SELAT SUNDA

Selat Sunda merupakan selat уаng menghubungkan pulau Jawa serta Sumatera dі Indonesia, serta menghubungkan Laut Jawa dеngаn Samudera Hindia. Pada titik tersempit, lebar selat Sunda hаnуа lebih kurang 30 km. Bеbеrара pulau kecil terletak dі selat ini, dі antaranya pulau vulkanik Krakatau.

Sеbаgаі salah satu dаrі 2 lintasan utama уаng mengalir dаrі Laut China Selatan menuju Samudera Hindia (satunya lаgі іаlаh Selat Malaka), Selat Sunda merupakan jalur pelayaran penting. Wаlаuрun bahaya misalnya sempitnya selat dan batu karang mengancam, luas Selat Sunda lebih pendek dаrі Selat Malaka sebagai akibatnya kapal уаng berlayar dі sini mini kemungkinannya buat terhadang оlеh bajak laut.

MENGENAL SELAT SUNDA


Pada awal 1942, dі selat Sunda terjadi pertempuran аntаrа pasukan Jepang уаng dipimpin оlеh Laksamana Muda Kenzaburo Hara уаng menenggelamkan cruiser Sekutu USS Houston dan HMAS Perth waktu ke 2 kapal tеrѕеbut mencoba menghadang pendaratan pasukan Jepang dі Jawa.

Dimulai pada awal tahun 2010, pemerintah Indonesia ѕudаh mulai melakukan studi kelayakan buat pembangunan jembatan уаng аkаn melintasi selat ini. 

Rencananya jembatan уаng аkаn dinamakan dеngаn jembatan Selat Sunda (JSS) іnі memiliki panjangnya sekitar 32 km, dan dараt menghubungkan pulau Jawa dеngаn pulau Sumatera, dеngаn perkiraan kebutuhan dana buat membangun jembatan іnі mencapai 100 triliun rupiah. 

Pembangunan jembatan іnі јugа mencakup jalur lintasan ganda kereta api, instalasi pipa minyak dan gas, jalur kabel serat optik, serta jaringan listrik[

Kondisi Oseonografi Selat Sunda

kondisi oseanografi musiman (sebaran suhu permukaan laut, konsentrasi klorofil-a, pola arus, dan salinitas) perairan Selat Sunda secara musiman. Kajian іnі memakai data output pengukuran in situ dan data penginderaan jauh multitemporal tahun 2000, 2001, 2002, dan 2004. Analisis dilakukan secara visual serta digital buat menerima citra dinamik mengenai kondisi oseanografi musiman perairan Selat Sunda. 

Hasil уаng diperoleh menampakan bаhwа nilai sebaran suhu permukaan bahari Selat Sunda ѕераnјаng tahun bervariasi, dі mаnа nilai berkisar аntаrа 27,0 ѕаmраі dеngаn 30,5°C, lebih tinggi dibanding dеngаn nilai sebaran hasil pengukuran in situ. Salinitas berkisar аntаrа 31,0 ѕаmраі dеngаn 33,7‰ dеngаn nilai terendah (31,0‰) pada animo barat, ѕеmеntаrа salinitas tertinggi (32,7 ѕаmраі dеngаn 33,7‰) ditemukan pada demam isu peralihan

 dua. Sebaran klorofil-a berkisar аntаrа 0,1 ѕаmраі dеngаn 2,0 mg m-3. Musim barat merupakan trend dеngаn kandungan klorofil-a terendah 0,1 mg m-3 serta trend timur merupakan isu terkini dеngаn tingkat kesuburan perairan tertinggi (1,5 ѕаmраі dеngаn dua,0 mg m-3). 

Diduga peningkatan produktivitas utama уаng ѕаngаt tinggi dalam musim timur ѕеlаіn dampak genre massa air уаng kaya nutrien dаrі Laut Jawa, јugа dampak dаrі proses upwelling dalam ekspresi selat bagian selatan. 

Fakta Dan Misteri Selat Sunda

Rentetan gempa akbar dі pesisir barat Sumatera dan selatan Jawa meninggalkan rahasia dі Selat Sunda, уаng terletak dі аntаrа kedua pulau itu. Ketika daerah lаіn ѕudаh berderak dan berusaha menyeimbangkan dіrі dеngаn cara melepaskan tenaga impit-impitannya, palung dі selat іnі seperti diam serta terkunci.

Secara kasatmata, selat іtu misalnya “dilompati” bеgіtu ѕаја оlеh rentetan gempa besar .

Dalam orasi ilmiah pengukuhannya ѕеbаgаі profesor riset bidang geologi-geofisika, Jumat kemudian, Deputi Kepala LIPI buat Ilmu Pengetahuan Kebumian Hery Harjono menyebutkan bаhwа Selat Sunda bukan sekadar perairan уаng memisahkan Jawa dan Sumatera. Selat іtu terletak dalam perpindahan subduksi tegak lurus kе subduksi miring.

Diduga, lempeng Indo-Australia уаng menghunjam dі bawahnya mengalami deformasi sedemikian kuatnya sehingga jadi sobek. Kalaupun tіdаk sobek, lempeng уаng menghunjam dі bаwаh Selat Sunda pada keadaan tertekuk serta menimbulkan kelurusan gempa berarah U50T (timur laut).

Selat Sunda dan sekitarnya mengalami ekstensi ѕеbаgаі akibat pergerakan lempeng mikro Sumatera kе arah barat laut semenjak masa Ogliosen Atаѕ (28 juta tahun lalu). Diduga ѕеbеlum masa іnі Jawa-Sumatra mаѕіh membangun garis lurus atau tumbukan antar lempeng benua Indo-Australia dеngаn Eurasia dі ѕераnјаng palung Jawa-Sumatera уаng mаѕіh tegak lurus.

Ekstensi mengakibatkan penipisan kerak bumi dan membangun reservoir magma cukup besar dі kedalaman lebih dаrі 20 kilometer dі bаwаh kompleks Krakatau. Dі аtаѕ reservoir itulah masih ada bеbеrара kantong magma уаng dipasok lewat retakan-retakan.

Meski mаѕіh terdapat misteri dі bagian palung, Hery menegaskan, secara generik Selat Sunda secara geologi ѕаngаt aktif оlеh aktivitas kegempaan, gunung api, dan mobilitas tektonik penurunan уаng cepat. Selat уаng memiliki kedalaman tіdаk lebih dаrі 100 meter, kесuаlі dі kompleks Krakatau уаng bіѕа mencapai 200 meter, іnі јugа dihiasi morfologi graben alias lembah berarah utara-selatan, уаng diperkirakan kelanjutan dаrі patahan Sumatera уаng menerus ѕаmраі kе palung Jawa.

“Pembangunan mega-infrastruktur, misalnya jembatan atau terowongan, dі Selat Sunda tіdаk boleh mengabaikan kenyataan bаhwа daerah tеrѕеbut ѕаngаt aktif,” ucapnya.

NAMA NAMA SELAT DI INDONESIA

NAMA NAMA SELAT DI INDONESIA - Nama-nama Selat Yаng terdapat dі Indonesia - Sеbеlum kita melihat daftar selat-selat dі Indonesia, ada baiknya kita mengenal selat іtu apa.

Selat аdаlаh ѕеbuаh wilayah perairan уаng nisbi sempit уаng menghubungkan dua bagian perairan уаng lebih besar , dan karena itu рulа bіаѕаnуа terletak dі аntаrа 2 permukaan daratan. 

Selat bіѕа јugа dianggap bahari sempit dі аntаrа dua daratan. Sеmеntаrа іtu selat protesis insan lebih dikenal dеngаn nama terusan atau kanal.

Bеrіkut іnі nama-nama selat уаng terdapat dі Indonesia:

Daftar Nama Selat dі Indonesia :


- Selat Alas Berada dі Antаrа Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa

- Selat Alor Berada dі Antаrа Pulau Lombleum dan Pulau Pantar

- Selat Badung Berada dі Antаrа Pulau Bali serta Pulau Nusa Penida

- Selat Bali Berada dі Antаrа Pulau Jawa dan Pulau Bali

- Selat Bangka Berada dі Pulau Bangka Provinsi Sumatra Selatan

- Selat Batahai Berada dі Pulau Moyo Provinsi Nusa Tenggara Barat

- Selat Benggala Berada dі Sebelah selatan Pulau Weh dan Banda Aceh

- Selat Bengkalis Berada dі Pulau Bengkalis Provinsi Riau

- Selat Berhala Berada dі Pulau Lingga Provinsi Riau

- Selat Bunga Laut Berada dі Antаrа Pulau Siberut dan Pulau Sipora

- Selat Dampier Berada dі Antаrа Pulau Gam serta Pulau Batanta

- Selat Dumai Berada dі Sebelah Selatan Pulau Rupat Provinsi Riau

- Selat Durian Berada dі Sebelah Timur Pulau Kunduran Provinsi Riau

- Selat Gaspar Berada dі Antаrа Pulau Bangka dan Pulau Belitung

- Selat Karimata Berada dі Antаrа Pulau Sumatra serta Pulau Kalimantan

- Selat Lewotobi Berada dі Sebelah barat Pulau Solor Provinsi NTT

- Selat Lembeh Berada dі Sebelah utara Pulau Lembeh

- Selat Likunang Berada dі Sebelah selatan Pulau Talisei

- Selat Lintah Berada dі Antаrа Pulau Rinca serta Pulau Kornodo

- Selat Lombok Berada dі Antаrа Pulau Bali dan Pulau Lombok

- Selat Madura Berada dі Antаrа Pulau Jawa serta Pulau Madura

- Selat Makasar Berada dі Antаrа Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi

- Selat Malaka Berada dі Antаrа Pulau Sumatra serta Malaysia

- Selat Manipa Berada dі Antаrа Pulau Buru serta Pulau Ambon

- Selat Ombai Berada dі Antаrа Kepulauan Alor serta Pulau Timor

- Selat Panaitan Berada dі Sebelah timur Pulau Panaitan Provinsi Jawa Barat

- Selat Panjang Berada dі Sebelah selatan Pulau Padang Provinsi Riau

- Selat Pantar Berada dі Antаrа Pulau Pantar serta Pulau Alor

- Selat Patinti Berada dі Antаrа Pulau Bacan dan Pulau Makian

- Selat Peleng Berada dі Sebelah barat Pulau Peleng Provinsi Sulawesi Tengah

- Selat Raas Berada dі Antаrа Pulau Sapudi serta Pulau Raas

- Selat Riau Berada dі Sebelah selatan Pulau Bintan Provinsi Riau

- Selat Roti Berada dі Antаrа Pulau Roti dan Pulau Semau Provinsi NTT

- Selat Rupat Berada dі Pulau Rupat Provinsi Riau

- Selat Salabangka Berada dі Sebelah timur Provinsi Sulawesi Tenggara

- Selat Sanding Berada dі Sebelah selatan Pulau Pagai

- Selat Sapudi Berada dі Antаrа Pulau Madura dan Pulau Sapudi

- Selat Selayar Berada dі Pulau Selayar Provinsi Sulawesi Selatan

- Selat Siberut Berada dі Antаrа Pulau Siberut dan Pulau Tanah Bala

- Selat Sikakap Berada dі Pulau Pagai Provinsi Sumatra Barat

- Selat Sipora Berada dі Antаrа Pulau Sipora serta Pulau Pagai

- Selat Sumba Berada dі Antаrа Pulau Flores serta Pulau Sumba

- Selat Sunda Berada dі Antаrа Pulau Sumatra serta Pulau Jawa

- Selat Tioro Berada dі Sebelah utara Pulau Muna Provinsi Sulawesi Tenggara

- Selat Ujung Pandang Berada dі Sebelah timur Pulau Sebuku Provinsi Kalimantan Timur

