MATERI SOSIOLOGI PERUBAHAN SOSIAL

Warga belajar--sekalian--selamat pagi, hari ini kita akan melanjutkan pembahasan kita mengenai materi mata Pelajaran Sosiologi yaitu mengenai "Perubahan Sosial". Kita akan coba ringkas materi ini dalam sebuah konsep "Perubahan sosial serta Kesinambungan Masyarakat Indonesia". Ringkasannya menjadi berikut :
PENGERTIAN PERUBAHAN SOSIAL
Seperti sudah kita singgung minggu kemaren : Pengertian perubahan sosial merupakan ketidak sesuaian diantara unsur-unsur yang berbeda pada kehidupan sosial sebagai akibatnya menghasilkan suatu pola kehidupan sosial yg tidak serasi fungsinya bagi masyarakata yang bersangkutan.
Suatu warga pasti mengalami perubahan hanya saja iramanya yang tidak selaras, ada yg cepat serta ada yang lambat perubahannya. Untuk mengetahui perubahan sosial, dengan cara membandingkan syarat rakyat kini dengan keadaan masyarakat sebelumnya.
Misalnya : Dahulu ada asumsi bahwa wanita hanya menjadi bunda rumah tangga serta mengurus anak, namun sekarang banyak sebagai perempuan karier menggunakan jaman emansipasinya.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada rakyat meliputi aneka macam aspek misalnya perubahan norma-norma sosial, nilai-nilai sosial, hubungan sosial, pola-pola konduite, organisasi sosial, forum kemasyarakatan, lapisan masyarakat, kekuasaan, kewenangan dan sebagainya.
Setiap perubahan terdapat unsur-unsur yang mengalami perubahan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi unsur-unsur baru pada terima atau ditolak sang warga , yaitu :
1. Struktur Sosial Masyarakat
Struktur sosial yg otoriter sulit mendapat perubahan, kecuali unsur baru tadi baik belangsung atau tidak berlangsung berguna bagi rezim yang berkuasa.
2. Tidak bertentanga dengan ajaran agama
Unsur baru bisa diterima apabila nir bertentangan menggunakan ajaran agama yang dianut oleh warga .
3. Unsur terdapat unsur-unsur kebudayaan yg sebagai landasan
Unsur baru gampang diterima rakyat apabila telah terdapat unsur-unsur kebudayaan yg menjadi landasan bagi diterimanya kebudayaan baru tadi.
4. Kebiasaan masyarakat berhubungan dengan masyarakat lain
Masyarakat yg terbuka cenderung lebih gampang menerima kebudayaan baru/asing. 
BENTUK-BENTUK PERUBAHAN SOSIAL
Perubahan sosial mempunyai aneka macam bentuk bila ditnjau berdasarkan aneka macam aspek yaitu :
1. Ditinjau dair Prosesnya
a. Perubahan Cepat (Revolusi)
Perubahan revolusi suatu masyarakat yg cepat dan menyangkut sendi-sendi pada kehidupan warga . Perubahan revolusi dapat direncanakan atau nir direncanakan. Misalnya revolusi 17 Agustus 1945 dengan tujuan proklamasi kemerdekaan.
Syarat-syarat Revolusi
1) Adanya cita-cita untuk mengadakan perubahan
2) Adanya pemimpin yang mampu memimpin harapan masyarakat
3) Pemimpin yg bisa menampung aspirasi masyarakat
4) Pemimpin sanggup menjelaskan tujuan revolusi baik konkrit juga abstrak
5) Ada waktu (momentum) yang sempurna buat melakukan revolusi.
b. Perubahan Lambat (Evolusi)
Perubahan evolusi merupakan suatu perubahan yg lambat dan memilih saat yg nisbi usang. Perubahan ini terjadi lantaran warga menyesuaikan dengna kebutuhan keadaan dan syarat baru seiring dengan pertumbuhan masyarakat, Misalnya: peranan wanita pada ketika relatif panjang serta perlahan menempati kedudukan yg lebih bertenaga menurut sebelumnya.
c. Perubahan Bergelombang
Perubahan bergelombang adalah terjadinya gangguan keseimbangan pada rakyat yang selalu muncul kembali dan akhirnya sebagai ekuilibrium kembali. Misalnya: perubahan konservatisme dalam sistem politik.
d. Perubahan Kumulatif
Perubahan kumulatif merupakan suatu gangguan keseimbangan yang berulang kali menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan baru baik yang bersifat kemajuan ataupun kemunduran pada masyarkat.
2. Ditinjau serta Pengaruh yg ditimbulkan
a. Perubahan berupa kemajuan (Progres)
Perubahan progres adalah perubahan yg membawa kemajuan bagi rakyat lantaran rakyat memperoleh kemudahan-kemudahan dari perubahan tadi. Misalnya: Listrik masuk Desa menyebabkan kemudahan-kemudahan bagi masyarakat pedesaan pada memenuhi kebutuhannya. Seperti penggunaan mesin cuci, TV, Rice Cooker, dan sebagainya. Perubahan prigres menimbulkan tuntutan hayati baru serta merubah kegiatan serta gaya hidup rakyat.
b. Perubahan berupa Kemunduran (Regress)
Perubahan regres merupakan perubaham yg mengakibatkan kemuduran bagi rakyat pada bidang-bidang eksklusif. Misalnya : penggunaan traktor buat memasak huma pertanian akan menggeser energi manusia serta dapat mengurangi suasana gotong-royong yang akhirnya warga cenderung individualis.
c. Perubahan yg Pengaruhnya besa
Perubahan yang pengaruhnya besar merupakan suatu perubahan yg sifanya mendasar (foundamental) menyangkut sendi-sendi kehidupan masyarakat. Misalnya perubahan sistem pemerintahan serta monarkhi (kerajaan ke bentuk demokrasi.
d. Perubahan yang pengaruhnya kecil
Perubahan yg pengaruhnya mini merupakan suatu perubahan yg tidak foundamental atua nir menyangkut sendi-sendi pokok kehidupan sosial. Perubahan ini tidak begitu berpengaruh terhadap rakyat secara holistik karena tidak menyebabkan perubahan dalam lembaga-lembaga sosial. Misalnya perubahan mode (mode pakaian, mode rambut, dsb).
e. Perubahan yang dikehendaki (Intended Change)
Perubahan yang dikehendaki adalah suatu perubahan yang memang dikehendaki rakyat atau justru perubahan yang sudah direncanakan oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan (agen of change). "Agent of Change" adalah seseorang atau sekelompok orang yg menerima kepercayaan berdasarkan warga buat melakukan perubahan. Contoh: Pembangunan nasional yang dilakukan sang pemerintah.
f. Perubahan yg tidak dikehendaki (United Change)
Perubahan yg tidak dikendaki adalah suatu perubahan yg terjadi pada luar jangkauan rakyat sebagai akibatnya menyebabkan akbiat yg tidak dikehendaki masyarakat. Misalnya: Upacara norma perkawinan bagi rakyat tradisional dengan rapikan cara tata cara yg rumit tidak dipenuhi seluruhnya. Ada beberapa tata cara yang ditinggalkan karena banyak sekali alasan seperti : alasan ekonomi, kurang efisien dan sebagainya. Yang sebenarnya masyarakat nir menghendaki buat meninggalkan norma atau rapikan cara tersebut.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN MASYARAKAT
1. Faktor yang mempengaruhi perubahan menurut pada masyarakat (intern), yang terdiri dari
a) Penemuan Baru (Inovation)
Penemuan baru (inovation) dibedakan menjadi
1) Discovery
2) Invention
b) Terjadinya perseteruan dalam masyarakat
c) Terjadinya pemberontakan pada masyarakat
2. Faktor yang mempengaruhi perubahan menurut luar rakyat (ekstern), terdiri dari :

1) Perubahan Lingkungan Fisik
2) Peperangan
3) Kontak dengan kebudayaan lain.
AKOMODASI BARU DAN KESINAMBUNGAN MASYARAKAT INDONESIA
Kita menyadari bahwa suatu perubahan yang mendasar akan mengakibatkan ketidakseimbangan pada sistem sosial serta menimbulkan disintegrasi. Disintergrasi yang terjadi selanjutnya dapat Mengganggu tercapainya tujuan nasional.
Bangsa Indonesia yang beragam bila nir dikelola dengna baik memiliki potensi permasalahan sangat akbar yg menunjuk terjadinya disitegrasi. Perbedaan pendapat serta disparitas kepentingan pada rakyat majemuk merupakan hal yang masuk akal, untuk itu perlu disikapi secara demokratis. Sikap demokratis adalah sikap yang menghargai disparitas-perbedaan, adalah karakteristik spesial menurut kemajemukan masyarakat Indonesia.
Kesinambungan masyarakat Indonesia perlu dipertahankan serta dipupuk terus menerus supaya tercipta persatuan serta kesatuan bangsa atau integrasi nasional, buat itu perlu sikap-perilaku sebagai berikut :
- Toleransi terhadap nilai-nilai budaya masyarkat lainnya;
- mengurangi sikap perimordial yg menjurus kesikap etnosentrisme dan ekstemisme
- Mementingkan kepentingan bangsa dan negara pada atas kepentingan langsung serta golongan
- Menyelesaikan kasus-perkara sosial dengan cara akomodatif,
- menegakan supremasi aturan secara, konsekuen;
- Melakukan asimilasi budaya seperti perkawinan adonan (Amalgamasi).
Sebagai masyarakat masyarakat sekaligus menjadi rakyat negara Indonesia wajib menyadari bahwa transedental bangsa serta negara Indonesia yg telah diperjuangkan sang pendiri-pendiri beserta seluruh masyarakat Indonesia menggunakan pengorbanan jiwa dan raganya wajib dipertahankan. Untuk itu diharapkan tanggung jawab segenap bangsa Indonesia supaya keinginan bangsa Indonesia dapat terwujud.
Demikianlah rakyat belajar sekalian ringkasan Materi Sosiologi kita Sosiologi yaitu mengenai "Perubahan Sosial", semoga berguna buat menambah pengetahuan serta wawasan masyarakat belajar semua, terimakasih. Wassalamualaikum wr.wb. 

Sumber: Disarikan dari banyak sekali sumber !!

EKONOMI PERTANIAN INDONSIA MASALAH GAGASAN DAN STRATEGI

Ekonomi Pertanian Indonsia : Masalah, Gagasan, Dan Strategi 
Di Indonesia interaksi antara sektor pertanian menggunakan pembangunan nasional pada dasarnya merupakan interaksi yg saling mendukung. Pembangunan Nasional bertujuan buat menaikkan kualitas hayati warga , sedangkan secara umum dikuasai masyarakatnya hidup di pedesaan dengan jumlah terbesar bermata pencaharian pada sektor pertanian. Salah satu tujuan Pembangunan Nasional lebih diarahkan pada upaya menaikkan kualitas hayati masyarakat pedesaan melalui pembangunan sektor pertanian. 

Daerah pedesaan pada Jawa Tengah merupakan wilayah yang memiliki potensi alam yang besar , akan tetapi potensi yg besar itu hanya sebagian kecil yang telah dikembangkan sebagai aktivitas perekonomian. Penduduk pedesaan Jawa Tengah lebih poly tertuju dalam sektor primer, sebagai akibatnya lebih poly kegiatan mengolah tanah untuk kegiatan pertanian. Sementara produksi alam lainnya belum poly dimanfaatkan, kondisi ini menyebabkan besarnya ketergantungan rakyat pada keadaan alam. Suatu desa mempunyai tanah yang fertile menggunakan pengairan yang lebih, maka dapat dipastikan jikalau secara ekonomi penduduk desa itu ekonominya lebih baik. Sebaliknya apabila lingkungan alamnya kurang menunjang, pertaniannya kurang fertile, maka ekonomi penduduk desa bisa dipastikan sebagian warga desa masih hayati pada kemiskinan dan keterbelakangan. Penyebab menurut permasalahan (kemiskinan) adalah syarat alam desa dan manusianya sendiri. Secara geografis kondisi suatu desa, tanahnya fertile tetapi belum diolah secara aporisma karena penduduknya yang sporadis dan berpindah-pindah. Ada juga suatu desa yg kurang subur tetapi penduduknya padat sehingga menyebabkan aneka macam perseteruan. Dari aneka macam pertarungan yang kompleks, pemerintah berusaha mengatasi perseteruan tadi dengan tujuan buat mengatasi banyak sekali pertarungan yg terjadi pada pedesaan, disamping mengurangi kesenjangan sosial antara masyarakat desa menggunakan masyarakat kota. Pembangunan itu sendiri adalah rangkaian bisnis pertumbuhan dan perubahan berencana yg dilakukan secara sadar sang rakyat bersama pemerintah menuju modernisasi pada rangka training bangsa.

Masyarakat desa pada kehidupan sehari-harinya menggantungkan pada alam. Alam merupakan segalanya bagi penduduk desa, karena alam menaruh apa yang dibutuhkan manusia bagi kehidupannya. Mereka memasak alam menggunakan alat-alat yang sederhana buat dipetik hasilnya guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Alam jua digunakan buat loka tinggal. Seperti diketahui warga pedesaan acapkali diidentikkan menjadi masyarakat agraris, yaitu masyarakat yg kegiatan ekonominya terpusat dalam pertanian. Sektor ini belum mampu melahirkan bermacam pekerjaan, untuk itu mereka tidak bisa mengandalkan pendapatan menurut hasil pertanian. Sektor ini merupakan sektor krusial dalam perekonomian kebanyakan negara berkembang. Hal ini bisa dipandang pada peranannya dalam menciptakan pendapatan nasional, walaupun besar peranan sektor pertanian di negara berkembang dalam taraf permulaan buat meningkatkan kecepatan pertumbuhan ekonomi. Tetapi perhatian pemerintah buat mengadakan perubahan dibidang perikanan sangat terbatas. Ada kecenderungan buat mengabaikan sektor ini hal ini bersumber pada pandangan yang mewaspadai kemampuan sektor perikanan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi. Pemerintah menitikberatkan pembangunan dalam sektor ekonomi khususnya ekonomi pertanian menggunakan tujuan mempertinggi produksi pertanian serta perekonomian rakyat sekaligus peningkatan pembangunan desa pada bidang kependudukan ditekankan sekecil mungkin nomor kelahiran menggunakan famili berencana. Pembangunan pedesaan dilaksanakan dalam rangka pembangunan insan seutuhnya. Pembangunan pedesaan mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat pedesaan yang terdiri dari berbagai sektor dan acara yang saling berkaitan. Pembangunan tersebut dilakukan sang rakyat menggunakan bimbingan serta bantuan dari pemerintah melalui departemen menggunakan aparatnya di daerah. Selanjutnya pembangunan pedesaan dilakukan untuk meletakkan dasar pembangunan nasional yang sehat dan kuat. Pedesaan adalah landasan ekonomi, politik budaya, dan pertahanan dan keamanan. 

