PENGERTIAN PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI

Pengertian Psikologi Industri Dan Organisasi
Pengertian industri meliputi jua pengertian business (perusahaan).
Psikologi industri serta organisasi merupakan hasil perkembangan menurut psikologi umum, psikologi eksperimen dan psikologi spesifik.

Sekarang, konduite manusia pada kaitan dengan kegiatan indusatri serta organisasi dipelajari untuk pengembangan teori, aturan dan prinsip psikologi baru yg berlaku umum pada lingkup industri dan organisasi

Alat buat mengukur disparitas manusia jua tetap dikembangkan buat menaikkan kecermatan pada melaksanakan pemeriksaan psikologis buat tujuan seleksi, penempatan, sosialisasi diri, penyuluhan kejuruan dan pengembangan kariere.

Segi terapan menurut psikologi industri dan organisasi mengakibatkan tafsiran bahwa psikologi bermanfaat bagi manajemen, bagi pimpinan dan pemilik perusahaan serta merugikan para energi kerja dan konsumen.

Psikologi industri dan organisasi adalah suatu holistik pengetahuan (a body of knowledge) yang berisi informasi, aturan2 dan prinsip2 tentang konduite manusia dalam pekerjaan. Pengetahuan ini dapat disalah pakai sebagai akibatnya bisa membahayakan serta merugikan pihak2 yg terlibat. Penggunaan pengetahuan psikologi industri serta organisasi wajib ditujukan buat kepentingan serta kemanfaatan pihak2 yg terlibat, baik perusahaan menjadi organisasi maupun karyawannya.

Psikologi industri dan organisasi merupakan ilmu yang mengusut konduite manusia:
  • Dalam perannya menjadi energi kerja dan sebagai konsumen
  • Baik secara perorangan maupun secara grup, dengan maksud agar temuannya dapat diterapkan dalam industri serta organisasi buat kepentingan serta kemanfaatan manusianya serta organisasinya.
A. Psikologi industri dan organisasi menjadi ilmu
Masih menerapkan temuan2 menurut psikologi dalam umumnya, psikologi serta industri pada khususnya kedalam industri serta organisasi.

B. Psikologi industri serta organisasi menyelidiki 
Perilaku manusia. 
Yang dimaksudkan denagn perilaku insan ialah segala aktivitas yg dilakukan sang insan, baik yang secara eksklusif dapat diamati seperti berjalan, melompat, menulis, duduk, berbicara serta sebagainya maupun yg tidak bisa diamati secara eksklusif seperti berikir, perasaan, motivasi dan sebagainya..

Ilmu hanya menangani hingga menganalisis fakta2 yg dapat diamati, yang bisa ditinjau, didengar, diraba, diukur dan dilaporkan, yang semuanya adalah konduite yang terbuka.

Perilaku yangtertutup disimpulkan melalui ungkapan kedalam konduite yang terbuka.

Melalui observasi dari konduite terbuka kita kita menafsirkan mengenai erilaku yg tertutup.

C. Perilaku manusia dipelajari pada perannya
Sebagai energi kerja serta menjadi konsumen.
Manusia dipelajari dalam interaksi menggunakan pekerjaannya., menggunakan lingkungan fisik serta lingkungan psiko-sosialnya di pekerjaannya.

Sebagai energi kerja manusia sebagai anggota organisasi industri serta menjadi konsumen dia sebagai pengguna berdasarkan produk atau jasa menurut organisasi perusahaan.

D. Perilaku mabnuysia dipelajari secara perorangan serta secara kelompok.
Dalam organisasi ada unit kerja. Unit kerja yang akbar terdiri menurut unit2 kerja yang lebih kecil dan masing2 terdiri menurut unit kerja yg lebih mini lagi.

Dalam hubungan ini dipelajari bagaimana impak satu kelompok atau unit kerja terhadap konduite seorang tenaga kerja dan kebalikannya.

Juga dipelajari sejauh mana struktur, pola dan jenis organisasi mempengaruhi tenaga kerjanya, terhadap grup tenaga kerja serta terhadap seorang tenaga kerja.

Tentang konsumen dapat berbentuk, sejauh mana terdapat reaksi yg sama dari gerombolan konsumen menggunakan ciri2 tertentu terhadap iklan suatu produk.

Berdasarkan temuan dikembangkan teori aturan2 atau aturan dan prinsip2 yg dapat diterapkan balik kedalam kegiatan2 industri serta organisasi buat kepentingan tenaga kerja, konsumen dan organisasinya dan buat menguji ketepatannya.. Contohnya ditemukannya data mengenai perbedaan manager yg berhasil serta yg tidak.

Wawasan psikologi industri serta organisasi
Psikologi industri serta organisasi herbi industri serta organisasi.

Semula ilmu ini dinamakan psikologi industri yg fungsi utamanya menerapkan ilmu psikologi di industri.

Dengan berkembangnya psikologi industri menjadi ilmu yg berdikari maka namanya menjadi psikologi industri dan (psikologi) organisasi.

Dengan organisasi dimaksudkan organisasi formal yang meliputi organisasi yang mencari keuntungan, menghasilkan barang atau jasa, dan organisasi yang tujuan utamanya bukan mencari laba.

Organisasi dapat ditinjau sebagasi suatu sistim yang terbuka.
Kast dan rosenzweig mengartikan sistim sebagai suatu kesatuan holistik yang terorganisasi,yang terdiri dari 2 atau lebih bagian, komponen atau subsitem, yang saling tergantung, yang dipisahkan menurut suprasistim menjadi lingkungannya sang batas2 yang bisa ditemu kenali.

Sistim berinteraksi menggunakan siustim lainnya serta membangun suatu suprasistim.

Sistim juga terdiri berdasarkan 2 atau lebih subsistim yg saling berinteraksi, dan masing2 subsistim terdiri dari sistim yg lebih mini lagi yg saling berinteraksi dan seterusnya.

Dengan demikian dapat ditemukan suatu tata taraf berdasarkan sistim.
Organisasi sebagai suatu sistim terdiri menurut subsistim, yaitu satuan kerja yg yang besar misalnya devisi atau urusan. Satuan kerja yg besar ini terdiri berdasarkan satuan2 kerja yang lebih kecil (sub-subsistim) seperti bagian. Setiap bagian terdiri dari satuan kerja yg lebih mini lagi, misalnya seksi serta satuan kerja yg terkecil artinya tenaga kerja.

Organisasi industri berinteraksi dengan sistim lain dan masing2 unit memberi efek yg tersendiri pada lingkungannya.

Dengan demikian setiap sistim menciptakan organisasi industri sebagai sistim berada dalam proses pertukaran yg sambung menyambung menggunakan lingkungannya, yaity sistim terbuka.

Sistim juga mempunyai batas yang bisa berupa fisik maupun non-fisik
Batas sistim memiliki fungsi seleksi dan pengendalian terhadap macam serta banyaknya arus menurut masukan serta keluaran.

Obyek yang dipelajari oleh psikolog industri dan organisasi merupakan perilaku insan menjadi energi kerja dan menjadi konsumen dalam kaitan:

A. Fungsi batas sistim
Yaitu secara perorangan atau secara kelompok misalnya:
- Pelamar/calon energi kerja
- Tenaga kerja yg terlibat pada proses pengadaan serta seleksi energi kerja
- Tenaga kerja yang terlibat dalam proses pengendalian mutu, pemasaran serta penjualan
- Konsumen, perorangan maupun perusahaan

B. Proses produksi pada sistim seperti:
- Tenaga kerja pelaksana yang dikelola
- Tenaga kerja pengelola (manager).

Seleksi pembinaan serta pengembangan sasarannya supaya tenaga kerja diubahsuaikan dengan tuntutan lingkungan kerjanya.

Kondisi kerja dan psikologi kerekayasaan berusaha buat menyesuaikan lingkungan kerja fisik, mesin2, alat-alat serta lingkungan kerja psikologis dengan keterbatasan kemampuan para tenaga kerjanya, agar mereka dapat bekerja effisien.

Hubungan antar tenagas kerja bisa saja menyebabkan aneka macam kasus dan perseteruan yg memerlukan penyelesaian.

Pengembangan organisasi menggunakan aneka macam jenis teknik intervensi bisa mengatasi banyak sekali masalah sehingga organisasi bisa menaikkan efisiensi, efektivitas dan “kesehatannya".

A. Kaitan dengan konduite keorganisasian (organizational behavior).
Psikologi industri dan organisasi sangat erat hubungannya dengan konduite keorganisasian. Kesamaan pada bidang kajian terletak dalam memeriksa perilaku insan:
A. Dalam perannya menjadi energi kerja dan sebagai konsumen
B. Baik secara perorangan maupun secara grup.

Untuk kepentingan dan kemanfaatan manusianya serta organisasinya.
Sebagai tenaga kerja poerilaku dipelajari buat menemukenali kepribadian, kecakapan2, ketrampilan, sikap dan ciri2 kepribadian:
1. Dengan tujuan khusus untuk seleksi serta penempatan, untuk training dan pengembangan
2. Dalam hubungan dengan lingkungan fisiknya
3. Dalam hubungan menggunakan lingkungan sosialnya.

Perilaku organisasi lebih serius pada no. 3.

B. Kaitannya dengan manager sumber daya manusia
Di indonesia kebanyakan orang sukar dapat membedakan antara psikologi industri serta organisasi serta managemen sumber daya insan.

Obyek studinya artinya sama yaitu insan menjadi energi manusia.

Perbedaan primer terletak dalam kondisi dimana insan menjadi energi dipelajari kerja.
Pada managemen sumber daya insan, konduite manusia dipelajari pada kaitannya menggunakan managemen dan bagaimana insan menjadi tenaga kerja dapat dimanagemeni secara efektif sebagai utama bahasan.

Topik2 yang sama merupakan seleksi tenaga kerja, pembinaan, motivasi dan kepemimpinan, tetapi masaing2 ditangani menggunakan cara yg tidak sinkron.

Managemen sumber daya manusia bekerja dari effisiensi dan efektivitas kerja sedangkan psikologi industri menurut mencari ciri2 yg absah dalam insan.

PENGERTIAN PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI

Pengertian Psikologi Industri Dan Organisasi
Pengertian industri mencakup jua pengertian business (perusahaan).
Psikologi industri serta organisasi adalah output perkembangan berdasarkan psikologi generik, psikologi eksperimen dan psikologi khusus.

Sekarang, perilaku insan dalam kaitan dengan kegiatan indusatri serta organisasi dipelajari buat pengembangan teori, aturan serta prinsip psikologi baru yg berlaku generik pada lingkup industri dan organisasi

Alat buat mengukur disparitas insan pula tetap dikembangkan buat menaikkan kecermatan dalam melaksanakan pemeriksaan psikologis untuk tujuan seleksi, penempatan, pengenalan diri, penyuluhan kejuruan serta pengembangan kariere.

Segi terapan dari psikologi industri dan organisasi menyebabkan tafsiran bahwa psikologi bermanfaat bagi manajemen, bagi pimpinan serta pemilik perusahaan dan merugikan para tenaga kerja serta konsumen.

Psikologi industri serta organisasi merupakan suatu keseluruhan pengetahuan (a body of knowledge) yang berisi keterangan, aturan2 serta prinsip2 tentang perilaku insan dalam pekerjaan. Pengetahuan ini bisa disalah gunakan sebagai akibatnya dapat membahayakan dan merugikan pihak2 yang terlibat. Penggunaan pengetahuan psikologi industri dan organisasi harus ditujukan buat kepentingan dan kemanfaatan pihak2 yg terlibat, baik perusahaan sebagai organisasi juga karyawannya.

