PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TIK

Pengertian Dan Perkembangan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK)
TIK merupakan berbagai aspek yang melibatkan teknologi, rekayasa serta teknik pengelolaan yang digunakan pada pengendalian serta pemrosesan berita serta penggunaannya, personal komputer dan interaksi mesin (komputer) serta manusia, serta hal yang berkaitan dengan sosial, ekonomi dan kebudayaan [British Advisory Council for applied Research and Development: Report on Information Technology; H.M. Stationery Office, 1980). Definisi lain tentang TIK yaitu semua bentuk teknologi yang terlibat dalam pengumpulan, memanipulasi, komunikasi, presentasi dan memakai data (data yg ditransformasi sebagai informasi) [E.W. Martin et al. 1994. Managing Information Technology: What Managers Need to Know. New York :Prentice Hall].

Teknologi informasi merupakan suatu teknologi yg dipakai untuk memasak data, termasuk memproses, menerima, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara buat membuat berita yg berkualitas, yaitu informasi yg relevan, seksama serta tepat saat, yang dipakai buat keperluan eksklusif, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan keterangan yang strategis buat mengambil keputusan. Teknologi komunikasi adalah perluasan dari ilmu komunikasi dengan basis teknologi misalnya wireless, internet, faximille, personal komputer dan sebagainya. Dengan adanya teknologi tadi diperlukan tidak terdapat lagi batasan ketika/jeda dalam berkomunikasi. Teknologi keterangan serta teknologi komunikasi tidak bisa dipisahkan. Keduanya saling mendukung. Peran yg dapat diberikan oleh aplikasi teknologi keterangan serta teknologi komunikasi ini merupakan mendapatkan informasi untuk kehidupan langsung misalnya liputan tentang kesehatan, hobi, rekreasi serta rohani. Kemudian buat profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, kabar, usaha, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara eksklusif atau gerombolan yang satu menggunakan eksklusif atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak serta waktu, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yg bisa Mengganggu bertukar pikiran.

Internet merupakan jaringan komputer yang terhubung secara internasional dan tersebar pada semua dunia. Jaringan ini mencakup jutaan pesawat personal komputer yang terhubung satu menggunakan yg lainnya dengan memanfaatkan jaringan telepon ( baik kabel maupun gelombang elektromagnetik). Jaringan jutaan personal komputer ini memungkinkan berbagai aplikasi dilaksanakan antar komputer pada jaringan internet menggunakan dukungan aplikasi dan hardware yang diperlukan. Untuk bergabung pada jaringan ini, satu pihak ( pada hal ini provider ) wajib memiliki acara aplikasi serta bank data yang menyediakan liputan serta data yang dapat pada akses sang pihak lain yg tergabung dalam internet. Pihak yg sudah tergabung pada jaringan ini akan mempunyai alamat tersendiri ( bagaikan nomor telepon ) yang bisa dihubungi melalui jaringan internet. Provider inilah yg sebagai server bagi pihak-pihak yg mempunyai personal komputer ( PC ) buat sebagai pelanggan ataupun buat mengakses internet.

1. Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK )
Di dunia pendidikan, poly sekali lembaga pendidikan yg telah berhasil menyebarkan Teknologi Informasi serta Komunikasi dalam mendukung proses pembelajarannya. Dunia, saat ini sedang memasuki era yang ditandai menggunakan gencarnya inovasi teknologi dan peluang ekonomi yg belum pernah terbayangkan sebelumnya. Perubahan-perubahan besar terjadi dalam bidang teknologi, politik, sosial serta ekonomi. Segala perubahan ini telah menyebabkan terjadinya pergeseran dalam aneka macam bidang yang antara lain adalah; 
a. Masyarakat industri ke masyarakat fakta (kita masih berkutat menurut masyarakat agraris ke rakyat industri)
b. Teknologi yang dipaksakan ke teknologi tinggi (hi-tech).
c. Ekonomi nasional ke perekonomian global.
d. Kebutuhan jangka pendek ke jangka panjang.
e. Sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi.
f. Bantuan ke lembagaan berpindah ke swakarsa.ari pola hirarchi ke jaringan kerja (networking).
g. Dari pilihan terbatas ke banyak pilihan 

Dalam global pendidikan, keberadaan sistem informasi serta komunikasi adalah salah satu komponen yg nir dapat dipisahkan berdasarkan kegiatan pendidikan. Dalam sebuah lembaga pendidikan wajib memiliki komponen-komponen yang diharapkan untuk menjalankan operasional pendidikan, seperti siswa, sarana dan prasarana, struktur organisasi, proses, asal daya insan (energi pendidik), dan porto operasi. Sedangkan sistem komunikasi dan keterangan terdiri dari komponen-komponen pendukung forum pendidikan buat menyediakan informasi yg diharapkan pihak pengambil keputusan waktu melakukan aktivitas pendidikan (PUSTEKKOM,2006). 

Peran-Peran TIK dalam global pendidikan : 
a. TIK sebagai keterampilan (skill) dan kompetensi.
b. TIK menjadi infratruktur pedidikan.
c. TIK sebagai sumber materi ajar.
d. TIK menjadi alat bantu dan fasilitas pendidikan.
e. TIK menjadi pendukung manajemen pendidikan.
f. TIK menjadi sistem pendukung keputusan 

2. Dampak Positif Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK )
Pemanfaatan TIK, akan mengatasi masalah menjadi berikut:
a. Masalah geografis, ketika dan sosial ekonomis Indonesia.
b. Negara Republik Indonesia adalah Negara kepulauan, wilayah tropis serta pegunungan hal ini akan menghipnotis terhadap pengembangan infrastruktur pendidikan sehingga bisa menyebabkan distribusi fakta merata.
c. Mengurangi ketertinggalan pada pemanfaatan TIK pada pendidikan dibandingkan menggunakan negara berkembang dan negara maju lainnya.
d. Akselerasi pemerataan kesempatan belajar serta peningkatan mutu pendidikan yg sulit diatasi menggunakan cara-cara konvensional.
e. Peningkatan kualitas asal daya insan melalui pengembangan serta eksploitasi teknologi kabar dan komunikasi.
f. Anak-anak dapat memakai aplikasi pendidikan seperti program-acara pengetahuan dasar membaca, berhitung, sejarah, geografi, dan sebagainya. Tambahan juga, sekarang perangkat pendidikan ini kini pula diramu dengan unsur hiburan (entertainment) yg sinkron menggunakan materi, sehingga anak semakin suka .
g. Membuat anak semakin tertarik buat belajar.
h. Dapat sebagai solusi bagi para orangtua yg mempunyai anak yang merasa gampang bosan buat belajar.
i. Dapat menambah wawasan.
j. Media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, ftp serta www (world wide web – jaringan situs-situs web) para pengguna internet pada semua global bisa saling bertukar keterangan menggunakan cepat dan murah.
k. Kemudahan bertransaksi dan berbisnis pada bidang perdagangan sehingga nir perlu pergi menuju ke loka penawaran/penjualan

3. Dampak Negatif TIK terhadap pendidikan 
a. Pengalih fungsian guru yg, lantaran sistem pembelajaran bisa dilakukan menggunakan hanya seorang diri, serta kemungkinan etika dan disiplin siswa susah atau sulit untuk diawasi serta dibina sehungga lambat laun kualitas etika dan insan khusunya para siswa akan menurun drastis, serta hakikat insan yang utama yaitu sebagai makhluk sosial akan musnah.
b. Ketergantungan terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi.
c. Kecanduan terhadap games, terutama games online menonjolkan unsur-unsur dan agresivitas, sebagai akibatnya bisa menghabiskan uang karena hanya buat melayani kecanduan tadi.
d. Penipuan, Hal ini memang merajalela pada bidang manapun. Internet pun nir luput dari agresi penipu. Cara yg terbaik adalah nir mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi fakta yg Anda dapatkan pada penyedia informasi tadi.
e. Violence and Gore yaitu Kekejaman serta kesadisan pula banyak ditampilkan. Karena segi usaha dan isi dalam global internet nir terbatas, maka para pemilik situs memakai segala macam cara agar bisa ‘menjual’ situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yg bersifat tabu
f. Mengurangi sifat sosial insan lantaran cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara eksklusif (face to face).
g. Bukanya sahih-benar memanfaatkan TIK menggunakan optimal malah mengakses hal-hal yg tidak baik, seperti pornografi yang sangat gampang pada akses yang berefek buruk bagi anak dibawah umur ataupun bagi yg telah dewasa sekalipun.
h. Membuat seorang kecanduan, terutama yg menyangkut pornografi serta bisa menghabiskan uang lantaran hanya buat melayani kecanduan tadi.
i. Carding, Karena sifatnya yg ‘real time’ (langsung), cara belanja dengan menggunakan Kartu kredit adalah carayang paling poly digunakan pada dunia internet. Para penjahat internet pun paling poly melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yg terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yg menggunakan Kartu Kredit) on-line dan mencatat kode Kartu yang dipakai. Untuk selanjutnya mereka memakai data yg mereka dapatkan buat kepentingan kejahatan mereka. 
j. Perjudian menggunakan jaringan yg tersedia, para penjudi nir perlu pulang ke tempat spesifik buat memenuhi keinginannya. Anda hanya perlu menghindari situs seperti ini, lantaran umumnya situs perjudian tidak agresif dan memerlukan banyak persetujuan menurut pengunjungnya.
k. Health Issues ( Issue Kesehatan ), penggunaan BTS serta Elektromagnetis yang dapat mengganggu kesehatan pengguna dan dapat mengakibatkan banyak penyakit misalnya persendian, kanker dan lain – lain
l. Impact on Globalization on Culture, makin menipisnya nilai - nilai budaya lokal dampak pengaruh globalisasi. Salah satu contohsederhananya yaitu seberapa baikkah kemampuan bahasa daerah kita dibandingkan dengan bahasa asing

4. Pemecahan Masalah serta Solusi pada mengatasi efek negatif TIK 
Agar penggunaan TIK lebih optimal dan di jalankan menggunakan baik serta sahih, berikut terdapat beberapa metode pemecahan perkara agar pengaruh negatif menurut TIK bisa tertanggulangi.
a. Mempertimbangkan pemakaian TIK dalam pendidikan, khususnya buat anak pada bawah umur yg masih wajib pada pengawasan saat sedang melakukan pembelajaran menggunakan TIK. Analisis laba ruginya pemakaian.
b. Tidak mengakibatkan TIK menjadi media atau wahana satu-satunya pada pembelajaran, contohnya kita tidak hanya mendownload e-book, tetapi masih tetap membeli buku-buku cetak, nir hanya berkunjung ke digital library, tetapi juga masih berkunjung ke perpustakaan.
c. Pihak-pihak guru baik orang tua juga guru, memberikan pengajaran-pedagogi etika dalam ber-TIK agar TIK bisa digunakan secara optimal tanpa menghilangkan etika.
d. Perlu terdapat pencerahan peran dan kerjasama antara seluruh pengguna lanyanan TIK.
e. Menggunakan aplikasi yg dirancang spesifik buat melindungi ‘kesehatan’ anak. 
f. Letakkan personal komputer pada ruang publik tempat tinggal , misalnya perpustakaan, ruang keluarga, dan bukan pada dalam kamar anak. Meletakkan personal komputer pada pada kamar anak, berdasarkan Nina akan mempersulit orangtua dalam hal pengawasan. Anak mampu leluasa mengakses situs porno atau menggunakan games yg berbau dan sadistis pada pada kamar terkunci. Bila komputer berada pada ruang keluarga, keleluasaannya buat melanggar aturan pun akan terbatas karena terdapat anggota keluarga yang kemudian lalang.
g. Untuk mencegah kecanduan orang tua perlu menciptakan konvensi menggunakan anak soal waktu bermain personal komputer . Sehingga dalam usia yang lebih akbar, diperlukan anak telah dapat lebih bisa mengatur saat menggunakan baik.
h. Pemerintah menjadi pengendali sistem-sistem berita seharusnya lebih peka serta menyaring apa-apa saja yg bisa di akses sang para pelajar serta seluruh masyarakat Indonesia di global maya. Selebihnya, Kementrian juga bisa mengembangkan filter berupa program software untuk menekan impak tidak baik teknologi informasi. Kedua, perlu adanya dukungan berdasarkan orangtua, tokoh budaya sampai kalangan agamawan, buat mensosialisasikan mengenai saran, manfaat serta sisi positif facebook.
Jadi, solusinya merupakan kita jangan sampai menyampaikan tidak pada teknologi (say no to technology) karena jika kita berbuat demikian, maka kita akan ketinggalan banyak liputan yg sekarang ini kabar-informasi tersebut paling banyak ada pada internet. Kita harus mempertimbangkan kebutuhan kita terhadap teknologi, mempertimbangkan baik-buruknya teknologi tersebut dan permanen menggunakan etika, jua tidak lupa jangan terlalu hiperbola supaya kita nir kecanduan menggunakan teknologi.

