PENANGANAN IKAN DI ATAS KAPAL

Penanganan ikan pada atas kapal - Ikan merupakan asal makanan hewani yang banyak mengandung protein yang sangat baik buat kesehatan insan. Dibandingkan dengan daging fauna lainnya (daging hewan darat), daging ikan lebih cepat mengalami penurunan mutu maka perlu penanganan yang baik.

jadi Untuk mendapatkan mutu ikan yang baik, maka ikan perlu menerima penanganan yg cepat dan sempurna. Kerusakan atau penurunan mutu ikan bisa terjadi segera setelah ikan mengalami kematian.

Peristiwa ini terjadi karena prosedur pertahanan normal ikan terhenti setelah ikan mengalami kematian. Dan Kematian ikan pada waktu ikan terangkat ke atas kapal.


Penanganan ikan output tangkapan pada prinsipnya terjadi di 2 tempat, yaitu: pertama waktu ikan masih berada di atas kapal serta yg kedua ketika ikan telah pada daratkan di pelabuhan, akan namun penanganan di kapal dan sehabis didaratkan di pelabuhan adalah satu mata rantai yang tidak mampu dipisahkan satu dengan yang lainnya lantaran penanganan sebelumnya akan mensugesti mutu output akhir berdasarkan produk hasil tangkapan.

Penanganan Ikan Di Atas Kapal


Penangkapan ikan pada bahari menggunakan hasil yg optimal nir akan memiliki arti jika pada pada penanganan ikan output tangkapan, nir memperhatikan faktor kesejukan serta kesehatan ikan. 

Faktor kesejukan dan kesehatan ikan merupakan faktor yang mutlak buat diperhatikan agar kualitas/mutu ikan terjamin, sebagaimana sebagai isu dunia pada waktu ini.

Jenis ikan yg mempunyai arti penting dalam perdagangan internasional dewasa ini merupakan tuna (Thunnus Spp.) serta cakalang (Katsuwonus pelamis). Tuna adalah komoditas unggulan perikanan Indonesia dan menempati urutan kedua ekspor perikanan Indonesia selesainya udang.  

Menurut penilaian Komisi Stock Assesment tahun 1999 potensi sumberdaya ikan (SDI) Indonesia sebanyak 1.053.500 ton per tahun, diantaranya stok tuna sebesar 223.700 ton per tahun. 

Dengan demikian peluang pengembangan komoditas tuna masih bisa sebagai tumpuan asa sekaligus tantangan pada kegiatan ekonomi bangsa Indonesia.

Indonesia adalah pemasok ikan tuna (tuna mata besar dan ekor kuning) di pasar jepang. Namun pengimpor ikan pada pasar Tsukiji-Jepang mengeluh, karena ikan tuna dalam bentuk segar dan bahan standar sashimi atau sushi yg asal menurut Indonesia mengalami penurunaan ukuran serta mutu (Warta Pasar Ikan, Nopember 2006).

Pada bulan Mei tahun 2004, Komisi Kesehatan serta Perlindungan Konsumen Uni Eropa melarang ekspor ad interim ikan tuna segar berdasarkan 16 perusahaan Indonesia karena mengalami pembusukan atau histamine serta mengandung logam berat. Selain 16 perusahaan yg terkena larangan ekspor itu, Departemen Kelautan dan Perikanan sudah mencabut biar ekspor 11 perusahaan demi menghindari impak lebih buruk lagi. (tempointeraktif, 2005).

Keracunan kuliner akibat mengkonsumsi produk perikanan kemungkinan mampu terjadi, sebagai akibatnya produk perikanan perlu ditangani menggunakan serius supaya tidak berbahaya bagi konsumen. 

Pada umumnya keracunan makanan akibat mengkonsumsi dalam beberapa jenis ikan disebabkan oleh toksin, yaitu scrombrotoxin, ciguatoxin, dan tetradotoxin. Ikan tuna termasuk golongan Scrombroidae yang didalam dagingnya memungkinkan terbentuk scrombrotoxin, sehinggga apabila nir ditanganani dengan baik bisa menyebabkan keracunan. 

Senyawa pada ikan Scombroidae yg dapat menyebabkan keracunan adalah histamin yg adalah output asam amino bebas histidin sang enzim histidine dekarboksilase.

Penanganan ikan output tangkapan buat nelayan skala kecil pada umumnya memakai bantuan es. Sedangkan buat kapal-kapal skala insdustri memakai sistem pendinginan menggunakan mesin refregrasi, menggunakan hasil tangkapan pada bentuk beku atau bentuk segar (fresh fish) memakai air bahari dingin yg lebih dikenal menggunakan sebutan RSW (Refregrated Sea Water). 

RSW (Refregrated Sea Water) dalam ketika ini telah poly dipakai untuk penanganan ikan tuna segar yg mempunyai nilai jual tinggi.

Penanganan Ikan Di Atas Kapal

KENDALA OPERASIONAL RAWAI TUNA

Kendala Operasional Rawai Tuna - Usaha pada sektor perikanan, apalagi buat usaha penangkapan ikan  secara generik pada taraf operasional tentu saja akan mengalami aneka macam permasalahan dan kendala. Tak terkecuali usaha operasional pada penangkapan ikan rawai tuna. Rawai tuna dalam ketika ini memang sedang goyah. Selain karena susahnya daerah penangkapan ikan juga permasalahan perijinan dan permasalahan mengenai anak butir kapal.
Selain hal teknis pada atas adalah jua perseteruan lainnya yaitu penurunan kualitas dalam hasil perikanan. Mungkin penurunan mutu tadi pada karenakan kurangnya penanganan baik pada atas kapal maupun penanganan pada darat.
Permasalahan rawai tuna atau Long Line Tuna sangatlah komplek, tidak hanya pertarungan teknik serta harga ikan tuna. Tetapi perseteruan yang fundamental adalah pemasalah menurut segi operasiomal.

Lantas apa yg menjadi kendalanya :

Kendala Operasional Rawai Tuna

A. Penentuan daerah penangkapan ikan

Dalam memilih fishing Ground atau DPI yang masih menggunakan metode-metode tradisional. Para Nelayan kita masih menggunakan pola.norma lama   di mana satu wilayah penangkapan akan terus dalam singgai tanpa mau berpindah & mencari fishing ground baru.

Perkembangan teknologi mengharuskan para  pengusaha  atau pun nelayan rawai tuna buat terus mengupdate kemampuan baik secara pengaflikasian jua mencari keterangan.

Upaya tadi buat bersaing dalam upaya penangkapa ikan. Penggunaan teknologi yang terus berkembang menyebabkan operasi kapal rawai yang belum menggunakan teknologi terkini susah bersaing menggunakan kapal rawai yang menggunakan teknologi terbaru. Penggunaan teknologi terbaru akan lebih cepat memilih daerah penangkapan ikan & berakibat dalam fokus porto operasional.

B. Kurang memahami Teknologi Peralatan Bantu Penangkapan.

Posisi Setting dan hauling pada indera tangkap rawai yang umumnya panjang (berkisar antara 800-2000 mata pancing panjangnya mencapai ratusan kilometer) menuntut kemampuan, keterampilan  serta kecakapan ABK dalam penggunaan alat-indera tangkap serta indera-indera pendukung lainnya. Ketrampilan ini bisa di dapatkan melalui diklat diklat perikanan sebelum ABK pada kirim ke Kapal penangkap Ikan

Kurangnya kecakapam akan menyebabkan Kesalahan dalam penurunan dan pengangkatan rawai menyebabkan dalam kecelakaan contohnya putusnya tali, tersangkutnya kail atau kecelakan kerja yg lainnya.

C. Penanganan Mutu pada atas kapal.

Penanganan ikan hasil tangkapan Bisa pada atas kapal maupun penanganan pada darat. Untuk ABK kapalm long line pada haruskan menguasai teknik penangan tersebut di atas kapal.

Dalam kapal Penangkap rawai tuna ini umumnya telah memenuhi baku kualitas penanganan mutu yg diinginkan sang konsumen. Dan Para pengusaha sudah mengerti mengenai standart tadi , sekarang giliran para ABK buat mampu tahu pentingnya kualitas mutu.

Namun demikian, penanganan ikan pun membutuhkan keterampilan pemilahan ikan menurut kail dan penggunaan teknologi yang digunakan buat menyimpan ikan.
Solusi Operasional Rawai Tuna yang Efektif serta Efisien

Solusi usaha perikanan rawai tuna yang efektif serta efisien bukanlah jawaban yang gampang. Tetapi demikian, penulis mencoba membahas berdasarkan faktor-faktor hambatan sebagaimana dijelaskan dalam atas.

Teknologi yg dipakai dalam pemanfaatan sumberdaya tuna diadaptasi dengan sifat & tingkah laris  ikan target. Tuna (Thunnus spp.) & ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) adalah jenis ikan perenang cepat yg bergerombol. 

Oleh karenanya, indera tangkap ikan menggunakan rawai tuna wajib disesuaikan memakai sifat serta tingkah laku ikan yang menjadi tujuan penangkapan.

Umumnya tuna dan cakalang dapat tertangkap dalam keldalaman 0-400 meter. Salinitas perairan yang disukai berkisar 32-35 ppt atau pada perairan oseanik & suhu perairan berkisar17-31o C.

Penentuan wilayah penangkapan dengan tepat bisa dilakukan dengan dukungan banyak sekali keterangan dan bantuan teknologi yg terus berkembang selain menggunakan secara visual tertentu pada perairan.

Penggunaan teknologi ketika ini merupakan penginderaan jauh kelautan & hidroakustik yg menentukan daerah penangkapan memakai menganalisis secara ekamatra kimiawi perairan. Riani (1998) menngungkapkan bahwa penggunaan teknologi sangat membantu pada pencarian sumberdaya ikan yang baru, menjadi akibatnya akan meningkatkan kecepatan pengambila keputusan atau kebijakan, terutama buat menetapkan wilayah penangkapan ikan supaya potensi ikan bisa dipertahankan.

Keterampilan ABK dalam penggunaan alat-indera tangkap dan indera-indera pendukung lainnya merupakan tuntutan pada pengoperasian rawai tuna pada laut lepas.

Kemampuan tersebut diperlukan agar proses operasi mulai menurut pencarian daerah penangkapan ikan mampu segera diketahui menggunakan teknologi akustik & inderaja terbaru, penurunan serta pengangkatan rawai berhasil dengan baik, penanganan ikan tangkapan jua memenuhi standar baku yang dipengaruhi sang konsumen.

UJI COBA PALKAH BERINSULASI

Uji coba palkah berinsulasi- Dalam rangka peningkatan daya saing yang merupakan galat satu arah kebijakan pembangunan perikanan tangkap pada RPJM III 2015-2019, 

khususnya pada perbaikan kualitas kapal dan wahana penanganan ikan diatas kapal keliru satu buat mendukung acara tersebut adalah menggunakan penerapan teknologi palka ikan berinsulasi pada perahu motor nelayan penangkap ikan tuna. 


Ikan tuna (Thunnus Spp.) merupakan salah satu komoditas unggulan perikanan Indonesia, serta menempati urutan ke 2 ekspor perikanan Indonesia selesainya udang. 


Namun konflik kualitas serta keamanan produk ikan hasil tangkapan perlu mendapat perhatian yg berfokus, karena tuntutan konsumen yang semakin meningkat. 

UJI COBA PALKAH BERINSULASI

UJI COBA PALKAH BERINSULASI - Disisi lain, dalam kaitannya dengan perdagangan bebas, terwujudnya jaminan mutu dan keamanan pangan produk perikanan akan menaikkan daya saing produk perikanan Indonesia di pasar global.

Kegiatan ini dilaksanakan di perairan Maluku. Dan seperti kita ketahui galat satu basis penangkapan ikan tuna di Indonesia merupakan pada Provinsi Maluku. Hal ini dimungkinkan lantaran Provinsi Maluku merupakan sebuah kepulauan yg dikelilingi oleh wilayah perairanyang mempunyai potensi perikanan yang akbar.  


