CARA MENGUKUR RESISTANSI GROUNDING DENGAN BENAR

Resistansi Grounding-Artikel kali ini kita akan membahas bagaimana cara mengukur resistansi  GROUNDING (pembumian) dengan baik serta benar. Menggunakan perangkat elektronic yg biasa dinamai "EARTH TESTER". Yuk kita simak cara penggunaan Alat pengukur resistansi  GROUNDING (Earth tester) ini
Pada dasarnya GROUNDING atau pembumian pada pakai buat mengamankan alat listrik atau elektro dari induksi listrik waktu terjadi konsleting yang diakibatkan oleh sambaran petir. Hal ini  bisa kita lihat menggunakan kentara di gedung-gedung bertingkat yang menggunakn sistem pembumian atau grounding. Sekarang mungkin timbul pertanyaan kenapa peralatan  GROUNDING menggunakan tembaga? Karena tembaga merupakan koduktor yang paling efektif buat dilewati arus listrik itulah kenapa seluruh perangkat  GROUNDING menggnakan tembaga, selain itu tembaga jua nir mudah berkarat, tembaga sangat cocok sekali digunakan pada semua syarat, baik digunakan ditanah yang kering atau digunakan tanah yg lembab atau berair.

GAMBAR BATANG ROD GROUNDING

Lalu bagai mana cara mengukur resistansi grounding dengan sahih? 
Untuk mengetahui berapa ukuran yg harus dicapai atau nilai yang baik buat pembumian kita harus menggunakan indera ukur yang bernama EARTH TESTER, indera ini dibuat khusus buat mengukur sistem pembumian.

LIHAT GAMBAR DIATAS
  • Pertama tama kita Periksa syarat kabel grounding BC yang akan diukur. Bila kotor bersihkan dahulu permukaan kabel tersebut menggunakan lap bersih / kertas amplas, supaya jepitan kabel probe dapat menyentuh langsung bagian permukaan tembaga yang sudah higienis dan buat mencegah terjadinya kesalahan pembacaan dalam alat ukur.
  • Periksa kondisi dan perlengkapan penunjang indera ukur digital earth resistance digital.
  • Earth Tester memiliki 3 kabel diantaranya adalah kebel merah, kuning serta hijau.
  • Silahkan hubungkan kabel ke Earth Tester dengan warna yg telah di tentukan dalam indera ukur.
  • Hubungkan kabel merah setra kuning ke tanah menggunakan masing-masing jarak kurag lebih 5-10 meter berdasarkan pentanahan atau grounding.
  • Hubungkan juga kabel hijau ke grounding yang sudah terpasang.
  • Lakukan pengukuran grounding (tahanan pentanahan) dengan memutar knob alat ukur pada poisisi 200 ohm atau 2000 ohm tergantung menurut kondisi tanah pada area setempat yang akan diukur.
  • Kemudian tekan tombol tester buat mengetahui resistansi grounding umumnya berwarna kuning/merah dan pada displai alat ukur akan timbul nilai tahanan pentanahan.
  • Dan finish  nilai resistansi grounding telah di ketahui. Lihat angka yang pada tunjuk oleh jarum tester
NOTE:
Apa jika angka yang di tunjuk sang jarum earth tester nir memenuhi standard atau lebih dari angga satu maca cobalah untuk mem Paralel kan btg rod grounding atau memperdalam penanaman batang rod hingga menerima kan nila angka 0,5 ohm (nol koma 5 ohm) serta tidak boleh lebih sinkron menggunakan UUD pasal 54 TENTANG PEMBUMIAN (PENANGKAL PETIR)
TUKANG LISTRIK PANGGILAN BATAM  Jasa instalasi listrik dan servis
Nama saya   :  Abdul somad
Alamat         :  BATU AJI perum genta 2


Propesi        :TUKANG LISTRIK


No Hp           : +0812-6104-3687
tentang saya   : Hidup bukan hanya tentang uang saja,kerja sama yg baik akan mehasil kan sesuatu yang baik juga. bermanfaat buat orang lain adalah rona hayati yang paling menyenang kan.....

PENANGKAL PETIR GROUNDING

PENANGKAL PETIR ATAU GROUNDING

GROUNDING merupakan sebuah jalur rangkaian kabel tembaga yg difungsikan menjadi jalan atau aliran bagi petir menuju ke bagian atas bumi atau ground, sebagai akibatnya petir tidak akan MERUSAK benda-benda yang terdapat di tempat tinggal anda karna ter aliri muatan listrik yg brasal berdasarkan petir

Ada pun bagian primer Membuat penangkal petir dan Tempat pembumian penangkal petir serta berupa btg tembaga murni yg ujung tembaganya runcing. Dibentuk menjadi runcing karena muatan listrik mempunyai sifat gampang berkumpul dan lepas dalam ujung logam serta menciptakan. Dengan demikian dapat memperlancar proses tarik menarik menggunakan muatan  listrik yang  terdapat pada awan. Ini dipasang dalam bagian zenit sebuah bangunan atau gedung. Lalu di hubungkan eksklusif ke grounding atau (pembumian) dengan memakai kabel konduktor atau kabel yg terbuat berdasarkan tembaga murni....
Tujuan nya adalah Saat muatan listrik negatif pada bagian bawah awan telah tercukupi, maka muatan listrik positif di tanah akan segera tertarik. Muatan listrik lalu segera merambat naik melalui kabel konduktor disertai dengan , menuju ke ujung btg penangkal petir dan dalam saluran transmisi. Ketika muatan listrik negatif berada cukup dekat pada atas  atap, daya tarik menarik antara kedua muatan semakin kuat, muatan positif pada ujung-ujung dan ditarik ke arah muatan negatif.
Pertemuan   ke 2 muatan membuat genre listrik. Aliran listrik yg  melewati kabel tembaga penangkal petir serta itu akan mengalir ke dalam tanah, melalui kabel konduktor penangkal petir serta dengan demikian  sambaran  petir nir mengenai bangunan yang.tersAMBAR PETIR karna sambaran  petir akan merambat  ke pada tanah (ground) melalui jaringan cabel tembaga yang kita rangkai menuju grounding atau (pembumian).

BAHAYA YANG DAPAT DI TIMBULKAN OLEH SAMBARAN PETIR

Apabila sebuah bangunan tersambar petir bahayanya dapat MERUSAK alat-indera elektro yg ada pada dalam bangunan yang terhubung ke jaringan listrik , selain itu juga bisa mengakibatkan KEBAKARAN atau LEDAKAN. Bahkan KEMATIAN Jadi buat MENCEGAH semua dampak negatif yg kami sebutkan diatas serta mencegah kerusakan dampak jaringan listrik yg tersambar petir,maka sebaik nya bangunan dipasangi indera yg dianggap penstabil arus listrik (surge arrestor), yaitu GROUNDING atau internal proteksi yg seringkali kita sebut PENANGKAL PETIR

Apa lagi kita yang tinggal di wilayah pulau batam hujan petir biasa terjadi pada pulau pulau misalnya tempat tinggal kita di batam... UNTUK SAUDARA SAUDARI YANG INGIN RUMAH NYA DI PASANG PENAGKAL PERTIR DAPAT MEHUBUNGI SAYA 


CARA FLEXI

Nama saya   :  Abdul somad


Alamat         :  BATU AJI perum genta 2


Propesi        :TUKANG LISTRIK


No Hp           : 081261043687

Tentang saya   : Hidup bukan hanya mengenai uang saja,kolaborasi yg baik akan mehasil kan sesuatu yang baik pula. Bermanfaat untuk orang lain merupakan warna hidup yg paling menyenang kan.....

KEPUASAN ANDA ADALAH MISI UTAMA SAYA... DAN KEPUASAN SAYA ADALAH SENYUMAN ANDA.....


