PENGERTIAN TIK

1. Pengertian Teknologi

Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani, technologiatechne yang berarti ‘keahlian’ dan logia yang berarti ‘pengetahuan’. Dalam pengertian yang sempit, teknologi mengacu pada objek benda yang dipergunakan buat kemudahan kegiatan manusia, seperti mesin, perkakas, atau perangkat keras.



Dalam pengertian yg lebih luas, teknologi bisa meliputi pengertian sistem, organisasi, juga teknik. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan serta kemajuan zaman, pengertian teknologi sebagai semakin meluas, sehingga waktu ini teknologi adalah sebuah konsep yang berkaitan menggunakan jenis penggunaan serta pengetahuan mengenai indera serta keahlian, serta bagaimana dia bisa memberi impak pada kemampuan manusia buat mengendalikan dan mengubah sesuatu yang terdapat di sekitarnya.


Jadi teknologi adalah semacam perpanjangan tangan insan buat bisa memanfaatkan alam serta sesuatu yang ada pada sekelilingnya secara lebih aporisma. Dengan demikian, secara sederhana teknologi bertujuan untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan manusia, Teknologi atau pertukangan memiliki lebih dari satu definisi. Salah satunya adalah pengembangan dan pelaksanaan berdasarkan alatmesinmaterial serta proses yg menolong manusia menuntaskan masalahnya. Sebagai aktivitas manusia, teknologi mulai sebelum sains serta teknik.,Kata teknologi sering mendeskripsikan inovasi dan alat yang memakai prinsip dan proses penemuan saintifik yang baru ditemukan. Akan tetapi, penemuan yang sangat usang misalnya roda da pat dianggap teknologi.

2. Pengertian Teknologi warta serta komunikasi
Teknologi Informasi serta Komunikasi (TIK) menjadi bagiandari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) secara umum adalah semua yg teknologi berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian keterangan(Kementerian Negara Riset dan Teknologi, 2006: 6)

Teknologi kabar pula merupakan suatu teknologi yg digunakan buat memasak data termasuk memproses, menerima, menyusun, menyimpan, memanipulasi data pada berbagai cara buat menghasilkan warta yg berkualitas, yaitu kabar yg relevan, seksama, dan tepat ketika yang digunakan buat keperluan eksklusif, bisnis,serta pemerintahan dan merupakan liputan yg strategis buat pengambilan keputusan.

PENGERTIAN LOYALITAS NASABAH MENURUT PARA AHLINYA

Pengertian Loyalitas Nasabah Menurut Para Ahlinya
Perubahan lingkungan ekonomi yang berdampak pada proses keputusan beli nasabah. Daya beli konsumen yg menurun tajam telah mengondisikan konsumen pada situasi yg lebih terbatas menyangkut pilihan produk yg diinginkannya. Meskipun pemasar sudah memiliki segmen nasabah yg dipercaya loyal, tetapi tekanan-tekanan persaingan yg gencar yg sengaja diarahkan buat membarui loyalitas nasabah, nir dapat diabaikan lantaran akan berlanjut dengan perpindahan merek.

Dalam jangka panjang, loyalitas nasabah menjadi tujuan bagi perencanaan pasar strategik dijadikan dasar pengembangan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Dalam lingkungan persaingan global yang semakin ketat dengan masuknya produk-produk inovatif ke pasaran pada satu sisi, serta syarat pasar yang jenuh buat produk-produk eksklusif pada sisi lain, maka tugas mengelola loyalitas nasabah menjadi tantangan manajerial yang tidak ringan.

Loyalitas nasabah akan menjadi kunci sukses, tidak hanya dalam jangka pendek, namun keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Hal ini karena loyalitas nasabah mempunyai nilai strategis bagi perusahaan, lihat suksesnya IBM, Cola, Singapore Airlines, Xerox, dan sejumlah merek lain nir terlepas dari ikatan yg kuat berdasarkan nasabahnya, yaitu loyalitas.

Nasabah yg loyal karena puas dan ingin meneruskan interaksi pembelian, loyalitas nasabah merupakan ukuran kedekatan nasabah dalam sebuah merek, nasabah menyukai merek, merek sebagai top of mind (merek pertama yg muncul) jika mengingat sebuah kategori produk, komitmen merek yg mendalam memaksa preferensi pilihan buat melakukan pembelian, membantu nasabah mengindentifikasi perbedaan mutu, sebagai akibatnya saat berbelanja akan lebih efisien. Argumentasi ini memperkuat dan sebagai penting bagi nasabah buat melakukan pembelian ulang.

Loyalitas nasabah merupakan perilaku yang terkait dengan merek sebuah produk, termasuk kemungkinkan memperbarui kontrak pada masa yang akan datang, berapa kemungkinan nasabah membarui dukungannya terhadap merek, berapa kemungkinan impian nasabah untuk mempertinggi citra positif suatu produk. Apabila produk nir sanggup memuaskan nasabah, nasabah akan bereaksi menggunakan cara exit (nasabah menyatakan berhenti membeli merek atau produk) serta voice (nasabah menyatakan ketidakpuasan secara pribadi pada perusahaan).

Menurut Subagyo (2010 : 13) beropini bahwa : “Loyalitas nasabah adalah pembelian ulang sebuah merek secara konsisten oleh nasabah.”

Istilah loyalitas telah seringkali diperdengarkan oleh pakar marketing maupun praktisi bisnis, loyalitas merupakan konsep yg tampak gampang dibicarakan pada konteks sehari-hari, namun menjadi lebih sulit saat dianalisis maknanya. Menurut Hasan (2008 : 81) pada banyak literatur mengemukakan definisi loyalitas sebagai berikut :
1. Sebagai konsep generik, loyalitas merek memberitahuakn kecenderungan konsumen buat membeli sebuah merek eksklusif menggunakan tingkat konsistensi yang tinggi.
2. Sebagai konsep konduite, pembelian ulang kerap kali dihubungkan menggunakan loyalitas merek (merk loyalty). Perbedaannya, apabila loyalitas merek mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek eksklusif, konduite pembelian ulang menyangkut pembelian merek yg sama secara berulang.
3. Pembelian ulang adalah output dominan perusahan (a) berhasil membuat produknya sebagai satu-satunya cara lain yang tersedia, (b) yang terus-menerus melakukan kenaikan pangkat buat memikat serta membujuk nasabah membeli pulang merek yg sama.”

Selanjutnya Dick serta Basu dalam Umar (2003 : 16) mengemukakan bahwa : "Loyalitas nasabah sebagai komitmen nasabah terhadap suatu merek dan pemasok, menurut perilaku yang positif dan tercermin pada pembelian ulang yg konsisten." 

Loyalitas nasabah terhadap merek merupakan galat satu dari aset merek, yang menerangkan mahalnya nilai sebuah loyalitas, lantaran untuk membangunnya banyak tantangan yg harus dihadapi dan membutuhkan ketika yang sangat usang. Lebih lanjut dijelaskan bahwa loyalitas nasabah bagi perusahaan antara lain : 

1. Mengurangi biaya pemasaran
Nasabah setia bisa mengurangi biaya pemasaran. Beberapa penelitian memperlihatkan bahwa porto buat mendapatkan nasabah baru enam kali lebih besar dibandingkan menggunakan porto buat mempertahankan nasabah yg ada. Biaya iklan dan bentuk-bentuk kenaikan pangkat lain dikeluarkan dalam jumlah akbar, belum tentu bisa menarik nasabah baru, karena tidak mudah membangun sikap positif terhadap merek.

2. Trade leverage
Loyalitas terhadap merek menyediakan trade leverage bagi perusahaan. Sebuah produk dengan merek yang memiliki nasabah dan akan menarik para distributor buat menaruh ruang yg lebih akbar dibandingkan menggunakan merek lain pada toko yg sama. Merek yg mempunyai citra kualitas tinggi, akan memaksa konsumen membeli secara berulang-ulang merek yg sama bahkan mengajak konsumen lain buat membeli merek tadi.

3. Menarik nasabah baru
Nasabah yg puas menggunakan merek yang dibelinya bisa memengaruhi konsumen lain. Nasabah yg tidak puas akan membicarakan ketidakpuasannya pada 8 sampai 10 orang. Sebaliknya, jika puas akan menceritakan bahkan merekomendasikan pada orang lain buat memilih produk yang sudah memberikan kepuasan.

4. Merespon ancaman pesaing
Loyalitas terhadap merek memungkinkan perusahaan mempunyai ketika buat merespon tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pesaing. Jika pesaing berbagi produk yg lebih superior, perusahaan memiliki kesempatan buat menciptakan produk yang lebih baik dalam jangka waktu eksklusif, lantaran bagi pesaing nisbi sulit buat memengaruhi nasabah-nasabah yg setia. Mereka butuh saat yang relatif usang. Karena pentingnya loyalitas nasabah, maka loyalitas nasabah terhadap merek dianggap menjadi aset perusahaan serta berdampak besar terhadap pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan.

5. Nilai kumulatif usaha berkelanjutan
Upaya mempertahankan (retensi) nasabah serta loyal pada produk perusahaan sepanjang customer lifetime value, menggunakan cara menyediakan produk yg konstan diharapkan secara teratur dengan harga per unit yg lebih rendah.

6. Word of mouth communication
Nasabah yang memiliki loyalitas terhadap produk akan bersedia bercerita hal-hal baik (positive word of mouth) mengenai perusahaan serta produknya kepada orang lain, sahabat serta famili yang jauh persuasif daripada iklan.

Loyalitas terhadap merek melibatkan fungsi menurut proses-proses psikologis yang menunjukkan bahwa saat nasabah loyal terhadap merek-merek eksklusif, nasabah secara aktif akan memilih merek, terlibat dengan merek dan berbagi perilaku positif terhadap merek.

Kini konsep loyalitas nasabah yang pada perkembangan awalnya lebih menitik beratkan dalam aspek konduite, dikembangkan lebih luas lagi dengan melibatkan perilaku serta konduite. Loyalitas dilihat sebagai hubungan erat antara sikap nisbi dengan perilaku pembelian ualng. Pandangan amat berguna bagi pemasar. Pertama berdasarkan segi validitas dapat dipakai buat memprediksi apakah loyalitas yg terlihat menurut perilaku pembelian ulang terjadi lantaran memang sikapnya yang positif (bahagia) terhadap produk tersebut ataukah hanya lantaran situasi eksklusif yang memaksanya (spurious loyalty). Kedua, memungkinkan pemasar melakukan identifikasi terhadap faktor yang dapat menguatkan atau melemahkan konsisten loyalitas.

Karakteristik Loyalitas 
Pada awal perkembangannya loyalitas nasabah lebih dikaitkan dengan perilaku. Ini bisa dilihat dari teori belajar tradisional (classical serta intrumental conditioning) yang cenderung melihat loyalitas menurut aspek konduite. Konsumen dianggap mempunyai loyalitas terhadap suatu merek eksklusif jika dia telah membeli merek yang sama tersebut sebanyak 3 kali berturut-turut. Kendalanya adalah kesulitan dalam membedakan antara yang benar-sahih setia dengan yg palsu meskipun perilakunya sama.

Hampir sama dengan konsep loyalitas menurut teori belajar tradisional, Jacoby serta Kynes dalam Suryani (2008 : 148) menyatakan loyalitas nasabah mempunyai empat unsur ciri, yaitu : 
1. Dipandang sebagai kejadian non random. Maksudnya adalah bila nasabah mengetahui manfaat dari merek-merek eksklusif serta manfaat ini sinkron menggunakan kebutuhannya, maka bisa dipastikan ia akan setia terhadap merek tadi.

2. Loyalitas terhadap merek adalah respon perilaku yg ditunjukkan sepanjang ketika selama memungkinkan. Respon perilaku ini mendeskripsikan adanya komitmen atau keterlibatan terhadap merek tertentu sepanjang ketika. Dalam hal ini bila konsumen memandang merek tadi memiliki arti krusial bagi dirinya, umumnya jenis produk yg berhubungan dengan konsep diri, maka kesetiaan akan sebagai lebih kuat.

3. Loyalitas terhadap merek dikarakteristikkan dengan adanya proses pengambilan keputusan yg melibatkan alternatif-cara lain merek yg tersedia. Konsumen mempunyai looked set, yaitu merek-merek eksklusif yang turut diperhitungkan berkaitan dengan keputusan pembelian. Dengan demikian tidak menutup kemungkinan konsumen akan loyal terhadap lebih berdasarkan satu merek pada satu jenis produk.

