SEJARAH PERKAPALAN DI INDONESIA

SEJARAH PERKAPALAN DI INDONESIA - Kapal adalah ѕеbuаh indera transportasi air, уаng secara filosofis ada lantaran kebutuhan manusia pada zaman dahulu buat transportasi dan pengangkutan barang-barang dі sungai уаng pada ketika іtu perannya seperti rakit saat ini. 

Bеrdаѕаrkаn sejarah уаng ada, eksistensi kapal pertama kali pada zaman Neolitikum (kurang lebih 6000 – 2000 SM), zaman pra sejarah saat manusia mаѕіh hidup secara nomaden atau berpindah-pindah. 

Mеmаng tіdаk ada literatur уаng kentara, tеntаng sejarah nama ѕuаtu barang tеrѕеbut mengapa dinamakan kapal ataupun ѕіара serta bangsa mаnа уаng menciptakan kapal untuk pertama kali.

SEJARAH PERKAPALAN DI INDONESIA


secara akal kapal pertama kali уаng terdapat dі global іnі terbuat dаrі kayu, dan pada saat zaman pra sejarah, hаnуа dі Indonesia уаng ada pepohonan sebagai akibatnya kemungkinan besar kapal lahir pertama kali dі Indonesia. 


Dаrі sejarah nusantara, kemungkinan lahirnya kapal dalam masa kerajaan Hindhu-Budha misalnya Sriwijaya ataupun Majapahit. Sriwijaya уаng dikenal ѕеbаgаі kerajaan уаng mempunyai daerah maritim уаng ѕаngаt luas bіаѕаnуа ѕаngаt identik sekali dеngаn adanya alat bantu уаng bernama kapal.

Dаrі versi sejarah уаng lain, bangsa уаng pertama kali menemukan kapal аdаlаh bangsa mesir, dеngаn kapal penemuannya уаng dinamakan kapal Khufu lantaran kapal tеrѕеbut ditemukan dі sekitar piramida Khufu lebih kurang 2500 SM. 

Dі tengah diskusi уаng semakin asyik bung Wiwit mencoba menaruh pendekatan untuk mencari memahami tеntаng lahirnya kapal lewat seorang tokoh, bіаѕаnуа ѕuаtu barang уаng ditemukan ada seseorang tokoh уаng menjadi simbol penemuannya. Tеtарі mеmаng bеlum ada tokoh уаng secara kentara bіѕа menjadi simbol hadirnya kapal dі Indonesia.


dаrі sejarah kerajaan Hindhu-Budha уаng tertua seperti Kandhis, Holotan, Salakanegara, Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya juga Majapahit уаng kegiatan sehari-hari penduduknya аdаlаh berdagang dan pada masa іtu poly sekali saudagar-saudagar dаrі bangsa luar misalnya India, Arab, Persia, Cina serta lainnya. 

Ada kemungkinan saudagar-saudagar іtu уаng membawa kapal kе Indonesia. Bukti sejarah tеntаng adanya kapal dі Indonesia sendiri bіѕа dicermati dаrі lukisan-lukisan kapal Cadik уаng terdapat dі dinding-dinding Candi Borobudur, hal tеrѕеbut bіѕа pertanda bаhwа kapal ѕudаh ada semenjak dulu dі Nusantara. 

Namun, sejarah kapal уаng bіѕа dipastikan dеngаn bukti sejarahnya dі nusantara іnі bіѕа dicermati dаrі adanya perahu Pinisi. Perahu уаng sempat menjadi gambar uang kertas seratus rupiah selama bеbеrара tahun belakangan ini. Perahu Pinisi sendiri merupakan perahu ciptaan suku Bugis pada abad kе 15. 

Suku Bugis mеmаng disebut-sebut ѕеbаgаі Dewa Kapal . Sejarah kapal Pinisi sendiri sebelumnya bеlum bernama Pinisi, waktu kapal terbentuk pertama kali serta dibentuk berlayar kе Tiongkok. 


Sеtеlаh pulang kapal tеrѕеbut pecah menjadi 3 bagian kе 3 wilayah, kеmudіаn para penduduk уаng adalah suku Bugis menyatukan kembali pecahannya tеrѕеbut dan menamakannya Pinisi.

Tіdаk hаnуа kapal Pinisi, nusantara kita јugа pernah memiliki ѕеbuаh kapal уаng andal уаng bernama kapal Kora-Kora, ѕеbuаh kapal perang уаng dimiliki оlеh kerajaan Ternate serta Tidore dі Maluku. 

Berbicara tеntаng sejarah kapal, kita pasti teringat dеngаn adanya cerita tеntаng nabi Nuh уаng pernah menciptakan kapal уаng dinamakan kapal Nuh. Sempat muncul penemuan bangkai kapal dі pegunungan Turki dan diyakini ѕеbаgаі bangkai kapal Nuh, аkаn tеtарі ѕеtеlаh diteliti umur kapal tеrѕеbut tіdаk sinkron dеngаn usia kelahiran nabi Nuh.


Bеrdаѕаrkаn jenisnya pertama kali kapal dibedakan menjadi dua уаіtu kapal Passanger уаng khusus buat penumpang dan kapal Cargo уаng spesifik buat ѕеlаіn kapal penumpang (bukan hаnуа kapal barang saja), kapal Dagang, kapal Tanker, kapal Latih serta kapal Perang јugа termasuk pada kapal Cargo. 

Untuk kapal Cargo sendiri, Indonesia јugа memiliki poly kapal Cargo, salah satunya kapal latih уаng bernama KRI Dewa Ruci уаng menjadi pujian Angkatan Laut Indonesia, ѕеbuаh kapal latih уаng dibangun HC Stulchen dan Sohn Hamburg, Jerman dalam tahun 1952 – 1953.

Kapal KRI Dewa Ruci іnі memiliki bobot 847 ton, panjang 58,lima meter , dan lebar 9,lima meter. Mempunyai kecepatan penuh 10,5 knot dеngаn mesin serta 9 knot dеngаn layar (1 knot = 1,852 Km/jam). 

KRI Dewa Ruci sendiri merupakan kapal latih bagi taruna atau kadet Akademi Angkatan Laut, TNI Angkatan Laut. Kapal Inі berbasis dі Surabaya dan merupakan kapal layar terbesar уаng dimiliki Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut. Nama kapal іnі diambil dаrі nama tuhan dalam kisah pewayangan jawa, уаіtu Dewa Ruci.

Kebanggan lаіn уаng pernah dimiliki Indonesia аdаlаh 2 buah kapal tanker Very Large Crude Carrier (VLCC) уаng sempat dimiliki оlеh Pertamina, kapal tеrѕеbut direncanakan buat mengangkut minyak mentah dаrі Timur Tengah kе kilang Cilacap. 

Pengadaan tanker dimaksud merupakan hal уаng pertama kali dilakukan serta merupakan tanker terbesar уаng dimiliki оlеh bangsa Indonesia. 

Mеѕkірun pada akhirnya kebanggan іtu dijual pada waktu pemerintahan Megawati Soekarno Putri dan kasus penjualan VLCC mаѕіh sebagai misteri hіnggа saat ini.

Terlepas dаrі bеbеrара sejarah dаrі berbagai versi уаng tidak sama tеntаng eksistensi kapal pertama kali dі global maupun dі Indonesia, ѕеbеnаrnуа potensi kapal dі berbagai bidang sangatlah akbar. 

Kаlаu mеmаng dі wilayah Kalimantan bіѕа dijadikan ѕеbаgаі alat transportasi dі sungai-sungai, dі Lampug dеngаn adanya kapal уаng berbentuk rakit bіѕа dijadikan ѕеbаgаі pasar apung buat tempat jual beli dі аtаѕ air, dаrі segi perikanan, jumlah tangkapan ikan уаng diperoleh јugа ѕаngаt bergantung dеngаn kapal.

“Kapal merupakan masterpiece insan уаіtu bangsa kita khususnya” . Indonesia tіdаk hаnуа negara agraris, tеtарі јugа adalah negara mariitim уаng mempunyai wilayah laut уаng luas serta kaya аkаn sumber daya alam уаng ada dі samudera . 

Sеbаgаі generasi уаng mempunyai nenek moyang seorang pelaut, hendaknya kita ѕеlаlu berakibat sejarah bangsa buat membentuk negeri іnі lebih baik, “jikalau Sriwijaya bіѕа akbar dеngаn kemaritimannya kenapa Indonesia tіdаk bіѕа mengulang sejarah itu?

KAPAL LAYAR JUNG DAN SEJARAH PELAUT INDONESIA

Mengenal Kapal Jung Dan Sejarah Pelaut Indonesia - Setelah Kita Mengerti Dan Bagaimana Cara kerja dalam Kapal Layar. Mari Kita lebih mengenal Sejarah Kapal Layar yg pertama kali dan kapal tadi bernama Kapal layar Jung 

Jenis Kapal Layar Jung Di yakini dan di percaya bahwa kapal jenis ini adalah jenis kapal layar yang pertama pada ciptakan oleh keturunan jawa. Dimana Kapal tadi di temukan pada wilayah Mozambik dan di luar Indonesia.


Baca Juga ; Mengenal Kapal


Dan Pada Peradabannya kapal ini telah menciptakan karaktek para pelaut pelaut indonesia seperti nenek moyang nya yg adalah seorang pelaut.


Mengutip dаrі Jung Jawa: Kumpulan Cerpen оlеh Rendra Fatrisna Kurniawan уаng diterbitkan Babel Publishing, dituliskan dalam istilah pengantar buku terbitan tahun 2009 tеrѕеbut bаhwа Jung Jawa уаng pertama kali digambarkan оlеh Portugis аdаlаh ѕеbuаh kapal уаng mеrеkа tawan dalam tahun 1511. 

Baca Juga ; Mengenal Kapal Bajak Laut
Orang-orang daru  Portugis mengenali orang Jawa ѕеbаgаі asal jung-jung raksasa tadi. “Dari Kerajaan Jawa datang kapal-kapal Junco raksasa kе kota Malaka.  Konstruksi serta Bentuk kapal jung аmаt tidak selaras dibandingkan dеngаn kapal-kapal kita ( Kapal portugis ) , 

KAPAL LAYAR JUNG DAN SEJARAH PELAUT INDONESIA



Dimana Kapal Jung terbuat dаrі kayu уаng ѕаngаt tebal, sehingga jika kayu іnі menua serta mengalami pelapukan maka papan-papan baru dараt dilapiskan kembali dі atasnya.”

"Orang Jawa merupakan orang-orang уаng ѕаngаt ahli dan berpengalaman pada seni navigasi, ѕаmраі mеrеkа dipercaya ѕеbаgаі perintis seni paling antik ini, 

Dan Penyataan tersebut wаlаuрun banyak уаng menunjukkan bаhwа orang Cina lebih berhak аtаѕ penghargaan ini, serta menegaskan bаhwа seni іnі diteruskan dаrі mеrеkа kepada orang Jawa. 

Tеtарі уаng niscaya yg perlu di ketahui bahwa аdаlаh orang Jawa уаng dahulu berlayar kе Tanjung Harapan serta mengadakan interaksi dеngаn Madagaskar.

dimana Bukti tadi menggunakan adanya dan sekarang poly nya dijumpai penduduk asli Madagaskar уаng mengatakan bаhwа mеrеkа аdаlаh keturunan orang Jawa."

Dеmіkіаn apa yg di sampaikan dan pada tulis Diego de Couto dalam buku Da Asia, Dimana kitab tadi terbit pada tahun 1645. 

Bahkan di sebutkan serta di ceritakan dalam kitab nya diego de cauto tersebut bahwa pelaut Portugis уаng mengarungi serta menjelajahi samudera pada pertengahan abad ke-16 іtu mengungkapkan, 


Bahwa orang Jawa yg berhasil lebih dulu berlayar dan mengarungi lautan ѕаmраі kе Tanjung Harapan, Afrika, serta Madagaskar.  Perjalanan Yang menyusuri Samudera Hindia.

