PUISI DENGAN RIMA

Puisi tanpa rima seperti bunga tapa warnanya
Puisi menggunakan rima adalah keindahan yang mengindahkan
kau adalah puisi pada hidup bersama rima-Nya
                                   (mun buat nay)

Salah satu ciri puisi adalah rima. Puisi yg bagus mengandung rima yang bagus. Sebenarnya apa yg dimaksud dengan rima. Berikut ini penjelasan singkat mengenai rima bersama contoh dalam puisinya.


Pengertian Rima
Rima adalah pengulangan bunyi yg berselang, baik di pada larik sajak juga dalam akhir larik sajak yg bedekatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa).
Berdasarkan pengertian dari KBBI di atas, inti rima adalah pengulangan bunyi. Pengulangan bunyi tadi nir sebatas akhir baris atau larik, sanggup pada awal, di tengah, mampu pada satu baris. Penandan pengulangan suara dapat diklaim sebagai rima apabila pengulangan tersebut saling berdekatan. Kalau terlalu jauh contohnya di baris pertama sama menggunakan baris kesepuluh, maka pengulangannya nir tampak.
Jenis-jenis Rima dalam Puisi
Rima Akhir merupakan rima atau pengulangan bunyi yang ada pada akhhir larik sebuah sajak atau puisi. Jadi, yg sama atau yg berulang-ulang merupakan suara akhir masing-masing barisnya.
Rima Berpeluk adalah rima akhir atau pengulangan bunyi akhir masing-masing larik atau baris yg jumlah barisnya genap. Jadi, bunyi akhir larik pertama sama menggunakan bunyi akhir larik ketiga. Bunyi akhir larik kedua, sama dengan suara akhir larik keempat. Contoh sederhana merupakan bersajak a-b-a-b
Rima Dalam adalah pengulangan antara dua istilah atau lebih yang terdapat pada satu larik sajak. Istilah lainnya adalah repetisi.
Rima Ganda adalah pengulangan suara yang terdiri atas dua suku istilah, namun suku kata yang pertama yg mendapat tekanan. Intinya terdapat pengulangan bunyi kata yang mempunyai satu suku istilah yg sama. Tidak keseluruhan istilah.
Rima Tengah pengulangan suara antara suku istilah pada posisi yg sama. Terdapat pada dua istilah pada satu larik sajak atau puisi.
CONTOH PUISI DENGAN RIMA

Puisi dengan Rima Akhir

Setiap bunga yang mekar
kusandingkan beserta jamuan pada altar
bersama rasa yg terus berkobar
berurat berakar
Puisi di atas mempunyai pengulangan bunyi pada akhir lariknya. Masing larik diakhiri denga suara -ar. Larik atau baris pertama kata akar. Larik atau baris kedua puisi merupakan kata altar. Kata berkobar di larik ketiga, dan berakar di larik terakhir. Masing-masing kata tadi yg terdapat pada akhir baris atau larik menampakan adanya rima akhir pada puisi.
Puisi menggunakan Rima Berpeluk 

Biarkan padi menguning bening
mengandung segala semangat petani
yang selalu tidak bergeming
diterpa badai terik sejak dini
Seperti penejelasan sebelumnya, rima berpeluk merupakan bunyi akhir yang sama antara baris satu serta 3, serta beris dua serta empat. Larik pertama serta larik ketiga puisi di atas memiliki bunyi akhir yg sama, yaitu bunyi -ing dari kata bening dan suara -ing pada kata geming.

Larik kedua yang diakhiri istilah petani memiliki bunyi akhir yg sam menggunakan istilah dini. Yaitu sama-sama berima akhir ni.
Puisi menggunakan Rima Dalam

Menghisap duka pada muka
merakit semangat merakit cita merakit ke hulu
Mengunduh buah 

dalam rabat bait puisi pada atas masih ada pengulangan bunyi kata yang sama pada satu larik puisi yaitu istilah merakit. merakit pada frasa merakit semangat dan merakit cita memiliki arti merangkai. Sementara yg merakit dalam merakit ke hulu memiliki arti menaiki rakit (perahu).
Puisi dengan Rima Ganda

Mengemban semangat
memeras semangat mengisi pundi sagu
wajah dan langkah tidak pernah ragu
sembari siul terus kumandangkan lagu

Rima yang masih ada dalam contoh puisi pada atas adalah rima ganda. Kata sagu, ragu, dan lagu. Ketiga istilah tersebut memiliki kesamaan pada suku istilah terakhirnya. Hanya disparitas satu huruf depannya saja.

Puisi menggunakan Rima Tengah
kobarkanlah hasratmu
bukan sekadar menimbun rongsokan
sebatas rangkai bangkai-bangkai lunglai
kau adalah pejuang lestari buat bumi

Puisi di atas mengandung Rima Tengah. Rima tengahn masih ada pada larik ketiga. Dalam larik terseebut terdapat pengulangan bunyi dalam suku istilah yg sama, yaitu suku istilah ke 2 masing-masing istilah rang-kai, bang-kai, dan lung-lai. Pada posisi suku istilah kedua, masih ada pengulangan bunyi -lai.

Rima-rima pada atas dalam model masing-masing puisinya menambah estetika sebuah puisi. Maka dari itu, setiap penyair perlu menambahkan rima dalam puisinya supaya lebih berkesan bagi pembacanya.
Di samping itu, jua terdapat ciri-ciri puisi yang lain yaitu adanya majas, adanya citraan.
Mari berpuisi, yuk lebih peduli, berusaha sebagai yang terpuji.
Salam Pustamun!
Terima kasih telah membaca contoh-model puisi. Baik Puisi menggunakan Rima Akhir. Puisi dengan Rima Ganda. Puisi menggunakan Rima berpeluk. Puisi dengan rima pada. Puisi menggunakan rima tengah.

CONTOH PUISI DENGAN ALITERASI

Salah satu unsur pembentuk keindahan puisi merupakan bunyi. Permainan suara yg menarik akan memperindah puisi. Maka berdasarkan itu, bunyi benar -betul diperhatikan pada penulisan maupun pada analisis puisi. 

Oleh karenanya, maestro kritikus sastra Indonesia, Rachmat Djoko Pradopo dalam beberapa buku teori kritik sasatranya, mengelompokkan BUNYI menjadi galat satu hal yang harus dianalisis dalam puisi.

Pengertian Aliterasi dalam Puisi

Salah satu penggunaan bunyi yang bisa dipakai pada puisi adalah aliterasi. Aliterasi dalam pengertian Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, aliterasi mempunyai dua penjelasan yaitu, 1 sajak awal (buat mendapatkan efek kesedapan bunyi); 2 pengulangan bunyi konsonan berdasarkan kata-istilah yang berurutan. 

Maksdunya, terdapat kalanya aliterasi diletakkan pada awal masing-masing baris yg tujuannya buat mendapatkan keindahan bunyi. Sementara pengertian kedua menjelaskan bahwa, ada deretan kalimat pada satu kalimat yg diawali sang huruf yg sama.

