MENGENAL COSPHI FAKTOR DAYA PADA SISTEM KELISTRIKAN

Cosphi atau Faktor Daya adalah Nilai perbandingan antara besaran Daya Aktif menggunakan besaran daya Semu.
Apa sebenarnya yang dimaksud menggunakan Cosphi atau Faktor Daya pada sistem kelistrikan?
Apa yang dimaksud menggunakan Cosphi atau Faktor Daya?
Untuk lebih tahu apa yg dimaksud dengan Cosphi atau Faktor Daya, kita akan coba memberi beberapa penjelasan mengenai Faktor Daya atau Cosphi berikut adalah.

Apa yang dimaksud dengan Cosphi?

Cosphi atau Faktor Daya adalah Nilai Perbandingan antara besarnya daya aktif menggunakan besaran Daya Semu.
Cosphi = Daya Aktif / Daya semu
Daya Aktif
Daya Aktif adalah Besaran Daya sebenarnya yg dapat digunakan buat berbagai keperluan alat-alat listrik.
Baca pula: Mengenal segitiga Daya (Daya Semu, Daya Aktif serta Daya Reaktif)
Daya Aktif memakai satuan Watt atau Kilowatt (KW).
Baca pula: Sejarah Satuan Watt, KW, HP, PK, PS dan penjelasannya
Daya Semu
Daya semu merupakan Besaran Daya yg didapat menurut output perhitungan (Nominal), sebelum digunakan buat aneka macam keperluan peralatan listrik.
Daya semu biasa diklaim pula dengan Daya nominal, atau Daya Total, serta memakai satuan VA (Volt Ampere) atau KVA (KiloVolt Ampere)
Baca pula: Penjelasan tentang satuan Daya KVA, KW, KVAr, KWH
Apa yg menyebabkan adanya Faktor Daya (Cosphi)?
Sebenarnya, jika nilai Daya Semu adalah sama dengan Daya Aktif, maka Nilai Cosphi (Faktor Dayanya merupakan 1, atau menggunakan istilah lain nir terdapat kehilangan daya, dan hal ini dianggap tidak terdapat Faktor daya (Cosphi).
Namun lantaran penggunaan aneka macam peralatan listrik yg menghasilkan Induksi Magnetik, maka menyebabkan timbulnya daya reaktif atau Daya yang hilang.
Karena Adanya Daya Reaktif yg mengakibatkan kerugian daya inilah, maka Nilai Daya Aktif (Daya Sebenarnya) akan lebih kecil dibanding Daya Semu (Daya Total).
Perbandingan antara Daya Aktif menggunakan Daya semu inilah yang disebut dengan Faktor Daya (Cosphi), dan Nilainya pasti dibawah 1 (< 1,00)
Perbandingan antara besaran Daya Aktif menggunakan Daya semu ditentukan oleh seberapa akbar Daya Reaktif yg dihasilkan.
Daya Reaktif (KVAr) dari berdasarkan berbagai peralatan Listrik yg menggunakan prinsip Induksi magnetik seperti Elektro motor, Kontaktor, Ballast, Inverter, UPS, serta sebagainya.
Baca pula: Rumus Menghitung Daya Reaktif (KVAr)
Jadi, semakin poly penggunaan peralatan listrik yg membentuk induksi magnetik, maka semakin akbar daya reaktif yang dihasilkan, serta semakin akbar Daya Reaktif maka semakin besar kerugian daya, atau semakin besar jua selisih antara Daya Aktif menggunakan Daya semu, serta kondisi ini akan menyebabkan Faktor Daya (Cosphi) semakin rendah.
Contoh Perhitungan Faktor Daya (Cosphi)
Sebuah Generator mempunyai Spesifikasi yg tertera pada Name Plate sebagai berikut:
  • Power rating: 2750 KVA
  • Volt: 400V
  • Phase: 3
  • Hz: 50
  • Cosphi: 0,8
  • Amp: 3969
  • Rpm: 1500

Power Rating merupakan Daya Semu
  • Power rating atau Daya semu (KVA) didapat menurut hasil perhitungan Daya, yaitu:
  • Daya semu: Tegangan x Arus x akar3
  • Daya semu: 400V x 3969A x 1,732
  • Daya semu: 2.749.723 VA
  • Daya semu: dua,749,723KVA atau dibulatkan sebagai 2750KVA.

Cosphi yg dihasilkan Generator tersebut adalah: 0,8
Karena tertulis Generator tadi mempunyai akbar cosphi (Faktor daya) sebesar 0,8 maka:
Daya Aktif = Daya semu x Cosphi (Faktor daya)
Daya Aktif = 2750KVA x 0,8
Daya Aktif = 2.200 KW.
Jadi Generator menggunakan Daya tertulis sebanyak 2750 KVA, menggunakan Faktor daya (Cosphi) sebesar 0,8 hanya mampu dibebani aporisma sebesar 2.200KW.
Besar daya dua.200 KW inilah yang diklaim menggunakan Daya Aktif dari Generator tersebut.
Namun perlu diingat bahwa Daya Aktif sebesar dua.200KW adalah daya aktif ketika generator belum dibebani.
Saat Generator tadi dioperasikan dan mendapatkan Beban, maka Daya Aktif 2200KW akan menjadi Daya Semu.
Lalu, Berapa Daya Aktifnya?
Besaran Daya Aktif selanjutnya akan ditentukan oleh Faktor daya (Cosphi) menurut sistem instalasi listrik yg dibebankan pada Generator tersebut.
Jika Instalasi listrik yg dibebani memiliki Faktor daya 1,00 maka Daya Aktifnya tetap 2.200KW, namun lantaran aneka macam peralatan listrik yg digunakan pada instalasi listrik tadi akan menghasilkan Daya Reaktif, maka Cosphinya akan lebih kecil dari 1,00.
Penurunan Cosphi ini ditimbulkan oleh Daya reaktif yg didapatkan berdasarkan banyak sekali alat-alat listrik yg membuat induksi magnetik, semakin akbar Daya reaktif, maka Nilai Cosphi akan semakin rendah.
Sebagai contoh, ketika generator tadi dioperasikan serta diberi beban aneka macam alat-alat listrik, Nilai Cosphi yang ada dalam Instalasi listrik tadi merupakan 0,75, maka daya Aktif yang dapat digunakan pada Instalasi listrik tadi adalah:
2.200 x 0,75 = 1650KW
Untuk mendapatkan Daya Aktif lebih akbar, maka Faktor daya harus diperbaiki dan sebisa mungkin mendekati nilai 1,00, dan buat menerima Faktor Daya yg bagus dengan nilai mendekati 1,00 maka Daya reaktif harus dikurangi dengan meminimalkan penggunaan berbagai alat-alat listrik yg menghasilkan Daya reaktif.
Atau buat memperbaiki Faktor Daya, bisa menggunakan Capasitor Bank yg dipasang dalam Instalasi listrik tadi, buat penerangan mengenai pemasangan Capasitor Bank dapat anda baca pada artikel berikut ini:

Perumpamaan Cosphi atau faktor daya:
Sebagai contoh: ketika anda mengolah Air didalam bejana sebanyak 1 liter, lalu saat air tadi mendidih akan menyebabkan sebagian air berubah menjadi uap, Umpamanya banyaknya air yang menguap merupakan lebih kurang 0,1 liter, maka Sisa air yg terdapat didalam bejana merupakan sebanyak 0,9 Liter.
  • Air sebelum dimasak sebesar 1 liter kita umpamakan sebagai Daya Semu
  • Air yang menguap atau hilang kita umpamakan menjadi Daya Reaktif
  • Air yang tersisa kita umpamakan menjadi Daya Aktif atau Daya sebenarnya.
  • Cosphi (Faktor daya) merupakan: 0,9 Liter / 1 liter
  • Cosphi (Faktor daya) adalah: 0,9.
Lalu ketika air sebesar 0,9 liter tersebut anda tuang kedalam Teko, terdapat air yg tumpah sebesar 0,1 liter, maka residu air yang ada dalam teko adalah sebesar 0,8liter.
  • Air yang telah masak sebanyak 0,9 liter pulang menjadi Daya Semu
  • Air yg tumpah sebesar 0,1 liter diumpamakan menjadi Daya Reaktif
  • Air yang ada didalam teko sebanyak 0,8 liter diumpamakan sebagai Daya Nyata
  • Cosphi (Faktor Daya): 0,8/0,9 = 0,89
Begitulah seterusnya, sampai air tadi diminum.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

MENGENAL COSPHI FAKTOR DAYA PADA SISTEM KELISTRIKAN

Cosphi atau Faktor Daya adalah Nilai perbandingan antara besaran Daya Aktif dengan besaran daya Semu.
Apa sebenarnya yg dimaksud menggunakan Cosphi atau Faktor Daya pada sistem kelistrikan?
Apa yg dimaksud menggunakan Cosphi atau Faktor Daya?
Untuk lebih memahami apa yg dimaksud menggunakan Cosphi atau Faktor Daya, kita akan coba memberi beberapa penjelasan mengenai Faktor Daya atau Cosphi ini dia.

Apa yang dimaksud menggunakan Cosphi?

Cosphi atau Faktor Daya merupakan Nilai Perbandingan antara besarnya daya aktif menggunakan besaran Daya Semu.
Cosphi = Daya Aktif / Daya semu
Daya Aktif
Daya Aktif adalah Besaran Daya sebenarnya yang dapat dipakai buat aneka macam keperluan alat-alat listrik.
Baca jua: Mengenal segitiga Daya (Daya Semu, Daya Aktif dan Daya Reaktif)
Daya Aktif memakai satuan Watt atau Kilowatt (KW).
Baca jua: Sejarah Satuan Watt, KW, HP, PK, PS dan penjelasannya
Daya Semu
Daya semu merupakan Besaran Daya yang didapat menurut output perhitungan (Nominal), sebelum digunakan buat berbagai keperluan peralatan listrik.
Daya semu biasa dianggap pula menggunakan Daya nominal, atau Daya Total, dan menggunakan satuan VA (Volt Ampere) atau KVA (KiloVolt Ampere)
Baca jua: Penjelasan tentang satuan Daya KVA, KW, KVAr, KWH
Apa yang mengakibatkan adanya Faktor Daya (Cosphi)?
Sebenarnya, apabila nilai Daya Semu merupakan sama menggunakan Daya Aktif, maka Nilai Cosphi (Faktor Dayanya merupakan 1, atau dengan kata lain tidak terdapat kehilangan daya, dan hal ini dianggap tidak terdapat Faktor daya (Cosphi).
Namun karena penggunaan berbagai peralatan listrik yg membuat Induksi Magnetik, maka mengakibatkan timbulnya daya reaktif atau Daya yg hilang.
Karena Adanya Daya Reaktif yg mengakibatkan kerugian daya inilah, maka Nilai Daya Aktif (Daya Sebenarnya) akan lebih mini dibanding Daya Semu (Daya Total).
Perbandingan antara Daya Aktif menggunakan Daya semu inilah yg diklaim menggunakan Faktor Daya (Cosphi), serta Nilainya pasti dibawah 1 (< 1,00)
Perbandingan antara besaran Daya Aktif menggunakan Daya semu ditentukan oleh seberapa besar Daya Reaktif yang didapatkan.
Daya Reaktif (KVAr) asal dari aneka macam alat-alat Listrik yang memakai prinsip Induksi magnetik seperti Elektro motor, Kontaktor, Ballast, Inverter, UPS, serta sebagainya.
Baca jua: Rumus Menghitung Daya Reaktif (KVAr)
Jadi, semakin banyak penggunaan alat-alat listrik yang membuat induksi magnetik, maka semakin besar daya reaktif yg dihasilkan, dan semakin akbar Daya Reaktif maka semakin akbar kerugian daya, atau semakin akbar juga selisih antara Daya Aktif dengan Daya semu, serta syarat ini akan menyebabkan Faktor Daya (Cosphi) semakin rendah.
Contoh Perhitungan Faktor Daya (Cosphi)
Sebuah Generator mempunyai Spesifikasi yang tertera dalam Name Plate menjadi berikut:
  • Power rating: 2750 KVA
  • Volt: 400V
  • Phase: 3
  • Hz: 50
  • Cosphi: 0,8
  • Amp: 3969
  • Rpm: 1500

Power Rating adalah Daya Semu
  • Power rating atau Daya semu (KVA) didapat menurut output perhitungan Daya, yaitu:
  • Daya semu: Tegangan x Arus x akar3
  • Daya semu: 400V x 3969A x 1,732
  • Daya semu: dua.749.723 VA
  • Daya semu: 2,749,723KVA atau dibulatkan sebagai 2750KVA.

