MENGHITUNG SATUAN WATT AMPERE DAN VOLT

Mengenal satuan Watt, Ampere dan Volt dalam sistem kelistrikan dan bagaimana Menghitung Satuan Ampere, Watt dan Volt
Terkadang muncul pertanyaan 1 Ampere itu berapa watt, atau 1 Watt berapa Ampere, 1 Volt berapa Ampere, 1 Ampere berapa Volt, 1 watt berapa Volt, serta sebagainya.
Bagi anda yang sahih-benar umum mengenai ilmu kelistrikan tentu hal ini sebagai suatu hal yang masuk akal buat dipertanyakan, serta satu hal yang cita rasanya perlu untuk kita ketahui.
Dalam ilmu listrik, kita memang mengenal aneka macam satuan, dan diantara satuan-satuan listrik tersebut adalah Watt, Ampere serta Volt.
Baca jua: Berbagai satuan listrik serta penjelasannya
Apa sebenarnya yang dianggap menggunakan satuan Watt, Ampere serta Volt tersebut? Dan bagaimana perhitungan antara Watt, Ampere dan Volt?
Untuk lebih mengenal satuan Watt, Ampere dan Volt, terlebih dahulu kita harus mengenal definisi dari masing-masing satuan listrik tersebut

Menghitung Satuan Watt, Ampere dan Volt


Watt
Watt merupakan satuan listrik buat menyatakan besaran daya (Power) berdasarkan berbagai alat-alat listrik, Satuan Watt biasa kita jumpai pada aneka macam peralatan listrik yang biasa dipakai pada rumah, misalnya Lampu TL 36Watt, Setrika 300Watt, Mesin cuci 150Watt, Pompa air 250Watt, serta sebagainya.
Satuan Watt disini menyatakan seberapa akbar daya listrik yg dibutuhkan buat menyalakan berbagai alat-alat listrik tadi.
Selain itu, satuan Watt jua bisa kita temukan dalam banyak sekali peralatan listrik lainnya, seperti Genset 1000Watt, Stabilizer 500Watt, serta sebagainya.
Satuan Watt disini menyatakan seberapa besar daya listrik yg dapat dibebani atau ditanggung oleh aneka macam indera listrik tersebut.
Ampere
Ampere merupakan satuan listrik buat menyatakan besaran Arus listrik yg mengalir dalam waktu alat listrik dipakai.
Satuan Ampere pula dapat kita jumpai pada banyak sekali alat-alat listrik pada rumah, Seperti MCB 2Ampere, Stopkontak 16Ampere, serta banyak sekali peralatan listrik lainnya.
Satuan Ampere disini menyatakan seberapa besar arus listrik maksimal yang bisa dialirkan melalui indera listrik tersebut.
Selain itu, Satuan Ampere juga bisa kita jumpai pada banyak sekali peralatan listrik lainnya, seperti Setrika listrik 220watt/ 1 Ampere, Mesin cuci 450Watt / 2Ampere, dan sebagainya.
Satuan Ampere disini menyatakan besaran Arus yang mengalir ketika alat listrik tadi dinyalakan.
Volt
Volt adalah satuan listrik buat menyatakan besaran Tegangan listrik yang didapatkan atau dibutuhkan menurut berbagai sumber listrik.
Satuan listrik dapat kita jumpai pada aneka macam alat listrik pada tempat tinggal , misalnya dalam Lampu tertulis 220Volt, Mesin Cuci 220Volt, serta sebagainya.
Satuan Volt disini menyatakan besaran tegangan listrik yang dibutuhkan buat menyalakan berbagai alat listrik tadi.
Selain itu, Satuan Volt dapat kita jumpai pada aneka macam pembangkit listrik, misalnya Genset 220Volt, Genset 380 Volt/220Volt 3 fasa, dan sebagainya.
Satuan Volt disini menyatakan besaran tegangan listrik yang dapat didapatkan menurut banyak sekali pembangkit listrik tersebut.
Lalu apa interaksi antara Watt, Ampere serta Volt?
Sebenarnya yang harus kita ketahui pertama kali adalah Volt, menjadi satuan Tegangan listrik yg pertama kali didapatkan dari pembangkit (Genset/PLN), karena tanpa adanya Tegangan listrik maka tidak terdapat yg namanya Watt juga Ampere.
Tegangan listrik didapatkan menurut sebuah pembangkit listrik dengan prinsip kerja GGL, Tegangan yg dihasilkan sebelum dipakai dianggap dengan GGL (E), lalu saat Tegangan listrik ini dialirkan ke berbagai alat listrik maka diklaim menggunakan Tegangan Jepit (V).
Baca jua: Perbedaan dan rumus perhitungan GGL serta Tegangan Jepit
Lalu ketika Tegangan dialirkan dalam suatu indera listrik, maka akan menghasilkan Arus listrik yg disebut menggunakan satuan Ampere.
Besaran Arus listrik yang mengalir menurut asal listrik menuju Alat listrik ditentukan sang seberapa akbar nilai tahanan dalam suatu indera listrik tersebut, serta hal ini biasa disebut menggunakan Daya listrik pada satuan Watt.
Semakin besar nilai Resistan (Ohm) pada suatu indera listrik, maka semakin mini daya (Watt) yg diperlukan, serta semakin mini pula arus listrik (Ampere) yang didapatkan, dengan akbar tegangan (Volt) tetap.
Semakin kecil nilai Resistan (Ohm) dalam suatu alat listrik, maka semakin besar daya (Watt) yg dibutuhkan, serta semakin besar juga arus listrik (Ampere) yang dihasilkan, dengan akbar tegangan (Volt) permanen.
Semakin Besar Tegangan listrik (Volt) yang digunakan, maka semakin kecil arus listrik (Ampere) yang didapatkan menggunakan beban daya (Watt) yg sama.
Semakin kecil Tegangan listrik (Volt) yang digunakan, maka semakin besar arus listrik (Ampere) yang didapatkan menggunakan beban daya (Watt) yg sama.

Pernyataan diatas dapat kita buktikan dalam beberapa contoh perhitungan berikut ini:
Contoh Perhitungan:
Suatu alat listrik memiliki nilai resistan sebanyak 100Ohm, kemudian dialiri tegangan listrik sebanyak 220Volt, maka arus listrik yg mengalir merupakan:
Hukum Ohm: V= I x R
V: Tegangan listrik (Volt)
I: Arus listrik (Ampere)
R: Resistan (Ohm)
  • V = I x R
  • 220Volt = I x 100ohm
  • I = 220Volt : 100ohm
  • I = 2,2 Ampere

Lalu, Berapa Ampere Arus listrik yang didapatkan bila nilai Resistannya diperbesar menjadi 200ohm?
  • V = I x R
  • 220Volt = I x 200ohm
  • I = 220Volt : 200ohm
  • I = 1,1 Ampere

Kesimpulan: Semakin akbar nilai resistan maka semakin mini arus listrik yg mengalir (Tegangan permanen), begitu juga sebaliknya.
Lalu berapa akbar Daya listrik (Watt), bila tegangan listriknya 220Volt dan arus listriknya dua,2Ampere?
Rumus Daya (Watt): P = V x I
P: Daya listrik (Watt)
V: Tegangan listrik (Volt)
I: Arus listrik (Ampere)
  • P = V x I
  • P = 220Volt x 2,2Ampere
  • P = 484 Watt.

Lalu, Berapa besar daya listrik (Watt) apabila nilai arus listrik diperkecil sebagai 1,1 Ampere?
  • P = V x I
  • P = 220Volt x 1,1Ampere
  • P = 264 Watt.

Kesimpulan: Semakin akbar Daya (Watt) maka semakin akbar Arus listrik yg dihasilkan (Tegangan tetap), begitu juga sebaliknya.
Lalu, bagaimana apabila Tegangan yg diubah sebagai lebih besar atau lebih kecil?
Contoh perhitungan:
Jika Suatu instalasi listrik memerlukan daya listrik sebesar 484Watt, saat diberi tegangan listrik 220Volt maka membentuk arus listrik sebanyak 2,2Ampere, kemudian berapa arus listrik yang didapatkan bila tegangan diubah sebagai 380Volt?
  • P = V x I
  • 484Watt = 380Volt x I
  • I = 484Watt : 380Volt
  • I = 1,27 Ampere.

Kesimpulan, Semakin besar tegangan listrik yg dipakai, maka semakin mini arus listrik yang mengalir (dengan besar daya permanen).
Namun perlu diingat, buat mengubah tegangan ini hanya digunakan dalam beberapa jaringan dari asal pembangkit menuju Trafo, lalu diturunkan pulang sinkron dengan besar tegangan listrik yang diperlukan sebelum dialirkan ke Alat listrik.
Jika alat listrik tertulis 220Volt, maka tidak bisa dipakai dengan tegangan 380Volt.

Dari perhitungan diatas, maka kita dapat menghitung 1 Ampere berapa Watt, jika kita mengetahu tegangan listrik yang dipakai, sebagai contoh bila tegangan listrik yg dipakai sebanyak 220Volt, maka:
1 Ampere berapa Watt?
  • P = V x I
  • P = 220Volt x 1Ampere
  • P = 220Watt
Jadi 1 Ampere sama menggunakan 220 Watt, bila tegangan listrik yang digunakan merupakan 220Volt.
1 Watt berapa Ampere?
  • P = V x I
  • 1 Watt = 220Volt x I
  • I = 1watt : 220Volt
  • I = 0,0045 Ampere
Jadi, 1 watt sama dengan 0,0045ampere, bila tegangan listrik yang dipakai merupakan 220Volt.
Catatan:
Perhitungan diatas merupakan perhitungan yg sederhana, untuk beberapa perhitungan lainnya perlu kita hitung seberapa besar cosphi (Faktor daya), selain itu apabila menggunakan listrik tiga phase memiliki perhitungan sebagai berikut:
Baca jua: Mengenal faktor daya (Cosphi) pada sistem kelistrikan
P = V x I x Cosphi x akar3
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

