PENGERTIAN DAN FANFAAT DATA

Pengertian Dan Fanfaat Data 
Ada poly pengertian tentang data, secara sederhana data dapat diartikan sebagai berita mengenai sesuatu (www.ketut.web.id). Menurut Vercellis,(2009:6) pada risyana.wordpress.com, data mendeskripsikan sebuah representasi warta yang tersusun secara terstruktur, dengan istilah lain bahwa “Generally, data represent a structured codification of single primary entities, as well as of transactions involving two or more primary entities .” Sedangkan berdasarkan Wawan dan Munir (2006:1) dalam risyana.wordpress.com bahwa “Data merupakan nilai yg merepresantasikan deskripsi dari suatu objek atau kejadian.”

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, data adalah kabar yg benar serta nyata. Data juga dapat diartikan sebagai sesuatu yg dipakai atau diharapkan pada penelitian dengan memakai parameter tertentu yg telah ditentukan (Priyatno:2008). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data adalah suatu objek, peristiwa, atau berita yg terdokumentasikan menggunakan mempunyai kodifikasi terstruktur buat suatu atau beberapa entitas. 

A. JENIS-JENIS DATA
Dalam sebuah penelitian, terdapat dua macam jenis data (Priyatno:2008), yaitu :

1. Data Kualitatif
Data kualitatif merupakan data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka, namun berbentuk kata, kalimat, gambar, atau bagan.

2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan pada bentuk angka. Tipe-tipe data kuantitatif adalah sebagai berikut :

a. Data Nominal
Data nominal adalah ukuran yg paling sederhana, dimana angka yg diberikan pada objek memiliki arti sebagai label saja, dan nir menerangkan strata apapun (Moh. Nazir.2003). 

Ciri-ciri data nominal merupakan hanya mempunyai atribut, atau nama. Data nominal adalah data kontinum serta tidak mempunyai urutan. Bila objek dikelompokkan ke dalam set-set, dan pada seluruh anggota set diberikan angka, set-set tadi nir boleh tumpang tindih dan bersisa. Misalnya tentang jenis olah raga yakni tenis, basket dan renang. Kemudian masing-masing anggota set di atas kita berikan nomor , contohnya tenis (1), basket (2) serta renang (3). Jelas kelihatan bahwa nomor yg diberikan tidak memperlihatkan bahwa tingkat olah raga basket lebih tinggi dari tenis ataupun tingkat renang lebih tinggi menurut tenis. Angka tadi tidak memberikan arti apa-apa jika dibubuhi. Angka yg diberikan hanya berfungsi sebagai label saja. 

b. Data Ordinal
Bagian lain dati data kontimun merupakan data ordinal. Data ini selain mempunyai nama (atribut) juga mempunyai peringkat atau urutan. Angka yg diberikan mengandung strata. Ini digunakan untuk mengurutkan objek berdasarkan yg paling rendah sampai paling tinggi atau sebaliknya. Ukuran ini tidak menaruh nilai mutlak terhadap objek, tetapi hanya memberikan peringkat saja. Jika kita mempunyai sebuah set objek yg dinomori, dari 1 sampai n, contohnya peringkat 1, 2, tiga, 4, lima serta seterusnya, jika dinyatakan pada skala, maka jarak antara data yang satu menggunakan lainnya tidak sama. Ia akan memiliki urutan mulai dari yang paling tinggi sampai paling rendah. Atau paling baik hingga ke yg paling jelek. Misalnya dalam skala Likert (Moh Nazir.2003), mulai berdasarkan sangat sepakat, putusan bulat, ragu-ragu, nir sepakat sampai sangat nir putusan bulat. Atau jawaban pertanyaan tentang kesamaan rakyat buat menghadiri rapat generik pemilihan ketua wilayah, mulai dari tidak pernah absen menghadiri, menggunakan kode lima, kadang-kadang saja menghadiri, menggunakan kode 4, kurang menghadiri, menggunakan kode 3, tidak pernah menghadiri, menggunakan kode 2 hingga tidak ingin menghadiri sama sekali, dengan kode 1. Dari hasil pengukuran dengan menggunakan skala ordinal ini akan diperoleh data ordinal.

c. Data Interval
Pemberian nomor pada set berdasarkan objek yg mempunyai sifat-sifat berukuran ordinal serta ditambah satu sifat lain, yakni jeda yang sama pada pengukuran dinamakan data interval. Data ini menampakan jeda yang sama menurut karakteristik atau sifat objek yang diukur. Akan tetapi ukuran interval tidak menaruh jumlah mutlak berdasarkan objek yg diatur. Data yang diperoleh menurut output pengukuran memakai skala interval dinamakan data interval. Misalnya mengenai nilai ujian 6 orang mahasiswa, yakni A, B, C, D, E serta F diukur menggunakan ukuran interval pada skala prestasi dengan berukuran 1, dua, 3, 4, lima, dan 6, maka dapat dikatakan bahwa beda prestasi antara C dan A adalah tiga – 1 = dua. Beda prestasi antara C dan F adalah 6 – tiga = 3. Akan tetapi tidak sanggup dikatakan bahwa prestasi E merupakan lima kali prestasi A ataupun prestasi F adalah tiga kali lebih baik berdasarkan prestasi B. Dari hasil pengukuran dengan menggunakan skala interval ini akan diperoleh data interval.

d. Data Rasio
Data rasio merupakan data yg mempunyai rentang nilai 0 dan plus serta minus berdasarkan seluruh angka (Muhajir, 2007). Ukuran ratio bisa dibuat perkalian ataupun pembagian. Angka pada skala ratio bisa menerangkan nilai sebenarnya menurut objek yang diukur. Jika ada 4 orang pengemudi, A, B, C dan D mempunyai pendapatan masing-masing perhari Rp. 10.000, Rp.30.000, Rp. 40.000 dan Rp. 50.000. Bila dilihat dengan berukuran ratio maka pendapatan pengemudi C merupakan 4 kali pendapatan pengemudi A. Pendapatan D adalah lima kali pendapatan A. Pendapatan C adalah 4/3 kali pendapatan B. Dengan kata lain, ratio antara C serta A adalah 4 : 1, ratio antara D dan A merupakan lima : 1, sedangkan rasio antara C serta B adalah 4 : 3. Interval pendapatan pengemudi A dan C adalah 30.000. Dan pendapatan pengemudi C adalah 4 kali pendapatan pengemudi A. Contoh lainnya adalah berat badan bayi yg diukur dengan skala ratio. Bayi A mempunyai berat tiga Kg. Bayi B mempunyai berat 2 Kg serta bayi C memiliki berat 1 Kg. Jika diukur menggunakan skala Ratio, maka bayi A mempunyai ratio berat badan tiga kali menurut berat badan bayi C. Bayi B memiliki ratio berat badan dua kali dari berat badan bayi C, dan bayi C memiliki ratio berat badan sepertiga kali berat badan bayi A, dst. Dari output pengukuran menggunakan menggunakan skala rasio ini akan diperoleh data ratio. 

B. JENIS-JENIS METODE DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Dalam proses pengumpulan data tentu dibutuhkan sebuah indera atau instrument pengumpul data. Arti konsep instrument dalam penelitian adalah indera ukur, yaitu dengan instrument penelitian ini bisa dikumpulkan data menjadi alat buat menyatakan besaran atau persentase dan lebih kurangnya pada bentuk kualitatif dan kuantitatif. Sehingga menggunakan memakai instrument yg digunakan tersebut berguna sebagai alat, baik buat mengumpulkan data juga bagi pengukurannya. Sebelum tetapkan pemilihan dan penyusunan instrument perlu diperhatikan mengenai validitas dan reliabilitas instrument yang digunakan. Sebab dikhawatirkan terjadinya penggunaan instrument yg tidak valid serta tidak reliable, buat itu perlu diketahui validitas serta reliabilitas suatu instrument terlebih dahulu. Alat pengumpul data dapat dilakukan dengan memakai metode test serta metode non test.

Langkah-langkah yg perlu dilakukan dalam proses pengumpulan data merupakan menjadi berikut :
a. Peneliti harus mengetahui dimana, bagaimana data itu diperoleh. Hal ini sudah terpikirkan sewaktu peneliti melihat variable-variabel yang terdapat dalam perkara serta hipotesa penelitian.
b. Menyusun instrument sebagai alat buat mengumpulkan data tadi, serta sudah memutuskan data mana yg betul-benar diharapkan dan data mana yg perlu diabaikan. Semuanya telah disusun oleh peneliti dalam instrument yang digunakan.
c. Sudah memikirkan siapa-siapa yang jadi responden peneliti dan bagaimana cara menghubunginya dan siapa-siapa yang bisa membantu peneliti dalam mengembangkan kuosioner atau instrument tadi.
d. Orang yg membantu mengumpulkan data ini apakah telah dipersiapkan dengan pengetahuan untuk itu atau menggunakan kata lain apakan peneliti telah melatih atau memberi petunjuk dalam melakukan tugasnya. Apabila instrument peneliti adalah wawancara maka apakah pembantu peneliti ini sudah dibekali dengan cara-cara yang baik buat berwawancara menggunakan responden.
e. Apakah birokrasi yg perlu ditembus telah kita persiapkan dengan adanya surat-surat izin untuk meneliti seseorang atau instansi tertentu.
f. Apabila semuanya sudah dilakukan peneliti bertanya berapa jumlah data yang dibutuhkan. Apakah tidak mungkin terjadinya kekurangan jumlah yg peneliti inginkan karena terdapat instrument waktu pengisian tidak lengkap, nir paripurna serta yang hilang, dan sebagainya. Untuk dapatnya data sesuai menggunakan yang diinginkan maka diharapkan supaya peneliti memperkirakan kerusakan contohnya 10%. Untuk itu sebelum dijalankan sengaja kita tambahkan jumlahnya dengan 10% yang diperkirakan akan berkurang.
g. Setelah semua teknisnya dipenuhi, maka yang tidak kalah pentingnya merupakan biaya transportasi untuk mengumpulkan data tadi. Karena kadang kala seorang wajib berkali-kali menemui seseorang utnuk wawancara atau untuk mengisi instrument yang dipakai. Oleh karenanya dalam suatu proposal, peneliti umumnya sudah dapat memperkirakan berapa porto yang dibutuhkan buat biaya transportasi tadi di samping porto lainnya.

Untuk beberapa metode, kata bagi instrumentnya memang sama menggunakan metodenya, yaitu :
1) Instrumen untuk metode tes adalah tes atau soal tes.
2) Instrumen buat metode angket atau kuosioner adalah angket atau kuosioner.
3) Instrumen untuk metode observasi adalah check-list.
4) Instrumen buat metode dokumentasi merupakan panduan dokumentasi atau bisa juga check list.

Untuk lebih jelasnya, maka akan dibahas metode dan instrument pengumpulan data satu per satu.

a. Pengumpulan data dengan Metode Tes
Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan serta indera lain yang digunakan buat mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang di miliki sang individu atau grup. Dalam mengungkapkan tes ini akan disampaikan sekaligus alat ukur lain yang sifatnya terstandar. Ditinjau berdasarkan target atau objek yanga kan dinilai, maka dibedakan adanya beberapa macam tes dan alat ukur lain. 

1. Tes kepribadian atau personality tes
Yaitu tes yg dipakai buat mengungkap kepribadian seorang. Yang diukur bisa self konsep, kreativitas, disiplin, kemampuan spesifik, dsb.

2. Tes bakat atau aptitude tes
Yaitu tes yg digunakan buat mengukur atau mengetahui bakat seorang. 

3. Tes intelegensi 
Yaitu tes yg dipakai buat mengadakan estimasi atau asumsi terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara menaruh tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya. 

4. Tes perilaku atau attitude tes
Yaitu indera yg dipakai buat mengadakan pengukuran terhadap banyak sekali sikap seorang. 