Selain itu dengan teknologi yang sederhana dari dimanfaatkan menggunakan aporisma, maka teknologi itu akan membentuk kualitas yang optimal. Seperti jua facebook dan jejaring sosial lainnya jika dimanfaatkan menggunakan baik, maka akan mampu memberikan manfaat bagi kita. Yang terpenting merupakan berdasarkan diri kita sendiri buat memakai teknologi moderen ini secara sehat. Facebook pada dasarnya merupakan wahana, sebuah output karya teknologi berita komunikasi yg bertujuan memudahkan hidup kita. Facebook bisa sebagai sarana mengembangkan kabar, hiburan, menambah jaringan pertemanan, serta banyak hal positif lainnya. Facebook di tangan yang salah adalah pula indera buat melakukan, pelecehan, bahkan tindak kriminal misalnya penipuan, pemerasan, dan sebagainya.

PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TIK

Pengertian Dan Perkembangan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK)
TIK merupakan berbagai aspek yg melibatkan teknologi, rekayasa serta teknik pengelolaan yang dipakai pada pengendalian dan pemrosesan kabar serta penggunaannya, personal komputer dan hubungan mesin (personal komputer ) serta insan, serta hal yg berkaitan menggunakan sosial, ekonomi dan kebudayaan [British Advisory Council for applied Research and Development: Report on Information Technology; H.M. Stationery Office, 1980). Definisi lain mengenai TIK yaitu semua bentuk teknologi yg terlibat pada pengumpulan, memanipulasi, komunikasi, presentasi serta memakai data (data yang ditransformasi menjadi warta) [E.W. Martin et al. 1994. Managing Information Technology: What Managers Need to Know. New York :Prentice Hall].

Teknologi fakta merupakan suatu teknologi yg digunakan buat mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam banyak sekali cara buat membuat informasi yang berkualitas, yaitu berita yang relevan, akurat serta tepat saat, yg dipakai buat keperluan pribadi, bisnis, serta pemerintahan dan merupakan berita yang strategis buat mengambil keputusan. Teknologi komunikasi merupakan ekspansi dari ilmu komunikasi dengan basis teknologi misalnya wireless, internet, faximille, personal komputer dan sebagainya. Dengan adanya teknologi tersebut diperlukan nir ada lagi batasan saat/jarak pada berkomunikasi. Teknologi liputan dan teknologi komunikasi nir bisa dipisahkan. Keduanya saling mendukung. Peran yang bisa diberikan oleh pelaksanaan teknologi berita serta teknologi komunikasi ini merupakan menerima informasi buat kehidupan eksklusif seperti keterangan mengenai kesehatan, hobi, rekreasi dan rohani. Kemudian buat profesi misalnya sains, teknologi, perdagangan, keterangan, bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yg satu dengan langsung atau kelompok yg lainnya tanpa mengenal batas jeda serta ketika, negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang bisa merusak bertukar pikiran.

Internet merupakan jaringan komputer yang terhubung secara internasional dan tersebar di semua global. Jaringan ini mencakup jutaan pesawat komputer yang terhubung satu menggunakan yg lainnya dengan memanfaatkan jaringan telepon ( baik kabel juga gelombang elektromagnetik). Jaringan jutaan personal komputer ini memungkinkan banyak sekali pelaksanaan dilaksanakan antar personal komputer dalam jaringan internet dengan dukungan software dan hardware yg dibutuhkan. Untuk bergabung pada jaringan ini, satu pihak ( dalam hal ini provider ) harus memiliki program pelaksanaan dan bank data yg menyediakan liputan dan data yang bisa di akses sang pihak lain yg tergabung dalam internet. Pihak yang sudah tergabung dalam jaringan ini akan memiliki alamat tersendiri ( bagaikan angka telepon ) yang dapat dihubungi melalui jaringan internet. Provider inilah yang menjadi server bagi pihak-pihak yang mempunyai personal komputer ( PC ) buat menjadi pelanggan ataupun buat mengakses internet.

1. Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK )
Di dunia pendidikan, poly sekali forum pendidikan yang sudah berhasil membuatkan Teknologi Informasi serta Komunikasi pada mendukung proses pembelajarannya. Dunia, waktu ini sedang memasuki era yg ditandai menggunakan gencarnya inovasi teknologi dan peluang ekonomi yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Perubahan-perubahan besar terjadi dalam bidang teknologi, politik, sosial dan ekonomi. Segala perubahan ini telah mengakibatkan terjadinya pergeseran pada aneka macam bidang yg antara lain merupakan; 
a. Masyarakat industri ke warga keterangan (kita masih berkutat berdasarkan rakyat agraris ke rakyat industri)
b. Teknologi yang dipaksakan ke teknologi tinggi (hi-tech).
c. Ekonomi nasional ke perekonomian dunia.
d. Kebutuhan jangka pendek ke jangka panjang.
e. Sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi.
f. Bantuan ke lembagaan berpindah ke swakarsa.ari pola hirarchi ke jaringan kerja (networking).
g. Dari pilihan terbatas ke poly pilihan 

Dalam global pendidikan, eksistensi sistem informasi serta komunikasi adalah salah satu komponen yg tidak bisa dipisahkan berdasarkan aktivitas pendidikan. Dalam sebuah forum pendidikan harus mempunyai komponen-komponen yg diharapkan buat menjalankan operasional pendidikan, misalnya anak didik, wahana serta prasarana, struktur organisasi, proses, asal daya insan (tenaga pendidik), dan porto operasi. Sedangkan sistem komunikasi dan informasi terdiri menurut komponen-komponen pendukung lembaga pendidikan buat menyediakan kabar yg diperlukan pihak pengambil keputusan saat melakukan aktivitas pendidikan (PUSTEKKOM,2006). 

Peran-Peran TIK pada global pendidikan : 
a. TIK menjadi keterampilan (skill) dan kompetensi.
b. TIK menjadi infratruktur pedidikan.
c. TIK menjadi asal bahan ajar.
d. TIK sebagai indera bantu serta fasilitas pendidikan.
e. TIK sebagai pendukung manajemen pendidikan.
f. TIK sebagai sistem pendukung keputusan 

2. Dampak Positif Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK )
Pemanfaatan TIK, akan mengatasi masalah menjadi berikut:
a. Masalah geografis, saat dan sosial hemat Indonesia.
b. Negara Republik Indonesia adalah Negara kepulauan, wilayah tropis dan pegunungan hal ini akan mempengaruhi terhadap pengembangan infrastruktur pendidikan sebagai akibatnya bisa mengakibatkan distribusi informasi merata.
c. Mengurangi ketertinggalan dalam pemanfaatan TIK pada pendidikan dibandingkan menggunakan negara berkembang dan negara maju lainnya.
d. Akselerasi pemerataan kesempatan belajar dan peningkatan mutu pendidikan yang sulit diatasi menggunakan cara-cara konvensional.
e. Peningkatan kualitas asal daya manusia melalui pengembangan serta pendayagunaan teknologi fakta dan komunikasi.
f. Anak-anak bisa memakai aplikasi pendidikan seperti program-program pengetahuan dasar membaca, berhitung, sejarah, geografi, dan sebagainya. Tambahan juga, sekarang perangkat pendidikan ini sekarang pula diramu dengan unsur hiburan (entertainment) yang sesuai menggunakan materi, sehingga anak semakin suka .
g. Membuat anak semakin tertarik buat belajar.
h. Dapat menjadi solusi bagi para orangtua yg mempunyai anak yg merasa mudah bosan buat belajar.
i. Dapat menambah wawasan.
j. Media pertukaran data, menggunakan memakai email, newsgroup, ftp serta www (world wide web – jaringan situs-situs web) para pengguna internet di semua dunia bisa saling bertukar kabar dengan cepat dan murah.
k. Kemudahan bertransaksi serta berbisnis pada bidang perdagangan sebagai akibatnya tidak perlu pergi menuju ke loka penawaran/penjualan

3. Dampak Negatif TIK terhadap pendidikan 
a. Pengalih fungsian guru yang, karena sistem pembelajaran bisa dilakukan dengan hanya seorang diri, serta kemungkinan etika serta disiplin siswa susah atau sulit buat diawasi serta dibina sehungga lambat laun kualitas etika serta insan khusunya para siswa akan menurun drastis, serta hakikat manusia yg primer yaitu sebagai makhluk sosial akan musnah.
b. Ketergantungan terhadap Teknologi Informasi dan Komunikasi.
c. Kecanduan terhadap games, terutama games online menonjolkan unsur-unsur dan agresivitas, sehingga bisa menghabiskan uang lantaran hanya buat melayani kecanduan tersebut.
d. Penipuan, Hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput menurut agresi penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia keterangan tersebut.
e. Violence and Gore yaitu Kekejaman dan kesadisan pula poly ditampilkan. Karena segi usaha serta isi dalam global internet nir terbatas, maka para pemilik situs memakai segala macam cara supaya dapat ‘menjual’ situs mereka. Salah satunya menggunakan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu
f. Mengurangi sifat sosial insan karena cenderung lebih senang bekerjasama lewat internet daripada bertemu secara eksklusif (face to face).
g. Bukanya sahih-sahih memanfaatkan TIK menggunakan optimal malah mengakses hal-hal yg buruk, seperti pornografi yg sangat gampang pada akses yang berefek buruk bagi anak dibawah umur ataupun bagi yang telah dewasa sekalipun.
h. Membuat seorang kecanduan, terutama yg menyangkut pornografi dan bisa menghabiskan uang lantaran hanya buat melayani kecanduan tersebut.
i. Carding, Lantaran sifatnya yang ‘real time’ (pribadi), cara belanja menggunakan menggunakan Kartu kredit adalah carayang paling poly dipakai dalam dunia internet. Para penjahat internet pun paling poly melakukan kejahatan pada bidang ini. Dengan sifat yg terbuka, para penjahat sanggup mendeteksi adanya transaksi (yang memakai Kartu Kredit) on-line dan mencatat kode Kartu yg dipakai. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan buat kepentingan kejahatan mereka. 
j. Perjudian menggunakan jaringan yang tersedia, para penjudi nir perlu pulang ke loka khusus buat memenuhi keinginannya. Anda hanya perlu menghindari situs misalnya ini, karena biasanya situs perjudian tidak agresif dan memerlukan poly persetujuan menurut pengunjungnya.
k. Health Issues ( Issue Kesehatan ), penggunaan BTS serta Elektromagnetis yg dapat mengganggu kesehatan pengguna serta dapat mengakibatkan banyak penyakit seperti persendian, kanker serta lain – lain
l. Impact on Globalization on Culture, makin menipisnya nilai - nilai budaya lokal akibat imbas globalisasi. Salah satu contohsederhananya yaitu seberapa baikkah kemampuan bahasa daerah kita dibandingkan dengan bahasa asing