Contoh, judul puisi: Anak Kecil Berkalung Kaleng Kecil. 

Dalam baris tadi ada iterasi suara K dlam istilah kecil, kalung, kaleng, dan kecil lagi. Perualangan bunyi k tersebut yang dimaksud dengan aliterasi.

Contoh lain aliterasi adalah:

"Senyum sumringahmu semangatkan suasana"

Dalam model di atas, masih ada aliterasi /s/ yg digunakan di awal kata pada kalimat tersebut.

Yang perlu diketahui sang penulis dan pelajar yang sedang belajar menulis puisi dengan aliterasi, saat menulis puisi tidak usah terlalu poly aliterasi, nanti menjadi sulit mbembacanya. Sederhana tapi latif, itu baru keren dan benar.


Contoh Puisi dengan Aliterasi

Kusapa Langit Kelabu
                    (Karyamun)


Kusapa Langit pada Bingkai Sendu
Dalam diam dekatkan diri
pada oleh pemilik-Nya

Dalam gugusan debu-debu dekil
yang inheren pada keringat
Memikul tanggung
memikul jawab
kehidupan

Pada sinar mentari hingga senja
aku masih percaya
di sela sambat sang penguasa semesta

ikhtiar tak kan pudar


Dalam puisi yg berjudul Kusapa Langit Kelabu memiliki beberap alitersi. Pada bait pertama, masih ada aliterasi D, terletak baris ke 2, yaitu: Dalam Diam Dekatkan diri.

Pada bait ke 2, juga menunjukkan adanya aliterasi D, pada baris pertama. Yang berbunyi: dalam deretan debu-debu dekitl Bahkan terdapat 5 istilah yang berjajar. Lebih poly daripada bait pertama.

Sementara, pada bait ketiga ada aliterasi lagi. Bedanya, jika dua model sebelumny aliterasi di diawali dengan huruf D, kali ini, menggunakn rumus angka Romawi.

Demikian penerangan tentang Contoh Puisi dengan Citraan. Semoga bermafaat serta bisa sebagai berkah bagi kita seluruh.

Jika dirasa bermnfaat, silahkan diunduh alias di-download. Jangan lupa jua, baca blog pustamun lagi mari!



ANALISIS PUISI TAMAN KARYA CHAIRIL ANWAR CONTOH ANALISIS INTRINSIK

Karya sastra merupakan isi kejiwaan seorang pengarang. Ini adalah output pemikiran terhadap karya salah satu tokoh puisi Indonesia yg juga dikenal sebagai Pelopor Angkatan 45.

Selamat membaca semoga berguna buat kita seluruh.
Berikut ini adalah naskah puisi lengkap Chairil Anwar yg berjudul Taman.

TAMAN
Taman punya kita berdua
tak lebar luas, mini saja
satu tak kehilangan yg lain dalamnya
Bagi kau serta aku cukuplah
Taman kembangnya tidak berpuluh warna
Padang rumputnya tidak berbanding permadani
halus lembut dipijak kaki.
Bagi kita itu bukan halangan.
Karena
dalam taman punya berdua
Kau kembang, saya kumbang
aku kumbang, kau kembang.
Kecil penuh matahari taman kita
tempat merenggut berdasarkan dunia dan ‘nusia
BACA JUGA: PUISI DENGAN CITRAAN
1. Bunyi
Penggunaan suara yg masih ada pada puisi Taman Karya Chairil Anwar terdapat 2 macam. Yaitu penggunaan Asonansi serta Aliterasi. Asonansi adalah perulangan suara vokal.
Dalam “Taman” terdapat asonansi a (perulangan bunyi a)yang secara umum dikuasai khususnya terdapat dalam baris pertama hingga kelima:
Taman punya kita berdua
tak lebar luas, kecil saja
satu tak kehilangan yg lain dalamnya
Bagi kau serta aku cukuplah
Taman kembangnya tidak berpuluh warna
Aliterasi adalah iterasi bunyi konsonanan. Dalam puisi taman terdapat literasi bunyi liquida; l pula ikut memperindah puisi ini terdapat dalam:
tak lebar luas, kecil saja
satu tak kehilangan yg lain dalamnya
Juga masih ada aliterasi d  yg muncul tiga kali berturut-turut. Meskipun tidak dari awal baris tersebut sudah terdapat perulangan bunyi d. Aliterasi tadi masih ada baris terakhir:
dari global serta ‘nusia
sedangkan dalam bait 11 penggunaan bunyi sengau yg dipadu-kan dengan asonansi menghasilkan bunyi yg merdu (efoni). Bunyi sengau yg dimaksud adalah bunyi yg mengandung konsonan gabung /ng/. Perulangan tersebut terapat pada:
Kau kembang, saya kumbang
Aku kumbang, kau kembang
Hal ini memperkuat bahwa puisi yg berjudul Taman ini menggambarkan suasana yg ceria.
2. Irama
Irama merupakan perulangan suara, tinggi rendahnya nada, serta iterasi suara.
Irama yg terdapat dalam “Taman” ini adalah dengan membuat perulangan:
Kau kembang, saya kumbang
aku kumbang, kau kembang.
Irama yg berbentuk ritme juga terbentuk karena adanya pengkombinasian yg selaras dan cocok: lebar luas (baris dua), halus lembut (baris 7); selain itu, ritme jua dibentuk menggunakan adanya pemendekan (pemenggalan) istilah menurut kata manusia sebagai ‘nusia. Dengan adanya irama ini, kentara puisi lebih terdengar merdu dan mudah buat dibaca.