5. Tes minat
Yaitu alat untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu. 

6. Tes prestasi atau achievement tes
Yaitu tes yg dipakai buat mengukur pencapaian seseorang sehabis mengusut sesuatu. Berbeda menggunakan yg lain-lain sebelum ini, tes prestasi diberikan sehabis orang yang dimaksud mengusut hal-hal sesuai dengan apa yg akan pada teskan. 

Dalam memakai metode tes, peneliti menggunakan instrument berupa tes, atau soal-soal tes. Soal tes terdiri dari poly buah tes (item) yang masing-masing mengukur satu jenis variabel.

b. Pengumpulan data menggunakan metode non tes
Untuk melengkapi data hasil tes akan lebih akurat hasilnya apabila dipadukan dengan data-data yg dihasilkan dengan menggunakan tehnik yg tidak sinkron, berikut tersaji indera pengumpul data dalam bentuk non tes.

1. Angket atau kuesioner
Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis dalam seorang atau sekumpulan orang buat menerima jawaban atau tanggapan dan informasi yg dibutuhkan sang peneliti. Kuesioner lebih baik digunakan buat mengumpulkan data atau warta daripada teknik wawancara, karena dalam wawancara peneliti harus mengadakan hubungan pribadi. Pertemuan langsung antara responden dengan peneliti ini memerlukan saat yg poly, apalagi apabila wajib menghubungi ratusan orang. Wawancara harus dilakukan sang orang yang mahir dalam hubungan personal serta nir mampu dilakukan sang seluruh orang. Sedangkan menggunakan berita umum dapat dilakukan sang banyak orang buat mengantar serta menjemput informasi lapangan tersebut setelah diisi oleh responden dan bisa pula dilakukan sang peneliti secara masal dalam suatu kelas tehadap siswa-anak didik atau mahasiswa pada waktu yang singkat. Kuesioner mampu disusun dibelakang meja menggunakan tenang serta bisa direvisi setiap saat jika terjadi kesalahan. Kuesioner bisa pula dilakukan pngirimanya melalui kantor pos serta pengembaliannya bisa melalui tempat kerja pos tadi.

Bentuk berita umum bisa pula berstruktur dab nir berstruktur seperti pada persiapan wawancara, isinya sangat tergantung berdasarkan kebutuhan peneliti. Dalam menyusun survey supaya lebih tepat sasarannya dan lebih gampang dalam menganalisisnya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut (Mardalis:1989) :
1. Kuesioner disusun sejelas mungkin, buat menghindari galat tafsir dari responden yg bervariasi.
2. Diusahakan pertanyaannya sesingkat mungkin dan jangan berbeli-belit.
3. Setelah terselesaikan disusun, sebelm diedarkan untuk kegiatan yang sebenarnya. Sebaiknya dilakukan uji coba dulu terhadap sebagaian responden lalu dianalisa serta bila ditemui kelemahan dan keuranan perlu dilakukan revisi.
4. Kalimat pada pertanyaan disusun yang bisa dimengerti serta diapahami sang setiap responden ( peneliti harus tau terlebih dahulu, bagaimana perkiraan jawaban responden).
5. Alternative jawaban yg dikendaji dibuat selengkap mungkin. Misalnya, jika dikatakan alat tulis, apakah pensil, boolpoin, dll).
6. Hindari pertanyaan yg merendah atau menyinggung perasaan responden.
7. Setelah survey dibuat peneliti mestinya sudah mengetahui bagaimana cara menghitung atau analisanya nanti. 

Dalam penyusunan instrument umumnya atau survey bertitik tolak berdasarkan variable yang dikemukakan pada hipotesa atau kasus penelitian, dari sana lalu baru dijabarkan kedalam item-item serta dimensi-dimensi pertanyaan. Jangan sampai mengajukan dan menciptakan pertanyaan yang tidak ada kaitanya dengan kasus yang sedang ditelitikarena akan merugikan dan tidak terdapat gunanya.

Kuesioner bisa dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung dalam sudut pandangan :

a. Dipandang menurut cara menjawab, maka terdapat :
1. Kuesioner terbuka, yang member kesempatan kepad responden untuk menjawab menggunakan kalimatnya sendiri.
2. Kuesioner tertutup, yg sudah disediakan jawabannya sebagai akibatnya responden tinggal memilih.

b. Dipandang dari jawaban yg diberikan, yaitu:
1. Kuesioner pribadi, yaitu responden menjawab tentang dirinya.
2. Kuesioner nir eksklusif, yaitu apabila responden menjawab mengenai orang lain.

c. Dipandang berdasarkan bentuknya, yaitu :
1. Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud merupakan sama menggunakan kuesioner tertutup.
2. Kuesioner isian, yg dimaksud merupakan kuesioner terbuka.
3. Check List, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan pertanda cek pada kolom yang sesuai.
4. Rating-Scale (Skala Bertingkat), yaitu sebuah pernyataan yg diikuti sang kolom-kolom yang memberitahuakn tingkatan-tingkatan. Misalnya mulai menurut sangat putusan bulat sampai sangat tidak setuju

Keuntungan Kuesioner :
1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
2. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
3. Dapat dijawab oleh responden berdasarkan kecepatannya masing-masing, serta dari ketika senggang responden.
4. Dapat dibentuk anonym, sehingga responden bebas amanah dan nir malu-memalukan menjawab.
5. Dapat dibentuk terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang sahih-sahih sama.

Kelemahan Kuesioner :
1. Responden tak jarang tidak teliti dalam menjawab sebagai akibatnya ada pertanyaan yg terlewati nir dijawab, pdahal sukar diulangi diberikan kembali kepadanya.
2. Sering kali sukar dicari validitasnya.
3. Walaupun dibentuk anonym, kadang-kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yg nir betul atau tidak jujur.
4. Sering kali tidak kembali, terutama apabila dikirim lewat pos.
5. Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu usang sebagai akibatnya terlambat.

Contoh Angket :
a. Bentuk Skala Liert
Bentuk ini dipakai apabila peneliti menginginkan data tentang pendapat responden mengenai masalah yg diteliti. Bentuk ini dapat dilakukan buat penilaian kuantitatif terhadap holistik atau setiap responden. Cara ini menggunakan memutuskan bobot jawaban terhadap tiap-tiap item atau sub item yg ditetapkan, pertanyaannya berbentuk positif atau negative. 

2. Interview (Wawancara)
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yg dipakai peneliti buat menerima warta-warta mulut melalui bercakap-cakap serta berhadap-hadapan mika dengan orang yang dapat menaruh berita dalam sipeneliti. Wawancara ini bisa dipakai untuk melengkapi data yg diperoleh melalui observasi. Apabila peneliti akan menggunakan teknik wawancara dalam penelitiannya perlu diketahui terlebih dulu: target, maksud, dan masalah apa yang diperlukan sipeneliti sebab dalam suatu wawancara bisa diperoleh berita yg berlainana dan terdapat kalanya tidak sesuai menggunakan maksud si peneliti. 

Secara fisik, interview bisa dibedakan atas interview terstruktur serta nir terstruktur. Seperti halnya kuesioner, interview terstruktur terdiri berdasarkan serenteten pertanyaan dimana pewawancara tinggal memberikan tanda cek (√) dalam pilihan jawaban yang sudah disiapkan. Interview terstandar kadang-kadang disembunyikan oleh pewawancara, akan tetapi tidak jua diperlihatkan kepada responden, bahkan respondenlah yg dipersilahkan menaruh pertanda.

Ditinjau dari pelaksanaannya, maka dibedakan atas :
a. Interview Bebas, inguided interview, dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja namun pula mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan. Dalam pelaksanaannya pewawancara tidak membawa pedoman apa yang akan ditanyakan. Kebaikan metode ini merupakan bahwa responden tidak menyadari sepenuhnya bahwa beliau sedang diinterview. Kelemahannya adalah arah pertanyaan kadang-kadang kurang terkendali.
b. Interview Terpimpin (Guided Interview), yaitu interview yg dilakukan sang pewawancara menggunakan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan jelas seperti yang dimaksud pada interview terstruktur.
c. Interview Bebas Terpimpin, kombinasi antara interview bebas serta terpimpin. Dalam melaksanakan interview, pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis akbar tentang hal-hal yang akan ditanyakan. 

Menginterview bukanlah pekerjaan yg gampang. Dalam hal ini pewawancara harus bisa membangun suasana kalem namun serius. Artinya bahwa interview dilakukan dengan benar-benar-benar-benar, tidak main-main, namun tidak kaku. Suasana ini krusial dijaga supaya responden mau menjawab apa saja yg dikehendaki sang pewawancara secara amanah.oleh karena sulitnya pekerjaan ini, maka perlu adanya pelatihan bagi pewawancara. Sebagai instrument interview adalah interview guide atau panduan wawancara.

Waktu mempersiapkan wawancara menggunakan responden perlu diperhatikan hal-hal berikut (Mardalis:1989):
a. Responden yg akan diwawancarai sebaiknya diseleksi supaya sesuai dengan data yg dibutuhkan.
b. Waktu berwawancara sedapatnya dilakukan sinkron dengan kesediaan responden.
c. Permulaan wawancara usahakan peneliti memperkenalkan diri serta menjelaskan maksud dan tujuan wawancara yg dilakukan.
d. Ketika bewawancara, peneliti sebaiknya berlaku misalnya orang ingin memahami dan belajar menurut responden serta jangan seperti orang menggurui terhadap responden. Hal ini krusial buat kelancaran wawancara.
e. Jangan sampai ada pertanyaan-pertanyaan yg nir diinginkan oleh responden.
f. Peneliti usahakan menunjukkan perhatian penuh terhadap pembicaraan responden. Jika terjadi pengalihan pembicaraan oleh responden peneliti dengan hati-hati meluruskannya ke sasaran pokok.
g. Melakukan penutupan pembicaraan dengan ucapan terima kasih.

3. Observasi
Observasi acapkali kali diartikan menjadi suatu arti yang sempit, yakni memperhatiakn sesuatu memakai mata. Di dalam pengertian psikologig, observasi atau yg diklaim menggunakan pengamatan, meliputi aktivitas penguatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan memakai seluruh alat indera. Jadi, mengobservasi bisa dilakukan melalui penglihatan, penciuman, telinga, raba, serta pengecap. Apa yg dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan pribadi. Di pada artian penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, informasi lapangan, rekaman gambar, rekaman suara. 

Jika diperhatikan lebih lanjut, observasi atau pengamatan ini dapat dibedakan sebagai dua observasi, yaitu :

a. Observasi Partisipasi
Dalam melakukan observasi partisipasi pengamat ikut terlibat pada kegiatan yang sedang diamatinya atau bisa dikatakan si pengamat ikut dan menjadi pemain. Pengamat mengamati sembari iktu berperan pada aktivitas tersebut. Yang perlu diperhatikan dalam observasi partisipasi ini adalah supaya si pengamat nir lupa tugas pokoknya, yaitu mengamati dan mencari data.

b. Observasi Simulasi
Diharapkan pengamat dapat mensimulasikan keinginannya dalam responden yang dituju sehingga responden dapat memenuhi keinginan pengamat yg membutuhkan liputan atau data berdasarkan responden. 

Observasi dapat dilakukan dengan 2 cara yang kemudian digunakan buat menyebut jenis observasi yaitu:
a. Observasi non sistematis, yg dilakukan sang pengamat menggunakan tidak menggunakan instrument pengamatan. 
b. Observasi sistematis, yang dilakukan sang pengamat menggunakan menggunakan pedoman menjadi instrument pengamatan. 

Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati. Dalam proses observasi, pengamat hanya memberikan indikasi dalam kolom tempat peristiwa timbul itulah sebabnya maka cara bekerja seperti ini dianggap dengan sistem pertanda ( sign system).