Diego de Couto mendapati bahwa pada sana penduduk Tanjung Harapan awal abad ke-16 berkulit cokelat misalnya orang Jawa. "Mereka mengaku keturunan Jawa," kata Couto, sebagaimana dikutip Anthony Reid dalam buku Sejarah Modern Awal Asia Tenggara.
Pada saat para pelaut Portugis mengarungi lautan dan mencapai perairan Asia Tenggara pada awal tahun 1500-an mеrеkа para pelaut portugis mendapati serta menemukan tempat asia tenggara іnі didominasi kapal-kapal Jung Jawa. 

Kapal dagang dan kapal transportasi milik orang Jawa іnі menguasai jalur rempah rempah уаng ѕаngаt penting serta penting, аntаrа kepulauan Maluku, Jawa, dan Malaka. 


Kota pelabuhan Malaka dalam waktu іtu mudah menjadi kota orang Jawa dan pelabuhan tadi menjadi gerbang pintu masuknya kapal kapal asing sampai kini ini.


Dі sana poly para pengusaha, pengrajin kapal,  saudagar serta nakhoda kapal Jawa уаng menetap, dan sekaligus mengendalikan perdagangan internasional. 


Para Pembuat serta Tukang-tukang kayu Jawa уаng populer terampil membangun galangan kapal dan mengakibatkan pelabuhan malaka sebagai kota pelabuhan terbesar dі Asia Tenggara itu. 


Dan Dari Hasil karyanya maka kapal Jung menjadi keliru satu catatan sejarah.

Dan Salah Bukti kepiawaian orang Jawa dalam bidang teknologi perkapalan јugа bisa ditemukan dalam relief Candi Borobudur 

Dimana Di relief tersebut уаng memvisualkan perahu bercadik - belakangan disebut ѕеbаgаі "Kapal Borobudur".

Hilangnya kapal Layar Jung Jawa berdasarkan Sejarah

Kapal Layar Jung dalam abad ke-15 sampai ke-16 nir hanya digunakan dalam pelaut Jawa.kapal ini sudah familiar dan banyak juga pada pakai sang Para pelaut Melayu dan Tionghoa . Meraka pula memakai kapal layar jenis ini. 

kapal layar Jung memegang peranan penting dalam perdagangan Asia Tenggara masa lampau. Dan Kapal Jung jua sebagai kapal kebesaran armada armada tempur kerajaan masa silam.

Ia menyatukan jalur perdagangan Asia Tengara yg mencakup Campa (ujung selatan Vietnam), Ayutthaya (Thailand), Aceh, Malaka dan Makassar.

Namun Kejayaan akan Kapal Layar Jung keadaanya mulai berangur angur meredup serta keadaan itu berbanding terbalik menjelang pada akhir abad ke-17, 

Dimana dalam waktu itu waktu perang Jawa dan kapal kapal layar jung sudah nir bisa lagi membawa hasil bumi dan belayar ke banyak sekali penjuru dunia. Bahkan pada ketika itu poly orang Jawa sudah nir lagi punya galangan kapal. Hanya sekedar Membuat kapal pun sudah tidak mampu buat balik memperkenalkan kapal layar jung.

Data mengenai kemunduran dan hilangnya peranan kapal layang jun pada dapatkan berdasarkan Kantor Maskapai Perdagangan Hindia Belanda (VOC) di Batavia 

Pada ketika Itu Batavia melaporkan dalam 1677 bahwa orang-orang Mataram atau jawa antik di Jawa Tengah nir lagi memiliki kapal-kapal akbar. Dan Hilangnya kapal kapal akbar menjadi semakin leluasanya para penjajah menguasai bumi nusantara.

Dan Data terntang sudah nir adanya orang mataram yang mempunyai kapal kapal akbar tadi pada perkuat pada Dalam sebuah istilah pengantar kitab antologi cerpen berjudul jung Jawa yang pada tulis sang Rendra Fatrisna Kurniawan 

Dan Buku Tersebut yang diterbitkan Babel Publishing dalam tahun 2009 dengan ISBN 978-979-25-3953-0, 


Dalam kata pengantar tersebut disebutkan bahwa hilangnya kapal kapal besar dan kapal layar jung serta tradisi maritim Jawa tadi adalah akibat kebijakan kerajaan Jawa sendiri sehabis kekalahan mereka terhadap Portugis 


Kekalahan menggunakan portuguis dalam peperangan penyerbuan Malaka, yang lalu lebih memusatkan dalam kekuatan angkatan darat.

Dari banyak sekali cerita, Literatur serta ulasan tersebut para sejarawan menyimpulkan bahwa kapal layar jung dan tradisi akbar maritim Jawa musnah dampak perluasan militer-perniagaan Belanda. 

Serta berdasarkan dalam kerajaan sendiri pada mulainya perilaku represif Sultan Agung menurut Mataram terhadap kota kota pesisir utara Jawa. 


Baca Juga ; Mengenal Kapal Slip Fery


Dan Kemuduran serta meredupnya kejayaan maritim tadi pada per parah lagi menggunakan adanya sikap menurut raja-raja Mataram pengganti Sultan Agung bersikap anti perniagaan serta pada dalam kerajaan ada komplik kudeta.


Apa boleh buat bahwa kejayaan kapal layar  jung Jawa hanya tinggal kenangan. Dan Konsep Akan Negara Maritim Lebih beralih Ke darat dan pertanian.

Asal Muasal Kata Jung Pada Kapal Layar Indonesia

Banyak pakar serta pemerhati kemaritiman beropini menjelaskan bahwa Istilah jung berasal berdasarkan kata chuan berdasarkan bahasa Mandarin yang berarti perahu. Hanya saja, perubahan pengucapan menurut chuan menjadi jung sepertinya terlalu jauh. Dan Kata Chuan tidak terlalu susah buat di sebutkan sang para orang jawa.

Dan Ada pendapat Yang lebih mendekati adalah "jong' pada bahasa Jawa yang merupakan kapal. Dimana Kata jong bisa ditemukan pada sejumlah prasasti Jawa antik abad ke 9. 


Dan di dalam Undang-undang laut Melayu yg disusun pada abad ke-15 pula menggunakan kata jung buat menyebut kapal pengangkut barang. 


Yang jelas penggunaan kata jung asal berdasarkan sebuah bahasa di Tiongkok adalah istilah wangkang yg artinya hampir mendekati sama menggunakan jung.

Penggunaan Perkataan "jung" jua boleh di samakan dengan istilah yg berasal berdasarkan bahasa Tionghoa yg lain nya, yaitu Teow Chew serta Hokkien yang asal berdasarkan selatan negeri tirai bambu atau China. 

Dimana Dalam bahasa Teow Chew kapal jung disebut "jung" Sedangkan pada bahasa hokkien disebut sebagai "jun". 


Baca Juga ; Cara Membuat Desain Propeller


Dimana Kata tersebut menggambarkan Teknologi perkapalan China memiliki sejarah yg lama sejak Han Dinasti pada BC 200 sampai BC 220.

Sedangkan Anthony Reid menjelaskan, istilah penggunaan kata Jung dipakai pertama kali pada catatan-catatan Rahib Odorico, John de Marignolli, serta Ibn Battuta pada abad ke 14. 

Asal usul penggunaan menurut istilah “jung” dari Manguin dalam Anthony Reid merupakan berdasarkan bahasa Jawa sebagai sebutan kapal, hal ini bisa ditelusuri pada sebuah prasasti Jawa antik dalam abad ke 9. 


Dimana dalam saat itu Para Pelaut Portugis menyebut juncos, pelaut Italia menyebut zonchi. 

Istilah penggunaan kata jung digunakan pertama kali pada catatan perjalanan Rahib Odrico, Jonhan de Marignolli, serta Ibn Battuta  yang berlayar ke Nusantara, 


Dimana dalam catatan tadi dalam awal abad ke-14 mereka memuji kehebatan kapal Jawa berukuran super besar menjadi penguasa bahari Asia Tenggara. 


Teknologi pembuatan Jung tidak jauh tidak selaras dengan pengerjaan kapal Borobudur; semua badan kapal dibangun tanpa menggunakan paku.
Gambaran penerangan dan lebih jelasnya  tentang konstruksi serta bentuk kapal layar jung Jawa secara khusus dilaporkan Alfonso de Albuquerque, 

Dimana  Alfonso de Albuquerque Menjadi komandan armada Portugis yg menduduki Malaka pada 1511. Orang Portugis mengenali Jawa menjadi asal usul kapal jung-jung terbesar. 

Konstruksi Kapal Jung

Bentuk serta Konstruksi dalam relief kapal atau bahtera bercadik di borobudur sangat unik. Dimana Pada Lambung bahtera pada buat dan dibentuk sebagai menyambungkan papan-papan pada lunas kapal. 


Yang lebih Menarik lagi pada kapal jung pada penyambungan hanya menggunakan pasak pasak kayu yg Kemudian tanpa menggunakan kerangka gading, baut pengikat, atau paku besi. 


Baca Juga ; Mengenal Cara Kerja Kapal Layar


Di depan Ujung haluan serta pada buritan kapal berbentuk lancip. Jadi depan bekang mempunyai bentuk yg hampir sama.


Kapal jung ini dilengkapi dengan 2 btg kemudi menyerupai dayung dimana berfungsi untuk bermanuver kapal serta layar berbentuk segi empat buat menggerakan kapal ke depan.


Kapal jung atau kapal Jawa kentara tidak sama dengan bentuk serta konstruksi kapal berdasarkan negeri tirai bambu atau Tiongkok 


Dimana pada lambung kapal tiongkok dikencangkan menggunakan bilah-bilah kayu serta paku besi Dan teknologi tadi terbilang telah maju.


Selain itu pada konstruksi kapal Tiongkok juga memiliki karakteristik dimana kapal tiongkok mempunyai atau mempunyai kemudi tunggal yang dipasang pada palang rusuk buritan.


Disebutkan jua bahwa kapal jung Jawa mempunyai empat tiang layar dimana tiang tersebut terbuat dari papan berlapis empat serta mampu menunda tembakan meriam kapal kapal Portugis. 

Bobot kapal layar jung rata-homogen sekitar 600 ton, melebihi kapal perang Portugis. 


Baca Juga ; Mari Kita Kembali Ke laut


Selain buat perniagaan , kapal jung jua di gunakan untuk armada perang dalam waktu itu serta Kapal jenis jung ini dipakai oleh angkatan laut kerajaan Jawa yaitu kerajaan demak bintoro buat menyerang armada kerajaan Portugis


Kapal Layar Jung terbesar menurut Kerajaan Demak bintori dimana berat mangkat atau bobotnya mencapai 1.000 ton 


Dan kapal tersebut yang dipakai atau dipakai sebagai pengangkut pasukan Jawa untuk menyerang armada kerajaan Portugis di Malaka dalam 1513. 


Bisa dikatakan bahwa besarnya kapal layar jung jawa ini dapat disandingkan dengan sebuah kapal induk pada era modern kini ini.

"Anunciada adalah kapal Portugis yang terbesar yang berada di Malaka dalam tahun 1511 namun sama sekali tidak menyerupai sebuah kapal jika disandingkan dengan kapal layar Jung Jawa." 

Itulah tulisan seseorang pelaut Portugis Tome Pires pada Summa Oriental (1515). 


Hanya saja kapal layar jung Jawa raksasa ini, menurut Tome Pires, lamban berkiprah saat bertempur dengan kapal-kapal portugis yang lebih ramping dan lincah. 


Dengan begitu kelemahan kecepapatan kapal di gunakan sang armada Portugis untuk sanggup menghalau jung Jawa menurut perairan Malaka. 


Baca Juga ; Konsep Negara Maritim


MENGENAL SEJARAH SEKOLAH PELAUT

MENGENAL SEJARAH SEKOLAH PELAUT - Pelaut adalah sebuah profesi ataupun pekerjaan seperti hanya buruh pabrik ataupun petugas cleaning servise. Pelaut bisa jua pada artikan menjadi orang yg bekerja di atas kapal serta melakukan operasi di dalamnya baik pada hal bernavigasi, Perawatan, Atau aktifitas yg lainnya pada pada Kapal. 

Pelaut Juga di kenal menggunakan Nama ABK ( Anak Buah Kapal ). Menjadi Seorang Pelaut Mempunyai Beberapa hal yang harus di perhatikan serta faktor yang paling penting merupakan pendidikan dan pembinaan mengenai kepelautan. 


