CHAKRA VISHUDDHA CHAKRA TENGGOROKAN CHAKRA KE 5

Chakra Tenggorokan merupakan chakra primer kelima pada tubuh manusia. Terletak di sentra leher pada tingkat tenggorokan, itu adalah bagian tenaga antara bagian bawah tubuh dan ketua.
Fungsi chakra Tenggorokan digerakkan oleh prinsip ekspresi dan komunikasi. Chakra kelima dianggap sebagai Chakra tenggorokan, Vishuddha, Kanth Padma, Shodash Dala.
Nama Sansekerta yg paling umum untuk chakra Tenggorokan merupakan "Vishudda", yang berarti "murni" atau "pemurnian". Mantranya adalah HUM.
Elemen yg berhubungan dengan chakra kelima merupakan eter atau ruang, dan indra pendengaran. Chakra Vishuddha mengontrol fungsi ekspresi, gigi, rahang, tenggorokan, leher, kerongkongan, kelenjar tiroid serta tulang belakang.
Chakra ini terkait menggunakan elemen suara. Melalui tenggorokan, bunyi disebarkan ke udara dan getarannya dapat dirasakan nir hanya pada pendengaran kita, namun pula di seluruh tubuh kita. Ini adalah indera komunikasi serta ekspresi yg krusial.
Chakra Tenggorokan paling seringkali diwakili dengan rona biru turquoise atau biru aquamarine. Warna aura tenaga chakra Tenggorokan juga mampu ditinjau sebagai rona ungu atau biru kehijauan.
Simbol berdasarkan chakra Tenggorokan terdiri menurut bundar menggunakan enam belas kelopak, sebuah sabit menggunakan bundar di dalamnya, kadang-kadang, itu dilambangkan dengan lingkaran yg berisi segitiga yg menunjuk ke bawah pada mana tertulis bulat lain.
Kebenaran sakral menurut Vishuddha merupakan bahwa setiap pilihan yg kita buat - setiap pikiran, setiap istilah, dan setiap tindakan adalah tindakan kekuasaan yg mempunyai konsekuensi pada skala biologis, lingkungan, sosial, eksklusif, serta global.
Chakra Tenggorokan dikaitkan menggunakan ciri psikologis dan perilaku berikut:
  • Ekspresi, khususnya kemampuan buat mengekspresikan kebenaran, buat berbicara
  • Komunikasi, apakah itu verbal atau non-mulut, eksternal atau internal
  • Hubungan dengan alam eterik, alam roh yang lebih halus dan kemampuan intuitif
  • Kecenderungan buat menciptakan, memproyeksikan gagasan dan cetak biru sebagai kenyataan
  • Menyadari panggilan jiwa, tujuan
  • Pemahaman ketika yg baik
Fungsi lain dari chakra tenggorokan adalah menghubungkan kita menggunakan roh. Lantaran lokasinya, seringkali dilihat menjadi "kendala" dari konvoi tenaga di dalam tubuh.

Itu terletak tepat sebelum chakra permukaan ketua. Membuka chakra tenggorokan bisa sangat membantu menyelaraskan visi kita dengan empiris serta melepaskan tekanan yang dapat mensugesti cakra jantung yang terletak tepat di bawah.

Chakra tenggorokan dikaitkan menggunakan tubuh eterik, yang dikatakan memegang cetak biru atau kerangka sempurna menurut dimensi tubuh yg lain. Ini merupakan titik surat keterangan krusial buat menyelaraskan energi melalui seluruh sistem chakra.

Chakra tenggorokan yg tersumbat dapat menyebabkan perasaan tidak kondusif, takut, serta introversi. Sebab lain yaitu chakra tenggorokan terlalu aktif juga bisa menyebabkan bergosip, berbicara tanpa henti, dan militan secara ekspresi atau kejam.

Tampaknya seolah-olah filter antara wacana yang terdapat pada pikiran kita serta apa yg keluar dari mulut kita tidak berfungsi, atau hilang sama sekali.

Beberapa perkara fisik yang ditimbulkan sang chakra ini merupakan sakit tenggorokan, infeksi pendengaran, sakit punggung dan leher, gangguan tiroid, serta kasus gigi serta gusi.

Tekanan mental serta emosional yang ditimbulkan sang chakra tenggorokan yang nir aktif merupakan komunikasi yg buruk, pendengar yg buruk, serta kesulitan berbicara, suara yg lemah, berteriak serta mendominasi percakapan.

Ketika chakra ini terlalu aktif, orang tadi cenderung buat berteriak serta mendominasi orang lain dalam percakapan, tidak memungkinkan mereka buat berbicara atau mendengarkan mereka. Suara mereka akan nyaring dan melengking, dan mereka sebagai senang menghakimi menggunakan menganalisa poly hal.

Mereka yg berbisik, berbicara menggunakan suara penakut atau tergagap-gagap mempunyai chakra tenggorokan yang tidak aktif. Orang-orang ini merasa sulit buat memulai percakapan atau menemukan kata-kata yg sempurna saat berbicara.

Chakra tenggorokan yg seimbang menanamkan suara yg kentara menggunakan resonansi, kejelasan, dan irama. Kemampuan menciptakan keputusan sebagai lebih baik dan kreativitas semakin tinggi karena ekspresi diri.

Kelenjar yg terkait menggunakan Vishuddha adalah tiroid, yg mengatur metabolisme serta menghipnotis perkembangan fisik dan mental.

Ketika chakra ini seimbang kita bisa mendengarkan dan mendengarkan bimbingan menurut diri kita yg lebih tinggi. Kita dapat benar-sahih menemukan kebenaran batin kita, dan buat berkomunikasi dan menjalankan kebenaran kita dalam kehidupan sehari-hari.

Chakra Vishuddha yg seimbang memungkinkan kita berkomunikasi dengan orang lain dengan gampang, dan jujur dengan diri kita sendiri.

Agar berhasil mencapai serta membuka chakra kelima, tubuh wajib mencapai tingkat pemurnian tertentu yg membantu mencapai kepekaan yg dibutuhkan buat chakra permukaan yang lebih halus.

Pemurnian dicapai melalui diet, yoga, meditasi, dan olahraga. Saat kita naik menurut cakra 1 sampai 7, serta menyeimbangkan masing-masing menurut cakra tersebut, cakra Vishuddha menjadi lebih mudah buat bekerja lantaran dia membentuk berdasarkan dasar yang stabil dan seimbang.

Jika kita kesulitan berkomunikasi, pertimbangkan buat bekerja dengan chakra yang lebih rendah terlebih dahulu supaya chakra Vishuddha dapat lebih gampang diakses.

MENJELAJAHI ENERGI DARI CHAKRA SVADHISTHANA

Chakra kedua, Svadhisthana (Sansekerta: स्वाधिष्ठान, IAST: Svādhiṣṭhāna, bahasa Inggris: "basis sendiri"), jua dikenal sebagai kreativitas serta chakra seksual. Ini terletak di atas tulang kemaluan serta di bawah pusar, serta meliputi daerah genital dan pleksus hipogastrik.
Kata svadhisthana dapat diterjemahkan sebagai “tempat tinggal diri,” dan elemen cakra kedua adalah air, yg sama menggunakan kekompakan.
Chakra ke 2 yg seimbang menunjuk pada perasaan kesehatan, kelimpahan, kesenangan, dan sukacita. Kita dapat membuka chakra ini menggunakan ekspresi kreatif.
Chakra ke 2 merupakan pusat perasaan, emosi, kesenangan, sensualitas, keintiman, serta koneksi. Mantranya adalah VAM.
Cobalah melantunkan VAM buat menyeimbangkan atau menyalakan cakra sakral. Ini diterjemahkan menjadi ‘Saya merasa’. Jika kita lebih nyaman memakai bahasa Indonesia, maka lakukanlah pengucapan mantra dalan bahasa Indonesia.
Ketika Chakra Seksual terbuka & jelas: kita merasa genit, subur, percaya, feminin, jantan, penuh kasih, dan mau menikmati seluruh aspek hubungan kita  - termasuk menggunakan sahabat, famili, dan kekasih. Kita merasa seperti seorang Dewi / Dewa; kamu merasa percaya diri.
Ketika chakra ini tidak seimbang, seseorang mungkin mengalami ketidakstabilan emosi, takut akan perubahan, disfungsi seksual, depresi, atau kecanduan.
Evolusi kesadaran menuju kesadaran insan murni dimulai di Chakra Svadhishthana. Ini merupakan loka pikiran bawah sadar di mana semua pengalaman hayati dan kesan semenjak awal eksistensi kita di dalam rahim disimpan.
Hewan yg ditunjuk buat merepresentasikan chakra Svadhishthana merupakan Buaya. Ini melambangkan kemalasan, ketidaksensitifan, dan bahaya yg tertidur pada Chakra ini.
Unsur Svadhishthana adalah Air, pula simbol bahaya yg tersembunyi. Air lunak serta lentur, tetapi juga kekuatan yang sangat akbar waktu tidak terkendali.
Ketika emosi negatif ada dari alam bawah sadar ke keadaan sadar, kita bisa benar-sahih kehilangan ekuilibrium.

Kreativitas: Fokus menurut Chakra Kedua (Svadhisthana)

Kreativitas ini bisa dinyatakan menjadi prokreasi namun energi chakra kedua tentu nir terbatas dalam menciptakan sesuatu yang baru. Ketika kita memasak, memanggang, atau berkebun, kita sedang membentuk. 

Kita membentuk ketika kita menemukan solusi baru buat kasus lama . Setiap kali kita mengambil bahan mentah, fisik atau mental, serta mengubahnya sebagai sesuatu yg baru, kita menggunakan tenaga kreatif kita.

Energi chakra ini memungkinkan kita buat melepaskan, berkiprah, serta mencicipi perubahan dan transformasi yg terjadi di pada tubuh kita

Bermain merupakan cara yang rupawan buat memulai proses penciptaan energi kreatif kita. Pernahkah kita menonton seseorang anak bermain?

Seorang anak akan menghabiskan beberapa jam menciptakan menara Lego, istana pasir, atau rumah boneka yg indah.

Kemudian, anak yg sama akan menghancurkan karya mereka pada sekejap serta mulai menurut awal seolah-olah itu bukan perkara besar .

Selain terbuka buat kreativitas dalam kehidupan sehari-hari kita, kitadapat menyeimbangkan chakra kedua menggunakan mempertahankan kehidupan seksual yang sehat dan menghormati serta menghormati tubuh kita.

Berhubunganlah menggunakan emosi kita dan lihat apakah ada perasaan yg kita pegang. Buat komitmen untuk memproses emosi tadi menggunakan cara yg sehat.

Tantangan primer buat chakra ke 2 adalah pengkondisian warga kita. Kita hayati dalam masyarakat di mana perasaan nir dihargai, di mana gairah, serta reaksi emosional dikecam.

Seolah-olah ini nir cukup, kita juga mengalami luka perjuangan budaya kolektif atas poly perkara seksual warga kita.

Di satu sisi seksualitas diperbesar dan dimuliakan, serta pada sisi lain ditolak. Ini menghasilkan perkara chakra kedua yg diblokir atau hiperbola.

Tidak heran kita memiliki begitu banyak kasus menggunakan pusat gairah kita, sumber perasaan, kesenangan, serta sensualitas.
Chakra Seksual dapat tersumbat oleh: Kehidupan seks yg nir memuaskan, kekerasan seksual di masa lalu / pelecehan, perasaan terhadap orang yang dicintai yang dibiarkan tidak terucapkan, interaksi masa kemudian yg masih mengganggu kita, merasa nir nyaman di pada tubuh kita, fisik yg jelek secara keseluruhan herbi kesehatan.
Ketidakseimbangan, di sisi lain, dapat membawa kita untuk menjadi terlalu bergantung dalam orang yg dicintai, lebih nir toleran terhadap orang lain daripada biasanya, serta nir mau melepaskan rutinitas.

Kita bahkan mampu sebagai sangat manipulatif dengan orang-orang di lebih kurang kita, menurut kawan hingga rekan kerja. Kita mungkin mengalami kecenderungan yg terlalu ambisius, perkara keterikatan, suasana hati yg sangat fluktuatif, sensitivitas ekstrim, dan perkara kepercayaan .

Manfaat menjaga chakra seksual: Kemampuan buat percaya pada diri sendiri dan impian kita. Stabilitas keuangan. Stamina buat bertahan dan melindungi diri sendiri. Keberanian untuk mengambil risiko menggunakan percaya diri dengan kepala taraf. Kekuatan buat menghadapi kegagalan dan berkiprah maju menggunakan penuh keyakinan menuju impian kuta. Perkembangan organ reproduksi yg positif.