Tingkatan Loyalitas Nasabah
Proses seseorang nasabah sebagai nasabah yang loyal terhadap perusahaan terbentuk melalui beberapa tahapan. Menurut Hurriyati (2005 : 132), adapun strata tahapan loyalitas berdasarkan beberapa pendapat para pakar dapat diuraikan dibawah ini :

1. Tahapan Loyalitas menurut Niegel Hill
Menurut Niegel Hill (1996 : 60) loyalitas nasabah bisa dibagi sebagai enam tahapan yaitu : Suspect, prospect, customer, clients, advocates serta partners. Tahapan-tahapan tersebut dapat dijelaskan dibawah ini :

a. Suspect
Meliputi seluruh orang yang diyakini akan membeli (membutuhkan) barang/jasa, namun belum mempunyai informasi tentang barang serta jasa perusahaan.

b. Prospect
Adalah orang-orang yang mempunyai kebutuhan akan jasa eksklusif, serta memiliki kemampuan buat membelinya. Pada termin ini, meskipun mereka belum melakukan pembelian namun sudah mengetahui eksistensi perusahaan dan jasa yang ditawarkan melalui rekomendasi pihak lain (word of mouth).

c. Customer
Pada tahap ini, nasabah sudah melakukan interaksi transaksi menggunakan perusahaan, tetapi nir memiliki perasaan positif terhadap perusahaan, loyalitas dalam tahap ini belum terlihat.

d. Clients
Meliputi semua nasabah yg sudah membeli barang/jasa yg dibutuhkan dan ditawarkan perusahaan secara teratur, interaksi ini berlangsung usang serta mereka telah mempunyai sifat retention.

e. Advocates
Pada termin ini, Clients secara aktif mendukung perusahaan dengan memberikan rekomendasai kepada orang lain agar mau membeli barang/jasa diperusahaan tersebut 

f. Partners
Pada tahap ini sudah terjadi interaksi yg bertenaga serta saling menguntungkan antara perusahaan dengan nasabah, pada tahap ini juga nasabah berani menolak produk/jasa berdasarkan perusahaan lain.

2. Tahapan Loyalitas Menurut Hermawan Kertajaya
Kartajaya (2003 : 100) membagi tahapan loyalitas nasabah kedalam 5 strata mulai menurut terrorist customer sampai advocator customer, detail tingkatan tersebut merupakan menjadi berikut :
a. Terrorist Customer, merupakan nasabah yg suka menjelek-jelekkan merek perusahaan dikarenakan nir senang atau pernah tidak puas dengan layanan yang diberikan perusahaan. Nasabah misalnya ini bersikap misalnya terroris yang suka menyusahkan perusahaan.

b. Transactional customer, yaitu nasabah yang mempunyai hubungan dengan perusahaan yang sifatnya sebatas transaksi, nasabah seperti ini membeli satu atau dua kali, sehabis itu 2 tidak mengulangi pembeliannya, atau apabila melakukan pembelian lagi sifatnya kadang-kadang. Nasabah yg mempunyai sifat misalnya ini mudah datang serta pulang lantaran nir mempunyai relationship yg baik menggunakan produk/merek perusahaan, basis relationship-nya adalah transaksional.

c. Relationship customer, dimana tipe nasabah ini nilai ekuitasnya lebih tinggi dibanding dua jenis nasabah di atas, nasabah jenis ini sudah melakukan repeat buying serta pola hubungannya menggunakan produk atau merek perusahaan merupakan relasional.

d. Loyal customer, nasabah jenis ini nir hanya melakukan repeat buying, akan tetapi lebih jauh lagi sangat loyal menggunakan produk dan merek perusahaan. Bila terdapat orang lain yg menjelekkan perusahaan, nasabah ini tetap bertahan, beliau permanen beserta perusahaan seburuk apapun orang menjelekkan perusahaan.

e. Advocator customer, jenis nasabah yg terakhir adalah advocator customer, nasabah menggunakan tingkatan tertinggi, nasabah semacam ini sangat istimewa dan excellent, mereka sebagai aset terbesar perusahaan bila perusahaan memilikinya. Advocator customer adalah nasabah yang selalu membela produk dan merek perusahaan, nasabah yg menjadi juru bicara yang baik pada nasabah lain serta nasabah yg murka apabila ada orang lain menjelek-jelekkan merek perusahaan.

3. Tingkatan nasabah menuju loyalitas dari Syafruddin Chan
Tingkatan nasabah menuju loyalitas dari Chan (2003 : 24) dibagi menjadi empat tahapan, yaitu :
a. Emas (Gold) adalah gerombolan nasabah yg menaruh laba terbesar kepada perusahaan. Biasanya grup ini adalah Heavy user yg selalu membeli dalam jumlah yg akbar serta frekuensi pembeliannya tinggi. Mereka tidak sensitive terhadap harga, tidak segan mengeluarkan uang buat sesuatu yg hanya sanggup dinikmati pada masa yang akan datang, mau mencoba sesuatu yang baru yang ditawarkan oleh perusahaan, dan yg paling penting memiliki komitmen buat tidak berpaling pada pesaing. Ciri-karakteristik berdasarkan nasabah emas ini adalah :
1) Mereka masih mempunyai potensi buat terus memperbesar sumbangan profitnya bagi perusahaan.
2) Mereka termasuk orang yang mapan, serta cenderung nir punya perkara dengan keuangannya
3) Mereka cukup pintar, serta sadar bahwa berpindah ke pesaing akan membawa risiko bagi kelangsungan suplai produk atau jasa, juga ketenangan yg sudah dihasilkan selama ini.
4) Jumlah mereka yang banyak, namun memiliki peran yg relatif akbar pada memilih kesuksesan perusahaan.

Untuk mengimbangi adanya nasabah emas tersebut. Perusahaan wajib menjalankan langkah-langkah berikut :  1) Siap menaruh pelayanan terbaik yang dimiliki
2) Siap dan responsive memberikan pelayanan purna jual terbaik
3) Siap lebih agresif memonitor perubahan yang terjadi pada pasar dan mem berikan yang terbaik buat memenuhi kebutuhan yang unik

b. Perak (Silver), grup ini masih menaruh laba yg akbar walaupun posisinya masih pada bawah gold tier. Mereka mulai memperhatikan tawaran potongan harga hal ini dikarenakan mereka cenderung sensitive terhadap harga, mereka pun tidak seloyal gold. Walaupun mereka sebenarnya heavy user, namun pemenuhan kebutuhannya diperoleh berdasarkan berbagai perusahaan, tergantung penawaran yang lebih baik.

c. Perunggu (Bronze). Kelompok ini paling akbar jumlahnya. Mereka adalah grup yg spending levelnya relatif rendah. Driver terkuatnya buat bertransaksi semata-mata didorong sang rabat harga yg akbar, sehingga mereka pula dikenal sebagai gerombolan pemburu diskon . Dengan demikian, margin yg diterima perusahaan jua nisbi kecil. Akibatnya, perusahaan nir berpikir buat memberikan pelayanan premium kepada mereka. Terlepas berdasarkan average spending level yg rendah, grup ini masih diharapkan sang perusahaan buat menggenapkan pemenuhan sasaran penjualan tahunan.

d. Besi (iron), adalah kelompok nasabah yg membebani perusahaan, tipe nasabah misalnya ini memiliki kesamaan buat meminta perhatian lebih akbar dan cenderung bermasalah, membuat perusahaan berfikir lebih baik menyingkirkan mereka berdasarkan daftar nasabah. Ciri-karakteristik lain dari nasabah ini adalah sebagai berikut :
1) Potensi profit yg akan didapatkan berdasarkan grup nasabah ini sangat kecil, serta bahkan nir terdapat sama sekali.
2) Mereka memiliki kemungkinan berjuang buat mengatur pengeluarannya
3) Mereka nir berpikir jangka panjang. Transaksi yang dilakukan hanya menurut kebutuhan hari ini dan selalu membanding-bandingkan dengan perusahaan pesaing untuk mencari harga yang paling murah.
4) Mereka nasabah yang poly jumlahnya tetapi paling sedikit nilai transaksinya.
5) Sleeping customer, yg sudah memanfaatkan fasilitas perusahaan tetapi nir melakukan transaksi.

4. Tahapan loyalitas berdasarkan Stanley A. Brown
Menurut Stanley A. Brown (2000 : 58) loyalitas nasabah memiliki tahapan sesuai dengan customer lifetime value. Tahapan tersebut merupakan : 

a. The Courtship
Pada termin ini, hubungan yg terjalin antara perusahaan dengan nasabah terbatas pada transaksi, nasabah masih mempertimbangkan produk serta harga. Jika penawaran produk dan harga yg dilakukan pesaing lebih baik, maka mereka akan berpindah.

b. The Relationship
Pada tahapan ini tercipta hubungan yg erat antara perusahaan dengan nasabah, loyalitas yang terbentuk nir lagi berdasarkan pada pertimbangan harga dan produk, walaupun tidak ada jaminan konsumen akan melihat produk pesaing, selain itu pada termin ini terjadi interaksi saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. 

c. The Marriage
Pada tahapan ini hubungan jangka panjang sudah tercipta dan keduanya nir bisa dipisahkan, loyalitas terbentuk dampak adanya tingkat kepuasan yang tinggi. Pada tahapan ini nasabah akan terlibat secara pribadi dengan perusahaan dan loyalitas tercipta seiring dengan kepuasan terhadap perusahaan dan ketergantungan nasabah. Tahapan Marriage yang paripurna diterjemahkan kedala advocate costumer yaitu nasabah yang merekomendasikan produk perusahaan kepada orang lain dan memberikan masukan pada perusahaan bila terjadi ketidakpuasan

Tahapan loyalitas tadi sebanding dengan customer life time value. Menurut Chan (2003 : 83) Lifetime value merupakan profit yg dihasilkan sang masing-masing nasabah pada saat eksklusif. Semakin usang seseorang sebagai nasabah, maka semakin besar value nasabah tersebut bagi perusahaan. Oleh karenanya kebijakan pemasaran yang diterapkan wajib bisa mempertahankan nasabah dalam jangka ketika panjang. Life time dapat digunakan menjadi dasar pada pengambilan kebijakan yg berhubungan dengan penetapan taktik pemasaran.

Strategi yg dilakukan perusahaan kaitannya dengan tahapan loytalitas menurut Stanley (2000 : 69), dibagi sebagai tiga termin. Tahap pertama merupakan customer Acquisition, strategi ini dilakukan saat konsumen berada pada strata The Fokus primer perusahaan pada tahapan ini adalah menerima nasabah baru dengan cara menciptakan data base nasabah sebagai acuan mendapatkan nasabah baru, menggunakan melakukan berbagai riset. Selanjutnya pada tahapan ke 2, taktik yang dilakukan perusahaan adalah strategic customer care, yaitu memperhatikan nasabah dengan melakukan berbagai pendekatan serta merancang program spesifik buat merebut balik nasabah yg sudah pulang atau beralih ke pesaing.

5. Tahapan loyalitas berdasarkan Jill Griffin
Sementara itu, Griffin (2002 : 35) membagi tahapan loyalitas nasabah menjadi berikut :

a. Suspects
Meliputi semua orang yang mungkin akan membeli barang/jasa perusahaan namun belum tahun apapun mengenai perusahaan serta barang/jasa yg ditawarkan

b. Prospect
Adalah orang-orang yg memiliki kebutuhan akan produk atau jasa eksklusif serta mempunyai kemampuan buat membelinya. Para prospect ini, meskipun mereka belum melakukan pembelian, mereka telah mengetahui keberadaan perusahaan serta barang/jasa yang ditawarkan, lantaran seseorang telah merekomendasikan barang/jasa tersebut padanya.

c. Disqualified prospects
Yaitu prospects yang sudah mengetahui eksistensi barang/jasa eksklusif, tetapi nir mempunyai kebutuhan akan barang/jasa tersebut, atau nir memiliki kemampuan buat membeli barang/jasa tadi.

d. First time customers
Yaitu nasabah yang membeli buat pertama kalinya. Mereka masih sebagai nasabah yang baru.

e. Repeat customers
Yaitu nasabah yg sudah melakukan pembelian suatu produk sebesar dua kali atau lebih. Mereka merupakan yang melakukan pembelian atas produk yg sama sebanyak 2 kali, atau membeli dua macam produk yang berbeda dalam dua kesempatan yang berbeda jua. 

f. Clients
Clients membeli semua barang/jasa yang ditawarkan dan mereka butuhkan. Mereka membeli secara teratur, hubungan dengan jenis nasabah ini telah kuat serta berlangsung lama , yang membuat mereka tidak terpengaruh sang produk pesaing. 

g. Advocates
Seperti halnya clients, advocates membeli barang/jasa yg ditawarkan serta yg mereka butuhkan, dan melakukan pembelian secara teratur. Selain itu mereka mendorong teman-teman mereka supaya membeli barang/jasa perusahaan tadi dalam orang lain, dengan begitu secara tidak langsung mereka sudah melakukan pemasaran buat perusahaan. 

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Nasabah
Adapun faktor-faktor yg mensugesti loyalitas nasabah adalah menjadi berikut :

1. Tarif
Dalam global usaha tarif/harga memiliki banyak kata. Sebagai contoh dalam global bisnis premi tarif diklaim bunga, usaha konsultan dan pialang disebut fee, usaha indutri manufaktur diklaim harga, sedangkan pada usaha angkutan serta perhotelan disebut tarif.

Menurut Siswanto, (2009 : 65) mengemukakan bahwa tarif merupakan sejumlah uang yg dipengaruhi perusahaan menjadi imbalan barang atau jasa yg mereka perdagangkan serta (sesuatu yg lain) yg diadakan perusahaan buat memuaskan hasrat konsumen”. 

