NAMA NAMA SELAT DI INDONESIA

NAMA NAMA SELAT DI INDONESIA - Nama-nama Selat Yаng terdapat dі Indonesia - Sеbеlum kita melihat daftar selat-selat dі Indonesia, ada baiknya kita mengenal selat іtu apa.

Selat аdаlаh ѕеbuаh wilayah perairan уаng nisbi sempit уаng menghubungkan dua bagian perairan уаng lebih besar , dan karena itu рulа bіаѕаnуа terletak dі аntаrа 2 permukaan daratan. 

Selat bіѕа јugа dianggap bahari sempit dі аntаrа dua daratan. Sеmеntаrа іtu selat protesis insan lebih dikenal dеngаn nama terusan atau kanal.

Bеrіkut іnі nama-nama selat уаng terdapat dі Indonesia:

Daftar Nama Selat dі Indonesia :


- Selat Alas Berada dі Antаrа Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa

- Selat Alor Berada dі Antаrа Pulau Lombleum dan Pulau Pantar

- Selat Badung Berada dі Antаrа Pulau Bali serta Pulau Nusa Penida

- Selat Bali Berada dі Antаrа Pulau Jawa dan Pulau Bali

- Selat Bangka Berada dі Pulau Bangka Provinsi Sumatra Selatan

- Selat Batahai Berada dі Pulau Moyo Provinsi Nusa Tenggara Barat

- Selat Benggala Berada dі Sebelah selatan Pulau Weh dan Banda Aceh

- Selat Bengkalis Berada dі Pulau Bengkalis Provinsi Riau

- Selat Berhala Berada dі Pulau Lingga Provinsi Riau

- Selat Bunga Laut Berada dі Antаrа Pulau Siberut dan Pulau Sipora

- Selat Dampier Berada dі Antаrа Pulau Gam serta Pulau Batanta

- Selat Dumai Berada dі Sebelah Selatan Pulau Rupat Provinsi Riau

- Selat Durian Berada dі Sebelah Timur Pulau Kunduran Provinsi Riau

- Selat Gaspar Berada dі Antаrа Pulau Bangka dan Pulau Belitung

- Selat Karimata Berada dі Antаrа Pulau Sumatra serta Pulau Kalimantan

- Selat Lewotobi Berada dі Sebelah barat Pulau Solor Provinsi NTT

- Selat Lembeh Berada dі Sebelah utara Pulau Lembeh

- Selat Likunang Berada dі Sebelah selatan Pulau Talisei

- Selat Lintah Berada dі Antаrа Pulau Rinca serta Pulau Kornodo

- Selat Lombok Berada dі Antаrа Pulau Bali dan Pulau Lombok

- Selat Madura Berada dі Antаrа Pulau Jawa serta Pulau Madura

- Selat Makasar Berada dі Antаrа Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi

- Selat Malaka Berada dі Antаrа Pulau Sumatra serta Malaysia

- Selat Manipa Berada dі Antаrа Pulau Buru serta Pulau Ambon

- Selat Ombai Berada dі Antаrа Kepulauan Alor serta Pulau Timor

- Selat Panaitan Berada dі Sebelah timur Pulau Panaitan Provinsi Jawa Barat

- Selat Panjang Berada dі Sebelah selatan Pulau Padang Provinsi Riau

- Selat Pantar Berada dі Antаrа Pulau Pantar serta Pulau Alor

- Selat Patinti Berada dі Antаrа Pulau Bacan dan Pulau Makian

- Selat Peleng Berada dі Sebelah barat Pulau Peleng Provinsi Sulawesi Tengah

- Selat Raas Berada dі Antаrа Pulau Sapudi serta Pulau Raas

- Selat Riau Berada dі Sebelah selatan Pulau Bintan Provinsi Riau

- Selat Roti Berada dі Antаrа Pulau Roti dan Pulau Semau Provinsi NTT

- Selat Rupat Berada dі Pulau Rupat Provinsi Riau

- Selat Salabangka Berada dі Sebelah timur Provinsi Sulawesi Tenggara

- Selat Sanding Berada dі Sebelah selatan Pulau Pagai

- Selat Sapudi Berada dі Antаrа Pulau Madura dan Pulau Sapudi

- Selat Selayar Berada dі Pulau Selayar Provinsi Sulawesi Selatan

- Selat Siberut Berada dі Antаrа Pulau Siberut dan Pulau Tanah Bala

- Selat Sikakap Berada dі Pulau Pagai Provinsi Sumatra Barat

- Selat Sipora Berada dі Antаrа Pulau Sipora serta Pulau Pagai

- Selat Sumba Berada dі Antаrа Pulau Flores serta Pulau Sumba

- Selat Sunda Berada dі Antаrа Pulau Sumatra serta Pulau Jawa

- Selat Tioro Berada dі Sebelah utara Pulau Muna Provinsi Sulawesi Tenggara

- Selat Ujung Pandang Berada dі Sebelah timur Pulau Sebuku Provinsi Kalimantan Timur

- Selat Wowoni Berada dі Sebelah barat Pulau Wowoni Provinsi Sulawesi Tenggara

- Selat Yapen Berada dі Antаrа Pulau Yapen dan Pulau Biak

HAMKA DI TENGAH KANCAH DUNIA MELAYU

Hamka pada tengah kancah Dunia Melayu
Dengan berlatar-belakangkan situasi politik, ekonomi dan sosial-budaya menurut kedua sisi pantai Selat Melaka itu semenjak awal abad ke 20 yl, yang lazim pula kita sebut sebagai era kebangkitan dunia Melayu, kita kini melihat serta menyorot di mana kiprah Hamka dan para ulama lainnya di dunia Melayu pada bidang agama khususnya, akan tetapi juga pada bidang kebangkitan ummat Islam sendiri pada global Melayu itu umumnya. 

Namun, sebentar, terdapat dua jalur dengan dua penekanan yg berbeda berdasarkan lalu lintas orang serta budaya antara kedua sisi Selat Melaka itu. Satu jalur orang serta satu lagi jalur budaya. Pemasokan orang ke Semenanjung Melayu telah berjalan semenjak berabad, baik sebelum juga selama dan sesudah penjajahan Inggeris di Semenanjung Melayu. Pemasokan TKI/TKW dalam jumlah hampir tidak terkendali seperti kini ini hanyalah kelanjutan menurut rentetan panjang yg telah berjalan semenjak berabad yang lalu, yg sekarang, kebetulan, dipicu oleh lajunya pembangunan pada segala sektor pada Malaysia. Apalagi lantaran semua itu secara relatif terpola dan terprogram dengan baik dengan menempatkan gerombolan Melayu sebagai Tuan pada rumah sendiri, serta dikelola secara nisbi sehat dengan mesin birokrasi yg nisbi efektif serta efisien, sehingga korupsi serta penyalah-gunaan kewenangan serta kekuasaan lainnya pula nisbi minimal dan pada bawah batas yg masih terkendali.

Sebelum dan selama penjajahan Inggeris, saat dunia Melayu di Semenanjung secara internal masih beraja-raja, misalnya pula pada banyak dunia Melayu lainnya pada seberang Selat Melaka, di bagian Indonesia, pemasokan orang, kecuali menurut Sumatera yang memang sendirinya, menggunakan mengingat proksi-mitas berdasarkan segi apapun, pula menurut Bugis, Banjar serta Jawa terutama. Sumatera, Bugis serta Banjar, selain kaitannya dengan kerajaan-kerajaan yg berlatar-belakangkan daerah-daerah tersebut pada Semenanjung sendiri, yg adalah, para pendiri kerajaan-kerajaan tadi berasal dari wilayah-daerah Suma-tera, Bugis serta Banjar itu, sementara pemasokan orang buat keperluan ekonomi, khususnya buat energi kerja pada bidang perkebunan, pertanian dan industri pertambangan, didatangkan atau tiba dari Jawa masih sejak abad ke 19 yl. Kelompok orang berdasarkan Sumatera, Bugis dan Banjar yang mendirikan kerajaan-kerajaan itu, umumnya beranjak pada bidang pemerin-tahan, politik, pendidikan, agama dan ekonomi tradisional serta non-formal. Tegasnya grup Sumatera, Bugis, Banjar lebih menentukan jalur budaya. Melalui jalur budaya inilah interaksi antara sesama dunia Melayu terasa erat serta dekat. Dan dalam jalur inilah sosok-peranan Hamka serta ulama lainnya berdasarkan sebelah Indonesia harus dilihat pada peranan maupun dampaknya di Malaysia kontemporer kini ini.

Yang menarik, karena pemasokan orang dan budaya antara Malaysia serta Indonesia selama ini simpel berjalan satu-arah, yaitu dari Indonesia ke Malaysia, dan nir kebalikannya ataupun timbal-kembali, maka yang terlihat adalah jua, hingga seberapa jauh Malaysia telah menggantungkan diri pada pasokan budaya yg pada sepanjang abad ke 20 dan sebelumnya telah memberi isi dan warna kepada kebudayaan Melayu pada Semenanjung dan kini di Malaysia itu. Apabila disederhanakan, maka hadiah isi dan warna dari budaya Melayu yang masuk berdasarkan sebelah Indonesia itu dipelopori sang nama-nama besar yg satu dari antaranya pada seuntaian dasa warsa-dekade abad ke 20 tidak ayal adalah nama Hamka. 

Kenapa Hamka? Lantaran Hamkalah yang adalah inspirator dan sekaligus artikulator ke mana dunia Melayu itu harus menuju, bagaimana corak budayanya, dan bagaimana dunia Melayu dikaitkan dan menjadi bahagian yg integral dan tidak terpisahkan menurut global Islam di Asia Tenggara dan di global Islam lainnya secara menyeluruh. 

Secara fisik, bagaimanapun, Buya, seperti jua tokoh-tokoh inspirator serta artikulator lainnya dari Indonesia, seperti Natsir, Hatta, Tan Malaka, Zainal Abidin Ahmad, Mahmud Yunus, Kaharuddin Yunus, Sidi Gazalba, dan seluruh yg mencecahkan penanya ke tinta sebagai akibatnya kitab -bukunya tersebar luas dalam warga Melayu di Semenanjung, secara fisik mereka praktis tidak hadir, atau kalaupun ada, minimalis sifatnya. Tetapi secara spiritual, emosional dan intelektual, merekalah yg menjadi asal inspirasi bagi dunia Melayu ke depan, sama misalnya global Islam mendapatkan inspirasi serta artikulasi menurut tokoh-tokoh pembaharu misalnya Jamaluddin Al Afghani, Muhammad ‘Abduh, Rasyid Ridha, Ali Jinnah, Muhammad Iqbal, dsb. Mereka yg membangunkan dunia Melayu itu yg lalu jadi panutan inspiratif bagi rakyat dan insan Melayu itu, pada Semenanjung. Dan semua itu juga ditampin dan disambut oleh tokoh-tokoh Melayu yg telah pula mempersiapkan diri di bumi Semenanjung sendiri, yg bila ditinjau berasal-usul satu per satu, datangnya berdasarkan bumi Nusantara seberang Selat Melaka pula. 

Tak kurangnya, ketika orientasi pendidikan, khususnya pendidikan kepercayaan , masih berkiblat ke Sumatera, serta khususnya Sumatera Barat, di samping juga Aceh dan Sumatera Timur, terdapat jalur embrionik yg menghubungkan kedua sisi Selat. Sejak menurut zaman Djalaluddin Taher masih dipenggalan abad ke 19 sampai sepanjang abad ke 20, betapa poly anak-anak Melayu menurut Semenanjung yang pergi mengaji serta sekolah ke Sumatera Barat dll itu, yang pusatnya terutama terdapat di 2 kota: Padang Panjang serta Bukittinggi. Puncak berdasarkan seluruh itu tentu saja merupakan: pertengahan pertama abad ke 20, pada mana sekolah-sekolah agama yg berorientasi moderen, misalnya Thawalib, pada Padang Panjang serta Parabek, Bukittinggi, Sekolah Kak Amah: Diniyah Puteri, pada Padang Panjang, selain pula Ma’had Islamy dan Training College pada Payakumbuh dan Madrasah Perti pada Candung serta Bangkaweh, Bukittinggi.

Malah hingga sekarangpun, kendati sekolah-sekolah di Malaysia sendiri telah bertumbuh dengan demikian cantik serta majunya, masih saja cukup banyak berdasarkan anak-anak Melayu yang pulang sekolah, khususnya sekolah agama, ke kota-kota pendidikan pada Sumatera Barat dan Sumatera lainnya. Belum juga, belakangan, ada kerjasama pertukaran mahasiswa antara kedua negara, yang poly-poly jua memilih Sumatera Barat menjadi loka belajarnya. Satu dari faktor pendorongnya adalah hubungan emosional-primordial karena orang tua atau kakek-nenek mereka memang asal berdasarkan sana.

