TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK PERPUSTAKAAN DAN PUSAT DOKUMENTASI DAN INFORMASI

Teknologi Informasi Untuk Perpustakaan Dan Pusat Dokumentasi Dan Informasi
Pada era globalisasi ini sudah poly terjadi kemajuan-kemajuan teknologi yang dimanfaatkan warga , serta yang lebih kelihatan terutama kemajuan pada aneka macam bidang ilmu. Hal ini disebabkan lantaran adanya kemajuan-kemajuan teknologi liputan. Kebanyakan orang menduga Teknologi warta sama dengan teknologi baru. Padahal sebenarnya teknologi berita (Information Technology ) sudah mulai dikenal sejak tahun 1970-an. Hal ini sebenarnya bisa dipandang menurut adanya telegram, yg lalu berkembang dengan adanya Facimile (Fax.), serta perkembangan terakhir yaitu adanya E-mail serta Voice Mail. Penerapan teknologi informasi waktu ini sudah terjadi pada segala bidang dan bisa kita lihat serta nikmati di tempat tinggal -tempat tinggal , di kantor, perdagangan serta keuangan, dan juga pada bidang militer. Dalam makalah ini akan dibahas secara khusus penerapan teknologi fakta di bidang perpustakaan serta pusat-pusat dokumentasi serta kabar.

Beberapa hal yang dibahas pada makalah ini adalah pengertian dan cakupan teknologi informasi, penerepan teknologi keterangan di perpustakaan, fungsi-fungsi, serta dampak tekonologi informasi. Maksud dari tulisan ini adalah supaya bisa diketahui oleh para pustakawan serta calon-calon pustakawan konsep dan penerapan teknologi pada perpustakaan supaya mereka siap menghadapi kemajuan teknologi kabar di dunia yg telah merambah menggunakan luas di perpustakaan-perpustakaan di Indonesia.

I. Sejarah Perkembangan.
Kemajuan Teknologi Informasi pada tempat kerja-tempat kerja pada dunia dimulai dalam pertengahan abad ke-20, dengan diperkenalkannya telepon otomatis, alat pencatat telegram, telex, mesin ketik elektrik, mesin duplikator, mesin penjumlah, tabulator serta perangkat pengolahan data. 

Sejarah perkembangan teknologi fakta buat perpustakaan dimulai pada masa pra komputer. Pada waktu itu buat wahana penulisan dokumen pada tempat kerja-tempat kerja serta khususnya pada perpustakaan, masih menggunakan mesin ketik manual, kemudian ada mesin ketik listrik (elektronis), atau yang dikenal dengan mesin ketik IBM. Kemudian mulai terdapat komputer kira-kira pertengahan abad 19 (untuk negara-negara maju, serta pada Indonesia sekitar tahun 70-an) Pada waktu itu personal komputer dipakai secara Off-Line, merupakan tidak dihubungkan menggunakan sarana telepon, dan digunakan buat masing-masing bagian. Pada waktu itu meskipun sudah ada perangkat-aplikasi buat sistem aliran, pengatalogan, atau pengolahan, tetapi belum dihubungkan dengan suatu sistem yang terpadu. .kemudian dengan adanya kemajuan teknologi, pengelolaan data di perpustakaan serta sentra dokumentasi serta kabar bisa dilakukan pengelolaan tempat tinggal tangga perpustakaan (Library house-keeping ) dengan Automasi Perpustakaan. Kemudian dengan semakain meningkatnya kemajuan teknologi, penggunaan komputer secara off-line bisa diganti menggunakan on-line dan disambungkan ke aneka macam jaringan di dunia menggunakan aneka macam Web-Site pada global. Perpustakaan ada yang dikenal menggunakan nama Perpustakaan Elektronik dan Perpustakaan Maya (Virtual library )

II. Pengertian serta cakupan Teknologi Informasi.
Kata Teknologi Informasi dari dari kata Information Technology. Kata Technology dari Kamus Advanced Leaner’s Dictionary of Current English (1974) merupakan penerapan pengetahuan secara sistematis dalam tugas-tugas simpel pada suatu industri. Senada menggunakan definisi tsb, Sulistyo-Basuki (1992:81) menyatakan bahwa Teknologi dapat diartikan menjadi aplikasi ilmu, sinonim menggunakan ilmu terapan. 

Kata Informasi pada Oxford Advanced Learners's Dictionary of Current English (1980: 437), diartikan menjadi sesuatu yang diberitahukan, pengetahuan, serta fakta. Sedang dalam Ilmu Informasi, kata-istilah "Informasi", "pengetahuan", dan "liputan" dibedakan. Menurut Teskey (pada Pendit,1992) data merupakan hasil observasi eksklusif terhadap suatu kejadian, yg adalah perlambangan yang mewakili objek atau konsep pada global konkret, yang dilengkapi dengan nilai tertentu; Informasi adalah gugusan data yg terstruktur, yg disampaikan seseorang pada orang lain. Sedangkan keterangan menurut Arifin (1997), adalah kabar yang menarik, krusial, dan belum pernah didengar.

Informasi merupakan sarana standar buat menunjang serta meningkatkan kegiatan bidang Ilmu Pengetahuan, kebudayaan, dan teknologi. Pengetahuan, adalah sesuatu yang digunakan insan buat tahu dunia, yang bisa diubah-ubah dari berita yg diterima. Dalam makalah ini liputan secara singkat diartikan sebagai segala data, liputan, dan pengetahuan yg disampaikan kepada orang lain melalui berbagai media, dalam bentuk tekstual, gambar, juga suara. 

Teknologi liputan adalah sebuah istilah baru yang merupakan terjemahan dari Information Technology Bagi kebanyakan orang teknologi warta merupakan sinonim dari “Teknologi Baru”, karena karena kaitannya yang erat menggunakan mesin-mesin microprosesor., misalnya mikro-personal komputer , indera-indera yang bekerja secara otomatis, seperti indera pengolah istilah, dan lain sebagainya . Pengertian Teknologi Informasi dari British Advisory Council for Applied Research and Development (Dalam Zorkoczy, (1990: 12).adalah mencakup bidang-bidang ilmu pengetahuan, teknologi serta perekayasaan serta teknik-teknik pengelolaan yg digunakan dalam penanganan serta pengolahan fakta , penerapan bidang serta teknik tadi, komputer serta interaksinya dengan insan dan mesin, masalah sosial ekonomi serta budaya yang berkaitan. .memang poly definisi-definisi mengenai Teknologi Informasi, sebagai akibatnya pada “Macmillan Dictionary of Personal Computing and Communication” masih ada empat halaman yang mengungkapkan mengenai Teknologi Informasi. 

Khusus di bidang Ilmu Perpustakaan serta Informasi Sulistyo-Basuki menyatakan bahwa Teknologi Informasi adalah teknologi yang digunakan buat menyimpan, mengolah, membuat, dan menyebar- luaskan kabar. 

Akar menurut teknologi warta pada masa sebelum terdapat personal komputer digital adalah telekomunikasi serta sistem audio-video. Kemudian dengan adanya personal komputer digital sudah membentuk beberapa cabang baru. Dengan adanya kemajuan-kemajuan teknologi, waktu ini cakupan Teknologi fakta meliputi : 
1) Telekomunikasi. Contoh penerapannya yaitu : adanya Teleconference atau yg sekarang dikenal menggunakan nama Trimitra; Telkom Memo; Lacak, dll.
2) Komputer, termasuk mikrobentuk. Contohnya yaitu, perlindungan data, sistem ahli, komunikasi suara dengan donasi personal komputer . 
3) Jaringan digital, contohnya diantaranya adanya surat elektronik, sistem kabar, jaringan berita /
4) Audio dan video, termasuk sistem komunikasi optik. Contoh : Video Conference, Video-teks ,dll. 

II. Penerapan Teknologi warta 
Pada dasarnya teknologi warta mengalami kemajuan pada 2 arah: 
1) Pengembangan produk, yaitu pengembangan perangkat sistem serta konsep konsepnya (gagasan, mekanisme), menggunakan cakupan aplikasi di segala bidang yang mengharuskan manusia berhubungan dengan informasi, dicermati dari perangkat yg dipakai.
2) Aplikasi produk dan konsep tsb. Pada sejumlah kegiatan tertentu, diantaranya pada bidang industri, keuangan dan perdangan, percetakan, militer, dan buat pengelolaan pekerjaan pada kantor. 
Dalam makalah yg singkat ini selanjutnya penulis hanya akan membahas kemajuan teknologi liputan pada hubungannya menggunakan pelaksanaan produk dan konsep konsepnya khususnya dalam perpustakaan dan sentra dokumentasi dan warta. 

Aplikasi teknologi liputan yg tercakup dalam ruang lingkup suatu sistem kabar, baik itu perpustakaan maupun pusat-sentra dokumentasi dan informasi, secara umum bisa diklasifikasikan sebagai 4 bidang utama, yaitu :
1. Library housekeeping ( Perawatan /pengelolaan perpustakaan)
2. Information retrieval (Temu balik informasi / Penelusuran Informasi)
3. General purpose perangkat lunak (Perangkat lunak untuk aneka macam macam keperluan)
4. Library networking (Jaringan kerjasama perpustakaan )

Ad.1. Library Housekeeping
Library housekeeping atau pengelolaan perpustakaan, merupakan istilah umum yg mengacu dalam aneka macam macam aktivitas rutin yg perlu dilakukan agar supaya perpustakaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. 

Dengan adanya kemajuan teknologi keterangan bisa dilakukan menggunakan memakai sistem yg terpadu yang terdiri dari beberapa modul, yaitu akuisisi atau pengadaan, pengatalogan, aliran, pengaksesan katalog oleh umum atau yg dikenal menggunakan nama OPAC (Online Public Akses Catalog), dan peminjaman antar perpustakaan.

Konsep integrasi akhir-akhir ini sudah diterapkan secara luas dalam sistem housekeping perpustakaan. Istilah Sistem Perpustakaan yang Terintegrasi (Integrated Library System) acapkali dipakai menjadi indikasi bahwa sub-sistem atau modul-modul yang ada diintegrasikan semuanya menciptakan Sistem Informasi Tunggal yg berbasis personal komputer yang mampu melakukan tukar menukar berita menurut satu modul ke modul lain, serentak oleh beberapa modul yang berbeda sebagai akibatnya memungkinkan penggunaan dan pemanfaatan data sang sistem akan lebih efisien. Sebagai contoh:: berita pengarang / judul akan dipakai bersama oleh modul : Akuisisi, Pengatalogan, Sirkulasi, OPAC (Online Public Acces Catalog), dan Informasi pengelolaan. Dari seluruh modul atau sub sistem ini yang paling krusial bagi pemakai adalah sub sistem OPAC, yg memungkankan pengaksesan Online ke katalog.

Sistem Perpustakaan yang Terintegrasi ini lalu dikenal secara luas menggunakan nama Otomasi Perpustakaan. Secara umum ada tiga generasi Otomasi Perpustakaan, yaitu: 
Generasi I : Otomasi aktivitas-aktivitas pemrosesan, seperti akuisisi serta pengatalogan ditambah dengan pengendalian peredaran.
Generasi II : Pengembangan dan pemasangan sistem yang terintegrasi termasuk OPAC
Generasi III : Dibangun Local Area Network dengan kemampuan komputasi serta komunikasi dalam stasiun kerja individu.

Pengertian Otomasi Perpustakaan kalau ditinjau berdasarkan segi etimologi asal berdasarkan bahasa Inggris yaitu Library Automation. Kata Automation pada dalam Microcomputer dictionary berarti : 1) Perubahan dari suatu proses atau mekanisme secara otomatis; 2) Pelaksanaan proses menggunakan wahana-wahana otomatis (Sippl, 1975). Adapun konsep Otomasi berdasarkan Encyclopedia of Science and Technology, Vol.1, mendeskripsikan penerapan mesin-mesin personal komputer dalam penyimpanan, pemrosesan data-data usaha, teknis, juga ilmiah. Dengan demikian otomasi perpustakaan berarti penggunaan komputer buat seluruh kegiatan perpustakaan mulai berdasarkan pengadaan, pengolahan, sampai ke layanan sirkulasi.

