Manajemen Keuangan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif
Seiring menggunakan krisis multi dimensi yang melanda Indonesia, poly kasus serta penderitaan yg dialami bangsa ini. Yang termasuk menonjol merupakan dalam aspek ekonomi, yakni terpuruknya aktivitas ekonomi lantaran semakin banyak perusahaan yang bangkrut, perbankan yang dilikuidasi dan meningkatnya jumlah energi kerja yang menganggur. Penyebab dari krisis ini, bukanlah lantaran fundamental ekonomi yg lemah saja, namun karena utang partikelir luar negeri yg sudah mencapai jumlah yang relatif besar . Krisis yang berkepanjangan ini adalah krisis merosotnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam, dampak adanya spekulasi serta jatuh temponya utang swasta luar negeri pada jumlah yg besar dan secara bersamaan sehingga permintaan akan dolar semakin tinggi, ditambah lagi dengan banyak terjadinya bala alam yg mengakibatkan nilai tukar rupiah yg semakin lemah.
Kebangkrutan suatu perusahaan bisa ditinjau dan diukur melalui laporan keuangan. Laporan Keuangan yg diterbitkan oleh perusahaan adalah galat satu asal informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja dan perubahan posisi keuangan perusahaan, yang sangat berguna buat mendukung pengambilan keputusan yang tepat, data keuangan wajib dikonversi menjadi keterangan yang berguna pada pengambilan keputusan ekonomis. Hal ini ditempuh menggunakan cara melakukan analisis dalam bentuk rasio-rasio keuangan. Terdapat empat hal yang mendorong analisis laporan keuangan menggunakan model rasio keuangan yaitu :
1. Untuk mengendalikan pengaruh perbedaan besaran antar perusahaan atau antar waktu
2. Untuk menciptakan data sebagai lebih memenuhi perkiraan alat statistik yang digunakan
3. Untuk menginvestigasi teori yg terkait menggunakan rasio keuangan
4. Untuk mempelajari hubungan empirik antara rasio keuangan dan perkiraan atau prediksi variabel eksklusif (seperti kebangkrutan atau financial distress).
Salah satu aspek pentingnya analisis terhadap laporan keuangan dari sebuah perusahaan merupakan buat meramal kontinuitas atau kelangsungan hidup perusahaan. Prediksi kelangsungan hidup perusahaan sangat penting bagi manajemen dan pemilik perusahaan buat mengantisipasi kemungkinan adanya potensi kebangkrutan.
Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah kombinasi dari data keuangan suatu perusahaan yg menggambarkan kemajuan perusahaan serta dibentuk secara periodik. Ada beberapa pengertian laporan keuangan antara lain menjadi berikut:
a. Menurut Munawir (2002), laporan keuangan merupakan hasil menurut proses akuntansi yg bisa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau kegiatan suatu perusahaan dengan pihak-pihak yg berkepentingan dengan dana atau aktivitas perusahaan tadi.
b. Sedangkan dari Harnanto (1998), laporan keuangan adalah keadaan laba serta output usaha perusahaan serta memberikan rangkuman historis berdasarkan asal ekonomi, kewajiban perusahaan serta aktivitas yg menyebabkan perubahan terhadap asal ekonomi yg dinyatakan secara kuantitatif dalam satuan mata uang.
Laporan keuangan menggambarkan efek keuangan berdasarkan transaksi dan insiden lain yang diklasifikasikan pada beberapa kelompok besar berdasarkan ciri ekonominya.
Laporan keuangan bersama pengungkapannya dibentuk perusahaan menggunakan tujuan memberikan informasi yang berguna buat pengambilan keputusan–keputusan investasi dan pendanaan
Tujuan ini terangkum menggunakan disajikannya laporan laba rugi, neraca, laporan arus kas serta pengungkapan laporan keuangan. Selain itu, tujuan umum laporan keuangan merupakan memberikan fakta mengenai posisi keuangan, kinerja serta arus kas, perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka menciptakan keputusan-keputusn ekonomi dan memberitahuakn pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan asal daya yg dipercayakan pada mereka pada rangka mencapai tujuan tadi, suatu laporan keuangan menyajikan keterangan tentang perusahaan yg meliput: 1) aktiva, dua) kewajiban, tiga) ekuitas, 4) pendapatan, beban termasuk laba serta kerugian, 5) arus kas.