MENGHITUNG SATUAN WATT AMPERE DAN VOLT

Mengenal satuan Watt, Ampere serta Volt dalam sistem kelistrikan serta bagaimana Menghitung Satuan Ampere, Watt dan Volt
Terkadang muncul pertanyaan 1 Ampere itu berapa watt, atau 1 Watt berapa Ampere, 1 Volt berapa Ampere, 1 Ampere berapa Volt, 1 watt berapa Volt, serta sebagainya.
Bagi anda yg benar-sahih awam tentang ilmu kelistrikan tentu hal ini menjadi suatu hal yg masuk akal buat dipertanyakan, dan satu hal yang cita rasanya perlu buat kita ketahui.
Dalam ilmu listrik, kita memang mengenal berbagai satuan, serta diantara satuan-satuan listrik tersebut adalah Watt, Ampere serta Volt.
Baca pula: Berbagai satuan listrik serta penjelasannya
Apa sebenarnya yg diklaim dengan satuan Watt, Ampere serta Volt tadi? Dan bagaimana perhitungan antara Watt, Ampere serta Volt?
Untuk lebih mengenal satuan Watt, Ampere dan Volt, terlebih dahulu kita harus mengenal definisi dari masing-masing satuan listrik tersebut

Menghitung Satuan Watt, Ampere serta Volt


Watt
Watt adalah satuan listrik buat menyatakan besaran daya (Power) menurut banyak sekali alat-alat listrik, Satuan Watt biasa kita jumpai pada berbagai alat-alat listrik yang biasa dipakai di tempat tinggal , misalnya Lampu TL 36Watt, Setrika 300Watt, Mesin cuci 150Watt, Pompa air 250Watt, serta sebagainya.
Satuan Watt disini menyatakan seberapa besar daya listrik yang diperlukan buat menyalakan banyak sekali peralatan listrik tadi.
Selain itu, satuan Watt juga dapat kita temukan pada berbagai alat-alat listrik lainnya, misalnya Genset 1000Watt, Stabilizer 500Watt, dan sebagainya.
Satuan Watt disini menyatakan seberapa akbar daya listrik yang dapat dibebani atau ditanggung oleh berbagai indera listrik tersebut.
Ampere
Ampere adalah satuan listrik buat menyatakan besaran Arus listrik yang mengalir pada ketika alat listrik digunakan.
Satuan Ampere jua bisa kita jumpai dalam aneka macam alat-alat listrik pada tempat tinggal , Seperti MCB 2Ampere, Stopkontak 16Ampere, dan aneka macam peralatan listrik lainnya.
Satuan Ampere disini menyatakan seberapa besar arus listrik maksimal yg bisa dialirkan melalui indera listrik tersebut.
Selain itu, Satuan Ampere juga bisa kita jumpai pada berbagai peralatan listrik lainnya, seperti Setrika listrik 220watt/ 1 Ampere, Mesin cuci 450Watt / 2Ampere, dan sebagainya.
Satuan Ampere disini menyatakan besaran Arus yang mengalir waktu alat listrik tersebut dinyalakan.
Volt
Volt merupakan satuan listrik buat menyatakan besaran Tegangan listrik yg dihasilkan atau diperlukan berdasarkan banyak sekali sumber listrik.
Satuan listrik bisa kita jumpai pada aneka macam indera listrik pada tempat tinggal , seperti pada Lampu tertulis 220Volt, Mesin Cuci 220Volt, dan sebagainya.
Satuan Volt disini menyatakan besaran tegangan listrik yg diharapkan buat menyalakan aneka macam alat listrik tadi.
Selain itu, Satuan Volt bisa kita jumpai pada berbagai pembangkit listrik, seperti Genset 220Volt, Genset 380 Volt/220Volt 3 fasa, dan sebagainya.
Satuan Volt disini menyatakan besaran tegangan listrik yg bisa dihasilkan berdasarkan banyak sekali pembangkit listrik tadi.
Lalu apa hubungan antara Watt, Ampere serta Volt?
Sebenarnya yg wajib kita ketahui pertama kali adalah Volt, sebagai satuan Tegangan listrik yg pertama kali didapatkan dari pembangkit (Genset/PLN), lantaran tanpa adanya Tegangan listrik maka tidak ada yg namanya Watt maupun Ampere.
Tegangan listrik dihasilkan menurut sebuah pembangkit listrik dengan prinsip kerja GGL, Tegangan yg didapatkan sebelum digunakan dianggap menggunakan GGL (E), lalu saat Tegangan listrik ini dialirkan ke banyak sekali alat listrik maka dianggap menggunakan Tegangan Jepit (V).
Baca pula: Perbedaan serta rumus perhitungan GGL serta Tegangan Jepit
Lalu ketika Tegangan dialirkan dalam suatu alat listrik, maka akan membuat Arus listrik yg diklaim menggunakan satuan Ampere.
Besaran Arus listrik yang mengalir berdasarkan sumber listrik menuju Alat listrik dipengaruhi sang seberapa besar nilai tahanan dalam suatu indera listrik tadi, serta hal ini biasa dianggap menggunakan Daya listrik dalam satuan Watt.
Semakin besar nilai Resistan (Ohm) pada suatu alat listrik, maka semakin kecil daya (Watt) yg diharapkan, serta semakin kecil juga arus listrik (Ampere) yang didapatkan, dengan akbar tegangan (Volt) permanen.
Semakin kecil nilai Resistan (Ohm) dalam suatu alat listrik, maka semakin akbar daya (Watt) yang diharapkan, serta semakin akbar pula arus listrik (Ampere) yg dihasilkan, menggunakan akbar tegangan (Volt) tetap.
Semakin Besar Tegangan listrik (Volt) yang dipakai, maka semakin kecil arus listrik (Ampere) yang dihasilkan menggunakan beban daya (Watt) yg sama.
Semakin mini Tegangan listrik (Volt) yang digunakan, maka semakin akbar arus listrik (Ampere) yang didapatkan dengan beban daya (Watt) yang sama.

Pernyataan diatas dapat kita buktikan dalam beberapa contoh perhitungan ini dia:
Contoh Perhitungan:
Suatu alat listrik memiliki nilai resistan sebanyak 100Ohm, lalu dialiri tegangan listrik sebanyak 220Volt, maka arus listrik yang mengalir adalah:
Hukum Ohm: V= I x R
V: Tegangan listrik (Volt)
I: Arus listrik (Ampere)
R: Resistan (Ohm)
  • V = I x R
  • 220Volt = I x 100ohm
  • I = 220Volt : 100ohm
  • I = dua,2 Ampere

Lalu, Berapa Ampere Arus listrik yg dihasilkan apabila nilai Resistannya diperbesar sebagai 200ohm?
  • V = I x R
  • 220Volt = I x 200ohm
  • I = 220Volt : 200ohm
  • I = 1,1 Ampere

Kesimpulan: Semakin akbar nilai resistan maka semakin mini arus listrik yang mengalir (Tegangan tetap), begitu juga sebaliknya.
Lalu berapa besar Daya listrik (Watt), jika tegangan listriknya 220Volt dan arus listriknya dua,2Ampere?
Rumus Daya (Watt): P = V x I
P: Daya listrik (Watt)
V: Tegangan listrik (Volt)
I: Arus listrik (Ampere)
  • P = V x I
  • P = 220Volt x dua,2Ampere
  • P = 484 Watt.

Lalu, Berapa akbar daya listrik (Watt) bila nilai arus listrik diperkecil sebagai 1,1 Ampere?
  • P = V x I
  • P = 220Volt x 1,1Ampere
  • P = 264 Watt.

Kesimpulan: Semakin akbar Daya (Watt) maka semakin besar Arus listrik yg didapatkan (Tegangan permanen), begitu pula kebalikannya.
Lalu, bagaimana apabila Tegangan yg diubah menjadi lebih akbar atau lebih mini ?
Contoh perhitungan:
Jika Suatu instalasi listrik memerlukan daya listrik sebesar 484Watt, saat diberi tegangan listrik 220Volt maka membuat arus listrik sebanyak dua,2Ampere, lalu berapa arus listrik yg didapatkan jika tegangan diubah sebagai 380Volt?
  • P = V x I
  • 484Watt = 380Volt x I
  • I = 484Watt : 380Volt
  • I = 1,27 Ampere.

Kesimpulan, Semakin akbar tegangan listrik yg dipakai, maka semakin kecil arus listrik yang mengalir (menggunakan besar daya permanen).
Namun perlu diingat, buat membarui tegangan ini hanya dipakai dalam beberapa jaringan dari sumber pembangkit menuju Trafo, kemudian diturunkan balik sinkron dengan akbar tegangan listrik yg diharapkan sebelum dialirkan ke Alat listrik.
Jika alat listrik tertulis 220Volt, maka nir bisa digunakan dengan tegangan 380Volt.

Dari perhitungan diatas, maka kita bisa menghitung 1 Ampere berapa Watt, bila kita mengetahu tegangan listrik yang dipakai, menjadi model apabila tegangan listrik yg dipakai sebesar 220Volt, maka:
1 Ampere berapa Watt?
  • P = V x I
  • P = 220Volt x 1Ampere
  • P = 220Watt
Jadi 1 Ampere sama dengan 220 Watt, jika tegangan listrik yang dipakai merupakan 220Volt.
1 Watt berapa Ampere?
  • P = V x I
  • 1 Watt = 220Volt x I
  • I = 1watt : 220Volt
  • I = 0,0045 Ampere
Jadi, 1 watt sama dengan 0,0045ampere, apabila tegangan listrik yg dipakai merupakan 220Volt.
Catatan:
Perhitungan diatas adalah perhitungan yg sederhana, buat beberapa perhitungan lainnya perlu kita hitung seberapa akbar cosphi (Faktor daya), selain itu jika memakai listrik 3 phase mempunyai perhitungan sebagai berikut:
Baca pula: Mengenal faktor daya (Cosphi) pada sistem kelistrikan
P = V x I x Cosphi x akar3
Semoga berguna!
CARA FLEXI

HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN ARUS DAN DAYA LISTRIK

Apa sebenarnya hubungan antara Tegangan (Volt), Arus (Ampere), dan Daya (Watt)?
Kita tentu pernah mendengar beberapa kata dalam kelistrikan, dan terdapat 3 istilah yg paling tak jarang kita dengar yaitu, Tegangan Listrik, Arus Listrik, serta Daya listrik, dan mungkin kita pernah penasaran, apa sebenarnya Hubungan antara Tegangan (Volt), Arus (Ampere), serta Daya (Watt), lalu bagaimana Hubungan antara ketiga kata listrik yg kita acapkali dengar tadi?
Sebenarnya pembahasan tentang Tegangan (Volt), Arus (Ampere), dan Daya (Watt), sudah pernah kita bahas sebelumnya pada artikel yg berjudul: “Menghitung satuan Watt, Ampere dan Volt”, serta dalam artikel ini kita akan membahas mengenai Hubungan antara ketiga satuan Listrik tersebut.
Istilah pada bidang Kelistrikan yang paling acapkali kita dengar adalah Tegangan, Arus serta Daya, kemudian apa sebenarnya yang dimaksud dengan Tegangan, Arus serta Daya tadi?
Baca jua: Berbagai Satuan Listrik serta Penjelasannya

