PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR SISTEM BERKAS

Pengertian Dan Konsep Dasar Sistem Berkas
Komputer dapat menyimpan liputan ke beberapa media penyimpanan yang tidak sama, misalnya magnetic disks, magnetic tapes dan optical disks. Agar personal komputer bisa digunakan menggunakan nyaman, system operasi menyediakan system penyimpanan dengan sistematika yang seragam. Sistem operasi mengabstraksikan property fisik dari media penyimpanannya dan mendefinisikan unit penyimpanan logis yaitu berkas. Berkas dipetakan ke media fisik sang system operasi. Media penyimpanan ini umumnya bersifat non-volatile, sebagai akibatnya kandungan di dalamnya nir akan hilang apabila terjadi gagal listrik maupun system reboot.

Berkas adalah formasi keterangan berkait yg diberi nama dan direkam dalam penyimpanan sekunder. Dari sudut pandang pengguna, berkas adalah bagian terkecil menurut penyimpanan logis, adalah data tidak dapat ditulis ke penyimpanan sekunder kecuali jika berada di pada berkas. Biasanya berkas merepresentasikan acara dan data. Data menurut berkas bisa bersifat numeric, alfabetik, alfanumerik atau pun biner. Format berkas pula bias bebas, misalnya berkas teks atau dapat pula diformat niscaya. Secara generik, berkas adalah urutan bit, byte, baris atau catatan yg didefinisikan oleh pembuat berkas dan pengguna.

Informasi pada berkas ditentukan oleh pembuatnya. Ada poly beragam jenis keterangan yg dapat disimpan pada berkas. Hal ini ditimbulkan sang struktur tertentu yang dimiliki sang berkas, sinkron dengan jenisnya masing-masing. Contohnya :
  • Text arsip; yaitu urutan karakter yg disusun ke dalam baris-baris
  • Source arsip; yaitu urutan subroutine serta fungsi yg nantinya akan dideklarasikan
  • Object arsip; adalah urutan byte yang diatur ke pada blok-blok yg dikenali sang linker berdasarkan system
  • Executable file; merupakan rangkaian code section yg bisa dibawa loader ke dalam memori serta dieksekusi
Atribut Pada Berkas
Berkas diberi nama buat kenyamanan bagi pengguna dan buat acuan bagi data yang terkandung pada dalamnya. Nama berkas umumnya berupa string atau karakter. Beberapa system membedakan penggunaan huruf akbar dan mini pada penamaan sebuah berkas, sementara system yg lain menganggap kedua hal pada atas sama. Ketika berkas diberi nama, maka berkas tadi akan sebagai madiri terhadap proses, pengguna bahkan system yang membuatnya. Atribut berkas terdiri menurut :
  • Nama; merupakan satu-satunya informasi yang tetap pada bentuk yg bias dibaca oleh insan (human-readable form)
  • Type, dibutuhkan untuk system yang mendukung beberapa type berbeda
  • Lokasi; adalah pointer ke device dan ke lokasi berkas pada device tersebut
  • Ukuran (size); yaitu berukuran berkas pada ketika itu, baik dalam byte, huruf atau pun blok
  • Proteksi; adalah kabar mengenai kontrol akses, contohnya siapa saja yang boleh membaca, menulis serta mengeksekusi berkas
  • Waktu, lepas serta identifikasi pengguna; keterangan ini umumnya disimpan untuk :
1. Pembuatan berkas
2. Modifikasi terakhir yang dilakukan pada berkas, dan
3. Penggunaan terakhir berkas

Data tersebut dapat berguna buat perlindungan, keamanan dan monitoring penggunaan menurut berkas. Informasi tentang semua berkas disimpan dalam struktur direktori yg terdapat pada penyimpanan sekunder. Direktori, misalnya berkas, wajib bersifat non-volatile, sebagai akibatnya keduanya wajib disimpan pada sebuah device serta baru dibawa bagian per-bagian ke memori pada waktu diharapkan.

Operasi Pada Berkas
Sebuah berkas merupakan jenis data tak berbentuk. Untuk mendefinisikan berkas secara sempurna, perlu melihat operasi yang dapat dilakukan pada berkas tadi. Sistem operasi menyediakan system calls buat menciptakan, membaca, menulis, mencari, menghapus serta sebagainya. Berikut bisa kita lihat apa yang wajib dilakukan system operasi pada keenam operasi dasar pada berkas.

· Membuat sebuah berkas
Ada 2 cara dalam menciptakan berkas. Pertama, tempat baru pada pada system berkas wajib pada alokasikan buat berkas yg akan dibuat. Kedua, sebuah direktori harus mempersiapkan tempat buat berkas baru, lalu direktori tadi akan mencatat nama berkas dan lokasinya pada sistem berkas.

· Menulis dalam sebuah berkas
Untuk menulis dalam berkas, kita memakai system call beserta nama berkas yang akan ditulisi dan kabar apa yang akan ditulis pada berkas. Ketika diberi nama berkas, system mencari ke direktori untuk menerima lokasi berkas. Sistem pula harus menyimpan penunjuk tulis dalam berkas dimana penulisan berikut akan ditempatkan. Penunjuk tulis wajib diperbaharui setiap terjadi penulisan dalam berkas.

· Membaca sebuah berkas
Untuk dapat membaca sebuah berkas, dapat memakai system call beserta nama berkas pada blok memori mana berkas berikutnya diletakkan. Direktori mencari berkas yang akan dibaca serta system menyimpan penunjuk baca pada berkas dimana pembacaan berikutnya akan terjadi. Ketika pembacaan dimulai, penunjuk harus diperbaharui. Sehingga secara umum, suatu berkas ketika sedang dibaca atau ditulis, kebanyakan system hanya memiliki satu penunjuk, baca dan tulis memakai penunjuk yg sama, hal ini berhemat tempat serta mengurangi kompleksitas system.

· Menempatkan pulang sebuah berkas
DIrektori yg bertugas buat mencari berkas yang bersesuaian serta mengembalikan lokasi berkas pada waktu itu. Menempatkan berkas nir perlu melibatkan proses I/O. Operasi ini seringkali diklaim pencarian berkas.

· Menghapus sebuah berkas
Untuk menghapus berkas, perlu dicari berkas tadi di dalam direktori. Setelah ditemukan dapat dibebaskan tempat yg digunakan berkas tersebut (sehingga bisa digunakan oleh berkas lain) dan menghapus tempatnya di direktori.

· Memendekkan berkas
Ada suatu keadaan dimana pengguna menginginkan atribut berdasarkan berkas permanen sama tetapi ingin menghapus isi dari berkas tersebut. Fungsi ini mengizinkan semua atribut tetap sama namun panjang berkas menjadi nol, hal ini lebih baik daripada memaksa pengguna buat menghapus berkas dan membuatnya lagi.

Beberapa kabar yang terkait dengan pembukaan berkas, yaitu :

· Penunjuk berkas
Pada system yg nir mengikutkan batas berkas menjadi bagian berdasarkan system call baca serta tulis, system tersebut harus mengikuti posisi dimana terakhir proses baca serta tulis menjadi penunjuk. Penunjuk ini unik buat setiap operasi dalam berkas, maka menurut itu harus disimpan terpisah berdasarkan atribut berkas yg ada dalam disk.

· Penghitung berkas yang terbuka
Setelah berkas ditutup, system wajib mengosongkan kembali table berkas yang dibuka yg digunakan sang berkas tersebut atau tempat di table akan habis. KArena mungkin ada beberapa proses yang membuka berkas secara bersamaan dan system harus menunggu sampai berkas tadi ditutup sebelum mengosongkan tempatnya pada table. Penghitung ini mencatat banyaknya berkas yang sudah dibuka dan ditutup dan menjadi nol waktu yang terakhir membaca berkas menutup berkas tadi barulah system bisa mengosongkan tempatnya di table.

· Lokasi berkas pada disk
Kebanyakan operasi dalam berkas memerlukan system buat membarui data yang ada dalam berkas. Informasi tentang lokasi berka spada disk disimpan di memori supaya menghindari banyak pembacaan dalam disk buat setiap operasi.

Jenis Berkas

Jenis berkas

akhiran

fungsi

Executable
.exe, .com, .bat, .bin
Program yg siap dijalankan
Objek
.obj, .O
Bahas mesin, kode terkompilasi
Source Code
.C, .cc, .pas, .java, .asm
Kode asal dari berbagai bahasa
Batch
.bat, .sh
Perintah pada shell
Text
.txt, .doc
Data text, document
Pengolah kata
.wpd, .tex, .doc
Format jenis pengolah data
Library
.lib, .A, .dll
Library buat rutin program
Print, gambar
.ps, .dvi, .gif
Format ASCII atau biner buat dicetak
Archive
.arc, .zip, .tar
Beberapa berkas yg dikumpulkan

 

Berkas Dan Akses
Sistem penyimpanan, pengelolaan dan penyimpanan data dalam alat penyimpan eksternal. Pada berkas dan akses penyimpanan data dilakukan secara fisik.

File
Kumpulan berdasarkan record-record yang saling berhubungan.

Klasifikasi Data
1. Kelompok Data Tetap
Kelompok data yg tidak mengalami perubahan, paling tidak pada kurun saat yg usang.

Contoh : Data pribadi mahasiswa.

2. Kelompok Data Tak Tetap
Kelompok data yang secara rutin mengalami perubahan.

Contoh : Data rencana studi mahasiswa.

3. Kelompok Data Yang Bertambah Menurut Waktu
Kelompok data ini biasanya merupakan data akumulasi menurut gerombolan data tetap dan data tidak permanen.

Contoh : Data transkrip.
KLasifikasi File
1. Master File (Berkas Induk)
2. Transaction File (Berkas Transaksi)
3. Report File (Berkas Laporan)
4. Work File (Berkas Kerja)
5. Program File (Berkas Program)
6. Text File (Berkas Teks)
7. Dump File (Berkas Tampung)
8. Library File (Berkas Pustaka)
9. History File (Berkas Sejarah)

1. MASTER FILE;
Adalah file yg berisi data yg relatif tetap.
Ada 2 jenis Master File :
1. Reference Master File;
File yg berisi record yg tak berubah / sporadis berubah.

2. Dynamic Master File;
File yang berisi record yang terus menerus berubah dalam kurun saat eksklusif atau berdasarkan suatu insiden transaksi.

2. TRANSACTION FILE
Adalah arsip yang berisi record-recod yang akan memperbaharui / meng-update record-record yg ada pada master file.

Meng-update bisa berupa : Penambahan record, penghapusan serta pemugaran record.

3. REPORT FILE
Adalah file yang berisi data yang dibentuk untuk laporan / keperluan user.
File tersebut dapat dicetak dalam kertas printer atau hanya ditampilkan pada layar.

4. WORK FILE
Merupakan arsip sementara pada sistem.

Suatu work arsip merupakan indera buat melewatkan data yang dibentuk oleh sebuah program ke acara lain. Biasanya arsip ini dibuat pada waktu proses sortir.

5. PROGRAM FILE
Adalah file yang berisi instruksi-instruksi untuk memproses data yang akan disimpan pada file lain / dalam memori primer.

6. TEXT FILE
Adalah file yg berisi input data alphanumeric dan grafik yg digunakan oleh sebuah text editor program. Text file hanya dapat diproses menggunakan text editor.

7. DUMP FILE
Adalah file yg dipakai buat tujuan pengamanan (security), mencatat mengenai aktivitas peng-update-an, sekumpulan transaksi yang sudah diproses atau sebuah program yang mengalami kekeliruan.

