Pengertian Dan Definisi Ergonomi
Istilah “ergonomi” dari dari bahasa latin yaitu Ergon (Kerja) serta Nomos (Hukum Alam) serta dapat didefinisikan menjadi studi tentang aspek-aspek insan pada lingkungan kerjanya yg ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen serta desain/perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan oprimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan serta kenyamanan manusia di tempat kerja, di tempat tinggal , dan tempat rekreasi. Didalam ergonomi diharapkan studi mengenai sistem dimana insan, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi menggunakan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja menggunakan manusianya. Ergonomi diklaim juga sebagai “ Fuman Factors”. Ergonomi juga dipakai oleh berbagai macam ahli/profesional dalam bidangnya misalnya : ahli anatomi, arsitektur, perancangan produk industri, fisika, fisioterapi, terapi pekerjaan, psikologi dan teknik industri. (Definisi diatas berdasarkan dalam Internasional Ergonomics Association). Selain itu ergonomi jua dapat diterapkan buat bidang fisiologi, psikologi, perancangan, analisis, buatan, penilaian proses kerja serta produk bagi wiraswastawan, manajer, pemerintahan, militer, dosen serta mahasiswa. (Nurmianto, 2004)
Mendefinisikan istilah ergonomi yaitu “Suatu cabang ilmu yg sistematis untuk memanfaatkan liputan-innformasi mengenai sifat, kemampuan serta keterbatasan manusia buat merancang sistem kerja sebagai akibatnya orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik, yaitu mencapai tujuan yg diinginkan melalui pekerjaan itu, dengan efektif, aman serta nyaman”. (Sutalaksana, 2004:61)
Definisi yg mampu dibentuk buat mengungkapkan arti ergonomi misalnya human factors, human factors engineering, human engineering, engineering psychology, applied ergonomics, industrial ergonomics dan/atau industrial engineering. Tujuan utamanya merupakan memperoleh kesesuaian antara kebutuhan menggunakan rancangan, pengembangan, implementasi serta evaluasi sistem manusia mesin serta lingkungan fisiknya supaya lebih produktif, nyaman, kondusif serta memuaskan untuk penggunaannya (Wignjosoebroto, 1995:54).
Beberapa ahli mendefinisikan Ergonomi sebagai berikut :
1. Nurmianto Eko pada bukunya yaitu Konsep Dasar serta Aplikasinya, 2004, ergonomi bisa didefinisikan menjadi studi mengenai aspek-aspek manusia pada lingkungan kerjanya yang dipandang secara anatomi, fisiologi, engineering, manajemen serta desain/perancangan.
2. Iftikar Z. Sutalaksana dalam bukunya yaitu Teknik Tata Cara Kerja, 2006, mendefinisikan ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis buat memanfaatkan warta-liputan tentang sifat, kemampuan serta keterbatasan insan buat merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu menggunakan baik, yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu, menggunakan efektif, kondusif, sehat,nyaman, dan efisien.
3. Sritomo Wignjosoebroto pada bukunya yaitu Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, 1995, mendefinisikan ergonomi merupakan suatu disiplin ilmu yang herbi perancangan serta pembuatan alat-alat sang insan sehingga manusia dapat menggunakannya secara efektif serta aman serta membangun kesesuaian pada lingkungan pekerjaan dan kehidupan mereka.
