PENGERTIAN INOVASI MENURUT PARA AHLI

Pengertian Inovasi Menurut Para Ahli
Inovasi merupakan suatu inovasi baru yg tidak sama berdasarkan yang telah ada atau yang telah dikenal sebelumnya. Orang atau wirausahawan yg slalu berinovasi, maka ia sapat dikatakan menjadi seseorang wirausahwan yang inovatif. 

Seseorang yg inovatif akan selalu berupaya melakukan pemugaran, menyajikan sesuatu yang baru/unik yg tidak sinkron dengan yg sudah ada. Inovatif jua merupakan perilaku penting bagi yang hendaknya dimiliki oleh seorang wirausahawan. Wirausahawan yang slalu melakukan penemuan pada ushanya. Maka laba serta kesuksesan akan ia dapat. Inovatif adalah akibat berdasarkan karakteristik wirausahawan yg mampu membawa perubahan dalam lingkungan sekitarnya. Inovatif secara nir eksklusif sebagai sifat pembeda antara wirausahawan dengan orang biasa, juga pengusaha. Seseorang wirausahawan akan selalu memikirkan buat melakukan sesuatu yg tidak selaras, nir seperti yg dipikirkan serta dilakukan sang kebanyakan orang. Kreatif serta inovatif adalah suatu kemampuan buat memindahkan asal daya yang kurang produktif sebagai asal daya yg produktif sebagai akibatnya menaruh nilai hemat. Baik langsung juga tidak pribadi seorang wirausahawan merupakan orang yangmampu membawa perubahan dalam lingkunganya. Disisi lain ia juga orang yang bisa menerima perubahan yg terjadi dan menyikapi perubahan tersebut dengan positif. Ia juga berani merogoh resiko berhasil ataupun gagal pada setiap jalan yang ia ambil. Wirausahawan bisa bertahan pada kondisi perekonomian yg sulit dan serba kalut. Lantaran disaat seluruh resah, beliau memiliki kreasi dan inovasi buat memindahkan sumber daya yang kurang produktif menjadi asal daya yang produktif sebagai akibatnya menaruh nilai irit.

Berdasarkan pengertian tadi, Robbins lebih memfokuskan pada tiga hal utama yaitu :
  • Gagasan baru yaitu suatu olah pikir dalam mengamati suatu kenyataan yang sedang terjadi, termasuk dalam bidang pendidikan, gagasan baru ini dapat berupa penemuan dari suatu gagasan pemikiran, Ide, sistem sampai dalam kemungkinan gagasan yang mengkristal. 
  • Produk serta jasa yaitu hasil langkah lanjutan berdasarkan adanya gagasan baru yg ditindak lanjuti dengan aneka macam kegiatan, kajian, penelitian serta percobaan sehingga melahirkan konsep yang lebih nyata dalam bentuk produk dan jasa yg siap dikembangkan dan dimplementasikan termasuk hasil penemuan dibidang pendidikan. 
  • Upaya pemugaran yaitu usaha sistematis untuk melakukan penyempurnaan dan melakukan perbaikan (improvement) yang terus menerus sebagai akibatnya butir inovasi itu bisa dirasakan manfaatnya. 
Pengertian Inovasi berdasarkan para pakar :
Pengertian Inovasi dari Everett M. Rogers
Mendefisisikan bahwa inovasi merupakan suatu ilham, gagasan, praktek atau objek/benda yg disadari serta diterima menjadi suatu hal yang baru sang seseorang atau kelompok buat diadopsi.

Pengertian Inovasi berdasarkan Stephen Robbins
Mendefinisikan, penemuan sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan buat memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa.

Pengertian Inovasi menurut Van de Ven, Andrew H
Inovasi adalah pengembangan dan implementasi gagasan-gagasan baru oleh orang dimana pada jangka waktu tertentu melakukan transaksi-transaksi menggunakan orang lain pada suatu tatanan organisasi.

Pengertian Inovasi menurut Kuniyoshi Urabe
Inovasi bukan merupakan aktivitas satu kali pukul (one time phenomenon),melainkan suatu proses yg panjang serta kumulatif yang mencakup banyak proses pengambilan keputusan di dan sang organisasi dari mulai penemuan gagasan hingga implementasinya pada pasar.

Pengertian Inovasi menurut UU No. 18 tahun 2002
Inovasi merupakan kegiatan penelitian, pengembangan, serta/atau perekayasaan yg bertujuan menyebarkan penerapan simpel nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru buat menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yg telah ada ke pada produk atau proses produksi.
Everett M. Rogers (1983) 

Mendefisisikan bahwa inovasi merupakan suatu ilham, gagasan, praktek atau objek/benda yg disadari serta diterima menjadi suatu hal yang baru sang seseorang atau kelompok buat diadopsi.
Stephen Robbins (1994) 

Mendefinisikan, penemuan sebagai suatu gagasan baru yang diterapkan buat memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses dan jasa.

Inovasi memiliki 4 (empat) ciri yaitu :
  • Memiliki kekhasan / khusus artinya suatu inovasi memiliki ciri yg khas dalam arti pandangan baru, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yg diperlukan. 
  • Memiliki karakteristik atau unsur kebaruan, pada arti suatu penemuan wajib mempunyai ciri sebagai sebuah karya dan butir pemikiran yang mempunyai kadar Orsinalitas dan kebaruan. 
  • Program inovasi dilaksanakan melalui acara yang bersiklus, dalam arti bahwa suatu penemuan dilakukan melalui suatu proses yg yang tidak tergesa-gesa, namun keg-inovasi dipersiapkan secara matang menggunakan program yg jelas dan direncanakan terlebih dahulu. 
  • Inovasi yg digulirkan memiliki tujuan, acara penemuan yang dilakukan harus memiliki arah yg ingin dicapai, termasuk arah dan strategi buat mencapai tujuan tersebut. 
Sifat Perubahan Dalam Inovasi Ada 6 Kelompok Yaitu :

1. Penggantian (substitution)
Misalnya : Inovasi pada penggantian jenis sekolah, penggantian bentuk perabotan, indera-indera atau sistem ujian yg lama diganti dengan yang baru.

2. Perubahan (alternation)
Misalnya : Mengubah tugas pengajar yang tadinya hanya bertugas mengajar, ditambah dengan tugas menjadi pengajar pembimbing serta penyuluhan / membarui kurikulum sekolah yang semula bercorak teoretis akademis sebagai kurikulum dan mata pelajaran yg berorientasi bernuansa keterampilan hidup mudah.

3. Penambahan (addition)
Misalnya : Adanya sosialisasi cara penyusunan dan analisis item tes objektif di kalangan guru sekolah dasar menggunakan tidak mengganti atau mengganti cara-cara penilaian yg telah ada.

4. Penyusunan kembali (restructturing)
Misalnya : Upaya menyusun balik susunan peralatan, menyusun kembali komposisi serta berukuran dan daya tampung kelas, menyusun kembali urutan mata-mata pelajaran / holistik sistem pengajaran, sistem kepangkatan, sistem pelatihan karier baik buat tenaga edukatif maupun energi administratif, teknisi, dalam upaya perkembangan holistik asal daya manusia dalam sistem pendidikan.

5. Penghapusan (elimination)
Contohnya : Upaya menghapus mata-mata pelajaran eksklusif seperti mata pelajaran menulis halus, atau menghapus kebiasaan buat senantiasa berpakaian seragam

6. Penguatan (reinforcement)
Misalnya : Upaya peningkatan atau pemantapan kemampuan tenaga dan fasilitas sehingga berfungsi secara optimal dalam permudahan tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Ø Manajemen Inovasi
Manajemen Inovasi adalah Proses mengelola penemuan pada suatu perusahaan agar bisa berdaya guna bagi penciptaan keunggulan bersaing yg berkelanjutan bagi perusahaan. Manajemen Inovasi diharapkan karena buat mengakui bahwa ilham-inspirasi segar harus terus mengalir secepat mungkin dan setiap ketika sebagai antisipasi perkembangan global yang semakin cepat, majemuk, serta bergerak maju tersebut. Di sini lah manajemen Inovasi itu harus berperan krusial.

Dalam perusahaan, Manajemen Inovasi diharapkan karena wangsit-ide segar akan terus lahir pada sebuah perusahaan serta sebagai sangat poly. Keberadaan ide-inspirasi tadi harus diatur dan disusun secara sistematis supaya tidak terjadi kesemrawutan. Inovasi yg wajib dijalankan secara sistematis, efisien, serta berkelanjutan ini memerlukan suatu sistem buat mengatur ide-inspirasi ini supaya lebih terstruktur. Dari 100 wangsit yang brilian, hanya satu yang sebagai inovatif. Jika dalam suatu perusahaan didapatkan 100 jenis produk pada satu tahunnya, maka diharapkan 10 ribu ilham cemerlang tersebut. Tanpa adanya manajemen yg baik, ide-ide itu malah akan menumpuk dan kemungkinan akan terlambat buat diperkenalkan pada pasar. Terlambat diperkenalkan di pasar maka akan kehilangan pendapatan sebagai akibatnya makin usang akan kehilangan kemampuan bersaing menggunakan yang lain.

Lihat saja perusahaan perusahaan yang menerapkan inovasi dengan baik. Seperti halnya perusahaan Apple yg terus mengembangkan inovasinya terus sebagai akibatnya membuat produk produk gagdet Ipad, Iphone, Ipod yang diterima pada pasar . Google menggunakan berbagai layanan yang unik di Internet. Perusahaan perusahaan kecil yg sudah berinovasi dengan memperkecil saat proses pembuatan produknya.

Ø Perbedaan Inovasi
1. Namun demikian Johne (1999) dalam Ojasalo (2008) membedakan tiga jenis inovasi: inovasi produk, proses inovasi, dan inovasi pasar. 
  • Inovasi produk memiliki makna paling jelas yaitu membentuk pendapatan.
  • Inovasi proses menyediakan sarana untuk menjaga serta meningkatkan kualitas serta untuk menghemat biaya . 
  • Inovasi pasar memperhatikan peningkatan target pasar campuran (mixed og target market) dan bagaimana pasar yang dipilih merupakan yg terbaik dilayani. 
2. Inovasi organisasi berkaitan dengan desain format organisasi baru dan filosofi manajemen baru. 
3. Inovasi perilaku berkaitan dengan aktivitas penemuan berdasarkan organisasi perusahaan. Sedangkan Meeus serta Edquist inovasi produk dibagi menjadi dua kategori:
  • barang baru: barang baru adalah inovasi produk material pada sektor manufaktur
  • layanan baru: jasa merupakan tidak berwujud, sering dikonsumsi secara bersamaan untuk produksi mereka serta memuaskan kebutuhan non-fisik dari pengguna (Edquist,2001.)
4. Meeus serta Edquist juga membagi menjadi 2 penemuan proses yaitu inovasi kategori-teknologi dan organisasi: 
  • inovasi proses teknologi membarui cara produk yang diproduksi menggunakan memperkenalkan perubahan teknologi (fisik peralatan, teknik, sistem); 
  • inovasi organisasi adalah penemuan pada struktur organisasi, strategi, dan proses administrasi (Damanpour, 1987).
5. Inovasi inkrimental (Incremental innovation) memanfaatkan potensi rancangan yg sudah ditetapkan, dan sering memperkuat dominasi kemampanan suatu perusahaan. Inovasi ini menaikkan kapabilitas fungsional teknologi yg ada menggunakan cara pemugaran dalam skala mini alam nilai tambah teknologi atau pemugaran pada skla kecil terhadap produk dan proses usaha yang ada ketika ini.