Tegangan (Voltage)
Tegangan Listrik merupakan Perbedaan Nilai Potensial antara dua titik (kutub) yang tidak selaras yg berasal berdasarkan suatu asal listrik, dan memakai satuan Volt (V).
Tegangan Listrik disebut pula dengan Voltage (V).
Arus Listrik (Intensity)
Arus Listrik merupakan Banyaknya muatan listrik yang mengalir pada suatu rangkaian listrik tertutup pada satuan saat, serta memakai satuan Coulomb/dtk, atau sama menggunakan Ampere (A).
Arus Listrik disebut pula dengan Intensity (I).
Daya Listrik (Power)
Daya listrik adalah Banyaknya Energi yang didapatkan juga digunakan, pada suatu rangkaian Listrik, dipengaruhi oleh seberapa besar Nilai Hambatan (Resistansi), daya menggunakan satuan Watt (W).
Daya Listrik dianggap pula dengan Power (P)

Hubungan Antara Tegangan (Volt), Arus (Ampere) dan Daya (Watt)


Hubungan antara Tegangan, Arus dan Daya, merupakan:
P = V x I
  • P: Power (Daya Listrik) pada satuan Watt
  • V: Voltage (Tegangan Listrik) dalam satuan Volt
  • I: Intensity (Arus Listrik) pada satuan Ampere
Karena, P = V x I, maka:
V = P/I
I = P/V

Hubungan Daya (Watt) dengan Tegangan dan Arus Listrik
Besar Daya Listrik (Watt) dipengaruhi sang Besar-Kecilnya Tegangan (Volt) serta Arus Listrik (Ampere) yang mengalir, dan hubungannya adalah menjadi berikut:
  • Semakin Besar Tegangan (Volt), maka semakin Besar Daya (Watt)
  • Semakin Besar Arus (Ampere), maka Semakin Besar Daya (Watt)
  • Semakin Kecil Tegangan (Volt), maka semakin Kecil Daya (Watt)
  • Semakin Kecil Arus listrik, maka semakin Kecil daya
Catatan: Jika yang diketahui merupakan Besar Tegangan Listrik dan Arus Listrik, sedangkan besar daya (Watt) belum diketahui.
Hubungan Tegangan (Volt) menggunakan Daya serta Arus Listrik
Tegangan Listrik dipengaruhi oleh Besar-kecilnya Daya (Watt) serta Arus Listrik (Ampere) yang mengalir, dan hubungannya adalah menjadi berikut:
  • Semakin Besar Daya (Watt), maka semakin Besar Tegangan (Volt)
  • Semakin Besar Arus (Ampere), maka Semakin Kecil Tegangan (Volt)
  • Semakin Kecil Daya (Watt), maka semakin Kecil Tegangan (Volt)
  • Semakin Kecil Arus (Ampere), maka semakin Besar Tegangan (Volt)
Catatan: Jika yg diketahui adalah Besar Daya Listrik (Watt) serta Arus Listrik (Ampere), sedangkan besar Tegangan (Volt) belum diketahui.
Hubungan Arus Listrik (Ampere) dengan Daya serta Tegangan Listrik
Arus Listrik (Ampere) ditentukan oleh Besar-kecilnya Daya (Watt) dan Tegangan (Volt) yang digunakan, dan hubungannya adalah menjadi berikut:
  • Semakin Besar Daya (Watt), maka semakin Besar Arus (Ampere)
  • Semakin Besar Tegangan (Volt), maka semakin Kecil Arus (Ampere)
  • Semakin Kecil Daya (Watt), maka semakin Kecil Arus (Ampere)
  • Semakin Kecil Tegangan (Volt), maka semakin Kesar Arus (Ampere)
Catatan: Jika yang diketahui adalah Besar Tegangan Listrik Volt) dan Daya Listrik (Watt), sedangkan besar Arus (Ampere) belum diketahui.
Contoh perhitungan Daya Listrik (Watt):
1.suatu Rangkaian Listrik menggunakan Tegangan Listrik sebanyak 220 Volt, serta Arus listrik yang mengalir adalah sebesar 10 Ampere, berapa akbar beban daya listrik yang digunakan?
Jawab:
  • P = V x I
  • P = 220Volt x 10A
  • P = 2200Watt.

2.suatu Rangkaian Listrik menggunakan Tegangan Listrik sebanyak 380 Volt, serta Arus listrik yg mengalir merupakan sebesar 10 Ampere, berapa besar beban daya listrik yg dipakai?
Jawab:
  • P = V x I
  • P = 380Volt x 10A
  • P = 3800Watt.

3.suatu Rangkaian Listrik memakai Tegangan Listrik sebanyak 220 Volt, dan Arus listrik yang mengalir adalah sebanyak 20 Ampere, berapa besar beban daya listrik yg digunakan?
Jawab:
  • P = V x I
  • P = 220Volt x 20A
  • P = 4400Watt.

Contoh perhitungan Tegangan Listrik (Volt):
1.suatu Rangkaian Listrik menggunakan Alat listrik dengan Daya sebanyak 2200Watt, dan Arus listrik yg mengalir merupakan sebesar 10 Ampere, berapa akbar Tegangan listrik yang dipakai?
Jawab:
  • V = P/I
  • V = 2200Watt/10A
  • V = 220Volt

2.suatu Rangkaian Listrik menggunakan Alat listrik dengan Daya sebesar 4400Watt, serta Arus listrik yg mengalir merupakan sebesar 10 Ampere, berapa besar Tegangan listrik yang digunakan?
Jawab:
  • V = P/I
  • V = 4400Watt/10A
  • V = 440Volt

3.suatu Rangkaian Listrik memakai Alat listrik dengan Daya sebesar 2200Watt, serta Arus listrik yg mengalir merupakan sebanyak 20 Ampere, berapa besar Tegangan listrik yg digunakan?
Jawab:
  • V = P/I
  • V = 2200Watt/20A
  • V = 110Volt

Contoh perhitungan Arus Listrik (Ampere):
1.suatu Rangkaian Listrik memakai Alat listrik menggunakan Daya sebesar 2200Watt, dan Tegangan listrik yang digunakan adalah sebesar 220 Volt, berapa besar Arus listrik yang Mengalir?
Jawab:
  • I = P/V
  • I = 2200Watt/220Volt
  • I = 10Ampere

2.suatu Rangkaian Listrik menggunakan Alat listrik menggunakan Daya sebesar 4400Watt, serta Tegangan listrik yang digunakan adalah sebesar 220 Volt, berapa akbar Arus listrik yang Mengalir?
Jawab:
  • I = P/V
  • I = 4400Watt/220Volt
  • I = 20Ampere

3.suatu Rangkaian Listrik memakai Alat listrik dengan Daya sebesar 2200Watt, dan Tegangan listrik yg dipakai adalah sebanyak 400 Volt, berapa akbar Arus listrik yang Mengalir?
Jawab:
  • I = P/V
  • I = 2200Watt/400Volt
  • I = 5,5Ampere

Kesimpulan:
Hubungan antara Tegangan, Daya dan Arus Listrik, adalah sebagai berikut:
  • Besar Daya (Watt) berbanding Lurus dengan Besar Tegangan Listrik (Volt)
  • Besar Daya (Watt) berbanding Lurus menggunakan Besar Arus listrik (Ampere)
  • Besar Arus Listrik (Ampere) berbanding Lurus menggunakan Besar Daya Listrik (Watt)
  • Besar Arus Listrik (Ampere) berbanding Terbalik dengan Besar Tegangan listrik (Volt)
  • Besar Tegangan Listrik (Volt) berbanding Lurus dengan Besar Daya Listrik (Watt)
  • Besar Tegangan Listrik (Volt) berbanding Terbalik menggunakan Besar Arus Listrik (Ampere)

Semoga berguna!
CARA FLEXI

HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN ARUS DAN DAYA LISTRIK

Apa sebenarnya hubungan antara Tegangan (Volt), Arus (Ampere), serta Daya (Watt)?
Kita tentu pernah mendengar beberapa kata pada kelistrikan, dan ada tiga kata yang paling acapkali kita dengar yaitu, Tegangan Listrik, Arus Listrik, serta Daya listrik, serta mungkin kita pernah penasaran, apa sebenarnya Hubungan antara Tegangan (Volt), Arus (Ampere), serta Daya (Watt), kemudian bagaimana Hubungan antara ketiga istilah listrik yg kita sering dengar tersebut?
Sebenarnya pembahasan tentang Tegangan (Volt), Arus (Ampere), serta Daya (Watt), sudah pernah kita bahas sebelumnya dalam artikel yang berjudul: “Menghitung satuan Watt, Ampere serta Volt”, serta dalam artikel ini kita akan membahas tentang Hubungan antara ketiga satuan Listrik tersebut.
Istilah pada bidang Kelistrikan yg paling tak jarang kita dengar merupakan Tegangan, Arus serta Daya, lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan Tegangan, Arus dan Daya tersebut?
Baca juga: Berbagai Satuan Listrik serta Penjelasannya

Tegangan (Voltage)
Tegangan Listrik adalah Perbedaan Nilai Potensial antara dua titik (kutub) yang tidak sinkron yg dari dari suatu asal listrik, serta menggunakan satuan Volt (V).
Tegangan Listrik dianggap pula dengan Voltage (V).
Arus Listrik (Intensity)
Arus Listrik merupakan Banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian listrik tertutup dalam satuan saat, serta menggunakan satuan Coulomb/dtk, atau sama dengan Ampere (A).
Arus Listrik diklaim pula menggunakan Intensity (I).
Daya Listrik (Power)
Daya listrik merupakan Banyaknya Energi yg didapatkan maupun digunakan, pada suatu rangkaian Listrik, ditentukan oleh seberapa besar Nilai Hambatan (Resistansi), daya menggunakan satuan Watt (W).
Daya Listrik dianggap juga dengan Power (P)

Hubungan Antara Tegangan (Volt), Arus (Ampere) dan Daya (Watt)


Hubungan antara Tegangan, Arus dan Daya, merupakan:
P = V x I
  • P: Power (Daya Listrik) dalam satuan Watt
  • V: Voltage (Tegangan Listrik) dalam satuan Volt
  • I: Intensity (Arus Listrik) pada satuan Ampere
Karena, P = V x I, maka:
V = P/I
I = P/V

