PENGERTIAN INPUT DAN OUTPUT PADA KOMPUTER LENGKAP

Pengertian input serta output - Dalam dunia teknologi komputer ada istilah input serta hasil yg seringkali terdengar ditelinga kita. Input serta hasil atau dikenal menggunakan lambang I/O ini termasuk bagian sistem mikroprosesor yang digunakan untuk menghubungkan personal komputer dengan perangkat luar, misalnya keyboard, mouse, printer, monitor, dll. Tetapi, apakah kita sudah mengetahui apa pengertian input dan output dalam komputer? Mari kita ulas tentang pengertian/definisinya secara mendalam.
Sebelumnya, personal komputer ini tidak mampu berjalan/digunakan dengan semestinya bila nir terdapat indera atau perangkat luar misalnya monitor, keyboard, mouse serta lain-lain. Tiap perangkat ini pasti diperlukan buat membantu pekerjaan kita. Oleh karenanya, personal komputer memiliki sebuah sistem buat mengenali perangkat-perangkat yg masuk dan keluar dari dalamnya. Sehingga hal ini mampu membantu pengguna buat melakukan aktifitas multitasking serta mentransfer data secara lancar. Tanpa adanya perangkat luar tadi, personal komputer ini hanya sebuah mesin yang tidak bisa dipakai buat apa-apa.

Pengertian Input dan Output Pada Komputer

Pengertian Input pada Komputer

Pengertian input adalah (tambahkan) unit/perangkat luar yg dipasang sesuai dengan slot atau portnya masing-masing buat memasukkan atau mentransfer data berdasarkan luar ke pada mikroprosesor buat di proses dan diterjemahkan secara digital.
Perangkat input yg umumnya memberi tambahkan dalam komputer seperti mouse serta keyboard. Dengan adanya sistem input pada komputer ini membantu kita untuk melakukan pengetikan dan menggerakkan kursor menggunakan lancar.

Pengertian Output dalam Komputer

Pengertian hasil adalah (keluaran) unit/perangkat luar yang dipakai buat menampilkan atau menerjemahkan data yg keluar berdasarkan mikroprosesor komputer. Perangkat luar yg menangkap hasil menurut sistem mikroprosesor ini misalnya data digital yg ditampilkan pada layar monitor, atau data script yang dicetak dalam printer dan sebagainya.

Fungsi Input Devide dan Output Device

Fungsi input device dalam komputer merupakan buat mendapat tambahkan data menurut perangkat luar yang disambungkan menuju mikroprosesor serta diterjemahkan sebagai sebuah liputan. Data input device yang masuk ke mikroprosesor sanggup berupa data signal input atau data maintance input. Signal input berupa data yg masuk ke mikroprosesor serta maintance input berupa acara yang digunakan buat menerjemahkan data signal input. Contoh perangkat input device atau unit input device merupakan keyboard, mouse, scanner, webcam, microphone, CD, hardisk serta lain-lain.
Fungsi hasil device dalam personal komputer adalah buat menerima keluaran data berdasarkan mikroprosesor CPU personal komputer yg telah diterjemahkan sehingga bisa berupa gambar, goresan pena, suara dan sebagainya. Contoh perangkat hasil device yg biasanya digunakan buat menerima output olahan komputer seperti printer, monitor, speaker, serta sebagainya.
Sedikit kesimpulan yg bisa diambil berdasarkan penerangan pengertian input dan output dalam komputer ini adalah keduanya saling terikat serta nir terlepaskan. Input serta Output (I/O) merupakan suatu kesatuan sistem yang ada dalam komputer, alat yang paling krusial dalam membantu proses input serta output ini merupakan mikroprosesor. Mikroprosesor adalah central processing unit (CPU) yg dibentuk berdasarkan transistor mini serta formasi sirkuit yg terintegrasi semikonduktor. Dengan donasi alat ini, proses input device dan output device bisa terealisasi dengan lancar.
Demikian ulasan artikel tentang kata pengertian input dan output dalam komputer. Semoga bisa menambah wawasan kita tentang mengenai sistem kerja sebuah personal komputer baik itu pada input maupun hasil. Semua dikendalikan hanya melalui sebuah CPU yg terwakili oleh mikroprosesor. Terima kasih.

PENGERTIAN JENISJENIS PRODUKTIVITAS

Pengertian, Jenis-Jenis Produktivitas
Produktivitas ikut memilih pembentukan angka indeks pertumbuhan nasional. Suatu negara atau industri bisa dikatakan mengalami kemajuan jika dapat mengurangi pengorbanan asal daya, untuk membentuk produk yg lebih akbar dengan mutu yang lebih baik. Peningkatan produktivitas secara keseluruhan akan memajukan potensi pengadaan barang dan jasa pada jumlah yang lebih akbar buat setiap pekerja sebagai akibatnya lebih akbar unsur-unsur kebutuhan hayati warga yang bisa dipenuhi sendiri. Ini berarti tingkat kesejahteraan masyarakat bertambah tinggi. Alasannya adalah bahwa peningkatan produktivitas berarti peningkatan pendapatan pekerja, serta peningkatan pendapatan selanjutnya menambah kuat daya beli warga akan barang dan jasa. Peningkatan produktivitas membutuhkan perencanaan yg cermat, yang tidak lagi merupakan output sampingan berdasarkan bisnis perencanaan lainnya namun adalah perencanaan yg berdiri sendiri dengan aneka macam upaya yg terkandung di dalamnya.

Menurut Blocher, Chen dan Lin yg diterjemahkan oleh Susty (2001;847) dalam bukunya Manajemen Biaya mengemukakan mengenai pengertian produktivitas menjadi berikut :

“Hubungan antara berapa hasil yg hasilkan serta berapa input yg diharapkan buat menghasilkan output tadi.”

Sedangkan dari Hansen dan Mowen yang diterjemahkan sang Hermawan (2000;22) dalam bukunya Akuntansi Manajemen menyebutkan sebagai beikut :

“Produktivitas adalah berkaitan menggunakan pembuatan output secara efisien dan secara khusus memilih pada interaksi antara output (output produksi) dan input (bahan baku) yg digunakan untuk menghasilkan hasil.” 

Menurut Alma 2003 (www majalahswa com) menyatakan bahwa terdapat 3 kekuatan internal yang berpengaruh pada produktivitas, diantaranya yaitu:

1. Proses manajemen 
Menyangkut wacana merencanakan internal organisasi, mengintegrasikan, dan mengawasi segala kegiatan. Jika organisasi strukturnya nir benar, pekerjaan semrawut, pengawasan lemah, maka taraf produktivitas akan menurun.

2. Kepemimpinan manajerial
Berhubungan menggunakan tujuan perusahaan, penyediaan syarat kerja, ruangan, ventilasi, alat-alat, yang bisa mendorong pekerja lebih ulet dan semangat

3. Motivasi
Faktor-faktor yg dapat memotivasi karyawan buat bekerja lebih produktif, menaikkan prestasi, mengurangi kesalahan serta meningkatkan efisiensi.”

Menurut Umar (2007:81) mengemukakan produktivitas merupakan sebagai berikut :

“Produktivitas mempunyai 2 dimensi, dimensi pertama adalah Efektivitas yg mengarah pada pencapaian unjuk kerja yang maximal yaitu pencapaian target yg berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan saat yg ke 2 yaitu Efisiensi yg berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaanya atau bagai mana pekerjaan tadi dilakukan”

Produktivitas berdasarkan dewan produktivitas nasional (2007:79) adalah menjadi berikut:

sikap mental yg selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini wajib lebih baik dari hari kemarin serta hari esok wajib lebih baik menurut hari ini

John soeprihanto (2007:80) beropini bahwa produktivitas adalah menjadi berikut : 

Perbandingan antar output-output yg sudah dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan atau perbandingan jumlah produksi (hasil) menggunakan asal daya yang dipakai (input)

Klingner serta Nanbaldian (2007:82) mengemukakan produktivitas merupakan sebagai berikut: 

Merupakan pungsi perkalian berdasarkan usaha pegawai (effort), yang didukung dengan motivasi yang tinggi, dengan kemampuan pegawai (ability) yang diperoleh melalui latihan-latihan. Selain keterkaitan produktivitas menggunakan bisnis sumberdaya insan, produktivitas jua memiliki interaksi keterkaitan menggunakan efesiensi, efektivitas, serta kualitas

Dari beberapa pengertian produktivitas diatas dapat disimpulkan bahwa acara peningkatan produktivitas berupaya buat mencapai total efisiensi produktif. Peningkatan produktivitas teknis dapat dicapai melalui penggunaan lebih sedikit input buat membuat output yang sama atau memproduksi output lebih banyak menggunakan jumlah input yg sama.

Jenis-jenis Pengukuran Produktivitas 
Pengukuran produktivitas menerangkan adanya perubahan-perubahan pada taraf eksklusif, menggunakan adanya tingkat pengukuran produktivitas ditingkat perusahaan, pihak manajemen akan mengetahui bahwa usahanya sedang berkembang. Pengukuran produktivitas dilakukan dengan mengukur perubahan produktivitas sebagai akibatnya dapat dilakukan penilaian terhadap bisnis untuk memperbaiki produktivitas. Pengukuran produktivitas bisa bersifat prosfektif serta berfungsi sebagai masukan buat pengambilan keputusan strtegik.

Jenis-jenis produktivitas menurut Mulyadi (2001:466) dalam bukunya Akuntansi Manajemen megemukakan menjadi berikut:
1. Produktivitas Total pengukuran produktivitas total dapat dilakukan dalam 2 kondisi, tanpa adanya pertukaran produktivitas antarmasukan serta menggunakan memperhitungkan adanya pertukaran produktivitas antarmasukan 
                                            Output Total
Produktivitas Total =  ------------------
                                              Input Total

2. Produktivitas Parsial
Pengukuran produktivitas dapat dilakukan buat setiap masukan secara terpisah atau secara total buat keseluruhan masukan yang dipakai buat membuat keluaran. Pengukuran produktivitas buat satu masukan pada suatu ketika disebut menggunakan pengukuran produktivitas parsial
                                           OutputTotal
Produktivitas Total =   ------------------
                                             Input Total


Tujuan Dan Manfaat Pengukuran Produktivitas
Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan itu beroperasi, yg bertujuan agar perusahaan itu dapat menaikkan daya saing berdasarkan produk yang dihasilkannya di pasar dunia yang amat kompetitif.