Sejarah Ergonomi
Istilah “Ergonomi” mulai dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi aktivitas yang berkenaan dengannya telah bermunculan puluhan tahun sebelumnya. Hal ini dapat pada lihat saat insan masih mengunakan batu menjadi indera bantu pada melakukan aktivitasnya, dalam awalnya batu yang pada pakai merupakan batu alami, tetapi seiring berjalannya waktu mereka merubah indera tersebut menjadi lebih runcing yang membuat indera tersebut lebih bermanfaat. Keadaan tadi menerangkan bahwa insan telah mengenal ergonomi walaupun penerapannya nir secara matematis bahkan terkesan kebetulan. Istilah ergonomi tidak sama pada aneka macam negara, seperti “Arbeltswisssenchchaft” pada Jerman, “Bioteknologi” pada Negara-negara Skandinavia, sedangkan di Amerika istilah ergonomi lebih di kenal menggunakan Human Engineering atau Human Factors Engineering. Perbedaan nama-nama diatas hendaknya tidak dijadikan kasus, karena secara praktis, kata-istilah tersebut mempunyai maksud yg sama. Pada mulanya ergonomi banyak dikuasai oleh pakar psikologi, dimana pada ketika itu pemilihan operator merupakan hal yang paling di utamakan. Kenyataannya, walaupun kita menerima operator yg berprestasi dan memiliki keahlian tinggi, tetapi output akhir nir selamanya memuaskan. Salah satu penyebabnya adalah sistem kerja yg di rancang tidak memperhatikan kemampuan serta keterbatasan operator itu sendiri. Hal ini terbukti dengan konkret pada waktu perang global II. Pesawat terbang, senjata serta alat-alat lainnya yg dibuat serba otomatis sebagai nir digdaya keguanaannya misalnya hancurnya pesawat terbang, bom serta peluru yg nir mengenai target, ditimbulkan tidak lain lantaran operator tidak mampu menguasai operasi yg kompleks berdasarkan alat tadi. (Sutalaksana, 2006:72)
Dasar Keilmuan dari Ergonomi
Banyak penerapan ergonomi yang hanya dari sekedar “common sense” (dianggap suatu hal yg telah biasa terjadi), serta hal itu sahih, bila sekiranya suatu laba yang akbar mampu didapat hanya sekedar menggunakan penerapan suatu prinsip yg sederhana. Hal ini umumnya adalah kasus dimana ergonomi belum dapat diterima sepenuhnya sebagai indera buat proses desain, tetapi masih banyak aspek ergonomi yg jauh berdasarkan pencerahan manusia. Karakterisrik fungsional dari insan seperti kemampuan penginderaan berdasarkan insan. Waktu respon atau tanggapan, daya jangan lupa, posisi optimum tangan dan kaki untuk efisiensi kerja otot, serta lain-lain, adalah merupakan suatu hal yang belum sepenuhnya dipahami masyarakat umum . Agar didapat suatu perencanaan pekerjaan juga produk yg optimal dari pada tergantung serta wajib menggunakan “trial and eror” maka pendekatan ilmiah harus segera diadakan. (Nurmiano,2004:lima)
Ilmu-ilmu terapan yg poly berhubungan dengan fungsi tubuh manusia adalah anatomi dan fisiologi. Untuk menjadi ergonomi dibutuhkan pengetahuan dasar mengenai fungsi berdasarkan sistem kerangka otot, yg herbi hal tersebut merupakan kinesiologi (mekanika konvoi manusia) dan biomekanik (aplikasi ilmu mekanika teknik buat analisis sistem kerangka otot manusia). Ilmu ini akan menaruh kapital dasar untuk mengatasi perkara postur dan konvoi manusia ditempat serta ruang kerjanya. Disamping itu, suatu hal yang penting dalam penerapan ilmiah buat ergonomi merupakan antopometri (kalibrasi tubuh insan). Dalam hal ini terjadi penggabungan serta pemakaian data antopometri dengan ilmu-ilmu statistik yang sebagai prasyarat umumnya. (Nurmianto,2004:5)
Kegunaan dari penerapan ergonomi adalah buat :
a. Memperbaiki performasi kerja (menambah kecepatan kerja, keakuratan, keselamatan kerja serta mengurangi energi kerja yg hiperbola dan mengurangi kelelahan).