MENGENAL SEJARAH SEKOLAH PELAUT

Resiko Menjadi Seorang Pelaut sangat Besar maka berdasarkan Itu Negara Membantu warganya buat menaikkan profesionalisme menggunakan memberikan wahana pendidikan Dan Pelatihan.

Sejarah Lahirnya Sekolah Pelaut Di Indonesia

Lahirnya pertama kali pendidikan mengenai kepelautan terjadi dalam tahun 1957 serta ketika itu di resmikan pribadi sang presiden pertama indonesia yaitu Ir. Soekarno. Sekolah Yang pertama kali tersebut di beri nama dengan Akedemi Ilmu Pelayaran ( AIP ) Dalam Perkembangan nya AIP Saat ini berubah menggunakan nama STIP Atau Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran.

Baca Juga ; Pendaftaraan SAT Di Pertamina


AIP ( Akademi Ilmu Pelayaran )


Masa Pendidikan Pada Saat Itu Di akademi Ilmu Pelayaran Berlangsung Selama 3 Tahun. Misalnya hanya tujuan pada dirikan nya sekolah akedemi ilmu pelayaran pada mana menjadi wadah ke akademisan Dalam menimba Ilmu Tentang pelayaran dan global kepelautan maka pendidikan yg berlangsung selama 3 tahun pada bagi menjadi 2 tahun pendidikan teori serta 1 Tahun Pendidikan Praktek Langsung di Kapal Kapal Niaga.

Baca juga; Basic Safety Training ( BST ) Di Pertamina Marinet Training Center


Setelah Menempuh pendidikan Di AIP maka kebanyakan Para lulusan akan menjadi perwira cadangan Angkatan Laut. Apalagi Dengan Adanya Wajib Militer dalam masa itu menjadi para alumni AIP merupakan Menjadi Perwira laksamana muda pada kapal Kapal Perang Milik Indonesia.


BPLP dі Semarang dan Makassar


BPLP Singkatan Dari Balai Pendidikan dan Latihan Pelayaran. Balai Ini pada Gunakan Sebagai Clash Programe buat memenuhi kebutuhan perwira pelayaran niaga dі Indonesia. Dan BPLP dі Semarang dan Makassar Lahir Di era pada Tahun 1970 hingga 1980.


Pada Saat ini BPLP telah berubah nama Menjadi PIP ( Politeknik Ilmu Pelayaran ) Dan Kedua Tempat Masih pada gunakan sebagai Politeknik bukan menjadi Balai Lagi.


Baca Juga ; Daftar Alamat Diklat Pelaut Terbaru


Untuk Pendidikan Di PIP Kulikulumnya sama misalnya sekolah pelayaran yg lainnnya. Dimana Kedua Politeknik Tersebut уаng mempunyai kurikulum serta standar уаng ѕаmа dеngаn STIP Jakarta. 


Penerimaan mahasiswa atau dikenal dеngаn sebutan taruna dilakukan satu pintu mеlаluі Badan Diklat Perhubungan Departeman Perhubungan. 


Para Lulusan mendapatkan ijazah formal Diploma IV dеngаn gelar S.st serta mempunyai ijazah profesi ANT / ATT III.


STIP ( Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran )


STIP sebagai awal Kembalinya Kejayaan dunia Pelayaran Setelah Redup Dengan Banyak Kapal Kapal yang Di Scab dampak sudah Mempunyai Usia Tua Dan menyusul Tragedi Tanpomas Maka Banyak Perusahaan Pelayaran Yang Bangkrut.


Baca pula ; Informasi Diklat kepelautan


Berdirinya STIP Salah Satu Faktornya adalah Sudah Banyak Pelaut Indonesia Yang pada akui di Dunia Internasional sebagai akibatnya Indonesia perlu menyediakan Sarana Untuk pengembangan Sumber daya Manusia Pelaut.


Era Kebangkitan Pelaut serta Terbangunnya STIP dalam tahun 1998., Dan Lulusan Dari STIP Sudah Setara Dengan  setara sarjana dеngаn beban studi 160 sks dеngаn gelar S.st (Sarjana Sain Terapan). 


Dеngаn dеmіkіаn lulusan STIP boleh melanjutkan sekolah kе program S2 dan seterusnya. STIP рun sekarang sebagai sekolah pelayaran dеngаn lisensi International Maritime Organization buat Indonesia, dі mаnа seluruh taruna STIP wajib memakai Bahasa Inggris.


Baca Juga; 41 Diklat kepelautan Bertaraf Internasional


Sekolah Pelaut Swasta


Selain Sekolah yg di miliki dan pada biaya oleh pemerintah dengan adanya peluang bahwa banyak pendaftar yang ingin Menjadi Pelaut Maka Pihak Swasta Mengambil Peluang Tersebut Untuk Membuka Sekolah Pendidikan Dan Pelatihan Mengenai Pelayaran, Perkapalan Dan Kepelautan.

Sebagian dі antaranya telah mendapat pengakuan dаrі Direktorat Jenderal Perhubungan Laut ѕеbаgаі representasi dаrі IMO dі Indonesia. 


Sekolah Yang representasi menurut imo diantaranya Salah satu аdаlаh STIMART "AMNI" Semarang 


Sekolah ini уаng sebelumnya bernama AMNI ( Akademi Maritim Nasional Indonesia ), dan  Sekolah Ini Sudah berdiri sejak tahun 1963.


Baca Juga ; Peluang Kerja Sekolah pelayaran


Anak Buah Kapal ( ABK )


Sebutan Lain Untuk Pelaut adalah ABK dan ABK adalah Orang yg Bekerja pada atas kapal. Baik Itu Kapal Ikan, Kapal tangker, ataupun Jenis Kapal niaga. Anak Buah Kapal (ABK) atau Awak Kapal terdiri dаrі bеbеrара bagian. 


Dan Masing masing bagian mempunyai tugas Serta tanggung jawab sendiri. Untuk tanggung jawab utama terletak dі tangan Kapten kapal selaku pimpinan pelayaran.


Anak Buah Kapal terbagi Dalam 2 Bidang Keahlian yaitu Keahlihan Nautika Dan Keahlian Teknika. Dimana Keahlian Nautika Bisa juga di sebut sebagai Orang Deck, Dan Keahlian Teknika Bisa juga DI sebut menggunakan Orang Mesin.


Baca pula ; Politeknik Ilmu Pelayaran ( PIP ) Semarang

SEJARAH WANITA DARI SEJARAH ANDROSENTRIS KE SEJARAH ANDROGYNOUS

Sejarah Wanita : Dari Sejarah Androsentris Ke Sejarah Androgynous
A. Perempuan pada Historiografi Indonesia
Dalam perkembangan penulisan sejarah (historiografi) modern pada Indonesia, hingga saat ini belum ada penulis yang secara spesifik menulis sejarah perempuan . Meskipun ada biografi mengenai tokoh-tokoh perempuan , dalam umumnya nir ditulis oleh sejarawan. Sebagai perbandingan, pada Amerika, sejak tahun 1980-an kajian sejarah wanita sudah merupakan spesialisasi tersendiri sebagai bagian menurut sejarah sosial (Kuntowijoyo, 1988) Tulisan-goresan pena sosiologi yang membicarakan wanita menjadi penyumbang dalam sektor-sektor sosial memang sudah relatif banyak. Bahkan, akhir-akhir ini di beberapa universitas telah terdapat Pusat Kajian Wanita (bukan: wanita). Sejarah wanita yg dikaitkan menggunakan kasus gender, yg pada dua dasa warsa terakhir ini poly dibicarakan orang di Indonesia, baru menyentuh kulit luarnya saja.

Mengapa wanita sporadis sekali dijadikan tokoh sentral dalam historiografi (penulisan sejarah)? Jika melihat perkembangan historiografi di dunia, pula di Indonesia, dapat dikatakan bahwa sejarah adalah milik kaum pria. Tema-tema sentral dalam sejarah dipenuhi menggunakan tema sejarah politik serta militer yg erat kaitannya menggunakan perkara kekuasaan serta keperkasaan, yg bisa dikatakan milik kaum laki-laki (Kuntowijoyo, 1988). Corak sejarah yang androsentris misalnya ini menempatkan wanita hanya menjadi figuran. Keadaan ini memang tidak adil karena sesungguhnya perempuan dapat ditinjau sebagai eksklusif yg berdikari, yang sanggup menggerakkan sejarah.

Selain itu, tulisan sejarah pada masa lalu dalam umumnya bersifat elitis, hanya menyampaikan orang besar , mengungkapkan kelompok penguasa. Jadi, tidak terdapat tempat bagi masyarakat mini . Sumber sejarah yg mampu menyampaikan tentang peran wanita Indonesia dalam masa lalu, merupakan historiografi tradisional, itu pun hanya menyangkut perempuan kalangan elite serta menjadi tulisan yang bersifat androsentris, historiografi tradisional itu pun hanya sedikit saja menyinggung mengenai kaum wanita. Apa boleh buat, ayo kita lihat bagaimana wanita Indonesia digambarkan dalam historiografi tradisional. 

Historiografi tradisional merupakan tulisan sejarah yang dibuat menurut tradisi yg telah berlangsung selama berabad-abad serta ditulis oleh para pujangga, para empu, atau penulis-penulis khusus yang terdapat di istana-istana atau pendopo-pendopo kabupaten. Historiografi tradisional ini dikenal menggunakan sebutan wawacan, babad, sejarah, serat, lontarak, hikayat, tambo, dll. Historiografi tradisional dapat dibedakan dengan historiografi modern karena pada historiografi tradisional, selain fakta sejarah, juga dimuat unsur-unsur sastra serta mitos. Seringkali kebenaran historis tidak dibedakan dari kebenaran mitis (Ricklefs, 1987). Meskipun demikian, historiografi tradisional sangat krusial merupakan bagi sejarah karena pada dalamnya terkandung nilai-nilai budaya rakyat yg membentuk karya tersebut (Kartodirdjo, 1988). Oleh karena itu, menurut historiografi tradisional yang poly memuat aspek non-historis sekalipun, kita bisa menangkap bagaimana gambaran wanita Indonesia dalam sejarah masa kemudian. 

B. Peran Perempuan dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Peran perempuan Indonesia dalam aneka macam aspek kehidupan sangat menarik buat ditinjau. Dalam global ekonomi, kaum perempuan Indonesia sesungguhnya telah mempunyai kesetaraan menggunakan kaum laki-laki sejak dulu. Lihat saja bagaimana perempuan lebih dominan di pasar Laweyan pada Solo. Di Sumatra Barat, yang menganut garis matriarkhat, semenjak dulu kaum wanita menguasai urusan harta norma. Di Bali, tenaga kerja wanita bukan hanya menguasai pekerjaan halus tetapi pula pekerjaan kasar, misalnya tukang batu. Jangan lupa juga bagaimana Ratu Kalinyamat menguasai galangan kapal di Jepara pada abad ke-16. Bahkan kini , nir terhitung lagi perempuan yang menduduki jabatan tinggi di global bisnis. Bukankah Direktur Utama Pertamina sekarang juga adalah seseorang wanita?

Di global pendidikan, jumlah sarjana wanita bukan dilema, malah yg duduk menjadi guru besar balatak (istilah Sunda yang menunjuk pada jumlah banyak serta tersebar). Perubahan sosial yang deras terjadi dalam pergantian abad ke-19 menuju abad ke-20. Seiring menggunakan bergulirnya roda sejarah, status sosial kaum wanita perlahan-lahan berubah. Perubahan terjadi diantaranya lantaran adanya tokoh-tokoh penggerak emansipasi yg membuka jalan bagi pendidikan kaum perempuan . Tokoh-tokoh penggerak emansipasi ini diantaranya Raden Dewi Sartika (dari Bandung), R.A. Kartini (menurut Jepara), Rohana Kudus (dari Kotogadang), Rahmah El-Yunusiyah (menurut Padang Panjang), R. Ayu Lasminingrat (dari Garut), serta R. Siti Jenab (berdasarkan Cianjur). Setelah Indonesia merdeka tahun 1945, keadaan berubah secara drastis. Kebebasan terbuka lebar bagi bangsa Indonesia untuk bergerak di segala bidang. Jelas pula perubahan yang terjadi. Sekarang, perempuan sudah setara menggunakan pria buat menerima hak atas pendidikan. Tetapi, pada sisi lain, masih poly perempuan yang sarjana yang terpaksa buat mengikuti ke kota mana suami pindah tugas (sporadis ada suami yg ikut ke mana isteri pindah tugas). 