Hamka dalam konteks itu memang berlebih menurut seluruh-semua, karena Hamka menonjol pada penampilannya pada poly segi serta banyak hal. Beliau ya ulama, ya sastrawan, yang filosoof, --failasuf --, ya sejarawan, ya professor-doktor, ya negarawan-politikus, ya mufassir, yang “singanga” pantulannya yang melebihi berdasarkan seluruh-semua, siapapun. Pada hal, di balik itu, pendidikan formal beliau hanya sampai kelas tiga Sekolah Rakyat. Beliau adalah tokoh otodidak tiada duanya.

Kekuatan Hamka adalah pada keseimbangan kata serta upaya, sementara ucapnya itupun bukan hanya yg langsung diucapkan melalui banyak sekali media dakwah bil lisān, dalam kerumunan hingga ribuan orang, tetapi jua dan terutama melalui media dakwah bil qalam, tulis serta cetak. Puluhan kitab telah dia tulis dan semua beredar luas di kedua sisi Selat Melaka itu. Sampai ke akhir hayat dia, dia memimpin majalah yang semua itu bernada dakwah dan tuntunan. Bermula di Medan, tapi jua di Jakarta. Dan semua beliau puncaki menggunakan bingkisan ‘magnum opus’ 30 juz Tafsir Al Azhar yg dia siapkan saat meringkuk pada penjaranya Bung Karno, yg tak lain merupakan teman dia sendiri. 

Lisan dan qalam, pengecap serta pena, adalah senjata digdaya dia dalam berjihad sepanjang umur. 
Di mana letak kelebihan Hamka? Bukankah yang lain-lainnya jua banyak melakukan hal yang sama? Letaknya dalam cara serta sekaligus jua substansinya. Ulama serta inetelektual umumnya memilih galat satu: ulama dengan sentuhan rasa dan emosi, yang suka -suka sifatnya merupakan normatif dan imperatif, karena itu menghakimi, menggunakan selalu mengungkap ayat-ayat dan hadits-hadits serta dengan langgam bahasa yg kearab-araban serta kedaerah-daerahan. Intelektual menggunakan sentuhan akal dan rasio, dengan bahasa dan ungkapan istilah yg sengaja ditinggi-tinggikan sehingga sedikit orang yang mampu faham serta mengerti, lalu sikit-sikit menggunakan kata yg sok ilmiah kebarat-baratan, yang makin sedikit yang mengerti malah tampaknya makin disukai. Tanda kita tidak sama berdasarkan yang lainnya.

Hamka? Kedua-duanya, atau dengan cara beliau sendiri yang menggabung semua cara, ya rasa, ya nalar, ya tasawuf-metafisika. Lalu seluruh dikemas menggunakan sentuhan bahasa bersastra yang tak mungkin orang tak terkesima. Bahasanya sederhana, bahasa yg difahami oleh seluruh yang mendengar dan membaca. Dan tentu saja, menjadi orang Minang, yg dilahirkan di tepi danau Maninjau yg syahdu, bahasa bersastra, berpantun, berpepatah-berpetitih, bergurindam-berseloka. Retorikanya bukan hanya menggunakan bahasa pengecap, akan tetapi pula bahasa air muka, bahasa mobilitas, bahasa badan (body language). Dan dengan suara yg serak-serak basah, spesial Buya Hamka. Tapi semua sekenanya. Tidak obsessif. Malah, gaya Buya, sedang lezat tidak boleh. Setelah Buya membawa odiensnya berkelana entah ke mana, dia kemudian misalnya tiba-tiba menghentikan. Mari kita berhenti sampai pada sini dahulu. Katanya, makan yg lezat itu artinya ketika berhenti sebelum kenyang. Sendirinya, odiens akan meneruskan khayalannya masing-masing. Berhari serta berminggu sesudah itu, ucapan Buya itu pula yang sebagai butir-bibir mereka. Begitu di majelis taklim, begitu melalui buku-buku yang dia karang. Lekat dalam ingatan mereka.

Orang boleh nir kenal bagaimana sosok Buya Hamka itu, kecuali misalnya yang terlihat melalui media cetak serta televisi. Hamka berlebih dari yang lain karena punya aura dan singanga dan kharisma yg utuh. Karenanya, ke manapun beliau pergi sporadis yg tidak diiringkan, yang sifatnya impulsif tidak direka-reka. Dan Buya, ke manapun, merupakan orang tempat bertanya. Apapun ditanyakan pada dia. Dan orang senang mengelilingi dia. Tapi jangan samakan beliau dengan kiyahi misalnya di Jawa, yang tangannya dicium, sisa minuman serta makanannya diperebutkan, air basuhan telapak kakinya dijadikan obat, dsb. Buya Hamka bukan itu. Malah sebaliknya, yang misinya merupakan menghapus semua itu buat pulang kepada ketauhidan yang khalis, murni, tak tercampur dengan syirk, bid’ah serta khurafat apapun. Buya malah marah sekali dengan berkelebihan membawa-bawa adat Minang yang tak sejalan menggunakan syarak. Beliau sampai tuliskan itu dalam sebuah kitab : Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi (1963). 

Hubungan sosial serta sosietal Buya adalah hubungan yang egaliter, bersahaja, yg menempatkan orang dan siapapun menjadi sama dan sederjat. Lantaran aku termasuk yg relatif dekat mengenal dia (pernah siswa beliau pada PTAIN Yogyakarta dan Buya yg memberi rekomendasi buat meneruskan studi ke McGill Univ di Montreal, Kanada, tahun 1957), yg menonjol menurut sosok beliau merupakan kepribadian menggunakan integritas yg utuh, yang santun, dan ramah. Siapapun diperlakukan sama. Ada kehangatan jikalau dekat menggunakan dia. Ada aura yg menyinar menurut diri beliau.

Kelebihan dia bukan hanya itu. Keluar tentu saja pertama merupakan karya sastra dan karya kepercayaan beliau. Beliau adalah zamrud, zamrud berdasarkan dunia Melayu di Khatul Istiwa Nusantara dalam zamannya itu. ‘Singanga’ dan echo-pantulan pandangan baru Buya berlebih berdasarkan lain-lainnya, lantaran daya-pikatnya yg menjurus ke segala arah. Untuk massa kebanyakan, daya-pikat Buya pertama-tama tentu saja adalah karya sastra serta karya agamanya itu, yang sentuhannya pribadi ke ulu-hati massa kebanyakan itu. Walaupun setting cerita poly-banyak diangkatkan menurut insiden di seberang Semenanjung, khususnya di Sumatera dan Bugis, tetapi temanya cocok dan berkenan di hati pembaca, karena apalah arti beda setting dan bahasa budaya pada ke 2 sisi Selat Melaka itu, lantaran budayanya itu juga: Budaya Melayu. Orang dan warga pada Malaysia dan pada Nusantara lainnya pun merasa misalnya membaca diri dan lingkungan sendiri. Apalagi, Buya pandai betul menjalin dan merangkai-rangkaikannya, sehingga orang yang membaca ter-bawa hanyut karenanya. Apalagi karena cara membawakannya itu yang lekat di hati pembacanya.

Sisi Buya yg lain, adalah konsistensi. Buya konsisten, tawadhuk, dengan sikap dan pendirian. Buya pandai benar membedakan, mana yg prinsip mana yg strategi, mana yg aqidah mana yang syari’ah mu’amalah. Ketika sampai kepada uluhati persoalan: wa lanā a’mālunā, wa lakum a’mālukum. Lakum dīnukum waliya dīn. (Bagi kami amalan kami, bagi engkau amalan kamu. Bagimu agamamu, bagiku agamaku). Namun ketika semua itu bisa dipersamakan, serta menyangkut pergaulan dan tenggang rasa buat seluruh manusia, maka yang keluar adalah tasāmuh, toleransi, dan kebersamaan, dan kehangatan. Menonjol tentu saja adalah masalah saat dia dianggap sebagai Ketua MUI, yg bila perlu beliau meletakkan jabatan lantaran ada hal prinsip yang dilanggar yang tidak sanggup ditoleransi. Termasuk membolehkan ummat Islam ikut bernyanyi (baca sembahyang) pada gereja di hari Natal, yang oleh Menteri Agama waktu itu (Jenderal Alamsyah) ditoleransi. 

Lihat pula cara Buya membawakan diri. Ada kalanya beliau gunakan sarung, gunakan serban, terdapat kalanya gunakan pantalon, pakai jas gunakan dasi. Ketika mengimami di satu mesjid, beliau bertanya dulu, pakai bismillah atau nir, gunakan kunut atau nir. Beliau menyesuaikan diri menggunakan yg digunakan di tempat itu. Ada kalanya beliau mencium anak gadis kecil, terdapat kalanya dengan cukup mencubit pipinya saja. Tapi yg isteri permanen satu, sampai ke akhir hayat. Dan baru berganti saat yang satu itu sudah duluan pulang. Dan itupun bukan menggunakan perempuan Sungai Batang, Maninjau, atau Minang, tapi menurut Cirebon, Jawa Barat.

Yang menonjol dan sebagai daya tarik kuat sekali di kedua sisi Selat Melaka itu ialah integritas diri itu berdasarkan Buya, yang nyaris tanpa cacad, serta memantul bagai sinar jelas. Apalagi ada suasana sebelum serta terdapat suasana sehabis era beliau, yang kedua-duanya berada dalam sisi yg gelap. Dari pihak Indonesia terutama, ada fenomena yang para pemimpin bangsa itu, tampaknya yg datangnya sekali datang, serta perginya juga sekali pergi. Sehingga kita sekarang dalam bertanya-tanya, mana dia yang namanya pemimpin bangsa itu sekarang? 

Yang terdapat kini itu sepertinya hanya pejabat, penguasa, tetapi nir pemimpin, apalagi pemimpin masyarakat. Dalam sorotan itu kita melihat sosok Hamka, dsb itu, misalnya dalam mimpi. Kok ya kita pernah punya tokoh bangsa seperti Buya Hamka itu?

HAMKA DI TENGAH KANCAH DUNIA MELAYU

Hamka pada tengah kancah Dunia Melayu
Dengan berlatar-belakangkan situasi politik, ekonomi serta sosial-budaya dari ke 2 sisi pantai Selat Melaka itu semenjak awal abad ke 20 yl, yg lazim jua kita sebut sebagai era kebangkitan dunia Melayu, kita kini melihat dan menyorot pada mana peran Hamka serta para ulama lainnya di dunia Melayu dalam bidang kepercayaan khususnya, akan tetapi pula pada bidang kebangkitan ummat Islam sendiri di dunia Melayu itu umumnya. 

Namun, sementara waktu, terdapat dua jalur menggunakan 2 penekanan yg tidak sinkron berdasarkan lalu lintas orang serta budaya antara ke 2 sisi Selat Melaka itu. Satu jalur orang dan satu lagi jalur budaya. Pemasokan orang ke Semenanjung Melayu telah berjalan sejak berabad, baik sebelum maupun selama serta selesainya penjajahan Inggeris pada Semenanjung Melayu. Pemasokan TKI/TKW dalam jumlah hampir tak terkendali seperti sekarang ini hanyalah kelanjutan menurut rentetan panjang yang telah berjalan sejak berabad yang lalu, yg sekarang, kebetulan, dipicu sang lajunya pembangunan pada segala sektor pada Malaysia. Apalagi lantaran seluruh itu secara nisbi terencana dan terprogram dengan baik dengan menempatkan kelompok Melayu menjadi Tuan di tempat tinggal sendiri, dan dikelola secara nisbi sehat dengan mesin birokrasi yg nisbi efektif dan efisien, sehingga korupsi dan penyalah-gunaan wewenang serta kekuasaan lainnya pula nisbi minimal dan di bawah batas yg masih terkendali.

Sebelum dan selama penjajahan Inggeris, ketika global Melayu di Semenanjung secara internal masih beraja-raja, seperti juga pada poly global Melayu lainnya pada seberang Selat Melaka, di bagian Indonesia, pemasokan orang, kecuali dari Sumatera yang memang sendirinya, menggunakan mengingat proksi-mitas menurut segi apapun, jua berdasarkan Bugis, Banjar serta Jawa terutama. Sumatera, Bugis dan Banjar, selain kaitannya dengan kerajaan-kerajaan yg berlatar-belakangkan wilayah-wilayah tersebut pada Semenanjung sendiri, yang merupakan, para pendiri kerajaan-kerajaan tadi dari berdasarkan wilayah-wilayah Suma-tera, Bugis dan Banjar itu, ad interim pemasokan orang buat keperluan ekonomi, khususnya buat tenaga kerja di bidang perkebunan, pertanian serta industri pertambangan, didatangkan atau tiba menurut Jawa masih semenjak abad ke 19 yl. Kelompok orang dari Sumatera, Bugis serta Banjar yang mendirikan kerajaan-kerajaan itu, biasanya berkecimpung di bidang pemerin-tahan, politik, pendidikan, kepercayaan dan ekonomi tradisional serta non-formal. Tegasnya gerombolan Sumatera, Bugis, Banjar lebih menentukan jalur budaya. Melalui jalur budaya inilah hubungan antara sesama global Melayu terasa erat dan dekat. Dan dalam jalur inilah sosok-peranan Hamka dan ulama lainnya dari sebelah Indonesia wajib dipandang dalam peranan juga dampaknya pada Malaysia kontemporer sekarang ini.

