nilai kewirausahaan seorang siswa yg bisa ditumbuhkembangkan selama proses pembelajaran secara potensial akan dibatasi oleh jangkar karirnya. 

Proses pembelajaran pada sekolah menengah sangat mungkin akan mengubah jangkar karir yg telah dimiliki seorang dan membentuk jangkar karir yg baru. Untuk menumbuhkan jangkar karir bagi siswa dapat dikembangkan melalui GBPP mata pelajaran. Selain itu diharapkan suatu proses khusus katalisator pembentukan kepribadian yg menyatu menggunakan kurikulum SMU. Proses yg bisa ditawarkan merupakan pengembangan individu berjenjang yang dimulai berdasarkan pengembangan kepedulian, pemahaman kasus yang senyatanya ada di warga , knowledge dan keterampilan, penerapan, serta penginstitusian.

Dalam rangka untuk menanamkan jiwa entrepreneurship kepada anak didik maka perlu dibuat metode pembelajaran yg pada dalamnya terintegrasi wawasan entrepreneurship. Menurut Suprodjo Pusposutardjo (1999) bentuk perubahan rancangan pembelajaran diantaranya merupakan:
  1. Mengubah isi serta bentuk susunan penyampaian materi ajar menjadi lebih aktual dan kontekstual dalam arti mencirikan posisinya dalam suatu bentuk wirausaha.
  2. Mengembangkan proses pembelajaran gerombolan menggunakan pemikiran-pemikiran pemecahan masalah yang terbuka, dialogis, rumusan solusi cara lain . 
  3. Memberikan kabar mutakhir mengenai sense of the business menurut kewirausahaan yang gayut menggunakan bidang ekonomi.
Untuk mengimplementasikan rancangan pembelajaran yg terintegrasi muatan dan wawasan entrepreneurship dilakukan menggunakan menggunakan pendekatan eksklusif, pada arti rancangan tersebut diterapkan buat memperoleh kebermaknaannya. Untuk itu langkah-langkah implementasi tadi dikembangkan sinkron model penelitian tindakan kelas sebagaimana yang pada sarankan Kemmis serta McTaggart. Proses penelitian ini dilakukan secara cyclich menggunakan memperhatikan plan, implementation, monitoring, and reflection (Kemmis & McTaggart, 1988).

Dengan model daur tersebut termin-tahap di atas dikembangkan secara terus menerus hingga diperoleh model pembelajaran yang paling efektif dan paling menjamin akan keberhasilannya. Secara operasional penelitian tindakan ini dibagi ke pada dua daur yg di dalamnya terkandung daur-daur mini . Setiap daur mini dilakukan proses perencanaan, implementasi, monitoring, serta refleksi tindakan. Dengan cara ini diharapkan tindakan yang dilakukan semakin lama semakin baik dan akhirnya ditemukan tindakan yang paling sempurna berupa contoh rencana pembelajaran yang paling efektif.

Berdasarkan tindakan yg dipilih serta argumentasi teoretis pada atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan bahwa dengan penerapan rancangan pembelajaran yang terintegrasi wawasan entrepreneurship bisa menumbuhkan jiwa entrepreneurship pada diri anak didik.

Meredith dalam Suprojo Pusposutardjo(1999), memberikan karakteristik-karakteristik seorang yg memiliki jiwa wirausaha (entrepeneur) menjadi orang yang (1) percaya diri, (dua) berorientasi tugas serta hasil, (3) berani mengambil risiko, (4) berjiwa kepemimpinan, (5) berorientasi ke depan, serta (6) keorisinal.

Tabel Ciri-Ciri wirausaha

Percaya diri

1.bekerja penuh keyakinan

2.      Tidak berketergantungan dalam melakukan pekerjaan
3.      Individualistis dan optimis

Berorientasi dalam tugas serta hasil

1.memenuhi kebutuhan akan prestasi

2.      Orientasi pekerjaan berupa keuntungan, tekun dan tabah, tekad kerja keras.
3.      Berinisiatif

Pengambil risiko

1.berani serta mampu mengambil risiko kerja

2.      Menyukai pekerjaan yg menantang

Kepemipinan

1.bertingkah laris sebagai pemimpin yg terbuka thd saran serta kritik.

2.      Praktis bergaul dan berafiliasi menggunakan orang lain

Berfikir ke arah yg asli

1.kreatif serta Inovatif

2.      Luwes dalam melaksanakan pekerjaan
3.      Mempunyai poly sumberdaya
4.      Serba bisa serta berpengetahuan luas