Berdasarkan pengertian tadi di atas bahwa sesuatu yg lain itu dapat berupa kebanggaan mempunyai produk yg telah tenar mereknya, jaminan mutu, perasaan kondusif karena mempunyai produk itu, serta perasaan puas. Bagi para produsen buat membangun ketenaran merek diperlukan upaya dan porto kenaikan pangkat penjualan yg tak jarang nir sedikit jumlahnya. Untuk membentuk mutu produk yang tinggi diharapkan upaya serta biaya riset buat pengembangan produk.

Menurut dari Lamb, dkk. Terjemahan (2006 : 268) bahwa: “Tarif adalah sesuatu yang diserahkan pada pertukaran buat menerima suatu barang juga jasa”. Tarif atau harga adalah pertukaran barang dan jasa. Juga pengorbanan waktu karena menunggu buat memperoleh barang serta jasa. Misalnya, banyak orang menunggu seharian pada tempat kerja tiket penerbangan Southwest. Bahkan lalu, beberapa orang nir memperoleh bonus tiket yang mereka harapkan sebelumnya. Harga jua mungkin mencakup “martabat yang hilang” bagi seorang yang kehilangan pekerjaannya dan wajib mengharapkan kemurahan hati orang lain buat memperoleh kuliner serta pakaian.

Oleh lantaran penetapan harga menghipnotis pendapatan total serta porto total, maka keputusan dan strategi penetapan harga memegang peranan penting dalam setiap perusahaan. Sementara itu, menurut sudut pandang konsumen, harga sering digunakan menjadi indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan menggunakan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam tingkat tarif eksklusif, apabila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat juga. Demikian pula sebaliknya, pada tingkat tarif tertentu, nilai suatu barang dan jasa akan meningkat seiring menggunakan meningkatnya manfaat yg dirasakan. Sering pula dalam penentuan nilai suatu barang serta jasa dalam memenuhi kebutuhannya menggunakan kemampuan barang atau jasa substitusi (asal literatur).

Gregorius, (2002 : 149) berkata bahwa : “Tarif bisa diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) serta atau aspek lain (non-moneter) yg mengandung utilities/kegunaan tertentu yg dibutuhkan buat menerima suatu produk”.

Berdasarkan pengertian tarif yg ditetapkan ini, maka konsumen akan mengambil keputusan apakah dia membeli barang tersebut atau tidak. Konsumen juga menetapkan berapa jumlah yg wajib dibeli berdasarkan harga tersebut. Sudah barang tentu keputusan dari konsumen ini tidak hanya didasarkan pada harga semata-mata, tetapi terdapat faktor-faktor yg sebagai pertimbangan, misalnya kualitas dari barang, agama terhadap merek dan sebagainya. Meskipun demikian kasus tarif tidak boleh diabaikan sang perusahaan.

2. Pelayanan
Salah satu cara agar penjualan jasa satu perusahaan lebih unggul dibandingkan para pesaingnya merupakan menggunakan menaruh pelayanan yg berkualitas serta bermutu yg memenuhi taraf kepentingan konsumen. Tingkat kepentingan konsumen terhadap jasa yang akan mereka terima bisa dibuat berdasarkan pengalaman dan saran yang mereka peroleh. Konsumen memilih pemberi jasa berdasarkan peringkat kepentingan. Dan sehabis menikmati jasa tadi mereka cenderung akan membandingkannya dengan yang mereka harapkan.

Menurut Soegito (2007 : 152) mengemukakan bahwa: “Pelayanan (service) adalah setiap aktivitas atau manfaat yang dapat diberikan suatu pihak pada pihak lainnya yang pada dasarnya tidak berwujud serta tidak pula membuahkan pemilikan sesuatu serta produksinya dapat atau tidak bisa dikaitkan menggunakan suatu produk fisik.” 

Sedangkan Barata (2006 : 23) mengemukakan bahwa : “Pelayanan merupakan daya tarik yg akbar bagi para pelanggan, sehingga korporat bisnis tak jarang menggunakannya menjadi alat kenaikan pangkat untuk menarik minat pelanggan.”

Tingkat kualitas pelayanan nir bisa dievaluasi dari sudut pandang perusahan tetapi wajib dipandang dari sudut pandang pelanggan. Lantaran itu, pada merumuskan taktik serta acara pelayanan, perusahaan wajib berorientasi dalam kepentingan pelanggan dengan memperhatikan komponen kualitas pelanggan. 

3. Promosi (promotion)
Promosi adalah bagian dari bauran pemasaran yang besar peranannya. Promosi merupakan aktivitas-kegiatan yg secara aktif dilakukan perusahaan untuk mendorong konsumen membeli produk yg ditawarkan. Promosi pula dikatakan menjadi proses berlanjut karena dapat menimbulkan rangkaian kegiatan perusahaan yg selanjutnya. Karena itu kenaikan pangkat dilihat menjadi arus kabar atau persuasi satu arah yg dibuat buat mengarahkan seorang atau organisasi supaya melakukan pertukaran dalam pemasaran. Kegiatan pada promosi ini pada umumnya merupakan periklanan, personal selling, kenaikan pangkat penjualan, pemasaran pribadi, dan hubungan masyarakat dan publisitas.

4. Citra
Identitas serta citra perlu dibedakan. Identitas terdiri berdasarkan banyak sekali cara yg diarahkan perusahaan buat mengidentifikasi dirinya atau memposisikan diri atau produknya. Citra merupakan persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya (Philip Kotler, 2002: 338). Citra ditentukan sang poly faktor yg di luar kontrol perusahaan. Fakta banyak gambaran mempunyai kehidupan tersendiri diperlihatkan oleh kasus Nike pada mempertahankan daya tariknya terhadap pasar anak belia yg berubah-ubah.

Ada enam makna atau tingkat pengertian yg mampu disampaikan kepada konsumen diantaranya:

1. Atribut
Suatu merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. Contoh: Mercedes menyatakan suatu yang mahal, dibentuk menggunakan baik, terancang baik, tahan lama , bergengsi tinggi, cepat serta aman. 

2. Manfaat
Suatu merek lebih dari serangkaian atribut, karena yang dibeli oleh konsumen sesungguhnya merupakan manfaat bukannya atribut. Atribut hanya dibutuhkan buat diterjemahkan sebagai manfaat fungsional dan emosional.

3. Nilai
Merek pula menyatakan sesuatu mengenai nilai pembuat. Contoh Mercedes berarti kinerja tinggi, keamanan, gengsi dan kenyamanan.

4. Kepribadian
Merek pula mencerminkan kepribadian eksklusif. Jika merek itu merupakan orang, hewan, atau suatu obyek, apa yang akan terpikirkan sang kita ? Mercedes mencerminkan seorang pemimpin yg lumrah (orang), singa yang memerintah (hewan), istana yg megah (obyek).

5. Pemakai
Merek memperlihatkan jenis konsumen yang membeli atau memakai produk tersebut. Misalnya kita akan terkejut apabila melihat seseorang sekretaris berumur 20 tahun sedang mengendarai Mercedes. Padahal yang diharapkan adalah seseorang pimpinan zenit berumur 55 tahun dibelakang kemudi. Pemakainya merupakan orang yang menghargai nilai budaya, serta kepribadian produk tersebut. Oleh karenanya, apabila suatu perusahaan hanya memperlakukan merek sebagai nama, maka perusahaan tadi nir melihat tujuan merek yang sebenarnya.

PENGERTIAN LOYALITAS NASABAH MENURUT PARA AHLINYA

Pengertian Loyalitas Nasabah Menurut Para Ahlinya
Perubahan lingkungan ekonomi yang berdampak dalam proses keputusan beli nasabah. Daya beli konsumen yang menurun tajam telah mengondisikan konsumen dalam situasi yg lebih terbatas menyangkut pilihan produk yang diinginkannya. Meskipun pemasar telah mempunyai segmen nasabah yg dipercaya loyal, tetapi tekanan-tekanan persaingan yg gencar yg sengaja diarahkan buat mengubah loyalitas nasabah, tidak dapat diabaikan lantaran akan berlanjut dengan perpindahan merek.

Dalam jangka panjang, loyalitas nasabah menjadi tujuan bagi perencanaan pasar strategik dijadikan dasar pengembangan keunggulan kompetitif yg berkelanjutan. Dalam lingkungan persaingan dunia yang semakin ketat menggunakan masuknya produk-produk inovatif ke pasaran pada satu sisi, serta kondisi pasar yg jenuh buat produk-produk tertentu pada sisi lain, maka tugas mengelola loyalitas nasabah sebagai tantangan manajerial yg nir ringan.

Loyalitas nasabah akan sebagai kunci sukses, tidak hanya pada jangka pendek, tetapi keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Hal ini lantaran loyalitas nasabah memiliki nilai strategis bagi perusahaan, lihat suksesnya IBM, Cola, Singapore Airlines, Xerox, dan sejumlah merek lain nir terlepas dari ikatan yang bertenaga berdasarkan nasabahnya, yaitu loyalitas.

Nasabah yang loyal karena puas dan ingin meneruskan interaksi pembelian, loyalitas nasabah adalah berukuran kedekatan nasabah pada sebuah merek, nasabah menyukai merek, merek sebagai top of mind (merek pertama yg muncul) bila mengingat sebuah kategori produk, komitmen merek yg mendalam memaksa preferensi pilihan buat melakukan pembelian, membantu nasabah mengindentifikasi perbedaan mutu, sebagai akibatnya saat berbelanja akan lebih efisien. Argumentasi ini memperkuat dan sebagai penting bagi nasabah buat melakukan pembelian ulang.

Loyalitas nasabah merupakan konduite yg terkait dengan merek sebuah produk, termasuk kemungkinkan memperbarui kontrak pada masa yang akan datang, berapa kemungkinan nasabah mengganti dukungannya terhadap merek, berapa kemungkinan keinginan nasabah buat menaikkan citra positif suatu produk. Jika produk nir sanggup memuaskan nasabah, nasabah akan bereaksi menggunakan cara exit (nasabah menyatakan berhenti membeli merek atau produk) serta voice (nasabah menyatakan ketidakpuasan secara langsung dalam perusahaan).

Menurut Subagyo (2010 : 13) berpendapat bahwa : “Loyalitas nasabah adalah pembelian ulang sebuah merek secara konsisten sang nasabah.”

Istilah loyalitas sudah seringkali diperdengarkan oleh ahli marketing juga praktisi bisnis, loyalitas adalah konsep yg tampak gampang dibicarakan pada konteks sehari-hari, tetapi menjadi lebih sulit waktu dianalisis maknanya. Menurut Hasan (2008 : 81) dalam poly literatur mengemukakan definisi loyalitas menjadi berikut :
1. Sebagai konsep generik, loyalitas merek memberitahuakn kesamaan konsumen buat membeli sebuah merek eksklusif menggunakan taraf konsistensi yang tinggi.
2. Sebagai konsep konduite, pembelian ulang kerap kali dihubungkan menggunakan loyalitas merek (merk loyalty). Perbedaannya, jika loyalitas merek mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek eksklusif, perilaku pembelian ulang menyangkut pembelian merek yang sama secara berulang.
3. Pembelian ulang adalah hasil secara umum dikuasai perusahan (a) berhasil membuat produknya sebagai satu-satunya alternatif yang tersedia, (b) yg terus-menerus melakukan kenaikan pangkat buat memikat dan membujuk nasabah membeli balik merek yg sama.”

Selanjutnya Dick serta Basu dalam Umar (2003 : 16) mengemukakan bahwa : "Loyalitas nasabah sebagai komitmen nasabah terhadap suatu merek serta pemasok, menurut sikap yang positif dan tercermin pada pembelian ulang yang konsisten." 

Loyalitas nasabah terhadap merek adalah keliru satu berdasarkan aset merek, yang menampakan mahalnya nilai sebuah loyalitas, lantaran buat membangunnya poly tantangan yang harus dihadapi serta membutuhkan ketika yang sangat lama . Lebih lanjut dijelaskan bahwa loyalitas nasabah bagi perusahaan antara lain : 

1. Mengurangi porto pemasaran
Nasabah setia bisa mengurangi porto pemasaran. Beberapa penelitian menerangkan bahwa porto buat menerima nasabah baru enam kali lebih besar dibandingkan dengan porto buat mempertahankan nasabah yang ada. Biaya iklan dan bentuk-bentuk kenaikan pangkat lain dimuntahkan dalam jumlah besar , belum tentu bisa menarik nasabah baru, lantaran nir mudah membangun perilaku positif terhadap merek.

2. Trade leverage
Loyalitas terhadap merek menyediakan trade leverage bagi perusahaan. Sebuah produk menggunakan merek yang memiliki nasabah serta akan menarik para distributor buat memberikan ruang yang lebih besar dibandingkan menggunakan merek lain pada toko yg sama. Merek yang memiliki gambaran kualitas tinggi, akan memaksa konsumen membeli secara berulang-ulang merek yg sama bahkan mengajak konsumen lain untuk membeli merek tersebut.

3. Menarik nasabah baru
Nasabah yg puas dengan merek yg dibelinya bisa memengaruhi konsumen lain. Nasabah yg nir puas akan mengungkapkan ketidakpuasannya pada 8 hingga 10 orang. Sebaliknya, apabila puas akan menceritakan bahkan merekomendasikan kepada orang lain buat menentukan produk yg telah menaruh kepuasan.