Yang menarik, karena pemasokan orang serta budaya antara Malaysia dan Indonesia selama ini mudah berjalan satu-arah, yaitu berdasarkan Indonesia ke Malaysia, dan nir sebaliknya ataupun timbal-pulang, maka yang terlihat merupakan jua, sampai seberapa jauh Malaysia sudah menggantungkan diri kepada pasokan budaya yg di sepanjang abad ke 20 dan sebelumnya sudah memberi isi dan warna kepada kebudayaan Melayu di Semenanjung dan sekarang di Malaysia itu. Jika disederhanakan, maka hadiah isi serta warna menurut budaya Melayu yang masuk berdasarkan sebelah Indonesia itu dipelopori oleh nama-nama akbar yg satu berdasarkan antaranya di seuntaian dekade-dasa warsa abad ke 20 tak ayal adalah nama Hamka. 

Kenapa Hamka? Karena Hamkalah yang adalah inspirator serta sekaligus artikulator ke mana dunia Melayu itu wajib menuju, bagaimana corak budayanya, serta bagaimana dunia Melayu dikaitkan dan sebagai bahagian yang integral serta tidak terpisahkan dari dunia Islam di Asia Tenggara serta di dunia Islam lainnya secara menyeluruh. 

Secara fisik, bagaimanapun, Buya, seperti pula tokoh-tokoh inspirator dan artikulator lainnya berdasarkan Indonesia, seperti Natsir, Hatta, Tan Malaka, Zainal Abidin Ahmad, Mahmud Yunus, Kaharuddin Yunus, Sidi Gazalba, dan semua yang mencecahkan penanya ke tinta sebagai akibatnya kitab -bukunya beredar luas dalam rakyat Melayu pada Semenanjung, secara fisik mereka mudah tidak hadir, atau kalaupun ada, minimalis sifatnya. Namun secara spiritual, emosional serta intelektual, merekalah yg sebagai sumber pandangan baru bagi global Melayu ke depan, sama seperti dunia Islam mendapatkan ide serta artikulasi menurut tokoh-tokoh pembaharu misalnya Jamaluddin Al Afghani, Muhammad ‘Abduh, Rasyid Ridha, Ali Jinnah, Muhammad Iqbal, dsb. Mereka yang membangunkan global Melayu itu yg lalu jadi panutan inspiratif bagi rakyat dan manusia Melayu itu, di Semenanjung. Dan semua itu pula ditampin dan disambut sang tokoh-tokoh Melayu yang sudah pula mempersiapkan diri pada bumi Semenanjung sendiri, yang kalau dilihat dari-usul satu per satu, datangnya dari bumi Nusantara seberang Selat Melaka juga. 

Tak kurangnya, waktu orientasi pendidikan, khususnya pendidikan agama, masih berkiblat ke Sumatera, serta khususnya Sumatera Barat, pada samping jua Aceh dan Sumatera Timur, ada jalur embrionik yg menghubungkan kedua sisi Selat. Sejak menurut zaman Djalaluddin Taher masih dipenggalan abad ke 19 sampai sepanjang abad ke 20, betapa banyak anak-anak Melayu dari Semenanjung yg pulang mengaji dan sekolah ke Sumatera Barat dll itu, yg pusatnya terutama terdapat di 2 kota: Padang Panjang serta Bukittinggi. Puncak dari semua itu tentu saja merupakan: pertengahan pertama abad ke 20, pada mana sekolah-sekolah kepercayaan yang berorientasi moderen, misalnya Thawalib, di Padang Panjang dan Parabek, Bukittinggi, Sekolah Kak Amah: Diniyah Puteri, pada Padang Panjang, selain pula Ma’had Islamy dan Training College di Payakumbuh serta Madrasah Perti di Candung serta Bangkaweh, Bukittinggi.

Malah sampai sekarangpun, kendati sekolah-sekolah di Malaysia sendiri telah bertumbuh menggunakan demikian bagus serta majunya, masih saja cukup poly berdasarkan anak-anak Melayu yg pergi sekolah, khususnya sekolah agama, ke kota-kota pendidikan di Sumatera Barat dan Sumatera lainnya. Belum jua, belakangan, ada kerjasama pertukaran mahasiswa antara ke 2 negara, yang banyak-poly juga memilih Sumatera Barat sebagai tempat belajarnya. Satu berdasarkan faktor pendorongnya adalah interaksi emosional-primordial karena orang tua atau kakek-nenek mereka memang asal dari sana.

Hamka dalam konteks itu memang berlebih menurut semua-seluruh, karena Hamka menonjol pada penampilannya dalam banyak segi dan banyak hal. Beliau ya ulama, ya sastrawan, yang filosoof, --failasuf --, ya sejarawan, ya professor-doktor, ya negarawan-politikus, ya mufassir, yang “singanga” pantulannya yg melebihi berdasarkan semua-seluruh, siapapun. Pada hal, pada balik itu, pendidikan formal beliau hanya hingga kelas 3 Sekolah Rakyat. Beliau merupakan tokoh belajar sendiri tiada duanya.

Kekuatan Hamka merupakan pada ekuilibrium kata serta upaya, ad interim katanya itupun bukan hanya yang eksklusif diucapkan melalui berbagai media dakwah bil lisān, dalam kerumunan hingga ribuan orang, tetapi jua dan terutama melalui media dakwah bil qalam, tulis serta cetak. Puluhan buku sudah beliau tulis serta semua beredar luas di ke 2 sisi Selat Melaka itu. Sampai ke akhir hayat beliau, beliau memimpin majalah yg seluruh itu bernada dakwah serta tuntunan. Bermula di Medan, akan tetapi pula pada Jakarta. Dan seluruh beliau puncaki dengan bingkisan ‘magnum opus’ 30 jus Tafsir Al Azhar yang dia siapkan saat meringkuk di penjaranya Bung Karno, yang tidak lain adalah sahabat dia sendiri. 

Lisan serta qalam, pengecap dan pena, merupakan senjata ampuh dia pada berjihad sepanjang umur. 
Di mana letak kelebihan Hamka? Bukankah yg lain-lainnya juga poly melakukan hal yg sama? Letaknya pada cara serta sekaligus jua substansinya. Ulama serta inetelektual umumnya memilih galat satu: ulama menggunakan sentuhan rasa serta emosi, yg senang-suka sifatnya merupakan normatif serta imperatif, karenanya menghakimi, menggunakan selalu mengungkap ayat-ayat dan hadits-hadits serta menggunakan langgam bahasa yg kearab-araban dan kedaerah-daerahan. Intelektual menggunakan sentuhan logika serta rasio, menggunakan bahasa serta ungkapan kata yg sengaja ditinggi-tinggikan sehingga sedikit orang yg mampu faham serta mengerti, lalu sikit-sikit menggunakan istilah yang sok ilmiah kebarat-baratan, yang makin sedikit yg mengerti malah sepertinya makin disukai. Tanda kita berbeda berdasarkan yg lainnya.

Hamka? Kedua-duanya, atau menggunakan cara beliau sendiri yang menggabung semua cara, ya rasa, ya logika, ya tasawuf-metafisika. Lalu semua dikemas dengan sentuhan bahasa bersastra yang tidak mungkin orang tak terkesima. Bahasanya sederhana, bahasa yang difahami oleh seluruh yang mendengar dan membaca. Dan tentu saja, menjadi orang Minang, yg dilahirkan di tepi danau Maninjau yang syahdu, bahasa bersastra, berpantun, berpepatah-berpetitih, bergurindam-berseloka. Retorikanya bukan hanya menggunakan bahasa pengecap, akan tetapi pula bahasa air muka, bahasa mobilitas, bahasa badan (body language). Dan menggunakan suara yang serak-serak basah, khas Buya Hamka. Tapi seluruh sekenanya. Tidak obsessif. Malah, gaya Buya, sedang enak tidak boleh. Setelah Buya membawa odiensnya berkelana entah ke mana, dia kemudian misalnya datang-datang menghentikan. Mari kita berhenti hingga di sini dahulu. Katanya, makan yang enak itu ialah waktu berhenti sebelum kenyang. Sendirinya, odiens akan meneruskan khayalannya masing-masing. Berhari dan berminggu setelah itu, ucapan Buya itu juga yg menjadi buah-bibir mereka. Begitu pada majelis taklim, begitu melalui kitab -kitab yang dia karang. Lekat dalam ingatan mereka.

Orang boleh nir kenal bagaimana sosok Buya Hamka itu, kecuali misalnya yg terlihat melalui media cetak serta televisi. Hamka berlebih menurut yg lain karena punya aura dan singanga serta kharisma yang utuh. Karenanya, ke manapun beliau pulang jarang yg nir diiringkan, yang sifatnya impulsif tidak direka-reka. Dan Buya, ke manapun, adalah orang tempat bertanya. Apapun ditanyakan kepada dia. Dan orang bahagia mengelilingi dia. Tapi jangan samakan beliau menggunakan kiyahi seperti di Jawa, yang tangannya dicium, sisa minuman dan makanannya diperebutkan, air basuhan telapak kakinya dijadikan obat, dsb. Buya Hamka bukan itu. Malah sebaliknya, yg misinya adalah menghapus seluruh itu buat balik kepada ketauhidan yang khalis, murni, tak tercampur menggunakan syirk, bid’ah dan khurafat apapun. Buya malah marah sekali menggunakan berkelebihan membawa-bawa tata cara Minang yang tak sejalan dengan syarak. Beliau sampai tuliskan itu dalam sebuah kitab : Adat Minangkabau Menghadapi Revolusi (1963). 

Hubungan sosial dan sosietal Buya adalah interaksi yang egaliter, bersahaja, yang menempatkan orang serta siapapun menjadi sama serta sederjat. Lantaran saya termasuk yg cukup dekat mengenal beliau (pernah siswa dia di PTAIN Yogyakarta serta Buya yang memberi rekomendasi buat meneruskan studi ke McGill Univ di Montreal, Kanada, tahun 1957), yang menonjol menurut sosok beliau merupakan kepribadian dengan integritas yg utuh, yg santun, serta ramah. Siapapun diperlakukan sama. Ada kehangatan bila dekat dengan beliau. Ada aura yang menyinar dari diri beliau.

Kelebihan dia bukan hanya itu. Keluar tentu saja pertama merupakan karya sastra dan karya kepercayaan dia. Beliau adalah zamrud, zamrud menurut dunia Melayu di Khatul Istiwa Nusantara dalam zamannya itu. ‘Singanga’ serta echo-pantulan wangsit Buya berlebih dari lain-lainnya, karena daya-pikatnya yg menjurus ke segala arah. Untuk massa kebanyakan, daya-pikat Buya pertama-tama tentu saja adalah karya sastra dan karya agamanya itu, yg sentuhannya pribadi ke ulu-hati massa kebanyakan itu. Walaupun setting cerita banyak-banyak diangkatkan berdasarkan insiden pada seberang Semenanjung, khususnya di Sumatera dan Bugis, tetapi temanya cocok serta berkenan pada hati pembaca, lantaran apalah arti beda setting serta bahasa budaya di kedua sisi Selat Melaka itu, lantaran budayanya itu pula: Budaya Melayu. Orang serta masyarakat di Malaysia dan pada Nusantara lainnya pun merasa misalnya membaca diri dan lingkungan sendiri. Apalagi, Buya pintar betul menjalin serta merangkai-rangkaikannya, sebagai akibatnya orang yg membaca ter-bawa hanyut karenanya. Apalagi karena cara membawakannya itu yang lekat pada hati pembacanya.

Sisi Buya yg lain, merupakan konsistensi. Buya konsisten, tawadhuk, dengan perilaku serta pendirian. Buya pintar benar membedakan, mana yang prinsip mana yang strategi, mana yg aqidah mana yg syari’ah mu’amalah. Ketika hingga kepada uluhati masalah: wa lanā a’mālunā, wa lakum a’mālukum. Lakum dīnukum waliya dīn. (Bagi kami amalan kami, bagi engkau amalan kamu. Bagimu agamamu, bagiku agamaku). Namun waktu seluruh itu bisa dipersamakan, dan menyangkut pergaulan serta tenggang rasa buat seluruh manusia, maka yg keluar adalah tasāmuh, toleransi, dan kebersamaan, dan kehangatan. Menonjol tentu saja adalah perkara waktu beliau dianggap menjadi Ketua MUI, yang bila perlu dia meletakkan jabatan lantaran ada hal prinsip yang dilanggar yang tidak sanggup ditoleransi. Termasuk membolehkan ummat Islam ikut bernyanyi (baca sembahyang) pada gereja pada hari Natal, yg oleh Menteri Agama ketika itu (Jenderal Alamsyah) ditoleransi. 