8. LIBRARY FILE
Adalah file yg dipakai buat penyimpanan program pelaksanaan, program utilitas atau acara lainnya.

9. HISTORY FILE
File ini adalah tempat akumulasi dari hasil pemrosesan master file dan transaction file. File ini berisikan data yang selalu bertambah, sehingga file ini terus berkembang, sinkron menggunakan aktivitas yang terjadi.

PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR SISTEM BERKAS

Pengertian Dan Konsep Dasar Sistem Berkas
Komputer dapat menyimpan warta ke beberapa media penyimpanan yg tidak selaras, seperti magnetic disks, magnetic tapes dan optical disks. Agar personal komputer bisa dipakai dengan nyaman, system operasi menyediakan system penyimpanan menggunakan sistematika yg seragam. Sistem operasi mengabstraksikan property fisik menurut media penyimpanannya dan mendefinisikan unit penyimpanan logis yaitu berkas. Berkas dipetakan ke media fisik oleh system operasi. Media penyimpanan ini umumnya bersifat non-volatile, sehingga kandungan pada dalamnya nir akan hilang jika terjadi gagal listrik juga system reboot.

Berkas merupakan formasi warta berkait yg diberi nama serta direkam pada penyimpanan sekunder. Dari sudut pandang pengguna, berkas adalah bagian terkecil menurut penyimpanan logis, ialah data tidak dapat ditulis ke penyimpanan sekunder kecuali jika berada pada pada berkas. Biasanya berkas merepresentasikan program dan data. Data menurut berkas dapat bersifat numeric, alfabetik, alfanumerik atau pun biner. Format berkas juga bias bebas, contohnya berkas teks atau dapat juga diformat niscaya. Secara generik, berkas adalah urutan bit, byte, baris atau catatan yang didefinisikan oleh produsen berkas dan pengguna.

Informasi dalam berkas ditentukan oleh pembuatnya. Ada banyak beragam jenis fakta yang dapat disimpan dalam berkas. Hal ini ditimbulkan oleh struktur tertentu yang dimiliki oleh berkas, sinkron dengan jenisnya masing-masing. Contohnya :
  • Text file; yaitu urutan karakter yang disusun ke dalam baris-baris
  • Source file; yaitu urutan subroutine dan fungsi yang nantinya akan dideklarasikan
  • Object file; adalah urutan byte yang diatur ke pada blok-blok yg dikenali sang linker dari system
  • Executable arsip; adalah rangkaian code section yg dapat dibawa loader ke dalam memori dan dieksekusi
Atribut Pada Berkas
Berkas diberi nama buat kenyamanan bagi pengguna serta untuk acuan bagi data yg terkandung pada dalamnya. Nama berkas umumnya berupa string atau karakter. Beberapa system membedakan penggunaan alfabet akbar dan kecil pada penamaan sebuah berkas, sementara system yang lain menduga ke 2 hal pada atas sama. Ketika berkas diberi nama, maka berkas tadi akan sebagai madiri terhadap proses, pengguna bahkan system yg membuatnya. Atribut berkas terdiri menurut :
  • Nama; merupakan satu-satunya warta yang permanen pada bentuk yang bias dibaca oleh manusia (human-readable form)
  • Type, diharapkan buat system yg mendukung beberapa type berbeda
  • Lokasi; merupakan pointer ke device dan ke lokasi berkas dalam device tersebut
  • Ukuran (size); yaitu ukuran berkas dalam waktu itu, baik pada byte, huruf atau pun blok
  • Proteksi; adalah informasi tentang kontrol akses, contohnya siapa saja yang boleh membaca, menulis serta mengeksekusi berkas
  • Waktu, lepas dan identifikasi pengguna; fakta ini biasanya disimpan buat :
1. Pembuatan berkas
2. Modifikasi terakhir yang dilakukan pada berkas, dan
3. Penggunaan terakhir berkas

Data tadi dapat bermanfaat untuk proteksi, keamanan serta monitoring penggunaan menurut berkas. Informasi tentang semua berkas disimpan pada struktur direktori yang terdapat dalam penyimpanan sekunder. Direktori, seperti berkas, harus bersifat non-volatile, sebagai akibatnya keduanya harus disimpan pada sebuah device serta baru dibawa bagian per-bagian ke memori dalam ketika diharapkan.

Operasi Pada Berkas
Sebuah berkas merupakan jenis data abstrak. Untuk mendefinisikan berkas secara sempurna, perlu melihat operasi yang dapat dilakukan pada berkas tadi. Sistem operasi menyediakan system calls buat membuat, membaca, menulis, mencari, menghapus dan sebagainya. Berikut dapat kita lihat apa yg harus dilakukan system operasi dalam keenam operasi dasar pada berkas.

· Membuat sebuah berkas
Ada dua cara pada menciptakan berkas. Pertama, tempat baru di pada system berkas wajib pada alokasikan buat berkas yang akan dibuat. Kedua, sebuah direktori wajib mempersiapkan loka buat berkas baru, lalu direktori tadi akan mencatat nama berkas serta lokasinya dalam sistem berkas.

· Menulis pada sebuah berkas
Untuk menulis pada berkas, kita memakai system call beserta nama berkas yang akan ditulisi serta berita apa yg akan ditulis dalam berkas. Ketika diberi nama berkas, system mencari ke direktori buat menerima lokasi berkas. Sistem jua wajib menyimpan penunjuk tulis dalam berkas dimana penulisan berikut akan ditempatkan. Penunjuk tulis harus diperbaharui setiap terjadi penulisan dalam berkas.

· Membaca sebuah berkas
Untuk dapat membaca sebuah berkas, bisa menggunakan system call bersama nama berkas pada blok memori mana berkas berikutnya diletakkan. Direktori mencari berkas yang akan dibaca dan system menyimpan penunjuk baca dalam berkas dimana pembacaan berikutnya akan terjadi. Ketika pembacaan dimulai, penunjuk harus diperbaharui. Sehingga secara generik, suatu berkas saat sedang dibaca atau ditulis, kebanyakan system hanya mempunyai satu penunjuk, baca dan tulis memakai penunjuk yang sama, hal ini berhemat loka dan mengurangi kompleksitas system.

· Menempatkan kembali sebuah berkas
DIrektori yg bertugas buat mencari berkas yang bersesuaian dan mengembalikan lokasi berkas pada saat itu. Menempatkan berkas tidak perlu melibatkan proses I/O. Operasi ini tak jarang dianggap pencarian berkas.

· Menghapus sebuah berkas
Untuk menghapus berkas, perlu dicari berkas tersebut di dalam direktori. Setelah ditemukan bisa dibebaskan tempat yang digunakan berkas tadi (sehingga dapat dipakai sang berkas lain) dan menghapus tempatnya pada direktori.

· Memendekkan berkas
Ada suatu keadaan dimana pengguna menginginkan atribut berdasarkan berkas permanen sama tetapi ingin menghapus isi menurut berkas tersebut. Fungsi ini mengizinkan semua atribut permanen sama tetapi panjang berkas sebagai nol, hal ini lebih baik daripada memaksa pengguna buat menghapus berkas serta membuatnya lagi.

Beberapa fakta yang terkait dengan pembukaan berkas, yaitu :

· Penunjuk berkas
Pada system yg tidak mengikutkan batas berkas sebagai bagian berdasarkan system call baca serta tulis, system tadi harus mengikuti posisi dimana terakhir proses baca dan tulis menjadi penunjuk. Penunjuk ini unik untuk setiap operasi dalam berkas, maka dari itu wajib disimpan terpisah berdasarkan atribut berkas yg terdapat pada disk.

· Penghitung berkas yang terbuka
Setelah berkas ditutup, system wajib mengosongkan balik table berkas yg dibuka yg digunakan sang berkas tadi atau loka di table akan habis. KArena mungkin ada beberapa proses yang membuka berkas secara bersamaan dan system harus menunggu hingga berkas tadi ditutup sebelum mengosongkan tempatnya di table. Penghitung ini mencatat banyaknya berkas yg telah dibuka dan ditutup serta menjadi nol waktu yang terakhir membaca berkas menutup berkas tadi barulah system dapat mengosongkan tempatnya di table.

· Lokasi berkas pada disk
Kebanyakan operasi pada berkas memerlukan system untuk mengganti data yg terdapat dalam berkas. Informasi tentang lokasi berka spada disk disimpan pada memori agar menghindari banyak pembacaan dalam disk buat setiap operasi.

Jenis Berkas

Jenis berkas

akhiran

fungsi

Executable
.exe, .com, .bat, .bin
Program yg siap dijalankan
Objek
.obj, .O
Bahas mesin, kode terkompilasi
Source Code
.C, .cc, .pas, .java, .asm
Kode asal menurut berbagai bahasa
Batch
.bat, .sh
Perintah pada shell
Text
.txt, .doc
Data text, document
Pengolah kata
.wpd, .tex, .doc
Format jenis pengolah data
Library
.lib, .A, .dll
Library buat rutin program
Print, gambar
.ps, .dvi, .gif
Format ASCII atau biner buat dicetak
Archive
.arc, .zip, .tar
Beberapa berkas yang dikumpulkan

 

Berkas Dan Akses
Sistem penyimpanan, pengelolaan dan penyimpanan data dalam indera penyimpan eksternal. Pada berkas serta akses penyimpanan data dilakukan secara fisik.

File
Kumpulan berdasarkan record-record yg saling berafiliasi.

Klasifikasi Data
1. Kelompok Data Tetap
Kelompok data yg tidak mengalami perubahan, paling tidak dalam kurun saat yang usang.

Contoh : Data eksklusif mahasiswa.

2. Kelompok Data Tak Tetap
Kelompok data yg secara rutin mengalami perubahan.

Contoh : Data planning studi mahasiswa.

3. Kelompok Data Yang Bertambah Menurut Waktu
Kelompok data ini umumnya merupakan data akumulasi berdasarkan kelompok data permanen dan data tak permanen.

Contoh : Data transkrip.
KLasifikasi File
1. Master File (Berkas Induk)
2. Transaction File (Berkas Transaksi)
3. Report File (Berkas Laporan)
4. Work File (Berkas Kerja)
5. Program File (Berkas Program)
6. Text File (Berkas Teks)
7. Dump File (Berkas Tampung)
8. Library File (Berkas Pustaka)
9. History File (Berkas Sejarah)

1. MASTER FILE;
Adalah arsip yg berisi data yang relatif permanen.
Ada dua jenis Master File :
1. Reference Master File;
File yang berisi record yang tidak berubah / sporadis berubah.

2. Dynamic Master File;
File yg berisi record yang terus menerus berubah pada kurun waktu tertentu atau dari suatu peristiwa transaksi.

2. TRANSACTION FILE
Adalah arsip yg berisi record-recod yg akan memperbaharui / meng-update record-record yang terdapat pada master arsip.

Meng-update bisa berupa : Penambahan record, penghapusan serta perbaikan record.

3. REPORT FILE
Adalah file yg berisi data yg dibuat buat laporan / keperluan user.
File tersebut bisa dicetak pada kertas printer atau hanya ditampilkan di layar.

4. WORK FILE
Merupakan arsip sementara pada sistem.

Suatu work file merupakan indera buat melewatkan data yg dibentuk sang sebuah program ke acara lain. Biasanya file ini dibuat dalam waktu proses sortir.

5. PROGRAM FILE
Adalah arsip yg berisi instruksi-instruksi buat memproses data yang akan disimpan dalam arsip lain / pada memori utama.

