PANDUAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN PJOK DI SD

Panduan Pembelajaran Matematika serta PJOK di SD

KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH DASAR (SD)

Karakteristik serta Kompetensi Mata Pelajaran Matematika dalam Kurikulum 2013

Matematika merupakan ilmu universal yg berguna bagi kehidupan insan dan juga mendasari perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi modern, serta mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin untuk menaikkan serta membuatkan daya pikir insan. Perkembangan pesat di bidang teknologi fakta dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk menguasai serta membentuk teknologi pada masa depan, diharapkan penguasaan serta pemahaman atas matematika yang kuat sejak dini. Objek kajian matematika bersifat asbtrak, metode buat melakukan kajian terhadap objek matematika bersifat deduktif, sebagai akibatnya kebermaknaan pembelajaran matematika pada SD galat satunya dapat ditingkatkan melalui pembelajaran matematika pada konteks global konkret siswa.

Pengembangan kompetensi matematika diarahkan buat meningkatkan kecakapan hayati (life skill), terutama dalam menciptakan kreatifitas, akal budi kritis, berkolaborasi atau berafiliasi serta keterampilan berkomunikasi yang sebagai tuntutan keterampilan abad 21. Selain itu, pengembangan kompetensi matematika jua menekankan kemahiran atau keterampilan memakai perangkat teknologi buat melakukan perhitungan teknis (komputasi) dan penyajian pada bentuk gambar dan grafik (visualisasi), yg penting buat mendukung keterampilan lainnya yg bersifat keterampilan lintas disiplin ilmu dan keterampilan yg bersifat nonkognitif dan pengembangan nilai, norma serta etika (soft skill).
Dukungan pembelajaran matematika dalam kaitan pengembangan sikap spiritual dan perilaku sosial dilaksanakan melalui kegiatan pembelajaran nir langsung/indirect teaching, berupa pembiasaan-pembiasaan konduite baik, keteladanan, dan tindakan pemugaran secara eksklusif buat menyebarkan, membentuk atau meningkatkan perilaku positif anak didik.

Cakupan materi matematika pada Sekolah Dasar meliputi sapta orisinil, bulat, dan pecahan, geometri dan pengukuran sederhana, dan statistika sederhana. Pendidikan matematika pada sekolah dibutuhkan memberikan kontribusi dalam mendukung pencapaian kompetensi lulusan pendidikan dasar serta pendidikan menengah melalui pengalaman belajar, agar bisa: 
  1. Memahami konsep serta menerapkan prosedur matematika pada kehidupan sehari-hari;
  2. Melakukan operasi matematika pada bentuk operasi hitung, menganalisis komponen atau sifat berdasarkan suatu aktualisasi diri atau kalimat matematika serta menyederhanakan aktualisasi diri matematika untuk menuntaskan perkara.
  3. Berpikir kritis melalui penalaran matematis yg meliputi membuat generalisasi menurut pola, kabar, kenyataan atau data yg terdapat, membuat dugaan serta memverifikasinya, menyebutkan alasan pada mengklasifikasi berbagai benda berdasar bentuk, warna, kemiripan, dan disparitas berdasar kriteria tertentu.
  4. Memecahkan perkara serta mengomunikasikan gagasan melalui simbol, tabel, diagram, atau media lain buat memperjelas keadaan atau masalah;
  5. Menumbuhkan perilaku positif misalnya sikap logis, kritis, cermat, teliti, serta nir gampang menyerah pada memecahkan masalah, sebagai wujud implementasi norma dalam inkuiri dan eksplorasi matematika.
  6. Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, serta ketertarikan dalam matematika, yang terbentuk melalui pengalaman belajar 

B.karakteristik dan Kompetensi Mata Pelajaran PJOK pada Kurikulum 2013 

Pendidikan Jasmani, Olahraga, serta Kesehatan (PJOK) pada hakikatnya merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan kegiatan fisik buat menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik pada hal fisik, mental, dan emosional. PJOK memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, daripada hanya menganggapnya menjadi seorang yg terpisah kualitas fisik serta mentalnya. PJOK membantu siswa mengembangkan pemahaman mengenai apa yg mereka perlukan buat menciptakan komitmen seumur hidup tentang arti krusial hidup sehat dan aktif berbagi kapasitas buat menjalani kehidupan yg memuaskan dan produktif. Hal ini berdampak pada menaikkan produktivitas serta kesiapan buat belajar, menaikkan semangat, mengurangi ketidakhadiran, mengurangi biaya perawatan kesehatan, penurunan kelakuan anti-sosial misalnya bullying dan kekerasan, mempromosikan hubungan yang aman dan sehat, serta menaikkan kepuasan pribadi.

1. Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Usia Sekolah Dasar 

Karakteristik perkembangan gerak anak turut mensugesti penentuan kompetensi mata pelajaran PJOK. Karakteristik gerak tersebut dibedakan dari usia anak, misalnya berikut. 
  • Pada usia antara 7-8 tahun, anak sedang memasuki perkembangan mobilitas dasar serta memasuki termin awal perkembangan mobilitas khusus. Karakteristik awal perkembangan mobilitas khusus bisa diidentifikasi menggunakan makin sempurnanya kemampuan melakukan aneka macam kemampuan gerak dasar yg menuntut kemampuan koordinasi dan keseimbangan relatif kompleks. Oleh karenanya, keterampilan gerak yg dimiliki anak telah bisa diorientasikan pada aneka macam bentuk, jenis dan taraf permainan yg lebih kompleks.
  • Pada anak berusia antara 9 s.D 10 tahun, anak sudah dapat mengunjukkerjakan rangkaian gerak yang multipleks-kompleks menggunakan tingkat koordinasi yg makin baik. Kualitas kemampuan pada tahap ini ditentukan sang ketepatan rekayasa serta stimulasi lingkungan yang diberikan pada anak pada usia sebelumnya. Pada termin ini, anak laki-laki serta perempuan sudah memasuki masa awal masa remaja. Dengan impak perkembangan hormonal dalam usia ini, mereka akan mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan fungsi motorik yang sangat cepat. 

2. Ruang Lingkup Materi Mata Pelajaran PJOK Kelas IV, V, serta VI adalah Sebagai Berikut: 
  1. Pola Gerak Dasar, mencakup: a) pola gerak dasar lokomotor atau gerakan berpindah loka, misalnya; berjalan, berlari, melompat, berguling, b) pola mobilitas non-lokomotor atau berkecimpung pada tempat, contohnya; membungkuk, meregang, berputar, mengayun, mengelak, berhenti, c) Pola mobilitas manipulatif atau mengendalikan/mengontrol objek, contohnya; melempar bola, menangkap bola, memukul bola memakai tongkat, menendang bola. 
  2. Aktivitas Permainan Bola Besar misalnya: sepakbola, bolavoli, bolabasket, bolatangan dan/atau permainan tradisonal serta sederhana lainnya.
  3. Aktivitas Permainan Bola Kecil misalnya: rounders, kasti, softball, dan/atau permainan tradisonal dan sederhana lainnya.
  4. Aktivitas Atletik misalnya: jalan, lari, lompat, serta lempar, serta/atau permainan tradisonal dan sederhana lainnya. 
  5. Aktivitas Beladiri misalnya: seni beladiri pencak silat, karate, taekwondo, dan/atau beladiri lainnya. 
  6. Aktivitas Pengembangan Kebugaran Jasmani, meliputi sikap tubuh, pengembangan komponen kebugaran berkaitan menggunakan kesehatan dan keterampilan, serta pengukurannya secara sederhana. 
  7. Aktivitas Senam mencakup: pola gerak secara umum dikuasai dengan dan tanpa alat. 
  8. Aktivitas Gerak Berirama meliputi: pola gerak dasar langkah, gerak serta ayunan lengan, musikalitas dan apresiasi terhadap kualitas keindahan gerakan. 
  9. Aktivitas Air, mencakup: pengenalan air, keselamatan serta pertolongan pada air, serta beberapa gaya renang.
  10. Kesehatan, meliputi; bagian-bagian tubuh, manfaat pemanasan serta pendinginan, kebersihan lingkungan, manfaat istirahat serta pengisian saat luang, makanan bergizi serta jajanan sehat, jenis cidera dan cara penanggulangannya, perilaku terpuji, kebersihan indera reproduksi, NAPZA, pemeliharaan diri dan orang lain berdasarkan penyakit menular dan nir menular. 
 Download Panduan Pembelajaran Matematika serta PJOK di SD
Demikian ulasan materi  Panduan Pembelajaran Matematika serta PJOK di SD semoga bermanfaat.


PANDUAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SD

Panduan Pembelajaran Tematik Terpadu pada SD

Panduan Pembelajaran Tematik Terpadu ini bertujuan sebagai acuan bagi guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, dinas pendidikan, warga serta pemangku kepentingan buat mempunyai pemahaman yg mendalam mengenai pembelajaran yang berkualitas.

Secara spesifik, pedoman ini disusun dengan maksud:
  1. Sebagai acuan bagi guru pada melaksanakan pembelajaran yang bermutu dari baku isi, baku proses, standar penilaian, multiliterasi, Pedagogical Content Knowledge, PAKEM, pendekatan saintifik serta banyak sekali pendekatan lainnya.
  2. Sebagai acuan bagi kepala sekolah, sebagai penanggungjawab pendidikan pada sekolah, dalam merumuskan serta mengimplementasikan kebijakan pendidikan nasional terkait menggunakan aplikasi pembelajaran yg bermutu di sekolah dasar.
  3. Sebagai acuan bagi pengawas sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan, sebagai pihak yg bertanggung jawab pada memberikan jaminan mutu di lingkungan sekolah binaannya, terkait dengan upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah dasar.

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DI SEKOLAH DASAR

Keterpaduan menjadi keliru satu karakteristik Kurikulum 2013. Kurikulum terpadu yg dimaksud merupakan kurikulum yang menghubungkan berbagai disiplin ilmu dalam bentuk keterpaduan. Kompetensi-kompetensi yg akan dicapai dari mata pelajaran dihubungkan pada satu jaringan kompetensi buat menyebutkan suatu konteks yang mendeskripsikan keterpaduan. Ada aneka macam bentuk keterpaduan yg terdiri atas 2 kelompok akbar, yaitu keterpaduan materi serta keterpaduan kompetensi atau capaian pembelajaran.

A. Keterpaduan Materi Pembelajaran

Keterpaduan materi pelajaran terdiri atas keterpaduan pada pada mata pelajaran, antarmata pelajaran, dan pada luar mata pembelajaran. Keterpaduan tersebut memakai pendekatan intradisipliner, multidisipliner, interdisipiliner, dan transdisipliner yang digambarkan seperti bagan berikut.

B.keterpaduan Capaian Pembelajaran

Sejalan dengan Kurikulum 2013 yang memuat kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan, keterpaduan capaian pembelajaran diimplementasikan pada proses pembelajaran yg bertujuan mencapai tiga kompetensi tadi secara utuh.

Model Pembelajaran Terpadu

Model pembelajaran terpadu yang dikembangkan oleh Forgaty, yaitu (1) the fragmented model (model terpisah); (dua) the connected contoh (model terhubung); (tiga) the nested model (model tersarang); (4) the sequenced model (model terurut); (5) the shared model (contoh terbagi); (6) the webbed model (contoh jaring keuntungan-keuntungan); (7) the threaded contoh (contoh disusupkan); (8) the integrated model (contoh terpadu); (9) the immersed contoh (model terbenam); (10) the networked model(model jaringan). Contoh model pembelajaran terpadu dari Forgaty yg diterapkan pada pembelajaran tematik terpadu merupakan the webbed model (model jaring keuntungan-keuntungan) dan the integrated model (contoh terpadu).

1.the Integrated Model (Model Terpadu)

Model terpadu memadukan berbagai bidang studi berdasarkan keterampilan, konsep, serta sikap yang saling tumpang tindih. Pembelajaran model terpadu didesain dari satu aktivitas yg dilakukan buat mencapai banyak sekali kompetensi dasar menurut aneka macam disipilin ilmu. Model Terpadu bisa digambarkan sebagai berikut:

2.the Webbed Model (Model Jaring Laba-Laba)

Model jaring keuntungan-keuntungan dikembangkan menggunakan cara menentukan tema atau topik menjadi pengait kompetensi banyak sekali mata pelajaran. Tema bisa dipengaruhi menurut kebutuhan atau melalui negosiasi antara pengajar serta anak didik. Tema dipilih dari hal-hal yg dekat dengan murid. Model jaring laba-laba dapat digambarkan sebagai berikut:

The Webbed Model (Model Jaring Laba-Laba) ini sejalan dengan pembelajaran tematik terpadu yang dikembangkan dalam Kurikulum 2013 jenjang SD.

Pengertian Panduan Pembelajaran Tematik Terpadu pada SD
  • Pembelajaran tematik terpadu dilaksanakan menggunakan prinsip keterpaduan yg memakai tema menjadi pemersatu.
  • Kegiatan pembelajaran memadukan Kompetensi Dasar menurut beberapa muatan pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka.
  • Pembelajaran tematik terpadu berguna buat memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik, karena waktu peserta didik tahu banyak sekali konsep dapat melalui pengalaman eksklusif dan menghubungkan menggunakan konsep lain yang telah dikuasai sebelumnya.
  • Tematik terpadu disusun berdasarkan gabungan proses integrasi.

Lebih kentara silahkan download materi lengkapnya dalam tautan ini dia:
Panduan Pembelajaran Tematik Terpadu pada SD
Demikian uraian singkat tentang materi Panduan Pembelajaran Tematik Terpadu pada SD semoga dapat bermanfaat.
Baca jua panduan-panduan yang lain:

PENGERTIAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF

Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif
a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif
Strategi merupakan istilah lain menurut pendekatan, metode atau cara. Di dalam kepustakaan pendidikan istilah-kata tadi di atas acapkali dipakai secara bergantian. Menurut Udin S. Winataputra & Tita Rosita ( 1995: 124) istilah taktik secara harfiah merupakan nalar atau siasat. Sedangkan taktik pembelajaran diartikan sebagai urutan langkah atau mekanisme yang dipakai pengajar untuk membawa siswa dalam suasana eksklusif buat mencapai tujuan belajarnya. 

Sedangkan pembelajaran aktif berdasarkan Hisyam Zaini, Bermawy Munthe & Sekar Ayu Aryani (2007:xvi) merupakan suatu pembelajaran yg mengajak siswa buat belajar secara aktif. Ketika siswa belajar dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran. Di sisi lain, Silberman (2006:35-41) menyatakan lingkungan fisik pada kelas dapat mendukung atau merusak aktivitas belajar aktif. Sehingga menurut pernyataan tersebut perlengkapan kelas perlu disusun ulang buat menciptakan perpaduan tertentu yang sesuai dengan syarat belajar murid. Tetapi begitu di nir terdapat satu susunan atau tata letak yang absolut ideal, namun ada poly pilihan yang tersedia. Sepuluh kemungkinan susunan rapikan letak meja serta kursi yg disarankan menjadi berikut: bentuk U, gaya tim, meja konferensi, bulat, kelompok dalam grup, ruang kerja, pengelompokan berpencar, gugusan indikasi pangkat, ruang kelas tradisional, auditorium. Sejalan dengan pendapat tersebut, Syamsu Mappa dan Anisa Basleman (1994:46) menyatakan penggunaan meja, kursi serta papan tulis berroda lebih memungkinkan berlangsungnya proses hubungan belajar dan membelajarkan yg bergairah.