Lihat pula cara Buya membawakan diri. Ada kalanya dia pakai sarung, pakai serban, ada kalanya gunakan pantalon, gunakan jas pakai dasi. Ketika mengimami di satu mesjid, beliau bertanya dulu, gunakan bismillah atau tidak, gunakan kunut atau tidak. Beliau beradaptasi menggunakan yg digunakan di loka itu. Ada kalanya dia mencium anak gadis mini , ada kalanya dengan relatif mencubit pipinya saja. Tapi yang isteri tetap satu, sampai ke akhir hayat. Dan baru berganti saat yg satu itu sudah duluan pulang. Dan itupun bukan menggunakan wanita Sungai Batang, Maninjau, atau Minang, akan tetapi berdasarkan Cirebon, Jawa Barat.

Yang menonjol dan sebagai daya tarik kuat sekali pada kedua sisi Selat Melaka itu ialah integritas diri itu berdasarkan Buya, yg nyaris tanpa cacad, dan memantul bagai sinar terperinci. Apalagi ada suasana sebelum dan terdapat suasana selesainya era beliau, yg ke 2-duanya berada dalam sisi yg gelap. Dari pihak Indonesia terutama, terdapat fenomena yang para pemimpin bangsa itu, sepertinya yg datangnya sekali tiba, dan perginya juga sekali pulang. Sehingga kita sekarang pada bertanya-tanya, mana beliau yang namanya pemimpin bangsa itu sekarang? 

Yang terdapat sekarang itu sepertinya hanya pejabat, penguasa, namun nir pemimpin, apalagi pemimpin rakyat. Dalam sorotan itu kita melihat sosok Hamka, dsb itu, seperti dalam mimpi. Kok ya kita pernah punya tokoh bangsa seperti Buya Hamka itu?

PENGERTIAN GEOSTRATEGI DAN GLOBALISASI MENURUT PARA AHLI

Pengertian Geostrategi Dan Globalisasi Menurut Para Ahli 
Perkembangan global menuju arah globalisasi dan modernisasi membawa efek positif serta negatif. Dengan berkembangnya kemajuan global sebagai imbas positif, globalisasi meningkatkan kebutuhan manusia akan barang barang kebutuhan hidup. Manusia semakin poly membutuhkan bahan-bahan alam baik yg dapat diperbaharui maupun tidak dapat diperbarui.

Setiap negara memiliki kondisi geografi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kondisi geografi inilah yg menyebabkan sumber daya alam setiap negera berbeda jua. Antar negara membutuhkan satu bentuk interaksi buat saling melengkapi kebutuhan yg tidak bisa disediakan alam di negara tersebut. 

Dengan kondisi di atas, setiap negara memiliki geostrategi buat memanfaatkan segala asal daya yang ada pada negaranya. Geostrategi inilah yang sangat dibutuhkan pada menghadapi proses globalisasi dunia yang berkembang pesat. Negara diharapkan sanggup mengatur kebijakan-kebijakan buat kelangsungan serta ketahanan negaranya sinkron syarat geografi negara tadi. 

Hal inilah sebagai dasar geostrategi, bagaimana suatu negara mengatur, memasak serta mendayagunakan sumber daya yg ada di negaranya menggunakan baik sinkron kondisi. Geostrategi yang dipakai dan diterapkan di setiap negara akan bisa menjaga ketahanan pada banyak sekali aspek kenegaraan baik sosial, ekonomi, budaya dll. Yang menciptakan negara bertahan pada globalisasi. 

Indonesia adalah negeri yg kaya. Banyak asal daya alam tersebar pada semua wilayah nusantara. Mulai berdasarkan Sabang hingga Merauke tak ada wilayah yg terlewatkan menggunakan sumber daya alam mulai berdasarkan beras hingga emas. Indonesia juga terkenal sebagai “permata hijau dari khatulistiwa”, karena kekayaan alamnya dan lebatnya hutan Indonesia. Indonesia mempunyai luas hutan sekitar 160 juta hektar pada tahun 1950. Selain itu, hutan Indonesia menyimpan kekayaan tumbuhan dan fauna yang melimpah. 

Geostrategi Indonesia membutuhkan kebijakan buat menghadapi globalisasi yg semakin menuntut tersedianya sumber daya alam buat memenuhi kebutuhan insan. Dengan tersedianya sumber daya alam yg kaya Indonesia seharusnya bisa mengatur serta memasak asal daya yang ada sesuai konsep geostrategi. 

Hutan yg kaya di Indonesia ternyata banyak mengalami kerusakan. Banyak diantara kerusakannya ditimbulkan sang ulah tangan bangsa Indonesia sendiri, Illegal logging. Oleh lantaran itulah gerombolan kami ingin membahas perkara illegal logging di Indonesia berkaitan menggunakan geostrategi dalam menghadapi globalisasi. 

Pengertian Geostrategi
Geostrategi adalah suatu strategi pada memanfaatkan syarat lingkungan didalam upaya mewujudkan keinginan proklamasi serta tujuan nasional. Dan geostrategi Indonesia adalah adalah taktik pada memanfaatkan konstelasi geografi negara Indonesia buat memilih kebijakan, tujuan, serta wahana-sarana dalam mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia. Geostrategi Indonesia memberi arahan mengenai bagaimana merancang taktik pembangunan dalam rangka mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan sejahtera. Oleh karena itu, geostrategi Indonesia bukanlah merupak geopolitik buat kepentingan politik serta perang, melainkan buat kepenting kesejahteraan dan keamanan.

Penjelasan Istilah
  1. Geostrategi : suatu taktik dalam memanfaatkan syarat lingkungan buat mewujudkan keinginan proklamasi serta tujuan nasional;
  2. Sistem kehidupan nasional merupakan himpunan aneka macam kelemba-gaan hayati bangsa sebagai sistem (ipoleksosbudhankam) sebagai subsistem yg dilengkapi menggunakan kebiasaan, nilai serta aturan;
  3. Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa berisi keuletan, ketangguhan yg mengandung kemampuan menyebarkan kekuatan nasional pada menghadapi ancaman baik tiba dari luar juga dari pada.
  4. Cita-cita nasional syarat yang lebih cerah dimasa depan sesuai menggunakan harapan luhur yg terkandung dalam falsafah bangsa.
  5. Kepentingan nasional dari aspek keamanan dan kesejahteraan 
Kepentingan nasional adalah kepentingan bangsa dan negara buat mewujudkan stabilitas nasional bidang politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Sedangkan pembangunan nasional merupakan semua kegiatan atau kegiatan yg dilakukan sang negara atau pemerintah yg bertujuan buat mengadakan pembangunan fisik, perilaku mental serta moderni-sasi pemikiran bagi seluruh bangsa serta warga Indonesia. Keamanan merupakan suatu kondisi yg dirasakan oleh warga , mengenai ketenteraman, ketertiban, keselamatan dan kemampu-an buat mengadakan pertahanan. Kesejahteraan merupakan suatu kondisi yang didapat sang rakyat dimana terdapat rasa kecukupan, kecerdasan, kesehatan, ketaq-waan dan kemudahan buat mendapatkan fasilitas pelayanan.

Konsepsi Geostrategi Indonesia
Bila diperhatikan lebih jauh kepulauan Indonesia yang duapertiga daerahnya adalah laut membentang ke utara menggunakan pusatnya pada pulau Jawa menciptakan citra kipas. Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan pada keliru satu doktrin nasional yg disebut Wawasan Nusantara serta politik luar negeri bebas aktif, sedangkan geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang bertumbuh pada perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dengan mengacu pada kondisi geografi bercirikan maritim, maka dibutuhkan taktik akbar (grand strategy) maritim sejalan menggunakan doktrin pertahanan defensif aktif dan liputan bahwa bagian terluar wilayah yang harus dipertahankan merupakan bahari. Implementasi dari taktik maritim adalah mewujudkan kekuatan maritim (maritime power) yang dapat menjamin kedaulatan serta integritas wilayah berdasarkan berbagai ancaman. Lebih lanjut mengenai konsepsi geostrategi Indonesia ini bisa dijabarkan sebagai beberapa hal, yakni :
  1. Suatu taktik memanfaatkan syarat geografi Negara pada menentukan kebijakan, tujuan, wahana buat mencapai tujnas (pemanfaatan syarat lingkungan pada mewujudkan tujuan politik).
  2. Geostrategi Indonesia diartikan juga sebagai metode buat mewujudkan harapan proklamasi sebagaimana yg diamanatkan pada pembukaan dan UUD 1945.
  3. Ini diperlukan buat mewujudkan dan mempertahankan integrasi bangsa dalam masyarakst beragam dan heterogen menurut Pembukaan dan Undang-Undang Dasar 1945.
  4. Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud Ketahanan Nasional. Geostrategi Indonesia tiada lain merupakan ketahanan nasional.
  5. Ketahanan Nasional adalah syarat dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yg mengandung kemampuan membuatkan kekuatan nasional, pada dalam menghadapi dan mengatasi segala AGHT baik yang datang berdasarkan luar juga menurut dalam yang eksklusif maupun nir eksklusif membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara dan perjuangan mengejar tujuan nasional.
  6. Tannas dibutuhkan bukan hanya konsepsi politik saja melainkan menjadi kebutuhan pada menunjang keberhasilan tugas pokok pemerintah, seperti Law and order, Welfare and prosperity, Defence and security, Juridical justice and social justice, freedom of the people.
  7. Menggunakan kerangka pikir Pancasila yg komprehensif-integral, pada IPTEK dikenal dengan pemikiran kesisteman. Sedangkan sub sistemnya berupa aspek kekuatan alamiah serta aspek kekuatan sosial.
  8. Dalam pengaturan serta penyelenggaraan negara (kehidupan nasional) kasus keamanan serta kesejahteraan ibarat sebagai sebuah koin. Satu sisi adalah gambaran kesejahteraan, sisi yang lain merupakan citra keamanan.
  9. Ketahanan Nasional merupakan integrasi menurut ketahanan masing-masing aspek kehidupan sosial.
Ditempat awalnya geostrategi diartikan menjadi geopolitik buat kepentingan militer atau perang. Di Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan asa proklamasi, sebagaimana tercantum pada Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, melalui proses pembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka beliau menjadi doktrin pembangunan serta diberi nama Ketahanan Nasional.

WAWASAN NUSANTARA
Wawasan nusantara merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri serta bentuk geografinya menurut Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah serta menghargai kebhinekaan buat mencapai tujuan nasional.

Latar belakang wawasan Nusantara
Latar belakang Wawasan Nusantara Indonesia adalah Falsafah Pancasila. Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nasional. Nilai-nilai tadi adalah
  1. Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan menjalankan ibadah sinkron menggunakan agama masing-masing.
  2. Mengutamakan kepentingan rakyat daripada individu serta golongan.
  3. Pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah buat konsensus.
Aspek Wawasan Nusantara
1. Aspek kewilayahan nusantara
Pengaruh geografi adalah suatu fenomena yang perlu diperhitungkan, karena Indonesia kaya akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) dan suku bangsa.
2. Aspek sosial budaya
3. Aspek Sejarah

Fungsi Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional, yaitu wawasan nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan keamanan, serta kewilayahan.

Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai cakupan kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi, kesatuan sosial serta politik, serta kesatuan pertahanan serta keamanan.

Wawasan nusantara menjadi wawasan pertahanan serta keamanan negara merupakan pandangan geopolitik Indonesia pada lingkup tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh daerah dan segenap kekuatan negara.

Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sebagai akibatnya berfungsi pada restriksi negara, supaya tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga.batasan dan tantangan negara Republik Indonesia adalah:

Risalah sidang BPUPKI lepas 29 Mei-1 Juni 1945 tentang negara Republik Indonesia menurut beberapa pendapat para pejuang nasional. Dr. Soepomo menyatakan Indonesia mencakup batas Hindia Belanda, Muh. Yamin menyatakan Indonesia mencakup Sumatera, Jawa, Sunda Kecil, Borneo, Selebes, Maluku-Ambon, Semenanjung Melayu, Timor, Papua, Ir. Soekarno menyatakan bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan yg nir bisa dipisahkan.

Ordonantie (UU Belanda) 1939, yaitu penentuan lebar bahari sepanjang tiga mil bahari dengan cara menarik garis pangkal berdasarkan garis air pasang surut atau countour pulau/darat. Ketentuan ini menciptakan Indonesia bukan sebagai negara kesatuan, lantaran dalam setiap wilayah laut terdapat bahari bebas yang berada di luar wilayah yurisdiksi nasional.

Deklarasi Juanda, 13 Desember 1957 merupakan pengumuman pemerintah RI tentang wilayah perairan negara RI, yg isinya:

Cara penarikan batas bahari daerah tidak lagi berdasarkan garis pasang surut (low water line), namun pada sistem penarikan garis lurus (straight base line) yg diukur menurut garis yang menghubungkan titik - titik ujung yang terluar menurut pulau-pulau yang termasuk dalam wilayah RI.

Penentuan wilayah lebar bahari berdasarkan tiga mil bahari sebagai 12 mil laut.
Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) sebagai rezim Hukum Internasional, di mana batasan nusantara 200 mil yang diukur dari garis pangkal daerah laut Indonesia. Dengan adanya Deklarasi Juanda, secara yuridis formal, Indonesia sebagai utuh serta tidak terpecah lagi.