6. TEXT FILE
Adalah arsip yang berisi input data alphanumeric serta grafik yang dipakai sang sebuah text editor program. Text arsip hanya dapat diproses dengan text editor.

7. DUMP FILE
Adalah file yang digunakan untuk tujuan pengamanan (security), mencatat tentang kegiatan peng-update-an, sekumpulan transaksi yang sudah diproses atau sebuah program yang mengalami kekeliruan.

8. LIBRARY FILE
Adalah file yg dipakai untuk penyimpanan program pelaksanaan, program utilitas atau program lainnya.

9. HISTORY FILE
File ini adalah loka akumulasi dari hasil pemrosesan master arsip dan transaction arsip. File ini berisikan data yang selalu bertambah, sehingga file ini terus berkembang, sesuai dengan aktivitas yang terjadi.

KONSEP ANALISIS DAN PENDEKATAN SISTEM

Konsep, Analisis Dan Pendekatan Sistem
A. KONSEP SISTEM
Di dalam kehidupan sehari-hari setiap orang niscaya menghadapi berbagai kasus, mulai berdasarkan perkara yang paling sederhana hingga dengan masalah yang paling rumit dan kompleks. Masalah yg rumit serta kopleks adalah tantangan potensial yg wajib dipecahkan oleh orang yg menghadapi kasus itu. Oleh karenanya, setiap orang akan berusaha buat mengatasi dan memecahkan masalahnya.

Dengan melihat dan menganalisis situasi serta syarat suatu masalah serta tujuan yang hendak dicapainya, seorang dapat memakai atau mencari cara atau pendekatan yg dapat memecahkan perkara yang dihadapinya. Untuk menerapkan suatu pendekatan dalam memecahkan suatu masalah pada samping pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah itu, pula bergantung dalam persepsi tentang kasus yang dihadapi.

Untuk menerapkan kosep sistem, ada baiknya kita pahami lebih dahulu mengenai pengertian atau definisi sistem. Beberapa orang pakar teori manajemen mengungkapkan pendapatnya tentang sistem, menjadi berikut:
1. Churchman (1968); sistem merupakan seperangkat bagian yg terkoordinasi buat merampungkan seperangkat tujuan.
2. Fiicks (1972); menyatakan bahwa sistem merupakan seperangkat unsur-unsur yg saling berkaitan, saling bergantung, dan saling berinteraksi atau suatu usaha yang terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan satu dengan yang lainnya, dalam bisnis buat mencapai satu tujuan pada suatu lingkungan yang kompleks.
3. Johnson, Kast, dan Rosenzweig (1973), tiga pakar teori manajemen menyatakan bahwa sistem merupakan suatu tatanan yg kompleks serta menyeluruh. Lebih luas lagi pendapat Kast serta Rosenzweig (1974), yaitu sistem dipahami menjadi suatu tatanan yg menyeluruh dan terpadu terdiri atas 2 bagian atau lebih yg saling tergantung serta ditandai sang batas-batas yang tegas berdasarkan lingkungan supra sistemnya.
4. Huberman (1978); mendefinisikan sistem menjadi suatu kumpulan unsur yang saling berkaitan satu dengan lainnya secara signifikan.
5. Romiszowski (1982); merupakan deretan komponen yang saling berinteraksi buat mencapai tujuan.
6. Bactiar (1988), seorang pakar sosiologi, mengemukakan bahwa sistem merupakan: ”sejumlah satuan yang saling bekerjasama satu menggunakan lainnya sedemikian rupa sebagai akibatnya membentuk suatu kesatuan yang biasanya berusaha buat mencapai tujuan eksklusif”. Pada bagian yang sama, Bactiar jua menambahkan bahwa sistem adalah seperangkat pandangan baru atau gagasan, asas, metode, dan prosedur yg disajikan menjadi satu tatanan yg teratur.
7. Cleland dan King (1988) yang menyatakan bahwa sistem merupakan sekelompok sesuatu yang secara tetap saling berkaitan dan saling bergantungan sehingga membangun suatu keseluruhan yg terpadu.
8. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia: dinyatakan bahwa sistem merupakan: (1) Seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga menciptakan suatu totalitas; (dua) susunan yang teratur menurut pandangan, teori, Asas, serta sebagainya; serta (3) metode atau cara buat melakukan sesuatu.

Dan poly lagi pakar-pakar teori manajemen yg mengemukan teori mengenai sistem.
Didasarkan pada aneka macam tipe sistem yg terdapat di alam semesta ini, Boulding (1956) menyajikan suatu penjabaran sistem yang terdiri atas: Pertama: sistem yg berstruktur tidak aktif atau strata yg berbentuk kerangka; kedua, sistem bergerak maju sederhana yg ditetapkan sebelumnya, sistem ini bisa diumpakan misalnya cara kerja sebuah jam; ketiga, sistem sibernetik (cybernetic), atau nama panggilannya sistem termostat - sistem ini secara otomatis memelihara keseimbangannya sendiri; keempat, sistem terbuka; kelima, sistem genetik misalnya tumbuh-tubuhan; keenam, sistem hewani; ketujuh, sistem insani menjadi mahluk hidup; kedelapan, sistem sosial atau sistem kehidupan sosial; dan kesembilan, sistem kesinambungan.

Dari kalsifikasi Boulding tadi, tampak bahwa tingkat pertama, ke 2, serta ketiga termasuk pada golongan yang bersifat fisik atau sistem mekanis yg merupakan landasan ilmu pengetahuan alam. Sementara itu, tingkat keempat, kelima, dan keenam merupakan sistembiologik, seperti ilmu hayat, ilmu tumbuh-flora, dan ilmu hewan. Tingkat ke 7, kedelapan dan kesembilan merupakan sistem-sistem yg berkaitan dengan manusia serta sistem sosial.

Di dalam suatu sistem yang kompleks misalnya sistem sosial termasuk pada dalamnya sistem kesehatan, kejelasan hierarki atau struktur sistem sangat krusial. Kejelasan istilah-kata yg dipakai pada satu sistem perlu disepakati sang sekelompok orang yg akan menyusun hierarki atau struktur sistem, gerombolan penyusun atau tim wajib menyepakati dahulu suatu kerangka hierarki atau struktur sistem, sub sistem, komponen, dimensi, dan variabel menurut suatu masalah.

Hubungan Internal dan Eksternal
Sesuatu bisa dinamakan sistem apabila terjadi interaksi atau interrelasi serta interdependensi baik internal juga eksternal antar subsistem. Disebut hubungan internal apabila terjadi interaksi, interrelasi, dan interdependensi. Jika antar sistem terjadi interaksi, interrelasi serta interdependensi dianggap interaksi eksternal.

Hubungan deterministik dan nondeterministik
Disebut interaksi diterministik bila hubungan antar subsistem/komponen pada mana hubungan itu terjadi dengan sendirinya serta tergantung dalam subsistem komponen lain. Sebaliknya, bila interaksi itu tidak pasti bahwa sesuatu itu dapat berfungsi, maka suatu komponen tidak perlu bergatung pada suatu komponen yang lain. Hubungan yg demkian ini diklaim nonditerministik. Contoh: Bola lampu mempunyai akibat deterministik terhadap penerangan, lantaran tanpa bola lampu menggunakan berbagai jenis serta bentuknya akan mengakibatkan kegelapan. Namun jelas serta gelap lampu nir ada hubungannya menggunakan kipas angin.

Hubungan Fungsional dan Disfungsional
Bila masih ada impak yg menunjang, memperkuat, mempercepat fungsi perubahan atau pertumbuhan suatu sistem atau subsistem, maka interaksi itu diklaim hubungan fungsional. Sebaliknya, apabila akibat berdasarkan interaksi itu mengakibatkan dampak yang merusak atau mencegah, maka hubungan itu disebut disfungsional.

Sistem Tertutup serta Sistem Terbuka
Pada dasarnya sistem hanya terdiri atas 2 sistem, yaitu sistem tertutup serta sistem terbuka. 

Sistem tertutup: di dalam proses kerjanya nir ditentukan oleh lingkungannya, menggunakan demikan sistem ini nir memperoleh masukan berdasarkan lingkungan sistemnya. 

Sistem terbuka: pada pada proses kegiatannya memperoleh masukan atau bekerjasama secara dinamik dengan sistem yang lain pada luar lingkungan sistemnya, dengan demikian sistem ini terjadi suatru proses yg bergerak maju, yaitu sistem dipengaruhi sang sistem yang berada di luarnya serta pada gradasi eksklusif eksklusif atau tidak eksklusif keluaran suatu sistem terbuka bisa mempengaruhi sistem terbuka lainnya.

Konsep Lingkungan
Lingkungan adalah batas antara satu sistem menggunakan sistem lainnya. Makin terbuka suatu sistem, makin perilakunya terpengaruhi sang lingkungannya. Lingkungan suatu sistem merupakan pembeda antara satu sistem menggunakan sistem yang lain. Konsep lingkungan yang merupakan batas suatu sistem bisa membantu buat lebih memahami disparitas antara sistem tertutup dan sistem terbuka.

Konsep Interfase
Pendapat Kast dan Rosenzweig tentang konsep interfase, merupakan suatu konsep yang mendeskripsikan persatuan atau pertemuan antara satu sistem menggunakan sistem yg lain. Makin terbuka suatu sistem seperti sistem kesehatan, makin banyak daerah persentuhannya.

Konsep Entropy
Kata entropy tidak ada terjemahan yg tepat, istilah ini diambil menurut kajian ilmu termodinamika, yang menggambarkan suatu keadaan yg nir teratur dalam suatu sistem. Melalui istilah entropy bisa dipahami kemampuan dan keterbatasan suatu sistem dalam mencapai fungsi dan tujuan.

Menurut Eddington yang dikuti Bertalanffy , dikutip kembali oleh Endang (2000), entropy adalah ”panah waktu” (the arrow of time). Misalnya tanpa entropy di alam semesta ini maka nir bisa dibedakan antara masa lalu dan masa yang akan tiba.

Konsep Keseimbangan
Salah satu konsep yang erat kaitannya dengan entropy merupakan konsep ekuilibrium dinamik. (Van Gigch, 1974). Konsep kesimbangan dinamik adalah kemampuan serta ketangguhan menurut suatu sistem dalam mempertahankan kelangsungan keberadaannya. 

Konsep Haemostat
Konsep keseimbangan dinamik ini erat kaitannya dengan konsep haemostat Konsep ini yg menjaga agar suatu sistem permanen terpelihara kseimbangannya antara berbagai komponen yang masih ada di dalam sistem.

Prosedur kerja suatu sistem (yang selanjutnya akan diklaim sistem terbuka) mengubah atau memproses masukan yang diperoleh dari lingkungannya atau dari sistem lain sebagai keluaran , yang selajutnya akan dijadikan masukan oleh sistem lain. 

Agar suatu sistem bisa bertahan hidup dan dapat mempertahankan keberadaannya diharapkan ketangguhan, kemampuan serta keseimbangan dalam menjaga hubungannya menggunakan lingkungan. Untuk itu, sebuah sistem harus mempunyai kemampuan untuk dapat menyesuaikan dirinya serta mempunyai mekanisme dan dapat memelihara keseimbangan. Hal ini penting mengingat pertama: supaya permanen terpeliharanya keadaan ekuilibrium, pada mana berbagai sistem selalu berada dalam keseimbangan dan seluruh sistem tetap serasi menggunakan lingkungannya; ke 2, mekanisme adaptasi dibutuhkan agar tercipta suatu ekuilibrium yg bergerak maju berdasarkan sebuah sistem.