Aktifitas murid belajar pada kelas terwujud bila terjadi interaksi antar masyarakat kelas. Boakes pada Mar’at (1984:110) menyatakan bahwa pada dalam interaksi ada aktifitas yg bersifat resiprokal (timbal kembali) dan berdasarkan atas kebutuhan beserta, ada aktifitas daripada pengungkapan perasaan, serta ada interaksi buat tukar-menukar pengetahuan yang berdasarkan take and give, yg semuanya dinyatakan pada bentuk tingkah laku dan perbuatan. Lebih lanjut, Syamsu Mappa serta Anisa Basleman (1994:46) menyatakan interaksi timbal kembali antar masyarakat kelas yang harmonis dapat merangsang terwujudnya rakyat kelas yg gemar belajar. Dengan demikian, upaya mengaktifkan anak didik belajar bisa dilakukan dengan mengupayakan timbulnya hubungan yg serasi antar masyarakat pada dalam kelas. Interaksi ini akan terjadi apabila setiap rakyat kelas melihat serta mencicipi bahwa aktivitas belajar tadi menjadi sarana memenuhi kebutuhannya. Dalam kaitannya menggunakan proses pembelajaran, menurut teori kebutuhan Maslow, Silberman (2006:30) menyatakan kebutuhan akan rasa kondusif wajib dipenuhi sebelum bisa dipenuhinya kebutuhan buat mencapai sesuatu, merogoh resiko, dan menggali hal-hal baru.

Dari pembahasan pada atas, tip – tip dibawah ini bisa dipakai guru buat mengarah dalam taktik pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar:

1) Selalu berpenampilan menarik serta penuh wibawa.
Kesan pertama murid ketika bertemu gurunya merupakan fisik menurut pengajar tadi. Menggunakan penampilan yang menarik serta penuh wibawa akan membuat kesan yang positif dari anak didik, sebagai akibatnya dengan gampang pengajar akan bisa membawa siswa kedalam suasana belajar yang guru inginkan.
2) Manfaatkan rendezvous pertama menggunakan siswa buat ta’aruf antar masyarakat kelas, tunjukkan cara-cara belajar matematika yg baik, buatlah konvensi (kontrak) terkait kebiasaan-kebiasaan yang harus dipatuhi oleh warga kelas. 
3) Buatlah formasi rapikan letak meja, kursi, pajangan dinding, serta perabot kelas yg lain sinkron dengan kesepakatan masyarakat kelas dan kebutuhan. 
4) Siapkan seluruh peralatan yang akan dipakai di dalam ruang kelas sebelum memulai pembelajaran. 
5) Mulailah proses belajar mengajar menggunakan materi yg ringan tetapi menantang yg bisa merangsang siswa turut aktif berfikir. Kemudian masuk pada materi yang akan kita ajarkan menggunakan senantiasa melibatkan murid dalam proses belajar mengajar. Misalkan senantiasa mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yg kita ajarkan agar murid lebih gampang tahu materi yg kita berikan.
6) Selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran sempurna ketika serta menggunakan salam yang menghangatkan, yaitu salam penuh kasih serta hormat.
7) Gunakan bahasa yang santun, hormat, dan menggunakan nada bicara yang lembut.
8) Memahami dan menghormati berbagai perbedaan yg terdapat.
9) Menghormati kerahasiaan setiap siswa
10) Tidak merendahkan dan mencemooh siswa
11) Memberi kesempatan yang sama pada seluruh murid buat bicara dan jangan mengintrupsi pembicaraan siswa
12) Bila seseorang anak didik mengemukakan pendapat, jadilah pendengar yg baik dan selanjutnya berikan kesempatan kepada murid lain buat memahaminya serta memberikan komentarnya. 
13) Memahami serta menghormati pendapat setiap murid, bila perlu melancarkan kritik: pakai bahasa yg mengayomi, serta bila kritik bersifat pribadi seyogyanya dilakukan pada ruang khusus. 
14) Sekali waktu, berilah kesempatan kepada murid buat memberikan saran atau kritik guna pemugaran proses pembelajaran. 
15) Sediakan saat buat berkomunikasi dengan murid di luar kelas.

b. Prosedur Pembelajaran Aktif
Proses pembelajaran pada kelas bisa dicermati menjadi tiga bagian aktivitas yg terurut, yaitu: kegiatan awal (pendahuluan), kegiatan inti, serta kegiatan akhir (penutup). Dengan demikian, taktik pembelajaran aktif dapat dirumuskan sebagai mekanisme aktivitas yg mengaktifkan siswa dalam setiap bagian aktivitas secara terurut. Prosedur tadi dapat dirumuskan menjadi berikut:

1) Prosedur Mengaktifkan Siswa Belajar Matematika Pada Awal Pembelajaran
Dimensi pertama dalam insiden belajar matematika adalah membangun perilaku dan persepsi positif terhadap belajar serta matematika menjadi obyek belajar. Kesiapan mental buat terlibat pada pembelajaran mutlak dicapai dalam mengaktifkan siswa belajar matematika, oleh karena itu aktivitas membangunkan perilaku dan persepsi positif murid harus dilakukan semenjak awal dimulainya pembelajaran. Hal yang wajib dilakukan pengajar dalam awal pembelajaran adalah membangunkan minat, membangunkan rasa ingin tahu, serta merangsang anak didik untuk berfikir. Jika minat anak didik, rasa ingin tahu murid telah bangkit, dan anak didik sudah terangsang buat berfikir ini berarti murid telah siap secara mental buat terlibat secara aktif pada pembelajaran matematika, serta apabila terjadi sebaliknya berarti secara mental murid belum siap terlibat dalam pembelajaran. 

Dengan memodifikasi strategi mengembangkan pengetahuan secara aktif, Silberman (2006:100-102), mengawali aktivitas pembelajaran aktif menggunakan mekanisme sebagai berikut:
a) Tentukan rentang waktu yg niscaya untuk kegiatan awal pembelajaran.
b) Ucapkan salam pembuka yg menghangatkan siswa.
c) Sediakan daftar pertanyaan yang terkait menggunakan bahan ajar matematika yg akan diajarkan. Misalnya: 
(1) kata-istilah buat didefinisikan, 
(dua) soal-soal sederhana berdasarkan pelaksanaan rumus yang telah dikenal, 
(3) pertanyaan mengenai pelaksanaan matematika sederhana pada kehidupan sehari-hari.

b) Perintahkan siswa buat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu sebaik yang mereka bisa dan dalam ketika yang telah dipengaruhi. 
c) Perintahkan siswa buat menyebar pada kelas, menanyakan pada temannya jawaban pertanyaan yg beliau sendiri tidak memahami jawabannya, Doronglah anak didik buat saling membantu.
d) Perintahkan untuk pulang ke tempat semula serta pakai teknik tanya jawab buat membahas jawaban yang mereka dapatkan. 
e) Gunakan pertanyaan-pertanyaan arahan menjadi upaya merangsang berfikir siswa menjawab pertanyaan yg tidak satupun siswa sanggup menjawab. 
f) Gunakan kabar-berita yang diperoleh pada aktivitas ini sebagai wahana buat memperkenalkan topik-topik krusial materi pelajaran pada aktivitas inti. 

Secara umum, manusia tidak menyukai suatu aktivitas yang kurang bervariasi. Oleh karena itu perlu dipilih aktivitas lain menjadi variasi aktivitas di atas. Berikut ini dapat sebagai alternatif pilihan.
(1) Daftar pertanyaan bisa diganti menggunakan menyediakan kartu indeks serta perintahkan murid buat menuliskan satu informasi yang menurut anak didik akurat mengenai materi yang akan diajarkan.
(2) Kegiatan menyebar bisa diganti menggunakan merotasi pertukaran pendapat antar kelompok belajar pada kelas.