Jika chakra ini kurang aktif, kita mungkin sebagai terputus menurut orang-orang pada kurang lebih kita, tetapi bila terlalu aktif, kita pergi terlalu jauh ke arah yang antagonis serta menjadi teman atau pasangan yang inheren (misalnya yang kita memahami tidak menyenangkan untuk salah satu pihak ).

Ketidakseimbangan pada Svadhisthana bisa mengakibatkan nyeri punggung bawah, kista ovarium serta masalah kesehatan reproduksi lainnya, infeksi saluran kemih, komplikasi menggunakan kandung kemih dan ginjal, dan disfungsi seksual secara generik, dari impotensi ke libido rendah.

Tapi jangan takut! Ketika Chakra Seksual seimbang dan terawat menggunakan baik, kita akan dapat mengumpulkan energi yang kita butuhkan buat kreativitas, gerakan, hasrat, kesenangan, dan hubungan intim, romantis dan sebagainya.

Sekilas Chakra Seksual:

Nama sanskrit: Svadhisthana (cantik)
Elemen: Air
Warna: oranye
Bentuk: Lingkaran dengan bulan sabit
Kelopak bunga teratai: Enam
Suara benih: VANG
Suara vokal: Oo
Hak: Merasa, menginginkan
Kelenjar endokrin: Ovarium, testis
Hubungan fisik: Rahim, alat kelamin, ginjal, kandung kemih
Fungsi psikologis: Pergerakan dan koneksi
Identitas: Emosional
Tahap perkembangan: 6 bulan - 2 tahun
Planet: Merkurius, Jupiter, Bulan
Dewa: Indra, Rakini, Wisnu
Dupa: Gardenia, damiana

KEKUATAN ILMU MATA KETIGA DEWA SIWA

Dewa Siwa adalah galat satu Dewa Hindu yang paling kuat serta dikenal dengan poly nama lainnya - Mahadeva, Mahayogi, Natraja, dan Bhole Shankar.
Dewa Siwa pula disebut sebagai Tryambaka untuk mata ketiga, ditempatkan di dahinya. Ini merupakan mata kebijaksanaan, bebas berdasarkan "Maya", delusi, dan dualitas kehidupan. Ini terlihat di luar yg jelas menggunakan persepsi yg jelas, serta memperlihatkan satu apa yg benar.
Mata ketiga Siwa selalu menciptakan orang tergoda. Dewa Siwa umumnya dikenal lantaran mata ketiga-Nya. Mata yg memancarkan api serta membakar benda-benda menjadi abu. Dipercaya bahwa saat Siwa sangat marah, Dia membuka mata ketiga serta menghukum pelakunya.
Mata ketiga yang kuasa Siwa pula kadang-kadang dikenal menjadi mata kebijaksanaan. Mata kanan dan kiri mewakili kegiatan-Nya di global fisik sementara mata ketiga melambangkan kebijaksanaan dan kekuatan rohani-Nya.

Diyakini bahwa Dewa Siwa hanya membuka mata ketiga pada kasus-masalah ekstrim ketika tidak terdapat lagi ruang tersisa buat pengampunan dan nir ada keraguan buat memberikan kesempatan lain. 

Itu mata ketiganya yang memberinya nama perusak. Kapanpun Dewa Siwa membuka mata ketiga, itu menghancurkan orang yang kebetulan melihat penglihatan.

Melalui mata ketiga-Nya, Dewa Siwa bisa melihat melampaui yang tampak serta menghancurkan semua kejahatan.

Kisah tentang asal-usul mata ketiga Dewa Siwa

Dipercaya ketika pertama kali Siwa membuka mata ketiga merupakan waktu beliau marah dengan kematian istri pertamanya, Sati. Bahkan saat Sati dilahirkan kembali menjadi Parwati, dia tidak akan keluar menurut meditasi. 

Setelah kematian dewi Sati, Dewa Siwa sangat berduka lantaran kematiannya. Jadi, Dewa Siwa menarik diri pulang ke sebuah gua serta melakukan meditasi yang mendalam.

Ini merupakan ketika waktu Sati dilahirkan kembali menjadi Parwati serta berangkat untuk menikahi Dewa Siwa. Tetapi terlepas berdasarkan seluruh upaya para Dewa, Dewa Siwa nir sanggup keluar menurut meditasi.

Kemudian para Dewa mengirim Kama, Dewa Cinta, buat membawa Dewa Siwa keluar berdasarkan penebusan dosanya. Ketika Kama memukul Dewa Siwa dengan panahnya, mata ketiga Siwa membuka dan membakar Kama sebagai abu.

Mata ketiga Siwa dengan demikian mewakili penolakan cita-cita. Itu membunuh Kama, Dewa cinta dan hasrat.

Karena menggunakan menghancurkan Kama, Siwa tidak hanya menghancurkan cita-cita, namun pula prinsip yg membuat semua dunia permanen hidup.

Tanpa asa, lebah tidak akan pergi ke bunga, banteng tidak akan pergi ke sapi. Tidak akan ada penyerbukan, nir terdapat reproduksi. Apabila hewan tidak kawin, tidak akan ada kehidupan.

Tidak akan terdapat pembaruan, tidak ada kebangkitan, nir terdapat regenerasi. Musim semi tidak akan mengikuti animo dingin. Dunia akan berubah sebagai tanah kosong.

Siwa menolak harapan lantaran beliau memahami bahwa ketika objek keinginan (dewi Sati) hilang, terdapat dukacita dan amarah yang luar biasa yang berkembang pada wujud. Oleh karena itu, menjauhi impian adalah cara terbaik buat mencapai kebahagiaan.
Kisah lain berdasarkan mata ketiga Dewa Siwa merupakan menjadi berikut, Suatu kali, Dewa Siwa duduk sepenuhnya terlibat pada meditasi. Dewi Parvati, permaisurinya tiba ke sana dan dengan main-main menutupi kedua matanya menggunakan kedua tangannya.

Seketika, semua semesta terjerumus ke pada kegelapan. Kekacauan menang pada mana-mana. Bahkan Dewa surga pun takut. Dengan kekuatan ilahinya, Siwa membangun mata ketiga di tengah dahinya.

Api muncul dari mata ketiga serta dia mengembalikan cahaya di alam semesta. Panas yg dipancarkan sang barah mata ketiga mengakibatkan tangan Parwati, yang menutupi mata kiri serta kanan Siwa, berkeringat.

Keringat yang dipenuhi dengan kekuatan Siwa serta Parwati berubah menjadi seorang anak yang dianggap Andhaka.

Anak itu dipanggil Andhaka serta diadopsi sang seorang pemuja Asura yang tak punya anak menurut Dewa Siwa. Andhaka tumbuh tanpa mengetahui berasal-usulnya yang sebenarnya.

Di masa mudanya, Andhaka melakukan penebusan dosa akbar dan memperoleh anugerah bahwa beliau nir akan dibunuh sang siapa pun selain ayahnya. 

Setelah memperoleh anugerah, Andhaka berangkat buat menaklukkan dunia. Selama perjalanannya beliau menemukan Parvati dan terpesona oleh kecantikannya, dia tetapkan untuk menjadikannya istrinya.

Dia mengejarnya serta lalu Parvathi memanggil Parameshwara buat menyelamatkannya. Siwa tiba menyelamatkannya serta menusuk Andhaka pada trisulanya.

Andhaka menyadari kebenaran kelahirannya dan meminta maaf atas harapan jiwanya. Sejak insiden yg disebutkan di atas, mata ketiga ilahi Siwa disimpan untuk penghancuran.

Kisah ini jua mendeskripsikan sisi gelap berdasarkan mata ketiga yang menolak semua impian duniawi karena cita-cita juga penting bagi kelangsungan hidup manusia. Tanpa hasrat, dunia akan berdiri membisu. Tidak akan ada reproduksi, nir ada regenerasi.

Ada satu peristiwa lagi yg memaksa Siwa membuka mata ketiga. Setelah Indra dan Brihaspati pulang ke Kailash buat bertemu Dewa Siwa. Mengetahui bahwa Dewa Siwa akan menguji mereka, menggunakan menyamar menjadi pertapa.

Siwa sebagai murka dengan tindakan Indra ini dan matanya memerah serta Indra ketakutan. Kemarahan ini menyebabkan mata ketiga Shiva terbuka, hampir membunuh Indra.

Brihaspati mengenali Siwa serta berdoa kepadanya, meminta dia untuk mengampuni Indra. Dewa Siwa memaafkan Indra serta buat menyelamatkan Indra.

Siwa mengirim api dari matanya ke arah lautan serta sesudah bertemu menggunakan lautan itu menjadi seorang anak dalam bentuk anak laki-laki yg dikenal sebagai Jalandhara. Dewa Indra diselamatkan sang doa-doa Brihaspati.

MITOLOGI NAMA DEWA DEWI AGAMA HINDU DAN KEKUATANNYA

Mitologi Hindu - Agama datang sebagai ekspresi pencarian insan buat citra lengkap tentang alam semesta. Keinginan yg inheren buat memahami alam sekitarnya, hukuman alam, eksistensi serta waktu dapat disimpulkan sebagai alasan primer pada kembali pembentukan kepercayaan dan keterikatan pada makhluk tertinggi.
Agama Hindu adalah galat satu agama tertua pada global dan juga yang terbesar ketiga. Beberapa jenis tuhan serta dewi disembah dalam kepercayaan Hindu dan jumlah mereka nir bisa dipastikan. Sementara banyak sekali bentuk yang kuasa disembah, diyakini bahwa semua pemuja menyembah satu makhluk tertinggi.
Agama Hindu memiliki mitologi luas yg dicatat secara komprehensif pada tulisan kudus. Mereka mendaftar poly dewa dan dewi dalam aneka macam manifestasinya. Masing-masing memiliki poly kualitas dan kekuatan yg menarik. 
Hindu, pada filosofi intinya, percaya bahwa terdapat satu wujud atau ilahi tertinggi. Semua yang kuasa lainnya merupakan manifestasi atau avatar. Ada manifestasi yang sangat penting, serta terdapat jua beberapa yang nisbi tidak dikenal.
Dalam genre Hinduisme terdapat tiga sekte primer - Shaivisme, Vaishnavisme, dan Shaktism. Shaivisme merupakan pemujaan terhadap Siwa, Vaishnavisme mengacu pada pemujaan Wisnu, dan Shaktisme adalah penyembahan Shakti atau Devi.

Smartisme adalah tradisi terbaru yg percaya dalam penyembahan lebih dari satu Dewa, termasuk Vishnu, Siwa, Shakti, Ganesha, serta Surya.

Smarta (Dewanagari: स्मार्त; ,IAST: Smārta, स्मार्त) atau Smarta-sampradaya adalah aliran ortodoks atau sekte Hindu yang digagas kaum brahmana yg mengikuti Sanmata.


Istilah Smarta digunakan buat merujuk kepada golongan brahmana tertentu yang mahir mengenai smerti, atau yg mengakui smerti sebagai teks paling sahih.



Pada umumnya, umat Smarta memuja Tuhan pada enam wujud: Ganesa, Siwa, Sakti, Wisnu, Surya, dan Skanda. Lantaran aliran ini menerima segala yang kuasa-dewi Hindu yang utama, genre ini dikenal sebagai Hindu liberal atau non-sektarian.

Umatnya mengikuti jalan filosofis dan meditasi, yang menekankan persatuan insan dengan Tuhan melalui pencerahan. Aliran ini tidak terlalu bersifat sekte sebagaimana Waisnawa atau Saiwa, dan menganut asas keyakinan bahwa Brahman merupakan prinsip tertinggi dalam alam semesta dan mencakup segala sesuatu yg ada.

Inilah beberapa ilahi serta dewi Hindu:

  • Dewa Brahma, Sang Pencipta
Salah satu trinitas suci dalam agama Hindu, Brahma adalah Pencipta alam semesta. Dia umumnya digambarkan memiliki empat kepala.

Brahma terlihat duduk pada lotus, bermeditasi. Dalam filsafat Veda, Brahma merupakan perwujudan kecerdasan, serta hadir sebagai intelek dalam seluruh manusia.

Brahma merupakan pencipta Veda. Ada empat Veda, dan dikatakan bahwa masing-masing berdasarkan mereka dari menurut keliru satu kepalanya. Angsa merupakan Kendaraanya.

Brahma jua dikatakan membaca Veda secara terus menerus serta secara bersamaan berdasarkan masing-masing dari keempat mulutnya. Dia berpengetahuan luas, serta pencipta seluruh makhluk di alam semesta.
  • Dewa Wisnu, Sang Pemelihara
Wisnu, sang banyak sekte pada agama Hindu, dianggap sebagai tuhan tertinggi. Dalam perspektif normal dan generik, dia merupakan galat satu Trimurti, beserta dengan Brahma serta Siwa.