Cosphi yang dihasilkan Generator tersebut merupakan: 0,8
Karena tertulis Generator tadi memiliki akbar cosphi (Faktor daya) sebanyak 0,8 maka:
Daya Aktif = Daya semu x Cosphi (Faktor daya)
Daya Aktif = 2750KVA x 0,8
Daya Aktif = dua.200 KW.
Jadi Generator menggunakan Daya tertulis sebanyak 2750 KVA, dengan Faktor daya (Cosphi) sebesar 0,8 hanya mampu dibebani maksimal sebanyak 2.200KW.
Besar daya 2.200 KW inilah yg disebut dengan Daya Aktif berdasarkan Generator tadi.
Namun perlu diingat bahwa Daya Aktif sebanyak dua.200KW merupakan daya aktif waktu generator belum dibebani.
Saat Generator tadi dioperasikan serta mendapatkan Beban, maka Daya Aktif 2200KW akan sebagai Daya Semu.
Lalu, Berapa Daya Aktifnya?
Besaran Daya Aktif selanjutnya akan ditentukan sang Faktor daya (Cosphi) berdasarkan sistem instalasi listrik yang dibebankan dalam Generator tadi.
Jika Instalasi listrik yg dibebani memiliki Faktor daya 1,00 maka Daya Aktifnya permanen dua.200KW, tetapi karena banyak sekali peralatan listrik yang dipakai dalam instalasi listrik tadi akan menghasilkan Daya Reaktif, maka Cosphinya akan lebih mini menurut 1,00.
Penurunan Cosphi ini disebabkan sang Daya reaktif yang didapatkan dari aneka macam alat-alat listrik yg membentuk induksi magnetik, semakin akbar Daya reaktif, maka Nilai Cosphi akan semakin rendah.
Sebagai contoh, saat generator tadi dioperasikan serta diberi beban aneka macam alat-alat listrik, Nilai Cosphi yang terdapat dalam Instalasi listrik tadi adalah 0,75, maka daya Aktif yang bisa digunakan dalam Instalasi listrik tadi adalah:
2.200 x 0,75 = 1650KW
Untuk menerima Daya Aktif lebih besar , maka Faktor daya wajib diperbaiki dan sebisa mungkin mendekati nilai 1,00, serta buat menerima Faktor Daya yg indah menggunakan nilai mendekati 1,00 maka Daya reaktif wajib dikurangi dengan meminimalkan penggunaan banyak sekali peralatan listrik yang menghasilkan Daya reaktif.
Atau buat memperbaiki Faktor Daya, bisa memakai Capasitor Bank yang dipasang pada Instalasi listrik tersebut, buat penjelasan tentang pemasangan Capasitor Bank bisa anda baca pada artikel ini dia:

Perumpamaan Cosphi atau faktor daya:
Sebagai model: waktu anda mengolah Air didalam bejana sebanyak 1 liter, lalu ketika air tersebut mendidih akan menyebabkan sebagian air berubah menjadi uap, Umpamanya banyaknya air yang menguap adalah lebih kurang 0,1 liter, maka Sisa air yg ada didalam bejana adalah sebanyak 0,9 Liter.
  • Air sebelum dimasak sebesar 1 liter kita umpamakan menjadi Daya Semu
  • Air yg menguap atau hilang kita umpamakan menjadi Daya Reaktif
  • Air yg tersisa kita umpamakan sebagai Daya Aktif atau Daya sebenarnya.
  • Cosphi (Faktor daya) merupakan: 0,9 Liter / 1 liter
  • Cosphi (Faktor daya) merupakan: 0,9.
Lalu ketika air sebesar 0,9 liter tadi anda masukkan kedalam Teko, terdapat air yg tumpah sebesar 0,1 liter, maka sisa air yg terdapat dalam teko merupakan sebesar 0,8liter.
  • Air yg sudah masak sebesar 0,9 liter kembali menjadi Daya Semu
  • Air yang tumpah sebanyak 0,1 liter diumpamakan sebagai Daya Reaktif
  • Air yg terdapat didalam teko sebesar 0,8 liter diumpamakan menjadi Daya Nyata
  • Cosphi (Faktor Daya): 0,8/0,9 = 0,89
Begitulah seterusnya, hingga air tadi diminum.
Semoga berguna!
CARA FLEXI

MENGENAL BEBAN RESISTIF INDUKTIF DAN KAPASITIF BESERTA CONTOHNYA

Mengenal Jenis Beban Resistif, Induktif serta Kapasitif, pada sistem kelistrikan Arus Bolak-kembali, bersama contoh Alat listriknya
Mengenal Beban Resistif, Induktif serta Kapasitif, bersama contohnya
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan Beban Resistif, Induktif serta Kapasitif?
Apa saja model alat listrik yg termasuk Beban Resistif, Induktif serta Kapasitif?
Terdapat berbagai jenis alat listrik yang menggunakan Listrik AC, baik Listrik AC 1 Phase maupun Listrik AC 3Phase, misalnya misalnya Lampu pijar, Lampu TL, Rice cooker, Setrika, Kipas angin, Motor listrik 1 Phase, Motor Listrik 3 Phase, Heater, dan sebagainya.
Berbagai Alat Listrik yg kita sebutkan diatas, membutuhkan Energi/daya listrik supaya dapat dioperasikan atau dinyalakan, serta semuanya itu termasuk kedalam Beban Listrik.
Beban Listrik adalah Setiap Alat yang membutuhkan Energi atau Daya Listrik supaya bisa dioperasikan atau dipakai.
Berbagai alat listrik yg mengkonsumsi Daya Listrik, diklaim menggunakan Beban Listrik, serta aneka macam beban Listrik yg memakai Listrik Arus Bolak-pulang tersebut dikelompokkan sebagai tiga jenis Beban listrik.
3 Jenis Beban Listrik AC
  • Beban Resistif
  • Beban Induktif
  • Beban Kapasitif

Beban Resistif, Induktif serta Kapasitif



Beban Resistif
Beban Resistif adalah suatu indera yg membutuhkan daya listrik, berupa komponen yang terdiri dari Resistan (Ohm), serta bekerja/beroperasi berdasarkan prinsip kerja Resistansi (Hambatan).
Beban Resistif hanya mengkonsumsi Daya Aktif, serta nir menyebabkan perubahan nilai faktor daya, sehingga nilai Faktor daya tetap, yaitu sama menggunakan satu.
Alat Listrik yg termasuk Beban Resistif bekerja menurut prinsip kerja Resistor (Hambatan), sehingga arus listrik yg melewatinya akan terhambat, serta akibatnya indera listrik tersebut akan menghasilkan Panas.
Beban Resistif nir mempengaruhi gelombang Tegangan serta Arus, sebagai akibatnya posisi Gelombang Tegangan serta Arus permanen sefasa.
Beberapa contoh indera listrik yang termasuk jenis Beban Resistif, diantaranya:
  • Lampu Pijar
  • Heater
  • Rice cooker
  • Setrika
  • Solder Listrik
  • Ceret Listrik
  • Dan semua indera listrik yg bekerja menggunakan Elemen Pemanas.