4. Pemecahan Masalah serta Solusi dalam mengatasi pengaruh negatif TIK 
Agar penggunaan TIK lebih optimal serta di jalankan menggunakan baik serta sahih, berikut terdapat beberapa metode pemecahan masalah supaya impak negatif berdasarkan TIK bisa tertanggulangi.
a. Mempertimbangkan pemakaian TIK pada pendidikan, khususnya buat anak di bawah umur yg masih harus dalam supervisi waktu sedang melakukan pembelajaran menggunakan TIK. Analisis untung ruginya pemakaian.
b. Tidak membuahkan TIK menjadi media atau wahana satu-satunya pada pembelajaran, misalnya kita nir hanya mendownload e-book, namun masih tetap membeli kitab -buku cetak, nir hanya berkunjung ke digital library, tetapi juga masih berkunjung ke perpustakaan.
c. Pihak-pihak pengajar baik orang tua juga guru, menaruh pengajaran-pedagogi etika dalam ber-TIK agar TIK bisa digunakan secara optimal tanpa menghilangkan etika.
d. Perlu ada kesadaran peran dan kerjasama antara semua pengguna lanyanan TIK.
e. Menggunakan software yang didesain spesifik buat melindungi ‘kesehatan’ anak. 
f. Letakkan personal komputer di ruang publik rumah, misalnya perpustakaan, ruang famili, serta bukan di dalam kamar anak. Meletakkan komputer di pada kamar anak, menurut Nina akan mempersulit orangtua pada hal pengawasan. Anak sanggup leluasa mengakses situs porno atau memakai games yg berbau dan sadistis pada pada kamar terkunci. Bila komputer berada di ruang keluarga, keleluasaannya buat melanggar anggaran pun akan terbatas lantaran terdapat anggota famili yg kemudian lalang.
g. Untuk mencegah kecanduan orang tua perlu menciptakan kesepakatan menggunakan anak soal saat bermain komputer. Sehingga pada usia yang lebih akbar, diperlukan anak telah dapat lebih mampu mengatur waktu menggunakan baik.
h. Pemerintah menjadi pengendali sistem-sistem warta seharusnya lebih peka dan menyaring apa-apa saja yang dapat pada akses sang para pelajar serta semua warga Indonesia di global maya. Selebihnya, Kementrian juga bisa berbagi filter berupa acara perangkat lunak buat menekan impak buruk teknologi liputan. Kedua, perlu adanya dukungan menurut orangtua, tokoh budaya sampai kalangan agamawan, buat mensosialisasikan tentang saran, manfaat dan sisi positif facebook.
Jadi, penyelesaiannya adalah kita jangan hingga menyampaikan nir pada teknologi (say no to technology) lantaran bila kita berbuat demikian, maka kita akan ketinggalan banyak informasi yang kini ini liputan-warta tadi paling poly ada pada internet. Kita wajib mempertimbangkan kebutuhan kita terhadap teknologi, mempertimbangkan baik-buruknya teknologi tersebut serta tetap menggunakan etika, juga tidak lupa jangan terlalu berlebihan supaya kita nir kecanduan dengan teknologi.

Selain itu dengan teknologi yang sederhana asal dimanfaatkan dengan aporisma, maka teknologi itu akan menghasilkan kualitas yg optimal. Seperti pula facebook dan jejaring sosial lainnya bila dimanfaatkan dengan baik, maka akan sanggup memberikan manfaat bagi kita. Yang terpenting adalah menurut diri kita sendiri buat menggunakan teknologi moderen ini secara sehat. Facebook pada dasarnya adalah wahana, sebuah hasil karya teknologi liputan komunikasi yang bertujuan memudahkan hayati kita. Facebook dapat sebagai sarana mengembangkan warta, hiburan, menambah jaringan pertemanan, dan banyak hal positif lainnya. Facebook pada tangan yang salah merupakan jua alat buat melakukan, pelecehan, bahkan tindak kriminal seperti penipuan, pemerasan, dan sebagainya.

KONSEPSI ILMU DAN TEKNOLOGI DALAM PERADABAN KEMANUSIAAN

Konsepsi Ilmu Dan Teknologi Dalam Peradaban Kemanusiaan
1. Ilmu serta Teknologi
Kehidupan kemanusiaan sehari-hari pada dasarnya merupakan terapan ilmu serta teknologi, baik yg dikembangkan secara sadar juga nir. Terapan ilmu dan teknologi pada dasarnya merupakan upaya untuk melakukan perobahan sesuatu berdasarkan satu keadaan ke keadaan lain (baik perubahan gerak, materi, tenaga, kehidupan, juga kemanusiaan). Pengembangan secara sadar menyebabkan terapan teknologi menimbang banyak sekali ilmu dan pengetahuan kehidupan humanisme lainnya seperti : ekonomi, sosial, politik, budaya serta kepercayaan .

Berbagai konstelasi terapan ilmu dan teknologi pada antara pengetahuan kemanusiaan lainnya sudah poly dikemukakan, namun analog dengan pendekatan konsepsi ideal humanisme terdahulu bisa dikemukakan skema sebagai berikut :
Upaya

Bidang Ilmu Kemanusiaan

Nilai

Urutan

Bobot

Bobot

Urutan

5
1%
Agama
63%
1
4
3%
Budaya
22%
2
3
10persen
Sosial Politik
10persen
3
2
22%
Ekonomi
3%
4
1
63%
Ilmu serta Teknologi
1%
5

Ilmu serta Teknologi 
Penerapan ilmu serta teknologi pada dasarnya adalah menerapkan kemampuan rekayasa kealaman untuk membawa suatu keadaan (berupa materi, energi, mobilitas serta kemanusiaan secara terpadu) ke keadaan lain yang lebih berdayaguna dan berguna bagi kemanusiaan. Kegiatannya berupa penerapan kemampuan manusia dalam proses produksi dan penciptaan produk dengan ketahanan ekosistem menjadi basis upaya lebih lanjut menciptakan perekonomiannya.

Perekonomian 
Perekonomian pada kehidupan kemanusiaan pada dasarnya merupakan praktek pengaturan distribusi output usaha dan kepemilikan pada masyarakat menjadi tindak lanjut upaya penerapan ilmu serta teknologi (rekayasa). Adapun sasaran nilai perekonomian yang harus dicapai asal berdasarkan konvensi sosial politik berupa aspirasi keadilan, menurut nilai budaya berupa kebersamaan (gotong royong), serta menurut nilai budaya berupa keyakinan bahwa hak milik seseorang sesungguhnya adalah titipan yang didalamnya terdapat hak orang lain, serta perekonomian yang dijalankan harus memperluas jalinan silaturahmi.

Sementara itu dalam upaya merealisasikan aspirasi keadilan maupun kepemilikan pada perekonomian wajib dibangun menurut arah terapan ilmu serta teknologi, karena pada prakteknya hal tersebut sangat bergantung dalam pilihan teknologi, mekanisme kerja, sistem penggajian, sistem bagi output, serta lain-lain yg sangat teknis.

Sosial Politik 
Sosial politik pada kehidupan kemanusiaan pada dasarnya adalah pola hubungan serta interaksi sosial, siklus serta status kekuasaan, dan kepemimpinan. Konsepsi kehidupan kemanusiaan memilih sasaran upaya musyawarah serta target nilainya mufakat.

Budaya 
Budaya adalah ekspresi simbolis serta hadiah arti kepada perbuatan serta aktivitas yg dilakukan. Budaya yg harus ditegakan merupakan budaya yg akan menunjang terbentuknya nilai-nilai humanisme serta ketakwaan, sebagai akibatnya periaku disiplin, nir munafik, dan tidak dikotomi perlu dibangun secara sadar.

Ketakwaan 
Ketakwaan melandasi keyakinan dan teori dasar dari tata nilai kehidupan kemanusiaan. Nilai takwa dalam dasarnya adalah asal menurut rapikan nilai lainnya, sehingga unsur humanisme ini bisa dianggap sebagai asal kreativitas yg berawal menurut Ketuhanan YME.

2. Perkembangan Ilmu serta Teknologi
Dalam proses perkembangan ilmu dan teknologi sepanjang sejarah kehidupan kemanusiaan ditunjukkan adanya fenomena dialektika. Peyelesaian suatu duduk perkara dengan teknologi, akan selalu membawa bibit masalah baru, yang pada suatu waktu pasti akan menjadi duduk perkara primer, yang membutuhkan suatu penyelesaian pula.

Penyelesaian tersebut umumnya dilakukan dengan teknologi yg setingkat lebih tinggi. Kejadian berikutnya merupakan kenyataan dialektika ini akan terulang lagi serta demikian seterusnya.

Fenomena di atas menandakan adanya pilihan teknologi yang merupakan rendudansi serta diversifikasi buat mengklaim berkesinambungannya peradaban kemanusiaan. Fenomena pada atas juga menandakan kemungkinan terjadinya kemunduran yang sangat berarti bagi suatu bangsa yg memakai teknologi tercanggih namun tanpa disertai kesadaran adanya fenomena ini.

3. Peta Teknologi
Peta teknologi mengenal adanya empat komponen teknologi yang saling terkait yang dapat mengungkapkan tingkat kecanggihan pemanfaatan suatu teknologi, yaitu meliputi : 
  • Teknologi (technoware) 
  • Organisasi (orgaware) 
  • Tenaga kerja (humanware) 
  • Informasi mengenai teknologi yg dimiliki (infoware) 

4. Penemuan Teknologi
Salah satu inovasi teknologi yang krusial adalah penggunaan barah untuk kebutuhan insan. Penemuan ini dengan nyata membedakan manusia dan binatang semenjak dulu. Teknologi api mempertinggi jumlah bahan makanan yg tersedia untuk jangka ketika yang lebih usang, memperluas mobilitas dan jelajah manusia serta memungkinkan memperbesar jumlah insan.

Teknologi barah menyebabkan kebakaran, saling bunuh dengan senjata barah, hingga dengan pemanasan permukaan bumi oleh greenhouse effect. Sehingga teknologi barah wajib dipakai secara efisien, efektif serta berperikemanusiaan agar kerugiannya bisa ditekan hingga taraf yang minimum.

Penemuan teknologi berikutnya adalah inovasi teknologi pertanian kurang lebih 2000 tahun SM. Sebenarnya manusia memungut kuliner menurut output alam yang tidak ditanamnya sendiri. Beberapa biji-bijian yang ditemukan pada hutan dapat dibakar serta sangat enak dimakan, sementara biji-bijian yg nir dibakar namun dimasukan ke pada tanah, biji tadi tumbuh serta menjadi asal kuliner yang lebih terjamin buat ketika yg akan datang.