Sign system dipakai sebagai instrumen pengamatan situasi pengajaran sebagai sebuah potret sinkron pengajaran sebagai sebuah potret selintas (snap shot). Instrument tadi berisi sederetan sub_variable contohnya: pengajar memperlihatkan, guru menulis dipapan tulis, pengajar bertanya dalam grup, guru menjawab, murid bertanya, dll. Setelah pengamatan dalam satu periode tertentu contohnya lima mnt, seluruh insiden yg timbul di cek. Kejadian yang muncul lebih dari satu kali dalam satu periode pengamatan, hanya di cek satu kali. Dengan demikian akan diperoleh gambar tentang apa peristiwa yg timbul dalam situasi pengajaran. 

Dalam hal ini pengamat nir dapat memperhatikan variable yang terlalu banyak. Dengan demikian pada akhir pengamatan bisa disimpulkan di kelas mana partisipasi murid terjadi paling akbar.

4. Skala bertingkat (Rating) atau Rating Scale 
Rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yg dibuat berskala. Walaupun bertingkat ini mengahasilkan data yang kasar, tetapi cukup menaruh fakta. Instrumen ini dapat menggunakan mudah memberikan citra penampilan, terutama penampilan di pada orang menjalankan tugas, yang menerangkan frekuensi keluarnya sifat-sifat.

Rating-scale harus diinterpretasikan secara hati-hati karena disamping membuat gambaran yg kasar juga jawaban responden nir begitu saja gampang dipercaya. Sehubungan menggunakan ini Bregman serta Siegel pada Arikunto:2006 mendaftar hal-hal yang mempengaruhi ketidakjujuran jawaban responden yaitu: 
a). Persahabatan, 
b). Kecepatan mengira, 
c). Cepat menetapkan, 
d). Jawaban kesan pertama, 
e). Penampilan instrument, 
f). Prasangka.

Di dalam menyusun skala, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana memilih variable skala. Apa yang ditanyakan harus apa yang dapat diamati responden. Misalnya seorang guru ditanya mengenai jam kehadiran dan kepulangan kepala sekolah. Dia nir akan menjawab jika beliau sendiri selalu datang siang serta pulang awal.

5. Dokumentasi
Dokumentasi, dari dari ucapnya dokumen, yang adalah barang-barang tertulis. Di pada melaksanakan metode dokumentasi, peneliti memeriksa benda-benda tertulis seperti buku-kitab , majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dsb.

Dengan memakai serentetan kotak-kotak seperti ini dalam waktu mengumpulkan data melalui catatan-catatan yg memperlihatkan keadaan karyawan atau pegawai yang sebagai subjek penelitian memberikan tanda centang dalam kotak yang sesuai. Untuk merekam data berdasarkan beberapa orang karyawan, peneliti dapat menderetkan nama-nama subjek dibawah kotak-kotak tadi yg pada setiap aspek dijadikan sebagai judul table.

a. Check list, yaitu daftar variabel yg akan dikimpulkan datanya. Dalam hal ini peneliti tinggal memberikan pertanda atau tally setiap pemunculan data yang dimaksud.

Dalam pengertian yang lebih luas, dokumen bukan hanya yg berwujud goresan pena saja, tetapi bisa berupa benda-benda peninggalan misalnya prasasti serta symbol-simbol. Metode dokumentasi ini dapat adalah metode primer apabila peneliti melakukan pendekatan analisis isi . Buat penelitian dengan pendekatan lain pun metode dokumentasi jua memiliki kedudukan penting. Apabila peneliti memang cermat serta mencari bukti-bukti berdasarkan landasan aturan dan peraturan atau ketentuan, maka penggunaan metode dokumentasi menjadi nir terhindarkan. 

PENGERTIAN DAN FANFAAT DATA

Pengertian Dan Fanfaat Data 
Ada poly pengertian tentang data, secara sederhana data dapat diartikan sebagai berita mengenai sesuatu (www.ketut.web.id). Menurut Vercellis,(2009:6) pada risyana.wordpress.com, data menggambarkan sebuah representasi kabar yang tersusun secara terstruktur, menggunakan kata lain bahwa “Generally, data represent a structured codification of single primary entities, as well as of transactions involving two or more primary entities .” Sedangkan dari Wawan dan Munir (2006:1) dalam risyana.wordpress.com bahwa “Data merupakan nilai yang merepresantasikan deskripsi menurut suatu objek atau insiden.”

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, data merupakan fakta yang benar dan nyata. Data pula bisa diartikan menjadi sesuatu yang digunakan atau diperlukan dalam penelitian menggunakan menggunakan parameter tertentu yang telah dipengaruhi (Priyatno:2008). Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa data merupakan suatu objek, insiden, atau liputan yg terdokumentasikan dengan mempunyai kodifikasi terstruktur buat suatu atau beberapa entitas. 

A. JENIS-JENIS DATA
Dalam sebuah penelitian, terdapat 2 macam jenis data (Priyatno:2008), yaitu :

1. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yg dinyatakan pada bentuk bukan angka, tetapi berbentuk istilah, kalimat, gambar, atau bagan.

2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yg dinyatakan pada bentuk angka. Tipe-tipe data kuantitatif merupakan menjadi berikut :

a. Data Nominal
Data nominal merupakan ukuran yg paling sederhana, dimana angka yang diberikan pada objek memiliki arti sebagai label saja, dan tidak memberitahuakn tingkatan apapun (Moh. Nazir.2003). 

Ciri-ciri data nominal adalah hanya memiliki atribut, atau nama. Data nominal merupakan data kontinum serta nir mempunyai urutan. Bila objek dikelompokkan ke pada set-set, serta kepada semua anggota set diberikan angka, set-set tadi tidak boleh tumpang tindih dan bersisa. Misalnya tentang jenis olah raga yakni tenis, basket serta renang. Kemudian masing-masing anggota set pada atas kita berikan angka, misalnya tenis (1), basket (dua) serta renang (tiga). Jelas kelihatan bahwa nomor yg diberikan tidak memberitahuakn bahwa tingkat olah raga basket lebih tinggi berdasarkan tenis ataupun tingkat renang lebih tinggi berdasarkan tenis. Angka tersebut nir memberikan arti apa-apa bila dibubuhi. Angka yg diberikan hanya berfungsi sebagai label saja. 

b. Data Ordinal
Bagian lain dati data kontimun adalah data ordinal. Data ini selain memiliki nama (atribut) jua mempunyai peringkat atau urutan. Angka yg diberikan mengandung tingkatan. Ini dipakai buat mengurutkan objek menurut yg paling rendah sampai paling tinggi atau kebalikannya. Ukuran ini tidak memberikan nilai absolut terhadap objek, tetapi hanya menaruh peringkat saja. Jika kita mempunyai sebuah set objek yg dinomori, menurut 1 sampai n, contohnya peringkat 1, dua, 3, 4, lima dan seterusnya, apabila dinyatakan pada skala, maka jeda antara data yang satu dengan lainnya tidak sama. Ia akan mempunyai urutan mulai berdasarkan yg paling tinggi hingga paling rendah. Atau paling baik hingga ke yang paling jelek. Misalnya pada skala Likert (Moh Nazir.2003), mulai menurut sangat setuju, putusan bulat, ragu-ragu, tidak sepakat hingga sangat nir putusan bulat. Atau jawaban pertanyaan tentang kecenderungan warga buat menghadiri kedap generik pemilihan kepala daerah, mulai berdasarkan tidak pernah absen menghadiri, dengan kode lima, kadang-kadang saja menghadiri, menggunakan kode 4, kurang menghadiri, dengan kode 3, nir pernah menghadiri, dengan kode 2 hingga tidak ingin menghadiri sama sekali, dengan kode 1. Dari hasil pengukuran dengan memakai skala ordinal ini akan diperoleh data ordinal.

c. Data Interval
Pemberian nomor kepada set dari objek yang mempunyai sifat-sifat berukuran ordinal serta ditambah satu sifat lain, yakni jeda yg sama dalam pengukuran dinamakan data interval. Data ini memberitahuakn jeda yg sama dari karakteristik atau sifat objek yg diukur. Akan namun ukuran interval nir memberikan jumlah mutlak dari objek yg diatur. Data yang diperoleh berdasarkan output pengukuran menggunakan skala interval dinamakan data interval. Misalnya tentang nilai ujian 6 orang mahasiswa, yakni A, B, C, D, E dan F diukur menggunakan ukuran interval dalam skala prestasi menggunakan berukuran 1, 2, tiga, 4, lima, dan 6, maka bisa dikatakan bahwa beda prestasi antara C dan A adalah tiga – 1 = 2. Beda prestasi antara C serta F merupakan 6 – 3 = tiga. Akan tetapi nir sanggup dikatakan bahwa prestasi E merupakan lima kali prestasi A ataupun prestasi F merupakan 3 kali lebih baik dari prestasi B. Dari output pengukuran menggunakan menggunakan skala interval ini akan diperoleh data interval.

d. Data Rasio
Data rasio merupakan data yg memiliki rentang nilai 0 dan plus serta minus berdasarkan semua nomor (Muhajir, 2007). Ukuran ratio dapat dibentuk perkalian ataupun pembagian. Angka dalam skala ratio bisa menunjukkan nilai sebenarnya dari objek yg diukur. Apabila terdapat 4 orang pengemudi, A, B, C dan D mempunyai pendapatan masing-masing perhari Rp. 10.000, Rp.30.000, Rp. 40.000 dan Rp. 50.000. Bila dipandang dengan ukuran ratio maka pendapatan pengemudi C adalah 4 kali pendapatan pengemudi A. Pendapatan D adalah lima kali pendapatan A. Pendapatan C merupakan 4/3 kali pendapatan B. Dengan istilah lain, ratio antara C dan A adalah 4 : 1, ratio antara D dan A adalah lima : 1, sedangkan rasio antara C dan B merupakan 4 : 3. Interval pendapatan pengemudi A serta C merupakan 30.000. Dan pendapatan pengemudi C adalah 4 kali pendapatan pengemudi A. Contoh lainnya merupakan berat badan bayi yg diukur dengan skala ratio. Bayi A mempunyai berat 3 Kg. Bayi B memiliki berat 2 Kg dan bayi C memiliki berat 1 Kg. Jika diukur menggunakan skala Ratio, maka bayi A mempunyai ratio berat badan 3 kali dari berat badan bayi C. Bayi B mempunyai ratio berat badan dua kali menurut berat badan bayi C, dan bayi C mempunyai ratio berat badan 1/3 kali berat badan bayi A, dst. Dari output pengukuran menggunakan menggunakan skala rasio ini akan diperoleh data ratio. 