Karena Alat Listrik yg termasuk kedalam jenis Beban Resistif tidak mempengaruhi Faktor Daya (Cosphi=1), maka rumus daya pada beban resistif, merupakan:
P = V x I
  • P: Power atau Daya (Watt)
  • V: Voltage atau Tegangan (Volt)
  • I: Intensity atau Arus (Ampere)

Beban Induktif
Beban Induktif adalah suatu indera yang membutuhkan daya listrik, berupa kumparan/lilitan dawai penghantar yg dililit pada suatu inti kumparan, yang bekerja/beroperasi dari prinsip kerja Induksi.
Beban Induktif mengkonsumsi/menyerap Daya Aktif, serta Daya Reaktif.
Beban Induktif membuat Daya Harmonik yg bisa mengakibatkan penurunan nilai Cosphi menjadi lebih kecil menurut 1,00.
Kumparan dalam Beban Induktif menyebabkan terhambatnya laju arus, sebagai akibatnya terjadi pergeseran posisi gelombang Arus menjadi tertinggal (Lagging) berdasarkan Gelombang Tegangan.
Beberapa model Alat Listrik yg termasuk jenis Beban Induktif, diantaranya:
  • Motor Listrik
  • Mesin Las Listrik
  • Transformator (Travo)
  • Induktor
  • Solenoid Coil
  • Lampu Hemat energi
  • dan seluruh indera listrik yang bekerja berdasarkan Induksi

Karena Alat listrik yg termasuk kedalam jenis Beban Induktif dapat menyebabkan penurunan nilai Cosphi (Faktor daya), maka rumus daya dalam beban Induktif listrik 1 Phase, merupakan:
P = V x I x Cosphi
  • P: Power atau Daya (Watt)
  • V: Voltage atau Tegangan (Volt)
  • I: Intensity atau Arus (Ampere)
  • Cosphi (Faktor daya) nilai <1

Sedangkan rumus daya buat Listrik Arus bolak kembali tiga Phase, adalah:
P = V x I x Cosphi x akar3
  • P: Power atau Daya (Watt)
  • V: Voltage atau Tegangan (Volt)
  • I: Intensity atau Arus (Ampere)
  • Cosphi (Faktor daya) nilai <1

Beban Kapasitif
Beban Kapasitif merupakan suatu indera yg membutuhkan daya listrik, serta memiliki kemampuan Kapasitansi yaitu kemampuan buat menyerap serta menyimpan tenaga listrik dalam ketika sesaat.
Beban Kapasitif mengkonsumsi/menyerap Daya Aktif, serta mengeluarkan Daya Reaktif, sehingga alat ini dapat digunakan buat memperbaiki faktor dalam batasan tertentu.
Beban Kapasitif mengakibatkan terhambatnya laju Tegangan, sehingga terjadi pergeseran posisi gelombang Arus sebagai mendahului (Leading) berdasarkan Gelombang Tegangan.
Alat listrik yg termasuk jenis Beban Kapasitif, merupakan Kapasitor (Kondensator)
Karena Alat listrik yg termasuk kedalam jenis Beban Kapasitif dapat menyebabkan perubahan nilai Cosphi (Faktor daya) lebih kecil berdasarkan 1,00, maka rumus daya dalam beban Kapasitif listrik 1 Phase, adalah:
P = V x I x Cosphi
  • P: Power atau Daya (Watt)
  • V: Voltage atau Tegangan (Volt)
  • I: Intensity atau Arus (Ampere)
  • Cosphi (Faktor daya) nilai <1

Sedangkan rumus daya buat Listrik Arus bolak kembali tiga Phase, adalah:
P = V x I x Cosphi x akar3
  • P: Power atau Daya (Watt)
  • V: Voltage atau Tegangan (Volt)
  • I: Intensity atau Arus (Ampere)
  • Cosphi (Faktor daya) nilai <1

Semoga berguna!
CARA FLEXI

MENGENAL BEBAN RESISTIF INDUKTIF DAN KAPASITIF BESERTA CONTOHNYA

Mengenal Jenis Beban Resistif, Induktif serta Kapasitif, dalam sistem kelistrikan Arus Bolak-kembali, beserta model Alat listriknya
Mengenal Beban Resistif, Induktif serta Kapasitif, beserta contohnya
Apa sebenarnya yg dimaksud menggunakan Beban Resistif, Induktif serta Kapasitif?
Apa saja model alat listrik yg termasuk Beban Resistif, Induktif serta Kapasitif?
Terdapat banyak sekali jenis indera listrik yang memakai Listrik AC, baik Listrik AC 1 Phase juga Listrik AC 3Phase, misalnya misalnya Lampu pijar, Lampu TL, Rice cooker, Setrika, Kipas angin, Motor listrik 1 Phase, Motor Listrik 3 Phase, Heater, serta sebagainya.
Berbagai Alat Listrik yg kita sebutkan diatas, membutuhkan Energi/daya listrik supaya dapat dioperasikan atau dinyalakan, serta semuanya itu termasuk kedalam Beban Listrik.
Beban Listrik merupakan Setiap Alat yg membutuhkan Energi atau Daya Listrik supaya bisa dioperasikan atau digunakan.
Berbagai alat listrik yang mengkonsumsi Daya Listrik, diklaim menggunakan Beban Listrik, serta berbagai beban Listrik yang menggunakan Listrik Arus Bolak-pulang tadi dikelompokkan sebagai 3 jenis Beban listrik.
3 Jenis Beban Listrik AC
  • Beban Resistif
  • Beban Induktif
  • Beban Kapasitif

