PENGERTIAN TES PENGUKURAN EVALUASI DAN PENILAIAN

Cara flexi----Kualitas pendidikan sangat dipengaruhi pula oleh kemampuan satuan pendidikan pada melaksanakan evaluasi serta evaluasi Dengan melakukan penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan bisa melihat sejauh mana keberhasilan kegiatan proses pembelajaran yg dilakukannya. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, dalam akhir program perlu dilakukan tes, pengukuran, serta evaluasi penilaian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan dan ketercapaian proses pembelajaran tadi. Berikut ini pengertian berdasarkan tes, pengukuran, dan penilaian penilaian tadi;
1.Pengertian Tes :

Tes dapat didefinisikan menjadi seperangkat tugas yang direncanakan buat memperoleh keterangan mengenai sifat pendidikan yang memiliki jawaban atau ketentuan yang dianggap sahih.

Menurut Riduwan (2006: 37) tes adalah serangkaian pertanyaan yg digunakan buat mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu / kelompok.menurut Allen Philips (1979:1-2) test diartikan sebagai indera digunakan untuk memperoleh data tentang suatu ciri dari individu atau gerombolan ). Menurut Rusli Lutan (2000:21) tes merupakan instrument yg dipakai buat memperoleh liputan tentang seorang atau obyek. 



2.Etika Tes

Kegiatan pengujian berperan sangat akbar pada system pendidikan dan system persekolahan.karena pentingnya itu maka setiap tindakan pengujian selalu menyebabkan kritik yg tajam menurut rakyat.

Kritik tadi antara lain:

a. Tes senantiasa akan mencampuri misteri pribadi peserta tes. Setiap tes berusaha mengetahui pengetahuan dan kemampuan peserta tes, yg dapat berarti membuka kelemahan serta kekuatan langsung seseorang. Di pada rakyat yang sangat melindungi akan hak dan misteri langsung,kasus ini seslalu akan menjadi somasi atau keluhan.


b. Tes selalu menimbulkan rasa cemas peserta tes.memang hingga bats eksklusif rasa cemas itu diperlukan buat bisa mencapai prestasi terbaik, namun tes tak jarang mengakibatkan rasa cemas yang nir perlu, yg justru dapat merusak seseorang mampu mendemonstrasikan kemampuan terbaiknya

c. Tes acapkali justru menghukum siswa yg kreatif.karena tes itu selalu menuntut jawaban yg telah ditentukan pola dan isinya, maka tentu saja hal itu tidak memberi ruang mobilitas yg cukup bagi anak yang kreatif.

d. Tes selalu terikat pad kebudayaan tertentu. Tidak ada tes hasil belajar yang bebas budaya. Karena itu kemampuan peserta tes buat memberi jawaban terbaik turut ditentukan oleh kebudayaan penyusun tes.

e. Tes hanya mengukur hasil belajar yg sederhana serta yang remeh. Hampir nir pernah terdapat tes hasil belajar yg sanggup menyampaikan tingkah laris peserta didik secara menyeluruh, yang justru sebagai tujuan utama pendidikan formal apapun.


3.Konsep Pengukuran


Pengukuran (measurement) merupakan proses anugerah nomor atau bisnis memperoleh pelukisan numeric menurut suatu tingkatan dimana seorang peserta didik sudah mencapai ciri tertentu. 
Pengukuran berkaitan erat dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif. 

Menurut beberapa pakar konsep pengkuruan diungkapkan seperti di bawah ini :
a. Menurut Kerlinger yang dikutip Sridadi (2007) pengukuran : menjadi pemberian angka pada obyek atau kejadian dari anggaran eksklusif.

b. Menurut Rusli Lutan (2000:21) pengukuran ialah proses pengumpulan berita.

c. Menurut Gronlund yang dikutip Sridadi (2007) pengukuran : suatu aktivitas buat memperoleh pelukisan numerik spesifik yang dimiliki individu.

d. Menurut wikipedia. Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, ataukapasitas, satuan pengukuran.

e. Menurut Sridadi (2007) pengukuran adalah suatu proses yg dilakukan secara sistematis untuk memperoleh besaran kuantitatif menurut suatu obyek tertentu menggunakan menggunakan alat ukur yg baku.