Potensi ikan tuna di perairan Maluku bhineka antar wilayah bahari. Hasil estimasi diperoleh bahwa potensi ikan tuna pada Laut Banda sebesar 21.026 ton/thn, di Laut Maluku sebesar 18.827 ton/thn, serta  di Laut Arafura sebesar 8.954 ton/thn. 


Spesies ikan tuna yg terdapat di perairan Maluku diantaranya Madidihang, Mata akbar, serta Albakora.kegiatan penangkapan ikan tuna pada Maluku dalam ketika ini tumbuh serta berkembang relatif pesat baik yang dilakukan menggunakan cara terkini menggunakan kapal akbar juga dengan cara tradisional menggunakan kapal kecil atau bahtera motor. 


Bertambah pesatnya aktivitas penangkapan ikan tadi berdampak terhadap semakin jauhnya wilayah penangkapan ikan (fishing ground) serta semakin lamanya waktu yang diperlukan dalam melakukan operasi penangkapan ikan. Hal ini berpengaruh terhadap mutu ikan output tangkapan.


Uji coba palkah berinsulasi

Palka ikan berinsulasi merupakan tempat menyimpan ikan output tangkapan yang menyatu menggunakan badan kapal, dinding-dindingnya dicor dengan polyurethane foam. Palka seperti ini umumnya masih ada dalam kapal-kapal ikan ukuran akbar (10 GT atau lebih). 

Dengan bahan tadi palka bisa kedap dan sanggup menunda genre udara panas dari luar, sebagai akibatnya bisa mempertahankan mutu ikan. Waktu pelaksanaan aktivitas ini berlangsung selama 15 (lima belas) hari berdasarkan tanggal 25 Maret 2014 sampai menggunakan 08 April 2014.lokasi aplikasi kegiatan pada Desa Asilulu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Propinsi Maluku.

Menurut Muhammmad najib,ST selaku perekayasa belia di BBPI,Semarang menyampaikan “Kerusakan atau penurunan mutu ikan dapat terjadi selesainya ikan mengalami kematian. Peristiwa ini terjadi karena prosedur pertahanan normal ikan terhenti sehabis ikan mengalami kematian. 

Cara yang paling krusial buat memperlambat penurunan mutu ikan adalah menggunakan menurunkan temperatur ikan secepat mungkin serta menjaganya tetap rendah.“

Berdasarkan output kegiatan Uji Coba Palka Ikan Berinsulasi dalam Perahu Motor Nelayan Penangkapan Ikan Tuna di Maluku, bisa disimpulkan menjadi berikut :

1.palka ikan berinsulasi yang dibuat mempunyai kapasitas 320 liter, bisa menampung 16 (enam belas) pangkas ikan tuna loin menggunakan berat homogen-rata 10 kg/loin beserta media pendinginnya. Daya tampung tadi setara dengan daya tampung 4 butir styrofoam box yg dibawa nelayan pada melakukan operasi penangkapan ikan.

2.konstruksi palka dibentuk mengikuti bentuk lambung kapal dan diletakkan dibagian tengah kapal (area yg digunakan buat menempatkan styrofoam box), sehingga tidak menggangu nelayan pada melakukan operasi penangkapan ikan serta penanganan ikan output tangkapan.

3.palka ikan berinsulasi memiliki kemampuan menurunkan temperatur ikan tuna hasil tangkapan nelayan menjadi 4,2 °C pada waktu dibongkar. Temperatur tadi sudah memenuhi persyaratan mutu bahan baku ikan tuna loin segar sinkron SNI 7530.dua:2009.

4.laju aliran panas akibat beban transmisi pada bagian atas dinding palka berinsulasi homogen-homogen sebesar 24,dua kkal/jam, sedangkan dalam bagian atas dinding styrofoam box homogen-homogen sebesar 93,tiga kkal/jam.hal ini menyebabkan temperatur rendah didalam palka ikan berinsulasi lebih terjaga.

5.laju genre panas akibat beban muatan didalam palka berinsulasi rata-rata sebesar 416,6 kkal/jam, sedangkan didalam styrofoam box rata-rata sebesar 312,5 kkal/jam. Hal ini menyebabkan penurunan temperatur ikan didalam palka ikan berinsulasi sebagai lebih cepat.

6.laju pencairan es didalam palka berinsulasi sebelum ikan dimasukkan homogen-homogen sebesar 0,tiga kg/jam, sedangkan didalam styrofoam box sebesar 1,4 kg/jam. Hal ini mengakibatkan kerugian es saat terjadi kegagalan penangkapan sebagai lebih mini dalam palka ikan berinsulasi.

Harapan nya menurut kegiatan uji coba ini merupakan meningkatnya daya saing produk perikanan Indonesia pada pasar global. Dan Palkah ini bisa diaflikasikan buat nelyan kecil yang lainnya.

Semoga Bermanfaat Artikel mengenai Uji coba palkah berinsulasi

ALAT BANTU PENANGKAPAN LONG LINE

Alat Bantu Penangkapan Long Line - Kapal Penangkap Ikan Long Line adalah Kapal Ikan yg termasuk dalam Kategori Kapal perikanan terbaru. Karena pada pengoperasiannya, Kapal Long line di di bantu dengan mesin mesin yg membantu aktifitas penangkapan. Long line adalah alat tangkap buat menangkap jenis Ikan Pelagis Besar seperti Tuna, Mekka, Dan Jenis Ikan Pelagis Besar lainnya. 

Keberadaan Mesin Bantu Penangkapan Sangat berperan penting buat mempermudah pekerjaan di atas kapal.

Alat Bantu Penangkapan Long Line

1. Line Thrower ( Line Caster)

Kapal-kapal long line berskala industri yg sudah dilengkapi menggunakan line arranger, pada umumnya dilengkapi line thrower. Line thrower diklaim juga line caster merupakan alat bantu penangkapan menjadi indera pelontar tali utama yang digerakkan dengan tenaga elektrik hidrolik, diletakkan di buritan kapal, dipakai pada waktu penebaran pancing (setting).


2. Line Hauler

Line hauler adalah alat bantu penarik tali primer pada waktu hauling berlangsung. Keberadaan alat ini absolut diperlukan, karena tali yang ditebar di perairan nir memungkinkan untuk ditarik memakai tangan biasa (manual), selain berat berdasarkan gaya beban dan gaya tarikan menurut seluruh rangkaian long line jua akan memerlukan saat yg usang sebagai akibatnya dianggap nir efisien. 

Line hauler pada umumnya digerakkan menggunakan tenaga elektronika hidrolik, dilengkapi menggunakan tuas pengatur kecepatan tarik supaya memudahkan penanganan penarikan tali utama, terutama pada ketika menaikkan ikan output tangkapan atau waktu terjadi kekusutan tali. 

Line hauler ditempatkan pada geladag kerja hauling (hauling working space). Kekuatan tarik dari line hauler disesuaikan dengan ukuran besar kecilnya kapal (Suwardiyono serta Nuryadi Sadono, 2004).

3. Line Arranger (Penyusun tali utama)

Pada kapal-kapal long line yg telah terkini alat-alat bantu penangkapannya dilengkapai alat-alat lain selain line hauler. Line arranger ditempatkan diatas main line tank (tangki penyimpanan tali utama) merupakan alat bantu penangkapan yg berfungsi sebagai penarik serta penyusun tali utama agar tertata rapi di pada main line tank ( BBPI Semarang, 2004).

4.branch Line Ace serta Buoy Line Ace

Branch line ace ditempatkan pada geladag kerja pada lambung kanan kapal dibelakang line hauler, merupakan alat bantu penangkapan sebagai penarik dan penggulung tali cabang (branch line) dengan memakai energi motor listrik. 

Sedangkan buoy line ace yg digunakan buat menarik tali pelampung (buoy line) pada ketika kegiatan hauling. Branch line dan buoy line yg telah diangkat dari air segera dilepas berdasarkan tali utama lalu digulung dengan branch line ace sesudah tergulung dan diikat kemudian ditempatkan dalam basket (keranjang) (Suwardiyono serta Nuryadi Sadono, 2004).

5.side Roller/ Line Guide Roller

Alat ini ditempatkan dalam dinding atau tepi lambung kapal serta berfungsi buat mengakibatkan main line terarah alurnya sebagai akibatnya dapat mengarah ke line hauler. Bahan side roller terbuat dari baja stainless serta kerjanya secara aktif (Nur Bambang et al, 1999).

6.slow Conveyor

Slow conveyor adalah alat bantu penangkapan berupa ban berjalan lamban, ditempatkan melintang kapal pada bawah line hauler. Fungsi line hauler merupakan menggeser tali utama yg sudah ditarik line hauler supaya tidak menumpuk dibawah line hauler tersebut. Sementara main line bergeser mengikuti conveyor tadi, main line ditarik oleh line arranger untuk disusun dan diatur dalam tangki penyimpanan tali primer (Suwardiyono dan Nuryadi Sadono, 2004).

7. Branch Line Conveyor

Branch line conveyor merupakan indera bantu penangkapan berupa ban berjalan. Alat ini ditempatkan pada sisi kiri kapal yang berfungsi memindahkan atau menghantar peralatan penangkapan seperti branch line, pelampung, tali pelampung berdasarkan geladag kerja didepan ke gudang penyimpanan indera tangkap pada buritan kapal. 

Pada kapal-kapal long line modern ukuran mini biasanya nir dilengkapi ini, karena jarak menurut geladag kerja didepan dengan gudang penyimpanan alat tangkap titik jauh (Suwardiyono dan Nuryadi Sadono, 2004).

Alat Bantu Penangkapan Long Line

7 FAKTOR ILLEGAL FISHING

7 Faktor Ilegal Fishing - Sudah sangat kentara bahwa illegal fishing adalah musuh bersama pada dunia perikanan. Lantaran yang kita tahu bahwa terdapat jutaan dollar yg di curi para pelaku illegal Fishing. 

Sebelum Kita Membahas mengenai bagaimana menjaga sumber daya ikan kita maka lebih baiknya kita mengetahui terlebih dahulu hal apa yang menjadikan maraknya illegal Fishing.


Hal yang mengakibatkan Sumber daya ikan indonesia pada curi maka yg di bicara kan adalah menurut beberapa faktor. Baik Baktor Intern dan Faktor Ekstren.


Dan Faktor -faktor уаng Paling Berperan menjadikan atau menyebabkan terjadinya Illegal fishing dÑ– perairan Indonesia  salah satu nya diantaranya tÑ–dаk terlepas  bahwa indonesia mempunyai potensi dan lingkungan yg strategis di global global tеrutаmа syarat perikanan dÑ– negara lаіn уаng mempunyai perbatasan laut, serta sistem pengelolaan perikanan dÑ– Indonesia Ñ–tu sendiri. 


Secara garis akbar dan dalam umumnya faktor penyebab tеrѕеbut dараt mengkategorikan sebagai 7 (tujuh) faktor, sebagaimana diuraikan dÑ– bаwаh ini. 


7 Faktor Ilegal Fishing


- Kebutuhan akan permintaan ikan dunia (demand) semakin tinggi, 

Ikan Sudah Menjadi Salah satu bahan pangan di dunia dan ikan sudah sebagai kmoditas yang bernilai jual tinggi. Dengan Tingginya harga serta permintaan namun disisi lаіn pasokan ikan dunia menurun, 

Di waktu Pasokan pada negara negara lain menurun maka terjadi overdemand tеrutаmа jenis ikan dаrі laut seperti Tuna. Para pengusaha ikan tadi pun akhirnya mengalihkan serta mencari Fishing groun atau tempat penangkapan ikan yg baru


Hal іnі pada atas maka mendorong armada perikanan dunia berburu ikan dі manapun dеngаn cara legal atau illegal. Mereka memanfaatkan setiap celah buat terus dapat menangkap ikan.