Wisnu ditinjau menjadi sang Pemelihara alam semesta. Menurut buku kudus, kebanyakan Vishnu Purana, alam semesta ada menurut pusarnya, serta makhluk hayati pertama yg dilahirkan merupakan Brahma.

Garuda, burung mitologis adalah kendaraannya / vahan. Wisnu tinggal pada Vishnuloka.
  • Dewa Siwa, sang Penghancur
Siwa, sebagaimana disebutkan di atas, adalah salah satu menurut tiga dewa utama pada agama Hindu. Doa dipercaya menjadi mahluk tertinggi sang salah satu sekte Hindu. Dia ditinjau sebagai sang Penghancur dari alam semesta. Dia merupakan galat satu yang kuasa Hindu yang paling dikenal, serta sangat populer pada antara semua umat Hindu.

Siwa dianggap menjadi tuhan yg sangat sederhana yang disembah pada bentuk Lingam.
  • Dewa Kartikeya, Dewa Perang serta Jenderal Tentara Para Dewa
Kartikeya adalah putra pertama ilahi Siwa serta dewi Parwati. Salah satu tujuan utama kelahirannya adalah membunuh iblis Tarkasur. Lantaran ini beliau dibesarkan oleh Kirtikas, jauh dari orang tuanya buat melindunginya menurut upaya Tarkasur buat membunuhnya.

Setelah mencapai kekuasaannya, Kartikeya diangkat menjadi panglima tertinggi para tuhan pada pertempuran melawan Tarkasur. Karena keberanian serta keterampilannya, Kartikeya ditawari buat sebagai raja nirwana, tetapi ditolak karena dia menduga kiprahnya sebagai panglima paling krusial dan perlu.
  • Dewa Ganesha
Ganesha, ilahi gajah merupakan salah satu yang kuasa Hindu yg paling krusial. Dia merupakan putra ke 2 Siva serta Parvati dan saudara termuda Dewa Kartikeya yang lebih muda.

Saat melakukan puja atau ritual apapun, beliau adalah yang kuasa pertama yang disembah. Selama perselisihan yang keliru dimengerti pada mana Siwa tidak tahu bahwa Ganesha adalah putranya, beliau memotong ketua Ganesha dengan murka . 

Kemudian selesainya realisasi, kepala gajah ditempatkan serta Ganesha dihidupkan pulang, jua memberinya kekuatan untuk menjadi yang kuasa pertama pada urutan kepentingan. Tikus merupakan kendaraannya / vahananya. Ganesha tak jarang dikaitkan menggunakan keberuntungan.

Ganesha disembah oleh semua sekte Hinduisme, membuatnya mungkin yang paling penting dari yang kuasa-tuhan Hindu. Dia umumnya digambarkan mengendarai seekor tikus, yang membantu tuhan dalam menyingkirkan rintangan untuk sukses, apa pun ikhtiarnya.
  • Avatar Dewa Wisnu
1. Rama
Rama merupakan keliru satu ilahi Hindu yang paling dicintai dan adalah pahlawan berdasarkan epik Hindu yang diklaim Ramayana.

Rama merupakan dewa kebenaran serta kebajikan dan avatar lain menurut Wisnu. Dia dianggap sebagai perwujudan paripurna umat manusia: secara mental, spiritual serta fisik.

Tidak misalnya tuhan serta dewi Hindu lainnya, Rama secara luas diyakini sebagai tokoh sejarah aktual yg eksploitasnya membentuk epik Hindu besar "Ramayana." Umat Hindu merayakannya selama Diwali, festival cahaya.

Rama digambarkan menjadi putra, saudara, suami, serta raja yang ideal serta menjadi penganut dharma yg ketat.

Jutaan orang Hindu mendapatkan kepuasan dari membaca serta mengingat kembali cobaan serta kesengsaraan Rama sebagai pangeran muda yang diasingkan berdasarkan kerajaannya selama 14 tahun.

2. Krishna
Krishna, jua dikenal menggunakan nama Shri Krishna, Vasudeva, Govinda, Gopal, Madhusudan, merupakan inkarnasi ke delapan dari Wisnu serta salah satu filsuf dan pejuang yang paling terkenal dalam agama Hindu.

Krishna merupakan putra Basudev dan Devaki. Dia ditakdirkan buat membunuh pamannya, Kansa, Raja Mathura. Dia dibesarkan sang orang tua asuhnya Yashoda serta Nanda di Gokul buat membuatnya tetap aman menurut usaha pembunuhan pamannya.

Festival Krishna Janmastami dirayakan untuk menandai kelahirannya. Krishna jua adalah salah satu tokoh sentral pada epik Mahabharata. 

Dalam pertempuran Kurushetra, Krishna bersumpah buat tidak memakai senjata apa pun, namun diterima sebagai pengendara kereta kereta Arjuna.

Itu selama pertempuran Kurushetra saat Arjuna dihadapkan menggunakan dilema pertempuran melawan saudara-saudaranya, bahwa Krishna memberinya pengetahuan mengenai Gita.

Jika satu nama tuhan Hindu dikenal serta diakui pada semua dunia, itu adalah Krishna. Hindu mengidentifikasi Krishna sebagai guru buku suci yang diklaim Bhagavad Gita serta menjadi teman serta mentor pangeran Arjuna dalam epik Mahabharata.

Untuk para pengikutnya, Krishna sangat menyenangkan, penuh menggunakan lelucon yg lucu. Tetapi yg paling krusial, janji Krishna pada umat insan bahwa ia akan memanifestasikan dirinya serta turun ke bumi kapan pun penurunan dharma telah mempertahankan keyakinan Hindu pada Yang Mahatinggi selama ribuan tahun.
  • Dewi Saraswati, Dewi Belajar
Dewi Saraswati adalah permaisuri kekal Brahma, pencipta dunia. Dan lantaran dia merupakan sumber berdasarkan semua pengetahuan di alam semesta.

Saraswati adalah perwujudan dari pengetahuan itu sendiri. Dia umumnya diperlihatkan bermain sitar, duduk dalam teratai.

Saraswati adalah permaisuri Brahma Sang Pencipta serta dipuja sebagai dewi pembelajaran, kebijaksanaan, ucapan, serta musik.

Dia mewakili genre pencerahan yang bebas. Putri Siwa serta Durga, Saraswati merupakan ibu menurut Veda. Nyanyian untuknya, yang diklaim Saraswati Vandana, seringkali dimulai dan diakhiri dengan pelajaran tentang bagaimana Saraswati memberkati insan menggunakan kekuatan ucapan dan kebijaksanaan.

Orang-orang Hindu memperlihatkan doa kepada Saraswati sebelum memulai pengejaran intelektual, serta mahasiswa Hindu didorong untuk memberikan doa kepadanya selama masa sekolah / perguruan tinggi serta terutama sebelum dan selama ujian.
  • Dewi Parwati, 
Parwati merupakan permaisuri tak pernah mati serta istri ilahi Siwa dan. Dia dipercaya sebagai 'Adi Shakti' atau kekuatan primordial yang menciptakan alam semesta beserta.

Parwati dipandang menjadi bunda yang baik hati di antara umat Hindu. Namun dalam goresan pena kudus, pada hal-hal tertentu, dia telah merogoh bentuk Kali dan Durga.

Durga adalah ibu dewi dan beliau mewakili kekuatan api para yang kuasa. Dia adalah pelindung orang benar serta perusak kejahatan, umumnya digambarkan seperti mengendarai singa serta membawa senjata dalam poly lengannya.

Kali juga dikenal menjadi dewi gelap, timbul sebagai wanita empat bersenjata yg ganas, kulitnya biru atau hitam. Dia berdiri di atas suaminya, Siwa, yang berbaring dengan damai pada bawah kakinya. Berdarah, lidahnya menggantung, Kali merupakan dewi kematian serta mewakili pawai tanpa henti waktu menuju hari kiamat.
  • Dewi Laksmi, Dewi Kemakmuran
Nama Lakshmi berasal dari istilah Sanskrit laksya, yg berarti tujuan atau sasaran. Dia merupakan dewi kekayaan dan kemakmuran, baik material juga spiritual.

Lakshmi digambarkan menjadi wanita berkulit empat berkulit keemasan, memegang tunas teratai ketika dia duduk atau berdiri pada atas bunga teratai besar . Keilahian kecantikan, kemurnian, serta kerumahtanggaan, citra Lakshmi seringkali ditemukan pada rumah orang beriman.

Dewi Laksmi secara tertentu disembah selama festival Diwali, Navratri, serta Kojagiri Poornima. Dia melimpahkan kekayaan pada yang layak, serta meninggalkan orang-orang yg memakai uang asal-asalan. Dia jua memberi para jamaah dengan kemajuan spiritual serta intelektual.
  • Dewa Indra, Raja Para Dewa serta Penguasa Surga
Indra merupakan yang kuasa hujan. Airavat, gajah putih yang menguntungkan merupakan kendaraan atau vahana-nya. Lain menurut kendaraannya jua termasuk kereta kuda yg ditarik sang sepuluh ribu kuda. 

Senjatanya diklaim vajra. Indra adalah putra Aditi dan sage Kashyap. Indra adalah galat satu tuhan paling krusial di langit.

Indra acapkali ditampilkan sebagai ilahi yg licik, mengirimkan rintangan pada jalan para penyembah, terutama para asur dengan tujuan Mengganggu upaya mereka buat menyenangkan para dewa nirwana. Indra memiliki kekuatan serta keberanian.
  • Dewa Hanuman, raja kera serta pelayan setia
Hanuman, pula dikenal menjadi ilahi monyet, adalah putra dewa udara, Pawan atau Vayu. Dia pula salah satu dari delapan kekal yang dikenal sebagai astachiranjiwi.

Diyakini bahwa seseorang Hanuman belia, pernah mencoba buat menelan matahari. Lantaran sifatnya yang nakal, kekuatannya dibatasi hingga pertemuannya dengan Ram.

Setelah bertemu Ram, Hanuman menjadi penyembahnya yang setia memainkan peran sentral dalam epik Ramayana. Dia merupakan salah satu pemuja terkuat Ram, yg membakar Lanka (kerajaan Ravan). 

Hanuman terkenal karena sudah menyelamatkan saudara Ram, Lakshman, dengan membawa seluruh gunung sanjiwani buti, ramuan penghidupan. Untuk semua alasan ini, dia merupakan simbol kekuatan pengabdian.

Hanuman ditampilkan pada epik Hindu besar Ramayana. Dia mendapatkan jalan buat pendewaan dengan melakukan prestasi kekuatan, darma, serta keberanian sambil membantu Rama (avatar Wisnu) pada insiden menarik yang tak terhitung jumlahnya.

