CARA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA PELAJAR

Sebelum kita mengetahui bagaimana cara mempertinggi keterampilan membaca berdasarkan para anak didik atau pelajar ini terlebih dahulu kita ketahui pengertian serta pemahaman dari membaca.
Membaca dari Tarigan (1987: 7-8) adalah suatu proses untuk memahami yg tersirat serta tersurat, melihat pikiran yg terkandung pada dalam kata-istilah yang tertulis. Selanjutnya menurut Tampubolon (1990: 41), membaca merupakan suatu kegiatan fisik serta mental.  Dikatakan kegiatan fisik  lantaran melibatkan kerja mata, dan dikatakan aktivitas mental karena menuntut kerja pikiran buat tahu yg tertulis.  Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses yg dilakukan serta dipergunakan sang pembaca buat memperoleh pesan yang hendak disampaikan sang penulis melalui media istilah-istilah atau bahasa tulis.
Membaca merupakan proses pengolahan bacaan secara kritis, kreatif yg dilakukan menggunakan tujuan memperoleh pemahaman yg bersifat menyeluruh tentang bacaan itu dan evaluasi terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan imbas bacaan itu (Oka, 1983: 17). Selanjutnya Burns dkk (1984: dua) beropini bahwa membaca dapat dipandang sebagai suatu proses serta hasil. Membaca menjadi suatu proses adalah semua kegiatan serta teknik yg ditempuh oleh pembaca yang menunjuk pada tujuan melalui termin-tahap tertentu. Hal tadi berarti bahwa keterampilan membaca mengandung unsur-unsur: (1) suatu proses aktivitas yg aktif-kreatif, (2) objek dan atau target aktivitas membaca yaitu lambang-lambang tertulis sebagai penuangan gagasan atau ide orang lain, dan (3) adanya pemahaman yang bersifat menyeluruh. Dalam pengertian tersebut, pembaca dicermati sebagai suatu aktivitas yg aktif karena pembaca nir hanya menerima yang dibacanya saja, melainkan berproses buat tahu, merespon, mengevaluasi, serta menghubung-hubungkan banyak sekali pengetahuan serta pengalaman yg ada pada dirinya. Adapun membaca sebagai produk mengacu pada konsekuensi dari kegiatan yang dilakukan dalam saat membaca. Jadi dapat dikatakan bahwa keterampilan membaca adalah keterampilan yang dimiliki seseorang buat memahami isi perihal tulis. Sejalan dengan hal tersebut, Harris serta Sipay (1985: 12) mengungkapkan:
“Reading is the meaningful interpretation of printed or written ekspresi symbols.  Reading (comprehension) is a result of the interaction between the perception of graphic symbols that represent language and the reader’s language skills,cognitive skills, and knowledge of the world.  In this process the reader tries to re-create the meanings intended by the writer.
Celce-Murcia (2001: 154) menyatakan:
   
In reading, “an individual constructs meaning through a transaction with written text that has been created by symbols that represent language.  The transaction involves the reader’s acting on or interpreting the text, and the interpretation is influenced by the reader’s past experiences, language background, and cultural framework, as well as the reader’s purpose for reading”.
Menurut Tarigan (1987: 11-12), ada 2 aspek keterampilan membaca yaitu keterampilan yg bersifat mekanis serta bersifat pemahaman.  Pertama, keterampilan yang bersifat mekanis  tadi meliputi: sosialisasi bentuk huruf, sosialisasi unsur-unsur linguistik serta pengenalan interaksi pola ejaan dan suara. Kedua, keterampilan yg bersifat pemahaman meliputi: tahu pengertian sederhana, tahu makna, penilaian, serta kecepatan membaca yg fleksibel.  Berdasarkan penjelasan di atas, tujuan setiap pembaca adalah memahami bacaan yg dibacanya.  Dengan demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam membaca.
Menurut Nuttal (1988: 31) keterampilan membaca pemahaman menjadi suatu proses interaksi antara pembaca menggunakan teks dalam suatu peristiwa membaca.  Dalam proses ini dituntut kemampuan mengolah kabar untuk membuat pemahaman.  Saat proses komunikasi tadi terjadi, pembaca melakukan penyusunan balik pesan yang terdapat dalam teks.  Pada termin ini pembaca melakukan interaksi antara makna yang masih ada dalam teks menggunakan makna yg telah dimiliki sebelumnya.  Jadi membaca pemahaman adalah proses menganalisis pesan penulis yg melibatkan proses mental dan dipengaruhi sang banyak sekali faktor. 


Zuchdi (1995: 34) menyatakan bahwa pemahaman merupakan seperangkat keterampilan pemerolehan pengetahuan yg digeneralisasi, yg memungkinkan orang memperoleh dan mewujudkan fakta yang diperoleh menjadi hasil membaca bahan tertulis.  Hal tersebut berarti bahwa pada proses pemahaman terjadi asimilasi dan akomodasi antara keterangan, konsep, serta generalisasi yang baru menggunakan seluruh pengetahuan yang telah dimiliki pembaca. Pembaca menginterpretasikan apa yang dibacanya berdasarkan pengetahuan yang sudah dimilikinya.  Secara tidak pribadi pembaca berdialog dengan penulis lewat bacaan. 
Makna yang masih ada pada bahan  nir selamanya masih ada dalam bacaan itu sendiri namun bisa pula berada di luar bacaan itu sendiri (makna tersirat).  Oleh karenanya pembaca yg baik wajib jeli dan melibatkan secara aktif dalam bacaan tersebut.  Hal tadi akan memudahkan pembaca dalam memperoleh pemahaman.
Berkenaan dengan keterampilan membaca pemahaman tersebut Wiryodijoyo (1989: 29) menyatakan bahwa pengajar wajib dapat mengajarkan enam macam keterampilan, yaitu menemukan lebih jelasnya, menunjukkan pikiran pokok, mencapai kata akhir, menarik kesimpulan, membuat penilaian, serta mengikuti petunjuk-petunjuk.
Dalam menyusun pertanyaan untuk mengukur keterampilan membaca pemahaman  teks bahasa Indonesia, terdapat beberapa taksonomi yang bisa digunakan sebagai acuan.  Taksonomi tujuan pendidikan yg dibuat sang Bloom, terutama buat ranah kognitif sangat banyak dipakai dalam menyusun tes.
Berdasarkan taksonomi tersebut ada enam (6) jenis pertanyaan buat mengungkap hasil belajar dalam ranah kognitif, yaitu menjadi berikut.
a.kemampuan pada aspek pengetahuan/ingatan
Kemampuan pada aspek pengetahuan/ingatan hanya dimaksud buat mengukur kemampuan ingatan tentang sesuatu hal atau warta faktual.  Kemampuan soal pada taraf ini berarti hanya mengukur taraf yg sifatnya hanya warta faktual saja.
b.kemampuan pada aspek pemahaman
Soal yang mengukur aspek tingkat pemahaman adalah soal yang dimaksudkan buat mengukur kemampuan pemahaman murid tentang adanya interaksi yg sederhana pada antara berita-berita atau konsep
c.kemampuan pada aspek aplikasi
Soal yg mengukur aspek aplikasi merupakan soal yang dimaksud buat mengukur kemampuan anak didik memilih serta mempergunakan sesuatu abstraksi eksklusif dalam situasi yg baru.
d.kemampuan pada aspek analisis
Soal yg mengukur aspek analisis merupakan soal yang dimaksud buat mengukur kemampuan siswa menganalisis sesuatu hal, hubungan, atau situasi tertentu dengan mempergunakan konsep-konsep dasar tertentu.
e.kemampuan pada aspek sintesis
Soal yang mengukur aspek sintesis adalah soal yg dimaksud buat mengukur kemampuan murid buat menghubungkan antara beberapa hal, menyusun balik hal-hal eksklusif sebagai struktur baru, atau melakukan generalisasi.
f.kemampuan pada aspek evaluasi
Soal yg mengukur pada aspek penilaian merupakan soal yang menuntut murid buat dapat melakukan penilaian terhadap sesuatu hal, perkara, atau situasi yg dihadapinya menggunakan mendasarkan diri dalam konsep atau acuan tertentu.
Menurut pendapat Heilman, Blair, dan Rupley (1986: 193), sistem klasifikasi taksonomi  Barret  dibagi sebagai 5 (lima) buah.  In Barret’s classification system, the following five levels of comprehension are identified: literal comprehension, reorganization, inferential comprehension, evaluation, and appreciation. 
Sejalan menggunakan pendapat tadi, berdasarkan Brown dan Attardo (2000: 169), pemahaman bacaan diklasifikasikan sebagai empat (4) buah, antara lain:
a.pengertian literal:  jawaban-jawaban atas pertanyaan terdapat di pada teks bacaan/tersurat.  Siswa hanya mengadopsi atau mengambil berdasarkan bacaan tersebut.
b.penggabungan kembali:  pertanyaan-pertanyaan ini masih mengenai hal-hal yg tersurat, namun digabungkan dengan warta tersurat dari 2 atau lebih bagian bacaan.
c.kesimpulan:  jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yg implisit.
d.tanggapan pribadi:  Pertanyaan seperti  “Apakah Anda menikmati cerita itu?” dan  “Apa pendapatmu tentang perilaku dari karakter X?”
Sedangkan menurut Harris & Sipay (1985: 87), pemahaman bacaan diklasifikasi menjadi lima (lima) buah berikut.
a.kosakata. Siswa itu wajib :
1)memiliki suatu kosakata bacaan yang seksama serta ekstensif.
2)memakai konteks secara efektif buat (a) menentukan makna serta suatu istilah yg tidak familiar (biasa didengar) dan (b) memilih makna yang tepat menurut suatu kata.
3)menginterpertasikan bahasa figuratif dan nonliteral.
b.pemahaman literal.  Siswa itu harus:
1)memahami makna dan keterkaitan berdasarkan aneka macam unit yang lebih luas secara meningkat, seperti frase, kalimat, paragraf, dan holistik seleksi.
2)mengerti serta mengingat kembali ilham-ilham utama yang terdapat.
3)mencatat serta mengingat kembali hal-hal detil yang ada/tersurat.
4)mengenali dan mengingat pulang serangkaian insiden yang terdapat sinkron dengan urutan yg sahih.
5)mencatat serta mengungkapkan hubungan sebab-dampak yang tersurat.
6)menemukan aneka macam jawaban pada pertanyaan yang spesifik.
7)mengikuti perintah-perintah yang tersurat secara akurat.
8)membaca sepintas buat mendapatkan kesan yg menyeluruh.
c.pemahaman inferensial.  Siswa itu wajib :
1)mengerti dan mengulang pulang ilham-wangsit primer yang implisit.
2)Mencatat dan mengulang hal-hal detil krusial yang tersirat.
3)Mengenali dan mengulang suatu rangkaian insiden-peristiwa yang implisit sinkron menggunakan urutan yg sahih.
4)Mencatat serta menjelaskan hubungan sebab-dampak yang tersirat.
5)Mengantisipasi serta memprediksi hasil-hasil.
6)Memahami planning serta maksud berdasarkan pengarang.
7)Mengidentifikasi teknik-teknik mengarang yg dipakai buat membentuk impak-impak yg diinginkan.
d.membaca kritis.  Siswa itu hendaknya mengevaluasi apa yang dibaca secara kritis.
e.membaca kreatif. Siswa itu hendaknya sanggup memprediksi berdasarkan apa yg telah dibaca untuk menerima berbagai inspirasi dan kesimpulan baru.
Faktor-faktor yg Mempengaruhi Keterampilan Membaca Pemahaman
Seperti sudah dikemukakan sebelumnya, bahwa membaca pemahaman adalah aktivitas yg melibatkan berbagai keterampilan, peningkatan keterampilan membaca pemahaman bukanlah suatu hal yang gampang.  Proses pemahaman pada keterampilan membaca merupakan proses yg memiliki aneka macam segi serta dipengaruhi oleh aneka macam faktor yg bervariasi.  Faktor-faktor tersebut diantaranya: intelegensi, minat baca, motivasi, dampak lingkungan,  pengetahuan atau pengalaman pembaca, juga kompetensi linguistik yang meliputi penguasan struktur tata bentuk,  struktur kalimat, serta pemilihan istilah. 
Jadi, keterampilan membaca pemahaman merupakan keterampilan yg sangat kompleks dan banyak dipengaruhi sang banyak sekali faktor. Jika keterampilan tadi tidak dikuasai, sudah dapat dipastikan bahwa pembaca tidak akan memperoleh taraf pemahaman yg tinggi.
Menurut Pearson (1978: 9), kemampuan membaca seorang ditentukan oleh faktor dalam diri serta luar diri seorang.  Faktor dari dalam diri mencakup: kompetensi linguistik, minat, motivasi, serta kemampuan membaca.  Sedangkan faktor menurut luar diri siswa yaitu:  unsur berdasarkan bacaan itu sendiri yg berupa pesan yg tertulis serta faktor-faktor pada lingkungan membaca.
Pendapat tersebut di atas sejalan dengan pernyataan menurut Leu Jr serta Kinzer (1987: 9) yang menyampaikan bahwa reading is a developmental, interactive, and dunia process involving learned skills.  The process specifically incorporates an individual’s linguistic knowledge, and can be both positively and negatively influenced by non-linguistic internal and external variables or factors.
Menurut Slameto (1995: 54-72), faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan sebagai dua, yaitu faktor internal serta faktor eksternal.  Faktor internal dibagi menjadi 3 faktor, yaitu faktor jasmaniah, psikologis, serta kelelahan.  Adapun faktor eksternal dikelompokkan sebagai tiga faktor, yaitu faktor keluarga, sekolah, serta warga .
Suryabrata (1995: 249-254) membagi faktor-faktor yg diduga mensugesti penentu keberhasilan belajar  pada dua klasifikasi,  yaitu: faktor-faktor yg asal dari luar diri siswa serta faktor-faktor yang dari dari dalam diri anak didik.  Faktor-faktor menurut luar murid dibagi lagi sebagai dua faktor, yaitu faktor-faktor nonsosial dan  sosial.  Adapun faktor-faktor dari pada diri siswa dibagi lagi sebagai 2 golongan, yaitu faktor-faktor psikologis dan fisiologis.
 