Baca Juga: Contoh Puisi dengan Rima
3. Kata
Yang teramasuk kata pada analisis ini meliputi: kosa kata; pilihan istilah atau diksi; makna istilah; dan Gaya Bahasa. Semua hal tersebut merupakan unsur intrinsik yg memengaruhi keindahan dan makna sebuah puisi.
3.1 Kosa Kata
Pemilihan kata yg digunakan dalam “Taman” merupakan bahasa yg umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga hal ini dapat memberi efek realistis, mudah diterima dan lebih mudah dicerna oleh pembaca. Yang dimaksud dengan bahasa umum adalah bahasa yg tidak terlalu melambai (konotatif), meskipun konotatif lebih mudah dipahami, daripada bahasa puisi yg lebih personifikasi dan terlalu banyak menggunakan majas.
3.2 Pemilihan Kata (diksi)
Chairil Anwar menggunakan istilah punya. Mengapa Chairil memilih kata ‘punya’ pada baris pertama, bukan memakai kata ‘milik’? Jika menggunakan ‘milik’
Taman milik kita berdua
tidak ada unsur satu kesatuan yg saling memiliki, karena yg memiliki hanya kita, kita yg memiliki taman. Sedangkan jika menggunkan kata ‘punya’ akan sebagai lebih menyatu antara ‘taman’ dengan ‘kita’, karena selain berarti ‘kita’ yg mempunyai ‘taman’ namun juga ‘taman’ yg ‘punya’ (memiliki) ‘kita berdua’.
Pemilihan kata “padang rumput” padahl sudah dikatan bahwa ‘tamannya’ ‘kecil saja’ tapi mengapa digunakan kata ‘padang’ yg dimana hal ini secara tidak langsung menunjukkan tempat yg luas. Hal ini kaena Sang “Binatang Jalang” ingin menunjukkan ‘rumput’ yg dimaksud adalah rumput hiasan yg merupakan bagian dari tamannya, bukan rumput liar pengganggu (gulma).
3.tiga Makna Kata Denotasi dan Konotasi
Dalam puisi, sebuah kata tidak hanya mengandung aspek denotasi saja namun juga ada aspek konotasi yg asosiasi-asosiasi yg keluar dari denotasinya. Makna denotasi adalah makna sebenarnya, sering pula disebut dengan makna kamus. Sedangkan makna konotasi adalah makna kiasan yg juga memiliki makna lain.
Berikut ini analisis makna kata yg terdapat dalam puisi taman karya Chairil Anwar:
Taman: adalah suatu tempat yg indah yg dihiasi dengan tumbuhan, namun dalam hal ini mempunyai makna konotasi sebagai ‘rumah’.
Tak kehilangan: saling melengkapi, antara yg satu dengan yg lain saling melengkapi antar penghuni didalamnya.
Kembangnya tidak berpuluh rona: hiasan/perabotan tidak poly.
Kau Kembang: kembang disini tidak lagi berarti hiasan namun berarti Istri karena dilanjutkan dengan kata selanjutanya;
Aku Kumbang: kumbang disini bisa berarti suami, jelas jika bahwa kembang adalah sang wanita dan kumbang adalah sang pria yg saling membutuhkan.
Penuh Surya: penuh dengan cahaya yg berarti penuh dengan keceriaan.
Merenggut: meninggalkan.
3. 4 Gaya Bahasa (Majas)
  • Metafora:
Majas metafora adalah pembandingan satu hal dengan hal lain. Dalam hal ini benda satu dengan benda yg lain.
Kau kembang, saya kumbang
aku kumbang, kau kembang
dalam sajak itu, ‘Kau’ disamakan menggunakan kembang (bunga) sedangkan ‘saya’ disamakan menggunakan kumbang.
  • Sinekdoke totem pro parte:
Majas sinekdoke totem pro parte adalah majas yg membandingkan satu hal secara keseluruhan tetapi yg dimaksud sebenarnya adalah sebagian saja.
Kecil penuh matahari taman kita
Yang dimaksud dengan surya sebenarnya hanyalah cahayanya saja, bukan surya atau mataharinya yg memenuhi rumah.
  • Metonimia:
Tempat merenggut menurut duniadan ‘nusia
Dunia dan manusia diartikan sebagai kesibukan yg harus dijalani.

Baca Juga: Contoh Puisi menggunakan Majas
3.lima Pencitraan
Pencitraan yg dimaksud dalam puisi adalah cara pembaca dan pengarang untuk menggambarkan sesuatu bisa diketahui dengan alat indra apa. 
  • Citra penglihatan
tak lebar luas, mini saja
Taman kembangnya tidak berpuluh warna
  • Citra perabaan:
Halus lembut dipijak kaki
Baca Juga: Contoh Puisi menggunakan Citraan

5. Parafrase
Taman punya kita berdua/
(meskipun) tidak lebar (pula tidak) luas, (cukup) mini saja/
(yang) satu tak (mungkin) kehilangan (yang) lain (bila terdapat pada) dalamnya//
Bagi kau serta aku cukuplah (taman ini)/
Taman (yg) kembangnya tak berpuluh rona/
(walaupun) padang rumputnya tidak berbanding (menggunakan) permadani
(yang) halus (dan) lembut (ketika) dipijak kaki./
Bagi kita (berdua) itu (seluruh) bukan halangan//
Karena/
(pada) dalam taman (ke-)punya(-an kita) berdua/
(di situ) Kau (jadi) kembang, (sedangkan) saya (jadi) kumbang(-nya)/
aku (jadi) kumbang, (serta) kau (jadi) kembang(-nya)//
(meskipun ) mini (namun) penuh (cahaya) mentari (yg menyinari) taman kita/
tempat (untuk) merenggut (diri kita) dari global serta (ma)‘nusia.//
sebuah rumah (taman) yg kecil, namun didalamnya saling memiliki. Taman itu sudah cukup untuk berdua (kau dan aku) meskipun hiasannya tidak banyak, meskipun tidak ada permadani yg halus dan lembut tidak sebagai halangan karena mereka (kau dan aku) sudah saling menyayangi seperti kumbang dan kembang, sehingga meskipun rumahya kecil namun sebagai tempat yg penuh akan kebahagian dan bisa sebagai tempat untuk istirahat/

BACA JUGA CONTOH PARAFRASE DALAM LAGU IWAN FALS
6. Tema
Tema buat puisi “Taman” karya Chairil Anwar ini adalah kesederhanaan pada menjalani hidup.
Tak perlu bermewah-mewah (kembangnya tak berpuluh warna// rumputnya tak berbanding permadani//) namun sudah bisa hidup bahagia (penuh surya taman kita//). Pada dasarnya manusia bisa hidup dalam keadaan yg cukup tidak perlu lebih.
7. Amanat
Amanat yg ingin disampaikan oleh Chairil Anwar adalah, jika ingin bahagia tidak harus memiliki rumah (materi) yg serba mewah. Meskipun dengan kehidupan yg sedehana asalkan disitu disertai dengan kasih sayang maka sudah cukup untuk menciptakan suatu kehidupan yg membahagian. Cukup sesuatu yg sederhana tetapi saling memiliki dan melengkapi, pasti sudah bahagia.
8. Feeling penyair
Feeling penyair, dalam hal ini adalah Chairil Anwar, adalah harapan atau keinginan yg dimiliki oleh seorang penyair melalui karyanya. Dalam puisi ini penyair menginginkan kehidupan yg sederhana saja dan tidak setuju dan berharap bisa menjalani kehidupan yg sederhana dan bahagia itu dengan ‘Kau’.

Baca Juga: Chairil Anwar yg Miskin dan Terpaksa Mencuri

ANALISIS STRUKTUR LAHIR DAN STRUKTUR BATIN PUISI NYAYIAN GERIMIS VERSI 2

Analisis struktur lahir serta analisis struktur batin puisi ini merupakan tagihan pada acara Guru Pembelajar.
Disusun sang M.nasiruddin Timbul Joyo, Peserta Kelas KK - F Jember 1.

