SYARAT UMUM SUSU YANG BAIK

Syarat Umum Susu Yang Baik


Saat masih berada pada pada kelenjar susu, susu dinyatakan steril. Namun, bila telah terkena udara, susu telah nir mampu dijamin kesterilannya. Adapun syarat susu yg baik meliputi banyak faktor, seperti warna, rasa, bau, berat jenis, kekentalan, titik beku, titik didih, serta taraf keasaman. 
Warna susu bergantung pada beberapa faktor seperti jenis ternak dan pakannya.warna susu normal umumnya berkisar menurut putih kebiruan sampai kuning keemasan. Warna putihnya adalah output dispersi cahaya dari butiran-butiran lemak, protein, serta mineral yg ada pada dalam susu. Lemak serta beta karoten yang larut menciptakan rona kuning, sedangkan apabila kandungan lemak dalam susu diambil, rona biru akan ada.
Susu terasa sedikit anggun dan asin (gurih) yg ditimbulkan adanya kandungan gula laktosa dan garam mineral di pada susu. Rasa susu sendiri mudah sekali berubah apabila terkena benda-benda eksklusif, contohnya makanan ternak produsen susu, kerja enzim dalam tubuh ternak, bahkan wadah loka menampung susu yang dihasilkan nantinya. Bau susu biasanya sedap, namun pula sangat mudah berubah bila terkena faktor di atas.

Berat jenis air susu merupakan 1,028 kg/L. Penetapan berat jenis susu wajib dilakukan tiga jam selesainya susu diperah, karena berat jenis ini bisa berubah, dipengaruhi sang perubahan kondisi lemak susu ataupun karena gas di pada susu. Viskositas susu umumnya berkisar antara 1,5 hingga dua cP, yang dipengaruhi sang bahan padat susu, lemak, dan temperatur susu. 

Titik beku susu di Indonesia adalah -0,520 °C, sedangkan titik didihnya merupakan 100,16 °C. Titik didih serta titik beku ini akan mengalami perubahan bila dilakukan pemalsuan susu menggunakan penambahan air yg terlalu banyak lantaran titik didih serta titik beku air yg tidak sinkron.

Susu segar memiliki sifat amfoter, ialah dapat berada di antara sifat asam serta sifat basa. Secara alami pH susu segar berkisar 6,5–6,7. Bila pH susu lebih rendah menurut 6,lima, berarti masih ada kolostrum ataupun kegiatan bakteri.  Grahatika R. 2009.

Sifat Khas Susu

Sifat fisik susu terutama ditentukan oleh komposisi susu yang banyak mengandung air. Selain air susu jua mengandung lemak, protein, mineral, serta laktosa. Sifat susu yang perlu diketahui adalah bahwa susu adalah media yg baik sekali bagi pertumbuhan mikrobia sehingga bila penanganannya buruk akan bisa menimbulkan penyakit yg berbahaya (“zoonosis”). Disamping itu susu sangat mudah sekali menjadi rusak terutama lantaran susu merupakan bahan biologic.

Air susu selama didalam ambing atau kelenjar air susu dinyatakan steril, akan namun begitu herbi udara air susu tadi patut dicurigai sebagai sumber penyakit bagi ternak serta manusia. Sifat fisik susu mencakup warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, panas jenis dan kekentalannya. Sedangkan sifat kimia susu yang dimaksud merupakan pH serta keasamannya.

Sifat Fisik Susu

1. Warna air susu
Warna air susu dapat berubah dari satu warna kewarna yg lain, tergantung berdasarkan bangsa ternak, jenis pakan, jumlah lemak, bahan padat serta bahan pembentuk rona. Warna air susu berkisar dari putih kebiruan hingga kuning keemasanWarna putihdari susu adalah hasil dispersi menurut refleksi cahaya sang globula lemak dan partikel koloidal menurut casein dan calsium phosphat. Warna kuning susu karena substansi karoten yg berasal dari tanaman hijau sebagai pakannya. Bila lemak diambil dari susu maka susu akan memperlihatkan warna kebiruan. 

Air susu yg baik merupakan berwarna putih atau kekuningan, hal ini lantaran dampak adanya hamburan dan absorbsi cahaya sang globula-globula lemak dan micell-micell protein. Air susu yg berwarna kemerah-merahan diduga berasal dari susu sapi yang menderita mastitis. Susu yg berwarna kebiruan menunjukkan air susu telah dicampur dengan air yg terlampau banyak, sedangkan air susu yang berlendir serta menggumpal memberitahuakn bahwa air susu tersebut telah rusak.

2. Rasa dan bau air susu
Susu yang baik mempunyai rasa yg sedikit cantik,rasa manis ini asal berdasarkan laktosa. Sedangkan rasa asin berasal berdasarkan garam-garam mineral flourida serta sitrat. Bau susu yang normal seperti bau sapi. Sedangkan bau yang menyimpang dari susu normal dapat asal menurut : 
1.penyebab fisiologis : bau dari badan sapi yang dipindahkan ke pada susu, cita rasa pakan sapi contohnya alfalfa, bawang merah, bawang putih, serta cita rasa algae yg akan masuk ke pada susu jika bahan-bahan itu mencemari pakan serta airminum sapi.
2.penyebab enzimatis : menghasilkan bau tengik lantaran enzim lipase pada lemak susu.
3.penyebab bakteri : terjadinya fermentasi lactosa menjadi asam laktat dan hasil-hasil metabolisme yang berasal dan bersifat volatile.  Sebab lainnya adalah dari bakteri yang muncul menjadi akibat pencemaran serta pertumbuhan bakteri yang mengakibatkan peragian laktosa sebagai asam laktat serta output samping metabolik lainnya yg mudah menguap.
4.penyebabkimia : lantaran oksidasi lemaksusu.
5.penyebab mekanis : karena absorbsi bau-bauan yg asal menurut lingkungan misalnya sabun, cat, larutan clorida.(jika susu mungkin menyerap cita rasa cat yg terdapat disekitarnya.)

Bau air susu gampang berubah dari bau yg sedap menjadi bau yang tidak sedap. Bau ini dipengaruhi sang sifat lemak air susu yang mudah menyerap bau disekitarnya. Demikian juga bahan pakan ternak sapi dapat merubah bau air susu.

3. Berat jenis air susu
Air susu mempunyai berat jenis yg lebih besar daripada air. BJ air susu merupakan 1.027-1.035 menggunakan rata-rata 1.031. Akan tetapi menurut codex susu, BJ air susu adalah 1.028. Codex susu adalah suatu daftar satuan yg harus dipenuhi air susu sebagai bahan makanan. Daftar ini telah disepakati para ahli gizi serta kesehatan sedunia, walaupun disetiap negara atau daerah mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri. Berat jenis harus ditetapkan 3 jam sehabis air susu diperah. Penetapanlebih awal akan menunjukkan output BJ yg lebih kecil. Hal ini disebabkan oleh perubahan kondisi lemak dan adanya gas yang ada di dalam air susu.    

4. Kekentalan air susu (viskositas)
Seperti BJ maka viskositas air susu lebih tinggi daripada air. Viskositas air susu umumnya berkisar 1,5 – dua,0 cP. Pada suhu 20°C viskositas whey 1,dua cP, viskositas susu skim 1,5 cP dan susu segar dua,0 cP. Bahan padat dan lemak air susu mensugesti viskositas. Temperatur ikut juga memilih viskositas air susu. Sifat ini sangat menguntungkan pada pembuatan mentega. 

5. Titik beku serta titik cair menurut air susu
Pada codex air susu dicantumkan bahwa titik beku air susu adalah –0.500°C. Akan tetapi buat Indonesia telah berubah menjadi –0.520°C. Titik beku air adalah 0°C. Apabila masih ada pemalsuan air susu dengan penambahan air, maka menggunakan gampang bisa dilakukan pengujian menggunakan uji penentuan titik beku. Lantaran campuran air susu dengan air akan menunjukkan titik beku yg lebih besar menurut air serta lebih mini menurut air susu. Titik didih air adalah 100°C dan air susu 100.16°C. Titik didih juga akan mengalami perubahan pada pemalsuan air susu menggunakan air.

6. Daya cerna air susu
Air susu mengandung bahan/zat kuliner yang secara totalitas bisa dicerna, diserap serta dimanfaatkan tubuh menggunakan sempurna atau 100%. Oleh karenanya air susu dinyatakan sangat baik sebagai bahan makanan. Tidak ada lagi bahan makanan baik dari hewani terlebih-lebih nabati yang sama daya cernanya menggunakan air susu.

7. Sifat PembentukanKrem
Bila susu dibiarkan pada gelas beberapa waktu, terlihat selapis krem di permukaan susu karena buah-buah lemak mengapung di atas. Susu permulaan masa laktasi mengandung butir-buah lemak yg akbar sebagai akibatnya lebih cepat mengapung dari pada susu akhir masa laktasi yang mengandung buah-butir lemak lebih kecil. Kecepatan mengapung krem diatas permukaan dipengaruhioleh tiga factor yaitujumlahlemak, ukuranataudiameterbutir-butirlemak serta suhuataupemanasan. Susu segar yang didinginkan dalam suhu 4○C akan menaruh lapisan krem yang aporisma dan paling kentara. Homogenisasi akan merusak sifat-sifat pembentukan krem. 