4. Merespon ancaman pesaing
Loyalitas terhadap merek memungkinkan perusahaan memiliki ketika buat merespon tindakan-tindakan yg dilakukan oleh pesaing. Jika pesaing membuatkan produk yg lebih superior, perusahaan mempunyai kesempatan untuk membuat produk yg lebih baik pada jangka waktu tertentu, karena bagi pesaing nisbi sulit buat memengaruhi nasabah-nasabah yg setia. Mereka butuh waktu yg nisbi lama . Karena pentingnya loyalitas nasabah, maka loyalitas nasabah terhadap merek dipercaya menjadi aset perusahaan dan berdampak akbar terhadap pangsa pasar serta profitabilitas perusahaan.

5. Nilai kumulatif bisnis berkelanjutan
Upaya mempertahankan (retensi) nasabah dan loyal dalam produk perusahaan sepanjang customer lifetime value, dengan cara menyediakan produk yang konstan dibutuhkan secara teratur dengan harga per unit yang lebih rendah.

6. Word of mouth communication
Nasabah yang mempunyai loyalitas terhadap produk akan bersedia bercerita hal-hal baik (positive word of mouth) mengenai perusahaan serta produknya kepada orang lain, teman dan famili yg jauh persuasif daripada iklan.

Loyalitas terhadap merek melibatkan fungsi berdasarkan proses-proses psikologis yg memperlihatkan bahwa saat nasabah loyal terhadap merek-merek tertentu, nasabah secara aktif akan memilih merek, terlibat menggunakan merek serta membuatkan sikap positif terhadap merek.

Kini konsep loyalitas nasabah yang dalam perkembangan awalnya lebih menitik beratkan pada aspek perilaku, dikembangkan lebih luas lagi menggunakan melibatkan perilaku dan perilaku. Loyalitas dipandang sebagai hubungan erat antara perilaku nisbi menggunakan konduite pembelian ualng. Pandangan amat bermanfaat bagi pemasar. Pertama menurut segi validitas dapat digunakan buat memprediksi apakah loyalitas yg terlihat berdasarkan konduite pembelian ulang terjadi lantaran memang sikapnya yang positif (senang ) terhadap produk tersebut ataukah hanya karena situasi eksklusif yang memaksanya (spurious loyalty). Kedua, memungkinkan pemasar melakukan identifikasi terhadap faktor yg bisa menguatkan atau melemahkan konsisten loyalitas.

Karakteristik Loyalitas 
Pada awal perkembangannya loyalitas nasabah lebih dikaitkan dengan perilaku. Ini bisa dicermati dari teori belajar tradisional (classical serta intrumental conditioning) yang cenderung melihat loyalitas berdasarkan aspek perilaku. Konsumen dianggap mempunyai loyalitas terhadap suatu merek eksklusif apabila ia telah membeli merek yang sama tersebut sebanyak tiga kali berturut-turut. Kendalanya merupakan kesulitan dalam membedakan antara yang benar-benar setia dengan yang palsu meskipun perilakunya sama.

Hampir sama menggunakan konsep loyalitas menurut teori belajar tradisional, Jacoby serta Kynes dalam Suryani (2008 : 148) menyatakan loyalitas nasabah memiliki empat unsur karakteristik, yaitu : 
1. Dipandang sebagai kejadian non random. Maksudnya merupakan apabila nasabah mengetahui manfaat dari merek-merek tertentu dan manfaat ini sinkron dengan kebutuhannya, maka dapat dipastikan beliau akan setia terhadap merek tersebut.

2. Loyalitas terhadap merek merupakan respon konduite yg ditunjukkan sepanjang waktu selama memungkinkan. Respon perilaku ini mendeskripsikan adanya komitmen atau keterlibatan terhadap merek tertentu sepanjang ketika. Dalam hal ini jika konsumen memandang merek tersebut mempunyai arti penting bagi dirinya, umumnya jenis produk yang berhubungan dengan konsep diri, maka kesetiaan akan sebagai lebih kuat.

3. Loyalitas terhadap merek dikarakteristikkan menggunakan adanya proses pengambilan keputusan yang melibatkan alternatif-alternatif merek yg tersedia. Konsumen mempunyai looked set, yaitu merek-merek eksklusif yg turut diperhitungkan berkaitan menggunakan keputusan pembelian. Dengan demikian nir menutup kemungkinan konsumen akan loyal terhadap lebih menurut satu merek dalam satu jenis produk.

Tingkatan Loyalitas Nasabah
Proses seseorang nasabah sebagai nasabah yang loyal terhadap perusahaan terbentuk melalui beberapa tahapan. Menurut Hurriyati (2005 : 132), adapun strata tahapan loyalitas dari beberapa pendapat para pakar bisa diuraikan dibawah ini :

1. Tahapan Loyalitas menurut Niegel Hill
Menurut Niegel Hill (1996 : 60) loyalitas nasabah dapat dibagi sebagai enam tahapan yaitu : Suspect, prospect, customer, clients, advocates dan partners. Tahapan-tahapan tersebut bisa dijelaskan dibawah ini :

a. Suspect
Meliputi semua orang yang diyakini akan membeli (membutuhkan) barang/jasa, namun belum memiliki berita mengenai barang dan jasa perusahaan.

b. Prospect
Adalah orang-orang yg mempunyai kebutuhan akan jasa tertentu, dan mempunyai kemampuan buat membelinya. Pada tahap ini, meskipun mereka belum melakukan pembelian tetapi telah mengetahui keberadaan perusahaan dan jasa yang ditawarkan melalui rekomendasi pihak lain (word of mouth).

c. Customer
Pada termin ini, nasabah sudah melakukan interaksi transaksi dengan perusahaan, tetapi nir memiliki perasaan positif terhadap perusahaan, loyalitas pada tahap ini belum terlihat.

d. Clients
Meliputi seluruh nasabah yg sudah membeli barang/jasa yg diperlukan serta ditawarkan perusahaan secara teratur, interaksi ini berlangsung usang dan mereka sudah mempunyai sifat retention.

e. Advocates
Pada termin ini, Clients secara aktif mendukung perusahaan dengan menaruh rekomendasai kepada orang lain agar mau membeli barang/jasa diperusahaan tadi 

f. Partners
Pada tahap ini telah terjadi hubungan yang bertenaga serta saling menguntungkan antara perusahaan dengan nasabah, dalam tahap ini juga nasabah berani menolak produk/jasa dari perusahaan lain.

2. Tahapan Loyalitas Menurut Hermawan Kertajaya
Kartajaya (2003 : 100) membagi tahapan loyalitas nasabah kedalam lima tingkatan mulai menurut terrorist customer hingga advocator customer, lebih jelasnya strata tadi merupakan menjadi berikut :
a. Terrorist Customer, adalah nasabah yang senang menjelek-jelekkan merek perusahaan dikarenakan nir senang atau pernah tidak puas menggunakan layanan yg diberikan perusahaan. Nasabah seperti ini bersikap misalnya terroris yg senang menyusahkan perusahaan.

b. Transactional customer, yaitu nasabah yang mempunyai hubungan menggunakan perusahaan yang sifatnya sebatas transaksi, nasabah misalnya ini membeli satu atau 2 kali, sehabis itu dua nir mengulangi pembeliannya, atau jika melakukan pembelian lagi sifatnya kadang-kadang. Nasabah yang mempunyai sifat misalnya ini gampang datang dan pulang karena nir mempunyai relationship yg baik menggunakan produk/merek perusahaan, basis relationship-nya merupakan transaksional.

c. Relationship customer, dimana tipe nasabah ini nilai ekuitasnya lebih tinggi dibanding 2 jenis nasabah di atas, nasabah jenis ini sudah melakukan repeat buying dan pola hubungannya menggunakan produk atau merek perusahaan merupakan relasional.

d. Loyal customer, nasabah jenis ini nir hanya melakukan repeat buying, akan tetapi lebih jauh lagi sangat loyal menggunakan produk serta merek perusahaan. Jika terdapat orang lain yg menjelekkan perusahaan, nasabah ini permanen bertahan, dia tetap bersama perusahaan seburuk apapun orang menjelekkan perusahaan.

e. Advocator customer, jenis nasabah yg terakhir merupakan advocator customer, nasabah menggunakan strata tertinggi, nasabah semacam ini sangat istimewa dan excellent, mereka sebagai aset terbesar perusahaan apabila perusahaan memilikinya. Advocator customer adalah nasabah yg selalu membela produk serta merek perusahaan, nasabah yang sebagai juru bicara yang baik kepada nasabah lain serta nasabah yang marah jika ada orang lain menjelek-jelekkan merek perusahaan.

3. Tingkatan nasabah menuju loyalitas berdasarkan Syafruddin Chan
Tingkatan nasabah menuju loyalitas menurut Chan (2003 : 24) dibagi menjadi empat tahapan, yaitu :
a. Emas (Gold) merupakan kelompok nasabah yg menaruh keuntungan terbesar kepada perusahaan. Biasanya kelompok ini merupakan Heavy user yg selalu membeli pada jumlah yg akbar serta frekuensi pembeliannya tinggi. Mereka tidak sensitive terhadap harga, tidak segan mengeluarkan uang buat sesuatu yang hanya bisa dinikmati dalam masa yg akan tiba, mau mencoba sesuatu yg baru yang ditawarkan sang perusahaan, dan yang paling penting memiliki komitmen buat nir berpaling pada pesaing. Ciri-ciri menurut nasabah emas ini merupakan :
1) Mereka masih mempunyai potensi buat terus memperbesar sumbangan profitnya bagi perusahaan.
2) Mereka termasuk orang yang mapan, serta cenderung tidak punya kasus menggunakan keuangannya
3) Mereka cukup pintar, serta sadar bahwa berpindah ke pesaing akan membawa risiko bagi kelangsungan suplai produk atau jasa, maupun kenyamanan yang telah dihasilkan selama ini.
4) Jumlah mereka yg poly, tetapi mempunyai peran yang relatif besar dalam menentukan kesuksesan perusahaan.

Untuk mengimbangi adanya nasabah emas tersebut. Perusahaan wajib menjalankan langkah-langkah berikut :  1) Siap menaruh pelayanan terbaik yang dimiliki
2) Siap dan responsive menaruh pelayanan purna jual terbaik
3) Siap lebih proaktif memonitor perubahan yang terjadi di pasar dan mem berikan yang terbaik buat memenuhi kebutuhan yang unik

b. Perak (Silver), grup ini masih memberikan keuntungan yang besar walaupun posisinya masih di bawah gold tier. Mereka mulai memperhatikan tawaran potongan harga hal ini dikarenakan mereka cenderung sensitive terhadap harga, mereka pun tidak seloyal gold. Walaupun mereka sebenarnya heavy user, tetapi pemenuhan kebutuhannya diperoleh dari berbagai perusahaan, tergantung penawaran yg lebih baik.

c. Perunggu (Bronze). Kelompok ini paling besar jumlahnya. Mereka adalah gerombolan yang spending levelnya relatif rendah. Driver terkuatnya buat bertransaksi semata-mata didorong sang rabat harga yg akbar, sehingga mereka juga dikenal menjadi grup pemburu diskon . Dengan demikian, margin yg diterima perusahaan juga nisbi kecil. Akibatnya, perusahaan tidak berpikir untuk memberikan pelayanan premium pada mereka. Terlepas dari average spending level yg rendah, gerombolan ini masih diharapkan sang perusahaan buat menggenapkan pemenuhan sasaran penjualan tahunan.

d. Besi (iron), adalah grup nasabah yang membebani perusahaan, tipe nasabah misalnya ini mempunyai kecenderungan buat meminta perhatian lebih besar serta cenderung bermasalah, membuat perusahaan berfikir lebih baik menyingkirkan mereka dari daftar nasabah. Ciri-ciri lain menurut nasabah ini adalah sebagai berikut :
1) Potensi profit yg akan didapatkan dari kelompok nasabah ini sangat kecil, dan bahkan nir ada sama sekali.
2) Mereka mempunyai kemungkinan berjuang untuk mengatur pengeluarannya
3) Mereka nir berpikir jangka panjang. Transaksi yang dilakukan hanya berdasarkan kebutuhan hari ini dan selalu membanding-bandingkan dengan perusahaan pesaing buat mencari harga yg paling murah.
4) Mereka nasabah yang banyak jumlahnya tetapi paling sedikit nilai transaksinya.
5) Sleeping customer, yang telah memanfaatkan fasilitas perusahaan tetapi nir melakukan transaksi.

