MATA KETIGA MELIHAT DENGAN MATA KEBIJAKSANAAN BUDDHA

Kita mungkin sudah melihat banyak arca Buddha dan ketua Buddha pada mana sebuah titik berbulu kecil muncul pada antara mata sosok itu.
Titik spesifik ini dikenal sudah ada pada banyak patung dan stupa pada ikonografi menurut banyak sekali negara misalnya Nepal, India, Burma, Thailand, dll.
Umat Buddha merogoh mata Ketiga menjadi simbol kebangkitan spiritual pengetahuan dan kebijaksanaan.
Dalam kepercayaan Buddha, mata ketiga mengacu pada Eye of Consciousness, yg meminta pengikutnya buat melihat dunia di luar mata fisik mereka.
Simbol ini mempunyai arti yg tidak sinkron di seluruh agama, umat Buddha melihat simbol sebagai kebangkitan spiritual berdasarkan pengetahuan dan kebijaksanaan.
Mengaktifkan mata ketiga dalam diri sendiri adalah pencapaian yg sulit tetapi bukan yang nir sanggup diraih. Itu mungkin melalui meditasi.
Menguasai seni serta latihan meditasi secara sedikit demi sedikit akan membantu kita buat mengaktifkan kelenjar pineal dan tubuh pituitari. Ini tidak hanya mengajarkan kita buat bersantai namun juga membantu kita membuka pikiran kita buat kemungkinan tanpa batas.
Setelah ini tercapai, clairvoyance bisa tehubung. Orang yg dikenal memiliki kemampuan buat menggunakan mata ketiga mereka lantaran latihan meditasi yang keras kadang-kadang dikenal sebagai peramal atau dukun.
Ajaran Buddha terutama penekanan pada pengetahuan, wawasan dan kebijaksanaannya yg Buddha capai sehabis memasuki Nirvana.
Chakra Mata Ketiga kita adalah pusat khayalan kita, intuisi serta claircognizance, atau “pengetahuan yang jelas.”
Energi menurut chakra ini memungkinkan kita buat mengalami kejernihan pikiran, pengetahuan tertentu, dan hadiah dari kontemplasi spiritual, perhatian dan refleksi diri.
Ketika mata ketiga kita terbuka, kita tidak hanya melihat, namun kita jua mengerti. Hal ini membuat hidup yg lebih cantik - penuh menggunakan kenyamanan, kejelasan serta lebih sedikit rasa takut.
Melalui karunia aktifnya mata ketiga, kita bisa membaca tenaga orang, tempat, benda-benda dan mengumpulkan liputan psikis mengenai mereka. Kata-kata sanggup menipu, namun tenaga tidak pernah berbohong dan selalu menceritakan dirinya sendiri.
Dunia berada dalam kekacauan sekarang, lantaran orang-orang tidak memakai mata Kebijaksanaan mereka buat melihat berbagai hal.
Dalam kepercayaan Buddha, terdapat 2 jenis mata, pertama mata batin atau mata kebijaksanaan, yang melihat dunia Dhamma, yang jua dikenal menjadi mata Ketiga Sang Buddha, sementara yg lainnya disebut mata luar yg juga diklaim menjadi mata material yang melihat dunia luar.
Oleh karenanya, dapat ditinjau dan dipahami menggunakan gampang bahwa mata di patung Buddha serta kepala Buddha juga terdapat 2 macam. Mata material merupakan 2 mata yang melihat global luar sementara mata batin, atau yang melihat Dhamma adalah yg ada di tengah dua mata material. Mata batin ini juga dikenal sebagai urna.

Tiga Latihan menurut Sang Buddha

Semua ajaran Buddha dibagi menjadi tiga pelatihan: kebijaksanaan, disiplin, serta meditasi. "Pandangan Benar" adalah bagian menurut pelatihan kebijaksanaan, serta itu mengajarkan kita bagaimana mulai melihat hal-hal menggunakan cara yang sahih.

"Pandangan Benar" dalam konteks ini nir berarti melihat sesuatu yg visual menggunakan mata kita. Pada waktu pertama saat kita melihat sesuatu menggunakan mata kita, sebelum pikiran konseptual timbul, kita mungkin mempunyai sekilas tentang kebenaran. Namun, pada saat berikutnya, kita mulai menanggapi objek itu menurut emosi serta syarat batin kita.

Semua Buddha memiliki mata kebijaksanaan yg jua dianggap “mata ketiga.” Seringkali pada lukisan Buddha yang suci, kita bisa melihat bahwa ilahi digambarkan dengan mata ketiga di dahi mereka.

Mata ketiga terletak pada antara dua alis mata lainnya, serta melambangkan bahwa mata kebijaksanaan terbuka. Para buddha dapat melihat begitu banyak melalui mata kebijaksanaan mereka yg belum kita sadari.

Mata kebijaksanaan kita tidak terbuka. Yang kita miliki merupakan dua mata fisik biasa yang kita warisi berdasarkan ayah serta mak kita. Mata fisik ini merupakan bagian dari "tubuh sakit" fisik kita yg dibentuk oleh emosi kita.
Tanpa mata kebijaksanaan, seluruh yg kita lihat hanya akan sebagai kebenaran nisbi. Bagaimana kita mengukur kecantikan akan sebagai hasil pribadi menurut hukuman alam serta emosi individu kita.

Menurut emosi-emosi ini, objek yg sama dapat mempunyai banyak nilai yang berbeda buat orang yang berbeda.

Melalui training kebijaksanaan, kita mampu mulai melihat dengan jelas serta lengkap, dengan cara yg belum pernah kita lihat sebelumnya.

Melalui mata kebijaksanaan, kita bisa mulai melihat kebenaran yg lebih universal atau hakiki. Inti berdasarkan kepercayaan Buddha merupakan training melihat kebijaksanaan universal ini.

Pelatihan disiplin merupakan pembinaan yang paling penting dari semuanya. Melalui disiplin, kita belajar buat membawa pembinaan kebijaksanaan serta meditasi ke pada hayati kita.

Disiplin "konduite etis" ini sangat krusial buat integrasi kebijaksanaan dan meditasi yang sempurna ke pada setiap aspek kehidupan kita.

Pembicaraan mengenai meditasi adalah nir sama dengan mempraktekkan meditasi. Kadang-kadang kita membutuhkan beberapa petunjuk pada melakukan pelatihan meditasi, lantaran kita tidak selalu mengetahui bagaimana cara untuk bermeditasi. 

Meditasi semacam cara buat menggali diri menurut fantasi menuju fantasi atau imajinasi. Sang Buddha mengajurkan kita untuk melatih dan melihat benda-benda yg terdapat pada mereka sebenarnnya.

Tujuan primer dari training meditasi adalah buat belajar hidup dengan penuh kesadaran, sadar dari waktu ke ketika.

Tidak hanyut sang peristiwa-kejadian yg sudah lampau menggunakan melekati atau menyesalinya, ataupun hanyut oleh angan-angan ke masa yang akan datang menggunakan pengharapan dan rasa cemas, tetapi kita sadar dari ketika ke ketika, apa yg sebenarnya terjadi disini serta kini .

FALSAFAH TIMUR KEHIDUPAN MENURUT ZEN

Apakah ini Makna Hidup?
Buddhisme - Zen sangat pragmatis dan membumi. Pada dasarnya ini adalah praktik, pengalaman, bukan teori atau dogma.
Zen tidak menganut filsafat atau iman eksklusif, serta tidak mempunyai dogma yang wajib diterima atau dipercaya oleh pengikutnya, namun secara tradisi mendapat konsep hukuman alam serta samsara.

Saya sangat yakin bahwa kita semua memegang kebijaksanaan intuitif tertentu pada diri kita masing-masing, serta itu adalah kebijaksanaan yg mengisyaratkan sifat alami kita yang harmonis serta saling bekerjasama.

Dan kebijaksanaan intuitif inilah yg ingin saya bagikan, yaitu semangat Zen. Zen adalah sekte Buddhisme yang serius pada latihan meditasi.

Kita mungkin tidak berlatih atau belajar Zen, meditasi, atau bahkan benar-benar akrab menggunakan Zen, tetapi kebijaksanaan yg dibicarakannya bergema menggunakan kita karena itu sejalan dengan cara kita merasa bahwa kita harus menjalani hidup kita.

Kita tidak perlu sebagai biksu Zen buat menemukan ide hebat dalam cara mereka menjalani kehidupan mereka. Kesederhanaan, konsentrasi, dan perhatian penuh dalam setiap kegiatan memiliki janji buat sepenuhnya membarui hayati  kita serta membuat  kita jauh lebih produktif.
Untuk menjaga tubuh pada keadaan sehat merupakan sebuah kewajiban ... Bila nir, kita nir akan bisa menjaga pikiran kita permanen bertenaga serta jernih." ~ Buddha
Sebagai guru Zen, Shunryu Suzuki menyampaikan, "Zen bukan semacam kegembiraan, namun konsentrasi dalam rutinitas sehari-hari misalnya biasa." Ini berarti dapat diakses sang seluruh orang dengan membuat beberapa praktik sederhana sebagai bagian menurut rutinitas kita.

Dalam kehidupan seseorang biksu Zen, meditasi duduk adalah keliru satu bagian terpenting dari kesehariannya. Latihan meditasi yang sahih hanya mengenai kehadiran. Kita dapat melakukan ini kapan saja, hanya duduk dan mengamati apa yg terjadi di kurang lebih kita, dan bagaimana perasaan pada pada tubuh kita tanpa terlalu memikirkannya.

Memasak, membersihkan, menari dan lain sebagainya adalah dua bagian terpenting menurut hari seorang biarawan Zen. Keduanya adalah cara hebat untuk melatih perhatian serta dapat menjadi ritual yg sangat baik buat dilakukan dalam saat eksklusif.
permukaan laut terganggu sang angin, maka pikiran serta emosi insan terganggu sang badai keadaan, tetapi bagian yg lebih pada berdasarkan bahari tidak terganggu sang badai. Setiap berdasarkan kita adalah wilayah kedamaian, di mana Diri tinggal selamanya pada anugrah. Buddha menyampaikan tentang Diri yg tercerahkan, "sangat dalam, tak terukur, tak terduga, seperti Samudra Lautan".
Zen percaya akan pentingnya keberadaan pada ketika sekarang, menjadi sadar akan diri yang kini . Seringkali, kita mengganti wajah atau kepribadian ketika terdapat orang lain di rumah kita, dibandingkan waktu kita sendirian. Mungkin kita menjadi kaku, atau kita bersembunyi serta bertindak berbeda. 

Dalam poly hal, kita sebagai tidak wajar lantaran kehadiran orang lain. Yang krusial adalah pengalaman aktual Zen. Pengalaman seperti itu akan berkontribusi secara signifikan untuk meredakan kecemasan insan modern, yang diliputi menggunakan efek mematikan dari autisme massa dan kehidupan yg mekanis.

Dalam Zen, kita berbicara mengenai disiplin. Disiplin utamanya merupakan 'nir mengikuti', atau nir terikat. Kita membiarkan setiap pemikiran yang tidak terkendali pulang menggunakan nir melekat padanya.

