PENGERTIAN STRATEGI DAN MANAJEMEN STRATEGI

Pengertian Strategi serta Manajemen Strategi 
Kata Strategi dari menurut dari Yunani, yaitu stratogos atau strategis yg berarti Jendral, taktik berarti seni para Jendral dimana Jendral ini yg memimpin dan memberi komando terahadap pasukannya agar bisa menang dalam suatu pertempuran dimana aplikasinya dalam global bisnis Jendral ini di jabat sang para CEO ( Chief Executive Officers) yang menjalankan roda organisasi atau perusahaan supaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan baik dan memberi laba kepada para stakeholders dan permanen mampu bersaing dengan para kompetitornya dalam dunia bisnis. 

Strategi dari William F Glueck dan Lawrence Jauch merupakan sebuah planning yg disatukan, luas serta terintegrasi yang menghubungkan keunggulan taktik perusahaan dengan tantangan lingkungan serta yg dibuat buat memastikan bahwa tujuan primer perusahaan dapat dicapai melalui aplikasi yg tepat oleh organisasi (Djaslim Saladin, 2003). Dari pengertian tadi dapat disimpulkan bahwa taktik perusahaan merupakan suatu kesatuan planning yg menyeluruh, komprehensif dan terpadu yang diarahkan buat mencapai tujuan perusahaan 

Pengertian manajemen strategi menurut Gregory G Dees serta Alex Miller adalah suatu proses kombinasi antara tiga kegiatan yaitu analisis strategi, perumusan taktik serta implentasi taktik (Djaslim Saladin, 2003). Sedangkan Thomas L Wheelen- J David Hunger memberikan pengertian mengenai manajemen strategi yang menuturkan bahwa manajemen taktik adalah serangkaian daripada keputusan manajerial dan aktivitas-kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang kegiatan tersebut terdiri menurut perumusan/perencanaan strategi , aplikasi /implementasi, dan penilaian (Djaslim Saladin, 2003). Dari 2 pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen strategis pada intinya adalah memilih alternatif strategi yang terbaik bagi organisasi atau perusahaan pada segala hal untuk mendukung mobilitas usaha perusahaan dan pelaksanan manajemen strategi ini wajib dilakukan oleh perusahaan secara terus menerus serta harus fleksibel dengan tuntutan syarat pada lapangan. Oleh karena itu manajemen strategi sangat penting bagi suatu organisasi/ perusahaan pada dunia bisnis lantaran : 
  • Memberikan arah pencapaian tujuan organisasi/ perusahaan 
  • Membantu memikirkan kepentingan banyak sekali pihak 
  • Dapat mengantisipasi setiap perubahan pulang secara merata 
  • Berhubungan menggunakan efisiensi dan efektifitas 
Merek 
Pada awalnya merek hanyalah sebuah nama untuk membedakan, dalam perkembangan selanjutnya merek mampu menjadi nama yang dianggap mewakili sebuah objek setelah itu merek dianggap sebagai simbol dan kemudian berkembang menjadi gambaran. Merek adalah wahana bagi perusahaan untuk berbagi serta memelihara loyalitas pelanggan. Merek menurut AAker adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (misalnya sebuah logo cap atau bungkus ) buat mengidentifikasikan barang atau jasa dari seorang penjual atau gerombolan penjual tertentu serta membedakannya menurut barang atau jasa yg didapatkan para pesaing (A.B. Susanto dan Himawan Wijanarko, 2004). Perkembangan merek selanjutnya dipengaruhi oleh perubahan internal juga eksternal. Merek adalah indicator value yg ditawarkan oleh perusahaan pada pelanggan. Merek merupakan asset yang membentuk value dimana value menjadi total get atau semua manfaat yg didapat oleh pelanggan dibagi total give atau seluruh pengorbanan yg diberikan sang pelanggan.

Total get mencakup 2 komponen 
  • Manfaat fungsional (functional benefit) berkaitan pribadi dengan fungsi-fungsi yg dilakukan sang sebuah produk 
  • Manfaat emosional (emotional benefit) adalah manfaat yang diperoleh pelanggan berupa stimulasi terhadap emosi dan perasaan 
Total give meliputi 
1. Harga (price)yang dibayarkan pelanggan 
Biaya lain (other expense) yang muncul selama pelanggan menggunakan dan mengkonsumsi produk ke 4 komponen diataslah yg memilih kekuatan sebuah merek. Merek yg bertenaga disatu sisi akan ditandai oleh manfaat fungsional serta emosional yang tinggi serta dipihak lain ditandai sang harga serta biaya lain yang rendah. Artinya dia menghasilkan rasio total get dan total give sebanyak mungkin. Dengan memperkuat kepuasan dan loyalitasnya merek sebagai indera ukur bagi kualitas value yang perusahaan tawarkan 

Dengan merek perusahaan atau produk mampu lepas dari perangkap komoditasasi merek memungkinkan produk dan layanan suatu perusahaan terbebas berdasarkan aturan dasar kurva permintaan dan penawaran serta mempunyai merek yg kuat akan menghasilkan harga yg menarik serta sebagai penghalang bagi masuknya pesaing

Membangun Merek yg kuat 
Dalam mengelola merek diperlukan kerangka kerja yg berbasis kerangka kerja manajemen pemasaran. Kerangka kerja Manajemen Pemasaran (Power Marketing) yang disusun sang The Jakarta Consulting Group memiliki landasan utama yaitu memanusiakan pelanggan. Pelanggan harus sahih-benar dijadikan subyek dan bukannya obyek Perusahaan harus mencanangkan tujuan menurut visi jauh ke depan membina interaksi jangka panjang menggunakan lingkungan yg akan menaikkan kepuasan konsumen dan pada gilirannya akan memberikan konstribusi bagi kesejahteraan stakeholders

Landasan pola pikir Power marketing terletak dalam 3 kunci 
  • Pergerakan (moving). Pergerakan adalah tumpuan buat menjawab persaingan serta dinamika permintaan yang selalu begolak lantaran ekseptasi pelanggan meningkat. 
  • Kepedulian (caring). Pergerakan harus disertai menggunakan kepedulian pada pelanggan melalui penemuan dibidang taktik, manajerial juga produk atau jasa. 
  • Inovasi ( Inovating). Inovasi dibidang taktik dan manajerial menghasilkan produk atau jasa yg inovatif adalah proses buat menaruh nilai tambah bagi pelanggan sebagai akibatnya terjadi kepuasan pada pelanggan yg akan menumbuhkan agama dan hubungan jangka panjang yang berkelanjutan serta tercipta loyalitas pelanggan. 
Konsumen yg puas akan mengakibatkan agama serta interaksi jangka panjang yg berkelanjutan serta terciptalah loyalitas pelanggan. Dalam mewujudkan semua itu diharapkan suatu nilai menjadi acuan dalam melakukan tindakan, nilai tadi merupakan 9 nilai starategis (strategic value) tiga nilai pengembangan (value development) dan lima nilai penyampaian (value delivery)

Nilai strategis pertama merupakan Stakeholders merupakan kesuksesan organisasi akan bermuara dalam kesejahteraan stakeholders jadi bukan hanya menaruh kesejahteraan bagi karyawan, pemegang saham atau konsumen saja namun kesejahteraan itu wajib mengalir ke seluruh stakeholders sebagai konsekuensinya diperlukan pendekatan holistic pada usaha serta pemasaran

Nilai strategis ke 2 merupakan layanan (service), layanan merupakan nilai tambah yg akan disampaikan ke pelanggan hingga nilai tambah itu bisa memenuhi kebutuhan atau harapan konsumen, supaya bisa menaruh layanan terbaik pada pihak eksternal layanan dalam kalangan internal oraganisasi pula wajib berjalan dengan baik. Jika layanan pada saluran internal tersumbat maka kinerja performansi organisasi sebagai suatu sistem akan terhambat, proses nilai tambah akan terganggu dan akan menghipnotis kualitas output akhir yg diberikan kepada pelanggan

Nilai ketiga merupakan taktik, dalam merancang bagaimana tujuan yang pada jabarkan dalam perencanaan pemasaran, program dan tindakan wajib dibuat dalam konteks Korporat-Bisnis-Pemasaran. Pendekatan yang keseluruhan komprehensif serta integral wajib digunakan supaya pembuatan planning pemasaran, program dan tindakan, terangkai oleh benang merah strategi pada tingkat korporat strategi, pada tingkat usaha serta taktik pemasaran itu sendiri.

Nilai yg ke empat merupakan segmentasi. Segmentasi adalah alat strategis buat membicarakan nilai tambah bagi pelanggan, pemasar wajib melakukan pemetaan terhadap profil konsumen serta kebutuhannya sebelum dia memilih daerah yang menjadi sasarannya. Langkah awal pemetaan merupakan memilah pasar sebagai ke1ompok-grup serta lalu memberikan bukti diri (class identity) sebagai akibatnya anggota suatu segmen memiliki persamaan dan perbedaan dibandingkan anggota segmen yg lain. Anggota suatu segmen diperlukan memiliki pola konduite tertentu terutama pada memberi reaksi terhadap bauran pemasaran (marketing mix) sehingga pemasar dapat berbagi bauran pemasaran yg efisien dalam menjangkau segmen tadi.

Landasan nilai yg kelima merupakan solusi (solution). Apa yg diberikan kepada konsumen bukan sekadar produk, melainkan solusi nir hanya memenuhi kebutuhan konsumen dengan produk yg bersifat generik tetapi dapat memenuhi impian dan asa konsumen, bahkan jika memungkinkan melampaui harapan konsumen itu sendiri. Sehingga, selain ‘memuaskan’ pula ‘menyenangkan’ konsumen menggunakan kejutan-kejutan tak terduga dalam penawaran. Pendekatan yang dipakai pada konsumen adalah pendekatan konsultatif, guna menggali kasus yang dihadapi konsumen.

Nilai ke enam merupakan strike. Dinamika dan persaingan adalah landasan dalam melihat pasar, yang dapat diumpamakan menjadi arena peperangan untuk memperebutkan pelanggan. Diperlukan keberanian buat melakukan serangan menggunakan Iangkah-Iangkah inovatif pada rangka memenuhi kebutuhan konsumen 

Nilai ke tujuh adalah surprise, Pemasar harus seringkali memberi kejutan dengan kecepatan tindakan serta 1angkah-1angkah inovatif dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang dapat mengejutkan pasar. 

Nilai ke delapan adalah system. Langkah ini membutuhkan kombinasi antara bisikan hati bisnis serta perkiraan yg sistematis menurut pertimbangan manajemen risiko yang rasional 

Dan nilai terakhir adalah shake, Semua kegiatan pemasaran harus dijalankan secara sistematis dan terintegrasi sehingga bisa dicapai kemenangan dengan melakukan kekacauan pasar.

Rangkaian nilai yang lain adalah “3 N” nilai pengembangan yang terdiri berdasarkan : 
  • Newness menggambarkan bahwa pada pengembangan tidak hanya dibutuhkan peningkatan namun jua inovasi yg didukung sang daya cipta dan bukan sekadar modifikasi. 
  • Nourishment pada implementasinya menerapkan relationship marketing yg bertumpu pada program pemeliharaan jejaring. 
  • Networking merupakan acara ekspansi jejaring 
Rangkaian terakhir dan nilai matriks 9-3-5 merupakan 5 c nilai penyampaian yaitu : 
1. Competence dicapai melalui bisnis yang terfokus pada manajemen pemasaran yang didukung sang keterampilan interpersonal serta komunikasi yang efektif.
2. Customer berarti memperlakukan pelanggan menjadi raja dan menduga aktivitas pemasaran menjadi aktivitas konsultasi
3. Competition berarti apa yg disampaikan wajib kompetitif pada citra serta kecepatan
4. Convenience berarti anggaran dasar pada penyampaian adalah bagaimana supaya pelanggan merasa nyaman 
5. Care berarti kepedulian buat memuaskan harapan .pelanggan dan peduli terhadap pengembangan komunitas dan konservasi Iingkungan. 

Landasan nilai inilah yang dipakai menjadi acuan dalam mendekati konsumen berdasarkan pemahaman terhadap konduite konsumen dan proses pengambilan keputusan konsumen. Dengan memakai pertimbangan keputusan strategis pada tingkat korporat, di tingkat bisnis serta strategi pemasaran maka dilakukan program segmentation-targeting-positioning & image creation Penciptaan citra (image creation) dilandasi oleh konsep capability-care-consistency yg harus didukung sang konsistensi dalam “nilai penyampaian”, serta kemampuan buat menjaga dan mempertinggi kualitas produk

Dalam membangun strategi yg kukuh hal yang pertama dilakukan adalah perusahaan harus mampu melihat pasar secara kreatif dan membagi-bagi pasar tersebut ke dalam banyak sekali segmen. Hal hal yg harus dipertimbangkan dalam menentukan segmen bahkan ceruk pasar yg hendak dimasuki 
Seberapa akbar berukuran pasarnya 
Seberapa besar pertumbuhan segmen/ceruk tersebut 
Bagaimana situasi persaingan pada segmen/ceruk pasar yg bersangkutan 
Bagaimana juga keunggulan bersaing anda 

Berdasarkan output segmentasi penetapan sasaran dan posisi selanjutnya dilakukan penetapan posisi merek. Ditengah kebingungan konsumen pada menentukan produk yang berada pada pasar industri membuahkan manajemen merek sangat penting. Mereka harus segera melakukan penempatan posisi merek (merk positioning), mengomunikasikan proposisi nilai yg menerangkan keunggulan sebuah merek dibandingkan dengan pesaingnya, sehingga menjadi alasan mengapa konsumen memilih mereka. Setelah itu diposisikan dibenak konsumen, merek ini diberi identitas (merk identity) yg didukung sebuah kepribadian (Stratyegic merk personality) supaya mengena di hati konsumen target. Dalam sebuah bukti diri tersimpan sejumlah ciri yg membedakan satu menggunakan yang lain Seperti sebuah kartu identitas terdapat sejumlah atribut yg sebagai pembeda. Bagi para penilik merek yg sangat berkepentingan dengan gambaran merek, identitas merek merupakan apa yang disodorkan pemasar dan gambaran merek adalah bagaimana kesan konsumen terhadapnya. Agar mempunyai citra merek yg bertenaga perlu diperhatikan konsistensi mengomunikasikan kepribadian merek pada menempatkan posisi merek. Setelah konsumen akhirnya mengenal merek itu (merk awarenes) serta kemudian memiliki kesan tertentu terhadapnya (brand image), selanjutnya beliau akan mengasosiasikannya menggunakan serangkai atribut serta meletakan merek tersebut dalam ingatannya. 