Hubungan Daya (Watt) dengan Tegangan dan Arus Listrik
Besar Daya Listrik (Watt) dipengaruhi sang Besar-Kecilnya Tegangan (Volt) dan Arus Listrik (Ampere) yang mengalir, serta hubungannya adalah menjadi berikut:
  • Semakin Besar Tegangan (Volt), maka semakin Besar Daya (Watt)
  • Semakin Besar Arus (Ampere), maka Semakin Besar Daya (Watt)
  • Semakin Kecil Tegangan (Volt), maka semakin Kecil Daya (Watt)
  • Semakin Kecil Arus listrik, maka semakin Kecil daya
Catatan: Jika yang diketahui merupakan Besar Tegangan Listrik serta Arus Listrik, sedangkan besar daya (Watt) belum diketahui.
Hubungan Tegangan (Volt) menggunakan Daya dan Arus Listrik
Tegangan Listrik ditentukan sang Besar-kecilnya Daya (Watt) dan Arus Listrik (Ampere) yg mengalir, dan hubungannya merupakan sebagai berikut:
  • Semakin Besar Daya (Watt), maka semakin Besar Tegangan (Volt)
  • Semakin Besar Arus (Ampere), maka Semakin Kecil Tegangan (Volt)
  • Semakin Kecil Daya (Watt), maka semakin Kecil Tegangan (Volt)
  • Semakin Kecil Arus (Ampere), maka semakin Besar Tegangan (Volt)
Catatan: Jika yg diketahui adalah Besar Daya Listrik (Watt) serta Arus Listrik (Ampere), sedangkan besar Tegangan (Volt) belum diketahui.
Hubungan Arus Listrik (Ampere) menggunakan Daya serta Tegangan Listrik
Arus Listrik (Ampere) ditentukan oleh Besar-kecilnya Daya (Watt) dan Tegangan (Volt) yang dipakai, serta hubungannya adalah sebagai berikut:
  • Semakin Besar Daya (Watt), maka semakin Besar Arus (Ampere)
  • Semakin Besar Tegangan (Volt), maka semakin Kecil Arus (Ampere)
  • Semakin Kecil Daya (Watt), maka semakin Kecil Arus (Ampere)
  • Semakin Kecil Tegangan (Volt), maka semakin Kesar Arus (Ampere)
Catatan: Jika yg diketahui merupakan Besar Tegangan Listrik Volt) dan Daya Listrik (Watt), sedangkan besar Arus (Ampere) belum diketahui.
Contoh perhitungan Daya Listrik (Watt):
1.suatu Rangkaian Listrik menggunakan Tegangan Listrik sebesar 220 Volt, dan Arus listrik yg mengalir merupakan sebesar 10 Ampere, berapa akbar beban daya listrik yang dipakai?
Jawab:
  • P = V x I
  • P = 220Volt x 10A
  • P = 2200Watt.

2.suatu Rangkaian Listrik memakai Tegangan Listrik sebanyak 380 Volt, serta Arus listrik yang mengalir adalah sebesar 10 Ampere, berapa akbar beban daya listrik yang digunakan?
Jawab:
  • P = V x I
  • P = 380Volt x 10A
  • P = 3800Watt.

3.suatu Rangkaian Listrik menggunakan Tegangan Listrik sebesar 220 Volt, dan Arus listrik yg mengalir merupakan sebanyak 20 Ampere, berapa besar beban daya listrik yg digunakan?
Jawab:
  • P = V x I
  • P = 220Volt x 20A
  • P = 4400Watt.

Contoh perhitungan Tegangan Listrik (Volt):
1.suatu Rangkaian Listrik menggunakan Alat listrik menggunakan Daya sebanyak 2200Watt, dan Arus listrik yang mengalir merupakan sebanyak 10 Ampere, berapa besar Tegangan listrik yang digunakan?
Jawab:
  • V = P/I
  • V = 2200Watt/10A
  • V = 220Volt

2.suatu Rangkaian Listrik menggunakan Alat listrik menggunakan Daya sebesar 4400Watt, serta Arus listrik yg mengalir merupakan sebanyak 10 Ampere, berapa besar Tegangan listrik yg digunakan?
Jawab:
  • V = P/I
  • V = 4400Watt/10A
  • V = 440Volt

3.suatu Rangkaian Listrik menggunakan Alat listrik menggunakan Daya sebesar 2200Watt, serta Arus listrik yg mengalir merupakan sebanyak 20 Ampere, berapa akbar Tegangan listrik yg digunakan?
Jawab:
  • V = P/I
  • V = 2200Watt/20A
  • V = 110Volt

Contoh perhitungan Arus Listrik (Ampere):
1.suatu Rangkaian Listrik memakai Alat listrik menggunakan Daya sebesar 2200Watt, dan Tegangan listrik yang digunakan adalah sebesar 220 Volt, berapa besar Arus listrik yg Mengalir?
Jawab:
  • I = P/V
  • I = 2200Watt/220Volt
  • I = 10Ampere

2.suatu Rangkaian Listrik menggunakan Alat listrik dengan Daya sebesar 4400Watt, dan Tegangan listrik yg dipakai adalah sebesar 220 Volt, berapa akbar Arus listrik yg Mengalir?
Jawab:
  • I = P/V
  • I = 4400Watt/220Volt
  • I = 20Ampere

3.suatu Rangkaian Listrik menggunakan Alat listrik dengan Daya sebesar 2200Watt, dan Tegangan listrik yg digunakan adalah sebesar 400 Volt, berapa besar Arus listrik yang Mengalir?
Jawab:
  • I = P/V
  • I = 2200Watt/400Volt
  • I = 5,5Ampere

Kesimpulan:
Hubungan antara Tegangan, Daya dan Arus Listrik, merupakan sebagai berikut:
  • Besar Daya (Watt) berbanding Lurus menggunakan Besar Tegangan Listrik (Volt)
  • Besar Daya (Watt) berbanding Lurus dengan Besar Arus listrik (Ampere)
  • Besar Arus Listrik (Ampere) berbanding Lurus menggunakan Besar Daya Listrik (Watt)
  • Besar Arus Listrik (Ampere) berbanding Terbalik menggunakan Besar Tegangan listrik (Volt)
  • Besar Tegangan Listrik (Volt) berbanding Lurus menggunakan Besar Daya Listrik (Watt)
  • Besar Tegangan Listrik (Volt) berbanding Terbalik dengan Besar Arus Listrik (Ampere)

Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

PENJELASAN LENGKAP TENTANG SATUAN DAYA LISTRIK WATT KW HP PK DAN SEJARAHNYA

KW (Kilowatt), HP (Horse Power), PK (Paar den Kraft) serta PS (PferderStaerke)
Pada alat-alat listrik yg biasa kita gunakan sehari-hari, kita niscaya pernah menjumpai fakta bahwa suatu alat listrik tadi mempunyai besaran daya dalam satuan Watt.
Seperti contoh, contohnya indera listrik setrika, biasanya menggunakan daya listrik sebanyak 300 watt, atau sebuah lampu penerangan yang kita pakai memiliki berbagai macam besar daya, terdapat lampu 5 watt, 18 watt, 26 watt serta lainnya.
Baca jua: Penjelasan satuan KW, KVA, KWH, KVAr
Dari beberapa model peralatan listrik diatas, kita bisa mengetahui seberapa akbar daya listrik yang diharapkan atau yg dikonsumsi sang suatu peralatan listrik, yaitu dengan melihat besaran daya Watt pada peralatan listrik tersebut.
Namun terkadang, pada beberapa peralatan listrik nir kita temukan besaran daya berapa Watt, bagaimana mengetahui besaran Wattnya?
Seperti halnya dalam sebuah pendingin ruangan atau AC (Air Conditioner), umumnya nir kita jumpai berita berapa akbar daya dalam satuan Watt, yang ada pada suatu pendingin ruangan atau AC (air conditioner) adalah besaran tegangan (volt), besaran arus listrik dalam satuan ampere (amp), serta satuan PK.
Sebenarnya apabila kita telah mengetahui tegangan listrik (Volt) dan Arus listrik (Ampere) dari suatu alat-alat listrik, kita telah bisa mengetahui berapa daya listrik atau berapa Watt yang diperlukan atau dipakai sang peralatan listrik tadi.
Baca jua: 3 macam Daya Listrik
Bagaimana caranya?, Caranya adalah dengan menggunakan rumus daya listrik , yaitu:
Rumus daya listrik 1 phase (220 Volt)
P = V x I
  • P adalah Power atau daya listrik dalam satuan Watt
  • V merupakan Voltage atau tegangan listrik dalam satuan Volt
  • I merupakan Intensitas atau Arus listrik pada satuan Ampere

Contoh menghitung daya:
Jika pada sebuah pendingin ruangan atau AC (Air conditioner) tertulis data bahwa tegangan listrik yang dipakai merupakan 220 Volt, serta Arus listriknya merupakan 1,7 Ampere.
maka daya listriknya merupakan:
  • P = V x I
  • P = 220 Volt x 1,7 Ampere
  • P = 374 Watt.

maka didapat bahwa daya listrik yang diharapkan untuk AC (Air conditioner) tersebut merupakan 374 Watt.

Penjelasan tentang satuan Watt, KW, HP, PK, PS

Namun apabila kita ingin mengenal dan mengetahui apa sebenarnya yang dimaksud dengan satuan daya PK yg biasa kita dengar buat menyatakan besaran daya sebuah pendingin ruangan atau AC (Air conditioner), kita bisa mengetahuinya melalui penerangan berikut adalah.
Pasti kita lebih sering mendengar kata PK, pada suatu pendingin ruangan atau AC (Air conditioner), AC (air conditioner) menggunakan besaran ½ PK, 1 PK, dua PK, dan lainnya.
Lalu apa sebenarnya yg dimaksud menggunakan PK dalam pendingin ruangan atau AC, dan apakah ada hubungannya dengan daya listrik (Watt)?