Objek disiplin Zen bertujuan buat memperoleh sudut pandang baru serta buat melihat esensi menurut setiap hal. Apabila kita mempunyai norma berpikir logis sinkron dengan aturan dualisme, lepaskan diri kita menurut itu dan ini akan memungkinkan datangnya sedikit pengetahuan menuju sudut pandang Zen.
Ketika Dunia berubah pada depan mata kita, setiap hari terdapat jalan baru, pilihan baru, pilihan baru saat kita telah mencapai tujuan, udara tampak lebih segar, rasa makanan lebih anggun serta kita sudah sebagai diri kita yg sepenuhnya.
Hidup merupakan tentang pilihan. Dari ketika kita bangun sampai kita dapat tidur, kita akan membuat banyak pilihan pada kehidupan sehari-hari kita. Namun akan ada saat, pada mana kita nir tahu pilihan yg tepat karena kita nir akrab dengannya serta konsekuensi darinya.
Menurut Zen, cara terbaik buat hayati adalah dengan menyeimbangkan hayati kita dan menjadi pahlawan sekaligus sebagai polos atau pemula misalnya anak kecil. Artinya, akan ada waktu di mana kita harus berani serta berani seperti seorang pahlawan, namun kita pula sanggup selembut serta lucu seperti anak mini .
Dengan mengetahui kapan menjadi siapa, kita akan membuat pilihan yang lebih baik serta mendapatkan kebahagiaan.
Petunjuk buat arti Zen
  • Karena Zen begitu sulit buat dijelaskan pada sini merupakan beberapa kutipan yg bisa membantu kita menerima pandangan baru tentangnya:.inti berdasarkan Buddhisme Zen merupakan mencapai kesadaran menggunakan melihat pikiran orisinil seorang (atau sifat orisinil) secara langsung; tanpa campur tangan intelek.
  • Zen memiliki pemahaman bisikan hati yang besar , hanya dengan 'memahaminya'.
  • Zen peduli dengan apa yg sebenarnya daripada apa yang kita pikirkan atau rasakan mengenai apa itu.
  • Zen memperhatikan hal-hal sebagaimana adanya, tanpa berusaha menafsirkannya.
  • Zen menunjuk sesuatu sebelum berpikir, sebelum semua wangsit Anda.
  • Kunci buat ke-Buddha-an dalam Zen hanyalah pengetahuan diri.
  • Menjadi manusia adalah sebagai seseorang Buddha. Sifat Buddha hanyalah nama lain buat sifat insan - sifat manusia sejati.
  • Zen hanya benar-benar hayati.
  • Zen adalah kependekan menurut Buddhisme Zen. Kadang-kadang disebut kepercayaan dan kadang-kadang dianggap filsafat.
  • Zen bukanlah filsafat atau agama.
  • Zen mencoba membebaskan pikiran dari perbudakan istilah-kata serta penyempitan logika.
  • Zen dalam pada dasarnya adalah seni melihat ke dalam sifat eksistensi diri sendiri, serta menampakan jalan berdasarkan belenggu menuju kebebasan.
  • Zen adalah meditasi.
Good luck and keep philosophical ❤️

KASIH SAYANG BRAHMAVIHARA DHARMA KELUHURAN

KasihSayang [Karuna] - Dalam keyakinan umat Buddhis, cinta kasih disebut jua metta. Cinta kasih yg diajarkan oleh Sang Buddha merupakan cinta kasih yang universal. Berbeda dengan cinta yang Anda rasakan waktu anda menyukai seseorang lawan jenis.

Cinta Anda pada versus jenis mempunyai sifat kemelekatan atau cita-cita buat memiliki secara tak pernah mati, terpengaruh sang emosi-emosi keduniawian, dan ada rasa pamrih, dan nafsu. 


Sedangkan cinta kasih yang universal adalah cinta kasih buat seluruh makhluk, misalnya sesama manusia, dalam hewan, serangga, flora, orang tua, saudara, kawan, bahkan musuh atau makhluk iblis sekalipun.


Kasih Sayang merupakan suatu perasaan kasihan dimanasampai tergetar hati seorang jika pihak lain terkena penderitaan sehinggatimbul niat buat membantu menghilangkan atau meringankan penderitaan tadi.

Salah satu model yang telah diberikan sebelumnya yaitu pengorbanan Bodhisattvayang mengorbankan tubuhnya buat menyelamatkan harimau betina serta anak-anaknyaadalah adalah sifat Kasih Sayang seorang Bodhisattva yg senantiasaberkehendak meringankan penderitaan orang lain.

Pada jaman misalnya ketika initentunya hal demikian dapat juga kita lakukan dengan melakukan donor darahsecara teratur dimana akan disumbangkan kemudian buat pihak-pihak yang sangatmembutuhkannya karena sedang menderita kekurangan darah.

Ada pendapat yangmengatakan bahwa sifat Kasih Sayang ini merupakan satu-satunya hal yang perludikembangkan sang seorang Bodhisattva dimana akan menuju kemahiran dalam semuaprinsip serta sifat keBuddhaan.
Seseorang yang telah diliputi sifat Kasih Sayangyang sejati , nir akan lagi mementingkan diri sendiri namun senantiasamencari kesempatan buat membantu pihak lain tanpa mengharapkan suatu balasjasa ataupun ucapan terima kasih.

Bilamana seseorang yg telah melatih diridengan selalu bersikap tanpa perbedaan terhadap orang lain sebagaimana terhadapdirinya sendiri, maka dia telah menerangkan sifat Kasih Sayang yang paripurna.

Sang Buddha jua sudah menunjukkan sifat Kasih Sayang ini terhadap pelacurAmbapali dan pembunuh Angulimala yg mana sesudah disadarkan olehNya kemudianmereka berdua sebagai pengikut Beliau yg setia dan mencapai kesadaran.

Walaupun adakalanya masih ada orang yang secara jelas menjadikan dirinyasendiri ataupun orang lain merana, akan tetapi tetap saja pada akhirnya dia akanmerasakan penderitaan itu sendiri. Seringkali karena kebiasaan serta kebodohanbatinnya sendiri sebagai akibatnya dia tidak sanggup menolong dirinya sendiri.

Seekor ularberbisa tetap akan mengeluarkan bisanya pada setiap orang yg mendekatinyadengan tujuan buat melindungi dirinya sendiri tanpa menyadari apakah orang ituakan menganggunya ataupun tidak. Hal ini lantaran norma dan kebodohan ularitu sendiri.

Manusia yg dibekali akal yang paripurna, tidaklah perlubertindak demikian, yaitu menggunakan bersikap egois serta mencelakai orang lain. Kitadapat mengetahui menurut sejarah hidup para Pengajar Agung terdahulu ataupun masa kiniyang mengabdikan hidup Mereka sepenuhnya buat kebahagiaan orang lain,senantiasa mencurahkan sifat Kasih Sayang kepada setiap orang menjadi sahabatlama, sebagaimana Y.M. Dalai Lama ke-14, TenzinGyatso mengungkapkan, "Saya selalu berusaha buat memperlakukan siapa saja yangsaya jumpai sebagai seorang sahabat lama . Hal ini memberi aku suatukebahagiaan yang sejati. Ini merupakan cara buat mempraktekkan KasihSayang."

Seperti sifat CintaKasih, demikian jua sifat Kasih Sayang haruslah kita pancarkan tanpa bataskepada semua makhluk yg menderita dan tak berdaya termasuk hewan yang bisudan telur yang dibuahi. Berpesta pora menggunakan daging hewan yg dibunuh atauyang mengakibatkan mereka buat dibunuh demi kepuasan makan semata-mata bukanlahmerupakan Kasih Sayang insan.
Dijelaskan dalam Mettā Sutta, Khuddakapāñha, Khuddaka Nikāya: “Cinta kasih adalah bagaikan seseorang bunda yg mempertaruhkan nyawanya, melindungi putra tunggalnya. Demikianlah terhadap semua makhluk, dikembangkannya pikiran cinta kasih tanpa batas, ke atas, ke bawah, dan ke sekeliling, tanpa rintangan, tanpa benci serta permusuhan.”
Menyebarkan kerusuhan sehingga terjadi tindakkekerasan yg menyebabkan korban jiwa adalah hal yang tidak manusiawi dankejam. Perang yang berkecamuk di aneka macam belahan global hanya lantaran perbedaansuku, bangsa, ras dan kepercayaan sebagai akibatnya menghancurkan berjuta-juta makhluk hayati,loka tinggal, ladang pertanian dan lahan perekonomian suatu negara yangmenyebabkan penderitaan jutaan anak-anak serta orang tua yg kehilangan tempatberteduh serta wajib mengungsi tanpa tujuan, merupakan tanpa peri kemanusiaan dansama sekali tanpa Kasih Sayang.

Kasih Sayang merupakan menggunakan merangkul semuamakhluk yg tertimpa kemalangan, sedangkan Cinta Kasih meliputi seluruh makhlukhidup yg berbahagia ataupun berduka.

Salah satu cara yg dapat melengkapilatihan Cinta Kasih dan Kasih Sayang ini adalah dengan senantiasa berusaha mengurangipenderitaan makhluk hidup baik langsung ataupun nir eksklusif yangdirealisasikan pada kehidupan sehari-hari kita baik berdasarkan pikiran, ucapan,juga perbuatan kita.

Perbuatan disini termasuk cara makan kita yaitu denganberusaha semaksimal mungkin buat mulai mengurangi kuliner hewani denganmemakan lebih poly kuliner non-hewani atau nabati (vegetarian).

Penjelasanlebih lanjut mengenai cara vegetarian dan keuntungannya sudah diuraikan pada babterdahulu. Sang Buddha senantiasa mencurahkan Kasih Sayang yang tidak terbataskepada seluruh global, demikian jua para siswaNya dimana saat mereka hidup didunia ini, mereka selalu berbuat buat kebaikan dan kebahagiaan seluruhmakhluk, yg muncul berdasarkan rasa Kasih Sayang buat seluruh global, untukkebaikan, kesejahteraan, dan kebahagiaan ilahi dan insan.

Sang Buddha bersabda, "Ketika Sang Tathagata atau para siswaNya hayati didunia, mereka berbuat buat kebahagiaan banyak makhuk, muncul menurut rasa KasihSayang buat semua dunia, buat kebaikan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dewadan manusia.
Dansiapakah Sang Tathagata itu? Mengenai hal ini, seorang Tathagata muncul didunia, Buddha Yang Maha Mulia, Buddha Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna,sempurna pengetahuan dan perbuatanNya, sempurna menempuh jalan (ke Nibbana),pengenal segenap alam, pembimbing umat insan yg tiada bandingnya, guru paradewa serta insan, yg sadar, yang patut dimuliakan.
Dansiapakah anak didik Sang Tathagata itu? Dia merupakan seseorang yg mengajarkan Dhammayang indah pada awal, indah pada pertengahan, dan indah pula di akhirnya, baikdalam istilah-kata juga maknanya. Dia menciptakan kehidupan suci sebagai jelas,sempurna, dan tak ternoda.
InilahSang Tathagata serta para siswaNya, serta ketika mereka hayati pada global, merekaberbuat buat kebaikan banyak makhluk, untuk kebahagiaan poly makhluk, timbuldari rasa Kasih Sayang buat semua dunia, untuk kebaikan, kesejahteraan, dankebahagiaan tuhan serta manusia." (Anguttara Nikaya II, 146)

CINTA KASIH BRAHMAVIHARA DHARMA KELUHURAN

BRAHMAVIHARA - Latihan pengembangan diri lebih lanjut dalam Buddhisme yang adalah suatu pengembangan Kebajikan Luhur Tidak Terbatas atau Tidak terukur, dalam bahasa Sanskerta dianggap Apramanaya [Appamanna] atau sering diklaim pula Cara Bertingkah Laku Yang Luhur, sebagaimana Sikap Kediaman Brahma [Brahmavihara]. Terdapat empat sifat luhur yg harus dikembangkan serta dipancarkan kepada semua makhluk tanpa batas atau disparitas. Kebajikan luhur ini yg mana merupakan pencerminan sifat seseorang Bodhisattva, merupakan keadaan yang telah terbebaskan dari kemarahan, kebencian, kekejaman, iri-hati serta disparitas. Keempat Sifat Luhur tersebut terdiri dari Cinta Kasih, Kasih Sayang, Simpati serta Keseimbangan.