( cara flexi )    
(   Abdul somad  )         

CARA MEMASANG GROUNDING
CARA MENGUKUR RESISTANSI GROUNDING                       
Ini adalah bagian yang paling krusial pada proses "Pemasangan Grounding" atau anti petir klick NEXT buat lanjut kan membaca

CARA MENENTUKAN TINGGI TIANG ROD PENAGKAL PETIR GROUNDING

Grounding atau penagkal petir merupakan rangkaian jalur tembaga serta btg tembaga yang pada fungsikan sebagai jembatan petir menuju ke dalam bumi atau diklaim dengan pembumian.
Untuk memastikan penagkal petir dapat mentransfer petir menggunakan baik perlu di lakukan pengukuran nilai resistansi (ohm) dalam lempeng bumi secara terjadwal, Sebab nilai resistansi dalam satuan ohm pada lempeng bumi dapat berubah sewktu ketika.
Nilai resistansi (ohm) adalah nilai dari kadar air, kadar asam(PH), kadar mineral (Garam) serta tekstur tanah, untuk pengukuran pada butuh kan indera yg bernama Tester Bumi (Earth Tester). Nilai standard resistansi grounding yg pada menetapkan oleh pemerintah indonesia merupakan nol koma 5 ohm(0,lima Ω).
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang bagaimana cara menempatkan batang ROD tunggal penagkal petir, serta menentukan berapa tinggi tiang rod (tower) yg di butuhkan buat memproteksi keseluruhan luas area (bangunan). Maka dari itu kita harus mengetahui terlebih dahulu nilai sudut proteksi grounding (degree of protection) agar kita bisa memilih tinggi rod grounding (penangkal petir) tadi.
Degree of protection grounding (Penagkal petir) mempunyai sudut 120 derajat. Nah mari kita simak penerangan tentang "Cara memilih tinggi tiang rod penagkal petir menurut radius serta luas area" berikut adalah.
Memperhitungkan Tinggi Penagkal Petir Tunggal.
  • Hal yg pertama harus di lakukan adalah mengukur luas bagunan atau suatu area yg akan di pasangi penagkal peti. Misal lebar bangunan merupakan 22 meter serta panjang bangunan merupakan 44 meter persegi.
  • Siap kan penggaris serta busur derajat, kertas dan pena.
  • Membuat pola perhitungan matetamatika pada atas kertas. Keterampilan ini harus dimiliki sang seorang ahli petir.
Perhatikan gambar pada bawah ini:
Pada gambar pada atas aku sudah membuat sekema gambar untuk menentukan tinggi tiang penagkal petir tunggal. Dilengkapi menggunakan garis sudut serta titik koordinat bangunan yang akan pada pasangi penagkal petir. Gambar di atas akan aku pecah buat mengetahui panjang garis miring segitiga sama kaki yg saya tandai dengan tanda tanya. Sebagai misalnya pada bawah ini:
Perhatikan tanda panah merah aku sudah memecah lagi gambar sebagai segitiga siku dimana nilai B=10 (setengah menurut lebar bagunan semula). Serta nilai A= 22 meter(setengah berdasarkan panjang bangunan.
Saat nya kita balik ke kelas sembilan. Pada gambar sudah tertulis rumus perhitungan hepotenusa segitiga siku nan nilai nya merupakan 24 meter. Lanjut ke gambar berikut nya.
Pada gambar pada atas aku menagambil nilai 24 menjadi sudut keliling perlindungan penangkal petir. Bukan 22 seperti tertera pada gambar satu. Apabila kita mengambil nilai 22 menjadi sudut keliling bagunan. Maka sistem proteksi penangkal petir pada bagian ke empat sudut bangunan mempunyai nilai kuning (warning) maka dari itu kita pakai nilai 24 yg telah kita peroleh tadi. Sebagai akibatnya ketemulah tinggi tower penagkal petir merupakan 14 meter. Selesai.....!!!
Perhatikan rumus perhitungan pada gambar di atas. Pakai kalkulator scientifik buat menghitung tan 30. Pada tabel sudut istimewa tan 30 memiliki nilai 0,577.

Pemasangan penagkal petir tunggal membutuhkan biaya extra serta tenaga kerja extra. Selain itu sangat di butuhkan perhitungan dan perencanaan kerja yg benar sahih matang. Tergantung dari luas area atau bangunan. Buat menjaga supaya tower penagkal petir nir tumbang pada butuhkan pengalaman yang cukup.
Mempertimbangkan resiko pekerjaan sebagai bagian terpenting pada pengerjaan pemasangan penagkal petir tunggal ini. Penagkal petir tunggal umumnya di pakai oleh gedung gedung tinggi dan area lapangan luas. Demikian lah artikel Cara Menentukan Tinggi Penagkal Petir (Grounding).

BERBAGAI MACAM ALAT UKUR SERTA KEGUNAANNYA

Berbagai macam Alat ukur yang digunakan buat mengukur berbagai keperluan hasil pengukuran, dan memiliki fungsi dan manfaatnya masing-masing.
Terdapat begitu banyak alat ukur yang digunakan pada banyak sekali jenis kegiatan, profesi dan kebutuhan output pengukuran.

Berbagai Alat Ukur serta kegunaannya


Alat Ukur dibuat buat mempermudah kita pada melakukan berbagai pengukuran.
Alat ukur digunakan dalam banyak sekali bidang
Berbagai macam indera ukur tadi digunakan hampir dalam segala bidang pekerjaan atau profesi, seperti:
  • Alat ukur pada bidang Mekanikal (Bengkel)
  • Alat ukur di bidang Listrik (kelistrikan)
  • Alat ukur di bidang Kimia (Laboratorium)
  • Alat ukur bidang Kedokteran (Kesehatan)
  • Alat ukur pada bidang Bangunan (Sipil)
  • Alat ukur di bidang Pendidikan
  • dan banyak lagi yg lainnya.

Jenis-jenis Alat ukur berdasarkan kegunaannya
Selain itu, Alat ukur juga memiliki kegunaan atau fungsinya masing-masing, diantaranya:
  • Alat ukur panjang
  • Alat ukur Massa
  • Alat ukur berat
  • Alat ukur Waktu
  • Alat ukur tekanan
  • Alat ukur Suhu
  • Alat ukur tinggi bagian atas (Level)
  • Alat ukur jumlah aliran (Flow)
  • Alat ukur Getaran
  • Alat ukur ketebalan
  • Alat ukur frekwensi
  • Alat ukur Cahaya
  • Alat ukur suara
  • dan aneka macam alat ukur lainnya.

Berbagai macam Alat Ukur
Alat ukur Panjang/jarak
Jika kita ingin mengetahui berapa Panjang suatu benda, maka kita akan memakai sesuatu indera buat mengukur panjang benda tadi.
Alat yang kita pakai untuk mengukur panjang benda tadi, dianggap dengan Alat ukur panjang.
Berbagai macam alat ukur panjang yg dapat kita gunakan, sinkron menggunakan fungsi serta satuan panjang yang akan diukur, misalnya:
  • Meteran
Meteran dipakai buat mengukur panjang benda yang tidak memerlukan hasil pengukuran yang presisi (Akurat), lantaran tingkat akurasi meteran hanya lebih kurang 1mm.
  • Sigmat (Jangka sorong)
Sigmat (Jangka sorong) digunakan buat mengukur panjang, ketebalan, kedalaman, suatu benda menggunakan tingkt akurasi mencapai 0,1 mm.
Cara membaca hasil pengukuran memakai Sigmat (Jangka Sorong)
  • Mikrometer
Micrometer digunakan buat mengukur panjang, ketebalan, kedalaman, suatu benda dengan tingkt akurasi mencapai 0,01 mm.
Cara membaca hasil pengukuran memakai Mikro meter.
  • Penggaris (Mistar)
Penggaris (Mistar) digunakan buat mengukur panjang benda yg nir memerlukan output pengukuran yang presisi (Akurat), karena taraf akurasi Penggaris (Mistar) hanya lebih kurang 1mm.
  • Speedometer

Alat Ukur Massa
Saat kita ingin mengetahui berapa kilogram berat berdasarkan suatu benda, kita akan menimbangnya dengan indera timbangan, Terdapat kebiasaan kita yg ternyata selama ini galat, yakni berat pada satuan kilogram merupakan satuan Massa bukan Berat.
Berat yg biasa kita sebut pada satuan kilogram adalah satuan Massa, sedangkan satuan berat sebenarnya adalah satuan Gaya pada (Newton).
  • Timbangan Gantung
  • Timbangan Duduk
  • Timbangan kamar mandi
  • Neraca dua lengan
  • Neraca O'Hauss

Alat Ukur Berat (Newton)
Alat ukur berat pada satuan Kg.M/s atau setara dengan satuan Newton, biasa menggunakan indera ukur yakni:
  • Neraca Pegas
  • Dinamo Meter

Alat Ukur Waktu
Alat ukur jua kita pakai untuk mengukur saat, berbagai macam indera ukur saat yang dipakai,antara lain:
  • Jam Pasir
  • Jam tangan
  • Jam Dinding
  • Stopwatch
  • Jam Matahari
  • HourMeter

Alat Ukur Tekanan (Pressure)
Tekanan juga perlu dilakukan pengukuran menggunakan menggunakan Alat ukur Tekanan, dalam aneka macam satuan tekanan. Alat ukur tekanan Deltabar serta Cerabar
Berbagai Alat ukur Tekanan, diantaranya:
  • Manometer
  • Pressure Gauge
  • Deltabar (Differential Pressure)
  • Barometer
  • Pressure Transmitter (Cerabar)