6. Inovasi Semiradical / generational atau inovasi teknologi generasi mendatang merupakan inovasi inkremental yang mengarah dalam penciptaan sistem baru tetapi tidak tidak selaras secara radikal.

7. Inovasi Radical memperkenalkan konsep baru yang
menyimpang secara signifikan dari praktek-praktek masa lalu dan membantu membentuk produk atau proses didasarkan dalam seperangkat teknik tidak selaras atau prinsip-prinsip ilmiah dan acapkali membuka baru pasar, atau sebagai output produk atau jasa yg didapatkan menurut cara/metode baru sama sekali.

PENGERTIAN INOVASI MENURUT PARA AHLI

Pengertian Inovasi Menurut Para Ahli
Inovasi merupakan suatu penemuan baru yg tidak selaras berdasarkan yg sudah terdapat atau yang telah dikenal sebelumnya. Orang atau wirausahawan yang slalu berinovasi, maka beliau sapat dikatakan sebagai seseorang wirausahwan yg inovatif. 

Seseorang yang inovatif akan selalu berupaya melakukan pemugaran, menyajikan sesuatu yang baru/unik yang berbeda menggunakan yg telah ada. Inovatif juga merupakan perilaku krusial bagi yang hendaknya dimiliki sang seorang wirausahawan. Wirausahawan yang slalu melakukan inovasi dalam ushanya. Maka keuntungan serta kesuksesan akan beliau dapat. Inovatif adalah implikasi berdasarkan ciri wirausahawan yg sanggup membawa perubahan dalam lingkungan sekitarnya. Inovatif secara tidak eksklusif menjadi sifat pembeda antara wirausahawan dengan orang biasa, maupun pengusaha. Seseorang wirausahawan akan selalu memikirkan buat melakukan sesuatu yang tidak sama, tidak seperti yg dipikirkan dan dilakukan sang kebanyakan orang. Kreatif serta inovatif adalah suatu kemampuan buat memindahkan asal daya yg kurang produktif sebagai sumber daya yg produktif sebagai akibatnya menaruh nilai irit. Baik pribadi juga tidak langsung seorang wirausahawan merupakan orang yangmampu membawa perubahan pada lingkunganya. Disisi lain beliau jua orang yang sanggup mendapat perubahan yang terjadi dan menyikapi perubahan tadi dengan positif. Beliau juga berani mengambil resiko berhasil ataupun gagal pada setiap jalan yg beliau ambil. Wirausahawan bisa bertahan pada kondisi perekonomian yg sulit dan serba kalut. Karena disaat seluruh galau, dia mempunyai ciptaan dan inovasi buat memindahkan asal daya yang kurang produktif sebagai asal daya yg produktif sebagai akibatnya menaruh nilai ekonomis.

Berdasarkan pengertian tersebut, Robbins lebih memfokuskan pada 3 hal utama yaitu :
  • Gagasan baru yaitu suatu olah pikir dalam mengamati suatu fenomena yg sedang terjadi, termasuk dalam bidang pendidikan, gagasan baru ini dapat berupa inovasi menurut suatu gagasan pemikiran, Ide, sistem hingga pada kemungkinan gagasan yg mengkristal. 
  • Produk dan jasa yaitu hasil langkah lanjutan berdasarkan adanya gagasan baru yg ditindak lanjuti dengan banyak sekali aktivitas, kajian, penelitian dan percobaan sehingga melahirkan konsep yg lebih nyata dalam bentuk produk serta jasa yg siap dikembangkan serta dimplementasikan termasuk hasil inovasi dibidang pendidikan. 
  • Upaya perbaikan yaitu bisnis sistematis buat melakukan penyempurnaan dan melakukan perbaikan (improvement) yg terus menerus sebagai akibatnya buah inovasi itu bisa dirasakan manfaatnya. 
Pengertian Inovasi berdasarkan para ahli :
Pengertian Inovasi menurut Everett M. Rogers
Mendefisisikan bahwa penemuan adalah suatu wangsit, gagasan, praktek atau objek/benda yg disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru sang seseorang atau grup untuk diadopsi.

Pengertian Inovasi berdasarkan Stephen Robbins
Mendefinisikan, inovasi sebagai suatu gagasan baru yg diterapkan buat memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses serta jasa.

Pengertian Inovasi berdasarkan Van de Ven, Andrew H
Inovasi adalah pengembangan dan implementasi gagasan-gagasan baru sang orang dimana pada jangka waktu tertentu melakukan transaksi-transaksi menggunakan orang lain dalam suatu tatanan organisasi.

Pengertian Inovasi dari Kuniyoshi Urabe
Inovasi bukan merupakan kegiatan satu kali pukul (one time phenomenon),melainkan suatu proses yg panjang dan kumulatif yg meliputi banyak proses pengambilan keputusan di dan oleh organisasi berdasarkan mulai penemuan gagasan hingga implementasinya pada pasar.

Pengertian Inovasi dari UU No. 18 tahun 2002
Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yg bertujuan menyebarkan penerapan simpel nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru buat menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yg telah ada ke pada produk atau proses produksi.
Everett M. Rogers (1983) 

Mendefisisikan bahwa penemuan adalah suatu wangsit, gagasan, praktek atau objek/benda yg disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru sang seseorang atau grup untuk diadopsi.
Stephen Robbins (1994) 

Mendefinisikan, inovasi sebagai suatu gagasan baru yg diterapkan buat memprakarsai atau memperbaiki suatu produk atau proses serta jasa.

Inovasi memiliki 4 (empat) karakteristik yaitu :
  • Memiliki kekhasan / khusus merupakan suatu inovasi memiliki karakteristik yang spesial dalam arti ilham, program, tatanan, sistem, termasuk kemungkinan hasil yg diharapkan. 
  • Memiliki karakteristik atau unsur kebaruan, pada arti suatu penemuan wajib mempunyai ciri menjadi sebuah karya dan butir pemikiran yg memiliki kadar Orsinalitas serta kebaruan. 
  • Program inovasi dilaksanakan melalui acara yang bersiklus, dalam arti bahwa suatu inovasi dilakukan melalui suatu proses yg yang tidak tergesa-gesa, namun keg-inovasi dipersiapkan secara matang menggunakan program yang kentara dan direncanakan terlebih dahulu. 
  • Inovasi yg digulirkan mempunyai tujuan, acara inovasi yg dilakukan wajib mempunyai arah yg ingin dicapai, termasuk arah dan taktik buat mencapai tujuan tersebut. 
Sifat Perubahan Dalam Inovasi Ada 6 Kelompok Yaitu :

1. Penggantian (substitution)
Misalnya : Inovasi pada penggantian jenis sekolah, penggantian bentuk perabotan, indera-indera atau sistem ujian yang lama diganti menggunakan yg baru.

2. Perubahan (alternation)
Misalnya : Mengubah tugas pengajar yg tadinya hanya bertugas mengajar, ditambah menggunakan tugas menjadi pengajar pembimbing dan penyuluhan / mengganti kurikulum sekolah yg semula bercorak teoretis akademis sebagai kurikulum dan mata pelajaran yang berorientasi bernuansa keterampilan hidup mudah.

3. Penambahan (addition)
Misalnya : Adanya sosialisasi cara penyusunan dan analisis item tes objektif pada kalangan pengajar sekolah dasar menggunakan tidak membarui atau mengubah cara-cara evaluasi yg telah terdapat.

4. Penyusunan balik (restructturing)
Misalnya : Upaya menyusun pulang susunan alat-alat, menyusun kembali komposisi dan berukuran serta daya tampung kelas, menyusun kembali urutan mata-mata pelajaran / keseluruhan sistem pedagogi, sistem kepangkatan, sistem pelatihan karier baik buat tenaga edukatif maupun tenaga administratif, teknisi, pada upaya perkembangan keseluruhan sumber daya manusia pada sistem pendidikan.

5. Penghapusan (elimination)
Contohnya : Upaya menghapus mata-mata pelajaran tertentu misalnya mata pelajaran menulis halus, atau menghapus kebiasaan buat senantiasa berpakaian seragam

6. Penguatan (reinforcement)
Misalnya : Upaya peningkatan atau pemantapan kemampuan energi serta fasilitas sehingga berfungsi secara optimal dalam permudahan tercapainya tujuan pendidikan secara efektif serta efisien.

Ø Manajemen Inovasi
Manajemen Inovasi adalah Proses mengelola penemuan di suatu perusahaan agar bisa berdaya guna bagi penciptaan keunggulan bersaing yg berkelanjutan bagi perusahaan. Manajemen Inovasi diperlukan karena buat mengakui bahwa ide-wangsit segar wajib terus mengalir secepat mungkin serta setiap waktu menjadi antisipasi perkembangan dunia yang semakin cepat, beragam, dan bergerak maju tersebut. Di sini lah manajemen Inovasi itu wajib berperan penting.

Dalam perusahaan, Manajemen Inovasi diperlukan karena ide-ide segar akan terus lahir di sebuah perusahaan dan sebagai sangat banyak. Keberadaan inspirasi-pandangan baru tersebut harus diatur dan disusun secara sistematis agar nir terjadi kesemrawutan. Inovasi yg harus dijalankan secara sistematis, efisien, serta berkelanjutan ini memerlukan suatu sistem buat mengatur ilham-inspirasi ini agar lebih terstruktur. Dari 100 wangsit yg brilian, hanya satu yg menjadi inovatif. Jika pada suatu perusahaan didapatkan 100 jenis produk pada satu tahunnya, maka diperlukan 10 ribu wangsit brilian tadi. Tanpa adanya manajemen yang baik, pandangan baru-ilham itu malah akan menumpuk serta kemungkinan akan terlambat buat diperkenalkan di pasar. Terlambat diperkenalkan di pasar maka akan kehilangan pendapatan sehingga makin usang akan kehilangan kemampuan bersaing dengan yang lain.

Lihat saja perusahaan perusahaan yg menerapkan inovasi dengan baik. Seperti halnya perusahaan Apple yg terus berbagi inovasinya terus sebagai akibatnya membuat produk produk gagdet Ipad, Iphone, Ipod yang diterima pada pasar . Google dengan aneka macam layanan yang unik di Internet. Perusahaan perusahaan kecil yang sudah berinovasi dengan memperkecil ketika proses pembuatan produknya.