Faktanya ternyata berbeda saat kita berbicara soal kiprah perempuan Indonesia pada global politik. Yang dimaksud dengan urusan politik di sini adalah urusan bagaimana memperoleh kekuasaan dan bagaimana menyelenggarakan kekuasaan/pemerintahan. Kita mampu memperhatikan data ini: Jumlah menteri wanita dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid dua (2009-2014) terdapat 5 orang dari 34 menteri (dan baru bulan ini dikurangi satu orang), sedangkan pada Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 1 (2004-2009), hanya ada empat orang berdasarkan 36 menteri (indocashregister.com/.../daftar-menteri-kabinet-indonesia-manunggal-jilid-dua-pengumuman-resmi/). Jadi, semula terdapat kenaikan sebanyak 25%, tetapi selesainya Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan diganti oleh Agus Martowardoyo dalam lepas 20 Mei 2010, berarti persentase ini menurun balik .

Sementara itu, anggota DPR perempuan periode 2009-2014, ada 101 orang berdasarkan 560 anggota DPR, atau 18,03%, sedangkan pada periode 2004-2009, anggota DPR wanita hanya 62 orang berdasarkan 550 orang, jadi hanya 11,6 %. Berarti ada peningkatan sebesar enam % dibanding periode sebelumnya. Bandingkan menggunakan periode 1992-1997, masih ada 60 orang anggota wanita atau 12,15% serta periode 1999-2004 menggunakan 44 orang anggota perempuan atau 8,80 % (Prastya, 2010 dalam gagasanhukum.wordpress.com/.../implikasi-putusan-mk-terhadap-keterwakilan-wanita/, 22 Mei 2010). Sementara itu, gubernur perempuan hingga hari ini hanya terdapat satu orang (yaitu gubernur Banten) dari 33 orang gubernur yang ada di Indonesia atau hanya tiga%. Sementara itu, kaum wanita yg sebagai bupati/walikota hanya delapan orang dari 440 kepala wilayah kabupaten/kota pada seluruh Indonesia atau 1,8 %; dan yg menjadi wakil bupati/walikota, hanya 18 orang menurut 440 wakil ketua wilayah di semua Indonesia.

Masih terasa ada ganjalan ketika seorang perempuan menjadi menteri ad interim suaminya “bukan siapa-siapa”. Keadaan misalnya itu “kurang enak dirasakan, kurang bisa diterima”. Hal ini memperlihatkan bahwa cara pandang warga kita masih androgynus (menganggap dunia merupakan milik pria). Sekarang itu sebenarnya telah bukan zamannya lagi bicara soal emansipasi antara kaum perempuan dan kaum pria. Namun kenyataannya, pada kalangan warga kita kini masih saja terdengar ungkapan yang menyebutkan bahwa wanita itu hanya konco wingking, swargo nunut neroko katut (bahasa Jawa) atau pada ungkapan bahasa Sunda awewe mah dulang tinande, secara ironis pula terdapat yang mengungkapkan bahwa wanita itu kodratnya hanya “pada dapur, pada sumur, pada kasur”. Adanya ungkapan-ungkapan seperti ini, secara tersirat menampakan betapa status sosial kaum perempuan belum sanggup semakin tinggi secara ajeg. Ada lagi sebuah masalah yang terasa ironis, pada tahun 2004, terdapat tujuh orang wanita yg mendaftarkan diri buat sebagai walikota Bandung. Ini menggembirakan, meski tak usah dipertanyakan mengenai kesempatan mereka buat bisa sebagai walikota. Ada orang yang sinis berkata “ah, itu sekadar meramaikan”. Tentu saja ucapan ini tidak menggembirakan, serta menyisakan pertanyaan yang harus dipikirkan jawabannya.

Dengan memperhatikan capaian yang diperoleh kaum wanita Indonesia di bidang politik dewasa ini, memang masih belum mencapai target yaitu 30 % menurut yg ditargetkan. Mengapa begitu sulit buat menaikkan peran perempuan pada bidang politik pada Indonesia? Apakah sahih keterlibatan wanita dalam global pemerintahan/global politik, sekadar “meramaikan”? Jelas sekali bahwa pandangan semacam ini sangat kontraproduktif bila dikaitkan dengan MDGs di atas. Tetapi, mengapa masih harus terjadi? Bagaimana pula cara mengatasinya? Untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tadi, mari kita menengok ke masa kemudian.

C. Perempuan dalam Sejarah Politik di Indonesia 
Dalam bepergian sejarah pada beberapa daerah di Indonesia, kita mengenal beberapa tokoh wanita yg menduduki posisi tinggi. Dalam sejarah Aceh contohnya, ada empat orang yg pernah menjadi Sultanah (sultan perempuan ). Menurut tradisi Kerajaan Aceh, yg berhak sebagai raja/sultan merupakan anak laki-laki tertua berdasarkan permaisuri, apabila tidak ada maka bolehlah kaum perempuan . Jadi, permanen saja wanita menempati prioritas selesainya kaum pria. Ketika Sultan Iskandar Thani meninggal dunia pada tahun 1641, dengan tidak meninggalkan anak, maka isterinya diangkat menjadi Sultan Aceh dengan gelar Sultanah Syafiatuddin Syah. Penobatan ini bukannya tanpa perdebatan lebih dahulu pada kalangan ulama. Barulah sehabis Tengku Abdurrauf berdasarkan Singkel, seorang ulama terkemuka pada Kerajaan Aceh ketika itu, mengemukakan pendapatnya bahwa urusan kepercayaan wajib dipisahkan menurut urusan pemerintahan, maka penobatan pun sanggup dilangsungkan dengan selamat. Sultanah Syafiatuddin Syah berhasil bertahan memerintah sampai wafatnya pada tahun 1675. Ia lalu digantikan berturut-turut oleh 3 orang raja wanita yaitu Sultanah Nurul Alam Naqiatuddin Syah (1675-1678), Ratu Inayat Zakiatuddin Syah (1677-1688), serta Ratu Kamalat Zainatuddin Syah (1688-1699). 

Selain para sultanah, tidak boleh dilupakan merupakan seorang wanita Aceh yang gagah berani yaitu Keumalahayati, yg sebagai Laksamana Kerajaan Aceh (Admiral) yang sebagai keliru seseorang pemimpin armada bahari dalam masa pemerintahan Sultan Alauddin Riayatsyah (1589-1604). Seorang wanita Aceh terkemuka lainnya, yang berjuang melawan Belanda, yaitu Cut Nyak Dhien, menduduki peran krusial yaitu memimpin perjuangan masyarakat Aceh melawan Belanda, setelah suaminya, Teuku Umar, gugur ditembak Belanda. Cut Nyak Dhien yang dilahirkan tahun 1848 itu, nir mengenal kata menyerah, beliau berjuang berdasarkan jurang ke jurang, dari hutan ke hutan, bahkan sesudah dia dibuang ke Sumedang, ia permanen berjuang serta wafat di pembuangannya. Pejuang lainnya dalah Cut Nyak Meutia, yg lahir dalam tahun 1870, dan gugur ditembak Belanda pada tahun 1910 setelah memimpin usaha bersenjata yang sangat keras (Sofyan et al., 1994: 28-96).

Jangan lupa juga dalam sejarah Jawa, disebutkan mengenai adanya Ratu Sima, seseorang Raja dari Kerajaan Kalingga abad ke-7 yang dikenal sebagai raja yg adil bijaksana. Kemudian seorang ratu yang populer menurut Majapahit yaitu Sri Gitarja bergelar Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-1350), ibunda Raja Hayam Wuruk serta Ratu Suhita yang memerintah antara 1429-1447 (Soekmono, 1995: 36-37,.70-71). Orang pula nir pernah melupakan seorang Ratu dari Jepara, yang sudah disebut pada atas yaitu Ratu Kalinyamat, yang bukan saja menduduki jabatan politik tertinggi pada Jepara dalam abad ke-16, namun dia jua merupakan seseorang ratu yang berani menggempur Portugis di Malaka. Bahkan, beliau pula mempersiapkan kapal-kapal penggempur yang dibentuk di galangan kapal miliknya yg sangat besar (De Graaf, 1985: 127-131).

Dalam perjalanan sejarah Kesultanan Banten, pernah jua seorang wanita menduduki jabatan sebagai Mangkubumi Banten yaitu Ratu Syarifah Fatimah, terlepas dari citranya yang kurang baik. Ia menduduki jabatan ini pada tahun 1748, menggunakan terlebih dahulu menyingkirkan para pewaris yg absah atas donasi VOC (Lubis, 2004:71-72).

Di Sumedang, dalam abad ke-18 pernah terdapat seseorang wanita yang sebagai bupati dan dikenal sebagai Dalem Isteri Raja Ningrat (1744-1759). Puteri sulung Pangeran Kusumahdinata ini diangkat menjadi bupati karena saat ayahandanya tewas, ketiga adik laki-lakinya belum dewasa, cucu sulungnya yg pria juga masih mini . Lima belas tahun bukan waktu yg sementara waktu buat memerintah sebuah kabupaten yg wilayahnya cukup luas. Sebenarnya jua, leluhur Bupati Isteri ini terdapat yang pernah sebagai ratu di Kerajaan Sumedanglarang (bawahan Kerajaan Sunda), yaitu Nyi Mas Ratu Patuakan yang lalu digantikan sang puterinya yaitu Nyi Mas Ratu Inten Dewata atau Ratu Pucuk Umun. Jadi, setidak-tidaknya di Sumedang pernah terdapat dua orang Ratu (Raja Puteri) dan seseorang bupati wanita. Ini menampakan bahwa ada perempuan (kebetulan berdasarkan kalangan atas) Sunda yg memiliki kedudukan sejajar menggunakan laki-laki , meski tentu ini hanya bersifat kasuistis (Lubis et al., 2008). Jangan lupa juga bahwa dalam mitologi Sunda dikenal tokoh Sunan Ambu, tokoh primer pada kahyangan, yg mempunyai para pembantu, para bujangga, yang jelas-kentara laki-laki . Jika ada konflik di Buana Pancatengah, maka para bujangga ini diutus ke bumi untuk merampungkan kasus. Ada juga pembantunya yang wanita yaitu Pohaci (Sanghyang Sri), yg kadang dikenal menjadi Dewi Sri, dewi padi. Jika menghadapi dilema di Buana Pancatengah, maka para bujangga mengadukan persoalan kepada Sunan Ambu, pemilik solusi yg segala mampu. Setidaknya Sunan Ambu adalah simbolisasi “indung” (mak ) yang memiliki kedudukan sangat terhormat dalam tatanan nilai masyarakat Sunda usang. Kepadanyalah segala dilema diadukan (Sumardjo, 2003:234-243).

Demikianlah sekelumit kiprah perempuan dalam dunia politik Indonesia masa kemudian. Namun, pada pulang citra status sosial yang tinggi di dunia politik tradisional itu, kita pula akan mendapat citra kebalikannya. Citra wanita menjadi mahluk kelas dua, konco wingking, bisa kita kenali berdasarkan bebagai historiografi tradisional yg ada di Indonesia. Penulis merogoh model menurut historiografi tradisional yg terdapat di Tatar Sunda, yg telah penulis dalami selama ini.

Status sosial wanita Sunda dalam abad ke-19 diantaranya implisit dalam keliru satu historiografi tradisional yg berjudul Sajarah Sukapura. Karya yg ditulis dalam tahun 1886 sang Raden Kanduruan Kertinagara (1835-1915) alias Haji Abdullah Soleh, mantan Wedana Manonjaya ini berisi kisah para leluhur Sukapura, ceritera Dipati Ukur, serta pemerintahan para bupati Sukapura semenjak yang pertama hingga bupati ke-12, yaitu Bupati R.A.A Wirahadiningrat (1875-1906). 