Tujuan
Tujuan wawasan nusantara terdiri menurut 2, yaitu:
Tujuan nasional, dapat ditinjau pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia merupakan "buat melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan buat mewujudkan kesejahteraan generik, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang dari kemerdekaan perdamaian tak pernah mati dan keadilan sosial".

Tujuan ke pada adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah juga sosial, maka bisa disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia merupakan menjunjung tinggi kepentingan nasional, dan kepentingan daerah buat menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur dan prestise insan di semua dunia.

GLOBALISASI
Globalisasi atau penyejagatan adalah sebuah kata yang memiliki interaksi dengan peningkatan keterkaitan serta ketergantungan antar bangsa serta antar manusia di semua dunia melalui perdagangan, investasi, bepergian, budaya terkenal, serta bentuk-bentuk hubungan yang lain sebagai akibatnya batas-batas suatu negara sebagai semakin sempit.

Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar grup, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yg melintasi batas negara

Menurut berasal katanya, kata "globalisasi" diambil menurut kata global, yang maknanya artinya universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi merupakan suatu proses mengakibatkan sesuatu (benda atau perilaku) menjadi ciri berdasarkan setiap individu pada global ini tanpa dibatasi oleh daerah Globalisasi belum mempunyai definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sebagai akibatnya bergantung berdasarkan sisi mana orang melihatnya. Ada yg memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa serta negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-keberadaan menggunakan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi serta budaya rakyat.

Ciri globalisasi
Berikut ini beberapa karakteristik yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di global.
1. Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antar negara menerangkan keterkaitan antar insan di seluruh dunia.
2. Perubahan dalam Konstantin ruang dan ketika. 
3. Pasar serta produksi ekonomi di negara-negara yg tidak sinkron sebagai saling bergantung menjadi akibat berdasarkan pertumbuhan perdagangan internasional, 
4. Peningkatan impak perusahaan multinasional
5. Peningkatan hubungan kultural melalui perkembangan media massa
6. Meningkatnya perkara beserta, contohnya dalam bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.

Kennedy serta Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita dalam globalisme, sebuah pencerahan dan pemahaman baru bahwa global merupakan satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yg harus berubah tanpa terkendali yg ditandai dengan kesukaan dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, dan kenyataan yg mungkin terjadi. Sejalan menggunakan itu, Peter Drucker mengungkapkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.

Dampak-impak globalisasi 
a. Dampak positif globalisasi diantaranya:
  1. Mudah memperoleh fakta serta ilmu pengetahuan
  2. Mudah melakukan komunikasi
  3. Cepat pada perjalanan (mobilitas tinggi)
  4. Menumbuhkan perilaku kosmopolitan serta toleran
  5. Memacu buat mempertinggi kualitas diri
  6. Mudah memenuhi kebutuhan
  7. Produksi dunia bisa ditingkatkan
  8. Meningkatkan kemakmuran rakyat pada suatu negara
  9. Meluaskan pasar buat produk pada negeri
  10. Dapat memperoleh lebih banyak kapital serta teknologi yg lebih baik
  11. Menyediakan dana tambahan buat pembangunan ekonomi
  12. Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
  13. Berkembangnya turisme serta pariwisata 
  14. Berkembangnya mode yg berskala dunia, misalnya pakaian, film serta lain lain.
  15. Bertambah banyaknya event-event berskala global, misalnya Piala Dunia FIFA.
b. Dampak negatif globalisasi diantaranya:
  1. Informasi yang tidak tersaring
  2. Perilaku konsumtif
  3. Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
  4. Pemborosan pengeluaran serta meniru perilaku yg buruk
  5. Mudah terpengaruh sang hal yg tidak sesuai menggunakan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara
  6. Menghambat pertumbuhan sektor industri
  7. Memperburuk neraca pembayaran
  8. Sektor keuangan semakin nir stabil
  9. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
  10. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
GEOSTRATEGI INDONESIA DAN GLOBALISASI
Ditempat awalnya geostrategi diartikan menjadi geopolitik buat kepentingan militer atau perang. Di Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan asa proklamasi, sebagaimana tercantum pada Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, melalui proses pembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka beliau menjadi doktrin pembangunan serta diberi nama Ketahanan Nasional.

Mengingat geostrategi Indonesia menaruh arahan tentang bagaimana membuat strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih kondusif, dan sebagainya, maka dia menjadi amat berbeda wajahnya dengan yang digagaskan sang Haushofer, Ratzel, Kjellen dan sebagainya.

Hal itu diwujudkan melalui pendekatan kekuasaan (serta distribusi kekuasaan) yang terkandung pada geopolitik, yaitu yang berupa desentralisasi serta dikonsentrasi secara penuh dan konsekuen. Bilamana perkuatan ini dilaksanakan secara bersungguh-benar-benar serta konsisten, terdapat kemungkinan nir perlu terburu-buru mengadakan pemekaran wilayah administratif.

Dalam era globalisasi ini muncullah tantangan baru yg lebih “soft” atau “canggih” yang berupa dengungan ilmiah bahwa negara bangsa atau nation state misalnya Indonesia telah tidak memadai lagi, dan wajib diganti dengan bentuk lain, misalnya berupa negara suku (ethnic state), negara kepentingan (corporate state) serta negara kepercayaan (religious state), serta sebagainya.

Geostrategi Indonesia merupakan metode yg wajib dipakai pada pencarian jawaban atas pertanyaan diatas, sebab, bentuk-bentuk negara sebagai alternatif negara-bangsa memiliki konsekuensi ruang, kekuasaan juga budaya yg tidak sama. Kondisi Indonesia pada kaitannya menggunakan geostrategi merupakan:
  1. Secara geopolitik Indonesia “menduduki” Sea Lines of Communication (SLOC) atau alur pelayaran penting diantara Samudera Pasifik dan Samudera Hindie, sehingga Indonesia wajib dibentuk pro-Barat dan sekurang-kurangnya akomodatif terhadap kepentingan barat. Terlebih lagi diantara 7 (tujuh) selat strategis dunia, 4 (empat) berada dalam wilayah kedaulatan Indonesia. Sudah barang tentu, dari pandangan geopolitik Alfred Thayer Mahan Indonesia mempunyai bargaining power yang kuat berupa choke-paints pada pengendalian lalu lintas laut yang melewati SLOC.
  2. Dalam suasana kecemasan pihak Barat terhadap perkembangan Islam yang dashyat, mereka melihat Indonesia adalah negara yang moderat. Lantaran itu ada kepentingan menjaga Indonesia, supaya permanen moderat serta bersahabat. Untuk itu wajib dilakukan banyak sekali bentuk subversi.
  3. Potensi Indonesia sebagai penjuru Asean (atau mempunyai Power Position pada Asia Tenggara), menggunakan luas wilayah ½ (setengah) dari semua wilayah Asia Tenggara. “Memegang” Indonesia berarti “memegang” Asean dan ini adalah aset politik yg luar biasa pada rangka membendung impak Cina yang oleh pihak Barat dipersepsikan menjadi ancaman masa depan.

PENGERTIAN GEOSTRATEGI DAN GLOBALISASI MENURUT PARA AHLI

Pengertian Geostrategi Dan Globalisasi Menurut Para Ahli 
Perkembangan dunia menuju arah globalisasi dan modernisasi membawa pengaruh positif dan negatif. Dengan berkembangnya kemajuan global sebagai dampak positif, globalisasi menaikkan kebutuhan manusia akan barang barang kebutuhan hidup. Manusia semakin poly membutuhkan bahan-bahan alam baik yg bisa diperbaharui juga nir bisa diperbarui.

Setiap negara memiliki kondisi geografi yang tidak sinkron satu menggunakan yang lainnya. Kondisi geografi inilah yg menyebabkan asal daya alam setiap negera tidak selaras jua. Antar negara membutuhkan satu bentuk hubungan buat saling melengkapi kebutuhan yang tidak bisa disediakan alam pada negara tersebut. 

Dengan syarat di atas, setiap negara memiliki geostrategi buat memanfaatkan segala sumber daya yang ada di negaranya. Geostrategi inilah yang sangat diharapkan dalam menghadapi proses globalisasi dunia yang berkembang pesat. Negara dibutuhkan sanggup mengatur kebijakan-kebijakan buat kelangsungan serta ketahanan negaranya sesuai syarat geografi negara tadi. 

Hal inilah menjadi dasar geostrategi, bagaimana suatu negara mengatur, mengolah serta mendayagunakan sumber daya yang ada di negaranya dengan baik sinkron syarat. Geostrategi yang digunakan serta diterapkan pada setiap negara akan bisa menjaga ketahanan pada banyak sekali aspek kenegaraan baik sosial, ekonomi, budaya dll. Yg membuat negara bertahan pada globalisasi. 

Indonesia merupakan negeri yang kaya. Banyak asal daya alam beredar pada seluruh daerah nusantara. Mulai berdasarkan Sabang sampai Merauke tidak terdapat daerah yang terlewatkan dengan sumber daya alam mulai berdasarkan beras hingga emas. Indonesia jua populer menjadi “permata hijau menurut khatulistiwa”, karena kekayaan alamnya serta lebatnya hutan Indonesia. Indonesia mempunyai luas hutan sekitar 160 juta hektar pada tahun 1950. Selain itu, hutan Indonesia menyimpan kekayaan tumbuhan dan fauna yang melimpah. 

Geostrategi Indonesia membutuhkan kebijakan buat menghadapi globalisasi yang semakin menuntut tersedianya sumber daya alam buat memenuhi kebutuhan manusia. Dengan tersedianya sumber daya alam yang kaya Indonesia seharusnya mampu mengatur serta memasak asal daya yang ada sesuai konsep geostrategi. 

Hutan yg kaya pada Indonesia ternyata poly mengalami kerusakan. Banyak diantara kerusakannya ditimbulkan oleh ulah tangan bangsa Indonesia sendiri, Illegal logging. Oleh lantaran itulah gerombolan kami ingin membahas kasus illegal logging di Indonesia berkaitan menggunakan geostrategi pada menghadapi globalisasi. 

Pengertian Geostrategi
Geostrategi merupakan suatu taktik dalam memanfaatkan kondisi lingkungan didalam upaya mewujudkan harapan proklamasi dan tujuan nasional. Dan geostrategi Indonesia merupakan merupakan taktik dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara Indonesia buat memilih kebijakan, tujuan, serta sarana-wahana dalam mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia. Geostrategi Indonesia memberi arahan tentang bagaimana merancang taktik pembangunan pada rangka mewujudkan masa depan yg lebih baik, kondusif, serta sejahtera. Oleh karena itu, geostrategi Indonesia bukanlah merupak geopolitik buat kepentingan politik serta perang, melainkan buat kepenting kesejahteraan dan keamanan.

Penjelasan Istilah
  1. Geostrategi : suatu strategi dalam memanfaatkan syarat lingkungan buat mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional;
  2. Sistem kehidupan nasional adalah himpunan banyak sekali kelemba-gaan hidup bangsa sebagai sistem (ipoleksosbudhankam) menjadi subsistem yang dilengkapi dengan norma, nilai serta aturan;
  3. Ketahanan nasional adalah syarat bergerak maju suatu bangsa berisi keuletan, ketangguhan yang mengandung kemampuan membuatkan kekuatan nasional dalam menghadapi ancaman baik tiba dari luar maupun berdasarkan dalam.
  4. Cita-cita nasional syarat yg lebih cerah dimasa depan sinkron menggunakan keinginan luhur yg terkandung dalam falsafah bangsa.
  5. Kepentingan nasional dari aspek keamanan dan kesejahteraan 
Kepentingan nasional merupakan kepentingan bangsa serta negara buat mewujudkan stabilitas nasional bidang politik, sosial budaya serta pertahanan keamanan. Sedangkan pembangunan nasional adalah seluruh aktivitas atau aktivitas yg dilakukan oleh negara atau pemerintah yg bertujuan buat mengadakan pembangunan fisik, sikap mental dan moderni-sasi pemikiran bagi seluruh bangsa dan masyarakat Indonesia. Keamanan adalah suatu kondisi yg dirasakan oleh warga , mengenai ketenteraman, ketertiban, keselamatan dan kemampu-an buat mengadakan pertahanan. Kesejahteraan merupakan suatu syarat yang didapat sang warga dimana terdapat rasa kecukupan, kecerdasan, kesehatan, ketaq-waan dan kemudahan buat mendapatkan fasilitas pelayanan.