NyanyianGerimis
     Soni Farida Maulana

Telahkutulis jejak hujan
Pada rambutdan kulitmu yang basah. Kuntum
Demi kuntumkesepian yang mekar seluas kalbu
Dipetikhangat dialog pula gerak sukma
Yang salingmemahami gairah terpendam
Dialirkansungai ke muara

            Sesaat kita larut dalam keheningan
                        Cinta menciptakan kita betahhidup di bumi
Ekor cahayaberpantulan dalam matamu
            Seperti lengkung pelangi
                        Sehabis hujan menyentuhtelaga


            Inikah demam isu semi yg saratnyanyian
Juga tarianburung-burung itu?
              Kerinduan bagai awah gunung berapi
                        Sarat letupan. Laludesah nafasmu
            Adalah puisi merupakan gelombang lautan
                        Yang menghapus jejakhujan
Di pantaihatiku. Begitulah jejak hujan
            Pada kulit dan rambutmu
                        Menghapus jeda danbahasa
                                    Antarakita berdua
                                                            1988


Analisisstruktural genetik puisi Nyanyian GerimisKarya Soni Farida Maulana.
Struktur Fisik


a. Tipologi

Puisi ‘NyanyianGerimis’ secara tipologi ditulis dalam bentuk yg nir beraturan. Hal inimenggambarkan bahwa kondisi yg juga nir berarturan (berkaitan dengan maknapuisi).
Pemenggalanbaris puisi jua nir dalam akhir kalimat, contohnya pada baris ke 2 dankeempat ini dia:

Pada rambut dan kulitmu yg basah.kuntum
Demi kuntum kesepian yg mekarseluas kalbu

Penulisan kuntum di akhir baris pertama sebenarnyaberkaitan menggunakan baris kedua Kuntum demikuntum kesepian. Penulisan dengan cara misalnya itu jua buat memperdalammakna puisi yg penuh kebingungan tetapi juga penuh kebahagiaan.

b. Diksi

Pilihan danpenggunaan istilah yang terdapat pada Puisi NyanyianGerimis menunjukkan pilihan kata yg spesial , yaitu istilah yang bermakna konotasi. Penggunaan istilah kuntum dan mekar. Kedua kata tersebut identik dengan bunga tetapi pada puisi pada atas digunakan inheren buat kesepian. Jadi,kesepian diasosiasikansebagai bunga.

c. Pengiamjian/Citraan

Citraan yangterdapat dalam puisi Nyanyian Gerimisantara lain:


CitraanVisual (Pengelihatan)
Citraanvisual terdapat pada baris:

            Juga tarian burung-burung itu?

Tarian dapatdiketahui melalui indra pengelihatan lantaran beruwuju visual.

CitraanPendengaran
Citraanpendengaran terdapat pada baris:
                        Sarat letupan. Laludesah nafasmu

Letupan dandan desah merupakn tiruan bunyi. Bunyi dapat diketahui dengan indra pendengara.

CitraanPeraba
Citraanperaba terdapat pada baris:
Pada rambut dan kulitmu yg basah.

Kondisi basah dapat diketahui juga menggunakan indraperaba. Terlebih pada puisi telah disebutkan bahwa dalam rambut dan kulitmuyang basah. Menunjukkan bahawa bahasa tersentuh sang kulit.


d. Majas / Gaya Bahasa

Gaya bahasaatau majas yg terdapat dalam Puisi NyanyianGerimis antara lain:

MajasPersonifikasi
Majaspersonifikasi merupakan majas perbandingan yg menyamakan fauna atau bendabertingkah seolah-olah seperti insan. Dalam puisi di atas masih ada padabaris:
            Juga tarian burung-burung itu?

Pada barispuisi di atas, burung seolah-olah bertingkah misalnya insan yaitu denganmenari.

MajasHiperbola
Majashiperbola merupakan gaya bahasa yang melebih-lebihkan sesuatu yang sangat dahsyatbahkan cenderung tidak masuk akal. Pada puisi pada atas majas berlebihan terdapatpada baris ini dia:
            Adalah puisi merupakan gelombang lautan
Bunyidesahan nafas disebutkan seperi gelombang lautan. Tentu saja suara deburangelombang lautan jauh lebih dahsyat dibandingkan menggunakan suara desahan nafasmanusia.


MajasSinestesia
Majassinestesia merupakan gaya bahasa yg menukarkan indera indra satu dengan alat  indra yg lain.
Contoh majassinestesia masih ada dalam baris puisi ini dia:
Dipetik hangat dialog juga geraksukma

Yang disebuthangat dalam baris di atas adalahsebuah dialog. Seharusnya dialog hanya bisa diketahui dengan indrapendengaran. Tetapi karena memakai kata hangat, menandakan bahwa adapertukaran antara indra telinga dengan indra peraba.

e. Rima /Irama
Puisi Nyanyia Gerimis tidak mengandung Rimamaupun Irama yg kuat. Tidak terdapat aliterasi, maupun asonansi. Tetapi,penggunaan suara nasal pada akhir beberapa baris puisi mengindikasikan bahwa puisitersebut berupaya buat menunjukkan kesedihan. Penggunaan suara i, jugabertujuan buat mengindikasikan bahwa puisi tersebut berisi mengenai kesedihaan.

            Inikah demam isu semi yg saratnyanyian (n)
Juga tarianburung-burung itu?
              Kerinduan bagai awah gunung berapi
                        Sarat letupan. Laludesah nafasmu
            Adalah puisi merupakan gelombang lautan(n)
                        Yang menghapus jejakhujan (n)
Di pantaihatiku. Begitulah jejak hujan (n)
            Pada kulit dan rambutmu
                        Menghapus jeda danbahasa
                                    Antarakita berdua

f. Kata Konkret

Kata konkretyang terdapat pada Puisi Nyanyian Gerimis antara lain:
Musim Semi menunjukkankeindahan selesainya kegersangan.

Gerimis menunjukkanbahwa sesuatu yg datang meskipun tidak begitu kentara. Tetapi membawa harapanakan estetika (demam isu semi)

Pelangi mewakilikeindahan yg penuh rona serta menjadi satu.


Struktur Batin Puisi Nyanyian Gerimis


a. Tema

Tema dalampuisi Nyanyian Gerimis adalah awal datangnya estetika buat hayati berdua.Jadi, adalah tema percintaan.
Menceritakanbahwa hujan telah mendatangkan estetika.

b. Perasaan

Perasaanpenyair pada puisi tersebut adalah perasaan senang . Terlihat berdasarkan beberapakata yang memberitahuakn estetika dan kegembiraan, yaitu: Musim semi, pelangi, menari, nyanyian. Hal-hal tersebut menunjukkansebuah estetika dan perasaan senang .
Perasaanbahagia tadi tiba secara dahsyat dan sangat terasa menggunakan penggambaranseperti gelombang lautan.

c. Nada

Adapun nadayang tampak pada puisi pada atas adalah nada bahagia. Puisi tersebutmenggambarkan perasaan bahagia. Setelah munculnya kesedihan.

d. Amanat

Amanat yangdapat dipetika dari puisi Nyanyian Gerimis diantaranya:
1. Janganmudah menyerah, estetika niscaya akan datang.
2. Perasaansenang akan membuat orang berbahagia.