Cinta Kasih [Maitri/Metta] berdasarkan BRAHMAVIHARA

Sifat Cinta Kasih merupakan sifat luhur yang memuliakan seseorang lantaran sudah terbebas berdasarkan kebencian, kemarahan, serta nafsu cita-cita. Cinta Kasih ini tidaklah terbatas dalam makhluk hayati tertentu saja, tetapi sifat ini haruslah dipancarkan kepada semua makhluk hayati tanpa adanya suatu batasan. Dengan sifat Cinta Kasih yg dipancarkan setiap ketika kepada seluruh makhluk hayati, maka seseorang itu akan bergembira dalam kebaikan sebagai akibatnya kemanapun dia melangkah tidak akan mempunyai musuh baik yang kelihatan ataupun nir kelihatan.
Sang Buddha bersabda, "Bagi orang yg penuh perhatian murni, selalu terdapat kebaikan. Bagi orang yang penuh perhatian murni, kebahagiaannya bertambah. Bagi orang yg penuh perhatian murni, segala sesuatunya sebagai lebih baik, meskipun beliau belum bebas berdasarkan para musuh. Tetapi dia yg siang serta malam bergembira pada dalam kebaikan, membagi Cinta Kasih kepada semua makhuk hayati, orang demikian tidak mempunyai permusuhan dengan siapapun." (Samyutta Nikaya I, 208).
Seseorang yg telah berhasil menyebarkan sifat Cinta Kasih ini akan memperlihatkan kebajikan menjadi sifat utamanya dimana senantiasa tertarik untuk memajukan kesejahteraan orang lain tanpa melihat kejelekan orang tersebut. Pengembangan Cinta Kasih yg berkelanjutan akan menghasilkan berkah, antara lain: - Tidur dengan senang tanpa gelisah serta mimpi jelek - Bangun tidur menggunakan kesejukan serta wajah yang berseri - Selalu dicintai juga sang orang lain. - Tidak pernah disakiti sang makhluk apapun jua. - Selalu dilindungi oleh para Dewa. - Cepat larut pada meditasi yang mendalam [samadhi]. - Aura wajah yang memancarkan sinar yg memikat. - Tidak terdapat barah, racun serta senjata yang bisa melukainya. - Mampu memancarkan suatu pengaruh daya tarik yg baik bagi orang lain walaupun pada jeda yg jauh. - Pada waktu tewas bisa dilakukan dengan tenang dan senang serta yg mana akan dilahirkan pada alam yg senang .
Untuk melatih sifat Cinta Kasih ini dapat dilakukan menggunakan cara selalu mengkonsentrasikan pikiran secara positif, suatu kondisi pikiran yg penuh kedamaian serta kebahagiaan dimana sudah terbebaskan dari segala bentuk penderitaan, kebencian, kesusahan, dan kemarahan, sehingga seseorang itu senantiasa damai, tabah dan bahagia. Penting sekali diperhatikan bahwa pada awalnya training sifat Cinta Kasih itu harus dikembangkan pada diri sendiri dulu, dengan berkonsentrasi dalam, misalnya, "Semoga aku berbahagia dan terbebas berdasarkan penderitaan" atau "Semoga saya terhindar berdasarkan permusuhan, kesakitan dan kekhawatiran; dan hayati berbahagia". Pengembangan diri sendiri ini penting untuk dilakukan karena konsepsi pikiran kita terhadap orang lain adalah mencerminkan bagaimana kita memandang diri kita sendiri.
Sang Buddha bersabda, "Ketika menjelajahi segenap penjuru dengan pikiran; Orang tidak menemukan seorang pun lebih disayang dari dirinya sendiri; Begitu jua setiap orang memandang dirinya sendiri yg tersayang; Lantaran itu beliau yang mencintai dirinya sendiri sebaiknya tidak mencelakai orang lain." (Samyutta Nikaya i, 75; Udana 47)
Setelah memperoleh sifat Cinta Kasih tersebut pada diri kita, maka kita akan bisa mematahkan seluruh bentuk permusuhan dan pikiran negatif yang ada. Berdasarkan pikiran yang positif pada diri kita sendiri tersebut, selanjutnya kita pancarkan sifat Cinta Kasih pada orang-orang yang dekat dengan kita menggunakan mengingat segala kebaikan yang pernah dibuatnya, lalu pada orang-orang jauh dari kita, sahabat ataupun musuh dan seterusnya kepada seluruh makhluk tanpa perbedaan.
"Dengan cara yang sama, hendaknya kamu mengembangkan pikiran Cinta Kasih pada sahabat dan versus tanpa perbedaan. Setelah mencapai kesempurnaan dalam Cinta Kasih, engkau akan mencapai pencerahan." (Jataka Nidanakatha, 169)
"Memancarkan ke satu jurusan menggunakan hati penuh Cinta Kasih, ..., ke atas, ke bawah serta ke sekeliling; semua loka serta secara merata beliau memancarkan ke semua dunia menggunakan hati yg penuh cinta kasih, melimpah, agung, tak terukur, bebas menurut permusuhan, dan bebas dari kesakitan" (Digha Nikaya , i,250).
Sesudah kita dapat berbagi sifat Cinta Kasih tadi, maka latihan tadi haruslah senantiasa diulang sampai tercapai keadaan tanpa disparitas terhadap diri sendiri, orang yang dikasihi, orang yg netral dan musuh. Ciri dari seorang yg sudah mencapai sifat Cinta Kasih ini dapat digambarkan pada cerita ini dia.
Tidak Seorangpun Yang Boleh Dibawa
Seandainya dia sedang duduk di sebuah loka beserta orang yang disayangi, netral, musuh serta dirinya sendiri menjadi orang keempat, kemudian bandit-bandit tiba kepadanya serta mengatakan, "Tuan, berikan salah seseorang berdasarkan kalian", serta ketika ditanya mengapa, mereka menjawab, "Agar kita dapat membunuhnya dan menggunakan darah dari tenggorokannya menjadi persembahan", serta jika dia berpikir, "Biarlah mereka membawa orang ini, atau orang itu", beliau belum menghancurkan penghalang. Dan juga apabila dia berpikir, "Biarlah mereka membawa saya serta bukan ketiga orang lainnya", dia juga belum menghilangkan penghalang. Mengapa? Karena dia mencari celaka dirinya sendiri yang dia harapkan buat dibawa dan mencari keselamatan berdasarkan hanya orang-orang lain. Tetapi saat beliau tidak melihat seseorang pun di antara keempat orang tersebut buat diberikan pada bandit, maka dia sudah mengarahkan pikirannya secara tidak memihak terhadap dirinya dan ketiga orang lainnya, dan dia sudah menghancurkan penghalang.
Bagi orang yg belum menghilangkan subordinat terhadap keempat orang ini maka beliau hanya dijuluki "Ramah terhadap Makhluk-makhluk", namun bagi yg sudah menghilangkannya maka beliau dijuluki "Mahir" atau "Mempunyai Rasa Persahabatan Sekehendaknya"
"Sifat mulia dari Cinta Kasih harus direnungkan seperti ini, 'Seseorang yang hanya memberikan perhatian dalam kesejahteraan dirinya, tanpa menaruh perhatian pada kesejahteraan orang lain, nir akan bisa mencapai keberhasilan pada global ini ataupun kebahagiaan pada masa mendatang. Lalu bagaimanakah seorang yg ingin menolong seluruh makhluk namun tidak memiliki Cinta Kasih dalam dirinya berhasil mencapai Nibbana? Dan bila engkau ingin memimpin semua makhluk ke Nibbana, engkau seharusnya mulai menggunakan mengharapkan kesejahteraan duniawi bagi mereka pada sini serta sekarang.'.
Orang seharusnya merenung, 'Aku nir dapat menaruh kesejahteraan dan kebahagiaan bagi makhluk lain hanya menggunakan mengharapkannya. Aku wajib melakukan suatu upaya buat mencapainya.'
Orang seharusnya merenung, 'Sekarang aku menyokong mereka menggunakan menaikkan kesejahteraan serta kebahagiaan bagi mereka, serta nanti mereka akan sebagai sahabatku dalam Dhamma.'
Lalu orang seharusnya merenung, 'Tanpa makhluk-makhluk ini, aku tidak dapat mengumpulkan hal-hal yg dibutuhkan buat mencapai Penerangan Sempurna. Karena mereka merupakan alasan buat mempraktekkan serta menyempurnakan semua kemampuan seseorang Buddha, makhluk-makhluk ini bagiku merupakan ladang laba terbesar, landasan yang tiada taranya untuk menanamkan akar-akar yang bermanfaat, serta dengan demikian, merupakan obyek akhir dari kemuliaan.'
Jadi, seorang seharusnya membangkitkan suatu kesamaan yang bertenaga yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan seluruh makhluk.
Dan mengapa Cinta Kasih terhadap semua makhluk seharusnya dikembangkan? Lantaran hal itu adalah landasan dari Kasih Sayang. Lantaran ketika seorang bergembira dalam mengusahakan kesejahteraan serta kebahagiaan bagi makhluk lain menggunakan batin yg tidak terikat, maka cita-cita buat melenyapkan kesusahan dan penderitaan mereka menjadi terbentuk secara bertenaga serta tetap. Dan Kasih Sayang adalah sifat yang sangat unggul dalam Kebuddhaan, adalah dasar, pijakan, akar, kepala serta pimpimpin Kebuddhaan." (Cariyapitaka Atthakatha 292)

ADAKAH METODE MEDITASI YANG TERBAIK


Dalam Surangama Sutra[Leng-Yeng-Cing], Sang Buddha menanyakan kepada para Bodhisattva Mahasattvadan para Arahat Utama yg nir perlu belajar lebih lanjut lagi, mengenaipelatihan pikiran untuk mencapai kesadaran menurut setiap metode yangdikembangkan dimana adalah metode terbaik buat mencapai kesempurnaansehingga memasuki keadaan samadhi. 
Lihat jua:
Dari 25 metode yang diuraikan secara terperinci oleh masing-masingBodhisattva serta Arahat yg hadir dalam persamuan tadi, termasuk Bodhisattva Avalokitesvara menguraikanmengenai meditasi dalam organ telinga, menggunakan mengatakan dihadapan Sang Buddha, "Aku masihingat di pada kalpa yg lamanya bagaikan butir pasir sungai Gangga pada masalalu, ada seorang Buddha bernama Avalokitesvara muncul pada dunia. Di bawahbimbinganNya, Aku mengembangkan pikiran Bodhi. Buddha tadi mengajari Akuuntuk memasuki samadhi melalui organ telinga." Selanjutnya,Bodhisattva Avalokistevara jua menguraikan secara terang proses meditasipengamatan suara [Quan-Yin] yangtelah dilatihnya sebagai akibatnya mencapai Penerangan Sempurna dan diberikan namaAvalokitesvara [Quan-Yin]. 

Sesudah penguraian menurut Bodhisattva Avalokitesvara, Sang Tathagata berkatakepada Pengeran Dharma, BodhisattvaManjusri, "Engkauharus merenungkan ke 25 Bodhisattva serta Arahat yg tidak perlu belajar lebihlanjut ini, dimana Mereka masing-masing telah menceritakan metode bijaksanayang digunakan dalam ketika permulaan latihan Mereka buat mencapai ke-Bodhi-an.di dalam kenyataan, latihan Mereka nir berbeda serta nir lebih rupawan ataulebih buruk satu sama lainnya. Katakanlah yg mana yg cocok buat Anandasehingga dia mampu memperoleh kesadaran dan yg manakah yg termudah mencapaihasil sinkron kemampuannya, juga buat kebaikan makhluk hidup yang sesudahnirvanaKu, ingin mempraktekkan jalan Bodhisattva di dalam pencarian BodhiSempurna."



Kemudian Bodhisattva Manjusri bangkit menurut loka duduknya dimana sehabis bersujuddi hadapan Sang Buddha, lalu menguraikan secara kentara 25 metode meditasi yangtelah dijalankan sang para Bodhisattva serta Arahat dengan berbagai alasan yangmerupakan kelemahan metode tersebut dimana akan sulit dicapai sang manusiabiasa, hingga terakhir metode pengamatan bunyi [Quan-Yin] dari Bodhisattva Avalokitesvara, maka BodhisattvaManjusri mengatakan, "Aku kini mengungkapkan pada Sang Tathagatha, bahwa semuaBuddha di global ini muncul buat mengajarkan metode yg paling cocok yaitudengan menggunakan bunyi yg meliputi segala-galanya. Keadaan samadhi bisadicapai melalui organ indera pendengaran. Demikianlah Bodhisattva Avalokitesvaramemenangkan pembebasan dan keselamatan dari penderitaan selama kalpa yg takterhitung bagaikan pasir Gangga. Dia memasuki tanah Buddha yg sama banyaknya.memperoleh kekuatan penguasaan diri berdasarkan pembebasannya serta memberikanketidak-gentaran kepada semua makhluk hidup."

Terlepas berdasarkan terdapat tidaknya suatu metode meditasi yang terbaik dan tercepatbuat diri kita sendiri, bagaimanapun harus kita sadari bahwa banyak sekali metodeatau tahapan meditasi yang ada tersebut akan dapat dilakukan secara lebihefektif bila dibimbing sang seorang Pengajar Sejati atau Meditator yang telahberpengalaman.

Belajar meditasi tidaklah sama dengan belajar silat ataupun keahlian beladiri lainnya. Kalau belajar silat kita mampu berguru pada beberapa pengajar silatyang dalam akhirnya kita bisa menjadi pendekar dengan menggabungkan berbagaijurus silat yg diperoleh menurut beberapa pengajar silat tadi. Tetapi dalambelajar meditasi, kita haruslah patuh terhadap satu metode yg diajarkan olehsatu guru saja yg kita yakini menjadi Pengajar Sejati, sehingga tidaklah perlumencampur-adukkan aneka macam metode meditasi yg diketahui, lantaran hal demikiantidaklah akan menjamin kesadaran batin kita, malahan dapat menimbulkankeruwetan pikiran dan gangguan kejiwaan lainnya.