Selanjutnya, menurut Schieffellein dan Simmons (1981) membagi faktor-faktor yg menghipnotis kemampuan output belajar pada 3 kategori, yaitu (1) asal belajar serta proses belajar pada sekolah, (dua) kemampuan serta kecakapan pengajar,  dan (3) kemampuan murid.  Madaus (1979: 208-230),  beserta tim penelitiannya membagi sebagai 5 kategori, yaitu (1) individual anak didik, (2) lingkup sekolah, (3) latar belakang siswa, (4) komposit ubahan kelas serta individu siswa, serta (lima) skor tes intelegensi.  Sudarsono (1985: 11),  menunjukkan betapa banyaknya variabel yg diduga mempengaruhi hasil belajar murid, terdiri atas (1) latar belakang famili, seperti bahasa yang digunakan anak didik di tempat tinggal , asa orang tua, fasilitas belajar di tempat tinggal , norma belajar pada rumah, banyak saudara kandung, pendidikan orang tua,  (dua) ciri perseorangan siswa, seperti jenis kelamin, usia, urutan kelahiran, kemampuan dasar, intelegensi, sikap serta motivasi, (tiga) ciri guru, seperti pengalaman mengajar, pendidikan, penataran, serta perilaku,  (4) latar belakang sekolah, misalnya fasilitas fisik sekolah, besar sekolah, dan fasilitas alat pelajaran, termasuk kelengkapan buku-kitab pelajaran, (5) gerombolan sahabat sebaya.

Pendapat-pendapat tadi pada hakikatnya hampir sama dan saling mengisi sehingga faktor-faktor yg diduga menghipnotis kemampuan dalam keterampilan membaca pemahaman dapat dikelompokkan sebagai dua bagian, yaitu faktor linguistik dan  nonlinguistik. Faktor linguistik yg dimaksud dalam penelitian ini diantaranya:  pengetahuan fonologi, morfologi, sintaksis, serta semantik. Adapun faktor-faktor nonlinguistik berupa:  kecerdasan, minat, motivasi, cara mengikuti pelajaran, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah serta guru, lingkungan sosial, asal belajar dan proses belajar, fasilitas belajar, dan sebagainya.
Sumber : Disarikan menurut banyak sekali sumber
Sumber Gambar : //www.kemdiknas.go.id/
Referensi :
Allen, M. J. Serta Yen, W. M. (1979).  Intriduction to measurement theory.  California: Brooks/Cole Publishing Company.
Bloom, B. S., Engelhart, M. D., and Fusrt, E. J. (1956).  Taxonomy of educational objectives: Handbook I, Cognitive domain. London: Longman Group LTD.
Brown, H. D. (2000).  Principles of language learning and teaching. Fourth Edition New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Brown, S. And Attardo, S. (2000). Understanding language structure, interaction, and variation. An introduction to applied linguistics and sociolinguistics for nonspecialists. USA: The University of Michigan Press.
Burns, P. C., Roe, B. D., and Ross, E. P. (1984). Teaching reading in today’s elementary school.  Boston: Houghton Mifllin Company.
Cohen, J. (1977).  Statistical power analysis for the behavioural sciences (Rev. Ed.). New York: Academic Press.
Falk, S. Y. (1973). Linguistics and language. A kuesioner of basic concepts and applications.  USA: Xerox Co.
Leu, Jr., D. J. And Kinzer, C. K. (1987).  Effective reading instruction in the elementary grades.  Columbus:  Merrill Publishing Company and A Bell & Howell Company.
Tampubolon, D. P. (1990). Kemampuan membaca: teknik membaca efektif dan efisien.  Bandung:  Angkasa.
Tarigan, H. G.  (1987). Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung: Angkasa.
-----------. (1990). Kemampuan membaca: teknik membaca efektif dan efisien.  Bandung: Angkasa.
Wiryodijoyo, S. (1989). Strategi menaikkan kemampuan membaca (diktat). Yogyakarta: FPBS IKIP Yogyakarta.
Yuwanti. (1998). Faktor-faktor penyebab rendahnya kemampuan membaca pemahaman anak didik kelas IV Sekolah Dasar: studi masalah di Sekolah Dasar Negeri Pabean (skripsi). Yogyakarta: FBS Universitas Negeri Yogyakarta.
Zuchdi, D. (1993). Keterampilan membaca serta faktor-faktor penghambatnya: studi masalah terhadap mahasiswa berprestasi rendah. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
------------. (1995). Strategi menaikkan kemampuan membaca: peningkatan kemampuan pemahaman bacaan.  Yogyakarta: FPBS IKIP Yogyakarta.

CARA MENINGKATKAN KECEPATAN MEMBACA


Kemampuan membaca adalah salah satu standar kemampuan pada Bahasa serta Sastra Indonesia yang wajib dicapai dalam seluruh jenjang pendidikan. Melalui kemampuan membaca diperlukan murid/mahasiswa sanggup membaca dan memahami teks bacaan dengan kecepatan yg memadai. Dengan membaca bagaikan membuka jendela global, menggunakan membaca akan dapat memperoleh aneka macam pengetahuan dan kabar, karena semakin poly membaca semakin banyak pula hal yang belum diketahui, sebagai akibatnya buat membantu dan mempermudahkan mengetahui segala sesuatu, salah satu cara merupakan melalui aktivitas membaca. Nah ini dia terdapat beberapa cara buat mempercepat membaca.
Uraian cara mempertinggi kemampuan membaca diantaranya: (1) melihat menggunakan otak karena otak menyerap apa yang dipandang sang mata dan persepsi serta interprestasi otak terhadap tulisan yang dipandang sang mata bisa menghipnotis pemahaman terhadap bacaan, (dua) menggerakan mata terarah (fixed) pada suatau target (kata) dan melompat kesasaran berikutnya, (3) melebarkan jangkauan mata serta lompatan mata yaitu fiksasi meliputi 2 atau tiga kata, (4) membaca satu fiksasi buat satu unit pengertian, dan (5) menaikkan kosentrasi karena dengan kosentrasi pembaca sebagai cepat mengerti serta paham.
Sedangkan menurut asal lain mengungkapkan buat mempercepat membaca antara lain: (1) menghilangkan regresi karena regresi dapat memperlambat kecepatan membaca, (2) membuatkan ritme, cara ini dilakukan buat mengurangi regresi, (3) menaikkan jangkauan pandangan mata dapat dilakukan dengan melihat istilah-istilah sekaligus, tentang gugusan kata, dan mengganti cara kerja otak pada mendapat liputan, (4) latihantachistopic atau sering diklaim flashing, latihan ini menggunakan perangkat antiregresi.
Selain cara-cara yg disebutkan pada atas ada beberapa alternatif buat menaikkan keterampilan membaca cepat diantaranya: (1) sediakan ketika tiap hari minimal sepuluh mnt buat membaca apa saja menggunakan penuh perhatian, (dua) paksakan diri Anda buat membaca lebih cepat dari umumnya, (3) hindari kebiasaan jelek pada membaca seperti gerakan bibir atau vokalisasi, (4) latih kemampuan mengenali pandangan baru utama, (5) jangan pernah mundur kebelakang (regresi), (6) cintai kegiatan membaca serta jadikan sebagai kebiasaan.
Secara teoretis, kecepatan membaca dapat ditingkatkan sebagai 2 atau 3 kali lipat kecepatan semula. Dengan mengetahui metode dan teknik menyebarkan kecepatan membaca, diikuti latihan intensif, menghilangkan norma-kebiasaan tidak baik waktu membaca, dan membiasakan diri membaca menggunakan cepat maka pada beberapa minggu kecepatan membaca akan meningkat.
Berdasarkan pendapat di atas bisa disimpulkan, cara mempercepat membaca diantaranya (1) menerapkan teknik dan metode membaca, (2) menentukan tujuan membaca terlebih dahulu, (3) menaikkan jangkauan mata serta lompatan mata yaitu fiksasi mencakup dua atau 3 istilah, (4) hindari regresi.

KOMUNIKASI PENGAWASAN DAN KOMUNIKASI EFEKTIF PENGAWASAN

Komunikasi Pengawasan Dan Komunikasi Efektif Pengawasan
Mengembangkan Komunikasi Pengawasan yg Efektif
Pengawasan memiliki peran serta fungsi strategis pada mendorong pencapaian tujuan program dan aktivitas. Berbekal pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, para pengawas dapat memberikan ide serta mendorong para stakeholder lainnya untuk terus berbagi profesionalisme serta menaikkan kinerja mereka. Pengawas layaknya kawan tempat menyebarkan serta loka meminta saran serta pendapat pada pengelolaan program serta kegiatan Sementara itu para pengawas selayaknya menjadi konselor serta konsultan pada memecahkan problema serta menaikkan kualitas kegiatan.

Pengawas dituntut mempunyai kompetensi sosial, khususnya pada menjalin mitra dengan para stakeholder lainnya. Hal ini lantaran dalam bekerja pengawas bertemu banyak orang dengan berbagai latar belakang, syarat, kepentingan serta masalah yg dihadapi. Mereka juga wajib mampu bermitra baik menggunakan individu juga gerombolan , selain itu pengawas pula berperan buat berbagi jaringan kemitraan dengan banyak sekali pihak yg terkait menggunakan peningkatan mutu, dan menyebarkan tim kerjasama yg kokoh. Oleh karena itu pengawas dituntut supaya bisa berkomunikasi secara efektif dengan semua pihak terutama pihak yang diawasi .

Kedudukan serta Fungsi Komunikasi
Organisasi tidak akan efektif apabila hubungan diantara orang-orang yg tergabung dalam suatu organisasi nir pernah ada komunikasi. Komunikasi sebagai sangat penting karena merupakan aktivitas tempat pimpinan mencurahkan waktunya buat menginformasikan sesuatu dengan cara tertentu pada seorang atau kelompok orang. Dengan Komunikasi, maka fungsi manajerial yang berawal dari fungsi perencanaan, implementasi dan pengawasan bisa dicapai.

Komunikasi tergantung dalam persepsi, dan kebalikannya persepsi pula tergantung pada komunikasi. Persepsi mencakup seluruh proses yg dilakukan seorang pada tahu warta mengenai lingkungannya. Baik buruknya proses komunikasi tergantung persepsi masing-masing orang yang terlibat pada dalamnya. 

Ketidaksamaan pengertian antara penerima dan pengirim keterangan akan menyebabkan kegagalan berkomunikasi. 

Beberapa faktor komunikasi yang berperan pada membentuk serta memelihara otoritas yg objektif dalam organisasi,dari pendapat Barnard (1968,175-181) adalah sebagai berikut.
  • Saluran komunikasi wajib diketahui secara pasti
  • Seyogyanya harus ada saluran komunikasi formal pada setiap anggota organisasi
  • Jalur komunikasi seharusnya eksklusif serta sependek mungkin
  • Garis komunikasi formal hendaknya digunakan secara normal
  • Orang-orang yang bekerja menjadi pusat pengatur komunikasi haruslah orang-orang yg berkemampuan cakap
  • Garis komunikasi seharusnya tidak mendapat gangguan pada waktu organisasi sedang berlangsung
  • Setiap komunikasi haruslah disahkan.
Dalam tahu komunikasi dari perilaku organisasi bahwa komunikasi merupakan suatu proses antar orang atau antar pribadi yang melibatkan suatu usaha buat mengganti konduite. Perilaku yg terjadi dalam suatu organisasi merupakan adalah unsur pokok dalam proses komunikasi tersebut 

Perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat, tidaklah mengurangi arti pentingnya komunikasi diantara orang yang tergabung pada organisasi. Komunikasi antara orang dengan orang nir selalu tergantung pada teknologi, akan tetapi tergantung menurut kekuatan dalam diri orang serta dalam lingkungannya. Komunikasi adalah suatu proses interaksi antara orang itu sendiri. Proses yang berjalan menurut komunikator yg mengungkapkan pesan (message) melalui jalur eksklusif (medium), kemudian ditangkap sang penerima (receiver) dan bila memungkinkan sebagai umpan pulang (feedback) pada komunikator.

Gambaran generik proses komunikasi dijelaskan dari pendapat (Thoha, 1990,167) sebagai berikut.
  • Tahap proses penciptaan gagasan, pesan atau informasi. Pada umumnya timbul karena terdapat rangsangan berdasarkan luar atau terdapat kebutuhan buat berkomunikasi dalam diri.
  • Tahap Penyandian (Encoding), yaitu proses penyusunan gagasan atau pesan sebagai suatu bentuk liputan (simbol, lambang, sandi) yang akan dikirimkan; termasuk pemilihan dan penentuan cara juga alat(media)buat menyampaikannya.
  • Tahap Pengiriman (Transmitting), merupakan kegiatan penyampaian pesan atau keterangan yg terjadi pada antara peserta komunikasi. Pengiriman pesan ini dapat dilakukan menggunakan cara berbicara (verbal/lisan), atau non-lisan menggunakan goresan pena, gambar, warna atau gerakan (kial); disampaikan secara pribadi atau melalui media tertentu.
  • Tahap Penerimaan (Receiving), yakni proses penerimaan atau pengumpulan pesan yang terjadi pada para peserta komunikasi. Penangkapan atau pengumpulan pesan ini bisa terjadi menggunakan cara mendengarkan, membaca, mengamati atau memperhatikan, tergantung dalam cara serta alat yang digunakan pada berkomunikasi tadi.
  • Tahap Penafsiran (Decoding), yakni usaha pemberian arti terhadap fakta/pesan pada antara peserta komunikasi. Peserta komunikasi yg berkepentingan, melalui proses berpikir, berusaha menginterpretasikan atau menafsirkan keterangan yang telah terkumpul dalam pikirannya. Pengertian “berpikir” di sini diartikan secara luas, baik memakai pikiran manusia (komunikasi manusiawi) juga naluri hewan (komunikasi dengan hewan) serta sistem memori mekanis yang masih ada pada mesin atau peralatan otomatis.
  • Tahap Respon (Pemberian Tanggapan), adalah tindak lanjut dari penafsiran yang telah dilakukan, yakni pemberian reaksi terhadap pesan yang telah disampaikan. Jadi para peserta komunikasi menggunakan arti atau makna suatu pesan menjadi dasar buat menaruh reaksi. Apabila respon/reaksi yang diberikan “sinkron” dengan maksud pengirim pesan berarti terjadi komunikasi yang efektif; dan sebaliknya bila “tidak sesuai” berarti terjadi mis-communication.
  • Tahap Balikan (Feedback), berlangsung seiring dengan tahap-termin komunikasi lainnya, yang berupa gejala atau fenomena yg dapat dijadikan petunjuk keberhasilan atau kegagalan suatu proses komunikasi. Jadi pengertian feedback ini wajib dibedakan menggunakan output (respons).
Dengan demikian, komunikasi bisa dipahami sebagai penyampaian pesan, fakta atau pemikiran ilham-ilham dari satu orang atau lebih pada orang lain atau gerombolan orang menggunakan menggunakan lambang yang sama.

