TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK PERPUSTAKAAN DAN PUSAT DOKUMENTASI DAN INFORMASI

Teknologi Informasi Untuk Perpustakaan Dan Pusat Dokumentasi Dan Informasi
Pada era globalisasi ini sudah poly terjadi kemajuan-kemajuan teknologi yang dimanfaatkan warga , serta yang lebih kelihatan terutama kemajuan pada aneka macam bidang ilmu. Hal ini disebabkan lantaran adanya kemajuan-kemajuan teknologi liputan. Kebanyakan orang menduga Teknologi warta sama dengan teknologi baru. Padahal sebenarnya teknologi berita (Information Technology ) sudah mulai dikenal sejak tahun 1970-an. Hal ini sebenarnya bisa dipandang menurut adanya telegram, yg lalu berkembang dengan adanya Facimile (Fax.), serta perkembangan terakhir yaitu adanya E-mail serta Voice Mail. Penerapan teknologi informasi waktu ini sudah terjadi pada segala bidang dan bisa kita lihat serta nikmati di tempat tinggal -tempat tinggal , di kantor, perdagangan serta keuangan, dan juga pada bidang militer. Dalam makalah ini akan dibahas secara khusus penerapan teknologi fakta di bidang perpustakaan serta pusat-pusat dokumentasi serta kabar.

Beberapa hal yang dibahas pada makalah ini adalah pengertian dan cakupan teknologi informasi, penerepan teknologi keterangan di perpustakaan, fungsi-fungsi, serta dampak tekonologi informasi. Maksud dari tulisan ini adalah supaya bisa diketahui oleh para pustakawan serta calon-calon pustakawan konsep dan penerapan teknologi pada perpustakaan supaya mereka siap menghadapi kemajuan teknologi kabar di dunia yg telah merambah menggunakan luas di perpustakaan-perpustakaan di Indonesia.

I. Sejarah Perkembangan.
Kemajuan Teknologi Informasi pada tempat kerja-tempat kerja pada dunia dimulai dalam pertengahan abad ke-20, dengan diperkenalkannya telepon otomatis, alat pencatat telegram, telex, mesin ketik elektrik, mesin duplikator, mesin penjumlah, tabulator serta perangkat pengolahan data. 

Sejarah perkembangan teknologi fakta buat perpustakaan dimulai pada masa pra komputer. Pada waktu itu buat wahana penulisan dokumen pada tempat kerja-tempat kerja serta khususnya pada perpustakaan, masih menggunakan mesin ketik manual, kemudian ada mesin ketik listrik (elektronis), atau yang dikenal dengan mesin ketik IBM. Kemudian mulai terdapat komputer kira-kira pertengahan abad 19 (untuk negara-negara maju, serta pada Indonesia sekitar tahun 70-an) Pada waktu itu personal komputer dipakai secara Off-Line, merupakan tidak dihubungkan menggunakan sarana telepon, dan digunakan buat masing-masing bagian. Pada waktu itu meskipun sudah ada perangkat-aplikasi buat sistem aliran, pengatalogan, atau pengolahan, tetapi belum dihubungkan dengan suatu sistem yang terpadu. .kemudian dengan adanya kemajuan teknologi, pengelolaan data di perpustakaan serta sentra dokumentasi serta kabar bisa dilakukan pengelolaan tempat tinggal tangga perpustakaan (Library house-keeping ) dengan Automasi Perpustakaan. Kemudian dengan semakain meningkatnya kemajuan teknologi, penggunaan komputer secara off-line bisa diganti menggunakan on-line dan disambungkan ke aneka macam jaringan di dunia menggunakan aneka macam Web-Site pada global. Perpustakaan ada yang dikenal menggunakan nama Perpustakaan Elektronik dan Perpustakaan Maya (Virtual library )

II. Pengertian serta cakupan Teknologi Informasi.
Kata Teknologi Informasi dari dari kata Information Technology. Kata Technology dari Kamus Advanced Leaner’s Dictionary of Current English (1974) merupakan penerapan pengetahuan secara sistematis dalam tugas-tugas simpel pada suatu industri. Senada menggunakan definisi tsb, Sulistyo-Basuki (1992:81) menyatakan bahwa Teknologi dapat diartikan menjadi aplikasi ilmu, sinonim menggunakan ilmu terapan. 

Kata Informasi pada Oxford Advanced Learners's Dictionary of Current English (1980: 437), diartikan menjadi sesuatu yang diberitahukan, pengetahuan, serta fakta. Sedang dalam Ilmu Informasi, kata-istilah "Informasi", "pengetahuan", dan "liputan" dibedakan. Menurut Teskey (pada Pendit,1992) data merupakan hasil observasi eksklusif terhadap suatu kejadian, yg adalah perlambangan yang mewakili objek atau konsep pada global konkret, yang dilengkapi dengan nilai tertentu; Informasi adalah gugusan data yg terstruktur, yg disampaikan seseorang pada orang lain. Sedangkan keterangan menurut Arifin (1997), adalah kabar yang menarik, krusial, dan belum pernah didengar.

Informasi merupakan sarana standar buat menunjang serta meningkatkan kegiatan bidang Ilmu Pengetahuan, kebudayaan, dan teknologi. Pengetahuan, adalah sesuatu yang digunakan insan buat tahu dunia, yang bisa diubah-ubah dari berita yg diterima. Dalam makalah ini liputan secara singkat diartikan sebagai segala data, liputan, dan pengetahuan yg disampaikan kepada orang lain melalui berbagai media, dalam bentuk tekstual, gambar, juga suara. 

Teknologi liputan adalah sebuah istilah baru yang merupakan terjemahan dari Information Technology Bagi kebanyakan orang teknologi warta merupakan sinonim dari “Teknologi Baru”, karena karena kaitannya yang erat menggunakan mesin-mesin microprosesor., misalnya mikro-personal komputer , indera-indera yang bekerja secara otomatis, seperti indera pengolah istilah, dan lain sebagainya . Pengertian Teknologi Informasi dari British Advisory Council for Applied Research and Development (Dalam Zorkoczy, (1990: 12).adalah mencakup bidang-bidang ilmu pengetahuan, teknologi serta perekayasaan serta teknik-teknik pengelolaan yg digunakan dalam penanganan serta pengolahan fakta , penerapan bidang serta teknik tadi, komputer serta interaksinya dengan insan dan mesin, masalah sosial ekonomi serta budaya yang berkaitan. .memang poly definisi-definisi mengenai Teknologi Informasi, sebagai akibatnya pada “Macmillan Dictionary of Personal Computing and Communication” masih ada empat halaman yang mengungkapkan mengenai Teknologi Informasi. 

Khusus di bidang Ilmu Perpustakaan serta Informasi Sulistyo-Basuki menyatakan bahwa Teknologi Informasi adalah teknologi yang digunakan buat menyimpan, mengolah, membuat, dan menyebar- luaskan kabar. 

Akar menurut teknologi warta pada masa sebelum terdapat personal komputer digital adalah telekomunikasi serta sistem audio-video. Kemudian dengan adanya personal komputer digital sudah membentuk beberapa cabang baru. Dengan adanya kemajuan-kemajuan teknologi, waktu ini cakupan Teknologi fakta meliputi : 
1) Telekomunikasi. Contoh penerapannya yaitu : adanya Teleconference atau yg sekarang dikenal menggunakan nama Trimitra; Telkom Memo; Lacak, dll.
2) Komputer, termasuk mikrobentuk. Contohnya yaitu, perlindungan data, sistem ahli, komunikasi suara dengan donasi personal komputer . 
3) Jaringan digital, contohnya diantaranya adanya surat elektronik, sistem kabar, jaringan berita /
4) Audio dan video, termasuk sistem komunikasi optik. Contoh : Video Conference, Video-teks ,dll. 

II. Penerapan Teknologi warta 
Pada dasarnya teknologi warta mengalami kemajuan pada 2 arah: 
1) Pengembangan produk, yaitu pengembangan perangkat sistem serta konsep konsepnya (gagasan, mekanisme), menggunakan cakupan aplikasi di segala bidang yang mengharuskan manusia berhubungan dengan informasi, dicermati dari perangkat yg dipakai.
2) Aplikasi produk dan konsep tsb. Pada sejumlah kegiatan tertentu, diantaranya pada bidang industri, keuangan dan perdangan, percetakan, militer, dan buat pengelolaan pekerjaan pada kantor. 
Dalam makalah yg singkat ini selanjutnya penulis hanya akan membahas kemajuan teknologi liputan pada hubungannya menggunakan pelaksanaan produk dan konsep konsepnya khususnya dalam perpustakaan dan sentra dokumentasi dan warta. 

Aplikasi teknologi liputan yg tercakup dalam ruang lingkup suatu sistem kabar, baik itu perpustakaan maupun pusat-sentra dokumentasi dan informasi, secara umum bisa diklasifikasikan sebagai 4 bidang utama, yaitu :
1. Library housekeeping ( Perawatan /pengelolaan perpustakaan)
2. Information retrieval (Temu balik informasi / Penelusuran Informasi)
3. General purpose perangkat lunak (Perangkat lunak untuk aneka macam macam keperluan)
4. Library networking (Jaringan kerjasama perpustakaan )

Ad.1. Library Housekeeping
Library housekeeping atau pengelolaan perpustakaan, merupakan istilah umum yg mengacu dalam aneka macam macam aktivitas rutin yg perlu dilakukan agar supaya perpustakaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. 

Dengan adanya kemajuan teknologi keterangan bisa dilakukan menggunakan memakai sistem yg terpadu yang terdiri dari beberapa modul, yaitu akuisisi atau pengadaan, pengatalogan, aliran, pengaksesan katalog oleh umum atau yg dikenal menggunakan nama OPAC (Online Public Akses Catalog), dan peminjaman antar perpustakaan.

Konsep integrasi akhir-akhir ini sudah diterapkan secara luas dalam sistem housekeping perpustakaan. Istilah Sistem Perpustakaan yang Terintegrasi (Integrated Library System) acapkali dipakai menjadi indikasi bahwa sub-sistem atau modul-modul yang ada diintegrasikan semuanya menciptakan Sistem Informasi Tunggal yg berbasis personal komputer yang mampu melakukan tukar menukar berita menurut satu modul ke modul lain, serentak oleh beberapa modul yang berbeda sebagai akibatnya memungkinkan penggunaan dan pemanfaatan data sang sistem akan lebih efisien. Sebagai contoh:: berita pengarang / judul akan dipakai bersama oleh modul : Akuisisi, Pengatalogan, Sirkulasi, OPAC (Online Public Acces Catalog), dan Informasi pengelolaan. Dari seluruh modul atau sub sistem ini yang paling krusial bagi pemakai adalah sub sistem OPAC, yg memungkankan pengaksesan Online ke katalog.

Sistem Perpustakaan yang Terintegrasi ini lalu dikenal secara luas menggunakan nama Otomasi Perpustakaan. Secara umum ada tiga generasi Otomasi Perpustakaan, yaitu: 
Generasi I : Otomasi aktivitas-aktivitas pemrosesan, seperti akuisisi serta pengatalogan ditambah dengan pengendalian peredaran.
Generasi II : Pengembangan dan pemasangan sistem yang terintegrasi termasuk OPAC
Generasi III : Dibangun Local Area Network dengan kemampuan komputasi serta komunikasi dalam stasiun kerja individu.

Pengertian Otomasi Perpustakaan kalau ditinjau berdasarkan segi etimologi asal berdasarkan bahasa Inggris yaitu Library Automation. Kata Automation pada dalam Microcomputer dictionary berarti : 1) Perubahan dari suatu proses atau mekanisme secara otomatis; 2) Pelaksanaan proses menggunakan wahana-wahana otomatis (Sippl, 1975). Adapun konsep Otomasi berdasarkan Encyclopedia of Science and Technology, Vol.1, mendeskripsikan penerapan mesin-mesin personal komputer dalam penyimpanan, pemrosesan data-data usaha, teknis, juga ilmiah. Dengan demikian otomasi perpustakaan berarti penggunaan komputer buat seluruh kegiatan perpustakaan mulai berdasarkan pengadaan, pengolahan, sampai ke layanan sirkulasi.

Ad 2) Information Retrieval. 
Sistem berita buat temu kembali informasi secara elektronis pertama kali dipakai buat pencarian data lokal dilakukan menggunakan menggunakan katalog. Kemudian menggunakan adanya kemajuan teknologi berita temu balik berita atau yg dikenal menggunakan penelusuran keterangan pula mengalami kemajuan, yaitu dengan penggunaan wahana-saran elektronis.

Ada 3 macam wahana pada Penelusuran keterangan atau temu pulang fakta secara elektronis, yaitu : 
a) menggunakan Pangkalan Data Lokal
b) memakai CD-ROM 
c) memakai jaringan Wide Area Network, atau yang banyak dikenal melalui Internet. 

Ad. 3. General Purpose Software. 
Yang termasuk dalam general purpose aplikasi yg bisa dipakai di forum-lembaga yg beranjak pada bidang dokumentasi dan keterangan adalah :
  • Word Processing : buat pengolah teks dan pencetakan. 
  • Spreadsheets : buat kalkulasi keuangan
  • Graphics : buat presentasi statistik
  • Desktop Publishing : buat penerbitan serta percetakan yang profesional
  • Electronic mail : buat pendistribusian pesan
Ad. 4. Library networking. 
Istilah Library networking memiliki cakupan yang luas, tetapi umumnya mencakup 
a. Kerjasama antar perpustakaan atau jaringan keterangan antar forum-forum yg bergerak di bidang keterangan yg sama atau relevan, atau Pengkaitan komputer perpustakaan atau lembaga fakta (Pusdokinfo) dengan forum lainnya pada dalam institusi buat membangun LAN (Local Area Network)
b. Pengkaitan komputer forum Pusdokinfo ke personal komputer lain yg jauh jaraknya buat menciptakan Wide Area Network atau yang acapkali dikenal bisa berhubungan melalui internet. 

