2 JENIS ELEKTRO MOTOR DAN APA ITU MOTOR LISTRIK

Pengenalan 2 jenis Electro motor
Berbagai alat-alat tempat tinggal tangga yg memakai elektromotor atau motor listrik sebagai penggeraknya, seperti kipas angin, blender, aduk-aduk, serta lainnya.
Penggunaan Electro motor menjadi alat penggerak banyak digunakan baik buat keperluan Individu/perseorangan juga buat keperluan skala besar dalam suatu Perusahaan atau Industri.
Elektro motor menjadi penggerak utama yang digunakan pada banyak sekali usaha atau industri.

Lalu apa itu Elektro motor ?



Apa itu Electro motor
Electro motor merupakan :
Suatu alat penggerak menggunakan memakai asal energi Listrik yang kemudian diubah sebagai energi Gerak/Putar.

Prinsip kerja Elektro motor listrik

Sistem kerja electro motor mempunyai prinsip electromagnetik.
Listrik menjadi sumber energi primer yang didapatkan menurut suatu pembangkit listrik, dialirkan melewati kumparan penghantar yang masih ada pada elektromotor.
Listrik yg dialirkan melewati kumparan, akan membuat induksi magnet pada pada kumparan Stator , induksi magnet yang terjadi dalam Stator tersebut, lalu pada induksikan buat memutar shaft Rotor yg berbahan logam.
2 jenis electromotor
Beberapa Aplikasi atau alat-alat yang menggunakan Electro motor :
  • Elektro motor buat menggerakkan Pompa Air
  • Elektro motor buat menggerakkan Fan, Blower atau Kipas angin
  • Motor listrik buat menggerakkan Alat rumah tangga (Hair Dryer, Blender , Mixer)
  • Motor listrik buat menggerakkan Air Compressor
  • Motor listrik untuk menggerakkan aneka macam Mesin-mesin pabrik
  • Motor listrik dipakai sebagai penggerak mainan anak-anak, mobil-mobilan.
  • Dan aneka macam keperluan lainnya

Dua jenis electro motor

Berbagai jenis dan ukuran Elektro motor yang dapat kita jumpai, namun secara dasar Elektro motor atau Motor listrik dapat dibagi sebagai 2 jenis, yaitu :
  • Electro motor DC (arus searah)
  • Electro motor AC (Arus bolak-balik )

Electro motor listrik DC
Electro motor jenis ini memakai sumber tenaga listrik berdasarkan listrik DC (Direct Current) misalnya Baterai, Aki, Adaptor DC.
Biasanya kumparan gulungan yg masih ada dalam Motor listrik DC terdiri menurut dua kumparan gulungan, yaitu Gulungan atau kumparan terdapat dalam stator dan rotor.
Karena Listrik DC tidak mempunyai Frekwensi serta Gelombang Phase, mak buat membuat disparitas kutub daya magnetik antara Magnet pada Stator serta Rotor, maka Kumparan masih ada dalam Stator serta Rotor.
Electro motor Listrik AC
Electro motor jenis ini menggunakan asal tenaga listrik AC atau listri arus bolak-kembali.
Elektro motor AC merupakan yang paling poly digunakan, sebagai alat penggerak banyak sekali alat-alat.
Sumber tenaga listrik AC biasa didapatkan menurut aneka macam pembangkit listrik misalnya listrik yang didapatkan berdasarkan Genset AC (generator) dan Listrik PLN.
Elektro motor AC masih terbagi 2 menurut asal listrik yg dipakai.
Listrik AC terbagi dua , Yakni :
Listrik AC 1 Phase
Electro motor listrik AC 1 Phase biasanya memakai kumparan dalam stator dan rotor, atau biasa pula memakai 2 jenis kumparan dalam stator yaitu :
  • Kumparan Utama
Kumparan primer dialiri listrik AC 1 phase pribadi dari asal listrik
  • Kumparan Bantu
Kumparan bantu pada Elektro motor listrik AC 1 Phase, dialiri listrik yg didapatkan menurut indera yang disebut Kapasitor.
Kapasitor tersebut yg sumbernya diberi tegangan listrik 1 phase serta dirubah / dinaikkan tegangannya sesaat oleh kapasitor kemudian disupplai ke kumparan bantu.
Sifat kumparan bantu hanya membantu memutar Rotor sesaat sampai listrik yg didapatkan kapasitor pulang normal.
Atau menggunakan istilah lain, Kapasitor yg masih ada pada motor listrik 1 phase, berfungsi untuk menyuplai tegangan listrik menggunakan akbar tegangan yang lebih tinggi sesaat.
Dan berfungsi buat membarui Kumparan bantu menjadi magnet yg lebih kuat dibanding Kumparan utama, sebagai akibatnya terjadi hentakan yang lebih kuat buat memutar Rotor pertama kali.
Listrik AC 3 Phase
Electro motor 3 phase adalah elektromotor yg digerakkan oleh asal listrik tiga phase.
Electro motor jenis ini merupakan yg paling mayoritas dipakai di pabrik/perusahaan. Kumparan dalam elektro motor tiga Phase umumnya hanya terdapat pada stator.
Hal ini dikarenakan sumber listrik yang memiliki 3 phase yg mempunyai disparitas gelombang satu sama lain.
Namun terdapat juga electro motor 3 phase yang memiliki kumparan pada Stator & Rotor.
Electro motor jenis ini umumnya memiliki sistem start Rotor Resistance, Salah satu sistem starting Elektro motro yg digunakan buat mengurangi Lonjakan daya listrik saat start awal Elektro motor listrik.
Semoga pengenalan tentang dua jenis Electro motor bisa dijadikan sebagai bahan tambahan pengetahuan buat kita seluruh.
Semoga bermanfaat !
CARA FLEXI

2 JENIS ELEKTRO MOTOR DAN APA ITU MOTOR LISTRIK

Pengenalan 2 jenis Electro motor
Berbagai peralatan rumah tangga yang menggunakan elektromotor atau motor listrik menjadi penggeraknya, misalnya kipas angin, blender, mixer, serta lainnya.
Penggunaan Electro motor sebagai indera penggerak poly digunakan baik buat keperluan Individu/perseorangan maupun buat keperluan skala akbar pada suatu Perusahaan atau Industri.
Elektro motor sebagai penggerak utama yang digunakan dalam berbagai bisnis atau industri.

Lalu apa itu Elektro motor ?



Apa itu Electro motor
Electro motor merupakan :
Suatu alat penggerak menggunakan memakai asal tenaga Listrik yg kemudian diubah sebagai energi Gerak/Putar.

Prinsip kerja Elektro motor listrik

Sistem kerja electro motor mempunyai prinsip electromagnetik.
Listrik menjadi asal energi primer yg dihasilkan berdasarkan suatu pembangkit listrik, dialirkan melewati kumparan penghantar yang terdapat dalam elektromotor.
Listrik yang dialirkan melewati kumparan, akan membuat induksi magnet di pada kumparan Stator , induksi magnet yang terjadi dalam Stator tadi, kemudian pada induksikan buat memutar shaft Rotor yg berbahan logam.
2 jenis electromotor
Beberapa Aplikasi atau alat-alat yang memakai Electro motor :
  • Elektro motor buat menggerakkan Pompa Air
  • Elektro motor buat menggerakkan Fan, Blower atau Kipas angin
  • Motor listrik buat menggerakkan Alat rumah tangga (Hair Dryer, Blender , Mixer)
  • Motor listrik buat menggerakkan Air Compressor
  • Motor listrik buat menggerakkan berbagai Mesin-mesin pabrik
  • Motor listrik dipakai menjadi penggerak mainan anak-anak, mobil-mobilan.
  • Dan berbagai keperluan lainnya

Dua jenis electro motor

Berbagai jenis serta berukuran Elektro motor yang dapat kita jumpai, namun secara dasar Elektro motor atau Motor listrik dapat dibagi sebagai dua jenis, yaitu :
  • Electro motor DC (arus searah)
  • Electro motor AC (Arus bolak-balik )

Electro motor listrik DC
Electro motor jenis ini memakai sumber tenaga listrik berdasarkan listrik DC (Direct Current) misalnya Baterai, Aki, Adaptor DC.
Biasanya kumparan gulungan yg terdapat dalam Motor listrik DC terdiri dari dua kumparan gulungan, yaitu Gulungan atau kumparan masih ada pada stator serta rotor.
Karena Listrik DC nir memiliki Frekwensi dan Gelombang Phase, mak buat membuat disparitas kutub daya magnetik antara Magnet dalam Stator serta Rotor, maka Kumparan masih ada dalam Stator dan Rotor.
Electro motor Listrik AC
Electro motor jenis ini memakai asal energi listrik AC atau listri arus bolak-kembali.
Elektro motor AC merupakan yg paling poly dipakai, menjadi indera penggerak berbagai alat-alat.
Sumber energi listrik AC biasa didapatkan dari banyak sekali pembangkit listrik misalnya listrik yang didapatkan dari Genset AC (generator) dan Listrik PLN.
Elektro motor AC masih terbagi dua berdasarkan asal listrik yg digunakan.
Listrik AC terbagi 2 , Yakni :
Listrik AC 1 Phase
Electro motor listrik AC 1 Phase biasanya menggunakan kumparan pada stator dan rotor, atau biasa pula memakai 2 jenis kumparan pada stator yaitu :
  • Kumparan Utama
Kumparan utama dialiri listrik AC 1 phase langsung berdasarkan sumber listrik
  • Kumparan Bantu
Kumparan bantu pada Elektro motor listrik AC 1 Phase, dialiri listrik yang didapatkan menurut indera yang diklaim Kapasitor.
Kapasitor tadi yg sumbernya diberi tegangan listrik 1 phase serta dirubah / dinaikkan tegangannya sesaat sang kapasitor kemudian disupplai ke kumparan bantu.
Sifat kumparan bantu hanya membantu memutar Rotor sesaat sampai listrik yang didapatkan kapasitor balik normal.
Atau menggunakan istilah lain, Kapasitor yg masih ada pada motor listrik 1 phase, berfungsi buat menyuplai tegangan listrik dengan akbar tegangan yg lebih tinggi sesaat.
Dan berfungsi buat membarui Kumparan bantu sebagai magnet yang lebih kuat dibanding Kumparan primer, sehingga terjadi hentakan yg lebih bertenaga buat memutar Rotor pertama kali.
Listrik AC 3 Phase
Electro motor tiga phase merupakan elektromotor yg digerakkan sang asal listrik 3 phase.
Electro motor jenis ini adalah yang paling secara umum dikuasai dipakai pada pabrik/perusahaan. Kumparan pada elektro motor 3 Phase umumnya hanya terdapat pada stator.
Hal ini dikarenakan asal listrik yg memiliki tiga phase yg memiliki disparitas gelombang satu sama lain.
Namun terdapat juga electro motor tiga phase yang memiliki kumparan pada Stator & Rotor.
Electro motor jenis ini umumnya mempunyai sistem start Rotor Resistance, Salah satu sistem starting Elektro motro yang digunakan buat mengurangi Lonjakan daya listrik saat start awal Elektro motor listrik.
Semoga pengenalan mengenai dua jenis Electro motor bisa dijadikan sebagai bahan tambahan pengetahuan buat kita seluruh.
Semoga berguna !
CARA FLEXI

