MATA KETIGA MELIHAT DENGAN MATA KEBIJAKSANAAN BUDDHA

Kita mungkin sudah melihat banyak arca Buddha dan ketua Buddha pada mana sebuah titik berbulu kecil muncul pada antara mata sosok itu.
Titik spesifik ini dikenal sudah ada pada banyak patung dan stupa pada ikonografi menurut banyak sekali negara misalnya Nepal, India, Burma, Thailand, dll.
Umat Buddha merogoh mata Ketiga menjadi simbol kebangkitan spiritual pengetahuan dan kebijaksanaan.
Dalam kepercayaan Buddha, mata ketiga mengacu pada Eye of Consciousness, yg meminta pengikutnya buat melihat dunia di luar mata fisik mereka.
Simbol ini mempunyai arti yg tidak sinkron di seluruh agama, umat Buddha melihat simbol sebagai kebangkitan spiritual berdasarkan pengetahuan dan kebijaksanaan.
Mengaktifkan mata ketiga dalam diri sendiri adalah pencapaian yg sulit tetapi bukan yang nir sanggup diraih. Itu mungkin melalui meditasi.
Menguasai seni serta latihan meditasi secara sedikit demi sedikit akan membantu kita buat mengaktifkan kelenjar pineal dan tubuh pituitari. Ini tidak hanya mengajarkan kita buat bersantai namun juga membantu kita membuka pikiran kita buat kemungkinan tanpa batas.
Setelah ini tercapai, clairvoyance bisa tehubung. Orang yg dikenal memiliki kemampuan buat menggunakan mata ketiga mereka lantaran latihan meditasi yang keras kadang-kadang dikenal sebagai peramal atau dukun.
Ajaran Buddha terutama penekanan pada pengetahuan, wawasan dan kebijaksanaannya yg Buddha capai sehabis memasuki Nirvana.
Chakra Mata Ketiga kita adalah pusat khayalan kita, intuisi serta claircognizance, atau “pengetahuan yang jelas.”
Energi menurut chakra ini memungkinkan kita buat mengalami kejernihan pikiran, pengetahuan tertentu, dan hadiah dari kontemplasi spiritual, perhatian dan refleksi diri.
Ketika mata ketiga kita terbuka, kita tidak hanya melihat, namun kita jua mengerti. Hal ini membuat hidup yg lebih cantik - penuh menggunakan kenyamanan, kejelasan serta lebih sedikit rasa takut.
Melalui karunia aktifnya mata ketiga, kita bisa membaca tenaga orang, tempat, benda-benda dan mengumpulkan liputan psikis mengenai mereka. Kata-kata sanggup menipu, namun tenaga tidak pernah berbohong dan selalu menceritakan dirinya sendiri.
Dunia berada dalam kekacauan sekarang, lantaran orang-orang tidak memakai mata Kebijaksanaan mereka buat melihat berbagai hal.
Dalam kepercayaan Buddha, terdapat 2 jenis mata, pertama mata batin atau mata kebijaksanaan, yang melihat dunia Dhamma, yang jua dikenal menjadi mata Ketiga Sang Buddha, sementara yg lainnya disebut mata luar yg juga diklaim menjadi mata material yang melihat dunia luar.
Oleh karenanya, dapat ditinjau dan dipahami menggunakan gampang bahwa mata di patung Buddha serta kepala Buddha juga terdapat 2 macam. Mata material merupakan 2 mata yang melihat global luar sementara mata batin, atau yang melihat Dhamma adalah yg ada di tengah dua mata material. Mata batin ini juga dikenal sebagai urna.

Tiga Latihan menurut Sang Buddha

Semua ajaran Buddha dibagi menjadi tiga pelatihan: kebijaksanaan, disiplin, serta meditasi. "Pandangan Benar" adalah bagian menurut pelatihan kebijaksanaan, serta itu mengajarkan kita bagaimana mulai melihat hal-hal menggunakan cara yang sahih.

"Pandangan Benar" dalam konteks ini nir berarti melihat sesuatu yg visual menggunakan mata kita. Pada waktu pertama saat kita melihat sesuatu menggunakan mata kita, sebelum pikiran konseptual timbul, kita mungkin mempunyai sekilas tentang kebenaran. Namun, pada saat berikutnya, kita mulai menanggapi objek itu menurut emosi serta syarat batin kita.

Semua Buddha memiliki mata kebijaksanaan yg jua dianggap “mata ketiga.” Seringkali pada lukisan Buddha yang suci, kita bisa melihat bahwa ilahi digambarkan dengan mata ketiga di dahi mereka.

Mata ketiga terletak pada antara dua alis mata lainnya, serta melambangkan bahwa mata kebijaksanaan terbuka. Para buddha dapat melihat begitu banyak melalui mata kebijaksanaan mereka yg belum kita sadari.

Mata kebijaksanaan kita tidak terbuka. Yang kita miliki merupakan dua mata fisik biasa yang kita warisi berdasarkan ayah serta mak kita. Mata fisik ini merupakan bagian dari "tubuh sakit" fisik kita yg dibentuk oleh emosi kita.
Tanpa mata kebijaksanaan, seluruh yg kita lihat hanya akan sebagai kebenaran nisbi. Bagaimana kita mengukur kecantikan akan sebagai hasil pribadi menurut hukuman alam serta emosi individu kita.

Menurut emosi-emosi ini, objek yg sama dapat mempunyai banyak nilai yang berbeda buat orang yang berbeda.

Melalui training kebijaksanaan, kita mampu mulai melihat dengan jelas serta lengkap, dengan cara yg belum pernah kita lihat sebelumnya.

Melalui mata kebijaksanaan, kita bisa mulai melihat kebenaran yg lebih universal atau hakiki. Inti berdasarkan kepercayaan Buddha merupakan training melihat kebijaksanaan universal ini.

Pelatihan disiplin merupakan pembinaan yang paling penting dari semuanya. Melalui disiplin, kita belajar buat membawa pembinaan kebijaksanaan serta meditasi ke pada hayati kita.

Disiplin "konduite etis" ini sangat krusial buat integrasi kebijaksanaan dan meditasi yang sempurna ke pada setiap aspek kehidupan kita.

Pembicaraan mengenai meditasi adalah nir sama dengan mempraktekkan meditasi. Kadang-kadang kita membutuhkan beberapa petunjuk pada melakukan pelatihan meditasi, lantaran kita tidak selalu mengetahui bagaimana cara untuk bermeditasi. 

Meditasi semacam cara buat menggali diri menurut fantasi menuju fantasi atau imajinasi. Sang Buddha mengajurkan kita untuk melatih dan melihat benda-benda yg terdapat pada mereka sebenarnnya.

Tujuan primer dari training meditasi adalah buat belajar hidup dengan penuh kesadaran, sadar dari waktu ke ketika.

Tidak hanyut sang peristiwa-kejadian yg sudah lampau menggunakan melekati atau menyesalinya, ataupun hanyut oleh angan-angan ke masa yang akan datang menggunakan pengharapan dan rasa cemas, tetapi kita sadar dari ketika ke ketika, apa yg sebenarnya terjadi disini serta kini .

Comments