4.Konsep Evaluasi

Menurut John M. Echols serta Hasan Shadily: (1983)pengertian evaluasi asal menurut bahasa Inggris evaluation yg berarti penilaian atau penaksiran.dengan demikianEvaluasi merupakan aktivitas mengukur dan menilai. Mengukur lebih besifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif.
Definisi Evaluasi :
a.Menurut Rusli Lutan (2000:22) evaluasi merupakan proses penentuan nilai atau kelayakan data yang terhimpun.
b.Menurut Buana (www.fajar.co.id/news.php). Evaluasi adalah suatu aktivitas atau proses buat memilih nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan misalnya program pendidikan termasuk perencanaan suatu program, substansi pendidikan seperti kurikulum, pengadaan dan peningkatan kemampuan pengajar, pengelolaan pendidikan, dan lain-lain.
c.Menurut Sridadi (2007) penilaian : suatu proses yang dirancang secara sistematis serta terjadwal dalam rangka buat menciptakan cara lain -cara lain keputusan atas dasar pengukuran dan evaluasi yang telah dilakukan sebelumnya.
d.Allen Philips (1979: 1-2) evaluation is a complex term that often is misused by both teachers and students. It involves making decicions or judgements about students based on the extent to which instructional objectives are achieved by them. (evaluasi adalah suatu istilah kompleks yang tak jarang disalahgunakan sang para pengajar serta para anak didik. Evaluasi melibatkan pembuatan keputusan atau penghakiman tentang para siswa didasarkan pada tingkat sasaran hasil yg dicapai oleh mereka.
e.Menurut Sutarsih dan Kadarsih yg dikutip oleh Sridadi (2007) penilaian : suatu proses buat menaruh atau memilih nilai pada obyek eksklusif dari suatu kriteria eksklusif.
f.Adams (1964) pada bukunya “Measurement and evaluation in education, psychology, and guidance” menjelaskan bahwa kita mengukur berbagai kemampuan siswa.
g.Daniel L. Stufflebeam dan Anthony J. Shinkfield (1985) penilaian merupakan kegiatan membandingkan tujuan menggunakan output serta juga adalah studi yg mengkombinasikan penampilan dengan suatu nilai eksklusif.
h.Robert L. Thorndike serta Elizabeth Hagen (1961) penilaian berhubungan dengan pengukuran.evaluasi pula meliputi evaluasi tentang apa yang baik serta apa yang diperlukan. Dengan demikian hasil pengukuran yg sahih merupakan dasar yg kokoh buat melakukan penilaian.
i.Evaluasi bisa dibagi sebagai 2, yaitu penilaian formatif serta penilaian sumatif.evaluasi formatif dilakukan menggunakan maksud memantau sejauh manakah suatu proses pendidikan telah berjalan sebagaimana yg direncanakan. Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan buat mengetahui sejauhmana peserta didik sudah bisa berpindah dari suatu unit pedagogi ke unit berikutnya.

5.Konsep Penilaian


Penilaian (assessment) merupakan penerapan aneka macam cara untuk memperoleh kabar tentang sejauh mana output belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana guru (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) sudah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari aktivitas pembelajaran yang dikelola bisa dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional menurut aktivitas pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.
Konsep Penilaian menurut peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan, Penilaian terhadap proses dan hasil belajar secara internal serta eksternal. Penilaian internal adalah evaluasi yg dilakukan oleh pengajar pada ketika pembelajaran berlangsung. Sedangkan evaluasi eksternal adalah penilaian yang dilakukan oleh pihak luar yg nir melaksanakan proses pembelajaran, umumnya dilakukan sang suatu institusi /lembaga baik didalam juga diluar negeri.
Ada empat macam kata yg berkaitan menggunakan konsep penilaian dan sering kali digunakan buat mengetahui keberhasilan belajar berdasarkan peserta didik yaitu : (1) pengukuran, (dua) pengujian, (3) penilaian dan (4) evaluasi. Namun diantara keempat istilah tadi pengertiannya masih seringkali dicampuradukan, padahal keempat kata tadi mempunyai pengertian yang tidak sinkron.
Sebenarnya proses pengukuran, penilaian, penilaian dan pengujian adalah suatu kegiatan atau proses yang bersifat hirarkis. Artinya aktivitas dilakukan secara berurutan serta berjenjang yaitu dimulai berdasarkan proses pengukuran kemudian evaluasi serta terakhir penilaian. Sedangkan proses pengujian adalah bagian menurut pengukuran yg dilanjutkan menggunakan aktivitas penilaian.

6.Pengertian Assesment

a.Menurut Buana (www.fajar.co.id/news.php). Assessment adalah alih-bahasa berdasarkan kata penilaian. Penilaian digunakan dalam konteks yg lebih sempit daripada penilaian dan umumnya dilaksanakan secara internal. Penilaian atau assessment adalah kegiatan menentukan nilai suatu objek, seperti baik-buruk, efektif-tidak efektif, berhasil-nir berhasil, serta semacamnya sesuai menggunakan kriteria atau tolak ukur yg sudah ditetapkan sebelumnya.

b. Menurut www.elook.org/dictionary/assessment.htmpenilaian adalah penggolongan seorang atau sesuatu berkenaan dengan harganya.

c.Menurut Angelo (1991: 17) Penilaian Kelas adalah suatu metode yg sederhana bisa memakai fakultas (sekolah) buat mengumpulkan umpan balik , awal dan setelahnya, pada seberapa baik para murid mereka belajar apa yg mereka ajarkan.

d.Menurut Suharsimi yg dikutip oleh Sridadi(2007) penilaian adalah suatu usaha yg dilakukan pada pengambilan keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik-tidak baik → bersifat kualitatif.

e.Menurut Depag yang dikutip Sridadi (2007) evaluasi merupakan suatu usaha buat mengumpulkan aneka macam berita secara berkesinambungan dan menyeluruh mengenai proses dan hasil belajar yg sudah dicapai oleh anak didik melalui kegiatan belajar mengajar yg ditetapkan sehingga dapat dijadikan dasar buat memilih langkah selanjutnya.

f.Menurut Rusli Lutan (2000:9) “assessment termasuk aplikasi tes serta evaluasi. Asessment bertujuan untuk menyediakan keterangan yg selanjutkan dipakai buat keperluan fakta.