Pengertian satuan PK
PK adalah singkatan menurut bahasa Belanda yaitu Paar den Kraft, yg adalah daya kuda.
Daya kuda bila dalam satuan daya bahasa inggrisnya merupakan Horse Power atau HP.
Sedangkan 1 HP (Horse Power) adalah sama menggunakan 745,7 watt, atau 0,7457 KW.
1 PK = 1HP = 745,7Watt
1 HP (Horse Power) = 745,7 Watt
1 KW (1000 Watt) merupakan sama dengan 1,34 HP
Karena 1 PK sama menggunakan 1 HP, maka 1 PK sama menggunakan 745,7 watt.
Nah, sekarang kita telah mengetahui bahwa satuan PK yang seringkali kita dengar dan biasa digunakan buat satuan daya suatu pendingin ruangan atau AC (Air Conditioner), sebenarnya adalah termasuk salah satu satuan besaran daya listrik, dan bisa kita konversikan kedalam satuan Watt.
Lalu , muncul pertanyaan lagi, Kenapa satu HP (Horse Power) itu sama menggunakan 745,7 watt?
Sejarah satuan HP (Horse Power)
Satuan daya dengan memakai satuan HP (Horse power) biasa digunakan untuk satuan daya dalam electro motor listrik, dalam mesin-mesin diesel, dan lainnya.
Satuan daya menggunakan memakai energi kuda, daya kuda atau Horse Power (HP), berawal dari seseorang ilmuwan penemu mesin uap yaitu James Watt.
Dahulu, Seiring menggunakan produksi Mesin uap yang dikembangkan sang James Watt, serta untuk lebih mengembangkan pemasaran mesin uapnya, James watt melakukan perbandingan antara energi mesin uap yang diproduksinya dengan Tenaga kuda.
Kenapa mesin uap dibandingkan menggunakan tenaga kuda?
Pada masa itu, rakyat pada umumnya menggunakan energi kuda sebagai indera penggerak, baik buat kendaraan, mesin-mesin pabrik dan lainnya.
Agar rakyat menjadi calon konsumen mau membeli mesin uap yg diproduksi oleh James Watt, maka James Watt melakukan percobaan buat bisa mengetahui berapa tenaga berdasarkan mesin uap yg diproduksinya apabila dibandingkan dengan tenaga kuda.
Dengan demikian para rakyat menjadi calon konsumen bisa menghitung seberapa akbar keuntungan yang akan mereka dapatkan, jika energi kuda yang biasa mereka pakai digantikan menggunakan memakai Mesin uap.
James Watt waktu itu menghitung bahwa seekor kuda sanggup memutar sebuah alat mesin penggilingan sebesar 144 kali pada satu jam atau dua,4 kali dalam satu mnt.
Radius berdasarkan roda yang berputar adalah 12 kaki, sebagai akibatnya kuda bergerak sejauh 2.4 x 2pi x 12 kaki pada satu mnt.
James Watt konfiden bahwa satu kuda bisa menarik menggunakan gaya 180 pound, berdasarkan data perhitungan ini, didapatkan hasil bahwa:

Hasil 32.572 kaki-pound / mnt dibulatkan sebagai 33.000 kaki-pound / mnt.
1 HP (Tenaga Kuda) = 33000 kaki-pound/mnt (745,7Watt)
Daya kuda mekanis (mechanical horse power) merupakan nilai yang besarnya setara dengan 550 kaki-pound per dtk atau 33000 kaki-pound per menit atau setara menggunakan 745.7 Watt.
Definisi Horse Power, Daya kuda atau energi kuda
Horse Power atau daya kuda merupakan termasuk keliru satu satuan besaran buat pengukuran daya yg dalam umumnya setara dengan 735.lima hingga 745.7 watt.
Dahulu , kata Horse power atau daya kuda banyak digunakan buat membandingkan kekuatan antara daya mesin uap dengan daya tarik seekor kuda.
Setelah itu, satuan ini dipakai juga buat mengukur daya keluaran berdasarkan mesin diesel, piston, turbin, motor listrik, serta mesin lainnya.
Berbagai definisi atau arti Horse Power (HP) ditinjau dari penggunaannya, antara lain:
Horse Power, daya kuda mekanik.
Mechanical Horse Power atau daya kuda mekanik merupakan nilai daya yg besarannya sama dengan 550 kaki/dtk, atau sama dengan 33.000 kaki-pound/mnt.
33.000 kaki-pound / mnt sama menggunakan 745.7 Watt.
Horse Power, daya kuda Metrik.
Dalam satuan metrik, satu daya kuda atau satu Horse Power (HP) sama dengan,
75 kgf-m / dtk. Nilai ini setara dengan 735,499 Watt.
Daya kuda Boiler atau Boiler Horse Power.
Satuan daya kuda boiler digunakan buat mengukur kemampuan suatu Boiler uap.
Nilai satuan daya kuda boiler sama menggunakan daya yg diperlukan untuk membarui air menjadi uap sebanyak 34,lima pound air pada suhu 212 derajat Fahrenheit. Nilainya adalah 9809,lima Watt.
Satuan daya kuda atau HP (Horse Power) pada Motor listrik.
Satuan daya kuda atau Horse Power (HP) yg biasa dipakai buat menyatakan besaran daya pada sebuah elektronika motor listrik merupakan adalah daya yg dibutuhkan elektromotor tersebut (Daya Output).
Dan nilai satu daya kuda atau Horse Power, 1 HP dalam elektro motor sama menggunakan 746 Watt.
Namun buat elektromotor listrik yg diproduksi menurut benua eropa dengan standar CE (Continental European) menggunakan dua satuan HP (Horse Power).
1 HP pada Elektromotor yang memiliki baku Continental European (CE) biasa juga memakai nilai 735 Watt.
PS (PferderStaerke)
Mungkin jua kita pernah mendengar satuan menggunakan istilah PS, kemudian apa yang dimaksud dengan satuan PS, serta berapa besaran nilai dayanya jika diubah ke pada satuan daya Watt.
Satu lagi satuan daya yang pula acapkali kita pakai yaitu PS (PferderStaerke).
PS merupakan singkatan berdasarkan bahasa Jerman yaitu: PferderStarke
PferderStarke bila diartikan adalah sama juga menggunakan tenaga kuda, daya kuda, Horse Power (HP).
1 PS = 1 Metrik HP = 735,3Watt
Definisinya sama dengan 1 metrik Horse power (HP), yg nilainya sama dengan 735,tiga Watt.
Satuan daya menggunakan memakai istilah PS (PferderStarke) biasa dipakai untuk menentukan kekuatan daya suatu Mobil, Truk, tunggangan, mesin-mesin diesel, dan lainnya
Demikianlah penerangan mengenai satuan daya listrik dalam satuan Watt, KW (KiloWatt), HP (Horse Power), PK (Paar den Kraft), DK (Daya Kuda), PS (PferderStaerke) yang acapkali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian kita bisa tahu 1 KW berapa HP, atau 1 HP berapa Watt, 1 PK berapa HP, dan sebaliknya.
Semoga berguna !
CARA FLEXI
dikutip menurut berbagai asal

BAGAIMANA CARA MENGHITUNG DAYA LISTRIK

Dua cara Perhitungan Daya Listrik
Bagaimana menghitung besar daya listrik yang terpakai?
Dalam ilmu tentang listrik, terutama listrik AC arus bolak kembali, baik itu listrik 1 Phase juga Listrik 3 Phase, kita mengenal beberapa istilah seperti, Tegangan, Arus, serta Daya listrik.
Kita mengenal kata Daya listrik pada ilmu kelistrikan yang memiliki satuan Watt serta dilambangkan dengan P (Power).
Dua cara perhitungan daya listrik
Daya listrik disimbolkan dengan P (Power) pada satuan Watt
Untuk bisa mengetahui seberapa akbar Daya listrik pada suatu instalasi listrik sangatlah penting, lantaran pada instalasi listrik di rumah kita, yg dihitung dalam pemakaian listrik atau berapa tagihan yg harus kita bayar adalah berapa besar Daya listrik yang terpakai.

Apa yang dimaksud menggunakan daya listrik?
Definisi Daya listrik
Daya listrik didefinisikan menjadi laju hantaran tenaga listrik dalam rangkaian listrik.
Satuan SI daya listrik adalah watt yang menyatakan banyaknya tenaga listrik yg mengalir per satuan waktu (joule/dtk).
Daya adalah banyaknya beban listrik yg terpakai pada suatu Instalasi Listrik dengan satuan Watt.
Instalasi listrik yang poly kita pakai adalah Listrik AC 1 Phase serta tiga phase.
Instalasi listrik yg biasa kita gunakan dibagi sebagai 2 jenis instalasi listrik, yaitu :
  • Instalasi Listrik 1 (satu) phase
  • Instalasi Listrik 3 (3) phase

Instalasi Listrik 1 (satu) Phase
Instalasi listrik 1 phase merupakan Instalasi listrik yg memakai tiga jenis kabel, menggunakan tegangan antara phase serta netral 110 Volt atau 220 Volt.
3 (Tiga) jenis kabel dalam listrik AC 1 phase yaitu, kabel Phase, kabel netral serta kabel grounding (Arde)
Instalasi Listrik 3 (3) Phase
Instalasi listrik tiga Phase adalah instalasi listrik yang memiliki lima (kabel), yaitu 3 (tiga) kabel untuk Phase R,S,T , Kabel Netral dan kabel Arde (Grounding).
Tegangan listrik antara Phase dengan Phase yang tidak selaras dalam instalasi listrik tiga Phase masing-masing merupakan 380/415 Volt.
Dan tegangan listrik antara keliru satu Phase dengan Netral adalah 220 Volt.
Biasa pula instalasi listrik tiga phase memiliki 4 kabel (ditambah menggunakan Netral) dengan tegangan antara Phase dan Netral merupakan 220 Volt.

