Analisa Saluran Dan Media Komunikasi
A. PEMAHAMAN PROSES KOMPOSISI
Proses komposisi (composition proces) penyusunan pesan-pesan bisnis dapat dianalogikan menggunakan proses penciptaan lagu misalnya yang sudah dilakukan sang seorang komposer. Dia wajib merencanakan lagu apa yg akan dibuat, menentukan bentuk aransemen serta personel group yg akan mengiringi lagu tadi. Kemudian mereka wajib melakukan latihan serta uji ulang atau revisi yang diperlukan, sebagai akibatnya lagu yg diciptakan mempunyai mutu yang indah, lezat didengar, dan mudah dicerna para penggemarnya. Begitu halnya menggunakan proses komposisi buat pesan-pesan bisnis. Penyusunan pesan-pesan bisnis mencakup tiga tahap, yaitu:
1. Perencanaan
Dalam fase perencanaan (planning phase), dipikirkan hal-hal yang relatif fundamental, misalnya maksud/tujuan komunikasi, audiens yang akan menerima pesan, wangsit utama (main idea) pesan-pesan yang akan disampaikan, dan saluran atau media yg akan digunakan buat membicarakan pesan. Di samping itu, intonasi pula perlu diatur, apakah melemah, mendatar, atau meninggi. Yang terpenting merupakan menyiasati situasi yg terdapat, sebagai akibatnya tujuan yang dikehendaki bisa tercapai.
2. Organisasi dan Komposisi
Setelah termin perencanaan, tahap berikutnya merupakan bagaimana mengorganisasikan ide-ilham serta selanjutnya dituangkan pada bentuk draft yg berkaitan dengan komitmen pemikiran Anda yang dimulai dengan merangkai istilah, kalimat, paragraf dan memilih gambaran yg diperlukan buat mendukung inspirasi utama bahasannya.
Organisasi dan komposisi erat kaitannya dengan penyusunan atau pengaturan istilah-istilah, kalimat, dan paragraf. Oleh karenanya perlu diperhatikan bagaimana menggunakan kata-istilah, kalimat, serta paragraf yang sederhana, gampang dipahami, dimengerti, dan dilaksanakan oleh si penerima pesan.
3. Revisi
Setelah pandangan baru-inspirasi dituangkan dalam istilah-istilah, kalimat, maupun paragraf, perhatikan apakah kata-istilah, kalimat, serta paragraf tersebut telah diekspresikan menggunakan benar. Seluruh maksud serta isi pesan wajib ditelaah balik baik menurut sisi substansi pesan yang ingin disampaikan, tetapi juga bagaimana gaya penulisannya, struktur kalimat yg digunakan, serta bagaimana taraf pemahamannya.
Kalau ternyata belum sesuai, perlu dilakukan pengecekan sekaligus revisi/pemugaran-perbaikan seperlunya, sebagai akibatnya apa yg sudah direncanakan sebelumnya dapat dicapai seefektif mungkin.
Oleh lantaran perkembangan global usaha ketika ini begitu cepatnya, maka penyampaian pesan-pesan usaha perlu permanen memperhatikan bagaimana merencanakan, mengorganisasi dan mengkomposisi, dan merevisi pesan-pesan usaha secara kentara serta seefektif mungkin.
B. PENENTUAN TUJUAN
Tahap pertama dalam merencanakan suatu pesan bisnis adalah mernikirkan maksud atau tujuan komunikasi. Seorang kornunikator tentunya ingin menjaga nama baik pada hadapan audiens, sekaligus membuat sesuatu yang baik bagi organisasinya.
Sebelum Anda menetapkan buat menyarnpaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain, maka perlu terlebih dahulu dijawab 3 pertanyaan krusial, yaitu: apakah tujuan tadi realistis, apakah waktunya sudah sempurna, serta apakah tujuan tadi dapat diterima pada dalam organisasi tersebut.
Untuk bisa melakukan hal tersebut, pertama Anda wajib menentukan tujuan yang kentara dan bisa diukur, sesuai menggunakan tujuan organisasi.