Alat Ukur Suhu
  • Thermometer LIG (Liquid in Glass)
Termometer ini merupakan indera ukur suhu yang generik dipakai, berupa cairan di pada wadah kaca, cairan yg dipakai seperti: Air raksa, Alk0hol, serta lainnya.
Berbagai jenis alat ukur suhu berdasarkan masa ke masa
  • Temperature Gauge
  • Infrared Temperature
Prinsip kerja Infrared temperature pada mengukur suhu
  • Resistance Temperature Detector (RTD)
Cara memasang RTD,buat mengukur suhu suatu benda, dan ditampilkan pada bentuk digital dengan tambahan Alat temperature Controller digital.
  • Termo kopel
Cara Memasang Termo kopel buat mengukur suhu suatu benda,dan output pengukurannya ditampilkan pada bentuk angka (Digital) dengan tambahan alat yang diklaim menggunakan Controller.
Alat ukur tinggi permukaan (Level Measurement)
Untuk mengetahui berapa tinggi bagian atas Air dalam suatu bejana, tentu kita membutuhkan indera buat mengukurnya, Alat ukur ini diklaim dengan Alat ukur Level (Permukaan).
Prinsip Kerja Alat ukur Level Measurement
Berbagai jenis indera ukur tinggi bagian atas,antara lain:
  • Level Gauge
  • Level Transmitter
  • UltraSonic meter
  • DPT (Differential Pressure Transmitter)
  • Level Limit Switch (Liquiphant)

Alat Ukur Aliran (Flow)
Untuk mengetahui seberapa banyak jumlah benda yg mengalir pada suatu wadah, kita membutuhkan Alat ukur genre/debit.
Prinsip kerja Flowmeter Vortex, Coriolis, Magnetic
Berbagai Alat ukur genre bisa kita gunakan, tidak hanya buat benda cair, bahkan buat benda jenis Gas, dan Padat.
Berbagai indera ukur aliran (Flow):
  • Flowmeter kincir Analog
  • Flowmeter Kincir Digital
  • Flowmeter Digital
  • Flowmeter Magnetic
  • Flowmeter Vortex
  • Flowmeter Coriolis

Alat Ukur Getaran
Alat ukur ini poly dipakai, buat mengetahui kondisi aneka macam mesin-mesin yang sedang beroperasi, buat melakukan perawatan dan perencanaan pemugaran secara terpola.
  • Vibration Pen
  • Vibration meter

Alat Ukur Ketebalan
Ketebalan (Thickness), buat mengetahui berapa ketebalan suatu benda, digunakan indera ukur ketebalan yaitu:
  • Thickness Gauge
Alat ukur ini mampu menembus tebal permukaan benda serta mengukur ketebalannya menggunakan menggunakan gelombang Ultrasonic. Cara menggunakan Thickness Gauge
Alat Ukur Frekwensi
Alat ukur ini biasa dipakai di bidang kelistrikan, buat mengetahui akbar Frekwensi listrik yang didapatkan dari suatu pembangkit Listrik.
Alat ini biasa dianggap dengan:
  • Hertz Meter

Alat Ukur Cahaya
Seberapa akbar intensitas pencahayan dalam suatu ruangan, jua bisa kita ukur dengan menggunakan Alat ukur, yaitu:
  • Light Meter
  • Lux Meter
  • Ganiofotometer
  • Spektro-Fotometer

Alat Ukur Suara
Suara memiliki satuan desible (dB), serta seberapa akbar kekuatan menurut kebisingan atau Suara bisa diukur menggunakan memakai Alat ukur, yakni:
  • Sound Level Meter
  • DecibleMeter

Alat-Alat Ukur Kelistrikan
Alat Ukur Tegangan Listrik
  • Voltmeter

Alat Ukur Arus Listrik
  • Ampere Meter
  • Clamp Meter (Tang Ampere)

Alat Ukur daya listrik
  • Watt Meter (KWH-Meter)

Alat Ukur Nilai Resistansi
  • Ohm-Meter
  • Multitester

Alat Ukur listrik yg memiliki aneka macam fungsi, yaitu buat mengukur Arus, Tegangan, resistan, dianggap menggunakan nama Multi Tester.
Cara memakai Multitester dengan benar
Alat Ukur Grounding (Pentanahan)
Cara memakai alat ukur Grounding tester dengan benar
  • Grounding Tester
  • Earth Tester

Alat Ukur ELCB
Cara menggunakan ELCB Tester untuk mengukur ELCB (Anti hubungan)
  • ELCB Tester

Alat Ukur Tahanan Isolasi
Cara mengukur tahanan Isolasi kabel dengan benar
  • Insulation Tester
  • Mega Ohm Meter

Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI
dikutip menurut berbagai sumber

BERBAGAI MACAM ALAT UKUR SERTA KEGUNAANNYA

Berbagai macam Alat ukur yang digunakan buat mengukur aneka macam keperluan output pengukuran, dan memiliki fungsi serta manfaatnya masing-masing.
Terdapat begitu banyak indera ukur yg digunakan pada banyak sekali jenis kegiatan, profesi serta kebutuhan hasil pengukuran.

Berbagai Alat Ukur serta kegunaannya


Alat Ukur dibentuk untuk mempermudah kita pada melakukan berbagai pengukuran.
Alat ukur dipakai pada banyak sekali bidang
Berbagai macam indera ukur tadi digunakan hampir dalam segala bidang pekerjaan atau profesi, misalnya:
  • Alat ukur pada bidang Mekanikal (Bengkel)
  • Alat ukur pada bidang Listrik (kelistrikan)
  • Alat ukur di bidang Kimia (Laboratorium)
  • Alat ukur bidang Kedokteran (Kesehatan)
  • Alat ukur di bidang Bangunan (Sipil)
  • Alat ukur pada bidang Pendidikan
  • dan banyak lagi yang lainnya.

Jenis-jenis Alat ukur berdasarkan kegunaannya
Selain itu, Alat ukur juga mempunyai kegunaan atau kegunaannya masing-masing, diantaranya:
  • Alat ukur panjang
  • Alat ukur Massa
  • Alat ukur berat
  • Alat ukur Waktu
  • Alat ukur tekanan
  • Alat ukur Suhu
  • Alat ukur tinggi permukaan (Level)
  • Alat ukur jumlah aliran (Flow)
  • Alat ukur Getaran
  • Alat ukur ketebalan
  • Alat ukur frekwensi
  • Alat ukur Cahaya
  • Alat ukur suara
  • dan aneka macam alat ukur lainnya.

Berbagai macam Alat Ukur
Alat ukur Panjang/jarak
Jika kita ingin mengetahui berapa Panjang suatu benda, maka kita akan memakai sesuatu alat buat mengukur panjang benda tersebut.
Alat yang kita pakai buat mengukur panjang benda tadi, disebut dengan Alat ukur panjang.
Berbagai macam alat ukur panjang yang dapat kita pakai, sesuai menggunakan fungsi serta satuan panjang yang akan diukur, seperti:
  • Meteran
Meteran digunakan buat mengukur panjang benda yg nir memerlukan output pengukuran yang presisi (Akurat), karena taraf akurasi meteran hanya kurang lebih 1mm.
  • Sigmat (Jangka sorong)
Sigmat (Jangka sorong) dipakai buat mengukur panjang, ketebalan, kedalaman, suatu benda menggunakan tingkt akurasi mencapai 0,1 mm.
Cara membaca hasil pengukuran memakai Sigmat (Jangka Sorong)
  • Mikrometer
Micrometer digunakan buat mengukur panjang, ketebalan, kedalaman, suatu benda menggunakan tingkt akurasi mencapai 0,01 mm.
Cara membaca hasil pengukuran memakai Mikro meter.
  • Penggaris (Mistar)
Penggaris (Mistar) dipakai buat mengukur panjang benda yang nir memerlukan hasil pengukuran yg presisi (Akurat), lantaran tingkat akurasi Penggaris (Mistar) hanya kurang lebih 1mm.
  • Speedometer

Alat Ukur Massa
Saat kita ingin mengetahui berapa kilogram berat dari suatu benda, kita akan menimbangnya dengan indera timbangan, Terdapat norma kita yg ternyata selama ini galat, yakni berat dalam satuan kilogram merupakan satuan Massa bukan Berat.
Berat yg biasa kita sebut pada satuan kilogram merupakan satuan Massa, sedangkan satuan berat sebenarnya adalah satuan Gaya dalam (Newton).
  • Timbangan Gantung
  • Timbangan Duduk
  • Timbangan kamar mandi
  • Neraca dua lengan
  • Neraca O'Hauss

Alat Ukur Berat (Newton)
Alat ukur berat dalam satuan Kg.M/s atau setara dengan satuan Newton, biasa memakai indera ukur yakni:
  • Neraca Pegas
  • Dinamo Meter