Salah satu kendala yg dihadapi merupakan apa yg ingin dikomunikasikan pemasar belum tentu dipersepsikan oleh konsumen misalnya yg diperlukan sang pemasar. Tantangan terbesar pada memanajemeni merek adalah bagaimana caranya supaya apa yg kita pikirkan (sebagai pemasar) serta ingin kita sampaikan pada konsumen dapat dipersepsikan sinkron menggunakan yang kita inginkan. Aspek terpenting menurut merek berada dipikiran konsumenlah yang bekerja buat memengaruhi keputusan konsumen dan memberi manfaat yang sangat besar bagi pemasar. 

Perusahaan wajib terus menerus mengelola portofolio mereknya supaya tetap mampu bersaing dalam merebut hati konsumen buat menggunakan produk yg dihasilkan buat itu Menurut Hermawan Kartajaya pada mengelola portofolio merek suatu perusahaan wajib : 
  • Memutuskan dulu berapa pasar yg akan dimaki sesuaikan dengan kemampuan, daya saing serta aspirasinya. 
  • Merek adalah sebuah nama yg kelak harus anda populerkan untuk dibangun sampai seberapa jauh 
  • Pertemukan kedua hal tadi. Tujuannya buat pencapaian tujuan usaha pada rangka pembangunan perusahaan. 
(Hermawan Kartajaya,2004)

Strategi mempertahankan merek
Citra sebuah merek bisa menurun hal ini haruslah diwaspadai oleh perusahaan, kegagalan layanan (service failure) wajib segera diimbangi menggunakan program perbaikan layanan (service recovery program) karena jika pelanggan mengalami ketidak puasan pada penggunaan produk mereka akan sangat mudah untuk berpaling ke pesaing 

Merek misalnya halnya intangible asset yang lain memang sangat ringkih, merek wajib dibangun dan dijaga berdasarkan waktu ke waktu tapi karena suatu insiden tertentu merek sanggup amblas seketika. Perusahaan yg memiliki ekuitas merek yg kuat bisa habis dalam satu malam. Ada semacam ledakan disruptive yg sanggup memusnahkan bangunan merek tuntas sampai ke akar-akarnya. Sebuah merek mampu mangkat dikarenakan merek tadi sudah nir memiliki integritas serta dapat dipercaya. Inilah sisi gelap ekuitas merek. Dalam penurunan sebuah merek Mannie Jackson memiliki tiga prinsip buat menyelamatkan merek yang telah terlanjur merosot yaitu : 
  • Produk wajib direinvented agar balik relevan 
  • Konsumen wajib sebagai sentra perhatian 
  • Organisasi wajib dirombak agar benar-benar berorientasi bisnis 
(Hermawan Kartajaya 2004), selain tiga prinsip tersebut Mennie Jackson menerapkan prinsip Ed Spencer pada menaikan merek yang sedang merosot yaitu: 
1. Ciptakan kultur tanggung jawab 
2. Pikirkan bagaimana memanfaatkan ketika, 
3. Jangan puas dengan hasil tahun kemarin, 
4. Lihatlah potensi orang lain 
5. Dan pikirkan selalu bahwa bos senatiasa bersama kita
(Hermawan kartajaya 2004). Merek yg telah merosot bisa dihidupkan balik asal berpegang pada visi yang jelas. 

PENGERTIAN STRATEGI DAN MANAJEMEN STRATEGI

Pengertian Strategi serta Manajemen Strategi 
Kata Strategi berasal dari menurut Yunani, yaitu stratogos atau strategis yang berarti Jendral, taktik berarti seni para Jendral dimana Jendral ini yg memimpin serta memberi komando terahadap pasukannya supaya bisa menang dalam suatu pertempuran dimana aplikasinya pada dunia usaha Jendral ini di jabat oleh para CEO ( Chief Executive Officers) yg menjalankan roda organisasi atau perusahaan supaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan baik serta memberi laba kepada para stakeholders serta permanen mampu bersaing menggunakan para kompetitornya pada global usaha. 

Strategi menurut William F Glueck dan Lawrence Jauch adalah sebuah planning yang disatukan, luas serta terintegrasi yang menghubungkan keunggulan taktik perusahaan dengan tantangan lingkungan serta yg dirancang buat memastikan bahwa tujuan primer perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yg tepat oleh organisasi (Djaslim Saladin, 2003). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi perusahaan merupakan suatu kesatuan rencana yang menyeluruh, komprehensif dan terpadu yang diarahkan untuk mencapai tujuan perusahaan 

Pengertian manajemen taktik dari Gregory G Dees serta Alex Miller adalah suatu proses kombinasi antara tiga aktivitas yaitu analisis strategi, perumusan strategi dan implentasi taktik (Djaslim Saladin, 2003). Sedangkan Thomas L Wheelen- J David Hunger memberikan pengertian mengenai manajemen strategi yg menuturkan bahwa manajemen taktik adalah serangkaian daripada keputusan manajerial serta kegiatan-aktivitas yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang aktivitas tadi terdiri menurut perumusan/perencanaan strategi , pelaksanaan /implementasi, serta evaluasi (Djaslim Saladin, 2003). Dari dua pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa manajemen strategis pada intinya adalah menentukan cara lain taktik yg terbaik bagi organisasi atau perusahaan dalam segala hal buat mendukung mobilitas usaha perusahaan dan pelaksanan manajemen strategi ini harus dilakukan oleh perusahaan secara terus menerus serta wajib fleksibel dengan tuntutan kondisi pada lapangan. Oleh karenanya manajemen taktik sangat penting bagi suatu organisasi/ perusahaan pada dunia bisnis karena : 
  • Memberikan arah pencapaian tujuan organisasi/ perusahaan 
  • Membantu memikirkan kepentingan berbagai pihak 
  • Dapat mengantisipasi setiap perubahan balik secara merata 
  • Berhubungan dengan efisiensi dan efektifitas 
Merek 
Pada awalnya merek hanyalah sebuah nama untuk membedakan, dalam perkembangan selanjutnya merek sanggup sebagai nama yg dianggap mewakili sebuah objek sesudah itu merek dianggap sebagai simbol serta lalu berkembang sebagai citra. Merek merupakan wahana bagi perusahaan buat berbagi serta memelihara loyalitas pelanggan. Merek dari AAker adalah nama dan atau simbol yg bersifat membedakan (misalnya sebuah logo cap atau kemasan ) buat mengidentifikasikan barang atau jasa menurut seorang penjual atau grup penjual eksklusif dan membedakannya dari barang atau jasa yg dihasilkan para pesaing (A.B. Susanto dan Himawan Wijanarko, 2004). Perkembangan merek selanjutnya dipengaruhi oleh perubahan internal juga eksternal. Merek merupakan indicator value yang ditawarkan sang perusahaan pada pelanggan. Merek adalah asset yg membentuk value dimana value sebagai total get atau semua manfaat yg didapat oleh pelanggan dibagi total give atau semua pengorbanan yang diberikan oleh pelanggan.

Total get mencakup dua komponen 
  • Manfaat fungsional (functional benefit) berkaitan eksklusif menggunakan fungsi-fungsi yang dilakukan oleh sebuah produk 
  • Manfaat emosional (emotional benefit) adalah manfaat yg diperoleh pelanggan berupa stimulasi terhadap emosi dan perasaan 
Total give meliputi 
1. Harga (price)yg dibayarkan pelanggan 
Biaya lain (other expense) yang ada selama pelanggan memakai dan mengkonsumsi produk ke 4 komponen diataslah yg menentukan kekuatan sebuah merek. Merek yg bertenaga disatu sisi akan ditandai sang manfaat fungsional serta emosional yg tinggi serta dipihak lain ditandai sang harga serta porto lain yg rendah. Artinya dia membuat rasio total get dan total give sebesar mungkin. Dengan memperkuat kepuasan serta loyalitasnya merek sebagai indera ukur bagi kualitas value yg perusahaan tawarkan 

Dengan merek perusahaan atau produk mampu tanggal dari perangkap komoditasasi merek memungkinkan produk dan layanan suatu perusahaan terbebas dari aturan dasar kurva permintaan serta penawaran serta memiliki merek yg bertenaga akan membentuk harga yg menarik dan sebagai penghalang bagi masuknya pesaing

Membangun Merek yg bertenaga 
Dalam mengelola merek dibutuhkan kerangka kerja yg berbasis kerangka kerja manajemen pemasaran. Kerangka kerja Manajemen Pemasaran (Power Marketing) yang disusun oleh The Jakarta Consulting Group mempunyai landasan utama yaitu memanusiakan pelanggan. Pelanggan harus benar-benar dijadikan subyek dan bukannya obyek Perusahaan wajib mencanangkan tujuan berdasarkan visi jauh ke depan membina interaksi jangka panjang dengan lingkungan yang akan menaikkan kepuasan konsumen dan pada gilirannya akan menaruh konstribusi bagi kesejahteraan stakeholders

Landasan pola pikir Power marketing terletak pada 3 kunci 
  • Pergerakan (moving). Pergerakan adalah tumpuan buat menjawab persaingan serta dinamika permintaan yang selalu begolak lantaran ekseptasi pelanggan meningkat. 
  • Kepedulian (caring). Pergerakan wajib disertai menggunakan kepedulian pada pelanggan melalui penemuan dibidang taktik, manajerial juga produk atau jasa. 
  • Inovasi ( Inovating). Inovasi dibidang strategi dan manajerial membuat produk atau jasa yg inovatif merupakan proses buat menaruh nilai tambah bagi pelanggan sebagai akibatnya terjadi kepuasan pada pelanggan yang akan menumbuhkan kepercayaan dan interaksi jangka panjang yg berkelanjutan serta tercipta loyalitas pelanggan. 
Konsumen yg puas akan menimbulkan kepercayaan dan hubungan jangka panjang yg berkelanjutan serta terciptalah loyalitas pelanggan. Dalam mewujudkan seluruh itu diharapkan suatu nilai menjadi acuan pada melakukan tindakan, nilai tadi merupakan 9 nilai starategis (strategic value) tiga nilai pengembangan (value development) serta lima nilai penyampaian (value delivery)

Nilai strategis pertama adalah Stakeholders adalah kesuksesan organisasi akan bermuara dalam kesejahteraan stakeholders jadi bukan hanya memberikan kesejahteraan bagi karyawan, pemegang saham atau konsumen saja namun kesejahteraan itu wajib mengalir ke semua stakeholders menjadi konsekuensinya diperlukan pendekatan holistic dalam usaha dan pemasaran

Nilai strategis ke dua adalah layanan (service), layanan adalah nilai tambah yang akan disampaikan ke pelanggan hingga nilai tambah itu dapat memenuhi kebutuhan atau harapan konsumen, agar dapat memberikan layanan terbaik pada pihak eksternal layanan pada kalangan internal oraganisasi juga wajib berjalan menggunakan baik. Apabila layanan dalam saluran internal tersumbat maka kinerja performansi organisasi menjadi suatu sistem akan terhambat, proses nilai tambah akan terganggu dan akan menghipnotis kualitas output akhir yang diberikan pada pelanggan

Nilai ketiga merupakan taktik, pada merancang bagaimana tujuan yg pada jabarkan pada perencanaan pemasaran, acara serta tindakan wajib dibuat dalam konteks Korporat-Bisnis-Pemasaran. Pendekatan yang keseluruhan komprehensif dan integral harus dipakai supaya pembuatan planning pemasaran, program dan tindakan, terangkai sang benang merah taktik pada taraf korporat taktik, di taraf usaha dan strategi pemasaran itu sendiri.

Nilai yang ke empat adalah segmentasi. Segmentasi adalah indera strategis buat menyampaikan nilai tambah bagi pelanggan, pemasar wajib melakukan pemetaan terhadap profil konsumen serta kebutuhannya sebelum dia menentukan wilayah yang menjadi sasarannya. Langkah awal pemetaan adalah memilah pasar sebagai ke1ompok-grup dan lalu menaruh identitas (group identity) sehingga anggota suatu segmen memiliki persamaan dan disparitas dibandingkan anggota segmen yang lain. Anggota suatu segmen diharapkan mempunyai pola perilaku tertentu terutama dalam memberi reaksi terhadap bauran pemasaran (marketing mix) sehingga pemasar dapat membuatkan bauran pemasaran yang efisien pada menjangkau segmen tadi.