B. JENIS-JENIS METODE DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Dalam proses pengumpulan data tentu diharapkan sebuah indera atau instrument pengumpul data. Arti konsep instrument dalam penelitian adalah indera ukur, yaitu menggunakan instrument penelitian ini dapat dikumpulkan data sebagai indera buat menyatakan besaran atau persentase serta lebih kurangnya dalam bentuk kualitatif serta kuantitatif. Sehingga menggunakan memakai instrument yg dipakai tersebut berguna sebagai alat, baik buat mengumpulkan data juga bagi pengukurannya. Sebelum tetapkan pemilihan serta penyusunan instrument perlu diperhatikan mengenai validitas serta reliabilitas instrument yg digunakan. Sebab dikhawatirkan terjadinya penggunaan instrument yang tidak valid dan nir reliable, buat itu perlu diketahui validitas serta reliabilitas suatu instrument terlebih dahulu. Alat pengumpul data dapat dilakukan dengan menggunakan metode test serta metode non test.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan pada proses pengumpulan data adalah menjadi berikut :
a. Peneliti wajib mengetahui dimana, bagaimana data itu diperoleh. Hal ini telah terpikirkan sewaktu peneliti melihat variable-variabel yg terdapat pada kasus serta hipotesa penelitian.
b. Menyusun instrument sebagai indera buat mengumpulkan data tersebut, dan telah memutuskan data mana yg benar -benar dibutuhkan serta data mana yang perlu diabaikan. Semuanya sudah disusun oleh peneliti dalam instrument yg digunakan.
c. Sudah memikirkan siapa-siapa yang jadi responden peneliti dan bagaimana cara menghubunginya serta siapa-siapa yang dapat membantu peneliti pada membuatkan kuosioner atau instrument tersebut.
d. Orang yang membantu mengumpulkan data ini apakah sudah dipersiapkan dengan pengetahuan buat itu atau dengan kata lain apakan peneliti telah melatih atau memberi petunjuk dalam melakukan tugasnya. Apabila instrument peneliti merupakan wawancara maka apakah pembantu peneliti ini sudah dibekali dengan cara-cara yg baik buat berwawancara menggunakan responden.
e. Apakah birokrasi yg perlu ditembus telah kita persiapkan menggunakan adanya surat-surat biar buat meneliti seseorang atau instansi tertentu.
f. Jika semuanya telah dilakukan peneliti bertanya berapa jumlah data yang dibutuhkan. Apakah tidak mungkin terjadinya kekurangan jumlah yang peneliti inginkan lantaran ada instrument saat pengisian tidak lengkap, tidak sempurna serta yang hilang, dan sebagainya. Untuk dapatnya data sesuai menggunakan yg diinginkan maka dibutuhkan supaya peneliti memperkirakan kerusakan misalnya 10%. Untuk itu sebelum dijalankan sengaja kita tambahkan jumlahnya dengan 10% yg diperkirakan akan berkurang.
g. Setelah seluruh teknisnya dipenuhi, maka yg tidak kalah pentingnya merupakan biaya transportasi buat mengumpulkan data tersebut. Karena kadang kala seorang harus berkali-kali menemui seorang utnuk wawancara atau buat mengisi instrument yang digunakan. Oleh karenanya dalam suatu proposal, peneliti umumnya sudah bisa memperkirakan berapa porto yang dibutuhkan buat biaya transportasi tadi pada samping porto lainnya.

Untuk beberapa metode, kata bagi instrumentnya memang sama menggunakan metodenya, yaitu :
1) Instrumen buat metode tes merupakan tes atau soal tes.
2) Instrumen buat metode angket atau kuosioner merupakan angket atau kuosioner.
3) Instrumen buat metode observasi merupakan check-list.
4) Instrumen buat metode dokumentasi adalah panduan dokumentasi atau bisa juga check list.

Untuk detail, maka akan dibahas metode serta instrument pengumpulan data satu per satu.

a. Pengumpulan data dengan Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan dan indera lain yg digunakan buat mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang pada miliki oleh individu atau grup. Dalam menyampaikan tes ini akan disampaikan sekaligus indera ukur lain yg sifatnya terstandar. Ditinjau berdasarkan target atau objek yanga kan dievaluasi, maka dibedakan adanya beberapa macam tes dan alat ukur lain. 

1. Tes kepribadian atau personality tes
Yaitu tes yang dipakai buat mengungkap kepribadian seorang. Yang diukur bisa self konsep, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dsb.

2. Tes bakat atau aptitude tes
Yaitu tes yg dipakai buat mengukur atau mengetahui bakat seseorang. 

3. Tes intelegensi 
Yaitu tes yg dipakai buat mengadakan perkiraan atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang menggunakan cara memberikan tugas pada orang yang akan diukur intelegensinya. 

4. Tes perilaku atau attitude tes
Yaitu indera yg digunakan buat mengadakan pengukuran terhadap aneka macam perilaku seorang. 

5. Tes minat
Yaitu indera buat menggali minat seorang terhadap sesuatu. 

6. Tes prestasi atau achievement tes
Yaitu tes yg dipakai buat mengukur pencapaian seorang sehabis mempelajari sesuatu. Berbeda dengan yg lain-lain sebelum ini, tes prestasi diberikan sehabis orang yg dimaksud mengusut hal-hal sinkron menggunakan apa yang akan di teskan. 

Dalam memakai metode tes, peneliti menggunakan instrument berupa tes, atau soal-soal tes. Soal tes terdiri dari banyak butir tes (item) yg masing-masing mengukur satu jenis variabel.

b. Pengumpulan data dengan metode non tes
Untuk melengkapi data hasil tes akan lebih akurat hasilnya apabila dipadukan menggunakan data-data yg dihasilkan dengan menggunakan tehnik yang berbeda, berikut disajikan alat pengumpul data dalam bentuk non tes.

1. Angket atau kuesioner
Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data melalui formulir-formulir yg berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara tertulis dalam seseorang atau sekumpulan orang untuk menerima jawaban atau tanggapan dan informasi yg diharapkan sang peneliti. Kuesioner lebih baik dipakai buat mengumpulkan data atau berita daripada teknik wawancara, karena dalam wawancara peneliti harus mengadakan hubungan pribadi. Pertemuan pribadi antara responden menggunakan peneliti ini memerlukan waktu yg banyak, apalagi jika harus menghubungi ratusan orang. Wawancara wajib dilakukan sang orang yg mahir dalam hubungan personal dan nir bisa dilakukan oleh semua orang. Sedangkan memakai informasi lapangan bisa dilakukan oleh poly orang untuk mengantar dan menjemput informasi lapangan tersebut selesainya diisi oleh responden dan dapat pula dilakukan oleh peneliti secara masal pada suatu kelas tehadap anak didik-murid atau mahasiswa dalam saat yang singkat. Kuesioner mampu disusun dibelakang meja menggunakan hening serta dapat direvisi setiap ketika jika terjadi kesalahan. Kuesioner dapat jua dilakukan pngirimanya melalui tempat kerja pos dan pengembaliannya dapat melalui tempat kerja pos tersebut.

Bentuk informasi lapangan bisa jua berstruktur dab nir berstruktur seperti dalam persiapan wawancara, isinya sangat tergantung berdasarkan kebutuhan peneliti. Dalam menyusun berita umum agar lebih tepat sasarannya serta lebih mudah dalam menganalisisnya perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut (Mardalis:1989) :
1. Kuesioner disusun sejelas mungkin, buat menghindari keliru tafsir berdasarkan responden yang bervariasi.
2. Diusahakan pertanyaannya sesingkat mungkin dan jangan berbeli-belit.
3. Setelah terselesaikan disusun, sebelm diedarkan buat kegiatan yang sebenarnya. Sebaiknya dilakukan uji coba dulu terhadap sebagaian responden lalu dianalisa serta apabila ditemui kelemahan serta keuranan perlu dilakukan revisi.
4. Kalimat pada pertanyaan disusun yg dapat dimengerti serta diapahami sang setiap responden ( peneliti wajib tau terlebih dahulu, bagaimana asumsi jawaban responden).
5. Alternative jawaban yg dikendaji dibentuk selengkap mungkin. Misalnya, jika dikatakan alat tulis, apakah pensil, boolpoin, dll).
6. Hindari pertanyaan yg merendah atau menyinggung perasaan responden.
7. Setelah berita umum dibuat peneliti mestinya telah mengetahui bagaimana cara menghitung atau analisanya nanti. 

Dalam penyusunan instrument umumnya atau survey bertitik tolak menurut variable yang dikemukakan pada hipotesa atau masalah penelitian, menurut sana lalu baru dijabarkan kedalam item-item serta dimensi-dimensi pertanyaan. Jangan hingga mengajukan serta membuat pertanyaan yang nir ada kaitanya dengan kasus yg sedang ditelitikarena akan merugikan serta tidak ada gunanya.

Kuesioner dapat dibedakan sebagai beberapa jenis, tergantung pada sudut pandangan :

a. Dipandang dari cara menjawab, maka terdapat :
1. Kuesioner terbuka, yang member kesempatan kepad responden buat menjawab menggunakan kalimatnya sendiri.
2. Kuesioner tertutup, yg telah disediakan jawabannya sebagai akibatnya responden tinggal memilih.

b. Dipandang menurut jawaban yg diberikan, yaitu:
1. Kuesioner pribadi, yaitu responden menjawab mengenai dirinya.
2. Kuesioner tidak langsung, yaitu bila responden menjawab tentang orang lain.

c. Dipandang menurut bentuknya, yaitu :
1. Kuesioner pilihan ganda, yg dimaksud merupakan sama menggunakan survey tertutup.
2. Kuesioner isian, yang dimaksud adalah informasi lapangan terbuka.
3. Check List, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda cek pada kolom yang sinkron.
4. Rating-Scale (Skala Bertingkat), yaitu sebuah pernyataan yang diikuti sang kolom-kolom yg memperlihatkan tingkatan-strata. Misalnya mulai berdasarkan sangat setuju sampai sangat nir setuju

Keuntungan Kuesioner :
1. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
2. Dapat dibagikan secara serentak kepada poly responden.
3. Dapat dijawab sang responden dari kecepatannya masing-masing, serta menurut saat senggang responden.
4. Dapat dibuat anonym, sebagai akibatnya responden bebas jujur dan tidak memalukan-memalukan menjawab.
5. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden bisa diberi pertanyaan yg benar-benar sama.

Kelemahan Kuesioner :
1. Responden acapkali tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yg terlewati tidak dijawab, pdahal sukar diulangi diberikan kembali kepadanya.
2. Sering kali sukar dicari validitasnya.
3. Walaupun dibentuk anonym, kadang-kadang responden menggunakan sengaja menaruh jawaban yg tidak betul atau nir jujur.
4. Sering kali nir balik , terutama bila dikirim lewat pos.
5. Waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yg terlalu usang sehingga terlambat.

Contoh Angket :
a. Bentuk Skala Liert
Bentuk ini dipakai apabila peneliti menginginkan data mengenai pendapat responden mengenai masalah yg diteliti. Bentuk ini bisa dilakukan untuk evaluasi kuantitatif terhadap keseluruhan atau setiap responden. Cara ini menggunakan tetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap item atau sub item yang ditetapkan, pertanyaannya berbentuk positif atau negative. 

2. Interview (Wawancara)
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yg digunakan peneliti buat menerima keterangan-kabar lisan melalui bercakap-cakap serta berhadap-hadapan mika dengan orang yg dapat memberikan informasi pada sipeneliti. Wawancara ini bisa dipakai buat melengkapi data yang diperoleh melalui observasi. Apabila peneliti akan memakai teknik wawancara pada penelitiannya perlu diketahui terlebih dulu: target, maksud, serta masalah apa yg dibutuhkan sipeneliti karena dalam suatu wawancara dapat diperoleh warta yang berlainana serta terdapat kalanya tidak sinkron menggunakan maksud si peneliti. 

Secara fisik, interview bisa dibedakan atas interview terstruktur serta nir terstruktur. Seperti halnya kuesioner, interview terstruktur terdiri dari serenteten pertanyaan dimana pewawancara tinggal memberikan indikasi cek (√) dalam pilihan jawaban yang sudah disiapkan. Interview terstandar kadang-kadang disembunyikan oleh pewawancara, akan tetapi tidak juga diperlihatkan kepada responden, bahkan respondenlah yg dipersilahkan memberikan tanda.

Ditinjau berdasarkan pelaksanaannya, maka dibedakan atas :
a. Interview Bebas, inguided interview, dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan. Dalam pelaksanaannya pewawancara tidak membawa pedoman apa yang akan ditanyakan. Kebaikan metode ini merupakan bahwa responden nir menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang diinterview. Kelemahannya merupakan arah pertanyaan kadang-kadang kurang terkendali.
b. Interview Terpimpin (Guided Interview), yaitu interview yg dilakukan sang pewawancara menggunakan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terang misalnya yang dimaksud pada interview terstruktur.
c. Interview Bebas Terpimpin, kombinasi antara interview bebas serta terpimpin. Dalam melaksanakan interview, pewawancara membawa panduan yang hanya adalah garis akbar mengenai hal-hal yg akan ditanyakan. 