Ø Perbedaan Inovasi
1. Tetapi demikian Johne (1999) pada Ojasalo (2008) membedakan tiga jenis inovasi: penemuan produk, proses inovasi, serta penemuan pasar. 
  • Inovasi produk memiliki makna paling jelas yaitu membuat pendapatan.
  • Inovasi proses menyediakan wahana buat menjaga dan mempertinggi kualitas serta buat berhemat porto. 
  • Inovasi pasar memperhatikan peningkatan sasaran pasar campuran (mixed og target market) serta bagaimana pasar yg dipilih adalah yang terbaik dilayani. 
2. Inovasi organisasi berkaitan menggunakan desain format organisasi baru serta filosofi manajemen baru. 
3. Inovasi perilaku berkaitan dengan kegiatan inovasi berdasarkan organisasi perusahaan. Sedangkan Meeus serta Edquist penemuan produk dibagi menjadi dua kategori:
  • barang baru: barang baru merupakan penemuan produk material pada sektor manufaktur
  • layanan baru: jasa adalah tidak berwujud, tak jarang dikonsumsi secara bersamaan buat produksi mereka dan memuaskan kebutuhan non-fisik menurut pengguna (Edquist,2001.)
4. Meeus dan Edquist jua membagi sebagai dua penemuan proses yaitu penemuan kategori-teknologi serta organisasi: 
  • inovasi proses teknologi mengganti cara produk yang diproduksi dengan memperkenalkan perubahan teknologi (fisik alat-alat, teknik, sistem); 
  • inovasi organisasi merupakan penemuan dalam struktur organisasi, strategi, serta proses administrasi (Damanpour, 1987).
5. Inovasi inkrimental (Incremental innovation) memanfaatkan potensi rancangan yang sudah ditetapkan, serta sering memperkuat dominasi kemampanan suatu perusahaan. Inovasi ini menaikkan kapabilitas fungsional teknologi yg terdapat menggunakan cara perbaikan pada skala kecil alam nilai tambah teknologi atau pemugaran pada skla kecil terhadap produk dan proses bisnis yang terdapat waktu ini.

6. Inovasi Semiradical / generational atau inovasi teknologi generasi mendatang adalah inovasi inkremental yang menunjuk pada penciptaan sistem baru tetapi nir berbeda secara radikal.

7. Inovasi Radical memperkenalkan konsep baru yang
menyimpang secara signifikan dari praktek-praktek masa lalu serta membantu membentuk produk atau proses berdasarkan dalam seperangkat teknik tidak sama atau prinsip-prinsip ilmiah serta sering membuka baru pasar, atau sebagai hasil produk atau jasa yg dihasilkan menurut cara/metode baru sama sekali.

PENGERTIAN PENELITIAN MENURUT PARA AHLI

Pengertian Penelitian Menurut Para Ahli
Menurut Nur Indrianto dan Supomo pada kitab “Metode Penelitian Bisnis” (2002, p.16), penelitian adalah refleksi dari hasrat buat mengetahui sesuatu berupa liputan – liputan atau kenyataan alam. Penelitian pada dasarnya adalah penyelidikan yang sistematis menggunakan tujuan buat memperoleh pengetahuan yang berguna buat menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah dalam kehidupan sehari – hari.

Menurut Sugiyono (2006, p.1), Penelitian adalah cara ilmiah buat mendapatkan data dengan tujuan serta kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti aktivitas penelitian itu menurut dalam karakteristik - ciri keilmuan yaitu rational (lumrah), Empiris (bisa diamati oleh alat manusia), dan sistematis (menggunakan langkah - langkah eksklusif yg bersifat logis). Secara generik, penelitian dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu:

1. Penelitian dasar (basic research)
Penelitian dasar adalah pencarian terhadap sesuatu karena ada perhatian serta keingintahuan terhadap output suatu kegiatan. Hasil menurut penelitian dasar merupakan pengetahuan generik dan pengertian - pengertian tentang alam serta hukum - hukumnya.

2. Penelitian terapan (applied research)
Penelitian terapan adalah penyelidikan yang hati-hati, sistematik dan monoton terhadap suatu perkara menggunakan tujuan buat dipakai menggunakan segera untuk keperluan tertentu. Hasil penelitian nir perlu sebagai suatu inovasi baru, namun merupakan pelaksanaan baru menurut penelitian yg sudah terdapat.

Paradigma Penelitian
Menurut Sugiyono (2005, p.37), Paradigma penelitian adalah pola pikir yg menunjukkan interaksi antara variabel yang akan diteliti yg sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan perkara yg perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan buat merumuskan hipotesis, dan statistik yg akan dipakai. 

Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2006, p38) Variabel merupakan segala sesuatu yg berbentuk apa saja yang ditetapkan sang peneliti buat dipelajari sebagai akibatnya diperoleh informasi mengenai hal tadi, lalu ditarik konklusi. Adapun tipe - tipe menurut variabel, yakni :

1. Variabel Independen (bebas)
Adalah sebuah variabel yang mensugesti atau yg sebagai karena perubahannya atau timbulnya suatu variabel dependen.

2. Variabel Dependen (terikat)
Adalah sebuah variabel yang ditentukan atau yg sebagai dampak, karena adanya variabel bebas. Variabel bisa sebagai fokus utama dalam perhatian suatu penelitian. Dengan kata lain, variabel terikat adalah variabel primer yg berakibat variabel ini sebuah faktor yg wajib diteliti. Tujuan dari peneliti adalah buat mengerti serta mengungkapkan variabel terikat ini.

Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi
Menurut Sugiyono (2004, p72) populasi adalah daerah generalisasi yang terdiri menurut objek atau subjek yang mempunyai kualitas serta ciri tertentu yang diterapkan sang peneliti buat dipelajari serta kemudian ditarik konklusi. Jadi populasi bukan hanya orang, namun juga objek dan benda – benda alam yg lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh ciri atau sifat yang memiliki sang subjek atau objek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah Karyawan dan Staf dalam PT. Aneka Tambang, Tbk sejumlah 2460 karyawan yang diseleksi melalui Tes CPNS maupun seleksi spesifik bagi energi ahli yg dibutuhkan.

Sampel
Menurut Sugiyono (pada bukunya “Metodologi Penelitian Administrasi” ,2004, p73) merupakan bagian dari jumlah serta ciri yg dimiliki oleh populasi tadi. Jika populasi besar , peneliti nir mungkin mempelajari seluruh yg terdapat dalam populasi. Menurut Mudrajat Kuncoro (2003, p.105), sampel yang baik umumnya mempunyai beberapa karakteristik. Karakteristik yg dimaksud mencakup:
a. Sampel yang baik memungkinkan peneliti buat merogoh keputusan yg herbi besaran sampel buat memperoleh jawaban yg dihendaki.
b. Sampel yang baik mengidentifikasikan probabilitas menurut setiap unit analisis buat sebagai sampel.
c. Sampel yang baik memungkinkan peneliti menghitung akurasi serta impak (misalnya kesalahan) dalam pemilihan sampel daripada hrus melakukan sensus.
d. Sampel yg baik memungkinkan peneliti menghitung derajat agama yang diterapkan dalam estimasi populasi yang disusun berdasarkan sampel statistik.

Teknik Sampling Penelitian
Menurut Mudrajat Kuncoro (2003, p.111), yang dimaksud menggunakan teknik sampling merupakan cara pengambilan sampel. Menurut Sugiyono (2004, p74), teknik sampling dikelompokkan menjadi dua (2) yaitu, Probability Sampling serta Nonprobability Sampling, tetapi pada penelitian ini, hanya akan memakai teknik pengambilan sample dengan probability sampling yaitu sample secara acak samplig dimana pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara rambang tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi.

Probability sampling, adalah teknik sampling yg memberikan peluang yg sama bagi setiap unsur (anggota) populasi buat dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan Simple random sampling Dikatakan simple (sederhana) lantaran pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Menurut Mudrajad Kuncoro (2003, pp.112), prinsip pemilihan sample pada desain ini merupakan setiap eleman pada populasi mempunyai kesempatan yg sama untuk dipilih. Prosedur pemilihan secara acak sederhana ini sebagai berikut Davis & Cosenza (1993, pp.227-231):
○ Tentukan populasi penelitian dan dapatkan unit pemilihan sampel
○ Tentukan besar sample yg dikehendaki
○ Ambil sampel secara rambang berdasarkan unit pemilihan sampel

Menurut Mudrajat (2003, p.112), Ada beberapa kelebihan menurut pemilihan random Sederhana, diantaranya:
○ Prosedur pemilihan sampel sangat mudah
○ Unit pemilihan sampel hanya satu macam
○ Kesalahan penjabaran bisa dihindarkan
○ Cukup menggunakan citra garis akbar dari populasi
○ Merupakan desain sampel yang paling sederhana dan mudah

Ukuran Sampel
Jumlah anggota sample tak jarang dinyatakan dengan ukuran samplel. Jumlah sampel yang 100 % (seratus %) mewakili populasi adalah sama menggunakan jumlah anggota populasi itu sendiri. Dalam penentuan jumlah sampel dari populasi diperlukan tingkat kesalahan 1 % (satu persen), 5 % (lima %) serta 10 % (sepuluh persen). Rumus buat menghitung berukuran sampel menurut populasi yang diketahui jumlahnya adalah menjadi berikut :

ג2.N.P. Q
s =

d2(N-1) +ג2.P.Q


ג2Dengandk =1,tarafkesalahan1 %, 5 %, 10 %
P =Q =0,lima.D =0,05.S =jumlahsampel.

Skala Likert
Menurut Sugiyono (2004, p86), skala likert dipakai untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seorang atau sekelompok orang energi atau kenyataan sosial. Sedangkan Menurut Sugiyono (2004, p86), Kebaikan tipe likert merupakan variabel yg akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan menjadi titik tolak buat menyusun item- item instrumen yg didapat berupa pernyataan – pertanyaan. Untuk keperluan nilai, sebagai berikut :
UntukJawaban:

A. SangatSetuju                      diberiskor       5

B.setuju                                  diberiskor       4

C.kurang Setuju                     diberiskor       3

D. TidakSetuju                        diberiskor       2

E.sangatTidakSetuju           diberiskor       1

Kuesioner
Menurut Arikunto (2002, p128), Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang dipakai buat memperoleh keterangan menurut responden pada arti laporan mengenai pribadinya atau hal – hal yang dia ketahui.

Tujuan utama menurut penyusunan informasi lapangan merupakan :
1. Merupakan fakta yg relevan dengan tujuan informasi lapangan.
2. Memberikan urutan pertanyaan yang logis serta terarah dalam utama problem kepada responden
3. Memberikan format baku pencatatan keterangan, pendapat serta sikap
4. Memudahkan pengolahan data.

Menurut Sugiyono (2004, p135) informasi lapangan merupakan teknik pengukuran data yang dilakukan menggunakan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis pada responden buat dan 1/2 terbuka. Namun dalam penelitian ini memakai “Pertanyaan Tertutup, yaitu pertanyaan yang jawabannya sudah disediakan, sebagai akibatnya responden bisa pribadi memilih buat menjawab pertanyaan yang diberikan”.