PENYEBAB KERUSAKAN PADA SUSU SEGAR

Penyebab kerusakan pada susu segar
Kerusakan pada susu dapat ditimbulkan sang faktor-faktor menjadi berikut:
  • Pertumbuhan serta aktivitas mikroba
Pertumbuhan serta aktivitas mikroba terutama bakteri, ragi, dan kapang. Beberapa mikroba dapat membentuk lendir, gas, busa, warna yang menyimpang, asam, racun dan lain-lain.
  • Aktivitas enzim-enzim di pada susu
Enzim yang terdapat pada susu tadi dapat asal berdasarkan mikroba atau telah ada pada bahan pangan tadi secara normal. Adanya enzim memungkinkan terjadinya reaksi-reaksi kimia labih cepat tergantung menurut jenis enzim yg ada, selain itu juga bisa mengakibatkan beragam perubahan pada komposisi susu.
  • Suhu termasuk suhu pemanasan dan pendinginan
Pemanasan menggunakan suhu yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan kerusakan protein (denaturasi), emulsi lemak, dan vitamin, sedangkan susu yang dibekukan akan mengakibatkan pecahnya emulsi dan lemaknya akan terpisah. Pembekuan pula dapat mengakibatkan kerusakan protein susu serta mengakibatkan penggumpalan.
  • Kadar air
Kadar air sangat berpengaruh dalam daya simpan susu karena air inilah yg membantu pertumbuhan mikroba.
  • Udara terutama oksigen
Oksigen dapat Mengganggu vitamin, warna susu, cita rasa dan merupakan pemicu pertumbuhan mikroba aerobik. Susu yang mengandung lamak bisa menyebabkan ketengikan lantaran proses lipoksidase.
  • Sinar matahari
Susu yang terkena sinar surya secara eksklusif bisa berubah cita rasanya dan terjadi oksidasi lemak serta perubahan protein.
  • Jangka waktu penyimpanan
Umumnya saat penyimpanan susu yang usang akan mengakibatkan kerusakan yg lebih besar .
  • Mikroorganisme Sebagai Indikator Cemaran pada Susu
Mikroorganisme memakai susu sebagai bahan yg sangat ideal untuk pertumbuhannya. Mikroorgaisme dalam bahan pangan adalah mikroorganisme yg umum ditemukan dalam saluran pencernaan menusia dan hewan misalnya bakteri koloform. Adanya mikroorganisme indikator pada dalam suatu makanan memberitahuakn telah terjadinya kontaminasi kotoran dan sanitasi yg buruk terhadap air, makanan, susu, dan produk susu.

Namun dari beberapa faktor tersebut penyeba yang paling utama merupakan berdasarkan bacteria Escherichia coli. Karena Escherichia colimerupakan salah satu bakteri yang termasuk ke dalam golongankoliform serta secara normal hayati pada dalam usus besar dan kotoran insan maupun hewan, olehkarena itu diklaim jua koliform fekal sehingga digunakan secara luas menjadi indikatorpencemaran. Escherichia coli adalah bakteri Gram negatif, berbentuk btg dan tidakmembentuk spora. Sel Escherichia coli memiliki berukuran panjang dua,0 – 6,0 μm, tersusun tungga lberpasangan. Escherichia coli tumbuh pada suhu 10 – 40oC dengan suhu optimum 37oC. Bakteri ini memiliki pH optimum buat pertumbuhannya merupakan 7,0 – 7,5. Bakteri ini sangat sensitifterhadap panas dan dapat diinaktifkan dalam suhu pasteurisasi

Pelczar dan Chan (2007), menambahkan bahwa bakteri ini termasuk ke pada bakteri anaerobik fakultatif, yg ialah bakteri ini secara terbatas dapat hidup pada keadaan aerobik ataupun anaerobik serta adalah bakteri Gram negatif dan dapat bertahan hidup sampai suhu 60oC selama 15 mnt atau dalam 55oC selama 60 mnt. Simatupang (2006), mengungkapkan bahwa Escherichia coli merupakan bakteri keluarga Enterobactericeae yang merupakan bagian dari flora normal, dengan morfologi mikroskopis yakni, Gram Negatif, bentuk btg pendek, susunan nir teratur, tidak berspora, sebagian besar bisa berkiprah (flagel peritrik). Morfologi makroskopis pada medium padat yakni berbentuk bulat menggunakan ukuran mini hingga sedang, permukaan cembung dan halus serta pinggiran yg rata.

Escherichia coli yang umumnya menyebabkan diare terjadi pada semua global. Pelekatan
pada sel epitel usus mini atau usus besar sifatnya dipengaruhi sang gen pada plasmid. Sama
halnya dengan toksin yang merupakan plasmid atau phage mediated (Brooks dkk, 2001).
Escherichia coli tumbuh baik pada hampir semua media yang biasa digunakan. Pada media
biasa digunakan buat isolasi kuman enterik. Sebagian besar Escherichia coli tumbuh menjadi koloni yang meragi laktosa dan bersifat mikroaerofilik.

Penyakit – penyakit yg disebabkan oleh Escherichia coli, antara lain :

a. Infeksi saluran kemih
Escherichia coli adalah penyebab yg paling lazim menurut infeksi saluran kemih.
b. Penyakit diare yang berkaitan dengan Escherichia coli

Escherichia coli ini diklasifikasikan sang ciri khas sifat – sifat virulensinya yaitu :
1. Escherichia coli enteropatogenik (EPEC) merupakan penyebab krusial diare pada bayi.
Akibat menurut infeksi ini adalah diare cair yang umumnya sembuh sendiri namun bisa juga
menjadi kronik. Lamanya diare EPEC dapat diperpendek serta diare kronik bisa diobati
dengan anugerah antibiotik.
2. Escherichia coli enterotoksigenik (ETEC), strain kuman ini mengeluarkan toksin LT
(termolabil) atau toksin ST (termostabil)
3. Escherichia coli enteroinvasive (EIEC) merupakan penyebab diare misalnya disentri yang
disebabkan oleh Shigella.
4. Escherichia coli enterohemoragik (EHEC) merupakan penyebab banyak sekali jenis penyakit,
berkisar dari diare ringan sampai nyeri abdomen berat. Rachmawan O. 2001.

PENGERTIAN TATA LETAK FASILITAS

Tinjauan Tata Letak Fasilitas
Didalam perencanaan fasilitas pabrik ada dua hal utama yg akan dibahas, yaitu pertama berkaitan menggunakan perencanaan lokasi pabrik (plant location) yaitu penetapan lokasi dimana fasilitas-fasilitas produksi wajib ditempatkan, dan yang ke 2 merupakan perancangan fasilitas produksi (facilities design) yang akan meliputi perancangan struktur bangunan (structure design), perancangan rapikan letak fasilitas produksi (facilities/plan layout design) serta perancangan sistem pemindahan material. Secara skematis hirarki berdasarkan perencanaan fasilitas pabrik tersebut dapat digambarkan menjadi berikut : (Sritomo,2000)

Gambar  Sistematika perencanaan fasilitas pabrik
Sumber : Sritomo, 2000

Perencanaan lokasi mencakup penentuan tempat fasilitas itu tidak sinkron, yg dipilih menggunakan memperhatikan faktor-faktor misalnya letak pasar, bahan standar, dan keadaan lingkungan. Perencanaan rapikan letak meliputi tata letak buat bangunan primer serta penunjang (misalnya bagian personalia, loka parkir) serta rapikan letak mesin-mesin didalam pabrik. Perencanaan sistem material handling mencakup penanganan bahan standar, personil, fakta dan peralatan-alat-alat yg dibutuhkan buat memperlancar pelaksanaan proses produksi.

Dalam perancangan fasilitas, tata letak pabrik seringkali menimbulkan beberapa masalah yg harus segera diatasi, lantaran kasus tata letak pabrik merupakan hal utama pada menunjang kelancangan proses produksi. Oleh karenanya rapikan letak pabrik sebagai sangat krusial pada menunjang keberhasilan suatu perusahaan, karena dengan tata letak yg baik dapat menaikkan efektivitas serta efisiensi yg tinggi selama proses produksi berlangsung.

Pengertian Tata Letak Fasilitas
Banyak definisi tata letak pabrik yg dikemukakan oleh para ahli yg pada dasarnya merupakan sama, antara lain yaitu :
1. Tata letak pabrik (plan lay out) atau rapikan letak fasilitas (facilities lay out) adalah rapikan cara pengaturan fasilitas-fasilitas fisik pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi (Sritomo, 2000).
2. Tata letak fasilitas merupakan fungsi yg melibatkan analisa (sintesa), perencanaan serta desain berdasarkan interelasi antara pengaturan fasilitas fisik, pergerakan material, kegiatan yang dihubungkan menggunakan personil dan aliran kabar yg diharapkan untuk mencapai performan optimum pada rentang aktivitas yang berhubungan (James M, Apple, 1990).