Landasan nilai yg kelima adalah solusi (solution). Apa yg diberikan kepada konsumen bukan sekadar produk, melainkan solusi nir hanya memenuhi kebutuhan konsumen dengan produk yang bersifat generik tetapi bisa memenuhi keinginan dan harapan konsumen, bahkan jika memungkinkan melampaui harapan konsumen itu sendiri. Sehingga, selain ‘memuaskan’ jua ‘menyenangkan’ konsumen menggunakan kejutan-kejutan tidak terduga dalam penawaran. Pendekatan yg dipakai kepada konsumen adalah pendekatan konsultatif, guna menggali kasus yg dihadapi konsumen.

Nilai ke enam merupakan strike. Dinamika serta persaingan adalah landasan pada melihat pasar, yg dapat diumpamakan menjadi arena peperangan untuk memperebutkan pelanggan. Diperlukan keberanian buat melakukan agresi menggunakan Iangkah-Iangkah inovatif dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen 

Nilai ke tujuh merupakan surprise, Pemasar wajib sering memberi kejutan menggunakan kecepatan tindakan dan 1angkah-1angkah inovatif dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang bisa mengejutkan pasar. 

Nilai ke delapan merupakan system. Langkah ini membutuhkan kombinasi antara intuisi usaha serta asumsi yg sistematis menurut pertimbangan manajemen risiko yang rasional 

Dan nilai terakhir merupakan shake, Semua kegiatan pemasaran harus dijalankan secara sistematis dan terintegrasi sehingga bisa dicapai kemenangan dengan melakukan kekacauan pasar.

Rangkaian nilai yg lain adalah “tiga N” nilai pengembangan yg terdiri dari : 
  • Newness mendeskripsikan bahwa dalam pengembangan nir hanya dibutuhkan peningkatan tetapi pula penemuan yang didukung sang daya cipta serta bukan sekadar modifikasi. 
  • Nourishment pada implementasinya menerapkan relationship marketing yang bertumpu pada program pemeliharaan jejaring. 
  • Networking adalah acara ekspansi jejaring 
Rangkaian terakhir dan nilai matriks 9-3-5 adalah lima c nilai penyampaian yaitu : 
1. Competence dicapai melalui usaha yang terfokus dalam manajemen pemasaran yang didukung sang keterampilan interpersonal serta komunikasi yang efektif.
2. Customer berarti memperlakukan pelanggan sebagai raja dan menganggap aktivitas pemasaran menjadi kegiatan konsultasi
3. Competition berarti apa yang disampaikan wajib kompetitif dalam citra serta kecepatan
4. Convenience berarti aturan dasar dalam penyampaian adalah bagaimana agar pelanggan merasa nyaman 
5. Care berarti kepedulian buat memuaskan harapan .pelanggan dan peduli terhadap pengembangan komunitas dan perlindungan Iingkungan. 

Landasan nilai inilah yang dipakai sebagai acuan dalam mendekati konsumen berdasarkan pemahaman terhadap konduite konsumen serta proses pengambilan keputusan konsumen. Dengan memakai pertimbangan keputusan strategis pada taraf korporat, pada taraf usaha serta strategi pemasaran maka dilakukan acara segmentation-targeting-positioning & image creation Penciptaan citra (image creation) dilandasi sang konsep capability-care-consistency yg wajib didukung oleh konsistensi pada “nilai penyampaian”, serta kemampuan buat menjaga serta menaikkan kualitas produk

Dalam menciptakan strategi yang kukuh hal yang pertama dilakukan merupakan perusahaan wajib mampu melihat pasar secara kreatif dan membagi-bagi pasar tadi ke dalam banyak sekali segmen. Hal hal yg harus dipertimbangkan pada menentukan segmen bahkan ceruk pasar yg hendak dimasuki 
Seberapa besar ukuran pasarnya 
Seberapa akbar pertumbuhan segmen/ceruk tadi 
Bagaimana situasi persaingan pada segmen/ceruk pasar yg bersangkutan 
Bagaimana juga keunggulan bersaing anda 

Berdasarkan hasil segmentasi penetapan sasaran serta posisi selanjutnya dilakukan penetapan posisi merek. Ditengah kebingungan konsumen pada memilih produk yang berada pada pasar industri mengakibatkan manajemen merek sangat krusial. Mereka harus segera melakukan penempatan posisi merek (brand positioning), mengomunikasikan proposisi nilai yg memperlihatkan keunggulan sebuah merek dibandingkan dengan pesaingnya, sehingga menjadi alasan mengapa konsumen memilih mereka. Setelah itu diposisikan dibenak konsumen, merek ini diberi bukti diri (merk identity) yang didukung sebuah kepribadian (Stratyegic brand personality) supaya mengena di hati konsumen sasaran. Dalam sebuah bukti diri tersimpan sejumlah karakteristik yang membedakan satu dengan yg lain Seperti sebuah kartu identitas terdapat sejumlah atribut yg menjadi pembeda. Bagi para penilik merek yg sangat berkepentingan menggunakan citra merek, bukti diri merek merupakan apa yg disodorkan pemasar dan citra merek merupakan bagaimana kesan konsumen terhadapnya. Agar mempunyai gambaran merek yg kuat perlu diperhatikan konsistensi mengomunikasikan kepribadian merek pada menempatkan posisi merek. Setelah konsumen akhirnya mengenal merek itu (brand awarenes) dan lalu mempunyai kesan tertentu terhadapnya (brand image), selanjutnya dia akan mengasosiasikannya menggunakan serangkai atribut serta meletakan merek tersebut dalam ingatannya. 

Salah satu hambatan yg dihadapi adalah apa yg ingin dikomunikasikan pemasar belum tentu dipersepsikan oleh konsumen seperti yang diharapkan sang pemasar. Tantangan terbesar dalam memanajemeni merek merupakan bagaimana caranya supaya apa yg kita pikirkan (menjadi pemasar) dan ingin kita sampaikan kepada konsumen bisa dipersepsikan sesuai dengan yg kita inginkan. Aspek terpenting berdasarkan merek berada dipikiran konsumenlah yang bekerja buat memengaruhi keputusan konsumen serta memberi manfaat yg sangat akbar bagi pemasar. 

Perusahaan wajib terus menerus mengelola portofolio mereknya agar tetap bisa bersaing dalam merebut hati konsumen buat memakai produk yg didapatkan buat itu Menurut Hermawan Kartajaya dalam mengelola portofolio merek suatu perusahaan wajib : 
  • Memutuskan dulu berapa pasar yg akan dimaki sesuaikan menggunakan kemampuan, daya saing dan aspirasinya. 
  • Merek adalah sebuah nama yg kelak wajib anda populerkan buat dibangun hingga seberapa jauh 
  • Pertemukan ke 2 hal tadi. Tujuannya buat pencapaian tujuan usaha pada rangka pembangunan perusahaan. 
(Hermawan Kartajaya,2004)

Strategi mempertahankan merek
Citra sebuah merek mampu menurun hal ini haruslah diwaspadai sang perusahaan, kegagalan layanan (service failure) wajib segera diimbangi menggunakan program perbaikan layanan (service recovery acara) karena bila pelanggan mengalami ketidak puasan pada penggunaan produk mereka akan sangat mudah buat berpaling ke pesaing 

Merek seperti halnya intangible asset yg lain memang sangat ringkih, merek harus dibangun serta dijaga menurut ketika ke saat akan tetapi lantaran suatu peristiwa eksklusif merek bisa amblas seketika. Perusahaan yang mempunyai ekuitas merek yang kuat sanggup habis dalam satu malam. Ada semacam ledakan disruptive yg mampu memusnahkan bangunan merek tuntas sampai ke akar-akarnya. Sebuah merek mampu meninggal dikarenakan merek tersebut telah nir mempunyai integritas dan dapat dipercaya. Inilah sisi gelap ekuitas merek. Dalam penurunan sebuah merek Mannie Jackson memiliki 3 prinsip buat menyelamatkan merek yg telah terlanjur merosot yaitu : 
  • Produk wajib direinvented supaya kembali relevan 
  • Konsumen wajib sebagai pusat perhatian 
  • Organisasi wajib dirombak agar sahih-sahih berorientasi bisnis 
(Hermawan Kartajaya 2004), selain 3 prinsip tersebut Mennie Jackson menerapkan prinsip Ed Spencer dalam menaikan merek yang sedang merosot yaitu: 
1. Ciptakan kultur tanggung jawab 
2. Pikirkan bagaimana memanfaatkan ketika, 
3. Jangan puas dengan output tahun kemarin, 
4. Lihatlah potensi orang lain 
5. Dan pikirkan selalu bahwa bos senatiasa bersama kita
(Hermawan kartajaya 2004). Merek yg telah merosot sanggup dihidupkan kembali dari berpegang dalam visi yg jelas. 

STRATEGI DAN PERENCANAAN UNTUK MEMULAI USAHA

Strategi Dan Perencanaan Untuk Memulai Usaha
Dalam era perdagangan bebas seperti saat sekarang ini, perkara daya saing dan keunggulan saing merupakan isu kunci serta sekaligus menjadi tantangan yang tidak ringan bagi bangsa serta rakyat Indonesia. Salah satu ujud nyata tantangan globalisasi dalam produksi misalnya kita dituntut agar produk Indonesia sanggup bersaing terhadap produk luar yg masuk ke Indonesia. Ataupun pada pasar internasional produksi kita didefinisikan (bukan penyedia barang murah bersubsidi) tidak saja akan membuat murah produk yang dihasilkan namun juga akan membangun produk Indonesia yg mempunyai keunggulan kompetitif (competitive advantages). 

Dalam pasar global yg semakin terbuka, kasus daya saing akan menghadapi tantangan yg tidak ringan, maka tanpa dibekali kemampuan serta keunggulan saing yg tinggi niscaya produk suatu negara, termasuk produk Indonesia, nir akan mampu menembus pasar internasional. Bahkan masuknya produk impor bisa mengancam posisi pasar domestik. Dengan kata lain, pada pasar yang bersaing, keunggulan kompetitif (competitive advantages) adalah faktor penentu dalam menaikkan kinerja perusahaan. Oleh karenanya, upaya menaikkan daya saing dan menciptakan keunggulan kompetitif bagi produk Indonesia nir dapat ditunda-tunda lagi serta sudah selayaknya menjadi perhatian aneka macam kalangan, bukan saja bagi para pelaku usaha itu sendiri namun pula bagi aparat birokrasi, aneka macam organisasi dan anggota rakyat yang adalah lingkungan kerja menurut aktivitas bisnis korporasi (usaha corporate).

Globalisasi ekonomi pada awal abad 21 merupakan suatu proses aktivitas ekonomi serta perdagangan, di mana negara-negara pada semua global sebagai satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Perwujudan konkret berdasarkan globalisasi ekonomi antara lain terjadi pada bentuk-bentuk berikut: Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di aneka macam negara, dengan sasaran agar porto produksi menjadi lebih rendah. Globalisasi pembiayaan, perusahaan global memiliki akses buat memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun pribadi) di seluruh negara di dunia. Globalisasi energi kerja, maka human movement akan semakin gampang dan bebas. Globalisasi jaringan kabar, rakyat suatu negara menggunakan gampang serta cepat menerima berita dari negara-negara pada global karena kemajuan teknologi. Globalisasi perdagangan, terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman tarif serta penghapusan aneka macam kendala nontarif. Dengan demikian aktivitas perdagangan serta persaingan menjadi semakin ketat serta fair. Bahkan, transaksi sebagai semakin cepat karena "less papers/documents" dalam perdagangan, tetapi dapat mempergunakan jaringan teknologi telekomunikasi yg semakin canggih. 

Pada aktivitas usaha korporasi (bisnis corporate) pada atas dapat dikatakan bahwa globalisasi menunjuk pada meningkatnya ketergantungan ekonomi antarnegara melalui peningkatan volume dan keragaman transaksi antarnegara (cross-border transactions) pada bentuk barang dan jasa, aliran dana internasional (international capital flows), konvoi tenaga kerja (human movement) serta penyebaran teknologi informasi yang cepat. Sehingga secara sederhana dapat dikemukakan bahwa globalisasi secara hampir pasti sudah merupakan galat satu kekuatan yg menaruh efek terhadap bangsa, masyarakat, kehidupan insan, lingkungan kerja serta kegiatan bisnis corporate di Indonesia. Kekuatan ekonomi global menyebabkan usaha korporasi, termasuk partikelir, BUMN/BUMD ataupun koperasi, perlu melakukan tinjauan ulang terhadap struktur serta taktik bisnis dan melandaskan strategi manajemennya menggunakan basis entrepreneurship, cost efficiency dan competitive advantages.

Salah satu upaya menciptakan keunggulan bersaing dalam situasi pasar bisnis yg sangat bergerak maju misalnya sekarang ini merupakan melakukan eksploitasi teknologi kabar. Pendayagunaan teknologi warta (TI) memegang peranan yg sangat penting pada menjamin kelancaran dan optimisasi layanan ke pelanggan serta menaikkan kinerja suatu perusahaan. Ada sejumlah faktor penting yg menghipnotis pentingnya peranan pendayagunaan TI dalam suatu perusahaan, seperti meningkatnya popularitas web, pertumbuhan komputasi pervasive, serta hadirnya model bisnis baru. Akibatnya, kini perusahaan mempunyai kesempatan lebih luas pada sisi penawaran dan layanan bagi pelanggannya. Dan, makin besarnya peluang yg dimiliki setiap perusahaan, tentu menciptakan tantangannya semakin berat. Oleh sebab itu, perusahaan membutuhkan contoh usaha yg sempurna dan solusi manajemen teknologi yang sanggup mendayagunakan semua aset teknologi secara baik dan membantu perusahaan secara cepat pada menjawab kebutuhan bisnis serta pasar yang terus berkembang. 

Tulisan singkat ini mencoba mengungkap eksploitasi teknologi keterangan buat mencapai keunggulan bisnis perusahaan.