Beban Resistif, Induktif serta Kapasitif



Beban Resistif
Beban Resistif adalah suatu alat yang membutuhkan daya listrik, berupa komponen yang terdiri menurut Resistan (Ohm), dan bekerja/beroperasi menurut prinsip kerja Resistansi (Hambatan).
Beban Resistif hanya mengkonsumsi Daya Aktif, serta tidak mengakibatkan perubahan nilai faktor daya, sebagai akibatnya nilai Faktor daya permanen, yaitu sama dengan satu.
Alat Listrik yang termasuk Beban Resistif bekerja menurut prinsip kerja Resistor (Hambatan), sehingga arus listrik yang melewatinya akan terhambat, dan akibatnya alat listrik tadi akan menghasilkan Panas.
Beban Resistif tidak mempengaruhi gelombang Tegangan serta Arus, sehingga posisi Gelombang Tegangan dan Arus tetap sefasa.
Beberapa model indera listrik yang termasuk jenis Beban Resistif, diantaranya:
  • Lampu Pijar
  • Heater
  • Rice cooker
  • Setrika
  • Solder Listrik
  • Ceret Listrik
  • Dan seluruh alat listrik yang bekerja menggunakan Elemen Pemanas.

Karena Alat Listrik yang termasuk kedalam jenis Beban Resistif nir mensugesti Faktor Daya (Cosphi=1), maka rumus daya pada beban resistif, merupakan:
P = V x I
  • P: Power atau Daya (Watt)
  • V: Voltage atau Tegangan (Volt)
  • I: Intensity atau Arus (Ampere)

Beban Induktif
Beban Induktif adalah suatu indera yg membutuhkan daya listrik, berupa kumparan/lilitan kawat penghantar yang dililit pada suatu inti kumparan, yang bekerja/beroperasi dari prinsip kerja Induksi.
Beban Induktif mengkonsumsi/menyerap Daya Aktif, serta Daya Reaktif.
Beban Induktif membentuk Daya Harmonik yang bisa mengakibatkan penurunan nilai Cosphi menjadi lebih kecil berdasarkan 1,00.
Kumparan pada Beban Induktif menyebabkan terhambatnya laju arus, sebagai akibatnya terjadi pergeseran posisi gelombang Arus sebagai tertinggal (Lagging) berdasarkan Gelombang Tegangan.
Beberapa contoh Alat Listrik yg termasuk jenis Beban Induktif, diantaranya:
  • Motor Listrik
  • Mesin Las Listrik
  • Transformator (Travo)
  • Induktor
  • Solenoid Coil
  • Lampu Hemat energi
  • dan seluruh indera listrik yang bekerja dari Induksi

Karena Alat listrik yg termasuk kedalam jenis Beban Induktif bisa menyebabkan penurunan nilai Cosphi (Faktor daya), maka rumus daya dalam beban Induktif listrik 1 Phase, merupakan:
P = V x I x Cosphi
  • P: Power atau Daya (Watt)
  • V: Voltage atau Tegangan (Volt)
  • I: Intensity atau Arus (Ampere)
  • Cosphi (Faktor daya) nilai <1

Sedangkan rumus daya buat Listrik Arus bolak pulang tiga Phase, adalah:
P = V x I x Cosphi x akar3
  • P: Power atau Daya (Watt)
  • V: Voltage atau Tegangan (Volt)
  • I: Intensity atau Arus (Ampere)
  • Cosphi (Faktor daya) nilai <1

Beban Kapasitif
Beban Kapasitif adalah suatu indera yg membutuhkan daya listrik, dan memiliki kemampuan Kapasitansi yaitu kemampuan buat menyerap dan menyimpan tenaga listrik dalam waktu sesaat.
Beban Kapasitif mengkonsumsi/menyerap Daya Aktif, dan mengeluarkan Daya Reaktif, sebagai akibatnya alat ini bisa dipakai buat memperbaiki faktor dalam batasan eksklusif.
Beban Kapasitif menyebabkan terhambatnya laju Tegangan, sehingga terjadi pergeseran posisi gelombang Arus sebagai mendahului (Leading) berdasarkan Gelombang Tegangan.
Alat listrik yg termasuk jenis Beban Kapasitif, adalah Kapasitor (Kondensator)
Karena Alat listrik yang termasuk kedalam jenis Beban Kapasitif dapat menyebabkan perubahan nilai Cosphi (Faktor daya) lebih mini dari 1,00, maka rumus daya pada beban Kapasitif listrik 1 Phase, adalah:
P = V x I x Cosphi
  • P: Power atau Daya (Watt)
  • V: Voltage atau Tegangan (Volt)
  • I: Intensity atau Arus (Ampere)
  • Cosphi (Faktor daya) nilai <1

Sedangkan rumus daya buat Listrik Arus bolak pulang tiga Phase, adalah:
P = V x I x Cosphi x akar3
  • P: Power atau Daya (Watt)
  • V: Voltage atau Tegangan (Volt)
  • I: Intensity atau Arus (Ampere)
  • Cosphi (Faktor daya) nilai <1

Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

MENGHITUNG SATUAN WATT AMPERE DAN VOLT

Mengenal satuan Watt, Ampere dan Volt dalam sistem kelistrikan dan bagaimana Menghitung Satuan Ampere, Watt dan Volt
Terkadang muncul pertanyaan 1 Ampere itu berapa watt, atau 1 Watt berapa Ampere, 1 Volt berapa Ampere, 1 Ampere berapa Volt, 1 watt berapa Volt, serta sebagainya.
Bagi anda yang sahih-benar umum mengenai ilmu kelistrikan tentu hal ini sebagai suatu hal yang masuk akal buat dipertanyakan, serta satu hal yang cita rasanya perlu untuk kita ketahui.
Dalam ilmu listrik, kita memang mengenal aneka macam satuan, dan diantara satuan-satuan listrik tersebut adalah Watt, Ampere serta Volt.
Baca jua: Berbagai satuan listrik serta penjelasannya
Apa sebenarnya yang dianggap menggunakan satuan Watt, Ampere serta Volt tersebut? Dan bagaimana perhitungan antara Watt, Ampere dan Volt?
Untuk lebih mengenal satuan Watt, Ampere dan Volt, terlebih dahulu kita harus mengenal definisi dari masing-masing satuan listrik tersebut