Ad 2) Information Retrieval. 
Sistem berita buat temu kembali informasi secara elektronis pertama kali dipakai buat pencarian data lokal dilakukan menggunakan menggunakan katalog. Kemudian menggunakan adanya kemajuan teknologi berita temu balik berita atau yg dikenal menggunakan penelusuran keterangan pula mengalami kemajuan, yaitu dengan penggunaan wahana-saran elektronis.

Ada 3 macam wahana pada Penelusuran keterangan atau temu pulang fakta secara elektronis, yaitu : 
a) menggunakan Pangkalan Data Lokal
b) memakai CD-ROM 
c) memakai jaringan Wide Area Network, atau yang banyak dikenal melalui Internet. 

Ad. 3. General Purpose Software. 
Yang termasuk dalam general purpose aplikasi yg bisa dipakai di forum-lembaga yg beranjak pada bidang dokumentasi dan keterangan adalah :
  • Word Processing : buat pengolah teks dan pencetakan. 
  • Spreadsheets : buat kalkulasi keuangan
  • Graphics : buat presentasi statistik
  • Desktop Publishing : buat penerbitan serta percetakan yang profesional
  • Electronic mail : buat pendistribusian pesan
Ad. 4. Library networking. 
Istilah Library networking memiliki cakupan yang luas, tetapi umumnya mencakup 
a. Kerjasama antar perpustakaan atau jaringan keterangan antar forum-forum yg bergerak di bidang keterangan yg sama atau relevan, atau Pengkaitan komputer perpustakaan atau lembaga fakta (Pusdokinfo) dengan forum lainnya pada dalam institusi buat membangun LAN (Local Area Network)
b. Pengkaitan komputer forum Pusdokinfo ke personal komputer lain yg jauh jaraknya buat menciptakan Wide Area Network atau yang acapkali dikenal bisa berhubungan melalui internet. 

LAN dan WAN merupakan jenis-jenis jaringan yang dipakai buat automasi perpustakaan yg dicermati menurut lingkup geografisnya. LAN adalah suatu jaringan komputer dengan daerah kerja nisbi mini , pada satu lokal; dan WAN merupakan jaringan komputer yg daerah kerjanya meliputi radius antar kota, antar pulau, dan bahkan antar benua. Sebenarnya terdapat jenis lain, yg dianggap Metropolitat Area Network (MAN ), menggunakan wilayah kerja antara 30 hingga 50 km, yang adalah alternatif pilihan buat menciptakan jaringan komputer kantor-tempat kerja pada satu kota.

III. Fungsi Teknologi Informasi
Setelah mengetahui penerapan teknoogi informasi, maka dapat kita ketahui bahwa fungsi primer Teknologi Informasi pada dasarnya adalah :
1. Mengatur warta “Ing-Griyo”(in-house information ) atau keterangan yg ada pada pada forum liputan tersebut, serta mengusahakannya supaya bisa pada temu pulang.
2. Meng-akses pangkalan data luar (Ektern), yaitu pangkalan data berdasarkan lembaga-lembaga lain, maupun belahan dunia lain.

Fungsi-fungsi lainnya, yaitu :
1. Meringankan beban kerja
2. Efisien serta berhemat ketika serta energi staf
3. Meningkatkan jasa perpusdokinfo dan fungsi-fungsi baru.
4. Menbangun jaringan kerja dan kerjasama.

V. Metode-metode yg bisa dikembangkan melalui Teknologi Informasi
Beberapa metode bisa dikembangkan menggunakan adanya kemajuan teknologi warta, yaittu :
1. Media simpanoptik.
2. Metode menyimpan cantuman
3. Metode mengindeks dokumen
4. Metode mengkomunikasikan pengetahuan.

VI. Dampak Teknologi informasi.
Sumber daya manusia di perpustakaan , terutama para pustakawan, termasuk asisten pustakawan merupakan front liner (garis terdepan) menurut scientif discovery (Penemuan-penemuan ilmiah. Oleh karena itu bila dengan adanya internet pada perpustakaan, maka merekalah yg akan menerima impak terbanyak baik positif maupun negatif. Bagi orang yang introvert (yaitu jenis kepribadian yang memiliki karakterisitik menutup diri), teknologi ini akan merupakan loka tempat mengekspresikan diri yg lebih bebas. Karena dalam dasarnya menggunakan adanya penelusuran melalui internet pustakawan tersebut tidak perlu selalu menghadapi pemakai face-to-face. Demikian jua bagi pemakai yg introvert Pengaruh lain bagi pustakawan belia yg mempunyai wawasan luas, memiliki dorongan m,aju, teknologi ini akan dilihat sebagai pel;uang buat mempertinggi kinerja perpustakaan, termasuk pelayanan kepada pemakai.

Meskipun poly kelebihan yg dapat dinikmati menggunakan adanya kemajuan teknologi keterangan, misalnya yg bisa dipandang dari fungsi-fungsi internet, namun terdapat pula pengaruh negatifnya. Dampak teknologi liputan secara umum adalah :
1. Bila tidak terjadi ekspansi kesempatan kerja, akan terjadi pengangguran.
2. Tidak ada proteksi data
3. Karena adanya arus fakta melewati perbatasan negara (Transborder Data Flow), termasuk informasi sensitif akan mengakibatkan impak negatif terhadap bidang ekonomi, dan budaya.
4. Hak cipta tidak terlindungi
5. Sukar melakukan kontrol kearsipan.

TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK PERPUSTAKAAN DAN PUSAT DOKUMENTASI DAN INFORMASI

Teknologi Informasi Untuk Perpustakaan Dan Pusat Dokumentasi Dan Informasi
Pada era globalisasi ini sudah banyak terjadi kemajuan-kemajuan teknologi yg dimanfaatkan masyarakat, serta yang lebih kelihatan terutama kemajuan pada banyak sekali bidang ilmu. Hal ini disebabkan lantaran adanya kemajuan-kemajuan teknologi kabar. Kebanyakan orang menduga Teknologi berita sama dengan teknologi baru. Padahal sebenarnya teknologi kabar (Information Technology ) telah mulai dikenal sejak tahun 1970-an. Hal ini sebenarnya mampu ditinjau dari adanya telegram, yang lalu berkembang dengan adanya Facimile (Fax.), dan perkembangan terakhir yaitu adanya E-mail serta Voice Mail. Penerapan teknologi liputan saat ini sudah terjadi di segala bidang serta bisa kita lihat dan rasakan pada tempat tinggal -rumah, di kantor, perdagangan serta keuangan, serta jua di bidang militer. Dalam makalah ini akan dibahas secara spesifik penerapan teknologi liputan di bidang perpustakaan serta pusat-pusat dokumentasi serta warta.

Beberapa hal yg dibahas pada makalah ini adalah pengertian dan cakupan teknologi warta, penerepan teknologi keterangan di perpustakaan, fungsi-fungsi, dan dampak tekonologi keterangan. Maksud dari goresan pena ini merupakan supaya dapat diketahui sang para pustakawan dan calon-calon pustakawan konsep serta penerapan teknologi di perpustakaan supaya mereka siap menghadapi kemajuan teknologi keterangan pada global yg telah merambah menggunakan luas pada perpustakaan-perpustakaan pada Indonesia.

I. Sejarah Perkembangan.
Kemajuan Teknologi Informasi pada tempat kerja-kantor di global dimulai pada pertengahan abad ke-20, dengan diperkenalkannya telepon otomatis, indera pencatat telegram, telex, mesin ketik elektrik, mesin duplikator, mesin penjumlah, tabulator serta perangkat pengolahan data. 

Sejarah perkembangan teknologi warta buat perpustakaan dimulai dalam masa pra komputer. Pada waktu itu buat wahana penulisan dokumen di kantor-kantor dan khususnya di perpustakaan, masih menggunakan mesin ketik manual, lalu terdapat mesin ketik listrik (elektronis), atau yg dikenal dengan mesin ketik IBM. Kemudian mulai terdapat komputer kira-kira pertengahan abad 19 (buat negara-negara maju, serta pada Indonesia sekitar tahun 70-an) Pada ketika itu komputer dipakai secara Off-Line, artinya nir dihubungkan dengan wahana telepon, dan dipakai buat masing-masing bagian. Pada waktu itu meskipun telah ada perangkat-software buat sistem aliran, pengatalogan, atau pengolahan, tetapi belum dihubungkan menggunakan suatu sistem yang terpadu. .kemudian dengan adanya kemajuan teknologi, pengelolaan data pada perpustakaan dan sentra dokumentasi dan keterangan dapat dilakukan pengelolaan tempat tinggal tangga perpustakaan (Library house-keeping ) dengan Automasi Perpustakaan. Kemudian dengan semakain meningkatnya kemajuan teknologi, penggunaan komputer secara off-line bisa diganti menggunakan on-line serta disambungkan ke banyak sekali jaringan di global menggunakan berbagai Web-Site di dunia. Perpustakaan ada yg dikenal menggunakan nama Perpustakaan Elektronik serta Perpustakaan Maya (Virtual library )

II. Pengertian serta cakupan Teknologi Informasi.
Kata Teknologi Informasi berasal menurut istilah Information Technology. Kata Technology menurut Kamus Advanced Leaner’s Dictionary of Current English (1974) adalah penerapan pengetahuan secara sistematis dalam tugas-tugas simpel dalam suatu industri. Senada menggunakan definisi tsb, Sulistyo-Basuki (1992:81) menyatakan bahwa Teknologi bisa diartikan menjadi aplikasi ilmu, sinonim dengan ilmu terapan. 

Kata Informasi pada Oxford Advanced Learners's Dictionary of Current English (1980: 437), diartikan menjadi sesuatu yg diberitahukan, pengetahuan, serta liputan. Sedang pada Ilmu Informasi, istilah-istilah "Informasi", "pengetahuan", dan "kabar" dibedakan. Menurut Teskey (pada Pendit,1992) data adalah hasil observasi pribadi terhadap suatu kejadian, yg merupakan perlambangan yang mewakili objek atau konsep pada dunia konkret, yg dilengkapi menggunakan nilai tertentu; Informasi merupakan gugusan data yg terstruktur, yg disampaikan seseorang pada orang lain. Sedangkan berita dari Arifin (1997), merupakan keterangan yang menarik, krusial, serta belum pernah didengar.

Informasi adalah wahana standar untuk menunjang serta menaikkan kegiatan bidang Ilmu Pengetahuan, kebudayaan, dan teknologi. Pengetahuan, adalah sesuatu yang digunakan manusia buat tahu global, yang bisa diubah-ubah menurut warta yang diterima. Dalam makalah ini kabar secara singkat diartikan sebagai segala data, fakta, serta pengetahuan yg disampaikan pada orang lain melalui berbagai media, dalam bentuk tekstual, gambar, juga bunyi. 

Teknologi keterangan merupakan sebuah kata baru yang adalah terjemahan berdasarkan Information Technology Bagi kebanyakan orang teknologi berita adalah sinonim berdasarkan “Teknologi Baru”, karena karena kaitannya yg erat dengan mesin-mesin microprosesor., seperti mikro-komputer, indera-alat yang bekerja secara otomatis, seperti alat pengolah istilah, serta lain sebagainya . Pengertian Teknologi Informasi berdasarkan British Advisory Council for Applied Research and Development (Dalam Zorkoczy, (1990: 12).adalah meliputi bidang-bidang ilmu pengetahuan, teknologi serta perekayasaan serta teknik-teknik pengelolaan yang digunakan dalam penanganan serta pengolahan fakta , penerapan bidang dan teknik tersebut, komputer serta interaksinya dengan manusia serta mesin, masalah sosial ekonomi dan budaya yg berkaitan. .memang banyak definisi-definisi tentang Teknologi Informasi, sehingga dalam “Macmillan Dictionary of Personal Computing and Communication” masih ada empat laman yang mengungkapkan mengenai Teknologi Informasi. 