MAHADEWA KALI DEWI KEMATIAN DAN KEGELAPAN

Kali (/ ˈkɑːli /; Sansekerta: काली), pula dikenal sebagai Kālikā (Sansekerta: कालिका) adalah dewi yg memukau baik bagi umat Hindu maupun non-Hindu. Dalam tariannya antara penghancuran serta penciptaan, terdapat poly yang harus dipelajari tentang roh insan.
Meskipun namanya dikatakan berarti "malam kematian" dan kulitnya selalu digambarkan menjadi hitam pekat atau biru, kehadirannya dapat membawa kenyamanan bagi banyak orang.
Kisah dewi Kali diceritakan dalam Devi Mahatmya menurut Markandeya Purana. Dia adalah inkarnasi dewi Durga. Bagi mereka yang tidak tahu, Durga diciptakan dari kekuatan adonan Brahma, Wisnu, serta Siwa buat mengalahkan iblis Mahishasura.
Tapi dia secara generik dipandang menjadi permaisuri Siwa, lantaran beliau dipercaya sebagai inkarnasi istri Siwa Parvati.
Nama Kali asal berdasarkan bahasa Sansekerta yg berarti 'dia yg berkulit hitam' atau 'beliau yg merupakan kematian', tetapi dia jua dikenal sebagai Chaturbhuja Kali, Chinnamastā, atau Kaushika.
Sebagai perwujudan ketika Kali melahap semua hal, dia sangat menarik bagi manusia dan ilahi, serta pula dapat mewakili (khususnya pada tradisi lalu) kebajikan dari seseorang mak dewi.
Kālī adalah bentuk feminin menurut kālam ("hitam, berwarna gelap"). Kāla terutama berarti "waktu" tetapi juga berarti "hitam" buat menghormati ciptaan pertama sebelum cahaya itu sendiri.
Kālī berarti "yang hitam" serta mengacu pada dirinya menjadi entitas "ketika" atau "pada luar saat." Kāli sangat terkait menggunakan Siwa, dan Shaiva memperoleh Kāla yg maskulin (julukan Siwa) untuk tiba dari nama femininnya.
Kamus Sanskrit abad kesembilan belas, Shabdakalpadrum, menyatakan: कालः शिवः। तस्य पत्नीति - काली। kālaḥ śivaḥ। tasya patnīti kālī - "Siwa merupakan Kāla, menggunakan demikian, permaisurinya adalah Kāli" mengacu dalam Devi Parvathi sebagai manifestasi menurut Devi MahaKali.
Nama lain termasuk Kālarātri ("malam hitam"), seperti yg dijelaskan pada atas, serta Kālikā ("herbi ketika").
 mantra dewi Kali: Oṃ jayantī mangala kālī bhadrakālī kapālinī - Durgā ksamā śivā dhātrī svāhā svadhā namō'stu‍tē
Meskipun bentuknya yang sepertinya mengerikan, dewi Kali acapkali dianggap menjadi yg paling baik dan paling menyayangi seluruh dewi Hindu, karena dia dianggap sang pemujanya menjadi Bunda berdasarkan semua Alam Semesta.
Kali diwakili dengan fitur atau sosok paling garang di antara semua ilahi-dewi Hindu. Dia mempunyai empat lengan, dengan pedang pada satu tangan serta kepala setan pada tangan yg lain. Dua tangan lainnya memberkati para penyembahnya, dan menyampaikan, "jangan takut"!
Dan lantaran bentuknya yang mengerikan, dia juga tak jarang dipandang sebagai pelindung yang hebat. Ketika orang suci Bengali Ramakrishna pernah bertanya kepada seseorang penyembah mengapa orang lebih senang menyembah Ibu pada atasnya, penyembah ini secara retoris menjawab, "Maharaj, waktu mereka berada pada kesulitan, para penyembah Anda datang berlari ke arah Anda. Namun, pada mana Anda berlari waktu Anda berada dalam kesulitan ? "
Menurut Ramakrishna, kegelapan adalah Ibu Utama, atau Kali: Ibuku adalah prinsip pencerahan. Dia adalah Akhanda Satchidananda; Realitas, Kesadaran, dan Kebahagiaan tak terpisahkan. Langit malam pada antara bintang-bintang itu sangat hitam. Perairan samudra sedalam sama; Yang tak terbatas selalu gelap secara misterius. Kekecewaan yang memanas ini adalah KaliKu yang terkasih. -Sri Ramakrishna
Simbol yg Menakjubkan berdasarkan Dewi Kali
Fitur atau sosok yg ganas dan mengerikan berdasarkan dewi Kali disulap dengan simbol-simbol menakjubkan.
Kulit hitamnya melambangkan sifatnya yg merangkul semua dan transendental. Kata Tantra Mahanirvana: "Sama seperti seluruh warna menghilang dalam warna hitam, jadi seluruh nama serta bentuk menghilang di dalam dirinya".
Ketelanjangannya bersifat purba, mendasar, serta transparan seperti Alam - bumi, bahari, dan langit. Kali terbebas dari penutup ilusi, karena beliau berada di luar semua maya atau "kesadaran palsu."
Karangan bunga ketika menurut lima puluh ketua manusia yg mewakili 5 puluh alfabet dari aksara Sanskerta, melambangkan pengetahuan yg tidak terbatas.
Ikatannya berdasarkan tangan insan yang putus menandakan kerja serta pembebasan dari daur hukuman alam. Gigi putihnya menampakan kemurnian batinnya, dan pengecap merahnya yang menjulur menampakan sifatnya yang hewan pemakan daging dan tumbuh-tumbuhan - "kenikmatannya yg nir pandang bulu dari seluruh" rasa "global."
Pedangnya merupakan penghancur kesadaran palsu serta delapan ikatan yg mengikat kita. Tiga matanya mewakili masa lalu, sekarang, dan masa depan, - tiga mode saat - atribut yang terletak pada nama Kali ('Kala' dalam bahasa Sanskerta berarti ketika).

KISAH MENARIK LEGENDA DEWI SATI ISTRI PERTAMA DEWA SIWA

Kisah Dewi Sati
Legenda Dewi Sati, istri pertama Siwa adalah keliru satu yg sudah memikat dan menginspirasi wanita India selama berabad-abad.
Kata "sati" (Sankerta: सती ; Satī) berarti perempuan berbudi luhur dan pada tradisi India seseorang perempuan yang melakukan sati akan dicermati menjadi Dewi dan akan langsung menuju nirwana.
Dewi Sati, juga dikenal menjadi Dakshayani (Sanskerta: दक्षायणी; Dakshāyaṇī), merupakan Dewi umur panjang serta keanggunan pernikahan Hindu. Dewi Sati atau Dakshayani adalah permaisuri pertama Dewa Siwa.
Dewi Sati dikenal sangat berapi-api, dengan temperamen yang menyeramkan sekaligus peduli. Namun, beliau pula mengasihi dan sangat baik hati secara alami.
Dewa Siwa selalu dikaitkan menggunakan dewi istri tercinta Parwati. Tetapi, Dewi Parvati merupakan istri ke 2 Siwa.
Cinta pertamanya, istri pertamanya merupakan Dewi Sati. Dewi Sati, personifikasi energi wanita yang kuasa, mengambil kelahiran insan atas saran Brahma, Tuhan Penciptaan.
Sati dilahirkan sebagai putri berdasarkan Daksha Prajapati, putra Brahma, jadi beliau dipanggil Dakshayani. Dia mendapat nama Sati karena dia adalah cucu Brahma dan Daksha menjadi putra Brahma, dia menamai putrinya setelah bentuk feminin "Kebenaran" yang disebut "Sati".
Ayah dari Daksha yaitu Dewa Brahma menginginkan agar Sati harus tumbuh serta menikahi Dewa Siwa. Dia ingin membawa Siwa keluar menurut penebusan dosa dan beliau mulai mengikutinya sejak mini .
Devosi atau bakti dewi Sati buat yang kuasa Siwa tumbuh dan Sati memutuskan bahwa beliau hanya akan menikahi Dewa Siwa. Dia menolak semua lamaran berdasarkan raja-raja yang kaya dan terkenal, lantaran beliau ingin menikah dengan yang kuasa Siwa.
Untuk memenangkan hati pertapa Siwa, dewi Sati meninggalkan semua kenyamanannya serta mengucapkan selamat tinggal kepada orang tuanya serta pergi ke hutan yang pada.
Sati memahami bahwa satu-satunya cara buat memenangkan hati Siwa adalah dengan melakukan penebusan dosa.
Dewi Sati mulai melakukan penebusan dosa dengan berpuasa dan mengucapkan mantra kudus. Terlepas berdasarkan kondisi cuaca yang sangat dingin dan nir menyenangkan, Sati terus bermeditasi dalam nama Dewa Siwa.
Akhirnya, tobatnya menjadi berbuah. Dewa Siwa sebagai sangat bahagia karena pengabdiannya serta menetapkan buat bermanifestasi pada depannya.
Menurut kehendaknya, Dewa Siwa setuju untuk menikahinya. Sati menjadi sangat bahagia pada luar keyakinannya serta kemudian dia kembali ke istananya, menunggu hari Siwa akan datang dan menikahinya.
Dewi Shakti sebagai Sati merupakan Avatar pertama yg lahir pada tengah dunia insan, dan di Avatar ke 2, dia merupakan Parvati atau Parwati.
Ketika Daksa melakukan Yajna, dia mengundang seluruh tuhan kecuali Siwa serta Sati. Sati sangat murung setelah tidak mendapat undangan untuk yajna.
Sati bersikeras menghadiri program tadi, meskipun terdapat ketidaksetujuan menurut Dewa Siwa. Ketika Sati memasuki istana, raja Daksha menghinanya.
Dia menyampaikan bahwa anak perempuannya yg lain lebih terhormat dan layak dihormati daripada Siwa dan Sati.
Sati tidak sanggup menanggung ketidakhormatan ayahnya terhadap suaminya. Kemudian Dewi Sati mendekati para sadas (wilayah tempat pengorbanan di mana imam utama duduk).
Sati bergemuruh:
 Suami saya, Tuan Penguasa telah dihina tanpa alasan yg baik. Tidak ada kesalahan pada dalam Dia. Dikatakan di pada buku kudus bahwa mereka yang mencuri pengetahuan, mereka yang mengkhianati seseorang Pengajar serta mereka yang mencemarkan Tuhan adalah orang yg berdosa besar serta harus dieksekusi.
Setelah mengucapkan istilah-kata ini, Dewi melemparkan dirinya ke dalam barah kudus bercahaya. Dan upacara yajna yg dilakukan oleh Daksha pun dinodai.
Semua undangan takut akan kutukan tersebut, karenanya merekapun pergi menghilang. Ketika Siwa mendengar ini dia sangat marah. Dia membentuk makhluk Veerbhadra menurut ujung rambutnya.
Veerbhadra merobek kepala raja Daksha serta melemparkannya ke pada barah korban kudus yang sama. Tetapi diproklamasikan bahwa yajna nir boleh dibiarkan tidak lengkap, jadi ketua kambing ditempatkan di Daksha buat memulihkan hidupnya.
Dengan rasa murung yang mendalam, dewa Siwa mulai mengembara membawa mayat Sati di pelukannya.
Siwa memulai tarian penghancuran alam semesta. Untuk menyelamatkan alam semesta, dan untuk menghancurkan keterikatan dengan dewa siwa ini, yang kuasa Wisnu dengan chakra sudarshannya memotong tubuh Sati sebagai beberapa bagian. Potongan tubuh Sati jatuh di loka yg tidak selaras dan ini dianggap Shakti Peeths atau loka peribadatan (kuil).
Ada 52 loka peribadatan serta diyakini bahwa jika kita menyembah pada loka-loka ini dengan pengabdian yang ikhlas, semua asa akan terpenuhi.
Di Avatar pertama, Dewi Shakti lahir menjadi Sati dilahirkan sebagai putri Daksha. Tetapi karena Daksha menghina Mahadewa atau dewa Siwa, lalu Sati pergi jauh meninggalkan tubuh materinya.
Begitulah kesetiaan serta perjuangannya yg mendalam berubah sebagai pencapaian besar menikahi Dewa Siwa.

HINDU RELIGION INDRA RAJA PARA DEWA DAN PENGUASA SURGA

Dalam agama Hindu, ada kurang lebih jumlah  yg tidak terbatas Dewa dan Dewi termasuk Tiga Dewa Tritunggal, Dewa Siwa, Dewa Wisnu, serta Dewa Brahma. Di antara dewa-dewa ini, Dewa Indra dipercaya menjadi Raja Dewa dan penguasa Surga.
Kata Indra dari menurut ‘Indriyan’, alat (Sanskerta: इन्द्र atau इंद्र, Indra). Dewa Indra dikenal sebagai Sakra pada Veda merupakan Dewa yg memegang kekuatan Hujan serta badai petir. Menjadi Dewa Hujan dan Badai Petir, dewa Indra menggunakan halilintar yg dikenal sebagai Vajra dalam buku kudus Hindu.
Dewa Indra digambarkan menunggangi gajah putih surgawi yg dianggap Airavata. Gajah Airavata dikenal sebagai Vahananya yang kuasa Indra. Dewa Indra dipercaya sebagai putra Dyaus dan Dewi Savasi serta Indra diyakini tinggal pada Gunung Meru yang terletak pada surga .
Dewa Indra diklaim sang poly nama pada dalam Agama Hindu misalnya “Vrsan Yang Perkasa”, “Vrtrahan, Pembunuh Vrtra”, “Devapati, penguasa Deva” serta seterusnya. Indra dikenal sebagai Dewa Nasional untuk Suku Arya.
Dalam berbagai cerita yg timbul lalu, Krishna yg merupakan penjelmaan Wisnu dikisahkan jua kebal terhadap kekuatan Indra.
Dewa Indra menjadi galat satu tokoh krusial pada agama Hindu, agama Veda, serta Buddhisme, khususnya Buddhisme Cina, Tradisi Chan/zen.
Mitos Tentang Dewa Indra
Menurut Mitos Hindu, Indra lahir menurut verbal Dewa Awal antik (Raksasa Purusha) bersama menggunakan saudaranya ilahi Agni. Juga diyakini bahwa yang kuasa-dewa Hindu lainnya lahir berdasarkan berbagai bagian tubuh Purusha Raksasa.
Kemudian, Dewa Indra duduk di Tahta duduk di dalam awan Svarga atau yang disebut Surga Ketiga. Dalam Regveda, dinyatakan bahwa Dalam Rgveda, Dewa Indra merupakan salah satu tuhan yg kuat bersama menggunakan Varuna serta Mitra.
Indra dianggap sebagai Sakra, yg perkasa semenjak dia mengalahkan Vrtra, Panis, membebaskan sungai serta memenjarakan sapi. Dewa Indra pula dikenal sebagai Dewa Perang.
Dewa Indra sebagian besar digambarkan menunggangi gajah putih Airavata serta memegang vajra serta busur yang Pelangi. Dia pula ditampilkan memegang busur, jaring serta kail.
Pukulan petir Dewa Indra merupakan keliru satu senjata paling kuat pada agama Hindu, dikenal sebagai Bhaudhara. Pada masa awal sebelum Veda, tunggangan nirwana Vahana yaitu Airavata digambarkan sebagai empat gajah berjinjit membawa Dewa Indra dan istrinya, Shachi.
Menurut agama Hindu, Indra menikah dengan Shachi, Indrani atau Pulomaja. Shachi sebagian besar digambarkan menggunakan Dewa Indra menunggangi Airavata. Bersama-sama mereka memiliki 3 anak, seseorang putra, Jayanta, serta dua anak wanita yang diklaim Jayanti serta Devasena.
Dewa Indra memiliki nama lain sesuai dengan karakter dan mitologi yang terkait dengannya. Nama lain tersebut juga mengandung suatu kebanggaan. Nama lain Dewa Indra yakni:
  1. Sakra (yg berkuasa)
  2. Svargapati (raja khayangan/surga )
  3. Divapati (raja para Dewa)
  4. Meghavahana (yang mengendarai awan)
  5. Vasava (pemimpin para Wasu)
  6. Bajri (yang bersenjatakan Bajra)
  7. Mahendra (yg maha Agung)
  8. Mahaksa (ia yang bermata hebat)
  9. Sahasraka (yg bermata seribu)
Regweda seringkali menyebutnya Śakra: yg perkasa. Saat zaman Weda, para tuhan dipercaya berjumlah 33 serta Indra adalah pemimpinnya (secara ringkas Brihadaranyaka Upanishad menjabarkan bahwa para dewa terdiri berdasarkan delapan Wasu, sebelas Rudra, 2 belas Aditya, Indra, dan Prajapati). Sebagai pemimpin para Wasu, Indra jua dijuluki Wasawa.