Menghitung Satuan Watt, Ampere dan Volt


Watt
Watt merupakan satuan listrik buat menyatakan besaran daya (Power) berdasarkan berbagai alat-alat listrik, Satuan Watt biasa kita jumpai pada aneka macam peralatan listrik yang biasa dipakai pada rumah, misalnya Lampu TL 36Watt, Setrika 300Watt, Mesin cuci 150Watt, Pompa air 250Watt, serta sebagainya.
Satuan Watt disini menyatakan seberapa akbar daya listrik yg dibutuhkan buat menyalakan berbagai alat-alat listrik tadi.
Selain itu, satuan Watt jua bisa kita temukan dalam banyak sekali peralatan listrik lainnya, seperti Genset 1000Watt, Stabilizer 500Watt, serta sebagainya.
Satuan Watt disini menyatakan seberapa besar daya listrik yg dapat dibebani atau ditanggung oleh aneka macam indera listrik tersebut.
Ampere
Ampere merupakan satuan listrik buat menyatakan besaran Arus listrik yg mengalir dalam waktu alat listrik dipakai.
Satuan Ampere pula dapat kita jumpai pada banyak sekali alat-alat listrik pada rumah, Seperti MCB 2Ampere, Stopkontak 16Ampere, serta banyak sekali peralatan listrik lainnya.
Satuan Ampere disini menyatakan seberapa besar arus listrik maksimal yang bisa dialirkan melalui indera listrik tersebut.
Selain itu, Satuan Ampere juga bisa kita jumpai pada banyak sekali peralatan listrik lainnya, seperti Setrika listrik 220watt/ 1 Ampere, Mesin cuci 450Watt / 2Ampere, dan sebagainya.
Satuan Ampere disini menyatakan besaran Arus yang mengalir ketika alat listrik tadi dinyalakan.
Volt
Volt adalah satuan listrik buat menyatakan besaran Tegangan listrik yang didapatkan atau dibutuhkan menurut berbagai sumber listrik.
Satuan listrik dapat kita jumpai pada aneka macam alat listrik pada tempat tinggal , misalnya dalam Lampu tertulis 220Volt, Mesin Cuci 220Volt, serta sebagainya.
Satuan Volt disini menyatakan besaran tegangan listrik yang dibutuhkan buat menyalakan berbagai alat listrik tadi.
Selain itu, Satuan Volt dapat kita jumpai pada aneka macam pembangkit listrik, misalnya Genset 220Volt, Genset 380 Volt/220Volt 3 fasa, dan sebagainya.
Satuan Volt disini menyatakan besaran tegangan listrik yang dapat didapatkan menurut banyak sekali pembangkit listrik tersebut.
Lalu apa interaksi antara Watt, Ampere serta Volt?
Sebenarnya yang harus kita ketahui pertama kali adalah Volt, menjadi satuan Tegangan listrik yg pertama kali didapatkan dari pembangkit (Genset/PLN), karena tanpa adanya Tegangan listrik maka tidak terdapat yg namanya Watt juga Ampere.
Tegangan listrik didapatkan menurut sebuah pembangkit listrik dengan prinsip kerja GGL, Tegangan yg dihasilkan sebelum dipakai dianggap dengan GGL (E), lalu saat Tegangan listrik ini dialirkan ke berbagai alat listrik maka diklaim menggunakan Tegangan Jepit (V).
Baca jua: Perbedaan dan rumus perhitungan GGL serta Tegangan Jepit
Lalu ketika Tegangan dialirkan dalam suatu indera listrik, maka akan menghasilkan Arus listrik yg disebut menggunakan satuan Ampere.
Besaran Arus listrik yang mengalir menurut asal listrik menuju Alat listrik ditentukan sang seberapa akbar nilai tahanan dalam suatu indera listrik tersebut, serta hal ini biasa disebut menggunakan Daya listrik pada satuan Watt.
Semakin besar nilai Resistan (Ohm) pada suatu indera listrik, maka semakin mini daya (Watt) yg diperlukan, serta semakin mini pula arus listrik (Ampere) yang didapatkan, dengan akbar tegangan (Volt) tetap.
Semakin kecil nilai Resistan (Ohm) dalam suatu alat listrik, maka semakin besar daya (Watt) yg dibutuhkan, serta semakin besar juga arus listrik (Ampere) yang dihasilkan, dengan akbar tegangan (Volt) permanen.
Semakin Besar Tegangan listrik (Volt) yang digunakan, maka semakin kecil arus listrik (Ampere) yang didapatkan menggunakan beban daya (Watt) yg sama.
Semakin kecil Tegangan listrik (Volt) yang digunakan, maka semakin besar arus listrik (Ampere) yang didapatkan menggunakan beban daya (Watt) yg sama.

Pernyataan diatas dapat kita buktikan dalam beberapa contoh perhitungan berikut ini:
Contoh Perhitungan:
Suatu alat listrik memiliki nilai resistan sebanyak 100Ohm, kemudian dialiri tegangan listrik sebanyak 220Volt, maka arus listrik yg mengalir merupakan:
Hukum Ohm: V= I x R
V: Tegangan listrik (Volt)
I: Arus listrik (Ampere)
R: Resistan (Ohm)
  • V = I x R
  • 220Volt = I x 100ohm
  • I = 220Volt : 100ohm
  • I = 2,2 Ampere

Lalu, Berapa Ampere Arus listrik yang didapatkan bila nilai Resistannya diperbesar menjadi 200ohm?
  • V = I x R
  • 220Volt = I x 200ohm
  • I = 220Volt : 200ohm
  • I = 1,1 Ampere

Kesimpulan: Semakin akbar nilai resistan maka semakin mini arus listrik yg mengalir (Tegangan permanen), begitu juga sebaliknya.
Lalu berapa akbar Daya listrik (Watt), bila tegangan listriknya 220Volt dan arus listriknya dua,2Ampere?
Rumus Daya (Watt): P = V x I
P: Daya listrik (Watt)
V: Tegangan listrik (Volt)
I: Arus listrik (Ampere)
  • P = V x I
  • P = 220Volt x 2,2Ampere
  • P = 484 Watt.

Lalu, Berapa besar daya listrik (Watt) apabila nilai arus listrik diperkecil sebagai 1,1 Ampere?
  • P = V x I
  • P = 220Volt x 1,1Ampere
  • P = 264 Watt.