1. Mengapa Tujuan harus Jelas
Tujuan yang kentara akan membantu mengarahkan Anda pada dalam mencapai tujuan yg dikehendaki. Sebagaimana diketahui, setiap organisasi tentunya memiliki tujuan yang bermacam-macam, yang sangat tergantung pada jenis organisasinya.
Di samping itu, penentuan tujuan yang kentara bagi suatu organisasi akan bisa membantu proses pengambilan keputusan yang mencakup diantaranya:
a. Keputusan buat Meneruskan Pesan
Sebelum mengungkapkan suatu pesan, tanyakan dalam diri sendiri "Apakah pesan yg akan disampaikan sahih-sahih dibutuhkan atau tidak?" bila pesan-pesan yang akan disampaikan diduga mempunyai pengaruh yg sangat mini pada audiens, usahakan penyampaian pesan ditahan dulu. Sebaliknya, apabila isi pesan sangat krusial serta akan membawa dampak yg akbar, maka pesan sebaiknya segera diteruskan atau disampaikan.
b. Keputusan buat Menanggapi Audiens
Untuk menetapkan cara terbaik menanggapi audiens, komunikator perlu mempertimbangkan motif-motif mereka. Mengapa mereka memperhatikan inti pesan yg disampaikan? Apakah mereka mengharapkan keuntungan? Apakah asa. Mereka sesuai menggunakan asa. Komunikator? Tanpa mengetahui motif audiens-nya, komunikator nir akan bisa menanggapi mereka menggunakan baik. Komunikator serta audiens jua akan gagal mendapatkan apa yang mereka inginkan apabila harapan mereka nir sinkron/sejalan.
c. Keputusan buat Memusatkan Isi Pesan
Menetapkan tujuan yang jelas akan membantu memusatkan isi pesan. Komunikator seharusnya hanya memasukkan liputan yang penting, yg relevan dengan pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Informasi yg nir relevan harus disingkirkan atau dibuang jauh-jauh. Jika fakta yang tidak krusial dimasukkan dalam pesan-pesan yg akan disampaikan, inti pesan akan kabur, serta saat pun akan terbuang percuma. Pada akhirnya, penyampaian pesan nir akan mencapai target yang dikehendaki.
a. Keputusan untuk Menetapkan Media yang Akan Digunakan
Penentuan saluran atau media yg akan digunakan buat menyampaikan suatu pesan sangat tergantung pada tujuan yg kehendaki. Media komunikasi yang akan dipakai dapat berupa lisan atau tulisan. Misalnya, seseorang pimpinan gerombolan kerja yg ingin mengumpulkan anggotanya, dia bisa memakai goresan pena menjadi media komunikasi.
2. Tujuan Komunikasi Bisnis
Secara generik, terdapat 3 tujuan komunikasi bisnis, yaitu: memberi keterangan (informing), persuasi (persuading), dan melakukan kolaborasi (collaborating) menggunakan audiens. Bagan 4.1 berikut ini memperlihatkan pengaruh tujuan umum komunikasi.
a. Memberi Informasi
Tujuan pertama dalam komunikasi usaha adalah menaruh informasi yg berkaitan dengan global usaha pada pihak lain. Sebagai contoh, seseorang pimpinan suatu perusahaan membutuhkan beberapa pegawai baru yg akan ditempatkan menjadi staf administrasi pada kantor-kantor cabang yg terdapat.
Untuk memperoleh pegawai yang dibutuhkan, dia bisa memasang iklan lowongan kerja melalui media surat fakta, majalah, radio, dan memasang, website/situs di jalur internet. Masing-masing media komunikasi tersebut tentu mempunyai keunggulan serta sekaligus kelemahannya, baik dipandang berdasarkan sisi jangkauan penerimaannya maupun biayanya. Media komunikasi mana yg akan dipilih sangat tergantung pada kebijakan perusahaan menggunakan melihat kemampuan internal perusahaan tersebut.
b. Memberi Persuasi
Tujuan ke 2 komunikasi bisnis adalah menaruh persuasi pada pihak lain supaya apa yang disampaikan dapat dipahami menggunakan baik serta benar. Hal ini sering dilakukan, terutama yang berkaitan dengan negosiasi antara seorang dengan orang lain pada usaha. Untuk dapat memperoleh output yg optimal dalam bernegosiasi, masing-masing pihak perlu tahu prinsip win-win solution. Artinya kedua belah pihak yg terlibat dalam negosiasi tersebut memperoleh manfaat secara beserta-sama tanpa harus ada yang dikorbankan atau gagal.