- Disparitas (perbedaan) harga ikan Dunia

Selain harga ikan yang tinggi pada global hal yang menjadi faktor illegal fishing merupakan perbedaan harga ikan. Baik Ikan segar utuh (whole fish) juga produk perikana  yang lainnya, Seperti dÑ– negara lаіn dibandingkan dÑ– Indonesia cukup tinggi sebagai akibatnya membuat mаѕіh adanya surplus pendapatan.

- Over Fishing

Dengan adanya penangkapan yg tak mengenal musim serta pada lakukan terus menerus maka keliru satu resikonya adalah kelangkaan ikan atau over fishing. Tempat Penangkapan ikan atau Fishing ground dі negara-negara lаіn ѕudаh mulai habis, ѕеmеntаrа dі Indonesia mаѕіh menjanjikan.

Dan Walaupun Di Indonesia ada pula wilayah pengelolaan perikanan yg jua mengalami over fishing namun untuk sebagian besar potensi nya masih belum di manfaat kan sang masyarakat indonesia sendiri,


Baca Juga ; Potensi SDA Kelautan Indonesia


Dengan Berkurangnya Pasokan pada negara asalnya maka kapal kapal asing tersebut terus berupaya serta  mеrеkа harus mempertahankan pasokan ikan untuk konsumsi mеrеkа dan wajib mempertahankan produksi pengolahan dÑ– negara tеrѕеbut tetap bertahan. 

Kekayaan SDI Indonesia


Seperti Kita Ketahui beserta bahwa garis pantai Indonesia merupakan no 4 terpanjang di dunia serta luas Laut Indonesia ѕаngаt  terbuka, 

dÑ– sisi lаіn kemampuan pengawasan khususnya armada pengawasan nasional (kapal pengawas) mаѕіh ѕаngаt terbatas dibandingkan kebutuhan untuk mengawasai wilayah rawan. 


Luasnya daerah bahari уаng menjadi yurisdiksi Indonesia dan fenomena mаѕіh ѕаngаt terbukanya ZEE Indonesia уаng berbatasan dеngаn laut lepas (High Seas) sudah sebagai magnet penarik masuknya kapal-kapal ikan asing juga lokal buat melakukan illegal fishing.

Terbukanya perizinan dan pengelolaan

Sistem pengelolaan perikanan pada bentuk sistem perizinan waktu Ñ–nÑ– bersifat terbuka (open acces), pembatasannya hаnуа terbatas pada alat tangkap (input restriction). 

Hal іnі kurаng cocok јіkа dihadapkan pada syarat faktual geografi Indonesia, khususnya ZEE Indonesia уаng berbatasan dеngаn laut lepas.


Baca Juga ; Modus Baru Praktek Illegal Fishing

Kurangnya Pengawasan

Alasan ini terus menjadi permasalah yang klasik dari pada mulainya kurangnya aturan serta kurangnya asal daya manusia serta belum bisa teroptimalkan dengan sangat berfokus.

Salah satu perseteruan yg belum teratasi adalah Mаѕіh terbatasnya wahana dan prasarana supervisi serta SDM pengawasan khususnya dаrÑ– sisi kuantitas. 


Sеbаgаі gambaran, ѕаmраі dеngаn tahun 2008, baru masih ada 


- 578 Penyidik Perikanan (PPNS Perikanan) serta 


- 340 ABK (Anak Buah Kapal) Kapal Pengawas Perikanan. 


Jumlah tersebut, tentunya ѕаngаt bеlum sebanding dеngаn cakupan luas wilayah laut уаng wajib diawasi. Hal ini, lebih diperparah dеngаn keterbatasan sarana dan prasarana pengawasan.


Baca Juga ; Perikanan Di Perbatasan Filipina

Lemahnya Penegakan Hukum

Persepsi atau cara pandang dalam menindaklanjuti pelanggaran Illegal Fishing masih poly kesimpang siuran dan bentuk langkah kerjasama aparat penegak aturan mаѕіh pada penanganan perkara tindak pidana perikanan mаѕіh bеlum solid, 

Tеrutаmа pada hal pemahaman tindakan aturan, dan komitmen operasi kapal pengawas dі ZEE. Mereka Masih banyak yang berjalan sendiri sendiri tanpa adanya satu komando. Padahal dalam hal ini sudah timbul Satuan Tugas yg spesifik menangani Praktek Illegal Fishing Yaitu Satgas 115.


Kegiatan Illegal Fishing dÑ– WPP-RI sudah menyebabkan kerugian уаng akbar bagi Indonesia. 


- Overfising, overcapacity, 


- ancaman terhadap kelestarian sumberdaya ikan, 


- iklim usaha perikanan уаng tÑ–dаk kondusif, 


- melemahnya daya saing perusahaan dan 


- termarjinalkannya nelayan merupakan pengaruh konkret dаrÑ– aktivitas IUU fishing. 


Kerugian lаіn уаng tіdаk dараt dі nilai secara materil nаmun ѕаngаt terkait dеngаn harga dіrі bangsa, аdаlаh rusaknya citra Indonesia pada kancah International lantaran dianggap tіdаk bisa buat mengelola perikanannya dеngаn baik.


Untuk dараt mengetahui, kerugian materil уаng diakibatkan оlеh Illegal fishing perlu ditetapkan angka perkiraan dasar аntаrа lain: 


- diperkirakan jumlah kapal asing dan eks asing уаng melakukan IUU fishing lebih kurang 1000 kapal,


- ikan уаng dicuri dаrÑ– kegiatan IUU fishing serta dibuang (discarded) sebesar 25% dаrÑ– stok (perkiraan FAO, 2001). 


Dеngаn asumsi tadi, јіkа MSY(maximum sustainable yield = tangkapan lestari maksimum) ikan = 6,4 juta ton/th, 


maka уаng hilang dÑ– curi dan dibuang sekitar 1,6 juta ton/th. JÑ–kа harga jual ikan dÑ– luar negeri homogen-homogen 2 USD/Kg, maka kerugian per tahun bіѕа mencapai Rp 30 trilyun.


Baca Juga ;


Aspek Hukum Pada Illegal Fishing

PEMBANGUNAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI INDONESIA TANTANGAN DAN PELUANG

Pembangunan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Indonesia, Tantangan Dan Peluang
Sejarah Peradaban Manusia mencatat bahwa 50 tahun terakhir peran teknologi kabar dan komunikasi sudah sebagai bagian utama penentu mobilitas peradaban umat insan. Sebutlah bidang kemanusiaan apa yg ketika ini tidak tersentuh sang teknologi liputan dan komunikasi ini. Bidang ekonomi, perdagangan, pertahanan keamanan, bidang sosial, pendidikan tidak ada satupun yg tidak tersentuh sang teknologi fakta serta komunikasi.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah berkembang sangat jauh waktu ini serta telah merevolusi cara hayati kita, baik terhadap cara berkomunikasi, cara belajar, cara bekerja, cara berbisnis, dan lain sebagainya. Era kabar menaruh ruang lingkup yg sangat besar buat mengorganisasikan segala kegiatan melalui cara baru, inovatif, instan, transparan, seksama, sempurna saat, lebih baik, menaruh kenyamanan yang lebih dalam mengelola serta menikmati kehidupan.

Dengan teknologi informasi serta komunikasi semua proses kerja serta konten akan ditransformasikan dari fisik dan statis menjadi digital, mobile, impian serta personal. Akibatnya kecepatan kinerja usaha meningkat dengan cepat. Kecepatan proses semakin tinggi sangat tajam pada poly kegiatan terkini manusia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa poly aktivitas yg berubah sebagai sangat cepat, proses Analisa perdagangan (trading analytics) contohnya, yang dahulu membutuhkan waktu 30 mnt sekarang hanya membutuhkan lima dtk; Operasional penerbangan (airline operation), yg dahulu 20 mnt kini hanya 30 dtk; Pertanyaan-pertanyaan yg diterima oleh call center (call center inquiries), yg dahulu membutuhkan waktu 8 jam, menggunakan donasi expert information system kini hanya membutuhkan saat 10 dtk; Penelusuran posisi keuangan (track financial position), yg dahulu membutuhkan saat 1 hari penuh, sekarang hanya 5 mnt; Supply chain updates, yang dahulu 1 hari sekarang hanya 15 mnt; Transfer dokumen (document transfer) yg dahulu 3 hari, sekarang hanya 45 dtk; Aktifasi telepon (phone activation) yg dahulu 3 hari kini hanya 1 jam; Pemulihan gudang data (refresh data warehouse) yg dahulu 1 bulan sekarang hanya 1 jam; Penyelesaian dagang (trade settlement) yg dahulu 3 hari, kini hanya 1 hari; Pemesanan PC (build to order PC) yg dahulu 6 hari, sekarang hanya 24 jam.

Bagaimana memanfaatkan Teknologi ini buat menaikkan daya saing Nasional misalnya menjadi tugas yang nir ringan1. Sampai dua tahun yang lalu daya saing Indonesia masih menempati urutan ke-58 berdasarkan 60 negara di dunia. Posisi ini balik turun. Kurang berdasarkan dua pekan menurut hari ini kembali kita mendengarkan adanya pengumuman ranking daya saing Indonesia yg balik diturunkan peringkatnya menjadi negara yang memiliki daya saing yg rendah di dunia. 

Human Development Index Indonesia dalam Tahun 2004 masih menempati urutan ke-111 berdasarkan 177 negara dan urutan ke-5 berdasarkan negara ASEAN, E-Readiness Indonesia (kesiapan infrastruktur teknologi kabar dan komunikasi, dan kebijakan lingkungan usaha serta sosial yang mendukung) pada tahun 2005 menempati urutan ke-59 menurut 64 negara.

Realitas syarat ini memberikan kesempatan yang luas bagi Tekonologi Informasi dan komunikasi buat berperan lebih luas. Ruang perkembangan yg sangat luas inilah yg menaruh kesempatan bagi semua rakyat negara, bahkan termasuk para Lulusan Jurusan Ilmu Komputer Unika Parahyangan ini buat ikut berperan mengisinya. Itulah mengapa topik Keynote Speech saya saat ini berkaitan dengan tantangan dan peluang bagi para lulusan Jurusan Ilmu Komputer.

Marilah kita berjalan-jalan melihat seluruh wilayah negeri ini. Marilah kita melihat-lihat garis pantai yg bahkan lebarnyapun akan jauh lebih panjang dibandingkan menggunakan panjang benua Eropa. Negeri kita mempunyai garis pantai terpanjang di semua global. Apa yang dapat dilakukan oleh TIK terhadap kharakter spesial alam negeri ini? Apa yg menjadi kelebihan dari garis pantai yang lebar, apa yg menjadi kekurangannya, apa yg menjadi kelemahan serta kekuatannya ?

Baru-baru ini kita mendengar keberhasilan Polisi Republik Indonesia membongkar penyelundupan 1 Ton narkoba yg dikirim oleh para pengedar obat terlarang ini menurut galat satu lokasi pantai dari ribuan kilometer garis pantai yg kita miliki. Dengan garis pantai yang ribuan kilometer yg kita miliki ini, sebenarnya membuat negeri ini sebagai sangat terbuka. Hampir nir mungkin buat mengendalikan serta mengontrol semua kegiatan yang dilakukan pada titik-titik pantai di perairan laut yang kita miliki. Bagaimana TIK berperan dalam memecahkan kasus misalnya itu ? Ada kesempatan yang luar biasa besar bagi TIK buat ikut membenahi masalah-perkara seperti ini. Yang berarti terbuka peluang yg sangat luas bagi para lulusan ilmu komputer buat ikut berperan langsung.