Dimensi komunikasi organisasi mencakup juga komunikasi antar eksklusif. Efektivitas komunikasi antar langsung sangat tergantung dalam pribadi penerima maupun pengirim pesan misalnya yg dijelaskan ini dia:
  • Keterbukaan, meliputi aspek impian buat terbuka bagi setiap orang yang berinteraksi menggunakan orang lain, dan hasrat buat menanggapi secara amanah seluruh stimulus yg datang kepadanya 
  • Empati, yaitu merasakan sebagaimana yg dirasakan oleh orang lain atau mencoba merasakan pada cara yang sama dengan perasaan orang lain 
  • Dukungan, adakalanya perlu diucapkan namun dapat pula nir diucapkan 
  • Kepositifan, meliputi adanya perhatian yang positif terhadap diri seseorang, suatu perasaan positif itu dikumunikasikan, dan mengefektifkan kerjasama 
  • Kesamaan, meliputi kesamaan suasana serta kedudukan antara orang-orang yg berkomunikasi 
Keberhasilan komunikasi merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan hubungan menggunakan masyarakat (communication is a key to successful team effort). Artinya jika pengawas ingin berhasil dalam memberdayakan masyarakat buat berpartisipasi pada penyelenggaraannya, maka kunci pertama yg wajib dikuasai merupakan kemampuan berkomunikasi. Pengawas harus mampu membentuk komunikasi efektif.

Membangun Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif bagi pimpinan adalah keterampilan penting lantaran perencanaan, pengorganisasian, dan fungsi pengendalian bisa berjalan hanya melalui kegiatan komunikasi. Dalam beberapa situasi di pada organisasi, kadangkala ada sebuah pernyataan di antara anggota organisasi, apa yang kita dapat adalah kegagalan komunikasi. Pernyataan tersebut mempunyai arti bagi masing-masing anggota organisasi, serta menyebutkan bahwa yang menjadi masalah dasar adalah komunikasi, karena kemacetan atau kegagalan komunikasi dapat terjadi antar eksklusif, antar pribadi dalam grup, atau antar kelompok dalam organisasi.

Komunikasi bagi pimpinan adalah aspek pekerjaan yang penting menjadi bagian dari fungsi organisasi. Masalah mampu berkembang serius manakala pengarahan menjadi keliru dimengerti; gurauan yang menciptakan dalam grup kerja malah menyulut kemarahan; atau pembicaraan informal sang pimpinan terjadi distorsi (defleksi). 

Dengan istilah lain bahwa kasus komunikasi pada organisasi merupakan apakah anggota organisasi dapat berkomunikasi dengan baik atau nir?

Komunikasi merupakan keterampilan dasar seseorang pengawas, dan adalah elemen krusial pada pelayanan, karena menyangkut kompetensi pengawas sebagai orang yang melayani kepentingan serta kebutuhan, utamanya, Keterampilan dasar berkomunikasi bagi seseorang pengawas adalah:
  • Mampu saling tahu kelebihan dan kekurangan individu 
  • Mampu mengkomunikasikan pikiran serta perasaan 
  • Mampu saling menerima, menolong, dan mendukung 
  • Mampu mengatasi pertarungan yg terjadi pada komunikasi 
  • Saling menghargai serta menghormati 
Mengembangkan keterampilan berkomunikasi bagi pengawas dapat dilakukan menggunakan memperhatikan:
  • Manfaat dan pentingnya komunikasi 
  • Penguasaan konduite individu 
  • Komponen-komponen komunikasi, Praktek keterampilan berkomunikasi 
  • Bantuan orang lain 
  • Latihan yg monoton 
  • Partner berlatih, buat meningkatkan kemampuan adaptif berkomunikasi 
Seorang pengawas perlu membentuk jaringan komunikasi yg sehat, baik menggunakan Analisis jaringan komunikasi dapat dilakukan buat mengetahui: Peranan individu (karyawan) dalam penyaluran fakta organisasi, yang sekaligus jua menampakan pola hubungan antara individu tersebut dengan individu lain, Bentuk interaksi atau koneksi orang-orang dalam organisasi serta gerombolan tertentu (klik) Keterbukaan/ketertutupan individu atau kelompok.

Peranan seorang pengawas dalam suatu jaringan komunikasi menurut pendapat (Thoha, 1990,167) merupakan :
  • Opinion leader, individu yang diakui menguasai keterangan (kuantitas dan kualitas) serta menggunakan berita tadi mampu menghipnotis konduite dan keputusan-keputusan yg diambil sang individu, kelompok, atau organisasi. Opinion leader nir selalu mempunyai otoritas formal, bahkan pada umumnya merupakan pimpinan informal. 
  • Gate keepers, individu yg mengontrol arus kabar di antara anggota organisasi. Individu yg menentukan apakah suatu berita itu krusial atau nir buat diteruskan/diberikan kepada pimpinan atau pegawai organisasi. 
  • Cosmopolites, individu yg menghubungkan organisasi dengan lingkungannya. Mengumpulkan keterangan menurut aneka macam sumber di lingkungan dan mengungkapkan fakta organisasi pada lingkungan. 
  • Bridge, anggota grup atau klik dalam suatu organisasi yg menghubungkan grup itu dengan grup lain. 
  • Liaison, individu penghubung antar kelompok, dan bukan sebagai anggota keliru satu grup tadi. 
  • Isolate, anggota organisasi yang mempunyai hubungan minimal dengan orang lain dalam organisasi 
Posisi atau peranan pengawas pada jaringan arus kabar akan mensugesti, antara lain:
  • Tingkat kekuasaan (power), interaksi sosial, atau efek individual dalam organisasi. 
  • Partisipasi pada pelaksanaan tugas (intensitas serta kuantitas kegiatan organisasi, yang bisa berimbas pada peningkatan keterampilan/keahlian). 
  • Kepuasan terhadap arus berita. 
  • Konsep diri. 
Keterampilan serta sikap dalam berkomunikasi akan sangat memilih bagaimana pengembangan kualitas. Terutama pada menciptakan jaringan kemitraan dengan share/stake holder. Jaringan kemitraan yang kuat dan saling menguntungkan yang dilayani sang anggota tim kerjasama yang saling melayani, telah pasti akan memperlancar pengembangan kualitas. Pengawas yang berpengalaman serta memiliki pengetahuan memadai bisa menuntaskan aneka macam masalah pada lapangan. 

KOMUNIKASI PENGAWASAN DAN KOMUNIKASI EFEKTIF PENGAWASAN

Komunikasi Pengawasan Dan Komunikasi Efektif Pengawasan
Mengembangkan Komunikasi Pengawasan yang Efektif
Pengawasan memiliki peran serta fungsi strategis pada mendorong pencapaian tujuan program serta aktivitas. Berbekal pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, para pengawas bisa menaruh inspirasi serta mendorong para stakeholder lainnya buat terus berbagi profesionalisme serta mempertinggi kinerja mereka. Pengawas layaknya mitra tempat membuatkan dan tempat meminta saran dan pendapat pada pengelolaan program serta aktivitas Sementara itu para pengawas selayaknya menjadi konselor serta konsultan dalam memecahkan problema dan menaikkan kualitas aktivitas.

Pengawas dituntut memiliki kompetensi sosial, khususnya dalam menjalin kawan dengan para stakeholder lainnya. Hal ini karena dalam bekerja pengawas bertemu poly orang dengan berbagai latar belakang, kondisi, kepentingan serta duduk perkara yang dihadapi. Mereka pula wajib mampu bermitra baik menggunakan individu maupun grup, selain itu pengawas juga berperan buat mengembangkan jaringan kemitraan menggunakan banyak sekali pihak yang terkait dengan peningkatan mutu, dan menyebarkan tim kerjasama yang kokoh. Oleh sebab itu pengawas dituntut agar dapat berkomunikasi secara efektif menggunakan seluruh pihak terutama pihak yang diawasi .

Kedudukan dan Fungsi Komunikasi
Organisasi tidak akan efektif jika hubungan diantara orang-orang yang tergabung dalam suatu organisasi nir pernah ada komunikasi. Komunikasi menjadi sangat penting lantaran adalah aktivitas tempat pimpinan mencurahkan waktunya buat menginformasikan sesuatu menggunakan cara tertentu pada seorang atau gerombolan orang. Dengan Komunikasi, maka fungsi manajerial yang berawal menurut fungsi perencanaan, implementasi dan supervisi dapat dicapai.

Komunikasi tergantung dalam persepsi, dan kebalikannya persepsi pula tergantung dalam komunikasi. Persepsi meliputi semua proses yang dilakukan seseorang pada tahu keterangan tentang lingkungannya. Baik buruknya proses komunikasi tergantung persepsi masing-masing orang yang terlibat di dalamnya. 

Ketidaksamaan pengertian antara penerima dan pengirim liputan akan menyebabkan kegagalan berkomunikasi. 

Beberapa faktor komunikasi yang berperan dalam membangun dan memelihara otoritas yg objektif dalam organisasi,dari pendapat Barnard (1968,175-181) merupakan menjadi berikut.
  • Saluran komunikasi wajib diketahui secara pasti
  • Seyogyanya sine qua non saluran komunikasi formal pada setiap anggota organisasi
  • Jalur komunikasi seharusnya pribadi serta sependek mungkin
  • Garis komunikasi formal hendaknya digunakan secara normal
  • Orang-orang yang bekerja sebagai sentra pengatur komunikasi haruslah orang-orang yg berkemampuan cakap
  • Garis komunikasi seharusnya nir mendapat gangguan pada saat organisasi sedang berlangsung
  • Setiap komunikasi haruslah disahkan.
Dalam memahami komunikasi menurut perilaku organisasi bahwa komunikasi adalah suatu proses antar orang atau antar langsung yang melibatkan suatu usaha buat membarui konduite. Perilaku yg terjadi pada suatu organisasi merupakan merupakan unsur utama pada proses komunikasi tersebut 

Perkembangan teknologi komunikasi yg sangat cepat, tidaklah mengurangi arti pentingnya komunikasi diantara orang yang tergabung pada organisasi. Komunikasi antara orang dengan orang nir selalu tergantung pada teknologi, akan tetapi tergantung berdasarkan kekuatan pada diri orang dan dalam lingkungannya. Komunikasi merupakan suatu proses hubungan antara orang itu sendiri. Proses yang berjalan dari komunikator yang membicarakan pesan (message) melalui jalur tertentu (medium), kemudian ditangkap sang penerima (receiver) dan apabila memungkinkan sebagai umpan kembali (feedback) kepada komunikator.

Gambaran umum proses komunikasi dijelaskan dari pendapat (Thoha, 1990,167) sebagai berikut.
  • Tahap proses penciptaan gagasan, pesan atau warta. Pada umumnya muncul karena terdapat rangsangan menurut luar atau terdapat kebutuhan buat berkomunikasi pada diri.
  • Tahap Penyandian (Encoding), yaitu proses penyusunan gagasan atau pesan menjadi suatu bentuk warta (simbol, lambang, sandi) yang akan dikirimkan; termasuk pemilihan serta penentuan cara juga alat(media)buat menyampaikannya.
  • Tahap Pengiriman (Transmitting), adalah aktivitas penyampaian pesan atau warta yg terjadi pada antara peserta komunikasi. Pengiriman pesan ini dapat dilakukan dengan cara berbicara (ekspresi/lisan), atau non-mulut menggunakan tulisan, gambar, warna atau gerakan (kial); disampaikan secara langsung atau melalui media eksklusif.
  • Tahap Penerimaan (Receiving), yakni proses penerimaan atau pengumpulan pesan yang terjadi dalam para peserta komunikasi. Penangkapan atau pengumpulan pesan ini bisa terjadi menggunakan cara mendengarkan, membaca, mengamati atau memperhatikan, tergantung dalam cara serta indera yg dipakai dalam berkomunikasi tadi.
  • Tahap Penafsiran (Decoding), yakni usaha anugerah arti terhadap fakta/pesan pada antara peserta komunikasi. Peserta komunikasi yang berkepentingan, melalui proses berpikir, berusaha menginterpretasikan atau menafsirkan liputan yang sudah terkumpul pada pikirannya. Pengertian “berpikir” di sini diartikan secara luas, baik menggunakan pikiran insan (komunikasi manusiawi) maupun naluri hewan (komunikasi dengan hewan) serta sistem memori mekanis yg masih ada pada mesin atau alat-alat otomatis.
  • Tahap Respon (Pemberian Tanggapan), adalah tindak lanjut dari penafsiran yg sudah dilakukan, yakni pemberian reaksi terhadap pesan yang sudah disampaikan. Jadi para peserta komunikasi memakai arti atau makna suatu pesan sebagai dasar untuk memberikan reaksi. Apabila respon/reaksi yang diberikan “sesuai” dengan maksud pengirim pesan berarti terjadi komunikasi yang efektif; dan kebalikannya bila “nir sesuai” berarti terjadi mis-communication.
  • Tahap Balikan (Feedback), berlangsung seiring menggunakan tahap-tahap komunikasi lainnya, yang berupa tanda-tanda atau kenyataan yang dapat dijadikan petunjuk keberhasilan atau kegagalan suatu proses komunikasi. Jadi pengertian feedback ini harus dibedakan dengan hasil (respons).
Dengan demikian, komunikasi dapat dipahami sebagai penyampaian pesan, berita atau pemikiran wangsit-ide menurut satu orang atau lebih pada orang lain atau gerombolan orang menggunakan menggunakan lambang yang sama.

Dimensi komunikasi organisasi mencakup jua komunikasi antar langsung. Efektivitas komunikasi antar pribadi sangat tergantung dalam langsung penerima juga pengirim pesan seperti yg dijelaskan berikut ini:
  • Keterbukaan, meliputi aspek impian buat terbuka bagi setiap orang yg berinteraksi dengan orang lain, dan hasrat untuk menanggapi secara amanah seluruh stimulus yg tiba kepadanya 
  • Empati, yaitu mencicipi sebagaimana yang dirasakan oleh orang lain atau mencoba merasakan pada cara yg sama dengan perasaan orang lain 
  • Dukungan, adakalanya perlu diucapkan namun bisa pula nir diucapkan 
  • Kepositifan, meliputi adanya perhatian yang positif terhadap diri seseorang, suatu perasaan positif itu dikumunikasikan, dan mengefektifkan kerjasama 
  • Kesamaan, mencakup kecenderungan suasana dan kedudukan antara orang-orang yang berkomunikasi 
Keberhasilan komunikasi adalah kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan interaksi menggunakan rakyat (communication is a key to successful team effort). Artinya kalau pengawas ingin berhasil dalam memberdayakan warga untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraannya, maka kunci pertama yang wajib dikuasai merupakan kemampuan berkomunikasi. Pengawas wajib sanggup membangun komunikasi efektif.