WIRING DAN PENJELASAN SISTEM STARTING MOTOR LISTRIK 3 PHASE

Beberapa sistem atau cara starting elektro motor
Electro motor adalah suatu alat yang memakai tenaga listrik dan mengubahnya sebagai energi gerak menggunakan prinsip induksi magnetik.
Pengenalan Sistem Starting Electro motor
Electro motor mempunyai banyak sekali jenis serta ukuran.
Dilihat berdasarkan sumber tegangan listriknya, electro motor dibagi sebagai 2 jenis, yaitu:
  • Electro motor arus bolak-balik (AC - Alternating Current)
  • Electro motor arus searah (DC - Direct Current)

Selain itu, elektronik motor jua terbagi dengan berbagai daya (power) sinkron menggunakan kebutuhan penggunaannya.
Semakin besar daya (HP / KW) elektronika motor atau motor listrik, akan semakin besar energi gerak atau torsi yg dihasilkannya.
Beberapa berukuran elektro motor ditinjau berdasarkan daya atau power , diantaranya:
Dari mulai yg daya mini 1/dua Hp, tiga Hp, 5 Hp, 10 Hp, 15 Hp, 25 Hp, 60 Hp sampai yang besar dayanya melebihi 300 Hp.
Untuk menerangkan besaran daya yg diharapkan Elektro motor, umumnya memakai satuan daya Horse power atau HP.
Adapun daya 1 Hp sama menggunakan sekitar 746 watt, biasa dibulatkan menjadi 0,75 Kw (750 Watt).
Pengenalan Sistem Starting Electro motor
1 HP = 746 Watt
Semakin besar daya suatu elektronika motor tentu akan semakin akbar pula arus listrik yg diharapkan untuk mengoperasikan elektronika motor tersebut.
Terutama ketika elektronika motor starting , waktu elektro motor dioperasikan, arus startingnya sanggup mencapai 4 hingga 7 kali arus nominal elektronika motor tersebut.
Elektro motor akan membuat lonjakan arus listrik sebesar 4 s/d 7 kali Arus normal elektro motor tadi ketika pertama kali diberi tegangan listrik (Starting).
Arus Starting Elektro motor sanggup mencapai 7 kali Arus Maksimal Elektro motor
Bisa kita bayangkan seberapa akbar lonjakan arus yang dihasilkan saat starting elektro motor.
Sebagai contoh:
Jika sebuah Elektro motor atau Motor listrik 3 phase dengan daya sebanyak 15 HP. Dioperasikan dengan tegangan 380 volt serta cosphi 0,8.
Berapa besar arus lonjakan elektronik motor tersebut waktu starting ?
Daya Elektro motor = 15 Hp
Daya listrik biasa disimbolkan menggunakan P atau Power.
Rumus daya motor listrik tiga phase merupakan:
P = V x I x cosphi x √3
  • P = Power atau Daya pada satuan Watt
  • V = Voltage atau tegangan dalam satuan Volt
  • I = Intensity atau Arus dalam satuan Ampere
Karena daya motor listrik masih dalam satuan HP, maka kita wajib ubah ke dalam satuan Watt, yakni:
15 HP = 15 x 746 Watt = 11.190 Watt
Maka, untuk menghitung besar Arus Maksimal elektro motor tadi, adalah:
P = V x I x Cosphi x√3
11.190 Watt = 380 V x I x 0,8 x 1,73
11.190 Watt = 525,92 x I
I = 11.190 Watt / 525,92
I = 21,27 Ampere.
Maka didapat Arus maksimal motor tadi adalah: 21,27 Ampere.
Jika lonjakan arus ketika elektronik motor tersebut starting merupakan 7 kali arus maksimal , maka:
7 x 21,27 = 148,89 ampere.
Lonjakan Arus waktu starting elektronik motor menggunakan daya 15 HP adalah sebesar 148,89 Ampere, dan lonjakan arus ini akan terjadi dalam ketika yang singkat, kemudian sesudah putaran normal dicapai maka akbar arus akan pulang normal.
Untuk mengatasi lonjakan arus starting elektro motor, maka diperlukan sistem starting yang sinkron supaya lonjakan arus tersebut bisa diminimalkan sekecil mungkin.
Oleh karenanya diharapkan sistem starting yang bhineka juga buat mengoperasikan suatu electro motor dicermati menurut besar dayanya.

Beberapa sistem Starting Elektro Motor

Ada beberapa cara atau sistem starting elektronika motor yang biasa digunakan, antara lain:
  • Direct On Line atau D.O.L
  • Star Delta
  • Auto Transformer
  • Soft Starter
  • Inverter

Di bawah ini bisa kita lihat penjelasan singkat menurut beberapa sistem starting elektronika motor diatas dilengkapi dengan Wiring buat masing-masing sistem starting elektronika motor.
Berikut beberapa jenis sistem starting electro motor serta Gambar Wiring:
Wiring buat rangkaian sistem starting elektro motor

Direct On Line (DOL)
Pengenalan Sistem Starting Electro motor
Sistem starter Direct On Line atau DOL adalah Sistem starting elektronik motor yg paling sederhana, serta biasa dipakai buat elektronik motor yg memiliki daya lebih kecil menurut lima,lima Kw (< lima,5 KW).
Rangkaian Direct On Line atau DOL untuk motor listrik < 5,lima KW
Star Delta
Pengenalan Sistem Starting Electro motor
Sistem starting elektronika motor dengan rangkaian Star Delta berfungsi buat mengurangi lonjakan arus saat electro motor dihidupkan.
Dengan menggunakan rangkaian gulungan Star buat pertama kali start, kemudian beberapa saat berpindah menggunakan rangkaian gulungan Delta dalam electro motor.
Biasa digunakan buat Electro motor menggunakan daya sekitar lima,lima kw sampai 22 kw. Tergantung dengan penggunaan electro motor tersebut.
Rangkaian Star Delta buat Elektro motor 5,5 KW s/d 22 KW
Auto Transformer
Pengenalan Sistem Starting Electro motor
Sistem starting elektro motor menggunakan rangkaian Auto Transformer berfungsi buat megurangi lonjakan-lonjakan arus menggunakan perpindahan rangkaian beberapa langkah / Step.
Dengan memakai Voltage Transformer sebagai pengasut tegangan sebelum pada supplai ke electro motor.
Sistem starting electro motor menggunakan auto transformer akan lebih efisien buat mengurangi lonjakan arus dibanding dengan sistem starting Direct On Line atau Star Delta.
Biasa dipakai buat electro motor dengan besar daya 22 kw hingga dengan 150 kw. Disesuaikan jua menggunakan penggunaan electro motor tersebut.
Rangkaian Auto transformer buat Elektro motor 22 KW s/d 150 KW
Soft starter
Pengenalan Sistem Starting Electro motor
Rangkain starting motor listrik menggunakan menggunakan sistem Soft starter dipergunakan buat mengatur/ memperhalus start menurut elektrik motor.
Prisip kerjanya merupakan menggunakan mengatur tegangan yg masuk ke motor.
Pertama-tama motor hanya diberikan tegangan yg rendah sehingga arus serta torsi pun jua rendah.
Pada level ini motor hanya sekedar berkecimpung perlahan serta nir mengakibatkan kejutan.
Selanjutnya tegangan akan dinaikan secara sedikit demi sedikit hingga tegangan normal dicapai dan motor akan berputar menggunakan dengan syarat RPM atau putaran normal.
Inverter atau VFD (Variable Frequency Drives)
Pengenalan Sistem Starting Electro motor
Inverter atau VFD (Variable Frequency Drives) seringkali dianggap pula menggunakan VSD (Variable Speed Drive.
Inverter Terdiri menurut 2 bagian utama yaitu:
  • Bagian pertama merupakan penyearah tegangan berdasarkan AC(Arus bolak-pulang) menjadi DC (Direct Current)
  • Bagian ke 2 merupakan mengembalikan menurut DC (Direct Current) ke tegangan AC(Arus bolak-pulang) dengan nilai frequency yg diinginkan.

Perubahan nilai Frequency pada sumber tegangan listrik elektronika motor akan mengubah kecepatan (RPM) electro motor tadi. Semakin mini nilai Frequency akan semakin rendah putaran (RPM) suatu electro motor.
Apa hubungan Frekwensi dengan RPM atau putaran elektronik motor ?
Rumus RPM atau putaran Motor listrik adalah:
N = Frekwensi x 120
Pole

Dari rumus diatas dapat kita lihat bahwa, semakin mini frekwensi tentu semakin rendah juga putaran sebuah elektronik motor.
Prinsip kerja inverter yg sedehana merupakan:
  • Tegangan yang masuk dari sumber dengan frequency 50 Hz dialirkan ke board Rectifier atau penyearah DC, serta ditampung ke bank capacitor.
  • Tegangan DC kemudian diumpankan ke board inverter buat dijadikan AC balik dengan frekuensi sesuai kebutuhan.
  • Jadi berdasarkan DC ke AC yang komponen utamanya adalah Semiconduktor aktif seperti IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor). Dengan menggunakan frekuensi carrier (mampu sampai 20 kHz), tegangan DC dicacah dan dimodulasi sebagai akibatnya keluar tegangan dan frekuensi yang diinginkan.

Dari beberapa sistem starting electro motor yg terdapat, sistem starting dengan Inverter adalah yg paling baik buat meredam lonjakan arus saat start.
Pengenalan Sistem Starting Electro motor
Semoga berguna !
CARA FLEXI

WIRING DAN PENJELASAN SISTEM STARTING MOTOR LISTRIK 3 PHASE

Beberapa sistem atau cara starting elektronik motor
Electro motor adalah suatu alat yang memakai tenaga listrik serta mengubahnya sebagai tenaga mobilitas dengan prinsip induksi magnetik.
Pengenalan Sistem Starting Electro motor
Electro motor memiliki banyak sekali jenis serta ukuran.
Dilihat menurut asal tegangan listriknya, electro motor dibagi sebagai dua jenis, yaitu:
  • Electro motor arus bolak-balik (AC - Alternating Current)
  • Electro motor arus searah (DC - Direct Current)