Bagaimana menemukan seorang Pengajar Sejati adalah sangat tergantung karma kitasendiri, dan kesiapan kita buat memulai perjalanan spiritual yang kita yakini.ada pepatah mengungkapkan, bahwa begitu siswa siap, maka pengajar akan datang. Salahseorang Mahaguru pemimpin spiritual abad ini, Supreme Master Ching Hai,berkata, "Cahayadan suara adalah tolak ukur seorang Pengajar Sejati, siapapun yg tidak dapatmemberi Anda pengalaman cahaya dan bunyi seketika, bukanlah seseorang GuruSejati."

Persiapan Meditasi


Melakukan suatu meditasi sebenarnya tidaklah terlalu rumit, akan tetapi adakalanyakita justru memperumit tujuan meditasi tadi menggunakan aneka macam tekad seperti,"Baik, aku akan duduk bermeditasi malam ini mulai jam 10 malam sampai jam6 pagi, serta saya akan duduk tanpa bergeming misalnya Buddha, hingga mencapaipencerahan!" , namun baru duduk belum hingga lima mnt perasaan gelisahsudah mengganggu, seakan-akan loka duduk meditasi terbakar sang bara api. Haltersebut sebenarnya bukanlah suatu tekad yang sahih, lantaran proses meditasitersebut tidaklah dapat diselesaikan secara sekaligus, melainkan harus dimulaisecara bertahap.

Pada saat memulai meditasi kita janganlah terpaku pada suatu target yangharus dicapai dengan memaksakan diri, segala keinginan duniawi haruslah dilepasdan tidak ada yg perlu dicapai. Apakah mau duduk 15 mnt, 1 jam atau lima jam,tidaklah perlu dijadikan masalah. Yang jelas bagaimana mempersiapkan diri untukduduk itulah yang terpenting.

Sebelum duduk buat meditasi, usahakanlah segala pekerjaan yg memangperlu diselesaikan sudah dilakukan dengan baik. Kalaupun tidak bisadiselesaikan, katakanlah pada diri kita sendiri bahwa pekerjaan tersebut akandiselesaikan selesainya meditasi. Perlu diawasi jua asa buat menyelesaikanpekerjaan tadi lalu ada kembali pada saat kita duduk meditasi, padasaat tersebut kita bisa menegur pikiran kita dengan mengungkapkan, "Lupakanlah,nanti akan saya selesaikan sehabis meditasi ini terselesaikan." Hal tersebutdapat kita ulangi sampai asa buat menuntaskan pekerjaan tersebut tidakmuncul balik . Bagaimanapun terdapat baiknya sebelum kita duduk, biasakanlah segalapekerjaan mini yg memang dapat dilakukan dalam saat itu kita selesaikandahulu, misalnya mematikan lampu, memastikan pintu sudah terkunci, kran airsudah dimatikan, serta lain sebagainya, sebagai akibatnya hal-hal misalnya itu tidakmengganggu pikiran kita pada waktu mulai bermeditasi. Mengabaikan masa lalu dantidak memperdulikan masa yg akan datang menggunakan melihat secara konkret masasekarang (masa duduk meditasi) adalah hal yang paling krusial ditanamkan dalampikiran kita selama melakukan persiapan meditasi ataupun dalam waktu sudahmemasuki konsentrasi meditasi. Selalulah bertindak seperti bahtera yangberangkat beserta penumpangnya dan barang-barang yang dibawa bahtera tersebuttanpa meninggalkan jejak masa lalu serta pula nir peduli akan masa yang akandatang. Perahu tersebut akan melaju bersama arus air (perahu jaman dulu selalumengandalkan air yg mengalir tanpa mempunyai motor mesin perahu yg dapatmenantang arus misalnya yg sekarang kita jumpai). 

Usahakan loka meditasi sanggup terkunci berdasarkan pada serta nir mendapatkanbanyak gangguan atau suara berisik. Suara berisik yang terdengar lambat launakan lenyap berganti menggunakan kesunyian bila kita nir memasak asal suaratersebut lebih lanjut. Setiap suara yang terdengar bisa kita biarkan, namunperlu juga kita menyadari adakalanya dalam ketika memasuki samadhi (konsentrasi meditasi yang mendalam), dapat muncul berbagairagam suara surgawi yang biasanya berbunyi seperti suara musik, suara lonceng,suara ombak, suara angin dan lain-lain, dimana justru perlu kita konsentrasikankarena suara-suara seperti itu akan mengangkat konsentrasi pikiran kita ke alamyang lebih tinggi. Dalam metode meditasi tertentu, terdapat juga konsentrasipada suara yang dilakukan dengan suatu teknik khusus dimana hanya dapatdiajarkan oleh seorang Guru Sejati kepada seorang murid.

Sering terjadi juga dalam saat meditasi, kita merasakan gatal, kesemutan,ngilu, pegal, ngantuk serta aneka macam perasaan fisik serta batin yang terasamenganggu sekali . Untuk mengatasi hal tadi, maka perlulah kita mendapatkantempat duduk meditasi yang diadaptasi dengan postur tubuh kita yg palingbaik. Janganlah terlalu terpaku pada suatu pola duduk, tetapi pilihlah poladuduk yang paling sinkron buat diri kita sendiri. Tidak perlu harus mencontohpola eksklusif. Memang pola duduk teratai (saling menyilangkan kaki sehinggakedua telapak kaki menghadap ke atas) merupakan yg paling baik, karena akanmembuat punggung kita lurus supaya tidak mudah terserang rasa mengantuk. Namuntidak seluruh orang dapat melakukan pola duduk demikian, sehingga tidaklah perludipaksakan. Kalau memang duduk pada kursi atau bantal meditasi yang tinggi lebihmenyenangkan, lebih baik kita menentukan itu, dari jangan membiarkan punggung kitabersandar pada sandaran kursi tadi. Biasakanlah mencuci muka dengan airdingin dan lakukan sedikit senam seperti jongkok serta pelemasan otot sebelummemulai meditasi. Hal tersebut akan sangat membantu buat menghilangkan rasangantuk dan kesemutan yg memang sering menganggu pada saat meditasi. Usahakanberkonsentrasi pada bagian tubuh menurut alis mata ke atas, sebagai akibatnya dengandemikian gangguan ngilu, pegal, kesemutan, gatal dan sebagainya yg seringmuncul pada aneka macam tempat pada tubuh kita, lambat laun tidak akan menganggu padaakhirnya. Pada waktu tadi kitapun sudah lupa bahwa kita memiliki tubuh, danmemang kita nir perlu risau akan tubuh ini yang nir abadi.

Gangguan kerohanian seperti perasaan takut, gelisah, ataupun munculnyagambaran makhuk tertentu ataupun fenomena lainnya seperti cahaya dan sebagainyadapat juga singgah pada waktu meditasi. Adakalanya perasaan atau gambarantersebut hanyalah bentuk pikiran kita sendiri. Untuk membedakannya maka kitaperlu amati apakah perasaaan ataupun gambaran tersebut muncul lebih dari satukali dan dalam bentuk yang sama. Kalau memang demikian berarti merupakanfenomena dari alam tertentu dan perlu kita atasi. Seandainya muncul perasaantakut dan gelisah, cobalah berkonsentrasi pada mantra, doa ataupun sutratertentu. Demikian juga apabila muncul gambaran makhluk tertentu, maka cobalahundang makhluk tersebut untuk duduk di depan Anda. Dalam hal ini kita haruslahmemiliki keyakinan akan para Buddha dan Bodhisattva ataupun Guru Sejati kita,dan dengan nama Beliau, persilahkan makhluk tersebut untuk tidak menganggumeditasi Anda. Mendapatkan bimbingan meditasi dari seorang guru spiritual yangkita yakini akan sangat membantu dalam hal ini. Guru demikian haruslah mampumelindungi setiap permasalahan yang muncul khususnya dalam perjalanan spiritualmuridnya. Walaupun kita yakin kepada para Buddha dan Bodhisattva, tetapi Merekatidaklah mungkin berkomunikasi secara langsung dalam bentuk fisik manusiaseperti kita. Sehingga penting adanya untuk mendapatkan bimbingan meditasi dariseorang guru ahli meditasi (meditator) apakah dari seorang bhikshu/bhikkhu,bhikshuni/bhikkhuni ataupun guru spiritual yang masih hidup dimana kita yakinisebagai seorang Guru Sejati. Demikian juga meditasi secara berkelompok biasanyaakan sangat membantu karena kekuatan konsentrasi meditator yang telah seniorakan mampu menciptakan atmosfir positif dalam ruangan meditasi tersebutsehingga dapat mengangkat konsentrasi peserta meditasi yunior lainnya yangmasih sebagai pemula.

Makanan adakalanya jua mensugesti kita selama melakukan meditasi.janganlah makan terlalu kenyang, serta sebisa mungkin diusahakan adanya jarakwaktu 1 sampai 2 jam antara makan dan meditasi. Makanan yg sehat sepertimenghindari banyak sekali daging atau hanya memakan makanan non-hewani (vegetarian)dirasakan sang sebagian praktisi meditasi sebagai suatu hal yang sangatmembantu khususnya pada konsentrasi pikiran selama meditasi. Kebanyakan dagingyang diperoleh dari output penghilangan nyawa makhluk hidup masih mengandung hawatertentu yg dapat mensugesti upaya konsentrasi dalam meditasi kita. Minumanseperti kopi pula terdapat baiknya dihindari, karena pada meditasi itu kita bukanbertujuan buat bergadang.

Kebiasaan buat duduk bermeditasi haruslah kita tanamkan pada diri kitasetiap hari serta dijadikan suatu program rutin. Kebiasaan duduk tadi akhirnyaakan membuahkan kita lebih terkonsentrasi pada meditasi serta menjalanikehidupan sehari-hari. Sering kita mengeluh tidak memiliki waktu untukmeditasi, serta memang hal itu dapat dimaklumi apalagi bagi orang-orang yangmasih terikat dengan kehidupan duniawi dalam jaman kini yang serba instantini. Tetapi jikalau kita mau menyadari, sebenarnya poly sekali waktu kita yangterbuang secara percuma. Coba kita amati berapa poly waktu kita yang terbuanghanya buat mengobrol atau menyampaikan rumor yang tidak perlu, menontontelevisi, membaca koran, terlibat kehidupan malam yg buruk, tidurmenjelang subuh dan bangun siang, dan sebagainya. Seandainya waktu-waktuseperti itu bisa kita kurangi, maka tentunya pada sehari kita dapatmenyisahkan ketika paling tidak 3 sampai 4 jam. Sehingga bila kita dapat dudukmeditasi 1/dua jam saja dalam sehari, maka hal itu seharusnya sudah sangatmenggembirakan. Kebiasaan duduk 1/dua jam ini lalu secara sedikit demi sedikit dapatditambah ataupun dibagi contohnya 1/dua jam dalam saat bangun di pagi hari dan 1/2jam menjelang akan tidur pada malam harinya, demikian seterusnya ditingkatkantanpa harus dipaksakan ataupun ditargetkan, melainkan secara alami danbertahap. Ingatlah bahwa sebongkah batu yg diletakkan cukup usang pada atasrerumputan akan dapat mematikan rumput tersebut buat tumbuh, namun apabilabatu tersebut digeser ataupun diangkat, maka rumput tadi akan tumbuhkembali. Demikian juga dengan asal nafsu impian akan tumbuh lagi setiapkali kita lalai memperhatikan konsentrasi pikiran kita. Konsentrasi pikirandemikian tidak saja terbatas pada saat kita duduk meditasi, melainkan jugadalam kehidupan sehari-hari kita.

Meditasi bukanlah hanya duduk membisu menggunakan mengambil posisi tubuh tertentuataupun menyerupai posisi Buddha eksklusif saja karena Pencerahan tidaklahtergantung dalam posisi tubuh tertentu pada meditasi.

Menggosok Genteng Jadi Cermin

Mazu Daoyi (709-788) adalahseorang sesepuh Zen yang membawa pengaruh paling besar setelah masa sesepuhke-enam, Huineng (638-713). Mazu meninggalkan rumah dalam usia 12 tahun untukmenjadi siswa Nanyue Huairang (677-744).

Pada suatu hari, Nanyuemelihat Mazu sedang duduk bermeditasi. Nanyue bertanya kepada Mazu, "Untukapa engkau duduk bermeditasi?" Mazu menjawab, "Aku ingin menjadiBuddha".

Setelah mendengar istilah-katatersebut, Nanyue keluar merogoh sepotong genteng bata yg kemudiandigosoknya di lantai. Mazu merasa nir mengerti sehingga bertanya, "Andamenggosok genteng bata buat apa?" Nanyue menjawab, "Aku ingin jadikangenteng bata ini menjadi cermin." Mazu menggunakan terheran-heran mengungkapkan,"Genteng bata digosok bagaimana mampu menjadi cermin?" Nanyuemenjawab, "Kalau genteng bata digosok tidak mampu menjadi cermin, bagaimanapula duduk bermeditasi bisa menjadi Buddha?"