Menurut Vincent yg diterjemahkan oleh Sukoco (2000:24-25) pada bukunya Manajemen Produktivitas Total terdapat beberapa manfaat pengukuran produktivitas pada suatu organisasi perusahaan, diantaranya:
  1. Perusahaan bisa menilai efisiensi konversi sumber dayanya, supaya dapat meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber-asal daya itu.
  2. Perencanaan sumber-asal daya akan sebagai lebih efektif serta efisien melalui pengukuran produktivitas, baik pada perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.
  3. Tujuan ekonomis dan non irit menurut perusahaan dapat diorganisasikan kembali dengan cara menaruh prioritas eksklusif yg ditinjau berdasarkan sudut produktivitas. 
  4. Perencanaan target tingkat produktivitas pada masa mendatang dapat dimodifikasi pulang dari liputan pengukuran taraf produktivitas sekarang.
  5. Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi kabar yang bermanfaat dalam membandingkan taraf produktivitas pada antara organisasi perusahaan dalam industri homogen dan bermanfaat juga buat liputan produktivitas industri dalam skala nasional maupun dunia.
  6. Nilai-nilai produktivitas yg didapatkan dari suatu pengukuran bisa menjadi informasi yang bermanfaat untuk merencanakan tingkat keuntungan dari perusahaan itu.
  7. Pengukuran produktivitas akan membentuk tindakan-tindakan kompetitif berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas terus menerus (continuous productivity improvement)
  8. Pengukuran produktivitas terus menerus akan menaruh liputan yang bermanfaat buat menentukan dan mengevaluasi kesamaan perkembangan produktivitas perusahaan dari saat ke waktu.
  9. Pengukuran produktivitas akan memberikan liputan yang bermanfaat dalam mengevaluasi perkembangan serta efektifitas berdasarkan perbaikan terus menerus yg dilakukan pada perusahaan itu.
  10. Aktivitas perundingan bisnis (kegiatan tawar menawar) secara kolektif dapat diselesaikan secara rasional, jika sudah tersedia ukuran-berukuran produktivitas.
Dengan adanya pengukuran peroduktivitas di perusahaan bisa memberi manfaat bagi perusahaan yaitu bisa membandingkannya menggunakan produktivitas baku yang sudah ditetapkan manajemen, mengukur taraf perbaikan produktivitas dari ketika ke saat, serta membandingkan menggunakan produktivitas industri homogen yang menghasilkan produk serupa.

Adapun tujuan utama mengukuran produktivitas berdasarkan Blocher, Chen, dan Lin yg diterjemahkan sang Susty (2001;847) dalam bukunya Manajemen Biaya adalah menjadi berikut :

Memperbaiki operasi menggunakan cara menggunakan input yg sudah sedikit buat memproduksi output yg sama atau memproduksi hasil lebih poly dengan input yg sama

Bagaimana Meningkatkan Produktivitas
Bidang-bidang yang berkaitan dengan program-program produktivitas diantaranya adalah yg pertama mencakup dinamika struktur organisasi, mengcakup proses-prose pada manajemen sumber daya insan.

Lingkup perbaikan produktivitas berdasarkan Gomes (2007:85) dalam bukunya Manajemen asal daya manusia adalah menjadi berikut:
1. Fleksibelitas pada melakukan prosedur-mekanisme pelayanan sipil
2. Sentralisasi manajemen yg mendukung pelayanan, diantaranya meliputi mengetik daftar gaji dan pembelian
3. Mengumpulkan laporan-laporan keuangan buat menaikkan pendapatan
4. Desentralisasi yang terpilih atau terorganisasi kedalam unit-unit yang sama
5. Pemakaian yang semakin tinggi tentang berukuran-berukuran kinerja dan standar-baku kerja buat memonitori produktivitas
6. Konsolidasi pelayanan-pelayanan
7. Penggunaan model-model keputusan ekonomi rasional buat menjadwalkan dan perkara konservasi tenaga lainnya 

Cara Meningkatkan Produktivitas 
Menurut Nasution dalam buku Manajemen Mutu Terpadu yg dikutip dari Ross (2001;209) mengemukakan cara buat meningkatkan produktivitas perusahaan sebagai berikut :
1. Menerapkan Program Reduksi Biaya
2. Mengelola Pertumbuhan
3. Bekerja Lebih Tangkas
4. Mengurangi Aktivitas
5. Bekerja Lebih Efektif

Adapun penerangan dari kutipan cara menaikkan produktivitas tersebut di atas adalah menjadi berikut :

1. Menerapkan Program Reduksi Biaya
Reduksi biaya berarti dalam membentuk hasil menggunakan kuantitas yg sama, kita memakai input pada jumlah yg lebih sedikit. Jadi, peningkatan produktivitas melalui program reduksi porto berarti output yg permanen dibagi dengan input yg lebih sedikit. Program reduksi biaya mengacu pada menghilangkan biaya -porto yg dikeluarkan pada kegiatan-aktivitas yg tidak perlu. 

2. Mengelola Pertumbuhan
Peningkatan produktivitas melalui mengelola pertumbuhan berarti kita menaikkan output dalam kualitas yang lebih besar melalui peningkatan penggunaan input pada kuantitas yg lebih mini . Artinya, output meningkat lebih banyak, sedangkan input semakin tinggi lebih sedikit. Dalam pendekatan peningkatan produktivitas melalui pengelolaan pertumbuhan, suatu investasi atau tambahan biaya yang dimuntahkan akan menghasilkan lebih banyak hasil menurut investasi itu sehingga nomor rasio hasil terhadap input akan semakin tinggi. 

3. Bekerja Lebih Tangkas
Peningkatan produktivitas melalui jurus ini merupakan dengan memakai input yang sama, kita menaikkan output. Jadi, produksi semakin tinggi, tetapi jumlah input tetap sebagai akibatnya akan diperoleh porto produksi per unit hasil yg rendah. Meningkatkan arus perputaran inventori serta memperbaiki desain produk adalah kegiatan konkret menurut jurus bekerja lebih tangkas.

4. Mengurangi Aktivitas
Jurus ini mengajarkan dalam kita untuk mengurangi aktivitas produksi dan menghilangkan atau membuang asset yang tidak produktif. Jadi, kita mempertinggi produktivitas perusahaan melalui pengurangan sedikit hasil serta mengurangi banyak input yang nir perlu.

5. Bekerja Lebih Efektif
Peningkatan produktivitas melalui jurus ini merupakan mempertinggi output, namun mengurangi penggunaan input. Caranya adalah dengan bekerja lebih efektif sebagai akibatnya kita akan memperoleh output yg lebih poly menggunakan memakai input yang lebih sedikit.

Sedangkan berdasarkan Kussriyanto (2001:211) dalam bukunya Manajemen mutu terpadau mengemukakan bahwa peningkatan produktivitas pada dasarnya dapat dikelompokan pada empat bentuk atau cara yaitu sebagai berikut:
1. Pengurangan sedikit sumber daya buat memperoleh jumlah produksi yg sama
2. Pengurangan asal daya sekadarnya buat memperoleh jumlah produksi yang lenih besar
3. Penggunaan jumlah sumber daya yg sama buat memperoleh jumlah produksi yang lebih besar
4. Penggunaan jumlah sumber daya yg lebih akbar buat memperoleh jumlah produksi yang lebih akbar lagi

Peranan Entrepreneurship Dalam Meningkatkan Produktivitas
Peningkatan produktivitas membutuhkan perencanaan yg cermat, yang nir lagi merupakan hasil sampingan dari bisnis perencanaan lainnya namun adalah perencanaan yang berdiri sendiri dengan aneka macam upaya yg terkandung pada dalamnya.

Partisipasi para karyawan buat mendukung usaha manajemen sangat diperlukan buat keberhasilan usaha peningkatan produktivitas, terutama dalam melakukan tidakan dalam aktivitas usahanya.

Menurut Winardi (2003:81) dalam bukunya entrepreneur serta entrepreneurship menyatakan sebagai berikut:

“Banyak ahli ekonomi mengambil kesimpulan serta hingga kini masih tetap berlaku, bahwa masalah yg paling mendasar pada perekonomian merupakan menurunnya taraf produktivitas, galat satu alasan mengapa perhatian orang terhadap entrepreneurship semakin semakin tinggi adalah semakin disadarinya peranan entrepreneurship pada menaikkan produktivitas”

R.J Gordon yg dialih bahasakan atau diterjemahkan oleh Wahibur Rokhman (2003:122)

“Kemampuan pemimpin memiliki peranan strategis dalam proses produktivitas sebagai agen perubahan karena pada kemampuan pemimpin terdapat proses peningkatan mutu yang seimbang, penjualan, serta output-hasil ekonomi yg lain, serta penemuan dalam pengembangan produk dan jasa baru, peningkatan kemampuan secara berkesinambungan sanggup mencapai produktivitas yang aporisma”

Zimmerer yang dialih bahasakan oleh Buchari Alma (2007:67) mengemukakan

Entrepreneur merupakan satu kelompok yg mengagumkan, insan kreatif dan inovatif. Mereka merupakan bahan bakar pertumbuhan ekonomi warga , lantaran beliau mempunyai kemampuan berfikir dan bertindak produktif 

Demikian pentingnya produktivitas bagi pencapaian tujuan organiosasi, maka perhatian pimpinan terhadap kemajuan produktivitas sangatlah diperlukan, melalui kemapuan pimpinan tersebut akan terjadi kemajuan mutu, penjualan dan output-hasil ekonomi yang lain serta penemuan, pengembangan produk dan jasa baru. Demikian bagi peningkatan disiplin kerja, keterampilan, keahlian, serta kecakapan pengusaha dapat membuat mereka bisa atau melaksanakan usahanya secara efektif dan efisien.