2) Prosedur Mengaktifkan Siswa Belajar Matematika Pada Kegiatan Inti Pembelajaran
Telah dikemukakan pada atas bahwa pendidikan matematika pada segala jenjang dimaksudkan buat membangun pengetahuan, keterampilan dan sikap terkait dengan matematika. Pembelajaran aktif dalam pendidikan matematika dapat berlangsung pada proses penyelidikan atau proses bertanya. Siswa dikondisikan pada perilaku mencari (aktif) bukan sekedar mendapat (reaktif). Kondisi ini terjadi bila anak didik dilibatkan dalam tugas dan kegiatan yang secara halus mendesak mereka buat berfikir, bekerja, dan merasakan.

Berdasarkan pendapat pada atas, upaya yang wajib dilakukan pengajar buat mengaktifkan anak didik belajar matematika merupakan: (1) mengkondisikan situasi belajar matematika menjadi aktivitas siswa mengupayakan pemecahan kasus atau mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan, baik perkara atau pertanyaan yg diajukan pengajar juga anak didik; (dua) mendorong ketertarikan murid buat mendapatkan liputan atau menguasai keterampilan melalui pemecahan perkara atau mencari jawaban atas pertanyaan; (3) mendesak anak didik secara halus buat berkiprah mempelajari atau menilai suatu jawaban pertanyaan, suatu pendapat (gagasan), atau suatu penyelesaian masalah. Guru bisa menggunakan berbagai taktik dengan aneka macam teknik buat mengaktifkan anak didik pada aktivitas inti. Dengan memodifikasi pendapat Silberman (2006:117-206), taktik ini dia bisa digunakan pengajar buat mengaktifkan siswa belajar matematika:

a) Menstimulir rasa ingin tahu siswa
Prosedur
(1) Ajukan pertanyaan/kasus yang kompleks (njelimet) atau yang memiliki beberapa kemungkinan jawaban buat menstimulasi keingintahuan murid mengenai materi yg akan diajarkan.

Pertanyaan yg disajikan haruslah merupakan pertanyaan yang berdasarkan pengajar terdapat beberapa murid yang mengetahui jawabannya atau bagian berdasarkan jawaban. Pertanyaan dapat berupa pertanyaan sehari-hari, cara melakukan sesuatu, definisi, cara kerja (prosedur).

(dua) Doronglah anak didik untuk berfikir, membuat skema atau diagram, serta menciptakan dugaan generik. 
Gunakan frase semisal “ coba tebak” atau “coba jawab”

(tiga) Jangan buru-buru memberikan tanggapan. Tampung seluruh dugaan anak didik. Ciptakan rasa penasaran tentang jawaban yg sesungguhnya. 

Sebagai variasi, buatlah siswa berpasangan serta membuat dugaan secara kolektif.
(4) Gunakan pertanyaan itu untuk mengarahkan siswa kepada apa yang hendak diajarkan. Anda perlu memastikan bahwa anak didik lebih menaruh perhatian terhadap pelajaran dibanding biasanya.

b) Menstimulir murid buat belajar mandiri
Prosedur
(1) Bagikan kepada siswa materi ajar, disertai beberapa pertanyaan/masalah yg terurut dari yg sederhana sampai yang kompleks.
(2) Perintahkan anak didik buat memeriksa materi ajar secara berdikari atau berpasangan. 
(3) Perintahkan anak didik buat membubuhkan tanda tanya pada materi yang belum mereka pahami. Anjurkan buat menyisipkan pertanda tanya sebanyak mungkin. Perintahkan siswa buat menyusun pertanyaan sebanyak mungkin terkait dengan indikasi tanya yang mereka bubuhkan
(4) Perintahkan anak didik buat mengemukakan pertanyaan secara tertulis. Beri kesempatan siswa lain buat menanggapinya. Lakukan seterusnya sebagai akibatnya semua pertanyaan siswa dibahas.
(5) Berikan penerangan menjadi sarana pemantapan berdasarkan jawaban atas pertanyaan murid. 
(6) Perintahkan siswa menuntaskan kasus dalam materi ajar secara mandiri atau berpasangan.
(7) Perintahkan siswa untuk mengemukakan jawaban kasus. Berikan kesempatan murid lain menaruh komentar atau mengemukakan kemungkinan jawaban lain.
(8) Berikan pemantapan jawaban atas pertanyaaan

Jika guru merasa bahwa murid akan mengalami kesulitan mempelajari sendiri materi ajar, berikan sejumlah fakta yang mengarahkan mereka. 

c) Menstimulir anak didik untuk belajar beserta dalam grup.
Prosedur
(1) Perintahkan siswa secara berdikari mempelajari bahan ajar
(dua) Perintahkan untuk menuliskan hal yang belum diketahui dalam bentuk pertanyaan.
(3) Perintahkan buat menciptakan gerombolan . Perintahkan masing-masing grup memberi nama gerombolan dengan nama pada matematika, misalnya: gerombolan aljabar, grup Phytagoras serta sebagainya.
(4) Diskusikan pertanyaan-pertanyaan menurut masing-masing anggota grup.
(5) Berikan tugas memecahkan perkara, menggunakan petunjuk yang jelas. Misalnya: tuliskan rumus, gambarkan, buat skema atau diagram yang engkau gunakan buat menjawab.
(6) Berikan kiprah pada anggota gerombolan . Misalnya: fasilitator, pencatat, juru bicara, pengatur ketika. 
(7) Berikan kesempatan masing-masing gerombolan buat menyajikan hasil diskusi di depan kelas.
(8) Perintahkan murid buat kembali ke posisi semula dan lakukan salah salah satu berikut:
(a) Membahas materi secara bersama
(b) Dapatkan pertanyaan dari siswa
(c) Beri anak didik pertanyaan kuis
(d) Sediakan latihan penerapan atau kuis bagi siwa untuk menguji pemahaman mereka.
d) Belajar berpasangan

Prosedur:
(1) Berikan pada anak didik, satu atau beberapa permasalahan yang memerlukan perenungan serta pemikiran. 
(dua) Perintahkan murid untuk menuntaskan kasus secara perseorangan.
(3) Setelah seluruh anak didik menyelesaikan kasus, aturlah menjadi sejumlah pasangan dan perintahkan mereka buat mengembangkan jawaban satu sama lain.
(4) Perintahkan pasangan buat membuat jawaban baru bagi tiap kasus, memperbaiki tiap jawaban perseorangan
(5) Jika seluruh pasangan telah menuliskan jawaban baru, bandingkan jawaban berdasarkan tiap pasangan dengan pasangan lain di pada kelas.
(6) Perintahkan seluruh anak didik buat menentukan jawaban yang sempurna buat tiap pertanyaan.

Untuk berhemat ketika, bagilah semua siswa pada 4 grup besar berilah nama gerombolan . Berikan permasalahan yang berbeda pada masing-masing gerombolan Pada akhir sesi, perintahkan masing-masing grup buat menyajikan jawaban terbaiknya. Berikan hadiah dalam jawaban terbaik. 

e) Turnamen belajar
Prosedur:
(1) Bagilah murid menjadi sejumlah tim beranggotakan dua hingga 8 murid. Pastikan bahwa tim mempunyai jumlah anggota yang sama. Perintahkan buat memberi nama gerombolan masing-masing.
(2) Berikan materi ajar pada tim untuk dipelajari bersama.
(tiga) Buat beberapa pertanyaan yang bisa menguji aspek ingatan serta pemahaman terhadap materi yang diberikan. Gunakan format yang memudahkan penilaian sendiri. Misalnya: pilihan ganda, melengkapi, benar-keliru, atau definisi istilah, menyatakan rumus atau teorema.
(4) Perintahkan murid buat menjawab secara perseorangan. Pastikan hal ini dilakukan oleh masing-masing anak didik.
(5) Setelah semua murid menyelesaikan jawaban mereka, aturlah sebagai sejumlah pasangan dan perintahkan mereka buat mengembangkan jawaban satu sama lain.
(6) Lakukan diskusi kelas buat menentukan jawab pertanyaan. 
(7) Perintahkan siswa buat menghitung jumlah pertanyaan yang mereka jawab dengan benar, serta mintalah mereka buat menaruh skor.
(8) Perintahkan siswa buat menyatukan skor mereka dengan anggota tim mereka buat mendapatkan skor tim. Umumkan skor berdasarkan tiap tim. Berikan bantuan gratis atau berilah tepuk tangan pada tim yang memperoleh skor tertinggi. Sebutlah ini sebagai “ronde satu”.
(9) Perintahkan mereka buat belajar lagi buat ronde ke dua dalam turnamen. Kemudian ajukan pertanyaan tes lagi menjadi bagian dari “ronde ke 2”. Perintahkan siswa dengan mekanisme seperti ronde satu.

