DEFINISI DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN

Definisi serta Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi Pembangunan
Dewasa ini para ilmuawan menurut aneka macam disiplin ilmu, para pejabat pemerintahan negara-negara yang telah maju, dan beberapa badan internasional, menaruh perhatian yg sangat besar terhadap banyak sekali aspek tentang pembangunan ekonomi pada negara-negara berkembang. Berbeda dengan perhatian yg diberikan sang mereka pada ketika sebelumnya.

Ada beberapa faktor yg dianggap sebagai penyebab menurut bertambah meluasnya perhatian terhadap pembangunan di negara-negara berkembang dibanding pada sebelumnya antara lain : 
  1. Berkembangnya hasrat buat mengejar ketinggalan mereka pada bidang ekonomi. Beberapa negara misalnya Indonesia, Myanmar, Pakistan, Negara-negera Afrika, serta sebagainya bukan saja adalah negara-negara yg mempunyai jumlah penduduk miskin terbanyak, namun pula merupakan negara yang di mana perkara jumlah penduduk sangat berfokus sekali keadaannya. Oleh karena itu, mengadakan pembangunan ekonomi di negara-negara tadi adalah suatu keperluan yang sangat mendesak, yaitu buat mengatasi masalah pengangguran serta menaikkan kesejahteraan. 
  2. Perhatian terhadap perkara pembangunan negara-negara berkembang juga berasal dari negara-negara yg telah maju, lantaran ada beberapa pertimbangan yaitu 
  • perasaan perikemanusian yaitu cita-cita buat membantu negara-negara berkembang supaya bisa mempercepat pembangunan ekonomi mereka dan mengejar ketertinggalan mereka dari negara-negara maju. 
  • Untuk mendapat dukungan politik, seperti perhatian yang seringkali diberikan sang Amerika Serikat terhadap negara-negara berkembang.
Sejalan dengan bertambah besarnya perhatian yang diberikan pada menciptakan negara-negara berkembang maka makin meluas jua kesadaran bahwa tugas membangun negara-negara itu bukanlah tugas yg sederhana dan mudah. Masalah pembangunan ekonomi negara-negara berkembang adalah suatu persoalan yang sangat kompleks dan sangat berlainan sifatnya dengan masalah pembangunan yg pernah dihadapi oleh negara-negara maju. Sangat kompleksnya perkara pembangunan dan banyaknya faktor penyebab terpenting dari keadaan tadi; mengakibatkan topik yg dianalisa pada ekonomi pembangunan meliputi bidang yang sangat luas sekali. Faktor lainnya merupakan ketiadaan teori-teori pembangunan yang bisa membentuk suatu kerangka dasar pada menaruh citra tentang proses pembangunan ekonomi. Ahli-ahli ekonomi sampai waktu sekarang belum mencapai mufakat tentang fasktor-faktor yang memegang peranan penting pada pembangunan ekonomi serta bagaimana proses pembangunan ekonomi berlaku. 

Dengan adanya kelemahan tadi tidaklah berarti bahwa corak analisa ekonomi pembangunan sifat-sifatnya tidak dapat ditentukan sama sekali. Kalau disimak lebih lanjut sebenarnya pembahasan pada ekonomi pembangunan bisa dimasukkan ke pada dua golongan. Sebagian pembahasan tentang pembangunan ekonomi baik yg bersifat diskriptif maupun yg bersifat analistis yg bertujuan buat memberikan gambaran tentang berbagai sifat perekonomian serta rakyat dinegara-negara berkembang serta akibat sifat-sifatnya ini kepada kemungkinan buat membentuk ekonomi daerah tadi. Pembahasan yang selebihnya bersifat menaruh berbagai pilihan kebijaksanaan pembangunan yang dapat dilaksanakan dalam usaha untuk mempercepat proses pembangunan ekonomi pada negara-negara berkembang. Berdasarkan ke 2 sifat dasar ini, maka ekonomi pembangunan dapat didefinisikan menjadi : suatu cabang ilmu ekonomi yang bertujuan untuk menganalisa perkara-perkara yg dihadapi sang negara-negara berkembang serta menerima cara-cara untuk mengatasi masalah-kasus itu agar negara-negara tersebut dapat menciptakan ekonominya menggunakan lebih cepat lagi. 

Walaupun kebijaksanaan-kebijaksanaan pembangunan ekonomi ditujukan buat menaikkan kesejahteraan pada arti yang seluas-luasnya, aktivitas pembangunan ekonomi selalu dipandang menjadi bagian dari holistik usaha pembangunan yg dijalankan sang suatu warga . Pembangunan ekonomi hanya meliputi usaha sesuatu rakyat buat membuatkan kegiatan ekonomi dan mempertinggi pendapatan masyarakatnya, sedangkan keseluruhan bisnis-bisnis pembangunan mencakup juga usaha-usaha pembangunan sosial, politik, dan kebudayaan. Dengan adanya restriksi tersebut, maka pengertian pembangunan ekonomi dalam umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yang mengakibatkan terjadinya kenaikan pendapatan per kapita penduduk suatu masayarakat pada jangka panjang.

Dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi memiliki tiga sifat krusial yaitu: (i) suatu proses yang berarti merupakan perubahan yg terjadi monoton; (ii) usaha buat menaikkan tingkat pendapatan per kapita; dan (iii) kenaikan pendapatan perkapita itu wajib terus berlansung dalam jangka panjang. 

Menurut Todaro (1997), pembangunan ekonomi adalah bagian dari pembangunan. Sedangkan pembangunan itu sendiri bisa diartikan sebagai suatu proses multi dimensional yg melibatkan perubahan-perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-perilaku mental yang sudah terbiasa, dan forum-forum nasional termasuk jua akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan atau pemberantasan kemiskinan yg mutlak. 

Pandangan-pandangan para ekonom mengenai aspek yang berkaitan menggunakan perkara pembangunan pada negara-negara sedang berkembang itulah yang dianggap menjadi ekonomi pembangunan. Pola pembahasan pada analisis teori ekonomi mikro dan ekonomi makro yg memiliki bentuk seragam nir akan ditemukan pada analisis ekonomi pembangunan. Cabang ilmu ekonomi ini belum memiliki suatu pola analisis tertentu yg dpat diterima oleh kebanyakan ekonom.

Belum adanya pola analisis yg bisa diterima tersebut ditimbulkan sang beberapa factor. Kompleksitas kasus pembangunan serta banyaknya factor yang sangat berpengaruh terhadap pembangunan merupakan factor penyebab terpenting dari keadaan tersebut, yang pada aakhirnya menyebabkan masalah yang dianalisis pada pada ekonomi pembangunan meliputi bidang yg sangat luas. Beberapa bidang krusial yg dianalisis dalam ekonomi pembangunan antara lain : masalah pertumbuhan ekonomi, perkara kemiskinan, masalah pembentukan modal, masalah pengerahan tabungan, perkara bantuan luar negeri. Faktor penting lainnya yang menyebabkan keadaan tersebut merupakan ketiadaan teori-teori pembangunan yang bisa membentuk suatu kerangka dasar pada menaruh gambaran tentang proses pembangunan ekonomi.

Kegunaan Pembangunan Ekonomi
Dengan adanya pembangunan ekonomi maka output atau kekayaan suatu rakyat atau perekonomian akan bertambah. Di samping itu kesejahteraan rakyat juga akan bertambah karena pembangunan ekonomi sudah dapat menambah kesempatan bagi masyarakat mengadakan pilihan yg lebih luas. 

Pembangunan ekonomi jua memberikan suatu kebebasan buat menentukan kesenangan yg lebih. Di dalam perekonomian yang masih primitif orang dipaksa bekerja keras hanya buat mempertahankan hidupnya sekedar buat tidak tewas. Dengan pembangunan ekonomi akan tersedia lebih banyak barang-barang pemuas kebutuhan dan pula lebih poly kesempatan buat hayati bersenang-senang dan istirahat yang usang. Pembangunan ekonomi juga memungkinkan orang untuk memikirkan lebih banyak sifat-sifat perikemanusiaan, lantaran makin banyaknya wahana yg tersedia. Selanjutnya, menggunakan pembangunan ekonomi diharapkan akan mengurangi jurang disparitas antara negara-negara yang sedang berkembang dan negara-negara yg telah maju.

Kerugian-kerugian Dalam Pembangunan Ekonomi
Tidak seluruh pembangunan ekonomi memberikan manfaat bagi semua orang. Ada orang yg menganggap bahwa tingkah laris serta lembaga-forum yg dibutuhkan buat melaksanakan pembangunan ekonomi merupakan kurang baik dan malahan nir diinginkan. Mereka ini hanya tetap menghendaki forum-forum yg statis. Pertama-tama mereka tidak menyukai adanya semangat hemat, semangat penghematan. Justru semangat inilah yang sebenarnya merupakan salah satu syarat buat dapat dilaksanakannya pembangunan ekonomi. Orang harus berusaha buat melakukan tindakan-tindakan yg irit, baik pada produksi maupun pada konsumsi. Ia wajib selalu berusaha buat menggunakan kesempatan serta factor-faktor produksi yg dimiliki seefisien mungkin. 

Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi diartikan menjadi kenaikan dalam Produk Domestk Bruto (PDB)/Produk Nasional Bruto (PNB) tanpa melihat apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil menurut tingkat pertumbuhan/pertambahan penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi dalam negara tersebut terjadi atau nir.

Namun beberapa ahli ekonomi pada biasanya menaruh pengertian yang sama buat ke 2 kata tersebut. Mereka mengartikan pertumbuhan ekonomi atau pembangunan ekonomi menjadi kenaikan pada PDB/PNB. Dalam penggunaan yg lebih generik, istilah pertumbuhan ekonomi sering dipakai buat mencerminkan perkembangan ekonomi yg terjadi di negara-negara yang sudah maju, sedangkan pembangunan ekonomi buat menyatakan perkembangan ekonomi yg terjadi pada negara-negara berkembang.

Akhirnya, suatu perekonomian baru bisa dinyatakan berkembang jika pendapatan perkapita menerangkan kecenderungan yg menaik. Tetapi demikian tidaklah berarti bahwa pendapatan perkapita akan mengalami kenaikan terus menerus. Adanya resesi ekonomi, kekacauan politik, dan kemunduran ekspor, contohnya bisa mengakibatkan suatu perekonomian mengalami kemunduran tingkat kegiatan ekonominya. Apabila keadaan demikian hanya bersifat temporer, serta kegiatan ekonomi secara rata-homogen meningkat berdasarkan tahun ketahun, maka rakyat tadi dapatlah dikatakan mengalami pembangunan ekonomi.

DEFINISI DAN RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN

Definisi serta Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi Pembangunan
Dewasa ini para ilmuawan dari banyak sekali disiplin ilmu, para pejabat pemerintahan negara-negara yang sudah maju, serta beberapa badan internasional, menaruh perhatian yg sangat akbar terhadap banyak sekali aspek mengenai pembangunan ekonomi pada negara-negara berkembang. Berbeda dengan perhatian yg diberikan oleh mereka dalam waktu sebelumnya.