Pada zaman Wedanta, Indra menjadi patokan untuk segala hal yang bersifat penguasa sebagai akibatnya seorang raja sanggup dianggap “Manawèndra” (Manawa Indra, pemimpin insan) dan Rama, tokoh primer wiracarita Ramayana, disebut “Raghawèndra” (Raghawa Indra, Indra dari klan Raghu). Dengan demikian Indra yang asli juga disebut Déwèndra (Dewa Indra, raja para tuhan).

MITOLOGI INDIA DEWA KARTIKEYA DEWA PERANG DAN JENDERAL TENTARA PARA DEWA

Dewa Kartikeya (Dewanagari: कार्तिकेय; IAST: Kārtikeya) (Tamil: முருகன), merupakan anak Dewa Siwa dan Dewi Parwati dikenal menggunakan nama yg berbeda yaitu tuhan Swaminatha, dewa Murugan, Kumara, Skanda, Shanmukha dll.
Dewa Kartikeya juga dikenal sebagai Subramaniam yg merupakan nama umum di India Selatan. Dia tampaknya merupakan dewa perang populer yang pula abang tertua yang kuasa Ganesha.
Di negara bagian selatan India, Kartikeya merupakan ilahi terkenal serta lebih dikenal sebagai Murugan.
Namun, tidak termasuk orang-orang seperti Tamil Nadu serta beberapa loka lain di India, Skanda nir sepopuler saudaranya pada bagian lain India. Tetapi demikian, beliau adalah Allah yg sangat dihias serta berkuasa menggunakan poly sifat ilahi.
Menurut Mitologi Hindu, Siwa, dewa perusak, ditakdirkan untuk memiliki seorang putra yg akan sebagai pejuang hebat dan menyelamatkan para dewa.
Dalam versi cerita asal Kartikeya yang biasa ditemukan pada India bagian utara, Siwa serta istrinya, Parwati, menciptakan wujud menggunakan 5 paras. Sebuah percikan bersinar muncul dari setiap wajah.
Siwa mengirim makhluk berwajah lima ke pada sungai Gangga yg kudus. Lima bunga barah melayang keluar, dan masing-masing terbentuk menjadi seseorang anak. Wanita muda menemukan mereka pada kolam hutan, masing-masing merogoh serta merawat salah satu menurut anak-anak.
Ketika dewa Siwa dan dewi Parwati akhirnya membawa anak-anak mereka kembali, Parwati nir tahu bagaimana beliau sanggup mengurus dan memberi makan semua 5.
Untuk mempermudah pekerjaannya, Siwa menggabungkan anak-anak menjadi satu dengan enam ketua - satu untuk masing-masing anak, mewakili kelima alat, dan ketua akhir buat menggabungkan perasaan menjadi satu, simbol menurut pikiran serta kekuatan Siwa. Anak berkepala enam adalah tuhan pejuang yg dinantikan-tunggu, dia adalah yang kuasa Kartikeya.
Kelahiran Kartikeya

Setelah pernikahan mereka, Dewa Siwa dan dewi Parwati hidup senang di gunung Gandhamadana. Suatu kali, waktu mereka sedang menikmati momen intim, sejumlah mini cairan penting Siwa jatuh ke tanah.

Sejumlah akbar panas mulai memancar darinya dan mengancam akan menelan semua dunia pada api. Bertindak atas saran Brahma serta Wisnu, Agni pulang ke sana menggunakan menyamar menjadi pengemis serta menelan cairan penting tadi.

Dewi Parvati merasa terhina. Parwati mengutuk Agni menggunakan mengungkapkan, "Mulai hari ini engkau akan menjadi hewan pemakan daging dan tumbuh-tumbuhan dan makan hal-hal yang nir bersih. Cairan penting yg telah kau makan akan menyebabkan peradangan yg tak tertahankan dalam tubuhmu."

Seketika, Agni mengalami peradangan yang tidak tertahankan pada tubuhnya. Dia memohon kepada Dewa Siwa buat mencari cara buat mengakhiri penderitaannya. Dewa Siwa mengatakan, "Anda akan terbebas menurut penderitaan ini waktu Anda mentransfer cairan vital saya ke rahim seseorang wanita."

Agni pulang ke loka terpencil, menunggu seorang wanita yg cocok buat datang. Dia melihat enam Kritikas, semua menggigil kedinginan yang tiba pada sana. Dia kemudian memindahkan cairan penting Shiva ke rahim mereka.

Mereka hamil. Ketika suami mereka mengetahui hal ini, mereka mengutuk enam perempuan , buat berubah sebagai bintang pada rasi bintang di langit. Sebelum transformasi, Kritikas menggugurkan janin mereka pada pegunungan Himalaya.

Sungai kudus Gangga membawa janin ke tempat yg terpencil, yg disebut Sara Vana, yang ditutupi menggunakan ilalang. Setelah beberapa saat, ilahi Kartikeya (Skanda) dimanifestasikan berdasarkan alang-alang itu.

Karena Kartikeya dilahirkan sang enam mak , beliau memiliki enam kepala. Sejak ia dilahirkan di Sara Vana, ia pula dikenal sebagai Saravana.

Para ilahi bersukacita saat kelahiran anak ini. Dewa Siwa dan dewi Parwati pergi ke tempat pada mana anak itu dilahirkan. Parwati berdoa pada Siwa bahwa anak itu mungkin tidak ada dan tidak lain menjadi ibunya. Siwa memberinya hadiah ini.

Sesuai menggunakan nubuat sebelumnya, Kartikeya diurapi menjadi jenderal tentara para Deva. Telah diramalkan bahwa hanya dia yang bisa membunuh iblis bernama Taraka yg telah mengganggu para Dewa.

9 Fakta menarik mengenai Dewa Kartikeya

1. Dewa Tampan
Dewa Kartikeya dikatakan sebagai galat satu dewa yg terlihat paling ganteng . Dia acapkali digambarkan aeperti selalu memancarkan pesona kekanak-kanakan namun dengan wajah serius, nir misalnya saudara gendutnya yang bahagia, yang kuasa Ganesha. 

Dewa Kartikeya acapkali digambarkan sebagai karakter yg tenang dan damai, dia memiliki paras yang menyerupai pancaran sinar bulan purnama. Dengan demikian, banyak orang tua yang membuahkan nama putra mereka sebagai Kartikeya berharap putra mereka akan sebagai sangat tampan.

2. Lahir buat Membunuh Tarakasura
Setan bernama Tarakasura diberi pemberian oleh Dewa Brahma sendiri bahwa beliau hanya akan dibunuh oleh seseorang yang sekuat Dewa Siwa yang hanya akan sebagai putranya. 

Ini segera sesudah kematian Sati, jadi Tarakasura menerima begitu saja bahwa Siwa murung dan tertekan dan sama sekali nir akan menikah lagi. Oleh karena itu, beliau tidak akan mempunyai seseorang putra tanpa seseorang istri.

Namun, diyakini bahwa tuhan Kartikeya terwujud buat satu-satunya tujuan membunuh Tarakasura. Tarakasura memahami betul bahwa Dewa Siwa adalah seorang pertapa dan dia pikir dia nir akan menikah atau mempunyai anak. Oleh karenanya, dia nir akan terkalahkan. Namun, ilahi siwa bukanlah dewa yg sanggup membiarkan ketidakadilan menang.

3. Shanmukha
Dewa Siwa menikahi Dewi Parvati. Dewa Siwa membawanya ke sebuah gua dan memintanya untuk bermeditasi. Ketika mereka berdua bermeditasi, bola barah timbul berdasarkan tenaga kosmik mereka.

Sementara itu, Dewa lain yang nir aman dari Tarakasura, mengirim Agni atau Dewa Api untuk menangkap bola barah. Namun bahkan Agni pun tidak bisa menunda panasnya tenaga Siwa dan Parwati.

Jadi, Dia menyerahkan bola ke Goddess Ganga. Ketika bahkan Ganga nir tahan dengan panas, Dia menyimpan bola barah ke danau pada hutan buluh.

Kartikeya jua dikenal sebagai Shanmukha atau Tuhan dengan enam wajah. Dewa Shiva menyerahkan barah benihnya yang menyala-nyala kepada Agni yg bisa mengatasinya sampai pancaran itu sebagai keturunan Siwa. 

Karena nir tahan panas, Agni memberikan pancaran ke Gangga. Kemudian Dewi Parvati mengambil bentuk badan air ini karena beliau sendiri dapat menanggung tenaga Siwa dan Shakti. 

Akhirnya, bola barah merogoh bentuk bayi dengan enam wajah - Eesanam, Sathpurusham, Vamadevam, Agoram, Sathyojatham serta Adhomugam, serta karenanya nama Shanmuga atau Shadanan. 

Kartikeya diasuh oleh enam wanita yg melambangkan Pleiades (Kritika dalam bahasa Sanskerta) dan menggunakan demikian menerima nama Kartikeya.

4. Vahana
Kendaraan yang Kartikeya kendarai adalah burung merak yang diklaim Paravani. Kartikeya, jua dikenal menjadi Murugan di India Selatan, jua dipasang di burung merak. 

Merak ini awalnya merupakan setan yg dianggap Surapadma, sedangkan ayam jago yg disebut malaikat, Krichi. Setelah memprovokasi Murugan pada pertempuran, iblis itu bertobat dalam ketika tombaknya turun ke arahnya. Dia merogoh bentuk pohon dan mulai berdoa. Pohon itu dipotong sebagai dua. Dari setengahnya, Murugan menarik seekor ayam jago, yg beliau buat lambangnya, dan menurut yang lain, seekor burung merak, yg dia buat tunggangannya.

5. Simbolisme dewa Kartikeya
Jika kita melihat patung Kartikeya, di satu tangan Dia membawa tombak. Ini jua disebut Vel, ini bukan trisula. Ini adalah simbol berdasarkan Kundalini Shakti.

Di tangan yang lain, Kartikeya membawa bendera kecil pada mana terdapat ayam jantan. Dalam versi lain, Tarakasur dikalahkan oleh Kartikeya.

Jadi, Tarakasur (ego) sebagai ayam atau ayam jago sehabis dikalahkan oleh Kartikeya. Setelah mengalahkan Taraka (ego) pada pertempuran, Kartikeya menyelamatkan nyawanya serta bertanya kepadanya apa yg beliau inginkan.

Taraka berdoa supaya selalu berada pada kaki Tuhan, serta menggunakan demikian ilahi Kartikeya membuatnya menjadi lambang pada atas bendera. Ini pula berarti bahwa ego wajib selalu ditaklukkan. Ego dibutuhkan untuk kehidupan namun wajib permanen tenang.

