PENGERTIAN DAN TUJUAN ANTHROPOMETRI DAN DATA ANTHROPOMETRI

Pengertian Dan Tujuan Anthropometri Dan Data Anthropometri
Istilah Anthropometri asal berdasarkan kata “anthro” yang berarti manusia dan “metri”yang berarti berukuran. Anthropometri adalah suatu studi yg berkaitan menggunakan pengukuran dimensi tubuh insan. Manusia dalam dasarnya akan memiliki bentuk, ukuran (tinggi, lebar, dan sebagainya) berat serta lain-lain yg tidak sinkron antara satu dengan lainnya. Secara luas, antropometri akan dipakai menjadi pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan hubungan manusia.

Anthropometri dan Aplikasinya pada Perancangan Fasilitas
Kerja
Data anthropometri yang diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain pada hal:
• Perancangan areal kerja (work station, interior kendaraan beroda empat, dan lain-lain)
• Perancangan alat-alat kerja misalnya mesin, equipment, perkakas (tools) serta lain sebagainya
• Perancangan produk-produk konsumtif misalnya pakaian, kursi/ meja komputer, serta lain-lain
• Perancangan lingkungan kerja fisik

Dengan ini, dapat disimpulkan bahwa data anthropometri akan memilih bentuk, berukuran, dan dimensi yg sempurna yang berkaitan dengan produk yang dibuat dan insan yg akan mengoperasikan/ memakai produk tadi. Dengan ini, maka perancang produk harus sanggup mengakomodasikan dimensi tubuh menurut populasi terbesar yang akan menggunakan produk output rancangannya tadi.

Secara umum, sekurang-kurangnya 90% : 95% menurut populasi yg menjadi sasaran pada grup pemakai suatu produk haruslah mampu menggunakannya dengan selayaknya. Contohnya merupakan kursi kendaraan beroda empat – pada mana didesain secara fleksibel, bisa digerakkan maju-mundur dan sudut sandarannya bisa jua dirubah buat membentuk posisi yg nyaman.

Pada dasarnya peralatan yg dibentuk dengan mengambil surat keterangan dimensi tubuh tertentu sporadis sekali sanggup mengakomodasikan seluruh range berukuran tubuh berdasarkan populasi yang akan memakainya. Kemampuan penyesuaian (adjustability) suatu produk merupakan satu prasyarat yg amat penting dalam proses perancangannya; terutama buat produk-produk yang berorientasi ekspor.

Data Anthropometri serta Cara Pengukurannya
Pada umumnya, insan bhineka pada hal bentuk dan dimensi berukuran tubuhnya. Ada beberapa faktor yang akan menghipnotis berukuran tubuh insan, sehingga perancang produk wajib memperhatikan beberapa faktor.

Pada pengukuran ini, tubuh diukur pada banyak sekali posisi standart serta tidak bergerak (tetap tegak sempurna). Istilah lain dari pengukuran tubuh menggunakan cara ini adalah “static anthropometry”. Dimensi tubuh yg diukur menggunakan posisi tetap antara lain meliputi berat badan, tinggi tubuh dalam posisi berdiri maupun duduk, berukuran kepala, tinggi/ panjang lutut pada waktu berdiri/ duduk, panjang lengan serta sebagainya. Ukuran dalam hal ini diambil dengan percentile eksklusif seperti 5-th dan 95 th percentile.

• Pengukuran Dimensi Fungsional Tubuh (Functional Body Dimensions)
Pada pengukuran ini dilakukan terhadap posisi tubuh pada ketika berfungsi melakukan gerakan-gerakan eksklusif yg berkaitan menggunakan aktivitas yang harus diselesaikan. Hal yang paling penting ditekankan pada pengukuran dimensi fungsional tubuh adalah menerima berukuran tubuh yg nantinya akan berkaitan erat menggunakan gerakan-gerakan konkret yang dibutuhkan tubuh buat melaksanakan aktivitas-kegiatan eksklusif. Jadi pengukuran dilakukan pada waktu tubuh melakukan gerakan-gerakan kerja atau dalam posisi yg “dinamis”. Cara pengukuran semacam ini akan membentuk data “dynamic anthropometry”. Anthropometri dalam posisi tubuh melaksanakan fungsinya yg dinamis akan poly diaplikasikan dalam proses perancangan fasilitas ataupun ruang kerja. Contohnya merupakan perancangan kursi mobil di mana pada sini posisi tubuh dalam saat melakukan gerakan mengoperasikan kemudi, tangkai pemindahan gigi, pedal, serta jua jeda antara menggunakan atap kendaraan beroda empat juga dashboard wajib memakai data “dynamic anthropometry”.