Konsep Umpan Balik
Salah satu konsep yang harus diperhatian pada dalam suatu sistem yg erat kaitannya, baik menggunakan Konsep ekuilibrium dinamik juga konsep hierarki adalah konsep umpan balik  

Melalui proses umpan pulang (baik yang bersifat positif juga negatif), suatu sistem yg teratur , secara berkesinambungan sebuah sistem akan tetap memperoleh berita yg seksama pada menyesuaikan keberadaannya.

B. ANALISIS SISTEM
Analisis sistem merupakan cara berfikir menurut teori umum sistem (General System Theory). Teori generik sistem, berdasarkan para ahli teori manajemen, memberikan pengertian/definisi, sebagai berikut:
  • Boulding, analisis sistem adalah merupakan kerangka ilmu pengetahuan (skeleton of science) yang dapat menyajikan suatu struktur teoritik secara sistematis, di mana banyak sekali disiplin diarahkan, diintetegrasikan, dan didayagunakan secara produktif. 
  • Dalam konteks yang sama Berthalanffy (1979), mengemukakan bahwa : teori umum sistem adalah ” adalah suatu konsep yg bersifat menyeluruh yang memandang sesuatu secara keseluruhan, di mana holistik itu lebih penting artinya daripada jumlah bagian-bagiannya”. 
  • Dalam kaitan itu, menurut Berthalanffy minimal terdapat lima tujuan utama teori generik sistem , yaitu: (1) terdapat kecenderungan pengintregrasian aneka macam ilmu alamiah dan ilmu sosial; (2) pengintregasian itu tampaknya berpusat dalam teori umum sistem ; (3) teori-teori di atas mungkin adalah instrumen penting pada bidang ilmu non fisik; (4) berbagi prisip-prinsip buat menyatukan berbagai bidang ilmu; serta (lima) dampak menurut hal-hal tersebut diharapkan pengintegrasian banyak sekali bidang ilmu dalam proses pendidikan.
  • Siagian (1988), mengatakan analisis sistem dewasa ini merupakan keliru satu indera bantu yg makin luas penggunaannya pada analisis keputusan. Selanjutnya Siagian mengemukakan bahwa tidak selaras model-model matematis yang mengunakan angka-nomor buat mengungkapkan situasi tertentu, analisis sistem sesungguhnya adalah sikap mental seorang pada menghadapi dan menyelesaikan masalah.
  • Quade (1968), karakteristik analisis sistem adalah suatu pendekatan yg sistimatik yg dapat membantu pimpinan (pengambil keputusan) dalam memilih seperangkat tindakan melalui penelaahan yg menyeluruh serta membandingkannya dengan banyak sekali konsekwensi. 
  • Subrahmanyam (1971), pendapatnya mengenai analisis sistem: Di dalam mencari mufakat , pertimbangan dari nilai-nilai eksklusif merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam analisis sitem. Analisis sistem hanyalah adalah suatu teknik pengambilan keputusan. Pada dasarnya analisis sitem adalah forum obrolan yang berkesinambungan antara pengambil keputusan serta analis pada mana si pengambil keputusan meminta banyak sekali alternatif pemecahan masalah. 
  • Dua pakar manajemen Cleland serta King (1988), menyatakan bahwa analisis sitem merupakan suatu proses ilmiah, atau metodologi yang bisa mendeskripsikan dengan kentara hubungan masalah menggunakan unsur-unsurnya. Pada bagian lain mereka menambahkan bahwa analisis sistem merupakan suatu metodologi buat menganalisis dan memecahkan perseteruan melalui suatu pengujian yang sistimatik dan sistemik dan membandingkan banyak sekali altenatif dari asal-sumber pembiayaan serta keuntungan yang berkaitan menggunakan setiap altenatif. 
Dan poly lagi pendapat para pakar teori manajemen tentang pengertian analisis sistem ini.
Kajian analisis sistem ditujukan buat menghindari banyak sekali kesalahan yang berskala akbar serta memberikan atau membicarakan suatu daftar pilihan pada pengambilan keputusan yg mendeskripsikan berbagai ramuan keefektifan perician biaya buat dijadikan pertimbangan pada memilih pilihan.

Teknik riset operasi berupaya menerapkan rumus-rumus matematika untuk memaksimumkan atau meminimumkan hambatan-kendala suatu obyek. Riset operasi berorientasi pada banyak sekali masalah di mana unsur perhitungan sangat dominan. Oleh karenanya, pada riset operasi penggunaan konsep aplikasi ilmu matematika memegang peranan yang sangat mayoritas dan bukan hanya sekedar indera bantu buat menentukan keputusan. Sebaliknya, analisis sistem mengembangkan berbagai teknik buat menentukan menganalisis aneka macam masalah yang kompleks begitu rupa, sedangkan perhitungan matematika hanyalah merupakan dukungan terhadap keputusan yg telah diambil atau ditetapkan.

Untuk mengaplikasikan pendekatan sistem, menurut Quade (1968) dan Subrahmanyam (1971) harus dilakukan melalui sebuah contoh lantaran contoh adalah hal yang paling esensial pada penerapan pendekatan sistem. Langkah-langkah mengaplikasikan pendekatan sistem berdasarkan Suriasumantri (1977) sangat sederhana. Langkah-langkah itu terdiri atas:
1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai;
2) Mengembangkan banyak sekali alternatif yang mungkin bisa dilakukan dalam mencapai tujuan;
3) Menetapkan kriteria buat melihat cara lain yg terbaik dari seperangkat cara lain yg diajukan;
4) Memilih alternatif terbaik berdasarkan kriteria yg sudah ditetapkan menurut seperangkat alternatif yang diajukan tersebut.

Guna mendukung ke 4 (empat) langkah dalam pengkajian Sistem Analisis, teknik yang digunakan buat membuatkan alternatif-cara lain dalam mencapai suatu tujuan eksklusif bisa bersifat analitik atau intuitif. Dalam hal-hal tertentu maka proses kreatif dianjurkan buat menemukan alternatif yg bersifat baru serta segar. Sistem analisis sering bersifat nir efektif, apabila alternatif yg diajukan bersifat itu-itu juga.

Teknik-teknik berfikir kreatif seperti brainstorming, disarankan buat dipergunakan pada membuatkan cara lain yg benar-benar baru. Walaupun demikian pada menentukan alternatif-cara lain yg diajukan tadi kita permanen berpegang kepada prinsip-prinsip ekonomi dalam mengalokasikan sumber-asal hemat secara efisien. Salah satu teknik yg digunakan buat melakukan seleksi tersebut dipinjam menurut ilmu ekonomi yakni Cost and Benefit Analysis (CBA). Teknik ini mempergunakan moneter, umpamanya rupiah, menjadi alat pengukur input serta out put.

Dengan membandingkan ratio input dan hasil menurut banyak sekali yang ditinjau alternatif, maka kita bisa tetapkan ratio cara lain mana yg dipandang menurut prinsip ekonomi bersifat paling efisien. CBA adalah galat satu teknik ekonomi yg telah dikenal.

Sekitar tahun 1950 sang RAND Corporation, yg pula menyebarkan konsep Sistem Analisis, diciptakan suatu teknik baru yang dianggap Cost Effectiveness Analysis (CEA). Teknik ini mempergunakan besaran moneter buat mengukur input namun mempergunakan besaran lain buat mengukur output. Atau meminjam perkataan Hovey: ”CEA adalah model pada mana input diberi harga namun hasil tidak”.

Pada mulanya , saat Sistem Analisis dipergunakan buat menyebarkan sistem persenjataan Amerika Serikat, (CEA) ini memakai satu variabel untuk mengukur efektivitas suatu cara lain , umpamanya efektivitas suatu sistem persenjataan buat membunuh manusia per unit sistem persenjataan itu. Jadi jika masih ada 2 sistem persenjataan yang mempunyai ongkos yg sama buat membuatnya, tetapi sistem X mempunyai efektivitas pembunuh 1000/unit, sedangkan sisten Y 1200/unit, maka dari pengkajian CEA yg menggunkan prinsip ekonomi akan dipilih sistem Y sebagai altenatif yang lebih baik.

Tetapi waktu Planning-Programing – Budgeting – System (PPBS), yg mempergunakan sistem analisis menjadi komponennya, diterapkan pada sistem anggaran Pemerintah Federal Amerika Serikat pada tahun 1965, ditemui banyak sekali kesulitan dalam menerapkannya. Salah satu kesukarannya adalah bahwa dalam berbagai program , terutama acara dibidang sosial, kegunaan suatu acara nir bersifat tunggal melainkan jamak. Oleh karena itu maka dikembangkanlah CEA di mana efektivitas berdasarkan sebuah cara lain nir diukur oleh satu variabel tetapi sang seperangkat variabel yang relevan menggunakan kegunaan acara tersebut. Dalam hal ini, umpamanya, suatu program transmigrasi nir saja diukur berdasarkan banyaknya penduduk yang bisa ditransmigrasikan, tetapi juga dimasukan kedalam pengukuran efektivitasnya pengaruh positif tehadap perkembangan ekonomi, sosial-budaya, pemerataan pendidikan dan ketahanan nasional. Demikian juga, dalam memperhitungkan ongkosnya, yakni harga input yang harus dibayar, kita nir sekedar menghitung besaran dimensi ekonomis yg diinvestasikan, namun sekaligus jua ongkos-ongkos lain, umpamanya ongkos (resiko) kestabilan politis. Namun buat memudahkan analisis, maka resiko misalnya ini tidak dibebankan pada input, melainkan pada hasil, tentu saja dengan penafsiran yg terbalik.

Sebuat input yang mengandung resiko negatif bukan berarti suatu laba (benefit atau efectiveness) melainkan suatu kerugian. Dengan membandingkan jumlah dimensi moneter dalam satu pihak , menggunakan seperangkat kegunaan program tadi pada pihak lain, maka secara sistematis dan analistis, kita sanggup membandingkan posisi nisbi program tadi terhadap cara lain acara-program yg lain. 

Tentu saja pengukuran seperangkat dimensi non ekonomis memiliki implikasi lain yakni pertama, variabel non-ekonomis sukar diukur dengan eksak , ke 2, bagaimana caranya kita memilih posisi nisbi variabel yg satu menggunakan variabel yang lain. Katakan saja kita memiliki sebuah program yg efektifitasnya diukur menggunakan 10 variabel; maka kasus yang dihadapi merupakan : bagaimana menggabungkan dimensi 10 variabel tersebut menjadi satu dimensi yang komposit yang memungkinkan dilakukan perbandingan secara rasional dengan dimensi input?

Salah satu cara yg dapat dilakukan buat memecahkan kasus ini merupakan menggunakan menaruh bobot kepada tiap-tiap variabel, yg demikian, memungkinkan kita menciptakan dimensi komposit secara sistemats dan rasional. Tetapi dalam pendektan misalnya ini masih masih ada kesukaran, yakni, bahwa tidak seluruh variabel non ekonomi dapat diukur secara kuantitatif. Namun hal seperti ini nir usah membuat kita pesimis, bahwa seakan-akan analisis berdasarkan sekian variabel non hemat yg sukar diukur adalah tidak mungkin dilakukan. Secara kreatif kita kembangkan teknik analisis yg sinkron dengan pertarungan. Sistem Analisis tidak bermaksud buat menggantikan peranan bisikan hati dan pertimbangan dalam menarik suatu konklusi menggunakan formula matematika.