Psikologi industri dan organisasi adalah ilmu yang mempelajari konduite manusia:
  • Dalam kiprahnya sebagai tenaga kerja serta sebagai konsumen
  • Baik secara perorangan maupun secara grup, dengan maksud agar temuannya dapat diterapkan dalam industri dan organisasi buat kepentingan serta kemanfaatan manusianya dan organisasinya.
A. Psikologi industri dan organisasi sebagai ilmu
Masih menerapkan temuan2 dari psikologi dalam umumnya, psikologi dan industri dalam khususnya kedalam industri serta organisasi.

B. Psikologi industri serta organisasi menilik 
Perilaku insan. 
Yang dimaksudkan denagn konduite insan merupakan segala aktivitas yang dilakukan oleh insan, baik yang secara pribadi dapat diamati misalnya berjalan, melompat, menulis, duduk, berbicara serta sebagainya maupun yang nir dapat diamati secara pribadi misalnya berikir, perasaan, motivasi serta sebagainya..

Ilmu hanya menangani sampai menganalisis fakta2 yg dapat diamati, yang dapat ditinjau, didengar, diraba, diukur dan dilaporkan, yg semuanya adalah perilaku yg terbuka.

Perilaku yangtertutup disimpulkan melalui ungkapan kedalam konduite yang terbuka.

Melalui observasi dari perilaku terbuka kita kita menafsirkan tentang erilaku yg tertutup.

C. Perilaku insan dipelajari pada perannya
Sebagai tenaga kerja serta menjadi konsumen.
Manusia dipelajari dalam interaksi dengan pekerjaannya., menggunakan lingkungan fisik dan lingkungan psiko-sosialnya pada pekerjaannya.

Sebagai energi kerja manusia sebagai anggota organisasi industri serta sebagai konsumen dia sebagai pengguna dari produk atau jasa menurut organisasi perusahaan.

D. Perilaku mabnuysia dipelajari secara perorangan serta secara kelompok.
Dalam organisasi terdapat unit kerja. Unit kerja yg akbar terdiri dari unit2 kerja yg lebih mini serta masing2 terdiri berdasarkan unit kerja yg lebih kecil lagi.

Dalam hubungan ini dipelajari bagaimana efek satu kelompok atau unit kerja terhadap konduite seorang energi kerja dan kebalikannya.

Juga dipelajari sejauh mana struktur, pola serta jenis organisasi mempengaruhi energi kerjanya, terhadap grup energi kerja serta terhadap seseorang energi kerja.

Tentang konsumen bisa berbentuk, sejauh mana ada reaksi yg sama berdasarkan grup konsumen dengan ciri2 tertentu terhadap iklan suatu produk.

Berdasarkan temuan dikembangkan teori aturan2 atau aturan serta prinsip2 yg dapat diterapkan pulang kedalam kegiatan2 industri serta organisasi untuk kepentingan tenaga kerja, konsumen dan organisasinya serta buat menguji ketepatannya.. Contohnya ditemukannya data mengenai perbedaan manager yang berhasil serta yg nir.

Wawasan psikologi industri serta organisasi
Psikologi industri serta organisasi berhubungan dengan industri serta organisasi.

Semula ilmu ini dinamakan psikologi industri yg fungsi utamanya menerapkan ilmu psikologi pada industri.

Dengan berkembangnya psikologi industri menjadi ilmu yg mandiri maka namanya sebagai psikologi industri serta (psikologi) organisasi.

Dengan organisasi dimaksudkan organisasi formal yang meliputi organisasi yang mencari laba, memproduksi barang atau jasa, serta organisasi yg tujuan utamanya bukan mencari keuntungan.

Organisasi dapat ditinjau sebagasi suatu sistim yg terbuka.
Kast serta rosenzweig mengartikan sistim menjadi suatu kesatuan keseluruhan yg terorganisasi,yg terdiri berdasarkan dua atau lebih bagian, komponen atau subsitem, yang saling tergantung, yang dipisahkan dari suprasistim sebagai lingkungannya sang batas2 yang dapat ditemu kenali.

Sistim berinteraksi menggunakan siustim lainnya serta menciptakan suatu suprasistim.

Sistim pula terdiri dari 2 atau lebih subsistim yang saling berinteraksi, serta masing2 subsistim terdiri berdasarkan sistim yg lebih kecil lagi yg saling berinteraksi dan seterusnya.

Dengan demikian dapat ditemukan suatu tata taraf menurut sistim.
Organisasi menjadi suatu sistim terdiri menurut subsistim, yaitu satuan kerja yang yg besar seperti devisi atau urusan. Satuan kerja yang besar ini terdiri menurut satuan2 kerja yg lebih mini (sub-subsistim) misalnya bagian. Setiap bagian terdiri menurut satuan kerja yang lebih mini lagi, contohnya seksi dan satuan kerja yg terkecil ialah energi kerja.

Organisasi industri berinteraksi dengan sistim lain dan masing2 unit memberi imbas yang tersendiri pada lingkungannya.

Dengan demikian setiap sistim membuat organisasi industri sebagai sistim berada pada proses pertukaran yang sambung menyambung menggunakan lingkungannya, yaity sistim terbuka.

Sistim juga mempunyai batas yg bisa berupa fisik maupun non-fisik
Batas sistim memiliki fungsi seleksi serta pengendalian terhadap macam serta banyaknya arus berdasarkan masukan serta keluaran.

Obyek yg dipelajari sang psikolog industri serta organisasi merupakan konduite insan sebagai tenaga kerja serta menjadi konsumen dalam kaitan:

A. Fungsi batas sistim
Yaitu secara perorangan atau secara grup misalnya:
- Pelamar/calon energi kerja
- Tenaga kerja yang terlibat pada proses pengadaan dan seleksi tenaga kerja
- Tenaga kerja yang terlibat pada proses pengendalian mutu, pemasaran serta penjualan
- Konsumen, perorangan maupun perusahaan

B. Proses produksi pada sistim seperti:
- Tenaga kerja pelaksana yg dikelola
- Tenaga kerja pengelola (manager).

Seleksi training dan pengembangan sasarannya supaya tenaga kerja diubahsuaikan dengan tuntutan lingkungan kerjanya.

Kondisi kerja serta psikologi kerekayasaan berusaha buat menyesuaikan lingkungan kerja fisik, mesin2, alat-alat dan lingkungan kerja psikologis menggunakan keterbatasan kemampuan para energi kerjanya, agar mereka bisa bekerja effisien.

Hubungan antar tenagas kerja dapat saja mengakibatkan aneka macam masalah dan perseteruan yg memerlukan penyelesaian.

Pengembangan organisasi dengan banyak sekali jenis teknik intervensi bisa mengatasi aneka macam masalah sehingga organisasi dapat menaikkan efisiensi, efektivitas serta “kesehatannya".

A. Kaitan dengan konduite keorganisasian (organizational behavior).
Psikologi industri serta organisasi sangat erat hubungannya menggunakan perilaku keorganisasian. Kesamaan dalam bidang kajian terletak pada mengusut konduite insan:
A. Dalam kiprahnya sebagai tenaga kerja serta sebagai konsumen
B. Baik secara perorangan juga secara gerombolan .

Untuk kepentingan serta kemanfaatan manusianya serta organisasinya.
Sebagai tenaga kerja poerilaku dipelajari buat menemukenali kepribadian, kecakapan2, ketrampilan, perilaku dan ciri2 kepribadian:
1. Dengan tujuan khusus buat seleksi dan penempatan, untuk pembinaan serta pengembangan
2. Dalam hubungan menggunakan lingkungan fisiknya
3. Dalam hubungan dengan lingkungan sosialnya.

Perilaku organisasi lebih berfokus dalam no. 3.

B. Kaitannya dengan manager asal daya manusia
Di indonesia kebanyakan orang sukar dapat membedakan antara psikologi industri dan organisasi dan managemen asal daya insan.

Obyek studinya merupakan sama yaitu insan menjadi energi manusia.

Perbedaan utama terletak pada syarat dimana insan sebagai energi dipelajari kerja.
Pada managemen sumber daya insan, konduite manusia dipelajari dalam kaitannya menggunakan managemen dan bagaimana manusia menjadi energi kerja bisa dimanagemeni secara efektif menjadi pokok bahasan.

Topik2 yg sama merupakan seleksi tenaga kerja, training, motivasi dan kepemimpinan, tetapi masaing2 ditangani menggunakan cara yang tidak selaras.

Managemen sumber daya manusia bekerja berdasarkan effisiensi serta efektivitas kerja sedangkan psikologi industri menurut mencari ciri2 yg sah dalam insan.

PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI PSIKOLOGI

Pengertian serta Klasifikasi Psikologi
Psikologi asal dari kata Yunani psyche = jiwa serta logos = ilmu, sebagai akibatnya psikologi bisa didefinisikan: ilmu yg memeriksa gejala-gejala kejiwaan berupa tingkah laris manusia. Gejala kejiwaan diklasifikasikan:

1. Gejala pengenalan (kognitif)
Meliputi:
Pengamatan: bisnis insan buat mengenal dunia riil, baik mengenal diri sendiri, maupun mengenal global sekitarnya melalui panca inderanya, yaitu menggunakan: melihat, mendengar, membau, meraba, dan mengecap. 

Agar orientasi pengamatan dapat berhasil menggunakan baik, maka dibutuhkan aspek pengaturan terhadap objek yang diamati, yaitu:

1) Aspek pengaturan berdasarkan sudut pandang ruang.
Dunia pengamatan dilukiskan dalam pengertian-pengertian: atas-bawah, kanan-kiri, jauh-dekat, tinggi-rendah.

2) Aspek pengaturan dari sudut pandang ketika.
Dunia pengamatan dilukiskan dalam pengertian-pengertian: masa lampau, masa kini , serta masa yang akan tiba.

3) Aspek pengaturan berdasarkan sudut pandang Gestalt.
Obyek yang diamati diberi arti menjadi suatu kesatuan yang utuh, bukan menjadi bagian yang terlepas-tanggal. Misal: dalam melihat rumah ditinjau menjadi suatu bangunan secara utuh, bukan dicermati menjadi pakunya atau batu batanya.

4) Aspek pengaturan dari sudut pandang arti.
  • Obyek yg diamati diberi arti menurut adalah bagi kita. Misal: sebuah pabrik serta sebuah sekolah dicermati berdasarkan segi bangunan banyak menampakan persamaan, namun dilihat berdasarkan segi merupakan memperlihatkan hal yg sangat tidak sama.
  • Tanggapan: bayangan atau kesan yang tertinggal pada dalam diri kita sesudah kita melakukan pengamatan terhadap suatu objek. 
Tanggapan tidak hanya dapat menghidupkan pulang apa yang telah diamati (masa lampau), namun jua bisa mengantisipasikan sesuatu yang akan tiba, atau yang mewakili waktu ini. Sehubungan menggunakan hal tadi, maka tanggapan dibedakan menjadi 3 macam:
1) Tanggapan masa lampau/ tanggapan ingatan.
2) Tanggapan masa yang akan datang/ tanggapan mengantisipasikan.
3) Tanggapan masa sekarang/ tanggapan representatif.