b. Mengurangi ketika yg terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan peralatan yg disebabkan “human error”
c. Memperbaiki ketenangan manusia dalam kerja
Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia
Anatomi merupakan susunan tubuh dan interaksi bagian-bagiannya satu sama lain. Anatomi regional menurut letak geografis bagian tubuh, serta setiap region atau wilayah, contohnya lengan tungkai, kepala, dada, serta seterusnya ternyata terdiri atas sejumlah struktur atau susunan yg umum didapati pada seluruh region. Dan fisiologi mengusut fungsi atau kerja tubuh manusia dalam keadaan normal. (Pearce, C, 1989:72)
Gambar Anggota mobilitas atas kanan, pandanan lateral, menggunakan lengah bawah terputar ke pada, menampakan kedudukan otot-otot utama berdasarkan lengan atas. Ibu jari diregangankan (dalam abduksi) buat mengendorkan tendon extensio berdasarkan lengan bawah menggunakan ini menandakan lekukan yg dikenal dengan Anatomical Sniff-Box (Kotak isap Anatomik)
(Sumber : Pearce, Evelyn, C, 1989, Anatomi serta Fisiologi buat Pramedis:38)
Gambar (Pandangan palmaris menurut tangan kiri yg membuktikan kedudukan sendi Metakarpal-Falanx. Otot Eninensia dan Hipotenaris, Fasia palmaris serta tendon yang melingkar pergelangan tangan dibawah Flexor Retinakular atau Ligamen Annalaris Anterior. Hal krusial buat ini adalah apabila menggunakkan bidai atau balutan gips agar pergelangan tangan tetap lurus sehingga nir menyentuh sendi Metakarpo-Falanx, namun berakhir di bawahnya, guna menyakinkan bahwa seorang bisa membengkokkan jari-jarinya diatas bidai, membentuk sudut tegak lurus dengan telapak tangan.
(Sumber : Pearce, Evelyn, C, 1989, Anatomi serta Fisiologi buat Pramedis:39)
Kerangka Anggota Atas (Tulang Pergelangan Tangan serta Tangan)
Tulang tangan disusun dalam beberapa grup. Karpus (tulang pangkal tangan atau tulang yang masuk gugusan pergelngan, adalah tulang pendek. Metakarpal membangun kerangka tapak tangan serta berbentuk tulang pipa. Falaxn adalah tulang jari serta berbentuk tulang pipa. (Pearce, C, 1989:72)
Gambar Pandangan anterior berdasarkan tulang pergelangan dan tangan kanan, beserta nama interaksi kedudukan terhadap satu-satu tulang.
(Sumber : Pearce, Evelyn, C, 1989, Anatomi dan Fisiologi buat Pramedis:73)
Otot Kerangka
Otot dikaitkkan dalam tulang, tulang rawan, ligamen serta kulit. Yang pribadi terletak dibawah kelit datar, dan yang pada anggota mobilitas panjang. (Pearce, C, 1989:102)
Gambar Otot tangan, serta otot tepi diatas sisi anterior lengah bawah (kanan)
(Sumber : Pearce, Evelyn, C, 1989, Anatomi serta Fisiologi buat Pramedis:111)
Gambar Otot di sisi posterior serta lengan bawah (kanan) menerangkan jua tendon extensor buat tangan dan yang berjalan bi bawah retinakulum
(Sumber : Pearce, Evelyn, C, 1989, Anatomi dan Fisiologi buat Pramedis:112)
Pemindahan Bahan Secara Manual
Perilaku serta posisi pemindahan material secara manual telah sebagai perhatian yang sangat krusial buat menciptakan perencanaan yang efisien dalam penanganan pekerjaan pemindahan material dan sludi buat melindungi pekerja menurut kecelakaan serta cedera. Berdasarkan output penelitian yg dibentuk oleh NIOSH diperoleh bahwa kecelakaan di industri ditimbulkan oleh penggunaan energi yang hiperbola yang selanjutnya berefek dalam cedera tulang belakang bagian bawah. Penelitian-penelitian buat mencari penyebab primer cedera tulang belakang ini sudah poly dilakukan galat satunya merupakan dengan dikembangkan model Biomekanika buat memperkirakan besarnya gaya yg menekan tulang belakang bagian bawah. Beberapa contoh Biomekanika sudah dikembangkan diantaranya contoh Biomekanika Statis bidang Sagital dikembangkan oleh Doti B. Chaffin (1975), contoh Biomekanika