Konsepsi Geostrategi Indonesia
Bila diperhatikan lebih jauh kepulauan Indonesia yg duapertiga daerahnya adalah laut membentang ke utara menggunakan pusatnya pada pulau Jawa membentuk gambaran kipas. Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan dalam salah satu doktrin nasional yang dianggap Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas aktif, sedangkan geostrategi Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yg bertumbuh dalam perwujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan keamanan. Dengan mengacu dalam syarat geografi bercirikan maritim, maka diharapkan strategi akbar (grand strategy) maritim sejalan dengan doktrin pertahanan defensif aktif dan kabar bahwa bagian terluar wilayah yg harus dipertahankan merupakan bahari. Implementasi menurut strategi maritim merupakan mewujudkan kekuatan maritim (maritime power) yang dapat mengklaim kedaulatan dan integritas wilayah berdasarkan aneka macam ancaman. Lebih lanjut tentang konsepsi geostrategi Indonesia ini bisa dijabarkan menjadi beberapa hal, yakni :
  1. Suatu strategi memanfaatkan syarat geografi Negara pada menentukan kebijakan, tujuan, wahana buat mencapai tujnas (pemanfaatan syarat lingkungan dalam mewujudkan tujuan politik).
  2. Geostrategi Indonesia diartikan jua menjadi metode buat mewujudkan hasrat proklamasi sebagaimana yg diamanatkan pada pembukaan dan Undang-Undang Dasar 1945.
  3. Ini dibutuhkan buat mewujudkan serta mempertahankan integrasi bangsa dalam masyarakst beragam dan tidak sejenis dari Pembukaan serta UUD 1945.
  4. Geostrategi Indonesia dirumuskan pada wujud Ketahanan Nasional. Geostrategi Indonesia tiada lain merupakan ketahanan nasional.
  5. Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa yg berisi keuletan serta ketangguhan yg mengandung kemampuan berbagi kekuatan nasional, di pada menghadapi serta mengatasi segala AGHT baik yang datang berdasarkan luar maupun menurut pada yang langsung maupun nir langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hayati bangsa dan Negara dan perjuangan mengejar tujuan nasional.
  6. Tannas diperlukan bukan hanya konsepsi politik saja melainkan sebagai kebutuhan pada menunjang keberhasilan tugas utama pemerintah, seperti Law and order, Welfare and prosperity, Defence and security, Juridical justice and social justice, freedom of the people.
  7. Menggunakan kerangka pikir Pancasila yg komprehensif-integral, dalam IPTEK dikenal menggunakan pemikiran kesisteman. Sedangkan sub sistemnya berupa aspek kekuatan alamiah serta aspek kekuatan sosial.
  8. Dalam pengaturan dan penyelenggaraan negara (kehidupan nasional) kasus keamanan serta kesejahteraan ibarat sebagai sebuah koin. Satu sisi adalah citra kesejahteraan, sisi yg lain merupakan gambaran keamanan.
  9. Ketahanan Nasional adalah integrasi berdasarkan ketahanan masing-masing aspek kehidupan sosial.
Ditempat awalnya geostrategi diartikan sebagai geopolitik buat kepentingan militer atau perang. Di Indonesia geostrategi diartikan menjadi metode buat mewujudkan asa proklamasi, sebagaimana tercantum pada Mukadimah UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka beliau menjadi doktrin pembangunan dan diberi nama Ketahanan Nasional.

WAWASAN NUSANTARA
Wawasan nusantara adalah cara pandang serta perilaku bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk geografinya dari Pancasila serta UUD 1945. Dalam pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah serta menghargai kebhinekaan buat mencapai tujuan nasional.

Latar belakang wawasan Nusantara
Latar belakang Wawasan Nusantara Indonesia merupakan Falsafah Pancasila. Nilai-nilai pancasila mendasari pengembangan wawasan nasional. Nilai-nilai tersebut adalah
  1. Penerapan Hak Asasi Manusia (HAM), seperti memberi kesempatan menjalankan ibadah sesuai menggunakan agama masing-masing.
  2. Mengutamakan kepentingan rakyat daripada individu serta golongan.
  3. Pengambilan keputusan dari musyawarah buat konsensus.
Aspek Wawasan Nusantara
1. Aspek kewilayahan nusantara
Pengaruh geografi adalah suatu fenomena yang perlu diperhitungkan, lantaran Indonesia kaya akan aneka Sumber Daya Alam (SDA) serta suku bangsa.
2. Aspek sosial budaya
3. Aspek Sejarah

Fungsi Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara menjadi konsepsi ketahanan nasional, yaitu wawasan nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan keamanan, dan kewilayahan.

Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan memiliki cakupan kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi, kesatuan sosial dan politik, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.

Wawasan nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara merupakan pandangan geopolitik Indonesia pada lingkup tanah air Indonesia menjadi satu kesatuan yang mencakup semua wilayah serta segenap kekuatan negara.

Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sebagai akibatnya berfungsi pada pembatasan negara, supaya nir terjadi sengketa menggunakan negara tetangga.batasan serta tantangan negara Republik Indonesia adalah:

Risalah sidang BPUPKI tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 tentang negara Republik Indonesia menurut beberapa pendapat para pejuang nasional. Dr. Soepomo menyatakan Indonesia mencakup batas Hindia Belanda, Muh. Yamin menyatakan Indonesia meliputi Sumatera, Jawa, Sunda Kecil, Borneo, Selebes, Maluku-Ambon, Semenanjung Melayu, Timor, Papua, Ir. Soekarno menyatakan bahwa kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan yang nir dapat dipisahkan.

Ordonantie (UU Belanda) 1939, yaitu penentuan lebar bahari sepanjang tiga mil laut menggunakan cara menarik garis pangkal dari garis air pasang surut atau countour pulau/darat. Ketentuan ini membuat Indonesia bukan menjadi negara kesatuan, karena pada setiap wilayah laut masih ada laut bebas yang berada pada luar daerah yurisdiksi nasional.

Deklarasi Juanda, 13 Desember 1957 adalah pengumuman pemerintah RI mengenai daerah perairan negara RI, yg isinya:

Cara penarikan batas bahari wilayah tidak lagi dari garis pasang surut (low water line), namun dalam sistem penarikan garis lurus (straight base line) yang diukur dari garis yang menghubungkan titik - titik ujung yg terluar berdasarkan pulau-pulau yang termasuk pada wilayah RI.

Penentuan daerah lebar bahari menurut 3 mil laut sebagai 12 mil laut.
Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) menjadi rezim Hukum Internasional, pada mana batasan nusantara 200 mil yang diukur berdasarkan garis pangkal wilayah laut Indonesia. Dengan adanya Deklarasi Juanda, secara yuridis formal, Indonesia sebagai utuh dan nir terpecah lagi.

Tujuan
Tujuan wawasan nusantara terdiri berdasarkan 2, yaitu:
Tujuan nasional, bisa ditinjau dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, dijelaskan bahwa tujuan kemerdekaan Indonesia merupakan "buat melindungi segenap bangsa Indonesia serta seluruh tumpah darah Indonesia serta buat mewujudkan kesejahteraan generik, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban global yg menurut kemerdekaan perdamaian abadi serta keadilan sosial".

Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik alamiah juga sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia merupakan menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan buat menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian dan budi luhur serta prestise insan di seluruh global.

GLOBALISASI
Globalisasi atau penyejagatan adalah sebuah istilah yg memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa serta antar manusia pada seluruh global melalui perdagangan, investasi, bepergian, budaya terkenal, dan bentuk-bentuk hubungan yang lain sehingga batas-batas suatu negara sebagai semakin sempit.

Globalisasi adalah suatu proses pada mana antar individu, antar grup, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, serta memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara

Menurut asal pungkasnya, kata "globalisasi" diambil berdasarkan kata global, yang maknanya artinya universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi merupakan suatu proses mengakibatkan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai karakteristik berdasarkan setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh daerah Globalisasi belum mempunyai definisi yg mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sebagai akibatnya bergantung berdasarkan sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yg akan membawa seluruh bangsa dan negara pada global makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-keberadaan dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

Ciri globalisasi
Berikut ini beberapa karakteristik yang mengindikasikan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.
1. Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antar negara menerangkan keterkaitan antar manusia di seluruh global.
2. Perubahan dalam Konstantin ruang dan saat. 
3. Pasar dan produksi ekonomi pada negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung menjadi akibat menurut pertumbuhan perdagangan internasional, 
4. Peningkatan impak perusahaan multinasional
5. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa
6. Meningkatnya kasus beserta, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, inflasi regional serta lain-lain.

Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini sudah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran serta pemahaman baru bahwa global adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan berdasarkan kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah global yg wajib berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan serta ketidakpastian, dan fenomena yg mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menjelaskan globalisasi menjadi zaman transformasi sosial.

Dampak-imbas globalisasi 
a. Dampak positif globalisasi diantaranya:
  1. Mudah memperoleh liputan serta ilmu pengetahuan
  2. Mudah melakukan komunikasi
  3. Cepat dalam perjalanan (gerak tinggi)
  4. Menumbuhkan perilaku kosmopolitan dan toleran
  5. Memacu buat menaikkan kualitas diri
  6. Mudah memenuhi kebutuhan
  7. Produksi global dapat ditingkatkan
  8. Meningkatkan kemakmuran warga dalam suatu negara
  9. Meluaskan pasar buat produk dalam negeri
  10. Dapat memperoleh lebih banyak modal serta teknologi yang lebih baik
  11. Menyediakan dana tambahan buat pembangunan ekonomi
  12. Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
  13. Berkembangnya turisme serta pariwisata 
  14. Berkembangnya mode yg berskala global, misalnya sandang, film serta lain lain.
  15. Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.
b. Dampak negatif globalisasi diantaranya:
  1. Informasi yang nir tersaring
  2. Perilaku konsumtif
  3. Membuat perilaku menutup diri, berpikir sempit
  4. Pemborosan pengeluaran serta meniru konduite yg buruk
  5. Mudah terpengaruh sang hal yg nir sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara
  6. Menghambat pertumbuhan sektor industri
  7. Memperburuk neraca pembayaran
  8. Sektor keuangan semakin tidak stabil
  9. Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang
  10. Semakin banyaknya imigrasi berdasarkan suatu negara ke negara lain.
GEOSTRATEGI INDONESIA DAN GLOBALISASI
Ditempat awalnya geostrategi diartikan sebagai geopolitik buat kepentingan militer atau perang. Di Indonesia geostrategi diartikan menjadi metode buat mewujudkan asa proklamasi, sebagaimana tercantum pada Mukadimah UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka beliau menjadi doktrin pembangunan dan diberi nama Ketahanan Nasional.

Mengingat geostrategi Indonesia menaruh arahan mengenai bagaimana menciptakan taktik pembangunan guna mewujudkan masa depan yg lebih baik, lebih kondusif, serta sebagainya, maka beliau menjadi amat tidak sinkron wajahnya dengan yang digagaskan oleh Haushofer, Ratzel, Kjellen serta sebagainya.

Hal itu diwujudkan melalui pendekatan kekuasaan (dan distribusi kekuasaan) yg terkandung pada geopolitik, yaitu yang berupa desentralisasi dan dikonsentrasi secara penuh dan konsekuen. Bilamana perkuatan ini dilaksanakan secara bersungguh-benar-benar serta konsisten, ada kemungkinan tidak perlu terburu-buru mengadakan pemekaran daerah administratif.

Dalam era globalisasi ini muncullah tantangan baru yang lebih “soft” atau “canggih” yang berupa dengungan ilmiah bahwa negara bangsa atau nation state seperti Indonesia telah nir memadai lagi, serta wajib diganti dengan bentuk lain, misalnya berupa negara suku (ethnic state), negara kepentingan (corporate state) serta negara agama (religious state), serta sebagainya.

Geostrategi Indonesia merupakan metode yang wajib dipakai pada pencarian jawaban atas pertanyaan diatas, sebab, bentuk-bentuk negara sebagai cara lain negara-bangsa memiliki konsekuensi ruang, kekuasaan maupun budaya yg tidak sama. Kondisi Indonesia pada kaitannya dengan geostrategi merupakan:
  1. Secara geopolitik Indonesia “menduduki” Sea Lines of Communication (SLOC) atau alur pelayaran penting diantara Samudera Pasifik serta Samudera Hindie, sehingga Indonesia wajib dibuat pro-Barat serta sekurang-kurangnya akomodatif terhadap kepentingan barat. Terlebih lagi diantara 7 (tujuh) selat strategis dunia, 4 (empat) berada dalam daerah kedaulatan Indonesia. Sudah barang tentu, berdasarkan pandangan geopolitik Alfred Thayer Mahan Indonesia memiliki bargaining power yang bertenaga berupa choke-paints pada pengendalian kemudian lintas laut yang melewati SLOC.
  2. Dalam suasana kecemasan pihak Barat terhadap perkembangan Islam yg dashyat, mereka melihat Indonesia merupakan negara yang moderat. Karena itu ada kepentingan menjaga Indonesia, agar permanen moderat dan bersahabat. Untuk itu harus dilakukan banyak sekali bentuk subversi.
  3. Potensi Indonesia menjadi penjuru Asean (atau mempunyai Power Position di Asia Tenggara), menggunakan luas wilayah ½ (1/2) menurut semua wilayah Asia Tenggara. “Memegang” Indonesia berarti “memegang” Asean serta ini adalah aset politik yang luar biasa dalam rangka membendung imbas Cina yg oleh pihak Barat dipersepsikan sebagai ancaman masa depan.