Keorisinilan

1.berfikiran menatap ke depan

2.Perspektif

Setelah tahu ciri-ciri insan wirausaha, langkah selanjutnya yg perlu dipelajari merupakan bagaimana cara menanamkan jiwa wirausaha. Satu-satunya jawaban atas pertanyaan ini adalah menggunakan pendidikan. Strategi pendidikan wirausaha yg perlu ditempuh hendaknya bertolak menurut kebijakan pendidikan nasional, karena selaras menggunakan makna pendidikan kewirausahaan. Dalam hal ini kita wajib ingat asas dan tanggung jawab aplikasi pendidikan kita. Asas serta tangung jawab pendidikan nasional itulah yang menentukan taktik pendidikan kewirausahawan. Oleh lantaran pendidikan insan wirausaha menjadi wujud asas pendidikan kita, maka prinsip-prinsip berikut dijadikan strategi kelangsungan pendidikan manusia, yaitu: Sumber: Meredith pada Suprojo Pusposutardjo (1999)
(1) Pendidikan insan wirausaha berlangsung seumur hayati di mana serta kapan saja, sehingga peranan subyek insan buat belajar serta mendidik diri sendiri secara masuk akal adalah kewajiban kodrati manusia.
(dua) Sebagai realisasi menurut prinsip di atas, maka lingkungan aplikasi pendidikan insan wirausaha meliputi:
(a) Lingkungan keluarga sebagai lingkungan pertama dan primer untuk mendidik manusia wirausaha.
(b) Lingkungan sekolah menjadi lingkungan pendidikan formal buat melengkapi bekal eksklusif manusia wirausaha.
(c) Lingkungan rakyat sebagai lingkungan pendidikan non – formal, yg mewujudkan perkembangan pribadi yg masuk akal pada situasi sosial.
(3) Oleh karena lingkungan pendidikan manusia wirausaha meliputi tiga lingkungan misalnya dikemukakan di atas, maka forum penanggung jawab pendidikan insan wirausaha terdiri berdasarkan:
(a) Keluarga menjadi penanggung jawab pertama dan primer aplikasi pendidikan manusia wirausaha.
(b) Sekolah menjadi penanggung jawab pendidikan insan wirausaha
(c) Perkumpulan-serikat warga menjadi penanggung jawab jua kelangsungan pendidikan insan wirausaha.

Dengan demikian 3 lingkungan dan forum pada atas dibutuhkan dapat memegang peranan dan tanggung jawab langsung atas pendidikan manusia wirausaha. 

b. Pendidikan Kewirausahaan
Untuk melihat bagaimana mempersiapkan insan wirausaha pada lingkungan sekolah ada beberap hal yang perlu dipaparkan merupakan:

1. Peranan Sekolah dalam mempersiapkan Manusia-Manusia Wirausaha.
Hakikat persiapan insan wirausaha adalah dalam segi penempaan sikap mental wirausaha. Dengan perkataan lain, persiapan manusia wirausaha terletak dalam penempaan seluruh daya kekuatan langsung insan itu buat menjadikannya dinamis dan kreatif, disamping bisa berusaha buat hayati maju dan berprestasi. Manusia yg semacam itu yang menampakan karakteristik-karakteristik wirausaha. Seperti sudah dikemukakan pada gambaran diatas bahwa galat satu karakteristik insan wirausaha adalah mempunyai ciri-ciri kepribadian yang kuat. 

Dalam praktik pada sekolah, beberapa hal yg dapat dilakukan pada rangka menanamkan jiwa wirausaha dalam anak merupakan:
a) Pembenahan Proses Pembelajaran Di Sekolah 
b) Pembenahan Pada Diri Guru
c) Pembenahan Terhadap Sistem Bimbingan Belajar
d) Pembenahan pada Metode Mengajar

3. Sikap serta Perilaku Wirausaha
Bimo Walgito berpendapat bahwa perilaku adalah organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai obyek atau situasi yg nisbi permanen, yang disertai adanya perasaan eksklusif dan menaruh dasar pada orang tersebut buat menciptakan respons atau berperilaku dalam cara eksklusif yang dipilihnya (1991:109). Sementara Allport dalam Sears dkk mengemukakan bahwa perilaku merupakan keadaan mental menurut kesiapan yang diatur melalui pengalaman yg memberikan pengaruh dinamik atau terarah pada respons individu pada semua obyek dan situasi yg berkaitan dengannya ( 1992:136).. 

Berdasarkan batasan sikap dapat diketahui bahwa pada umumnya perilaku itu mengandung 3 komponen yg menciptakan struktur sikap yaitu:
a Komponen kognitif (komponen perceptual), yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan akan hal-hal yang herbi bagaimana orang mempersepsi terhadap obyek sikap.
b Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yg berhubungan dengan rasa bahagia atau nir senang terhadap obyek perilaku. Rasa nir senang merupakan hal yang negative. Komponen ini menampakan arah perilaku yaitu positif serta negatif.
c Komponen konatif ( komponen perilaku), yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap obyek perilaku. Komponen ini memberitahuakn intensitas perilaku yaitu menampakan akbar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap obyek sikap ( Bimo Walgito, 1991:112).

Menurut Sarlito wirawan (1776:85) faktor-faktor yang mempengaruhi sikap:
1) Faktor intern
Meliputi faktor-faktor yang terdapat pada orang yang bersangkutan misal: selektivitas, karena wajib memilih inilah perilaku yang positip terhadap sesuatu hal dan pembentukan sikap negatif pada sesuatu hal lain.

2) Faktor Ekstern
Meliputi faktor-faktor yg masih ada pada luar individu seperti:
a) Sikap obyek yg dijadikan target obyek
b) kewibawaan orang yg mengemukakan suatu sikap
c) perilaku orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
d) media komunikasi yang digunakan dalampenyampaian sikap.
e) Situasi dalam waktu perilaku tersebut.

annya.(Todaro, 1977). 
Keinginan orang tua agar anak sebagai pegawai negeri merupakan bukti konkrit bahwa budaya feodal yg adalah warisan dari penjajah menjadi suatu hambatan perkembangan bangsa kita. Mungkin saja anak mempunyai jiwa serta perilaku positif terhadap wirausaha, akan tetapi mungkin mengalami benturan nilai dengan orang tua, sehingga anak terpaksa sebagai pengawai negeri. 