Mazu kemudian bertanyabagaimana caranya agar dapat menjadi Buddha. Nanyue berkata, "Pengertianini sama halnya seperti orang menghalau gerobak yang ditarik oleh seekor lembu;bila gerobaknya tidak berjalan, apa yang harus dipecut? Gerobaknya ataulembunya? Dalam melakukan meditasi, engkau ingin belajar Zen yang duduk, atauengkau bermaksud meniru Buddha yang duduk? Untuk yang pertama, Zen tidak ada didalam duduk atau berdiri. Untuk yang kedua, Buddha tidak memiliki posisi tubuhyang tetap. Dharma berjalan terus, dan tidak pernah berhenti di suatu tempat.engkau karenanya jangan melekat ataupun membenci bentuk-bentuknya. Duduk untukmenjadi Buddha adalah membunuh Buddha. Apabila engkau belajar duduk menjadiBuddha, itu sama halnya mengucilkan Buddha; kalau engkau terikat kepada bentukduduk, maka selamanya akan jauh dari Kebenaran."


JENISJENIS METODE MEDITASI

Meditasi merupakan suatu proses refleksi serta relaksasi. Proses relaksasi ini jua menaikkan genre darah dalam tubuh serta menaruh majemuk manfaat buat tingkat psikologis. Ini membantu penurunan kecemasan, perubahan suasana hati, depresi, serta iritasi sebagai akibatnya menciptakan Anda bebas stres.

Dalam kepercayaan Buddha istilah meditasi digunakan sebagai sinonim menurut semadi (samadhi) serta pengembangan batin (bhavana). Tradisi meditasi sudah dikenal pada zaman sebelum Buddha Gotama.


Buddha sendiri menyatakan bahwa ia mendapat pelajaran berdasarkan 2 orang brahmana yg terkenal yaitu Alara Kalama serta Uddaka Ramaputta, serta Gotama dapat menguasai seluruh teknik yoga sampai berhasil mencapai konsentrasi tingkat tertinggi menyamai oleh guru. Semadi sahih didefinisikan sebagai pikiran yang baik, yaitu pencerahan (citta) serta corak batin (cetasika) yang baik, terpusat dengan mapan pada satu objek.


Dalam kehidupan modern ketika ini, poly sekali terjadi kesalahan pemakaianobat terlarang menggunakan tujuan buat menenangkan pikiran yg pada akhirnyasering menyebabkan ketagihan sebagai akibatnya mendatangkan banyak sekali malapetaka.

Selainharus mengeluarkan uang yang nir sedikit hanya buat memperoleh ketenanganpikiran yg sebentar tadi, pula menyebabkan seseorang itu terperosok dalamjurang kebodohan batin yg akan menyeretnya pada penderitaan yangberkepanjangan.

Sangat disayangkan jika generasi muda waktu ini mengabaikan danmenganggap remeh ajaran antik meditasi yg sudah dikenal dalam sejarah manusiasejak lebih dari 5000 tahun yg kemudian, dimana ketenangan pikiran yg terbentukdari latihan meditasi ini akan selamanya tumbuh beserta pada latihan spiritualkita tanpa perlu mengeluarkan biaya sama sekali.

Dalam kehidupan ketika ini, dapat dirasakan manfaat yang akbar pada meditasimisalnya buat pelajar akan lebih mudah berkonsentrasi dalam mata pelajaransekolah, buat yang bekerja tentunya akan menjadi lebih produktif, ibu rumahtangga akan menjadi lebih tabah, buat para politikus yang sering melakukanmeditasi akan membuat keputusan pemerintahan yang arief serta bijaksana, danbagi para rohaniawan akan sebagai lebih bijaksana, damai serta senantiasamenyatu pada jati diri sejati, alam semesta serta Yang Maha Kuasa.

Demikian jua pada para pecandu narkotika serta orang-orang yang mengalamitekanan jiwa yang sulit disembuhkan, sudah terbukti banyak terapi penyembuhanmelalui meditasi tersebut dapat dilakukan dengan lebih efektif.

Dinegara-negara eksklusif, kegiatan meditasi telah dijadikan aktivitas rutin setiaphari terhadap para narapidana yg berdiam di pada forum kemasyarakatan(penjara).


Hasil yang diperoleh ternyata sangat menggembirakan khususnya dalammembina para terpidana buat mempersiapkan mereka balik ke warga dengankebaikan budi pekerti serta moralitas yg tinggi.


Bagaimanapun kita tidaklahperlu menunggu hingga menderita tekanan jiwa atau masuk penjara buat belajarmeditasi, tentunya lebih baik sedia payung sebelum hujan daripada bayah kuyupdi tengah kehujanan.
Perlu dipahami juga, terdapat ad interim orang yang salah mengerti mengenaitujuan meditasi yg dilihat sebagai memperoleh ilmu waskita atau kekuatanbathin [iddhi] semata-mata, sepertipenglihatan nir terbatas [clairvoyant/dibba-cakku]dan indera pendengaran tidak terbatas [clairaudience/dibba-sota].

Memang kebolehan seperti itu bisa timbul apabila seseorang sudah mencapaitataran alam eksklusif dalam samadhi, namun perlu kita sadari bahwa kebolehanseperti ini masih berada dalam tataran alam yg sangat rendah.

Tanpa bimbinganseorang Guru Sejati, tak jarang akhirnya seorang itu tersesat dalam kebolehansemacam itu sehingga menyombongkan kebolehannya yg bisa menyebabkan orangtersebut akhirnya terperosok dalam jurang kebodohan batin.

Dengan makinberkembangnya ilmu teknologi waktu ini, maka seharusnya kitapun perlu menyadaribahwa kebolehan semacam itu sama sekali tidak perlu dibanggakan lagi, apalagidengan adanya dunia internet maka dalam sekejab saja semua orang pula bisamelakukan penglihatan, pembicaraan, serta telinga yg nir terbatas.
Negara Barat yang telah jenuh dengan berbagai kehidupan yg mengacu kepadakapitalisme serta liberalisme dimana pada akhirnya mengakibatkan berbagai efekkemerosotan batin, sudah mulai menoleh banyak sekali kebudayaan Timur, khususnyailmu menenangkan batin misalnya meditasi.

Tidaklah mengherankan apabila dariberbagai situs jaringan yg dapat dijumpai pada internet, masih ada banyaksekali serikat meditasi di berbagai negara yg memberikan suatu pusatkegiatan meditasi, ataupun pertemuan rutin pada acara retreat pada loka-tempattertentu selama beberapa hari, hanya buat melepaskan diri menurut kejenuhan atasberbagai aktivitas keduniawian.


Memilih Metode Meditasi

Berbagai metode meditasi yang dikenal sang banyak sekali agama ataupun ajaranspiritual yang berkembang dewasa ini, pada dasarnya mengandung nilai yang samauntuk membantu mengembangkan pikiran hening yg terkonsentrasi menggunakan memahamiKebenaran yg melandasinya.

Dengan pikiran yang terkonsentrasi ini kita akanmampu mengawasi segala nafsu hasrat, senang serta benci, susah serta sedih,menyadari bahwa seluruh itu tidak abadi adanya, penuh penderitaan serta tanpa intiadanya.


Apabila kita ingin berlatih meditasi, maka kita wajib mampu juga untukmemilih salah satu metode meditasi yg cocok dengan kepribadian kita.

Metodeyang cocok ini bisa diukur menurut munculnya kebijaksanaan serta ketenangan batinkita setelah belajar metode meditasi tadi. Sebaiknya banyak sekali metodemeditasi yang sekarang banyak dijabarkan pada bentuk buku bacaan tersebutdapat dilakukan dengan bimbingan seseorang guru yang memang telah diketahuiberpengalaman dalam meditasi.


Berikut akan diuraikan sekilas berbagai metodemeditasi yang diketahui dalam umumnya.
Buddhisme Mahayana mengembangkanempat metode meditasi sebagaimana tadi dalam ajaran Yogacara, Lankavatara Sutra, yaitu :
BalopacarikaDhyana, yaitu meditasiyang dilakukan sang Sravaka serta Pratyekabuddha dengan merenungkantentang Ketidakkekalan berdasarkan sifat ke-saya-an.

ArtapravicayaDhyana, yaitu meditasiyang dilaksanakan oleh para Bodhisattvayang sudah mengerti hakekat Keberadaan dari alam semesta.

TathatalambanaDhyana, yaitu meditasiyang terdiri menurut pengkajian atas Keberadaan menurut Kebenaran sertamerenungkannya.

Tathagata Dhyana, yaitu meditasi yang dilakukan sang para Tathagata yg sudah mengalamiPengetahuan yang Tertinggi serta selalu bersedia buat mengabdi pada semuamakhluk.

Buddhisme Theravada mengenalempat tahapan meditasi yaitu, pertama, pengumpulan pengalaman menurut meditasi Triratna (Buddha, Dharma serta Sangha) , ke 2, meditasi tubuh; ketiga,meditasi kehilangan tubuh serta keempat, meditasi cinta kasih universal [metta] . Terdapat 2 latihan utamameditasi dalam Buddhisme Theravada [satiphatana] yang dikenal, yaitu :
Samatha atau Meditasi Sikap Tenang, yaitu konsentrasi pada suatuobyek dengan tidak membiarkan pikiran berkelana pada hal-hal lain. Misalnyakonsentrasi dalam keluar masuknya nafas [anapanasati];berjalan menggunakan konsentrasi mobilitas langkah [cankamana];konsentrasi untuk membangkitkan kasih sayang [metta] ; konsentrasi menggunakan pengucapan mantra sesuai dengan keluarmasuknya nafas contohnya BUD (tarikan nafas) DHO (hembusan nafas).

Vipassana, atau Meditasi Pandangan Terang, yaitu menggunakan membukapikiran kepada segala sesuatu dari sifat dasar menurut Ketidakkekalan [anicca]; penderitaan [dukkha] serta tanpa inti / tanpa aku [anatta] buat mengusut fenomenajasmani serta mental.
Buddhisme Tantrayanamengembangkan 3 (tiga) tahapan meditasi menjadi latihan Penyadaran Diri,terdiri dari:
Meditasi Mandala, yaitu konsentrasi meditasi menggunakan orientasi diri menujukebersamaan dengan alam semesta.

Meditasi Mantra, yaitu konsentrasi diri dalam meditasi denganmendengarkan suara-suara gaib.

MeditasiVisualisasi, yaitu meditasiyang dilakukan sehabis merampungkan tahapan meditasi Mandala serta Mantra dimanadalam konsentrasi meditasi ini akan merasakan kekuatan halus yg nyata sepertikehadiran para Bodhisattva.

Buddhisme Zen mengenalMeditasi Zazen , yaitu suatu carameditasi menggunakan duduk dalam saat yang lama dengan posisi yang dianggap lotus [Sesshin]. Meditasi tadi dilakukandengan menghadap ke tembok dalam ruangan spesifik yg dianggap Zendo.

Dalam ajaran kuno misalnya yg terdapat pada aneka macam genre Yoga dariIndia dikenal adanya metode pembangkitan Kundalini(suatu gulungan tiga setengah bulat yg pada keadaan 'tidur' beradadi bawah tulang ekor) dengan pembukaan cakra mulai menurut cakra dasar [muladhara] sampai cakra mahkota [sahasrara].

Dalam tubuh insan terdapattujuh cakra utama yg melewati jalur utama [sushumna], yaitu cakra yg terletak di ujung tulang ekor ataudisebut cakra dasar [muladhara],cakra organ kelamin [svadisthana],cakra pusar [manipura], cakra jantung[anahata], cakra tenggorokan [vishuddhi], cakra mata kebijaksanaan [ajna] serta cakra mahkota [sahasrara]. 


Selain tujuh cakra utamatersebut masih terdapat banyak sekali cakra-cakra biasa serta cakra mini yangseluruhnya berjumlah 365 buah. Proses pembukaan cakra itu sendiri sebenarnyabertujuan untuk membersihkan timbunan karma yang mana biasanya akan lebihefektif apabila dalam latihan disertai dengan pikiran, ucapan serta perbuatanyang baik. 


Namun perlu diingat jua bahwa teknik pembangkitan Kundalini tersebut bila tidakdibimbing secara sahih sang seorang Pengajar Sejati akan mengakibatkan impak sampingnegatif yang bisa mempengaruhi taraf kesadaran jiwa orang bersangkutan.