Turnamen ini dapat dilakukan dengan jumlah ronde bervariasi dan ketika tiap ronde bisa dilakukan bervariasi, tetapi pastikan bahwa setiap ronde siswa menjalani sesi belajar. Dengan konvensi murid, guru bisa memberikan penalti (sanksi) kepada siswa yang memberikan jawaban galat menggunakan pengurangan nilai (misal -1 atau -dua) serta memberikan nilai 0 pada murid yg nir menjawab.

f) Menstimulir pembelajaran antar siswa
Prosedur
(1) Bentuklah gerombolan dengan jumlah kelompok sinkron dengan topik (sub utama bahasan) yg akan dipelajari anak didik. Topik dipilih yg saling terkait.
(2) Beri setiap gerombolan sejumlah warta, konsep, atau keterampilan buat diajarkan kepada siswa lain.
(tiga) Perintahkan setiap kelompok buat menyusun cara dalam menyajikan atau mengajarkan topik mereka pada siswa lain. Sarankan mereka buat menghindari cara ceramah atau semacam pembacaan laporan. Doronglah mereka buat membuahkan pengalaman belajar menjadi pengalaman yang aktif bagi siswa
(4) Kemukakan beberapa tips ini dia:
(a) sediakan media visual
(b) berikan kesempatan temanmu untuk membaca materi terlebih dahulu.
(c) pakai contoh atau analogi buat menyajikan poin-poin pengajaran
(d) libatkan temanmu pada diskusi atau tanya jawab.
(e) berikan kesempatan dalam temanmu buat bertanya
(f) Berikan saat yang relatif buat merencanakan dan mempersiapkan (baik di dalam maupun pada luar kelas). Kemudian perintahkan tiap grup buat menyajikan pelajaran mereka. Beri tepuk tangan atas bisnis mereka.

Sebagai cara lain menurut pedagogi model ini merupakan perintahkan anak didik buat mengajarkan atau memberi bimbingan kepada murid lain secara individual atau pada grup mini .

3) Strategi menutup pembelajaran matematika
Pada aktivitas menutup pembelajaran bisa dimanfaatkan guru buat:
a) memberikan kesempatan bagi siswa merangkum atau membuat ikhtisar dari pelajaran dalam hari itu,
b) memotivasi siswa buat mengusut ulang bahan ajar serta atau menyelesaikan tugas rumah secara berdikari atau gerombolan ,
c) menaruh keterangan materi ajar rendezvous berikutnya, 
d) mendapatkan evaluasi menurut murid guna perbaikan proses pembelajaran, dan
e) memberikan salam penutup. 

Cara yg baik buat membelajarkan menciptakan ikhtisar materi ajar adalah memberikan kesempatan pada anak didik buat membuat ikhtisar serta menyajikan ikhtisar kepada murid lain. Strategi berikut dapat dipakai guru:

Prosedur
a) Jelaskan pada siswa bahwa jika pengajar yang membuat ikhtisar pelajaran, itu bertentangan dengan prinsip belajar aktif.
b) Bagilah siswa sebagai gerombolan beranggotakan dua hingga 4 orang.
c) Perintahkan setiap grup buat membuat ikhtisar pelajaran pada hari itu. Doronglah setiap kelompok buat membuat uraian singkat guna disampaikan dalam kelompok lain. Gunakan pertanyaan panduan, contohnya:
(1) Apa judul materi yang baru saja dipelajari?
(2) Tuliskan definisi atau rumus yg baru saja dipelajari secara terurut!
(tiga) Digunakan pada kasus apa saja rumus yang baru di pelajari?

3 Pembelajaran Efektif.
Dalam proses belajar mengajar supaya dihasilkan suatu hasil yg maksimal maka diperlukan suatu teknik pembelajaran yang efisien serta afektif sebagai akibatnya nir mengahabiskan waktu yg usang serta bertele-tele yg kadang hasilnya kurang memuaskan, apalagi untuk anak didik didik yang mengikuti acara percepatan yang ketika belajarnya nisbi lebih cepat dibanding menggunakan siswa didik yang duduk pada kelas reguler . Menurut Daniel Muijs serta David Reynolds (2008 : 65 – 66) Suatu pengajaran klasikal supaya efektif maka wajib jauh dari sekedar mengungkapkan isi pelajaran menggunakan gaya ceramah kepada anak didik. Hampir seluruh peneliti sepakat tentang pentingnya interaksi antara pengajar dan murid.

Didalam studinya terhadap siswa sekolah dasar pada Inggris ( Daniel Muijs , 1999) menemukan impak - pengaruh positif berdasarkan seringnya menggunkaan tanya jawab , komunikasi menggunakan kelas serta menggunakan petanyaan serta pernyataan taraf tinggi selain itu perlu pentingnya hubungan buat pengajaran yang efektif.

Peneliti – peneliti di Amerika sudah memperlihatkan pentingnya hubungan, di pada penelitian – penelitian mereka sebelum studi – studi yang dilakukan pada eropa. Rosenshine serta Furst ( 1973 ) menemukan penggunaan beragam pertanyaan sebagai sebuah faktor krusial di pada penelitian mereka yg dimulai tahun 1960 sampai dengan 1970.

Karena pentingnya interaksi serta tanya jawab menjadi elemen yang paling luas diteliti pada peneltian tentang mengajar. Oleh karena itu perlu diketahui dalam tanya jawab yg efektif serta interaksi yg efektif pada pembelajaran.

Tanya jawab dapat digunakan buat memeriksa pemahaman siswa buat menaruh dasar pada pembelajaran siswa, untuk membantu anak didik dalam mengklarifikasikan serta memverbalisasikan pikiran mereka, serta membantu anak didik mengembangkan sense of mastery ( perasaan menguasai sesuatu ). Tanya jawab yg efektif dapat terjadi apabila penguasaan diri yang solid mengenai strategi – taktik mana yg paling efektif.

Di dalam pembelajaran yang mengunakan pembelajaran pribadi , berbagai pertanyaan perlu dilontarkan pada awal pelajaran , saat topik dari pelajaran sebelumnya diulas. Agar tanya jawab efektif tercapai maka seseorang pengajar perlu mencampur pertanyaan tingkat tinggi dan taraf rendah mencakup produk dan proses serta pertanyaan terbuka dan tertutup , namun seorang pengajar harus memastikan bahwa ada relatif poly pertanyaan proses taraf tinggi serta terbuka.

Dalam tanya jawab yg efektif dalam pembelajaran pribadi jika murid menjawab sahih diberikan respon positif tetapi impersonal dan jika seseorang murid menaruh jaaban yang kurang sepenuhnya sahih , maka guru poerlu memberikan prompt kepadanya buat menemukan jawaban yang benar.