DAFTAR PUSTAKA
Angelo, T.A., (1991). Ten easy pieces: Assessing higher learning in four dimensions. In Classroom research: Early lessons from success. New directions in teaching and learning (#46), Summer, 17-31.
Buana.(2005).ujian NasionalPenilaian atau Evaluasi. www.fajar.co.id/news.diakses tanggal 20 September 2007
Phillips, Allen D. (1979). Measurement and Evaluation in physical education. Canada: John Whiley & Sons, Inc.
Rusli Lutan. (2000). Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sridadi. (2007). Diktat Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Penjas. Yogyakarta: FIK UNY
William Shockley. Id.wilkipedia.org/wiki/pengukuran). Diakses tanggal 20 September 2007
Wolf, Richard, M. (1984). Evaluation in education. New York: Praeyer Publishers

HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM SUATU ORGANISASI

Hubungan Komunikasi Dalam Suatu Organisasi
A. HUBUNGAN KOMUNIKASI
Untuk mencapai tujuan suatu organisasi, diharapkan adanya suatu proses komunikasi yang bisa mentransfer pesan-pesan menurut pengirim ke penerima pesan. Secara umum. Komunikasi mempunyai dua fungsi krusial dalam organisasi: (1) komunikasi memungkinkan orang-orang buat saling bertukar kabar; (2) komunikasi membantu menghubungkan sekelompok anggota pada organisasi yg terpisah menurut anggota lainnya.

Umumnya organisasi sangat tergantung pada komunikasi buat mencapai tujuannya. Penelitian yg dilakukan sang J. Michael Sproul menunjukkan bahwa, orang-orang dalam organisasi menggunakan 69 persen menurut hari-hari kerja mereka menggunakan memakai komunikasi mulut, baik itu berbicara, mendengar, menulis ataupun membaca. Namun, nir berarti bahwa bentuk komunikasi yg lain, yaitu komunikasi nonverbal nir penting bagi suatu organisasi.

Berikut ini akan diuraikan beberapa kegiatan organisasi yg berkaitan dengan pertukaran warta.

a. Menetapkan Tujuan
Kebanyakan organisasi memiliki banyak sekali macam tujuan, baik yg bersifat formal juga nonformal. Untuk bisa memutuskan suatu tujuan, mereka yang terlibat dalam organisasi baik staf manajemen puncak , manajemen menengah, manajemen bawah serta karyawan, perlu melakukan aneka macam pembahasan yang berfokus dan relatif matang.

Tujuan organisasi bisa didefinisikan dalam arti keuangan (finansial), mutu produk, penguasaan pasar, kepuasan karyawan, atau menaruh pelayanan bagi pelanggan. Dalam tetapkan banyak sekali macam tujuan organisasi tersebut, sangat diharapkan pertukaran informasi atau komunikasi antar unit yang terdapat dalam organisasi tadi.

b. Membuat serta Melaksanakan Keputusan
Tujuan yang sudah ditetapkan pada suatu organisasi bisa tercapai apabila orang-orang dalam organisasi tadi menciptakan keputusan-keputusan yang mendukung terlaksananya tujuan, dan mematuhi keputusan yg sudah disepakati. Untuk menciptakan keputusan-keputusan yang mendukung tujuan organisasi, mereka harus mengumpulkan kabar-berita supaya bisa melakukan evaluasi terhadap banyak sekali pilihan/cara lain yang terdapat, menggunakan cara membaca, bertanya kepada orang lain, dan sebagainya. Jika suatu keputusan telah diambil, keputusan tersebut wajib dilaksanakan, serta hal ini memerlukan lebih banyak komunikasi.

c. Mengukur Prestasi Kerja
Saat keputusan telah dilaksanakan, manajemen perlu melakukan pengukuran untuk mengetahui apakah hasil yang dibutuhkan sudah tercapai. Pengukuran prestasi kerja mencakup beberapa faktor, diantaranya: biaya , penjualan, pangsa pasar, produktivitas, tingkat perputaran karyawan, dan taraf persediaan yg terdapat.

d Merekrut dan Mengembangkan Staf
Jika suatu perusahaan ingin merekrut seseorang, ia wajib mengumumkan secara terbuka, meneliti resume, dan melakukan wawancara dengan pelamar sehingga dapat dipengaruhi orang yg sahih-benar cocok buat menduduki jabatan yg tersedia. Selanjutnya, karyawan baru perlu diperkenalkan dengan staf organisasi.