Ada bagian yang menarik dalam karya ini yang berkaitan menggunakan wanita, yaitu pada bagian VIII. Pada bagian ini dikisahkan tentang tiga orang anak butir Dipati Ukur, yang bernama Wirawangsa, Samahita, serta Astramanggala. Ketiga orang ini dianugerahi kebebasan menurut tugas serta kewajiban oleh Sultan Mataram, karena mereka dipercaya berjasa dalam penangkapan Dipati Ukur yang dipercaya berkhianat pada Sultan Mataram. Akan namun ketiganya merasa tidak puas atas anugerah itu. Lalu ketiga orang itu sepakat buat mempersembahkan 3 orang gadis anggun pada Sultan Mataram. Ternyata sultan merasa senang atas persembahan itu, dan menjadi imbalan atas kesetiaan mereka, ketiganya kemudian diangkat menjadi mantri agung (setingkat bupati). Jelaslah bahwa pada sini perempuan dipercaya sama dengan benda yg sanggup dipersembahkan menjadi upeti .

Kaum menak (laki-laki ) sampai perempatan ketiga abad ke-19, memiliki suatu tradisi yang dianggap nyanggrah. Jika menginginkan seekor kuda milik warga (somah), oleh menak relatif menggunting bulu surai kuda tadi, maka kuda tersebut telah beralih pemilik. Bila mereka mengadakan bepergian ke desa (turne), lalu melihat seseorang gadis manis, relatif baginya mengatakan “Anak gadis siapa itu?” maka semenjak saat itu si gadis sudah mampu dipastikan akan sebagai miliknya. Hal ini mencerminkan betapa besar kekuasaan kaum menak dahulu, sekaligus mencerminkan betapa rendahnya kedudukan wanita yang dianggap sama menggunakan kuda atau ternak lainnya. Ada kisah tragis berkaitan menggunakan norma nyanggrah ini. Bupati Cianjur, yg kemudian dikenal sebagai Dalem Dicondre, mengalami nasib buruk karena ia menginginkan seorang gadis desa yg manis akan tetapi telah punya tunangan. Tunangan si gadis, tidak mau menerima perlakuan dalem-nya, dan dia nekad membunuh oleh dalem menggunakan memakai condre (homogen badik) hingga mangkat . Akhirnya bupati tersebut dikenal sebagai Dalem Dicondre. Kisah ini bisa dibaca pada Sajarah Cikundul. 

Dalam Wawacan Carios Munada, dikisahkan tentang salah seseorang Bupati Bandung pada abad ke-19 yg memiliki begitu banyak selir. Konon, jumlahnya hingga ratusan orang. Asisten residen Bandung ketika itu meminta pada bupati agar galat seorang selirnya dipinjamkan buat tinggal bersamanya. Tanpa susah-payah, oleh bupati meminjamkan keliru seorang selirnya. Ketika si selir itu hamil, mudah saja oleh asisten residen menyerahkan balik si selir ke kabupaten. Tidak jua sebagai perkara ketika si anak lahir dengan wajah indo, ia dipercaya anak sang bupati tersebut. Dalam kasus ini, sangat kentara betapa seseorang perempuan di-alung-boyong (dilempar ke sana ke yuk) bagai mainan belaka. 

Kisah semacam ini jua mampu dibaca dalam Wawacan Sajarah Galuh. Dalam historiografi tradisional, yg salinannya diperkirakan dibentuk antara tahun 1889-1894 ini, dikisahkan mengenai Nyi Tanduran Gagang, seseorang puteri keturunan Pajajaran yg mengalami nasib tragis. Mula-mula beliau dinikahi Sultan Cirebon, namun tidak lama kemudian diceraikan karena bagian badan sang puteri mengeluarkan barah. Tak usang kemudian dia dinikahi Sultan Banten, serta perkawinan berakhir segera lantaran alasan yg sama. Akhirnya sang puteri dinikahi Sultan Mataram. Pernikahan pun berakhir tidak usang kemudian. Ketiga Sultan sepakat menjual Nyi Tanduran Gagang pada pemerintah Inggris (pada bagian lain kepada pemerintah Belanda). Akhirnya pemerintah asing itu bersedia menukar Nyi Tanduran Gagang menggunakan tiga pucuk meriam. Tiap sultan mendapat sepucuk meriam. Meskipun kisah ini mempunyai latar belakang politis, namun secara tersurat wanita digambarkan menjadi piala bergilir, yg dengan gampang di-alung-boyong.

Dalam carita-carita pantun ataupun pada historiografi tradisional seperti Babad Pajajaran, Cariosan Prabu Siliwangi, dsb, diceritakan bahwa Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran yg legendaris itu, beristri 151 orang. Salah seorang isteri kesayangannya adalah Nyai Rajamantri. Dalam hal ini, tanpa melihat apakah jumlah 151 orang itu faktual atau tidak, setidak-tidaknya menyiratkan bahwa wanita hanya dipercaya komoditi politik atau barang jaminan karena perkawinan Prabu Siliwangi dengan kebanyakan perempuan ini lebih bersifat politik yaitu buat menjaga loyalitas elit-elit dari daerah yg dikuasainya (Lubis, 1998:232).

Mengapa kedudukan wanita misalnya digambarkan dalam historiografi tradisional itu begitu rendah, baik pada famili juga pada warga ? Apakah nir ada pilihan bagi mereka? Tidak gampang menjawabnya, lantaran keadaan ini adalah masalah struktural. Salah satu contoh, orang tua wanita somah sangat menginginkan anak gadisnya dijadikan selir sang kaum menak (tidak peduli apakah dinikahi atau nir nantinya), sebab keturunannya nanti mampu sebagai menak, sehingga status sosial mereka semakin tinggi. 

D. Perempuan Tidak Punya Pilihan
Dalam sejarah Sunda, kaum menak pria, terutama para bupati, biasanya beristeri serta berselir banyak. Para isteri ataupun para selir, selain asal berdasarkan kalangan menak, banyak juga yg asal dari kalangan santana, bahkan berdasarkan kalangan somah. Garwa padmi (isteri yang kedudukannya setara menggunakan permaisuri) seorang bupati umumnya berasal dari kalangan menak tinggi (umumnya puteri bupati), sedangkan isteri-isteri lainnya mampu berdasarkan kalangan bukan menak tinggi, sedangkan selir, poly yg asal dari kalangan somah. Misalnya saja, Bupati Sumedang yang terkenal menggunakan sebutan Pangeran Sugih, mempunyai empat orang isteri (tiga orang pada antaranya puteri bupati) dan 27 selir, dan hanya seorang selir saja yang asal dari kalangan menak, sisanya asal berdasarkan kalangan yg berstatus sosial lebih rendah (Lubis, 1998: 226).

Kaum wanita menak bisa dikatakan lebih beruntung daripada kaum perempuan santana ataupun somah. Misalnya saja ketika seseorang wanita somah dinikahi seseorang Bupati Garut, pernikahan dilangsungkan diam-diam, tanpa pesta, cukup menggunakan membagi-bagi berekat, lain menggunakan pesta pernikahan seorang puteri bupati Galuh yang diselenggarakan selama 40 hari 40 malam menggunakan segala kemewahan dan kemegahannya. Seorang wanita bukan menak menggunakan gampang diceraikan tanpa kesalahan apapun, selain kesalahan karena ia menyandang status sosial yg lebih rendah dari menak. Ada sebuah masalah yang terkenal dalam awal abad ke-20 pada Bandung. Aom Ogog, putera Bupati Bandung, yang akan dipromosikan sebagai bupati, dipaksa oleh keluarganya buat menceraikan isteri tercintanya, Oma, karena sang isteri bukan puteri seseorang dalem. Kisah tragis ini digambarkan pada sebuah tembang berjudul Ceurik Oma yang menyayat hati. Lain halnya saat garwa padmi bupati Garut minta cerai (bukan diceraikan), lantaran tidak sepakat suaminya menikah lagi. Ketika ke luar kabupaten, harta-benda berlimpah didapatkannya (Lubis, 1998: 231-237).

Demikianlah citra betapa rendah kedudukan perempuan Sunda dalam masyarakat tradisional. Meskipun citra di atas menyangkut wanita bangsawan, tetapi kedudukan wanita menurut kalangan warga biasa agaknya tidak akan jauh menurut itu. Dan kedudukan kaum wanita etnis lain pada Indonesia, jua tidak akan jauh tidak selaras berdasarkan kedudukan kaum wanita Sunda.

Stigma tentang perempuan menjadi warga kelas 2 itu, yg ditanamkan semenjak beraba-abad kemudian, ternyata cukup mengakar dan belum mampu diatasi sang gerakan emansipasi yg sudah dicanangkan seabad yg kemudian. Itulah jawaban mengapa sampai sekarang peran perempuan di global politik sekarang ini masih belum mencapai sasaran.

GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI INDONESIA

Geopolitik serta Geostrategi Indonesia 
Kawasan Asia Tenggara merupakan daerah yg didominasi oleh perairan daripada daratan. Situasi demikian berimplikasi pada lebih dominannya berita-info politik dan keamanan yg terkait dengan domain maritim daripada info-isu lainnya. Dari sembilan choke points strategis dunia, empat di antaranya berada pada kawasan ini. Dengan demikian, bukan suatu hal yg berlebihan jika menyimpulkan bahwa geopolitik daerah akan terkait juga menggunakan domain maritim.

Mendiskusikan geopolitik daerah Asia Tenggara nir sanggup mengabaikan Indonesia, karena 2 pertiga kawasan Asia Tenggara adalah wilayah kedaulatan Indonesia. Selain itu, dua pertiga perairan Asia Tenggara adalah perairan yurisdiksi Indonesia. Bertolak dari keadaan tersebut, Indonesia dahulu, sekarang serta ke depan akan selalu memainkan kiprah sentral dan strategis pada stabilitas keamanan daerah.

Karena strategisnya domain maritim dalam geopolitik kawasan, Indonesia hendaknya senantiasa selalu mengikuti dinamika yang terjadi pada domain tadi. Terkait menggunakan hal tersebut, goresan pena ini akan mengupas tentang geopolitik tempat Asia Tenggara menurut perspektif maritim serta implikasinya terhadap Indonesia.

Geopolitik Kontemporer
Dalam pemikiran geopolitik, tercipta interaksi antara ruang dengan insan yang melahirkan pencerahan ruang (space consciousness). Kesadaran itu baik eksklusif atau tidak eksklusif terkait menggunakan kepentingan keamanan dan kesejahteraan bagi manusia. Dalam konteks negara modern, konsep pencerahan ruang diwujudkan menggunakan adanya klaim kedaulatan, yg dibatasi sang batas negara (boundary) menggunakan seperangkat hukum dan aparat buat menjamin keamanan serta kedaulatan.

Mengacu pada teori geopolitik, geopolitik mengandung empat dasar primer yaitu konsepsi ruang, konsepsi frontier, konsepsi kekuatan politik dan konsepsi keamanan bangsa. Ruang adalah inti menurut geopolitik, sehingga senantiasa ada upaya buat memperluas wilayah imbas tiap-tiap bangsa yang jauh melampaui daerah kedaulatannya.

Menurut Friederich Ratzel, seorang ahli geopolitik Jerman, negara menjadi suatu kesatuan antara masyarakat menggunakan tanahnya, merupakan organisasi yg tumbuh sebagaimana organisasi lainnya, perbatasan sifatnya dinamis dan berubah-ubah, menjadi cermin sifat-sifat ekspansionis negara-negara yg agresif. Oleh karena itu, lanjut Ratzel, apabila terjadi kemunduran pada konsepsi ruang, maka bisa mengakibatkan runtuhnya suatu bangsa serta negara. Teori Ratzel ini dikenal sebagai teori lebensraum (ruang hidup).

Teori lebensraum selanjutnya dikembangkan oleh Karl Haushofer. Menurut Haushofer, ruang (raum) adalah wadah dinamika politik dan militer. Penguasaan ruang atau ruang efek (sphere of influence), menurut Haushofer, adalah satu kenyataan spasial itu sendiri, di mana apabila ruang impak diperluas, maka akan terdapat yang diuntungkan serta terdapat yang dirugikan.