Desa Jimbaran pada Kecamatan Bawen adalah desa yg mempunyai ciri khas syarat alamnya sama dengan desa-desa lain pada wilayah Kabupaten Semarang. Sejak tahun 1995 penduduk Desa Jimbaran sudah mengembangkan bisnis pemancingan ikan. Hal ini lantaran peranan berdasarkan Dinas Perikanan serta Pariewisata Kabupaten Semarang dalam menyebarkan desa Jimbaran sebagai desa yg mandiri. Usaha pemancingan pada desa Jimbaran memiliki konstribusi yang akbar bagi perekonomian desa, sehingga kegiatan ini berdampak pada peningkatan pendapatan, penyerapan tenaga kerja, jaringan ekonomi dan lain-lain. Penduduk desa Jimbaran kini telah mempunyai taraf hidup yang baik, kondisi ini dibuktikan dengan pembangunan jalan beraspal, kondisi tempat tinggal penduduk yang membaik, pembangunan sarana ibadah, serta lain-lain.

Kondisi Desa Jimbaran kini tidak sama menggunakan periode sebelum tahun 1990. Sebelum tahun 1990 syarat warga Desa Jimbaran taraf ekonominya masih rendah, sedangkan kondisinya kini jauh lebih maju. Peningkatan syarat ekonomi terlihat dari membaiknya keadaan fisik desa, kekayaan penduduk dan lain-lain. Peningkatan di bidang sosial terlihat berdasarkan luasnya hubungan sosial ekonomi penduduk, kemajuan pendidikan, organisasi, wawasan serta lain-lain. Dari tahun 1995 penduduk Desa Jimbaran berusaha keras menaikkan tingkat hidupnya menggunakan mengembangkan potensi alam yang terdapat semaksimal mungkin, sehingga mengakibatkan bertambah baiknya kondisi sosial ekonominya kini . Dibandingkan desa-desa lain pada Kecamatan Bawen, Desa Jimbaran memiliki keunggulan utama, yaitu adanya bisnis kolam pemancingan. 

Setiap penelitian dan penulisan sejarah diharuskan buat memilih batasan-batasan topik yg akan sebagai utama pembahasan, menggunakan maksud agar pembahasan lebih simpel serta mempunyai kemungkinan untuk dikaji secara empiris, dan dapat dipertanggungjawabkan secara metodologis. Batasan-batasan yang dimaksud adalah ruang lingkup spasial, ruang lingkup temporal, serta ruang lingkup keilmuan. Ruang lingkup jua membantu supaya tidak terjerumus kedalam pembahasan yg terlalu luas.

Ruang lingkup spasial yang diambil penulis adalah Desa Jimbaran Kecamatan Bawen, maka penelitian ini termasuk sejarah lokal. Penulisan taraf lokal pada sejarah adalah penulisan kesan masa lalu berdasarkan grup rakyat yang dalam loka atau geografis terbatas. Dipilihnya desa ini sebagai wilayah penelitian, karena berkembangnya bisnis kolam pemancingan di Desa Jimbaran bisa digunakan salah satu perkembangan desa yang miskin menjadi desa yg maju. Usaha ekskavasi potensi yang ada sudah berhasil menaikkan taraf hidup penduduknya, sebagai akibatnya perubahan-perubahan yang terjadi dibidang sosial ekonomi pula lebih menarik buat dikaji.

Lingkup temporal dalam penelitian ini merupakan tahun 1995 sampai 2005. Tahun 1995 diambil lantaran merupakan awal pandangan baru pengembangan bisnis pemancingan ini merupakan adanya peranan menurut Dinas Pariwisata dan Dinas Perikanan Kabupaten Semarang mengenai pengembangan usaha perikanan, wangsit ini kemudian direalisasi menggunakan lomba memancing. Sejak itulah usaha pemancingan pada Desa Jimbaran mulai berkembang, sedangkan tahun 2005 dipilih menjadi batas akhir penelitian karena kurun ketika sepuluh tahun telah tampak banyak sekali perkembangan yang terjadi pada Desa Jimbaran. Hal ini bisa dicermati berdasarkan wujud fisik yg telah dilakukan berupa bertambahnya jumlah pengusaha kolam pemancingan, pembangunan jalan beraspal, serta pembangunan masjid. Pengaruh berdasarkan pembangunan ini terutama dapat dicermati pasda perubahan di bidang sosial ekonomi.

Lingkup keilmuan yg diambil penulis merupakan sejarah sosial ekonomi. Sejarah sosial ekonomi adalah sejarah yg mengkaji perkembangan sosial ekonomi masyarakat dengan menguraikan gajala-gejala yang masih ada di sekitar konflik ekonomi masa kemudian dan masa kini . Hal ini mengingat penekanan kajiannya melingkupi perubahan sosial masyarakat di pedesaan. Lingkup keilmuan skripsi ini termasuk dalam kategori sejarah sosial ekonomi. Seluruh aspek sosial yg sebagai obyek penelitian penulis, baik itu dalam bidang hubungan yang terjadi pada lingkungan warga , struktur kelembagaan, dan lain sebagainya.

Sebagai acuan buat menganalisa permasalahan pada penelitian ini penulis memakai beberapa buku. Pertama Djoko Suryo, R.M. Soedarsono dan Djoko Soekiman yg berjudul Gaya Hidup Masyarakat Jawa pada Pedesaan. Antara lain membahas tentang kehidupan sosial ekonomi serta dinamika masyarakat Pedesaan Jawa selama periode 1900-1930 an. Bagi warga pedesaan Jawa ditandai dengan adanya perubahan sosial yg cepat. Berbagai faktor telah menyebabkan keketatan (regidity) stuktur sosiaal desa yg tradisional serta kesamaan desa yg semakin melepas ikatan komunalitasnya. Perkenalan ekonomi uang sudah membarui banyak sekali hubungan kontrak yg bersifat komersial. Perubahan tersebut melandasi perubahan yg lebih mendalam dalam masa berikutnya. Ketimpangan-ketimpangan yang muncul di pedesaan sudah memberitahuakn bahwa di wilayah pedesaan mulai terjadi pergeseran-pergeseran aktivitas, berdasarkan kegiatan disektor pertanian kesektor non pertanian. Keadaan ini menerangkan bahwa pada pedesaan mulai muncul berbagai ragam jenis mata pencaharian atau pekerjaan, yg tidak lagi bergantung pada bisnis pertanian serta pemilikan tanah. Pada akhir-akhir ini terjadi pergeseran-pergeseran baru atau kesamaan baru yg terjadi di wilayah pedesaan yg menggambarkan, bahwa desa agraris dalam masa kini mulai nir utuh lagi, karena adanya pergeseran ke arah orientasi non agraris. Alasan sifat dinamis dan elastis berdasarkan rakyat pedesaan menerangkan keselarasan rendezvous unsur-unsur budaya dari pada dan budaya menurut luar, sebagai akibatnya masih terwujud adanya kelangsungan dan perubahan dalam kehidupan sosial budaya pada pedesaan. Dapat dikatakan bahwa satu pihak terjadi pembaharuan, namun nir berarti nilai-nilai atau unsur-unsur budaya tradisional lenyap sama sekali. Dilain pihak terdapat kesamaan bahwa unsur-unsur budaya usang masih dapat hayati pada tingkat eksklusif.

Relevansi kitab tersebut dengan permasalahan yang ditulis relatif erat. Dalam konflik yang dibahas oleh penulis dipaparkan bagaimana peranan dan efek adanya usaha kolam pemancingan terhadap masyrakat desa Jimbaran.

Kedua yang dijadikan acuan merupakan karangan B.N. Marbun yg berjudul Pembangunan Desa. Pustaka ini berisi tentang pembangunan desa harus dimulai dengan pemugaran aparat pelaksana, yaitu orang yg merealisasi rencana dan sanggup mewujudkan sebagai manfaat dan kenikmatan bagi orang desa melalui proses yg lumrah. Pembangunan desa bisa berhasil menggunakan tersedianya asal tenaga manusia, kapital serta asal daya lainnya, serta adanya organisasi yang bisa mewujudkan rencana menjadi hasil. Pembukaan Industri dalam dasarnya guna menyerap tenaga kerja, tetapi asa ini tidak terpenuhi. Karena pada umumnya industri yg telah ada intensif kapital, nir poly menyerap tenaga manusia. Praktek pembangunan industri sekarang tidak menolong pembangunan desa serta bahkan menambah beban baru yaitu arus urbanisasi.

Pembukaan lokasi industri menengah dan mini di kota dan desa secara otomatis akan mendekatkan desa dengan kota atau kebalikannya, sebagai akibatnya industrialisasi ini akan menyerap energi kerja dari desa maupun kota tersebut. Kebijakan ini mempunyai tujuan mengurangi beban urbanisasi dan sekaligus menjembatani jurang pemisah antara desa dengan kota. Terserapnya energi kerja yg semula menjadi buruh tani menurut desa ke industri menengah serta kecil merupakan pemecahan masalah pembangunan desa. Kurangnya jumlah areal pertanian diantara tuan tanah dan petani adalah biang keladi dari penderitaan para petani di desa. Merealisasi pembangunan pertanian yg industrial dan produktif, digariskan suatu kebijaksanaan agar pemerintah tetapkan harga patokan padi dan beras sesui dengan harga pada pasar internasional. Selain itu perlu dibuka industri kerajinan dan industri lainnya.

Penelitian ini sangat relevan dengan konflik yg ingin dibahas pada skripsi ini, selain dipakai menjadi sumber lantaran obyek yang dibahas sama menggunakan skripsi ini, penelitian ini jua menaruh gambaran awal tentang pengembangan desa Jimbaran.

Ketiga merupakan karya Daniel Lerner pada bukunya Memudarnya Masyarakat Tradisional. Buku ini mengungkapkan mengenai proses perubahan pada rakyat tradisional ke rakyat terkini dalam masing-masing negara cenderung mempunyai percepatan yg tidak selaras. Hal ini tergantung pada latar belakang kondisi sosial-ekonomi, budaya dan politik menurut masing-masing negara. Proses memudarnya rakyat tradisional dimulai sejak dilaksanakannya modernisasi pembangunan pedesaan terutama dibidang pertanian. Dari pertanian tradisional ke pertanian terkini telah membentuk kemajuan. Seperti diperkenalkannya teknologi pertanian baru menggeser cara bertani konvensional sehingga dapat diperoleh output panen yg lebih baik.

Relevansi buku ini dengan perseteruan yg dibahas pada penelitian ini adalah termin transisi rakyat tradisional ke masayarakat modern, menggunakan ditandai perubahan pada aspek kehidupan ekonomi, politik, sosial, ekonomi serta budaya. Buku ini jua membahas kecepatan perubahan pada masing-masing bidang kehidupan baik ekonomi, politik, sosial, serta budaya.. 

Buku ini relevan sekali karena masih ada pola yang sekitar sama yaitu adanya perkembangan bisnis / industri merupakan jalan keluar menurut perkara terbatasnya kesempatan kerja disektor pertanian.

Keempat adalah karya St. Sutrisno dalam Suharno, Mantan Tapol yang Kini Menjadi ”Pahlawan”. Artikel ini mewnjelaskan mengenai profil Suharno, petani kecil yg pernah dibuang ke Pulau Nusa Kambangan menjadi tahanan politik (Tapol) itu, mampu membarui nasib kampungnya yg dulunya ibarat nir pernah dilirik orang, sekarang menjadi daerah tujuan wisata masakan paling ramai di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Sekitar tahun 1965, tanpa proses pengadilan, Suharno dijebloskan ke Nusa Kambangan, sebuah pulau mini pada sebelah selatan pulau Jawa, pulau yang memang dikenal menjadi loka pembuangan tahanan politik, khususnya mereka yang dituduh terlibat Partai Komunis Indonesia (PKI), meskipun belum tentu bisa dibuktikan kebenarannya. Maklum, ketika itu PKI dinyatakan menjadi partai terlarang sang rezim Suharto. Setelah sekitar 3 tahun berada pada Nusa Kambangan, Suharno berhasil balik serta menjalani kehidupan ”normal”-nya di kampung halamannya, Dusun Blater, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Bawen Ceritanya mulai berubah saat tahun 1995, Dinas Perikanan Kabupaten Semarang melakukan penyuluhan dan training pemeliharaan ikan. Maka dibentuklah gerombolan perikanan Ngudi Mulyo. Kelompok tersebut diberi donasi bibit ikan serta pemugaran kolam. Meskipun tidak menjabat menjadi ketua grup, Suharno mampu dibilang paling getol mengupayakan keberhasilan grup ini. Maklum, awalnya kelompok tadi menderita kerugian, maka Suharno pun bekerja keras buat bisa menunjukan bahwa gerombolan perikanan tadi mempunyai masa depan. Kini keberhasilan telah sanggup dinikmati tidak hanya oleh keluarga Suharno, namun jua oleh penduduk setempat. Kampung pada dekat wilayah wisata Bandungan, yang dulunya ibarat nir pernah diincar orang itu sekarang menjadi daerah wisata masakan paling ramai pada Kabupaten Semarang, khususnya di hari Sabtu, Minggu dan hari libur lainnya. Kini, pada sana masih ada 15 kolam pemancingan, 3 pada antaranya adalah milik Suharno. Omzet dari 3 kolam tersebut mencapai Rp. 100 juta lebih per bulan. Dengan perkiraan pendapatan kolam yang lain sama, maka total omzet mereka mampu mencapai Rp. 500 juta/bulan. Belum lagi pemasukan menurut parkir sepeda motor dan kendaraan beroda empat yang mencapai nir kurang menurut Rp. 3 juta/bulan. Sedangkan output retribusi kendaraan beroda empat yg sanggup disumbangkan ke kampung mencapai Rp. 700.000,- lebih per bulan. Pemasukan ini dipakai buat pembangunan kampung, pada antaranya buat pengaspalan jalan serta perawatannya. Berkat kerja keras Suharno serta rekan-rekannya pada kelompok perikanan Ngudi Mulyo-lah Kampung Blater yang dahulu ibarat tidak pernah dilirik orang itu sekarang menjadi kampung yang sangat asri, ramai, berdikari, serta menjadi kampung tujuan wisata banyak orang buat mancing, menikmati pecel lele, gurami bakar serta sebagainya. Meskipun kiprahnya yg sangat akbar terhadap kemajuan kampung ini, dan beliau barangkali sanggup diklaim sebagai ”Pahlawan”, tetapi Suharno tetap merendah, sebagaimana disampaikan putra sulungnya berikut adalah: ”Semua tidak tanggal berdasarkan donasi serta penyuluhan menurut Dinas Perikanan Kabupaten Semarang. Khususnya Bapak yg fotonya terdapat bersama Bapak aku itu,” katanya.