Ada beberapa faktor yang dianggap menjadi penyebab menurut bertambah meluasnya perhatian terhadap pembangunan di negara-negara berkembang dibanding dalam sebelumnya antara lain : 
  1. Berkembangnya asa untuk mengejar ketinggalan mereka pada bidang ekonomi. Beberapa negara misalnya Indonesia, Myanmar, Pakistan, Negara-negera Afrika, serta sebagainya bukan saja adalah negara-negara yg mempunyai jumlah penduduk miskin terbanyak, namun jua adalah negara yang di mana kasus jumlah penduduk sangat berfokus sekali keadaannya. Oleh karenanya, mengadakan pembangunan ekonomi pada negara-negara tadi merupakan suatu keperluan yang sangat mendesak, yaitu untuk mengatasi masalah pengangguran dan menaikkan kesejahteraan. 
  2. Perhatian terhadap kasus pembangunan negara-negara berkembang pula berasal berdasarkan negara-negara yg sudah maju, lantaran ada beberapa pertimbangan yaitu 
  • perasaan perikemanusian yaitu impian buat membantu negara-negara berkembang supaya bisa mempercepat pembangunan ekonomi mereka dan mengejar ketertinggalan mereka menurut negara-negara maju. 
  • Untuk mendapat dukungan politik, seperti perhatian yang seringkali diberikan sang Amerika Serikat terhadap negara-negara berkembang.
Sejalan dengan bertambah besarnya perhatian yang diberikan pada menciptakan negara-negara berkembang maka makin meluas juga pencerahan bahwa tugas membangun negara-negara itu bukanlah tugas yg sederhana serta mudah. Masalah pembangunan ekonomi negara-negara berkembang merupakan suatu dilema yang sangat kompleks serta sangat berlainan sifatnya menggunakan kasus pembangunan yang pernah dihadapi sang negara-negara maju. Sangat kompleksnya masalah pembangunan serta banyaknya faktor penyebab terpenting menurut keadaan tadi; mengakibatkan topik yang dianalisa pada ekonomi pembangunan mencakup bidang yg sangat luas sekali. Faktor lainnya merupakan ketiadaan teori-teori pembangunan yg dapat membentuk suatu kerangka dasar pada menaruh citra mengenai proses pembangunan ekonomi. Ahli-pakar ekonomi hingga saat kini belum mencapai konsensus mengenai fasktor-faktor yg memegang peranan krusial dalam pembangunan ekonomi serta bagaimana proses pembangunan ekonomi berlaku. 

Dengan adanya kelemahan tadi tidaklah berarti bahwa corak analisa ekonomi pembangunan sifat-sifatnya tidak dapat dipengaruhi sama sekali. Kalau disimak lebih lanjut sebenarnya pembahasan pada ekonomi pembangunan dapat dimasukkan ke dalam 2 golongan. Sebagian pembahasan mengenai pembangunan ekonomi baik yg bersifat diskriptif juga yg bersifat analistis yg bertujuan buat menaruh citra tentang banyak sekali sifat perekonomian dan rakyat dinegara-negara berkembang dan akibat sifat-sifatnya ini pada kemungkinan buat menciptakan ekonomi daerah tersebut. Pembahasan yang selebihnya bersifat menaruh aneka macam pilihan kebijaksanaan pembangunan yang dapat dilaksanakan dalam bisnis buat mempercepat proses pembangunan ekonomi pada negara-negara berkembang. Berdasarkan ke 2 sifat dasar ini, maka ekonomi pembangunan bisa didefinisikan sebagai : suatu cabang ilmu ekonomi yg bertujuan untuk menganalisa masalah-perkara yg dihadapi sang negara-negara berkembang dan mendapatkan cara-cara buat mengatasi kasus-kasus itu supaya negara-negara tadi bisa membangun ekonominya dengan lebih cepat lagi. 

Walaupun kebijaksanaan-kebijaksanaan pembangunan ekonomi ditujukan untuk menaikkan kesejahteraan dalam arti yg seluas-luasnya, aktivitas pembangunan ekonomi selalu ditinjau menjadi bagian berdasarkan holistik bisnis pembangunan yang dijalankan sang suatu rakyat. Pembangunan ekonomi hanya meliputi bisnis sesuatu warga buat membuatkan aktivitas ekonomi dan mempertinggi pendapatan masyarakatnya, sedangkan keseluruhan usaha-bisnis pembangunan mencakup jua bisnis-bisnis pembangunan sosial, politik, dan kebudayaan. Dengan adanya restriksi tadi, maka pengertian pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagai suatu proses yg mengakibatkan terjadinya kenaikan pendapatan per kapita penduduk suatu masayarakat pada jangka panjang.

Dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi memiliki 3 sifat penting yaitu: (i) suatu proses yang berarti merupakan perubahan yang terjadi terus-menerus; (ii) bisnis buat menaikkan tingkat pendapatan per kapita; dan (iii) kenaikan pendapatan perkapita itu wajib terus berlansung dalam jangka panjang. 

Menurut Todaro (1997), pembangunan ekonomi adalah bagian berdasarkan pembangunan. Sedangkan pembangunan itu sendiri dapat diartikan menjadi suatu proses multi dimensional yang melibatkan perubahan-perubahan akbar pada struktur sosial, sikap-perilaku mental yg telah terbiasa, serta lembaga-lembaga nasional termasuk jua percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan atau pemberantasan kemiskinan yg absolut. 

Pandangan-pandangan para ekonom mengenai aspek yg berkaitan dengan kasus pembangunan pada negara-negara sedang berkembang itulah yang dianggap sebagai ekonomi pembangunan. Pola pembahasan pada analisis teori ekonomi mikro dan ekonomi makro yang memiliki bentuk seragam nir akan ditemukan pada analisis ekonomi pembangunan. Cabang ilmu ekonomi ini belum mempunyai suatu pola analisis tertentu yg dpat diterima oleh kebanyakan ekonom.

Belum adanya pola analisis yg bisa diterima tersebut ditimbulkan oleh beberapa factor. Kompleksitas perkara pembangunan dan banyaknya factor yg sangat berpengaruh terhadap pembangunan adalah factor penyebab terpenting menurut keadaan tersebut, yang pada aakhirnya menyebabkan perkara yang dianalisis di dalam ekonomi pembangunan meliputi bidang yang sangat luas. Beberapa bidang penting yg dianalisis pada ekonomi pembangunan antara lain : kasus pertumbuhan ekonomi, masalah kemiskinan, kasus pembentukan modal, masalah pengerahan tabungan, masalah donasi luar negeri. Faktor penting lainnya yg mengakibatkan keadaan tersebut adalah ketiadaan teori-teori pembangunan yg bisa menciptakan suatu kerangka dasar dalam memberikan gambaran mengenai proses pembangunan ekonomi.

Kegunaan Pembangunan Ekonomi
Dengan adanya pembangunan ekonomi maka output atau kekayaan suatu warga atau perekonomian akan bertambah. Di samping itu kesejahteraan warga jua akan bertambah karena pembangunan ekonomi sudah bisa menambah kesempatan bagi rakyat mengadakan pilihan yg lebih luas. 

Pembangunan ekonomi juga memberikan suatu kebebasan untuk memilih kesenangan yg lebih. Di pada perekonomian yang masih primitif orang dipaksa bekerja keras hanya buat mempertahankan hidupnya sekedar buat nir meninggal. Dengan pembangunan ekonomi akan tersedia lebih banyak barang-barang pemuas kebutuhan serta juga lebih banyak kesempatan buat hayati bersenang-bahagia serta istirahat yang usang. Pembangunan ekonomi pula memungkinkan orang buat memikirkan lebih banyak sifat-sifat perikemanusiaan, lantaran makin banyaknya wahana yang tersedia. Selanjutnya, menggunakan pembangunan ekonomi dibutuhkan akan mengurangi jurang disparitas antara negara-negara yang sedang berkembang dan negara-negara yg telah maju.

Kerugian-kerugian Dalam Pembangunan Ekonomi
Tidak semua pembangunan ekonomi memberikan manfaat bagi seluruh orang. Ada orang yang menganggap bahwa tingkah laku dan lembaga-lembaga yang diharapkan buat melaksanakan pembangunan ekonomi merupakan kurang baik dan malahan nir diinginkan. Mereka ini hanya tetap menghendaki forum-lembaga yg tidak aktif. Pertama-tama mereka nir menyukai adanya semangat ekonomis, semangat penghematan. Justru semangat inilah yang sebenarnya merupakan galat satu kondisi buat bisa dilaksanakannya pembangunan ekonomi. Orang harus berusaha buat melakukan tindakan-tindakan yang hemat, baik pada produksi juga pada konsumsi. Ia wajib selalu berusaha buat menggunakan kesempatan dan factor-faktor produksi yg dimiliki seefisien mungkin. 

Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi diartikan menjadi kenaikan dalam Produk Domestk Bruto (PDB)/Produk Nasional Bruto (PNB) tanpa melihat apakah kenaikan itu lebih akbar atau lebih kecil menurut tingkat pertumbuhan/pertambahan penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi pada negara tersebut terjadi atau nir.

Namun beberapa ahli ekonomi dalam umumnya memberikan pengertian yang sama buat ke 2 kata tadi. Mereka mengartikan pertumbuhan ekonomi atau pembangunan ekonomi sebagai kenaikan dalam PDB/PNB. Dalam penggunaan yang lebih generik, istilah pertumbuhan ekonomi acapkali digunakan buat mencerminkan perkembangan ekonomi yang terjadi di negara-negara yg sudah maju, sedangkan pembangunan ekonomi buat menyatakan perkembangan ekonomi yg terjadi di negara-negara berkembang.

Akhirnya, suatu perekonomian baru dapat dinyatakan berkembang apabila pendapatan perkapita memperlihatkan kesamaan yang menaik. Tetapi demikian tidaklah berarti bahwa pendapatan perkapita akan mengalami kenaikan terus menerus. Adanya resesi ekonomi, kekacauan politik, dan kemunduran ekspor, contohnya dapat menyebabkan suatu perekonomian mengalami kemunduran taraf aktivitas ekonominya. Apabila keadaan demikian hanya bersifat temporer, serta kegiatan ekonomi secara rata-homogen meningkat dari tahun ketahun, maka warga tadi dapatlah dikatakan mengalami pembangunan ekonomi.

PENGERTIAN SEJARAH MENURUT PARA AHLI

Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli
Istilah “sejarah” dari dari bahasa Arab, yakni menurut kata Syajaratun yg memiliki arti “pohon kayu”. Pengertian pohon kayu disini menunjukan adanya suatu insiden, perkembangan atau pertumbuhan mengenai suatu hal atau insiden pada suatu transedental (kontinuitas) (Dadang Supardan, 2007: 341). Dalam bahasa lain, peristilahan sejarah dianggap juga histore (Perancis), geschite (Jerman), histoire atau geschiedenis (Belanda), dan history (inggris) (Dudung Abdurrahman, 1999: dua). Semuanya sama-sama mengandung pengertian yang sama, yaitu masa lampau umat insan. Sehingga menurut pengertian yang paling umum, istilah sejarah atau history berarti masa lampau umat manusia.

Menurut Abromowitz (Supardan, 2007: 342) bahwa”…history is a chronology of ivents”. Selanjutnya Costa (Supardan, 2007: 342) mendifinisikan sejarah sebagai “…record of the whole human experience”. Jadi menurut Costa bahwa sejarah dalam hakikatnnya adalah catatan semua pengalaman baik secara individu juga secara kolektif bangsa/ nation dimasa kemudian mengenai kehidupan umat insan. Selain itu dalam kamus generik bahasa Indonesia oleh W. J. S Poerwadarminta (Tamburaka, 2002: 32) disebutkan bahwa sejarah mengandung tiga pengertian, yaitu:
(1). Kesustraan usang; silsilah; dari-usul.
(dua). Kejadian dan insiden yang sahih-benar terjadi pada masa lampau.
(3). Ilmu pengetahuan, cerita pelajaran mengenai kejadian serta insiden yg sahih-sahih terjadi dalam masa lampau.