Rumus menghitung Daya listrik 1 Phase serta tiga Phase


Perhitungan Daya Instalasi Listrik 1 Phase
P = V x I x Cos phi
  • P = Power atau Daya dalam satuan Watt
  • V = Voltage atau Tegangan pada satuan Volt
  • I = Intensitas atau Arus pada satuan Ampere
  • Cos phi = Cos phi pada listrik satu Phase adalah 1
Karena Cosphi pada Instalasi listrik 1 Phase merupakan satu, maka rumus yang biasa dipakai untuk menghitung Daya listrik pada instalasi listrik 1 Phase, sebagai :
P = V x I
Contoh Perhitungan Daya listrik 1 fasa:
Suatu Instalasi listrik 1 Phase menggunakan tegangan 220 V, dan dialiri arus sebanyak 2 Ampere, maka daya pada Instalasi listrik tersebut merupakan :
P = V x I
P= 220 Volt x dua Ampere
P = 440 VA, atau sama dengan 440 Watt
Perhitungan Daya Instalasi Listrik 3 Phase
P = V x I x Cos Phi x √3
  • P = Power atau Daya dalam satuan Watt
  • V = Voltage atau Tegangan pada satuan Volt
  • I = Intensitas atau Arus pada satuan Ampere

Contoh Perhitungan Daya Listrik 3 fasa:
Suatu Instalasi Listrik 3 Phase menggunakan tegangan 380 Volt, Arus terukur adalah 30 Ampere buat tiap Phase, Cos phi pada Instalasi listrik tersebut terukur 0,85, maka daya yang terpakai merupakan :
P = V x I x Cos phi x √3
P = 380 Volt x 30 Amp x 0,85 x 1,73
P = 16763,7 Watt
Cos phi bisa di sebut jua menggunakan Faktor daya atau kerugian daya yg ditimbulkan beban-beban yg mempunyai daya harmonik.
Nilai cos phi yg paling baik merupakan 1 (tidak memiliki kerugian daya) untuk instalasi listrik 1 Phase biasanya mempunyai cos phi yg baik dengan nilai 1.
Sedangkan buat instalasi 3 Phase memiliki cos phi bervariasi tergantung seberapa poly beban menggunakan daya harmonik yang ditanggung instalasi tadi.
Namun sebaiknya pada suatu Instalasi listrik tiga phase mempunyai nilai Cosphi yang berkisar antara 0,85-0,95.
Dua cara perhitungan daya listrik
Semoga artikel mengenai daya listrik ini bisa memberikan tambahan pengetahuan yg bermanfaat buat kita seluruh !
CARA FLEXI

BAGAIMANA CARA MENGHITUNG DAYA LISTRIK

Dua cara Perhitungan Daya Listrik
Bagaimana menghitung akbar daya listrik yang terpakai?
Dalam ilmu tentang listrik, terutama listrik AC arus bolak balik , baik itu listrik 1 Phase maupun Listrik 3 Phase, kita mengenal beberapa kata seperti, Tegangan, Arus, serta Daya listrik.
Kita mengenal kata Daya listrik pada ilmu kelistrikan yg memiliki satuan Watt serta dilambangkan dengan P (Power).
Dua cara perhitungan daya listrik
Daya listrik disimbolkan dengan P (Power) pada satuan Watt
Untuk dapat mengetahui seberapa besar Daya listrik dalam suatu instalasi listrik sangatlah krusial, karena dalam instalasi listrik pada rumah kita, yang dihitung dalam pemakaian listrik atau berapa tagihan yang harus kita bayar adalah berapa besar Daya listrik yang terpakai.

Apa yg dimaksud dengan daya listrik?
Definisi Daya listrik
Daya listrik didefinisikan menjadi laju hantaran tenaga listrik dalam rangkaian listrik.
Satuan SI daya listrik merupakan watt yg menyatakan banyaknya energi listrik yang mengalir per satuan waktu (joule/dtk).
Daya merupakan banyaknya beban listrik yang terpakai dalam suatu Instalasi Listrik dengan satuan Watt.
Instalasi listrik yang poly kita pakai merupakan Listrik AC 1 Phase dan tiga phase.
Instalasi listrik yg biasa kita gunakan dibagi sebagai dua jenis instalasi listrik, yaitu :
  • Instalasi Listrik 1 (satu) phase
  • Instalasi Listrik 3 (tiga) phase

Instalasi Listrik 1 (satu) Phase
Instalasi listrik 1 phase merupakan Instalasi listrik yg memakai 3 jenis kabel, dengan tegangan antara phase serta netral 110 Volt atau 220 Volt.
3 (Tiga) jenis kabel pada listrik AC 1 phase yaitu, kabel Phase, kabel netral serta kabel grounding (Arde)
Instalasi Listrik tiga (3) Phase
Instalasi listrik tiga Phase merupakan instalasi listrik yg memiliki 5 (kabel), yaitu tiga (3) kabel buat Phase R,S,T , Kabel Netral dan kabel Arde (Grounding).
Tegangan listrik antara Phase menggunakan Phase yang berbeda dalam instalasi listrik tiga Phase masing-masing merupakan 380/415 Volt.
Dan tegangan listrik antara keliru satu Phase menggunakan Netral adalah 220 Volt.
Biasa juga instalasi listrik tiga phase mempunyai 4 kabel (ditambah dengan Netral) dengan tegangan antara Phase serta Netral adalah 220 Volt.

Rumus menghitung Daya listrik 1 Phase serta tiga Phase


Perhitungan Daya Instalasi Listrik 1 Phase
P = V x I x Cos phi
  • P = Power atau Daya pada satuan Watt
  • V = Voltage atau Tegangan pada satuan Volt
  • I = Intensitas atau Arus pada satuan Ampere
  • Cos phi = Cos phi dalam listrik satu Phase adalah 1
Karena Cosphi dalam Instalasi listrik 1 Phase merupakan satu, maka rumus yang biasa digunakan buat menghitung Daya listrik pada instalasi listrik 1 Phase, sebagai :
P = V x I
Contoh Perhitungan Daya listrik 1 fasa:
Suatu Instalasi listrik 1 Phase dengan tegangan 220 V, serta dialiri arus sebesar 2 Ampere, maka daya dalam Instalasi listrik tadi adalah :
P = V x I
P= 220 Volt x 2 Ampere
P = 440 VA, atau sama menggunakan 440 Watt
Perhitungan Daya Instalasi Listrik tiga Phase
P = V x I x Cos Phi x √3
  • P = Power atau Daya pada satuan Watt
  • V = Voltage atau Tegangan pada satuan Volt
  • I = Intensitas atau Arus pada satuan Ampere

Contoh Perhitungan Daya Listrik tiga fasa:
Suatu Instalasi Listrik 3 Phase dengan tegangan 380 Volt, Arus terukur adalah 30 Ampere buat tiap Phase, Cos phi dalam Instalasi listrik tersebut terukur 0,85, maka daya yang terpakai merupakan :
P = V x I x Cos phi x √3
P = 380 Volt x 30 Amp x 0,85 x 1,73
P = 16763,7 Watt
Cos phi mampu di sebut pula dengan Faktor daya atau kerugian daya yang disebabkan beban-beban yg memiliki daya harmonik.
Nilai cos phi yg paling baik merupakan 1 (tidak mempunyai kerugian daya) buat instalasi listrik 1 Phase umumnya mempunyai cos phi yang baik menggunakan nilai 1.
Sedangkan buat instalasi tiga Phase mempunyai cos phi bervariasi tergantung seberapa banyak beban menggunakan daya harmonik yang ditanggung instalasi tadi.
Namun usahakan dalam suatu Instalasi listrik 3 phase memiliki nilai Cosphi yang berkisar antara 0,85-0,95.
Dua cara perhitungan daya listrik
Semoga artikel mengenai daya listrik ini bisa menaruh tambahan pengetahuan yang berguna buat kita seluruh !
CARA FLEXI

BERBAGAI SATUAN LISTRIK DAN PENJELASANNYA

Kita mengenal banyak sekali satuan listrik, yang digunakan buat menyatakan aneka macam besaran listrik, apa saja satuan listrik yang umum dipakai dalam bidang kelistrikan, berikut beberapa satuan listrik dan penerangan singkatnya.

Satuan Listrik


VOLT
VOLT merupakan satuan listrik buat menyatakan besaran Tegangan Listrik (Voltage).
VOLT biasa disimbolkan menggunakan alfabet V (Volt).
Tegangan Listrik adalah suatu besaran listrik yg paling mendasar pada ilmu kelistrikan.
Tegangan Listrik merupakan Perbedaan Potensial antara 2 titik yang dihasilkan menurut suatu asal listrik.
Listrik terjadi karena adanya muatan Proton dan Elektron yang memiliki perbedaan muatan atau beda potensial.
Listrik nir memiliki tegangan apabila tidak terdapat disparitas potensial diantara dua titik penghantar.
Kita mengenal aneka macam akbar tegangan listrik yg umum dipakai, serta dibagi sebagai dua jenis tegangan yaitu:
  • Tegangan Listrik DC
DC adalah singkatan menurut Direct Current atau arus searah.
Beberapa tegangan atau Voltage pada listrik DC, antara lain:
1,5 Vdc, 9Vdc, 12Vdc, 24Vdc dan lainnya
Contoh sumber listrik yang membuat listrik DC, yaitu AKKI, Batere.
Selain itu tegangan listrik DC juga dapat didapatkan dengan cara menyearahkan listrik AC memakai Adaptor.
  • Tegangan Listrik AC
AC adalah singkatan menurut Alternating Current atau arus bolak-pulang.
Beberapa besaran Tegangan listrik AC yang biasa kita kenal, yaitu:
110Vac, 220Vac, 380Vac
Tegangan yang biasa digunakan di tempat tinggal merupakan tegangan listrik AC 220V.
Tegangan listrik AC didapatkan menurut suatu asal pembangkit listrik yg biasa dianggap menggunakan Generator (Genset). Perbedaan listrik AC dan DC
Tegangan listrik AC juga bisa diubah sebagai tegangan listrik DC dengan memakai Konverter.
Listrik tidak akan terdapat bila tidak ada disparitas potensial atau Tegangan.
KV
KV adalah satuan Kilo Volt (1000Volt).
KVA
KVA merupakan satuan Kilo Volt Ampere.
KVA adalah satuan daya tertulis yang didapat berdasarkan hasil perhitungan serta merupakan daya semu.
VAr
VAr = Volt Ampere Reaktif
Satuan VAr ini biasa kita jumpai dalam Sistem instalasi listrik 3 Phase, buat menyatakan besaran daya reaktif atau kerugian-kerugian daya yang timbul akibat daya harmonik.
Semakin besar daya reaktif (VAR) akan menyebabkan faktor daya semakin rendah, dan daya aktif akan semakin mini .
Sebagai model: Jika suatu pembangkit listrik tertulis daya 250KVA, menggunakan faktor daya atau Cos phi sebanyak 0,8, maka Daya aktif atau daya yg dapat digunakan merupakan sebesar:
250 KVA x 0,8 = 200KW.
Lalu, Saat daya reaktif yg didapatkan semakin akbar, akan mengakibatkan menurunnya faktor daya, apabila faktor daya menurun hingga 0,7, maka daya aktif akan semakin kecil:
250KVA x 0,7 = 175KW
KVAr
KVAR merupakan satuan Kilo Volt Ampere Reaktif.
Cara memperbaiki Faktor daya listrik tiga fasa
AMPERE
AMPERE merupakan satuan listrik buat menyatakan besaran arus listrik.
Ampere biasa disimbolkan menggunakan alfabet I (Intensity).
Arus listrik merupakan banyaknya muatan listrik yg disebabkan sang pergerakan Elektron yang mengalir melalui suatu penghantar pada suatu rangkaian listrik dalam satuan waktu.
Arus listrik terjadi apabila ada tegangan listrik dan resistan atau beban listrik yang terhubung dalam suatu rangkaian.
Dengan kata lain, Arus listrik nir akan terdapat apabila tidak terdapat tegangan serta Resistan yang terhubung pada suatu Rangkaian listrik.
Sebagai contoh, Arus listrik akan mengalir berdasarkan saklar menuju lampu ketika saklar lampu tersebut kita nyalakan, kemudian ketika saklar kita padamkan, tidak ada arus listrik yang mengalir.
Lampu termasuk kedalam jenis beban listrik atau Resistan.
Ohm
Ohm adalah satuan listrik yang menyatakan besaran nilai tahanan (Resistan)
Ohm biasa disimbolkan menggunakan
Rumus menghitung resistan dalam rangkaian seri dan paralel
Setiap indera listrik serta penghantar memiliki nilai Ohm (Tahanan)
Alat-alat listrik yang biasa kita gunakan sehari-hari, misalnya Setrika, kipas angin, Televisi, kulkas dan lainnya termasuk kedalam jenis resistan serta mempunyai nilai tahanan pada satuan Ohm.
Resistan (tahanan) listrik merupakan segala sesuatu yg menghasilkan Arus listrik saat dilewati tegangan listrik. Besar kecilnya arus listrik yang didapatkan tergantung menurut akbar kecilnya tegangan listrik dan besar kecilnya nilai tahanan (Ohm) yang dilalui. Hukum Ohm dan penjelasannya
V = I x R
  • V = Tegangan (Voltage) dalam satuan Volt
  • I = Arus listrik (Intensity) pada satuan Ampere
  • R = Resistansi pada satuan Ohm (Ω)