Jika seorang pendidik menginginkan menumbuhkan perilaku sasaran didik, seharusnya mengetahui bakat yg terdapat dalam target didik, harapan sasaran didik, nilai serta pengetahuan yg seharusnya didapat target didik, serta lingkungan lain yang kondusif bagi penumbuhan perilaku mereka, termasuk lingkungan politik. Keadaan ini sulit dilakukan, tetapi wajib diusahakan. Jika kita ingin pendidikan berkembang dan berguna bagi masyarakat, maka kita nir boleh membisu. Apapun hasilnya, pendidik wajib berusaha melakukan inovasi proses pendidikan. Perlu disadari, bahwa segala sesuatu membutuhkan proses yg relatif panjang buat mencapai suatu keberhasilan.

Sebagaimana diketahui sang generik, bahwa sistem pendidikan kita masih bersandar dalam prinsip, teori, dan konsep behavioristik. Konsep serta teori terbut bila diaplikasikan dalam pendididikan kejuruan serta profesi, telah nir relevan lagi. Model pendidikan klasikal, seperti yang sekarang ini banyak diterapkan, berangkat dari konsep behavioristik, sulit buat menumbuhkan perilaku wirausaha. Pada masa pembangunan, seperti terjadi di negara kita dalam ketika ini, sangat membutuhkan tenaga wirausahawan buat meningkatkan kecepatan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan demikian, manakala kita masih mempertahankan model pendidikan behavioristik, kami konfiden bahwa tidak akan sanggup menumbuhkan wirausahawan yg menjadi pelaku pembangunan ekonomi nasional yang handal. Dengan demikian, perubahan sistem dan contoh pendidikan, khususnya dalam pendidikan bisnis, perlu dilakukan. Terutama menunjuk dalam pembelajaran kewirausahaan. 

Perilaku wirausaha adalah perilaku insan pada kegiatan wirausaha menjadi upaya insan buat mengatasi kasus yang berhubungan dengan wirausaha. Pembentukan perilaku dan konduite wirausaha siswamerupakan tujuan yang harus dicapai dalampembelajaran kewirausahaan.pembentukan perilaku dapat dipenuhi melalui pendidikan informal bisa dilakukan melaluhi keluarga umumnya yang berperan utama orang tua. Sedangkan secara formal bisa dilakukan melalui proses pembelajaran pada sekolah.

SEKUNCUP IDE OPERASIONAL PENDIDIKAN KEWIRASWASTAAN

Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Kewiraswastaan
1. Analisis Situasi
Krisis yg terjadi di negara kita , telah menyebabkan banyak industri yg menghentikan proses produksinya, sehingga mengakibatkan terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), yang efek selanjutnya menyebabkan tingginya taraf pengangguran. Peningkatan pengangguran mengakibatkan makin maraknya tindak kejahatan, kriminalitas, pelanggaran kebiasaan serta kesusilaan sehingga akan menganggu stabilitas ekonomi, politik, keamanan maupun ketentraman masyarakat pada biasanya.

Untuk mengantisipasi pengaruh terjadinya krisis ekonomi, keliru satu usaha yg dapat dilakukan adalah perlu ditumbuhkembangkan budaya kewirausahaan di seluruh lapisan rakyat termasuk pada lingkungan pendidikan formal juga non formal termasuk pendidikan di lingkungan famili dan rakyat. 

Pemasyarakatan serta pembudayaan kewirausahaan ini sangat krusial, mengingat kenyataan bahwa pertumbuhan serta perkembangan pengusaha-pengusaha Indonesia atas dasar jiwa kewirausahaan bersifat turun temurun serta bukan melalui pendidikan formal. Selain itu, hanya kurang lebih 2 % pengusaha Indonesia yang berpendidikan diploma atau politeknik dan sebagian besar adalah lulusan SD. Berbagai kebijaksanaan juga kerjasama antar departemen perlu dilakukan guna mengembangkan jiwa wirausaha juga aktivitas yg produktif. 

Berdasarkan pengamatan memberitahuakn bahwa lulusan perguruan tinggi ternyata jiwa wirausahanya masih rendah. Hal tadi diantaranya ditimbulkan karena pada usia mahasiswa karakternya sudah mulai terbentuk, sehingga penanaman jiwa wirausaha mengalami kesulitan. Untuk mengatasi pertarungan pada atas, perlu dikembangkan pendidikan kewirausahaan mulai menurut taraf dasar. Pendidikan kewirausahaan dari tingkat dasar bisa dilakukan melalui pendidikan pada famili, karena keluarga adalah tempat pertama dan primer dalam mendasari pendidikan anak. Oleh karena itu pada langkah awal akan dilakukan training mengenai bagaimana cara mendidik anak pada famili yg berwawasan kewirausahaan.

Selama ini di Kelompok Bermain Cendekia belum pernah ada pelatihan mengenai bagaimana cara mendidik anak pada famili yang berwawasan kewirausahaan, sehingga pelatihan ini dipandang perlu diadakan bagi orang tua murid serta pengajar Kelompok Bermain Cendekia dan sekitarnya. 