Berdasarkan indera yang dipergunakan buat melakukan pengamatan, tanggapan bisa dibedakan menjadi:
1) Tanggapan visual – hasil pengamatan yang dilakukan dengan alat mata.
2) Tanggapan auditif – hasil pengamatan yang dilakukan dengan indera pendengaran.
3) Tanggapan olfaktorik – hasil pengamatan yang dilakukan dengan indera hidung.
4) Tanggapan gustatif – hasil pengamatan yang dilakukan dengan alat pengecap.
5) Tanggapan taktil – hasil pengamatan yang dilakukan menggunakan alat raba.

Tanggapan mempunyai peranan yang krusial dalam proses belajar, terutama dalam proses memperoleh pengertian. Proses tadi melalui urutan menjadi berikut:
1) Pengamatan
2) Bayangan pengiring – bayangan yang ada sesudah kita melihat sesuatu rona buat beberapa ketika, kemudian mengalihkan pandangan ke suatu latar belakang yg putih.
3) Bayangan eidetik – bayangan yg sangat kentara dan hayati, sebagai akibatnya orang yg memiliki tanggapan seolah-olah mengamati pulang obyek atau peristiwanya.
4) Tanggapan
5) Pengertian.
Ingatan: kemampuan rohaniah buat mencamkan, menyimpan, dan mereproduksi kesan-kesan. 
Fantasi: kemampuan jiwa buat membangun tanggapan-tanggapan baru menggunakan pertolongan tanggapan-tanggapan yang sudah ada, dan tanggapan yg baru nir harus sama atau sesuai menggunakan benda-benda yang ada. 

Fantasi dibedakan sebagai:
1) Fantasi yang tidak disadari: melamun.
2) Fantasi yang disadari: fantasi mencipta (mengarang lagu, tarian), dan fantasi terpimpin/ tuntunan (mendengarkan sandiwara radio).

Kegunaan fantasi:
1) Fantasi adalah wahana tahu orang lain.
2) Fantasi memungkinkan subyek melepaskan diri berdasarkan keterikatannya terhadap loka serta ketika, sebagai akibatnya memungkinkan bagi subyek untuk menilik ilmu bumi serta sejarah.
3) Fantasi bisa membantu subyek buat bercita-cita.
4) Fantasi memungkinkan orang untuk melepaskan diri dari kesukaran yg dihadapi di alam riil.

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya fantasi:
1) Adanya saat yg kosong.
2) Tidak adanya kesibukan yang menentu.
3) Adanya harapan-harapan (hasrat) yg besar .
4) Adanya banyak sekali kesulitan pemecahan perkara.
5) Adanya banyak sekali macam kelemahan pribadi yang menyebabkan yg bersangkutan lari ke fantasi buat menciptakan ego defence.
6) Sedang dirundung asmara, dll.
Asosiasi: hubungan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lain. Misal: apabila kita menyebut tikus, maka kita akan teringat kucing. 

Asosiasi terjadi berdasarkan hukum asosiasi sebagai berikut:
1) Hukum berurutan: beberapa tanggapan yang dialami seorang secara berturutan, akan membangun asosiasi.
2) Hukum serentak: beberapa tanggapan yang dialami secara serentak/ pada saat yg bersamaan, cenderung berasosiasi satu dengan yg lain.
3) Hukum kesamaan/ kesesuaian: beberapa tanggapan yg serupa, atau seperti, atau identik satu menggunakan yang lain akan berasosiasi.
4) Hukum berlawanan: tanggapan yang antagonis satu menggunakan yang lain cenderung berasosiasi.
Berpikir: proses dinamis dimana subjek membuat hubungan antara objek dengan bagian-bagian pengetahuan yang telah dimiliki. 

Berpikir dibedakan menjadi:
1) Berpikir reflektif: kemampuan individu dalam menyeleksi pengetahuan (yg revelan menggunakan tujuan perkara) yg pernah diperoleh.

Proses-proses mental yang menyertai pada berpikir reflektif adalah menjadi berikut:
a) Direction – perhatian dan minat yg diarahkan dalam tujuan.
b) Interpretation – interpretasi terhadap interaksi-interaksi yang masih ada pada tujuan yang akan dicapai.
c) Selection – mengingat balik dan memilih pengetahuan-pengetahuan yg telah pernah diperoleh.
d) Insight – adanya pengertian individu tentang hubungan antara pengetahuan-pengetahuan menggunakan tujuan yg akan dicapai.
e) Creation – pembentukan pola-pola mental baru.
f) Criticism – Penilaian terhadap kesanggupan menuntaskan konflik.

Langkah-langkah berpikir reflektif:
a) Individu merasakan adanya dilema.
b) Individu melokalisasi/ memberi batasan kesukaran pemahaman terhadap masalah.
c) Individu menemukan interaksi-hubungan (memformulasikan hipotesis-hipotesis).
d) Individu mengevaluasi hipotesis-hipotesis.
e) Individu menerapkan cara pemecahan masalah lalu menyimpulkannya.

2) Berpikir kreatif: proses berpikir melalui mekanisme dengan cara-cara baru dan tak bisa dikira-kira sebelumnya sehingga memperoleh hasil yg asli. 

Langkah-langkah berpikir kreatif:
a) Tahap persiapan – bahan-bahan atau pengetahuan dikumpulkan serta disusun secara integral dan monoton.
b) Tahap inkubasi – kemungkinan besar aspek-aspek pernyataan yg kreatif bersifat samar-samar.
c) Tahap insight/ pemahaman – hasil proses berpikir yg konstan sebagai akibatnya individu sadar akan hubungan-interaksi yang sebelumnya nir diketahui sampai menemukan pemahaman baru.

Kecerdasan/ intelegensi: kemampuan mengendalikan aktivitas-aktivitas dengan ciri-ciri sukar, kompleks, tak berbentuk, ekonomis (sempurna), bertujuan, bernilai sosial, serta menampakkan adanya keaslian, dan kemampuan buat mempertahankan aktivitas-aktivitas misalnya itu dalam syarat yang memerlukan konsentrasi energi serta antagonis menggunakan kekuatan-kekuatan emosional. 

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan:
1) Faktor bawaan/ warisan: orang tua
2) Faktor lingkungan: gizi yg dikonsumsi serta rangsangan-rangsangan yg bersifat kognitif emosional.

2. Gejala perasaan (afektif)
è Gejala psikis yg bersifat subyektif, herbi gejala-gejala mengenal, dialami dalam kualitas senang atau nir bahagia dalam aneka macam taraf. 

Perasaan dibedakan menjadi berikut:
Perasaan jasmaniah: 
1) Perasaan indriah: sedap, asin, getir, dll.
2) Perasaan penting: segar, lemah, tidak berdaya, dll.
Perasaan rohaniah: perasaan keagamaan, intelektual, kesusilaan, estetika, sosial dan harga diri. 
3. Gejala kehendak/ psikomotorik/ motif (konatif)

è keadaan dalam eksklusif manusia yang mendorong buat melakukan kegiatan-kegiatan eksklusif guna mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan bentuknya, motif digolongkan sebagai berikut:
  • Motif bawaan: motif yg dibawa semenjak lahir tanpa dipelajari. Misal: makan, tidur, dll. 
  • Motif yang dipelajari: motif yg disebabkan lantaran dipelajari. Misal: berteman, bersahabat. 

Berdasarkan sumber rangsangan, motif dibedakan menjadi berikut:
  • Motif ekstrinsik: motif yg terjadi lantaran impak rangsangan menurut luar. 
  • Motif instrinsik: motif yang terjadi karena efek rangsangan berdasarkan pada diri sendiri. 

Berdasarkan isi, motif dibedakan sebagai berikut:
  • Motif jasmaniah. Misal: refleks, naluri, nafsu, dan harapan. 
  • Motif rohaniah yaitu kemauan. 

4. Gejala campuran (kombinasi)
è campuran berdasarkan kognitif, afektif, serta konatif. Ada tiga macam tanda-tanda campuran yaitu:
Perhatian 

Ada dua macam arti perhatian:
1) Perhatian merupakan pemusatan tenaga psikis yg tertuju dalam sesuatu obyek.
2) Perhatian adalah eksploitasi pencerahan buat menyertai suatu aktivitas.

Berdasarkan cara kerjanya, perhatian dibedakan menjadi berikut:
1) Perhatian spontan: perhatian yang nir disengaja atau tidak sekehendak subyek.
2) Perhatian refleksif: perhatian yang disengaja atau sekehendak subyek.

Berdasarkan intensitasnya, perhatian dibedakan sebagai berikut:
1) Perhatian intensif: perhatian yg banyak menyertakan aspek kesadarannya.
2) Perhatian nir intensif: perhatian yg nir banyak menyertakan aspek kesadarannya.

Berdasarkan luasnya, perhatian dibedakan menjadi berikut:
1) Perhatian terpusat: perhatian yg tertuju pada lingkup obyek yg sangat terbatas.
2) Perhatian terpencar: perhatian yg tertuju dalam lingkup obyek yg luas atau tertuju kepada bermacam-macam obyek.
Sugesti – imbas yg diterima sang seorang yg datangnya menurut luar atau dalam diri sendiri yang mengesampingkan pikiran, perasaan, serta kemauan. 

Oto sugesti: efek yg datangnya berdasarkan dalam diri sendiri.
Kelelahan 
Kelelahan terjadi jika orang melakukan banyak kegiatan, baik fisik yang bersifat jasmani atau rohani, sedangkan energi yang dipakai buat melakukan kegiatan tadi terbatas. 

Kelelahan terdapat 2 macam:
1) Kelelahan jasmani: kelelahan lantaran akibat kegiatan fisik.
2) Kelelahan rohani: kelelahan menjadi dampak kegiatan otak.

Psikologi dibedakan sebagai:
Psikologi khusus diklasifikasikan menjadi:
1. Psikologi perkembangan – psikologi yang memeriksa perubahan-perubahan tingkah laris yg sejalan dengan umur (kehidupan sebelum lahir hingga usia tua).
2. Psikologi anak – psikologi yang mengusut perkembangan masa anak-anak.
3. Psikologi sosial – psikologi yg menyelidiki tingkah laku individu dalam hubungannya dengan kelompok, terutama bagaimana tingkah laris individu ditentukan kelompoknya.
4. Psikologi klinis – psikologi yg mengusut kelainan-kelainan tingkah laku , mengadakan diagnosis psikologik, serta psikoterapi, di samping mengadakan penelitian-penelitian serta pengetesan dalam bidang tadi. 
5. Psikologi industri – psikologi yg memeriksa masalah-masalah perusahaan atau industri.
6. Psikologi pendidikan – psikologi yang menyelidiki penggunaan psikologi pada perkara pendidikan.
7. Psikologi kepribadian – psikologi yang menyelidiki sifat serta tabiat manusia.
8. Psikologi abnormal – psikologi yg menilik perilaku-perilaku menyimpang berdasarkan orang-orang yg mengalami gangguan atau kelainan mental.
9. Psikometri – psikologi yg menilik pengukuran serta membuatkan tes.

A. Kedudukan Psikologi Pendidikan pada Sekolah
Psikologi pendidikan merupakan ilmu pengetahuan yang menilik segi-segi psikologi dalam situasi pendidikan (sekolah). Psikologi pendidikan sebagai bagian menurut studi psikologi, berusaha sejauh mungkin buat lebih berhasil dalam memformulasikan tujuan pendidikan, penyususunan kurikulum dan pengorganisasian proses belajar mengajar.