Sebagai orang baru dalam suatu organisasi, beliau juga perlu diberi umpan pulang (feedback) atas prestasi yg sudah beliau capai, baik pada bentuk penghargaan, pengakuan, juga tanggung jawab yang lebih tinggi. Dalam kaitan ini, komunikasi akan lebih poly diharapkan serta sebagai penting ialah.

e. Pelayanan Pelanggan
Semua organisasi akan berhubungan dengan para customer (internal dan eksternal) atau pelanggannya dengan menggunakan komunikasi, baik pada bentuk formal maupun nonformal. Harga yang tertera pada suatu produk, nama kelompok produk yang tertulis dalam rak-rak, serta berbagai macam bentuk simbol seperti arah panah, serta sejenisnya pula adalah bentuk komunikasi yg mungkin dipakai sang suatu organisasi dalam berhubungan dengan pelanggan atau konsumennya.

Dalam kaitannya menggunakan pelayanan pelanggan (customer service), komunikasi juga mempunyai peranan krusial, misalnya dalam bagian pengecekan kredit, tagihan-tagihan, menjawab telepon berdasarkan konsumen, juga penanganan kasus-kasus yang berkaitan dengan pengaduan berdasarkan konsumen. Kegiatan-kegiatan tadi dengan sendirinya memakai banyak komunikasi.

f. Negosiasi dengan Pemasok
Untuk menerima harga produk yang baik, manajemen pada suatu perusahaan perlu mengadakan negosiasi dengan pernasok maupun pemberi pinjaman. Setelah menerima bantuan dana yg diperlukan, mereka wajib secara rutin menaruh laporan perkembangan perusahaannya kepada pihak-pihak yg terkait.

Melakukan perundingan menggunakan berbagai pihak dan menyampaikan laporan perkembangan suatu perusahaan kepada pihak lain yang berkepentingan, tentu saja memerlukan komunikasi yang dapat memuaskan ke 2 belah pihak yg sedang bernegosiasi.

g. Membuat Produk
Untuk menuangkan ilham atau gagasan tentang produk baru, lalu menempatkannya dalam proses produksi, sampai akhirnya sebagai suatu produk yang siap dipasarkan, dibutuhkan komunikasi. Scorang perancang (designer) merancang produk; pemasar melakukan penelitian pasar; dan manajer penjualan melakukan penjualan. Kegiatan-kegiatan pada atas memerlukan poly komunikasi, baik komunikasi antara manajer menggunakan karyawan, antara karyawan yg satu menggunakan yg lain, atau antara bagian pemasaran dengan para pelanggan. Dengan istilah lain, proses produksi erat kaitannya dengan komunikasi.

h. Berinteraksi menggunakan Peraturan yg Ada
Komunikasi bukan saja terjadi pada tubuh perusahaan, namun jua antara perusahaan dengan pemerintah. Sebagai wakil rakyat, pemerintah sudah seharusnya melindungi kepentingan rakyat.

Untuk itulah, pemerintah menyusun peraturan yg bertujuan buat memberi perlindungan bagi rakyat luas dari tindakan sewenang-wenang perusahaan, contohnya peraturan yg berkaitan dengan perlindungan keselamatan kerja, agunan hari tua, penentuan upah minumum regional (UMR), penentuan waktu (lamanya) jam kerja, pencemaran lingkungan, serta penentuan lokasi bisnis. Kegiatan-kegiatan. Tersebut memerlukan. Komunikasi juga.

B. POLA KOMUNIKASI
Meskipun sernua organisasi wajib melakukan komunikasi dengan berbagai pihak dalam mencapai tujuannya, tetapi perlu diketahui bahwa pendekatan yg digunakan antara satu organisasi menggunakan organisasi yg lain bisa bervariasi atau bhineka. Bagi perusahaan yang berskala mini yg hanya memiliki beberapa karyawan, maka penyampaian warta bisa dilakukan secara pribadi pada para karyawannya tadi. Tetapi, lain halnya menggunakan perusahaan besar yang memiliki ratusan bahkan ribuan karyawan, maka penyampaian mformasi pada mereka adalah suatu pekerjaan yang relatif rumit.

Bagaimana pola komunikasi terjadi dalam suatu organisasi? Secara generik, pola komunikasi (patterns of communications) bisa dibedakan ke pada saluran komunikasi formal (formal communications channel) dan saluran komunikasi nonformal (informal communications channel).

1. Saluran Komunikasi Formal
Dalam struktur organisasi garis, fungsional, juga matriks, akan nampak berbagai macam posisi atau kedudukan masing-masing sinkron dengan batas tanggung jawab dan wewenangnya. Dalam kaitannya menggunakan proses penyampaian liputan berdasarkan pimpinan pada bawahan ataupun berdasarkan manajer ke karyawan, maka pola transformasi informasinya dapat berbentuk komunikasi menurut atas ke bawah, komunikasi menurut bawah ke atas, komunikasi horizontal, serta komunikasi diagonal. Selanjutnya, akan dibahas tentang keterbatasan komunikasi formal (Montana, 1993; Greene, 1985).

a. Komunikasi berdasarkan Atas ke Bawah
Secara sederhana, transformasi keterangan berdasarkan pimpinan dalam semua level ke bawahan merupakan komunikasi menurut atas ke bawah (top-down atau downward communications). Aliran komunikasi berdasarkan atasan ke bawahan tadi, umumnya terkait dengan tanggung jawab dan kewenangannya pada suatu organisasi. Seorang manajer yg memakai jalur komunikasi dari atas ke bawah memiliki tujuan buat mengarahkan, mengkoordinasikan, memotivasi, memimpin, dan mengendalikan aneka macam kegiatan yang terdapat pada level bawah.