Dari beberapa kabar diatas, kentara pendapat mengenai perhatian terhadap insiden-insiden masa lalu berada dibawah ruang lingkup penulisan sejarah, yg muncul lambat laun selama berabad- abad. Tetapi buat lebih jelasnya perlu dikutif beberapa definisi sejarah menurut beberapa pakar antara lain:
1. Prof. Bernheim (Rustam E. Tamburaka: 2002) mendifinisikan sejarah sebagai “diegerchite ist de wisenchaft von die entwietlung der menrechen bettetiegung als soziele warssen”. Artinya sejarah merupakan pengetahuan yg menyelidiki mengenai perbuatan insan pada perkembangannya menjadi mahluk sosial.

2. James Hervey Robinson (Helius Sjamsuddin: 2007) mengungkapkan bahwa sejarah, pada arti yang luas merupakan seluruh yg kita ketaahui tentang setiap hal yang pernah manusia lakukan , atau pikirkan, atau rasakan. (“history in the brodes sense of the world, is all that we know everything than man ever done, or thought or felt”) 

3. R. G.kolingwood (rustam E. Tamburaka: 2007) damal bukunya yang berjudul “the of history”, menjadi orang dialis beliau menemukan dua dalil tentang sejarah yaitu: 

Pertama; sejarah mempunyai arti yg kokoh buat menilik alam pikiran manusia dan pengalaman-permgalamannya.

Kedua: sejarah bersipat unik, langsung dan dekat. Pengertian sejarah bisa menerobos hakikat yang mendalam menurut peristiwa yang sedang dipelajari serta bisa menghayati peristiwa yg sebenarnya dari alam. Mengerti sejarah berati menyelami untuk melihat menggunakan jelas pikiran pikiran yg didalamnya.

4 Prof. DR. Sartono Katordirdjo (Rusmen E. Tamburaka :2007) membagi sejarah sebagai dua pengertian yaitu: sejarah pada arti bsubjektif serta sejarah arti objektif. Sejarah pada arti subjektif adalah suatu kontrakjsi bangunan yang disusun penulis sebagai suatu uraian atau cerita. Sedangkan sejarah dalam arti yang objektif menujukkan pada kajian atau peristiwa itu sendiri, merupakan proses sejarah dalam aktualitasnya. Kejadian itu sekali terjadi dan nir dapat berulang balik .

Dari beberapa definisi sejarah menurut para hali di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa sejarah adalah insiden masa lampau umat manusia yg hanya sekali terjadi (objektif) namun sanggup dikonstuksi pada penulisan sejarah sebagai manifestasi dari kehidupan insan baik dalam kehidupannya sekarang juga yang akan tiba.

Sejarah sosial
Sejalan dengan perkembangan ilmu sejarah sampai waktu ini sudah timbul aneka macam cabang ilmu sejarah dari teman-teman yang menaruh sifat atau karaktistik tertentu dalam berbagai ragam historiografi yang dihasilkan, diantara ada yang dikatagorikan sebagai sejarah sosial, sejarah ekonomi, sejarah politik, sejarah kebudayaan, sejarah mentalitas, sejarah intelektual, sejarah demografi dan lain sebagainya, (helius sjamsuddin, 2007: 306). Sedangkan dalam goresan pena ini akan dibahas mengenai sejarah menggunakan mengunakan pendekatan sejarah sosial rakyat yang acapkali jugak dianggap sejarah sasyarakat yg terpinggirkan. Sehingga masyarakat pada penulisan sejarah tidak sebagai manusia-manusia tanpa sejarah.

Sebagai mana yg terkandung menurut tema sejarah yang pada usungnya yaitu sejarah sosial, maka sudah barang tentu didalamnya menelaah sejarah mengenai sejarah masyarakat (kemasyarakatan) (sjamsuddin, 2007: 307).

Adapun definisi sejarah sosial serta/atau sosiologi sejarah menjadi sejarah masyarakat, seringkali para sajarawan sendiri membuat definisi masing-masing yang tidak jauh tidak sama, tetapi maksudnya sama yaitu mempelajari masyarakat. Beberapaa definisi yg di makdud mengenai sejarah sosial memenurut beberapa ahli adalah sebabai berikut:
1. G. M. Trevrlan (sjamsuddin: 2007) menyebut sejarah warga menggunakan menghilangkan politiknya(the histoty of a people with the politics left out) 
2 Asa brings (sjamsuddin: 2007) menyebutkan bahwa sejarah sosial mengkaji sejarah berdasarkan orang-orang mikin atau kelas bawah, gerakan-gerakan sosial, menjadi aktivitas manusia misalnya tingkah laku , istiadat-adat, kehidupan sehari-hari , sejarah sosial pada interaksi dengan sejarah ekonomi
3. Desin smith (helius Sjamuddin:2007) mendefinisikan sejarah sosiah sebagai kajiaan tentang masa kemudian buat mengetahui bagaimana masyarakat-rakyat bekerja dan berubah .

Sehubungan menggunakan beberapa definisi sejarah sosial diatas, ada kalanya juga sejarah sosial juga diartikan menjadi sejarah aneka macam gerakan sosial, diantaranya menycakup gerakan petani, buruh, mahasiswa, proses sosial dan lain sebagainya (saartono katordirdjo, 1993: 158).

Dari bebeerapa pendapat pakar diatas bisa disimpulkan bahwasejarah sosial adalah sejarah menurut mayarakat bahwa dalam umumnya baik itu adalah aktivitas sehari-hari, kegiatan ekonomi, tata cara-tata cara, stratifikasi sosial serta lain sebagainya. Sekaligus mengkaji bagaimana warga -masyarakt tersebut pada kehidupan sosialnya, pekerjaannya maupun perubahannya dalam lintas sejarah…

Dengan mengunakan ilmu-ilmu sosial , sejarawan mempunyai kemampuan menerangkan yang lebih jelas, sekalipun kadang-kadang wajib terikat pada contoh teoritisnya. Dan pada akhirnya sejarah sosial dapat mengambil paktor sosial sebagai bahan kajiannya (kuntowijoyo, 2003: 41).

Salah satu tema pokok dari bidang sejarah sosial sudah barang tentu yialah perubahan dalam konteks sejarahnya, serta merupakan dalam satu konsep yang sangat luas cakupannya, sesungauhnya proses sejarah dalam keseluruhannya, apa apabila dikaji menurut perspektif sejarah sosialnya, merupakan proses perubahan sosial dalam berbagai dimensi atau aspeknya. 

Dipandang sebagainya proses modernisasi, prubahan sosial, yang kadang-kadang sebagai pertarungan sosial adalah adanya proses akulturasi. Artinya proses yang menycakup bisnis warga menghadapi efek kultur dari luar dengan mencari bentuk penyesuaian komuditi menurut syarat dari nilai atau itiologi baru, suatu penyesuaian berdasarkan kondisi, disposisi, dan reprensi cultural, yang kesemuanya adalah factor-faktor cultural yg menentukan sikap terhadap impak baru (Sartono Kartodirdji, 1993: 160).

Sehubungan menggunakan pendapat pada atas maka kehidupan sosial rakyat pada desa Jerowaru jua mengalami proses yang pada sebut menjadi proses perubahan ini, atau lebih tepat dikatakan terjadinya proses adaptasi dengan pengaruh luar dampak adanya hubungan sosial dalam masyarakt dan pada beberapa aspek kehidupan.

Mampat ilmu sejarah
Sejarah selalu dikaitkan dengan insiden atau peristiwa masa lampau umat insan, selaku sebuah cerita, sejarah menberikan suatu keadaan yg sebelumnya terjadi, tidak selaras dengan dongeng yg juga berbentuk cerita, tetapi hanya pelibur lara, sedangkan cerita sejarah, sumbernya adalah insiden masa lampau/ masa dilamberdasarkan peningalan sejarah. Peningalan tadi berupahasil perubahan insan sebagai mahluk sosial (Rustam E. Tamburaka 2007: 7). Dari pengalaman manuaia tersbut kita dapat bercermin dan pemiliki perubahan-perubahan nama yang dapat dijadikan ilham dan perbuatan serta tindakan mana yang seharusnya dihindari.

Dengan demikian, mamfaat yang bisa kita petik dengan mengetahui sejarah merupakan kita dapat lebih berhati-hati supaya kegagalan yg pernah perjadi nir terulang balik . Sehing tetaplah istilah kompuse, seorang filsof cina berkata “ sejarah mendidik kita supaya bertindak bijaksana. Selanjutnya Cicero (seorang pakar sejarah yunani) mengungkapkan “ history its magisstra vitae” merupakan sejarah bermamfaat sebagai guru yg baik (bijaksana). Sehingga terciptalah sebuah cerita sejarah yang berdasar pada fenomena, pada bentuk peningalan atau sumber sejarah (Rustam E.tamburaka, 2002: 7).

PENGERTIAN SEJARAH MENURUT PARA AHLI

Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli
Istilah “sejarah” dari dari bahasa Arab, yakni dari istilah Syajaratun yang mempunyai arti “pohon kayu”. Pengertian pohon kayu disini mengambarkan adanya suatu kejadian, perkembangan atau pertumbuhan tentang suatu hal atau insiden pada suatu transedental (kontinuitas) (Dadang Supardan, 2007: 341). Dalam bahasa lain, peristilahan sejarah dianggap jua histore (Perancis), geschite (Jerman), histoire atau geschiedenis (Belanda), serta history (inggris) (Dudung Abdurrahman, 1999: 2). Semuanya sama-sama mengandung pengertian yg sama, yaitu masa lampau umat insan. Sehingga menurut pengertian yg paling generik, kata sejarah atau history berarti masa lampau umat insan.

Menurut Abromowitz (Supardan, 2007: 342) bahwa”…history is a chronology of ivents”. Selanjutnya Costa (Supardan, 2007: 342) mendifinisikan sejarah menjadi “…record of the whole human experience”. Jadi dari Costa bahwa sejarah pada hakikatnnya adalah catatan seluruh pengalaman baik secara individu maupun secara kolektif bangsa/ nation dimasa lalu mengenai kehidupan umat manusia. Selain itu dalam kamus umum bahasa Indonesia oleh W. J. S Poerwadarminta (Tamburaka, 2002: 32) disebutkan bahwa sejarah mengandung 3 pengertian, yaitu:
(1). Kesustraan lama ; silsilah; dari-usul.
(dua). Kejadian serta peristiwa yang sahih-benar terjadi dalam masa lampau.
(tiga). Ilmu pengetahuan, cerita pelajaran tentang insiden serta peristiwa yang benar-sahih terjadi dalam masa lampau.

Dari beberapa keterangan diatas, jelas pendapat mengenai perhatian terhadap insiden-peristiwa masa lalu berada dibawah ruang lingkup penulisan sejarah, yg timbul lambat laun selama berabad- abad. Namun buat lebih jelasnya perlu dikutif beberapa definisi sejarah berdasarkan beberapa pakar diantaranya:
1. Prof. Bernheim (Rustam E. Tamburaka: 2002) mendifinisikan sejarah sebagai “diegerchite ist de wisenchaft von die entwietlung der menrechen bettetiegung als soziele warssen”. Artinya sejarah merupakan pengetahuan yg mengusut tentang perbuatan manusia dalam perkembangannya menjadi mahluk sosial.