Selain itu, elektro motor pula terbagi dengan banyak sekali daya (power) sinkron menggunakan kebutuhan penggunaannya.
Semakin akbar daya (HP / KW) elektro motor atau motor listrik, akan semakin akbar energi gerak atau torsi yg dihasilkannya.
Beberapa ukuran elektro motor dicermati dari daya atau power , diantaranya:
Dari mulai yang daya kecil 1/2 Hp, 3 Hp, 5 Hp, 10 Hp, 15 Hp, 25 Hp, 60 Hp sampai yg akbar dayanya melebihi 300 Hp.
Untuk menampakan besaran daya yg dibutuhkan Elektro motor, umumnya memakai satuan daya Horse power atau HP.
Adapun daya 1 Hp sama dengan lebih kurang 746 watt, biasa dibulatkan menjadi 0,75 Kw (750 Watt).
Pengenalan Sistem Starting Electro motor
1 HP = 746 Watt
Semakin akbar daya suatu elektronik motor tentu akan semakin besar jua arus listrik yg diperlukan buat mengoperasikan elektro motor tadi.
Terutama ketika elektro motor starting , ketika elektronika motor dioperasikan, arus startingnya sanggup mencapai 4 hingga 7 kali arus nominal elektronika motor tadi.
Elektro motor akan membentuk lonjakan arus listrik sebanyak 4 s/d 7 kali Arus normal elektronika motor tadi saat pertama kali diberi tegangan listrik (Starting).
Arus Starting Elektro motor mampu mencapai 7 kali Arus Maksimal Elektro motor
Bisa kita bayangkan seberapa akbar lonjakan arus yang didapatkan waktu starting elektro motor.
Sebagai contoh:
Jika sebuah Elektro motor atau Motor listrik tiga phase menggunakan daya sebesar 15 HP. Dioperasikan menggunakan tegangan 380 volt dan cosphi 0,8.
Berapa akbar arus lonjakan elektronika motor tadi ketika starting ?
Daya Elektro motor = 15 Hp
Daya listrik biasa disimbolkan dengan P atau Power.
Rumus daya motor listrik tiga phase adalah:
P = V x I x cosphi x √3
  • P = Power atau Daya pada satuan Watt
  • V = Voltage atau tegangan dalam satuan Volt
  • I = Intensity atau Arus pada satuan Ampere
Karena daya motor listrik masih dalam satuan HP, maka kita harus ubah ke pada satuan Watt, yakni:
15 HP = 15 x 746 Watt = 11.190 Watt
Maka, buat menghitung besar Arus Maksimal elektronika motor tadi, merupakan:
P = V x I x Cosphi x√3
11.190 Watt = 380 V x I x 0,8 x 1,73
11.190 Watt = 525,92 x I
I = 11.190 Watt / 525,92
I = 21,27 Ampere.
Maka didapat Arus aporisma motor tersebut merupakan: 21,27 Ampere.
Jika lonjakan arus saat elektronika motor tersebut starting adalah 7 kali arus aporisma, maka:
7 x 21,27 = 148,89 ampere.
Lonjakan Arus ketika starting elektronik motor dengan daya 15 HP adalah sebesar 148,89 Ampere, serta lonjakan arus ini akan terjadi dalam waktu yg singkat, lalu setelah putaran normal dicapai maka akbar arus akan kembali normal.
Untuk mengatasi lonjakan arus starting elektronika motor, maka diperlukan sistem starting yg sesuai supaya lonjakan arus tersebut bisa diminimalkan sekecil mungkin.
Oleh karena itu dibutuhkan sistem starting yang berbeda-beda pula untuk mengoperasikan suatu electro motor dicermati berdasarkan akbar dayanya.

Beberapa sistem Starting Elektro Motor

Ada beberapa cara atau sistem starting elektro motor yang biasa digunakan, diantaranya:
  • Direct On Line atau D.O.L
  • Star Delta
  • Auto Transformer
  • Soft Starter
  • Inverter

Di bawah ini bisa kita lihat penerangan singkat berdasarkan beberapa sistem starting elektronik motor diatas dilengkapi menggunakan Wiring buat masing-masing sistem starting elektronika motor.
Berikut beberapa jenis sistem starting electro motor serta Gambar Wiring:
Wiring buat rangkaian sistem starting elektro motor

Direct On Line (DOL)
Pengenalan Sistem Starting Electro motor
Sistem starter Direct On Line atau DOL merupakan Sistem starting elektronik motor yang paling sederhana, serta biasa dipakai buat elektro motor yang memiliki daya lebih kecil berdasarkan 5,lima Kw (< 5,5 KW).
Rangkaian Direct On Line atau DOL buat motor listrik < lima,lima KW
Star Delta
Pengenalan Sistem Starting Electro motor
Sistem starting elektro motor dengan rangkaian Star Delta berfungsi untuk mengurangi lonjakan arus waktu electro motor dihidupkan.
Dengan menggunakan rangkaian gulungan Star buat pertama kali start, kemudian beberapa waktu berpindah menggunakan rangkaian gulungan Delta dalam electro motor.
Biasa dipakai buat Electro motor menggunakan daya sekitar 5,lima kw sampai 22 kw. Tergantung dengan penggunaan electro motor tadi.
Rangkaian Star Delta buat Elektro motor 5,5 KW s/d 22 KW
Auto Transformer
Pengenalan Sistem Starting Electro motor
Sistem starting elektronika motor dengan rangkaian Auto Transformer berfungsi buat megurangi lonjakan-lonjakan arus dengan perpindahan rangkaian beberapa langkah / Step.
Dengan menggunakan Voltage Transformer menjadi pengasut tegangan sebelum pada supplai ke electro motor.
Sistem starting electro motor menggunakan auto transformer akan lebih efisien buat mengurangi lonjakan arus dibanding menggunakan sistem starting Direct On Line atau Star Delta.
Biasa digunakan buat electro motor dengan akbar daya 22 kw sampai dengan 150 kw. Disesuaikan pula dengan penggunaan electro motor tadi.
Rangkaian Auto transformer buat Elektro motor 22 KW s/d 150 KW
Soft starter
Pengenalan Sistem Starting Electro motor
Rangkain starting motor listrik menggunakan memakai sistem Soft starter digunakan buat mengatur/ memperhalus start dari elektrik motor.
Prisip kerjanya adalah dengan mengatur tegangan yang masuk ke motor.
Pertama-tama motor hanya diberikan tegangan yang rendah sehingga arus dan torsi pun jua rendah.
Pada level ini motor hanya sekedar berkecimpung perlahan serta tidak menimbulkan kejutan.
Selanjutnya tegangan akan dinaikan secara bertahap sampai tegangan normal dicapai dan motor akan berputar menggunakan dengan syarat RPM atau putaran normal.
Inverter atau VFD (Variable Frequency Drives)
Pengenalan Sistem Starting Electro motor
Inverter atau VFD (Variable Frequency Drives) sering dianggap juga menggunakan VSD (Variable Speed Drive.
Inverter Terdiri menurut 2 bagian utama yaitu:
  • Bagian pertama adalah penyearah tegangan berdasarkan AC(Arus bolak-pulang) menjadi DC (Direct Current)
  • Bagian ke 2 adalah mengembalikan dari DC (Direct Current) ke tegangan AC(Arus bolak-balik ) dengan nilai frequency yang diinginkan.

Perubahan nilai Frequency pada asal tegangan listrik elektronik motor akan mengubah kecepatan (RPM) electro motor tersebut. Semakin mini nilai Frequency akan semakin rendah putaran (RPM) suatu electro motor.
Apa hubungan Frekwensi menggunakan RPM atau putaran elektro motor ?
Rumus RPM atau putaran Motor listrik merupakan:
N = Frekwensi x 120
Pole

Dari rumus diatas bisa kita lihat bahwa, semakin kecil frekwensi tentu semakin rendah jua putaran sebuah elektronika motor.
Prinsip kerja inverter yg sedehana merupakan:
  • Tegangan yang masuk menurut asal menggunakan frequency 50 Hz dialirkan ke board Rectifier atau penyearah DC, serta ditampung ke bank capacitor.
  • Tegangan DC kemudian diumpankan ke board inverter untuk dijadikan AC balik menggunakan frekuensi sinkron kebutuhan.
  • Jadi dari DC ke AC yg komponen utamanya adalah Semiconduktor aktif seperti IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor). Dengan memakai frekuensi carrier (mampu hingga 20 kHz), tegangan DC dicacah serta dimodulasi sehingga keluar tegangan dan frekuensi yg diinginkan.

Dari beberapa sistem starting electro motor yg ada, sistem starting dengan Inverter merupakan yg paling baik untuk meredam lonjakan arus waktu start.
Pengenalan Sistem Starting Electro motor
Semoga bermanfaat !
CARA FLEXI

BELAJAR MERAKIT PANEL MOTOR LISTRIK 3 PHASE PANDUAN LENGKAP PART1

Bagaimana cara merakit sebuah Panel buat Motor Listrik tiga fasa?
Untuk dapat mengoperasikan sebuah Elektro motor (Motor Listrik) 3 fasa tentunya diharapkan sebuah Panel yg berfungsi sebagai sentra kendali motor supaya bisa dioperasikan menggunakan gampang, aman dan dilengkapi menggunakan Proteksi yg baik.
Panel Kontrol Motor Listrik tiga Fasa umumnya ditempatkan pada satu butir panel utama serta bisa dipakai buat pengoperasian beberapa Motor Listrik, panel buat beberapa Motor Listrik ini biasa dianggap dengan MCC (Motor Control Centre).
Lalu, Bagaimana cara merakit sebuah Panel Motor Listrik 3 fasa?

"Panduan Lengkap" Cara Merakit Panel Motor Listrik 3 Phase


Bagi anda yang ingin belajar cara merakit Panel motor Listrik 3 Phase, agar lebih mudah dimengerti maka kita akan bagi menjadi beberapa Tahapan/langkah untuk sanggup merakit sebuah Panel Motor Listrik 3 fasa.
1. Motor Listrik berapa KW?
Langkah pertama yg wajib kita ketahui terlebih dahulu sebelum merakit sebuah Panel Motor Listrik 3 fasa merupakan Berapa Daya Motor Listrik 3 Fasa yang akan dikendalikan sang Panel tadi.
Hal ini sangat krusial, untuk dapat menentukan Komponen-komponen yg akan kita persiapkan buat menciptakan Panel Motor Listrik tersebut.
Selain itu, Besar Daya (KW) sebuah Elektro Motor menentukan rangkaian apa yg akan kita buat untuk Sistem Starting Motor tadi.
Baca pula: Beberapa Sistem Starting Motor Listrik 3 phase serta penjelasannya

Sistem Starting Motor
Beberapa sistem starting Motor Listrik tiga phase disesuaikan menggunakan besar Daya Motor, diantaranya:
1. Elektro Motor dengan daya lebih kecil dari lima,5kw menggunakan sistem Starting Rangkain "Direct On Line" (DOL) .
Baca pula: Wiring Diagram Rangkaian DOL

2. Elektro Motor dengan daya lima,5Kw sampai 22Kw menggunakan sistem Starting "Star Delta".
Baca pula: Wiring Diagram Rangkaian Star Delta

3. Elektro Motor menggunakan Daya 22Kw sampai 150Kw menggunakan Sistem Starting "Auto Transformer".
Baca pula: Wiring Diagram Rangkaian Auto Trafo

Sebagai Contoh: Jika kita ingin menciptakan Panel buat Elektro Motor lima,5Kw, maka Panel yang akan kita untuk memakai Rangkaian Direct On Line (DOL), serta Rangkaian ini merupakan Rangkaian yg paling sederhana.
2. Mempersiapkan Komponen Panel
Setelah kita mengetahui bahwa Elektro Motor yg akan kita buatkan Panel adalah Elektro Motor lima,5KW, serta Rangkaian yg diperlukan adalah Rangkain DOL, maka selanjutnya kita wajib memilih Bahan-bahan (Komponen) yg dibutuhkan Untuk pembuatan Panel rangkaian DOL, diantaranya:
Baca pula: Mengenal Komponen-komponen Panel Listrik 3 phase