Analisis Data Penelitian
Deskripsi Data Penelitian
Menurut Mudrajat Kuncoro (2003, p.173), ada dua penjabaran metode numerik yg tersedia buat mendeskriptifkan data kuantitatif, yaitu:

(1). Ukuran kecenderungan sentral (central tendency)
Adalah suatu berukuran yang mengukur tendensi suatu himpunan data yg mengelompok atau memusat pada nilai numeric tertentu. Ada 3 metode mengukur tendensi sentral, yaitu: homogen-rata, median, dan modus. Berikut akan diuraikan ketiga macam metode ukuran kecenderungan sentral:

a. Rata-rata
Rata-homogen hitung adalah suatu himpunan data kuantitatif yg menjumlahkan semua data dibagi banyaknya data yang ada.

∑X
X = 

N




Gambar Rumus Rata-rata

Sumber:Mudrajat(2003, p.173)

Keterangan: ∑X  =Penjumlahtiapdataatautotalskor

N     =Banyaknyadatayangada

Menurut Mudrajat (2003, p.175), Keakuratan penggunaan rata-homogen tergantung berdasarkan 2 faktor, yaitu:
○ Ukuran sampel, semakin besar sampel, semakin akurat estimasi homogen-rata populasi
○ Variabilitas menurut data yang kita miliki. Semakin banyak variasi data, semakin berkurang akurasi estimasi rata-rata.

b. Median
Median adalah angka tengah yang diperoleh jika data disusun berdasarkan nilai terendah hingga nilai tertinggi. Menghitung median menggunakan cara:
○ Jika jumlah observasi (n) ganjil , maka median diperoleh dari angka tengah
○ Bila jumlah observasi (n) genap, maka median diperoleh menurut homogen-homogen antara dua angka.

c. Modus
Modus adalah nilai yang paling tak jarang muncul, atau frekuensinya paling tinggi. Dengan istilah lain, modus memberitahuakn di mana data cenderung terkonsentrasi.

(dua). Ukuran Variabilitas Atau Penyimpangan
Menurut Mudrajat (2003, p.175), Ukuran variabilitas merupakan suatu berukuran yg mengatur sebaran data. Lantaran yang diukur merupakan seberapa jauh data menyimpang dari rata-ratanya, maka ukuran variabilitas acapkali diklaim menjadi ukuran penyimpangan. Ukuran Variabilitas yang seringkali dipakai merupakan skewness, range dan deviasi standar. Berikut ini akan diuraikan masing- masing metode:

○ Kecondongan (Skewness)
Adalah ukuran bentuk atau derajat simetris distribusi data. Kecondongan distribusi suatu data dapat dihitung menggunakan:

Rata-homogen- Modus
Skewness =  

Deviasistandar




Gambar Rumus skewness

Sumber: Mudrajat(2003,p.173)


○ Range (Rentang)
Adalah selisih antara nilai terbesar serta nilai terkecil dari suatu himpunan data. Semakin akbar nilai rentang, maka semakin tinggi penyimpangan data menurut nilai rata-ratanya.
Rentang=X max– X min

Xmax=Nilaiterbesar

Xmin=Nilaiterkecil


Gambar Rumus range

Sumber: Sudjana,MetodeStatistika(Tarsito,Bandung 1996, p.93)


Skor Total didapat dengan memakai rumus sebagai berikut:
∑X      =X1+X2+….. +Xn

Xi        =Skorrespondenke-i

N         =JumlahResponden



Gambar Rumus Skor Total

Sumber:Sudjana, MetodeStatistika (Tarsito,Bandung1996,p.93)


Bila nilai baku deviasi relatif akbar berarti data yg dipakai sebaran atau variabilitasnya tinggi. Jika nilai deviasi baku relative mini , ialah data yang dipakai mengelompok di seputar nilai rata- ratanya serta penyimpangannya kecil.

Distribusi Frekuensi Skor
PerhitunganJumlahKelas(K );AturanSturgess :


K =1 +3,3 Logn

PerhitunganPanjangKelas:




RentangSkor
Panjang Skor =   

JumlahKelas

PENGERTIAN BELAJAR MENURUT PSIKOLOGI HUMANISTIK

Pengertian Belajar Menurut Psikologi Humanistik
Pada akhir tahun 1940-an muncul suatu perspektif psikologi baru. Orang-orang yang terlibat dalam penerapan psikologilah yang berjasa dalam perkembangan ini, misalnya ahli-ahli psikologi klinik, pekerja-pekerja sosial dan konseler. Gerakan ini erkembang, dan lalu dikenal sebagai psikologi humanistik, eksestensial, perceptual, atau fenomenologikal. Psikologi ini berusaha buat tahu konduite seseorang dari sudut si pelaku (behaver), bukan dari pengamat (observer).

Dalam global pendidikan, genre humanistik timbul dalam tahun 1960 hingga 1970-an serta mungkin perubahan-perubahan dan inovasi yang terjadi selama dua dasa warsa yang terakhir pada abad 20 ini pun jua akan menuju pada arah ini 

Perhatian psikologi humanistik yg terutama tertuju dalam kasus bagaimana tiap-tiap individu ditentukan serta dibimbing oleh maksud-maksud langsung yang mereka hubungkan pada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Menurut para pendidik aliran humanistik penyusunan dan penyajian bahan ajar barus sesuai dengan perasaan serta perhatian murid.

Tujuan primer para pendidik artinya membantu siswa untuk membuatkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu buat mengenal diri mereka sendiri menjadi insan yang unik serta membantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yg terdapat dalam diri mereka

Psikologi humanistik berkeyakinan bahwa anak termasuk makhluk yg unik, majemuk, tidak selaras antara satu dengan yg lain. Keberagaman yang terdapat pada diri anak, hendaknya dikukuhkan. Dengan demikian, seseorang pendidik atau guru bukanlah bertugas buat menciptakan anak menjadi insan sinkron yang ia kehendaki, melainkan memantapkan visi yg sudah ada dalam anak itu sendiril untuk itu, seorang pendidik pertama kali membantu anak untuk memahami diri mereka sendiri, dan tidak memaksakan pemahamannya sendiri tentang diri murid.

Keberagaman anak tidak saja dari segi lahir, melainkan yang terutama adalah menurut segi batinnya. Oleh karenanya, jika ingin memahami anak, nir bisa dengan menggunakan perspektif orang yang tahu, melainkan menggunakan memakai perspektif orang yang dipahami.

Behaviorisme Versus Humanistik
Dalam menyoroti perkara perilaku, ahli-ahli psikologi behavioral dan humanistik mempunyai pandangan yg sangat berbeda. Perbedaan ini dikenal menjadi freedom of determination issue. Para behaviorest memandang orang sebagai makhluk reaktif yg menaruh responsnya terhadap lingkungannya. Pengalaman lampau serta pemeliharaan akan membangun konduite mereka. Sebaliknya para humanistik mempunyai pendapat bahwa tiap orang itu memilih perilaku mereka sendiri. Mereka bebas dalam menentukan kualitas hidup mereka, tidak terikat oleh lingkungannya.

Sebagaimana disebtakan diatas, bahwa pandangan psikologi humanistik merupakan anti tesa berdasarkan pandangan psikologi behavioristik. Eka dalam pandangan psikologi behavioristik, belajar merupakan kontrol fragmental yang dilakukan sang lingkungan, maka pada pandangan psikologi humanistik justru kebalikannya. Belajar dilakukan dengan cara memberikan kebebasan yg sebanyak-besarnya pada individu.

Tokoh-Tokoh Humanistik
Ada beberapa tokoh yg menonjol dalam genre humanistik misalnya: Combs, Maslov, serta Rogers

1) Combs :
Combs serta mitra-mitra menyatakan apabila kita ingin tahu perilaku orang kita harus mencoba tahu dunia persepsi orang itu. Jika kita ingin membarui konduite seorang, kita harus berusaha membarui keyakinan atau pandangan orang itu, konduite dalamlah yang membedakan seseorang dari yg lain. Combs dan kawankawan selanjutnya mengungkapkan bahwa perilaku jelek itu sesungguhnya tak lain hanyalah menurut ketidakmauan seseorang untuk melakukan sesuatu yg tidak akan memberikan kepuasan baginya. Apabila seorang guru mengeluh bahwa siswanya tidak memiliki motivasi buat melakukan sesuatu, ini sesungguhnya berarti, bahwa anak didik itu nir mempunyai motivasi buat melakukan sesuatu yg dikehendaki sang pengajar itu. Jika pengajar itu memberikan kegiatan yg lain, mungkin sekali anak didik akan memberikan reaksi yang positif. Para ahli humanistik melihat adanya 2 bagian pada leaming, yaitu:
1. Pemerolehan warta baru,
2. Personalisasi liputan, ini pada individu.

Combs beropini bahwa poly pengajar membuat kesalahan menggunakan berasumsi bahwa anak didik mau belajar jika subject matter-nya disusun serta tersaji sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada subject matter itu, dengan kata lain pada individulah yg memberikan arti tadi kepada subject matter itu. Sehingga yg penting merupakan bagaimana caranya membawa si anak didik untuk memperoleh arti bagi pribadinya berdasarkan subject matter itu, bagaimana murid itu menghubungkan subject matter itu dengan kehidupannya (Principles of Instruction Design sang Robert M. Gayne & Leshe J. Briggs, laman 212).

Combs menaruh lukisan persepsi diri serta persepsi dunia seorang misalnya dua bundar (besar serta kecil) yang bertitik sentra satu. Lingkaran kecil (1) adalah citra menurut persepsi diri serta bundar akbar (2) adalah persepsi global. Makin jauh insiden-insiden itu menurut persepsi diri makin berkurang pengaruhya pada individu serta makin dekat peristiwa-insiden itu dari persepsi diri makin besar pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yg mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin gampang hal itu terlupakan.

2) Maslov
Teori berdasarkan atas perkiraan bahwa di pada diri kita ada 2 hal :
(1) Suatu usaha yg positif buat berkembang
(2) Kekuatan buat melawan atau menolak perkembangan itu, (maslov, 1968)

Pada diri masing-masing orang memiliki berbagai perasaan takut misalnya rasa takut buat berusaha atau berkembang, takut buat merogoh kesempatan, takut membahayakan apa yg sudah ia miliki dan sebagainya. Tetapi mendorong buat maju ke arah keutuhan, keunikan diri, menghadapi dunia luar serta pada waktu itu pula ia bisa mendapat diri sendifi (self).

Maslov membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) insan sebagai tujuh hirarki. Jika seorang sudah dapat memenuhi kebutuhan pertama, seperti kebutuhan fisiologis, barulah dia bisa menginginkan kebutuhan yg terletak di tasnya, ialah kebutuhan menerima rasa kondusif dan seterusnya. Hirarki kebutuhan insan menurut Maslov ini mempunyai implikasi yg krusial yang harus diperhatikan sang pengajar dalam ketika dia mengajar anak-anak. Ia berkata bahwa perhatian serta motivasi belajar tidak mungkin berkembang bila kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.

3) Carl Rogers
Salah seorang tokoh psikologi humanistik merupakan Carl Rogers, seseorang pakar psikoterapi. La memiliki pandangan bahwa murid yg belajar hendaknya tidak dipaksa, melainkan dibiarkan belajar bebas. Tidak itu saja, anak didik juga dibutuhkan dapat membebaskan dirinya hingga beliau bisa mengambil keputusan sendiri serta berani bertanggung jawab atas keputusan-keputusan yang dia ambil atau pilih.