Kesimpulan: Semakin akbar Daya (Watt) maka semakin akbar Arus listrik yg dihasilkan (Tegangan tetap), begitu juga sebaliknya.
Lalu, bagaimana apabila Tegangan yg diubah sebagai lebih besar atau lebih kecil?
Contoh perhitungan:
Jika Suatu instalasi listrik memerlukan daya listrik sebesar 484Watt, saat diberi tegangan listrik 220Volt maka membentuk arus listrik sebanyak 2,2Ampere, kemudian berapa arus listrik yang didapatkan bila tegangan diubah sebagai 380Volt?
  • P = V x I
  • 484Watt = 380Volt x I
  • I = 484Watt : 380Volt
  • I = 1,27 Ampere.

Kesimpulan, Semakin besar tegangan listrik yg dipakai, maka semakin mini arus listrik yang mengalir (dengan besar daya permanen).
Namun perlu diingat, buat mengubah tegangan ini hanya digunakan dalam beberapa jaringan dari asal pembangkit menuju Trafo, lalu diturunkan pulang sinkron dengan besar tegangan listrik yang diperlukan sebelum dialirkan ke Alat listrik.
Jika alat listrik tertulis 220Volt, maka tidak bisa dipakai dengan tegangan 380Volt.

Dari perhitungan diatas, maka kita dapat menghitung 1 Ampere berapa Watt, jika kita mengetahu tegangan listrik yang dipakai, sebagai contoh bila tegangan listrik yg dipakai sebanyak 220Volt, maka:
1 Ampere berapa Watt?
  • P = V x I
  • P = 220Volt x 1Ampere
  • P = 220Watt
Jadi 1 Ampere sama menggunakan 220 Watt, bila tegangan listrik yang digunakan merupakan 220Volt.
1 Watt berapa Ampere?
  • P = V x I
  • 1 Watt = 220Volt x I
  • I = 1watt : 220Volt
  • I = 0,0045 Ampere
Jadi, 1 watt sama dengan 0,0045ampere, bila tegangan listrik yang dipakai merupakan 220Volt.
Catatan:
Perhitungan diatas merupakan perhitungan yg sederhana, untuk beberapa perhitungan lainnya perlu kita hitung seberapa besar cosphi (Faktor daya), selain itu apabila menggunakan listrik tiga phase memiliki perhitungan sebagai berikut:
Baca jua: Mengenal faktor daya (Cosphi) pada sistem kelistrikan
P = V x I x Cosphi x akar3
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

MENGHITUNG SATUAN WATT AMPERE DAN VOLT

Mengenal satuan Watt, Ampere serta Volt dalam sistem kelistrikan serta bagaimana Menghitung Satuan Ampere, Watt dan Volt
Terkadang muncul pertanyaan 1 Ampere itu berapa watt, atau 1 Watt berapa Ampere, 1 Volt berapa Ampere, 1 Ampere berapa Volt, 1 watt berapa Volt, serta sebagainya.
Bagi anda yg benar-sahih awam tentang ilmu kelistrikan tentu hal ini menjadi suatu hal yg masuk akal buat dipertanyakan, dan satu hal yang cita rasanya perlu buat kita ketahui.
Dalam ilmu listrik, kita memang mengenal berbagai satuan, serta diantara satuan-satuan listrik tersebut adalah Watt, Ampere serta Volt.
Baca pula: Berbagai satuan listrik serta penjelasannya
Apa sebenarnya yg diklaim dengan satuan Watt, Ampere serta Volt tadi? Dan bagaimana perhitungan antara Watt, Ampere serta Volt?
Untuk lebih mengenal satuan Watt, Ampere dan Volt, terlebih dahulu kita harus mengenal definisi dari masing-masing satuan listrik tersebut

Menghitung Satuan Watt, Ampere serta Volt


Watt
Watt adalah satuan listrik buat menyatakan besaran daya (Power) menurut banyak sekali alat-alat listrik, Satuan Watt biasa kita jumpai pada berbagai alat-alat listrik yang biasa dipakai di tempat tinggal , misalnya Lampu TL 36Watt, Setrika 300Watt, Mesin cuci 150Watt, Pompa air 250Watt, serta sebagainya.
Satuan Watt disini menyatakan seberapa besar daya listrik yang diperlukan buat menyalakan banyak sekali peralatan listrik tadi.
Selain itu, satuan Watt juga dapat kita temukan pada berbagai alat-alat listrik lainnya, misalnya Genset 1000Watt, Stabilizer 500Watt, dan sebagainya.
Satuan Watt disini menyatakan seberapa akbar daya listrik yang dapat dibebani atau ditanggung oleh berbagai indera listrik tersebut.
Ampere
Ampere adalah satuan listrik buat menyatakan besaran Arus listrik yang mengalir pada ketika alat listrik digunakan.
Satuan Ampere jua bisa kita jumpai dalam aneka macam alat-alat listrik pada tempat tinggal , Seperti MCB 2Ampere, Stopkontak 16Ampere, dan aneka macam peralatan listrik lainnya.
Satuan Ampere disini menyatakan seberapa besar arus listrik maksimal yg bisa dialirkan melalui indera listrik tersebut.
Selain itu, Satuan Ampere juga bisa kita jumpai pada berbagai peralatan listrik lainnya, seperti Setrika listrik 220watt/ 1 Ampere, Mesin cuci 450Watt / 2Ampere, dan sebagainya.
Satuan Ampere disini menyatakan besaran Arus yang mengalir waktu alat listrik tersebut dinyalakan.
Volt
Volt merupakan satuan listrik buat menyatakan besaran Tegangan listrik yg dihasilkan atau diperlukan berdasarkan banyak sekali sumber listrik.
Satuan listrik bisa kita jumpai pada aneka macam indera listrik pada tempat tinggal , seperti pada Lampu tertulis 220Volt, Mesin Cuci 220Volt, dan sebagainya.
Satuan Volt disini menyatakan besaran tegangan listrik yg diharapkan buat menyalakan aneka macam alat listrik tadi.
Selain itu, Satuan Volt bisa kita jumpai pada berbagai pembangkit listrik, seperti Genset 220Volt, Genset 380 Volt/220Volt 3 fasa, dan sebagainya.
Satuan Volt disini menyatakan besaran tegangan listrik yg bisa dihasilkan berdasarkan banyak sekali pembangkit listrik tadi.
Lalu apa hubungan antara Watt, Ampere serta Volt?
Sebenarnya yg wajib kita ketahui pertama kali adalah Volt, sebagai satuan Tegangan listrik yg pertama kali didapatkan dari pembangkit (Genset/PLN), lantaran tanpa adanya Tegangan listrik maka tidak ada yg namanya Watt maupun Ampere.
Tegangan listrik dihasilkan menurut sebuah pembangkit listrik dengan prinsip kerja GGL, Tegangan yg didapatkan sebelum digunakan dianggap menggunakan GGL (E), lalu saat Tegangan listrik ini dialirkan ke banyak sekali alat listrik maka dianggap menggunakan Tegangan Jepit (V).
Baca pula: Perbedaan serta rumus perhitungan GGL serta Tegangan Jepit
Lalu ketika Tegangan dialirkan dalam suatu alat listrik, maka akan membuat Arus listrik yg diklaim menggunakan satuan Ampere.
Besaran Arus listrik yang mengalir berdasarkan sumber listrik menuju Alat listrik dipengaruhi sang seberapa besar nilai tahanan dalam suatu indera listrik tadi, serta hal ini biasa dianggap menggunakan Daya listrik dalam satuan Watt.
Semakin besar nilai Resistan (Ohm) pada suatu alat listrik, maka semakin kecil daya (Watt) yg diharapkan, serta semakin kecil juga arus listrik (Ampere) yang didapatkan, dengan akbar tegangan (Volt) permanen.
Semakin kecil nilai Resistan (Ohm) dalam suatu alat listrik, maka semakin akbar daya (Watt) yang diharapkan, serta semakin akbar pula arus listrik (Ampere) yg dihasilkan, menggunakan akbar tegangan (Volt) tetap.
Semakin Besar Tegangan listrik (Volt) yang dipakai, maka semakin kecil arus listrik (Ampere) yang dihasilkan menggunakan beban daya (Watt) yg sama.
Semakin mini Tegangan listrik (Volt) yang digunakan, maka semakin akbar arus listrik (Ampere) yang didapatkan dengan beban daya (Watt) yang sama.