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai ini dia:
a. Neraca
Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yg menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan dalam waktu eksklusif maksudnya merupakan memperlihatkan keadaan keuangan dalam tanggal eksklusif umumnya pada saat tutup buku.
b. Laporan keuntungan rugi
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang sistematis mengenai penghasilan, porto, rugi keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Tujuan utama laporan keuntungan rugi adalah melaporkan kemampuan riil perusahaan pada membuat laba. Laporan laba rugi perusahan tersaji sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yg dibutuhkan bagi penyajian secara masuk akal.
c. Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan. Perusahaan wajib menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan,yang menerangkan:
Laporan perubahan ekuitas, kecuali buat perubahan yang dari menurut transaksi menggunakan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen, menggambarkan jumlah keuntungan serta kerugian yg dari menurut kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan.
d. Laporan arus kas
Laporan arus kas bisa memberikan kabar yang memungkinkan para pemakai buat mengevaluasi perubahan pada aktiva higienis perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) serta kemampuan buat mempengaruhi jumlah dan ketika arus kas dalam rangka adaptsi menggunakan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan pada membentuk kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan contoh buat menilai serta membandingkan nilai kini berdasarkan arus kas masa depan (future cash flow) dari aneka macam perusahaan.
e. Catatan atas lapoaran keuangan
Catatan atas laporan keuangan wajib tersaji secara sistematis. Setiap pos pada neraca, laporan laba rugi serta laporan arus kas harus berkaitan menggunakan keterangan yg masih ada catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan menyampaikan:
- Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih serta diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yg penting
- Informasi yang diwajibkan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak tersaji pada neraca, laporan keuntungan rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas
- Informasi tambahan yg nir disajikan dalam laporan keuangan namun diharapkan dalam rangka penyajian secar wajar
Analisis Laporan Keuangan
Menurut Leopold A. Bernstein, analisis laporan keuangan adalah suatu proses yg penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan serta output operasi perusahaan pada masa sekarang serta masa kemudian, dengan tujuan buat memilih estimasi serta prediksi yang paling mungkin tentang kondisi dan kinerja perusahaan dalam masa mendatang (Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty, 2002).
Analisis laporan keuangan meliputi pengaplikasian banyak sekali alat serta teknik analisis dalam laporan dan data keuangan dalam rangka buat memperoleh berukuran-ukuran dan interaksi-hubungan yang berarti dan bermanfaat pada proses pengambilan keputusan.
Tujuan analisis laporan keuangan sendiri berdasarkan Dwi Prastowo serta Rifka Juliaty (2002) antara lain :
- sebagai alat screening awal dalam menentukan alternatif investasi atau merger
- sebagai alat forecasting tentang kondisi dan kinerja keuangan di masa datang
- sebagai proses penaksiran terhadap perkara-perkara manajemen, operasi atau kasus lainnya
- sebagai alat penilaian terhadap manajemen.
Menurut Dwi Prastowo, teknik analisis laporan keuangan dikategorikan menjadi 2 metode, yaitu :
1) Metode analisis horizontal, merupakan metode analisis yang dilakukan menggunakan cara membandingkan laporan keuangan sang beberapa periode sebagai akibatnya dapat diketahui perkembangan serta kecenderungannya. Metode ini terdiri dari 4 analisis, diantaranya :
a. Analisis komparatif (comparative financial statement analysis)
Analisis ini dilakukan dengan cara mempelajari neraca, laporan keuntungan rugi atau laporan arus kas yang berurutan dari satu periode ke periode berikutnya.
b. Analisis ekspresi dominan
Adalah suatu metode atau teknik analisa buat mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menampakan kecenderungan tetap, naik atau bahkan turun. Sebuah alat yang berguna buat perbandingan tren jangka panjang adalah tren angka indeks. Analisis ini memerlukan tahun dasar yg menjadi acum buat seluruh pos yg umumnya diberi nomor indeks 100. Lantaran tahun dasar menjadi acum buat semua perbandingan, pilihan terbaik adalah tahun dimana kondisi bisnis normal.
c. Analisis arus kas (cash flow analysis)
Adalah suatu analisa buat sebab-karena berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui asal-asal serta penggunaan uang kas selama periode eksklusif. Analisis ini terutama dipakai sebagai indera buat mengevaluasi sumber dana penggunaan dana. Analisis arus kas menyediakan pandangan tentang bagaimana perusahaan memperoleh pendanaannya serta menggunakan asal dananya. Walaupun analisis sederhana laporan arus kas memberikan banyak kabar tentang asal dan penggunaan dana, krusial untuk menganalisis arus kas secara lebih rinci.
d. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis)
Adalah suatu analisa untuk mengetahui karena-sebab perubahan keuntungan kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yng lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yg dibudgetkan buat periode tadi.