Prinsip-prinsip pada Perancangan Produk/ Fasilitas Kerja
Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai menggunakan ukuran tubuh manusia yg akan mengoperasikannya, maka diharapkan prinsip-prinsip yg diambil pada pelaksanaan data anthropometri, yaitu antara lain:
a. Prinsip Perancangan Produk Bagi Individu Dengan Ukuran Yang Ekstrim
Pada prinsip ini, rancangan produk dibuat supaya dapat memenuhi 2 sasaran produk, diantaranya:
• Dapat sinkron buat berukuran tubuh manusia yg mengikuti penjabaran ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan menggunakan homogen-ratanya.
• Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yg lain (lebih banyak didominasi berdasarkan populasi yg terdapat).

Agar dapat memenuhi sasaran pokok tadi, maka ukuran yg diaplikasikan ditetapkan dengan cara:
• Untuk dimensi minimum yg harus ditetapkan dari suatu rancangan produk umumnya didasarkan dalam nilai percentile yg terbesar misalnya 90-th, 95-th atau 99-th percentile.

Contoh: dalam penetapan ukuran minimal menurut lebar serta tinggi pintu darurat.
• Untuk dimensi maksimum yg harus ditetapkan merupakan dari nilai percentile yg paling rendah (1-th, lima-th,10-th percentile) menurut distribusi data anthropometri yg ada.

Contoh: Dalam penetapan jarak jangkau berdasarkan suatu prosedur kontrol yg harus dioperasikan sang seseorang pekerja.

Secara generik, aplikasi data anthropometri buat perancangan produk atau fasilitas kerja akan memetapkan nilai 5-th percentile untuk dimensi maksimum dan 95-th percentile buat dimensi minimum.

b. Prinsip Perancangan Produk Yang Bisa Dioperasikan Di Antara Rentang Ukuran Tertentu
Pada prinsip ini, rancangan bisa diubah-ubah ukurannya sebagai akibatnya relatif fleksible dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki banyak sekali macam ukuran tubuh.

Contoh yg paling umum dijumpai adalah perancangan kursi mobil di mana pada hal ini letaknya dapat digeser maju/ mundur dan sudut sandarannya bisa berubah-ubah sinkron dengan yg diinginkan.

Data anthropometri yang umum diaplikasikan merupakan dalam rentang nilai 5-th sampai menggunakan 95-th percentile.

c. Prinsip Perancangan Produk Dengan Ukuran Rata-rata
Pada prinsip ini, rancangan produk didasarkan terhadap rata- rata berukuran insan. Produk didesain serta dibentuk buat mereka yg berukuran kurang lebih homogen-homogen, sedangkan bagi mereka yang mempunyai berukuran ekstrim akan dibuatkan rancangan sendiri.

Berkaitan menggunakan pelaksanaan data anthropometri yang diharapkan pada proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka terdapat beberapa saran yang diberikan sesuai menggunakan langkah- langkah menjadi berikut:

• Pertama kali terlebih dahulu wajib ditetapkan anggota tubuh yg mana yang nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tadi.
• Tentukan dimensi tubuh yg penting dalam proses perancangan tadi.
• Tentukan populasi terbesar yang wajib diantisipasi, diakomodasikan serta menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut.
• Terapkan prinsip berukuran yang harus diikuti (misal: apakah rancangan tadi buat berukuran individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel ataukah ukuran homogen-homogen).
• Pilih prosentase populasi yg harus diikuti.
• Untuk setiap dimensi tubuh yg telah diidentifikasikan selanjutnya pilih/ menetapkan nilai ukurannya dari tabel data anthropometri yang sinkron.