Kerangka Teoritis dan Pendekatan 
Dalam penelitian sejarah diharapkan alat-alat berupa pendekatan yang relevan untuk membantu mempermudah bisnis dalam mendekati empiris masa lampau. Guna mempertajam analisa dalam konflik ini digunakan pendekatan ilmu sosial yaitu ilmu Sosiologi serta Ekonomi. Pendekatan Sosiologi ini digunakan buat mengetahui kondisi sosial rakyat serta tahu kelompok sosial khususnya banyak sekali macam gejala kehidupan warga .

Penelitian sejarah nir semata-mata bertujuan menceritakan insiden, tetapi bermaksud menulis insiden itu menggunakan mengkaji karena-karena kondisi lingkungan konteks sosial budaya. Dalam membuat analisis sejarah diharapkan suatu kerangka pemikiran atau kerangka referensi yg meliputi pelbagai konsep dan teori yang masih dipakai dalam membuat analisis itu.

Secara konseptual pengertian perkembangan merupakan suatu proses evolusi dari yg sifatnya sederhana kearah sesuatu yang lebih kompleks melalui banyak sekali tingkat diferennsiasi yg sambung menyambung. Dimulai dari perubahan-perubahan yg ditelusuri, semuanya itu ada proses transformasi dari yang homogen ke heterogen dan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi.

Dalam sosiologi, istilah perkembangan meliputi suatu proses perubahan yg berjalan terus menerus, terdorong sang kekuatan-kekuatan, yakni yg berasal menurut pada juga luar warga itu sendiri dan memiliki variabel-variabel sebagai latar belakang.

Suatu proses perubahan sosial bisa terjadi secara sengaja dan tidak sengaja. Perubahan yg disengaja adalah perubahan yang telah direncanakan sebelumnya oleh anggota masyarakatnya. Perubahan yang tidak disengaja merupakan perubahan yg terjadi diluar supervisi rakyat serta menimbulkan dampak yg tidak disangka sama sekali. Kita acapkali menyebut desa buat memilih dalam suatu daerah administrasi terkecil yg penduduknya, sebagian besar menggantungkan hayati menurut bisnis pertanian. Karakteristik umum rakyat desa adalah kemiskkinan serta keterbelakangan yg ditimbulkan beberapa hal, yaitu; pendapatan yg rendah, antara kesenjangan yang pada antara yang kaya dan miskin, yang miskin merupakan mayoritas, serta partisipasi rakyat yg minim dalam usaha-usaha pembangunan yang dilakukan pemerintah. Masyarakat desa adalah komplotan hidup menggunakan segala keteraturan dalam rapikan kehidupan dan penghidupan. Salah satu fungsi primer sosial ekonomi rakyat pedesaan di Indonesia adalah melakukan kegiatan aneka macam produksi, terutama sektor pertanian, dengan orientasi hasil produksinya buat memenuhi kebutuhan pasar, baik ditingkat desa sendiri atau taraf lain yg lebih luas. Dengan demikian mudahlah dimengerti, apabila aktivitas utamanya pada kegiatan pengolahan dan pemanfaatan lahan-huma pertanian, karena fungsi sosial ekonomi utama warga pedesaan seperti hal tersebut di atas, maka sumber daya fisik utama yang paling penting dalam kehidupan rakyat pedesaan tadi adalah tanah atau huma pertanian. Kolam pancing merupakan suatu usaha yg menyediakan fasilitas untuk memancing ikan dan bisa dilengkapi penyediaan jasa pelayanan makan dan minum. Kondisi ini secara tidak langsung dipengaruhi oleh unsur-unsur eksternal menjadi dampak berdasarkan perubahan warga yg terjadi pada segala segi kehidupan. Perubahan itu juga akibat berdasarkan adanya inovasi di bidang seni serta ekonomi yang merupakan proses perubahan tenaga kerja, desain-desain, manajemen serta penggunaan teknologi baru. Usaha kolam pemancingan merupakan cara lain usaha pada mengatasi dilema ekonomi. Usaha kolam pemancingan merupakan usaha yang sesuai menggunakan syarat alam yg terdapat dan kemampuan penduduk. Ini berarti warga Desa Jimbaran sudah menggabungkan aset pembangunan, karena pembangunan memerlukan aset utama, baik sumber daya alam, juga sumber daya insan. 

Menurut Keesing, lazimnya suatu aktivitas yang dilakukan warga buat menopang kehidupannya adalah suatu pilihan yang melibatkan proses-proses pengambilan keputusan dalam menghadapi dunianya, bahkan dengan cara yg paling mudah dan memiliki tujuan pribadi. Manusia tentu akan menciptakan pilihan, serta pilihan ini tergantung pada keadaan materi, kepentingannya dan sistem nilai. Sehingga dapat terjadi pada suatu daerah lingkungan yang sama dijumpai perbedaan-perbedaan aktivitas rakyat.

Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya harus melakukan aktifitas ekonomi yang meliputi bidang yang berafiliasi eksklusif dengan alam, seperti pertanian, perikanan, pertambangan dan sebagainya. Secara nir pribadi bahwa sistem sosial budaya memiliki sifat pendorong maupun membatasi konduite yang bisa berubah. Dapat dikatakan bahwa variasi-variasi atau keputuan-keputusan individu merupakan bentuk inovasi yg dapat memicu perubahan. Disamping itu unsur-unsur internal tadi nir bisa sepenuhnya terlepas, namun diwarnai sang unsur-unsur eksternal yg dari menurut lingkungan di luar yg mengakibatkan sistem perekonomian menjadi semakin kompleks. Unsur-unsur eksternal misalnya kondisi sosial dan ekonomi yng berupa keadaan pendidikan, kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah. Kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan nampaknya sebagai sebab karena perubahan yg kesemuanya merupakan variabel-variabel yang saling berkait dalam hubungannya menggunakan tumbuh dan berkembangnya bisnis kolam pemancingan Desa Jimbaran.

Upaya yang dicapai oleh rakyat Desa Jimbaran dalam berbagi bisnis kolam pemancingan di desanya mendorong terjadinya perubahan sitem perekonomian serta akan mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan pada sistem interaksi atau kehidupan sosial. Faktor lingkungan sebagai unsur eksternal secara nir langsung juga telah menghipnotis kegiatan ekonomi yang sudah memicu keluarnya pengembangan usaha pemancinngan itu sendiri. Pembuatan kolam ikan di pekarangan adalah galat satu bisnis pemanfaatan huma secara intensif. Lahan untuk kolam ikan yang digunakan penduduk Desa Jimbaran merupakan huma pekarangan, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakannya huma sawah. Aktivitas kerja yg dilakukan oleh rakyat Jimbaran kiranya adalah upaya pencapaian pada pengembangan yang didukung sang pandangan hidup kerja yg tinggi.

Masyarakat pada melakukan aktivitasnya didorong oleh motivasi kerja yang akan membuahkan output yg dapat dinikmati sang masyarakat yg bersangkutan. Semua unsur tadi diatas sepertinya menyebabkan berubahnya pola kehidupan sosial ekonomi masyarakat pada Desa Jimbaran.

Proses perkembangan yg terjadi telah membawa dampak sosiologis serta hemat bagi warga pendukungnya. Perubahan itu tidak hanya terjadi di kalangan buruh-buruhnya serta rakyat luar. Itulah sebabnya pada studi ini dipakai pendekatan sosiologis-ekonomis menggunakan memakai konsep sosial dan ekonomi. Kegunaan sosiologi adalah buat menyebutkan sesuatu hal antar interaksi manusia itu sendiri, manusia menggunakan grup yaitu tanda-tanda-gejala sosial yang ada dalam masyarakat pada interaksi insan itu sendiri, manusia dengan kelompok serta gerombolan dengan gerombolan yaitu gejala-tanda-tanda sosial yg ada pada warga dalam hubungan antar insan itu sendiri yang bergerak pada bisnis kolam pemancingan.

Ekonomi dipakai buat mengetahui perkembangan usaha dicermati dari faktor-faktor produksi dan hubungan hubungan antar rakyat menjadi pengusaha, dan antara buruh dan majikan. Selain itu objek penelitian ekonomi akan diteliti hubungan kegiatan tingkah laris rakyat yang herbi penghasilan, hubungan antara produksi serta permintaan pasar (supply and demand).

Sesuailah kiranya jika teori yg pinjam adalah dari disiplin sosiologi serta teori ekonomi, karena keduanya adalah disiplin yg sangat erat hubunganya dengan kegiatan manusia pada dalam hubungannya menggunakan perkembangan kolam pemancingan Desa Jimbaran.

Penelitian ini bersifat sosial ekonomi lokal, karena menggunakan membahas aspek sosial ekonomi diharapkan uraiannya akan mengena dengan memperhatikan aspek-aspek struktural, menggunakan melihat perubahan sosial yang diakibatkan oleh adanya pertumbuhan ekonomi rakyat desa tersebut.

Metode Penelitian dan Penggunaan Sumber
Metode penelitian adalah suatu cara kerja buat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yg bersangkutan kemudian penelitian buat menyimpulkan, mengorganisasikan dan menafsirkan apa saja yang bisa dimanfaatkan dalam khasanah ilmu pengetahuan insan.

Adapun tahapan-tahapan metode sejarah kritis adalah sebagai berikut

a. Heuristik yaitu proses pengumpulan data serta menemukan asal berupa dokumen-dokumen tertulis serta lisan menurut insiden masa lampau menjadi asal sejarah.

Adapun asal sejarah tertulis yang digunakan pada penelitian ini merupakan Surat informasi Suara Merdeka, Surat Kabar Kompas, Arsip Kecamatan Bawen mengenai data statistik yg memberikan citra mengenai keadaan sosial dan ekonomi pada Kecamatan Bawen. Metode yg dilakukan pada mengumpulkan asal tertulis merupakan studi pustaka dilakukan sebelum ke lapangan buat mengumpulkan asal sekunder yg relevan dengan masalah yang dikaji. Studi arsip dilakukan buat mengumpulkan sumber utama tertulis yang terdapat pada Kantor Kecamatan Bawen, Kantor Kelurahan Jimbaran, Biro Pusat Statistik Kabupaten Semarang, Bappeda Kabupaten Semarang .

Selain pengumpulan sumber tertulis, dilakukan juga pengumpulan asal mulut. Metode ini dilaksanakan melalui wawancara terhadap sejumlah saksi sejarah pada daerah penelitian mencakup tokoh-tokoh rakyat, pejabat instansi yg mengetahui seluk-beluk peristiwa dan beberapa penduduk pada kelurahan Jimbaran yg sebagai saksi awal pembangunan bisnis kolam pemancingan. Metode sejarah ekspresi bermanfaat buat mengungkapkan fakta-liputan krusial yang tidak ditemukan dalam sumber tertulis. Desa-desa kita tidak poly yang menyimpan dokumen tua, kekurangan itu tentu harus diisi oleh sejarah mulut. 

b. Kritik Sumber, adalah tahap ke 2 sesudah sumber-asal yg diharapkan terpenuhi. Kritik ekstern dilakukan buat menguji sumber guna mengetahui keotentikan atau keaslian bahan dan goresan pena pada asal tertulis. Kritik intern diharapkan buat menilai isi asal yang dikehendaki buat mendapatkan dapat dipercaya sumber. Beberapa sumber yg penulis peroleh dan dilakukannya kritik asal diperoleh beberapa asal yg teruji keotentikannya, sebagian diantaranya melalui kritik intern serta penelusuran sumber melalui wawancara dapat diketahui kebenaran isi asal yang penulis kehendaki. 

c. Sintesa atau interpretasi yaitu tahapan buat menafsirkan informasi dan membandingkannya buat diceritakan kembali. Sumber yang telah diseleksi selanjutnya dilakukan tahapan sintesa untuk mengurutkan serta merangkaikan informasi-warta dan mencari hubungan karena-akibat.

d. Historiografi atau Penulisan Sejarah yaitu proses mensintesakan berita atau proses menceritakan rangkaian informasi dalam suatu bentuk tulisan yg bersifat historis secara kritis analitis serta bersifat ilmiah berdasarkan informasi yang diperoleh. Dengan demikian perkembangan yang terjadi pada rakyat desa Jimbaran dapat terungkap secara kronologis.

EKONOMI PERTANIAN INDONSIA MASALAH GAGASAN DAN STRATEGI

Ekonomi Pertanian Indonsia : Masalah, Gagasan, Dan Strategi 
Di Indonesia hubungan antara sektor pertanian menggunakan pembangunan nasional pada dasarnya merupakan interaksi yg saling mendukung. Pembangunan Nasional bertujuan buat meningkatkan kualitas hidup warga , sedangkan lebih banyak didominasi masyarakatnya hidup pada pedesaan dengan jumlah terbesar bermata pencaharian pada sektor pertanian. Salah satu tujuan Pembangunan Nasional lebih diarahkan pada upaya menaikkan kualitas hidup warga pedesaan melalui pembangunan sektor pertanian. 