Pelatihan ini bertujuan buat 1) Menambah wawasan kepada orang tua supaya dapat mengintegrasikan karakteristik-ciri wirausaha pada pendidikan anak di dalam keluarga. Dua)Menumbuhkan perilaku serta konduite wirausaha dalam anak sejak dini.

a. Pengertian dan Ciri-ciri Wirausaha 
Entrepreneur sering diartikan dengan istilah wiraswasta atau wirausaha. Menurut Wasty Soemanto (1993), wiraswasta adalah keberanian, keutamaan dan agama dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan konflik hidup menggunakan kekuatan yang terdapat dalam diri sendiri. Dengan demikian, pengertian wiraswasta bukan hanya bersifat swasta saja, melainkan memiliki sifat-sifat keberanian, keuletan, serta ketabahan dalam melaksanakan tugas-tugas menggunakan memakai kekuatan diri sendiri.

Fadel Muhammad (1992) mengemukakan bahwa karakteristik seorang wirausaha adalah orang yang memiliki jiwa kepemimpinan, daya penemuan, sikap terhadap perubahan, working smart, visi ke depan, dan berani mengambil risiko. Meredith (1996) pula memberikan karakteristik-karakteristik wirausaha (entrepeneur) menjadi orang yg (1) percaya diri, (2) berorientasi tugas dan hasil, (tiga) berani merogoh risiko, (4) berjiwa kepemimpinan, (lima) berorientasi ke depan, serta (6) keorisinal. Ciri-ciri lain kewirausahaan ditambahkan oleh Schumpeter yakni selalu mempunyai prakarsa otoritas, mempunyai bisikan hati yg bertenaga, mempunyai kebebasan mental, mempunyai kompetensi inti (core competencies), serta pemberontak sosial.

Keseluruhan ciri-karakteristik wirausaha yg disebutkan di atas tidak semuanya harus dimiliki secara lengkap namun kompetensi inti yg perlu diperoleh pada pendidikan hanyalah beberapa pada antaranya. Dengan demikian, buat sebagai seseorang usahawan tidak terbatas pada bidang-bidang keahlian tertentu, melainkan pendidikan yg berorientasi kewirausahaan dapat diterapkan pada seluruh bidang ilmu atau teknologi atau kesenian. Dengan merogoh perkiraan bahwa pendidikan menengah merupakan bagian dari perencanaan karir maka kadar nilai kewirausahaan seseorang peserta didik yg bisa ditumbuhkembangkan selama proses pembelajaran secara potensial akan dibatasi sang jangkar karirnya. 

Proses pembelajaran pada sekolah menengah sangat mungkin akan mengubah jangkar karir yang telah dimiliki seseorang dan menciptakan jangkar karir yang baru. Untuk menumbuhkan jangkar karir bagi murid bisa dikembangkan melalui GBPP mata pelajaran. Selain itu diperlukan suatu proses spesifik katalisator pembentukan kepribadian yg menyatu menggunakan kurikulum SMU. Proses yg bisa ditawarkan merupakan pengembangan individu berjenjang yang dimulai berdasarkan pengembangan kepedulian, pemahaman perkara yg senyatanya terdapat di masyarakat, knowledge serta keterampilan, penerapan, dan penginstitusian.

Dalam rangka buat menanamkan jiwa entrepreneurship kepada anak didik maka perlu dibuat metode pembelajaran yang pada dalamnya terintegrasi wawasan entrepreneurship. Menurut Suprodjo Pusposutardjo (1999) bentuk perubahan rancangan pembelajaran diantaranya adalah:
  1. Mengubah isi dan bentuk susunan penyampaian materi ajar menjadi lebih aktual dan kontekstual dalam arti mencirikan posisinya pada suatu bentuk wirausaha.
  2. Mengembangkan proses pembelajaran grup menggunakan pemikiran-pemikiran pemecahan masalah yang terbuka, dialogis, rumusan solusi alternatif. 
  3. Memberikan keterangan mutakhir mengenai sense of the business berdasarkan kewirausahaan yang gayut dengan bidang ekonomi.
Untuk mengimplementasikan rancangan pembelajaran yang terintegrasi muatan serta wawasan entrepreneurship dilakukan menggunakan menggunakan pendekatan langsung, pada arti rancangan tadi diterapkan buat memperoleh kebermaknaannya. Untuk itu langkah-langkah implementasi tersebut dikembangkan sinkron model penelitian tindakan kelas sebagaimana yang pada sarankan Kemmis serta McTaggart. Proses penelitian ini dilakukan secara cyclich menggunakan memperhatikan plan, implementation, monitoring, and reflection (Kemmis & McTaggart, 1988).

Dengan contoh siklus tersebut termin-tahap pada atas dikembangkan secara terus menerus hingga diperoleh model pembelajaran yang paling efektif serta paling mengklaim akan keberhasilannya. Secara operasional penelitian tindakan ini dibagi ke pada dua siklus yang pada dalamnya terkandung daur-daur kecil. Setiap daur mini dilakukan proses perencanaan, implementasi, monitoring, dan refleksi tindakan. Dengan cara ini diharapkan tindakan yg dilakukan semakin lama semakin baik serta akhirnya ditemukan tindakan yg paling sempurna berupa model planning pembelajaran yg paling efektif.

Berdasarkan tindakan yang dipilih serta argumentasi teoretis pada atas bisa dirumuskan hipotesis tindakan bahwa dengan penerapan rancangan pembelajaran yang terintegrasi wawasan entrepreneurship dapat menumbuhkan jiwa entrepreneurship pada diri murid.