Analisis dari Fisher, bertujuan buat lebih mempertajam intuisi dan pertimbangan pada pengambilan keputusan.
Demikan jua upaya yang dipaksakan buat mengkuantifikasikan variabel kualitatif yang tidak mungkin buat diukur secara kuantitatif, bukan saja merupakan upaya yang ”dibuat-buat” namun juga berbahaya, yang akan menghambat konklusi analisis secara keseluruhan. Beberapa variabel misalnya kesetabilan politik atau tingkat moral sukar buat diukur dengan akurat, serta sang karena itu, usahakan permanen dibiarkan dalam dimensi kualitatif.

Beberarapa analis, karena kesukaran misalnya di atas, cenderung buat menghilangkan variabel-variabel yang sukar diukur secara kuantitatif. Seorang analis yang baik, berdasarkan Rowen , mempunyai tiga ciri yakni: (1). Tidak ”memberikan” nomor kepada unsur yg nir bisa dikuantifkasikan; (2) tidak melupakan unsur-unsur yg tersirat (intangibel); serta (tiga) tidak mengenyampingkan penilaian yg bersifat subyektif serta pertimbangan yg matang.

Langkah-langkah dalam Sistem Analisis bersifat sistematik, analitik, rasional dan tersurat. Pada tahap-tahap tertentu pada Sistem Analisis penelitian ilmiah bisa membantu analisis menggunakan menaruh masukan yg kemudian digunakan menjadi premis atau liputan bagi analisis selanjutnya. 

Tentu saja berdasarkan sifat sistematik, rasional, analitik serta tersurat berdasarkan kepada data atau liputan yang obyektif permanen adalah kerangka dasar pengkajian Sistem Analisis; namun hal ini dilakukan dengan semangat kerjasama dan demokratis yg adalah jiwa dari pengambilan keputusan dalam organisasi yang terkini. 

Wright, umpamanya , menolak tuduhan bahwa Sistem Analisis bersifat otokratik; bahkan kebalikannya, beliau menjawab, Sistem Analisis merupakan keliru satu aktivitas intelektual yang sangat demokratis, dengan bersedia buat mempergunakan metode mana saja, yang berguna buat sampai pada kesimpulan yang sempurna. Memang pada era komputerisasi Sistem Analisis dengan mengenyampingkan variabel-variabel kualitatif serta pertimbangan yg bersifat intuitif, Sistem Analisis dalam bentuk personal komputer print – out sebagai penentu keputusan. Tetapi belajar menurut kesalahan, para analis telah lebih dewasa, mereka mau mendengarkan aneka macam pendapat dan keterangan yang relevan dengan persoalan yang diajukan, utuk dikaji serta diperdebatkan. Dan Sistem Analisis ini, meminjam perkataan Enthoven, menyediakan anggaran-anggaran yg logis untuk debat yg bersifat konstruktif dan bermanfaat.

Secara teoritis tidak ada permasalahan dalam proses Sistem Analisis yg tidak bisa dipecahkan; lewat nalar sehat, berfikir logis, serta kalau dirasa perlu; mengadakan penelitian ilmiah mengenai sesuatu hal yg diperdebatkan.

Tetapi justru pada sini jua terletak kelemahan berdasarkan Sistem Analisis. Quade, umpamanya, menuduh Sistem Analisis sarat dengan bisikan hati serta pertimbangan-pertimbangan, yg jauh menurut bersifat obyektif , cenderung untuk bersifat parokial, partisan, dan terbelenggu sang kepercayaan yang kita agungkan. Kelemahan Sistem Analisis yang utama terletak dalam kemungkinan bahwa cara lain yang sahih-benar paling baik nir termasuk kedalam serangkaian alternatif yang diajukan.

Kesalahan yang biasa dilakukan dalam menerapkan Sistem Analisis diberikan sang Mc Kean, menjadi berikut:
1) Melupakan akbar absolut dari biaya atau tujuan;
2) Merumuskan tujuan yang salah atau akbar tujuan yg keliru;
3) Melupakan ketidak pastian;
4) Melupakan impak acara terhadap aktivitas-aktivitas lainnya;
5) Mengambil konsep yg galat mengenai biaya ;
6) Melupakan dimensi saat;
7) Mempergunakan test yang dipaksakan; serta 
8) Menerapkan kriteria yang baik terhadap pertarungan yang salah .

Disamping itu, dari Quade, acapkali terjadi ”isyu” sampingan dijadikan sebagai kriteria serta kealpaan buat nir menilai proses analisis.

Sistem Analisis tak jarang nir bisa diterapkan sepenuhnya dalam mencari pemecahan kasus, terutama yg menyangkut keputusan politis, pada mana seperti dikatakan Schlesinger: bahwa daerah politis mempunyai nalar tersendiri yg tidak sama dengan Sistem Analisis.

KONSEP ANALISIS DAN PENDEKATAN SISTEM

Konsep, Analisis Dan Pendekatan Sistem
A. KONSEP SISTEM
Di pada kehidupan sehari-hari setiap orang niscaya menghadapi berbagai masalah, mulai menurut kasus yg paling sederhana hingga dengan kasus yang paling rumit dan kompleks. Masalah yg rumit dan kopleks merupakan tantangan potensial yang wajib dipecahkan oleh orang yg menghadapi perkara itu. Oleh karena itu, setiap orang akan berusaha untuk mengatasi serta memecahkan masalahnya.

Dengan melihat dan menganalisis situasi dan kondisi suatu perkara dan tujuan yg hendak dicapainya, seseorang bisa memakai atau mencari cara atau pendekatan yg bisa memecahkan kasus yg dihadapinya. Untuk menerapkan suatu pendekatan pada memecahkan suatu kasus di samping pendekatan yg digunakan buat memecahkan masalah itu, jua bergantung pada persepsi mengenai masalah yang dihadapi.

Untuk menerapkan kosep sistem, terdapat baiknya kita pahami lebih dahulu mengenai pengertian atau definisi sistem. Beberapa orang pakar teori manajemen mengungkapkan pendapatnya mengenai sistem, sebagai berikut:
1. Churchman (1968); sistem merupakan seperangkat bagian yang terkoordinasi buat menuntaskan seperangkat tujuan.
2. Fiicks (1972); menyatakan bahwa sistem adalah seperangkat unsur-unsur yang saling berkaitan, saling bergantung, dan saling berinteraksi atau suatu usaha yg terdiri atas bagian-bagian yg berkaitan satu menggunakan yg lainnya, pada usaha buat mencapai satu tujuan dalam suatu lingkungan yang kompleks.
3. Johnson, Kast, dan Rosenzweig (1973), tiga pakar teori manajemen menyatakan bahwa sistem merupakan suatu tatanan yang kompleks dan menyeluruh. Lebih luas lagi pendapat Kast dan Rosenzweig (1974), yaitu sistem dipahami menjadi suatu tatanan yg menyeluruh dan terpadu terdiri atas dua bagian atau lebih yg saling tergantung serta ditandai sang batas-batas yang tegas berdasarkan lingkungan supra sistemnya.
4. Huberman (1978); mendefinisikan sistem sebagai suatu perpaduan unsur yang saling berkaitan satu dengan lainnya secara signifikan.
5. Romiszowski (1982); adalah deretan komponen yg saling berinteraksi buat mencapai tujuan.
6. Bactiar (1988), seseorang ahli sosiologi, mengemukakan bahwa sistem merupakan: ”sejumlah satuan yg saling berafiliasi satu dengan lainnya sedemikian rupa sehingga membangun suatu kesatuan yg umumnya berusaha buat mencapai tujuan eksklusif”. Pada bagian yg sama, Bactiar jua menambahkan bahwa sistem adalah seperangkat inspirasi atau gagasan, asas, metode, dan mekanisme yang disajikan menjadi satu tatanan yg teratur.
7. Cleland serta King (1988) yang menyatakan bahwa sistem merupakan sekelompok sesuatu yg secara permanen saling berkaitan serta saling bergantungan sebagai akibatnya membangun suatu keseluruhan yang terpadu.
8. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia: dinyatakan bahwa sistem adalah: (1) Seperangkat unsur yg secara teratur saling berkaitan sebagai akibatnya membentuk suatu totalitas; (dua) susunan yg teratur berdasarkan pandangan, teori, Asas, serta sebagainya; dan (tiga) metode atau cara buat melakukan sesuatu.

Dan banyak lagi ahli-ahli teori manajemen yang mengemukan teori tentang sistem.
Didasarkan dalam banyak sekali tipe sistem yg ada pada alam semesta ini, Boulding (1956) menyajikan suatu penjabaran sistem yg terdiri atas: Pertama: sistem yang berstruktur tidak aktif atau tingkatan yang berbentuk kerangka; kedua, sistem dinamis sederhana yg ditetapkan sebelumnya, sistem ini bisa diumpakan seperti cara kerja sebuah jam; ketiga, sistem sibernetik (cybernetic), atau nama panggilannya sistem termostat - sistem ini secara otomatis memelihara keseimbangannya sendiri; keempat, sistem terbuka; kelima, sistem genetik misalnya tumbuh-tubuhan; keenam, sistem hewani; ketujuh, sistem insani sebagai mahluk hidup; kedelapan, sistem sosial atau sistem kehidupan sosial; dan kesembilan, sistem kesinambungan.

Dari kalsifikasi Boulding tersebut, tampak bahwa tingkat pertama, kedua, serta ketiga termasuk pada golongan yang bersifat fisik atau sistem mekanis yang merupakan landasan ilmu pengetahuan alam. Sementara itu, taraf keempat, kelima, serta keenam adalah sistembiologik, seperti ilmu hayat, ilmu tumbuh-flora, dan ilmu hewan. Tingkat ketujuh, kedelapan dan kesembilan adalah sistem-sistem yg berkaitan dengan insan dan sistem sosial.

Di pada suatu sistem yang kompleks seperti sistem sosial termasuk pada dalamnya sistem kesehatan, kejelasan hierarki atau struktur sistem sangat penting. Kejelasan istilah-kata yg dipakai pada satu sistem perlu disepakati oleh sekelompok orang yg akan menyusun hierarki atau struktur sistem, gerombolan penyusun atau tim harus menyepakati dahulu suatu kerangka hierarki atau struktur sistem, sub sistem, komponen, dimensi, serta variabel dari suatu masalah.

Hubungan Internal dan Eksternal
Sesuatu dapat dinamakan sistem jika terjadi interaksi atau interrelasi serta interdependensi baik internal maupun eksternal antar subsistem. Disebut interaksi internal jika terjadi hubungan, interrelasi, dan interdependensi. Bila antar sistem terjadi interaksi, interrelasi serta interdependensi dianggap hubungan eksternal.

Hubungan deterministik dan nondeterministik
Disebut hubungan diterministik apabila interaksi antar subsistem/komponen di mana interaksi itu terjadi dengan sendirinya dan tergantung pada subsistem komponen lain. Sebaliknya, bila hubungan itu nir pasti bahwa sesuatu itu dapat berfungsi, maka suatu komponen nir perlu bergatung pada suatu komponen yang lain. Hubungan yang demkian ini dianggap nonditerministik. Contoh: Bola lampu mempunyai akibat deterministik terhadap penerangan, karena tanpa bola lampu dengan banyak sekali jenis serta bentuknya akan mengakibatkan kegelapan. Tetapi terang serta gelap lampu tidak terdapat hubungannya dengan kipas angin.