4. Tahapan loyalitas berdasarkan Stanley A. Brown
Menurut Stanley A. Brown (2000 : 58) loyalitas nasabah mempunyai tahapan sinkron menggunakan customer lifetime value. Tahapan tadi merupakan : 

a. The Courtship
Pada tahap ini, interaksi yang terjalin antara perusahaan dengan nasabah terbatas pada transaksi, nasabah masih mempertimbangkan produk dan harga. Jika penawaran produk serta harga yg dilakukan pesaing lebih baik, maka mereka akan berpindah.

b. The Relationship
Pada tahapan ini tercipta hubungan yang erat antara perusahaan dengan nasabah, loyalitas yang terbentuk nir lagi berdasarkan pada pertimbangan harga dan produk, walaupun tidak ada agunan konsumen akan melihat produk pesaing, selain itu dalam termin ini terjadi interaksi saling menguntungkan bagi ke 2 belah pihak. 

c. The Marriage
Pada tahapan ini hubungan jangka panjang telah tercipta dan keduanya nir bisa dipisahkan, loyalitas terbentuk dampak adanya taraf kepuasan yg tinggi. Pada tahapan ini nasabah akan terlibat secara eksklusif menggunakan perusahaan serta loyalitas tercipta seiring menggunakan kepuasan terhadap perusahaan dan ketergantungan nasabah. Tahapan Marriage yang sempurna diterjemahkan kedala advocate costumer yaitu nasabah yg merekomendasikan produk perusahaan kepada orang lain serta menaruh masukan pada perusahaan bila terjadi ketidakpuasan

Tahapan loyalitas tadi sebanding dengan customer life time value. Menurut Chan (2003 : 83) Lifetime value merupakan profit yang dihasilkan sang masing-masing nasabah pada waktu tertentu. Semakin lama seseorang sebagai nasabah, maka semakin besar value nasabah tadi bagi perusahaan. Oleh karenanya kebijakan pemasaran yg diterapkan wajib dapat mempertahankan nasabah pada jangka waktu panjang. Life time bisa dipakai sebagai dasar pada pengambilan kebijakan yg berhubungan dengan penetapan taktik pemasaran.

Strategi yang dilakukan perusahaan kaitannya dengan tahapan loytalitas dari Stanley (2000 : 69), dibagi menjadi 3 termin. Tahap pertama adalah customer Acquisition, strategi ini dilakukan saat konsumen berada pada tingkatan The Fokus primer perusahaan pada tahapan ini merupakan mendapatkan nasabah baru dengan cara menciptakan data base nasabah sebagai acuan menerima nasabah baru, menggunakan melakukan berbagai riset. Selanjutnya pada tahapan ke 2, strategi yg dilakukan perusahaan adalah strategic customer care, yaitu memperhatikan nasabah menggunakan melakukan banyak sekali pendekatan dan merancang acara spesifik untuk merebut kembali nasabah yang telah pergi atau beralih ke pesaing.

5. Tahapan loyalitas berdasarkan Jill Griffin
Sementara itu, Griffin (2002 : 35) membagi tahapan loyalitas nasabah menjadi berikut :

a. Suspects
Meliputi semua orang yang mungkin akan membeli barang/jasa perusahaan tetapi belum tahun apapun mengenai perusahaan serta barang/jasa yg ditawarkan

b. Prospect
Adalah orang-orang yg mempunyai kebutuhan akan produk atau jasa tertentu dan mempunyai kemampuan buat membelinya. Para prospect ini, meskipun mereka belum melakukan pembelian, mereka telah mengetahui eksistensi perusahaan dan barang/jasa yg ditawarkan, lantaran seseorang sudah merekomendasikan barang/jasa tersebut padanya.

c. Disqualified prospects
Yaitu prospects yang sudah mengetahui eksistensi barang/jasa tertentu, namun tidak mempunyai kebutuhan akan barang/jasa tersebut, atau nir memiliki kemampuan buat membeli barang/jasa tadi.

d. First time customers
Yaitu nasabah yg membeli buat pertama kalinya. Mereka masih sebagai nasabah yang baru.

e. Repeat customers
Yaitu nasabah yang sudah melakukan pembelian suatu produk sebanyak 2 kali atau lebih. Mereka adalah yg melakukan pembelian atas produk yang sama sebesar dua kali, atau membeli dua macam produk yang tidak sinkron dalam 2 kesempatan yang tidak sinkron pula. 

f. Clients
Clients membeli semua barang/jasa yg ditawarkan serta mereka butuhkan. Mereka membeli secara teratur, hubungan menggunakan jenis nasabah ini telah bertenaga serta berlangsung usang, yg membuat mereka tidak terpengaruh sang produk pesaing. 

g. Advocates
Seperti halnya clients, advocates membeli barang/jasa yang ditawarkan serta yang mereka butuhkan, dan melakukan pembelian secara teratur. Selain itu mereka mendorong teman-teman mereka agar membeli barang/jasa perusahaan tersebut dalam orang lain, menggunakan begitu secara nir langsung mereka telah melakukan pemasaran buat perusahaan. 

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Nasabah
Adapun faktor-faktor yang mensugesti loyalitas nasabah adalah menjadi berikut :

1. Tarif
Dalam global bisnis tarif/harga memiliki poly istilah. Sebagai model pada global usaha premi tarif disebut bunga, bisnis konsultan serta makelar disebut fee, bisnis indutri manufaktur dianggap harga, sedangkan dalam bisnis angkutan serta perhotelan dianggap tarif.

Menurut Siswanto, (2009 : 65) mengemukakan bahwa tarif merupakan sejumlah uang yg ditentukan perusahaan menjadi imbalan barang atau jasa yg mereka perdagangkan serta (sesuatu yang lain) yang diadakan perusahaan buat memuaskan impian konsumen”. 

Berdasarkan pengertian tadi pada atas bahwa sesuatu yg lain itu bisa berupa kebanggaan mempunyai produk yg sudah tenar mereknya, agunan mutu, perasaan kondusif karena memiliki produk itu, dan perasaan puas. Bagi para penghasil buat membentuk ketenaran merek diperlukan upaya dan porto kenaikan pangkat penjualan yang sering tidak sedikit jumlahnya. Untuk membangun mutu produk yang tinggi dibutuhkan upaya dan porto riset buat pengembangan produk.

Menurut berdasarkan Lamb, dkk. Terjemahan (2006 : 268) bahwa: “Tarif merupakan sesuatu yg diserahkan pada pertukaran buat menerima suatu barang maupun jasa”. Tarif atau harga adalah pertukaran barang dan jasa. Juga pengorbanan waktu karena menunggu buat memperoleh barang dan jasa. Misalnya, poly orang menunggu seharian pada tempat kerja tiket penerbangan Southwest. Bahkan kemudian, beberapa orang tidak memperoleh bonus tiket yang mereka harapkan sebelumnya. Harga pula mungkin meliputi “prestise yang hilang” bagi seseorang yg kehilangan pekerjaannya dan harus mengharapkan kemurahan hati orang lain buat memperoleh kuliner serta pakaian.

Oleh lantaran penetapan harga mempengaruhi pendapatan total dan porto total, maka keputusan serta taktik penetapan harga memegang peranan penting pada setiap perusahaan. Sementara itu, berdasarkan sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan menjadi indikator nilai bilamana harga tadi dihubungkan menggunakan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tingkat tarif tertentu, apabila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. Demikian pula kebalikannya, dalam taraf tarif eksklusif, nilai suatu barang serta jasa akan meningkat seiring menggunakan meningkatnya manfaat yg dirasakan. Sering jua pada penentuan nilai suatu barang dan jasa pada memenuhi kebutuhannya menggunakan kemampuan barang atau jasa substitusi (asal literatur).

Gregorius, (2002 : 149) berkata bahwa : “Tarif dapat diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) serta atau aspek lain (non-moneter) yg mengandung utilities/kegunaan eksklusif yg dibutuhkan buat menerima suatu produk”.

Berdasarkan pengertian tarif yang ditetapkan ini, maka konsumen akan merogoh keputusan apakah beliau membeli barang tadi atau nir. Konsumen jua memutuskan berapa jumlah yg wajib dibeli menurut harga tersebut. Sudah barang tentu keputusan menurut konsumen ini tidak hanya berdasarkan kepada harga semata-mata, namun ada faktor-faktor yg menjadi pertimbangan, misalnya kualitas berdasarkan barang, kepercayaan terhadap merek serta sebagainya. Meskipun demikian perkara tarif tak boleh diabaikan oleh perusahaan.

2. Pelayanan
Salah satu cara supaya penjualan jasa satu perusahaan lebih unggul dibandingkan para pesaingnya merupakan menggunakan memberikan pelayanan yang berkualitas serta bermutu yang memenuhi taraf kepentingan konsumen. Tingkat kepentingan konsumen terhadap jasa yg akan mereka terima bisa dibentuk menurut pengalaman serta saran yang mereka peroleh. Konsumen menentukan pemberi jasa menurut peringkat kepentingan. Dan setelah menikmati jasa tersebut mereka cenderung akan membandingkannya dengan yang mereka harapkan.

Menurut Soegito (2007 : 152) mengemukakan bahwa: “Pelayanan (service) adalah setiap kegiatan atau manfaat yang bisa diberikan suatu pihak pada pihak lainnya yg dalam dasarnya nir berwujud dan nir pula berakibat pemilikan sesuatu serta produksinya bisa atau nir bisa dikaitkan menggunakan suatu produk fisik.” 

Sedangkan Barata (2006 : 23) mengemukakan bahwa : “Pelayanan merupakan daya tarik yg akbar bagi para pelanggan, sebagai akibatnya korporat bisnis seringkali menggunakannya sebagai indera kenaikan pangkat buat menarik minat pelanggan.”

Tingkat kualitas pelayanan nir bisa dinilai menurut sudut pandang perusahan tetapi harus dicermati dari sudut pandang pelanggan. Karena itu, pada merumuskan taktik serta program pelayanan, perusahaan wajib berorientasi pada kepentingan pelanggan dengan memperhatikan komponen kualitas pelanggan. 

3. Promosi (promotion)
Promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran yang besar peranannya. Promosi adalah kegiatan-aktivitas yg secara aktif dilakukan perusahaan buat mendorong konsumen membeli produk yg ditawarkan. Promosi juga dikatakan menjadi proses berlanjut karena dapat menyebabkan rangkaian aktivitas perusahaan yang selanjutnya. Lantaran itu kenaikan pangkat ditinjau menjadi arus keterangan atau persuasi satu arah yg dibentuk buat mengarahkan seseorang atau organisasi supaya melakukan pertukaran pada pemasaran. Kegiatan dalam kenaikan pangkat ini dalam umumnya merupakan periklanan, personal selling, kenaikan pangkat penjualan, pemasaran pribadi, dan hubungan warga dan publisitas.

4. Citra
Identitas dan citra perlu dibedakan. Identitas terdiri dari berbagai cara yang diarahkan perusahaan buat mengidentifikasi dirinya atau memposisikan diri atau produknya. Citra merupakan persepsi rakyat terhadap perusahaan atau produknya (Philip Kotler, 2002: 338). Citra ditentukan sang poly faktor yg pada luar kontrol perusahaan. Fakta banyak gambaran memiliki kehidupan tersendiri diperlihatkan sang masalah Nike pada mempertahankan daya tariknya terhadap pasar anak muda yg berubah-ubah.

Ada enam makna atau taraf pengertian yang bisa disampaikan kepada konsumen diantaranya:

1. Atribut
Suatu merek mengingatkan dalam atribut-atribut tertentu. Contoh: Mercedes menyatakan suatu yang mahal, dibuat menggunakan baik, terancang baik, tahan usang, bergengsi tinggi, cepat serta kondusif. 

2. Manfaat
Suatu merek lebih berdasarkan serangkaian atribut, lantaran yang dibeli sang konsumen sesungguhnya adalah manfaat bukannya atribut. Atribut hanya dibutuhkan buat diterjemahkan sebagai manfaat fungsional dan emosional.

3. Nilai
Merek pula menyatakan sesuatu tentang nilai pembuat. Contoh Mercedes berarti kinerja tinggi, keamanan, gengsi dan ketenangan.

4. Kepribadian
Merek pula mencerminkan kepribadian tertentu. Apabila merek itu adalah orang, binatang, atau suatu obyek, apa yg akan terpikirkan oleh kita ? Mercedes mencerminkan seorang pemimpin yang wajar (orang), singa yg memerintah (hewan), istana yang megah (obyek).

5. Pemakai
Merek menampakan jenis konsumen yang membeli atau memakai produk tadi. Misalnya kita akan terkejut jika melihat seorang sekretaris berumur 20 tahun sedang mengendarai Mercedes. Padahal yg dibutuhkan adalah seseorang pimpinan zenit berumur 55 tahun dibelakang kemudi. Pemakainya merupakan orang yg menghargai nilai budaya, serta kepribadian produk tersebut. Oleh karenanya, bila suatu perusahaan hanya memperlakukan merek sebagai nama, maka perusahaan tadi nir melihat tujuan merek yang sebenarnya.

PENGELOLAAN BISNIS DALAM ERA GLOBALISASI

Pengelolaan Bisnis Dalam Era Globalisasi 
Berkembangnya zaman membuat poly hal tiba yang semakin membaik. Salah satu misalnya adalah kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Berkembangnya ilmu pengetahuan diiringi dengan teknologi yang semakin membooming buat melakukan riset-riset penelitian. Teknologi yang digunakan nir hanya sekedar indera elektronik dan internet yg sudah tidak asing lagi bagi kita. Pengolahan data, penyimpanan dan pengarsipan data dan penyampaian berita mulai berkembang lebih baik. Apabila dahulu orang harus membukukannya menggunakan poly kesalahan dalam pencatatan serta penghitungan, maka kini menggunakan adanya teknologi, semua pekerjaan dapat dilakukan satu kali tulis menggunakan applikasi personal komputer buat mengerjakannya.