c. Melakukan Kolaborasi
Tujuan ketiga pada komunikasi bisnis adalah melakukan kerja sama atau kolaborasi usaha antara seorang menggunakan orang lain. Melalui jalinan komunikasi bisnis tersebut seseorang bisa menggunakan gampang melakukan kerja sama bisnis, baik dengan perusahaan domestik maupun perusahaan asing. Kerja sama antar perusahaan di banyak sekali belahan dunia waktu ini relatif mudah dilakukan seiring menggunakan semakin pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dewasa ini. Seseorang dapat memakai banyak sekali media telekomunikasi yang ada, seperti telepon biasa, faksimile, telepon genggam, internet, surat elektronika, serta teleconference. Teknologi komunikasi tersebut sangat krusial artinya pada mempererat kerjasarna dalam global bisnis.
Dalam global bisnis, presentasi yang baik harus bisa menyebutkan tujuan yang diinginkan secara khusus. Oleh karenanya, buat merumuskan tujuan tersebut, seorang perlu menanyakan dalam diri sendiri, apakah audiens Anda akan melakukan penelaahan terhadap suatu pesan? Tujuan harus dinyatakan setepat mungkin, demikian jua dengan identifikasi individu-individu yang akan memberi tanggapan terhadap pesan yang akan disampaikan.
Berikut ini merupakan beberapa model dalam menyatakan tujuan generik serta khusus.
Tujuan Khusus
Memberi Informasi
Menyajikan penjualan bulan lalu ke manajer pemasaran
Membujuk
Meyakinkan manajer pemasaran buat mengangkat beberapa karyawan baru bagian penjualan
Kolaborasi
Membantu departemen personalia membuatkan program training bagi beberapa anggota baru.
3. Cara Menguji Tujuan
Penentuan tujuan yang baik tentunya wajib mudah diaplikasikan pada dunia nyata. Oleh karena itu, buat menguji apakah suatu tujuan yang telah ditetapkan tersebut sudah baik atau belum, perlu dilakukan pengujian dengan empat pertanyaan berikut ini:
a. Apakah Tujuan Tersebut Realistis?
Tujuan yang hendak disampaikan hendaknya realistis, dalam arti inspirasi-inspirasi atau gagasan yg hendak disampaikan dapat disesuaikan dengan kemampuan yang terdapat, misalnya kemampuan finansial, manajerial, sumber daya, serta teknis operasional.
b. Apakah Waktunya Tepat?
Dalam menyampaikan suatu pandangan baru atau gagasan hendaknya kasus ketepatan waktu perlu dipertimbangkan. Sebagai contoh, pada situasi krisis moneter, ada ilham buat melakukan ekspansi pabrik, padahal pada ketika itu penjualan produk sedang menurun hingga 50 % dibanding dari tahun sebelumnya. Penyampaian ilham ini nir sempurna waktunya, sebagai akibatnya kemungkinan akbar tidak akan diterima.
c. Apakah Orang yg Mengirimkan Pesan Sudah Tepat?
Pesan atau ide yg disampaikan sang seorang yg memiliki kedudukan atau jabatan tinggi cenderung lebih dapat diterima daripada apabila disampaikan oleh orang yg kedudukannya rendah. Ketidaktepatan pada menentukan siapa yg layak mengungkapkan suatu pesan akan berpengaruh terhadap efektivitas penyampaian suatu pesan.
d. Apakah Tujuannya Selaras dengan Tujuan Organisasi Perusahaan?
Tujuan penyampaian suatu pesan hendaknya mengacu pada tujuan organisasi secara holistik. Oleh karena itu, bila ingin menyampaikan pesan-pesan usaha kepada audiens, usahakan pesan tersebut sesuai dengan kebijakan organisasi.
Apabila jawaban terhadap keempat pertanyaan tadi adalah "tidak', maka usahakan pesan jangan disampaikan. Jika permanen disampaikan, tujuan tidak akan tercapai, atau hasilnya tidak misalnya yang dibutuhkan.