Komponen Panel yg diperlukan:
  • Box Panel
  • Kabel Power dari Panel ke Motor
  • Kabel Power buat Rangkaian pada pada Panel
  • Kabel buat Rangkaian kontrol pada pada Panel (Wiring)
  • MCCB
  • MCB
  • Magnetic Contactor
  • Timer (Untuk Rangkaian DOL nir memakai Timer)
  • Thermal OverLoad Relay (TOR)
  • Pilot Lamp
  • Push Button
  • Ampere Meter
  • CT
  • Skun kabel
  • Heat Shrink
  • Pembungkus Kabel (Wrapping Band)

3. Menentukan Jenis serta Ukuran Komponen Panel
Setelah kita mengetahui Komponen-komponen apa saja yang dibutuhkan buat pembuatan sebuah Panel Kontrol Motor listrik tiga phase, selanjutnya merupakan memilih jenis serta ukurannya.
Hal yang paling krusial kita ketahui sebelum memilih ukuran berbagai Komponen adalah menghitung In (Arus Nominal) menurut sebuah Elektro Motor yg akan dibuatkan Panel.
Menghitung In (Arus Nominal) Elektro Motor 3 phase
In = P : (V x Cosphi x √tiga)
  • In: Arus Nominal (Ampere)
  • P: Power atau Daya (Watt)
  • Cosphi: Faktor daya ( 0,80 atau sesuaikan dengan Spesifikasi yang tertera dalam Elektro Motor tersebut).
Sebagai model: Jika Spesifikasi Elektro Motor yang digunakan merupakan 5,5Kw (5500Watt), 380Volt, Cosphi 0,8 , maka Arus Nominalnya, adalah:
  • In = P : (V x Cosphi x √tiga)
  • In = 5500Watt : (380Volt x 0,8 x 1,73)
  • In = 5500Watt : 525,92
  • In = 10,45 Ampere.

Setelah kita mengetahui Elektro Motor lima,5Kw, memiliki Arus Nominal (In) sebesar 10,45 Ampere, maka selanjutnya kita akan menentukan Ukuran Komponen-komponen Panel yang akan kita persiapkan.
Box Panel
Jika kita akan merakit Panel Motor dalam sebuah MCC yg sudah tersedia, maka kita tidak perlu lagi menyediakan Box Panel, namun jika kita akan merakit Panel baru dan hanya untuk satu panel Motor, maka kita dapat menyesuaikan Ukuran Box Panel ini menggunakan seberapa banyak Komponen yang akan kita rakit, buat panel motor lima,5Kw sistem DOL, maka ukuran panelnya nir terlalu akbar, relatif menggunakan Box Panel ukuran Lebar 30cm x Tinggi 40cm x Tebal 20cm, serta jika kita akan memasang panel ini diluar Ruangan, maka pilihlah Panel tipe Outdoor dengan IP65.
Baca pula: Mengenal Kode IP menjadi proteksi Listrik

Kabel Power menurut Panel Ke Elektro Motor
Untuk mengalirkan Listrik menurut Panel ke Motor Listrik, maka kita membutuhkan Kabel, Kabel jenis apa serta berukuran berapa yg kita butuhkan?
Baca pula: Arti Kode Huruf pada Kabel Listrik
Jenis Kabel disesuaikan menggunakan pemasangan kabel tersebut, bila kabel ditanam di pada tanah bisa memakai Kabel NYRGbY atau NYFGbY, atau jika dipasang diatas (di pada Kabel Tray) dapat menggunakan Kabel NYY.
Baca pula: Bagaimana memilih Jenis Kabel
Selanjutnya, merupakan memilih Ukuran Kabel yg akan dipakai, cara menghitungnya merupakan:
In x 125% (Safety Factor), kemudian hasilnya diadaptasi dengan Kemampuan Hantar Arus (KHA) yg bisa dicermati dalam Tabel KHA.
Baca pula: Cara Menentukan Ukuran Kabel
Sebagai model: jika sebuah Elektro Motor lima,5Kw memiliki Arus Nominal 10,45Ampere, maka:
10,45Ampere x 125% = 13,06Ampere.
Lihat: TABEL KHA (Lengkap)
Kemudian kita lihat dalam Tabel KHA, ukuran Kabel listrik buat Arus sebesar 13,06A, apabila nilai 13,06A tidak ada dalam tabel, maka kita bisa menggunakan ukuran yg paling mendekati, yaitu 18A, dengan berukuran kabel 1,5mm².
Sebagai model: Kabel Power yang diperlukan buat Elektro Motor lima,5Kw, adalah:
  • Kabel NYY 4 x 1,5mm² (Jaringan Udara)
  • Kabel NYRGbY 4 x 1,5mm² (Dalam Tanah).

Kabel Power pada dalam Panel
Untuk merakit Panel, tentunya kita membutuhkan Kabel Power yang akan dipakai buat penghubung berdasarkan MCCB ke Magnetic Contactor, ke Overload Relay, serta sebagainya.
Kabel yg biasa dipakai buat Power di dalam Panel adalah Jenis Kabel NYAF.
Ukuran Kabel disesuaikan menggunakan In (Arus Nominal) motor yg dipakai, jika Elektro Motor yang dipakai adalah lima,5KW menggunakan In 10,45, maka cara menentukannya sama menggunakan memilih Ukuran Kabel Power ke Motor Listrik.
Jadi, Kabel yg digunakan adalah Kabel NYAF 1,5mm, serta Panjang Kabel diubahsuaikan menggunakan Kebutuhan Rangkaian panel tadi.
Namun, buat menentukan Kabel Power buat Magnetic Contactor dalam Rangkaian Star Delta, dapat memakai ukuran 1/2 menurut Kabel Power menurut MCCB.
Kabel buat rangkaian Kontrol (Wiring)
Kabel buat rangkaian kontrol(Wiring), memakai Kabel NYAF menggunakan berukuran yang lebih kecil, dapat memakai Kabel NYAF 0,75mm, karena Arus yg dialiri pada Kabel kontrol ini hanya untuk menyalakan Magnetic Contactor, Pilot Lamp, Relay, Timer, bukan untuk Power Motor.
Panjang Kabel diadaptasi menggunakan Kebutuhan, Panjang kabel buat rangkaian DOL lebih sedikit, dibanding Kabel kontrol buat rangkaian Star Delta juga Auto Trafo.
MCCB
MCCB (Moulded Case Circuit Breaker) merupakan suatu Komponen Panel yg berfungsi sebagai pemutus/penghubung rangkaian berdasarkan Sumber (Power) menuju Komponen-komponen panel berikutnya, dan jua berfungsi sebagai pengaman ketika terjadi Arus lebih serta Hubung singkat (Short Circuit).
Baca pula: Beda MCB, MCCB serta ACB
Untuk menentukan Ukuran MCCB pada sebuah Panel Motor Listrik 3 phase, caranya adalah:
Ukuran MCCB = In x 125persen
Sebagai model: Jika Elektro Motor yang digunakan adalah 5,5Kw, maka Arus Nominalnya adalah: 10,45Ampere, dan untuk menentukan ukuran MCCB untuk Panel adalah:
  • Ukuran MCCB = In x 125persen
  • Ukuran MCCB = 10,45A x 125%
  • Ukuran MCCB = 13,06A
Karena berukuran MCCB 13,06A nir terdapat dipasaran, maka kita bisa menggunakan MCCB menggunakan ukuran yang mendekati atau lebih akbar sedikit, yaitu MCCB 15A
MCB
MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah alat pengaman arus lebih, serta dalam panel digunakan buat pengaman rangkaian kontrol panel (Bukan buat power Motor), jadi ukuran MCB yg diperlukan tidak perlu terlalu besar , buat kebutuhan kontrol Panel umumnya bisa menggunakan MCB 4Ampere.
Magnetic Contactor
Magnetic Contactor adalah keliru satu komponen Panel listrik yang berfungsi seperti misalnya saklar, yaitu buat menghubungkan atau memutuskan Aliran Listrik, dengan prinsip kerja Magnetik.
Baca pula: Mengenal Prinsip Kerja Magnetic Contactor, Push Button dan NO, NC
Magnetic Contactor yg dipakai buat merakit sebuah Panel Motor Listrik tiga phase mempunyai berbagai jenis serta berukuran.
Untuk jalur listrik utama (power), biasa juga disebut "Line", bisa memakai Magnetic Contactor yg memiliki 3 Terminal "Line" jenis NO (Normally Opened), serta tambahan terminal (Aksesories) buat kontrol 2 terminal NO serta 2 Terminal NC (Normally Clossed).
Selain itu pastikan jua berapa Tegangan buat Coil yang ada dalam Magnetic Contactor, karena Coil pada Magnetic Contactor terdapat beberapa jenis Tegangan, terdapat Coil 220V, 380V, 24Vdc, 42Vac, dan sebagainya, sesuaikan Tegangan Coil Magnetic Contactor dengan Tegangan Kontrol yg anda pakai pada Panel tersebut, serta Biasanya panel menggunakan Tegangan 220V buat rangkaian Kontrol.
Menentukan ukuran Magnetic Contactor buat Rangkaian DOL:
Selanjutnya memilih berukuran Magnetic Contactor yang sesuai menggunakan Daya Electro motor yg dipakai, untuk rangkaian DOL hanya membutuhkan 1 buah Magnetic Contactor, dan rumus memilih Ukuran Magnetic Contactornya sama dengan cara menentukan berukuran MCCB, yaitu:
Magnetic Contactor (Rangkaian DOL) = In x 125%
Sebagai model: Jika Panel yang akan kita buat untuk Motor 5,5Kw (Rangkaian DOL), maka ukuran Magnetic Contactornya, adalah:
  • Magnetic Contactor = In x 125%
  • Magnetic Contactor = 10,45A x 125%
  • Magnetic Contactor = 13,06A
Karena berukuran Magnetic Contactor 13,06A tidak terdapat dipasaran, maka kita bisa memakai MAgnetic Contactor menggunakan ukuran yang mendekati atau lebih besar sedikit, contohnya dapat memakai Magnetic Contactor LC1-D18 (Atau ekuivalennya).
Ingat: Semakin akbar berukuran Magnetic contactor dibanding In (Arus Nominal) motor akan semakin bagus, tetapi tentunya kurang Ekonomis.
Menentukan berukuran Magnetic contactor buat Rangkaian Star Delta:
Berbeda menggunakan Rangkaian DOL yg hanya menggunakan 1 Buah Magnetic contactor, pada Rangkaian Star Delta kita memakai tiga buah Magnetic contactor yg kegunaannya, merupakan:
  • 2 butir Magnetic Contactor buat Line (Power eksklusif ke Motor)
  • 1 buah Magnetic Contactor buat Star (Hanya buat menghubungkan Kabel ke terminal Motor secara Bintang/Star, dan tidak untuk dialiri Tegangan Listrik berdasarkan Sumber).