Khusus di bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi Sulistyo-Basuki menyatakan bahwa Teknologi Informasi adalah teknologi yang dipakai buat menyimpan, mengolah, membuat, dan menyebar- luaskan keterangan. 

Akar berdasarkan teknologi keterangan dalam masa sebelum terdapat personal komputer digital adalah telekomunikasi serta sistem audio-video. Kemudian dengan adanya komputer digital sudah menciptakan beberapa cabang baru. Dengan adanya kemajuan-kemajuan teknologi, ketika ini cakupan Teknologi keterangan meliputi : 
1) Telekomunikasi. Contoh penerapannya yaitu : adanya Teleconference atau yang kini dikenal menggunakan nama Trimitra; Telkom Memo; Lacak, dll.
2) Komputer, termasuk mikrobentuk. Contohnya yaitu, proteksi data, sistem ahli, komunikasi bunyi menggunakan donasi komputer. 
3) Jaringan digital, contohnya diantaranya adanya surat elektronika, sistem informasi, jaringan informasi /
4) Audio dan video, termasuk sistem komunikasi optik. Contoh : Video Conference, Video-teks ,dll. 

II. Penerapan Teknologi berita 
Pada dasarnya teknologi keterangan mengalami kemajuan dalam 2 arah: 
1) Pengembangan produk, yaitu pengembangan perangkat sistem dan konsep konsepnya (gagasan, mekanisme), dengan cakupan aplikasi pada segala bidang yg mengharuskan manusia berhubungan dengan fakta, dicermati menurut perangkat yg digunakan.
2) Aplikasi produk serta konsep tsb. Pada sejumlah aktivitas tertentu, antara lain pada bidang industri, keuangan dan perdangan, percetakan, militer, serta buat pengelolaan pekerjaan pada kantor. 
Dalam makalah yang singkat ini selanjutnya penulis hanya akan membahas kemajuan teknologi keterangan pada hubungannya dengan aplikasi produk dan konsep konsepnya khususnya dalam perpustakaan serta pusat dokumentasi dan liputan. 

Aplikasi teknologi fakta yang tercakup pada ruang lingkup suatu sistem liputan, baik itu perpustakaan juga sentra-sentra dokumentasi dan liputan, secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 4 bidang utama, yaitu :
1. Library housekeeping ( Perawatan /pengelolaan perpustakaan)
2. Information retrieval (Temu kembali warta / Penelusuran Informasi)
3. General purpose aplikasi (Perangkat lunak buat berbagai macam keperluan)
4. Library networking (Jaringan kerjasama perpustakaan )

Ad.1. Library Housekeeping
Library housekeeping atau pengelolaan perpustakaan, adalah kata umum yg mengacu dalam aneka macam macam aktivitas rutin yang perlu dilakukan agar agar perpustakaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. 

Dengan adanya kemajuan teknologi warta dapat dilakukan menggunakan menggunakan sistem yang terpadu yg terdiri berdasarkan beberapa modul, yaitu akuisisi atau pengadaan, pengatalogan, aliran, pengaksesan katalog oleh umum atau yg dikenal menggunakan nama OPAC (Online Public Akses Catalog), dan peminjaman antar perpustakaan.

Konsep integrasi akhir-akhir ini sudah diterapkan secara luas dalam sistem housekeping perpustakaan. Istilah Sistem Perpustakaan yang Terintegrasi (Integrated Library System) tak jarang dipakai sebagai pertanda bahwa sub-sistem atau modul-modul yang terdapat diintegrasikan semuanya membentuk Sistem Informasi Tunggal yg berbasis komputer yang bisa melakukan tukar menukar fakta berdasarkan satu modul ke modul lain, serentak oleh beberapa modul yg tidak selaras sebagai akibatnya memungkinkan penggunaan dan pemanfaatan data sang sistem akan lebih efisien. Sebagai contoh:: fakta pengarang / judul akan digunakan beserta sang modul : Akuisisi, Pengatalogan, Sirkulasi, OPAC (Online Public Acces Catalog), serta Informasi pengelolaan. Dari semua modul atau sub sistem ini yang paling penting bagi pemakai merupakan sub sistem OPAC, yang memungkankan pengaksesan Online ke katalog.

Sistem Perpustakaan yg Terintegrasi ini lalu dikenal secara luas dengan nama Otomasi Perpustakaan. Secara generik ada tiga generasi Otomasi Perpustakaan, yaitu: 
Generasi I : Otomasi aktivitas-aktivitas pemrosesan, seperti akuisisi dan pengatalogan ditambah menggunakan pengendalian aliran.
Generasi II : Pengembangan serta pemasangan sistem yang terintegrasi termasuk OPAC
Generasi III : Dibangun Local Area Network dengan kemampuan komputasi dan komunikasi dalam stasiun kerja individu.

Pengertian Otomasi Perpustakaan kalau dilihat berdasarkan segi etimologi berasal dari bahasa Inggris yaitu Library Automation. Kata Automation pada dalam Microcomputer dictionary berarti : 1) Perubahan berdasarkan suatu proses atau prosedur secara otomatis; 2) Pelaksanaan proses menggunakan sarana-wahana otomatis (Sippl, 1975). Adapun konsep Otomasi dari Encyclopedia of Science and Technology, Vol.1, menggambarkan penerapan mesin-mesin komputer pada penyimpanan, pemrosesan data-data bisnis, teknis, juga ilmiah. Dengan demikian otomasi perpustakaan berarti penggunaan personal komputer buat semua kegiatan perpustakaan mulai dari pengadaan, pengolahan, hingga ke layanan aliran.

Ad 2) Information Retrieval. 
Sistem keterangan buat temu balik kabar secara elektronis pertama kali dipakai buat pencarian data lokal dilakukan menggunakan memakai katalog. Kemudian menggunakan adanya kemajuan teknologi keterangan temu pulang keterangan atau yang dikenal menggunakan penelusuran liputan juga mengalami kemajuan, yaitu menggunakan penggunaan sarana-saran elektronis.

Ada 3 macam sarana pada Penelusuran berita atau temu balik liputan secara elektronis, yaitu : 
a) memakai Pangkalan Data Lokal
b) menggunakan CD-ROM 
c) menggunakan jaringan Wide Area Network, atau yang banyak dikenal melalui Internet. 

Ad. Tiga. General Purpose Software. 
Yang termasuk dalam general purpose software yg bisa dipakai pada lembaga-forum yg bergerak pada bidang dokumentasi serta warta adalah :
  • Word Processing : buat pengolah teks serta pencetakan. 
  • Spreadsheets : buat kalkulasi keuangan
  • Graphics : buat presentasi statistik
  • Desktop Publishing : buat penerbitan dan percetakan yang profesional
  • Electronic mail : buat pendistribusian pesan
Ad. 4. Library networking. 
Istilah Library networking memiliki cakupan yg luas, namun biasanya meliputi 
a. Kerjasama antar perpustakaan atau jaringan keterangan antar lembaga-forum yang beranjak pada bidang berita yang sama atau relevan, atau Pengkaitan komputer perpustakaan atau lembaga warta (Pusdokinfo) menggunakan forum lainnya pada pada institusi buat membangun LAN (Local Area Network)
b. Pengkaitan personal komputer forum Pusdokinfo ke komputer lain yg jauh jaraknya untuk membangun Wide Area Network atau yang tak jarang dikenal bisa bekerjasama melalui internet. 

LAN dan WAN adalah jenis-jenis jaringan yg digunakan buat automasi perpustakaan yang dilihat menurut lingkup geografisnya. LAN merupakan suatu jaringan komputer menggunakan wilayah kerja relatif kecil, dalam satu lokal; serta WAN merupakan jaringan personal komputer yg daerah kerjanya mencakup radius antar kota, antar pulau, serta bahkan antar benua. Sebenarnya terdapat jenis lain, yang disebut Metropolitat Area Network (MAN ), menggunakan wilayah kerja antara 30 hingga 50 km, yang merupakan cara lain pilihan buat menciptakan jaringan personal komputer kantor-tempat kerja dalam satu kota.

III. Fungsi Teknologi Informasi
Setelah mengetahui penerapan teknoogi warta, maka bisa kita ketahui bahwa fungsi primer Teknologi Informasi pada dasarnya adalah :
1. Mengatur fakta “Ing-Griyo”(in-house information ) atau warta yang ada pada dalam forum kabar tersebut, dan mengusahakannya agar bisa pada temu balik .
2. Meng-akses pangkalan data luar (Ektern), yaitu pangkalan data menurut lembaga-lembaga lain, maupun belahan global lain.

Fungsi-fungsi lainnya, yaitu :
1. Meringankan beban kerja
2. Efisien dan menghemat waktu dan tenaga staf
3. Meningkatkan jasa perpusdokinfo serta fungsi-fungsi baru.
4. Menbangun jaringan kerja dan kerjasama.

V. Metode-metode yang bisa dikembangkan melalui Teknologi Informasi
Beberapa metode bisa dikembangkan dengan adanya kemajuan teknologi keterangan, yaittu :
1. Media simpanoptik.
2. Metode menyimpan cantuman
3. Metode mengindeks dokumen
4. Metode mengkomunikasikan pengetahuan.

VI. Dampak Teknologi keterangan.
Sumber daya insan di perpustakaan , terutama para pustakawan, termasuk asisten pustakawan merupakan front liner (garis terdepan) menurut scientif discovery (Penemuan-inovasi ilmiah. Oleh karena itu bila menggunakan adanya internet pada perpustakaan, maka merekalah yg akan mendapat imbas terbanyak baik positif maupun negatif. Bagi orang yg introvert (yaitu jenis kepribadian yg mempunyai karakterisitik menutup diri), teknologi ini akan merupakan tempat loka mengekspresikan diri yg lebih bebas. Karena dalam dasarnya dengan adanya penelusuran melalui internet pustakawan tersebut tidak perlu selalu menghadapi pemakai face-to-face. Demikian juga bagi pemakai yang introvert Pengaruh lain bagi pustakawan muda yang memiliki wawasan luas, mempunyai dorongan m,aju, teknologi ini akan ditinjau sebagai pel;uang buat mempertinggi kinerja perpustakaan, termasuk pelayanan pada pemakai.

Meskipun banyak kelebihan yg dapat dinikmati menggunakan adanya kemajuan teknologi berita, misalnya yang bisa dicermati menurut fungsi-fungsi internet, namun ada jua efek negatifnya. Dampak teknologi berita secara generik adalah :
1. Bila tidak terjadi perluasan kesempatan kerja, akan terjadi pengangguran.
2. Tidak terdapat proteksi data
3. Karena adanya arus berita melewati perbatasan negara (Transborder Data Flow), termasuk berita sensitif akan menyebabkan efek negatif terhadap bidang ekonomi, serta budaya.
4. Hak cipta tidak terlindungi
5. Sukar melakukan kontrol kearsipan.

MANFAAT SISTEM KOMPUTERISASI OTOMASI UNTUK PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Manfaat Sistem Komputerisasi (Otomasi) Untuk Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan pada era modern ini sudah semestinya lepas menurut kungkungan pemikiran maupun anggapan klasik bahwa perpustakaan hanya sebagai gudangnya kitab . Apabila dikatakan sebagai loka buku, jawabnya adalah “ya”, tetapi nir hingga pada kalimat itu saja. Konon, waktu menyebut istilah perpustakaan atau library, pemikiran orang merujuk dalam suatu medium peradaban insan, yaitu kitab . Untuk ketika yang sangat lama , kitab sebagai sumber daya pengetahuan yang utama, yg dihimpun sang perpustakaan. Hal ini terjadi karena posisi perpustakaan dipercaya hanya sebagai loka penyimpanan saja, dan ternyata sampai abad terbaru asumsi yg demikianpun masih belum bisa dihilangkan. 