Daerah pedesaan pada Jawa Tengah merupakan daerah yg memiliki potensi alam yang besar , akan tetapi potensi yang akbar itu hanya sebagian mini yang sudah dikembangkan sebagai aktivitas perekonomian. Penduduk pedesaan Jawa Tengah lebih banyak tertuju dalam sektor primer, sebagai akibatnya lebih banyak kegiatan memasak tanah untuk kegiatan pertanian. Sementara produksi alam lainnya belum poly dimanfaatkan, kondisi ini menyebabkan besarnya ketergantungan rakyat kepada keadaan alam. Suatu desa mempunyai tanah yg fertile dengan pengairan yang lebih, maka dapat dipastikan bila secara ekonomi penduduk desa itu ekonominya lebih baik. Sebaliknya apabila lingkungan alamnya kurang menunjang, pertaniannya kurang fertile, maka ekonomi penduduk desa dapat dipastikan sebagian masyarakat desa masih hidup pada kemiskinan serta keterbelakangan. Penyebab dari pertarungan (kemiskinan) adalah kondisi alam desa serta manusianya sendiri. Secara geografis syarat suatu desa, tanahnya fertile namun belum diolah secara aporisma lantaran penduduknya yg sporadis serta berpindah-pindah. Ada juga suatu desa yang kurang fertile namun penduduknya padat sehingga mengakibatkan banyak sekali pertarungan. Dari banyak sekali pertarungan yg kompleks, pemerintah berusaha mengatasi perseteruan tadi dengan tujuan buat mengatasi berbagai perseteruan yang terjadi di pedesaan, disamping mengurangi kesenjangan sosial antara rakyat desa dengan rakyat kota. Pembangunan itu sendiri merupakan rangkaian usaha pertumbuhan serta perubahan berencana yang dilakukan secara sadar sang warga beserta pemerintah menuju modernisasi dalam rangka training bangsa.

Masyarakat desa dalam kehidupan sehari-harinya menggantungkan dalam alam. Alam adalah segalanya bagi penduduk desa, karena alam menaruh apa yg diperlukan insan bagi kehidupannya. Mereka memasak alam menggunakan peralatan yg sederhana buat dipetik hasilnya guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Alam jua dipakai untuk tempat tinggal. Seperti diketahui masyarakat pedesaan acapkali diidentikkan sebagai warga agraris, yaitu rakyat yg kegiatan ekonominya terpusat pada pertanian. Sektor ini belum mampu melahirkan bermacam pekerjaan, untuk itu mereka nir mampu mengandalkan pendapatan dari output pertanian. Sektor ini adalah sektor penting pada perekonomian kebanyakan negara berkembang. Hal ini bisa ditinjau dalam peranannya pada menciptakan pendapatan nasional, walaupun besar peranan sektor pertanian pada negara berkembang dalam tingkat permulaan buat meningkatkan kecepatan pertumbuhan ekonomi. Namun perhatian pemerintah buat mengadakan perubahan dibidang perikanan sangat terbatas. Ada kesamaan buat mengabaikan sektor ini hal ini bersumber dalam pandangan yg meragukan kemampuan sektor perikanan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi. Pemerintah menitikberatkan pembangunan dalam sektor ekonomi khususnya ekonomi pertanian dengan tujuan menaikkan produksi pertanian serta perekonomian warga sekaligus peningkatan pembangunan desa dalam bidang kependudukan ditekankan sekecil mungkin nomor kelahiran dengan famili berencana. Pembangunan pedesaan dilaksanakan pada rangka pembangunan insan seutuhnya. Pembangunan pedesaan meliputi seluruh aspek kehidupan warga pedesaan yang terdiri menurut aneka macam sektor serta program yang saling berkaitan. Pembangunan tersebut dilakukan sang rakyat dengan bimbingan serta donasi berdasarkan pemerintah melalui departemen dengan aparatnya di daerah. Selanjutnya pembangunan pedesaan dilakukan untuk meletakkan dasar pembangunan nasional yang sehat dan bertenaga. Pedesaan adalah landasan ekonomi, politik budaya, dan pertahanan serta keamanan. 

Desa Jimbaran di Kecamatan Bawen merupakan desa yg mempunyai ciri khas syarat alamnya sama dengan desa-desa lain di daerah Kabupaten Semarang. Sejak tahun 1995 penduduk Desa Jimbaran telah mengembangkan usaha pemancingan ikan. Hal ini lantaran peranan berdasarkan Dinas Perikanan serta Pariewisata Kabupaten Semarang dalam menyebarkan desa Jimbaran menjadi desa yg mandiri. Usaha pemancingan di desa Jimbaran memiliki konstribusi yg akbar bagi perekonomian desa, sehingga aktivitas ini berdampak dalam peningkatan pendapatan, penyerapan tenaga kerja, jaringan ekonomi serta lain-lain. Penduduk desa Jimbaran sekarang telah memiliki tingkat hidup yg baik, syarat ini dibuktikan menggunakan pembangunan jalan beraspal, kondisi tempat tinggal penduduk yg membaik, pembangunan wahana ibadah, serta lain-lain.

Kondisi Desa Jimbaran sekarang tidak sinkron menggunakan periode sebelum tahun 1990. Sebelum tahun 1990 kondisi rakyat Desa Jimbaran tingkat ekonominya masih rendah, sedangkan kondisinya kini jauh lebih maju. Peningkatan kondisi ekonomi terlihat berdasarkan membaiknya keadaan fisik desa, kekayaan penduduk dan lain-lain. Peningkatan pada bidang sosial terlihat berdasarkan luasnya interaksi sosial ekonomi penduduk, kemajuan pendidikan, organisasi, wawasan dan lain-lain. Sejak tahun 1995 penduduk Desa Jimbaran berusaha keras mempertinggi taraf hidupnya menggunakan menyebarkan potensi alam yg ada semaksimal mungkin, sehingga membuahkan bertambah baiknya kondisi sosial ekonominya sekarang. Dibandingkan desa-desa lain pada Kecamatan Bawen, Desa Jimbaran memiliki keunggulan primer, yaitu adanya bisnis kolam pemancingan. 

Setiap penelitian serta penulisan sejarah diharuskan untuk menentukan batasan-batasan topik yg akan sebagai utama pembahasan, dengan maksud supaya pembahasan lebih praktis serta mempunyai kemungkinan buat dikaji secara realitas, dan dapat dipertanggungjawabkan secara metodologis. Batasan-batasan yg dimaksud merupakan ruang lingkup spasial, ruang lingkup temporal, dan ruang lingkup keilmuan. Ruang lingkup juga membantu agar tidak terjerumus kedalam pembahasan yg terlalu luas.

Ruang lingkup spasial yang diambil penulis adalah Desa Jimbaran Kecamatan Bawen, maka penelitian ini termasuk sejarah lokal. Penulisan taraf lokal pada sejarah adalah penulisan kesan masa kemudian dari kelompok warga yang pada loka atau geografis terbatas. Dipilihnya desa ini menjadi daerah penelitian, karena berkembangnya usaha kolam pemancingan pada Desa Jimbaran dapat digunakan galat satu perkembangan desa yg miskin sebagai desa yang maju. Usaha ekskavasi potensi yang ada sudah berhasil menaikkan tingkat hidup penduduknya, sehingga perubahan-perubahan yg terjadi dibidang sosial ekonomi juga lebih menarik buat dikaji.

Lingkup temporal dalam penelitian ini merupakan tahun 1995 hingga 2005. Tahun 1995 diambil karena adalah awal pandangan baru pengembangan bisnis pemancingan ini merupakan adanya peranan menurut Dinas Pariwisata dan Dinas Perikanan Kabupaten Semarang tentang pengembangan usaha perikanan, pandangan baru ini lalu direalisasi menggunakan lomba memancing. Sejak itulah usaha pemancingan pada Desa Jimbaran mulai berkembang, sedangkan tahun 2005 dipilih menjadi batas akhir penelitian karena kurun ketika sepuluh tahun telah tampak banyak sekali perkembangan yg terjadi di Desa Jimbaran. Hal ini bisa ditinjau menurut wujud fisik yg telah dilakukan berupa bertambahnya jumlah pengusaha kolam pemancingan, pembangunan jalan beraspal, serta pembangunan masjid. Pengaruh dari pembangunan ini terutama bisa dilihat pasda perubahan pada bidang sosial ekonomi.

Lingkup keilmuan yg diambil penulis merupakan sejarah sosial ekonomi. Sejarah sosial ekonomi adalah sejarah yg menyelidiki perkembangan sosial ekonomi rakyat menggunakan menguraikan gajala-gejala yg masih ada pada lebih kurang konflik ekonomi masa lalu dan masa kini . Hal ini mengingat fokus kajiannya melingkupi perubahan sosial masyarakat di pedesaan. Lingkup keilmuan skripsi ini termasuk pada kategori sejarah sosial ekonomi. Seluruh aspek sosial yang sebagai obyek penelitian penulis, baik itu pada bidang hubungan yang terjadi dalam lingkungan rakyat, struktur kelembagaan, dan lain sebagainya.

Sebagai acuan buat menganalisa konflik pada penelitian ini penulis menggunakan beberapa kitab . Pertama Djoko Suryo, R.M. Soedarsono serta Djoko Soekiman yang berjudul Gaya Hidup Masyarakat Jawa di Pedesaan. Antara lain membahas tentang kehidupan sosial ekonomi serta dinamika warga Pedesaan Jawa selama periode 1900-1930 an. Bagi rakyat pedesaan Jawa ditandai menggunakan adanya perubahan sosial yg cepat. Berbagai faktor sudah mengakibatkan keketatan (regidity) stuktur sosiaal desa yang tradisional dan kesamaan desa yg semakin melepas ikatan komunalitasnya. Perkenalan ekonomi uang telah membarui banyak sekali interaksi kontrak yg bersifat komersial. Perubahan tadi melandasi perubahan yang lebih mendalam dalam masa berikutnya. Ketimpangan-ketimpangan yang timbul di pedesaan telah menampakan bahwa di daerah pedesaan mulai terjadi pergeseran-pergeseran kegiatan, dari kegiatan disektor pertanian kesektor non pertanian. Keadaan ini menerangkan bahwa di pedesaan mulai timbul banyak sekali ragam jenis mata pencaharian atau pekerjaan, yang tidak lagi bergantung pada usaha pertanian serta pemilikan tanah. Pada akhir-akhir ini terjadi pergeseran-pergeseran baru atau kesamaan baru yang terjadi di wilayah pedesaan yg menggambarkan, bahwa desa agraris dalam masa kini mulai nir utuh lagi, karena adanya pergeseran ke arah orientasi non agraris. Alasan sifat bergerak maju serta elastis menurut masyarakat pedesaan memberitahuakn keselarasan pertemuan unsur-unsur budaya berdasarkan dalam serta budaya menurut luar, sehingga masih terwujud adanya kelangsungan serta perubahan dalam kehidupan sosial budaya pada pedesaan. Dapat dikatakan bahwa satu pihak terjadi pembaharuan, namun nir berarti nilai-nilai atau unsur-unsur budaya tradisional lenyap sama sekali. Dilain pihak ada kecenderungan bahwa unsur-unsur budaya lama masih bisa hayati dalam taraf tertentu.

Relevansi buku tersebut menggunakan permasalahan yang ditulis relatif erat. Dalam perseteruan yg dibahas oleh penulis dipaparkan bagaimana peranan dan imbas adanya usaha kolam pemancingan terhadap masyrakat desa Jimbaran.

Kedua yang dijadikan acuan adalah karangan B.N. Marbun yang berjudul Pembangunan Desa. Pustaka ini berisi mengenai pembangunan desa harus dimulai menggunakan pemugaran aparat pelaksana, yaitu orang yang merealisasi rencana serta bisa mewujudkan sebagai manfaat dan kenikmatan bagi orang desa melalui proses yg wajar. Pembangunan desa bisa berhasil menggunakan tersedianya asal tenaga manusia, kapital dan asal daya lainnya, serta adanya organisasi yg mampu mewujudkan planning sebagai hasil. Pembukaan Industri dalam dasarnya guna menyerap energi kerja, namun harapan ini nir terpenuhi. Karena dalam umumnya industri yg telah ada intensif kapital, nir poly menyerap energi insan. Praktek pembangunan industri kini tidak menolong pembangunan desa serta bahkan menambah beban baru yaitu arus urbanisasi.

Pembukaan lokasi industri menengah dan mini pada kota dan desa secara otomatis akan mendekatkan desa dengan kota atau kebalikannya, sehingga industrialisasi ini akan menyerap energi kerja dari desa maupun kota tadi. Kebijakan ini memiliki tujuan mengurangi beban urbanisasi dan sekaligus menjembatani jurang pemisah antara desa dengan kota. Terserapnya tenaga kerja yang semula sebagai buruh tani berdasarkan desa ke industri menengah serta kecil merupakan pemecahan kasus pembangunan desa. Kurangnya jumlah areal pertanian diantara tuan tanah serta petani merupakan biang keladi berdasarkan penderitaan para petani pada desa. Merealisasi pembangunan pertanian yang industrial dan produktif, digariskan suatu kebijaksanaan supaya pemerintah menetapkan harga patokan padi serta beras sesui dengan harga dalam pasar internasional. Selain itu perlu dibuka industri kerajinan serta industri lainnya.

Penelitian ini sangat relevan menggunakan konflik yang ingin dibahas pada skripsi ini, selain dipakai menjadi asal karena obyek yg dibahas sama dengan skripsi ini, penelitian ini jua memberikan citra awal mengenai pengembangan desa Jimbaran.

Ketiga merupakan karya Daniel Lerner pada bukunya Memudarnya Masyarakat Tradisional. Buku ini mengungkapkan tentang proses perubahan di warga tradisional ke rakyat terkini dalam masing-masing negara cenderung memiliki percepatan yg tidak sama. Hal ini tergantung dalam latar belakang kondisi sosial-ekonomi, budaya dan politik berdasarkan masing-masing negara. Proses memudarnya masyarakat tradisional dimulai sejak dilaksanakannya modernisasi pembangunan pedesaan terutama dibidang pertanian. Dari pertanian tradisional ke pertanian modern sudah membentuk kemajuan. Seperti diperkenalkannya teknologi pertanian baru menggeser cara bertani konvensional sebagai akibatnya dapat diperoleh hasil panen yang lebih baik.

Relevansi kitab ini dengan pertarungan yang dibahas dalam penelitian ini adalah termin transisi masyarakat tradisional ke masayarakat terbaru, menggunakan ditandai perubahan pada aspek kehidupan ekonomi, politik, sosial, ekonomi dan budaya. Buku ini juga membahas kecepatan perubahan dalam masing-masing bidang kehidupan baik ekonomi, politik, sosial, dan budaya.. 

Buku ini relevan sekali lantaran masih ada pola yang sekitar sama yaitu adanya perkembangan bisnis / industri adalah jalan keluar menurut kasus terbatasnya kesempatan kerja disektor pertanian.

Keempat merupakan karya St. Sutrisno pada Suharno, Mantan Tapol yg Kini Menjadi ”Pahlawan”. Artikel ini mewnjelaskan mengenai profil Suharno, petani kecil yg pernah dibuang ke Pulau Nusa Kambangan menjadi tahanan politik (Tapol) itu, mampu membarui nasib kampungnya yang dulunya ibarat tidak pernah diincar orang, kini sebagai daerah tujuan wisata kuliner paling ramai di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Sekitar tahun 1965, tanpa proses pengadilan, Suharno dijebloskan ke Nusa Kambangan, sebuah pulau mini di sebelah selatan pulau Jawa, pulau yg memang dikenal menjadi loka pembuangan tahanan politik, khususnya mereka yang dituduh terlibat Partai Komunis Indonesia (PKI), meskipun belum tentu bisa dibuktikan kebenarannya. Maklum, ketika itu PKI dinyatakan sebagai partai terlarang sang rezim Suharto. Setelah lebih kurang tiga tahun berada pada Nusa Kambangan, Suharno berhasil balik dan menjalani kehidupan ”normal”-nya di kampung halamannya, Dusun Blater, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Bawen Ceritanya mulai berubah saat tahun 1995, Dinas Perikanan Kabupaten Semarang melakukan penyuluhan serta pelatihan pemeliharaan ikan. Maka dibentuklah grup perikanan Ngudi Mulyo. Kelompok tadi diberi donasi bibit ikan dan perbaikan kolam. Meskipun nir menjabat sebagai ketua kelompok, Suharno bisa dibilang paling getol mengupayakan keberhasilan kelompok ini. Maklum, awalnya gerombolan tadi menderita kerugian, maka Suharno pun bekerja keras buat sanggup pertanda bahwa kelompok perikanan tersebut memiliki masa depan. Kini keberhasilan sudah bisa dinikmati nir hanya sang famili Suharno, tetapi jua sang penduduk setempat. Kampung di dekat daerah wisata Bandungan, yang dulunya ibarat tidak pernah diincar orang itu sekarang menjadi wilayah wisata kuliner paling ramai pada Kabupaten Semarang, khususnya di hari Sabtu, Minggu serta hari libur lainnya. Kini, pada sana terdapat 15 kolam pemancingan, 3 pada antaranya adalah milik Suharno. Omzet berdasarkan 3 kolam tadi mencapai Rp. 100 juta lebih per bulan. Dengan perkiraan pendapatan kolam yg lain sama, maka total omzet mereka mampu mencapai Rp. 500 juta/bulan. Belum lagi pemasukan menurut parkir sepeda motor serta mobil yang mencapai nir kurang dari Rp. Tiga juta/bulan. Sedangkan hasil retribusi kendaraan beroda empat yg bisa disumbangkan ke kampung mencapai Rp. 700.000,- lebih per bulan. Pemasukan ini dipakai buat pembangunan kampung, di antaranya untuk pengaspalan jalan dan perawatannya. Berkat kerja keras Suharno serta rekan-rekannya pada grup perikanan Ngudi Mulyo-lah Kampung Blater yg dahulu ibarat tidak pernah dilirik orang itu sekarang sebagai kampung yang sangat asri, ramai, mandiri, dan sebagai kampung tujuan wisata banyak orang buat mancing, menikmati pecel lele, gurami bakar dan sebagainya. Meskipun perannya yg sangat akbar terhadap kemajuan kampung ini, dan beliau barangkali mampu diklaim menjadi ”Pahlawan”, namun Suharno permanen merendah, sebagaimana disampaikan putra sulungnya berikut adalah: ”Semua nir tanggal menurut bantuan serta penyuluhan dari Dinas Perikanan Kabupaten Semarang. Khususnya Bapak yang fotonya terdapat bersama Bapak saya itu,” katanya.

Kerangka Teoritis dan Pendekatan 
Dalam penelitian sejarah diharapkan alat-alat berupa pendekatan yang relevan buat membantu mempermudah usaha pada mendekati empiris masa lampau. Guna mempertajam analisa pada perseteruan ini dipakai pendekatan ilmu sosial yaitu ilmu Sosiologi serta Ekonomi. Pendekatan Sosiologi ini dipakai buat mengetahui kondisi sosial rakyat serta memahami grup sosial khususnya banyak sekali macam gejala kehidupan rakyat.

Penelitian sejarah nir semata-mata bertujuan menceritakan kejadian, namun bermaksud menulis peristiwa itu menggunakan mempelajari karena-sebab syarat lingkungan konteks sosial budaya. Dalam menciptakan analisis sejarah diperlukan suatu kerangka pemikiran atau kerangka surat keterangan yg meliputi pelbagai konsep serta teori yang masih digunakan dalam membuat analisis itu.

Secara konseptual pengertian perkembangan merupakan suatu proses evolusi menurut yg sifatnya sederhana kearah sesuatu yg lebih kompleks melalui aneka macam tingkat diferennsiasi yang sambung menyambung. Dimulai dari perubahan-perubahan yg ditelusuri, semuanya itu ada proses transformasi dari yang homogen ke tidak sejenis serta terdapat faktor-faktor yg mempengaruhi.

Dalam sosiologi, kata perkembangan meliputi suatu proses perubahan yang berjalan terus menerus, terdorong oleh kekuatan-kekuatan, yakni yang berasal menurut pada maupun luar warga itu sendiri dan mempunyai variabel-variabel menjadi latar belakang.

Suatu proses perubahan sosial bisa terjadi secara sengaja serta tidak sengaja. Perubahan yg disengaja adalah perubahan yg telah direncanakan sebelumnya sang anggota masyarakatnya. Perubahan yg nir disengaja merupakan perubahan yang terjadi diluar pengawasan masyarakat serta menyebabkan dampak yang tidak disangka sama sekali. Kita tak jarang menyebut desa buat memilih pada suatu daerah administrasi terkecil yg penduduknya, sebagian besar menggantungkan hayati dari bisnis pertanian. Karakteristik umum rakyat desa merupakan kemiskkinan serta keterbelakangan yg ditimbulkan beberapa hal, yaitu; pendapatan yg rendah, antara kesenjangan yg dalam antara yang kaya serta miskin, yang miskin merupakan secara umum dikuasai, dan partisipasi rakyat yang minim pada usaha-bisnis pembangunan yg dilakukan pemerintah. Masyarakat desa merupakan persekutuan hayati dengan segala keteraturan dalam tata kehidupan serta penghidupan. Salah satu fungsi utama sosial ekonomi warga pedesaan pada Indonesia merupakan melakukan kegiatan berbagai produksi, terutama sektor pertanian, dengan orientasi output produksinya buat memenuhi kebutuhan pasar, baik ditingkat desa sendiri atau taraf lain yg lebih luas. Dengan demikian mudahlah dimengerti, jika kegiatan utamanya dalam aktivitas pengolahan serta pemanfaatan lahan-huma pertanian, lantaran fungsi sosial ekonomi primer masyarakat pedesaan misalnya hal tersebut di atas, maka sumber daya fisik utama yg paling krusial pada kehidupan rakyat pedesaan tadi merupakan tanah atau huma pertanian. Kolam pancing adalah suatu bisnis yang menyediakan fasilitas untuk memancing ikan dan dapat dilengkapi penyediaan jasa pelayanan makan serta minum. Kondisi ini secara tidak langsung ditentukan oleh unsur-unsur eksternal menjadi dampak dari perubahan masyarakat yg terjadi pada segala segi kehidupan. Perubahan itu juga dampak menurut adanya penemuan pada bidang seni dan ekonomi yang merupakan proses perubahan tenaga kerja, desain-desain, manajemen dan penggunaan teknologi baru. Usaha kolam pemancingan adalah cara lain bisnis pada mengatasi duduk perkara ekonomi. Usaha kolam pemancingan adalah usaha yg sesuai menggunakan syarat alam yang ada dan kemampuan penduduk. Ini berarti rakyat Desa Jimbaran telah menggabungkan aset pembangunan, karena pembangunan memerlukan aset utama, baik asal daya alam, maupun sumber daya manusia. 

Menurut Keesing, lazimnya suatu aktivitas yg dilakukan warga buat menopang kehidupannya adalah suatu pilihan yang melibatkan proses-proses pengambilan keputusan dalam menghadapi dunianya, bahkan dengan cara yang paling praktis dan mempunyai tujuan eksklusif. Manusia tentu akan membuat pilihan, serta pilihan ini tergantung pada keadaan materi, kepentingannya dan sistem nilai. Sehingga bisa terjadi dalam suatu daerah lingkungan yang sama dijumpai perbedaan-perbedaan aktivitas masyarakat.

Manusia pada memenuhi kebutuhan hidupnya wajib melakukan aktifitas ekonomi yang meliputi bidang yg berafiliasi langsung dengan alam, seperti pertanian, perikanan, pertambangan serta sebagainya. Secara tidak pribadi bahwa sistem sosial budaya memiliki sifat pendorong maupun membatasi konduite yang bisa berubah. Dapat dikatakan bahwa variasi-variasi atau keputuan-keputusan individu merupakan bentuk penemuan yg dapat memicu perubahan. Disamping itu unsur-unsur internal tadi nir bisa sepenuhnya terlepas, namun diwarnai sang unsur-unsur eksternal yg dari berdasarkan lingkungan pada luar yg menyebabkan sistem perekonomian menjadi semakin kompleks. Unsur-unsur eksternal seperti kondisi sosial dan ekonomi yng berupa keadaan pendidikan, kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah. Kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan nampaknya sebagai sebab karena perubahan yg kesemuanya adalah variabel-variabel yg saling berkait dalam hubungannya menggunakan tumbuh serta berkembangnya bisnis kolam pemancingan Desa Jimbaran.

Upaya yang dicapai oleh warga Desa Jimbaran dalam mengembangkan usaha kolam pemancingan pada desanya mendorong terjadinya perubahan sitem perekonomian dan akan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan dalam sistem hubungan atau kehidupan sosial. Faktor lingkungan menjadi unsur eksternal secara nir eksklusif jua telah mempengaruhi aktivitas ekonomi yg sudah memicu keluarnya pengembangan bisnis pemancinngan itu sendiri. Pembuatan kolam ikan di pekarangan merupakan galat satu usaha pemanfaatan lahan secara intensif. Lahan buat kolam ikan yang dipakai penduduk Desa Jimbaran adalah huma pekarangan, namun tidak menutup kemungkinan digunakannya huma sawah. Aktivitas kerja yg dilakukan oleh masyarakat Jimbaran kiranya merupakan upaya pencapaian pada pengembangan yang didukung sang pandangan hidup kerja yang tinggi.

Masyarakat pada melakukan aktivitasnya didorong sang motivasi kerja yg akan mengakibatkan output yang bisa dinikmati sang warga yg bersangkutan. Semua unsur tersebut diatas tampaknya mengakibatkan berubahnya pola kehidupan sosial ekonomi rakyat di Desa Jimbaran.

Proses perkembangan yang terjadi telah membawa pengaruh sosiologis dan irit bagi warga pendukungnya. Perubahan itu tidak hanya terjadi pada kalangan buruh-buruhnya dan rakyat luar. Itulah sebabnya pada studi ini dipakai pendekatan sosiologis-ekonomis menggunakan memakai konsep sosial serta ekonomi. Kegunaan sosiologi merupakan buat menjelaskan sesuatu hal antar interaksi manusia itu sendiri, manusia dengan gerombolan yaitu gejala-tanda-tanda sosial yang terdapat dalam rakyat dalam hubungan manusia itu sendiri, insan menggunakan gerombolan dan gerombolan dengan grup yaitu gejala-tanda-tanda sosial yang ada dalam rakyat dalam hubungan antar manusia itu sendiri yang beranjak pada bisnis kolam pemancingan.

Ekonomi digunakan untuk mengetahui perkembangan usaha dipandang dari faktor-faktor produksi dan hubungan interaksi antar warga sebagai pengusaha, dan antara buruh serta majikan. Selain itu objek penelitian ekonomi akan diteliti hubungan kegiatan tingkah laku masyarakat yang herbi penghasilan, hubungan antara produksi dan permintaan pasar (supply and demand).

Sesuailah kiranya jika teori yang pinjam merupakan berdasarkan disiplin sosiologi serta teori ekonomi, lantaran keduanya adalah disiplin yang sangat erat hubunganya dengan kegiatan manusia pada pada hubungannya dengan perkembangan kolam pemancingan Desa Jimbaran.

Penelitian ini bersifat sosial ekonomi lokal, lantaran dengan membahas aspek sosial ekonomi dibutuhkan uraiannya akan mengena dengan memperhatikan aspek-aspek struktural, menggunakan melihat perubahan sosial yang diakibatkan sang adanya pertumbuhan ekonomi rakyat desa tadi.

Metode Penelitian dan Penggunaan Sumber
Metode penelitian merupakan suatu cara kerja buat memahami objek yg menjadi target ilmu yang bersangkutan kemudian penelitian untuk menyimpulkan, mengorganisasikan serta menafsirkan apa saja yang dapat dimanfaatkan pada khasanah ilmu pengetahuan manusia.

Adapun tahapan-tahapan metode sejarah kritis adalah menjadi berikut

a. Heuristik yaitu proses pengumpulan data dan menemukan asal berupa dokumen-dokumen tertulis serta verbal berdasarkan insiden masa lampau menjadi sumber sejarah.

Adapun asal sejarah tertulis yang dipakai pada penelitian ini merupakan Surat liputan Suara Merdeka, Surat Kabar Kompas, Arsip Kecamatan Bawen mengenai data statistik yg menaruh citra mengenai keadaan sosial dan ekonomi pada Kecamatan Bawen. Metode yg dilakukan pada mengumpulkan asal tertulis adalah studi pustaka dilakukan sebelum ke lapangan buat mengumpulkan asal sekunder yang relevan menggunakan masalah yang dikaji. Studi arsip dilakukan buat mengumpulkan asal primer tertulis yang terdapat pada Kantor Kecamatan Bawen, Kantor Kelurahan Jimbaran, Biro Pusat Statistik Kabupaten Semarang, Bappeda Kabupaten Semarang .

Selain pengumpulan sumber tertulis, dilakukan pula pengumpulan asal verbal. Metode ini dilaksanakan melalui wawancara terhadap sejumlah saksi sejarah di daerah penelitian mencakup tokoh-tokoh masyarakat, pejabat instansi yg mengetahui seluk-beluk peristiwa serta beberapa penduduk pada kelurahan Jimbaran yg sebagai saksi awal pembangunan usaha kolam pemancingan. Metode sejarah lisan berguna buat mengungkapkan berita-keterangan krusial yang nir ditemukan pada sumber tertulis. Desa-desa kita tidak poly yang menyimpan dokumen tua, kekurangan itu tentu harus diisi oleh sejarah ekspresi. 

b. Kritik Sumber, merupakan termin kedua selesainya asal-asal yg diperlukan terpenuhi. Kritik ekstern dilakukan buat menguji asal guna mengetahui keotentikan atau keaslian bahan serta goresan pena pada asal tertulis. Kritik intern dibutuhkan buat menilai isi sumber yg dikehendaki buat mendapatkan kredibilitas sumber. Beberapa sumber yg penulis peroleh serta dilakukannya kritik asal diperoleh beberapa asal yg teruji keotentikannya, sebagian diantaranya melalui kritik intern dan penelusuran sumber melalui wawancara dapat diketahui kebenaran isi sumber yang penulis kehendaki. 

c. Sintesa atau interpretasi yaitu tahapan buat menafsirkan informasi serta membandingkannya buat diceritakan pulang. Sumber yg sudah diseleksi selanjutnya dilakukan tahapan sintesa buat mengurutkan dan merangkaikan berita-fakta dan mencari hubungan sebab-dampak.

d. Historiografi atau Penulisan Sejarah yaitu proses mensintesakan fakta atau proses menceritakan rangkaian kabar pada suatu bentuk goresan pena yang bersifat historis secara kritis analitis serta bersifat ilmiah menurut fakta yang diperoleh. Dengan demikian perkembangan yang terjadi pada warga desa Jimbaran dapat terungkap secara kronologis.

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

Komunikasi Dan Penyiaran Islam 
Sejak kelahirannya 14 abad silam, Islam sebagai agama dakwah, dalam tinjauan sosiologis sudah mengalami banyak perubahan. Nabi Muhammad SAW sebagai manusia yg diutus oleh Allah buat menyampaikannya, nir saja merubah cara pandang masyarakat pada hal keyakinan, akan tetapi juga dalam hal kemasyarakatan yg mencakup pola pikir politik, ekonomi serta budaya. Memasuki Abad 21, persentuhannya menggunakan global luar peradaban-peradaban lain termasuk Barat, pada satu sisi secara sosial, politik, ekonomi serta budaya mengalami perubahan yg positif mendorong terhadap kemajuan masyarakatnya, akan tetapi dalam sisi lain mendorong pada degradasi spiritual, moral dan budaya. Hal ini disebabkan sang cara pandang masyarakat yg berubah, menjadi akibat berdasarkan pola pikir lingkungan yang mempengaruhinya. Jika pada awal kelahiran Islam, Nabi Muhammad SAW meluruskan pola pikir warga dengan cara pandang tauhid, maka pada abad ini sudah terkotori sang cara pandang yang sifatnya parsial, nir menyeluruh seperti halnya cara pandang Tauhid. Pola pikir tersebut seperti halnya materialisme yg melepaskan ruh spiritual, mendorong rakyat pada pemujaan terhadap segala sesuatu yang berbentuk materi, kenikmatan sesaat, terlalu mementingkan global bahkan nir mempercayai adanya Yang Maha Mutlak.

Hasil persentuhan menggunakan peradaban modern ini, dalam satu sisi mengantarkan insan pada kemajuan IPTEK menggunakan standar inovasi-inovasi hasil dari teknologi terbaru, mulai berdasarkan bola lampu yg bisa menerangi manusia hingga telepon yg sanggup mengantarkan suara pada jarak jauh, tetapi pada sisi lain merubah pola pikir warga menunjuk pada pengingkaran adanya Tuhan, pada proses selanjutnya mengantarkan manusia pada bobroknya moral dan kejatuhan peradaban.

Akal menjadi hasil inovasi abad modern adalah satu-satunya indera pemegang kekuasaan tertinggi dalam pengambilkeputusan, mendorong pada keringnya spiritual dan menciptakan warga berpandangan secara parsial. Kaum intelektual pula membuktikan krisis keagamaan yg serupa saat Islam dibicarakan dengan mereka, bahwa Islam merupakan sebuah keharmonisan yg mencakup sistem ekonomi yang adil, organisasi kemasyarakatan yg seimbang, hukum perdata, hukum pidana juga aturan internasional, pandangan filosofis terhadap kehidupan bersama cara pelaksanaannya, yang semuanya terpancar dari dasar yang sama, yakni kepercayaan dan tabiat moral dan spiritual Islam. Mendengar semua ini, kaum terpelajar malah makin resah. Dalam persangkaan mereka Islam telah lama meninggal, ditinggal zaman yang sudah lama . Yang dijadikan kiblat mereka adalah marxisme dan kapitalisme menggunakan berbagai faham terapannya; sains serta teknologi, feminisme, budaya populer, komunisme, sosialisme, neolieralisme, kapitalisme baru dan lain-lain.

Kemajuan abad terbaru, mendorong bangsa-bangsa Barat merasa sebagai bangsa yg paling unggul, mendorongnya melakukan kolonisasi serta imperialisme terhadap bangsa lain dalam hal ini bangsa Timur, nir saja secara pisik akan tetapi juga spiritual kepercayaan dan budaya yg meliputi pola pikir di dalamnya. Wilayah-daerah yg telah di Islamkan secara pisik ataupun spiritual dijajah serta diracuni pola pikirnya, sehingga nir sedikit masyarakat yang teracuni oleh pola pikir Barat, terjajah secara pisik serta mental. Bahkan beberapa daerah Islam dikuasai sang Bangsa Barat.

Dalam bepergian sejarahnya, Islam pernah mengalami kejayaan yaitu dalam periode klasik Islam (650-1250 M), zaman ini sudah membuat ulama-ulama akbar Islam, baik pada ilmu keIslaman ataupun dalam bidang filsafat. Zaman ini merupakan periode bersatunya umat Islam. Namun pada periode selanjutnya (1250-1500), sesuai dengan pemahaman ummat yang berkembang, Islam mulai pecah, ini disebabkan sang perseteruan internal pertarungan antara umat Islam baik yg ditimbulkan sang perbedaan teologis maupun kudeta. Pada periode selanjutnya penyebab kemunduran ummat Islam bukan hanya ditimbulkan sang permasalahan internal tetapi masuknya kekuatan luar (the other, termasuk Barat).

Pada tahun 1511 Portugis masuk Indonesia lewat Selat Malaka. Kerajaan Utsmani terpukul pada Eropa, Kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan Suku Afghan, sedang pukulan-pukulan Raja Mughal diperkecil sang pukulan-pukulan Raja India. Kekuatan militer dan kekuatan politik umat Islam menurun. Penetrasi Barat semakin meningkat dan kekuatan Islam semakin menurun dan dalam puncaknya pada tahun 1789 M pusat Islam di Mesir ditaklukan oleh Barat.

Kekalahan demi kekalahan yang dialami ummat Islam mendorong pemuka Islam buat mempelajari sebab-karena kekalahan mereka serta rahasia keunggulan versus. Dengan penelitian tadi para pemuka Islam menyadari begitu kompleknya masalah, selain konflik internal, besarnya kekuatan luar, jua ditimbulkan oleh menurun serta teracuninya akidah.

Sampai pada akhir abad 19 kekuatan Barat masih bercokol di sebagian dunia Islam, hal ini menaruh efek yg cukup bertenaga terhadap umat Islam, baik dalam aspek politik, ekonomi, budaya termasuk akidah. Kesan yg ditinggalkan oleh penjajah ada yang secara positif ditanggapi, tetapi selebihnya merupakan negatif, yakni penderitaan yang dirasakan, sebagai akibatnya menumbuhkan pencerahan serta harapan menurut umat Islam buat bangkit pulang. 

Dalam prosesnya, kebangkitan Islam dilatarbelakangi sang pencerahan yang beragam. Ada yang dilatarbelakangi sang pencerahan politik (nasionalisme, keinginan untuk merdeka), ada yg dilatarbelakangi sang aspek agama (akidah yg terkotori). Namun secara pundamental pencerahan itu muncul atas impian buat hidup lebih bebas, merdeka, nir mau ditindas. 

Di Indonesia kebangkitan Islam diawali dalam tahun 1905 menggunakan berdirinya Sarikat Islam (SI) yg mencapai klimaknya 1945 menggunakan proklamasi. Perjalanan panjang usaha Indonesia banyak sekali melibatkan para ulama dan pemikir diantaranya adalah Tjokroaminoto, Muhammad Natsir, Ahmad Dahlan, Wahid Hasyim, Soekarno serta lain-lain. 

Di Mesir timbul gerakan pembebasan yg pertama kali pada tahun 1907 dan mencapai puncaknya pada tahun 1952 melalui revolusi. Diantara para tokohnya merupakan Al-Afgani, Muhammad Abduh, Rasyid Rihda, Sayyid Qutb, serta lain-lain. 

Di Iran, perjuangan mencapai klimaks setelah melakukan Revolusi kesadaran, yang mencapai puncaknya pada tahun 1979 menggunakan terjadinya revolusi pisik yg sekaligus revolusi budaya.

Revolusi Iran merupakan suatu rangkaian proses yg terpetakan dan sistematis dalam menggulingkan Rezim penguasa yang otoriter dan terbaratkan dari tahun 1950-an. Ayatullah Khomeini merupakan aktor penting pada balik revolusi Islam Iran tersebut berafiliasi dengan tokoh mullah lainnya seperti Muthahari serta Burujerdi sebagai desainer revolusi yg berada pada barisan Mullah. Pada barisan lainnya terdapat Ali Syari’ati sebagai tokoh yang berada pada barisan Intellektual, telah berjuang sejak mula buat meluruskan pemerintahan yg dikemudikan oleh Amerika. Syari’ati adalah galat satu tokoh kunci intelektual yg sanggup menggerakan kaum muda pada melakukan penyadaran akan pentingnya agama buat perubahan sosial politik.

Dalam hal ini Revolusi Iran bukan saja menumbangkan pemerintahan Iran yang otoriter, namun yang harus digarisbawahi merupakan telah tumbuhnya kesadaran tentang sebuah ideologi (Islam). Dalam hal ini Amin Rais menaruh komentar:

Revolusi Iran 1979 bukan saja menggemparkan umat insan di seluruh global, akan tetapi pula berhasil menggoyahkan seluruh sendi-sendi ilmu sosial barat, apakah itu sosiologi, psikologi,(termasuk psikologi sosial), antropologi, ilmu politik serta filsafat serta meruntuhkan berbagai perkiraan yg selama ini dipegang sebagai sandaran ilmu-ilmu sosial tadi. Para ilmuwan barat memerlukan beberapa saat buat “siuman” balik dan menyadari bahwa ternyata bangsa Iran yang begitu diremehkan bisa melepaskan diri dari cengkraman pengaruh Barat juga Timur dan menumbangkan kekuasaan Syah yang ditopang oleh strategi, intellegensi dan perlengkapan militerbarat, khususnya Amerika.

Walaupun Ali Syari’ati nir menikmati output revolusi, tetapi Ia berhasil mengantarkan Iran dalam melakukan revolusi, meninggalkan jejak pencerahan, melakukan Profagandanya menggunakan terlebih dahulu melakukan revolusi pencerahan terhadap kaum intellektual belia Iran. Gebrakan yang dilakukan Syari’ati dalam menyajikan gagasan Islam Revolusioner membawa akibat besar pada dinamika pemikiran di Iran. Gagasan (dakwah) Syari’ati yang berani dan brillian sudah merasuk ke aneka macam komponen masyarakat Iran, baik kalangan intellektual, mahasiswa, ulama, serta berbagai gerombolan sosial pekerja. Dari sanalah ada kesadaran buat berkiprah serta kesadaran kelas mulai menggeliat muncul.

Dalam melakukan profagandanya, Ali Syari’ati merogoh tema sentral kepercayaan sebagai basis ideologi. Dalam hal ini Islam bisa serta harus difungsionalisasikan sebagai kekuatan revolusioner untuk membebaskan rakyat tertindas, baik secara kultural juga politik. Lebih tegas lagi Islam dalam bentuk murninya yg belum dikuasai kekuatan ortodok merupakan ideologi revolusioner ke arah pembebasan global ketiga dari penjajahan politik, ekonomi dan kultural Barat. 

Agama yang revolusioner memberi seseorang individu yang beriman kepadanya kemampuan buat mengkritik kehidupan dalam seluruh aspek material, spiritual serta sosialnya. Ia memberikan misi serta kewajiban buat menghancurkan, mengganti serta menghilangkan apa yg tidak dapat diterima dan diyakini menjadi tidak sah dan menggantinya dengan sesuatu yang diketahui dan diakuinya menjadi kebenaran.

Dalam membicarakan pesan-pesan dakwahnya, Ali Syari’ati menggunakan pendekatan yg ideologis. Ali Syari’ati memiliki kecenderungan pendekatan paradigma kaum tertindas serta kesadaran kelas sosial bawah yang menjadi landasan geraknya dalam membela kebenaran, menjadi pisau analisisnya. Pun mengungkapkan menggunakan cara pilosofis. Ketika menyampaikan ceramah-ceramahnya Syari’ati membicarakan dengan motode pilsafat. Ceramah-ceramah Syari’ati pada beberapa tema tak jarang diawali dan selanjutnya dengan pertanyaan-pertanyaan yang merupakan ciri berdasarkan berfilsafat.

Dalam proses perubahan masyarakat di atas, seperti halnya yang sudah dilakukan oleh para pejuang yang salah satunya merupakan Ali Syari’ati, dakwah memegang peran-peran strategis. Sebagai keliru satu institusi sosial yg hidup pada tengah-tengah dinamika masyarakatnya, dakwah melakukan proses rekayasa sosial sinkron menggunakan etika serta norma agama. Lantaran itu, dia berfungsi menjadi pengendali perubahan terutama pada proses transformasi nilai-nilai sosial budaya buat menciptakan tatanan baru atau membarukan balik suatu tatanan yang dianggap telah kehilangan nilai relevansinya menggunakan masyarakat, termasuk bisnis membangun tatanan baru yg akhir-akhir ini lebih popular dianggap rakyat madani.

Keberhasilan Syari’ati dalam profaganda penyadaran terhadap masyarakat Iran, khususnya kaum muda dan kalangan Islam terbaru pedagang pasar, telah bisa mengantarkan revolusi Iran. Hal ini tidak terlepas dari kemahirannya mengemas pesan-pesan yang disampaikan sang Ali Syari’ati menjadi keliru satu unsur krusial berdasarkan komunikasi dan dakwah. Berdasarkan latar belakang kepercayaan , budaya, pendidikan serta politiknya, dengan sedemikian rupa pesan-pesan yang disampaikan Ali Syari’ati bisa membangkitkan pencerahan warga akan pentingnya sebuah ideologi. Lantaran kemahiran mengolah istilah serta kalimat tersebutlah Syari’ati seringkali diminta buat menulis dan memberi ceramah. 

A. Langkah-Langkah Penelitian
1. Objek Penelitian
Objek yang akan diteliti pesan-pesan dakwah Ali Syari’ati secara tematik.

2. Metode Penelitian 
Untuk mempermudah pada penelitian, penulis akan menggunakan metode penelitian komunikasi dengan contoh analisis tentang (discourse analysis). Terdapat empat kelebihan analisis wacana. Pertama, analisis perihal lebih bersifat kualitatif dengan dasar analisisnya interpretasi, di mana setiap teks bisa dimaknai secara tidak sama serta bisa ditafsirkan secara majemuk. Kedua, analisis wacana prasangka memfokuskan pada pesan latent (tersembunyi). Makna suatu pesan nir hanya ditafsirkan sebagai apa yang tampak konkret dalam teks, tetapi wajib dianalisis sebagai apa yang tampak bersembunyi. Ketiga, analisis tentang tidak hanya mengusut apa yg dikatakan (what), tetapi pula bagaimana ia dikatakan (how). Dalam kenyataannya, yg penting bukan apa yg dikatakan oleh media, akan namun bagaimana serta menggunakan cara apa pesan dikatakan. Hal ini ditimbulkan analisis tentang bukan hanya beranjak pada level makro (isi berdasarkan suatu teks) namun juga level mikro yang menyusun suatu teks, seperti kata, kalimat, ekspresi, dan retoris. Keempat, analisis wacana nir prasangka melakukan generalisasi bahkan prediksi. 

Wacana oleh Van Dijk digambarkan memiliki tiga dimensi.
A) Teks; yang diteliti merupakan bagaimana struktur teks dan taktik wacana yang dipakai buat menegaskan suatu tema tertentu
B) Kognisi sosial; meneliti proses produksi teks yang melibatkan kognisi individu menurut penulis/ muballigh.
C) Konteks sosial meneliti bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan suatu perkara. 

Dalam teknisnya, buat mempermudah penelitian maka analisis perihal yg akan penulis jadikan model adalah analisis ihwal Van Dijk yang memfokuskan dalam analisis perihal teks. 
A) Struktur makro. Ini merupakan makna global/ umum menurut suatu teks yang dapat dipahami menggunakan melihat topik berdasarkan sutu teks. Tema tentang ini bukan hanya isi, namun juga sisi tertentu suatu peristiwa. 
B) Super struktur adalah kerangka suatu teks: bagaimana struktur dan elemen ihwal itu disusun dalam teks secara utuh.
C) Struktur mikro adalah makna wacana yang bisa diamati dengan menganalisa kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, para frase yg dipakai dan sebagainya.

3. Jenis dan Sumber Data 
Jenis data yg akan menjadi objek kajian penelitian ini merupakan data kualitatif terdiri berdasarkan:
a. Data mengenai konsep pemikiran Ali Syari’ati
b. Data tentang tema utama pesan-pesan dakwah Ali Syari’ati
c. Data tentang skema dan makna pesan dakwah dalam buku perpaduan ceramah Ali Syari’ati

Sumber Data dalam penelitian ini dibagi kedalam 2 bagian yaitu data primer (primery source) serta data skunder (secondary sources). Data utama adalah Tulisan serta deretan ceramah Ali Syari’ati yang tersebar pada formasi serta karangan pada bentuk buku. Diantaranya adalah paradigma kaum tertindas; sebuah tinjauan sosiologis, Islam Agama Protes, Ideologi Kaum Intelektual, Islam Madzhab Pemikiran dan Aksi, Tugas Cendikiawan Muslim, Membangun masa depan Islam. Buku gugusan ceramah tersebut merupakan hasil terjemahan dalam edisi Indonesia.

Data sekunder merupakan Buku-Buku, makalah serta artikel yang terkait menggunakan pemikiran Ali Syari’ati, biografi Ali Syari’ati, dakwah, komunikasi, Jurnalistik serta pemikiran Islam.

4. Teknik Pengumpulan Data 
Karena bercorak analisis perihal yaitu studi media atau studi kepustakaan, maka penyusunan asal data pada penelitian ini dimulai menggunakan pengumpulan berbagai literatur yg kemudian terbagi menjadi sumber data utama serta asal data skunder;

a) Studi dokumentasi
Studi dokumentasi dimaksudkan buat mencari, menemukan serta lalu menyiapkan data-data yang telah ada buat diteliti. Studi dokumentasi adalah jajak penelitian terhadap asal data primer. Sumber data utama adalah asal data yang menjadi utama telaah penelitian buat menemukan gagasan pemikiran dari objek penelitian, yakni deretan goresan pena serta ceramah Ali Syari’ati yang dijilid sebagai beberapa kitab yang sudah disebutkan sebelumnya.

b) Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah jajak penelitian terhadap sumber data skunder. Sumber data adalah asal data penunjang pada penelitian ini, yaitu buku; Biografi Ali Syari’ati serta telaah pemikiran atas karya Ali Syari’ati.

5. Analisa Data
Analisa pada dasarnya adalah suatu cara membagi-bagi suatu objek ke pada komponen-komponennya. Analisa atas sebuah objek dapat dilakukan bila objek itu mempunyai sebuah struktur, yang terdiri berdasarkan sejumlah komponen. Sebuah komponen bisa diidentifikasi oleh penulis, bila komponen itu memiliki suatu fungsi tertentu terhadap seluruh konstruksi itu. Analisis jua dilakukan buat menemukan makna berdasarkan data yg ditemukan buat menaruh penafsiran yg bisa diterima akal sehat (common sense) pada konteks masalahnya secara keseluruhan. Untuk itu, karena berupa penelitian kualitatif, menurut Lexi J. Maleong, maka langkah-langkah yang ditempuh pada menganalisa datanya adalah melalui pemrosesan; unityzing, kategorisasi dan penafsiran data.

Noeng Muhajir menguraikan secara rinci tentang langkah-langkah analisisnya menjadi berikut;
a. Inventarisasi Data, yaitu menggunakan cara mengumpulkan data sebesar-banyaknya.
b. Reduksi Data, memilih dan memilah data diubahsuaikan menggunakan bahasan penelitian
c. Unitasi Data, pada tahapan ini data lalu dikelompokan menurut dalam kerangka pemikiran
d. Kategorisasi data, pada tahap ini data-data disusun berdasarkan dalam rumusan kasus serta tujuan yg telah disusun sebelumnya.
e. Penafsiran data, dalam tahap ini data yang terdapat lalu diinterpretasikan melalui analisis logis menggunakan cara induktif-deduktif menurut pada teori-teori etika komunikasi, dan yg paling akhir adalah
f. Penarikan konklusi, adalah tahapan akhir dalam memilih penilaian terhadap data-data yg telah ditemukan, dibahas dan dianalisis selama penelitian ini.

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

Komunikasi Dan Penyiaran Islam 
Sejak kelahirannya 14 abad silam, Islam sebagai kepercayaan dakwah, pada tinjauan sosiologis sudah mengalami banyak perubahan. Nabi Muhammad SAW sebagai manusia yang diutus oleh Allah buat menyampaikannya, nir saja merubah cara pandang warga pada hal keyakinan, akan tetapi jua pada hal kemasyarakatan yang meliputi pola pikir politik, ekonomi serta budaya. Memasuki Abad 21, persentuhannya dengan dunia luar peradaban-peradaban lain termasuk Barat, di satu sisi secara sosial, politik, ekonomi serta budaya mengalami perubahan yg positif mendorong terhadap kemajuan masyarakatnya, akan tetapi dalam sisi lain mendorong dalam degradasi spiritual, moral serta budaya. Hal ini disebabkan sang cara pandang warga yg berubah, menjadi dampak dari pola pikir lingkungan yang mempengaruhinya. Apabila di awal kelahiran Islam, Nabi Muhammad SAW meluruskan pola pikir rakyat dengan cara pandang tauhid, maka pada abad ini telah terkotori oleh cara pandang yg sifatnya parsial, nir menyeluruh misalnya halnya cara pandang Tauhid. Pola pikir tersebut seperti halnya materialisme yg melepaskan ruh spiritual, mendorong masyarakat dalam pemujaan terhadap segala sesuatu yg berbentuk materi, kenikmatan sesaat, terlalu mementingkan dunia bahkan nir mempercayai adanya Yang Maha Mutlak.

Hasil persentuhan dengan peradaban terkini ini, dalam satu sisi mengantarkan manusia dalam kemajuan IPTEK dengan baku inovasi-inovasi hasil dari teknologi terkini, mulai menurut bola lampu yg mampu menerangi insan sampai telepon yang bisa mengantarkan bunyi dalam jeda jauh, namun pada sisi lain merubah pola pikir masyarakat mengarah pada pengingkaran adanya Tuhan, dalam proses selanjutnya mengantarkan insan pada bobroknya moral serta kejatuhan peradaban.

Akal menjadi output penemuan abad modern merupakan satu-satunya indera pemegang kekuasaan tertinggi pada pengambilkeputusan, mendorong pada keringnya spiritual serta membuat masyarakat berpandangan secara parsial. Kaum intelektual pula menerangkan krisis keagamaan yang serupa saat Islam dibicarakan dengan mereka, bahwa Islam adalah sebuah keharmonisan yang meliputi sistem ekonomi yang adil, organisasi kemasyarakatan yang seimbang, aturan perdata, aturan pidana maupun aturan internasional, pandangan filosofis terhadap kehidupan beserta cara pelaksanaannya, yg semuanya terpancar dari dasar yang sama, yakni agama serta tabiat moral serta spiritual Islam. Mendengar seluruh ini, kaum terpelajar malah makin galau. Dalam persangkaan mereka Islam telah usang tewas, ditinggal zaman yang telah usang. Yang dijadikan kiblat mereka merupakan marxisme serta kapitalisme menggunakan aneka macam faham terapannya; sains dan teknologi, feminisme, budaya populer, komunisme, sosialisme, neolieralisme, kapitalisme baru serta lain-lain.

Kemajuan abad modern, mendorong bangsa-bangsa Barat merasa menjadi bangsa yg paling unggul, mendorongnya melakukan kolonisasi dan imperialisme terhadap bangsa lain pada hal ini bangsa Timur, nir saja secara pisik tapi juga spiritual agama dan budaya yg meliputi pola pikir di dalamnya. Wilayah-wilayah yg telah pada Islamkan secara pisik ataupun spiritual dijajah serta diracuni pola pikirnya, sebagai akibatnya nir sedikit masyarakat yang teracuni sang pola pikir Barat, terjajah secara pisik serta mental. Bahkan beberapa daerah Islam dikuasai sang Bangsa Barat.

Dalam perjalanan sejarahnya, Islam pernah mengalami kejayaan yaitu dalam periode klasik Islam (650-1250 M), zaman ini telah membuat ulama-ulama akbar Islam, baik dalam ilmu keIslaman ataupun dalam bidang filsafat. Zaman ini adalah periode bersatunya umat Islam. Tetapi pada periode selanjutnya (1250-1500), sesuai dengan pemahaman ummat yang berkembang, Islam mulai pecah, ini ditimbulkan sang perseteruan internal permasalahan antara umat Islam baik yg disebabkan sang perbedaan teologis maupun kudeta. Pada periode selanjutnya penyebab kemunduran ummat Islam bukan hanya disebabkan oleh permasalahan internal tetapi masuknya kekuatan luar (the other, termasuk Barat).

Pada tahun 1511 Portugis masuk Indonesia lewat Selat Malaka. Kerajaan Utsmani terpukul di Eropa, Kerajaan Safawi dihancurkan oleh serangan Suku Afghan, sedang pukulan-pukulan Raja Mughal diperkecil sang pukulan-pukulan Raja India. Kekuatan militer dan kekuatan politik umat Islam menurun. Penetrasi Barat semakin meningkat dan kekuatan Islam semakin menurun dan pada puncaknya pada tahun 1789 M sentra Islam di Mesir ditaklukan sang Barat.

Kekalahan demi kekalahan yang dialami ummat Islam mendorong pemuka Islam buat menilik karena-karena kekalahan mereka serta misteri keunggulan lawan. Dengan penelitian tadi para pemuka Islam menyadari begitu kompleknya perkara, selain permasalahan internal, besarnya kekuatan luar, juga ditimbulkan sang menurun serta teracuninya akidah.

Sampai pada akhir abad 19 kekuatan Barat masih bercokol pada sebagian dunia Islam, hal ini menaruh impak yg relatif kuat terhadap umat Islam, baik pada aspek politik, ekonomi, budaya termasuk akidah. Kesan yg ditinggalkan oleh penjajah terdapat yg secara positif ditanggapi, tetapi selebihnya adalah negatif, yakni penderitaan yg dirasakan, sebagai akibatnya menumbuhkan kesadaran serta hasrat dari umat Islam buat bangkit kembali. 

Dalam prosesnya, kebangkitan Islam dilatarbelakangi sang pencerahan yg beragam. Ada yang dilatarbelakangi sang kesadaran politik (nasionalisme, harapan untuk merdeka), ada yg dilatarbelakangi oleh aspek kepercayaan (akidah yg ternoda). Tetapi secara pundamental kesadaran itu muncul atas harapan buat hidup lebih bebas, merdeka, nir mau ditindas. 

Di Indonesia kebangkitan Islam diawali dalam tahun 1905 dengan berdirinya Sarikat Islam (SI) yang mencapai klimaknya 1945 menggunakan proklamasi. Perjalanan panjang usaha Indonesia banyak sekali melibatkan para ulama dan pemikir diantaranya merupakan Tjokroaminoto, Muhammad Natsir, Ahmad Dahlan, Wahid Hasyim, Soekarno dan lain-lain. 

Di Mesir muncul gerakan pembebasan yg pertama kali dalam tahun 1907 serta mencapai puncaknya pada tahun 1952 melalui revolusi. Diantara para tokohnya merupakan Al-Afgani, Muhammad Abduh, Rasyid Rihda, Sayyid Qutb, dan lain-lain. 

Di Iran, perjuangan mencapai klimaks sehabis melakukan Revolusi kesadaran, yg mencapai puncaknya dalam tahun 1979 dengan terjadinya revolusi pisik yg sekaligus revolusi budaya.

Revolusi Iran adalah suatu rangkaian proses yang terpetakan serta sistematis pada menggulingkan Rezim penguasa yg otoriter serta terbaratkan dari tahun 1950-an. Ayatullah Khomeini merupakan aktor penting di balik revolusi Islam Iran tersebut berafiliasi dengan tokoh mullah lainnya seperti Muthahari dan Burujerdi sebagai desainer revolusi yg berada dalam barisan Mullah. Pada barisan lainnya ada Ali Syari’ati menjadi tokoh yg berada pada barisan Intellektual, telah berjuang semenjak mula buat meluruskan pemerintahan yg dikemudikan sang Amerika. Syari’ati adalah salah satu tokoh kunci intelektual yang mampu menggerakan kaum muda dalam melakukan penyadaran akan pentingnya agama untuk perubahan sosial politik.

Dalam hal ini Revolusi Iran bukan saja menumbangkan pemerintahan Iran yg otoriter, namun yg wajib digarisbawahi merupakan sudah tumbuhnya pencerahan mengenai sebuah ideologi (Islam). Dalam hal ini Amin Rais menaruh komentar:

Revolusi Iran 1979 bukan saja menggemparkan umat manusia pada semua dunia, akan tetapi juga berhasil menggoyahkan semua sendi-sendi ilmu sosial barat, apakah itu sosiologi, psikologi,(termasuk psikologi sosial), antropologi, ilmu politik dan filsafat dan meruntuhkan berbagai perkiraan yang selama ini dipegang menjadi sandaran ilmu-ilmu sosial tersebut. Para ilmuwan barat memerlukan beberapa ketika buat “siuman” kembali dan menyadari bahwa ternyata bangsa Iran yg begitu diremehkan dapat melepaskan diri dari cengkraman efek Barat maupun Timur dan menumbangkan kekuasaan Syah yang ditopang oleh strategi, intellegensi serta perlengkapan militerbarat, khususnya Amerika.

Walaupun Ali Syari’ati tidak menikmati hasil revolusi, tetapi Ia berhasil mengantarkan Iran dalam melakukan revolusi, meninggalkan jejak pencerahan, melakukan Profagandanya menggunakan terlebih dahulu melakukan revolusi kesadaran terhadap kaum intellektual muda Iran. Gebrakan yang dilakukan Syari’ati pada menyajikan gagasan Islam Revolusioner membawa implikasi akbar dalam dinamika pemikiran pada Iran. Gagasan (dakwah) Syari’ati yang berani dan brillian sudah merasuk ke berbagai komponen rakyat Iran, baik kalangan intellektual, mahasiswa, ulama, serta banyak sekali grup sosial pekerja. Dari sanalah timbul kesadaran buat bergerak serta kesadaran kelas mulai menggeliat timbul.

Dalam melakukan profagandanya, Ali Syari’ati merogoh tema sentral kepercayaan menjadi basis ideologi. Dalam hal ini Islam bisa dan wajib difungsionalisasikan sebagai kekuatan revolusioner buat membebaskan warga tertindas, baik secara kultural maupun politik. Lebih tegas lagi Islam dalam bentuk murninya yg belum dikuasai kekuatan ortodok adalah ideologi revolusioner ke arah pembebasan dunia ketiga menurut penjajahan politik, ekonomi serta kultural Barat. 

Agama yang revolusioner memberi seorang individu yang beriman kepadanya kemampuan untuk mengkritik kehidupan dalam seluruh aspek material, spiritual serta sosialnya. Ia memberikan misi dan kewajiban buat menghancurkan, mengganti serta menghilangkan apa yg tidak dapat diterima serta diyakini menjadi tidak absah serta menggantinya menggunakan sesuatu yg diketahui dan diakuinya sebagai kebenaran.

Dalam menyampaikan pesan-pesan dakwahnya, Ali Syari’ati memakai pendekatan yg ideologis. Ali Syari’ati memiliki kesamaan pendekatan kerangka berpikir kaum tertindas serta kesadaran kelas sosial bawah yang menjadi landasan geraknya dalam membela kebenaran, sebagai pisau analisisnya. Pun membicarakan menggunakan cara pilosofis. Ketika mengungkapkan ceramah-ceramahnya Syari’ati menyampaikan dengan motode pilsafat. Ceramah-ceramah Syari’ati dalam beberapa tema tak jarang diawali serta selanjutnya dengan pertanyaan-pertanyaan yang adalah ciri menurut berfilsafat.

Dalam proses perubahan masyarakat pada atas, seperti halnya yang sudah dilakukan sang para pejuang yg salah satunya adalah Ali Syari’ati, dakwah memegang peran-kiprah strategis. Sebagai galat satu institusi sosial yg hayati di tengah-tengah dinamika masyarakatnya, dakwah melakukan proses rekayasa sosial sinkron menggunakan etika dan norma agama. Karena itu, beliau berfungsi sebagai pengendali perubahan terutama dalam proses transformasi nilai-nilai sosial budaya buat menciptakan tatanan baru atau membarukan kembali suatu tatanan yg dipercaya sudah kehilangan nilai relevansinya menggunakan warga , termasuk bisnis menciptakan tatanan baru yang akhir-akhir ini lebih popular disebut rakyat madani.

Keberhasilan Syari’ati dalam profaganda penyadaran terhadap masyarakat Iran, khususnya kaum belia dan kalangan Islam terkini pedagang pasar, telah bisa mengantarkan revolusi Iran. Hal ini tidak terlepas dari kemahirannya mengemas pesan-pesan yg disampaikan sang Ali Syari’ati sebagai keliru satu unsur krusial menurut komunikasi serta dakwah. Berdasarkan latar belakang agama, budaya, pendidikan serta politiknya, dengan sedemikian rupa pesan-pesan yg disampaikan Ali Syari’ati mampu membangkitkan pencerahan warga akan pentingnya sebuah ideologi. Lantaran kemahiran memasak kata dan kalimat tersebutlah Syari’ati acapkali diminta buat menulis serta memberi ceramah. 

A. Langkah-Langkah Penelitian
1. Objek Penelitian
Objek yang akan diteliti pesan-pesan dakwah Ali Syari’ati secara tematik.

2. Metode Penelitian 
Untuk mempermudah pada penelitian, penulis akan memakai metode penelitian komunikasi dengan contoh analisis perihal (discourse analysis). Terdapat empat kelebihan analisis perihal. Pertama, analisis perihal lebih bersifat kualitatif menggunakan dasar analisisnya interpretasi, di mana setiap teks bisa dimaknai secara tidak sama serta dapat ditafsirkan secara beragam. Kedua, analisis ihwal berpretensi memfokuskan pada pesan latent (tersembunyi). Makna suatu pesan tidak hanya ditafsirkan sebagai apa yang tampak nyata pada teks, namun harus dianalisis sebagai apa yg tampak bersembunyi. Ketiga, analisis perihal nir hanya mengusut apa yg dikatakan (what), tetapi juga bagaimana ia dikatakan (how). Dalam kenyataannya, yang krusial bukan apa yang dikatakan oleh media, akan namun bagaimana serta menggunakan cara apa pesan dikatakan. Hal ini ditimbulkan analisis perihal bukan hanya bergerak pada level makro (isi dari suatu teks) namun juga level mikro yg menyusun suatu teks, misalnya kata, kalimat, aktualisasi diri, dan retoris. Keempat, analisis wacana nir berpretensi melakukan generalisasi bahkan prediksi. 

Wacana oleh Van Dijk digambarkan memiliki 3 dimensi.
A) Teks; yg diteliti merupakan bagaimana struktur teks serta strategi ihwal yang dipakai untuk menegaskan suatu tema tertentu
B) Kognisi sosial; meneliti proses produksi teks yg melibatkan kognisi individu menurut penulis/ muballigh.
C) Konteks sosial meneliti bangunan perihal yg berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah. 

Dalam teknisnya, buat mempermudah penelitian maka analisis wacana yang akan penulis jadikan contoh merupakan analisis wacana Van Dijk yg memfokuskan dalam analisis tentang teks. 
A) Struktur makro. Ini adalah makna dunia/ generik menurut suatu teks yang bisa dipahami menggunakan melihat topik menurut sutu teks. Tema ihwal ini bukan hanya isi, namun juga sisi tertentu suatu peristiwa. 
B) Super struktur adalah kerangka suatu teks: bagaimana struktur serta elemen perihal itu disusun dalam teks secara utuh.
C) Struktur mikro merupakan makna ihwal yg bisa diamati menggunakan menganalisa kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, para frase yg dipakai serta sebagainya.

3. Jenis dan Sumber Data 
Jenis data yang akan sebagai objek kajian penelitian ini merupakan data kualitatif terdiri dari:
a. Data tentang konsep pemikiran Ali Syari’ati
b. Data mengenai tema utama pesan-pesan dakwah Ali Syari’ati
c. Data tentang skema serta makna pesan dakwah pada buku kumpulan ceramah Ali Syari’ati

Sumber Data pada penelitian ini dibagi kedalam dua bagian yaitu data utama (primery source) serta data skunder (secondary sources). Data primer merupakan Tulisan serta kumpulan ceramah Ali Syari’ati yang tersebar dalam gugusan dan karangan pada bentuk buku. Diantaranya merupakan paradigma kaum tertindas; sebuah tinjauan sosiologis, Islam Agama Protes, Ideologi Kaum Intelektual, Islam Madzhab Pemikiran serta Aksi, Tugas Cendikiawan Muslim, Membangun masa depan Islam. Buku perpaduan ceramah tadi merupakan hasil terjemahan dalam edisi Indonesia.

Data sekunder merupakan Buku-Buku, makalah dan artikel yang terkait dengan pemikiran Ali Syari’ati, biografi Ali Syari’ati, dakwah, komunikasi, Jurnalistik serta pemikiran Islam.

4. Teknik Pengumpulan Data 
Karena bercorak analisis tentang yaitu studi media atau studi kepustakaan, maka penyusunan asal data dalam penelitian ini dimulai menggunakan pengumpulan banyak sekali literatur yg lalu terbagi menjadi asal data utama serta sumber data skunder;

a) Studi dokumentasi
Studi dokumentasi dimaksudkan buat mencari, menemukan dan kemudian menyiapkan data-data yang sudah terdapat untuk diteliti. Studi dokumentasi merupakan telaah penelitian terhadap asal data primer. Sumber data utama adalah asal data yg menjadi pokok telaah penelitian buat menemukan gagasan pemikiran dari objek penelitian, yakni perpaduan tulisan serta ceramah Ali Syari’ati yg dijilid menjadi beberapa buku yang sudah disebutkan sebelumnya.

b) Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah jajak penelitian terhadap asal data skunder. Sumber data merupakan asal data penunjang pada penelitian ini, yaitu buku; Biografi Ali Syari’ati serta telaah pemikiran atas karya Ali Syari’ati.

5. Analisa Data
Analisa pada dasarnya merupakan suatu cara membagi-bagi suatu objek ke dalam komponen-komponennya. Analisa atas sebuah objek bisa dilakukan bila objek itu memiliki sebuah struktur, yang terdiri dari sejumlah komponen. Sebuah komponen dapat diidentifikasi sang penulis, kalau komponen itu memiliki suatu fungsi eksklusif terhadap semua konstruksi itu. Analisis pula dilakukan buat menemukan makna dari data yg ditemukan buat menaruh penafsiran yg dapat diterima akal sehat (common sense) dalam konteks masalahnya secara holistik. Untuk itu, lantaran berupa penelitian kualitatif, menurut Lexi J. Maleong, maka langkah-langkah yg ditempuh pada menganalisa datanya merupakan melalui pemrosesan; unityzing, kategorisasi dan penafsiran data.

Noeng Muhajir menguraikan secara rinci tentang langkah-langkah analisisnya sebagai berikut;
a. Inventarisasi Data, yaitu dengan cara mengumpulkan data sebanyak-banyaknya.
b. Reduksi Data, menentukan dan memilah data disesuaikan dengan bahasan penelitian
c. Unitasi Data, dalam tahapan ini data lalu dikelompokan menurut pada kerangka pemikiran
d. Kategorisasi data, dalam termin ini data-data disusun menurut pada rumusan kasus dan tujuan yang sudah disusun sebelumnya.
e. Penafsiran data, dalam termin ini data yang ada kemudian diinterpretasikan melalui analisis logis menggunakan cara induktif-deduktif berdasarkan dalam teori-teori etika komunikasi, dan yg paling akhir adalah
f. Penarikan kesimpulan, adalah tahapan akhir dalam memilih evaluasi terhadap data-data yg telah ditemukan, dibahas serta dianalisis selama penelitian ini.