PENGERTIAN JENISJENIS PRODUKTIVITAS

Pengertian, Jenis-Jenis Produktivitas
Produktivitas ikut memilih pembentukan angka indeks pertumbuhan nasional. Suatu negara atau industri bisa dikatakan mengalami kemajuan bila dapat mengurangi pengorbanan asal daya, untuk membentuk produk yang lebih akbar dengan mutu yang lebih baik. Peningkatan produktivitas secara holistik akan memajukan potensi pengadaan barang dan jasa dalam jumlah yang lebih akbar buat setiap pekerja sehingga lebih besar unsur-unsur kebutuhan hidup masyarakat yang dapat dipenuhi sendiri. Ini berarti tingkat kesejahteraan rakyat bertambah tinggi. Alasannya merupakan bahwa peningkatan produktivitas berarti peningkatan pendapatan pekerja, serta peningkatan pendapatan selanjutnya menambah kuat daya beli masyarakat akan barang dan jasa. Peningkatan produktivitas membutuhkan perencanaan yg cermat, yg tidak lagi adalah hasil sampingan berdasarkan bisnis perencanaan lainnya tetapi merupakan perencanaan yg berdiri sendiri menggunakan banyak sekali upaya yang terkandung di dalamnya.

Menurut Blocher, Chen dan Lin yang diterjemahkan sang Susty (2001;847) pada bukunya Manajemen Biaya mengemukakan mengenai pengertian produktivitas sebagai berikut :

“Hubungan antara berapa hasil yg hasilkan serta berapa input yg dibutuhkan untuk menghasilkan output tersebut.”

Sedangkan menurut Hansen dan Mowen yg diterjemahkan oleh Hermawan (2000;22) dalam bukunya Akuntansi Manajemen menyebutkan sebagai beikut :

“Produktivitas merupakan berkaitan menggunakan pembuatan hasil secara efisien dan secara spesifik menunjuk dalam interaksi antara hasil (hasil produksi) serta input (bahan baku) yg dipakai buat menghasilkan hasil.” 

Menurut Alma 2003 (www majalahswa com) menyatakan bahwa terdapat tiga kekuatan internal yg berpengaruh pada produktivitas, diantaranya yaitu:

1. Proses manajemen 
Menyangkut tentang merencanakan internal organisasi, mengintegrasikan, dan mengawasi segala kegiatan. Jika organisasi strukturnya tidak benar, pekerjaan semrawut, supervisi lemah, maka tingkat produktivitas akan menurun.

2. Kepemimpinan manajerial
Berhubungan menggunakan tujuan perusahaan, penyediaan syarat kerja, ruangan, ventilasi, peralatan, yang dapat mendorong pekerja lebih ulet serta semangat

3. Motivasi
Faktor-faktor yang bisa memotivasi karyawan buat bekerja lebih produktif, mempertinggi prestasi, mengurangi kesalahan dan menaikkan efisiensi.”

Menurut Umar (2007:81) mengemukakan produktivitas adalah sebagai berikut :

“Produktivitas mempunyai dua dimensi, dimensi pertama merupakan Efektivitas yg mengarah pada pencapaian unjuk kerja yang maximal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, serta saat yg kedua yaitu Efisiensi yg berkaitan dengan upaya membandingkan input menggunakan realisasi penggunaanya atau bagai mana pekerjaan tersebut dilakukan”

Produktivitas dari dewan produktivitas nasional (2007:79) adalah sebagai berikut:

sikap mental yg selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini wajib lebih baik dari hari kemarin serta hari esok harus lebih baik dari hari ini

John soeprihanto (2007:80) beropini bahwa produktivitas adalah menjadi berikut : 

Perbandingan antar hasil-output yang sudah dicapai menggunakan keseluruhan asal daya yang digunakan atau perbandingan jumlah produksi (hasil) dengan asal daya yang dipakai (input)

Klingner serta Nanbaldian (2007:82) mengemukakan produktivitas adalah menjadi berikut: 

Merupakan pungsi perkalian dari bisnis pegawai (effort), yang didukung dengan motivasi yg tinggi, dengan kemampuan pegawai (ability) yg diperoleh melalui latihan-latihan. Selain keterkaitan produktivitas menggunakan bisnis sumberdaya insan, produktivitas pula memiliki hubungan keterkaitan dengan efesiensi, efektivitas, dan kualitas

Dari beberapa pengertian produktivitas diatas bisa disimpulkan bahwa program peningkatan produktivitas berupaya buat mencapai total efisiensi produktif. Peningkatan produktivitas teknis dapat dicapai melalui penggunaan lebih sedikit input buat membentuk hasil yang sama atau memproduksi output lebih banyak dengan jumlah input yang sama.

Jenis-jenis Pengukuran Produktivitas 
Pengukuran produktivitas memperlihatkan adanya perubahan-perubahan dalam tingkat eksklusif, dengan adanya taraf pengukuran produktivitas ditingkat perusahaan, pihak manajemen akan mengetahui bahwa usahanya sedang berkembang. Pengukuran produktivitas dilakukan menggunakan mengukur perubahan produktivitas sehingga bisa dilakukan penilaian terhadap usaha buat memperbaiki produktivitas. Pengukuran produktivitas bisa bersifat prosfektif serta berfungsi menjadi masukan buat pengambilan keputusan strtegik.

Jenis-jenis produktivitas berdasarkan Mulyadi (2001:466) pada bukunya Akuntansi Manajemen megemukakan sebagai berikut:
1. Produktivitas Total pengukuran produktivitas total dapat dilakukan dalam 2 syarat, tanpa adanya pertukaran produktivitas antarmasukan dan menggunakan memperhitungkan adanya pertukaran produktivitas antarmasukan 
                                            Output Total
Produktivitas Total =  ------------------
                                              Input Total

2. Produktivitas Parsial
Pengukuran produktivitas dapat dilakukan buat setiap masukan secara terpisah atau secara total buat holistik masukan yang dipakai buat membentuk keluaran. Pengukuran produktivitas buat satu masukan pada suatu ketika diklaim menggunakan pengukuran produktivitas parsial
                                           OutputTotal
Produktivitas Total =   ------------------
                                             Input Total


Tujuan Dan Manfaat Pengukuran Produktivitas
Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui dalam tingkat produktivitas mana perusahaan itu beroperasi, yang bertujuan supaya perusahaan itu bisa menaikkan daya saing menurut produk yg dihasilkannya pada pasar dunia yg amat kompetitif.

Menurut Vincent yang diterjemahkan oleh Sukoco (2000:24-25) dalam bukunya Manajemen Produktivitas Total terdapat beberapa manfaat pengukuran produktivitas pada suatu organisasi perusahaan, diantaranya:
  1. Perusahaan bisa menilai efisiensi konversi asal dayanya, supaya bisa mempertinggi produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber-sumber daya itu.
  2. Perencanaan asal-asal daya akan sebagai lebih efektif serta efisien melalui pengukuran produktivitas, baik pada perencanaan jangka pendek juga jangka panjang.
  3. Tujuan ekonomis dan non irit menurut perusahaan dapat diorganisasikan pulang menggunakan cara memberikan prioritas eksklusif yang ditinjau berdasarkan sudut produktivitas. 
  4. Perencanaan sasaran taraf produktivitas di masa mendatang bisa dimodifikasi balik berdasarkan keterangan pengukuran tingkat produktivitas sekarang.
  5. Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi liputan yg berguna dalam membandingkan taraf produktivitas di antara organisasi perusahaan dalam industri homogen dan berguna juga buat informasi produktivitas industri pada skala nasional maupun global.
  6. Nilai-nilai produktivitas yang didapatkan dari suatu pengukuran bisa menjadi kabar yg berguna untuk merencanakan taraf laba berdasarkan perusahaan itu.
  7. Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan-tindakan kompetitif berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas terus menerus (continuous productivity improvement)
  8. Pengukuran produktivitas terus menerus akan menaruh kabar yang berguna buat memilih serta mengevaluasi kecenderungan perkembangan produktivitas perusahaan berdasarkan waktu ke saat.
  9. Pengukuran produktivitas akan memberikan kabar yg bermanfaat dalam mengevaluasi perkembangan dan efektifitas menurut pemugaran terus menerus yang dilakukan dalam perusahaan itu.
  10. Aktivitas negosiasi usaha (kegiatan tawar menawar) secara kolektif dapat diselesaikan secara rasional, jika telah tersedia ukuran-ukuran produktivitas.
Dengan adanya pengukuran peroduktivitas di perusahaan dapat memberi manfaat bagi perusahaan yaitu bisa membandingkannya dengan produktivitas standar yang sudah ditetapkan manajemen, mengukur taraf pemugaran produktivitas berdasarkan saat ke ketika, serta membandingkan dengan produktivitas industri sejenis yg menghasilkan produk serupa.

Adapun tujuan primer mengukuran produktivitas menurut Blocher, Chen, serta Lin yang diterjemahkan oleh Susty (2001;847) dalam bukunya Manajemen Biaya merupakan menjadi berikut :

Memperbaiki operasi menggunakan cara menggunakan input yg telah sedikit buat menghasilkan hasil yg sama atau memproduksi output lebih banyak dengan input yg sama

Bagaimana Meningkatkan Produktivitas
Bidang-bidang yg berkaitan menggunakan acara-acara produktivitas antara lain merupakan yang pertama mencakup dinamika struktur organisasi, mengcakup proses-prose pada manajemen sumber daya insan.