Sejalan menggunakan perkembangannya, perpustakaan mulai bergeser paradigmanya nir lagi menjadi tempat kitab , melainkan sudah dalam termin menjadi sentra asal daya informasi. Informasi yg ada pada dalamnya telah saatnya diberdayakan, dengan pengertian bahwa pemustaka (user) yang mengakses kabar pada perpustakaan, diharapkan nanti sanggup membentuk warta-keterangan baru yang dikemas dalam bentuk penulisan karya ilmiah, artikel, atau bahkan berita berupa kitab yg diterbitkan.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sesungguhnya bisa dijadikan kendaraan bagi perpustakaan buat menyajikan berbagai fakta yang dikelolanya kepada pemustaka secara aporisma. Karena teknologi fakta ini menjanjikan ketepatan, keakuratan, dan kecepatan dalam duduk perkara akses kabar. Maka internet ini harus sebagai mitra yg baik dalam pengelolaan keterangan pada perpustakaan. Menjadi mitra di sini dimaksudkan, perpustakaan harus tanggap terhadap kebutuhan liputan pemustaka yang semakin meningkat dan juga kualitas serta kemutakhirannya. Ringkasnya merupakan perpustakaan wajib sudah mulai menaruh layanan internet, terlepas nanti akan dilayankan secara cuma-cuma (free) atau membebankan biaya operasional kepada penggunanya, atau bahkan ditanggung sang lembaga terkait.

Himbauan Undang-undang mengenai perpustakaan
Terbitnya UU No.43 Tahun 2007 mengenai perpustakaan, seolah-olah memberikan kekuatan baru bagi perpustakaan untuk senantiasa bergerak maju. Melihat dalam fungsi edukatif perpustakaan dimana keberadaan perpustakaan, terutama perpustakaan yang bernaung pada bawah lembaga pendidikan, wajib menunjang acara pendidikan. Jika di forum pendidikan, maka perpustakaan harus menjadi pendukung aktif terselenggaranya kurikulum pendidikan, contohnya menggunakan menyediakan koleksi-koleksi yg relevan menggunakan kurikulum yang terdapat. Dan apabila perpustakaan itu berada pada lingkungan masyarakat umum, maka perpustakaan seyogyanya menyediakan koleksi atau informasi yang dapat menunjang acara long life education, yang mana posisi perpustakaan itu sendiri merupakan menjadi tempat mencari berita yg nir membatasi usia pemustakanya, atau dengan istilah lain seluruh rakyat mempunyai kesempatan buat mengakses informasi pada perpustakaan.

Pasal 23 UU No. 43 Tahun 2007 menyampaikan bahwa “Koleksi perpustakaan diseleksi, dilayankan, disimpan serta dikembangkan sesuai dengan kepentingan pemustaka menggunakan memperhatikan perkembangan teknologi liputan dan komunikasi”.

Pasal ini mengisyaratkan adanya kewajiban bagi setiap perpustakaan untuk mengadakan, membangun, juga mengelola fakta menggunakan pendekatan user oriented atau bedasarkan kebutuhan pemustaka. Pengelolaan ini dimulai seleksi bahan pustaka, menyimpan, serta mengembangkannya. Pada konteks perkembangan kekinian, maka pengelolaan ini harus jua memperhatikan teknologi keterangan menjadi media pendukungnya. Sebagaimana dalam ayat selanjutnya pada pasal yg sama, bahwa:
1. Setiap sekolah/madrasah menyelenggarakan perpustakaan yg memenuhi baku nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan.
2. Perpustakaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan menjadi buku teks wajib pada satuan pendidikan yang bersangkutan dalam jumlah yang mencukupi buat melayani seluruh siswa dan pendidik.
3. Koleksi perpustakaan wajib mendukung kurikulum pendidikan
4. Perpustakaan yang diselenggarakan harus menyebarkan layanan perpustakaan berbasis teknologi liputan serta komunikasi.

Dari beberapa petikan suara pasal dalam UU No.43 Tahun 2007 ini mengisyaratkan adanya himbauan agar perpustakaan memperhatikan perkembangan teknologi fakta serta komunikasi dalam mengelola perpustakaan. Hal ini dimaksudkan agar perpustakaan tetap eksis serta beradaptasi menggunakan perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai akibatnya memperkecil kemungkinan perpustakaan akan ditinggalkan oleh penggunanya.

Teknologi Informasi buat perpustakaan
Teknologi Informasi (TI) mengalami perkembangan yang luar biasa. Bias dibayangkan dengan contoh hand phone atau telepon seluler, hanya pada kurun ketika yg singkat teknologi yang digunakannya sudah berubah menggunakan pesatnya. Semula HP yg hanya mampu untuk komunikasi dua arah saja, kini telah dilengkapi menggunakan fiture atau pilihan menu yang lebih dari sekedar suara. Misalnya, sanggup menapilkan gambar, gambar beranjak, bahkan bisa menyaksikan tayangan televisi. 

Demikian halnya teknologi yg diperuntukkan bagi perpustakaan. Lebih spesifik tentunya merupakan teknologi yg berkaitan menggunakan personal komputer . American Library Association (1983) mendefinisikan TI ini menjadi pelaksanaan komputer dan teknologi lain buat keperluan pengadaan, penataan, simpan, temu kembali serta penyebaran berita. 

Chowdury (2003) menaruh juga pandangan bahwa TI merupakan suatu sistem yg mengomputerisasikan fungsi-fungsi tradisional perpustakaan misalnya: peredaran, katalogisasi, katalog publik, akuisisi, akuisisi terbitan berseri dengan menggunakan pangkalan data perpustakaan sebagai fondasinya.

Dari beberapa pemikiran pada atas, dalam dasarnya memili arah yang sama pada memandang computer menjadi induknya teknologi berita yang dapat dipakai dalam aneka macam bidang pekerjaan, dalam hal ini merupakan di perpustakaan. Secara awam dapat dimengerti bahwa personal komputer ini adalah suatu perangkat yang bisa melakukan proses atau kegiatan yang merubah fungsi manual sebagai sistem mesin (personal komputer ), sehingga lumrah apabila TI diidentikkan dengan personal komputer .

Mengapa wajib otomasi?
Perkembangan teknologi warta berpengaruh akbar terhadap perkembangan perpustakaan, terutama pada hal mengelola keterangan. Memang bukan sesuatu yang jelek atau bahkan tidak boleh bila permanen mengelola perpustakaan menggunakan cara-cara manual atau konvensional, terdapat beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, mengapa perpustakaan itu dalam konteks kekinian perlu adanya sistem otomasi. Hal tadi merupakan menjadi berikut:

a. Lajunya penerbitan yang semakin tinggi pesat
Penerbitan buku pada masa kini mengalami peningkatan pesat dalam segi jumlahnya. Menurut Sulistyo-Basuki (2009), pada Indonesia penerbitan buku diperkirakan mencapai lebih berdasarkan 5000 eksemplar pertahun. Hal ini memunculkan pemikiran untuk bisa mengelola terbitan ini secara lebih akurat serta cepat.

b. Meluasnya jumlah penduduk yang dapat membaca dan menulis
Indonesia sudah mencanangkan bebas buta huruf semenjak masa orde baru. Canangan ini disambut positif rakyat Indonesia dengan munculnya sekolah-sekolah alternatif yang dapat mendidik warga ”tidak sanggup” membayar biaya sekolah dapat menikmati sekolah sebagaimana orang lain yg mampu bersekolah. Di lain pihak, kepedulian warga buat menyekolahkan putra-putrinya menciptakan peningkatan kuantitas rakyat yg mampu membaca serta menulis. Ini artinya mempertinggi pula kebutuhan masyarakat terhadap bahan bacaan. Maka perpustakaan menjadi alternatif pilihan dalam hal penyediaan bahan-bahan bacaan bagi masyarakat.

Ketika bahan bacaan semakin semakin tinggi jumlahnya, maka pengelolaannya pun dituntut semakin baik, terutama pada hal kecepatan pelayanan. Maka otomasi perpustakaan sebagai jawaban menurut perkara ini. Dengan otomasi, disamping dapat mengelola bahan bacaan menggunakan lebih baik, bisa jua sebagai media temu pulang yg seksama serta cepat.

c. Semakin mahalnya upah tenaga insan 
Untuk menyelesaikan suatu pekerjaan diperlukan energi manusia menjadi operatornya sekaligus pemikirnya. Namun demikian semakin profesional seorang, semakin mahal juga biaya yang diharapkan buat membayarnya. Sementara pekerjaan semakin hari semakin semakin tinggi. 

Teknologi fakta timbul menjadi penengah berdasarkan masalah ini, yaitu dapat dipakai sistem otomasi yg bisa menggantikan fungsi tenaga manusia dalam arti peningkatan kualitas serta kuantitas produk. 

d. Kualitas serta efisiensi teknologi yang tersedia sudah terus menerus disempurnakan, maka otomasi gampang diterapkan. 
Perkembangan teknologi tidak mampu dihindari, serta menerangkan peningkatan pada segi kuantitas maupun kualitasnya. Ini menaruh stimulasi bagi perpustakaan buat andil juga dalam penggunaan teknologi ini pada mengelola perpustakaan supaya dapat melakukan pelayanan kepada pengguna sebaik, seakurat, dan secepat mungkin. Metode yg dikembangkan merupakan dalam hal sistem otomasi perpustakaan.

sistem otomasi perpustakaan
Otomasi adalah menyangkut eksploitasi alat-alat mekanis yg sophisticated dan maju, buat mencapai output tertentu kata ini pertama kali diperkenalkan sang General Motor pada tahun 1935 oleh D.S Harder. Sedang Sulityo-Basuki (1998) menaruh pengertian bahwa otomasi mencakup konsep proses atau output membuat mesin swatindak atau swakendali dengan menghilangkan campur tangan insan dalam proses. Sementara itu sistem otomasi merupakan suatu sistem otomasi menggunakan sensor yaitu indera-indera yang menaruh informasi mengenai hasil-hasilnya. Informasi ini langsung dikendalikan ke sistem, sebagai akibatnya manusia bisa melakukan penyesuaian bila dianggap perlu. Sistem yg demikian ini disebut menggunakan sistem umpan pulang (feedback).

Jadi bisa dikatakan, otomasi perpustakaan merupakan penerapan teknologi warta buat kepentingan perpustakaan menggunakan memakai personal komputer , peralatan mekanis atau semi otomatis buat melakukan beberapa jenis kegiatan perpustakaan yang bersifat rutin. 

Secara umum Sulistyo-Basuki (1998:1.lima) menggambarkan bahwa sesungguhnya teknologi warta dalam rangka otomasi perpustakaan ini adalah upaya penggunaan teknologi buat pengadaan, penyimpanan, temu balik , analisis, serta komunikasi fakta pada bentuk data numeric, teks, atau tekstual, gambaran atau suara, bersama banyak sekali aspeknya. 

Berdasarkan UU No 43 Tahun 2007 Tentang perpustakaan yang menyangkut teknologi informasi sebagaimanan sudah dikemukakan sebelumnya, maka perpustakan seolah-olah diberi kewenangan buat menerapkan sistem otomasi demi tercapainya pelayanan yang baik (prima) pada pemustaka. Namun demikian perlu dipertimbangkan beberapa hal sebelum mengambil keputusan buat menerapkan sistem otomasi pada perpustakaan. 