C. ANALISIS AUDIENS
Bila suatu komunikasi sudah memiliki maksud serta tujuan yang kentara, langkah berikutnya merupakan memperhatikan audiens yang akan dihadapi. Siapa mereka, bagaimana pernahaman/pengetahuan mereka, latar belakang usia, pendidikan, jenis kelamin mereka, bagaimana minat mereka, dan apa yang ingin mereka ketahui? Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut, adalah informasi yang sangat berharga, yg akan mempengaruhi cakupan materi yg diberikan pada audiens, dan cara mengatasi audiens.
1. Cara Mengembangkan Profil Audiens
Mengembangkan suatu profil audiens boleh dikatakan gampang-mudah susah. Gampang, bila versus berkomunikasi adalah seseorang yg telah dikenal dengan baik. Penentuan profil audiens dalam hal ini nir akan mengalami kesulitan, lantaran yang menjadi audiens adalah orang-orang yang sudah dikenal dengan baik. Akan tetapi, semuanya akan sebagai sulit bila yang sebagai audiens adalah orang-orang yang sama sekali belum dikenal, komunikator tidak pernah mendengar nama mereka, serta nir pernah bertatap muka menggunakan mereka. Dalam perkara ini, komunikator perlu melakukan pemeriksaan buat mengantisipasi reaksi mereka.
a. Menentukan Ukuran serta Komposisi Audiens
Audiens pada jumlah akbar tentu saja akan menampakan konduite yang tidak sama dengan audiens yang berjumlah sedikit, sebagai akibatnya buat menghadapinya diperlukan teknik komunikasi yang berbeda pula.
Bentuk dan format penulisan materi yang akan disampaikan pula ditentukan sang jumlah audiens. Untuk audiens yang jumlahnya kecil, materi bisa dikemas dalam suatu laporan sederhana lalu dipresentasikan atau dibagikan kepada mereka. Namun, buat audiens yg jumlahnya besar , materi sebaiknya dikernas pada suatu makalah atau laporan dengan gaya pengorganisasian dan format penulisan yang lebih formal.
b. Siapa Audiens-nya
Bila audiens yang dituju lebih dari satu orang, komunikator perlu mengidentifikasi siapa di antara mereka yang memegang posisi kunci/posisi paling krusial. Biasanya orang yang mernegang posisi kunci (krusial) merupakan mereka yang memiliki status organisasional tinggi. Tetapi bisa jadi seseorang yang posisinya rendah, karena kelebihannya pada satu atau dua bidang eksklusif, memegang posisi kunci dalam materi yang disampaikan.
c. Reaksi Audiens
Setelah mengetahui siapa yg akan sebagai audiens, pedu diketahui (diantisipasi) reaksi yang mungkin dimunculkan oleh audiens tadi. Apabila kornposisi audiens adalah orang-orang yang nir suka berdebat atau kurang kritis, presentasi sebaiknya tersaji langsung dalam bagian kesimpulan serta saran-saran, karena jika diajak berdiskusi, reaksi mereka diduga kurang positif.
d. Tingkat Pemahaman Audiens
Ketika mengungkapkan pesan-pesan, latar belakang audiens seperti tingkat pendidikan, usia, serta pengalaman jua perlu diperhatikan. Jika komunikator dan audiens mempunyai latar belakang yang jauh tidak sinkron, perlu diputuskan terlebih dahulu seberapa jauh audiens tadi harus dididik. Secara umum, sebaiknya agar Anda tidak terlalu menggurui. Kalau terkesan menggurui, audiens cenderung merasa jenuh, bosan, serta kurang tertarik pada pesan yg disampaikan.
e. Hubungan Komunikator dengan Audiens
Jika komunikator merupakan orang yang belum dikenal sang audiens, maka audiens wajib dapat diyakinkan sebelurn penyampaian suatu pesan dilakukan. Komunikator menggunakan penampilan yg meyakinkan, akan membuat audiens termotivasi buat mendengarkan dan menyimak pembicaraannya, sebagai akibatnya pesan bisa tersampaikan menggunakan baik.