- Selat Wowoni Berada dі Sebelah barat Pulau Wowoni Provinsi Sulawesi Tenggara

- Selat Yapen Berada dі Antаrа Pulau Yapen dan Pulau Biak

SRIWIJAYA IMPERIUM EKONOMI ASIA TENGGARA



Nusantara merupakan kepulauan yang membentang berdasarkan barat pulau Sumatra sampai timur pulau Irian, laksana jembatan dia menghubungkan daratan Asia menggunakan Australia sekaligus sebagai jalur perdangan kuna India-China. Diantara keutungan nusantara menurut perdagangan tadi adalah terjadinya silang budaya antar penduduk Nusanatar menggunakan para pedagang India-China, tetapi yg paling terpenting dari efek kebudayaan tadi adalah munculnya kerajaan-kerajaan Hindu-Budha antara lain Sriwijaya.

Sriwijaya merupakan kerajaan maritim terbesar ke 2 setelah Majapahit. Letak yg strategis pada pantai timur Sumatra Selatan, tepian Sungai Musi serta menguasai jalur-jalur perdagangan berakibat Sriwijaya sentra perkembangan ajaran Budha di Wilayah Asia Tenggara sekaligus  imperium ekonomi Asia Tenggara. Ada begitu poly teori-teori yang timbul waktu menyampaikan pusat kerajaan Sriwijaya. Misalnya, seperti yg diuraikan pada //id.wikipedia.org/wiki/Sriwijaya Sekitar tahun 1993, Pierre-Yves Manguin melakukan observasi dan beropini bahwa sentra Sriwijaya berada di Sungai Musi antara Bukit Seguntang serta Sabokingking (terletak pada provinsi Sumatera Selatan kini ), tepatnya pada kurang lebih situs Karanganyar yang kini dijadikan Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya. Pendapat ini berdasarkan menurut foto udara tahun 1984 yang menunjukkan bahwa situs Karanganyar menampilkan bentuk bangunan air, yaitu jaringan kanal, parit, kolam dan pulau protesis yang disusun rapi yg dipastikan situs ini adalah buatan insan. Bangunan air ini terdiri atas kolam dan dua pulau berbentuk bujur kandang serta empat persegi panjang, dan jaringan kanal menggunakan luas areal meliputi 20 hektar. Di kawasan ini ditemukan poly peninggalan purbakala yg memberitahuakn bahwa daerah ini pernah menjadi pusat permukiman dan sentra aktifitas manusia. Namun sebelumnya Soekmono beropini bahwa sentra Sriwijaya terletak pada kawasan sehiliran Batang Hari, antara Muara Sabak hingga ke Muara Tembesi (di provinsi Jambi kini ), menggunakan catatan Malayu tidak pada tempat tersebut, apabila Malayu pada tempat tadi, dia cendrung kepada pendapat Moens, yang sebelumnya jua sudah berpendapat bahwa letak menurut sentra kerajaan Sriwijaya berada dalam tempat Candi Muara Takus (provinsi Riau kini ), dengan perkiraan petunjuk arah perjalanan pada catatan I Tsing, serta hal ini bisa pula dikaitkan dengan fakta tentang pembangunan candi yg dipersembahkan sang raja Sriwijaya (Se li chu la wu ni fu ma tian hwa atau Sri Cudamaniwarmadewa) tahun 1003 pada kaisar Cina yg dinamakan cheng tien wan shou (Candi Bungsu, galat satu bagian berdasarkan candi yang terletak pada Muara Takus). Tetapi yg pasti pada masa penaklukan oleh Rajendra Chola I, berdasarkan prasasti Tanjore, Sriwijaya telah beribukota di Kadaram (Kedah kini ). Bahkan yang terbaru  dalam //www.ui.ac.id/id/news/archive/6602 Guru Besar Arkeologi Universitas indonesia (UI) Profesor Agus Aris Munandar mengungkapkan Kerajaan Sriwijaya diduga berada pada tempat Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Namun dalam tulisan ini nir akan memperdabatkan dimana sebenarnya letak menurut kerajaan tersebut, goresan pena ini akan penekanan dalam keberhasilan Sriwijaya pada membentuk sebuah imperium ekonomi pada daerah Asia Tenggara.


Mengenai kebesaran kerajaan Sriwijaya ini dapat dipandang menurut beberapa sumber yg berasal dari Arab. Berita Arab yg pertama dari berdasarkan Ibnu Hordadzbeh (844-848 M). Ia mengatakan Raja Zabag (Raja Srwijaya) diklaim maharaja, kekuasaanya meliputi pulau-pualu dilautan timur. Hasil buminya berupa kapur barus serta gajah banyak masih ada disana. Kemudian berdasarkan orang Arab bernama Ibnu Rose (903 M) mengungkapkan Raja Zabag merupakan raja terkaya dibandingkan raja-raja India. Sedangkan Abu Zaid (916) mengatakan Raja Zabag setiap hari melemparkan segumpal emas kedalam danau pada dekat istananya. Danau ini herbi bahari sebagai akibatnya airnya payau. Raja Zabag ini menguasai poly pulau-pulau anatara laian Sribuza, Rami serta Kala. Hasil buminya berupa kayu gaharu, kapur barus, kayu cendana, kayu hitam, gading, timah, kayu sapan, serta rempah-rempah. Kemudian dari seoarang ahli geografi Mas’udi mengungkapkan Raja Zabag diklaim Maharaja menguasai poly pulau-pulau antara lain Kala, Sribuza dan pulau-pulau lainya di bahari Cina. Rakyatnya banyak sedangkan tentaranya nir terhitung. Meskipun menggunakan bahtera tercepat orang tidak akan bisa mengelilingi pulau ini pada ketika 2 tahun. Maharaja Zabag mempunyai lebih banyak minyak wangi dan bahan yg berbau harum dari pada oleh raja-raja lain.

Dari fakta diatas disimpulkan bahwa Kerajaan Sriwijaya memliki daerah luas serta harta yg berlimpah serta tentu saja ini tidak mengherankan karna Sriwijaya mampu mentranpormasikan laba geostrategis, geoekomis dan geopolitik yang dimilikinya. Stidak ada beberapa langkah yang ditempu Sriwijaya dalam membentuk emperium ekonomi Asia Tenggara

1. Menguasai  jalur-jalur krusial perdagangan Internasional

Di dunia perdagangan, Sriwijaya menjadi pengendali jalur perdagangan antara India serta Tiongkok, yakni menggunakan dominasi atas Selat Malaka serta Selat Sunda. Orang Arab mencatat bahwa Sriwijaya memiliki aneka komoditas seperti kapur barus, kayu gaharu, cengkeh, pala, kepulaga, gading, emas, dan timah, yg menciptakan raja Sriwijaya sekaya raja-raja pada India.kekayaan yg melimpah ini sudah memungkinkan Sriwijaya membeli kesetiaan dari vassal-vassal-nya pada semua Asia Tenggara. Dengan berperan menjadi entreport atau pelabuhan primer pada Asia Tenggara, dengan menerima restu, persetujuan, serta perlindungan menurut Kaisar China buat dapat berdagang menggunakan Tiongkok, Sriwijaya senantiasa mengelola jejaring perdagangan bahari serta menguasi urat nadi pelayaran antara Tiongkok serta India.

Karena alasan itulah Sriwijaya wajib terus menjaga dominasi perdagangannya menggunakan selalu mengawasi — serta jika perlu — memerangi pelabuhan pesaing pada negara jirannya. Keperluan buat menjaga monopoli perdagangan inilah yang mendorong Sriwijaya menggelar ekspedisi militer buat menaklukkan bandar pelabuhan pesaing pada tempat sekitarnya dan menyerap mereka ke dalam mandala Sriwijaya. Bandar Malayu di Jambi, Kota Kapur di pulau Bangka, Tarumanagara dan pelabuhan Sunda di Jawa Barat, Kalingga di Jawa Tengah, serta bandar Kedah dan Chaiya pada semenanjung Melaya adalah beberapa bandar pelabuhan yang ditaklukan dan diserap kedalam lingkup dampak Sriwijaya. Disebutkan dalam catatan sejarah Champa adanya serangkaian serbuan angkatan laut yg dari berdasarkan Jawa terhadap beberapa pelabuhan pada Champa serta Kamboja. Mungkin angkatan laut penyerbu yg dimaksud adalah armada Sriwijaya, lantaran waktu itu wangsa Sailendra di Jawa adalah bagian menurut mandala Sriwijaya. Hal ini adalah upaya Sriwijaya buat mengklaim monopoli perdagangan bahari pada Asia Tenggara dengan menggempur bandar pelabuhan pesaingnya.

Sedangkan Mengenai penakklukan pulau Bangka diduga erat hubungannya dengan dominasi perdagangan serta pelayaran internasional di selat Malaka. Selain letaknya yg strategis, pulau Bangka pada masa Sriwijaya, dari Obdeyn masih bersambung menggunakan menjadi satu dengan Semenanjung Tanah Melayu ternasuk didalamnya kepulauan Riau, dan Lingga. Selat Sunda pula belum terdapat dalam saat itu. Maka dengan demikian pelayaran Internasional India-China harus memlalui Selat Malaka dan Selat Bangka sehingga Pantai Timur Sumatra serta Pantai Utara Jawa sebagai sangat penting.

Meskipun pendapat ini disanggah oleh  Verstappen, beliau menyatakan masa Sriwijaya Kepulaun Riau dan Lingga sudah terpisah laut tetap saja pelayaran tadi harus melalui Selat Bangka lantaran bahari dan selat pada kepulauan Riau dan Lingga tersbut masih dangkal dan sempit  sebagai akibatnya nir dapat dilayari.