Alat Ukur Waktu
Alat ukur jua kita gunakan buat mengukur ketika, aneka macam macam indera ukur saat yg dipakai,diantaranya:
  • Jam Pasir
  • Jam tangan
  • Jam Dinding
  • Stopwatch
  • Jam Matahari
  • HourMeter

Alat Ukur Tekanan (Pressure)
Tekanan pula perlu dilakukan pengukuran menggunakan menggunakan Alat ukur Tekanan, pada aneka macam satuan tekanan. Alat ukur tekanan Deltabar serta Cerabar
Berbagai Alat ukur Tekanan, antara lain:
  • Manometer
  • Pressure Gauge
  • Deltabar (Differential Pressure)
  • Barometer
  • Pressure Transmitter (Cerabar)

Alat Ukur Suhu
  • Thermometer LIG (Liquid in Glass)
Termometer ini merupakan indera ukur suhu yg generik digunakan, berupa cairan di pada wadah kaca, cairan yg dipakai misalnya: Air raksa, Alk0hol, dan lainnya.
Berbagai jenis alat ukur suhu berdasarkan masa ke masa
  • Temperature Gauge
  • Infrared Temperature
Prinsip kerja Infrared temperature pada mengukur suhu
  • Resistance Temperature Detector (RTD)
Cara memasang RTD,buat mengukur suhu suatu benda, serta ditampilkan pada bentuk digital menggunakan tambahan Alat temperature Controller digital.
  • Termo kopel
Cara Memasang Termo kopel buat mengukur suhu suatu benda,dan output pengukurannya ditampilkan dalam bentuk nomor (Digital) dengan tambahan alat yang disebut menggunakan Controller.
Alat ukur tinggi permukaan (Level Measurement)
Untuk mengetahui berapa tinggi bagian atas Air dalam suatu bejana, tentu kita membutuhkan alat untuk mengukurnya, Alat ukur ini disebut dengan Alat ukur Level (Permukaan).
Prinsip Kerja Alat ukur Level Measurement
Berbagai jenis alat ukur tinggi bagian atas,antara lain:
  • Level Gauge
  • Level Transmitter
  • UltraSonic meter
  • DPT (Differential Pressure Transmitter)
  • Level Limit Switch (Liquiphant)

Alat Ukur Aliran (Flow)
Untuk mengetahui seberapa poly jumlah benda yang mengalir dalam suatu wadah, kita membutuhkan Alat ukur genre/debit.
Prinsip kerja Flowmeter Vortex, Coriolis, Magnetic
Berbagai Alat ukur aliran dapat kita pakai, tidak hanya buat benda cair, bahkan buat benda jenis Gas, dan Padat.
Berbagai indera ukur genre (Flow):
  • Flowmeter kincir Analog
  • Flowmeter Kincir Digital
  • Flowmeter Digital
  • Flowmeter Magnetic
  • Flowmeter Vortex
  • Flowmeter Coriolis

Alat Ukur Getaran
Alat ukur ini banyak digunakan, buat mengetahui syarat banyak sekali mesin-mesin yg sedang beroperasi, buat melakukan perawatan serta perencanaan perbaikan secara berkala.
  • Vibration Pen
  • Vibration meter

Alat Ukur Ketebalan
Ketebalan (Thickness), buat mengetahui berapa ketebalan suatu benda, dipakai indera ukur ketebalan yaitu:
  • Thickness Gauge
Alat ukur ini bisa menembus tebal bagian atas benda serta mengukur ketebalannya dengan memakai gelombang Ultrasonic. Cara menggunakan Thickness Gauge
Alat Ukur Frekwensi
Alat ukur ini biasa dipakai di bidang kelistrikan, untuk mengetahui akbar Frekwensi listrik yg dihasilkan dari suatu pembangkit Listrik.
Alat ini biasa diklaim dengan:
  • Hertz Meter

Alat Ukur Cahaya
Seberapa besar intensitas pencahayan pada suatu ruangan, juga bisa kita ukur dengan menggunakan Alat ukur, yaitu:
  • Light Meter
  • Lux Meter
  • Ganiofotometer
  • Spektro-Fotometer

Alat Ukur Suara
Suara mempunyai satuan desible (dB), dan seberapa akbar kekuatan dari kebisingan atau Suara bisa diukur menggunakan menggunakan Alat ukur, yakni:
  • Sound Level Meter
  • DecibleMeter

Alat-Alat Ukur Kelistrikan
Alat Ukur Tegangan Listrik
  • Voltmeter

Alat Ukur Arus Listrik
  • Ampere Meter
  • Clamp Meter (Tang Ampere)

Alat Ukur daya listrik
  • Watt Meter (KWH-Meter)

Alat Ukur Nilai Resistansi
  • Ohm-Meter
  • Multitester

Alat Ukur listrik yang memiliki berbagai fungsi, yaitu buat mengukur Arus, Tegangan, resistan, disebut menggunakan nama Multi Tester.
Cara menggunakan Multitester menggunakan benar
Alat Ukur Grounding (Pentanahan)
Cara menggunakan alat ukur Grounding tester menggunakan benar
  • Grounding Tester
  • Earth Tester

Alat Ukur ELCB
Cara menggunakan ELCB Tester buat mengukur ELCB (Anti hubungan)
  • ELCB Tester

Alat Ukur Tahanan Isolasi
Cara mengukur tahanan Isolasi kabel menggunakan benar
  • Insulation Tester
  • Mega Ohm Meter

Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI
dikutip berdasarkan aneka macam sumber

PEMASANGAN ARDE ATAU PENTANAHAN DALAM INSTALASI LISTRIK

Pentingnya pemasangan sistem pentanahan yg baik dalam setiap instalasi listrik
Setiap instalasi listrik, terdapat beberapa bagian penting dan tak boleh kita lupakan. Salah satu bagian yg sangat krusial dalam setiap instalasi listrik tadi merupakan sistem pentanahan, arde atau grounding.
Baca pula: Cara mengukur tahanan Grounding
Istilah pentanahan biasa diklaim jua menggunakan Pembumian, Arde atau pada bahasa inggris diklaim dengan Grounding.

Definisi Pentanahan atau Arde

Suatu kabel penghantar (konduktor) yg terhubung eksklusif menuju tanah (Bumi) serta dihubungkan pada suatu titik tertentu dalam jalur – jalur instalasi listrik atau langsung dipasangkan dalam suatu perlengkapan listrik.

Fungsi pentanahan atau Arde (Grounding)
Secara umum, Pentanahan atau Arde mempunyai fungsi sebagai pengaman suatu instalasi listrik dari berbagai macam gangguan, bahaya atau kerusakan yang ada ditimbulkan banyak sekali faktor, misalnya sambaran petir, kebocoran listrik, lonjakan tegangan, serta lainnya.
Dampak petir pada instalasi listrik
Seperti kita ketahui, Bumi mempunyai netral yang paling baik, dan dapat menetralisir tegangan tinggi yang didapatkan dari sambaran petir.
Penangkal petir (Lightning Protection)
Oleh lantaran itulah, setiap instalasi listrik harus dilengkapi dengan sistem pentanahan yg terhubung dengan baik ke Bumi.
Baca Juga: Perlindungan instalasi listrik dengan Surge Arrester
Pemasangan sistem pentanahan
"Tingkat kehandalan sebuah grounding terdapat pada nilai konduktivitas logam terhadap tanah yg ditancapinya. Semakin konduktif tanah terhadap benda logam, maka semakin baik. Kelayakan grounding harus mampu mendapatkan nilai tahanan sebaran aporisma lima ohm (PUIL 2000 : 68) menggunakan memakai earth ground tester. Tetapi begitu, buat daerah yang resistans jenis tanahnya sangat tinggi, resistans pembumian total semua sistem boleh mencapai 10 ohm (PUIL 2000 : 68).untuk menerima fungsi pentanahan yg maksimal , pemasangan sistem pentanahan pada suatu instalasi atau pelengkapan listrik wajib dipastikan terpasang dengan sahih"
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk pemasangan sistem pentanahan pada suatu instalasi listrik, diantaranya:
1. Kabel konduktor yg digunakan untuk pentanahan yang baik merupakan berbahan tembaga (Kabel BC / BCC)
2. Untuk kabel pentanahan yang dipasang buat penangkal petir menuju ke titik bumi, diupayakan mempunyai ukuran diameter yang besar (minimal kabel tembaga (BC) diameter 50 mm2).
3. Untuk kabel pentanahan yg dipasang berdasarkan suatu instalasi listrik menuju titik bumi, diupayakan mempunyai ukuran diameter sinkron dengan daya maksimal instalasi tadi.
4. Bahan penghantar yg dipakai buat ditanam di pada bumi / tanah, sebagai penghubung dari kabel pentanahan instalasi listrik pribadi ke titik bumi menggunakan grounding rod lima ohm (berbahan tembaga padu).
5. Apabila pemasangan satu butir grounding rod yg tertanam ke bumi telah menerima nilai tahanan pentanahan yg baik, cukup menggunakan satu titik, tetapi jika nir memungkinkan perlu ditambah penanaman grounding rod pada beberapa titik serta dihubungkan secara paralel hingga nilai resistan pentanahan yg diinginkan tercapai.
6. Nilai resistan pentahanan (grounding) yang baik adalah sebisa mungkin benar – benar terhubung dengan bumi, atau aporisma mempunyai nilai resistan dibawah lima ohm, diukur dengan memakai indera ukur pentanahan (Earth tester atau grounding tester).
"Nilai standar mengacu dalam Persyaratan Umum Instalasi Listrik atau PUIL 2000 (peraturan yang sesuai serta berlaku hingga saat ini) yaitu kurang menurut atau sama menggunakan 5 (5) ohm. Dijelaskan bahwa nilai sebanyak 5 ohm merupakan nilai maksimal atau batas tertinggi dari output resistan pembumian (grounding) yang masih sanggup ditoleransi. Nilai yg berada pada range 0 ohm - lima ohm adalah nilai aman menurut suatu instalasi pembumian grounding. Nilai tersebut berlaku buat seluruh sistem serta instalasi yang terdapat pembumian (grounding) pada dalamnya"
7. Kedalaman penanaman grounding rod dipengaruhi dengan pencapaian nilai resistan pentanahan, umumnya semakin dalam ditanam, semakin kecil nilai resistannya. Dan hal ini pula dipengaruhi sang jenis tanah dan lokasi pemasangan.