Bentuk hubungan lain yg efektif dalam pembelajaran adalah diskusi kelas, namun suatu diskusi supaya efektif perlu disiapkan dengan akurat. Pengajar perlu menaruh pedoman yang jelas pada murid mengenai apa yang didiskusikan. Selama diskusi anak didik perlu dipastikan buat permanen dalam tugasnya, serta pengajar perlu menuliskan poin – poin primer yg muncul selama diskusi. Setelah diskusi poin-poin primer ( produk diskusi ) ini dapat dirangkum serta anak didik diminta buat meberikan komentar tentang seberapa baik diskusi itu tadi berjalan ( proses diskusi ). 

Agar pembelajaran afektif guru pula harus memastikan bahwa murid – siswa yang pemalu yg mungkin kurang aktif buat diberikan kesempatan pada keterlibatannya pada proses belajar mengajar. 

4 Hasil belajar Matematika.
Penekanan pembelajaran matematika lebih diutamakan dalam proses menggunakan tidak melupakan pencapaian tujuan. Proses ini lebih ditekankan pada proses belajar matematika seorang. Tujuan yg paling utama pada pembelajaran matematika merupakan mengatur jalan pikiran buat memecahkan perkara bukan hanya menguasai konsep dan perhitungan walaupun sebagian besar belajar matematika merupakan belajar konsep struktur ketrampilan menghitung dan menghubungkan konsep-konsep tadi. Andi Hakim Nasution (1982:12 ) mengemukakan bahwa dengan menguasai matematika orang akan belajar menambah kepandaiannya.

Sementara itu Nana Sudjana (1995:22 ) mengemukakan bahwa output belajar matematika merupakan kemampuan–kemampuan yang dimiliki anak didik selesainya ia memperoleh pengalaman belajarnya. Gagne ( 1977:47-48 ) mengelompokkan hasil belajar sebagai 5 bagian dalam bentuk kapabilitas yakni ketrampilan intelektual taktik kognitif , kabar ekspresi , ketrampilan motorik serta perilaku.

Gagne dan Briggs (1978:49-55) menampakan bahwa output belajar yg berkaitan dengan lima kategori tadi adalah : (1) ketrampilan intelektual merupakan kecakapan yang berkenaan dengan pengetahuan prosedural yang terdiri atas deskriminasi jamak, konsep nyata dan terdefinisi kaidah serta prinsip, (dua) taktik kognitif merupakan kemampuan untuk memecahkan perkara–perkara baru menggunakan jalan mengatur proses internal masing – masing individu dalam memperlihatkan, mengingat dan berfikir, (3) berita ekspresi merupakan kemampuan untuk mendiskripsikan sesuatu menggunakan kata-istilah dengan jalan mengatur informasi –berita yg relevan, (4) ketrampilan motorik adalah kemampuan buat melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan–gerakan yg berhubungan dengan otot, (5) sikap adalah kemampuan internal yg berperan pada mengambil tindakan untuk menerima atau menolak berdasarkan evaluasi terhadap obyek tersebut. Bloom (1976:201-207) membagi hasil belajar sebagai tempat yaitu kognitif, afektif serta psikomotor. Kawasan kognitif berkenaan dengan ingatan atau pengetahuan serta kemampuan intelektual dan ketrampilan- ketrampilan. Kawasan afektif mendeskripsikan sikap-perilaku, minat dan nilai serta pengembangan pengertian atau pengetahuan dan penyesuaian diri yg memadai. Kawasan psikomotor adalah kemampuan–kemampuan menggiatkan serta mengkoordinasikan mobilitas. Kawasan kognitif dibagi atas enam macam kemampuan intelektual tentang lingkungan yg disusun secara hirarkis dari yang paling sederhana sampai pada yang paling kompleks, yaitu (1) pengetahuan merupakan kemampuan mengingat pulang hal-hal yang sudah dipelajari, (2) pemahaman adalah kemampuan menangkap makna atau arti suatu hal, (3) penerapan adalah kemampuan mempergunakan hal – hal yg sudah dipelajari buat menghadapi situasi–situasi baru serta konkret, (4) analisis merupakan kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian–bagian sebagai akibatnya struktur organisasinya bisa dipahami, (lima) sintesis merupakan kemampuan buat memadukan bagian–bagian sebagai satu holistik yg berarti, (6) penilaian adalah kemampuan memberi harga sesuatu hal menurut kriteria intern atau kelompok atau kriteria ekstern atapun yang ditetapkan lebih dahulu.

Berdasarkan pandangan-pandangan berdasarkan para pakar tadi diatas maka yang dimaksud dengan hasil belajar matematika pada penelitian ini adalah output dari seseorang murid dalam mengikuti proses belajar mengajar matematika yang diukur berdasarkan kemampuan anak didik tadi pada merampungkan suatu pertarungan matematika

B Hasil Penelitan yang Relevan.
Sudah cukup banyak penelitian yg membahas mengenai prestasi belajar matematika di Sekolah Menengah Atas namun masih sedikit peneliti yg meneliti berkaitan menggunakan materi matematika pada suatu pokok bahasan. Sepengetahuan peneliti belum ada peneliti yang meneliti mengenai penggunaan taktik pembelajaran aktif untuk menaikkan efektifitas pembelajaran materi logaritma pada kelas acara percepatan.

C Kerangka Pemikiran.
Dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif maka seorang murid akan selalu terlibat secara eksklusif dalam pembelajaran , sehingga dengan keterlibatan ini materi yg dibahas akan selalu teringat pada pemikirannya dan konsep yg wajib dikuasai anak didik akan gampang diterimanya hal ini sinkron dengan prinsip learning by doing yg menytakan bahwa pembelajaran akan cepat dikuasai anak didik menggunakan siswa tersebut ikut aktif pada pembelajaran. 

Bertolak menurut pemikiran bahwa membawa anak didik aktif dalam pembelajaran akan memudahkan anak didik menerima konsep yg harus dikuasainya maka secara otomatis langkah membawa anak didik aktif pada belajar ini adalah suatu langkah yg efektif buat menyampaiakan suatu materi ajar.

Secara grafis pemikiran yg dilakukan sang peneliti dapat digambarkan menggunakan bentuk diagram sebagai berikut :

Gambar Diagram kerangka berfikir 

D Hipotesis Tindakan
Dari uraian dalam kajian teori yg telah dipaparkan maka dapat disusun hipotesis tindakan sebagai berikut: ” Melalui strategi pembelajaran aktif dapat menaikkan efektifitas pembelajaran materi logaritma bagi anak didik kelas X acara percepatan di SMA Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2008 – 2009 ”

MATERI KHUSUS ADMINISTRASI KURIKULUM 2018 SD/MI TERBARU

Materi Khusus Administrasi Kurikulum 2013 SD/MI Terbaru

1. LATAR BELAKANG KURIKULUM 2013

Pendidikan nasional harus berfungsi secara optimal menjadi sarana pada pembangunan bangsa dan karakter. Penyelenggaraan pendidikan diperlukan bisa mewujudkan proses berkembangnya kualitas eksklusif siswa menjadi generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa serta negara Indonesia sepanjang jaman. Oleh lantaran kurikulum dipandang menjadi keliru satu unsur yang sanggup menaruh donasi yg signifikan buat mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik, maka kurikulum  2013 perlu dikembangkan, dengan berbasis dalam kompetensi sangat diharapkan sebagai instrumen buat mengarahkan siswa menjadi:
  1. Manusia berkualitas yg sanggup dan agresif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah;
  2. Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, berdikari;
  3. Warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

2. LANDASAN PENYEMPURNAAN KURIKULUM 2013

Landasan Yuridis;
  • Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
  • UU no. 20 tahun 2003 mengenai Sisdiknas,PP nomor 19 tahun 2005,
  • Permendiknas no. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan,
  • Permendiknas no. 22 tahun 2006 mengenai Standar Isi.
Landasan Filosofis;

Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangan kurikulum haruslah berakar dalam budaya bangsa. Oleh karenanya, melalui pendidikan, banyak sekali nilai serta keunggulan budaya pada masa lampau diperkenalkan, dikaji, serta dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat, serta bangsa yg sesuai menggunakan zaman dimana peserta didik tadi hidup serta mengembangkan diri.
Landasan Teoritis;

Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan menurut baku dan teori pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan baku adalah pendidikan yang menetapkan baku nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap kurikulum. Standar kualitas nasional dinyatakan menjadi Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan yg mencakup sikap, pengetahuan, danketerampilan (PP angka 19 tahun 2005).