3. Hidupbersama dengan akrab memperlihatkan kebahagiaan jua.


Materi ini nir dapat disalin-tempel (copy-paste) namun bisa didownload. Silahkan download dengan mengkeklik tautan berikut ini: Unduh

TEKNIK DAN LANGKAHLANGKAH PENGAJARAN PUISI

Pengajaran adalah suatu aktivitas yang dilaksanakan dalam rangka menanamkan suatu pelajaran pada siswa dengan melibatkan unsur-unsur serta komponen yang herbi suatu proses pembelajaran. Pengajaran merupakan keliru satu bagian dari proses pembelajaran, yang terjadi baik pada sekolah juga dalam suatu lingkungan eksklusif secara sengaja diarahkan dalam kegiatan belajar mengajar.
Dimyati serta Mudjiono (1999 : 1-9) menguraikan mengenai pembelajaran yaitu :
Pembelajaran merupakan suatu proses baik awal juga akhir menggunakan tindak aktivitas belajar-mengajar. Pembelajaran mempunyai program yang disusun sedemikian rupa. Pembelajaran jua mempunyai tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang sistematis yg bisa digunakan menjadi pedoman aktivitas pengajar dan anak didik pada sekolah.

Dalam aktivitas pembelajaran terdapat kegiatan serta aktivitas belajar dan mengajar yg dilaksanakan oleh siswa dan guru. Untuk mendapatkan output pedagogi yg efisien, maka proses pembelajaran wajib dilakukan menggunakan sengaja, sadar dan terorganisir menggunakan baik, serta dilakukan menurut langkah-langkah yang sistematis.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999 : 9-10), langkah-langkah pembelajaran dari teori kondisioning operan adalah sebagai berikut :
Kesatu, menyelidiki keadaan kelas. Guru mencari dan menemukan konduite anak didik yg positif atau negatif. Perilaku positif akan diperkuat dan konduite negatif diperlemah atau dikurangi. Kedua, membuat daftar penguat positif. Pengajar mencari perilaku yg lebih disukai sang murid, perilaku yg kena hukuman, dan aktivitas luar sekolah yg dapat dijadikan penguat. Ketiga, memilih dan menentukan tingkah laris yg dipelajari serta jenis penguatnya. Keempat, membuat program pembelajaran. Program pembelajaran ini berisi konduite yang dikehendaki, penguatan, waktu menyelidiki perilaku, dan evaluasi. Dalam melaksanakan acara pembelajaran, guru mencatat konduite dan penguat yang berhasil dan tidak berhasil. Ketidak berhasilan tadi menjadi catatan krusial bagi modifikasi perilaku selanjutnya.
Dalam proses pembelajaran yg berlangsung, mau nir mau masih ada kegiatan mengajar yg dilakukan oleh seseorang guru. Kegiatan mengajar ini adalah suatu kondisi absolut yg harus dilakukan agar tercapainya tujuan aktivitas pembelajaran secara lengkap.
Pengertian mengajar dari Abdul Kadir Munsyi  (1981 : 13) merupakan menaruh ajaran-ajaran berupa ilmu pengetahuan kepada seseorang atau beberapa orang supaya mereka bisa memiliki dan memahami ajaran-ajaran tersebut.