LAN dan WAN merupakan jenis-jenis jaringan yang dipakai buat automasi perpustakaan yg dicermati menurut lingkup geografisnya. LAN adalah suatu jaringan komputer dengan daerah kerja nisbi mini , pada satu lokal; dan WAN merupakan jaringan komputer yg daerah kerjanya meliputi radius antar kota, antar pulau, dan bahkan antar benua. Sebenarnya terdapat jenis lain, yg dianggap Metropolitat Area Network (MAN ), menggunakan wilayah kerja antara 30 hingga 50 km, yang adalah alternatif pilihan buat menciptakan jaringan komputer kantor-tempat kerja pada satu kota.

III. Fungsi Teknologi Informasi
Setelah mengetahui penerapan teknoogi informasi, maka dapat kita ketahui bahwa fungsi primer Teknologi Informasi pada dasarnya adalah :
1. Mengatur warta “Ing-Griyo”(in-house information ) atau keterangan yg ada pada pada forum liputan tersebut, serta mengusahakannya supaya bisa pada temu pulang.
2. Meng-akses pangkalan data luar (Ektern), yaitu pangkalan data berdasarkan lembaga-lembaga lain, maupun belahan dunia lain.

Fungsi-fungsi lainnya, yaitu :
1. Meringankan beban kerja
2. Efisien serta berhemat ketika serta energi staf
3. Meningkatkan jasa perpusdokinfo dan fungsi-fungsi baru.
4. Menbangun jaringan kerja dan kerjasama.

V. Metode-metode yg bisa dikembangkan melalui Teknologi Informasi
Beberapa metode bisa dikembangkan menggunakan adanya kemajuan teknologi warta, yaittu :
1. Media simpanoptik.
2. Metode menyimpan cantuman
3. Metode mengindeks dokumen
4. Metode mengkomunikasikan pengetahuan.

VI. Dampak Teknologi informasi.
Sumber daya manusia di perpustakaan , terutama para pustakawan, termasuk asisten pustakawan merupakan front liner (garis terdepan) menurut scientif discovery (Penemuan-penemuan ilmiah. Oleh karena itu bila dengan adanya internet pada perpustakaan, maka merekalah yg akan menerima impak terbanyak baik positif maupun negatif. Bagi orang yang introvert (yaitu jenis kepribadian yang memiliki karakterisitik menutup diri), teknologi ini akan merupakan loka tempat mengekspresikan diri yg lebih bebas. Karena dalam dasarnya menggunakan adanya penelusuran melalui internet pustakawan tersebut tidak perlu selalu menghadapi pemakai face-to-face. Demikian jua bagi pemakai yg introvert Pengaruh lain bagi pustakawan belia yg mempunyai wawasan luas, memiliki dorongan m,aju, teknologi ini akan dilihat sebagai pel;uang buat mempertinggi kinerja perpustakaan, termasuk pelayanan kepada pemakai.

Meskipun poly kelebihan yg dapat dinikmati menggunakan adanya kemajuan teknologi keterangan, misalnya yg bisa dipandang dari fungsi-fungsi internet, namun terdapat pula pengaruh negatifnya. Dampak teknologi liputan secara umum adalah :
1. Bila tidak terjadi ekspansi kesempatan kerja, akan terjadi pengangguran.
2. Tidak ada proteksi data
3. Karena adanya arus fakta melewati perbatasan negara (Transborder Data Flow), termasuk informasi sensitif akan mengakibatkan impak negatif terhadap bidang ekonomi, dan budaya.
4. Hak cipta tidak terlindungi
5. Sukar melakukan kontrol kearsipan.

TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK PERPUSTAKAAN DAN PUSAT DOKUMENTASI DAN INFORMASI

Teknologi Informasi Untuk Perpustakaan Dan Pusat Dokumentasi Dan Informasi
Pada era globalisasi ini sudah banyak terjadi kemajuan-kemajuan teknologi yg dimanfaatkan masyarakat, serta yang lebih kelihatan terutama kemajuan pada banyak sekali bidang ilmu. Hal ini disebabkan lantaran adanya kemajuan-kemajuan teknologi kabar. Kebanyakan orang menduga Teknologi berita sama dengan teknologi baru. Padahal sebenarnya teknologi kabar (Information Technology ) telah mulai dikenal sejak tahun 1970-an. Hal ini sebenarnya mampu ditinjau dari adanya telegram, yang lalu berkembang dengan adanya Facimile (Fax.), dan perkembangan terakhir yaitu adanya E-mail serta Voice Mail. Penerapan teknologi liputan saat ini sudah terjadi di segala bidang serta bisa kita lihat dan rasakan pada tempat tinggal -rumah, di kantor, perdagangan serta keuangan, serta jua di bidang militer. Dalam makalah ini akan dibahas secara spesifik penerapan teknologi liputan di bidang perpustakaan serta pusat-pusat dokumentasi serta warta.

Beberapa hal yg dibahas pada makalah ini adalah pengertian dan cakupan teknologi warta, penerepan teknologi keterangan di perpustakaan, fungsi-fungsi, dan dampak tekonologi keterangan. Maksud dari goresan pena ini merupakan supaya dapat diketahui sang para pustakawan dan calon-calon pustakawan konsep serta penerapan teknologi di perpustakaan supaya mereka siap menghadapi kemajuan teknologi keterangan pada global yg telah merambah menggunakan luas pada perpustakaan-perpustakaan pada Indonesia.

I. Sejarah Perkembangan.
Kemajuan Teknologi Informasi pada tempat kerja-kantor di global dimulai pada pertengahan abad ke-20, dengan diperkenalkannya telepon otomatis, indera pencatat telegram, telex, mesin ketik elektrik, mesin duplikator, mesin penjumlah, tabulator serta perangkat pengolahan data. 

Sejarah perkembangan teknologi warta buat perpustakaan dimulai dalam masa pra komputer. Pada waktu itu buat wahana penulisan dokumen di kantor-kantor dan khususnya di perpustakaan, masih menggunakan mesin ketik manual, lalu terdapat mesin ketik listrik (elektronis), atau yg dikenal dengan mesin ketik IBM. Kemudian mulai terdapat komputer kira-kira pertengahan abad 19 (buat negara-negara maju, serta pada Indonesia sekitar tahun 70-an) Pada ketika itu komputer dipakai secara Off-Line, artinya nir dihubungkan dengan wahana telepon, dan dipakai buat masing-masing bagian. Pada waktu itu meskipun telah ada perangkat-software buat sistem aliran, pengatalogan, atau pengolahan, tetapi belum dihubungkan menggunakan suatu sistem yang terpadu. .kemudian dengan adanya kemajuan teknologi, pengelolaan data pada perpustakaan dan sentra dokumentasi dan keterangan dapat dilakukan pengelolaan tempat tinggal tangga perpustakaan (Library house-keeping ) dengan Automasi Perpustakaan. Kemudian dengan semakain meningkatnya kemajuan teknologi, penggunaan komputer secara off-line bisa diganti menggunakan on-line serta disambungkan ke banyak sekali jaringan di global menggunakan berbagai Web-Site di dunia. Perpustakaan ada yg dikenal menggunakan nama Perpustakaan Elektronik serta Perpustakaan Maya (Virtual library )

II. Pengertian serta cakupan Teknologi Informasi.
Kata Teknologi Informasi berasal menurut istilah Information Technology. Kata Technology menurut Kamus Advanced Leaner’s Dictionary of Current English (1974) adalah penerapan pengetahuan secara sistematis dalam tugas-tugas simpel dalam suatu industri. Senada menggunakan definisi tsb, Sulistyo-Basuki (1992:81) menyatakan bahwa Teknologi bisa diartikan menjadi aplikasi ilmu, sinonim dengan ilmu terapan. 

Kata Informasi pada Oxford Advanced Learners's Dictionary of Current English (1980: 437), diartikan menjadi sesuatu yg diberitahukan, pengetahuan, serta liputan. Sedang pada Ilmu Informasi, istilah-istilah "Informasi", "pengetahuan", dan "kabar" dibedakan. Menurut Teskey (pada Pendit,1992) data adalah hasil observasi pribadi terhadap suatu kejadian, yg merupakan perlambangan yang mewakili objek atau konsep pada dunia konkret, yg dilengkapi menggunakan nilai tertentu; Informasi merupakan gugusan data yg terstruktur, yg disampaikan seseorang pada orang lain. Sedangkan berita dari Arifin (1997), merupakan keterangan yang menarik, krusial, serta belum pernah didengar.

Informasi adalah wahana standar untuk menunjang serta menaikkan kegiatan bidang Ilmu Pengetahuan, kebudayaan, dan teknologi. Pengetahuan, adalah sesuatu yang digunakan manusia buat tahu global, yang bisa diubah-ubah menurut warta yang diterima. Dalam makalah ini kabar secara singkat diartikan sebagai segala data, fakta, serta pengetahuan yg disampaikan pada orang lain melalui berbagai media, dalam bentuk tekstual, gambar, juga bunyi. 

Teknologi keterangan merupakan sebuah kata baru yang adalah terjemahan berdasarkan Information Technology Bagi kebanyakan orang teknologi berita adalah sinonim berdasarkan “Teknologi Baru”, karena karena kaitannya yg erat dengan mesin-mesin microprosesor., seperti mikro-komputer, indera-alat yang bekerja secara otomatis, seperti alat pengolah istilah, serta lain sebagainya . Pengertian Teknologi Informasi berdasarkan British Advisory Council for Applied Research and Development (Dalam Zorkoczy, (1990: 12).adalah meliputi bidang-bidang ilmu pengetahuan, teknologi serta perekayasaan serta teknik-teknik pengelolaan yang digunakan dalam penanganan serta pengolahan fakta , penerapan bidang dan teknik tersebut, komputer serta interaksinya dengan manusia serta mesin, masalah sosial ekonomi dan budaya yg berkaitan. .memang banyak definisi-definisi tentang Teknologi Informasi, sehingga dalam “Macmillan Dictionary of Personal Computing and Communication” masih ada empat laman yang mengungkapkan mengenai Teknologi Informasi. 

Khusus di bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi Sulistyo-Basuki menyatakan bahwa Teknologi Informasi adalah teknologi yang dipakai buat menyimpan, mengolah, membuat, dan menyebar- luaskan keterangan. 

Akar berdasarkan teknologi keterangan dalam masa sebelum terdapat personal komputer digital adalah telekomunikasi serta sistem audio-video. Kemudian dengan adanya komputer digital sudah menciptakan beberapa cabang baru. Dengan adanya kemajuan-kemajuan teknologi, ketika ini cakupan Teknologi keterangan meliputi : 
1) Telekomunikasi. Contoh penerapannya yaitu : adanya Teleconference atau yang kini dikenal menggunakan nama Trimitra; Telkom Memo; Lacak, dll.
2) Komputer, termasuk mikrobentuk. Contohnya yaitu, proteksi data, sistem ahli, komunikasi bunyi menggunakan donasi komputer. 
3) Jaringan digital, contohnya diantaranya adanya surat elektronika, sistem informasi, jaringan informasi /
4) Audio dan video, termasuk sistem komunikasi optik. Contoh : Video Conference, Video-teks ,dll. 

II. Penerapan Teknologi berita 
Pada dasarnya teknologi keterangan mengalami kemajuan dalam 2 arah: 
1) Pengembangan produk, yaitu pengembangan perangkat sistem dan konsep konsepnya (gagasan, mekanisme), dengan cakupan aplikasi pada segala bidang yg mengharuskan manusia berhubungan dengan fakta, dicermati menurut perangkat yg digunakan.
2) Aplikasi produk serta konsep tsb. Pada sejumlah aktivitas tertentu, antara lain pada bidang industri, keuangan dan perdangan, percetakan, militer, serta buat pengelolaan pekerjaan pada kantor. 
Dalam makalah yang singkat ini selanjutnya penulis hanya akan membahas kemajuan teknologi keterangan pada hubungannya dengan aplikasi produk dan konsep konsepnya khususnya dalam perpustakaan serta pusat dokumentasi dan liputan. 

Aplikasi teknologi fakta yang tercakup pada ruang lingkup suatu sistem liputan, baik itu perpustakaan juga sentra-sentra dokumentasi dan liputan, secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 4 bidang utama, yaitu :
1. Library housekeeping ( Perawatan /pengelolaan perpustakaan)
2. Information retrieval (Temu kembali warta / Penelusuran Informasi)
3. General purpose aplikasi (Perangkat lunak buat berbagai macam keperluan)
4. Library networking (Jaringan kerjasama perpustakaan )

Ad.1. Library Housekeeping
Library housekeeping atau pengelolaan perpustakaan, adalah kata umum yg mengacu dalam aneka macam macam aktivitas rutin yang perlu dilakukan agar agar perpustakaan dapat berjalan sebagaimana mestinya. 

Dengan adanya kemajuan teknologi warta dapat dilakukan menggunakan menggunakan sistem yang terpadu yg terdiri berdasarkan beberapa modul, yaitu akuisisi atau pengadaan, pengatalogan, aliran, pengaksesan katalog oleh umum atau yg dikenal menggunakan nama OPAC (Online Public Akses Catalog), dan peminjaman antar perpustakaan.

Konsep integrasi akhir-akhir ini sudah diterapkan secara luas dalam sistem housekeping perpustakaan. Istilah Sistem Perpustakaan yang Terintegrasi (Integrated Library System) tak jarang dipakai sebagai pertanda bahwa sub-sistem atau modul-modul yang terdapat diintegrasikan semuanya membentuk Sistem Informasi Tunggal yg berbasis komputer yang bisa melakukan tukar menukar fakta berdasarkan satu modul ke modul lain, serentak oleh beberapa modul yg tidak selaras sebagai akibatnya memungkinkan penggunaan dan pemanfaatan data sang sistem akan lebih efisien. Sebagai contoh:: fakta pengarang / judul akan digunakan beserta sang modul : Akuisisi, Pengatalogan, Sirkulasi, OPAC (Online Public Acces Catalog), serta Informasi pengelolaan. Dari semua modul atau sub sistem ini yang paling penting bagi pemakai merupakan sub sistem OPAC, yang memungkankan pengaksesan Online ke katalog.