Lingkup perbaikan produktivitas menurut Gomes (2007:85) dalam bukunya Manajemen asal daya manusia merupakan menjadi berikut:
1. Fleksibelitas dalam melakukan prosedur-mekanisme pelayanan sipil
2. Sentralisasi manajemen yg mendukung pelayanan, antara lain mencakup mengetik daftar honor serta pembelian
3. Mengumpulkan laporan-laporan keuangan buat mempertinggi pendapatan
4. Desentralisasi yang terpilih atau terorganisasi kedalam unit-unit yang sama
5. Pemakaian yg meningkat mengenai ukuran-berukuran kinerja dan standar-baku kerja buat memonitori produktivitas
6. Konsolidasi pelayanan-pelayanan
7. Penggunaan model-model keputusan ekonomi rasional buat menjadwalkan serta perkara konservasi tenaga lainnya 

Cara Meningkatkan Produktivitas 
Menurut Nasution dalam kitab Manajemen Mutu Terpadu yg dikutip berdasarkan Ross (2001;209) mengemukakan cara buat mempertinggi produktivitas perusahaan menjadi berikut :
1. Menerapkan Program Reduksi Biaya
2. Mengelola Pertumbuhan
3. Bekerja Lebih Tangkas
4. Mengurangi Aktivitas
5. Bekerja Lebih Efektif

Adapun penjelasan berdasarkan kutipan cara menaikkan produktivitas tersebut di atas adalah menjadi berikut :

1. Menerapkan Program Reduksi Biaya
Reduksi biaya berarti pada menghasilkan output menggunakan kuantitas yg sama, kita memakai input pada jumlah yg lebih sedikit. Jadi, peningkatan produktivitas melalui acara reduksi porto berarti output yg tetap dibagi dengan input yang lebih sedikit. Program reduksi biaya mengacu kepada menghilangkan porto-porto yg dikeluarkan pada kegiatan-aktivitas yang nir perlu. 

2. Mengelola Pertumbuhan
Peningkatan produktivitas melalui mengelola pertumbuhan berarti kita menaikkan hasil pada kualitas yg lebih besar melalui peningkatan penggunaan input pada kuantitas yg lebih kecil. Artinya, output meningkat lebih poly, sedangkan input semakin tinggi lebih sedikit. Dalam pendekatan peningkatan produktivitas melalui pengelolaan pertumbuhan, suatu investasi atau tambahan biaya yang dimuntahkan akan membentuk lebih poly output menurut investasi itu sehingga nomor rasio output terhadap input akan semakin tinggi. 

3. Bekerja Lebih Tangkas
Peningkatan produktivitas melalui jurus ini adalah dengan memakai input yg sama, kita meningkatkan output. Jadi, produksi meningkat, tetapi jumlah input permanen sehingga akan diperoleh biaya produksi per unit output yg rendah. Meningkatkan arus perputaran inventori dan memperbaiki desain produk adalah aktivitas konkret menurut jurus bekerja lebih tangkas.

4. Mengurangi Aktivitas
Jurus ini mengajarkan dalam kita untuk mengurangi aktivitas produksi serta menghilangkan atau membuang asset yg nir produktif. Jadi, kita mempertinggi produktivitas perusahaan melalui pengurangan sedikit output serta mengurangi poly input yang nir perlu.

5. Bekerja Lebih Efektif
Peningkatan produktivitas melalui jurus ini merupakan menaikkan hasil, tetapi mengurangi penggunaan input. Caranya adalah menggunakan bekerja lebih efektif sebagai akibatnya kita akan memperoleh output yang lebih banyak menggunakan memakai input yang lebih sedikit.

Sedangkan berdasarkan Kussriyanto (2001:211) dalam bukunya Manajemen mutu terpadau mengemukakan bahwa peningkatan produktivitas pada dasarnya dapat dikelompokan pada empat bentuk atau cara yaitu sebagai berikut:
1. Pengurangan sedikit asal daya untuk memperoleh jumlah produksi yang sama
2. Pengurangan asal daya sekadarnya untuk memperoleh jumlah produksi yg lenih besar
3. Penggunaan jumlah asal daya yg sama buat memperoleh jumlah produksi yg lebih besar
4. Penggunaan jumlah asal daya yg lebih akbar untuk memperoleh jumlah produksi yang lebih akbar lagi

Peranan Entrepreneurship Dalam Meningkatkan Produktivitas
Peningkatan produktivitas membutuhkan perencanaan yang cermat, yg tidak lagi adalah output sampingan dari bisnis perencanaan lainnya tetapi merupakan perencanaan yg berdiri sendiri dengan banyak sekali upaya yg terkandung pada dalamnya.

Partisipasi para karyawan buat mendukung bisnis manajemen sangat dibutuhkan buat keberhasilan usaha peningkatan produktivitas, terutama pada melakukan tidakan dalam aktivitas usahanya.

Menurut Winardi (2003:81) pada bukunya entrepreneur serta entrepreneurship menyatakan sebagai berikut:

“Banyak pakar ekonomi mengambil kesimpulan serta sampai kini masih tetap berlaku, bahwa masalah yang paling mendasar pada perekonomian adalah menurunnya tingkat produktivitas, keliru satu alasan mengapa perhatian orang terhadap entrepreneurship semakin semakin tinggi merupakan semakin disadarinya peranan entrepreneurship dalam menaikkan produktivitas”

R.J Gordon yang dialih bahasakan atau diterjemahkan oleh Wahibur Rokhman (2003:122)

“Kemampuan pemimpin memiliki peranan strategis dalam proses produktivitas sebagai agen perubahan karena dalam kemampuan pemimpin ada proses peningkatan mutu yang seimbang, penjualan, serta output-hasil ekonomi yang lain, dan penemuan dalam pengembangan produk dan jasa baru, peningkatan kemampuan secara berkesinambungan mampu mencapai produktivitas yang aporisma”

Zimmerer yang dialih bahasakan oleh Buchari Alma (2007:67) mengemukakan

Entrepreneur merupakan satu gerombolan yg bagus, insan kreatif serta inovatif. Mereka merupakan bahan bakar pertumbuhan ekonomi rakyat, lantaran dia memiliki kemampuan berfikir dan bertindak produktif 

Demikian pentingnya produktivitas bagi pencapaian tujuan organiosasi, maka perhatian pimpinan terhadap kemajuan produktivitas sangatlah dibutuhkan, melalui kemapuan pimpinan tadi akan terjadi kemajuan mutu, penjualan dan output-output ekonomi yang lain serta penemuan, pengembangan produk serta jasa baru. Demikian bagi peningkatan disiplin kerja, keterampilan, keahlian, serta kecakapan pengusaha bisa membuat mereka mampu atau melaksanakan usahanya secara efektif dan efisien.

PENGERTIAN DAN KONSEP PETANI DAN PERTANIAN

Pengertian Dan Konsep Petani serta Pertanian
Petani adalah orang yg pekerjaannya bercocok tanam pada tanah pertanian. Definisi petani menurut Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa petani merupakan orang yang melakukan cocok tanam berdasarkan huma pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan buat memperoleh kehidupan berdasarkan kegiatan itu.

Pengertian petani yg dikemukakan tadi pada atas tidak terlepas dari pengertian pertanian. Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa pertanian merupakan aktivitas manusia mengusahakan terus dengan maksud memperoleh hasil-output tumbuhan ataupun output fauna, tanpa menyebabkan kerusakan alam.

Bertolak berdasarkan pengertian di atas, bisa dikatakan bahwa antara petani dan pertanian nir dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu perbedaannya hanya terletak pada obyek saja.

Menurut Slamet (2000 18-19), petani orisinil adalah petani yg memiliki tanah sendiri, bukan penyakap maupun penyewa. Petani orisinil contohnya ya, saya punya huma sendiri,dikerjakan sendiri. Kalau yang palsu kita cuma ketengan. Paling kita beli satu tahun, gitu. Sewa. Soalnya, bukan tanah sendiri. Misalnya itu, sudah satu memahami kan sudah habis. Kalau sudah nggak mampu bayar lagi ya orang lain. Ketika ditanya, jika seorang yang memiliki tanah namun pengelolaannya dikerjakan sang buruh tani, apakah masih bisa diklaim petani asli, pak Slamet mengungkapkan,”ya mampu, itu namanya petani. Menurutnya, sekecil apapun tanah yang dimiliki seseorang petani, beliau permanen disebut petani asli bila dia memiliki tanah sendiri. Sebaliknya, meskipun seseorang bisa menguasai tanah luas, namun tanah yg dikuasainya itu bukan miliknya sendiri, dia tidak mampu dianggap menjadi petani asli, melainkan petani ketengan. Menurutnya, seluas apapun tanah yang dikuasai oleh petani ketengan, beliau belum sanggup dianggap orang kaya. Lantaran itu, tidak mengherankan jika seseorang petani ketengan tidak dapat meningkatkan status sosialnya dalam struktur rakyat desa bedasarkan penguasaan tanahnya.

Dari uraian pak Slamet, dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud dengan petani asli adalah petani yg mempunyai tanah sendiri-bukan penyewa maupun penyakap-terlepas menurut apakah tanahnya itu digarap sendiri secara pribadi maupun digarap sang buruh tani.

Istilah petani asli bisa ditafsirkan menjadi konstruksi rakyat desa paling tidak konstruksinya mengenai sosok petani yg”sebenarnya”(the real peasant). Penambahan istilah”orisinil”pada istilah”petani”menerangkan, bahwa petani yg memiliki tanah sendiri merupakan citra ideal sosok petani yang hidup pada konstruksi persepsi rakyat. Di sini kita nir mampu mendikotomikan ”orisinil” serta ”palsu“, melainkan”citra ideal” serta ”fenomena empiri”. Ideal pada konteks ini tidak berarti hanya hidup pada dunia pandangan baru dan harapan, karena mampu pula lahir dari sebuah fenomena yang pernah ada. Itu adalah, persepsi tersebut lahir menurut sebuah pandangan historis tentang petani yang pernah dikenal warga pada waktu lampau. Dengan kalimat lain, penambahan kata”asli” dalam kata”petani” mengindikasikan bahwa secara historis apa yg diklaim petani itu merupakan orang yang menggarap dan mengelola tanah miliknya sendiri. Singkatnya, pengertian petani secara genuine merupakan orang yang mempunyai serta menggarap tanah miliknya sendiri (Slamet, 2000 :20)

Konseptualisasi petani asli memberitahuakn, bahwa tanah adalah bagian yg nir terpisahkan berdasarkan kehidupan petani. Poin pentingnya bukan hanya terlletak dalam soal, bahwa tanah adalah alat produksi utama petani, melainkan bahwa indera produksi itu mutlak dimiliki petani. Implikasinya, petani yang tidak mempunyai tanah sendiri tidak dipercaya sebagai petani sejati atau asli. Implikasi politisnya, petani mutlak dan mempertahankan serta menjaga hak kepemilikannya atas tanah. Dengan demikian, kita sanggup berkata bahwa konsep petani asli memiliki kaitan sosial-budaya-politik. (Sadikin M, 2001:31)

