PENJELASAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMASARAN

Penjelasan Pengambilan Keputusan Dalam Pemasaran
Pengambilan keputusan yg dilakukan sang manajer pemasaran akan selalu berada dalam suatu lingkungan yg kompleks dan penuh dengan ketidak pastian. Keputusn yang diambil terutama menyangkut perkara :
  • Penetapan harga
  • Produk
  • Distribusi
  • Promosi
Pengambilan keputusan tadi nir terlepas dari impak faktor-faktor lingkungan ekstern misalnya : demografi, kondisi perekonomian, kebudayaan, persaingan serta sebagainya. Semua ini berada diluar pengawasan manajer.

Analisa Tradisional
Keputusan-keputusan yg rasional menghendaki adanya proses keputusan yang selaras dan logis. Metode analisa tradisional bisa membantu menjadi pendekatannya. Metode analisa tradisional terdiri atas 5 termin, yaitu :

1. Mendefinisikan masalah
Manajer yg baik harus mempunyai kemampuan buat mengidentifikasikan kasus dan kesempatan lebih awal. Agar analisa yg dilakukan bisa lebih efektif maka manajer harus mempunyai arah yg benar.

2. Merumuskan berbagai alternatif
Manajer harus memilih berbagai alternatif penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi. Salah satu cara lain yg hampir selalu ada yaitu tidak melakukan apa-apa. Ini adalah cara lain yg sulit diukur atau dibandingkan menggunakan alternatif lainnya.

3. Menganalisa Alternatif
Faktor-faktor yg diharapkan unuk menilai alternatif harus dikumpulkan serta diatur rapi. Beberapa faktor mungkin tidak bisa diperoleh serta faktor lainnya mungkin akan tidak berguna lantaran terlalu mahal. Dengan suatu analisa manajer diarahkan buat merogoh konklusi yang disertai dengan pernyataan buat memilih kebaikan juga keburukannya.

4. Mengusulkan suatu penyelesaian 
Setelah melampaui tahapan tadi maka manajer bisa menyarankan suatu penyelesaian yg logis. 

5. Menyarankan rencana tindakan
Pada ketika mengambil keputusan, suatu planning tindakan buat melaksanakan keputusan tadi wajib dipengaruhi. Rencana tindakan ini mungkin dapat menemukan beberapa faktor penting yg belum dimasukkan didalam analisa.

Menggunakan Marketing Mix buat Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan di bidang pemasaran selalu berkaitan dengan varibel-variabel marketing mix.

Pengenalan faktor pasar pada marketing mix
Tekanan primer berdasarkan marketing mix merupakan pasar karena dalam akhirnya produk yang ditawarkan oleh perusahaan diarahkan kesana.

Hubungan antara keputusan tentang harga, kenaikan pangkat serta distribusi dengan variabel-variabel tentang produk
Produk tersebut membawa imbas krusial terhadap keputusan-keputusan mengenai harga, promosi dan distribusi, karena terikat pada harga produksi, alat-alat dan proses pembuatannya, juga pada hal kenaikan pangkat yg tergantung dalam manfaat serta segi penawarannya.

Pengaruh usaha Perusahaan dan saingan terhadap volume penjualan
Semakin akbar usaha-bisnis yg dikeluarkan dalam marketing mix buat penawaran yg terdapat, akan semakin besar pula penjualannya. Bagaimanapun, persentase yang lebih besar berdasarkan penjualan total perusahaan akan bertambah menggunakan adanya bisnis marketing mix yg lebih besar .

Efektivitas Marketing Mix Perusahan pada hubungannya menggunakan volume penjualan
Seberapa jauh efektivitas pengeluaran yang dilakukan sang perusahaan terhadap volume penjualannya. 

Marketing Mix buat beberapa jenis produk (dan Jasa)
Marketing mix yg diterapkan pada setiap jenis produk adalah tidak selaras. Volume penjualan serta laba dapat dimaksimumkan bila marketing mixnya sinkron dengan penawaran perusahaan. 

Sebuah model buat merogoh keputusan
Ada beberapa faktor yg wajib dipertimbangkan buat mengambil keputusan secara efektif mengenai produk. Faktor-faktor tersebut adalah bagian atau elemen yg terdapat dalam sebuah contoh buat merogoh keputusan mengenai produk. 

Elemen yang dimaksud merupakan :

1. Analisa pasar
Pengambilan keputusan tentang produk diawali menggunakan menganalisa pasarnya. Analisa pasar ini membuka kesempatan buat memperkenalkan produk baru yg menguntungkan

2. Memonitor lingkungan 
Dengan sumber-asal yg terbatas dan terpengaruh oleh faktor-faktor lingkungan, perusahaan harus berusaha memanfaatkan secara penuh kesempatan yg terdapat. Faktor-faktor lingkungan yg dimaksud adalah faktor lingkungan ekstern seperti : Demografi, kondisi perekonomian, sosial serta kebudayaan, politik dan hukum, teknologi dan persaingan

3. Menentukan tujuan produk
Tahap ini berupa memilih tujuan spesifik setiap penawaran. Umumnya tujuan ini dikaitkan dengan masalah-kasus seperti :
· Pengembangan investasi
· Laba
· Market share atau volume penjualan.

4. Menentukan Marketing mix
5. Penerapan keputusan-keputusan Marketing Mix
Keputusan tadi bisa dilaksanakan dengan menentukan : Apa, siapa, mengapa, bagaimana, Kapan, dimana. 

6. Mengadakan Prosedur Pengawasan
Sistem pengawasan perlu diadakan dalam manajemen produk serta merupakan termin terakhir. Tahap tadi adalah :
  • Memilih kriteria pengawasan
  • Pengukuran kriteria
  • Penentuan standard kerja
  • Memonitor kejadian
  • Membandingkan hasil menggunakan standard
Tugas-tugas Manajemen Pemasaran
Tugas-tugas manajer pemasaran dapat dilihat berdasarkan segi fungsi manajemen yang dilakukan dalam bidang pemasaran, yaitu bagaimana proses manajemen itu dijalankan buat membarui sumber-sumber sebagai produk yang bisa memenuhi kebutuhan manusia. Tugas-tugas itu diantaranya :
  • Mempelajari kebutuhan serta harapan konsumen
  • Mengembangkan suatu konsep produk yg ditujukan untuk memuaskan/ melayani kebutuhan
  • Membuat desain produk
  • Mengembangkan pembungkusan serta merk
  • Menetapkan harga agar memperoleh Return on investment yang layak
  • Mengatur distribusi
  • Memeriksa penjualan 
  • Menciptakan komunikasi pemasaran yg efektif menggunakan menggunkan media atau cara lain yg tepat
  • Penyesuaian Permintaan
Perusahaan bisa menyusun suatu tingkat permintaan pasar yang diperlukan dalam waktu eksklusif. Dapat terjadi bahwa taraf permintaan riil itu berada dibawah, sama, atau diatas tingkat permintaan yang diperlukan. Untuk menghadapi keadaan permintaan yg berbeda maka manajer pemasaran memiliki tugas yg tidak selaras juga.

Berikut ini adalah macam-macam permintaan :

1. Permintaan Negatif
Semua atau sebagian terbesar daei segmen pasar potensial yg krusial tidak menyukai produk atau jasa yang ditawarkan, bahkan mereka bersedia membayar buat menghindarinya. Misalnya :
  • Gol. Orang yang mempunyai permintaan negatif terhadap vasectomy
  • Gol. Orang yg memiliki permintaan negatif terhadap angkutan menggunakan bus (suka mabuk)
Tugas Manajer : mempositifkan permintaan, caranya dengan lebih mengenalkan produk atau jasa melalui promosi.

2. Tidak ada permintaan
Berarti orang itu tidak berminat sama sekali terhadap penawaran suatu produk atau jasa. Penawaran yg ada pada “nir ada permintaan” ini dapat digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu :

Barangnya telah dikenal akan tetapi dianggap nir mempunyai nilai 

Misalnya : botol-botol kosong yg terdapat pada tong sampah, kaleng bekas, dll

Tugas manajer : mencoba menghubungkan produk atau jasa tadi dengan kebutuhan yg ada dipasar. Misalnya dengan menghubungkan barang rongsokan tadi menggunakan pembuatan barang seni.

Barangnya sudah dikenal serta dianggap bernilai, akan tetapi tidak mempunyai nilai buat pasar eksklusif.

Misalnya : penawaran perahu didaerah yg jauh dari perairan, penawaran mantel tebal didaerah yang tidak pernah dingin

Tugas manajer : mencoba mengganti lingkungan supaya barang yg ditawarkan sebagai bernilai. Misalnya : menciptakan danau rekreasi buat membentuk permintaan terhadap perahu.

Barangnya baru ditemukan serta menghadapi keadaan “tidak ada permintaan” karena pasarnya tidak mengetahui tentang adanya barang-barang tersebut.

Misalnya : barang-barang perhiasan (umumnya orang baru akan membeli jika barang tersebut ditunjukkan.

Tugas manajer : membuatkan liputan mengenai suatu barang yang baru ditemukan ke pasar, agar orang-orang tahu dan tertarik membelinya.

3. Permintaan Latent
Bilamana sebagian akbar orang –orang mempunyai kebutuhan yang bertenaga akan sesuatu yg nir ada dalam bentuk barang atau jasa yg konkret.permintaan ini memberikan kesempatan dalam manajer buat menyebarkan produk atau jasa yg diharapkan sang orang-orang.

4. Permintaan Menurun
Suatu keadaan dimana permintaan buat suatu produk atau jasa itu semakin berkurang berdasarkan taraf sebelumnya, serta diperkirakan akan menurun terus jika nir dilakukan bisnis-usaha buat memperbaiki pasar yang dituju, penawaran dan bisnis-usaha pemasaran.

Tugas Manajer : menaikkan permintaan / menyebarkan permintaan supaya nir sebagai permintan latent.

5. Permintaan tidak teratur
Suatu keadaan dimana pola permintaan pada ketika-saat tertentu dipengaruhi sang fluktuasi animo atau hal-hal lain

Misal : hotel pada wilayah wisata akan mengalami masa-masa penuh dalam trend liburan dan masa sepi diluar musim liburan

Tugas manajer : Mengubah pola permintaan, misal : memberikan harga murah dalam masa sepi, dan mengenakan harga yang tinggi pada masa-masa rapai.

6. Permintaan Penuh
Suatu keadaan dimana tingkat dan ketika permintaan yg kini sama dengan taraf dan waktu permintaan yang diharapkan 

Tugas manajer : mempertahanlan permintaan, misalnya : menggunakan mempertahankan tingkat efisiensi pemasaran dengan cara mempertahankan harga jual, mengendalikan porto, permanen mengadakan promosi.

7. Permintaan Berkelebihan
Suatu keadaan dimana permintaan lebih akbar berdasarkan penawarannya

Tugas manajer : mengurangi permintaan, contohnya dengan mempertinggi harga, mengurangi aktivitas kenaikan pangkat .

8. Permintaan tidak sehat
Suatu jenis produk atau jasa yang permintaannya dinilai kurang baik menurut segi kesejahteraan konsumen, kemakmuran masyarakat atau penyedia.

Analisa Kesempatan Pasar
Analisa ini sangat krusial dilaksanakan sebelum perusahaan memilih tujuannya. Selain menggunakan melihat kesempatan yg terdapat, perusahaann umumnya dapat memulai usahanya karena sudah tersedia asal-sumber didalam perusahaan. Kesempatan yg terdapat dapat dibedakan kedalam :

Kesempatan Lingkungan
Kesempatan ini akan muncul pada setiap perekonomian bilamana masih masih ada kebutuhan yang belum terpenuhi. Kesempatan ini dipercaya sangat baik atau menguntungkan kalau perusahaan mampu mengisi kebutuhan yg belum terpenuhi tadi.

Contoh :
Perusahaan listrik memiliki kesempatan yg baik buat berbagi asal-sumber energi baru (sinar surya, dll).

Kesempatan Perusahaan
Merupakan kesempatan yang dapat dinikmati oleh suatu perusahaan bilamana mempunyai keunggulan-keunggulan berdasarkan para pesaingnya.

Keunggulan-keunggulan tersebut diantaranya :
  • Dapat menekan porto lebih rendah
  • Dapat menentukan harga lebih rendah
  • Mampu memakai beberapa cara lain saluran distribusi
  • Mampu melakukan usaha kenaikan pangkat yang lebih aktif.
Kesempatan perusahaan ini muncul dalam suatu kondisi persaingan. Suatu perusahaan akan mencapai sukses apabila memiliki kesempatan perusahaan dan kesempatan lingkungan disaat yang bersamaan.
Perencanaan Pemasaran

Perencanaan sangat dibutuhkan buat mengikuti perkembangan dimasa mendatang. Tanpa perencanaan, sebuah organisasi kemungkinan akan merogoh cara-cara yg ekstrim buat menghindari kerugian atau buat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Perencanaan bisa meliputi suatu periode ketika yg panjang atau periode saat yg pendek. Perencanaan jangka panjang (buat 3, lima, 10 atau bahkan 25 tahun) biasanya melibatkan peranan dari top manajemen maupun staf perencanaan spesifik. Masalah yang dihadapi sangat luas, seperti ekspansi pabrik, pasar, atau produk.

Perencanaan jangka pendek, periode waktunya nisbi pendek, yaitu satu tahun atau kurang . Umumnya perencanaan ini dilakukan oleh pelaksana bawah dan menengah.masalah yg dimasukkan dalam perencanaan ini adalah periklanan buat periode yang akan datang, pembelian pada trend yang akan tiba, dll.

Tiga macam konsep perencanaan, yaitu :
  • Perencanaan perusahaan secara keseluruhan
  • Perencanaan pemasaran
  • Rencana Pemasaran Tahunan
Tujuan Perusahaan
Penetapan tujuan perusahaan adalah titik awal menurut perencanaan pemasaran. Tujuan ini sangat krusial dan harus ditetapkan sebelum merogoh suatu strategi, tanpa tujuan yg pasti perusahaan tidak akan bisa beroperasi dengan baik meskipun mempunyai kesempatan yang baik. Tujuan perusahaan dibedakan sebagai 2, yaitu :

Tujuan Umum
Misalnya : Mencari keuntungan, menaruh kepuasan konsumen, dll

Tujuan Khusus
Tujuan khusus ini diperlukan menjadi pegangan dalam melaksanakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Misalnya : Meningkatkan kualitas produk, memperluas pasar, mendapatkan keuntungan buat jangka pendek, dll
Merumuskan Rencana Pemasaran

Jika manajer sudah tetapkan buat mencapai suatu tingkat penjualan tertentu, lalu perlu dibentuk keputusan-keputusan dibidang pemasaran, produksi, keuangan serta personalia. Yang menjadi pertimbangan pada merumuskan rencana pemasaran merupakan :

Target Penjualan
Target penjualan ini ditetapkan menurut analisa aneka macam macam kemungkinan strategi pemasaran yang menguntungkan.

Anggaran Pemasaran
Biasanya aturan yg menyeluruh ini ditetapkan dari suatu persentase (%) dari target penjualan. Sebagai model : pabrik pupuk akan tetapkan anggaran pemasaran sebanyak 15% menurut penjualan. Kalau perusahaan ingin menaikkan market share nya, maka persentase tadi pula harus ditingkatkan.

· Alokasi Marketing Mix
Perusahaan harus tetapkan bagaimana mengalokasikan aturan pemasaran buat suatu produk ke berbagai indera pemasaran seperti periklanan, promosi penjualan, dan personal selling.

· Penetapan harga
Penetapan harga merupakan satu elemen yg menghasilkan laba di dalam rencana pemasaran. Perusahaan harus menetapkan harga serta daftar harga sebelum diberikan potongan. Selain itu juga wajib mempertimbangkan faktor permintaan, porto serta persaingan dalam tetapkan harga yang direncanakan.

· Alokasi anggaran pemasaran dalam produk
Kebanyakan perusahaan tidak hanya membentuk satu macam produk saja, namun beberapa macam. Beberapa faktor yg harus dipertimbangkan oleh perusahaan pada menentukan produk mana yg harus ditambah atau dikurangi anggarannya merupakan : 
- Jumlah product line
- Banyaknya product mix
- Jenis produk yang mempunyai permintaan cukup banyak baik pada saat sekarang maupun waktu yang akan datang
- Jenis produk yg permintaannya sedikit

Organisasi Pemasaran
Struktur kegiatan pemasaran yg optimal merupakan aktivitas yg terbaik bagi perusahaan. Masing-masing perusahaan memiliki struktur yang bhineka lantaran mereka tidak sama dari segi luas perusahaan juga kompleksitas pasar yg dikuasainya.

Pada perusahaan berskala akbar, departemen pemasaran akan membawahi bagian :
- Periklanan
- Promosi
- Produk
- Penjualan
- Sistem informasi pemasaran
- Produk baru 

Penerapan dan Pengendalian Pemasaran
Salah satu fungsi pokok berdasarkan manajer selain perencanaan serta penerapan adalah supervisi / pengendalian. Adapun proses supervisi yg wajib dilakukan oleh manajemen ada tiga termin, yaitu :

1. Mengetahui apa yg terjadi.
Dari liputan-fakta yg diperoleh manajemen bisa membandingkan antara output riil menggunakan rencananya, sehingga bisa dipengaruhi terdapat atau tidak adanya penyimpangan.

2. Mengetahui mengapa hal itu terjadi
Hal ini menyangkut beberapa alasan mengenai bisa dicapainya suatu hasil

3. Menentukan tindakan selanjutnya
Tindakan ini bisa berupa merencanakan acara buat periode mendatang serta merencanakan kegiatan-aktivitas buat memperbaiki syarat yang kurang baik.

Strategi Pemasaran
Perbedaan pengertian antara kata taktik, tujuan serta taktik adalah :

· Tujuan :
Tujuan perusahaan adalah menaruh kepuasan pada pembeli serta rakyat yg lain dalam pertukarannya buat menerima sejumlah laba, atau perbandingan antara penghasilan dan biaya yg menguntungkan.

· Strategi :
Strategi adalah suatu rencana yang diutamakan buat mencapai tujuan perusahaan. Beberapa perusahaan mungkin memiliki tujuan yang sama namun taktik yg dipakai buat mencapai tujuan tersebut bisa berbeda. Strategi dibentuk dari suatu tujuan.

· Taktik :
Taktik adalah termin-termin atau langkah-langkah tertentu yg dipakai buat melaksanakan strategi. Apabila manajemen sudah merumuskan tujuan serta strateginya, maka ia berada pada posisi buat menentukan strategi.

Ada perbedaan yang paling fundamental antara taktik serta taktik, yaitu :
- Strategi memiliki ruang lingkup yang lebih luas dibandingkan menggunakan taktik
- Strategi pemasaran memerlukan keputusan berdasarkan manajemen tentang elemen-elemen marketing mix perusahaan, sedangkan strategi merupakan program eksklusif buat jangka pendek.
- Strategi bersifat permanen sebagai akibatnya sulit serta memakan porto besar apabila diadakan perubahan, sedangkan taktik dapat diubah dengan mudah.

Pengembangan Strategi Pemasaran
Ada lima konsep yg mendasari suatu strategi pemasaran, yaitu :
· Segmentasi pasar
Merupakan dasar buat mengetahui bahwa setiap psar itu terdiri atas beberapa segmen yg berbeda-beda. Dalam setiap segmen terdapat pembeli-pembeli yang mempunyai :
  • kebutuhan yang berbeda-beda
  • pola pembelian yang tidak sama-beda
  • tanggapan yg berbeda-beda terhadap banyak sekali macam penawaran
· Penentuan Posisi Pasar
Perusahaan berusaha memilih pola konsentrasi pasar spesifik yang dapat memberikan kesempatan maksimum untuk mencapai tujuan sebagai pelopor. Perusahaan baru bisa beroperasi sehabis memperoleh posisi eksklusif pada pasar. Untuk mencapai posisi yg bertenaga perusahaan wajib dapat memasuki segmen pasar yang membentuk penjualan dan tingkat keuntungan paling akbar.

· Strategi Memasuki Pasar
Adalah menentukan bagaimana memasuki segmen pasar yang dituju. Perusahaan dapat menempuh beberapa cara buat memasuki segmen pasar yang dituju, yaitu :
  • membeli perusahaan lain
  • berkembang sendiri
  • mengadakan kerjasama dengan perusahaan lain
masalah-kasus yang harus diperhatikan dalam menentukan cara memasuki pasar merupakan :

1. Membeli perusahaan lain
  • Perusahaan yang membeli nir poly mengetahui mengenai pasar berdasarkan perusahaan yang dibeli
  • sangat menguntungkan buat memasuki pasar dari perusahaan yang dibeli secepatnya 

Berkembang Sendiri 
  • Memperoleh hak patent
  • Skala produksi yg paling ekonomis
  • Memperoleh saluran distribusi
  • Menentukan supplier yang paling menguntungkan
  • Biaya promosi yg mahal 
Kerjasama menggunakan perusahaan lain 
  • Resiko ditanggung bersama-sama, jadi resiko masing-masing perusahaan menjadi berkurang
  • Perusahaan dapat saling melengkapi atau menutupi kekurangan-kekurangan yang terdapat, lantaran mereka mempunyai keahlian serta sumber sendiri-sendiri.
· Strategi Marketing Mix
Marketing Mix adalah kombinasi berdasarkan empat variabel atau kegiatan yg adalah inti menurut sistem pemasaran perusahaan, yaitu : produk, struktur harga, aktivitas promosi serta sistem distribusi. Variabel-variabel marketing mix ini dapat digunakan sebagai dasar buat mengambil suatu strategi pada bisnis mendapatkan posisi yang bertenaga dipasar. 

· Strategi Penentuan Waktu
Perusahaan dapat mengalami kegagalan pada mencapai tujuan bila beranjak terlalu cepat atau terlalu lambat. Oleh karena itu masalah penentuan ketika yg sempurna sangat krusial bagi perusahaan buat melaksanakan acara pemasarannya.

PENJELASAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PEMASARAN

Penjelasan Pengambilan Keputusan Dalam Pemasaran
Pengambilan keputusan yang dilakukan sang manajer pemasaran akan selalu berada dalam suatu lingkungan yg kompleks dan penuh dengan ketidak pastian. Keputusn yg diambil terutama menyangkut kasus :
  • Penetapan harga
  • Produk
  • Distribusi
  • Promosi
Pengambilan keputusan tersebut nir terlepas berdasarkan dampak faktor-faktor lingkungan ekstern misalnya : demografi, syarat perekonomian, kebudayaan, persaingan serta sebagainya. Semua ini berada diluar pengawasan manajer.

Analisa Tradisional
Keputusan-keputusan yang rasional menghendaki adanya proses keputusan yg selaras dan logis. Metode analisa tradisional bisa membantu sebagai pendekatannya. Metode analisa tradisional terdiri atas lima tahap, yaitu :

1. Mendefinisikan masalah
Manajer yg baik wajib memiliki kemampuan buat mengidentifikasikan kasus dan kesempatan lebih awal. Agar analisa yang dilakukan dapat lebih efektif maka manajer wajib mempunyai arah yang sahih.

2. Merumuskan aneka macam alternatif
Manajer harus memilih berbagai alternatif penyelesaian terhadap kasus yang dihadapi. Salah satu alternatif yang hampir selalu terdapat yaitu nir melakukan apa-apa. Ini merupakan cara lain yg sulit diukur atau dibandingkan menggunakan cara lain lainnya.

3. Menganalisa Alternatif
Faktor-faktor yang diperlukan unuk menilai cara lain wajib dikumpulkan dan diatur rapi. Beberapa faktor mungkin tidak bisa diperoleh dan faktor lainnya mungkin akan nir bermanfaat karena terlalu mahal. Dengan suatu analisa manajer diarahkan untuk mengambil kesimpulan yg disertai dengan pernyataan buat memilih kebaikan juga keburukannya.

4. Mengusulkan suatu penyelesaian 
Setelah melampaui tahapan tersebut maka manajer dapat menyarankan suatu penyelesaian yg logis. 

5. Menyarankan rencana tindakan
Pada ketika merogoh keputusan, suatu rencana tindakan buat melaksanakan keputusan tadi harus ditentukan. Rencana tindakan ini mungkin dapat menemukan beberapa faktor penting yang belum dimasukkan didalam analisa.

Menggunakan Marketing Mix buat Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan di bidang pemasaran selalu berkaitan dengan varibel-variabel marketing mix.

Pengenalan faktor pasar pada marketing mix
Tekanan primer berdasarkan marketing mix merupakan pasar lantaran dalam akhirnya produk yg ditawarkan oleh perusahaan diarahkan kesana.

Hubungan antara keputusan tentang harga, kenaikan pangkat serta distribusi dengan variabel-variabel tentang produk
Produk tadi membawa pengaruh krusial terhadap keputusan-keputusan mengenai harga, kenaikan pangkat dan distribusi, lantaran terikat dalam harga produksi, alat-alat serta proses pembuatannya, jua pada hal promosi yg tergantung dalam manfaat serta segi penawarannya.

Pengaruh usaha Perusahaan dan saingan terhadap volume penjualan
Semakin besar bisnis-usaha yg dimuntahkan pada marketing mix buat penawaran yang terdapat, akan semakin besar juga penjualannya. Bagaimanapun, persentase yg lebih akbar menurut penjualan total perusahaan akan bertambah dengan adanya usaha marketing mix yg lebih akbar.

Efektivitas Marketing Mix Perusahan dalam hubungannya menggunakan volume penjualan
Seberapa jauh efektivitas pengeluaran yang dilakukan sang perusahaan terhadap volume penjualannya. 

Marketing Mix untuk beberapa jenis produk (dan Jasa)
Marketing mix yg diterapkan dalam setiap jenis produk adalah berbeda. Volume penjualan dan keuntungan bisa dimaksimumkan jika marketing mixnya sinkron menggunakan penawaran perusahaan. 

Sebuah model buat mengambil keputusan
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan buat mengambil keputusan secara efektif tentang produk. Faktor-faktor tadi merupakan bagian atau elemen yg ada dalam sebuah model buat mengambil keputusan tentang produk. 

Elemen yg dimaksud merupakan :

1. Analisa pasar
Pengambilan keputusan mengenai produk diawali dengan menganalisa pasarnya. Analisa pasar ini membuka kesempatan buat memperkenalkan produk baru yg menguntungkan

2. Memonitor lingkungan 
Dengan asal-asal yang terbatas dan terpengaruh sang faktor-faktor lingkungan, perusahaan wajib berusaha memanfaatkan secara penuh kesempatan yg ada. Faktor-faktor lingkungan yg dimaksud merupakan faktor lingkungan ekstern misalnya : Demografi, kondisi perekonomian, sosial serta kebudayaan, politik serta aturan, teknologi serta persaingan

3. Menentukan tujuan produk
Tahap ini berupa memilih tujuan khusus setiap penawaran. Umumnya tujuan ini dikaitkan dengan perkara-perkara misalnya :
· Pengembangan investasi
· Laba
· Market share atau volume penjualan.

4. Menentukan Marketing mix
5. Penerapan keputusan-keputusan Marketing Mix
Keputusan tersebut bisa dilaksanakan menggunakan menentukan : Apa, siapa, mengapa, bagaimana, Kapan, dimana. 

6. Mengadakan Prosedur Pengawasan
Sistem pengawasan perlu diadakan pada manajemen produk dan adalah termin terakhir. Tahap tadi merupakan :
  • Memilih kriteria pengawasan
  • Pengukuran kriteria
  • Penentuan standard kerja
  • Memonitor kejadian
  • Membandingkan output menggunakan standard
Tugas-tugas Manajemen Pemasaran
Tugas-tugas manajer pemasaran dapat dipandang berdasarkan segi fungsi manajemen yg dilakukan dalam bidang pemasaran, yaitu bagaimana proses manajemen itu dijalankan buat membarui asal-sumber menjadi produk yg dapat memenuhi kebutuhan manusia. Tugas-tugas itu diantaranya :
  • Mempelajari kebutuhan dan hasrat konsumen
  • Mengembangkan suatu konsep produk yang ditujukan buat memuaskan/ melayani kebutuhan
  • Membuat desain produk
  • Mengembangkan pembungkusan dan merk
  • Menetapkan harga supaya memperoleh Return on investment yang layak
  • Mengatur distribusi
  • Memeriksa penjualan 
  • Menciptakan komunikasi pemasaran yg efektif menggunakan menggunkan media atau cara lain yang tepat
  • Penyesuaian Permintaan
Perusahaan dapat menyusun suatu taraf permintaan pasar yg dibutuhkan pada saat tertentu. Dapat terjadi bahwa tingkat permintaan riil itu berada dibawah, sama, atau diatas tingkat permintaan yang dibutuhkan. Untuk menghadapi keadaan permintaan yg tidak sinkron maka manajer pemasaran mempunyai tugas yg tidak sama jua.

Berikut ini merupakan macam-macam permintaan :

1. Permintaan Negatif
Semua atau sebagian terbesar daei segmen pasar potensial yang krusial nir menyukai produk atau jasa yg ditawarkan, bahkan mereka bersedia membayar untuk menghindarinya. Misalnya :
  • Gol. Orang yang memiliki permintaan negatif terhadap vasectomy
  • Gol. Orang yg mempunyai permintaan negatif terhadap angkutan dengan bus (suka mabuk)
Tugas Manajer : mempositifkan permintaan, caranya menggunakan lebih mengenalkan produk atau jasa melalui promosi.

2. Tidak terdapat permintaan
Berarti orang itu tidak berminat sama sekali terhadap penawaran suatu produk atau jasa. Penawaran yang terdapat dalam “tidak terdapat permintaan” ini dapat digolongkan menjadi 3 kategori, yaitu :

Barangnya sudah dikenal akan tetapi dianggap tidak memiliki nilai 

Misalnya : botol-botol kosong yang terdapat di tong sampah, kaleng bekas, dll

Tugas manajer : mencoba menghubungkan produk atau jasa tersebut menggunakan kebutuhan yang terdapat dipasar. Misalnya menggunakan menghubungkan barang rongsokan tersebut dengan pembuatan barang seni.

Barangnya telah dikenal dan dipercaya bernilai, tapi nir memiliki nilai untuk pasar eksklusif.

Misalnya : penawaran perahu didaerah yang jauh dari perairan, penawaran mantel tebal didaerah yang nir pernah dingin

Tugas manajer : mencoba mengganti lingkungan supaya barang yang ditawarkan menjadi bernilai. Misalnya : menciptakan danau rekreasi buat membangun permintaan terhadap bahtera.

Barangnya baru ditemukan dan menghadapi keadaan “nir terdapat permintaan” karena pasarnya tidak mengetahui tentang adanya barang-barang tersebut.

Misalnya : barang-barang perhiasan (umumnya orang baru akan membeli bila barang tersebut ditunjukkan.

Tugas manajer : berbagi liputan mengenai suatu barang yang baru ditemukan ke pasar, supaya orang-orang tahu serta tertarik membelinya.

3. Permintaan Latent
Bilamana sebagian akbar orang –orang mempunyai kebutuhan yg kuat akan sesuatu yang tidak terdapat dalam bentuk barang atau jasa yg konkret.permintaan ini menaruh kesempatan pada manajer buat menyebarkan produk atau jasa yang diperlukan oleh orang-orang.

4. Permintaan Menurun
Suatu keadaan dimana permintaan buat suatu produk atau jasa itu semakin berkurang dari tingkat sebelumnya, dan diperkirakan akan menurun terus apabila tidak dilakukan bisnis-usaha buat memperbaiki pasar yg dituju, penawaran dan bisnis-bisnis pemasaran.

Tugas Manajer : menaikkan permintaan / membuatkan permintaan agar nir menjadi permintan latent.

5. Permintaan nir teratur
Suatu keadaan dimana pola permintaan dalam ketika-saat eksklusif dipengaruhi oleh fluktuasi animo atau hal-hal lain

Misal : hotel pada daerah wisata akan mengalami masa-masa penuh dalam isu terkini liburan serta masa sepi diluar isu terkini liburan

Tugas manajer : Mengubah pola permintaan, misal : memberikan harga murah dalam masa sepi, dan mengenakan harga yg tinggi pada masa-masa rapai.

6. Permintaan Penuh
Suatu keadaan dimana taraf serta waktu permintaan yang sekarang sama dengan tingkat dan ketika permintaan yang diharapkan 

Tugas manajer : mempertahanlan permintaan, misalnya : dengan mempertahankan taraf efisiensi pemasaran dengan cara mempertahankan harga jual, mengendalikan porto, permanen mengadakan kenaikan pangkat .

7. Permintaan Berkelebihan
Suatu keadaan dimana permintaan lebih akbar berdasarkan penawarannya

Tugas manajer : mengurangi permintaan, misalnya menggunakan mempertinggi harga, mengurangi kegiatan kenaikan pangkat .

8. Permintaan nir sehat
Suatu jenis produk atau jasa yang permintaannya dievaluasi kurang baik berdasarkan segi kesejahteraan konsumen, kemakmuran masyarakat atau penyedia.

Analisa Kesempatan Pasar
Analisa ini sangat penting dilaksanakan sebelum perusahaan memilih tujuannya. Selain menggunakan melihat kesempatan yang terdapat, perusahaann umumnya dapat memulai usahanya lantaran telah tersedia sumber-asal didalam perusahaan. Kesempatan yg terdapat dapat dibedakan kedalam :

Kesempatan Lingkungan
Kesempatan ini akan ada dalam setiap perekonomian bilamana masih terdapat kebutuhan yg belum terpenuhi. Kesempatan ini dianggap sangat baik atau menguntungkan jika perusahaan sanggup mengisi kebutuhan yg belum terpenuhi tersebut.

Contoh :
Perusahaan listrik mempunyai kesempatan yang baik untuk berbagi asal-asal tenaga baru (sinar mentari , dll).

Kesempatan Perusahaan
Merupakan kesempatan yg dapat dinikmati oleh suatu perusahaan bilamana memiliki keunggulan-keunggulan menurut para pesaingnya.

Keunggulan-keunggulan tadi antara lain :
  • Dapat menekan porto lebih rendah
  • Dapat menentukan harga lebih rendah
  • Mampu menggunakan beberapa cara lain saluran distribusi
  • Mampu melakukan usaha kenaikan pangkat yang lebih aktif.
Kesempatan perusahaan ini timbul pada suatu syarat persaingan. Suatu perusahaan akan mencapai sukses apabila memiliki kesempatan perusahaan dan kesempatan lingkungan disaat yg bersamaan.
Perencanaan Pemasaran

Perencanaan sangat dibutuhkan buat mengikuti perkembangan dimasa mendatang. Tanpa perencanaan, sebuah organisasi kemungkinan akan mengambil cara-cara yg ekstrim buat menghindari kerugian atau untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Perencanaan dapat mencakup suatu periode waktu yang panjang atau periode ketika yg pendek. Perencanaan jangka panjang (buat 3, lima, 10 atau bahkan 25 tahun) umumnya melibatkan peranan berdasarkan top manajemen juga staf perencanaan khusus. Masalah yg dihadapi sangat luas, misalnya perluasan pabrik, pasar, atau produk.

Perencanaan jangka pendek, periode waktunya nisbi pendek, yaitu satu tahun atau kurang . Umumnya perencanaan ini dilakukan sang pelaksana bawah serta menengah.masalah yang dimasukkan pada perencanaan ini adalah periklanan untuk periode yg akan tiba, pembelian pada musim yg akan tiba, dll.

Tiga macam konsep perencanaan, yaitu :
  • Perencanaan perusahaan secara keseluruhan
  • Perencanaan pemasaran
  • Rencana Pemasaran Tahunan
Tujuan Perusahaan
Penetapan tujuan perusahaan merupakan titik awal dari perencanaan pemasaran. Tujuan ini sangat penting dan wajib ditetapkan sebelum merogoh suatu taktik, tanpa tujuan yg pasti perusahaan nir akan dapat beroperasi menggunakan baik meskipun memiliki kesempatan yg baik. Tujuan perusahaan dibedakan menjadi dua, yaitu :

Tujuan Umum
Misalnya : Mencari keuntungan, memberikan kepuasan konsumen, dll

Tujuan Khusus
Tujuan khusus ini dibutuhkan sebagai pegangan pada melaksanakan kegiatan buat memenuhi kebutuhan pasar.

Misalnya : Meningkatkan kualitas produk, memperluas pasar, menerima keuntungan untuk jangka pendek, dll
Merumuskan Rencana Pemasaran

Jika manajer telah tetapkan untuk mencapai suatu tingkat penjualan tertentu, kemudian perlu dibuat keputusan-keputusan dibidang pemasaran, produksi, keuangan serta personalia. Yang menjadi pertimbangan dalam merumuskan planning pemasaran adalah :

Target Penjualan
Target penjualan ini ditetapkan dari analisa banyak sekali macam kemungkinan taktik pemasaran yang menguntungkan.

Anggaran Pemasaran
Biasanya aturan yg menyeluruh ini ditetapkan berdasarkan suatu persentase (%) berdasarkan sasaran penjualan. Sebagai model : pabrik pupuk akan tetapkan aturan pemasaran sebanyak 15% berdasarkan penjualan. Kalau perusahaan ingin mempertinggi market share nya, maka persentase tersebut jua harus ditingkatkan.

· Alokasi Marketing Mix
Perusahaan harus menetapkan bagaimana mengalokasikan anggaran pemasaran buat suatu produk ke berbagai alat pemasaran seperti periklanan, kenaikan pangkat penjualan, serta personal selling.

· Penetapan harga
Penetapan harga adalah satu elemen yang membuat keuntungan di dalam planning pemasaran. Perusahaan harus tetapkan harga dan daftar harga sebelum diberikan potongan. Selain itu jua harus mempertimbangkan faktor permintaan, porto serta persaingan pada tetapkan harga yg direncanakan.

· Alokasi aturan pemasaran pada produk
Kebanyakan perusahaan nir hanya membentuk satu macam produk saja, tetapi beberapa macam. Beberapa faktor yang wajib dipertimbangkan sang perusahaan dalam memilih produk mana yg wajib ditambah atau dikurangi anggarannya adalah : 
- Jumlah product line
- Banyaknya product mix
- Jenis produk yg memiliki permintaan relatif banyak baik dalam saat sekarang juga saat yang akan datang
- Jenis produk yg permintaannya sedikit

Organisasi Pemasaran
Struktur aktivitas pemasaran yg optimal adalah aktivitas yang terbaik bagi perusahaan. Masing-masing perusahaan mempunyai struktur yg bhineka karena mereka tidak sinkron dari segi luas perusahaan juga kompleksitas pasar yg dikuasainya.

Pada perusahaan berskala besar , departemen pemasaran akan membawahi bagian :
- Periklanan
- Promosi
- Produk
- Penjualan
- Sistem keterangan pemasaran
- Produk baru 

Penerapan dan Pengendalian Pemasaran
Salah satu fungsi utama dari manajer selain perencanaan serta penerapan merupakan supervisi / pengendalian. Adapun proses supervisi yang harus dilakukan sang manajemen terdapat tiga termin, yaitu :

1. Mengetahui apa yg terjadi.
Dari berita-liputan yg diperoleh manajemen dapat membandingkan antara output riil dengan rencananya, sehingga bisa ditentukan ada atau nir adanya penyimpangan.

2. Mengetahui mengapa hal itu terjadi
Hal ini menyangkut beberapa alasan mengenai dapat dicapainya suatu hasil

3. Menentukan tindakan selanjutnya
Tindakan ini bisa berupa merencanakan program buat periode mendatang dan merencanakan aktivitas-kegiatan untuk memperbaiki kondisi yg kurang baik.

Strategi Pemasaran
Perbedaan pengertian antara istilah taktik, tujuan dan strategi merupakan :

· Tujuan :
Tujuan perusahaan adalah memberikan kepuasan pada pembeli dan rakyat yg lain dalam pertukarannya untuk menerima sejumlah keuntungan, atau perbandingan antara penghasilan dan biaya yang menguntungkan.

· Strategi :
Strategi merupakan suatu planning yang diutamakan untuk mencapai tujuan perusahaan. Beberapa perusahaan mungkin memiliki tujuan yang sama namun taktik yang digunakan buat mencapai tujuan tadi dapat tidak selaras. Strategi dibentuk menurut suatu tujuan.

· Taktik :
Taktik merupakan tahap-tahap atau langkah-langkah tertentu yg digunakan buat melaksanakan taktik. Apabila manajemen telah merumuskan tujuan dan strateginya, maka ia berada dalam posisi buat memilih strategi.

Ada disparitas yg paling fundamental antara strategi dan strategi, yaitu :
- Strategi memiliki ruang lingkup yg lebih luas dibandingkan dengan taktik
- Strategi pemasaran memerlukan keputusan dari manajemen tentang elemen-elemen marketing mix perusahaan, sedangkan taktik merupakan acara tertentu buat jangka pendek.
- Strategi bersifat permanen sebagai akibatnya sulit dan memakan biaya besar bila diadakan perubahan, sedangkan strategi bisa diubah menggunakan mudah.

Pengembangan Strategi Pemasaran
Ada 5 konsep yg mendasari suatu strategi pemasaran, yaitu :
· Segmentasi pasar
Merupakan dasar buat mengetahui bahwa setiap psar itu terdiri atas beberapa segmen yg bhineka. Dalam setiap segmen terdapat pembeli-pembeli yg mempunyai :
  • kebutuhan yg berbeda-beda
  • pola pembelian yang tidak sama-beda
  • tanggapan yang berbeda-beda terhadap banyak sekali macam penawaran
· Penentuan Posisi Pasar
Perusahaan berusaha memilih pola konsentrasi pasar khusus yang bisa menaruh kesempatan maksimum buat mencapai tujuan sebagai pelopor. Perusahaan baru dapat beroperasi setelah memperoleh posisi tertentu di pasar. Untuk mencapai posisi yang kuat perusahaan wajib bisa memasuki segmen pasar yg menghasilkan penjualan dan tingkat laba paling besar .

· Strategi Memasuki Pasar
Adalah menentukan bagaimana memasuki segmen pasar yang dituju. Perusahaan dapat menempuh beberapa cara buat memasuki segmen pasar yg dituju, yaitu :
  • membeli perusahaan lain
  • berkembang sendiri
  • mengadakan kerjasama dengan perusahaan lain
masalah-perkara yg harus diperhatikan pada memilih cara memasuki pasar merupakan :

1. Membeli perusahaan lain
  • Perusahaan yg membeli nir banyak mengetahui tentang pasar dari perusahaan yg dibeli
  • sangat menguntungkan buat memasuki pasar berdasarkan perusahaan yg dibeli secepatnya 

Berkembang Sendiri 
  • Memperoleh hak patent
  • Skala produksi yg paling ekonomis
  • Memperoleh saluran distribusi
  • Menentukan supplier yang paling menguntungkan
  • Biaya promosi yg mahal 
Kerjasama menggunakan perusahaan lain 
  • Resiko ditanggung bersama-sama, jadi resiko masing-masing perusahaan menjadi berkurang
  • Perusahaan dapat saling melengkapi atau menutupi kekurangan-kekurangan yg terdapat, lantaran mereka mempunyai keahlian dan sumber sendiri-sendiri.
· Strategi Marketing Mix
Marketing Mix merupakan kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yg merupakan inti menurut sistem pemasaran perusahaan, yaitu : produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi. Variabel-variabel marketing mix ini dapat digunakan menjadi dasar buat mengambil suatu strategi pada bisnis mendapatkan posisi yang bertenaga dipasar. 

· Strategi Penentuan Waktu
Perusahaan dapat mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan apabila berkecimpung terlalu cepat atau terlalu lambat. Oleh karenanya masalah penentuan saat yang sempurna sangat penting bagi perusahaan buat melaksanakan program pemasarannya.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERKAIT DESAIN ORGANISASI

Pengambilan Keputusan Terkait Desain Organisasi
"Organisasi" mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama mengindikasikan suatu lembaga atau gerombolan fungsional, se­perti organisasi perusahaan, tempat tinggal sakit, perwakilan pemerintah atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian kedua berkenaan menggunakan proses pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam mana aktivitas or­ganisasi pada alokasikan dan ditugaskan di antara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai menggunakan efisien. Dalam bab ini akan dibahas bermacam-macam aspek proses pengorganisasian.

Pengorganisasian (organizing) merupakan proses penyusunan struktur organisasi yg sesuai menggunakan tujuan organisasi, asal daya­sumber daya yg dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Dua aspek utama proses penyusunan struktur organisasi merupakan de­Partementalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi merupakan pengelompokan aktivitas-kegiatan kerja suatu organisasi supaya kegiat­an-kegiatFin yang sejenis serta saling berhubungan bisa dikerjakan beserta. Hal ini akan tercermin pada struktur formal suatu organisa­si, serta tampak atau ditunjukkan oleh suatu bagan organisasi. Pemba­gian kerja adalah pemerincian tugas pekerjaan supaya setiap individu da­lam organisasi bertanggung jawab buat dap melaksanakan sekum­pulan aktivitas yg terbatas. 

Pengertian Pengorganisasian
  • Istilah pengorganisasian memiliki beragam. Penger­tian. Istilah tadi bisa digunakan buat memberitahuakn hal-hal berikut ini
  • Cara manajemen merancang struktur formal buat pengguna­an yang paling efektif asal daya-asal daya keuangan, phisik, bahan standar, serta tenaga kerja organisasi. 
  • Bagaimana organisasi mengelompokkan aktivitas-kegiatannya, di mana setiap pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang manajer yg diberi kewenangan buat mengawasi anggota-ang­gota grup. 
  • Hubungan-interaksi antara fungsi-fungsi, jabatan jabatan, tu­gas-tugas dan para karyawan. 
  • Cara pada mana para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang wajib dilaksanakan pada departemen mereka dan mende­legasikan kewenangan yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas tersebut. 
Pengorganisasian merupakan suatu proses buat merancang struktur formal, mengelompokkan serta mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan pada antara para anggota organisasi, supaya tu­uan organisasi bisa dicapai dengan efisien. Proses pengorganisasi bisa ditunjukkan menggunakan 3 langkah mekanisme berikut ini :
  • Pemerincian semua pekerjaan yg wajib dilaksanakan buat mencapai tujuan organisasi. 
  • Pembagian beban pekerjaan total sebagai kegiatan-aktivitas yg secara logik bisa dilaksanakan oleh satu orang. Pemba­gian kerja usahakan tidak terlalu berat sebagai akibatnya tidak bisa di­selesaikan, atau terlalu ringan sehingga terdapat ketika menganggur, tidak efisien serta terjadi porto yg nir perlu. 
  • Pengadaan serta pengembangan suatu mekanisme buat meng­koordinasikan pekerjaan para anggota organisasi sebagai kesatu­an yg terpadu dan serasi. Mekanisme pengkoordinasian ini akan membuat para anggota organisasi menjaga perhatiannya pada tujuan organisasi serta mengurangi ketidak-eEisienan dan pertarungan-konflik yg menghambat. 
Pelaksanaan proses pengorganisasian yg sukses, akan mem­buat suatu organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan ter­cermin pada struktur organisasi, yg meliputi aspek-aspek krusial organisasi serta proses pengorganisasian, yaitu : 
1) pembagian kerja, 
2) departementalisasi (atau tak jarang dianggap menggunakan istilah iepartemen­tasi), 
3) bagan organisasi formal, 
4) rantai perintah dan kesatuan perintah, 
5) taraf-tingkat hirarki manajemen, 
6) saluran komu­nikasi, 
7) penggunaan komite, 
8) rentang manajemen dan kelom­pok-kelompok informal yang tidak dapat dihindarkan.

Struktur Organisasi
Struktur organisasi (disain organisasi) bisa didefinisikan seba­gai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi memperlihatkan kerangka dan susunan perwujudan pola permanen hubungan-interaksi di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, maupun orang-orang yang memberitahuakn keduduk­an, tugas wewenang serta tanggung jawab yg berbeda-Deda pada suatu organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan serta besaran (berukuran) satuan kerja.

Adapun faktor-faktor utama yg memilih perancangan struktur organisasi merupakan menjadi berikut
1. Strategi organisasi buat mencapai tujuannya. Chandler dua) te­lah mengungkapkan hubungan taktik serta struktur organisasi da­lam studinya pada perusahaan-perusahaan industri di Amerika.
2. Dia dalam dasarnya menyimpulkan bahwa "struktur mengikuti taktik". Strategi akan menjelaskan bagaimana aliran wewe­nang dan saluran komunikasi bisa disusun di antara para mana­jer serta bawahan. Aliran kerja sangat dipengaruhi strategi, se­sampai jika taktik berubah maka struktur organisasi pula ber­ubah.
3. Teknologi yg dipakai. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi barang barang atau jasa akan membedakan bentuk struktur organisasi. Sebagai contoh, perusahaan mobil yang mempergunakan teknologi industri masal akan memerlu= kan taraf standardisasi serta spesialisasi yg lebih tinggi diban­ding perusahaan industri sandang jadi yg mengutamakan per­ubahan mode.
4. Anggota (karyawan) serta orang-orang yang terlibat dalam orga­nisasi. Kemampuan serta cara berpikir para anggota, dan kebu­yang kuasa mereka buat bekerjasama wajib diperhatikan dalam me­rancang struktur organisasi. Kebutuhan manajer dalam pem­protesis keputusan pula akan mempengaruhi saluran komunika­si, kewenangan serta hubungan di antara satuan-satuan kerja pada rancangan struktur organisasi. Di samping itu, orang-orang pada luar organisasi, misalnya pelanggan, supplier, dan sebagainya perlu dipertimbangkan pada penyusunan struktur.
5. Ukuran organisasi. Besarnya organisasi secara keseluruhan mau­pun satuan-satuan kerjanya akan sangat menghipnotis struktur organisasi. Semakin akbar ukuran organisasi, struktur organisasi akan semakin kompleks, serta harus dipilih bentuk struktur yg sempurna.

Sedangkan unsur-unsur struktur organisasi terdiri menurut :
1. Spesialisasi aktivitas berkenaan menggunakan spesifikasi tugas-tugas individual serta kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) serta penyatuan tugas-tugas tadi menjadi satuan-satu­an kerja (departementalisasi).
2. Standardisasi kegiatan, adalah mekanisme-prosedui yang digu­nakan organisasi buat menjamin" terlaksananya kegiatan seper­ti yg direncanakan.
3. Koordinasi aktivitas, menampakan mekanisme-mekanisme yg mengintegrasikan fungsi-fungsi satuan-satuan kerja pada orga­nisasi.
4. Sentralisasi dan desentralisasi pembuatan keputusapt, yang me­nunjukkan lokasi (letak) kekuasaan pembuatan keputusan.
5. Ukuran satuan kerja memperlihatkan jumlah karyawan pada sua­tu kelompok kerja. 3 )

Pembagian Kerja
Tujuan suatu organisasi merupakan buat mencapai tujuan pada mana individu-individu nir dapat mencapainya sendiri. Kelompok 2 atau lebih orang yg bekerja beserta secara kooperatif dan dikoor­dinasikan bisa mencapai basil lebih daripada dilakukan perseorang­an. Konsep ini diklaim synergy. Tiang dasar pengorganisisian adalah prinsip pembagian kerja (division of labor) yang memurigkinkan sy­nergy terjadi.

Sebagai contoh, pembagian kerja pada team sepak bola : di mana ada manajer tim, ketua instruktur, asisten pelatih, dokter tim, penjaga gawang, dan pemain lainnya. Pembagian kerja ini efektif ka­rena jika hanya omponen kecil dari pekerjaan yg dilaksanakan, kualifikasi personalia yang rendah dipakai, serta latihan jabatan le­bih mudah. Gerakan-gerakan serta perpindahan yg percuma dari komponen pekerjaan yg akbar diminimumkan. Lebih dari itu, pem­bagian kerja mengarahkan penanaman dalam alat-alat dan mesin-me­sin yg efisien buat meningkatkan produktivitas. Tetapi demikian, beberapa penulis sudah memberitahuakn adanya konsekuensi-konsekuensi dalam perilaku karyawan sehubungan menggunakan pembagian kerja, bila hal itu dilaksanakan secara ekstrim. Ini bisa mengakibatkan kebosanan, keletihan, terus-menerus serta kehilangan motivasi yang bisa menghasilkan ketidak efisienan dan bukan efi­siensi.

Bagan Organisasi Formal
Struktur organisasi adalah terlalu kompleks untuk disajikan se­cara lisan. Manajer perlu mendeskripsikan bagan organisasi (organi­zation chart) buat memperlihatkan struktur organisasi. Bagan organi­sasi menunjukkan susunan fungsi-fungsi, departemen-departemen, atau posisi-posisi organisasi dan memperlihatkan bagaimana hubungan di antaranya. Satuan-satuan organisasi yg terpisah umumnya digam­barkan dalam kotak-kotak, di mana dihubungkan satu dengan yang lain menggunakan garis yg memperlihatkan rantai perintah dan jalur komu­nikasi formal.

Bagan organisasi menggambarkan lima aspek primer suatu sturk­tur organisasi, yg secara ringkas dapat diuraikan menjadi berikut :
1. Pembagian kerja. Setiap kotak menunjukkan individu atau satu­an organisasi mana yg bertanggung jawab buat aktivitas or­ganisasi eksklusif, dan taraf spesialisasi yg dipakai.
2. Manajer dan bawahan atau rantai perintah. Rantai perintah me­nunjukkan interaksi kewenangan-tanggung jawab yang menghu­bungkan atasan dan bawahan dalam keseluruhan organisasi. Aliran ini dimulai menurut jenjang organisasi yg tertinggi sampai karyawan terendah dala.M organisasi, seperti terlihat pada gam­bar. Oleh karenanya, setiap anggota organisasi memiliki suatu kaitan menggunakan manajer- zenit organisasi. Dalam hal ini prinsip kesatuan perintah wajib jelas, di mana setiap karya­wan mendapat tugas serta pelimpahan wewenang hanya menurut se­orang manajer dan melaporkan pertanggung jawaban pula hanya kepada seorang manajer.
3. Tipe pekerjaan yg dilaksanakan. Label serta pelukisan dalam tiap kotak memperlihatkan pekerjaan organisasional atau Ndang tang­gung jawab yg tidak sama.
4. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan. Keseluruhan bagan memberitahuakn atas dasar apa aktivitas-kegiatan organisasi dibagi dasar fungsional atau divisional, atau lainnya (departementali­sasi).
5. Tingkatan manajemen. Suatu bagan tidak hanya menerangkan manajer serta bawahan namun jua keseluruhan hirarki manaje­men. 

Seberapa luas tingkat spesialisasi kerja pada organisasi bisa pada perkirakan menggunakan membaca label-label yang memberitahuakn pekerjaan-pekerjaan yang tidak sama serta bagaimana tugas-tugas dikelompok, kan. Garis memberitahuakn rantai perintah yg merupakan aspek kun­ci koordinasi dalam setiap organisasi. Bagan jua dapat menerangkan besarnya (size) berdasarkan organisasi, namun tanpa informasi tambahan akan menimbulkan gambaran yang nir jelas.

Keuntungan serta kelemahan bagan organisasi telah menjadi su­byek perdebatan relatif lama pada antara para penulis manajemen. Sa­lah satu keuntungannya merupakan bahwa karyawan dan lain-lain diberi citra bagaimana organisasi disusun. Manajer, bawahan dan tanggung jawab digambarkan dengan jelas. Bila seseorang diperlukan un­tuk menangani suatu kasus spesifik, bagan memperlihatkan tempat pada mana orang itu dapat ditemukan. Proses pembuatan bagan juga me­mungkinkan manajer mengetahui menggunakan sempurna kelemahan-kelemahan organisasi, misalnya sumber-sumber potensial terjadinya permasalahan atau bidang-bidang di mana duplikasi yg nir diharapkan terjadi.

Kelemahan atau kekurangan utama bagan adalah masih poly hal-hal yang nir jelas atau tidak ditunjukkan. Bagan, sebagai con­toh, nir memperlihatkan seberapa akbar taraf wewenang serta tang­gung jawab setiap strata manajerial. Bagan pula tidak menunjuk­kan interaksi-hubungan informal serta saluran komunikasi, pada mana organisasi nir bisa berfungsi secara efisien tanpa hal-hal itu.

Bentuk-bentuk Bagan Organisasi
Hemy G. Hodges mengemukakan empat bentuk bagan organi­sasi, yaitu 
1. Bentuk piramid. Bentuk ini yang paling poly digunakan, ka­rena sederhana, jelas dan mudah dimengerti. 
2. Bentuk vertikal. Bentuk vertikal relatif menyerupai bentuk pi­ramid, yaitu pada hal pelimpahan kekuasaan dari atas  ba­wah, hanya bagan vertikal berwujud tegak sepenuhnya. 
3. Bentuk horizontal. Digambarkan dariakiri Aliran ke kanan. Jsatu Bentuk bulat. Bagan ini menekankan dalam hubungan antara abatan dengan jabatan lain. Bagan bentuk bulat sporadis sekali digunakan dalam praktek.


Departementalisasi
Departementalisasi sebagaimana sudah diterangkan pada muka, adalah proses penentuan bagian-bagian pada organisasi yg akan bertanggung jawab pada melaku­kan bermacam jenis pekerjaan yang sudah mengkategorikan dari faktor-faktor eksklusif. Dalam mendesain organisasi, khususnya dalam proses departementalisasi sebagaimana diuraikan pada muka, ada beberapa pendekatan yang mampu dipakai sang organisasi, yaitu pendekatan berdasarkan fungsional, menurut produk, dari Pelanggan, berdasarkan geografis, serta berdasarkan matriks.

Pendekatan Fungsional
Penentuan sub-subbagian menurut organisasi atau proses departementalisasi yang pertama adalah berdasarkan fungsi (functional departmentalization). Berdasarkan pen­dekatan ini, proses departementalisasi dilakukan dari fungsi-fungsi tertentu yg mesti dijalankan pada sebuah organisasi. Dalam sebuah organisasi usaha misalnya, ada pekerjaan-pekerjaan yang terkait menggunakan fungsi produksi, ada peketjaan-pekerjaan yg terkait menggunakan pelanggan atau pasar, sebagai akibatnya dinamakan menggunakan fungsi pemasaran, dan lain sebagainya. Pada Gambar  ditunjukkan contoh sebuah desain organisasi melalui departementalisasi yang dibuat dari pendekatan fungsional.


Seperti yang ditunjukkan oleh garis terputus-putus pada Gambar di atas, setiap bagian pada struktur organisasi dibuat buat menjalankan aneka macam fungsi yg terkait dengan aktivitas usaha perusahaan PT ABC. Bagian Keuangan, Produksi, Pemasaran, dan SDM memiliki fungsi yang spesial pada setiap pekerjaan bisnisnya. Dan, setiap bagian tersebut secara lebili rinci diturunkan menjadi subbagian promosi dan penjualan (bagian Pemasaran), produksi serta pergudangan (bagian Produksi), dan rekrutmen serta seleksi serta pembinaan serta pengembangan (bagian SDM).

Pendekatan Produk
Pendekatan kedua pada departementalisasi merupakan dari produk atau product departmentalization. Berdasarkan pendekatan ini, penentuan bagian-bagian pada organisasi dipengaruhi menurut jenis produk yg dibentuk sang organisasi. Sebagai model, PT ABC mempunyai beberapa jenis produk menurut mulai produk susu, sabun mandi, pasta gigi, hingga mi instan, maka di bawah bagian produksi dapat pula dibuat subbagian.

Bagian-bagian produk susu, sabun mandi, pasta gigi, serta mi instan, misalnya ditunjuk­kan dalam Gambar melalui garis putus-putus, adalah contoh departementalisasi menurut produk. Pada pelaksanaannya, departementalisasi dari produk ini tidak selalu harus berada di bawah bagian eksklusif pada struktur organisasi eksklusif, akan namun jua dapat dibuat tersendiri pada suatu organisasi. Seperti contohnya ditunjukkan dalam Gambar dibawah.

Pada Gambar diatas tadi kentara bahwa bagian-bagian fungsional misalnya Pemasaran, Produksi, Keuangan, serta SDM nir selalu wajib berada pada atas subbagian berdasarkan produk, akan tetapi pula bisa sebagai subbagian dari departemen menurut produk.

Pendekatan Pelanggan
Pendekatan ketiga dalam departementalisasi adalah menurut pelanggan atau customer departmentalization. Berdasarkan pendekatan ini, penentuan bagian-bagian dalam organisasi ditentukan dari karakteristik pelanggan yg menjadi sasaran pelanggan berdasarkan organisasi. Sebagai contoh, apabila produk sabun mandi berdasarkan PT ABC pada atas ternyata tidak hanya satu, namun ada saburi mandi buat bayi, anak, remaja, dan dewasa, maka bentuk desain organisasi bisa dibuat sebagaimana ditunjukkan pada Gambar ini dia. 

Pendekatan Geografis
Pendekatan keempat pada departementalisasi adalah berdasarkan faktor geografis. Berdasarkan pendekatan ini, penentuan bagian-bagian dalam organisasi dipengaruhi berdasarkan daerah geografis pada mana organisasi beroperasi. Apabila PT ABC memiliki daerah penjualan pada empat daerah, contohnya Jakarta, Bandung, Makassar,, dan Medan, maka desain organisasi yang dapat dibentuk merupakan sebagaimana ditunjukkan sang Gambar berikut:

Berdasarkan Gambar pada atas, tampak bahwa daerah penjualan dari PT ABC mencakup empat wilayah sebagaimana disebutkan di atas. Agar penjualan lebih bisa terkonsentrasi serta disebabkan karakteristik pelanggan serta lingkungan di daerah geografis bhineka, maka departementalisasi dari geografis sanggup dilakukan. Pendekatan ini nir saja dilakukan buat menentukan bagian atau departemen di bawah bagian penjualan, tetapi jua bisa dilakukan dalam aneka macam jenis organisasi lainnya. Organisasi yang memiliki berbagai cabang pada aneka macam wilayah umumnya melaku­kan desain organisasi berdasarkan pendekatan ini. Perusahaan perbankan pula termasuk ke dalam organisasi yang melakukan departementalisasi berdasarkan geografis dikarena­kan perusahaan perbankan mengandalkan tempat kerja-kantor cabangnya dalam meraih pangsa pasarnya.

Pendekatan Matriks
Pendekatan departementalisasi terakhir yg diperkenalkan pada kitab ini adalah pendekatan matriks. Pendekatan ini pada dasarnya adalah proses departementalisasi yg menggabungkan antara pendekatan fungsional dengan pendekatan lain, contohnya berdasarkan proyek tertentu, produk tertentu, ataupun menurut pendekatan lainnya. Setiap pekerja yg berada pada bawah departemen tertentu dalam kenyataannya jua merupakan bagian dari sebuah proyek tertentu atau bagian pekerjaan yang lain berdasarkan perusahaan. Jika kita balik memakai model PT ABC tersebut pada atas, serta melakukan penyesuaian desain organisasinya menjadi bentuk matriks, maka desain organisasi yang dapat dibuat merupakan misalnya ditunjukkan dalam Gambar dibawah berikut adalah.

Berdasarkan Gambar diketahui bahwa PT ABC memiliki struktur organisasi fungsional pada mana di dalamnya masih ada berdasarkan mulai bagian Keuangan, Pemasaran, SDM, serta Riset serta Pengembangan. Masing-masing bagian tadi dikepalai sang seseorang manajer. Selain keempat fungsi tadi, terdapat juga fungsi profit berdasarkan PT ABC yaitu yg terkait dengan usaha yg dijalankan PT ABC buat memperoleh profit yang terdiri berdasarkan produk susu, sabun mandi, pasta gigi, dan mi instan. Masing-masing profit project ini memiliki pengaturan keuangan eksklusif; SDM eksklusif yang dipekerja­kan, Pemasaran eksklusif, serta jua Riser serta Pengembangan eksklusif. Setiap pekerjaan ini mensyaratkan adanya energi kerja yang dipekerjakan. Berdasarkan pendekatan matriks, tenaga kerja selain contohnya ditugaskan pada bawah sebuah departemen eksklusif seperti Pemasaran, SDM, serta lain sebagainya, jua merupakan bagian berdasarkan aktivitas peraihan profit atau profit project.

Irisan kedua bagian ini digambarkan melalui lingkaran atau bentuk lonjong menjadi­mana ditunjukkan sang Gambar  Berdasarkan pendekatan ini energi kerja nir saja bertanggung jawab dan berkoordinasi pada atasan fungsionalnya saja, tetapi juga kepada pimpinan proyek pada mana tenaga tadi terlibat.

Pendekatan Mana yang Lebih Baik?
Setiap pendekatan tentunya mempunyai aneka macam kelebihan sekaligus keterbatasan­nya. Pendekatan fungsional contohnya, memberikan kemudahan bagi organisasi buat membagi-bagi pekerjaan dari fungsi-fungsi yang harus dilakukan dalam organisasi bisnis. Namun pada sisi lain, pendekatan fungsional relatif menyulitkan organisasi waktu misalnya terdapat perbedaan kepentingan antarbagian yg tidak sama. Bagian Pemasaran yg bermaksud buat menaikkan biaya kenaikan pangkat misalnya bisa pertarungan menggunakan bagian Keuangan, atau jua menggunakan bagian SDM yang menerima tuntutan pegawai buat kenaikan honor . Kelemahan menurut pendekatan fungsional ini bisa diselesai­kan menggunakan pendekatan produk contohnya. Di setiap produk misalnya masih ada berbagai subbagian fungsional seperti Pemasaran, Produksi, dan lain-lain yg menggunakan demikian perseteruan antarbagian bisa dihindari. Tetapi, pendekatan ini pula belum tentu sesuai waktu contohnya organisasi memiliki cabang-cabang di berbagai daerah, atau organisasi tadi bukan berupa organisasi usaha. Bagi organisasi nonprofit contohnya, pendekatan berdasarkan produk belum tentu cocok, dan cenderung justru tidak efektif.

Sebagai kesimpulan setiap pendekatan memiliki keterbatasan sekaligus kelebihan­nya. Oleh karenanya penggunaannya jua sangat situasional menggunakan berbagai faktor yang dimiliki serta dihadapi oleh organisasi.

Struktur Organisasi Formal Dan Informal
Apa yang telah dibicarakan dalam bab ini merupakan bagaimana organisasi melakukan proses pengorganisasian yang diawali dengan penyusunan desain organisasi menurut banyak sekali faktor yg dimiliki serta dihadapi sang organisasi. Struktur organisasi yang didapatkan melalui keseluruhan proses tadi kerap dikenal menjadi struktur organisasi formal. Struktur organisasi formal inilah yg dijadikan pedoman bagi seluruh anggota organisasi buat melakukan banyak sekali hal dalam upaya pencapaian tujuan. Dalam kenyataannya, beberapa bagian atau para pekerja seringkali kali mengelompokkan diri nir hanya menurut fungsi yg harus dilaksanakannya sinkron menggunakan struktur organisasi yang telah dibuat, akan tetapi pula bisa mengelompokkan diri dari kecenderungan tuntutan, hobi, dan lain sebagainya. Kelompok-grup pekerja ini acapkali kali dinamakan menggunakan organisasi informal. Seorang manajer yang baik akan tetap memerhatikan dan mengakomodasi aneka macam karakteristik pekerjanya termasuk dengan adanya fenomena organisasi informal tadi. Dalam kondisi eksklusif, organisasi informal tersebut bisa membantu manajer dalam mencapai tujuan organisasi. Tetapi, jika tuntutan organisasi informal ternyata tidak diakomodasi dengan baik, organisasi informal ini akan menyebabkan perseteruan internal yang akan Mengganggu pencapaian tujuan organisasi.

MANAJER SEBAGAI PELAKSANA MANAJEMEN

Manajer Sebagai Pelaksana Manajemen 
Peran Manajer dalam Organisasi
Sebagaimana halnya kita telah tak jarang mendengar istilah manajemen, maka kita pun tidak asing lagi dengan kata "manajer". Manajer dalam dasarnya adalah subjek dari kegiatan manajemen. Artinya, manajer adalah orang yang melakukan kegiatan manajemen. Lebih lengkap lagi manajer merupakan individu yang bertanggung jawab secara langsung buat memastikan aktivitas pada sebuah organisasi dijalankan bersama para anggota berdasarkan organisasi.


Dalam setiap organisasi bisnis, para manajer ini bertugas buat memastikan bahwa keseluruhan tujuan yg telah ditetapkan sang organisasi bisa diwujudkan melalui rangkaian aktivitas manajemen, baik yang bersifat fungsional maupun bersifat operasi­onal, sebagaimana telah diterangkan pada bab sebelumnya.


Tugas manajer-atau istilah apa pun sebagai padanannya-adalah buat memastikan mewujudkan supaya tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif serta efisien melalui serangkaian kegiatan manajemen secara fungsional maupun operasional.


Keahlian-keahlian Manajemen
Untuk bisa mengimplementasikan aktivitas manajemen tadi sinkron menggunakan manfaatnya masing-masing, maka diperlukan beberapa keahlian manajemen (managerial skills) yg diharapkan oleh setiap orang yg terlibat dalam kegiatan organisasi, khususnya organisasi usaha. Keahlian-keahlian tadi mencakup menjadi berikut:

· Keahlian teknis (technical skills), yaitu keahlian yg diharapkan buat melaku­kan pekerjaan spesifik tertentu, seperti mengoperasikan personal komputer , mendesain bangunan, membuat layout perusahaan, dan lain sebagainya.

· Keahlian berkomunikasi serta berinteraksi dengan warga (human relation skills), yaitu keahlian pada memahami dan melakukan interaksi dengan ber­bagai jenis orang di masyarakat. Di antara contoh keahlian ini adalah keahlian dalam bernegosiasi, memotivasi, meyakinkan orang, dan lain sebagainya.

· Keahlian konseptual (conceptual skills), yaitu keahlian dalam berpikir secara abstrak, sistematis, termasuk di dalamnya mendiagnosa dan menganalisis ber­bagai perkara dalam situasi yg berbeda-beda, bahkan keahlian untuk mem­prediksi di masa yang akan datang.

· Keahlian dalamn pengambilan keputusan (decision making skills), yaitu keahlian untuk mengidentifikasi kasus sekaligus menawarkan aneka macam alternatif solusi atas konflik yg dihadapi.
Keahlian dalam mengelola saat (time management skills), yaitu keahlian pada memanfaatkan saat secara efektif dan efisien. 

· Beberapa keahlian lain waktu ini juga menjadi keahlian yg dibutuhkan dalam manajemen atau pengelolaan usaha, terutama bila dikaitkan dengan persaingan usaha global. Di antara keahlian tadi merupakan:

o Keahlian dalam manajemen dunia (global management skills), yaitu keahlian manajerial yang nir saja terfokus dalam satu keadaan pada negara eksklusif, akan tetapi juga lintas negara bahkan lintas budaya.
Keahlian dalam hat teknologi (technological skills), yaitu keahlian manajerial dalam mengikuti dan menguasai banyak sekali perkembangan teknologi yg terjadi. 


Keseluruhan keahlian manajemen tersebut tentunya perlu buat dimiliki oleh setiap pelaku bisnis sekiranya ingin mewujudkan tujuan bisnisnya. Terlebih bila dikaitkan menggunakan persaingan usaha yang semakin ketat serta perkembangan teknologi yg sangat cepat, keahlian tunggal saja tidak relatif buat memenangkan persaingan.


Tingkatan-strata Manajemen
Pada praktiknya, sangat sporadis seorang dapat menguasai secara sekaligus aneka macam keahlian manajemen tersebut. Pada praktiknya banyak sekali keahlian tersebut dibutuhkan pada aktivitas usaha berdasarkar kiprah serta tugas masing-masing orang pada sebuah organisasi bisnis. Tugas serta peran berdasarkan setiap orang tersebut secara organisasional dibagi menjadi beberapa tingkatan yg dinamakan sebagai strata-strata manajemen atau hierarki manajemen.


Ada beberapa tingkatan manajemen sebagaimana dikemukakan sang Nickels McHugh and McHugh (1997). Tingkatan-strata manajemen tadi mencakup:

· Manajemen Tingkat Puncak atau Top Management, yg umumnya terdiri berdasarkan direktur, primer, presiden direktur, atau wakil direktur. Untuk manajemen tingkat ini, keahlian yang terutama diharapkan merupakan keahlian dalam hal konseptual, komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen dunia, dan manajemen ketika.

· Manajemen Tingkat Menengah atau Middle Management, yang umumnya terdiri dari para manajer, kepala divisi atau departemen, atau ketua cabang. Untuk manajemen taraf menengah ini, keahlian yg diperlukan di antaranya merupakan keahlian konseptual, komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen waktu, serta juga teknikal.

· Manajemen Supervisi atau Tingkat Pertama atau Supervisory or First-Lme Management, yg umumnya terdiri menurut para supervisi, kepala gerombolan , serta lain sebagainya. Di antara keahlian yg terutama perlu dimiliki merupakan keahlian komunikasi, pengambilan keputusan, manajemen waktu, serta teknikal.

· Manajemen Nonsupervisi atau Non-Supervisory Management, yg umumnya terdiri berdasarkan para tenaga kerja taraf bawah dalam umumnya seperti buruh, pekerja bangunan, dan lain-lain. Keahlian yg terutama perlu dimiliki pada level ini merupakan keahlian teknikal, komunikasi, serta manajemen waktu.


Secara diagram, dapat dilihat tingkatan-strata manajemen di atas dalam Gambar dibawah ini.


Pada Gambar diatas ditunjukkan strata-tingkatan manajemen melalui gambar segitiga pada mana manajemen tingkat puncak berada pada bagian paling atas dan manajemen nonsupervisi berada di bagian yang paling bawah menurut segitiga tersebut. Hal ini me­nunjukkan bahwa manajemen tingkat zenit secara jumlah merupakan paling sedikit dari sebuah organisasi akan tetapi merupakan penanggung jawab tertinggi di sebuah organisasi. Sedangkan manajemen nonsupervisi merupakan jumlah yang paling banyak dalam sebuah organisasi serta lebih cenderung sebagai pelaksana teknis menurut sebuah organisasi. 

Dalam sebuah organisasi, posisi berdasarkan setiap tingkatan manajemen bisa pada­lihat dalam bagan organisasi sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar diatas. Contoh menurut manajemen tingkat puncak , contohnya, buat posisi direktur dan wakil direktur. Sebagai manajer taraf puncak yang jumlahnya paling sedikit di sebuah organisasi, seseorang manajer tingkat puncak bertanggung jawab atas holistik jalannya organisasi. Untuk manajer tingkat menengah umumnya ditempati oleh para manajer bagian operasional dari mulai pemasaran, personalia, produksi, serta keuangan. Masing-masing manajer dalam taraf menengah inilah yg paling bertanggung jawab atas keseluruhan aktivitas perusahaan yg terkait dengan bagian operasional tadi. Untuk manajer tingkat pertama atau supervisi umumnya bertugas sebagai pembantu manajer operasional buat mengawasi para energi teknis atau buruh supaya pekerjaan yg dibebankan kepadanya nir terbengkalai, dan apa yg telah direncanakan di setiap bagian operasional bisa dilaksanakan sebagaimana mestinya. Adapun bagi manajemen nonsupervisi umumnya ditempati oleh para pekerja teknis atau buruh yg bertugas menjalankan aktivitas-aktivitas implementatif sebagaimana telah ditugaskan sang manajer tingkat zenit melalui manajer tingkat menengah dan supervisor.

Pada praktiknya, beberapa keahlian manajemen yg sangat majemuk menurut tingkatan-tingkatan manajemennya sangat bersifat relatif, serta tergantung pada budaya organisasi usaha yg dijalankan. Apabila budaya perusahaan yg dikembangkan


cenderung terbuka dan demokratis, maka mampu jadi hampir semua personel di perusahaan dituntut buat menguasai keahlian-keahlian manajemen sebagaimana diterangkan pada atas. Bahkan sulit buat dibedakan keahlian mana yang harus dimiliki sang setiap strata manajemen. Perbedaan dalam taraf manajemen hanya bisa pada­lihat pada saat masing-masing personel mengimplementasikan pekerjaan yg ditugas­kan kepadanya. Namun, sekiranya budaya perusahaan yang dikembangkan cenderung tertutup serta bersifat top-down policy, maka sanggup jadi jenis-jenis keahlian tadi akan dapat dibedakan menurut strata-strata manajemennya.


Manajemen Sebagai Seni Dan Sains 
Salah satu keunikan dari ilmu manajemen merupakan bahwa mereka yg menguasai pengetahuan manajemen belum tentu mempunyai pengalaman atau sanggup buat menjalankan aktivitas manajemen dalam praktik. Sebaliknya juga, mereka yang telah berpengalaman dalam aktivitas manajemen secara praktik, belum tentu mengerti akan kerangka teoritis atau pengetahuan tentang aktivitas manajemen yang telah di­jalankannya. Yang terbaik tentu saja apabila kedua-duanya dapat dipadukan, seorang yang poly mengetahui serta menguasai pengetahuan tentang manajemen sebaiknya mengimbangi pengetahuannya secara teoritis menggunakan pengalaman melalui praktik pada dunia konkret, contohnya pada global organisasi. Seorang mahasiswa jurusan manajemen, misalnya, sebaiknya juga mengikuti banyak sekali aktivitas organisasi agar pengetahuan manajemen yg dipelajarinya akan semakin dimengerti secara praktik.


Pengetahuan kita akan manajemen akan semakin kita pahami sekiranya kita padu menggunakan aktivitas praktik. Banyak pengusaha-pengusaha yg sudah berhasil pada aktivitas bisnisnya, padahal tidak pernah mengecap pendidikan pada jurusan manajemen. Sebaliknya poly juga lulusan sekolah manajemen nir bisa berbuat apa-apa ketika pertama kali bekerja dikarenakan miskin pengalaman secara praktik. Tidak heran mengapa sekarang sekolah-sekolah manajemen mulai mengubah kerangka berpikir pem­belajarannya menggunakan memadukan antara teori dan praktik. Salah satu caranya merupakan dengan mengundang para praktisi buat mengajar pada sekolah-sekolah manajemen atau menaruh kesempatan para mahasiswanya buat melalui proses magang di perusahaan-perusahaan supaya bisa belajar secara aplikatif. Bentuk lain jua dapat dilakukan seperti melakukan metode yang bergerak maju dalam pembelajaran manajemen di kelas. Role playing, dinamika grup, studi perkara, adalah di antara beberapa metode yang cukup efektif mendekatkan para mahasiswa menurut teori kepada pemahaman praktik.


Manajemen: Seni atau Sains?
Berdasarkan pengertian pada atas, maka sering didapati pertanyaan apakah manajemen itu seni ataukah sains? Seni di satu sisi bersifat bergerak maju, nir berpola tunggal, dan menuntut adanya kreativitas dan keterlibatan pada dalanulya. Sedangkan di sisi lain sains cenderung bersifat tidak aktif, berpola tunggal dari verifikasi ilmiah, dan menuntut adanya tahapan-tahapan yg sistematis. Kedua pendapat sebagai pedoman adaptasi organisasi terhadap lingkungan eks­tern mikro dan makro, namun juga menuntut usaha-bisnis organisasi buat mempengaruhi perilaku faktor-faktor dalam lingkungan eks­tern mikro.


Tanggung Jawab Sosial Manajer
Tanggung jawab sosial berarti bahwa manajemen mempertim­bangkan dampak sosial serta ekonomi di pada pembuatan keputus­annya. Tanggung jawab sosial perusahaan ini adalah keliru satu tugas yg harus dilakukan oleh para manajer organisasi perusahaan, karena aspek ini adalah kondisi primer bagi berhasilnya perusaha­an, terutama buat jangka panjang. Dengan demikian manajer se­karang dituntut buat mengimplementasikan etika berusaha (the ethics of managers), terutama dalam hubungannya dengan langganan, karyawan, penemu teknologi, forum-forum pendidikan, per­usahaan-perusahaan lain, para penyedia, kreditur, pemegang saham, pemerintah serta warga pada umumnya.


Etika berkenaan menggunakan pendapat mengenai benar dan salah , le­bih khusus, dengan kewajiban moral seseorang dalam warga . Etika ini merupakan sistem ungkapan-ungkapan yang menyangkut perilaku, perbuatan dan sikap manusia terhadap peristiwa-peristiwa yang dianggap penting dalam hidupnya. Penentuan etika sahih serta galat adalah sulit, karena pada kenyataannya baku-baku mo­ral berubah setiap waktu. Kelompok-grup yg tidak sinkron dalam masyarakat yg sama mungkin memiliki gagasan-gagasan ten­tang benar serta keliru yang saling bertentangan. Bagaimanapun jua, etika para manajer akan sangat mempengaruhi keputusan-keputusan dan kegiatan-aktivitas organisasi. Tentunya etika manajer wajib men­dasarkan diri pada nilai-nilai atau standar moral yg dianggap baik serta luhur pada suatu lingkungan atau warga .


Ada lima faktor yg mempengaruhi keputusan-keputusan dalam masalah etika, yaitu : (1) hukum, (2) peraturan-peraturan pemerin­tah, (tiga) kode etik industri serta perusahaan, (4) tekanan-tekanan so­sial , serta (lima) tegangan antara baku perorangan dan kebutuhan or­ganisasi. Faktor-faktor ini mempengaruhi etika manajer dengan ting­katan dan dalam bidang-bidang fungsi yang bhineka.


Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pada dasa warsa kini ini, para manajer semakin dituntut buat mengikuti atau mentaati aturan dan baku-baku etika rakyat. Pada ketika yang sama, perhatian manajer wajib dipusatkan pada pemberian tanggapan-tang­gapan organisasi terhadap kasus-perkara sosial. Hal ini mempunyai dua konsekuensi primer. Pertama, banyak organisasi kini menge­sampingkan tujuan utamanya maksimalisasi laba, serta menga­lihkan ke pemenuhan kebutuhan-kebutuhan warga dengan per­olehan keuntungan yg secukupnya. Kedua, pencapaian output-hasil yg lebih baik dalam aplikasi fungsi tanggung jawab sosial per­usahaan sekarang sebagai semacam alat-alat buat membantu suk­ses orgdnisasi. Bagaimana para manajer memelihara penanganan ma­galat-kasus sosial akan mencerminkan etika pribadinya, kebijaksa­naan-kebijaksanaan organisasi, serta nilai-nilai sosial perusahaan dalam periode ketika tertentu.