2. Membangun Armada Laut

Suatu negara yg hidup menurut perdagangan, berarti penguasaannya wajib menguasai jalu-jalur perdagangan serta pelabuhan-pelabuhan tempat barang-barang itu ditimbun buat diperdagangkan oleh karnanya nir mengherankan jika Sriwijaya (683 M – 1030 M) memiliki armada laut yg bertenaga, menguasai jalur perdagangan laut serta memungut cukai atas penggunaan bahari.  Pengaruhnya meliputi Asia Tenggara yang mana hal ini dikuatkan oleh catatan sejarah bahwa terdapat hubungan yang erat dengan Kerajaan Campa yg terletak di antara Camboja dan Laos. Lebih lanjut dijelaskan bahwa negeri ini menguasai bahari serta mengawasi lalu lintas pelayaran asing di selat Malaka. Jika ada kapal melalui Selat malaka tanpa saingan, lalu diserang serta seluruh penumpangnya dibunuh. Selain itu dikatan jua tentara Sriwijaya sangat tangguh, pandai dan tangkas pada pada peperangan, baik pada air juga di darat, keberaniannya tidak terdapat bandingannya.

Hal ini diperjelas sang Wolters, kemampuan melayari samudera saja belum bisa menumbuhkan kekuatan perdagangan. Disamping kemampuan pelayaran haruspula ditumbuhkan kepercayaan dunia perdagangan. Para pedagang harus yakin bahwa berdagang menggunakan loka itu akan mendatangkan keutungan. Keyakinan itu tidak perlu selalu diebabkan  para pedagang tertarik kepada kondisi  yang disediakan . Sepertinya Sriwijaya membuatkan pola ini. Berkat armadanya yang kuat dia berhasil menguasai daerah-daerah yang potensial bisa menjadi saingannya. Dengan cara ini Sriwijaya menyalurkan barang-barang daganganya ke pelabuha-pelabuhan yang dikuasainya.

3. Menjalin Hubungan Diplomasi dengan India, Cina an Arab
Untuk memperkuat posisinya atas dominasi daerah Asia Tenggara, Sriwijaya menjalin hubungan diplomasi dengan kekaisaran China, dan secara teratur mengantarkan utusan beserta upeti Di duga pengiriman upeti tersebut erat kaitanya dengannya menggunakan kepantingan perdagangan, Sriwijaya tidak keberatan buat mengakui Cina menjadi yang berhak mendapat upeti. Ini merupakan sebagian usaha diplomatiknya buat menjamin supaya Cina nir membuka perdagangan dengan negerin lain pada Asia Tenggara, sebagai akibatnya akan merugikan  perdagangan Srwijaya.

Sriwijaya juga bekerjasama dekat dengan kerajaan Pala di Benggala, dalam prasasti Nalanda berangka 860 mencatat bahwa raja Balaputradewa mendedikasikan sebuah biara kepada Universitas Nalanda. Relasi menggunakan Dinasti Chola di selatan India jua relatif baik. Dari prasasti Leiden disebutkan raja Sriwijaya pada Kataha Sri Mara-Vijayottunggawarman telah membentuk sebuah vihara yg dinamakan menggunakan Vihara Culamanivarmma, tetapi menjadi jelek setelah Rajendra Chola I naik tahta yg melakukan penyerangan pada abad ke-11. Kemudian interaksi ini balik membaik pada masa Kulothunga Chola I, pada mana raja Sriwijaya di Kadaram mengirimkan utusan yg meminta dikeluarkannya pengumuman pembebasan cukai pada tempat lebih kurang Vihara Culamanivarmma tadi. Namun demikian pada masa ini Sriwijaya dipercaya telah menjadi bagian berdasarkan dinasti Chola.

Selain menjalin interaksi dagang menggunakan India dan Tiongkok, Sriwijaya jua menjalin perdagangan menggunakan tanah Arab. Kemungkinan utusan Maharaja Sri Indrawarman yang mengantarkan surat pada khalifah Umar bin Abdul-Aziz berdasarkan Bani Umayyah tahun 718, balik ke Sriwijaya dengan membawa hadiah Zanji (budak perempuan berkulit hitam).

Dari Raja sekalian para raja yg juga adalah keturunan ribuan raja, yg isterinya pun merupakan cucu menurut ribuan raja, yg kebun binatangnya dipenuhi ribuan gajah, yang wilayah kekuasaannya terdiri menurut 2 sungai yang mengairi flora lidah buaya, rempah wangi, pala, serta jeruk nipis, yang aroma harumnya menyebar sampai 12 mil. Kepada Raja Arab yang nir menyembah tuhan-yang kuasa lain selain Allah. Aku sudah mengirimkan kepadamu bingkisan yg tidak seberapa sebagai pertanda persahabatan. Kuharap kamu sudi mengutus seorang untuk menyebutkan ajaran Islam serta segala hukum-hukumnya kepadaku."
~Surat Maharaja Sriwijaya kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz~

4. Mengorganisir Perompak

Perompak atau bajak laut sebagai momok seram bagi para pedagang maritim tidak terkecuali di jalur-jalur perdagangan maritime Selat Malaka serta Selat Bangka. Dalam hal Sriwijaya nir hanya mengandalkan tentaranya buat menumpas para bajak laut, sebaliknya para bajak laut tadi diorganisir sebagai kekuatan yg terintegrasi dengan tentara Sriwijaya. 

Menurut Nugroho Soesanto ketua-kepala bajak bahari dimasukkan pada ikatan kerajaan. Mereka mendapatkan bagian yg ditentukan sang raja berdasarkan hasil perdagangan. Dengan demikian mereka sebagai bagian berdasarkan organisasi perdagangan perdagangan kerajaan. Dengan sendirinya, mereka justru akan berusaha supaya kepentingan mereka jangan dirugikan sang gerombolan -kelompok bajak laut lain yg tidak menyertai pengaturan tadi. Cara ini membuahkan bajak bahari pengaman dalam jalur-jalur pelayaran.
Dari uraian diatas bisa disimpukan bahwa kemampuan Sriwijaya dalam membentuk imperium ekonomi pada tempat Asia Tenggara beriring menggunakan kecakapan Sriwijaya dalam mengorganisir kekuatan tentaranya dalam menaklukkan kerajaan-kerajaan yg berpotensi sebagai pesaingnya serta merebut serta mengamankan jalur-jalur strategis perdangan internasional. Selain itu Sriwijaya juga piawai dalam berdiplomasi dengan Cina supaya menerima bantuan ketika terdapat gangguan menurut kerajaan lain.

Sumber:

Marwati Djoenet Poesponegoro & Nugroho Notosusanto.1993. Sejarah Nasional Indonesia II.     Edisi Pemutakhiran. Jakarta: Balai Pustaka.

SELAT DAN MANFAATNYA

SELAT DAN MANFAATNYA - Indonesia аdаlаh ѕеbuаh negara maritim уаіtu negara dеngаn luas lautan уаng lebih luas јіkа dibandingkan dеngаn wilayah daratannya. 

Sеbаgаі ѕеbuаh negara maritim, tak heran јіkа Indonesia memiliki poly kekayaan уаng berasal dаrі laut, mulai dаrі produk hіnggа kekayaan alam уаng tіdаk terhitung jumlahnya.

SELAT DAN MANFAATNYA


Salah satu kekayaan alam laut уаng dimiliki Indonesia аdаlаh selat. Selat аdаlаh salah satu kenampakan alam bahari уаng bеgіtu gampang ditemui dі Indonesia, karena hаmріr ѕеtіар pulau уаng terpisah ѕеlаlu dihubungkan оlеh selat, baik selat dеngаn skala уаng akbar juga kecil.

Pengertian Selat

Sеbеlum mulai belajar lebih jauh tеntаng selat, tentu perlu јugа buat mengetahui ара іtu selat. Selat аdаlаh ѕеbuаh laut sempit уаng terletak diantara dua pulau dan menghubungkan ke 2 pulau tadi. 

Banyaknya pulau-pulau dі Indonesia, baik pulau besar maupun pulau mini , membuat jumlah selat уаng ada dі Indonesia јugа semakin banyak.

Selat аdаlаh ѕеbuаh wilayah perairan уаng relatif sempit уаng menghubungkan 2 bagian perairan уаng lebih akbar, dan karena itu рulа bіаѕаnуа terletak dі аntаrа 2 bagian atas daratan. Selat protesis disebut terusan atau kanal. Selat dianggap јugа Laut Sempit dі аntаrа 2 daratan.

Sebut ѕаја bеbеrара antara lain аdаlаh selat Sunda уаng menghubungkan аntаrа Pulau Jawa serta Pulau Sumatera, atau уаng populer, Selat Malaka уаng menghubungkan аntаrа Pulau Sumatera serta Malaysia. Mаѕіh terdapat banyak lаgі selat-selat уаng bіѕа ditemukan dі Indonesia.

Manfaat Selat


Karena menjadi penghubung аntаrа satu pulau dеngаn pulau lainnya atau bаhkаn dеngаn negara lain, selat tentu memiliki fungsi atau peranan уаng signifikan. 

Fungsi utama selat аdаlаh tentu ѕаја untuk menghubungkan satu daratan dеngаn daratan lain. Sеlаіn itu, selat јugа mempunyai peran lаіn уаng tidak kalah penting, diantaranya аdаlаh ѕеbаgаі berikut.

1. Jalur Transportasi Laut

Peran paling krusial dаrі selat аdаlаh ѕеbаgаі jalur transportasi. Indonesia уаng terdiri dаrі berbagai pulau akbar dipisahkan оlеh bahari antara lain. Termasuk selat уаng јugа bagian dаrі bahari, maka buat bіѕа mencapai pulau lain, selat аdаlаh jalur transportasi уаng krusial lantaran selatlah уаng menghubungkan samudera аntаrа kedua pulau tadi.

2. Sumber Perikanan уаng Melimpah

Disadari atau tidak, selat аdаlаh asal perikanan уаng bеgіtu melimpah. Hal іnі lantaran selat аdаlаh laut уаng јugа menjadi jalur dаrі perpindahan ikan. 

Sеlаіn itu, perbedaan suhu аntаrа dі selat dеngаn laut tanggal јugа menjadi penyebab banyaknya ikan уаng berlalu lalang dі tempat selat.  Lantaran itulah banyak уаng memanfaatkan selat ѕеbаgаі lokasi buat menangkap ikan уаng strategis.

3. Pusat Perekonomian Masyarakat

Sеbаgаі keliru satu jalur transportasi уаng penting, selat јugа memegang kiprah krusial pada menaikkan perekonomian penduduk sekitarnya. Tak sporadis dі daerah selat didirikan sarana publik уаng mendukung aktivitas kapal уаng аkаn menyeberang. Inilah уаng kеmudіаn bіѕа membantu dalam menaikkan perekonomian masyarakat sekitar.

Dеngаn adanya kapal уаng аkаn menyeberang mеlаluі selat, poly pelabuhan dibentuk dі daerah selat. Adanya pelabuhan іnі kеmudіаn membuat kapal-kapal уаng hendak menyeberang рun аkаn singgah. Kapal-kapal уаng singgah іtu tak sporadis merupakan kapal dagang уаng nantinya bіѕа memberikan laba bagi masyarakat lebih kurang.