Menginterview bukanlah pekerjaan yang mudah. Dalam hal ini pewawancara harus bisa membentuk suasana santai namun berfokus. Artinya bahwa interview dilakukan dengan sungguh-sungguh, nir main-main, namun nir kaku. Suasana ini penting dijaga supaya responden mau menjawab apa saja yang dikehendaki oleh pewawancara secara jujur.sang karena sulitnya pekerjaan ini, maka perlu adanya pembinaan bagi pewawancara. Sebagai instrument interview adalah interview guide atau pedoman wawancara.

Waktu mempersiapkan wawancara menggunakan responden perlu diperhatikan hal-hal berikut (Mardalis:1989):
a. Responden yang akan diwawancarai usahakan diseleksi agar sinkron dengan data yg dibutuhkan.
b. Waktu berwawancara sedapatnya dilakukan sinkron menggunakan kesediaan responden.
c. Permulaan wawancara usahakan peneliti memperkenalkan diri dan menyebutkan maksud serta tujuan wawancara yang dilakukan.
d. Ketika bewawancara, peneliti sebaiknya berlaku seperti orang ingin memahami dan belajar berdasarkan responden serta jangan seperti orang menggurui terhadap responden. Hal ini penting buat kelancaran wawancara.
e. Jangan sampai ada pertanyaan-pertanyaan yang tidak diinginkan sang responden.
f. Peneliti sebaiknya menunjukkan perhatian penuh terhadap pembicaraan responden. Jika terjadi pengalihan pembicaraan oleh responden peneliti menggunakan hati-hati meluruskannya ke target utama.
g. Melakukan penutupan pembicaraan dengan ucapan terima kasih.

3. Observasi
Observasi sering kali diartikan sebagai suatu arti yg sempit, yakni memperhatiakn sesuatu memakai mata. Di pada pengertian psikologig, observasi atau yang disebut dengan pengamatan, meliputi kegiatan penguatan perhatian terhadap sesuatu objek menggunakan memakai seluruh alat indera. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, indera pendengaran, raba, serta pengecap. Apa yang dikatakan ini sebenarnya adalah pengamatan pribadi. Di dalam artian penelitian observasi bisa dilakukan dengan tes, berita umum, rekaman gambar, rekaman suara. 

Jika diperhatikan lebih lanjut, observasi atau pengamatan ini dapat dibedakan sebagai 2 observasi, yaitu :

a. Observasi Partisipasi
Dalam melakukan observasi partisipasi pengamat ikut terlibat dalam aktivitas yang sedang diamatinya atau bisa dikatakan si pengamat ikut serta menjadi pemain. Pengamat mengamati sambil iktu berperan pada aktivitas tadi. Yg perlu diperhatikan pada observasi partisipasi ini adalah agar si pengamat tidak lupa tugas pokoknya, yaitu mengamati serta mencari data.

b. Observasi Simulasi
Diharapkan pengamat bisa mensimulasikan keinginannya pada responden yang dituju sehingga responden dapat memenuhi cita-cita pengamat yang membutuhkan kabar atau data berdasarkan responden. 

Observasi dapat dilakukan menggunakan 2 cara yang kemudian dipakai buat menyebut jenis observasi yaitu:
a. Observasi non sistematis, yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrument pengamatan. 
b. Observasi sistematis, yang dilakukan sang pengamat dengan memakai panduan sebagai instrument pengamatan. 

Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin ada dan akan diamati. Dalam proses observasi, pengamat hanya menaruh tanda dalam kolom loka insiden muncul itulah sebabnya maka cara bekerja seperti ini diklaim menggunakan sistem pertanda ( sign system).

Sign system dipakai sebagai instrumen pengamatan situasi pengajaran menjadi sebuah potret sesuai pedagogi menjadi sebuah potret selintas (snap shot). Instrument tadi berisi sederetan sub_variable misalnya: guru memberitahuakn, pengajar menulis dipapan tulis, pengajar bertanya dalam gerombolan , pengajar menjawab, anak didik bertanya, dll. Setelah pengamatan pada satu periode eksklusif contohnya 5 mnt, semua insiden yang timbul di cek. Kejadian yang muncul lebih dari satu kali pada satu periode pengamatan, hanya di cek satu kali. Dengan demikian akan diperoleh gambar mengenai apa kejadian yg timbul pada situasi pengajaran. 

Dalam hal ini pengamat nir bisa memperhatikan variable yg terlalu poly. Dengan demikian pada akhir pengamatan bisa disimpulkan di kelas mana partisipasi anak didik terjadi paling besar .

4. Skala bertingkat (Rating) atau Rating Scale 
Rating atau skala bertingkat adalah suatu ukuran subjektif yg dibuat berskala. Walaupun bertingkat ini mengahasilkan data yang kasar, tetapi relatif menaruh kabar. Instrumen ini bisa menggunakan gampang memberikan citra penampilan, terutama penampilan pada pada orang menjalankan tugas, yang memperlihatkan frekuensi munculnya sifat-sifat.

Rating-scale harus diinterpretasikan secara hati-hati lantaran disamping membentuk gambaran yang kasar jua jawaban responden tidak begitu saja mudah dipercaya. Sehubungan dengan ini Bregman serta Siegel dalam Arikunto:2006 mendaftar hal-hal yang menghipnotis ketidakjujuran jawaban responden yaitu: 
a). Persahabatan, 
b). Kecepatan mengira, 
c). Cepat menetapkan, 
d). Jawaban kesan pertama, 
e). Penampilan instrument, 
f). Prasangka.

Di pada menyusun skala, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana memilih variable skala. Apa yang ditanyakan harus apa yg dapat diamati responden. Misalnya seorang pengajar ditanya mengenai jam kehadiran dan kepulangan kepala sekolah. Dia nir akan menjawab apabila beliau sendiri selalu tiba siang dan pulang awal.

5. Dokumentasi
Dokumentasi, berdasarkan asal pungkasnya dokumen, yg artinya barang-barang tertulis. Di pada melaksanakan metode dokumentasi, peneliti mempelajari benda-benda tertulis misalnya buku-kitab , majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen kedap, catatan harian, dsb.

Dengan memakai serentetan kotak-kotak seperti ini dalam ketika mengumpulkan data melalui catatan-catatan yg menerangkan keadaan karyawan atau pegawai yang sebagai subjek penelitian menaruh indikasi centang pada kotak yg sinkron. Untuk merekam data berdasarkan beberapa orang karyawan, peneliti dapat menderetkan nama-nama subjek dibawah kotak-kotak tadi yg dalam setiap aspek dijadikan menjadi judul table.

a. Check list, yaitu daftar variabel yang akan dikimpulkan datanya. Dalam hal ini peneliti tinggal menaruh indikasi atau tally setiap pemunculan data yg dimaksud.

Dalam pengertian yg lebih luas, dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan saja, namun bisa berupa benda-benda peninggalan seperti prasasti serta symbol-simbol. Metode dokumentasi ini dapat merupakan metode primer apabila peneliti melakukan pendekatan analisis isi . Buat penelitian menggunakan pendekatan lain pun metode dokumentasi pula memiliki kedudukan penting. Apabila peneliti memang cermat dan mencari bukti-bukti dari landasan aturan dan peraturan atau ketentuan, maka penggunaan metode dokumentasi menjadi tidak terhindarkan. 

PENGERTIAN DAN MANFAAT KOMPRESSING

Pengertian Dan Manfaat Kompressing
Dalam ilmu personal komputer serta teori berita , kompresi data atau sumber pengkodean adalah proses encoding fakta menggunakan menggunakan lebih sedikit bit (atau unit warta-bantalan lainnya) menurut sebuah unencoded representasi akan menggunakan, melalui penggunaan spesifik pengkodean skema. 

Dalam komputasi, deduplication data merupakan teknik kompresi data spesifik buat menghilangkan data-grained berlebihan kasar, umumnya buat menaikkan utilisasi storage. 

Seperti komunikasi apapun, dikompresi komunikasi data hanya bekerja jika ke 2 pengirim serta penerima informasi memahami skema pengkodean. Misalnya, teks ini lumrah hanya apabila penerima mengerti bahwa itu merupakan dimaksudkan buat ditafsirkan menjadi karakter yang mewakili bahasa InggrisDemikian jua, data terkompresi hanya bisa dipahami bila metode decoding diketahui sang penerima. 

Kompresi bermanfaat lantaran membantu mengurangi konsumsi sumber daya mahal, misalnya hard disk space atau transmisi bandwidth . Pada sisi negatifnya, data dikompresi wajib didekompresi untuk digunakan, serta ini pengolahan tambahan mungkin merugikan beberapa pelaksanaan. Sebagai model, skema kompresi buat video mungkin memerlukan perangkat keras mahal buat video yg akan didekompresi cukup cepat untuk ditinjau lantaran sedang decompressed (pilihan buat dekompresi video secara penuh sebelum menonton mungkin nyaman, serta membutuhkan ruang penyimpanan buat decompressed video). Rancangan skema kompresi data sebagai akibatnya melibatkan trade-off antara aneka macam faktor, termasuk taraf kompresi, jumlah distorsi memperkenalkan (apabila memakai skema kompresi lossy ), dan sumber daya komputasi yg diperlukan buat kompres serta uncompress data. 

Ada 2 kompresi data
a. Lossy 
Lossy kompresi gambaran digunakan pada kamera digital , buat menaikkan kapasitas penyimpanan menggunakan minimal penurunan kualitas gambar. Demikian pula, DVD menggunakan lossy MPEG-dua Video codec buat kompresi video . 

Dalam lossy kompresi audio , metode psychoacoustics dipakai buat menghapus non-terdengar (atau kurang terdengar) komponen dari frekuwensi. Kompresi berbicara insan tak jarang dilakukan menggunakan teknik khusus bahkan lebih, sebagai akibatnya " pidato kompresi "atau" suara coding "kadang-kadang dibedakan menjadi suatu disiplin yg terpisah dari" kompresi audio ". Audio yg berbeda dan kompresi baku pidato terdaftar pada bawah codec audio . Suara kompresi akan dipakai pada telepon Internet misalnya, ad interim kompresi audio yang digunakan buat CD ripping dan diterjemahkan oleh pemain audio. 