2. James Hervey Robinson (Helius Sjamsuddin: 2007) mengungkapkan bahwa sejarah, pada arti yg luas merupakan seluruh yg kita ketaahui mengenai setiap hal yg pernah manusia lakukan , atau pikirkan, atau rasakan. (“history in the brodes sense of the world, is all that we know everything than man ever done, or thought or felt”) 

3. R. G.kolingwood (rustam E. Tamburaka: 2007) damal bukunya yg berjudul “the of history”, sebagai orang dialis beliau menemukan 2 dalil mengenai sejarah yaitu: 

Pertama; sejarah memiliki arti yg kokoh buat mengusut alam pikiran insan dan pengalaman-permgalamannya.

Kedua: sejarah bersipat unik, langsung dan dekat. Pengertian sejarah dapat menerobos hakikat yang mendalam menurut peristiwa yang sedang dipelajari serta dapat menghayati peristiwa yg sebenarnya menurut alam. Mengerti sejarah berati menyelami buat melihat menggunakan jelas pikiran pikiran yg didalamnya.

4 Prof. DR. Sartono Katordirdjo (Rusmen E. Tamburaka :2007) membagi sejarah menjadi dua pengertian yaitu: sejarah pada arti bsubjektif dan sejarah arti objektif. Sejarah pada arti subjektif adalah suatu kontrakjsi bangunan yg disusun penulis sebagai suatu uraian atau cerita. Sedangkan sejarah pada arti yg objektif menujukkan kepada kajian atau peristiwa itu sendiri, merupakan proses sejarah pada aktualitasnya. Kejadian itu sekali terjadi dan tidak bisa berulang pulang.

Dari beberapa definisi sejarah dari para hali pada atas, bisa diambil suatu kesimpulan bahwa sejarah merupakan insiden masa lampau umat manusia yg hanya sekali terjadi (objektif) tetapi mampu dikonstuksi pada penulisan sejarah menjadi manifestasi berdasarkan kehidupan manusia baik pada kehidupannya kini juga yang akan datang.

Sejarah sosial
Sejalan menggunakan perkembangan ilmu sejarah sampai ketika ini sudah timbul banyak sekali cabang ilmu sejarah dari sahabat-sahabat yang menaruh sifat atau karaktistik eksklusif dalam aneka macam ragam historiografi yang didapatkan, diantara ada yg dikatagorikan sebagai sejarah sosial, sejarah ekonomi, sejarah politik, sejarah kebudayaan, sejarah mentalitas, sejarah intelektual, sejarah demografi dan lain sebagainya, (helius sjamsuddin, 2007: 306). Sedangkan dalam goresan pena ini akan dibahas mengenai sejarah dengan mengunakan pendekatan sejarah sosial masyarakat yg acapkali jugak disebut sejarah sasyarakat yang terpinggirkan. Sehingga warga dalam penulisan sejarah tidak menjadi manusia-manusia tanpa sejarah.

Sebagai mana yang terkandung berdasarkan tema sejarah yg di usungnya yaitu sejarah sosial, maka sudah barang tentu didalamnya menelaah sejarah mengenai sejarah rakyat (kemasyarakatan) (sjamsuddin, 2007: 307).

Adapun definisi sejarah sosial dan/atau sosiologi sejarah menjadi sejarah masyarakat, seringkali para sajarawan sendiri membuat definisi masing-masing yg tidak jauh berbeda, namun maksudnya sama yaitu mengkaji rakyat. Beberapaa definisi yang pada makdud mengenai sejarah sosial memenurut beberapa pakar adalah sebabai berikut:
1. G. M. Trevrlan (sjamsuddin: 2007) menyebut sejarah rakyat dengan menghilangkan politiknya(the histoty of a people with the politics left out) 
2 Asa brings (sjamsuddin: 2007) mengungkapkan bahwa sejarah sosial menyelidiki sejarah berdasarkan orang-orang mikin atau kelas bawah, gerakan-gerakan sosial, sebagai kegiatan manusia misalnya tingkah laris, istiadat-tata cara, kehidupan sehari-hari , sejarah sosial pada interaksi menggunakan sejarah ekonomi
3. Desin smith (helius Sjamuddin:2007) mendefinisikan sejarah sosiah menjadi kajiaan mengenai masa lalu untuk mengetahui bagaimana rakyat-rakyat bekerja dan berubah .

Sehubungan dengan beberapa definisi sejarah sosial diatas, terdapat kalanya jua sejarah sosial pula diartikan sebagai sejarah banyak sekali gerakan sosial, antara lain menycakup gerakan petani, buruh, mahasiswa, proses sosial dan lain sebagainya (saartono katordirdjo, 1993: 158).

Dari bebeerapa pendapat pakar diatas bisa disimpulkan bahwasejarah sosial adalah sejarah menurut mayarakat bahwa pada umumnya baik itu adalah aktivitas sehari-hari, aktivitas ekonomi, istiadat-tata cara, stratifikasi sosial dan lain sebagainya. Sekaligus menelaah bagaimana rakyat-masyarakt tersebut dalam kehidupan sosialnya, pekerjaannya maupun perubahannya pada lintas sejarah…

Dengan mengunakan ilmu-ilmu sosial , sejarawan memiliki kemampuan memperlihatkan yang lebih kentara, sekalipun kadang-kadang harus terikat dalam model teoritisnya. Dan pada akhirnya sejarah sosial dapat merogoh paktor sosial menjadi bahan kajiannya (kuntowijoyo, 2003: 41).

Salah satu tema utama berdasarkan bidang sejarah sosial sudah barang tentu yialah perubahan pada konteks sejarahnya, dan merupakan dalam satu konsep yang sangat luas cakupannya, sesungauhnya proses sejarah dalam keseluruhannya, apa apabila dikaji menurut perspektif sejarah sosialnya, merupakan proses perubahan sosial dalam banyak sekali dimensi atau aspeknya. 

Dipandang sebagainya proses modernisasi, prubahan sosial, yg kadang-kadang sebagai konflik sosial merupakan adanya proses akulturasi. Artinya proses yang menycakup bisnis rakyat menghadapi dampak kultur menurut luar menggunakan mencari bentuk penyesuaian komuditi menurut kondisi menurut nilai atau itiologi baru, suatu penyesuaian berdasarkan syarat, disposisi, serta reprensi cultural, yg kesemuanya adalah factor-faktor cultural yg memilih sikap terhadap imbas baru (Sartono Kartodirdji, 1993: 160).

Sehubungan menggunakan pendapat pada atas maka kehidupan sosial masyarakat pada desa Jerowaru pula mengalami proses yang di sebut menjadi proses perubahan ini, atau lebih tepat dikatakan terjadinya proses adaptasi dengan efek luar akibat adanya hubungan sosial dalam masyarakt serta pada beberapa aspek kehidupan.

Mampat ilmu sejarah
Sejarah selalu dikaitkan dengan insiden atau insiden masa lampau umat manusia, selaku sebuah cerita, sejarah menberikan suatu keadaan yang sebelumnya terjadi, tidak sinkron dengan dongeng yg pula berbentuk cerita, tetapi hanya pelibur lara, sedangkan cerita sejarah, sumbernya adalah insiden masa lampau/ masa dilamberdasarkan peningalan sejarah. Peningalan tersebut berupahasil perubahan insan menjadi mahluk sosial (Rustam E. Tamburaka 2007: 7). Dari pengalaman manuaia tersbut kita bisa bercermin dan pemiliki perubahan-perubahan nama yg bisa dijadikan ide serta perbuatan serta tindakan mana yg seharusnya dihindari.

Dengan demikian, mamfaat yang bisa kita petik dengan mengetahui sejarah merupakan kita bisa lebih berhati-hati agar kegagalan yg pernah perjadi tidak terulang kembali. Sehing tetaplah kata kompuse, seorang filsof cina berkata “ sejarah mendidik kita supaya bertindak bijaksana. Selanjutnya Cicero (seseorang ahli sejarah yunani) menyampaikan “ history its magisstra vitae” merupakan sejarah bermamfaat sebagai guru yg baik (bijaksana). Sehingga terciptalah sebuah cerita sejarah yang berdasar pada kenyataan, pada bentuk peningalan atau sumber sejarah (Rustam E.tamburaka, 2002: 7).

ADMINISTRASI NEGARA DAN MASALAHMASALAH KENEGARAAN

Administrasi Negara serta Masalah-Masalah Kenegaraan 
A. Birokrasi 
Top management dari Administrasi Negara bersifat Politis, mereka tak jarang disebut menjadi birokrasi. Birokrasi merupakan suatu organisasi negara yang dipimpin oleh pejabat pilihan negara dan bersifat non karier, mereka dipilih berdasarkan periode ketika eksklusif. Hal ini dipahami merupakan pembedaan yang sangat mendasar menurut organisasi negara serta privat. 

Spektrum pemerintah yang memperluas pengaruhnya di pada warga dengan menambah kekuasaan ekonominya bukan hanya inheren dalam negara Alaihi Salam, tapi bersifat universal. Seiring dengan berjalannya ketika, kenyataan menunjukkan bahwa birokrasi mulai mempunyai kekuasaan. Studi Kaufman menyiratkan kepercayaan sejumlah orang Amerika terhadap pemerintaannya bahwa organisasi pemerintah memang abadi dan pertumbuhannya tidak dapat dihentikan. Para penghasil keputusan ini cenderung memandang diri mereka sebagai politisi/administrator dari taraf pendidikannya.

Para manajer yang memandang dirinya sendiri pada konteks politik yang tinggi cenderung mengutamakan ilmu-ilmu sosial/mengejar tingkat magister pada administrasi negara. Tetapi semuanya merasa mereka seharusnya berpatisipasi pada pemrakarsa, perumusan, serta penyajian usul-usul kebijakan buat dewan-dewan mereka.

Birokrasi pemerintah adalah kesatuan organisasi organisasi terbesar serta mempekerjakan lebih poly orang-orang professional yang terdidik dibandingkan institusi apapun lainnya di AS. Oleh karena itu terungkap bahwa birokrasi negara patut dikaji sebagai upaya eltruistis (sebagai akibatnya kepentingan generik bisa terealisasi secara lebih efektif). Studi serta praktek tentang birokrasi negara dianggap administrasi negara. 

Administrasi negara memiliki banyak definisi, yg secara umum bisa dibagi dalam 2 kategori. Pertama, definisi yang melihat administrasi negara hanya pada lingkungan forum eksekutif saja. Dan kedua, definisi yg melihat cakupan administrasi negara mencakup semua cabang pemerintahan dan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum. 

Perkembangan Administrasi Negara
Administrasi Negara Sebelum Wilson :
  • N Plato “The Laws” masa Yunani Kuno membagi administrasi ke pada 3 cabang yaitu Pengawas Kota, Pengawas agora, dan Pengawas tempat ibadah serta menggambarkan tugas dan kewajiban, serta bagaimana memilih jumlah dan proses seleksinya. 
  • N Aristoteles “Politics” /”On Athennian Constituon” menambahkan satu jenis supervisi lagi yaitu pengawas daerah pedalaman.
  • N Marchiavelli “The Prince” Administrasi menjadi pelayan negara yang membantu negara 
  • N Montesquieui “The Spirit of Laws” Administrasi sistem regulasi dalam penerapan hukum melalui panduan-panduan operasional. 
  • N Rosseau “The Sosial Contract” bahwa waktu negara semakin besar beban administrasi akan menjadi akbar pada mendukung berlangsungnya negara. 
Singkatnya, berdasarkan pendapat para pakar di atas dapat diketahui bahwa dari tulisan antik (sebelum masa Wilson) administrasi negara telah gencar dipersoalkan.