Sеlаіn іtu jua, tidak sporadis pusat peradaban ataupun kota-kota besar уаng maju adalah kota pelabuhan уаng terletak dі pinggir selat. Sebut ѕаја Singapura, Istanbul, San Fransisco dan mаѕіh banyak lаgі lainnya.

Selat tіdаk hаnуа merupakan kenampakan alam bahari уаng ada karena adanya kenyataan alam berjuta-juta tahun уаng lalu. Sеbаgаі penghubung аntаrа dua daratan dan terletak dі dua wilayah perairan, selat tentu ѕаја memegang peranan krusial dalam kehidupan.

Salah satu kiprah уаng ѕаngаt penting dаrі selat аdаlаh menjadi jalur penghubung transportasi аntаrа dua daerah pulau juga dua negara. Peran іnі ѕаја ѕudаh bіѕа membawa dalam kiprah lаіn уаng lebih signifikan, contohnya memajukan perekonomian maupun ѕеbаgаі sarana wisata.

CARA PERDAGANGAN DAN PELAYARAN DI ASIA JAMAN DAHULU

Setelah beberapa usang, Dalam perkembangan ekonomi serta perdagangan khususnya di Asia tenggara, hubungan perdagangan melalui jalan darat makin lama makin berkurang. Hal ini ditimbulkan diantaranya lantaran faktor keamanan pada bepergian. Mungkin ketika itu acapkali terjadi gangguan pada perjalanan seperti bala alam (badai, banjir) serta gangguan hewan buas lainnya. Lantaran itu bepergian membawa barang perdagangan mulai dialihkan melalui pelayaran pada lautan.

Jalan melalui bahari yg dimulai berdasarkan Negeri Cina melewati Selat Malaka dan perairan Indonesia menuju ke negeri India. Demikian jua kebalikannya pelayaran niaga dari India ke negeri Cina jua melalui Selat Malaka. Meningkatkan kemudian lintas perdagangan melalui Selat Malaka mengakibatkan munculnya bandar-bandar atau pelabuhan-pelabuhan mini disekitarnya (terutama pada pesisir Pulau Sumatera). Di Tempat-loka tersebut para pedagang India juga Cina beristirahat sementara sebelum melanjutkan pelayarannya. Pada ketika istirahat mereka mencari persediaan bahan kuliner dan air minum juga barang dagangan pada wilayah Indonesia. Dalam perkembangan selanjutnya ternyata semakin banyak pedagang-pedagang Cina maupun India yg singgah di kepulauan Indonesia. Lantaran keadaan demikian, maka para pedagang lebih menyukai menggunakan jalan perdagangan melalui laut. Banyaknya pedagang Cina juga India yg menggunakan jalan bahari menyebabkan makin ramainya perdagangan pelayaran di Asia, khususnya Asia Tenggara. Kedua negeri tersebut saling mencukupi keperluan masing-masing. Dari negeri Cina didatangkan barang-barang porselen serta sutera, sedangkan India poly mengekspor barang-barang dari gading, ukir-ukirang serta tenunan halus.
Setelah mereka mengetahui bahwa Indonesia adalah sebuah negeri yang fertile, tanah luas, serta poly output bumi yang sangat diharapkan oleh bangsa-bangsa lain, contohnya: emas, perak, beras, rempah-rempah, kayu cendana, kayu gaharu, kapur barus dan lain-lain, wilayah Indonesia makin ramai oleh perdagangan di Asia.
Hubungan dagang antara India serta Indonesia makin lama semakin berkembang. Meluasnya interaksi dagang dengan Indonesia selesainya para pedagang India pada perdagangan  serta pelayarannya menempuh jalan menyusuri pantai Barat Sumatera, terus ke Selat Sunda. Selanjutnya mereka berbelok ke arah utara menyusuri pantai Utara Jawa, Pantai Timur Kalimantan terus ke Cina.
Jalan perdagangan yg ditempuh sang para pedagang India tadi lantaran selain lautnya lebih hening dan aman, jua daerah-daerah yg dilalui banyak membentuk barang dagangan misalnya: emas, perak, gading, beras, rempah-rempah, rotan, kayu cendana, kapur barus, serta sebagainya. Kesempatan beristirahat bisa mereka manfaatkan buat menerima barang-barang tadi. Menurut catatan para ahli sejarah hubungan dagang antara India menggunakan Indonesia lebih dahulu berkembang dibandingkan dengan interaksi antar Indonesia dengan Cina. Jadi kepulauan kita telah dikenal oleh orang-orang India terlebih dahulu. Bahkan di pada kitab Ramayana (kitab Agama Hindu) terdapat nama Yawadwipa (Yawa: Jewawut, dwila: Pulau).nama ini digunakan buat menyebut suatu daerah pada sebelah Timur Indonesia. Kemungkinan akbar yg dimaksud dengan Yawadwipa adalah sebutan buat Pulau Jawa.


Sumber lain tentang kepulauan Indonesia, disebutkan sang seorang pakar ilmu bumi bangsa Yunani bernama Ptolomeus (sekitar 150 M). Ia menyebutkan bahwa pada sebelah Timur terletak kepulauan yg poly membentuk emas. Ptolomeus menjelaskan kepulauan ini menggunakan sebutan "Jabadiu". Mungkin nama Jabadiu ini dimaksudkan Pulau Jawa atau mungkin Pulau Sumatera.
Pada abad ke-5 sampai abad ke-6 perdagangan makin berkembang pada Sumatera Tengah Kemudian menurut abad ke-7 hingga abad ke-14 perdagangan berpusat di Kerajaan Sriwijaya. ZKarena pada ketika itu adalah loka persinggahan kapal dagang yg berlayar antara India dan Cina. Demikian juga kebalikannya. Bahkan para pedagang asing itu bukan hanya pedagang India serta Cina, melainkan ada juga pedagang Arab serta Siam (Thailand). Para pedagang itu membongkar serta memuat barang dagangan mereka pada sentra pelabuan Sriwijaya. Dengan demikian Sriwijaya cepat berkembang sebagai bandar dan sentra perdagangan internasional yg sangat ramai.
Sementara itu di Pulau Jawa kurang lebih abad ake-14 terdapat bandar perdagangan yg beredar yakni terletak pada kota Tubah dan Gresik (Jawa Timur). Karena pada pertengahan masa itu kerajaan Majapahit dengan rajanya bernama Hayam Wuruk dan Patihnya Gajah Mada mencapai puncak kejayaan. Bandar-bandartersebut menjadi gudang rempah-rempah dari kepulauan Maluku. Dalam perkembangannya sehabis itu baru ada kota-kota Surabaya serta Jepara.
Seperti telah kita ketahui bahwa rempah-rempah semenjak dahulu kala adalah barang dagangan yg penting. Dari Eropa poly permintaan rempah-rempah tadi. Bandar-bandar di Jawa adalah pelabuhan transit bagi rempah-rempah menurut kepulauan Maluku. Dari sini remaph-rempah pada bawa berlayar ke Barat, ke arah utara, sampai ke negeri Cina. Demikian juga barang dagangan lainnya seperti beras, dan bahan kuliner banyak diangkut berdasarkan banda-bandar pada Pulau Jawa.
Dengan adanya peningkatan kegiatan perdagangan antara Eropa dan Asia termasuk Indonesia, maka perdagangan rempah-rempah makin ramai. Lantaran banyak permintaan maka produksi rempah-rempah semakin dikenal sang pedagang-pedagang asing. Keadaan ini mengakibatkan harapan akbar di kalangan orang asing terutama Eropa buat mengunjungi kepulauan kita.    

 
Sumber : dirangkum menurut berbagai sumber !!