Sistem Perpustakaan yg Terintegrasi ini lalu dikenal secara luas dengan nama Otomasi Perpustakaan. Secara generik ada tiga generasi Otomasi Perpustakaan, yaitu: 
Generasi I : Otomasi aktivitas-aktivitas pemrosesan, seperti akuisisi dan pengatalogan ditambah menggunakan pengendalian aliran.
Generasi II : Pengembangan serta pemasangan sistem yang terintegrasi termasuk OPAC
Generasi III : Dibangun Local Area Network dengan kemampuan komputasi dan komunikasi dalam stasiun kerja individu.

Pengertian Otomasi Perpustakaan kalau dilihat berdasarkan segi etimologi berasal dari bahasa Inggris yaitu Library Automation. Kata Automation pada dalam Microcomputer dictionary berarti : 1) Perubahan berdasarkan suatu proses atau prosedur secara otomatis; 2) Pelaksanaan proses menggunakan sarana-wahana otomatis (Sippl, 1975). Adapun konsep Otomasi dari Encyclopedia of Science and Technology, Vol.1, menggambarkan penerapan mesin-mesin komputer pada penyimpanan, pemrosesan data-data bisnis, teknis, juga ilmiah. Dengan demikian otomasi perpustakaan berarti penggunaan personal komputer buat semua kegiatan perpustakaan mulai dari pengadaan, pengolahan, hingga ke layanan aliran.

Ad 2) Information Retrieval. 
Sistem keterangan buat temu balik kabar secara elektronis pertama kali dipakai buat pencarian data lokal dilakukan menggunakan memakai katalog. Kemudian menggunakan adanya kemajuan teknologi keterangan temu pulang keterangan atau yang dikenal menggunakan penelusuran liputan juga mengalami kemajuan, yaitu menggunakan penggunaan sarana-saran elektronis.

Ada 3 macam sarana pada Penelusuran berita atau temu balik liputan secara elektronis, yaitu : 
a) memakai Pangkalan Data Lokal
b) menggunakan CD-ROM 
c) menggunakan jaringan Wide Area Network, atau yang banyak dikenal melalui Internet. 

Ad. Tiga. General Purpose Software. 
Yang termasuk dalam general purpose software yg bisa dipakai pada lembaga-forum yg bergerak pada bidang dokumentasi serta warta adalah :
  • Word Processing : buat pengolah teks serta pencetakan. 
  • Spreadsheets : buat kalkulasi keuangan
  • Graphics : buat presentasi statistik
  • Desktop Publishing : buat penerbitan dan percetakan yang profesional
  • Electronic mail : buat pendistribusian pesan
Ad. 4. Library networking. 
Istilah Library networking memiliki cakupan yg luas, namun biasanya meliputi 
a. Kerjasama antar perpustakaan atau jaringan keterangan antar lembaga-forum yang beranjak pada bidang berita yang sama atau relevan, atau Pengkaitan komputer perpustakaan atau lembaga warta (Pusdokinfo) menggunakan forum lainnya pada pada institusi buat membangun LAN (Local Area Network)
b. Pengkaitan personal komputer forum Pusdokinfo ke komputer lain yg jauh jaraknya untuk membangun Wide Area Network atau yang tak jarang dikenal bisa bekerjasama melalui internet. 

LAN dan WAN adalah jenis-jenis jaringan yg digunakan buat automasi perpustakaan yang dilihat menurut lingkup geografisnya. LAN merupakan suatu jaringan komputer menggunakan wilayah kerja relatif kecil, dalam satu lokal; serta WAN merupakan jaringan personal komputer yg daerah kerjanya mencakup radius antar kota, antar pulau, serta bahkan antar benua. Sebenarnya terdapat jenis lain, yang disebut Metropolitat Area Network (MAN ), menggunakan wilayah kerja antara 30 hingga 50 km, yang merupakan cara lain pilihan buat menciptakan jaringan personal komputer kantor-tempat kerja dalam satu kota.

III. Fungsi Teknologi Informasi
Setelah mengetahui penerapan teknoogi warta, maka bisa kita ketahui bahwa fungsi primer Teknologi Informasi pada dasarnya adalah :
1. Mengatur fakta “Ing-Griyo”(in-house information ) atau warta yang ada pada dalam forum kabar tersebut, dan mengusahakannya agar bisa pada temu balik .
2. Meng-akses pangkalan data luar (Ektern), yaitu pangkalan data menurut lembaga-lembaga lain, maupun belahan global lain.

Fungsi-fungsi lainnya, yaitu :
1. Meringankan beban kerja
2. Efisien dan menghemat waktu dan tenaga staf
3. Meningkatkan jasa perpusdokinfo serta fungsi-fungsi baru.
4. Menbangun jaringan kerja dan kerjasama.

V. Metode-metode yang bisa dikembangkan melalui Teknologi Informasi
Beberapa metode bisa dikembangkan dengan adanya kemajuan teknologi keterangan, yaittu :
1. Media simpanoptik.
2. Metode menyimpan cantuman
3. Metode mengindeks dokumen
4. Metode mengkomunikasikan pengetahuan.

VI. Dampak Teknologi keterangan.
Sumber daya insan di perpustakaan , terutama para pustakawan, termasuk asisten pustakawan merupakan front liner (garis terdepan) menurut scientif discovery (Penemuan-inovasi ilmiah. Oleh karena itu bila menggunakan adanya internet pada perpustakaan, maka merekalah yg akan mendapat imbas terbanyak baik positif maupun negatif. Bagi orang yg introvert (yaitu jenis kepribadian yg mempunyai karakterisitik menutup diri), teknologi ini akan merupakan tempat loka mengekspresikan diri yg lebih bebas. Karena dalam dasarnya dengan adanya penelusuran melalui internet pustakawan tersebut tidak perlu selalu menghadapi pemakai face-to-face. Demikian juga bagi pemakai yang introvert Pengaruh lain bagi pustakawan muda yang memiliki wawasan luas, mempunyai dorongan m,aju, teknologi ini akan ditinjau sebagai pel;uang buat mempertinggi kinerja perpustakaan, termasuk pelayanan pada pemakai.

Meskipun banyak kelebihan yg dapat dinikmati menggunakan adanya kemajuan teknologi berita, misalnya yang bisa dicermati menurut fungsi-fungsi internet, namun ada jua efek negatifnya. Dampak teknologi berita secara generik adalah :
1. Bila tidak terjadi perluasan kesempatan kerja, akan terjadi pengangguran.
2. Tidak terdapat proteksi data
3. Karena adanya arus berita melewati perbatasan negara (Transborder Data Flow), termasuk berita sensitif akan menyebabkan efek negatif terhadap bidang ekonomi, serta budaya.
4. Hak cipta tidak terlindungi
5. Sukar melakukan kontrol kearsipan.

KONSEP DESAIN DAN IMPLEMENTASI PERPUSTAKAAN ELEKTRONIK

Konsep, Desain Dan Implementasi Perpustakaan Elektronik 
Penerapan Teknologi Informasi (TI) waktu ini telah menyebar hampir pada seluruh bidang nir terkecuali pada perpustakaan. Perpustakaan menjadi institusi pengelola liputan merupakan keliru satu bidang penerapan teknologi keterangan yang berkembang menggunakan pesat. Perkembangan menurut penerapan teknologi kabar sanggup kita lihat dari perkembangan jenis perpustakaan yg selalu berkaitan dengan menggunakan teknologi berita, diawali dari perpustakaan manual, perpustakaan terautomasi, perpustakaan digital atau cyber library. Ukuran perkembangan jenis perpustakaan poly diukur dari penerapan teknologi informasi yang digunakan dan bukan menurut skala berukuran lain misalnya besar gedung yg digunakan, jumlah koleksi yang tersedia juga jumlah penggunanya. Kebutuhan akan TI sangat herbi kiprah berdasarkan perpustakaan menjadi kekuatan dalam pelestarian dan penyebaran berita ilmu pengetahuan serta kebudayaan yg berkembang seiring dengan menulis, mencetak, mendidik dan kebutuhan manusia akan liputan. Perpustakaan membagi rata keterangan menggunakan cara mengidentifikasi, mengumpulkan, mengelola dan menyediakanya buat generik. 

Penerapan teknologi berita di perpustakaan dapat difungsikan pada banyak sekali bentuk, diantaranya:
  1. Penerapan teknologi informasi dipakai menjadi Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan. Bidang pekerjaan yang bisa diintegrasikan dengan sistem informasi perpustakaan merupakan pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik serta lain sebagainya. Fungsi ini acapkali diistilahkan sebagai bentuk Automasi Perpustakaan.
  2. Penerapan teknologi liputan menjadi wahana buat menyimpan, menerima dan menyebarluaskan keterangan ilmu pengetahuan pada format digital. Bentuk penerapan TI dalam perpustakaan ini sering dikenal dengan Perpustakaan Digital.
Kedua fungsi penerapan teknologi keterangan ini dapat terpisah juga terintegrasi pada suatu sistem keterangan tergantung menurut kemampuan perangkat lunak yg dipakai, sumber daya manusia serta infrastruktur peralatan teknologi keterangan yang mendukung keduanya. Dalam makalah ini selanjutnya akan membahas mengenai automasi perpustakaan.

Faktor Penggerak 
  • Kemudahan mendapatkan produk TI 
  • Harga semakin terjangkau buat memperoleh produk TI 
  • Kemampuan menurut teknologi warta 
  • Tuntutan layanan rakyat serba “klick” 
Alasan lain 
  • Mengefisiensikan serta mempermudah pekerjaan pada perpustakaan 
  • Memberikan layanan yg lebih baik pada pengguna perpustakaan 
  • Meningkatkan citra perpustakaan 
  • Pengembangan infrastruktur nasional, regional serta global. 
Peranan Katalog pada Automasi Perpustakaan 
Katalog adalah informasi singkat atau wakil menurut suatu dokumen. Katalog perpustakaan elektro adalah jantung menurut sebuah sistem perpustakaan yg terautomasi. Sub sistem lain misalnya OPAC dan aliran berinteraksi dengannya pada menyediakan layanan automasi. Sebuah sistem katalog yg didesain dengan baik adalah faktor kunci keberhasilan penerapan automasi perpustakaan.

Cakupan menurut Automasi Perpustakaan
  • Pengadaan koleksi 
  • Katalogisasi, inventarisasi 
  • Sirkulasi, reserve, inter-library loan 
  • Pengelolaan penerbitan terencana 
  • Penyediaan katalog (OPAC) 
  • Pengelolaan anggota 
Bagaimana mengenai Layanan Referens ?
  • Layanan referens tidak termasuk pada bagian yang terintegrasi berdasarkan suatu sistem automasi perpustakaan, tetapi yang lebih penting merupakan penyediaan teknologi warta yang digunakan pada layanan referens. Layanan fakta referens dikembangkan menggunakan menyediakan koleksi pada bentuk digital yg dikemas dalam CD-ROM dan akses keterangan ke jaringan luar (LAN, WAN, Internet) 
Peran CD-ROM
  • Mempercepat akses liputan multi media baik itu berupa tak berbentuk, indeks, bahan full text, dalam bentuk digital tanpa mengadakan interaksi ke jaringan komputer. 
  • Media back-up / cadangan data perpustakaan dan sarana koleksi referens bagi perpustakaan lain. 
Peran Internet 
  • Untuk mengakses infrormasi multimedia dalam resource internet. 
  • Sarana telekomunikasi serta distribusi warta. 
  • Untuk membuat homepage, penyebarluasan katalog dan keterangan. 
Keperluan Pengguna
Pustakawan wajib bisa melayani keperluan pengguna seperti permintaan akan akses yang lebih cepat ke warta yang dibutuhkan berdasarkan dalam juga luar perpustakaan. Dengan begitu dibutuhkan supaya para pustakawan mahir dalam penggunaan teknologi informasi sebagai akibatnya mereka dapat membantu pengguna perpustakaan pada menemukan fakta yang dibutuhkan.

Apa yg wajib diketahui serta dikerjakan oleh pustakawan pada mengautomasikan perpustakaannya : 
  • Faham akan maksud serta ruang lingkup serta unsur menurut AP 
  • Faham dan mampu mengapresiasi pentingnya melaksanakan analisis sistem yang menyeluruh sebelum merencanakan desain sistem 
  • Faham akan dan sanggup mengapresiasi manfaat analisis sistem dan desain, implementasi, evaluasi dan maintenance. 
  • Faham akan proses penilaian aplikasi sejalan dengan proposal sebelum memilih sebuah sistem 
  • Faham akan serta bisa mengapresiasi pentingnya pembinaan buat staf serta keterlibatan mereka dalam semua proses kerja 
Unsu-unsur Automasi Perpustakaan
Dalam sebuah sistem automasi perpustakaan terdapat beberapa unsur atau kondisi yang saling mendukung serta terkait satu dengan lainnya, unsur-unsur atau kondisi tadi merupakan :

1. Pengguna (users)
Pengguna merupakan unsur utama dalam sebuah sistem automasi perpustakan. Dalam pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu dikembangkan melalui konsultasi menggunakan pengguna-penggunanya yg mencakup pustakawan, staf yg nantinya menjadi operator atau teknisi serta para anggota perpustakaan. Apa misi organisasi tersebut? Apa kebutuhan liputan mereka ? Seberapa melek komputerkah mereka? Bagaimana perilaku mereka ? Apakah pelatihan dibutuhkan? Itu merupakan beberapa pertanyaan yg harus dijawab dalam berbagi sebuah sistem automasi perpustakaan. Automasi Perpustakaan baru mampu dikatakan baik apabila memenuhi kebutuhan pengguna baik staf juga anggota perpustakaan. Tujuan daripada sistem automasi perpustakaan merupakan buat memberikan manfaat pada pengguna.