Struktur pesan-pesan yang akan disampaikan, serta nada suara komunikator saat menyarnpaikan pesan, bisa menerangkan tingkat hubungan komunikator menggunakan audiens. Nada suara (intonasi) ketika berbicara menggunakan orang yg telah dikenal tentu berbeda menggunakan saat berbicara dengan orang yang baru dikenal.
2. Cara Memuaskan Kebutuhan Akan Informasi Audiens
Kunci komunikasi yang efektif merupakan menggunakan menentukan kebutuhan fakta audiens, serta selanjutnya berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. Ada 5 termin yg diperlukan buat mernenuhi kebutuhan audiens, yaitu:
a. Temukan/Cari Apa yang Diinginkan Oleh Audiens
Untuk bisa mernenuhi kebutuhan fakta audiens, maka komunikator wajib bisa menernukan apa yg ingin mereka ketahui serta segera menaruh kabar yg diminta. Jangan ditunda-tunda.
b. Antisipasi Terhadap Pertanyaan yg Tak Diungkapkan
Setelah memberikan fakta yg diinginkan, berikan tarnbahan kabar yang mungkin sangat mernbantu, meskipun kabar tersebut secara spesifik nir diminta oleh audiens.
c. Berikan Semua Informasi yang Diperlukan
Usahakan seluruh keterangan penting yang diminta sang audiens tidak terdapat yg terlewatkan. Dengan istilah lain, kabar-fakta penting sudah tercakup dalam pesan yang diberikan. Lakukan pengecekan terlebih dahulu sebelurn pesan disampaikan kepada audiens. Hal ini buat menjaga supaya apa yg diminta audiens sahih-benar sinkron dengan yg Anda kirimkan.
d. Yakinkan Bahwa Informasinya merupakan Akurat
Informasi yg disampaikan pada audiens hendaklah keterangan yg benar-benar seksama, dan bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jangan menaruh fakta yg keliru kepada audiens Anda. Kalau secara tidak sengaja atau terjadi kekhilafan dalam membicarakan berita, komunikator harus sesegera mungkin membetulkannya serta mohon maaf atas kekhilafan yang dilakukan.
e. Tekankan Ide-ilham yg Paling Menarik Bagi Audiens
Cobalah buat menemukan poin krusial sangat yg menarik bagi para audiens. Selanjutnya, berikan perhatian khusus atau perhatian ang lebih kepada poin penting tadi. Apabila hal tersebut bisa dilakukan dengan baik, berarti komunikator sudah berhasil menaruh suatu kepuasan yg tidak terhingga. Ketua audiens-nya.
3. Cara Memuaskan Kebutuhan Motivasional Audiens
Beberapa jenis pesan-pesan bertujuan memotivasi audiens buat mengganti konduite mereka. Namun, pemberian motivasi ini sering mengalami hambatan/ kendala. Hal ini disebabkan sang adanya kesamaan menurut audiens buat tidak mengubah sesuatu yang terdapat dengan hal yg baru.
Bagaimana mengatasi kendala itu? Salah satu caranya adalah menggunakan mengatur pesan-pesan sedemikian rupa, sehingga warta yang disampaikan dapat diterima audiens dengan. Mudah.
Pendekatan yg dapat dilakukan adalah dengan menaruh argumentasi yang bersifat rasional. Contoh, bila seseorang pemohon pinjaman harus mengurangi jumlah pinjaman yang sudah terdapat sebelum menambah pinjaman baru yg lebih akbar, komunikator dapat memakai argumentasi sebab dampak buat menyebutkan bahwa penambahan jumlah pinjaman akan sangat berbahaya bagi kepercayaan yang telah diberikan sekarang ini.
Setelah menganalisis tujuan dan audiens, selanjutnya merupakan menentukan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Setiap pesan-pesan bisnis akan bermuara dalam satu tema/topik, utama yaitu pandangan baru pokok (main idea). Hal-hal lain selain ilham utama hanyalah merupakan ilham-ilham pendukung (supporting idea).