Implikasi lebih lanjut berdasarkan teknologi pertanian adalah terbentuknya warga desa pertanian serta lebih poly insan terjamin makanannya. Manusia yg makin poly berinteraksi, lumbung yang penuh menciptakan petani nir perlu kerja seharian, sehingga lebih banyak waktu bersantai, berfikir dan bertapa. Timbullah pemikiran-pemikiran yg lebih mendalam serta mendasar tentang teknologi serta ilmu pengetahuan.

5. Sejarah Perkembangan Teknologi
Toffler pada buku The Third Wave (1980) membagi sejarah perkembangan teknologi ke dalam 3 gelombang.

Gelombang I (SM-1790) Small Is Beautiful 

Ciri-cirinya, yaitu :
  • Masyarakat pertanian memakai batere alam (living batere)
  • Bercocok tanam secukup keluarga (prosumen)
  • Pasar nir terlalu penting
  • Keluarga pengertiannya famili besar (extended family)
  • Berkomunikasi menggunakan ngobrol (orally)
  • Kalau satu desa mengalami musibah maka desa lainnya nir perlu ikut musibah (low interdepedency)
Gelombang II (1790-1970) Big Is Beautiful 

Ciri-cirinya, yaitu :
  • Masyarakat industri mulai menggunakan bahan bakar fosil yg nir terbarukan
  • Mesin-mesin dirancang buat produksi masal
  • Keluarga inti lebih dipentingkan
  • Berkomunikasi dengan media kertas dan postel
  • Memahami tepat waktu
  • Manusia mendominasi alam
  • Terjadi pemborosan asal daya alam, urbanisasi, penjajahan dan pergerakan kemerdekaan nasional.
Gelombang III (1970-2000) Small Within Big Is Beautiful 
Ciri-cirinya, yaitu :
  • Masyarakat mensintesis karakteristik gelombang I dan II
  • Mulai memakai energi terbarukan
  • Proses manufaktur beralih ke biofaktur
  • Konsumen menghasilkan barang sendiri
  • Terjadi deurbanisasi lantaran telekomunikasi dan transportasi semakin baik
  • Menonjolkan keterkaitan yg menyeluruh (globalisasi) keanekaragaman
  • Hemat sumberdaya alam.
Melihat lebih jauh kedepan Eric Drexler pada buku Engine of Creation (1986) menandakan munculnya teknologi nano, yaitu teknologi yang mengatur, menyusun, dan meletakan atau merekayasa atmosfir atom-atom menjadi molekul-molekul yang dikehendaki. Dalam teknologi nano ini bahan bangunan utamanya adalah atom-atom yg ukuran nanometer. Sementara teknologi mikro merekayasa bahan bangunan yg berukuran mikrometer. Beberapa produk teknologi nano antara lain pengertian mesin pada teknologi nano (nanocircuit, nanokomputer, nanomesin).

Beberapa imbas teknologi nano terhadap kehidupan kemanusiaan bisa dibayangkan dengan aneka macam contoh masalah seperti pabrik serba otomatis dengan mesin replikator biologi maupun komputer nano, artificial intelligence baik yang bersifat teknik maupun sosial, global yang lebih luas berdasarkan planet bumi, pembaharuan cara berobat.

Melihat perkembangan teknologi yg sangat pesat di atas memunculkan pertanyaan apakah semua itu terdapat batas-batas pertumbuhannya. Pertumbuhan materi dan ruang mobilitas insan nampaknya permanen akan mempunyai batas jika pertambahan manusia nir terkendali. Tetapi pertumbuhan budidaya manusia dalam bentuk fikiran, keterangan dan seluruh hal pada global cipta dan khayalan nampaknya belum terlihat batas-batasnya. Beberapa keterbatasan yang dapat dicermati antara lain : batas kemampuan teknologi nano, batas penggunaan energi berdasarkan pertambahan entropi, batas asal daya alam dan batas-batas ekosistem.

Perkembangan teknologi yang sangat pesat jua memperlihatkan berbagai harapan dan keprihatinan, terutama menyangkut tata hayati kemanusiaan mendatang. Beberapa hal diantaranya merupakan kekuasaan yang luar biasa yg dapat membawa bala, sistem-sistem andal yang dapat dipercaya, taktik pencegahan pemusnahan insan, kesadaran dan partisipasi warga lokal, dan jaringan komunikasi ilmu pengetahuan.

Banyak pakar memberikan pandangan bahwa kemampuan iptek suatu bangsa merupakan faktor yang menentukan pada dalam kompetisi ekonomi global kini ini. Upah, energi dan bahan baku yang melimpah ruah serta murah tidak memiliki peranan lagi pada dalam kompetisi dunia. Upah, energi serta bahan standar yang berlimpah dan murah tetap mempunyai arti meskipun mlai mengalami pergeseran. Beberapa macam teknologi tinggi (high tech) bahkan permanen merupakan proses padat karya, yang kadangkala lain sifatnya.

6. Perobahan sosial yg sudah, sedang dan akan terjadi
Pertanian
Industrial
Pasca industri
Primitif
Modern
Pasca modern
Penjajahan
Kemerdekaan
Pasca kemerdekaan
Lokal
Nasional
Global
Budaya daerah
Budaya nasional
Budaya global
Pembudayaan
Konvergensi kultural
divergensi kultural
Desa
Urbanisasi
Suburbanisasi
Migrasi antar daerah
Migrasi regional
Migrasi global
Revolusi industri
Revolusi komunikasi
Revolusi informasi
Masyarakat muda
Masyarakat menua
Masyarakat pasca tua

7. Antisipasi perobahan mendatang
  • Persaingan dunia 
  • Terbentuknya institusi-institusi global 
  • Berkembangnya budaya global 
  • Komersialisasi iptek 
  • Pengendalian superhigway liputan 
  • Privatisasi pelayanan rakyat 
  • Mengarahkan kehidupan eksklusif 
  • Membangun famili masyarakat 
  • Meraih kualitas hayati 
  • Melindungi lingkungan alam 
  • Menguatkan lingkungan sosial 
  • Pemerintahan berwawasan masa depan 
  • Membangun peradaban global 
  • Mengatasi masalah siklus hidup dan daur politik 
  • Inisiatif menciptakan berbasiskan komunitas

KONSEPSI ILMU DAN TEKNOLOGI DALAM PERADABAN KEMANUSIAAN

Konsepsi Ilmu Dan Teknologi Dalam Peradaban Kemanusiaan
1. Ilmu serta Teknologi
Kehidupan kemanusiaan sehari-hari dalam dasarnya merupakan terapan ilmu dan teknologi, baik yg dikembangkan secara sadar maupun nir. Terapan ilmu serta teknologi pada dasarnya adalah upaya buat melakukan perobahan sesuatu menurut satu keadaan ke keadaan lain (baik perubahan gerak, materi, energi, kehidupan, juga kemanusiaan). Pengembangan secara sadar mengakibatkan terapan teknologi menimbang berbagai ilmu serta pengetahuan kehidupan kemanusiaan lainnya seperti : ekonomi, sosial, politik, budaya serta kepercayaan .

Berbagai konstelasi terapan ilmu dan teknologi di antara pengetahuan humanisme lainnya telah poly dikemukakan, tetapi analog dengan pendekatan konsepsi ideal kemanusiaan terdahulu dapat dikemukakan skema menjadi berikut :
Upaya

Bidang Ilmu Kemanusiaan

Nilai

Urutan

Bobot

Bobot

Urutan

5
1%
Agama
63%
1
4
3%
Budaya
22persen
2
3
10persen
Sosial Politik
10persen
3
2
22persen
Ekonomi
3%
4
1
63%
Ilmu serta Teknologi
1%
5

Ilmu serta Teknologi 
Penerapan ilmu dan teknologi dalam dasarnya adalah menerapkan kemampuan rekayasa kealaman buat membawa suatu keadaan (berupa materi, energi, gerak serta kemanusiaan secara terpadu) ke keadaan lain yang lebih berdayaguna dan bermanfaat bagi humanisme. Kegiatannya berupa penerapan kemampuan manusia pada proses produksi serta penciptaan produk dengan ketahanan ekosistem sebagai basis upaya lebih lanjut menciptakan perekonomiannya.

Perekonomian 
Perekonomian dalam kehidupan kemanusiaan pada dasarnya merupakan praktek pengaturan distribusi hasil bisnis serta kepemilikan pada masyarakat sebagai tindak lanjut upaya penerapan ilmu dan teknologi (rekayasa). Adapun sasaran nilai perekonomian yang wajib dicapai dari dari konvensi sosial politik berupa aspirasi keadilan, menurut nilai budaya berupa kebersamaan (gotong royong), dan dari nilai budaya berupa keyakinan bahwa hak milik seorang sesungguhnya adalah titipan yg didalamnya terdapat hak orang lain, dan perekonomian yang dijalankan harus memperluas jalinan silaturahmi.

Sementara itu dalam upaya merealisasikan aspirasi keadilan maupun kepemilikan pada perekonomian wajib dibangun menurut arah terapan ilmu serta teknologi, lantaran pada prakteknya hal tersebut sangat bergantung pada pilihan teknologi, prosedur kerja, sistem penggajian, sistem bagi output, dan lain-lain yg sangat teknis.

Sosial Politik 
Sosial politik dalam kehidupan humanisme pada dasarnya merupakan pola interaksi serta hubungan sosial, daur dan status kekuasaan, dan kepemimpinan. Konsepsi kehidupan humanisme menunjuk target upaya musyawarah dan target nilainya mufakat.

Budaya 
Budaya merupakan aktualisasi diri simbolis dan hadiah arti kepada perbuatan dan kegiatan yang dilakukan. Budaya yang harus ditegakan adalah budaya yang akan menunjang terbentuknya nilai-nilai humanisme dan ketakwaan, sebagai akibatnya periaku disiplin, tidak munafik, serta nir dikotomi perlu dibangun secara sadar.

Ketakwaan 
Ketakwaan melandasi keyakinan serta teori dasar menurut rapikan nilai kehidupan kemanusiaan. Nilai takwa pada dasarnya merupakan sumber berdasarkan rapikan nilai lainnya, sebagai akibatnya unsur kemanusiaan ini dapat dipercaya menjadi asal kreativitas yg berawal menurut Ketuhanan YME.

2. Perkembangan Ilmu serta Teknologi
Dalam proses perkembangan ilmu dan teknologi sepanjang sejarah kehidupan kemanusiaan ditunjukkan adanya kenyataan dialektika. Peyelesaian suatu problem dengan teknologi, akan selalu membawa bibit problem baru, yang pada suatu waktu pasti akan menjadi dilema primer, yg membutuhkan suatu penyelesaian jua.

Penyelesaian tersebut umumnya dilakukan menggunakan teknologi yg setingkat lebih tinggi. Kejadian berikutnya adalah kenyataan dialektika ini akan terulang lagi serta demikian seterusnya.

Fenomena di atas mengambarkan adanya pilihan teknologi yg merupakan rendudansi serta diversifikasi buat mengklaim berkesinambungannya peradaban humanisme. Fenomena pada atas jua pertanda kemungkinan terjadinya kemunduran yang sangat berarti bagi suatu bangsa yang memakai teknologi tercanggih namun tanpa disertai pencerahan adanya fenomena ini.