Komunikasi dari atas ke bawah tersebut bisa berbentuk ekspresi maupun tulisan. Komunikasi secara ekspresi dapat berupa percakapan biasa, wawancara formal antara supervisor dengan karyawan, atau bisa pula dalam bentuk pertemuan grup. Di samping itu, komunikasi berdasarkan atas ke bawah dapat berbentuk goresan pena misalnya memo, manual pembinaan, kotak warta, surat fakta, majalah, papan pengumuman, kitab petunjuk karyawan, juga buletin.

Menurut Katz serta Kahn, komunikasi berdasarkan atas ke bawah mempunyai 5 tujuan utama, yaitu:
1. Untuk menaruh pengarahan atau instruksi kerja tertentu.
2. Untuk memberikan kabar mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan.
3. Untuk memberikan warta mengenai mekanisme dan praktik organisasional.
4. Untuk memberikan umpan kembali pelaksanaan kerja kepada para karyawan.
5. Untuk menyajikan berita tentang aspek ideologi dalam membantu organisasi menanarnkan pengertian mengenai tujuan yg ingin dicapai.

Salah satu kelemahan menurut saluran komunikasi berdasarkan atas ke bawah ini adalah kemungkinan terjadinya penyaringan ataupun sensor informasi penting yg ditujukan ke para bawahannya. Dengan kata lain, warta yg diterima para bawahan sanggup jadi tidak selengkap aslinya.

b. Komunikasi menurut Bawah ke Atas
Dalam struktur organisasi, komunikasi dari bawah ke atas (bottom up atau upward communications) berarti alur keterangan asal berdasarkan bawahan menuju ke atasan. Informasi mula-mula dari menurut para karyawan selanjutnya disampaikan ke bagian pabrik, ke manajer produksi, dan akhirnya ke manajer umum.

Untuk mencapai keberhasilan komunikasi dari bawah ke atas, para manajer wajib sahih-sahih mempunyai rasa percaya pada para bawahannya. Kalau tidak, informasi sebagus apa pun dari bawahan nir akan berguna baginya, lantaran yang ada hanyalah rasa curiga atau ketidakpercayaan terhadap informasi tersebut.

Berikut ini merupakan sebuah bagan organisasi yg menggambarkan alur komunikasi berdasarkan bawah ke atas.
Salah satu kelemahan komunikasi berdasarkan bawah ke atas adalah adanya kemungkinan bawahan hanya membicarakan kabar (laporan) yang baik-baik saja (ABS/Asal Bapak Senang), sedangkan informasi yang agaknya memiliki kesan negatif atau nir disenangi oleh manajer cenderung disimpan dan tidak disampaikan. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan lantaran para bawahan beranggapan bahwa menggunakan hanya melaporkan hal yang baik-baik saja, beliau dapat menjaga atau menyelamatkan posisinya, serta menerima rasa arnan pada suatu organisasi tadi.

c. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal (horizontal communications) atau seringkali diklaim jua dengan istilah kornunikasi lateral (lateral communications) merupakan komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yg mempunyai posisi sejajar/sederajat pada suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal diantaranya buat melakukan persuasi, mempengaruhi, serta memberikan warta pada bagian atau departernen yang merniliki kedudukan sejajar.

Kebanyakan manajer senang melakukan tukar menukar fakta dengan teman-temannya pada departernen yang tidak sinkron, terutama jika ada masalah-masalah khusus pada. Suatu organisasi perusahaan. Komunikasi horizontal bersifat koordinatif pada antara mereka yang memiliki posisi sederajat, baik pada dalam satu departemen maupun di antara beberapa departemen.

d. Komunikasi Diagonal
Bentuk komunikasi yg satu ini memang relatif lain berdasarkan beberapa bentuk komunikasi sebelumnya. Kornunikasi diagonal (diagonal communications) melibatkan komunikasi antara. Dua tingkat (level) organisasi yg tidak sama. Contohnya merupakan komunikasi formal antara manajer pernasaran menggunakan bagian pabrik, antara manajer produksi dengan bagian promosi, antara manaJer produksi menggunakan bagian akuntansi, dan antara manajer keuangan dengan bagian penelitian.

Bentuk komunikasi diagonal memang menyimpang menurut bentukbentuk komunikasi tradisional yang terdapat, misalnya komunikasi dari bawah ke atas dan komunikasi menurut atas ke bawah. Suatu studi penelitian yg pernah dilakukan memperlihatkan bahwa, komunikasi lateral maupun komunikasi diagonal lebih poly diterapkan pada suatu organisasi yang berskala besar , manakala terdapat saling ketergantungan (interdependence) di antara bagian atau departemen-departemen yg terdapat pada organisasi tadi.

Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa laba, pada antaranya adalah:
  • Penyebaran warta bisa sebagai lebih cepat ketimbang bentuk komunikasi tradisional. 
  • Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menuntaskan perkara pada organisasi. 
Di samping mempunyai kebaikan atau laba, komunikasi diagonal ini jua mempunyai kelemahan. Salah satu kelemahan komunikasi diagonal adalah bahwa komunikasi diagonal bisa mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan sudah berjalan normal. Di samping itu, komunikasi diagonal pada suatu organisasi akbar sulit untuk dikendalikan secara efektif.

e. Keterbatasan Komunikasi Formal
Meskipun saluran komunikasi formal sangat krusial bagi organisasi akbar, namun ia mempunyai impak yang kurang menguntungkan baik menurut sudut pandang individual juga perusahaan.

Dilihat dari sudut pandang individual (perseorangan), komunikasi formal sering membuat frustrasi atau menjengkelkan bagi pihak tertentu, khususnya mengenai keterbatasan buat masuk ke dalam proses pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi akbar, buat bisa berkomunikasi dengan manajer puncak wajib terlebih dahulu melalui lapisan manajer yang terdapat pada bawahnya. Artinya, poly jalur yang harus dilewati untuk bisa berkomunikasi secara, pribadi menggunakan manajer puncak . 

Kemudian, bagaimana jika ditinjau menurut sudut pandang perusahaan? Dari sudut pandang perusahaan, kasus terbesar menggunakan saluran komunikasi formal merupakan kemungkinan keluarnya distorsi atau gangguan penyampaian liputan ke level yang lebih tinggi, karena setiap keterkaitan (link) pada jalur komunikasi dapat mendeskripsikan suatu kemungkinan munculnya kesalahpahaman.

Setiap pesan yang mengalir baik dari atas maupun bawah memungkinkan adanya perubahan terhadap pesan aslinya. Sebagai akibatnya, bawahan mungkin mendapat suatu fakta yg kabur dari atasannya; begitu jua para atasan (manajer puncak ) akan memperoleh suatu citra yang nir lengkap atau kurang pas terhadap apa yang sebenarnya terjadi di taraf bawah.

Kemudian, bagaimana mengatasi hal tersebut? Salah satu cara buat mengatasi kemungkinan terjadinya distorsi pada komunikasi adalah mengurangi jumlah tingkatan (level) dalam struktur organisasi. Semakin sedikit kaitan dalam jalur komunikasi, semakin sedikit kemungkinan terjadinya kesalahpahaman. Struktur organisasi flat/mendatar dengan tingkatan organisasi yang lebih sedikit, serta lebih poly rentang kendalinya (span of control) akan dapat membantu mengurangi terjadinya penyimpangan . Struktur organisasi flat dapat digambarkan dalam bagan berikut ini.

1. Saluran Komunikasi Informal
Bagan organisasi formal akan bisa mendeskripsikan bagaimana warta yg ada ditransformasikan dari satu bagian ke bagian yg lainnya sinkron menggunakan jalur hierarki yg terdapat. Tetapi dalam praktik, nampaknya garis-garis dan kotak-kotak yg tergambar pada struktur organisasi tidak mampu mencegah orang-orang dalam suatu organisasi buat saling bertukar liputan antara yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, keberadaan jaringan komunikasi informal dalam suatu organisasi tak dapat dielakkan. Jaringan ini bisa juga digunakan sang para manajer buat memantau para karyawannya pada melakukan tugas pekerjaan.

Dalam jaringan komunikasi informal, orang-orang yg ada dalam suatu organisasi tanpa mempedulikan jenjang hierarkhi, pangkat serta kedudukan/ jabatan, bisa berkomunikasi secara luas Meskipun hal-hal yang mereka perbincangkan umumnya bersifat umum, misalnya mengobrol mengenai humor yg baru didengar, famili, anak-anak, global olahraga, musik, program film, serta sinetron TV, kadangkala mereka juga bicara hal-hal yg berkaitan menggunakan situasi kerja yg terdapat dalam organisasinya. Lebih lanjut, banyak orang yg lebih percaya desas-desus atau rumor yang didapat menurut komunikasi informal menjadi sumber informasi dalam suatu organisasi. Mereka kadangkala tidak lagi menaruh kepercayaan terhadap liputan yang berasal menurut para manajer suatu organisasi.

C. CARA MENGELOLA KOMUNIKASI
Ada 2 hal yg perlu diperhatikan pada hal mengelola komunikasi, pertama: bagaimana menangani pesan-pesan yang bersifat rutin; kedua: bagaimana menangani krisis komunikasi. Kedua hal tersebut bisa dijelaskan ini dia.