Teknologi Informasi menjadi Aplikasi Iptek
Ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), waktu ini merupakan istilah kunci bagi keberhasilan pembangunan suatu bangsa maupun suatu perusahaan. Perjalanan sejarah serta pengalaman beberapa negara, ternyata penemuan teknologi adalah galat satu aspek yg memiliki daya dongkrak (leverage) yang sangat tinggi bagi daya saing suatu bangsa. Hal ini memberitahuakn adanya pergeseran yang akbar dalam paradigma pembangunan suatu negara, yang semula hanya mengandalkan sumber daya alam sebagai tumpuan pembangunan, berubah sebagai asal daya insan serta sumber daya iptek. Beberapa negara maju bahkan telah lama membuahkan iptek menjadi penghela primer dalam pembangunan bangsanya. Konsep “knowledge base economy” (KBE atau ekonomi berbasis pengetahuan/EBP) adalah konsep yg mencerminkan syarat tersebut. Saat ini konsep EBP banyak dikembangkan pada negara-negara maju, yg pada pada dasarnya menekankan betapa sangat berperannya teknologi serta berita dalam pembangunan suatu bangsa.

Pada dasarnya galat satu kunci keberhasilan suatu bangsa menerapkan penemuan teknologi dalam pembangunannya merupakan adanya dukungan sistem kelembagaan penemuan-difusi yg telah mapan. Antar satu forum dengan lembaga lainnya saling bersinergi, sebagai akibatnya tercipta jejaring kerjasama yg saling mengisi buat membentuk penemuan yg sahih-sahih mampu menaikkan daya saing bangsa dalam persaingan global.

Dalam dalam itu, buat mengantisipasi persaingan antar bangsa yg semakin ketat, secara sah formal Bangsa Indonesia telah memiliki landasan bertenaga untuk mendayagunakan Iptek dalam kehidupan berbangsa, yakni Pasal 31 Ayat 5 UUD 45 hasil Amandemen ke 4. Lebih jauh lagi, sejak tahun 2002 Indonesia telah mempunyai UU No 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek (Sinasiptek).

Tujuan menurut pembuatan UU tadi merupakan buat memperkuat daya dukung iptek bagi keperluan meningkatkan kecepatan pencapaian tujuan negara serta menaikkan daya saing serta kemandirian pada pergaulan antar bangsa. Kelembagaan serta jejaring kerja antar forum iptek merupakan aspek yg diatur dalam undang-undang tersebut. 

Dalam UU no 18 tahun 2002, kelembagaan iptek terdiri atas unsur perguruan tinggi, lembaga litbang, badan usaha, serta lembaga penunjang. Lembaga litbang menjadi galat satu unsur kelembagaan pada Sinasiptek berfungsi menumbuhkan kemampuan pemajuan iptek. Lembaga litbang bertanggung jawab mencari aneka macam penemuan (invention) di bidang iptek dan menggali potensi pendayagunannya. Lembaga litbang bisa berupa organisasi yg berdiri sendiri, atau bagian dari organisasi pemerintah, pemerintah wilayah, perguruan tinggi, badan bisnis, forum penunjang, dan organisasi masyarakat. Untuk memadukan sinergisme kerja aneka macam unsur kelembagaan iptek, Undang-undang tadi menjelaskan mengenai jaringan Sinasiptek. Jaringan tadi berfungsi buat membangun jalinan interaksi interaktif yg memadukan unsur-unsur kelembagaan iptek dalam menghasilkan kinerja dan manfaat lebih besar dibandingkan apabila masing-masing unsur kelembagaan berjalan secara indvidual-sendiri. Untuk membuatkan jaringan tersebut seluruh elemen Sinasiptek wajib mengusahakan kemitraan pada interaksi yang saling mengisi, melengkapi, memperkuat, dan menghindarkan terjadinya tumpang tindih yg adalah pemborosan.

Dalam suatu perusahaan keliru satu tantangan yang lazim dihadapi perusahaan pada pengelolaan teknologi merupakan kurangnya asal daya. Banyak perusahaan harus mengelola sistem TI menggunakan keterampilan, asal daya, dan aturan yang terbatas. Terbatasnya jumlah sumber daya insan (SDM) serta tingginya taraf turn-over SDM membuat perusahaan kewalahan pada mengantisipasi kebutuhan pasar dengan kemajuan teknologi yg begitu bergerak maju. Solusi manajemen yang sempurna diharapkan nir hanya buat mengelola asal daya TI, akan tetapi jua wajib memberikan keterangan yang mudah dipahami serta digunakan dalam lingkungan multiplatform. Dengan demikian, keterampilan sumber daya manusia bisa dioptimalkan buat melakukan pemikiran analitis serta strategis yg tujuan akhirnya merupakan menaikkan kinerja perusahaan. Sebagai contoh, sebuah solusi manajemen yang baik sanggup menunjukkan titik-titik lemah pada sebuah jaringan personal komputer , misalnya komputer yang berkinerja rendah. Dengan kemampuan ini, pengguna tak perlu menyelidiki/menguji secara manual, satu-per-satu, setiap komponen jaringannya. 

E-Business serta E-Commerce Bentuk Optimisasi Layanan ke Pelanggan
Salah satu bentuk pendayagunaan teknologi informasi buat keunggulan bersaing adalah perwujudan pemanfaatan keunggulan teknologi informasi buat pelayanan ke pelanggan. Dalam kaitannya dengan pelanggan, solusi manajemen TI akan menjamin optimisasi (kondisi terbaik) layanan usaha ke pelanggan. Bentuk solusi manajemen ini harus menyediakan perangkat yg efektif serta terintegrasi buat mengelola infrastruktur teknologi. Di samping memiliki infrastruktur yg reliabel, solusi manajemen TI jua wajib bisa membantu perusahaan mengimplementasikan pendekatan inovatif terhadap bisnis serta memanfaatkan aset teknologi untuk menaikkan kinerja melalui pilihan aplikasi usaha strategis yang luas.

Bentuk konkret pelaksanaan teknologi liputan dalam usaha yang akhir-akhir ini banyak ditulis dan dibahas mengenai e-business baik pada media cetak juga elektronika, sebut saja Fortune, The Economist, Asian Business. Kalau beberapa ketika yang kemudian Amerika serta negara-negara pada Eropa demam internet, sekarang gilirannya di Asia, bahkan Indonesia. Internet sudah sebagai bagian menurut gaya hayati baru. Gelombang fakta yg dapat diakses menggunakan media ini berpengaruh akbar pada semua bidang, termasuk bidang ekonomi serta bisnis. Bahkan bidang ini masih ada kehadiran banyak sekali kata baru sebut saja, e-commerce, e-business, e-PR, e-marketing dan lain-lain. 

Pengertian berdasarkan beberapa istilah antara lain : Electronic Commerce (Perniagaan Elektronik), sebagai bagian menurut Electronic Business (bisnis yg dilakukan dengan memakai electronic transmission), oleh para ahli serta pelaku bisnis dicoba dirumuskan definisinya berdasarkan terminologi E-Commerce (Perniagaan Elektronik). Secara umum e-commerce dapat didefinisikan menjadi segala bentuk transaksi perdagangan/perniagaan barang atau jasa (trade of goods and service) menggunakan menggunakan media elektronika. Jelas, selain menurut yang sudah disebutkan di atas, bahwa kegiatan perniagaan tadi merupakan bagian berdasarkan kegiatan usaha. Kesimpulan: "e-commerce is a part of e-business". E-PR (Electronic Public Relations) atau humas melalui elektronik adalah bagian berdasarkan E-Marketing (Pemasaran Elektronik), karena E-Marketing membawahi seluruh jenis komunikasi pemasaran online. E-PR merupakan penerapan dari perangkat ICT (Information and Communication Technologies) buat keperluan public relations. Praktisi E-PR wajib seseorang yang handal pada berselancar di global maya serta tahu ke mana saja mereka harus berselancar buat membangun merk. E-PR merupakan satu-satunya cara buat membentuk merk pada global yang tidak kasat yaitu dunia maya mengingat internet sudah menghadirkan dunia maya pada samping dunia konkret.

Internet poly disadari para perilaku bisnis menjadi keliru satu tool (indera) buat mengembangkan usaha pada masa depan. Bahkan Indonesia diproyeksikan sebagai galat satu kawasan e-business primer pada daerah Asia buat masa mendatang. Banyak konglomerat Indonesia yang memilih buat terjun ke global e-business, seperti Eka Tjipta, James Riady, Peter Gonta, Grup Bakrie dan masih ada yg lainnya. Nah, bagaimana dari penuturan para ahli serta pimpinan perusahaan mengenai e-business tersebut?

Para pakar membuatkan pengalaman dan kegunaan e-business yg dibahas berdasarkan banyak sekali segi. Berbagai situs internet yang kian hari makin semarak adalah galat satu modal buat terjun ke e-business. Sebab menggunakan adanya e-business orang dapat bertransaksi pribadi dengan jangkauan dunia. Selain peluang pertumbuhan yg dicapai perusahaan sebagai lebih besar , perusahaan berarti melakukan lompatan jauh ke depan berbisnis tanpa batas wilayah. Di samping itu, e-business memungkinkan para perusahaan menjalin kerjasama dengan aneka macam perusahaan pada semua global dan dapat secara langsung menggunakan buyer melalui cara yang lebih cepat serta efisien dan ekonomis porto.

Menurut Paulus Bambang, Direktur AGIT, terjun ke e-business adalah konsekuensi logis kondisi masa depan. Lain halnya dengan Dicky Iskandar Di Nata (Business.htm), Presdir Jaring Data Informasi (JDI), beliau cenderung mengungkap data mengenai para pengguna Internet yg tentunya akan sebagai pangsa pasar yg berkaitan dengan e-business itu sendiri. Menurutnya sekarang masih ada 176.000 pelanggan perorangan, 4200 perusahaan dan diperkirakan terdapat 850.000 – 1 juta pengguna Internet. Para pengguna internet dalam umumnya terkonsentrasi di Jabotabek yg jumlahnya lebih kurang 50%, selebihnya di 5 kota akbar di Indonesia. Sedangkan akses Internet kebanyakan dilakukan berdasarkan kantor, diperkirakan mencapai 50% dan selebihnya dilakukan berdasarkan tempat tinggal serta warnet. Lebih rinci dia menyebutkan masih ada lebih kurang 37% pengguna internet tidak pernah melakukan transaksi, sang karena tidak mempunyai kartu kredit, selebihnya lantaran kasus security. Ia juga menambahkan bahwa e-business pada umumnya masih dalam termin awal development. Untuk memperoleh laba aporisma, tentunya dengan adanya Internet akan menjadi nilai tambah yang relatif berarti bagi dunia usaha di tanah air. Lantaran Internet merupakan platform komunikasi menggunakan laju pertumbuhan yang paling tinggi sejak ditemukannya telepon. Internet membentuk beragam tingkat komunikasi secara elektro antar institusi/organisasi tanpa batas. Internet merupakan “low cost delivery mechanism” buat content maupun aplikasi.

Hal lain yg diperkirakan akan tumbuh fertile merupakan Application Service Provider (ASP), yg adalah komponen penting berdasarkan “jaringan ekonomi baru” ini, yaitu sebagai fasilitator mutasi proses usaha pada dalam internet (Extended Enterprise). Perkembangan Web Based Software memungkinkan distribusi serta management penggunaan aplikasi pada multiple users menurut data center melalui “wide area network”. Ada beberapa alasan kenapa ASP akan tumbuh fertile ?. Pertama, lantaran porto investasi packaged software yg tinggi bagi skala usaha kecil serta menengah pada Indonesia. Kedua, keterbatasan Sumber Daya Manusia dalam bidang TI buat implementasi dan pemeliharaan pelaksanaan serta software. Ketiga, lantaran tingginya porto investasi buat membangun infrastruktur IT dan maintenance. 

Pemanfaatan lain yg pula relatif menonjol dalam ASP Internet Banking, khususnya industri perbankan. Tanpa dukungan ASP internet banking sistem pembayaran dan settlement yang memadai maka e-business nir akan berkembang bahkan lebih banyak keraguan. Apa manfaat perbankan memakai ASP ?. Entry ke dunia e-business bagi perbankan nasional, memperkecil biaya intermediasi, wahana marketing, pergeseran dari traditional branch banking (yg nisbi mahal) ke future net banking, dan menghantarkan servis perbankan tak terbatas pada mana nasabah berada.

Sementara itu, AB Susanto, Direktur JCG antara lain mengungkapkan tujuh prinsip dalam e-business, yakni sine qua non saling pengertian di antara para customer, perusahaan wajib memandang bahwa dengan memakai internet akan mendatangkan keuntungan yang lebih banyak, para pemegang jabatan di perusahaan menyukai kepastian laba yg asal menurut e-business, para pemegang jabatan pada perusahaan dapat memanfaatkan kesempatan yang terbuka, perusahaan dan pemegang jabatan di perusahaan berani menciptakan hal-hal yg mendatangkan laba, perusahaan wajib mengantisipasi serta lebih proaktif supaya tetap eksis serta sigap terhadap para pesaing baru, serta nir hanya menguntungkan programnya saja. Selain itu, diperlukan faktor pendukung pada membangun strategi e-business, yaitu menciptakan sebuah strategi team e-business yg efektif, memilih keperluan customer, menganalisis arus dan potensial pesaing yg strategis, melakukan studi serta identifikasi terhadap nilai tambah customer, merevisi serta mengevaluasi strategi e-business setiap waktu, melakukan seleksi taktik secara optimal, dan mengimplementasikan hal-hal tadi dalam tindakan nyata. 