3. Peta Teknologi
Peta teknologi mengenal adanya empat komponen teknologi yg saling terkait yg dapat menjelaskan taraf kecanggihan pemanfaatan suatu teknologi, yaitu mencakup : 
  • Teknologi (technoware) 
  • Organisasi (orgaware) 
  • Tenaga kerja (humanware) 
  • Informasi mengenai teknologi yg dimiliki (infoware) 

4. Penemuan Teknologi
Salah satu penemuan teknologi yg penting adalah penggunaan barah buat kebutuhan manusia. Penemuan ini menggunakan nyata membedakan manusia dan hewan semenjak dulu. Teknologi api menaikkan jumlah bahan kuliner yg tersedia buat jangka saat yg lebih lama , memperluas gerak dan jelajah insan serta memungkinkan memperbesar jumlah manusia.

Teknologi api mengakibatkan kebakaran, saling bunuh dengan senjata api, sampai dengan pemanasan permukaan bumi oleh greenhouse effect. Sehingga teknologi api harus digunakan secara efisien, efektif serta berperikemanusiaan agar kerugiannya bisa ditekan hingga tingkat yang minimum.

Penemuan teknologi berikutnya adalah inovasi teknologi pertanian kurang lebih 2000 tahun SM. Sebenarnya manusia memungut kuliner berdasarkan hasil alam yang nir ditanamnya sendiri. Beberapa biji-bijian yang ditemukan di hutan dapat dibakar serta sangat lezat dimakan, ad interim biji-bijian yang nir dibakar namun dimasukan ke pada tanah, biji tersebut tumbuh serta sebagai asal makanan yang lebih terjamin buat waktu yg akan datang.

Implikasi lebih lanjut berdasarkan teknologi pertanian adalah terbentuknya warga desa pertanian serta lebih poly insan terjamin makanannya. Manusia yg makin banyak berinteraksi, lumbung yg penuh menciptakan petani tidak perlu kerja seharian, sehingga lebih poly saat bersantai, berfikir serta bertapa. Timbullah pemikiran-pemikiran yang lebih mendalam dan fundamental tentang teknologi serta ilmu pengetahuan.

5. Sejarah Perkembangan Teknologi
Toffler pada kitab The Third Wave (1980) membagi sejarah perkembangan teknologi ke dalam 3 gelombang.

Gelombang I (SM-1790) Small Is Beautiful 

Ciri-cirinya, yaitu :
  • Masyarakat pertanian menggunakan batere alam (living batere)
  • Bercocok tanam secukup famili (prosumen)
  • Pasar nir terlalu penting
  • Keluarga pengertiannya keluarga besar (extended family)
  • Berkomunikasi dengan ngobrol (orally)
  • Kalau satu desa mengalami musibah maka desa lainnya nir perlu ikut musibah (low interdepedency)
Gelombang II (1790-1970) Big Is Beautiful 

Ciri-cirinya, yaitu :
  • Masyarakat industri mulai menggunakan bahan bakar fosil yg nir terbarukan
  • Mesin-mesin dirancang buat produksi masal
  • Keluarga inti lebih dipentingkan
  • Berkomunikasi menggunakan media kertas dan postel
  • Memahami sempurna waktu
  • Manusia mendominasi alam
  • Terjadi pemborosan asal daya alam, urbanisasi, penjajahan dan pergerakan kemerdekaan nasional.
Gelombang III (1970-2000) Small Within Big Is Beautiful 
Ciri-cirinya, yaitu :
  • Masyarakat mensintesis ciri gelombang I serta II
  • Mulai memakai tenaga terbarukan
  • Proses manufaktur beralih ke biofaktur
  • Konsumen menghasilkan barang sendiri
  • Terjadi deurbanisasi lantaran telekomunikasi dan transportasi semakin baik
  • Menonjolkan keterkaitan yang menyeluruh (globalisasi) keanekaragaman
  • Hemat sumberdaya alam.
Melihat lebih jauh kedepan Eric Drexler dalam kitab Engine of Creation (1986) mengambarkan keluarnya teknologi nano, yaitu teknologi yg mengatur, menyusun, serta meletakan atau merekayasa atmosfir atom-atom sebagai molekul-molekul yang dikehendaki. Dalam teknologi nano ini bahan bangunan utamanya merupakan atom-atom yang ukuran nanometer. Sementara teknologi mikro merekayasa bahan bangunan yang ukuran mikrometer. Beberapa produk teknologi nano antara lain pengertian mesin dalam teknologi nano (nanocircuit, nanokomputer, nanomesin).

Beberapa pengaruh teknologi nano terhadap kehidupan humanisme dapat dibayangkan menggunakan berbagai model masalah misalnya pabrik serba otomatis menggunakan mesin replikator hayati juga personal komputer nano, artificial intelligence baik yg bersifat teknik maupun sosial, global yg lebih luas menurut planet bumi, pembaharuan cara berobat.

Melihat perkembangan teknologi yang sangat pesat pada atas memunculkan pertanyaan apakah seluruh itu terdapat batas-batas pertumbuhannya. Pertumbuhan materi serta ruang gerak manusia nampaknya tetap akan mempunyai batas apabila pertambahan manusia tidak terkendali. Namun pertumbuhan budidaya insan dalam bentuk fikiran, informasi serta semua hal pada global cipta serta imajinasi nampaknya belum terlihat batas-batasnya. Beberapa keterbatasan yang dapat ditinjau antara lain : batas kemampuan teknologi nano, batas penggunaan energi menurut pertambahan entropi, batas asal daya alam dan batas-batas ekosistem.

Perkembangan teknologi yg sangat pesat pula memperlihatkan aneka macam asa serta keprihatinan, terutama menyangkut rapikan hayati humanisme mendatang. Beberapa hal antara lain adalah kekuasaan yang luar biasa yg dapat membawa bala, sistem-sistem andal yang bonafide, taktik pencegahan pemusnahan manusia, pencerahan dan partisipasi rakyat lokal, dan jaringan komunikasi ilmu pengetahuan.

Banyak pakar menaruh pandangan bahwa kemampuan iptek suatu bangsa adalah faktor yang memilih di pada kompetisi ekonomi dunia sekarang ini. Upah, energi serta bahan standar yg melimpah ruah dan murah tidak mempunyai peranan lagi pada dalam kompetisi global. Upah, energi serta bahan standar yang berlimpah serta murah tetap memiliki arti meskipun mlai mengalami pergeseran. Beberapa macam teknologi tinggi (high tech) bahkan tetap merupakan proses padat karya, yg kadangkala lain sifatnya.

6. Perobahan sosial yg sudah, sedang dan akan terjadi
Pertanian
Industrial
Pasca industri
Primitif
Modern
Pasca modern
Penjajahan
Kemerdekaan
Pasca kemerdekaan
Lokal
Nasional
Global
Budaya daerah
Budaya nasional
Budaya global
Pembudayaan
Konvergensi kultural
divergensi kultural
Desa
Urbanisasi
Suburbanisasi
Migrasi antar daerah
Migrasi regional
Migrasi global
Revolusi industri
Revolusi komunikasi
Revolusi informasi
Masyarakat muda
Masyarakat menua
Masyarakat pasca tua

7. Antisipasi perobahan mendatang
  • Persaingan dunia 
  • Terbentuknya institusi-institusi dunia 
  • Berkembangnya budaya global 
  • Komersialisasi iptek 
  • Pengendalian superhigway berita 
  • Privatisasi pelayanan masyarakat 
  • Mengarahkan kehidupan eksklusif 
  • Membangun keluarga rakyat 
  • Meraih kualitas hidup 
  • Melindungi lingkungan alam 
  • Menguatkan lingkungan sosial 
  • Pemerintahan berwawasan masa depan 
  • Membangun peradaban dunia 
  • Mengatasi kasus siklus hayati serta siklus politik 
  • Inisiatif membentuk berbasiskan komunitas

MANFAAT SISTEM KOMPUTERISASI OTOMASI UNTUK PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Manfaat Sistem Komputerisasi (Otomasi) Untuk Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan pada era terbaru ini sudah semestinya lepas dari kungkungan pemikiran juga asumsi klasik bahwa perpustakaan hanya menjadi gudangnya kitab . Apabila dikatakan sebagai loka kitab , jawabnya adalah “ya”, namun nir sampai dalam kalimat itu saja. Konon, saat menyebut istilah perpustakaan atau library, pemikiran orang merujuk pada suatu medium peradaban manusia, yaitu kitab . Untuk ketika yang sangat lama , kitab menjadi asal daya pengetahuan yg utama, yang dihimpun sang perpustakaan. Hal ini terjadi lantaran posisi perpustakaan dianggap hanya menjadi loka penyimpanan saja, dan ternyata sampai abad terbaru asumsi yg demikianpun masih belum mampu dihilangkan. 

Sejalan menggunakan perkembangannya, perpustakaan mulai bergeser paradigmanya tidak lagi menjadi loka buku, melainkan sudah pada tahap sebagai pusat sumber daya informasi. Informasi yg ada pada dalamnya sudah saatnya diberdayakan, menggunakan pengertian bahwa pemustaka (user) yang mengakses informasi pada perpustakaan, dibutuhkan nanti mampu menghasilkan kabar-fakta baru yg dikemas dalam bentuk penulisan karya ilmiah, artikel, atau bahkan fakta berupa kitab yg diterbitkan.

Kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi sesungguhnya dapat dijadikan tunggangan bagi perpustakaan buat menyajikan aneka macam berita yang dikelolanya pada pemustaka secara maksimal . Lantaran teknologi warta ini menjanjikan ketepatan, keakuratan, dan kecepatan pada persoalan akses berita. Maka internet ini harus sebagai mitra yang baik pada pengelolaan liputan pada perpustakaan. Menjadi kawan pada sini dimaksudkan, perpustakaan wajib tanggap terhadap kebutuhan informasi pemustaka yg semakin semakin tinggi serta jua kualitas serta kemutakhirannya. Ringkasnya merupakan perpustakaan wajib telah mulai memberikan layanan internet, terlepas nanti akan dilayankan secara cuma-cuma (free) atau membebankan porto operasional pada penggunanya, atau bahkan ditanggung oleh lembaga terkait.

Himbauan Undang-undang mengenai perpustakaan
Terbitnya UU No.43 Tahun 2007 tentang perpustakaan, seolah-olah menaruh kekuatan baru bagi perpustakaan buat senantiasa beranjak maju. Melihat dalam fungsi edukatif perpustakaan dimana eksistensi perpustakaan, terutama perpustakaan yg bernaung pada bawah forum pendidikan, harus menunjang program pendidikan. Jika pada lembaga pendidikan, maka perpustakaan harus menjadi pendukung aktif terselenggaranya kurikulum pendidikan, misalnya menggunakan menyediakan koleksi-koleksi yang relevan dengan kurikulum yg ada. Dan bila perpustakaan itu berada dalam lingkungan masyarakat generik, maka perpustakaan seyogyanya menyediakan koleksi atau fakta yg dapat menunjang acara long life education, yg mana posisi perpustakaan itu sendiri adalah sebagai loka mencari kabar yang nir membatasi usia pemustakanya, atau dengan kata lain seluruh masyarakat mempunyai kesempatan buat mengakses informasi pada perpustakaan.

Pasal 23 UU No. 43 Tahun 2007 berkata bahwa “Koleksi perpustakaan diseleksi, dilayankan, disimpan serta dikembangkan sesuai menggunakan kepentingan pemustaka dengan memperhatikan perkembangan teknologi kabar serta komunikasi”.