Konsultasikan menggunakan pengguna buat memilih kebutuhan-kebutuhan mereka. Namun perlu hati-hati terhadap penilaian keliru yang dilakukan sang pengguna tentang kebutuhan dan persepsi mengenai apa yg bisa serta tidak sanggup dilakukan sang suatu sistem personal komputer . Kebutuhan bisa dirincikan terlalu banyak atau terlalu sedikit serta kadang-kadang persepsi bisa juga keliru.

Staf yg bersangkutan harus dilibatkan mulai berdasarkan termin perencanaan serta aplikasi sistem. Masukan berdasarkan masing-masing staf wajib dikumpulkan buat mengklaim kerjasama mereka. Tenaga-energi inti yg dilatih buat menjadi operator, teknisi serta adminsitrator sistem wajib diidentifikasikan dan dilatih sinkron bidang yg akan dioperasikan.

2. Perangkat Keras (Hardware)
Komputer adalah sebuah mesin yg dapat mendapat serta memasak data menjadi fakta secara cepat dan tepat. Pendapat lain berkata bahwa komputer hanya sebuah komponen fisik dari sebuah sistem personal komputer yang memerlukan program buat menjalankannya. 

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa personal komputer merupakan sebuah indera dimana kemampuanya sangat tergantung dalam manusia yg mengoperasikan dan aplikasi yg dipakai. 

Kecenderungan perkembangan komputer : 
  • Ukuran fisik mengecil dengan kemampuan yg lebih akbar 
  • Harga terjangkau (murah) 
  • Kemampuan penyimpanan data berkapasitas tinggi 
  • Transfer pengiriman data yang lebih cepat dengan adanya jaringan 
Dalam memilih perangkat keras yg pertama merupakan memilih staf yang bertanggung jawab atas pemilihan serta penilaian hardware sebelum transaksi pembelian. Adanya staf yg bertanggung jawab adalah buat mengurangi ketergantungan terhadap pihak lain dan menghindari imbas tidak baik yang mungkin timbul. Hal lain adalah adanya dukungan teknis serta garansi produk dari vendor penyedia komputer.

3. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak diartikan sebagai metode atau prosedur buat mengoperasikan komputer supaya sesuai dengan permintaan pemakai. Kecenderungan dari aplikasi sekarang sanggup diaplikasikan dalam berbagai sistem operasi, bisa menjalankan lebih menurut satu acara pada ketika bersamaan (multi-tasking), kemampuan mengelola data yang lebih handal, dapat dioperasikan secara beserta-sama (multi-user). 

Untuk menerima aplikasi sekarang sudah banyak tersedia baik berdasarkan luar juga dalam negeri menggunakan berbagai keunggulan yang ditawarkan dan harga yang bervariasi. Di perpustakaan aplikasi yg dikenal antara lain CDS/ISIS, WINISIS yg gampang didapat serta perdeo freeware dari Unesco atau dari beberapa perguruan tinggi sekarang telah banyak menciptakan dan mengembangakan sistem perpustakaannya sendiri seperti SIPUS 2000 pada UGM, Sipisis pada IPB. Masih banyak lagi perguruan tinggi dan institusi pengembang aplikasi yg menyebarkan SIP dengan kemampuan yg nir kalah sip. Sistem Informasi Perpustakaan ini difungsikan buat pekerjaan operasional perpustakaan, mulai berdasarkan pengadaan, katalogisasi, inventarisasi, keanggotaan, OPAC, pengelolaan terbitan terencana, sirkulasi, serta pekerjaan lain dalam lingkup operasi perpustakaan.

Kriteria Penilaian Software 
Suatu aplikasi dikembangkan melalui suatu pengamatan menurut suatu sistem kerja yg berjalan, untuk menilia suatu software tentu saja poly kriteria yg wajib diperhatikan. Beberapa criteria buat menilia perangkat lunak merupakan menjadi berikut :
  • Kegunaan : fasilitas serta laporan yg ada sesuai menggunakan kebutuhan dan menghasilkan fakta sempurna pada saat (realtime) serta relevan buat proses pengambilan keputusan.
  • Ekonomis : porto yg dikeluarkan sebanding untuk mengaplikasikan perangkat lunak sesuai menggunakan hasil yg didapatkan.
  • Keandalan : bisa menangani operasi pekerjaan menggunakan frekuensi besar dan monoton.
  • Kapasitas : mampu menyimpan data dengan jumlah besar menggunakan kemampuan temu balik yg cepat.
  • Sederhana : pilihan menu-menu yg disediakan bisa dijalankan dengan gampang serta interaktif dengan pengguna
  • Fleksibel : dapat diaplikasikan di beberapa jenis sistem operasi serta institusi serta juga memiliki potensi buat dikembangkan lebih lanjut.
Menentukan Software
  • Membangun sendiri
  • Mengontrakan keluar
  • Membeli software jadi yg terdapat pada pasaran
Pilihan apapun yang dijatuhkan, software harus
  • Sesuai menggunakan keperluan
  • Memiliki ijin pemakaian
  • Ada dukungan teknis, pelatihan , dokumentasi yang relevan dan pemeliharaan.
  • Menentukan staf yang bertanggungjawab atas pemilihan dan evaluasi perangkat lunak. 
Memilih dan membeli aplikasi merupakan suatu proses tersedianya dukungan pemakai, lantaran diharapkan banyak pembinaan dan pemecahan masalah sebelum sistem tadi bisa berjalan dengan baik. Salah satu cara buat memastikan dukungan pelanggan adalah menentukan perangkat lunak yg digunakan oleh sejumlah perpustakaan. Sekelompok besar pengguna umumnya menjustifikasikan layanan dukungan pelanggan menjadi hal yg subtansial. Selain itu, pengguna dapat saling membantu pada pemecahan perkara. 

Spesifikasi perangkat keras wajib memenuhi kebutuhan-kebutuhan minimum operasi software. 

4. Network / Jaringan 
Jaringan komputer sudah sebagai bagian menurut automasi perpustakaan lantaran perkembangan yang terjadi pada dalam teknologi keterangan sendiri serta adanya kebutuhan akan pemanfaatan sumber daya beserta melalui teknologi.

Komponen perangkat keras jaringan diantaranya : komputer sebagai server serta klien, Network Interface Card ( LAN Card terminal kabel (Hub), jaringan telepon atau radio, modem.

Hal yg harus diperhatikan dalam membangun jaringan komputer adalah :
  1. Jumlah personal komputer serta lingkup berdasarkan jaringan (LAN, WAN)
  2. Lokasi dari hardware : komputer, kabel, panel distribusi, serta sejenisnya
  3. Protokol komunikasi yang digunakan
  4. Menentukan staf yg bertanggun jawab pada pembangunan jaringan.
5. Data
Data merupakan bahan baku kabar, bisa didefinisikan menjadi kelompok teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, keterangan, tindakan, benda, serta sebagainya. Data terbentuk berdasarkan karakter, dapat berupa huruf, nomor , maupun simbol spesifik seperti *, $ serta /. Data disusun mulai dari bits, bytes, fields, records, file dan database. 

Sistem liputan mendapat masukan data serta instruksi, mengolah data tersebut sesuai instruksi, dan mengeluarkan hasilnya. Fungsi pengolahan informasi sering membutuhkan data yg sudah dikumpulkan serta diolah dalam periode waktu sebelumnya, karena itu ditambahkan sebuah penyimpanan data file (data arsip storage) ke pada contoh sistem berita; menggunakan begitu, kegiatan pengolahan tersedia baik bagi data baru juga data yang telah dikumpulkan dan disimpan sebelumnya.

Gambar Model dasar sistem informasi

Gambar Model Pengembangan Sistem Informasi

Standar basis data katalog
Kerjasama antar perpustakaan secara elektro sudah berkembang seiring menggunakan perkembangan teknologi yang sudah memungkinkan untuk itu serta didasari adanya kebutuhan untuk memakai asal daya beserta. Bentuk tukar-menukar juga penggabungan data katalog koleksi merupakan suatu hal yg telah biasa terjadi pada perpustakaan, kerjasama bisa dilakukan apabila masing-masing perpustakaan itu memiliki kesamaan dalam format penulisan data katalog data. Persoalan yang acapkali dihadapi dalam kerjasama tukar-menukar atau penggabungan data merupakan banyaknya data yg ditulis dengan suka -senang yaitu nir memperhatikan standar yang ada. Pekerjaan konversi data merupakan hal yg membosankan serta memakan poly saat. Sering data katalog dalam perpustakaan tidak memakai standar, hal ini poly terjadi karena kurangnya pemahaman akan manfaat baku penulisan data. Pertemuan-pertemuan mungkin perlu acapkali diadakan diantara anggota-anggota jaringan perpustakaan buat menentukan baku-baku serta prosedur-mekanisme yang dipakai beserta. 

Persoalan lain pada standardisasi format penulisan data katalog adalah bahasa. Kebanyakan perpustakaan mengkoleksi materi yg menggunakan bahasa pengantar berbeda-beda. Bagaimana menggunakan bahasa pengantar cantuman katalog itu sendiri? Informasi judul kentara wajib diisi sinkron dengan judul koleksi yg bersangkutan. Bagaimana menggunakan kolom subjek dan kata kunci? Haruskah diisi menggunakan bahasa nasional (Bahasa Indonesia buat perpustakaan pada Indonesia) atau menggunakan bahasa internasional (Bahasa Inggris)? Lebih jauh lagi, bagaimana kita memberi nama dalam kolom-kolom isian, dengan Bahasa Indonesia (judul, pengarang, penerbit, dsb.) atau bahasa Inggris (title, author, publisher etc.)? Bagaimana menggunakan koleksi yg berpengantar bahasa-bahasa lain seperti Arab, China atau Korea ? 

Metadata 
Metada merupakan kata baru dan bukan merupakan konsep baru di dunia pengelola kabar. Perpustakaan sudah usang membangun metada dalam bentuk pengkatalokan koleksi. 

Definisi metadata sangat beragam ada yang menyampaikan “data tentang data” atau “berita tentang berita”, pengertian dari beberapa definisi tadi bahwa metadata adalah menjadi bentuk pengindentifikasian, penerangan suatu data, atau diartikan menjadi struktur dari sebuah data. Dicontohkan metadata berdasarkan katalog kitab terdiri menurut : judul, pengarang, penerbit, subyek serta sebagainya. Metada yang biasa dipakai di perpustakaan merupakan Marc serta Dublin Core.

INDOMARC
Machine Readable Cataloging (MARC) merupakan keliru satu hasil serta pula sekaligus salah satu kondisi penulisan katalog koleksi bahan pustaka perpustakaan. Standar metadata katalog perpustakaan ini dikembangkan pertama kali sang Library of Congress, format LC MARC ternyata sangat akbar keuntungannya bagi penyebaran data katalogisasi bahan pustaka ke berbagai perpustakaan di Amerika Serikat. Keberhasilan ini membuat negara lain turut menyebarkan format MARC sejenis bagi kepentingan nasionalnya masing-masing.

Format INDOMARC merupakan implementasi menurut International Standard Organization (ISO) Format ISO 2719 buat Indonesia, sebuah format untuk tukar-menukar informasi bibliografi melalui format digital atau media yg terbacakan mesin (machine-readable) lainnya. Informasi bibliografi biasanya mencakup pengarang, judul, subyek, catatan, data penerbitan serta deskripsi fisik. 

Indomarc menguraikan format cantuman bibliografi yg sangat lengkap terdiri berdasarkan 700 elemen serta bisa mendeskripsikan dengan baik kebanyakan objek fisik asal pengetahuan, misalnya jenis monograf (BK), manuskrip (AM), serta terbitan berseri (SE) termasuk; Buku Pamflet, Lembar tercetak, Atlas, Skripsi, tesis serta disertasi (baik diterbitkan ataupun tidak), serta Jurnal Buku Langka. 

Dublin Core 
Dublin Core merupakan galat satu skema metadata yg digunakan buat web resource description and discovery. Gagasan membuat baku baru agaknya ditentukan oleh rasa kurang puas dengan baku MARC yang dipercaya terlalu poly unsurnya serta beberapa kata yang hanya dimengerti sang pustakawan dan kurang bisa dipakai buat sumber liputan pada web. Elemen Dublin Core serta MARC pada dasarnya mampu saling dikonversi. 

Metadata Dublin Core mempunyai beberapa kekhususan menjadi berikut:
a. Memiliki deskripsi yang sangat sederhana
b. Semantik atau arti istilah yg mudah dikenali secara umum. 
c. Expandable mempunyai potensi buat dikembangkan lebih lanjut.

Dublin Core terdiri dari 15 unsur yaitu :
1. Title : judul dari asal informasi
2. Creator : pencipta sumber informasi
3. Subject : pokok bahasan asal fakta, umumnya dinyatakan dalam bentuk kata kunci atau nomor klasifikasi
4. Description : kabar suatu isi dari asal berita, contohnya berupa tak berbentuk, daftar isi atau uraian
5. Publisher : orang atau badan yg mempublikasikan asal informasi
6. Contributor : orang atau badan yang ikut membangun asal informasi
7. Date : tanggal penciptaan asal informasi
8. Type : jenis asal berita, nover, laporan, peta serta sebagainya
9. Format : bentuk fisik sumber liputan, format, berukuran, durasi, asal informasi
10. Identifier : nomor atau serangkaian nomor dan alfabet yg mengidentifikasian sumber berita. Contoh URL, alamat situs
11. Source : rujukan ke asal asal suatu asal informasi
12. Language : bahasa yg intelektual yg digunakan sumber informasi
13. Relation : interaksi antara satu sumber warta dengan asal fakta lainnya.
14. Coverage : cakupan isi dipandang menurut segi geografis atau periode saat 
15. Rights : pemilik copyright sumber informasi

6. Manual
Manual atau biasa disebut prosedur merupakan penerangan bagaimana memasang, menyesuaikan, menjalankan suatu perangkat keras atau perangkat lunak. Prosedur merupakan aturan-anggaran yang wajib diikuti bilamana menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak. Banyak peripheral perangkat keras juga sistem nir berjalan menggunakan optimal karena dokumentasi yg tidak memadai atau pengguna nir mengerti manual yg disediakan. Manual harus dibaca serta dimengerti walau serumit apapun. Manual merupakan kunci bagi kelancaran sistem.