1. Penanganan Pesan-pesan Rutin
Dalam organisasi akbar, pada umumnya volume pesan-pesan (tertulis) merupakan lebih banyak daripada pada organisasi yg berskala mini , namun semua perusahaan memusatkan perhatiannya dalam bagaimana memaksimumkan manfaat (benefit) berdasarkan kegiatan komunikasi menggunakan biaya (cost) tertentu. Untuk dapat memaksimumkan manfaat serta meminimumkan biaya tadi, manajer perlu memperhatikan aneka macam hal berikut.

a. Mengurangi Jumlah Pesan
Untuk menciptakan satu laman surat diharapkan ketika dan sumber-sumber (uang/bahan). Oleh karena itu, suatu organisasi harus memusatkan perhatiannya pada seberapa banyak surat-surat yang akan dikirim ke luar. Di samping itu, organisasi jua perlu menghitung berapa rata-rata porto yg dibutuhkan buat mencatat, mengetik, mengedit, serta mengirimkan surat dan berapa lama sebuah surat usaha bisa diselesaikan. Jika suatu pesan perlu disampaikan secara tertulis, sepucuk surat adalah investasi yg baik dan berharga. Tetapi, jika sebuah surat hanya akan menambah beban informasi yang akan disampaikan, mungkin lebih baik pesan disampaikan menggunakan cara lain , seperti melalui telepon atau tatap muka.

b. Instruksi yg Jelas
Kesalahan yang menyebabkan terhambatnya komunikasi, mungkin dapat dibebankan pada setiap orang yg terdapat dalam organisasi. Tetapi, dalam hal ini manajer memiliki tanggung jawab khusus buat membuat setiap orang pada organisasi mengetahui apa yang harus dilakukannya. Orang-orang yg bertugas melakukan komunikasi (komunikator) telah seharusnya memahami kebutuhan serta tujuan organisasi secara holistik, sehingga dapat menghindarkan dirinya dari kesalahan pada memberi instruksi. Komunikator jua perlu selalu mencari kejelasan suatu pesan, karena kebutuhan perusahaan yang terus berkembang secara bergerak maju menghipnotis arti setiap pesan. Di samping itu, manajer jua seharusnya permanen berkomunikasi dengan stafnya secara keseluruhan, buat menjaga hubungan menggunakan anggota staf, dan buat memberikan umpan pulang terhadap perkembangan suatu pesan.

c. Mendelegasikan Tanggung Jawab
Dalam suatu organisasi, tujuan organisasi secara keseluruhan dapat tercapai jika manajer mempunyai agama bahwa orang lain dapat menuntaskan pekerjaan yg dibebankan pada mereka. Hal ini penting, lantaran seorang manajer harus mendelegasikan beberapa pekerjaan komunikasi pada orang lain. Coba Anda bayangkan, bila seorang manajer bersikeras untuk mengerjakan ulang setiap pesan menggunakan gayanya sendiri.

d. Melatih Petugas
Seorang yang memegang pensil nir harus sebagai penulis yg baik; seseorang yg mempunyai suara yang menarik jua nir selalu dapat mengungkapkan sesuatu dengan jelas pada khalayak. Dalam kenyataannya, penulis maupun pembicara yang nir memiliki bakat alami dapat menjadi penulis dan pembicara yg baik melalui latihan-latihan yg teratur dan terpola menggunakan baik.

Oleh karena itu, suatu organisasi dianjurkan buat menyelenggarakan training. Keterampilan berkomunikasi bagi orang-orang yang pekerjaan atau tugasnya berhubungan erat menggunakan masalah komunikasi. Pelatihan ini meliputi paling nir preferensi gaya organisasi dan falsafah-falsafah komunikasi. Komunikator juga perlu mempertinggi serta memperlancar kemampuan berbahasa dan keterampilan presentasinya, sebagai akibatnya komunikasi mampu sebagai lebih baik serta lancar.

2. Penanganan Krisis Komunikasi
Mengelola arus pesan-pesan usaha dari hari ke hari merupakan suatu hal yang biasa, tetapi tes keterampilan komunikasi yang sebenarnya adalah pada waktu munculnya krisis komunikasi pada suatu organisasi. Mengapa demikian? Semakin akbar tantangan atau risiko yang wajib dihadapi, semakin tinggi taraf kernampuan atau keterampilan yg diperlukan. Krisis komunikasi ini adalah suatu ajang uji coba keterampilan yang cukup menantang.

Berikut ini merupakan beberapa model insiden yg menimpa suatu organisasi perusahaan yang wajib ditangani dengan seksama.

a. Kasus Pertama
Perusahaan Jamu PT. Kuku Raksasa memproduksi obat pegal linu dalam banyak sekali macam bentuk, baik dalam bentuk tablet, kapsul juga kaplet. Seorang wanita dikabarkan tewas global setelah minum obat pegal linu dari PT tersebut. Mendengar kejadian itu, aparat keamanan dan dinas kesehatan segera melakukan penyelidikan serta pemeriksaan pada tempat kejadian. Hasil sementara mengisyaratkan bahwa obat tadi mengandung suatu adonan zat yg berbahaya bagi insan. Setelah beberapa lama kematian itu terjadi, hasil inspeksi di laboratorium memberitahuakn bahwa penyebab kematiannya asal menurut obat yang diproduksi PT. Kuku Raksasa. Melihat peristiwa tadi, bagaimana pendapat Anda?

b. Kasus Kedua
Dalam beberapa peristiwa terpisah, dari laporan konsumen berdasarkan beberapa provinsi, ditemukan adonan zat-zat pengawet kuliner yang berbahaya dalam makanan bayi yg Anda produksi. Anda lalu melakukan pengecekan ke beberapa wilayah yg melaporkan hal tadi, namun nir menemukan bukti yang relatif mendukung klaim tersebut. Melalui penelaahan secara menyeluruh, nir ditemukan masalah baik pada bagian produksi maupun distribusi. Tetapi, perlu diingat bahwa fakta tentang tercampurnya zat-zat kimia berbahaya tadi sudah menyebar ke beberapa wilayah. Melihat kondisi itu, apa yg perlu dilakukan oleh perusahaan tadi?