Meredith dalam Suprojo Pusposutardjo(1999), menaruh karakteristik-ciri seseorang yang mempunyai jiwa wirausaha (entrepeneur) menjadi orang yg (1) percaya diri, (2) berorientasi tugas dan output, (tiga) berani mengambil risiko, (4) berjiwa kepemimpinan, (lima) berorientasi ke depan, serta (6) keorisinal.

Tabel Ciri-Ciri wirausaha

Percaya diri

1.bekerja penuh keyakinan

2.      Tidak berketergantungan dalam melakukan pekerjaan
3.      Individualistis dan optimis

Berorientasi pada tugas serta hasil

1.memenuhi kebutuhan akan prestasi

2.      Orientasi pekerjaan berupa laba, tekun serta sabar, tekad kerja keras.
3.      Berinisiatif

Pengambil risiko

1.berani dan mampu mengambil risiko kerja

2.      Menyukai pekerjaan yang menantang

Kepemipinan

1.bertingkah laku menjadi pemimpin yang terbuka thd saran dan kritik.

2.      Praktis berteman serta berafiliasi menggunakan orang lain

Berfikir ke arah yang asli

1.kreatif serta Inovatif

2.      Luwes pada melaksanakan pekerjaan
3.      Mempunyai banyak sumberdaya
4.      Serba bisa serta berpengetahuan luas

Keorisinilan

1.berfikiran menatap ke depan

2.Perspektif

Setelah tahu karakteristik-ciri manusia wirausaha, langkah selanjutnya yg perlu dipelajari merupakan bagaimana cara menanamkan jiwa wirausaha. Satu-satunya jawaban atas pertanyaan ini merupakan menggunakan pendidikan. Strategi pendidikan wirausaha yang perlu ditempuh hendaknya bertolak dari kebijakan pendidikan nasional, karena selaras menggunakan makna pendidikan kewirausahaan. Dalam hal ini kita wajib jangan lupa asas dan tanggung jawab aplikasi pendidikan kita. Asas dan tangung jawab pendidikan nasional itulah yang menentukan strategi pendidikan kewirausahawan. Oleh lantaran pendidikan insan wirausaha menjadi wujud asas pendidikan kita, maka prinsip-prinsip berikut dijadikan strategi kelangsungan pendidikan manusia, yaitu: Sumber: Meredith pada Suprojo Pusposutardjo (1999)
(1) Pendidikan insan wirausaha berlangsung seumur hayati di mana serta kapan saja, sebagai akibatnya peranan subyek insan buat belajar dan mendidik diri sendiri secara lumrah adalah kewajiban kodrati insan.
(dua) Sebagai realisasi menurut prinsip di atas, maka lingkungan aplikasi pendidikan manusia wirausaha meliputi:
(a) Lingkungan famili sebagai lingkungan pertama dan primer buat mendidik insan wirausaha.
(b) Lingkungan sekolah sebagai lingkungan pendidikan formal buat melengkapi bekal pribadi manusia wirausaha.
(c) Lingkungan rakyat menjadi lingkungan pendidikan non – formal, yg mewujudkan perkembangan eksklusif yang masuk akal pada situasi sosial.
(3) Oleh lantaran lingkungan pendidikan insan wirausaha mencakup 3 lingkungan misalnya dikemukakan di atas, maka forum penanggung jawab pendidikan manusia wirausaha terdiri berdasarkan:
(a) Keluarga menjadi penanggung jawab pertama dan utama pelaksanaan pendidikan manusia wirausaha.
(b) Sekolah menjadi penanggung jawab pendidikan insan wirausaha
(c) Perkumpulan-perkumpulan masyarakat sebagai penanggung jawab jua kelangsungan pendidikan insan wirausaha.

Dengan demikian tiga lingkungan serta lembaga di atas diperlukan dapat memegang peranan dan tanggung jawab langsung atas pendidikan insan wirausaha. 

b. Pendidikan Kewirausahaan
Untuk melihat bagaimana mempersiapkan insan wirausaha pada lingkungan sekolah terdapat beberap hal yang perlu dipaparkan adalah:

1. Peranan Sekolah dalam mempersiapkan Manusia-Manusia Wirausaha.
Hakikat persiapan manusia wirausaha adalah pada segi penempaan sikap mental wirausaha. Dengan perkataan lain, persiapan insan wirausaha terletak dalam penempaan semua daya kekuatan eksklusif insan itu buat menjadikannya bergerak maju serta kreatif, disamping mampu berusaha buat hayati maju dan berprestasi. Manusia yang semacam itu yg memberitahuakn ciri-ciri wirausaha. Seperti telah dikemukakan dalam paparan diatas bahwa galat satu karakteristik insan wirausaha merupakan memiliki ciri-ciri kepribadian yang kuat. 

Dalam praktik pada sekolah, beberapa hal yg bisa dilakukan dalam rangka menanamkan jiwa wirausaha pada anak merupakan:
a) Pembenahan Proses Pembelajaran Di Sekolah 
b) Pembenahan Pada Diri Guru
c) Pembenahan Terhadap Sistem Bimbingan Belajar
d) Pembenahan pada Metode Mengajar

3. Sikap dan Perilaku Wirausaha
Bimo Walgito berpendapat bahwa sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seorang tentang obyek atau situasi yang relatif tetap, yg disertai adanya perasaan tertentu dan menaruh dasar kepada orang tersebut buat menciptakan respons atau berperilaku pada cara tertentu yg dipilihnya (1991:109). Sementara Allport dalam Sears dkk mengemukakan bahwa sikap adalah keadaan mental menurut kesiapan yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah pada respons individu dalam seluruh obyek dan situasi yg berkaitan dengannya ( 1992:136).. 