Marilah kita lihat kini kekayaan alam laut yang kita miliki. Bangsa kita ini mempunyai asal daya alam yang paling banyak ragamnya di muka bumi ini. Belum pernah ada sebuah lokasi yang mempunyai keragaman kekayaan alam laut sebanyak yang diberikan oleh Tuhan kepada Bangsa ini.

Ada sebuah data menurut Departemen Kelautan dan Perikanan (Data September 2005) yang mengungkapkan bahwa di tahun 2005 ada sekitar 5 juta orang penduduk pada Pulau General Santos Filipina yang menikmati output bahari Indonesia menurut sebanyak 250 kapal ikan Filipina yang menangkap ikan pada Indonesia secara resmi. Data ini membuat ijin menangkap ikan yg tadinya diberikan terpaksa dihentikan dalam tahun itu, lantaran diperkirakan masih ada jutaan ton ikan per tahun yang diangkut ke negara tetangga itu tanpa terdapat bagi output menggunakan Indonesia.

Dari data yg dimiliki sang Departemen yg sama misalnya ketika ini masih ada potensi lestari ikan laut sebesar 6,2 juta ton ikan yang baru tereksploitasi lebih kurang sebesar 3,5 juta ton ikan saja (kurang menurut 56 %).

Sebanyak 65 % potensi ikan tuna global ternyata dimiliki oleh Indonesia. Sisanya 35 % dibagibagi di banyak perairan bahari lain di muka bumi. Data yg luar biasa ini memberikan keterangan pada kita bahwa negeri ini sangat kaya raya. Jutaan dollar potensi hasil bahari yang kita miliki bisa kita pendayagunaan buat menyediakan dana yang relatif bagi kesejahteraan negeri. Jutaan dollar potensi laut yg kita miliki akan menaruh dana yg cukup bagi puluhan juta famili miskin serta jutaan pengangguran yang ada pada Indonesia ini contohnya. Di sinilah kiprah krusial TIK pada Indonesia. Peran penting TIK adalah membantu mengidentifikasi kekayaan yang dimiliki oleh negeri, membantu proses eksploitasi serta pemanfaataannya, dan membantu mengarahkan kelebihan yang dimiliki sang kekayaan alam yg melimpah ruah ini untuk memecahkan aneka macam kasus yang dihadapi sang negeri.

Dalam kegiatan pengembangan embrio usaha dikenal kata technopreneurship. Sebuah kegiatan pengembangan usaha yang mengedepankan kemandirian dalam bidang permodalan kerja dan berorientasi dalam utilitas dan penggunaan keunggulan teknologi termasuk teknologi keterangan. Kita melihat dengan konkret bukti dari technopreneurship ini pada Lembah Silicon. 

Hampir 80 % usaha industri yang waktu ini mendominasi dunia dibangun dari lembah silicon dengan pendekatan technopreneurship ini. Marilah kita lihat fenomena Google yang ketika ini memiliki nilai bisnis lebih dari 120 milyar dollar yang mengungguli pendahulunya Yahoo yg waktu ini mempunyai nilai usaha hanya 60 milyar dollar. Bandingkan nilai bisnis ini dengan contohnya nilai Bisnis PT Telkom Tbk. Yg baru mencapai kurang berdasarkan 1/2 dari nilai bisnis Yahoo. Nilai usaha akbar yang dicapai sang perusahaan-perusahaan berbasis TIK ini ternyata dibangun pada awalnya sang pengembangan nilai-nilai technopreneurship di lembah silicon. 

Kita mampu mengusung konteks technopreneurship ini dalam pemanfaatan keunggulan TIK di Indonesia terhadap berlimpahnya sumber daya alam yg ada pada Indonesia. Di sini dan pada konteks yg sama para lulusan jurusan Ilmu Komputer dapat menemukan kiprah penting serta peluang yg sangat akbar untuk tumbuh serta berkembang.

Terkait dengan hal ini pula perlu saya ingatkan lingkungan industri buat memperhatikan sektor riset dan development. Panduan normal buat alokasi dana Riset serta Pengembangan merupakan sebesar 5 % s.D. 25 % berdasarkan total nilai penjualan yang dimiliki sang perusahaan. Besarnya nilai yang diinvestasikan buat aktivitas R&D ini akan menjadi salah satu pendorong keluarnya aktivitas terkait technopreneurship2. Pengalokasian dana lebih besar buat aktivitas R& D ini akan mendorong lebih cepat technopreneurship.

Sebelum mengurai lebih lanjut betapa luasnya manfaat teknologi Informasi dalam kehidupan kita marilah kita melihat sebentar apa yang sudah terjadi dalam bangsa ini beberapa waktu yg kemudian, serta apa peran Teknologi Informasi serta Komunikasi pada sana.

Baru-baru ini waktu terjadi rangkaian bala Tsunami serta gempa bumi akbar pada Pantai Selatan Pulau Jawa, Yogyakarta, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam teknologi keterangan serta komunikasi hadir membantu remediasi semua kehidupan rakyat korban bala. Ratusan ribu korban yg berguguran menciptakan aktivitas penanganan pasca bala wajib dilakukan dengan sangat cepat. Rusaknya infrastruktur jalan, jaringan telekomunikasi, instalasi listrik, perumahan, dan aneka macam sarana penunjang kegiatan sosial lain menciptakan penanganan korban sebagai sangat tidak gampang.

Teknologi kabar dan komunikasi hadir serta menaruh poly kemudahan dalam proses pengungsian terbesar dalam sejarah Republik ini. Dengan perangkat telepon satelit yg mini serta mudah dibawa; proses evakuasi korban, hadiah bantuan, serta pemantauan keadaan korban bala menjadi gampang dilakukan. Tidak terbayangkan apa yang terjadi di NAD serta Sumatera Utara, Pantai Selatan Pulau Jawa, serta Yogyakarta pasca bala Tsunami serta gempa tanpa donasi teknologi warta dan komunikasi.

Di Nagroe Aceh Darussalam diakui atau nir bencana Tsunami sudah menyebabkan sebuah periode sejarah peradaban manusia Indonesia musnah dari Bhumi Serambi Mekah itu. Demikian juga di Yogyakarta, serta wilayah-daerah pantai pesisir selatan Pulau Jawa.

Selain musnahnya jiwa serta harta, terdapat tak terhitung data dan informasi yang hancur pasca bala tadi. Informasi yg dikumpulkan selama ratusan tahun di Bhumi Aceh misalnya hilang beserta dengan seratus ribu lebih jiwa. Bahkan hingga ketika ini Kita nir memahami warta krusial apa saja yang telah hilang dampak bala besar itu. Informasi itu mungkin sangat dibutuhkan pada masa yg akan datang, dan sampai waktu ini kita juga nir mengetahui bagian Dunia masa depan merupakan global yg dipenuhi jalinan berita masa lalu dan masa sekarang yg rumit. Sebuah bangsa akan kehilangan jati dirinya jika ada setitik jalinan informasi ini yg hilang. Sampai waktu ini ilmu pengetahuan masih belum mengetahui paras integral kondisi masa kemudian peradaban serta kehidupan yang ada pada dunia. Banyak rahasia tak terpecahkan yang timbul lantaran adanya missing link warta. Dan missing link yg timbul ini terbukti poly membuat manusia terbaru malah kehilangan jati dirinya, tidak mengerti arah serta tujuan berkembangnya peradaban. Dan di masa sekarang missing link informasi ini sanggup berarti keluarnya poly kerusakan besar di global.

Tugas kita yg hayati pasca bencana Tsunami yang baru kemudian adalah bagaimana memanfaatkan keunggulan Teknologi Informasi ini buat melindungi keterangan pada seluruh Indonesia, supaya jika ada bala atau kerusakan besar yang melanda, nir lagi ada kemusnahan berita massal yg menciptakan bangsa ini kehilangan jati dirinya.

Puluhan ribu bahkan seratus ribu lebih yg gugur pasca rangkaian bala tadi, memberikan pesan kepada kita yg masih hidup supaya memanfaatkan teknologi fakta buat menjaga kabar berharga pada lebih kurang kita, buat bekal kehidupan bangsa ini pada masa depan. 

Dengan nasabah yang masih berupa lembaran-lembaran kertas, bagaimana menyelamatkan obligasi, surat-surat berharga, yang ketika ini sebagaian besar terbuat dari lembaran kertas. Dalam dunia pendidikan seratus ribu lebih file ijazah sekolah musnah. Dan jutaan data nilai output pendidikan ratusan ribu anak didik pada NAD juga hilang tersapu bala. Bagaimana melalui proses legalisasi pendidikan bila data mengenai output pendidikan bertahun-tahun hilang misalnya ini? Bukankah proses legalisasi pendidikan pada Republik ini masih mengedepankan peranan lembaran kertas yg terlegalisasi ? Bagaimana nasib puluhan ribu lulusan pendidikan yang akan masuk global kerja tanpa adanya legalisasi output pendidikan ?

Bencana beruntun yg terjadi itu kita pulang diingatkan bahwa negeri kita berada di lokasi ring of fire, sebuah negeri yg paling banyak memiliki potensi terkena guncangan gempa.

Tidak mampu kita bayangkan betapa lebih hancurnya Bangsa Indonesia, apabila bala-bencana ini terjadi di Ibu Kota Jakarta, contohnya. Sebuah kota yang memuat lebih menurut 99 % informasi tentang hidup dan kehidupan Bangsa Indonesia. Betapa poly keterangan vital Bangsa yg hancur bila bencana seperti ini terjadi pada Jakarta.

Sungguh Tuhan masih mencintai bangsa Indonesia. Tanah serambi Aceh, Yogyakarta, pantai selatan Pulau Jawa, serta beberapa lokasi negeri ini, buat kesekian kalinya telah memposisikan diri sebagai penyelamat semua Bangsa. Dengan bersedia mendapat rangkaian bencana ini dari Tuhan, maka sebenarnya semua Bangsa Indonesia akan terselamatkan.

Bencana-bencana akbar yg melanda, pada hakekatnya adalah keliru satu bentuk kecintaan Tuhan Yang Maha Esa pada bangsa Indonesia, buat menaruh ruang pembelajaran akbar bagi Bangsa ini terutama terhadap pengelolaan warta. Hanya saja mampukah kita seluruh ketika ini menarik pesan tersirat besar dari peristiwa ini ?

Itulah sekelumit peran besar Teknologi Informasi dalam menyelamatkan Bangsa ini. Contoh kasus penanganan bala yang terjadi di beberapa lokasi bala menggunakan donasi Teknologi Informasi dan Komunikasi sebenarnya telah menunjukkan paras dan kiprah krusial Teknologi ini bagi bangsa kita pada masa sekarang serta masa-masa yang akan datang.

Transformasi telah terjadi di seluruh bidang hidup insan dampak Teknologi Informasi. Sampai pertengahan 2006 yg kemudian contohnya Time Magazine mencatat nomor usaha biro jodoh pada internet mencapai lebih 500 juta dollar atau sekitar lima Trilyun rupiah. Di dalam negeri akhir Maret 2006 yg kemudian lebih berdasarkan 1 juta orang nasabah perbankan sudah memakai mobile banking berbasis sms (sms-banking) pada 17 bank Nasional. Bisnis dan bahkan kegiatan personal ketika ini dapat dilakukan dengan sangat efisien menggunakan donasi Teknologi ini.

Sebagai citra betapa besarnya nilai transaksi yang berkait menggunakan kegiatan berbasis online ini misalnya dapat dicermati dari transaksi keuangan yang waktu ini dilakukan Bank Indonesia menggunakan sistem RTGS (real time gross settlement). Volume transaksi yang dilakukan sang sistem yang dibangun sang Bank Indonesia ketika ini telah mencapai rata-homogen Rp 111 triliun rupiah sehari berdasarkan sekitar 18.900 transaksi (bandingkan dengan kliring harian sebanyak 300.000 warkat menggunakan jumlah rata-homogen Rp.4,9 triliun)4? Aktivitas transaksi elektro yg berasal dari kartu kredit, mesin ATM, transaksi elektro antar perusahaan sudah mencapai 81 Trilyun per hari.