Dalam belajar demikian, anak tidak dketak menjadi oran lain melainkan dibiarkan dan dipupuk buat menjadi dirinya sendiri. La tidak direkayasa supaya terikat pada orang lain, bergantung kepada pihak lain serta memenuhi asa orang lain. La dibiarkan supaya permanen mampu menjadi arsitek untuk dirinya sendiri. 

Rogers mengemukakan prinsip-prinsip belajar humanistik menjadi berikut :

a. Hasrat buat belajar
Hasrat untuk belajar merupakan suatu hal yg bersifat alamiah bagi insan. Ini ditimbulkan adanya hasrat ingin memahami insan yang terus menerus terhadap global menggunakan segala isinya. Hasrat ingin tahu yang demikian terhadap dunia sekelilingnya, berakibat penyebab seorang senantiasa berusaha mencari jawabannya. Dalam proses mencari jawaban inilah, seorang mengalami aktivitas-kegiatan belajar.

b. Belajar bermakna.
Dalam pandangan psikologi humanistik makna sangat krusial pada belajar. Seorang beraktivitas atau tidak senantiasa akan menimbang-nimbang apakah kegiatan tersebut menipunyai makna untuk dirinya. Sebab, sesuatu yang tidak bermakna bagi dirinya, tentu tidak akan dia lakukan.

c. Belajar tanpa sanksi.
Hukuman memang bisa saja membuat seseorang untuk belajar. Namun, output belajar demikian tidak akan bertahan usang. La melakukan kegiatan sekedar menghindari ancaman hukuman. Pada hal, manakala sanksi tak ada, aktivitaspun nir akan dilakukan. Oleh karena itu, agar anak belajar justru harus dibebaskan berdasarkan ancaman hukuman.

Belajar yg terbebas dari ancaman hukuman demikian im berakibat penyebab anak bebas melakukan apa saja, mencoba-coba sesuatu yg bermanfaat buat dirinya. Mengadakan eksperimentasi-eksperimentasi hingga anak dapat menemukan sendiri tentang sesuatu yg baru. Kreativitas anak dalam belajar yg bebas menurut ancaman sanksi menggunakan sendirinya jua akan meningkat.

d. Belajar menggunakan inisiatif sendiri.
Belajar dengan inisiatif sendiri pada diri pembelajar sebenamya menyiratkan betapa tingginya motivasi internal yg dipunyai. Pembelajar yg poly berinisiatif tatkala belajar, senantiasa mencari cara-cara hingga dia berhasil dalam belajarnya. Inisialif yg lahir berdasarkan diri sendiri im pula memberitahuakn rendalmya dependensi pembelajar terhadap orang lain. La akan bebas melakukan apa saja dalam belajarnya. Serta tidak terikat oleh rekayasa-rekayasa yg berasal berdasarkan lingkungannya. Pada diri pembelajar yang kaya inisiatif, masih ada kemampuan buat mengarahkan dirinya sendiri, menentukan pilihannya sendiri serta berusaha menimbang-nimbang sendiri mana hal yg baik bagi dirinya. La akan berusaha dengan totalitas pribadinya buat mencapai sesuatu yg beliau cita-citakan. 

e. Belajar dan perubahan.
Dunia terus berubah, serta siapapun di global ini tidak ada yang bisa menangkal perobahan. Oleh karenanya, pembelajar haruslah dapat belajar dalam segala kondisi serta situasi yang serba berubah. Kalau tidak, dia akan terlindas oleh perubahan.

Dengan demikian, belajar yang sekedar mengingat informasi, menghafal sesuatu, dipandang nir cukup. Orang wajib bisa menyesuaikan pada sebuah global yg senantiasa berubah.

Dalam bukunya freedom to learn, ia memberitahuakn sejumlah prinsip-prinsip belajar humanistik yg penting, di antaranya adalah :
(1) Manusia itu memiliki kemampuan buat belajar secara alami.
(2) Belajar yang signifikan terjadi bila subject matter di rasakan murid mempunyai relevansi menggunakan maksud-maksudnya sendiri.
(tiga) Belajar yg menyangkut suatu perubahan pada pada persepsi mengenai dirinya sendiri dipercaya mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.
(4) Tugas-tugas belajar yg mengancam diri merupakan lebilh mudah dirasakan dan diasimilasikan apabila ancaman- ancaman menurut luar itu semakin kecil
(5) Apabila ancaman terhadap diri anak didik rendah, pengalaman bisa diperoleh dengan berbagai cara yg bhineka serta terjadilah proses belajar
(6) Belajar yg bermakna diperoleh anak didik dengan melakukannya.
(7) Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan pada proses belajar serta ikut bertanggung-jawab terhadap proses belajar itu.
(8) Belajar atas inisiatif sendiri yg melibatkan langsung siswa seutuhnya baik perasaan juga intelek, merupakan cara yg bisa menaruh basil yg mendalam dan lestari.
(9) Kepercayaan tehadap diri sendiri, kemerdekaan. Kreativitas lebih gampang dicapai terutama murid dibiasakan buat mawas diri dan mengeritik dirinya sendiri dan evaluasi diri orang lain merupakan cara kedua yg penting.
(10) Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam global modern ini merupakan belajar mengenai proses belajar. Suatu keterbukaan yg terus-menerus terhadap pengalaman serta penyatuannya ke dalam dirinya sendiri mengenai proses perubahan itu.

PENGERTIAN BELAJAR MENURUT PSIKOLOGI KOGNITIF

Pengertian Belajar Menurut Psikologi Kognitif
Ada beberapa ahli yang belum merasa puas terhadap penemuan-penemuan para ahli sebelumnya mengenai belajr menjadi proses interaksi stimulus-respon-reinforcement. Mereka berpendapat, bahwa tingkahlaku seseorang nir hanya dikontrol oleh Reward dan reinforcement. Mereka ini adalah para ahli jiwa aliran kognitif. Menurut pendapat mereka, tingkah laku seorang senantiasa berdasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan seseorang terlibat langsung pada situsi itu dan memperoleh insight buat pemecahan kasus. Jadi kaun kognitif berpandangan, bahwa tingkahlaku seorang lebih bergantung kepada insight terhadap interaksi-interaksi yg ada dalam suatu situasi. Keseluruhan merupakan lebih menurut bagian-bagiannya. Mereka memberi tekanan pada organisasi pengamatan atas stimulus pada pada lingkungan dan faktor-faktor yang menghipnotis pengamatan.

Menurut psikologi kognitif, belajar dicermati menjadi suatu bisnis buat mengerti tentang sesuatu. Usaha buat mengerti tentang sesuatu tersebut, dilakukan secara aktif oleh pembelajar. Keaktifan tersebut bisa berupa mencari pengalaman, mencari keterangan, memecahkan masalah, mencermati lingkungan. Mempraktekkan, mengabaikan serta respon-respon yang lainnya guna mencapai tujuan. Para psikolog kognitif berkeyakinan bahwa pengetahuan yang dipunyai sebelumnya, sangat memilih terhadap perolehan belajar :yg berhasil dipelajari yg berhasil diingat dan yang gampang dilupakan.

Salah satu teori belajar yang berasal berdasarkan psikologi kognitif merupakan teori pemerosesan berita. Menurut teori ini, belajar dicermati sebagaoi proses pengolahaninformasi pada otak manusia. Sedangkan pengolahan sang otak manusia sendiri dimulai dengan pengatan (penginderaan) atas informasi yang berada pada lingkungan manusia, penyimpanan (baik buat jangka ketika pendek juga panjang), penyimpanan / pengkodean / penyadian terhadap berita-liputan yg tersimpan, serta sesudah menciptakan pengertian, kemudian dimuntahkan kembalii oleh pembelajar.

Menurut teori ini suatu warta yang berasal menurut lingkungan pembelajar, dalam awalnya diterima oleh reseptor. Reseptor-sreseptor tadi memberikan simbol-simbol fakta yang ia terima, dan lalu diteruskan ke registor penginderaan yg masih ada dalam saraf pusat. Dengan demikian, fakta-liputan yang diterima sang registor penginderaan sudah mengalami transformasi.

Informasi yg masuk ke dalam syaraf pusat tersdebut lalu disimpan pada ketika pendek. Informasi-liputan yang disimpan dalam waktu sementara waktu ini, sebagian diantaranya diteruskan ke memori jangka pendek, sedangkan selebihnya hilang menurut sistem. Proses pereduksian seperti ini dikenal juga dengan persepsi selektif. Sementara memori jangka pendek lazim jua dikenal menggunakan memori kerja serta kesadaran. Kapasitas memori jangka pendek ini amat terbatas, waktunya juga pendek.

Informasi pada memori jangka pendek bisa ditranspormasi dalam bentuk kode-kode serta selanjutnya, diteruskan ke memori jangka panjang. Saat transpormasi, informasi-informasi baru terintegrasi menggunakan informasi-liputan lama yg telah tersimpan dalam memori jangka panjang bertahan usang, dan disiapkan untuk digunakan pada kemudian hari.

Pengeluaran pulang atas keterangan-informasi yg terseimpan dalam memori jangka panjang adalah menggunakan pemanggilan. Dalam pikiran yang sadar, warta mengalir berdasarkan memori jangka panjang ke memori jangka pendek, dan lalu kegenerator respon. Sementara buat respon otomatis, kabar mengalir eksklusif menurut memori jangka panjang kegenerator respon selama pemanggilan.dari psikologi belajr kognitif, reinforcemen sangat krusial jua dalam belajar, meskipun alasan yg dikemukakan tidak sinkron menggunakan psikologi behavioristik. Sebab, manakala dari psikolog behavioristik reinforcemen berfungsi sebagai pemerkuat respon atau tingkah laku , maka dari psikolog kognitif, berfungsi sebagai asal umpan balik , megurangi keragu-raguan sampai menunjuk pada pengertian.

Teori kognitif berpijak pada tiga hal yaitu :
(1) Perantara sentral (central intermediaries)
(dua) Proses-proses pusat otak (central brain), misalnya ingatan atau ekpektasi adalah integrator tingkah laku yang bertujuan. Pendapat ini menurut dalam inferensi tingkah laris yang tampak (diamati)
(3) Pertanyaan mengenai apa yg dipelajari ? Jawabannya merupakan struktur kognitif, bahwa yang dipelajari merupakan berita, kita mengetahui dimana adanya, yg mengetahui altemate routes illustratis cognitive structure . Variabel tingkah laris non habitual merupakan struktur kognitif sebagai bagian dari apa yang dipelajari.
(4) Pemahaman dalam pemecahan perkara. Pemecahan suatu masalah merupakan dengan cara menyajikan pengalaman lampau pada bentuk struktur perseptual yang mendasari terjadinya insight (pemahaman) pada mana adanya pemgetian tentang hubungan-hubungan yang essensial. Perferensi yg digunakan adalah the contemporary structuring of the masalah.