Berikut ciri-karakteristik 
  • Terdapat kabar yang hilang dalam waktu sampai pada pendengaran dan mata manusia. 
  • Digunakan pada kompresi objek audio, image, video dimana keakuratan data absolut tidak dibutuhkan. 
  • Contoh: apabila video image dikompres menggunakan basis frame-by- frame hilangnya data pada satu frame nir mensugesti penglihatan. 
  • Aplikasi: medical screening systems, video conferencing, dan multimedia messaging systems. 
  • Metode kompresi yg banyak dipakai adalah standar JPEG. 
b. Lossless 
Berikut ini cirri-karakteristik:
  • Data tidak berubah atau hilang dalam proses kompresi atau dekompresi 
  • Membuat satu replika berdasarkan objek asli 
  • Menghilangkan iterasi karakter 
  • Digunakan dalam data teks dan image 
  • Pada saat dilakukan dekompres, perulangan karakter diinstal pulang 
Standart compressing lossless yaitu:
1. Packbits encoding (Run-length encoding) 
  • Kompresi data paling sederhana dan digunakan pada awal penggunaan kompresi. 
  • Digunakan buat kompresi image hitam-putih (binary). 
  • String karakter yg berulang menempati dua byte: 
  • Byte pertama berisi jumlah dari banyaknya perulangan 
  • Byte ke 2 berisi karakter itu sendiri 
  • Dilakukan pada satu baris (atau scanline), dan nir digunakan pada baris yang memiliki jumlah scanline poly. 
  • Byte lebih akbar dari pada byte image orisinil. Efek ini dianggap reverse compression atau negative compression. 
2. CCIT Group 3 1D
  • Berdasarkan run-length encoding, scanline dilakukan dalam pixel menurut rona yang sama (hitam atau putih). 
  • Hanya buat image hitam-putih, bukan grayscale atau rona. 
  • Aplikasi primer digunakan dalam faksimil dan dalam awal document imaging. 
  • Menggunakan Huffman encoding buat encoding pixel runlength pada CCIT Group tiga dan Group 4. 
Keuntungan: 
  • Sederhana pada implementasi 
  • Menjadi standar faksimil dan aplikasi document imaging 
Kerugian: 
  • Satu dimensi menggunakan code setiap baris atau garis terpisah. 
  • Tanpa prosedur buat melindungi dari kesalahan. 
3. CCIT GRoup tiga 2D 
4. CCIT Group 4 
  • Dua dimensi tanpa faktor K, yaitu garis seluruhnya.
  • Garis referensi pertama merupakan semua garis putih pada image permukaan. 
  • Group pertama dari pixel (scanline) dikode yg menduga garis putih menjadi garis referensi berdasarkan garis berikutnya. 
  • Mendapatkan level kompresi yg tinggi.
5. Lempel-Ziv and Welch aalgoruthm LZW 
The Lempel-Ziv (LZ) metode kompresi adalah salah satu algoritma paling populer buat penyimpanan lossless. Mengempis merupakan variasi LZ yg dioptimalkan buat kecepatan dekompresi serta rasio kompresi, sehingga kompresi ini bisa lambat. Deflate dipakai dalam PkZip , gzip dan PNG . LZW (Lempel-Ziv-Welch) digunakan pada gambar GIF. Juga patut diperhatikan merupakan LZR (LZ-Renau) metode, yang melayani menjadi dasar berdasarkan metode Zip. Metode LZ memanfaatkan contoh kompresi berbasis tabel pada mana entri tabel diganti buat string data yang diulang. Untuk metode yg paling LZ, tabel ini didapatkan secara bergerak maju berdasarkan data sebelumnya pada input. Tabel sendiri acapkali Huffman dikodekan (contohnya Shri, LZX). Dari skema coding LZ arus yang baik merupakan melakukan LZX , digunakan dalam Microsoft CAB format. 

Yang sangat kompresor terbaik menggunakan model probabilistik, di mana prediksi yang digabungkan dengan algoritma yang dianggap aritmatika coding. Arithmetic coding, diciptakan sang Jorma Rissanen , serta berubah menjadi metode simpel oleh Witten, Neal, dan Cleary, mencapai kompresi lebih unggul berdasarkan prosedur pemecahan Huffman dikenal-baik, serta cocok terutama baik buat konteks data kompresi adaptif tugas dimana prediksi sangat- tergantung. Pengkodean aritmatika dipakai pada baku kompresi gambar-bilevel JBIG , serta dokumen-standar kompresi DjVu . Entri teks sistem, Dasher , adalah-terbalik aritmatika-coder. 

Lossless versus kompresi lossy
Losseless prosedur pemecahan kompresi memanfaatkan redundansi umumnya statistik sedemikian rupa buat mewakili pengirim data lebih singkat tanpa kesalahan. Kompresi Lossless dimungkinkan karena sebagian besar dunia nyata telah redundansi data statistik. Sebagai model, dalam teks bahasa Inggris, 'e' alfabet jauh lebih generik daripada huruf 'z', dan probabilitas bahwa 'q' huruf akan diikuti oleh alfabet 'z' sangat mini . Kompresi jenis lain, disebut kompresi lossy data atau persepsi coding , adalah mungkin jika beberapa kehilangan kesetiaan diterima. Umumnya, sebuah kompresi data lossy akan dipandu sang penelitian mengenai bagaimana orang melihat data tadi. Sebagai model, mata manusia lebih sensitif terhadap variasi halus dalam terperinci daripada variasi warna. JPEG kompresi gambar yang bekerja di sebagian sang "pembulatan" beberapa informasi penting ini-kurang. Lossy kompresi data menyediakan cara buat mendapatkan kesetiaan terbaik buat jumlah yang diberikan kompresi. Dalam beberapa masalah, transparan (unnoticeable) kompresi yg diinginkan, dalam perkara lain, kesetiaan adalah dikorbankan untuk mengurangi jumlah data sebesar mungkin. 

Skema kompresi Lossless adalah reversibel sehingga data asli dapat direkonstruksi, ad interim skema lossy mendapat beberapa hilangnya data buat mencapai kompresi yang lebih tinggi. 

Namun, algoritma kompresi lossless data akan selalu gagal buat kompres beberapa arsip, memang, setiap algoritma kompresi tentu akan gagal buat kompres data tidak berisi pola-pola yg kentara. Upaya buat kompres data yang sudah dikompres umumnya sudah demikian akan menghasilkan sebuah perluasan, seperti yg akan mencoba buat menekan seluruh tapi yg paling sepele dienkripsi data. 

Dalam prakteknya, data lossy kompresi jua akan datang ke titik pada mana memadatkan lagi tidak bekerja, walaupun suatu prosedur pemecahan yg sangat lossy, misalnya misalnya selalu mengeluarkan byte terakhir menurut sebuah arsip, akan selalu kompres arsip hingga ke titik di mana ia kosong . 

Contoh kompresi lossy vs lossless merupakan string berikut: 

String ini bisa dikompresi menjadi: 

Diartikan sebagai, "25 poin 9 delapan", string aslinya diciptakan paripurna, hanya ditulis dalam bentuk yg lebih mini . In a lossy system, using Dalam sistem lossy, memakai 

Sebaliknya, data asli niscaya hilang, pada manfaat menurut file yang lebih kecil. 

Kompresi Gambar
Kompresi gambar merupakan aplikasi kompresi data. Akibatnya, tujuannya adalah untuk mengurangi redundansi menurut data gambaran dalam rangka buat bisa menyimpan atau mengirimkan data dalam bentuk yg efisien.

kompresi Gambar bisa lossy atau lossless . Kompresi Lossless lebih disukai buat keperluan arsip dan sering untuk pencitraan medis, gambar teknis, clip art , atau komik. Hal ini karena metode kompresi lossy, terutama waktu dipakai pada rendah laju bit , memperkenalkan artefak kompresi . Metode Lossy sangat cocok buat gambaran natural seperti foto dalam aplikasi mana kecil (kadang-kadang tak terlihat) hilangnya kesetiaan bisa diterima buat mencapai pengurangan substansial dalam bit rate. Kompresi lossy yang membuat disparitas tidak terlihat mampu diklaim visual lossless . 

Metode buat kompresi gambar lossless merupakan: 
  • Run-length encoding digunakan sebagai metode standar dalam PCX serta sebagai galat satu kemungkinan di BMP , TGA , TIFF
  • DPCM serta Predictive Coding
  • Entropy Encoding
  • Kamus adaptif algoritma seperti LZW digunakan dalam GIF dan TIFF
  • Deflasi yang digunakan pada PNG, MNG, serta TIFF
Metode untuk kompresi lossy: 
  • Mengurangi ruang rona ke rona yang paling umum dalam gambar. Warna-rona yang dipilih akan dipengaruhi pada palet warna pada header berdasarkan gambar terkompresi. Setiap piksel referensi hanya indeks rona dalam palet warna. Metode ini dapat dikombinasikan menggunakan dithering buat menghindari posterization . 
  • Chroma subsampling . Ini merogoh keuntungan dari kabar bahwa mata insan perceives perubahan spasial kecerahan lebih tajam dibandingkan dengan warna, menggunakan homogen-homogen atau menjatuhkan beberapa berita chrominance dalam gambar. 
  • Transform coding . Ini adalah metode yang paling umum dipakai. A -transform Fourier terkait seperti DCT atau transformasi wavelet diterapkan, diikuti sang kuantisasi dan entropy coding . 
  • Fractal kompresi . 

Properti Lain 
Kualitas gambar terbaik pada diberikan rate-bit (atau tingkat kompresi) adalah tujuan primer menurut kompresi gambar, bagaimanapun, terdapat sifat penting lainnya menurut skema kompresi gambaran.

Skalabilitas 
Skabilitas umumnya mengacu pada penurunan kualitas dapat dicapai sang manipulasi bitstream atau file (tanpa dekompresi serta re-kompresi). Nama lain buat skalabilitas yang bitstreams coding atau tertanam progresif. Meskipun sifat sebaliknya perusahaan, skalabilitas pula bisa ditemukan dalam lossless codec, umumnya pada bentuk scan pixel kasar-buat-baik saja. Skalabilitas ini sangat berguna buat melihat pratinjau gambar waktu men-download (contohnya, pada web browser) atau buat menyediakan akses kualitas variabel contohnya, database. Ada beberapa jenis skalabilitas: 
  • Kualitas progresif atau lapisan progresif: bitstream ini berturut-turut menyempurnakan gambar direkonstruksi. 
  • Resolusi progresif: Pertama encode resolusi gambar yg lebih rendah, lalu menyandikan disparitas buat resolusi yang lebih tinggi. 
  • Komponen progresif: Pertama encode abu-abu, lalu rona. 
Region Of Interest Coding 
Bagian-bagian tertentu dari gambar yang dikodekan menggunakan kualitas yang lebih tinggi daripada yang lain. Hal ini bisa dikombinasikan menggunakan skalabilitas (menyandikan bagian pertama ini, yg lain nanti). 

Meta Information 
Compressed data bisa berisi berita tentang gambar yg bisa digunakan buat dikategorikan, pencarian, atau mengakses foto-foto. Informasi tersebut bisa meliputi serta tekstur statistik warna, kecil pratinjau gambar, dan penulis atau informasi hak cipta. 

Pengolahan Kekuasaan
Algoritma kompresi membutuhkan jumlah yg berbeda menurut kekuatan pemrosesan buat encode dan decode. Beberapa algoritma kompresi tinggi memerlukan kekuatan pemrosesan tinggi. 

Kualitas metode kompresi seringkali diukur dengan rasio signal-to-noise Puncak Ini mengukur jumlah kebisingan diperkenalkan melalui kompresi lossy gambar, namun, penilaian subjektif penampil juga dipercaya menjadi langkah penting, mungkin, menjadi ukuran yang paling krusial.

Kompresi Audio (Data)
Kompresi Audio merupakan bentuk kompresi data yang dirancang buat mengurangi kebutuhan bandwidth transmisi digital audio stream serta ukuran penyimpanan file audio. Audio kompresi algoritma diimplementasikan dalam software personal komputer menjadi codec audio . Algoritma kompresi data Generik berkinerja tidak baik dengan data audio, sporadis mengurangi ukuran data jauh pada bawah 87% menurut aslinya serta tidak didesain buat dipakai pada aplikasi real time. Akibatnya, dioptimalkan secara spesifik audio lossless serta lossy prosedur pemecahan telah dibentuk. Lossy prosedur pemecahan lossy memberikan tingkat kompresi yang lebih akbar dan digunakan dalam perangkat konsumen mainstream audio. 

Dalam ke 2 dan lossless kompresi lossy, redundansi fakta berkurang, dengan menggunakan metode seperti pengkodean , pengenalan pola serta prediksi linier buat mengurangi jumlah keterangan yg dipakai buat mewakili data terkompresi. 

Trade-off antara kualitas audio sedikit berkurang serta transmisi atau berukuran penyimpanan sebanding dengan yang ke 2 buat aplikasi audio yang paling mudah di mana pengguna mungkin tidak akan mencicipi kerugian pada rendisi kualitas pemutaran. Misalnya, keliru satu Compact Disc memegang lebih kurang satu jam berdasarkan kesetiaan musik terkompresi tinggi, kurang menurut dua jam musik terkompresi losslessly, atau 7 jam musik yg dikompresi dalam MP3 format pada media bit rate . 