Administrasi Negara Sebagai Disiplin Ilmu :
Pada perkembangan Administrasi menjadi disiplin ilmu mengalami beberapa proses pergantian cara pandang. Menurut Nicholas Henry menyatakan masih ada krisis definisi administrasi pada administrasi negara dan lebih jauh Henry menyarankan bahwa pemahaman administrasi bisa dipahami lewat paradigma. Henry mengutip pendapat Robert T. Golembiewski bahwa standart disiplin ilmu mencakup Lokus serta Fokus. Lokus merupakan letak/kelembagaan dari administrasi berada, sedangkan penekanan adalah sasaran spesialisasi dari bidang studi.

Administrasi Negara di tahun 90-an
Administrasi negara ditujukan guna memahami hubungan pemerintah dan warga , mempertinggi responsibilitas kebijakan negara terhadap aneka macam kebutuhan sosial, serta melembagakan praktek manajerial sehingga terbiasa bekerja menggunakan cara yang lebih efektif dan efisien. K. Bailey menjabarkan administrasi negara merupakan menyangkut perkembangan 4 macam teori yaitu :
  • Teori Diskriptif : diskripsi struktur bertingkat dan banyak sekali hubungan menggunakan lingkungan kerjanya.
  • Teori Normatif : nilai-nilai yg menjadi tujuan admnistrasi negara, alternatif keputusan, yg seharusnya diambil sang praktisi serta apa yang seharusnya dikaji dan dianjurkan dalam para pelaksana kebijakan.
  • Teori Asumtif : pemahaman yang sahih terhadap empiris seorang administrator, suatu teori yang tidak merogoh perkiraan model setan/malaikat birokrat.
  • Teori Instrumen : Peningkatan teknik-teknik manajerial pada rangka efisiensi serta efektifitas pencapaian tujuan negara.
Alasan kerangka berpikir administrasi negara perlu diketahui diantaranya :
  • Orang wajib mengetahui loka bidang administrasi tadi berada buat tahu statusnya yg sekarang.
  • Administrasi negara adalah unik , keunikannya tersebut lantaran mempunyai disparitas yang sangat menonjol menggunakan ilmu politik (mak ilmu administrasi negara) dalam kasus perkembangan segi-segi tertentu teori organisasi dan teknik manajemen. Letak perbedaannya pada fokus perilaku dan struktur birokrasi serta metodologi. Perbedaan dengan ilmu administrasi lain : teknik penilaian yang diterapkan oleh organisasi kemasyarakatan yang tidak mencari laba serta nir sama dengan organisasi partikelir yg selalu mengejar laba.
Masa Awal Ilmu Administrasi Negara :
  • Woodrow Wilson pada “ The Study of Administration ” yg dimuat di Political Science Quarterly 1887 mengetahui bahwa lebih sulit menjalankan suatu konstitusi daripada menyusunya, kemudian ia mengusulkan supaya lebih poly pikiran intelektual pada mengemban manajemen negara. Hal itu menyebabkan pertentangan di antara sarjana sesudahnya.
  • Kenyataannya Wilson terlihat mendua mengenai apa sebenarnya administrasi negara itu. Richard J. Stillman beropini Wilson gagal menjelaskan apa sebenarnya kajian adminstrasi, bagaimana seharusnya hubungan antara bidang administrasi serta politik, dan apakah kajian administrasi akan menjadi ilmu yang abstrak sama seperti ilmu alam. Tetapi dia memuji tulisan itu lantaran sanggup menempatkan tesis yg kentara, berpengaruh bertenaga serta sulit dihapus, bahwa administrasi negara perlu untuk dipelajari. 
Nicholas Henry memberikan beberapa ruang lingkup yg bisa dilihat menurut topik-topik yg dibahas (selain perkembangan ilmu administrasi negara itu sendiri) antara lain:
  • Organisasi Negara : yg dalam prinsipnya berkenaan menggunakan contoh-contoh organisasi dan perilaku birokrasi.
  • Manajemen Negara : berkenaan menggunakan sistem dan ilmu manajemen, penilaian acara serta produktivitas, anggaran negara dan manajemen asal daya insan.
  • Implementasi : menyangkut pendekatan terhadap kebijakan negara serta implementasinya, privatisasi, administrasi antar pemerintah serta etika birokrasi.
Krisis Identitas 
Krisis bukti diri yang dialami administrasi negara, berdasarkan Henry , berkisar dalam problem bagaimana administrasi negara memandang dirinya sendiri dalam ketika-waktu silam. Secara rinci krisis identitas dimaksud memberitahuakn bahwa: 
  • Krisis bukti diri yg dihadapi administrasi negara bertumpu dalam tiadanya konvensi mengenai administrasi negara sebagai ilmu ataukah bukan. 
  • Sesuatu pengetahuan bisa dilihat menjadi ilmu jika memenuhi 2 berukuran berikut:
a. Memiliki kerangka berpikir teoritis;
b. Memiliki teori-inti.
  • Administrasi negara bisa ditinjau sebagas studi multidisipliner yang bersifat eklektis lantaran banyak konsep yg dipinjam berdasarkan ilmu-ilmu.
  • Nicholas Henry memberitahuakn adanya lima paradigma administrasi negara adalah sebagai berikut :
Paradigma I “Dikotomi Politik/Admistrasi Negara 1900-1926”
Penekanan kerangka berpikir I merupakan lokus (loka) dimana administrasi negara seharusnya berada. Tokoh-tokohnya adalah Frank J. Goodnow dan Leonard D. White. Goodnow mengungkapkan bahwa politik harus memusatkan perhatian terhadap kebijakan dari kehendak masyarakat. Pemisah administrasi serta politik dimanifestasikan oleh pemisah antara badan legislatif yang bertugas mengekspresikan kehendak masyarakat, badan eksekutif yg mengimplementasikan kehendak rakyat, serta judikatif membantu legislatif menentukan tujuan dan merumuskan kebijakan. Legitimasi konseptual awal menurut batasan lokus center bidang ini menjadi kasus bagi kalangan akademisi serta praktisi dikenal menjadi dikotomi politik/administrasi. 

Hasil paradigma I memperkuat pemikiran dikotomi politik/administrasi yang tidak sama, dengan menghubungkannya menggunakan dibagi dua nilai/kabar yang berafiliasi. Gambaran wilayah kajian ahli ilmu administrasi negara diantaranya teori organisasi, budgetting, serta kepegawaian. Implikasi yg tak kalah krusial berdasarkan termin pemusatan lokus merupakan tertutupnya administrasi negara menurut bidang-bidang lainnya seperti administrasi niaga. Penekanan administrasi negara dalam administrasi dan kabar. Paradigma ini hanya ditemukan aspek lokus saja, namun penekanan kurang jelas.

Paradigma II “Prinsip-prinsip Administrasi Negara 1927-1937” 
Administrasi negara mencapai zenit kejayaannya tahun 1930-an dan 1940-an dengan adanya sambutan yg baik pada para pakar administrasi sang kalangan industri serta pemerintah. Gulick dan Urwick mengajukan 7 prinsip administrasi yaitu POSDCORB kepanjangan dari

P Planning : Perencanaan, 
Yaitu aktivitas-kegiatan yg berkenaan dengan penyusunan garis-garis besar yang memuat sesuatu yg harus dikerjakan, serta metode-metode buat melaksanakannya pada rangka mencapai tujuan organisasi. 

O Organisizing : Pengorganisasian,
Yaitu aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan penyusunan struktur yang dirancang untuk membantu pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Pengorganisasian sebenarnya merupakan proses mengorganisasikan orang-orang buat melaksanakan tugas pokoknya. Lantaran itu, pada administrasi negara kasus organisasi serta personalia merupakan dua faktor utama. 

S Staffing : Penyediaan staf,
Yaitu pengarahan dan latihan sekelompok orang yang mengerjakan sesuatu tugas, serta memelihara kondisi kerja yang menyenangkan. Ada tiga tipe program pengembangan staf yang terdiri dari presupervisory programs, middle management programs dan executive development programs. 

D Directing : Pengarahan,
Yaitu pembuatan keputusan-keputusan dan menyatukan mereka pada aturan yang bersifat khusus serta umum.

CO Coordinating : Pengkoordinasian,
Berupa aktivitas-aktivitas untuk mempertalikan banyak sekali bagian-bagian pekerjaan pada sesuatu organisasi.

R Reporting : Pelaporan,
Yaitu hal yg berkaitan menggunakan anugerah keterangan kepada manajer, sehingga yang bersangkutan dapat mengikuti perkembangan serta kemajuan kerja.

B Budgeting : Penganggaran.
Adalah fungsi yg berkenaan dengan pengendalian organisasi melalui perencanaan fiskal dan akutansi. Allen Schick membicarakan tiga tujuan aturan diantaranya pengawasan, manajemen, serta perencanaan. Memiliki fungsi menjadi fungsi kontrol, manajemen, perencanaan, serta fungsi penilaian. 

Menurut para tokoh-tokoh diatas, prinsip ini berlaku dimana saja atau bersifat universal. Sehingga kerangka berpikir ini penekanan lebih ditekankan dari pada lokus.

Masa Penuh Tantangan 1938-1947.
1938-1940, serangan timbul menurut Simon pada Administrative Behavior 1946 dan pengujiannya A Study of Decision Making Process in Administration Organization menunjukkan bahwa dalam setiap prinsip administrasi ada suatu counterprinsip serta karena itu menyebabkan keseluruhan ilham berdasarkan prinsip-prinsip itu bisa dibantah. 

Misalnya : literatur tradisional administrasi menyatakan birokrasi harus memiliki lingkup pengawasan yg sempit yg mengakibatkan penyampaian perintah menjadi rancu dan supervisi semakin tidak efektif dan bahkan hilang. Kedua, literatur buat memaksimasi komunikasi yg efektif guna mengurangi pemutarbalikan (memperbesar responsitas serta memperketat supervisi), menurut Simon usahakan taraf hirarki dibentuk serendah mungkin yakni suatu hirarki yg datar. 

Logika yg menjadi dasar prinsip ini adalah semakin sedikit orang yang mengungkapkan pesan baik ke tingkat atas/bawah maka semakin lebih memungkinkan pesan tersebut sampai pada tempat yang dituju menggunakan nisbi utuh serta tidak rusak. Hirarki datar yang diharapkan seharusnya mempunyai grafik organisasi misalnya pada bawah ini : 

Prinsip Lingkup Pengawasan Sempit

Prinsip Maksimasi Komunikasi


Reaksi Terhadap Tantangan 1947-1950
Simon juga menambahkan suatu cara lain dalam kerangka berpikir lama . Menurutnya pertama, suatu paradigma administrasi negara yg baru seharusnya memiliki dua macam pakar administrasi negara yang bekerja secara serasi dan saling memberi dorongan diantaranya : yang memusatkan perhatian dalam perkembangan ilmu administrasi murni yang berdasarkan dalam dasar-dasar psikologi sosial secara seksama. Ia menghendaki ilmu murni ditunda dulu lantaran terdapat kasus POSDCORB yaitu mengenai dasar berdasarkan pencaplokkan ilmu murni. 