Metoda Pengukuran Anthropometri
Metoda Ukur Dengan Anthropometer
Dalam metoda ini, pengukuran dilakukan menggunakan mengunakan data anthropometri, pada mana waktu kita akan merancang produk, digunakan perhitungan yang telah baku yaitu menggunakan memakai persentil, baik percentile akbar (90-th, 95-th, 99-th) juga percentile mini (5-th,10-th) tergantung dengan produk yg akan kita desain.

Contoh: mendesain sebuah pintu. Data homogen-homogen tinggi orang Indonesia sudah tersedia sehingga kita tinggal menghitungnya saja yaitu dengan menggunakan persentil akbar (95-th) sehingga orang yg memiliki tinggi pada atas rata-rata pun dapat melewati tinggi pintu tersebut apalagi buat orang yang pendek.

Metoda Ukur Tukang Jahit
Dalam metoda ini, pengukuran dilakukan dengan mengukur satu - persatu sumber data, sesudah itu baru kita olah sebagai data yg bisa digunakan menjadi patokan buat membandingkan sesuatu.

Contoh: (contoh diatas); dengan menggunakan metoda ukur tukang jahit kita bisa menerka-ngira berapa tinggi pintu tersebut menggunakan cara mengukur satu persatu orang yg akan lewat pintu tersebut. Setelah diolah menjadi data, berukuran berdasarkan sumber data tersebut nir bisa dipakai lagi buat membuat pintu di loka yg lain. Jika kita mengukur dengan menggunakan metode ini, waktu kita mendesain sesuatu produk wajib sinkron dengan pengguna produk tadi (pemakainya).

Studi Gerakan (Motion Study)
Definisi Studi Gerakan
Studi gerakan atau lazimnya dianggap menggunakan motion study adalah suatu studi dasar mengenai gerakan-gerakan yang dilakukan pekerja untuk menuntaskan pekerjaannya. Dengan demikian diperlukan supaya gerakan- gerakan yang kurang efektif bisa dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga akan diperoleh waktu kerja yamg lebih efektif. Studi gerakan dikembangkan sang sepasang suami istri. Frank dan Lilian Gilberth.

Studi gerakan yg dikembangkan sang Frank serta Lilian Gilberth, umumnya diklasifikasikan ke pada dua macam studi, yaitu :

1) Visual Motion Study
Melakukan pengamatan secara pribadi (visual) terhadap operasi kerja yang sedang berlangsung serta buat memudahkan dalam melakukan pengamatan Frank serta Lilian Gilberth menguraikan gerakan-gerakan dasar kerja ke dalam 17 gerakan dasar therblig, kemudian dibentuk suatu peta yang dikenal sebagai Peta Proses Operasi (Operation Proses chart) dengan mengaplikasikan simbol-simbol therbligs. Selanjutnya melakukan analisa terhadap gerakan-gerakan kerja yg ada dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip ekonomi gerakan.

2) Micromotion Study
Dalam pelaksanaannya akan membutuhkan biaya yang lebih tinggi daripada Visual Motion Study serta biasanya dipergunakan buat pekerjaan-pekerjaan yg berlangsung cepat dan berulang-ulang. Analisa bisa dilakukan lebih detail karena memakai peralatan spesifik (movie camera) untuk merekam gerakan-gerakan kerja yang berlangsung.

Visual Motion Study
Bila kita mengamati suatu pekerjaan yang sedang berlangsung, hal yang telah niscaya terlihat merupakan gerakan-gerakan yg membentuk kerja tadi. Setiap pekerjaan memiliki uaraian/ elemen gerakan yang berbeda-beda antara satu pekerjaan menggunakan pekerjaan yang lain, sehingga buat memudahkan penganalisaan terhadap gerakan-gerakan yg dipelajari, Frank B. Gilberth bersama istrinya Lilian Gilberth, menguraikan gerakan ke pada 17 gerakan dasar atau elemen gerakan yang dinamakan therbligs. Pengertian berdasarkan setiap elemen gerakan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Mencari (Search).
Elemen gerakan mencari merupakan gerakan dasar berdasarkan pekerjaan buat menemukan lokasi objek, yg bekerja pada hal ini adalah mata.