Prinsip-prinsip belajar teori kognitif :
(1) Gambaran perseptual sesuai dengan masalah yang dipertunjukkan kepada murid merupakan syarat belajar yang krusial. Suatu kasus belajar yang trstruktur serta tersaji upaya citra-citra yang esensial terbuka terhadap inspeksi dari murid.
(dua) Organisasi pengetahuan wajib merupakan sesuatu fundamental bagi pengajar atau perencana pendidikan. Susunanya dari yg sederhana ke yg kompleks, pada arti dari holistik yg sederhana ke keseluruhan yang lebih kompleks. Masalah bagian keseluruhan merupakan kasus organisasi dan tidak bertalian dengan teori pola kompleksitas. Sesuai menggunakan pandangan mengenai pertumbuhan kognitif, maka organisasi pengetahuan tergantung dalam taraf perkembangan anak didik.
(3) Belajar menggunakan pemahaman (understanding) adalah lebih permanen (menetap) dan lebih memungkinkan buat ditransferkan, dibandingkan menggunakan rte leaming atau belajar menggunakan formula. Berbeda menggunakan teori stimulus respon, teori yg menitikberatkan dalam pentingnya kebermaknaan pada belajar serta mengingat (retention).
(4) Umpan balik kognitif mempertunjukkan pengetahuan yang sahih dan tepat dan mengoreksi kesalahan belajr. Siswa menerima atau menolak sesuatu dari konsekuensi berdasarkan apa yg sudah diperbuatnya. Dalam hal ini kognitif setara menggunakan penguatan (reinforcement) pada S-R theory, namun teori kognitif cenderung menempatkan titik beratnya dalam pengujian hipotesis melalui umpan kembali.
(5) Penetapan tujuan (goal setting) penting menjadi motivasi belajar. Keberhasilan serta kegagalan sebagai hal yang memilih cara tetapkan tujuan buat saat yg akan datang.
(6) Berfikir defergen menuju ke ditemukannya pemecahan perkara atau terciptanya produk yg berilai serta menyenagkan. Berbeda dengan berfikir konvergen yang menuju ke menerima jawaban-jawaban yang benar secara logika. Berfikir defergen menuntut dukungan (umpan balik ) bagi upaya belum pasti seseoranbg yang asli agar agar dia dapat mengamati dirinya menjadi kreatif potensial.

Teori Belajar Cognitive-Field dari Lewin
Bertolak berdasarkan inovasi Gestalt Psychology, Kurt Lewin (1892-1947) menyebarkan suatu teori belajar cognitive field menggunakan menaruh perhatian kepadakepribadian dan psikologi sosial. Lewin memandang masing-mading individu berada di pada suatu medan kekuatan, yang bersifat psikologis. Medan kekuatan psikologis dimana individu bereaksi disebut life space. Life space mencakup perwujudan lingkungan dimana individu bereaksi, misalnya : orang-orang yang beliau jumpai, objek materiil yg beliau hadapi, dan fungsi-fungsi kejiwaan yang ia miliki. Lewin beropini, bahwa tingkah laku adalah hasil hubungan antar kekuatan-kekuatan, baik dalam diri individu misalnya tujuan, kebutuhan, tekanan kejiwaan, juga menurut luar diri individu misalnya sebagai akibat menurut perubahan dalam struktur kognitif. Perubahan struktur kognitif itu merupakan hasil dari dua macam kekuatan, satu berdasarkan struktur medan kognisi itu sendiri, yg lainnya menurut kebutuhan serta motivasi intemal individu. Lewin menaruh peranan yg lehih penting pada motivasi dari reward.

Teori Belajar Cognitive Development dari Piaget 
Dalam teorinya Piaget memandang bahwa proses berfikir sebagai kegiatan gradual menurut fungsi intelektual menurut konkret menuju abstrak.

Piaget adalah seorang psikolog developmental lantaran penelitiannya mengenai tahap-termin perkembangan langsung dan perubahan umur yang mempengaruhi kemampuan belajr individu. Dia adalah salah seorang psikolog suatu teori komperhensif tentang perkembangan intelegensi atau proses berfikir. Menurut Piaget, pertumbuhan kapasitas mental memberikan kemampuan-kemampuan mental baru yang sebelumnya nir ada. Pertumbuhan intelektual merupakan tidak kuantitatif, melainkan kualitatif. Apabila pakar hayati menekankan penjelasan mengenai pertumbuhan struktur memungkinkan individu mengalami penyesuaian diri menggunakan lingkungna, maka Piaget tekanan penyelidikannya lain. Piaget menyelidiki perkara yg sama dari segi penyesuaian / adaptasi manusia serta meneliti perkembangan intelektual atau kognisi dari dalil bahwa struktur intelektual terbentuk di pada individu dampak interaksinya menggunakan lingkungan.

Piage memakai kata scheme secara interchageably, Piaget memakai kata scheme secara interchangeably menggunakan kata struktur. Scheme merupakan pola tingkah laris yang dapat diulangulang. Scheme berhubungan dengan :
  • Refleks-refleks pembawaan, contohnya bemafas, makan, minum
  • Scheme mental, contohnya scheme of classifkation, scheme of operation (pola tingkah laku yg masih sukar diamati misalnya sikap), scheme of operation (pola tingkah laris yang dapat diamati).
Menurut Piaget, intelegensiitu sendiri terdiri dari 3 aspek yaitu :
a. Struktur, disebut juga scheme misalnya yg dikemukakan di atas.
b. Isi dianggap juga content, yaitu pola tingkah laku khusus tatkala individu menghadapi sesuatu masalah.
c. Fungsi, disebut juga fungcion, yg herbi cara seorang mencapai kemajuan intelektual, fungsi itu sendiri terdiri berdasarkan 2 macam fungsi invarian, yaitu organisasi serta adaptasi.
  • Organisasi, berupa kecakapan seorang / organisme dalam menyusun proses-proses fisik serta psikis pada bentu sistem-sistem yang koheren.
  • Adaptasi, yaitu adaptasi individu terhadap lingkungannya. Adaptasiini terdiri dari 2 macam proses komplementer yaitu asimilasi dan akomodasi.
  1. Asimilasi : Proses penggunaan struktur atau kemampuan individu buat menghadapi masalah pada lingkungannya.
  2. Akomodasi : Proses perubahanrespon individu terhadap stimuli lingkungannya.
Dengan penjelasan seperti pada atas dapatlah kita ketahui mengenai bagaimana terjadinya pertumbuhan serta perkembangan individu.

Pertumbuhan intelektual terjadi karena adanya proses yg konstan berdasarkan adanya equlibrium-equilibrium. Jika individu dapat menjaga adanya equilibrium, individu akan bisa mencapai taraf perkembangan intelektual yg lebih tinggi. Pengaplikasian di dlaam belajar, perkembangan kognitif bergantung kepada komodasi. Kepada anak didik wajib diberikan suatu area yg belum diketahui agar dia dapat belajar, lantaran dia tak bisa belajar dari apa yang telah diketahuinya saja. Ia tak bisa menggantngkan diri pada asimilasi. Dengan adanya area baru ini siswa akan mengadakan usaha buat dapat mengakomodasi. Situasi atau area itulah yg akan mempermudahpertumbuhan kognitif.

Jadi secara singkat bisa dikatakan bahwa pertumbuhan intelektual anak mengandung tiga aspek, yaitu structure, content, serta function. Anak yg sedang mengalami perkembangan. Struktur dan kontent intelektualnya berubah / berkembang. Fungsi serta adaptasi akan mtersusun sehingga berubah / berkembang. Fungsi serta adaptasi akan tersusun sehingga melahirkan suatu rangkaian perkembangan, masing-masing mempunyai struktur psikologis spesifik yg menentukan kecakapan pikir anak. Maka Piaget mengartikan inteligensi merupakan sejumlah struktur piskologis yang ada pada tingkat perkembangan khusus.

Tahap-tahap Perkembangan
Piaget mengidentifikasi empat faktor yang mensugesti transisi tahap perkembangan anak, yaitu :
1. Kematangan
2. Pengalaman fisik / lingkungan
3. Transmisi sosial
4. Equilibrium atau self regulation

Selanjutnya dia membagi taraf-tingkat perkembangan
1. Tingkat sensori motoris 0.0 – dua.0 Tiap
2. Taraf preoperasinal 2.0 – 7.0 anak
3. Tingkat operasi nyata 7.0 – 11.0 ber-
4. Tingkat operasi formal 11.0 - beda

Penjelasan :
1. Bayi lahir dengan refleks bawaan, skema dimodifikasi dan digabungkan buat membentuk tingkah laris yang lebih kompleks. Pada masa kanak-kanak ini, anak belum mempunyai konsepsi mengenai objek yang tetap. Ia hanya dapat mengetahui hal-hal yang ditangkap dengan inderanya.
2. Tingkat preoperasional anak mulai ada pertumbuhan kognitifnya, namun masih terbatas dalam hal-hal yg bisa ia jumpai (dicermati) pada dalam lingkungannya saja. Baru pada menjelang akhir tahun ke-dua anak telah mulai mengenal simbol / nama. Dalam interaksi ini Philips (1969) membagi atas :
1. Concreteness
2. Interversibility
3. Centering, (ini tampak adanya egocentisme)
4. State vs transformation, dan
5. Transductive reasoning
1. Tingkat operasi konkret

anak telah dapat mengetahui simbol-simbol matematis, tetapi belum dapat menghadapi hal-hal yg abstrak. Kecakapan kognitif anak :
(1) Combinativy classifkation
(2) Reversibility
(3) Associativity
(4) Identity
(5) Serializing

Anak mulai kurang egocentrisme-nya dan lebih sociocentris (anak mulai membentuk peer class)

2. Tingkat operasi formal
Anak telah memiliki pemikiran tak berbentuk dalam bentuk-bentuk kompleks. Flavell (1963) memberikan ciri-karakteristik sebagai berikut :
a. Pada pemikiran anak remaja merupakan hypothetko-deductive.
Ia sudah bisa membuat hipotesis-hipotesis dari suatu problema dan menciptakan keputusan terhadap problema itu secara sempurna, tetapi anak kecil belum bisa menyimpulkan apakah hipotesisnya ditolak atau diterima.

b. Periode propositional thinking
Remaja telah bisa meberikan statemen atu proposisi dari pada data yg konkret. Tetapi kaang-kadang ia berhadapan menggunakan proporsi yg bertentangan menggunakan kabar.

c. Periode combinatorial thinking
Bila remaja itu mempertimbangkan tentang pemecahan duduk perkara ia telah bisa memisahkan faktor-faktor yg menyangkut dirinya dan mengkombinasi faktor-faktor itu.

Jerome bruner dengan Discovely Leaming-nya
Yang sebagai dasar inspirasi J. Bruner artinya pendapat menurut Piaget yg menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif di pada belajr di kelas. Untuk itu Bruner memakai cara menggunakan apa yang disebutnya discovery leeaming, yaitu dimana siswa mengorganisasi bahan yang dipelajari menggunakan suatu bentuk akhir. Prosedor ini tidak sama dengan reception leaming atau expositoryteaching, dimana guru menampakan berita dan anak didik wajib menyelidiki semua bahan / informasi itu.