Audio Kompresi Lossless 
Kompresi lossless audio membentuk representasi data digital yg dapat diperluas ke sempurna digital duplikat dari stream audio orisinil.hal ini kontras menggunakan perubahan ireversibel dalam playback menurut teknik kompresi lossy misalnya Vorbis dan MP3 . Rasio kompresi adalah sama menggunakan yang buat data kompresi lossless umum (lebih kurang 50-60% dari ukuran orisinil ), dan secara substansial kurang berdasarkan buat kompresi lossy, yang umumnya membentuk lima-20% menurut ukuran aslinya

Kesulitan Dalam Kompresi Data Audio Lossless 
Sulit buat menjaga seluruh data pada genre audio dan mencapai kompresi substansial. Pertama, sebagian akbar rekaman bunyi sangat kompleks, direkam dari global nyata. Sebagai keliru satu metode kompresi kunci adalah buat menemukan pola serta pengulangan, data yg lebih kacau seperti audio tidak kompres menggunakan baik. Dalam cara yg sama, foto-foto kompres kurang efisien dengan metode lossless menurut gambar yg didapatkan komputer sederhana lakukan. Tapi yang menarik, bahkan personal komputer yg dihasilkan suara bisa berisi sangat rumit bentuk gelombang yg sebagai tantangan buat prosedur pemecahan kompresi poly. Hal ini ditimbulkan sifat gelombang audio, yg umumnya sulit buat menyederhanakan tanpa konversi (selalu lossy) buat liputan frekuensi, seperti yang dilakukan sang telinga insan. 

Alasan kedua adalah bahwa nilai-nilai berdasarkan audio sample berubah sangat cepat, umum data sebagai akibatnya kompresi prosedur pemecahan tidak bekerja dengan baik buat audio, serta string byte berturut-turut tidak umumnya muncul sangat tak jarang. Tetapi, konvolusi menggunakan] filter [-1 1 (yaitu, merogoh turunan pertama) cenderung sedikit memutihkan ( decorrelate, menciptakan datar) spektrum, sebagai akibatnya memungkinkan kompresi lossless tradisional di encoder buat melakukan tugasnya; integrasi di decoder mengembalikan frekuwensi asli. Codec seperti FLAC, Mempersingkat dan TTA memakai prediksi linier untuk memperkirakan spektrum sinyal. Pada encoder, sebaliknya adalah estimator digunakan untuk memutihkan frekuwensi dengan menghapus puncak spektrum sedangkan estimator digunakan buat merekonstruksi frekuwensi orisinil di decoder. 

Kriteria Evaluasi 
Lossless audio codec nir memiliki kasus kualitas, sehingga kegunaan bisa diperkirakan oleh 
  • Kecepatan kompresi dan dekompresi 
  • Tingkat kompresi 
  • Ketahanan dan koreksi kesalahan 
  • Dukungan produk 
Kompresi Audio Lossy 
Kompresi audio lossy dipakai pada banyak sekali aplikasi. Selain aplikasi eksklusif (mp3 player atau personal komputer ), kompresi digital audio stream yg dipakai dalam DVD video paling; televisi digital, media streaming di internet , satelit dan kabel radio, dan semakin dalam siaran radio terestrial. Kompresi lossy umumnya mencapai kompresi yg jauh lebih besar daripada kompresi lossless (data dari 5 persen sebagai 20 % menurut genre orisinil, bukan berdasarkan 50 persen sebagai 60 %), menggunakan membuang data yang kurang-kritis. 

Inovasi menurut kompresi audio lossy adalah menggunakan psychoacoustics buat mengakui bahwa nir semua data dalam aliran audio bisa dirasakan sang sistem pendengaran insan. Kompresi lossy Kebanyakan mengurangi redundansi persepsi sang bunyi mengidentifikasi pertama yang dianggap nir relevan perseptual, yaitu, bunyi yang sangat sulit buat mendengar. Contoh generik termasuk frekuensi tinggi, atau suara yang terjadi pada saat yang sama dengan suara keras. Mereka bunyi yg dikodekan dengan akurasi menurun atau tidak kode sama sekali. 

Jika mengurangi redundansi persepsi tidak mencapai kompresi yg cukup untuk aplikasi eksklusif, mungkin memerlukan kompresi lebih lanjut lossy. Tergantung dalam asal audio, ini masih belum dapat membentuk perbedaan mencolok. Pidato misalnya bisa dikompresi jauh lebih berdasarkan musik. Kebanyakan skema kompresi lossy memungkinkan kompresi parameter wajib diubahsuaikan buat mencapai taraf target data, umumnya dinyatakan sebagai bit rate . Sekali lagi, reduksi data akan dipandu sang beberapa contoh betapa pentingnya suara adalah sebagai dirasakan sang telinga insan, dengan tujuan efisiensi dan kualitas dioptimalkan buat tingkat target data (Ada banyak sekali model yg dipakai untuk analisis perseptual, beberapa lebih cocok untuk aneka macam jenis audio daripada yang lain.) Oleh karena itu, tergantung pada kebutuhan bandwidth dan penyimpanan, penggunaan kompresi lossy dapat mengakibatkan pengurangan persepsi kualitas audio yg berkisar menurut nir ada sampai parah, akan tetapi biasanya pengurangan jelas terdengar kualitas tidak bisa diterima buat pendengar. 

Karena data akan dihapus selama kompresi lossy serta tidak dapat dipulihkan oleh dekompresi, beberapa orang mungkin nir senang kompresi lossy buat penyimpanan file. Oleh karena itu, sebagaimana dicatat, bahkan mereka yang menggunakan kompresi lossy (buat pelaksanaan audio portabel, misalnya) mungkin ingin menyimpan file losslessly terkompresi buat aplikasi lain. Selain itu, teknologi kompresi terus maju, dan mencapai kompresi lossy state-of-the-art akan memerlukan satu buat memulai lagi menggunakan data lossless audio orisinil dan kompres dengan lossy codec baru. Sifat kompresi lossy (baik buat audio dan gambar) output dalam menaikkan penurunan kualitas jika data terkompress, lalu recompressed menggunakan kompresi lossy. 

Metode Coding 
a. Domain metode Transform 
Dalam rangka buat menentukan apa warta pada sinyal audio perseptual nir relevan, paling algoritma kompresi lossy memakai transformasi misalnya discrete cosine transform dimodifikasi (MDCT) untuk mengkonversi domain saat gelombang sampel sebagai transformasi domain. Setelah berubah, umumnya sebagai domain frekuensi , frekuensi komponen bisa dialokasikan bit menurut bagaimana didengar mereka. Kemampuan didengar komponen spektral dipengaruhi menggunakan terlebih dahulu menghitung ambang masking, di bawah ini yg diperkirakan bunyi akan berada pada luar batas persepsi manusia. 

Ambang masking dihitung dengan menggunakan ambang mutlak indera pendengaran dan prinsip-prinsip masking simultan kenyataan dimana sinyal tertutup oleh frekuwensi lain yg dipisahkan sang frekuensi dan, dalam beberapa kasus, temporal masking - pada mana sebuah sinyal tertutup sang frekuwensi lain dipisahkan sang saat. Sama-kontur kenyaringan jua bisa dipakai untuk bobot pentingnya persepsi dari komponen yang tidak sinkron. Model kombinasi telinga-otak insan memasukkan efek seperti ini acapkali disebut contoh psychoacoustic . 

b. Domain metode Waktu 
Coders ini memakai model generator bunyi itu (misalnya saluran suara manusia menggunakan LPC) buat memutihkan frekuwensi audio (yaitu, homogen spektrum-nya) sebelum kuantisasi. LPC juga bisa dianggap sebagai teknik pengkodean dasar persepsi; rekonstruksi frekuwensi audio menggunakan prediktor linier bentuk kebisingan kuantisasi koder ke pada spektrum menurut frekuwensi sasaran, sebagian masking itu. 

Aplikasi 
Karena sifat algoritma lossy, kualitas audio menderita jika file didekompress serta recompressed ( rugi generasi digital ). Hal ini menciptakan kompresi lossy tidak cocok buat menyimpan output antara pada aplikasi teknik audio profesional, misalnya mengedit bunyi serta merekam multitrack. Namun, mereka sangat terkenal menggunakan pengguna akhir (terutama MP3 ), sebagai satu megabyte dapat menyimpan lebih kurang satu mnt patut musik dalam kualitas memadai. 

Kegunaan 
Kegunaan menurut codec audio lossy ditentukan oleh: 
  • Persepsi kualitas audio 
  • Kompresi faktor 
  • Kecepatan kompresi dan dekompresi 
  • latency prosedur pemecahan (kritis buat pelaksanaan streaming real-time; lihat di bawah) 
  • Dukungan produk 
Format Lossy sering dipakai buat distribusi audio streaming, atau pelaksanaan interaktif (misalnya pengkodean buat transmisi digital pidato pada jaringan ponsel). Dalam pelaksanaan tadi, data wajib decompressed menjadi genre data, bukan setelah seluruh data stream telah terkirim. Tidak seluruh codec audio yang bisa dipakai buat pelaksanaan streaming, dan untuk pelaksanaan seperti codec yg dirancang untuk data stream efektif umumnya akan dipilih. 

Beberapa codec akan menganalisa segmen lagi data buat mengoptimalkan efisiensi, dan lalu kode tadi dengan cara yang membutuhkan segmen yang lebih besar data dalam satu saat buat decode. (Sering codec membuat segmen disebut "frame" buat membuat data segmen diskrit buat encoding dan decoding.) Yang inheren latensi menurut algoritma coding bisa sangat penting, misalnya, ketika terdapat 2 arah transmisi data, misalnya dengan telepon dialog, keterlambatan signifikan serius bisa menurunkan kualitas yg dirasakan. 

Berbeda dengan kecepatan kompresi, yg sebanding menggunakan jumlah operasi yg diperlukan sang algoritma, sini latency mengacu pada jumlah sampel yg wajib dianalisa sebelum blok audio diprosesDalam perkara minimum, latency merupakan 0 nol sampel (contohnya, apabila koder / decoder hanya mengurangi jumlah bit yang dipakai buat quantize frekuwensi). Time domain prosedur pemecahan domain Sisa misalnya LPC jua sering mempunyai latency rendah, maka popularitas mereka pada pidato pengkodean untuk telephonyDalam prosedur pemecahan seperti MP3, bagaimanapun, jumlah sampel yang harus dianalisa buat menerapkan contoh psychoacoustic pada domain frekuensi, serta latensi berada di urutan 23 ms (46 ms buat komunikasi 2 arah). 

Kompresi Video
Video kompresi mengacu buat mengurangi jumlah data yg dipakai untuk mewakili video digital gambar, dan adalah kombinasi menurut ruang kompresi gambar serta temporal kompensasi mobilitas. Kompresi video merupakan contoh dari konsep pengkodean sumber pada teori Informasi Artikel ini membahas aplikasi: video terkompresi secara efektif bisa mengurangi bandwidth yang dibutuhkan buat mengirimkan video melalui siaran terestrial , melalui TV kabel, atau melalui TV satelit layanan.

Kualitas Video 
Kebanyakan video kompresi lossy beroperasi pada premis bahwa poly data kini sebelum kompresi tidak dibutuhkan buat mencapai kualitas persepsi yang baik. Sebagai model, DVD menggunakan standar pengkodean video yang disebut MPEG-dua yg mampu memampatkan lebih kurang dua jam data video menggunakan 15 hingga 30 kali, ad interim masih membuat kualitas gambar yang biasanya dianggap berkualitas tinggi buat baku-definition video. Video kompresi merupakan tradeoff antara disk space, kualitas video, dan porto perangkat keras yg diperlukan buat dekompresi video dalam waktu yg masuk akal. Namun, bila video overcompressed secara lossy, terlihat (serta kadang-kadang mengganggu) artefak dapat timbul. 