Kurikulum berbasis kompetensi merupakan kurikulum yang didesain baik dalam bentuk dokumen, proses, maupun penilaian berdasarkan pada pencapaian tujuan, konten serta bahan pelajaran dan penyelenggaraan pembelajaran yang berdasarkan dalam Standar Kompetensi Lulusan.

Landasan Empiris;

Sebagai bangsa yg akbar menurut segi geografis, suku bangsa, potensi ekonomi, serta beragamnya kemajuan pembangunan menurut satu daerah ke wilayah lain,sekecil apapun ancaman disintegrasi bangsa masih tetap terdapat. Kurikulum harusmampu membentuk insan Indonesia yg dapat menyeimbangkan kebutuhan individu serta rakyat buat memajukan jatidiri sebagai bagian berdasarkan bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk berintegrasi sebagai satu entitas bangsa Indonesia.

3. PRINSIP PENGEMBANGAN DALAM KURIKULUM 2013
  • Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran lantaran mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran buat mencapai kompetensi,
  • Kurikulum berdasarkan dalam baku kompetensi lulusan yg ditetapkan buat satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, serta acara pendidikan,
  • Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi.

4. CIRI KHAS KURIKULUM 2013
  • Belajar Tuntas
Belajar tuntas, yaitu peserta didik  tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya sebelum mampu merampungkan pekerjaan dengan mekanisme yg sahih.
  • Penilaian Autentik
Penilaian autentik bisa dikelompokkan menjadi:
  1. Memandang evaluasi serta pembelajaran merupakan hal yang saling berkaitan,
  2. Mencerminkan perkara dunia nyata, bukan global sekolah,
  3. Menggunakan aneka macam cara serta kriteria penilain,
  4. Holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, serta perilaku),
  5. Penilaian autentik nir hanya mengukur hal yg diketahui sang siswa, tetapi lebih menekankan mengukur hal yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
  •  Penilaian Berkesinambungan
Penilaian dilakukan secara terus-menerus serta berkesinambungan selama pembelajaran berlangsung. Untuk menerima gambaran utuh mengenai perkembangan output belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan pemugaran output monoton dalam bentuk evaluasi proses dan banyak sekali jenis ulangan secara berkelanjutan.
  • Menggunakan Teknik Penilaian yang Bervariasi
Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, verbal, produk, portofolio, unjuk kerja, proyek, pengamatan, dan evaluasi diri.
  • Berdasarkan Acuan Kriteria
Penilaian dari acuan kriteria maksudnya penilaian wajib berdasarkan pada berukuran pencapaian kompetensi yg ditetapkan. Kemampuan siswa tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, namun dibandingkan terhadap kriteria yg ditetapkan, misalya ketuntasan belajar minimal (KKM).

5. KELEBIHAN serta KEKURANGAN KURIKULUM 2013

A. Secara Umum

Kelebihan 

dalam kurikulum 2013 proses pembelajaran siswa aktif, guru menjadi fasilitator maupun motivator, semua aspek kehidupan bisa sebagai asal pembelajaran, serta melahirkan manusia pembelajar

Kekurangan
  1. kurikulum 2013 penuh pertentangan,
  2. penggunaan Ujian Nasional (UN) sebagai evaluasi standar proses pembelajaran siswa aktif,
  3. kurikulum 2013 cocok untuk sekolah yg telah maju dan gurunya punya semangat belajar tinggi.
B. Menurut Para Guru
Kelebihan
  1. kurikulum 2013 melatih anak buat lebih berdikari, kreatif, serta inovatif,
  2. kurikulum ini jua balik mengajak anak-anak buat membudayakan membaca, keliru satu norma yg mulai menurun pada generasi waktu ini,
  3. penerapan kurikulum 2013 jua mempunyai tujuan yang baik yaitu mendorong anak buat mempunyai perilaku yg lebih baik pada sekolah, dalam teman sejawat, dan terhadap lingkungannya.
Kekurangan
  1. sistem evaluasi yang dievaluasi pengajar terlalu rumit,
  2. kurangnya sarana serta prasarana yg belum memadai serta merata buat menjalankan kurikulum 2013.

6. PERUBAHAN YANG TERJADI ANTARA KURIKULUM 2013 menggunakan KURIKULUM SEBELUMNYA
  • Pertama
Terkait menggunakan penataan sistem perbukuan. Lazim berlaku selama ini, kitab ditentukan sang penerbit, baik menyangkut isi maupun harga, sehingga beban berat dipikul peserta didik dan orang tua. Sedangkan penataan sistem perbukuan dalam implementasi Kurikulum 2013 dikelola sang Pusat Kurikulum dan Perbukuan dan substansinya diarahkan sang tim pengarah serta pengembang kurikulum. Tujuannya supaya isi dapat dikendalikan serta kualitas lebih baik. Selain itu, harga mampu ditekan lebih masuk akal.
  • Kedua

Penataan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) di pada penyiapan serta pengadaan pengajar.
  • Ketiga
Penataan terhadap pola pelatihan pengajar. Pengalaman dalam pelaksanaan pembinaan instruktur nasional, pengajar inti, dan guru target buat implementasi Kurikulum 2013, misalnya, poly pendekatan pembinaan yg wajib disesuaikan, baik menyangkut materi pelatihan juga contoh serta pola pelatihan.
  • Keempat
Memperkuat budaya sekolah melalui pengintegrasian kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler, serta penguatan kiprah guru bimbingan serta konseling (BK).
  • Kelima
Terkait menggunakan memperkuat NKRI. Melalui aktivitas ekstrakurikuler kepramukaanlah, siswa diperlukan mendapat porsi tambahan pendidikan karakter, baik menyangkut nilai-nilai kebangsaan, keagamaan, toleransi serta lainnya.
  • Keenam
Memperkuat integrasi pengetahuan bahasa budaya.  Pada Kurikulum 2013, peran bahasa Indonesia sebagai mayoritas, yaitu menjadi saluran mengantarkan kandungan materi dari seluruh sumber kompetensi pada peserta didik, sehingga bahasa berkedudukan sebagai penghela mata pelajaran-mata pelajaran lain. Melalui cara ini, maka pembelajaran bahasa Indonesia termasuk kebudayaan, dapat dibuat menjadi kontekstual.

Materi Khusus Administrasi Kurikulum SD/MI 2013 Terbaru
01. Video_Pembelajaran Kurikulum 2013.rar
02. Dinamika Perkembangan Kurikulum 2013.rar
03. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).rar
04. Penerapan Literasi dalam Pembelajaran.rar
05. Penyelenggaraan Bimtek serta Pendampingan K. 13.rar
06. Kurikulu 2013 Matematika.rar
07. Kurikulu 2013 PJOK.rar
08. Kurikulum 2013 Tematik Terpadu.rar
09. Bimbingan Psiko Edukatif.rar
10. Praktik Penyusunan RPP.rar
11. Inspirasi Pembelajaran Melalui Tayangan Vidio.rar
12. Penulisan Soal HOTS.rar
13. Penilaian Tingkat Kelas (Assesment Classroom).rar
14. Praktik Pembelajaran dan Penilaian.rar
15. Pengolahan serta Pelaporan Penilaian HB.rar
16. Format Kartu Soal.rar
17. Panduan Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi Sekolah Dasar.rar
18. Panduan Pemanfaatan Sudut Baca di SD.rar
19. Panduan Pembelajaran Matematika dan PJOK Sekolah Dasar.rar
20. Panduan Pembelajaran Tematik Terpadu SD.rar
21. Panduan Pengembangan KTSP pada SD.rar
22. Panduan Supervisi Pembelajaran pada Sekolah Dasar.rar
23. Panduan Teknis Kegiatan Ekstrakurikuler pada SD.rar
24. Panduan Umum Bimtek K13 SD 2017.rar
25. Panduan Penilaian Kurikulum 2013.rar
Demikian ulasan singkat tentang Materi Khusus Administrasi Kurikulum 2013 Terbaru semoga bermanfaat
Sumber Utama: //blog.unnes.ac.id/nurrohmat