Ruang Lingkup Rancang Fasilitas
Pekerjaan rancang fasilitas seringkali dikira hanya berhubungan dengan perancangan yang cermnat mengenai susunan peralatan produksi. Padahal perencanaan demikian hanya adalah keliru satu termin saja berdasarkan suatu rangkaian aktivitas yg sangat luas yg saling berhubungan dan yg secara holistik menciptakan kegiatan perancangan rapikan letak fasilitas.

Ruang lingkup pekerjaan rancang fasilitas meliputi satu kajian yg cermat paling tidak berdasarkan bidang-bidang berikut : (James M. Apple, 1990)
1. Pengangkutan
2. Penerimaan
3. Gudang bahan baku
4. Produksi
5. Perakitan
6. Pengemasan dan pengepakan
7. Pemindahan barang
8. Pelayanan pegawai
9. Kegiatan produksi penunjang
10. Pergudangan
11. Pengiriman
12. Perkantoran
13. Fasilitas luar (penunjang)
14. Bangunan
15. Lahan
16. Lokasi
17. Keamanan
18. Buangan

Tujuan Tata Letak Pabrik
Secara garis akbar tujuan primer menurut rapikan letak pabrik adalah mengatur area kerja serta segala fasilitas produksi yg paling ekonomis buat operasi produksi, aman dan nyaman sebagai akibatnya akan menaikkan moral kerja dan performans dari operator. Lebih spesifik lagi rapikan letak yang baik akan bisa menaruh laba-keuntungan dalam sistem produksi, diantaranya menjadi berikut : (Sritomo, 2000)

· Menaikan hasil produksi
Tata letak yang baik akan menaruh keluaran (hasil) yg lebih akbar dengan ongkos yg sama atau lebih sedikit, ketika kerja (man-hours) operator yg lebih kecil, dan mengurangi jam kerja mesin (machine hours).

· Mengurangi ketika tunggu (delay)
Mengatur keseimbangan antara waktu operasi produksi dan beban dari masing-masing departemen atau mesin. Dengan pengaturan yg baik maka bisa mengurangi saat tunggu (delay) yg berlebihan

· Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling)
Pada sebagian besar proses produksi, bahan standar akan lebih acapkali dipindahkan dibandingkan menggunakan dua elemen dasar produksi lainnya. Dengan mengingat hal itu maka pada merencanakan rapikan letak wajib menekankan desainnya dalam usaha-bisnis meminimalkan kegiatan pemindahan bahan pada waktu proses produksi berlangsung.

· Penghematan penggunaan areal buat produksi, gudang serta service
Suatu perencanaan tata letak yg baik akan mencoba mengatasi segala pemborosan pemakaian ruangan dan berusaha buat mengoreksinya.

· Pendayagunaan yg lebih akbar menurut pemakaian mesin, energi kerja dan atau fasilitas produksi lainnya
Suatu rapikan letak yang terpola menggunakan baik akan banyak membantu pendayagunaan elemen-elemen produksi secara lebih efektif serta efisien.

· Mengurangi inventory in-process
Siatem produksi dalam dasarnya menghendaki sedapat mungkin bahan standar buat berpindah menurut suatu operasi langsung ke operasi berikutnya secepat-cepatnya serta berusaha mengurangi bertumpuknya bahan 1/2 jadi. Problem ini terutama bisa dilaksanakan dengan mengurangi ketika tunggu dan bahan yang menunggu buat segera diproses.

· Proses manufacturing lebih singkat
Dengan memperpendek jarak antara operasi satu ke operasi yg lainnya serta mengurangi bahan yang menunggu dan penyimpanan yang nir dibutuhkan, maka waktu yg dibutuhkan berdasarkan bahan baku buat berpindah dari satu loka ke loka lainnya pada pabrik akan mampu diperpendek sehingga secara total saat produksi akan dipersingkat.

· Mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamatan kerja operator
Suasana yang aman dan nyaman bagi para pekerja dalam pekerjaannya. Hal-hal yg bisa dipercaya membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan kerja menurut operator haruslah dihindari.

· Memperbaiki moral serta kepuasan kerja
Penataan tata letak pabrik yang baik, rapi dan tertib akan menciptakan suasana kerja yg menyenangkan sebagai akibatnya moral serta kepuasan kerja mampu lebih ditingkatkan.

· Mempermudah kegiatan supervisi
Dengan tata letak pabrik yang terpola dengan baik akan mempermudah dalam mengamati segala aktifitas yang berlangsung di area kerja.

· Mengurangi kemacetan serta kesimpangsiuran
Tata letak pabrik yg baik akan menaruh luasan yg relatif untuk semua operasi yg diharapkan dan proses mampu berlangsung gampang dan sederhana.

· Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mensugesti kualitas berdasarkan bahan standar ataupun produk jadi
Tata letak yg baik akan menjaga bahan baku maupun produk jadi menurut getaran-getaran, debu, panas serta lain-lain sebagai akibatnya akan mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan.

Tujuan-tujuan tadi umumnya tidak dapat dicapai secara sekaligus, karena tujuan yang satu menggunakan yg lainnya dapat antagonis, contohnya buat dapat mempercepat atau memperlancar kegiatan material handling dapat dilakukan dengan memakai peralatan terkini, namun penggunaan peralatan ini tentunya akan menambah investasi modal perusahaan. Penggunaan ruang yang sangat efisien, misalnya penempatan mesin-mesin yg sangat rapat, bisa mengakibatkan kesulitan dalam pemeliharaan lantaran ruang mobilitas yg sangat terbatas. Oleh karenanya, perencanaan perlu memilih sasaran mana yg terutama hendak dicapai.

Pertimbangan Dalam Perencanaan Pabrik
Pada dasarnya perencanaan pulang rapikan letak pabrik menyangkut perencanaan produk baru atau tata letak baru berdasarkan fasilitas produksi yang sudah ada. Pada umumnya perencanaan pulang suatu pabrik ditimbulkan sang beberapa alasan tertentu diantaranya :
1. Adanya perubahan dalam design produk, contoh serta lain-lain.
2. Adanya perubahan lokasi pabrik suatu wilayah pemasaran.
3. Adanya perubahan ataupun peningkatan volume produksi yang akhirnya membawa perubahan kearah modifikasi segala fasilitas produksi yang terdapat.
4. Adanya keluhan-keluhan dari pekerja terhadap syarat kerja yg nir memenuhi persyaratan.
5. Adanya peningkatan jumlah kecelakaan dampak syarat area kerja yg kurang memenuhi persyaratan tersebut.
6. Adanya stagnasi-stagnasi dalam pemindahan bahan, gudang yg terlalu sempit serta lain-lain.

Prosedur Perencanaan dan Penyusunan Tata Letak Fasilitas
Untuk menjamin kelengkapan serta ketepatan pekerjaan yg dilakukan dalam menghasilkan rancangan fasilitas, kebanyakan proses perancangan harus mengikuti langkah-langkah menjadi berikut : (James M. Apple, 1990)
1. Mendapatkan data dasar
2. Menganalisis data dasar
3. Merancang proses produksi
4. Merencanakan pola aliran bahan
5. Mempertimbangkan rencana pemindahan bahan menyeluruh
6. Menghitung kebutuhan peralatan
7. Merencanakan stasiun kerja mandiri
8. Memilih alat-alat pemindah barang tertentu
9. Mengkoordinir kelompok operasi yang berkaitan
10. Merancang keterkaitan kegiatan
11. Menentukan kebutuhan gudang
12. Merencanakan kegiatan pelayanan serta aktivitas lainnya
13. Menentukan kebutuhan gudang
14. Mengalokasikan kegiatan ke semua ruang
15. Mempertimbangkan jenis bangunan
16. Membangun rapikan letak induk
17. Mengevaluasi, menyesuaikan, dan menyelidiki rapikan letak dengan orang yang tepat
18. Memperoleh persetujuan
19. Membangun tata letak
20. Mengikuti pelaksanaan rapikan letak

Jenis-Jenis Persoalan Tata Letak
Permasalahan tata letak tidak selalu ada pada perancangan rapikan letak bagi pabrik baru, namun tak jarang terjadi pada penataletakan ulang menurut suatu proses yang sudah terdapat atau perubahan beberapa bagian berdasarkan susunan peralatan eksklusif.

Masalah-perkara tata letak pabrik dalam umumnya akan ada bila terjadi berbagai hal misalnya : (James M. Apple, 1990)

1. Perubahan rancangan produk
Seringkali perubahan rancangan produk menuntut perubahan proses atau operasi yang dibutuhkan. Perubahan ini hanya memerlukan penggantian sebagian mini tata letak yang telah ada, atau merancang ulang tata letak, tergantung pada perubahan perubahan-perubahan yg terjadi.

2. Perluasan departemen
Jika lantaran suatu alasan diharapkan menambah produksi suatu komponen produk eksklusif, mungkin saja dibutuhkan perubahan pada tata letak.

3. Pengurangan departemen
Jika jumlah produksi berkurang secara drastis dan menetap, perlu dipertimbangkan pemakaian proses yg tidak sinkron dari proses sebelumnya yang digunakan untuk produksi tinggi. Perubahan ini menuntut pemasangan jenis alat-alat baru.

4. Penambahan produk baru
Jika produk baru ditambah maka kemungkinan produk alat-alat yang ada dapat dipakai dengan menambah beberapa mesin baru disana-sini pada tata letak yg telah terdapat dengan penyusunan minimum, atau mungkin memerlukan penyiapan departemen baru atau seksi baru, mungkin jua pabrik baru.