8. Pemasangan jalur kabel pentanahan atau arde pada setiap instalasi serta perlengkapan listrik, misalnya halnya pemasangan kabel pentanahan atau arde pada stop kontak, saklar, kwh meter, setrika, steker, serta perlengkapan listrik lainnya. Dipastikan terpasang menggunakan benar pada terminal yang biasanya telah tersedia disetiap peralatan listrik tadi, serta umumnya ditandai dengan simbol atau lambang pentanahan atau arde.
Selain faktor jenis tanah serta lokasi pemasangan, beberapa hal lainnya yang mensugesti keberhasilan suatu sistem pentanahan,
Beberapa faktor berikut jua mempunyai efek yang akbar pada menentukan tercapai atau tidaknya nilai resistan pentanahan yg baik agar sistem pentanahan yang pada pasang sahih – sahih terhubung dengan bumi, antara lain :
1. Kedalaman atau panjang grounding rod tertanam pada tanah
Dikarenakan jenis tanah dan lokasi pemasangan yang tidak sinkron – beda, mengakibatkan tahanan tanah tersebut tidak sama satu sama lain, oleh karenanya kedalaman penanaman grounding rod pada pada tanah juga tidak sama – beda, namun semakin pada penanaman grounding rod tadi, semakin mini juga resitan pentanahan ke bumi. Secara generik, menggandakan panjang elektroda sanggup mengurangi tingkat resistan 40%.
2. Diameter grounding rod
Meski memiliki impak yg nir terlalu besar , namun menambah atau memperbesar diameter penampang grounding rod juga bisa dilakukan buat membantu mencapai nilai resistan pentanahan yg baik.
3. Menanam grounding rod lebih dari satu
Cara ini terbukti efekti, bila dengan menanam satu grounding rod belum menerima nilai resistan pentanahan yg baik, bisa dilakukan menggunakan cara menambah titik penanaman grounding rod, kemudian setiap titik penanaman dihubungkan satu menggunakan lainnya hingga menerima nilai resistan pentanahan yang baik.
Sebagai contoh :
Jika penanaman grounding rod pada satu titik, mendapatkan nilai pengukuran resistansi ke bumi sebanyak 5 ohm, maka bisa dilakukan penambahan titik penanaman grounding rod sebesar 3 titik menggunakan jarak antara titik sedekat-dekatnya berjarak dua meter.
Maka akan dihasilkan nilai resistan total menurut ketiga titik pentanahan tadi sebanyak : 1,6 ohm.

Demikianlah artikel mengenai Sistem pentanahan atau Arde (Grounding) yang benar, semoga dapat memberikan tambahan pengetahuan serta warta yg berguna buat kita semua.
Mohon maaf bila terdapat kesalahan atau kekurangan dalam artikel ini. Dan dibutuhkan koreksi dan masukannya buat bisa dilakukan pemugaran.
Semoga bermanfaat !
CARA FLEXI
Dikutip menurut banyak sekali sumber

PEMASANGAN ARDE ATAU PENTANAHAN DALAM INSTALASI LISTRIK

Pentingnya pemasangan sistem pentanahan yang baik pada setiap instalasi listrik
Setiap instalasi listrik, terdapat beberapa bagian krusial serta tidak boleh kita lupakan. Salah satu bagian yg sangat penting pada setiap instalasi listrik tadi adalah sistem pentanahan, arde atau grounding.
Baca pula: Cara mengukur tahanan Grounding
Istilah pentanahan biasa disebut pula dengan Pembumian, Arde atau pada bahasa inggris diklaim dengan Grounding.

Definisi Pentanahan atau Arde

Suatu kabel penghantar (konduktor) yg terhubung langsung menuju tanah (Bumi) dan dihubungkan dalam suatu titik eksklusif dalam jalur – jalur instalasi listrik atau eksklusif dipasangkan dalam suatu perlengkapan listrik.

Fungsi pentanahan atau Arde (Grounding)
Secara umum, Pentanahan atau Arde mempunyai fungsi menjadi pengaman suatu instalasi listrik menurut banyak sekali macam gangguan, bahaya atau kerusakan yang timbul disebabkan berbagai faktor, seperti sambaran petir, kebocoran listrik, lonjakan tegangan, serta lainnya.
Dampak petir pada instalasi listrik
Seperti kita ketahui, Bumi mempunyai netral yang paling baik, dan bisa menetralisir tegangan tinggi yg didapatkan dari sambaran petir.
Penangkal petir (Lightning Protection)
Oleh karena itulah, setiap instalasi listrik wajib dilengkapi menggunakan sistem pentanahan yg terhubung dengan baik ke Bumi.
Baca Juga: Perlindungan instalasi listrik menggunakan Surge Arrester
Pemasangan sistem pentanahan
"Tingkat kehandalan sebuah grounding ada pada nilai konduktivitas logam terhadap tanah yg ditancapinya. Semakin konduktif tanah terhadap benda logam, maka semakin baik. Kelayakan grounding harus bisa menerima nilai tahanan sebaran aporisma 5 ohm (PUIL 2000 : 68) menggunakan menggunakan earth ground tester. Namun begitu, buat daerah yg resistans jenis tanahnya sangat tinggi, resistans pembumian total seluruh sistem boleh mencapai 10 ohm (PUIL 2000 : 68).untuk menerima fungsi pentanahan yg aporisma, pemasangan sistem pentanahan dalam suatu instalasi atau pelengkapan listrik harus dipastikan terpasang menggunakan sahih"
Beberapa hal yg perlu diperhatikan buat pemasangan sistem pentanahan dalam suatu instalasi listrik, diantaranya:
1. Kabel konduktor yg dipakai buat pentanahan yang baik merupakan berbahan tembaga (Kabel BC / BCC)
2. Untuk kabel pentanahan yg dipasang buat penangkal petir menuju ke titik bumi, diupayakan mempunyai berukuran diameter yang akbar (minimal kabel tembaga (BC) diameter 50 mm2).
3. Untuk kabel pentanahan yang dipasang dari suatu instalasi listrik menuju titik bumi, diupayakan memiliki ukuran diameter sinkron menggunakan daya aporisma instalasi tersebut.
4. Bahan penghantar yg dipakai buat ditanam pada dalam bumi / tanah, menjadi penghubung menurut kabel pentanahan instalasi listrik eksklusif ke titik bumi menggunakan grounding rod lima ohm (berbahan tembaga padu).
5. Jika pemasangan satu buah grounding rod yang tertanam ke bumi sudah mendapatkan nilai tahanan pentanahan yang baik, relatif memakai satu titik, namun bila nir memungkinkan perlu ditambah penanaman grounding rod pada beberapa titik dan dihubungkan secara paralel hingga nilai resistan pentanahan yang diinginkan tercapai.
6. Nilai resistan pentahanan (grounding) yang baik merupakan sebisa mungkin benar – sahih terhubung menggunakan bumi, atau aporisma memiliki nilai resistan dibawah 5 ohm, diukur menggunakan menggunakan indera ukur pentanahan (Earth tester atau grounding tester).
"Nilai standar mengacu pada Persyaratan Umum Instalasi Listrik atau PUIL 2000 (peraturan yg sinkron serta berlaku sampai saat ini) yaitu kurang berdasarkan atau sama dengan lima (5) ohm. Dijelaskan bahwa nilai sebanyak 5 ohm adalah nilai maksimal atau batas tertinggi berdasarkan output resistan pembumian (grounding) yang masih sanggup ditoleransi. Nilai yang berada dalam range 0 ohm - lima ohm adalah nilai aman menurut suatu instalasi pembumian grounding. Nilai tadi berlaku buat semua sistem serta instalasi yg terdapat pembumian (grounding) pada dalamnya"
7. Kedalaman penanaman grounding rod ditentukan menggunakan pencapaian nilai resistan pentanahan, umumnya semakin pada ditanam, semakin mini nilai resistannya. Dan hal ini juga dipengaruhi sang jenis tanah dan lokasi pemasangan.