6. Swaminatha - Pengajar Siwa
Suatu ketika Kartikeya bertanya pada Dewa Brahma buat menyebutkan arti berdasarkan Om. Brahma menjelaskan kepadanya namun beliau tidak puas.

Kemudian, ketika ditanya oleh Dewa Siwa, Kartikeya menjelaskan semua episode kepadanya. Dewa Siwa mengungkapkan bahwa Kartikeya harus belajar berdasarkan Dewa Brahma, lantaran ia adalah pencipta tertinggi.

Untuk ini Kartikeya menjawab, 'Lalu kamu beritahu aku , apa arti Om?' Mendengar ini, Dewa Siwa tersenyum serta mengatakan, 'Bahkan aku tidak tahu.' Kartikeya kemudian mengungkapkan, 'Maka aku akan memberitahumu lantaran saya memahami arti berdasarkan Om.'

Dewa Siwa: ‘Lalu beri tahu saya artinya lantaran Anda mengetahuinya’

Kartikeya: "Saya nir sanggup bilang misalnya ini. Anda wajib memberi aku tempat Guru. Hanya bila Anda menempatkan saya dalam tumpuan Guru, saya bisa mengatakannya pada Anda ’, istilah Kartikeya.

Dewa Siwa: (Berpikir untuk dirinya sendiri) 'Guru berarti beliau wajib berada pada posisi yang lebih tinggi. Guru harus duduk pada loka yg lebih tinggi dan murid harus duduk dan mendengarkannya. Tapi bagaimana saya mampu menemukan tempat duduk lebih tinggi darinya, lantaran beliau merupakan Dewa tertinggi dan terbesar? "
Jadi, Dewa Siwa mengangkat Kartikeya muda itu ke pundak-Nya. Dan lalu pada indera pendengaran Dewa Siwa, tuhan Kartikeya menyebutkan arti dari Pranava Mantra (Om).

Kartikeya: "Bahwa seluruh Penciptaan terkandung pada Om. Trinitas - Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa terkandung dalam Om. Ini merupakan esensi serta juga rahasia Om yang yang kuasa Kartikeya diriwayatkan kepada Dewa Siwa. "

Setelah mendengar ini, Dewi Parwati (Bunda ilahi Kartikeya) merasa gembira serta penuh sukacita.


Dewi Parwati: ‘Anda sudah sebagai seorang Guru (Swami) kepada dewaku (Natha)!’

Mengatakan hal ini Parwati memanggil anaknya sebagai Swaminatha, dan sejak saat itu tuhan Kartikeya juga lalu dikenal menjadi Swaminatha.

7. Pernikahan dewa Kartikeya 
Amritavalli serta Saundaravalli merupakan dua putri yang kuasa Vishnu, yang lahir dari matanya. Mereka membuatkan cinta kekal buat Skanda dan melakukan pertapaan keras buat mendapatkan Kartikeya sebagai seorang suami.

Atas instruksi Skanda, Amritavalli berkembang menjadi sebagai Devasena, seseorang gadis belia pada bawah perwalian Indra pada Swarga. Saundaravalli merogoh bentuk Valli, seorang gadis di bawah perlindungan Nambiraja, seseorang pemburu pada dekat Kanchipuram.

'Valli' adalah istilah bahasa Tamil buat Sanskrit 'Lavali', sejenis creeper. Ketika dia ditemukan pada antara para penjelajah menjadi bayi, pemburu memanggilnya 'Valli'.

Setelah perang dengan Surapadma berakhir, para dewa sangat gembira. Skanda menyetujui doa Indra buat mendapat Devasena menjadi permaisurinya.

Pernikahan tuhan dirayakan menggunakan sangat antusias di Tirupparankundram dekat Madurai pada hadapan dewi Parwati dan yang kuasa Siva. Penobatan ulang Indra pada Amaravati di Swarga diikuti. Dewa mendapatkan balik kekuatan dan posisi mereka.

Skanda mengambil rumahnya pada Skandagiri. Dia kemudian melanjutkan ke Tiruttani dekat Chennai, pada mana Valli sedang mencari ladang barley.

Setelah serangkaian lelucon cinta-sportif, di mana saudaranya Vighneswara pula memberikan bantuan, dia menikahinya. Senjata yang lebih disukai adalah Vel atau tombak maka nama terkenal Velayudhan - dia yg senjatanya adalah tombak.

8. Festival untuk Menghormati Kartikeya
Sharad Purnima, juga dikenal sebagai Kumara Purnima, yang dirayakan pada hari bulan purnama selesainya Vijayadashami, merupakan salah satu festival terkenal yg didedikasikan buat Kartikeya pada Odisha.

Hal ini diyakini bahwa gadis-gadis yang belum menikah menyembah Kartikeya pada hari ini buat mendapatkan calon pengantin pria tampan sebagai Kartikeya.

Hari raya besar lainnya yang didedikasikan buat pemujaan tuhan Kartikeya merupakan Thaipusam. Diyakini bahwa dalam hari ini, Dewi Parwati memberi tombak pada dewa Murugan buat menaklukkan tentara iblis Tarakasura serta memerangi perbuatan dursila mereka.

Oleh karena itu, Thaipusam adalah perayaan kemenangan kebaikan atas kejahatan. Selain itu, Skanda Sashti adalah festival regional lain yg dirayakan sebagian akbar oleh umat Hindu Shaivite, yg diamati untuk menghormati ilahi Kartikeya dalam hari keenam berdasarkan 2 bulan cerah bulan Tamil Aippasi (Oktober - November).

Dipercaya bahwa Kartikeya, dalam hari ini, memusnahkan iblis mitos Taraka. Dirayakan di seluruh kuil Shaivite dan Subramanya di India Selatan, Skanda Sashti memperingati penghancuran kejahatan oleh Yang Mahatinggi.

9. Dewa Senapati - ilahi perang
Kartikeya jua diklaim 'Dewa Senapati' dan 'Yuddharanga'. Kartikeya, tuhan perang dan jenderal tentara para dewa, dikenal karena kekuatan dan keterampilannya yang luar biasa. 

Dikatakan bahwa Kartikeya merupakan kesempurnaan yang dipersonifikasikan, sangat berani serta cerdas dan sangat terampil pada seni perang. 

Kartikeya dianggap sebagai panglima tertinggi karena dia terutama diciptakan buat menghancurkan iblis yang melambangkan kesamaan insan yg negatif.

Dewa Kartikeya terlahir buat membunuh Tarakasura, dengan demikian, ia merupakan seseorang ksatria yg terlahir.

AGAMA HINDU 9 WUJUD DEWI DURGA NAVADURG

Navadurga (Devanagari: नवदुर्गा), yg secara harfiah berarti sembilan bentuk Dewi Durga, merupakan, menurut kitab kudus Veda, manifestasi Durgā pada 9 aspek yg tidak sinkron.
Sembilan bentuk atau wujud manifestasi ini adalah Śhailaputrī, Brahmachāriṇī, Chandrakaṇṭā, Kuṣhmāṇḍā, Skandamātā, Kātyāyanī, Kālarātrī, Mahāgaurī serta Siddhidātrī.
Setiap dewi memiliki bentuk yg tidak sama serta makna khusus. Nava Durgā, apabila disembah dengan semangat keagamaan selama Navaratri, diyakini, buat menaruh pemenuhan spiritual.
Durga dipuja dalam banyak sekali bentuk. Dia merupakan bentuk "Shakti". Evolusi Maha-Saraswati, Maha-Laksmi serta Maha-kali (tiga bentuk utama "Shakti") terjadi berdasarkan Brahma,Wisnu serta Siwa. Masing-masing berdasarkan 3 tuhan ini membentuk tiga bentuk lagi serta karena itu, 9 bentuk ini bersama-sama dikenal menjadi Nava-Durga.

Bagi umat Hindu, dewi Durga adalah simbol kekuasaan, ilahi yang sangat istimewa, sanggup timbul dalam sembilan bentuk atau wujud yang berbeda, masing-masing mempunyai kekuatan dan sifat yg unik. 9 manifestasi ini dianggap Navadurga (diterjemahkan menjadi "sembilan Durga").
Festival Navratri pada India adalah perayaan sembilan malam Bunda Suci. Dewi Ibu bermanifestasi pada banyak sekali bentuk. Dalam budaya Hindu, masing-masing menurut sembilan malam dikaitkan dengan bentuk eksklusif dari Dewi Ibu, Durga atau Shakti (Navdurga).
Berikut merupakan rincian dari 9 wujud manifestasi Dewi Durga. Setiap dewi memiliki bentuk yang tidak selaras serta makna spesifik. Nava Durga, bila dipuja dengan semangat keagamaan selama Navaratri, diyakini, mengangkat roh dewa pada pada kita serta mengisi kita menggunakan kebahagiaan yg diperbarui:

1. Shailaputri

Navaratri dimulai menggunakan malam pemujaan dan seremoni buat menghormati Shaliaputri, yang namanya berarti "putri gunung". Juga dikenal sebagai Sati Bhavani, Parvati, atau Hemavati, beliau merupakan putri menurut Hemavana, raja Himalaya.

Shaliaputri dipercaya sebagai perwujudan paling murni dari Durga serta mak alam. Dalam ikonografi, ia digambarkan mengendarai banteng serta memegang trisula dan bunga teratai. 

Teratai mewakili kemurnian dan darma, ad interim garpu pada trisula mewakili masa kemudian, sekarang, serta masa depan.

Devi Shailaputri terhubung dengan chakra Muladhara (pangkal tulang belakang) dan terkait dengan unsur bumi. Dia digambarkan secara mitos menjadi memegang trisula dan bunga teratai.
Mantra:  
या देवी सर्वभूतेषु प्रकृति रूपेण संस्थिता,
नमस्तस्यै नमस्तस्यै नमस्तस्यै नमो नमः। 
 Ya Devi Sarvabhuteshu Prakriti Rupena Samsthita। 
 Namastasyai Namastasyai Namastasyai Namo Namah॥

2. Bharmacharini

Ini adalah aspek ke 2 menurut Durga atau Parwati sebagai pertapa yg melakukan pertapaan berfokus (tapa) buat mencapai Siwa. Makna yoga merupakan energi yang berkiprah dalam holistik Tak Terbatas, pada Brahman.

Pada hari kedua Navaratri, umat Hindu menyembah Bharmachaarini, yg namanya berarti "orang yang mempraktekkan kesengsaraan yang taat." Dia menerangi kita pada perwujudan Durga yang luar biasa dengan kekuatan besar serta rahmat tuhan. 

Bharmachaarini memegang rosario di tangan kanannya, mewakili doa-doa Hindu khusus yg dibacakan buat menghormatinya, dan alat air pada tangan kirinya, melambangkan kebahagiaan perkawinan. 

Umat Hindu percaya bahwa dia menganugerahi kebahagiaan, kedamaian, kemakmuran, serta pemberian bagi seluruh penyembah yang memujanya. Dia merupakan jalan menuju emansipasi, yg dianggap Moksha.
Mantra : 
या देवी सर्वभूतेषु सृष्टि रूपेण संस्थिता,
 नमस्तस्यै नमस्तस्यै नमस्तस्यै नमो नमः।
 Ya Devi Sarvabhuteshu Srishthi Rupena Samsthita। 
Namastasyai Namastasyai Namastasyai Namo Namah॥

3. Chandraghanta

Chandraghanta merupakan manifestasi ketiga menurut Durga, mewakili perdamaian, kenyamanan, dan kemakmuran pada hidup. Namanya asal berdasarkan chandra (setengah bulan) pada dahinya dalam bentuk ghanta (bel).

Bulan mengindikasikan pikiran lantaran mood dan emosi pikiran yg tidak sinkron misalnya fase bulan yg berbeda. Lonceng bulan menandakan menarik bersama kesamaan pikiran yang bimbang pada suara lonceng dan membuat pikiran satu titik (bel hanya memiliki satu bunyi) buat bermeditasi.

Chandraghanta menawan, mempunyai kulit yg cerah keemasan, serta mengendarai seekor singa. Seperti Durga, Chandraghanta memiliki beberapa anggota badan, umumnya 10, masing-masing memegang senjata, serta tiga mata. Dia serba sanggup dan selalu waspada, siap bertempur melawan kejahatan menurut arah mana pun.
Mantra:
ॐ देवी चन्द्रघण्टायै नमः॥
 Om Devi Chandraghantayai Namah॥
-serta-
 या देवी सर्वभू‍तेषु माँ चन्द्रघण्टा रूपेण संस्थिता,
नमस्तस्यै नमस्तस्यै नमस्तस्यै नमो नमः॥
Ya Devi Sarvabhuteshu Maa Chandraghanta Rupena Samsthita। 
Namastasyai Namastasyai Namastasyai Namo Namah॥

4. Kushmanda

Kushmanda adalah bentuk keempat menurut dewi Durga, serta namanya berarti "pencipta alam semesta," lantaran dia merupakan orang yang membawa cahaya ke kosmos gelap.