Psikologi pendidikan pada sekolah berusaha memecahkan kasus-kasus, diantaranya:
1. Pengaruh pembawaan dan lingkungan atas belajar.
2. Teori dan proses belajar.
3. Hubungan antara tingkat kematangan dengan taraf kematangan menggunakan taraf kesiapan belajar.
4. Perbedaan individu dan pengaruhnya terhadap output pendidikan.
5. Perubahan batiniah yang terjadi selama belajar.
6. Hubungan antara teknik mengajar dan hasil belajar.
7. Teknik evaluasi yang efektif atas kemajuan yg dicapai anak didik.
8. Perbandingan hasil pendidikan formal dan pendidikan informal atas individu.
9. Nilai perilaku ilmiah terhadap pendidikan yang dimiliki para petugas pendidikan (pengajar).
10. Pengasuh kondisi sosial siswa atas pendidikan yg diterima.

Mengingat pentingnya kiprah psikologi pendidikan pada sekolah tadi, maka kedudukan psikologi pendidikan adalah bagian yang tidak terpisahkan menggunakan tujuan pendidikan dan tujuan proses belajar mengajar.

B. Manfaat Psikologi Pendidikan sebagai Calon Guru
Calon pengajar yg sedang menjalankan pre-service pelatihan serta guru yang menjalani in-service pembinaan perlu mempunyai pengetahuan mengenai psikologik pendidikan, mengingat syarat-syarat mengajar yg efektif bagi tercapainya tujuan. Berikut ini dikemukaan persiapan psikologis sebelum sebagai guru:
1. Calon guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang dasar-dasar psikologi perkembangan dan konduite manusia.
2. Mempunyai keterampilan minimal pada menggunakan teknik-teknik yg sempurna untuk mempelajari kemampuan, minat dan taraf kesiapan belajar siswanya.
3. Mampu mempertimbangkan nilai-nilai psikologik dari bermacam-macam prosedur mengajar.
4. Dalam menganalisis dan meneliti cara belajar, kekuatan serta kelemahan belajarnya sendiri sesudah menyelidiki aspek-aspek psikologik berdasarkan pendidikan.

PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI PSIKOLOGI

Pengertian serta Klasifikasi Psikologi
Psikologi berasal berdasarkan kata Yunani psyche = jiwa serta logos = ilmu, sebagai akibatnya psikologi bisa didefinisikan: ilmu yang menyelidiki gejala-tanda-tanda kejiwaan berupa tingkah laku insan. Gejala kejiwaan diklasifikasikan:

1. Gejala sosialisasi (kognitif)
Meliputi:
Pengamatan: usaha manusia buat mengenal dunia riil, baik mengenal diri sendiri, juga mengenal dunia sekitarnya melalui panca inderanya, yaitu dengan: melihat, mendengar, membau, meraba, serta mengecap. 

Agar orientasi pengamatan bisa berhasil dengan baik, maka dibutuhkan aspek pengaturan terhadap objek yg diamati, yaitu:

1) Aspek pengaturan menurut sudut pandang ruang.
Dunia pengamatan dilukiskan pada pengertian-pengertian: atas-bawah, kanan-kiri, jauh-dekat, tinggi-rendah.

2) Aspek pengaturan dari sudut pandang ketika.
Dunia pengamatan dilukiskan dalam pengertian-pengertian: masa lampau, masa kini , serta masa yg akan datang.

3) Aspek pengaturan berdasarkan sudut pandang Gestalt.
Obyek yang diamati diberi arti sebagai suatu kesatuan yg utuh, bukan sebagai bagian yang terlepas-lepas. Misal: pada melihat tempat tinggal ditinjau menjadi suatu bangunan secara utuh, bukan dicermati menjadi pakunya atau batu batanya.

4) Aspek pengaturan berdasarkan sudut pandang arti.
  • Obyek yg diamati diberi arti berdasarkan ialah bagi kita. Misal: sebuah pabrik dan sebuah sekolah dipandang berdasarkan segi bangunan banyak memberitahuakn persamaan, namun ditinjau dari segi artinya menerangkan hal yg sangat berbeda.
  • Tanggapan: bayangan atau kesan yang tertinggal pada pada diri kita selesainya kita melakukan pengamatan terhadap suatu objek. 
Tanggapan nir hanya dapat menghidupkan kembali apa yg sudah diamati (masa lampau), namun jua dapat mengantisipasikan sesuatu yg akan tiba, atau yg mewakili waktu ini. Sehubungan menggunakan hal tadi, maka tanggapan dibedakan sebagai tiga macam:
1) Tanggapan masa lampau/ tanggapan ingatan.
2) Tanggapan masa yg akan tiba/ tanggapan mengantisipasikan.
3) Tanggapan masa sekarang/ tanggapan representatif.

Berdasarkan indera yg digunakan untuk melakukan pengamatan, tanggapan bisa dibedakan sebagai:
1) Tanggapan visual – hasil pengamatan yg dilakukan menggunakan indera mata.
2) Tanggapan auditif – hasil pengamatan yang dilakukan menggunakan alat telinga.
3) Tanggapan olfaktorik – output pengamatan yg dilakukan dengan indera hidung.
4) Tanggapan gustatif – output pengamatan yg dilakukan menggunakan indera lidah.
5) Tanggapan taktil – hasil pengamatan yang dilakukan dengan alat raba.

Tanggapan memiliki peranan yg penting dalam proses belajar, terutama dalam proses memperoleh pengertian. Proses tersebut melalui urutan menjadi berikut:
1) Pengamatan
2) Bayangan pengiring – bayangan yang muncul setelah kita melihat sesuatu warna buat beberapa saat, lalu mengalihkan pandangan ke suatu latar belakang yg putih.
3) Bayangan eidetik – bayangan yang sangat jelas dan hayati, sehingga orang yg mempunyai tanggapan seolah-olah mengamati pulang obyek atau peristiwanya.
4) Tanggapan
5) Pengertian.
Ingatan: kemampuan rohaniah buat mencamkan, menyimpan, serta mereproduksi kesan-kesan. 
Fantasi: kemampuan jiwa buat membangun tanggapan-tanggapan baru menggunakan pertolongan tanggapan-tanggapan yg sudah terdapat, serta tanggapan yang baru tidak harus sama atau sinkron dengan benda-benda yang ada. 

Fantasi dibedakan sebagai:
1) Fantasi yang nir disadari: melamun.
2) Fantasi yg disadari: fantasi mencipta (mengarang lagu, tarian), serta fantasi terpimpin/ tuntunan (mendengarkan sandiwara radio).

Kegunaan fantasi:
1) Fantasi adalah sarana memahami orang lain.
2) Fantasi memungkinkan subyek melepaskan diri berdasarkan keterikatannya terhadap loka serta waktu, sehingga memungkinkan bagi subyek buat memeriksa ilmu bumi serta sejarah.
3) Fantasi bisa membantu subyek buat bercita-cita.
4) Fantasi memungkinkan orang buat melepaskan diri berdasarkan kesukaran yang dihadapi pada alam riil.

Faktor-faktor yg menghipnotis timbulnya fantasi:
1) Adanya saat yg kosong.
2) Tidak adanya kesibukan yg menentu.
3) Adanya harapan-harapan (impian) yg akbar.
4) Adanya aneka macam kesulitan pemecahan masalah.
5) Adanya banyak sekali macam kelemahan pribadi yang mengakibatkan yang bersangkutan lari ke fantasi buat menciptakan ego defence.
6) Sedang dirundung asmara, dll.
Asosiasi: interaksi antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yg lain. Misal: apabila kita menyebut tikus, maka kita akan teringat kucing. 

Asosiasi terjadi berdasarkan hukum asosiasi sebagai berikut:
1) Hukum berurutan: beberapa tanggapan yang dialami seseorang secara berturutan, akan menciptakan asosiasi.
2) Hukum serentak: beberapa tanggapan yang dialami secara serentak/ pada saat yang bersamaan, cenderung berasosiasi satu menggunakan yang lain.
3) Hukum kesamaan/ kesesuaian: beberapa tanggapan yg serupa, atau mirip, atau identik satu dengan yg lain akan berasosiasi.
4) Hukum berlawanan: tanggapan yang berlawanan satu dengan yang lain cenderung berasosiasi.
Berpikir: proses bergerak maju dimana subjek menciptakan hubungan antara objek menggunakan bagian-bagian pengetahuan yang sudah dimiliki. 

Berpikir dibedakan sebagai:
1) Berpikir reflektif: kemampuan individu dalam menyeleksi pengetahuan (yang revelan dengan tujuan kasus) yang pernah diperoleh.

Proses-proses mental yg menyertai pada berpikir reflektif adalah sebagai berikut:
a) Direction – perhatian serta minat yang diarahkan dalam tujuan.
b) Interpretation – interpretasi terhadap hubungan-interaksi yg masih ada dalam tujuan yg akan dicapai.
c) Selection – mengingat pulang serta menentukan pengetahuan-pengetahuan yg sudah pernah diperoleh.
d) Insight – adanya pengertian individu mengenai interaksi antara pengetahuan-pengetahuan menggunakan tujuan yg akan dicapai.
e) Creation – pembentukan pola-pola mental baru.
f) Criticism – Penilaian terhadap kesanggupan menyelesaikan perseteruan.

Langkah-langkah berpikir reflektif:
a) Individu mencicipi adanya duduk perkara.
b) Individu melokalisasi/ memberi batasan kesukaran pemahaman terhadap dilema.
c) Individu menemukan interaksi-hubungan (memformulasikan hipotesis-hipotesis).
d) Individu mengevaluasi hipotesis-hipotesis.
e) Individu menerapkan cara pemecahan persoalan kemudian menyimpulkannya.

2) Berpikir kreatif: proses berpikir melalui prosedur menggunakan cara-cara baru dan tak dapat dikira-kira sebelumnya sehingga memperoleh hasil yang orisinil. 

Langkah-langkah berpikir kreatif:
a) Tahap persiapan – bahan-bahan atau pengetahuan dikumpulkan serta disusun secara integral serta monoton.
b) Tahap inkubasi – kemungkinan besar aspek-aspek pernyataan yg kreatif bersifat kurang jelas.
c) Tahap insight/ pemahaman – output proses berpikir yg konstan sebagai akibatnya individu sadar akan interaksi-hubungan yg sebelumnya tidak diketahui hingga menemukan pemahaman baru.

Kecerdasan/ intelegensi: kemampuan mengendalikan aktivitas-kegiatan dengan ciri-karakteristik sukar, kompleks, tak berbentuk, hemat (tepat), bertujuan, bernilai sosial, dan menampakkan adanya keaslian, dan kemampuan untuk mempertahankan kegiatan-kegiatan seperti itu dalam syarat yg memerlukan konsentrasi tenaga dan berlawanan dengan kekuatan-kekuatan emosional. 

Faktor-faktor yg mempengaruhi kecerdasan:
1) Faktor bawaan/ warisan: orang tua
2) Faktor lingkungan: gizi yg dikonsumsi dan rangsangan-rangsangan yg bersifat kognitif emosional.

2. Gejala perasaan (afektif)
è Gejala psikis yang bersifat subyektif, berhubungan dengan tanda-tanda-gejala mengenal, dialami dalam kualitas bahagia atau tidak bahagia pada aneka macam taraf. 