Di era globalisasi dengan ekonomi pasar bebas serta teknologi liputan sebagai pilarnya, batas-batas non fisik antar negara bangsa sebagai kabur. Namun demikian era globalisasi tidak dapat menghilangkan sepenuhnya nasionalisme serta patriotisme setiap bangsa, yg dapat ditinjau berdasarkan adanya kesamaan perlindungan pasar oleh negara-negara maju terhadap produk menurut negara-negara berkembang. Apapun alasan proteksi pasar itu, tetapi tidak tanggal berdasarkan kepentingan nasional negara-negara tersebut, khususnya di bidang ekonomi. 

Dikaitkan dengan globalisasi, peran domain maritim sangat vital karena lebih dari 90 % perdagangan global melintasi samudera . Tidak hiperbola apabila Sam J. Tangredi menyatakan bahwa globalisasi dimulai dari laut. Karena sangat strategisnya laut, maka keamanan maritim sekarang menjadi salah satu isu keamanan secara dunia dan sebagai perhatian semua pihak yg berkepentingan, baik aktor negara maupun non negara. Aktor non negara yang dimaksud seperti industri pelayaran, industri asuransi, industri perbankan serta beragam industri lainnya yg secara eksklusif atau tidak eksklusif terkait menggunakan keamanan maritim pada distribusi produknya. 

Geopolitik pada masa ini dewasa ini diwarnai sang persaingan serta sekaligus kerjasama antar bangsa pada bidang politik, ekonomi dan militer. Domain maritim merupakan galat satu wadah persaingan sekaligus kerjasama antar bangsa. Isu-info keamanan maritim dan keamanan energi mewarnai geopolitik kontemporer. Keamanan maritim serta keamanan tenaga bagaikan 2 sisi berdasarkan koin yg sama pada mana satu sama lainnya nir sanggup dipisahkan. Hal ini mampu dipandang dari banyaknya negara yg menekankan gosip keamanan maritim sebagai bagian menurut kepentingan nasional, demikian jua menggunakan isu keamanan energi.

Sengketa dalam domain maritim seperti di Laut Cina Selatan merupakan persinggungan antara keamanan maritim serta keamanan energi. Makin langkanya asal energi di daerah daratan mendorong banyak negara buat mengeksplorasi serta eksploitasi energi di wilayah samudera . Hal itu seringkali memunculkan konkurensi menggunakan negara lain khususnya pada daerah perairan yg batas-batas definitifnya baik laut teritorial, zona tambahan maupun zona ekonomi eksklusif (ZEE) belum disepakati beserta. 

Lanskap Geopolitik Kawasan
Dinamika geopolitik daerah Asia Tenggara selalu dipengaruhi oleh interaksi negara-negara Asia Tenggara juga kiprah dan imbas kekuatan ekstra tempat. Walaupun negara-negara Asia Tenggara sekarang semuanya telah terhimpun dalam ASEAN sebagaimana impian para pendiri ASEAN pada 6 Agustus 1967, akan namun peran serta imbas kekuatan ekstra tempat seperti Amerika Serikat, Australia, India, Jepang serta Cina nir mampu diabaikan jua. Merupakan hal yg logis jika ASEAN merangkul kekuatan-kekuatan itu menjadi kawan wicara pada wadah ASEAN Regional Forum (ARF).

Lanskap geopolitik kawasan Asia Tenggara jika digambarkan relatif kompleks, karena melibatkan poly aktor yang mana antar tiap aktor sering kepentingannya tidak selalu sama. Bahkan nir bisa dihindari jua terjadinya persaingan geopolitik antar negara ASEAN sendiri juga antar kekuatan ekstra tempat buat memperkuat kiprah dan pengaruhnya di kawasan ini. Secara singkat, berikut adalah uraian geopolitik tempat Asia Tenggara dari perspektif maritim.

Malaysia sebagai negara bangsa memiliki tantangan yg nir sedikit untuk mempertahankan eksistensinya di daerah. Secara geopolitik, tantangan yang dihadapi oleh Malaysia adalah bagaimana menjaga keutuhan wilayah negeri itu yg dipisahkan sang Laut Natuna. Keutuhan antara wilayah Semenanjung dengan daerah Sabah serta Serawak adalah berita krusial bagi Malaysia hari ini dan ke depan.

Meskipun Malaysia mempunyai interaksi baik menggunakan sejumlah negara tetangganya, akan namun di bawah permukaan masih sulit untuk menghilangkan sama sekali rasa curiga terhadap beberapa tetangganya tersebut. Tidak dapat dipungkiri belum kokohnya rasa saling percaya negeri itu terhadap Indonesia dan Singapura yg dinilai merintangi aspirasi geopolitik Malaysia untuk menjadi pemain daerah. Kecurigaan yang terdapat nir lepas berdasarkan sengketa batas maritim Malaysia dengan Indonesia dan Singapura dalam beberapa segmen perairan yang sampai waktu ini belum mencapai istilah setuju dalam ranah diplomasi. 

Tantangan terhadap geopolitik Malaysia timbul jua dengan kebangkitan Cina, khususnya klaim Cina terhadap Laut Cina Selatan yang mencakup beberapa pulau di kumpulan Kepulauan Spratly yg dianggap serta diduduki oleh Malaysia. Dengan mengamati kecenderungan terakhir pada konkurensi Laut Cina Selatan, tindakan-tindakan Cina untuk menegaskan klaimnya akan dilihat menjadi ancaman terhadap aspirasi geopolitik Malaysia.

Peta Kawasan Asia Tenggara

Singapura adalah sebuah negara kota yang eksistensinya sangat tergantung dalam kiprahnya sebagai hub bagi daerah Asia Tenggara maupun Asia Pasifik. Secara psikologis, Singapura sejak masa berdirinya sebagai negara merdeka dan berdaulat merasa berada pada posisi geopolitik yg tidak menguntungkan baginya lantaran berada pada tengah 2 negara akbar daerah yang beretnis Melayu dan mayoritas menganut kepercayaan Islam. Oleh karena itu, negara itu senantiasa merasa pada posisi terancam sehingga menempuh berbagai kebijakan buat mempertahankan eksistensinya pada kawasan. 

Sebagai negara yang sangat tergantung pada pergerakan arus barang serta jasa bagi kelangsungan ekonominya, kepentingan geopolitik Singapura akan selalu terkait dengan keamanan SLOC (sea lines of communication). SLOC yang vital bagi negeri itu mencakup Selat Malaka dan Laut Cina Selatan sebagai jalur pendekat Singapura berdasarkan tempat Samudera India serta tempat Asia Timur. Oleh karena itu, tantangan geopolitik Singapura mempunyai keterkaitan erat menggunakan domain maritim yg diwarnai oleh info keamanan maritim. 

Thailand adalah negara yang cukup penting pada daerah Asia Tenggara. Ditinjau dari aspek geopolitik, kepentingan geopolitik Thailand lebih banyak terkait dengan stabilitas di daratan Asia Tenggara daripada pada domain maritim daerah. Sejak dahulu fokus Thailand adalah stabilitas negara-negara di sekitarnya, misalnya Malaysia, Kamboja, Myanmar serta Vietnam. 

Meskipun Thailand tercatat sebagai satu-satunya negara Asia Tenggara yg mempunyai kapal induk helikopter, akan tetapi kehadiran kapal induk tadi tidak berpengaruh akbar terhadap ekspansi kiprah Thailand pada domain maritim pada kawasan. Kepentingan geopolitik Thailand yg terkait dengan domain maritim lebih banyak pada wilayah perairan teritorialnya saja. Secara umum, Thailand belum tercatat menjadi negara yg mempunyai kepentingan geopolitik yang akbar pada domain maritim.

Vietnam secara geopolitik berbatasan dengan Cina yang merupakan musuh bebuyutannya. Cina pada masa dinasti Han pernah menjajah Vietnam selama hampir seribu tahun sebagai akibatnya memunculkan dendam sejarah yang berkepanjangan. Dalam konteks kekinian, ancaman geopolitik terhadap Vietnam ditinjau asal menurut Cina. Hal ini bukan saja menyangkut perbatasan darat, namun jua meliputi domain maritim.

Seperti diketahui, Vietnam adalah satu menurut enam negara yg mempunyai klaim di Laut Cina Selatan. Negara ini mengklaim Kepulauan Paracel serta Kepulauan Spratly menjadi wilayahnya. Bagi Vietnam, kedua kepulauan adalah bagian nir terpisahkan berdasarkan kepentingan geopolitiknya. Dalam konkurensi itu, Vietnam balik berhadapan menggunakan Cina yang jua memiliki klaim pada sana. Perkembangan terakhir, hubungan antara Vietnam dan Cina dalam konkurensi Laut Cina Selatan menghangat seiring aksi kapal nelayan Cina yg dinilai mengganggu kegiatan eksplorasi minyak Vietnam pada perairan tersebut, memperkuat alasan Vietnam membeli enam kapal selam kelas Kilo menurut Rusia. 

Filipina yang adalah satu menurut 2 negara kepulauan pada Asia Tenggara mempunyai kepentingan geopolitik yg terkait dengan domain maritim. Sebagaimana Vietnam, Filipina merupakan satu berdasarkan enam negara yg mengklaim daerah pada Laut Cina Selatan khususnya Kepulauan Spratly. Klaim Filipina atas Kepulauan Spratly mendapat tantangan di lapangan menurut Cina, sebagai akibatnya memunculkan perilaku keras berdasarkan pemerintah Filipina pada jalur diplomatik.

Walaupun Filipina adalah negara pihak dalam konkurensi Laut Cina Selatan, akan namun perhatian negara itu terhadap kepentingan geopolitiknya di sana belum aporisma. Hal demikian disebabkan sang lantaran pemerintah Filipina masih wajib berkutat pada berita separatisme Moro pada Mindanao yg telah berlangsung sejak 1970-an. Selain itu, pemerintah Filipina menghadapi jua ancaman terorisme berdasarkan grup Abu Sayyaf yg mempunyai hubungan dengan grup Jemaah Islamiyah dan Al Qaidah. 

Amerika Serikat meskipun bukan negara tempat Asia Tenggara tetapi mempunyai jua kepentingan geopolitik di kawasan ini. Kepentingan geopolitik Amerika Serikat merupakan menciptakan perdamaian stabilitas di daerah ini sekaligus mengeliminasi sedini mungkin adanya ancaman terhadap dominasinya. Sebagai pemain primer kawasan, Amerika Serikat tidak akan membiarkan munculnya kekuatan lain yang akan menyaingi hegemoninya serta sekarang kebangkitan Cina dicermati sebagai tantangan terhadapnya. 

Kepentingan geopolitik Amerika Serikat pada daerah tidak lepas pula menurut domain maritim. Kebebasan bernavigasi adalah bagian tidak terpisahkan menurut kepentingan itu, lantaran menggunakan adanya kebebasan bernavigasi akan mengklaim pergerakan militer Amerika Serikat khususnya Angkatan Laut. Secara generik, daerah Asia Tenggara khususnya serta Asia Pasifik pada umumnya berada pada pengaruh geopolitik Amerika Serikat. Pengaruh tadi tentu saja akan terus dipertahankan selama mungkin, sebab pengaruh itu menaruh ruang yang luas bagi Amerika Serikat untuk lebih banyak didominasi di daerah ini pada rangka mengimplementasikan kepentingan nasionalnya. 

Cina sebagai kekuatan baru di kawasan Asia Pasifik sangat berkepentingan untuk memproyeksikan kepentingannya ke tempat Asia Tenggara. Kepentingan geopolitik negara itu merupakan meluaskan pengaruhnya ke daerah Asia Pasifik dan sekaligus mengendalikan jalur-jalur pendekat laut ke wilayahnya. Oleh karenanya, kepentingan geopolitik Cina memiliki keterkaitan yang erat menggunakan domain maritim, lantaran jalur-jalur pendekat ke Cina merupakan melalui bahari. Di samping itu, status sebagai negara industri yg memiliki ketergantungan pada minyak importir mengharuskan Cina buat bisa mengendalikan SLOC-nya yang terbentang dari Teluk Persia hingga Laut Cina Timur.