5. Memindahkan satu departemen
Memindahkan satu departemen bisa mengakibatkan perkara tata letak yang akbar karena bisa menimbulkan perubahan kearah penataletakan ulang dalam daerah yang baru.

6. Peremajaan peralatan yang rusak
Persoalan ini menuntut pemindahan alat-alat yg berdekatan buat menerima tambahan ruang.

7. Perubahan metode produksi
Setiap perubahan kecil dalam satu tempat kerja tak jarang mempunyai pengaruh terhadap loka kerja yg berdekatan. Hal ini akan menuntut peninjauan kembali atas wilayah yang terlibat.

8. Penambahan departemen baru
Masalah ini bisa ada menurut harapan buat mengkonsolidasi-kan
9. Penurunan biaya
10. Perencanaan fasilitas baru

Prinsip Dasar Perencanaan Tata Letak Pabrik
Untuk merencanakan rapikan letak pabrik yang baik ada beberapa prinsip yg wajib diperhatikan, prinsip-prinsip tadi antara lain : (Sritomo, 2000)

· Prinsip integrasi secara total
Tata letak pabrik adalah integrasi secara total berdasarkan semua elemen produksi yg ada sebagai suatu operasi yang akbar.

· Prinsip jarak perpindahan bahan yg paling minimal
Hal ini mampu dilaksanakan menggunakan cara mencoba menempatkan operasi yg berikutnya sedekat mungkin menggunakan operasi yang sebelumnya.

· Prinsip aliran dari suatu proses kerja
Prinsip ini adalah kelengkapan berdasarkan jeda perpindahan bahan yang seminimal mungkin, dengan prinsip ini diusahakan untuk menghindari adanya gerakan kembali (back tracking), gerakan memotong (cross movement), stagnasi (congestion), serta sedapat mungkin material berkecimpung terus tanpa ada interupsi.

· Prinsip pemanfaatan ruangan
Pada dasarnya tata letak merupakan pengaturan ruang yg akan dipakai manusia, bahan standar, mesin dan peralatan penunjang proses produksi lainnya.

· Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja
Melalui penataan suasana kerja yg menyenangkan serta memuaskan, akan memberikan moral kerja serta keselamatan kerja yang lebih baik serta mengurangi porto produksi.

· Prinsip fleksibilitas
Prinsip ini sangat penting dalam perkembangan disegala bidang, sangat cepat sebagai akibatnya dunia industri harus ikut berpacu buat mengimbanginya.

Tanda-Tanda Tata Letak yang Baik
Tata letak yg baik terwujud dengan mempunyai beberapa karakteristik yang kentara yg bisa dilihat bahkan berdasarkan satu pengamatan biasa. Diantara yg paling krusial merupakan :
1. Keterkaitan aktivitas yang terencana
2. Pola aliran barang terencana
3. Aliran yang lurus
4. Langkah balik (pulang ketempat yg sudah dilewati) yg minimum
5. Jalur genre tambahan
6. Gang yang lurus
7. Pemindahan antar operasi minimum
8. Metode pemindahan yang terencana
9. Jarak pemindahan minimum
10. Pemrosesan digabung dengan pemindahan bahan
11. Pemindahan bergerk berdasarkan penerimaan menuju pengiriman
12. Operasi pertama dekat menggunakan penerimaan
13. Operasi terakhir dekat menggunakan pengiriman
14. Penyimpanan pada loka pemakaian bila mungkin
15. Tata letak yg dapat diubahsuaikan menggunakan perubahan
16. Direncanakan buat perluasan terencana
17. Barang 1/2 jadi minimum
18. Sesedikit mungkin bahan yg tengah diproses
19. Pemakaian semua lantai pabrik maksimum
20. Ruang penyimpanan yang cukup
21. Penyediaan ruang yang cukup antar peralatan
22. Bangunan didirikan di sekeliling tata letak
23. Bahan diantar ke pekerja dan diambil menurut tempat kerja
24. Sesedikit mungkin jalan kaki antar operasi produksi
25. Penempatan yang sempurna buat fasilitas pelayanan produksi serta pekerja
26. Alat pemindah terpasang dalam loka yang sesuai
27. Fungsi pelayanan pekerja yang cukup
28. Pengendalian kebisingan, kotoran, debu, asap, kelembaban serta sebagainya yg cukup
29. Waktu pemrosesan bagi waktu produksi total maksimum
30. Sesedikit mungkin pemindahan barang
31. Pemindahan ulang minimum
32. Pemisah nir mengganggu genre barang
33. Pemindahan sang buruh langsung sesedikit mungkin
34. Pemindahan barang residu sekecil mungkin
35. Penempatan yang pantas bagi bagian penerimaan serta pengiriman

Macam-Macam Tipe Tata Letak Pabrik
Tata letak pabrik produksi dapat disusun berdasarkan beberapa alternatif sinkron dengan kebutuhan serta kondisi yg dihadapi. Tata letak fasilitas produksi tersebut dapat dibedakan sebagai berikut : (Sritomo, 2000) 

Tata Letak Fasilitas Sesuai Dengan Aliran Produk (Product Lay Out) 
Tata letak jenis ini dikonsentrasikan pada ketika memproduksi suatu macam produk standar. Tata letak yang dari genre produk akan menghatur mesin dan fasilitas lainnya berdasarkan prinsip “machine after machine”, tidak peduli macam mesin yang digunakan.

Dengan memakai rapikan letak tipe ini segala fasilitas buat proses manufaktur atau juga perakitan akan diletakkan menurut garis aliran (Flow Line) dari proses produksi tadi.

Tata letak dari genre produk ini adalah tipe layout yang paling popular buat pabrik yang bekerja/berproduksi secara massal (mass production).

Contoh tata letak jenis ini bisa dicermati pada gambar berikut :

Gambar  Tata letak berdasarkan genre produk
Sumber : Richard L. Francis, 1992

Tata Letak Berdasarkan Aliran Proses (Process Lay Out) 
Tata letak dari genre proses tak jarang diklaim pula dengan fuctional layout, yaitu metode pengaturan serta penempatan berdasarkan mesin serta segala fasilitas produksi dengan tipe/macam yg sama pada sebuah departemen. Semua fasilitas atau mesin yang memiliki ciri-ciri operasi atau fungsi kerja yg sama diletakkan dalam sebuah departemen. Tata letak jenis ini umumnya diaplikasikan dalam industri yg bekerja dengan jumlah/volume produksi yang nisbi kecil dan terutama sekali buat jenis produk yg nir disetandarkan. Tata letak jenis ini jauh lebih fleksibel dibandingkan menggunakan tipe genre produk.

Tata letak jenis ini bisa dipandang pada contoh dibawah ini :

Gambar  Tata letak berdasarkan genre proses
Sumber : Richard L. Francis, 1992

Tata Letak Dengan Lokasi Tetap 
Tata letak panrik yang menurut dalam posisi permanen, material atau komponen produk utamanya akan permanen tinggal pada posisi/lokasi sedangkan fasilitas produksinya seperti alat-alat, mesin, manusia, serta komponen-komponen lainnya akan berkecimpung menuju lokasi material atau komponen produk utama tadi. Pada posisi perakitan maka lay out tipe ini seringkali dijumpai lantaran disini tools dan peralatan kerja lainnya akan cukup mudah dipindahkan. Tipe lay out jenis posisi permanen ini tidaklah begitu krusial bila dibandingkan dengan tipe-tipe layout lainnya.

Tata letak jenis ini bisa dipandang pada contoh dibawah ini :

Gambar  Tata letak menurut lokasi material tetap
Sumber : Richard L. Francis, 1992

Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Kelompok Produk (Group Technologi Lay Out) 
Tata letak jenis ini berdasarkan dalam pengelompokan produk atau komponen yg akan dibentuk. Produk-produk yang nir identik dikelompok-gerombolan berdasarkan langkah-langkah bentuk, mesin atau alat-alat yang digunakan, pemrosesan serta sebagainya. Disini pengelompokan tidak berdasarkan dalam kesamaan jenis produk akhir. Pada tipe ini, mesin-mesin atau fasilitas produksi nantinya pula akan dikelompokan serta ditempatkan dalam sebuah “manufacturing cell”.

Tata letak jenis ini bisa ditinjau pada gambar dibawah ini :

Gambar Group technologi lay out
Sumber : Richard L. Francis, 1992

Dengan adanya pengaturan pengelompokan produk sinkron menggunakan proses pembuatannya maka akan diperoleh eksploitasi mesin yg aporisma. Lintasan genre kerja menjadi lebih lancar dan jeda perpindahan material diharapkan lebih pendek jika dibandingkan rapikan letak menurut fungsi atau macam proses. Berdasarkan pengaturan tata letak fasilitas produksi selama ini, maka suasana kerja gerombolan akan bisa dibentuk sehingga keuntungan-laba dari pelaksanaan job enlargement pula akan diperoleh. Pada dasarnya pengaturan rapikan letak tipe grup produk merupakan kombinasi menurut product layout dan process layout. Umumnya cenderung menggunakan mesin-mesin general purpose.