2) Metode analisis vertikal, adalah metode analisis yang dilakukan menggunakan cara menganalisis laporan keuangan pada periode eksklusif. Metode ini terdiri berdasarkan tiga analisis, diantaranya :
Analisis common size
Adalah suatu metode analisis buat mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosannya yang terjadi dihubungkan menggunakan jumlah penjualannya. Analisis common size menekankan dalam 2 faktor, yaitu : pertama sumber pendanaan, termasuk distribusi pendanaan antara kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar dan ekuitas dan yg ke 2, komposisi aktiva, termasuk jumlah buat masing-masing aktiva lancar aktiva nir lancar.
Analisis impas (break-even)
Adalah analisa buat memilih taraf penjualan yg harus dicapai oleh suatu perusahaan supaya perusahaan tersebut nir mengalami kerugian, namun juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa break-even ini pula akan diketahui aneka macam taraf keuntungan atau kerugian buat berbagai tingkat penjualan.
Analisis ratio.
Analisis ratio merupakan suatu cara buat menganalisis laporan keuangan yg mengungkapkan hubungan matematik antara suatu jumlah menggunakan jumlah lainnya atau perbandingan antara satu pos menggunakan pos lainnya.
Analisis Ratio Keuangan
Analisis rasio (ratio analysis) merupakan suatu indera analisis keuangan yg sangat populer serta banyak dipakai. Tetapi perannya seringkali disalah pahami dan sebagai konsekuensinya, kepentingan sering dilebih-lebihkan.
Input dasar buat analisa rasio keuangan merupakan laporan rugi laba dan neraca dalam suatu periode tertentu yg akan dinilai. Kita harus ingat bahwa rasio merupakan indera untuk menyatakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari, dalam hal ini adalah kondisi financial perusahaan. Rasio merupakan titik awal, bukan titik akhir. Rasio yg diinterpretasikan menggunakan sempurna mengidentifikasikan area yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Analisis rasio dapat menyampaikan hubungan penting serta menjadi dasar perbandingan pada menemukan syarat dan tren yang sulit buat dideteksi dengan menyelidiki masing-masing komponen yang menciptakan rasio (Wild, Subramanyan, Hasley, 2004).
Analisa ratio digunakan buat membandingkan aneka macam asumsi dalam kategori tidak sama, yaitu perkiraan antara perkiraan satu menggunakan yang lainnya, baik perkiraan antar R/L, maupun R/L dengan neraca.
Analisa rasio tidak hanya menggunakan rumus terhadap data keuangan, tetapi juga mengintrepretasikan nilai rasio tadi menggunakan menggunakan beberapa analisa, yaitu:
a. Analisa antar perusahaan
Rasio perbandingan antar perusahaan yg tidak selaras dalam saat yg sama yaitu membandingkan kinerja perusahaan menggunakan perusahaan pembanding dimana nilai ratio perusahaan dibandingkan dengan nilai rasio perusahaan pembanding dengan tujuan buat pemugaran. Hal ini dilakukan buat menilik apakah terjadi penyimpangan terhadap baku industri.
b. Analisa terjadwal berdasarkan waktu ke waktu atau analisa deret berkala
Hal ini dilakuakan dari dalam teori bahwa perusahaan wajib dievaluasi keadaan masa lalunya buat mengetahui arah perkembangannya dan tindakan apa yg sinkron yg wajib dilakukan perusahaan buat jangka menengah dan panjang.
c. Analisa adonan
Pendekatan yg lebih informatif terhadap analisa rasio adalah campuran menurut analisa antar perusahaan serta analisa deret bersiklus. Dalam analisa adonan masih ada kaitan antara analisa retio perusahaan menggunakan animo dari industri. Pada umumnya semakin rendah ratio mencerminkan rata-rata penagihan perusahaan semakin baik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan analisa ratio, antara lain:
1. Sebuah ratio tunggal secara umum tidaklah dapat memberikan berita yg memadai buat mengetahui seluruh kinerja perusahaan.