Pasal ini mengisyaratkan adanya kewajiban bagi setiap perpustakaan buat mengadakan, membangun, juga mengelola informasi dengan pendekatan user oriented atau bedasarkan kebutuhan pemustaka. Pengelolaan ini dimulai seleksi bahan pustaka, menyimpan, serta mengembangkannya. Pada konteks perkembangan kekinian, maka pengelolaan ini harus juga memperhatikan teknologi keterangan menjadi media pendukungnya. Sebagaimana pada ayat selanjutnya dalam pasal yang sama, bahwa:
1. Setiap sekolah/madrasah menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan menggunakan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan.
2. Perpustakaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) wajib mempunyai koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan sebagai kitab teks wajib pada satuan pendidikan yang bersangkutan dalam jumlah yang mencukupi buat melayani semua peserta didik serta pendidik.
3. Koleksi perpustakaan harus mendukung kurikulum pendidikan
4. Perpustakaan yang diselenggarakan harus mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi serta komunikasi.

Dari beberapa petikan suara pasal dalam UU No.43 Tahun 2007 ini mengisyaratkan adanya himbauan supaya perpustakaan memperhatikan perkembangan teknologi fakta serta komunikasi pada mengelola perpustakaan. Hal ini dimaksudkan agar perpustakaan tetap eksis serta beradaptasi menggunakan perkembangan Ilmu pengetahuan serta teknologi sehingga memperkecil kemungkinan perpustakaan akan ditinggalkan oleh penggunanya.

Teknologi Informasi buat perpustakaan
Teknologi Informasi (TI) mengalami perkembangan yang luar biasa. Bias dibayangkan dengan contoh hand phone atau telepon seluler, hanya dalam kurun ketika yg singkat teknologi yang digunakannya telah berubah dengan pesatnya. Semula HP yang hanya bisa buat komunikasi 2 arah saja, kini sudah dilengkapi dengan fiture atau menu yg lebih dari sekedar bunyi. Misalnya, bisa menapilkan gambar, gambar berkiprah, bahkan sanggup menyaksikan tayangan televisi. 

Demikian halnya teknologi yang diperuntukkan bagi perpustakaan. Lebih khusus tentunya adalah teknologi yang berkaitan menggunakan personal komputer . American Library Association (1983) mendefinisikan TI ini menjadi aplikasi personal komputer serta teknologi lain buat keperluan pengadaan, penataan, simpan, temu kembali serta penyebaran fakta. 

Chowdury (2003) menaruh jua pandangan bahwa TI merupakan suatu sistem yang mengomputerisasikan fungsi-fungsi tradisional perpustakaan misalnya: peredaran, katalogisasi, katalog publik, akuisisi, akuisisi terbitan berseri dengan menggunakan pangkalan data perpustakaan sebagai fondasinya.

Dari beberapa pemikiran pada atas, pada dasarnya memili arah yg sama pada memandang computer menjadi induknya teknologi informasi yg bisa digunakan dalam berbagai bidang pekerjaan, dalam hal ini merupakan pada perpustakaan. Secara umum bisa dimengerti bahwa personal komputer ini merupakan suatu perangkat yg bisa melakukan proses atau aktivitas yang merubah fungsi manual sebagai sistem mesin (personal komputer ), sehingga wajar apabila TI diidentikkan dengan komputer.

Mengapa wajib otomasi?
Perkembangan teknologi keterangan berpengaruh besar terhadap perkembangan perpustakaan, terutama pada hal mengelola liputan. Memang bukan sesuatu yg buruk atau bahkan tidak boleh apabila tetap mengelola perpustakaan menggunakan cara-cara manual atau konvensional, masih ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, mengapa perpustakaan itu pada konteks kekinian perlu adanya sistem otomasi. Hal tadi merupakan menjadi berikut:

a. Lajunya penerbitan yg semakin tinggi pesat
Penerbitan kitab dalam masa kini mengalami peningkatan pesat dalam segi jumlahnya. Menurut Sulistyo-Basuki (2009), pada Indonesia penerbitan buku diperkirakan mencapai lebih berdasarkan 5000 eksemplar pertahun. Hal ini memunculkan pemikiran buat dapat mengelola terbitan ini secara lebih seksama dan cepat.

b. Meluasnya jumlah penduduk yang bisa membaca serta menulis
Indonesia telah mencanangkan bebas buta alfabet semenjak masa orde baru. Canangan ini disambut positif warga Indonesia dengan munculnya sekolah-sekolah alternatif yg bisa mendidik warga ”tidak mampu” membayar biaya sekolah bisa menikmati sekolah sebagaimana orang lain yang bisa bersekolah. Di lain pihak, kepedulian masyarakat buat menyekolahkan putra-putrinya membuat peningkatan kuantitas masyarakat yg mampu membaca serta menulis. Ini merupakan menaikkan pula kebutuhan rakyat terhadap bahan bacaan. Maka perpustakaan menjadi alternatif pilihan dalam hal penyediaan bahan-bahan bacaan bagi warga .

Ketika bahan bacaan semakin semakin tinggi jumlahnya, maka pengelolaannya pun dituntut semakin baik, terutama pada hal kecepatan pelayanan. Maka otomasi perpustakaan menjadi jawaban berdasarkan kasus ini. Dengan otomasi, disamping bisa mengelola bahan bacaan dengan lebih baik, bisa juga menjadi media temu balik yang akurat dan cepat.

c. Semakin mahalnya upah energi manusia 
Untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dibutuhkan tenaga insan sebagai operatornya sekaligus pemikirnya. Tetapi demikian semakin profesional seorang, semakin mahal jua biaya yg diperlukan buat membayarnya. Sementara pekerjaan semakin hari semakin semakin tinggi. 

Teknologi berita timbul sebagai penengah berdasarkan kasus ini, yaitu bisa digunakan sistem otomasi yang mampu menggantikan fungsi tenaga manusia dalam arti peningkatan kualitas serta kuantitas produk. 

d. Kualitas serta efisiensi teknologi yg tersedia telah terus menerus disempurnakan, maka otomasi gampang diterapkan. 
Perkembangan teknologi tidak mampu dihindari, dan memperlihatkan peningkatan dalam segi kuantitas maupun kualitasnya. Ini menaruh stimulasi bagi perpustakaan buat andil pula pada penggunaan teknologi ini pada mengelola perpustakaan agar dapat melakukan pelayanan pada pengguna sebaik, seakurat, serta secepat mungkin. Metode yg dikembangkan adalah pada hal sistem otomasi perpustakaan.

sistem otomasi perpustakaan
Otomasi adalah menyangkut pendayagunaan peralatan mekanis yg sophisticated serta maju, buat mencapai output tertentu istilah ini pertama kali diperkenalkan sang General Motor pada tahun 1935 oleh D.S Harder. Sedang Sulityo-Basuki (1998) menaruh pengertian bahwa otomasi meliputi konsep proses atau output membuat mesin swatindak atau swakendali dengan menghilangkan campur tangan insan pada proses. Sementara itu sistem otomasi merupakan suatu sistem otomasi menggunakan sensor yaitu indera-alat yang memberikan liputan mengenai hasil-hasilnya. Informasi ini langsung dikendalikan ke sistem, sehingga insan bisa melakukan penyesuaian jika dianggap perlu. Sistem yg demikian ini diklaim dengan sistem umpan balik (feedback).

Jadi dapat dikatakan, otomasi perpustakaan adalah penerapan teknologi keterangan buat kepentingan perpustakaan menggunakan menggunakan personal komputer , alat-alat mekanis atau semi otomatis buat melakukan beberapa jenis kegiatan perpustakaan yang bersifat rutin. 

Secara generik Sulistyo-Basuki (1998:1.lima) mendeskripsikan bahwa sesungguhnya teknologi berita dalam rangka otomasi perpustakaan ini adalah upaya penggunaan teknologi untuk pengadaan, penyimpanan, temu kembali, analisis, dan komunikasi fakta pada bentuk data numeric, teks, atau tekstual, citra atau suara, beserta banyak sekali aspeknya. 

Berdasarkan UU No 43 Tahun 2007 Tentang perpustakaan yg menyangkut teknologi fakta sebagaimanan sudah dikemukakan sebelumnya, maka perpustakan seolah-olah diberi kewenangan untuk menerapkan sistem otomasi demi tercapainya pelayanan yang baik (prima) kepada pemustaka. Tetapi demikian perlu dipertimbangkan beberapa hal sebelum mengambil keputusan buat menerapkan sistem otomasi pada perpustakaan. 

Melalui pertimbangan-pertimbangan itu dimungkinkan meminimalisasi kerugian yang bisa ditimbulkan, sebab memang penerapan sistem ini membutukan biaya , tenaga serta ketika. Pertimbangan-pertimbangan yang dimaksud diantaranya merupakan:

1. Studi kelayakan
Sebelum memasang sistem otomasi ini pimpinan beserta staf perpustakaan mengadakan studi formal buat memastikan kelayakan sistem tersebut serta dibuktikan bahwa sistem tadi dibutuhkan pada perpustakaan, yaitu menggunakan melakukan secara independen pada sistem akan dipasang terkait menggunakan kebutuhan kabar, serta target ideal perpustakaan. 

Teknik pengumpulan data berdasarkan staf dan pemakai perpustakaan dilakukan dengan pendekatan interview dan atau observasi terhadap instansi atau forum (perpustakaan) yg sudah menerapkan sistem tadi atau langsung kepada pembuat programnya, dan atau memakai sistem trial (uji coba) terhadap progam itu sendiri, sehingga dapat diketahui hal-hal yang seperti dikatakan sang Qalbyubi, 2003:395, yaitu:
a. Gambaran generik sistem yg ada
b. Kasus-perkara yang ada
c. Solusi yg memungkinkan
d. Uraian biaya
e. Laba yg mampu diperoleh
f. Gambaran kerja sebelumnya
g. Skala serta ketika penerapan sistem baru
h. Implikasi ke lapangan kerja, kebutuhan, dan kebijakan.

2. Analisis sistem
Analisis sistem bertujuan buat menganalisis setiap aspek yg diselidiki dalam tujuan secara lebih mendalam. Dalam tahap analisis ini perbandingan sistem usang (manual) dan baru (otomasi) dan hal-hal yg belum terungkap pada studi kelayakan akan lebih jelas terlihat. Dalam hal ini pihak pengembang mengadakan presentasi pada depan pimpinan serta staf perpusakaan, yang lalu dianalisa keefektifan dan keefisienan acara.

3. Evaluasi
Setelah sistem baru tadi berjalan beberapa saat, pihak perpustakaan mengadakan evaluasi untuk melihat sistem baru tersebut sudah memenuhi atau mewakili kebutuhan yg sesungguhnya atau masih perlu didukung menggunakan fasilitas dan perangkat tambahan. 