Perencanaan Yang Sistematis Untuk Tata Letak
Pada perencanaan tata letak pabrik dibutuhkan suatu data-data yang sistematis buat jalannya suatu perancangan, adapun hal-hal yg sistematis tadi meliputi :

Kebutuhan Ruang
Dalam menentukan kebutuhan ruang buat perencanaan tata letak fasilitas adalah hal yg sangat kompleks. Hal tersebut mengakibatkan banyaknya ketidakpastian didalam perencanaan fasilitas yg mencakup : kemajuan teknologi, perubahan pada komposisi produk, perubahan taraf permintaan serta rancangan organisasi dimasa mendatang.

Permasalahan yg sangat kompleks tersebut pada menentukan kebutuhan ruang, dengan adanya hal tersebut Tomkins (1984) menyarankan adanya pendekatan yang sistematik yang dibangun berdasarkan bawah keatas. Dalam lingkungan manufaktur serta perkantoran kebutuhan ruang dipengaruhi pertama-tama menurut stasiun kerja individual, lalu kebutuhan ruang buat departemen dari formasi stasiun didalam departemen tersebut.

Spesifikasi Departemen
Dalam memilih kebutuhan luas lantai untuk suatu departemen perlu adanya tambahan kelonggaran buat gang. Kelonggaran pada gang tersebut ditentukan berdasarkan berukuran relatif dari beban yg ditangani.

Spesifikasi Stasiun Kerja
Stasiun kerja adalah loka dimana mesin dan alat-alat ditempatkan. Adapun pada stasiun kerja tadi mencakup untuk peralatan, material serta tenaga kerja. Untuk ruang alat-alat dalam stasiun kerja terdiri berdasarkan ruang menjadi berikut :
1. Peralatan
2. Pergerakan mesin
3. Perawatan mesin
4. Pelayanan dipabrik

Pertimbangan-pertimbangan yang wajib diberikan dalam kebutuhan ruang peralatan yang harus tersedia pada data mesin mencakup beberapa hal :
1. Tipe mesin serta produksinya
2. Nomor seri serta contoh mesin
3. Lokasi yg kondusif bagi mesin
4. Kebutuhan bongkar muat
5. Tinggi statistik pada titik maksimum
6. Pergerakan partikal maksimum
7. Lebar statistik pada titik maksimum
8. Pergerakan maksimum kekiri
9. Pergerakan maksimum kekanan
10. Statistik kedalam dalam titik maksimum
11. Pergerakan maksimum ke arah operator
12. Pergerakan maksimum yg menjauhi operator
13. Area dan kebutuhan perawatan
14. Area dan kebuthan pelayanan pabrik

Kebutuhan luas lantai untuk setiap mesin, termasuk konvoi mesin, dapat ditentukan dengan mengalikan lebar total (lebar statistik ditambah konvoi maksimum mesin kekiri serta kekanan), menggunakan panjang total (panjang statistik ditambah pergerakan maksimum mesin). Tambahkan kebutuhan pelayanan pabrik serta perawatan buat setiap kebutuhan lantai bagi setiap mesin. Adapun jumlah total berdasarkan luas lantai tersebut mewakili kebutuhan luas lantai bagi mesin.

Area bagi energi kerja didalam stasiun kerja mencakup ruang buat :
1. Operator
2. Penanganan material
3. Pergerakan operator

Area bagi material buat stasiun kerja dalam ruang buat :
1. Penerimaan serta penyimpanan material
2. Material in-proses
3. Penyimpanan serta pengiriman material
4. Penyimpanan dan pengiriman residu material dan scraf
5. Peralatan, dies, fixtures, jig serta material buat perawatan

Dalam spesifikasi kebutuhan luas lantai bagi operator dan penanganan material dapat diperoleh secara pribadi berdasarkan metoda kerja yang ditetapkan dengan menggunakan study gerakan terhadap pekerjaan yang dilakukan serta studi ergonomi buat operator.

Adapun gambaran faktor-faktor yang wajib diperhatikan pada hal tersebut adalah sebagai berikut :
1. Stasiun kerja dirancang buat meminimasi operator pada menjangkau atau meletakan materiah tanpa harus berjalan jauh.
2. Stasiun kerja harus dibuat buat utilitas yang efektif serta efisien bagi operator.
3. Stasiun kerja dirancang buat meminimasi terdapat ketika buat menangani meterial secara manual.
4. Stasiun kerja dibuat buat memberikan ketenangan, keamanan yang maksimum buat produktivitas operator.

Stasiun kerja dibuat buat meminimasi adanya bahaya yang ada menurut operator, dampak kelelahan serta ketegangan mata.

Pada hal-hal tersebut diatas, operator wajib diberikan ruang buat pergerakannya pada melewati gang dengan lebar minimum 30 inchi. Apabila operator berkiprah diantara objek yang membisu dan mesin yg sedang beroperasi, maka lebar minimum yg diberikan untuk gang tersebut merupakan 38 inchi. Dan jika operator berkiprah diantara dua mesin yg beroperasi, maka lebar minimum yang diberikan merupakan sebesar 43 inchi.

PENGERTIAN PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI

Pengertian Psikologi Industri Dan Organisasi
Pengertian industri mencakup jua pengertian business (perusahaan).
Psikologi industri serta organisasi adalah output perkembangan berdasarkan psikologi generik, psikologi eksperimen dan psikologi khusus.

Sekarang, perilaku insan dalam kaitan dengan kegiatan indusatri serta organisasi dipelajari buat pengembangan teori, aturan serta prinsip psikologi baru yg berlaku generik pada lingkup industri dan organisasi

Alat buat mengukur disparitas insan pula tetap dikembangkan buat menaikkan kecermatan dalam melaksanakan pemeriksaan psikologis untuk tujuan seleksi, penempatan, pengenalan diri, penyuluhan kejuruan serta pengembangan kariere.

Segi terapan dari psikologi industri dan organisasi menyebabkan tafsiran bahwa psikologi bermanfaat bagi manajemen, bagi pimpinan serta pemilik perusahaan dan merugikan para tenaga kerja serta konsumen.

Psikologi industri serta organisasi merupakan suatu keseluruhan pengetahuan (a body of knowledge) yang berisi keterangan, aturan2 serta prinsip2 tentang perilaku insan dalam pekerjaan. Pengetahuan ini bisa disalah gunakan sebagai akibatnya dapat membahayakan dan merugikan pihak2 yang terlibat. Penggunaan pengetahuan psikologi industri dan organisasi harus ditujukan buat kepentingan dan kemanfaatan pihak2 yg terlibat, baik perusahaan sebagai organisasi juga karyawannya.

Psikologi industri dan organisasi adalah ilmu yang mempelajari konduite manusia:
  • Dalam kiprahnya sebagai tenaga kerja serta sebagai konsumen
  • Baik secara perorangan maupun secara grup, dengan maksud agar temuannya dapat diterapkan dalam industri dan organisasi buat kepentingan serta kemanfaatan manusianya dan organisasinya.
A. Psikologi industri dan organisasi sebagai ilmu
Masih menerapkan temuan2 dari psikologi dalam umumnya, psikologi dan industri dalam khususnya kedalam industri serta organisasi.

B. Psikologi industri serta organisasi menilik 
Perilaku insan. 
Yang dimaksudkan denagn konduite insan merupakan segala aktivitas yang dilakukan oleh insan, baik yang secara pribadi dapat diamati misalnya berjalan, melompat, menulis, duduk, berbicara serta sebagainya maupun yang nir dapat diamati secara pribadi misalnya berikir, perasaan, motivasi serta sebagainya..

Ilmu hanya menangani sampai menganalisis fakta2 yg dapat diamati, yang dapat ditinjau, didengar, diraba, diukur dan dilaporkan, yg semuanya adalah perilaku yg terbuka.

Perilaku yangtertutup disimpulkan melalui ungkapan kedalam konduite yang terbuka.

Melalui observasi dari perilaku terbuka kita kita menafsirkan tentang erilaku yg tertutup.

C. Perilaku insan dipelajari pada perannya
Sebagai tenaga kerja serta menjadi konsumen.
Manusia dipelajari dalam interaksi dengan pekerjaannya., menggunakan lingkungan fisik dan lingkungan psiko-sosialnya pada pekerjaannya.

Sebagai energi kerja manusia sebagai anggota organisasi industri serta sebagai konsumen dia sebagai pengguna dari produk atau jasa menurut organisasi perusahaan.

D. Perilaku mabnuysia dipelajari secara perorangan serta secara kelompok.
Dalam organisasi terdapat unit kerja. Unit kerja yg akbar terdiri dari unit2 kerja yg lebih mini serta masing2 terdiri berdasarkan unit kerja yg lebih kecil lagi.

Dalam hubungan ini dipelajari bagaimana efek satu kelompok atau unit kerja terhadap konduite seorang energi kerja dan kebalikannya.

Juga dipelajari sejauh mana struktur, pola serta jenis organisasi mempengaruhi energi kerjanya, terhadap grup energi kerja serta terhadap seseorang energi kerja.

Tentang konsumen bisa berbentuk, sejauh mana ada reaksi yg sama berdasarkan grup konsumen dengan ciri2 tertentu terhadap iklan suatu produk.