Manual / prosedur bisa jua mencakup kebijakan-kebijakan khususnya dalam lingkungan jaringan dimana pemasukan dan pengeluaran data membutuhkan format komunikasi bersama. Pertemuan-pertemuan mungkin perlu seringkali diadakan diantara anggota-anggota jaringan buat memilih baku-standar dan mekanisme-mekanisme.

KONSEP DESAIN DAN IMPLEMENTASI PERPUSTAKAAN ELEKTRONIK

Konsep, Desain Dan Implementasi Perpustakaan Elektronik 
Penerapan Teknologi Informasi (TI) saat ini telah menyebar hampir pada semua bidang nir terkecuali pada perpustakaan. Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi adalah galat satu bidang penerapan teknologi fakta yang berkembang menggunakan pesat. Perkembangan berdasarkan penerapan teknologi keterangan bisa kita lihat menurut perkembangan jenis perpustakaan yg selalu berkaitan menggunakan menggunakan teknologi keterangan, diawali dari perpustakaan manual, perpustakaan terautomasi, perpustakaan digital atau cyber library. Ukuran perkembangan jenis perpustakaan banyak diukur berdasarkan penerapan teknologi kabar yg dipakai serta bukan menurut skala ukuran lain seperti akbar gedung yang dipakai, jumlah koleksi yang tersedia juga jumlah penggunanya. Kebutuhan akan TI sangat herbi peran menurut perpustakaan menjadi kekuatan pada pelestarian dan penyebaran keterangan ilmu pengetahuan serta kebudayaan yang berkembang seiring menggunakan menulis, mencetak, mendidik dan kebutuhan manusia akan keterangan. Perpustakaan membagi homogen fakta menggunakan cara mengidentifikasi, mengumpulkan, mengelola dan menyediakanya buat umum. 

Penerapan teknologi warta di perpustakaan bisa difungsikan pada banyak sekali bentuk, diantaranya:
  1. Penerapan teknologi keterangan digunakan sebagai Sistem Informasi Manajemen Perpustakaan. Bidang pekerjaan yang bisa diintegrasikan menggunakan sistem berita perpustakaan merupakan pengadaan, inventarisasi, katalogisasi, aliran bahan pustaka, pengelolaan anggota, statistik dan lain sebagainya. Fungsi ini sering diistilahkan menjadi bentuk Automasi Perpustakaan.
  2. Penerapan teknologi warta sebagai sarana buat menyimpan, mendapatkan serta menyebarluaskan keterangan ilmu pengetahuan pada format digital. Bentuk penerapan TI pada perpustakaan ini tak jarang dikenal menggunakan Perpustakaan Digital.
Kedua fungsi penerapan teknologi informasi ini dapat terpisah maupun terintegrasi pada suatu sistem informasi tergantung berdasarkan kemampuan perangkat lunak yg dipakai, sumber daya insan dan infrastruktur alat-alat teknologi keterangan yg mendukung keduanya. Dalam makalah ini selanjutnya akan membahas mengenai automasi perpustakaan.

Faktor Penggerak 
  • Kemudahan mendapatkan produk TI 
  • Harga semakin terjangkau buat memperoleh produk TI 
  • Kemampuan berdasarkan teknologi fakta 
  • Tuntutan layanan masyarakat serba “klick” 
Alasan lain 
  • Mengefisiensikan serta mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan 
  • Memberikan layanan yg lebih baik pada pengguna perpustakaan 
  • Meningkatkan gambaran perpustakaan 
  • Pengembangan infrastruktur nasional, regional serta global. 
Peranan Katalog dalam Automasi Perpustakaan 
Katalog adalah warta singkat atau wakil dari suatu dokumen. Katalog perpustakaan elektronik adalah jantung menurut sebuah sistem perpustakaan yang terautomasi. Sub sistem lain seperti OPAC serta aliran berinteraksi dengannya dalam menyediakan layanan automasi. Sebuah sistem katalog yg didesain dengan baik adalah faktor kunci keberhasilan penerapan automasi perpustakaan.

Cakupan menurut Automasi Perpustakaan
  • Pengadaan koleksi 
  • Katalogisasi, inventarisasi 
  • Sirkulasi, reserve, inter-library loan 
  • Pengelolaan penerbitan berkala 
  • Penyediaan katalog (OPAC) 
  • Pengelolaan anggota 
Bagaimana mengenai Layanan Referens ?
  • Layanan referens nir termasuk dalam bagian yg terintegrasi berdasarkan suatu sistem automasi perpustakaan, tetapi yg lebih penting merupakan penyediaan teknologi fakta yg digunakan dalam layanan referens. Layanan liputan referens dikembangkan dengan menyediakan koleksi dalam bentuk digital yang dikemas pada CD-ROM serta akses warta ke jaringan luar (LAN, WAN, Internet) 
Peran CD-ROM
  • Mempercepat akses berita multi media baik itu berupa tak berbentuk, indeks, bahan full text, dalam bentuk digital tanpa mengadakan interaksi ke jaringan personal komputer . 
  • Media back-up / cadangan data perpustakaan serta sarana koleksi referens bagi perpustakaan lain. 
Peran Internet 
  • Untuk mengakses infrormasi multimedia pada resource internet. 
  • Sarana telekomunikasi serta distribusi berita. 
  • Untuk menciptakan homepage, penyebarluasan katalog serta kabar. 
Keperluan Pengguna
Pustakawan wajib bisa melayani keperluan pengguna seperti permintaan akan akses yang lebih cepat ke fakta yang dibutuhkan dari dalam juga luar perpustakaan. Dengan begitu diharapkan agar para pustakawan mahir pada penggunaan teknologi berita sehingga mereka dapat membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan berita yang dibutuhkan.

Apa yang harus diketahui dan dikerjakan sang pustakawan pada mengautomasikan perpustakaannya : 
  • Faham akan maksud dan ruang lingkup serta unsur berdasarkan AP 
  • Faham serta sanggup mengapresiasi pentingnya melaksanakan analisis sistem yang menyeluruh sebelum merencanakan desain sistem 
  • Faham akan serta bisa mengapresiasi manfaat analisis sistem serta desain, implementasi, evaluasi dan maintenance. 
  • Faham akan proses evaluasi aplikasi sejalan dengan proposal sebelum menentukan sebuah sistem 
  • Faham akan serta sanggup mengapresiasi pentingnya training untuk staf serta keterlibatan mereka dalam seluruh proses kerja 
Unsu-unsur Automasi Perpustakaan
Dalam sebuah sistem automasi perpustakaan terdapat beberapa unsur atau syarat yang saling mendukung dan terkait satu menggunakan lainnya, unsur-unsur atau kondisi tersebut adalah :

1. Pengguna (users)
Pengguna adalah unsur utama dalam sebuah sistem automasi perpustakan. Dalam pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu dikembangkan melalui konsultasi menggunakan pengguna-penggunanya yang mencakup pustakawan, staf yg nantinya sebagai operator atau teknisi serta para anggota perpustakaan. Apa misi organisasi tadi? Apa kebutuhan keterangan mereka ? Seberapa melek komputerkah mereka? Bagaimana sikap mereka ? Apakah pelatihan dibutuhkan? Itu adalah beberapa pertanyaan yg wajib dijawab dalam mengembangkan sebuah sistem automasi perpustakaan. Automasi Perpustakaan baru sanggup dikatakan baik apabila memenuhi kebutuhan pengguna baik staf juga anggota perpustakaan. Tujuan daripada sistem automasi perpustakaan merupakan buat menaruh manfaat pada pengguna.

Konsultasikan menggunakan pengguna untuk memilih kebutuhan-kebutuhan mereka. Tetapi perlu hati-hati terhadap penilaian keliru yang dilakukan oleh pengguna mengenai kebutuhan dan persepsi tentang apa yg sanggup dan tidak mampu dilakukan oleh suatu sistem komputer . Kebutuhan bisa dirincikan terlalu poly atau terlalu sedikit dan kadang-kadang persepsi sanggup juga galat.

Staf yg bersangkutan wajib dilibatkan mulai dari tahap perencanaan serta pelaksanaan sistem. Masukan dari masing-masing staf harus dikumpulkan untuk menjamin kerjasama mereka. Tenaga-tenaga inti yang dilatih buat sebagai operator, teknisi dan adminsitrator sistem harus diidentifikasikan serta dilatih sesuai bidang yg akan dioperasikan.

2. Perangkat Keras (Hardware)
Komputer merupakan sebuah mesin yang bisa menerima serta memasak data sebagai informasi secara cepat dan tepat. Pendapat lain menyampaikan bahwa personal komputer hanya sebuah komponen fisik menurut sebuah sistem personal komputer yg memerlukan acara buat menjalankannya. 

Dari beberapa pengertian diatas bisa disimpulkan bahwa komputer adalah sebuah alat dimana kemampuanya sangat tergantung pada manusia yg mengoperasikan dan perangkat lunak yang digunakan. 

Kecenderungan perkembangan komputer : 
  • Ukuran fisik mengecil menggunakan kemampuan yang lebih akbar 
  • Harga terjangkau (murah) 
  • Kemampuan penyimpanan data berkapasitas tinggi 
  • Transfer pengiriman data yang lebih cepat dengan adanya jaringan 
Dalam memilih perangkat keras yang pertama adalah memilih staf yang bertanggung jawab atas pemilihan dan penilaian hardware sebelum transaksi pembelian. Adanya staf yang bertanggung jawab adalah buat mengurangi ketergantungan terhadap pihak lain dan menghindari efek jelek yang mungkin ada. Hal lain adalah adanya dukungan teknis serta garansi produk berdasarkan vendor penyedia personal komputer .

3. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak diartikan sebagai metode atau mekanisme buat mengoperasikan personal komputer supaya sesuai menggunakan permintaan pemakai. Kecenderungan berdasarkan software sekarang mampu diaplikasikan pada aneka macam sistem operasi, mampu menjalankan lebih menurut satu acara dalam ketika bersamaan (multi-tasking), kemampuan mengelola data yg lebih handal, dapat dioperasikan secara beserta-sama (multi-user). 

Untuk mendapatkan perangkat lunak kini sudah banyak tersedia baik berdasarkan luar maupun pada negeri dengan banyak sekali keunggulan yg ditawarkan serta harga yang bervariasi. Di perpustakaan perangkat lunak yang dikenal diantaranya CDS/ISIS, WINISIS yang gampang didapat serta perdeo freeware berdasarkan Unesco atau menurut beberapa perguruan tinggi sekarang telah banyak menciptakan serta mengembangakan sistem perpustakaannya sendiri seperti SIPUS 2000 di UGM, Sipisis di IPB. Masih banyak lagi perguruan tinggi dan institusi pengembang aplikasi yg membuatkan SIP dengan kemampuan yg nir kalah sip. Sistem Informasi Perpustakaan ini difungsikan buat pekerjaan operasional perpustakaan, mulai menurut pengadaan, katalogisasi, inventarisasi, keanggotaan, OPAC, pengelolaan terbitan terpola, peredaran, serta pekerjaan lain pada lingkup operasi perpustakaan.

Kriteria Penilaian Software 
Suatu software dikembangkan melalui suatu pengamatan dari suatu sistem kerja yg berjalan, buat menilia suatu aplikasi tentu saja poly kriteria yang wajib diperhatikan. Beberapa criteria buat menilia aplikasi merupakan sebagai berikut :
  • Kegunaan : fasilitas dan laporan yg ada sesuai dengan kebutuhan dan menghasilkan kabar tepat dalam saat (realtime) serta relevan buat proses pengambilan keputusan.
  • Ekonomis : biaya yang dikeluarkan sebanding buat mengaplikasikan software sinkron dengan hasil yang dihasilkan.
  • Keandalan : mampu menangani operasi pekerjaan menggunakan frekuensi besar serta terus-menerus.
  • Kapasitas : bisa menyimpan data menggunakan jumlah besar menggunakan kemampuan temu kembali yg cepat.
  • Sederhana : pilihan menu-menu yang disediakan dapat dijalankan dengan gampang dan interaktif dengan pengguna
  • Fleksibel : dapat diaplikasikan di beberapa jenis sistem operasi dan institusi serta maupun mempunyai potensi buat dikembangkan lebih lanjut.
Menentukan Software
  • Membangun sendiri
  • Mengontrakan keluar
  • Membeli aplikasi jadi yg ada pada pasaran
Pilihan apapun yg dijatuhkan, perangkat lunak harus
  • Sesuai dengan keperluan
  • Memiliki ijin pemakaian
  • Ada dukungan teknis, pembinaan , dokumentasi yang relevan serta pemeliharaan.
  • Menentukan staf yang bertanggungjawab atas pemilihan dan penilaian perangkat lunak. 
Memilih serta membeli aplikasi adalah suatu proses tersedianya dukungan pemakai, lantaran dibutuhkan poly pembinaan serta pemecahan perkara sebelum sistem tadi dapat berjalan dengan baik. Salah satu cara buat memastikan dukungan pelanggan adalah memilih software yang dipakai sang sejumlah perpustakaan. Sekelompok akbar pengguna biasanya menjustifikasikan layanan dukungan pelanggan menjadi hal yg subtansial. Selain itu, pengguna bisa saling membantu dalam pemecahan perkara. 