Berdasarkan batasan sikap dapat diketahui bahwa dalam umumnya perilaku itu mengandung 3 komponen yang menciptakan struktur perilaku yaitu:
a Komponen kognitif (komponen perceptual), yaitu komponen yg berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan akan hal-hal yg berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap obyek perilaku.
b Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yg berhubungan dengan rasa senang atau nir senang terhadap obyek sikap. Rasa nir bahagia merupakan hal yg negative. Komponen ini menerangkan arah perilaku yaitu positif serta negatif.
c Komponen konatif ( komponen perilaku), yaitu komponen yang berhubungan dengan kesamaan bertindak terhadap obyek perilaku. Komponen ini menerangkan intensitas sikap yaitu memperlihatkan akbar kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seorang terhadap obyek sikap ( Bimo Walgito, 1991:112).

Menurut Sarlito wirawan (1776:85) faktor-faktor yang menghipnotis sikap:
1) Faktor intern
Meliputi faktor-faktor yang terdapat pada orang yang bersangkutan misal: selektivitas, karena harus menentukan inilah sikap yang positip terhadap sesuatu hal dan pembentukan sikap negatif dalam sesuatu hal lain.

2) Faktor Ekstern
Meliputi faktor-faktor yang terdapat di luar individu seperti:
a) Sikap obyek yg dijadikan sasaran obyek
b) kewibawaan orang yg mengemukakan suatu sikap
c) perilaku orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
d) media komunikasi yang digunakan dalampenyampaian sikap.
e) Situasi dalam waktu perilaku tadi.

annya.(Todaro, 1977). 
Keinginan orang tua agar anak menjadi pegawai negeri adalah bukti konkrit bahwa budaya feodal yang adalah warisan dari penjajah menjadi suatu hambatan perkembangan bangsa kita. Mungkin saja anak mempunyai jiwa serta perilaku positif terhadap wirausaha, akan namun mungkin mengalami benturan nilai dengan orang tua, sebagai akibatnya anak terpaksa menjadi pengawai negeri. 

Jika seseorang pendidik menginginkan menumbuhkan perilaku target didik, seharusnya mengetahui bakat yang ada pada target didik, asa sasaran didik, nilai dan pengetahuan yg seharusnya didapat target didik, dan lingkungan lain yang kondusif bagi penumbuhan sikap mereka, termasuk lingkungan politik. Keadaan ini sulit dilakukan, tetapi wajib diusahakan. Apabila kita ingin pendidikan berkembang dan bermanfaat bagi warga , maka kita tidak boleh membisu. Apapun hasilnya, pendidik harus berusaha melakukan penemuan proses pendidikan. Perlu disadari, bahwa segala sesuatu membutuhkan proses yang relatif panjang buat mencapai suatu keberhasilan.

Sebagaimana diketahui sang umum, bahwa sistem pendidikan kita masih bersandar pada prinsip, teori, serta konsep behavioristik. Konsep dan teori terbut apabila diaplikasikan pada pendididikan kejuruan dan profesi, telah tidak relevan lagi. Model pendidikan klasikal, seperti yg sekarang ini poly diterapkan, berangkat berdasarkan konsep behavioristik, sulit buat menumbuhkan perilaku wirausaha. Pada masa pembangunan, seperti terjadi di negara kita pada saat ini, sangat membutuhkan energi wirausahawan buat meningkatkan kecepatan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan demikian, manakala kita masih mempertahankan model pendidikan behavioristik, kami yakin bahwa nir akan mampu menumbuhkan wirausahawan yg sebagai pelaku pembangunan ekonomi nasional yang handal. Dengan demikian, perubahan sistem dan model pendidikan, khususnya dalam pendidikan usaha, perlu dilakukan. Terutama mengarah pada pembelajaran kewirausahaan. 

Perilaku wirausaha merupakan perilaku manusia dalam aktivitas wirausaha menjadi upaya insan untuk mengatasi kasus yang berhubungan dengan wirausaha. Pembentukan sikap dan konduite wirausaha siswamerupakan tujuan yang harus dicapai dalampembelajaran kewirausahaan.pembentukan perilaku dapat dipenuhi melalui pendidikan informal dapat dilakukan melaluhi famili umumnya yang berperan primer orang tua. Sedangkan secara formal dapat dilakukan melalui proses pembelajaran di sekolah.