Membangun Komunikasi Efektif
Komunikasi efektif bagi pimpinan adalah keterampilan penting lantaran perencanaan, pengorganisasian, serta fungsi pengendalian dapat berjalan hanya melalui kegiatan komunikasi. Dalam beberapa situasi di dalam organisasi, kadangkala muncul sebuah pernyataan di antara anggota organisasi, apa yang kita bisa merupakan kegagalan komunikasi. Pernyataan tersebut memiliki arti bagi masing-masing anggota organisasi, serta menjelaskan bahwa yg menjadi masalah dasar adalah komunikasi, karena stagnasi atau kegagalan komunikasi dapat terjadi antar langsung, antar pribadi dalam gerombolan , atau antar grup pada organisasi.

Komunikasi bagi pimpinan merupakan aspek pekerjaan yg penting menjadi bagian menurut fungsi organisasi. Masalah bisa berkembang berfokus manakala pengarahan sebagai galat dimengerti; gurauan yg membentuk pada gerombolan kerja malah menyulut kemarahan; atau pembicaraan informal oleh pimpinan terjadi penyimpangan (penyimpangan). 

Dengan istilah lain bahwa masalah komunikasi pada organisasi merupakan apakah anggota organisasi dapat berkomunikasi dengan baik atau tidak?

Komunikasi merupakan keterampilan dasar seseorang pengawas, serta merupakan elemen krusial pada pelayanan, karena menyangkut kompetensi pengawas menjadi orang yang melayani kepentingan serta kebutuhan, utamanya, Keterampilan dasar berkomunikasi bagi seorang pengawas merupakan:
  • Mampu saling memahami kelebihan dan kekurangan individu 
  • Mampu mengkomunikasikan pikiran serta perasaan 
  • Mampu saling menerima, menolong, serta mendukung 
  • Mampu mengatasi konflik yg terjadi pada komunikasi 
  • Saling menghargai serta menghormati 
Mengembangkan keterampilan berkomunikasi bagi pengawas dapat dilakukan dengan memperhatikan:
  • Manfaat serta pentingnya komunikasi 
  • Penguasaan perilaku individu 
  • Komponen-komponen komunikasi, Praktek keterampilan berkomunikasi 
  • Bantuan orang lain 
  • Latihan yg terus-menerus 
  • Partner berlatih, untuk meningkatkan kemampuan adaptif berkomunikasi 
Seorang pengawas perlu menciptakan jaringan komunikasi yg sehat, baik menggunakan Analisis jaringan komunikasi dapat dilakukan buat mengetahui: Peranan individu (karyawan) pada penyaluran informasi organisasi, yang sekaligus jua menerangkan pola hubungan antara individu tersebut menggunakan individu lain, Bentuk hubungan atau koneksi orang-orang pada organisasi serta grup eksklusif (klik) Keterbukaan/ketertutupan individu atau grup.

Peranan seseorang pengawas dalam suatu jaringan komunikasi dari pendapat (Thoha, 1990,167) merupakan :
  • Opinion leader, individu yg diakui menguasai keterangan (kuantitas serta kualitas) dan dengan warta tersebut bisa mensugesti konduite dan keputusan-keputusan yg diambil sang individu, kelompok, atau organisasi. Opinion leader nir selalu mempunyai otoritas formal, bahkan dalam umumnya merupakan pimpinan informal. 
  • Gate keepers, individu yg mengontrol arus informasi di antara anggota organisasi. Individu yang memilih apakah suatu liputan itu penting atau nir buat diteruskan/diberikan pada pimpinan atau pegawai organisasi. 
  • Cosmopolites, individu yang menghubungkan organisasi dengan lingkungannya. Mengumpulkan keterangan berdasarkan banyak sekali asal di lingkungan dan mengungkapkan berita organisasi kepada lingkungan. 
  • Bridge, anggota grup atau klik pada suatu organisasi yang menghubungkan grup itu menggunakan kelompok lain. 
  • Liaison, individu penghubung antar kelompok, dan bukan sebagai anggota galat satu grup tersebut. 
  • Isolate, anggota organisasi yang memiliki hubungan minimal dengan orang lain dalam organisasi 
Posisi atau peranan pengawas dalam jaringan arus fakta akan mensugesti, antara lain:
  • Tingkat kekuasaan (power), hubungan sosial, atau pengaruh individual dalam organisasi. 
  • Partisipasi pada pelaksanaan tugas (intensitas dan kuantitas aktivitas organisasi, yg bisa berimbas pada peningkatan keterampilan/keahlian). 
  • Kepuasan terhadap arus keterangan. 
  • Konsep diri. 
Keterampilan dan perilaku pada berkomunikasi akan sangat memilih bagaimana pengembangan kualitas. Terutama dalam membentuk jaringan kemitraan dengan share/stake holder. Jaringan kemitraan yang bertenaga dan saling menguntungkan yang dilayani sang anggota tim kerjasama yg saling melayani, telah pasti akan memperlancar pengembangan kualitas. Pengawas yg berpengalaman dan memiliki pengetahuan memadai dapat merampungkan berbagai perkara pada lapangan. 

8 TIPS AMPUH MENINGKATKAN DAYA INGAT & MENCEGAH PIKUN

Meningkatkan daya ingat - Pikun atau pelupa terjadi karena kinerja otak menurun, penurunan kinerja otak ini bisa ditimbulkan sang beberapa faktor seperti pertambahan usia, stres, penyakit, kurang istirahat dll. Pertambahan usia adalah faktor paling umum yg mempengaruhi penurunan daya ingat. Sama misalnya kekuatan fisik seiring berjalannya waktu maka daya ingat seseorang pula akan menurun. Namun hal itu sanggup dicegah dengan beerapa langkah yg akan kita bahas kali ini.
Ada beberapa saran yang dilansir Boldsky sanggup Anda lakukan buat mempertajam ingatan Anda. Simak tips-tipsnya berikut ini. Seperti telah disebutkan diatas bahwa ingatan kita layaknya seorang atlet. Semakin anda melatih otak serta daya jangan lupa maka semakin baik juga kinerja mereka. Pepatah “practice makes perfect” berlaku bagi daya ingat kita juga. Selain faktor-faktor yang bisa menyebabkan penurunan daya ingat (misalnya dijelaskan pada atas), terdapat beberapa cara yg dapat diadopsi buat meningkatkan daya jangan lupa anda. Yang terpenting adalah yang disebutkan pada bawah ini:

8  Tips Ampuh Meningkatkan Daya Ingat & Mencegah Pikun
Bertemu menggunakan orang-orang baru
Anda perlu mengetahui bahwa apabila anda seringkali menyendiri maka otak anda akan minim aktifitas, bahkan otak anda akan lebih seringkali membayangkan atau melamunkan sesuatu sehingga otak anda "berhenti beraktifitas". Ketika Anda bertemu orang yg baru, pikiran Anda disibukkan dengan input, catatan serta menyimpan kabar mengenai orang-orang tersebut. Jika Anda terus bertemu orang-orang dari banyak sekali latar belakang, Anda cenderung buat menaruh otak Anda poly pekerjaan. Itu sebenarnya baik buat pertumbuhannya. Manusia pada dasarnya memiliki keramahan yang inheren. Semakin sosial anda, semakin baik buat otak anda. Mengisolasi diri akan Mengganggu banyak sistem tubuh. Penelitian sudah memperlihatkan bahwa otak serta jantung memiliki poly keuntungan interaksi famili serta sosial yang baik.
Sehubungan dengan konteks ini, anda bisa menjadi relawan buat memberikan donasi dimana warga membutuhkan anda, atau bahkan berpartisipasi dalam gerombolan terorganisir, yang sinkron menggunakan kepentingan anda sendiri. Jika anda mempunyai fauna peliharaan misalnya, anda bisa bersosialisasi dengan orang lain yg juga memiliki hewan peliharaan serta mendiskusikan menggunakan mereka masalah yg relevan serta mengembangkan hubungan yang lebih erat.
Meditasi
Teknik Meditasi secara umum ditiujukan buat membuat pikiran anda lebih damai kalem dan nyaman. Dengan pikiran yg kalem ibarat anda "merefresh" personal komputer anda sehingga otak anda cepat menangkap sesuatu hal dengan baik secara input atau outputnya. Penelitian sudah menandakan bahwa meditasi mempunyai banyak manfaat. Anda menjadi damai dan kalem. Anda sanggup mengalahkan stres serta kecemasan. Otak Anda akan mempunyai keterampilan baru bila terus diremajakan melalui meditasi. Dan kita seluruh mengetahui bahwa stres merupakan galat satu faktor utama penurunan daya ingat. Baca juga cara mengatasi stres.
Pelajari keterampilan baru
Keterampilan baru akan menantang kinerja otak Anda. Mempelajari bahasa atau seni tentu nir terdapat salahnya. Ketika ditantang, ia dipaksa buat menciptakan neuron baru dan jalur. Otak Anda akan cenderung lebih tajam ketika Anda terus-menerus menantang kapasitasnya dengan menilik hal-hal baru. Otak yang selalu bekerja akan menaikkan performa otak menggunakan lebih baik, anda sanggup mengasah otak anda untuk aktif bekerja dngan belajar mempelajari seseuatu hal, mengisi teka teki, bermain game strategi atau hal lain yang membutuhkan otak anda bekerja.
Semakin anda menggunakan keistimewaan otak, semakin anda membantu daya jangan lupa anda permanen bugar. Ada poly permainan yg membangkitkan kemampuan intelektual anda, sekaligus pula berkontribusi buat hubungan sosial yg lebih baik. Backgammon, catur, teka-teki dan poly permainan papan lainnya, menawarkan hiburan serta juga membantu anda meningkatkan daya ingat.
Jangan pernah berhenti belajar
Carilah topik yg menarik minat anda dan mulailah terlibat didalamnya menggunakan menilik berita-informasi baru dan perkembangan mengenai topik tadi. Jika memungkinkan, anda bisa bergabung dengan grup yang mempunyai minat yg sama dengan anda buat berdiskusi dengan orang-orang pada kelompok tersebut.
Membaca, mengikuti kuliah, acara, keterangan di televisi dan internet, adalah sumber pendidikan berkelanjutan buat otak anda yang tentu saja akan mendatangkan output yang berguna buat perkembangan daya jangan lupa anda.
Mengembangkan kebiasaan baru
Setiap kali anda mengharuskan pada diri sendiri buat melakukan sesuatu yg baru, anda berarti memicu kekuatan baru untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pertimbangkan buat merubah layout mebel anda, mengoleskan mentega pada roti menggunakan cara yang tidak sinkron atau menggunakan mata tertutup, mengenakan celana menggunakan satu tangan, atau belajar memakai mouse menggunakan tangan yg lain. Anda dapat memikirkan beberapa pandangan baru lain buat melatih otak dan membantu menaikkan daya ingat anda.
Hidup beserta orang yang dicintai
Hidup akan kehilangan maknanya apabila nir ada cinta pada dalamnya. Pastikan bahwa Anda memiliki interaksi yg bermakna dalam hidup Anda. Anda bisa menyingkirkan stres Anda waktu bersama menggunakan orang yang Anda cintai. Setiap saat menghabiskan ketika dengan pasangan atau anak-anak Anda akan menciptakan momen indah pada memori Anda. Kehidupan emosional yg sehat merupakan penting.
Menutrisi otak
Makan makanan yang bergizi buat otak Anda akan membantu mempertajam memori ingatan. Anda wajib memastikan bahwa Anda secara teratur mengkonsumsi kuliner sehat buat otak Anda. Makan makanan buat otak yg lebih tajam merupakan kondisi untuk hidup sehat. Apa yg kita makan setiap hari, mensugesti kinerja dan kondisi daya jangan lupa kita pada jangka panjang. Survei dalam beberapa dasa warsa terakhir, telah menerangkan bahwa makanan eksklusif dapat berkontribusi buat menaikkan fungsi sirkuit saraf dari otak yg mengontrol daya ingat.
Ciri-karakteristik generik dari makanan ini merupakan mereka kaya akan antioksidan dan vitamin yg bermanfaat bagi sistem saraf.
Ingatlah bahwa buat mendapatkan asupan vitamin yg relatif pada tubuh anda, lebih baik buat makan lebih poly buah dan sayuran daripada menelan vitamin formulasi. Alasannya adalah dengan mengonsumsi makanan kaya vitamin anda juga menyerap nutrisi yang bermanfaat lainnya yg bertindak untuk melengkapi dan mendukung kerja vitamin.
Beberapa makanan yg mampu menaikkan daya ingat anda adalah:
1. Sayuran berdaun hijau, bayam, kubis, selada
2. Brokoli serta kembang kol
3. Jus buah, buah
4. Berbagai macam berry, buah delima
5. Kacang-kacangan
6. Ikan berlemak seperti salmon, sarden, mackerel
7. Minyak zaitun serta minyak botani lainnya
Olahraga dapat menaikkan daya jangan lupa anda
Olahraga menaikkan sistem peredaran darah. Bahkan latihan sehari-hari yang sederhana akan tetapi rutin misalnya berjalan cepat dapat mempertinggi kinerja jantung serta oksigenasi otak. Tidak perlu sebagai seorang pelari maraton pada rangka memperoleh manfaat menurut berolahraga. Manfaat olahraga berpengaruh positif dalam poly sistem tubuh, khususnya daya jangan lupa dan kemampuan kognitif lainnya. Cukup menggunakan berolahraga selama 20 mnt setiap hari pada latihan yg sederhana seperti berjalan kaki, bersepeda atau berenang.
Terbukti secara ilmiah bahwa berjalan kaki selama dua,5 jam setiap minggu secara substansial akan menaikkan daya ingat pada orang-orang pada atas usia 50 tahun.

HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM SUATU ORGANISASI

Hubungan Komunikasi Dalam Suatu Organisasi
A. HUBUNGAN KOMUNIKASI
Untuk mencapai tujuan suatu organisasi, diharapkan adanya suatu proses komunikasi yang bisa mentransfer pesan-pesan menurut pengirim ke penerima pesan. Secara umum. Komunikasi mempunyai dua fungsi krusial dalam organisasi: (1) komunikasi memungkinkan orang-orang buat saling bertukar kabar; (2) komunikasi membantu menghubungkan sekelompok anggota pada organisasi yg terpisah menurut anggota lainnya.

Umumnya organisasi sangat tergantung pada komunikasi buat mencapai tujuannya. Penelitian yg dilakukan sang J. Michael Sproul menunjukkan bahwa, orang-orang dalam organisasi menggunakan 69 persen menurut hari-hari kerja mereka menggunakan memakai komunikasi mulut, baik itu berbicara, mendengar, menulis ataupun membaca. Namun, nir berarti bahwa bentuk komunikasi yg lain, yaitu komunikasi nonverbal nir penting bagi suatu organisasi.

Berikut ini akan diuraikan beberapa kegiatan organisasi yg berkaitan dengan pertukaran warta.

a. Menetapkan Tujuan
Kebanyakan organisasi memiliki banyak sekali macam tujuan, baik yg bersifat formal juga nonformal. Untuk bisa memutuskan suatu tujuan, mereka yang terlibat dalam organisasi baik staf manajemen puncak , manajemen menengah, manajemen bawah serta karyawan, perlu melakukan aneka macam pembahasan yang berfokus dan relatif matang.

Tujuan organisasi bisa didefinisikan dalam arti keuangan (finansial), mutu produk, penguasaan pasar, kepuasan karyawan, atau menaruh pelayanan bagi pelanggan. Dalam tetapkan banyak sekali macam tujuan organisasi tersebut, sangat diharapkan pertukaran informasi atau komunikasi antar unit yang terdapat dalam organisasi tadi.

b. Membuat serta Melaksanakan Keputusan
Tujuan yang sudah ditetapkan pada suatu organisasi bisa tercapai apabila orang-orang dalam organisasi tadi menciptakan keputusan-keputusan yang mendukung terlaksananya tujuan, dan mematuhi keputusan yg sudah disepakati. Untuk menciptakan keputusan-keputusan yang mendukung tujuan organisasi, mereka harus mengumpulkan kabar-berita supaya bisa melakukan evaluasi terhadap banyak sekali pilihan/cara lain yang terdapat, menggunakan cara membaca, bertanya kepada orang lain, dan sebagainya. Jika suatu keputusan telah diambil, keputusan tersebut wajib dilaksanakan, serta hal ini memerlukan lebih banyak komunikasi.

c. Mengukur Prestasi Kerja
Saat keputusan telah dilaksanakan, manajemen perlu melakukan pengukuran untuk mengetahui apakah hasil yang dibutuhkan sudah tercapai. Pengukuran prestasi kerja mencakup beberapa faktor, diantaranya: biaya , penjualan, pangsa pasar, produktivitas, tingkat perputaran karyawan, dan taraf persediaan yg terdapat.

d Merekrut dan Mengembangkan Staf
Jika suatu perusahaan ingin merekrut seseorang, ia wajib mengumumkan secara terbuka, meneliti resume, dan melakukan wawancara dengan pelamar sehingga dapat dipengaruhi orang yg sahih-benar cocok buat menduduki jabatan yg tersedia. Selanjutnya, karyawan baru perlu diperkenalkan dengan staf organisasi.

Sebagai orang baru dalam suatu organisasi, beliau juga perlu diberi umpan pulang (feedback) atas prestasi yg sudah beliau capai, baik pada bentuk penghargaan, pengakuan, juga tanggung jawab yang lebih tinggi. Dalam kaitan ini, komunikasi akan lebih poly diharapkan serta sebagai penting ialah.

e. Pelayanan Pelanggan
Semua organisasi akan berhubungan dengan para customer (internal dan eksternal) atau pelanggannya dengan menggunakan komunikasi, baik pada bentuk formal maupun nonformal. Harga yang tertera pada suatu produk, nama kelompok produk yang tertulis dalam rak-rak, serta berbagai macam bentuk simbol seperti arah panah, serta sejenisnya pula adalah bentuk komunikasi yg mungkin dipakai sang suatu organisasi dalam berhubungan dengan pelanggan atau konsumennya.

Dalam kaitannya menggunakan pelayanan pelanggan (customer service), komunikasi juga mempunyai peranan krusial, misalnya dalam bagian pengecekan kredit, tagihan-tagihan, menjawab telepon berdasarkan konsumen, juga penanganan kasus-kasus yang berkaitan dengan pengaduan berdasarkan konsumen. Kegiatan-kegiatan tadi dengan sendirinya memakai banyak komunikasi.

f. Negosiasi dengan Pemasok
Untuk menerima harga produk yang baik, manajemen pada suatu perusahaan perlu mengadakan negosiasi dengan pernasok maupun pemberi pinjaman. Setelah menerima bantuan dana yg diperlukan, mereka wajib secara rutin menaruh laporan perkembangan perusahaannya kepada pihak-pihak yg terkait.

Melakukan perundingan menggunakan berbagai pihak dan menyampaikan laporan perkembangan suatu perusahaan kepada pihak lain yang berkepentingan, tentu saja memerlukan komunikasi yang dapat memuaskan ke 2 belah pihak yg sedang bernegosiasi.

g. Membuat Produk
Untuk menuangkan ilham atau gagasan tentang produk baru, lalu menempatkannya dalam proses produksi, sampai akhirnya sebagai suatu produk yang siap dipasarkan, dibutuhkan komunikasi. Scorang perancang (designer) merancang produk; pemasar melakukan penelitian pasar; dan manajer penjualan melakukan penjualan. Kegiatan-kegiatan pada atas memerlukan poly komunikasi, baik komunikasi antara manajer menggunakan karyawan, antara karyawan yg satu menggunakan yg lain, atau antara bagian pemasaran dengan para pelanggan. Dengan istilah lain, proses produksi erat kaitannya dengan komunikasi.

h. Berinteraksi menggunakan Peraturan yg Ada
Komunikasi bukan saja terjadi pada tubuh perusahaan, namun jua antara perusahaan dengan pemerintah. Sebagai wakil rakyat, pemerintah sudah seharusnya melindungi kepentingan rakyat.

Untuk itulah, pemerintah menyusun peraturan yg bertujuan buat memberi perlindungan bagi rakyat luas dari tindakan sewenang-wenang perusahaan, contohnya peraturan yg berkaitan dengan perlindungan keselamatan kerja, agunan hari tua, penentuan upah minumum regional (UMR), penentuan waktu (lamanya) jam kerja, pencemaran lingkungan, serta penentuan lokasi bisnis. Kegiatan-kegiatan. Tersebut memerlukan. Komunikasi juga.

B. POLA KOMUNIKASI
Meskipun sernua organisasi wajib melakukan komunikasi dengan berbagai pihak dalam mencapai tujuannya, tetapi perlu diketahui bahwa pendekatan yg digunakan antara satu organisasi menggunakan organisasi yg lain bisa bervariasi atau bhineka. Bagi perusahaan yang berskala mini yg hanya memiliki beberapa karyawan, maka penyampaian warta bisa dilakukan secara pribadi pada para karyawannya tadi. Tetapi, lain halnya menggunakan perusahaan besar yang memiliki ratusan bahkan ribuan karyawan, maka penyampaian mformasi pada mereka adalah suatu pekerjaan yang relatif rumit.

Bagaimana pola komunikasi terjadi dalam suatu organisasi? Secara generik, pola komunikasi (patterns of communications) bisa dibedakan ke pada saluran komunikasi formal (formal communications channel) dan saluran komunikasi nonformal (informal communications channel).

1. Saluran Komunikasi Formal
Dalam struktur organisasi garis, fungsional, juga matriks, akan nampak berbagai macam posisi atau kedudukan masing-masing sinkron dengan batas tanggung jawab dan wewenangnya. Dalam kaitannya menggunakan proses penyampaian liputan berdasarkan pimpinan pada bawahan ataupun berdasarkan manajer ke karyawan, maka pola transformasi informasinya dapat berbentuk komunikasi menurut atas ke bawah, komunikasi menurut bawah ke atas, komunikasi horizontal, serta komunikasi diagonal. Selanjutnya, akan dibahas tentang keterbatasan komunikasi formal (Montana, 1993; Greene, 1985).

a. Komunikasi berdasarkan Atas ke Bawah
Secara sederhana, transformasi keterangan berdasarkan pimpinan dalam semua level ke bawahan merupakan komunikasi menurut atas ke bawah (top-down atau downward communications). Aliran komunikasi berdasarkan atasan ke bawahan tadi, umumnya terkait dengan tanggung jawab dan kewenangannya pada suatu organisasi. Seorang manajer yg memakai jalur komunikasi dari atas ke bawah memiliki tujuan buat mengarahkan, mengkoordinasikan, memotivasi, memimpin, dan mengendalikan aneka macam kegiatan yang terdapat pada level bawah.

Komunikasi dari atas ke bawah tersebut bisa berbentuk ekspresi maupun tulisan. Komunikasi secara ekspresi dapat berupa percakapan biasa, wawancara formal antara supervisor dengan karyawan, atau bisa pula dalam bentuk pertemuan grup. Di samping itu, komunikasi berdasarkan atas ke bawah dapat berbentuk goresan pena misalnya memo, manual pembinaan, kotak warta, surat fakta, majalah, papan pengumuman, kitab petunjuk karyawan, juga buletin.

Menurut Katz serta Kahn, komunikasi berdasarkan atas ke bawah mempunyai 5 tujuan utama, yaitu:
1. Untuk menaruh pengarahan atau instruksi kerja tertentu.
2. Untuk memberikan kabar mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan.
3. Untuk memberikan warta mengenai mekanisme dan praktik organisasional.
4. Untuk memberikan umpan kembali pelaksanaan kerja kepada para karyawan.
5. Untuk menyajikan berita tentang aspek ideologi dalam membantu organisasi menanarnkan pengertian mengenai tujuan yg ingin dicapai.

Salah satu kelemahan menurut saluran komunikasi berdasarkan atas ke bawah ini adalah kemungkinan terjadinya penyaringan ataupun sensor informasi penting yg ditujukan ke para bawahannya. Dengan kata lain, warta yg diterima para bawahan sanggup jadi tidak selengkap aslinya.

b. Komunikasi menurut Bawah ke Atas
Dalam struktur organisasi, komunikasi dari bawah ke atas (bottom up atau upward communications) berarti alur keterangan asal berdasarkan bawahan menuju ke atasan. Informasi mula-mula dari menurut para karyawan selanjutnya disampaikan ke bagian pabrik, ke manajer produksi, dan akhirnya ke manajer umum.

Untuk mencapai keberhasilan komunikasi dari bawah ke atas, para manajer wajib sahih-sahih mempunyai rasa percaya pada para bawahannya. Kalau tidak, informasi sebagus apa pun dari bawahan nir akan berguna baginya, lantaran yang ada hanyalah rasa curiga atau ketidakpercayaan terhadap informasi tersebut.

Berikut ini merupakan sebuah bagan organisasi yg menggambarkan alur komunikasi berdasarkan bawah ke atas.
Salah satu kelemahan komunikasi berdasarkan bawah ke atas adalah adanya kemungkinan bawahan hanya membicarakan kabar (laporan) yang baik-baik saja (ABS/Asal Bapak Senang), sedangkan informasi yang agaknya memiliki kesan negatif atau nir disenangi oleh manajer cenderung disimpan dan tidak disampaikan. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan lantaran para bawahan beranggapan bahwa menggunakan hanya melaporkan hal yang baik-baik saja, beliau dapat menjaga atau menyelamatkan posisinya, serta menerima rasa arnan pada suatu organisasi tadi.

c. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal (horizontal communications) atau seringkali diklaim jua dengan istilah kornunikasi lateral (lateral communications) merupakan komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yg mempunyai posisi sejajar/sederajat pada suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal diantaranya buat melakukan persuasi, mempengaruhi, serta memberikan warta pada bagian atau departernen yang merniliki kedudukan sejajar.

Kebanyakan manajer senang melakukan tukar menukar fakta dengan teman-temannya pada departernen yang tidak sinkron, terutama jika ada masalah-masalah khusus pada. Suatu organisasi perusahaan. Komunikasi horizontal bersifat koordinatif pada antara mereka yang memiliki posisi sederajat, baik pada dalam satu departemen maupun di antara beberapa departemen.

d. Komunikasi Diagonal
Bentuk komunikasi yg satu ini memang relatif lain berdasarkan beberapa bentuk komunikasi sebelumnya. Kornunikasi diagonal (diagonal communications) melibatkan komunikasi antara. Dua tingkat (level) organisasi yg tidak sama. Contohnya merupakan komunikasi formal antara manajer pernasaran menggunakan bagian pabrik, antara manajer produksi dengan bagian promosi, antara manaJer produksi menggunakan bagian akuntansi, dan antara manajer keuangan dengan bagian penelitian.

Bentuk komunikasi diagonal memang menyimpang menurut bentukbentuk komunikasi tradisional yang terdapat, misalnya komunikasi dari bawah ke atas dan komunikasi menurut atas ke bawah. Suatu studi penelitian yg pernah dilakukan memperlihatkan bahwa, komunikasi lateral maupun komunikasi diagonal lebih poly diterapkan pada suatu organisasi yang berskala besar , manakala terdapat saling ketergantungan (interdependence) di antara bagian atau departemen-departemen yg terdapat pada organisasi tadi.

Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa laba, pada antaranya adalah:
  • Penyebaran warta bisa sebagai lebih cepat ketimbang bentuk komunikasi tradisional. 
  • Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menuntaskan perkara pada organisasi. 
Di samping mempunyai kebaikan atau laba, komunikasi diagonal ini jua mempunyai kelemahan. Salah satu kelemahan komunikasi diagonal adalah bahwa komunikasi diagonal bisa mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan sudah berjalan normal. Di samping itu, komunikasi diagonal pada suatu organisasi akbar sulit untuk dikendalikan secara efektif.

e. Keterbatasan Komunikasi Formal
Meskipun saluran komunikasi formal sangat krusial bagi organisasi akbar, namun ia mempunyai impak yang kurang menguntungkan baik menurut sudut pandang individual juga perusahaan.