Melalui pertimbangan-pertimbangan itu dimungkinkan meminimalisasi kerugian yang dapat ditimbulkan, karena memang penerapan sistem ini membutukan biaya , energi serta saat. Pertimbangan-pertimbangan yang dimaksud diantaranya adalah:

1. Studi kelayakan
Sebelum memasang sistem otomasi ini pimpinan bersama staf perpustakaan mengadakan studi formal buat memastikan kelayakan sistem tadi dan dibuktikan bahwa sistem tersebut diharapkan pada perpustakaan, yaitu dengan melakukan secara independen dalam sistem akan dipasang terkait menggunakan kebutuhan warta, dan target ideal perpustakaan. 

Teknik pengumpulan data dari staf serta pemakai perpustakaan dilakukan menggunakan pendekatan interview dan atau observasi terhadap instansi atau lembaga (perpustakaan) yang telah menerapkan sistem tersebut atau langsung pada penghasil programnya, serta atau memakai sistem trial (uji coba) terhadap progam itu sendiri, sehingga bisa diketahui hal-hal yg seperti dikatakan sang Qalbyubi, 2003:395, yaitu:
a. Citra generik sistem yang ada
b. Masalah-masalah yg ada
c. Solusi yg memungkinkan
d. Uraian biaya
e. Laba yg sanggup diperoleh
f. Gambaran kerja sebelumnya
g. Skala serta waktu penerapan sistem baru
h. Akibat ke lapangan kerja, kebutuhan, serta kebijakan.

2. Analisis sistem
Analisis sistem bertujuan buat menganalisis setiap aspek yang diselidiki pada tujuan secara lebih mendalam. Dalam tahap analisis ini perbandingan sistem lama (manual) serta baru (otomasi) dan hal-hal yg belum terungkap pada studi kelayakan akan lebih jelas terlihat. Dalam hal ini pihak pengembang mengadakan presentasi pada depan pimpinan dan staf perpusakaan, yg lalu dianalisa keefektifan serta keefisienan program.

3. Evaluasi
Setelah sistem baru tadi berjalan beberapa waktu, pihak perpustakaan mengadakan penilaian buat melihat sistem baru tersebut sudah memenuhi atau mewakili kebutuhan yang sesungguhnya atau masih perlu didukung menggunakan fasilitas serta perangkat tambahan. 

Penerapan otomasi di perpustakaan
Penerapan otomasi di perpustakaan bertujuan untuk menaikkan mutu layanan, citra perpustakaan serta pustakawan itu sendiri. Pustakawan tidak lagi bekerja secara manual yang dapat mengurangi kesalahan-kesalahan lantaran aktivitas perpustakaan bersifat rutin. Penerapan sistem otomasi dalam prinsipnya harus mewakili aktivitas rutin yang dilakukan perpustakaan sebagaimana dikatakan sang Suwarno (2007:45) bahwa perpustakaan secara garis besar ada 3 (3) tugas yang wajib dilakanakan:
1. Menghimpun fakta, yaitu meliputi aktivitas mencari, meyeleksi, mengisi perpustakaan dengan sumber warta yg memadai baik dalam arti jumlah, jenis maupun mutu yg diubahsuaikan menggunakan kebijakan lembaga, ketersediaan dana, serta kebutuhan pemustaka. Dalam hal ini otomasi sebagai penting guna mendata aneka macam sumber, yg kemudian dengan gampang bisa dicermati pulang tanpa harus membolak-balikkan kertas sebagaimana kerja manual.
2. Mengelola informasi, meliputi proses pengolahan, penyusunan, penyimpanan, pengemasan agar tersusun rapi dan gampang ditemukan. Dalam hal ini otomasi berperan krusial pada penyimpanan data bibliografinya menjadi wakil dokumen, dan lalu akan mudah pada proses temu kembalinya.
3. Memberdayakan warta serta menaruh layanan secara optimal. Perpustakaan menjadi sentra sumber daya kabar menggunakan donasi sistem otomasi akan memaksimalkan pemanfaatan fakta yang dikelolanya, menggunakan pendekatan kemudahan serta keakuratan pemustaka pada mengakses keterangan tersebut.

Manfaat otomasi
a. Praktis kelola 
Mudah kelola yang dimaksud adalah memudahkan pengelolaan bahan pustaka menurut mulai pengadaan sampai penyajian, termasuk pada dalamnya merupakan sistem pelayanannya.

b. Mudah simpan 
Mudah simpan artinya bahan pustaka, utamanya data bibliografi disimpan pada bentuk file pada personal komputer . Data tidak perlu lagi disimpan di lemari katalog yg membutuhkan space yang besar .

c. Praktis temu pulang 
Jika data telah disimpan dalam bentuk arsip di personal komputer , maka sistem komputer menggunakan dibantu perangkat lunak eksklusif akan memudahkan buat temu kembali. Aplikasi temu kembali ini ada dalam bentuk Online Public Access Catalog (OPAC)

Wilayah yang diotomasi
Beberapa daerah kerja pada perpustakaan yg bisa diotomasikan, diantaranya merupakan sebagai berikut:

Wilayah administrasi, misalnya untuk:
• Pendaftaran anggota
• Pembuatan kartu anggota 
• Presensi Kunjungan 
• Statistik 
• Laporan-laporan 

Wilayah pengelolaan bahan pustaka, misalnya buat:
• Pengadaan 
• Klasifikasi 
• Stock opname 
• Sistem temu kembali

Wilayah layanan, terbagi sebagai dua, yaitu layanan aliran dan layanan referensi. Adapun yg sudah terotomasi dalam biasanya merupakan dalam layanan aliran, sebagaimanan dalam bagan berikut:

Sedangkan pada layanan referensi masih poly perpustakaan yang belum melakukan otomasi pada layanan ini. Pada layanan referensi ini menyangkut pengelolaan tentang:
  • Buku tandon 
  • Jurnal, Skripsi, tesis 
  • Layanan CD ROM untuk Qur’an serta Hadits 
  • Informasi lainnya 
Program otomasi tdak serta merta bisa dilakukan tanpa adanya perangkat yg menjadi pendukung utamanya. Beberapa perangkat otomasi yang digunakan sang perpustakaan untuk otomasi diantaranya merupakan:
• Program CDS-ISIS, WINISIN, SIPRUS, SENAYAN, DLL
• Komputer aliran 
• OPAC
• Dan lain-lain

Dari pemaparan ini bisa digarisbawahi bahwa pada era dunia yang kondisi menggunakan keterangan ini, penerapan sistem komputerisasi (otomasi) perpustakaan bagi lembaga kependidikan pada khususnya telah saatnya dilakukan. Hal ini menjadi ”tangan panjang” dunia pendidikan pada rangka menyebarkan wawasan dan mengoptimalkan kabar yang dikelola yang mendukung dalam tujuan pendidikan.

MANFAAT SISTEM KOMPUTERISASI OTOMASI UNTUK PERPUSTAKAAN SEKOLAH

Manfaat Sistem Komputerisasi (Otomasi) Untuk Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan pada era terbaru ini sudah semestinya lepas dari kungkungan pemikiran juga asumsi klasik bahwa perpustakaan hanya menjadi gudangnya kitab . Apabila dikatakan sebagai loka kitab , jawabnya adalah “ya”, namun nir sampai dalam kalimat itu saja. Konon, saat menyebut istilah perpustakaan atau library, pemikiran orang merujuk pada suatu medium peradaban manusia, yaitu kitab . Untuk ketika yang sangat lama , kitab menjadi asal daya pengetahuan yg utama, yang dihimpun sang perpustakaan. Hal ini terjadi lantaran posisi perpustakaan dianggap hanya menjadi loka penyimpanan saja, dan ternyata sampai abad terbaru asumsi yg demikianpun masih belum mampu dihilangkan. 

Sejalan menggunakan perkembangannya, perpustakaan mulai bergeser paradigmanya tidak lagi menjadi loka buku, melainkan sudah pada tahap sebagai pusat sumber daya informasi. Informasi yg ada pada dalamnya sudah saatnya diberdayakan, menggunakan pengertian bahwa pemustaka (user) yang mengakses informasi pada perpustakaan, dibutuhkan nanti mampu menghasilkan kabar-fakta baru yg dikemas dalam bentuk penulisan karya ilmiah, artikel, atau bahkan fakta berupa kitab yg diterbitkan.

Kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi sesungguhnya dapat dijadikan tunggangan bagi perpustakaan buat menyajikan aneka macam berita yang dikelolanya pada pemustaka secara maksimal . Lantaran teknologi warta ini menjanjikan ketepatan, keakuratan, dan kecepatan pada persoalan akses berita. Maka internet ini harus sebagai mitra yang baik pada pengelolaan liputan pada perpustakaan. Menjadi kawan pada sini dimaksudkan, perpustakaan wajib tanggap terhadap kebutuhan informasi pemustaka yg semakin semakin tinggi serta jua kualitas serta kemutakhirannya. Ringkasnya merupakan perpustakaan wajib telah mulai memberikan layanan internet, terlepas nanti akan dilayankan secara cuma-cuma (free) atau membebankan porto operasional pada penggunanya, atau bahkan ditanggung oleh lembaga terkait.

Himbauan Undang-undang mengenai perpustakaan
Terbitnya UU No.43 Tahun 2007 tentang perpustakaan, seolah-olah menaruh kekuatan baru bagi perpustakaan buat senantiasa beranjak maju. Melihat dalam fungsi edukatif perpustakaan dimana eksistensi perpustakaan, terutama perpustakaan yg bernaung pada bawah forum pendidikan, harus menunjang program pendidikan. Jika pada lembaga pendidikan, maka perpustakaan harus menjadi pendukung aktif terselenggaranya kurikulum pendidikan, misalnya menggunakan menyediakan koleksi-koleksi yang relevan dengan kurikulum yg ada. Dan bila perpustakaan itu berada dalam lingkungan masyarakat generik, maka perpustakaan seyogyanya menyediakan koleksi atau fakta yg dapat menunjang acara long life education, yg mana posisi perpustakaan itu sendiri adalah sebagai loka mencari kabar yang nir membatasi usia pemustakanya, atau dengan kata lain seluruh masyarakat mempunyai kesempatan buat mengakses informasi pada perpustakaan.

Pasal 23 UU No. 43 Tahun 2007 berkata bahwa “Koleksi perpustakaan diseleksi, dilayankan, disimpan serta dikembangkan sesuai menggunakan kepentingan pemustaka dengan memperhatikan perkembangan teknologi kabar serta komunikasi”.

Pasal ini mengisyaratkan adanya kewajiban bagi setiap perpustakaan buat mengadakan, membangun, juga mengelola informasi dengan pendekatan user oriented atau bedasarkan kebutuhan pemustaka. Pengelolaan ini dimulai seleksi bahan pustaka, menyimpan, serta mengembangkannya. Pada konteks perkembangan kekinian, maka pengelolaan ini harus juga memperhatikan teknologi keterangan menjadi media pendukungnya. Sebagaimana pada ayat selanjutnya dalam pasal yang sama, bahwa:
1. Setiap sekolah/madrasah menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan menggunakan memperhatikan Standar Nasional Pendidikan.
2. Perpustakaan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) wajib mempunyai koleksi buku teks pelajaran yang ditetapkan sebagai kitab teks wajib pada satuan pendidikan yang bersangkutan dalam jumlah yang mencukupi buat melayani semua peserta didik serta pendidik.
3. Koleksi perpustakaan harus mendukung kurikulum pendidikan
4. Perpustakaan yang diselenggarakan harus mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi serta komunikasi.

Dari beberapa petikan suara pasal dalam UU No.43 Tahun 2007 ini mengisyaratkan adanya himbauan supaya perpustakaan memperhatikan perkembangan teknologi fakta serta komunikasi pada mengelola perpustakaan. Hal ini dimaksudkan agar perpustakaan tetap eksis serta beradaptasi menggunakan perkembangan Ilmu pengetahuan serta teknologi sehingga memperkecil kemungkinan perpustakaan akan ditinggalkan oleh penggunanya.