Perasaan dibedakan menjadi berikut:
Perasaan jasmaniah: 
1) Perasaan indriah: sedap, asin, pahit, dll.
2) Perasaan vital: segar, lemah, tidak berdaya, dll.
Perasaan rohaniah: perasaan keagamaan, intelektual, kesusilaan, keindahan, sosial serta harga diri. 
3. Gejala kehendak/ psikomotorik/ motif (konatif)

è keadaan dalam eksklusif insan yang mendorong buat melakukan kegiatan-kegiatan eksklusif guna mencapai suatu tujuan.

Berdasarkan bentuknya, motif digolongkan sebagai berikut:
  • Motif bawaan: motif yang dibawa semenjak lahir tanpa dipelajari. Misal: makan, tidur, dll. 
  • Motif yg dipelajari: motif yg disebabkan karena dipelajari. Misal: berteman, bersahabat. 

Berdasarkan asal rangsangan, motif dibedakan sebagai berikut:
  • Motif ekstrinsik: motif yang terjadi lantaran dampak rangsangan dari luar. 
  • Motif instrinsik: motif yg terjadi karena dampak rangsangan dari pada diri sendiri. 

Berdasarkan isi, motif dibedakan sebagai berikut:
  • Motif jasmaniah. Misal: refleks, insting, nafsu, dan hasrat. 
  • Motif rohaniah yaitu kemauan. 

4. Gejala campuran (kombinasi)
è campuran berdasarkan kognitif, afektif, dan konatif. Ada 3 macam tanda-tanda adonan yaitu:
Perhatian 

Ada 2 macam arti perhatian:
1) Perhatian merupakan pemusatan energi psikis yang tertuju dalam sesuatu obyek.
2) Perhatian merupakan pendayagunaan kesadaran buat menyertai suatu aktivitas.

Berdasarkan cara kerjanya, perhatian dibedakan menjadi berikut:
1) Perhatian spontan: perhatian yg tidak disengaja atau tidak sekehendak subyek.
2) Perhatian refleksif: perhatian yg disengaja atau sekehendak subyek.

Berdasarkan intensitasnya, perhatian dibedakan menjadi berikut:
1) Perhatian intensif: perhatian yang poly menyertakan aspek kesadarannya.
2) Perhatian tidak intensif: perhatian yg tidak poly menyertakan aspek kesadarannya.

Berdasarkan luasnya, perhatian dibedakan sebagai berikut:
1) Perhatian terpusat: perhatian yang tertuju pada lingkup obyek yang sangat terbatas.
2) Perhatian terpencar: perhatian yang tertuju dalam lingkup obyek yang luas atau tertuju kepada bermacam-macam obyek.
Sugesti – pengaruh yang diterima oleh seseorang yg datangnya menurut luar atau pada diri sendiri yg mengesampingkan pikiran, perasaan, dan kemauan. 

Oto sugesti: pengaruh yg datangnya menurut dalam diri sendiri.
Kelelahan 
Kelelahan terjadi jika orang melakukan banyak kegiatan, baik fisik yang bersifat jasmani atau rohani, sedangkan tenaga yg dipakai buat melakukan aktivitas tersebut terbatas. 

Kelelahan ada 2 macam:
1) Kelelahan jasmani: kelelahan lantaran dampak aktivitas fisik.
2) Kelelahan rohani: kelelahan menjadi akibat kegiatan otak.

Psikologi dibedakan menjadi:
Psikologi khusus diklasifikasikan sebagai:
1. Psikologi perkembangan – psikologi yang menilik perubahan-perubahan tingkah laris yang sejalan menggunakan umur (kehidupan sebelum lahir sampai usia tua).
2. Psikologi anak – psikologi yg menyelidiki perkembangan masa anak-anak.
3. Psikologi sosial – psikologi yang mempelajari tingkah laku individu pada hubungannya menggunakan grup, terutama bagaimana tingkah laku individu dipengaruhi kelompoknya.
4. Psikologi klinis – psikologi yang mengusut kelainan-kelainan tingkah laris, mengadakan penaksiran psikologik, serta psikoterapi, di samping mengadakan penelitian-penelitian dan pengetesan dalam bidang tadi. 
5. Psikologi industri – psikologi yang menilik kasus-perkara perusahaan atau industri.
6. Psikologi pendidikan – psikologi yg menyelidiki penggunaan psikologi pada perkara pendidikan.
7. Psikologi kepribadian – psikologi yang memeriksa sifat serta tabiat manusia.
8. Psikologi abnormal – psikologi yg memeriksa konduite-perilaku menyimpang menurut orang-orang yg mengalami gangguan atau kelainan mental.
9. Psikometri – psikologi yg mengusut pengukuran dan berbagi tes.

A. Kedudukan Psikologi Pendidikan pada Sekolah
Psikologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yg mengusut segi-segi psikologi dalam situasi pendidikan (sekolah). Psikologi pendidikan sebagai bagian menurut studi psikologi, berusaha sejauh mungkin buat lebih berhasil dalam memformulasikan tujuan pendidikan, penyususunan kurikulum serta pengorganisasian proses belajar mengajar.

Psikologi pendidikan pada sekolah berusaha memecahkan perkara-perkara, diantaranya:
1. Pengaruh pembawaan dan lingkungan atas belajar.
2. Teori serta proses belajar.
3. Hubungan antara taraf kematangan menggunakan tingkat kematangan dengan taraf kesiapan belajar.
4. Perbedaan individu dan pengaruhnya terhadap output pendidikan.
5. Perubahan batiniah yang terjadi selama belajar.
6. Hubungan antara teknik mengajar dan hasil belajar.
7. Teknik penilaian yang efektif atas kemajuan yg dicapai siswa.
8. Perbandingan output pendidikan formal serta pendidikan informal atas individu.
9. Nilai sikap ilmiah terhadap pendidikan yang dimiliki para petugas pendidikan (guru).
10. Pengasuh kondisi sosial anak didik atas pendidikan yg diterima.

Mengingat pentingnya peran psikologi pendidikan pada sekolah tadi, maka kedudukan psikologi pendidikan adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan tujuan pendidikan serta tujuan proses belajar mengajar.

B. Manfaat Psikologi Pendidikan menjadi Calon Guru
Calon guru yang sedang menjalankan pre-service training dan guru yang menjalani in-service pembinaan perlu mempunyai pengetahuan mengenai psikologik pendidikan, mengingat syarat-kondisi mengajar yg efektif bagi tercapainya tujuan. Berikut ini dikemukaan persiapan psikologis sebelum sebagai guru:
1. Calon pengajar harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang dasar-dasar psikologi perkembangan serta konduite insan.
2. Mempunyai keterampilan minimal dalam menggunakan teknik-teknik yang sempurna buat menyelidiki kemampuan, minat dan taraf kesiapan belajar siswanya.
3. Mampu mempertimbangkan nilai-nilai psikologik menurut beragam prosedur mengajar.
4. Dalam menganalisis serta meneliti cara belajar, kekuatan serta kelemahan belajarnya sendiri sesudah mengusut aspek-aspek psikologik berdasarkan pendidikan.

PENGERTIAN DAN DEFINISI ERGONOMI

Pengertian Dan Definisi Ergonomi
Istilah “ergonomi” berasal berdasarkan bahasa latin yaitu Ergon (Kerja) serta Nomos (Hukum Alam) serta bisa didefinisikan sebagai studi mengenai aspek-aspek insan pada lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain/perancangan. Ergonomi berkenaan juga dengan oprimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di tempat tinggal , dan loka rekreasi. Didalam ergonomi diharapkan studi mengenai sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi menggunakan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja menggunakan manusianya. Ergonomi disebut pula menjadi “ Fuman Factors”. Ergonomi jua digunakan sang berbagai macam pakar/profesional pada bidangnya contohnya : pakar anatomi, arsitektur, perancangan produk industri, ekamatra, fisioterapi, terapi pekerjaan, psikologi dan teknik industri. (Definisi diatas menurut pada Internasional Ergonomics Association). Selain itu ergonomi pula bisa diterapkan buat bidang fisiologi, psikologi, perancangan, analisis, sintesis, evaluasi proses kerja dan produk bagi wiraswastawan, manajer, pemerintahan, militer, dosen serta mahasiswa. (Nurmianto, 2004)

Mendefinisikan kata ergonomi yaitu “Suatu cabang ilmu yang sistematis buat memanfaatkan kabar-innformasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan insan buat merancang sistem kerja sehingga orang dapat hayati dan bekerja dalam sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, kondusif dan nyaman”. (Sutalaksana, 2004:61)

Definisi yang mampu dibuat buat menyebutkan arti ergonomi seperti human factors, human factors engineering, human engineering, engineering psychology, applied ergonomics, industrial ergonomics serta/atau industrial engineering. Tujuan utamanya merupakan memperoleh kesesuaian antara kebutuhan menggunakan rancangan, pengembangan, implementasi serta evaluasi sistem insan mesin serta lingkungan fisiknya supaya lebih produktif, nyaman, aman serta memuaskan buat penggunaannya (Wignjosoebroto, 1995:54).

Beberapa pakar mendefinisikan Ergonomi sebagai berikut :
1. Nurmianto Eko pada bukunya yaitu Konsep Dasar dan Aplikasinya, 2004, ergonomi dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia pada lingkungan kerjanya yg ditinjau secara anatomi, fisiologi, engineering, manajemen serta desain/perancangan.
2. Iftikar Z. Sutalaksana dalam bukunya yaitu Teknik Tata Cara Kerja, 2006, mendefinisikan ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis buat memanfaatkan berita-fakta mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia buat merancang suatu sistem kerja sebagai akibatnya orang dapat hidup serta bekerja dalam sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yg diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, kondusif, sehat,nyaman, serta efisien.
3. Sritomo Wignjosoebroto pada bukunya yaitu Ergonomi Studi Gerak serta Waktu, 1995, mendefinisikan ergonomi merupakan suatu disiplin ilmu yang berhubungan dengan perancangan serta pembuatan alat-alat sang insan sebagai akibatnya insan dapat menggunakannya secara efektif dan kondusif serta membangun kesesuaian pada lingkungan pekerjaan dan kehidupan mereka.