Kedua, psikologi sosial memberikan dasar pemahaman terhadap pelanggaran tingkah laris administrasi yg bagi pakar administrasi negara dipercaya asing dan tak menyenangkan karena kebanyakan dari pakar tersebut nir terlatih pada psikologi sosial. Ketiga, lantaran ilmu dianggap menjadi bebas nilai ini diikuti bahwa ilmu administrasi secara logis akan melarang pakar administrasi negara menurut apa yg mereka rasa sebagai asal masalah yaitu teori politik normatif, konsep kepentingan umum, serta keseluruhan aneka macam nilai humanisme. 

Bagi Simon dan pengikutnya ilmuwan administrasi negara memiliki pemikat serta tongkat pendorong. Pemikat itu adalah pemeliharaan hubungan-hubungan konseptual yang logis antara administrasi negara dan politik yaitu proses pembuatan keputusan umum. Administrasi negara menduga tahap-termin internal dari proses itu, pembentukan kebijaksanaan generik di dalam birokrasi dan penyampaiannya kepada rakyat. Sedangkan ilmu politik menganggap termin-termin external menurut proses diantaranya tekanan-tekanan pada warga yg menyebabkan perubahan sosial politik.

Tongkat pendorong : administrasi negara memiliki prospek yg sedikit suram karena hanya melengkapi kembali buat sebagai apa yang secara teknik berorientasi ilmu murni yg bisa kehilngan kaitan terhadap realitas sosial politik dalam usaha-usaha penanaman rekayasa mentalitas pelaksana administrasi negara.

Paradigma III “Administrasi Negara Sebagai Ilmu Politik 1950-1970”
Akibat menurut perhatian serta kritik-kritik konseptual yg mengalir , administrasi negara masuk ke dalam induk disiplin ilmu politik. Hasilnya merupakan diperbaharuinya pulang penentuan lokus yakni birokrasi pemerintah namun kehilangan fokusnya. Tahap penentuan ketiga ini sebagian besar adalah bisnis menetapkan pulang kaitan-kaitan konseptual antara administrasi negara dan politik. Tetapi, konsekuensinya merupakan keharusan buat sibuk mendefinisikan bidang ini, paling nir pada penekanan analisanya, dan keahlian utamanya.

Perbandingan serta Pembangunan Administrasi
Perbandingan administrasi negara memusatkan pada lima perseteruan motivasi sebagai kegiatan ilmiah, pencarian teori, dorongan bagi aplikasi praktis, sumbangan bagi perluasan perbandingan politik, perlunya peneliti yg terlatih dalam tradisi hukum administrasi , serta analisa perbandingan berbagai perkara administrasi yg ada.

Fred W Riggs perbandingan administrasi negara menjadi wahana perdebatan dan penguatan teori administrasi negara. Perbandingan administrasi negara harus bersifat realitas, nomotetis, ekologis, factual, ilmiah, bisa digeneralisis, sistematis, dan non parochial. Terdapat 2 perbedaan administrasi negara yaitu 
  • Bertahannya parochialisme administrasi negara Amerika yg punya banyak kesamaan menggunakan parochialisme ilmu-ilmu yg mendasarkan dalam pendekatan tingkah laku dalam umumnya.
  • Administrasi negara dalam umumnya menggunakan perbandingan administrasi khususnya, punya kasus pertentangan antara praktek dan teori.
Ketegangan antara ilmu politik serta perbandingan administrasi negara adalah lantaran kurang bisa diidentifikasikan sumber. Meski ada tumpang tindih/over lapping yg jelas antara perbandingan administrasi Negara dengan perbandingan politik, khususnya tingkat kesejajaran perkembangan ke 2 sub-bidang tersebut, umur homogen-homogen para partisipan serta kemiripan pandangan serta tujuan.

Golembiewski mengikhtisarkan problem perbandingan dan pembangunan administrasi Negara tahun 1970-an. Administrasi Negara harus memberi perhatian penuh dalam kenyataaan bahwa kegagalan perbandingan administrasi dalam pokoknya ditimbulkan tidak lain di pengalaman kegagalan yg dipaksakan sendiri. Ia meletakkan tujuan yang tak sanggup dicapai yaitu dalam permulaannya dan tetap saja menentukan buat mencari contoh dan teori yg komprehensif buat mendefinisikan diri.

Paradigma IV “Administrasi Negara Sebagai Ilmu Administrasi 1956-1970”
Suatu kebenaran mengenai administrasi adalah administrasi negara tidak punya bukti diri dan keunikannya pada pada membatasi beberapa konsepnya yang lebih besar . Suatu perkara dalam rute ilmu administrasi. Meski tak terdapat prinsip-prinsip universal dalam ilmu administrasi. James D Thompson dalam Organizations in Action (1967) memberi alasan bertenaga untuk menentukan ilmu administrasi sebagai kerangka berpikir administrasi niaga yaitu semua organisasi serta metodologi manajerial pada umumnya memiliki pola-pola, ciri-karakteristik, serta kelemahan-kelemahan eksklusif. 

Dalam kerangka berpikir ini prinsip-prinsip management yang pernah popular dikembangkan secara ilmiah dan mendalam. Fokusnya merupakan konduite organisasi, analisis manajemen, dan lainnya. Semua penekanan nir hanya ditempatkan dalam ekonomi tapi juga pada administrasi negara, karenanya lokusnya kurang jelas.

Kebingungan akan istilah Negara dibidang administrasi negara memang mampu dimengerti lantaran organisasi manajerial semakin poly terkait menggunakan masalah-kasus Negara, pemerintahan serta politik sehubungan dengan makin meningkatnya segi saling keterkaitan dalam masyarakat teknologi. Para ahli administrasi negara mulai menerima bahwa kata Negara dalam administrasi negara tidak bisa diartikan pada makna institusi tetapi diartikan menjadi makna filosofis, normatif dan etika. Dengan kata lain, istilah Negara berarti segala sesuatu yang mempengaruhi kepentingan generik.

Ketegangan diantara Negara serta swasta, kepentingan generik dan motif laba yang dicerminkan kerangka berpikir ilmu administrasi tak punya peran apapun guna meredakan konflik lokus. Ilmu administrasi negara dapat dipakai buat keperluan apa saja yang paling immoral sekalipun. Konsep penentuan dan penerapan kepentingan umum memberi tonggak pembatas bagi administrasi negara serta sebuah lokus buat bidang studi ini.akan tetapi hal itu tidak akan poly, merupakan bila setiap perhatian dalam konteks ilmu administrasi, misalnya penekanan teori organisasi ataupun ilmu manajemen lebih condong ke ilmu politik. Paradigma ini menyingkirkan banyak pertimbangan nilai kecuali nilai efisiensi ekonomi sebagai akibatnya para pakar dapat mulai berpikir secara filosofis mengenai arti yg sesungguhnya istilah Negara berdasarkan administrasi Negara.

Kekuatan Separatisme : “Ilmu serta Masyarakat”dan Administrasi Negara Baru” 1965-1967
Administrasi Negara mengalami dua pembaharuan yaitu perkembangan program-acara interdisipliner pada ilmu pengetahuan, teknologi dan kebijakan generik di universitas-universitas terkemuka. Kedua merupakan munculnya administrasi negara baru. 1968, Waldo dalam The New Negara Administration : The Minnowbrook Perspective menjelaskan administrasi negara yang baru sangat memperhatikan teori-teori normatif, filosofis, aktivisme, serta banyak membahas hal-hal yg berkitan dengan nilai-nilai, etika, perkembangan para anggota secara individual pada organisasi, interaksi birokrasi dengan pihak yang dilayani, dan lainnya. Penekanannya dalam segi moral.

Paradigma V “ Administrasi Negara Sebagai Administrasi Negara, 1970-?
Administrasi Negara dalam konteks kerangka berpikir yg tengah berlaku kini . Fokusnya merupakan teori organisasi dan ilmu manajemen sedangkan lokusnya merupakan kepentingan umum serta urusan generik. Administrasi negara sudah tumbuh sebagai bidang ilmu tersendiri. Hal itu dibuktikan menggunakan munculnya perguruan-perguruan tinggi, sekolah, serta jurusan yang khusus menilik administrasi negara.

Namun cakupan sepenuhnya atas pendidikan administrasi negara masih belum niscaya. Meski begitu kesamaan-kesamaan yg niscaya pada administrasi negara semakin menyeruak diantaranya pertumbuhannya serta agresifnya pendidikan administrasi negara pada merekrut mahasiswa minoritas serta wanita.

Ciri Administrasi Negara :
  • Administrasi Negara merupakan suatu kegiatan yg nir sanggup dihindari (Unavoidable), titik tekannya yang fundamental merupakan dalam hubungannya antara negara dan warga bersifat niscaya, lain halnya dengan interaksi warga menggunakan institusi Privat (swasta) yang bersifat temporary (ad interim). 
  • Administrasi Negara memiliki monopoli buat memakai wewenang dan kekuasaannya. Negara memiliki wewenang buat memaksakan kehendaknya dalam masyarakat buat membangun kepatuhan terhadap hukum, kekuasaan buat melaksanakan paksaan dipahami sebagai coercive power, administrasi negara merupakan penjelmaan menurut hal tersebut serta diwujudkan pada forum-lembaga negara seperti kepolisian, kehakiman, dan lainnya.
  • Administrasi Negara memiliki prioritas. Administrasi negara mengandung tanggung jawab moral untuk mensejahterakan masyarakat, karenanya administrasi negara mempunyai prioritas dalam memberikan arahan ataupun pelayanannya.
  • Administrasi Negara memiliki berukuran yang nir terbatas. Terdapat lingkupan warga dalam negara yg mencakup batasan teritorial suatu negara, disitu akan terdapat administrasi negara.

ADMINISTRASI NEGARA DAN MASALAHMASALAH KENEGARAAN

Administrasi Negara dan Masalah-Masalah Kenegaraan 
A. Birokrasi 
Top management berdasarkan Administrasi Negara bersifat Politis, mereka seringkali diklaim menjadi birokrasi. Birokrasi merupakan suatu organisasi negara yg dipimpin oleh pejabat pilihan negara dan bersifat non karier, mereka dipilih berdasarkan periode saat eksklusif. Hal ini dipahami merupakan pembedaan yg sangat fundamental berdasarkan organisasi negara serta privat. 

Spektrum pemerintah yg memperluas pengaruhnya di pada warga menggunakan menambah kekuasaan ekonominya bukan hanya inheren dalam negara Alaihi Salam, tapi bersifat universal. Seiring menggunakan berjalannya saat, kenyataan menerangkan bahwa birokrasi mulai mempunyai kekuasaan. Studi Kaufman menyiratkan kepercayaan sejumlah orang Amerika terhadap pemerintaannya bahwa organisasi pemerintah memang abadi serta pertumbuhannya tidak dapat dilarang. Para produsen keputusan ini cenderung memandang diri mereka sebagai politisi/administrator berdasarkan tingkat pendidikannya.

Para manajer yg memandang dirinya sendiri dalam konteks politik yang tinggi cenderung mengutamakan ilmu-ilmu sosial/mengejar tingkat magister pada administrasi negara. Namun semuanya merasa mereka seharusnya berpatisipasi dalam pemrakarsa, perumusan, dan penyajian usul-usul kebijakan buat dewan-dewan mereka.