Banyak pendapat yg mendunkung discovery leaming itu, antara lain J. Dewey (1933) menggunakan complete art of reflective activity aau dikenal dengan duduk perkara solving. Ide Bruner itu ditulis pada bukunya Process of Education. Di dalam buku itu beliau melaporkkan output berdasarkan suatu konferensi diantara suatu para pakar science. Ahli sekolah / pengajaran serta pendidik tentang pedagogi science. Dalam hal ini /beliau mengemukakan pendapatnya, bahwa mata pelajaran bisa diajarkan secara efektif dalam bentuk intelektual yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Pada tingkat permulaan pedagogi hendaknya bisa diberikan melalui cara-cara yang bermakna, serta makin meningkat ke arah yg tak berbentuk.

Bruner mendapat pertanyaan, bagaimana kita dapat mengembangkan program pedagogi yg lebih efektif bagi anak yg muda ? Jawaban Bruner ialah dengan mengkoordinasikan metode penyajian bahan itu, yg sinkron dengan tingkat kemajuan anak. Tingkat-tingkat kemajuan anak dari tingkatt kamajuan anak (anactive) ke representasi konret (konek) dan akhirnya ke taraf representasi yang abstrak (symbolk). Demikian jua dalam penyesuaian kurikulum. Pemyataan lain serta process of education ialah mengenai bagaimana mata pelajaran itu wajib diajarkan. Kurikulum menurut suatu mata pelajaran harus ditentukan oleh pengertian yg sangat fundamental bahwa hal itu dapat dicapai menurut prinsip-prinsip yang menaruh struktur bagi mata pelajaran itu. Maka di dalam mengajar wajib dapat diberikan kepada anak didik struktur dari mata pelajaran itu, siswa wajib mengusut prinsip-prinsip itu sehingga terbentuklah suatu disiplin. Sekali siswa mengetahui prinsip itu beliau dilema di pada disiplin itu. Bruner menyebutkan hendaknya guru wajib memberikan kesempatan kepada muridnya buat sebagai seorang dilema solver, seseorang scientist, historin, atau ahli matematika.biarkanlah anak didik-anak didik kita menemukan arti bagi diri mereka endiri, serta memungkinkan mereka buat mempelajari konsep-konsep pada dalam bahasa yang dimengerti mereka.

the act of discovery menurut Bruner:
1. Adanya suatu kenaikan terencana di pada potensi intelektual.
2. Ganjaran intrinsik lebih ditekankan daripada intrinsik.
3. Murid yang menilik bagaimana menemukan berarti murid itu menguasai metode discovery leaming.
4. Murid lebilh senang mengingat-ingat fakta .

PENGERTIAN BELAJAR MENURUT PSIKOLOGI KOGNITIF

Pengertian Belajar Menurut Psikologi Kognitif
Ada beberapa ahli yg belum merasa puas terhadap inovasi-inovasi para ahli sebelumnya mengenai belajr menjadi proses hubungan stimulus-respon-reinforcement. Mereka beropini, bahwa tingkahlaku seorang nir hanya dikontrol oleh Reward dan reinforcement. Mereka ini merupakan para pakar jiwa genre kognitif. Menurut pendapat mereka, tingkah laku seorang senantiasa berdasarkan dalam kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan seorang terlibat pribadi pada situsi itu serta memperoleh insight untuk pemecahan perkara. Jadi kaun kognitif berpandangan, bahwa tingkahlaku seorang lebih bergantung pada insight terhadap hubungan-interaksi yg ada pada suatu situasi. Keseluruhan adalah lebih menurut bagian-bagiannya. Mereka memberi tekanan dalam organisasi pengamatan atas stimulus di pada lingkungan serta faktor-faktor yg mensugesti pengamatan.

Menurut psikologi kognitif, belajar dicermati sebagai suatu usaha buat mengerti tentang sesuatu. Usaha buat mengerti tentang sesuatu tersebut, dilakukan secara aktif sang pembelajar. Keaktifan tadi bisa berupa mencari pengalaman, mencari keterangan, memecahkan perkara, mencermati lingkungan. Mempraktekkan, mengabaikan serta respon-respon yang lainnya guna mencapai tujuan. Para psikolog kognitif berkeyakinan bahwa pengetahuan yg dipunyai sebelumnya, sangat menentukan terhadap perolehan belajar :yg berhasil dipelajari yg berhasil diingat dan yg gampang dilupakan.

Salah satu teori belajar yg asal berdasarkan psikologi kognitif merupakan teori pemerosesan kabar. Menurut teori ini, belajar dipandang sebagaoi proses pengolahaninformasi dalam otak manusia. Sedangkan pengolahan oleh otak insan sendiri dimulai dengan pengatan (penginderaan) atas informasi yang berada dalam lingkungan insan, penyimpanan (baik untuk jangka waktu pendek juga panjang), penyimpanan / pengkodean / penyadian terhadap keterangan-informasi yg tersimpan, dan selesainya membentuk pengertian, kemudian dikeluarkan kembalii oleh pembelajar.

Menurut teori ini suatu warta yg berasal menurut lingkungan pembelajar, dalam awalnya diterima sang reseptor. Reseptor-sreseptor tadi memberikan simbol-simbol informasi yg beliau terima, serta kemudian diteruskan ke registor penginderaan yang masih ada dalam saraf pusat. Dengan demikian, keterangan-kabar yang diterima oleh registor penginderaan sudah mengalami transformasi.

Informasi yg masuk ke pada syaraf pusat tersdebut kemudian disimpan pada waktu pendek. Informasi-fakta yg disimpan pada saat sementara waktu ini, sebagian antara lain diteruskan ke memori jangka pendek, sedangkan selebihnya hilang menurut sistem. Proses pereduksian seperti ini dikenal pula dengan persepsi selektif. Sementara memori jangka pendek lazim pula dikenal menggunakan memori kerja dan kesadaran. Kapasitas memori jangka pendek ini amat terbatas, waktunya jua pendek.

Informasi dalam memori jangka pendek dapat ditranspormasi pada bentuk kode-kode dan selanjutnya, diteruskan ke memori jangka panjang. Saat transpormasi, fakta-keterangan baru terintegrasi dengan berita-informasi lama yang telah tersimpan dalam memori jangka panjang bertahan usang, serta disiapkan buat dipergunakan di kemudian hari.

Pengeluaran pulang atas informasi-berita yg terseimpan pada memori jangka panjang merupakan menggunakan pemanggilan. Dalam pikiran yang sadar, warta mengalir berdasarkan memori jangka panjang ke memori jangka pendek, dan kemudian kegenerator respon. Sementara untuk respon otomatis, liputan mengalir pribadi menurut memori jangka panjang kegenerator respon selama pemanggilan.menurut psikologi belajr kognitif, reinforcemen sangat krusial jua dalam belajar, meskipun alasan yg dikemukakan berbeda menggunakan psikologi behavioristik. Sebab, manakala dari psikolog behavioristik reinforcemen berfungsi sebagai pemerkuat respon atau tingkah laku , maka dari psikolog kognitif, berfungsi menjadi sumber umpan pulang, megurangi keragu-raguan hingga mengarah pada pengertian.

Teori kognitif berpijak dalam 3 hal yaitu :
(1) Perantara sentral (central intermediaries)
(2) Proses-proses sentra otak (central brain), contohnya ingatan atau ekpektasi merupakan integrator tingkah laku yg bertujuan. Pendapat ini dari dalam inferensi tingkah laris yang tampak (diamati)
(tiga) Pertanyaan mengenai apa yang dipelajari ? Jawabannya adalah struktur kognitif, bahwa yg dipelajari merupakan berita, kita mengetahui dimana adanya, yg mengetahui altemate routes illustratis cognitive structure . Variabel tingkah laku non habitual merupakan struktur kognitif menjadi bagian menurut apa yang dipelajari.
(4) Pemahaman dalam pemecahan masalah. Pemecahan suatu perkara adalah dengan cara menyajikan pengalaman lampau pada bentuk struktur perseptual yang mendasari terjadinya insight (pemahaman) pada mana adanya pemgetian mengenai hubungan-interaksi yg essensial. Perferensi yang digunakan adalah the contemporary structuring of the duduk perkara.

Prinsip-prinsip belajar teori kognitif :
(1) Gambaran perseptual sesuai menggunakan perkara yg dipertunjukkan pada anak didik adalah kondisi belajar yang krusial. Suatu masalah belajar yang trstruktur serta disajikan upaya gambaran-gambaran yg esensial terbuka terhadap pemeriksaan dari siswa.
(2) Organisasi pengetahuan wajib adalah sesuatu mendasar bagi pengajar atau perencana pendidikan. Susunanya dari yang sederhana ke yang kompleks, dalam arti berdasarkan holistik yang sederhana ke keseluruhan yg lebih kompleks. Masalah bagian holistik merupakan perkara organisasi serta nir bertalian dengan teori pola kompleksitas. Sesuai menggunakan pandangan mengenai pertumbuhan kognitif, maka organisasi pengetahuan tergantung dalam tingkat perkembangan siswa.
(3) Belajar dengan pemahaman (understanding) merupakan lebih permanen (menetap) dan lebih memungkinkan buat ditransferkan, dibandingkan menggunakan rte leaming atau belajar dengan formula. Berbeda dengan teori stimulus respon, teori yang menitikberatkan dalam pentingnya kebermaknaan dalam belajar serta mengingat (retention).
(4) Umpan pulang kognitif mempertunjukkan pengetahuan yang sahih dan sempurna dan mengoreksi kesalahan belajr. Siswa menerima atau menolak sesuatu berdasarkan konsekuensi berdasarkan apa yg sudah diperbuatnya. Dalam hal ini kognitif setara dengan penguatan (reinforcement) dalam S-R theory, namun teori kognitif cenderung menempatkan titik beratnya pada pengujian hipotesis melalui umpan kembali.
(5) Penetapan tujuan (goal setting) krusial menjadi motivasi belajar. Keberhasilan serta kegagalan menjadi hal yg menentukan cara tetapkan tujuan buat saat yang akan tiba.
(6) Berfikir defergen menuju ke ditemukannya pemecahan perkara atau terciptanya produk yang berilai dan menyenagkan. Berbeda menggunakan berfikir konvergen yg menuju ke mendapatkan jawaban-jawaban yg benar secara akal. Berfikir defergen menuntut dukungan (umpan kembali) bagi upaya tentatif seseoranbg yg asli supaya agar dia dapat mengamati dirinya menjadi kreatif potensial.