Hubungan Fungsional dan Disfungsional
Bila masih ada dampak yang menunjang, memperkuat, meningkatkan kecepatan fungsi perubahan atau pertumbuhan suatu sistem atau subsistem, maka interaksi itu disebut interaksi fungsional. Sebaliknya, bila akibat menurut interaksi itu mengakibatkan impak yg menghambat atau mencegah, maka interaksi itu diklaim disfungsional.

Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Pada dasarnya sistem hanya terdiri atas dua sistem, yaitu sistem tertutup serta sistem terbuka. 

Sistem tertutup: pada dalam proses kerjanya tidak ditentukan oleh lingkungannya, menggunakan demikan sistem ini nir memperoleh masukan menurut lingkungan sistemnya. 

Sistem terbuka: pada dalam proses kegiatannya memperoleh masukan atau berafiliasi secara dinamik menggunakan sistem yang lain pada luar lingkungan sistemnya, dengan demikian sistem ini terjadi suatru proses yang dinamis, yaitu sistem ditentukan sang sistem yang berada di luarnya dan pada gradasi eksklusif langsung atau tidak eksklusif keluaran suatu sistem terbuka bisa mensugesti sistem terbuka lainnya.

Konsep Lingkungan
Lingkungan merupakan batas antara satu sistem dengan sistem lainnya. Makin terbuka suatu sistem, makin perilakunya tergoda sang lingkungannya. Lingkungan suatu sistem adalah pembeda antara satu sistem dengan sistem yg lain. Konsep lingkungan yang adalah batas suatu sistem bisa membantu buat lebih memahami perbedaan antara sistem tertutup serta sistem terbuka.

Konsep Interfase
Pendapat Kast dan Rosenzweig mengenai konsep interfase, merupakan suatu konsep yg mendeskripsikan persatuan atau pertemuan antara satu sistem menggunakan sistem yg lain. Makin terbuka suatu sistem misalnya sistem kesehatan, makin poly wilayah persentuhannya.

Konsep Entropy
Kata entropy nir terdapat terjemahan yg sempurna, kata ini diambil dari kajian ilmu termodinamika, yang mendeskripsikan suatu keadaan yg tidak teratur pada suatu sistem. Melalui istilah entropy dapat dipahami kemampuan dan keterbatasan suatu sistem pada mencapai fungsi dan tujuan.

Menurut Eddington yang dikuti Bertalanffy , dikutip balik sang Endang (2000), entropy adalah ”panah saat” (the arrow of time). Misalnya tanpa entropy di alam semesta ini maka nir bisa dibedakan antara masa kemudian serta masa yg akan tiba.

Konsep Keseimbangan
Salah satu konsep yang erat kaitannya dengan entropy merupakan konsep keseimbangan dinamik. (Van Gigch, 1974). Konsep kesimbangan dinamik merupakan kemampuan dan ketangguhan menurut suatu sistem pada mempertahankan kelangsungan keberadaannya. 

Konsep Haemostat
Konsep ekuilibrium dinamik ini erat kaitannya dengan konsep haemostat Konsep ini yg menjaga supaya suatu sistem permanen terpelihara kseimbangannya antara banyak sekali komponen yang masih ada pada dalam sistem.

Prosedur kerja suatu sistem (yg selanjutnya akan diklaim sistem terbuka) membarui atau memproses masukan yang diperoleh berdasarkan lingkungannya atau dari sistem lain sebagai keluaran , yg selajutnya akan dijadikan masukan oleh sistem lain. 

Agar suatu sistem dapat bertahan hayati dan dapat mempertahankan keberadaannya dibutuhkan ketangguhan, kemampuan dan ekuilibrium dalam menjaga hubungannya dengan lingkungan. Untuk itu, sebuah sistem wajib mempunyai kemampuan buat dapat menyesuaikan dirinya serta memiliki prosedur serta dapat memelihara keseimbangan. Hal ini krusial mengingat pertama: agar tetap terpeliharanya keadaan ekuilibrium, di mana banyak sekali sistem selalu berada pada keseimbangan dan semua sistem permanen serasi menggunakan lingkungannya; ke 2, prosedur adaptasi diperlukan supaya tercipta suatu ekuilibrium yg bergerak maju dari sebuah sistem.

Konsep Umpan Balik
Salah satu konsep yang wajib diperhatian pada dalam suatu sistem yg erat kaitannya, baik menggunakan Konsep keseimbangan dinamik maupun konsep hierarki adalah konsep umpan balik  

Melalui proses umpan pulang (baik yang bersifat positif juga negatif), suatu sistem yang teratur , secara berkesinambungan sebuah sistem akan tetap memperoleh berita yang seksama dalam menyesuaikan keberadaannya.

B. ANALISIS SISTEM
Analisis sistem merupakan cara berfikir dari teori generik sistem (General System Theory). Teori umum sistem, menurut para ahli teori manajemen, memberikan pengertian/definisi, sebagai berikut:
  • Boulding, analisis sistem adalah merupakan kerangka ilmu pengetahuan (skeleton of science) yg bisa menyajikan suatu struktur teoritik secara sistematis, di mana aneka macam disiplin diarahkan, diintetegrasikan, dan didayagunakan secara produktif. 
  • Dalam konteks yang sama Berthalanffy (1979), mengemukakan bahwa : teori umum sistem merupakan ” adalah suatu konsep yg bersifat menyeluruh yg memandang sesuatu secara holistik, di mana keseluruhan itu lebih penting artinya daripada jumlah bagian-bagiannya”. 
  • Dalam kaitan itu, dari Berthalanffy minimal masih ada lima tujuan primer teori generik sistem , yaitu: (1) masih ada kecenderungan pengintregrasian banyak sekali ilmu alamiah serta ilmu sosial; (2) pengintregasian itu sepertinya berpusat dalam teori generik sistem ; (3) teori-teori pada atas mungkin merupakan instrumen krusial dalam bidang ilmu non fisik; (4) berbagi prisip-prinsip buat menyatukan banyak sekali bidang ilmu; dan (lima) dampak menurut hal-hal tadi diperlukan pengintegrasian banyak sekali bidang ilmu dalam proses pendidikan.
  • Siagian (1988), mengatakan analisis sistem dewasa ini merupakan galat satu indera bantu yg makin luas penggunaannya dalam analisis keputusan. Selanjutnya Siagian mengemukakan bahwa tidak sama model-model matematis yang mengunakan angka-nomor buat menjelaskan situasi tertentu, analisis sistem sesungguhnya merupakan perilaku mental seorang pada menghadapi dan menuntaskan masalah.
  • Quade (1968), ciri analisis sistem merupakan suatu pendekatan yg sistimatik yg bisa membantu pimpinan (pengambil keputusan) pada memilih seperangkat tindakan melalui penelaahan yang menyeluruh serta membandingkannya dengan berbagai konsekwensi. 
  • Subrahmanyam (1971), pendapatnya tentang analisis sistem: Di pada mencari konsensus , pertimbangan dari nilai-nilai tertentu adalah bagian yg tidak dapat dipisahkan dalam analisis sitem. Analisis sistem hanyalah merupakan suatu teknik pengambilan keputusan. Pada dasarnya analisis sitem adalah lembaga obrolan yg berkesinambungan antara pengambil keputusan serta analis di mana si pengambil keputusan meminta berbagai cara lain pemecahan perkara. 
  • Dua pakar manajemen Cleland serta King (1988), menyatakan bahwa analisis sitem adalah suatu proses ilmiah, atau metodologi yg bisa menggambarkan dengan kentara hubungan perkara dengan unsur-unsurnya. Pada bagian lain mereka menambahkan bahwa analisis sistem adalah suatu metodologi untuk menganalisis dan memecahkan konflik melalui suatu pengujian yang sistimatik dan sistemik dan membandingkan aneka macam altenatif menurut sumber-sumber pembiayaan serta keuntungan yang berkaitan dengan setiap altenatif. 
Dan banyak lagi pendapat para pakar teori manajemen tentang pengertian analisis sistem ini.
Kajian analisis sistem ditujukan buat menghindari banyak sekali kesalahan yg berskala akbar serta menaruh atau menyampaikan suatu daftar pilihan kepada pengambilan keputusan yg mendeskripsikan banyak sekali ramuan keefektifan perician porto buat dijadikan pertimbangan pada menentukan pilihan.

Teknik riset operasi berupaya menerapkan rumus-rumus matematika buat memaksimumkan atau meminimumkan kendala-kendala suatu obyek. Riset operasi berorientasi kepada banyak sekali perkara pada mana unsur perhitungan sangat mayoritas. Oleh karenanya, dalam riset operasi penggunaan konsep aplikasi ilmu matematika memegang peranan yang sangat secara umum dikuasai serta bukan hanya sekedar alat bantu untuk menentukan keputusan. Sebaliknya, analisis sistem menyebarkan berbagai teknik buat menentukan menganalisis banyak sekali masalah yang kompleks begitu rupa, sedangkan perhitungan matematika hanyalah adalah dukungan terhadap keputusan yang sudah diambil atau ditetapkan.

Untuk mengaplikasikan pendekatan sistem, dari Quade (1968) dan Subrahmanyam (1971) wajib dilakukan melalui sebuah contoh lantaran model merupakan hal yg paling esensial dalam penerapan pendekatan sistem. Langkah-langkah mengaplikasikan pendekatan sistem dari Suriasumantri (1977) sangat sederhana. Langkah-langkah itu terdiri atas:
1) Merumuskan tujuan yg ingin dicapai;
2) Mengembangkan aneka macam cara lain yang mungkin bisa dilakukan dalam mencapai tujuan;
3) Menetapkan kriteria buat melihat cara lain yg terbaik dari seperangkat alternatif yang diajukan;
4) Memilih cara lain terbaik dari kriteria yg sudah ditetapkan menurut seperangkat cara lain yg diajukan tersebut.

Guna mendukung ke 4 (empat) langkah pada pengkajian Sistem Analisis, teknik yang dipergunakan untuk membuatkan cara lain -alternatif dalam mencapai suatu tujuan eksklusif bisa bersifat analitik atau intuitif. Dalam hal-hal eksklusif maka proses kreatif dianjurkan buat menemukan cara lain yg bersifat baru dan segar. Sistem analisis sering bersifat tidak efektif, bila alternatif yg diajukan bersifat itu-itu jua.

Teknik-teknik berfikir kreatif seperti brainstorming, disarankan buat dipergunakan pada menyebarkan cara lain yg sahih-sahih baru. Walaupun demikian dalam menentukan cara lain -alternatif yg diajukan tersebut kita tetap berpegang kepada prinsip-prinsip ekonomi pada mengalokasikan asal-asal hemat secara efisien. Salah satu teknik yg dipakai buat melakukan seleksi tersebut dipinjam dari ilmu ekonomi yakni Cost and Benefit Analysis (CBA). Teknik ini mempergunakan moneter, umpamanya rupiah, menjadi indera pengukur input dan out put.

Dengan membandingkan ratio input serta hasil dari berbagai yang ditinjau alternatif, maka kita bisa menetapkan ratio cara lain mana yang ditinjau dari prinsip ekonomi bersifat paling efisien. CBA merupakan galat satu teknik ekonomi yg telah dikenal.

Sekitar tahun 1950 oleh RAND Corporation, yg jua menyebarkan konsep Sistem Analisis, diciptakan suatu teknik baru yang dianggap Cost Effectiveness Analysis (CEA). Teknik ini mempergunakan besaran moneter buat mengukur input namun mempergunakan besaran lain untuk mengukur output. Atau meminjam perkataan Hovey: ”CEA adalah contoh di mana input diberi harga namun output nir”.