2. Laporan keuangan yg dibandingkan harus dalam periode yg sama. Apabila nir maka penyimpangan yang ditimbulkan sang efek musiman bisa menghasilkan konklusi yang keliru lantaran pembuatan keputusan yg keliru.
3. Usahakan memakai dasar laporan keuangan yang telah diaudit karena data keuangan perusahaan bisa mencerminkan syarat keuangan perusahaan yg sebenarnya.
4. Data yang diperbandingkan disususn menggunakan cara yg sama menggunakan memakai perlakuan akuntansi yg tidak selaras khususnya buat penyusutan dan persediaan bisa menyebabkan distorsi pada hasil analisa ratio.
Rasio harus diinterpretasikan dengan hati-hati lantaran faktor-faktor yg menghipnotis pembilang dapat berkorelasi dengan faktor yang mensugesti penyebut. Sebagai contoh, perusahaan bisa memperbaiki rasio beban operasi terhadap penjualan menggunakan mengurangi biaya yang menstimulasi penjualan. Pengurangan jenis biaya seperti ini, kemungkinan mengakibatkan pada penurunan penjualan atau pangsa pasar jangka panjang. Dengan demikian, profitabilitas yang tampaknya membaik dalam jangka pendek, dapat menghambat prospek perusahaan pada masa depan. Kita wajib menginterpretasikan perubahan tadi menggunakan tepat. Banyak rasio mempunyai variabel krusial yg sama dengan rasio lainnya. Dengan demikian, tidaklah perlu untuk menghitung semua rasio yg mungkin buat menganalisis sebuah situasi. Rasio, misalnya sebagian besar teknik analisis keuangan, tidak relevan pada isolasi. Rasio bermanfaat apabila diinterpretasikan dalam perbandingan menggunakan 1) rasio tahun sebelumnya, dua) standar yang ditentukan sebelumnya, tiga) rasio pesaing. Pada akhirnya, variabilitas rasio sepanjang saat sama pentingnya dengan trennya.
Dengan memakai output analisis rasio, bisa mengetahui kekuatan-kekuatan serta kelemahan-kelemahan (strngth serta weakness) perusahaan dalam masa lalu sebagai dasar penetapan strategi dalam masa datang. Artinya, tujuan analisis adalah buat mengetahui posisi keuangan dalam masa kemudian serta sekarang yang akan digunakan menjadi dasar pengambilan keputusan tentang kebijakan masa datang.
Jenis-Jenis Analisa Ratio
Pada umumnya analisis terhadap rasio merupakan langkah awal pada analisis keuangan guna menilai prestasi dan kondisi keuangan suatu perusahaan. Ukuran yang dipakai merupakan rasio yang menunjukkan hubungan antara 2 data keuangan. Beberapa rasio keuangan dapat dikelompokkan sebagai 5 macam, yaitu antara lain:
1. Rasio Likuiditas, menampakan kemampuan perusahaan pada memenuhi kewajiban financial jangka pendek. Rasio ini ditunjukkan pada besar kecilnya aktiva lancar.
a. Current Ratio (ratio lancar), merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dimana kemampuan buat membayar hutang yg segera wajib dipenuhi dengan aktiva lancar.
b. Cash ratio (ratio of immediate solvency), adalah kemampuan buat membayar utang yang segera harus dipenuhi menggunakan kas yg tersedia pada perusahaan serta imbas yg dapat segera diuangkan.
c. Quick Ratio (ratio cepat), dihitung dengan mengurangkan persediaan berdasarkan aktiva lancar, lalu membagi sisanya dengan hutang lancar Dimana kemampuan buat membayar utang yang segera wajib dipenuhi dengan aktiva lancar yg lebih likuid (quick assets).
2. Rasio kegiatan, mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan asal – asal daya sebagaimana digariskan oleh kebijaksanaan perusahaan sebagai penjualan atau kas. Rasio ini menyangkut perbandingan antara penjualan menggunakan aktiva pendukung terjadinya penjualan ialah rasio ini menganggap bahwa suatu perbandingan yg “layak” sine qua non antara penjualan dan banyak sekali aktiva contohnya : persediaan, piutang, aktiva permanen, serta lain-lain. Rasio produksi mencakup :
a. Account receivable ratio, mengetahui jumlah waktu yang diharapkan buat mengumpulkan piutang selama satu tahun yang bisa dihitung dengan cara membagi penjualan kredit dengan rata-rata piutang.
b. Inventaory ratio, menhitung kemampuan persediaan berputar selama satu tahun yang diukur dengan menggunakan inventory turnover dan ketika homogen-homogen persediaan tertahan pada gudang. Semakin mini nomor , maka semakin baik lantaran resiko yg semakin kecil.
c. Total asset turnover, kemampuan total aktiva buat berputar selama satu tahun buat menghasilkan penjualan.