APA MENGAPA DAN BAGAIMANA WAWASAN NUSANTARA

Apa Mengapa Dan Bagaimana Wawasan Nusantara 
1. Pengertian Wawasan Nusantara
Kata wawasan dari menurut istilah “wawas” ( bahasa Jawa ) yang berarti melihat atau memandang. Apabila ditambah menggunakan akhiranan maka secara harfiah berarti cara penglihatan, cara tinjau, cara pandang.nusantara merupakan sebuah kata majemuk yang diambil dari bahasa Jawa Kuno yakni nusa yang berarti pulau, dan antara merupakan lain.wawasan nasional suatu bangsa dibentuk dan dijiwai sang paham kekuasaan dan geopolitik yang dianutnya. Beberapa teori paham kekuasaan serta teori geopolitik. Perumusan wawasan nasional lahir menurut pertimbangan serta pemikiran mengenai sejauh mana konsep operasionalnya dapat diwujudkan dan dipertanggungjawabkan.

Teori-teori yg bisa mendukung rumusan tersebut diantaranya:
a. Paham Machiavelli (Abad XVII)
Dalam bukunya mengenai politik yang diterjemahkan kedalam bahasa dengan judul “The Prince”, Machiavelli menaruh pesan tentang cara menciptakan kekuatan politik yang besar supaya sebuah negara dapat berdiri menggunakan kokoh. Didalamnya terkandung beberapa postulat serta cara pandang mengenai bagaimana memelihara kekuasaan politik. Menurut Machiavelli, sebuah negara akan bertahan apabila menerapkan dalil-dalil berikut: pertama, segala cara dihalalkan pada merebut dan mempertahankan kekuasaan; kedua, buat menjaga kekuasaan rezim, politik adu domba (divide et impera) adalah sah; serta ketiga, pada global politik (yg disamakan menggunakan kehidupan hewan buas ), yang kuat niscaya dapat bertahan serta menang. Semasa Machiavelli hayati, kitab “The Prince” dihentikan beredar sang Sri Paus lantaran dianggap amoral. Tetapi sehabis Machiavelli mangkat , kitab tersebut menjadi sangat dan banyak dipelajari sang orang-orang dan dijadikan pedoman sang banyak kalangan politisi serta para kalangan elite politik.

b. Paham Kaisar Napoleon Bonaparte (abad XVIII)
Kaisar Napoleon adalah tokoh revolusioner di bidang cara pandang, selain penganut baik menurut Machiavelli. Napoleon berpendapat bahwa perang di masa depan akan adalah perang total yang mengerahkan segala upaya dan kekuatan nasional. Kekuatan ini juga perlu didukung oleh syarat sosial budaya berupa ilmu pengetahuan teknologi demi terbentuknya kekuatan hankam untuk menduduki serta menjajah negara-negara disekitar Prancis. Ketiga postulat Machiavelli telah diimplementasikan menggunakan sempurna sang Napoleon, tetapi sebagai bumerang bagi dirinya sendiri sehingg akhir kariernya dibuang ke Pulau Elba.

c. Paham Jendral Clausewitz (XVIII)
Pada era Napoleon, Jenderal Clausewitz sempat terusir sang tentara Napoleon berdasarkan negaranya hingga ke Rusia. Clausewitz akhirnya bergabung dan menjadi penasihat militer Staf Umum Tentara Kekaisaran Rusia. Sebagaimana kita ketahui, invasi tentara Napoleon dalam akhirnya terhenti di Moskow serta diusir kembali ke Perancis. Clausewitz, selesainya Rusia bebas kembali, di angkat menjadi ketua staf komando Rusia. Di sana dia menulis sebuah buku mengenai perang berjudul Vom Kriege (Tentara Perang). Menurut Clausewitz, perang adalah kelanjutan politik menggunakan alternatif. Baginya, peperangan merupakan sah-absah saja buat mencapai tujuan nasional suatu bangsa. Pemikiran inilah yg membenarkan Rusia berekspansi sehingga menimbulkan perang Dunia I dengan kekalahan di pihak Rusia atau Kekaisaran Jerman.

d. Paham Feuerbach dan Hegel
Paham materialisme Feuerbach serta teori buatan Hegel menyebabkan 2 aliran akbar Barat yang berkembang didunia, yaitu kapitalisme pada satu pihak serta komunisme di pihak yang lain. Pada abad XVII paham perdagangan bebas yang merupakan nenek moyang liberalisme sedang marak. Saat itu orang-orang beropini bahwa ukuran keberhasilan ekonomi suatu negara adalah seberapa besar surplus ekonominya, terutama diukur menggunakan emas. Paham ini memicu nafsu kolonialisme negara Eropa Barat dalam mencari emas ke loka yg lain. Inilah yang memotivasi Columbus buat mencari daerah baru, kemudian Magellan, dan lain-lainnya. Paham ini pula yang mendorong Belanda untuk melakukan perdagangan (VOC) serta pada akhirnya menjajah Nusantara selama 3,5 abad.

e. Paham Lenin (XIX)
Lenin sudah memodifikasi paham Clausewitz. Menurutnya, perang merupakan kelanjutan politik menggunakan cara kekerasan. Bagi Leninisme/komunisme, perang atau pertumpahan darah atau revolusi di seluruh global merupakan sah pada kerangka mengkomuniskan seluruh bangsa di global. Lantaran itu, selama perang dingin, baik Uni Soviet maupun RRC berlomba-lomba untuk mengekspor paham komunis ke semua global. G.30.S/PKI merupakan salah satu komoditi ekspor RRC pada tahun 1965. Sejarah selanjutnya menunjukkan bahwa paham komunisme ternyata berakhir secara tragis misalnya runtuhnya Uni Soviet.

f. Paham Lucian W.pye serta Sidney
Dalam buku Political Culture and Political Development (Princeton University Press, 1972 ), mereka menyampaikan :”The political culture of society consist of the system of empirical believe expressive symbol and values which devidens the situation in political action can take place, it provides the subjective orientation to politics.....the political culture of society is highly significant aspec of the political system”. Para pakar tersebut menyebutkan adanya unsur-unsur sebyektivitas serta psikologis dalam tatanan dinamika kehidupan politik suatu bangsa, kemantapan suatu sistem politik dapat dicapai bila sistem tersebut berakar pada kebudayaan politik bangsa yg bersangkutan.samudera Hindia).

Latar belakang yang mensugesti tumbuhnya konsespi wawasan nusanatara adalah menjadi berikut :
a. Aspek Historis
Dari segi sejarah, bahwa bangsa Indonesia menginginkan sebagai bangsa yg bersatu menggunakan wilayah yang utuh adalah karena dua hal yaitu :
  1. Kita pernah mengalami kehidupan menjadi bangsa yang terjajah dan terpecah, kehidupan sebagai bangsa yang terjajah merupakan penederitaaan, kesengsaraan, kemiskinan serta kebodohan. Penjajah pula membangun perpecahan pada diri bangsa Indonesia. Politik Devide et impera. Dengan adanya politik ini orang-orang Indonesia justru melawan bangsanya sendiri. Dalam setiap perjuangan melawan penjajah selalu ada pahlawan, tetapi jua ada pengkhianat bangsa. 
  2. Kita pernah mempunyai wilayah yg terpisah-pisah, secara historis wilayah Indonesia adalah wialayah bekas jajahan Belanda . Wilayah Hindia Belanda ini masih terpisah0pisah menurut ketentuan Ordonansi 1939 dimana bahari territorial Hindia Belanda merupakan sejauh tiga (tiga) mil. Dengan adanya ordonantersebut , bahari atau perairan yang ada diluar tiga mil tersebut adalah samudera bebas serta berlaku menjadi perairan internasional. Sebagai bangsa yang terpecah-pecah serta terjajah, hal ini jelas adalah kerugian besar bagi bangsa Indonesia.
Keadaan tadi tidak mendudkung kita dalam mewujudkan bangsa yg merdeka, bersatu serta berdaulat.untuk sanggup keluar berdasarkan keadaan tersebut kita membutuhkan semangat kebangsaan yang melahirkan visi bangsa yang bersatu. Upaya buat mewujudkan wilayah Indonesia menjadi wilayah yang utuh nir lagi terpisah baru terjadi 12 tahun lalu setelah Indonesia merdeka yaitu ketika Perdana Menteri Djuanda mengeluarkan pernyataan yg selanjutnya dianggap sebagai Deklarasi Djuanda pada 13 Desember 1957. Isi utama berdasarkan deklarasi tersebut menyatakan bahwa laut territorial Indonesia nir lagi sejauh 3 mili melainkan selebar 12 mil dan secara resmi menggantikam Ordonansi 1939. 

Dekrasi Djuanda jua dikukuhkan dalam UU No.4/Prp Tahun 1960 tenatang perairan Indonesia yg berisi :
1. Perairan Indonesia adalah laut daerah Indonesia beserta perairan pedalaman Indonesia
2. Laut daerah Indonesia adalah jalur bahari 12 mil laut
3. Perairan pedalaman Indonesia adalah seluruh perairan yg terletak dalam sisi dalam menurut garis dasar.

Keluarnya Deklarasi Djuanda melahirkan konsepsi wawasan Nusantara dimana bahari tidak lagi sebagai pemisah, tetapi sebagai penghubung.uu mengenai perairan Indonesia diperbaharui menggunakan UU No.6 Tahun 1996 mengenai Perairan Indonesia.

Deklarasi Djuanda pula diperjuangkan dalam lembaga internasional. Melalui usaha panjanag akhirnya Konferensi PBB lepas 30 April mendapat “ The United Nation Convention On The Law Of the Sea”(UNCLOS) . Berdasarkan Konvensi Hukum Laut 1982 tersebut Indonesia diakui menjadi negara dengan asas Negara Kepulauan (Archipelago State).

b. Aspek Geografis dan Sosial Budaya
Dari segi geografis dan Sosial Budaya, Indonesia meruapakan negara bangsa menggunakan wialayah dan posisi yg unik dan bangsa yang heterogen. Keunikan wilayah dan serta heterogenitas menjadikan bangsa Indonesia perlu memilikui visi sebagai bangsa yg satu serta utuh . Keunikan wilayah dan heterogenitas itu anatara lain menjadi berikut :
1. Indonesia bercirikam negara kepulauan atau maritime
2. Indonesia terletak anata 2 benua dan 2 sameudera(posisi silang)
3. Indonesia terletak dalam garis khatulistiwa
4. Indonesia berada pada iklim tropis menggunakan dua musim
5. Indonesia sebagai rendezvous dua jalur pegunungan yaitu sirkumpasifik dan Mediterania
6. Wilayah subur dan dapat dihuni
7. Kaya akan tumbuhan dan hewan serta sumberdaya alam
8. Memiliki etnik yang banyak sehingga memiliki kebudayaan yang beragam
9. Memiliki jumlah penduduk pada jumlah yg akbar, sebesar 218.868 juta jiwa (tahun 2005 – www.datastatistik-Indonesia.com

Berdasarkan Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998 tentang GBHN, Wawasan Nusantara yang adalah wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan dari Undang-Undang Dasar 1945 adalah cara pandang serta perilaku bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya menggunakan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelengarakan kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.

A. Isi Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara meliputi :
1. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik, pada arti :
a. Bahwa kebulatan daerah nasional menggunakan segala isi serta kekayaannya adalah satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, serta kesatuan matra seluruh bangsa dan menjadi kapital serta milik bersama bangsa.
b. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari aneka macam suku serta berbicara dalam aneka macam bahasa daerah serta memeluk serta meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa wajib adalah satu kesatuan bangsa yang bundar dalam arti yg seluas-luasnya.
c. Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia wajib merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, dan memiliki tekad pada mencapai hasrat bangsa.
d. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa serta negara yg melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
e. Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan politik yang diselenggarakan dari Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
f. Bahwa semua Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan sistem aturan dalam arti bahwa hanya terdapat satu aturan nasional yang mengabdi pada kepentingan nasional.
g. Bahwa bangsa Indonesia yg hayati berdampingan menggunakan bangsa lain ikut membangun ketertiban global yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian tak pernah mati, serta keadilan sosial melalui politik luar negeri bebas aktif serta diabdikan pada kepentingan nasional.

2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu Kesatuan Ekonomi, pada arti :
a. Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial juga efektif adalah kapital serta milik bersama bangsa, serta bahwa keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di semua wilayah tanah air.
b. Tingkat perkembangan ekonomi wajib serasi serta seimbang pada semua wilayah, tanpa meninggalkan ciri spesial yg dimiliki oleh wilayah dalam pengembangankehidupanekonominya.
c. Kehidupan perekonomian pada seluruh wilayah Nusantara merupakan satu kesatuan ekonomi yg diselenggarakan menjadi bisnis beserta atas asas kekeluargaan serta ditujukan bagi sebanyak-akbar kemakmuran rakyat. 