Pada mulanya , saat Sistem Analisis dipergunakan buat menyebarkan sistem persenjataan Amerika Serikat, (CEA) ini menggunakan satu variabel buat mengukur efektivitas suatu cara lain , umpamanya efektivitas suatu sistem persenjataan buat membunuh manusia per unit sistem persenjataan itu. Jadi jika terdapat 2 sistem persenjataan yang memiliki ongkos yang sama buat membuatnya, tetapi sistem X memiliki efektivitas pembunuh 1000/unit, sedangkan sisten Y 1200/unit, maka menurut pengkajian CEA yg menggunkan prinsip ekonomi akan dipilih sistem Y menjadi altenatif yang lebih baik.

Tetapi ketika Planning-Programing – Budgeting – System (PPBS), yang mempergunakan sistem analisis menjadi komponennya, diterapkan pada sistem aturan Pemerintah Federal Amerika Serikat dalam tahun 1965, ditemui aneka macam kesulitan pada menerapkannya. Salah satu kesukarannya adalah bahwa dalam berbagai acara , terutama program dibidang sosial, kegunaan suatu program nir bersifat tunggal melainkan jamak. Oleh karena itu maka dikembangkanlah CEA di mana efektivitas berdasarkan sebuah alternatif nir diukur oleh satu variabel tetapi sang seperangkat variabel yang relevan dengan kegunaan program tersebut. Dalam hal ini, umpamanya, suatu program transmigrasi tidak saja diukur menurut banyaknya penduduk yang mampu ditransmigrasikan, namun pula dimasukan kedalam pengukuran efektivitasnya imbas positif tehadap perkembangan ekonomi, sosial-budaya, pemerataan pendidikan serta ketahanan nasional. Demikian jua, pada memperhitungkan ongkosnya, yakni harga input yang wajib dibayar, kita nir sekedar menghitung besaran dimensi ekonomis yang diinvestasikan, namun sekaligus juga ongkos-ongkos lain, umpamanya ongkos (resiko) kestabilan politis. Namun buat memudahkan analisis, maka resiko misalnya ini tidak dibebankan pada input, melainkan kepada hasil, tentu saja menggunakan penafsiran yang terbalik.

Sebuat input yang mengandung resiko negatif bukan berarti suatu laba (benefit atau efectiveness) melainkan suatu kerugian. Dengan membandingkan jumlah dimensi moneter dalam satu pihak , menggunakan seperangkat kegunaan program tersebut pada pihak lain, maka secara sistematis serta analistis, kita sanggup membandingkan posisi nisbi program tadi terhadap alternatif program-program yg lain. 

Tentu saja pengukuran seperangkat dimensi non irit memiliki implikasi lain yakni pertama, variabel non-hemat sukar diukur dengan eksak , ke 2, bagaimana caranya kita memilih posisi relatif variabel yg satu menggunakan variabel yang lain. Katakan saja kita memiliki sebuah program yang efektifitasnya diukur dengan 10 variabel; maka kasus yg dihadapi adalah : bagaimana menggabungkan dimensi 10 variabel tadi sebagai satu dimensi yang komposit yg memungkinkan dilakukan perbandingan secara rasional dengan dimensi input?

Salah satu cara yg dapat dilakukan untuk memecahkan masalah ini adalah menggunakan memberikan bobot kepada tiap-tiap variabel, yang demikian, memungkinkan kita menciptakan dimensi komposit secara sistemats serta rasional. Tetapi dalam pendektan seperti ini masih masih ada kesukaran, yakni, bahwa nir semua variabel non ekonomi dapat diukur secara kuantitatif. Namun hal misalnya ini nir usah menciptakan kita pesimis, bahwa seakan-akan analisis berdasarkan sekian variabel non hemat yg sukar diukur adalah tidak mungkin dilakukan. Secara kreatif kita kembangkan teknik analisis yg sesuai menggunakan pertarungan. Sistem Analisis nir bermaksud buat menggantikan peranan intuisi serta pertimbangan pada menarik suatu konklusi menggunakan formula matematika.

Analisis menurut Fisher, bertujuan buat lebih mempertajam intuisi serta pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
Demikan pula upaya yg dipaksakan buat mengkuantifikasikan variabel kualitatif yg nir mungkin buat diukur secara kuantitatif, bukan saja adalah upaya yg ”dibuat-buat” namun juga berbahaya, yang akan menghambat konklusi analisis secara holistik. Beberapa variabel seperti kesetabilan politik atau taraf moral sukar buat diukur dengan akurat, serta oleh karena itu, usahakan permanen dibiarkan pada dimensi kualitatif.

Beberarapa analis, karena kesukaran misalnya di atas, cenderung buat menghilangkan variabel-variabel yang sukar diukur secara kuantitatif. Seorang analis yg baik, dari Rowen , memiliki 3 ciri yakni: (1). Tidak ”memberikan” nomor kepada unsur yg nir bisa dikuantifkasikan; (dua) tidak melupakan unsur-unsur yang tersirat (intangibel); serta (3) nir mengenyampingkan penilaian yang bersifat subyektif dan pertimbangan yang matang.

Langkah-langkah pada Sistem Analisis bersifat sistematik, analitik, rasional serta tersurat. Pada termin-tahap eksklusif dalam Sistem Analisis penelitian ilmiah bisa membantu analisis dengan memberikan masukan yang kemudian digunakan menjadi premis atau kabar bagi analisis selanjutnya. 

Tentu saja berdasarkan sifat sistematik, rasional, analitik dan tersurat didasarkan kepada data atau kabar yang obyektif permanen merupakan kerangka dasar pengkajian Sistem Analisis; namun hal ini dilakukan dengan semangat kerjasama dan demokratis yg merupakan jiwa berdasarkan pengambilan keputusan dalam organisasi yg modern. 

Wright, umpamanya , menolak tuduhan bahwa Sistem Analisis bersifat otokratik; bahkan sebaliknya, beliau menjawab, Sistem Analisis merupakan salah satu kegiatan intelektual yg sangat demokratis, dengan bersedia buat mempergunakan metode mana saja, yg bermanfaat buat hingga pada konklusi yg tepat. Memang dalam era komputerisasi Sistem Analisis dengan mengenyampingkan variabel-variabel kualitatif dan pertimbangan yg bersifat intuitif, Sistem Analisis pada bentuk komputer print – out sebagai penentu keputusan. Namun belajar menurut kesalahan, para analis sudah lebih dewasa, mereka mau mendengarkan banyak sekali pendapat serta berita yang relevan menggunakan duduk perkara yang diajukan, utuk dikaji dan diperdebatkan. Dan Sistem Analisis ini, meminjam perkataan Enthoven, menyediakan anggaran-anggaran yang logis buat debat yang bersifat konstruktif serta bermanfaat.

Secara teoritis tidak terdapat pertarungan dalam proses Sistem Analisis yang tidak dapat dipecahkan; lewat akal sehat, berfikir logis, dan jikalau dirasa perlu; mengadakan penelitian ilmiah mengenai sesuatu hal yg diperdebatkan.

Tetapi justru pada sini pula terletak kelemahan berdasarkan Sistem Analisis. Quade, umpamanya, menuduh Sistem Analisis sarat menggunakan intuisi dan pertimbangan-pertimbangan, yg jauh berdasarkan bersifat obyektif , cenderung buat bersifat parokial, partisan, serta terbelenggu oleh kepercayaan yg kita agungkan. Kelemahan Sistem Analisis yg utama terletak dalam kemungkinan bahwa alternatif yang benar-benar paling baik nir termasuk kedalam serangkaian alternatif yang diajukan.

Kesalahan yg biasa dilakukan dalam menerapkan Sistem Analisis diberikan oleh Mc Kean, menjadi berikut:
1) Melupakan akbar absolut berdasarkan porto atau tujuan;
2) Merumuskan tujuan yg salah atau akbar tujuan yg keliru;
3) Melupakan ketidak pastian;
4) Melupakan efek acara terhadap aktivitas-aktivitas lainnya;
5) Mengambil konsep yang salah mengenai porto;
6) Melupakan dimensi saat;
7) Mempergunakan test yg dipaksakan; serta 
8) Menerapkan kriteria yg baik terhadap konflik yang keliru.

Disamping itu, menurut Quade, sering terjadi ”isyu” sampingan dijadikan sebagai kriteria dan kealpaan buat tidak menilai proses analisis.

Sistem Analisis tak jarang tidak dapat diterapkan sepenuhnya dalam mencari pemecahan kasus, terutama yang menyangkut keputusan politis, di mana seperti dikatakan Schlesinger: bahwa wilayah politis memiliki logika tersendiri yang berbeda menggunakan Sistem Analisis.

KONSEP DASAR MANAJEMEN DAN MANAJEMEN ORGANISASI BISNIS

Konsep Dasar Manajemen Dan Manajemen Organisasi Bisnis
Organisasi Dan Manajemen
Kata "manajemen" tampaknya telah begitu sering kita dengar. Manajemen erat kaitannya dengan konsep organisasi. Sehubungan dengan hat tersebut, maka ada baiknya kita tahu dulu pengertian dari organisasi. Menurut Griffin (2002), organisasi merupakan a group of people working together in a structured and coordinated fashion to achieve a set of goals. Organisasi merupakan sekelompok orang yg bekerja sama pada struktur dan koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan eksklusif. Atau menggunakan bahasa lain, penulis mendefinisikan organisasi menjadi sekumpulan orang atau grup yang memiliki tujuan eksklusif dan berupaya buat mewujudkan tujuannya tersebut melalui kerja sama.

Berbagai organisasi memiliki tujuan yang bhineka, tergantung pada jenis organisasinya. Organisasi politik, social, usaha dll. Khusuanya organisasi bisnis bertujuan buat memperoleh profit. Sekalipun nir semua organisasi usaha bertujuan buat profit, namun profit merupakan salah satu tujuan yg ingin dicapai oleh organisasi usaha pada mana pun. Jika tujuan berdasarkan usaha adalah profit, maka organisasi bisnis merupakan sekumpulan orang atau grup yg mempunyai tujuan buat meraih profit dalam kegiatan bisnisnya, sebagai akibatnya mereka berupaya buat mewujudkan tujuannya tadi melalui kolaborasi pada dalam organisasi tersebut. Bagaimana kerja sama bisa dilakukan ketika karakter orang-orang atau grup orang yang terdapat pada dalam organisasi sangat berbeda-beda, didorong oleh motif yg berbeda-beda, dan berlatar belakang yang berbeda-beda pula? Selain orang-orang yang berbeda-beda, organisasi jua terdiri dari banyak sekali asal daya yang dimilikinya, contohnya peralatan, perlengkapan, dan lain-lain. Griffin mengemukakan bahwa paling tidak organisasi mempunyai berbagai sumber daya, misalnya asal daya manusia (human resources), sumber daya alam (natural resources), sumber daya dana (financial resources) atau keuangan (funds), dan asal daya informasi (infor­mational resources). Bagaimana keseluruhan asal daya tersebut bisa dikelola melalui kerja sama berdasarkan orang-orang yg tidak selaras sebagai akibatnya tujuan organisasi dapat dicapai? Di sinilah kiprah menurut manajemen dibutuhkan. Manajemen dibutuhkan waktu masih ada sekumpulan orang-orang (yg pada umumnya mempunyai ciri perbedaan) dan sejumlah asal daya yang wajib dikelola supaya tujuan sebuah organisasi dapat tercapai.