Pertanian (agriculture) bukan hanya merupakan kegiatan ekonomi buat membuat pendapatan bagi petani saja. Lebih dari itu, petani adalah sebuah cara hayati (way of life atau livehood) bagi sebagian besar petani. Oleh karena sektor dan sistem pertanian harus menempatkan subjek petani sebagai pelaku sektor pertanian secara utuh, nir saja petani menjadi homo economicus, melainkan pula sebagai homo socius serta homo religius. Konsekuensi pandangan ini merupakan dikaitkannya unsur-unsur nilai sosial-budaya lokal, yang memuat aturan serta pola interaksi sosial, politik, ekonomi, dan budaya ke dalam kerangka kerangka berpikir pembangunan sistem pertanian secara menyeluruh. (Pantjar Simatupang, 2003:14-15)

Konsep pertanian nir akan menjadi suatu kebenaran umum, lantaran akan selalu terkait dengan kerangka berpikir serta nilai budaya petani lokal, yang mempunyai kebenaran umum tersendiri. Oleh karenanya pemikiran sistem agribisnis yang dari prinsip positivisme sudah saatnya kita pertanyakan kembali. Paradigma pertanian tentu saja sarat menggunakan sistem nilai, budaya, dan ideologi dari loka asalnya yg patut kita kaji kesesuaiannya untuk diterapkan pada negara kita. Masyarakat petani kita mempunyai seperangkat nilai, falsafah, dan pandangan terhadap kehidupan (ideologi) mereka sendiri, yang perlu digali serta dianggap menjadi potensi besar di sektor pertanian. Sementara itu perubahan orientasi dari peningkatan produksi ke orientasi peningkatan pendapatan petani belum relatif apabila tanpa dilandasi dalam orientasi kesejahteraan petani. Peningkatan pendapatan tanpa diikuti menggunakan kebijakan struktural pemerintah di pada pembuatan aturan/aturan, persaingan, distribusi, produksi serta konsumsi yang melindung petani nir akan sanggup mengangkat kesejahteraan petani ke tingkat yang lebih baik. Kisah suramnya nasib petani kita lebih banyak terjadi daripada sekedar contoh keberhasilan perusahaan McDonald dalam memberi”order” gerombolan petani di Jawa Barat. Industri gula dan bisnis tani tebu dan bisnis tani padi sekarang”sangat rendah” dengan jumlah serta nilai impor yg makin semakin tinggi. (Moebyarto, 1997:28)

Jika kesejahteraan petani sebagai target pembaruan kebijakan pembangunan pertanian, mengapa kata pertanian sekarang nir poly dianggap-sebut? Mengapa Departemen Pertanian rupanya sekarang lebih poly mengurus agribusiness dan nir lagi mengurus agriculture bukan Departement of Agribusiness? Doktor-doktor Ekonomi Pertanian lulusan Amerika tanpa ragu-ragu acapkali menyampaikan bahwa farming is business. Benarkah farming (bertani) merupakan usaha? Jawab atas pertanyaan ini bisa ya (pada Amerika) tetapi di Indonesia bisa tidak. Di Indonesia farming ada yang telah menjadi usaha misalnya bisnis PT QSAR pada Sukabumi yg kemudian bangkrut, tetapi sanggup permanen adalah kehidupan (livehood) atau mata pencaharian pada Indonesia menghidupi puluhan juta petani tanpa sebagai bisnis.

A. Konsep Usahatani
Kegiatan ekonomi yg dapat membentuk barang dan jasa diklaim berproduksi, begitu pula dalam kegiatan usahatani yg meliputi sub sektor kegiatan ekonomi pertanian tumbuhan pangan, perkebunan tumbuhan karas, perikanan serta peternakan merupakan merupakan usahatani yg membentuk produksi. Untuk lebih menyebutkan pengertian usahatani dapat diikuti dari definisi yang dikemukakan sang Moebyarto (1997:41) yaitu usahatani adalah himpunan ssumber-asal alam yang terdapat dalam sektor pertanian itu diperlukan buat produksi pertanian, tanah serta air, pemugaran-perbaikan yg telah dilakukan pada atas tanah dan sebagainya, atau bisa dikatakan bahwa pemanfaatan tanah buat kebutuhan hidup.

Pengrtian pada atas bisa dijelaskan bahwa pada mulanya usahatani bertujuan buat memenuhi kebutuhan famili petani, segala jenis tumbuhan dicoba, dibudidayakan. Segala jenis ternak dicoba, dipopulasikan, sebagai akibatnya ditemukan jenis yg cocok dengan kondisi alam setempat, kemudian diubahsuaikan dengan prasarana yang harus disiapkan guna menunjang keberhasilan produk usahatani.

Menurut Mosher (1995:38) mengemukakan usahatani merupakan bagian permukaan bumi dimana seorang petani serta keluarganya atau badan aturan lainnya bercocok tanam atau memelihara ternak.

Menurut Soekartawi (1996:39) mendefinisikan usahatani menjadi ilmu yang memeriksa bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang terdapat secara afektif dan efisien buat tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada ketika tertentu.

Moebyarto (1997:41) mengemukakan bahwa usahatani adalah himpunan asal-asal alam yang terdapat pada tempat itu yg dilakukan buat produksi pertanian. Jadi usahatani yang sesungguhnya nir sekedar hanya terbatas dalam pengambilan hasil, melainkan sahih-sahih bisnis produksi, sebagai akibatnya pada sini berlangsung pendayagunaan tanah, investasi, tenaga kerja serta manajemen. Tingkat keberhasilan pada pengelolaan usahatani sangat ditentukan oleh keempat faktor pada atas.

Menurut Soekartawi (1996:24) menyatakan bahwa berhasil pada pada suatu kegiatan usahatani tergantung dalam pengelolaannya karena walaupun ketiga faktor yg lain tersedia, namun tidak adanya manajemen yg baik, maka penggunaan berdasarkan faktor-faktor produksi yg lain tidak akan memperoleh hasi yg optimal.

Bagi seseorang petani, analisa pendapatan adalah ukuran keberhasilan menurut suatu usahatani yg dikelola dan pendapatan ini dipakai buat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bahkan bisa dijadikan sebagai kapital buat memperluas usahataninya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Patong (1995:14) bahwa bentuk jumlah pendapatan memiliki fungsi yg sama yaitu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menaruh kepuasan kepada petani agar bisa melanjutkan usahanya. 

Lebih lanjut dikatakan sang Hernanto (1993:50) bahwa besarnya pendapatan petani serta usahatani dapat menggambarkan kemajuan ekonomi usahatani serta besarnya tingkat pendapatan ini jua dipakai buat membandingkan keberhasilan petani yg satu menggunakan petani yg lainnya.

Soeharjo dan Patong (1994:16) menyatakan bahwa analisis pendapatan usahatani memerlukan dua hitungan pokok, yaitu keadaan penerimaan serta keadaan pengeluaran selama jangka ketika yang ditetapkan. Penerimaan usahatani berwujud 3 hal, yaitu: 
1. Hasil penjualan tumbuhan, ternak, serta hasil ternak
2. Produksi yg dikonsumsikan keluarga
3. Kenaikan nilai industri

B. Konsep Pendapatan 
Pendapatan atau perolehan adalah suatu kesempatan mendapatkan output menurut setiap usaha yang dilakukan, baik secara pribadi maupun tidak langsung. Pendapatan secara langsung diterima sang setiap orang yg berafiliasi pribadi menggunakan pekerjaan, sedangkan pendapatan tidak eksklusif merupakan tingkat pendapatan yg diterima melalui mediator (Bambang, S. 1994:121) 


Kriteria pendapatan yg ditetapkan dalam seminar pendapan nasional serta keliru satu pokok merupakan batasan tingkat pendapatan buat tingkat pendapatan buat kriteria pendapatan rendah sedang serta tinggi sebagai berikut :

1. Kriteria buat pendapatan rendah 
a. Penduduk yg pendapatan rendah yaitu Rp. 1. 000.000-Rp. 10. 000.000. Pertahun atau rata-homogen Rp. 750. 000 perkapita perbulan.
b. Tidak memiliki pekrjaan tetap
c. Tiadak mempunyai loka tinggal tetep (Sewa)
d. Tingkat pendidikan yang tebatas

2. Kriteria buat pendapatan sedang
a. Penduduk yang berpendapatan sedang yaitu Rp. 10. 000.000-Rp. 25.000.000 Rp. 1.250. 000.000 perkapita perbulan.
b. Memiliki pekerjaan tetep
c. Memiliki tepat tinggal yg sederhana.
d. Memiliki taraf pendidikan.

3. Kriteria buat pendapatan tinggi
a. Penduduk bependapatan tinggi yaitu Rp. 25. 000.000 Rp. 50. 000.000 atau rata-rata Rp2.083.333 perkapita perbulan.
b. Memiliki huma serta lapangan kerja.
c. Memiliki temapat tinggal tetap. 
d. Memiliki tingkat pendidikan

Menurut Boediono (1992:32) mengemukakan bahwa output pendapatan dari seseorang rakyat masyrakat merupakan output penjualan berdasarkan faktor-faktor yang dimiliki kepada faktor produksi. Jadi pendapatan merupakan hasil penjualan faktor produksi atau aset yang dimilikinya.

Dalam pengertian sederhana bisa di artikan sebagai modal penerimaan produksi selesainya dikurangi dengan biayah. Balas jasa diterima menjadi jumlah faktor produksi yg pada hitung buat jangka waktu tertentu. Disamping itu jumlah pendaatan memiliki fungsi untuk memenuhi keperluan sehari-hari dan menaruh kepuasan kepada petani agar bisa melanjutkan produksinya.

Selanjutnya pendapatan usahahatani dikenalpula kata pendapatan kotor (gross farm income). Pendapatan kotor usahatani adalah nilai produk usahatani dalam jangka saat tertentu baik yang pada jual juga yg tidak di jual.

Soekartawi, (1996:82) sang karena itu pendapatan usahatani merupakan mencangkup semua hasil produksi. Pengertian pendapatan tersebut diatas bisa disimpulkan bahwa pendapatan adalah nilai perolehan yang diterima pekerja secara pribadi sebai imbalan atas jasa pada menyelesaikan suatu pekerjaan.