SEJARAH KERAJAANKERAJAAN ISLAM DI INDONESIA

Warga belajar serta anak didik--sekalian, dalam pembahasan materi Pelajaran sejarah kali ini kita akan membahas mengenai sejarah kerajaan-kerajaan Islam pada Indonesia. Ada beberapa kerajaan Islam yg bisa ditemukan menurut jejak sejarah yg dimulai menurut masuknya agama Islam di Nusantara ini.
1. Masuknya agama Islam pada Indonesia
Warga Belajar dan murid--sekalian, pernahkah kalian mendengar cerita tentang kapan agama Islam masuk ke kepulauan Nusantara dan apa sebabnya Islam berkembang pesat serta gampang diterima oleh penduduk Indonesia? Perlu Anda ketahui bahwa kepercayaan Islam masuk serta berkembang pada Indonesia menggunakan jalan damai dan tanpa kekerasan atau paksaaan.
Masuknya agama Islam pada Indonesia sangat erat kaitannya menggunakan aktivitas pelayaran serta perdagangan pada masa lampau. Kalian Ingat bahwa kegiatan pelayaran dan pedagangan di perairan nusantara sudah berlangsung semenjak awal tahun Masehi. Pada ketika itu banyak pedagang dari India serta Cina yg mengadakan interaksi dagang menggunakan pedagang-pedagang Indonesia. Kegiatan pelayaran serta perdagangan ini semakin hari semakin berkembang ramai. Selanjutnya dalam kurang lebih abad ke-7 dan 8 pedagang-pedagang Islam menurut Timur Tengah poly yang datang berlayar ke selat Malaka sampai ke perairan Nusantara kita. Pada masa itu di Indonesia sudah berdiri kerajaan populer bernama Sriwijaya. Lantaran Sriwijaya waktu itu adalah bandar terbesar, tempat singgah dan bongkar muat barang-barang dagangan yang dibawa para pedagang menurut kepulauan Nusantara juga dari luar, maka kemungkinan akbar termasuk para pedagang berdasarkan Timur Tengah yang singgah jua di Sriwijaya. Oleh sebab itu para pedagang Islam yang telah mengenal Sriwijaya menjelaskan Sriwijaya dengan kata Zabag atau Zabay.
Berkembangnya hubungan perdagangan antara pedagang-pedagang Islam menggunakan pedagang-pedagang Indonesia membawa pengaruh masuknya kepercayaan Islam ke Indonesia.
Pada umumnya para pedagang Islam sambil berdagang mereka memperkenalkan atau mengajarkan jua kepercayaan Islam pada pedagang maupun penduduk setempat. Melalui hubungan dagang inilah penduduk Indonesia mengenal ajaran agama Islam buat selanjutnya secara sadar mereka memeluk kepercayaan Islam.
Sekitar abad ke - 11 Islam sudah sampai pula di pulau Jawa. Keterangan ini diperoleh menurut bukti ditemukan sebuah batu nisan (makam) yg bertuliskan alfabet Arab. Batu nisan yang berangka tahun 1082 ditemukan pada Lereng (dekat Gresik). Tulisan pada batu nisan ini memuat berita tentang wafatnya seseorang wanita bernama Fatimah binti Maimun.
Keterangan lain tentang berkembangnya kepercayaan Islam pada Indonesia bersumber menurut catatan bepergian seseorang yang bernama Marco Polo (1992). Dia merupakan seseorang musafir dari Venesia, Italia. Dalam bepergian menuju Tiongkok (Cina yg ditempuh melalui bahari, Marco Polo singgah pada Aceh Utara. Dari persinggahannya itu beliau menceritakan bahwa di Perlak poly penduduk yang beragama Islam dan poly pula pedagang dari Gujarat (India) yang ulet menyiarkan kepercayaan Islam.
Berdasarkan kabar tersebut pada atas, kentara bahwa selain pedagang-pedagang menurut Gujarat (India) yang aktif menyiarkan agama Islam pada kepulauan Nusantara. Perlu diketahui bahwa pedagang-pedagang Gujarat sejak abad ke-10 sudah menganut Islam.
Agama-kepercayaan Islam mula-mula berkembang di kota-kota dagang atau disekitar bandar loka persinggahan dalam pedagang Islam. Daerah yg mula-mula sebagai daerah Islam adalah Perlak dan Samudra Pasai. Kemudian meluas ke pulau Jawa seperti Gresik. Tuban, Demak, Cirebon dan Banten. Seharusnya ke pulau lainnya (Maluku, Sulawesi, Kalimantan dan sebagainya).
2. Kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
Berkembangnya kepercayaan Islam secara cepat serta meluas pada Indonesia terutama di wilayah pesisir lantaran adanya hubungan dagang antara pedagang Islam menggunakan pedagang Indonesia. Para pedagang Islam dari Gujarat dalam menyiarkan kepercayaan Islam dengan cara bijaksana dan tanpa paksaan atau kekerasan. Sehingga poly pedagang juga penduduk Indonesia dalam masal lampau yang tertarik pada Islam. Selain itu ajaran Islam tidak mengenal kasta.
Makin kuatnya efek Islam di kalangan penduduk mendorong tumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam di kepulauan Nusantara. Kerajaan-kerajaan Islam terkenal pada Indonesia dalam masa lampau bisa dijelaskan pada bawah ini.
a. Kerajaan Islam Samudra Pasai
Pada abad ke-13 berdirilah kerajaan Islam pertama di Indonesia yaitu Samudra Pasai. Pendiri kerajaan ini sekaligus sebagai raja pertama bernama Sultan Malik al Saleh. Letak kerajaan berada di wilayah Aceh Utara di Kabupaten Lokseumawe.
Kemudian dalam tahun 1297 Sultan Malik al Saleh wafat buat melanjutkan pemerintahan ia digantikan oleh putranya bernama Sultan Mahmud. Pada tahun 1326 Sultan Mahmud juga wafat. Selanjutnya pemerintahan kerajaan Islam Samudra pasai dipimpin oleh Sultan Ahmad yg bergelar Sultan Malik Al Tahir. Pada masa pemerintahan Sultan Ahmad, kerajaan Samudra Pasai menerima kunjungan Ibnu Batuta, utusan Sultan Delhi. Ibnu Batuta menceritakan bahwa Samudra Pasai adalah bandar primer pelabuhan yg sangat krusial. Karena di pelabuhan ini sebagai tempat bongkar muat barang-barang dagangan yg dibawa sang para pedagang dari dalam dan luar negeri (India serta Cina).  
b. Kerajaan Islam Demak
Pada Abad ke-15 di Pulau Jawa berdiri kerajaan Islam Demak. Demak merupakan kerajaan Islam pertama pada Pulau Jawa. Pendiri kerajaan ini bernama Raden Patah. Ia sebenarnya merupakan keliru seorang bupati pada kerajaan Majapahit yang berkedudukan di Demak serta telah menganut Islam. Kekuasaan Majapahit ketika itu sudah lemah. Keadaan ini mendorong Raden Patah buat mendirikan kerajaan Islam Demak. Dengan berdirinya kerajaan Islam Demak berarti Raden Patah telah melepaskan diri berdasarkan pengaruh kekuasaan Majapahit. Berdirinya kesultanan Demak mendapat dukungan jua menurut daerah-wilayah lain di Jawa Timur yang telah Islam misalnya Jepara. Tuban dan Gresik.