Dilihat dari sudut pandang individual (perseorangan), komunikasi formal sering membuat frustrasi atau menjengkelkan bagi pihak tertentu, khususnya mengenai keterbatasan buat masuk ke dalam proses pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi akbar, buat bisa berkomunikasi dengan manajer puncak wajib terlebih dahulu melalui lapisan manajer yang terdapat pada bawahnya. Artinya, poly jalur yang harus dilewati untuk bisa berkomunikasi secara, pribadi menggunakan manajer puncak . 

Kemudian, bagaimana jika ditinjau menurut sudut pandang perusahaan? Dari sudut pandang perusahaan, kasus terbesar menggunakan saluran komunikasi formal merupakan kemungkinan keluarnya distorsi atau gangguan penyampaian liputan ke level yang lebih tinggi, karena setiap keterkaitan (link) pada jalur komunikasi dapat mendeskripsikan suatu kemungkinan munculnya kesalahpahaman.

Setiap pesan yang mengalir baik dari atas maupun bawah memungkinkan adanya perubahan terhadap pesan aslinya. Sebagai akibatnya, bawahan mungkin mendapat suatu fakta yg kabur dari atasannya; begitu jua para atasan (manajer puncak ) akan memperoleh suatu citra yang nir lengkap atau kurang pas terhadap apa yang sebenarnya terjadi di taraf bawah.

Kemudian, bagaimana mengatasi hal tersebut? Salah satu cara buat mengatasi kemungkinan terjadinya distorsi pada komunikasi adalah mengurangi jumlah tingkatan (level) dalam struktur organisasi. Semakin sedikit kaitan dalam jalur komunikasi, semakin sedikit kemungkinan terjadinya kesalahpahaman. Struktur organisasi flat/mendatar dengan tingkatan organisasi yang lebih sedikit, serta lebih poly rentang kendalinya (span of control) akan dapat membantu mengurangi terjadinya penyimpangan . Struktur organisasi flat dapat digambarkan dalam bagan berikut ini.

1. Saluran Komunikasi Informal
Bagan organisasi formal akan bisa mendeskripsikan bagaimana warta yg ada ditransformasikan dari satu bagian ke bagian yg lainnya sinkron menggunakan jalur hierarki yg terdapat. Tetapi dalam praktik, nampaknya garis-garis dan kotak-kotak yg tergambar pada struktur organisasi tidak mampu mencegah orang-orang dalam suatu organisasi buat saling bertukar liputan antara yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, keberadaan jaringan komunikasi informal dalam suatu organisasi tak dapat dielakkan. Jaringan ini bisa juga digunakan sang para manajer buat memantau para karyawannya pada melakukan tugas pekerjaan.

Dalam jaringan komunikasi informal, orang-orang yg ada dalam suatu organisasi tanpa mempedulikan jenjang hierarkhi, pangkat serta kedudukan/ jabatan, bisa berkomunikasi secara luas Meskipun hal-hal yang mereka perbincangkan umumnya bersifat umum, misalnya mengobrol mengenai humor yg baru didengar, famili, anak-anak, global olahraga, musik, program film, serta sinetron TV, kadangkala mereka juga bicara hal-hal yg berkaitan menggunakan situasi kerja yg terdapat dalam organisasinya. Lebih lanjut, banyak orang yg lebih percaya desas-desus atau rumor yang didapat menurut komunikasi informal menjadi sumber informasi dalam suatu organisasi. Mereka kadangkala tidak lagi menaruh kepercayaan terhadap liputan yang berasal menurut para manajer suatu organisasi.

C. CARA MENGELOLA KOMUNIKASI
Ada 2 hal yg perlu diperhatikan pada hal mengelola komunikasi, pertama: bagaimana menangani pesan-pesan yang bersifat rutin; kedua: bagaimana menangani krisis komunikasi. Kedua hal tersebut bisa dijelaskan ini dia.

1. Penanganan Pesan-pesan Rutin
Dalam organisasi akbar, pada umumnya volume pesan-pesan (tertulis) merupakan lebih banyak daripada pada organisasi yg berskala mini , namun semua perusahaan memusatkan perhatiannya dalam bagaimana memaksimumkan manfaat (benefit) berdasarkan kegiatan komunikasi menggunakan biaya (cost) tertentu. Untuk dapat memaksimumkan manfaat serta meminimumkan biaya tadi, manajer perlu memperhatikan aneka macam hal berikut.

a. Mengurangi Jumlah Pesan
Untuk menciptakan satu laman surat diharapkan ketika dan sumber-sumber (uang/bahan). Oleh karena itu, suatu organisasi harus memusatkan perhatiannya pada seberapa banyak surat-surat yang akan dikirim ke luar. Di samping itu, organisasi jua perlu menghitung berapa rata-rata porto yg dibutuhkan buat mencatat, mengetik, mengedit, serta mengirimkan surat dan berapa lama sebuah surat usaha bisa diselesaikan. Jika suatu pesan perlu disampaikan secara tertulis, sepucuk surat adalah investasi yg baik dan berharga. Tetapi, jika sebuah surat hanya akan menambah beban informasi yang akan disampaikan, mungkin lebih baik pesan disampaikan menggunakan cara lain , seperti melalui telepon atau tatap muka.

b. Instruksi yg Jelas
Kesalahan yang menyebabkan terhambatnya komunikasi, mungkin dapat dibebankan pada setiap orang yg terdapat dalam organisasi. Tetapi, dalam hal ini manajer memiliki tanggung jawab khusus buat membuat setiap orang pada organisasi mengetahui apa yang harus dilakukannya. Orang-orang yg bertugas melakukan komunikasi (komunikator) telah seharusnya memahami kebutuhan serta tujuan organisasi secara holistik, sehingga dapat menghindarkan dirinya dari kesalahan pada memberi instruksi. Komunikator jua perlu selalu mencari kejelasan suatu pesan, karena kebutuhan perusahaan yang terus berkembang secara bergerak maju menghipnotis arti setiap pesan. Di samping itu, manajer jua seharusnya permanen berkomunikasi dengan stafnya secara keseluruhan, buat menjaga hubungan menggunakan anggota staf, dan buat memberikan umpan pulang terhadap perkembangan suatu pesan.

c. Mendelegasikan Tanggung Jawab
Dalam suatu organisasi, tujuan organisasi secara keseluruhan dapat tercapai jika manajer mempunyai agama bahwa orang lain dapat menuntaskan pekerjaan yg dibebankan pada mereka. Hal ini penting, lantaran seorang manajer harus mendelegasikan beberapa pekerjaan komunikasi pada orang lain. Coba Anda bayangkan, bila seorang manajer bersikeras untuk mengerjakan ulang setiap pesan menggunakan gayanya sendiri.

d. Melatih Petugas
Seorang yang memegang pensil nir harus sebagai penulis yg baik; seseorang yg mempunyai suara yang menarik jua nir selalu dapat mengungkapkan sesuatu dengan jelas pada khalayak. Dalam kenyataannya, penulis maupun pembicara yang nir memiliki bakat alami dapat menjadi penulis dan pembicara yg baik melalui latihan-latihan yg teratur dan terpola menggunakan baik.

Oleh karena itu, suatu organisasi dianjurkan buat menyelenggarakan training. Keterampilan berkomunikasi bagi orang-orang yang pekerjaan atau tugasnya berhubungan erat menggunakan masalah komunikasi. Pelatihan ini meliputi paling nir preferensi gaya organisasi dan falsafah-falsafah komunikasi. Komunikator juga perlu mempertinggi serta memperlancar kemampuan berbahasa dan keterampilan presentasinya, sebagai akibatnya komunikasi mampu sebagai lebih baik serta lancar.

2. Penanganan Krisis Komunikasi
Mengelola arus pesan-pesan usaha dari hari ke hari merupakan suatu hal yang biasa, tetapi tes keterampilan komunikasi yang sebenarnya adalah pada waktu munculnya krisis komunikasi pada suatu organisasi. Mengapa demikian? Semakin akbar tantangan atau risiko yang wajib dihadapi, semakin tinggi taraf kernampuan atau keterampilan yg diperlukan. Krisis komunikasi ini adalah suatu ajang uji coba keterampilan yang cukup menantang.

Berikut ini merupakan beberapa model insiden yg menimpa suatu organisasi perusahaan yang wajib ditangani dengan seksama.

a. Kasus Pertama
Perusahaan Jamu PT. Kuku Raksasa memproduksi obat pegal linu dalam banyak sekali macam bentuk, baik dalam bentuk tablet, kapsul juga kaplet. Seorang wanita dikabarkan tewas global setelah minum obat pegal linu dari PT tersebut. Mendengar kejadian itu, aparat keamanan dan dinas kesehatan segera melakukan penyelidikan serta pemeriksaan pada tempat kejadian. Hasil sementara mengisyaratkan bahwa obat tadi mengandung suatu adonan zat yg berbahaya bagi insan. Setelah beberapa lama kematian itu terjadi, hasil inspeksi di laboratorium memberitahuakn bahwa penyebab kematiannya asal menurut obat yang diproduksi PT. Kuku Raksasa. Melihat peristiwa tadi, bagaimana pendapat Anda?

b. Kasus Kedua
Dalam beberapa peristiwa terpisah, dari laporan konsumen berdasarkan beberapa provinsi, ditemukan adonan zat-zat pengawet kuliner yang berbahaya dalam makanan bayi yg Anda produksi. Anda lalu melakukan pengecekan ke beberapa wilayah yg melaporkan hal tadi, namun nir menemukan bukti yang relatif mendukung klaim tersebut. Melalui penelaahan secara menyeluruh, nir ditemukan masalah baik pada bagian produksi maupun distribusi. Tetapi, perlu diingat bahwa fakta tentang tercampurnya zat-zat kimia berbahaya tadi sudah menyebar ke beberapa wilayah. Melihat kondisi itu, apa yg perlu dilakukan oleh perusahaan tadi?

c. Kasus Ketiga
Sebuah perusa-haan produsen penyedap masakan terpaksa didemo oleh warga rakyat yang ada pada kurang lebih daerah perusahaan tersebut. Warga masyarakat beropini bahwa dampak pembuangan limbah pabrik tersebut, sawah-sawah milik para petani tadi sebagai nir fertile lagi.

d. Kasus Keempat
Sebuah industri produsen memahami yang berlokasi pada lingkungan pemukiman masyarakat, belakangan ini menjadi bahan pembicaraan masyarakat rakyat. Mereka berpendapat bahwa industri tahu pada daerah tadi mengganggu rakyat terutama lantaran bau limbah memahami yg dialirkan melalui saluran-saluran air masyarakat setempat. Di samping itu, saluran-saluran air warga setempat menjadi keruh serta kotor lantaran limbah tahu tadi.

Cara penanganan krisis di suatu perusahaan akan tidak sinkron dengan perusahaan yang lain. Tetapi, yg kentara bahwa keluarnya krisis pada suatu perusahaan dapat mempunyai efek terhadap masa depan, baik itu produk maupun reputasi perusahaan yang bersangkutan. Berapa banyak porto yg wajib diharapkan untuk memperbaiki citra suatu perusahaan yang sedang dilanda krisis? Apabila suatu perusahaan gagal pada menangani krisis yang terjadi, maka reputasi perusahaan akan sebagai pudar dan kerugian tidak dapat dihindarkan.

Dalam kaitannya menggunakan krisis komunikasi tersebut, terdapat dua falsafah pada komunikasi, yaitu: (1) bersikap diam, tidak berkata sesuatu; atau (dua) katakan apa yg terjadi dan sesegera mungkin. Kedua pendekatan tersebut ternyata dapat diaplikasikan pada situasi konkret serta berhasil, sebagai contoh perusahaan Johnson & Johnson dan Gerber yg berpusat di Amerika.

Dalam situasi krisis komunikasi, ada beberapa hal yg dapat dilakukan, antara lain:
1. Siapkan tim yang terampil/cekatan dalam penanganan krisis.
2. Usahakan manajemen zenit segera bertindak dalam ketika krisis terjadi.
3. Ciptakan sebuah sentra kabar sebagai representasi perusahaan. Yang dilengkapi menggunakan banyak sekali peralatan elektronik komunikasi.
4. Ceritakan suatu insiden secara menyeluruh, terbuka, dan jujur. Jika memang ada yang galat, segera mohon maaf.
5. Tunjukkan keseriusan perusahaan, bukan saja melalui pernyataan tetapi pula melalui tindakan konkret.

D. MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI
Sebagaimana Anda ketahui, komunikasi merupakan suatu keterkaitan antara individu-individu dengan organisasi. Kemampuan Anda buat tahu apa yg sedang terjadi sangat tergantung dalam kepekaan Anda menjadi komunikator. Bila Anda memahami dinamika komunikasi, Anda akan dapat membaca secara akurat apa yg sedang terjadi dalam suatu organisasi. Keterampilan Anda dalam berkomunikasi akan sangat berpengamh terhadap keberhasilan Anda pada global usaha.

Apakah Anda seseorang sekretaris, pelatih manajemen, akuntan, analis keuangan, makelar, peneliti, seorang ahli asal daya insan, spesialis fakta, atau lainnya, Anda perlu kemampuan berkomunikasi menggunakan orang lain secara efektif dan efisien. Tetapi demikian, beberapa jenis pekerjaan memerlukan keterampilan komunikasi yang lebih akbar daripada yg lain. Sebagai model, seorang salesman perlu sebagai komunikator yang baik, dan jua seorang ahli hubungan rakyat (public relations).

Beberapa keterampilan khusus yang diharapkan dalam. Komunikasi bisnis adalah:
1. Membaca.
2. Mendengar.
3. Percakapannya menarik.
4. Wawancara.
5. Berdiskusi dengan gerombolan -grup kecil.
6. Berpidato dan presentasi.
7. Menulis surat, memo, serta laporan.

Barangkali, loka terbaik buat melakukan perbaikan program adalah menilai diri eksklusif secara jujur. Setiap orang berkeinginan buat membuatkan keterampilan berkomunikasi, dan mungkin Anda adalah seseorang pendengar yang baik, atau mungkin penulis yg baik. Dalam beberapa hari lalu, coba perhatilcan kemampuan Anda berkomunikasi, terdapat perbaikan atau tidak. Coba perhatikan cara Anda berkomunikasi, yg benar serta yang keliru. Selanjutnya, pusatkan serta kembangkan keterampilan Anda dalam bidang-bidang yang paling lemah. Cara terbaik buat mempertinggi kemampuan berkomunikasi merupakan melalui latihan-latihan atau praktik-praktik.

HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM SUATU ORGANISASI

Hubungan Komunikasi Dalam Suatu Organisasi
A. HUBUNGAN KOMUNIKASI
Untuk mencapai tujuan suatu organisasi, dibutuhkan adanya suatu proses komunikasi yang bisa mentransfer pesan-pesan menurut pengirim ke penerima pesan. Secara umum. Komunikasi mempunyai dua fungsi penting pada organisasi: (1) komunikasi memungkinkan orang-orang buat saling bertukar informasi; (2) komunikasi membantu menghubungkan sekelompok anggota pada organisasi yg terpisah menurut anggota lainnya.

Umumnya organisasi sangat tergantung pada komunikasi untuk mencapai tujuannya. Penelitian yg dilakukan sang J. Michael Sproul menerangkan bahwa, orang-orang dalam organisasi menggunakan 69 persen berdasarkan hari-hari kerja mereka menggunakan memakai komunikasi mulut, baik itu berbicara, mendengar, menulis ataupun membaca. Tetapi, nir berarti bahwa bentuk komunikasi yg lain, yaitu komunikasi nonverbal tidak krusial bagi suatu organisasi.

Berikut ini akan diuraikan beberapa aktivitas organisasi yang berkaitan menggunakan pertukaran warta.

a. Menetapkan Tujuan
Kebanyakan organisasi memiliki banyak sekali macam tujuan, baik yang bersifat formal maupun nonformal. Untuk bisa menetapkan suatu tujuan, mereka yg terlibat dalam organisasi baik staf manajemen puncak , manajemen menengah, manajemen bawah dan karyawan, perlu melakukan aneka macam pembahasan yang serius serta relatif matang.

Tujuan organisasi dapat didefinisikan pada arti keuangan (finansial), mutu produk, dominasi pasar, kepuasan karyawan, atau menaruh pelayanan bagi pelanggan. Dalam tetapkan aneka macam macam tujuan organisasi tersebut, sangat dibutuhkan pertukaran liputan atau komunikasi antar unit yang terdapat dalam organisasi tersebut.

b. Membuat dan Melaksanakan Keputusan
Tujuan yg sudah ditetapkan dalam suatu organisasi dapat tercapai bila orang-orang pada organisasi tersebut menciptakan keputusan-keputusan yg mendukung terlaksananya tujuan, serta mematuhi keputusan yg telah disepakati. Untuk membuat keputusan-keputusan yg mendukung tujuan organisasi, mereka wajib mengumpulkan keterangan-warta supaya dapat melakukan penilaian terhadap berbagai pilihan/cara lain yang terdapat, dengan cara membaca, bertanya pada orang lain, dan sebagainya. Bila suatu keputusan sudah diambil, keputusan tersebut wajib dilaksanakan, serta hal ini memerlukan lebih banyak komunikasi.

c. Mengukur Prestasi Kerja
Saat keputusan sudah dilaksanakan, manajemen perlu melakukan pengukuran buat mengetahui apakah hasil yg diharapkan telah tercapai. Pengukuran prestasi kerja mencakup beberapa faktor, diantaranya: biaya , penjualan, pangsa pasar, produktivitas, taraf perputaran karyawan, dan taraf persediaan yang terdapat.

d Merekrut serta Mengembangkan Staf
Jika suatu perusahaan ingin merekrut seseorang, beliau wajib mengumumkan secara terbuka, meneliti resume, dan melakukan wawancara menggunakan pelamar sehingga dapat dipengaruhi orang yang benar-sahih cocok untuk menduduki jabatan yg tersedia. Selanjutnya, karyawan baru perlu diperkenalkan dengan staf organisasi.

Sebagai orang baru dalam suatu organisasi, beliau jua perlu diberi umpan pulang (feedback) atas prestasi yg sudah beliau capai, baik dalam bentuk penghargaan, pengakuan, maupun tanggung jawab yg lebih tinggi. Dalam kaitan ini, komunikasi akan lebih banyak diharapkan dan menjadi krusial artinya.

e. Pelayanan Pelanggan
Semua organisasi akan berhubungan dengan para customer (internal serta eksternal) atau pelanggannya menggunakan menggunakan komunikasi, baik dalam bentuk formal maupun nonformal. Harga yg tertera pada suatu produk, nama grup produk yg tertulis pada rak-rak, serta berbagai macam bentuk simbol seperti arah panah, dan sejenisnya jua adalah bentuk komunikasi yg mungkin dipakai oleh suatu organisasi dalam herbi pelanggan atau konsumennya.

Dalam kaitannya dengan pelayanan pelanggan (customer service), komunikasi jua memiliki peranan penting, misalnya pada bagian pengecekan kredit, tagihan-tagihan, menjawab telepon berdasarkan konsumen, juga penanganan kasus-kasus yang berkaitan dengan pengaduan menurut konsumen. Kegiatan-kegiatan tersebut dengan sendirinya memakai poly komunikasi.

f. Negosiasi dengan Pemasok
Untuk mendapatkan harga produk yg baik, manajemen dalam suatu perusahaan perlu mengadakan negosiasi dengan pernasok juga pemberi pinjaman. Setelah menerima donasi dana yg diperlukan, mereka wajib secara rutin menaruh laporan perkembangan perusahaannya pada pihak-pihak yang terkait.

Melakukan perundingan dengan berbagai pihak serta mengungkapkan laporan perkembangan suatu perusahaan kepada pihak lain yg berkepentingan, tentu saja memerlukan komunikasi yg bisa memuaskan kedua belah pihak yang sedang bernegosiasi.

g. Membuat Produk
Untuk menuangkan wangsit atau gagasan mengenai produk baru, lalu menempatkannya pada proses produksi, sampai akhirnya sebagai suatu produk yg siap dipasarkan, diharapkan komunikasi. Scorang perancang (designer) merancang produk; pemasar melakukan penelitian pasar; serta manajer penjualan melakukan penjualan. Kegiatan-aktivitas di atas memerlukan banyak komunikasi, baik komunikasi antara manajer dengan karyawan, antara karyawan yg satu menggunakan yg lain, atau antara bagian pemasaran dengan para pelanggan. Dengan istilah lain, proses produksi erat kaitannya menggunakan komunikasi.

h. Berinteraksi menggunakan Peraturan yg Ada
Komunikasi bukan saja terjadi dalam tubuh perusahaan, namun jua antara perusahaan menggunakan pemerintah. Sebagai wakil warga , pemerintah sudah seharusnya melindungi kepentingan rakyat.

Untuk itulah, pemerintah menyusun peraturan yg bertujuan untuk memberi proteksi bagi warga luas dari tindakan sewenang-wenang perusahaan, contohnya peraturan yg berkaitan menggunakan perlindungan keselamatan kerja, jaminan hari tua, penentuan upah minumum regional (UMR), penentuan ketika (lamanya) jam kerja, pencemaran lingkungan, serta penentuan lokasi bisnis. Kegiatan-aktivitas. Tersebut memerlukan. Komunikasi pula.

B. POLA KOMUNIKASI
Meskipun sernua organisasi wajib melakukan komunikasi dengan berbagai pihak dalam mencapai tujuannya, namun perlu diketahui bahwa pendekatan yg digunakan antara satu organisasi menggunakan organisasi yg lain bisa bervariasi atau bhineka. Bagi perusahaan yang berskala kecil yg hanya memiliki beberapa karyawan, maka penyampaian berita bisa dilakukan secara langsung kepada para karyawannya tersebut. Namun, lain halnya menggunakan perusahaan akbar yang mempunyai ratusan bahkan ribuan karyawan, maka penyampaian mformasi pada mereka merupakan suatu pekerjaan yg relatif rumit.

Bagaimana pola komunikasi terjadi dalam suatu organisasi? Secara generik, pola komunikasi (patterns of communications) dapat dibedakan ke pada saluran komunikasi formal (formal communications channel) dan saluran komunikasi nonformal (informal communications channel).

1. Saluran Komunikasi Formal
Dalam struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan nampak banyak sekali macam posisi atau kedudukan masing-masing sesuai menggunakan batas tanggung jawab serta wewenangnya. Dalam kaitannya menggunakan proses penyampaian berita dari pimpinan kepada bawahan ataupun menurut manajer ke karyawan, maka pola transformasi informasinya bisa berbentuk komunikasi menurut atas ke bawah, komunikasi berdasarkan bawah ke atas, komunikasi horizontal, serta komunikasi diagonal. Selanjutnya, akan dibahas mengenai keterbatasan komunikasi formal (Montana, 1993; Greene, 1985).

a. Komunikasi menurut Atas ke Bawah
Secara sederhana, transformasi liputan dari pimpinan pada semua level ke bawahan adalah komunikasi menurut atas ke bawah (top-down atau downward communications). Aliran komunikasi berdasarkan atasan ke bawahan tadi, umumnya terkait menggunakan tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu organisasi. Seorang manajer yang memakai jalur komunikasi menurut atas ke bawah memiliki tujuan buat mengarahkan, mengkoordinasikan, memotivasi, memimpin, serta mengendalikan berbagai aktivitas yg ada pada level bawah.

Komunikasi menurut atas ke bawah tersebut dapat berbentuk lisan juga goresan pena. Komunikasi secara lisan bisa berupa percakapan biasa, wawancara formal antara supervisor menggunakan karyawan, atau dapat jua dalam bentuk pertemuan kelompok. Di samping itu, komunikasi dari atas ke bawah bisa berbentuk tulisan seperti memo, manual pembinaan, kotak informasi, surat liputan, majalah, papan pengumuman, kitab petunjuk karyawan, maupun buletin.

Menurut Katz dan Kahn, komunikasi berdasarkan atas ke bawah memiliki 5 tujuan pokok, yaitu:
1. Untuk menaruh pengarahan atau instruksi kerja tertentu.
2. Untuk memberikan liputan mengapa suatu pekerjaan wajib dilaksanakan.
3. Untuk menaruh warta tentang mekanisme serta praktik organisasional.
4. Untuk memberikan umpan pulang pelaksanaan kerja kepada para karyawan.
5. Untuk menyajikan informasi tentang aspek ideologi dalam membantu organisasi menanarnkan pengertian mengenai tujuan yang ingin dicapai.

Salah satu kelemahan menurut saluran komunikasi menurut atas ke bawah ini merupakan kemungkinan terjadinya penyaringan ataupun sensor berita krusial yang ditujukan ke para bawahannya. Dengan istilah lain, fakta yang diterima para bawahan sanggup jadi tidak selengkap aslinya.

b. Komunikasi menurut Bawah ke Atas
Dalam struktur organisasi, komunikasi menurut bawah ke atas (bottom up atau upward communications) berarti alur kabar asal dari bawahan menuju ke atasan. Informasi mula-mula berasal dari para karyawan selanjutnya disampaikan ke bagian pabrik, ke manajer produksi, serta akhirnya ke manajer umum.

Untuk mencapai keberhasilan komunikasi berdasarkan bawah ke atas, para manajer wajib benar-benar memiliki rasa percaya pada para bawahannya. Kalau tidak, keterangan sebagus apa pun menurut bawahan tidak akan berguna baginya, lantaran yang timbul hanyalah rasa curiga atau ketidakpercayaan terhadap keterangan tadi.

Berikut ini merupakan sebuah bagan organisasi yg menggambarkan alur komunikasi dari bawah ke atas.
Salah satu kelemahan komunikasi dari bawah ke atas adalah adanya kemungkinan bawahan hanya mengungkapkan warta (laporan) yg baik-baik saja (ABS/Asal Bapak Senang), sedangkan kabar yang agaknya memiliki kesan negatif atau nir disenangi oleh manajer cenderung disimpan dan tidak disampaikan. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan lantaran para bawahan beranggapan bahwa menggunakan hanya melaporkan hal yg baik-baik saja, beliau bisa menjaga atau menyelamatkan posisinya, serta mendapatkan rasa arnan dalam suatu organisasi tersebut.

c. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal (horizontal communications) atau acapkali dianggap juga dengan istilah kornunikasi lateral (lateral communications) adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yg mempunyai posisi sejajar/sederajat pada suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal antara lain buat melakukan persuasi, menghipnotis, dan menaruh informasi kepada bagian atau departernen yg merniliki kedudukan sejajar.

Kebanyakan manajer senang melakukan tukar menukar liputan dengan sahabat-temannya pada departernen yg berbeda, terutama apabila timbul perkara-kasus spesifik dalam. Suatu organisasi perusahaan. Komunikasi horizontal bersifat koordinatif di antara mereka yang memiliki posisi sederajat, baik pada dalam satu departemen maupun pada antara beberapa departemen.

d. Komunikasi Diagonal
Bentuk komunikasi yg satu ini memang agak lain menurut beberapa bentuk komunikasi sebelumnya. Kornunikasi diagonal (diagonal communications) melibatkan komunikasi antara. Dua tingkat (level) organisasi yg tidak selaras. Contohnya adalah komunikasi formal antara manajer pernasaran menggunakan bagian pabrik, antara manajer produksi dengan bagian promosi, antara manaJer produksi dengan bagian akuntansi, serta antara manajer keuangan menggunakan bagian penelitian.

Bentuk komunikasi diagonal memang menyimpang berdasarkan bentukbentuk komunikasi tradisional yang ada, seperti komunikasi dari bawah ke atas serta komunikasi menurut atas ke bawah. Suatu studi penelitian yang pernah dilakukan memberitahuakn bahwa, komunikasi lateral maupun komunikasi diagonal lebih banyak diterapkan dalam suatu organisasi yang berskala besar , manakala masih ada saling ketergantungan (interdependence) pada antara bagian atau departemen-departemen yg ada pada organisasi tersebut.

Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa laba, pada antaranya adalah:
  • Penyebaran warta bisa sebagai lebih cepat ketimbang bentuk komunikasi tradisional. 
  • Memungkinkan individu dari aneka macam bagian atau departemen ikut membantu merampungkan perkara pada organisasi. 
Di samping memiliki kebaikan atau laba, komunikasi diagonal ini juga memiliki kelemahan. Salah satu kelemahan komunikasi diagonal merupakan bahwa komunikasi diagonal dapat mengganggu jalur komunikasi yg rutin dan telah berjalan normal. Di samping itu, komunikasi diagonal pada suatu organisasi besar sulit buat dikendalikan secara efektif.

e. Keterbatasan Komunikasi Formal
Meskipun saluran komunikasi formal sangat penting bagi organisasi besar , namun ia memiliki impak yang kurang menguntungkan baik dari sudut pandang individual juga perusahaan.