Perkembangan lebih lanjut menurut teknik pencucian cakra ini pada akhirnya dapatdilakukan oleh seseorang Guru Sejati yang mana mampu membantu muridnya untukmelewati proses pembersihan cakra dengan membuka langsung cakra matakebijaksanaan [ajna] sehingga sangmurid tidak membuang waktu terlalu lama hanya untuk menjalani proses pembukaancakra di bawah alis mata yang biasanya dapat menimbulkan efek samping negatifyang lebih besar khususnya pada saat pembukaan cakra alat kelamin serta cakrajantung.


Tujuan terakhir meditasi adalah sama dengan tujuan akhir dari Buddha Dharma, yaitu untuk mencapai Nirwana, serta menghapuskan, serta diluar bentuk-bentuk pengalaman manusia biasa.


Oleh karena itu mereka tidak banyak membicarakan tentang Nirwana sebelum mendapat kemajuan untuk mencapainya sendiri, sebagai suatu jalan yang langsung diluar pemikiran logika serta rasa pencerapan.


Akan tetapi dalam agama Buddha lebih banyak mengarahkan pelajarannya pada dua macam yang lebih penting, langsung, nyata, serta dapat dibuktikan kebenarannya berdasarkan pengalaman.


Pertama adalah pemeliharaan serta bertambahnya serta berkembangnya perasaan-perasaan yang positif serta mulia, seperti: cinta kasih, kasih sayang, kesucian batin, keseimbangan, serta perasaan simpati pada orang lain. Dan yang kedua adalah melenyapkan kelobaan, kebencian, kegelapan batin, kesombongan, nafsu-nafsu, serta semua perasaan negatif (buruk).

ZEN MEDITATION MIND CONTROL

Mind ControlThe Buddha said: "The world is controlled by the mind, the mind of the world is disturbed, and the thought itself is one thing that brings all the others under its control." (Samyutta Nikaya I, 39)
The mind is the source of all calamities and virtues in this world. Negative thoughts will create negative things, otherwise positive thoughts will create positive things as well.
Sometimes the mind becomes wildly uncontrollable like a Sun-Go-Kong magic monkey who constantly jumps and moves nonstop. The mouth can be controlled when it will speak and still, the body can be set to be still and move, but the mind is the most difficult thing to control. The mind that is difficult to control will then affect our mouth and body. So that uncontrollable mind will produce various actions from speech and actions that can cause suffering. Happiness can be achieved if we have managed to control the mind well.
The Buddha said: "It is difficult to be controlled by a wicked mind and to wander as it pleases, it is good to control the mind, a good mind control will bring happiness." (Dhammapada, 35)
There is often a misunderstanding that meditation is emptying the mind so that we are afraid to meditate. The mind is not a form containing where it needs to be emptied. The mind is always moving and attached to the various forms of desire that arise from sight, smell and perceived feeling. So that happy mind wanders need to be controlled by silencing the form of outer sight, negating the sound of outside hearing, describing smell and perceived taste. The outer forms that are seen are only the mind-makers within us. Understanding this will lead us to a deep level of personal authenticity that can only be felt intuitively.
Flag Or Wind Moves
Mahabhikshu The Sixth Elders Zen, Hui-neng one day arrives at the Fa-hsing Vihara and sees the two monks disagreeing with an emotion once in front of a flagpole.
One of the monks said, "If there is no wind, how can the flag fly? That is why I say that the wind is moving."
The other bhikshu replied with emotion too, "If there is no flag, how can we know that the wind is moving? So I think that the flag is moving." This argument eventually turns into a coachman's debate in which each insists on their own most correct opinion.
Hui-neng finally intervened and said, "There's really nothing to argue about, I want to solve this problem, it's not a moving wind, nor a moving flag.

One's view is often different because of the underlying concepts of thought which make a difference. When our mind is calm, everything will be in happiness. As the mind moves, various concepts will be formed. Without realizing the essence of the dilema the mind itself will bundle us in an endless circle of suffering. How to escape from that conception of mind is important and one of the main points of the Buddha's teaching. Mind is often formed by attachment to intellectual understanding. In reality we can be trapped in thinking and not thinking is a contradiction. But the meaning implied in it, has its own meaning.
Thinking Not to Think
A Mahabhikshu Zen is meditating. A young monk passed by, waiting for him to finish meditation, and asked, "The temperature sits here silently like a rock. What's the temperature of mind?"
Mahabhikshu answered, "I am thinking of not thinking."
The young monk asked further, "How does temperature do it?"
Mahabhikshu replied, "With no thinking."

Thoughts are not necessarily sought to be controlled, but a subdued consciousness with no imaginative thoughts will lead us to the stage of attainment of enlightenment.

Not Successfully Finding the Mind
Shen-kuang Hui-k'o went to Bodhidharma and said, "My mind is not calm, please help me to calm my chaotic mind!"
Bodhidharma replied, "Where to bring your mind here! I will calm him down for you!"
Hui-k'o amazedly exclaimed, "I can not find my mind!"
Bodhidharma smiled and said, "I have calmed your mind."
At that very moment Hui-k'o attained enlightenment.

The mind is hard to find or to see because it is so gentle, subtle and moving as it pleases. If we can keep our minds we will live with wisdom and happiness.
The Buddha said: "The mind is very difficult to see, very soft and smooth, the mind moves at will, the wise man always keeps his mind, the one who keeps his mind happy." (Dhammapada, 36)

BERDANA DHARMA KEMULIAAN


Pengertian Berdana

Berdana merupakan suatu sifat kemuliaan yg sangat ditekankan dalamberbagai aliran Buddhisme. Berdana yang dilakukan menggunakan keyakinan, penuhhormat, secara tepat saat, lapang dada serta tanpa merugikan diri sendiri ataupunpihak lain akan membuat buah karma yg baik berupa kemakmuran, kekayaan,dan harta benda yg berlimpah, sebagaimana sabda Sang Buddha dalam Anguttara Nikaya Vol. III, 48)
"Oh, para bhikhu, kelimahal ini adalah dana dari seorang yg baik. Apakah kelima hal itu ? Ia berdanadengan keyakinan ; dia berdana menggunakan hormat; dia berdana sempurna pada waktunya;dengan hati lapang dada; dan ia berdana tanpa merugikan dirinya sendiri ataupunpihak lain."

"Dengan menaruh danadengan keyakinan dimanapun juga, dan bila buah berdasarkan dana tersebut masak, makaakan datanglah kemakmuran, kekayaan, dan harta benda yg berlimpah; dan iaakan cantik dipandang, ganteng /anggun, bagaikan keindahan bunga teratai yangmengagumkan."

"Dengan berdana secarahormat dimanapun pula, serta bila butir dari dana tadi masak, maka dia akanmemperoleh kemakmuran , kekayaan, serta mal yg berlimpah; dananak-istrinya, para opas dan pegawainya akan mendengarkan istilah-katanyadengan tabah serta patuh, dan akan melayaninya dengan hati yg penuhpengertian."

"Dengan berdana secaratepat waktu dimanapun juga, serta apabila buah menurut dana tersebut masak, maka iaakan memperoleh kemakmuran, kekayaan, dan harta benda yang berlimpah; dankebaikan akan datang kepadanya sempurna dalam waktunya dan berlimpah ruah."

"Dengan berdana secaraikhlas dimanapun juga, dan apabila butir menurut dana tersebut masak, ia akanmemperoleh kemakmuran, kekayaan, serta mal yg melimpah; dan pikirannyaakan menikmati sepenuhnya kebahagiaan berdasarkan kelima panca inderanya."

"Dengan berdana tanpamerugikan diri sendiri juga pihak lain dimanapun jua, serta jika buah daridana tersebut masak, dia akan memperoleh kemakmuran, kekayaan, serta harta bendayang berlimpah; serta tidak akan terdapat menurut manapun jua sesuatu yg akanmerugikan harta bendanya ; baik api atau air, pemerintah atau pencuri, atauahli waris yang berwatak buruk."

Berdana nir hanya ditinjau dari sudut materi saja namun juga mampu daripembicaraan yang ramah, senyuman yang ikhlas, budi pekerti yang menyenangkan,dan memberikan pengertian yang benar tentang Ajaran Sang Buddha.
"Memberi kuliner,seorang menaruh kekuatan; memberi pakaian, seseorang menaruh estetika;memberi penerangan, seseorang menaruh penglihatan; memberi angkutan,seorang memberikan kesenangan; memberi proteksi, seorang memberikansemuanya; namun seorang yg mengajarkan Dharma, Ajaran Sang Buddha yangistimewa, orang misalnya itu menaruh kuliner surgawi." (Samyutta Nikaya,I, 32)
"Kedermawanan, perkataanyang ramah, melakukan hal yang baik untuk orang-orang lain, dan memperlakukansemua orang secara sama; bagi dunia, tali-tali simpati ini bagaikan penyambungroda kereta." (Anguttara Nikaya, Vol. 32)
Tentunya pada berdana secara materi kepada yg membutuhkan , haruslahsumber dana tadi diperoleh dari usaha sendiri yang dihimpun secara benar.
"Dengan kekayaan yangdihimpun secara sahih, yg diperoleh melalui bisnis sendiri, ia membagikanmakanan dan minuman kepada makhluk-makhluk yg membutuhkan."(Itivuttaka, 66)
Untuk bisa menghimpun dana secara benar, maka kita haruslah giat dalambekerja serta senantiasa mengumpulkan bekal secara benar sewaktu masih muda, sebagaimanasabda Sang Buddha:
"Mereka yg tidakmenjalankan kehidupan kudus serta tidak mengumpulkan bekal (kekayaan) selagimasih belia , akan merana misalnya bangau tua yang berdiam di kolam yg tidakada ikannya. Mereka yang tidak menjalankan kehidupan kudus serta tidakmengumpulkan bekal (kekayaan) selagi masih muda, akan terbaring misalnya busurpanah yg rusak, menyesali masa lampaunya." (Dhammapada, 155,156).
Dengan senantiasa berdana yang terbaik dalam segala hal maka akan terbinasifat kemuliaan yang tak terkira.
"Yang menaruh hal-hal yg baik akan memperolehyang baik;

Yang memberikan hal-hal yg terbaikakan memperoleh yang terbaik;

Yang memberikan hal-hal yg terpilihakan menerima yang terpilih;

Yang memberikan hal-hal yang utama makakeutamaan akan dimenangkannya;

Ia yang menaruh yg terbaik, yangterpilih, yang primer

maka orang itu akan mempunyai kemuliaandan umur panjang dimanapun jua dia berada." (Anguttara Nikaya, vol . III,44)

Dalam melakukan puja bhakti pada setiap vihara , umumnya diberikankesempatan pula pada para umatnya buat melakukan Dharma Dana, yang biasanyadiiringi dengan nyanyian berikut :
"DANA PARAMITA"
Marilah kita berdana, Untuk kepentinganDhamma

Semoga kita diberkahi, OlehBuddha Maha Suci

Berdanalah kita semua,Dengan hati nrimo rela

Semoga hukuman alam baik kita,Dirahmati Sang Tri -Ratna

(dan dalam kebaktian Mahayana,dibubuhi lagi sebagai berikut )
Marilah kita berdana,Menimbun Kusala kamma

Semoga kita diberkahi,Bodhisattva Makhluk Suci

Sang Avalokitesvara, Selalumemberkahi kita

Semoga hidup kita senang ,Untuk selama-lamanya.


Sekilas mengenai berbagai jenis Dana

Berikut ini dikutipkan jawaban-jawaban menurut alm. Bhikkhu Ledi Sayadaw atas pertanyaan mengenai Dana sewaktu Beliaumasih tinggal di daerah Chipagan, Burma yang didasarkan atas Tipitaka Pali, Atthakatha dan Tika.
Thavara Dana; Pemberian yang bersifat tahan lama , misalnya stupa,tempat tinggal peristirahatan, vihara, sekolah, jembatan, sumur, menara air, tanah, dsb.

Athavara Dana; Pemberian yang sifatnya nir tahan usang, misalnyamakanan, sandang, dan uang. Athavara Dana yg diberikan terus menerus akanmenghasilkan butir yg sama kuat menggunakan ThavaraDana.

Amisa Dana; Berdana dalam bentuk materi termasuk uang untukmembangun vihara.

Dhamma Dana; Berdana pengetahuan Buddhadharma, contohnya berdanabuku-kitab Buddhadharma, mencetak, menulis, menterjemahkan, menyunting,mengajar, memberi khotbah Dharma. Sang Buddha bersabda, "Danam Dhamma Danam Jinati" , yg adalah, "Darisemua pemberian , anugerah Dharma-lah yang tertinggi." Dharma Danamenghasilkan kebijaksanaan serta pengetahuan.