Penerapan otomasi di perpustakaan
Penerapan otomasi pada perpustakaan bertujuan buat menaikkan mutu layanan, gambaran perpustakaan dan pustakawan itu sendiri. Pustakawan nir lagi bekerja secara manual yg dapat mengurangi kesalahan-kesalahan karena aktivitas perpustakaan bersifat rutin. Penerapan sistem otomasi pada prinsipnya wajib mewakili aktivitas rutin yg dilakukan perpustakaan sebagaimana dikatakan sang Suwarno (2007:45) bahwa perpustakaan secara garis akbar ada 3 (3) tugas yg wajib dilakanakan:
1. Menghimpun kabar, yaitu mencakup aktivitas mencari, meyeleksi, mengisi perpustakaan dengan asal warta yang memadai baik dalam arti jumlah, jenis maupun mutu yang diubahsuaikan dengan kebijakan lembaga, ketersediaan dana, serta kebutuhan pemustaka. Dalam hal ini otomasi sebagai penting guna mendata aneka macam asal, yg kemudian dengan mudah bisa ditinjau balik tanpa wajib membolak-balikkan kertas sebagaimana kerja manual.
2. Mengelola berita, meliputi proses pengolahan, penyusunan, penyimpanan, pengemasan agar tersusun rapi dan gampang ditemukan. Dalam hal ini otomasi berperan krusial dalam penyimpanan data bibliografinya sebagai wakil dokumen, serta lalu akan mudah pada proses temu kembalinya.
3. Memberdayakan berita serta menaruh layanan secara optimal. Perpustakaan menjadi pusat sumber daya keterangan dengan bantuan sistem otomasi akan memaksimalkan pemanfaatan kabar yg dikelolanya, menggunakan pendekatan kemudahan dan keakuratan pemustaka pada mengakses berita tersebut.

Manfaat otomasi
a. Praktis kelola 
Mudah kelola yg dimaksud merupakan memudahkan pengelolaan bahan pustaka berdasarkan mulai pengadaan hingga penyajian, termasuk pada dalamnya adalah sistem pelayanannya.

b. Praktis simpan 
Mudah simpan artinya bahan pustaka, utamanya data bibliografi disimpan pada bentuk file pada personal komputer . Data nir perlu lagi disimpan pada lemari katalog yang membutuhkan space yang akbar.

c. Mudah temu kembali 
Jika data sudah disimpan pada bentuk file pada personal komputer , maka sistem personal komputer menggunakan dibantu aplikasi eksklusif akan memudahkan buat temu kembali. Aplikasi temu pulang ini ada dalam bentuk Online Public Access Catalog (OPAC)

Wilayah yang diotomasi
Beberapa wilayah kerja di perpustakaan yg bisa diotomasikan, diantaranya adalah sebagai berikut:

Wilayah administrasi, contohnya buat:
• Pendaftaran anggota
• Pembuatan kartu anggota 
• Presensi Kunjungan 
• Statistik 
• Laporan-laporan 

Wilayah pengelolaan bahan pustaka, misalnya buat:
• Pengadaan 
• Klasifikasi 
• Stock opname 
• Sistem temu kembali

Wilayah layanan, terbagi menjadi dua, yaitu layanan sirkulasi serta layanan surat keterangan. Adapun yang telah terotomasi pada umumnya adalah pada layanan aliran, sebagaimanan pada bagan berikut:

Sedangkan pada layanan referensi masih banyak perpustakaan yang belum melakukan otomasi dalam layanan ini. Pada layanan referensi ini menyangkut pengelolaan tentang:
  • Buku tandon 
  • Jurnal, Skripsi, tesis 
  • Layanan CD ROM buat Qur’an serta Hadits 
  • Informasi lainnya 
Program otomasi tdak serta merta bisa dilakukan tanpa adanya perangkat yg menjadi pendukung utamanya. Beberapa perangkat otomasi yang digunakan oleh perpustakaan untuk otomasi diantaranya merupakan:
• Program CDS-ISIS, WINISIN, SIPRUS, SENAYAN, DLL
• Komputer peredaran 
• OPAC
• Dan lain-lain

Dari pemaparan ini bisa digarisbawahi bahwa pada era global yg kondisi dengan liputan ini, penerapan sistem komputerisasi (otomasi) perpustakaan bagi lembaga kependidikan pada khususnya telah saatnya dilakukan. Hal ini menjadi ”tangan panjang” dunia pendidikan pada rangka berbagi wawasan dan mengoptimalkan berita yg dikelola yang mendukung pada tujuan pendidikan.

MANFAAT SISTEM KOMPUTERISASI OTOMASI UNTUK PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Manfaat Sistem Komputerisasi (Otomasi) Untuk Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan pada era modern ini sudah semestinya lepas menurut kungkungan pemikiran maupun anggapan klasik bahwa perpustakaan hanya sebagai gudangnya kitab . Apabila dikatakan sebagai loka buku, jawabnya adalah “ya”, tetapi nir hingga pada kalimat itu saja. Konon, waktu menyebut istilah perpustakaan atau library, pemikiran orang merujuk dalam suatu medium peradaban insan, yaitu kitab . Untuk ketika yang sangat lama , kitab sebagai sumber daya pengetahuan yang utama, yg dihimpun sang perpustakaan. Hal ini terjadi karena posisi perpustakaan dipercaya hanya sebagai loka penyimpanan saja, dan ternyata sampai abad terbaru asumsi yg demikianpun masih belum bisa dihilangkan. 

Sejalan menggunakan perkembangannya, perpustakaan mulai bergeser paradigmanya nir lagi menjadi tempat kitab , melainkan sudah dalam termin menjadi sentra asal daya informasi. Informasi yg ada pada dalamnya telah saatnya diberdayakan, dengan pengertian bahwa pemustaka (user) yang mengakses kabar pada perpustakaan, diharapkan nanti sanggup membentuk warta-keterangan baru yang dikemas dalam bentuk penulisan karya ilmiah, artikel, atau bahkan berita berupa kitab yg diterbitkan.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sesungguhnya bisa dijadikan kendaraan bagi perpustakaan buat menyajikan berbagai fakta yang dikelolanya kepada pemustaka secara aporisma. Karena teknologi fakta ini menjanjikan ketepatan, keakuratan, dan kecepatan dalam duduk perkara akses kabar. Maka internet ini harus sebagai mitra yg baik dalam pengelolaan keterangan pada perpustakaan. Menjadi mitra di sini dimaksudkan, perpustakaan harus tanggap terhadap kebutuhan liputan pemustaka yang semakin meningkat dan juga kualitas serta kemutakhirannya. Ringkasnya merupakan perpustakaan wajib sudah mulai menaruh layanan internet, terlepas nanti akan dilayankan secara cuma-cuma (free) atau membebankan biaya operasional kepada penggunanya, atau bahkan ditanggung sang lembaga terkait.

Himbauan Undang-undang mengenai perpustakaan
Terbitnya UU No.43 Tahun 2007 mengenai perpustakaan, seolah-olah memberikan kekuatan baru bagi perpustakaan untuk senantiasa bergerak maju. Melihat dalam fungsi edukatif perpustakaan dimana keberadaan perpustakaan, terutama perpustakaan yang bernaung pada bawah lembaga pendidikan, wajib menunjang acara pendidikan. Jika di forum pendidikan, maka perpustakaan harus menjadi pendukung aktif terselenggaranya kurikulum pendidikan, contohnya menggunakan menyediakan koleksi-koleksi yg relevan menggunakan kurikulum yang terdapat. Dan apabila perpustakaan itu berada pada lingkungan masyarakat umum, maka perpustakaan seyogyanya menyediakan koleksi atau informasi yang dapat menunjang acara long life education, yang mana posisi perpustakaan itu sendiri merupakan menjadi tempat mencari berita yg nir membatasi usia pemustakanya, atau dengan istilah lain seluruh rakyat mempunyai kesempatan buat mengakses informasi pada perpustakaan.

Pasal 23 UU No. 43 Tahun 2007 menyampaikan bahwa “Koleksi perpustakaan diseleksi, dilayankan, disimpan serta dikembangkan sesuai dengan kepentingan pemustaka menggunakan memperhatikan perkembangan teknologi liputan dan komunikasi”.

Pasal ini mengisyaratkan adanya kewajiban bagi setiap perpustakaan untuk mengadakan, membangun, juga mengelola fakta menggunakan pendekatan user oriented atau bedasarkan kebutuhan pemustaka. Pengelolaan ini dimulai seleksi bahan pustaka, menyimpan, serta mengembangkannya. Pada konteks perkembangan kekinian, maka pengelolaan ini harus jua memperhatikan teknologi keterangan menjadi media pendukungnya. Sebagaimana dalam ayat selanjutnya pada pasal yg sama, bahwa:
1. Setiap sekolah/madrasah menyelenggarakan perpustakaan yg memenuhi baku nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan.
2. Perpustakaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan menjadi buku teks wajib pada satuan pendidikan yang bersangkutan dalam jumlah yang mencukupi buat melayani seluruh siswa dan pendidik.
3. Koleksi perpustakaan wajib mendukung kurikulum pendidikan
4. Perpustakaan yang diselenggarakan harus menyebarkan layanan perpustakaan berbasis teknologi liputan serta komunikasi.

Dari beberapa petikan suara pasal dalam UU No.43 Tahun 2007 ini mengisyaratkan adanya himbauan agar perpustakaan memperhatikan perkembangan teknologi fakta serta komunikasi dalam mengelola perpustakaan. Hal ini dimaksudkan agar perpustakaan tetap eksis serta beradaptasi menggunakan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai akibatnya memperkecil kemungkinan perpustakaan akan ditinggalkan oleh penggunanya.

Teknologi Informasi buat perpustakaan
Teknologi Informasi (TI) mengalami perkembangan yang luar biasa. Bias dibayangkan dengan contoh hand phone atau telepon seluler, hanya pada kurun ketika yg singkat teknologi yang digunakannya sudah berubah menggunakan pesatnya. Semula HP yg hanya mampu untuk komunikasi dua arah saja, kini telah dilengkapi menggunakan fiture atau pilihan menu yang lebih dari sekedar suara. Misalnya, sanggup menapilkan gambar, gambar beranjak, bahkan bisa menyaksikan tayangan televisi. 

Demikian halnya teknologi yg diperuntukkan bagi perpustakaan. Lebih spesifik tentunya merupakan teknologi yg berkaitan menggunakan personal komputer . American Library Association (1983) mendefinisikan TI ini menjadi pelaksanaan komputer dan teknologi lain buat keperluan pengadaan, penataan, simpan, temu kembali serta penyebaran berita. 

Chowdury (2003) menaruh juga pandangan bahwa TI merupakan suatu sistem yg mengomputerisasikan fungsi-fungsi tradisional perpustakaan misalnya: peredaran, katalogisasi, katalog publik, akuisisi, akuisisi terbitan berseri dengan menggunakan pangkalan data perpustakaan sebagai fondasinya.

Dari beberapa pemikiran pada atas, dalam dasarnya memili arah yang sama pada memandang computer menjadi induknya teknologi berita yang dapat dipakai dalam aneka macam bidang pekerjaan, dalam hal ini merupakan di perpustakaan. Secara awam dapat dimengerti bahwa personal komputer ini adalah suatu perangkat yang bisa melakukan proses atau kegiatan yang merubah fungsi manual sebagai sistem mesin (personal komputer ), sehingga lumrah apabila TI diidentikkan dengan personal komputer .