Untuk membuat perusahaan mampu memanfaatkan sepenuhnya potensi e-business serta meraih keuntungan menurut e-business, solusi yg digunakan juga wajib menyediakan perangkat buat mempertinggi keamanan, reliabilitas, dan ketersediaan pelaksanaan e-commerce serta sistem yg mendasarinya seperti customer relationship management (CRM) serta supply chain management (SCM).

Kriteria Penerapan E-Business pada Perusahaan
Salah satu alasan perusahaan menerapkan e-business merupakan efisiensi. Kriteria evaluasi efisiensi dapat berdasarkan dalam analisis internal perusahaan buat melihat penerapan e-business terhadap kemampuan perusahaan menaikkan revenue serta menurunkan porto operasional. Adapun kriteria seberapa jauh perusahaan telah menerapkan e-business ditinjau berdasarkan beberapa indikator dan selesainya diperoleh data maka perlu dilakukan penilaian menggunakan melakukan pembobotan dari beberapa indikator yg ada. Beberapa kriteria yg ditetapkan merupakan sebagai berikut: 

1. Customer Value
Yang dimaksud customer value adalah nilai-nilai yang diterima sang konsumen dipandang menurut seluruh aspek nilai-nilai perusahaan yang melekat pada produk dan atau jasa yang diberikan kepada konsumen. Pemahaman ini berdasarkan juga pada pengertian yg disebutkan oleh Phillip Kotler (1999) yg menyatakan, ‘Total customer value is the bundle of benefits customer expect from a given product or service.’ 

Nilai-nilai yg diterima konsumen adalah berbagai benefit dalam bentuk menjadi berikut: 
a. Product Value: Konsumen memperoleh produk yang berkualitas sesuai menggunakan yang diperlukan.
b. Service Value: Konsumen memperoleh jasa yang berkualitas sinkron menggunakan yang dibutuhkan.
c. Personnel Value: Konsumen memperoleh layanan yg memuaskan berdasarkan karyawan perusahaan.
d. Image Value: Citra perusahaan yg menjadi bahan pertimbangan customer dalam menentukan suatu pembelian produk/jasa.

2. Proses Efisiensi
Melihat proses efisiensi suatu perusahaan pada aneka macam bidang industri akan sangat bervariasi. Proses efisiensi sendiri didefinisikan menjadi kemampuan perusahaan untuk mengoptimalisasi rasio input terhadap output. Pendekatan umum yg bisa digunakan buat menilai efisiensi merupakan dengan melihat kinerja keuangan. Proses efisiensi suatu perusahaan dapat ditinjau menurut rasio antara sales serta total jumlah karyawan. Rasio ini setidaknya mendeskripsikan efisiensi secara umum pada perusahaan, meskipun belum memberikan citra secara spesifik efisiensi secara mendetail.

3. Inovasi
Inovasi pada bidang teknologi berita di perusahaan dinilai berdasarkan jenis dan frekuensi penerapan inspirasi atau gagasan baru dalam proses bisnis maupun yg berafiliasi langsung dengan produk atau jasa yang diberikan. Inovasi ini dipengaruhi dalam hitungan satu tahun terakhir.

4. Human Resources
Sumber daya insan dalam konteks evaluasi aplikasi e-business di suatu perusahaan merupakan asal daya manusia pada perusahaan yg dapat menunjang serta mendukung taktik perusahaan dalam menerapkan e-business. Beberapa hal yg dievaluasi adalah:
a. Persentase karyawan yang memiliki kemampuan menggunakan personal komputer terhadap total jumlah karyawan.
b. Banyaknya pelatihan buat mempertinggi kemampuan karyawan pada bidang teknologi warta yang diberikan perusahaan pada jangka waktu satu tahun.
c. Persyaratan minimum kemampuan/keahlian pada bidang teknologi fakta bagi karyawan yang akan masuk perusahaan.
5. Komitmen manajemen terhadap pengembangan teknologi informasi

Komitmen ini mampu dipandang menurut jumlah investasi yg ditanamkan buat pengembangan e-business pada perusahaan. Komitmen manajemen dalam penilaian ini diartikan menjadi besarnya perhatian manajemen perusahaan terhadap penerapan e-business perusahaan dipandang dari besarnya investasi pada bidang teknologi fakta.

6. Penggunaan Internet
Tingkat penggunaan internet buat menunjang implementasi e-business di perusahaan pula adalah salah satu indikator aplikasi e-business. Pendekatan ini dilakukan menggunakan melihat: 
a. Perbandingan penggunaan personal address dengan domain perusahaan terhadap total jumlah karyawan.
b. Tersedianya situs perusahaan.
c. Tersedianya transaksi usaha melalui internet.

Beberapa contoh perusahaan yg telah sangat maju pada pelaksanaan teknologi fakta pada Indonesia dan perusahaan-perusahaan tadi termasuk unggul dalam penerapan teknologi keterangan serta performance perusahaan tadi pula relatif baik serta sebagai pemenang E-Company Award 2002 (Sumber : Warta Ekonomi, 30 Oktober 2002) :

1. Kategori Retail: PT Matahari Putra Prima Tbk. 
Perombakan struktur bisnis dan manajemen dilakukan Lippo buat memperbaiki kinerja usaha PT Matahari Putra Prima Tbk. Lewat implementasi e-commerce B2B (Business to Business), perusahaan dengan 77 department store serta 64 supermarket ini berharap bisa menuju bisnis yang lebih efisien. . Untuk itu, perombakan pun dilakukan pada hubungan peritel ini menggunakan para pemasoknya. Caranya, menggunakan mempertinggi kinerja implementasi sistem e-commerce B2B (business to business) yang telah go live sejak tahun 1999 lalu. Saat ini, Matahari tercatat sudah bekerjasama secara elektronis menggunakan pemasok besarnya misalnya Martha Tilaar, Mustika Ratu, dan Nestle. Lewat sebuah gateway yang didirikan sang PT Indosatcom Adimarga, banyak sekali sistem menurut pemasok diintegrasikan dalam sebuah jaringan. Yang diatur merupakan alur berita menurut pemasok ke Matahari pada kaitan menggunakan pengadaan barang yang dibutuhkan sang konsumen. Yang jelas, ketika ini, menggunakan bergabung kepada gateway Indosatcom, para pemasok Matahari sanggup memangkas biaya administrasi pengadaan barang sebesar 50%. Angka ini dari menurut berkurangnya biaya pengiriman faks, pengarsipan, dan entry data. Jelasnya, jikalau sebelumnya porto pengurusan per dokumen mencapai Rp5.694, maka sehabis e-commerce B2B diterapkan, ongkosnya cuma Rp2.854 per dokumen.

2. Kategori Manufacturing: PT Unilever Indonesia Tbk.
Untuk mempertahankan dominasinya pada pasar consumer goods, PT Unilever Indonesia Tbk. Mengandalkan kemampuannya melakukan inovasi. Untuk menaikkan laba, Unilever menetapkan memanfaatkan jaringan internet pada memperoleh pasokan bahan standar.

Hadir pada Indonesia dari tahun 1933, penguasaan produk-produk PT Unilever Indonesia Tbk. Pada pasar consumer goods kian sulit tergoyahkan sang para kompetitornya. Bahkan cengkeraman usaha Unilever justru makin bertenaga serta kian menggurita. Unilever kini telah menghasilkan 400 macam produk dan hampir seluruhnya merupakan produk-produk pemimpin pasar. Sulit cita rasanya menjumpai orang yang tak mengenal produk Unilever, mulai menurut deterjen bubuk Rinso, pasta gigi Pepsodent, sampo Sunsilk, sabun Lux, sampai margarin Blue Band.

Bahkan terakhir Unilever berupaya menggandeng Texchem Resources Berhad Malaysia buat mendirikan perusahaan patungan bernama PT Technopia Lever. Perusahaan ini nantinya akan berkiprah di bidang pengembangan dan distribusi produk kesehatan, seperti obat nyamuk bakar, pembasmi serangga, serta oil spray. Bagi tempat kerja pusat Unilever yang berada pada Belanda, anak usahanya yang berada pada Indonesia ini memang terhitung menjadi penyumbang pendapatan Unilever yang akbar.

3. Kategori Telecommunication: PT Telkom Seluler (Telkomsel)
Dalam rangka menaruh kepuasan Pelanggan Berbasis TI, perluasan dan inovasi yang terus-menerus dilakukan sebagai kunci keberhasilan Telkomsel buat menjadi perusahaan operator angka satu di Indonesia. Tidak puas hanya sebagai jago kandang di negeri sendiri, maka Tekomsel pun berambisi menjadi yang terbaik di tempat Asia.

Menjadi perusahaan operator seluler yang terbaik di Asia adalah galat satu misi yg diemban sang Telkomsel. Misi itu pulalah yang menjadikan perusahaan yg berdiri pada 26 Mei 1995 ini makin getoll buat terus mempertinggi kualitas layanan, infrastruktur, dan teknologi yang dimilikinya. Komitmen mengenai hadiah layanan yg prima ini sepertinya terpancar dari para pucuk pimpinan Telkomsel yg menggunakan 'legowo' berjanji akan mendapat masukan berupa keluhan atau usulan berdasarkan para konsumennya. 'Selain bersifat terbuka, hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana supaya kami bisa menerjemahkan harapan dan kebutuhan pelanggan.

Demi kepuasan pelanggan pulalah maka Telkomsel tidak henti-hentinya berinovasi membentuk layanan-layanan baru. Di antaranya, customer care by online (caroline), billing and customer care system (bianca), supervision network performance (superman), serta aneka kabar tagihan (anita). Meskipun layanan yang ditawarkan kelihatannya sederhana, tetapi hal itu membutuhkan kemampuan dan kesiapan sistem teknologi kabar (TI) yang kuat.

4. Kategori Transportation & Distribution: PT Birotika Semesta (DHL)
Lebih 50% berdasarkan total pengiriman DHL Indonesia dilakukan menggunakan cara otomatis. Dengan bekal sebuah scanner genggam, para kurir DHL membantu pelanggan melacak bepergian kirimannya. Ini bagian paling nyata menurut proses DHL memasuki ranah e-commerce.

Scanner serta bukan pistol. Itulah 'senjata genggam' paling terkini yg harus dimiliki sang ujung tombak berdasarkan perusahaan pengiriman barang misalnya PT Birotika Semesta (DHL). Di perusahaan ini, sebuah scanner yg digenggam sang petugas/kurir DHL sebagai titik awal perjalanan sebuah paket kiriman, sekaligus membuat paket tersebut berada pada jangkauan pemantauan pengirimnya. 

Setiap sorotan scanner yg dilakukan petugas/kurir DHL dalam tahap demi termin pengiriman merupakan fakta berharga bagi pengirimnya. Di pada scanner itu data dihimpun dan masuk ke back end system DHL dan terus ke sistem besar (service center). Dengan warta inilah mereka bisa menandai lokasi paket kirimannya.

5. Kategori Finance: Bank Central Asia Tbk.
Sebuah bank yg bersandarkan diri dalam TI. Strategi BCA terus membangun delivery channel dengan TI yang memegang peranan krusial boleh dikatakan sukses. Ia boleh dibilang berhasil tetap sebagai bank swasta ritel terbesar pada Indonesia. 

Pada 21 Februari 1957, di sentra perniagaan Jakarta berdirilah sebuah bank bernama Bank Central Asia NV. Dalam perjalanan sejarahnya, Bank Central Asia (BCA) yg kemudian menjadi sebuah bank publik ini terus mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Anggapan ini mampu dikatakan tidaklah berlebihan saat BCA berhasil membuktikannya melalui peningkatan total asetnya yang mencapai Rp53,36 triliun dalam akhir 1997. Angka ini meningkat hampir 50% menurut total aset pada tahun 1996. Walaupun dalam tahun 1998 total aset BCA sempat turun saat insiden rush nasabah menderanya, tetapi hingga Juli 2002, nilai aset BCA terus membengkak sebagai Rp104,229 triliun. Saat ini selain telah berhasil menciptakan jaringan ATM terbesar pada Indonesia, BCA kini jua berhasil meluncurkan layanan internet banking dan mobile banking.

Keberhasilan Pemberdayaan TI serta Prospeknya
Pemberdayaan/pendayagunaan teknologi adalah kebutuhan yang dimiliki dan harus dipenuhi sang seluruh perusahaan, baik perusahaan besar maupun mini buat memiliki daya saing yang kompetitif. Untuk perusahaan kecil diharapkan solusi manajemen TI menggunakan ketentuan antara lain: (1) mempunyai kemampuan buat mengelola pelaksanaan, sistem, jaringan, serta internet tanpa mengganggu roda perusahaan yg telah berjalan lancar; (dua) Ada agama (accountability) terhadap semua pihak yang terlibat; (3) Ada ketangguhan pada menghadapi perubahan yg cepat. 