Nicca Dana; Pemberian yang dilakukan secara teratur serta permanen.seseorang tidak akan dilahirkan di alam Apaya(menderita) bila beliau melakukan NiccaDana.

Anicca Dana; Pemberian yg dilakukan kadang-kadang saja

Vatta Nissita Dana; Pemberian yang dilakukan buat mengharapkankeuntungan-keuntungan yg bersifat duniawi. Keuntungan duniawi meliputikeinginan buat dilahirkan pada alam-alam yang kuasa, dilahirkan menjadi anak orangkaya. Pemberian dana semacam ini cenderung akan memperpanjang Samsara (bundar kehidupan dankematian).

Vivatta NissitaDana; Pemberian dengantujuan buat membebaskan diri dari kesengsaraan [samsara] menggunakan tercapainya Kebebasan [Nibbana].

Puja Dana; Pemberian pada orang-orang yg menjalankan sila danorang-orang mulia. Atau orang yang mempunyai status lebih tinggi menjadi tandahormat.

Anuggaha Dana; Pemberian pada orang yang lebih rendah.

Sankhara Dana; Pemberian Dana sesudah mendapat dorongan atau anjurandari orang lain. Apabila berbuah akan membuahkan seorang itu berpikir lambandan ndeso.

Asankhara Dana; Pemberian yang dilakukan atas kehendak sendiri, tanpadorongan menurut orang lain. Apabila berbuah akan membuahkan seorang itu cerdasdan pintar.

Jana Dana; Pemberian yg dilakukan dengan sepenuh pengertian akanakibat-akibatnya.

Ajana Dana; Pemberian yang dilakukan dengan tidakmengerti/mengetahui apa akibatnya.

Vatthu Dana; Pemberian barang materi.

Asankhara Dana; Pemberian berupa suatu kebebasan pada suatu makhlukdari bahaya atau dari kematian, misalnya membebaskan hewan-hewan menurut kurungan(yg sudah ditangkap), embargo buat berburu pada hutan, melatih/mematuhiPancasila Buddhis, dan sebagainya.

Ajjhatika Dana; Pemberian berupa anggota badan, misalnya mata, badanjasmani, dan mengorbankan jiwa sendiri buat kebaikan dan kebahagiaan oranglain. Termasuk pada hal ini adalah melakukan donor darah.

Bahira Dana; Pemberian biasa, tidak berupa anggota tubuh sendiri.

Hina Dana; Pemberian yg dilakukan menggunakan asa mendapatkemasyuran.

Majjhima Dana; Pemberian yang dilakukan dengan tujuan untuk dapatdilahirkan menjadi insan yang kaya.

Panita Dana; Pemberian yang dilakukan dengan asa buat mencapaikebebasan [Nibbana].

Dasa Dana; Pemberian yang bernilai rendah, contohnya sesuatu yangbiasa diberikan kepada seorang budak.

Sahaya Dana; Pemberian yang mempunyai taraf yg sama menggunakan apayang biasa dipakai seseorang yang sama kedudukannya, contohnya sesuatu yangdiberikan kepada seseorang sahabat.

Sami Dana; Pemberian yg bernilai tinggi, misalnya sesuatu yangbisa dipakai sang para majikan atau raja-raja.

Loka Dana; Pemberian yang dilakukan karena tradisi setempat dalamarti takut dilihat rendah bila tidak ikut berdana.

Atta Dana; Pemberian yg dilakukan buat menjagakewibawaan/pangkat seseorang.

Dhamma Dana; Pemberian yg dilakukan karena ingin mempraktekkanajaran agama.

Civara Dana; Pemberian jubah kepada bhikkhu.

Pindapatta Dana; Pemberian makanan pada bhikkhu.

Bhesajja Dana; Pemberian makanan pada bhikkhu.

Senasana Dana; Pemberian tempat tinggal atau kuti pada bhikkhu. SangBuddha bersabda, "Vihara DanamSanghassa Aggam Buddhena Vannitam", yang ialah, "Sebuah tempattinggal bhikkhu yang diberikan pada Sangha dipuji oleh Sang Buddha sebagaipemberian hibah tertinggi." Demikian jua, "Soca Sabbadado Hoti, Yo Dadati Upassayam", yang adalah,"Seseorang yg mendirikan loka tinggal bhikkhu sebagai bantuan gratis kepada Sangha, sama nilainya menggunakan segalamacam hadiah."

Dakkhina VisuddhiDana; Penggolongan inididasarkan atas:
- Sifat si pemberi yg berbudi luhur atau menjalankansila
- Sifat si pemberi yang tidak berbudi luhur atau tidakmenjalan sila
- Sifat si penerima yang berbudi luhur atau menjalankansila
- Sifat si penerima yg tidak berbudi luhur atau tidakmenjalankan sila.
Jika hadiah dana tadi dilakukan dimanakedua-duanya berbudi luhur, maka akan membentuk butir yang banyak. Apabila salahsatunya tidak berbudi luhur, maka butir yg diperolehnya hanya sedikit.
Sakkacca Dana; Pemberian menggunakan hati-hati, sopan, serta penuh hormat.

Asakkacca Dana; Pemberian tanpa sifat-sifat tersebut di atas. Misalnyamemberikan makanan kepada hewan, tanpa memperhatikan segi-segi kebersihan dansebagainya. Jika hadiah dana ini menghasilkan buah maka akan mendapatkansikap yg kurang hormat atau kasar berdasarkan sahabat, anak atau pelayannya.

Sahatthika Dana; Pemberian menggunakan tangan sendiri atau secara pribadi.

Anatthika Dana; Pemberian dengan memakai mediator, misalnya denganmelalui seseorang pelayan. Bila hadiah ini berbuah, kemungkinan akanmenghasilkan butir yang disertai dengan tiadanya pengikut atau sahabat.

Agga Dana; Pemberian sesuatu yg baru serta terbaik.

Ucchita Dana; Pemberian berupa sesuatu yg bernilai rendah misalnyabarang sisa. Apabila si penerima UcchitaDana menghargai serta menyukai pemberian ini, maka dana yang diberikan akantetap membawa hasil yang besar , sejauh pemberian tersebut disertai kehendak [cetana] yg baik serta perilaku pikiran yanghormat serta sungguh-sungguh [sakkaca],contohnya anugerah berdasarkan seorang yang kaya pada seseorang fakir miskin, ataupunpemberian kepada hewan-hewan peliharaan.

Dhammika Dana; Pemberian yang benar diberikan pada seseorang ataulembaga yang dituju semenjak berdasarkan semula.

Adhammika Dana; Pemberian yang sebenarnya akan diberikan kepadaseseorang atau sesuatu forum, namun orang itu membarui pikirannya danmemberikannya pada orang lain atau lembaga lain.

Dhamma Dana; Pemberian berupa nasi, air, pakaian, dan sebagainya.

Adhamma Dana; Pemberian berupa minuman keras, senjata, mesiu, alatatau gambar (porno) yg bisa mengakibatkan kekotoran batin, dan sebagainya,barang-barang yang berbahaya, yg mungkin mengakibatkan seorang melanggar Panati atau Surameraya Sila. Pemberian dana semacam ini akan menghasilkanperbuatan yang buruk [akusala kamma].tetapi jika seseorang memberikan racunyang diberikan buat tujuan menyembuhkan penyakit ataupun senjata dan mesiutidak berbahaya buat keperluan vihara, maka hal ini merupakan perbuatan baik [kusala kamma].

Saparivara Dana;Pemberian yg disertai menggunakan tambahan-tambahan lain yg lengkap

Aparivara Dana;Pemberian yg tidak disertai dengan tambahan-tambahan lain

Savajja Dana;Pemberian yang disertai kekejaman atau penghilangan nyawa makhluk hidup. Apabilapemberian dana ini menghasilkan buah, maka cenderung disertai dengan adanyabahaya-bahaya atau bisa pula hilangnya jiwa seseorang.

Anavajja Dana;Pemberian yg nir disertai dengan kekejaman atau pembunuhan makhluk hayati.

Berbagai definisi tentang jenis dana, mutu dana dan lain sebagainya yangterdapat dalam pengertian di masing-masing Buddhisme, pada dasarnya adalah samayaitu haruslah dilakukan dengan hati yg penuh keikhlasan, bersuka-cita, penuhkerelaan tanpa mengharapkan imbalan apapun dan penuh hormat sebagaimana seorangbijaksana sebagai akibatnya akan senantiasa hidup senang pada kehidupan waktu iniataupun alam berikutnya.
Sang Buddha bersabda: "Didunia ini dia berbahagia, pada dunia sana beliau berbahagia; pelaku kebajikanberbahagia pada kedua global itu, ia akan berbahagia saat berpikir, 'aku telahberbuat kebajikan', dan ia akan lebih berbahagia lagi waktu berada pada alambahagia." (Dhammapada, 18).
Sang Buddha bersabda : "Sesungguhnya orang kikir nir dapat pulang ke alam dewa.orang udik tidak memuji kemurahan hati. Akan namun orang bijaksana senangdalam memberi, dan karena itu ia akan bergembira pada alam berikutnya." (Dhammapada, 177)

SILA DHARMA KEBAJIKAN MORAL


Pelaksanaan Sila pada Buddhismeadalah merupakan suatu kebajikan moral, etika atau rapikan-tertib dalam menjalanikehidupan dimana akan bisa menuntun seseorang itu bertingkah laris secara baikdan sahih bagi diri sendiri, orang lain termasuk semua alam semesta besertaisinya. Kebajikan moral dapat dianggap menjadi suatu dasar yang menciptakan semuahal-hal yg positif dalam kehidupan kita ketika ini.
"Kebajikan moral adalahsebagai dasar, sebagai pendahulu dan pembentuk dari seluruh yg baik serta indah.oleh karenanya , hendaklah orang menyempurnakan kebajikan moral (Sila)." (Theragatha, 612)
Pemahaman aneka macam kitab suci agama bila jua diwujudkan denganperbuatan atau konduite yg baik dalam kehidupan sehari-hari (Sila) baik secara badan (kaya), ucapan (vak) dan pikiran (citta), maka akan tercipta suatu dasar kebajikan moral yang paripurna berupa tingkahlaku yang terpuji dan bijaksana.
Sang Buddha bersabda, "Pada orang yg memiliki kebajikan moral yang paripurna,memiliki kebijaksanaan serta pikiran yg terarah, senantiasa melihat ke pada(diri/batin) dan selalu penuh perhatian murni; demikianlah beliau menyeberangibanjir akbar." (Sutta Nipata, 174).

Panca-Sila Buddhis

Pelaksanaan Sila tadi dapat berupa perbuatan-perbuatan yang pantangdilakukan dimana sebaiknya kita menunda diri [veramani] , yaitu :
Panca-Sila :