Sejarah Ergonomi
Istilah “Ergonomi” mulai dicetuskan dalam tahun 1949, akan tetapi aktivitas yang berkenaan dengannya telah bermunculan puluhan tahun sebelumnya. Hal ini dapat di lihat ketika manusia masih mengunakan batu sebagai alat bantu dalam melakukan aktivitasnya, pada awalnya batu yang di gunakan adalah batu alami, namun seiring berjalannya waktu mereka merubah alat tadi menjadi lebih runcing yang membuat alat tersebut lebih berguna. Keadaan tersebut membuktikan bahwa insan telah mengenal ergonomi walaupun penerapannya tidak secara matematis bahkan terkesan kebetulan. Istilah ergonomi tidak sinkron di berbagai negara, seperti “Arbeltswisssenchchaft” pada Jerman, “Bioteknologi” di Negara-negara Skandinavia, sedangkan pada Amerika istilah ergonomi lebih pada kenal dengan Human Engineering atau Human Factors Engineering. Perbedaan nama-nama diatas hendaknya tidak dijadikan kasus, karena secara praktis, kata-istilah tersebut mempunyai maksud yg sama. Pada mulanya ergonomi poly dikuasai oleh ahli psikologi, dimana dalam saat itu pemilihan operator merupakan hal yg paling di utamakan. Kenyataannya, walaupun kita menerima operator yang berprestasi serta mempunyai keahlian tinggi, namun output akhir tidak selamanya memuaskan. Salah satu penyebabnya adalah sistem kerja yang di rancang nir memperhatikan kemampuan serta keterbatasan operator itu sendiri. Hal ini terbukti menggunakan konkret dalam saat perang dunia II. Pesawat terbang, senjata serta alat-alat lainnya yang dibuat serba otomatis menjadi nir digdaya keguanaannya misalnya hancurnya pesawat terbang, bom dan peluru yg nir mengenai target, disebabkan tidak lain karena operator tidak mampu menguasai operasi yg kompleks berdasarkan indera tersebut. (Sutalaksana, 2006:72)

Dasar Keilmuan menurut Ergonomi
Banyak penerapan ergonomi yg hanya berdasarkan sekedar “common sense” (dipercaya suatu hal yg telah biasa terjadi), dan hal itu benar, jika sekiranya suatu laba yang akbar mampu didapat hanya sekedar menggunakan penerapan suatu prinsip yg sederhana. Hal ini umumnya merupakan perkara dimana ergonomi belum bisa diterima sepenuhnya sebagai indera buat proses desain, namun masih banyak aspek ergonomi yang jauh dari pencerahan insan. Karakterisrik fungsional berdasarkan manusia seperti kemampuan penginderaan berdasarkan insan. Waktu respon atau tanggapan, daya ingat, posisi optimum tangan dan kaki buat efisiensi kerja otot, dan lain-lain, adalah merupakan suatu hal yang belum sepenuhnya dipahami masyarakat umum . Agar didapat suatu perencanaan pekerjaan juga produk yg optimal dari pada tergantung serta wajib dengan “trial and eror” maka pendekatan ilmiah wajib segera diadakan. (Nurmiano,2004:5)

Ilmu-ilmu terapan yg poly herbi fungsi tubuh manusia adalah anatomi dan fisiologi. Untuk sebagai ergonomi dibutuhkan pengetahuan dasar mengenai fungsi dari sistem kerangka otot, yg herbi hal tadi adalah kinesiologi (mekanika konvoi insan) dan biomekanik (aplikasi ilmu mekanika teknik buat analisis sistem kerangka otot insan). Ilmu ini akan menaruh modal dasar buat mengatasi masalah postur dan pergerakan manusia ditempat dan ruang kerjanya. Disamping itu, suatu hal yg vital pada penerapan ilmiah buat ergonomi merupakan antopometri (kalibrasi tubuh manusia). Dalam hal ini terjadi penggabungan serta pemakaian data antopometri menggunakan ilmu-ilmu statistik yang menjadi prasyarat umumnya. (Nurmianto,2004:5)

Kegunaan dari penerapan ergonomi merupakan buat :
a. Memperbaiki performasi kerja (menambah kecepatan kerja, keakuratan, keselamatan kerja dan mengurangi energi kerja yang hiperbola dan mengurangi kelelahan).
b. Mengurangi saat yg terbuang sia-sia serta meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan “human error”
c. Memperbaiki ketenangan insan dalam kerja

Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia
Anatomi merupakan susunan tubuh dan interaksi bagian-bagiannya satu sama lain. Anatomi regional menurut letak geografis bagian tubuh, serta setiap region atau daerah, contohnya lengan tungkai, kepala, dada, serta seterusnya ternyata terdiri atas sejumlah struktur atau susunan yg generik didapati pada seluruh region. Dan fisiologi mempelajari fungsi atau kerja tubuh insan dalam keadaan normal. (Pearce, C, 1989:72)

Gambar Anggota mobilitas atas kanan, pandanan lateral, dengan lengah bawah terputar ke dalam, memperlihatkan kedudukan otot-otot utama dari lengan atas. Ibu jari diregangankan (pada abduksi) buat mengendorkan tendon extensio menurut lengan bawah dengan ini menerangkan lekukan yg dikenal dengan Anatomical Sniff-Box (Kotak isap Anatomik)
(Sumber : Pearce, Evelyn, C, 1989, Anatomi serta Fisiologi untuk Pramedis:38)

Gambar (Pandangan palmaris dari tangan kiri yang menandakan kedudukan sendi Metakarpal-Falanx. Otot Eninensia dan Hipotenaris, Fasia palmaris dan tendon yang melingkar pergelangan tangan dibawah Flexor Retinakular atau Ligamen Annalaris Anterior. Hal penting buat ini adalah jika menggunakkan bidai atau balutan gips agar pergelangan tangan tetap lurus sebagai akibatnya tidak menyentuh sendi Metakarpo-Falanx, namun berakhir pada bawahnya, guna menyakinkan bahwa seseorang bisa membengkokkan jari-jarinya diatas bidai, membangun sudut tegak lurus dengan telapak tangan.
(Sumber : Pearce, Evelyn, C, 1989, Anatomi serta Fisiologi untuk Pramedis:39) 

Kerangka Anggota Atas (Tulang Pergelangan Tangan dan Tangan)
Tulang tangan disusun dalam beberapa kelompok. Karpus (tulang pangkal tangan atau tulang yang masuk deretan pergelngan, merupakan tulang pendek. Metakarpal membangun kerangka tapak tangan dan berbentuk tulang pipa. Falaxn merupakan tulang jari dan berbentuk tulang pipa. (Pearce, C, 1989:72)

Gambar Pandangan anterior dari tulang pergelangan serta tangan kanan, beserta nama hubungan kedudukan terhadap satu-satu tulang.
(Sumber : Pearce, Evelyn, C, 1989, Anatomi dan Fisiologi untuk Pramedis:73)

Otot Kerangka
Otot dikaitkkan pada tulang, tulang rawan, ligamen serta kulit. Yang langsung terletak dibawah kelit datar, dan yang pada anggota gerak panjang. (Pearce, C, 1989:102)

Gambar Otot tangan, dan otot tepi diatas sisi anterior lengah bawah (kanan)
(Sumber : Pearce, Evelyn, C, 1989, Anatomi dan Fisiologi buat Pramedis:111)

Gambar Otot di sisi posterior serta lengan bawah (kanan) menunjukkan juga tendon extensor buat tangan dan yang berjalan bi bawah retinakulum
(Sumber : Pearce, Evelyn, C, 1989, Anatomi serta Fisiologi buat Pramedis:112)

Pemindahan Bahan Secara Manual
Perilaku dan posisi pemindahan material secara manual sudah sebagai perhatian yg sangat penting buat menciptakan perencanaan yg efisien dalam penanganan pekerjaan pemindahan material dan sludi buat melindungi pekerja dari kecelakaan dan cedera. Berdasarkan output penelitian yg dibuat oleh NIOSH diperoleh bahwa kecelakaan pada industri disebabkan sang penggunaan tenaga yg hiperbola yg selanjutnya berefek pada cedera tulang belakang bagian bawah. Penelitian-penelitian buat mencari penyebab primer cedera tulang belakang ini telah poly dilakukan keliru satunya merupakan dengan dikembangkan model Biomekanika buat memperkirakan besarnya gaya yg menekan tulang belakang bagian bawah. Beberapa model Biomekanika sudah dikembangkan diantaranya model Biomekanika Statis bidang Sagital dikembangkan oleh Doti B. Chaffin (1975), model Biomekanika Dinamik bidang sagital dikembangkan sang Ayoub dan EI-Bassousi (1978). Kedua contoh ini hanya bisa dipakai buat memprediksikan besarnya gaya tekan serta gaya geser di L51/SI untukpengangkatan dalam bidang sagital. Model Biomekanika Statis bidang sagital dikembangkan lagi oleh Haris Kustantio (1999) sebagai akibatnya contoh Biomekanika inidapat dipakai Untuk berbagai posisi pengangkatan diantaranya pengangkatan asimetrik. Pada contoh Biomekanika Statik tiga dimensi ini tubuh insan direpresentasikan oleh tujuh segmen yaitu segmen betis kiri, segmen betis kanan, segmen paha kiri, segmen paha kanan, segmen badan dan kepala, segmen lengan kiri dan lengan kanan. Model Biomekanika ini mempunyai kelemahan yaitu segmen lengan mewakili lengan atas dan lengan bawah dan penentuan titik berat lengan yang berada dalam 50% panjang lengan. Atas dasar inilah perlu dilakukan pengembangan contoh Biomekanika Statis maupun model Biomekanika Dinamik agar bisa lebih representatif buat memodelkan tubuh insan dan representatif digunakan buat berbagai posisi pengangkatan material secara manual. Pekerjaan pengangkatan pada industri memiliki posisi serta metoda pengangkatan yang bhineka diantaranya pengangkatan penurunan pada bidang sagital, serta pengangkatan/penurunan asimetrik. Masing-masing posisi ini akan memberikan imbas yang tidak sama dalam tulang belakang bagian bawah. 

Pemindahan bahan secara manual jika tidak dilakukan secara ergonomis akan menimbulkan kecelakaan pada industri. Kecelakaan dalam industri (industrial accident) yang disebut sebagai “Over exertion-lifting ang carrying” yaitu kerusakan tubuh yang diakibatkan oleh bebab angkat yg berlebihan. Data tentang peristiwa tersebut sudah mencapai homogen-homogen 18% dari sekuruh kecelakaan selama tahun 1982-1985 menurut data statistik tentang kompensasi para pekerja pada negara bagian New South Wales, Australia. Dari data kecelakaan ini 93% antara lain diakibatkan oleh Strain (rasa nyeri yang hiperbola) sedangkan 5% lainnya pada hernia. Dari data tentang Strain 61% diantaranya berada pada bagian punggung. Sementara itu faktor yg berpengaruh terhadap timbulnya nyeri punggung (back injury), arah beban yang akan diangkat serta frekwensi aktivitas pemindahan. Resiko-resiko nyeri tadi banyak dijumpai dalam beberapa industri sebagai berikut : (Nurmianto, 2004:152)
a. Industri berat
b. Pertambangan
c. Pemindahan material
d. Konstruksi / bangunan
e. Pertanian
f. Rumah sakit, dan lain-lain.

Back Injury yg diakibatkan berdasarkan efek pemindahan beban juga poly terdapat aktifitas rekreasi atau santai (Leisure). Usaha-bisnis untuk mengurangi hal tadi adalah menggunakan cara mengadakan pelatihan, pendidikan dan penyuluhan tentang dampak negatifnya dan perhatian spesifik pada perancangan produk yg nantinya akan dikonsumsi buat masyarakat. Beberapa aktifitas yang akan menimbulkan efek sampingan negatif ( hazard ) tersebut antara lain :
a. Mengangkat beban berat dikantor/ perusahaan
b. Mengoprasikan alat-alat/ fasilitas kerja di industri manufaktur juga jasa, dan lain-lain.

Pada semua masalah diatas rakyat wajib sadar bahwa dalam usia menengah (yaitu diatas 40 tahun) merupakan usia yg berpeluang akbar buat mendapatkan usia ini. Tetapi demikian kaum muda, diperlukan jua berhati-hati dalam mengangkat beban secara repelitive (berulang).

Beberapa parameter yg harus diperhatikan merupakan sebagai berikut:
1. Beban yang harus diangkat
2. Perbandingan antara berat beban serta orangnya
3. Jeda horizontal dari beban terhadap orangnya
4. Berukuran beban yang akan diangkat (beban yg berdimensi besar akan mempunya jarak CG (center of gravity) yg lebih jauh menurut tubuh, yg biasa mengganggu jarak pandangnya.