Spesifikasi perangkat keras wajib memenuhi kebutuhan-kebutuhan minimum operasi software. 

4. Network / Jaringan 
Jaringan personal komputer sudah menjadi bagian dari automasi perpustakaan lantaran perkembangan yg terjadi pada dalam teknologi warta sendiri serta adanya kebutuhan akan pemanfaatan asal daya bersama melalui teknologi.

Komponen perangkat keras jaringan diantaranya : personal komputer sebagai server dan klien, Network Interface Card ( LAN Card terminal kabel (Hub), jaringan telepon atau radio, modem.

Hal yg harus diperhatikan dalam menciptakan jaringan personal komputer merupakan :
  1. Jumlah komputer serta lingkup menurut jaringan (LAN, WAN)
  2. Lokasi menurut hardware : personal komputer , kabel, panel distribusi, dan sejenisnya
  3. Protokol komunikasi yg digunakan
  4. Menentukan staf yg bertanggun jawab dalam pembangunan jaringan.
5. Data
Data merupakan bahan baku fakta, dapat didefinisikan menjadi gerombolan teratur simbol-simbol yang mewakili kuantitas, warta, tindakan, benda, serta sebagainya. Data terbentuk menurut karakter, dapat berupa huruf, angka, maupun simbol khusus seperti *, $ dan /. Data disusun mulai dari bits, bytes, fields, records, arsip dan database. 

Sistem fakta menerima masukan data serta instruksi, memasak data tersebut sesuai instruksi, serta mengeluarkan hasilnya. Fungsi pengolahan kabar tak jarang membutuhkan data yang sudah dikumpulkan dan diolah pada periode ketika sebelumnya, karenanya dibubuhi sebuah penyimpanan data file (data arsip storage) ke dalam contoh sistem warta; dengan begitu, aktivitas pengolahan tersedia baik bagi data baru maupun data yang telah dikumpulkan dan disimpan sebelumnya.

Gambar Model dasar sistem informasi

Gambar Model Pengembangan Sistem Informasi

Standar basis data katalog
Kerjasama antar perpustakaan secara elektronika sudah berkembang seiring menggunakan perkembangan teknologi yang telah memungkinkan buat itu dan didasari adanya kebutuhan buat menggunakan sumber daya bersama. Bentuk tukar-menukar juga penggabungan data katalog koleksi merupakan suatu hal yg telah biasa terjadi pada perpustakaan, kerjasama dapat dilakukan apabila masing-masing perpustakaan itu mempunyai kecenderungan dalam format penulisan data katalog data. Persoalan yang acapkali dihadapi dalam kerjasama tukar-menukar atau penggabungan data merupakan banyaknya data yang ditulis dengan suka -senang yaitu nir memperhatikan baku yang terdapat. Pekerjaan konversi data merupakan hal yg membosankan dan memakan poly saat. Sering data katalog pada perpustakaan nir menggunakan standar, hal ini banyak terjadi lantaran kurangnya pemahaman akan manfaat baku penulisan data. Pertemuan-pertemuan mungkin perlu seringkali diadakan diantara anggota-anggota jaringan perpustakaan untuk menentukan baku-baku serta prosedur-prosedur yg digunakan bersama. 

Persoalan lain pada standardisasi format penulisan data katalog merupakan bahasa. Kebanyakan perpustakaan mengkoleksi materi yg menggunakan bahasa pengantar bhineka. Bagaimana dengan bahasa pengantar cantuman katalog itu sendiri? Informasi judul kentara wajib diisi sesuai menggunakan judul koleksi yang bersangkutan. Bagaimana menggunakan kolom subjek dan kata kunci? Haruskah diisi dengan bahasa nasional (Bahasa Indonesia untuk perpustakaan pada Indonesia) atau menggunakan bahasa internasional (Bahasa Inggris)? Lebih jauh lagi, bagaimana kita memberi nama pada kolom-kolom isian, menggunakan Bahasa Indonesia (judul, pengarang, penerbit, dsb.) atau bahasa Inggris (title, author, publisher etc.)? Bagaimana dengan koleksi yg berpengantar bahasa-bahasa lain seperti Arab, China atau Korea ? 

Metadata 
Metada adalah kata baru dan bukan merupakan konsep baru pada dunia pengelola keterangan. Perpustakaan telah lama membangun metada dalam bentuk pengkatalokan koleksi. 

Definisi metadata sangat beragam terdapat yang menyampaikan “data tentang data” atau “keterangan mengenai warta”, pengertian dari beberapa definisi tersebut bahwa metadata adalah sebagai bentuk pengindentifikasian, penjelasan suatu data, atau diartikan sebagai struktur berdasarkan sebuah data. Dicontohkan metadata berdasarkan katalog buku terdiri menurut : judul, pengarang, penerbit, subyek serta sebagainya. Metada yang biasa dipakai di perpustakaan adalah Marc dan Dublin Core.

INDOMARC
Machine Readable Cataloging (MARC) merupakan galat satu output serta juga sekaligus keliru satu kondisi penulisan katalog koleksi bahan pustaka perpustakaan. Standar metadata katalog perpustakaan ini dikembangkan pertama kali oleh Library of Congress, format LC MARC ternyata sangat akbar keuntungannya bagi penyebaran data katalogisasi bahan pustaka ke berbagai perpustakaan di Amerika Serikat. Keberhasilan ini membuat negara lain turut mengembangkan format MARC homogen bagi kepentingan nasionalnya masing-masing.

Format INDOMARC adalah implementasi menurut International Standard Organization (ISO) Format ISO 2719 buat Indonesia, sebuah format buat tukar-menukar fakta bibliografi melalui format digital atau media yang terbacakan mesin (machine-readable) lainnya. Informasi bibliografi umumnya meliputi pengarang, judul, subyek, catatan, data penerbitan serta pelukisan fisik. 

Indomarc menguraikan format cantuman bibliografi yg sangat lengkap terdiri berdasarkan 700 elemen serta dapat menggambarkan dengan baik kebanyakan objek fisik asal pengetahuan, misalnya jenis monograf (BK), manuskrip (AM), dan terbitan berseri (SE) termasuk; Buku Pamflet, Lembar tercetak, Atlas, Skripsi, tesis dan disertasi (baik diterbitkan ataupun nir), serta Jurnal Buku Langka. 

Dublin Core 
Dublin Core adalah salah satu skema metadata yang dipakai buat web resource description and discovery. Gagasan menciptakan baku baru agaknya dipengaruhi oleh rasa kurang puas dengan standar MARC yang dipercaya terlalu poly unsurnya serta beberapa kata yang hanya dimengerti oleh pustakawan dan kurang sanggup digunakan untuk sumber berita dalam web. Elemen Dublin Core serta MARC intinya mampu saling dikonversi. 

Metadata Dublin Core memiliki beberapa kekhususan menjadi berikut:
a. Memiliki deskripsi yg sangat sederhana
b. Semantik atau arti istilah yang gampang dikenali secara generik. 
c. Expandable mempunyai potensi buat dikembangkan lebih lanjut.

Dublin Core terdiri menurut 15 unsur yaitu :
1. Title : judul menurut sumber informasi
2. Creator : pencipta asal informasi
3. Subject : utama bahasan sumber berita, umumnya dinyatakan dalam bentuk istilah kunci atau angka klasifikasi
4. Description : informasi suatu isi berdasarkan sumber informasi, contohnya berupa abstrak, daftar isi atau uraian
5. Publisher : orang atau badan yang mempublikasikan asal informasi
6. Contributor : orang atau badan yg ikut membentuk asal informasi
7. Date : tanggal penciptaan sumber informasi
8. Type : jenis sumber fakta, nover, laporan, peta dan sebagainya
9. Format : bentuk fisik sumber kabar, format, berukuran, durasi, asal informasi
10. Identifier : angka atau serangkaian angka dan huruf yg mengidentifikasian sumber keterangan. Contoh URL, alamat situs
11. Source : rujukan ke asal dari suatu asal informasi
12. Language : bahasa yang intelektual yg digunakan sumber informasi
13. Relation : interaksi antara satu sumber informasi dengan asal berita lainnya.
14. Coverage : cakupan isi dilihat dari segi geografis atau periode ketika 
15. Rights : pemilik copyright sumber informasi

6. Manual
Manual atau biasa dianggap mekanisme adalah penjelasan bagaimana memasang, menyesuaikan, menjalankan suatu perangkat keras atau perangkat lunak. Prosedur merupakan aturan-aturan yg wajib diikuti bilamana memakai perangkat keras dan software. Banyak peripheral perangkat keras juga sistem nir berjalan dengan optimal karena dokumentasi yg tidak memadai atau pengguna tidak mengerti manual yang disediakan. Manual wajib dibaca serta dimengerti walau serumit apapun. Manual merupakan kunci bagi kelancaran sistem.

Manual / prosedur bisa jua mencakup kebijakan-kebijakan khususnya dalam lingkungan jaringan dimana pemasukan dan pengeluaran data membutuhkan format komunikasi beserta. Pertemuan-rendezvous mungkin perlu acapkali diadakan diantara anggota-anggota jaringan buat memilih standar-standar dan prosedur-prosedur.

PEMBANGUNAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI INDONESIA TANTANGAN DAN PELUANG

Pembangunan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Indonesia, Tantangan Dan Peluang
Sejarah Peradaban Manusia mencatat bahwa 50 tahun terakhir peran teknologi kabar dan komunikasi sudah sebagai bagian utama penentu mobilitas peradaban umat insan. Sebutlah bidang kemanusiaan apa yg ketika ini tidak tersentuh sang teknologi liputan dan komunikasi ini. Bidang ekonomi, perdagangan, pertahanan keamanan, bidang sosial, pendidikan tidak ada satupun yg tidak tersentuh sang teknologi fakta serta komunikasi.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah berkembang sangat jauh waktu ini serta telah merevolusi cara hayati kita, baik terhadap cara berkomunikasi, cara belajar, cara bekerja, cara berbisnis, dan lain sebagainya. Era kabar menaruh ruang lingkup yg sangat besar buat mengorganisasikan segala kegiatan melalui cara baru, inovatif, instan, transparan, seksama, sempurna saat, lebih baik, menaruh kenyamanan yang lebih dalam mengelola serta menikmati kehidupan.

Dengan teknologi informasi serta komunikasi semua proses kerja serta konten akan ditransformasikan dari fisik dan statis menjadi digital, mobile, impian serta personal. Akibatnya kecepatan kinerja usaha meningkat dengan cepat. Kecepatan proses semakin tinggi sangat tajam pada poly kegiatan terkini manusia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa poly aktivitas yg berubah sebagai sangat cepat, proses Analisa perdagangan (trading analytics) contohnya, yang dahulu membutuhkan waktu 30 mnt sekarang hanya membutuhkan lima dtk; Operasional penerbangan (airline operation), yg dahulu 20 mnt kini hanya 30 dtk; Pertanyaan-pertanyaan yg diterima oleh call center (call center inquiries), yg dahulu membutuhkan waktu 8 jam, menggunakan donasi expert information system kini hanya membutuhkan saat 10 dtk; Penelusuran posisi keuangan (track financial position), yg dahulu membutuhkan saat 1 hari penuh, sekarang hanya 5 mnt; Supply chain updates, yang dahulu 1 hari sekarang hanya 15 mnt; Transfer dokumen (document transfer) yg dahulu 3 hari, sekarang hanya 45 dtk; Aktifasi telepon (phone activation) yg dahulu 3 hari kini hanya 1 jam; Pemulihan gudang data (refresh data warehouse) yg dahulu 1 bulan sekarang hanya 1 jam; Penyelesaian dagang (trade settlement) yg dahulu 3 hari, kini hanya 1 hari; Pemesanan PC (build to order PC) yg dahulu 6 hari, sekarang hanya 24 jam.

Bagaimana memanfaatkan Teknologi ini buat menaikkan daya saing Nasional misalnya menjadi tugas yang nir ringan1. Sampai dua tahun yang lalu daya saing Indonesia masih menempati urutan ke-58 berdasarkan 60 negara di dunia. Posisi ini balik turun. Kurang berdasarkan dua pekan menurut hari ini kembali kita mendengarkan adanya pengumuman ranking daya saing Indonesia yg balik diturunkan peringkatnya menjadi negara yang memiliki daya saing yg rendah di dunia. 

Human Development Index Indonesia dalam Tahun 2004 masih menempati urutan ke-111 berdasarkan 177 negara dan urutan ke-5 berdasarkan negara ASEAN, E-Readiness Indonesia (kesiapan infrastruktur teknologi kabar dan komunikasi, dan kebijakan lingkungan usaha serta sosial yang mendukung) pada tahun 2005 menempati urutan ke-59 menurut 64 negara.

Realitas syarat ini memberikan kesempatan yang luas bagi Tekonologi Informasi dan komunikasi buat berperan lebih luas. Ruang perkembangan yg sangat luas inilah yg menaruh kesempatan bagi semua rakyat negara, bahkan termasuk para Lulusan Jurusan Ilmu Komputer Unika Parahyangan ini buat ikut berperan mengisinya. Itulah mengapa topik Keynote Speech saya saat ini berkaitan dengan tantangan dan peluang bagi para lulusan Jurusan Ilmu Komputer.

Marilah kita berjalan-jalan melihat seluruh wilayah negeri ini. Marilah kita melihat-lihat garis pantai yg bahkan lebarnyapun akan jauh lebih panjang dibandingkan menggunakan panjang benua Eropa. Negeri kita mempunyai garis pantai terpanjang di semua global. Apa yang dapat dilakukan oleh TIK terhadap kharakter spesial alam negeri ini? Apa yg menjadi kelebihan dari garis pantai yang lebar, apa yg menjadi kekurangannya, apa yg menjadi kelemahan serta kekuatannya ?