C. Pentingnya Peningkatan Pendapatan
Untuk mengetahui makna atau pentingnya peningkatan pendapatan, kita perlu mengetahui apa sebenarnya kegunaan pendapatan. Secara garis akbar pendapatan memiliki kegunaan menjadi asal pengeluaran konsumsi serta menjadi indera untuk memperbaiki taraf hidup atau meningkatkan kesejahteraan seorang.

a. Pendapatan menjadi asal pengeluaran konsumsi
Dalam perekonomian yang sederhana, pendapatan seorang masyarakat warga pertama-tama akan digunakan sebagai pengeluaran konsumsi, dan selebihnya ditabung. Hal ini sesuai menggunakan penjelasan Budiyono ( 1992:64) bahwa berdasarkan segi kegunaannya, pendapatan seorang digunakan buat pengeluaran konsumsi, sedangkan selebihnya merupakan adalah tabungan ( saving).

b. Peningkatan pendapatan menjadi usaha perbaikan taraf hidup dan peningkatan kesejahteraan.
Menurut Poerwadarminta (1986:376) tingkat hidup merupakan tingkat kesejahteraan sedangkan kesejahteraan berarti kemakmuran serta kesenangan hayati lantaran serba relatif (mewah, tidak kekurangan).

D. Prinsip Biaya Dalam Usahatani
Prinsip-prinsip biaya pada usahatani perlu diperhatikan menggunakan tujuan memutuskan cara lain tentang pengeluaran porto yang bagaimana dapat memberikan laba.

Prinsip-prinsip biaya tersebut anara lain :
a. Prisip porto perimbangan (principle of oportuniti cost )
b. Prinsip keuntungan komperatif ( priciple of comperatife advantage )
c. Prinsip kenaikan hasil yg berkurang ( principle of diminishingreturn )
d. Prinsip kombinasi bisnis (principle of combining enterprises )

Dalam pengembangan usahatani secara umum nir terlepas berdasarkan masalah porto, sebagai akibatnya seorang petani bila ingin memperoleh laba yang sesuai, maka diharapkan suatu perencanaan yg matang dalam pengambilan keputusan buat memilih usahatani yang cocok dan sinkron bisnis tani.

Kartasapoerta (1988:65) menempatkan porto menjadi tempat yg penting pada berproduksi sehinga tersedianya sejumlah biaya benar-sahih harus diperhitungkan sedemikian rupa supaya produksi dapat berlangsung menggunakan baik serta sahih, lantaran porto sangat berkaitan erat menggunakan produksi dan selalu timbul dalam setiap kegiatan ekonomi.

Menurut Soeharjo dan Patong ( 1984:17 ) mengungkapkan bahwa biaya memiliki peranan krusial dalam pengambilan keputusan dalam kegiatan usahatani. Besarnya biaya usahatani yang dimuntahkan buat menghasilkan sangat dipengaruhi sang besaran porto utama menurut produksi yg didapatkan. Pengeluaran usahatani secara umum meliputi biaya generik dan porto variabel. Menurut Soekartawi ( 1990 :76 ) mengemukakan bahwa porto tetap meliputi pajak dan sewa tanah, sedangkan yang temasuk porto variabel misalnya pembelian pupuk, obat- obatan serta upah energi kerja. Biaya produksi adalah porto- biaya yang terjadi buat mengelolah bahan baku menjadi produk jadi yg siap dijual. Contohnya adalah porto depresiasi mesin dan ekuipmen, porto bahan baku, porto bahan penolong, biaya gaji kariawan yg bekerja pada bagian-bagian, baik yg eksklusif juga yang tidak eksklusif berhubungan dengan proses produksi. Mulyadi (1993:14 )

Penggolongan biaya menurut hubungan porto dengan sesuatu yang didanai, porto bisa pada kelompokan porto pribadi dan biaya tidak eksklusif. Biaya pribadi adalah porto yang terjadi, yg menyebabkan satu-satunya merupakan karena adanya satu yg dibiayai. Sedangkan porto nir pribadi merupakan biaya yg terjadi tidak hanya di sebabkan sang sesuatu yang dibiayai. Mulyadi (1993:15 )

Penggolongan biaya dari konduite pada hubunganya menggunakan perubahan volume perubahan volume kegiatan, biya dapat dikelompokan menjadi :
a. Biaya varibel yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan volume aktivitas.
b. Biaya semi varibel, yaitu porto yang berubah tidak sebanding menggunakan perubahan volume aktivitas.
c. Biaya semifized, yaitu biayah permanen buat tingkat volume aktivitas tertentu serta berubah denga jumlah yg kontinu pada volume produksi tertentu.
d. Biaya tetap,yaitu biaya yg jumlah totalnya permanen dalam kisaran volume kegiatan tertentu.

E. Konsep Produksi
Penelitian ini berkaitan menggunakan konsep produksi yg menujukan besarnya tingkat produksi rumput laut yg diperoleh petani, sang karenanya konsep produksi dijelaskan buat memberikan definisi tentang produksi berdasarkan para ahli ekonomi. Secara generik produksi diartikan sebagai aktivitas untuk membentuk barang serta jasa buat memenuhi kebutuhan insan. Jadi produksi adalah kegiatan yang membangun atau menambahkan utility suatu barang dan jasa buat memenuhi kebutuhan insan.

Sofyan Assauri (1993:54 ) mengemukakan bahwa produksi merupakan aktivitas mencitakan atau menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa dengan mengunakan asal- asal (energi kerja,mesin,bahan-bahan, serta modal) yg terdapat.

Sedangkan Wasis (1992:40) menyebutkan bahwa roduksi merupakan merubah bahan atau komponen (produksi) sebagai barang jadi. I Gusti Ngurah (1994:19 )mengemukakan bahwa produksi merupakan menjadi output proses aktivitas ekonomi dengan manfaat sumberdaya yg tersedia serta memiliki potensi menjadi faktor produksi.

Hermanto (1994:32) mengemukakan bahwa produksi adalah suatu proses buat memenuhi kebutuhan buat penyelengaran jasa-jasa lain yg dapat memenuhi kebutuhan insan. Oleh karena itu produksi adalah tindakan manusia. Oleh karenanya produksi merupakan tindakan manusia buat menciptakan atau menambah nizlai guna barang sinkron menggunakan yang dikehendaki.

Menurut Mubyarto (1996 :25) menyatakan bahwa produksi petani adalah output yang diperoleh menjadi akibat bekerjanya faktor produksi tanah, kapital, energi kerja simultan. 

Dalam melakukan usahatani, seorang pengusaha atau seseorang petani akan selalu baerfikir buat mengalokasikan input seefisien mungkin buat memproduksi yg maksimal . Cara berfikir yg demikian merupakan wajar, mengingat petani melkukan konsep bagaimana memaksimumkan laba. Dalam ilmu ekonomi cara berfikir demikian acapkali disebut dengan pendekatan maksimumkan keuntungan atau profit mazimition. Dalam kaitan itu Kartasapoerta (1988:43) mengemukakan bahwa produksi adalah hasil yang diperole yang berkaitan menggunakan proses berlangsungnya proses produksi. Kuantitas serta kualitas hasil (hasil ) tersebut tergantung dalam keadaan input yg sudah diberikan. Jadi antara input dan hasil masih ada kaitan yang kentara.

Dalam bidang pertanian istilah yg dimaksud yaitu hasil pekerjaan beberapa faktor produksi secara sekaligus. Moebyarto. (1996:30) sang karena itu faktor-faktor ekonomi yg berpengaruh terhadap produksi khususnya huma, serta kapital, tingkat kesuburan, serta faktor-faktor lain yg melekat pada faktor lahan itu sendiri.

Soekartawi dan Patong (1984: 78 ) mengemukakan bahwa pada menghitung produksi usahatani umumnya dibedakan antara konsep produksi per unit usahatani ( cabang usahatani ) oleh produksi total uasaha tani merupakan kualitas output yg dipergunakan di suatu jenis usahatani selama periode tertentu.

PENGERTIAN DAN KONSEP PETANI DAN PERTANIAN

Pengertian Dan Konsep Petani dan Pertanian
Petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam dalam tanah pertanian. Definisi petani berdasarkan Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa petani adalah orang yang melakukan cocok tanam menurut huma pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan buat memperoleh kehidupan menurut aktivitas itu.

Pengertian petani yg dikemukakan tadi pada atas nir terlepas dari pengertian pertanian. Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa pertanian adalah aktivitas insan mengusahakan terus menggunakan maksud memperoleh hasil-hasil tumbuhan ataupun output hewan, tanpa menyebabkan kerusakan alam.

Bertolak menurut pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa antara petani serta pertanian nir dapat dipisahkan antara satu menggunakan yang lainnya. Oleh karena itu perbedaannya hanya terletak dalam obyek saja.

Menurut Slamet (2000 18-19), petani asli adalah petani yg mempunyai tanah sendiri, bukan penyakap juga penyewa. Petani orisinil contohnya ya, saya punya lahan sendiri,dikerjakan sendiri. Kalau yg palsu kita cuma ketengan. Paling kita beli satu tahun, gitu. Sewa. Soalnya, bukan tanah sendiri. Misalnya itu, sudah satu memahami kan telah habis. Kalau telah nggak mampu bayar lagi ya orang lain. Ketika ditanya, bila seorang yang mempunyai tanah tetapi pengelolaannya dikerjakan sang buruh tani, apakah masih bisa disebut petani asli, pak Slamet mengatakan,”ya sanggup, itu namanya petani. Menurutnya, sekecil apapun tanah yg dimiliki seorang petani, dia permanen disebut petani orisinil bila beliau mempunyai tanah sendiri. Sebaliknya, meskipun seseorang bisa menguasai tanah luas, tetapi tanah yg dikuasainya itu bukan miliknya sendiri, beliau tidak mampu dianggap menjadi petani orisinil, melainkan petani ketengan. Menurutnya, seluas apapun tanah yang dikuasai oleh petani ketengan, dia belum sanggup diklaim orang kaya. Lantaran itu, nir mengherankan apabila seorang petani ketengan tidak dapat menaikkan status sosialnya dalam struktur masyarakat desa bedasarkan dominasi tanahnya.