Dinamik bidang sagital dikembangkan oleh Ayoub serta EI-Bassousi (1978). Kedua contoh ini hanya bisa digunakan buat memprediksikan besarnya gaya tekan serta gaya geser di L51/SI untukpengangkatan pada bidang sagital. Model Biomekanika Statis bidang sagital dikembangkan lagi sang Haris Kustantio (1999) sehingga contoh Biomekanika inidapat dipakai Untuk berbagai posisi pengangkatan diantaranya pengangkatan asimetrik. Pada contoh Biomekanika Statik 3 dimensi ini tubuh manusia direpresentasikan sang tujuh segmen yaitu segmen betis kiri, segmen betis kanan, segmen paha kiri, segmen paha kanan, segmen badan dan ketua, segmen lengan kiri serta lengan kanan. Model Biomekanika ini mempunyai kelemahan yaitu segmen lengan mewakili lengan atas dan lengan bawah serta penentuan titik berat lengan yg berada dalam 50% panjang lengan. Atas dasar inilah perlu dilakukan pengembangan model Biomekanika Statis juga contoh Biomekanika Dinamik supaya bisa lebih representatif buat memodelkan tubuh manusia dan representatif dipakai buat aneka macam posisi pengangkatan material secara manual. Pekerjaan pengangkatan di industri memiliki posisi serta metoda pengangkatan yang bhineka diantaranya pengangkatan penurunan dalam bidang sagital, dan pengangkatan/penurunan asimetrik. Masing-masing posisi ini akan memberikan pengaruh yang tidak sama pada tulang belakang bagian bawah.
Pemindahan bahan secara manual apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan menimbulkan kecelakaan dalam industri. Kecelakaan dalam industri (industrial accident) yg dianggap sebagai “Over exertion-lifting ang carrying” yaitu kerusakan tubuh yg diakibatkan oleh bebab angkat yang hiperbola. Data mengenai peristiwa tadi telah mencapai homogen-homogen 18% menurut sekuruh kecelakaan selama tahun 1982-1985 berdasarkan data statistik tentang kompensasi para pekerja pada negara bagian New South Wales, Australia. Dari data kecelakaan ini 93% diantaranya diakibatkan oleh Strain (rasa nyeri yg berlebihan) sedangkan lima% lainnya dalam hernia. Dari data mengenai Strain 61% diantaranya berada dalam bagian punggung. Sementara itu faktor yg berpengaruh terhadap timbulnya nyeri punggung (back injury), arah beban yg akan diangkat serta frekwensi kegiatan pemindahan. Resiko-resiko nyeri tersebut banyak dijumpai dalam beberapa industri menjadi berikut : (Nurmianto, 2004:152)
a. Industri berat
b. Pertambangan
c. Pemindahan material
d. Konstruksi / bangunan
e. Pertanian
f. Rumah sakit, dan lain-lain.
Back Injury yang diakibatkan menurut efek pemindahan beban jua banyak terdapat aktifitas rekreasi atau santai (Leisure). Usaha-usaha buat mengurangi hal tersebut merupakan dengan cara mengadakan pembinaan, pendidikan serta penyuluhan mengenai imbas negatifnya serta perhatian khusus pada perancangan produk yg nantinya akan dikonsumsi buat masyarakat. Beberapa aktifitas yang akan menimbulkan dampak sampingan negatif ( hazard ) tadi diantaranya :
a. Mengangkat beban berat dikantor/ perusahaan
b. Mengoprasikan alat-alat/ fasilitas kerja pada industri manufaktur juga jasa, serta lain-lain.
Pada seluruh perkara diatas masyarakat harus sadar bahwa dalam usia menengah (yaitu diatas 40 tahun) merupakan usia yg berpeluang besar buat menerima usia ini. Tetapi demikian kaum belia, diperlukan juga berhati-hati pada mengangkat beban secara repelitive (berulang).
Beberapa parameter yang harus diperhatikan merupakan menjadi berikut:
1. Beban yang wajib diangkat
2. Perbandingan antara berat beban serta orangnya
3. Jeda horizontal menurut beban terhadap orangnya
4. Berukuran beban yg akan diangkat (beban yg berdimensi besar akan mempunya jarak CG (center of gravity) yg lebih jauh berdasarkan tubuh, yg biasa mengganggu jeda pandangnya.