Teknologi Informasi buat perpustakaan
Teknologi Informasi (TI) mengalami perkembangan yang luar biasa. Bias dibayangkan dengan contoh hand phone atau telepon seluler, hanya dalam kurun ketika yg singkat teknologi yang digunakannya telah berubah dengan pesatnya. Semula HP yang hanya bisa buat komunikasi 2 arah saja, kini sudah dilengkapi dengan fiture atau menu yg lebih dari sekedar bunyi. Misalnya, bisa menapilkan gambar, gambar berkiprah, bahkan sanggup menyaksikan tayangan televisi. 

Demikian halnya teknologi yang diperuntukkan bagi perpustakaan. Lebih khusus tentunya adalah teknologi yang berkaitan menggunakan personal komputer . American Library Association (1983) mendefinisikan TI ini menjadi aplikasi personal komputer serta teknologi lain buat keperluan pengadaan, penataan, simpan, temu kembali serta penyebaran fakta. 

Chowdury (2003) menaruh jua pandangan bahwa TI merupakan suatu sistem yang mengomputerisasikan fungsi-fungsi tradisional perpustakaan misalnya: peredaran, katalogisasi, katalog publik, akuisisi, akuisisi terbitan berseri dengan menggunakan pangkalan data perpustakaan sebagai fondasinya.

Dari beberapa pemikiran pada atas, pada dasarnya memili arah yg sama pada memandang computer menjadi induknya teknologi informasi yg bisa digunakan dalam berbagai bidang pekerjaan, dalam hal ini merupakan pada perpustakaan. Secara umum bisa dimengerti bahwa personal komputer ini merupakan suatu perangkat yg bisa melakukan proses atau aktivitas yang merubah fungsi manual sebagai sistem mesin (personal komputer ), sehingga wajar apabila TI diidentikkan dengan komputer.

Mengapa wajib otomasi?
Perkembangan teknologi keterangan berpengaruh besar terhadap perkembangan perpustakaan, terutama pada hal mengelola liputan. Memang bukan sesuatu yg buruk atau bahkan tidak boleh apabila tetap mengelola perpustakaan menggunakan cara-cara manual atau konvensional, masih ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, mengapa perpustakaan itu pada konteks kekinian perlu adanya sistem otomasi. Hal tadi merupakan menjadi berikut:

a. Lajunya penerbitan yg semakin tinggi pesat
Penerbitan kitab dalam masa kini mengalami peningkatan pesat dalam segi jumlahnya. Menurut Sulistyo-Basuki (2009), pada Indonesia penerbitan buku diperkirakan mencapai lebih berdasarkan 5000 eksemplar pertahun. Hal ini memunculkan pemikiran buat dapat mengelola terbitan ini secara lebih seksama dan cepat.

b. Meluasnya jumlah penduduk yang bisa membaca serta menulis
Indonesia telah mencanangkan bebas buta alfabet semenjak masa orde baru. Canangan ini disambut positif warga Indonesia dengan munculnya sekolah-sekolah alternatif yg bisa mendidik warga ”tidak mampu” membayar biaya sekolah bisa menikmati sekolah sebagaimana orang lain yang bisa bersekolah. Di lain pihak, kepedulian masyarakat buat menyekolahkan putra-putrinya membuat peningkatan kuantitas masyarakat yg mampu membaca serta menulis. Ini merupakan menaikkan pula kebutuhan rakyat terhadap bahan bacaan. Maka perpustakaan menjadi alternatif pilihan dalam hal penyediaan bahan-bahan bacaan bagi warga .

Ketika bahan bacaan semakin semakin tinggi jumlahnya, maka pengelolaannya pun dituntut semakin baik, terutama pada hal kecepatan pelayanan. Maka otomasi perpustakaan menjadi jawaban berdasarkan kasus ini. Dengan otomasi, disamping bisa mengelola bahan bacaan dengan lebih baik, bisa juga menjadi media temu balik yang akurat dan cepat.

c. Semakin mahalnya upah energi manusia 
Untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dibutuhkan tenaga insan sebagai operatornya sekaligus pemikirnya. Tetapi demikian semakin profesional seorang, semakin mahal jua biaya yg diperlukan buat membayarnya. Sementara pekerjaan semakin hari semakin semakin tinggi. 

Teknologi berita timbul sebagai penengah berdasarkan kasus ini, yaitu bisa digunakan sistem otomasi yang mampu menggantikan fungsi tenaga manusia dalam arti peningkatan kualitas serta kuantitas produk. 

d. Kualitas serta efisiensi teknologi yg tersedia telah terus menerus disempurnakan, maka otomasi gampang diterapkan. 
Perkembangan teknologi tidak mampu dihindari, dan memperlihatkan peningkatan dalam segi kuantitas maupun kualitasnya. Ini menaruh stimulasi bagi perpustakaan buat andil pula pada penggunaan teknologi ini pada mengelola perpustakaan agar dapat melakukan pelayanan pada pengguna sebaik, seakurat, serta secepat mungkin. Metode yg dikembangkan adalah pada hal sistem otomasi perpustakaan.

sistem otomasi perpustakaan
Otomasi adalah menyangkut pendayagunaan peralatan mekanis yg sophisticated serta maju, buat mencapai output tertentu istilah ini pertama kali diperkenalkan sang General Motor pada tahun 1935 oleh D.S Harder. Sedang Sulityo-Basuki (1998) menaruh pengertian bahwa otomasi meliputi konsep proses atau output membuat mesin swatindak atau swakendali dengan menghilangkan campur tangan insan pada proses. Sementara itu sistem otomasi merupakan suatu sistem otomasi menggunakan sensor yaitu indera-alat yang memberikan liputan mengenai hasil-hasilnya. Informasi ini langsung dikendalikan ke sistem, sehingga insan bisa melakukan penyesuaian jika dianggap perlu. Sistem yg demikian ini diklaim dengan sistem umpan balik (feedback).

Jadi dapat dikatakan, otomasi perpustakaan adalah penerapan teknologi keterangan buat kepentingan perpustakaan menggunakan menggunakan personal komputer , alat-alat mekanis atau semi otomatis buat melakukan beberapa jenis kegiatan perpustakaan yang bersifat rutin. 

Secara generik Sulistyo-Basuki (1998:1.lima) mendeskripsikan bahwa sesungguhnya teknologi berita dalam rangka otomasi perpustakaan ini adalah upaya penggunaan teknologi untuk pengadaan, penyimpanan, temu kembali, analisis, dan komunikasi fakta pada bentuk data numeric, teks, atau tekstual, citra atau suara, beserta banyak sekali aspeknya. 

Berdasarkan UU No 43 Tahun 2007 Tentang perpustakaan yg menyangkut teknologi fakta sebagaimanan sudah dikemukakan sebelumnya, maka perpustakan seolah-olah diberi kewenangan untuk menerapkan sistem otomasi demi tercapainya pelayanan yang baik (prima) kepada pemustaka. Tetapi demikian perlu dipertimbangkan beberapa hal sebelum mengambil keputusan buat menerapkan sistem otomasi pada perpustakaan. 

Melalui pertimbangan-pertimbangan itu dimungkinkan meminimalisasi kerugian yang bisa ditimbulkan, sebab memang penerapan sistem ini membutukan biaya , tenaga serta ketika. Pertimbangan-pertimbangan yang dimaksud diantaranya merupakan:

1. Studi kelayakan
Sebelum memasang sistem otomasi ini pimpinan beserta staf perpustakaan mengadakan studi formal buat memastikan kelayakan sistem tersebut serta dibuktikan bahwa sistem tadi dibutuhkan pada perpustakaan, yaitu menggunakan melakukan secara independen pada sistem akan dipasang terkait menggunakan kebutuhan kabar, serta target ideal perpustakaan. 

Teknik pengumpulan data berdasarkan staf dan pemakai perpustakaan dilakukan dengan pendekatan interview dan atau observasi terhadap instansi atau forum (perpustakaan) yg sudah menerapkan sistem tadi atau langsung kepada pembuat programnya, dan atau memakai sistem trial (uji coba) terhadap progam itu sendiri, sehingga dapat diketahui hal-hal yang seperti dikatakan sang Qalbyubi, 2003:395, yaitu:
a. Gambaran generik sistem yg ada
b. Kasus-perkara yang ada
c. Solusi yg memungkinkan
d. Uraian biaya
e. Laba yg mampu diperoleh
f. Gambaran kerja sebelumnya
g. Skala serta ketika penerapan sistem baru
h. Implikasi ke lapangan kerja, kebutuhan, dan kebijakan.

2. Analisis sistem
Analisis sistem bertujuan buat menganalisis setiap aspek yg diselidiki dalam tujuan secara lebih mendalam. Dalam tahap analisis ini perbandingan sistem usang (manual) dan baru (otomasi) dan hal-hal yg belum terungkap pada studi kelayakan akan lebih jelas terlihat. Dalam hal ini pihak pengembang mengadakan presentasi pada depan pimpinan serta staf perpusakaan, yang lalu dianalisa keefektifan dan keefisienan acara.

3. Evaluasi
Setelah sistem baru tadi berjalan beberapa saat, pihak perpustakaan mengadakan evaluasi untuk melihat sistem baru tersebut sudah memenuhi atau mewakili kebutuhan yg sesungguhnya atau masih perlu didukung menggunakan fasilitas dan perangkat tambahan. 

Penerapan otomasi di perpustakaan
Penerapan otomasi pada perpustakaan bertujuan buat menaikkan mutu layanan, gambaran perpustakaan dan pustakawan itu sendiri. Pustakawan nir lagi bekerja secara manual yg dapat mengurangi kesalahan-kesalahan karena aktivitas perpustakaan bersifat rutin. Penerapan sistem otomasi pada prinsipnya wajib mewakili aktivitas rutin yg dilakukan perpustakaan sebagaimana dikatakan sang Suwarno (2007:45) bahwa perpustakaan secara garis akbar ada 3 (3) tugas yg wajib dilakanakan:
1. Menghimpun kabar, yaitu mencakup aktivitas mencari, meyeleksi, mengisi perpustakaan dengan asal warta yang memadai baik dalam arti jumlah, jenis maupun mutu yang diubahsuaikan dengan kebijakan lembaga, ketersediaan dana, serta kebutuhan pemustaka. Dalam hal ini otomasi sebagai penting guna mendata aneka macam asal, yg kemudian dengan mudah bisa ditinjau balik tanpa wajib membolak-balikkan kertas sebagaimana kerja manual.
2. Mengelola berita, meliputi proses pengolahan, penyusunan, penyimpanan, pengemasan agar tersusun rapi dan gampang ditemukan. Dalam hal ini otomasi berperan krusial dalam penyimpanan data bibliografinya sebagai wakil dokumen, serta lalu akan mudah pada proses temu kembalinya.
3. Memberdayakan berita serta menaruh layanan secara optimal. Perpustakaan menjadi pusat sumber daya keterangan dengan bantuan sistem otomasi akan memaksimalkan pemanfaatan kabar yg dikelolanya, menggunakan pendekatan kemudahan dan keakuratan pemustaka pada mengakses berita tersebut.