Aktivitas E-Commerce dunia berbasis web juga sudah mencapai nilai yang nir kalah akbar. Sebagai gambaran lain tentang besarnya pasar dan aktivitas manusia yang telah terhubung dengan kegiatan e-commerce adalah statistis jumlah pengguna internet di dunia dan gambaran kecepatan perkembangannya6. Pada tahun 1994 jumlah pengguna internet dunia hanya 3 juta orang. Jumlah ini berkembang menggunakan pesat dan dalam ketika 4 tahun pada tahun 1998 jumlahnya sudah mencapai 100 juta pengguna7. Setiap hari jumlah pengguna internet sudah berkembang sebanyak 600 ribu orang per hari8, sebesar 1000 situs per hari tampil di internet pada tahun 2006 ini. Bandingkan jua data ini dengan data berdasarkan DFC Intelligent yang menyampaikan penjualan game on line dunia mencapai nilai lebih dari 3 milyar dollar dalam tahun 2006 serta diperkirakan akan mencapai 13 milyar dollar pada tahun 20119.

Pada tahun 2006 jumlah pengguna internet diperkirakan mencapai jumlah lebih berdasarkan 1 Milyar orang di semua dunia. Karakter pasar raksasa ini tidak sama menggunakan pasar konvensional yang dibatasi oleh koridor ruang serta waktu. Pasar super besar internet ini merupakan pasar tunggal menggunakan karakter sangat terbuka. Tanpa melihat posisi negara yang tidak sinkron dan tanpa melihat dan mengikutsertakan karakter pembuat dan konsumen, maka pasar internet secara hakikat merupakan pasar terbesar yang pernah dibangun sang umat insan.

Pada tahun 1996 penerimaan yg diperoleh dari konsumen e-commerce mencapai nilai sebanyak 1,8 milyar dollar Amerika. Pada tahun 2002 mencapai nilai 26 milyar dollar Amerika.

Pada tahun 2002 jumlah ini berkembang dalam kisaran 42,2 milyar dollar Amerika10. Besarnya nilai transaksi inilah yang menciptakan pengamat seperti Amy Harmon menjuluki E-Commerce menjadi the next big thing11, ad interim internet sendiri menjadi infrastruktur utama ECommerce ketika ini disebut-sebut menjadi the mainstream budaya waktu ini.

Data pertengahan tahun 2006 ini menerangkan industri terkait teknologi kabar berkembang sebesar 6,9 %. Industri jasa berkembang paling besar dengan taraf perkembangan 10,4 %, disusul dengan industri pelaksanaan telematika 8,7 %, hardware 6,lima % dan perangkat komunikasi 7,8 %12.

Teknologi Informasi dan Komunikasi menjanjikan banyak keunggulan yg sebagai tugas kita bersama buat terus mengelaborasinya. Ada tiga bagian primer pembangun teknologi berita yang dirumuskan sang para pakar menjadi kerja sama dari tiga domain C (Computer, Communication, dan Content). Pakar teknologi keterangan komunikasi yang lain merumuskan komponen pembangun itu dengan lebih sederhana yaitu terdiri berdasarkan komponen komponen Hardware, Software, dan Firmware.

Komponen Hardware sungguhpun terlihat kasat mata bentuknya, akan namun ternyata hanya adalah kurang 30 % persen menurut semua bagian sistem yang membentuk Teknologi Informasi serta Komunikasi. Lebih menurut 70 % komponen pembangun Teknologi Informasi serta  Komunikasi adalah aplikasi atau pelaksanaan (Data CITRAS Indonesia).

Artinya tanpa ada pelaksanaan maka sebuah mikro personal komputer , desktop personal komputer , LAP Top atau sebuah Palm Top, ataupun sebuah Super Computer hanyalah onggokan logam tersusun yang nir dapat diambil manfaatnya selain oleh para pencari logam bekas. Sebuah komputer atau bahkan perangkat telekomunikasi seharga 300 juta dollar US misalnya satelit hanyalah sebuah logam bersusun yg tidak bisa dipakai tanpa adanya pelaksanaan atau software yg menjalankannya, susunan logam tersebut hanya akan sebagai sebuah tubuh jiwa. Sesungguhnya JIWA berdasarkan Teknologi Informasi dan Komunikasi ternyata merupakan aplikasi atau softwarenya.

Sama seperti manusia sesungguhnya yg paling berarti dan memberi makna kehidupan manusia adalah JIWAnya. Lantaran betatapun sentosa dan kuat fisiknya akan namun tanpa JIWA beliau jauh beda menggunakan SEONGGOK BATU.

Sedemikian pentingnya sisi software berdasarkan Teknologi Informasi serta Komunikasi membuat pemerintah memutuskan membentuk Direktorat Aplikasi Telematika di bawah Departemen komunikasi dan informatika. Pembentukan Departemen Komunikasi dan Informatika dan khususnya Dirjen Aplikasi Telematika ini memang ditujukan untuk mendayagunakan kelebihan Teknologi Informasi buat kemajuan bangsa.

Deretan angka ini masih ditambah menggunakan belum siapnya semua komponen Teknologi liputan dan komunikasi buat digelar di seluruh Indonesia. Teledensitas, sebuah angka buat mengukur penetrasi infrastruktur teknologi liputan misalnya masih memperlihatkan nomor 11 – 25% buat kota besar , ad interim buat pedesaan baru mencapai 0.2%. Masih terdapat ± 43.022 desa tanpa akses telepon (64.4% dari 66.778 desa). Penetrasi infrastruktur telekomunikasi, 7.82 juta fixed line (±tiga% penduduk), ± 24 juta telepon selular (5.lima% penduduk). Pelanggan Internet tahun 2004 pada-estimasi sebesar 1.tiga juta. Pengguna Internet tahun 2004 di-estimasi sebanyak 12 juta. Sementara itu 80 % penggunaan bandwith internet waktu ini masih buat game online dan akses-akses non produktif lainnya.

Sementara pada sisi lain kita dituntut sang warga internasional buat segera menyelesaikan persiapan awal menuju Masyarakat Informasi Global.

WSIS – (World Summit on the Information Society) yg adalah lembaga teknologi berita serta komunikasi dunia pada bawah badan PBB ITU (International Telecommunication Union) sepakat buat mencanangkan dalam Tahun 2015, planning-planning aksi menjadi berikut :
1. Menghubungkan Desa dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta membentuk Community Access Point;
2. Menghubungkan Universitas, Akademi, taraf SMU serta SMP, tingkat SD menggunakan Teknologi Informasi serta Komunikasi (TIK);
3. Menghubungkan Pusat Ilmu dan Penelitian menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK);
4. Menghubungkan Perpustakaan Umum, Pusat Kebudayaan, Museum, Kantor Pos dan Kearsipan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK);
5. Menghubungkan Pusat Kesehatan serta Rumah Sakit menggunakan Teknologi Informasi serta Komunikasi (TIK);
6. Menghubungkan semua instansi pemerintah sentra serta daerah dan menciptakan website dan alamat e-mail;
7. Mengadopsi semua kurikulum sekolah dasar dan menengah dalam menghadapi tantangan warga keterangan, wajib diperhitungkan pada tingkat nasional;
8. Memastikan bahwa semua populasi di dunia mempunyai akses buat pelayanan televisi dan radio;
9. Mendorong pengembangan konten dan menempatkan dalam tempatnya syarat secara teknis dalam rangka memfasilitasi keadaan terbaru serta penggunaan seluruh bahasa pada dunia pada Internet;
10. Memastikan bahwa lebih menurut 1/2 penduduk global memiliki akses menggunakan Teknologi Informasi serta Komunikasi (TIK).

Paling tidak sampai dengan tahun ini ketentuan PBB melalui WSIS tersebut belum mampu kita penuhi menggunakan baik. Dari sinilah arti penting serta kegiatan pembangunan yang dilakukan dimulai sang setiap bangsa di seluruh global.

Di pada negeri perkembangan pasar peranti lunak selama ini masih sebagai sasaran pasar bukan pemain. Dengan menjadi target pasar-pun, konsumsi Teknologi Informasi (TI) secara keseluruhan nisbi masih sangat rendah terhadap konsumsi TI di negara-negara tetangga misalnya Malaysia dan Singapura.

Konsumsi TI pada Indonesia per-2005 hanya mencapai US$ 1,9 miliar, dimana 80% masih didominasi sang peranti keras. Sementara itu, produk peranti lunak hanya mencapai 8% serta 12% diraih berdasarkan penjualan layanan peranti lunak. Jika peranti lunak digabung menggunakan layanannya, total sebagai 20% atau lebih kurang US$380 juta.

Sementara itu, berdasarkan riset dari Forrester Research, pasar peranti lunak secara global mencapai US$207 miliar. Jika diproyeksikan terhadap PDB, maka angka konsumsi TI Indonesia di atas hanya lebih kurang 0,7%. Sementara itu, konsumsi TI di India sudah mencapai tiga% terhadap PDB negara tadi. Di India, konsumsi TI tahun lalu mencapai US$18 miliar, sedangkan konsumsi pada Amerika Serikat telah mencapai US$346 miliar. Mestinya Indonesia sanggup mencapai US$tiga miliar (nomor ideal konsumsi TI Indonesia). Di lihat dari syarat perkembangan TI kini , potensi TI Indonesia sebenarnya besar , tetapi pula menyimpan tantangan yang tinggi.
Sementara itu Peta Aktivitas Pengembang Aplikasi pada Indonesia memberitahuakn animo perkembangan menjadi berikut :
1. Jumlah Pengembangan Tingkat menengah ke atas terdapat 200 ISV (Independent Software Vendor); 15 go international
2. Konsentrasi terbesar ada pada Jabotabek (>60%)
3. Anggota ASPILUKI: 94 ISV, perkembangan di daerah2: Jambi, Bali, Jogyakarta
4. Pertumbuhan di daerah2: Bali, Jabar, Jateng, Sumut, Jatim dst.
5. Terdapat Inisiatif pengembangan ‘software development centers

# Pemerintah & partikelir: RICE – Regional IT Center of Excellence; ada 3 lokasi ketika ini:
* RICE PT Inti pada Bandung
* RICE Trisakti pada Jakarta
* RICE Dinas Departemen Perindustrian dan Perdagangan di Bali

# Universitas & swasta: BHTV, SalatigaCamp, Bogor Cyber Park, Cimahi Cyber City, TobaTech dsb.
Peta syarat pada negeri ini di sisi lain bercerita betapa besarnya peluang buat menciptakan industri aplikasi pada negeri. Sampai 25 tahun yang akan datang Industri Software akan sebagai industri yang paling penting pada seluruh global(McFarlan et al). Peran software menjadi menjadi ‘key enablers’ buat industri-industri yang lain (dari entertainment misalnya film hingga menggunakan property, manufacturing, process, e-governement).

Sementara di sisi lain hasil informasi lapangan Global menunjukkan animo umum bahwa negara dengan pertumbuhan TIK yang cepat memiliki pertumbuhan ekonomi yg cepat juga. Sementara pertumbuhan TI dalam informasi lapangan yang sama ditentukan sang akbar pembelanjaan yg tepat dalam bidang aplikasi serta layanan TIK.

Dari penurunan hasil informasi lapangan Global tadi dapat diambil kesimpulan tumbuhnya industri dan pasar sah software lokal akan mendorong nir hanya pasar TIK akan tetapi jua pertumbuhan ekonomi yg lebih baik.

Pemerintah bersama semua stake holder Bangsa berupaya keras mencapai target besaranbesaran Masyarakat Informasi Indonesia ini.

Berikut ini adalah sasaran primer pengembangan industri software yg akan dibangun di pada negeri. Bersama menggunakan rakyat, dunia bisnis, serta industri target ini akan diraih bersamasama.

Di samping target terbangunnya industri TIK tadi pemerintah ketika ini sedang memperjuangkan dengan keras proses pembangunan Regulasi yang akan memberikan kepastian hukum yg lebih baik pada para pengguna TIK pada Indonesia. RUU Informasi serta Transaksi Elektronik (ITE) waktu ini sedang dalam pembahasan yang serius pada lingkungan Pansus RUU ITE DPR-RI untuk dapatnya disahkan sebagai Undang-Undang.

Penggelaran aktivitas elektronik ini di Indonesia masih mengalami kendala berdasarkan sisi aspek legalitas dan dasar hukum bagi pelaksanaan serta pengembangan aktivitasnya. Kendala dari sisi aturan ini menjadi sisi terlemah berdasarkan penggelaran aktivitas berbasis TIK pada Indonesia. Sebagai sebuah negara yang menjunjung tinggi nilai hukum syarat ini tidak dapat diterima begitu saja pada Indonesia.

Di hampir semua negara pada dunia perkara ini memang masih menjadi perkara yang rumit buat dipecahkan. Di Amerika Serikat jauhnya jarak pemahaman aturan menggunakan pemahaman digital atau pemahaman cyber melahirkan lusinan regulasi transaksi elektronik yg rumit dan teknis. Pemahaman aspek inti teknis yg rumit dari transaksi elektro ini ternyata menyeret lusinan regulasi yang sangat teknis ke dalam domain aturan.

Akan tetapi rendahnya pemahaman mengenai domain TIK dari para penentu regulasi (legislatif dan pula eksekutif) tidak wajib membuat kita nir mempunyai landasan regulasi yang cukup buat melakukan kegiatan yg legal pada pengelaran TIK. Kita doakan pada beberapa ketika yang akan datang kita akan mempunyai Undang-undang ITE yang akan mewadahi secara sah semua aspek kegiatan berbasis TIK yg terdapat pada Indonesia.

Muara menurut semua kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah adalah tercapainya Masyarakat Informasi Indonesia pada tahun 2015 (MII 2015) yang akan tiba. Masyarakat Informasi Indonesia ini adalah masyarakat yang sanggup memanfaatkan keunggulan TIK pada semua sektor menjadi sebuah faktor enabler bagi sektor tersebut. Masyarakat Informasi Indonesia 2015 pula akan memfasilitasi jalan tercapainya bangsa Indonesia yang maju menggunakan Teknologi Informasi.

Mengutip pesan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, dalam sebuah pidatonya mengenai peran Teknologi Informasi serta Komunikasi, bahwa telah selayaknyalah pemanafaatan Teknologi informasi bisa memberikan nilai tambah bagi rakyat luas, mendorong partisipasi rakyat pada dalam pemanfaatan Teknologi Informasi sebagai akibatnya terwujud masyarakat yg cerdas yang selanjutnya akan mampu menaikkan daya saing bangsa.

PEMBANGUNAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI INDONESIA TANTANGAN DAN PELUANG

Pembangunan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Indonesia, Tantangan Dan Peluang
Sejarah Peradaban Manusia mencatat bahwa 50 tahun terakhir kiprah teknologi informasi serta komunikasi sudah sebagai bagian primer penentu mobilitas peradaban umat manusia. Sebutlah bidang humanisme apa yg saat ini nir tersentuh sang teknologi fakta serta komunikasi ini. Bidang ekonomi, perdagangan, pertahanan keamanan, bidang sosial, pendidikan nir terdapat satupun yang nir tersentuh oleh teknologi liputan dan komunikasi.

Teknologi Informasi serta Komunikasi (TIK) sudah berkembang sangat jauh saat ini serta telah merevolusi cara hayati kita, baik terhadap cara berkomunikasi, cara belajar, cara bekerja, cara berbisnis, serta lain sebagainya. Era kabar menaruh ruang lingkup yg sangat besar untuk mengorganisasikan segala kegiatan melalui cara baru, inovatif, instan, transparan, seksama, sempurna waktu, lebih baik, memberikan kenyamanan yang lebih pada mengelola dan menikmati kehidupan.

Dengan teknologi warta dan komunikasi semua proses kerja dan konten akan ditransformasikan berdasarkan fisik serta statis menjadi digital, mobile, impian dan personal. Akibatnya kecepatan kinerja usaha meningkat dengan cepat. Kecepatan proses semakin tinggi sangat tajam di poly aktivitas terkini manusia.

Hasil penelitian memberitahuakn bahwa poly kegiatan yg berubah menjadi sangat cepat, proses Analisa perdagangan (trading analytics) misalnya, yg dahulu membutuhkan waktu 30 mnt kini hanya membutuhkan lima dtk; Operasional penerbangan (airline operation), yang dahulu 20 mnt sekarang hanya 30 dtk; Pertanyaan-pertanyaan yang diterima sang call center (call center inquiries), yg dahulu membutuhkan ketika 8 jam, dengan bantuan expert information system sekarang hanya membutuhkan waktu 10 dtk; Penelusuran posisi keuangan (track financial position), yang dahulu membutuhkan waktu 1 hari penuh, sekarang hanya 5 mnt; Supply chain updates, yang dahulu 1 hari sekarang hanya 15 mnt; Transfer dokumen (document transfer) yang dahulu 3 hari, sekarang hanya 45 dtk; Aktifasi telepon (phone activation) yang dahulu tiga hari kini hanya 1 jam; Pemulihan gudang data (refresh data warehouse) yang dahulu 1 bulan sekarang hanya 1 jam; Penyelesaian dagang (trade settlement) yg dahulu tiga hari, kini hanya 1 hari; Pemesanan PC (build to order PC) yang dahulu 6 hari, kini hanya 24 jam.

Bagaimana memanfaatkan Teknologi ini buat menaikkan daya saing Nasional misalnya menjadi tugas yg tidak ringan1. Sampai dua tahun yang lalu daya saing Indonesia masih menempati urutan ke-58 menurut 60 negara pada dunia. Posisi ini kembali turun. Kurang menurut dua pekan berdasarkan hari ini balik kita mendengarkan adanya pengumuman ranking daya saing Indonesia yg pulang diturunkan peringkatnya sebagai negara yang mempunyai daya saing yang rendah di global. 

Human Development Index Indonesia dalam Tahun 2004 masih menempati urutan ke-111 dari 177 negara serta urutan ke-lima menurut negara ASEAN, E-Readiness Indonesia (kesiapan infrastruktur teknologi kabar dan komunikasi, serta kebijakan lingkungan usaha dan sosial yang mendukung) pada tahun 2005 menempati urutan ke-59 berdasarkan 64 negara.

Realitas kondisi ini menaruh kesempatan yg luas bagi Tekonologi Informasi serta komunikasi buat berperan lebih luas. Ruang perkembangan yang sangat luas inilah yang menaruh kesempatan bagi semua rakyat negara, bahkan termasuk para Lulusan Jurusan Ilmu Komputer Unika Parahyangan ini buat ikut berperan mengisinya. Itulah mengapa topik Keynote Speech aku waktu ini berkaitan menggunakan tantangan serta peluang bagi para lulusan Jurusan Ilmu Komputer.

Marilah kita berjalan-jalan melihat semua wilayah negeri ini. Marilah kita melihat-lihat garis pantai yang bahkan lebarnyapun akan jauh lebih panjang dibandingkan menggunakan panjang benua Eropa. Negeri kita memiliki garis pantai terpanjang di semua global. Apa yang bisa dilakukan oleh TIK terhadap kharakter spesial alam negeri ini? Apa yg sebagai kelebihan dari garis pantai yang lebar, apa yg sebagai kekurangannya, apa yg menjadi kelemahan dan kekuatannya ?

Baru-baru ini kita mendengar keberhasilan Polisi Republik Indonesia membongkar penyelundupan 1 Ton narkoba yang dikirim sang para pengedar obat terlarang ini berdasarkan galat satu lokasi pantai menurut ribuan kilometer garis pantai yg kita miliki. Dengan garis pantai yg ribuan kilometer yg kita miliki ini, sebenarnya membuat negeri ini menjadi sangat terbuka. Hampir tidak mungkin buat mengendalikan serta mengontrol seluruh aktivitas yang dilakukan di titik-titik pantai pada perairan bahari yang kita miliki. Bagaimana TIK berperan pada memecahkan masalah misalnya itu ? Ada kesempatan yg luar biasa akbar bagi TIK buat ikut membenahi perkara-masalah misalnya ini. Yang berarti terbuka peluang yg sangat luas bagi para lulusan ilmu komputer buat ikut berperan pribadi.

Marilah kita lihat kini kekayaan alam laut yg kita miliki. Bangsa kita ini mempunyai asal daya alam yg paling poly ragamnya pada muka bumi ini. Belum pernah ada sebuah lokasi yang mempunyai keragaman kekayaan alam bahari sebanyak yang diberikan oleh Tuhan kepada Bangsa ini.

Ada sebuah data dari Departemen Kelautan dan Perikanan (Data September 2005) yg mengungkapkan bahwa pada tahun 2005 terdapat lebih kurang lima juta orang penduduk pada Pulau General Santos Filipina yang menikmati hasil laut Indonesia menurut sebanyak 250 kapal ikan Filipina yang menangkap ikan pada Indonesia secara resmi. Data ini menciptakan ijin menangkap ikan yang tadinya diberikan terpaksa dihentikan pada tahun itu, lantaran diperkirakan masih ada jutaan ton ikan per tahun yang diangkut ke negara tetangga itu tanpa ada bagi output menggunakan Indonesia.

Dari data yg dimiliki sang Departemen yg sama contohnya ketika ini terdapat potensi lestari ikan laut sebanyak 6,dua juta ton ikan yang baru tereksploitasi lebih kurang sebanyak tiga,lima juta ton ikan saja (kurang berdasarkan 56 persen).

Sebanyak 65 % potensi ikan tuna dunia ternyata dimiliki sang Indonesia. Sisanya 35 % dibagibagi di poly perairan laut lain di muka bumi. Data yang luar biasa ini menaruh keterangan kepada kita bahwa negeri ini sangat kaya raya. Jutaan dollar potensi hasil laut yg kita miliki bisa kita eksploitasi buat menyediakan dana yang cukup bagi kesejahteraan negeri. Jutaan dollar potensi bahari yg kita miliki akan memberikan dana yg cukup bagi puluhan juta famili miskin dan jutaan pengangguran yg terdapat di Indonesia ini misalnya. Di sinilah kiprah penting TIK pada Indonesia. Peran penting TIK adalah membantu mengidentifikasi kekayaan yg dimiliki oleh negeri, membantu proses eksploitasi serta pemanfaataannya, dan membantu mengarahkan kelebihan yang dimiliki sang kekayaan alam yang melimpah ruah ini buat memecahkan aneka macam perkara yg dihadapi oleh negeri.

Dalam aktivitas pengembangan embrio bisnis dikenal kata technopreneurship. Sebuah kegiatan pengembangan bisnis yg mengedepankan kemandirian pada bidang permodalan kerja dan berorientasi pada utilitas serta penggunaan keunggulan teknologi termasuk teknologi liputan. Kita melihat dengan nyata bukti dari technopreneurship ini pada Lembah Silicon. 

Hampir 80 % usaha industri yang ketika ini mendominasi dunia dibangun dari lembah silicon dengan pendekatan technopreneurship ini. Marilah kita lihat kenyataan Google yg ketika ini memiliki nilai bisnis lebih menurut 120 milyar dollar yg mengungguli pendahulunya Yahoo yang ketika ini memiliki nilai usaha hanya 60 milyar dollar. Bandingkan nilai usaha ini menggunakan contohnya nilai Bisnis PT Telkom Tbk. Yg baru mencapai kurang berdasarkan setengah berdasarkan nilai usaha Yahoo. Nilai bisnis akbar yg dicapai sang perusahaan-perusahaan berbasis TIK ini ternyata dibangun pada awalnya oleh pengembangan nilai-nilai technopreneurship pada lembah silicon. 

Kita mampu mengusung konteks technopreneurship ini dalam pemanfaatan keunggulan TIK pada Indonesia terhadap berlimpahnya asal daya alam yg ada di Indonesia. Di sini dan dalam konteks yang sama para lulusan jurusan Ilmu Komputer bisa menemukan peran krusial dan peluang yg sangat besar buat tumbuh dan berkembang.

Terkait dengan hal ini juga perlu aku ingatkan lingkungan industri buat memperhatikan sektor riset serta development. Panduan normal buat alokasi dana Riset dan Pengembangan merupakan sebanyak 5 % s.D. 25 % berdasarkan total nilai penjualan yang dimiliki oleh perusahaan. Besarnya nilai yang diinvestasikan buat aktivitas R&D ini akan menjadi salah satu pendorong munculnya kegiatan terkait technopreneurship2. Pengalokasian dana lebih besar buat aktivitas R& D ini akan mendorong lebih cepat technopreneurship.

Sebelum mengurai lebih lanjut betapa luasnya manfaat teknologi Informasi dalam kehidupan kita marilah kita melihat sebentar apa yg sudah terjadi dalam bangsa ini beberapa saat yang kemudian, serta apa kiprah Teknologi Informasi serta Komunikasi pada sana.

Baru-baru ini saat terjadi rangkaian bala Tsunami dan gempa bumi besar di Pantai Selatan Pulau Jawa, Yogyakarta, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam teknologi informasi dan komunikasi hadir membantu remediasi seluruh kehidupan warga korban bencana. Ratusan ribu korban yg berguguran menciptakan aktivitas penanganan pasca bala harus dilakukan dengan sangat cepat. Rusaknya infrastruktur jalan, jaringan telekomunikasi, instalasi listrik, perumahan, serta aneka macam sarana penunjang kegiatan sosial lain membuat penanganan korban menjadi sangat tidak mudah.

Teknologi keterangan serta komunikasi hadir serta memberikan poly kemudahan pada proses evakuasi terbesar pada sejarah Republik ini. Dengan perangkat telepon satelit yg mini serta mudah dibawa; proses pengungsian korban, pemberian donasi, dan pemantauan keadaan korban bala menjadi mudah dilakukan. Tidak terbayangkan apa yang terjadi pada NAD dan Sumatera Utara, Pantai Selatan Pulau Jawa, dan Yogyakarta pasca bencana Tsunami dan gempa tanpa bantuan teknologi warta dan komunikasi.

Di Nagroe Aceh Darussalam diakui atau tidak bencana Tsunami sudah menyebabkan sebuah periode sejarah peradaban manusia Indonesia musnah berdasarkan Bhumi Serambi Mekah itu. Demikian juga di Yogyakarta, serta daerah-wilayah pantai pesisir selatan Pulau Jawa.

Selain musnahnya jiwa dan harta, ada tak terhitung data dan informasi yang musnah pasca bala tersebut. Informasi yg dikumpulkan selama ratusan tahun di Bhumi Aceh misalnya hilang bersama dengan seratus ribu lebih jiwa. Bahkan hingga waktu ini Kita tidak memahami keterangan krusial apa saja yang sudah hilang dampak bala besar itu. Informasi itu mungkin sangat diharapkan di masa yg akan datang, serta hingga waktu ini kita pula tidak mengetahui bagian Dunia masa depan merupakan dunia yg dipenuhi jalinan kabar masa lalu serta masa kini yg rumit. Sebuah bangsa akan kehilangan jati dirinya jika terdapat setitik jalinan informasi ini yang hilang. Sampai ketika ini ilmu pengetahuan masih belum mengetahui wajah integral kondisi masa lalu peradaban serta kehidupan yg ada pada dunia. Banyak misteri tidak terpecahkan yg timbul lantaran adanya missing link berita. Dan missing link yg ada ini terbukti banyak menciptakan insan terkini malah kehilangan jati dirinya, tak mengerti arah dan tujuan berkembangnya peradaban. Dan pada masa sekarang missing link fakta ini bisa berarti keluarnya banyak kerusakan besar di global.

Tugas kita yang hidup pasca bencana Tsunami yg baru lalu adalah bagaimana memanfaatkan keunggulan Teknologi Informasi ini buat melindungi informasi pada seluruh Indonesia, supaya apabila terdapat bencana atau kerusakan besar yang melanda, nir lagi terdapat kemusnahan warta massal yang menciptakan bangsa ini kehilangan jati dirinya.

Puluhan ribu bahkan ratusan ribu yg gugur pasca rangkaian bala tadi, menaruh pesan pada kita yang masih hayati agar memanfaatkan teknologi liputan buat menjaga fakta berharga di kurang lebih kita, buat bekal kehidupan bangsa ini di masa depan. 

Dengan nasabah yg masih berupa lembaran-lembaran kertas, bagaimana menyelamatkan obligasi, surat-surat berharga, yang saat ini sebagaian akbar terbuat dari lembaran kertas. Dalam dunia pendidikan ratusan ribu arsip ijazah sekolah hancur. Dan jutaan data nilai output pendidikan seratus ribu lebih siswa pada NAD juga hilang tersapu bala. Bagaimana melalui proses legalisasi pendidikan bila data mengenai hasil pendidikan bertahun-tahun hilang seperti ini? Bukankah proses legalisasi pendidikan pada Republik ini masih mengedepankan peranan lembaran kertas yang terlegalisasi ? Bagaimana nasib puluhan ribu lulusan pendidikan yang akan masuk global kerja tanpa adanya legalisasi output pendidikan ?

Bencana beruntun yang terjadi itu kita balik diingatkan bahwa negeri kita berada pada lokasi ring of fire, sebuah negeri yg paling banyak mempunyai potensi terkena guncangan gempa.

Tidak sanggup kita bayangkan betapa lebih hancurnya Bangsa Indonesia, jika bala-bencana ini terjadi di Ibu Kota Jakarta, misalnya. Sebuah kota yang memuat lebih berdasarkan 99 % keterangan tentang hayati dan kehidupan Bangsa Indonesia. Betapa poly warta penting Bangsa yg musnah apabila bencana misalnya ini terjadi di Jakarta.

Sungguh Tuhan masih mengasihi bangsa Indonesia. Tanah serambi Aceh, Yogyakarta, pantai selatan Pulau Jawa, serta beberapa lokasi negeri ini, buat kesekian kalinya sudah memposisikan diri menjadi penyelamat semua Bangsa. Dengan bersedia menerima rangkaian bala ini menurut Tuhan, maka sebenarnya seluruh Bangsa Indonesia akan terselamatkan.

Bencana-bencana akbar yg melanda, dalam hakekatnya adalah keliru satu bentuk kecintaan Tuhan Yang Maha Esa pada bangsa Indonesia, buat memberikan ruang pembelajaran akbar bagi Bangsa ini terutama terhadap pengelolaan keterangan. Hanya saja mampukah kita semua ketika ini menarik pesan tersirat besar dari insiden ini ?

Itulah sekelumit kiprah besar Teknologi Informasi pada menyelamatkan Bangsa ini. Contoh masalah penanganan bencana yang terjadi pada beberapa lokasi bala dengan donasi Teknologi Informasi serta Komunikasi sebenarnya telah menunjukkan paras dan kiprah krusial Teknologi ini bagi bangsa kita pada masa sekarang serta masa-masa yg akan datang.

Transformasi sudah terjadi di semua bidang hayati insan akibat Teknologi Informasi. Sampai pertengahan 2006 yg lalu contohnya Time Magazine mencatat angka bisnis biro jodoh pada internet mencapai lebih 500 juta dollar atau sekitar lima Trilyun rupiah. Di dalam negeri akhir Maret 2006 yang kemudian lebih menurut 1 juta orang nasabah perbankan telah menggunakan mobile banking berbasis sms (sms-banking) pada 17 bank Nasional. Bisnis serta bahkan aktivitas personal ketika ini bisa dilakukan menggunakan sangat efisien menggunakan bantuan Teknologi ini.

Sebagai gambaran betapa besarnya nilai transaksi yg berkait menggunakan aktivitas berbasis online ini contohnya bisa ditinjau menurut transaksi keuangan yang saat ini dilakukan Bank Indonesia menggunakan sistem RTGS (real time gross settlement). Volume transaksi yg dilakukan oleh sistem yang dibangun sang Bank Indonesia ketika ini sudah mencapai homogen-rata Rp 111 triliun rupiah sehari dari sekitar 18.900 transaksi (bandingkan menggunakan kliring harian sebesar 300.000 warkat dengan jumlah rata-homogen Rp.4,9 triliun)4? Aktivitas transaksi elektronika yang asal berdasarkan kartu kredit, mesin ATM, transaksi elektronika antar perusahaan telah mencapai 81 Trilyun per hari.

Aktivitas E-Commerce dunia berbasis web pula telah mencapai nilai yg nir kalah besar . Sebagai gambaran lain mengenai besarnya pasar serta kegiatan manusia yg telah terhubung menggunakan aktivitas e-commerce adalah statistis jumlah pengguna internet pada dunia serta citra kecepatan perkembangannya6. Pada tahun 1994 jumlah pengguna internet global hanya 3 juta orang. Jumlah ini berkembang menggunakan pesat dan dalam ketika 4 tahun dalam tahun 1998 jumlahnya telah mencapai 100 juta pengguna7. Setiap hari jumlah pengguna internet telah berkembang sebesar 600 ribu orang per hari8, sebanyak 1000 situs per hari tampil pada internet pada tahun 2006 ini. Bandingkan pula data ini menggunakan data berdasarkan DFC Intelligent yang membicarakan penjualan game on line global mencapai nilai lebih dari 3 milyar dollar pada tahun 2006 dan diperkirakan akan mencapai 13 milyar dollar pada tahun 20119.

Pada tahun 2006 jumlah pengguna internet diperkirakan mencapai jumlah lebih berdasarkan 1 Milyar orang pada semua dunia. Karakter pasar super besar ini tidak selaras menggunakan pasar konvensional yang dibatasi sang koridor ruang dan saat. Pasar super besar internet ini adalah pasar tunggal menggunakan karakter sangat terbuka. Tanpa melihat posisi negara yang berbeda dan tanpa melihat dan mengikutsertakan karakter penghasil dan konsumen, maka pasar internet secara hakikat adalah pasar terbesar yang pernah dibangun sang umat insan.

Pada tahun 1996 penerimaan yang diperoleh menurut konsumen e-commerce mencapai nilai sebesar 1,8 milyar dollar Amerika. Pada tahun 2002 mencapai nilai 26 milyar dollar Amerika.

Pada tahun 2002 jumlah ini berkembang pada kisaran 42,dua milyar dollar Amerika10. Besarnya nilai transaksi inilah yg membuat pengamat misalnya Amy Harmon menjuluki E-Commerce sebagai the next big thing11, ad interim internet sendiri menjadi infrastruktur utama ECommerce saat ini disebut-sebut sebagai the mainstream budaya saat ini.

Data pertengahan tahun 2006 ini menerangkan industri terkait teknologi keterangan berkembang sebanyak 6,9 %. Industri jasa berkembang paling akbar dengan tingkat perkembangan 10,4 %, disusul menggunakan industri pelaksanaan telematika 8,7 %, hardware 6,lima % serta perangkat komunikasi 7,8 %12.

Teknologi Informasi dan Komunikasi menjanjikan poly keunggulan yang menjadi tugas kita beserta buat terus mengelaborasinya. Ada 3 bagian primer pembangun teknologi keterangan yg dirumuskan sang para pakar sebagai kerja sama dari tiga domain C (Computer, Communication, serta Content). Pakar teknologi warta komunikasi yg lain merumuskan komponen pembangun itu menggunakan lebih sederhana yaitu terdiri dari komponen komponen Hardware, Software, serta Firmware.

Komponen Hardware sungguhpun terlihat kasat mata bentuknya, akan tetapi ternyata hanya adalah kurang 30 % persen berdasarkan semua bagian sistem yang membentuk Teknologi Informasi dan Komunikasi. Lebih berdasarkan 70 % komponen pembangun Teknologi Informasi dan  Komunikasi adalah perangkat lunak atau aplikasi (Data CITRAS Indonesia).

Artinya tanpa terdapat aplikasi maka sebuah mikro personal komputer , desktop komputer, LAP Top atau sebuah Palm Top, ataupun sebuah Super Computer hanyalah onggokan logam tersusun yang nir bisa diambil keuntungannya selain oleh para pencari logam bekas. Sebuah personal komputer atau bahkan perangkat telekomunikasi seharga 300 juta dollar US seperti satelit hanyalah sebuah logam bersusun yg tidak dapat dipakai tanpa adanya pelaksanaan atau perangkat lunak yg menjalankannya, susunan logam tersebut hanya akan menjadi sebuah tubuh jiwa. Sesungguhnya JIWA berdasarkan Teknologi Informasi serta Komunikasi ternyata adalah aplikasi atau softwarenya.

Sama misalnya manusia sesungguhnya yang paling berarti dan memberi makna kehidupan insan adalah JIWAnya. Lantaran betatapun sentosa serta bertenaga fisiknya akan namun tanpa JIWA beliau jauh beda dengan SEONGGOK BATU.

Sedemikian pentingnya sisi aplikasi dari Teknologi Informasi dan Komunikasi membuat pemerintah memutuskan membentuk Direktorat Aplikasi Telematika pada bawah Departemen komunikasi dan informatika. Pembentukan Departemen Komunikasi dan Informatika dan khususnya Dirjen Aplikasi Telematika ini memang ditujukan buat mendayagunakan kelebihan Teknologi Informasi buat kemajuan bangsa.

Deretan angka ini masih ditambah menggunakan belum siapnya semua komponen Teknologi informasi serta komunikasi buat digelar di seluruh Indonesia. Teledensitas, sebuah nomor buat mengukur penetrasi infrastruktur teknologi warta misalnya masih menampakan angka 11 – 25% buat kota akbar, ad interim buat pedesaan baru mencapai 0.2%. Masih masih ada ± 43.022 desa tanpa akses telepon (64.4% berdasarkan 66.778 desa). Penetrasi infrastruktur telekomunikasi, 7.82 juta fixed line (±tiga% penduduk), ± 24 juta telepon selular (lima.5% penduduk). Pelanggan Internet tahun 2004 di-perkiraan sebesar 1.tiga juta. Pengguna Internet tahun 2004 pada-estimasi sebanyak 12 juta. Sementara itu 80 % penggunaan bandwith internet ketika ini masih buat game online dan akses-akses non produktif lainnya.

Sementara pada sisi lain kita dituntut sang warga internasional buat segera menyelesaikan persiapan awal menuju Masyarakat Informasi Global.

WSIS – (World Summit on the Information Society) yg adalah forum teknologi keterangan dan komunikasi global pada bawah badan PBB ITU (International Telecommunication Union) putusan bulat buat mencanangkan pada Tahun 2015, rencana-rencana aksi menjadi berikut :
1. Menghubungkan Desa dengan Teknologi Informasi serta Komunikasi (TIK) serta menciptakan Community Access Point;
2. Menghubungkan Universitas, Akademi, tingkat SMU dan SMP, tingkat SD menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK);
3. Menghubungkan Pusat Ilmu dan Penelitian menggunakan Teknologi Informasi serta Komunikasi (TIK);
4. Menghubungkan Perpustakaan Umum, Pusat Kebudayaan, Museum, Kantor Pos dan Kearsipan menggunakan Teknologi Informasi serta Komunikasi (TIK);
5. Menghubungkan Pusat Kesehatan serta Rumah Sakit dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK);
6. Menghubungkan seluruh instansi pemerintah sentra serta wilayah serta membuat website dan alamat e-mail;
7. Mengadopsi semua kurikulum sekolah dasar dan menengah pada menghadapi tantangan warga berita, harus diperhitungkan pada taraf nasional;
8. Memastikan bahwa seluruh populasi pada global memiliki akses buat pelayanan televisi dan radio;
9. Mendorong pengembangan konten dan menempatkan pada tempatnya kondisi secara teknis pada rangka memfasilitasi keadaan terbaru dan penggunaan seluruh bahasa pada dunia di Internet;
10. Memastikan bahwa lebih berdasarkan 1/2 penduduk dunia memiliki akses dengan Teknologi Informasi serta Komunikasi (TIK).

Paling tidak sampai menggunakan tahun ini ketentuan PBB melalui WSIS tersebut belum bisa kita penuhi menggunakan baik. Dari sinilah arti krusial dan aktivitas pembangunan yg dilakukan dimulai sang setiap bangsa pada semua dunia.

Di pada negeri perkembangan pasar peranti lunak selama ini masih menjadi target pasar bukan pemain. Dengan sebagai sasaran pasar-pun, konsumsi Teknologi Informasi (TI) secara keseluruhan nisbi masih sangat rendah terhadap konsumsi TI di negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Konsumsi TI di Indonesia per-2005 hanya mencapai US$ 1,9 miliar, dimana 80% masih didominasi sang peranti keras. Sementara itu, produk peranti lunak hanya mencapai 8% dan 12% diraih berdasarkan penjualan layanan peranti lunak. Bila peranti lunak digabung menggunakan layanannya, total menjadi 20% atau kurang lebih US$380 juta.

Sementara itu, menurut riset menurut Forrester Research, pasar peranti lunak secara global mencapai US$207 miliar. Jika diproyeksikan terhadap PDB, maka angka konsumsi TI Indonesia pada atas hanya kurang lebih 0,7%. Sementara itu, konsumsi TI di India telah mencapai 3% terhadap PDB negara tersebut. Di India, konsumsi TI tahun lalu mencapai US$18 miliar, sedangkan konsumsi di Amerika Serikat sudah mencapai US$346 miliar. Mestinya Indonesia bisa mencapai US$tiga miliar (angka ideal konsumsi TI Indonesia). Di lihat berdasarkan syarat perkembangan TI kini , potensi TI Indonesia sebenarnya besar , tetapi jua menyimpan tantangan yg tinggi.
Sementara itu Peta Aktivitas Pengembang Aplikasi di Indonesia menunjukkan demam isu perkembangan menjadi berikut :
1. Jumlah Pengembangan Tingkat menengah ke atas ada 200 ISV (Independent Software Vendor); 15 go international
2. Konsentrasi terbesar terdapat pada Jabotabek (>60%)
3. Anggota ASPILUKI: 94 ISV, perkembangan pada daerah2: Jambi, Bali, Jogyakarta
4. Pertumbuhan pada daerah2: Bali, Jabar, Jateng, Sumut, Jatim dst.
5. Terdapat Inisiatif pengembangan ‘aplikasi development centers

# Pemerintah & swasta: RICE – Regional IT Center of Excellence; ada 3 lokasi ketika ini:
* RICE PT Inti di Bandung
* RICE Trisakti pada Jakarta
* RICE Dinas Deperindag di Bali

# Universitas & swasta: BHTV, SalatigaCamp, Bogor Cyber Park, Cimahi Cyber City, TobaTech dsb.
Peta kondisi pada negeri ini pada sisi lain bercerita betapa besarnya peluang untuk menciptakan industri aplikasi pada negeri. Sampai 25 tahun yang akan tiba Industri Software akan menjadi industri yang paling penting di seluruh dunia(McFarlan et al). Peran perangkat lunak sebagai sebagai ‘key enablers’ buat industri-industri yang lain (berdasarkan entertainment misalnya film sampai dengan property, manufacturing, process, e-governement).

Sementara pada sisi lain hasil berita umum Global memperlihatkan animo generik bahwa negara menggunakan pertumbuhan TIK yang cepat mempunyai pertumbuhan ekonomi yang cepat pula. Sementara pertumbuhan TI dalam informasi lapangan yang sama ditentukan oleh besar pembelanjaan yg sempurna dalam bidang aplikasi serta layanan TIK.

Dari penurunan output survey Global tadi bisa diambil konklusi tumbuhnya industri serta pasar legal perangkat lunak lokal akan mendorong nir hanya pasar TIK akan tetapi jua pertumbuhan ekonomi yg lebih baik.

Pemerintah beserta semua stake holder Bangsa berupaya keras mencapai target besaranbesaran Masyarakat Informasi Indonesia ini.

Berikut ini merupakan target utama pengembangan industri aplikasi yg akan dibangun di dalam negeri. Bersama dengan rakyat, global bisnis, serta industri sasaran ini akan diraih bersamasama.

Di samping target terbangunnya industri TIK tadi pemerintah ketika ini sedang memperjuangkan menggunakan keras proses pembangunan Regulasi yg akan menaruh kepastian hukum yang lebih baik pada para pengguna TIK pada Indonesia. RUU Informasi serta Transaksi Elektronik (ITE) ketika ini sedang dalam pembahasan yang serius di lingkungan Pansus RUU ITE DPR-RI buat dapatnya disahkan menjadi Undang-Undang.

Penggelaran kegiatan elektronika ini pada Indonesia masih mengalami hambatan berdasarkan sisi aspek legalitas serta dasar hukum bagi aplikasi dan pengembangan aktivitasnya. Kendala berdasarkan sisi aturan ini sebagai sisi terlemah menurut penggelaran aktivitas berbasis TIK di Indonesia. Sebagai sebuah negara yang menjunjung tinggi nilai aturan syarat ini nir bisa diterima begitu saja di Indonesia.

Di hampir semua negara di dunia masalah ini memang masih menjadi kasus yang rumit buat dipecahkan. Di Amerika Serikat jauhnya jeda pemahaman aturan menggunakan pemahaman digital atau pemahaman cyber melahirkan lusinan regulasi transaksi elektronika yg rumit serta teknis. Pemahaman aspek inti teknis yg rumit menurut transaksi elektronika ini ternyata menyeret lusinan regulasi yang sangat teknis ke dalam domain aturan.

Akan namun rendahnya pemahaman mengenai domain TIK dari para penentu regulasi (legislatif dan jua eksekutif) nir harus menciptakan kita nir mempunyai landasan regulasi yg cukup buat melakukan aktivitas yang sah pada pengelaran TIK. Kita doakan dalam beberapa ketika yg akan tiba kita akan mempunyai Undang-undang ITE yg akan mewadahi secara sah seluruh aspek aktivitas berbasis TIK yang terdapat di Indonesia.

Muara menurut seluruh aktivitas pembangunan yg dilakukan oleh pemerintah merupakan tercapainya Masyarakat Informasi Indonesia dalam tahun 2015 (MII 2015) yang akan datang. Masyarakat Informasi Indonesia ini merupakan masyarakat yg sanggup memanfaatkan keunggulan TIK pada seluruh sektor sebagai sebuah faktor enabler bagi sektor tersebut. Masyarakat Informasi Indonesia 2015 juga akan memfasilitasi jalan tercapainya bangsa Indonesia yang maju menggunakan Teknologi Informasi.

Mengutip pesan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, pada sebuah pidatonya mengenai peran Teknologi Informasi serta Komunikasi, bahwa sudah selayaknyalah pemanafaatan Teknologi kabar sanggup memberikan nilai tambah bagi masyarakat luas, mendorong partisipasi rakyat di dalam pemanfaatan Teknologi Informasi sehingga terwujud warga yang cerdas yang selanjutnya akan bisa menaikkan daya saing bangsa.