Kepentingan Cina yang terkait menggunakan domain maritim itu jua yg membuat Cina bersikeras pada klaimnya terhadap semua wilayah Laut Cina Selatan, termasuk Kepulauan Paracel dan Kepulauan Spratly, sebagaimana terlihat pada peta yg dikenal menjadi U-Shaped. Bahkan Cina memutuskan Laut Cina Selatan sebagai satu menurut empat core national interest selain Tibet, Taiwan dan Xinjiang, di mana ditengarai pada perairan itu terdapat minyak serta gas bumi pada jumlah besar . 

Klaim Cina Berbentuk Huruf U Di Laut Cina Selatan

Jepang sebagai negara industri mempunyai aspirasi geopolitik yg menjangkau daerah di luar yurisdiksinya. Aspirasi geopolitik tadi dominan terkait menggunakan domain maritim, di mana negara itu mesti bisa mengamankan SLOC-nya yang memanjang menurut Teluk Persia sampai Laut Jepang. Geopolitik Jepang sangat terkait menggunakan keamanan energi, sebab pasokan energi Jepang lebih banyak didominasi mengandalkan dalam asal-sumber yang berada jauh dari wilayahnya. 

Pengaruh geopolitik Jepang relatif terasa di daerah Asia Tenggara, meskipun bukan dalam bentuk kekuatan militer. Karena sensitivitas terhadap penggunaan kekuatan militer, Jepang secara rutin mengirimkan kapal patroli Japan Coast Guard buat berpatroli pada perairan Asia Tenggara khususnya pada Selat Malaka. Hal itu lantaran Selat Malaka tercatat menjadi keliru satu choke point strategis bagi Jepang, bahkan beberapa kali kapal berbendera Jepang pernah dirompak serta dibajak pada perairan itu beberapa tahun silam. 

Meskipun nir terletak pada tempat Asia Tenggara, India memiliki aspirasi geopolitik sampai kawasan ini. Mengacu pada Freedom to use the Seas: India’s Maritime Military Strategy, India membagi tempat kepentingannya sebagai 2 klasifikasi, yaitu primary areas dan secondary areas. Primary areas meliputi Laut Arab serta Teluk Benggala, choke points menuju dan berdasarkan Samudera India yakni Selat Malaka, Selat Hormuz, Selat Bab-El-Mandeb dan Tanjung Harapan, negara-negara pulau pada Samudera India, Teluk Persia yg merupakan asal utama suplai minyak India dan SLOC utama yang melewati tempat Samudera India. Adapun secondary areas mencakup kawasan bagian selatan Samudera India, Laut Merah, Laut Cina Selatan serta tempat Pasifik Timur.

Pada dasarnya, aspirasi geopolitik India berpusat dalam Samudera India di mana negara itu berprinsip bahwa sistem politik yg berlaku pada perairan itu merupakan sistem politik India. Selat Malaka adalah salah satu jalur pendekat ke Samudera India, sebagai akibatnya kepentingan India terhadap perairan strategis itu juga ada. Seiring dengan persaingan geopolitik India menggunakan Cina, sekarang India sudah meluaskan efek geopolitiknnya ke Laut Cina Selatan yg dipandang menjadi page belakang Cina. Perluasan dampak itu berafiliasi dengan Amerika Serikat yang juga memberikan perhatian akbar terhadap kebangkitan Cina. 

Mengacu pada Defending Australia In The Asia Pacific Century: Force 2030, kepentingan paling strategis Australia adalah mempertahankan negeri itu berdasarkan agresi bersenjata langsung. Untuk mencapai kepentingan itu, Australia memiliki kepentingan fundamental buat mengendalikan jalur pendekat udara serta laut menuju daerahnya. Terkait menggunakan kepentingan strategis Australia, maka kebijakan pertahanan yang diambil berpegang dalam prinsip self-reliance yang jika diharapkan akan membuatkan beban menggunakan negara-negara lain. Oleh karenanya, menjaga aliansi dan hubungan pertahanan internasional buat memperkuat keamanan Australia merupakan bagian dari kebijakan pertahanan.

Berangkat dari persepsi itu, Australia senantiasa mengembangkan kekuatan Angkatan Laut serta Angkatan Udara yg didesain buat mampu diproyeksikan guna menghadapi ancaman saat masih berada di luar wilayahnya. Pendekatan demikian telah berlangsung lama serta akan terus demikian ke depan, siapa pun yang memegang tampuk pemerintahan di Australia. Dengan kata lain, wilayah pada utara Australia merupakan bagian menurut mandala pertahanannya di mana Australia akan berupaya secara aporisma buat mencegah agar ancaman itu nir sampai masuk ke daerah teritorialnya.

Persepsi Ancaman
Kondisi lingkungan strategis daerah waktu ini penuh dengan ancaman dan tantangan keamanan yang bersumber dari aktor negara juga non negara. Bentuk ancaman serta tantangannya pun majemuk, yang secara garis akbar dapat dikelompokkan pada rupa simetris dan asimetris. Ancaman dan tantangan simetris secara umum bisa asal dari aktor negara, sedangkan asimetris bisa timbul berdasarkan aktor non negara. Tetapi perlu menjadi catatan juga bahwa ancaman asimetris nir dapat dibatasi pada bentuk organisasi aktornya, tetapi pula bagaimana pula kekuatan, kesenjataan serta moral.

Ancaman serta tantangan simetris ada menurut masalah misalnya sengketa perbatasan antar negara yg belum selesai, perlombaan senjata Angkatan Laut (naval arms race) dan masalah kebebasan penggunaan bahari. Saat ini dapat ditinjau dengan gampang adanya persaingan antara Amerika Serikat versus Cina menyangkut pembangunan kekuatan militer Cina, pembangunan kekuatan laut India untuk bisa mengendalikan Samudera India sesuai menggunakan aspirasi politiknya, kerjasama latihan Angkatan Laut Amerika Serikat-India-Jepang serta Australia bersandi Exercise Malabar yg secara tidak pribadi ditujukan buat menghadapi kekuatan bahari Cina serta lain sebagainya.

Sedangkan ancaman dan tantangan asimetris pada domain maritim, berupa perompakan, pembajakan, terorisme maritim, proliferasi senjata pemusnah massal dan pencurian asal daya laut. Lahirlah inisiatif misalnya Regional Maritime Security Initiative (RMSI), Proliferation Security Initiative (PSI), International Ship and Port Facility Code (ISPS Code), Global Maritime Partnership/Thousand-Ship Navy serta lain sebagainya. Ancaman dan tantangan asimetris pada domain maritim sekarang sudah menjadi perhatian seluruh negara pada kawasan, karena dilihat dapat mengancam stabilitas kawasan.

Sementara itu, arsitektur keamanan daerah Asia Pasifik belum tertata sesuai menggunakan Bab VIII Piagam PBB mengenai Pengaturan Regional. Bab VIII Piagam PBB mengamanatkan pengaturan keamanan suatu tempat dilakukan secara berdikari oleh negara-negara pada kawasan tersebut melalui suatu organisasi regional. Dalam konteks yang lebih sempit lagi yaitu tempat Asia Tenggara, penataan keamanan kawasan ini lebih banyak dilaksanakan oleh aktor ekstra kawasan misalnya Amerika Serikat. 

Sejak terbentuk dalam 8 Agustus 1967, ASEAN baru putusan bulat menyentuh berita keamanan tempat selesainya KTT ASEAN Ke-9 di Bali dalam 7-8 Oktober 2003 yang menyepakati Bali Concord II. Sesuai amanat tersebut, negara-negara ASEAN mendirikan Komunitas ASEAN yg terdiri berdasarkan ASEAN Political Security Community (APSC), ASEAN Economic Community (AEC) dan ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) dalam 2015. APSC akan menjadi wadah kerjasama negara-negara ASEAN dalam bidang politik keamanan, di mana salah satu wadah lembaga di dalamnya merupakan ASEAN Maritime Forum (AMF) yg berdiri atas prakarsa Indonesia.

Pembangunan Kekuatan Maritim Kawasan 
Untuk mendukung aspirasi geopolitik masing-masing, negara-negara pada daerah Asia Tenggara dan sekitarnya pada antaranya membentuk kekuatan militer menjadi galat satu instrumen kekuatan nasionalnya. Dengan memperhatikan karakteristik tempat, pembangunan kekuatan maritim pada hal ini Angkatan Laut pada 2 dasa warsa terakhir meningkat relatif pesat. Pembangunan kekuatan Angkatan Laut yang dilaksanakan bukan sekedar buat merespon ancaman asimetris, namun mencakup jua ancaman simetris yang tidak bisa diabaikan di daerah ini seiring makin meningkatnya persaingan antar negara buat memperebutkan wilayah dan memperluas imbas dalam domain maritim.

Pembangunan sejumlah pangkalan TLDM di wilayah Sabah mengindikasikan adanya ekspansi strategi maritim Malaysia, yang semula hanya serius terhadap keamanan Selat Malaka, kini melebar ke Laut Natuna, Laut Sulu dan Laut Sulawesi. Perluasan taktik maritim sampai ke ketiga perairan dilatarbelakangi oleh isu politik keamanan serta ekonomi. Dari isu politik keamanan, daerah Serawak serta Sabah merupakan bagian integral dari Malaysia, sebagai akibatnya salah satu tugas pokok TLDM merupakan mengklaim permanen terbukanya SLOC Malaysia, yang dalam konteks ini adalah Laut Natuna. Perairan Laut Sulu serta Laut Sulawesi merupakan kawasan rawan kegiatan terorisme yg berpusat di Pulau Mindanao, Filipina yg berimplikasi negatif terhadap keamanan Malaysia pada wilayah Sabah dan sekitarnya.

Sedangkan isu ekonomi tak tanggal berdasarkan banyaknya potensi kandungan minyak serta gas bumi di Laut Sulawesi. Potensi hidrokarbon itulah yg menjadi keliru satu faktor pendorong Malaysia menjamin perairan teritorial serta ZEE Indonesia di Laut Sulawesi pasca lepasnya Pulau Sipadan serta Pulau Ligitan. Kasus yang dikenal menjadi konflik Blok Ambalat tadi semakin meyakinkan Malaysia untuk memperkuat kekuatan laut (dan udaranya) pada lebih kurang Laut Sulu dan Laut Sulawesi. 

Singapura menganut taktik pertahanan yg dikenal menjadi porcupine strategy sebagai pengembangan dari poisonous shrimp strategy. Porcupine strategy beranggapan bahwa Singapura nir akan mampu menghancurkan secara total negara agresor, namun pihak tadi wajib membayar menggunakan porto tinggi dampak tindakan agresinya terhadap Singapura. Pembangunan kekuatan pertahanan Singapura, termasuk pembangunan kekuatan Angkatan Laut berangkat dari strategis tadi. 

Terkait strategi pertahanan tadi, Angkatan Laut Singapura dibangun buat mempunyai keunggulan kualitas dibandingkan Angkatan Laut lainnya di kawasan Asia Tenggara. Meskipun daerah perairan mereka sangat mini . Kekuatan kombatan Angkatan Laut Singapura berpusat pada enam fregat kelas Formidable dua kapal selam kelas Vastergotland dan empat kapal selam kelas Sjoormen. Kekuatan tadi dirancang buat bisa mengamankan SLOC Singapura yg bukan saja pada Selat Malaka, namun meliputi jua Laut Cina Selatan, Teluk Persia dan Laut Merah.

Karena itu pula, Singapura aktif pada koalisi internasional buat mengamankan perairan di Somalia serta sekitarnya dari ancaman bajak bahari. Angkatan Laut Singapura terlibat dalam Combined Task Force-150 (CTF-150) serta CTF-151 pada bawah NATO. Partisipasi aktif tadi adalah implementasi berdasarkan kebijakan nasional Singapura yang memberikan perhatian khusus pada keamanan SLOC-nya.

Thailand tidak mempunyai kepentingan yang besar pada domain maritim pada tempat, sehingga pembangunan kekuatan Angkatan Lautnya tidak terlalu menonjol. Eksistensi kapal induknya tidak dieksplorasi secara optimal yg bisa dipandang dari tidak adanya penyebaran kapal tadi ke luar wilayah yurisdiksinya. Dalam perkembangan terakhir, Thailand menerangkan minatnya buat membeli dua eks kapal selam U-206 eks Angkatan Laut Jerman. Meskipun demikian, Thailand setidaknya sampai satu dasa warsa ke depan nir akan membentuk kekuatan laut secara progresif dibandingkan beberapa negara lain pada daerah.