Manfaat otomasi
a. Praktis kelola 
Mudah kelola yg dimaksud merupakan memudahkan pengelolaan bahan pustaka berdasarkan mulai pengadaan hingga penyajian, termasuk pada dalamnya adalah sistem pelayanannya.

b. Praktis simpan 
Mudah simpan artinya bahan pustaka, utamanya data bibliografi disimpan pada bentuk file pada personal komputer . Data nir perlu lagi disimpan pada lemari katalog yang membutuhkan space yang akbar.

c. Mudah temu kembali 
Jika data sudah disimpan pada bentuk file pada personal komputer , maka sistem personal komputer menggunakan dibantu aplikasi eksklusif akan memudahkan buat temu kembali. Aplikasi temu pulang ini ada dalam bentuk Online Public Access Catalog (OPAC)

Wilayah yang diotomasi
Beberapa wilayah kerja di perpustakaan yg bisa diotomasikan, diantaranya adalah sebagai berikut:

Wilayah administrasi, contohnya buat:
• Pendaftaran anggota
• Pembuatan kartu anggota 
• Presensi Kunjungan 
• Statistik 
• Laporan-laporan 

Wilayah pengelolaan bahan pustaka, misalnya buat:
• Pengadaan 
• Klasifikasi 
• Stock opname 
• Sistem temu kembali

Wilayah layanan, terbagi menjadi dua, yaitu layanan sirkulasi serta layanan surat keterangan. Adapun yang telah terotomasi pada umumnya adalah pada layanan aliran, sebagaimanan pada bagan berikut:

Sedangkan pada layanan referensi masih banyak perpustakaan yang belum melakukan otomasi dalam layanan ini. Pada layanan referensi ini menyangkut pengelolaan tentang:
  • Buku tandon 
  • Jurnal, Skripsi, tesis 
  • Layanan CD ROM buat Qur’an serta Hadits 
  • Informasi lainnya 
Program otomasi tdak serta merta bisa dilakukan tanpa adanya perangkat yg menjadi pendukung utamanya. Beberapa perangkat otomasi yang digunakan oleh perpustakaan untuk otomasi diantaranya merupakan:
• Program CDS-ISIS, WINISIN, SIPRUS, SENAYAN, DLL
• Komputer peredaran 
• OPAC
• Dan lain-lain

Dari pemaparan ini bisa digarisbawahi bahwa pada era global yg kondisi dengan liputan ini, penerapan sistem komputerisasi (otomasi) perpustakaan bagi lembaga kependidikan pada khususnya telah saatnya dilakukan. Hal ini menjadi ”tangan panjang” dunia pendidikan pada rangka berbagi wawasan dan mengoptimalkan berita yg dikelola yang mendukung pada tujuan pendidikan.

KONSEP DESAIN DAN IMPLEMENTASI PERPUSTAKAAN ELEKTRONIK

Konsep, Desain Dan Implementasi Perpustakaan Elektronik 
Penerapan Teknologi Informasi (TI) saat ini telah menyebar hampir pada semua bidang nir terkecuali pada perpustakaan. Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi adalah galat satu bidang penerapan teknologi fakta yang berkembang menggunakan pesat. Perkembangan berdasarkan penerapan teknologi keterangan bisa kita lihat menurut perkembangan jenis perpustakaan yg selalu berkaitan menggunakan menggunakan teknologi keterangan, diawali dari perpustakaan manual, perpustakaan terautomasi, perpustakaan digital atau cyber library. Ukuran perkembangan jenis perpustakaan banyak diukur berdasarkan penerapan teknologi kabar yg dipakai serta bukan menurut skala ukuran lain seperti akbar gedung yang dipakai, jumlah koleksi yang tersedia juga jumlah penggunanya. Kebutuhan akan TI sangat herbi peran menurut perpustakaan menjadi kekuatan pada pelestarian dan penyebaran keterangan ilmu pengetahuan serta kebudayaan yang berkembang seiring menggunakan menulis, mencetak, mendidik dan kebutuhan manusia akan keterangan. Perpustakaan membagi homogen fakta menggunakan cara mengidentifikasi, mengumpulkan, mengelola dan menyediakanya buat umum. 

Penerapan teknologi warta di perpustakaan bisa difungsikan pada banyak sekali bentuk, diantaranya:
  1. Penerapan teknologi keterangan digunakan sebagai Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan. Bidang pekerjaan yang bisa diintegrasikan menggunakan sistem berita perpustakaan merupakan pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, aliran bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan lain sebagainya. Fungsi ini sering diistilahkan menjadi bentuk Automasi Perpustakaan.
  2. Penerapan teknologi warta sebagai sarana buat menyimpan, mendapatkan serta menyebarluaskan keterangan ilmu pengetahuan pada format digital. Bentuk penerapan TI pada perpustakaan ini tak jarang dikenal menggunakan Perpustakaan Digital.
Kedua fungsi penerapan teknologi informasi ini dapat terpisah maupun terintegrasi pada suatu sistem informasi tergantung berdasarkan kemampuan perangkat lunak yg dipakai, sumber daya insan dan infrastruktur alat-alat teknologi keterangan yg mendukung keduanya. Dalam makalah ini selanjutnya akan membahas mengenai automasi perpustakaan.

Faktor Penggerak 
  • Kemudahan mendapatkan produk TI 
  • Harga semakin terjangkau buat memperoleh produk TI 
  • Kemampuan berdasarkan teknologi fakta 
  • Tuntutan layanan masyarakat serba “klick” 
Alasan lain 
  • Mengefisiensikan serta mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan 
  • Memberikan layanan yg lebih baik pada pengguna perpustakaan 
  • Meningkatkan gambaran perpustakaan 
  • Pengembangan infrastruktur nasional, regional serta global. 
Peranan Katalog dalam Automasi Perpustakaan 
Katalog adalah warta singkat atau wakil dari suatu dokumen. Katalog perpustakaan elektronik adalah jantung menurut sebuah sistem perpustakaan yang terautomasi. Sub sistem lain seperti OPAC serta aliran berinteraksi dengannya dalam menyediakan layanan automasi. Sebuah sistem katalog yg didesain dengan baik adalah faktor kunci keberhasilan penerapan automasi perpustakaan.

Cakupan menurut Automasi Perpustakaan
  • Pengadaan koleksi 
  • Katalogisasi, inventarisasi 
  • Sirkulasi, reserve, inter-library loan 
  • Pengelolaan penerbitan berkala 
  • Penyediaan katalog (OPAC) 
  • Pengelolaan anggota 
Bagaimana mengenai Layanan Referens ?
  • Layanan referens nir termasuk dalam bagian yg terintegrasi berdasarkan suatu sistem automasi perpustakaan, tetapi yg lebih penting merupakan penyediaan teknologi fakta yg digunakan dalam layanan referens. Layanan liputan referens dikembangkan dengan menyediakan koleksi dalam bentuk digital yang dikemas pada CD-ROM serta akses warta ke jaringan luar (LAN, WAN, Internet) 
Peran CD-ROM
  • Mempercepat akses berita multi media baik itu berupa tak berbentuk, indeks, bahan full text, dalam bentuk digital tanpa mengadakan interaksi ke jaringan personal komputer . 
  • Media back-up / cadangan data perpustakaan serta sarana koleksi referens bagi perpustakaan lain. 
Peran Internet 
  • Untuk mengakses infrormasi multimedia pada resource internet. 
  • Sarana telekomunikasi serta distribusi berita. 
  • Untuk menciptakan homepage, penyebarluasan katalog serta kabar. 
Keperluan Pengguna
Pustakawan wajib bisa melayani keperluan pengguna seperti permintaan akan akses yang lebih cepat ke fakta yang dibutuhkan dari dalam juga luar perpustakaan. Dengan begitu diharapkan agar para pustakawan mahir pada penggunaan teknologi berita sehingga mereka dapat membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan berita yang dibutuhkan.

Apa yang harus diketahui dan dikerjakan sang pustakawan pada mengautomasikan perpustakaannya : 
  • Faham akan maksud dan ruang lingkup serta unsur berdasarkan AP 
  • Faham serta sanggup mengapresiasi pentingnya melaksanakan analisis sistem yang menyeluruh sebelum merencanakan desain sistem 
  • Faham akan serta bisa mengapresiasi manfaat analisis sistem serta desain, implementasi, evaluasi dan maintenance. 
  • Faham akan proses evaluasi aplikasi sejalan dengan proposal sebelum menentukan sebuah sistem 
  • Faham akan serta sanggup mengapresiasi pentingnya training untuk staf serta keterlibatan mereka dalam seluruh proses kerja 
Unsu-unsur Automasi Perpustakaan
Dalam sebuah sistem automasi perpustakaan terdapat beberapa unsur atau syarat yang saling mendukung dan terkait satu menggunakan lainnya, unsur-unsur atau kondisi tersebut adalah :

1. Pengguna (users)
Pengguna adalah unsur utama dalam sebuah sistem automasi perpustakan. Dalam pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu dikembangkan melalui konsultasi menggunakan pengguna-penggunanya yang mencakup pustakawan, staf yg nantinya sebagai operator atau teknisi serta para anggota perpustakaan. Apa misi organisasi tadi? Apa kebutuhan keterangan mereka ? Seberapa melek komputerkah mereka? Bagaimana sikap mereka ? Apakah pelatihan dibutuhkan? Itu adalah beberapa pertanyaan yg wajib dijawab dalam mengembangkan sebuah sistem automasi perpustakaan. Automasi Perpustakaan baru sanggup dikatakan baik apabila memenuhi kebutuhan pengguna baik staf juga anggota perpustakaan. Tujuan daripada sistem automasi perpustakaan merupakan buat menaruh manfaat pada pengguna.

Konsultasikan menggunakan pengguna untuk memilih kebutuhan-kebutuhan mereka. Tetapi perlu hati-hati terhadap penilaian keliru yang dilakukan oleh pengguna mengenai kebutuhan dan persepsi tentang apa yg sanggup dan tidak mampu dilakukan oleh suatu sistem komputer . Kebutuhan bisa dirincikan terlalu poly atau terlalu sedikit dan kadang-kadang persepsi sanggup juga galat.

Staf yg bersangkutan wajib dilibatkan mulai dari tahap perencanaan serta pelaksanaan sistem. Masukan dari masing-masing staf harus dikumpulkan untuk menjamin kerjasama mereka. Tenaga-tenaga inti yang dilatih buat sebagai operator, teknisi dan adminsitrator sistem harus diidentifikasikan serta dilatih sesuai bidang yg akan dioperasikan.

2. Perangkat Keras (Hardware)
Komputer merupakan sebuah mesin yang bisa menerima serta memasak data sebagai informasi secara cepat dan tepat. Pendapat lain menyampaikan bahwa personal komputer hanya sebuah komponen fisik menurut sebuah sistem personal komputer yg memerlukan acara buat menjalankannya. 

Dari beberapa pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa komputer adalah sebuah alat dimana kemampuanya sangat tergantung pada manusia yg mengoperasikan dan perangkat lunak yang digunakan. 

Kecenderungan perkembangan komputer : 
  • Ukuran fisik mengecil menggunakan kemampuan yang lebih akbar 
  • Harga terjangkau (murah) 
  • Kemampuan penyimpanan data berkapasitas tinggi 
  • Transfer pengiriman data yang lebih cepat dengan adanya jaringan 
Dalam memilih perangkat keras yang pertama adalah memilih staf yang bertanggung jawab atas pemilihan dan penilaian hardware sebelum transaksi pembelian. Adanya staf yang bertanggung jawab adalah buat mengurangi ketergantungan terhadap pihak lain dan menghindari efek jelek yang mungkin ada. Hal lain adalah adanya dukungan teknis serta garansi produk berdasarkan vendor penyedia personal komputer .

3. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak diartikan sebagai metode atau mekanisme buat mengoperasikan personal komputer supaya sesuai menggunakan permintaan pemakai. Kecenderungan berdasarkan software sekarang mampu diaplikasikan pada aneka macam sistem operasi, mampu menjalankan lebih menurut satu acara dalam ketika bersamaan (multi-tasking), kemampuan mengelola data yg lebih handal, dapat dioperasikan secara beserta-sama (multi-user). 

