EKONOMI PERTANIAN INDONSIA MASALAH GAGASAN DAN STRATEGI

Ekonomi Pertanian Indonsia : Masalah, Gagasan, Dan Strategi 
Di Indonesia hubungan antara sektor pertanian menggunakan pembangunan nasional pada dasarnya merupakan interaksi yg saling mendukung. Pembangunan Nasional bertujuan buat meningkatkan kualitas hidup warga , sedangkan lebih banyak didominasi masyarakatnya hidup pada pedesaan dengan jumlah terbesar bermata pencaharian pada sektor pertanian. Salah satu tujuan Pembangunan Nasional lebih diarahkan pada upaya menaikkan kualitas hidup warga pedesaan melalui pembangunan sektor pertanian. 

Daerah pedesaan pada Jawa Tengah merupakan daerah yg memiliki potensi alam yang besar , akan tetapi potensi yang akbar itu hanya sebagian mini yang sudah dikembangkan sebagai aktivitas perekonomian. Penduduk pedesaan Jawa Tengah lebih banyak tertuju dalam sektor primer, sebagai akibatnya lebih banyak kegiatan memasak tanah untuk kegiatan pertanian. Sementara produksi alam lainnya belum poly dimanfaatkan, kondisi ini menyebabkan besarnya ketergantungan rakyat kepada keadaan alam. Suatu desa mempunyai tanah yg fertile dengan pengairan yang lebih, maka dapat dipastikan bila secara ekonomi penduduk desa itu ekonominya lebih baik. Sebaliknya apabila lingkungan alamnya kurang menunjang, pertaniannya kurang fertile, maka ekonomi penduduk desa dapat dipastikan sebagian masyarakat desa masih hidup pada kemiskinan serta keterbelakangan. Penyebab dari pertarungan (kemiskinan) adalah kondisi alam desa serta manusianya sendiri. Secara geografis syarat suatu desa, tanahnya fertile namun belum diolah secara aporisma lantaran penduduknya yg sporadis serta berpindah-pindah. Ada juga suatu desa yang kurang fertile namun penduduknya padat sehingga mengakibatkan banyak sekali pertarungan. Dari banyak sekali pertarungan yg kompleks, pemerintah berusaha mengatasi perseteruan tadi dengan tujuan buat mengatasi berbagai perseteruan yang terjadi di pedesaan, disamping mengurangi kesenjangan sosial antara rakyat desa dengan rakyat kota. Pembangunan itu sendiri merupakan rangkaian usaha pertumbuhan serta perubahan berencana yang dilakukan secara sadar sang warga beserta pemerintah menuju modernisasi dalam rangka training bangsa.

Masyarakat desa dalam kehidupan sehari-harinya menggantungkan dalam alam. Alam adalah segalanya bagi penduduk desa, karena alam menaruh apa yg diperlukan insan bagi kehidupannya. Mereka memasak alam menggunakan peralatan yg sederhana buat dipetik hasilnya guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Alam jua dipakai untuk tempat tinggal. Seperti diketahui masyarakat pedesaan acapkali diidentikkan sebagai warga agraris, yaitu rakyat yg kegiatan ekonominya terpusat pada pertanian. Sektor ini belum mampu melahirkan bermacam pekerjaan, untuk itu mereka nir mampu mengandalkan pendapatan dari output pertanian. Sektor ini adalah sektor penting pada perekonomian kebanyakan negara berkembang. Hal ini bisa ditinjau dalam peranannya pada menciptakan pendapatan nasional, walaupun besar peranan sektor pertanian pada negara berkembang dalam tingkat permulaan buat meningkatkan kecepatan pertumbuhan ekonomi. Namun perhatian pemerintah buat mengadakan perubahan dibidang perikanan sangat terbatas. Ada kesamaan buat mengabaikan sektor ini hal ini bersumber dalam pandangan yg meragukan kemampuan sektor perikanan menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi. Pemerintah menitikberatkan pembangunan dalam sektor ekonomi khususnya ekonomi pertanian dengan tujuan menaikkan produksi pertanian serta perekonomian warga sekaligus peningkatan pembangunan desa dalam bidang kependudukan ditekankan sekecil mungkin nomor kelahiran dengan famili berencana. Pembangunan pedesaan dilaksanakan pada rangka pembangunan insan seutuhnya. Pembangunan pedesaan meliputi seluruh aspek kehidupan warga pedesaan yang terdiri menurut aneka macam sektor serta program yang saling berkaitan. Pembangunan tersebut dilakukan sang rakyat dengan bimbingan serta donasi berdasarkan pemerintah melalui departemen dengan aparatnya di daerah. Selanjutnya pembangunan pedesaan dilakukan untuk meletakkan dasar pembangunan nasional yang sehat dan bertenaga. Pedesaan adalah landasan ekonomi, politik budaya, dan pertahanan serta keamanan. 

Desa Jimbaran di Kecamatan Bawen merupakan desa yg mempunyai ciri khas syarat alamnya sama dengan desa-desa lain di daerah Kabupaten Semarang. Sejak tahun 1995 penduduk Desa Jimbaran telah mengembangkan usaha pemancingan ikan. Hal ini lantaran peranan berdasarkan Dinas Perikanan serta Pariewisata Kabupaten Semarang dalam menyebarkan desa Jimbaran menjadi desa yg mandiri. Usaha pemancingan di desa Jimbaran memiliki konstribusi yg akbar bagi perekonomian desa, sehingga aktivitas ini berdampak dalam peningkatan pendapatan, penyerapan tenaga kerja, jaringan ekonomi serta lain-lain. Penduduk desa Jimbaran sekarang telah memiliki tingkat hidup yg baik, syarat ini dibuktikan menggunakan pembangunan jalan beraspal, kondisi tempat tinggal penduduk yg membaik, pembangunan wahana ibadah, serta lain-lain.

Kondisi Desa Jimbaran sekarang tidak sinkron menggunakan periode sebelum tahun 1990. Sebelum tahun 1990 kondisi rakyat Desa Jimbaran tingkat ekonominya masih rendah, sedangkan kondisinya kini jauh lebih maju. Peningkatan kondisi ekonomi terlihat berdasarkan membaiknya keadaan fisik desa, kekayaan penduduk dan lain-lain. Peningkatan pada bidang sosial terlihat berdasarkan luasnya interaksi sosial ekonomi penduduk, kemajuan pendidikan, organisasi, wawasan dan lain-lain. Sejak tahun 1995 penduduk Desa Jimbaran berusaha keras mempertinggi taraf hidupnya menggunakan menyebarkan potensi alam yg ada semaksimal mungkin, sehingga membuahkan bertambah baiknya kondisi sosial ekonominya sekarang. Dibandingkan desa-desa lain pada Kecamatan Bawen, Desa Jimbaran memiliki keunggulan primer, yaitu adanya bisnis kolam pemancingan. 

Setiap penelitian serta penulisan sejarah diharuskan untuk menentukan batasan-batasan topik yg akan sebagai utama pembahasan, dengan maksud supaya pembahasan lebih praktis serta mempunyai kemungkinan buat dikaji secara realitas, dan dapat dipertanggungjawabkan secara metodologis. Batasan-batasan yg dimaksud merupakan ruang lingkup spasial, ruang lingkup temporal, dan ruang lingkup keilmuan. Ruang lingkup juga membantu agar tidak terjerumus kedalam pembahasan yg terlalu luas.

Ruang lingkup spasial yang diambil penulis adalah Desa Jimbaran Kecamatan Bawen, maka penelitian ini termasuk sejarah lokal. Penulisan taraf lokal pada sejarah adalah penulisan kesan masa kemudian dari kelompok warga yang pada loka atau geografis terbatas. Dipilihnya desa ini menjadi daerah penelitian, karena berkembangnya usaha kolam pemancingan pada Desa Jimbaran dapat digunakan galat satu perkembangan desa yg miskin sebagai desa yang maju. Usaha ekskavasi potensi yang ada sudah berhasil menaikkan tingkat hidup penduduknya, sehingga perubahan-perubahan yg terjadi dibidang sosial ekonomi juga lebih menarik buat dikaji.

Lingkup temporal dalam penelitian ini merupakan tahun 1995 hingga 2005. Tahun 1995 diambil karena adalah awal pandangan baru pengembangan bisnis pemancingan ini merupakan adanya peranan menurut Dinas Pariwisata dan Dinas Perikanan Kabupaten Semarang tentang pengembangan usaha perikanan, pandangan baru ini lalu direalisasi menggunakan lomba memancing. Sejak itulah usaha pemancingan pada Desa Jimbaran mulai berkembang, sedangkan tahun 2005 dipilih menjadi batas akhir penelitian karena kurun ketika sepuluh tahun telah tampak banyak sekali perkembangan yg terjadi di Desa Jimbaran. Hal ini bisa ditinjau menurut wujud fisik yg telah dilakukan berupa bertambahnya jumlah pengusaha kolam pemancingan, pembangunan jalan beraspal, serta pembangunan masjid. Pengaruh dari pembangunan ini terutama bisa dilihat pasda perubahan pada bidang sosial ekonomi.

Lingkup keilmuan yg diambil penulis merupakan sejarah sosial ekonomi. Sejarah sosial ekonomi adalah sejarah yg menyelidiki perkembangan sosial ekonomi rakyat menggunakan menguraikan gajala-gejala yg masih ada pada lebih kurang konflik ekonomi masa lalu dan masa kini . Hal ini mengingat fokus kajiannya melingkupi perubahan sosial masyarakat di pedesaan. Lingkup keilmuan skripsi ini termasuk pada kategori sejarah sosial ekonomi. Seluruh aspek sosial yang sebagai obyek penelitian penulis, baik itu pada bidang hubungan yang terjadi dalam lingkungan rakyat, struktur kelembagaan, dan lain sebagainya.

Sebagai acuan buat menganalisa konflik pada penelitian ini penulis menggunakan beberapa kitab . Pertama Djoko Suryo, R.M. Soedarsono serta Djoko Soekiman yang berjudul Gaya Hidup Masyarakat Jawa di Pedesaan. Antara lain membahas tentang kehidupan sosial ekonomi serta dinamika warga Pedesaan Jawa selama periode 1900-1930 an. Bagi rakyat pedesaan Jawa ditandai menggunakan adanya perubahan sosial yg cepat. Berbagai faktor sudah mengakibatkan keketatan (regidity) stuktur sosiaal desa yang tradisional dan kesamaan desa yg semakin melepas ikatan komunalitasnya. Perkenalan ekonomi uang telah membarui banyak sekali interaksi kontrak yg bersifat komersial. Perubahan tadi melandasi perubahan yang lebih mendalam dalam masa berikutnya. Ketimpangan-ketimpangan yang timbul di pedesaan telah menampakan bahwa di daerah pedesaan mulai terjadi pergeseran-pergeseran kegiatan, dari kegiatan disektor pertanian kesektor non pertanian. Keadaan ini menerangkan bahwa di pedesaan mulai timbul banyak sekali ragam jenis mata pencaharian atau pekerjaan, yang tidak lagi bergantung pada usaha pertanian serta pemilikan tanah. Pada akhir-akhir ini terjadi pergeseran-pergeseran baru atau kesamaan baru yang terjadi di wilayah pedesaan yg menggambarkan, bahwa desa agraris dalam masa kini mulai nir utuh lagi, karena adanya pergeseran ke arah orientasi non agraris. Alasan sifat bergerak maju serta elastis menurut masyarakat pedesaan memberitahuakn keselarasan pertemuan unsur-unsur budaya berdasarkan dalam serta budaya menurut luar, sehingga masih terwujud adanya kelangsungan serta perubahan dalam kehidupan sosial budaya pada pedesaan. Dapat dikatakan bahwa satu pihak terjadi pembaharuan, namun nir berarti nilai-nilai atau unsur-unsur budaya tradisional lenyap sama sekali. Dilain pihak ada kecenderungan bahwa unsur-unsur budaya lama masih bisa hayati dalam taraf tertentu.

Relevansi buku tersebut menggunakan permasalahan yang ditulis relatif erat. Dalam perseteruan yg dibahas oleh penulis dipaparkan bagaimana peranan dan imbas adanya usaha kolam pemancingan terhadap masyrakat desa Jimbaran.

Kedua yang dijadikan acuan adalah karangan B.N. Marbun yang berjudul Pembangunan Desa. Pustaka ini berisi mengenai pembangunan desa harus dimulai menggunakan pemugaran aparat pelaksana, yaitu orang yang merealisasi rencana serta bisa mewujudkan sebagai manfaat dan kenikmatan bagi orang desa melalui proses yg wajar. Pembangunan desa bisa berhasil menggunakan tersedianya asal tenaga manusia, kapital dan asal daya lainnya, serta adanya organisasi yg mampu mewujudkan planning sebagai hasil. Pembukaan Industri dalam dasarnya guna menyerap energi kerja, namun harapan ini nir terpenuhi. Karena dalam umumnya industri yg telah ada intensif kapital, nir poly menyerap energi insan. Praktek pembangunan industri kini tidak menolong pembangunan desa serta bahkan menambah beban baru yaitu arus urbanisasi.

Pembukaan lokasi industri menengah dan mini pada kota dan desa secara otomatis akan mendekatkan desa dengan kota atau kebalikannya, sehingga industrialisasi ini akan menyerap energi kerja dari desa maupun kota tadi. Kebijakan ini memiliki tujuan mengurangi beban urbanisasi dan sekaligus menjembatani jurang pemisah antara desa dengan kota. Terserapnya tenaga kerja yang semula sebagai buruh tani berdasarkan desa ke industri menengah serta kecil merupakan pemecahan kasus pembangunan desa. Kurangnya jumlah areal pertanian diantara tuan tanah serta petani merupakan biang keladi berdasarkan penderitaan para petani pada desa. Merealisasi pembangunan pertanian yang industrial dan produktif, digariskan suatu kebijaksanaan supaya pemerintah menetapkan harga patokan padi serta beras sesui dengan harga dalam pasar internasional. Selain itu perlu dibuka industri kerajinan serta industri lainnya.

Penelitian ini sangat relevan menggunakan konflik yang ingin dibahas pada skripsi ini, selain dipakai menjadi asal karena obyek yg dibahas sama dengan skripsi ini, penelitian ini jua memberikan citra awal mengenai pengembangan desa Jimbaran.

Ketiga merupakan karya Daniel Lerner pada bukunya Memudarnya Masyarakat Tradisional. Buku ini mengungkapkan tentang proses perubahan di warga tradisional ke rakyat terkini dalam masing-masing negara cenderung memiliki percepatan yg tidak sama. Hal ini tergantung dalam latar belakang kondisi sosial-ekonomi, budaya dan politik berdasarkan masing-masing negara. Proses memudarnya masyarakat tradisional dimulai sejak dilaksanakannya modernisasi pembangunan pedesaan terutama dibidang pertanian. Dari pertanian tradisional ke pertanian modern sudah membentuk kemajuan. Seperti diperkenalkannya teknologi pertanian baru menggeser cara bertani konvensional sebagai akibatnya dapat diperoleh hasil panen yang lebih baik.

Relevansi kitab ini dengan pertarungan yang dibahas dalam penelitian ini adalah termin transisi masyarakat tradisional ke masayarakat terbaru, menggunakan ditandai perubahan pada aspek kehidupan ekonomi, politik, sosial, ekonomi dan budaya. Buku ini juga membahas kecepatan perubahan dalam masing-masing bidang kehidupan baik ekonomi, politik, sosial, dan budaya.. 

Buku ini relevan sekali lantaran masih ada pola yang sekitar sama yaitu adanya perkembangan bisnis / industri adalah jalan keluar menurut kasus terbatasnya kesempatan kerja disektor pertanian.

Keempat merupakan karya St. Sutrisno pada Suharno, Mantan Tapol yg Kini Menjadi ”Pahlawan”. Artikel ini mewnjelaskan mengenai profil Suharno, petani kecil yg pernah dibuang ke Pulau Nusa Kambangan menjadi tahanan politik (Tapol) itu, mampu membarui nasib kampungnya yang dulunya ibarat tidak pernah diincar orang, kini sebagai daerah tujuan wisata kuliner paling ramai di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Sekitar tahun 1965, tanpa proses pengadilan, Suharno dijebloskan ke Nusa Kambangan, sebuah pulau mini di sebelah selatan pulau Jawa, pulau yg memang dikenal menjadi loka pembuangan tahanan politik, khususnya mereka yang dituduh terlibat Partai Komunis Indonesia (PKI), meskipun belum tentu bisa dibuktikan kebenarannya. Maklum, ketika itu PKI dinyatakan sebagai partai terlarang sang rezim Suharto. Setelah lebih kurang tiga tahun berada pada Nusa Kambangan, Suharno berhasil balik dan menjalani kehidupan ”normal”-nya di kampung halamannya, Dusun Blater, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Bawen Ceritanya mulai berubah saat tahun 1995, Dinas Perikanan Kabupaten Semarang melakukan penyuluhan serta pelatihan pemeliharaan ikan. Maka dibentuklah grup perikanan Ngudi Mulyo. Kelompok tadi diberi donasi bibit ikan dan perbaikan kolam. Meskipun nir menjabat sebagai ketua kelompok, Suharno bisa dibilang paling getol mengupayakan keberhasilan kelompok ini. Maklum, awalnya gerombolan tadi menderita kerugian, maka Suharno pun bekerja keras buat sanggup pertanda bahwa kelompok perikanan tersebut memiliki masa depan. Kini keberhasilan sudah bisa dinikmati nir hanya sang famili Suharno, tetapi jua sang penduduk setempat. Kampung di dekat daerah wisata Bandungan, yang dulunya ibarat tidak pernah diincar orang itu sekarang menjadi wilayah wisata kuliner paling ramai pada Kabupaten Semarang, khususnya di hari Sabtu, Minggu serta hari libur lainnya. Kini, pada sana terdapat 15 kolam pemancingan, 3 pada antaranya adalah milik Suharno. Omzet berdasarkan 3 kolam tadi mencapai Rp. 100 juta lebih per bulan. Dengan perkiraan pendapatan kolam yg lain sama, maka total omzet mereka mampu mencapai Rp. 500 juta/bulan. Belum lagi pemasukan menurut parkir sepeda motor serta mobil yang mencapai nir kurang dari Rp. Tiga juta/bulan. Sedangkan hasil retribusi kendaraan beroda empat yg bisa disumbangkan ke kampung mencapai Rp. 700.000,- lebih per bulan. Pemasukan ini dipakai buat pembangunan kampung, di antaranya untuk pengaspalan jalan dan perawatannya. Berkat kerja keras Suharno serta rekan-rekannya pada grup perikanan Ngudi Mulyo-lah Kampung Blater yg dahulu ibarat tidak pernah dilirik orang itu sekarang sebagai kampung yang sangat asri, ramai, mandiri, dan sebagai kampung tujuan wisata banyak orang buat mancing, menikmati pecel lele, gurami bakar dan sebagainya. Meskipun perannya yg sangat akbar terhadap kemajuan kampung ini, dan beliau barangkali mampu diklaim menjadi ”Pahlawan”, namun Suharno permanen merendah, sebagaimana disampaikan putra sulungnya berikut adalah: ”Semua nir tanggal menurut bantuan serta penyuluhan dari Dinas Perikanan Kabupaten Semarang. Khususnya Bapak yang fotonya terdapat bersama Bapak saya itu,” katanya.

Kerangka Teoritis dan Pendekatan 
Dalam penelitian sejarah diharapkan alat-alat berupa pendekatan yang relevan buat membantu mempermudah usaha pada mendekati empiris masa lampau. Guna mempertajam analisa pada perseteruan ini dipakai pendekatan ilmu sosial yaitu ilmu Sosiologi serta Ekonomi. Pendekatan Sosiologi ini dipakai buat mengetahui kondisi sosial rakyat serta memahami grup sosial khususnya banyak sekali macam gejala kehidupan rakyat.

Penelitian sejarah nir semata-mata bertujuan menceritakan kejadian, namun bermaksud menulis peristiwa itu menggunakan mempelajari karena-sebab syarat lingkungan konteks sosial budaya. Dalam menciptakan analisis sejarah diperlukan suatu kerangka pemikiran atau kerangka surat keterangan yg meliputi pelbagai konsep serta teori yang masih digunakan dalam membuat analisis itu.

Secara konseptual pengertian perkembangan merupakan suatu proses evolusi menurut yg sifatnya sederhana kearah sesuatu yg lebih kompleks melalui aneka macam tingkat diferennsiasi yang sambung menyambung. Dimulai dari perubahan-perubahan yg ditelusuri, semuanya itu ada proses transformasi dari yang homogen ke tidak sejenis serta terdapat faktor-faktor yg mempengaruhi.

Dalam sosiologi, kata perkembangan meliputi suatu proses perubahan yang berjalan terus menerus, terdorong oleh kekuatan-kekuatan, yakni yang berasal menurut pada maupun luar warga itu sendiri dan mempunyai variabel-variabel menjadi latar belakang.

Suatu proses perubahan sosial bisa terjadi secara sengaja serta tidak sengaja. Perubahan yg disengaja adalah perubahan yg telah direncanakan sebelumnya sang anggota masyarakatnya. Perubahan yg nir disengaja merupakan perubahan yang terjadi diluar pengawasan masyarakat serta menyebabkan dampak yang tidak disangka sama sekali. Kita tak jarang menyebut desa buat memilih pada suatu daerah administrasi terkecil yg penduduknya, sebagian besar menggantungkan hayati dari bisnis pertanian. Karakteristik umum rakyat desa merupakan kemiskkinan serta keterbelakangan yg ditimbulkan beberapa hal, yaitu; pendapatan yg rendah, antara kesenjangan yg dalam antara yang kaya serta miskin, yang miskin merupakan secara umum dikuasai, dan partisipasi rakyat yang minim pada usaha-bisnis pembangunan yg dilakukan pemerintah. Masyarakat desa merupakan persekutuan hayati dengan segala keteraturan dalam tata kehidupan serta penghidupan. Salah satu fungsi utama sosial ekonomi warga pedesaan pada Indonesia merupakan melakukan kegiatan berbagai produksi, terutama sektor pertanian, dengan orientasi output produksinya buat memenuhi kebutuhan pasar, baik ditingkat desa sendiri atau taraf lain yg lebih luas. Dengan demikian mudahlah dimengerti, jika kegiatan utamanya dalam aktivitas pengolahan serta pemanfaatan lahan-huma pertanian, lantaran fungsi sosial ekonomi primer masyarakat pedesaan misalnya hal tersebut di atas, maka sumber daya fisik utama yg paling krusial pada kehidupan rakyat pedesaan tadi merupakan tanah atau huma pertanian. Kolam pancing adalah suatu bisnis yang menyediakan fasilitas untuk memancing ikan dan dapat dilengkapi penyediaan jasa pelayanan makan serta minum. Kondisi ini secara tidak langsung ditentukan oleh unsur-unsur eksternal menjadi dampak dari perubahan masyarakat yg terjadi pada segala segi kehidupan. Perubahan itu juga dampak menurut adanya penemuan pada bidang seni dan ekonomi yang merupakan proses perubahan tenaga kerja, desain-desain, manajemen dan penggunaan teknologi baru. Usaha kolam pemancingan adalah cara lain bisnis pada mengatasi duduk perkara ekonomi. Usaha kolam pemancingan adalah usaha yg sesuai menggunakan syarat alam yang ada dan kemampuan penduduk. Ini berarti rakyat Desa Jimbaran telah menggabungkan aset pembangunan, karena pembangunan memerlukan aset utama, baik asal daya alam, maupun sumber daya manusia. 

Menurut Keesing, lazimnya suatu aktivitas yg dilakukan warga buat menopang kehidupannya adalah suatu pilihan yang melibatkan proses-proses pengambilan keputusan dalam menghadapi dunianya, bahkan dengan cara yang paling praktis dan mempunyai tujuan eksklusif. Manusia tentu akan membuat pilihan, serta pilihan ini tergantung pada keadaan materi, kepentingannya dan sistem nilai. Sehingga bisa terjadi dalam suatu daerah lingkungan yang sama dijumpai perbedaan-perbedaan aktivitas masyarakat.

Manusia pada memenuhi kebutuhan hidupnya wajib melakukan aktifitas ekonomi yang meliputi bidang yg berafiliasi langsung dengan alam, seperti pertanian, perikanan, pertambangan serta sebagainya. Secara tidak pribadi bahwa sistem sosial budaya memiliki sifat pendorong maupun membatasi konduite yang bisa berubah. Dapat dikatakan bahwa variasi-variasi atau keputuan-keputusan individu merupakan bentuk penemuan yg dapat memicu perubahan. Disamping itu unsur-unsur internal tadi nir bisa sepenuhnya terlepas, namun diwarnai sang unsur-unsur eksternal yg dari berdasarkan lingkungan pada luar yg menyebabkan sistem perekonomian menjadi semakin kompleks. Unsur-unsur eksternal seperti kondisi sosial dan ekonomi yng berupa keadaan pendidikan, kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah. Kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan nampaknya sebagai sebab karena perubahan yg kesemuanya adalah variabel-variabel yg saling berkait dalam hubungannya menggunakan tumbuh serta berkembangnya bisnis kolam pemancingan Desa Jimbaran.

Upaya yang dicapai oleh warga Desa Jimbaran dalam mengembangkan usaha kolam pemancingan pada desanya mendorong terjadinya perubahan sitem perekonomian dan akan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan dalam sistem hubungan atau kehidupan sosial. Faktor lingkungan menjadi unsur eksternal secara nir eksklusif jua telah mempengaruhi aktivitas ekonomi yg sudah memicu keluarnya pengembangan bisnis pemancinngan itu sendiri. Pembuatan kolam ikan di pekarangan merupakan galat satu usaha pemanfaatan lahan secara intensif. Lahan buat kolam ikan yang dipakai penduduk Desa Jimbaran adalah huma pekarangan, namun tidak menutup kemungkinan digunakannya huma sawah. Aktivitas kerja yg dilakukan oleh masyarakat Jimbaran kiranya merupakan upaya pencapaian pada pengembangan yang didukung sang pandangan hidup kerja yang tinggi.

Masyarakat pada melakukan aktivitasnya didorong sang motivasi kerja yg akan mengakibatkan output yang bisa dinikmati sang warga yg bersangkutan. Semua unsur tersebut diatas tampaknya mengakibatkan berubahnya pola kehidupan sosial ekonomi rakyat di Desa Jimbaran.

Proses perkembangan yang terjadi telah membawa pengaruh sosiologis dan irit bagi warga pendukungnya. Perubahan itu tidak hanya terjadi pada kalangan buruh-buruhnya dan rakyat luar. Itulah sebabnya pada studi ini dipakai pendekatan sosiologis-ekonomis menggunakan memakai konsep sosial serta ekonomi. Kegunaan sosiologi merupakan buat menjelaskan sesuatu hal antar interaksi manusia itu sendiri, manusia dengan gerombolan yaitu gejala-tanda-tanda sosial yang terdapat dalam rakyat dalam hubungan manusia itu sendiri, insan menggunakan gerombolan dan gerombolan dengan grup yaitu gejala-tanda-tanda sosial yang ada dalam rakyat dalam hubungan antar manusia itu sendiri yang beranjak pada bisnis kolam pemancingan.

Ekonomi digunakan untuk mengetahui perkembangan usaha dipandang dari faktor-faktor produksi dan hubungan interaksi antar warga sebagai pengusaha, dan antara buruh serta majikan. Selain itu objek penelitian ekonomi akan diteliti hubungan kegiatan tingkah laku masyarakat yang herbi penghasilan, hubungan antara produksi dan permintaan pasar (supply and demand).

Sesuailah kiranya jika teori yang pinjam merupakan berdasarkan disiplin sosiologi serta teori ekonomi, lantaran keduanya adalah disiplin yang sangat erat hubunganya dengan kegiatan manusia pada pada hubungannya dengan perkembangan kolam pemancingan Desa Jimbaran.

Penelitian ini bersifat sosial ekonomi lokal, lantaran dengan membahas aspek sosial ekonomi dibutuhkan uraiannya akan mengena dengan memperhatikan aspek-aspek struktural, menggunakan melihat perubahan sosial yang diakibatkan sang adanya pertumbuhan ekonomi rakyat desa tadi.

Metode Penelitian dan Penggunaan Sumber
Metode penelitian merupakan suatu cara kerja buat memahami objek yg menjadi target ilmu yang bersangkutan kemudian penelitian untuk menyimpulkan, mengorganisasikan serta menafsirkan apa saja yang dapat dimanfaatkan pada khasanah ilmu pengetahuan manusia.

Adapun tahapan-tahapan metode sejarah kritis adalah menjadi berikut

a. Heuristik yaitu proses pengumpulan data dan menemukan asal berupa dokumen-dokumen tertulis serta verbal berdasarkan insiden masa lampau menjadi sumber sejarah.

Adapun asal sejarah tertulis yang dipakai pada penelitian ini merupakan Surat liputan Suara Merdeka, Surat Kabar Kompas, Arsip Kecamatan Bawen mengenai data statistik yg menaruh citra mengenai keadaan sosial dan ekonomi pada Kecamatan Bawen. Metode yg dilakukan pada mengumpulkan asal tertulis adalah studi pustaka dilakukan sebelum ke lapangan buat mengumpulkan asal sekunder yang relevan menggunakan masalah yang dikaji. Studi arsip dilakukan buat mengumpulkan asal primer tertulis yang terdapat pada Kantor Kecamatan Bawen, Kantor Kelurahan Jimbaran, Biro Pusat Statistik Kabupaten Semarang, Bappeda Kabupaten Semarang .

Selain pengumpulan sumber tertulis, dilakukan pula pengumpulan asal verbal. Metode ini dilaksanakan melalui wawancara terhadap sejumlah saksi sejarah di daerah penelitian mencakup tokoh-tokoh masyarakat, pejabat instansi yg mengetahui seluk-beluk peristiwa serta beberapa penduduk pada kelurahan Jimbaran yg sebagai saksi awal pembangunan usaha kolam pemancingan. Metode sejarah lisan berguna buat mengungkapkan berita-keterangan krusial yang nir ditemukan pada sumber tertulis. Desa-desa kita tidak poly yang menyimpan dokumen tua, kekurangan itu tentu harus diisi oleh sejarah ekspresi. 

b. Kritik Sumber, merupakan termin kedua selesainya asal-asal yg diperlukan terpenuhi. Kritik ekstern dilakukan buat menguji asal guna mengetahui keotentikan atau keaslian bahan serta goresan pena pada asal tertulis. Kritik intern dibutuhkan buat menilai isi sumber yg dikehendaki buat mendapatkan kredibilitas sumber. Beberapa sumber yg penulis peroleh serta dilakukannya kritik asal diperoleh beberapa asal yg teruji keotentikannya, sebagian diantaranya melalui kritik intern dan penelusuran sumber melalui wawancara dapat diketahui kebenaran isi sumber yang penulis kehendaki. 

c. Sintesa atau interpretasi yaitu tahapan buat menafsirkan informasi serta membandingkannya buat diceritakan pulang. Sumber yg sudah diseleksi selanjutnya dilakukan tahapan sintesa buat mengurutkan dan merangkaikan berita-fakta dan mencari hubungan sebab-dampak.

d. Historiografi atau Penulisan Sejarah yaitu proses mensintesakan fakta atau proses menceritakan rangkaian kabar pada suatu bentuk goresan pena yang bersifat historis secara kritis analitis serta bersifat ilmiah menurut fakta yang diperoleh. Dengan demikian perkembangan yang terjadi pada warga desa Jimbaran dapat terungkap secara kronologis.

Comments