Dari uraian pak Slamet, dapat disimpulkan, bahwa yg dimaksud dengan petani asli adalah petani yg memiliki tanah sendiri-bukan penyewa maupun penyakap-terlepas dari apakah tanahnya itu digarap sendiri secara langsung maupun digarap sang buruh tani.

Istilah petani asli dapat ditafsirkan sebagai konstruksi warga desa paling nir konstruksinya mengenai sosok petani yg”sebenarnya”(the real peasant). Penambahan kata”asli”pada kata”petani”menunjukkan, bahwa petani yang memiliki tanah sendiri adalah citra ideal sosok petani yg hidup dalam konstruksi persepsi masyarakat. Di sini kita nir mampu mendikotomikan ”asli” serta ”palsu“, melainkan”gambaran ideal” dan ”fenomena empiri”. Ideal dalam konteks ini tidak berarti hanya hayati pada dunia pandangan baru serta asa, lantaran sanggup juga lahir menurut sebuah fenomena yang pernah terdapat. Itu adalah, persepsi tersebut lahir berdasarkan sebuah pandangan historis mengenai petani yang pernah dikenal rakyat pada ketika lampau. Dengan kalimat lain, penambahan kata”asli” dalam istilah”petani” mengindikasikan bahwa secara historis apa yg diklaim petani itu adalah orang yg menggarap serta mengelola tanah miliknya sendiri. Singkatnya, pengertian petani secara genuine merupakan orang yg memiliki dan menggarap tanah miliknya sendiri (Slamet, 2000 :20)

Konseptualisasi petani orisinil menerangkan, bahwa tanah merupakan bagian yang nir terpisahkan berdasarkan kehidupan petani. Poin pentingnya bukan hanya terlletak dalam soal, bahwa tanah adalah alat produksi utama petani, melainkan bahwa indera produksi itu absolut dimiliki petani. Implikasinya, petani yang tidak mempunyai tanah sendiri tidak dianggap sebagai petani sejati atau asli. Implikasi politisnya, petani absolut serta mempertahankan dan menjaga hak kepemilikannya atas tanah. Dengan demikian, kita sanggup mengungkapkan bahwa konsep petani orisinil memiliki kaitan sosial-budaya-politik. (Sadikin M, 2001:31)

Pertanian (agriculture) bukan hanya adalah aktivitas ekonomi buat membuat pendapatan bagi petani saja. Lebih dari itu, petani merupakan sebuah cara hidup (way of life atau livehood) bagi sebagian akbar petani. Oleh karena sektor dan sistem pertanian wajib menempatkan subjek petani menjadi pelaku sektor pertanian secara utuh, nir saja petani sebagai homo economicus, melainkan jua sebagai homo socius dan homo religius. Konsekuensi pandangan ini adalah dikaitkannya unsur-unsur nilai sosial-budaya lokal, yang memuat aturan dan pola interaksi sosial, politik, ekonomi, dan budaya ke pada kerangka paradigma pembangunan sistem pertanian secara menyeluruh. (Pantjar Simatupang, 2003:14-15)

Konsep pertanian tidak akan menjadi suatu kebenaran umum, lantaran akan selalu terkait dengan kerangka berpikir dan nilai budaya petani lokal, yg mempunyai kebenaran generik tersendiri. Oleh karena itu pemikiran sistem agribisnis yang menurut prinsip positivisme sudah saatnya kita pertanyakan balik . Paradigma pertanian tentu saja sarat menggunakan sistem nilai, budaya, dan ideologi berdasarkan loka asalnya yang patut kita kaji kesesuaiannya buat diterapkan di negara kita. Masyarakat petani kita mempunyai seperangkat nilai, falsafah, serta pandangan terhadap kehidupan (ideologi) mereka sendiri, yg perlu digali serta dianggap sebagai potensi besar pada sektor pertanian. Sementara itu perubahan orientasi berdasarkan peningkatan produksi ke orientasi peningkatan pendapatan petani belum relatif jika tanpa dilandasi pada orientasi kesejahteraan petani. Peningkatan pendapatan tanpa diikuti dengan kebijakan struktural pemerintah di dalam pembuatan aturan/aturan, persaingan, distribusi, produksi serta konsumsi yang melindung petani tidak akan bisa mengangkat kesejahteraan petani ke tingkat yg lebih baik. Kisah suramnya nasib petani kita lebih banyak terjadi daripada sekedar model keberhasilan perusahaan McDonald pada memberi”order” kelompok petani pada Jawa Barat. Industri gula dan usaha tani tebu dan usaha tani padi kini ”sangat rendah” menggunakan jumlah serta nilai impor yg makin semakin tinggi. (Moebyarto, 1997:28)

Jika kesejahteraan petani menjadi sasaran pembaruan kebijakan pembangunan pertanian, mengapa istilah pertanian sekarang tidak poly dianggap-sebut? Mengapa Departemen Pertanian rupanya sekarang lebih poly mengurus agribusiness dan tidak lagi mengurus agriculture bukan Departement of Agribusiness? Doktor-doktor Ekonomi Pertanian lulusan Amerika tanpa ragu-ragu acapkali berkata bahwa farming is business. Benarkah farming (bertani) adalah bisnis? Jawab atas pertanyaan ini dapat ya (pada Amerika) tetapi di Indonesia mampu nir. Di Indonesia farming terdapat yg telah sebagai bisnis seperti bisnis PT QSAR pada Sukabumi yg lalu bangkrut, namun mampu tetap adalah kehidupan (livehood) atau mata pencaharian di Indonesia menghidupi puluhan juta petani tanpa sebagai bisnis.

A. Konsep Usahatani
Kegiatan ekonomi yg bisa membentuk barang serta jasa dianggap berproduksi, begitu pula pada aktivitas usahatani yg mencakup sub sektor kegiatan ekonomi pertanian tumbuhan pangan, perkebunan tumbuhan karas, perikanan serta peternakan merupakan adalah usahatani yg membentuk produksi. Untuk lebih menjelaskan pengertian usahatani dapat diikuti dari definisi yang dikemukakan oleh Moebyarto (1997:41) yaitu usahatani merupakan himpunan ssumber-sumber alam yg terdapat dalam sektor pertanian itu diharapkan buat produksi pertanian, tanah serta air, perbaikan-pemugaran yg telah dilakukan di atas tanah serta sebagainya, atau bisa dikatakan bahwa pemanfaatan tanah buat kebutuhan hidup.

Pengrtian di atas bisa dijelaskan bahwa pada mulanya usahatani bertujuan buat memenuhi kebutuhan famili petani, segala jenis tumbuhan dicoba, dibudidayakan. Segala jenis ternak dicoba, dipopulasikan, sebagai akibatnya ditemukan jenis yg cocok dengan syarat alam setempat, kemudian diubahsuaikan menggunakan prasarana yg harus disiapkan guna menunjang keberhasilan produk usahatani.

Menurut Mosher (1995:38) mengemukakan usahatani merupakan bagian permukaan bumi dimana seorang petani serta keluarganya atau badan hukum lainnya bercocok tanam atau memelihara ternak.

Menurut Soekartawi (1996:39) mendefinisikan usahatani menjadi ilmu yang mempelajari bagaimana seorang mengalokasikan sumberdaya yang terdapat secara afektif dan efisien buat tujuan memperoleh keuntungan yg tinggi pada saat tertentu.

Moebyarto (1997:41) mengemukakan bahwa usahatani merupakan himpunan sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yg dilakukan buat produksi pertanian. Jadi usahatani yang sesungguhnya nir sekedar hanya terbatas pada pengambilan output, melainkan sahih-benar usaha produksi, sehingga pada sini berlangsung pendayagunaan tanah, investasi, tenaga kerja serta manajemen. Tingkat keberhasilan pada pengelolaan usahatani sangat dipengaruhi oleh keempat faktor pada atas.

Menurut Soekartawi (1996:24) menyatakan bahwa berhasil pada pada suatu aktivitas usahatani tergantung pada pengelolaannya lantaran walaupun ketiga faktor yg lain tersedia, namun nir adanya manajemen yang baik, maka penggunaan menurut faktor-faktor produksi yg lain nir akan memperoleh hasi yg optimal.

Bagi seorang petani, analisa pendapatan adalah berukuran keberhasilan berdasarkan suatu usahatani yang dikelola serta pendapatan ini digunakan buat memenuhi kebutuhan sehari-hari dan bahkan dapat dijadikan sebagai kapital buat memperluas usahataninya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Patong (1995:14) bahwa bentuk jumlah pendapatan memiliki fungsi yang sama yaitu memenuhi kebutuhan sehari-hari dan menaruh kepuasan kepada petani supaya bisa melanjutkan usahanya. 

Lebih lanjut dikatakan sang Hernanto (1993:50) bahwa besarnya pendapatan petani dan usahatani dapat menggambarkan kemajuan ekonomi usahatani serta besarnya taraf pendapatan ini juga digunakan buat membandingkan keberhasilan petani yang satu menggunakan petani yg lainnya.

Soeharjo serta Patong (1994:16) menyatakan bahwa analisis pendapatan usahatani memerlukan 2 hitungan pokok, yaitu keadaan penerimaan dan keadaan pengeluaran selama jangka saat yang ditetapkan. Penerimaan usahatani berwujud 3 hal, yaitu: 
1. Hasil penjualan tanaman , ternak, serta output ternak
2. Produksi yg dikonsumsikan keluarga
3. Kenaikan nilai industri

B. Konsep Pendapatan 
Pendapatan atau perolehan adalah suatu kesempatan menerima hasil dari setiap bisnis yg dilakukan, baik secara pribadi juga tidak eksklusif. Pendapatan secara eksklusif diterima oleh setiap orang yang berhubungan pribadi dengan pekerjaan, sedangkan pendapatan nir langsung adalah taraf pendapatan yang diterima melalui mediator (Bambang, S. 1994:121) 


Kriteria pendapatan yg ditetapkan pada seminar pendapan nasional serta salah satu pokok merupakan batasan tingkat pendapatan buat tingkat pendapatan buat kriteria pendapatan rendah sedang serta tinggi menjadi berikut :

1. Kriteria buat pendapatan rendah 
a. Penduduk yg pendapatan rendah yaitu Rp. 1. 000.000-Rp. 10. 000.000. Pertahun atau homogen-homogen Rp. 750. 000 perkapita perbulan.
b. Tidak memiliki pekrjaan tetap
c. Tiadak mempunyai tempat tinggal tetep (Sewa)
d. Tingkat pendidikan yg tebatas

2. Kriteria untuk pendapatan sedang
a. Penduduk yang berpendapatan sedang yaitu Rp. 10. 000.000-Rp. 25.000.000 Rp. 1.250. 000.000 perkapita perbulan.
b. Memiliki pekerjaan tetep
c. Memiliki tepat tinggal yang sederhana.
d. Memiliki taraf pendidikan.