Teknologi yang berkembang tidak hanya menggerakkan dan menolong bidang pengolahan data, namun juga menggerakkan pebisnis dalam menjalankan usahanya. Pengarsipan data, penjurnalan, produktivitas serta pemasaran sebagai bagian akbar pada teknologi saat ini. Social network sebagai loka penstimulus buat menarik perhatian konsumen. Penyampaian informasi seputar produk melalui facebook, twitter, plurk, BBM (BlackBerry Messager) rupanya lebih berkembang cepat dibanding pemasaran melalui koran dan pamflet. Teknologi pemasaran semacam ini jauh lebih murah dibanding juka kita wajib menciptakan baiho serta pamflet buat membuatkan berita produk. Dunia pendidikan juga mulai mengikuti perkembangan teknologi ketika ini. Posting mata pelajaran serta mata kuliah dalam blog pengajar sebagai ekspresi dominan ketika ini. Siswa didik hanya tinggal mengunduh dan membacanya tanpa harus mem-fotocopy bahan ajar berdasarkan pengajar.

Berdasarkan latar belakang sebagaimana terurai diatas yang menyebutkan bagaimana teknologi digunakan dalam aktivitas usaha, kantor, serta pendidikan. Dalam makalah yg berjudul “Teknologi Informasi dan E-commerce” akan menjelaskan tentang pengetahuan teknologi liputan.

Perbedaan Data, Informasi, dan Pengetahuan
a. Data
Data merupakan salah satu hal utama yang dikaji pada masalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Data merupakan sesuatu yg belum mempunyai arti bagi penerimanya serta masih memerlukan adanya suatu pengolahan. Data sanggup berujut suatu keadaan, gambar, bunyi, huruf, nomor , matematika, bahasa ataupun simbol-simbol lainnya. Data merupakan bahan mentah menurut keterangan.

Data mendeskripsikan sebuah representasi warta yang tersusun secara terstruktur, menggunakan kata lain bahwa “Generally, data represent a structured codification of single primary entities, as well as of transactions involving two or more primary entities”. (Vercellis, 2009: 6). Selain pelukisan dari sebuah keterangan, data dapat jua merepresentasikan suatu objek sebagaimana dikemukakan oleh Wawan serta Munir (2006: 1) bahwa “Data merupakan nilai yang merepresentasikan pelukisan menurut suatu objek atau peristiwa (event) “

Dengan demikian bisa dijelaskan kembali bahwa data adalah informasi-kabar, asumsi, atau pendapat yang belum memiliki makna yg bisa dimanfaatkan. Ada beberapa metode yang dapat dipakai buat pengumpulan data, yaitu :

1. Pengamatan Langsung
Dalam metode ini kita mengadakan pengamatan eksklusif terhadap objek yg sedang kita teliti. Adapula kelebihan pada metode ini merupakan data yang dikumpulkan lebih kompleks, teliti, serta cermat. 

Sedangkan metode ini kekurangannya yaitu :
a. Daerah untuk menerima data tidak luas.
b. Dalam mengumpulkan data dana yang dipakai mahal.
c. Pengumpulan data tidak bisa dilakukan bila poly hal yg harus diselidiki.

2. Wawancara
Pada metode wawancara ini kita mengadakan wawancara pada objek / orang yang bersangkutan mengenai hal yang kita amati. 

Kelebihan pada metode ini yaitu :
a. Data yang dikumpulkan relatif teliti.
b. Daerah pengumpulan data mampu luas.
c. Dapat diwakilkan orang lain.

Kekurangan pada metode ini yaitu :
a. Biaya yang digunakan mahal.
b. Kalau diwakilkan, tidak akan bisa mengetahui sasaran penelitian.

3. Perkiraan 
Dalam hal ini koresponden diminta buat menaruh warta yang dibutuhkan. Oleh karenanya koresponden kepentingan dimungkinkan kualitas data dapat terabaikan dan sehingga keakuratannya sulit buat dipertanggung jawabkan. Sedangakan metode perkiraan ini pula memiliki kelebihan, yaitu :
a. Biaya yang dipakai nisbi murah.
b. Daerah pengumpulan data mampu luas.

4. Daftar Pertanyaan
Di metode daftar petanyaan ini, kita membagikan daftar pertanyaan atau informasi lapangan buat diisi responden, kemudian sesudah diisi lengkap dikumpulkan lagi. 

Kelebihan pada metode ini yaitu :
a. Porto yang dipakai relatif murah.
b.data yang terkumpul lebih cepat.

Sedangkan kekurangan pada metode ini merupakan kadang responden nir mengembalikan daftar pertanyaan.

b. Pengolahan Data
Menurut George Therry, pengolahan data adalah serangkain operasi atas fakta yg direncanakan guna mencapai tujuan atau output yg diinginkan. Penanganan kabar atau pengolahan data terdiri dari enam unsur yaitu :

1. Pengindraan / sensing
Mengadakan pengamatan terhadap objek yang akan kita teliti serta mengenai apa saja yg terdapat dalam pengamatan kita.

2. Pengumpulan / Komplikasi
Mengadakan pengumpulan data dari hasil pengamatan yang telah kita lakukan. Agar pengumpulan yg kita lakukan bisa sistematis, kita wajib terlebih dahulu mengklasifikasi data yang ada.

3. Pengolahan / Komputasi
Mengadakan pengolahan data yg telah kita kumpulkan.

4. Penyajian
Informasi tadi tersaji kepada orang yang akan mengambil keputusan. Dalam penyajian tadi yang ditekankan merupakan kesederhanaan supaya tidak membingungkan orang yg merogoh keputusan.

5. Penghantaran Transmisi
Dilakukan jika orang membutuhkan warta berada di loka yg jauh.

6. Penanganan Informasi
Informasi perlu disimpan buat mengembalikan keputusan lantaran pada pengembalikan keputusan nir hanya dilakukan pada masa kini , tetapi jua masa yg lalu dan akan datang.

c. Informasi
Informasi adalah data yg sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerima serta bermanfaat dalam pengambilan keputusan baik buat waktu ini juga yg akan tiba. Data yg telah terdapat dikemas dan diolah sedemikian rupa sebagai akibatnya sebagai sebuah fakta yang berguna. Berikut merupakan definisi fakta menurut berbagai sumber.

Informasi merupakan suatu output berdasarkan pemrosesan data menjadi sesuatu yg bermakna bagi yang menerimanya, sebagaimana dikemukakan sang Vercellis (2009: 7) “Information is the outcome of extraction and processing activities carried out on data, and it appears meaningful for those who receive it in a specific domain.” Selain merupakan output berdasarkan pengolahan data, keterangan pula menggambarkan sebuah insiden, sebagaimana dikemukakan sang Wawan dan Munir (2006: 1) bahwa “Informasi adalah output dari pengolahan data pada suatu bentuk yg mendeskripsikan suatu insiden-insiden (event) yg nyata (fact) dengan lebih bermanfaat serta lebih berarti.”

Dengan demikian informasi dapat dijelaskan pulang menjadi data yg telah diolah menjadi sebuah bentuk yg berarti bagi penerima serta bermanfaat dalam pengambilan keputusan baik buat ketika ini juga yg akan datang.

Untuk menghasilkan keterangan yang tepat dan seksama perlu dilakukan pengolahan data terlebih dahulu. Informasi yang didapatkan komputer bisa kita lihat melalui monitor atau yang tercetak pada kertas melalui printer. Informasi pada pengolahan data ini bisa berupa goresan pena, gambar, grafik, suara, angka maupun simbol-simbol.

Syarat-kondisi keterangan yg baik serta lengkap adalah adanya ketersediaan liputan, bahasa yang gampang dipahami, relevan, mengandung fakta yg berguna, liputan disajikan sempurna ketika atau update, kehandalan (bisa dijadikan acuan), seksama (sahih adanya atau nir mengarang), serta konsisten ( nir berubah-ubah).

Informasi mempunyai beberapa ciri, yaitu:

1. Benar atau galat 
Ini dapat berhubungan dengan realita atau tidak. Jika penerima berita yg salah mempercayai, akibatnya sama seperti yang sahih.

2. Baru 
Informasi yang didapat baru serta segar bagi penerimanya. Para penerima informasi sering kali merasa jenuh jika kabar yg disediakan selalu sama menggunakan yg kemudian serta tidak ada perubahan sama sekali.

3. Tambahan 
Informasi bisa sebagai suatu koreksi atas berita yang keliru atau palsu sebelumnya.

4. Penegasan
Informasi dapat mempertegas kabar yang telah ada. Ini masih bermanfaat karena menaikkan persepsi penerimanya atas kebenaran informasi tadi.

Informasi dapat dikatakan baik bila mempunyai ciri menjadi berikut:

1. Information must be pertinent
Informasi wajib berhubungan. Pernyataan warta harus berhubungan dengan urusan dan masalah yg penting bagi penerima keterangan (orang yg membutuhkan informasi tadi).

2. Information must be accurate
Informasi wajib bebas dari kesalahan-kesalahan serta tidak memiliki bias atau menyesatkan. Informasi yang didapatkan wajib mencerminkan maksudnya. Keakuratan kabar tak jarang bergantung dalam keadaan.

3. Information must be timely
Informasi harus ada ketika diharapkan. Informasi yg datang pada penerima nir boleh terlambat. Informasi yang telah lama nir akan memiliki nilai lagi lantaran liputan merupakan landasan pada dalam pengambilan keputusan.

4. Relevan
Informasi tadi mempunyai manfaat buat pemakainya. Relevansi berita buat tiap-tiap orang yg satu dengan yg lainnya pasti tidak selaras.

d. Siklus Informasi.
Proses membuat kabar harus melalui tahapan-tahapan yang dilakukan personal komputer menjadi teknologi liputan. Tahapan-tahapan tersebut terdiri atas Input - Proses - Output yang disebut sebagai siklus proses keterangan. Artinya, jika termin telah sampai pada hasil maka hasil tadi dapat dijadikan input balik . Dengan demikian dapat dikatakan bahwa informasi yang didapatkan dapat jua dijadikan data balik sebagai input buat diproses selanjutnya.

Siklus pemrosesan data dan informasi

e. Knowledge (Pengetahuan)
Dalam menjalankan aktivitasnya, manusia selalu menggunakan pengetahuan. Dengan pengetahuan manusia dapat menentukan langkah terbaik apa saja yang wajib dilakukan pada menentukan suatu keputusan. Berikut adalah pembahasan definisi pengetahuan berdaskan aneka macam asal.

Pengetahuan sebenarnya merupakan sebuah kabar jua yg adalah output dari pengolahan data. Vercellis (2009: 7) memandang bahwa suatu fakta dikatakan pengetahuan bila dapat dipakai pada pengambilan keputusan sebagaimana dikemukakan bahwa :

“Information is transformed into knowledge when it is used to make decisions and develop the corresponding actions. Therefore, we can think of knowledge as consisting of information put to work into a specific domain, enhanced by the experience and competence of decision makers in tackling and solving complex problems .”

Dalam kutipan tadi di atas pula disebutkan bahwa selain keterangan, hal yg dibutuhkan dalam sebuah pengetahuan merupakan pengalaman dan kompetensi berdasarkan seorang pemegang keputusan. Sejalan menggunakan hal tersebut, Hendrik (2003: 1) mengemukakan bahwa “pengetahuan merupakan data serta kabar yg digabung dengan kemampuan, intuisi, pengalaman, gagasan, motivasi menurut sumber yang kompeten.”

Dengan demikian pengetahuan bisa dijelaskan kembali menjadi gugusan menurut data serta keterangan yg bertemu menggunakan kompetensi dan pengalaman seseorang buat menindaklanjuti data serta liputan yg terdapat sehingga bisa dikembangkan buat pengambilan suatu keputusan. Tidak misalnya keterangan yg hanya bersifat memberi tahu, pengetahuan harus bisa dipakai buat proses pengambilan keputusan.

Pengetahuan seorang dipengaruhi sang beberapa faktor, di antaranya:

1. Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan perilaku dan tata laris seseorang atau grup serta jua usaha mendewasakan manusia melalui upaya pedagogi serta training, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan insan.

2. Media
Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi model menurut media massa ini merupakan televisi, radio, koran, dan majalah.

3. Informasi
Pengertian fakta berdasarkan Oxford English Dictionary, adalah "that of which one is apprised or told: intelligence, news". Kamus lain menyatakan bahwa kabar adalah sesuatu yg bisa diketahui, tetapi terdapat pula yg menekankan warta sebagai transfer pengetahuan. Selain itu istilah berita pula mempunyai arti yang lain sebagaimana diartikan sang RUU teknologi kabar yg mengartikannya sebagai suatu teknik buat mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa, serta menyebarkan keterangan menggunakan tujuan tertentu. Sedangkan warta sendiri mencakup data, teks, gambar, bunyi, kode, program komputer, basis data. Adanya perbedaan definisi keterangan dikarenakan dalam hakekatnya informasi nir bisa diuraikan (intangible), sedangkan liputan itu dijumpai pada kehidupan sehari-hari, yang diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi.