c. Kasus Ketiga
Sebuah perusa-haan produsen penyedap masakan terpaksa didemo oleh warga rakyat yang ada pada kurang lebih daerah perusahaan tersebut. Warga masyarakat beropini bahwa dampak pembuangan limbah pabrik tersebut, sawah-sawah milik para petani tadi sebagai nir fertile lagi.

d. Kasus Keempat
Sebuah industri produsen memahami yang berlokasi pada lingkungan pemukiman masyarakat, belakangan ini menjadi bahan pembicaraan masyarakat rakyat. Mereka berpendapat bahwa industri tahu pada daerah tadi mengganggu rakyat terutama lantaran bau limbah memahami yg dialirkan melalui saluran-saluran air masyarakat setempat. Di samping itu, saluran-saluran air warga setempat menjadi keruh serta kotor lantaran limbah tahu tadi.

Cara penanganan krisis di suatu perusahaan akan tidak sinkron dengan perusahaan yang lain. Tetapi, yg kentara bahwa keluarnya krisis pada suatu perusahaan dapat mempunyai efek terhadap masa depan, baik itu produk maupun reputasi perusahaan yang bersangkutan. Berapa banyak porto yg wajib diharapkan untuk memperbaiki citra suatu perusahaan yang sedang dilanda krisis? Apabila suatu perusahaan gagal pada menangani krisis yang terjadi, maka reputasi perusahaan akan sebagai pudar dan kerugian tidak dapat dihindarkan.

Dalam kaitannya menggunakan krisis komunikasi tersebut, terdapat dua falsafah pada komunikasi, yaitu: (1) bersikap diam, tidak berkata sesuatu; atau (dua) katakan apa yg terjadi dan sesegera mungkin. Kedua pendekatan tersebut ternyata dapat diaplikasikan pada situasi konkret serta berhasil, sebagai contoh perusahaan Johnson & Johnson dan Gerber yg berpusat di Amerika.

Dalam situasi krisis komunikasi, ada beberapa hal yg dapat dilakukan, antara lain:
1. Siapkan tim yang terampil/cekatan dalam penanganan krisis.
2. Usahakan manajemen zenit segera bertindak dalam ketika krisis terjadi.
3. Ciptakan sebuah sentra kabar sebagai representasi perusahaan. Yang dilengkapi menggunakan banyak sekali peralatan elektronik komunikasi.
4. Ceritakan suatu insiden secara menyeluruh, terbuka, dan jujur. Jika memang ada yang galat, segera mohon maaf.
5. Tunjukkan keseriusan perusahaan, bukan saja melalui pernyataan tetapi pula melalui tindakan konkret.

D. MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI
Sebagaimana Anda ketahui, komunikasi merupakan suatu keterkaitan antara individu-individu dengan organisasi. Kemampuan Anda buat tahu apa yg sedang terjadi sangat tergantung dalam kepekaan Anda menjadi komunikator. Bila Anda memahami dinamika komunikasi, Anda akan dapat membaca secara akurat apa yg sedang terjadi dalam suatu organisasi. Keterampilan Anda dalam berkomunikasi akan sangat berpengamh terhadap keberhasilan Anda pada global usaha.

Apakah Anda seseorang sekretaris, pelatih manajemen, akuntan, analis keuangan, makelar, peneliti, seorang ahli asal daya insan, spesialis fakta, atau lainnya, Anda perlu kemampuan berkomunikasi menggunakan orang lain secara efektif dan efisien. Tetapi demikian, beberapa jenis pekerjaan memerlukan keterampilan komunikasi yang lebih akbar daripada yg lain. Sebagai model, seorang salesman perlu sebagai komunikator yang baik, dan jua seorang ahli hubungan rakyat (public relations).

Beberapa keterampilan khusus yang diharapkan dalam. Komunikasi bisnis adalah:
1. Membaca.
2. Mendengar.
3. Percakapannya menarik.
4. Wawancara.
5. Berdiskusi dengan gerombolan -grup kecil.
6. Berpidato dan presentasi.
7. Menulis surat, memo, serta laporan.

Barangkali, loka terbaik buat melakukan perbaikan program adalah menilai diri eksklusif secara jujur. Setiap orang berkeinginan buat membuatkan keterampilan berkomunikasi, dan mungkin Anda adalah seseorang pendengar yang baik, atau mungkin penulis yg baik. Dalam beberapa hari lalu, coba perhatilcan kemampuan Anda berkomunikasi, terdapat perbaikan atau tidak. Coba perhatikan cara Anda berkomunikasi, yg benar serta yang keliru. Selanjutnya, pusatkan serta kembangkan keterampilan Anda dalam bidang-bidang yang paling lemah. Cara terbaik buat mempertinggi kemampuan berkomunikasi merupakan melalui latihan-latihan atau praktik-praktik.