3. Kriteria untuk pendapatan tinggi
a. Penduduk bependapatan tinggi yaitu Rp. 25. 000.000 Rp. 50. 000.000 atau rata-rata Rp2.083.333 perkapita perbulan.
b. Memiliki huma dan lapangan kerja.
c. Memiliki temapat tinggal tetap. 
d. Memiliki tingkat pendidikan

Menurut Boediono (1992:32) mengemukakan bahwa hasil pendapatan menurut seseorang masyarakat masyrakat adalah hasil penjualan dari faktor-faktor yg dimiliki kepada faktor produksi. Jadi pendapatan adalah hasil penjualan faktor produksi atau aset yang dimilikinya.

Dalam pengertian sederhana bisa di artikan sebagai kapital penerimaan produksi selesainya dikurangi menggunakan biayah. Balas jasa diterima sebagai jumlah faktor produksi yg pada hitung untuk jangka waktu tertentu. Disamping itu jumlah pendaatan memiliki fungsi buat memenuhi keperluan sehari-hari dan memberikan kepuasan kepada petani agar dapat melanjutkan produksinya.

Selanjutnya pendapatan usahahatani dikenalpula kata pendapatan kotor (gross farm income). Pendapatan kotor usahatani merupakan nilai produk usahatani pada jangka saat tertentu baik yang pada jual maupun yg nir di jual.

Soekartawi, (1996:82) sang karena itu pendapatan usahatani merupakan mencangkup semua hasil produksi. Pengertian pendapatan tersebut diatas bisa disimpulkan bahwa pendapatan adalah nilai perolehan yg diterima pekerja secara pribadi sebai imbalan atas jasa dalam menuntaskan suatu pekerjaan.

C. Pentingnya Peningkatan Pendapatan
Untuk mengetahui makna atau pentingnya peningkatan pendapatan, kita perlu mengetahui apa sebenarnya kegunaan pendapatan. Secara garis besar pendapatan memiliki kegunaan sebagai asal pengeluaran konsumsi serta menjadi alat buat memperbaiki tingkat hidup atau menaikkan kesejahteraan seseorang.

a. Pendapatan sebagai asal pengeluaran konsumsi
Dalam perekonomian yang sederhana, pendapatan seseorang masyarakat warga pertama-tama akan dipergunakan menjadi pengeluaran konsumsi, dan selebihnya ditabung. Hal ini sinkron menggunakan penerangan Budiyono ( 1992:64) bahwa berdasarkan segi fungsinya, pendapatan seorang digunakan buat pengeluaran konsumsi, sedangkan selebihnya adalah merupakan tabungan ( saving).

b. Peningkatan pendapatan menjadi usaha perbaikan tingkat hidup serta peningkatan kesejahteraan.
Menurut Poerwadarminta (1986:376) taraf hidup adalah tingkat kesejahteraan sedangkan kesejahteraan berarti kemakmuran dan kesenangan hidup lantaran serba cukup (mewah, tidak kekurangan).

D. Prinsip Biaya Dalam Usahatani
Prinsip-prinsip porto pada usahatani perlu diperhatikan dengan tujuan tetapkan alternatif tentang pengeluaran porto yang bagaimana dapat memberikan laba.

Prinsip-prinsip biaya tadi anara lain :
a. Prisip porto perimbangan (principle of oportuniti cost )
b. Prinsip laba komperatif ( priciple of comperatife advantage )
c. Prinsip kenaikan output yg berkurang ( principle of diminishingreturn )
d. Prinsip kombinasi usaha (principle of combining enterprises )

Dalam pengembangan usahatani secara umum tidak terlepas berdasarkan dilema biaya , sehingga seseorang petani jika ingin memperoleh keuntungan yg sinkron, maka dibutuhkan suatu perencanaan yg matang dalam pengambilan keputusan buat menentukan usahatani yang cocok dan sinkron bisnis tani.

Kartasapoerta (1988:65) menempatkan porto sebagai tempat yg krusial dalam berproduksi sehinga tersedianya sejumlah porto sahih-benar harus diperhitungkan sedemikian rupa supaya produksi bisa berlangsung dengan baik serta sahih, karena biaya sangat berkaitan erat menggunakan produksi serta selalu timbul dalam setiap kegiatan ekonomi.

Menurut Soeharjo dan Patong ( 1984:17 ) berkata bahwa biaya memiliki peranan krusial dalam pengambilan keputusan pada kegiatan usahatani. Besarnya porto usahatani yg dimuntahkan untuk memproduksi sangat dipengaruhi sang besaran biaya utama berdasarkan produksi yang didapatkan. Pengeluaran usahatani secara umum meliputi porto umum serta biaya variabel. Menurut Soekartawi ( 1990 :76 ) mengemukakan bahwa porto permanen mencakup pajak serta sewa tanah, sedangkan yang temasuk biaya variabel seperti pembelian pupuk, obat- obatan dan upah tenaga kerja. Biaya produksi merupakan porto- porto yang terjadi buat mengelolah bahan standar menjadi produk jadi yg siap dijual. Contohnya merupakan porto depresiasi mesin dan ekuipmen, porto bahan standar, biaya bahan penolong, porto honor kariawan yg bekerja pada bagian-bagian, baik yang langsung juga yang nir eksklusif herbi proses produksi. Mulyadi (1993:14 )

Penggolongan porto berdasarkan hubungan porto dengan sesuatu yang didanai, porto bisa pada kelompokan porto pribadi dan biaya nir pribadi. Biaya eksklusif merupakan porto yang terjadi, yg mengakibatkan satu-satunya merupakan karena adanya satu yg didanai. Sedangkan porto nir pribadi merupakan porto yg terjadi tidak hanya di sebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Mulyadi (1993:15 )

Penggolongan porto menurut konduite pada hubunganya menggunakan perubahan volume perubahan volume aktivitas, biya bisa dikelompokan sebagai :
a. Biaya varibel yaitu porto yg jumlah totalnya berubah sebanding menggunakan volume kegiatan.
b. Biaya semi varibel, yaitu biaya yg berubah tidak sebanding menggunakan perubahan volume kegiatan.
c. Biaya semifized, yaitu biayah permanen buat tingkat volume aktivitas tertentu serta berubah denga jumlah yg konstan dalam volume produksi eksklusif.
d. Biaya tetap,yaitu porto yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu.

E. Konsep Produksi
Penelitian ini berkaitan dengan konsep produksi yang menujukan besarnya tingkat produksi rumput bahari yang diperoleh petani, sang karena itu konsep produksi dijelaskan untuk menaruh definisi tentang produksi menurut para ahli ekonomi. Secara generik produksi diartikan sebagai aktivitas buat membentuk barang dan jasa buat memenuhi kebutuhan insan. Jadi produksi merupakan aktivitas yang membangun atau menambahkan utility suatu barang serta jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Sofyan Assauri (1993:54 ) mengemukakan bahwa produksi merupakan aktivitas mencitakan atau menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa dengan mengunakan asal- sumber (energi kerja,mesin,bahan-bahan, dan kapital) yang ada.

Sedangkan Wasis (1992:40) mengungkapkan bahwa roduksi merupakan merubah bahan atau komponen (produksi) sebagai barang jadi. I Gusti Ngurah (1994:19 )mengemukakan bahwa produksi adalah sebagai hasil proses aktivitas ekonomi dengan manfaat sumberdaya yg tersedia serta mempunyai potensi sebagai faktor produksi.

Hermanto (1994:32) mengemukakan bahwa produksi merupakan suatu proses buat memenuhi kebutuhan buat penyelengaran jasa-jasa lain yg dapat memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karenanya produksi adalah tindakan insan. Oleh karenanya produksi merupakan tindakan manusia buat membentuk atau menambah nizlai guna barang sinkron menggunakan yang dikehendaki.

Menurut Mubyarto (1996 :25) menyatakan bahwa produksi petani merupakan hasil yg diperoleh sebagai dampak bekerjanya faktor produksi tanah, modal, energi kerja simultan. 

Dalam melakukan usahatani, seseorang pengusaha atau seseorang petani akan selalu baerfikir untuk mengalokasikan input seefisien mungkin buat menghasilkan yang aporisma. Cara berfikir yg demikian adalah wajar, mengingat petani melkukan konsep bagaimana memaksimumkan laba. Dalam ilmu ekonomi cara berfikir demikian acapkali dianggap menggunakan pendekatan maksimumkan keuntungan atau profit mazimition. Dalam kaitan itu Kartasapoerta (1988:43) mengemukakan bahwa produksi merupakan output yang diperole yang berkaitan dengan proses berlangsungnya proses produksi. Kuantitas dan kualitas hasil (output ) tadi tergantung pada keadaan input yang telah diberikan. Jadi antara input serta hasil terdapat kaitan yg jelas.

Dalam bidang pertanian istilah yg dimaksud yaitu output pekerjaan beberapa faktor produksi secara sekaligus. Moebyarto. (1996:30) oleh karena itu faktor-faktor ekonomi yg berpengaruh terhadap produksi khususnya huma, serta modal, tingkat kesuburan, serta faktor-faktor lain yg melekat dalam faktor lahan itu sendiri.

Soekartawi serta Patong (1984: 78 ) mengemukakan bahwa pada menghitung produksi usahatani umumnya dibedakan antara konsep produksi per unit usahatani ( cabang usahatani ) oleh produksi total uasaha tani merupakan kualitas output yang digunakan di suatu jenis usahatani selama periode tertentu.