2. Memilih (Select).
Memilih merupakan gerakan buat menemukan suatu objek yang tercampur, tangan dan mata merupakan dua bagian badan yg digunakan buat melakukan gerakan ini.

3. Memegang ( Grasp).
Gerakan buat memegang objek, umumnya didahului sang gerakan menjangkau serta dilanjutkan sang gerakan membawa. Therblig ini adalah gerakan yang efektif berdasarkan suatu pekerjaan dan meskipun sulit buat dihilangkan dalam beberapa keadaan masih dapat dikurangi.

4. Menjangkau (Reach).
Pengertian menjangkau pada therblig adalah gerakan tangan berpindah tempat tanpa beban, baik gerakan mendekati maupun menjauhi objek.

5. Membawa (Move).
Elemen gerakan membawa pula adalah mobilitas perpindahan tangan, namun pada gerakan ini tangan pada keadaan dibebani serta umumnya didahului sang gerakan memegang kemudian dilanjutkan sang melepas atau dapat pula oleh pengerahan (position).

6. Memegang atau Memakai (Hold).
Pengertian memegang atau menggunakan disini merupakan memegang tanpa menggerakkan objek yang dipegang tersebut, disparitas dengan memegang yang terdahulu adalah perlakuan terhadap objek yg dipegang.

7. Melepas (Released load).
Elemen gerak melepas terjadi apabila seseorang pekerja melepaskan objek yang dipegangnya, gerakan ini relatif lebih singkat dibandingkan dengan gerakan yg lain.

8. Pengarahan (Position).
Therblig merupakan gerakan mengarahkan suatu objek dalam suatu lokasi eksklusif, yg biasanya didahului sang gerakan mengangkut serta diikuti sang merakit (assemble).

9. Pengarahan Sementara (Pre Position).
Mengarahkan ad interim adalah elemen gerakan mengarahkan pada suatu loka sementara, yg tujuannya buat memudahkan pemegangan bila objek tadi akan dipakai balik serta mengurangi elemen gerak siklus kerja berikutnya.

10. Memeriksa (Inspection).
Therblig ini adalah pekerjaan menilik objek buat mengetahui apakah objek sudah memenuhi kondisi-syarat eksklusif. Elemen ini bisa berupa gerakan melihat misalnya buat mempelajari warna, meraba buat memeriksa kehalusan bagian atas, mencium, mendengarkan, dan kadang-kadang merasa dengan pengecap.

11. Merakit (Assemble).
Perakitan adalah gerakan buat menggabungkan satu objek dengan objek lainnya, sehingga sebagai satu kesatuan. Gerakan ini umumnya didahului sang keliru satu therblig membawa atau mengarahkan dan dilanjutkan sang therblig melepas.

12. Lepas Rakit (Desassemble).
Therblig ini adalah kebalikan dari therblig diatas, disini dua bagian objek dipisahkan berdasarkan kesatuan.

13. Memakai (Use).
Yang dimaksud dengan memakai disini adalah jika satu atau kedua tangan digunakan buat memakai alat.

14. Kelambatan yg Tak Terhindar (Unavoidable delay).
Kelambatan yg dimaksudkan disini adalah kelambatan yg diakibatkan sang hal-hal yang terjadi diluar kemampuan pengendalian si pekerja. Hal ini muncul karena ketentuan cara kerja yg mengakibatkan satu tangan menganggur sedangkan tangan yang lainnya bekerja.

15. Kelambatan yg Dapat Dihindarkan (Avoidable delay).
Kelambatan ini disebabkan sang hal yg disebabkan sepanjang saat kerja oleh pekerjanya, baik disengaja maupun nir disengaja.

16. Merencana (Plan).
Merencana merupakan proses mental, dimana operator berpikir buat memilih tindakan yang akan diambil selanjutnya. Waktu therblig ini lebih sering terjadi pada seseorang pekerja baru.

17. Istirahat buat Menghilangkan Fatique (Rest to overcome fatoque).
Hal ini tidak terjadi dalam setiap siklus kerja, namun secara periodik. Therblig yg efektif merupakan seluruh elemen dasar yg berkaitan pribadi dengan aktivitas pekerjaan. Therblig yg tidak efektif serta tidak berkaitan eksklusif dengan aktivitas pekerjaan dapat dihilangkan dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar menurut analisa operasi kerja serta ekonomi gerakan.

Ekonomi Gerakan
Di dalam menganalisa dan mengevaluasi metode kerja guna memperoleh metode kerja yang lebih efisien, maka perlu mempertimbangkan prinsip-prinsip ekonomi gerakan (The Principles of Motion Economy). Prinsip ekonomi gerakan dapat digunakan buat menganalisa gerakan-gerakan kerja setempat yang terjadi pada sebuah stasiun kerja dan sanggup jua buat aktivitas-aktivitas kerja yang berlangsung secara menyeluruh menurut satu stasiun kerja ke stasiun kerja lainnya.

Adapun prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang dimaksudkan buat mendapatkan suatu sistem kerja yang terancang baik sebagai akibatnya memudahkan dan menyamankan gerakan-gerakan kerja buat sejauh mungkin menghindarkan atau melambatkan datangnya kelemahan (fatique), buat menganalisa gerakan-gerakan setempat yang terjadi pada sebuah stasiun kerja dan mampu jua buat kegiatan-aktivitas kerja yang berlangsung secara menyeluruh menurut suatu sistem kerja ke stasiun kerja lainnya. Prinsip-prinsip ekonomi gerakan dapat dihubungkan dengan 3 hal, yaitu :
1. Tubuh insan menggunakan gerakannya.
2. Pengaturan tata letak loka kerja.
3. Perancangan peralatan kerja yang digunakan

Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Penggunaan
Badan/ Anggota Tubuh Manusia
1) Kedua tangan sebaiknya memulai serta mengakhiri gerakan dalam saat yang sama.
2) Kedua tangan usahakan tidak menganggur dalam waktu yg sama, kecuali pada saat istirahat.
3) Gerakan kedua tangan, akan lebih gampang apabila satu terhadap yg lainnya simetris dan berlawanan arah (supaya kedua tangan mencapai ekuilibrium).
4) Gerakan tangan atau badan usahakan dihemat.

Maksudnya hanya menggerakkan tangan atau bagian badan yg diperlukan saja buat melakukan pekerjaan sebaik-baiknya.

contohnya gerakan tangan bisa diklasifikasikan pada taraf mobilitas sebagai berikut :
- Gerakan jari.
- Gerakan jari, telapak tangan.
- Gerakan jari, telapak tangan, tangan bagian depan.
- Gerakan jari, telapak tangan, tangan bagian depan, serta lengan atas.
- Gerakan jari, telapak tangan, tangan bagian depan, lengan atas dan bahu.
5) Sebaiknya pegawai memanfaatkan keadaan buat membantu pekerjaannya, serta pemanfaaat ini muncul lantaran berkurangnya kerja otot dalam bekerja.
6) Gerakan yang patah-patah, poly perubahan arah akan memperlambat gerakan, serta perubahan arah gerakan pada suatu pekerjaan akan memperlambat ketika penyelesaian kerja.
7) Gerakan balistik (mobilitas yg bebas) akan lebih cepat, menyenangkan, serta lebih teliti daripada gerakan yg dikendalikan, yaitu gerakan yg terjadi dalam suatu pekerjaan dimana memerlukan dua otot yg berlawanan kerjanya (menulis; masih ada 2 otot yg saling tahan, yaitu jari serta jempol).
8) Pekerjaan hendaknya dibuat semudah mungkin dan jika perlu irama kerja harus mengikuti irama yg alamiah bagi pegawai. Irama merupakan suatu pengulangan yg teratur berdasarkan suatu siklus kerja sang operator.
9) Usahakan sedikit mungkin gerakan mata. Objek-objek yang kecil, memerlukan gerakan mata buat mengerjakannya. Seringkali antara tangan dan mata terjadi koordinasi dimana fungsi mata sebagai pengarah tangan. Rasa lelah yang dirasakan serta dialami sang mata akan menjalar ke seluruh badan dengan cepat.

Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Tempat Kerja Berlangsung
1) Tempat-tempat eksklusif yang tidak seringkali dipindah- pindah harus disediakan buat seluruh peralatan serta bahan sehingga bisa menimbulkan norma permanen (mobilitas rutin).
2) Letakkan bahan serta alat-alat dalam jarak yg bisa dengan gampang serta nyaman dicapai pekerja sehingga mengurangi usaha mencari-cari. Oleh karena itu semua bahan dan alat-alat sedapat mungkin wajib diatur tata letaknya dari prinsip ini.

Bersangkutan dengan jarak jangkauan terdapat dua pengertian, yaitu :
- Daerah kerja normal : adalah daerah pada depan pekerja yang bisa disapu sang ke 2 tangan bagian depan menggunakan nir menggerakan lengan permukaan.
- Daerah kerja maksimum : adalah daerah yang bisa dijangkau oleh tangan bila direntangkan secara penuh.
3) Tata letak bahan dan peralatan kerja diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan urut-urutan gerakan yg terbaik.
4) Tinggi loka kerja (mesin, meja kerja, dan lain- lainnya) wajib sinkron menggunakan ukuran tubuh manusia sebagai akibatnya pekerja dapat melaksanakan kegiatannya dengan mudah dan nyaman. Disini prinsip-prinsip anthropometri mutlak wajib dipelajari pada waktu akan merancang fasilitas kerja tersebut.
5) Kondisi ruangan pekerja misalnya penjelasan, temperatur, kebersihan, ventilasi udara, dan lain- lainnya yg berkaitan menggunakan persyaratan ergonomic harus juga diperhatikan benar-benar sebagai akibatnya dapat diperoleh area kerja yg nyaman, kondusif dan sanggup menumbuhkan motivasi kerja yang lebih baik.

Prinsip Ekonomi Gerakan Dihubungkan Dengan Desain Peralatan Kerja Yang Dipergunakan
1) Kurangi sebanyak mungkin pekerjaan tubuh (manual) apabila hal tadi dapat dilaksanakan menggunakan alat-alat kerja.
2) Usahakan memakai peralatan kerja yang dapat melaksanakan aneka macam macam pekerjaan sekaligus, baik yg homogen juga yg berlainan.
3) Siapkan serta letakkan semua peralatan kerja dalam posisi tepat dan cepat untuk memudahkan pemakaian atau pengambilan pada ketika dibutuhkan tanpa wajib bersusah payah mencari-cari. Desain peralatan jua dibentuk sedemikian rupa sebagai akibatnya memberi ketenangan genggaman tangan waktu dipakai.
4) Jika tiap jari melakukan pekerjaan eksklusif misalnya pekerjaan mengetik contohnya, maka beban untuk masing-masing jari tadi wajib dibagi seimbang sesuai tenaga dan kekuatan yg dimilki sang masing- masing jari.

Prinsip-Prinsip Pengaturan Komponen Pada Suatu Area Kerja
o Frequency of Use Principle
→ Merupakan prinsip pengaturan komponen pada suatu area kerja dari frekuensi penggunaannya. Semakin tak jarang digunakannya komponen tadi, maka peletakkan komponen tadi semakin dekat terhadap operator.

o Use Principle
→ Merupakan prinsip pengaturan komponen pada suatu area kerja menurut penggunaannya atau fungsi dari komponen tadi. Misalnya pada area kerja perakitan bentuk sepatu setengah jadi, dalam work station 3 tidak dibutuhkan gunting, sedangkan dalam work station 1 membutuhkan gunting, sehingga pada pengaturan komponen pada area kerja ini, gunting diletakkan pada work station 3.

o Sequence of Use Principle
→ Merupakan prinsip pengaturan komponen dalam suatu area kerja menurut urutan penggunaan komponen tersebut. Urutan yang dibuat dalam pengaturan ini wajib dibentuk seefektifitas mungkin supaya gerakan-gerakan yg dilakukan hemat (hanya seperlunya saja) sebagai akibatnya nir terjadi gerakan-gerakan yg nir krusial atau nir diperlukan.

o Importance Principle
→ Merupakan prinsip pengaturan komponen pada suatu area kerja dari prinsip kepentingan daripada komponen tadi. Semakin penting penggunaan komponen tadi pada suatu perakitan , maka pengaturan atau peletakkan komponen tersebut lebih strategis (lebih dekat menggunakan operator).

Comments