Menurut mitologi, Devi Kushmanda menciptakan Mahakali (berdasarkan mata kiri), Mahalakshmi (mata ketiga) serta Mahasaraswati (mata kanan). 

Dia kadang-kadang dianggap sebagai Dewi yang tersenyum. Dia dikaitkan dengan chakra Anahata dan unsur udara. Dia digambarkan dengan 8-10 tangan, menunggang seekor harimau.

Seperti manifestasi lain menurut Durga, Kushmanda mempunyai beberapa anggota badan (umumnya delapan atau 10), pada mana beliau memegang senjata, glitter, rosario, serta benda suci lainnya. 

Glitter sangat krusial karena melambangkan cahaya berkilau yg dia bawa ke global. Kushmanda mengendarai seekor singa, melambangkan kekuatan serta keberanian pada menghadapi kesulitan.
Mantra:
ॐ देवी कूष्माण्डायै नमः॥
Om Devi Kushmandayai Namah॥
-serta- 
या देवी सर्वभूतेषु तुष्टि रूपेण संस्थिता,
नमस्तस्यै नमस्तस्यै नमस्तस्यै नमो नमः।
Ya Devi Sarvabhuteshu Tushti Rupena Samsthita। 
Namastasyai Namastasyai Namastasyai Namo Namah॥

5. Skanda Mata

Skanda Mata merupakan mak dari Skanda atau Dewa Kartikeya, yang dipilih sang para dewa sebagai panglima tertinggi mereka dalam perang melawan iblis. Dia dipuja dalam hari kelima Navaratri.

Skanda Mata dikaitkan dengan chakra Vishuddhi dan elemen ruang. Dia digambarkan dengan empat lengan serta mengendarai seekor singa. Dia duduk pada atas bunga lotus karena itu dia pula disebut Dewi Padmasana.

Menekankan sifatnya yang murni dan ilahi, Skanda Mata duduk pada atas teratai, dengan empat lengan serta tiga mata. Dia memegang bayi Skanda di lengan kanan atas dan lotus pada tangan kanannya, yg sedikit terangkat ke atas. Dengan tangan kirinya, beliau memberi berkat kepada umat Hindu, serta beliau memegang teratai kedua di tangan kirinya.
Mantra: 
ॐ देवी स्कन्दमातायै नमः॥
 Om Devi Skandamatayai Namah॥
-serta-
या देवी सर्वभूतेषु मातृ रूपेण संस्थिता,
नमस्तस्यै नमस्तस्यै नमस्तस्यै नमो नमः।
Ya Devi Sarvabhuteshu Maatr Rupena Samsthita। 
Namastasyai Namastasyai Namastasyai Namo Namah॥

6. Katyayani

Dalam mitologi, Devi Katyayani dipanggil buat menghancurkan iblis Mahishasura. Dia dikaitkan dengan chakra Ajna dan berkatnya bisa dilakukan dengan berkonsentrasi pada titik ini.

Katyayani dipuja pada hari keenam Navaratri. Seperti Kaal Ratri, yang disembah pada malam berikutnya, Katyayani merupakan pemandangan yang angker, menggunakan rambut liar serta 18 lengan, masing-masing memegang senjata. 

Terlahir dalam kemarahan dan kemarahan tuhan, beliau memancarkan cahaya berseri-seri menurut tubuhnya yang tidak sanggup disembunyikan sang kegelapan dan kejahatan. 

Meskipun penampilannya, umat Hindu percaya bahwa dia bisa memberikan rasa hening yang damai dan batin pada seluruh orang yg menyembahnya. Seperti Kushmanda, Katyayani mengendarai seekor singa, siap setiap waktu buat menghadapi kejahatan.
Mantra: 
ॐ देवी कात्यायन्यै नमः॥
Om Devi Katyayanyai Namah॥
-serta-
या देवी सर्वभूतेषु स्मृति रूपेण संस्थिता,
नमस्तस्यै नमस्तस्यै नमस्तस्यै नमो नमः।
Ya Devi Sarvabhuteshu Smriti Rupena Samsthita। 
Namastasyai Namastasyai Namastasyai Namo Namah॥

7. Kaal Ratri

Kaala artinya gelap dan jua berarti saat. Ini merupakan bentuk Shakti yg paling ganas dan paling Mengganggu yang menghancurkan iblis Shumbha (ego), Nishumbha (keterikatan) (representasi batin sebagai 'saya' dan 'milikku') dan Raktbeej (mewakili sifat pikiran yg terus bertambah). 

Devi Kalratri menghancurkan semua kejahatan serta ketakutan. Dia dikaitkan dengan chakra Sahasrara (mahkota). Dia pula dikenal sebagai Shubhamkari atau orang yang melakukan kebaikan menggunakan membebaskan para pengikutnya menurut kegelapan serta ketakutan. Dia digambarkan sebagai gelap, menggunakan rambut rambang-acakan, empat tangan dan menunggang keledai.

Kaal Ratri jua dikenal sebagai Shubhamkari, namanya berarti "orang yg berbuat baik." Dia adalah ilahi yg tampak angker, menggunakan kulit gelap, rambut rambang-acakan, empat lengan, dan 3 mata. Masalah petir menurut kalung yang dia gunakan dan api menembak berdasarkan mulutnya.

Seperti Kali, dewi yg menghancurkan kejahatan, Kaal Ratri memiliki kulit gelap dan dipuja sebagai pelindung umat Hindu, yang harus dihormati serta ditakuti. Di tangan kirinya, dia memegang vajra, atau klub berduri, serta pisau belati, keduanya dipakai buat melawan kekuatan jahat. 

Tangan kanannya, ad interim itu, mengisyaratkan pada yg setia, menawarkan mereka perlindungan berdasarkan kegelapan dan menghilangkan semua ketakutan.
Mantra:
ॐ देवी कालरात्र्यै नमः॥
Om Devi Kalaratryai Namah॥
– serta –
ॐ ऐं ह्रीं क्लीं चामुण्डायै  विच्चै
Om Aim Hreem Kleem Chamundaye Vichhe

8. Maha Gauri

Suatu bentuk Dewi Parwati yang bercahaya setelah dicuci sang Siwa sesudah pertapaannya yg keras. Dia adalah lambang keindahan serta digambarkan sebagai berkulit putih, memiliki empat lengan dan mengendarai banteng. Dia mewakili kedamaian dan kenyamanan dan memenuhi seluruh asa.

Maha Gauri dipuja pada hari kedelapan Navaratri. Namanya, yang berarti "sangat putih," mengacu dalam kecantikannya yg bercahaya, yg memancar menurut tubuhnya. 

Umat Hindu percaya bahwa dengan memberi penghormatan kepada Maha Gauri, semua dosa masa kemudian, sekarang, serta masa depan akan tersapu higienis, memberikan rasa tenang batin yang mendalam. 

Dia mengenakan pakaian putih, memiliki empat lengan, dan mengendarai seekor lembu jantan, keliru satu fauna paling kudus pada kepercayaan Hindu. 

Tangan kanannya berada pada pose yg meredakan rasa takut, serta tangan kanan bawahnya memegang trisula. Tangan kiri atas memegang damaru (tamborin kecil atau gendang) sementara yang lebih rendah dianggap memberikan berkah kepada pengikutnya.
Mantra:
ॐ देवी महागौर्यै नमः॥
Om Devi Mahagauryai Namah॥

9. Siddhidatri

Siddhidatri adalah bentuk terakhir menurut Durga, dirayakan dalam malam terakhir Navaratri. Namanya berarti "pemberi kekuatan supernatural," serta umat Hindu percaya beliau menganugerahkan berkah atas semua tuhan dan pemuja iman.

Sang Dewi ada dari 1/2 kiri Dewa Siwa pada representasi sebagai Ardhanareeshwara. Dia digambarkan duduk di atas teratai dan mempunyai empat lengan.

Siddhidatri menaruh kebijaksanaan dan wawasan bagi mereka yg memohon padanya, serta umat Hindu percaya bahwa beliau dapat melakukan hal yang sama buat yang kuasa yg menyembahnya juga. 

Seperti beberapa manifestasi lain Durga, Siddhidatri mengendarai seekor singa. Dia memiliki empat anggota badan dan membawa trisula, cakram berputar yg disebut Sudarshana Chakra, cangkang keong, dan bunga teratai.

Keong, yg diklaim shankha, mewakili umur panjang, ad interim cakram berputar melambangkan jiwa atau waktu.
Mantra:
ॐ देवी सिद्धिदात्र्यै नमः॥
Om Devi Siddhidatryai Namah॥ 
– serta –
या देवी सर्वभूतेषु लक्ष्मी रूपेण  संस्थिता,
नमस्तस्यै नमस्तस्यै नमस्तस्यै नमो नमः
Ya Devi Sarvabhuteshu Lakshmi Rupena Samsthita। 
Namastasyai Namastasyai Namastasyai Namo Namah॥

KISAH PERTARUNGAN DEWA SIWA VS DEWA WISNU PERTEMPURAN PARA DEWA

Dikatakan bahwa terdapat perselisihan antara dua yang kuasa tertinggi, yaitu Dewa Siwa dan Dewa Wisnu. Cerita ini berkaitan menggunakan beberapa kesempatan yg unik, salah satunya adalah waktu Dewa Wisnu hanya memberikan minuman keabadian kepada Dewa sesudah peristiwa mengaduk samudera saat pemindahan Gunung Meru ke lautan mencari air suci Amerta (Kisah Samuderaamantana ).
Asura (rakshasha) merasa ilahi Wisnu nir adil, karena mereka pula sudah membantu dalam proses mengaduk samudera . Asura marah, dan bertempur dengan para dewa. Dewa Wisnu berpihak pada Dewa melawan Asura.
Sampai suatu saat waktu di tengah-tengah pertempuran, Dewa Wisnu jatuh cinta pada Apsara (para malaikat yang timbul berdasarkan dampak insiden Samuderamantana), dan menghasilkan poly anak.
Anak-anak Dewa Wisnu serta Bidadari sebagai pejuang yg tidak tertandingi, sampai-sampai mereka kehilangan diri mereka, serta menciptakan kenakalan tidak hanya pada bumi namun pula pada tanah para Dewa.
Melihat syarat kacau ini, Dewa Brahma memberi memahami Dewa Siwa, karena apabila terus dibiarkan maka rusaknya tatanan kehidupan langit dan bumi. Dewa Siwa akhirnya tahu syarat ini, serta tahu bagaimana menangani anak-anak Wisnu serta Apsara.
Dewa Siwa terwujud pada tubuh banteng akbar, Wrishabha. Kemudian, Wrishabha tiba ke Asura, dan bertempur melawan keturunan Dewa Wisnu-Apsara hingga seluruh tewas.
Dewa Wisnu tidak mendapat, dan menantang pertarungan banteng Wrishabha. Segala macam senjata Dewa Wisnu sudah hilang, bahkan termasuk kekuatan Chakra Sudarsana, senjata melingkar Dewa Wisnu yg berputar dengan gigi tajam di tepi.
Namun, Chakra Sudarsana nir juga bisa mengalahkan Bantha Wrishabha. Dewa Wisnu galau. Di tengah kebingungan atas banteng itu, banteng itu segera berubah sebagai Dewa Siwa. Dewa Wisnu jua memperlihatkan doa dan permintaan maaf kepada Dewa Siwa.
Dewa Siwa memberinya pengampunan dan memintanya buat merenungkan kebijaksanaan dari seluruh peristiwa ini, bahwa evaluasi terburuk yang kuasa Wisnu atas konduite Asura permanen wajib ditegakkan.
Bukankah berkat bantuan para Asura jua, air kudus amerta bisa diperoleh? Bahkan Asura sudah mengorbankan diri mereka dengan terkena Vasuki Naga sambil memegang ketua naga.
Cerita itu merupakan cerita konflik pertama antara Dewa Wisnu serta Dewa Siwa yg sebenarnya bukan perseteruan atas dasar kebencian satu sama lain, namun hanya kesalahpahaman dan proses belajar yg harus diterima.
Lain cerita perselisihan, pula, merupakan Dewa Siwa selalu mengajarkan kebijaksanaan pada Dewa Wisnu. Ini bisa dimengerti, karena Dewa Siwa adalah Mahadewa, Dewa Tertinggi berdasarkan seluruh yang kuasa, bahkan Dewa Wisnu serta Dewa Brahma juga menghormati beliau.