Untuk mendapatkan perangkat lunak kini sudah banyak tersedia baik berdasarkan luar maupun pada negeri dengan banyak sekali keunggulan yg ditawarkan serta harga yang bervariasi. Di perpustakaan perangkat lunak yang dikenal diantaranya CDS/ISIS, WINISIS yang gampang didapat serta perdeo freeware berdasarkan Unesco atau menurut beberapa perguruan tinggi sekarang telah banyak menciptakan serta mengembangakan sistem perpustakaannya sendiri seperti SIPUS 2000 di UGM, Sipisis di IPB. Masih banyak lagi perguruan tinggi dan institusi pengembang aplikasi yg membuatkan SIP dengan kemampuan yg nir kalah sip. Sistem Informasi Perpustakaan ini difungsikan buat pekerjaan operasional perpustakaan, mulai menurut pengadaan, katalogisasi, inventarisasi, keanggotaan, OPAC, pengelolaan terbitan terpola, peredaran, serta pekerjaan lain pada lingkup operasi perpustakaan.

Kriteria Penilaian Software 
Suatu software dikembangkan melalui suatu pengamatan dari suatu sistem kerja yg berjalan, buat menilia suatu aplikasi tentu saja poly kriteria yang wajib diperhatikan. Beberapa criteria buat menilia aplikasi merupakan sebagai berikut :
  • Kegunaan : fasilitas dan laporan yg ada sesuai dengan kebutuhan dan menghasilkan kabar tepat dalam saat (realtime) serta relevan buat proses pengambilan keputusan.
  • Ekonomis : biaya yang dikeluarkan sebanding buat mengaplikasikan software sinkron dengan hasil yang dihasilkan.
  • Keandalan : mampu menangani operasi pekerjaan menggunakan frekuensi besar serta terus-menerus.
  • Kapasitas : bisa menyimpan data menggunakan jumlah besar menggunakan kemampuan temu kembali yg cepat.
  • Sederhana : pilihan menu-menu yang disediakan dapat dijalankan dengan gampang dan interaktif dengan pengguna
  • Fleksibel : dapat diaplikasikan di beberapa jenis sistem operasi dan institusi serta maupun mempunyai potensi buat dikembangkan lebih lanjut.
Menentukan Software
  • Membangun sendiri
  • Mengontrakan keluar
  • Membeli aplikasi jadi yg ada pada pasaran
Pilihan apapun yg dijatuhkan, perangkat lunak harus
  • Sesuai dengan keperluan
  • Memiliki ijin pemakaian
  • Ada dukungan teknis, pembinaan , dokumentasi yang relevan serta pemeliharaan.
  • Menentukan staf yang bertanggungjawab atas pemilihan dan penilaian perangkat lunak. 
Memilih serta membeli aplikasi adalah suatu proses tersedianya dukungan pemakai, lantaran dibutuhkan poly pembinaan serta pemecahan perkara sebelum sistem tadi dapat berjalan dengan baik. Salah satu cara buat memastikan dukungan pelanggan adalah memilih software yang dipakai sang sejumlah perpustakaan. Sekelompok akbar pengguna biasanya menjustifikasikan layanan dukungan pelanggan menjadi hal yg subtansial. Selain itu, pengguna bisa saling membantu dalam pemecahan perkara. 

Spesifikasi perangkat keras wajib memenuhi kebutuhan-kebutuhan minimum operasi software. 

4. Network / Jaringan 
Jaringan personal komputer sudah menjadi bagian dari automasi perpustakaan lantaran perkembangan yg terjadi pada dalam teknologi warta sendiri serta adanya kebutuhan akan pemanfaatan asal daya bersama melalui teknologi.

Komponen perangkat keras jaringan diantaranya : personal komputer sebagai server dan klien, Network Interface Card ( LAN Card terminal kabel (Hub), jaringan telepon atau radio, modem.

Hal yg harus diperhatikan dalam menciptakan jaringan personal komputer merupakan :
  1. Jumlah komputer serta lingkup menurut jaringan (LAN, WAN)
  2. Lokasi menurut hardware : personal komputer , kabel, panel distribusi, dan sejenisnya
  3. Protokol komunikasi yg digunakan
  4. Menentukan staf yg bertanggun jawab dalam pembangunan jaringan.
5. Data
Data merupakan bahan baku fakta, dapat didefinisikan menjadi gerombolan teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, warta, tindakan, benda, serta sebagainya. Data terbentuk menurut karakter, dapat berupa huruf, angka, maupun simbol khusus seperti *, $ dan /. Data disusun mulai dari bits, bytes, fields, records, arsip dan database. 

Sistem fakta menerima masukan data serta instruksi, memasak data tersebut sesuai instruksi, serta mengeluarkan hasilnya. Fungsi pengolahan kabar tak jarang membutuhkan data yang sudah dikumpulkan dan diolah pada periode ketika sebelumnya, karenanya dibubuhi sebuah penyimpanan data file (data arsip storage) ke dalam contoh sistem warta; dengan begitu, aktivitas pengolahan tersedia baik bagi data baru maupun data yang telah dikumpulkan dan disimpan sebelumnya.

Gambar Model dasar sistem informasi

Gambar Model Pengembangan Sistem Informasi

Standar basis data katalog
Kerjasama antar perpustakaan secara elektronika sudah berkembang seiring menggunakan perkembangan teknologi yang telah memungkinkan buat itu dan didasari adanya kebutuhan buat menggunakan sumber daya bersama. Bentuk tukar-menukar juga penggabungan data katalog koleksi merupakan suatu hal yg telah biasa terjadi pada perpustakaan, kerjasama dapat dilakukan apabila masing-masing perpustakaan itu mempunyai kecenderungan dalam format penulisan data katalog data. Persoalan yang acapkali dihadapi dalam kerjasama tukar-menukar atau penggabungan data merupakan banyaknya data yang ditulis dengan suka -senang yaitu nir memperhatikan baku yang terdapat. Pekerjaan konversi data merupakan hal yg membosankan dan memakan poly saat. Sering data katalog pada perpustakaan nir menggunakan standar, hal ini banyak terjadi lantaran kurangnya pemahaman akan manfaat baku penulisan data. Pertemuan-pertemuan mungkin perlu seringkali diadakan diantara anggota-anggota jaringan perpustakaan untuk menentukan baku-baku serta prosedur-prosedur yg digunakan bersama. 

Persoalan lain pada standardisasi format penulisan data katalog merupakan bahasa. Kebanyakan perpustakaan mengkoleksi materi yg menggunakan bahasa pengantar bhineka. Bagaimana dengan bahasa pengantar cantuman katalog itu sendiri? Informasi judul kentara wajib diisi sesuai menggunakan judul koleksi yang bersangkutan. Bagaimana menggunakan kolom subjek dan kata kunci? Haruskah diisi dengan bahasa nasional (Bahasa Indonesia untuk perpustakaan pada Indonesia) atau menggunakan bahasa internasional (Bahasa Inggris)? Lebih jauh lagi, bagaimana kita memberi nama pada kolom-kolom isian, menggunakan Bahasa Indonesia (judul, pengarang, penerbit, dsb.) atau bahasa Inggris (title, author, publisher etc.)? Bagaimana dengan koleksi yg berpengantar bahasa-bahasa lain seperti Arab, China atau Korea ? 

Metadata 
Metada adalah kata baru dan bukan merupakan konsep baru pada dunia pengelola keterangan. Perpustakaan telah lama membangun metada dalam bentuk pengkatalokan koleksi. 

Definisi metadata sangat beragam terdapat yang menyampaikan “data tentang data” atau “keterangan mengenai warta”, pengertian dari beberapa definisi tersebut bahwa metadata adalah sebagai bentuk pengindentifikasian, penjelasan suatu data, atau diartikan sebagai struktur berdasarkan sebuah data. Dicontohkan metadata berdasarkan katalog buku terdiri menurut : judul, pengarang, penerbit, subyek serta sebagainya. Metada yang biasa dipakai di perpustakaan adalah Marc dan Dublin Core.

INDOMARC
Machine Readable Cataloging (MARC) merupakan galat satu output serta juga sekaligus keliru satu kondisi penulisan katalog koleksi bahan pustaka perpustakaan. Standar metadata katalog perpustakaan ini dikembangkan pertama kali oleh Library of Congress, format LC MARC ternyata sangat akbar keuntungannya bagi penyebaran data katalogisasi bahan pustaka ke berbagai perpustakaan di Amerika Serikat. Keberhasilan ini membuat negara lain turut mengembangkan format MARC homogen bagi kepentingan nasionalnya masing-masing.

Format INDOMARC adalah implementasi menurut International Standard Organization (ISO) Format ISO 2719 buat Indonesia, sebuah format buat tukar-menukar fakta bibliografi melalui format digital atau media yang terbacakan mesin (machine-readable) lainnya. Informasi bibliografi umumnya meliputi pengarang, judul, subyek, catatan, data penerbitan serta pelukisan fisik. 

Indomarc menguraikan format cantuman bibliografi yg sangat lengkap terdiri berdasarkan 700 elemen serta dapat menggambarkan dengan baik kebanyakan objek fisik asal pengetahuan, misalnya jenis monograf (BK), manuskrip (AM), dan terbitan berseri (SE) termasuk; Buku Pamflet, Lembar tercetak, Atlas, Skripsi, tesis dan disertasi (baik diterbitkan ataupun nir), serta Jurnal Buku Langka. 

Dublin Core 
Dublin Core adalah salah satu skema metadata yang dipakai buat web resource description and discovery. Gagasan menciptakan baku baru agaknya dipengaruhi oleh rasa kurang puas dengan standar MARC yang dipercaya terlalu poly unsurnya serta beberapa kata yang hanya dimengerti oleh pustakawan dan kurang sanggup digunakan untuk sumber berita dalam web. Elemen Dublin Core serta MARC intinya mampu saling dikonversi. 

Metadata Dublin Core memiliki beberapa kekhususan menjadi berikut:
a. Memiliki deskripsi yg sangat sederhana
b. Semantik atau arti istilah yang gampang dikenali secara generik. 
c. Expandable mempunyai potensi buat dikembangkan lebih lanjut.

Dublin Core terdiri menurut 15 unsur yaitu :
1. Title : judul menurut sumber informasi
2. Creator : pencipta asal informasi
3. Subject : utama bahasan sumber berita, umumnya dinyatakan dalam bentuk istilah kunci atau angka klasifikasi
4. Description : informasi suatu isi berdasarkan sumber informasi, contohnya berupa abstrak, daftar isi atau uraian
5. Publisher : orang atau badan yang mempublikasikan asal informasi
6. Contributor : orang atau badan yg ikut membentuk asal informasi
7. Date : tanggal penciptaan sumber informasi
8. Type : jenis sumber fakta, nover, laporan, peta dan sebagainya
9. Format : bentuk fisik sumber kabar, format, berukuran, durasi, asal informasi
10. Identifier : angka atau serangkaian angka dan huruf yg mengidentifikasian sumber keterangan. Contoh URL, alamat situs
11. Source : rujukan ke asal dari suatu asal informasi
12. Language : bahasa yang intelektual yg digunakan sumber informasi
13. Relation : interaksi antara satu sumber informasi dengan asal berita lainnya.
14. Coverage : cakupan isi dilihat dari segi geografis atau periode ketika 
15. Rights : pemilik copyright sumber informasi

6. Manual
Manual atau biasa dianggap mekanisme adalah penjelasan bagaimana memasang, menyesuaikan, menjalankan suatu perangkat keras atau perangkat lunak. Prosedur merupakan aturan-aturan yg wajib diikuti bilamana memakai perangkat keras dan software. Banyak peripheral perangkat keras juga sistem nir berjalan dengan optimal karena dokumentasi yg tidak memadai atau pengguna tidak mengerti manual yang disediakan. Manual wajib dibaca serta dimengerti walau serumit apapun. Manual merupakan kunci bagi kelancaran sistem.

Manual / prosedur bisa jua mencakup kebijakan-kebijakan khususnya dalam lingkungan jaringan dimana pemasukan dan pengeluaran data membutuhkan format komunikasi beserta. Pertemuan-rendezvous mungkin perlu acapkali diadakan diantara anggota-anggota jaringan buat memilih standar-standar dan prosedur-prosedur.