PENGERTIAN DAN LANDASAN KURIKULUM

Pengertian Dan Landasan Kurikulum 
1. Pengertian Kurikulum
Istilah “Kurikulum” memiliki banyak sekali tafsiran yg dirumuskan sang pakar-ahli dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tadi bhineka satu menggunakan yg lainnya, sesuai menggunakan titik berat inti dan pandangan dari ahli yg bersangkutan. Istilah kurikulum asal berdasarkan bahas latin, yakni “Curriculae”, adalah jarak yang wajib ditempuh oleh seorang pelari. Pada saat itu, pengertian kurikulum merupakan jangka waktu pendidikan yg wajib ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan menempuh suatu kurikulum, siswa bisa memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti , bahwa siswa sudah menempuh kurikulum yang berupa planning pelajaran, sebagaimana halnya seseorang pelari sudah menempuh suatu jarak antara satu tempat ketempat lainnya dan akhirnya mencapai finish. Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap menjadi jembatan yang sangat penting buat mencapai titik akhir dari suatu bepergian serta ditandai sang perolehan suatu ijazah tertentu.

Di Indonesia kata “kurikulum” boleh dikatakan baru menjadi populer sejak tahun 5 puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka yg memperoleh pendidikan di Amerika Serikat. Kini istilah itu telah dikenal orang di luar pendidikan. Sebelumnya yang lazim digunakan adalah “rencana pelajaran” pada hakikatnya kurikulum sama sama ialah dengan planning pelajaran.

Beberapa tafsiran lainnya dikemukakan sebagai berikut adalah.
Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yg wajib ditempuh dan dipelajari oleh anak didik buat memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata ajaran (subject matter) dicermati menjadi pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau, yang sudah disusun secara sistematis serta logis. Mata ajaran tersebut mengisis materi pelajaran yang disampaikan pada anak didik, sehingga memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yg bermanfaat baginya. 

Kurikulum menjadi rencana pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program pendidikan yg disediakan untuk membelajarkan murid. Dengan program itu para murid melakukan aneka macam kegiatan belajar, sebagai akibatnya terjadi perubahan serta perkembangan tingkah laku anak didik, sesuai dengan tujuan pendidikan serta pembelajaran. Dengan kata lain, sekolah menyediakan lingkungan bagi murid yang memberikan kesempatan belajar. Itu sebabnya, suatu kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar maksud tadi bisa tercapai. Kurikulum tidak terbatas dalam sejumlah mata pelajaran saja, melainkan mencakup segala sesuatu yg bisa mempengaruhi perkembangan anak didik, misalnya: bangunan sekolah, indera pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, gambar-gambar, halaman sekolah, serta lain-lain; yang pada gilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif. Semua kesempatan dan aktivitas yang akan serta perlu dilakukan sang anak didik direncanakan dalam suatu kurikulum. 

Kurikulum sebagai pengelaman belajar. Perumusan/pengertian kurikulum lainnya yg agak berbeda menggunakan pengertian-pengertian sebelumnya lebih menekankan bahwa kurikulum merupakan serangkaian pengalaman belajar. Salah satu pendukung berdasarkan pengalaman ini menyatakan sebagai berikut:

“Curriculum is interpreted to mean all of the organized courses, activities, and experiences which pupils have under direction of the school, whether in the classroom or not (Romine, 1945,h. 14).”

Pengertian itu membuktikan, bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak terbatas pada ruang kelas saja, melainkan meliputi jua kegiatan-aktivitas diluar kelas. Tidak terdapat pemisahan yg tegas antara intra serta ekstra kurikulum. Semua kegiatan yg memberikan pengalaman belajar/pendidikan bagi murid pada hakikatnya merupakan kurikulum. 

Kurikulum adalah seperangkat planning serta pengaturan tentang isi dan bahan pelajaran dan cara yang digunakan sebagai panduan penyelenggaraan aktivitas pembelajaran buat mencapai tujuan pendidikan eksklusif. (Undang-Undang No.20 TH. 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat planning serta pengaturan tentang isi maupun bahan kajian dan pelajaran dan cara penyampaian serta penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi. (Pasal 1 Butir 6 Kemendiknas No.232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi serta Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa).

Kurikulum adalah serangkaian mata ajar dan pengalaman belajar yg mempunyai tujuan eksklusif, yang diajarkan menggunakan cara eksklusif dan kemudian dilakukan penilaian. (Badan Standardisasi Nasional SIN 19-7057-2004 mengenai Kurikulum Pelatihan Hiperkes serta Keselamatan Kerja Bagi Dokter Perusahaan).

Dari berbagai macam pengertian kurikulum diatas kita dapat menarik garis akbar pengertian kurikulum yaitu:
Kurikulum merupakan seperangkat planning serta pengaturan mengenai tujuan, isi, serta bahan pelajaran serta cara yang dipakai menjadi panduan penyelenggaraan aktivitas pembelajaran buat mencapai tujuan pendidikan eksklusif.

2. Landasan Pengembangan Kurikulum
Kurikulum adalah inti berdasarkan bidang pendidikan serta memiliki dampak terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum pada pendidikan serta kehidupan insan, maka penyusunan kurikulum nir dapat dilakukan secara asal-asalan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yg kuat, yang didasarkan dalam output-output pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yg nir didasarkan pada landasan yang kuat bisa membuahkan fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan insan.

Kurikulum disusun buat mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya menggunakan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dan kesenian, sinkron dengan jenis serta jenjang masing-masing satuan pendidikan.. Pengebangan kurikulum berlandaskan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Tujuan filsafat dan pendidikan nasional yang dijadikan menjadi dasar buat merumuskan tujuan institusional yang dalam gilirannya sebagai landasan dalam merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan.
2. Sosial budaya serta agama yg berlaku dalam rakyat kita.
3. Perkembangan peserta didik, yg memilih dalam karekteristik perkembangan peserta didik.
4. Keadaan lingkungan, yg pada arti luas mencakup lingkungan manusiawi (interpersonal), lingkungan kebudayaan termasuk iptek (kultural), dan lingkungan hayati (bioekologi), serta lingkungan alam (geoekologis).
5. Kebutuhan pembangunan, yg meliputi kebutuhan pembangunan pada bidang ekonomi, kesejahteraan rakyat, aturan, hankam, dan sebagainya.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan serta tekhnologi yang sinkron dengan sistem nilai dan kemanusiawian serta budaya bangsa.

Keenam faktor tadi saling kait-mengait antara satu menggunakan yang lainnya.
a. Filsafat dan tujuan pendidikan 
Filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai atau keinginan warga . Berdasarkan harapan tersebut terdapat landasan, mau dibawa kemana pendidikan anak. Dengan kata lain, filsafat pendidikan adalah pandangan hidup masyarakat. Filsafat pendidikan menjadi landasan buat merancang tujuan pendidikan, prinsip-prinsip pembelajaran, dan perangkat pengalaman belajar yg bersifat mendidik. Filsafat pendidikan dipengeruhi oleh dua hal utama, yakni (1). Cita-cita warga , dan (dua). Kebutuhan peserta didik yg hayati di rakyat.

Nilai-nilai filsafat pendidikan wajib dilaksanakan dalam konduite sehari-hari. Hal ini menerangkan pentingnya filsafat pendidikan sebagai landasan pada rangka pengembangan kurikulum.

Filsafat pendidikan sebagai asal tujuan. Filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai atau perbuatan seorang atau rakyat. Dalam filsafat pendidikan terkandung asa mengenai model manusia yang diharapakan sinkron menggunakan nilai-nilai yg disetujui sang individu dan rakyat. Karena itu, filsafat pendidikan wajib dirumuskan berdasarkan kriteria yang bersifat umum serta obyektif. Hopkin pada bukunya Interaction The democratic Process, mengemukakan kriteria antara lain:
1) Kejelasan, filsafat/keyakinan harus kentara serta nir boleh meragukan.
2) Konsisten dengan fenomena, berdasarkan penyelidikan yang seksama.
3) Konsisten menggunakan pengalaman, yg sesuai menggunakan kehidupan individu. 

b. Sosial budaya dan kepercayaan yg berlaku di masyarakat
Keadaan sosial budaya dan kepercayaan tidaklah terlepas menurut kehidupan kita. Keadaan sosial budayalah yg sangat berpengaruh pada diri insan, khususnya menjadi peserta didik. Sikap atau tingkah laku seseorang sebagian akbar ditentukan oleh hubungan sosial yang menciptakan sseeorang buat bertingkah laris yang sesuai dengan syarat lingkungan serta masyarakat lebih kurang. Agama yang membatasi tingkah laku kita jua sangat besar pengaruhnya dalam menciptakan suatu kurikulum. 

c. Perkembangan Peserta didik yang menunjuk dalam karateristik perkembangannya
Setiap siswa niscaya memiliki karateristik yang berbeda. Dengan keadaan peserta didik yg memiliki disparitas dalam hal kemampuan mengikuti keadaan atau dalan hal perkembangan, tentunya juga ikut ambil bagian dalam melandasi terwujudnya kurikulum yg sesuai dengan asa. Kurikulum akan dibentuk sedemikian rupa untuk mengimbangi perkembangan peserta didiknya. 

Kedaaan lingkungan 
Dalam arti yg luas, lingkungan adalah suatu sistem yang dianggap ekosistem, yg mencakup holistik faktor lingkungan, yang tertuju dalam peningkatan mutu kehidupan pada atas bumi ini. Faktor-faktor pada ekosistem itu, mencakup:
1) Lingkungan manusiawi/interpersonal
2) Lingkungan sosial budaya/kultural
3) Lingkungan biologis, yang meliputi tanaman dan fauna
4) Lingkungan geografis, misalnya bumi, air, dan sebagainya.

Masing-masing faktor lingkungan mempunyai asal daya yang dapat digunakan sebagai modal atau kekuatan yg mempengaruhi pembangunan. Lingkungan manusiawi merupakan sumber daya menusia (SDM), baik pada jumlah maupun pada mutunya. Lingkungan sosial budaya adalah asal daya alam (SDA). Jadi ada tiga sumber daya alam (SDA). Jadi ada tiga sumber daya yang terkait erat menggunakan pembangunan yang berwawasan lingkungan. 

Kebutuhan Pembangunan 
Tujuan utama pembangunan merupakan buat menumbuhkan sikap serta tekad kemandirian insan serta warga Indonesia pada rangka menaikkan kualitas asal daya insan untuk mewujudkan kesejahteraan lahir batin yang lebih selaras, adil serta merata. Keberhasilan pembangunan ditandai oleh terciptanya suatu masyarakat yang maju, mandiri serta sejahtera.

Untuk mencapai tujuan pembangunan tadi, maka dilaksanakan proses pembangunan yang titik beratnya terletak dalam pembangunan ekonomi yg seiring dan didukung sang pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, serta upaya-upaya pembangunan di sektor lainnya. Hal ini menunjuk pada kebutuhan pembangunan sesuai dengan sektor-sektor yg perlu dibangun itu sendiri, yg bidang-bidang industri, pertanian, tenaga kerja, perdagangan, transportasi, pertambangan, kehutanan, usaha nasional, pariwisata, pos serta telekomunikasi, koperasi, pembangunan daerah, kelautan, kedirgantaraan, keuangan, transmigrasi, tenaga dan lingkungan hayati (GBHN, 1993).