BUKU GURU KELAS 3 SD/MI K13 EDISI REVISI 2018

Buku Pengajar K13 Kelas tiga SD/MI Revisi 2018

Buku Pengajar K13 Kelas tiga SD/MI Revisi 2018 - Buku Guru disusun sebagai pemandu penggunaan buku teks anak didik di lapangan. Sebagaimana diketahui bahwa kitab teks siswa yg berbasis aktivitas disusun sebagai galat satu penunjang penerapan Kurikulum 2013 yg disempurnakan, yang sangat mengedepankan pencapaian kompetensi anak didik sesuai dengan baku kelulusan yang ditetapkan. Oleh karena hanya sebagai keliru satu penunjang penerapan Kurikulum 2013 yang disempurnakan, pengajar diharapkan nir menggunakan kitab ini menjadi satu-satunya kitab pedoman yg sebagai acuan dalam proses belajar mengajar pada kelas. Isi menurut Buku Pengajar hanyalah model aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan pada kelas. Pengajar memiliki keleluasaan buat membentuk kegiatan pembelajaran sendiri yg sesuai dengan syarat serta kebutuhan anak didik. Pengajar juga permanen wajib membuka serta memeriksa peraturan pemerintah khususnya berkaitan dengan konsep penilaian serta pelaporan yang tidak bisa diurai secara detil pada buku ini.
Meski kitab ini jua dilengkapi dengan materi tambahan buat pengayaan pengajar, kehadiran kitab -buku penunjang guna memperkaya wawasan serta keterampilan anak didik tetap dibutuhkan. Jika perlu, sanggup saja pengajar memanfaatkan buku-buku KTSP yang telah dimiliki sekolah. Pengajar maupun anak didik juga bisa memanfaatkan bahan-bahan belajar lain yg relevan, termasuk ensiklopedia, berbagai kitab yg membahas topik terkait pembelajaran, majalah, surat berita, serta sebagainya.

Buku ini dibuat menggunakan berlandaskan dalam kompetensi dasar yang telah disusun sang Kemendikbud. Buku ini sudah melalui proses review, evaluasi, penyuntingan, dan menerima catatan dan saran-saran perbaikan yg dilakukan baik sang penelaah maupun tim editor di bawah supervisi Kemendikbud.

Berbeda menggunakan Buku Pengajar sebelumnya, atas arahan dari Kemendikbud, kali ini Buku Guru tidak lagi dilengkapi dengan KI 1 serta KI dua, kecuali buat PPKn. Namun demikian, dalam kesehariannya pengajar permanen melakukan proses pengamatan perkembangan perilaku spiritual serta sikap sosial siswa. 

Penulis menyadari betul bahwa buku ini belum sempurna. Oleh karenanya, penulis sangat mengharapkan masukan buat perbaikan mengarah pada kesempurnaan. Kritik serta saran-saran produktif berdasarkan pembaca serta pengguna sangat kami nantikan buat perbaikan pada masa yg akan tiba.

Tentang Buku Pengajar Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas III
Buku Guru disusun buat memudahkan para pengajar pada melaksanakan pembelajaran tematik terpadu. Buku ini meliputi hal-hal sebagai berikut.
  1. Jaringan tema yg memberi citra kepada pengajar mengenai suatu tema yang melingkupi empat subtema menggunakan kompetensi dasar (KD) serta indikator dari banyak sekali mata pelajaran.
  2. Ruang lingkup pembelajaran yang memberikan gambaran tentang aktivitas serta kemampuan yang dikembangkan dalam satu subtema.
  3. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam setiap kegiatan pembelajaran.
  4. Media serta alat pembelajaran yang akan dipakai pada setiap kegiatan pembelajaran.
  5. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran tematik terpadu yang terdiri dari Kegiatan Pembuka, Kegiatan Inti, dan Kegiatan Penutup yg disusun untuk menggambarkan aktivitas pembelajaran yang menyatu serta mengalir.
  6. Pengalaman belajar yg bermakna buat menciptakan sikap dan konduite positif, dominasi konsep, keterampilan berpikir saintifik, berpikir tingkat tinggi, kemampuan menyelesaikan kasus, inkuiri, kreativitas, serta eksklusif reflektif.
  7. Berbagai teknik penilaian siswa.
  8. Informasi yg sebagai acuan kegiatan remedial dan pengayaan.
  9. Petunjuk penggunaan kitab murid.

Kegiatan pembelajaran pada kitab ini didesain buat berbagi kompetensi (sikap, pengetahuan, serta keterampilan) murid melalui aktivitas yg bervariasi. Aktivitas tersebut meliputi hal-hal menjadi berikut.
  1. Membuka pelajaran dengan cara yang menarik perhatian siswa, seperti membacakan cerita, bertanya jawab, bernyanyi, melakukan permainan, demonstrasi, dan pemecahan perkara.
  2. Menginformasikan tujuan pembelajaran sebagai akibatnya siswa bisa mengorganisasikan liputan yang disampaikan (apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dikerjakan).
  3. Menggali pengetahuan anak didik yang diperoleh sebelumnya agar murid mampu mengaitkan pengetahuan terdahulu dengan yang akan dipelajari.
  4. Memberi tugas yang sedikit demi sedikit guna membantu murid tahu konsep.
  5. 5.memberi tugas yg bisa menyebarkan kepandaian tingkat tinggi.
  6. Memberi kesempatan buat melatih keterampilan atau konsep yang telah dipelajari.
  7. Memberi umpan kembali yang akan menguatkan pemahaman murid.

Bagaimana Menggunakan Buku Guru?