Untuk mendukung keberhasilan dalam pengelolaan teknologi informasi wajib didukung oleh empat pilar, yaitu: 
  1. Sistem manajemen menaruh solusi bagi perusahaan buat mempermudah pengorganisasian seluruh asal TI yang beredar buat dikelola secara terpusat; 
  2. Storage manajemen adalah solusi yg memungkinkan pelanggan buat menaikkan, mengakses, membagi, serta memproteksi aset informasinya. Pengelolaan storage menjadi penting lantaran keberhasilan pada pada pasar global nir hanya berkaitan dengan kualitas produk, tetapi pula seberapa cepat pelanggan dan pemasok dapat memperoleh berita. Storage manajemen menciptakan perusahaan mempunyai kesiapan buat mengimplementasikan, mengelola, dan melindungi infrastruktur kabar untuk memasuki pasar global. Dengan revolusi web dan dinamisnya perkembangan e-business saat ini, ketersediaan fakta sebagai satu mission critical bagi suatu bisnis buat dapat terus bersaing serta dapat cepat menjawab kebutuhan pasar; 
  3. Sistem keamanan adalah solusi keamanan yg sanggup memecahkan kasus keamanan yang timbul menurut e-business, menggunakan menaruh solusi pengelolaan keamanan yang terpusat; 
  4. Pervasive manajemen. Tantangan bagi CIO (Chief Information Officer) waktu ini adalah menciptakan suatu sistem yg telah ada buat memfasilitasi pengelolaan perangkat, baik yang tradisional maupun nontradisional. Pervasive manajemen merupakan suatu solusi yang dapat menciptakan, memberikan, dan mengelola secara cepat serta sempurna kebutuhan layanan perangkat berkiprah dengan seluruh perkembangannya. 

Kondisi ketika ini dan masa-masa mendatang, para analis memprediksikan bahwa pengelolaan teknologi adalah kunci keberhasilan pada transformasi e-business. Oleh karena itu bila sebuah perusahaan tidak melakukan hal tadi akan kalah bersaing menggunakan para pesaingnya (kompetitornya). Untuk itu pengelolaan teknologi sudah adalah suatu keharusan bagi setiap perusahaan buat dapat meraih keunggulan yg kompetitif. 

Semakin konvergennya perkembangan Teknologi Informasi dan Telekomunikasi dewasa ini, telah menyebabkan semakin beragamnya pula aneka jasa-jasa (features) fasilitas telekomunikasi yg terdapat, serta semakin canggihnya produk-produk teknologi berita yang sanggup mengintegrasikan semua media warta. Di tengah globalisasi komunikasi yg semakin terpadu (global communication network) dengan semakin populernya Internet seakan telah membuat global semakin menciut (shrinking the world) dan semakin memudarkan batas-batas negara berikut kedaulatan serta tatanan masyarakatnya. Ironisnya, dinamika rakyat Indonesia yg masih baru tumbuh serta berkembang sebagai warga industri serta masyarakat Informasi, seolah masih tampak prematur buat mengiringi perkembangan teknologi tadi. Tentunya jika hal ini dibiarkan berlarut-larut maka kita tidak akan lagi bisa bersaing dengan negara-negara tetangga. 

Pemanfaatan ICT serta e-Business akan semakin berkembang pada Indonesia yg mempunyai penduduk 220 juta jiwa lebih serta hal ini merupakan pasar yg sangat atraktif bagi para pengusaha. Mereka, tentunya, membutuhkan aneka macam perangkat ICT buat mendukung kelangsungan bisnisnya di Indonesia, seperti telepon, faksimili juga internet. Perangkat ini bukan hanya buat menjual dan membeli, tapi pula buat melayani pelanggan dan melakukan kerja sama dengan kawan usaha masing-masing Selain itu, menjadi negara kepulauan terbesar di dunia, interaksi antar penduduk yang beredar di aneka macam pulau paling efisien dengan memanfaatkan ICT. Walau perkembangannya tidak sepesat negara-negara Asia lainnya, misalnya Korea Selatan dan RRCina, ICT dan e-Business di Indonesia tetap akan berkembang serta semakin menghipnotis kehidupan personal dan usaha. Apabila dicermati sebagai pasar, tentu saja Indonesia sangat menarik. Indonesia mempunyai keunggulan komparatif pada hal jumlah penduduk. Sementara itu, sarana dan prasarana telekomunikasi yang ada masih jauh dari memadai. Dengan jumlah di atas 200 juta jiwa, densitas telepon saluran tetap pada sini hanya berkisar antara 3-4% dari total penduduknya. Faktor lain yang juga bisa mendorong pertumbuhan itu merupakan kian banyaknya jumlah kalangan terdidik di Indonesia. Tentu saja, semakin besarnya jumlah kalangan ini akan semakin menaikkan intensitas penggunaan ICT pada Indonesia. Karenanya, Indonesia jua tidak boleh melupakan faktor pendidikan pada konteks ini. Ini krusial apabila Indonesia ingin berperan menjadi pengembang dan pembuat. Bukan hanya menjadi pengguna. Pemerintah serta kalangan swasta harus mendukung upaya edukasi dalam bidang ini.

STRATEGI DAN PERENCANAAN UNTUK MEMULAI USAHA

Strategi Dan Perencanaan Untuk Memulai Usaha
Dalam era perdagangan bebas seperti waktu sekarang ini, perkara daya saing serta keunggulan saing merupakan berita kunci serta sekaligus menjadi tantangan yang tidak ringan bagi bangsa dan masyarakat Indonesia. Salah satu ujud nyata tantangan globalisasi dalam produksi misalnya kita dituntut supaya produk Indonesia bisa bersaing terhadap produk luar yang masuk ke Indonesia. Ataupun pada pasar internasional produksi kita didefinisikan (bukan penyedia barang murah bersubsidi) tidak saja akan menciptakan murah produk yg didapatkan tetapi jua akan membangun produk Indonesia yang memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantages). 

Dalam pasar global yg semakin terbuka, masalah daya saing akan menghadapi tantangan yg tidak ringan, maka tanpa dibekali kemampuan dan keunggulan saing yg tinggi niscaya produk suatu negara, termasuk produk Indonesia, nir akan bisa menembus pasar internasional. Bahkan masuknya produk impor dapat mengancam posisi pasar domestik. Dengan istilah lain, dalam pasar yg bersaing, keunggulan kompetitif (competitive advantages) merupakan faktor penentu pada mempertinggi kinerja perusahaan. Oleh karenanya, upaya menaikkan daya saing serta membentuk keunggulan kompetitif bagi produk Indonesia nir dapat ditunda-tunda lagi dan telah selayaknya menjadi perhatian aneka macam kalangan, bukan saja bagi para pelaku usaha itu sendiri tetapi juga bagi aparat birokrasi, berbagai organisasi serta anggota masyarakat yg merupakan lingkungan kerja berdasarkan aktivitas bisnis korporasi (usaha corporate).

Globalisasi ekonomi pada awal abad 21 adalah suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, di mana negara-negara pada semua dunia sebagai satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi menggunakan tanpa rintangan batas teritorial negara. Perwujudan nyata dari globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut: Globalisasi produksi, pada mana perusahaan berproduksi pada banyak sekali negara, dengan sasaran supaya porto produksi menjadi lebih rendah. Globalisasi pembiayaan, perusahaan dunia memiliki akses untuk memperoleh pinjaman atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun pribadi) pada semua negara di dunia. Globalisasi tenaga kerja, maka human movement akan semakin mudah serta bebas. Globalisasi jaringan informasi, warga suatu negara dengan mudah serta cepat mendapatkan berita dari negara-negara pada global lantaran kemajuan teknologi. Globalisasi perdagangan, terwujud pada bentuk penurunan serta penyeragaman tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan perdagangan serta persaingan sebagai semakin ketat dan fair. Bahkan, transaksi menjadi semakin cepat lantaran "less papers/documents" pada perdagangan, tetapi bisa mempergunakan jaringan teknologi telekomunikasi yg semakin canggih. 

Pada aktivitas usaha korporasi (bisnis corporate) di atas dapat dikatakan bahwa globalisasi menunjuk pada meningkatnya ketergantungan ekonomi antarnegara melalui peningkatan volume serta keragaman transaksi antarnegara (cross-border transactions) dalam bentuk barang serta jasa, aliran dana internasional (international capital flows), konvoi energi kerja (human movement) serta penyebaran teknologi keterangan yang cepat. Sehingga secara sederhana dapat dikemukakan bahwa globalisasi secara hampir pasti sudah merupakan salah satu kekuatan yang menaruh impak terhadap bangsa, warga , kehidupan insan, lingkungan kerja serta aktivitas usaha corporate pada Indonesia. Kekuatan ekonomi dunia mengakibatkan usaha korporasi, termasuk partikelir, BUMN/BUMD ataupun koperasi, perlu melakukan tinjauan ulang terhadap struktur dan taktik usaha serta melandaskan strategi manajemennya menggunakan basis entrepreneurship, cost efficiency dan competitive advantages.

Salah satu upaya menciptakan keunggulan bersaing dalam situasi pasar usaha yang sangat dinamis misalnya sekarang ini adalah melakukan pendayagunaan teknologi berita. Pendayagunaan teknologi kabar (TI) memegang peranan yang sangat penting pada mengklaim kelancaran dan optimisasi layanan ke pelanggan dan meningkatkan kinerja suatu perusahaan. Ada sejumlah faktor penting yg menghipnotis pentingnya peranan eksploitasi TI dalam suatu perusahaan, seperti meningkatnya popularitas web, pertumbuhan komputasi pervasive, serta hadirnya model bisnis baru. Akibatnya, sekarang perusahaan memiliki kesempatan lebih luas pada sisi penawaran dan layanan bagi pelanggannya. Dan, makin besarnya peluang yg dimiliki setiap perusahaan, tentu menciptakan tantangannya semakin berat. Oleh karena itu, perusahaan membutuhkan contoh usaha yang tepat dan solusi manajemen teknologi yang mampu mendayagunakan seluruh aset teknologi secara baik dan membantu perusahaan secara cepat dalam menjawab kebutuhan bisnis serta pasar yang terus berkembang. 

Tulisan singkat ini mencoba mengungkap eksploitasi teknologi warta buat mencapai keunggulan bisnis perusahaan.

Teknologi Informasi menjadi Aplikasi Iptek
Ilmu pengetahuan serta teknologi (Iptek), saat ini merupakan istilah kunci bagi keberhasilan pembangunan suatu bangsa juga suatu perusahaan. Perjalanan sejarah dan pengalaman beberapa negara, ternyata inovasi teknologi merupakan salah satu aspek yang memiliki daya bicu (leverage) yang sangat tinggi bagi daya saing suatu bangsa. Hal ini memberitahuakn adanya pergeseran yang besar dalam paradigma pembangunan suatu negara, yg semula hanya mengandalkan asal daya alam sebagai tumpuan pembangunan, berubah menjadi asal daya manusia dan sumber daya iptek. Beberapa negara maju bahkan telah usang mengakibatkan iptek sebagai penghela primer dalam pembangunan bangsanya. Konsep “knowledge base economy” (KBE atau ekonomi berbasis pengetahuan/EBP) adalah konsep yg mencerminkan syarat tersebut. Saat ini konsep EBP poly dikembangkan di negara-negara maju, yg pada intinya menekankan betapa sangat berperannya teknologi serta berita pada pembangunan suatu bangsa.

Pada dasarnya galat satu kunci keberhasilan suatu bangsa menerapkan penemuan teknologi dalam pembangunannya merupakan adanya dukungan sistem kelembagaan inovasi-difusi yg sudah mapan. Antar satu forum dengan lembaga lainnya saling bersinergi, sebagai akibatnya tercipta jejaring kerjasama yg saling mengisi untuk membentuk inovasi yg benar-sahih bisa mempertinggi daya saing bangsa dalam persaingan dunia.

Dalam pada itu, buat mengantisipasi persaingan antar bangsa yg semakin ketat, secara sah formal Bangsa Indonesia sudah memiliki landasan kuat buat mendayagunakan Iptek dalam kehidupan berbangsa, yakni Pasal 31 Ayat lima UUD 45 output Amandemen ke 4. Lebih jauh lagi, sejak tahun 2002 Indonesia sudah mempunyai UU No 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek (Sinasiptek).

Tujuan dari pembuatan UU tersebut merupakan buat memperkuat daya dukung iptek bagi keperluan mempercepat pencapaian tujuan negara dan menaikkan daya saing dan kemandirian pada pergaulan antar bangsa. Kelembagaan dan jejaring kerja antar forum iptek merupakan aspek yang diatur dalam undang-undang tadi. 

Dalam UU no 18 tahun 2002, kelembagaan iptek terdiri atas unsur perguruan tinggi, lembaga litbang, badan bisnis, serta lembaga penunjang. Lembaga litbang menjadi keliru satu unsur kelembagaan pada Sinasiptek berfungsi menumbuhkan kemampuan pemajuan iptek. Lembaga litbang bertanggung jawab mencari berbagai penemuan (invention) di bidang iptek serta menggali potensi pendayagunannya. Lembaga litbang dapat berupa organisasi yang berdiri sendiri, atau bagian dari organisasi pemerintah, pemerintah wilayah, perguruan tinggi, badan bisnis, lembaga penunjang, dan organisasi masyarakat. Untuk memadukan sinergisme kerja aneka macam unsur kelembagaan iptek, Undang-undang tersebut mengungkapkan mengenai jaringan Sinasiptek. Jaringan tadi berfungsi buat menciptakan jalinan hubungan interaktif yg memadukan unsur-unsur kelembagaan iptek pada membentuk kinerja dan manfaat lebih akbar dibandingkan bila masing-masing unsur kelembagaan berjalan secara sendiri-sendiri. Untuk mengembangkan jaringan tadi seluruh elemen Sinasiptek harus mengusahakan kemitraan dalam hubungan yg saling mengisi, melengkapi, memperkuat, serta menghindarkan terjadinya tumpang tindih yang adalah pemborosan.