Topik dan wangsit pokok merupakan dua hal yang berbeda. Topik merupakan subjek pesan yg lebih luas. Sedangkan pandangan baru pokok merupakan pernyataan mengenai suatu topik, yang menyebutkan isi dan tujuan dari topik tersebut, sehingga dapat diterima oleh audiens. Ide utama dapat memotivasi orang-orang buat melakukan apa yang diinginkan menggunakan menggabungkan atau menyelaraskan tujuan/maksud pengirim pesan dengan tujuan mereka. Dalam surat pendek atau memo, ilham utama mungkin kentara. Namun, dalam surat yang kompleks, memilih ilham pokok merupakan tugas yg tidak gampang. Sebelurn dapat menentukan pandangan baru pokok, poin-poin yang penting wajib diidentifikasikan terlebih dahulu:
1. Teknik Brainstorming
Untuk dapat mengidentifikasi ilham pokok, diharapkan kreativitas dan pengalaman. Pendekatan yang paling baik merupakan brainstorming (curah pendapat) yang memberikan keleluasaan pikiran, buat mencari banyak sekali kemungkinan, menguji, aneka macam cara lain menggunakan mempertimbangkan tujuan, audiens, dan warta yang terdapat. Beberapa teknik brainstorming yang bisa dipakai antara lain:
a. Storyteller's Tour
Hidupkan tape recorder, dan telaah pesan-pesan yang disampaikan. Fokuskan pada alasan berkomunikasi, poin primer nada, rasionalitas, dan akibat bagi si penerima. Dengarkan menggunakan teliti serta berlatihlah sehingga wangsit-ide pokok dari suatu pesan bisa diternukan dengan mudah.
b. Random List
Dengan pendekatan random list, buat dapat menernukan pandangan baru utama Anda perlu menulis segala sesuatu yang terdapat dalam pikiran Anda pada atas kertas kosong. Selanjutnya pelajari hubungan antara wangsit yg satu dengan ide yg lain. Bagilah mereka ke dalam grup-gerombolan , dan temukan poin yang penting dan yang nir krusial.
c. CFR (Condusions, Findings, Recommendations) Worksheet
Jika subyeknya mencakup pemecahan perkara, gunakanlah suatu lembar kerja (worksheet) yang akan membantu menjelaskan interaksi antara temuan (findings), kesimpulan (condusions) dan rekomendasi (recommendations) yang akan diberikan. Sebagai suatu contoh, penelitian menemukan bahwa merosotnya penjualan disebabkan sang masalah kebijakan penentuan harga. Oleh karena itu, rekomendasi pada pihak manajemen berisi anjuran buat menurunkan harga produk.
d. Journalistic Approach
Pendekatan jurnalistik menaruh poin yang baik sebagai langkah awal memilih inspirasi pokok. Jawaban terhadap pertanyaan siapa (who), apa (what), kapan (when), di mana (where), dan. Bagaimana (how), akan dapat menjelaskan wangsit utama presentasi.
e. Question and Answer Chain
Barangkali pendekatan yg paling baik adalah melihat berdasarkan sisi perspektif audiens. Coba tanyakan dalam diri sendiri: Apa pertanyaan pokok audiens Anda? Apa yang diinginkan audiens? Periksa atau cek jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut. Apa pertanyaan tambahan yang mungkin timbul? Ikuti arus pertanyaan serta jawab pertanyaan tadi, sehingga wangsit pokoknya bisa ditemukan.
2. Pembatasan Cakupan
Secara umum, penyajian berita rutin pada audiens yg telah Anda kenal hendaknya memakai istilah-istilah yg singkat. Cara ini juga. Dapat membangkitkan rasa hormat (respect) audiens pada komunikator, sedangkan penyampaian pesan yg kompleks serta kontroversial akan memakan waktu lebih usang, terutama jika audiens yg hadir terdiri atas orang yang skeptikal atau orang yang nir dikenal sebelumnya. Ide pokok menurut pesan-pesan selebihnya disesuaikan menggunakan waktu yg tersedia, sehingga poin-poin yang krusial nir hingga terabaikan. Yang lebih krusial adalah wangsit-pandangan baru pokok yang disampaikan haruslah mudah dimengerti serta diterima oleh audiens.