8. Pemasangan jalur kabel pentanahan atau arde pada setiap instalasi dan perlengkapan listrik, misalnya halnya pemasangan kabel pentanahan atau arde dalam stop kontak, saklar, kwh meter, setrika, steker, dan perlengkapan listrik lainnya. Dipastikan terpasang dengan sahih dalam terminal yg umumnya telah tersedia disetiap alat-alat listrik tersebut, serta umumnya ditandai menggunakan simbol atau lambang pentanahan atau arde.
Selain faktor jenis tanah dan lokasi pemasangan, beberapa hal lainnya yg menghipnotis keberhasilan suatu sistem pentanahan,
Beberapa faktor berikut jua memiliki imbas yang akbar dalam memilih tercapai atau tidaknya nilai resistan pentanahan yang baik supaya sistem pentanahan yg di pasang sahih – benar terhubung dengan bumi, diantaranya :
1. Kedalaman atau panjang grounding rod tertanam pada tanah
Dikarenakan jenis tanah serta lokasi pemasangan yang tidak selaras – beda, menyebabkan tahanan tanah tadi tidak sama satu sama lain, oleh karena itu kedalaman penanaman grounding rod di dalam tanah jua tidak sama – beda, tetapi semakin pada penanaman grounding rod tadi, semakin mini juga resitan pentanahan ke bumi. Secara generik, menggandakan panjang elektroda sanggup mengurangi tingkat resistan 40%.
2. Diameter grounding rod
Meski mempunyai dampak yang nir terlalu akbar, tetapi menambah atau memperbesar diameter penampang grounding rod juga dapat dilakukan buat membantu mencapai nilai resistan pentanahan yang baik.
3. Menanam grounding rod lebih dari satu
Cara ini terbukti efekti, apabila menggunakan menanam satu grounding rod belum mendapatkan nilai resistan pentanahan yg baik, bisa dilakukan dengan cara menambah titik penanaman grounding rod, lalu setiap titik penanaman dihubungkan satu dengan lainnya hingga mendapatkan nilai resistan pentanahan yang baik.
Sebagai model :
Jika penanaman grounding rod dalam satu titik, mendapatkan nilai pengukuran resistansi ke bumi sebanyak 5 ohm, maka bisa dilakukan penambahan titik penanaman grounding rod sebanyak 3 titik menggunakan jarak antara titik sedekat-dekatnya berjarak dua meter.
Maka akan didapatkan nilai resistan total dari ketiga titik pentanahan tadi sebesar : 1,6 ohm.

Demikianlah artikel tentang Sistem pentanahan atau Arde (Grounding) yg benar, semoga dapat memberikan tambahan pengetahuan dan fakta yang berguna buat kita semua.
Mohon maaf jika masih ada kesalahan atau kekurangan pada artikel ini. Dan diperlukan koreksi serta masukannya buat dapat dilakukan perbaikan.
Semoga bermanfaat !
CARA FLEXI
Dikutip dari aneka macam asal

JADWAL PERAWATAN OIL TRANSFORMATOR TRAFO LENGKAP

Panduan lengkap perawatan Oil Transformator (TRAFO)
Untuk menjaga serta mempertahankan kondisi oil Transformator agar tetap pada keadaan baik serta buat mencegah terjadinya kerusakan yang nir diinginkan, maka perlu dilakukan perawatan yang bersiklus serta secara terencana.

Beberapa hal yg wajib kita lakukan pada melakukan perawatan buat mencegah terjadinya kerusakan terhadap Oil transformator yang kita gunakan, baik itu Trafo step-up maupun Trafo Step-down, antara lain:

Jenis-jenis Perawatan Oil Transformer (Trafo)

1. Pemeriksaan Harian Oil Transformator secara Visual (Visual Cek), antara lain:
  • Pemeriksaan Temperatur/suhu Oli
  • Pemeriksaan Temperatur/suhu gulungan atau kumparan
  • Pemeriksaan Level oli
  • Pemeriksaan kebocoran oli

dua. Pemeriksaan mingguan
  • Pemeriksaan Jel silika, Breather

tiga. Pemeriksaan setiap 6 bulan
  • Pemeriksaan Suhu/temperatur Oli Menggunakan Infrared Termometer
  • Pemeriksaan Suhu/temperatur Gulungan (Winding) Transformator menggunakan Infrared Termometer.

"Selain melakukan pemeriksaan temperatur / suhu secara Visual secara harian menggunakan memakai termometer yang terpasang pada Transformator tersebut, perlu dilakukan inspeksi Temperatur/suhu setiap 6 bulan, menggunakan menggunakan indera ukur suhu yang lebih akurat, yaitu menggunakan menggunakan Alat ukur suhu Non Contact - Infrared /Thermography Infrared".
Hal ini dilakukan buat memastikan apakah termometer yang terpasang dalam Transformator masih pada keadaan baik dan menunjukkan suhu yang sinkron dengan keadaan sebenarnya.
4. Pemeriksaan setiap 1 tahun s/d tiga tahun
  • Pemeriksaan fungsi pengaman
  • Pemeriksaan fungsi pengaman waktu suhu oli tinggi
  • Pemeriksaan fungsi pengaman Oil low level (Level Oli rendah)
  • Pemeriksaan fungsi relay Buchholz.
  • Pemeriksaan syarat Oli (analisa Oli)
  • Pemeriksaan Kondisi kekuatan Dielectric Oil.
  • Pemeriksaan Kondisi kandungan air di dalam oli.
  • Pemeriksaan Kondisi dan analisa gas terlarut/terkandung di pada oli.
  • Pembersihan Transformator serta ruangan Transformator.
  • Pemeriksaan syarat terminasi, terminal-terminal kabel, konektor,dan kencangkan baut-baut pengikat.
  • Pengujian lebih lanjut terhadap kinerja dan kondisi Transformator.

Catatan:
Pemeriksaan setiap 1 tahun s/d 3 tahun dilakukan dalam keadaan Transformer nir dioperasikan atau tidak bertegangan.
Prosedur Keselamatan
Namun semua pekerjaan ini wajib memenuhi mekanisme keselamatan, permanen melakukan tindakan pencegahan bahaya yg mungkin terjadi.
Dengan memastikan pemasangan pertanda “Sedang dalam perbaikan” atau Tag-Out dan dilakukan juga penguncian dalam sumber primer menggunakan memakai Lock-Out, (memenuhi semua Prosedur Lock-Out dan Tag-out, buat menjaga keselamatan ketika melakukan pekerjaan).
Tindakan keselamatan serta pengamanan saat bekerja melakukan perawatan serta pemeriksaan saat Oil Transformer dalam keadaan dipakai atau bertegangan.
Perawatan yang dilakukan setiap hari, setiap minggu serta setiap 6 bulan, dilakukan dalam ketika Oil Transformer pada keadaan bertegangan, oleh karenanya perlu dilakukan menggunakan mekanisme keselamatan serta menggunakan Alat pelindung diri (APD) yg sinkron.
Saat melakukan perawatan oil Transformer dalam keadaan bertegangan, misalnya melakukan inspeksi visual, level oli, kebocoran, pengukuran suhu serta lainnya.
Harus diperhatikan batasan Jarak yang diperbolehkan, antara pekerja yg sedang melakukan perawatan terhadap oil trasformator yang bertegangan.
Tabel jeda terdekat antara pekerja serta oil transformer yang bertegangan, menjadi berikut :
  • Untuk Oil Transformer yg memakai tegangan sebesar 51 Volt s/d 300 Volt.
Jarak terdekat yg diperbolehkan adalah 1000 mm ( 1 Meter)
  • Untuk Oil Transformer yg memakai tegangan sebesar 301 Volt s/d 750 Volt.
Jarak terdekat yg diperbolehkan adalah 1000 mm ( 1 Meter)
  • Untuk Oil Transformer yg memakai tegangan sebesar 751 Volt s/d 15.000 Volt (15kV).
Jarak terdekat yg diperbolehkan adalah 1500 mm ( 1,5 Meter)
  • Untuk Oil Transformer yg memakai tegangan sebesar 15.100 Volt (15,1 kV) s/d 36.000 Volt (36kV).
Jarak terdekat yg diperbolehkan adalah 1800 mm ( 1,8 Meter)
  • Untuk Oil Transformer yg memakai tegangan sebesar 36.100 Volt (36,1kV) s/d 46.000 Volt (46kV).
Jarak terdekat yg diperbolehkan adalah 2400 mm ( 2,4 Meter)
Selain memastikan jarak terdekat yg diperbolehkan, pekerja yg melakukan perawatan pula wajib menggunakan indera pelindung diri yg baik, seperti:
  • Sarung tangan
  • Baju kerja khusus
  • Sepatu berisolasi
  • Penutup wajah