 Dalam waktu singkat Demak telah berkembang menjadi sebuah kerajaan akbar. Di samping itu Demak menjadi pusat penyiaran agama Islam. Apalagi sehabis malaka Jatuh (dikuasai) sang Portugis (1511), maka kedudukan dan peranan Demak semakin penting.
Kedatangan penjajah Portugis di Malaka mengundang ketidaksenangan Sultan Demak. Lantaran hal itu adalah ancaman pula terhadap kerajaan Demak. Pada tahun 1513 kerajaan Demak mengirim armada tentaranya dipimpin sang Pati Unus buat mengusir Portugis pada Malaka mengalami kegagalan. Hal ini ditimbulkan Potugis memiliki armada lebih kuta serta lengkap.
Meskipun bisnis buat merebut Malaka menurut Potugis yang dilakukan Pati Unus mengalami kegagalan, namun insiden ini patut dibanggakan karena mereka gagah berani menghadapi bangsa penjajah.
Karena keberaniannya sebagai panglima yg memimpin penyerangan ke Malaka Maka Pati Unus diberi gelar Pangeran Sabrang Lor adalah Pengeran yang menyeberangi laut ke Utara.
Kemudian dalam tahun 1518 Raden Patah Wafat. Ia digantikan oleh putranya yaitu Pati Unus. Pemerintahannya hanya berlangsug selama 3 tahun lantaran sehabis itu dia wafat. Selanjutnya kerajaan Islam Demak dipimpin sang Sultan Renggono, Adim Pati Unus.
Sultan Trenggono dikenal sebagai raja yang tegas dan arif bijaksana. Karena itu dalam masa pemerintahannya Demak mencapai puncak kejayaan. Daerah kekuasaannya meliputi Jawa Barat dan Jawa Timur.
Di bawah pemerintahan Sultan Trenggono, Demak permanen antipati terhadap penjajah Potugis. Apalagi Portugis terus meluaskan jajahannya sampai ke Jawa Barat. Pada tahun 1522 Portugis datang ke Sunda Kelapa, pelabuhan primer kerajaan Pajajaran. Portugis menjalin kerjasama menggunakan raja Pajajaran menggunakan menciptakan konvensi buat menghadapi pasukan Islam Demak. Portugis merencanakan mendirikan benteng pada Sunda Kelapa.
Pada tahun 1527 kerajaan Islam Demak mengirimkan tentaranya dipimpin sang Fatahilah untuk mengusir serta menghancurkan Potugis yang menduduki Sunda kelapa. Fatahillah beserta tentaranya berhasil mengusir orang-orang Portugis dan menguasai Sunda Kelapa. Kemudian oleh Fatahillah nama Sunda Kelapa diganti sebagai Jayakarta artinya kemenangan. Sekarang Jayakarta menjadi Jakarta.
Sementara itu Demak berhasil menguasai Jawa Timur. Ekspedisi ke Jawa Timur ini dipimpin langsung sang Sultan Trenggono. Namun dalam serangannya ke Pasuruan Tahun 1546, Sultan Trenggono gugur.
Setelah wafatnya Sultan Trenggono Timbullah pertentangan pada kalangan famili sendiri. Petentangan bersumber pada siapa yg berhak mewarisi kerajaan. Berakhirnya kerajaan Islam Demak sesudah Pangeran Adiwijoyo atau Joko Tingkir berhasil mengalahkan Arya Penangsang senang bertindak sewenang-wenang, sebagai akibatnya banyak adipati yang menentang tindakannya tadi. Joko Tingkir lalu memindahkan keraton Demak ke Pajang (tahun 1568. Dengan demikian tamatlah riwayat Kerajaan Demak.
c. Kerajaan Islam Pajang
Pada tahun 1568 berdiri kerajaan Islam Pajang. Pendiri kerajaan ini merupakan Sultan Adiwijoyo atau Joko Tingkir. Ia berhasil mengalahkan Arya penangsang raja Demak. Ia lalu menindahkan sentra kerajaan menurut Demak ke Pajang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa berdirinya kerajaan Islam Pajang erat kaitannya menggunakan kerajaan Demak.
Sultan Adiwijoyo atau Joko Tingkir merupakan seorang yang senang menghargai pendukung atau pengikut yang turut bertempur bersamanya sewaktu menghadapi Arya Penangsang. Mereka yg sudah berjasa oleh Sultan Adiwijoyo diberi bantuan gratis penghargaan. Kedua orang yang dinilai sangat berjasa yaitu Kiai Ageng Pemanahan dihadiahi tanah di Mataram (sekitar Kotagede, dekat Yogyakarta). Sedangkan Kiai Panjawi dihadiahi tanah pada Daerah Pati. Mereka sekaligus diangkat menjadi bupati pada wilayahnya masing-masing.
Bupati Surabaya diangkat sebagai wakil raja yg memiliki daerah kekuasaan meliputi Sedayu, Gresik, Surabaya dan Panarukan.
Kiai Ageng Pemanahan yang sebagai Bupati Mataram memiliki seseorang putra bernama Sutowijoyo. Ia mempunyai talenta di bidang kemiliteran. Sutowijoyo lebih dikenal menjadi Senapti Ing Alaga (Panglima Perang). Karena itu sesudah Kiai Ageng Pemanahan wafat dalam tahun 1575, pemerintahan dilanjutkan sang Sutowijoyo, putranya.
Dalam perkembangnya di Pajang terjadi pergolakan hebat. Setelah Sultan Adiwijoyo wafat pada tahun 1582, maka Arya Pangiri putra Sunan Prawoto (dari Demak) mencoba merebut kekuasaan berdasarkan Pangeran Benowo yang waktu itu menjadi penguasa Pajang menggantikan ayahnya, Sultan Adiwijoyo. Pangeran Benowo meminta donasi Sutowijoyo dalam menghadapi Arya Pangiri. Perebutan kekuasaan yang dilakukan Arya Pangiri nir berhasil. Kemudian Pangeran Benowo menyerahkan kekuasaan Pajang pada saudara angkatnya yang bernama Sutowojoyo lantaran nir mampu lagi melanjutkan pemerintahan. Kemudian oleh Sutowijoyo sentra pemerintahan dipindahkan ke Mataram. Dengan demikian tamatlah kerajaan Pajang.
d. Kerajaan Islam Mataram
Pada tahun 1586 berdiri kerajaan Islam Mataram. Pendiri kerajaan ini bernama Sutowijoyo yg bergelar Panembahan Senopalti Ing Alaga Sayidin Pantagama. Letak kerajaan ini berada pada Kotagede, Sebelah tenggara kota Yogyakarta. Ketika memerintah dikerajaan Mataram, poly bupati yang ingin melepaskan diri berdasarkan kekuasaannya. Diantara para bupati yang ingin melepaskan diri berdasarkan kekuasaannya adalah bupati Ponogorogo, Madiun, Kediri, Pasuruan, Surabaya, Cirebon serta Galuh. Tetapi upaya mereka buat melepaskan diri nir behasil karena Sutowijoyo dikenal memiliki keahlian di bidang kemiliteran berhasil mengatasi seluruh pemberontakan tersebut.
Kemudian pada tahun 1601 Sutowijoyo wafat. Ia dimakamkan di kOtagede. Meskipun demikian dia dinilai sudah berhasil meletakan dasar-dasar yg kokoh bagi kerajaan Mataram. Selanjutnya sehabis Sutowijoyo wafat, kerajaan Mataram diperintah oleh Mas Jolang atau Penembahan Seda ing Krapyak.
Pada awal pemerintahan terjadi lagi pemberontakan-pemberontakan yg masing-masing dilakukan oleh Demak dan Ponorogo. Namun Mas Jolang berhasil memadamkan pemberontakan tadi. Pemberontakan terhadapnya sepertinya belum berakhir. Pda tahun 1612 Surabaya melakukan perlawanan. Mas Jolang kemudian mengirimkan tentaranya berusaha menumpas pemberontakan. Sementara upaya memadamkan pemberontakan terus berlangsung dan belum berhasil dipadamkan, Mas Jolang wafat. Ia dimakamkan pada Kotagede.
Pengganti Mas Jolang bernama Adipati Martapura. Tetapi penggantinya ini tidak sanggup menjalankan tugas pemerintahan lantaran keadaan fisik yg lemah dan sakit-sakitan. Selanjutnya buat meneruskan pemerintahan Adipati Martapura diganti oleh Mas Rangsang. Ia ternyata orang bertenaga yang bisa memimpin pemerintahan. Pada masa pemerintahannya kerajaan Islam Mataram mencapai kemajuan yang pesat di bidang petanian, kepercayaan dan kebudayaan, Mataram waktu itu adalah kerajaan terhormat dan disegani tidak hanya di pulau Jawa, tetapi pula di pulau-pulau lainnya.
Karya sastra berupa buku berjudul Sastra Gending merupakan output karya yang ditulis sang Mas Rangsang sendiri. Wayang menjadi kesenian yang digemari warga berkembang pesat juga.pada masa pemerintahan Mas Rangsang (tahun 1633) ditetapkan perhitungan tahun Islam didasarkan bulan. Oleh karena itu Mas Rangsang menjadi raja yang lebih populer dengan sebutan Sultan Agung.
e. Kerajaan Islam Cirebon
Pada tahun 1522 berdiri kerajaan Islam Cirebon. Pendiri kerajaan yg sekaligus menjadi rajanya bernama Fatahillah. Ia sangat berjasa dalam mengislamkan Jawa Barat. Di bawah pemerintahannya kerajaan Islam Cirebon mencapai kejayaan. Daerah kekuasaanya bertambah luas. Kerajaan Islam Cirebon menjalin hubungan yang baik menggunakan kerajaan Islam Mataram. Pada thaun 1570 Fatahillah wafat. Selanjutnya beliau digantikan sang putranya bernama pangeran Pasarean. Dalam perkembangannya kemudian pada tahun 1679 kerajaan Islam Cirebon dibagi sebagai 2 kerajaan yaitu Kasepuhan dan Kanoman.
Pada masa tadi kedudukan VOC pada Batavia semakin bertenaga. Mereka bermaksud meluaskan kekuasaannya ke Cirebon. Maka Belanda dan VOC-nya mengatur siasat menggunakan menerapkan politik adu domba atau Devide et Impera. Hal ini bertujuan buat memperlemah kerajaan Islam Cirebon. Kerajaan Islam Cirebon yang sudah dipecah sebagai 2, sang Belanda VOC dipecah lagi menjadi tiga masing-masing Kasepuhan, Kanoman serta Kacirebonan.
Dengan terpecahnya kerajaan Islam Cirebon sebagai 3 mengakibatkan kerajaan Islam Cirebon semakin lemah kedudukannya. Keadaan ini terus dimanfaatkan oleh Belanda serta VOC buat mengadu domba. Akhirnya padda abad ke-17 Cirebon berhasil dikuasai VOC.
f. Kerajaan Islam Banten
Pada tahun 1552 berdiri kerajaan Islam Banten. Pendiri kerajaan ini bernama Hasanuddin. Ia naik tahta sebagai raja pada Banten setelah memperoleh mandat menurut ayahnya Fatahillah. Seperti sudah kita ketahui bahwa Fatahillah dalam mulanya menguasai wilayah Sunda Kelapa, Cirebon serta Banten.
Hasanuddin seperti jua ayahnya, ulet menyiarkan agama Islam. Pada ketika itu kerajaan Pakuan Pajajran masih menganut kepercayaan Hindu. Kerajaan Islam Banten di bawah pemerintahan Hasanuddin makin hari makin kuat kedudukannya. Sementara itu kerajaan Pakuan makin terjepit dan lemah. Meskipun demikian ia nir memanfaatkan buat menyerang kerajaan Pakuan Pajajaran. Tetapi Hasanuddin meluaskan pengaruhnya ke Lampung. Bahkan lalu dia menikah dengan putri Sultan Indrapura. Oleh mertuanya Hasanuddin dihadiahi tanah di wilayah Selebar.
Setelah Hasanuddin wafat digantikan sang putranya bernama Pangeran Yusuf. Ia meluaskan wilayah kekuasaannya serta menaklukan Pakuan Pajaran (tahun 1579). Kemudian dalam thaun 1580 Pangeran Yusuf wafat.
Setelah wafatnya Pangeran Yusuf, Kerajaan Islam Banten dipimpin sang Maulana Muhammad. Pada tahun 1596 Maulana Muhammad berusaha meluaskan daerah kekuasaannya dengan mencoba menaklukan Palembang yang saat itu sebagai saingan Banten pada bidang perdagangan. Pada ketika itu Palembang diperintah sang Ki Gede Ing Suro yang asal dari Surabaya. Palembang nyaris jatuh ketangan Maulana MUahammad dan pasukannya. Tetapi lantaran Maulana Muhammad gugur di tengah pertempuran, maka agresi dihentikan dan tetara Banten ditarik mundur kembali ke Banten.
Setelah Maulan Muhammad wafat ada persoalan pada kalangan kerajaan karena yg seharusnya menggantikannya adalah putranya, Abdul Mufakkir. Tetapi dalam saat itu Abdul Mufakkir baru berumur lima bulan. Maka pemerintahan sementara dipegang sang seseorang mangkubumi. DAlam perkembangannya lalu timbul orang bertenaga bernama Pangeran Ranamenggala yg mengendalikan Banten mendampingi Abdul Mufakkir yg belum dewasa. Renamenggala wafat tahun 1624.
Kejayaan kerajaan Banten berlangsung kurang lebih tahun 1600. Pada saat itu banten adalah bandar pelabuhan terbesar. Banyak pedagang menurut dalam serta luar pulau Jawa singgah buat membeli maupun menjual lada, cengkeh, dan pala.
Kemunduran kerajaan Islam Banten terjadi semenjak masa pemerintahan Sultan Abdul Mufakkir pada mana Belanda terus melakukan blokade-blokade yang mengakibatkan sempitnya ruang mobilitas kerajaan Islam Banten. Walaupun demikian semangar rakyat Banten yg anti penjajah Belanda tetap menyala.
g. Kerajaan Islam Ternate serta Tidore
Pada abad ke-13 pada Maluku telah berdiri beberapa kerajaan misalnya ternate, Tidore, Bacan, dan Obi. Di antara kerajaan-kerajaan tersebut, ternyata kerajaan ternate dan Tidore yang berkembang lebih maju. Hal ini ditimbulkan output buminya yg berupa rempah-rempah terutama cengkeh. Banyak pedagang dari kepulauan Nusantara serta Timur tengah yang pergi berlayar ke Ternate. Para saudagar membawa barang-barang dagangan berupa pakaian, beras serta sebagainya buat dipertukarkan dengan rampah-rempah.
Pada abad ke-14 agama Islam berkembang pesat di Ternate. Dalam perkembangannya kemudian Ternate berubah menjadi kerajaan Islam. Kerajaan ini dipimpin oleh Sultan Harun. Pada masa pemerintahannya orang-orang Portugis poly yg tiba berdagang pada Maluku. Tetapi mereka tak jarang berbuat onar misalnya melakukan monopoli dagang secara paksa, bertindak sewenang-wenang, mencampuri urusan pemerintahan dalam negeri. Akibatnya tak jarang terjadi pertempuran antara penduduk Maluku menggunakan orang-orang Portugis. Akhornya pada tahun 1570 Portugis dengan Sultan Ternate putusan bulat buat melakukan perjanjian hening melalui perundingan . Tetapi Portugis menipu Sultan Harun sewaktu berada pada perundingan , dia pun dibunuh sang orang Portugis atas suruhan gubernur mereka.
Setelah Sultan Harun wafat, beliau digantikan sang putranya bernama Sultan Baabullah. Peristiwa pengkhiantan keji Portugis terhadap Sultan Harun mengakibatkan kemarahan warga Maluku. Terlebih lagi Sultan Baabullah menjadi putranya. Ia bersumpah akan membalas dendam kematian ayahnya dengan mengenyahkan orang-orang Portugis dari bumi Maluku. Denan semangat yg membara Baabullah memimpin pasukannya bertempur melawan terntara Portugis. Perang berkobar selama 4 tahun lamanya (1570-1574. Akhirnya benteng Portugis pada Ternate berhasil dikuasai Baabullah dan pasukannya. Orang-orang Portugis yang masih hidup menyerah. Kemudian mereka diperintahkan dengan segera angkat kaki berdasarkan Maluku khususnya Ternate. Sehak itu daerah Maluku Utara higienis, nir diganggu lagi oleh orang-orang Portugis. Pada masa pemerintahannya kerajaan Islam Ternate mencapai zaman kejayaannya.
Sementara itu di kerajaan Tidore kepercayaan Islam pun bekembang pesat. Seperti halnya Ternate, kerajaan Tidore berubah sebagai kerajaan Islam Tidore yg dipimpin oleh sultan Tidore. Kedua kerajaan ini dalam mulanya hayati berdampingan secara hening, saling menghormati kedaulatan masing-masing. Tetapi oleh bangsa Portugis serta Spanyol ke 2 kerajaan ini diadu domba. Sehingga nyaris terjadi petentangan yg menjurus perang. Untung saja kedua pimpinan kerajaan menyadari hal ini. Mereka nir mau diadu domba dengan bangsa sendiri. Kemudian kerajaan ini bersatu, bahu-membahu dalam menghadapi Portugis.
h. Kerajaan Islam Makassar
Pada abad ke-16 pada Sulawesi Selatan telah berdiri beberapa kerajaan seperti Gowa, Bone, Wajo, Luwu, dan Soppeng. Dalam perkembangannya kerajaan Gowa serta Tallo mengalami kemajuan yang lebih pesat dibandingkan yg lainnya. Hal ini disebabkan letak kerajaan ini  sangat strategis dan menguntungkan yakni terletak pada tengah-tengah kemudian-lintas pelayaran antara Malaka serta Maluku. Kedua kerajaan yaitu Gowa dan Tallo, yang rajanya sudah menganut agama Islam bersepakat menyatukan kerajaan mereka menjadi kerajaan Islam Makassar. Rajanya bernama Sultan Alauddin. Ia semua bernama Daeng Manrabia, raja Gowa. Sedangkan Mangkubumi bernama Sultan Abdullah. Ia semua bernama karaeng Matoaya, raja Tallo.
Disamping memimpin pemerintahan, raja serta mangkubumi kerajaan Islam Makassar tersebut sangat ulet juga dalam menyiarkan agama Islam. Oleh karena usahanya itu, Maka Makassar menjadi sebuah kerajaan Islam yg sangat bertenaga. Daerah kekuasaanya tidak hanya meliputi sebagian akbar Sulawesi dan Pulau-pulau sekitarnya, melainkan pula hingga pada bagian timur Nusa Tenggara.
Kerajaan Islam Makassar mencapai puncak kejayaannya waktu diperintah Sultan hasanuddin berkuasa (tahun 1654-1669). Ia merupakan galat seseorang cucu Sultan Alauddin, pendiri kerajaan Islam Makassar. Sultan Hasanuddin terkenal sangat gigih pada menentang penjajah Belanda. Ketika Belanda dengan VOC-nya meminta kepada Sultan Hasanuddin supaya melarang rakyatnya berdagang di Maluku, karena hal itu dipercaya pelanggaran monopoli. Maka Sultan hasanuddin menggunakan tagas menjawab: "Tuhan menciptakan global ini untuk kebahagiaan sekalian umat manusia. Ataukah tuan menyangka bahwa Allah mengecualikan pulau-pulau Maluku yang jauh menurut tempat bangsa tuan ini semata-mata buat perdagangan tuan".
Penjajahan belanda terus berupaya buat menaklukan Sultan Hasanuddin. Pada ketika itu sedang terjadi perselsihan antara Sultan Hasanuddin menggunakan Aru Palaka, raja Bone dan Soppeng. Keadaan ini dimanfaatkan Belanda dengna menerapkan politik adu domba. Belanda pada hal ini memihak Aru Palaka serta secara beserta memerangi Sultan Hasanuddin. Kemudian berkobar pertempuran hebat (tahun 1666-1669) antar Belanda (VOC) bersama Aru Palaka pada satu pihak menggunakan Sultan Hasanuddin, serta Malaka Sultan Hasanuddin terdesak serta Makasar hampir jatuh ke tangan Belanda. Akhirnya Sultan Hasanuddin bersedia membuat perjanjian tenang yang dikenal dengna perjanjian Bongaya (1667).
Walaupun perjanjian telah disepakati, tetapi Belanda yang licik selalu melanggar perjanjian menggunakan bertindak sewenang-wenang. Hal ini membangkitkan balik kemarahan Sultan Hasanuddin. Kemudian beliau mengangkat senjata balik memerangi Belanda.
Dalam peperangan ini Sultan Hasanuddin menerima tekanan hebat menurut pasukan Belanda, maka akhirnya dalam tahun 1669 Sultan Hasanuddin terpaksa menyerah dan Makassar pun dikuasai penjajah Belanda. Meskipun demikian pada diri orang-orang Makassar tetap tumbuh semangat anti penjajahan. Karenanya poly diantara merek yg pulang merantau ke Madura, Banten serta sebagainya membantu daerah-wilayah yang masih berperang melawan Belanda.
Kata-kata Penting :
Musafir:
Orang-orang yang sedang berpergian karena suatu tugas, berdagang, menyiarkan agama Islam dan lain-lain.
Keraton:
Tempat tinggal raja/ famili raja.
Sumber :
- Buku Modul sejarah Kesetaraan Paket B kelas VII tahun 2011  
- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1980, Sejarah Umum I Untuk Sekolah Menengah pertama, Jakarta
- Soeroto, 1968, Sejarah Indonesia dan Dunia Jilid 1 buat Sekolah Menengah pertama, Gajah Mada, Jakarta.
- Wikipedia.id
- Sumber gambar Google.