E. SELEKSI SALURAN DAN MEDIA
Pesan-pesan usaha wajib sesuai dengan situasi yang terdapat. Ide-pandangan baru bisa disampaikan melalui 2 saluran, yaitu saluran verbal (oral) serta tertulis (written). Pilihan fundamental antara berbicara atau memilis tergantung dalam tujuan atau maksud pesan, audiens, serta ciri menurut ke 2 saluran komunikasi tadi.
1. Komunikasi Lisan
Salah satu kebaikan menurut komunikasi verbal (oral communications) merupakan kemampuannya memberikan umpan pulang menggunakan segera. Saluran ini dipakai jika pesan yg disampaikan adalah sederhana, nir diperlukan catatan tetap, serta audiens bisa dibuat lebih nyaman (convenient). Kelebihan lain berdasarkan komunikasi ekspresi merupakan sifatnya yg irit. Pendekatan lisan jua bermanfaat, jika yang disajikan merupakan liputan yg kontroversial, karena reaksi audiens dapat terbaca dari bahasa isyarat mereka sehingga komunikator bisa menyesuaikan pesan-pesan yg akan disampaikan.
Komunikasi lisan mencakup diantaranya dialog antara dua orang atau lebih, pembicaraan melalui telepon, wawancara kerja, rendezvous kelompok kecil (diskusi kelompok), seminar, workshops, program pembinaan, pidato formal, serta presentasi krusial lainnya.
Sedangkan presentasi formal, dengan jumlah audiens yg lebih besar , seperti konvensi penjualan, kedap para pernegang saham, presentasi buat pengenalan produk baru, serta fungsi-fungsi seremonial penganugerahan produk-produk unggulan atau terlaris menjadi best seller, tak jarang diadakan di auditorium.
Alat bantu audio-visual seperti film, video dip, audio rekaman, LCD projector, dan slide show acapkali dipakai buat menaruh daya tarik bagi suatu presentasi. Karena nir mudahnya mengkoordinasi seluruh impak berdasarkan audio-visual, presentasi misalnya ini wajib direncanakan dengan sebaik-baiknya.
2. Komunikasi Tertulis
Pesan-pesan tertulis pula mempunyai banyak sekali macam bentuk, seperti surat, memo, proposal, serta laporan. Salah satu kebaikan berdasarkan komunikasi tertulis (written communications) merupakan penulis mempunyai kesempatan buat merencanakan dan mengendalikan pesan-pesan mereka. Format goresan pena diharapkan jika liputan yg disampaikan kompleks, diperlukan catatan permanen buat surat keterangan pada masa yg akan datang, serta jumlah audiens akbar serta menyebar.
Dalam menentukan saluran serta media berkomunikasi perlu dipertimbangkan taraf kepentingannya, formalitas, kompleksitas, taraf kerahasiaannya, emosional, serta biaya pengiriman serta asa audiens. Kapan usahakan seseorang menentukan komunikasi ekspresi atau tertulis bisa dicermati dalam penerangan berikut adalah :
Perbedaan Karakteristik Komunikasi Lisan menggunakan Kom. Tertulis
Komunikasi Lisan
Komunikasi Tertulis
§Anda menginginkan umpan balik segera dari audiensi
§Pesan Anda relatif sederhana serta gampang diterima
§Anda nir memerlukan catatan permanen
§Anda bisa mengumpulkan audiensi lebih mudah atau ekonomis
§Anda menginginkan hubungan dalam memecahkan masalah
§Anda tidak memerlukan umpan balik segera
§Pesan Anda sangat rinci, kompleks, dan memerlukan perencanaan yg hati-hati
§Anda memerlukan catatan permanen
§Anda ingin mencapai audiensi yang luas.
§Anda ingin meminimisasi distorsi penyampaian pesan
Jenis-jenis Media Komunikasi Lisan serta Tertulis
Media Komunikasi Lisan
Media Komunikasi Tertulis
§Percakapan secara langsung, pidato, rendezvous-rendezvous.
§Telepon serta surat bunyi (voice mail)
§Audiotape dan videotape
§Teleconference dan videoconference
§Surat-surat, memo, laporan, proposal
§E-mail
§Surat reguler serta khusus
§Faxsimile