Dewa Krishna vs Dewa Siwa

Kisah selanjutnya tentang konflik ini terkait menggunakan kisah Krisna Basudewa yang merupakan perwujudan (inkarnasi) Dewa Wisnu.
Sekali ketika, keliru satu cucu Krishna bernama Aniruddha jatuh cinta menggunakan seseorang putri raja Asura / Rakshasha. Usha, nama puteri raja Asura.
Usha serta Aniruddha ingin menikah, namun karena mereka milik orang yang tidak sama, satu keturunan Dewa, Rakshasha lain, ayah dari Usha bernama Bena / Bana, menyarankan agar Aniruddha tinggal serta menikah di tanah super besar. Jadi Aniruddha pindah ke negeri super besar buat bersama kekasihnya.
Berita ini terdengar tidak sama di telinga Krishna. Berita yang sampai ke telinganya adalah bahwa cucunya telah diculik / ditawan sang pasukan Raja Bana.
Krishna murka mendengarnya, serta tanpa berpikir atau menyelidiki lebih detail, Krishna segera menyiapkan pasukan perang buat menyerang Bana buat menyelamatkan cucunya.
Raja Bana merasa bahwa Krisna keliru paham, namun mau tidak mau dia jua wajib siap bertarung, karena pasukan Krishna telah menyerang menggunakan segera.
Raja Bana yg sebenarnya nir ingin memulai perselisihan, memohon kepada Dewa Siwa. Raja Bana ternyata adalah salah satu pengikut setia Dewa Siwa.
Dewa Siwa mendengar permohonan Bana, serta turun ke bumi buat membantu Bana memukul pasukan Krishna.
Dewa Brahma, yang tahu pertempuran ini, merasa bahwa bila konflik ini berlanjut, maka bumi dan langit akan dihancurkan, sebagai akibatnya Dewa Brahma memohon yang kuasa Siwa buat tidak memukul kekuatan Krishna, bahkan nir menyerang Krishna sendiri, karena Krishna hanya keliru mengerti situasi.
Jadi hal konkret yg dipecahkan adalah penyelarasan berita di ke 2 sisi. Dewa Siwa mengerti, bahkan ternyata bahwa Krishna sendiri ketika hendak membunuh Bana, niatnya dilepas, lantaran dia tahu bahwa Bana adalah keturunan dari para pengikut Vishnu yang setia.
Setelah seluruh hal dibicarakan, serta jelas duduk perkara, menyadari bahwa kemarahan Krisna muncul hanya karena kurangnya fakta dan terlalu terburu-buru secara emosional.
Akhirnya, Krisna dan Bana sebagai teman dan pernikahan kedua anak mereka dilakukan menggunakan baik. Semua balik damai.

FAKTA DAN LEGENDA ISTRI DEWA BRAHMA

Saraswati adalah Dewi Kebijaksanaan
Nama Saraswati (atau Sarasvati; Dewanagari: सरस्वती) asal dari "saras" (yang berarti "genre") serta "wati" (berarti "beliau yang memiliki ..."), yaitu "beliau yang memiliki aliran" atau dapat berarti sara yg berarti "esensi" dan swa yg berarti "diri" ".
Secara Etimologi asal berdasarkan istilah 'saras' dan 'wati'. Kata "saras" yg jua asal berdasarkan urat kata sansekerta "sr" memiliki arti mata air, terus-menerus atau sesuatu yang terus-menerus mengalir. Sedangkan Kata "wati" berarti yang mempunyai.
Jadi, Saraswati adalah simbol pengetahuan, alirannya (atau pertumbuhan) seperti sungai serta pengetahuannya sangat memikat, seperti wanita anggun. Tanpa dia hanya terdapat kekacauan dan kebingungan. Untuk mewujudkannya, seseorang wajib melampaui kesenangan alat dan bersukacita pada ketenangan jiwa.
Saraswati digambarkan menjadi Dewi anggun yg anggun dengan Empat lengan, mengenakan sari putih higienis serta duduk pada atas teratai putih.
Saraswati tidak menggunakan permata atau melukis dirinya sendiri menggunakan rona-rona cerah. Sari putih yg dia kenakan mencerminkan kemurniannya yang hakiki, penolakannya terhadap semua yg fundamental dan materialistik.
Saraswati mengatasi keinginan daging serta bersukacita dalam kekuatan pikiran sebagai pelindung kebijaksanaan murni. Dia mewujudkan seluruh yg murni dan luhur pada Alam.

Dalam Hinduisme Saraswati adalah dewi pengetahuan, musik, seni serta sains. Dia merupakan istri Brahma, juga dihormati sebagai Shakti-Nya. Sosoknya juga populer di kepercayaan Jain pada India barat serta tengah.
Sebagian orang Hindu percaya bahwa seluruh makhluk dilahirkan dari persatuan Brahma dan Sarasvati yang dimulai dengan Manu, insan pertama.

Lebih khusus lagi, putra Saraswati adalah resi (orang bijaksana) Sarasvata. Dia, dipelihara sang air yg melimpah menurut ibunya, mampu menahan Kekeringan Besar mitologi Hindu dan bertahan menjadi repositori definitif teks kudus Veda.

Sarasvati disembah pada saat datangnya musim semi (Januari-Februari), ketika citranya diambil dalam prosesi gembira, namun beliau juga dipanggil terus menerus dan dalam ketika ujian oleh murid dan oleh artis serta seniman menurut segala jenis. Sarasvati jua populer pada Jain serta mitologi Buddha.

Kisah serta Legenda Dewi Saraswati

Awalnya terdapat kekacauan. Semuanya terdapat pada keadaan tanpa bentuk serta cair. "Bagaimana saya membawa gangguan ini?" penasaran Brahma, sang pencipta. "Dengan Pengetahuan", istilah Dewi Saraswati.

Dalam mitologi Hindu, Saraswati merupakan istri dari Dewa Brahma yang agung. Namun, menurut beberapa tradisi, dia adalah istri pertama Wisnu. Ada beberapa variasi tentang pasangan Saraswati, namun kebanyakan menampilkan Brahma sebagai suaminya.

Dalam satu tradisi, beliau menikahi Brahma selesainya ia membantunya membangun alam semesta. Legenda lain mengklaim dia pertama kali menikah menggunakan Wisnu, dewa pemelihara trimurti. Wisnu memiliki tiga istri pada waktu itu, dan memutuskan buat memberikan Saraswati ke Brahma.

Brahma jarang secara aktif disembah. Dalam mitologi, ini dijelaskan menjadi akibat menurut kutukan dari Saraswati. Kutukan itu sahih-sahih dibawa melalui kesalahpahaman. 

Suatu hari, ketika, menunggu istrinya buat memulai upacara keagamaan yg krusial dan nir dapat memulai ritual sempurna waktu, Brahma meminta nasihat para tuhan.

Mereka menanggapi menggunakan membangun seorang istri baru untuknya, Gayatri, sehingga upacara sanggup berjalan sempurna waktu.

Namun, waktu Saraswati akhirnya muncul dia tidak senang melihat suaminya dengan wanita lain serta Saraswatipun mengutuk Brahma yg nir pernah disembah oleh manusia, meskipun beliau merupakan pencipta alam semesta.

Fakta Menarik Dewi Saraswati

  • Di dalam kesusastraan Weda, Saraswati adalah nama sungai yg diklaim Dewa Nadi ialah sungainya para ilahi. Sungai Saraswati terletak pada selatan wilayah Brahmawarta atau Kuruksetra. Di sebelah utara Kuruksetra ada sungai bernama sungai Dasdwati. Kedua sungai itu diyakini berasal berdasarkan Indraloka. Karena itulah diklaim Dewa Nadi.
  • Dewi Saraswati megutuk Dewa Brahma
Marah sang penampilannya tentang nafsu yg tidak terkendali Saraswati mengutuk Brahma, 
"Kamu sudah memenuhi global dengan kerinduan yang merupakan benih ketidakbahagiaan. Kamu telah membelah jiwa dalam daging. Kamu tidak layak untuk dihormati. Mungkin hampir nir ada kuil atau festival. Atas namamu." 
 Jadi terjadilah bahwa hanya terdapat dua kuil Brahma di India; satu di Pushkar, Rajasthan dan yang lainnya di Kumbakonam, Tamil Nadu.
  • Saraswati (atau Sarasvati) merupakan dewi Hindu belajar, kebijaksanaan, musik, dan estetika. 
  • Dewi Saraswati juga dikenal menjadi Bharati (kefasihan), Shatarupa (eksistensi), Vedamata ('mak menurut Veda'), Brahmi, Sarada, Vagisvari, dan Putkari.
  •  Saraswati pertama kali ada dalam Rgveda serta dalam teks-teks keagamaan kemudian
  • Saraswati diidentifikasi menjadi penemu Sanskrit (penemu bahasa Sanskerta)
  • dewi Saraswati memberi Ganesha hadiah pena serta tinta. Dia juga merupakan pelindung seni dan sains, dan istri tuhan Brahma
  •  Sarasvati pula dipuja menjadi dewi pembelajaran pada Jainisme serta sang beberapa sekte Buddha.
  • Lotus: Dewi Saraswati acapkali digambarkan sebagai perempuan manis berpakaian putih higienis acapkali duduk di atas teratai putih, yg melambangkan bahwa beliau didirikan dalam pengalaman "Kebenaran Mutlak". Dengan demikian, dia nir hanya mempunyai pengetahuan namun pula pengalaman Realitas Tertinggi. Lotus pada tangannya melambangkan pengetahuan sejati.
  • Dewi Saraswati adalah sakti dari Dewa Brahma sebagai Dewa Pencipta. Dewi Saraswati adalah Dewi yg menurunkan Ilmu Pengetahuan pada manusia yang bermanfaat bagi diri sendiri, rakyat, bangsa serta negara dalam menjalani kehidupan.

Saraswati - Makna dan Simbol

Simbol adalah suatu tanda kultural yg berfungsi buat mengungkapkan suatu empiris yg tidak tampak atau suatu kebenaran yg tersembunyi.

Simbol keagamaan merupakan manifestasi menurut sesuatu yang kudus, yang menyangkut segala data keagamaan misalnya : gambar, arca, pratima, patung, upacara-upacara, sesajen, mitos-mitos dan sebagainya.

Makna serta simbol-simbol ini merupakan:
  • Berkulit putih, bermakna: sebagai dasar ilmu pengetahuan (vidya) yang putih, higienis serta suci
  • Kitab/pustaka ditangan kiri, bermakna: Semua bentuk ilmu dan sains yang bersifat se-kular. Tetapi walaupun vidya (ilmu pengetahuan spiritual) dapat mengarahkan kita ke moksha, tetapi avidya (ilmu pengetahuan sekular jangan diabaikan dulu). Seperti yg dijelaskan Isavasya-Upanishad: “Kita melampaui kelaparan dan da-haga melalui avidya, lalu baru melalui vidya meniti serta mencapai moksha.”
  • Veena, atau Wina bermakna : seni, musik, budaya dan bunyi AUM. Juga merupakan simbol keharmonisan pikiran, budhi, kehidupan dengan alam lingkungan. Wina simbol Rta yaitu hukum alam yg kekal serta pula melambangkan nada Brahman yaitu suara suci OM, yg merupakan musik alam semesta atau musik angkasa.
  • Akshamala/ganatri/tasbih di tangan kanan, bermakna: Ilmu pengetahuan spiritual itu lebih berarti daripada aneka macam sains yang bersifat secular (ditangan kiri). Akan namun bagaimanapun pentingnya buku-kitab serta ajaran aneka macam ilmu pengetahuan, tetapi tanpa penghayatan serta bakti yang nrimo, maka semua ajaran ini akan mubazir atau sia-sia.
  • Wajah anggun jelita dan kemerah-merahan, bermakna: Simbol kebodohan serta kemewahan duniawi yang sangat memukau tetapi menye-satkan (avidya).
  • Angsa (Hamsa), melambangkan: Bisa me-nyaring air serta memisahkan mana kotoran serta mana yang bisa dimakan, mana yang baik mana yang tidak baik, walaupun berada di pada air yg kotor dan keruh maupun Lumpur, (simbol vidya).
  • Merak , bermakna: berbulu indah, anggun dan brilian biarpun habitatnya pada hutan. Dan ber-sama dengan angsa bermakna sebagai wahana (indera, perangkat, penyampai pesan-pesan-Nya).
  • Bunga Teratai/Lotus, bermakna: sanggup tumbuh menggunakan fertile dan membentuk bunga yang in-dah walaupun hidupnya di atas air yg kotor.