Sedangkan pengertian mengajar dari Oemar Hamalik (1992) merupakan membimbing aktivitas belajar anak. Menurut Wiliam H. Borton pada Ahmad Thontowi (1993) mengajar merupakan upaya dalam memberi stimulus bimbingan, pengarahan serta dorongan pada siswa agar terjadi proses belajar. Jerome S. Brunner dalam Moh. Uzer Usman (2001) memberikan pengertian mengajar adalah menyajikan ilham, duduk perkara, atau pengetahuan dalam bentuk yg sederhana sebagai akibatnya bisa dipahami sang setiap murid. Moh Uzer Usman juga menambahkan bahwa mengajar pada prinsipnya merupakan membimbing siswa pada aktivitas belajar-mengajar atau bisa dikatakan bahwa mengajar adalah suatu bisnis mengorganisasi lingkungan pada hubungannya menggunakan anak didik serta bahan pengajaran sehingga menimbulkan proses belajar pada diri murid.
Pengajaran karya sastra puisi menjadi salah satu proses dan teknik pedagogi puisi yang bisa dilakukan dalam proses pembelajaran pada sekolah, bertujuan membina apresiasi puisi dan menyebarkan kemampuan siswa untuk memahami makna serta nilai-nilai yg terkandung pada puisi tadi. Sehingga pembelajaran bahasa Indonesia menerima dukungan yang efektif dari pengajaran sastra yg menggunakan bahasa sebagai medianya.
Dalam kelas pembelajaran terpadu bahasa Indonesia anak belajar bahasa Indonesia melalui penggunaan bahasa Indonesia, belajar berbagai bentuk keterampilan berbahasa: menyimak, wicara, membaca, serta menulis melalui aktivitas menyimak, wicara, membaca, dan menulis. Demikian jua halnya menggunakan aktivitas pembelajaran sastra dilakukan langkah-langkah eksklusif supaya murid dapat memahami serta menguasai pengetahuan serta keterampilan berkaitan menggunakan proses belajar sastra khususnya puisi ini. Dalam hal ini masih ada aktivitas seperti membaca puisi, menulis puisi, kajian puisi dan sebagainya.
Kata apresiasi (appreciation) mengacu dalam pengertian dan sosialisasi yg tepat; pertimbangan, penilaian, pernyataan yang memberikan evaluasi (Horaby pada Sayuti, 1985: 203). Pengertian apresiasi tadi dapat diterapkan pada sastra. Apresiasi sastra berarti suatu pengenalan serta pemahaman yg tepat terhadap nilai sastra, kegairahan terhadap karya sastra tersebut, serta kenikmatan yg muncul sebagai akibat menurut berbagai kegiatan itu.
Pengertian apresiasi puisi sejalan menggunakan pengertian di atas. Apresiasi puisi nir terlepas dari adanya kegiatan buat mengenal, tahu, menghargai unsur-unsur yang ada di dalam puisi seperti bagaimana persajakannya, iramanya, citraannya, gaya bahasanya, serta apa saja yang dikemukakan lewat karya sastra tersebut. Seluruh unsur-unsur pembangunan puisi baik unsur formal (pola rima, ritma, baris, bait) juga unsur kualitas (tema, wangsit, amanat, pengalaman penyair) sebagai objek kajian apresiasi.
Jenis-jenis aktivitas apresiasi yaitu mulai berdasarkan kegiatan mendekati, tahu, menghayati, menafsirkan, menilai, menghargai, hingga pada aktivitas menikmati puisi dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, serta psikomotorik. Rizanur Gani (1980 : 6) mengemukakan bahwa dalam dasarnya, terdapat tiga komponen pada mendekati kasus itu, yaitu landas tumpu (Setting), tema, dan bahasa yang dipakai.
Ranah kognitif berkaitan erat menggunakan kemampuan intelektual apresiator dalam mendekati, menghargai, memahami, menafsirkan, dan menilai sebuah puisi. Ranah afektif berkaitan menggunakan emosi atau perasaan apresiator dalam usahanya buat menghayati, menikmati unsur estetika sebuah karya puisi serta muatan makna yg terkandung pada dalam sebuah puisi. Ranah psikomotorik berkaitan erat menggunakan gerakan-gerakan ragawi yg bisa dipandang menggunakan kentara pada waktu sebuah puisi dibaca oleh pembacanya yg disertai  dengan gerakan sebagai ekspresi bahasanya.
Berdasarkan pengertian apresiasi sastra pada atas dapat disimpulkan bahwa apresiasi puisi adalah suatu proses kegiatan mengenal, tahu, menafsirkan, menghayati suatu karya menggunakan mempergunakan tanggapan emosional serta intelektual yang melibatkan peran ranah kognitif, afektif, serta psikomotorik untuk memperoleh kenikmatan, kepahaman, dan penghargaan terhadap suatu karya sastra sehingga perkembangan jiwa harmonis.
Puisi merupakan bentuk karya sastra yg padat dan penuh arti. Hal ini menuntut pedagogi puisi secara lebih mendalam serta pengajar bahasa wajib bisa menumbuhkan motivasi dalam diri siswa supaya pembelajaran puisi tadi tidak membosankan. Rahmanto (1988: 47 ) menyatakan, bahwa hal terpenting dalam pedagogi puisi pada kelas adalah menjaga supaya suasana tetap santai. Jangan sampai seseorang pengajar atau siswa merasakan awal pelajaran sebagai sesuatu yang menegangkan atau terlalu kaku. Lebih lanjut ia mengungkapkan teknik-teknik pedagogi puisi sebagai berikut:
1.pelacakan pendahuluan
Sebelum menyajikan puisi pada depan kelas, pengajar perlu mempelajarinya terlebih dahulu buat memperoleh pemahaman awal mengenai puisi yg akan disajikan sebagai bahan. Pemahaman ini sangat krusial terutamam buat bisa menentukan strategi yg tepat, menentukan aspek-aspek yg perlu mendapat perhatian khusus berdasarkan murid dan meneliti kabar-informasi yg masih perlu dijelaskan.
2.penentuan perilaku praktis
Puisi yg tersaji pada depan kelas hendaknya diusahakan tidak terlalu panjang supaya dapat dibahas hingga terselesaikan pada setiap rendezvous. Hendaklah juga dipengaruhi keterangan apa yang seharusnya dapat diberikan oleh guru sastra buat mempermudah siswa memahami puisi yg tersaji.
3.introduksi
Banyak faktor yang mempengaruhi penyajian ini, termasuk situasi serta syarat pada ketika materi disajikan. Pengantar ini tergantung pada pengajar, keadaan anak didik, serta juga ciri puisi yg akan diberikan.
4.penyajian
Guru usahakan membaca puisi yg tersaji supaya anak didik merasa lebih mudah mengenal puisi yg digunakan sebagai bahan pelajaran tadi.
5.diskusi
Urutan perkara yg dibahas pada diskusi kelas poly ditentukan sang imajinasi guru, kekhususan puisi yang dipilih, dan tanggapan murid pada kelas, serta guru wajib membimbing para murid pada berdiskusi.
6.pengukuhan
Jika puisi mendapat tanggapan yang antusias sang murid, pengajar hendaknya berusaha supaya puisi itu semakin mengesankan sebagai akibatnya menambah cadangan pengalaman siswa yg nir gampang terlupakan.
Dari uraian-uraian pada atas, dapat ditarik suatu konklusi bahwa problematika pengajaran sastra puisi ini adalah permasalahan-konflik sustansial pada kegiatan pedagogi sastra khususnya puisi yg dilakukan pada sekolah. Problematika menyangkut poly faktor yg secara holistik saling berkaitan sebagai akibatnya sebagai masalah yg harus dipecahkan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran yg dilakukan tadi. 
Dalam kerangka problematika pengajaran sastra puisi ini, dapat diambil konklusi yang berkaitan menggunakan kemampuan pengajar pada penyajikan puisi itu supaya dapat dipelajari murid dengan cara yang lebih menarik. Pengajaran puisi menaruh kerangka moral sejalan dengan nilai-nilai yang akan diajarkan pada sebuah karya puisi tadi. Pengajaran secara generik sendiri memiliki tujuan dalam hal menstransformasi materi yg diajarkan. Karena itu terhadap murid materi puisi yg akan diajarkan harus bisa disampaikan pengajar dengan teknik mengajarnya yang sangat sistematis dan terpola.

Sumber: Dari banyak sekali asal!!

CONTOH PUISI DENGAN ALITERASI DAN ASONANSI

Asonansi merupakan perulangan suara vokal yang berulang-ulang dalam satu baris kalimat. Asonansi umumnya dipakai pada puisi. Contoh aliterasi: aku akan bawakan awan. 

Dalam larik pada atas, terdapat penggunaan bunyi a yang berulang-ulang. Masing-masing awal istilah serta pertengahan kata.
Aliterasi adalah perulangan suara konsonan yg berulang-ulang dalam satu baris kalimat. Seperti halnya asonansi, aliterasi juga kerap ada pada larik baris puisi.
Salah satu puisi terkenal yg mengandung aliterasi adalah karya Chairil Anwar yang berjudul Cintaku Jauh di Pulau. Baris yang mengandung aliterasi pada puisi tadi berbunyi: gadis manis iseng sendiri. 

Dalam baris tadi ada penggunaan huruf s yg berulang-ulang. Yaitu pada kata gadis, anggun, iseng, dan sendiri. Keempatnya ada dalam satu baris puisi.
Berikut ini adalah contoh puisi yang mengandung aliterasi dan asonanasi
Segerakan Semangat
(Karyamun)
Pagi menjulang awan menggantung
Siap sedia segerakan semangat
Berseri menjalani ini hari
Bersama kicau burung
Bersama alunan daun
Bersama dengungan kumbang dalam daun
Juga bersama hentakan nyaring knalpot butut
dan asap yang mengepul
Aku memahami masa depan lebih gemilang
bersama orang yg selalu riang
Puisi pada atas mengandung aliterasi yaitu pada baris kedua bait pertama. Baris: sepa sedia segerakan semangat mengandung huruf s pada masing-masing istilah yang dipakai. Jadi bisa dikatakan mengandung aliterasi /s/.
Sementara asonansi masih ada pada baris pertama bait kedua yaitu baris: berseri menjalani ini hari. Masing-masing kata dalam baris tersebut mengandung huruf i, maka diklaim menggunakan asonansi /i/.
Tulisan ini sudah direvisi serta diupdate dari saran berdasarkan Antonius Donny melalui komentar.
Demikian model puisi yang mengandung aliterasi dan asonansi. Baca dan download jua contoh puisi yg lainnya melalaui label Contoh Puisi

ANALISIS MAKNA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR YANG PENUH VITALITAS DAN INDIVIDUALITAS

Puisi Chairil Anwar yang berjudul Aku menjadi galat satu puisinya yang paling terkenal. Kutipan-kutipan lariknya banyak digunakan serta direproduksi pada bentuk mural, kaus, juga desain digital. Kutipan "Aku ini hewan jalang" juga kutipan "Aku ingin hayati seribu tahun lagi" menjadi yg relatif poly (buat tidak menyampaikan paling banyak) dipakai.
Puisi 'Aku' karya Cairil Anwar menjadi tonggak bagi bentuk serta semangat puisi Angkatan 45. Sebelum memublikasikan melaui cetakan, Chairil Anwar terlebih dahulu membacakan Puisi Aku di Pusat Kebudayaan Jakarta dalam 1943.
Baca Juga: Kumpulan Hasil Analisis Puisi Karya Chairil Anwar
Puisi tersebut lalu diterbitkan di Pemandangan dengan judul Semangat. Penggunaan judul Semangat sebagai pengganti judul yang sebenarnya yaitu aku diperlukan buat menghindari sensor dari pemerintah yang waktu itu diperintah sang militer Jepang. Selain perubahan judul, larik yang berbunyi Ku mau tidak seseorang kan merayu juga diubah menjadi  Ku tahu tidak seseorang kan merayu. Penggunaan Ku mau dianggap lebih radikal dibanding menggunakan Ku tahu. Jadi, penggunaan pilihan kata yg lebih 'lunak' ini bertujuan buat menghindari penyensoran oleh pemerintah.

Berikut ini puisi Aku karya Chairil Anwar Selengkapnya:
Aku
Kalau hingga waktuku
'Ku mau tak seseorang 'kan merayu
Tidak pula kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku permanen meradang menerjang
Luka dan sanggup kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih nir peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi!
Parafrase Puisi Aku 

Kalau (sudah) hingga waktuku (buat pulang)
'Ku mau tak seseorang 'kan merayu (untuk tetap tinggal)
Tidak pula kau
Tak perlu (tangis) sedu sedan(mu) itu
Aku ini (adalah ibarat) binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang (maka wajib pulang)
Biar peluru menembus kulitku (hendak menghentikanku)
Aku permanen (akan semakin) meradang (serta permanen) menerjang
Luka (ini) dan mampu (racun ini) kubawa berlari
(terus) Berlari
(saya akan terus berlari) Hingga hilang (rasa) pedih peri (di hati)
Dan aku akan lebih nir peduli (dengan kenyinyiran orang)
(meski begini) Aku mau (karyaku tetap) hayati (sampai) seribu tahun lagi!

Dari output parafrase pada atas, dapat diketahui bahwa, puisi Aku karya Chairil Anwar tersebut menggambarkan semangat untuk terbebas dari kungkungan keadaan. Si Aku sadar bahwa, usahanya buat 'menentang zaman' niscaya akan membuatnya diasingkan (terbuang), bahkan wajib siap disakiti (ditembus peluru). 

Tapi tokoh 'Aku' akan tetap menerjang segala rintangan itu, nir memedulikan rasa sakitnya yang akan hilang menggunakan sendirinya. Bahkan beliau sama sekali tidak akan peduli, hingga suatu saat karyanya sahih-benar akan dikenang bahkan hingga seribu tahun lagi.
Baca Juga: Contoh Parafrase Lagu dan Puisi yg Lain


Analisis Diksi Puisi Aku  karya Chairil Anwar

Dilihat menurut diksi atau pilihan kata yg digunakan sang Chairil Anwar, terdapat beberapa yg bisa dianalisis. Antara lain penggunaan rima, dan istilah kiasan (makna konotasi) dalam puisi, pula karakteristik spesial Chairil Anwar.

Penggunaan Bunyi

Irama yang dipakai sang Chairil Anwar ada di hampir setiap bait puisi Aku. Hal ini tampak dalam baris-baris berikut adalah:

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Dalam bait pada atas, tampak kentara bahwa ada pengulangan bunyi sengau (ng) yg berulang-ulang dalam satu bait. Ini bukan hal yang tidak disengaja. Penggunaan suara berulang misalnya ini memberitahuakn bahwa pilihan kata yang digunakan sahih-sahih diperhatikan. Hal yang sama jua tampak pada istilah meradang menerjang dalam bait ini dia:

Biar peluru menembus kulitku
Aku permanen meradang menerjang
Penggunaan pengulangan kata yang mirip  pula tampak dalam istilah pedih peri dalam baris berikut:
Hingga hilang pedih peri
Dalam baris tadi, terdapat dua istilah yg hampir serupa bunyinya yaitu kata pedih dan istilah peri yang sama-sama diawali suku kata pe dan suku istilah ke 2 mengandung suara i.

Penggunaan Aliterasi

Aliterasi merupakan pengulangan suara vokal yg terdapat dalam satu kalimat. Dalam puisi Aku karya Chairil Anwar ini terdapat beberapa aliterasi yang dapat dianalisis.
Luka dan sanggup kubawa berlari
Dalam baris di atas, masih ada aliterasi b. Pengulangan bunyi /b/ terdapat dalam kata bisa, bawa, dan berlari. Pengulangan suara b ini memperkuat keindahan suara dalam puisi Aku.
Hingga hilang pedih peri
Puisi aku juga mengandung aliterasi h yang tampak dalam baris di atas. Ada yg digunakan sebagai awal istilah dalam hingga dan hilang juga dipakai di akhir istilah yaitu pedih. Penggunaan suara h yang berulang menampakan makna kesedihan. 

Ciri Khas Chairil Anwar

Hampir pada setiap puisinya, Chairil Anwar melakukan penghilangan bunyi untuk istilah-kata yang sudah umum diketahui. Dalam beberapa puisi yg lain, Chairil bahkan menghilangkan bunyi ma dalam kata manusia sehingga hanya menjadi 'nusia.
Dalam puisi Aku ini, si Binantang Jalang ini, 'hanya' menghilangkan bunyi 'a' dalam istilah aku dan istilah akan. Sehingga hanya sebagai 'Ku dan 'kan seperti tampak dalam baris:
'Ku mau tak seseorang 'kan merayu

Pemendekan (atau lebih tepatnya pemotongan istilah) misalnya ini sebagai ciri khas Chairil Anwar dan menjadi pelopor di Zamannya.
Tema serta Amanat

Puisi merupakan karya sastra pada zamannya serta sanggup dimaknai lintas ketika menembus masa. Puisi Aku  karya Chairil Anwar ini ditulis (digubah) pada masa penjajahan Jepang yang sangat represif. Maka menurut itu, puisi ini bisa dimaknai sebagai puisi yg bertemakan kesanggupan diri melawan kemapanan, berjuang menjadi bangsa yang bebas dalam berkarya serta mengarungi hayati. Chairil menggambarkan hal itu sebagai 'berlari'. Bergerak menggunakan sangat cepat.
Meskipun sifat dan sikapnya itu akan memunculkan kesulitan serta mendapat ancaman dari banyak sekali pihak, dia nir pernah peduli. Karena beliau konfiden bahwa, suatu saat karya serta sikapnya akan tetap dikenang, bahkan hingga seribu tahun lagi.
Jadi, tema pada puisi saya merupakan menjadi diri sendiri yang bebas dari penjajahan. 

Adapun amanatnya merupakan: Mari terus berjuang, meski merasakan sakit. Lantaran pada akhir perjuangan pasti akan ada kemenangan.

Baca Juga: Karakter tokoh 'aku ' pada Puisi 'Aku' Karya Chairil Anwar.
Demikian contoh analisis puisi Aku karya Chairil Anwar oleh Pelopor Angkatan 45.

ANALISIS LIRIK LAGU KEMESRAAN KARYA IWAN FALS


Analisis Lirik Lagu ‘Kemesraan’ Karya Iwan Fals
Berikut ini merupakan hasil analisis lirik lagu Iwan Fals yg berjudul Kemesraan. Teori yg dipakai pada analisis ini merupakan teori struktural, yaitu teori yg menelaah sebuah karya sastra dicermati dari struktur intrinsiknya.

Lirik Lagu Kemesraan
Suatu hari pada kala duduk di tepi pantai
Dan memandang ombak pada samudera yg kian menepi
Burung camar terbang bermain diderunya air
Suara alam ini hangatkan jiwa kita

Sementara sinar mentari perlahan mulai tenggelam
Suara gitarmu mengalunkan melodi mengenai cinta
Ada hati membara erat bersatu
Getar seluruh jiwa tercurah saat itu


Kemesraan ini janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini ingin kukenang selalu
Hatiku tenang jiwaku tenteram disampingmu
Hatiku damai jiwaku tenteram bersamamu


Hasil analisis:
Untuk tahu sebuah karya sastra, maka diperlukan tahapan parafrasa buat memahaminya. Hal ini diharapkan lantaran lirik lagu seperti halnya puisi adalah bahasa yg sangat singkat. Maka diperlukan istilah penghubung yang sanggup mengungkapkan maksud puisi tadi.

Baca Juga: Analisis Lirik Lagu GADIS TANI Karya Iwan Fals

Berikut adalah parafrase puisi lirik lagu Kemesraan karya Iwan Fals.

Suatu hari pada kala (kita) duduk di tepi pantai (bersama)
Dan (kita) memandang ombak pada samudera yang (bergerak) kian (semakin) menepi
(juga terdapat) Burung camar terbang bermain di (selingi menggunakan suara) derunya air
Suara alam ini hangat jiwa kita (yg mendengarnya)

Sementara (itu ketika itu seluruh berlangsung) sinar matahari perlahan mulai tenggelam
Suara gitarmu (yg kau petik) mengalunkan melodi (mengiri lagu) mengenai cinta
Ada hati(mu dan hatiku) (yang sedang) membara (saling mengikat) erat bersatu
Getar semua (cinta) (dari) jiwa tercurah ketika itu

Kemesraan (kita) ini janganlah cepat berlalu (berakhir)
Kemesraan ini ingin ku kenang selalu (dalam hidupku)
Hatiku hening (serta)jiwaku tentram (saat saya ada) disampingmu
Hatiku tenang jiwaku tentram bersamamu


BUNYI
Permainan Bunyi yg ada dalam lagu Kemesraan karya Iwan Fals ini adalah permainan rima, yaitu kesmaan suara akhir berdasarkan sebuah bait puisi. Rima tersebut ada pada bait
Kemesraan ini janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini ingin kukenang selalu
Hatiku damai jiwaku tentram disampingmu
Hatiku tenang jiwaku tentram bersamamu

dalam bait tersebut masing-masing baris diakhiri menggunakan alfabet /u/.
Selain persamaan bunyi akhir, jua ada persamaan kata awal pada masing-masing 2 bari pertama serta dua baris terakhir bait tadi. Dua baris pertama yaitu buyi kemesraan ini sementara di 2 baris terakhir iterasi bunyi hatiku hening jiwaku tentram. Penggunaan kata yang sederhana dan berulang ini memunculkan keindahan tersendiri pada puisi lirik lagu tadi.

CITRAAN
Pencitraan yang ada pada puisi lirik lagu Kemesraan karya Iwan Fals ini ada tiga macam yaitu citra telinga serta gambaran pengelihatan.

1.citra indera pendengaran terdapat dalam tiga 2 baris yang berbeda, yaitu:
.... Bermain pada derunya air
deru air merupakan bunyi air (ombak) yg menderu-deru.
Suara alam ini .....
Suara gitarmu mengalunkan melodi mengenai cinta.
Ketiga hal tadi dapat diketahui melalui pendengaran.

2.citra pengelihatan
Citra pengelihatan bisa diketahui pada baris
Dan memandang ombak pada samudera yg kian menepi
Burung camar terbang....
Sinar mentari mulai tenggelam
Ketiga hal tersebut dapat diketahui melalui indra pengelihatan.

3. Citra Peraba
Citra peraba adalah suasana atau keadaan dalam puisi yang dapat diketahui melalui indra peraba (kulit). Citra peraba terdapat pada baris:
Suara alam ini hangatkan jiwa kita

Ada hati membara erat bersatu

Hangat serta membara adalah keadaan yang bisa diraasakan melalui indra peraba.

MAKNA
Puisi lirik Kemesraan karya Iwan Fals ini memiliki makna kesederhanaan serta kebersamaan. Untuk mampu merasakan kebersaman yang indah tidak perlu bermewah-glamor. Cukup menikmati keindahan alam yg sudah ada mengenai bahari serta seisi alam dan bersama orang yang disayangi semua akan terasa latif. Maka orang-orang yg beserta tersebut nir ingin cepat berlalu.

AMANAT
Ada 2 amanat atau pesan moral yang bisa diambil berdasarkan puisi lirik lagu Kemesraan karya Iwan Fals ini, yaitu:
1.Tentang kebersamaan,
Untuk menerima kebahagian serta ketenangan, tidak perlu sesuatu hal yang glamor. Cukup berkumpul dan menikmati keadaan beserta dengan orang kita sayangi itu sudah relatif.
2.Tentang cinta alam,

Dari lirik lagu Iwan Fals tadi ditunjukkan tentang keindahan alam, tentang ombak, mengenai suara alam, serta surya karam (senja), dan mengenai burung camar. Hal itu menampakan bahwa keadaan alam (latar) dalam puisi lagu tadi masih terjaga. Apabila tidak terjaga maka telah tidak latif lagi.