Teknologi Informasi
Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa Inggris dikenal menggunakan istilah Information technology (IT) merupakan kata generik yang mengungkapkan teknologi apa pun yang membantu manusia dalam menciptakan, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau mengembangkan berita. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi buat data, bunyi, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer langsung, tetapi pula telepon, TV, alat-alat rumah tangga elektro, serta peranti genggam modern (misalnya ponsel).

Pengolahan, penyimpanan dan penyebaran vokal, keterangan bergambar, teks dan numerik sang mikroelektronika berbasis kombinasi komputasi dan telekomunikasi. Istilah dalam pengertian terkini pertama kali ada pada sebuah artikel 1958 yang diterbitkan dalam Harvard Business Review, pada mana penulis Leavitt serta Whisler berkomentar bahwa "teknologi baru belum mempunyai nama tunggal yg didirikan. Kita akan menyebutnya teknologi liputan (TI)." Beberapa bidang modern yg ada sebagai teknologi warta adalah generasi berikutnya teknologi web, bioinformatika, ''Cloud Computing'', sistem warta global, Skala akbar basis pengetahuan serta lain-lain.

Ada 6 Fungsi berdasarkan Teknologi Informasi:
1. Menangkap (Capture), Mengkompilasikan catatan - catatan rinci dari kegiatan - aktivitas. Misalnya menerima inputan dari keyboard, scanner, mic, dsb.
2. Mengolah (Processing), Mengolah/memproses data masukan yg diterima buat menjadi keterangan. Pengolahan/pemrosesan data bisa berupa mengkonversi(membarui data ke bentuk lain), menganalisis (analisa syarat), menghitung (kalkulasi), mensintesis (penggabungan) segala bantuk data serta kabar.
3. Menghasilkan (Generating), Menghasilkan atau mengorganisasikan informasi ke pada bentuk yg bermanfaat. Misalnya laporan-laporan, table, grafik, dsb.
4. Menyimpan (Storage) ,Merekam atau menyimpan data serta informasi pada suatu media yang dapat digunakan buat keperluan lainnya. Misalnya : simpan ke harddisk, tape, disket, CD, dsb.
5. Mencari balik (Rertrival), menelusuri, menerima balik liputan atau mengkopi (Copy) data dan kabar yang telah tersimpan. Misalnya mencari pulang supplier yang telah lunas, dsb.
6. Mentransmisi (Transmission), Mengirim data serta kabar menurut suatu lokasi ke lokasi lain melalui jaringan komputer. Misalnya mengirimkan data penjualan dari user A ke user lainnya, dsb.

Dampak yg diberikan dari teknologi kabar antara lain:

Dampak Positif:
1. Informasi yang disampaikan lebih up to date serta seksama karena prosesnya cepat
2. Kemudahan memperoleh fakta yang ada di internet sebagai akibatnya insan memahami apa saja yang terjadi.
3. Media pertukaran data, menggunakan menggunakan email, newsgroup, ftp serta www (world wide web / jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh global bisa saling bertukar informasi menggunakan cepat serta murah.
4. Dengan internet dapat menghemat biaya serta tenaga yg dimuntahkan jika dibandingkan dengan bertukar kabar melalui pos surat.
5. Komunikasi jeda jauh pun menjadi sangat cepat dan mudah.
6. Kemudahan bertransaksi serta berbisnis pada bidang perdagangan sebagai akibatnya nir perlu pulang menuju ke loka penawaran/penjualan.
7. Bisa dipakai sebagai lahan keterangan buat bidang pendidikan, kebudayaan, serta lain-lain.

Dampak Negatif:

1. Penipuan
Hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput berdasarkan serangan penipu. Cara yang terbaik merupakan nir mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi keterangan yg Anda dapatkan pada penyedia warta tadi.

2. Pornografi
Anggapan yg menyampaikan bahwa internet identik menggunakan pornografi, memang nir keliru. Di internet terdapat gambar-gambar pornografi serta kekerasan yang bisa menyebabkan dorongan pada seorang buat bertindak kriminal.

3. Perjudian
Dengan jaringan yg tersedia, para penjudi nir perlu pulang ke loka spesifik buat memenuhi keinginannya.

4. Violence and Gore
Kekejaman dan kesadisan pula banyak ditampilkan. Karena segi usaha serta isi pada global internet nir terbatas, keliru satunya menggunakan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu.

5. Carding
Pembajakan kode kartu kredit yang dilakakukan para penjahat waktu pengguna sedang menggunakan transaksi online(real time).

Hubungan Teknologi Informasi, Keunggulan Daya Saing dan Profitabilitas
Sistem liputan manajemen (SIM) merupakan sebuah fungsi menurut perusahaan yang mengawasi pemakaian, penggunaan, dan pengelolaan teknologi keterangan, yg termasuk di dalamnya merupakan personal komputer dan telekomunikasi. Selama lebih dari lima puluh tahun fungsi tadi menjadi lebih kentara bahwa teknologi semacam ini dapat mengakibatkan pergeseran nilai-nilai perusahaan. System pendukung pengambilan keputusan serta aplikasi pemakai, yg menaikkan proses pembuatan keptusan, yang akan membuka kesempatan untuk dapat menaikkan pendapatan dan mengurangi beban. System pemrosesan data secara tradisional telah merampingkan proses perusahaan yang telah terdapat, membuat perusahaan menjadi lebih efisien. System warta intern, yg memungkinkan beberapa pemakai buat menggunakan kabar secara bersamaan, telah menaikkan efisiensi dan mebuka kesempatan perusahaan yg tadinya tampak tidak mungkin dilaksanakan. System antar-organisasi, yang mengijikan warta buat dibagi beserta melintasi batas organisasi, menaikkan efisiensi transaksi serta akan menaikkan hubungan antara pemasok serta pelanggan. System tadi juga menaruh jalan dalam pengembangan saluran distribusi yg baru. Sumbangan ini hanya sebagian kecil menurut kemampuan teknologi keterangan buat menaikkan nilai perusahaan. 


Lima Aplikasi Teknologi Informasi yg Digunakan Oleh Perusahaan Untuk Membangun Keunggulan Daya Saing
Dewasa ini komputer bukanlah barang yang asing bagi kita serta perusahaan. Komputer merupakan aset yang bernilai dan krusial bagi perusahaan usaha. Berikut ini akan dijelaskan tentang banyak sekali kapabilitas komputer serta aplikasi usaha yg biasa digunakan.

Kapabilitas komputer
Komputer sebenarnya mempunyai kapabilitas/kemampuan yg nir terbatas. Teknologi personal komputer berubah dengan cepat serta hal-hal baru ditemukan hampir setiap hari. Perangkat keras serta lunak komputer waktu ini dapat memuaskan setiap kebutuhan bisnis. Kebutuhan-kebutuhan pada antaranya merupakan: pemroses istilah (word processing), lbr kerja (spreadsheets), grafik, serta desktop publishing.

1) Pemroses kata
Yang dimaksud dengan pemroses istilah (word processing) merupakan membuat dokumen tertulis menggunakan sebuah komputer. Dokumen tertulis tersebut bisa berupa surat, laporan, keterangan, memo, serta buku. Beberapa acara word processing melakukan fungsi misalnya memeriksa ejaan serta tata bahasa, menyarankan istilah lain, dan menyisipkan grafik misalnya garis, kotak, diagram, serta gambaran.

2) Lembar Kerja
Banyak perusahaan memakai aplikasi personal komputer buat menghasilkan buku besar akuntansi elektronik sebagai lbr kerja. Seorang manajer atau akuntan dapat memakai lbr kerja terkomputerisasi buat mengorganisasikan data ke pada baris, kolom, serta menghasilkan perhitungan matematika. Perangkat lunak lbr kerja dapat digunakan buat membentuk neraca, membuatkan proyeksi penjualan, serta memperkirakan profit.

3) Grafik
Program komputer pula dapat menerjemahkan data ke pada grafik atau gambar. Grafik komputer bermanfaat buat menampilkan keterangan keuangan dan membuat perbandingan antara perusahaan atau kinerja dalam tahun-tahun yang tidak selaras. Grafik menambah kejelasan serta perhatian serta secara ekstrem berguna baik pada laporan tertulis maupun presentasi oral.

4) Desktop Publishing
Komputer jua dapat dipakai buat menghasilkan bahan cetakan berkualitas tinggi. Dengan perangkat lunak desktop publishing, memungkinkan seorang atau perusahaan menghasilkan laporan, brosur, dan laporan terjadwal yg berkualitas tinggi dengan harga lebih murah daripada dicetakkan ke percetakan.

Aplikasi Bisnis
Dalam dunia usaha Teknologi Informasi serta Komunikasi dimanfaatkan untuk perdagangan secara elektronik atau dikenal menjadi E-Commerce. E-Commerce adalah perdagangan menggunakan jaringan komunikasi internet.

Semua bidang kehidupan waktu ini telah nir sanggup lagi dipisahkan dengan pengunaan perangkat TI, adapun kiprah TI pada bidang bisnis merupakan:

1. E-Banking
Kita liat berdasarkan susunan pungkasnya saja, e = elektro dan banking . Artinya sangat luas yaitu aktivitas perbankan yg dijalankan melalui media elektronika, seperti ATM. Internet banking jua dalam lingkup itu, hanya saja lebih spesifik serta diistilahkan internet banking. Sedangkan yg menggunakan mobile device misalnya via HP dikenal dengan m-banking yg termasuk jenis e-banking juga. E-banking didefinisikan menjadi penghantaran otomatis jasa serta produk bank secara langsung pada nasabah melalui elektro, saluran komunikasi interaktif. E-Banking mencakup sistem yg memungkinkan nasabah bank, baik individu ataupun usaha, buat mengakses rekening, melakukan transaksi usaha, atau menerima informasi produk serta jasa bank melalui jaringan langsung atau publik, termasuk internet. Nasabah bisa mengakses e-banking melalui piranti pintar elektronik misalnya komputer/PC, PDA, ATM, atau telepon.

2. E-Commerce
Perdagangan elektronika atau e-dagang (bahasa Inggris: Electronic commerce, pula e-commerce) merupakan penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang serta jasa melalui sistem elektro misalnya internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-dagang dapat melibatkan transfer dana elektro, pertukaran data elektronika, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.

Industri teknologi informasi melihat aktivitas e-dagang ini sebagai pelaksanaan serta penerapan berdasarkan e-usaha (e-business) yg berkaitan dengan transaksi komersial, misalnya: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-pemasaran (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.

E-dagang atau e-commerce adalah bagian berdasarkan e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, nir hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektro (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yg lain misalnya halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran buat e-dagang ini.

E-dagang pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 dalam ketika pertama kali banner-elektronika digunakan buat tujuan kenaikan pangkat dan periklanan di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronika membuat penjualan seharga AS$12,dua milyar dalam 2003. Menurut laporan yang lain dalam bulan Oktober 2006, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel pada Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US dalam tahun 2011.

3. M- Dagang
M-dagang atau M-Commerce (Mobile-Commerce, mCommerce) merupakan sistem perdagangan elektro (e-Commerce) menggunakan menggunakan peralatan portabel/mobile misalnya: telepon genggam, telepon pintar, PDA, notebook, serta lain-lain. Pada ketika pengguna personal komputer berpindah dari satu loka ke loka lain (sewaktu berada pada kendaraan beroda empat, contohnya), pengguna komputer tersebut dapat melakukan transaksi jual beli produk pada Internet dengan menggunakan sistem m-dagang ini. Selain m-dagang, kata lain yang tak jarang dipakai merupakan m-bisnis (Mobile Business atau m-business).

Dasarnya, m-dagang merupakan adonan menurut perdagangan elektronika (e-dagang) dengan mobile computing. Bisa dikatakan bahwa m-dagang ini merupakan e-dagang yang berada pada lingkungan nirkabel. Seperti halnya e-dagang dalam umumnya, penggunaan m-dagang bisa ditransaksikan melalui Internet, jaringan komunikasi langsung, kartu pandai , serta infrastruktur lainnya. M-dagang membuka peluang buat menaruh layanan baru bagi customer yang sudah terdapat, serta buat menarik customer baru.

4. L-dagang atau L-Commerce
L-dagang atau L-Commerce (Location based-Commerce) adalah sistem perdagangan elektro (e-Commerce) yg menekankan dalam pencarian berita yg dihasilkan sang peralatan GPS (Global Positioning Systems) serta satelit. Berbeda dengan m-dagang yang lebih menekankan pada aspek pemakaian peralatan mobile, maka L-dagang sanggup memakai baik alat-alat mobile juga personal komputer jenis desktop.

Salah satu contoh yg tak jarang dijumpai pada L-dagang merupakan pencarian kabar tentang letak restoran yang terdekat dengan loka pengguna Internet tadi berada. Contoh lain berdasarkan L-dagang adalah sistem penelusuran paket pengiriman barang yang dikirim lewat perusahaan UPS atau Federal Express pada Amerika Serikat. Namun sekarang, L-dagang jua telah mulai digunakan buat melihat waktu kedatangan bis kota secara tepat di suatu halte bis eksklusif, yang sangat bermanfaat dalam ketika animo dingin yg mencekam datang.

