JARING BAGAN LAYANG UNTUK UMPAN HIDUP
JARING BAGAN UNTUK UMPAN HIDUP - Tim Teknis BBPI Semarang melaksanakan aktivitas uji operasional jaring bagan layangdengan sasaran utama ikan layang menggunakan mata jaring ukuran 1.5” , tim terdiri atas Zainal Wassahua, S.pi, M.si , Bernadetta Candra P. , S.pi, M.si,Dr. Suparman Sasmita, M.si , Tugimin serta Achmad Djunaidi. Lokasi yg diambil buat kegiatan uji operasional ini berada pada Kota Masohi, Kab. Maluku Tengah - Provinsi Maluku.
Bagan adalah keliru satu jenis indera tangkap yg termasuk ke pada kelompok jaring angkat (liftnet). Penggunaan jaring angkat bagan sudah banyak dipakai Nelayan pada Indonesia, ditempatkan dalam beberapa kapal serta kadang-kadang dioperasikan oleh beberapa gerombolan nelayan.
JARING BAGAN LAYANG UNTUK UMPAN HIDUP
Di Kota Masohi Jenis bagan yang dioperasikan sang nelayan adalah jenis Bagan Perahu dengan berukuran homogen – homogen panjang 25 M dan Lebar 25 M serta ditengah nya terdapat badan prahu (kapal) yg berfungsi menjadi penyangga.
Bagan Perahu di Kota Masohi beroperasi di kurang lebih atau dekat menggunakan pantai beredar hampir pada sepanjang pesisir buat menangkap ikan teri, sedangkan buat menangkap ikan layang bagan dioperasikan dalam perairan menggunakan kedalaman 200 M.
Produksi hasil tangkapan bagan nisbi stabil karena demam isu ikan hampir niscaya setiap tahun nya, silih berganti dan jumlah asal daya ikan nya juga terbilang melimpah dikarenakan jumlah perahu bagan juga nir terlalu banyak dibandingkan dengan daerah lain. Ada kurang lebih ± 25 perahubagan apung pada wilayah perairan Kab. Masohi.
Adapun trend ikan yang ada antara lain Bulan Maret – Mei isu terkini ikan tembang(Sardinella fimbriata), Juni - Agustus demam isu ikan Layang (Detapterus sp.)dan ayam-ayam (Aluterus monoceros)
kemudian bulan September – Desember trend ikan teri (Stolephorus spp.)selain itu tertangkap jugaikan demersal sepertilayur (Trichiurus spp.), cumi-cumi (Loligo spp.) tetapi jumlahnya tidak mayoritas. Terdapat 7 spesies ikan yang tertangkap pada waktu aplikasi uji operasional.
kemudian bulan September – Desember trend ikan teri (Stolephorus spp.)selain itu tertangkap jugaikan demersal sepertilayur (Trichiurus spp.), cumi-cumi (Loligo spp.) tetapi jumlahnya tidak mayoritas. Terdapat 7 spesies ikan yang tertangkap pada waktu aplikasi uji operasional.
Namun bukan output tangkapan utama yang melatar belakangi aktivitas uji operasional ini akan tetapi selektiftas output tangkapanlah yg ingin ditekankan.
Ada perbedaan yang sangat signifikan ketika penggunaan jaring menggunakan mata jaring berukuran 1.5” dibandingan jaring nelayan yg homogen-rata ukuran mata jaring antara 0.tiga – 0.lima cm, ini bertentangan menggunakan peraturan pemerintah mengenai batas minimum mesize mata jaring yaitu 1”. Yang begitu terasa merupakan energi yang digunakan terbilang ringan dikarenakan air yg berada didalam jaring pribadi keluar melalui sela-sela mata jaring, selain itu Ikan yg tertangkap merupakan jenis jenis ikan pelagis mini misalnya layang dan ayam - ayamyang sudah berukuran besar serta matang gonat.
walaupun Ikan-ikan ukuran mini akan lebih cepat tertarik mendekati sentra cahaya pada awal penyinaran. Tetapi pada ketika pengangkatan jaring ikan-ikan kecil tadi mampu lolos dikarenakan mata jaring yang berukuran besar . Output tangkapan rata-rata untuk ikan layang berat antara 60 – 90 gr dengan panjang antara 15 – 22 cm
Dari aktivitas uji operasional ini diharapkan selektifitas yang dilakukan melalui pembatasan berukuran mata jaringdapat diterapkan sehingga indera penangkapan yg digunakan bersifat sah.
Dengan memperhatikan sasaran tangkapan ikan primer, isu terkini serta ketika operasijaring menggunakan mesize 1.lima” inibisa melepaskan ikan dalam berukuran tertentu buat menjaga kelangsungan serta pemulihan (recruitment) asal daya ikan terutama ikan layang (Detapterus pusailus).lantaran Size Minimal Ikan yg tertangkap pada tingkat kematangan serta pertumbuhan.