Menentukan ukuran Magnetic Contactor buat Line (Rangkaian Star Delta):
Magnetic Contactor (Line) = In : √3

Menentukan ukuran Magnetic Contactor buat Star (Rangkaian Star Delta):
Magnetic Contactor (Star) = In : 3

Sebagai Contoh: Kita akan merakit Panel untuk Motor Listrik 22Kw (22000Watt), maka rangkaian sistem starting yang akan dibuat adalah Rangkaian Star Delta, magnetic contactor yg diperlukan merupakan:
  • In = P : (V x Cosphi x √tiga)
  • In = 22000 : (380V x 0,80 x 1,73)
  • In = 22000 : 525,92
  • In = 41,83Ampere

Ukuran Magnetic Contactor buat Line = In : √3
  • Ukuran Magnetic Contactor buat Line = 41,83A : 1,73
  • Ukuran Magnetic Contactor buat Line = 24,17 Ampere
Karena ukuran Magnetic Contactor 24,17 Ampere nir ada dipasaran, maka kita dapat memakai Magnetic Contactor dengan berukuran yang mendekati atau lebih besar sedikit, contohnya memakai Magnetic Contactor Mitsubishi SN-25 (Atau Ekuivalennya).
Ukuran Magnetic Contactor buat Star = In : 3
  • Ukuran Magnetic Contactor buat Line = 41,83A : 3
  • Ukuran Magnetic Contactor buat Line = 13,94 Ampere
Karena berukuran Magnetic Contactor 13,94 Ampere tidak terdapat dipasaran, maka kita dapat menggunakan Magnetic Contactor menggunakan ukuran yang mendekati atau lebih besar sedikit, contohnya menggunakan Magnetic Contactor LC1-D18 (Atau Ekuivalennya).
Ingat: Semakin akbar ukuran Magnetic contactor dibanding In (Arus Nominal) motor, akan semakin mengagumkan, tetapi tentunya kurang Ekonomis.
TIMER
Untuk merakit panel motor menggunakan sistem starting menggunakan Rangkaian Direct On Line (DOL), tidak memerlukan Timer.
Timer dipakai buat sistem starting Motor dengan Rangkaian Star Delta serta Sistem Auto Transformer.
Untuk Rangkaian Panel Motor dengan sistem Star Delta, membutuhkan satu buah Timer, menggunakan pengaturan ketika antara 4-lima detik atau tergantung aplikasi pemasangan Motor dilapangan.
Untuk Rangkaian Panel Motor dengan sistem Auto Trafo, membutuhkan beberapa Timer, sinkron menggunakan kebutuhan, serta berapa Step perpindahan Auto Trafo.
  • Untuk rangkaian Auto Trafo 3 Step, menggunakan 2 butir Timer
  • Untuk rangkaian Auto Trafo 4 Step, menggunakan tiga butir Timer
dan pengaturan masing-masing Timer, diadaptasi dengan kebutuhan Aplikasi pada lapangan
Thermal Overload Relay (TOR)
Thermal Overload Relay merupakan keliru satu Komponen pada pembuatan Panel Motor listrik 3 phase, dan berfungsi sebagai Proteksi (Pengaman) waktu terjadi Arus Lebih, untuk melindungi Motor dari kerusakan lantaran mengalami beban Lebih.
Menentukan Ukuran Thermal Overload Relay Panel Motor Listrik Rangkaian DOL
Untuk memilih Ukuran Thermal Overload Relay yang akan kita pakai buat merakit sebuah Panel Motor Listrik, usahakan kita mengetahui terlebih dahulu berapa usahakan Settingan Overload buat pengaman Arus Lebih dalam Motor listrik (Rangkaian DOL)
Settingan Thermal Overload relay = In x 80persen
Kenapa settingan nya lebih mini berdasarkan Arus Nominal?
Arus Nominal Motor merupakan batasan besar Arus tertinggi saat Elektro Motor dioperasikan, serta tidak disarankan buat penggunaan secara terus menerus.
Jika Sebuah Elektro Motor dioperasikan terus menerus dalam beban yang aporisma, menggunakan nilai arus sama menggunakan atau mendekati In (Arus Nominal) Motor tadi, akan menyebabkan suhu Motor menjadi semakin tinggi serta bisa mengakibatkan kerusakan isolasi Gulungan, dan akhirnya Motor rusak (Gulungan Short).
Oleh Karena itu, sebaiknya settingan Overload lebih kecil (80%) dari besar In (Arus Nominal) Motor Listrik, untuk menjaga agar Motor nir dioperasikan melebihi Arus Nominal, dan menjaga Suhu motor permanen.
Setelah kita mengetahui settingan Thermal Overload buat pengaman Elektro motor, maka selanjutnya kita sanggup menentukan berukuran Thermal Overload yang akan kita gunakan.
Sebagai Contoh, Untuk Panel Motor 5,5KW, arus nominalnya 10,45A, serta settingan Overload yg disarankan, merupakan:
  • 10,45A x 80% = 8,36 Ampere.
Selanjutnya kita dapat memilih Ukuran Overload yg memiliki Nilai tengah 8,36 Ampere., misalnya anda mampu menentukan Thermal Overload Relay 7-9A.
Menentukan Ukuran Thermal Overload Relay Panel Motor Listrik Rangkaian Star Delta
Sebelum Menentukan berukuran Thermal Overload buat Motor Listrik Rangkaian Star Delta, kita terlebih dahulu menentukan settingan Overload relay buat Rangkaian Star Delta, yaitu:
Settingan Thermal Overload Relay = 1/2 x In x 80persen
Sebagai model: Settingan Thermal Overload Relay buat Proteksi Motor Listrik 22Kw, menggunakan rangkaian Star Delta, merupakan:
In motor 22Kw = 41,83A
Settingan Overload = 1/dua x 41,83A x 80% = 16,73A
Selanjutnya kita dapat memilih Ukuran Overload yg memiliki Nilai tengah 16,73 Ampere., misalnya anda mampu menentukan Thermal Overload Relay 12-18A.
Selain itu, buat menentukan berukuran Thermal Overload Relay buat Proteksi Motor Rangkaian Star Delta, bisa jua menggunakan rumus misalnya menentukan berukuran Thermal Overload Relay rangkaian DOL, dengan syarat posisi pemasangan Thermal Overload diletakkan pada Kabel Power (Line) sesudah MCCB (Sebelum Magnetic contactor Line).
Sampai disini dulu pembahasan mengenai "Belajar Merakit Panel Motor Listrik 3 phase" Part-1, karena pembahasannya cukup panjang serta luas, oleh karenanya kita akan bagi sebagai beberapa Artikel (Bagian), dan lanjutannya akan kita uraikan pada Artikel selanjutnya "Belajar Merakit Panel Motor Listrik 3 phase" Part-2".
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

BELAJAR MERAKIT PANEL MOTOR LISTRIK 3 PHASE PANDUAN LENGKAP PART1

Bagaimana cara merakit sebuah Panel untuk Motor Listrik tiga fasa?
Untuk dapat mengoperasikan sebuah Elektro motor (Motor Listrik) 3 fasa tentunya dibutuhkan sebuah Panel yang berfungsi menjadi pusat kendali motor agar dapat dioperasikan dengan gampang, aman dan dilengkapi menggunakan Proteksi yang baik.
Panel Kontrol Motor Listrik tiga Fasa umumnya ditempatkan pada satu buah panel primer dan bisa digunakan buat pengoperasian beberapa Motor Listrik, panel buat beberapa Motor Listrik ini biasa disebut menggunakan MCC (Motor Control Centre).
Lalu, Bagaimana cara merakit sebuah Panel Motor Listrik tiga fasa?

"Panduan Lengkap" Cara Merakit Panel Motor Listrik 3 Phase


Bagi anda yg ingin belajar cara merakit Panel motor Listrik tiga Phase, supaya lebih mudah dimengerti maka kita akan bagi menjadi beberapa Tahapan/langkah untuk sanggup merakit sebuah Panel Motor Listrik 3 fasa.
1. Motor Listrik berapa KW?
Langkah pertama yang harus kita ketahui terlebih dahulu sebelum merakit sebuah Panel Motor Listrik 3 fasa merupakan Berapa Daya Motor Listrik tiga Fasa yang akan dikendalikan oleh Panel tadi.
Hal ini sangat krusial, buat dapat menentukan Komponen-komponen yg akan kita persiapkan untuk membuat Panel Motor Listrik tersebut.
Selain itu, Besar Daya (KW) sebuah Elektro Motor memilih rangkaian apa yang akan kita buat untuk Sistem Starting Motor tersebut.
Baca pula: Beberapa Sistem Starting Motor Listrik 3 phase dan penjelasannya

Sistem Starting Motor
Beberapa sistem starting Motor Listrik 3 phase diadaptasi menggunakan besar Daya Motor, diantaranya:
1. Elektro Motor dengan daya lebih kecil dari lima,5kw memakai sistem Starting Rangkain "Direct On Line" (DOL) .
Baca pula: Wiring Diagram Rangkaian DOL

2. Elektro Motor menggunakan daya lima,5Kw sampai 22Kw memakai sistem Starting "Star Delta".
Baca pula: Wiring Diagram Rangkaian Star Delta

3. Elektro Motor menggunakan Daya 22Kw hingga 150Kw memakai Sistem Starting "Auto Transformer".
Baca pula: Wiring Diagram Rangkaian Auto Trafo

Sebagai Contoh: apabila kita ingin membuat Panel buat Elektro Motor lima,5Kw, maka Panel yang akan kita buat memakai Rangkaian Direct On Line (DOL), serta Rangkaian ini adalah Rangkaian yang paling sederhana.
2. Mempersiapkan Komponen Panel
Setelah kita mengetahui bahwa Elektro Motor yg akan kita buatkan Panel adalah Elektro Motor lima,5KW, dan Rangkaian yg dibutuhkan adalah Rangkain DOL, maka selanjutnya kita wajib memilih Bahan-bahan (Komponen) yg dibutuhkan Untuk pembuatan Panel rangkaian DOL, antara lain:
Baca pula: Mengenal Komponen-komponen Panel Listrik tiga phase

Komponen Panel yg diperlukan:
  • Box Panel
  • Kabel Power dari Panel ke Motor
  • Kabel Power untuk Rangkaian pada dalam Panel
  • Kabel buat Rangkaian kontrol pada dalam Panel (Wiring)
  • MCCB
  • MCB
  • Magnetic Contactor
  • Timer (Untuk Rangkaian DOL nir menggunakan Timer)
  • Thermal OverLoad Relay (TOR)
  • Pilot Lamp
  • Push Button
  • Ampere Meter
  • CT
  • Skun kabel
  • Heat Shrink
  • Pembungkus Kabel (Wrapping Band)

3. Menentukan Jenis dan Ukuran Komponen Panel
Setelah kita mengetahui Komponen-komponen apa saja yang dibutuhkan untuk pembuatan sebuah Panel Kontrol Motor listrik 3 phase, selanjutnya adalah menentukan jenis dan ukurannya.
Hal yg paling krusial kita ketahui sebelum memilih berukuran berbagai Komponen adalah menghitung In (Arus Nominal) berdasarkan sebuah Elektro Motor yg akan dibuatkan Panel.
Menghitung In (Arus Nominal) Elektro Motor tiga phase
In = P : (V x Cosphi x √tiga)
  • In: Arus Nominal (Ampere)
  • P: Power atau Daya (Watt)
  • Cosphi: Faktor daya ( 0,80 atau sesuaikan dengan Spesifikasi yang tertera pada Elektro Motor tersebut).
Sebagai contoh: Jika Spesifikasi Elektro Motor yg dipakai merupakan lima,5Kw (5500Watt), 380Volt, Cosphi 0,8 , maka Arus Nominalnya, adalah:
  • In = P : (V x Cosphi x √tiga)
  • In = 5500Watt : (380Volt x 0,8 x 1,73)
  • In = 5500Watt : 525,92
  • In = 10,45 Ampere.