Birokrasi pemerintah merupakan kesatuan organisasi organisasi terbesar serta mempekerjakan lebih banyak orang-orang professional yg terdidik dibandingkan institusi apapun lainnya pada Alaihi Salam. Oleh karenanya terungkap bahwa birokrasi negara patut dikaji sebagai upaya eltruistis (sebagai akibatnya kepentingan generik dapat terealisasi secara lebih efektif). Studi dan praktek mengenai birokrasi negara disebut administrasi negara. 

Administrasi negara memiliki banyak definisi, yg secara generik dapat dibagi dalam 2 kategori. Pertama, definisi yg melihat administrasi negara hanya pada lingkungan lembaga eksekutif saja. Dan kedua, definisi yang melihat cakupan administrasi negara mencakup semua cabang pemerintahan serta hal-hal yang berkaitan menggunakan kepentingan umum. 

Perkembangan Administrasi Negara
Administrasi Negara Sebelum Wilson :
  • N Plato “The Laws” masa Yunani Kuno membagi administrasi ke dalam 3 cabang yaitu Pengawas Kota, Pengawas agora, dan Pengawas loka ibadah dan mendeskripsikan tugas dan kewajiban, serta bagaimana menentukan jumlah dan proses seleksinya. 
  • N Aristoteles “Politics” /”On Athennian Constituon” menambahkan satu jenis supervisi lagi yaitu pengawas wilayah pedalaman.
  • N Marchiavelli “The Prince” Administrasi sebagai pelayan negara yg membantu negara 
  • N Montesquieui “The Spirit of Laws” Administrasi sistem regulasi dalam penerapan hukum melalui panduan-panduan operasional. 
  • N Rosseau “The Sosial Contract” bahwa saat negara semakin besar beban administrasi akan menjadi akbar dalam mendukung berlangsungnya negara. 
Singkatnya, berdasarkan pendapat para pakar pada atas bisa diketahui bahwa dari goresan pena kuno (sebelum masa Wilson) administrasi negara sudah gencar dipersoalkan.

Administrasi Negara Sebagai Disiplin Ilmu :
Pada perkembangan Administrasi sebagai disiplin ilmu mengalami beberapa proses pergantian cara pandang. Menurut Nicholas Henry menyatakan masih ada krisis definisi administrasi dalam administrasi negara serta lebih jauh Henry menyarankan bahwa pemahaman administrasi bisa dipahami lewat paradigma. Henry mengutip pendapat Robert T. Golembiewski bahwa standart disiplin ilmu meliputi Lokus serta Fokus. Lokus adalah letak/kelembagaan menurut administrasi berada, sedangkan fokus merupakan sasaran spesialisasi menurut bidang studi.

Administrasi Negara pada tahun 90-an
Administrasi negara ditujukan guna tahu interaksi pemerintah serta masyarakat, menaikkan responsibilitas kebijakan negara terhadap banyak sekali kebutuhan sosial, serta melembagakan praktek manajerial sehingga terbiasa bekerja menggunakan cara yang lebih efektif dan efisien. K. Bailey menjabarkan administrasi negara merupakan menyangkut perkembangan 4 macam teori yaitu :
  • Teori Diskriptif : diskripsi struktur bertingkat dan banyak sekali hubungan dengan lingkungan kerjanya.
  • Teori Normatif : nilai-nilai yg sebagai tujuan admnistrasi negara, cara lain keputusan, yang seharusnya diambil sang praktisi dan apa yang seharusnya dikaji serta dianjurkan dalam para pelaksana kebijakan.
  • Teori Asumtif : pemahaman yang sahih terhadap realitas seseorang administrator, suatu teori yang tidak mengambil perkiraan contoh setan/malaikat birokrat.
  • Teori Instrumen : Peningkatan teknik-teknik manajerial dalam rangka efisiensi serta efektifitas pencapaian tujuan negara.
Alasan paradigma administrasi negara perlu diketahui diantaranya :
  • Orang wajib mengetahui loka bidang administrasi tadi berada buat tahu statusnya yg kini .
  • Administrasi negara adalah unik , keunikannya tadi karena mempunyai perbedaan yg sangat menonjol dengan ilmu politik (bunda ilmu administrasi negara) pada masalah perkembangan segi-segi eksklusif teori organisasi dan teknik manajemen. Letak perbedaannya dalam penekanan perilaku serta struktur birokrasi dan metodologi. Perbedaan menggunakan ilmu administrasi lain : teknik penilaian yang diterapkan sang organisasi kemasyarakatan yg tidak mencari laba dan tidak sama menggunakan organisasi swasta yg selalu mengejar laba.
Masa Awal Ilmu Administrasi Negara :
  • Woodrow Wilson pada “ The Study of Administration ” yg dimuat di Political Science Quarterly 1887 mengetahui bahwa lebih sulit menjalankan suatu konstitusi daripada menyusunya, lalu ia mengusulkan agar lebih poly pikiran intelektual pada mengemban manajemen negara. Hal itu menyebabkan kontradiksi pada antara sarjana sesudahnya.
  • Kenyataannya Wilson terlihat mendua mengenai apa sebenarnya administrasi negara itu. Richard J. Stillman berpendapat Wilson gagal mengungkapkan apa sebenarnya kajian adminstrasi, bagaimana seharusnya hubungan antara bidang administrasi dan politik, dan apakah kajian administrasi akan menjadi ilmu yg tak berbentuk sama misalnya ilmu alam. Namun ia memuji tulisan itu karena mampu menempatkan tesis yg kentara, berpengaruh kuat serta sulit dihapus, bahwa administrasi negara perlu untuk dipelajari. 
Nicholas Henry menaruh beberapa ruang lingkup yang bisa dilihat menurut topik-topik yang dibahas (selain perkembangan ilmu administrasi negara itu sendiri) antara lain:
  • Organisasi Negara : yg pada prinsipnya berkenaan menggunakan contoh-model organisasi serta konduite birokrasi.
  • Manajemen Negara : berkenaan dengan sistem serta ilmu manajemen, penilaian acara dan produktivitas, anggaran negara serta manajemen sumber daya insan.
  • Implementasi : menyangkut pendekatan terhadap kebijakan negara serta implementasinya, privatisasi, administrasi antar pemerintah serta etika birokrasi.
Krisis Identitas 
Krisis identitas yg dialami administrasi negara, berdasarkan Henry , berkisar dalam problem bagaimana administrasi negara memandang dirinya sendiri dalam saat-ketika silam. Secara rinci krisis identitas dimaksud menerangkan bahwa: 
  • Krisis identitas yang dihadapi administrasi negara bertumpu pada tiadanya kesepakatan tentang administrasi negara menjadi ilmu ataukah bukan. 
  • Sesuatu pengetahuan dapat ditinjau menjadi ilmu bila memenuhi 2 ukuran berikut:
a. Memiliki kerangka berpikir teoritis;
b. Memiliki teori-inti.
  • Administrasi negara dapat dipandang sebagas studi multidisipliner yang bersifat eklektis karena poly konsep yg dipinjam menurut ilmu-ilmu.
  • Nicholas Henry menampakan adanya 5 kerangka berpikir administrasi negara merupakan menjadi berikut :
Paradigma I “Dikotomi Politik/Admistrasi Negara 1900-1926”
Penekanan paradigma I merupakan lokus (loka) dimana administrasi negara seharusnya berada. Tokoh-tokohnya adalah Frank J. Goodnow dan Leonard D. White. Goodnow mengungkapkan bahwa politik harus memusatkan perhatian terhadap kebijakan dari kehendak masyarakat. Pemisah administrasi serta politik dimanifestasikan oleh pemisah antara badan legislatif yg bertugas mengekspresikan kehendak rakyat, badan eksekutif yg mengimplementasikan kehendak masyarakat, serta judikatif membantu legislatif memilih tujuan dan merumuskan kebijakan. Legitimasi konseptual awal berdasarkan batasan lokus center bidang ini sebagai masalah bagi kalangan akademisi dan praktisi dikenal menjadi dibagi dua politik/administrasi. 

Hasil kerangka berpikir I memperkuat pemikiran dikotomi politik/administrasi yg tidak sinkron, menggunakan menghubungkannya menggunakan dikotomi nilai/informasi yang berhubungan. Gambaran daerah kajian pakar ilmu administrasi negara antara lain teori organisasi, budgetting, serta kepegawaian. Implikasi yang tidak kalah penting dari tahap pemusatan lokus merupakan tertutupnya administrasi negara dari bidang-bidang lainnya misalnya administrasi niaga. Penekanan administrasi negara pada administrasi dan warta. Paradigma ini hanya ditemukan aspek lokus saja, tetapi fokus samar-samar.

Paradigma II “Prinsip-prinsip Administrasi Negara 1927-1937” 
Administrasi negara mencapai puncak kejayaannya tahun 1930-an serta 1940-an menggunakan adanya sambutan yg baik pada para pakar administrasi sang kalangan industri dan pemerintah. Gulick dan Urwick mengajukan 7 prinsip administrasi yaitu POSDCORB kepanjangan dari

P Planning : Perencanaan, 
Yaitu kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan penyusunan garis-garis besar yang memuat sesuatu yg wajib dikerjakan, serta metode-metode buat melaksanakannya dalam rangka mencapai tujuan organisasi. 

O Organisizing : Pengorganisasian,
Yaitu kegiatan-kegiatan yang berkaitan menggunakan penyusunan struktur yg dibuat buat membantu pencapaian tujuan-tujuan yang telah dipengaruhi. Pengorganisasian sebenarnya merupakan proses mengorganisasikan orang-orang buat melaksanakan tugas pokoknya. Karena itu, pada administrasi negara perkara organisasi serta personalia merupakan 2 faktor primer. 

S Staffing : Penyediaan staf,
Yaitu pengarahan dan latihan sekelompok orang yang mengerjakan sesuatu tugas, dan memelihara kondisi kerja yg menyenangkan. Ada tiga tipe acara pengembangan staf yang terdiri menurut presupervisory programs, middle management programs dan executive development programs. 

D Directing : Pengarahan,
Yaitu pembuatan keputusan-keputusan dan menyatukan mereka dalam aturan yang bersifat spesifik dan umum.

CO Coordinating : Pengkoordinasian,
Berupa kegiatan-aktivitas buat mempertalikan berbagai bagian-bagian pekerjaan dalam sesuatu organisasi.

R Reporting : Pelaporan,
Yaitu hal yg berkaitan menggunakan anugerah kabar pada manajer, sehingga yang bersangkutan dapat mengikuti perkembangan serta kemajuan kerja.

B Budgeting : Penganggaran.
Adalah fungsi yang berkenaan dengan pengendalian organisasi melalui perencanaan fiskal serta akutansi. Allen Schick menyampaikan tiga tujuan anggaran diantaranya pengawasan, manajemen, dan perencanaan. Memiliki fungsi menjadi fungsi kontrol, manajemen, perencanaan, dan fungsi penilaian. 

Menurut para tokoh-tokoh diatas, prinsip ini berlaku dimana saja atau bersifat universal. Sehingga kerangka berpikir ini penekanan lebih ditekankan menurut dalam lokus.

Masa Penuh Tantangan 1938-1947.
1938-1940, serangan ada berdasarkan Simon dalam Administrative Behavior 1946 serta pengujiannya A Study of Decision Making Process in Administration Organization memperlihatkan bahwa dalam setiap prinsip administrasi ada suatu counterprinsip serta karena itu mengakibatkan holistik pandangan baru menurut prinsip-prinsip itu dapat dibantah. 