Dalam suatu perusahaan galat satu tantangan yang lazim dihadapi perusahaan dalam pengelolaan teknologi merupakan kurangnya asal daya. Banyak perusahaan harus mengelola sistem TI menggunakan keterampilan, sumber daya, serta aturan yang terbatas. Terbatasnya jumlah sumber daya manusia (SDM) serta tingginya tingkat turn-over SDM membuat perusahaan kewalahan pada mengantisipasi kebutuhan pasar dengan kemajuan teknologi yg begitu dinamis. Solusi manajemen yang sempurna diharapkan tidak hanya untuk mengelola sumber daya TI, tapi juga harus memberikan fakta yang gampang dipahami dan digunakan pada lingkungan multiplatform. Dengan demikian, keterampilan sumber daya insan dapat dioptimalkan buat melakukan pemikiran analitis serta strategis yang tujuan akhirnya merupakan meningkatkan kinerja perusahaan. Sebagai model, sebuah solusi manajemen yang baik bisa menampakan titik-titik lemah dalam sebuah jaringan komputer, contohnya komputer yg berkinerja rendah. Dengan kemampuan ini, pengguna tak perlu menilik/menguji secara manual, satu-per-satu, setiap komponen jaringannya. 

E-Business dan E-Commerce Bentuk Optimisasi Layanan ke Pelanggan
Salah satu bentuk pendayagunaan teknologi liputan buat keunggulan bersaing adalah perwujudan pemanfaatan keunggulan teknologi keterangan buat pelayanan ke pelanggan. Dalam kaitannya menggunakan pelanggan, solusi manajemen TI akan mengklaim optimisasi (syarat terbaik) layanan bisnis ke pelanggan. Bentuk solusi manajemen ini harus menyediakan perangkat yang efektif serta terintegrasi untuk mengelola infrastruktur teknologi. Di samping mempunyai infrastruktur yang reliabel, solusi manajemen TI juga wajib sanggup membantu perusahaan mengimplementasikan pendekatan inovatif terhadap usaha serta memanfaatkan aset teknologi buat mempertinggi kinerja melalui pilihan aplikasi usaha strategis yang luas.

Bentuk nyata pelaksanaan teknologi warta pada usaha yg akhir-akhir ini poly ditulis dan dibahas tentang e-business baik pada media cetak maupun elektro, sebut saja Fortune, The Economist, Asian Business. Kalau beberapa waktu yang lalu Amerika dan negara-negara di Eropa demam internet, sekarang gilirannya di Asia, bahkan Indonesia. Internet telah menjadi bagian dari gaya hidup baru. Gelombang fakta yg dapat diakses dengan media ini berpengaruh besar dalam semua bidang, termasuk bidang ekonomi dan bisnis. Bahkan bidang ini masih ada kehadiran berbagai kata baru sebut saja, e-commerce, e-business, e-PR, e-marketing serta lain-lain. 

Pengertian berdasarkan beberapa kata diantaranya : Electronic Commerce (Perniagaan Elektronik), menjadi bagian berdasarkan Electronic Business (bisnis yg dilakukan menggunakan memakai electronic transmission), oleh para ahli dan pelaku usaha dicoba dirumuskan definisinya menurut terminologi E-Commerce (Perniagaan Elektronik). Secara generik e-commerce dapat didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan/perniagaan barang atau jasa (trade of goods and service) dengan menggunakan media elektro. Jelas, selain menurut yang sudah disebutkan di atas, bahwa kegiatan perniagaan tersebut merupakan bagian berdasarkan aktivitas bisnis. Kesimpulan: "e-commerce is a part of e-business". E-PR (Electronic Public Relations) atau humas melalui elektronika merupakan bagian dari E-Marketing (Pemasaran Elektronik), karena E-Marketing membawahi seluruh jenis komunikasi pemasaran online. E-PR merupakan penerapan dari perangkat ICT (Information and Communication Technologies) untuk keperluan public relations. Praktisi E-PR harus seseorang yang handal pada berselancar pada global maya serta memahami ke mana saja mereka wajib berselancar buat membangun brand. E-PR merupakan satu-satunya cara buat menciptakan merk pada global yang nir kasat yaitu dunia maya mengingat internet sudah menghadirkan global maya di samping dunia konkret.

Internet banyak disadari para perilaku bisnis sebagai salah satu tool (alat) buat menyebarkan usaha pada masa depan. Bahkan Indonesia diproyeksikan menjadi salah satu daerah e-business utama di kawasan Asia buat masa mendatang. Banyak konglomerat Indonesia yang memilih buat terjun ke global e-business, misalnya Eka Tjipta, James Riady, Peter Gonta, Grup Bakrie dan terdapat yg lainnya. Nah, bagaimana menurut penuturan para ahli serta pimpinan perusahaan tentang e-business tersebut?

Para pakar mengembangkan pengalaman serta kegunaan e-business yg dibahas menurut banyak sekali segi. Berbagai situs internet yang kian hari makin semarak adalah salah satu modal buat terjun ke e-business. Sebab dengan adanya e-business orang bisa bertransaksi eksklusif menggunakan jangkauan dunia. Selain peluang pertumbuhan yg dicapai perusahaan menjadi lebih besar , perusahaan berarti melakukan lompatan jauh ke depan berbisnis tanpa batas wilayah. Di samping itu, e-business memungkinkan para perusahaan menjalin kerjasama menggunakan banyak sekali perusahaan pada semua dunia dan bisa secara pribadi dengan buyer melalui cara yang lebih cepat serta efisien serta hemat biaya .

Menurut Paulus Bambang, Direktur AGIT, terjun ke e-business merupakan konsekuensi logis syarat masa depan. Lain halnya menggunakan Dicky Iskandar Di Nata (Business.htm), Presdir Jaring Data Informasi (JDI), dia cenderung mengungkap data tentang para pengguna Internet yg tentunya akan sebagai pangsa pasar yg berkaitan dengan e-business itu sendiri. Menurutnya kini masih ada 176.000 pelanggan perorangan, 4200 perusahaan serta diperkirakan masih ada 850.000 – 1 juta pengguna Internet. Para pengguna internet pada umumnya terkonsentrasi di Jabotabek yg jumlahnya kurang lebih 50%, selebihnya pada 5 kota besar di Indonesia. Sedangkan akses Internet kebanyakan dilakukan berdasarkan tempat kerja, diperkirakan mencapai 50% dan selebihnya dilakukan berdasarkan tempat tinggal serta warnet. Lebih rinci beliau menyebutkan terdapat lebih kurang 37% pengguna internet tidak pernah melakukan transaksi, sang karena tidak memiliki kartu kredit, selebihnya karena perkara security. Ia jua menambahkan bahwa e-business pada biasanya masih dalam tahap awal development. Untuk memperoleh laba aporisma, tentunya dengan adanya Internet akan menjadi nilai tambah yang relatif berarti bagi global bisnis pada tanah air. Karena Internet adalah platform komunikasi dengan laju pertumbuhan yg paling tinggi semenjak ditemukannya telepon. Internet membangun beragam tingkat komunikasi secara elektronika antar institusi/organisasi tanpa batas. Internet merupakan “low cost delivery mechanism” buat content maupun perangkat lunak.

Hal lain yg diperkirakan akan tumbuh fertile merupakan Application Service Provider (ASP), yg merupakan komponen penting menurut “jaringan ekonomi baru” ini, yaitu menjadi fasilitator mutasi proses usaha pada pada internet (Extended Enterprise). Perkembangan Web Based Software memungkinkan distribusi serta management penggunaan aplikasi pada multiple users menurut data center melalui “wide area network”. Ada beberapa alasan kenapa ASP akan tumbuh fertile ?. Pertama, lantaran biaya investasi packaged aplikasi yg tinggi bagi skala bisnis kecil serta menengah di Indonesia. Kedua, keterbatasan Sumber Daya Manusia pada bidang TI buat implementasi dan pemeliharaan pelaksanaan serta software. Ketiga, lantaran tingginya biaya investasi buat menciptakan infrastruktur IT serta maintenance. 

Pemanfaatan lain yg juga cukup menonjol pada ASP Internet Banking, khususnya industri perbankan. Tanpa dukungan ASP internet banking sistem pembayaran dan settlement yang memadai maka e-business tidak akan berkembang bahkan lebih banyak keraguan. Apa manfaat perbankan menggunakan ASP ?. Entry ke dunia e-business bagi perbankan nasional, memperkecil biaya intermediasi, sarana marketing, pergeseran berdasarkan traditional branch banking (yang relatif mahal) ke future net banking, serta menghantarkan servis perbankan tak terbatas di mana nasabah berada.

Sementara itu, AB Susanto, Direktur JCG diantaranya mengungkapkan tujuh prinsip dalam e-business, yakni harus ada saling pengertian pada antara para customer, perusahaan harus memandang bahwa menggunakan menggunakan internet akan mendatangkan keuntungan yg lebih banyak, para pemegang jabatan di perusahaan menyukai kepastian keuntungan yg dari menurut e-business, para pemegang jabatan di perusahaan bisa memanfaatkan kesempatan yg terbuka, perusahaan serta pemegang jabatan pada perusahaan berani membangun hal-hal yg mendatangkan keuntungan, perusahaan harus mengantisipasi serta lebih proaktif supaya permanen eksis serta sigap terhadap para pesaing baru, serta tidak hanya menguntungkan programnya saja. Selain itu, diperlukan faktor pendukung pada membangun taktik e-business, yaitu menciptakan sebuah taktik team e-business yang efektif, menentukan keperluan customer, menganalisis arus serta potensial pesaing yang strategis, melakukan studi serta identifikasi terhadap nilai tambah customer, merevisi serta mengevaluasi taktik e-business setiap ketika, melakukan seleksi taktik secara optimal, serta mengimplementasikan hal-hal tersebut pada tindakan konkret. 

Untuk menciptakan perusahaan bisa memanfaatkan sepenuhnya potensi e-business dan meraih laba menurut e-business, solusi yg digunakan juga wajib menyediakan perangkat buat meningkatkan keamanan, reliabilitas, dan ketersediaan pelaksanaan e-commerce serta sistem yang mendasarinya seperti customer relationship management (CRM) dan supply chain management (SCM).

Kriteria Penerapan E-Business dalam Perusahaan
Salah satu alasan perusahaan menerapkan e-business adalah efisiensi. Kriteria penilaian efisiensi bisa berdasarkan pada analisis internal perusahaan buat melihat penerapan e-business terhadap kemampuan perusahaan meningkatkan revenue serta menurunkan porto operasional. Adapun kriteria seberapa jauh perusahaan telah menerapkan e-business dilihat menurut beberapa indikator dan sesudah diperoleh data maka perlu dilakukan evaluasi dengan melakukan pembobotan dari beberapa indikator yg terdapat. Beberapa kriteria yang ditetapkan merupakan menjadi berikut: 

1. Customer Value
Yang dimaksud customer value merupakan nilai-nilai yg diterima oleh konsumen ditinjau menurut seluruh aspek nilai-nilai perusahaan yg melekat dalam produk dan atau jasa yg diberikan pada konsumen. Pemahaman ini berdasarkan jua pada pengertian yang disebutkan oleh Phillip Kotler (1999) yg menyatakan, ‘Total customer value is the bundle of benefits customer expect from a given product or service.’ 

Nilai-nilai yang diterima konsumen adalah aneka macam benefit dalam bentuk sebagai berikut: 
a. Product Value: Konsumen memperoleh produk yang berkualitas sesuai menggunakan yang diharapkan.
b. Service Value: Konsumen memperoleh jasa yang berkualitas sinkron menggunakan yg dibutuhkan.
c. Personnel Value: Konsumen memperoleh layanan yg memuaskan berdasarkan karyawan perusahaan.
d. Image Value: Citra perusahaan yang sebagai bahan pertimbangan customer dalam menentukan suatu pembelian produk/jasa.

2. Proses Efisiensi
Melihat proses efisiensi suatu perusahaan dalam aneka macam bidang industri akan sangat bervariasi. Proses efisiensi sendiri didefinisikan menjadi kemampuan perusahaan buat mengoptimalisasi rasio input terhadap output. Pendekatan generik yg sanggup digunakan buat menilai efisiensi merupakan dengan melihat kinerja keuangan. Proses efisiensi suatu perusahaan bisa dilihat dari rasio antara sales dan total jumlah karyawan. Rasio ini setidaknya menggambarkan efisiensi secara generik pada perusahaan, meskipun belum memberikan citra secara spesifik efisiensi secara mendetail.

3. Inovasi
Inovasi dalam bidang teknologi keterangan pada perusahaan dievaluasi dari jenis serta frekuensi penerapan pandangan baru atau gagasan baru dalam proses usaha juga yang berhubungan langsung menggunakan produk atau jasa yang diberikan. Inovasi ini dipengaruhi dalam hitungan satu tahun terakhir.

4. Human Resources
Sumber daya manusia pada konteks evaluasi aplikasi e-business pada suatu perusahaan adalah asal daya insan dalam perusahaan yg dapat menunjang dan mendukung strategi perusahaan dalam menerapkan e-business. Beberapa hal yg dinilai adalah:
a. Persentase karyawan yang memiliki kemampuan menggunakan personal komputer terhadap total jumlah karyawan.
b. Banyaknya pembinaan buat menaikkan kemampuan karyawan pada bidang teknologi warta yang diberikan perusahaan dalam jangka ketika satu tahun.
c. Persyaratan minimum kemampuan/keahlian dalam bidang teknologi keterangan bagi karyawan yg akan masuk perusahaan.
5. Komitmen manajemen terhadap pengembangan teknologi informasi

Komitmen ini bisa ditinjau menurut jumlah investasi yang ditanamkan buat pengembangan e-business pada perusahaan. Komitmen manajemen pada penilaian ini diartikan sebagai besarnya perhatian manajemen perusahaan terhadap penerapan e-business perusahaan ditinjau menurut besarnya investasi dalam bidang teknologi informasi.