Tidak melakukan pembunuhan makhluk hayati [panatipata-veramani]
Tidak mencuri [adinnadanaveramani]
Tidak berjinah [kamesumicchacaraveramani]
Tidak berbohong [musavadaveramani]
Tidak minum minuman memabukkan[surameraya majjapamadatthanna veramani]
Sebagai umat Buddha, kita seharusnya melaksanakan secara konsistenPanca-Sila Buddhis tadi. Tidak melakukan pembuhuhan makhluk hayati haruslahkita latih mulai berdasarkan tidak membiasakan untuk membunuh makhluk terkecil sepertisemut serta nyamuk. Adakalanya memang kita jengkel sekali bila menemukanadanya nyamuk pada ruangan kamar kita. Masalahnya harus kita lihat secara kentara,bukan dengan membunuh nyamuk tadi, melainkan kenapa nyamuk tersebut masukke kamar kita. Kemungkinan akbar adanya kawat nyamuk yang nir terpasangsecara baik, ataupun pintu kamar yg tidak senantiasa ditutup. Itulah yangharus kita selesaikan, karena kalau tidak maka nyamuk tersebut akan terusberdatangan setiap hari. Dari melihat kebiasaan-kebiasaan kecil inilah, kitaakan sanggup melihat pada ruang lingkup yg lebih luas. Dapat kita bayangkankedamaian pada dunia ini, jika setiap orang selalu menghindari pembunuhan,sehingga tentunya perang yg seringkali melanda berbagai tempat bisa berubahmenjadi pesan-pesan kasih yg lebih berarti. Akibat tidak baik dari perbuatanmembunuh adalah umur pendek, kesehatan yang buruk, selalu berduka karenaberpisah menggunakan mereka yang dicintai, serta hayati selalu dalam bayang-bayangketakutan.
Perbuatan mencuri merupakan perbuatan yang paling hina lantaran mengambil hakmilik orang lain tanpa sepengetahuan ataupun seijin orang bersangkutan. Apabilaterdapat suatu barang yang kita ambil tanpa diberikan sang pemiliknya kepadakita, walaupun dari kita barang tersebut kemungkinan akbar nir dipakailagi, tetap hal ini dipercaya menjadi pencurian. Keinginan buat mencuri jugamerupakan suatu kehendak yg tidak baik, karena impian tadi akanmenyebabkan tindakan yang sesungguhnya. Akibat jelek berdasarkan perbuatan mencuriadalah kemiskinan, penderitaan yang berkepanjangan, kekecewaan, dan kehidupanyang selalu bergantung pada orang lain.
Sudah banyak kita dengar serta baca menurut banyak sekali media mengenai pelanggaranseksual yang sangat kental dengan dunia kejahatan. Pelanggaran seksual inisemakin sulit untuk dihindari apalagi ditunjang sang kebebasan media dalammengeksploitasikan berbagai cerita pemuasan, kejahatan hubungan seksualitasataupun mengeksploitasikan keindahan tubuh wanita. Pikiran yg tidakterkendali untuk menikmati kepuasan interaksi seksualitas menggunakan pasangan hidupsuami atau istri, dapat mengakibatkan interaksi intim di luar pasangan hidupnyamasing-masing. Dalam penjabarannya tentang sila pelanggaran seksual initermasuk hubungan seksual yang bukan dilakukan sang pasangan hayati yg telahmenikah, ataupun interaksi seksual yang menyimpang. Akibat pelanggaranseksualitas maka seseorang itu akan menjalani kehidupan dimana memiliki banyakmusuh, menerima pasangan hidup yang tidak diinginkan, serta lahir sebagailelaki atau perempuan yang bertingkah laku tidak menjadi lelaki ataupun sebagaiperempuan (banci).
Berbicara yang nir sahih yaitu: berbohong, memfitnah, menipu, berbicarakasar, serta bergunjing merupakan merupakan perbuatan yg sangat tidak terpuji.sekali kita berbicara tidak benar maka akan dicap sebagai suka berbohong, pemfitnahdan penipu untuk suatu jangka saat yg sulit dilupakan orang begitu saja. Demikianjuga kebiasan kita mencaci maki seorang dengan kata-kata yg kasar akanmenciptakan kebencian orang lain terhadap diri kita sendiri. Akibat daripembicaraan yg tidak sahih tadi akan menyebabkan kita tak jarang dicaci maki,difitnah, tidak dianggap, verbal yg bau, pecahnya persahatan tanpa ada sebabyang memadai, dibenci, memiliki bunyi yang parau, stigma alat tubuh, danpembicaraan yang tidak masuk diakal.
Kebanyakan kepercayaan pada global ini selalu mengajarkan buat menghindari darimeminum minuman memabukkan atau minuman keras mengandung alkohol, karenaminuman keras demikian akan mengakibatkan seorang kehilangan kesadarannyadimana bisa menyebabkannya berbuat kriminal sebagaimana telah seringkali dilansirdi aneka macam kabar harian surat informasi. Akibat menurut ketagihan akan minuman kerasdimana sering kehilangan kesadaran dirinya, maka akan menyebabkan seseorang ituterlahir pada alam yg menyedihkan ataupun jika terlahir pada alam manusia akanmemiliki ingatan atau kesadaran jiwa yg lemah.
Selain itu dalamBuddhisme Mahayana juga menjabarkan lebih lanjut pada Sad Paramita yaitu SilaParamita dengan hal-hal yang pantang dilakukan sebagai 10 perbuatan tidak baik(kusala hukuman alam) yg diistilahkan virati (pantangan) sebagaimana tercatat dalamDasabhumika Sutra, Satasaharrika Prajnaparamita dan Maha-Vyutpatti yaitu :
Perbuatan yang pantang buat dilakukan olehTubuh/Badan[kaya]
Yaitu suatuperbuatan yang pantang dilakukan sang anggota tubuh (badan) kita. Terdapat 3(tiga) pantangan yg wajib diperhatikan yaitu pantangan membunuh, pantanganmencuri serta pantangan berjinah.
1. Pantangan membunuh [Pranatipatad-virati]
Pantangan membunuhtersebut bisa dijabarkan dengan tidak membunuh ataupun menyiksa tubuh ataubadan yang mengandung kehidupan [pranin], yg akbar atau yg mini , yangberdosa atau nir berdosa, selama makhluk itu masih hayati [pranin]. Sila inimengajarkan supaya kita selalu mempunyai sifat Cinta Kasih serta Kasih Sayangterhadap seluruh makhluk hidup.
2. Pantangan mencuri [Adattadanad-virati]
Pantangan mencuridapat diartikan bahwa kita tidak boleh mengambil atau memiliki sesuatu apakahberharga ataupun tidak berharga apabila tidak diijinkan oleh pemiliknya.Pelaksanaan Sila ini akan mengakibatkan kita selalu merasa puas terhadap apayang telah kita miliki.
3. Pantangan melakukan perbuatan berjinah[Kamamithayacara-virati]
Pantanganmelakukan perbuatan berjinah bisa diartikan nir melakukan persetubuhandengan pasangan yang bukan adalah suami atau istri sendiri. Sila inimengajarkan supaya kita nir terjerumus dalam hawa nafsu birahi yg rendah.

Perbuatan yg pantang buat dilakukan olehucapan [Vak]
Yaitu suatupantangan perbuatan yang dilakukan melalui ucapan . Terdapat 4 (empat)perbuatan yg pantang dilakukan yaitu pantangan berdusta, pantangan menyebarkanisu yang nir benar, pantangan mengucapkan istilah-istilah kotor, serta pantanganmelakukan pembicaraan yg sia-sia.
4. Pantangan berdusta [Mrsavadad-virati]
Pantangan berdustaberarti kita harus berbicara secara amanah dimana dengan kekuatan kejujurantersebut akan dapat dimanfaatkan buat menghadapi segala rintangan. Sila inimengajarkan supaya kita senantiasa berterus terperinci serta bersikap konsekwenterhadap segala sesuatu yang sudah diucapkan .
5. Pantangan mengembangkan isu yang tidak benar [Paisunyad-virati]
Hal ini berartikita tidak boleh menyebarkan berita-berita yang tidak benar (palsu) dengantujuan merugikan orang lain, menimbulkan pertentangan dan perpecahankelompok/masyarakat. Pelaksanaan Sila ini akan menyebabkan kita senatiasamemiliki sifat toleransi dan kesabaran yang tinggi serta hidup dengan penuhkedamaian.
6. Pantangan mengucapkan istilah-istilah kotor[Parusyad-virati]
Larangan ini dapatdiartikan supaya kita tidak mencaci-maki dengan kata-istilah kasar, kotor, tajam,penuh penghinaan ataupun yg dapat menyinggung perasaan seseorang. Sila inimengajarkan supaya kita dapat bersikap sopan santun, sabar dan penuh kewibawaanserta bijaksana.
7. Pantangan melakukan pembicaraan sia-sia[Sambhinnapralapad-virati]
Artinya segalapembicaraan yang kita lakukan haruslah dipikirkan terlebih dahulu serta tidakmelakukan suatu pembicaraan yg nir bermanfaat. Sila ini mengajarkan agar kitadapat bersikap dewasa serta penuh pengertian.

Perbuatan yang pantang buat dilakukan olehpikiran [Citta]
Yaitu suatu pikiran-pikiranyang buruk dimana tidak kelihatan oleh orang lain, hanya diri kita sendiriyang bisa mengetahuinya. Terdapat tiga (tiga) perbuatan yang pantang dilakukanoleh pikiran yaitu pantang memikirkan nafsu serakah, pantang berniat jahat danpantang berpandangan sesat.
8. Pantangan memikirkan nafsu serakah [Abhidhyaya-virati]
Pantangan inidapat diartikan bahwa kita janganlah memikirkan sesuatu untuk memenuhikeinginan dalam memiliki sesuatu yang tidak baik atau sesuatu yang bukanmerupakan milik/hak kita. Pelaksanaan Sila ini akan mengajarkan kita menghadapirealita hidup ini dengan penuh keyakinan dan kebijaksanaan.
9. Pantangan berniat jahat [Vyapadad-virati]
Pantang berniatjahat bisa diartikan bahwa kita janganlah mempunyai pikiran untuk berbuatjahat sehingga tidak terperangkap dalam niat jahat tersebut yang dapatmendorong kita buat melakukan perbuatan jahat tanpa kita sadari. Sila inimengajarkan agar kita selalu mensucikan pikiran kita menurut segala niat jahatsehingga kita dapat bertindak secara bijaksana.
10. Pantangan berpandangan sesat [Mithyadrster-virati]
Hal ini dapatdiartikan bahwa kita janganlah mempunyai pandangan yang keliru terhadap segalasesuatu. Pelaksanaan Sila ini akan membuat kita tidak terperangkap dalamkesesatan pikiran yang dapat mengakibatkan perbuatan-perbuatan yang tidak baikoleh tubuh dan ucapan .
Selain perbuatan-perbuatan yg seharusnya nir dilakukan atau dimana kitaharus menunda diri dari melakukan perbuatan-perbuatan tadi, maka terdapatjuga beberapa sifat dimana seharusnya kita pancarkan buat kebahagiaan semuamakhluk lantaran akan memperkokoh pelaksanaan Sila-sila tadi di atas, antaralain :
Panca-Dharma atau dikenal juga menjadi Panca Kalyana-Dharma, terdiri menurut:
Sifat Cinta Kasih serta Kasih Sayang [Metta Karuna/Maitri Karuna].
Pencaharian Benar [Samma-Ajiva/SamyakAjiva]. Dalam melakukan pencaharian yang benar ini, haruslah kita ingatbahwa masih ada lima macam perdagangan yang tidak boleh [micchavanija/mithyavanijya], yaitu (a) memperdagangkan senjata [sattha-vanijja/sastra-vanijya]; (b)memperdagangkan makhluk hidup (menjadi germo ataupun memperjual-belikan budak)[satta-vanijja/sattva-vanijya]; (c)memperdagangkan daging [mamsa-vanijja/mamsa-vanijya];(d) memperdagangkan minuman yang memabukkan [majja-vanijja/madya-vanijya]; serta (e) memperdagangkan racun [visa-vanijja/visa vanijya].
Menunjukkan sifat yg tidak mencerminkan nafsu inderarendah [Kamasamvara/Kamasamvara].
Menjunjung tinggi kebenaran baik dalam perbuatan, ucapanataupun pikiran [Sacca/Satya].
Memiliki taraf pencerahan yang sahih [Sati-Sampajanna/Smrti-Samprajnya].
Selain itu, terdapat pula enam sifat baik [Ajjhasaya/Adhiasaya] yang semestinya dikembangkan buat mendukungpelaksanaan Sila, yaitu:
Sifat tidak tamak atau sifat bahagia berdana [Alobha]
Sifat tidak membenci atau senang mendoakan kebahagiaansemua makhluk [Adosa]
Sifat nir ndeso atau bahagia belajar Dharma dimana dapatmembedakan mana yang baik dan mana yang jelek [Amoha]
Sifat nir melekat pada nafsu seksualitas atau senangdalam ketentraman [Naiskramya/Nekkhamma]
Sifat suka akan ketenangan atau bahagia dalam ketentraman[Praviveka/Paviveka]
Sifat yg tertarik dalam Nirvana atau senang berusahaterbebas menurut kelahiran di 31 Alam Kehidupan [Nihsarana/Nissarana].
Bukanlah kelahiran yang berakibat kita itu kudus atau hina, melainkanperbuatanlah yg akan menilai kita itu sebagai kudus atau hina. Ajaran SangBuddha tidak mempermasalahkan kehidupan sebelumnya, tetapi lebih mementingkankehidupan saat ini sebagai cerminan kehidupan sebelumnya serta derap langkah awalkehidupan yang akan tiba. Sehingga dalam kehidupan saat ini, kita haruslahsenantiasa berjuang demi kesucian karena kesalahan seujung rambutpun akankelihatan sebesar mendung hitam.

Sang Buddha bersabda, "Seseorang tidaklah hina karena kelahiran, nir jugakelahiran mengakibatkan seseorang suci. Hanya perbuatan (Sila) yang membuatseseorang menjadi hina, hanya perbuatan yang membuat seorang menjadi kudus." (Sutta Pitaka, 136).
"Bagi orang yg tanpakejahatan, selalu berjuang demi kesucian, kesalahan seujung rambutpun tampaksebesar mendung hitam."(Theragatha, 1001)