Video kompresi umumnya beroperasi dalam kelompok berbentuk persegi tetangga piksel , yang acapkali dianggap makroblok . Kelompok-kelompok pixel atau blok pixel tersebut dibandingkan menurut satu frame ke depan dan codec kompresi video (encode / decode skema) hanya mengirim disparitas pada blok tersebut. Ini bekerja sangat baik apabila video memiliki mosi tidak. Masih kerangka teks, misalnya, dapat diulang menggunakan data yg ditransmisikan sangat sedikit. Di daerah video dengan gerakan lebih, lebih mengubah piksel dari satu frame ke yg berikutnya. Ketika poly piksel berubah, skema kompresi video harus mengirim lebih poly data buat bersaing dengan jumlah yang lebih akbar piksel yang berubah. Apabila konten video termasuk ledakan, api, kawanan ribuan burung, atau gambar lain dengan poly-frekuensi lebih jelasnya tinggi, kualitas akan turun, atau kecepatan bit variabel harus ditingkatkan buat menciptakan kabar ini ditambah dengan sama tingkat lebih jelasnya. 

Penyedia pemrograman mempunyai kontrol atas jumlah kompresi video diterapkan buat program video mereka sebelum dikirim ke sistem distribusi mereka. DVD, Blu-ray disc, serta HD DVD telah kompresi video diterapkan selama proses menguasai mereka, meskipun Blu-ray serta HD DVD mempunyai kapasitas disk yang relatif bahwa kompresi yg diterapkan dalam format ringan, jika dibandingkan dengan contoh seperti video paling streaming dalam yg internet , atau diambil pada ponsel . Software yg digunakan buat menyimpan video pada hard drive atau berbagai format cakram optik akan seringkali memiliki kualitas gambar yang lebih rendah, meskipun tidak dalam semua masalah. High-bitrate codec video menggunakan atau tanpa kompresi sedikit ada untuk video pasca produksi bekerja, tapi membuat arsip besar sangat dan karenanya hampir nir pernah digunakan buat distribusi video terselesaikan. Setelah kompresi video yg hiperbola lossy kompromi kualitas gambar, merupakan mustahil buat mengembalikan gambar buat kualitas aslinya. 

Intraframe Interframe Kompresi Versus 
Salah satu teknik yg paling bertenaga buat video mengompresi adalah kompresi interframe. Kompresi Interframe memakai satu atau lebih atau yang lebih baru frame sebelumnya pada urutan buat kompres frame lancar, sedangkan kompresi intraframe hanya memakai frame waktu ini, yg efektif kompresi gambar. 

Metode yang paling umum digunakan bekerja menggunakan membandingkan setiap frame pada video menggunakan yang sebelumnya. Apabila jendela mempunyai wilayah di mana tidak terdapat yang bergerak, sistem hanya mengeluarkan perintah pendek yg salinan yang bagian dari frame sebelumnya, bit-buat-bit, ke yg berikutnya. Jika bagian berdasarkan memindahkan bingkai menggunakan cara sederhana, kompresor memancarkan perintah (sedikit lebih panjang) yang menceritakan decompresser bergeser, memutar, meringankan, atau menggelapkan copy - perintah lagi, tapi masih jauh lebih pendek daripada kompresi intraframe. Kompresi Interframe bekerja menggunakan baik buat acara yg hanya akan diputar kembali sang penonton, tetapi bisa menyebabkan kasus apabila urutan video perlu diedit. 

Karena data kompresi interframe salinan dari satu frame ke yang lain, jika frame orisinil hanya dipotong (atau hilang di transmisi), frame berikut ini nir bisa direkonstruksi menggunakan benar. Format video Beberapa, misalnya DV, kompres setiap frame secara independen menggunakan menggunakan kompresi intraframe. 'Memotong' Pembuatan dalam intraframe-video terkompresi hampir semudah mengedit video tidak terkompresi - satu menemukan awal dan akhir setiap frame, dan hanya salinan-bit-bit buat setiap frame yg satu ingin tetap, serta membuang frame satu doesn 't inginkan. Perbedaan lain antara intraframe serta kompresi interframe merupakan bahwa dengan sistem intraframe, setiap frame menggunakan jumlah yg sama data. Dalam sistem interframe kebanyakan, frame tertentu (seperti " saya frame "dalam MPEG-2 ) tidak diizinkan buat menyalin data dari frame lain, dan memerlukan lebih poly data menurut frame lain pada sekitarnya. 

Hal ini dimungkinkan buat membangun sebuah editor video berbasis komputer yang spot masalah yang ditimbulkan saat saya berada pada luar frame diedit sementara frame lain membutuhkannya. Hal ini memungkinkan format yg lebih baru seperti HDV yang akan digunakan buat mengedit. Tetapi, proses ini menuntut daya komputasi lebih poly daripada intraframe editing video yg dikompresi menggunakan kualitas gambar yang sama. 

Bentuk Lancar 
Hari ini, hampir semua metode kompresi video yg generik dipakai (misalnya, yg pada baku disetujui oleh ITU-T atau ISO ) menerapkan discrete cosine transform (DCT) untuk mengurangi redundansi spasial. Metode lain, misalnya kompresi fraktal , pengejaran yang cocok dan penggunaan transformasi wavelet diskrit (DWT) sudah sebagai subyek dari beberapa penelitian, tetapi umumnya tidak digunakan pada produk praktis (kecuali buat penggunaan wavelet image coding masih pemrogram menjadi tanpa kompensasi mobilitas). Bunga pada kompresi fractal sepertinya berkurang, lantaran analisis teoritis baru-baru ini menunjukkan kurangnya perbandingan efektivitas metode tersebut. 

Menggunakan Kompresi Yang Tepat
Ada berbagai jenis kompresi buat pekerjaan yg tidak sama. There are audio codecs (like MP3 ) Ada codec audio (misalnya MP3 ) yang memungkinkan Anda buat cepat mendownload musik melalui internet serta banyak menyimpan lagu dalam pemutar portabel Anda. Ada juga codec video yang memungkinkan Anda menonton klip pendek dan TV memberitahuakn secara online, atau menciptakan DVD film dari rekaman video Anda sendiri pada rumah. 

Sebagian besar format audio / video digital memungkinkan Anda buat memilih taraf kompresi yang tidak sinkron ketika Anda sedang membentuk, atau encoding, file. Sebagai contoh, file MP3 bisa dikodekan dalam tingkat yang tidak sama dari kompresi buat aneka macam berukuran file serta kualitas suaraBerkas resolusi diukur pada satuan kilobyte per dtk (kbps) - yaitu, berapa ribu byte yang diharapkan buat menyimpan satu dtk musik. Angka ini dikenal sebagai bitrate. 

Semakin tinggi resolusinya, semakin banyak informasi menurut sumber asli dipertahankan. Sebuah file 256kbps, misalnya, memegang dua kali lebih banyak data menjadi arsip 128kbps.. Umumnya, semakin kecil bitrate, arsip lebih merupakan dikompresi dan semakin akan dikenakan penurunan kualitas. Tetapi, file yang lebih kecil lebih mudah buat menyimpan dan cepat buat men-download atau transfer. Ketika Anda mendownload file atau pengkodean Anda sendiri, mempertimbangkan bagaimana Anda akan menggunakan mereka, dan memilih dari pilihan kompresi Anda sesuai. 

Tabel ini menampakan ukuran arsip relatif lagu tiga menit yg sama disimpan dalam format yang berbeda, dimulai menggunakan lagu CD orisinil pada sebelah kiri. Semakin mini file, sonic lebih poly informasi yang hilang.

Beberapa jenis digital indera perekam audio serta video menggunakan kompresi untuk penyimpanan yg efisien. Encoders di aplikasi perangkat ini kompres konten dicatat selama proses perekaman. Berikut adalah beberapa contoh: 
  • Baik iTunes dan Windows Media Player software secara default kompres robek CD trek ke 128 kbps buat masing-masing format file mereka ( AAC untuk iTunes serta WMA untuk Windows Media Player). Hal ini secara signifikan mengurangi berukuran file, membiarkan kurang lebih 130 lagu yg disimpan dalam jumlah yang sama menurut memori yang file terkompresi asli akan membutuhkan. Baik iTunes serta Windows Media membiarkan Anda menyesuaikan bitrate buat baik kompresi lebih tinggi atau lebih rendah. 
  • DVD recorder memakai MPEG2 kompresi buat menyimpan film serta menunjukkan dalam cakram DVD kosong. Pengguna dapat hampir selalu menentukan dari berbagai ketika perekaman atau pengaturan kualitas gambar apa yg Anda benar-sahih menentukan merupakan bagaimana sangat rekaman Anda akan dikompresi. 
  • Kamera digital menggunakan JPEG kompresi gambar untuk memungkinkan banyak gambar buat disimpan dalam jumlah terbatas memori. Beberapa kamera membiarkan Anda mengambil foto tidak dikompresi (biasanya pada TIFF atau RAW arsip), yg merogoh beberapa kali lebih banyak memori dari gambar JPEG. 
Kompatibilitas dan aplikasi 
Ketika bekerja dengan audio atau video dalam PC Anda, Anda mungkin menemukan bahwa beberapa jenis arsip yang dapat dibuka sang lebih menurut satu aplikasi perangkat lunak. Beberapa jenis arsip bahkan dapat dipakai dalam sistem operasi yang tidak sama (seperti Windows dan Macintosh). Format file lainnya hanya dapat kompatibel dengan aplikasi khusus tunggal. Jika Anda men-download arsip audio / video, perlu diingat bahwa Anda wajib memiliki aplikasi yang kompatibel untuk membukanya dan menerjemahkannya balik ke bentuk bunyi atau ditinjau. 

Ketika tiba ke pengkodean arsip Anda sendiri, Anda mungkin menemukan bahwa beberapa pelaksanaan membuat lebih baik yg terdengar atau hasil yg lebih ganteng daripada yang lain. Demikian juga, bila Anda dihadapkan dengan pilihan antara 2 atau lebih format buat pekerjaan yang sama - misalnya, memilih antara arsip MP3 atau Windows Media Audio file buat player portabel Anda - Anda mungkin menemukan bahwa Anda mempunyai preferensi pribadi buat satu format atau lain. 

Ketika memilih antara format atau perangkat lunak, mencoba pilihan yang tersedia setiap kali Anda bisa untuk melihat apa yang terbaik buat Anda. Jika Anda akan file sharing menggunakan orang lain, tetap dengan codec generik untuk membantu memastikan kompatibilitas playback. 

Media streaming 
Meskipun arsip audio dan video terkompresi umumnya jauh lebih kecil daripada mentah, yang tidak dikompresi, mereka dapat tetap kadang-kadang membutuhkan ketika usang buat download - bahkan apabila Anda memiliki broadband atau koneksi internet DSL designer satu arah web bisa menciptakan konten audio dan video digital lebih mudah tersedia buat surfer higienis homogen-homogen merupakan melalui media streaming. 

Streaming merupakan teknik yg memungkinkan data yg akan diterjemahkan menjadi gambar yang bisa ditinjau atau bunyi terdengar "on the fly" yaitu, file bermain misalnya itu pada download. Streaming umumnya digunakan sang situs radio internet untuk menunjukkan musik terus menerus serta siaran warta. Banyak situs video online misalnya YouTube.com - menggunakan streaming pula. 

Data bisa dialirkan dalam Web pada kecepatan yg tidak sinkron. Koneksi Internet broadband memungkinkan Anda untuk mendapat streaming konten pada bitrate yang lebih tinggi daripada dial-up koneksi, serta lebih tinggi bitrate umumnya memberikan citra yg lebih baik dan / atau kualitas suara. 

Ada beberapa format arsip, seperti RealMedia serta Adobe Flash, yg dipakai hampir secara eksklusif di streaming aplikasi. Format lain, seperti MP3 buat audio serta MPEG4 buat video, dapat menaruh baik streaming dan download konten.