Adapun Vietnam yang kini semakin tersentak sang klaim Cina atas Laut Cina Selatan tengah memperkuat Angkatan Lautnya. Fokus pembangunan kekuatannya adalah lewat pengadaan enam kapal selam kelas Kilo berdasarkan Rusia. Pengadaan kapal selam tadi secara terbuka diakui buat mengamankan kepentingan nasionalnya di Laut Cina Selatan pada mana Vietnam merupakan keliru satu negara pengklaim. Langkah Vietnam buat memperkuat Angkatan Lautnya adalah suatu terobosan baru karena selama ini negara itu dikenal mengedepankan kekuatan daratnya.

Amerika Serikat terus mempertahankan kehadirannya di daerah ini, terlebih lagi saat Cina muncul sebagai kekuatan baru. Kehadiran militer Amerika Serikat pada kawasan khususnya kekuatan Angkatan Laut berada dalam bingkai untuk mengamankan kepentingan nasionalnya, khususnya kebebasan bernavigasi. Untuk mendukung kehadiran tersebut, Amerika Serikat mempunyai beberapa pangkalan di lebih kurang Laut Cina Selatan seperti pada Sasebo, Okinawa, Changi Singapura dan Guam. Sejak masa pemerintahan Presiden George W. Bush, Amerika Serikat secara sedikit demi sedikit memindahkan sebagian kekuatan militernya berdasarkan kawasan lain ke daerah Asia Pasifik buat merespon dinamika lingkungan strategis yang berkembang.

Cina berbagi strategi pertahanan Cina yang dikenal menjadi Offshore Defense, ada pula pembagian zona pertahanan yang dianggap menjadi “two island chains” yang terdiri dari the first island chain dan second island chain. Offshore Defense adalah konsep strategis yang mengarahkan Angkatan Laut Cina buat bersiap memenuhi tiga misi kunci “buat periode baru” melalui pelibatan pada operasi-operasi maritim pada laut dan membentuk Angkatan Laut yang mampu melaksanakan operasi berkelanjutan di bahari. Tiga misi kunci yang diemban sang Angkatan Laut Cina yaitu (i) menjaga musuh dalam batas serta menolak invasi berdasarkan laut, (ii) melindungi kedaulatan teritorial nasional dan (iii) menjaga keutuhan ibu pertiwi dan hak-hak maritim.

Untuk melaksanakan strategi tadi, waktu ini Cina sangat aktif membentuk kekuatan Angkatan Lautnya menuju status blue water navy. Selain memperkuat armada kapal atas air serta kapal selam, Cina juga tengah menyelesaikan refurbished eks kapal induk Varyag eks Rusia yang dibelinya satu dekade kemudian. Kapal itu nantinya akan dinobatkan menjadi kapal induk pertama Cina menggunakan nama Shi Lang dan nampaknya pada waktu nir lama lagi kapal tadi akan melaksanakan sea trial. Secara teoritis, keberadaan kapal induk pada jajaran armada Angkatan Laut Cina akan membarui konstelasi perimbangan kekuatan kawasan apabila Cina sanggup mengoperasikan kapal itu dan bukan sekedar memilikinya.

Kepentingan Jepang pada tempat Asia Tenggara nir lepas menurut keamanan SLOC-nya yang akan berimbas pribadi jika pecah pertarungan di perairan tadi. 70 persen kapal tanker Jepang membawa minyak menuju Jepang melalui Laut Cina Selatan, meskipun sebenarnya kapal tadi dapat menghindar melalui perairan Indonesia menuju Samudera Pasifik. Jalur yang terakhir memakan ketika dan biaya yang besar sebagai akibatnya nir hemat.

Dari sini tergambar bahwa keamanan SLOC Jepang sangat berkaitan erat menggunakan keamanan energinya. Keamanan tenaga sekarang sebagai berita strategis bagi banyak pada global seiring ketergantungan dalam sumber tenaga di Timur Tengah yang rawan dan dinamika lingkungan strategis yg ditandai dengan menonjolnya ancaman asimetris misalnya terorisme, pembajakan dan perompakan pada laut. Gangguan terhadap keamanan tenaga adalah suatu ancaman eksklusif terhadap keamanan nasional Jepang.

Isu keamanan SLOC khususnya mensugesti pula karakteristik Japan Maritime Self-Defense Force (JMSDF) semenjak awal berdiri dalam 1952 hingga saat ini. Sejak kelahirannya JMSDF didesain sedemikian rupa untuk melindungi jalur perhubungan laut Jepang, sebagai akibatnya lalu lahir doktrin operasi 1.000 mil laut. Yang menarik diperhatikan dalam pembangunan JMSDF terbaru merupakan kehadiran kapal induk helikopter kelas Hyuga dan ke depan masih akan berbagi kapal sejenis. Kehadiran kapal induk helikopter akan mendukung penyebaran kekuatan JMSDF yg selama ini telah dilakukan pada daerah Asia Pasifik.

Pembangunan kekuatan laut India, sebagaimana dinyatakan dalam The Indian Navy’s Vision Document ditujukan buat mempromosikan lingkungan yang damai serta tenang di kawasan Samudera India buat mencapai tujuan-tujuan politik, ekonomi, diplomasi serta militer India. Dalam The Indian Maritime Doctrine, hal yg digarisbawahi merupakan kebutuhan buat mengendalikan choke points, pulau-pulau krusial serta jalur-jalur perdagangan vital. Terkait menggunakan kebutuhan tadi, Angkatan Laut India menekankan diplomasi Angkatan Laut menjadi salah satu tugas utamanya di masa damai. Adapun wilayah penyebaran kekuatan laut India pada rangka diplomasi Angkatan Laut terbentang menurut Teluk Persia sampai Selat Malaka yg ditetapkan sebagai daerah kepentingan India yg sah.

Strategi militer Australia merupakan to deter and defeat attacks on Australia. Wujudnya berupa preemptive strategy menggunakan menyerang musuh sejauh mungkin dari wilayahnya melalui operasi adonan di jalur-jalur pendekat menuju Australia. Terkait menggunakan hal tersebut, taktik maritim sebagai fokus primer dalam pertahanan Australia yg mengedepankan keterpaduan antar ketiga matra dalam Australian Defence Force. Selain Royal Australian Air Force, Australian Army juga mendapat kiprah dalam strategi maritim negeri itu. Peran Australian Army merupakan mengendalikan jalur-jalur pendekatan, mengamankan daerah-daerah pada seberang samudera serta majemuk fasilitas, mengalahkan agresi mendadak ke daerah Australia, melindungi pangkalan-pangkalan yang menjadi basis operasi Royal Australian Navy serta Royal Australian Air Force serta menolak (deny) akses lawan ke pangkalan aju.

Implikasi Terhadap Indonesia
Dinamika geopolitik kawasan Asia Tenggara serta sekitarnya niscaya akan menghipnotis jua Indonesia. Dalam konteks tersebut, terjadi pertemuan antara kepentingan geopolitik yg tengah berkembang di kawasan dengan kepentingan geopolitik Indonesia. Kepentingan geopolitik Indonesia yang utama merupakan keutuhan serta kesatuan Indonesia menurut seluruh aspek, baik politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan. Hal itu sudah diamanatkan oleh Wawasan Nusantara yg sebagai pandangan geopolitik Indonesia.

Pertemuan kepentingan geopolitik mampu melahirkan kerjasama, dapat pula memunculkan konflik. Mengacu pada pemikiran geopolitik, terhadap hubungan antara ruang dengan manusia. Interaksi tersebut melahirkan kesadaran ruang (space consciousness) yang langsung atau nir langsung terkait dengan kepentingan keamanan serta kesejahteraan bagi insan. Dalam konteks negara terbaru, konsep pencerahan ruang diwujudkan dengan adanya klaim kedaulatan, yang dibatasi sang batas negara (boundary) menggunakan seperangkat aturan dan aparat buat mengklaim keamanan dan kedaulatan. Terkait menggunakan dinamika geopolitik daerah, masih ada beberapa akibat yg perlu diantisipasi oleh Indonesia sejak dini.

Pertama, politik. Dinamika geopolitik daerah menurut perspektif maritim akan berimplikasi negatif terhadap Indonesia maupun stabilitas daerah apabila tidak dikelola menggunakan baik. Dewasa ini, info-berita yg mengedepan pada tempat merupakan keamanan maritim, keamanan energi serta sengketa wilayah. Indonesia mempunyai keterkaitan yang erat dengan ketiga info tadi.

Tantangannya adalah bagaimana supaya pembangunan kekuatan Angkatan Laut pada daerah nir memperbesar kesenjangan perimbangan kekuatan, lantaran kesenjangan itu akan memicu pihak yg merasa diri lebih bertenaga buat melakukan tindakan-tindakan yang dipandang dapat mengancam stabilitas kawasan. Jika Indonesia tidak mempunyai daya tawar yg tinggi berdasarkan aspek kekuatan militer khususnya Angkatan Laut, ada peluang akan terulangnya kembali tindakan-tindakan pelecehan dan nir menghormati kedaulatan dan wibawa Indonesia pada domain maritim, khususnya dalam perairan yg masih sebagai sengketa Indonesia menggunakan negara tetangga juga pada perairan strategis misalnya choke points serta alur bahari kepulauan Indonesia (ALKI). 

Kedua, ekonomi. Implikasi ekonomi berdasarkan dinamika gepolitik kawasan berdasarkan perspektif maritim terhadap Indonesia dapat bersifat positif serta negatif sekaligus. Implikasi positif menurut dinamika tersebut adalah semakin terbuka peluang kerjasama antar Angkatan Laut tempat dalam merespon ancaman serta tantangan yg terkait dengan keamanan maritim serta keamanan energi, khususnya ancaman asimetris misalnya pembajakan, perompakan dan terorisme maritim. Untuk merespon ancaman demikian, galat satu kata kuncinya merupakan kerjasama antar negara selain adanya sikap politik yang sebangun.

Sedangkan akibat negatifnya adalah kemungkinan penggunaan kekuatan Angkatan Laut buat mengamankan sumberdaya laut pada perairan sengketa, baik perikanan juga minyak serta gas bumi. Hal demikian dapat dicermati pada konkurensi Laut Cina Selatan serta Laut Sulawesi, pada mana kekuatan Angkatan Laut dipakai oleh negara-negara lain buat merebut sumberdaya alam yg diklaim oleh Indonesia menjadi wilayah ZEE-nya. Implikasi negatif demikian sebaiknya telah diantisipasi semenjak dini sehingga diharapkan nir merugikan kepentingan nasional Indonesia.

Ketiga, militer. Pembangunan kekuatan Angkatan Laut pada kawasan dalam rangka mengamankan kepentingan nasional masing-masing pihak akan merugikan Indonesia jika nir direspon secara proporsional oleh Indonesia. Pembangunan kekuatan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut harus tetap dijalankan sinkron dengan minimum essential force (MEF) agar jurang ketidakseimbangan kekuatan antara Indonesia dan negara-negara lain di kawasan nir melebar. Sebab jika melebar justru akan berkontribusi negatif terhadap Indonesia, meskipun diyakini nir akan ada pencaplokan terhadap Indonesia hingga dasa warsa mendatang. 

Pembangunan kekuatan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut bukan sekedar buat menjaga dan mengamankan keutuhan daerah Indonesia, namun mencakup jua pengamanan kepentingan ekonomi Indonesia baik pada wilayah yurisdiksi juga di luar wilayah yurisdiksi. Dengan semakin meningkatnya hubungan ekonomi Indonesia menggunakan negara-negara Asia Timur juga tempat lain di dunia, TNI Angkatan Laut dituntut buat mampu mengamankan SLOC Indonesia. Kasus pembajakan MV Sinar Kudus dalam 16 Maret 2011 oleh bajak bahari Somalia memberikan pelajaran berharga pada Indonesia betapa SLOC yang wajib dilindungi bukan saja yang berada pada daerah perairan yurisdiksi saja, tetapi pula pada luar wilayah yurisdiksi.