Teori Belajar Cognitive-Field dari Lewin
Bertolak menurut inovasi Gestalt Psychology, Kurt Lewin (1892-1947) mengembangkan suatu teori belajar cognitive field menggunakan memberikan perhatian kepadakepribadian dan psikologi sosial. Lewin memandang masing-mading individu berada di dalam suatu medan kekuatan, yang bersifat psikologis. Medan kekuatan psikologis dimana individu bereaksi dianggap life space. Life space meliputi perwujudan lingkungan dimana individu bereaksi, misalnya : orang-orang yg dia jumpai, objek materiil yang beliau hadapi, dan fungsi-fungsi kejiwaan yg beliau miliki. Lewin beropini, bahwa tingkah laku merupakan output interaksi antar kekuatan-kekuatan, baik dalam diri individu seperti tujuan, kebutuhan, tekanan kejiwaan, juga berdasarkan luar diri individu misalnya menjadi dampak menurut perubahan dalam struktur kognitif. Perubahan struktur kognitif itu merupakan hasil dari 2 macam kekuatan, satu berdasarkan struktur medan kognisi itu sendiri, yang lainnya berdasarkan kebutuhan dan motivasi intemal individu. Lewin memberikan peranan yang lehih krusial pada motivasi berdasarkan reward.

Teori Belajar Cognitive Development dari Piaget 
Dalam teorinya Piaget memandang bahwa proses berfikir sebagai aktivitas gradual berdasarkan fungsi intelektual menurut nyata menuju tak berbentuk.

Piaget merupakan seseorang psikolog developmental lantaran penelitiannya tentang tahap-tahap perkembangan eksklusif dan perubahan umur yg mensugesti kemampuan belajr individu. Dia merupakan galat seseorang psikolog suatu teori komperhensif tentang perkembangan intelegensi atau proses berfikir. Menurut Piaget, pertumbuhan kapasitas mental menaruh kemampuan-kemampuan mental baru yg sebelumnya tidak terdapat. Pertumbuhan intelektual merupakan nir kuantitatif, melainkan kualitatif. Apabila pakar hayati menekankan penjelasan tentang pertumbuhan struktur memungkinkan individu mengalami penyesuaian diri menggunakan lingkungna, maka Piaget tekanan penyelidikannya lain. Piaget memeriksa masalah yg sama dari segi penyesuaian / adaptasi manusia serta meneliti perkembangan intelektual atau kognisi dari dalil bahwa struktur intelektual terbentuk pada dalam individu akibat interaksinya menggunakan lingkungan.

Piage memakai istilah scheme secara interchageably, Piaget memakai istilah scheme secara interchangeably dengan istilah struktur. Scheme adalah pola tingkah laku yg dapat diulangulang. Scheme herbi :
  • Refleks-refleks pembawaan, contohnya bemafas, makan, minum
  • Scheme mental, misalnya scheme of classifkation, scheme of operation (pola tingkah laku yg masih sukar diamati misalnya perilaku), scheme of operation (pola tingkah laku yang bisa diamati).
Menurut Piaget, intelegensiitu sendiri terdiri dari 3 aspek yaitu :
a. Struktur, diklaim jua scheme misalnya yg dikemukakan pada atas.
b. Isi disebut pula content, yaitu pola tingkah laris khusus tatkala individu menghadapi sesuatu kasus.
c. Fungsi, diklaim juga fungcion, yg herbi cara seseorang mencapai kemajuan intelektual, fungsi itu sendiri terdiri berdasarkan 2 macam fungsi invarian, yaitu organisasi serta adaptasi.
  • Organisasi, berupa kecakapan seorang / organisme pada menyusun proses-proses fisik serta psikis pada bentu sistem-sistem yang koheren.
  • Adaptasi, yaitu adaptasi individu terhadap lingkungannya. Adaptasiini terdiri menurut dua macam proses komplementer yaitu asimilasi dan akomodasi.
  1. Asimilasi : Proses penggunaan struktur atau kemampuan individu buat menghadapi kasus dalam lingkungannya.
  2. Akomodasi : Proses perubahanrespon individu terhadap stimuli lingkungannya.
Dengan penjelasan misalnya pada atas dapatlah kita ketahui tentang bagaimana terjadinya pertumbuhan dan perkembangan individu.

Pertumbuhan intelektual terjadi lantaran adanya proses yang kontinu menurut adanya equlibrium-equilibrium. Bila individu dapat menjaga adanya equilibrium, individu akan bisa mencapai taraf perkembangan intelektual yang lebih tinggi. Pengaplikasian pada dlaam belajar, perkembangan kognitif bergantung pada komodasi. Kepada murid harus diberikan suatu area yg belum diketahui supaya beliau bisa belajar, karena dia tak bisa belajar menurut apa yang telah diketahuinya saja. Ia tak bisa menggantngkan diri pada asimilasi. Dengan adanya area baru ini siswa akan mengadakan bisnis buat dapat mengakomodasi. Situasi atau area itulah yg akan mempermudahpertumbuhan kognitif.

Jadi secara singkat bisa dikatakan bahwa pertumbuhan intelektual anak mengandung tiga aspek, yaitu structure, content, dan function. Anak yang sedang mengalami perkembangan. Struktur serta kontent intelektualnya berubah / berkembang. Fungsi serta adaptasi akan mtersusun sebagai akibatnya berubah / berkembang. Fungsi serta adaptasi akan tersusun sebagai akibatnya melahirkan suatu rangkaian perkembangan, masing-masing memiliki struktur psikologis spesifik yang menentukan kecakapan pikir anak. Maka Piaget mengartikan inteligensi merupakan sejumlah struktur piskologis yg terdapat pada taraf perkembangan spesifik.

Tahap-termin Perkembangan
Piaget mengidentifikasi empat faktor yg mempengaruhi transisi termin perkembangan anak, yaitu :
1. Kematangan
2. Pengalaman fisik / lingkungan
3. Transmisi sosial
4. Equilibrium atau self regulation

Selanjutnya dia membagi taraf-taraf perkembangan
1. Tingkat sensori motoris 0.0 – 2.0 Tiap
2. Taraf preoperasinal 2.0 – 7.0 anak
3. Taraf operasi nyata 7.0 – 11.0 ber-
4. Taraf operasi formal 11.0 - beda

Penjelasan :
1. Bayi lahir dengan refleks bawaan, skema dimodifikasi dan digabungkan buat membangun tingkah laku yang lebih kompleks. Pada masa kanak-kanak ini, anak belum memiliki konsepsi tentang objek yang permanen. Ia hanya bisa mengetahui hal-hal yang ditangkap dengan inderanya.
2. Taraf preoperasional anak mulai timbul pertumbuhan kognitifnya, tetapi masih terbatas dalam hal-hal yang bisa dia jumpai (dilihat) di dalam lingkungannya saja. Baru pada menjelang akhir tahun ke-2 anak sudah mulai mengenal simbol / nama. Dalam hubungan ini Philips (1969) membagi atas :
1. Concreteness
2. Interversibility
3. Centering, (ini tampak adanya egocentisme)
4. State vs transformation, dan
5. Transductive reasoning
1. Tingkat operasi konkret

anak telah dapat mengetahui simbol-simbol matematis, tetapi belum bisa menghadapi hal-hal yang tak berbentuk. Kecakapan kognitif anak :
(1) Combinativy classifkation
(2) Reversibility
(tiga) Associativity
(4) Identity
(5) Serializing

Anak mulai kurang egocentrisme-nya dan lebih sociocentris (anak mulai menciptakan peer group)

2. Tingkat operasi formal
Anak sudah memiliki pemikiran tak berbentuk dalam bentuk-bentuk kompleks. Flavell (1963) memberikan karakteristik-ciri sebagai berikut :
a. Pada pemikiran anak remaja adalah hypothetko-deductive.
Ia sudah bisa menciptakan hipotesis-hipotesis berdasarkan suatu problema serta membuat keputusan terhadap problema itu secara sempurna, namun anak mini belum bisa menyimpulkan apakah hipotesisnya ditolak atau diterima.

b. Periode propositional thinking
Remaja sudah bisa meberikan statemen atu proposisi menurut pada data yang nyata. Namun kaang-kadang ia berhadapan menggunakan proporsi yg bertentangan menggunakan informasi.

c. Periode combinatorial thinking
Bila remaja itu mempertimbangkan mengenai pemecahan masalah dia telah dapat memisahkan faktor-faktor yg menyangkut dirinya serta mengkombinasi faktor-faktor itu.

Jerome bruner menggunakan Discovely Leaming-nya
Yang sebagai dasar pandangan baru J. Bruner ialah pendapat menurut Piaget yg menyatakan bahwa anak harus berperan secara aktif pada dalam belajr pada kelas. Untuk itu Bruner memakai cara dengan apa yang disebutnya discovery leeaming, yaitu dimana murid mengorganisasi bahan yg dipelajari menggunakan suatu bentuk akhir. Prosedor ini tidak sama dengan reception leaming atau expositoryteaching, dimana guru menampakan liputan serta anak didik wajib menilik semua bahan / warta itu.

Banyak pendapat yang mendunkung discovery leaming itu, diantaranya J. Dewey (1933) menggunakan complete art of reflective activity aau dikenal menggunakan masalah solving. Ide Bruner itu ditulis pada bukunya Process of Education. Di pada kitab itu beliau melaporkkan output dari suatu konferensi diantara suatu para pakar science. Ahli sekolah / pengajaran serta pendidik tentang pengajaran science. Dalam hal ini /ia mengemukakan pendapatnya, bahwa mata pelajaran dapat diajarkan secara efektif dalam bentuk intelektual yg sinkron menggunakan tingkat perkembangan anak. Pada tingkat permulaan pedagogi hendaknya bisa diberikan melalui cara-cara yg bermakna, dan makin meningkat ke arah yg tak berbentuk.

Bruner mendapat pertanyaan, bagaimana kita bisa berbagi program pengajaran yg lebih efektif bagi anak yg muda ? Jawaban Bruner artinya dengan mengkoordinasikan metode penyajian bahan itu, yg sinkron dengan tingkat kemajuan anak. Tingkat-taraf kemajuan anak menurut tingkatt kamajuan anak (anactive) ke representasi konret (konek) dan akhirnya ke tingkat representasi yang abstrak (symbolk). Demikian jua dalam penyesuaian kurikulum. Pemyataan lain serta process of education merupakan tentang bagaimana mata pelajaran itu harus diajarkan. Kurikulum dari suatu mata pelajaran harus ditentukan oleh pengertian yg sangat fundamental bahwa hal itu dapat dicapai menurut prinsip-prinsip yg menaruh struktur bagi mata pelajaran itu. Maka di dalam mengajar wajib bisa diberikan kepada murid struktur berdasarkan mata pelajaran itu, siswa harus menilik prinsip-prinsip itu sehingga terbentuklah suatu disiplin. Sekali murid mengetahui prinsip itu dia problem pada dalam disiplin itu. Bruner mengungkapkan hendaknya guru harus memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seseorang masalah solver, seseorang scientist, historin, atau ahli matematika.biarkanlah anak didik-siswa kita menemukan arti bagi diri mereka endiri, dan memungkinkan mereka buat menyelidiki konsep-konsep pada pada bahasa yang dimengerti mereka.

the act of discovery berdasarkan Bruner:
1. Adanya suatu kenaikan terencana di dalam potensi intelektual.
2. Ganjaran intrinsik lebih ditekankan daripada intrinsik.
3. Murid yg memeriksa bagaimana menemukan berarti murid itu menguasai metode discovery leaming.
4. Murid lebilh senang mengingat-ingat berita .