6. Penggunaan Internet
Tingkat penggunaan internet buat menunjang implementasi e-business pada perusahaan jua merupakan salah satu indikator aplikasi e-business. Pendekatan ini dilakukan menggunakan melihat: 
a. Perbandingan penggunaan personal address menggunakan domain perusahaan terhadap total jumlah karyawan.
b. Tersedianya situs perusahaan.
c. Tersedianya transaksi bisnis melalui internet.

Beberapa model perusahaan yang sudah sangat maju pada aplikasi teknologi warta di Indonesia dan perusahaan-perusahaan tadi termasuk unggul dalam penerapan teknologi informasi serta performance perusahaan tersebut pula relatif baik serta menjadi pemenang E-Company Award 2002 (Sumber : Warta Ekonomi, 30 Oktober 2002) :

1. Kategori Retail: PT Matahari Putra Prima Tbk. 
Perombakan struktur usaha serta manajemen dilakukan Lippo untuk memperbaiki kinerja usaha PT Matahari Putra Prima Tbk. Lewat implementasi e-commerce B2B (Business to Business), perusahaan dengan 77 department store dan 64 supermarket ini berharap bisa menuju usaha yang lebih efisien. . Untuk itu, perombakan pun dilakukan dalam hubungan peritel ini menggunakan para pemasoknya. Caranya, menggunakan menaikkan kinerja implementasi sistem e-commerce B2B (business to business) yang sudah go live dari tahun 1999 lalu. Saat ini, Matahari tercatat sudah bekerjasama secara elektronis menggunakan pemasok besarnya misalnya Martha Tilaar, Mustika Ratu, serta Nestle. Lewat sebuah gateway yg didirikan sang PT Indosatcom Adimarga, berbagai sistem berdasarkan pemasok diintegrasikan pada sebuah jaringan. Yang diatur merupakan alur fakta menurut pemasok ke Matahari dalam kaitan dengan pengadaan barang yang dibutuhkan oleh konsumen. Yang kentara, ketika ini, dengan bergabung kepada gateway Indosatcom, para pemasok Matahari sanggup memangkas biaya administrasi pengadaan barang sebesar 50%. Angka ini berasal dari berkurangnya biaya pengiriman faks, pengarsipan, dan entry data. Jelasnya, bila sebelumnya porto pengurusan per dokumen mencapai Rp5.694, maka sehabis e-commerce B2B diterapkan, ongkosnya cuma Rp2.854 per dokumen.

2. Kategori Manufacturing: PT Unilever Indonesia Tbk.
Untuk mempertahankan dominasinya pada pasar consumer goods, PT Unilever Indonesia Tbk. Mengandalkan kemampuannya melakukan penemuan. Untuk mempertinggi laba, Unilever tetapkan memanfaatkan jaringan internet dalam memperoleh pasokan bahan standar.

Hadir pada Indonesia sejak tahun 1933, penguasaan produk-produk PT Unilever Indonesia Tbk. Pada pasar consumer goods kian sulit tergoyahkan sang para kompetitornya. Bahkan cengkeraman usaha Unilever justru makin kuat dan kian menggurita. Unilever sekarang telah membentuk 400 macam produk serta hampir seluruhnya merupakan produk-produk pemimpin pasar. Sulit cita rasanya menjumpai orang yg tidak mengenal produk Unilever, mulai menurut deterjen serbuk Rinso, pasta gigi Pepsodent, sampo Sunsilk, sabun Lux, hingga margarin Blue Band.

Bahkan terakhir Unilever berupaya menggandeng Texchem Resources Berhad Malaysia buat mendirikan perusahaan patungan bernama PT Technopia Lever. Perusahaan ini nantinya akan bergerak pada bidang pengembangan serta distribusi produk kesehatan, seperti obat nyamuk bakar, pembasmi serangga, dan oil spray. Bagi kantor pusat Unilever yang berada di Belanda, anak usahanya yang berada di Indonesia ini memang terhitung menjadi penyumbang pendapatan Unilever yang besar .

3. Kategori Telecommunication: PT Telkom Seluler (Telkomsel)
Dalam rangka memberikan kepuasan Pelanggan Berbasis TI, perluasan dan inovasi yg terus-menerus dilakukan menjadi kunci keberhasilan Telkomsel buat menjadi perusahaan operator angka satu pada Indonesia. Tidak puas hanya menjadi jago sangkar di negeri sendiri, maka Tekomsel pun berambisi menjadi yang terbaik di tempat Asia.

Menjadi perusahaan operator seluler yang terbaik pada Asia merupakan salah satu misi yang diemban sang Telkomsel. Misi itu pulalah yg mengakibatkan perusahaan yang berdiri dalam 26 Mei 1995 ini makin getoll buat terus menaikkan kualitas layanan, infrastruktur, serta teknologi yg dimilikinya. Komitmen tentang hadiah layanan yang prima ini tampaknya terpancar dari para pucuk pimpinan Telkomsel yg dengan 'legowo' berjanji akan menerima masukan berupa keluhan atau usulan berdasarkan para konsumennya. 'Selain bersifat terbuka, hal lain yg nir kalah pentingnya merupakan bagaimana supaya kami mampu menerjemahkan impian serta kebutuhan pelanggan.

Demi kepuasan pelanggan pulalah maka Telkomsel tak henti-hentinya berinovasi menciptakan layanan-layanan baru. Di antaranya, customer care by online (caroline), billing and customer care system (bianca), supervision network performance (superman), serta aneka kabar tagihan (anita). Meskipun layanan yang ditawarkan kelihatannya sederhana, namun hal itu membutuhkan kemampuan dan kesiapan sistem teknologi informasi (TI) yg kuat.

4. Kategori Transportation & Distribution: PT Birotika Semesta (DHL)
Lebih 50% dari total pengiriman DHL Indonesia dilakukan menggunakan cara otomatis. Dengan bekal sebuah scanner genggam, para kurir DHL membantu pelanggan melacak bepergian kirimannya. Ini bagian paling konkret berdasarkan proses DHL memasuki ranah e-commerce.

Scanner serta bukan pistol. Itulah 'senjata genggam' paling mutakhir yg wajib dimiliki oleh ujung tombak dari perusahaan pengiriman barang misalnya PT Birotika Semesta (DHL). Di perusahaan ini, sebuah scanner yang digenggam oleh petugas/kurir DHL sebagai titik awal perjalanan sebuah paket kiriman, sekaligus membuat paket tadi berada pada jangkauan pemantauan pengirimnya. 

Setiap sorotan scanner yg dilakukan petugas/kurir DHL pada tahap demi tahap pengiriman adalah berita berharga bagi pengirimnya. Di dalam scanner itu data dihimpun dan masuk ke back end system DHL serta terus ke sistem besar (service center). Dengan keterangan inilah mereka bisa menandai lokasi paket kirimannya.

5. Kategori Finance: Bank Central Asia Tbk.
Sebuah bank yang bersandarkan diri dalam TI. Strategi BCA terus membentuk delivery channel dengan TI yang memegang peranan krusial boleh dikatakan sukses. Ia boleh dibilang berhasil permanen menjadi bank partikelir ritel terbesar pada Indonesia. 

Pada 21 Februari 1957, pada pusat perniagaan Jakarta berdirilah sebuah bank bernama Bank Central Asia NV. Dalam perjalanan sejarahnya, Bank Central Asia (BCA) yg kemudian menjadi sebuah bank publik ini terus mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Anggapan ini sanggup dikatakan tidaklah hiperbola waktu BCA berhasil membuktikannya melalui peningkatan total asetnya yang mencapai Rp53,36 triliun dalam akhir 1997. Angka ini semakin tinggi hampir 50% dari total aset pada tahun 1996. Walaupun pada tahun 1998 total aset BCA sempat turun saat insiden rush nasabah menderanya, namun hingga Juli 2002, nilai aset BCA terus membengkak sebagai Rp104,229 triliun. Saat ini selain telah berhasil membangun jaringan ATM terbesar pada Indonesia, BCA kini pula berhasil meluncurkan layanan internet banking serta mobile banking.

Keberhasilan Pemberdayaan TI serta Prospeknya
Pemberdayaan/eksploitasi teknologi adalah kebutuhan yang dimiliki serta harus dipenuhi sang seluruh perusahaan, baik perusahaan akbar maupun mini buat mempunyai daya saing yg kompetitif. Untuk perusahaan mini diperlukan solusi manajemen TI menggunakan ketentuan diantaranya: (1) memiliki kemampuan buat mengelola aplikasi, sistem, jaringan, serta internet tanpa mengganggu roda perusahaan yang sudah berjalan lancar; (dua) Ada agama (accountability) terhadap seluruh pihak yang terlibat; (3) Ada ketangguhan dalam menghadapi perubahan yang cepat. 

Untuk mendukung keberhasilan dalam pengelolaan teknologi warta harus didukung oleh empat pilar, yaitu: 
  1. Sistem manajemen memberikan solusi bagi perusahaan buat mempermudah pengorganisasian semua sumber TI yang tersebar untuk dikelola secara terpusat; 
  2. Storage manajemen adalah solusi yg memungkinkan pelanggan buat mempertinggi, mengakses, membagi, dan memproteksi aset informasinya. Pengelolaan storage menjadi penting karena keberhasilan di dalam pasar dunia nir hanya berkaitan dengan kualitas produk, tetapi pula seberapa cepat pelanggan serta pemasok dapat memperoleh liputan. Storage manajemen menciptakan perusahaan memiliki kesiapan buat mengimplementasikan, mengelola, dan melindungi infrastruktur keterangan buat memasuki pasar dunia. Dengan revolusi web dan dinamisnya perkembangan e-business saat ini, ketersediaan berita sebagai satu mission critical bagi suatu usaha buat dapat terus bersaing serta dapat cepat menjawab kebutuhan pasar; 
  3. Sistem keamanan merupakan solusi keamanan yg sanggup memecahkan masalah keamanan yang ada berdasarkan e-business, dengan memberikan solusi pengelolaan keamanan yg terpusat; 
  4. Pervasive manajemen. Tantangan bagi CIO (Chief Information Officer) ketika ini merupakan membentuk suatu sistem yg sudah ada buat memfasilitasi pengelolaan perangkat, baik yang tradisional juga nontradisional. Pervasive manajemen merupakan suatu solusi yg dapat membangun, menaruh, serta mengelola secara cepat serta sempurna kebutuhan layanan perangkat bergerak dengan seluruh perkembangannya. 

Kondisi waktu ini serta masa-masa mendatang, para analis memprediksikan bahwa pengelolaan teknologi merupakan kunci keberhasilan pada transformasi e-business. Oleh karenanya jika sebuah perusahaan nir melakukan hal tadi akan kalah bersaing dengan para pesaingnya (kompetitornya). Untuk itu pengelolaan teknologi sudah merupakan suatu keharusan bagi setiap perusahaan buat bisa meraih keunggulan yg kompetitif. 

Semakin konvergennya perkembangan Teknologi Informasi serta Telekomunikasi dewasa ini, sudah menyebabkan semakin beragamnya pula aneka jasa-jasa (features) fasilitas telekomunikasi yang terdapat, serta semakin canggihnya produk-produk teknologi fakta yg mampu mengintegrasikan seluruh media informasi. Di tengah globalisasi komunikasi yg semakin terpadu (dunia communication network) menggunakan semakin populernya Internet seakan telah membuat dunia semakin menciut (shrinking the world) serta semakin memudarkan batas-batas negara berikut kedaulatan dan tatanan masyarakatnya. Ironisnya, dinamika masyarakat Indonesia yg masih baru tumbuh serta berkembang sebagai rakyat industri dan masyarakat Informasi, seolah masih tampak prematur buat mengiringi perkembangan teknologi tadi. Tentunya jika hal ini dibiarkan berlarut-larut maka kita tak akan lagi sanggup bersaing menggunakan negara-negara tetangga. 

Pemanfaatan ICT dan e-Business akan semakin berkembang pada Indonesia yg mempunyai penduduk 220 juta jiwa lebih dan hal ini adalah pasar yang sangat atraktif bagi para pengusaha. Mereka, tentunya, membutuhkan banyak sekali perangkat ICT buat mendukung kelangsungan bisnisnya pada Indonesia, misalnya telepon, faksimili maupun internet. Perangkat ini bukan hanya buat menjual serta membeli, tapi jua buat melayani pelanggan dan melakukan kerja sama dengan kawan usaha masing-masing Selain itu, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, interaksi antar penduduk yang beredar di banyak sekali pulau paling efisien dengan memanfaatkan ICT. Walau perkembangannya nir sepesat negara-negara Asia lainnya, seperti Korea Selatan serta RRCina, ICT dan e-Business di Indonesia permanen akan berkembang serta semakin mempengaruhi kehidupan personal serta usaha. Apabila dicermati menjadi pasar, tentu saja Indonesia sangat menarik. Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam hal jumlah penduduk. Sementara itu, wahana serta prasarana telekomunikasi yg ada masih jauh dari memadai. Dengan jumlah di atas 200 juta jiwa, densitas telepon saluran tetap di sini hanya berkisar antara tiga-4% dari total penduduknya. Faktor lain yg pula mampu mendorong pertumbuhan itu merupakan kian banyaknya jumlah kalangan terdidik pada Indonesia. Tentu saja, semakin besarnya jumlah kalangan ini akan semakin menaikkan intensitas penggunaan ICT pada Indonesia. Karenanya, Indonesia juga tidak boleh melupakan faktor pendidikan dalam konteks ini. Ini penting bila Indonesia ingin berperan menjadi pengembang serta pembuat. Bukan hanya sebagai pengguna. Pemerintah dan kalangan swasta harus mendukung upaya edukasi pada bidang ini.