SILABUS MATEMATIKA KELAS 4 SD SEMESTER 2 KURIKULUM 2018 REVISI TERBARU

Silabus Matematika Kelas 4 SD Semester dua Kurikulum 2013 Revisi Terbaru

Silabus Matematika Kelas 4 SD Semester dua Kurikulum 2013 Revisi Terbaru - Silabus merupakan bagian berdasarkan planning pembelajaran dalam suatu gerombolan Mata Pelajaran eksklusif yang mencakup Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), materi utama/pembelajaran, aktivitas pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi ketika, dan asal bahan atau alat belajar.

Pada Silabus Matematika Kelas 4 SD/MI Semester dua jua merupakan penjabaran menurut Standar Kompetensi serta Kompetensi Dasar ke pada materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi sampai menggunakan dalam aktivitas evaluasi.

Karena pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah Dasar/MI dilakukan menggunakan pendekatan pembelajaran tematik-terpadu kecuali buat Mata Pelajaran (Mapel) Matematika serta Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) bagian dari Mata Pelajaran yg mandiri buat kelas 4, lima, dan Kelas 6 Sekolah Dasar/MI. Sedangkan buat Silabus Tematik Terpadu Sekolah Dasar/MI telah tersusun secara terpisah menggunakan dokumen yang kami bagikan waktu ini. Oleh sebab itu bagi guru yg ingin menyusun administrasi pembelajaran bisa memakai dokumen Silabus Mata Pelajaran Matematika SD/MI yang waktu ini kami bagikan.
Pada Perumusan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran (Mapel) Matematika jenjang Sekolah Dasar/MI menggunakan kompetensi Matematika secara generik serta pertimbangan kompetensi yg dapat dicapai anak didik sehabis belajar matematika. Sedangkan Kompetensi output belajar matematika pada SD/MI tertuang pada peta kompetensi dalam setiap jenjang pendidikan eksklusif.

Kompetensi Dasar dalam Mata Pelajaran Matematika ketika ini (Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017) adalah penyempurnaan berdasarkan Kompetensi Dasar sebelumnya yg terdiri berdasarkan; (1) perubahan redaksi kalimat agar lebih kentara, (dua) penyederhanaan, (tiga) penyesuaian dan penataan rumusan Kompetensi Dasar, (4) pengintegrasi ke pada Kompetensi Dasar lainnya, serta (lima) nir lagi memuat Kompetensi Dasar buat dimensi sikap spiritual maupun perilaku sosial.

Kompetensi Sikap Spiritual serta Sikap Sosial, dicapai melalui pembelajaran nir pribadi (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, serta budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan serta syarat siswa.
Silabus Kelas 4 Matematika Semester 2.rtf
Demikian materi Silabus Matematika Kelas 4 SD Semester dua Kurikulum 2013 Revisi Terbaru yg bisa kami bagikan dalam “caraflexi.blogspot.com” semoga berguna, kurang serta lebihnya mohon maaf.
Link download terkait lainnya:


Terima kasih atas kunjungannya dan kami selalu berusaha yg terbaik buat anda.

BUKU SISWA KURIKULUM 2018 KELAS 3 SD/MI REVISI 2018

Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas tiga SD/MI Edisi Revisi 2018

Kedudukan Dan Fungsi Buku Siswa

1. Kedudukan serta Fungsi Buku Siswa

Buku ini digunakan sebagai panduan kegiatan pembelajaran buat memudahkan siswa dalam menguasai kompetensi tertentu. Buku ini pula digunakan buat melaksanakan aktivitas-aktivitas pada proses pembelajaran (activities based learning) pada mana isinya didesain serta dilengkapi dengan contoh-model lbr aktivitas supaya siswa bisa menilik sesuatu yg relevan dengan kehidupan yang dialaminya.
Buku Siswa diarahkan agar murid lebih aktif pada mengikuti proses pembelajaran melalui kegiatan mengamati, menanya, mencoba, menalar, berdiskusi dan mempertinggi kemampuan berkomunikasi baik antarteman maupun dengan gurunya. Guru  bisa mengembangkan atau memperkaya materi serta kegiatan lain yang sinkron dengan tujuan pembelajaran yg telah ditetapkan. Di bawah ini dijelaskan kiprah dan fungsi Buku Siswa yg bisa dirinci menjadi berikut.

a. Panduan bagi Siswa pada Melaksanakan Kegiatan-Kegiatan Pembelajaran

Setiap subtema dalam masing-masing kitab mempunyai beberapa pembelajaran sesuai menggunakan tema. Untuk berbagai kegiatan yg wajib dilakukan oleh siswa dibentuk ikon-ikon yang melambangkannya, misalnya

b. Penghubung antara  Pengajar, Sekolah, serta Orang Tua

Pada setiap akhir pembelajaran ada bagian yg membutuhkan keterlibatan orang tua buat membimbing anak dalam melakukan kegiatan pembelajaran pada rumah. Bagian ini bisa ditinjau pada Buku Siswa menggunakan ikon tulisan “Kerjasama dengan Orang Tua”. Diharapkan  orang tua  berperan aktif mendukung anak didik pada menaikkan pemahaman anak didik pada pembelajaran yg dilakukan di sekolah.

c. Lembar Kerja Siswa

Buku Siswa bisa berfungsi menjadi lbr kerja murid, contohnya pada Buku Siswa terdapat aktivitas menulis maka anak didik bisa mengerjakan pribadi dalam Buku Siswa.

d. Penilaian dan Portofolio

Di dalam Buku Siswa terdapat halaman-halaman berisi format yang bisa digunakan menjadi lbr kerja buat dihimpun sebagai bahan portofolio yang dapat dijadikan sumber evaluasi output pembelajaran.

e. Media Komunikasi antara Pengajar serta Siswa

Melalui proses pembelajaran menggunakan menggunakan Buku Siswa, guru bisa mengenal anak didik lebih baik melalui pengamatan terhadap hasil kerja siswa yang telah dibuat sedemikian rupa dalam setiap pembelajaran. Pengajar bisa melihat perkembangan pengetahuan, keterampilan serta perilaku siswa sinkron menggunakan kompetensi pembelajaran yang sudah ditetapkan.

f. Sebagai Kenang-kenangan Rekam Jejak Belajar Siswa

Semua hasil pekerjaan yg dilakukan murid selama mengikuti proses pembelajaran akan tertuang dalam Buku Siswa sebagai akibatnya guru dan orang tua bisa melihat jejak belajar serta perkembangan kompetensi selama mengikuti proses pembelajaran dalam masing-masing jenjang. Bagi anak didik seluruh rekam jejak belajar tersebut bermanfaat sebagai kenang-kenangan di lalu hari.

g. Sebagai indera/instrumen pembantu bagi siswa dalam melakukan aktivitas refleksi diri terhadap kegiatan        pembelajaran harian yang sudah dilakukan.  

Semoga materi Buku Siswa Kurikulum 2013 Kelas tiga Sekolah Dasar/MI Revisi 2018 ini bisa menggantikan buku pegangan pengajar sebelum tiba dari pemesanan.

Lihat link download lainnya:

Terima kasih atas kunjungannya, kami siap menunggu kunjungan berikutnya dengan pastinya materi yang jauh lebih berguna dan terbaru saat ini.