Berdasarkan temuan dikembangkan teori aturan2 atau aturan serta prinsip2 yg dapat diterapkan pulang kedalam kegiatan2 industri serta organisasi untuk kepentingan tenaga kerja, konsumen dan organisasinya serta buat menguji ketepatannya.. Contohnya ditemukannya data mengenai perbedaan manager yang berhasil serta yg nir.

Wawasan psikologi industri serta organisasi
Psikologi industri serta organisasi berhubungan dengan industri serta organisasi.

Semula ilmu ini dinamakan psikologi industri yg fungsi utamanya menerapkan ilmu psikologi pada industri.

Dengan berkembangnya psikologi industri menjadi ilmu yg mandiri maka namanya sebagai psikologi industri serta (psikologi) organisasi.

Dengan organisasi dimaksudkan organisasi formal yang meliputi organisasi yang mencari laba, memproduksi barang atau jasa, serta organisasi yg tujuan utamanya bukan mencari keuntungan.

Organisasi dapat ditinjau sebagasi suatu sistim yg terbuka.
Kast serta rosenzweig mengartikan sistim menjadi suatu kesatuan keseluruhan yg terorganisasi,yg terdiri berdasarkan dua atau lebih bagian, komponen atau subsitem, yang saling tergantung, yang dipisahkan dari suprasistim sebagai lingkungannya sang batas2 yang dapat ditemu kenali.

Sistim berinteraksi menggunakan siustim lainnya serta menciptakan suatu suprasistim.

Sistim pula terdiri dari 2 atau lebih subsistim yang saling berinteraksi, serta masing2 subsistim terdiri berdasarkan sistim yg lebih kecil lagi yg saling berinteraksi dan seterusnya.

Dengan demikian dapat ditemukan suatu tata taraf menurut sistim.
Organisasi menjadi suatu sistim terdiri menurut subsistim, yaitu satuan kerja yang yg besar seperti devisi atau urusan. Satuan kerja yang besar ini terdiri menurut satuan2 kerja yg lebih mini (sub-subsistim) misalnya bagian. Setiap bagian terdiri menurut satuan kerja yang lebih mini lagi, contohnya seksi dan satuan kerja yg terkecil ialah energi kerja.

Organisasi industri berinteraksi dengan sistim lain dan masing2 unit memberi imbas yang tersendiri pada lingkungannya.

Dengan demikian setiap sistim membuat organisasi industri sebagai sistim berada pada proses pertukaran yang sambung menyambung menggunakan lingkungannya, yaity sistim terbuka.

Sistim juga mempunyai batas yg bisa berupa fisik maupun non-fisik
Batas sistim memiliki fungsi seleksi serta pengendalian terhadap macam serta banyaknya arus berdasarkan masukan serta keluaran.

Obyek yg dipelajari sang psikolog industri serta organisasi merupakan konduite insan sebagai tenaga kerja serta menjadi konsumen dalam kaitan:

A. Fungsi batas sistim
Yaitu secara perorangan atau secara grup misalnya:
- Pelamar/calon energi kerja
- Tenaga kerja yang terlibat pada proses pengadaan dan seleksi tenaga kerja
- Tenaga kerja yang terlibat pada proses pengendalian mutu, pemasaran serta penjualan
- Konsumen, perorangan maupun perusahaan

B. Proses produksi pada sistim seperti:
- Tenaga kerja pelaksana yg dikelola
- Tenaga kerja pengelola (manager).

Seleksi training dan pengembangan sasarannya supaya tenaga kerja diubahsuaikan dengan tuntutan lingkungan kerjanya.

Kondisi kerja serta psikologi kerekayasaan berusaha buat menyesuaikan lingkungan kerja fisik, mesin2, alat-alat dan lingkungan kerja psikologis menggunakan keterbatasan kemampuan para energi kerjanya, agar mereka bisa bekerja effisien.

Hubungan antar tenagas kerja dapat saja mengakibatkan aneka macam masalah dan perseteruan yg memerlukan penyelesaian.

Pengembangan organisasi dengan banyak sekali jenis teknik intervensi bisa mengatasi aneka macam masalah sehingga organisasi dapat menaikkan efisiensi, efektivitas serta “kesehatannya".

A. Kaitan dengan konduite keorganisasian (organizational behavior).
Psikologi industri serta organisasi sangat erat hubungannya menggunakan perilaku keorganisasian. Kesamaan dalam bidang kajian terletak pada mengusut konduite insan:
A. Dalam kiprahnya sebagai tenaga kerja serta sebagai konsumen
B. Baik secara perorangan juga secara gerombolan .

Untuk kepentingan serta kemanfaatan manusianya serta organisasinya.
Sebagai tenaga kerja poerilaku dipelajari buat menemukenali kepribadian, kecakapan2, ketrampilan, perilaku dan ciri2 kepribadian:
1. Dengan tujuan khusus buat seleksi dan penempatan, untuk pembinaan serta pengembangan
2. Dalam hubungan menggunakan lingkungan fisiknya
3. Dalam hubungan dengan lingkungan sosialnya.

Perilaku organisasi lebih berfokus dalam no. 3.

B. Kaitannya dengan manager asal daya manusia
Di indonesia kebanyakan orang sukar dapat membedakan antara psikologi industri dan organisasi dan managemen asal daya insan.

Obyek studinya merupakan sama yaitu insan menjadi energi manusia.

Perbedaan utama terletak pada syarat dimana insan sebagai energi dipelajari kerja.
Pada managemen sumber daya insan, konduite manusia dipelajari dalam kaitannya menggunakan managemen dan bagaimana manusia menjadi energi kerja bisa dimanagemeni secara efektif menjadi pokok bahasan.

Topik2 yg sama merupakan seleksi tenaga kerja, training, motivasi dan kepemimpinan, tetapi masaing2 ditangani menggunakan cara yang tidak selaras.

Managemen sumber daya manusia bekerja berdasarkan effisiensi serta efektivitas kerja sedangkan psikologi industri menurut mencari ciri2 yg sah dalam insan.

PEMANFAATAN ENERGI BIOMASSA SEBAGAI BIOFUEL

Pemanfaatan Energi Biomassa Sebagai Biofuel 
Menipisnya cadangan bahan bakar fosil dan meningkatnya populasi manusia sangat kontradiktif dengan kebutuhan tenaga bagi kelangsungan hayati insan beserta kegiatan ekonomi serta sosialnya. Sejak lima tahun terakhir Indonesia mengalami penurunan produksi minyak nasional dampak menurunnya secara alamiah cadangan minyak dalam sumur-sumur produksi. Padahal menggunakan pertambahan jumlah penduduk meningkat jua kebutuhan akan sarana transportasi serta aktivitas industri yg berakibat dalam peningkatan kebutuhan dan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk memenuhi kebutuhan BBM tersebut, pemerintah mengimpor sebagian BBM. 

Melihat kondisi tersebut, pemerintah sudah mengeluarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor lima Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional buat menyebarkan asal energi alternatif menjadi pengganti BBM. Walaupun kebijakan tersebut menekankan penggunaan batu bara serta gas menjadi pengganti BBM, tetapi jua menetapkan sumber daya yang bisa diperbaharui seperti bahan bakar botani sebagai alternatif pengganti BBM. Selain itu pemerintah juga telah menaruh perhatian serius buat pengembangan bahan bakar nabati (biofuel) ini dengan menerbitkan Instruksi Presiden No 1 Tahun 2006 tanggal 25 Januari 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai bahan bakar lain. Oleh karena itu eksplorasi dan pendayagunaan terhadap sumber-asal alternatif saat ini menjadi sebuah kebutuhan. Saat ini melalui kementerian Energi serta Sumber Daya Mineral, pemerintah sedang gencar memasyaratkan penggunaan biofuel buat penghematan tenaga serta penyelamatan lingkungan. 

Biomassa merupakan bagian yg bisa didegradasi secara biologis berdasarkan produk, limbah serta residu pertanian, kehutanan, industri serta limbah tempat tinggal tangga. Apabila kita berbicara biomassa, maka akan meliputi jua hewan, residu-residu binatang serta bagian tanaman yang bisa dimakan (edible). Oleh karena itu, jika akan memanfaatkan biomassa menjadi asal tenaga kadang-kadang harus berhadapan dengan sumber bahan pangan jua. Sebagai model, poly tumbuhan yang diperlukan dapat sebagai bahan standar pembuatan biofuel ternyata diperlukan buat bahan pangan, misalnya jagung, ketela pohon, kelapa sawit, dll. Dalam hal misalnya ini kemudian muncul kekhawatiran akan kekurangan bahan pangan bila biofuel akan dikembangkan. Apa yang wajib dilakukan ?

Energi Biomassa
Berbicara mengenai asal energi, biomassa adalah salah satu alternatif. Biomassa mengandung tenaga tersimpan dalam jumlah cukup poly Kenyataannya, dalam waktu kita makan, tubuh kita bisa mengganti energi yang tersimpan pada pada makanan menjadi energi atau tenaga buat tumbuh serta berkembang. Pada saat kita berkecimpung, bahkan ketika kita berpikir pun, energi pada makanan akan terbakar. Dari latar belakang itulah kini mulai digali poly kemungkinan pemanfaatan biomassa sebagai sumber bahan bakar botani (biofuel). Dari bahan bakar botani dapat dikembangkan biokerosene (minyak tanah), biodiesel, bioetanol bahkan biopower (buat listrik). 

Indonesia memiliki potensi yang sangat akbar buat menghasilkan biofuel mengingat begitu besarnya asal daya biologi yang terdapat baik di darat maupun pada perairan. Menurut output riset Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Indonesia mempunyai poly jenis flora yang berpotensi menjadi energi bahan bakar cara lain , diantaranya :
  • Kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, sirsak, srikaya, kapuk : menjadi asal bahan bakar cara lain pengganti solar (minyak diesel)
  • Tebu, jagung, sagu, jambu mete, singkong, ubi jalar, dan ubi-ubian yang lain : menjadi asal bahan bakar alternatif pengganti premium. 
  • Nyamplung, algae, azolla : kemungkinan besar dapat dijadikan sebagai asal pengganti kerosene, minyak bakar atau bensin penerbangan.
Beberapa diantara tumbuhan produsen energi menggunakan potensi produksi minyak dalam liter per hektar dan ekivalen energi yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

Tabel Jenis Tumbuhan Penghasil Energi
Jenis Tumbuhan

Produksi Minyak  (Liter per Ha)

Ekivalen Energi         (kWh per Ha)

Elaeis guineensis (kelapa sawit)
3.600-4.000
33.900-37.700
Jatropha curcas (jeda pagar)
2.100-2.800
19.800-26.400
Aleurites fordii (biji kemiri)
1.800-2.700
17.000-25.500
Saccharum officinarum (tebu)
2.450
16.000
Ricinus communis (jeda kepyar)
1.200-dua.000
11.300-18.900
Manihot esculenta (ubi kayu)
1.020
6.600
Sumber : Business Week edisi 15 Maret 2006

Biomassa adalah satu-satunya asal energi terbarukan yang bisa diubah sebagai bahan bakar cair - biofuel buat keperluan transportasi (kendaraan beroda empat, truk, bus, pesawat terbang serta kereta barah). Di antara jenis biofuel yang banyak dikenal adalah biogas, biodiesel dan bioethanol. 

a. Biodiesel 
Biodiesel merupakan bahan bakar menurut minyak nabati yg mempunyai sifat menyerupai minyak diesel atau solar. Bahan bakar ini ramah lingkungan karena membentuk emisi gas buang yang jauh lebih baik dibandingkan dengan diesel/solar, yaitu bebas sulfur, bilangan asap (smoke number) yang rendah; mempunyai cetane number yang lebih tinggi sebagai akibatnya pembakaran lebih sempurna (clear burning); mempunyai sifat pelumasan terhadap piston mesin; dan dapat terurai (biodegradabe) sehingga nir membuat racun (non toxic). Menurut output penelitian BBPT, biodiesel mampu eksklusif dipakai 100% menjadi bahan bakar dalam mesin diesel tanpa memodifikasi mesin dieselnya atau pada bentuk adonan dengan solar pada berbagai konsentrasi mulai dari 5%. Keuanggulan biodiesel antara lain : 
  • Angka Cetane tinggi (>50), yakni angka yg pertanda ukuran baik tidaknya kualitas Solar dari sifaf kecepatan bakar dalm ruang bakar mesin. Semakin tinggi bilangan Cetane, semakin cepat pembakaran semakin baik efisiensi termodinamisnya. 
  • Titik kilat (flash point) tinggi, yakni temperatur terendah yg dapat mengakibatkan uap Biodiesel menyala, sebagai akibatnya Biodiesel lebih kondusif menurut bahaya kebakaran dalam waktu disimpan juga pada saat didistribusikan menurut pada solar. 
  • Tidak mengandung sulfur dan benzene yg memiliki sifat karsinogen, dan dapat diuraikan secara alami 
  • Menambah pelumasan mesin yang lebih baik daripada solar sebagai akibatnya akan memperpanjang umur pemakaian mesin 
  • Dapat dengan mudah dicampur dengan solar biasa dalam banyak sekali komposisi serta tidak memerlukan modifikasi mesin apapun 
  • Mengurangi asap hitam berdasarkan gas asap buang mesin diesel secara signifikan walaupun penambahan hanya 5% - 10% volume biodiesel kedalam solar 
biodiesel membutuhkan bahan standar minyak nabati yg bisa dihasilkan dari tanaman yang mengandung asam lemak misalnya kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO), jarak pagar (Crude Jatropha Oil/CJO), kelapa (Crude Coconut Oil/CCO), sirsak, srikaya, kapuk, dll. Indonesia sangat kaya akan asal daya alam yang dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku biodiesel. Kelapa sawit merupakan keliru satu sumber bahan baku minyak botani yg prospektif dikembangkan sebagai bahan baku biodiesel di Indonesia, mengingat produksi CPO Indonesia relatif akbar serta semakin tinggi tiap tahunnya. Tanaman jeda pagar juga prospektif menjadi bahan standar biodiesel mengingat tanaman ini dapat tumbuh di huma kritis serta ciri minyaknya yg sinkron buat biodiesel. 

Menurut Badan Penelitian serta Pengembangan Departemen Pertanian, total kebutuhan biodiesel saat ini mencapai 4,12 juta kiloliter per tahun. Sementara kemampuan produksi biodiesel pada tahun 2006 baru 110 ribu kiloliter per tahun. Pada tahun 2007 kemampuan produksi diperkirakan mencapai 200 ribu kiloliter per tahun. Penghasil-produsen lain merencanakan juga akan beroperasi dalam 2008 sebagai akibatnya kapasitas produksi akan mencapai sekitar 400 ribu kiloliter per tahun. Cetak biru (blueprint) Pengelolaan Energi Nasional mentargetkan produksi biodiesel sebesar 0,72 juta kiloliter dalam tahun 2010 buat menggantikan 2% konsumsi solar yg membutuhkan 200 ribu hektar kebun sawit dan 25 unit pengolahan berkapasitas 30 ribu ton per tahun dengan nilai investasi sebanyak Rp. 1,32 triliun; sampai menjadi sebesar 4,7 juta kiloliter dalam tahun 2025 buat membarui lima% konsumsi solar yang membutuhkan 1,34 juta hektar kebun sawit dan 45 unit pengolahan berkapasitas 100 ribu ton per tahun dengan investasi mencapai Rp. 9 triliun. 

b. Bioetanol 
Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan biokimia berdasarkan proses fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Bioetanol adalah bahan bakar dari minyak nabati yg mempunyai sifat menyerupai minyak premium. Untuk pengganti premium, terdapat alternatif gasohol yg merupakan adonan antara bensin serta bioetanol. Adapun manfaat pemakaian gasohol pada Indonesia yaitu : memperbesar basis asal daya bahan bakar cair, mengurangi impor BBM, menguatkan security of supply bahan bakar, menaikkan kesempatan kerja, berpotensi mengurangi ketimpangan pendapatan antar individu dan antar daerah, menaikkan kemampuan nasional dalam teknologi pertanian serta industri, mengurangi kesamaan pemanasan global serta pencemaran udara (bahan bakar ramah lingkungan) serta berpotensi mendorong ekspor komoditi baru. Untuk pengembangan bioetanol dibutuhkan bahan baku antara lain : 
  • Nira bergula (sukrosa): nira tebu, nira nipah, nira sorgum cantik, nira kelapa, nira aren, nira siwalan, sari-buah mete 
  • Bahan berpati : tepung-tepung sorgum biji, jagung, cantel, sagu, singkong/ gaplek, ubi jalar, ganyong, garut, suweg, umbi dahlia. 
  • Bahan berselulosa (lignoselulosa):kayu, jerami, batang pisang, bagas, dll. 
Adapun konversi biomasa sebagian tanaman tadi menjadi bioethanol adalah misalnya pada tabel dibawah ini.

Tabel Konversi biomasa sebagai bioethanol
Biomasa (kg)

Kandungan gula (Kg)

Jumlah hasil bioethanol (Liter)

Biomasa :        Bioethanol

Ubi kayu 1.000
250-300
166,6
6,lima : 1
Ubi jalar 1.000
150-200
125
8 : 1
Jagung 1.000
600-700
400
2,lima : 1
Sagu 1.000
120-160
90
12 : 1
Tetes 1.000
500
250
4 : 1
Sumber data : Balai Besar Teknologi Pati-BPPT,2006

Pemanfaatan Bioetanol :
Sebagai bahan bakar substitusi BBM dalam motor berbahan bakar bensin; dipakai dalam bentuk neat 100% (B100) atau diblending menggunakan premium (EXX) Gasohol s/d E10 bisa digunakan pribadi dalam mobil bensin biasa (tanpa mengharuskan mesin dimodifikasi). 

Pengujian pada tunggangan roda empat di laboratorium BPPT menerangkan bahwa taraf emisi karbon serta hidrokarbon Gasohol E-10 yang merupakan campuran bensin serta etanol 10% lebih rendah dibandingkan menggunakan premium serta pertamax. Pengujian ciri unjuk kerja yaitu daya serta torsi menampakan bahwa etanol 10% identik atau cenderung lebih baik daripada pertamax. Etanol mengandung 35% oksigen sehingga menaikkan efisiensi pembakaran. 

c. Biogas
Biogas dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik menggunakan donasi bakteri anaerob pada lingkungan tanpa oksigen bebas. Energi gas bio didominasi gas metan (60% - 70%), karbondioksida (40% - 30%) dan beberapa gas lain dalam jumlah lebih mini . Gas metan termasuk gas tempat tinggal kaca (greenhouse gas), beserta menggunakan gas co2 (CO2) menaruh dampak tempat tinggal kaca yang menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan dunia. Pengurangan gas metan secara lokal ini dapat berperan positif dalam upaya penyelesaian permasalahan global. 

Pada prinsipnya, pembuatan gas bio sangat sederhana, hanya dengan memasukkan substrat (kotoran ternak) ke dalam digester yang anaerob. Dalam saat tertentu gas bio akan terbentuk yg selanjutnya bisa dipakai sebagai sumber tenaga, contohnya buat kompor gas atau listrik. Penggunaan biodigester dapat membantu pengembangan sistem pertanian menggunakan mendaur ulang kotoran ternak buat menghasilkan gas bio serta diperoleh output samping (by-product) berupa pupuk organik. Selain itu, dengan pemanfaatan biodigester dapat mengurangi emisi gas metan (CH4) yang didapatkan pada dekomposisi bahan organik yang diproduksi berdasarkan sektor pertanian serta peternakan, lantaran kotoran sapi nir dibiarkan terdekomposisi secara terbuka melainkan difermentasi menjadi energi gas bio.

Potensi kotoran sapi buat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan gas bio sebenarnya cukup akbar, tetapi belum poly dimanfaatkan. Bahkan selama ini telah menyebabkan masalah pencemaran serta kesehatan lingkungan. Umumnya para peternak membuang kotoran sapi tadi ke sungai atau pribadi menjualnya ke pengepul menggunakan harga sangat murah. Padahal berdasarkan kotoran sapi saja bisa diperoleh produk-produk sampingan (by-product) yg relatif banyak. Sebagai model pupuk organik cair yg diperoleh berdasarkan urine mengandung auksin relatif tinggi sehingga baik buat pupuk sumber zat tumbuh. Serum darah sapi dari tempat-loka mutilasi hewan dapat dimanfaatkan menjadi sumber nutrisi bagi tanaman , selain itu menurut limbah jeroan sapi dapat pula dihasilkan aktivator sebagai cara lain sumber dekomposer. 

(pengaruh rumah kaca), sehingga upaya ini dapat diusulkan menjadi bagian dari acara 

Tantangan ke Depan : Biofuel vs Ketahanan Pangan

Untuk pengembangan biofuel, poly hal harus dipertimbangkan antara lain :
1. Dibandingkan dengan minyak bumi serta gas yg ketersediaannya terbatas serta pengelolaannya dikuasai oleh pihak-pihak yg sangat terbatas, biomassa sebenarnya relatif melimpah pada Indonesia dan rakyat bisa memanfaatkannya secara langsung. Permasalahan yg dihadapi merupakan keterbatasan teknologi, keterbatasan lahan dan keterbatasan pasar atau penggunanya. Selain itu, belum adanya anggaran aturan yg jelas dalam industri ini serta standar penggunaan bahan-bahan buat biodiesel dan bioetanol menyulitkan warga dan penghasil biodiesel serta bioetanol buat memperoleh pembiayaan dan menjalankan bisnisnya. Kurangnya jaringan distribusi serta infrastruktur menyulitkan pemasaran biodiesel serta bioetanol di pasar domestik. Sebagai konsekuensi, sebagian besar biodiesel serta bioetanol yg diproduksi di Indonesia sekarang digunakan buat pasar ekspor.
2. Dibutuhkan motor penggerak serta kapital yang akbar buat membiayai budi daya bahan baku baik menurut segi pengadaan lahan, bibit, pupuk maupun obat-obatan. Perusahaan-perusahaan besar yang berkiprah dibidang pertanian serta perkebunan diperlukan dapat sebagai motor penggerak bagi bisnis budi daya ini lantaran besarnya porto budidaya serta pengembangan. 
3. Adanya hambatan sosial dalam pengembangan beberapa komoditas flora sumber energi, misalnya tumbuhan jeda, wajib segera ditangani buat menciptakan rasa saling percaya antara petani jeda dengan pengusaha menjadi pengolah biji jeda. Meskipun tumbuhan jeda sangat potensial dikembangkan menjadi energi terbarukan menggunakan harga murah, bisa ditanam pada huma kritis, serta dapat mempertinggi pendapatan petani, tapi belum semua pihak menyadari potensi tadi.
4. Terkait menggunakan info ketahanan pangan (food security), yang wajib dilakukan merupakan : 
Meningkatkan produktivitas lahan melalui acara intensifikasi yg mencakup pemilihan bibit, peningkatan kualitas kultur teknis sampai pengelolaan pasca panen. Melalui aktivitas dibutuhkan produktivitas flora meningkat signifikan, sehingga tidak ada lagi kekhawatiran akan kekurangan bahan pangan. 
Meningkatkan produksi melalui ekstensifikasi atau ekspansi lahan menggunakan memanfaatkan huma-huma kritis / marjinal. Beberapa tumbuhan asal energi, misalnya jarak, cantel, jagung dan jambu mete, adalah flora yg relatif tahan kemarau serta sanggup beradaptasi dalam lingkungan yang kurang menguntungkan. Oleh karenanya untuk penanaman diusahakan agar jangan hingga menggeser peruntukan tanaman pangan. Berbagai lahan marjinal yang bisa dimanfaatkan antara lain : huma pantai, tanah karst, bantaran sungai, atau huma berkemiringan curam. 
Perlu segera dilakukan diversifikasi buat menemukan jenis-jenis tumbuhan baru penghasil energi. Beberapa tanaman yg sedang diteliti serta dikembangkan di Indonesia diantaranya : jambu mete, widuri, kerandang, kacang-kacangan, nyamplung, algae dan masih banyak lagi. 

Road Map Penelitian dan Pengembangan Energi di UMY
Penelitian serta pengembangan bidang tenaga pada UMY sudah dimulai tahun 2000 pada Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, PUSPER (Pusat Studi Pengelolaan Energi Regional). Melalui kerjasama dengan aneka macam pihak, penelitian serta pengembangan yang telah, sedang dan akan dilakukan diantaranya :
Bidang

Penelitian & Pengembangan

Hasil

(s/d ketika ini)

Pengembangan lanjutan

Audit energi
-Audit tenaga buat aneka macam stakeholders
-Pelatihan audit energi bagi staf dan mahasiswa Fakultas Teknik
-Hasil audit energi industri, perkantoran serta perorangan
-Sertifikasi auditor tenaga

Micro Hydro Power
-Survei potensi dan lokasi buat MHPP (Micro Hidro Power Plant)
-  Peta potensi untuk pengembangan energi (termasuk MHPP) : CAREPI
- Pengembangan stasiun MHPP

Hydro Power
-Belum signifikan
-Belum signifikan
-Pemanfaatan generator berbasis air serta air bahari buat produksi bio-kerosene serta bio-premium
Wind energy
-Pengembangan windmill pada huma pantai Bugel KP dan pantai Samas Bantul
-Berhasil menghidupkan generator
-Peralatan rusak lantaran korosi dan sedimentasi garam
-Pengujian bahan baku
-Pengujian pelapis logam anti karat
-Pengujian generator buat meningkatkan air pengairan
Solar energi
Belum signifikan
-  Belum signifikan
-    Pengujian solar cell untuk generator pembangkit listrik
Bioethanol
-Sakarifikasi ketela pohon, ubi jalar, ubi-ubian yg lain, sayuran, buah-buahan
-Fermentasi bahan standar dengan yeast
-Nira
-Syrup

-Pemurnian etanol
-Pengujian kualitas
-Scaling up produksi
-Produksi serta pengujian mesin pemroses
Biodiesel
Pengujian bahan baku
Belum signifikan
Pengujian bahan standar (kelapa, algae,kerandang, air, dll)
Bio-avtur (bensin penerbangan)
Pengujian bio-avtur berbasis bio-kerosene
Kualitas bio-avtur yg dihasilkan
Pengujian bio-avtur berbasis bio-kerosene serta bioetanol
Biogas
-Teknologi proses produksi biogas dari berbagai limbah (waste)
-Pengujian reaktor biogas
-Biogas skala tempat tinggal tangga
-Reaktor biogas portable
-Pengujian limbah lain buat produksi biogas
By-product
-Isolasi, karakterisasi dan multiplikasi dekomposer berdasarkan berbagai sumber
- Pemanfaatan dekomposer buat digesti limbah dalam proses produksi bioetanol dan pupuk
-Pemanfaatan limbah buat produksi bahan pangan (Nata de Cassava, Nata de Pina, selai, sirup, dll)
-Isolat bakteri serta jamur dekomposer
-Pupuk organik padat
-Pupuk organik cair
-Identifikasi,determinasi dan scaling up produksi isolat dekomposer
-Pemanfaatan limbah (tapioka, residu sayuran dan buah-buahan) buat produksi aktivator serta ZPT