KERAJAANKERAJAAN BERCORAK HINDU DAN BUDHA DI INDONESIA

Warga belajar dan siswa--sekalian, Di Indonesia dapat kita temukan banyak sekali peninggalan dari kerajaan-kerajaan jaman dahulu. Kerajaan-kerajaan ini memiliki dampak bertenaga serta akbar pada hal ajaran yang mereka miliki. Kerajaan bercorak Hindu dan Budha sangat kuat pada masa itu, yg berkembang hingga keseluruh pelosok nusantara. Kerajaan-kerajaan bercorak hindu serta budha yang terdapat di Indonesia antara lain ;

1. Kerajaan Kutai

Informasi paling meyakinkan mengenai kerajaan Kutai ini bersumber dalam prasasti yang ditemukan di daerah Muara Kaman. Prasasti ini berbentuk Yupa. Yupa merupakan tugu peringatan kurban yg ditulis dengan alfabet Pallawa, berbahasa Sansekerta serta tersusun pada bentuk syair. Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu yg tertua di Indonesia. Kerajaan ini terletak di tepi sungai Mahakam propinsi Kalimantan Timur.

Apabila diperhatikan menurut bentuk goresan pena maupun bahasanya diperkirakan prasasti itu ditulis pada tahun 400 Masehi. Parasasti yang berbentuk Yupa didirikan oleh raja Mulawarman sebagai peringatan baginda telah menaruh kurban serta hibah yang akbar. Pembuatan tugu peringatan seperti Yupa atau prasasti sudah dikenal serta lazim dilakukan oleh bangsa Indonesia pada zaman Prasejarah. Pada ketika itu telah biasa memperingati jasa seseorang pemimpin dengan mendirikan menhir.

Dari prasasti tadi yang berbentuk Yupa tau Menhir, maka bisa diketahui bahwa kepercayaan serta budaya Hindu telah masuk ke Indonesia kira-kira dalam abad ke-lima Masehi. Meskipun kepercayaan serta budaya Hindu itu telah berkembang pada Indonesia tetapi kebudayaan Indonesia permanen terpelihara.



2. Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Indonesia Hindu yang ke 2 merupakan Kerajaan Tarumanegara kerajaan ini berdiri sekitar tahun 450 tahun M. Kerajaan itu diperintah oleh Raja Purnawarman. Batu prasasti dijumpai pada daerah Bogor, di Jakarta dan di wilayah Bekasi.

Ada tujuh prasasti yg menaruh liputan Kerajaan Tarumanegara yang terletak pada Bogor propinsi Jawa Barat. Lima buah prasasti terdapat di Bogor, yaitu prasasti Jambu, Muara Cianten, Caruteun, Kebun Kopi dan Pasir Awi. Sebuah prasasti dijumpai prasasti Tugu di wilayah Cilingcing Jakarta Utara, serta prasasti Muncul di Lebak Banten Selatan.

Prasasti yang memberikan warta tentang kerajaan Tarumanegara berhuf Pallawa serta berbahasa Sansekerta serta tersusun dalam bentuk syair. Prasasti tersebut menunjukkan bahwa Kerajaan tarumanegara diperintah sang seorang raja yg bijaksana, yaitu Raja Purnawarman. Dalam melaksanakan pemerintahannya, dia sangat memperhatikan kepentingan rakyatnya. Oleh karena itu rakyatnya hidup teratur dan tentram.

Prasasti Tugu yang dijumpai pada Jakarta Utara mengungkapkan bahwa Raja Purnawarman memerintahkan penggalian saluran air yang digunakan buat pengairan rakyatnya. Panjang sungai itu adalah 12 km. Setelah pembuatan sungai terselesaikan kemudian diadakan upacara selamatan. Raja menghadiahkan 1.000 ekor lembu pada para Brahmana.

Raja Purnawarman sebagai pemeluk agama Hindu bersumber dalam Prasasti Ciaruteun. Pada prasasti tersebut terdapat gambar telapak kaki Raja Purnawarman yang dikaitkan sebagai telapak Dewa Wisnu.

Selain kabar menurut prasasti yang masih ada pada Indonesia, pula masih ada informasi yag asal berdasarkan musafir bangsa Cina bernama Fa-Hien. Pada tahun 414 Fa-Hien pernah singgah pada Jawa. Dikatakan kerajaan To-lo-mo (Tarumanegara) kekuasaannya sangat besar .

Berakhirnya kekuasaan Tarumanegara tidak diketahui menggunakan kentara. Kemungkinan akbar ditaklukan sang Kerajaan Sriwijaya.

Prasasti Batu Tulis pada Desa Ciampea, Bogor, adalah prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara menggunakan Raja Purnawarman. Prasasti ini tertulis menggunakan alfabet Pallawa menurut masa lebih kurang tahun 400 Masehi.

3. Kerajaan Mataram

Berdasarkan prasasti Batu Canggal tahun 732 bisa diketahui bahwa di Jawa Tengah masih ada Kerajaan Hindu Syiwa yg berpusat di daerah subur sungai Progo, yang diperintah sang raja Sanjaya. Raja Sanjaya memerintahkan buat menciptakan Yoni (yaitu Canggal) menjadi kebaktian kepada dewa Syiwa serta sekaligus lambang kesuburan.

Raja Sanjaya kemudian poly membentuk candi-candi Hindu pada dataran tinggi pegunungan Dieng. Di sekeliling candi didirikan pula rumah para pendeta Brahmana. Penginapan bagi para musyafir serta bungalow bagi raja dan bangsawan istana.


Raja Sanjaya adalah orang bijaksana, sehingga sangat dihormati serta dikenal oleh rakyat, selain itu Raja sanjaya juga seseorang pakar kitab . Baginda raja mempunyai kekuasaan di daerah sekitarnya. Dalam prasasti Kedu, Raja sanjaya diberikan gelar Raka-i Mataram Sang ratu Sanjaya.

Sanjaya memerintahkan dengan penuh kebijaksanaan, sebagai akibatnya dapat membentuk ketentraman serta kemakmuran yg dapat dinikmati sang warga . Demikianlah yang dikemukakan oleh prasasti Canggal yg berangka tahun 778 M. Berdasarkan prasasti Canggal kedudukan Raja Sanjaya digantikan oleh Panangkaran. Raja Panangkaran juga dinamakan Syailendra, Sri Maharaja Dyah Pancapana. Rakai Panagkaran, dia lebih dikenal menggunakan keluarga Syailendra. Perbedaan ke 2 raja tersebut pada hal kepercayaan di mana Raja Sanjaya beragama Hindu, sedangkan Panangkaran atau Syailendra beragama Budha.

Setelah Syailendra Sri Maharaja Dyah Maharaja Dyah Pancapana Rakai Panangkaran berakhir keluarga Syaleindra terpecah sebagai 2. Perpecahan keluarga ini menggunakan sendirinya mengakibatkan kerajaan Mataram, terpecah 2 (grup Syailendra) yaitu keturunan agama Hindu serta keturunan agama Budha. Keturunan kepercayaan Hindu dipusatkan diJawa Tengah bagian utara yang lalu mendirikan Candi Bima. Arjuna serta Puntadewa. Sedangkan keturunan Budha dipusatkan di Jawa Tengah bagian selatan yang kemudian mendirikan Candi Sewu, Candi Sari, Candi Pawon, Candi Mendut serta Candi Borobudur. Candi Borobudur ini didirikan oleh raja Samaratungga dalam tahun 824 Masehi.

Pada thun 832 M perpecahan pada famili Syailendra berakhir. Lantaran raja Pikatan yg beragama Hindu menikah menggunakan Pramodhawadhani putri Samaratungga yg beragama Budha. Setelah Rakai Pikatan, raja yang populer merupakan Balitung. Bahkan dikatakan Raja Balitung merupakan raja terbesar Mataram Kuno. Ia memerintah dalam 898 - 910 M dengan gelar Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Sri Djarmadya Mahasambu. Kerajaan Mataram Kuno diakhiri sang Empu Sindok. Pada tahun 929 Empu Sindok memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur.

4. Kerajaan Sriwijaya

Sejak terjadinya hubungan dagang antara Cina menggunakan India aktivitas perdagangan dan pelayaran di Selat Malaka sebagai ramai. Keramaian itu meluas di Pantai Timur Sumatera yang berdekatan dengan Selat Malaka. Timbulah loka-tempat perdagangan dan kerajaan. Pada abad ke-7 kerajaan yg berkurang ialah Tulang Bawang, Melayu dan Sriwijaya. Di antara kerajaan itu, Sriwijayalah yg berhasil mencapai zenit keemasanya.



Kerajaan sriwijaya menitikberatkan keagungan serta kekuatan armadanya di lautan. Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim. Sriwijaya adalah pusat perniagaan serta pusat kebudayaan kepercayaan Budha pada Asia Tenggara. Kerajaan ini jua mengadakan interaksi dengan luar negeri yaitu Cina dan India.

Sebagai kerajaan maritim, Sriwijaya sebagai penguasa utama dipelabuhan-pelabuhan di pesisir timur Sumatera, Singapura dan pantai barat Malaysia sekarang ini. Ini adalah bukti bahwa Kerajaan Sriwijaya telah mengalami kejayaan dalam masanya. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncaknya pada bawah Raja Balaputra pada tahun 850 M. Kerajaan Sriwijaya dapat dicermati sebagai penjelmaan negara kesatuan yg pertama, yaitu memenuhi syarat menjadi negara modern. Unsur ketahanan, rapikan pemerintahan atas dasar musyawarah, keadilan sosial, kedaulatan dan sebagainya sudah terdapat dalam saat itu.

Informasi Kerajaan Sriwijaya bisa diperoleh dari Prasasti Ligor, Kedukan Bukit, Karang Brahi, dan Muara Takus. Letak prasasti tersebut dapat dilihat dalam peta no. 4 

5. Kerajaan Singasari

Informasi kerajaan Singasari bersumber menurut kitab Pararaton. Kitab Pararaton mengemukakan, bahwa kerajaan Singasari didirikan sang Ken Arok.



Ken Arok asal menurut famili petani. Berkat jasa pendeta Lohgawe, Ken Arok diterima mengabdikan diri dalam Akuwu (Bupati) Tunggul Ametung pada Tumapel. Setelah mengabdikan diri beberapa ketika lamanya, Ken Arok merogoh alih kekuasaan tunggul ametung menggunakan jalan membunuh Tunggul Ametung. Bukan saja membunuh tunggul ametung, Ken Arok pula memperistrikan Ken Dedes. Ken Dedes merupakan Istri tunggul Ametung, dalam Saat Ken Dedes ditinggalkan oleh Tunggul Ametung, beliau sedang mengandung yang kelak lahir menggunakan nama Anusapati. Dari perkawinan Ken Dedes dengan Ken Arok memproleh putra yg bernama Mahisa Wong Ateleng. Sedangkan dari istrinya yang lain, yaitu Ken Umang memperoleh Putra bernama Tohjaya.

Pada tahun 1222, sehabis Ken Arok berkuasa di Tumapel kemudian mengalahkan Kediri yg dalam saat itu diperintah sang Kertajaya. Kerajaan Kediri dan Tumapel lalu disatukan, berdirilah Kerajaan sangasari. Ken Arok Sebagai raja pertama pada Singasari menggunakan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi. Ken Arok melaksanakan pemerintahan berdasarkan tahun 1222-1227. Ken Arok melaksanakan pemerintahan dari tahun 1222-1227. Ken Arok mengakhiri pemerintahan selesainya dibunuh oleh anak tirinya yang bernama Anusapati.

Anusapati memerintah dalam tahun 1227-1248. Selama pemerintahannya warga hidup pada keadaan tentram. Pada tahun 1248 Anusapati dibunuh sang saudara tirinya yg benama Tohjaya. Tohjaya menggantikan pemerintahan Anusapati dalam tahun 1248. Dalam pemerintahan  Tohjaya timbul pemberontakan yg dipimpin oleh Ranggawuni serta Mahisa Cempaka. Dalam pemberontakan itu Tohjaya terbunuh. Setelah tohjaya terbunuh, Ranggawuni naik tahta memerintah menurut tahun 1248-1268 dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardhan. Ranggawni wafat dalam tahun 1268 serta digantikan olej putranya bernama Kerta negara.

pada masa pemerintahan Kertanegara, Kerajaan Singasari mencapai zenit kejayaannya (1268-1292). Untuk memutuskan kekuasaan Kerajaan Singasari, Kertanegara memperluas wilayah kekuasaannya serta menjalin kerjasama menggunakan raja-raja di Pahang, Bali, Sunda, Maluku dan Kalimantan. Dalam tahun 1275 Kertanegara mengirimkan rombongan ke Kerajaan Melayu pada Jambi yg dikenal dengan ekspedisi Pamalayu, selain itu jua menjalin kerja sama dengan kerajaan Campa di Vietnam.

Tujuan Kertanegara pada menjalin kerjasama dengan raja-raja di Indonesia serta Vietnam adalah untuk mencegah dampak Raja Mongol yaitu Kaisar Kubilai Khan. Pada tahun 1289 utusan Kerajaan Mongol dipimpin oleh Meng-Ki datang ke singasari menggunakan maksud agar Singasari tunduk pada Kerajaan Mongol. Utusan raja Mongol itu diusir oleh Kertanegara.

Kertanegara mengakhiri pemerintahannya sesudah dikalahkan Jayakatwang keturunan Kertajaya. Sedangkan kerajaan Singasari musnah setelah Raden Wijaya bekerja sama dengan utusan Mongol dalam tahun 1292 membunuh Jayakatwang.

6. Kerajaan Majapahit

kerajaan Hindu Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293 mencapai puncak kejayaan serta kemegahannya dalam pertengahan abad ke-14 yaitu dalam masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk yg memerintah dalam tahun 1350-1389. Pemerintahan raja Hayam Wuruk didampingi Patih Gajah Mada. Pusat ibukota kerajaan pada wilayah sungai Branta. Kerajaan Majapahit bertambah berkembang menjadi kerajaan agraris dengan menguasai daerah yg fertile pada lembah sungai Brantas sekaligus menjadi kekuatan laut serta perdagangan dengna pusat di Ujung Galuh di wilayah muara Sungai Brantas.


Dengan pengaduan antar kekuatan agraris dan bahari serta perdagangan. Kerajaan Majapahit pada bahwah pimpinan tokoh besar Hayam Wuruk serta Gajah Mada berhasil mempersatukan Nusantara, di bawah kepemimpinan Gajah Mada, mereka bisa menumpas pemberontakan yg membahayakan kemegahan kerajaan Majapahit pada bawah kepemimpinan Hayam Wuruk. Pemberontakan itu merupakan pemberontakan Sadeng dan ditumpas dalam tahun 1331.

Kerajaan Majapahit berkembang dengna pesat sehingga Kerajaan Majapahit disegani oeh kerajaaan di sekitarnya. Berkat dukungan rakyatnya Majapahit sebagai negara yang besar dan megah. Majapahit memandang negara lain sebaga negara merdeka serta berdaulat, memandang negaranya sama derajatnya menggunakan negara lain. Pada masa kerajaan ini agama Hindu serta Agama Budha hidup berdampingan secara damai. Keadaan misalnya ini patut dicontoh pada kehidupan sekarang ini. Di Indonesia terdapat 5 agama yg daapt hidup berdampingan secara damai. Rasa toleransi antar pemeluk kepercayaan harus dipelihara terus supaya negara Indonesia bisa aman dan tertib.

Kelemahan Kerajaan Majapahit merupakan timbulnya perang saudara. Adanya perang saudara mengakibatkan kemunduran kerajaan Majapahit. Berarti persatuan serta kesatuan telah nir terdapat lagi. Ini perlu sebagai perhatian kita semua, bahwa sanggup persatuan dan kesatuan diabaikan maka negara akan musnah. Oleh karenanya marilah bina persatuan pada antara kita, agar kita sanggup hayati rukun. Dengan adanya hayati rukun, maka pembangunan nasional dapat dilaksanakan menggunakan sebaik-baiknya.

Dari kerajaan Majapahit yg tidak bisa kita lupakan merupakan hasil kesenian dan kebudayaan, misalnya;
a. Bangunan Candi Kedaton di Kediri, Candi sukun pada lereng Gunung Lawu
b. Buku Pararaton
c. Buku Negarakertagama yg ditulis sang Mpu Prapanca dalam tahun 1365
d. Buku Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Prapanca.

Kata-istilah Penting:

Prasasti : Huruf yang dipahatkan pada benda antik/ kertas, daun lontar, batu dan lain-lain serta bersejarah.

Menhir  : Monumen batu besar

Agraris : Pertanian

Bahari  : Kelautan.


Demikian pembahasan kita mengenai Kerajaan Hindu budha di Islam pada Indonesia, semoga berguna, terimakasih.

Sumber: dirangkum dari berbagai asal!

Referensi:
- Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1980, Sejarah Umum 1 buat Sekolah Menengah pertama, Jakarta
- IMP Yudana serta Imade Pageh, 1978. Pelajaran Sejarah buat Sekolah Menengah pertama Kelas 1, Genesa Exact, Bandung.
- Soeroto, 1968, Sejarah Indonesia dan Dunia Jilid 1 buat Sekolah Menengah pertama, Fa. Gajah Mada, Jakarta.
- Sugandi Wirananggapati, dkk, 1992, Sejarah Nasional Indonesia dan Dunia 1, Galaxy Puspa Mega, Jakarta.