3. Rasio Leverage, memberitahuakn penjaminan utang, baik menggunakan menggunakan total aktiva juga kapital sendiri.
a. Total debt, mengukur presentase penggunaan dana menurut kreditur yang dihitung dengan cara membagi total hutang dengan total aktiva. Dimana beberapa bagian menurut holistik kebutuhan dana yg dibelanjai dengan utang atau berapa bagian berdasarkan aktiva yang digunakan buat menjamin utang.
b. Debt to equity ratio, adalah bagian dari setiap rupiah kapital sendiri yang dijadikan jaminan buat keseluruhan utang. Secara sistematis bisa ditulis sebagai perbandingan antara total utang menggunakan modal.
c. Long term debt to equity ratio, merupakan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yg dijadikan agunan buat utang jangka panjang.
Utang jangka panjang
Long term debt to equity ratio = -----------------------------
Modal sendiri
d. Tangible assets debt coverage, merupakan besarnya aktiva permanen tangible yang dipakai buat menjamin utang jangka panjang setiap rupiahnya.
Jumlah aktiva – Intangibles – utang lancar
Tangible assets debt coverage = ------------------------------------------------------------
Hutang jangka panjang
e. Time interest earned, dihitung menggunakan membagi laba sebelum bunga serta pajak (EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini mengukur seberapa jauh laba bisa berkurang tanpa menyulitkan perusahaan pada memenuhi kewajiban membayar bunga tahunan. Dimana besarnya jaminan keuntungan buat membayar bunga utang jangka panjang.
4. Rasio profitabilitas, dipakai buat mengukur seberapa efekif pengelolaan perusahaan sehingga membuat laba sebagai berikut:
Gross profit margin, memperlihatkan kemampuan penjualan pada membuat keuntungan kotor.
Net profit margin, kemampuan setiap rupiah penjualan untuk menghasilkan laba higienis (Earning After Tax, EAT)
Return on total assets, menunjukkan kemampuan total aktiva membentuk keuntungan sebelum dipotong bunga serta pajak (EBIT)
Rate of return on investment, kemampuan aktiva homogen-homogen dalam membuat laba selesainya pajak.
Return on equity, Kemampuan menurut kapital sendiri buat membentuk laba bagi pemegang saham preferen dan saham biasa.
5. Rasio pasar, diterapkan buat perusahaan yg telah go public dan mengukur kemampuan perusahaan dalam membangun nilai terutama pada pemegang saham dan calon investor. Rasio pasar mencerminkan penilaian pemgang saham dari segala aspek atas kinerja masa kemudian perusahaan serta harapan kinerja pada masa yang akan tiba.
Earning per share, menampakan jumlah pendapatan bersih yang tersedia untuk pemegang saham biasa dibagi menggunakan jumlah lbr saham biasa yg beredar.
Price earning ratio, rasio antara harga pasar saham menggunakan laba per lembar saham. Apabila rasio ini lebih rendah dari dalam rasio industri homogen, sanggup adalah indikasi bahwa investasi dalam saham perusahaan ini lebih beresiko daripada homogen -rata industri. Rasio harga pasar pada umumnya digunakan buat melihat saham perusahaan serta mengukur julah uang dimana investor bersedia membayar buat setiap rupiah pendapatan perusahaan. Besarnya rasio harga pasar memperlihatkan tingkat agama investor terhadap kinerja perusahaan di masa depan.
Market to book value, perbandingan antara nilai pasar saham menggunakan nilai kitab saham, jua merupakan pertanda bahwa para investor menghargai perusahaan. Ratio harga pasar per nilai buku memperlihatkan bagaimana evaluasi investor terhadap kinerja perusahaan. Ratio ini menghubungkan nilai pasar saham perusahaan terhadap nilai kitab atau nilai akutansi. Untuk menghitungnya pertama wajib dihitung nilai kitab per lbr saham biasa.