Dilihat menurut sudut pandang individual (perseorangan), komunikasi formal seringkali menciptakan frustrasi atau menjengkelkan bagi pihak eksklusif, khususnya mengenai keterbatasan buat masuk ke pada proses pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi besar , buat bisa berkomunikasi menggunakan manajer puncak wajib terlebih dahulu melalui lapisan manajer yg terdapat pada bawahnya. Artinya, banyak jalur yang wajib dilewati buat bisa berkomunikasi secara, langsung menggunakan manajer zenit. 

Kemudian, bagaimana bila dicermati dari sudut pandang perusahaan? Dari sudut pandang perusahaan, masalah terbesar dengan saluran komunikasi formal adalah kemungkinan munculnya distorsi atau gangguan penyampaian liputan ke level yang lebih tinggi, lantaran setiap keterkaitan (link) pada jalur komunikasi dapat mendeskripsikan suatu kemungkinan keluarnya kesalahpahaman.

Setiap pesan yg mengalir baik dari atas maupun bawah memungkinkan adanya perubahan terhadap pesan aslinya. Sebagai akibatnya, bawahan mungkin mendapat suatu informasi yang kabur berdasarkan atasannya; begitu juga para atasan (manajer puncak ) akan memperoleh suatu citra yg nir lengkap atau kurang pas terhadap apa yg sebenarnya terjadi pada taraf bawah.

Kemudian, bagaimana mengatasi hal tersebut? Salah satu cara buat mengatasi kemungkinan terjadinya distorsi pada komunikasi merupakan mengurangi jumlah tingkatan (level) dalam struktur organisasi. Semakin sedikit kaitan dalam jalur komunikasi, semakin sedikit kemungkinan terjadinya kesalahpahaman. Struktur organisasi flat/mendatar menggunakan tingkatan organisasi yang lebih sedikit, dan lebih poly rentang kendalinya (span of control) akan bisa membantu mengurangi terjadinya penyimpangan . Struktur organisasi flat dapat digambarkan pada bagan berikut ini.

1. Saluran Komunikasi Informal
Bagan organisasi formal akan dapat menggambarkan bagaimana warta yg terdapat ditransformasikan berdasarkan satu bagian ke bagian yang lainnya sinkron dengan jalur hierarki yang ada. Tetapi pada praktik, nampaknya garis-garis serta kotak-kotak yg tergambar dalam struktur organisasi nir bisa mencegah orang-orang dalam suatu organisasi buat saling bertukar kabar antara yang satu dengan yg lainnya. Oleh karenanya, keberadaan jaringan komunikasi informal pada suatu organisasi tidak bisa dielakkan. Jaringan ini dapat juga digunakan sang para manajer buat memantau para karyawannya pada melakukan tugas pekerjaan.

Dalam jaringan komunikasi informal, orang-orang yang terdapat pada suatu organisasi tanpa mempedulikan jenjang hierarkhi, pangkat serta kedudukan/ jabatan, bisa berkomunikasi secara luas Meskipun hal-hal yg mereka perbincangkan umumnya bersifat umum, seperti mengobrol mengenai humor yg baru didengar, famili, anak-anak, dunia olahraga, musik, program film, dan sinetron TV, kadangkala mereka jua bicara hal-hal yang berkaitan menggunakan situasi kerja yang terdapat pada organisasinya. Lebih lanjut, poly orang yang lebih percaya desas-desus atau rumor yang didapat dari komunikasi informal sebagai sumber keterangan pada suatu organisasi. Mereka kadangkala tidak lagi memberikan kepercayaan terhadap informasi yg berasal berdasarkan para manajer suatu organisasi.

C. CARA MENGELOLA KOMUNIKASI
Ada dua hal yg perlu diperhatikan pada hal mengelola komunikasi, pertama: bagaimana menangani pesan-pesan yg bersifat rutin; ke 2: bagaimana menangani krisis komunikasi. Kedua hal tadi bisa dijelaskan berikut adalah.

1. Penanganan Pesan-pesan Rutin
Dalam organisasi besar , dalam umumnya volume pesan-pesan (tertulis) merupakan lebih poly daripada pada organisasi yang berskala kecil, tetapi semua perusahaan memusatkan perhatiannya pada bagaimana memaksimumkan manfaat (benefit) menurut aktivitas komunikasi dengan porto (cost) eksklusif. Untuk bisa memaksimumkan manfaat serta meminimumkan biaya tersebut, manajer perlu memperhatikan berbagai hal berikut.

a. Mengurangi Jumlah Pesan
Untuk menciptakan satu page surat diperlukan waktu serta asal-asal (uang/bahan). Oleh karena itu, suatu organisasi harus memusatkan perhatiannya dalam seberapa banyak surat-surat yg akan dikirim ke luar. Di samping itu, organisasi juga perlu menghitung berapa rata-rata biaya yang diperlukan buat mencatat, mengetik, mengedit, dan mengirimkan surat dan berapa lama sebuah surat bisnis bisa diselesaikan. Apabila suatu pesan perlu disampaikan secara tertulis, sepucuk surat merupakan investasi yg baik serta berharga. Namun, bila sebuah surat hanya akan menambah beban warta yang akan disampaikan, mungkin lebih baik pesan disampaikan menggunakan alternatif, seperti melalui telepon atau tatap muka.

b. Instruksi yg Jelas
Kesalahan yang mengakibatkan terhambatnya komunikasi, mungkin dapat dibebankan pada setiap orang yg terdapat pada organisasi. Namun, dalam hal ini manajer memiliki tanggung jawab khusus buat menciptakan setiap orang pada organisasi mengetahui apa yang wajib dilakukannya. Orang-orang yang bertugas melakukan komunikasi (komunikator) telah seharusnya memahami kebutuhan serta tujuan organisasi secara keseluruhan, sehingga bisa menghindarkan dirinya dari kesalahan pada memberi instruksi. Komunikator pula perlu selalu mencari kejelasan suatu pesan, karena kebutuhan perusahaan yg terus berkembang secara dinamis menghipnotis arti setiap pesan. Di samping itu, manajer jua seharusnya permanen berkomunikasi dengan stafnya secara keseluruhan, buat menjaga hubungan menggunakan anggota staf, dan buat menaruh umpan kembali terhadap perkembangan suatu pesan.

c. Mendelegasikan Tanggung Jawab
Dalam suatu organisasi, tujuan organisasi secara keseluruhan dapat tercapai bila manajer mempunyai agama bahwa orang lain dapat merampungkan pekerjaan yang dibebankan kepada mereka. Hal ini penting, karena seorang manajer harus mendelegasikan beberapa pekerjaan komunikasi kepada orang lain. Coba Anda bayangkan, jika seorang manajer bersikeras buat mengerjakan ulang setiap pesan dengan gayanya sendiri.

d. Melatih Petugas
Seorang yang memegang pensil nir harus menjadi penulis yang baik; seseorang yg mempunyai suara yang menarik jua nir selalu bisa mengungkapkan sesuatu dengan jelas pada khalayak. Dalam kenyataannya, penulis maupun pembicara yg nir memiliki talenta alami dapat menjadi penulis dan pembicara yg baik melalui latihan-latihan yg teratur dan bersiklus dengan baik.

Oleh karena itu, suatu organisasi dianjurkan buat menyelenggarakan pelatihan. Keterampilan berkomunikasi bagi orang-orang yang pekerjaan atau tugasnya bekerjasama erat dengan masalah komunikasi. Pelatihan ini mencakup paling tidak preferensi gaya organisasi serta falsafah-falsafah komunikasi. Komunikator pula perlu menaikkan dan memperlancar kemampuan berbahasa serta keterampilan presentasinya, sebagai akibatnya komunikasi bisa menjadi lebih baik dan lancar.

2. Penanganan Krisis Komunikasi
Mengelola arus pesan-pesan bisnis menurut hari ke hari adalah suatu hal yg biasa, namun tes keterampilan komunikasi yang sebenarnya adalah pada waktu keluarnya krisis komunikasi dalam suatu organisasi. Mengapa demikian? Semakin besar tantangan atau risiko yg wajib dihadapi, semakin tinggi taraf kernampuan atau keterampilan yang dibutuhkan. Krisis komunikasi ini merupakan suatu ajang uji coba keterampilan yg cukup menantang.

Berikut ini adalah beberapa contoh insiden yg menimpa suatu organisasi perusahaan yg wajib ditangani menggunakan akurat.

a. Kasus Pertama
Perusahaan Jamu PT. Kuku Raksasa memproduksi obat pegal linu pada berbagai macam bentuk, baik dalam bentuk tablet, kapsul maupun kaplet. Seorang wanita dikabarkan mati dunia setelah minum obat pegal linu berdasarkan PT tersebut. Mendengar insiden itu, aparat keamanan dan dinas kesehatan segera melakukan penyelidikan dan pemeriksaan di loka kejadian. Hasil sementara mengisyaratkan bahwa obat tersebut mengandung suatu adonan zat yang berbahaya bagi manusia. Setelah beberapa lama kematian itu terjadi, output pemeriksaan pada laboratorium menunjukkan bahwa penyebab kematiannya dari dari obat yg diproduksi PT. Kuku Raksasa. Melihat kejadian tersebut, bagaimana pendapat Anda?

b. Kasus Kedua
Dalam beberapa insiden terpisah, berdasarkan laporan konsumen menurut beberapa provinsi, ditemukan adonan zat-zat pengawet kuliner yang berbahaya dalam makanan bayi yg Anda produksi. Anda lalu melakukan pengecekan ke beberapa wilayah yang melaporkan hal tadi, tetapi tidak menemukan bukti yang cukup mendukung klaim tersebut. Melalui penelaahan secara menyeluruh, tidak ditemukan kasus baik pada bagian produksi maupun distribusi. Namun, perlu diingat bahwa kabar mengenai tercampurnya zat-zat kimia berbahaya tersebut sudah menyebar ke beberapa daerah. Melihat kondisi itu, apa yang perlu dilakukan sang perusahaan tadi?

c. Kasus Ketiga
Sebuah perusa-haan penghasil penyedap masakan terpaksa didemo oleh masyarakat warga yg ada pada lebih kurang daerah perusahaan tadi. Warga rakyat berpendapat bahwa dampak pembuangan limbah pabrik tersebut, sawah-sawah milik para petani tersebut menjadi tidak subur lagi.

d. Kasus Keempat
Sebuah industri produsen memahami yang berlokasi pada lingkungan pemukiman warga , belakangan ini sebagai bahan pembicaraan warga rakyat. Mereka beropini bahwa industri memahami di daerah tersebut mengganggu masyarakat terutama lantaran bau limbah tahu yg dialirkan melalui saluran-saluran air rakyat setempat. Di samping itu, saluran-saluran air warga setempat sebagai keruh dan kotor lantaran limbah memahami tadi.

Cara penanganan krisis di suatu perusahaan akan berbeda dengan perusahaan yang lain. Namun, yang jelas bahwa munculnya krisis dalam suatu perusahaan bisa memiliki imbas terhadap masa depan, baik itu produk maupun reputasi perusahaan yang bersangkutan. Berapa poly porto yang wajib diharapkan buat memperbaiki gambaran suatu perusahaan yang sedang dilanda krisis? Jika suatu perusahaan gagal dalam menangani krisis yg terjadi, maka reputasi perusahaan akan sebagai pudar serta kerugian tak bisa dihindarkan.

Dalam kaitannya menggunakan krisis komunikasi tadi, terdapat dua falsafah dalam komunikasi, yaitu: (1) bersikap membisu, tidak mengungkapkan sesuatu; atau (2) katakan apa yg terjadi serta sesegera mungkin. Kedua pendekatan tadi ternyata bisa diaplikasikan dalam situasi nyata dan berhasil, menjadi contoh perusahaan Johnson & Johnson dan Gerber yg berpusat pada Amerika.

Dalam situasi krisis komunikasi, terdapat beberapa hal yg bisa dilakukan, diantaranya:
1. Siapkan tim yang terampil/cekatan pada penanganan krisis.
2. Usahakan manajemen puncak segera bertindak dalam ketika krisis terjadi.
3. Ciptakan sebuah sentra informasi sebagai representasi perusahaan. Yang dilengkapi dengan banyak sekali alat-alat elektronika komunikasi.
4. Ceritakan suatu peristiwa secara menyeluruh, terbuka, dan amanah. Apabila memang ada yg keliru, segera mohon maaf.
5. Tunjukkan keseriusan perusahaan, bukan saja melalui pernyataan tetapi pula melalui tindakan konkret.

D. MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI
Sebagaimana Anda ketahui, komunikasi merupakan suatu keterkaitan antara individu-individu menggunakan organisasi. Kemampuan Anda buat memahami apa yang sedang terjadi sangat tergantung pada kepekaan Anda menjadi komunikator. Bila Anda memahami dinamika komunikasi, Anda akan bisa membaca secara seksama apa yang sedang terjadi pada suatu organisasi. Keterampilan Anda pada berkomunikasi akan sangat berpengamh terhadap keberhasilan Anda dalam global bisnis.

Apakah Anda seseorang sekretaris, instruktur manajemen, akuntan, analis keuangan, makelar, peneliti, spesialis asal daya manusia, spesialis berita, atau lainnya, Anda perlu kemampuan berkomunikasi menggunakan orang lain secara efektif serta efisien. Namun demikian, beberapa jenis pekerjaan memerlukan keterampilan komunikasi yang lebih akbar daripada yang lain. Sebagai model, seseorang salesman perlu sebagai komunikator yang baik, dan juga spesialis hubungan rakyat (public relations).

Beberapa keterampilan khusus yg dibutuhkan dalam. Komunikasi bisnis adalah:
1. Membaca.
2. Mendengar.
3. Percakapannya menarik.
4. Wawancara.
5. Berdiskusi dengan gerombolan -kelompok kecil.
6. Berpidato dan presentasi.
7. Menulis surat, memo, dan laporan.

Barangkali, loka terbaik buat melakukan perbaikan program adalah menilai diri langsung secara amanah. Setiap orang berkeinginan buat membuatkan keterampilan berkomunikasi, dan mungkin Anda adalah seorang pendengar yg baik, atau mungkin penulis yang baik. Dalam beberapa hari kemudian, coba perhatilcan kemampuan Anda berkomunikasi, terdapat pemugaran atau nir. Coba perhatikan cara Anda berkomunikasi, yg sahih dan yg keliru. Selanjutnya, pusatkan serta kembangkan keterampilan Anda pada bidang-bidang yg paling lemah. Cara terbaik buat menaikkan kemampuan berkomunikasi adalah melalui latihan-latihan atau praktik-praktik.