Mengapa wajib otomasi?
Perkembangan teknologi warta berpengaruh akbar terhadap perkembangan perpustakaan, terutama pada hal mengelola keterangan. Memang bukan sesuatu yang jelek atau bahkan tidak boleh bila permanen mengelola perpustakaan menggunakan cara-cara manual atau konvensional, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, mengapa perpustakaan itu dalam konteks kekinian perlu adanya sistem otomasi. Hal tadi merupakan menjadi berikut:

a. Lajunya penerbitan yang semakin tinggi pesat
Penerbitan buku pada masa kini mengalami peningkatan pesat dalam segi jumlahnya. Menurut Sulistyo-Basuki (2009), pada Indonesia penerbitan buku diperkirakan mencapai lebih berdasarkan 5000 eksemplar pertahun. Hal ini memunculkan pemikiran untuk bisa mengelola terbitan ini secara lebih akurat serta cepat.

b. Meluasnya jumlah penduduk yang dapat membaca dan menulis
Indonesia sudah mencanangkan bebas buta huruf semenjak masa orde baru. Canangan ini disambut positif rakyat Indonesia dengan munculnya sekolah-sekolah alternatif yang dapat mendidik warga ”tidak sanggup” membayar biaya sekolah dapat menikmati sekolah sebagaimana orang lain yg mampu bersekolah. Di lain pihak, kepedulian warga buat menyekolahkan putra-putrinya menciptakan peningkatan kuantitas rakyat yg mampu membaca serta menulis. Ini artinya mempertinggi pula kebutuhan masyarakat terhadap bahan bacaan. Maka perpustakaan menjadi alternatif pilihan dalam hal penyediaan bahan-bahan bacaan bagi masyarakat.

Ketika bahan bacaan semakin semakin tinggi jumlahnya, maka pengelolaannya pun dituntut semakin baik, terutama pada hal kecepatan pelayanan. Maka otomasi perpustakaan sebagai jawaban menurut perkara ini. Dengan otomasi, disamping dapat mengelola bahan bacaan menggunakan lebih baik, bisa jua sebagai media temu pulang yg seksama serta cepat.

c. Semakin mahalnya upah tenaga insan 
Untuk menyelesaikan suatu pekerjaan diperlukan energi manusia menjadi operatornya sekaligus pemikirnya. Namun demikian semakin profesional seorang, semakin mahal juga biaya yang diharapkan buat membayarnya. Sementara pekerjaan semakin hari semakin semakin tinggi. 

Teknologi fakta timbul menjadi penengah berdasarkan masalah ini, yaitu dapat dipakai sistem otomasi yg bisa menggantikan fungsi tenaga manusia dalam arti peningkatan kualitas serta kuantitas produk. 

d. Kualitas serta efisiensi teknologi yang tersedia sudah terus menerus disempurnakan, maka otomasi gampang diterapkan. 
Perkembangan teknologi tidak mampu dihindari, serta menerangkan peningkatan pada segi kuantitas maupun kualitasnya. Ini menaruh stimulasi bagi perpustakaan buat andil juga dalam penggunaan teknologi ini pada mengelola perpustakaan supaya dapat melakukan pelayanan kepada pengguna sebaik, seakurat, dan secepat mungkin. Metode yg dikembangkan merupakan dalam hal sistem otomasi perpustakaan.

sistem otomasi perpustakaan
Otomasi adalah menyangkut eksploitasi alat-alat mekanis yg sophisticated dan maju, buat mencapai output tertentu kata ini pertama kali diperkenalkan sang General Motor pada tahun 1935 oleh D.S Harder. Sedang Sulityo-Basuki (1998) menaruh pengertian bahwa otomasi mencakup konsep proses atau output membuat mesin swatindak atau swakendali dengan menghilangkan campur tangan insan dalam proses. Sementara itu sistem otomasi merupakan suatu sistem otomasi menggunakan sensor yaitu indera-indera yang menaruh informasi mengenai hasil-hasilnya. Informasi ini langsung dikendalikan ke sistem, sebagai akibatnya manusia bisa melakukan penyesuaian bila dianggap perlu. Sistem yg demikian ini disebut menggunakan sistem umpan pulang (feedback).

Jadi bisa dikatakan, otomasi perpustakaan merupakan penerapan teknologi warta buat kepentingan perpustakaan menggunakan memakai personal komputer , peralatan mekanis atau semi otomatis buat melakukan beberapa jenis kegiatan perpustakaan yang bersifat rutin. 

Secara umum Sulistyo-Basuki (1998:1.lima) menggambarkan bahwa sesungguhnya teknologi warta dalam rangka otomasi perpustakaan ini adalah upaya penggunaan teknologi buat pengadaan, penyimpanan, temu balik , analisis, serta komunikasi fakta pada bentuk data numeric, teks, atau tekstual, gambaran atau suara, bersama banyak sekali aspeknya. 

Berdasarkan UU No 43 Tahun 2007 Tentang perpustakaan yang menyangkut teknologi informasi sebagaimanan sudah dikemukakan sebelumnya, maka perpustakan seolah-olah diberi kewenangan buat menerapkan sistem otomasi demi tercapainya pelayanan yang baik (prima) pada pemustaka. Namun demikian perlu dipertimbangkan beberapa hal sebelum mengambil keputusan buat menerapkan sistem otomasi pada perpustakaan. 

Melalui pertimbangan-pertimbangan itu dimungkinkan meminimalisasi kerugian yang dapat ditimbulkan, karena memang penerapan sistem ini membutukan biaya , energi serta saat. Pertimbangan-pertimbangan yang dimaksud diantaranya adalah:

1. Studi kelayakan
Sebelum memasang sistem otomasi ini pimpinan bersama staf perpustakaan mengadakan studi formal buat memastikan kelayakan sistem tadi dan dibuktikan bahwa sistem tersebut diharapkan pada perpustakaan, yaitu dengan melakukan secara independen dalam sistem akan dipasang terkait menggunakan kebutuhan warta, dan target ideal perpustakaan. 

Teknik pengumpulan data dari staf serta pemakai perpustakaan dilakukan menggunakan pendekatan interview dan atau observasi terhadap instansi atau lembaga (perpustakaan) yang telah menerapkan sistem tersebut atau langsung pada penghasil programnya, serta atau memakai sistem trial (uji coba) terhadap progam itu sendiri, sehingga bisa diketahui hal-hal yg seperti dikatakan sang Qalbyubi, 2003:395, yaitu:
a. Citra generik sistem yang ada
b. Masalah-masalah yg ada
c. Solusi yg memungkinkan
d. Uraian biaya
e. Laba yg sanggup diperoleh
f. Gambaran kerja sebelumnya
g. Skala serta waktu penerapan sistem baru
h. Akibat ke lapangan kerja, kebutuhan, serta kebijakan.

2. Analisis sistem
Analisis sistem bertujuan buat menganalisis setiap aspek yang diselidiki pada tujuan secara lebih mendalam. Dalam tahap analisis ini perbandingan sistem lama (manual) serta baru (otomasi) dan hal-hal yg belum terungkap pada studi kelayakan akan lebih jelas terlihat. Dalam hal ini pihak pengembang mengadakan presentasi pada depan pimpinan dan staf perpusakaan, yg lalu dianalisa keefektifan serta keefisienan program.

3. Evaluasi
Setelah sistem baru tadi berjalan beberapa waktu, pihak perpustakaan mengadakan penilaian buat melihat sistem baru tersebut sudah memenuhi atau mewakili kebutuhan yang sesungguhnya atau masih perlu didukung menggunakan fasilitas serta perangkat tambahan. 

Penerapan otomasi di perpustakaan
Penerapan otomasi di perpustakaan bertujuan untuk menaikkan mutu layanan, citra perpustakaan serta pustakawan itu sendiri. Pustakawan tidak lagi bekerja secara manual yang dapat mengurangi kesalahan-kesalahan lantaran aktivitas perpustakaan bersifat rutin. Penerapan sistem otomasi dalam prinsipnya harus mewakili aktivitas rutin yang dilakukan perpustakaan sebagaimana dikatakan sang Suwarno (2007:45) bahwa perpustakaan secara garis besar ada 3 (3) tugas yang wajib dilakanakan:
1. Menghimpun fakta, yaitu meliputi aktivitas mencari, meyeleksi, mengisi perpustakaan dengan sumber warta yg memadai baik dalam arti jumlah, jenis maupun mutu yg diubahsuaikan menggunakan kebijakan lembaga, ketersediaan dana, serta kebutuhan pemustaka. Dalam hal ini otomasi sebagai penting guna mendata aneka macam sumber, yg kemudian dengan gampang bisa dicermati pulang tanpa harus membolak-balikkan kertas sebagaimana kerja manual.
2. Mengelola informasi, meliputi proses pengolahan, penyusunan, penyimpanan, pengemasan agar tersusun rapi dan gampang ditemukan. Dalam hal ini otomasi berperan krusial pada penyimpanan data bibliografinya menjadi wakil dokumen, dan lalu akan mudah pada proses temu kembalinya.
3. Memberdayakan warta serta menaruh layanan secara optimal. Perpustakaan menjadi sentra sumber daya kabar menggunakan donasi sistem otomasi akan memaksimalkan pemanfaatan fakta yang dikelolanya, menggunakan pendekatan kemudahan serta keakuratan pemustaka pada mengakses keterangan tersebut.

Manfaat otomasi
a. Praktis kelola 
Mudah kelola yang dimaksud adalah memudahkan pengelolaan bahan pustaka menurut mulai pengadaan sampai penyajian, termasuk pada dalamnya merupakan sistem pelayanannya.

b. Mudah simpan 
Mudah simpan artinya bahan pustaka, utamanya data bibliografi disimpan pada bentuk file pada personal komputer . Data tidak perlu lagi disimpan di lemari katalog yg membutuhkan space yang besar .

c. Praktis temu pulang 
Jika data telah disimpan dalam bentuk arsip di personal komputer , maka sistem komputer menggunakan dibantu perangkat lunak eksklusif akan memudahkan buat temu kembali. Aplikasi temu kembali ini ada dalam bentuk Online Public Access Catalog (OPAC)

Wilayah yang diotomasi
Beberapa daerah kerja pada perpustakaan yg bisa diotomasikan, diantaranya merupakan sebagai berikut:

Wilayah administrasi, misalnya untuk:
• Pendaftaran anggota
• Pembuatan kartu anggota 
• Presensi Kunjungan 
• Statistik 
• Laporan-laporan 

Wilayah pengelolaan bahan pustaka, misalnya buat:
• Pengadaan 
• Klasifikasi 
• Stock opname 
• Sistem temu kembali

Wilayah layanan, terbagi sebagai dua, yaitu layanan aliran dan layanan referensi. Adapun yg sudah terotomasi dalam biasanya merupakan dalam layanan aliran, sebagaimanan dalam bagan berikut:

Sedangkan pada layanan referensi masih poly perpustakaan yang belum melakukan otomasi pada layanan ini. Pada layanan referensi ini menyangkut pengelolaan tentang:
  • Buku tandon 
  • Jurnal, Skripsi, tesis 
  • Layanan CD ROM untuk Qur’an serta Hadits 
  • Informasi lainnya 
Program otomasi tdak serta merta bisa dilakukan tanpa adanya perangkat yg menjadi pendukung utamanya. Beberapa perangkat otomasi yang digunakan sang perpustakaan untuk otomasi diantaranya merupakan:
• Program CDS-ISIS, WINISIN, SIPRUS, SENAYAN, DLL
• Komputer aliran 
• OPAC
• Dan lain-lain

Dari pemaparan ini bisa digarisbawahi bahwa pada era dunia yang kondisi menggunakan keterangan ini, penerapan sistem komputerisasi (otomasi) perpustakaan bagi lembaga kependidikan pada khususnya telah saatnya dilakukan. Hal ini menjadi ”tangan panjang” dunia pendidikan pada rangka menyebarkan wawasan dan mengoptimalkan kabar yang dikelola yang mendukung dalam tujuan pendidikan.