Setelah kita mengetahui Elektro Motor lima,5Kw, memiliki Arus Nominal (In) sebesar 10,45 Ampere, maka selanjutnya kita akan menentukan Ukuran Komponen-komponen Panel yang akan kita persiapkan.
Box Panel
Jika kita akan merakit Panel Motor pada sebuah MCC yang telah tersedia, maka kita nir perlu lagi menyediakan Box Panel, tetapi bila kita akan merakit Panel baru serta hanya buat satu panel Motor, maka kita dapat menyesuaikan Ukuran Box Panel ini dengan seberapa poly Komponen yang akan kita rakit, untuk panel motor lima,5Kw sistem DOL, maka berukuran panelnya nir terlalu akbar, relatif menggunakan Box Panel berukuran Lebar 30cm x Tinggi 40cm x Tebal 20cm, dan apabila kita akan memasang panel ini diluar Ruangan, maka pilihlah Panel tipe Outdoor menggunakan IP65.
Baca pula: Mengenal Kode IP sebagai proteksi Listrik

Kabel Power menurut Panel Ke Elektro Motor
Untuk mengalirkan Listrik dari Panel ke Motor Listrik, maka kita membutuhkan Kabel, Kabel jenis apa dan ukuran berapa yang kita butuhkan?
Baca pula: Arti Kode Huruf dalam Kabel Listrik
Jenis Kabel diubahsuaikan menggunakan pemasangan kabel tadi, bila kabel ditanam pada pada tanah dapat memakai Kabel NYRGbY atau NYFGbY, atau apabila dipasang diatas (di dalam Kabel Tray) bisa memakai Kabel NYY.
Baca pula: Bagaimana menentukan Jenis Kabel
Selanjutnya, adalah menentukan Ukuran Kabel yg akan dipakai, cara menghitungnya adalah:
In x 125% (Safety Factor), lalu hasilnya disesuaikan dengan Kemampuan Hantar Arus (KHA) yang dapat dipandang pada Tabel KHA.
Baca pula: Cara Menentukan Ukuran Kabel
Sebagai contoh: jika sebuah Elektro Motor lima,5Kw memiliki Arus Nominal 10,45Ampere, maka:
10,45Ampere x 125% = 13,06Ampere.
Lihat: TABEL KHA (Lengkap)
Kemudian kita lihat dalam Tabel KHA, berukuran Kabel listrik untuk Arus sebanyak 13,06A, jika nilai 13,06A tidak ada dalam tabel, maka kita bisa menggunakan berukuran yang paling mendekati, yaitu 18A, dengan ukuran kabel 1,5mm².
Sebagai contoh: Kabel Power yang diperlukan buat Elektro Motor lima,5Kw, adalah:
  • Kabel NYY 4 x 1,5mm² (Jaringan Udara)
  • Kabel NYRGbY 4 x 1,5mm² (Dalam Tanah).

Kabel Power di pada Panel
Untuk merakit Panel, tentunya kita membutuhkan Kabel Power yg akan digunakan buat penghubung menurut MCCB ke Magnetic Contactor, ke Overload Relay, serta sebagainya.
Kabel yang biasa dipakai untuk Power pada dalam Panel merupakan Jenis Kabel NYAF.
Ukuran Kabel diubahsuaikan dengan In (Arus Nominal) motor yg digunakan, bila Elektro Motor yang digunakan adalah lima,5KW menggunakan In 10,45, maka cara menentukannya sama dengan memilih Ukuran Kabel Power ke Motor Listrik.
Jadi, Kabel yang digunakan adalah Kabel NYAF 1,5mm, serta Panjang Kabel diubahsuaikan dengan Kebutuhan Rangkaian panel tadi.
Namun, untuk memilih Kabel Power buat Magnetic Contactor pada Rangkaian Star Delta, bisa memakai berukuran 1/dua dari Kabel Power berdasarkan MCCB.
Kabel buat rangkaian Kontrol (Wiring)
Kabel buat rangkaian kontrol(Wiring), menggunakan Kabel NYAF dengan berukuran yang lebih mini , dapat memakai Kabel NYAF 0,75mm, karena Arus yg dialiri dalam Kabel kontrol ini hanya buat menyalakan Magnetic Contactor, Pilot Lamp, Relay, Timer, bukan buat Power Motor.
Panjang Kabel diubahsuaikan menggunakan Kebutuhan, Panjang kabel buat rangkaian DOL lebih sedikit, dibanding Kabel kontrol buat rangkaian Star Delta juga Auto Trafo.
MCCB
MCCB (Moulded Case Circuit Breaker) adalah suatu Komponen Panel yang berfungsi sebagai pemutus/penghubung rangkaian berdasarkan Sumber (Power) menuju Komponen-komponen panel berikutnya, serta pula berfungsi sebagai pengaman saat terjadi Arus lebih serta Hubung singkat (Short Circuit).
Baca pula: Beda MCB, MCCB dan ACB
Untuk menentukan Ukuran MCCB dalam sebuah Panel Motor Listrik 3 phase, caranya adalah:
Ukuran MCCB = In x 125persen
Sebagai contoh: apabila Elektro Motor yang digunakan merupakan lima,5Kw, maka Arus Nominalnya adalah: 10,45Ampere, dan untuk memilih berukuran MCCB buat Panel adalah:
  • Ukuran MCCB = In x 125persen
  • Ukuran MCCB = 10,45A x 125persen
  • Ukuran MCCB = 13,06A
Karena ukuran MCCB 13,06A nir ada dipasaran, maka kita dapat memakai MCCB dengan ukuran yang mendekati atau lebih akbar sedikit, yaitu MCCB 15A
MCB
MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah alat pengaman arus lebih, serta dalam panel digunakan untuk pengaman rangkaian kontrol panel (Bukan buat power Motor), jadi berukuran MCB yang diharapkan nir perlu terlalu besar , untuk kebutuhan kontrol Panel umumnya dapat menggunakan MCB 4Ampere.
Magnetic Contactor
Magnetic Contactor merupakan salah satu komponen Panel listrik yg berfungsi seperti seperti saklar, yaitu buat menghubungkan atau menetapkan Aliran Listrik, menggunakan prinsip kerja Magnetik.
Baca pula: Mengenal Prinsip Kerja Magnetic Contactor, Push Button dan NO, NC
Magnetic Contactor yang dipakai buat merakit sebuah Panel Motor Listrik 3 phase mempunyai banyak sekali jenis serta ukuran.
Untuk jalur listrik primer (power), biasa juga dianggap "Line", bisa menggunakan Magnetic Contactor yg mempunyai 3 Terminal "Line" jenis NO (Normally Opened), serta tambahan terminal (Aksesories) buat kontrol 2 terminal NO serta 2 Terminal NC (Normally Clossed).
Selain itu pastikan jua berapa Tegangan buat Coil yg ada dalam Magnetic Contactor, karena Coil dalam Magnetic Contactor terdapat beberapa jenis Tegangan, terdapat Coil 220V, 380V, 24Vdc, 42Vac, serta sebagainya, sesuaikan Tegangan Coil Magnetic Contactor dengan Tegangan Kontrol yg anda gunakan dalam Panel tersebut, serta Biasanya panel menggunakan Tegangan 220V buat rangkaian Kontrol.
Menentukan ukuran Magnetic Contactor buat Rangkaian DOL:
Selanjutnya memilih ukuran Magnetic Contactor yg sesuai menggunakan Daya Electro motor yang digunakan, buat rangkaian DOL hanya membutuhkan 1 buah Magnetic Contactor, serta rumus memilih Ukuran Magnetic Contactornya sama menggunakan cara memilih ukuran MCCB, yaitu:
Magnetic Contactor (Rangkaian DOL) = In x 125%
Sebagai contoh: apabila Panel yg akan kita buat buat Motor lima,5Kw (Rangkaian DOL), maka ukuran Magnetic Contactornya, merupakan:
  • Magnetic Contactor = In x 125persen
  • Magnetic Contactor = 10,45A x 125%
  • Magnetic Contactor = 13,06A
Karena ukuran Magnetic Contactor 13,06A nir ada dipasaran, maka kita dapat menggunakan MAgnetic Contactor menggunakan berukuran yang mendekati atau lebih besar sedikit, contohnya dapat menggunakan Magnetic Contactor LC1-D18 (Atau ekuivalennya).
Ingat: Semakin besar ukuran Magnetic contactor dibanding In (Arus Nominal) motor akan semakin bagus, namun tentunya kurang Ekonomis.
Menentukan ukuran Magnetic contactor buat Rangkaian Star Delta:
Berbeda menggunakan Rangkaian DOL yg hanya memakai 1 Buah Magnetic contactor, dalam Rangkaian Star Delta kita menggunakan 3 butir Magnetic contactor yg manfaatnya, merupakan:
  • 2 butir Magnetic Contactor untuk Line (Power eksklusif ke Motor)
  • 1 buah Magnetic Contactor untuk Star (Hanya buat menghubungkan Kabel ke terminal Motor secara Bintang/Star, serta nir buat dialiri Tegangan Listrik berdasarkan Sumber).