Buku Pengajar mempunyai 2 fungsi, yaitu menjadi petunjuk penggunaan Buku Siswa serta sebagai acuan aktivitas pembelajaran pada kelas. Mengingat pentingnya kitab ini, disarankan memerhatikan hal-hal sebagai berikut.
  1. Bacalah page demi halaman dengan teliti.
  2. Pahamilah setiap Kompetensi Dasar serta Indikator yg dikaitkan menggunakan tema.
  3. Upayakan buat meliputi kompetensi pada perilaku spiritual serta sikap sosial dalam semua kegiatan pembelajaran. Guru diperlukan melakukan penguatan buat mendukung pembentukan perilaku, pengetahuan, serta perilaku positif.
  4. Dukunglah ketercapaian kompetensi dalam perilaku spiritual dan sosial dengan kegiatan pembiasaan, keteladanan, dan budaya sekolah.
  5. Cocokkanlah setiap langkah aktivitas yg herbi kitab siswa sesuai dengan page yang dimaksud.
  6. Mulailah setiap aktivitas pembelajaran menggunakan menaruh pengantar sesuai tema pembelajaran. Lebih baik lagi apabila dilengkapi menggunakan aktivitas pembukaan yg menyenangkan serta membangkitkan rasa ingin memahami murid. Misalnya bercerita, mengajukan pertanyaan yang menantang, menyanyikan lagu, menampakan gambar, serta sebagainya. Demikian pula pada waktu menutup pembelajaran. Pemberian pengantar dalam setiap perpindahan subtema dan tema, sebagai faktor yang sangat penting buat memaksimalkan manfaat dan keberhasilan pendekatan tematik terpadu yg diuraikan dalam buku ini.
  7. Kembangkan wangsit-ide kreatif dalam memilih metode pembelajaran. Termasuk di dalamnya menemukan kegiatan cara lain jika kondisi yg terjadi kurang sesuai dengan perencanaan (contohnya anak didik nir mampu mengamati flora di luar kelas pada saat hujan).
  8. Pilihlah majemuk metode pembelajaran yg akan dikembangkan (contohnya bermain kiprah, mengamati, bertanya, bercerita, bernyanyi, menggambar, dan sebagainya). Penggunaan beragam metode tersebut, selain melibatkan siswa secara pribadi, diharapkan pula dapat melibatkan warga sekolah serta lingkungan sekolah.
  9. Kembangkanlah keterampilan ini dia:
  • Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAIKEM),
  • Keterampilan bertanya yg berorientasi pada akal budi tingkat tinggi, Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, dan
  • Keterampilan mengelola kelas dan pajangan kelas.
10.gunakanlah media atau asal belajar cara lain yang tersedia di lingkungan sekolah.

11.pada setiap semester masih ada 4 tema. Tiap tema terdiri atas 4 subtema. Setiap subtema diurai ke dalam 6 pembelajaran. Satu pembelajaran dialokasikan buat 1 hari.

12.perkiraan alokasi ketika bisa merujuk pada struktur kurikulum. Meskipun demikian, alokasi ketika dari mata pelajaran hanyalah menjadi petunjuk umum. Guru diperlukan memilih sendiri alokasi saat berdasarkan situasi serta kondisi di sekolah serta pendekatan tematik terpadu.

13.hasil unjuk kerja anak didik yg berupa karya serta bukti evaluasi dapat berfungsi menjadi portofolio siswa.

14.buatlah catatan refleksi sesudah satu subtema terselesaikan, sebagai bahan buat melakukan pemugaran pada proses pembelajaran selanjutnya. Misalnya faktor-faktor yg menyebabkan pembelajaran berlangsung menggunakan baik, kendala-kendala yg dihadapi, dan wangsit-wangsit kreatif buat pengembangan lebih lanjut.

15.libatkan seluruh murid tanpa kecuali serta yakini bahwa setiap murid cerdas menggunakan keunikan masing-masing. Dengan demikian, pemahaman mengenai kecerdasan beragam, gaya belajar anak didik serta majemuk faktor penyebab efektivitas serta kesulitan belajar murid, sangat dibutuhkan.

16.demi pencapaian tujuan pembelajaran, diharapkan komitmen pengajar buat mendidik sepenuh hati (antusias, kreatif, penuh cinta, serta kesabaran).

Kegiatan Bersama Orang Tua

Secara khusus, pada setiap akhir pembelajaran pada Buku Siswa, terdapat kolom buat orang tua dengan subjudul ‘Kegiatan Bersama Orang Tua’. Kolom ini berisi fakta tentang aktivitas belajar yg bisa dilakukan murid beserta orang tua di rumah. Orang tua diharapkan berdiskusi serta terlibat dalam aktivitas belajar anak didik. Pengajar perlu membangun komunikasi menggunakan orang tua sehubungan dengan kegiatan pembelajaran yang akan melibatkan orang tua dan anak didik pada tempat tinggal .

  1. BG Kelas tiga PA Islam Edisi Revisi 2018.pdf
  2. BG Kelas 3 Tema 1 Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup Edisi Revisi 2018.pdf
  3. BG Kelas 3 Tema dua Menyayangi Tumbuhan dan Hewan Edisi Revisi 2018.pdf
  4. BG Kelas tiga Tema 3 Benda di Sekitarku Revisi 2018.pdf
  5. BG Kelas tiga Tema 4 Kewajiban dan Hakku Edisi Revisi 2018.pdf
Demikian semoga materi Buku Pengajar Kelas 3 SD/MI K13 Edisi Revisi 2018 yang sudah kami bagikan pada blog fileledukasi.co.id ini dapat buat dipakai dalam menyusun RPP, serta pegangan dalam membicarakan materi pada peserta didik pada depan kelas dalam waktu kitab pesanan melalui dana BOS triwulan II sebesar 20% dana BOS Buku belum terkirim.
Link Penting lainnya:

Terima kasih sudah berkunjung buat mendapatkan materi dari kami, kurang dan lebihnya mohon maaf.