Di bidang usaha baik perdagangan barang maupun jasa personal komputer peranan teknologi warta akan sangat penting buat kegiatan transaksi baik rutin, periodik, juga insidental dan menyediakan banyak berita menggunakan cepat serta sempurna.

5. Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen (Management Information System – MIS), merupakan sistem informasi yg sudah banyak diterapkan dalam perusahaan yg berkecimpung pada bidang perdagangan barang dan jasa baik pada perusahaan akbar, menengah, atau perusahaan kecil. SIM dapat diterapkan dalam seluruh taraf atau level manajemen yg terdapat yaitu manajemen tingkat atas (top management), manajemen taraf menengah (middle management), dan manajemen taraf bawah (lower management).

Di perusahaan dagang misalnya department store, sudah dipergunakan mesin cash register (mesin kasir) yang dilengkapi menggunakan kendali personal komputer sebagai akibatnya mesin tadi dapat dikendalikan sang pihak manajer hanya dari ruang kerjanya secara cepat dan tepat, buat scanning barcode kode barang dagangan, menghitung keuntungan rugi, inventaris, dan sebagainya.

Di bidang perbankan, keliru satu solusi sistem berita perbankan sudah diperkenalkan oleh perusahaan akbar seperti Hewlett-Packard (HP), yg bekerja sama dengan Infosys sudah memperkenalkan solusi core banking, yg dianggap Finacle pada bank-bank pada Indonesia. Finacle menaruh solusi bagi bank yg ingin melakukan up-grade terhadap sistem yg sudah mereka miliki. Dengan memakai Finacle, up-grade sistem bisa dilaksanakan dengan resiko investasi maupun kegagalan migrasi yg rendah. Ini krusial bagi bank-bank supaya bisa menghadapi siklus usaha yg selalu berubah. Dengan solusi terpadu ini – berupa aplikasi dan hardware, jaringan, sistem integrasi, dan opsi consulting dan outsourcing – bank juga akan mempunyai nilai tambah sebagai akibatnya menjadi lebih kompetitif.

Perkembangan teknologi liputan telah mensugesti kebijakan dan strategi global bisnis perbankan yang selanjutnya lebih mendorong inovasi serta persaingan di bidang layanan terutama jasa layanan pembayaran melalui bank. Inovasi jasa layanan perbankan yang berbasis teknologi tadi terus berkembang mengikuti pola kebutuhan nasabah bank. Transaksi perbankan berbasis elektronik, termasuk internet dan menggunakan handphone merupakan bentuk perkembangan penyedia jasa layanan bank yang menaruh peluang bisnis baru bagi bank yang menjadikan dalam perubahan taktik bisnis perbankan, menurut yg berbasis insan (tradisional) menjadi berbasis teknologi liputan yg lebih efisien serta simpel bagi bank. Pada perusahaan jasa seperti perbankan personal komputer dipakai buat menghitung bunga secara otomatis, transaksi on-line, ATM, dan sebagianya.

Komputer jua banyak digunakan untuk proses akuntansi, melakukan analisis keuangan, neraca, laba-rugi, serta sebagainya. Bahkan ada beberapa perangkat lunak yang secara spesifik disediakan buat operasi akuntansi. Di bidang perhotelan personal komputer dipakai buat memilih jumlah dan jenis kamar yang sudah terisi dan masih kosong. Bahkan waktu ini dalam penjualan pertokoan mini , usaha kecil dan menengah (UKM), apotek serta beragam bisnis mini lainnya juga telah banyak menggunakan komputer.

Perangkat Keras serta Lunak Teknologi Informasi serta E-commerce dan Perkembangannya
1. Perangkat Keras/Hardware
Perangkat Keras adalah peralatan-alat-alat fisik yg menunjang berdirinya sebuah personal komputer . Secara umum perangkat keras sistem komputer terdiri berdasarkan keyboard (papan ketik), monitor (layar), CPU, dan Printer.

Perangkat keras buat pengolahan data komputer terdiri berdasarkan atas perlengkapan yang mengerjakan fungsi berikut:
1) Penyimpanan data 
2) Memasukkan data pada komputer
3) Komputasi, pengendalian, dan penyimpanan primer 
4) Keluaran dan komputer

2. Perangkat Lunak/Software
Perangkat Lunak adalah suatu acara yang dibuat oleh produsen acara buat menjalankan perangkat keras personal komputer . Perangkat Lunak adalah program yang berisi perpaduan instruksi buat melakukan proses pengolahan data. Software sebagai penghubung antara manusia menjadi pengguna menggunakan perangkat keras personal komputer , berfungsi menerjemahkan bahasa manusia ke dalam bahasa mesin sehingga perangkat keras personal komputer tahu asa pengguna serta menjalankan instruksi yang diberikan serta selanjutnya memberikan hasil yang diinginkan sang insan tadi. Perangkat lunak personal komputer berfungsi untuk mengidentifikasi acara, menyiapkan aplikasi acara sebagai akibatnya tata kerja seluruh perangkat komputer terkontrol, mengatur serta menciptakan pekerjaan lebih efisien.

Elemen Perangkat Lunak:
a. Sistem Operasi (Operating System)
Sistem Operasi yaitu program yang berfungsi buat mengendalikan sistem kerja yang mendasar sehingga mengatur kerja media input, hasil, tabel pengkodean, memori, penjadwalan prosesor, dan lain-lain. Sistem operasi berfungsi sebagai penghubung antara insan dengan perangkat keras serta software yang akan digunakan. Contoh : PC-DOS, MS Windows.

b. Alat Bantu (Utility)
Utility merupakan elemen dari sistem software yg bertugas mengerjakan pekerjaan minor pada hal pengoperasian mesin seperti mempersiapkan pemakaian media disk, membuat duplikat disk/arsip, menciptakan/menghapus proteksi suatu sistem software, memperbaiki bagian file yg rusak, serta menguji kebenaran kerja komputer. Contoh: Winzip, Antivirus.

c. Bahasa (Language)
Elemen ini dipakai menjadi pengatur komunikasi antara komputer menggunakan peralatannya, antarkomputer, atau antara komputer dengan insan. Setiap bahasa yang dibentuk memiliki tujuan eksklusif sehingga tidak dapat seorangpun secara sembarangan memilih bahasa yg akan digunakan buat menangani pelaksanaan yang dikehendakinya. Ada tiga level bahasa pemrograman, yaitu :
1) Bahasa Tingkat Rendah (low level language)
Bahasa ini disebut juga bahasa mesin (assembler), dimana pengkodean bahasanya memakai kode angka 0 dan 1.
2) Bahasa Tingkat Tinggi (high level language)

Bahasa ini termasuk pada bahasa pemrograman yang mudah dipelajari sang pengguna komputer lantaran memakai bahasa Inggris. Contohnya : ASIC, COBOL, PASCAL, FORTRAN.

3) Bahasa Generasi Ke-4 (4 GL)
Bahasa pemrograman 4 GL (Fourth Generation Language) adalah bahasa yang berorientasi dalam objek yg diklaim Object Oriented Programming (OOP). Contoh perangkat lunak ini adalah : Visual Basic, Delphi.

d. Program Paket (package program)
Elemen ini bertujuan menyediakan aneka macam fungsi yang siap buat digunakan. Di Indonesia ketika ini, pemakaian paket sangatlah menonjol. Hal tersebut dikarenakan praktis serta mudah pemakaiannya. Contoh : Pengolah kata (wordprocessor). Program paket ini mengakibatkan personal komputer bisa berfungsi menjadi mesin ketik elektronika yang sangat canggih. Jenis menurut pengolahan istilah yang cukup populer antara lain adalah wordstar.

e. Program Aplikasi (application program)
Elemen aplikasi ini mengakibatkan sistem aplikasi yg siap dipakai pada aplikasi tertentu. Contoh : printshop, bisa dipakai buat menciptakan kartu-kartu, kop surat, dan label.

3. E-Commerce
Electronic commerce (EC) adalah konsep baru yang mampu digambarkan menjadi proses jual beli barang atau jasa dalam World Wide Web Internet (Shim, Qureshi, Siegel, Siegel, 2000) atau proses jual beli atau pertukaran produk, jasa serta keterangan melalui jaringan liputan termasuk Internet (Turban, Lee, King, Chung, 2000).

Kalakota dan Whinston (1997) mendefinisikan EC dari beberapa perespektif berikut : 
Dari perspektif komunikasi, EC adalah pengiriman berita, produk/layanan, atau pembayaran melalui lini telepon, jaringan personal komputer atau wahana elektronik lainnya.

Dari perspektif proses bisnis, EC merupakan aplikasi teknologi menuju otomatisasi transaksi dan aliran kerja perusahaan.

Dari perspektif layanan, EC merupakan satu alat yang memenuhi impian perusahaan, konsumen, serta manajemen pada memangkas service cost saat menaikkan mutu barang dan kecepatan pelayanan.

Dari perspektif online, EC kepasitas jual beli produk dan berita di Internet dan jasa online lainnya.

Kemampuan buat membandingkan serta membeli produk dalam internet mengubah praktik bisnis banyak perusahaan. E-Commerce menjanjikan efek yg sangat besar buat setiap industri. Dunia usaha menggunakan internet buat melakukan pembelian barang. Keuntungan internet dalam konsumen sangat poly dan konkret. Kemampuan untuk mencari produk serta membandingkan harganya menjadi sangat mudah. Konsumen tidak perlu pergi ke toko buat menerima keterangan mengenai produk serta harga suatu barang tertentu. 

Perusahaan jua munggunakan keuntungan berdasarkan kenaikan penggunaan internet dalam bidang usaha eceran. Pengusaha eceran dapat meraih pasar yg lebih luas tanpa perlu melakukan investasi dengan menciptakan toko secara tradisional. Sebagai tambahan, pengusaha eceran yg sudah online sanggup menghasilkan pendapatan lainnya selain penjualan barang. Pengusaha eceran yg telah online mendapatkan keuntungan berdasarkan penjualan iklan, ongkos sewa, serta penjualan database pelanggan. Berikut ini adalah beberapa industri yg telah mengalami perubahan :
1. Perjalanan Tiket. Penerbangan dapat dibeli dengan bonus yg sangat tinggi melalui beberapa pengecer online. Terlebih wisatawan bisa mempelajari tujuan wisata, memesan kamar hotel, dan menyewa kendaraan beroda empat, kesemuanya dalam beberapa mnt pada komputer.
2. Komputer serta aksesori. Para konsumen sangat menyukai pembelian online yg menunjang teknologi. Paket personal komputer , perlengkapan tambahan, serta perangkat lunak dapat dibeli melalui media online. 
3. Produk pakaian. Beberapa pengecer sudah bisa mencapai penjualan baju dengan baik melalui situs. Mereka sanggup menawarkan harga yg lebih murah dan banyak sekali model yg lebih trendy.

Klasifikasi E-commerce:
1. Business-to-business (B2B)
Kebanyakan E-Commerce yang diterapkan waktu ini merupakan tipe B2B. E-Commerce tipe ini mencakup transaksi IOS yg digambarkan tersebut serta transaksi antar organisasi yang dilakukan pada electronic market. Contohnya Wal-Mart menggunakan Warner-Lambert.

2. Business-to-consumer (B2C)
Ini adalah transaksi eceran dengan pembeli perorangan. Pembeli khas pada Amazon.com merupakan seorang konsumen, atau seseorang pelanggan. Contoh yang lain, misalnya Barnes & Nobles, Cisco, Dell, Compaq dan sebagainya. 

3. Consumer-to-business (C2B)
Termasuk ke dalam kategori ini adalah perseorangan yg menjual produk-produk atau layanan ke organisasi, dan perseorangan yg mencari penjual, berinteraksi menggunakan mereka, serta menyepakati suatu transaksi.

4. Consumer-to-consumer (C2C)
Dalam kategori ini, seseorang konsumen menjual secara langsung ke konsumen lainnya. Contohnya merupakan saat ada perorangan yang melakukan penjualan di classified ads (contohnya,www.classified2000.com) serta menjual properti tempat tinggal hunian, mobil, serta sebagainya. Mengiklankan jasa eksklusif di internet serta menjual pengetahuan serta keahlian merupakan contoh lain C2C. Sejumlah situs pelelangan memungkinkan perorangan untuk memasukkan item-item agar disertakan pada pelelangan. Akhirnya, banyak perseorangan yg menggunakan intranet serta jaringan organisasi untuk mengiklankan item-item yg akan dijual atau jua memberikan aneka jasa. Contoh lain yang terkenal merupakan eBay.com, yaitu perusahaan lelang. 

5. Nonbusiness E-Commerce
Dewasa ini makin poly jumlah lembaga non-bisnis seperti lembaga akademis, organisasi nirlaba, organisasi keagamaan, organisasi sosial, dan forum-forum pemerintahan yg menggunakan berbagai tipe E-Commerce buat mengurangi biaya (contohnya, memperbaiki purchasing) atau buat meningkatkan operasi serta layanan publik.