Menentukan ukuran Magnetic Contactor buat Line (Rangkaian Star Delta):
Magnetic Contactor (Line) = In : √3

Menentukan ukuran Magnetic Contactor buat Star (Rangkaian Star Delta):
Magnetic Contactor (Star) = In : 3

Sebagai Contoh: Kita akan merakit Panel buat Motor Listrik 22Kw (22000Watt), maka rangkaian sistem starting yang akan dibentuk adalah Rangkaian Star Delta, magnetic contactor yang diperlukan adalah:
  • In = P : (V x Cosphi x √tiga)
  • In = 22000 : (380V x 0,80 x 1,73)
  • In = 22000 : 525,92
  • In = 41,83Ampere

Ukuran Magnetic Contactor buat Line = In : √3
  • Ukuran Magnetic Contactor buat Line = 41,83A : 1,73
  • Ukuran Magnetic Contactor buat Line = 24,17 Ampere
Karena berukuran Magnetic Contactor 24,17 Ampere tidak terdapat dipasaran, maka kita dapat memakai Magnetic Contactor dengan ukuran yang mendekati atau lebih akbar sedikit, misalnya memakai Magnetic Contactor Mitsubishi SN-25 (Atau Ekuivalennya).
Ukuran Magnetic Contactor buat Star = In : 3
  • Ukuran Magnetic Contactor buat Line = 41,83A : 3
  • Ukuran Magnetic Contactor buat Line = 13,94 Ampere
Karena berukuran Magnetic Contactor 13,94 Ampere nir ada dipasaran, maka kita bisa memakai Magnetic Contactor dengan ukuran yg mendekati atau lebih besar sedikit, contohnya menggunakan Magnetic Contactor LC1-D18 (Atau Ekuivalennya).
Ingat: Semakin akbar berukuran Magnetic contactor dibanding In (Arus Nominal) motor, akan semakin rupawan, tetapi tentunya kurang Ekonomis.
TIMER
Untuk merakit panel motor dengan sistem starting memakai Rangkaian Direct On Line (DOL), nir memerlukan Timer.
Timer dipakai buat sistem starting Motor menggunakan Rangkaian Star Delta serta Sistem Auto Transformer.
Untuk Rangkaian Panel Motor menggunakan sistem Star Delta, membutuhkan satu butir Timer, dengan pengaturan ketika antara 4-lima dtk atau tergantung aplikasi pemasangan Motor dilapangan.
Untuk Rangkaian Panel Motor dengan sistem Auto Trafo, membutuhkan beberapa Timer, sesuai menggunakan kebutuhan, serta berapa Step perpindahan Auto Trafo.
  • Untuk rangkaian Auto Trafo 3 Step, menggunakan 2 buah Timer
  • Untuk rangkaian Auto Trafo 4 Step, memakai 3 butir Timer
dan pengaturan masing-masing Timer, disesuaikan menggunakan kebutuhan Aplikasi di lapangan
Thermal Overload Relay (TOR)
Thermal Overload Relay merupakan keliru satu Komponen pada pembuatan Panel Motor listrik 3 phase, serta berfungsi sebagai Proteksi (Pengaman) waktu terjadi Arus Lebih, buat melindungi Motor dari kerusakan karena mengalami beban Lebih.
Menentukan Ukuran Thermal Overload Relay Panel Motor Listrik Rangkaian DOL
Untuk menentukan Ukuran Thermal Overload Relay yg akan kita pakai buat merakit sebuah Panel Motor Listrik, sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu berapa usahakan Settingan Overload buat pengaman Arus Lebih pada Motor listrik (Rangkaian DOL)
Settingan Thermal Overload relay = In x 80persen
Kenapa settingan nya lebih kecil menurut Arus Nominal?
Arus Nominal Motor adalah batasan besar Arus tertinggi waktu Elektro Motor dioperasikan, serta tidak disarankan buat penggunaan secara terus menerus.
Jika Sebuah Elektro Motor dioperasikan terus menerus dalam beban yang maksimal , menggunakan nilai arus sama menggunakan atau mendekati In (Arus Nominal) Motor tersebut, akan menyebabkan suhu Motor menjadi meningkat dan dapat mengakibatkan kerusakan isolasi Gulungan, serta akhirnya Motor rusak (Gulungan Short).
Oleh Karena itu, sebaiknya settingan Overload lebih mini (80%) berdasarkan besar In (Arus Nominal) Motor Listrik, buat menjaga agar Motor nir dioperasikan melebihi Arus Nominal, dan menjaga Suhu motor tetap.
Setelah kita mengetahui settingan Thermal Overload buat pengaman Elektro motor, maka selanjutnya kita mampu memilih ukuran Thermal Overload yg akan kita gunakan.
Sebagai Contoh, Untuk Panel Motor lima,5KW, arus nominalnya 10,45A, serta settingan Overload yg disarankan, adalah:
  • 10,45A x 80% = 8,36 Ampere.
Selanjutnya kita dapat menentukan Ukuran Overload yg mempunyai Nilai tengah 8,36 Ampere., misalnya anda bisa menentukan Thermal Overload Relay 7-9A.
Menentukan Ukuran Thermal Overload Relay Panel Motor Listrik Rangkaian Star Delta
Sebelum Menentukan ukuran Thermal Overload buat Motor Listrik Rangkaian Star Delta, kita terlebih dahulu memilih settingan Overload relay buat Rangkaian Star Delta, yaitu:
Settingan Thermal Overload Relay = 1/2 x In x 80persen
Sebagai contoh: Settingan Thermal Overload Relay untuk Proteksi Motor Listrik 22Kw, menggunakan rangkaian Star Delta, merupakan:
In motor 22Kw = 41,83A
Settingan Overload = 1/2 x 41,83A x 80% = 16,73A
Selanjutnya kita dapat menentukan Ukuran Overload yg mempunyai Nilai tengah 16,73 Ampere., misalnya anda bisa menentukan Thermal Overload Relay 12-18A.
Selain itu, buat menentukan ukuran Thermal Overload Relay buat Proteksi Motor Rangkaian Star Delta, bisa pula menggunakan rumus misalnya menentukan ukuran Thermal Overload Relay rangkaian DOL, dengan syarat posisi pemasangan Thermal Overload diletakkan dalam Kabel Power (Line) sesudah MCCB (Sebelum Magnetic contactor Line).
Sampai disini dulu pembahasan mengenai "Belajar Merakit Panel Motor Listrik tiga phase" Part-1, lantaran pembahasannya relatif panjang serta luas, oleh karenanya kita akan bagi sebagai beberapa Artikel (Bagian), serta lanjutannya akan kita uraikan pada Artikel selanjutnya "Belajar Merakit Panel Motor Listrik 3 phase" Part-2".
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

WIRING DIAGRAM RANGKAIAN STARDELTA UNTUK STARTING MOTOR 3PH

Rangkaian STAR-DELTA sistem Starter Motor 3 Ph, Wiring diagram serta penjelasannya.
Terdapat banyak sekali sistem rangkaian motor starter yang digunakan buat mengoperasikan Elektro motor menggunakan tujuan untuk mengurangi lonjakan arus starting yang sangat tinggi.
Rangkaian STAR-DELTA atau (Bintang-Segitiga) adalah Salah satu sistem starter elektronika motor tiga ph yg bertujuan untuk meminimalkan lonjakan arus yg terjadi waktu elektronika motor dioperasikan (Starting).
Berbagai Wiring diagram rangkaian Starting Motor tiga fase
Baca juga: Rangkaian DOL (Direct On Line)
Sistem Rangkaian/Hubungan Gulungan (Winding) pada elektronik motor:
  • Star (Bintang)
  • Delta (Segitiga)

Sistem Starter Motor 3ph dengan rangkaian STAR-DELTA memakai ke 2 jenis rangkaian dalam Gulungan Elektro motor secara bergantian.
Elektro motor 5,5KW s/d 22KW = STAR-DELTA

STAR-DELTA
Pada waktu pertama kali dioperasikan, sistem rangkaian STAR-DELTA akan menghubungkan asal tegangan ke Elektro motor menggunakan sistem rangkaian Gulungan STAR (Bintang), sehingga lonjakan Arus saat starting sanggup diminimalkan atau dikurangi, karena tegangan yang mengalir ke Elektro motor harus melewati dua Gulungan “Rangkaian Star (Bintang)”, atau satu gulungan hanya menerima tegangan sebesar 380V / √tiga = 220 Volt.
Baca pula: Belajar Merakit Panel Motor Listrik tiga Phase
Hubungan STAR dalam Elektro Motor

Setelah Elektro motor berputar Normal (Perpindahan diatur menggunakan TIMER), kemudian sistem Rangkaian STAR-DELTA akan bekerja dan mengganti rangkaian/hubungan Gulungan sebagai DELTA (Bintang), dan Elektro motor beroperasi dengan Normal. Setiap satu gulungan mendapat tegangan 380V.
Hubungan DELTA pada Elektro Motor

Perbedaan Hubungan Star dengan Hubungan Delta pada Gulungan Elektro motor:
Star : Arus starting kecil, Torsi (Tenaga) kurang.
Delta : Arus Starting tinggi, Torsi (Tenaga) bertenaga.
Untuk lebih jelasnya bagaimana rangkaian STAR-DELTA tersebut, berikut Wiring Diagram Motor Starting STAR-DELTA beserta penjelasan cara kerjanya.
Baca pula: Wiring diagram Auto trafo 4 step, lengkap

Wiring Diagram STAR-DELTA


Prinsip Kerja Rangkaian STAR-DELTA:
  • Push Button"On" ditekan,Tegangan berdasarkan MCB mengalir menuju Coil Magnetic Contactor K1, Magnetic Contactor K1 terhubung, Terminal NO pada K1 pula terhubung dan mengalirkan tegangan berdasarkan Push Button"Off" menuju Coil K1 (Sebagai pengunci), Saat Push Button"On" dilepas, Magnetic Contactor K1 tetap terhubung lantaran mendapat tegangan dari "Pengunci".
  • Disaat yang bersamaan, TIMER juga mendapatkan tegangan dari terminal Coil K1.
  • Tegangan dari terminal NC dalam TIMER mengalirkan tegangan menuju Coil Magnetic Contactor K3, sehingga Magnetic Contactor K3 juga terhubung.
  • Magnetic Contactor K1 terhubung mengalirkan tegangan Phase R-S-T menuju terminal gulungan Elektro Motor, Sedangkan Magnetic Contactor K3 terhubung buat menghubungkan terminal menjadi interaksi Star (bintang).
  • Proses ini menyebabkan Elektro motor beroperasi menggunakan hubungan Bintang (Star) buat start pertama kali.
  • Setelah beberapa ketika, sinkron menggunakan settingan TIMER yang terdapat, Maka TIMER pun bekerja sebagai akibatnya Terminal NC terputus, dan Terminal NO pada TIMER terhubung.
  • Saat Terminal NC dalam TIMER terputus, maka Magnetic Contactor K3 pula terputus.
  • Kemudian, Terminal NO pada TIMER terhubung mengalirkan tegangan menuju Coil Magnetic Contactor K2, sehingga Magnetic Contactor K2 terhubung., sedangkan Magnetic Contactor K1 tetap terhubung.
  • Magnetic Contactor K1 tetap terhubung mengalirkan tegangan Phase R-S-T menuju terminal gulungan Elektro motor.
  • Magnetic Contactor K2 terhubung mengalirkan tegangan Phase R-S-T menuju terminal gulungan Electro motor.
  • Proses ini mengakibatkan elektro motor yang semula beroperasi dengan interaksi Star (Bintang) berubah sebagai beroperasi dengan interaksi Delta (Segitiga).
  • Jika Push Button"Off" ditekan,asal tegangan ke semua Coil Magnetic Contactor terputus, dan Elektro motor berhenti beroperasi.

Komponen dalam Rangkaian STAR-DELTA:
  • MCCB
MCCB berfungsi sebagai pemutus/penghubung primer dalam rangkaian STAR-DELTA.
Selain itu MCCB pula berfungsi menjadi pengaman saat terjadi Arus lebih atau Hubungan Singkat (Short Circuit) Pada rangkaian atau Electro motor.
Ukuran pengaman MCCB umumnya sebanyak 125% x In.elektro Motor.
  • Magnetic Contactor
Pada rangkaian STAR-DELTA, terdapat tiga buah Magnetic Contactor.
Magnetic Contactor K1, berfungsi menjadi penghubung Line, phase R-S-T menuju Elektro motor.
Magnetic Contactor K2, diklaim menjadi Penghubung rangkaian DELTA, pula berfungsi sebagai penghubung Line, phase R-S-T menuju Elektro motor.
Magnetic Contactor K3, berfungsi hanya sebagai penghubung terminal untuk mendapatkan hubungan STAR dalam gulungan Elektro motor, dan nir mengalirkan Tegangan.
Menentukan Ukuran Magnetic Contactor
Untuk memilih berukuran Magnetic Contactor K1 dan K2 dipakai Rumus:
Magnetic Contactor Delta = In / √3
Untuk memilih ukuran Magnetic Contactor K3 digunakan Rumus:
Magnetic Contactor untuk Star = In / 3
Contoh Perhitungan:
Jika Elektro Motor dengan daya 11Kw (11.000 Watt),380V, Cosphi 0,80, memakai sistem start rangkaian STAR-DELTA, maka kebutuhan Magnetic Contactornya, adalah:
P = V x I x Cosphi x √3
11.000 Watt = 380V x I x 0,80 x 1,73
In = 11.000 Watt / 525,92
In = 20,91 Ampere.
Magnetic Contactor K1 & K2 (DELTA):
In / √3
20,91 A / 1,73
12,08 Ampere.
Magnetic Contactor K3 (STAR):
In / 3
20,91 A / 3
6,97 Ampere
Untuk pemilihan berukuran Magnetic Contactor, kita bisa memakai ukuran yg sesuai dengan perhitungan diatas.
  • TOR (Thermal Overload Relay)
TOR (Thermal Overload Relay) berfungsi untuk mengamankan Elektro motor waktu terjadi kelebihan beban (Over Load), dengan prinsip kerja Bimetal yang akan melengkung saat dilewati Arus yang melebihi settingan menurut ukuran TOR (Thermal Overload Relay) tersebut.
Untuk memilih berukuran TOR (Thermal Overload Relay) dalam rangkaian STAR-DELTA, kita dapat menggunakan berukuran Maksimal sebanyak:
TOR (Thermal Overload Relay) = In / 2
Untuk memberikan perlindungan yg lebih baik dalam Elektro motor, sebaiknya settingan TOR (Thermal Overload Relay) lebih rendah berdasarkan perhitungan diatas sebanyak 10%, buat menghindari bila elektro motor bekerja maksimal terus menerus, tentu akan memperpendek Life Time Elektro motor tersebut.
  • TIMER
Timer pada Rangkaian STAR-DELTA berfungsi sebagai pengatur saat perpindahan Magnetic Contactor K3 dan K2.
Settingan Timer bisa diubahsuaikan menggunakan kondisi kerja serta beban menurut masing-masing Elektro motor yang digunakan.
Pada umumnya Settingan Timer yg digunakan lebih kurang 4-lima Sekon. Namun pada syarat eksklusif settingan mungkin dibutuhkan lebih usang.
Semoga bermanfaat!
CARA FLEXI

CARA MEMBACA NAME PLATE MOTOR LISTRIK BERIKUT PENJELASANNYA

Bagaimana cara membaca informasi yang terdapat dalam Name Plate sebuah Motor Listrik, berikut penjelasannya!
Kita dapat menjumpai banyak sekali jenis, Tipe, Model dan Ukuran Motor Listrik (Electromotor), dan tentunya ini diubahsuaikan menggunakan kebutuhan konsumen yg pula beraneka ragam.
Motor Listrik (Electro motor), bisa kita jumpai baik pada penggunaan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya misalnya Kipas Angin, Pompa air, Blender, Mixer, dan lain sebagainya, Selain itu penggunaan Motor Listrik dalam skala besar di bidang industri. Di bidang industri Motor listrik sebagai penggerak beroperasinya suatu Pabrik/Industri, Berbagai contoh penggunaan Motor listrik di dunia industri misalnya Penggerak Blower, Conveyor, Elevator, Agitator, Stirrer, Pompa, dan lain sebagainya.
cara membaca name plate motor listrik
Jenis-jenis Motor Listrik jua sangat beraneka ragam, berdasarkan mulai berukuran yg paling mini sampai dengan yg paling besar , tak hanya ukuran, Motor listrik pula tidak sama beda menurut penggunaan dayanya, Kebutuhan tegangannya, Kecepatan putarannya, Ketahanannya, Pemasangannya, Frekuensi listrik yg digunakan, Faktor dayanya, serta lain sebagainya.
cara membaca name plate motor listrik
Penjelasan tentang spesifikasi lengkap sebuah Motor Listrik (Electromotor), bisa kita temukan dalam Name-Plate yang menempel pada Motorlistrik tadi.
Setiap Motor Listrik yang diproduksi berdasarkan Pabrikannya Masing-masing, tentunya dilengkapi dengan keterangan lengkap tentang Motor Listrik tersebut, yg secara lebih jelasnya dituliskan dalam Name Plate Motor listrik tadi.
Lalu Apa-apa saja data yg tertera pada Name Plate Motor listrik tadi?
Dan Bagaimana cara membaca Name Plate, beserta penerangan berdasarkan data yang terdapat dalam Name Plate Motor Listrik?
cara membaca name plate pada motorl listrik

Cara Membaca Name Plate Motor Listrik, beserta penjelasannya


Gambar diatas adalah salah satu contoh bentuk Name plate dan susunan data di dalamnya, meski ada berbagai jenis name plate serta susunan data yang terlampir didalamnya, tetapi galat satu model diatas bisa sebagai gambaran secara umum tentang warta yang terdapat pada sebuah name plate motor listrik serta akan kita jabarkan satu persatu mengenai data dalam name plate tersebut dan cara membacanya.
3-PHASE INDUCTION MOTOR
Data pertama yang berada pada bagian atas Name Plate menjelaskan bahwa motor listrik tersebut jenis motor induksi serta memakai listrik tiga Phase.
CODE
Data pada name plate yg kedua, yakni CODE, ini memperlihatkan tipe/model berdasarkan motor listrik tersebut.
4 POLE
Data selanjutnya tertulis 4 POLE, ini menerangkan bahwa motor listrik mempunyai gulungan dengan sistem kerja 4 Kutub.
15 HP
Keterangan selanjutnya yang selalu ada pada Name Plate merupakan ukuran konsumsi daya motor listrik tadi, tertulis pada model diatas yaitu 15 HP, ini menerangkan bahwa daya motor listrik tadi merupakan 15 HP.
11 KW
Selanjutnya tertulis 11 KW, ini menunjukkan bahwa daya Motor listrik tersebut adalah sebesar 11 KW, data ini manfaatnya sama dengan data sebelumnya yakni 15 HP = 11 KW, hanya berbeda satuan dayanya.
50 HZ
Data yang tertulis dalam name plate selanjutnya merupakan 50 HZ, ini memberitahuakn besaran Frekuensi yang digunakan buat motor listrik tadi merupakan 50 Hertz (HZ).
1450 RPM
1450RPM, maksudnya merupakan motor listrik tadi memiliki kecepatan putaran sebanyak 1450 putaran per mnt (1450 RPM).
Data ini juga berkaitan menggunakan data sebelumnya yakni 4 POLE dan 50HZ, karena setiap motoran yg memiliki gulungan dengan sistem 4 POLE, 50HZ, maka putarannya adalah berkisar 1500RPM.
INS.clasS  F
INS.clasS merupakan singkatan dari Insulation Class (Kelas Isolasi), dan Motor ini memiliki kelas isolasi (Ins,Class) F.
Untuk detail tentang Kelas Isolasi (Insulation Class), bisa ditinjau pada artikel:
Penjelasan mengenai Insulation Class

AMB. 40°C
Keterangan mengenai AMB. 40°C ini merupakan mengungkapkan mengenai suhu ruangan loka dimana Motor Listrik tadi dipasang atau biasa dianggap menggunakan suhu Ambient, Pada name Plate tertulis AMB. 40°C, berarti suhu ruangan yg diperbolehkan buat pengoperasian Motor listrik ini merupakan 40°C.
CONT. RATING
Keterangan ini menyebutkan bahwa Motor Listrik tadi dapat dioperasikan menggunakan terus menerus (Continuous Rating) dalam syarat seluruh parameter yg ada pada name plate telah diadaptasi atau nir melebih ambang batas yang terdapat.
BRG 6309ZZ  6308ZZ
Data ini menjelaskan mengenai Nomor/tipe bearing yg digunakan menjadi bantalan shaft dalam motor listrik tersebut. Motor Listrik ini menggunakan Bearing 6309ZZ buat bantalan shaft depan, dan bearing 6308ZZ buat bantalan shaft belakang.
SER. NO 12345678
Ini merupakan kabar tentang Nomor Seri (Serial Number), Motor listrik tersebut yang dikeluarkan serta Pabrikannya.
IP 54
Ini adalah keterangan yang menyebutkan tentang taraf perlindungan Motor listrik tadi dari aneka macam gangguan, IP (Ingress Protection) ada beberapa tingkat perlindungan terhadap motor listrik, buat detail dapat dicermati pada artikel:
KODE IP Tingkat proteksi kelistrikan

Lambang SEGITIGA (Delta)
Lambang ini menyebutkan bahwa Motor Listrik ini bisa dioperasikan dengan sistem sambungan DELTA (Segitiga).
Lambang BINTANG (Star)
Lambang ini berbentuk seperti huruf Y terbalik, menyebutkan bahwa Motor listrik ini jua bisa dioperasikan menggunakan sistem sambungan Star (Bintang)
Jika hanya satu lambang saja yang terdapat pada Name Plate, contohnya hanya lambang Bintang (Star), maka Motor listrik tersebut dioperasikan hanya secara Bintang (Star).
Jika ke 2 lambang ini terdapat pada name plate motor listrik, maka berarti motor listrik tersebut dapat dioperasikan secara sistem DELTA, secara sistem STAR, serta bisa juga dioperasikan dengan Sistem STAR/DELTA.
220-240V
Data selanjutnya yang permanen berada dibawah Lambang Segitiga (Delta), adalah mengungkapkan bahwa Tegangan yang mengalir melalui gulungan Motor listrik apabila memakai sistem sambungan Segitiga (Delta).
Toleransi Naik-turun Tegangan kurang lebih 10% (220V s/d 240V)
380-415V
Sama halnya dengan data sebelumnya, Data selanjutnya yang permanen berada dibawah Lambang Segitiga (Delta), adalah mengungkapkan bahwa Tegangan yang mengalir melalui gulungan Motor listrik apabila memakai sistem sambungan Segitiga (Delta).
Toleransi Naik-turun tegangan sekitar 10% (380V s/d 415V).
Rangkaian STAR & DELTA
Selanjutnya dalam name plate, tertera gambar sistem rangkaian sinkron menggunakan urutan sejajar kebawah, Rangkain yg tepat dibawah lambang segitiga merupakan rangkaian sambungan sistem Segitiga (Delta), dan yg sejajar dibawah simbole Star (Bintang) merupakan rangkaian sistem sambungan Star (Bintang).
WT. 80Kg
Data ini menjelaskan mengenai bobot dari Motor listrik tersebut, WT (Weight) 80Kg, artinya adalah Motor listrik tersebut mempunyai bobot 80Kg.
Semoga berguna!
CARA FLEXI