Pernyataan diatas dapat kita buktikan dalam beberapa contoh perhitungan ini dia:
Contoh Perhitungan:
Suatu alat listrik memiliki nilai resistan sebanyak 100Ohm, lalu dialiri tegangan listrik sebanyak 220Volt, maka arus listrik yang mengalir adalah:
Hukum Ohm: V= I x R
V: Tegangan listrik (Volt)
I: Arus listrik (Ampere)
R: Resistan (Ohm)
  • V = I x R
  • 220Volt = I x 100ohm
  • I = 220Volt : 100ohm
  • I = dua,2 Ampere

Lalu, Berapa Ampere Arus listrik yg dihasilkan apabila nilai Resistannya diperbesar sebagai 200ohm?
  • V = I x R
  • 220Volt = I x 200ohm
  • I = 220Volt : 200ohm
  • I = 1,1 Ampere

Kesimpulan: Semakin akbar nilai resistan maka semakin mini arus listrik yang mengalir (Tegangan tetap), begitu juga sebaliknya.
Lalu berapa besar Daya listrik (Watt), jika tegangan listriknya 220Volt dan arus listriknya dua,2Ampere?
Rumus Daya (Watt): P = V x I
P: Daya listrik (Watt)
V: Tegangan listrik (Volt)
I: Arus listrik (Ampere)
  • P = V x I
  • P = 220Volt x dua,2Ampere
  • P = 484 Watt.

Lalu, Berapa akbar daya listrik (Watt) bila nilai arus listrik diperkecil sebagai 1,1 Ampere?
  • P = V x I
  • P = 220Volt x 1,1Ampere
  • P = 264 Watt.

Kesimpulan: Semakin akbar Daya (Watt) maka semakin besar Arus listrik yg didapatkan (Tegangan permanen), begitu pula kebalikannya.
Lalu, bagaimana apabila Tegangan yg diubah menjadi lebih akbar atau lebih mini ?
Contoh perhitungan:
Jika Suatu instalasi listrik memerlukan daya listrik sebesar 484Watt, saat diberi tegangan listrik 220Volt maka membuat arus listrik sebanyak dua,2Ampere, lalu berapa arus listrik yg didapatkan jika tegangan diubah sebagai 380Volt?
  • P = V x I
  • 484Watt = 380Volt x I
  • I = 484Watt : 380Volt
  • I = 1,27 Ampere.

Kesimpulan, Semakin akbar tegangan listrik yg dipakai, maka semakin kecil arus listrik yang mengalir (menggunakan besar daya permanen).
Namun perlu diingat, buat membarui tegangan ini hanya dipakai dalam beberapa jaringan dari sumber pembangkit menuju Trafo, kemudian diturunkan balik sinkron dengan akbar tegangan listrik yg diharapkan sebelum dialirkan ke Alat listrik.
Jika alat listrik tertulis 220Volt, maka nir bisa digunakan dengan tegangan 380Volt.

Dari perhitungan diatas, maka kita bisa menghitung 1 Ampere berapa Watt, bila kita mengetahu tegangan listrik yang dipakai, menjadi model apabila tegangan listrik yg dipakai sebesar 220Volt, maka:
1 Ampere berapa Watt?
  • P = V x I
  • P = 220Volt x 1Ampere
  • P = 220Watt
Jadi 1 Ampere sama dengan 220 Watt, jika tegangan listrik yang dipakai merupakan 220Volt.
1 Watt berapa Ampere?
  • P = V x I
  • 1 Watt = 220Volt x I
  • I = 1watt : 220Volt
  • I = 0,0045 Ampere
Jadi, 1 watt sama dengan 0,0045ampere, apabila tegangan listrik yg dipakai merupakan 220Volt.
Catatan:
Perhitungan diatas adalah perhitungan yg sederhana, buat beberapa perhitungan lainnya perlu kita hitung seberapa akbar cosphi (Faktor daya), selain itu jika memakai listrik 3 phase mempunyai perhitungan sebagai berikut:
Baca pula: Mengenal faktor daya (Cosphi) pada sistem kelistrikan
P = V x I x Cosphi x akar3
Semoga berguna!
CARA FLEXI