Pedoman dalam melakukan perawatan Oil Transformator, antara lain:
A. Pemeriksaan suhu / temperatur Oli
Periksa suhu oli dengan batasan maksimal suhu sebagai berikut:
  • Suhu tertinggi yang pernah tercapai merupakan maksimal 80 derajat celcius
  • Suhu oli secara berkelanjutan (konstan) merupakan maksimal 65 derajat celcius

Periksa suhu gulungan atau kumparan dengan batasan maksimal suhu menjadi berikut:
  • Suhu tertinggi yang pernah tercapai merupakan maksimal 90 derajat celcius
  • Suhu oli secara berkelanjutan (konstan) merupakan maksimal 75 derajat celcius

B. Pemeriksaan indera ukur tegangan (Volt meter) dan beban atau arus (Ampere meter)
  • Untuk memudahkan pemeriksaan, beri indikasi yang gampang dipandang terhadap batasan maksimum serta minimum pada alat ukur yg diadaptasi menggunakan kapasitas serta kemampuan Transformator (Trafo).
  • Menetapkan batasan minimal serta maksimal tegangan listrik dalam alat ukur
  • Menetapkan batasan aporisma beban atau arus yg sesuai menggunakan kapasitas Transformator (Trafo).
  • Memeriksa keseimbangan beban dalam masing-masing fase
  • Jika tegangan melebihi batasan yg diperbolehkan, periksa tegangan yang masuk pada gulungan utama Transformator (Trafo), ubah posisi settingan atau tap changer jika diharapkan.
  • Tegangan LV pada pengguna akhir merupakan lebih besar atau sama menggunakan 85 % dari tegangan yang diperlukan, menggunakan batasan kondusif lebih kurang 5 %.

C. Pemeriksaan level Oli dan kebocoran
  • Level oli wajib dalam keadaan Level Nominal (Normal level pada pertengahan gelas penduga), buat Oil Transformator (Trafo) menggunakan tipe Konservator.
  • Level Oli wajib dalam keadaan Level penuh (memenuhi level dalam gelas penduga), untuk Oil Transformator (Trafo) tipe hermetically-sealed

D. Pemeriksaan Gel, Silica serta Breather
  • Ketika masih baru warna gel silica bersih (nir kusam)
  • Ketika telah rusak, rona silica gel sebagai keruh
  • Periksa volume minyak pada tabung di bagian bawah breather.
  • Tambahkan minyak secara terjadwal bila level minyak turun, sebagai akibatnya gel silika tidak gampang rusak.

E. Pemeriksaan suhu/temperatur dengan Infrared Thermograpy
Mengukur suhu/temperatur dilakukan pada:
  • Setiap sambungan kabel terminal di HV Bushing
  • Setiap sambungan kabel terminal di LV bushing
Koneksi yang longgar akan menyebabkan kenaikkan suhu, dan bisa Mengganggu isolasi kabel.
F. Pemeriksaan Fungsional
  • Periksa fungsi alarm hubungan dan trip kontak di setiap transformator aksesoris (indikator suhu minyak, indikator level minyak, Buchholz relay, dll)
  • Melakukan kalibrasi indikator temperature buat Oli (minyak) dan Gulungan (kumparan).

G. Analisa kondisi Oli (Oil Analysis)
  • Analisis Gas Terlarut (DGA)
  • Kekuatan dielektrik oli
  • Kandungan air pada oli

H. Pembersihan Oil Transformator (Trafo) serta Ruangan Transformator (trafo)
  • Bersihkan bushing, cover, radiator transformator berdasarkan debu dan kotoran.
  • Bersihkan ruangan transformator sebagai akibatnya udara dapat bersirkulasi menggunakan lancar dan suhu ruangan transformator merupakan sama dengan suhu lingkungan (suhu Ambient)

I. Pemeriksaan kondisi terminasi, terminal kabel, konektor,dan kencangkan baut-baut pengikat
Periksa kekencangan baut pada:
  • HV (High Voltage) serta LV (Low Voltage) bushing
  • Kabel koneksi ke bushing atau bus-bar
  • Koneksi grounding
  • Baut dan Mur dipenutup
  • Kran
  • Menandai baut dan mur yang sudah dikencangkan.

Standart pengencangan baut-baut:
  • Pengaturan torsi yg berlaku disesuaikan dengan ukuran sekrup atau baut. Untuk mendapatkan distribusi beban/tekanan yg sama, baut harus dikencangkan pada tiga termin yakni 30%, 60% serta 100% berdasarkan nilai torsi yg disebutkan.
  • Baut wajib dikencangkan sinkron dengan urutan yang tepat.
  • Flanges harus disejajarkan menggunakan sahih.

J. Tes Lebih Lanjut (Bila Diperlukan)
Jika hasil pengukuran DGA buruk, maka analisis yang lebih menyeluruh serta pengukuran transformator dibutuhkan.
Pemeriksaan lebih lanjut serta pengukuran meliputi:
  • Resistansi isolasi
  • Indeks Polarisasi
  • Tangent Delta (buat mengusut kerusakan isolasi didalam trafo)
  • Dirana (buat mengusut kehangusan kertas isolasi di pada trafo)
  • Uji Resistance & Ratio

Demikianlah penjelasan tentang jadwal perawatan pada Oil Transformer (Trafo), semoga bisa bermanfaat buat kita seluruh !
CARA FLEXI
dikutip menurut B & D Transformer

JADWAL PERAWATAN OIL TRANSFORMATOR TRAFO LENGKAP

Panduan lengkap perawatan Oil Transformator (TRAFO)
Untuk menjaga dan mempertahankan syarat oil Transformator agar permanen dalam keadaan baik dan buat mencegah terjadinya kerusakan yg tidak diinginkan, maka perlu dilakukan perawatan yang terpola dan secara terpola.

Beberapa hal yang wajib kita lakukan dalam melakukan perawatan buat mencegah terjadinya kerusakan terhadap Oil transformator yg kita pakai, baik itu Trafo step-up maupun Trafo Step-down, antara lain:

Jenis-jenis Perawatan Oil Transformer (Trafo)

1. Pemeriksaan Harian Oil Transformator secara Visual (Visual Cek), antara lain:
  • Pemeriksaan Temperatur/suhu Oli
  • Pemeriksaan Temperatur/suhu gulungan atau kumparan
  • Pemeriksaan Level oli
  • Pemeriksaan kebocoran oli

dua. Pemeriksaan mingguan
  • Pemeriksaan Jel silika, Breather

tiga. Pemeriksaan setiap 6 bulan
  • Pemeriksaan Suhu/temperatur Oli Menggunakan Infrared Termometer
  • Pemeriksaan Suhu/temperatur Gulungan (Winding) Transformator memakai Infrared Termometer.

"Selain melakukan inspeksi temperatur / suhu secara Visual secara harian dengan menggunakan termometer yg terpasang pada Transformator tadi, perlu dilakukan inspeksi Temperatur/suhu setiap 6 bulan, menggunakan menggunakan alat ukur suhu yg lebih seksama, yaitu dengan menggunakan Alat ukur suhu Non Contact - Infrared /Thermography Infrared".
Hal ini dilakukan untuk memastikan apakah termometer yg terpasang dalam Transformator masih pada keadaan baik serta menunjukkan suhu yg sinkron menggunakan keadaan sebenarnya.
4. Pemeriksaan setiap 1 tahun s/d tiga tahun
  • Pemeriksaan fungsi pengaman
  • Pemeriksaan fungsi pengaman ketika suhu oli tinggi
  • Pemeriksaan fungsi pengaman Oil low level (Level Oli rendah)
  • Pemeriksaan fungsi relay Buchholz.
  • Pemeriksaan syarat Oli (analisa Oli)
  • Pemeriksaan Kondisi kekuatan Dielectric Oil.
  • Pemeriksaan Kondisi kandungan air di pada oli.
  • Pemeriksaan Kondisi serta analisa gas terlarut/terkandung pada pada oli.
  • Pembersihan Transformator serta ruangan Transformator.
  • Pemeriksaan syarat terminasi, terminal-terminal kabel, konektor,dan kencangkan baut-baut pengikat.
  • Pengujian lebih lanjut terhadap kinerja serta syarat Transformator.