3. Perwujudan Kepulauan Nusantara menjadi Satu Kesatuan Sosial dan Budaya, dalam arti :
a. Bahwa warga Indonesia merupakan satu, perikehidupan bangsa wajib merupakan kehidupan bangsa yg serasi menggunakan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yg sama, merata serta seimbang, serta adanya keselarasan kehidupan yg sesuai menggunakan tingkat kemajuan bangsa.
b. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya merupakan satu, sedangkan corak ragam budaya yg ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang sebagai kapital dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya, menggunakan tidak menolak nilai-nilai budaya lain yang tidak bertentangan menggunakan nilai budaya bangsa, yang output-hasilnya dapat dinikmati sang bangsa. 

4. Perwujudan Kepulauan Nusantara menjadi Satu Kesatuan Pertahanan Keamanan, dalam arti :
a. Bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu wilayah dalam hakekatnya adalah ancaman terhadap semua bangsa dan negara.
b. Bahwa tiap-tiap rakyat negara memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam rangka pembelaan negara serta bangsa. 

B. Konsep geopolitik dan geostrategi
Bila diperhatikan lebih jauh kepulauan Indonesia yang duapertiga daerahnya merupakan laut membentang ke utara dengan pusatnya pada pulau Jawa membentuk citra kipas. Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara konseptual, geopolitik Indonesia dituangkan pada salah satu doktrin nasional yangdisebut Wawasan Nusantara serta politik luar negeri bebas aktif.

Wawasan nusantara menjadi geopolitik Indonesia
Nusantara (archipelagic) dipahami sebagai konsep kewilayahan nasional menggunakan fokus bahwa daerah negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau yg dihubungkan sang bahari. Laut yg menghubungkan dan mempersatukan pulau-pulau yang beredar pada seantero khatulistiwa. Sedangkan Wawasan Nusantara merupakan konsep politik bangsa Indonesia yang memandang Indonesia menjadi satu kesatuan daerah, mencakup tanah (darat), air (laut) termasuk dasar bahari dan tanah di bawahnya dan udara di atasnya secara tidak terpisahkan, yg menyatukan bangsa dan negara secara utuh menyeluruh mencakup segenap bidang kehidupan nasional yg meliputi aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam.

Wawasan Nusantara sebagai konsepsi politik dan kenegaraan yang adalah manifestasi pemikiran politik bangsa Indonesia sudah ditegaskan pada GBHN menggunakan Tap. MPR No.iv tahun 1973. Penetapan ini merupakan tahapan akhir perkembangan konsepsi negara kepulauan yang sudah diperjuangkan semenjak Dekrarasi Juanda tanggal 13 Desember 1957.

Sebagai bangsa yg majemuk yg sudah menegara, bangsa Indonesia dalam membina serta menciptakan atau menyelenggarakan kehidupan nasionalnya, baik pada aspek politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan keamanan warga semestanya, selalu mengutamakanpersatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah.

2. Unsur-Unsur Dasar Wawasan Nusantara
1. Wadah (contour)
Wadah kehidupan bermayarakat, berbangsa, serta bernegara meliputi semua daerah Indonesia yg mempunyai sifat serba nusantara dengan kekayaan alam serta penduduk serta aneka budaya adalah bangsa Indonesia. Setelah menegara dalm negara Kesatuan Republik Indonesia, bangsa Indonesia mempunyai organisasi kenegaraan yang merupakan wadah berbagai aktivitas kenegaraan dalam wujud supra struktur politik, sedangkan wadah pada kehidupan bermasyarakat merupakan berbagai kelembagaan pada wujud infra struktur politik.

Dari Penjelasan di atas, dapatlah dipandang bahwa wadah yg dimaksud dalam unsur pertama ini merupakan batas ruang lingkup atau bentuk wujud berdasarkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diumumkan melalui Dekrit Juanda tanggal 13 Desember 1957. Deklarasi ini menyatakan bahwa bentuk geografi Indonesia adalah negara kepulauan yg terdiri atas ribuan pulau akbar serta kecil. Deklarasi ini kemudian disahkan melalui Perpu No. 4 tahun 1960 tentang perairan Indonesia. Bentuk wujud ini nir bisa dipisahkan dari azaz Archipelago yg sudah diperjuangkan dalam pertemuan kesepakatan hukum bahari internasional tahun 1982, mengikat seluruh negara. Oleh karena itu bentuk nusantara batas-batasnya ditentukan sang bahari, sejauh 12 mil dengan pada dalamnya terdapat pulau-pulau serta perpaduan pulau, berjumlah 17.508 butir pulau (11.808 diantanya belum memiliki nama), yg satu sama lain dihubungkan, tidak dipisahkan oleh air, baik berupa laut dan selat. Dengan demikian bentuk wujud nusantara kini ini terdiri 65% wilayah laut/perairan serta 35% daratan. Luas seluruhnya kira-kira lima juta km2 luas daratan, menggunakan panjang pantai 81.000 km. Adapun topografi daratannya adalah pegunungan dengan gunung-gunung berapi, baik yg masih aktif juga yg sudah nir aktif. Nusantara Indonesiadisamping bentuk wujud pada atas, pula memiliki letak geografis yg spesial , yaitu menjadi inti daripada posisi silang dunia, yang mempunyai imbas yang besar dalam tata kehidupan serta sifat perikehidupan nasionalnya.

2. Isi (content)
“Isi” adalah pandangan baru bangsa yang berkembang pada masyarakat dan impian serta tujuan nasional yang terdapat pada Pembukaan UUD 1945. Menyadari bahwa buat mencapai aspirasi yang berkembang di warga maupun harapan dan tujuan nasional seperti tersebut pada atas bangsa Indonesia harus mampu membangun persatuan serta kesatuan dalam kebhinekaan pada kehidupan nasional yg berupa politik, ekonomi, sosial budaya, serta hankam. Oleh karenanya “isi” menyangkut dua hal yang esensial yakni: Pertama, Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama serta perwujudannya, pencapaian cita-cita tujuan nasional, dan Kedua. Persatuan dan kesatuan pada kebhinekaan yg meliputi seluruh aspek kehidupan nasional.

Berdasarkan ke 2 hal yg disebutkan di atas, maka dapat dilihat tujuan nasional yg telah dirumuskan dalam pembukaan undang-undang dasar kita yg, berbunyi “lalu daripada itu buat membangun suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia serta seluruh tumpah darah Indonesia dan buat memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia menurut kemerdekaan, perdamaian tak pernah mati dan keadilan sosial”. Merupakan bentuk nyata berdasarkan isi konsepsi wawasan nusantara yang harus menjadi impian seluruh bangsa Indonesia, yg pada hakekatnya bertujuan unutk mewujudkan kesejahteraan, ketentraman, serta keamanan bagi bangsa Indonesia serta jua buat kebahagiaan dan perdamaian bagi seluruh umat manusia.

3. Tatalaku (conduct)
Tata laris merupakan output hubungan antara wadah serta isi, yg terdiri berdasarkan tata laku batiniah dan lahiriah. Rapikan laris batiniah mencerminkan jiwa, semangat, dan mentalitas yg baik dari bangsa Indonesia, se¬dangkan tata laris lahiriah tercermin dalam tindakan, perbuatan, dan konduite dari bangsa Indonesia. Kedua hal tersebut akan mencermin¬kan bukti diri jati diri atau kepribadian bangsa Indonesia berdasarkan kekeluargaan serta kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta kepada bangsa dan tanah air sehingga menimbuhkan nasionalisme yg tinggi pada semua aspek kehidupm nasional.

3. HAKIKAT WAWASAN NUSANTARA
Hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan nusantara, pada pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh pada lingkup nusantara demi kepentingan nasional. Hal tersebut berarti bahwa setiap rakyat bangsa serta aparatur negar wajib berpikir, bersikap, serta bertindak secara utuh menyeluruh demi kepentingan bangsa dan negara indonesia. Demikian jua produk yang didapatkan oleh forum negara harus pada lingkup dan demi kepentingan bangsa serta negaraIndonesia, tanpa menghilangkan kepentingan lainnya, misalnya kepentingan daerah, golongan serta orang perorang

Asas wawasan nusantara Merupakan ketentuan – ketentuan atau kaidah – kaidah dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara, serta diciptakan demi permanen taat serta setianya komponen pembentuk bangsa Indonesia terhadap konvensi beserta.jika hal ini diabaikan, maka komponen pembentuk kesepakatan beserta akan melanggar konvensi beserta tadi, yang berarti bahwa tercerai berainya bangsa serta negara Indonesia

Asas Wawasan Nusantara terdiri berdasarkan :
  1. Kepentingan yang sama
  2. KeadilanYang berarti kesesuaian pembagian hasil dengan adil.
  3. KejujuranYang berarti keberanian berfikir, menyampaikan, dan bertindak sesuai menggunakan relita serta ketentuan yg benar biarpun realita atau kebenaran itu getir.
  4. SolidaritasYang berarti rasa setia kawan, mau memberi dan berkorban demi orang lain tanpa meninggalkan ciri dan karakter budaya masing-masing.
  5. Kerja sama Adanya koordinasi, saling pengertian yang didasarkan atas kesetaraan demi terciptanya sinergi yg lebih baik.
  6. Kesetiaan terhadap ikrar atau konvensi bersama demi terpeliharanya persatuann dan kesatuandalam bhinekaan.merupakan tonggak utama dalam terciptanya persatuan serta kesatuan dalam kebhinekaan. Jika hal ini ambruk maka rusaklah persatuan dan kesatuan kebhinekaan Indonesia.
4. KEDUDUKAN, FUNGSI DAN TUJUAN WAWASAN NUSANTARA.
1. Kedudukan
a. Wawasan nusantara menjadi wawasan nasional angsa Indonesia adalah ajaran yang diyakini kebenarannya oleh semua masyarakat agar tidak terjadi penyesatan dan defleksi pada upaya mencapai dan mewujudkan harapan serta tujuan nasional.
b. Wawasan nusantara pada paradigma nasional bisa ditinjau menurut stratifikasinya menjadi berikut:
  1. Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara berkedudukan sebagai landasan idiil.
  2. Undang-undang dasar 1945 menjadi landasan konstitusi negara, berkedudukan menjadi landasan konstitusional.
  3. Wawasan nusantara menjadi visi nasional, berkedudukan menjadi landasan visional.
  4. Ketahanan nasional sebagai konsepsi nasional atau menjadi kebijaksanaan nasional, berkedudukan menjadi landasan operasional.
2. Fungsi
Wawasan nusantara berfungsi menjadi panduan, motivasi, dorongan, dan rambu-rambu pada memilih segala jenis kebijaksanaan, keputusan, tindakan danperbuatan bagi penyelenggara negara pada tingkat pusat serta daerah juga bagi seluruh masyarakat Indonesia pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

3. Tujuan
Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yg tinggi pada segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yg lebih mementingkan kepentingan nasional dari pada kepentingan individu, grup, golongan, suku bangsa, atau wilayah. Hal tersebut bukan berarti menghilangkan kepentingan-kepentingan individu, grup, suku bangsa,atau daerah.

5. IMPLEMENTASI DAN TANTANGAN YANG DIHADAPI DARI WAWASAN NUSANTARA
Indonesia, sebagai negara bangsa (nation state) kini sedang berada dipersimpangan jalan. Di tengah himpitan upaya untuk keluar menurut krisisekonomi, Indonesia wajib menghadapi ragam tuntutan berdasarkan daerah yang entah kebetulan atau tidak muncul dalam ketika yang hampir bersamaan. Tuntutantersebut jenisnya beragam; berdasarkan sekadar menuntut pembagian keuanganyang lebih adil, tuntutan otonomi yg lebih luas, tuntutan federalisasi,hingga ke tuntutan kemerdekaan. Akibatnya, eksistensi negara bangsaIndonesia menjadi negara kesatuan dalam ideologi, politik, sosial, budaya,pertahanan serta keamanan (sebagaimana dinyatakan pada konsep yang selama inidisebut “wawasan nusantara”), kemudian dipertanyakan kesahihannya 

6. ARAH PANDANG WAWASAN NUSANTARA.
1. Arah Pandang Ke Dalam
Arah pandang ke dalam bertujuan mengklaim perwujudan persatuan kesatuan segenap aspek kehidupan nasional, baik aspek alamiah juga sosial. Arah pandang ke pada mengandung arti bahwa bangasa indonesia wajib peka dan berusaha buat mencegah serta mengatasi sedini mungkin faktor-faktor penyebab timbulnya disintegrasi bangsa dan harus mengupayakan permanen terbina serta terpeliharanya persatua serta kesatuan pada kebhinekaan.

2. Arah Pandang Ke Luar
Arah pandang ke luar ditujukan demi terjaminnya kepentingan nasional dalam duna serba berubah maupun kehidupan pada negeri dan pada melaksanakan ketertiban global yang dari kemerdekaan, perdamaian tak pernah mati, dan keadilan sosial, dan kolaborasi dan perilaku saling menghormati. Arah pandang ke luar mengandung arti bahwa kehidupan internasionalnya, bangsa Idonesia wajib berusaha mengamankan kepentingan nasionalnya pada seluruh aspek kehidupan demi tercapainya tujuan nasional sinkron tertera dalam Pembukaan UUD1945.