Baru-baru ini kita mendengar keberhasilan Polisi Republik Indonesia membongkar penyelundupan 1 Ton narkoba yg dikirim oleh para pengedar obat terlarang ini menurut galat satu lokasi pantai dari ribuan kilometer garis pantai yg kita miliki. Dengan garis pantai yang ribuan kilometer yg kita miliki ini, sebenarnya membuat negeri ini sebagai sangat terbuka. Hampir nir mungkin buat mengendalikan serta mengontrol semua kegiatan yang dilakukan pada titik-titik pantai di perairan laut yang kita miliki. Bagaimana TIK berperan dalam memecahkan kasus misalnya itu ? Ada kesempatan yang luar biasa besar bagi TIK buat ikut membenahi masalah-perkara seperti ini. Yang berarti terbuka peluang yg sangat luas bagi para lulusan ilmu komputer buat ikut berperan langsung.

Marilah kita lihat kini kekayaan alam laut yang kita miliki. Bangsa kita ini mempunyai asal daya alam yang paling banyak ragamnya di muka bumi ini. Belum pernah ada sebuah lokasi yang mempunyai keragaman kekayaan alam laut sebanyak yang diberikan oleh Tuhan kepada Bangsa ini.

Ada sebuah data menurut Departemen Kelautan dan Perikanan (Data September 2005) yang mengungkapkan bahwa di tahun 2005 ada sekitar 5 juta orang penduduk pada Pulau General Santos Filipina yang menikmati output bahari Indonesia menurut sebanyak 250 kapal ikan Filipina yang menangkap ikan pada Indonesia secara resmi. Data ini membuat ijin menangkap ikan yg tadinya diberikan terpaksa dihentikan dalam tahun itu, lantaran diperkirakan masih ada jutaan ton ikan per tahun yang diangkut ke negara tetangga itu tanpa terdapat bagi output menggunakan Indonesia.

Dari data yg dimiliki sang Departemen yg sama misalnya ketika ini masih ada potensi lestari ikan laut sebesar 6,2 juta ton ikan yang baru tereksploitasi lebih kurang sebesar 3,5 juta ton ikan saja (kurang menurut 56 %).

Sebanyak 65 % potensi ikan tuna global ternyata dimiliki oleh Indonesia. Sisanya 35 % dibagibagi di banyak perairan bahari lain di muka bumi. Data yg luar biasa ini memberikan keterangan pada kita bahwa negeri ini sangat kaya raya. Jutaan dollar potensi hasil bahari yang kita miliki bisa kita pendayagunaan buat menyediakan dana yang relatif bagi kesejahteraan negeri. Jutaan dollar potensi laut yg kita miliki akan menaruh dana yg cukup bagi puluhan juta famili miskin serta jutaan pengangguran yang ada pada Indonesia ini contohnya. Di sinilah kiprah krusial TIK pada Indonesia. Peran penting TIK adalah membantu mengidentifikasi kekayaan yang dimiliki oleh negeri, membantu proses eksploitasi serta pemanfaataannya, dan membantu mengarahkan kelebihan yang dimiliki sang kekayaan alam yg melimpah ruah ini untuk memecahkan aneka macam kasus yang dihadapi sang negeri.

Dalam kegiatan pengembangan embrio usaha dikenal kata technopreneurship. Sebuah kegiatan pengembangan usaha yang mengedepankan kemandirian dalam bidang permodalan kerja dan berorientasi dalam utilitas dan penggunaan keunggulan teknologi termasuk teknologi keterangan. Kita melihat dengan konkret bukti dari technopreneurship ini pada Lembah Silicon. 

Hampir 80 % usaha industri yang waktu ini mendominasi dunia dibangun dari lembah silicon dengan pendekatan technopreneurship ini. Marilah kita lihat fenomena Google yang ketika ini memiliki nilai bisnis lebih dari 120 milyar dollar yang mengungguli pendahulunya Yahoo yg waktu ini mempunyai nilai usaha hanya 60 milyar dollar. Bandingkan nilai bisnis ini dengan contohnya nilai Bisnis PT Telkom Tbk. Yg baru mencapai kurang berdasarkan 1/2 dari nilai bisnis Yahoo. Nilai usaha akbar yang dicapai sang perusahaan-perusahaan berbasis TIK ini ternyata dibangun pada awalnya sang pengembangan nilai-nilai technopreneurship di lembah silicon. 

Kita mampu mengusung konteks technopreneurship ini dalam pemanfaatan keunggulan TIK di Indonesia terhadap berlimpahnya sumber daya alam yg ada pada Indonesia. Di sini dan pada konteks yg sama para lulusan jurusan Ilmu Komputer dapat menemukan kiprah penting serta peluang yg sangat akbar untuk tumbuh serta berkembang.

Terkait dengan hal ini pula perlu saya ingatkan lingkungan industri buat memperhatikan sektor riset dan development. Panduan normal buat alokasi dana Riset serta Pengembangan merupakan sebesar 5 % s.D. 25 % berdasarkan total nilai penjualan yang dimiliki sang perusahaan. Besarnya nilai yang diinvestasikan buat aktivitas R&D ini akan menjadi salah satu pendorong keluarnya aktivitas terkait technopreneurship2. Pengalokasian dana lebih besar buat aktivitas R& D ini akan mendorong lebih cepat technopreneurship.

Sebelum mengurai lebih lanjut betapa luasnya manfaat teknologi Informasi dalam kehidupan kita marilah kita melihat sebentar apa yang sudah terjadi dalam bangsa ini beberapa waktu yg kemudian, serta apa peran Teknologi Informasi serta Komunikasi pada sana.

Baru-baru ini waktu terjadi rangkaian bala Tsunami serta gempa bumi akbar pada Pantai Selatan Pulau Jawa, Yogyakarta, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam teknologi keterangan serta komunikasi hadir membantu remediasi semua kehidupan rakyat korban bala. Ratusan ribu korban yg berguguran menciptakan aktivitas penanganan pasca bala wajib dilakukan dengan sangat cepat. Rusaknya infrastruktur jalan, jaringan telekomunikasi, instalasi listrik, perumahan, dan aneka macam sarana penunjang kegiatan sosial lain menciptakan penanganan korban sebagai sangat tidak gampang.

Teknologi kabar dan komunikasi hadir serta menaruh poly kemudahan dalam proses pengungsian terbesar dalam sejarah Republik ini. Dengan perangkat telepon satelit yg mini serta mudah dibawa; proses evakuasi korban, hadiah bantuan, serta pemantauan keadaan korban bala menjadi gampang dilakukan. Tidak terbayangkan apa yang terjadi di NAD serta Sumatera Utara, Pantai Selatan Pulau Jawa, serta Yogyakarta pasca bala Tsunami serta gempa tanpa donasi teknologi warta dan komunikasi.

Di Nagroe Aceh Darussalam diakui atau nir bencana Tsunami sudah menyebabkan sebuah periode sejarah peradaban manusia Indonesia musnah dari Bhumi Serambi Mekah itu. Demikian juga di Yogyakarta, serta wilayah-daerah pantai pesisir selatan Pulau Jawa.

Selain musnahnya jiwa serta harta, terdapat tak terhitung data dan informasi yang hancur pasca bala tadi. Informasi yg dikumpulkan selama ratusan tahun di Bhumi Aceh misalnya hilang beserta dengan seratus ribu lebih jiwa. Bahkan hingga ketika ini Kita nir memahami warta krusial apa saja yang telah hilang dampak bala besar itu. Informasi itu mungkin sangat dibutuhkan pada masa yg akan datang, dan sampai waktu ini kita juga nir mengetahui bagian Dunia masa depan merupakan global yg dipenuhi jalinan berita masa lalu dan masa sekarang yg rumit. Sebuah bangsa akan kehilangan jati dirinya jika ada setitik jalinan informasi ini yg hilang. Sampai waktu ini ilmu pengetahuan masih belum mengetahui paras integral kondisi masa kemudian peradaban serta kehidupan yang ada pada dunia. Banyak rahasia tak terpecahkan yang timbul lantaran adanya missing link warta. Dan missing link yg timbul ini terbukti poly membuat manusia terbaru malah kehilangan jati dirinya, tidak mengerti arah serta tujuan berkembangnya peradaban. Dan di masa sekarang missing link informasi ini sanggup berarti keluarnya poly kerusakan besar di global.

Tugas kita yg hayati pasca bencana Tsunami yang baru kemudian adalah bagaimana memanfaatkan keunggulan Teknologi Informasi ini buat melindungi keterangan pada seluruh Indonesia, supaya jika ada bala atau kerusakan besar yang melanda, nir lagi ada kemusnahan berita massal yg menciptakan bangsa ini kehilangan jati dirinya.

Puluhan ribu bahkan seratus ribu lebih yg gugur pasca rangkaian bala tadi, memberikan pesan kepada kita yg masih hidup supaya memanfaatkan teknologi fakta buat menjaga kabar berharga pada lebih kurang kita, buat bekal kehidupan bangsa ini pada masa depan. 

Dengan nasabah yang masih berupa lembaran-lembaran kertas, bagaimana menyelamatkan obligasi, surat-surat berharga, yang ketika ini sebagaian besar terbuat dari lembaran kertas. Dalam dunia pendidikan seratus ribu lebih file ijazah sekolah musnah. Dan jutaan data nilai output pendidikan ratusan ribu anak didik pada NAD juga hilang tersapu bala. Bagaimana melalui proses legalisasi pendidikan bila data mengenai output pendidikan bertahun-tahun hilang misalnya ini? Bukankah proses legalisasi pendidikan pada Republik ini masih mengedepankan peranan lembaran kertas yg terlegalisasi ? Bagaimana nasib puluhan ribu lulusan pendidikan yang akan masuk global kerja tanpa adanya legalisasi output pendidikan ?

Bencana beruntun yg terjadi itu kita pulang diingatkan bahwa negeri kita berada di lokasi ring of fire, sebuah negeri yg paling banyak memiliki potensi terkena guncangan gempa.

Tidak mampu kita bayangkan betapa lebih hancurnya Bangsa Indonesia, apabila bala-bencana ini terjadi di Ibu Kota Jakarta, contohnya. Sebuah kota yang memuat lebih menurut 99 % informasi tentang hidup dan kehidupan Bangsa Indonesia. Betapa poly keterangan vital Bangsa yg hancur bila bencana seperti ini terjadi pada Jakarta.

Sungguh Tuhan masih mencintai bangsa Indonesia. Tanah serambi Aceh, Yogyakarta, pantai selatan Pulau Jawa, serta beberapa lokasi negeri ini, buat kesekian kalinya telah memposisikan diri sebagai penyelamat semua Bangsa. Dengan bersedia mendapat rangkaian bencana ini dari Tuhan, maka sebenarnya semua Bangsa Indonesia akan terselamatkan.

Bencana-bencana akbar yg melanda, pada hakekatnya adalah keliru satu bentuk kecintaan Tuhan Yang Maha Esa pada bangsa Indonesia, buat menaruh ruang pembelajaran akbar bagi Bangsa ini terutama terhadap pengelolaan warta. Hanya saja mampukah kita seluruh ketika ini menarik pesan tersirat besar dari peristiwa ini ?

Itulah sekelumit peran besar Teknologi Informasi dalam menyelamatkan Bangsa ini. Contoh kasus penanganan bala yang terjadi di beberapa lokasi bala menggunakan donasi Teknologi Informasi dan Komunikasi sebenarnya telah menunjukkan paras dan kiprah krusial Teknologi ini bagi bangsa kita pada masa sekarang serta masa-masa yang akan datang.

Transformasi telah terjadi di seluruh bidang hidup insan dampak Teknologi Informasi. Sampai pertengahan 2006 yg kemudian contohnya Time Magazine mencatat nomor usaha biro jodoh pada internet mencapai lebih 500 juta dollar atau sekitar lima Trilyun rupiah. Di dalam negeri akhir Maret 2006 yg kemudian lebih berdasarkan 1 juta orang nasabah perbankan sudah memakai mobile banking berbasis sms (sms-banking) pada 17 bank Nasional. Bisnis dan bahkan kegiatan personal ketika ini dapat dilakukan dengan sangat efisien menggunakan donasi Teknologi ini.

Sebagai citra betapa besarnya nilai transaksi yang berkait menggunakan kegiatan berbasis online ini misalnya dapat dicermati dari transaksi keuangan yang waktu ini dilakukan Bank Indonesia menggunakan sistem RTGS (real time gross settlement). Volume transaksi yang dilakukan sang sistem yang dibangun sang Bank Indonesia ketika ini telah mencapai rata-homogen Rp 111 triliun rupiah sehari berdasarkan sekitar 18.900 transaksi (bandingkan dengan kliring harian sebanyak 300.000 warkat menggunakan jumlah rata-homogen Rp.4,9 triliun)4? Aktivitas transaksi elektro yg berasal dari kartu kredit, mesin ATM, transaksi elektro antar perusahaan sudah mencapai 81 Trilyun per hari.

Aktivitas E-Commerce dunia berbasis web juga sudah mencapai nilai yang nir kalah akbar. Sebagai gambaran lain tentang besarnya pasar dan aktivitas manusia yang telah terhubung dengan kegiatan e-commerce adalah statistis jumlah pengguna internet di dunia dan gambaran kecepatan perkembangannya6. Pada tahun 1994 jumlah pengguna internet dunia hanya 3 juta orang. Jumlah ini berkembang menggunakan pesat dan dalam ketika 4 tahun pada tahun 1998 jumlahnya sudah mencapai 100 juta pengguna7. Setiap hari jumlah pengguna internet sudah berkembang sebanyak 600 ribu orang per hari8, sebesar 1000 situs per hari tampil di internet pada tahun 2006 ini. Bandingkan jua data ini dengan data berdasarkan DFC Intelligent yang menyampaikan penjualan game on line dunia mencapai nilai lebih dari 3 milyar dollar dalam tahun 2006 serta diperkirakan akan mencapai 13 milyar dollar pada tahun 20119.