Watt
Watt merupakan satuan listrik yang menyatakan besaran daya listrik (Power)
Watt biasa disimbolkan menggunakan alfabet P (Power).
Daya listrik adalah besaran listrik yg mengalir melalui suatu penghantar dalam suatu rangkaian listrik. Mengenal tiga macam Daya listrik tiga fasa
Alat-alat listrik yg biasa kita gunakan di tempat tinggal umumnya dituliskan dalam satuan Watt, misalnya:
Lampu 36Watt, Kulkas 100Watt, mesin cuci 200Watt, setrika 300Watt, dan lainnya.
Semakin besar satuan daya (Watt) menurut suatu indera listrik yang kita gunakan, semakin besar jua Arus listrik yg didapatkan.
P = V x I
  • P = Daya (Power) pada satuan Watt
  • V = Tegangan listrik (Voltage) dalam satuan Volt
  • I = Arus listrik (Intesity) pada satuan Ampere.
Watt merupakan satuan Daya aktif
KW
Kilowatt (KW) menyatakan 1000Watt
KWH
Kilowatt Hour (KWH) menyatakan besaran 1000Watt pada satu jam.
HERTZ
Hertz merupakan satuan listrik buat menyatakan besaran Frekuensi (F)
Hertz biasa disimbolkan menggunakan Hz
Hertz banyaknya gelombang listrik yg terjadi dalam satu dtk.
Listrik yg memiliki nilai Frekuensi merupakan listrik AC, serta Besaran Frekuensi listrik AC yg biasa kita pakai dalam listrik pada tempat tinggal merupakan 50Hz.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

PENJELASAN LENGKAP TENTANG SATUAN DAYA LISTRIK WATT KW HP PK DAN SEJARAHNYA

KW (Kilowatt), HP (Horse Power), PK (Paar den Kraft) serta PS (PferderStaerke)
Pada alat-alat listrik yg biasa kita pakai sehari-hari, kita niscaya pernah menjumpai keterangan bahwa suatu indera listrik tadi mempunyai besaran daya dalam satuan Watt.
Seperti contoh, contohnya alat listrik setrika, biasanya memakai daya listrik sebesar 300 watt, atau sebuah lampu penerangan yang kita pakai memiliki berbagai macam akbar daya, ada lampu lima watt, 18 watt, 26 watt dan lainnya.
Baca jua: Penjelasan satuan KW, KVA, KWH, KVAr
Dari beberapa contoh peralatan listrik diatas, kita dapat mengetahui seberapa besar daya listrik yang diharapkan atau yg dikonsumsi oleh suatu peralatan listrik, yaitu menggunakan melihat besaran daya Watt dalam alat-alat listrik tersebut.
Namun terkadang, dalam beberapa peralatan listrik nir kita temukan besaran daya berapa Watt, bagaimana mengetahui besaran Wattnya?
Seperti halnya pada sebuah pendingin ruangan atau AC (Air Conditioner), umumnya nir kita jumpai warta berapa akbar daya dalam satuan Watt, yang terdapat dalam suatu pendingin ruangan atau AC (air conditioner) adalah besaran tegangan (volt), besaran arus listrik dalam satuan ampere (amp), serta satuan PK.
Sebenarnya apabila kita telah mengetahui tegangan listrik (Volt) serta Arus listrik (Ampere) berdasarkan suatu alat-alat listrik, kita sudah mampu mengetahui berapa daya listrik atau berapa Watt yang diperlukan atau dipakai oleh peralatan listrik tadi.
Baca jua: 3 macam Daya Listrik
Bagaimana caranya?, Caranya adalah dengan memakai rumus daya listrik , yaitu:
Rumus daya listrik 1 phase (220 Volt)
P = V x I
  • P merupakan Power atau daya listrik pada satuan Watt
  • V adalah Voltage atau tegangan listrik dalam satuan Volt
  • I merupakan Intensitas atau Arus listrik dalam satuan Ampere

Contoh menghitung daya:
Jika dalam sebuah pendingin ruangan atau AC (Air conditioner) tertulis data bahwa tegangan listrik yg dipakai merupakan 220 Volt, dan Arus listriknya adalah 1,7 Ampere.
maka daya listriknya merupakan:
  • P = V x I
  • P = 220 Volt x 1,7 Ampere
  • P = 374 Watt.

maka didapat bahwa daya listrik yg diperlukan buat AC (Air conditioner) tadi adalah 374 Watt.

Penjelasan mengenai satuan Watt, KW, HP, PK, PS

Namun jika kita ingin mengenal serta mengetahui apa sebenarnya yg dimaksud menggunakan satuan daya PK yg biasa kita dengar buat menyatakan besaran daya sebuah pendingin ruangan atau AC (Air conditioner), kita mampu mengetahuinya melalui penjelasan berikut ini.
Pasti kita lebih tak jarang mendengar kata PK, dalam suatu pendingin ruangan atau AC (Air conditioner), AC (air conditioner) dengan besaran ½ PK, 1 PK, dua PK, serta lainnya.
Lalu apa sebenarnya yang dimaksud dengan PK pada pendingin ruangan atau AC, serta apakah terdapat hubungannya menggunakan daya listrik (Watt)?

Pengertian satuan PK
PK merupakan singkatan menurut bahasa Belanda yaitu Paar den Kraft, yang ialah daya kuda.
Daya kuda jika pada satuan daya bahasa inggrisnya merupakan Horse Power atau HP.
Sedangkan 1 HP (Horse Power) adalah sama menggunakan 745,7 watt, atau 0,7457 KW.
1 PK = 1HP = 745,7Watt
1 HP (Horse Power) = 745,7 Watt
1 KW (1000 Watt) merupakan sama dengan 1,34 HP
Karena 1 PK sama dengan 1 HP, maka 1 PK sama menggunakan 745,7 watt.
Nah, kini kita sudah mengetahui bahwa satuan PK yang tak jarang kita dengar dan biasa dipakai buat satuan daya suatu pendingin ruangan atau AC (Air Conditioner), sebenarnya merupakan termasuk galat satu satuan besaran daya listrik, serta dapat kita konversikan kedalam satuan Watt.
Lalu , ada pertanyaan lagi, Kenapa satu HP (Horse Power) itu sama dengan 745,7 watt?
Sejarah satuan HP (Horse Power)
Satuan daya dengan menggunakan satuan HP (Horse power) biasa digunakan untuk satuan daya pada electro motor listrik, pada mesin-mesin diesel, serta lainnya.
Satuan daya menggunakan menggunakan energi kuda, daya kuda atau Horse Power (HP), berawal berdasarkan seseorang ilmuwan penemu mesin uap yaitu James Watt.
Dahulu, Seiring dengan produksi Mesin uap yang dikembangkan sang James Watt, dan buat lebih berbagi pemasaran mesin uapnya, James watt melakukan perbandingan antara energi mesin uap yang diproduksinya menggunakan Tenaga kuda.
Kenapa mesin uap dibandingkan dengan energi kuda?
Pada masa itu, rakyat dalam umumnya memakai tenaga kuda sebagai alat penggerak, baik buat kendaraan, mesin-mesin pabrik serta lainnya.
Agar warga menjadi calon konsumen mau membeli mesin uap yg diproduksi sang James Watt, maka James Watt melakukan percobaan buat dapat mengetahui berapa tenaga menurut mesin uap yg diproduksinya apabila dibandingkan dengan tenaga kuda.
Dengan demikian para masyarakat sebagai calon konsumen bisa menghitung seberapa akbar laba yg akan mereka dapatkan, apabila energi kuda yang biasa mereka pakai digantikan menggunakan menggunakan Mesin uap.
James Watt ketika itu menghitung bahwa seekor kuda bisa memutar sebuah alat mesin penggilingan sebesar 144 kali pada satu jam atau dua,4 kali pada satu menit.
Radius dari roda yg berputar adalah 12 kaki, sebagai akibatnya kuda berkiprah sejauh 2.4 x 2pi x 12 kaki pada satu menit.
James Watt konfiden bahwa satu kuda bisa menarik dengan gaya 180 pound, berdasarkan data perhitungan ini, didapatkan hasil bahwa:

Hasil 32.572 kaki-pound / mnt dibulatkan sebagai 33.000 kaki-pound / mnt.
1 HP (Tenaga Kuda) = 33000 kaki-pound/mnt (745,7Watt)
Daya kuda mekanis (mechanical horse power) adalah nilai yg besarnya setara dengan 550 kaki-pound per dtk atau 33000 kaki-pound per menit atau setara dengan 745.7 Watt.
Definisi Horse Power, Daya kuda atau energi kuda
Horse Power atau daya kuda merupakan termasuk galat satu satuan besaran buat pengukuran daya yang dalam umumnya setara dengan 735.lima sampai 745.7 watt.
Dahulu , istilah Horse power atau daya kuda banyak digunakan untuk membandingkan kekuatan antara daya mesin uap dengan daya tarik seekor kuda.
Setelah itu, satuan ini dipakai pula buat mengukur daya keluaran dari mesin diesel, piston, turbin, motor listrik, serta mesin lainnya.
Berbagai definisi atau arti Horse Power (HP) dicermati menurut penggunaannya, antara lain:
Horse Power, daya kuda mekanik.
Mechanical Horse Power atau daya kuda mekanik merupakan nilai daya yang besarannya sama dengan 550 kaki/detik, atau sama dengan 33.000 kaki-pound/mnt.
33.000 kaki-pound / mnt sama dengan 745.7 Watt.
Horse Power, daya kuda Metrik.
Dalam satuan metrik, satu daya kuda atau satu Horse Power (HP) sama menggunakan,
75 kgf-m / dtk. Nilai ini setara menggunakan 735,499 Watt.
Daya kuda Boiler atau Boiler Horse Power.
Satuan daya kuda boiler digunakan buat mengukur kemampuan suatu Boiler uap.
Nilai satuan daya kuda boiler sama menggunakan daya yang diperlukan buat membarui air menjadi uap sebanyak 34,lima pound air dalam suhu 212 derajat Fahrenheit. Nilainya merupakan 9809,lima Watt.
Satuan daya kuda atau HP (Horse Power) dalam Motor listrik.
Satuan daya kuda atau Horse Power (HP) yg biasa digunakan buat menyatakan besaran daya pada sebuah elektro motor listrik merupakan merupakan daya yg diperlukan elektromotor tersebut (Daya Output).
Dan nilai satu daya kuda atau Horse Power, 1 HP pada elektronika motor sama menggunakan 746 Watt.
Namun buat elektromotor listrik yg diproduksi berdasarkan benua eropa menggunakan baku CE (Continental European) menggunakan dua satuan HP (Horse Power).
1 HP dalam Elektromotor yang memiliki standar Continental European (CE) biasa pula menggunakan nilai 735 Watt.
PS (PferderStaerke)
Mungkin juga kita pernah mendengar satuan dengan kata PS, lalu apa yg dimaksud dengan satuan PS, serta berapa besaran nilai dayanya jika diubah ke dalam satuan daya Watt.
Satu lagi satuan daya yg juga acapkali kita gunakan yaitu PS (PferderStaerke).
PS adalah singkatan dari bahasa Jerman yaitu: PferderStarke
PferderStarke apabila diartikan adalah sama jua dengan energi kuda, daya kuda, Horse Power (HP).
1 PS = 1 Metrik HP = 735,3Watt
Definisinya sama menggunakan 1 metrik Horse power (HP), yang nilainya sama dengan 735,3 Watt.
Satuan daya menggunakan menggunakan istilah PS (PferderStarke) biasa digunakan buat menentukan kekuatan daya suatu Mobil, Truk, kendaraan, mesin-mesin diesel, serta lainnya
Demikianlah penerangan tentang satuan daya listrik dalam satuan Watt, KW (KiloWatt), HP (Horse Power), PK (Paar den Kraft), DK (Daya Kuda), PS (PferderStaerke) yg acapkali kita dengar pada kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian kita sanggup memahami 1 KW berapa HP, atau 1 HP berapa Watt, 1 PK berapa HP, serta kebalikannya.
Semoga berguna !
CARA FLEXI
dikutip dari aneka macam asal

BERBAGAI SATUAN LISTRIK DAN PENJELASANNYA

Kita mengenal berbagai satuan listrik, yg digunakan untuk menyatakan berbagai besaran listrik, apa saja satuan listrik yg umum dipakai dalam bidang kelistrikan, berikut beberapa satuan listrik dan penjelasan singkatnya.

Satuan Listrik


VOLT
VOLT adalah satuan listrik untuk menyatakan besaran Tegangan Listrik (Voltage).
VOLT biasa disimbolkan menggunakan alfabet V (Volt).
Tegangan Listrik adalah suatu besaran listrik yg paling fundamental pada ilmu kelistrikan.
Tegangan Listrik merupakan Perbedaan Potensial antara 2 titik yg dihasilkan menurut suatu asal listrik.
Listrik terjadi karena adanya muatan Proton serta Elektron yang memiliki perbedaan muatan atau beda potensial.
Listrik tidak mempunyai tegangan jika nir terdapat disparitas potensial diantara dua titik penghantar.
Kita mengenal banyak sekali akbar tegangan listrik yg generik dipakai, dan dibagi menjadi 2 jenis tegangan yaitu:
  • Tegangan Listrik DC
DC merupakan singkatan menurut Direct Current atau arus searah.
Beberapa tegangan atau Voltage pada listrik DC, antara lain:
1,lima Vdc, 9Vdc, 12Vdc, 24Vdc serta lainnya
Contoh asal listrik yang membentuk listrik DC, yaitu AKKI, Batere.
Selain itu tegangan listrik DC jua dapat didapatkan dengan cara menyearahkan listrik AC menggunakan Adaptor.
  • Tegangan Listrik AC
AC merupakan singkatan menurut Alternating Current atau arus bolak-balik .
Beberapa besaran Tegangan listrik AC yg biasa kita kenal, yaitu:
110Vac, 220Vac, 380Vac
Tegangan yg biasa dipakai pada rumah merupakan tegangan listrik AC 220V.
Tegangan listrik AC didapatkan berdasarkan suatu asal pembangkit listrik yang biasa diklaim dengan Generator (Genset). Perbedaan listrik AC dan DC
Tegangan listrik AC jua bisa diubah menjadi tegangan listrik DC dengan memakai Konverter.
Listrik nir akan ada apabila nir terdapat disparitas potensial atau Tegangan.
KV
KV adalah satuan Kilo Volt (1000Volt).
KVA
KVA merupakan satuan Kilo Volt Ampere.
KVA adalah satuan daya tertulis yg didapat berdasarkan hasil perhitungan dan adalah daya semu.
VAr
VAr = Volt Ampere Reaktif
Satuan VAr ini biasa kita jumpai pada Sistem instalasi listrik 3 Phase, buat menyatakan besaran daya reaktif atau kerugian-kerugian daya yg ada akibat daya harmonik.
Semakin besar daya reaktif (VAR) akan mengakibatkan faktor daya semakin rendah, dan daya aktif akan semakin kecil.
Sebagai model: Jika suatu pembangkit listrik tertulis daya 250KVA, dengan faktor daya atau Cos phi sebesar 0,8, maka Daya aktif atau daya yg bisa dipakai merupakan sebesar:
250 KVA x 0,8 = 200KW.
Lalu, Saat daya reaktif yang dihasilkan semakin besar , akan menyebabkan menurunnya faktor daya, bila faktor daya menurun hingga 0,7, maka daya aktif akan semakin mini :
250KVA x 0,7 = 175KW
KVAr
KVAR adalah satuan Kilo Volt Ampere Reaktif.
Cara memperbaiki Faktor daya listrik 3 fasa
AMPERE
AMPERE merupakan satuan listrik buat menyatakan besaran arus listrik.
Ampere biasa disimbolkan menggunakan alfabet I (Intensity).
Arus listrik merupakan banyaknya muatan listrik yg disebabkan oleh pergerakan Elektron yg mengalir melalui suatu penghantar pada suatu rangkaian listrik pada satuan ketika.
Arus listrik terjadi bila terdapat tegangan listrik dan resistan atau beban listrik yang terhubung dalam suatu rangkaian.
Dengan istilah lain, Arus listrik nir akan ada apabila tidak terdapat tegangan dan Resistan yg terhubung dalam suatu Rangkaian listrik.
Sebagai contoh, Arus listrik akan mengalir dari saklar menuju lampu waktu saklar lampu tersebut kita nyalakan, kemudian saat saklar kita padamkan, nir terdapat arus listrik yg mengalir.
Lampu termasuk kedalam jenis beban listrik atau Resistan.
Ohm
Ohm merupakan satuan listrik yang menyatakan besaran nilai tahanan (Resistan)
Ohm biasa disimbolkan menggunakan
Rumus menghitung resistan pada rangkaian seri serta paralel
Setiap alat listrik serta penghantar memiliki nilai Ohm (Tahanan)
Alat-indera listrik yang biasa kita pakai sehari-hari, seperti Setrika, kipas angin, Televisi, kulkas serta lainnya termasuk kedalam jenis resistan serta memiliki nilai tahanan dalam satuan Ohm.
Resistan (tahanan) listrik merupakan segala sesuatu yang membuat Arus listrik waktu dilalui tegangan listrik. Besar kecilnya arus listrik yg didapatkan tergantung menurut akbar kecilnya tegangan listrik serta akbar kecilnya nilai tahanan (Ohm) yg dilewati. Hukum Ohm serta penjelasannya
V = I x R
  • V = Tegangan (Voltage) dalam satuan Volt
  • I = Arus listrik (Intensity) dalam satuan Ampere
  • R = Resistansi dalam satuan Ohm (Ω)

Watt
Watt merupakan satuan listrik yg menyatakan besaran daya listrik (Power)
Watt biasa disimbolkan menggunakan alfabet P (Power).
Daya listrik adalah besaran listrik yg mengalir melalui suatu penghantar dalam suatu rangkaian listrik. Mengenal tiga macam Daya listrik 3 fasa
Alat-indera listrik yang biasa kita pakai di tempat tinggal umumnya dituliskan pada satuan Watt, misalnya:
Lampu 36Watt, Kulkas 100Watt, mesin cuci 200Watt, setrika 300Watt, serta lainnya.
Semakin besar satuan daya (Watt) menurut suatu indera listrik yang kita pakai, semakin besar jua Arus listrik yang didapatkan.
P = V x I
  • P = Daya (Power) dalam satuan Watt
  • V = Tegangan listrik (Voltage) pada satuan Volt
  • I = Arus listrik (Intesity) pada satuan Ampere.
Watt adalah satuan Daya aktif
KW
Kilowatt (KW) menyatakan 1000Watt
KWH
Kilowatt Hour (KWH) menyatakan besaran 1000Watt dalam satu jam.
HERTZ
Hertz merupakan satuan listrik buat menyatakan besaran Frekuensi (F)
Hertz biasa disimbolkan menggunakan Hz
Hertz banyaknya gelombang listrik yg terjadi pada satu dtk.
Listrik yang memiliki nilai Frekuensi merupakan listrik AC, serta Besaran Frekuensi listrik AC yg biasa kita pakai pada listrik di tempat tinggal merupakan 50Hz.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI