CARA MENGOPERASIKAN KOMPUTER YANG BAIK DAN BENAR

Warga belajar serta siswa--sekalian, dalam pembelajaran TIK kemaren kita sudah membahas fungsi serta kegunaan komputer pada kehidupan. Berikut ini pembelajaran TIK akan kita lajutkan buat persiapan langsung dalam praktik menggunakan komputer, sebelum kalian memakai personal komputer alangkah baiknya kita pahami terlebih dahulu langkah-langkah yg harus kita lakukan dalam memakai/ mengoprasikan komputer yang baik serta benar. 

Sebagian menurut kalian terdapat yang masih pemula sebagai Pengguna Komputer, mungkin bagi yang belum terbiasa memakai personal komputer akan mengalami kesulitan saat akan Mengoperasikan Komputer tadi. 

Cara Mengoperasikan Komputer sendiri terdiri berdasarkan tiga tahapan, yaitu Menyalakan Komputer, Proses Mengoperasikan Komputer itu sendiri serta Mematikan Komputer. Berikut adalah beberapa Cara Mengoperasikan Komputer yg Baik dan Benar yang bisa Anda gunakan menjadi tambahan referensi.

1. CARA MENYALAKAN KOMPUTER 

Sebelum menyalakan personal komputer , terdapat beberapa hal yang wajib diperhatikan diantaranya memastikan perangkat-perangkat misalnya keyboard, mouse, monitor serta kabel power pada keadaan terhubung power supply serta memastikan PC telah terinstall Sistem Operasi. Berikut merupakan langkah-langkah menyalakan personal komputer .

  • Tekan tombol power dalam CPU lalu ikuti menggunakan menekan tombol pada monitor.
  • Tunggu beberapa waktu proses loading sampai timbul jendela windows serta personal komputer /PC telah siap buat digunakan.


2. CARA MENGOPERASIKAN KOMPUTER

Sebelumnya cara mengoprasikan komputer ini tergantung dari program atau pelaksanaan apa yang digunakan. Setelah komputer dinyalakan, maka proses selanjutnya adalah Mengoperasikan Komputer. Agar Anda sanggup lebih cepat menguasai komputer, maka gunakanlah personal komputer sinkron menggunakan kebutuhan serta tujuan Anda Belajar Komputer, Jika Anda seseorang Designer, maka Anda mampu memakai Software Design seperti Corel Draw, 3D, Adobe Photoshop dan lain-lain supaya lebih fokus terhadap kegiatan design Anda, apabila Anda seorang Programmer, maka Anda mampu menggunakan Visual Basic, C++, C#, Java, PHP dan lain-lain buat menunjang pekerjaan Anda, sedangkan apabila tujuan belajar personal komputer Anda adalah hanya buat Mengetik, Mengirim E-Mail, Membuat Surat dan kegiatan lainnya yg menunjang pekerjaan tempat kerja Anda, maka Microsoft Office (Microsoft Word, Excel, Power Point, Access) serta sedikit pengetahuan mengenai internet sudah sangat mumpuni buat membantu Anda meringankan pekerjaan Anda. 


3. MEMATIKAN KOMPUTER

Untuk mematikan komputer (Shutdown), terdapat beberapa tahap yg wajib diperhatikan yaitu:
  • Tutup seluruh aplikasi yang Anda gunakan.
  • Klik menu Start (XP)/ Logo Windows (7) di pojok kiri bawah.
  • Pilih Shutdown dan tunggu beberapa ketika hingga personal komputer Anda benar-benar tewas.
  • Setelah personal komputer sahih-sahih tewas, lalu tekan tombol dalam Monitor dan Speaker, Stabilizer serta Perangkat personal komputer lainnya.
  • Setelah itu baru cabut kabel menurut stop hubungan. Hal ini bertujuan buat berhemat daya serta mengantisipasi terjadinya korsleting listrik.  
  • Langkah-langkah pada atas harus Anda kerjakan secara berurutan. Menyalakan dan Mematikan Komputer menggunakan baik serta benar sanggup memperpanjang usia pemakaian personal komputer Anda. Selain itu personal komputer Anda jua akan selalu fresh dan sporadis bermasalah.


Setelah mengetahui cara mengoprasikan komputer menggunakan baik dan sahih misalnya di atas, selanjutkan dapat kita lanjutkan praktik pembelajaran TIKnya menggunakan praktik pengenalan dasar-dasar komputer dan TIK terapannya. Demikian semoga berguna. Terimkasih.

TOR VS VPNAPA BEDANYA MANA YANG HARUS ANDA GUNAKAN

Dengan cepatnya eskalasi yang terbaru terhadap ancaman privasi online berdasarkan para peretas, semakin banyak pengguna internet mencari alat yang membantu buat melindungi privasi dan data mereka. Secara bersamaan, orang juga mencari aplikasi yg bisa membantu mereka menjaga internet permanen bebas, kondusif serta terbuka. Mereka ingin menyiasati sensor negara dan restriksi perusahaan serta mengakses konten apa pun yang mereka sukai, kapan pun mereka mau. Dan 2 layanan yg paling seringkali ditemui yg menawarkan manfaat ini merupakan VPN serta TOR.
Tetapi bagi yg belum tahu, ke 2 akronim ini sanggup tampak seram. Apa yang dimaksud menggunakan TOR serta VPN itu? Dan apa perbedaannya? Yang benar merupakan bahwa ada beberapa kecenderungan pada hal manfaat yang bisa ditawarkan oleh VPN serta Tor, tetapi juga sangat tidak sinkron. Dalam artikel ini, aku akan mengungkapkan apa disparitas antara TOR dan VPN dan memberi Anda seluruh keterangan yg perlu Anda ketahui agar anda konfiden mana yang harus anda pakai buat keamanan serta privasi online Anda.
Apa itu TOR?

TOR singkatan dari 'The Onion Router' namun mengetahui nama lengkapnya tidak relatif menjelaskan apa sebenarnya TOR. Sebenarnya TOR adalah browser internet, tetapi tidak seperti Google Chrome atau Microsoft's Edge, ini adalah keliru satu alat yg membantu melindungi privasi online Anda. Browser TOR mengarahkan seluruh kegiatan online Anda melalui saluran kondusif yg membuat semua yang Anda telusuri tanpa nama. Ini menghentikan Penyedia Layanan Internet (ISP) Anda dari apa yang anda lihat dan apa yg Anda lakukan ketika online, intinya kegiatan anda tidak dapat dilacak dari koneksi internet Anda. Menggunakan browser TOR Anda pula dapat mengakses situs yang diblokir dan disensor pula.
Jaringan TOR terdiri dari jaringan seratus ribu lebih server yg tidak sinkron yg terletak pada seluruh dunia. Data Anda dikirimkan melalui jaringan ini sebelum mencapai tujuan serta setiap sambungan menjadi tautan yg nir bisa diamati. Apabila Anda hanya ingin sebagai anonymous secara online, TOR adalah pilihan yang sempurna, namun memiliki beberapa kekurangan. TOR tidak memberikan proteksi lengkap berdasarkan peretas yg mungkin ingin berkompromi dan mencuri data Anda. Browser ini sendiri jua nir 100% kondusif serta sudah diketahui menginstal malware ke perangkat pengguna sebelumnya.
Bagaimana cara kerja TOR?
Jaringan TOR terdiri dari sejumlah server besar yg tidak sama. Dalam TOR  Server ini lebih tak jarang diklaim leksikon yg berfungsi menjadi relai. Mereka dioperasikan sang sukarelawan yang berlokasi pada seluruh global. Apabila Anda penasaran mengapa terdapat logo 'Bawang' yang dipotong dalam akronim TOR, alasannya adalah, seperti bawang, Jaringan Tor berlapis-lapis. TOR mengenkripsi data Anda dan lalu mem-bounce-nya pada aneka macam relai yg berbeda
Setiap relai kemudian mendekripsi satu lapis data terenkripsi yang Anda kirim sebelum meneruskannya ke relai berikutnya. Relai terakhir yg dicapai merupakan tujuan menurut data Anda (yaitu situs web yg Anda coba kunjungi). Proses ini menciptakan hampir nir mungkin buat mengikuti data Anda menurut perangkat Anda ke tujuan utamanya dan sebagai akibatnya mengakibatkan apa yg Anda lakukan secara online diklaim anonymous.
Bagaimana cara menginstal TOR
Jika Anda ingin mencoba jaringan TOR buat diri sendiri, Anda harus mengunduh browser TOR ke perangkat Anda. Hal ini tidak terlalu rumit buat dilakukan, ikut langkah-demi-langkah singkat ini buat mengistal browser TOR:
  1. Kunjungi //www.torproject.org/projects/torbrowser.html buat mengunduh serta menyimpan Browser TOR. Ini tersedia buat perangkat Windows, Mac OS, serta GNU / Linux dan pada 16 bahasa yg tidak sinkron.
  2. Ketika file telah diunduh, klik Run buat mengatur Tor Browser
  3. Pilih folder buat menyimpan arsip TOR. Pastikan bahwa ada setidaknya 80MB ruang disk kosong yg tersedia.
  4. Sekarang klik Pasang serta TOR Browser akan diunduh. Ikuti instruksi yg tampil dilayar serta waktu selesai, Browser TOR telah diinstal dan siap digunakan.

Apa itu VPN?

VPN adalah akronim lain yg mungkin tampak menakutkan, tetapi yg satu ini bahkan lebih sederhana daripada TOR. VPN adalah singkatan dari Virtual Private Network. Ini adalah indera keamanan dan privasi online lain yg dapat digunakan buat sejumlah tujuan yg tidak selaras. Tujuan utamanya adalah buat memungkinkan pengguna memakai keamanan internet serta buat membantu melindungi privasi mereka saat mereka online. Dengan demikian, ini akan mengenkripsi semua data online Anda dan mengarahkannya melalui server eksternal dengan cara yg seperti dengan jaringan TOR, VPN akan membantu menyembunyikan lokasi Anda yang sebenarnya pula mencegah ISP Anda melihat situs apa yang Anda kunjungi.
Tetapi terdapat banyak sekali hal lain yg dapat Anda lakukan dengan VPN. Ini memungkinkan Anda memakai jaringan Wi-Fi publik tanpa was was lantaran semua data Anda akan kondusif. VPN memungkinkan Anda melewati sensor online yang telah terapkan sang pemerintah atau ISP Anda dan mengakses internet secara bebas. Ini pula memungkinkan Anda mengatasi pembatasan geografis yg mencegah beberapa situs web dan layanan streaming online agar nir bisa diakses di banyak sekali negara. Dan memungkinkan Anda memakai layanan misalnya situs donwload Kodi atau BitTorrent tanpa takut akan efek aturan apabila Anda secara tidak sengaja mengunduh konten yang dilindungi hak cipta.
Bagaimana cara kerja VPN?
Untuk menggunakan VPN, Anda harus mendaftar pada penyedia VPN yang lalu akan memberi Anda perangkat lunak yg memungkinkan Anda mengakses jaringan server mereka. Setiap penyedia VPN akan mengoperasikan jaringan server aman yang berlokasi di loka tidak sama di semua dunia. Ketika Anda terhubung ke keliru satu server ini, seluruh data online Anda dialihkan melalui terowongan terenkripsi sebelum menuju ke situs web atau layanan yang ingin Anda kunjungi.
Dengan mengenkripsi semua yang Anda lakukan saat online, sanggup dipastikan siapapun yg ingin melihat serta mencatat kegiatan online Anda tidak akan bisa melakukannya. Ini termasuk peretas, operator pengawasan pemerintah, lembaga penegak aturan, dan bahkan ISP Anda sendiri. Dengan mengirimkan data ini melalui server lain, apabila Anda ingin menghindari sensor online atau pembatasan geografis, Anda hanya perlu terhubung ke server pada negara lain pada mana pembatasan ini nir terdapat. Karena ISP dan situs web yg Anda kunjungi tidak bisa melihat di mana Anda berada, jika server VPN berada di tempat yang sempurna, Anda akan dapat mengakses apa pun tanpa hambatan.
Cara memasang VPN
  1. Untuk menggunakan VPN, Anda harus mendaftar ke penyedia VPN. 
  2. Pilih penyedia VPN pilihan Anda dan pergilah ke situs web mereka. 
  3. Di situs web, pilih paket langganan yang paling sinkron dengan kebutuhan Anda serta lalu ikuti petunjuk di layar buat berlangganan layanan mereka. Sebagian besar VPN akan dikenakan porto tidak lebih menurut beberapa dolar sebulan.
  4. Saat Anda berlangganan, Anda wajib mengunduh aplikasi VPN ke perangkat Anda. Sebagian akbar penyedia akan memperlihatkan pelaksanaan khusus buat personal komputer Windows dan Mac dan perangkat Android dan iOS. Banyak menawarkan aplikasi untuk perangkat lain pula. Pilih perangkat lunak yang sempurna buat Anda dan lalu ikuti petunjuk buat mengunduhnya ke perangkat Anda.
  5. Setelah aplikasi terinstal, buka serta waktu diminta, tambahkan detail login yg akan Anda berikan waktu Anda menyelesaikan 2 langkah dari proses ini.
  6. Ini akan membuka pelaksanaan Anda dan Anda akan mempunyai pilihan. Sebagian besar VPN dapat terhubung ke jaringan mereka dengan satu klik serta kemudian melanjutkan browsing internet Anda. Atau, bila Anda suka , Anda dapat memilih server mana yg ingin Anda hubungkan atau menyesuaikan layanan mereka sinkron dengan kebutuhan Anda.


TOR vs VPN - Keuntungan serta kerugiannya
Sementara jaringan TOR dan VPN sangat tidak selaras pada taraf teknis, akan tetapi memiliki tujuan yg sama dalam hal layanan bagi pengguna.
Keunggulan Tor
Private serta anonymous - benar-sahih tidak ada yang bisa melihat apa yg Anda lakukan waktu online atau melacak kegiatan online Anda.
Aman serta Andal - Karena TOR adalah jaringan terdistribusi, yang terdiri menurut jaringan besar relay independen, hampir tidak mungkin buat ditutup. Apabila satu relay tewas, jaringan hanya memotong itu serta mem-bounce data di tempat lain.
Gratis - Sama sekali nir ada biaya buat menggunakan TOR Router.
Kerugian Tor
Kecepatan lambat serta tidak konsisten - cara kerja TOR hampir selalu lambat dan kecepatan sanggup sangat tidak teratur. Mengambil data pada kurang lebih relai yg tidak sama di semua global membutuhkan ketika dan karena Anda bisa menggunakan jumlah relai yg berbeda, kecepatan dapat berubah dengan sangat cepat.
Tidak sinkron buat P2P atau Streaming - Karena kecepatan lambat ini, TOR tidak cocok buat mengunduh konten menurut situs P2P (atau di mana pun) atau buat streaming konten media online. P2P juga tidak disukai pada komunitas TOR lantaran memperlambat seluruh jaringan.
Tidak dapat digunakan buat pembatasan geografis - secara teknis TOR bisa digunakan buat spoof lokasi Anda buat mengelabui situs yg menggunakan restriksi geografis. Namun ini bukan hal yg mudah dilakukan dan mampu sedikit rumit secara teknis bagi siapa pun yang belum terbiasa menggunakan cara kerja TOR.
Keunggulan VPN
Kecepatan Koneksi - Layanan VPN premium sebagian besar memakai server super cepat dan lantaran data Anda hanya melewati satu server, dia sampai ke tujuan yang dituju jauh lebih cepat daripada di jaringan TOR. Ini menjadikan VPN ideal untuk mengunduh, streaming, serta P2P.
Mudah untuk menghindari penyensoran dan restriksi geografis - Dengan VPN, sangat gampang buat membarui geo-lokasi Anda. Penyedia menawarkan jaringan server di lokasi di seluruh dunia. Setelah terhubung, Anda akan bisa mengakses konten apa pun yang tersedia di lokasi tadi dan menghindari sensor online negara Anda sendiri dan mengakses apa pun yang dibatasi geografis di mana Anda berada.
Privasi serta keamanan - VPN tetap memastikan privasi serta keamanan pengguna. Sebagian besar memperlihatkan enkripsi 256-bit, serta aneka macam protokol enkripsi yg tidak selaras dengan OpenVPN default sebagian akbar penyedia. Kebanyakan penyedia tidak menyimpan log penggunaan apa pun, jadi aktivitas online Anda nir dapat dilacak pada mana pun.
Kekurangan VPN
Harga - Anda wajib mengeluarkan uang buat sewa VPN, Ada VPN perdeo yg tersedia namun ini tidak disarankan lantaran seringkali nir kondusif dan sering akan menjual data online Anda ke pihak ketiga.
Kepercayaan - Dengan menggunakan VPN, Anda pada dasarnya menempatkan kepercayaan Anda pada penyedia VPN yang Anda pilih. Tidak misalnya jaringan TOR, data Anda sedang melewati satu server serta sang karenanya dapat ditinjau sang operator Anda. Kebanyakan VPN tepercaya nir akan menyimpan catatan aktivitas Anda, tetapi beberapa ada yg mencatatnya. Oleh karena itu krusial buat melakukan penelitian serta hanya menentukan penyedia yg kebijakan privasi dapat diterima buat Anda.
Kesimpulan: TOR Network dan VPN memiliki tujuan yang sama pada hal layanan, mereka sebenarnya sangat berbeda, baik dalam cara mereka bekerja serta apa yg mereka tawarkan pada pengguna. Apabila privasi adalah tujuan primer Anda dalan melakukan aktivitas online, maka TOR serta VPN kentara merupakan pilihan yang sempurna buat Anda.

PENGERTIAN DAN TUJUAN ANTHROPOMETRI DAN DATA ANTHROPOMETRI

Pengertian Dan Tujuan Anthropometri Dan Data Anthropometri
Istilah Anthropometri dari dari istilah “anthro” yg berarti insan serta “metri”yg berarti ukuran. Anthropometri merupakan suatu studi yang berkaitan menggunakan pengukuran dimensi tubuh insan. Manusia pada dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar, serta sebagainya) berat serta lain-lain yang tidak sinkron antara satu menggunakan lainnya. Secara luas, antropometri akan digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis pada memerlukan hubungan insan.

Anthropometri serta Aplikasinya dalam Perancangan Fasilitas
Kerja
Data anthropometri yg diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal:
• Perancangan areal kerja (work station, interior kendaraan beroda empat, serta lain-lain)
• Perancangan alat-alat kerja misalnya mesin, equipment, perkakas (tools) dan lain sebagainya
• Perancangan produk-produk konsumtif seperti sandang, kursi/ meja personal komputer , serta lain-lain
• Perancangan lingkungan kerja fisik

Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa data anthropometri akan menentukan bentuk, berukuran, dan dimensi yang tepat yg berkaitan menggunakan produk yang dibuat dan insan yg akan mengoperasikan/ memakai produk tadi. Dengan ini, maka perancang produk wajib mampu mengakomodasikan dimensi tubuh dari populasi terbesar yang akan menggunakan produk output rancangannya tersebut.

Secara umum, sekurang-kurangnya 90% : 95% berdasarkan populasi yg menjadi sasaran pada grup pemakai suatu produk haruslah sanggup menggunakannya dengan selayaknya. Contohnya merupakan kursi kendaraan beroda empat – di mana didesain secara fleksibel, dapat digerakkan maju-mundur dan sudut sandarannya dapat pula dirubah untuk menciptakan posisi yg nyaman.

Pada dasarnya alat-alat yang dibuat dengan mengambil referensi dimensi tubuh tertentu jarang sekali sanggup mengakomodasikan semua range berukuran tubuh berdasarkan populasi yang akan memakainya. Kemampuan penyesuaian (adjustability) suatu produk merupakan satu prasyarat yg amat penting pada proses perancangannya; terutama buat produk-produk yg berorientasi ekspor.

Data Anthropometri serta Cara Pengukurannya
Pada umumnya, manusia bhineka pada hal bentuk dan dimensi berukuran tubuhnya. Ada beberapa faktor yg akan menghipnotis berukuran tubuh insan, sebagai akibatnya perancang produk wajib memperhatikan beberapa faktor.

Pada pengukuran ini, tubuh diukur dalam banyak sekali posisi standart dan tidak berkiprah (tetap tegak paripurna). Istilah lain berdasarkan pengukuran tubuh menggunakan cara ini merupakan “static anthropometry”. Dimensi tubuh yang diukur menggunakan posisi permanen diantaranya mencakup berat badan, tinggi tubuh pada posisi berdiri juga duduk, berukuran kepala, tinggi/ panjang lutut dalam waktu berdiri/ duduk, panjang lengan serta sebagainya. Ukuran pada hal ini diambil dengan percentile eksklusif seperti 5-th dan 95 th percentile.

• Pengukuran Dimensi Fungsional Tubuh (Functional Body Dimensions)
Pada pengukuran ini dilakukan terhadap posisi tubuh pada ketika berfungsi melakukan gerakan-gerakan tertentu yg berkaitan menggunakan kegiatan yang wajib diselesaikan. Hal yg paling penting ditekankan pada pengukuran dimensi fungsional tubuh merupakan mendapatkan ukuran tubuh yang nantinya akan berkaitan erat menggunakan gerakan-gerakan konkret yang diharapkan tubuh buat melaksanakan kegiatan-aktivitas eksklusif. Jadi pengukuran dilakukan pada ketika tubuh melakukan gerakan-gerakan kerja atau pada posisi yang “dinamis”. Cara pengukuran semacam ini akan menghasilkan data “dynamic anthropometry”. Anthropometri dalam posisi tubuh melaksanakan fungsinya yg bergerak maju akan banyak diaplikasikan pada proses perancangan fasilitas ataupun ruang kerja. Contohnya adalah perancangan kursi mobil di mana pada sini posisi tubuh pada saat melakukan gerakan mengoperasikan kemudi, tangkai pemindahan gigi, pedal, dan juga jarak antara menggunakan atap mobil juga dashboard wajib menggunakan data “dynamic anthropometry”.

Prinsip-prinsip pada Perancangan Produk/ Fasilitas Kerja
Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai menggunakan berukuran tubuh insan yang akan mengoperasikannya, maka dibutuhkan prinsip-prinsip yg diambil dalam pelaksanaan data anthropometri, yaitu diantaranya:
a. Prinsip Perancangan Produk Bagi Individu Dengan Ukuran Yang Ekstrim
Pada prinsip ini, rancangan produk dibuat agar dapat memenuhi 2 target produk, diantaranya:
• Dapat sesuai buat ukuran tubuh manusia yg mengikuti klasifikasi ekstrim dalam arti terlalu akbar atau mini jika dibandingkan menggunakan homogen-ratanya.
• Tetap mampu digunakan untuk memenuhi berukuran tubuh yang lain (lebih banyak didominasi berdasarkan populasi yang ada).

Agar dapat memenuhi target utama tersebut, maka ukuran yg diaplikasikan ditetapkan dengan cara:
• Untuk dimensi minimum yg harus ditetapkan berdasarkan suatu rancangan produk umumnya berdasarkan dalam nilai percentile yg terbesar seperti 90-th, 95-th atau 99-th percentile.

Contoh: dalam penetapan berukuran minimal berdasarkan lebar serta tinggi pintu darurat.
• Untuk dimensi maksimum yg wajib ditetapkan merupakan berdasarkan nilai percentile yg paling rendah (1-th, 5-th,10-th percentile) menurut distribusi data anthropometri yg terdapat.

Contoh: Dalam penetapan jarak jangkau dari suatu prosedur kontrol yg harus dioperasikan oleh seseorang pekerja.

Secara generik, aplikasi data anthropometri buat perancangan produk atau fasilitas kerja akan memetapkan nilai 5-th percentile buat dimensi maksimum serta 95-th percentile buat dimensi minimum.

b. Prinsip Perancangan Produk Yang Bisa Dioperasikan Di Antara Rentang Ukuran Tertentu
Pada prinsip ini, rancangan bisa diubah-ubah ukurannya sehingga relatif fleksible dioperasikan oleh setiap orang yg memiliki aneka macam macam berukuran tubuh.

Contoh yg paling umum dijumpai adalah perancangan kursi kendaraan beroda empat di mana pada hal ini letaknya bisa digeser maju/ mundur serta sudut sandarannya bisa berubah-ubah sesuai menggunakan yg diinginkan.

Data anthropometri yang umum diaplikasikan adalah pada rentang nilai lima-th hingga dengan 95-th percentile.

c. Prinsip Perancangan Produk Dengan Ukuran Rata-rata
Pada prinsip ini, rancangan produk didasarkan terhadap homogen- homogen berukuran insan. Produk dirancang dan dibentuk untuk mereka yang ukuran sekitar rata-rata, sedangkan bagi mereka yang memiliki ukuran ekstrim akan dibuatkan rancangan sendiri.

Berkaitan menggunakan aplikasi data anthropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka ada beberapa tips yang diberikan sesuai dengan langkah- langkah menjadi berikut:

• Pertama kali terlebih dahulu wajib ditetapkan anggota tubuh yang mana yang nantinya akan difungsikan buat mengoperasikan rancangan tersebut.
• Tentukan dimensi tubuh yg penting pada proses perancangan tersebut.
• Tentukan populasi terbesar yang wajib diantisipasi, diakomodasikan serta menjadi target utama pemakai rancangan produk tadi.
• Terapkan prinsip ukuran yg wajib diikuti (misal: apakah rancangan tadi buat berukuran individual yg ekstrim, rentang berukuran yg fleksibel ataukah berukuran rata-homogen).
• Pilih prosentase populasi yg harus diikuti.
• Untuk setiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya pilih/ memutuskan nilai ukurannya berdasarkan tabel data anthropometri yang sinkron.

Metoda Pengukuran Anthropometri
Metoda Ukur Dengan Anthropometer
Dalam metoda ini, pengukuran dilakukan menggunakan mengunakan data anthropometri, pada mana waktu kita akan merancang produk, digunakan perhitungan yg telah baku yaitu dengan memakai persentil, baik percentile besar (90-th, 95-th, 99-th) juga percentile kecil (5-th,10-th) tergantung menggunakan produk yang akan kita desain.

Contoh: mendesain sebuah pintu. Data homogen-homogen tinggi orang Indonesia telah tersedia sehingga kita tinggal menghitungnya saja yaitu menggunakan memakai persentil akbar (95-th) sehingga orang yang memiliki tinggi pada atas homogen-rata pun bisa melewati tinggi pintu tadi apalagi buat orang yg pendek.

Metoda Ukur Tukang Jahit
Dalam metoda ini, pengukuran dilakukan menggunakan mengukur satu - persatu sumber data, selesainya itu baru kita olah sebagai data yg bisa dipakai menjadi patokan buat membandingkan sesuatu.

Contoh: (contoh diatas); dengan memakai metoda ukur tukang jahit kita bisa menduga-ngira berapa tinggi pintu tersebut menggunakan cara mengukur satu persatu orang yg akan lewat pintu tadi. Setelah diolah sebagai data, berukuran menurut sumber data tadi nir bisa dipakai lagi buat membuat pintu pada loka yang lain. Apabila kita mengukur dengan memakai metode ini, ketika kita mendesain sesuatu produk wajib sesuai dengan pengguna produk tadi (pemakainya).

Studi Gerakan (Motion Study)
Definisi Studi Gerakan
Studi gerakan atau lazimnya diklaim dengan motion study adalah suatu studi dasar tentang gerakan-gerakan yang dilakukan pekerja buat merampungkan pekerjaannya. Dengan demikian dibutuhkan supaya gerakan- gerakan yg kurang efektif bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga akan diperoleh ketika kerja yamg lebih efektif. Studi gerakan dikembangkan sang sepasang suami istri. Frank serta Lilian Gilberth.

Studi gerakan yang dikembangkan sang Frank dan Lilian Gilberth, umumnya diklasifikasikan ke pada dua macam studi, yaitu :

1) Visual Motion Study
Melakukan pengamatan secara eksklusif (visual) terhadap operasi kerja yg sedang berlangsung dan untuk memudahkan pada melakukan pengamatan Frank dan Lilian Gilberth menguraikan gerakan-gerakan dasar kerja ke dalam 17 gerakan dasar therblig, lalu dibentuk suatu peta yang dikenal menjadi Peta Proses Operasi (Operation Proses chart) dengan mengaplikasikan simbol-simbol therbligs. Selanjutnya melakukan analisa terhadap gerakan-gerakan kerja yg ada menggunakan mendasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi gerakan.

2) Micromotion Study
Dalam pelaksanaannya akan membutuhkan biaya yg lebih tinggi daripada Visual Motion Study dan umumnya dipergunakan buat pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung cepat dan berulang-ulang. Analisa dapat dilakukan lebih detail karena menggunakan peralatan khusus (movie camera) buat merekam gerakan-gerakan kerja yg berlangsung.

Visual Motion Study
Bila kita mengamati suatu pekerjaan yang sedang berlangsung, hal yg sudah pasti terlihat adalah gerakan-gerakan yg membentuk kerja tadi. Setiap pekerjaan mempunyai uaraian/ elemen gerakan yang berbeda-beda antara satu pekerjaan menggunakan pekerjaan yang lain, sehingga untuk memudahkan penganalisaan terhadap gerakan-gerakan yang dipelajari, Frank B. Gilberth beserta istrinya Lilian Gilberth, menguraikan gerakan ke dalam 17 gerakan dasar atau elemen gerakan yg dinamakan therbligs. Pengertian dari setiap elemen gerakan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Mencari (Search).
Elemen gerakan mencari merupakan gerakan dasar berdasarkan pekerjaan buat menemukan lokasi objek, yg bekerja dalam hal ini adalah mata.

2. Memilih (Select).
Memilih merupakan gerakan buat menemukan suatu objek yang tercampur, tangan serta mata adalah 2 bagian badan yg dipakai buat melakukan gerakan ini.

3. Memegang ( Grasp).
Gerakan buat memegang objek, umumnya didahului oleh gerakan menjangkau dan dilanjutkan oleh gerakan membawa. Therblig ini merupakan gerakan yg efektif berdasarkan suatu pekerjaan dan meskipun sulit buat dihilangkan pada beberapa keadaan masih bisa dikurangi.

4. Menjangkau (Reach).
Pengertian menjangkau dalam therblig merupakan gerakan tangan berpindah loka tanpa beban, baik gerakan mendekati juga menjauhi objek.

5. Membawa (Move).
Elemen gerakan membawa juga adalah gerak perpindahan tangan, namun dalam gerakan ini tangan pada keadaan dibebani serta umumnya didahului sang gerakan memegang lalu dilanjutkan oleh melepas atau bisa jua sang pengerahan (position).

6. Memegang atau Memakai (Hold).
Pengertian memegang atau memakai disini merupakan memegang tanpa menggerakkan objek yang dipegang tersebut, disparitas menggunakan memegang yg terdahulu merupakan perlakuan terhadap objek yang dipegang.

7. Melepas (Released load).
Elemen mobilitas melepas terjadi jika seseorang pekerja melepaskan objek yang dipegangnya, gerakan ini relatif lebih singkat dibandingkan menggunakan gerakan yang lain.

8. Pengarahan (Position).
Therblig adalah gerakan mengarahkan suatu objek dalam suatu lokasi tertentu, yg umumnya didahului sang gerakan mengangkut dan diikuti oleh merakit (assemble).

9. Pengarahan Sementara (Pre Position).
Mengarahkan sementara adalah elemen gerakan mengarahkan pada suatu loka ad interim, yg tujuannya buat memudahkan pemegangan jika objek tersebut akan dipakai kembali dan mengurangi elemen gerak siklus kerja berikutnya.

10. Memeriksa (Inspection).
Therblig ini adalah pekerjaan menyelidiki objek buat mengetahui apakah objek sudah memenuhi syarat-syarat tertentu. Elemen ini dapat berupa gerakan melihat seperti buat menilik warna, meraba buat memeriksa kehalusan permukaan, mencium, mendengarkan, serta kadang-kadang merasa menggunakan lidah.

11. Merakit (Assemble).
Perakitan adalah gerakan buat menggabungkan satu objek menggunakan objek lainnya, sehingga menjadi satu kesatuan. Gerakan ini umumnya didahului oleh keliru satu therblig membawa atau mengarahkan serta dilanjutkan sang therblig melepas.

12. Lepas Rakit (Desassemble).
Therblig ini adalah kebalikan berdasarkan therblig diatas, disini 2 bagian objek dipisahkan berdasarkan kesatuan.

13. Memakai (Use).
Yang dimaksud menggunakan menggunakan disini adalah apabila satu atau ke 2 tangan digunakan buat menggunakan indera.

14. Kelambatan yg Tak Terhindar (Unavoidable delay).
Kelambatan yg dimaksudkan disini adalah kelambatan yg diakibatkan oleh hal-hal yang terjadi diluar kemampuan pengendalian si pekerja. Hal ini timbul lantaran ketentuan cara kerja yang menyebabkan satu tangan menganggur sedangkan tangan yg lainnya bekerja.

15. Kelambatan yang Dapat Dihindarkan (Avoidable delay).
Kelambatan ini ditimbulkan oleh hal yg ditimbulkan sepanjang saat kerja oleh pekerjanya, baik disengaja maupun tidak disengaja.

16. Merencana (Plan).
Merencana merupakan proses mental, dimana operator berpikir buat memilih tindakan yg akan diambil selanjutnya. Waktu therblig ini lebih seringkali terjadi pada seseorang pekerja baru.

17. Istirahat buat Menghilangkan Fatique (Rest to overcome fatoque).
Hal ini nir terjadi pada setiap daur kerja, tetapi secara periodik. Therblig yg efektif adalah seluruh elemen dasar yang berkaitan langsung menggunakan aktivitas pekerjaan. Therblig yg tidak efektif dan tidak berkaitan pribadi dengan kegiatan pekerjaan dapat dihilangkan dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar menurut analisa operasi kerja serta ekonomi gerakan.

Ekonomi Gerakan
Di pada menganalisa dan mengevaluasi metode kerja guna memperoleh metode kerja yang lebih efisien, maka perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip ekonomi gerakan (The Principles of Motion Economy). Prinsip ekonomi gerakan bisa dipergunakan untuk menganalisa gerakan-gerakan kerja setempat yg terjadi pada sebuah stasiun kerja serta bisa juga buat kegiatan-aktivitas kerja yang berlangsung secara menyeluruh dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja lainnya.

Adapun prinsip-prinsip ekonomi gerakan yg dimaksudkan buat mendapatkan suatu sistem kerja yg terancang baik sehingga memudahkan serta menyamankan gerakan-gerakan kerja buat sejauh mungkin menghindarkan atau melambatkan datangnya kelemahan (fatique), untuk menganalisa gerakan-gerakan setempat yang terjadi dalam sebuah stasiun kerja dan mampu juga buat aktivitas-aktivitas kerja yang berlangsung secara menyeluruh berdasarkan suatu sistem kerja ke stasiun kerja lainnya. Prinsip-prinsip ekonomi gerakan dapat dihubungkan menggunakan 3 hal, yaitu :
1. Tubuh manusia dengan gerakannya.
2. Pengaturan rapikan letak tempat kerja.
3. Perancangan peralatan kerja yang digunakan

Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Penggunaan
Badan/ Anggota Tubuh Manusia
1) Kedua tangan usahakan memulai serta mengakhiri gerakan pada waktu yang sama.
2) Kedua tangan usahakan tidak menganggur dalam waktu yang sama, kecuali pada waktu istirahat.
3) Gerakan ke 2 tangan, akan lebih gampang jika satu terhadap yg lainnya simetris serta berlawanan arah (supaya kedua tangan mencapai keseimbangan).
4) Gerakan tangan atau badan usahakan dihemat.

Maksudnya hanya menggerakkan tangan atau bagian badan yang diperlukan saja buat melakukan pekerjaan sebaik-baiknya.

contohnya gerakan tangan dapat diklasifikasikan dalam taraf mobilitas menjadi berikut :
- Gerakan jari.
- Gerakan jari, telapak tangan.
- Gerakan jari, telapak tangan, tangan bagian depan.
- Gerakan jari, telapak tangan, tangan bagian depan, serta lengan atas.
- Gerakan jari, telapak tangan, tangan bagian depan, lengan atas dan bahu.
5) Sebaiknya pegawai memanfaatkan keadaan buat membantu pekerjaannya, dan pemanfaaat ini timbul lantaran berkurangnya kerja otot dalam bekerja.
6) Gerakan yg patah-patah, banyak perubahan arah akan memperlambat gerakan, dan perubahan arah gerakan dalam suatu pekerjaan akan memperlambat saat penyelesaian kerja.
7) Gerakan balistik (mobilitas yg bebas) akan lebih cepat, menyenangkan, dan lebih teliti daripada gerakan yg dikendalikan, yaitu gerakan yang terjadi dalam suatu pekerjaan dimana memerlukan dua otot yg berlawanan kerjanya (menulis; terdapat dua otot yg saling tahan, yaitu jari serta jempol).
8) Pekerjaan hendaknya dirancang semudah mungkin serta apabila perlu irama kerja harus mengikuti irama yg alamiah bagi pegawai. Irama adalah suatu pengulangan yg teratur dari suatu daur kerja oleh operator.
9) Usahakan sedikit mungkin gerakan mata. Objek-objek yg kecil, memerlukan gerakan mata buat mengerjakannya. Seringkali antara tangan dan mata terjadi koordinasi dimana fungsi mata sebagai pengarah tangan. Rasa lelah yg dirasakan dan dialami oleh mata akan menjalar ke seluruh badan menggunakan cepat.

Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Tempat Kerja Berlangsung
1) Tempat-loka eksklusif yg tak acapkali dipindah- pindah harus disediakan untuk seluruh alat-alat dan bahan sebagai akibatnya dapat menyebabkan norma tetap (mobilitas rutin).
2) Letakkan bahan serta alat-alat pada jarak yg bisa menggunakan gampang serta nyaman dicapai pekerja sehingga mengurangi bisnis mencari-cari. Oleh karenanya seluruh bahan serta peralatan sedapat mungkin harus diatur rapikan letaknya berdasarkan prinsip ini.

Bersangkutan dengan jeda jangkauan terdapat 2 pengertian, yaitu :
- Daerah kerja normal : merupakan wilayah pada depan pekerja yang bisa disapu sang ke 2 tangan bagian depan dengan nir menggerakan lengan bagian atas.
- Daerah kerja maksimum : adalah daerah yang dapat dijangkau sang tangan bila direntangkan secara penuh.
3) Tata letak bahan serta peralatan kerja diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan urut-urutan gerakan yg terbaik.
4) Tinggi loka kerja (mesin, meja kerja, serta lain- lainnya) harus sinkron menggunakan ukuran tubuh insan sebagai akibatnya pekerja bisa melaksanakan kegiatannya menggunakan gampang dan nyaman. Disini prinsip-prinsip anthropometri mutlak harus dipelajari dalam waktu akan merancang fasilitas kerja tersebut.
5) Kondisi ruangan pekerja misalnya penerangan, temperatur, kebersihan, jendela udara, serta lain- lainnya yang berkaitan menggunakan persyaratan ergonomic harus juga diperhatikan benar-sahih sebagai akibatnya bisa diperoleh area kerja yang nyaman, aman dan sanggup menumbuhkan motivasi kerja yang lebih baik.

Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Desain Peralatan Kerja Yang Dipergunakan
1) Kurangi sebanyak mungkin pekerjaan tubuh (manual) apabila hal tersebut bisa dilaksanakan menggunakan peralatan kerja.
2) Usahakan memakai peralatan kerja yg dapat melaksanakan aneka macam macam pekerjaan sekaligus, baik yg homogen juga yg berlainan.
3) Siapkan dan letakkan semua peralatan kerja dalam posisi tepat dan cepat buat memudahkan pemakaian atau pengambilan pada waktu dibutuhkan tanpa wajib bersusah payah mencari-cari. Desain peralatan jua dibuat sedemikian rupa sebagai akibatnya memberi ketenangan genggaman tangan ketika dipakai.
4) apabila tiap jari melakukan pekerjaan tertentu misalnya pekerjaan mengetik misalnya, maka beban buat masing-masing jari tersebut wajib dibagi seimbang sesuai tenaga serta kekuatan yg dimilki sang masing- masing jari.

Prinsip-Prinsip Pengaturan Komponen Pada Suatu Area Kerja
o Frequency of Use Principle
→ Merupakan prinsip pengaturan komponen pada suatu area kerja berdasarkan frekuensi penggunaannya. Semakin acapkali digunakannya komponen tersebut, maka peletakkan komponen tersebut semakin dekat terhadap operator.

o Use Principle
→ Merupakan prinsip pengaturan komponen dalam suatu area kerja dari penggunaannya atau fungsi berdasarkan komponen tersebut. Misalnya dalam area kerja perakitan bentuk sepatu 1/2 jadi, dalam work station 3 nir dibutuhkan gunting, sedangkan dalam work station 1 membutuhkan gunting, sebagai akibatnya pada pengaturan komponen pada area kerja ini, gunting diletakkan dalam work station 3.

o Sequence of Use Principle
→ Merupakan prinsip pengaturan komponen dalam suatu area kerja berdasarkan urutan penggunaan komponen tadi. Urutan yg dibentuk dalam pengaturan ini wajib dibentuk seefektifitas mungkin agar gerakan-gerakan yang dilakukan hemat (hanya seperlunya saja) sehingga tidak terjadi gerakan-gerakan yang nir penting atau tidak dibutuhkan.

o Importance Principle
→ Merupakan prinsip pengaturan komponen dalam suatu area kerja menurut prinsip kepentingan daripada komponen tersebut. Semakin penting penggunaan komponen tersebut pada suatu perakitan , maka pengaturan atau peletakkan komponen tersebut lebih strategis (lebih dekat dengan operator).

PENGERTIAN DAN TUJUAN ANTHROPOMETRI DAN DATA ANTHROPOMETRI

Pengertian Dan Tujuan Anthropometri Dan Data Anthropometri
Istilah Anthropometri asal berdasarkan kata “anthro” yang berarti manusia dan “metri”yang berarti berukuran. Anthropometri adalah suatu studi yg berkaitan menggunakan pengukuran dimensi tubuh insan. Manusia dalam dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar, dan sebagainya) berat serta lain-lain yg tidak sinkron antara satu dengan lainnya. Secara luas, antropometri akan dipakai menjadi pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan hubungan manusia.

Anthropometri dan Aplikasinya pada Perancangan Fasilitas
Kerja
Data anthropometri yang diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain pada hal:
• Perancangan areal kerja (work station, interior kendaraan beroda empat, dan lain-lain)
• Perancangan alat-alat kerja misalnya mesin, equipment, perkakas (tools) serta lain sebagainya
• Perancangan produk-produk konsumtif misalnya pakaian, kursi/ meja komputer, serta lain-lain
• Perancangan lingkungan kerja fisik

Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa data anthropometri akan memilih bentuk, berukuran, dan dimensi yg sempurna yang berkaitan dengan produk yang dibuat dan insan yg akan mengoperasikan/ memakai produk tadi. Dengan ini, maka perancang produk harus sanggup mengakomodasikan dimensi tubuh menurut populasi terbesar yang akan menggunakan produk output rancangannya tadi.

Secara umum, sekurang-kurangnya 90% : 95% menurut populasi yg menjadi sasaran pada grup pemakai suatu produk haruslah mampu menggunakannya dengan selayaknya. Contohnya merupakan kursi kendaraan beroda empat – pada mana didesain secara fleksibel, bisa digerakkan maju-mundur dan sudut sandarannya bisa jua dirubah buat membentuk posisi yg nyaman.

Pada dasarnya peralatan yg dibentuk dengan mengambil surat keterangan dimensi tubuh tertentu sporadis sekali sanggup mengakomodasikan seluruh range berukuran tubuh berdasarkan populasi yang akan memakainya. Kemampuan penyesuaian (adjustability) suatu produk merupakan satu prasyarat yg amat penting dalam proses perancangannya; terutama buat produk-produk yang berorientasi ekspor.

Data Anthropometri serta Cara Pengukurannya
Pada umumnya, insan bhineka pada hal bentuk dan dimensi berukuran tubuhnya. Ada beberapa faktor yang akan menghipnotis berukuran tubuh insan, sehingga perancang produk wajib memperhatikan beberapa faktor.

Pada pengukuran ini, tubuh diukur pada banyak sekali posisi standart serta tidak bergerak (tetap tegak sempurna). Istilah lain dari pengukuran tubuh menggunakan cara ini adalah “static anthropometry”. Dimensi tubuh yg diukur menggunakan posisi tetap antara lain meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, berukuran kepala, tinggi/ panjang lutut pada waktu berdiri/ duduk, panjang lengan serta sebagainya. Ukuran dalam hal ini diambil dengan percentile eksklusif seperti 5-th dan 95 th percentile.

• Pengukuran Dimensi Fungsional Tubuh (Functional Body Dimensions)
Pada pengukuran ini dilakukan terhadap posisi tubuh pada ketika berfungsi melakukan gerakan-gerakan eksklusif yg berkaitan menggunakan aktivitas yang harus diselesaikan. Hal yang paling penting ditekankan pada pengukuran dimensi fungsional tubuh adalah menerima berukuran tubuh yg nantinya akan berkaitan erat menggunakan gerakan-gerakan konkret yang dibutuhkan tubuh buat melaksanakan aktivitas-kegiatan eksklusif. Jadi pengukuran dilakukan pada waktu tubuh melakukan gerakan-gerakan kerja atau dalam posisi yg “dinamis”. Cara pengukuran semacam ini akan membentuk data “dynamic anthropometry”. Anthropometri dalam posisi tubuh melaksanakan fungsinya yg dinamis akan poly diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas ataupun ruang kerja. Contohnya merupakan perancangan kursi mobil di mana pada sini posisi tubuh dalam saat melakukan gerakan mengoperasikan kemudi, tangkai pemindahan gigi, pedal, serta jua jeda antara menggunakan atap kendaraan beroda empat juga dashboard wajib memakai data “dynamic anthropometry”.

Prinsip-prinsip pada Perancangan Produk/ Fasilitas Kerja
Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai menggunakan ukuran tubuh manusia yg akan mengoperasikannya, maka diharapkan prinsip-prinsip yg diambil pada pelaksanaan data anthropometri, yaitu antara lain:
a. Prinsip Perancangan Produk Bagi Individu Dengan Ukuran Yang Ekstrim
Pada prinsip ini, rancangan produk dibuat supaya dapat memenuhi 2 sasaran produk, diantaranya:
• Dapat sinkron buat berukuran tubuh manusia yg mengikuti penjabaran ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan menggunakan homogen-ratanya.
• Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yg lain (lebih banyak didominasi berdasarkan populasi yg terdapat).

Agar dapat memenuhi sasaran pokok tadi, maka ukuran yg diaplikasikan ditetapkan dengan cara:
• Untuk dimensi minimum yg harus ditetapkan dari suatu rancangan produk umumnya didasarkan dalam nilai percentile yg terbesar misalnya 90-th, 95-th atau 99-th percentile.

Contoh: dalam penetapan ukuran minimal menurut lebar serta tinggi pintu darurat.
• Untuk dimensi maksimum yg harus ditetapkan merupakan dari nilai percentile yg paling rendah (1-th, lima-th,10-th percentile) menurut distribusi data anthropometri yg ada.

Contoh: Dalam penetapan jarak jangkau berdasarkan suatu prosedur kontrol yg harus dioperasikan sang seseorang pekerja.

Secara generik, aplikasi data anthropometri buat perancangan produk atau fasilitas kerja akan memetapkan nilai 5-th percentile untuk dimensi maksimum dan 95-th percentile buat dimensi minimum.

b. Prinsip Perancangan Produk Yang Bisa Dioperasikan Di Antara Rentang Ukuran Tertentu
Pada prinsip ini, rancangan bisa diubah-ubah ukurannya sebagai akibatnya relatif fleksible dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki banyak sekali macam ukuran tubuh.

Contoh yg paling umum dijumpai adalah perancangan kursi mobil di mana pada hal ini letaknya dapat digeser maju/ mundur dan sudut sandarannya bisa berubah-ubah sinkron dengan yg diinginkan.

Data anthropometri yang umum diaplikasikan merupakan dalam rentang nilai 5-th sampai menggunakan 95-th percentile.

c. Prinsip Perancangan Produk Dengan Ukuran Rata-rata
Pada prinsip ini, rancangan produk didasarkan terhadap rata- rata berukuran insan. Produk didesain serta dibentuk buat mereka yg berukuran kurang lebih homogen-homogen, sedangkan bagi mereka yang mempunyai berukuran ekstrim akan dibuatkan rancangan sendiri.

Berkaitan menggunakan pelaksanaan data anthropometri yang diharapkan pada proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka terdapat beberapa saran yang diberikan sesuai menggunakan langkah- langkah menjadi berikut:

• Pertama kali terlebih dahulu wajib ditetapkan anggota tubuh yg mana yang nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tadi.
• Tentukan dimensi tubuh yg penting dalam proses perancangan tadi.
• Tentukan populasi terbesar yang wajib diantisipasi, diakomodasikan serta menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut.
• Terapkan prinsip berukuran yang harus diikuti (misal: apakah rancangan tadi buat berukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel ataukah ukuran homogen-homogen).
• Pilih prosentase populasi yg harus diikuti.
• Untuk setiap dimensi tubuh yg telah diidentifikasikan selanjutnya pilih/ menetapkan nilai ukurannya dari tabel data anthropometri yang sinkron.

Metoda Pengukuran Anthropometri
Metoda Ukur Dengan Anthropometer
Dalam metoda ini, pengukuran dilakukan menggunakan mengunakan data anthropometri, pada mana waktu kita akan merancang produk, digunakan perhitungan yang telah baku yaitu menggunakan memakai persentil, baik percentile akbar (90-th, 95-th, 99-th) juga percentile mini (5-th,10-th) tergantung dengan produk yg akan kita desain.

Contoh: mendesain sebuah pintu. Data homogen-homogen tinggi orang Indonesia sudah tersedia sehingga kita tinggal menghitungnya saja yaitu dengan menggunakan persentil akbar (95-th) sehingga orang yg memiliki tinggi pada atas rata-rata pun dapat melewati tinggi pintu tersebut apalagi buat orang yang pendek.

Metoda Ukur Tukang Jahit
Dalam metoda ini, pengukuran dilakukan dengan mengukur satu - persatu sumber data, sesudah itu baru kita olah sebagai data yg bisa digunakan menjadi patokan buat membandingkan sesuatu.

Contoh: (contoh diatas); dengan menggunakan metoda ukur tukang jahit kita bisa menerka-ngira berapa tinggi pintu tersebut menggunakan cara mengukur satu persatu orang yg akan lewat pintu tersebut. Setelah diolah menjadi data, berukuran berdasarkan sumber data tersebut nir bisa dipakai lagi buat membuat pintu di loka yg lain. Jika kita mengukur dengan menggunakan metode ini, waktu kita mendesain sesuatu produk wajib sinkron dengan pengguna produk tadi (pemakainya).

Studi Gerakan (Motion Study)
Definisi Studi Gerakan
Studi gerakan atau lazimnya dianggap menggunakan motion study adalah suatu studi dasar mengenai gerakan-gerakan yang dilakukan pekerja untuk menuntaskan pekerjaannya. Dengan demikian diperlukan supaya gerakan- gerakan yang kurang efektif bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga akan diperoleh waktu kerja yamg lebih efektif. Studi gerakan dikembangkan sang sepasang suami istri. Frank dan Lilian Gilberth.

Studi gerakan yg dikembangkan sang Frank serta Lilian Gilberth, umumnya diklasifikasikan ke pada dua macam studi, yaitu :

1) Visual Motion Study
Melakukan pengamatan secara pribadi (visual) terhadap operasi kerja yang sedang berlangsung serta buat memudahkan dalam melakukan pengamatan Frank serta Lilian Gilberth menguraikan gerakan-gerakan dasar kerja ke dalam 17 gerakan dasar therblig, kemudian dibentuk suatu peta yang dikenal sebagai Peta Proses Operasi (Operation Proses chart) dengan mengaplikasikan simbol-simbol therbligs. Selanjutnya melakukan analisa terhadap gerakan-gerakan kerja yg ada dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi gerakan.

2) Micromotion Study
Dalam pelaksanaannya akan membutuhkan biaya yang lebih tinggi daripada Visual Motion Study serta biasanya dipergunakan buat pekerjaan-pekerjaan yg berlangsung cepat dan berulang-ulang. Analisa bisa dilakukan lebih detail karena memakai peralatan spesifik (movie camera) untuk merekam gerakan-gerakan kerja yang berlangsung.

Visual Motion Study
Bila kita mengamati suatu pekerjaan yang sedang berlangsung, hal yang telah niscaya terlihat merupakan gerakan-gerakan yg membentuk kerja tadi. Setiap pekerjaan memiliki uaraian/ elemen gerakan yang berbeda-beda antara satu pekerjaan menggunakan pekerjaan yang lain, sehingga buat memudahkan penganalisaan terhadap gerakan-gerakan yg dipelajari, Frank B. Gilberth bersama istrinya Lilian Gilberth, menguraikan gerakan ke pada 17 gerakan dasar atau elemen gerakan yang dinamakan therbligs. Pengertian berdasarkan setiap elemen gerakan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Mencari (Search).
Elemen gerakan mencari merupakan gerakan dasar berdasarkan pekerjaan buat menemukan lokasi objek, yg bekerja pada hal ini adalah mata.

2. Memilih (Select).
Memilih merupakan gerakan buat menemukan suatu objek yang tercampur, tangan dan mata merupakan dua bagian badan yg digunakan buat melakukan gerakan ini.

3. Memegang ( Grasp).
Gerakan buat memegang objek, umumnya didahului sang gerakan menjangkau serta dilanjutkan sang gerakan membawa. Therblig ini adalah gerakan yang efektif berdasarkan suatu pekerjaan dan meskipun sulit buat dihilangkan dalam beberapa keadaan masih dapat dikurangi.

4. Menjangkau (Reach).
Pengertian menjangkau pada therblig adalah gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban, baik gerakan mendekati maupun menjauhi objek.

5. Membawa (Move).
Elemen gerakan membawa pula adalah mobilitas perpindahan tangan, namun pada gerakan ini tangan pada keadaan dibebani serta umumnya didahului sang gerakan memegang kemudian dilanjutkan sang melepas atau dapat pula oleh pengerahan (position).

6. Memegang atau Memakai (Hold).
Pengertian memegang atau menggunakan disini merupakan memegang tanpa menggerakkan objek yang dipegang tersebut, disparitas dengan memegang yang terdahulu adalah perlakuan terhadap objek yg dipegang.

7. Melepas (Released load).
Elemen gerak melepas terjadi apabila seseorang pekerja melepaskan objek yang dipegangnya, gerakan ini relatif lebih singkat dibandingkan dengan gerakan yg lain.

8. Pengarahan (Position).
Therblig merupakan gerakan mengarahkan suatu objek dalam suatu lokasi eksklusif, yg biasanya didahului sang gerakan mengangkut serta diikuti sang merakit (assemble).

9. Pengarahan Sementara (Pre Position).
Mengarahkan ad interim adalah elemen gerakan mengarahkan pada suatu loka sementara, yg tujuannya buat memudahkan pemegangan bila objek tadi akan dipakai balik serta mengurangi elemen gerak siklus kerja berikutnya.

10. Memeriksa (Inspection).
Therblig ini adalah pekerjaan menilik objek buat mengetahui apakah objek sudah memenuhi kondisi-syarat eksklusif. Elemen ini bisa berupa gerakan melihat misalnya buat mempelajari warna, meraba buat memeriksa kehalusan bagian atas, mencium, mendengarkan, dan kadang-kadang merasa dengan pengecap.

11. Merakit (Assemble).
Perakitan adalah gerakan buat menggabungkan satu objek dengan objek lainnya, sehingga sebagai satu kesatuan. Gerakan ini umumnya didahului sang keliru satu therblig membawa atau mengarahkan dan dilanjutkan sang therblig melepas.

12. Lepas Rakit (Desassemble).
Therblig ini adalah kebalikan dari therblig diatas, disini dua bagian objek dipisahkan berdasarkan kesatuan.

13. Memakai (Use).
Yang dimaksud dengan memakai disini adalah jika satu atau kedua tangan digunakan buat memakai alat.

14. Kelambatan yg Tak Terhindar (Unavoidable delay).
Kelambatan yg dimaksudkan disini adalah kelambatan yg diakibatkan sang hal-hal yang terjadi diluar kemampuan pengendalian si pekerja. Hal ini muncul karena ketentuan cara kerja yg mengakibatkan satu tangan menganggur sedangkan tangan yang lainnya bekerja.

15. Kelambatan yg Dapat Dihindarkan (Avoidable delay).
Kelambatan ini disebabkan sang hal yg disebabkan sepanjang saat kerja oleh pekerjanya, baik disengaja maupun nir disengaja.

16. Merencana (Plan).
Merencana merupakan proses mental, dimana operator berpikir buat memilih tindakan yang akan diambil selanjutnya. Waktu therblig ini lebih sering terjadi pada seseorang pekerja baru.

17. Istirahat buat Menghilangkan Fatique (Rest to overcome fatoque).
Hal ini tidak terjadi dalam setiap siklus kerja, namun secara periodik. Therblig yg efektif merupakan seluruh elemen dasar yg berkaitan pribadi dengan aktivitas pekerjaan. Therblig yg tidak efektif serta tidak berkaitan eksklusif dengan aktivitas pekerjaan dapat dihilangkan dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar menurut analisa operasi kerja serta ekonomi gerakan.

Ekonomi Gerakan
Di dalam menganalisa dan mengevaluasi metode kerja guna memperoleh metode kerja yang lebih efisien, maka perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip ekonomi gerakan (The Principles of Motion Economy). Prinsip ekonomi gerakan dapat digunakan buat menganalisa gerakan-gerakan kerja setempat yang terjadi pada sebuah stasiun kerja dan sanggup jua buat aktivitas-aktivitas kerja yang berlangsung secara menyeluruh menurut satu stasiun kerja ke stasiun kerja lainnya.

Adapun prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang dimaksudkan buat mendapatkan suatu sistem kerja yang terancang baik sebagai akibatnya memudahkan dan menyamankan gerakan-gerakan kerja buat sejauh mungkin menghindarkan atau melambatkan datangnya kelemahan (fatique), buat menganalisa gerakan-gerakan setempat yang terjadi pada sebuah stasiun kerja dan mampu jua buat kegiatan-aktivitas kerja yang berlangsung secara menyeluruh menurut suatu sistem kerja ke stasiun kerja lainnya. Prinsip-prinsip ekonomi gerakan dapat dihubungkan dengan 3 hal, yaitu :
1. Tubuh insan menggunakan gerakannya.
2. Pengaturan tata letak loka kerja.
3. Perancangan peralatan kerja yang digunakan

Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Penggunaan
Badan/ Anggota Tubuh Manusia
1) Kedua tangan sebaiknya memulai serta mengakhiri gerakan dalam saat yang sama.
2) Kedua tangan usahakan tidak menganggur dalam waktu yg sama, kecuali pada saat istirahat.
3) Gerakan kedua tangan, akan lebih gampang apabila satu terhadap yg lainnya simetris dan berlawanan arah (supaya kedua tangan mencapai ekuilibrium).
4) Gerakan tangan atau badan usahakan dihemat.

Maksudnya hanya menggerakkan tangan atau bagian badan yg diperlukan saja buat melakukan pekerjaan sebaik-baiknya.

contohnya gerakan tangan bisa diklasifikasikan pada taraf mobilitas sebagai berikut :
- Gerakan jari.
- Gerakan jari, telapak tangan.
- Gerakan jari, telapak tangan, tangan bagian depan.
- Gerakan jari, telapak tangan, tangan bagian depan, serta lengan atas.
- Gerakan jari, telapak tangan, tangan bagian depan, lengan atas dan bahu.
5) Sebaiknya pegawai memanfaatkan keadaan buat membantu pekerjaannya, serta pemanfaaat ini muncul lantaran berkurangnya kerja otot dalam bekerja.
6) Gerakan yang patah-patah, poly perubahan arah akan memperlambat gerakan, serta perubahan arah gerakan pada suatu pekerjaan akan memperlambat ketika penyelesaian kerja.
7) Gerakan balistik (mobilitas yg bebas) akan lebih cepat, menyenangkan, serta lebih teliti daripada gerakan yg dikendalikan, yaitu gerakan yg terjadi dalam suatu pekerjaan dimana memerlukan dua otot yg berlawanan kerjanya (menulis; masih ada 2 otot yg saling tahan, yaitu jari serta jempol).
8) Pekerjaan hendaknya dibuat semudah mungkin dan jika perlu irama kerja harus mengikuti irama yg alamiah bagi pegawai. Irama merupakan suatu pengulangan yg teratur berdasarkan suatu siklus kerja sang operator.
9) Usahakan sedikit mungkin gerakan mata. Objek-objek yang kecil, memerlukan gerakan mata buat mengerjakannya. Seringkali antara tangan dan mata terjadi koordinasi dimana fungsi mata sebagai pengarah tangan. Rasa lelah yang dirasakan serta dialami sang mata akan menjalar ke seluruh badan dengan cepat.

Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Tempat Kerja Berlangsung
1) Tempat-tempat eksklusif yang tidak seringkali dipindah- pindah harus disediakan buat seluruh peralatan serta bahan sehingga bisa menimbulkan norma permanen (mobilitas rutin).
2) Letakkan bahan serta alat-alat dalam jarak yg bisa dengan gampang serta nyaman dicapai pekerja sehingga mengurangi usaha mencari-cari. Oleh karena itu semua bahan dan alat-alat sedapat mungkin wajib diatur tata letaknya dari prinsip ini.

Bersangkutan dengan jarak jangkauan terdapat dua pengertian, yaitu :
- Daerah kerja normal : adalah daerah pada depan pekerja yang bisa disapu sang ke 2 tangan bagian depan menggunakan nir menggerakan lengan permukaan.
- Daerah kerja maksimum : adalah daerah yang bisa dijangkau oleh tangan bila direntangkan secara penuh.
3) Tata letak bahan dan peralatan kerja diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan urut-urutan gerakan yg terbaik.
4) Tinggi loka kerja (mesin, meja kerja, dan lain- lainnya) wajib sinkron menggunakan ukuran tubuh manusia sebagai akibatnya pekerja dapat melaksanakan kegiatannya dengan mudah dan nyaman. Disini prinsip-prinsip anthropometri mutlak wajib dipelajari pada waktu akan merancang fasilitas kerja tersebut.
5) Kondisi ruangan pekerja misalnya penjelasan, temperatur, kebersihan, ventilasi udara, dan lain- lainnya yg berkaitan menggunakan persyaratan ergonomic harus juga diperhatikan benar-benar sebagai akibatnya dapat diperoleh area kerja yg nyaman, kondusif dan sanggup menumbuhkan motivasi kerja yang lebih baik.

Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Desain Peralatan Kerja Yang Dipergunakan
1) Kurangi sebanyak mungkin pekerjaan tubuh (manual) apabila hal tadi dapat dilaksanakan menggunakan alat-alat kerja.
2) Usahakan memakai peralatan kerja yang dapat melaksanakan aneka macam macam pekerjaan sekaligus, baik yg homogen juga yg berlainan.
3) Siapkan serta letakkan semua peralatan kerja dalam posisi tepat dan cepat untuk memudahkan pemakaian atau pengambilan pada ketika dibutuhkan tanpa wajib bersusah payah mencari-cari. Desain peralatan jua dibentuk sedemikian rupa sebagai akibatnya memberi ketenangan genggaman tangan waktu dipakai.
4) Jika tiap jari melakukan pekerjaan eksklusif misalnya pekerjaan mengetik contohnya, maka beban untuk masing-masing jari tadi wajib dibagi seimbang sesuai tenaga dan kekuatan yg dimilki sang masing- masing jari.

Prinsip-Prinsip Pengaturan Komponen Pada Suatu Area Kerja
o Frequency of Use Principle
→ Merupakan prinsip pengaturan komponen pada suatu area kerja dari frekuensi penggunaannya. Semakin tak jarang digunakannya komponen tadi, maka peletakkan komponen tadi semakin dekat terhadap operator.

o Use Principle
→ Merupakan prinsip pengaturan komponen pada suatu area kerja menurut penggunaannya atau fungsi dari komponen tadi. Misalnya pada area kerja perakitan bentuk sepatu setengah jadi, dalam work station 3 tidak dibutuhkan gunting, sedangkan dalam work station 1 membutuhkan gunting, sehingga pada pengaturan komponen pada area kerja ini, gunting diletakkan pada work station 3.

o Sequence of Use Principle
→ Merupakan prinsip pengaturan komponen dalam suatu area kerja menurut urutan penggunaan komponen tersebut. Urutan yang dibuat dalam pengaturan ini wajib dibentuk seefektifitas mungkin supaya gerakan-gerakan yg dilakukan hemat (hanya seperlunya saja) sebagai akibatnya nir terjadi gerakan-gerakan yg nir krusial atau nir diperlukan.

o Importance Principle
→ Merupakan prinsip pengaturan komponen pada suatu area kerja dari prinsip kepentingan daripada komponen tadi. Semakin penting penggunaan komponen tadi pada suatu perakitan , maka pengaturan atau peletakkan komponen tersebut lebih strategis (lebih dekat menggunakan operator).

KONSEPKONSEP DALAM FUNGSI PENGAWASAN DARI PENGENDALIAN

Konsep-Konsep Dalam Fungsi Pengawasan Dari Pengendalian
Perlu adanya fungsi manajemen yg diarahkan buat memastikan apakah planning yang diimplementasikan berjalan sebagaimana mestinya dan mencapai tujuan yang ditetapkan ataukah tidak. Selain memastikan, juga perlu diketahui apa yg sebagai penyebab, misalnya, bila sebuah planning ternyata nir berjalan sebagaimana mestinya, dan lalu bagaimana tindakan koreksi yang bisa dilakukan. Fungsi manajemen yang diarahkan untuk melakukan supervisi atas apa yg sudah direncanakan serta bagaimana langkah-langkah koreksinya dinarnakan menggunakan fungsi supervisi atau pengendalian. Dalam tertninologi bahasa Inggris, fungsi ini acapkali dinamakan menggunakan fungsi Controlling, Evaluating, Appraising, serta Correcting. Semua kata ini memiliki arti yg hampir sarna, yaitu mengontrol atau mengendalikan, mengevaluasi, menilai atau mengukur, serta mengoreksi. Akan tetapi, dikarenakan fungsi manajemen yang diperlukan nir hanya pengawasan, natnun meliputi juga penetapan standar Kinerja perusahaan, pertg­berukuran Kinerja yg dicapai perusahaan, serta pengambilan tindakan koreksi sekiranya baku Kinerja menyimpang berdasarkan sernestinya, maka penamaan fungsi controlling lebih poly dipakai, serta dalam bahasa Indonesia istilah "pengawasan" lebih poly dipakai. Fungsi pengawasan dalam dasarnya adalah proses yang dilakukan untuk memastikan supaya apa yang sudah direncanakan berjalan sehagaimana tnestinya. Termasuk ke pada fungsi supervisi merupakan identifikasi berbagai faktor yang uleng­hambat sebuah aktivitas, serta pula pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan supaya tujuan organisasi bisa permanen tercapai. Sebagai kesimpulan, fungsi pengawasan diharapkan buat memastikan apakah apa yang telah direncanakan dan diorganisasikan berjalan sebagairnana mestinya ataukah nir. Apabila tidak berjalan menggunakan sernestinya, maka fungsi supervisi pula melakukan proscs untuk mengoreksi kegiatan yang sedang berjalan agar dapat permanen medcapai apa yg telah direncanakan.

Beberapa Pengertian menurut Pengawasan
Beberapa pengertian pengawasan sudah dikemukakan sang poly penulis di bidang manajemen, pada antaranya oleh Schermerhorn (2002), Stoner, Freeman, serta Gilbert (2000), dan Mockler. Schermerhorn mendefinisikan supervisi sebagai proses dalam tetapkan berukuran Kinerja dan pengambilan tindakan yg bisa mendukung pencapaian hasil yg diharapkan sinkron menggunakan Kinerja yang telah ditetapkan Cersebut.

(Controlling is the process of measuring performance and taking action to ensure desired results). Berdasarkan pengertian ini, Schermerhorn menekankan fungsi pengawasan dalam penetapan standar Kinerja serta tindakan yang wajib dilakukan pada rangka pencapaian Kinerja yang sudah ditetapkan. Dengan demikian, manajer pada pc-rusahaan perlu memutuskan standar Kinerja buat setiap pekerjaan yg akan dilakukan, apakah di-contohnya-bagian sumber daya manusia, produksi, pemasaran, ataupun bagian lain dalam perusahaan. Standar Kinerja ini akan menjadi ukuran apakah dalam pe­laksanaannya nanti, manajer perlu melakukan tindakan koreksi ataukah tidak sekira­nya ditemukan beberapa atau banyak sekali penyimpangan. Penjelasan ini sejalan dengan pengertian supervisi berdasarkan Stoner, Freeman, dan Gilbert (2000) pada mana mcnurut mereka Control merupakan the process of ensuring that actual activities conform the planned activities. Jadi, supervisi merupakan proses buat memastikan bahwa segala kegiatan yg terlaksana sinkron dengan apa yg sudah direncanakan.

Secara lebih lengkap, Mockler, dalam Stoner, Freeman, serta Gilbert (2000) me­ngemukakan fungsi pengawasan sebagai a systematic effort to set performance standards with rencana objectives, to design information feedback systems, to compare actual performance with these predetermmed standards, to determme whether there are any deviations and to measure their significance, and to take any action required to assure that all corporate resources are being used in the most effective and efficient way possible in achieving corporate objectives, Fungsi pengawasan dalam manajemen merupakan upaya sistematis dalam tetapkan standar Kinerja serta berbagai tujuan yg direncanakan, mendesain sistem kabar umpan batik, membandingkan antara Kinerja yang dicapai menggunakan standar yg telah ditetapkan sebelumnya, menentukan apakah terdapat defleksi dan tingkat signifikansi menurut setiap defleksi tersebut, serta mengambil tindakan yg pada­perlukan buat memastikan bahwa semua asal daya perusahaan digunakan secara efektif dan efisien pada pencapaian tujuan perusahaan.

Pengertian Mockler secara lengkap menguraikan bahwa dalam pada dasarnya pengawasan nir hanya berfungsi buat menilai apakah sesuatu itu berjalan ataukah tidak, akan namun termasuk tindakan koreksi yang mungkin diharapkan juga penentuan sekaligus penyesuaian standar yang terkait menggunakan penCapaian tujuan menurut ketika ke ketika.

Tujuan berdasarkan Fungsi Pengawasan
Griffin (2000) menyebutkan bahwa terdapat empat tujuan menurut fungsi supervisi. Keempat tujuan tadi adalah adaptasi lingkungan, meminimalkan kegagalan, me­minimumkan biaya , dan mengantisipasi kompleksitas dari organisasi.

Adaptasi Lingkungan, Tujuan pertama menurut fungsi supervisi merupakan supaya perusahaan dapat terus ber­adaptasi dengan perubahan yg terjadi di lingkungan perusahaan, baik lingkungan yang bersifat internal juga lingkungan eksternal. Sebagai contoh, saat teknologi kabar dan personal komputer belum secartggih saat ini, kualifikasi minimum energi kerja di sebuah perusahaan barangkali hanya dibatasi pada kemampuan mengetik, atau kualifikasi pendidikan minimum, misalnya SMU serta lain-lain. Natnun waktu ini, waktu hampir semua perusahaan memakai komputer sebagai ujung tombak aktivitas sehari-harinya, yaitu menurut mulai pengetikan, pemrosesan data, laporan keuangan, dan lain sebagainya, maka kualifikasi minimum buat tenaga kerja menjadi berubah. Saat ini, seseorang yang ingin bekerja di perusahaan eksklusif sudah dipersyaratkan buat mempunyai kernampuan dalam mengoperasikan komputer. Dalam hal ini, perusahaan perlu mengikuti keadaan pada hal penggunaan tenaga kerjanya. Ketika aktivitas perusahaan perlu mengikuti keadaan dengan penggunaan teknologi personal komputer , maka perusahaan pun perlu melakukan supervisi serta evaluasi atas energi kerja yang di­milikinya. Standar kualifikasi energi kerja akhirnya wajib disesuaikan. 

Pengawasan serta pengendalian perlu dilakukan supaya perusahaan tetap bisa mengikuti keadaan terus dengan perubahan ling­kungan. Dengan demikian, fungsi pengawasan tidak saja dilakukan buat memastikan agar kegiatan perusahaan berjalan sebagaimana rencana yg telah ditetapkan, akan tetapi juga supaya aktivitas yang dijalankan sinkron dengan perubahan lingkungan, lantaran sangat memungkinkan perusahaan pula mengubah rencana perusahaan disebabkan terjadinya aneka macam perubahan di lingkungan yg dihadapi perusahaan.

Meminimumkan Kegagalan, Tujuan kedua berdasarkan fungsi pengawasan merupakan buat meminimumkan kegagalan. Ketika perusahaan melakukan aktivitas produksi contohnya, perusahaan berharap supaya kegagalan seminimal mungkin. Ketika perusahaan memiliki sasaran produksi sebesar 10.000 unit, maka perusahaan berharap bahwa bagian produksi bisa membentuk produk sebanyak unit tadi. Katakanlah, ketika bagian produksi ternyata hanya sanggup menghasilkan 9.000 unit yang memenuhi baku, serta 1.000 unit yg tidak memenuhi baku, maka perusahaan mengalami 1.000 unit kegagalan pada produksi, dan hal tadi akan sangat merugikan perusahaan karena sasaran nir tercapai.

Oleh karena itu perusahaan perlu menjalankan fungsi pengawasan agar kegagalan­kegagalan tersebut dapat diminimumkan.

Meminimumkan Biaya, Tujuan ketiga menurut fungsi supervisi adalah buat meminimumkan biaya . Sebagai­mana model yg telah dikemukakan pada atas, saat perusahaan mengalami kegagalan sebesar 1.000 unit, maka akan ada pemborosan biaya sebesar 1.000 unit yg tidak menaruh laba bagi perusahaan. Oleh karenanya, fungsi supervisi melalui penetapan standar tertentu pada meminimumkan kegagalan dalam produksi contohnya, akan bisa meminimumkan biaya yang wajib dikeluarkan oleh perusahaan. Sebagai contoh lain, supervisi terhadap energi kerja menurut kasus korupsi. Korupsi bisa berupa korupsi jam kerja, penggunaan fasilitas perusahaan bukan buat kepentingan per­usahaan, sampai korupsi berupa penggelapan uang. Fungsi pengawasan terhadap tenaga kerja sangat diharapkan agar nir terjadi tindak korupsi ini. Bagaimana hat ini dapat meminimumkan porto? Kita bisa kalkulasikan, contohnya apabila dalam sebuah perusahaan yg terdiri menurut 1000 orang pegawai, katakanlah 10 % menurut pegawai memakai fasilitas perusahaan, katakanlah memakai telepon buat kepentingan langsung per harinya selama 10 mnt, dan buat setiap 10 menit tersebut porto percakapan via telepon merupakan sebesar 5.000 rupiah (baik telepon biasa maupun selular), berarti perusahaan harus mengeluarkan sekitar 500.000 rupiah buat per harinya (lima.000 rupiah x 10% x 1000 pegawai) atau 10 juta rupiah per bulannya (perkiraan 20 hari kerja) buat pengeluaran melalui percakapan telepon yang nir terkait menggunakan kegiatan perusaha­an. Dari model ini, kita bisa memperkirakan berapa poly biaya yg bisa dihemat sekiranya hat tadi pada atas tidak terjadi melalui optimalisasi menurut fungsi supervisi.

Antisipasi Kompleksitas Organisasi, Tujuan terakhir berdasarkan fungsi supervisi merupakan agar perusahaan bisa meng­antisipasi aneka macam kegiatan organisasi yang kompleks. Kompleksitas tadi berdasarkan mulai pengelolaan terhadap produk, energi kerja, sampai banyak sekali prosedur yg terkait dengan manajemen organisasi. Oleh karena itu, kentara fungsi supervisi memiliki peran krusial buat merijamin bahwa kompleksitas tadi dapat diantisipasi dengan baik.

Agar keempat tujuan berdasarkan fungsi pengawasan tersebut dapat lebih dipahami, maka berikut adalah akan diuraikan langkah-langkah dari proses supervisi sehingga kaitan antara apa yang dikerjakan oleh perusahaan dengan fungsi pengawasan akan lebih bisa dipahami.

Langkah-langkah dalam Proses Pengawasan
Langkah-langkah yg dilakukan dalam fungsi supervisi terdiri dari:
1. Penetapan standar serta metode penilaian Kinerja 
2. Penilaian Kinerja
3. Penilaian apakah Kinerja memenuhi standar ataukah nir 
4. Pengambilan tindakan koreksi

Penetapan Standar dan Metode Penilaian Kinerja
Idealnya, tujuan yg ingin dicapai organisasi usaha atau perusahaan sebaiknya ditetapkan menggunakan jelas dan lengkap dalam waktu perencanaan dilakukan. `Lengkap' di sini berarti bahwa penetapan baku sebaiknya jua dilakukan pada waktu perencanaan dilakukan. Terdapat 3 alasan mengapa tujuan wajib ditetapkan menggunakan kentara serta memuat baku pencapaian tujuan. Pertama merupakan bahwa acapkali kali tujuan terlalu bersifat umum sehingga sulit untuk dievaluasi dalam waktu implementasi dilakukan. Misalnya buat bagian pemasaran, perusahaan memiliki tujuan untuk "menaikkan penjual­an". Tujuan ini kentara tetapi sangat sulit buat diukur, sehingga bila dilakukan penilaian apakah tujuan peningkatan ini tercapai atau nir menjadi tidak mudah buat dievaluasi. Sebagai contoh, penjualan tahun ini sebanyak 2.001 unit bila dibandingkan dengan penjualan tahun lalu sebanyak 2000 unit adalah termasuk ke pada peningkatan pen­jualan. Tetapi, apakah ini yg diinginkan? 1 unit peningkatan merupakan pula peningkatan bukan? Kedua, berdasarkan alasan pertama tersebut, sebaiknya tujuan yg ditetapkan memuat baku yang lebih jelas dinyatakan. Misalnya saja, "menaikkan penjualan sebanyak 50 %". Dengan rumusan tujuan misalnya ini, maka tujuan lebih jelas serta lebih lengkap sebagai akibatnya gampang buat dinilai pada saat implementasi apakah tercapai ataukah nir. Berdasarkan contoh pada atas, bila peningkatan penjualan yg diinginkan adalah 50 %, maka penjualan tahun ini yg diharapkan merupakan sebanyak 3.000 unit karena jumlah tadi adalah peningkatan sebesar 50 persen berdasarkan penjualan tahun kemudian yang sebesar dua.000 unit. Fungsi pengawasan dalam hal ini akan lebih gampang lantaran manajemen telah mempunyai batasan contohnya jika penjualan ternyata berada pada bawah 3.000 unit berarti jumlah penjualan kurang menurut standar, sebagai akibatnya manajemen perlu mencari faktor-faktor yg menyebabkan ketidakmampuan per­usahaan mencapai baku tadi, apakah disebabkan karena faktor yg disengaja ataukah nir, dan seterusnya. Alasan ketiga mengapa penetapan tujuan perlu dilakukan secara jelas serta lengkap merupakan bahwa kejelasan dan kelengkapan tujuan memudahkan manajemen pada melakukan komunikasi pada organisasi termasuk juga menentukan metode yg akan digunakan dalam mengevaluasi baku yg telah ditetapkan. Manajemen akan menggunakan mudah menyebutkan pada seluruh pihak pada organisasi bila tujuan organisasi jelas dirumuskan. Peningkatan penjualan sebanyak 50 % adalah lebih mudah buat dikomunikasikan apabila dibandingkan menggunakan "peningkatan penjualan" saja. Seba.gaimana model pada atas, peningkatan penjualan sebanyak 1 unit jua merupakan peningkatan, akan tetapi tentu saja bukan sekadar itu yang dimaksud pada umumnya.

Penilaian Kinerja, Pada dasarnya evaluasi Kinerja adalah upaya buat membandingkan Kinerja yg dicapai menggunakan tujuan dan baku yg sudah ditetapkan semula. Penilaian Kinerja merupakan sebuah proses yg berkelanjutan serta terus-menerus. Terdapat beberapa kegiatan yg hanya dapat dicermati kualitas pengerjaannya pada saat akhir dari aktivitas tersebut. Misalnya saja sebuah proses produksi dari sepasang sepatu. Setelah sepasang sepatu jadi, maka kita dapat melihat kualitas sepatu tadi berdasarkan produk akhir atau produk jadinya. Namun demikian, kita jua dapat mengevaluasi bahwa sekiranya. Kualitas sepatu yang dinilai ternyata tidak sebagaimana mestinya, maka hat tersebut sanggup saja terjadi dalam ketika pengerjaan, juga sebelum pengerjaan sepatu tersebut dilakukan. Tetapi pada termin fokus supervisi lebih pada penentuan menggunakan cara bagaimana evaluasi akan dilakukan? Berapa lama sekali? Apa saja yg perlu dievaluasi? Dan lain sebagainya. Apabila pada tahap sebelumnya kita telah tetapkan bahwa standar yg kita hendak capai merupakan peningkatan penjualan sebesar 50 %, maka pada tahap ini kita menetapkan bahwa penilaian akan dilakukan oleh manajer penjualan contohnya setiap 1 tahun sekali menggunakan menilai taraf penjualan yang dicapai selama satu tahun tadi. Lantaran yang akan kita nilai adalah taraf penjualan, maka variabel yg akan kita nilai jua kita tentukan, yaitu contohnya jumlah penjualan dalam tahun itu.

Membandingkan Kinerja dengan Standar, Setelah kita menetapkan bahwa yg akan kita nilai adalah tingkat penjualan setiap satu tahun sekali sang manajer penjualan, maka dalam termin ini manajer penjualan akan melakukan perbandingan menurut apa yang sudah diperoleh pada bagian penjualan dengan baku yg telah ditetapkan. Sebagai model, lantaran kita sudah tetapkan standar yang akan kita capai adalah peningkatan penjualan sebesar 50 % menurut tahun sebelumnya, maka manajer penjualan lalu melakukan pengecekan dari data penjualan tingkat penjualan yg telah dicapai dalam tahun ini, serta kemudian juga data penjualan dalam tahun yg kemudian. Setelah kedua data penjualan berdasarkan tahun kemudian dan tahun ini diperoleh, manajer penjualan kemudian melakukan perbandingan atas apa yang dicapai tahun ini dengan yg sudah dicapai dalam tahun kemudian. Sebagai model, contohnya kita dapatkan data menurut bagian penjualan menjadi berikut:


Penjualan tahun ini: 10.000 unit Penjualan tahun lalu: 9.000 unit
Manajer penjualan kemudjan melakukan perbandingan sederhana menggunakan membandingkan Kinerja (penjualan tahun ini dibandingkan tahun kemudian) dengan standar yg telah ditetapkan, yaitu peningkatan sebesar 50 % sehingga baku yang perlu dicapai adalah 150 % (100 % apabila sama dengan tahun lalu ditambah 50 % menjadi target baku pencapaian).

Dengan memakai data pada atas, maka kita dapatkan Kinerja dan baku sebagai berikut:

Standar yang ditetapkan = 150%

Lalu kita bandingkan antara Kinerja yg diperoleh dengan baku yang sudah ditetapkan. Kita dapatkan bahwa Kinerja yg dicapai (111,1%) ternyata pada bawah standar yang telah ditetapkan (150%), maka dapat disimpulkan Kinerja yg dicapai tidak memenuhi baku. 

Secara garis besar , terdapat tiga kemungkinan hasil evaluasi antara Kinerja dengan standar, yaitu:
  • Kinerja > Standar, di mana pada syarat ini organisasi mencapai Kinerja yang terbaik karena berada pada atas standar. 
  • Kinerja = Standar, pada mana pada kondisi ini organisasi mencapai Kinerja baik, namun pada taraf yg paling minimum lantaran Kinerjanya sama menggunakan standar. 
  • Kinerja < Standar di mana pada syarat ini organisasi mencapai Kinerja yang buruk atau nir sesuai menggunakan yg diperlukan karena berada di bawah standar. 
Ukuran penilaian Kinerja dalam praktiknya berbeda-beda tergantung apa yang dinilai. Contoh pada atas merupakan evaluasi taraf penjualan. Untuk produksi barang barangkali kita bisa gunakan standar dengan memakai persentase keberhasilan produk sesuai menggunakan baku. Jika kita menetapkan 5 % sebagai % kegagalan yg dapat diterima, adalah baku keberhasilan produksi adalah 95 persen, maka saat kita dapatkan data menurut bagian produksi bahwa berdasarkan 10.000 unit produk yang diproduksi kita dapati sebanyak 300 unit rusak, maka kita bisa menilai Kinerjanya sebagai berikut:
  • Jumlah produk yg diproduksi: 10.000 unit, Jumlah produk yang rusak: 300 unit .
  • Standar keberhasilan yang diharapkan: 95% (yg berarti 5% maksimum kegagalan)
  • Maka Kinerja dapat dihitung menjadi berikut:

Jika kita lakukan perbandingan kinerja (97%) menggunakan baku yg ditetapkan (95%), maka kita simpulkan bahwa bagian produksi mencapai Kinerja yang baik lantaran persentasenya di atas baku yg sudah ditetapkan.

Untuk kondisi yang lain, berukuran yang dipakai mungkin tidak sinkron. Ke­hadiran pegawai ke kantor, kita gunakan standar persentase kehadiran dan kita nilai Kinerjanya dari persentase kehadiran yang dicapai setiap pegawai per bulannya contohnya. Bagian keuangan, kita bisa membandingkan realisasi anggaran dengan yang dianggarkan. Ukuran baku dipengaruhi oleh perusahaan berdasar taraf kepentingannya. Penilaian umumnya akan dilakukan dengan membandingkan antara Kinerja menggunakan standar.

Melakukan Tindakan Koreksi apabila Terdapat Masalah, Dari tahap sebelumnya, melalui perbandingan antara Kinerja menggunakan standar, kita bisa kabar berdasarkan proses supervisi yg kita lakukan bahwa Kinerja berada di atas standar, sama menggunakan baku, atau pada bawah baku. Ketika Kinerja berada pada bawah standar berarti perusahaan mendapatkan masalah. Oleh karena itu perusahaan kemudian perlu melakukan pengendalian, yaitu menggunakan mencari jawaban mengapa perkara tersebut terjadi, yaitu Kinerja berada di bawah baku, kemudian kemudian perusahaan melakukan aneka macam tindakan buat mengoreksi perkara tersebut. Pengendalian ini perlu buat dilakukan supaya perusahaan bisa memastikan bahwa apa yang tengah dilakukan sang perusahaan benar-benar diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, di mana indikator pencapaian tujuan pada antaranya merupakan menyesuaikan capaian perusahaan supaya sesuai menggunakan baku. Ketika misalnya-sebagaimana model pada atas-ternyata tingkat penjualan di bawah baku, maka perusahaan perlu mencari penyebabnya, apakah contohnya disebabkan karena kenaikan pangkat yang kurang, kurangnya tenaga penjual, bertatnbahnya pesaing, turunnya daya beli rakyat, atau mungkin penyebab lainnya. Ketika misalnya penjualan kurang diketahui lantaran kenaikan pangkat yg kurang, barangkali tindakan koreksi yg perlu dilaku­kan merupakan menambah pengeluaran buat promosi. Ketika penyebab kurangnya tenaga penjual, mungkin tindakan koreksinya merupakan merekrut tenaga marketing yang baru. Demikian pula buat aneka macam faktor penyebab lainnya. Pada pada dasarnya, manajer atau perusahaan berusaha buat mencari penyebab ketidakmampuan mencapai Kinerja sinkron dengan standar buat kemudian tindakan koreksinya.

Berdasarkan uraian menurut tahapan proses supervisi di atas, maka bisa kita pelajari bahwa fungsi supervisi terkait dengan upaya yg dilakukan sang perusahaan buat mengawasi kegiatan perusahaan dan memastikannya supaya sinkron menggunakan rencana yang telah ditetapkan. Selain itu pula bisa kita pelajari bahwa fungsi supervisi jua mencakup aktivitas pengendalian, yaitu waktu perusahaan berusaha buat meng­antisipasi berbagai faktor yang mungkin akan merusak jalannya kegiatan per­usahaan, misalnya misalnya melakukan tindakan koreksi terhadap berbagai defleksi yang terjadi. Tak heran apabila sebagian teoritisi kadangkala mengartikan fungsi controlling ini nir saja menjadi fungsi pengawasan, tetapi pula fungsi pengendalian.

Beberapa Gejala yang Memerlukan Pengawasan dan Pengendalian
Bagaimana caranya supaya perusahaan dapat mengenali adanya masalah aktivitas organisasi sebagai akibatnya memerlukan fungsi supervisi dan pengendalian yang lebih intensif? Bagaimana perusahaan mengenali bahwa masih ada fenomena yang menunjukkan bahwa kontrol perusahaan lemah? Salah satu jawabannya adalah dengan mengenali secara niscaya tanda-tanda dari setiap yg dilakukan sang perusahaan. Di antara beberapa gejala yang biasanya memberitahuakn perlu adanya kontrol atau supervisi dan pengendalian perusahaan sebagaimana diterangkan sang Kreitner (1992) adalah sebagai berikut:
  • Terjadi penurunan pendapatan atau profit, tetapi nir begitu jelas faktor penyebabnya 
  • Penurunan kualitas pelayanan (teridentifikasi dari adanya keluhan pelanggan) 
  • Ketidakpuasan pegawai (teridentifikasi menurut adanya keluhan pegawai, produk­tivitas kerja yang menurun, serta lain sebagainya) 
  • Berkurangnya kas perusahaan 
  • Banyaknya pegawai atau pekerja yang menganggur 
  • Tidak terorganisasinya setiap pekerjaan dengan baik 
  • Biaya yang melebihi anggaran 
  • Adanya penghamburan dan mefisiensi 
TIPE-TIPE PENGAWASAN­
Ada 3 tipe dasar supervisi, yaitu (1) pengawasan penda­huluan, (2) supervisi "concurrent", serta (3) pengawasan umpan kembali.

Pengawasan pendahuluan (feedforward control). Pengawasan penda­huluan, atau seringkali disebut steering controls, dibuat buat meng­antisipasi kasus-kasus atau penyimpangan-penyimpangan dari baku atau tujuan dan memungkinkan koreksi dibentuk sebelum suatu termin kegiatan eksklusif diselesaikan. Jadi, pendekatan supervisi ini lebih aktif serta militan, menggunakan mendeteksi masalah-masalah serta merogoh tindakan yang diharapkan sebelum suatu masalah terjadi. Pengawasan ini akan efektif hanya bila manajer mampu menerima warta seksama dan sempurna dalam waktunya mengenai perubahan-per­ubahan pada lingkungan atau mengenai perkembangan terhadap tuju­an yang diinginkan.

Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan (concurrent control). Pengawasan ini, tak jarang disebut supervisi "Ya-Tidak".screening control atau "berhenti--terus'; dilakukan se­usang suatu aktivitas berlangsung. Tipe supervisi ini merupakan proses pada mana aspek tertentu dari suatu mekanisme wajib disetujui du­lu, atau syarat eksklusif harus dipenuhi dulu sebelum kegiatan-kegiat­an sanggup dilanjutkan, atau sebagai semacam peralatan "double-check" yang lebih menjamin ketepatan aplikasi suatu aktivitas.

Pengawasan umpan balik (feedback control). Pengawasan umpan kembali, juga dikenal sebagai pastaction controls, mengukur hasil-ha­sil menurut suatu kegiatan yang sudah diselesaikan. Sebab-sebab penyim­pangan menurut planning atau baku ditentukan, serta inovasi-penemu­an diterapkan untuk aktivitas-aktivitas serupa pada masa yg akan da­tang. Pengawasan ini bersifat historis, pengukuran dilakukan selesainya aktivitas terjadi.

Gambar type pengawasan

Ketiga bentuk supervisi tersebut sangat berguna bagi mana­emen. Pengawasan pendahuluan serta "berhenti-terus", cukup me­madai buat memungkinkan manajemen membuat tindakan koreksi serta tetap bisa mencapai tujuan. Namun ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan disamping kegunaan 2 bentuk supervisi itu. Pertama, porto keduanya mahal. Kedua, banyak kegiatan nir memungkinkan dirinya dimonitor secara terus menerus. Ketiga, peng­awasan yg hiperbola akan menjadikan produktivitas berkurang. Oleh karena itu, manajemen harus memakai sistem pengawasan yang paling sesuai bagi situasi tertentu.

TAHAP-TAHAP DALAM PROSES PENGAWASAN
Proses pengawasan umumnya terdiri paling sedikit lima tahap (langkah), adalah :
1) penetapan standar pelaksanaan (perencanaan), dua) penentuan pengukuran aplikasi aktivitas, tiga) pengukuran aplikasi ke­giatan konkret, 4) pembandingan aplikasi kegiatan dengan stan­dar serta penganalisaan defleksi-defleksi, serta lima) pengam­bilan tindakan koreksi apabila perlu. Tahap-tahap ini akan diperinci ber­ikut.

Tahap 1 : Penetapan Standar
Tahap pertama dalam pengawasan merupakan penetapan standar pe­laksanaan. Standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang bisa digunakan menjadi "patokan" buat penilaian output-hasil. Tujuan, target, kuota serta sasaran pelaksanaan bisa digunakan seba­gai baku. Bentuk baku yg lebih spesifik antara lain sasaran pen­jualan, anggaran, bagian pasar (market-share), marjin laba, ke­selamatan kerja, dan target produksi.

Tiga bentuk standar yg umum merupakan :
1. Standar-baku phisik, mungkin mencakup kuantitas barang atau jasa, jumlah langganan, atau kualitas produk.
2. Standar-baku moneter, yg ditunjukkan dalam rupiah dan mencakup porto tenaga kerja, biaya penjualan, laba kotor, pendapatan penjualan, dan sejenisnya.
3. Standar-baku waktu, meliputi kecepatan produksi atau batas waktu suatu pekerjaan wajib diselesaikan.

Gambar. Proses pengawasan 

Setiap tipe baku tadi dapat dinyatakan dalam bentuk-­bentuk output yg bisa dihitung. Ini memungkinkan manajer untuk mengkomunikasikan aplikasi kerja yang diharapkan kepada pa­ra bawahan secara lebih jelas serta tahapan-tahapan lain pada proses perencanaan dapat ditangani menggunakan lebih efektif. Standar wajib dite­tapkan secara seksama dan diterima mereka yang bersangkutan.

Tahap 2 : Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Penetapan baku merupakan sia-sia bila nir disertai berbagai cara buat mengukur aplikasi kegiatan konkret. Oleh karena itu, tahap ke 2 pada supervisi merupakan menentukan pengukuran pelaksana­an aktivitas secara sempurna. Beberapa pertanyaan yg penting berikut ini bisa digunakan : Berapa kali (how often) pelaksanaan seharus­nya diukur setiap jam, harian, mingguan, bulanan ? Dalam bentuk apa (what form) pengukuran akan dilakukan laporan tertulis, ins­peksi visual, melalui telephone ? Siapa (who) yang akan terlibat - manajer, staf departemen ? Pengukuran ini sebaiknya mudah dilak­sanakan serta tidalc mahal, dan dapat diterangkan pada para karya­wan.

Tahap tiga: Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Setelah frekuensi pengukuran serta sistem monitoring ditentu­kan, pengukuran aplikasi dilakukan menjadi proses yg ber­ulang-ulang dan terus-menerus. Ada berbagai cara buat melakukan pengukuran aplikasi, yaitu 1) pengamatan (observasi), dua) la­poran-laporan, baik verbal dan tertulis, tiga) metoda-metoda otomatis serta 4) pemeriksaan, pengujian (test), atau dengan pengambilan sampel. Banyak perusahaan sekarang memperggunakan pemeriksa intern (in­ternal auditor) menjadi pelaksana pengukuran.

Tahap 4 : Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar serta Analisa Penyimpangan
Tahap kritis menurut proses pengawasan adalah pembandingan pe­laksanaan nyata dengan aplikasi yang direncanakan atau standar yang sudah ditetapkan. Walaupun termin ini paling mudah dilakukan, namun kompleksitas dapat terjadi dalam ketika menginterpretasikan terdapat­nya penyimpangan (deviasi).

Tahap lima: Pengambilan Tindakan Koreksi Bila Diperlukan
Bila output analisa menerangkan perlunya tindakan koreksi, tin­dakan ini wajib diambil. Tindakan koreksi bisa diambil dalam ber­bagai bentuk. Standar mungkin diubah, aplikasi diperbaiki, atau keduanya dilakukan bersamaan, tindakan koreksi mung­kin berupa :
1. Mengubah.baku mula-muia (barangkali terlalu tinggi atau ter­lalu rendah).
2. Mengubah,pengukuran aplikasi (inspeksi terlalu acapkali fre­kuensinya atau kurang atau bahkan mengubah sistem pengukur­an itu sendiri).
3. Mengubah cara dalam menganalisa serta menginterpretasikan pe­nyimpangan-defleksi.

PENTINGNYA -PENGAWASAN
Ada berbagai faktor yang membuat supervisi semakin diper­lukan sang setiap organisasi. Faktor-faktor itu adalah : 
1. Perubahan lingkungan organisasi. Berbagai perubahan lingkung­an organisasi terjadi terus menerus dan tak bisa dihindari, se­perti keluarnya penemuan produk serta pesaing baru, diketemukan­nya bahan baku baru, adanya peraturan pemerintah baru, dan sebagainya. Melalui fungsi pengawasan manajer mendeteksi per­ubahan-perubahan yg berpengaruh path barang dan jasa orga­nisasi, sehingga mampu menghadapi tantangan atau memanfaat­kan kesempatan yg diciptakan perubahan-perubahan yang ter­jadi.

2. Peningkatan kompleksitas Organisasi. Semakin akbar organisasi semakin memerlukan pengawasan yg lebih formal serta hati-ha­ti. Berbagai jenis produk hams diawasi buat mengklaim bahwa kualitas serta profitabilitas tetap terjaga, penjualan eceran dalam para penyalur perlu di analisa serta dicatat secara tepat; berma­cam-macam pasar organisasi, luar dan dalam negeri, perlu selalu dimonitor. Di samping itu organisasi sekarang lebih bercorak desentralisasi, menggunakan poly agen-agen atau cabang-cabang penjualan dan kantor-kantor pemasaran, pabrik-pabrik yang ter­pisah secara geografis, atau fasilitas-fasilitas penelitian yg ter­sebar luas. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawas­an menggunakan lebih efisien serta efektif.

3. Kesalahan-kesalahan. Bila para bawahan nir pernah menciptakan kesalahan, manajer bisa secara sederhana melakukan fungsi pengawasan. Namun kebanyakan anggota organisasi sering mem­buat kesalahan-kesalahan memesan barang atau komponen yg keliru, menciptakan penentuan harga yg terlalu rendah, ma­keliru-perkara didiagnosa secara tidak sempurna. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan-kesalahan sebelum sebagai kritis.

4. Kebutuhan Manajer buat mendelegasikan Wewenang. Jika ma­najer mendelegasikan wewenang pada bawahannya tanggung jawab atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer bisa men entukan apakah bawahan telah me­lakukan tugas-tugas yg sudah dilimpahkan kepadanya adalah dengan mengimplementasikan sistem supervisi. Tanpa sistem tadi, manajer nir dapat mempelajari aplikasi tugas ba­wahan.

Kata "supervisi" tak jarang mempunyai konotasi yang tidak me­nyenangkan, karena dianggap akan mengancam kebebasan dan oto­nomi eksklusif. Padahal organisasi sangat memerlukan supervisi un­tuk menjamin tercapainya tujuan. Sehingga tugas manajer merupakan me­nemukan keseimbangan antara supervisi organisasi serta kebebasan langsung atau mencari tingkat supervisi yg sempurna. Pengawasan yg berlebihan akan menyebabkan birokrasi, mematikan kreatifitas, serta sebagainya, yang akhirnya merugikan organisasi sendiri. Sebalik­nya pengawasan yang tidak mencukupi bisa mengakibatkan pembo­rosan asal daya serta menciptakan sulit pencapaian tujuan.

PERANCANGAN PROSES PENGAWASAN
William H.newman telah mengemukakan mekanisme buat pene­tapan sistem supervisi. Tiga) Pendekatannya terdiri atas 5 langkah dasar yang bisa diterapkan buat seluruh tipe kegiatan supervisi :
1. Merumuskan output yang diz'nginkan. Manajer wajib merumuskan hasil yg akan dicapai sejelas mungkin. Tujuan yang dinyata­kan secara generik atau kurang jelas seperti "pengurangan porto overhead" atau "menaikkan pelayanan langganan", perlu pada­rumuskan Iebih kentara seperti "pengurangan porto overhead de­ngan 12 %" atau "menuntaskan setiap keluhan konsumen da­lam saat paling usang 3 hari". Di samping itu, output yg pada­inginkan harus dihubungkan menggunakan individu yg bertanggung jawab atas pencapaiannya.

2. Menetapkan penunjuk (predictors) output. Tujuan supervisi sebelum menurut selama aktivitas dilaksanakan merupakan agar manajer bisa mengatasi dan memperbaiki adanya penyimpangan sebe­lum kegiatan diselesaikan. Tugas krusial manajer adalah merancang acara supervisi buat menemukan sejumlah indika­tor-indikator yang terpercaya menjadi penunjuk bila tindakan koreksi perlu diambil atau nir. Newman telah mengidentifika­sikan beberapa "early warning predictors" yang bisa membantu manajer memperkirakan apakah hasil yg diinginkan terca­pai atau tidak, yaitu :
a. Pengukuran masukan. Perubahan dalam masukan utama akan mengisyaratkan manajer buat merubah atau mengambil tindakan koreksi. Sebagai model, pesanan-pesanan yang masuk akan menampakan volume produksi, atau biaya bahan baku akan menghipnotis harga produk.
b. Hasil-hasil dalam tahap-termin permulaan. Bila output berdasarkan tahap permulaan lebih baik atau jelek daripada yang diperkirakan, maka perlu dilakukan penilaian pulang. Penjualan awal yg menggembirakari akan merupakan pertanda yg sangat berguna bagi keberhasilan pada saat yang akan tiba.
c. Gejala tanda-tanda (symptoms). Ini adalah syarat yang tampak­nya berhubungan dengan hasil akhir, namun tidak secara eksklusif mempengaruhinya. Sebagai model, apabila agen pen­jualan terlambat mengungkapkan laporan, manajer penjualan dapat menduga bahwa kuota belum tercapai. Kelemahan ge­jala merupakan dapat menyebabkan interpretasi yg keliru.
d. Perubahan dalam kondisi yg diasumsikan. Perkiraan mula­mula pada dasarkan atas asumsi-perkiraan menggunakan kondisi "nor­harta benda". Perubahan-perubahan yg nir dibutuhkan, seperti pengembangan produk baru sang pesaing, atau kekurangan bahan, akan memberitahuakn perlunya penilaian balik tak­tik serta tujuan perusahaan.

Manajer juga perlu menggunakan output-hasil di ketika yang kemudian buat menciptakan perkiraan daur berikutnya.
3. Menetapkan standar penunjuk serta output. Penetapan standar un­tuk penunjuk dan hasil akhir merupakan bagian penting perancangan proses supervisi. Tanpa penetapan baku, manajer mungkin menaruh perhatian yg lebih terhadap defleksi kecil atau nir bereaksi terhadap defleksi akbar. Standar harus sesuai dengan keadaan tertentu. Sebagai con­toh, 200 keluhan langganan sebulan dalam waktu terjadi proses re­organisasi tidak terlalu memprihatinkan dibanding 50 keluhan sebulan pada waktu organisasi berfungsi normal. Standar juga ha­rus fleksibel buat menyesuaikan dengan perubahan syarat.

4. Menetapkan jaringan berita serta umpan pulang. Langkah ke­empat dalam perancangan suatu siklus pengawasan merupakan me­netapkan wahana buat pengumpulan keterangan penunjuk dan pembandingan penunjuk terhadap standar. Jaringan kerja ko­munikasi dipercaya baik bila aliran nir hanya ke atas tetapi jua ke bawah pada siapa yang harus mengambil tindakan koreksi. Disamping itu, jaringan ini wajib cukup efisien buat menyediakan informasi balik yg relevan : kepada personalia kunci yang memerlukannya. Komunikasi supervisi tak jarang berdasarkan dalam prinsip "management by exception". Prinsip ini menyarankan bahwa atasan hanya diberi warta bila terjadi defleksi besar dari standar atau planning.

5. Menilai berita serta merogoh -tindakan koreksi. Langkah terakhir merupakan pembandingan penunjuk menggunakan baku, penen­tuan apakah tindakan koreksi perlu diambil, dan lalu pengambilan tindakan.

Informasi mengenai penyimpangan berdasarkan baku wajib dieva­luasi terlebih dulu, sebelum tindakan-tindakan koreksi alter­natif dikembangkan, dievaluasi/dievaluasi serta diimplementasikan.

BIDANG-BIDANG PENGAWASAN STRATEGIK
Agar manajer dapat merancang sistem pengawasan efektif, maka perlu didentifikasikan bidang-bidang strategik satuan kerja atau organisasi. Bidang-bidang ini merupakan aspek-aspek satuan kerja atau or­ganisasi yang harus berfungsi secara efektif supaya keseluruhan organisa_ si meraih sukses. Bidang-bidang strategik (kunci) biasanya menyang_ kut kegiatan-kegiatan primer organisasi - misalnya transaksi-transaksi keuangan, interaksi manajer-bawahan, atau operasi-operasi produk­si. Penetapan bidang-bidang supervisi strategik akan membantu perumusan sistem supervisi dan standar yang lebih jelas bagi manajer-manajer strata bawah.

Di samping itu, penting pula buat menentukan titik-titik kri­tis pada sistem pada mana monitoring serta pengumpulan warta ha­rus dilakukan, atau yang dianggap titik-titik supervisi strategik (strategic control). Metoda penentuannya merupakan dengan menganalisa bidang-bidang operasi pada mana perubahan selalu terjadi serta pemusat­an dalam unsur-unsur paling penting pada operasi eksklusif.

ALAT BANTU PENGAWASAN MANAJERIAL
Ada banyak teknik yang dapat membantu manajer agar pelaksa­naan pengawasan menjadi lebih efektif. Dua teknik yg paling terke­nal merupakan manajemen dengan pengecualian (management by excep­tion) dan sistem liputan manajemen (management information sys­tems)-Management By Exception ( MBE ). 

Management By Exception ( MBE ), atau prinsip pengecualian, memungkinkan manajer buat mengarahkan perhatiannya pada bidang-bidang pengawasan yang pa­ling kritis serta mempersilahkan para karyawan atau tingkatan mana­jemen rendah buat menangani variasi-variasi rutin. Hal ini bisa dipraktekkan oleh manajer-manajer penjualan, produksi, keuangan, personalia, pembelian, pengawasan mutu, serta bidang-bidang fungsional lainnya. Bahkan manajer-manajer lini per­tama dapat mempergunakan prinsip ini dalam pengawasan harian me­reka. 

Pengawasan yang ditujukan dalam terjadinya kekecualian ini mu­rah, namun penyimpangan baru bisa diketahui selesainya kegiatan ter­laksana. Biasanya supervisi ini dipergunakan buat operasi-operasi organisasi yg bersifat otomatis serta rutin.

Management - Information System ( MIS )
Sistem informasi manajemen atau management-information system memainkan peranan krusial pada pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen perencanaan serta pengawasan menggunakan efektif. MIS dapat didefinisikan menjadi suatu metoda formal pengadaan serta penyediaan bagi manajemen, fakta yg diharapkan dengan akurat dan tepat saat buat membantu proses pembuatan keputusan dan memung­kinkan fungsi fungsi perencanaan, pengawasan serta operasional orga­nisasi dilaksanakan secara efektif. MIS merupakan sistem pengadaan, pe­mrosesan, penyimpanan dan penyebaran warta yang direncana­kan supaya keputusan-keputusan manajemen yg efektif bisa dibuat. Sistem menyediakan berita saat yang lalu, kini serta yg akan datang dan kejadian-peristiwa pada pada dan di luar organisasi.

MIS dirancang melalui beberapa tahap utama, yaitu :
1) tahap survei pendahuluan serta perumusan kasus, 
2) termin pada­sain konsepsual, 
3) termin disain terang, dan 
4) termin implemen­tasi akhir. 

Agar perancangan MIS berjalan efektif, manajemen perlu memperhatikan lima(lima) pedoman berikut ini :
1. Mengikut sertakan pemakai (unsur) ke dalam tim perancang.
2. Mempertimbangkan secara hati-hati porto sistem.
3. Memperlakukan fakta yg relevan dan terseleksi lebih dari­ pada pertimbangan kuantitas belaka.
4. Pengujian pendahuluan sebelum diterapkan.
5. Menyediakan latihan dan dokumentasi tertulis yg mencukupi bagi para operator dan pemakai sistem.

Konsep MIS berafiliasi sangat erat dengan teknologi kompu­ter, yang meliputi kapasitas personal komputer , program dan bahasa pro­gr, terminal jeda jauh, diskette, serta lain-lainnya. Organisasi mungkin mempunyai MIS tanpa komputer, tetapi sistem akan kehi­langan sebagian "keampuhannya" tanpa bantuan personal komputer . Jadi, pa­da dasarnya MIS membantu manajemen melalui penyediaan persona­lia yang tepat dengan jumlah yang tepat menurut kabar yg tepat jua pada ketika yg sempurna.

KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK PENGAWASAN YANG EFEKTIF
Untuk menjadi efektif, sistem pengawasan wajib memenuhi kri­teria eksklusif. Kriteria-kriteria primer merupakan bahwa sistem seharus­nya 1) mengawasi kegiatan-aktivitas yang benar, 2) tepat saat, tiga) menggunakan porto yg efektif, 4) sempurna-akurat, serta lima) bisa diterima oleh yg bersangkutan. Semakin dipenuhinya kriteria-kriteria terse­but semakin efektif sistem supervisi. Karakteristik-ciri pengawasan yg efektif bisa lebih diperinci sebagai berikut :
1. Akurat . Informasi mengenai aplikasi aktivitas wajib seksama. Data yang tidak seksama berdasarkan sistem pengawasan bisa menye­babkan organisasi merogoh tindakan koreksi yg keliru atau bahkan membangun masalah yang sebenarnya nir ada.
2. Tepat-Waktu. Informasi wajib dikumpulkan, disampaikan dan dievaluasi secepatnya bila kegiatan pemugaran harus dilakukan segera.
3. Obyektif dan menyeluruh. Informasi wajib gampang dipahami serta bersifat obyektif dan lengkap. . .
4. Terpusat pada titik-titik supervisi strategik. Sistem pengawasan wajib memusatkan perhatian dalam bidang-bidang pada mana pe­nyimpangan-penyimpangan berdasarkan standar paling seringkali terjadi atau yg akan mengakibatkan kerusakan paling fatal.
5. Realistik secara hemat. Biaya pelaksanaan sistem pengawasan wajib lebih rendah, atau paling tidak sama, dengan kegunaan yg diperoleh berdasarkan sistem tersebut.
6. Realistik secara organisasional. Sistem supervisi harus cocok atau serasi menggunakan fenomena-kenyataan organisasi.
7. Terkoordinasi menggunakan aliran kerja organisasi. Informasi peng­awasan wajib terkoordinasi menggunakan genre kerja organisasi, kare­na (1) setiap tahap menurut proses pekerjaan bisa mensugesti sukses atau kegagalan keseluruhan operasi, serta (2) keterangan supervisi wajib hingga dalam seluruh personalia yg memer­lukannya.
8. Fleksibel. Pengawasan wajib memiliki fleksibilitas buat menaruh tanggapan atau reaksi terhadap ancaman ataupun kesempatan berdasarkan lingkungan.
9. Bersifat menjadi petunjuk dan operasional. Sistem pengawasan efektif harus menerangkan, baik deteksi atau deviasi menurut stan­dar, tindakan koreksi apa yg seharusnya diambil.
10. Diterima para anggota organisasi. Sistem supervisi harus bisa mengarahkan pelaksanaan kerja para anggota organisasi menggunakan mendorong perasaan otonomi, tanggung jawab serta ber­prestasi.