Catatan:
Pemeriksaan setiap 1 tahun s/d tiga tahun dilakukan pada keadaan Transformer tidak dioperasikan atau tidak bertegangan.
Prosedur Keselamatan
Namun seluruh pekerjaan ini wajib memenuhi prosedur keselamatan, permanen melakukan tindakan pencegahan bahaya yang mungkin terjadi.
Dengan memastikan pemasangan tanda “Sedang dalam perbaikan” atau Tag-Out dan dilakukan pula penguncian pada asal primer dengan menggunakan Lock-Out, (memenuhi semua Prosedur Lock-Out dan Tag-out, buat menjaga keselamatan ketika melakukan pekerjaan).
Tindakan keselamatan serta pengamanan saat bekerja melakukan perawatan dan pemeriksaan saat Oil Transformer pada keadaan dipakai atau bertegangan.
Perawatan yang dilakukan setiap hari, setiap minggu serta setiap 6 bulan, dilakukan dalam saat Oil Transformer pada keadaan bertegangan, oleh karenanya perlu dilakukan menggunakan mekanisme keselamatan dan memakai Alat pelindung diri (APD) yg sesuai.
Saat melakukan perawatan oil Transformer pada keadaan bertegangan, seperti melakukan pemeriksaan visual, level oli, kebocoran, pengukuran suhu serta lainnya.
Harus diperhatikan batasan Jarak yang diperbolehkan, antara pekerja yang sedang melakukan perawatan terhadap oil trasformator yang bertegangan.
Tabel jeda terdekat antara pekerja dan oil transformer yg bertegangan, menjadi berikut :
  • Untuk Oil Transformer yang menggunakan tegangan sebanyak 51 Volt s/d 300 Volt.
Jarak terdekat yang diperbolehkan merupakan 1000 mm ( 1 Meter)
  • Untuk Oil Transformer yang menggunakan tegangan sebanyak 301 Volt s/d 750 Volt.
Jarak terdekat yang diperbolehkan merupakan 1000 mm ( 1 Meter)
  • Untuk Oil Transformer yang menggunakan tegangan sebanyak 751 Volt s/d 15.000 Volt (15kV).
Jarak terdekat yang diperbolehkan merupakan 1500 mm ( 1,lima Meter)
  • Untuk Oil Transformer yang menggunakan tegangan sebanyak 15.100 Volt (15,1 kV) s/d 36.000 Volt (36kV).
Jarak terdekat yang diperbolehkan merupakan 1800 mm ( 1,8 Meter)
  • Untuk Oil Transformer yang menggunakan tegangan sebanyak 36.100 Volt (36,1kV) s/d 46.000 Volt (46kV).
Jarak terdekat yang diperbolehkan merupakan 2400 mm ( dua,4 Meter)
Selain memastikan jeda terdekat yang diperbolehkan, pekerja yang melakukan perawatan pula harus menggunakan alat pelindung diri yang baik, misalnya:
  • Sarung tangan
  • Baju kerja khusus
  • Sepatu berisolasi
  • Penutup wajah

Pedoman dalam melakukan perawatan Oil Transformator, antara lain:
A. Pemeriksaan suhu / temperatur Oli
Periksa suhu oli menggunakan batasan maksimal suhu sebagai berikut:
  • Suhu tertinggi yg pernah tercapai merupakan aporisma 80 derajat celcius
  • Suhu oli secara berkelanjutan (kontinu) adalah aporisma 65 derajat celcius

Periksa suhu gulungan atau kumparan dengan batasan maksimal suhu menjadi berikut:
  • Suhu tertinggi yg pernah tercapai merupakan aporisma 90 derajat celcius
  • Suhu oli secara berkelanjutan (kontinu) adalah aporisma 75 derajat celcius

B. Pemeriksaan indera ukur tegangan (Volt meter) dan beban atau arus (Ampere meter)
  • Untuk memudahkan inspeksi, beri tanda yang gampang dicermati terhadap batasan maksimum serta minimum dalam alat ukur yg diubahsuaikan dengan kapasitas dan kemampuan Transformator (Trafo).
  • Menetapkan batasan minimal serta maksimal tegangan listrik dalam alat ukur
  • Menetapkan batasan aporisma beban atau arus yang sinkron menggunakan kapasitas Transformator (Trafo).
  • Memeriksa ekuilibrium beban pada masing-masing fase
  • Jika tegangan melebihi batasan yg diperbolehkan, periksa tegangan yg masuk dalam gulungan primer Transformator (Trafo), ubah posisi settingan atau tap changer apabila diperlukan.
  • Tegangan LV pada pengguna akhir adalah lebih akbar atau sama menggunakan 85 % menurut tegangan yg diharapkan, menggunakan batasan kondusif lebih kurang 5 %.

C. Pemeriksaan level Oli serta kebocoran
  • Level oli harus dalam keadaan Level Nominal (Normal level pada pertengahan gelas penduga), untuk Oil Transformator (Trafo) dengan tipe Konservator.
  • Level Oli wajib dalam keadaan Level penuh (memenuhi level dalam gelas penduga), buat Oil Transformator (Trafo) tipe hermetically-sealed

D. Pemeriksaan Gel, Silica dan Breather
  • Ketika masih baru rona gel silica higienis (nir kusam)
  • Ketika sudah rusak, rona silica gel menjadi keruh
  • Periksa volume minyak pada tabung pada bagian bawah breather.
  • Tambahkan minyak secara terjadwal bila level minyak turun, sebagai akibatnya gel silika nir gampang rusak.

E. Pemeriksaan suhu/temperatur dengan Infrared Thermograpy
Mengukur suhu/temperatur dilakukan dalam:
  • Setiap sambungan kabel terminal pada HV Bushing
  • Setiap sambungan kabel terminal pada LV bushing
Koneksi yang longgar akan menyebabkan kenaikkan suhu, serta bisa Mengganggu isolasi kabel.
F. Pemeriksaan Fungsional
  • Periksa fungsi alarm hubungan dan trip kontak di setiap transformator aksesoris (indikator suhu minyak, indikator level minyak, Buchholz relay, dll)
  • Melakukan kalibrasi indikator temperature buat Oli (minyak) serta Gulungan (kumparan).

G. Analisa kondisi Oli (Oil Analysis)
  • Analisis Gas Terlarut (DGA)
  • Kekuatan dielektrik oli
  • Kandungan air dalam oli

H. Pembersihan Oil Transformator (Trafo) serta Ruangan Transformator (trafo)
  • Bersihkan bushing, cover, radiator transformator menurut debu dan kotoran.
  • Bersihkan ruangan transformator sehingga udara dapat bersirkulasi menggunakan lancar serta suhu ruangan transformator merupakan sama menggunakan suhu lingkungan (suhu Ambient)

I. Pemeriksaan kondisi terminasi, terminal kabel, konektor,dan kencangkan baut-baut pengikat
Periksa kekencangan baut dalam:
  • HV (High Voltage) dan LV (Low Voltage) bushing
  • Kabel koneksi ke bushing atau bus-bar
  • Koneksi grounding
  • Baut serta Mur dipenutup
  • Kran
  • Menandai baut serta mur yang sudah dikencangkan.

Standart pengencangan baut-baut:
  • Pengaturan torsi yg berlaku disesuaikan dengan ukuran sekrup atau baut. Untuk mendapatkan distribusi beban/tekanan yang sama, baut wajib dikencangkan pada tiga termin yakni 30%, 60% serta 100% dari nilai torsi yg disebutkan.
  • Baut wajib dikencangkan sesuai menggunakan urutan yang sempurna.
  • Flanges harus disejajarkan dengan benar.

J. Tes Lebih Lanjut (Jika Diperlukan)
Jika hasil pengukuran DGA jelek, maka analisis yang lebih menyeluruh serta pengukuran transformator dibutuhkan.
Pemeriksaan lebih lanjut dan pengukuran mencakup:
  • Resistansi isolasi
  • Indeks Polarisasi
  • Tangent Delta (buat mempelajari kerusakan isolasi didalam trafo)
  • Dirana (buat mengusut kehangusan kertas isolasi pada pada trafo)
  • Uji Resistance & Ratio

Demikianlah penjelasan mengenai jadwal perawatan pada Oil Transformer (Trafo), semoga dapat bermanfaat buat kita semua !
CARA FLEXI
dikutip dari B & D Transformer