Pada tahun 2006 jumlah pengguna internet diperkirakan mencapai jumlah lebih berdasarkan 1 Milyar orang di semua dunia. Karakter pasar raksasa ini tidak sama menggunakan pasar konvensional yang dibatasi oleh koridor ruang serta waktu. Pasar super besar internet ini merupakan pasar tunggal menggunakan karakter sangat terbuka. Tanpa melihat posisi negara yang tidak sinkron dan tanpa melihat dan mengikutsertakan karakter pembuat dan konsumen, maka pasar internet secara hakikat merupakan pasar terbesar yang pernah dibangun sang umat insan.

Pada tahun 1996 penerimaan yg diperoleh dari konsumen e-commerce mencapai nilai sebanyak 1,8 milyar dollar Amerika. Pada tahun 2002 mencapai nilai 26 milyar dollar Amerika.

Pada tahun 2002 jumlah ini berkembang dalam kisaran 42,2 milyar dollar Amerika10. Besarnya nilai transaksi inilah yang menciptakan pengamat seperti Amy Harmon menjuluki E-Commerce menjadi the next big thing11, ad interim internet sendiri menjadi infrastruktur utama ECommerce ketika ini disebut-sebut menjadi the mainstream budaya waktu ini.

Data pertengahan tahun 2006 ini menerangkan industri terkait teknologi kabar berkembang sebesar 6,9 %. Industri jasa berkembang paling besar dengan taraf perkembangan 10,4 %, disusul dengan industri pelaksanaan telematika 8,7 %, hardware 6,lima % dan perangkat komunikasi 7,8 %12.

Teknologi Informasi dan Komunikasi menjanjikan banyak keunggulan yg sebagai tugas kita bersama buat terus mengelaborasinya. Ada tiga bagian primer pembangun teknologi berita yang dirumuskan sang para pakar menjadi kerja sama dari tiga domain C (Computer, Communication, dan Content). Pakar teknologi keterangan komunikasi yang lain merumuskan komponen pembangun itu dengan lebih sederhana yaitu terdiri berdasarkan komponen komponen Hardware, Software, dan Firmware.

Komponen Hardware sungguhpun terlihat kasat mata bentuknya, akan namun ternyata hanya adalah kurang 30 % persen menurut semua bagian sistem yang membentuk Teknologi Informasi serta Komunikasi. Lebih menurut 70 % komponen pembangun Teknologi Informasi serta  Komunikasi adalah aplikasi atau pelaksanaan (Data CITRAS Indonesia).

Artinya tanpa ada pelaksanaan maka sebuah mikro personal komputer , desktop personal komputer , LAP Top atau sebuah Palm Top, ataupun sebuah Super Computer hanyalah onggokan logam tersusun yang nir dapat diambil manfaatnya selain oleh para pencari logam bekas. Sebuah komputer atau bahkan perangkat telekomunikasi seharga 300 juta dollar US misalnya satelit hanyalah sebuah logam bersusun yg tidak bisa dipakai tanpa adanya pelaksanaan atau software yg menjalankannya, susunan logam tersebut hanya akan sebagai sebuah tubuh jiwa. Sesungguhnya JIWA berdasarkan Teknologi Informasi dan Komunikasi ternyata merupakan aplikasi atau softwarenya.

Sama seperti manusia sesungguhnya yg paling berarti dan memberi makna kehidupan manusia adalah JIWAnya. Lantaran betatapun sentosa dan kuat fisiknya akan namun tanpa JIWA beliau jauh beda menggunakan SEONGGOK BATU.

Sedemikian pentingnya sisi software berdasarkan Teknologi Informasi serta Komunikasi membuat pemerintah memutuskan membentuk Direktorat Aplikasi Telematika di bawah Departemen komunikasi dan informatika. Pembentukan Departemen Komunikasi dan Informatika dan khususnya Dirjen Aplikasi Telematika ini memang ditujukan untuk mendayagunakan kelebihan Teknologi Informasi buat kemajuan bangsa.

Deretan angka ini masih ditambah menggunakan belum siapnya semua komponen Teknologi liputan dan komunikasi buat digelar di seluruh Indonesia. Teledensitas, sebuah angka buat mengukur penetrasi infrastruktur teknologi liputan misalnya masih memperlihatkan nomor 11 – 25% buat kota besar , ad interim buat pedesaan baru mencapai 0.2%. Masih terdapat ± 43.022 desa tanpa akses telepon (64.4% dari 66.778 desa). Penetrasi infrastruktur telekomunikasi, 7.82 juta fixed line (±tiga% penduduk), ± 24 juta telepon selular (5.lima% penduduk). Pelanggan Internet tahun 2004 pada-estimasi sebesar 1.tiga juta. Pengguna Internet tahun 2004 di-estimasi sebanyak 12 juta. Sementara itu 80 % penggunaan bandwith internet waktu ini masih buat game online dan akses-akses non produktif lainnya.

Sementara pada sisi lain kita dituntut sang warga internasional buat segera menyelesaikan persiapan awal menuju Masyarakat Informasi Global.

WSIS – (World Summit on the Information Society) yg adalah lembaga teknologi berita serta komunikasi dunia pada bawah badan PBB ITU (International Telecommunication Union) sepakat buat mencanangkan dalam Tahun 2015, planning-planning aksi menjadi berikut :
1. Menghubungkan Desa dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta membentuk Community Access Point;
2. Menghubungkan Universitas, Akademi, taraf SMU serta SMP, tingkat SD menggunakan Teknologi Informasi serta Komunikasi (TIK);
3. Menghubungkan Pusat Ilmu dan Penelitian menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK);
4. Menghubungkan Perpustakaan Umum, Pusat Kebudayaan, Museum, Kantor Pos dan Kearsipan menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK);
5. Menghubungkan Pusat Kesehatan serta Rumah Sakit menggunakan Teknologi Informasi serta Komunikasi (TIK);
6. Menghubungkan semua instansi pemerintah sentra serta daerah dan menciptakan website dan alamat e-mail;
7. Mengadopsi semua kurikulum sekolah dasar dan menengah dalam menghadapi tantangan warga keterangan, wajib diperhitungkan pada tingkat nasional;
8. Memastikan bahwa semua populasi di dunia mempunyai akses buat pelayanan televisi dan radio;
9. Mendorong pengembangan konten dan menempatkan dalam tempatnya syarat secara teknis dalam rangka memfasilitasi keadaan terbaru serta penggunaan seluruh bahasa pada dunia pada Internet;
10. Memastikan bahwa lebih menurut 1/2 penduduk global memiliki akses menggunakan Teknologi Informasi serta Komunikasi (TIK).

Paling tidak sampai dengan tahun ini ketentuan PBB melalui WSIS tersebut belum mampu kita penuhi menggunakan baik. Dari sinilah arti penting serta kegiatan pembangunan yang dilakukan dimulai sang setiap bangsa di seluruh global.

Di pada negeri perkembangan pasar peranti lunak selama ini masih sebagai sasaran pasar bukan pemain. Dengan menjadi target pasar-pun, konsumsi Teknologi Informasi (TI) secara keseluruhan nisbi masih sangat rendah terhadap konsumsi TI di negara-negara tetangga misalnya Malaysia dan Singapura.

Konsumsi TI pada Indonesia per-2005 hanya mencapai US$ 1,9 miliar, dimana 80% masih didominasi sang peranti keras. Sementara itu, produk peranti lunak hanya mencapai 8% serta 12% diraih berdasarkan penjualan layanan peranti lunak. Jika peranti lunak digabung menggunakan layanannya, total sebagai 20% atau lebih kurang US$380 juta.

Sementara itu, berdasarkan riset dari Forrester Research, pasar peranti lunak secara global mencapai US$207 miliar. Jika diproyeksikan terhadap PDB, maka angka konsumsi TI Indonesia di atas hanya lebih kurang 0,7%. Sementara itu, konsumsi TI di India sudah mencapai tiga% terhadap PDB negara tadi. Di India, konsumsi TI tahun lalu mencapai US$18 miliar, sedangkan konsumsi pada Amerika Serikat telah mencapai US$346 miliar. Mestinya Indonesia sanggup mencapai US$tiga miliar (nomor ideal konsumsi TI Indonesia). Di lihat dari syarat perkembangan TI kini , potensi TI Indonesia sebenarnya besar , tetapi pula menyimpan tantangan yang tinggi.
Sementara itu Peta Aktivitas Pengembang Aplikasi pada Indonesia memberitahuakn animo perkembangan menjadi berikut :
1. Jumlah Pengembangan Tingkat menengah ke atas terdapat 200 ISV (Independent Software Vendor); 15 go international
2. Konsentrasi terbesar ada pada Jabotabek (>60%)
3. Anggota ASPILUKI: 94 ISV, perkembangan di daerah2: Jambi, Bali, Jogyakarta
4. Pertumbuhan di daerah2: Bali, Jabar, Jateng, Sumut, Jatim dst.
5. Terdapat Inisiatif pengembangan ‘software development centers

# Pemerintah & partikelir: RICE – Regional IT Center of Excellence; ada 3 lokasi ketika ini:
* RICE PT Inti pada Bandung
* RICE Trisakti pada Jakarta
* RICE Dinas Departemen Perindustrian dan Perdagangan di Bali

# Universitas & swasta: BHTV, SalatigaCamp, Bogor Cyber Park, Cimahi Cyber City, TobaTech dsb.
Peta syarat pada negeri ini di sisi lain bercerita betapa besarnya peluang buat menciptakan industri aplikasi pada negeri. Sampai 25 tahun yang akan datang Industri Software akan sebagai industri yang paling penting pada seluruh global(McFarlan et al). Peran software menjadi menjadi ‘key enablers’ buat industri-industri yang lain (dari entertainment misalnya film hingga menggunakan property, manufacturing, process, e-governement).

Sementara di sisi lain hasil informasi lapangan Global menunjukkan animo umum bahwa negara dengan pertumbuhan TIK yang cepat memiliki pertumbuhan ekonomi yg cepat juga. Sementara pertumbuhan TI dalam informasi lapangan yang sama ditentukan sang akbar pembelanjaan yg tepat dalam bidang aplikasi serta layanan TIK.

Dari penurunan hasil informasi lapangan Global tadi dapat diambil kesimpulan tumbuhnya industri dan pasar sah software lokal akan mendorong nir hanya pasar TIK akan tetapi jua pertumbuhan ekonomi yg lebih baik.

Pemerintah bersama semua stake holder Bangsa berupaya keras mencapai target besaranbesaran Masyarakat Informasi Indonesia ini.

Berikut ini adalah sasaran primer pengembangan industri software yg akan dibangun di pada negeri. Bersama menggunakan rakyat, dunia bisnis, serta industri target ini akan diraih bersamasama.

Di samping target terbangunnya industri TIK tadi pemerintah ketika ini sedang memperjuangkan dengan keras proses pembangunan Regulasi yang akan memberikan kepastian hukum yg lebih baik pada para pengguna TIK pada Indonesia. RUU Informasi serta Transaksi Elektronik (ITE) waktu ini sedang dalam pembahasan yang serius pada lingkungan Pansus RUU ITE DPR-RI untuk dapatnya disahkan sebagai Undang-Undang.

Penggelaran aktivitas elektronik ini di Indonesia masih mengalami kendala berdasarkan sisi aspek legalitas dan dasar hukum bagi pelaksanaan serta pengembangan aktivitasnya. Kendala dari sisi aturan ini menjadi sisi terlemah berdasarkan penggelaran aktivitas berbasis TIK pada Indonesia. Sebagai sebuah negara yang menjunjung tinggi nilai hukum syarat ini tidak dapat diterima begitu saja pada Indonesia.

Di hampir semua negara pada dunia perkara ini memang masih menjadi perkara yang rumit buat dipecahkan. Di Amerika Serikat jauhnya jarak pemahaman aturan menggunakan pemahaman digital atau pemahaman cyber melahirkan lusinan regulasi transaksi elektronik yg rumit dan teknis. Pemahaman aspek inti teknis yg rumit dari transaksi elektro ini ternyata menyeret lusinan regulasi yang sangat teknis ke dalam domain aturan.

Akan tetapi rendahnya pemahaman mengenai domain TIK dari para penentu regulasi (legislatif dan pula eksekutif) tidak wajib membuat kita nir mempunyai landasan regulasi yang cukup buat melakukan kegiatan yg legal pada pengelaran TIK. Kita doakan pada beberapa ketika yang akan datang kita akan mempunyai Undang-undang ITE yang akan mewadahi secara sah semua aspek kegiatan berbasis TIK yg terdapat pada Indonesia.

Muara menurut semua kegiatan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah adalah tercapainya Masyarakat Informasi Indonesia pada tahun 2015 (MII 2015) yang akan tiba. Masyarakat Informasi Indonesia ini adalah masyarakat yang sanggup memanfaatkan keunggulan TIK pada semua sektor menjadi sebuah faktor enabler bagi sektor tersebut. Masyarakat Informasi Indonesia 2015 pula akan memfasilitasi jalan tercapainya bangsa Indonesia yang maju menggunakan Teknologi Informasi.

Mengutip pesan Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, dalam sebuah pidatonya mengenai peran Teknologi Informasi serta Komunikasi, bahwa telah selayaknyalah pemanafaatan Teknologi informasi bisa memberikan nilai tambah bagi rakyat luas, mendorong partisipasi rakyat pada dalam pemanfaatan Teknologi Informasi sebagai akibatnya terwujud masyarakat yg cerdas yang selanjutnya akan mampu menaikkan daya saing bangsa.