Pentingnya Manajemen
Manajemen dibutuhkan oleh seluruh organisasi, karena tanpa ma­najemen, seluruh bisnis akan sia-sia serta pencapaian tujuan akan lebih sulit. Ada 3 alasan utama diperlukannya manajemen :

Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan buat menca­pai tujuan organisasi dan pribadi. 
Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang sa­ling bertentangan. Manajemen diharapkan untuk menjaga ke­seimbangan antara tujuan-tujuan, target-sasaran dan aktivitas-aktivitas yg saling bertentangan dari pihak-pihak yg berke­pentingan dalam organisasi, misalnya pemilik serta karyawan, ma­upun kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, perkumpulan kerja, assosiasi perdagangan, rakyat serta pemerintah. 
Untuk mencapai efisiensi don efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur menggunakan banyak cara yang tidak sama. Salah satu cara yg generik adalah efisiensi dan efektivitas. 

Efisiensi dan Efektivitas
Dua konsepsi utama buat mengukur prestasi kerja (perfor­mance) manajemen adalah efisiensi dan efektivitas. Efisiensi merupakan kemampuan buat menuntaskan suatu pekerjaan menggunakan sahih. Ini adalah konsep matematik, atau merupakan perhitungan ratio antara keluaran (hasil) serta masukan (input). Seorang manajer efi­sien merupakan seorang yg mencapai keluaran yang lebih tinggi (output, produktivitas, performance) dibanding masukan-masukan (energi kerja, bahan, uang, mesin, serta waktu) yg dipakai. Dengan istilah lain, manajer yg dapat meminimumkan biaya penggunaan sumber daya-sumber daya buat mencapai keluaran yang sudah dipengaruhi dianggap manajer yang efisien. Atau kebalikannya, manajer diklaim efi­sien bila dapat memaksimumkan keluaran menggunakan jumlah masukan yang terbatas.

Efektivitas adalah kemampuan buat menentukan tujuan yang sempurna atau alat-alat yg sempurna untuk pencapaian tujuan yg telah ditetapkan. Dengan istilah lain, seseorang manajer efektif bisa menentukan pekerjaan yg wajib dilakukan atau metoda (cara) yang tepat buat mencapai tujuan.

Menurut ahli manajemen Peter Drucker efektivitas merupakan mela­kukan pekerjaan yang benar (doing the right things) , sedang efisiensi adalah melakukan pekerjaan menggunakan benar (doing things right). Bagi para manajer, pertanyaan yang paling krusial adalah- bukan bagai­mana melakukan pekerjaan menggunakan benar, namun bagaimana menemu­kan pekerjaan yg benar buat dilakukan, dan memusatkan sumber daya serta bisnis dalam pekerjaan tadi. Seorang manajer yg ber­sikeras buat menghasilkan hanya kendaraan beroda empat-kendaraan beroda empat akbar, sedang permin­taan rakyat justru ditujukan pada mobil-kendaraan beroda empat kecil adalah ma­najer yang nir efektif, walaupun produksi mobil-mobil besar terse­but dilakukan menggunakan efisien.

Definisi Manajemen
Mary Parker Follett mendefinisikan manajemen sebagai seni dalam menuntaskan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang­-orang lain buat melaksanakan berbagai tugas yg mungkin diperlu­kan, atau berarti dengan nir melakukan tugas-tugas itu sendiri.

Pengertian manajemen begitu luas, sehingga dalam kenyataannya tidak ada definisi yang dipakai secara konsisten sang seluruh orang. Pembahasan kita akan dimulai dengan definisi yg lebih kompleks serta mencakup aspek-aspek krusial pengelolaan, misalnya yg dikemukakan sang Stoner menjadi berikut :

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, peng­arahan serta supervisi bisnis-usaha para anggota organisasi dan penggunaan asal daya-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Dari definisi diatas terlihat bahwa Stoner telah memakai istilah proses, bukan seni. Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan atau ketrampilan pribadi Suatu proses merupakan cara sistematis buat melakukan pekerjaan. Manajemen didefinisikan menjadi proses karena semua manajer, tanpa memperdulikan kecakapan atau ketrampilan khusus mereka, wajib melaksanakan aktivitas-kegiatan eksklusif yang saling berkaitan un­tuk mencapai tujuan-tujuan yg mereka inginkan.

Akhirnya, definisi yg kita gunakan menyatakan bahwa mana­jemen melibatkan pencapaian "tujuan-tujuan organisasi yg telah ditetapkan" (stated goals). Ini mengandung arti bahwa para manajer organisasi apapun berupaya buat mencapai banyak sekali output akhir spe­sifik. Hasil-output akhir ini tentu saja unik bagi masing-masing organisa­si. Bagaimanapun jua, apapun tujuan yang sudah ditetapkan organi­sasi tertentu, manajemen adalah proses dengan mana tujuan­tujuan dicapai.

Atas dasar uraian diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa dalam dasarnya manajemen bisa didefinisikan menjadi bekerja dengan orang-orang buat memilih, menginterpretasikan serta mencapai tujuan-tujuan organisasi menggunakan pelaksanaan fungsi-fungsi perenca­naan (rencana), pengorganisasian (organizing), penyusunan persona­lia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading) serta pengawasan (controlling).

Masalah identifikasi dan definisi manajemen memang merupa­kan kasus yg sulit. Dan sampai sekarang nir ada persetujuan universal mengenai definisi manajemen. Bahkan telah terjadi banyak perdebatan bertahun-tahun hanya buat mengungkapkan bagaima­na manajemen dapat diklasifikasikan. Banyak penulis menyetujui bahwa manajemen meliputi berbagai tingkat ketrampilan, tetapi pada lain pihak juga perilaku yang bhineka. Untuk lebih memper­jelas pengertian manajemen akan dibicarakan topik-topik berikut ini .
1. Manajemen sebagai ilmu dan seni
2. Manajemen sebagai profesi

Manajemen Sebagai Ilmu Dan Seni
Luther Gulick mendefinisikan manajemen menjadi suatu bidang ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secarasistematis buat tahu mengapa serta bagaimana insan bekerja beserta buat mencapai tujuan dan membuat sistem kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kerrianusiaan. 4) Menurut Gulick manajemen sudah memenuhi persyaratan untuk diklaim bidang ilmu pengetahuan, karena sudah pada­pelajari buat waktu yg lama serta telah diorganisasi menjadi suatu rangkaian teori. Teori-teori ini masih terlalu generik dan subyektif. Namun teori manajemen selalu diuji dalam praktek, sebagai akibatnya manaje­men menjadi ilmu akan terus berkembang.

Hubungan antara teori serta praktek manajemen bisa dijelas­kan pada gambar 1.3. Dari gambar dapat disimpulkan bahwa praktek manajemen seharusnya selalu didasarkan atas prinsip-prinsip teori. Hubungan tadi adalah praktek → mengakibatkan suatu te­ori → membuat prinsip-prinsip yang akan sebagai kai­dah-kaidah dasar pengembangan kegiatan manajemen dalam praktek.

Manajemen merupakan ilmu pengetahuan juga pada artian bahwa manajemen memerlukan disiplin ilmu-ilmu pengetahuan lain dalam penerapannya; misal, ilmu ekonomi, statistik, akuntansi, dan sebagainya. Bidang-bidang ilmu ini dapat kita pelajari secara univer­sal. 

Gambar  Teori dan praktek manajemen merupakan saling tergantung satu dengan yg lain.

Manajemen bukan hanya merupakan ilmu atau seni, tetapi kom­binasi dari keduanya. Kombinasi ini nir pada proporsi yg permanen namun dalam proporsi yg bermaCam-macam. Pada umumnya para manajer efektif mempergunakan pendekatan ilmiah pada penghasil­an keputusan, apalagi menggunakan perkembangan peralatan komputer. Di lain pihak dalam banyak aspek perencanaan, kepemimpinan, komunikasi, serta segala sesuatu yang menyangkut unsur manusia, ha­gaimanapun manajer wajib pula menggunakan pendekatan artistik (seni ).

Manajemen Sebagai Profesi
Banyak usaha telah dilakukan buat mengklasifikasikan manaje­men sebagai suatu profesi. Edgar H. Schein telah menguraikan karak­teristik-ciri atau kriteria-kriteria buat memilih sesuatu menjadi profesi yg bisa diperinci berikut :
  • Para profesional membuat keputusan atas dasar prinsip­prinsip generik. Adanya pendidikan, kursus-kursus dan pro­gr-acara latihan formal menerangkan bahwa terdapat prinsip-prinsip manajemen tertentu yg bisa diandalkan. 
  • Para profesional menerima status mereka lantaran menca­pai standar prestasi kerja tertentu, bukan lantaran favoritis­me atau karena suku bangsa atau agamanya dan kriteria politik atau sosial lainnya. 
  • Para profesional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang bertenaga, dengan disiplin buat mereka yg menjadi kliennya. 
Fungsi-Fungsi Manajemen
Fungsi-fungsi manajemen merupakan serangkaian kegiatan yg dijalankan pada manajemen menurut fungsinya masing-masing serta mengikuti satu tahapan-tahapan eksklusif pada pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen, sebagaimana diterangkan sang Nickels, McHugh and McHugh (1997), terdiri menurut empat fungsi, yaitu:
  • Perencanaan atau Planning, yaitu proses yg menyangkut upaya yang dilaku­kan buat mengantisipasi kesamaan pada masa yang akan tiba dan penentuan taktik dan strategi yang sempurna buat mewujudkan sasaran dan tujuan organisasi. 
Menetapkan tujuan serta sasaran bisnis 
Merumuskan strategi untuk mcncapai tujuan serta target usaha tadi 
Menentukan sumber-sumber daya yg diharapkan 
Menetapkan standar/indicator keberhasilan pada pencapaian tujuan serta target usaha 

  • Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yg menyangkut bagaimana taktik dan taktik yg sudah dirumuskan pada perencanaan dirancang pada sebuah struktur organisasi yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa seluruh pihak dalam orga­nisasi sanggup bekerja secara efektif serta efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
  • Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi program agar bisa dijalankan sang seluruh pihak pada organisasi serta proses memotivasi supaya seluruh pihak tadi bisa menjalankan tanggung jawabnya menggunakan penuh kesadaran serta produktivitas yang tinggi.
  • Pengendalian dan Pengawasan atau Controlling, yaitu proses yg dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian aktivitas yg telah direncanakan, di­organisasikan, serta diimplementasikan bisa berjalan sinkron dengan sasaran yg diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi pada lingkungan global usaha yg dihadapi.
Beberapa literatur mengemukakan pengertian yg tidak selaras, tetapi mempunyai esensi yg sama. Misalnya saja, Griffin mengemukakan bahwa fungsi-fungsi manajemen adalah perencanaan (rencana), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leading), serta pengawasan (controlling). Griffin tidak sama pada hal leading, pada mana Griffin ber­tnaksud buat mengemukakan bahwa kepemimpinan memiliki impak kuat supaya kegiatan manajemen bisa dilaksanakan menggunakan baik. Pendapat Griffin ini sejalan menggunakan James AF Stoner yang menempatkan fungsi leading sebagai ganti dari directing. 

Selain planing, organizing, directing, dan controlling, Sekalipun para pakar manajemen tadi memiliki disparitas pandangan dalam melihat fungsi-fungsi manajemen, akan tetapi esensinya permanen sama, bahwa:
Manajemen terdiri menurut banyak sekali proses yang terdiri menurut tahapan-tahapan eksklusif yang berfungsi buat mencapai tujuan organisasi. 

Setiap tahapan mempunyai keterkaitan satu sama lain dalam pencapaian tujuan organisasi.