Misalnya : literatur tradisional administrasi menyatakan birokrasi wajib memiliki lingkup pengawasan yg sempit yg mengakibatkan penyampaian perintah menjadi rancu dan supervisi semakin nir efektif dan bahkan hilang. Kedua, literatur buat memaksimasi komunikasi yg efektif guna mengurangi pemutarbalikan (memperbesar responsitas serta memperketat supervisi), berdasarkan Simon usahakan taraf hirarki dibentuk serendah mungkin yakni suatu hirarki yang datar. 

Logika yg sebagai dasar prinsip ini merupakan semakin sedikit orang yg menyampaikan pesan baik ke taraf atas/bawah maka semakin lebih memungkinkan pesan tadi sampai dalam tempat yang dituju dengan nisbi utuh dan tak rusak. Hirarki datar yg diharapkan seharusnya memiliki grafik organisasi misalnya pada bawah ini : 

Prinsip Lingkup Pengawasan Sempit

Prinsip Maksimasi Komunikasi


Reaksi Terhadap Tantangan 1947-1950
Simon juga menambahkan suatu cara lain dalam kerangka berpikir usang. Menurutnya pertama, suatu paradigma administrasi negara yg baru seharusnya mempunyai dua macam pakar administrasi negara yang bekerja secara serasi serta saling memberi dorongan antara lain : yg memusatkan perhatian pada perkembangan ilmu administrasi murni yg berdasarkan pada dasar-dasar psikologi sosial secara seksama. Ia menghendaki ilmu murni ditunda dulu lantaran ada masalah POSDCORB yaitu mengenai dasar berdasarkan pencaplokkan ilmu murni. 

Kedua, psikologi sosial menaruh dasar pemahaman terhadap pelanggaran tingkah laku administrasi yang bagi pakar administrasi negara dipercaya asing serta tak menyenangkan lantaran kebanyakan berdasarkan ahli tadi tidak terlatih pada psikologi sosial. Ketiga, lantaran ilmu dianggap sebagai bebas nilai ini diikuti bahwa ilmu administrasi secara logis akan melarang pakar administrasi negara dari apa yang mereka rasa menjadi asal perkara yaitu teori politik normatif, konsep kepentingan umum, dan holistik berbagai nilai kemanusiaan. 

Bagi Simon serta pengikutnya ilmuwan administrasi negara mempunyai pemikat dan tongkat pendorong. Pemikat itu merupakan pemeliharaan interaksi-interaksi konseptual yang logis antara administrasi negara serta politik yaitu proses pembuatan keputusan umum. Administrasi negara menduga tahap-termin internal berdasarkan proses itu, pembentukan kebijaksanaan umum di pada birokrasi dan penyampaiannya pada masyarakat. Sedangkan ilmu politik menganggap termin-termin external menurut proses antara lain tekanan-tekanan dalam warga yang mengakibatkan perubahan sosial politik.

Tongkat pendorong : administrasi negara memiliki prospek yang sedikit suram lantaran hanya melengkapi balik buat sebagai apa yang secara teknik berorientasi ilmu murni yang dapat kehilngan kaitan terhadap realitas sosial politik pada bisnis-usaha penanaman rekayasa mentalitas pelaksana administrasi negara.

Paradigma III “Administrasi Negara Sebagai Ilmu Politik 1950-1970”
Akibat menurut perhatian dan kritik-kritik konseptual yang mengalir , administrasi negara masuk ke pada induk disiplin ilmu politik. Hasilnya merupakan diperbaharuinya pulang penentuan lokus yakni birokrasi pemerintah tetapi kehilangan fokusnya. Tahap penentuan ketiga ini sebagian besar merupakan bisnis menetapkan kembali kaitan-kaitan konseptual antara administrasi negara dan politik. Namun, konsekuensinya merupakan keharusan buat sibuk mendefinisikan bidang ini, paling tidak dalam penekanan analisanya, serta keahlian utamanya.

Perbandingan dan Pembangunan Administrasi
Perbandingan administrasi negara memusatkan pada 5 pertarungan motivasi menjadi kegiatan ilmiah, pencarian teori, dorongan bagi pelaksanaan mudah, sumbangan bagi perluasan perbandingan politik, perlunya peneliti yg terlatih pada tradisi aturan administrasi , serta analisa perbandingan aneka macam kasus administrasi yg ada.

Fred W Riggs perbandingan administrasi negara menjadi wahana perdebatan dan penguatan teori administrasi negara. Perbandingan administrasi negara wajib bersifat realitas, nomotetis, ekologis, factual, ilmiah, dapat digeneralisis, sistematis, dan non parochial. Terdapat 2 disparitas administrasi negara yaitu 
  • Bertahannya parochialisme administrasi negara Amerika yg punya banyak kecenderungan dengan parochialisme ilmu-ilmu yang mendasarkan pada pendekatan tingkah laku pada umumnya.
  • Administrasi negara dalam umumnya dengan perbandingan administrasi khususnya, punya kasus pertentangan antara praktek dan teori.
Ketegangan antara ilmu politik dan perbandingan administrasi negara adalah karena kurang mampu diidentifikasikan asal. Meski terdapat tumpang tindih/over lapping yg jelas antara perbandingan administrasi Negara dengan perbandingan politik, khususnya taraf kesejajaran perkembangan ke 2 sub-bidang tersebut, umur rata-rata para partisipan dan kemiripan pandangan serta tujuan.

Golembiewski mengikhtisarkan problem perbandingan dan pembangunan administrasi Negara tahun 1970-an. Administrasi Negara harus memberi perhatian penuh pada kenyataaan bahwa kegagalan perbandingan administrasi pada pokoknya ditimbulkan tak lain di pengalaman kegagalan yg dipaksakan sendiri. Ia meletakkan tujuan yang tak mampu dicapai yaitu dalam permulaannya dan permanen saja memilih buat mencari contoh serta teori yang komprehensif buat mendefinisikan diri.

Paradigma IV “Administrasi Negara Sebagai Ilmu Administrasi 1956-1970”
Suatu kebenaran mengenai administrasi adalah administrasi negara tidak punya bukti diri dan keunikannya di dalam membatasi beberapa konsepnya yang lebih besar . Suatu masalah pada rute ilmu administrasi. Meski tidak terdapat prinsip-prinsip universal dalam ilmu administrasi. James D Thompson pada Organizations in Action (1967) memberi alasan kuat buat menentukan ilmu administrasi menjadi paradigma administrasi niaga yaitu seluruh organisasi dan metodologi manajerial dalam umumnya memiliki pola-pola, ciri-ciri, dan kelemahan-kelemahan eksklusif. 

Dalam paradigma ini prinsip-prinsip management yg pernah popular dikembangkan secara ilmiah dan mendalam. Fokusnya merupakan perilaku organisasi, analisis manajemen, serta lainnya. Semua fokus nir hanya ditempatkan pada ekonomi tapi jua dalam administrasi negara, karenanya lokusnya kurang jelas.

Kebingungan akan kata Negara dibidang administrasi negara memang mampu dimengerti karena organisasi manajerial semakin poly terkait dengan perkara-kasus Negara, pemerintahan dan politik sehubungan dengan makin meningkatnya segi saling keterkaitan pada masyarakat teknologi. Para pakar administrasi negara mulai mendapat bahwa kata Negara pada administrasi negara nir mampu diartikan dalam makna institusi namun diartikan sebagai makna filosofis, normatif dan etika. Dengan istilah lain, istilah Negara berarti segala sesuatu yang menghipnotis kepentingan generik.

Ketegangan diantara Negara dan partikelir, kepentingan generik serta motif keuntungan yang dicerminkan paradigma ilmu administrasi tidak punya peran apapun guna meredakan konflik lokus. Ilmu administrasi negara dapat digunakan untuk keperluan apa saja yg paling immoral sekalipun. Konsep penentuan dan penerapan kepentingan generik memberi tonggak pembatas bagi administrasi negara serta sebuah lokus buat bidang studi ini.akan tetapi hal itu nir akan banyak, adalah jika setiap perhatian pada konteks ilmu administrasi, misalnya fokus teori organisasi ataupun ilmu manajemen lebih condong ke ilmu politik. Paradigma ini menyingkirkan poly pertimbangan nilai kecuali nilai efisiensi ekonomi sebagai akibatnya para pakar bisa mulai berpikir secara filosofis mengenai arti yang sesungguhnya istilah Negara menurut administrasi Negara.

Kekuatan Separatisme : “Ilmu serta Masyarakat”dan Administrasi Negara Baru” 1965-1967
Administrasi Negara mengalami 2 pembaharuan yaitu perkembangan acara-program interdisipliner dalam ilmu pengetahuan, teknologi serta kebijakan umum pada universitas-universitas terkemuka. Kedua adalah keluarnya administrasi negara baru. 1968, Waldo dalam The New Negara Administration : The Minnowbrook Perspective menjelaskan administrasi negara yg baru sangat memperhatikan teori-teori normatif, filosofis, aktivisme, serta banyak membahas hal-hal yg berkitan dengan nilai-nilai, etika, perkembangan para anggota secara individual dalam organisasi, hubungan birokrasi dengan pihak yg dilayani, dan lainnya. Penekanannya dalam segi moral.

Paradigma V “ Administrasi Negara Sebagai Administrasi Negara, 1970-?
Administrasi Negara dalam konteks kerangka berpikir yg tengah berlaku kini . Fokusnya adalah teori organisasi serta ilmu manajemen sedangkan lokusnya adalah kepentingan generik dan urusan umum. Administrasi negara telah tumbuh sebagai bidang ilmu tersendiri. Hal itu dibuktikan dengan keluarnya perguruan-perguruan tinggi, sekolah, serta jurusan yg spesifik mempelajari administrasi negara.

Namun cakupan sepenuhnya atas pendidikan administrasi negara masih belum niscaya. Meski begitu kecenderungan-kesamaan yg pasti pada administrasi negara semakin menyeruak antara lain pertumbuhannya serta agresifnya pendidikan administrasi negara dalam merekrut mahasiswa minoritas serta perempuan .

Ciri Administrasi Negara :
  • Administrasi Negara merupakan suatu kegiatan yang tidak sanggup dihindari (Unavoidable), titik tekannya yang fundamental merupakan pada hubungannya antara negara serta rakyat bersifat niscaya, lain halnya menggunakan hubungan warga dengan institusi Privat (partikelir) yg bersifat temporary (ad interim). 
  • Administrasi Negara memiliki monopoli buat menggunakan wewenang serta kekuasaannya. Negara mempunyai kewenangan buat memaksakan kehendaknya pada warga untuk membangun kepatuhan terhadap aturan, kekuasaan buat melaksanakan paksaan dipahami sebagai coercive power, administrasi negara adalah penjelmaan menurut hal tadi dan diwujudkan dalam forum-lembaga negara misalnya kepolisian, kehakiman, dan lainnya.
  • Administrasi Negara memiliki prioritas. Administrasi negara mengandung tanggung jawab moral buat mensejahterakan masyarakat, karena itu administrasi negara mempunyai prioritas pada menaruh arahan ataupun pelayanannya.
  • Administrasi Negara memiliki berukuran yg tidak terbatas. Terdapat lingkupan rakyat dalam negara yg mencakup batasan teritorial suatu negara, disitu akan masih ada administrasi negara.