Ekuitas saham biasa
Niali buku per lembar saham biasa = ------------------------------------------------------
Jumlah lbr saham biasa yang beredar
Tabel Ratio keuangan buat Perusahaan x
Curent ratio
Aktiva lancar
2,2
2,17
Utang lancar
Quick ratio
Kas+surat berharga+piutang
1,3
1,26
Utang lancar
Cash ratio
Kas+surat berharga+piutang
0,91
1,00
Utang lancar
Account receivable turnover
Penjualan kredit bersih
8,16
4,57
Piutang rata-rata
Average collection periode
______365______
44,7 hari
79,9 hari
Perputaran piutang
Inventory turnover
Harga pokok penjualan
1,26
1,05
rata-homogen persediaan
Average age of inventory
_________365_________
289,7 hari
3,47 hari
Perputaran persediaan
Operating cycle
Average collection periode+
334,4 hari
427,lima hari
Average age of inventory
Total asset turnover
__Penjualan bersih__
0,530
0,381
Total aktiva homogen-rata
Debt ratio
Total utang
0,63
0,62
Total aktiva
Debt/ Equity ratio
__Total utang__
1,67
1,60
Modal sendiri
Time interest eamed
___EBIT___
11 kali
9 kali
Biaya bunga
Gross profit margin
__Laba kotor__
0,41
0,12
Penjualan bersih
Profit margin
________EAT______
0,12
0,12
Penjualan bersih
Return on total assets
________EAT______
0,0623
0,1200
Total aktiva homogen-rata
Return on common equity
_______EAT_______
0,17
0,17
Modal sendiri
Eamings per share
EAT - Dividend Sh Preferen
Rp 2,67
Rp 2,13
Jumlah Sh biasa beredar
Price/Eamings ratio
Harga pasar per saham
8,24
9,39
Eamings per share
Book value per share
Modal sendiri - saham preferen
Rp 16,67
Rp 18,80
Jumlah Sh biasa beredar
Dividend yield
__Dividend per saham__
Harga pasar per saham
Dividend payout
__Dividend per saham__
Pendapatan per saham
Sumber: Moeljadi, 2006
Intrepretasi Analisa Ratio
Dari contoh analisa ratio pada tabel 1. Buat Perusahaan x, maka nilai ratio buat tahun 19x3 tersebut bisa diintrepretasikan:
1. Rasio Likuiditas,
a. Current Ratio = dua,17 : berarti setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin oleh aktiva lancar sebanyak Rp dua,17
b. Cash ratio = 1,26 : berarti setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin sang kas, surat berharga serta piutang sebanyak Rp 1.26
c. Quick Ratio = 0,91 : berarti setiap Rp 1,00 utang lancar dijamin Rp 0,91 uang kas.
Liquiditas persediaan yang rendah dapat diakibatkan oleh 2 faktor yaitu:
a) terlalu poly macam persediaan macam persediaan yang tidak dapat dijual dengan mudah lantaran merupakan barang setengan jadi, barang lama atau barang buat kegunaan eksklusif.
b) apabila barang tadi dijual dengan kredit maka akan sebagai piutang terlebih dahulu sebelum menjadi uang kas. Ratio cepat adalah alat ukur likuiditas yg lebih baik bila persediaan tidak gampang diuangkan. Jika persediaan likuid maka rasio lancar merupakan ukuran likuiditas yg lebih disukai.
Pada umumnya dari ke tiga indera ukur likuiditas yg sudah diterangkan diatas, bila meningkat nilainyan maka likuiditas perusahaan semakin baik. Kelebihan likuiditas akan mengurangi resiko ketidakmampuan memenuhi kewajiban jangka pendek yg sudah jatuh tempo sehingga akan mengurangi keuntungan. Jadi biaya buat menaikkan likuiditas adalah pertukaran antara keuntungan dan likuiditas.
2. Rasio aktivitas:
a. Account receivable ratio = 4,57 kali, adalah dana yang tertanam pada piutang itu sanggup berputar sebanyak 4,57 kali dalam satu tahun. Averege Collection Periodenya merupakan 80 hari, yg ialah diharapkan saat homogen-rata 80 hari buat mengumpulkan mengumpulkan piutang menjadi uang kas kembali. Semakin singkat, maka semakin baik karena semakin cepat tertagih.
b. Inventaory ratio = 1,05 kali, artinya kemampuan dana yg tertanam pada persediaan untuk berputar dalam tahun 19x3 itu merupakan 1,05 kali. Sedangkan ketika homogen-rata menurut persediaan tertahan pada gudang dihitung menggunakan average of inventory, atau sama menggunakan 347,6 hari. Semakin kecil angka, maka semakin baik karena resiko yg semakin mini .
Untuk mengetahui siklus operasi pada bisnis tertentu digunakan berukuran operating cycle yang menunjukkan jumlah hari yg dibutuhkan buat mengonversikan persediaan piutang hingga pulang menjadi uang kas.
Operating cycle = Averege Collection Periode + average of inventory
c. Total asset turnover = 0.381, ialah kemampuan dana yg tertanam dalam total aktiva rata-homogen hanya dapat berputar 0,381 kali pada 1 tahun sehingga menghasilkan penerimaan penjualan bersih. Dengan kata lain, setiap Rp 1,00 aktiva hanya mampu menghasilkan penjualan sebanyak Rp 0,381. Semakin mini ratio tersebut, maka semakin tidak baik.
3. Rasio Leverage.
a. Total debt = 0,62 : ialah 62% menurut total aktiva itu dibiayai menggunakan memakai dana yang dari dari utang.
b. Debt to equity ratio = 1,60 : adalah bagian berdasarkan utang yang dijamin oleh modal sendiri hanya sebanyak 1/(1,6) = 0,625 stsu 62,5%. Jadi, jika perusahaan itu dilikuidasi, maka bagian utang yg dapat dijamin dengan menggunakan modal sendiri hanya 62,5%.
c. Long term debt to equity ratio = 0,95 artinya hanya 95% berdasarkan modal sendiri yang akan dipakai buat menjamin utang jangka panjang.
d. Time interest earned = 9 kali, ialah EBIT yg diperoleh itu 9 kali porto bunga, atau dapat pula diartikan bahwa setiap Rp 1,00 bunga dijamin oleh Rp 9,00 EBIT
4. Rasio profitabilitas
a. Gross profit margin = 0,38 ialah setiap penjualan Rp 1,00 akan membuat keuntungan kotor sebesar Rp 0,38
b. Net profit margin = 0,12 ialah Rp 1,00 penjualan sanggup membuat Rp 0,12 keuntungan selesainya pajak (EAT)
c. Return on total assets = 0,08 merupakan Rp 1,00 total aktiva mampu menghasilkan Rp 0,08 laba sebelum dipotong bunga serta pajak (EBIT)
d. Rate of return on investment = 0,0457 artinya setiap Rp 1,00 aktiva rata-rat mempu membentuk laba selesainya pajak sebesar Rp 0,0457
e. Return on equity = 0,123 adalah setiap Rp 1,00 modal sendiri mampu menghasilkan Rp 0,123 buat para pemegang saham.
5. Rasio pasar
Earning per share =2,12
Price earning ratio = 9,39 adalah meningkat nilai ratio P/E ini maka semakin baik lantaran dapt memperlihatkan tingginya taraf pertumbuhan dividen yg diharapkan oleh para pemodal.
Market to book value = 18,80
Analisa Ratio Keseluruhan
Dalam menganalisis analisa Rasio Keseluruhan dapat memakai pendekatan ANALISA SISTEM DUPONT
Analisa sistem DuPont digunakan sang manager keuangan buat membedah secara terstruktur laporan keuangan serta menilai syarat keuangan perusahaan (Ridwan, 2003). Sistem DuPont menggabungkan laporan keuntungan/rugi serta neraca dalam dua ringkasan alat ukur yaitu Hasil Atas Aset atau HAA (Return on Total Aset) dan Hasil Atas Equitas atau HAE (Return on Equity)
HAA = Margin Laba Bersih x Perputaran Total Aktiva
Laba bersih sesudah pajak Penjualan Laba higienis selesainya pajak
------------------------------ x --------------- = -----------------------------
Penjualan Total aktiva Total aktiva
HAE = HAA x PTK (Pengganda Tingkat Keuangan)
Laba higienis sehabis pajak Total aktiva Laba bersih selesainya pajak
------------------------------ x ----------------- = ---------------------------------
Total aktiva Ekuitas Ekuitas
Analisa sistem DuPont