Gambaran mengenai proses serta tujuan pembangunan tadi pada atas sekaligus mendeskripsikan kebutuhan pembangunan secara kesuluruhan. Hal mana menaruh akibat tertentu terhadap pendidikan di perguruan tinggi. Dengan kata lain, penyelenggaraan pendidikan pada perguruan tinggi harus disesuaikandan diarahkan pada upaya –upaya dan kebutuhan pembangunan, yang mencakup pembangunan ekonomi dan pengembangan asal daya manusia yg berkualitas. Penyelenggaraan pendidikan diarahkan buat menyiapkan peserta didik sebagai anggota warga yang memiliki kemampuan keilmuan serta keahlian, yang bersifat mendukung ketercapaian hasrat nasional, yakni suatu warga yang maju, berdikari, serta sejahtera.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi 
Pembangunan didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan serta tekhnologi dalam rangka mempercepat terwujudnya ketangguhan serta keunggulan bangsa. Dukungan iptek terhadap pembangunan dimaksudkan buat memacu pembangunan menuju terwujudnya rakyat berdikari, maju dan sejahtera. Untuk mencapai tujuan dan kemampuan-kemampuan tadi, maka ada tiga hal yang dijadikan sebagai dasar, yakni:
1) Pembangunan iptek wajib berada dalam keseimbangan yang dinamis dan efektif menggunakan training sumber daya manusia, pengembangan wahana dan prasarana iptek, pelaksanaan penelitian serta pengembangan serta rekayasa dan produksi barang dan jasa.
2) Pembangunan iptek tertuju dalam peningkatan kualitas, yakni untuk menaikkan kualitas kesejahteraan dan kehidupan bangsa.
3) Pembangunan iptek harus selaras (relevan) dengan nilai-nilai kepercayaan , nilai luhur budaya bangsa, syarat sosial budaya, dan lingkungan hayati.
4) Pembangunan iptek harus berpijak pada upaya peningkatan produktivitas, efisiensi dan efektivitas penelitian dan pengembangan yg lebih tinggi.
5) Pembangunan iptek menurut pada asas pemanfaatannya yang bisa menaruh pemecahan kasus nyata pada pembangunan.

Penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan ilmupengetahuan dan tekhnologi dilaksanakan oleh banyak sekali pihak, yakni:
1) Pemerintah, yang menyebarkan serta memanfaatkan iptek untuk menunjang pembangunan dalam segala bidang.
2) Masyarakat, yang memanfaatkan iptek itu buat pengembangan masyarakat serta mengembangkannya secara swadaya.
3) Akademisis terutama pada lingkungan perguruan tinggi, mengembangkan iptek buat disumbangkan kepada pembangunan.
4) Pengusaha, untuk kepentingan meningkatan produktivitas.

Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan empat landasan utama pada pengembangan kurikulum, yaitu: (1) filosofis ; (dua) psikologis; (tiga) sosial-budaya; dan (4) ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Untuk lebih jelasnya, pada bawah ini akan diuraikan secara ringkas keempat landasan tadi.

1. Landasan Filosofis 
Filsafat memegang peranan penting pada pengembangan kuikulum. Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan dalam banyak sekali genre filsafat, seperti : perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak dalam aliran – aliran filsafat tertentu, sebagai akibatnya akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan. Dengan merujuk kepada pemikiran Ella Yulaelawati (2003), pada bawah ini diuraikan mengenai isi menurut-menurut masing-masing aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum.
a. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran serta keindahan menurut warisan budaya dan dampak sosial eksklusif. Pengetahuan dipercaya lebih krusial dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yg menganut faham ini menekankan dalam kebenaran mutlak, kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat serta ketika. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu. 

b. Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya serta anugerah pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar bisa sebagai anggota rakyat yg berguna. Matematika, sains serta mata pelajaran lainnya dipercaya menjadi dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga buat hidup pada masyarakat. Sama halnya menggunakan perenialisme, essesialisme jua lebih berorientasi dalam masa lalu.

c. Eksistensialisme menekankan dalam individu menjadi sumber pengetahuan mengenai hayati serta makna. Untuk memahamu kehidupan seorang mesti tahu dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan bagaimana aku hidup pada global? Apa pengalaman itu?

d. Progresivisme menekankan dalam pentingnya melayani disparitas individual, berpusat dalam siswa, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme adalah landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.

e. Rekonstruktivisme adalah penjelasan terperinci lanjut dari genre progresivisme. Pada rekonstruksivisme, peradaban insan masa depan sangat ditekankan. Disamping menekankan mengenai disparitas individual misalnya dalam progresivisme, rekonstuktivisme lebih jauh menekankan mengenai pemecahan masalah, berfikir kritis serta sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan buat apa berfikir kritis , memecahkan kasus, dan melakukan sesuatu? Penganut genre ini menekankan pada output belajar dan proses.

Aliran filsafat Perenialisme, Essensialisme, eksistensialisme adalah aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme menaruh dasar bagi pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan pada Pengembangan Model Kurikulum Interaksional.

Masing-masing aliran filsafat niscaya memiliki kelemahan serta keunggulan tersendiri. Oleh karena itu, pada praktek pengembangan kurikulum, penerapan genre filsafat cenderung dilakukan secara eklektif buat lebih mengkompromikan dan mengakomodasikan aneka macam kepentingan yg terkait menggunakan pendidikan. Meskipun demikian waktu ini, pada beberapa negara serta khususnya pada Indonesia, sepertinya mulai terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu menggunakan lebih menitikberatkan dalam filsafat rekonstruktivisme.

2. Landasan Psikologis
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yg mendasari pengembangan kurikulum yaitu (1) psikologi perkembangan serta (2) psikologi belajar. Psikologi perkembangan adalah ilmu yg mengusut tentang konduite individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji mengenai hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang semuanya bisa dijadikan menjadi bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum. Psikologi belajar merupakan ilmu yang menyelidiki tentang perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar menyelidiki tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, dan aneka macam aspek konduite individu lainnya pada belajar yg semuanya bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.

Masih berkenaan dengan landasan psikologis, Ella Yulaelawati memaparkan teori-teori psikologis yg mendasari Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dengan mengutip pemikiran Spencer, Ella Yulaelawati mengemukakan pengertian kompetensi bahwa kompetensi adalah ”ciri fundamental dari seorang yang merupakan interaksi kausal dengan surat keterangan kriteria yg efektif serta atau penampilan yg terbaik dalam pekerjaan pada suatu situasi”.

Selanjutnya, dikemukakan juga tentang lima tipe kompetensi, yaitu: 
  • Motif; sesuatu yg dimiliki seorang buat berfikir secara konsisten atau harapan buat melakukan suatu aksi. 
  • Bawaan; yaitu ciri fisisk yg merespons secara konsisten aneka macam situasi atau informasi. 
  • Konsep diri; yaitu tingkah laku , nilai atau image seseorang. 
  • Pengetahuan; yaitu warta khusus yang dimiliki seseorang; 
  • Keterampilan; yaitu kemampuan melakukan tugas secara fisik juga mental. 
Kelima kompetensi tersebut memiliki akibat mudah terhadap perencanaan sumber daya insan atau pendidikan. Keterampilan dan pengetahuan cenderung lebih tampak pada permukaan karakteristik-karakteristik seorang, sedangkan konsep diri, bawaan serta motif lebih tersembunyi dan lebih mendalam dan merupakan pusat kepribadian seorang. Kompetensi permukaan (pengetahuan dan keterampilan) lebih gampang dikembangkan Pelatihan adalah hal sempurna buat menjamin kemampuan ini. Sebaliknya, kompetensi bawaan dan motif jauh lebih sulit buat dikenali dan dikembangkan.

3. Landasan Sosial-Budaya
Kurikulum dapat dicermati sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan output pendidikan. Kita maklumi bahwa pendidikan merupakan usaha mempersiapkan siswa buat terjun kelingkungan warga . Pendidikan bukan hanya buat pendidikan semata, tetapi menaruh bekal pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai buat hayati, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di warga .

Peserta didik dari dari rakyat, mendapatkan pendidikan baik formal maupun informal pada lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat juga. Kehidupan masyarakat, menggunakan segala ciri dan kekayaan budayanya sebagai landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan.

Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia – insan yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, namun justru melalui pendidikan diperlukan bisa lebih mengerti serta sanggup membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, juga proses pendidikan harus diubahsuaikan menggunakan kebutuhan, syarat, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yg ada di masyakarakat.

Setiap lingkungan masyarakat masing-masing memiliki-sosial budaya tersendiri yang mengatur pola kehidupan serta pola interaksi antar anggota masyarkat. Salah satu aspek penting pada sistem sosial budaya adalah tatanan nilai-nilai yang mengatur cara berkehidupan dan berperilaku para rakyat rakyat. Nilai-nilai tersebut bisa bersumber dari agama, budaya, politik atau segi-segi kehidupan lainnya.

Sejalan dengan perkembangan rakyat maka nilai-nilai yg ada dalam rakyat jua turut berkembang sebagai akibatnya menuntut setiap warga warga buat melakukan perubahan serta penyesuaian terhadap tuntutan perkembangan yg terjadi di kurang lebih rakyat.

Israel Scheffer (Nana Syaodih Sukamdinata, 1997) mengemukakan bahwa melalui pendidikan manusia mengenal peradaban masa kemudian, turut dan dalam peradaban kini serta membuat peradaban masa yang akan tiba. Dengan demikian, kurikulum yg dikembangkan sudah seharusnya mempertimbankan, merespons dan berlandaskan dalam perkembangan sosial-budaya dalam suatu rakyat, baik dalam konteks lokal, nasional juga global.

4. Landasan Ilmu Pengetahuan serta Tekhnologi
Pada awalnya, ilmu pengetahuan dan tekhnologi yg dimiliki insan masih nisbi sederhana, tetapi semenjak abad pertengahan mengalami perkembangan yg pesat. Berbagai penemuan teori-teori baru terus berlangsung sampai saat ini serta dipastikan kedepannya akan terus semakin berkembang.

Akal manusia telah bisa menjangkau hal-hal yang sebelumnya merupakan sesuatu yg nir mungkin. Pada jaman dahulu kala, mungkin orang akan menganggap mustahil kalau manusia mampu menginjakkan kaki di Bulan, namun berkat kemajuan pada bidang Ilmu Pengetahuan serta Teknologi dalam pertengahan abad ke-20, pesawat Apollo berhasil mendarat pada Bulan dan Neil Amstrong adalah orang pertama yg berhasil menginjakkan kaki di Bulan. 

Kemajuan cepat global dalam bidang warta dan teknologi dalam dua dekade terakhir telah berpengaruh pada peradaban insan melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat pada pergeseran tatanan sosial, ekonomi serta politik yang memerlukan keseimbangan baru antara nilai-nilai, pemikiran serta cara-cara kehidupan yang berlaku dalam konteks global dan lokal.

Selain itu, dalam abad pengetahuan kini ini, diharapkan masyarakat yg berpengetahuan melalui belajar sepanjang hayat dan standar mutu tinggi. Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai rakyat sangat majemuk serta canggih, sebagai akibatnya diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan kompetensi buat berfikir dan belajar bagaimana belajar (learning to learn) dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, dan menngatasi situasi yg ambigu dan antisipatif terhadap ketidakpastian.

Perkembangan pada bidang Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi, terutama pada bidang transportasi serta komunikasi sudah bisa merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir serta mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi buat kemaslahatan serta kelangsungan hayati insan.